Date post: | 27-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
MAKALAH BIOTEKNOLOGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq,
hidayah, rahmat dan karunianya serta kelapangan berpikir dan
waktu, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
makalahdengan judul “BIOTEKNOLOGI”. Makalah ini disusun
sebagai tugas yang diberikan oleh guru pembimbing
mata pelajaran"Biologi".
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak
ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi
pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah
dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi
pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin. Selain itu beberapa hal yang
penting lainnya yang berkaitan denganBioteknologi akan kita
bahas disini.
Kemudian saya juga menyadari bahwa materi dan teknik yangsaya
sampaikan dalam makalah ini masih memiliki beberapa
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas
kritik dan sarannya saya mengucapkan terimakasih.
Akhir kata pengantar saya mengucapkan terima kasih karena
telah berkenan membaca makalah ini. Semoga memberikan manfaat
kepada kita semua.
Duri, 1 April 2014
Prafika Alvionita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Bioteknologi
2. Dasar Pengembangan Bioteknologi
3. Peran Bioteknologi
4. Pemanfaatan Bioteknologi
5. Dampak Bioteknologi
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu
organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi
tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen
pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga
memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan
sebagai bahan dasar sebagai proses industri.
Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat
dan memodifikasi tanaman, hewan, dan produk makanan.
Bioteknologi yang menggunakan teknologi yang masih sederhana
ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional.
Penerapan bioteknologi konvensional ini sering diterapkan
dalam pembuatan produk-produk makanan. Seiring dengan
perkembangan dan penemuan dibidang molekuler maka teknologi
yang digunakan dalam bioteknologi pada saat ini semakin
canggih.bioteknologi yang menggunakan teknologi canggih ini
disebut bioteknologi modern. Dari perkembangan tersebut
menjadi latar belakang untuk membahas lebih jauh tentang
bioteknologi.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah,
1.Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi ?
2.Bagaimana dasar pengembangan Bioteknologi ?
3.Bagaimana peran bioteknologi ?
4.Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dlm kehidupan manusia ?
5.Apa saja dampak yang di alami manusia dengan adanya
bioteknologi ?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari makalah ini adalah,
1.Mengetahui pengertian Bioteknologi;
2.Mengetahui dasar pengembangan bioteknologi;
3.Mengetahui peran biteknologi;
4.Mengetahui pemanfaatan bioteknologi dalam kehidupan sehari-
hari;
5.Mnegetahui dampak positif dan negative bioteknologi.
BAB II. PEMBAHASAN
A.Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekular,mikrobiologi,
genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang
teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta
pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan
bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat,
terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan
sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan
kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker
ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga
memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh
dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan
DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada
masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup
dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraianminyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan
bakteri jenis baru.
B.Dasar pengembangan Bioteknologi
Pada masa lalu, bioteknologi selalu diartikan sebagai
teknologi fermentasi. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, bioteknologi semakin berkembang tidak hanya pada
mikroorganisme sehingga definisi bioteknologi berubah menjadi
lebih luas.
Dari sekian banyak definisi bioteknologi, salah satu definisi
yang dibuat oleh United Nation Convention on Biological
Diversity mencakup semua dan paling luas. Definisi tersebut
menyebutkan bahwa bioteknologi adalah semua aplikasi teknologi
yang menggunakan sistem biologi, organisme hidup, atau
turunannya untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses
untuk keperluan umum.
Salah satu ciri dari bioteknologi adalah digunakannya
agen biologi dalam proses tersebut. Agen biologi tersebut
dapat berupa mikro organisme, hewan, tumbuhan, atau bagian
dari makhluk hidup tersebut. Dari penjelasan tersebut secara
sederhana dapat dibuat alur bioteknologi seperti pada bagan
berikut.
Bioteknologi secara sederhana telah dikenal manusia sejak
ribuan tahun yang lalu. Contohnya, di bidang teknologi pangan
adalah pembuatan bir, roti, atau keju. Saat ini, bioteknologi
berkembang pesat terutama di negara-negara maju. Kemajuan ini
ditandai dengan ditemukannya berbagai teknologi, misalnya
rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinasi DNA dan
kloning.
Perkembangan bioteknologi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu-ilmu dasar, seperti perkembangan
mikrobiologi, genetika, dan biokimia. Mikrobiologi mempunyai
peranan sangat penting karena studi awal mengenai manipulasi
genetika dilakukan terhadap kelompok mikroorganisme.
Penelitian awal terhadap mikroorganisme relatif lebih
sederhana dibandingkan kelompok makhluk hidup lainnya. Selain
itu, kelompok mikroorganisme mudah ditumbuhkan; pertumbuhannya
relatif cepat, mudah dilakukan persilangan, analisis genetika,
fisiologi, dan biokimia. Penelitian awal mengenai makhluk
hidup transgenik hasil persilangan gen juga dilakukan terhadap
mikroorganisme.
Mikrobiologi bukan satu-satunya ilmu dasar yang berperan
penting dalam pengembangan bioteknologi. Genetika dan biokimia
pun berperan penting dalam pengembangan bioteknologi. Genetika
beserta pemahaman mengenai pola perwarisan sifat dan substansi
genetik menjadi dasar dalam teknologi rekombinasi DNA,
persilangan, dan mutasi. Biokimia memberikan dasar pemahaman
mengenai struktur genetik dan makromolekul lain, misalnya
enzim.
Pada akhirnya, mikrobiologi, genetika, dan biokimia
berkembang secara simultan dan saling memengaruhi sehingga
mendorong perkembangan bioteknologi. Ketiga ilmu dasar
tersebut selanjutnya mendukung perkembangan biologi molekular
sebagai suatu disiplin ilmu baru yang melandasi pegetahuan
mengenai makhluk hidup dilihat dari molekul pembentuknya.
Biologi molekular menjadi ilmu yang mendasari bioteknologi
modern.
Ilmu-ilmu dasar dan teknologi yang lain juga mempunyai
peranan penting dalam perkembangan bioteknologi. Perkembangan
bioteknologi saat ini sudah sedemikian luas sehingga batasan
antardisiplin ilmu dan antarteknologi semakin tipis dan sulit
dibedakan. Secara ringkas, hubungan antardisiplin ilmu dan
teknologi yang turut mengembangkan bioteknologi terangkum
dalam Bagan berikut.
Beberapa disiplin ilmu dan teknologi yang mendukung
bioteknologi menghasilkan cabang-cabang bioteknologi baru, di
antaranya, bioteknologi pertanian, bioteknologi lingkungan,
bioteknologi kesehatan, dan bioteknologi industri. Pada saat
ini, bioteknologi tidak hanya terbatas pada eksperimen di
laboratorium, melainkan sudah berkembang menjadi industri
besar.
C.Peran Bioteknologi
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai
kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai
contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas
suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi
tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen
pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut
menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi
dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain:
·Jagung resisten hama serangga
·Kapas resisten hama serangga
·Pepaya resisten virus
·Enzim pemacu produksi susu pada sapi
·Padi mengandung vitamin A
·Pisang mengandung vaksin hepatitis
D.Pemanfaatan Bioteknologi
1. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
Dewasa ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan
mengadakan hibridisasi sehingga mendapatkan varietas baru yang
diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah didapatkan
varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas
padi yang bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan
penyakit, daya simpan lama dan berumur pendek.
Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui
pengendalian hama secara biologis, karena penggunaan pestisida
dapat menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida dapat
mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman
yang akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia.
Pengendalian hama dpat dilakukan dgn berbagai cara antara lain
:
.memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah penyengat
untuk kupu-kupu artona yang merusak kelapa.
.memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan mengadakan rotasi
tanaman
.menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW ( Varietas
Unggul Tahan Wereng )
.Penyediaan bahan makanan khususnya perbanyakan bibit tanaman
dikembangkan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman
perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif dan menghasilkan
banyak tanaman klon dari sejumlah jaringan awal
2. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan
2. Bioteknologi di bidang kesehatan
dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-
hal seperti tersebut di bawah ini :
.Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing
manis.
.Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk
melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi
resisten terhadap antibiotika konvensional.
.Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza,
rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
. Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk
membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
.Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak
terjadi proses penolakan.
.Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan
penyakit keturunan, misalnya hemofili.
Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi
diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau
lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya dan insulin
yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun
resistensi. Setelah teknik rekayasa genetika dikembangkan,
maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri.
Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode
pembentukan insulin manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan
ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui.
Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen
rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara
terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin pada ujung
5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang
ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-
masing gen disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid.
Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. colidibiakkan dalam medium
yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi
dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis β-
galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A
dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin.
Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen
bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian
rantai insulin akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-
rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin
asli manusia.
Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain,
gen untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis
dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan
dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan
karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia .
3. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang pangan
Dalam perkembangan tentang bahan makanan saat sekarang ini
banyak dipengaruhi oleh bantuan mikroorga nisme yang
menguntungkan. Berdasarkan hasil percobaan, berikut ini
ditampilkan tabel pemanfaatan mikroorganisme baik fermentasi
substrat padat, hasil, dan mikrobanya.
Mikroorganisme (mikroba) yang bermanfaat
Selain tabel tentang manfaat mikroorganisme, berikut ini
juga ditampilkan tabel tentang beberapa manfaat enzim hasil
aktivitas dari mikroorganisme (mikroba) beserta peman
faatannya
Mikroorganisme, Enzim, dan Pemanfaatannya
Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan.
Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan
pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak,
lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik.
Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri
dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh manusia maupun
hewan.
Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat
menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita. Mikroorganisme
ialah penyebab makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini
hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan
khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat
luas kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara
tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai pada
produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada
sejak zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir,
tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir,
antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang
dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan
meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain,
berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme
tertentu dalam skala besar sebagai bahan pangan .
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan
lainnya kadang-kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat
bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia,
tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif.
Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita
antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit
keturunan melalui “penggantian” gen. Pada kondisi yang sama
pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya
godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat
menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster
maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang
telah mengalami modifikasi secara genetik belum tentu langsung
dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping resiko
genetik atau adanya residu antibiotik pada daging yang akan
termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang,
demikian pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya
mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk makanan menjadi
lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi kandungan lemak
dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah
dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia
dewasa ini sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu
tidak hanya mengubah cara pandang tradisional kita, tetapi
juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara
umum membantu manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga
falsafah Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan
bahwa hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia)
berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan
teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan
masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul
lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan melayani
nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan irrasional untuk
mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat
teknologi maupun bioteknologi maka manusia sebagai makhluk
Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang ditulis Nasution
(1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan
penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di
bumi ini.
4. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan
Perikanan.
Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan
meliputi:
1)teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer,
kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma
maupun embrio, cloning dan spliting.
2)rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted
selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi
molekuler,
3)peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi
mikroba rumen, dan
4)bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon,
1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah,
a)transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio
Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di
Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa
terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam
satu kali siklus reproduksi.
b)kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini
pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan
kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
c)produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation
(IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC),
telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi,
babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi
in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun
1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan
20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir
membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan
masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan
mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian memindahkan
gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka
ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi
transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil
memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total
hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang dapat
dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan
teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan
yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya
terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan
konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono
mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga
mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi
tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan
pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi
alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi.
Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi
seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi
molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk
menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan
telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan,
probiotik dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi
antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu
patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan
kekebalan yang non spesifik, misalnya lipopolysaccharide dan
B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di
Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam
lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam
pencernaan dan lingkungan perairan.
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah
dimulai dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme
hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam
teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke
dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen
asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1)isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur,
2)identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi
gen asing tadi, dan
3)keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.
5. Manfaat Bioteknologi Dalam bidang Industri
Dalam bidang industri peranan mikroorganisme dapat
dijumpai pada teknologi pemisahan logam. Beberapa jenis
bakteri ada yang dapat hidup pada logam, misalnya bakteri besi
Thiobacillus ferroxidans yang mampu mengoksidasi besi (II)
menjadi besi (III), dengan reaksi sebagai berikut.
4Fe2+ + 3+
+ 4H + O 4Fe + 2H O
Bakteri tersebut mirip dengan Thiobacillus thiooxi dants
yang dapat mentoleransi nilai pH hingga 2,5 dengan mendapatkan
energi dari senyawasenyawa belerang dan ionion Fe2+ . Habitat
bakteri ini di perairan yang asam dari bijih logam, terutama
sulfida logam, seperti FeS2.
Dengan proses oksidasi oleh bakteri dari senyawa senyawa
belerang tereduksi atau belerang unsur menjadi asam sulfat
dari Fe3+, maupun oleh oksidasi secara kimia logam berat yang
tidak larut menjadi sulfat logam, maka bakteri yang berada
dalam bijih besi mampu memisah dari bijih besinya.
Bakteri juga dapat melakukan penyediaan asam belerang pada
pemisahan bijih logam yang dilakukan oleh dua macam bakteri
tersebut di atas. Selain bijih besi yang dipisahkan, juga bisa
tembaga (Cu), seng (Zn), kobalt (Co), emas (Au), dan uranium.
Contoh bakteri lain yang dapat dimanfaatkan dalam bioteknologi
sebagai berikut,
.Gallinella ferruginea, mampu mengoksidasi Fe men jadi Fe 3+, yang hidup di lapisan
besi oksidasi pada air buangan.
.Leptothrix ochracea, mampu mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+, yang hidup di lapisan
besi oksidasi pada air buangan.
.Leptothrix discopharus , mampu mengoksidasi Mn2+ menjadi Mn4+ .
6.Manfaat Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial
Molekul DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi
sehingga memberikan gambaran enzim retriksi yang khas pada
setiap orang. Dalam kasus pembunuhan, pengadilan bisa melacak
pelakunya bila penjahat meninggalkan sampel darah atau
jaringan ditempat terjadinya kejahatan. Demikian pula kasus
perebutan anak di pengadilan dapat diselesaikan denganadanya
hasil tes DNA, karena anak memiliki kesamaan enzim retriksi
dengan orang tuanya.
E. Dampak Bioteknologi
Dalam kehidupan manusia bioteknologi tidak hanya membawa
dampak yang positif saja tetapi juga dampak negative.
1. Dampak Positif
Dampak positif dengan adanya bioteknologi adalah sebagai
berikut,
1. Bidang Pangan
Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan
yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan mikroba
(tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) ,vitamin, dan enzim.
2. Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan
vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses
penambahann DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk
memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran.
contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan
zat antivirus yang disebut interferon. Orang yang menderita
diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh.
Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat
dipanen dari bakteri.
3. Bidang Lingkungan
Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan
misalnya dalam hal mengurangi pencemaran dengan adanya teknik
pengolahan limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme.
4. Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan
teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa
genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi,
tahan hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi
Molekuler memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan
ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang
tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu
pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng
sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan
memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat
membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada
petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap
tanah gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat
meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara
lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari
bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan
atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai
sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan
turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh
bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan
mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari
ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam
budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini
digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak
menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya
organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta
pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan
untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman.
Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam
sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut
memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis
mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik
(dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak
menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis
mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi
serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein
ini bersifat mudah larut dan aktif menjadi menjadi toksik,
terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga.
Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat
dimafaatkan sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman.
Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh
cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat
ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara
rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein
toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak
dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan
cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan
protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga
pestisida tidak diperlukan lagi.
5.Bidang Peternakan
Peningkatan produksi ternak ,meningkatkan efisiensi dan
kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen, menghasilkan
embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi,
menciptakan jenis ternak unggul, dan dapat memproduksi asam
amino tetentu.
Hewan ternak diberi perlakuan dengan produk-produk yang
dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk ini mencakup
vaksin-vaksin baru atau yang didesain ulang, antibodi dan
hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya, beberapa sapi perah
disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth
hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan produksi susu
(vaksin ini dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga
meningkatkan perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini
telah lulus dari semua uji keamanan dan BGH sekarang digunakan
secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen dari
spesies lain,termasuk ternak penghasil daging dan susu, serta
beberapa spesies ikan yang yang dipelihara secara komersial,
dihasilkan dengan menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel
telur atau embrio muda.
6.Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan
forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau
jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat
kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah
kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui pengujian
sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku
dengan derajat kepastian yang tinggi karena urutan DNA setiap
orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah
atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat
sedikit (kira-kira 1000 sel).
DNA fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam
proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil
yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint
selangkah lebih maju dibandingkan dengan proses biometri yang
telah lama digunakan kepolisian untuk identifika
2.Dampak Negatif
1.Dampak terhadap kesehatan
Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko
potensial sebagai berikut:
.Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi
racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom
bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi
karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya
DNA rekayasa genetik.
.Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit
mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
.Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen
horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
.Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur
utama penyebab penyakit.
.DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan
sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker
dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
.Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan
herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni
manusia dan binatang seperti pada tanaman.
2. Dampak terhadap lingkungan
Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam
organisme lain dan membentuk "makhluk hidup baru" yang belum
pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi
DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke alam
telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di
lingkungan kita. Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa
Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih
dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan
dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya:
.Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa
genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai
non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai
100 persen.
.Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan
pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound
dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
.Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil
evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
.Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan
dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak
bermanfaat.
.Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di
Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin
memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel.
Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000
petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah
meninggal dalam waktu setahun.
.Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya
kematian dan penyakit di lapangan dan di dalam tes
laboratorium.
.Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan
sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua
tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia.
.Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan
penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik
sejauh 21 kilometer.
3. Dampak terhadap etika moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat
dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima
oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan
dan sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai
kalangan. Permasalahan produk-produk transgenik tidak
berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu.
Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada
manusia.
Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi manusia
sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum
menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah
ini:
.seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan
dalam tabung pembeku karena ibunya tidak mampu hamil karena
penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah
pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
.pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan
di bank sperma. beberapa tahun setelah suami meninggal, sang
janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia
mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah
staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut
mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?.
.meminta sperma orang lain di bank sperma untuk difertilisasi di
dalam rahim wanita merupakan pelanggaran atau bukan ?
4. Dampak ekonomi
Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak
terlepas dari muatan ekonomi. Muatan ekonomi tersebut terlihat
dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa
genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-
lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil
untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki
hak paten. Produk Bioteknologi dapat merugikan peternak-
peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon
pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya
mampu dibeli oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar.
Hal tersebutmenimbulkan suatu kesenjangan ekonomi. Menyikapi
adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-
tindakan untuk menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara
lain sebagai berikut:
Sejak Stanley Cohen melakukan rekombinasi DNA tahun 1972,
telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi
sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar
rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan
yang negatif.
1.Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun
alasannya. Namun tidak semua negara mempunyai peraturan
seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura, tidak melarang
cloning tersebut.
2.Undang-undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang
berlaku untuk semua negara di dunia.
3.Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di
laboratorium telah membatasi kemungkinan terjadinya dampak
negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama
(aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah
terlebih dahulu.
4.Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang
berlabel bioteknologi tidak menyebabkan gangguan pada
kesehatan manusia.
5.Penerapan bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai
moral dan etika karena semua makhluk hidup mempunyai
kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem manusia"
6.Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun
1992 tentang sistem budidaya pertanian, dan UU No.4 tahhun
1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman
hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir
6 menyatakan bahwa "pengembangan dan penaanganan bioteknologi
agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO
oleh negara lain.
7.Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
surat keputusan bersama (SKB) Nomor 998.I/ Kpts/ OT.210/ 9/
99;790.a/ KptsXI/ 1999;1145A/ MENKES/ SKB/ IX/ 1999;015A/
Meneg PHOR/ 09/ 1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan
Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika Tanaman. Surat
Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian,
Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan
tersebut mengharuskan adanya pengujian tanaman pangan hasil
rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai standar
protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji
toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi.
8.Pada tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya
telah membentuk badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs
Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan,
termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat
pedoman keamanan pangan yang bertujuan untuk memberikan
kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa genetika,
harus aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan
Internasional Food and Agriculture Organization (FAO) juga
telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai
bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang
dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :
.Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat
melindungi kesehatan konsumen. Setiap negara harus dapat
menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan perkembangan
teknologi.
.Pemindahan gen dari pangan yang menyebabkan alerg hendaknya
dihindari kecuali telah terbukti bahwa gen yang dipindahkan
tidak menunjukkan alergi.
.Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak
boleh dikomersialkan.
.Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan
kekebalan tubuh dianjurkan untuk diidentifikasi.
.Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan
tentang keamanan pangan yang ditimbulkan oleh modifikasi
genetika.
Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur,
antara lain :
1.Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu
pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen dengan fakta-
fakta ilmiah yang sudah pasti.
2.Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang
berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang ahli di
bidangnya.
3.Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu
observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
4.Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan
riset klinis; yang mengubah kepribadian orang menjadi objek,
akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.
BAB III. PENUTUP
A.Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Beberapa disiplin ilmu dan teknologi yang mendukung
bioteknologi menghasilkan cabang-cabang bioteknologi baru, di
antaranya, bioteknologi pertanian, bioteknologi lingkungan,
bioteknologi kesehatan, dan bioteknologi industri. Pada saat
ini, bioteknologi tidak hanya terbatas pada eksperimen di
laboratorium, melainkan sudah berkembang menjadi industri
besar.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut
menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi
dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain:
·Jagung resisten hama serangga
·Kapas resisten hama serangga
·Pepaya resisten virus
·Enzim pemacu produksi susu pada sapi
·Padi mengandung vitamin A
·Pisang mengandung vaksin hepatitis
Dalam kehidupan manusia bioteknologi tidak hanya membawa
dampak yang positif saja tetapi juga dampak negative.