Date post: | 28-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahSetiap orang yang percaya akan kebenaran Al-Qur’an maka
sudah semestinya menelaah seberapa besar dirinya mampu memahami
dan menerima penjelasan al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasehat,
sebab Al Qur’an merupakan hujjah Islam sebagai satu-satunya
agama yang di bawah oleh Nabi Muhammad saw, untuk di sampaikan
kepada umat manusia keseluruh penjuru alam dunia, sebab beliau
diutus menjadi nabi tidak ada lain hanya untuk rahmatal
lil’alamin, beliau menerima wahyu berupa Al Qur’an sebagai
salah satu tanda kebenaran beliau diutus menjadi nabi di antara
manusia.
Keberadaan Al Qur’an tersebut tetap eksis hingga sekarang
yang diwariskan dari generasi ke genarasi mulai para sahabat
dan tabiin, tabiut tabiin, para ulama’ dan seterusnya yang pada
akhinya sampai pada masa kita. Oleh karena Al Qur’an sudah
turun temurun sampai beberapa generasi maka diperlukan
metodologi dalam memahaminya sehingga subtansinya dapat
diterima oleh semua orang di penjuru dunia, maka para sarjana
muslim menyusun beberapa ilmu yang secara khusus membahas Al
Qur’an salah satunya adalah ilmu tafsir yaitu suatu metode
yang dapat menerangkan atau menjelaskan terhadap teks Al Qur’an
dengan maksud mengungkap arti yang masih samar-samar sesuai
dengan batas kemampuan penafsir, maka dapat diketahui dengan
jelas makna subtansi dan dengan tafsir pula menjelaskan dengan
rinci hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an.
Dalam merumuskan ilmu tafsir ulama’ mempunya corak pandang
yang bermacam macam, baik dari segi sumber atau dalil dalam
1
memahami teks ayat atau dari sitematika penyajian serta dari
pendekatan yang dilakukan. Di antara beberapa tafsir yang ada
adalah tafsir Tahrir Wa At Tanwir karya Ibnu ‘Asyur yang
merupakan salah satu karya monumental dengan karakteristik
penafsisan yang interdisiplin keimuhan. Maka penulis di sini
bermaksud mengkaji secara global karya tersebut sebatas
kemampuan dan keterbatasan yang ada pada penulis.
B. Rumusan MasalahBerpijak pada latar belakang masalah di atas dapat kami
rumuskan beberapa fokus permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur?
2. Bagaimana metodologi penafsiran tafsir Tahrir Wa At
Tanwir?
3. Bagaimana sumber-sumber rujukan tafsir Tahrir Wa At
Tanwir?
4. Apa kelebihan dan kekurangan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir?
C. Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur
2. Guna memahami metodologi penafsiran tafsir Tahrir Wa At
Tanwir
3. Guna mengetahui sumber-sumber rujukan tafsir Tahrir Wa At
Tanwir
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Tafsir Tahrir Wa
At Tanwir.
D. Manfaat PenulisanPenulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Sebagai wahana keilmuan dalam bidang Studi Al Qur’an
2
2. Sebagai pengantar dan pedoman dalam mempelajari kitab
tafsir Tahrir Wa At Tanwir secara mendalam
3. Sebagai gambaran bagi praktisi dan pemerhati pemula dalam
mengembangkan Studi Al Qur’an
4. Sebagai bahan untuk memenuhi tugas matakuliah Studi Al
Qur’an Sekolah Pascasarjana UIN Maliki malang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Syekh Thahir Ibnu ‘Asyur
3
Ibnu ’Asyur dilahirkan di Tunisia di benuau Afrika bagian
utara dengan nama lengkap Muhammad Thahir bin Muhammmad bin
Muhammad Thahir bin Muhammad bin Muhammad Syazili bin ‘Abd al-
Qadir bin Muhammad bin ‘Asyur, beliau dilahirkan pada tahun
1296 H atau 1879 M dan meninggal dunia pada tahun 1393 H atau
1973 M.1
Ibnu ‘Asyur menempuh pendidikan pertamakali dengan belajar
al-Qur’an, baik hafalan, tajwid, maupun qiraatnya di sekitar
tempat tinggalnya. Setelah hafal Al-Qur’an, beliau belajar di
Masjid Zaitunah yaitu pusat kegiatan keagamaan yang dominan
kepada mazhab Maliki dan ada sebagian yang menganut mazhab
Hanafi 2 sampai beliau ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Beliau
belajar kepada ayahnya Syaikh Muhammad bin ‘Asyur, Syaikh
Ibrahim ar-Riyahi, Syaikh muhammad bin al-Khaujah, Syaikh
‘Asyur as-Sahili, dan Syaikh Muhammad al-Khadlar.
Karir beliau sebagai pengajar bermula pada tahun 1930 yang
menjadi pengajar tingkat kedua bagi mazhab Maliki di Masjid
Zaitunah, menjadi pengajar tingkat pertama pada tahun 1905,
pada tahun 1905 sampai 1913 beliau juga mengajar di Perguruan
Shadiqi. Selanjutnya beliau terpilih menjadi wakil inspektur
pengajaran di Masjid Zaitunah pada tahun 1908 yang pada fase
berikutnya berevolusi menjadi universitas Zaitunah kemudian
pada tahun berikutnya beliau menjadi anggota dewan pengelola
perguruan Shadiqi (Shadiqi College).3
Karir beliau dalam pemerintahan di peroleh pada saat beliau
diangkat menjadi qadli (hakim) mazhab Maliki pada tahun 1913
1 Tim Penyusun, The Encyclopedia Of Islam New Edition, Jilid 8 (Leiden : tp,1971),720.
2 Jhon. L. Esposito, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 6 (Bandung:Mizan, 2001), 56.
3 Arnold H. Green, The Tunisian Ulama 1873-1915, (Leiden: E. J. Brill, 1978),249-250.
4
dan diangkat menjadi pemimpin mufti (Basy Mufti) mazhab Maliki
di negara itu pada tahun 1927, Namun karena pergolakan politik
Tunisia, beliau bersitegang dengan para penguasa Tunisia
tentang seputar wacana keislaman. Akibatnya, beliau
dilengserkan dari kedudukannya sebagai Syekh besar Islam di
Tunisia.4 Beliau juga aktif dalam kajian keilmuan internasional
yang ditandai dengan terpilih menjadi anggota Majma’ al-Lugah
al-‘Arabiyyah di Mesir pada tahun 1950 dan anggota majma’ ai-
Ilmi al-Arabi di Damaskus pada tahun 1955.
Dalam bidang karya ilmiah Ibnu ‘Asyur banyak menghasilkan
karya yang diinvestasikan bagi kemaslahatan umat Islam. Di
antara karya-karya beliau adalah:5
1. Alaisa Ash-Shubh Bi Qarib
2. Maqashid Asy-Syari’ah Al-Islamiyah
3. Uslul An-Nizham Al-Ijtima ‘I Fi Al-Islam
4. At-Tahrir Wat-Tahrir Min At-Tafsir
5. Al-Waqfu Wa Atsaruhu Fi Al-Islam
6. Uslul al-Insya’i wa al-Khithabah
7. Mujiz al-Balagah
8. Hasyiyah ala al-Qathr
9. Syarh ’ala Burdah al-Busyiri
10. Al-Gaits al-Ifriqi
11. Hasyiyah ’ala al-Mahalli ’ala jam’ al-Jawami
12. Hasyiyah ’ala Ibn Sa’id al-Usymuni
13. Hasyiyah ’ala Syarh al-Isham li Risalati al-Bayan
14. Ta’liq ‘ala ma Qara’ahu min Shahihi Muslim
15. Al-Ijtihad al Maqasidi
4 Saiful Amin Ghafur, Profil Para Mufassir Al-Quran, (Yogyakarta : Pustaka InsanMadani, 2008) 128.
5 Khair ad-Din az-Zirikhli, Qamus Tarajim, Jilid 6 (Beirut: Dar al-‘IlmiLilmalayin, 1990), 174.
5
16. Al Istinsakh fi Dhou’i al Maqasid
17. Al Maqasid as Syar’iyah: ta’rifuha, amtsilatuha,
hujjiyatuha
18. Al Maqasid as Syar’iyah: wa Shillatuha bi al adillah as
Syar’iyah
19. Al Mashlahah al Mursalah
20. Al-Istiqra wa Dauruhu fi ma’rifati al Maqasid
21. Al Munasabah as Syar’iyah
22. Al Maqasid as Syar’iyah fil Hajj.
23. Kasyfu al Mughti minal Ma’ani wal Alfadz al Waqi’ah fil
Muwatta’
24. Qissotu al Maulid
25. Hawasyi ‘alat Tanqihi li Syihabudin al Qorofi fi Ushulil
Fiqh
26. Roddun ‘ala kitabi al Islam wa ushuli al Hukmi ta’lifu Ali
Abdurrazzaq
27. Fatawa Warosa’ilu Fiqhiyah
28. At Taudhih wat Tashhih fi Ushulil Fiqh
29. An Nadzr al fasihu inda Mudhayiqu al Andzar fil Jami’ as
Shohih
30. Ta’liqun Watahqiqun ‘ala Syarhi Haditsi Ummi Zar’in
31. Qodhaya Syar’iyah wa Ahkamu Fiqhiyah wa ‘Ara’u Ijtihadiyah
Wamasa’ilu Ilmiyah
32. ‘Amalu ‘ala Mukhtashari Kholilin
33. Ushulu at Taqadimi fil Islam
34. Muraja’atun Tata’allaqu Bikitabi Mu’jizi Ahmad wal Lami’u
lil Azizi
35. Syarhu Qoshidati al A’assyu fi Madhi al MIhlaq
36. Syarhu Diwani Bisyarin
37. Al Wadihu fi Musykilati al Muntabi li Ibbni Jinni
6
38. Siroqotu al Muntabi
39. Syarhu al Muqoddimah al Adabiyah lil Marzuqu ‘ala diwani
aal Hamasah
40. Tahqiqu fawa’idi al Aqyan lil Fathi bin Khaqan ma’a Syarhi
Ibn Zakur
41. Diwanu an Nabighah adz Dzibyani (Jam’un wa Syarhun wa
Ta’liqun)
42. Tahqiqu Muqoddimah fin Nahwi li Khalfi al Ahmar
43. Tarajimun liba’dhi al A’lam
44. Tahqiqu Kitabi al Iqtidhabi lil Butliyusi ma’a Syarhi
kitabi Adabi al Katib
45. Jam’un wa Syarhu Diwanin Sahimin
46. Syarh mu’allaqoh Imri’ al Qois
47. Tahqiqun lisyarh al Qursyi ‘ala Diwani al Muntabi
48. Gharaibu al Isti’mal
49. Tashhihun wa ta’liqun ‘ala Kitabi al Intishar li Jaliyanus
lil Hakim ibn Zahr
50. Syarh Diwani Ibnu al Hassas
Jika kita perhatikan dari karangan-karangan beliau maka
dapat disimpulkan bahwah kapasitas beliau sudah cukup
representatif dalam beberapa disiplin ilmu yang mencukup Al
Quran, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Politik Syariah, dan
sanggahan-sanggahan atas buku-buku yang menyimpang serta fatwa-
fatwa yang dapat mengobati terhadap persoalan-persoalan umat
Islam.6
B. Metode Tafsir Tahrir Wa At TanwirSebagaimana yang telah dijelaskan bahwa Ibnu ’Asyur juga
berperan aktif dalam pemerintahan yaitu menduduki posisi
6 Balqosim al Ghali, Syeh al Jami’ al ‘A’dzam Thohir Ibnu Asyur Hayatuhu wa Atsaruhu,(Tunisia : Dar Ibn Hazm, 1997), 69-70.
7
sebagai mufti, namun perjalanan selanjutnya terjadi gejolak
politik di negara Tunisia sehingga hal tersebut menyebabkan
beliau keluar dari posisi tersebut dengan maksud agar tidak
terlibat pergolakan politik. Maka beliau berkonsentrasi untuk
mewujudkan cita-citanya menulis sebuah tafsir Al-Quran yang
komprehensif untuk kemaslahatan dunia dan agama, yaitu tafsir
yang tidak hanya sekedar mengumpulkan pendapat ulama
sebelumnya, melainkan juga memiliki penjelasan-penjelasan yang
berasal dari hasil pengetahuan dan pandangan beliau sendiri
yang lebih detail dan menyeluruh dalam penafsiran ayat-ayat al
Quran.7
Hasil karya ilmiah tersebut oleh Ibnu ‘Asyur diberi nama
“Tahrirul Ma’na As-Sadid, wat Tanwirul ‘Aqli Jadid min Tafsiril
Kitaabil Majid”, yang kemudian diringkas menjadi “At Tahrir wat
Tanwir”.8
1. Pengertian Metode Tafsir
Metode berasal dari kata methodos yang merupakan bahasa
Yunani. Kata tersebut terdiri dari dua kata pertama metha, yang
dapat diartikan menuju, melalui atau mengikuti, kedua dari kata hodos
yang berarti jalan, perjalanan, cara atau arah. Sehingga kata methodos
diarartikan dengan penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah atau uraian
ilmiah.9 Dalam bahasa Inggris, kata tersebut ditulis dengan
method dan dalam bahasa arab diterjemahkan dengan manhaj atau
thariqah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia metode mengandung
arti cara yang teratur terpikir baik-baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan dan juga lainnya), cara kerja yang
7 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, Jilid 1 (Tunisia: DarShuhnun li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997), 8.
8 Ibid, 99 Anton Baker, Metode-Metode Filsafat, cet. 1( Jakarta : Ghalia Indonesia,1984), 10.
8
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai sesuatu yang ditentukan.10
Sedangkan term tafsir dari beberapa pendapat ulama’ dapat
disimpulkan merupakan upaya untuk menerangkan makna-makna Al
Qur'an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya
sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT dalam batas kemampuan
pengetahuan manusia. Maka metode tafsir merupakan cara
sistematis untuk mencapai pemahaman yang benar tentang maksud
Allah SWT di dalam Al Qur'an, baik yang didasarkan pada
pemakaian sumber-sumber penafsirannya, sistem penjelasan
tafsiran-tafsirannya, keluasan kejelasan tafsirnya maupun yang
didasarkan pada sasaran dan sistematika ayat yang
ditafsirkannya.11 Sehingga kriteria metode tafsir tersebut
dengan seperangkat kaidah dan aturan yang harus diperhatikan
oleh mufassir, secara aksiologi dapat menghindarkan dari
kesalahan dan penyimpangan dalam menafsirkan Al Qur'an dan
dapat menghantarkan hasil kebenaran yang dapat
dipertangungjawabkan menurut kaidah kohorensi, korespondensi
dan pragmatis.
2. Metode Penyajian Tafsir Tahrir Wa At Tanwir
Penyusun kitab tafsir tersebut, apabila dicermati dari segi
metode sistematika atau penyajiannya mengambil metode tahlili
yang merupakan salah satu dari beberapa metode yang diakui
dalam khazana tafsir (ijmali, tahlili, maudhu’i dan muqorrin).
Tafsir tahlili berasal dari bahasa arab dari proses
konjugasi hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti analytic atau analytical
atau analitis, Baqir Al-Shadr menyebutnya dengan tafsir tajzi’i.10 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1(Jakarta : Balai Pustaka,
1988), 580-581.11 Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir, cet. 1
(Bandung : Pustaka Islamika, 2002), 302.
9
Tafsir tahlili merupakan suatu metode yang bermaksud
menjelaskan dan menguraikan kandungan Al Qur'an dari seluruh
isinya secara komprehensif dan dari beberapa sudut pandang
keilmuan (interdisipliner) dengan pola pembahasan sesuai
susunan urutan ayat demi ayat, surat demi surat sampai sempurna
30 juz sebagaimana dalam mushaf usmany.12 Dalam metode tafsir
ini Al Qur’an ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh
baik dengan corak ma’tsur maupun ra’yi, dengan analisis
kebahasaan (lughawi) setiap kata, memperhatikan unsur-unsur
asbabun nuzul, korelasi setiap ayat dan surat, nilai hukum yang
dapat di ambil, pendapat-pendapat para mufassir terdahulu dan
mufassir itu sendiri sesuai dengan keahlian dan
kecenderungannya.
Penerapan metode tahlili dalam tafsir Tahrir Wa At Tanwir
terlihat dengan cakupan pembahasanya yang begitu luas dengan
memberikan informasi wawasan yang dalam mencakup keilmuan
ulumul Qur’an, pembahasan aspek kebahasaan, pambahasan hukum,
tafsir ilmi dan lain sebaginya. akan tetapi dari beberapa
pembahasan tersebut menurut Mani’ abd. Halim Mahmud tafsir ini
lebih menitik beratkan pada aspek pembahasan i’jaz Al Qur’an,
linguistik arab (balaghah) dan gaya bahasa (badi’).13Tafsir ini
disusun terdiri dari 30 juz mulai dari surat Al fatiha sampai
surat Annas dan terbagi dalam 12 jilid, tentang keluasan
bahasanya tersebut sudah dapat diidentifikasi mulai dari
muqoddimah kitab yang terdiri sepuluh bagian mencakup :
a. Tafsir,ta’wil dan keberadaan Tafsir sebagai ilmu.
b. Kohorensi ilmu tafsir.
12 Al Farawi, Al Bidayah Fil tafsir Al Maudhu’i, (Kairo: Mathba’at Al Hadlarah al‘Arabiyyah, 1977), 44.
13 Mani’ abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Metode Para Ahli Tafsir, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006) 317.
10
c. Legalitas tafsir bil ro’yi dan contohnya.
d. Maksud baik yang dikehendaki mufassir.
e. Assabunnuzul.
f. Ilmu qira at.
g. Kisah kisah dalam Al Qur’an.
h. Nama Al Qur’an, nama-nama ayat dan surat beserta
urutannya.
i. Ma’na-ma’na yang terkandung dalam keglobalan Al Qur’an.
j. Kemu’jizatan Al qur’an.14
3. Pendekatan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir
Sebagaimana yang telah diperbincangkan bahwa tafsir Tahrir
Wa At Tanwir oleh Ibnu ‘Asyur disusun berdasarkan metode tafsir
tahlili yang mempunyai cirikhas mendasar pada pembahasanya yang
luas dan terjabarkan secara rinci, maka dalam meletakan tema-
tema atau pokok bahasan yang menjadi modal dan bahan agar
pembahasanya luas tersebut berasal dari corak atau pendekatan
yang adakalanya bersumber dari penafsiran bil ma’tsur atau dari
penafsiran bi al ra’yi (ijtihadi). Sedangkan dalam penafsiran
bi al ra’yi itu sendiri terdapat beberapa cara antara lain al-
Tafsir Lughawi, al- Tafsir al-fiqhi, al- Tafsir al-falsafi, al - Tafsir
al-‘ilmi, dan lain sebagainya. Maka berdasarkan pengamatan penulis
dalam kitab tafsir Tahrir Wa At Tanwir terdapat beberapa
pendekatan yang dipergunakan yaitu:
a. Pendekatan Tafsir Lughawi
Yaitu tafsir yang mencoba menjelaskan makna-makna al-Qur’an
dengan menggunakan kaidah-kaidah kebahasaan, melalui
interpretasi semantik yang meliputi etimologis, morfologis,
14 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, 10-131.
11
leksikal, gramatikal dan retorikal.15 Maka yang perlu
diperhatikan dalam pendekatan .tafsir ini adalah harus
mengetahui bahasa yang digunakan al-Qur’an yaitu bahasa arab
dengan semua cabangnya seperti nahwu, sharaf, qira’at,
korelasi antar surat dan ayat, al-amtsal (alegori),
klasifikasi bahasa.16
Dalam perkembanganya metode analisis semantik tersebut
dikembangkan secara luas dalam khazana tafsir pada obyek
utama penggalian makna dalam teks dengan menelaah lambang-
lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan
makna yang satu dengan yang lain, maka mencakup makna kata,
perkembangan dan perubahannya yang tertuang pada satuan-
satuan dari bahasa berupa kata, frase, klausa, kalimat,
paragraf dan wacana. Sehingga dalam praktek menganalisnya
kumpulan teks al-Quran yang 30 juz, dipotong-potong menjadi
kalimat-kalimat, kemudian dipotong-potong menjadi klausa,
frasa dan akhirnya menjadi kata dan huruf,17 tahap akhir
analisis semantik adalah dilakukan analisis fungsional dan
sistematik dengan cara menggabungkan seluruh fungsi-fungsi
yang ada dalam stuktur ayat guna dihubungkan keterkaitan
satu sama lain dalam membentuk makna sebuah ayat secara
menyeluruh.18
Nampaknya pendekatan ini yang paling dominan dalam kitab
Tahrir Wa At Tanwir, sebab penulis memaparkan analisis
kebahasaan secara panjang lebar pada tiap-tipa surat, ayat,
15 Abd Muin Salim, Metodologi Tafsir, Sebuah Rekonstruksi Epistimologis, (UjungPandang : tp. 1999) 34.
16 Ahmad Syurbasyi, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur’an al-Karim, Cet. 1, (Jakarta:Kalam Mulia, 1999) 31.
17 Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Quran Cet. 2 (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1995), 23.
18 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 8 (Yogyakarta: PT. BayuInara Grafika, 1988), 164.
12
kata-kata dan huruf Al Qur’an yang direpresentasikannya,
Maka setiap ayat yang ditafsirkan secara parsial pada
masing-masing struktur penyusunnya bahkan ada yang sampai
dijabarkan perhuruf dengan meninjau makna, kedudukan dalam
kalimat, sehingga berorientasi pada analisa penukilan makna
yang diambil dari dalil Al Qur’an atau hadits, pendapat
mufassir terdahulu, uraian tetang pembahasan nahwu, saraf,
qiraat, korelasi antar surat dan ayat, al-amtsal (alegori)
dan klasifikasi bahasa.
1) Nahwu atau i’rab al-Qur’an yaitu tafsir yang fokusnya
membahas kedudukan setiap lafal al-Qur’an, fungsi tiap-tiap
kedudukan, serta pola bentuk kalimat, contoh corak
penafsiran ini dalam kitab Tahrir Wa At Tanwir, pada saat
Ibnu ‘Asyur menafsirkan surat an Naba’
2) Saraf atau morpologi (semiotika dan semantik) yang fokus
membahas aspek makna kata sesuai dengan isytiqaq (konjugasi)
dan korelasi antar kata,19 seperti penafsiran :
19 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi, Cet. 1 (Jakarta Selatan: Teraju, 2003), 211.
13
3) Korelasi antar surat atau ayat yaitu mengkaji aspek
hubungan yang dapat difahami secara logis dari rututan
pemabahasan tema pokok pada tiap-tiap ayat dan surat,
seperti penafsiran Ibnu ‘Asyur tentang korelasi atau
munasabatul ayat:
20
4) Qiraat membahas macam-macam qira’ah atau cara abaca teks
al Qur’an sesuai dealik-dealik yang telah dilegalkan,
semisal pemaparan tentang bacaan :
20 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 247.
14
5) Al-amtsal (alegori) cenderung mengekspos perumpamaan-
perumpamaan dan majaz dalam al-Qur’an,
21
Dan juga penulis sering menggunakan pengqiasan kata-kata
baik dari ayat lain, hadist, syi’ir arab dan lain sebagainya
dalam mengungkap makna dan pola penggunaan pada suatu kata
21 Ibid, 302.
15
atau bentuk sruktur klausa. Seperti dalam menafsirkan
penggunaan nama “ummul kitab” yang merupakan susunan
idhofah dari kata yang umum kepada kata yang khusus, namun
penulis juga mengatakan dapat dikategorikan sebagai idhofah
yang disifati kepada sifat (al maushuf ila shifah), dengan
mengambil argumen dari penganalogian positif susunan idhofah
“masjidul jaami’i ” atau “ ‘isyaul akhirati ”.22
Keluasan pembahasan tafsir lughawi juga tampak pada
penafsiran beliau tetang fawaastihussuwar, pada ayat pertama
surat al Baqarah dan juga yang terdapat pada 28 surat lain
dan kebanyakan surat makiyah, jumlah huruf hijaiyyah yang
termasuk hal ini ada 14 huruf yaitu :
huruf-huruf tersebut oleh imam Muhyiddin disebut huruf
muqaththaah, yang cara membacanya sebagai mana, nama huruf
masing-masing dalam huruf hijaiyyah, dan juga Ibnu ‘Asyur
memaparkan beberapa pendapat ulama’ yang terbagi menjadi 21
perspektif dalam mentakwilkan maksud huruf-huruf tersebut,
kemudian dari beberapa pendapat ulama’ tersebut oleh Ibnu
‘Asyur dikelompokan berdasarkan kemiripan pendapatnya dan
selanjutnya beliau berkata dari beberapa pendapat tersebut
ada tiga pendapat yag paling kuat yaitu yang mengatakan
berguna untuk mencela dan mengalahkan orang yang ingkar
dengan menampakan ketidak mampuannya menandingi, pendapat
bahwa huruf-huruf tersebut merupakan nama-nama surat dan
pendapat yang merupakan beberapa bentuk qosam. Begitu pula
beliau menerangkan padangan ulama’ tentang apakah huruf
tersebut teramsuk ayat tersendiri atau bagian dari ayat,
yang mana pendapat qura’ mengatakan merupakan bagian dari
ayat, akan tetapi secara pribadi Ibnu ‘Asyur berpendapat
22 Ibid, 137.
16
bahwah huruf-huruf tersebut dapat merupakan ayat tesendiri
sebab sudah terdapat dalil kinayah yang dimaksudkan yaitu
menampakan kelemahan orang-orang yag mengingkari, dan tidak
diharuskan dalam kalimat terdapat ma’na yang jelas.23
b. Adabi
Pendekatan penafsiran ini adalah dengan menekankan
penelitiannya pada aspek balagha, sastra dan budaya teks Al
Qur’an sesuai dengan tradisi di bangasa arab (sosio
linguistik), maka upaya ini ditempuh dengan menampilkan
keindahan gaya bahasa al Quran, ketelitian redaksi Al Qur’an
yang didalamnya terkandung hikmah mendalam sehingga dapat
meamberikan sentuhan iman dan rangsangan intelektual
(badi’), mengedepankan penjelasan lafal dari akar kata
kemudian dikaitkan antara satu makna dengan makna yang lain
(bayan), mengkaji makna-makna kosa kata al-Qur’an (ma’ani),
aksentuasi yang menonjol pada tujuan utama diuraikan al-
Qur`an dan juga pendekatan tafsir ini diperkaya dengan
riwayat salaf al-Ummah.24 Aplikasi pendekatan ini dalam kitab
Tahrir Wa At Tanwir sperti :
23 Ibid, 206-218.24 Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun, Jilid 3, (Mesir: Dar al Kitab al-Arabi, 1976), 215.
17
c. Pendekatan Tafsir Hukum
Tafsir fiqhi adalah pendekatan tafsir yang menggali hukum,-
hukum di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hukum-
hukum taklifi. Corak ini memusatkan perhatian pada ayat-ayat
yang secara eksplisit dan implisit mengandung hukum-hukum
fiqh Islam. Fiqh dalam bahasa Arab (ههه) adalah salah satu
bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas
persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan
manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
kehidupan manusia dengan Tuhannya, maka mufassir menggali
hukum-hukum dari Al-Qur’an denagn metode ijtihad, yaitu
upaya untuk menggali hukum-hukum dari Al-Qur’an dan Al-
hadits dengan kekuatan akal dan hati.25
Ibnu ‘Asyur dalam kitabnya Tahrir Wa At Tanwir juga tidak
mengesampinkan penjelasan penjelas penafsiran yang
beroriantasi pada masalah hukum atau fiqih, maka pada ayat-
ayat tertentu yang kandungannya berhubungan dengan hukum
beliau memaparkanya berdasarkan pendapat imam 4 mazhab dan
juga pendapat pendapat fuqoha lain, selain memaparkan
pendapat fuqoha beliau juga menyebutkan dalil atau landasan
ijtihanya para fuqoha dan tidah jarang Ibnu ‘Asyur juga
mentarjih dalil atau hujjah para fuqoha tersebut. Seperti
25 Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufasirun, Jilid I (Kairo : Dar al-Hadits, 2005), 319.
18
saat beliau menafsirkan apakah basmalah termasuk bagian dari
awal surat Al fatiha atau bukan yang berimplikasikan
terhadap wajib atau tidaknya membaca basmalah pada saat
shalat, maka beliau memaparkan pendapat ulama’ yang terbagi
menjadi dua golongan beserta dalilnya masing-masing dan
selanjutnya beliau menanggapi hujjah fuqoha dengan mentarjih
kekuatan atau keshahihan dalilnya.26
d. Pendekatan Tafsir al-‘ilmi
Merupakan tafsir yang dalam menggali makna-makna lafal al-
Qur’an menggunakan kerangka berfikir berdasarkan teori-teori
ilmu pengetahuan (sains), baik dari sisi hakikat maupun
teori-teorinya, cabang ilmu pengetahuan yang lazimnya
digunakan seperti ilmu fisika, astronomi, sosiologi,
artropologi, geologi, kimia, biologi, ilmu medis, anatomi,
fisiologi, ilmu matematika dan sterusnya. Selain itu, ada
ulama yang juga memasukkan ilmu humanisme dan sosial,
seperti ilmu psikologi, ekonomi, geografi dan lain-lain.
Pada umumnya semangat dan kepedulian tinggi terhadap
pendekatan tafsir ini adalah pakar-pakar ilmu-ilmu empiris,
sebab mereka ingin mengaplikasikan ilmu yang telah dikuasai
terhadap kesesuaiannya dengan konsep Al Qur’an ataupun ada
sebagian dari mereka yang hanya bermaksud menguji kebenaran
Al Qur’an dengan ilmu ilmu alam.27
Meskipun para ulama’ masih berselisih pendapat tentang
keabsahan penafsiran dengan pendekatan ini, ibnu ‘Âsyûr
tampil sebagai mufasir yang mendukung kehadiran corak tafsir
ini, karena dalam menafsirkan suatu ayat al-Qur’an Ibn
26 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 138-14527 Yusuf al-Qaradhawiy, Kaifa Nata’amal Ma’a al-Qur’an al-Karim, Cet. 1 (Beirut:
Muassasah al-Risalah, 2001), 431.
19
‘Âsyur banyak memberi keterangan dengan teori-teori ilmiah,
untuk menjelaskan pemahaman suatu ayat, sehingga lebih dapat
dihayati oleh manusia, terutama para ilmuan. Sebagai contoh
ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 74, yaitu:28
ا م�� ارة ل� �� ج ح ن� ال� ن� م� وة وا� س�� د ق� ش��� و ا" ارة ا" �� ج ح ال� هي$ ك� ك( ف�' ل��� د ذ' ع�� ن� ب� م م� ك وب� ل�� ت ق� س�� م ق� ث� ن� ط م� � هب ا ي�$ م�� ا ل� ه� ن' ن� م� اء وا� م� ه ال� ن'�� م� خ'�رج� ي$ ق ق�' ق س� ا ي�$ م� ا ل� ه� ن' ن� م� ار وا� ه�� ي�' ه الأ" ن'� ر م� خ ف' ت ي�$
ه ن$ س : خ�' قرة )ال�ت عملون� ا ب� م ل ع� اق�' ع' ب� ا اهلل وم� (74اهللArtinya: Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan
lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yangmengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh adayang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranyasungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allahsekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (al-Baqarah:74)
Ibn ‘Asyur mengungkapkan, dalam kelanjutan pembahasan ayat
ini bahwa isyaratnya tentang aliran air di bumi dibawa
lapisan batu, ini sesuai dengan ilmu geografi. Dalam ilmu
geografi dikenal bahwa air biasanya mengalir dari tempat
yang tinggi menuju tempat yang lebih rendah, karena adanya
daya tarik (gravitasi bumi), maka bila telah terkumpul
banyak akan terjadi tekanan, lalu air akan memancar ke arah
yang lain, Jika terdapat pasir di sekitarnya maka air akan
mampu diserap oleh pasir tersebut. Batu pada umumnya tidak
dapat ditembus oleh air, kecuali batu tersebut dari jenis
batu kapur. Batu jenis ini, air akan dapat menembus melalui
celah-celah batu, sehingga air mengalir menjadi mata air dan
apa bila mata air tersebut telah berkumpul akan menjadi28 Tim Penyusun, Al Qur’an dan Terjemahanya, ( Madinah-Saudi arabiyah :
Percetekan Raja Fahd, 1971) 73.
20
sungai seperti sungai nail yang berasal dari mata air gunung
qomar. Adapun batu yang bukan dari jenis batu kapur, batu
tersebut akan mampu dilewati oleh air apabila ada bagian
yang terbelah akibat adanya tekanan dan goncangan atau
karena dilakukan pengeboran.29
Berkaitan dengan pendekatan tafsir ‘ilmi tersebut Ibnu
‘Asyur berkomentar panjang lebar yang tertertuang dalam
muqodimah kitabnya bagian ke empat. Beliau mengatakan bahwa
ilmu-ilmu tersebut merupakan bentuk upaya manusia yang
adakalanya benar dan adakalanya salah. Oleh karena itu,
dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan ilmu-ilmu ini
harus memenuhi koridor yang tidak boleh dilanggar. Secara
subyektif Ibnu ‘Asyur juga mengelompokan ilmu-ilmu ada 4
golongan bila dihubungkan dengan Al Qur’an yaitu:
1)Ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Qur’an seperti cerita
nabi-nabi dan umat terdahulu, tuntunan akhlak, fiqh,
keimanan, usul, bahasa arab dan balagha.
2)Ilmu-ilmu hasil penambhan ijtihad mufassir seperti hikmah,
dan kekhususan makhluk.
3)Ilmu-ilmu yang disyaratkan Al Qur’an atau menguatkan Al
Qur’an seperti ilmu tentag bumi, kedokteran dan manthiq.
4)Ilmu-ilmu yang tidak dapat dihubungkan dengan Al Qur’an
sebab kebathilannya seperti ilmu mencela dan ilmu membenci
atau kerena tidak bermanfaat bagi Al Qur’an seperti syair
dan sajak.30
e. Pendekatan Tafsir Sufi
Tafsir sufi adalah tafsir yang ditulis oleh para sufi atau
menukil penafsiran sufi dengan menekankan penafsiran pada
29 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 565.30 Ibid, 45.
21
pengalaman spritualnya masing-masing,31mka sesuai dengan
pembagian dalam dunia tasawwuf tafsir ini juga dibagi
menjadi dua yaitu tafsir yang sejalan dengan tashawwuf an
Nazhari (teoristik atau filsafat) disebut tafsir al Shufi al
Nazhri, dan yang sejalan dengan tashawwuf amali
(praktis/sunni/al qurbi) disebut tafsir al faidhi atau
tafsur al isyari
Dalam prakteknya Ibnu ‘Asyur menuangkan pendekatan tashawwuf
amali dalam menafsirkan surat Al Fatiha ayat ke empat,
beliau mengatakan bahwa ahli sufi menafsirkan lafadz ‘ibadah
dengan melakukan sesuatu yang diridhai Alla, sedangkan
lafadz ‘ubudiyah adalah ridha terhadap apa yang telah
ditakdirkan Allah.
Pembahasan yang urgen adalah tertang rahasia ibadah, sebab
Allah menciptakan alam sebagai penampakan dari sempurnanya
sifat Allah yang ada, maha mengetahui dan berkuasa. Allah
menjadikan manusia dapat menerima kesempurnaan-kesempurnaan
yang dengan itu dapat mengetahui muara kekusaan dan ilmunya
Allah, dan Allah menitipkan ruh dan akal yang dengan
keduanya dapat meningkatkan kesempurnaan sehingga manusia
tidak mudah puas terhadap derajat yang telah dicapai pada
tingginya kesempurnaan dan ma’rifah.32
4. Sistematika Pembahasan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir
Secara umum pembahasan dalam kitab tafsir ini, lebih
cenderung kepada penafsiran dengan menelusuri asas sastra,
zahir, bahasa dan logika yang seiring dengan dalil hujjah,
31 Quraish Shihab dkk, Sejarah dan Ulum al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999),180.32 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 182.
22
serta mementingkan teknik qira’at (cara bacaan para qura’).33
Secara teknik pentafsiran beliau adalah dengan menyebut setiap
ayat di dalam surat tertentu, kemudian mulai menguraikannya
menurut kesesuaian dari aspek bahasa dan penafsiran ringkas
dengan dipaparkan teknik Qira’at serta kandungan-kandungan
lainya. Maka bila ditelusuri secara seksama tahapan dan urutan
Ibnu ‘Asyur dalam menafsikan sebuah surat dalam Al Qur’an
adalah sebagai berikut :
a.Menerangkan nama surah, bilangan ayat dan keterangannya
b.Menjelaskan perkara yang berkaitan dengan akidah
c.Menyatakan uraian al-Qur’an dengan al-Qur’an
d.Memaparkan uraian al-Qur’an dengan al-Sunnah
e.Menjelaskan tafsiran al-Qur’an dengan kalam ulama Salaf
f.Menjelaskan kaitan dengan aspek sejarah
g.Membentangkan kekeliruan Israiliyyat
h.Menjelaskan perkaitan ilmu Qira’at
i.Menyatakan hal yang bersangkutan dengan Fiqh dan Ushul
j.Menguraikan berdasarkan ilmu yang lebih modern seperti
fizikal, falsafah dan mukjizat yang terdapat di alam ini
k.Mengutamakan perkaitan dengan adab dan akhlak yang baik.34
C. Sumber Rujukan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir
Sebagai tafsir yang pembahasannya luas, sudah barang tentu
memiliki subtansi pembahasan yang banyak, dan hal ini dapat
diperoleh dengan perspektif inter disipliner kelimuan dan dari
berbagi sumber rujukan yang ada, kalau diperhatikan secara
holistik ada berbagai macam sumber yang menjadi acuan dalam33 al-Farra’, Abu Zakariyya Yahya ibn Ziyad, Ma'ani al-Qur`an, (Kairo: Markaz
al-Ahram 1989) 67.34 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 131-201.
23
penyusunan tafsir Tahrir Wa At Tanwir, baik sumber yang
dikatergorikan bil ma’thur atau dengan riwayah ataupun sumber-
sumber penafsiran bil ra’yi, maka dapat dikatakan tafsir ini
mengabil pola sumber al izdiwaji yaitu mengakomodasi sumber-
sumber penafsiran bil ma’thur dan bil ra’yi. Apabila dijabarkan
dari kedua sumber tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Sumber penafsiran bil ma’thur
Metode penafsirannya terfokus pada shohihul manqul (riwayat
yang shohih) dengan menggunakan penafsiran al-Qur’an dengan
al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan sunnah, penafsiran
al-Qur’an dengan perkataan para sahabat. dan Muhammad Husain
al-Dzahabi menambahkan penafsiran al-Qur’an dengan perkataan
para tabi’in. 35Sehingga dalam menggali makna dan kandungan
ayat Al Qur’an selalu mangkaitkanya dengan riwayat riwayat
yang absah dengan sangat teliti.
Dalam menerapkan dalil Al Qur’an Ibnu ‘Asyur menafsirkan
korelasi antar ayat, menjelaskan atau memperkuat dengan ayat
lain dan membandingkan dengan ayat yang satu tema, begitu
juga memaparkan hadith-hadith yang dikutip dari beberapa
kitab hadisth, selain itu juga mengutip beberapa pendapat
sahabat dan tabi’in yang beliau ambil dari kitab kitab
tafsir terdahulu antara lain :36
a.Al-Kasysyaf karya Az-Zamakhsyari
b.al Muharrar Wajiz oleh Ibnu ‘Athiyyah
c.Mafatihual Ghaib karya Fahruddin ar-Razi
d.Tafsir Baidhawi ringkasan dari al-Kasysyâf dan Mafâtîh al-
Ghaib
35 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2005) 372.
36 Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat –Tanwir, 7.
24
e.Tafsir Syihab al alusi
f.Tafsîr Abû as Su’ud
g.Kitab Durratut Tanzil karya Fahruddin ar-Razi
h.Al-Jami’ al ahkamil Qur’an oleh al-Qurthubi
i.Tafsir ath-Thabari karya Muhammad bin Jarir ath-Thabari
j.Kitab Dzaru At Tanzil
2. Sumber penafsiran bil ra’yi
Merupakan sumber penafsiran dari ijtihad mufassir atau
pendapat-pendapat mufassir terdahulu dari kitab-litab yag
telah disebutkan dan juga yang berlandaskan pada beberapa
pendekatan yang telah dibahas. Dalam hal ini secara tersurat
Ibnu ‘Asyur telah mengungkapkanya dalam muqoddimah kitab ini
“Dalam tafsir ini, saya berusaha berusaha menampilkan hal-
hal langka yang belum digarap oleh ulama tafsir sebelumnya.
Menempatkan diri sebagai penengah perbedaan pendapat ulama
yang pada satu waktu sepaham dengan salah satunya dan pada
waktu lain berseberangan pendapat dengan alasan tersendiri
dan saya berusaha mengungkap setiap i’jazul Quran, nilai-nilai
balaghah yang terkandung dalam sebuah kalimat Al-Quran serta
menjelaskan uslub-uslub penggunaannya”. Menjelaskan hubungan
antara satu ayat dengan ayat lainnya, terutama antara satu
ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Al-Quran telah
didesain dengan sangat luar biasa, memiliki susunan yang
unik namun tetap memiliki ketersambungan antara satu ayat
dengan ayat lain Tidak melewatkan satu surat pun dalam Al-
Quran kecuali berusaha menjelaskan secara lengkap setiap
maksud yang terkandung di dalamnya secara utuh. Tidak
sebatas menjelaskan makna setiap kata dan kalimatnya saja
secara parsial, melainkan merangkai kembali makna tiap kata
25
dan kalimat yang telah diurai terpisah menjadi satu tujuan
atau maksud yang diusung oleh setiap ayat maupun surah Al-
Quran”.37
D. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Tahrir Wa At Tanwir
Setelah kita kaji tafsir Tahrir Wa At Tanwir, akan kita
ketahui beberapa kelebihanya secara khusus antara laian:
1. Menggunakan bahasa yang mudah di pahami
2. Menggunakan pendapat yang paling kuat dalam menyelesaikan
suatu penafsiran dan yang paling rajih sehingga mudah
dietrima semua kalangan
3. Menggunakan penafsiran yang di lengkapi dengan i’rab dan
mantiqnya dalam bersitimbat suatu penafsiranya
4. Mengukuhkan signifikansi linguistik sebagai pengantar
dalam memahami Al Qur’an karena al-Qur’an merupakan
bahasa yang penuh dengan makna
5. Menyajikan kecermatan redaksi teks dan mengetahui makna
berbagai ekspresi teks sehingga tidak terjebak dalam
kekakuan berekspresi pendapat
6. Memberikan gambaran tentang bahasa arab, baik dari aspek
penyusunannya, indikasi huruf, berbagai kata benda dan
kata kerja dan semua hal yang terkait dengan linguistik
7. Mengikat mufassir dalam bingkai teks ayat-ayat al-Qur’an
sehingga membatasinya dari terjerumus ke dalam
subjektivitas yang berlebihan
8. Mengetahui makna-makna sulit dengan pengatahuan uslub
(gaya) bahasa arab
37 Ibid, 8.
26
9. Melestarikan keselamatan, kehidupan dan kontinuitas bahasa
arab dalam sejarah, melestarikan bahasa al-Qur’an dengan
bahasa arab yang jelas
10.Mengungkap berbagai konsep seperti etika, seni dan
imajinasi Al Qur’an sehingga akan melahirkan dimensi
psikologis dan signifikansi interaksi dalam jiwa.38
Selain itu juga terdapat beberapa kekurangan dan nilai
negatif, antara lain:
1. Lebih condong menggunakan corak lughawi
2. Lebih banyak menggunakan pendapat sendiri, dan juga
kecondonganya pada madzhab yang beliau ikuti yaitu maliki
dan hanafiah
3. Terjebak dalam tafsir harfiyah yang bertele tele sehingga
terkadang melupakan makna dan tujuan utama al-Qur’an
4. Menjadikan bahasa sebagai objek dan tujuan dengan
melupakan manusia sebagai objeknya.39
38 Hasan Hanafi, Metode Tafsir dan Kemaslahatan Umat, Alih Bahasa Yudian Wahyudi, (Yogyakarta: Naw esea Press, 2007) 18.
39 Ibid, 20-22.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.Ibnu ’Asyur adalah ulama’ Tunisia dengan nama lengkap
Muhammad Thahir bin bin ‘Asyur, lahir pada tahun 1296
H/1879 M dan meninggal dunia pada tahun 1393 H/1973 M.
Pendidikannya ditempuh di Zaitunah yang mazhab Maliki dan
Hanafi. Beliau banyak menghasilkan karya dalam bidang Al
Quran, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Politik Syariah, dan
sanggahan-sanggahan atas buku-buku yang menyimpang serta
fatwa-fatwa yang dapat mengobati terhadap persoalan-
persoalan umat Islam.
2.Metode penyajian tafsir Tahrir Wa At Tanwir adalah metode
tahlili dengan pendekatan corak penafsiran lughawi, fiqhi,
ilmi, sufi dan adabi.
3.Sumber yang dijadikan rujukan dalam tafsir Tahrir Wa At
Tanwir adalah sumber bil ma’thur dan bil ra’yi.
4.Secara obyektif dalam tafsir Tahrir Wa At Tanwir terdapat
beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai kitab tafsir
yang didominanasi pendekatan lughawi dan juga kelebihan
28
dan kekurangan tersebut berada pada spesifikasi kitab ini
dan pendapat mufassirnya.
DAFTAR PUSTAKA
al-Farra’, Abu Zakariyya Yahya ibn Ziyad, Ma'ani al-Qur`an, (Kairo:Markaz al-Ahram, 1989).
Al Farawi, Al Bidayah Fil tafsir Al Maudhu’i, (Kairo: Mathba’at AlHadlarah al ‘Arabiyyah, 1977).
Arnold H. Green, The Tunisian Ulama 1873-1915, (Leiden: E. J. Brill,1978).
Anton Baker, Metode-Metode Filsafat, cet. 1 (Jakarta :GhaliaIndonesia,1984).
Abd Muin Salim, Metodologi Tafsir, Sebuah Rekonstruksi Epistimologis,(Ujungpandang: Tp, 1999).
____, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Quran, Cet. 2 (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995).
29
Ahmad Syurbasyi, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur’an al-Karim, Cet.1(Jakarta: Kalam Mulia, 1999).
Balqosim al Ghali, Syeh al Jami’ al ‘Adzam Thohir Ibnu Asyur Hayatuhu waAtsaruhu, (Tunisia : Dar Ibn Hazm, 1997).
Hasan Hanafi, Metode Tafsir dan Kemaslahatan Umat, Alih Bahasa YudianWahyudi, (Yogyakarta: Nawesea Press, 2007).
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi,Cet. 1 (Jakarta Selatan: Teraju, 2003).
Jhon. L. Esposito, Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Jilid 6(Bandung: Mizan, 2001).
Khair ad-Din az-Zirikhli, al-‘Alam: Qamus Tarajim, (Beirut: Daral-‘Ilmi Lilmalayin, 1990).
Muhammad al-Thahir Ibnu ‘Asyur, Tafsir Tahrir wat -Tanwir, Jilid 1(Tunisia: Dar Shuhnun li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1997).
Mani’ abd. Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Metode Para Ahli Tafsir,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006).
Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufasirun, Jilid 1(Kairo : Dar al-Hadits, 2005).
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta : PustakaPelajar, 2005).
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 8 (Yogyakarta: PT.Bayu Inara Grafika, 1988).
Quraish Shihab, dkk, Sejarah dan Ulum Al Qur’an, (Jakarta: PustakaFirdaus, 1999).
Supiana dan M. Karman, Ulumul Qur’an dan Pengenalan Metodologi Tafsir,Cet. 1 (Bandung : Pustaka Islamika, 2002).
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 1(Jakarta, BalaiPustaka, 1988).
Tim Penyusun, Al Qur’an dan Terjemahanya, ( Madinah-Saudi Arabiyah :Percetekan Raja Fahd, 1971).
Tim Penyusun, The Encyclopedia Of Islam New Edition, Jilid 8 (Leiden :tp, 1971).
Yusuf al-Qaradhawiy, Kaifa Nata’amal Ma’a al-qur’an al-Karim, Cet, 1(Beirut: Muassasah al-Risalah, 2001).
30
.
LAMPIRAN
لة ون�: م�سا" لأث� ء ال�جاذي$ وال�ث ال�خ ر'م : 271:)ص : 270 ) (ص( ي� سم ال�لة ال�رح�من� ال�رخ�ي$
ع�لي س�ورة الأ"ن� ع�ن� جي$ ي$ ال�صحي$ ف' ع�لي ( ف�' ك( الأ" ح اسم رب| ه س�ورة ) س�ب ي$ ال�سن' ها ف' ن سمي$ ة ال�سورة ورذت ي� د ال�لة ه�د' ن� ع�ث اب� ر ب� الج� ام م�عاذ' : ق� ق�
ة ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب ال ال�ي' ق ة وش�لم ، ف�' ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب لى ال�ي' ة ا� لف' عض' م�ن� ص�لي ج�' كاة ب� ش طول ، ق�' رة ف�' خ�' اء الأ� صلي ال�عس ف�'
حي اه�ـ ع�لي وال�ص' ك( الأ" ح اسم رب| ن� ك�ن'ت ع�ن� س�ب ب�$ ا م�عاذ' ا" ن�'ت ب�$ ان� ا" ت ق�' . وش�لم : ا"ح ي$ ص�حب$ اري$ وف' ج' ت ع�ن� ال�ي ن� ع�ار' الالب راء ب� ك( : ق� ح اسم رب| ت س�ب را" ي ق� ه خ�ب ن' ي¯$ ة وش�لم ال�مد اء رس�ول ال�لة ص�لي ال�لة ع�لن$ م�ا ج�
لها ي$ س�ور م�ث ع�لي ف' . الأ"ي$ ع�ن� ب$ر وروي البرم�د' ن� ي� ش عمان� ب� ك(ال�ت' ح اسم رب| معة س�ب وم ال�ج د وث|$ ي$ ال�عث$ قرا" ف' ة وش�لم ك�ان� ب�$ ن� رس�ول ال�لة ص�لي ال�لة ع�لن$ ا"
ة ن$ اس� نµ$ت ال�ع' اك�( ج�د ب| ع�لي وه�ل ا" . الأ" ة ش ها ع�اي�" و ذاوذ ) وس�من ث� ح ( . روي ا" ي$ س�ب هاوالبرم�د' ح : ع�ن' ولى ) س�ب ي$ ال�رك�عة الأ" ر ف' ي$ ال�وب� قرا" ف' ء ب�$ ي$ ب اه�ر ( ك�ان� ال�ي' ºا ظ� هد' نµ$ت . ف�' ال�جد
ب$ر ن� ك�ث اوي$ واب� ص' ب$ ل�ك( س�ماه�ا ال�ي¾ ة ك�ام�لة ، وك�د' ن$ ي|' ملة ال�قرا� ال�ج ت ب� ا" ها ل�م ب� ي�' ة لأ" سمن$ راذت ال�ت ها ا" ي�' ي$ ا" اج; ف' ث ت Áالأق� صت ب� Ãب ها اخ�' ي�' لأ"مر ة الأ" ع' صت$ ح ب� كلمة س�ب . ب�
ب$ره�ا ها ذون� غ' ن$ ع�لي ق�' ة الأ" وع ص�ف' ع�لي ( ل�وق ات ال�مصاح�ف' ) س�ورة الأ" ن� وك�ث $µب سر ك¯ب ر ال�مف' . وس�ماه�ا ا"
31
نµ$ت مهور وج�د ول ال�ج ي$ ق ة ف' ت وهي$ م�كن$ ن� ع�ار' ة ، وع�ن� الب راء ب� دل ع�لن$ ا ب�$ ق' ب|' اة ا� ك�رب�' ي$ ذ' اس اب� ن� ع�مر ال�د' ن� ع�ث عالى واب� ولة ب� ن� ق :ا"صلي ة ف�' ك�ر اسم رب� ك�ى وذ' Áر لح م�ن� ب� ق�' د ا" هاق� عض' ها م�كي$ وب� عض' كون� ال�سورة ب� ت ان� ق�' ث ي$ هما م�دب�' ي$ : ف�' طر ، ا" ة ال�ف' د وص�دق ي$ ص�لأة ال�عث$ ل ف' Áب�'ر
'ى$ µن . م�د
ة ن$ ن� ال�سورة ك�لها م�دي�' جاك�( ا" . وع�ن� ال�ص'عالى [ 272: ص ولة ب� ق ك( ب� ة ، وخ�سث ها م�كن$ هد ل�كوي�' 'ى$ ي�$ش ة م�ن� ال�معان| تملت ع�لن$ سي� : وم�ا اس� Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" . س�ت'
د ول ال�سور ع�ث' Áب�'ر ت ن$ ري| ي$ ب� ه ف' ام�ن' د وهي$ م�عدوذة ب� ب|$ ن� ر' اب� ر ب� ل . وروي$ ع�ن� ج� ل س�ورة ال�لث$ ث ب|$ر وق� كو عد س�ورة ال�ث ل�ت ب� Áر ن�ب�' اب�اس اع�ث ذ' م ا� ت ، ث� ن م ي� م�ل ، ث� م ال�مر' م ن� ، ث� ك( ، ث� اسم رب| را" ب� ن� : اق� ل م�ن� ال�قرا� Áول م�ا ب�'ر ال�وا : ا" عة ، ق� ها ش�اب� ي�' وع�كرمة وال�حسن� ا"
م�ا ك( . وا" ح اسم رب| م س�ب مس ك�ورت ، ث� د ال�س ب|$ ن� ر' اب� ر ب� هي$ م�ن�ج� ه ، ف�' ام�ن' دة ال�ث هي$ ع�ث' ة ، ف�' ن$ ف م ع�د ال�ت ر ، ث� عد ال�مدب� حة ب� ات� عد ال�ق' ف�'عالى ولة ب� ل ال�سور وق واب�" سي : ا" Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" ل�ك(س�ت' اذي$ ع�لي ذ' ث' . ي�$
ه�ل ال�عدذ اق ا" ق' اب� ة ب� ب�$ رة ا� سع ع�س ها ي� ي|$ وع�دذ ا�ع�لي ك( الأ" ح اسم رب| سوي س�ب لق ق�' ي$ ج�' هدي ال�د' در ف�' ي$ ق� رج� ال�مرع�ي وال�د' خ�' ي$ ا" ح�وي وال�د' اء ا" ث علة ع�' ج . ف�'
ل�ك( را لة ، وذ' ب$ ارة وخ' ة ي� س ن ة ع�ف ل�ن$ ي$ ا� لف ة س�ث$ ب�' ا" ن� ب� ذ' و" ول ، ث�$ ال�ق ة ب� ح اسم رب� ن� ي�$سب ا" ة وش�لم ب� ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب مر ال�ي' ا" اج ب� ث ت Áالأق�ولة سي� : ق Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" هلألس�ت' ة ب� راغة اس�ن ن$ ف' ى$ ف�' ن| ا" ات ك�ما س�ث$ ب�$ . الأ�
ة وش�لم:273:) ص ( ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب طات ل�لي' . وال�خ'
32
ع ة لأ ب�رف�' ة م�ن' ف ت عال ال�مس ف�' ل�ك( الأ" عالى ، وك�د' ر اسم ال�لة ب� ب$ اف' ل�ع' ص' ي$ لأ ب� س�ماء ال�ب ض ، وه�و م�ن� الأ" اب�" ق ة ع�ن� ال�ت' $þب ب'ر' Ãح : ال�ث ÿب سي¾ وال�تة ب�' ة ا" ن س� ا" ة ، ق�' ن$ ي' 'ى$ ال�دب�$ ن| جان� ال�لة . وه�و م�ن� ال�معا جو : س�ي ة ت�' س�ماء ال�مصدر م�ن' ل�ك( ا" لأ م�ا ه�و اسم ل�لة ، وك�د' ة ا� عول�ن$ صت ع�لي ال�مق' ب' Ãولأ ي�
عالى ولة ب� د ق دم ع�ث' ق د ب� ة وق� ن$ راي|' ة م�ن� ال�عب ن$ ¾þي لى ال�عر ول ا� ق جمدك��( : م�ت' ح ت� سب حن� ي�' قرةوت�' ي$ س�ورة ال�ت . ف'و ة ، ا" ن ÿار ال�طت ث خ�' راء الأ" خ� ة ا� ف $µب طر ة ال�لة ب� $þب ب'ر' Ãول ذال ع�لي ب� ة ق م�ور ب� ن� ال�ما" ن� ا" عي$ د ب� ق لى اسم ف�' ا ا� ح ه�ث' ÿب سي¾ ال�ت مر ب� عل الأ" ذ' ع�دي$ ف�' وا�اسم ة ب� علف والأ ك�ان�'ت م�ت ق 'ى$ ، ول�ما ك�ان� ا" ن| س�ماء وال�معا عالى م�ن� الأ" ة ب� اب| دل ع�لي ذ' لى م�ا ب�$ ها ا� اي� ث ي| دسة لأ� وص�اف' ال�مق الأ" ف' ب� وص�ت$ ت ال�عالى م�ن� س�ماء ال�دالة ع�لي ال�لة ب� عة ع�لي الأ" ت$ ات ال�رق�' ة وال�صق' ف' $µب ر ار ال�س ث خ�' راء الأ" خ� ة ا� م�ور ب� ال�ما" ات ، ق�' ة ع�لي ال�د' ار ذلأل�ن ث اع�ت ال�لة ب�طº اسم ال�لة ، لف' ح ب�¾ ÿب سي¾ اط�ه ال�ت ب�' ن� ا� ي$ ال�قرا� كب ر ف' ا ب�$ س�ماء . ول�هد' لك( الأ" ث ة ال�مسمي ي� $þب ب'ر' Ãلى ب� ل ا� ب�$ ل�ك( ا� جوه�ا ، وذ' ات وت�' ع�لأم وص�ق' ا"
ولة جو ق م : ت�' ي$ ºك( ال�عظ اسم رب| ح ب� سب رق�' شب$ ف' ا ال�ت ول ه�د' ي$ ا" سملة ف' حت ال�كلأم ع�لي ال�ت ي$ م�ي ل�ك( ف' دم ذ' ق د ب� . وق�مل وذ وال�جمد . وي�$س ع�مال ك�ال�سج د والأ" اب�" لألة م�ن� ال�عق ج ق ت� لت$ ك�ر ب�$ د' اس ب� يÿن� ال�ث' صة ، وب� وب|$ ي$ ال�ج' هة ف' $µي ب'ر' Ãث طق ب� ح اسم ال�لة ال�ب' ÿب سي¾ ت ق�'
ي ار ال�معب' خص' Ãم�ع اس�ي طق اه�ر ال�ب' ºط ب اة . وي� صوذ م�ن� ال�كلأم م�عث' ذ' ال�مف اظº ا� ل�ق' لك( الأ" 'ى$ ب� ن| ح م�عا ÿب سي¾ اظº ال�ت ل�ق' ا" اط�ق ب� ار ال�ث' خص' Ãل�ك( اس�ي ذ'عالى م ال�لة ب� ي$ ºعظ شة م�ن� ب� ف' ي$ ب�' دذ م�ا ف' ج Ãي كلم وي�$ ه�ن� ال�مت ي ع�لي ذ' كرر ال�معب' ث . ي�$
ن� ح اسم ال�لة لأ" ÿب سي¾ ات ال�لة وم�سمي اس�مة ، ولأ ي�$سمي ي� ح ل�د' ÿب سي¾ هو ي� ة ف�' ه�ن' ي$ ذ' هة ف' $µي ب'ر' Ãد ب� عالى وب�رذب|$ مة ال�لة ب� ºي$ ع�ظ د ف' كر ال�عث ق' م�ا ب� ;وا"
جا لأس�مة ÿي سي¾ س ي� ات ال�لة ول�ت$ ح ذ' ÿب سي¾ ا ي� هد' عالى ، ف�' س�ماء ال�لة ب� طº م�ن� ا" خ ري$ ع�لي ل�ف' ل�ك( لأ ت�$ . ذ'جو طº اسم ال�لة ت�' لف' ح ب�¾ ÿب سي¾ طº ال�ت علق� ل�ف' يÿن� ب� ة ب� ق'رق ا م�لأك�( ال�ت ك( وه�د' ح اسم رب| جو س�ب دون� اسم ت�' ة ب� علف يÿن� ب� د، وب� اس�ج ل ق�' وم�ن� ال�لث$
حة جو لة وس�ي دون� وت�' سج ة ولة ي�$ جوب�' ا وي�$سي لث' و ق� ج�د ا" ا ال�لة ا" لث' ا ق� ذ' ا� دوس ال�سلأم ق�' لأ ه�و ال�ملك( ال�ق لة ا� ي$ لأ ا� ره�و ال�لة ال�د' خ�' لى ا� ا�جا لأس�مة ÿي سي¾ ل�ك( ي� عالى [ 274: ص] ال�سورة ك�ان� ذ' ولة ب� ي$ ق لق ك�ما ف' ج' ها لأ ت� ي�' ام لأ" ص�ث' ة ع�ن� الأ" لأه�ن$ ا الأ� ث' ت$ ق' ا ب�' ذ' عالى ، وا� ن� : ب� ا�
33
تمعوا لة ا ول�و اخ� اب� ب| وا ذ' لق ج' دعون� م�ن� ذون� ال�لة لن� ت�$ ن� ب� $µب ي$ال�د' ة ف' ر ع�لن$ خ ن� اس�مة ل�م ت�$ ات ال�لة لأ لأس�مة لأ" جا ل�د' ÿي سي¾ ل�ك( ي� ;ك�ان� ذ'
ف' وص�ت$ ار ولأ ث� ث خ�' ا ال�كلأم ا� . ه�د'عمال يÿن� اس�ت اظ ال�ق'رق ب� ا م�ث' هد' ك( ف�' ح اسم رب| ن� مراذس�ب ي$ ظ�لأق� ن� ك�لأ الأ� ي واج�د لأ" ي$ ال�معب' ن� ف' ي$ ظ�لأق� ل الأ� حة وم�ا� عمال وس�ي ;واس�ت
ض اب�" ق ة ع�ن� ال�ت' ن� ال�لة مب'ر' ة ا" لى م�عرق' اذ ا� رش� ة الأ� . ب�عالى ولة ب� ي$ ق ت ف' ال�وق� ت ب� ن$ وق� ل ال�ت ة ، م�ث ن$ ص' ب ف ي$ ال�كلأم ب� ه ف' ن' ي¯$ ر وذ ق� ول وح� ال�ق ح ب� ÿب سي¾ راذة ال�ت دل ع�لي ا� ن� م�ما ب�$ جوة : واع�لم ا" وس�ي
لأ ص�ث$ كرة وا" عالىب� ولة ب� ل ق اء م�ث ال�ث عل ب� ة ال�ق' عدب�$ ل ب� د ، وم�ث اب�" عال ذون� ال�عق ف�' وال والأ" ق ة ه�و الأ" ن ت$ وق� ت كلف' ي� ي$ ب�$ ن� ال�د' ا� :ق�'هم جمد� ري| جوا ت� لةوس�ي ولأ م�ث لأ ق صاخ�ت ا� لأ ب�$ ول ق�' ن� ال�جمد ق ا� . ق�'
ة وص�ف' رت عر ب� ح اسم ال�لة ، ل�ما ي�$س جو : س�ب لألة ت�' لى ع�لم ال�ج ة ا� اق' ص�' الأ� ة ب� ف' $µب عر ك( ذون� ب� لى رب| ة ا� اق' ص�' ة الأ� ف $µب طر ف' اسم ب� عري|$ وب�د اب�" كون� لة ح�طº ر' ن� ب�$ ة وا" اق' ص�' ة الأ� هد' ة ي� ف' $µب ر س لت ة وش�لم ق�' ر ال�رس�ول ص�لي ال�لة ع�لن$ مب$ لى ض�' ة رت ا� اق' ص�' م�ا ا� ال�ق ال�مدب| ر . وا" ة ال�ج' ب�' م�ن� ا"
ح ÿب سي¾ ال�ت ف' ب� كلت$ ت . ع�لي ال�ة اب| ات ذ' ة ل�صق' $þب ب'ر' Ãل�لث جق Ãهو م�سي ة ، ف�' درب� ات ق� صرق�' عده�ا م�ن� ال�صلأت ال�دالة ع�لي ب� ع�لي وم�ا ب� ة الأ" ك( ص�ف' طº رب| ري$ ع�لي ل�ف' خ� م ا" ث�
مر ت الأ" لى م�وخ� ماء ا� $µي عام�هم ، ل�لأ� ب�' ق ا" هم ، ورر' ف� هم ، ورر' ن م ، وه�داي|$ وث�$ ق خ�سن� ب� ي$ ا" هم ف' لق ج' اس ت� عامة ع�لي ال�ث' ب�' ات ا� ول�صق'ع ، ان� ال�صت' ق ب� دل ع�لي ال�علم وال�جكمة وا� ا ب�$ لق ات ج�' لوق� ال�ق ال�مج' ة ج�' ب�' ة ا" صف' ة ب� ة ول�وص�ف' اب| ا ل�د' اق� جق Ãة اس�ي $þب ب'ر' Ãال�ث ق ب� ت$ ة ح�ف ب�' ا" ح اس�مة ب� ÿب سي¾ ت ب�
ول ل�ما ل�ها لأت الأ" ات ال�ث وب� رت ال�صق' سد وا" س وال�ح ف' ي$ ال�ت' ر ف' س امة ج�ال ال�ت ق هما اس�ت ن� ي� $µب ق ال�لد' ال�هدي وال�رر' عم ب� ب�' ة ا" ب�' ا" وب�ة ن' ÿي ث ة ل�ع'رص' ال�سورة ك�ما ش�ي' اس�ن . م�ن� ال�مث'
34
ست� ت' لأ ب�$ اس م�ن� ال�كمال ، ق�' ي$ ع�رف' ال�ث' اع م�عدوذ ف' ق' اع . والأرب| ق' ي$ : الأرب| ة ال�علو ، ا" ي$ ص�ف' اذة ف' ب|$ د ال�ر' ث$ ف' ع�لي اسم ب�$ طº الأ" لف' ق�'ل ث$ ص' ف' اذ ال�ت ق�' ة ا" ل ع�لن$ ص' ع�لي م�ف' ك�ر م�ع وص�ف' الأ" د' ا ل�م ب�$ ذ' ل�ك( ا� ي$ ال�عرف' ، ول�د' م�وم ف' ر م�د' ب$ ء غ' ي$ لى ش لأ ا� د ا� ث$ ÿت ق دون� ب� ال�علو ب�
ال ة ق� ب�' 'رعون� ا" ا ج�كي$ ع�ن� ق� ا ، ول�هد' عالى ه�ث' ة ب� ي$ وص�ف' ع�لي : ال�مطلق ك�ما ف' كم الأ" ا رب| ب|' . ا"م [ 275: ص ام ال�داث|" ي$ ، وه�و ال�كمال ال�ث ار' ع�لي ع�لو م�ج عالى الأ" ة ب� ة وص�ف' ق م�ن' ت . وال�علو ال�مس
ات ال�لة عد م�ن� ص�ق' لأ ب�$ ة ق�' ن$ ف' ت$ وق� س�ماء ال�لة ث� ن� ا" اء ع�ن� اس�مة ال�علي$ لأ" ث' ع' ي� اس�ت س�ماء ال�حسب' ي$ ع�داذ الأ" ع�لي ف' عالى الأ" ة ب� عد وص�ف' ول�م ب�$ال ات ، ق� ل م�ن� ال�صق' وع�' س�ماء ، وه�و ا" ظ�لأق الأ" ة ا� ظ�لأق لأ م�ا ك�ب ر ا� لة الأسم ا� مب'ر' عالى ي� الى$ ب� ل: ال�ع'ر' ة م�ث لن$ ة ال�عق ن ي$ ال�ري| وال�علو ف'
اع�ل ت وال�علة وال�معلول وال�ق' ت وال�مسن يÿن� ال�سن اوت ب� ق' ة ، ك�ال�ت لن$ ة ال�عق ال ال�درخ ة ، وم�ث ات ال�حسن$ ج $µت در ي$ ال�ث ال�علو ف'ض اه�ـ اف� ل وال�كام�ل وال�ث' اب� . وال�ق
ة ب�' ا" ل�ك( ل�علو ش� ر وذ' ك�ب$ Áد ة م�ن� ال�ث من' ض' ة وم�ا ب� ن$ لف ت ع�لي ب� ن$ ي¾ ث Ãن� وال�ي ال�قرا� ة ب� وب�$ ت' Ãال�ي من'ت ض' ها ب� ي�' ة ال�سورة لأ" ي$ ه�د' ا ال�وص�ف' ف' ار ه�د' ث ي¯$ وا�ذ' ه�و ك�لأمة ل�هي$ ا� ات وص�ف' ال�علو الأ� علق هو م�ن� م�ت . ف�'
ل وب|$ ا" ت ب� ل�ك( وخ� لد' ع�لي ، ق�' وص�ف' الأ" ق ث� لت$ عالى وم�جام�لها ع�لي م�ا ب�$ ات ال�لة ب� ر ص�ق' شب$ ف' ي$ ب� ون� ف' اث�' ا ال�وص�ف' ه�و م�لأك�( ال�ق وه�د'
ات هات م�ن� ال�صق' اي� س . ال�متعالى ولة ب� عل م�ن� ق د ح� ع�لي : وق� ك( الأ" ح اسم رب| ع�لي ،س�ب ى$ الأ" µن جان� ر د : س�ي ول ال�ساج� ق ن� ب�$ ذ' ورذ ا" ي$ ال�صلأة ا� وذ ف' ذع�اء ال�سج
ولى$ ة ال�ق $þب ب'ر' Ãر ال�ث ب� ا" علي$ ب� ة ال�ق' $þب ب'ر' Ãر ال�ث ب� قرن�� ا" . ل�ت$
35
ملة سوي وح� لق ق�' ي$ ج�' درال�د' ق ن� ب�$ ور' ا" ج ي$ لق ق�' عول ج�' ف' م�ق' لق ، وج�د' ة ال�ج' سوب�$ لق ووص�ف' ي� ن� وص�ف' ال�ج' ي$ تملت ع�لي وص�ق' اس� لق ك�ل ي$ : ج�' ل ، ا" ة ذل�ث$ دل ع�لن$ ا ل�م ب�$ ذ' عول ا� ف' ال�مق' ن� ج�د' ا" ن� ، وروي$ ع�ن� ع�طاء ، وه�و ش� $µب سر مهور ال�مف' درة ح� ع�ام�ا ، وه�و م�ا ق�
ول م�وشي ة ع�ن� ق عالى ح�كاب�$ ولة ب� كون� ك�ق ث$ لوق ، ق�' م ه�دي م�ج' ة ث� لف ء ج�' ي$ طي ك�ل ش ع� ي$ ا" ا ال�د' ث' µي ردرة سان� ك�ما ق� ي�' لق الأ� ي$ : ج�' اص�ا ، ا" در ج�' ق ن� ب�$ ور' ا" ج اج� ، وت|$ ج� علال�ر' رن� ف�' ه ق� ن' ي¯$ قر ي$ : ب� جاك�( ، ا" ذم ك�ما روي$ ع�ن� ال�ص' لق ا� و ج�' ا"
عالى ال ب� عل س�وي ق� ق' لق ب� ة م�ن� روحي$ : ج�' ن$ ت� ق�' ح' ف' ة وب�' ن $µي ا س�و ذ' ا� ةق�' ب�$ . الأ�ن� ول اب� ي$ ق ه لة ك�ما ف' وط�ن" لة ث� ث ن� م�ا ق� صوذ م�ن� ال�صلة وا" ها ه�و ال�مف موي�' ض' ن� م� لى ا" ارة ا� ش� اء ذون� ال�واو ل�لأ� ال�ق' سوي ب� ملة ق�' وع�طف' ح�
ة اب� ب|$ [ 276: ص: ر' ن�$ت ـالأ� ـم ق�' ـاث|' ال�ـع' ح ق�' ة ل�لجارت ال�صـ ـات| اب� ب|$ ا ل�هف' ر' ب�$
اغة . اغة ولأ اسبرج� عوا ذق�' ظت$ ها ول�م ي�$سب ت ي� م�وال�هم وا� م ا" ي' ع' حهم ، ف�' ا ص�ي ذ' جق ا� لهف' ت�$ ن� ال�ث لأ"
ة سوب�$ ن� ك�ان� ح�صول ال�ت ة ، وا� سوب�$ ر ع�لي ال�ت ب ار ال�معث ث دم م�ن� اع�ت لق م�ق ن� ال�ج' ار ا" ث اع�ت ك�ر ب� ي$ ال�د' ع ف' ي¯$ ق'ر سوي ل�لت ولة : ق�' اء م�ن� ق ال�ق' ق�' . لق ا ل�خصول ال�ج' ارب�' م�ق
ا اس�ث ي$ : م�ث' وذات م�عاذلأ ، ا" وع م�ن� ال�موح� س وث�' ت' عل ك�ل ج� ن� ح� ة ا" سوب�$ ال�ت ن� ح�مل ع�لي ال�عموم ، ق�' ا� ة ق�' لف ة م�ا ج�' سوب�$ ة : ي� سوب�$ وال�ت . ة ي� شهولة شها ب� ف' ع ع�ن� ب�' دف�' ها ل�ث لق ة ج�' سوب�$ ان|'ى ال�عقرت م�ن� ي� ب| اج� ر' اعوج� ة ق�' لن ث ي$ خ� ي$ ف' ع�مال ال�ب ل�لأ"
ة . ن $µي سو لق ي� رن�ت ع�لي ال�ج' ي$ : ب� ت ، ا" سن دة ل�لت ث$ اء ال�مف' ال�ق' لق ب� عل ج�' ة ع�طف' ع�لي ف�' لف ا ل�لج' ارب�' ة م�ق ول�كوب�'مهور را" ال�ج ي . وق� معب' ف' ي� ت$ ف' ج' ال�ي در ب� ف' وق� عت$ ص' ال�ب در ب� ال : ق� ق واه�ا ، ب�$ ها وق واي� ي$ ذ' اء ف' ث$ س� ي$ الأ" اذة ف' ج ت|$ دار وا� ع ال�مق بµ$ر� : وص�' د ق وال�ت
ه�ا را" د وق� دب|$ س ال�ت "ى$ ب� ن| ف' . ال�كسا ت$ ف' ج' ال�ي وج�دة ب�
36
ات ع�لي لوق� ن� ال�مج' $µب كو ا ع�لي ب� ظ�لق ه�ث' و ال�عد ، وا" ن� ا" و ال�ور' ل ا" و ال�كث$ رع ا" ال�د' ط ب� ب ص' ي$ ب� ء ال�ب ي$ ة ال�س ص�لة ك�من$ دار : ا" وال�مقوي داع ال�ق $µب لت ، وم�ن� ا� ل ال�ق ه م�ث اط�ن' ن� ، وال�ث $µب د ل ال�ث$ اه�رة ، م�ث ºال�ط ة سدب�$ اء ال�ح ر' خ� ت الأ" مة م�طرذة م�ن� ب�رك�ن$ ºظ ات م�ب' ث$ ف' ك�ت$
. اغة ل ال�صث' طاغة وخ�ث$ ة ك�ال�حس والأس�ب لن$ ال�عقولة : ي$ ق ع�اذة اسم ال�موص�ول ف' در وا� ي$ ق� ولة : وال�د' رج� ال�مرع�ي وق خ�' ي$ ا" بµ$رة ، ل�لأه�تماموال�د' كر اء خ�رف' ال�عطف' ع�ن� ب� ث' ع�' م�ع ا�
. ات ط�ث' ات الأ� ث$ ص' ب ا م�ن� م�ف ها ل�مدل�ول ال�موص�ول وه�د' اي� ث ي| ة ال�صلأت وا� كل ص�لة م�ن� ه�د' ب�
. ة ع�امة عول ك�ان�'ت ال�هداب�$ در ع�لي ع�موم ال�مق' لق وق� ن� ح�مل ج�' ا� سوي ، ق�' ل ع�طف' ق�' هدي م�ث ولة : ف�' وع�طف' قسوي . ي$ ع�طف' ق�' ول ف' ل ال�ق اء م�ث ال�ق' هدي ب� ة ع�طف' ف�' ي$ وخ ول ف' وال�ق
هدي ك�ل ] ص: ي$ ف�' ت ا" ت ع�لي ال�سن در ع�طف' ال�مسن هدي ع�لي ق� سان�277وع�طف' ف�' ي�' ة الأ� هداب�$ در لة ، ف�' لى م�ا ق� در ا� [ م�قوي بµ$ر وال�ق اذ ة م�ن� ال�مق ن$ در ق�' عمال م�ا ق� ة اس�ت ن$ ف' لى ك�ت$ ل�هام ا� ة الأ� راذة هي$ ه�داب�$ ذراك�( والأ� ي$ لة الأ� وان� ال�د' شة م�ن� ال�حت$ ت' واع ج� 'µث وا"
ة . د' ث$ ف' ت' Ãلى ي� داء ا� ب� رة الأه�ث ا" بµ$ر ح�صل ب� د ق ل�ك( ال�ت ار ذ' ب| ء م�ن� ا� ي$ كلما ح�صل ش ة ف�' ن$ عمالة ق�' اس�ت اس�ت ث' ما ي�$ ت$ ق�'
طق وال�علم لأ ل�لب' اب� كون� ق� ن� ب�$ سان� ا" ي�' در ل�لأ� ال�لة ل�ما ق� در ل�ها ، ق�' ها ك�ما ق� ق' اب�" ºذاء وظ� لى ا" هداه�ا ا� اء ك�لها ف�' ث$ س� در الأ" ي : ق� وال�معب'
ل�همها ال�رع�ي$ قرة ل�لدر ، ا" در ال�ت لق لة ، ول�ما ق� خصل م�ا ج�' كرة ل�ما ت�$ Áعمال ق� سد ه�داة لأس�ت لأت ال�ح ل وا� ة م�ن� ال�عق ما وه�ن اغة ي� وال�صث'ح ب اء ال�ح ث' ل�همها ي� مار ، وا" ور وال�ت ن� ب�رع�ي ال�ت' ل�همها ا" اج� ال�عسل ا" ث Á|ي جل لأ� Áدر ال�ي ل�ك( ل�لجال�ت ، ول�ما ق� د' در ب� مان� ول�ده�ا ل�ث وري�
ها ال�عسل . ن$ ع ق�' ص' ي$ ب� اة ال�مسدسة ال�ب لأب�$ وج�'اذة ال�عموم وه�و ق�' وف' لأ� عول ه�دي م�جد' وع . ف�'مق' ت' اء ال� ق وان� ل�ت اش�ل ل�لحت$ ث' Ãوي ال�ي بµ$ر ق د ق ة ب� بµ$ر� وال�هداب�$ د ق اه�ر ال�ت ºل م�ط ج� وم�ن� ا"
ها لق ي$ ج�' واع ال�ب 'µث ن� الأ" ا� وان� ، ق�' واع ال�حت$ 'µث راذة وهي$ ا" ذراك�( والأ� وات الأ� د' صوص ب� هو م�خ' ة ال�هدي$ ف�' لن$ اب� ة ق� ن$ ما ق�' صوص ي� ع�ام م�خ'
37
ولة : ر مراذ م�ن� ق ب$ ل�ك( غ' Áد ات ، ق�' ث ي|' دذ الأ� ج Ãل�ي عة $µب ر اج� ال�ر' ث Á|ي خ ر ، وا� مار ل�لس ي� بµ$ر� الأ� د ق ل ب� ذراك�( م�ث در ل�ها الأ� ق ام�ها ول�م ب�$ ºط در ب�' ال�لة وق�سان� ك�ان� ي�' اص�ا وه�و الأ� لق ج�' عول ج�' عل م�ق' ن� ح� داء ، وا� ة ل�عدم ص�لأح�ها ل�لأه�ث ر م�هدب�$ ب$ ها غ' درة ول�كن' ة وم�ق لوق ها م�ج' ي�' هدي لأ" ف�'
ل . ذراك�( وال�عق اصة وهي$ ذلألة الأ� ة ج�' ة ه�داب�$ سان� ، وك�ان�'ت ال�هداب�$ ي�' وي الأ� بµ$ر� ك�مال ق د ق ي$ : ب� ة ، ا" اب�' در ع�لي ور' عول ق� م�ق'
ن� ة لأ" $þب ب'ر' Ãعالى ل�لث اق ال�لة ب� جق Ãع�لي اس�ي اس وذالة عم ع�لي ال�ث' ي$ هي$ ب�' عال ال�ب ف�' ات الأ" يÿن� ص�ق' ة م�ن� ب� ة وال�هداب�$ سوب�$ ا ال�ت وب� ر وص�ق' ;وا"
م م�ا لأث|" ة ب� سوب�$ ة وش�لم ي� ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب لق ال�ي' ي$ ي�$سوي$ ج�' ن� ال�د' ا� ة م�ن� ال�سورة ق�' تملت ع�لن$ ما اس� ة ي� اس�ن ن� م�ث' ي$ ن� ال�وص�ق' $µب ل�هد'ال ر ق� شب$ ت$ ل�ك( ال�ث ة ل�د' اس�ن عة م�ث' $µب ر ة ش ع�طاب�" ة وا� رة ع�لن$ شب$ ت$ ة وب� ل�ن$ ة ا� وخ�ن$ طº م�ا ث�$ ة ل�جف' ن" هي$ ن� ي�$ ة ا" وب� ق' اء ال�رش�الة لأ ب�$ ع�ث جمل ا" لة م�ن� ت� ج� ة لأ" لف ج�'
عالى : سي� ب� Áت Ãلأ ب� ك( ق�' قرب�" ال : س�ت' سري� وق� سرك�( ل�لت$ ت$ . وب�'ولة : رج� ال�مرع�ي وق خ�' ي$ ا" ة م�عاس وال�د' ب�' واغة وه�و ال�كلأ" لأ" 'µث عض' ا" صر ع�لي ب� ب رة . واق� ب$ خ ر وغ' ات م�ن� س� ث س ال�ي' ت' لق ج� ر ل�ج' ك�ب$ Áد ;ب�
ها . اس ي� ع ال�ث' ق' ت Áي ي$ ب�$ م ال�ب ال�سواث|"ة . 278(ص ) اب| ث ي|' رص' وه�و ا� ة م�ن� الأ" راخ خ�' : وال�مراذ : ا�
عول ظ�لأق ال�مصدر ع�لي ال�مق' ء ال�مرع�ي$ م�ن� ا� ي$ ظ�لق ع�لي ال�س مي$ ا" م�ا م�صدر م�ت$ ص�لة : ا� م ، وا" ي$ ب�رع�اة ال�سواث|" ت ال�د' ن وال�مرع�ي : ال�ي'ظ�لق اسم ة ال�جلول ك�ما ا" علأق ا ب� ب|$ ار' ا م�ج ظ�لأق� ة وب|$رع�ي ا� ن$ ت ق�' ن ي' ظ�لق ع�لي م�ا ب�$ م�ا اسم م�كان� ال�رع�ي$ ا" لوق ، وا� ي ال�مج' معب' لق ي� ل ال�ج' م�ث
ة . ن$ اري$ ق�' ال�واذي$ ع�لي ال�ماء ال�جاس عها ل�لث' ق' ة وب�' عام ب� ب�' ع الأ" ق' ة م�اذة ال�رع�ي$ م�ن� ب�' عر ب� ات ، ل�ما ي�$س ث طº ال�ي' ار ك�لمة ال�مرع�ي ذون� ل�ف' ث ي¯$ رج� ، وا� خ�' عولأ ل�ـ ا" علة م�ق' ه ح� ن' ي¯$ وال�قر
. اص�لة ة ال�ق' ها م�ع رع�اب�$ وي�' د' ج' ي ن� ي�$ $µب ال�د' . ت ن اي� س م�ن� ال�ي' ه وه�و ال�ث$ لن د ال�مث دب|$ س ت ال ب� ق ه ، وب|$ لن ف' ال�مث ت$ ف' ج' مة وت� ن� ال�معج ي$ م ال�ع' ض' اء : ب� ث وال�ع'
38
ن� اء لأ" ث ة ع�' قرت م�ن� ال�سواذ . وه�و ص�ف' ل�وان� : س�مرة ب� د ال�واو ، وهي$ م�ن� الأ" دب|$ س م ال�جاء وي� ض' ال�جوة ب� ح�وي : ال�موص�وف' ب� والأ" . ة ح�وة رب� ص' ر ح�' صب$ Ãب اي� س ق�' اء ب�$ ث ال�ع'
هاء . ي�' الأ� اء وب� س ي�' الأ� عالى ب� ة ب� صرق' ل ع�لي ب� ل�ك( ذل�ث$ عا ، وذ' اب�' ر ب�$ ص' ح�' ن� ك�ان� ا" عد ا" ة ب� ر ل�وب�' ب$ ع' ار ب� خص' Ãح�وي لأس�ي ا ال�وص�ف' ا" وه�د'يÿن� ال�ع'رص' ال�مسوق ها وب� ن' ÿي ة ب�¾ اس�ن اق ال�مث' ي$ س�ث$ وص�اف' ف' ة م�ن� الأ" ف ح�وي م�ع م�ا س�ت اء ا" ث علة ع�' راج� ال�لة ال�مرع�ي وح� خ�' ي$ وص�ف' ا� وف'
ت ن ي' ي$ ب�$ ت ال�د' ن$ جال ال�ع' اس ت� ع ال�ث' ق' ت' Ãي$ ي� عة ال�ب $µب ر ة م�ن� ال�س تمل ع�لن$ ة وم�ا اس� ن ن� وه�داي|$ ل ج�ال ال�قرا� ث$ مي لى ي� ماء ا� $µي لة ال�كلأم ا�صب$ر ن� ب�$ ة ج�ي$ ح ص' لع' ب�' ث ÿكمل ال�مرع�ي وي� ها ك�ما ب�$ ن$ راذ ال�لة ق�' لع' م�ا ا" ث ÿكمل وي� عة ب� $µب ر ة ال�س ن� ه�د' لى ا" عام ، وا� ب�' ة ال�دوات والأ" ع ب� ق' ت Áي ت ة ال�مرع�ي ق�' ب�
ول ق لة ب� صث$ ف' ماء وب� $µي ا الأ� ان� ه�د' ث$ اء ي�¾ د ج� ت وه�و ال�مرع�ي . وق� ن$ م ال�ع' ك�ر لأر' د' ها ب� ل�ن$ ة رمر' ا� ن$ ة م�كي' لن$ ث$ مي ة ي� ف $µب ح�وي ، ع�لي ط�ر اء ا" ث ع�'
لت ث ة ق� ن$ ف ها ب�' كان� م�ن' ا ، ف�' رص�' ص�ات ا" ر ا" ب$ ت ال�كث ن$ ل ال�ع' ة م�ن� ال�هدي ك�مث ي�$ ال�لة ب� ب' عت ل م�ا ب� ة وش�لم : م�ث ء ص�لي ال�لة ع�لن$ ي$ ب ال�ي'رعوا وا ور' وا وس�ق رث| س اس ق�' ها ال�ث' ع ال�لة ي� ق' ت' م�سكت ال�ماء ، ق�' اذت ا" ج� ها ا" ر ، وك�ان�'ت م�ن' ب$ ت ال�كث نت ال�كلأ" وال�عس ي ب|' ا" ال�ماء ق�'
نµ$ت . ال�جدملة 279ص: صوذ م�ن� ح� كون� ال�مف ن� ب�$ ور' ا" ج ح�وي [ وت|$ اء ا" ث علة ع�' ج ات م�ن�ف�' لوق� ي$ ال�مج' وذع ال�لة ف' ف' م�ا ا" صاري|$ ب رة ي� ذم�اج� ال�عب ا�
عالى : ال ب� اة ك�ما ق� عد ال�حث$ اء ب� ث' ال�ف' ر ب� ك�ب$ Áد دة ل�لث لى ص�' ء ا� ي$ ط�وار م�ن� ال�س لف' الأ" ت عل م�ن�م�ح' م ح� عف' ث� كم م�ن� ص�' لق ي$ ج�' ال�لة ال�د'بµ$ر د م ال�ق اء وه�و ال�علي$ لق م�ا ي�$س ج' ة ت�$ ن ÿي ا وش� عق' وة ص�' عد ق عل م�ن� ب� م ح� وة ث� عف' ق عد� ص�' اءب� ث$ س� اة ل�لأ" ارة ال�حث$ ص' ن� م�دة ب�' لى ا" ارة ا� ش� ل�لأ�
ل�ك( كون� ذ' ة ، وب|$ ة ج�كم ال�معطوف' ع�لن$ ن$ خصل ق�' وع ل�عطف' م�ا ت�$ اء ال�خرف' ال�موص�' ث علة ع�' ر ل�عطف' ح� عب$ اس�ت رة ، ق�' صب$ ة ال�مدة ال�ف ن س ي�
عالى : ولة ب� ل ق ث$ ت¾ عام م�ن� ق� ب�' اس والأ" ك�ل ال�ث' ا" رص' م�ما ب�$ ات الأ" ث ة ي�' لط ب� ت اخ�' اة م�ن� ال�سماء ق�' ل�ث' Áر ب�' ا ك�ماء ا" ث$ اة ال�دي�' ل ال�حث$ ما م�ث ي�' لىا� ا�ولة : م�س ق الأ" ن� ب� ع' ن� ل�م ب� دا ك�ا" اه�ا ح�صث$ علث' ج .ف�'
39