Date post: | 06-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sebab rendahnya kualitas manusia
adalah karena minimnya tradisi belajar. Cara paling
efektif untuk meningkatkan kualitas diri memang
dengan jalan belajar. Belajar secara rajin dan tekun
akan menjadikan kualitas diri tumbuh dan berkembang.
Tanpa belajar, rasanya sulit untuk mengharapkan
terjadinya peningkatan kualitas.
Belajar bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara
paling konvensional, efektif, dan banyak dilakukan
adalah dengan sekolah. Kebutuhan pendidikan lewat
jalur sekolah tersedia sejak tingkat paling rendah
(Sekolah Dasar) hingga tingkat paling tinggi
(Doktor). Jurusan yang tersedia juga sangat beragam.
Setiap orang dapat memilih tempat belajar yang
sesuai dengan bakat, minat, dan kondisi keuangannya.
Komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisah
dari seluruh aktivitas manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia
sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia
berhubungan dengan orang lain. Menurut Rakhmat,
komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu
1
bangun kita gunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi
menentukan kualitas hidup kita.
Tidak ada seorang pun yang bisa hidup sendiri.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain ini hanya
dapat dilakukan dengan komunikasi. Lewat komunikasi
manusia berhubungan satu sama lain dengan berbagai
tujuan. Dalam setiap jejak langkah hidupnya, manusia
selalu membutuhkan komunikasi. Melalui berinteraksi
dan bergaul setiap hari dengan sesama, kehidupan
manusia terus dinamis dan berkembang. Dengan
demikian, komunikasi menjadi ciri yang melekat dalam
kehidupan manusia. Namun, supaya komunikasi itu
berjalan dengan lancar, diperlukan perspektif
psikologis.
Perilaku komunikasi berhubungan dengan
karakteristik manusia komunikan/pelopor (communicant
people) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
maupun eksternal. Psikologi Komunikasi berhubungan
dengan faktor biologis dan sosiopsikologis. Pengaruh
faktor biologis adalah perilaku tertentu merupakan
bawaannya manusia bukan pengaruh lingkungan dan
motif biologis yaitu kebutuhan makan, minum
istirahat.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menguraikan
mengenai psikologis manusia dalam perspektif
komunikasi pembelajaran, dimana psikologi bisa
digunakan untuk memperlancar pembelajaran.
2
B. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan
dari pembahasan ini adalah untuk:
1. Mengetahui bentuk penerapan perhatian dalam
proses komunikasi.
2. Mengetahui bentuk penerapan pemahaman dalam
proses komunikasi.
3. Mengetahui bentuk penerapan penerimaan dalam
proses komunikasi.
4. Mengetahui bentuk bahasa, gaya, sikap dan nilai
perhatian dalam proses komunikasi.
3
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana bentuk penerapan perhatian dalam proses
komunikasi?
2. Bagaimana bentuk penerapan pemahaman dalam proses
komunikasi?
3. Bagaimana bentuk penerapan penerimaan dalam
proses komunikasi?
4. Bagaimana bentuk bahasa, gaya, sikap dan nilai
perhatian dalam proses komunikasi?
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Bentuk Penerapan Perhatian Dalam Proses Komunikasi
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara
sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar
informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari
penginderaan, ingatan maupun proses kognitif
lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan
sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan
membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang
tertentu.
Sumberdaya mental manusia yang terbatas untuk
memroses suatu rangsang membutuhkan bantuan untuk
mempercepat waktu reaksi. Mengarahkan pada suatu
informasi tertentu akan mempercepat proses mental
mengolah suatu rangsang. Misalnya dalam mengemudi,
atensi yang mengarahkan pengemudi pada situasi jalan
5
raya akan mempercepat reaksinya menginjak pedal rem
jika menghadapi situasi membahayakan.
Atensi juga terpengaruh oleh perbedaan usia,
terutama pada masa anak Groover menyebutkan bahwa
faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah
perhatian (attention). Perhatian merupakan aktivitas
menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan
kerja mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis
perhatian, yaitu:
a. Perhatian selektif (Selective Attention)
Perhatian selektif terdapat pada situasi
dimana seseorang memantau beberapa sumber
informasi sekaligus. Penerima informasi harus
memilih salah satu sumber informasi yang paling
penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-
faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah
harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima
informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu
menyediakan informasi dan memberikan perhatian
lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang
paling memberikan efek atau terlihat dibanding
yang lain, dan memilih sumber informasi yang
paling penting.
b. Perhatian terfokus (Focused Attention)
Perhatian terfokus mengacu pada situasi
dimana seseorang diberikan beberapa input namun
harus fokus pada satu input saja selama selang
6
waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada
satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh
gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh
terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan
arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar.
Penerima informasi akan lebih mudah menerima
informasi dari sumber yang berada langsung di
depannya.
c. Perhatian terbagi (Divided Attention)
Perhatian terbagi terjadi ketika penerima
informasi diharuskan menerima informasi dari
berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis
pekerjaan sekaligus.
d. Perhatian yang terus menerus (Sustained
Attention)
Perhatian terus menerus dilakukan penerima
informasi yang harus melihat sinyal atau sumber
pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam
situasi ini sangat penting bagi penerima
informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.
e. Kurang perhatian (Lack of Attention)
Kurang perhatian merupakan situasi dimana
penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap
pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh
kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri
pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang
perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek,
7
sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan
yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja
lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki
pencahayaan yang buruk.
Perhatian memiliki peran yang cukup penting
dalam komunikasi pembelajaran, karena perhatian akan
menyebabkan adanya focus. Dengan focus dari siswa
dan guru, maka komunikasi pembelajaran akan dapat
diterima dengan baik dan materi pembelajaran akan
dapat disampaikan dengan baik dan benar. Siswa tidak
akan salah paham apalagi salah menerapkan materi.
B. Bentuk Penerapan Pemahaman Dalam Proses Komunikasi
Pemahaman diri yang objektif akan membuat
seseorang mengerti akan dirinya, termasuk kelemahan
dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap
positif dalam menanggapi kelemahan dan kelebihan
yang ada. Menurut Loekmono tujuan mengenal dan
memahami diri sendiri bukannya untuk membuat orang
menjadi kecewa setelah mengetahui bagaimana
kepribadian dirinya, tetapi diharapakan agar setelah
mengenal dan memahami dirinya sendiri seseorang
dapat menerima kenyataan yang ada lalu berusaha
dengan yang ada pada dirinya untuk mengembangkan
pribadinya agar sehat dan memiliki karakteristik
yang positif.
Memahami diri atas segala kelebihan dan
kekurangan dirinya, misalnya individu dapat memahami
8
kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, potensi,
bakat, sifat-sifat, dan tujuan yang diinginkannya
serta mampu mengetahui apa yang sedang dipikirkan
dan dirasakan. Dan dapat membedakan antara kebutuhan
dan keinginannya. Apabila fungsi ini tidak
berkembang dengan baik, pengembangan diri secara
optimal dikhawatirkan tidak dapat tercapai.
Pemahaman diri secara objektif akan
memungkinkan seseorang bisa melihat kelebihan yang
dapat membuat percaya diri untuk bisa berbuat segala
sesuatu, tentunya dibutuhkan sikap positif dalam
menanggapi hal yang ada pada dirinya. Menurut Hakim
pemahaman yang negatif seseorang terhadap dirinya
sendiri yang cendrung selalu memikirkan kekurangan
tanpa pernah menyakinkan dirinya memiliki kelebihan
akan membentuk rasa tidak percaya diri. Hal ini
berarti dengan melihat dan menyadari kekurangan yang
dimiliki dengan sikap positif serta bisa
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki akan melahirkan
keyakinan untuk bisa membuat orang menjadi percaya
diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas
yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri
sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk
mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut
pemahaman tentang dirinya menurut keadaan
sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami
9
semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu
tersebut semakin dewasa.
Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang
tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan
yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya,
berarti ia semakin dewasa. Orang yang sehat terbuka
pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran
diri yang objektif.
Orang yang memiliki objektivitas teradap diri
tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya
kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia
dapat menilai orang lain dengan seksama, dan
biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia
juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor
yang sehat.
Contohnya, Para penyandang cacat tubuh secara
tidak langsung akan mengalami kesulitan dalam
melakukan aktivitas jika dibandingkan dengan orang
yang normal karena secara fisik para penyandang
cacat tubuh mengalami kelemahan dalam menggunakan
tubuhnya secara optimal, bukan hanya itu saja karena
secara psikis para penyandang cacat tubuh disadari
atau tidak akan mengalami rasa rendah diri dan
kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam masyarakat,
ditambah lagi akan perlakuan yang diberikan kepada
penyandang cacat tubuh dimana perlakuan itu ada yang
berupa celaan atau belas kasihan.
10
Masalah yang menimpa para penyandang cacat jika
tidak dapat diselesaikan dengan sikap yang positif
akan membuat para penyandang cacat tubuh mengalami
kecemasan berlebihan, putus harapan, takut bertemu
orang, malu yang berlebihan, suka menyendiri dan
nantinya para penyandang cacat tubuh akan memandang
diri rendah. Hal ini seusai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Mangunsong orang yang mengalami
cacat tubuh jika tidak mampu mengatasi kritis pada
dirinya akan mengakibatkan anak lebih tertekan,
menyesali diri terus-menerus, dan marah pada anak
yang sehat, anak juga tidak mau berinteraksi dengan
lingkungannya, dia akan mengurung diri, mengisolasi
diri, curiga terhadap setiap orang karena merasa
akan diejek dan dihina sehingga anak merasa tidak
merasa aman dengan dirinya.
Jika hal itu dibiarkan akan berkembang dan
menggangu kepercayaan diri para penyandang cacat
tubuh dalam melakukan segala aktivitas, karena
dengan kepercayaan diri cukup orang akan bersikap
lebih tenang dalam melaksanakan segala sesuatu,
mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di
berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik
yang cukup menunjang penampilan dan mampu
menetralisir ketegangan yang muncul di dalam
berbagai situasi. Tentunya kepercayaan diri tidak
muncul dengan sendirinya melainkan ada usaha yang
11
dilakukan untuk merangsang dan menumbuhkan
kepercayaan diri pada diri
Penilaian yang positif akan membentuk konsep
diri dan penghargaan terhadap diri yang positif,
adanya konsep diri yang dimiliki oleh individu pada
akhirnya akan melahirkan kepercayaan diri, konsep
diri sendiri tidak begitu saja terbentuk melainkan
melalui beberapa proses: pemahaman diri merupakan
salah satu proses yang harus dilakukan untuk
membentuk konsep diri, dengan pemahaman diri yang
didasarkan dengan sikap positif akan memunculkan
konsep diri yang positif juga dimana hal itu akan
berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi.
Lindenfield menjelaskan salah satu ciri khusus
orang yang mempunyai kepercayaan diri adalah
pemahaman diri, dimana orang yang percaya diri
secara batin juga sangat sadar akan dirinya, tidak
terus-menerus merenungi diri sendiri tetapi secara
teratur memikirkan perasaan, pikiran dan prilaku
mereka dan mereka selalu ingin tahu bagaimana
pendapat orang lain tentang diri mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada umumnya para penyandang cacat
tubuh akan mengalami kesulitan dalam melakukan
aktivitas jika dibandingkan dengan orang yang normal
karena secara fisik para penyandang cacat tubuh
mempunyai kelemahan dalam tubuhnya, kelemahan yang
12
ada pada tubuhnya menyebabkan para penyandang cacat
tubuh mengalami rasa rendah diri, sehingga terkadang
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam
masyarakat, bukan hanya itu saja terkadang
penyandang cacat tubuh akan mengalami tekanan dalam
dirinya jika merasa akan dihina dan diejek sehingga
hal itu bisa menyebabkan orang mengalami rasa rendah
diri yang berlebihan dan jika hal ini terus menetap
pada diri penyandang cacat tubuh lama kelamaan akan
berkembang menjadi rasa tidak percaya diri.
Pemahaman diri yang objektif menuntut orang
untuk mengetahui siapa diri seseorang yang
sebenarnya, kemampuan dan minat yang dimiliki dan
hal-hal yang disenangi maupun yang tidak.
Pemahaman diri merupakan aspek yang cukup
penting dalam komunikasi pembelajaran, karena dengan
pemahaman siswa mampu menyerap dan melakukan recall
terhadap materi yang sama dengan bahasa yang tidak
sama. Pemahaman bukanlah menghapal. Jadi pemahaman
adalah enaknya berbicara dan menjelaskan terhadap
suatu permasalahan, terutama permasalahan materi
pelajaran.
C. Bentuk Penerapan Penerimaan Dalam Proses Komunikasi
Penerimaaan diri mengandung persepsi terhadap
dirinya sendiri. Willi menyatakan bahwa penerimaan
diri berhubungan dengan penyesuaian diri yang tinggi
selain memberikan sumbangan pada kesehatan mental
13
seseorang serta hubungannya antar pribadi. Lebih
rincinya hubungannya antara persepsi dengan
penyesuaian diri dalam penerimaan diri yaitu diawali
dengan pengamatan individu saat menghadapi objek-
objek riil secara kontak langsung dengan stimulus
yang masih ada dan memberikan tanggapan yang dialami
oleh perangsang sehingga individu mempunyai pendapat
mengenai suatu objek yang diamati. Setelah timbul
tanggapan, individu mulai melakukan tindakan
penyesuaian diri untuk masuk dalam objek riil
tersebut.
Penerimaan diri bagi seseorang yang pernah
mengalami kehidupan hitam sering membuat orang yang
bersangkutan sulit menerima dirinya. Seperti halnya
seseorang yang pernah menjadi pelacur merasa
kesulitan menerima keberadaan dirinya yang telah
menjalani kehidupan hitam. Ike berpendapat bahwa
masih banyak perempuan-perempuan yang pernah menjadi
pelacur sulit menerima keberadaan dirinya dan
memilih hidup mengucilkan diri dari lingkungan
masyarakat. Bia sanya, mantan pelacur yang sulit
menerima keberadaan dirinya adalah pelacur -pelacur
yang dipaksa orang lain untuk menjadi pelacur, atau
dijerumuskan oleh seseora ng menjadi pelacur. Mantan
pelacur yang terpaksa menjadi pelacur ini akan
merasa dirinya telah menjadi manusia kotor, merasa
menjadi manusia yang kurang memiliki moral,
14
menyalahkan diri sendiri, dan cenderung tidak akan
menyenangi dirinya sendiri. Keadaan mantan pelacur
yang tidak dapat menerima masa lalunya bahwa ia
pernah sebagai pelacur akan mengalami kesulitan
dalam penyesuaian diri denganmasyarakat.
Aspek-aspek yang terkandung dalam penerimaan
diri, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pengetahuan diri
Menurut Shostrom proses penerimaan diri dapat
ditempuh melalui pengetahuan terhadap diri sendiri
terutama keterbatasan diri sehingga individu tidak
berbuat di luar kesanggupannya dan tidak perlu
berpurapura sanggup melakukan sesuatu. Pengetahuan
diri dapat dilakukan dengan mengenal diri baik
secara internal maupun eksternal. Simorangkir
berpendapat bahwa mengenal secara internal dapat
dilakukan dengan cara menilai diri sendiri dalam
hal kelebihan, kelemahan, sifat-sifat, dan lain-
lain. Secara eksternal pengenalan diri dilakukan
dengan cara menilai diri menurut pandangan orang
lain.
Penerimaan diri pantulan (reflected self-acceptance)
Yaitu membuat kesimpulan tentang diri kita
berdasarkan penangkapan kita tentang bagaimana
orang lain memandang diri kita. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan cara meminta pendapat orang lain
tentang diri sendiri.
15
Penerimaan diri dasar (basic self-acceptance)
Yaitu keyakinan bahwa diri diterima secara
intrinsik dan tanpa syarat. Penerimaan diri dasar
ini lebih berorientasi pada urusan personal
individu. Individu mampu menghargai dan menerima
diri apa adanya serta tidak menetapkan standar
atau syarat yang tinggi di luar kesanggupannya
dirinya.
Pembandingan antara yang real dan ideal (Real-Ideal
Comparison).
Yaitu penilaian tentang diri yang sebenarnya
dibandingkan dengan diri yang diimpikan atau
inginkan. Kesenjangan antara diri ideal dan riil
hanya akan menyebabkan individu merasa tidak puas
diri dan mudah frustasi.
Pengungkapan diri
Pengungkapan diri mengandung arti bahwa
penerimaan diri dapat ditempuh dengan upaya
mengasah keberanian untuk mengungkapan diri
(pikiran, perasaan, atau lainnya) kepada orang
lain. Pengungkapan diri dapat memberi informasi
kepada individu tentang siapa dirinya, sebab dari
interaksi tersebut individu akan mendapat feed back
yang berguna untuk memperkaya pengetahuan tentang
dirinya. Pengungkapan pikiran atau perasaan
hendaknya dilakukan secara asertif sebab tindakan
tersebut lebih mendukung pada perkembangan
16
kepribadian yang sehat daripada cara agresif
maupun pasif. Menurut Allport elemen penting dalam
penerimaan diri adalah kemampuan mengontrol emosi.
Upaya mengontrol emosi dapat dilakukan melalui
tindakan asertif, sebab di dalam asertif terdapat
pengontrolan emosi sehingga pengungkapan diri
antar individu yang berkomunikasi dapat berjalan
seimbang dan tidak ada individu yang tersakiti
atau menyakiti.
Penyesuaian diri
Menurut Schneiders di dalam penerimaan diri
terdapat penyesuaian diri. Individu yang tidak
mampu menyesuaikan diri menjadi tidak mampu untuk
menerima dirinya sendiri. Misalnya, ketika
individu memiliki cacat pada tubuhnya, maka
individu harus menyesuaikan diri dengan cacat
tersebut, agar cacatnya dapat diterima menjadi
bagian dari dirinya. Sebaliknya, bila tidak mampu
menyesuaikan diri maka individu cenderung
mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti
terus menerus mengeluh, putus asa, frustasi,
mengacuhkan dirinya, dan lain-lain. Reaksi
tersebut menunjukkan bahwa individu berupaya
melakukan penolakan terhadap cacat tubuhnya. Jika
keadaan ini dibiarkan maka individu tidak akan
mampu menerima dirinya.
Memanfaatkan potensi secara efektif
17
Individu yang dapat memanfaatkan potensi
dirinya secara efektif dapat membantu terciptanya
penerimaan diri. Mappiare mengatakan bahwa
penerimaan diri berarti mampu menerima diri apa
adanya dan memanfaatkan apa yang dimilikinya
secara efektif. Pendapat Mappiare mengandung dua
hal yaitu pertama, proses penerimaan diri terdapat
kemampuan untuk mengenali potensi diri. Kedua ada
upaya yang positif untuk memanfaatkan apa yang
dimilikinya, hal itu berarti ada rencana untuk
mencapai masa depan yang baik.
Kesimpulannya, aspek-aspek dalam penerimaan
diri meliputi pengetahuan diri, penerimaan diri
pantulan, penerimaan diri dasar, pembandingan antara
diri yang riil dengan ideal, pengungkapan diri,
penyesuaian diri, Memanfaatkan potensi secara
efektif.
Faktor sosiopsikologis yang mempengaruhi
perilaku manusia, terdiri dari:. komponen afektif
yaitu hal-hal yang berkaitan dengan aspek emosional;
komponen kognitif / intelektual; aspek konatif;
aspek volisional/ kebiasaan dan kemauan bertindak.
komponen afektif meliputi: motif sosiogenis/motif
ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif
harga diri, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan
makna kehidupan, serta kebutuhan akan pemenuhan
diri.
18
Selain faktor-faktor biologis dan faktor
psikososial seperti yang sudah dijabarkan di atas,
ada 4 faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yang
juga memiliki hubungan dengan psikologi komunikasi,
yaitu:
Penerimaan stimuli secara inderawi (sensory
reception of stimult)
Penerimaan stimuli secara indrawi yaitu data-data
yang masuk melalui organ-organ penginderaan.
Stimuli yang diterima bisa berupa orang, pesan,
suara, warna dan segala hal yang mempengaruhi
kita;
Proses yang mengantarai stimuli dan respons
(internal mediation of stimult)
Stimuli yang datang, diolah dalam jiwa kita dalam
"kotak hitam "yang tidak pemah kita ketahui;
Prediksi respons (prediction respons) yaitu respon
yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan
respon yang akan terlihat;
Peneguhan response adalah pengaruh lingkungan
atau orang terhadap respon organisme atau
disebut Feed Back (umpan balik)
Penerimaan sangat berpengaruh dalam
pembelajaran. Ketika siswa siap menerima pelajaran,
maka siswa sudah on dan siap diisi oleh gurunya
mengenai materi pelajaran. Namun ketika siswa tidak
19
siap menerima, maka siswa akan menolak materi
pelajaran yang disampaikan oleh para guru.
D. Bentuk Bahasa, Gaya, Sikap Dan Nilai Perhatian Dalam
Proses Komunikasi
Pengertian Bahasa adalah sebagai berikut:
a. Bahasa adalah penggunaan yang merupakan gabungan
fonem sehingga membentuk kata dengan aturan
sintaks membentuk kalimat yang memiliki arti.
b. Bahasa adalah satu sistem untuk mewakili benda,
tindakan, gagasan dan keadaan.
c. Bahasa adalah satu peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran
orang lain.
d. Bahasa adalah satu kesatuan sistem makna.
e. Bahasa adalah satu kode yang digunakan oleh pakar
linguistic untuk membedakan antara bentuk dan
makna.
f. Bahasa adalah satu ucapan untuk menepati tata
bahasa yang telah ditetepkan.
g. Bahasa adalah satu sistem tuturan yang akan dapat
dipahami oleh masyarakat linguistik.
h. Bahasa adalah satu sistem dari lambang bunyi
arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja
sama, dan identifikasi diri.
20
i. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbiter
yang memungkinkan semua orang dalam suatu
kebudayaan tertentu atau orang lain yang
mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi
atau berinteraksi.
j. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter
yang digunakan oleh para pakar anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama , berinteraksi dan
mengidentifikasi diri, percakapan (perkataan)
yang baik, tingkah laku yang baik, dan sopan
santun.
k. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang
tersusun dari lambing- lambang mana suka yang
bersifat unik dan khas yang dibangun dari
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan berhubungan
erat dengan budaya tempatnya berada.
l. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
m. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang
dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi.
Pengertian Komunikasi Verbal adalah sebagai
berikut:
a. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah
bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan.
21
b. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang pesannya
berbentuk pesan verbal yakni pesan yang berbentuk
kata.
Menurut Larry L. Barker dalam Deddy Mulyana
bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. Fungsi penamaan atau penjulukan merujuk pada
usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunikasi.
b. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan
emosi, yang dapat mengundang simpati dan
pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
c. Fungsi transmisi dari bahasa yaitu informasi
dapat disampaikan kepada orang lain.
Gorys Keraf menyatakan bahwa ada empat fungsi
bahasa, yaitu:
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya
untuk memaklumkan keberadaan kita.
2. Alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran
perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan
memungkinkan adanya kerjasama antarindividu.
3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang
memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-
pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil
22
bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar
berkenalan dengan orang-orang.
4. Alat mengadakan kontrol sosial. Bahasa merupakan
alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi
tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa
juga mempunyai relasi dengan proses-proses
sosialisasi suatu masyarakat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian yang telah dipaparkan
dalam pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, yaitu:
1. Perhatian memiliki peran yang cukup penting
dalam komunikasi pembelajaran, karena perhatian
akan menyebabkan adanya focus. Dengan focus dari
siswa dan guru, maka komunikasi pembelajaran
akan dapat diterima dengan baik dan materi
pembelajaran akan dapat disampaikan dengan baik
dan benar. Siswa tidak akan salah paham apalagi
salah menerapkan materi.
2. Pemahaman diri merupakan aspek yang cukup
penting dalam komunikasi pembelajaran, karena
dengan pemahaman siswa mampu menyerap dan
melakukan recall terhadap materi yang sama
23
dengan bahasa yang tidak sama. Pemahaman
bukanlah menghapal. Jadi pemahaman adalah
enaknya berbicara dan menjelaskan terhadap suatu
permasalahan, terutama permasalahan materi
pelajaran.
3. Penerimaan sangat berpengaruh dalam
pembelajaran. Ketika siswa siap menerima
pelajaran, maka siswa sudah on dan siap diisi
oleh gurunya mengenai materi pelajaran. Namun
ketika siswa tidak siap menerima, maka siswa
akan menolak materi pelajaran yang disampaikan
oleh para guru.
4. Bahasa mempunyai tiga fungsi: Fungsi penamaan
atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang
dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk
dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan
berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan. Fungsi transmisi dari bahasa yaitu
informasi dapat disampaikan kepada orang lain.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian di
atas, maka diajukan beberapa saran terutama kepada
pihak yang terkait sebagai berikut :
24
1. Kepada pendidik, hendaknya memperhatikan aspek
psikologis siswa ketika menyampaikan pelajaran.
2. Hendaknya mempersiapkan appersepsi untuk
pemanasan otak dan persiapan penerimaan sebelum
masuk pada materi inti.
25