+ All Categories
Home > Documents > MAKALAH (revisi),

MAKALAH (revisi),

Date post: 28-Mar-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang percaya akan kebenaran Al-Qur’an maka sudah semestinya menelaah seberapa besar dirinya mampu memahami dan menerima penjelasan al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasehat, sebab Al Qur’an merupakan hujjah Islam sebagai satu-satunya agama yang di bawah oleh Nabi Muhammad saw, untuk di sampaikan kepada umat manusia keseluruh penjuru alam dunia, sebab beliau diutus menjadi nabi tidak ada lain hanya untuk rahmatal lil’alamin, beliau menerima wahyu berupa Al Qur’an sebagai salah satu tanda kebenaran beliau diutus menjadi nabi di antara manusia. Keberadaan Al Qur’an tersebut tetap eksis hingga sekarang yang diwariskan dari generasi ke genarasi mulai para sahabat dan tabiin, tabiut tabiin, para ulama’ dan seterusnya yang pada akhinya sampai pada masa kita. Oleh karena Al Qur’an sudah turun temurun sampai beberapa generasi maka diperlukan metodologi dalam memahaminya sehingga subtansinya dapat diterima oleh semua orang di penjuru dunia, maka para sarjana muslim menyusun beberapa ilmu yang secara khusus membahas Al Qur’an salah satunya adalah ilmu tafsir yaitu suatu metode yang dapat menerangkan atau menjelaskan terhadap teks Al Qur’an dengan maksud mengungkap arti yang masih samar-samar sesuai dengan batas kemampuan penafsir, maka dapat diketahui dengan jelas makna subtansi dan dengan tafsir pula menjelaskan dengan rinci hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an. Dalam merumuskan ilmu tafsir ulama’ mempunya corak pandang yang bermacam macam, baik dari segi sumber atau dalil dalam 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahSetiap orang yang percaya akan kebenaran Al-Qur’an maka

sudah semestinya menelaah seberapa besar dirinya mampu memahami

dan menerima penjelasan al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasehat,

sebab Al Qur’an merupakan hujjah Islam sebagai satu-satunya

agama yang di bawah oleh Nabi Muhammad saw, untuk di sampaikan

kepada umat manusia keseluruh penjuru alam dunia, sebab beliau

diutus menjadi nabi tidak ada lain hanya untuk rahmatal

lil’alamin, beliau menerima wahyu berupa Al Qur’an sebagai

salah satu tanda kebenaran beliau diutus menjadi nabi di antara

manusia.

Keberadaan Al Qur’an tersebut tetap eksis hingga sekarang

yang diwariskan dari generasi ke genarasi mulai para sahabat

dan tabiin, tabiut tabiin, para ulama’ dan seterusnya yang pada

akhinya sampai pada masa kita. Oleh karena Al Qur’an sudah

turun temurun sampai beberapa generasi maka diperlukan

metodologi dalam memahaminya sehingga subtansinya dapat

diterima oleh semua orang di penjuru dunia, maka para sarjana

muslim menyusun beberapa ilmu yang secara khusus membahas Al

Qur’an salah satunya adalah ilmu tafsir yaitu suatu metode

yang dapat menerangkan atau menjelaskan terhadap teks Al Qur’an

dengan maksud mengungkap arti yang masih samar-samar sesuai

dengan batas kemampuan penafsir, maka dapat diketahui dengan

jelas makna subtansi dan dengan tafsir pula menjelaskan dengan

rinci hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an.

Dalam merumuskan ilmu tafsir ulama’ mempunya corak pandang

yang bermacam macam, baik dari segi sumber atau dalil dalam

1

memahami teks ayat atau dari sitematika penyajian serta dari

pendekatan yang dilakukan. Di antara beberapa tafsir yang ada

adalah tafsir Tahrir Wa At Tanwir karya Ibnu ‘Asyur yang

merupakan salah satu karya monumental dengan karakteristik

penafsisan yang interdisiplin keimuhan. Maka penulis di sini

bermaksud mengkaji secara global karya tersebut sebatas

kemampuan dan keterbatasan yang ada pada penulis.

B. Rumusan MasalahBerpijak pada latar belakang masalah di atas dapat kami

rumuskan beberapa fokus permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur?

2. Bagaimana metodologi penafsiran tafsir Tahrir Wa At

Tanwir?

3. Bagaimana sumber-sumber rujukan tafsir Tahrir Wa At

Tanwir?

4. Apa kelebihan dan kekurangan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir?

C. Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur

2. Guna memahami metodologi penafsiran tafsir Tahrir Wa At

Tanwir

3. Guna mengetahui sumber-sumber rujukan tafsir Tahrir Wa At

Tanwir

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Tafsir Tahrir Wa

At Tanwir.

D. Manfaat PenulisanPenulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Sebagai wahana keilmuan dalam bidang Studi Al Qur’an

2

2. Sebagai pengantar dan pedoman dalam mempelajari kitab

tafsir Tahrir Wa At Tanwir secara mendalam

3. Sebagai gambaran bagi praktisi dan pemerhati pemula dalam

mengembangkan Studi Al Qur’an

4. Sebagai bahan untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Al

Qur’an Sekolah Pascasarjana UIN Maliki malang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur

3

Ibnu ’Asyur dilahirkan di Tunisia di benuau Afrika bagian

utara dengan nama lengkap Muhammad Thahir bin Muhammmad bin

Muhammad Thahir bin Muhammad bin Muhammad Syazili bin ‘Abd al-

Qadir bin Muhammad bin ‘Asyur, beliau dilahirkan pada tahun

1296 H atau 1879 M dan meninggal dunia pada tahun 1393 H atau

1973 M.1

Ibnu ‘Asyur menempuh pendidikan pertamakali dengan belajar

al-Qur’an, baik hafalan, tajwid, maupun qiraatnya di sekitar

tempat tinggalnya. Setelah hafal Al-Qur’an, beliau belajar di

Masjid Zaitunah yaitu pusat kegiatan keagamaan yang dominan

kepada mazhab Maliki dan ada sebagian yang menganut mazhab

Hanafi 2 sampai beliau ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Beliau

belajar kepada ayahnya Syaikh Muhammad bin ‘Asyur, Syaikh

Ibrahim ar-Riyahi, Syaikh muhammad bin al-Khaujah, Syaikh

‘Asyur as-Sahili, dan Syaikh Muhammad al-Khadlar.

Karir beliau sebagai pengajar bermula pada tahun 1930 yang

menjadi pengajar tingkat kedua bagi mazhab Maliki di Masjid

Zaitunah, menjadi pengajar tingkat pertama pada tahun 1905,

pada tahun 1905 sampai 1913 beliau juga mengajar di Perguruan

Shadiqi. Selanjutnya beliau terpilih menjadi wakil inspektur

pengajaran di Masjid Zaitunah pada tahun 1908 yang pada fase

berikutnya berevolusi menjadi universitas Zaitunah kemudian

pada tahun berikutnya beliau menjadi anggota dewan pengelola

perguruan Shadiqi (Shadiqi College).3

Karir beliau dalam pemerintahan di peroleh pada saat beliau

diangkat menjadi qadli (hakim) mazhab Maliki pada tahun 1913

1 Tim Penyusun, The Encyclopedia Of Islam New Edition, Jilid 8 (Leiden : tp,1971),720.

2 Jhon. L. Esposito, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 6 (Bandung:Mizan, 2001), 56.

3 Arnold H. Green, The Tunisian Ulama 1873-1915, (Leiden: E. J. Brill, 1978),249-250.

4

dan diangkat menjadi pemimpin mufti (Basy Mufti) mazhab Maliki

di negara itu pada tahun 1927, Namun karena pergolakan politik

Tunisia, beliau bersitegang dengan para penguasa Tunisia

tentang seputar wacana keislaman. Akibatnya, beliau

dilengserkan dari kedudukannya sebagai Syekh besar Islam di

Tunisia.4 Beliau juga aktif dalam kajian keilmuan internasional

yang ditandai dengan terpilih menjadi anggota Majma’ al-Lugah

al-‘Arabiyyah di Mesir pada tahun 1950 dan anggota majma’ ai-

Ilmi al-Arabi di Damaskus pada tahun 1955.

Dalam bidang karya ilmiah Ibnu ‘Asyur banyak menghasilkan

karya yang diinvestasikan bagi kemaslahatan umat Islam. Di

antara karya-karya beliau adalah:5

1. Alaisa Ash-Shubh Bi Qarib

2. Maqashid Asy-Syari’ah Al-Islamiyah

3. Uslul An-Nizham Al-Ijtima ‘I Fi Al-Islam

4. At-Tahrir Wat-Tahrir Min At-Tafsir

5. Al-Waqfu Wa Atsaruhu Fi Al-Islam

6. Uslul al-Insya’i wa al-Khithabah

7. Mujiz al-Balagah

8. Hasyiyah ala al-Qathr

9. Syarh ’ala Burdah al-Busyiri

10. Al-Gaits al-Ifriqi

11. Hasyiyah ’ala al-Mahalli ’ala jam’ al-Jawami

12. Hasyiyah ’ala Ibn Sa’id al-Usymuni

13. Hasyiyah ’ala Syarh al-Isham li Risalati al-Bayan

14. Ta’liq ‘ala ma Qara’ahu min Shahihi Muslim

15. Al-Ijtihad al Maqasidi

4 Saiful Amin Ghafur, Profil Para Mufassir Al-Quran, (Yogyakarta : Pustaka InsanMadani, 2008) 128.

5 Khair ad-Din az-Zirikhli, Qamus Tarajim, Jilid 6 (Beirut: Dar al-‘IlmiLilmalayin, 1990), 174.

5

16. Al Istinsakh fi Dhou’i al Maqasid

17. Al Maqasid as Syar’iyah: ta’rifuha, amtsilatuha,

hujjiyatuha

18. Al Maqasid as Syar’iyah: wa Shillatuha bi al adillah as

Syar’iyah

19. Al Mashlahah al Mursalah

20. Al-Istiqra wa Dauruhu fi ma’rifati al Maqasid

21. Al Munasabah as Syar’iyah

22. Al Maqasid as Syar’iyah fil Hajj.

23. Kasyfu al Mughti minal Ma’ani wal Alfadz al Waqi’ah fil

Muwatta’

24. Qissotu al Maulid

25. Hawasyi ‘alat Tanqihi li Syihabudin al Qorofi fi Ushulil

Fiqh

26. Roddun ‘ala kitabi al Islam wa ushuli al Hukmi ta’lifu Ali

Abdurrazzaq

27. Fatawa Warosa’ilu Fiqhiyah

28. At Taudhih wat Tashhih fi Ushulil Fiqh

29. An Nadzr al fasihu inda Mudhayiqu al Andzar fil Jami’ as

Shohih

30. Ta’liqun Watahqiqun ‘ala Syarhi Haditsi Ummi Zar’in

31. Qodhaya Syar’iyah wa Ahkamu Fiqhiyah wa ‘Ara’u Ijtihadiyah

Wamasa’ilu Ilmiyah

32. ‘Amalu ‘ala Mukhtashari Kholilin

33. Ushulu at Taqadimi fil Islam

34. Muraja’atun Tata’allaqu Bikitabi Mu’jizi Ahmad wal Lami’u

lil Azizi

35. Syarhu Qoshidati al A’assyu fi Madhi al MIhlaq

36. Syarhu Diwani Bisyarin

37. Al Wadihu fi Musykilati al Muntabi li Ibbni Jinni

6

38. Siroqotu al Muntabi

39. Syarhu al Muqoddimah al Adabiyah lil Marzuqu ‘ala diwani

aal Hamasah

40. Tahqiqu fawa’idi al Aqyan lil Fathi bin Khaqan ma’a Syarhi

Ibn Zakur

41. Diwanu an Nabighah adz Dzibyani (Jam’un wa Syarhun wa

Ta’liqun)

42. Tahqiqu Muqoddimah fin Nahwi li Khalfi al Ahmar

43. Tarajimun liba’dhi al A’lam

44. Tahqiqu Kitabi al Iqtidhabi lil Butliyusi ma’a Syarhi

kitabi Adabi al Katib

45. Jam’un wa Syarhu Diwanin Sahimin

46. Syarh mu’allaqoh Imri’ al Qois

47. Tahqiqun lisyarh al Qursyi ‘ala Diwani al Muntabi

48. Gharaibu al Isti’mal

49. Tashhihun wa ta’liqun ‘ala Kitabi al Intishar li Jaliyanus

lil Hakim ibn Zahr

50. Syarh Diwani Ibnu al Hassas

Jika kita perhatikan dari karangan-karangan beliau maka

dapat disimpulkan bahwah kapasitas beliau sudah cukup

representatif dalam beberapa disiplin ilmu yang mencukup Al

Quran, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Politik Syariah, dan

sanggahan-sanggahan atas buku-buku yang menyimpang serta fatwa-

fatwa yang dapat mengobati terhadap persoalan-persoalan umat

Islam.6

B. Metode Tafsir Tahrir Wa At TanwirSebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Ibnu ’Asyur juga

berperan aktif dalam pemerintahan yaitu menduduki posisi

6 Balqosim al Ghali, Syeh al Jami’ al ‘A’dzam Thohir Ibnu Asyur Hayatuhu wa Atsaruhu,(Tunisia : Dar Ibn Hazm, 1997), 69-70.

7

sebagai mufti, namun perjalanan selanjutnya terjadi gejolak

politik di negara Tunisia sehingga hal tersebut menyebabkan

beliau keluar dari posisi tersebut dengan maksud agar tidak

terlibat pergolakan politik. Maka beliau berkonsentrasi untuk

mewujudkan cita-citanya menulis sebuah tafsir Al-Quran yang

komprehensif untuk kemaslahatan dunia dan agama, yaitu tafsir

yang tidak hanya sekedar mengumpulkan pendapat ulama

sebelumnya, melainkan juga memiliki penjelasan-penjelasan yang

berasal dari hasil pengetahuan dan pandangan beliau sendiri

yang lebih detail dan menyeluruh dalam penafsiran ayat-ayat al

Quran.7

Hasil karya ilmiah tersebut oleh Ibnu ‘Asyur diberi nama

“Tahrirul Ma’na As-Sadid, wat Tanwirul ‘Aqli Jadid min Tafsiril

Kitaabil Majid”, yang kemudian diringkas menjadi “At Tahrir wat

Tanwir”.8

1. Pengertian Metode Tafsir

Metode berasal dari kata methodos yang merupakan bahasa

Yunani. Kata tersebut terdiri dari dua kata pertama metha, yang

dapat diartikan menuju, melalui atau mengikuti, kedua dari kata hodos

yang berarti jalan, perjalanan, cara atau arah. Sehingga kata methodos

diarartikan dengan penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah atau uraian

ilmiah.9 Dalam bahasa Inggris, kata tersebut ditulis dengan

method dan dalam bahasa arab diterjemahkan dengan manhaj atau

thariqah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode mengandung

arti cara yang teratur terpikir baik-baik untuk mencapai maksud

(dalam ilmu pengetahuan dan juga lainnya), cara kerja yang

7 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, Jilid 1 (Tunisia: DarShuhnun li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997), 8.

8 Ibid, 99 Anton Baker, Metode-Metode Filsafat, cet. 1( Jakarta : Ghalia Indonesia,1984), 10.

8

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk

mencapai sesuatu yang ditentukan.10

Sedangkan term tafsir dari beberapa pendapat ulama’ dapat

disimpulkan merupakan upaya untuk menerangkan makna-makna Al

Qur'an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya

sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT dalam batas kemampuan

pengetahuan manusia. Maka metode tafsir merupakan cara

sistematis untuk mencapai pemahaman yang benar tentang maksud

Allah SWT di dalam Al Qur'an, baik yang didasarkan pada

pemakaian sumber-sumber penafsirannya, sistem penjelasan

tafsiran-tafsirannya, keluasan kejelasan tafsirnya maupun yang

didasarkan pada sasaran dan sistematika ayat yang

ditafsirkannya.11 Sehingga kriteria metode tafsir tersebut

dengan seperangkat kaidah dan aturan yang harus diperhatikan

oleh mufassir, secara aksiologi dapat menghindarkan dari

kesalahan dan penyimpangan dalam menafsirkan Al Qur'an dan

dapat menghantarkan hasil kebenaran yang dapat

dipertangungjawabkan menurut kaidah kohorensi, korespondensi

dan pragmatis.

2. Metode Penyajian Tafsir Tahrir Wa At Tanwir

Penyusun kitab tafsir tersebut, apabila dicermati dari segi

metode sistematika atau penyajiannya mengambil metode tahlili

yang merupakan salah satu dari beberapa metode yang diakui

dalam khazana tafsir (ijmali, tahlili, maudhu’i dan muqorrin).

Tafsir tahlili berasal dari bahasa arab dari proses

konjugasi hallala-yuhallilu-tahlilan  yang berarti analytic atau analytical

atau analitis, Baqir Al-Shadr menyebutnya dengan tafsir tajzi’i.10 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1(Jakarta : Balai Pustaka,

1988), 580-581.11 Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir, cet. 1

(Bandung : Pustaka Islamika, 2002), 302.

9

Tafsir tahlili merupakan suatu metode yang bermaksud

menjelaskan dan menguraikan kandungan Al Qur'an dari seluruh

isinya secara komprehensif dan dari beberapa sudut pandang

keilmuan (interdisipliner) dengan pola pembahasan sesuai

susunan urutan ayat demi ayat, surat demi surat sampai sempurna

30 juz sebagaimana dalam mushaf usmany.12 Dalam metode tafsir

ini Al Qur’an ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh

baik dengan corak ma’tsur maupun ra’yi, dengan analisis

kebahasaan (lughawi) setiap kata, memperhatikan unsur-unsur

asbabun nuzul, korelasi setiap ayat dan surat, nilai hukum yang

dapat di ambil, pendapat-pendapat para mufassir terdahulu dan

mufassir itu sendiri sesuai dengan keahlian dan

kecenderungannya.

Penerapan metode tahlili dalam tafsir Tahrir Wa At Tanwir

terlihat dengan cakupan pembahasanya yang begitu luas dengan

memberikan informasi wawasan yang dalam mencakup keilmuan

ulumul Qur’an, pembahasan aspek kebahasaan, pambahasan hukum,

tafsir ilmi dan lain sebaginya. akan tetapi dari beberapa

pembahasan tersebut menurut Mani’ abd. Halim Mahmud tafsir ini

lebih menitik beratkan pada aspek pembahasan i’jaz Al Qur’an,

linguistik arab (balaghah) dan gaya bahasa (badi’).13Tafsir ini

disusun terdiri dari 30 juz mulai dari surat Al fatiha sampai

surat Annas dan terbagi dalam 12 jilid, tentang keluasan

bahasanya tersebut sudah dapat diidentifikasi mulai dari

muqoddimah kitab yang terdiri sepuluh bagian mencakup :

a. Tafsir,ta’wil dan keberadaan Tafsir sebagai ilmu.

b. Kohorensi ilmu tafsir.

12 Al Farawi, Al Bidayah Fil tafsir Al Maudhu’i, (Kairo: Mathba’at Al Hadlarah al‘Arabiyyah, 1977), 44.

13 Mani’ abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Metode Para Ahli Tafsir, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006) 317.

10

c. Legalitas tafsir bil ro’yi dan contohnya.

d. Maksud baik yang dikehendaki mufassir.

e. Assabunnuzul.

f. Ilmu qira at.

g. Kisah kisah dalam Al Qur’an.

h. Nama Al Qur’an, nama-nama ayat dan surat beserta

urutannya.

i. Ma’na-ma’na yang terkandung dalam keglobalan Al Qur’an.

j. Kemu’jizatan Al qur’an.14

3. Pendekatan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir

Sebagaimana yang telah diperbincangkan bahwa tafsir Tahrir

Wa At Tanwir oleh Ibnu ‘Asyur disusun berdasarkan metode tafsir

tahlili yang mempunyai cirikhas mendasar pada pembahasanya yang

luas dan terjabarkan secara rinci, maka dalam meletakan tema-

tema atau pokok bahasan yang menjadi modal dan bahan agar

pembahasanya luas tersebut berasal dari corak atau pendekatan

yang adakalanya bersumber dari penafsiran bil ma’tsur atau dari

penafsiran bi al ra’yi (ijtihadi). Sedangkan dalam penafsiran

bi al ra’yi itu sendiri terdapat beberapa cara antara lain al-

Tafsir Lughawi, al- Tafsir al-fiqhi, al- Tafsir al-falsafi, al - Tafsir

al-‘ilmi, dan lain sebagainya. Maka berdasarkan pengamatan penulis

dalam kitab tafsir Tahrir Wa At Tanwir terdapat beberapa

pendekatan yang dipergunakan yaitu:

a. Pendekatan Tafsir Lughawi

Yaitu tafsir yang mencoba menjelaskan makna-makna al-Qur’an

dengan menggunakan kaidah-kaidah kebahasaan, melalui

interpretasi semantik yang meliputi etimologis, morfologis,

14 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, 10-131.

11

leksikal, gramatikal dan retorikal.15 Maka yang perlu

diperhatikan dalam pendekatan .tafsir ini adalah harus

mengetahui bahasa yang digunakan al-Qur’an yaitu bahasa arab

dengan semua cabangnya seperti nahwu, sharaf, qira’at,

korelasi antar surat dan ayat, al-amtsal (alegori),

klasifikasi bahasa.16

Dalam perkembanganya metode analisis semantik tersebut

dikembangkan secara luas dalam khazana tafsir pada obyek

utama penggalian makna dalam teks dengan menelaah lambang-

lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan

makna yang satu dengan yang lain, maka mencakup makna kata,

perkembangan dan perubahannya yang tertuang pada satuan-

satuan dari bahasa berupa kata, frase, klausa, kalimat,

paragraf dan wacana. Sehingga dalam praktek menganalisnya

kumpulan teks al-Quran yang 30 juz, dipotong-potong menjadi

kalimat-kalimat, kemudian dipotong-potong menjadi klausa,

frasa dan akhirnya  menjadi kata dan huruf,17 tahap akhir

analisis semantik adalah dilakukan analisis fungsional dan

sistematik dengan cara menggabungkan seluruh fungsi-fungsi

yang ada dalam stuktur ayat guna dihubungkan keterkaitan

satu sama lain dalam membentuk makna sebuah ayat secara

menyeluruh.18

Nampaknya pendekatan ini yang paling dominan dalam kitab

Tahrir Wa At Tanwir, sebab penulis memaparkan analisis

kebahasaan secara panjang lebar pada tiap-tipa surat, ayat,

15 Abd Muin Salim, Metodologi Tafsir, Sebuah Rekonstruksi Epistimologis, (UjungPandang : tp. 1999) 34.

16 Ahmad Syurbasyi, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur’an al-Karim, Cet. 1, (Jakarta:Kalam Mulia, 1999) 31.

17 Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Quran Cet. 2 (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1995), 23.

18 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 8 (Yogyakarta: PT. BayuInara Grafika, 1988), 164.

12

kata-kata dan huruf Al Qur’an yang direpresentasikannya,

Maka setiap ayat yang ditafsirkan secara parsial pada

masing-masing struktur penyusunnya bahkan ada yang sampai

dijabarkan perhuruf dengan meninjau makna, kedudukan dalam

kalimat, sehingga berorientasi pada analisa penukilan makna

yang diambil dari dalil Al Qur’an atau hadits, pendapat

mufassir terdahulu, uraian tetang pembahasan nahwu, saraf,

qiraat, korelasi antar surat dan ayat, al-amtsal (alegori)

dan klasifikasi bahasa.

1) Nahwu atau i’rab al-Qur’an yaitu tafsir yang fokusnya

membahas kedudukan setiap lafal al-Qur’an, fungsi tiap-tiap

kedudukan, serta pola bentuk kalimat, contoh corak

penafsiran ini dalam kitab Tahrir Wa At Tanwir, pada saat

Ibnu ‘Asyur menafsirkan surat an Naba’

2) Saraf atau morpologi (semiotika dan semantik) yang fokus

membahas aspek makna kata sesuai dengan isytiqaq (konjugasi)

dan korelasi antar kata,19 seperti penafsiran :

19 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, Cet. 1 (Jakarta Selatan: Teraju, 2003), 211.

13

3) Korelasi antar surat atau ayat yaitu mengkaji aspek

hubungan yang dapat difahami secara logis dari rututan

pemabahasan tema pokok pada tiap-tiap ayat dan surat,

seperti penafsiran Ibnu ‘Asyur tentang korelasi atau

munasabatul ayat:

20

4) Qiraat membahas macam-macam qira’ah atau cara abaca teks

al Qur’an sesuai dealik-dealik yang telah dilegalkan,

semisal pemaparan tentang bacaan :

20 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 247.

14

5) Al-amtsal (alegori) cenderung mengekspos perumpamaan-

perumpamaan dan majaz dalam al-Qur’an,

21

Dan juga penulis sering menggunakan pengqiasan kata-kata

baik dari ayat lain, hadist, syi’ir arab dan lain sebagainya

dalam mengungkap makna dan pola penggunaan pada suatu kata

21 Ibid, 302.

15

atau bentuk sruktur klausa. Seperti dalam menafsirkan

penggunaan nama “ummul kitab” yang merupakan susunan

idhofah dari kata yang umum kepada kata yang khusus, namun

penulis juga mengatakan dapat dikategorikan sebagai idhofah

yang disifati kepada sifat (al maushuf ila shifah), dengan

mengambil argumen dari penganalogian positif susunan idhofah

“masjidul jaami’i ” atau “ ‘isyaul akhirati ”.22

Keluasan pembahasan tafsir lughawi juga tampak pada

penafsiran beliau tetang fawaastihussuwar, pada ayat pertama

surat al Baqarah dan juga yang terdapat pada 28 surat lain

dan kebanyakan surat makiyah, jumlah huruf hijaiyyah yang

termasuk hal ini ada 14 huruf yaitu :

huruf-huruf tersebut oleh imam Muhyiddin disebut huruf

muqaththaah, yang cara membacanya sebagai mana, nama huruf

masing-masing dalam huruf hijaiyyah, dan juga Ibnu ‘Asyur

memaparkan beberapa pendapat ulama’ yang terbagi menjadi 21

perspektif dalam mentakwilkan maksud huruf-huruf tersebut,

kemudian dari beberapa pendapat ulama’ tersebut oleh Ibnu

‘Asyur dikelompokan berdasarkan kemiripan pendapatnya dan

selanjutnya beliau berkata dari beberapa pendapat tersebut

ada tiga pendapat yag paling kuat yaitu yang mengatakan

berguna untuk mencela dan mengalahkan orang yang ingkar

dengan menampakan ketidak mampuannya menandingi, pendapat

bahwa huruf-huruf tersebut merupakan nama-nama surat dan

pendapat yang merupakan beberapa bentuk qosam. Begitu pula

beliau menerangkan padangan ulama’ tentang apakah huruf

tersebut teramsuk ayat tersendiri atau bagian dari ayat,

yang mana pendapat qura’ mengatakan merupakan bagian dari

ayat, akan tetapi secara pribadi Ibnu ‘Asyur berpendapat

22 Ibid, 137.

16

bahwah huruf-huruf tersebut dapat merupakan ayat tesendiri

sebab sudah terdapat dalil kinayah yang dimaksudkan yaitu

menampakan kelemahan orang-orang yag mengingkari, dan tidak

diharuskan dalam kalimat terdapat ma’na yang jelas.23

b. Adabi

Pendekatan penafsiran ini adalah dengan menekankan

penelitiannya pada aspek balagha, sastra dan budaya teks Al

Qur’an sesuai dengan tradisi di bangasa arab (sosio

linguistik), maka upaya ini ditempuh dengan menampilkan

keindahan gaya bahasa al Quran, ketelitian redaksi Al Qur’an

yang didalamnya terkandung hikmah mendalam sehingga dapat

meamberikan sentuhan iman dan rangsangan intelektual

(badi’), mengedepankan penjelasan lafal dari akar kata

kemudian dikaitkan antara satu makna dengan makna yang lain

(bayan), mengkaji makna-makna kosa kata al-Qur’an (ma’ani),

aksentuasi yang menonjol pada tujuan utama diuraikan al-

Qur`an dan juga pendekatan tafsir ini diperkaya dengan

riwayat salaf al-Ummah.24 Aplikasi pendekatan ini dalam kitab

Tahrir Wa At Tanwir sperti :

23 Ibid, 206-218.24 Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid 3, (Mesir: Dar al Kitab al-Arabi, 1976), 215.

17

c. Pendekatan Tafsir Hukum

Tafsir fiqhi adalah pendekatan tafsir yang menggali hukum,-

hukum di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hukum-

hukum taklifi. Corak ini memusatkan perhatian pada ayat-ayat

yang secara eksplisit dan implisit mengandung hukum-hukum

fiqh Islam. Fiqh dalam bahasa Arab (ههه) adalah salah satu

bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas

persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan

manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun

kehidupan manusia dengan Tuhannya, maka mufassir menggali

hukum-hukum dari Al-Qur’an denagn metode ijtihad, yaitu

upaya untuk menggali hukum-hukum dari Al-Qur’an dan Al-

hadits dengan kekuatan akal dan hati.25

Ibnu ‘Asyur dalam kitabnya Tahrir Wa At Tanwir juga tidak

mengesampinkan penjelasan penjelas penafsiran yang

beroriantasi pada masalah hukum atau fiqih, maka pada ayat-

ayat tertentu yang kandungannya berhubungan dengan hukum

beliau memaparkanya berdasarkan pendapat imam 4 mazhab dan

juga pendapat pendapat fuqoha lain, selain memaparkan

pendapat fuqoha beliau juga menyebutkan dalil atau landasan

ijtihanya para fuqoha dan tidah jarang Ibnu ‘Asyur juga

mentarjih dalil atau hujjah para fuqoha tersebut. Seperti

25 Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufasirun, Jilid I (Kairo : Dar al-Hadits, 2005), 319. 

18

saat beliau menafsirkan apakah basmalah termasuk bagian dari

awal surat Al fatiha atau bukan yang berimplikasikan

terhadap wajib atau tidaknya membaca basmalah pada saat

shalat, maka beliau memaparkan pendapat ulama’ yang terbagi

menjadi dua golongan beserta dalilnya masing-masing dan

selanjutnya beliau menanggapi hujjah fuqoha dengan mentarjih

kekuatan atau keshahihan dalilnya.26

d. Pendekatan Tafsir al-‘ilmi

Merupakan tafsir yang dalam menggali makna-makna lafal al-

Qur’an menggunakan kerangka berfikir berdasarkan teori-teori

ilmu pengetahuan (sains), baik dari sisi hakikat maupun

teori-teorinya, cabang ilmu pengetahuan yang lazimnya

digunakan seperti ilmu fisika, astronomi, sosiologi,

artropologi, geologi, kimia, biologi, ilmu medis, anatomi,

fisiologi, ilmu matematika dan sterusnya. Selain itu, ada

ulama yang juga memasukkan ilmu humanisme dan sosial,

seperti ilmu psikologi, ekonomi, geografi dan lain-lain.

Pada umumnya semangat dan kepedulian tinggi terhadap

pendekatan tafsir ini adalah pakar-pakar ilmu-ilmu empiris,

sebab mereka ingin mengaplikasikan ilmu yang telah dikuasai

terhadap kesesuaiannya dengan konsep Al Qur’an ataupun ada

sebagian dari mereka yang hanya bermaksud menguji kebenaran

Al Qur’an dengan ilmu ilmu alam.27

Meskipun para ulama’ masih berselisih pendapat tentang

keabsahan penafsiran dengan pendekatan ini, ibnu ‘Âsyûr

tampil sebagai mufasir yang mendukung kehadiran corak tafsir

ini, karena dalam menafsirkan suatu ayat al-Qur’an Ibn

26 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 138-14527 Yusuf al-Qaradhawiy, Kaifa Nata’amal Ma’a al-Qur’an al-Karim, Cet. 1 (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 2001), 431.

19

‘Âsyur banyak memberi keterangan dengan teori-teori ilmiah,

untuk menjelaskan pemahaman suatu ayat, sehingga lebih dapat

dihayati oleh manusia, terutama para ilmuan. Sebagai contoh

ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 74, yaitu:28

ا م�� ارة ل� �� ج ح ن� ال� ن� م� وة وا� س�� د ق� ش��� و ا" ارة ا" �� ج ح ال� هي$ ك� ك( ف�' ل��� د ذ' ع�� ن� ب� م م� ك وب� ل�� ت ق� س�� م ق� ث� ن� ط م� � هب ا ي�$ م�� ا ل� ه� ن' ن� م� اء وا� م� ه ال� ن'�� م� خ'�رج� ي$ ق ق�' ق س� ا ي�$ م� ا ل� ه� ن' ن� م� ار وا� ه�� ي�' ه الأ" ن'� ر م� خ ف' ت ي�$

ه ن$ س : خ�' قرة )ال�ت عملون� ا ب� م ل ع� اق�' ع' ب� ا اهلل وم� (74اهللArtinya: Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan

lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yangmengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh adayang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranyasungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allahsekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah:74)

Ibn ‘Asyur mengungkapkan, dalam kelanjutan pembahasan ayat

ini bahwa isyaratnya tentang aliran air di bumi dibawa

lapisan batu, ini sesuai dengan ilmu geografi. Dalam ilmu

geografi dikenal bahwa air biasanya mengalir dari tempat

yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah, karena adanya

daya tarik (gravitasi bumi), maka bila telah terkumpul

banyak akan terjadi tekanan, lalu air akan memancar ke arah

yang lain, Jika terdapat pasir di sekitarnya maka air akan

mampu diserap oleh pasir tersebut. Batu pada umumnya tidak

dapat ditembus oleh air, kecuali batu tersebut dari jenis

batu kapur. Batu jenis ini, air akan dapat menembus melalui

celah-celah batu, sehingga air mengalir menjadi mata air dan

apa bila mata air tersebut telah berkumpul akan menjadi28 Tim Penyusun, Al Qur’an dan Terjemahanya, ( Madinah-Saudi arabiyah :

Percetekan Raja Fahd, 1971) 73.

20

sungai seperti sungai nail yang berasal dari mata air gunung

qomar. Adapun batu yang bukan dari jenis batu kapur, batu

tersebut akan mampu dilewati oleh air apabila ada bagian

yang terbelah akibat adanya tekanan dan goncangan atau

karena dilakukan pengeboran.29

Berkaitan dengan pendekatan tafsir ‘ilmi tersebut Ibnu

‘Asyur berkomentar panjang lebar yang tertertuang dalam

muqodimah kitabnya bagian ke empat. Beliau mengatakan bahwa

ilmu-ilmu tersebut merupakan bentuk upaya manusia yang

adakalanya benar dan adakalanya salah. Oleh karena itu,

dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu-ilmu ini

harus memenuhi koridor yang tidak boleh dilanggar. Secara

subyektif Ibnu ‘Asyur juga mengelompokan ilmu-ilmu ada 4

golongan bila dihubungkan dengan Al Qur’an yaitu:

1)Ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Qur’an seperti cerita

nabi-nabi dan umat terdahulu, tuntunan akhlak, fiqh,

keimanan, usul, bahasa arab dan balagha.

2)Ilmu-ilmu hasil penambhan ijtihad mufassir seperti hikmah,

dan kekhususan makhluk.

3)Ilmu-ilmu yang disyaratkan Al Qur’an atau menguatkan Al

Qur’an seperti ilmu tentag bumi, kedokteran dan manthiq.

4)Ilmu-ilmu yang tidak dapat dihubungkan dengan Al Qur’an

sebab kebathilannya seperti ilmu mencela dan ilmu membenci

atau kerena tidak bermanfaat bagi Al Qur’an seperti syair

dan sajak.30

e. Pendekatan Tafsir Sufi

Tafsir sufi adalah tafsir yang ditulis oleh para sufi atau

menukil penafsiran sufi dengan menekankan penafsiran pada

29 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 565.30 Ibid, 45.

21

pengalaman spritualnya masing-masing,31mka sesuai dengan

pembagian dalam dunia tasawwuf tafsir ini juga dibagi

menjadi dua yaitu tafsir yang sejalan dengan tashawwuf an

Nazhari (teoristik atau filsafat) disebut tafsir al Shufi al

Nazhri, dan yang sejalan dengan tashawwuf amali

(praktis/sunni/al qurbi) disebut tafsir al faidhi atau

tafsur al isyari

Dalam prakteknya Ibnu ‘Asyur menuangkan pendekatan tashawwuf

amali dalam menafsirkan surat Al Fatiha ayat ke empat,

beliau mengatakan bahwa ahli sufi menafsirkan lafadz ‘ibadah

dengan melakukan sesuatu yang diridhai Alla, sedangkan

lafadz ‘ubudiyah adalah ridha terhadap apa yang telah

ditakdirkan Allah.

Pembahasan yang urgen adalah tertang rahasia ibadah, sebab

Allah menciptakan alam sebagai penampakan dari sempurnanya

sifat Allah yang ada, maha mengetahui dan berkuasa. Allah

menjadikan manusia dapat menerima kesempurnaan-kesempurnaan

yang dengan itu dapat mengetahui muara kekusaan dan ilmunya

Allah, dan Allah menitipkan ruh dan akal yang dengan

keduanya dapat meningkatkan kesempurnaan sehingga manusia

tidak mudah puas terhadap derajat yang telah dicapai pada

tingginya kesempurnaan dan ma’rifah.32

4. Sistematika Pembahasan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir

           Secara umum pembahasan dalam kitab tafsir ini, lebih

cenderung kepada penafsiran dengan menelusuri asas sastra,

zahir, bahasa dan logika yang seiring dengan dalil hujjah,

31 Quraish Shihab dkk, Sejarah dan Ulum al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999),180.32 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 182.

22

serta mementingkan teknik qira’at (cara bacaan para qura’).33

Secara teknik pentafsiran beliau adalah dengan menyebut setiap

ayat di dalam  surat tertentu, kemudian mulai menguraikannya

menurut kesesuaian dari aspek bahasa dan penafsiran ringkas

dengan dipaparkan teknik Qira’at serta kandungan-kandungan

lainya. Maka bila ditelusuri secara seksama tahapan dan urutan

Ibnu ‘Asyur dalam menafsikan sebuah surat dalam Al Qur’an

adalah sebagai berikut :

a.Menerangkan nama surah, bilangan ayat dan keterangannya

b.Menjelaskan perkara yang berkaitan dengan akidah

c.Menyatakan uraian al-Qur’an dengan al-Qur’an

d.Memaparkan uraian al-Qur’an dengan al-Sunnah

e.Menjelaskan tafsiran al-Qur’an dengan kalam ulama Salaf

f.Menjelaskan kaitan dengan aspek sejarah

g.Membentangkan kekeliruan Israiliyyat

h.Menjelaskan perkaitan ilmu Qira’at

i.Menyatakan hal yang bersangkutan dengan Fiqh dan Ushul

j.Menguraikan berdasarkan ilmu yang lebih modern seperti

fizikal, falsafah dan mukjizat yang terdapat di alam ini

k.Mengutamakan perkaitan dengan adab dan akhlak yang baik.34

C. Sumber Rujukan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir

Sebagai tafsir yang pembahasannya luas, sudah barang tentu

memiliki subtansi pembahasan yang banyak, dan hal ini dapat

diperoleh dengan perspektif inter disipliner kelimuan dan dari

berbagi sumber rujukan yang ada, kalau diperhatikan secara

holistik ada berbagai macam sumber yang menjadi acuan dalam33 al-Farra’, Abu Zakariyya Yahya ibn Ziyad, Ma'ani al-Qur`an, (Kairo: Markaz

al-Ahram 1989) 67.34 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 131-201.

23

penyusunan tafsir Tahrir Wa At Tanwir, baik sumber yang

dikatergorikan bil ma’thur atau dengan riwayah ataupun sumber-

sumber penafsiran bil ra’yi, maka dapat dikatakan tafsir ini

mengabil pola sumber al izdiwaji yaitu mengakomodasi sumber-

sumber penafsiran bil ma’thur dan bil ra’yi. Apabila dijabarkan

dari kedua sumber tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Sumber penafsiran bil ma’thur

Metode penafsirannya terfokus pada shohihul manqul (riwayat

yang shohih) dengan menggunakan penafsiran al-Qur’an dengan

al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan sunnah, penafsiran

al-Qur’an dengan perkataan para sahabat. dan Muhammad Husain

al-Dzahabi menambahkan penafsiran al-Qur’an dengan perkataan

para tabi’in. 35Sehingga dalam menggali makna dan kandungan

ayat Al Qur’an selalu mangkaitkanya dengan riwayat riwayat

yang absah dengan sangat teliti.

Dalam menerapkan dalil Al Qur’an Ibnu ‘Asyur menafsirkan

korelasi antar ayat, menjelaskan atau memperkuat dengan ayat

lain dan membandingkan dengan ayat yang satu tema, begitu

juga memaparkan hadith-hadith yang dikutip dari beberapa

kitab hadisth, selain itu juga mengutip beberapa pendapat

sahabat dan tabi’in yang beliau ambil dari kitab kitab

tafsir terdahulu antara lain :36

a.Al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari

b.al Muharrar Wajiz oleh Ibnu ‘Athiyyah

c.Mafatihual Ghaib karya Fahruddin ar-Razi

d.Tafsir Baidhawi ringkasan dari al-Kasysyâf dan Mafâtîh al-

Ghaib

35 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2005) 372.

36 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 7.

24

e.Tafsir Syihab al alusi

f.Tafsîr Abû as Su’ud

g.Kitab Durratut Tanzil karya Fahruddin ar-Razi

h.Al-Jami’ al ahkamil Qur’an oleh al-Qurthubi

i.Tafsir ath-Thabari karya Muhammad bin Jarir ath-Thabari

j.Kitab Dzaru At Tanzil

2. Sumber penafsiran bil ra’yi

Merupakan sumber penafsiran dari ijtihad mufassir atau

pendapat-pendapat mufassir terdahulu dari kitab-litab yag

telah disebutkan dan juga yang berlandaskan pada beberapa

pendekatan yang telah dibahas. Dalam hal ini secara tersurat

Ibnu ‘Asyur telah mengungkapkanya dalam muqoddimah kitab ini

“Dalam tafsir ini, saya berusaha berusaha menampilkan hal-

hal langka yang belum digarap oleh ulama tafsir sebelumnya.

Menempatkan diri sebagai penengah perbedaan pendapat ulama

yang pada satu waktu sepaham dengan salah satunya dan pada

waktu lain berseberangan pendapat dengan alasan tersendiri

dan saya berusaha mengungkap setiap i’jazul Quran, nilai-nilai

balaghah yang terkandung dalam sebuah kalimat Al-Quran serta

menjelaskan uslub-uslub penggunaannya”. Menjelaskan hubungan

antara satu ayat dengan ayat lainnya, terutama antara satu

ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Al-Quran telah

didesain dengan sangat luar biasa, memiliki susunan yang

unik namun tetap memiliki ketersambungan antara satu ayat

dengan ayat lain Tidak melewatkan satu surat pun dalam Al-

Quran kecuali berusaha menjelaskan secara lengkap setiap

maksud yang terkandung di dalamnya secara utuh. Tidak

sebatas menjelaskan makna setiap kata dan kalimatnya saja

secara parsial, melainkan merangkai kembali makna tiap kata

25

dan kalimat yang telah diurai terpisah menjadi satu tujuan

atau maksud yang diusung oleh setiap ayat maupun surah Al-

Quran”.37

D. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir

Setelah kita kaji tafsir Tahrir Wa At Tanwir, akan kita

ketahui beberapa kelebihanya secara khusus antara laian:

1. Menggunakan bahasa yang mudah di pahami

2. Menggunakan pendapat yang paling kuat dalam menyelesaikan

suatu penafsiran dan yang paling rajih sehingga mudah

dietrima semua kalangan

3. Menggunakan penafsiran yang di lengkapi dengan i’rab dan

mantiqnya dalam bersitimbat suatu penafsiranya

4. Mengukuhkan signifikansi linguistik sebagai pengantar

dalam memahami Al Qur’an  karena al-Qur’an merupakan

bahasa yang penuh dengan makna

5. Menyajikan kecermatan redaksi teks dan mengetahui makna

berbagai ekspresi teks sehingga tidak terjebak dalam

kekakuan berekspresi pendapat

6. Memberikan gambaran tentang bahasa arab, baik dari aspek

penyusunannya,  indikasi huruf, berbagai kata benda dan

kata kerja dan semua hal yang terkait dengan linguistik

7. Mengikat mufassir dalam bingkai teks ayat-ayat al-Qur’an

sehingga membatasinya dari terjerumus ke dalam

subjektivitas yang berlebihan

8. Mengetahui makna-makna sulit dengan pengatahuan uslub

(gaya) bahasa arab

37 Ibid, 8.

26

9. Melestarikan keselamatan, kehidupan dan kontinuitas bahasa

arab dalam sejarah, melestarikan bahasa al-Qur’an dengan

bahasa arab yang jelas

10.Mengungkap berbagai konsep seperti etika, seni dan

imajinasi Al Qur’an sehingga akan melahirkan dimensi

psikologis dan signifikansi interaksi dalam jiwa.38

Selain itu juga terdapat beberapa kekurangan dan nilai

negatif, antara lain:

1. Lebih condong menggunakan corak lughawi

2. Lebih banyak menggunakan pendapat sendiri, dan juga

kecondonganya pada madzhab yang beliau ikuti yaitu maliki

dan hanafiah

3. Terjebak dalam tafsir harfiyah yang bertele tele sehingga

terkadang melupakan makna dan tujuan utama al-Qur’an

4. Menjadikan bahasa sebagai objek dan tujuan dengan

melupakan manusia sebagai objeknya.39

38 Hasan Hanafi, Metode Tafsir dan Kemaslahatan Umat, Alih Bahasa Yudian Wahyudi, (Yogyakarta: Naw esea Press, 2007) 18.

39 Ibid, 20-22.

27

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1.Ibnu ’Asyur adalah ulama’ Tunisia dengan nama lengkap

Muhammad Thahir bin bin ‘Asyur, lahir pada tahun 1296

H/1879 M dan meninggal dunia pada tahun 1393 H/1973 M.

Pendidikannya ditempuh di Zaitunah yang mazhab Maliki dan

Hanafi. Beliau banyak menghasilkan karya dalam bidang Al

Quran, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Politik Syariah, dan

sanggahan-sanggahan atas buku-buku yang menyimpang serta

fatwa-fatwa yang dapat mengobati terhadap persoalan-

persoalan umat Islam.

2.Metode penyajian tafsir Tahrir Wa At Tanwir adalah metode

tahlili dengan pendekatan corak penafsiran lughawi, fiqhi,

ilmi, sufi dan adabi.

3.Sumber yang dijadikan rujukan dalam tafsir Tahrir Wa At

Tanwir adalah sumber bil ma’thur dan bil ra’yi.

4.Secara obyektif dalam tafsir Tahrir Wa At Tanwir terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai kitab tafsir

yang didominanasi pendekatan lughawi dan juga kelebihan

28

dan kekurangan tersebut berada pada spesifikasi kitab ini

dan pendapat mufassirnya.

DAFTAR PUSTAKA

al-Farra’, Abu Zakariyya Yahya ibn Ziyad, Ma'ani al-Qur`an, (Kairo:Markaz al-Ahram, 1989).

Al Farawi, Al Bidayah Fil tafsir Al Maudhu’i, (Kairo: Mathba’at AlHadlarah al ‘Arabiyyah, 1977).

Arnold H. Green, The Tunisian Ulama 1873-1915, (Leiden: E. J. Brill,1978).

Anton Baker, Metode-Metode Filsafat, cet. 1 (Jakarta :GhaliaIndonesia,1984).

Abd Muin Salim, Metodologi Tafsir, Sebuah Rekonstruksi Epistimologis,(Ujungpandang: Tp, 1999).

____, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Quran, Cet. 2 (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995).

29

Ahmad Syurbasyi, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur’an al-Karim, Cet.1(Jakarta: Kalam Mulia, 1999).

Balqosim al Ghali, Syeh al Jami’ al ‘Adzam Thohir Ibnu Asyur Hayatuhu waAtsaruhu, (Tunisia : Dar Ibn Hazm, 1997).

Hasan Hanafi, Metode Tafsir dan Kemaslahatan Umat, Alih Bahasa YudianWahyudi, (Yogyakarta: Nawesea Press, 2007).

Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi,Cet. 1 (Jakarta Selatan: Teraju, 2003).

Jhon. L. Esposito, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 6(Bandung: Mizan, 2001).

Khair ad-Din az-Zirikhli, al-‘Alam: Qamus Tarajim, (Beirut: Daral-‘Ilmi Lilmalayin, 1990).

Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, Jilid 1(Tunisia: Dar Shuhnun li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997).

Mani’ abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Metode Para Ahli Tafsir,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006).

Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufasirun, Jilid 1(Kairo : Dar al-Hadits, 2005). 

Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : PustakaPelajar, 2005).

Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 8 (Yogyakarta: PT.Bayu Inara Grafika, 1988).

Quraish Shihab, dkk, Sejarah dan Ulum Al Qur’an, (Jakarta: PustakaFirdaus, 1999).

Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir,Cet. 1 (Bandung : Pustaka Islamika, 2002).

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1(Jakarta, BalaiPustaka, 1988).

Tim Penyusun, Al Qur’an dan Terjemahanya, ( Madinah-Saudi Arabiyah :Percetekan Raja Fahd, 1971).

Tim Penyusun, The Encyclopedia Of Islam New Edition, Jilid 8 (Leiden :tp, 1971).

Yusuf al-Qaradhawiy, Kaifa Nata’amal Ma’a al-qur’an al-Karim, Cet, 1(Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001).

30

.

LAMPIRAN

لة ون�: م�سا" لأث� ء ال�جاذي$ وال�ث ال�خ ر'م : 271:)ص : 270 )  (ص( ي� سم ال�لة ال�رح�من� ال�رخ�ي$

ع�لي س�ورة الأ"ن� ع�ن� جي$ ي$ ال�صحي$ ف' ع�لي ( ف�' ك( الأ" ح اسم رب| ه س�ورة ) س�ب ي$ ال�سن' ها ف' ن سمي$ ة ال�سورة ورذت ي� د ال�لة ه�د' ن� ع�ث اب� ر ب� الج� ام م�عاذ' : ق� ق�

ة ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب ال ال�ي' ق ة وش�لم ، ف�' ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب لى ال�ي' ة ا� لف' عض' م�ن� ص�لي ج�' كاة ب� ش طول ، ق�' رة ف�' خ�' اء الأ� صلي ال�عس ف�'

حي اه�ـ ع�لي وال�ص' ك( الأ" ح اسم رب| ن� ك�ن'ت ع�ن� س�ب ب�$ ا م�عاذ' ا" ن�'ت ب�$ ان� ا" ت ق�' . وش�لم : ا"ح ي$ ص�حب$ اري$ وف' ج' ت ع�ن� ال�ي ن� ع�ار' الالب راء ب� ك( : ق� ح اسم رب| ت س�ب را" ي ق� ه خ�ب ن' ي¯$ ة وش�لم ال�مد اء رس�ول ال�لة ص�لي ال�لة ع�لن$ م�ا ج�

لها ي$ س�ور م�ث ع�لي ف' . الأ"ي$ ع�ن� ب$ر وروي البرم�د' ن� ي� ش عمان� ب� ك(ال�ت' ح اسم رب| معة س�ب وم ال�ج د وث|$ ي$ ال�عث$ قرا" ف' ة وش�لم ك�ان� ب�$ ن� رس�ول ال�لة ص�لي ال�لة ع�لن$ ا"

ة ن$ اس� نµ$ت ال�ع' اك�( ج�د ب| ع�لي وه�ل ا" . الأ" ة ش ها ع�اي�" و ذاوذ ) وس�من ث� ح ( . روي ا" ي$ س�ب هاوالبرم�د' ح : ع�ن' ولى ) س�ب ي$ ال�رك�عة الأ" ر ف' ي$ ال�وب� قرا" ف' ء ب�$ ي$ ب اه�ر ( ك�ان� ال�ي' ºا ظ� هد' نµ$ت . ف�' ال�جد

ب$ر ن� ك�ث اوي$ واب� ص' ب$ ل�ك( س�ماه�ا ال�ي¾ ة ك�ام�لة ، وك�د' ن$ ي|' ملة ال�قرا� ال�ج ت ب� ا" ها ل�م ب� ي�' ة لأ" سمن$ راذت ال�ت ها ا" ي�' ي$ ا" اج; ف' ث ت Áالأق� صت ب� Ãب ها اخ�' ي�' لأ"مر ة الأ" ع' صت$ ح ب� كلمة س�ب . ب�

ب$ره�ا ها ذون� غ' ن$ ع�لي ق�' ة الأ" وع ص�ف' ع�لي ( ل�وق ات ال�مصاح�ف' ) س�ورة الأ" ن� وك�ث $µب سر ك¯ب ر ال�مف' . وس�ماه�ا ا"

31

نµ$ت مهور وج�د ول ال�ج ي$ ق ة ف' ت وهي$ م�كن$ ن� ع�ار' ة ، وع�ن� الب راء ب� دل ع�لن$ ا ب�$ ق' ب|' اة ا� ك�رب�' ي$ ذ' اس اب� ن� ع�مر ال�د' ن� ع�ث عالى واب� ولة ب� ن� ق :ا"صلي ة ف�' ك�ر اسم رب� ك�ى وذ' Áر لح م�ن� ب� ق�' د ا" هاق� عض' ها م�كي$ وب� عض' كون� ال�سورة ب� ت ان� ق�' ث ي$ هما م�دب�' ي$ : ف�' طر ، ا" ة ال�ف' د وص�دق ي$ ص�لأة ال�عث$ ل ف' Áب�'ر

'ى$ µن . م�د

ة ن$ ن� ال�سورة ك�لها م�دي�' جاك�( ا" . وع�ن� ال�ص'عالى [ 272: ص ولة ب� ق ك( ب� ة ، وخ�سث ها م�كن$ هد ل�كوي�' 'ى$ ي�$ش ة م�ن� ال�معان| تملت ع�لن$ سي� : وم�ا اس� Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" . س�ت'

د ول ال�سور ع�ث' Áب�'ر ت ن$ ري| ي$ ب� ه ف' ام�ن' د وهي$ م�عدوذة ب� ب|$ ن� ر' اب� ر ب� ل . وروي$ ع�ن� ج� ل س�ورة ال�لث$ ث ب|$ر وق� كو عد س�ورة ال�ث ل�ت ب� Áر ن�ب�' اب�اس اع�ث ذ' م ا� ت ، ث� ن م ي� م�ل ، ث� م ال�مر' م ن� ، ث� ك( ، ث� اسم رب| را" ب� ن� : اق� ل م�ن� ال�قرا� Áول م�ا ب�'ر ال�وا : ا" عة ، ق� ها ش�اب� ي�' وع�كرمة وال�حسن� ا"

م�ا ك( . وا" ح اسم رب| م س�ب مس ك�ورت ، ث� د ال�س ب|$ ن� ر' اب� ر ب� هي$ م�ن�ج� ه ، ف�' ام�ن' دة ال�ث هي$ ع�ث' ة ، ف�' ن$ ف م ع�د ال�ت ر ، ث� عد ال�مدب� حة ب� ات� عد ال�ق' ف�'عالى ولة ب� ل ال�سور وق واب�" سي : ا" Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" ل�ك(س�ت' اذي$ ع�لي ذ' ث' . ي�$

ه�ل ال�عدذ اق ا" ق' اب� ة ب� ب�$ رة ا� سع ع�س ها ي� ي|$ وع�دذ ا�ع�لي ك( الأ" ح اسم رب| سوي س�ب لق ق�' ي$ ج�' هدي ال�د' در ف�' ي$ ق� رج� ال�مرع�ي وال�د' خ�' ي$ ا" ح�وي وال�د' اء ا" ث علة ع�' ج . ف�'

ل�ك( را لة ، وذ' ب$ ارة وخ' ة ي� س ن ة ع�ف ل�ن$ ي$ ا� لف ة س�ث$ ب�' ا" ن� ب� ذ' و" ول ، ث�$ ال�ق ة ب� ح اسم رب� ن� ي�$سب ا" ة وش�لم ب� ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب مر ال�ي' ا" اج ب� ث ت Áالأق�ولة سي� : ق Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" هلألس�ت' ة ب� راغة اس�ن ن$ ف' ى$ ف�' ن| ا" ات ك�ما س�ث$ ب�$ . الأ�

ة وش�لم:273:) ص ( ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب طات ل�لي' . وال�خ'

32

ع ة لأ ب�رف�' ة م�ن' ف ت عال ال�مس ف�' ل�ك( الأ" عالى ، وك�د' ر اسم ال�لة ب� ب$ اف' ل�ع' ص' ي$ لأ ب� س�ماء ال�ب ض ، وه�و م�ن� الأ" اب�" ق ة ع�ن� ال�ت' $þب ب'ر' Ãح : ال�ث ÿب سي¾ وال�تة ب�' ة ا" ن س� ا" ة ، ق�' ن$ ي' 'ى$ ال�دب�$ ن| جان� ال�لة . وه�و م�ن� ال�معا جو : س�ي ة ت�' س�ماء ال�مصدر م�ن' ل�ك( ا" لأ م�ا ه�و اسم ل�لة ، وك�د' ة ا� عول�ن$ صت ع�لي ال�مق' ب' Ãولأ ي�

عالى ولة ب� د ق دم ع�ث' ق د ب� ة وق� ن$ راي|' ة م�ن� ال�عب ن$ ¾þي لى ال�عر ول ا� ق جمدك��( : م�ت' ح ت� سب حن� ي�' قرةوت�' ي$ س�ورة ال�ت . ف'و ة ، ا" ن ÿار ال�طت ث خ�' راء الأ" خ� ة ا� ف $µب طر ة ال�لة ب� $þب ب'ر' Ãول ذال ع�لي ب� ة ق م�ور ب� ن� ال�ما" ن� ا" عي$ د ب� ق لى اسم ف�' ا ا� ح ه�ث' ÿب سي¾ ال�ت مر ب� عل الأ" ذ' ع�دي$ ف�' وا�اسم ة ب� علف والأ ك�ان�'ت م�ت ق 'ى$ ، ول�ما ك�ان� ا" ن| س�ماء وال�معا عالى م�ن� الأ" ة ب� اب| دل ع�لي ذ' لى م�ا ب�$ ها ا� اي� ث ي| دسة لأ� وص�اف' ال�مق الأ" ف' ب� وص�ت$ ت ال�عالى م�ن� س�ماء ال�دالة ع�لي ال�لة ب� عة ع�لي الأ" ت$ ات ال�رق�' ة وال�صق' ف' $µب ر ار ال�س ث خ�' راء الأ" خ� ة ا� م�ور ب� ال�ما" ات ، ق�' ة ع�لي ال�د' ار ذلأل�ن ث اع�ت ال�لة ب�طº اسم ال�لة ، لف' ح ب�¾ ÿب سي¾ اط�ه ال�ت ب�' ن� ا� ي$ ال�قرا� كب ر ف' ا ب�$ س�ماء . ول�هد' لك( الأ" ث ة ال�مسمي ي� $þب ب'ر' Ãلى ب� ل ا� ب�$ ل�ك( ا� جوه�ا ، وذ' ات وت�' ع�لأم وص�ق' ا"

ولة جو ق م : ت�' ي$ ºك( ال�عظ اسم رب| ح ب� سب رق�' شب$ ف' ا ال�ت ول ه�د' ي$ ا" سملة ف' حت ال�كلأم ع�لي ال�ت ي$ م�ي ل�ك( ف' دم ذ' ق د ب� . وق�مل وذ وال�جمد . وي�$س ع�مال ك�ال�سج د والأ" اب�" لألة م�ن� ال�عق ج ق ت� لت$ ك�ر ب�$ د' اس ب� يÿن� ال�ث' صة ، وب� وب|$ ي$ ال�ج' هة ف' $µي ب'ر' Ãث طق ب� ح اسم ال�لة ال�ب' ÿب سي¾ ت ق�'

ي ار ال�معب' خص' Ãم�ع اس�ي طق اه�ر ال�ب' ºط ب اة . وي� صوذ م�ن� ال�كلأم م�عث' ذ' ال�مف اظº ا� ل�ق' لك( الأ" 'ى$ ب� ن| ح م�عا ÿب سي¾ اظº ال�ت ل�ق' ا" اط�ق ب� ار ال�ث' خص' Ãل�ك( اس�ي ذ'عالى م ال�لة ب� ي$ ºعظ شة م�ن� ب� ف' ي$ ب�' دذ م�ا ف' ج Ãي كلم وي�$ ه�ن� ال�مت ي ع�لي ذ' كرر ال�معب' ث . ي�$

ن� ح اسم ال�لة لأ" ÿب سي¾ ات ال�لة وم�سمي اس�مة ، ولأ ي�$سمي ي� ح ل�د' ÿب سي¾ هو ي� ة ف�' ه�ن' ي$ ذ' هة ف' $µي ب'ر' Ãد ب� عالى وب�رذب|$ مة ال�لة ب� ºي$ ع�ظ د ف' كر ال�عث ق' م�ا ب� ;وا"

جا لأس�مة ÿي سي¾ س ي� ات ال�لة ول�ت$ ح ذ' ÿب سي¾ ا ي� هد' عالى ، ف�' س�ماء ال�لة ب� طº م�ن� ا" خ ري$ ع�لي ل�ف' ل�ك( لأ ت�$ . ذ'جو طº اسم ال�لة ت�' لف' ح ب�¾ ÿب سي¾ طº ال�ت علق� ل�ف' يÿن� ب� ة ب� ق'رق ا م�لأك�( ال�ت ك( وه�د' ح اسم رب| جو س�ب دون� اسم ت�' ة ب� علف يÿن� ب� د، وب� اس�ج ل ق�' وم�ن� ال�لث$

حة جو لة وس�ي دون� وت�' سج ة ولة ي�$ جوب�' ا وي�$سي لث' و ق� ج�د ا" ا ال�لة ا" لث' ا ق� ذ' ا� دوس ال�سلأم ق�' لأ ه�و ال�ملك( ال�ق لة ا� ي$ لأ ا� ره�و ال�لة ال�د' خ�' لى ا� ا�جا لأس�مة ÿي سي¾ ل�ك( ي� عالى [ 274: ص] ال�سورة ك�ان� ذ' ولة ب� ي$ ق لق ك�ما ف' ج' ها لأ ت� ي�' ام لأ" ص�ث' ة ع�ن� الأ" لأه�ن$ ا الأ� ث' ت$ ق' ا ب�' ذ' عالى ، وا� ن� : ب� ا�

33

تمعوا لة ا ول�و اخ� اب� ب| وا ذ' لق ج' دعون� م�ن� ذون� ال�لة لن� ت�$ ن� ب� $µب ي$ال�د' ة ف' ر ع�لن$ خ ن� اس�مة ل�م ت�$ ات ال�لة لأ لأس�مة لأ" جا ل�د' ÿي سي¾ ل�ك( ي� ;ك�ان� ذ'

ف' وص�ت$ ار ولأ ث� ث خ�' ا ال�كلأم ا� . ه�د'عمال يÿن� اس�ت اظ ال�ق'رق ب� ا م�ث' هد' ك( ف�' ح اسم رب| ن� مراذس�ب ي$ ظ�لأق� ن� ك�لأ الأ� ي واج�د لأ" ي$ ال�معب' ن� ف' ي$ ظ�لأق� ل الأ� حة وم�ا� عمال وس�ي ;واس�ت

ض اب�" ق ة ع�ن� ال�ت' ن� ال�لة مب'ر' ة ا" لى م�عرق' اذ ا� رش� ة الأ� . ب�عالى ولة ب� ي$ ق ت ف' ال�وق� ت ب� ن$ وق� ل ال�ت ة ، م�ث ن$ ص' ب ف ي$ ال�كلأم ب� ه ف' ن' ي¯$ ر وذ ق� ول وح� ال�ق ح ب� ÿب سي¾ راذة ال�ت دل ع�لي ا� ن� م�ما ب�$ جوة : واع�لم ا" وس�ي

لأ ص�ث$ كرة وا" عالىب� ولة ب� ل ق اء م�ث ال�ث عل ب� ة ال�ق' عدب�$ ل ب� د ، وم�ث اب�" عال ذون� ال�عق ف�' وال والأ" ق ة ه�و الأ" ن ت$ وق� ت كلف' ي� ي$ ب�$ ن� ال�د' ا� :ق�'هم جمد� ري| جوا ت� لةوس�ي ولأ م�ث لأ ق صاخ�ت ا� لأ ب�$ ول ق�' ن� ال�جمد ق ا� . ق�'

ة وص�ف' رت عر ب� ح اسم ال�لة ، ل�ما ي�$س جو : س�ب لألة ت�' لى ع�لم ال�ج ة ا� اق' ص�' الأ� ة ب� ف' $µب عر ك( ذون� ب� لى رب| ة ا� اق' ص�' ة الأ� ف $µب طر ف' اسم ب� عري|$ وب�د اب�" كون� لة ح�طº ر' ن� ب�$ ة وا" اق' ص�' ة الأ� هد' ة ي� ف' $µب ر س لت ة وش�لم ق�' ر ال�رس�ول ص�لي ال�لة ع�لن$ مب$ لى ض�' ة رت ا� اق' ص�' م�ا ا� ال�ق ال�مدب| ر . وا" ة ال�ج' ب�' م�ن� ا"

ح ÿب سي¾ ال�ت ف' ب� كلت$ ت . ع�لي ال�ة اب| ات ذ' ة ل�صق' $þب ب'ر' Ãل�لث جق Ãهو م�سي ة ، ف�' درب� ات ق� صرق�' عده�ا م�ن� ال�صلأت ال�دالة ع�لي ب� ع�لي وم�ا ب� ة الأ" ك( ص�ف' طº رب| ري$ ع�لي ل�ف' خ� م ا" ث�

مر ت الأ" لى م�وخ� ماء ا� $µي عام�هم ، ل�لأ� ب�' ق ا" هم ، ورر' ف� هم ، ورر' ن م ، وه�داي|$ وث�$ ق خ�سن� ب� ي$ ا" هم ف' لق ج' اس ت� عامة ع�لي ال�ث' ب�' ات ا� ول�صق'ع ، ان� ال�صت' ق ب� دل ع�لي ال�علم وال�جكمة وا� ا ب�$ لق ات ج�' لوق� ال�ق ال�مج' ة ج�' ب�' ة ا" صف' ة ب� ة ول�وص�ف' اب| ا ل�د' اق� جق Ãة اس�ي $þب ب'ر' Ãال�ث ق ب� ت$ ة ح�ف ب�' ا" ح اس�مة ب� ÿب سي¾ ت ب�

ول ل�ما ل�ها لأت الأ" ات ال�ث وب� رت ال�صق' سد وا" س وال�ح ف' ي$ ال�ت' ر ف' س امة ج�ال ال�ت ق هما اس�ت ن� ي� $µب ق ال�لد' ال�هدي وال�رر' عم ب� ب�' ة ا" ب�' ا" وب�ة ن' ÿي ث ة ل�ع'رص' ال�سورة ك�ما ش�ي' اس�ن . م�ن� ال�مث'

34

ست� ت' لأ ب�$ اس م�ن� ال�كمال ، ق�' ي$ ع�رف' ال�ث' اع م�عدوذ ف' ق' اع . والأرب| ق' ي$ : الأرب| ة ال�علو ، ا" ي$ ص�ف' اذة ف' ب|$ د ال�ر' ث$ ف' ع�لي اسم ب�$ طº الأ" لف' ق�'ل ث$ ص' ف' اذ ال�ت ق�' ة ا" ل ع�لن$ ص' ع�لي م�ف' ك�ر م�ع وص�ف' الأ" د' ا ل�م ب�$ ذ' ل�ك( ا� ي$ ال�عرف' ، ول�د' م�وم ف' ر م�د' ب$ ء غ' ي$ لى ش لأ ا� د ا� ث$ ÿت ق دون� ب� ال�علو ب�

ال ة ق� ب�' 'رعون� ا" ا ج�كي$ ع�ن� ق� ا ، ول�هد' عالى ه�ث' ة ب� ي$ وص�ف' ع�لي : ال�مطلق ك�ما ف' كم الأ" ا رب| ب|' . ا"م [ 275: ص ام ال�داث|" ي$ ، وه�و ال�كمال ال�ث ار' ع�لي ع�لو م�ج عالى الأ" ة ب� ة وص�ف' ق م�ن' ت . وال�علو ال�مس

ات ال�لة عد م�ن� ص�ق' لأ ب�$ ة ق�' ن$ ف' ت$ وق� س�ماء ال�لة ث� ن� ا" اء ع�ن� اس�مة ال�علي$ لأ" ث' ع' ي� اس�ت س�ماء ال�حسب' ي$ ع�داذ الأ" ع�لي ف' عالى الأ" ة ب� عد وص�ف' ول�م ب�$ال ات ، ق� ل م�ن� ال�صق' وع�' س�ماء ، وه�و ا" ظ�لأق الأ" ة ا� ظ�لأق لأ م�ا ك�ب ر ا� لة الأسم ا� مب'ر' عالى ي� الى$ ب� ل: ال�ع'ر' ة م�ث لن$ ة ال�عق ن ي$ ال�ري| وال�علو ف'

اع�ل ت وال�علة وال�معلول وال�ق' ت وال�مسن يÿن� ال�سن اوت ب� ق' ة ، ك�ال�ت لن$ ة ال�عق ال ال�درخ ة ، وم�ث ات ال�حسن$ ج $µت در ي$ ال�ث ال�علو ف'ض اه�ـ اف� ل وال�كام�ل وال�ث' اب� . وال�ق

ة ب�' ا" ل�ك( ل�علو ش� ر وذ' ك�ب$ Áد ة م�ن� ال�ث من' ض' ة وم�ا ب� ن$ لف ت ع�لي ب� ن$ ي¾ ث Ãن� وال�ي ال�قرا� ة ب� وب�$ ت' Ãال�ي من'ت ض' ها ب� ي�' ة ال�سورة لأ" ي$ ه�د' ا ال�وص�ف' ف' ار ه�د' ث ي¯$ وا�ذ' ه�و ك�لأمة ل�هي$ ا� ات وص�ف' ال�علو الأ� علق هو م�ن� م�ت . ف�'

ل وب|$ ا" ت ب� ل�ك( وخ� لد' ع�لي ، ق�' وص�ف' الأ" ق ث� لت$ عالى وم�جام�لها ع�لي م�ا ب�$ ات ال�لة ب� ر ص�ق' شب$ ف' ي$ ب� ون� ف' اث�' ا ال�وص�ف' ه�و م�لأك�( ال�ق وه�د'

ات هات م�ن� ال�صق' اي� س . ال�متعالى ولة ب� عل م�ن� ق د ح� ع�لي : وق� ك( الأ" ح اسم رب| ع�لي ،س�ب ى$ الأ" µن جان� ر د : س�ي ول ال�ساج� ق ن� ب�$ ذ' ورذ ا" ي$ ال�صلأة ا� وذ ف' ذع�اء ال�سج

ولى$ ة ال�ق $þب ب'ر' Ãر ال�ث ب� ا" علي$ ب� ة ال�ق' $þب ب'ر' Ãر ال�ث ب� قرن�� ا" . ل�ت$

35

ملة سوي وح� لق ق�' ي$ ج�' درال�د' ق ن� ب�$ ور' ا" ج ي$ لق ق�' عول ج�' ف' م�ق' لق ، وج�د' ة ال�ج' سوب�$ لق ووص�ف' ي� ن� وص�ف' ال�ج' ي$ تملت ع�لي وص�ق' اس� لق ك�ل ي$ : ج�' ل ، ا" ة ذل�ث$ دل ع�لن$ ا ل�م ب�$ ذ' عول ا� ف' ال�مق' ن� ج�د' ا" ن� ، وروي$ ع�ن� ع�طاء ، وه�و ش� $µب سر مهور ال�مف' درة ح� ع�ام�ا ، وه�و م�ا ق�

ول م�وشي ة ع�ن� ق عالى ح�كاب�$ ولة ب� كون� ك�ق ث$ لوق ، ق�' م ه�دي م�ج' ة ث� لف ء ج�' ي$ طي ك�ل ش ع� ي$ ا" ا ال�د' ث' µي ردرة سان� ك�ما ق� ي�' لق الأ� ي$ : ج�' اص�ا ، ا" در ج�' ق ن� ب�$ ور' ا" ج اج� ، وت|$ ج� علال�ر' رن� ف�' ه ق� ن' ي¯$ قر ي$ : ب� جاك�( ، ا" ذم ك�ما روي$ ع�ن� ال�ص' لق ا� و ج�' ا"

عالى ال ب� عل س�وي ق� ق' لق ب� ة م�ن� روحي$ : ج�' ن$ ت� ق�' ح' ف' ة وب�' ن $µي ا س�و ذ' ا� ةق�' ب�$ . الأ�ن� ول اب� ي$ ق ه لة ك�ما ف' وط�ن" لة ث� ث ن� م�ا ق� صوذ م�ن� ال�صلة وا" ها ه�و ال�مف موي�' ض' ن� م� لى ا" ارة ا� ش� اء ذون� ال�واو ل�لأ� ال�ق' سوي ب� ملة ق�' وع�طف' ح�

ة اب� ب|$ [ 276: ص: ر' ن�$ت ـالأ� ـم ق�' ـاث|' ال�ـع' ح ق�' ة ل�لجارت ال�صـ ـات| اب� ب|$ ا ل�هف' ر' ب�$

اغة . اغة ولأ اسبرج� عوا ذق�' ظت$ ها ول�م ي�$سب ت ي� م�وال�هم وا� م ا" ي' ع' حهم ، ف�' ا ص�ي ذ' جق ا� لهف' ت�$ ن� ال�ث لأ"

ة سوب�$ ن� ك�ان� ح�صول ال�ت ة ، وا� سوب�$ ر ع�لي ال�ت ب ار ال�معث ث دم م�ن� اع�ت لق م�ق ن� ال�ج' ار ا" ث اع�ت ك�ر ب� ي$ ال�د' ع ف' ي¯$ ق'ر سوي ل�لت ولة : ق�' اء م�ن� ق ال�ق' ق�' . لق ا ل�خصول ال�ج' ارب�' م�ق

ا اس�ث ي$ : م�ث' وذات م�عاذلأ ، ا" وع م�ن� ال�موح� س وث�' ت' عل ك�ل ج� ن� ح� ة ا" سوب�$ ال�ت ن� ح�مل ع�لي ال�عموم ، ق�' ا� ة ق�' لف ة م�ا ج�' سوب�$ ة : ي� سوب�$ وال�ت . ة ي� شهولة شها ب� ف' ع ع�ن� ب�' دف�' ها ل�ث لق ة ج�' سوب�$ ان|'ى ال�عقرت م�ن� ي� ب| اج� ر' اعوج� ة ق�' لن ث ي$ خ� ي$ ف' ع�مال ال�ب ل�لأ"

ة . ن $µي سو لق ي� رن�ت ع�لي ال�ج' ي$ : ب� ت ، ا" سن دة ل�لت ث$ اء ال�مف' ال�ق' لق ب� عل ج�' ة ع�طف' ع�لي ف�' لف ا ل�لج' ارب�' ة م�ق ول�كوب�'مهور را" ال�ج ي . وق� معب' ف' ي� ت$ ف' ج' ال�ي در ب� ف' وق� عت$ ص' ال�ب در ب� ال : ق� ق واه�ا ، ب�$ ها وق واي� ي$ ذ' اء ف' ث$ س� ي$ الأ" اذة ف' ج ت|$ دار وا� ع ال�مق بµ$ر� : وص�' د ق وال�ت

ه�ا را" د وق� دب|$ س ال�ت "ى$ ب� ن| ف' . ال�كسا ت$ ف' ج' ال�ي وج�دة ب�

36

ات ع�لي لوق� ن� ال�مج' $µب كو ا ع�لي ب� ظ�لق ه�ث' و ال�عد ، وا" ن� ا" و ال�ور' ل ا" و ال�كث$ رع ا" ال�د' ط ب� ب ص' ي$ ب� ء ال�ب ي$ ة ال�س ص�لة ك�من$ دار : ا" وال�مقوي داع ال�ق $µب لت ، وم�ن� ا� ل ال�ق ه م�ث اط�ن' ن� ، وال�ث $µب د ل ال�ث$ اه�رة ، م�ث ºال�ط ة سدب�$ اء ال�ح ر' خ� ت الأ" مة م�طرذة م�ن� ب�رك�ن$ ºظ ات م�ب' ث$ ف' ك�ت$

. اغة ل ال�صث' طاغة وخ�ث$ ة ك�ال�حس والأس�ب لن$ ال�عقولة : ي$ ق ع�اذة اسم ال�موص�ول ف' در وا� ي$ ق� ولة : وال�د' رج� ال�مرع�ي وق خ�' ي$ ا" بµ$رة ، ل�لأه�تماموال�د' كر اء خ�رف' ال�عطف' ع�ن� ب� ث' ع�' م�ع ا�

. ات ط�ث' ات الأ� ث$ ص' ب ا م�ن� م�ف ها ل�مدل�ول ال�موص�ول وه�د' اي� ث ي| ة ال�صلأت وا� كل ص�لة م�ن� ه�د' ب�

. ة ع�امة عول ك�ان�'ت ال�هداب�$ در ع�لي ع�موم ال�مق' لق وق� ن� ح�مل ج�' ا� سوي ، ق�' ل ع�طف' ق�' هدي م�ث ولة : ف�' وع�طف' قسوي . ي$ ع�طف' ق�' ول ف' ل ال�ق اء م�ث ال�ق' هدي ب� ة ع�طف' ف�' ي$ وخ ول ف' وال�ق

هدي ك�ل ] ص: ي$ ف�' ت ا" ت ع�لي ال�سن در ع�طف' ال�مسن هدي ع�لي ق� سان�277وع�طف' ف�' ي�' ة الأ� هداب�$ در لة ، ف�' لى م�ا ق� در ا� [ م�قوي بµ$ر وال�ق اذ ة م�ن� ال�مق ن$ در ق�' عمال م�ا ق� ة اس�ت ن$ ف' لى ك�ت$ ل�هام ا� ة الأ� راذة هي$ ه�داب�$ ذراك�( والأ� ي$ لة الأ� وان� ال�د' شة م�ن� ال�حت$ ت' واع ج� 'µث وا"

ة . د' ث$ ف' ت' Ãلى ي� داء ا� ب� رة الأه�ث ا" بµ$ر ح�صل ب� د ق ل�ك( ال�ت ار ذ' ب| ء م�ن� ا� ي$ كلما ح�صل ش ة ف�' ن$ عمالة ق�' اس�ت اس�ت ث' ما ي�$ ت$ ق�'

طق وال�علم لأ ل�لب' اب� كون� ق� ن� ب�$ سان� ا" ي�' در ل�لأ� ال�لة ل�ما ق� در ل�ها ، ق�' ها ك�ما ق� ق' اب�" ºذاء وظ� لى ا" هداه�ا ا� اء ك�لها ف�' ث$ س� در الأ" ي : ق� وال�معب'

ل�همها ال�رع�ي$ قرة ل�لدر ، ا" در ال�ت لق لة ، ول�ما ق� خصل م�ا ج�' كرة ل�ما ت�$ Áعمال ق� سد ه�داة لأس�ت لأت ال�ح ل وا� ة م�ن� ال�عق ما وه�ن اغة ي� وال�صث'ح ب اء ال�ح ث' ل�همها ي� مار ، وا" ور وال�ت ن� ب�رع�ي ال�ت' ل�همها ا" اج� ال�عسل ا" ث Á|ي جل لأ� Áدر ال�ي ل�ك( ل�لجال�ت ، ول�ما ق� د' در ب� مان� ول�ده�ا ل�ث وري�

ها ال�عسل . ن$ ع ق�' ص' ي$ ب� اة ال�مسدسة ال�ب لأب�$ وج�'اذة ال�عموم وه�و ق�' وف' لأ� عول ه�دي م�جد' وع . ف�'مق' ت' اء ال� ق وان� ل�ت اش�ل ل�لحت$ ث' Ãوي ال�ي بµ$ر ق د ق ة ب� بµ$ر� وال�هداب�$ د ق اه�ر ال�ت ºل م�ط ج� وم�ن� ا"

ها لق ي$ ج�' واع ال�ب 'µث ن� الأ" ا� وان� ، ق�' واع ال�حت$ 'µث راذة وهي$ ا" ذراك�( والأ� وات الأ� د' صوص ب� هو م�خ' ة ال�هدي$ ف�' لن$ اب� ة ق� ن$ ما ق�' صوص ي� ع�ام م�خ'

37

ولة : ر مراذ م�ن� ق ب$ ل�ك( غ' Áد ات ، ق�' ث ي|' دذ الأ� ج Ãل�ي عة $µب ر اج� ال�ر' ث Á|ي خ ر ، وا� مار ل�لس ي� بµ$ر� الأ� د ق ل ب� ذراك�( م�ث در ل�ها الأ� ق ام�ها ول�م ب�$ ºط در ب�' ال�لة وق�سان� ك�ان� ي�' اص�ا وه�و الأ� لق ج�' عول ج�' عل م�ق' ن� ح� داء ، وا� ة ل�عدم ص�لأح�ها ل�لأه�ث ر م�هدب�$ ب$ ها غ' درة ول�كن' ة وم�ق لوق ها م�ج' ي�' هدي لأ" ف�'

ل . ذراك�( وال�عق اصة وهي$ ذلألة الأ� ة ج�' ة ه�داب�$ سان� ، وك�ان�'ت ال�هداب�$ ي�' وي الأ� بµ$ر� ك�مال ق د ق ي$ : ب� ة ، ا" اب�' در ع�لي ور' عول ق� م�ق'

ن� ة لأ" $þب ب'ر' Ãعالى ل�لث اق ال�لة ب� جق Ãع�لي اس�ي اس وذالة عم ع�لي ال�ث' ي$ هي$ ب�' عال ال�ب ف�' ات الأ" يÿن� ص�ق' ة م�ن� ب� ة وال�هداب�$ سوب�$ ا ال�ت وب� ر وص�ق' ;وا"

م م�ا لأث|" ة ب� سوب�$ ة وش�لم ي� ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب لق ال�ي' ي$ ي�$سوي$ ج�' ن� ال�د' ا� ة م�ن� ال�سورة ق�' تملت ع�لن$ ما اس� ة ي� اس�ن ن� م�ث' ي$ ن� ال�وص�ق' $µب ل�هد'ال ر ق� شب$ ت$ ل�ك( ال�ث ة ل�د' اس�ن عة م�ث' $µب ر ة ش ع�طاب�" ة وا� رة ع�لن$ شب$ ت$ ة وب� ل�ن$ ة ا� وخ�ن$ طº م�ا ث�$ ة ل�جف' ن" هي$ ن� ي�$ ة ا" وب� ق' اء ال�رش�الة لأ ب�$ ع�ث جمل ا" لة م�ن� ت� ج� ة لأ" لف ج�'

عالى : سي� ب� Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" ال : س�ت' سري� وق� سرك�( ل�لت$ ت$ . وب�'ولة : رج� ال�مرع�ي وق خ�' ي$ ا" ة م�عاس وال�د' ب�' واغة وه�و ال�كلأ" لأ" 'µث عض' ا" صر ع�لي ب� ب رة . واق� ب$ خ ر وغ' ات م�ن� س� ث س ال�ي' ت' لق ج� ر ل�ج' ك�ب$ Áد ;ب�

ها . اس ي� ع ال�ث' ق' ت Áي ي$ ب�$ م ال�ب ال�سواث|"ة . 278(ص ) اب| ث ي|' رص' وه�و ا� ة م�ن� الأ" راخ خ�' : وال�مراذ : ا�

عول ظ�لأق ال�مصدر ع�لي ال�مق' ء ال�مرع�ي$ م�ن� ا� ي$ ظ�لق ع�لي ال�س مي$ ا" م�ا م�صدر م�ت$ ص�لة : ا� م ، وا" ي$ ب�رع�اة ال�سواث|" ت ال�د' ن وال�مرع�ي : ال�ي'ظ�لق اسم ة ال�جلول ك�ما ا" علأق ا ب� ب|$ ار' ا م�ج ظ�لأق� ة وب|$رع�ي ا� ن$ ت ق�' ن ي' ظ�لق ع�لي م�ا ب�$ م�ا اسم م�كان� ال�رع�ي$ ا" لوق ، وا� ي ال�مج' معب' لق ي� ل ال�ج' م�ث

ة . ن$ اري$ ق�' ال�واذي$ ع�لي ال�ماء ال�جاس عها ل�لث' ق' ة وب�' عام ب� ب�' ع الأ" ق' ة م�اذة ال�رع�ي$ م�ن� ب�' عر ب� ات ، ل�ما ي�$س ث طº ال�ي' ار ك�لمة ال�مرع�ي ذون� ل�ف' ث ي¯$ رج� ، وا� خ�' عولأ ل�ـ ا" علة م�ق' ه ح� ن' ي¯$ وال�قر

. اص�لة ة ال�ق' ها م�ع رع�اب�$ وي�' د' ج' ي ن� ي�$ $µب ال�د' . ت ن اي� س م�ن� ال�ي' ه وه�و ال�ث$ لن د ال�مث دب|$ س ت ال ب� ق ه ، وب|$ لن ف' ال�مث ت$ ف' ج' مة وت� ن� ال�معج ي$ م ال�ع' ض' اء : ب� ث وال�ع'

38

ن� اء لأ" ث ة ع�' قرت م�ن� ال�سواذ . وه�و ص�ف' ل�وان� : س�مرة ب� د ال�واو ، وهي$ م�ن� الأ" دب|$ س م ال�جاء وي� ض' ال�جوة ب� ح�وي : ال�موص�وف' ب� والأ" . ة ح�وة رب� ص' ر ح�' صب$ Ãب اي� س ق�' اء ب�$ ث ال�ع'

هاء . ي�' الأ� اء وب� س ي�' الأ� عالى ب� ة ب� صرق' ل ع�لي ب� ل�ك( ذل�ث$ عا ، وذ' اب�' ر ب�$ ص' ح�' ن� ك�ان� ا" عد ا" ة ب� ر ل�وب�' ب$ ع' ار ب� خص' Ãح�وي لأس�ي ا ال�وص�ف' ا" وه�د'يÿن� ال�ع'رص' ال�مسوق ها وب� ن' ÿي ة ب�¾ اس�ن اق ال�مث' ي$ س�ث$ وص�اف' ف' ة م�ن� الأ" ف ح�وي م�ع م�ا س�ت اء ا" ث علة ع�' راج� ال�لة ال�مرع�ي وح� خ�' ي$ وص�ف' ا� وف'

ت ن ي' ي$ ب�$ ت ال�د' ن$ جال ال�ع' اس ت� ع ال�ث' ق' ت' Ãي$ ي� عة ال�ب $µب ر ة م�ن� ال�س تمل ع�لن$ ة وم�ا اس� ن ن� وه�داي|$ ل ج�ال ال�قرا� ث$ مي لى ي� ماء ا� $µي لة ال�كلأم ا�صب$ر ن� ب�$ ة ج�ي$ ح ص' لع' ب�' ث ÿكمل ال�مرع�ي وي� ها ك�ما ب�$ ن$ راذ ال�لة ق�' لع' م�ا ا" ث ÿكمل وي� عة ب� $µب ر ة ال�س ن� ه�د' لى ا" عام ، وا� ب�' ة ال�دوات والأ" ع ب� ق' ت Áي ت ة ال�مرع�ي ق�' ب�

ول ق لة ب� صث$ ف' ماء وب� $µي ا الأ� ان� ه�د' ث$ اء ي�¾ د ج� ت وه�و ال�مرع�ي . وق� ن$ م ال�ع' ك�ر لأر' د' ها ب� ل�ن$ ة رمر' ا� ن$ ة م�كي' لن$ ث$ مي ة ي� ف $µب ح�وي ، ع�لي ط�ر اء ا" ث ع�'

لت ث ة ق� ن$ ف ها ب�' كان� م�ن' ا ، ف�' رص�' ص�ات ا" ر ا" ب$ ت ال�كث ن$ ل ال�ع' ة م�ن� ال�هدي ك�مث ي�$ ال�لة ب� ب' عت ل م�ا ب� ة وش�لم : م�ث ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب ال�ي'رعوا وا ور' وا وس�ق رث| س اس ق�' ها ال�ث' ع ال�لة ي� ق' ت' م�سكت ال�ماء ، ق�' اذت ا" ج� ها ا" ر ، وك�ان�'ت م�ن' ب$ ت ال�كث نت ال�كلأ" وال�عس ي ب|' ا" ال�ماء ق�'

نµ$ت . ال�جدملة 279ص: صوذ م�ن� ح� كون� ال�مف ن� ب�$ ور' ا" ج ح�وي [ وت|$ اء ا" ث علة ع�' ج ات م�ن�ف�' لوق� ي$ ال�مج' وذع ال�لة ف' ف' م�ا ا" صاري|$ ب رة ي� ذم�اج� ال�عب ا�

عالى : ال ب� اة ك�ما ق� عد ال�حث$ اء ب� ث' ال�ف' ر ب� ك�ب$ Áد دة ل�لث لى ص�' ء ا� ي$ ط�وار م�ن� ال�س لف' الأ" ت عل م�ن�م�ح' م ح� عف' ث� كم م�ن� ص�' لق ي$ ج�' ال�لة ال�د'بµ$ر د م ال�ق اء وه�و ال�علي$ لق م�ا ي�$س ج' ة ت�$ ن ÿي ا وش� عق' وة ص�' عد ق عل م�ن� ب� م ح� وة ث� عف' ق عد� ص�' اءب� ث$ س� اة ل�لأ" ارة ال�حث$ ص' ن� م�دة ب�' لى ا" ارة ا� ش� ل�لأ�

ل�ك( كون� ذ' ة ، وب|$ ة ج�كم ال�معطوف' ع�لن$ ن$ خصل ق�' وع ل�عطف' م�ا ت�$ اء ال�خرف' ال�موص�' ث علة ع�' ر ل�عطف' ح� عب$ اس�ت رة ، ق�' صب$ ة ال�مدة ال�ف ن س ي�

عالى : ولة ب� ل ق ث$ ت¾ عام م�ن� ق� ب�' اس والأ" ك�ل ال�ث' ا" رص' م�ما ب�$ ات الأ" ث ة ي�' لط ب� ت اخ�' اة م�ن� ال�سماء ق�' ل�ث' Áر ب�' ا ك�ماء ا" ث$ اة ال�دي�' ل ال�حث$ ما م�ث ي�' لىا� ا�ولة : م�س ق الأ" ن� ب� ع' ن� ل�م ب� دا ك�ا" اه�ا ح�صث$ علث' ج .ف�'

39


Recommended