Date post: | 24-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PROPOSALRANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
”OPTIMALISASI PENGAWASAN POTENSI DAERAH PESISIRMELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT PENGAWAS
(POKMASWAS) KABUPATEN”
Disusun Oleh :EDIUS DABI, SPi, MSi
NIP.19790403 200801 1015
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANDIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN II
TAHUN 2015
1
PENGESAHAN SEMINAR
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
N a m a : Edius Dabi, SPi, MSiNo. Absen :
Judul ProyekPerubahan
: Optimalisasi Pengawasan PotensiDaerah PesisirMelalui Pemberdayaan KelompokMasyarakat Pengawas (Pokmaswas)Kabupaten.
Telah diseminarkan pada :
HariTanggalPukulTempat
Telah diperbaiki sesuai semua saran dalamSeminar .
Peserta Mentor
2
EDIUS DABI, SPi, MSi Drs, FRENGKYWALLY, MM
NIP. 19790403 200801 015 NIP. 19640820199610 1 001
Coach PenyelenggaraDiklat
Dr. Ir. STEVANUS THANE,MM……………………….. NIP. 19620122199303004
DAFTAR ISI
• Kata Pengantar ……………………………………………………….
• Daftar Isi ……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
B. Area dan Fokus Proyek Perubahan ,………………………
C. Tujuan Proyek Perubahan ………….……………………
D. Kriteria Keberhasilan ……………………………………
Bab II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A. Mile Stone Proyek Perubahan, …………………………….
B. Steakholder Proyek Perubahan ……………………………..
3
C. Strategi Komunikasi, ………………………………………….
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan ……………………………..
B. Kendala Internal dan Eksternal,
…………………………..
C. Strategi Mengatasi Kendala, ……………………………….
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan, …………………………………………………
B. Rekomendasi, ………………………………………………..
LAMPIRAN (Project Charter)
BAB I.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan perlu
dibarengi dengan pengawasan yang optimal, guna menjamin
4
kelestarian dan keberlanjutan sumber daya kelautan dan
perikanan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Amanat pengawasan tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Untuk mendukung tujuan tersebut, maka Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua yang dalam hal ini melalui
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan
yang mana sebagai reformer dalam Proyek Perubahan ini
akan melaksanakan pembenahan infrastruktur pengawasan di
lokasi pesisir yang merupakan potensi perikanan, dan di
daerah rawan pelanggaran pemanfaatan sumber daya
kelautan dan perikanan. Kegiatan pengawasan dilakukan
dengan meningkatkan pemeriksaan saat kapal akan
melakukan operasi penangkapan dan setelah kembali ke
pelabuhan. Jika ada pelanggaran, segera kita gerakkan
pengawan yang lebih ketat.
5
Dinas Kelautan dan Perikanan sesuai dengan komitmennya
untuk memerangi kegiatan illegal fishing dan destructive
fishing terus melakukan kegiatan pengawasan di laut
dengan mengerahkan armada kapal pengawas yang dimiliki.
Kegiatan Illegal fishing yang dilakukan oleh Kapal
Perikanan Asing (KIA) dan Kapal Perikanan Indoneisa
(KII) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPP-
NRI), secara nyata melanggar Undang-undang (UU) No. 31
tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana diubah dengan
UU No. 45 tahun 2009, dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perikanan tangkap.
Dalam hal pengawasan, antara lain belum memadainya
kapasitas dan kapabilitas pengawasan SDKP, yang ditandai
dengan adanya kesenjangan yang cukup besar antara
kebutuhan penguatan kelembagaan pengawasan SDKP dengan
kondisi yang mampu dicapai saat ini. Pelaksanaan
penegakan hukum di bidang perikanan merupakan hal yang
penting dan strategis, untuk mendukung terwujudnya
pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Salah satu
proses hukum tindak pidana perikanan dilaksananakan oleh
6
pengadilan perikanan. Presiden Republik Indonesia
melalui Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2014 telah
menetapkan pembentukan tiga Pengadilan Perikanan, yaitu
Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri (PN) Ambon,
PN Sorong, dan PN Merauke.
Pengawasan sumber daya kelautan khususnya di daerah
pesisir pada 6 (enam) Kabupaten di Papua yaitu :
Kabupaten Jayapura, Kabupaten Nabire, Kabupaten Biak
Numfor, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kepulauan Yapen dan
Kota Jayapura.
Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan
dilaksanakan untuk melindungi sumber daya kelautan dan
perikanan dari pengrusakan dan kegiatan ilegal, serta
mewujudkan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan bidang kelautan dan perikanan. Pengawasan
dilakukan dengan menerapkan sistem pemantauan kapal
perikanan (Vessel Monitoring Sisytem/VMS), gelar operasi kapal
pengawas perikanan, dan berbagai kegiatan lainnya, yang
didukung juga oleh peran serta masyarakat dalam
7
pengawasan daerah pesisir melalui Kelompok Masyarakat
Pengawas (Pokmaswas) dengan menggunakan Speed Boat.
Oleh karena itu, melalui proyek perubahan ini, Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua akanmelaksanakan
program pengawasan daerah pesisir dengan memanfaatkan
Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), sehingga dapat
meminimalisir kegiatan – kegiatan illegal fishing yang
sering terjadi di daerah pesisir potensi perikanan serta
menjamin terjaganya kelestarian alam bawah laut dari
pengrusakan akibat kegiatan penangkapan ikan dengan
menggunakan obat dan bahan peledak.
Kondisi pengawasan daerah pesisir potensi perikanan saat
ini pada kenyataannya yangterjadi/diberikan oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Kabupaten Kota
sebagai instansi teknis Pembina belum optimal. Hal ini
dapat dilihatdari masih banyaknya keluhan masyarakat
akibat rendahnya pengawasan daerah pesisir potensi
perikanan terutama pada 6 (enam) daerah tersebut
diatas.Keluhan itu antara lain berupa :
8
Belum optimalnya fungsi dan tugas Pokmaswas pada 6
(enam) Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak
Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3
bulan sekali,
Berangkat dari kondisi yang Idial atau Normatif yang
akan dicapai dan permasalahan yang dihadapi oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua dalam mewujudkan
harapan masyarakat sebagai pemilik hak ulayat dan
masyarakat nelayan serta optimalisasi peningkatan
pendapatan masyarakat, maka perlu ditetapkan Fokus
Proyek Perubahan sesuai hasil identifikasi masalah,
dimana rencana Proyek Perubahan yang akan dilakukan
terhadap beberapa indikator sebagai mana tersebut di
atas yaitu dengan membuat komitmen bersama seluruh
pegawai, tim kerja dan stakeholders bahwa Proyek
Perubahan ini akan berhasil meningkatkan kinerja dan
juga pendapatan masyarakat nelayanyaitu dengan :
9
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6
Kabupaten/ Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak
Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura)
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6
Kabupaten Kota untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3
bulan sekali menjai 2 kali per bulan
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat
akan illegal fishing dan juga meningkatkan kinerja
pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
B. Area Proyek Perubahan
1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Fokus area perubahan yang dilakukan dalam proposal ini
adalah berdasarkan pada Tugas Pokok dan Fungsi Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.dengan
butir-butir prinsip pelayanan antara lain :
10
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kelautan dan
perikanan;
b. Pelaksanaan bimbingan penegakan hukum serta operasi
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang kelautan dan perikanan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kelautan
dan perikanan;
Agar prinsip-prinsip pelayanan tersebut diatas dapat
dilaksanakan maka hal-hal yang perlu dilakukan dalam
memberikan pelayanan antara lain :
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat nelayan
melalui
- Menyederhanakan prosedur pelayanan
- Memberikan kemudahan, kecepatan, kenyamanan dan
kepastian
- Menerapkan pelayanan prima
2. Memberikan bantuan sarana pendukung tugas dan fungsi
Kopmaswas di daerah potensi perikanan berupa :
11
- Membentuk kelompok masyarakat pengawas (kopmaswas)
daerah pesisir potensi perikanan di kabupaten /
kota.
- Bantuan motor temple atau speed boat
- Memberikan pelayanan tepat waktu dan terkendali di
bidang kelautan dan perikanan.
2. Area Organisasi Yang Bermasalah
Berdasarkan prisip-prinsip pelayanan di atas maka
diperlukan komitmen yang tegas dan kuat dari Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.untuk
melaksanakan fungsi pelayanan umum guna meningkatkan
pengawasan dan pengendalian daerah pesisir potensi
perikanan serta meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
Sarana dan prasarana pendukung merupakan bagian
terpenting dari terlaksananya suatu sistem pelayanan
publik. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang ada,
maka proses pelayanan akan semakain baik sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Demikian halnya denga
12
sumber daya manusia yang tersedia, dimana harus memiliki
integritas dan kualitas yang memadai secara professional
sebagai bagian yang mengelola potensi perikanan di
daerah.
Melihat keadaan ini, maka area perubahan yang akan
dilakukan adalah Optimalisasi pengawasan terhadap
potensi perikanan di daerah pesisir. Rendahnya
pengawasan terhadap daerah pesisir yang memiliki potensi
perikanan dan perlindungan terhadap hak ulayat
masyarakat adat di Kabupaten/Kota, sehingga berdampak
pada menurunnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya
berdampak pada peningkatan illegal fishing oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap kelastarian
porensi perikanan di daerah pesisir.
3. Area Organisasi Yang Menjadi Fokus Area Perubahan
Area perubahan yang akan dilaksanakan adalah pada Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua yakni,
memalui program optimalisasi pengawasan terhadap daerah
pesisir yang berpotensi perikanan dengan membentuk
13
kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) dengan
memberikan bantuan sarana pendukung operasional berupa
speed boat kepada kelompok (Pokmaswas) di 6
Kabupaten/Kota yang memiliki kepedulian dalam menjaga
dan mengawasi daerah pesisir potensi perikanan melalui
indikator-indikator yang telah ditetapkan antara lain :
Belum optimalnya fungsi dan tugas (Pokmaswas) pada
6 (enam) Kabupaten/Kota (Kab. Jayapura, Nabire,
Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura)
Minimnya sarana pendukung tugas Pokmaswas
Pengawasan daerah pesisir potensi perikanan, 3
bulan sekali.
Dengan demikian akan menghilangkan keraguan masyarakat
akan illegal fishing dan juga meningkatkan kinerja
pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua.
C. Tujuan
Tujuan Proyek Perubahan yang akan dicapai dalamJangka
Pendek ( dua bulan /sampai berakhirnya Diklat. Pim.
Tk.III). antara lain :
14
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6
Kabupaten/ Kota
Dukungan sarana Speed Boat kepada Pokmaswas di 6
Kabupaten Kota untuk pengawasan daerah pesisir.
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3
bulan sekali menjai 2 kali per bulan
Meningkatkan kinerja aparatur Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
D. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan proyek perubahan yang akan dicapai
pada jangka pendek atau selama berlangsungnya
pelaksanaan Diklat Kepemimpinan Tingkat III antara
lain :
Optimalisasi fungsi dan peran Pokmaswas di 6
Kabupaten/ Kota (Kab. Jayapura, Nabire, Biak Numfor,
Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota Jayapura),
Pengawasan terhadap daerah pesisir meningkat dari 3
bulan sekali menjai 2 kali per bulan,
Sarana pengawasan tradisional menjadi Speed Boat
sebanyak 6 (enam) unit untuk Pokmaswas.
15
BAB. II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A. Mile Stone Proyek Perubahan
Tahapan dalam proyek perubahan merupakan capaian-capaian
yang sangat penting, sehingga harus diperhatikan dalam
menjamin terlaksananya proyek perubahan secara tepat
waktu dan tepat sasaran. Milestone yang akan diuraikan
secara lebih rinci pada proyek perubahan ini antara lain
:
i. Pembentukan Tim Kerja
16
Pertemuan dengan seluruh staf pada Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan
pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua,
Pertemuan dengan stakeholder internal dan
eksternal, tentang proyek perubahan,
Konsep SK Tim Kerja Proyek Perubahan
Pengesahan SK Tim Kerja Proyek Perubahan
ii. Pembagian Tugas Tim
Identifikasi data – data yang berhubungan dengan
lokasi,
Akses ke lokasi dan
Data pendukung lainnya.
iii. Koordinasi lintas sektor
Koordinasi dengan Kadis di Kabupaten/Kota,
Koordinasi dengan Bagian Hukum,
Koordinasi dengan Tokoh Adat di Kab/Kota,
Koordinasi dengan masyarakat nelayani dan
stakeholder lainnya.
iv. Penetapan Waktu Pembentukan Pokmaswas
Koordinasi dengan mentor,
17
Koordinasi dengan ketua Pokmaswas.
Penetapan tanggal pelantikan Pokmaswas.
v. Pemantapan materi Pelantikan Pokmaswas di 6 Kab/Kota
Pertemuan dengan Tim Proyek Perubahan
Pengecekan akhir kesiapan materi pelantikan dan
bantuan sarana dari masing-masing anggota Tim
Kerja.
Penetapan jadwal dan tempat pelantikan dari masing-
masing Kopmaswas di 6 Kab/Kota
vi. Pelaksanaan Pelantikan dan penyerahan bantuan Speed
Boat
Pelantikan Pengurus Pokmaswas di 6 ( enam) Kabuapetn/Kota :
Penyerahan bantuan sarana berupa Speed Boat
Uji Coba pengawasan dengan menggunakan Speed Boat
18
B. Stakeholder Proyek Perubahan
Stakeholder yang akan dilibatkan dalam proyek perubahan
yang terdapat pada Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Papua antara lain sebagai berikut :
1. Stakeholder Internal, yaitu seluruh pegawai tetap
maupun honorer yang bekerja pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Papua.
19
2. Stakeholder Eksternal, yaitu instansi terkait yang
juga bekerja mendukung pelayanan berupa pengawasan
terhadap daerah pesisir potensi perikanan, serta
pimpinan instansi terkait seperti pemda ( Kabag
Hukum, Pokmaswas dari Kabupaten Jayapura, Nabire,
Biak Numfor, Waropen, Kepulauan Yapen dan Kota
Jayapura.
C. Strategi Komunikasi
Strategi yang dipakai dalam membangun hubungan dengan
para stakeholder Eksternal yaitu dengan pola pendekatan
pertemanan antar sesama pegawai (pimpinan) unit kerja
yang ada di 6 (enam) Kabupaten/Kota tersebut di atas
yang memang selama ini telah berjalan dengan baik,
dengan semangat kekeluargaan. Kondisi inilah yang akan
dipergunakan sebagai strategi dalam mencari dukungan
dari para stakeholder yang ada di luar unit kerja Dinas
Kelautan dan Perikanan.
20
BAB. III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Capaian Proyek Perubahan
Gambaran Struktur Tim / orang yang terlibat dalam
penyelenggaraan proyek perubahan.Contoh :
21
B. Kendala Internal dan Eksternal
1. Kendala Internal yang kemungkinan akan terjadi dan
menghambat proses berjalannya proyek perubahan ini,
antara lain datang dari para pegawai yang selama ini
tidak disiplin untuk masuk kantor tepat pada waktu
yang telah ditetapkan dalam pelayanan kepada
masyarakat. Untuk merubah mindseting para pekerja
tersebut tidak segampang membalikkan telapak tangan.
2. Kendala Eksternal yang akan menghambat pelaksanaan
proyek perubahan antara lain datangnya dari tokoh
adat 6 Kabupaten/Kota, yang selama ini melapor
22
tentang kondisi daerah pesisir yang terkena illegal
fhising di Provinsi Papua.
C. Strategi Mengatasi Kendala
Strategi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan
yang terkait dengan berbagai kendala khususnya yang
datang dari luar antara lain dari pihak adat dan
pemilik hak ulayat dimana selama ini kesulitan melakukan
pengawasan terhadap daerah-daerah pesisir disebabkan
karena data-data kasus illegal fhising tidak laporkan
oleh masyarakat dengan baik ke pihak Dinas Kelautan dan
Perikanan untuk programkan..
Kendala lain adalah penetapan jenis bantuan kepada
kelompok masyarakat pengawas tidak transparan oleh
aparatur Dinas demikian halnya dengan penerbitan ijin
tidak jelas waktu dan biayanya sehingga pekerjaan ini
merupakan sumber pendapatan pribadi yang sudah
berlangsung lama dan tertutup.
Strategi yang dipakai dalam mengatasi permasalahan
tersebut diatas yaitu melalui kebijakan Kepala Dinas
23
Kelautan dan Perikanan dalam membangun kerjasama yang
baik dengan Pihak Kepolisian (Kapolres) dan Ketua
kelompok masyarakat pengawas di 6 Kabupaten/kota,
sehingga adanya kesepakatan atau komitmen untuk saling
mendukung dalam peningkatan pengawasan terhadap daerah
pesisir potensi perikanan.
BAB. IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rencana proyek
perubahan pada Bidang Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Kelautan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Papua antara lain :
1. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud
peningkatan pengawasan terhadap daerah pesisir
potensi kelautan di 6 Kabupaten/Kota,
2. Perlu dibangun komitmen yang kuat antara seluruh
stakeholder/tim kerja terhadap penerapan Sangsi yang
24
tegas kepada seluruh pegawai di Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Sumber Daya Kelautan pada Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Papua
3. Melalui proyek perubahan ini diharapkan akan terwujud
peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di daerah
pesisir.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dalam mendukung tercapainya proyek perubahan
ini, antara lain sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari Mentor demi
tercapainya proyek perubahan ini,
2. Perlu adanya dukungan dan motivasi dari
Coach/pembimbing dalam membimbing dan mengarahkan
serta mencari solusi-solusi yang baik jika terjadi
hambatan dalam menjalankan proyek perubahan ini.
25