+ All Categories
Home > Documents > Makalah pendekatan dalam pembelajaran

Makalah pendekatan dalam pembelajaran

Date post: 25-Jan-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
31
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Transcript

Bab I

Pendahuluan

A.    Latar Belakang

Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik

SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama,

yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana

guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta

didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan

yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak

untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep

mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh peserta

didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi

pembelajaran fisika

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya

interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan.

Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari

guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi

positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam

interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat

interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan

menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar

mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi

menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih

merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.

Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi

yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda

dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk

yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka

adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru

dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu

menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu

merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga

diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar

mengajar.

B.     Rumusan Masalah

Makalah ini berisi penjelasan mengenai pendekatan

dalam pembelajaran.  Beberapa permasalahan akan dibahas

antara lain :

1.      Pengertian pendekatan dalam pembelajaran

2.      Peran pendekatan dalam pembelajaran

3.      Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran

a.       Pendekatan individual

b.      Pendekatan kelompok

c.       Pendekatan bervariasi

d.      Pendekatan edukatif

e.       Pendekatan keagamaan

f.       Pendekatan kebermaknaan

4.      Tipe-tipe pendekatan

a.       Pendekatan Kontekstual

b.      Pendekatan Konstruktivisme

c.       Pendekatan Deduktif

d.      Pendekatan Induktif

e.       Pendekatan Konsep

f.       Pendekatan Proses

g.      Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran

Proses interaksi pembelajaran yang mampu

meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana

cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan

karakter pembelajaran.

Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara

yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang

disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan

pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak

atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,

yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu

proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya

mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Dilihat  dari  pendekatannya,  pembelajaran 

terdapat  dua  jenis  pendekatan,  yaitu: 

1.      Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau 

berpusat  pada  siswa  (student  centered  approach), dimana

pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan

aktif dalam proses pembelajaran, dan

2.      Pendekatan  pembelajaran  yang  berorientasi  atau

berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada

pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam

proses pembelajaran.

2.      Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran

Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :

1.      Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah

metode pembelajaran yang akan digunakan.

2.      Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan

pembelajaran.

3.      Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

4.      Mendiaknosis masalah-masalah belajar  yang timbul, dan

5.      Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah

dilaksanakan.

3.      Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran

1.    Pendekatan Individual

Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang

melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian

rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual

memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa

secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan

individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan

individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak

mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak

untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai

dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga

sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk

menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya

ataupun dengan guru dan orang tuanya.

Pembelajaran individual merupakan salah satu cara

guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu

merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan

kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan

individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara

guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan

bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang

harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk

mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;

a)      mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara

positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling

percaya.

b)      membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-

verbal.

c)      membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau

mengambil alih tugas.

d)     menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau

menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.

e)      menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh

pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa

alternatif pemecahan.

Ciri-ciri pendekatan individual :

a)      Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap

siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak

didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri

dalam belajar.

b)      Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari

semua anak didik secara individual.

c)      Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol

mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.

d)     Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di

depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah

ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa.

Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa

dalam menuntaskan belajar mereka.

Oleh karena itu, pendekatan individual dapat

mengefektifkan proses belajar mengajar, interaksi guru

dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan

pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara

tidak langsung hal yang disebut diatas merupakan

keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.

Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:

a)      memungkin siswa yang lama dapat maju menurut

kemampuannya masing-masing secara penuh dan tepat,

b)      mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi

bersifat nyata melalui diskusi kelompok,

c)      mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar

perorangan,

d)     memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan

pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada

tuntutan-tuntutan guru,

e)      memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,

f)       latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang

cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa

puas dengan hasil belajar yang ada,

g)      menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa

dan guru,

h)      memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk

melatih inisiatif berbuat yang lebih baik,

i)        mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap

para siwa yang tergolong lamban.

Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan

individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan

khusus. Kelemahan secara umum:

a)      proses pembelajaran relative memakan banyak waktu

sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah

peserta didik.

b)      Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena

perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta

didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah

diri/minder dalam pembelajaran.

c)      Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam

manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga

terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat

dikelola dengan baik.

d)     Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama

akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan

ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi

secara lebih luas dan menyeluruh.

2.    Pendekatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga

guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan

kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu

diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan

mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari

bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius,

yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.

Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok,

maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu

tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar

pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan

bahan yang akn diberikan kepada anak didik memang cocok

didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu,

pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara

sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal yang

ikut mempengaruhi penggunaannya.

Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan

dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat

diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek

biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai

pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.

3.    Pendekatan Bervariasi

Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak

didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan

permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang

dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada

perbedaan.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik

bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih

tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Pendekatan

bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang

dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-

macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran

dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik

pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan

bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk

kepentingan pengajaran.

4.    Pendekatan Edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan

pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena

motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi,

karena ingin ditakuti dan sebagainya.

Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni

membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang

memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi

hokum dengan cara memukul badannya sehingga luka atau

cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai

pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang salah.

Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan

untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan

kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan.

Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang

benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan

edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan

guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk

mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum,

norma susila, norma sosial dan norma agama.

Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru

lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak

didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng

tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan

dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di

depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk

mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam

kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki,

berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan

dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu

masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol

bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas.

Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka

pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu

menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun

dimulai.

Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang

di lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik

berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah

meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan

pendidikan akhlak yang mulia.

Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya

satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat

kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat.

Berbagai kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan

pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga

pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat

adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan

dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus

berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan

bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif.

Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh

guru harus bernilai edukatif, dengan tujuan mendidik.

5.    Pendekatan Keagamaan

Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya

memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi

terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak

hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua

atau lebih pendekatan.

Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti

prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan

pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.

Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan

pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai

budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai

agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama

yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata

pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah

agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng

terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.

Pendekatan agama dapat membantu guru untuk

memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar

nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan,

tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara

hayat siswa dikandung badan.

6.    Pendekatan Kebermaknaan

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami

gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan

atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan

makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan

kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai

alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan

perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan

yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa

dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan

bahasa Inggris.

Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di

indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan

dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan penguasaan

bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang

tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain

faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan

lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Karenanya

perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan

masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu

pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting 

yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :

         Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna

yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan

kosa kata).

         Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun

lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam

pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang

natural.

         Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang

berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu

kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung

pada situasi saat kalimat digunakan.

         Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi

melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik

secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi

ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur

bahasa sasaran.

         Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang

menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi

ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan

peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang

bersangkutan.

         Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi

lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan

dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan

pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.

         Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan

subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka.

Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus

dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan

dengan pengajaran.

         Dalam proses belajar mengajar guru berperan

sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan

ketrampilan berbahasanya.

4.      Tipe-tipe pendekatan

a.      Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual lahir karena kesadaran bahwa

kelas-kelas di Indonesia tidak produktif. Sehari-hari

kelas-kelas di sekolah diisi dengan “pemaksaan” terhadap

siswa untuk belajar dengan cara menerima dan menghafal.

Harus segera ada pilihan strategi pembelajaran yang lebih

berpihak dan memberdayakan siswa.

Adapun yang melandasi pengembangan pendekatan

kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi

belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar

menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di

benak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat

dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi yang

terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat

diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat

pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad

20 yang lalu.

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada

pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika

lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,

bukan sekedar mengetahuinya. Sebab, pembelajaran yang

berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil

dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal

dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan

jangka panjang. Inilah yang terjadi pada kelas-kelas di

sekolah Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi karena

masih tertanam pemikiran bahwa pengetahuan dipandang

sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal, kelas

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan,

akibatnya ceramah merupakan pilihan utama strategi

mengajar. Karena itu, diperlukan :

1.      Sebuah pendekatan belajar yang lebih

memberdayakan siswa.

2.      Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat

fakta dan konsep yang siap diterima, melainkan

sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.

3.      Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian

makna belajar bagi mereka, apa manfaatnya,

bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari

adalah berguna bagi hidupnya.

4.      Posisi guru yang lebih berperan pada urusan

strategi bagaimana belajar daripada pemberi

informasi.

Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual

sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen-komponen

pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme,

bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, penilaian sebenarnya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya

lima bentuk belajar yang penting, yaitu :

1.      Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan

merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan

strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan

sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan

demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa

dengan informasi baru.

2.      Mengalami merupakan inti belajar kontekstual

dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi

baru dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya.

Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat

memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan

bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

3.      Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika

ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet

memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang

realistic dan relevan.

4.      Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu

sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.

Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering

dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit

bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti

siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan

dunia nyata.

5.      Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam

pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan

hapalan

b.      Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan

dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat

kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang

dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang

didasarkan pada pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat

penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan

yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang

dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam

lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru

hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan

pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan

keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi

yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara

pribadi.

Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan

pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung

dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan

kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti,

serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan

sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang

konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan

konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam

pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir

konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan

konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan

(konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti

Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama

(konstruktivisme individu).

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme

1.      Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan

pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa

itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan

langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru

sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang

sesuai dengan kajian teori.

2.      Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada

keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.

3.      Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam

menentukan apa yang mereka pelajari. Peran guru hanya

sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep

apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada

siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang

dipelajari.

c.       Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah

pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu

atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat

premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang

kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu

kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai

pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu

yang khusus.

Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang

bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus, sebagai

pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan

aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh

khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam

keadaan khusus.

d.      Pendekatan Induktif

Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan

permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka

pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan

permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode

induktif sering digambarkan sebagai pengambilan

kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan

dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan

tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah

pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi

umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang

bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.

e.      Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan

peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan

agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep

merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan

dan pengalaman.

Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan

pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa

memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati

bagaimana konsep itu diperoleh.

Ciri-ciri suatu konsep adalah:

1.      Konsep memiliki gejala-gejala tertentu

2.      Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman

langsung

3.      Konsep berbeda dalam isi dan luasnya

4.      Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan

pengalaman-pengalaman

5.      Konsep yang benar membentuk pengertian

6.      Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri

tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:

1.      Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai

denaan unsur lingkungan.

2.      Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar

yang mudah dimengerti.

3.      Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman

yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.

4.      Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke

yang abstrak.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui

3 tahap yaitu,

1.      Tahap enaktik

Tahap enaktik dimulai dari:

a.       Pengenalan benda konkret.

b.      Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa

pengalaman baru.

c.       Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

2.      Tahap simbolik

Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol,

lambang, kode, seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/)

dll. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk

menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.

Memberi nama, dan istilah serta defenisi.

3.      Tahap ikonik

Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara

abstrak, seperti: Menyebut nama, istilah, definisi,

apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

f.        Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati

proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai

suatu keterampilan proses.

Pendekatan proses adalah pendekatan yang

berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini

peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.

Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau

mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor

peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga

harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan

melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai

adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja,

ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan

sebagainya.

g.      Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

Pendekatan Science, Technology and Society (STS)

atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM)

merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan

proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan

lingkungan.

Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam

bahasa Inggris disebut Sains Technology Society (STS),

Science Technology Society and Environtment (STSE) atau

Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun

istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu

Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu

ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan

pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang

ada di masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini

adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki

bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan

penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta

mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah

diambilnya.

Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah

pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun

sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya

berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak

atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau

merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta

didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang

berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan

sehingga tercapai sasaran belajar.

Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran

a.    Pendekatan individual

b.    Pendekatan kelompok

c.    Pendekatan bervariasi

d.   Pendekatan edukatif

e.    Pendekatan keagamaan

f.     Pendekatan kebermaknaan

Tipe-tipe pendekatan pembelajaran:

a.       Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

b.      Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme

c.       Pendekatan Pembelajaran Deduktif

d.      Pendekatan Pembelajaran Induktif

e.       Pendekatan Pembelajaran Proses

f.       Pendekatan Pembelajaran Konsep

g.      Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi dan

Masyarakat

B.      Saran

       Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam  proses

belajar mengajar, diharapkan pendidik mampu memaksimalkan

dan mempraktekkan pendekatan itu untuk mengatasi semua

permasalahan yang muncul dalam  upayanya membentuk

kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil

yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang

berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012

http://citratyas.wordpress.com/2012/01/08/pendekatan-

metode-strategi-dan-teknik-pembelajaran-pendidikan/

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis). Jakarta; Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung;

Alfabeta


Recommended