MIKROBIOLOGI
Pengenalan Alat
Oleh
DEBY NOVIYANTI
NIM. 12 222 020
DOSEN PENGAMPU
FITRATUL AINI, S.SI, M.Si
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana
mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium
Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis
bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya
maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu,
peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi
bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika
tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat
yang akan digunakan (Harjadi, 1990).
Setiap percobaan kita selalu menggunakan
peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi
ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan
dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas
ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk
mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan
beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan
atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass
namun skala ini tidak akurat dan tidak boleh
digunakan untuk mengukur sampel yang sangat
sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang
lain, kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan
peralatan untuk praktikum tersebut (Mored, 2005).
Oleh karena itu, praktikan harus mengetahui
bagaimana cara menggunakan alat-alat tersebut dengan
tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran
praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari
kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini
sangat penting demi kelancaran praktikum
selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja
praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan
alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan
yang cukup untuk menggunakannya (Mored, 2005).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan
prosedur penggunaan peralatan laboratorium, maka
praktikum pengenalan alat laboratorium Mikrobiologi
dirasa sangat penting agar setiap praktikum yang
akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana
mestinya tanpa terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Pengenalan
Alat Mikrobiologi ini agar mahasiswa dapat
mengetahui alat-alat yang digunakan di dalam
laboratorium Mikrobiologi beserta cara menggunakan
dan fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses
yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,
hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur
yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya
diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph,
dan lain-lain (Harjadi, 1990).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada
setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan
atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang
bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum
biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk
suatu pengukuran atau penentuan (Harjadi, 1990).
Pada laboratorium Mikrobiologi ada beberapa alat
yang umum digunakan dan harus dikenal serta diketahui
cara penggunaannya, yang antara lain:
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya (monokuler) berfungsi untuk
melihat objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini
digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang
terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan
memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip
kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan
cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa
objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan
adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian
bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan
tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat.
Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui
cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme
yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembesaran
objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x)
(Mored, 2005).
Mikroskop elektron (biokuler) berfungsi untuk
melihat objek dengan bantuan elektron atau cahaya
lampu. Terdiri atas empat lensa objektif dengan
empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat
penggunaan menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan
minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah
untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya
yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek
yang akan diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop
ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan
pewarnaan bakteri (Mored, 2005).
Mikroskop kamera (triokuler) berfungsi sebagai
pengambil gambar (objek). Lensa okuler yang terdapat
dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler.
Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari preparat.
Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan digunakan
bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati.
Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya,
hanya ada sedikit perbedaan dalam mengoperasikannya
(Mored, 2005).
2. Autoklaf
Autoklaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat
berskala menggunakan uap air panas. Dimana uap air
panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami
koagulasi, pada saat itu protein akan mengendap
(denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba.
Saat penggunaan autoklaf penutupan harus benar-benar
rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk
kedalam atau bereduksi ke alat (Harjadi, 1990).
3. Inkubator
Inkubator secara umum digunakan sebagai
perlengkapan dalam laboratorium mikrobiologi pangan.
Inkubator memiliki fungsi yang sama dengan water bath
yaitu sebagai alat inkubasi pada analisa
mikrobiologi. Inkubator adalah alat yang digunakan
untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu
inkubator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu
pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu
ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan
musim (Mored, 2005).
4. Hot Plate dan Stirrer Bar
Hot plate dan stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi
untuk menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat
ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan
batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100
dari SBS® misalnya, mampu menghomogenkan sampai 10
L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm
dan dapat dipanaskan sampai 425° C (Khasani, 2003).5. Colony Counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan
koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan
skala/kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni
pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung
otomatis yang dapat direset. Cara menggunakannya
yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan
petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar
hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan
mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk
sambil melihat jumlah pada layar hitung. Prinsip
kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis
dengan bantuan pulpen/tombol hitung (Khasani, 2003).
6. Laminar Air Flow (LAF)
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna
untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan
tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam
kultur in-vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan
aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan
udara steril secara kontinu melewati tempat kerja
sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-
spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu
pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari
udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter
pertama, yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter
yang sangat halus yang disebut HEPA (High Efficiency
Particulate Air Filter), dengan menggunakan blower (Mored,
2005).
7. Pipet Mikro (Micropippet) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan
yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari
1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl
sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed
volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam
penggunaannya, mikropipet memerlukan tip (Khasani,
2005).
8. Cawan Petri (Petri Dish)
Cawan petri biasanya berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai
tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang
terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri
terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dasar untuk
medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih
besar. Untuk pemakaian rutin digunakan cawan petri
berdiameter 15 cm (biasa diisi agar nutrisi sebanyak
15 ml). Pada suhu 40℃medium agar akan mulai
memadat, sehingga harus diingat bahwa pada masa
inkubasi cawan tersebut harus di simpan secara
terbalik. Hal ini untuk mencegah kondensasi uap yang
terbentuk saat agar memadat tidak jatuh ke permukaan
agar (Harjadi, 1990).
9. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat media
pertumbuhan mikroba dalam bentuk media tegak atau
miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu
disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan
diikat. Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan
mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat,
untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian
mikrobiologis lainnya (Harjadi, 1990).
10. Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat
penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat
disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu
bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan
menggunakan autoklaf (Mored, 2005).
11. Jarum Inokulum/Ose
Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores
koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan
kembali, terdiri dari ose lurus untuk menanam dan
ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk
zig-zag (Harjadi, 1990).
12. Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak
fungsi. Di dalam Mikrobiologi, dapat digunakan untuk
preparasi media, menampung aquades maupun tempat
untuk memanaskan air (Khasani, 2003).
13. Batang Penyebar
Batang penyebar digunakan untuk menyebarkan
biakan bakteri yang terdapat diatas wadah pembiakan.
Bentuknya segitiga kecil. Biasanya fungsi alat ini
sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar
mikroba-mikroba (Khasani, 2003).
14. Kaca Penyaring/Corong
Alat ini digunakan dalam proses penyaringan dan
memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke
tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu
erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu meletakkan corong
pada bagian mulut labu dan dipegang lalu cairan
dipindahkan (Khasani, 2005).
15. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah tabung yang dilengkapi dengan
bibir tuang dan kaki yang berbentuk heksagonal,
memiliki skala dan berfungsi untuk mengukur volume
larutan yang akan digunakan. Ukuran gelas ini
bermacam-macam, mulai dari volume 25 ml sampai
dengan volume 250 ml. Jenis gelas ukur ada yang
tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan
panas (gelas biasa). Pada saat menggunakan gelas
ukur perlu diperhatikan cara membaca skala pada
gelas ukur. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah
penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan
berskala (Mored, 2005).
16. Bunsen
Bunsen adalah alat sterilisasi yang berbentuk
botol pendek dengan badan yang bundar. Dilengkapi
dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan
bakar. Digunakan untuk memanaskan medium,
mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang
terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum
platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu
menyalakan bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut
di atas api sampai pijar. Alat ini juga digunakan
dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan
mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikroba
untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Prinsip
kerjanya yaitu mensterilkan dengan pijaran api kecil
(Mored, 2005).
17. Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah
untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat
memindahkan cakram antibiotik (Harjadi, 1990).
18. pH Indikator Universal
Berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu
larutan. Hal ini sangat penting dalam pembuatan
media karena pH pada media berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Kertas pH indikator dicelupkan
sampai tidak ada lagi perubahan warna kemudian strip
warna dicocokkan dengan skala warna acuan (Khasani,
2005).
19. Pipet Filler/Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk menghisap larutan yang
dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet
sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten
bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-
masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol
A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari
gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot
ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari pipet ukur (Khasani, 2003).
20. Pipet Ukur
Pipet ukur sering digunakan untuk memindahkan
kultur secara steril. Ukuran pipet yang sering
digunakan adalah 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Pipet dapat
terbuat dari plastik atau gelas (Khasani, 2003).
21. Mortar dan Pestle
Mortar dan penumbuk (pestle) digunakan untuk
menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misal
daging, roti, atau tanah sebelum diproses lebih
lanjut (Khasani, 2003).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi dengan judul Pengenalan
Alat dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11
November 2013 pada pukul 13.20 WIB hingga selesai.
Praktikum ini bertempat di Laboratorium Biologi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah
Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Mikroskop Cahaya
2. Autoklaf
3. Inkubator
4. Hot Plate dan Stirrer Bar
5. Colony Counter
6. Laminar Air Flow (LAF)
7. Pipet Mikro
(Micropippet) dan Tip
8. Cawan Petri (Petri
Dish)
9. Tabung Reaksi
10. Erlenmeyer
11. Jarum
Inokolum/Ose
12. Beaker Glass
13. Batang Penyebar
14. Kaca
Penyaring/Corong
15. Gelas Ukur
16. Bunsen
17. Pinset
18. pH Indikator
Universal
19. Pipet
Filler/Rubber Bulb
20. Pipet Ukur
21. Mortar dan
Pestle
3.3 Cara Kerja
1. Seluruh alat yang diperlukan diletakkan diatas
meja praktikum dengan hati-hati, untuk beberapa
alat yang berukuran besar dan memang memerlukan
tempat khusus untuk meletakkannya, dibiarkan tetap
ditempatnya.
2. Masing-masing dari alat tersebut akan dijelaskan
oleh asisten dosen.
3. Praktikan mulai mengidentifikasi alat-alat
laboratorium yang tersedia, baik dari segi bentuk,
serta kegunaan dari masing-masing alat tersebut.
4. Setelah selesai, praktikan mulai menuliskan dan
menggambarkan tentang alat-alat tersebut menjadi
sebuah laporan sementara.
Berikut gambar dari alat-alat laboratorium yang telah
diamati:
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Mikroskop
Oven
4.2 Pembahasan
1. Mikroskop
Mikroskop cahaya adalah salah satu alat yang
digunakan untuk melihat sel mikroorganisme,
dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri
yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang
(Khasani, 2003).
Bagian-bagian mikroskop yaitu: (Mored, 2005)
1. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.
2. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan
nyata.
3. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk
menaikan dan menurunkan mikroskop secara
cepat.
4. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik
turunkan mikroskop secara lambat.
5. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa
objektif dengan cara memutarnya.
6. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk.
7. Meja mikroskop, tempat objek yang akan
diamati.
8. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang
terbuat dari plastik.
9. Lengan mikroskop, sebagai pegangan pada
mikroskop.
10. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk
mengatur sudut atau pengatur tegaknya
mikroskop.
11. Tabung mikroskop, berfungsi untuk
menghubungkan antara lensa lensa objektif dan
lensa okuler.
12. Pemutar:
a. Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan
tabung dengan penggeser berat dan mengatur
jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh
bayangan yang jelas.
b. Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur
tabung dengan penggesaran kecil, sehingga
fokus lebih tepat dan sampel yang kita
amati nampak lebih jelas.
2. Oven
Untuk sterilisasi alat-alat gelas.
3. Hot Plate
Untuk memanaskan atau mencairkan medium.
4. Bunsen
Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat
inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi
jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan
kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai
membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu
dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang
disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar
spirtus berbahan bakar spirtus (methanol).
5. Cawan Petri
Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman
mikroba.
6. Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat
penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat
disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu
bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi
dengan menggunakan autoklaf.
7. Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya
adalah untuk mengambil benda dengan menjepit
misalnya cakram antibiotik.
8. Autoklaf
Untuk mensterilisasi alat dan medium.
9. Jarum Ose
Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores
koloni suatu mikroba ke media yang akan digunakan
kembali, terdiri dari ose lurus untuk menanam dan
ose bulat untuk menggores yang biasanya berbentuk
zig-zag (Harjadi, 1990).
10. Neraca Analitik
Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang
bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas
maksimal penimbangan. Jika melewati batas
tersebut, maka ketelitian perhitungan akan
berkurang.
11. Colony Counter
Untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang
tumbuh pada medium agar lempengan.
12. Mortar dan Pestle
Digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan
materi cuplikan, misal daging, roti atau tanah
sebelum diproses lebih lanjut.
13. Tabung Reaksi
Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk
mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum
Mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-
uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
14. Gelas Ukur
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan,
seperti erlenmeyer.
15. Rak Tabung Reaksi
Untuk meletakkan tabung reaksi yang berisi media
pembiakkan.
16. Pipet Gondok (Filler+Pipet Volume)
Pipet volume adalah alat yang berfungsi
sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai
dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok
berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja
pengambilan larutan sudah ditentukan.
17. Batang Pengaduk
Untuk mengaduk bahan-bahan untuk membuat
medium/media.
18. Beaker Glass
Tempat melarutkan bahan-bahan untuk membuat
medium.
19. Pipet Tetes
Untuk mengambil larutan dan suspensi mikroba.
20. Corong
Berfungsi untuk memasukkan cairan atau bahan
halus lainnya dengan rapi pada saat pembuatan
media.
Dalam praktikum ini yaitu pengenalan alat-alat
laboratorium hal yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana kita dapat mengenal dan mengetahui fungsi
dari alat-alat laboratorium. Dalam praktikum
Mikrobiologi banyak sekali kita menggunakan alat-
alat laboratorium baik alat-alat gelas maupun
peralatan mekanik dan optik. Alat-alat gelas yang
digunakan, terutama cawan petri, tabung reaksi,
gelas objek, gelas penutup, gelas piala, gelas
erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-alat
gelas tersebut sangat menentukan keberhasilan
kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari
kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan
pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan
sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan
lemak (Khasani, 2003).
Pembersihan alat gelas dilakukan sebelum dan
sesudah kegiatan praktek, sesuai dengan keadaan,
apakah sudah bersih atau belum. Alat-alat gelas yang
digunakan harus selalu dikembalikan dalam keadaan
bersih. Untuk memudahkan pembersihan, alat gelas
sebaiknya dikelompokkan menurut jenis dan ukurannya.
Sebelum dibersihkan, alat gelas juga harus
dibersihkan dulu dari segala bentuk kotoran,
seperti: medium kultur (media biakan), selotip,
marker, dan lain-lain. Marker permanen dapat
dihilangkan dengan menyapukan kapas yang telah
dibasahi aseton pada bagian yang dibersihkan
(Khasani, 2003).
Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting
supaya saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula. Data-data yang tepat akan
meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Selain
itu, bahan dan peralatan yang digunakan dalam
penelitian harus dalam kondisi steril (Khasani,
2003).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum Mikrobiologi banyak sekali kita
menggunakan alat-alat laboratorium baik alat-alat
gelas maupun peralatan mekanik dan optik. Alat-alat
gelas yang digunakan, terutama cawan petri, tabung
reaksi, gelas obyek, gelas penutup, gelas piala,
gelas erlenmeyer, dan lain-lain. Kebersihan alat-
alat gelas tersebut sangat menentukan keberhasilan
kegiatan yang kita lakukan, baik untuk menghindari
kontaminasi maupun untuk kejelasan dan ketetapan
pengamatan. Dalam hal ini kebersihan dapat diartikan
sebagai jernih, kering, serta bebas dari debu dan
lemak.
5.2 Saran
Diharapkan alat yang akan digunakan untuk
praktikum pengenalan alat bisa lebih banyak lagi
agar para praktikan tidak berdesakan hanya untuk
melihat alat yang hanya ada satu atau ssedikit.
DAFTAR PUSTAKA