+ All Categories
Home > Documents > Makalah Psikologis Manusia

Makalah Psikologis Manusia

Date post: 06-Apr-2023
Category:
Upload: independent
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sebab rendahnya kualitas manusia adalah karena minimnya tradisi belajar. Cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas diri memang dengan jalan belajar. Belajar secara rajin dan tekun akan menjadikan kualitas diri tumbuh dan berkembang. Tanpa belajar, rasanya sulit untuk mengharapkan terjadinya peningkatan kualitas. Belajar bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara paling konvensional, efektif, dan banyak dilakukan adalah dengan sekolah. Kebutuhan pendidikan lewat jalur sekolah tersedia sejak tingkat paling rendah (Sekolah Dasar) hingga tingkat paling tinggi (Doktor). Jurusan yang tersedia juga sangat beragam. Setiap orang dapat memilih tempat belajar yang sesuai dengan bakat, minat, dan kondisi keuangannya. Komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisah dari seluruh aktivitas manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia berhubungan dengan orang lain. Menurut Rakhmat, komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sebab rendahnya kualitas manusia

adalah karena minimnya tradisi belajar. Cara paling

efektif untuk meningkatkan kualitas diri memang

dengan jalan belajar. Belajar secara rajin dan tekun

akan menjadikan kualitas diri tumbuh dan berkembang.

Tanpa belajar, rasanya sulit untuk mengharapkan

terjadinya peningkatan kualitas.

Belajar bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara

paling konvensional, efektif, dan banyak dilakukan

adalah dengan sekolah. Kebutuhan pendidikan lewat

jalur sekolah tersedia sejak tingkat paling rendah

(Sekolah Dasar) hingga tingkat paling tinggi

(Doktor). Jurusan yang tersedia juga sangat beragam.

Setiap orang dapat memilih tempat belajar yang

sesuai dengan bakat, minat, dan kondisi keuangannya.

Komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisah

dari seluruh aktivitas manusia, baik sebagai

individu maupun sebagai kelompok. Identitas manusia

sebagai makhluk sosial mengharuskan manusia

berhubungan dengan orang lain. Menurut Rakhmat,

komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu

1

bangun kita gunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi

menentukan kualitas hidup kita.

Tidak ada seorang pun yang bisa hidup sendiri.

Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain ini hanya

dapat dilakukan dengan komunikasi. Lewat komunikasi

manusia berhubungan satu sama lain dengan berbagai

tujuan. Dalam setiap jejak langkah hidupnya, manusia

selalu membutuhkan komunikasi. Melalui berinteraksi

dan bergaul setiap hari dengan sesama, kehidupan

manusia terus dinamis dan berkembang. Dengan

demikian, komunikasi menjadi ciri yang melekat dalam

kehidupan manusia. Namun, supaya komunikasi itu

berjalan dengan lancar, diperlukan perspektif

psikologis.

Perilaku komunikasi berhubungan dengan

karakteristik manusia komunikan/pelopor (communicant

people) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal

maupun eksternal. Psikologi Komunikasi berhubungan

dengan faktor biologis dan sosiopsikologis. Pengaruh

faktor biologis adalah perilaku tertentu merupakan

bawaannya manusia bukan pengaruh lingkungan dan

motif biologis yaitu kebutuhan makan, minum

istirahat.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menguraikan

mengenai psikologis manusia dalam perspektif

komunikasi pembelajaran, dimana psikologi bisa

digunakan untuk memperlancar pembelajaran.

2

B. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan

dari pembahasan ini adalah untuk:

1. Mengetahui bentuk penerapan perhatian dalam

proses komunikasi.

2. Mengetahui bentuk penerapan pemahaman dalam

proses komunikasi.

3. Mengetahui bentuk penerapan penerimaan dalam

proses komunikasi.

4. Mengetahui bentuk bahasa, gaya, sikap dan nilai

perhatian dalam proses komunikasi.

3

BAB II

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan

masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana bentuk penerapan perhatian dalam proses

komunikasi?

2. Bagaimana bentuk penerapan pemahaman dalam proses

komunikasi?

3. Bagaimana bentuk penerapan penerimaan dalam

proses komunikasi?

4. Bagaimana bentuk bahasa, gaya, sikap dan nilai

perhatian dalam proses komunikasi?

4

BAB III

PEMBAHASAN

A. Bentuk Penerapan Perhatian Dalam Proses Komunikasi

Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara

sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar

informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari

penginderaan, ingatan maupun proses kognitif

lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan

sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan

membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang

tertentu.

Sumberdaya mental manusia yang terbatas untuk

memroses suatu rangsang membutuhkan bantuan untuk

mempercepat waktu reaksi. Mengarahkan pada suatu

informasi tertentu akan mempercepat proses mental

mengolah suatu rangsang. Misalnya dalam mengemudi,

atensi yang mengarahkan pengemudi pada situasi jalan

5

raya akan mempercepat reaksinya menginjak pedal rem

jika menghadapi situasi membahayakan.

Atensi juga terpengaruh oleh perbedaan usia,

terutama pada masa anak Groover menyebutkan bahwa

faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah

perhatian (attention). Perhatian merupakan aktivitas

menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan

kerja mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis

perhatian, yaitu:

a. Perhatian selektif (Selective Attention)

Perhatian selektif terdapat pada situasi

dimana seseorang memantau beberapa sumber

informasi sekaligus. Penerima informasi harus

memilih salah satu sumber informasi yang paling

penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-

faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah

harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima

informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu

menyediakan informasi dan memberikan perhatian

lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang

paling memberikan efek atau terlihat dibanding

yang lain, dan memilih sumber informasi yang

paling penting.

b. Perhatian terfokus (Focused Attention)

Perhatian terfokus mengacu pada situasi

dimana seseorang diberikan beberapa input namun

harus fokus pada satu input saja selama selang

6

waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada

satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh

gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh

terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan

arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar.

Penerima informasi akan lebih mudah menerima

informasi dari sumber yang berada langsung di

depannya.

c. Perhatian terbagi (Divided Attention)

Perhatian terbagi terjadi ketika penerima

informasi diharuskan menerima informasi dari

berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis

pekerjaan sekaligus.

d. Perhatian yang terus menerus (Sustained

Attention)

Perhatian terus menerus dilakukan penerima

informasi yang harus melihat sinyal atau sumber

pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam

situasi ini sangat penting bagi penerima

informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.

e. Kurang perhatian (Lack of Attention)

Kurang perhatian merupakan situasi dimana

penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap

pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh

kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri

pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang

perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek,

7

sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan

yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja

lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki

pencahayaan yang buruk.

Perhatian memiliki peran yang cukup penting

dalam komunikasi pembelajaran, karena perhatian akan

menyebabkan adanya focus. Dengan focus dari siswa

dan guru, maka komunikasi pembelajaran akan dapat

diterima dengan baik dan materi pembelajaran akan

dapat disampaikan dengan baik dan benar. Siswa tidak

akan salah paham apalagi salah menerapkan materi.

B. Bentuk Penerapan Pemahaman Dalam Proses Komunikasi

Pemahaman diri yang objektif akan membuat

seseorang mengerti akan dirinya, termasuk kelemahan

dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap

positif dalam menanggapi kelemahan dan kelebihan

yang ada. Menurut Loekmono tujuan mengenal dan

memahami diri sendiri bukannya untuk membuat orang

menjadi kecewa setelah mengetahui bagaimana

kepribadian dirinya, tetapi diharapakan agar setelah

mengenal dan memahami dirinya sendiri seseorang

dapat menerima kenyataan yang ada lalu berusaha

dengan yang ada pada dirinya untuk mengembangkan

pribadinya agar sehat dan memiliki karakteristik

yang positif.

Memahami diri atas segala kelebihan dan

kekurangan dirinya, misalnya individu dapat memahami

8

kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, potensi,

bakat, sifat-sifat, dan tujuan yang diinginkannya

serta mampu mengetahui apa yang sedang dipikirkan

dan dirasakan. Dan dapat membedakan antara kebutuhan

dan keinginannya. Apabila fungsi ini tidak

berkembang dengan baik, pengembangan diri secara

optimal dikhawatirkan tidak dapat tercapai.

Pemahaman diri secara objektif akan

memungkinkan seseorang bisa melihat kelebihan yang

dapat membuat percaya diri untuk bisa berbuat segala

sesuatu, tentunya dibutuhkan sikap positif dalam

menanggapi hal yang ada pada dirinya. Menurut Hakim

pemahaman yang negatif seseorang terhadap dirinya

sendiri yang cendrung selalu memikirkan kekurangan

tanpa pernah menyakinkan dirinya memiliki kelebihan

akan membentuk rasa tidak percaya diri. Hal ini

berarti dengan melihat dan menyadari kekurangan yang

dimiliki dengan sikap positif serta bisa

memanfaatkan kelebihan yang dimiliki akan melahirkan

keyakinan untuk bisa membuat orang menjadi percaya

diri

Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas

yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri

sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk

mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut

pemahaman tentang dirinya menurut keadaan

sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami

9

semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu

tersebut semakin dewasa.

Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang

tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan

yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya,

berarti ia semakin dewasa. Orang yang sehat terbuka

pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran

diri yang objektif.

Orang yang memiliki objektivitas teradap diri

tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya

kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia

dapat menilai orang lain dengan seksama, dan

biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia

juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor

yang sehat.

Contohnya, Para penyandang cacat tubuh secara

tidak langsung akan mengalami kesulitan dalam

melakukan aktivitas jika dibandingkan dengan orang

yang normal karena secara fisik para penyandang

cacat tubuh mengalami kelemahan dalam menggunakan

tubuhnya secara optimal, bukan hanya itu saja karena

secara psikis para penyandang cacat tubuh disadari

atau tidak akan mengalami rasa rendah diri dan

kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam masyarakat,

ditambah lagi akan perlakuan yang diberikan kepada

penyandang cacat tubuh dimana perlakuan itu ada yang

berupa celaan atau belas kasihan.

10

Masalah yang menimpa para penyandang cacat jika

tidak dapat diselesaikan dengan sikap yang positif

akan membuat para penyandang cacat tubuh mengalami

kecemasan berlebihan, putus harapan, takut bertemu

orang, malu yang berlebihan, suka menyendiri dan

nantinya para penyandang cacat tubuh akan memandang

diri rendah. Hal ini seusai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Mangunsong orang yang mengalami

cacat tubuh jika tidak mampu mengatasi kritis pada

dirinya akan mengakibatkan anak lebih tertekan,

menyesali diri terus-menerus, dan marah pada anak

yang sehat, anak juga tidak mau berinteraksi dengan

lingkungannya, dia akan mengurung diri, mengisolasi

diri, curiga terhadap setiap orang karena merasa

akan diejek dan dihina sehingga anak merasa tidak

merasa aman dengan dirinya.

Jika hal itu dibiarkan akan berkembang dan

menggangu kepercayaan diri para penyandang cacat

tubuh dalam melakukan segala aktivitas, karena

dengan kepercayaan diri cukup orang akan bersikap

lebih tenang dalam melaksanakan segala sesuatu,

mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di

berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik

yang cukup menunjang penampilan dan mampu

menetralisir ketegangan yang muncul di dalam

berbagai situasi. Tentunya kepercayaan diri tidak

muncul dengan sendirinya melainkan ada usaha yang

11

dilakukan untuk merangsang dan menumbuhkan

kepercayaan diri pada diri

Penilaian yang positif akan membentuk konsep

diri dan penghargaan terhadap diri yang positif,

adanya konsep diri yang dimiliki oleh individu pada

akhirnya akan melahirkan kepercayaan diri, konsep

diri sendiri tidak begitu saja terbentuk melainkan

melalui beberapa proses: pemahaman diri merupakan

salah satu proses yang harus dilakukan untuk

membentuk konsep diri, dengan pemahaman diri yang

didasarkan dengan sikap positif akan memunculkan

konsep diri yang positif juga dimana hal itu akan

berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi.

Lindenfield menjelaskan salah satu ciri khusus

orang yang mempunyai kepercayaan diri adalah

pemahaman diri, dimana orang yang percaya diri

secara batin juga sangat sadar akan dirinya, tidak

terus-menerus merenungi diri sendiri tetapi secara

teratur memikirkan perasaan, pikiran dan prilaku

mereka dan mereka selalu ingin tahu bagaimana

pendapat orang lain tentang diri mereka.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya para penyandang cacat

tubuh akan mengalami kesulitan dalam melakukan

aktivitas jika dibandingkan dengan orang yang normal

karena secara fisik para penyandang cacat tubuh

mempunyai kelemahan dalam tubuhnya, kelemahan yang

12

ada pada tubuhnya menyebabkan para penyandang cacat

tubuh mengalami rasa rendah diri, sehingga terkadang

mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam

masyarakat, bukan hanya itu saja terkadang

penyandang cacat tubuh akan mengalami tekanan dalam

dirinya jika merasa akan dihina dan diejek sehingga

hal itu bisa menyebabkan orang mengalami rasa rendah

diri yang berlebihan dan jika hal ini terus menetap

pada diri penyandang cacat tubuh lama kelamaan akan

berkembang menjadi rasa tidak percaya diri.

Pemahaman diri yang objektif menuntut orang

untuk mengetahui siapa diri seseorang yang

sebenarnya, kemampuan dan minat yang dimiliki dan

hal-hal yang disenangi maupun yang tidak.

Pemahaman diri merupakan aspek yang cukup

penting dalam komunikasi pembelajaran, karena dengan

pemahaman siswa mampu menyerap dan melakukan recall

terhadap materi yang sama dengan bahasa yang tidak

sama. Pemahaman bukanlah menghapal. Jadi pemahaman

adalah enaknya berbicara dan menjelaskan terhadap

suatu permasalahan, terutama permasalahan materi

pelajaran.

C. Bentuk Penerapan Penerimaan Dalam Proses Komunikasi

Penerimaaan diri mengandung persepsi terhadap

dirinya sendiri. Willi menyatakan bahwa penerimaan

diri berhubungan dengan penyesuaian diri yang tinggi

selain memberikan sumbangan pada kesehatan mental

13

seseorang serta hubungannya antar pribadi. Lebih

rincinya hubungannya antara persepsi dengan

penyesuaian diri dalam penerimaan diri yaitu diawali

dengan pengamatan individu saat menghadapi objek-

objek riil secara kontak langsung dengan stimulus

yang masih ada dan memberikan tanggapan yang dialami

oleh perangsang sehingga individu mempunyai pendapat

mengenai suatu objek yang diamati. Setelah timbul

tanggapan, individu mulai melakukan tindakan

penyesuaian diri untuk masuk dalam objek riil

tersebut.

Penerimaan diri bagi seseorang yang pernah

mengalami kehidupan hitam sering membuat orang yang

bersangkutan sulit menerima dirinya. Seperti halnya

seseorang yang pernah menjadi pelacur merasa

kesulitan menerima keberadaan dirinya yang telah

menjalani kehidupan hitam. Ike berpendapat bahwa

masih banyak perempuan-perempuan yang pernah menjadi

pelacur sulit menerima keberadaan dirinya dan

memilih hidup mengucilkan diri dari lingkungan

masyarakat. Bia sanya, mantan pelacur yang sulit

menerima keberadaan dirinya adalah pelacur -pelacur

yang dipaksa orang lain untuk menjadi pelacur, atau

dijerumuskan oleh seseora ng menjadi pelacur. Mantan

pelacur yang terpaksa menjadi pelacur ini akan

merasa dirinya telah menjadi manusia kotor, merasa

menjadi manusia yang kurang memiliki moral,

14

menyalahkan diri sendiri, dan cenderung tidak akan

menyenangi dirinya sendiri. Keadaan mantan pelacur

yang tidak dapat menerima masa lalunya bahwa ia

pernah sebagai pelacur akan mengalami kesulitan

dalam penyesuaian diri denganmasyarakat.

Aspek-aspek yang terkandung dalam penerimaan

diri, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pengetahuan diri

Menurut Shostrom proses penerimaan diri dapat

ditempuh melalui pengetahuan terhadap diri sendiri

terutama keterbatasan diri sehingga individu tidak

berbuat di luar kesanggupannya dan tidak perlu

berpurapura sanggup melakukan sesuatu. Pengetahuan

diri dapat dilakukan dengan mengenal diri baik

secara internal maupun eksternal. Simorangkir

berpendapat bahwa mengenal secara internal dapat

dilakukan dengan cara menilai diri sendiri dalam

hal kelebihan, kelemahan, sifat-sifat, dan lain-

lain. Secara eksternal pengenalan diri dilakukan

dengan cara menilai diri menurut pandangan orang

lain.

Penerimaan diri pantulan (reflected self-acceptance)

Yaitu membuat kesimpulan tentang diri kita

berdasarkan penangkapan kita tentang bagaimana

orang lain memandang diri kita. Hal tersebut bisa

dilakukan dengan cara meminta pendapat orang lain

tentang diri sendiri.

15

Penerimaan diri dasar (basic self-acceptance)

Yaitu keyakinan bahwa diri diterima secara

intrinsik dan tanpa syarat. Penerimaan diri dasar

ini lebih berorientasi pada urusan personal

individu. Individu mampu menghargai dan menerima

diri apa adanya serta tidak menetapkan standar

atau syarat yang tinggi di luar kesanggupannya

dirinya.

Pembandingan antara yang real dan ideal (Real-Ideal

Comparison).

Yaitu penilaian tentang diri yang sebenarnya

dibandingkan dengan diri yang diimpikan atau

inginkan. Kesenjangan antara diri ideal dan riil

hanya akan menyebabkan individu merasa tidak puas

diri dan mudah frustasi.

Pengungkapan diri

Pengungkapan diri mengandung arti bahwa

penerimaan diri dapat ditempuh dengan upaya

mengasah keberanian untuk mengungkapan diri

(pikiran, perasaan, atau lainnya) kepada orang

lain. Pengungkapan diri dapat memberi informasi

kepada individu tentang siapa dirinya, sebab dari

interaksi tersebut individu akan mendapat feed back

yang berguna untuk memperkaya pengetahuan tentang

dirinya. Pengungkapan pikiran atau perasaan

hendaknya dilakukan secara asertif sebab tindakan

tersebut lebih mendukung pada perkembangan

16

kepribadian yang sehat daripada cara agresif

maupun pasif. Menurut Allport elemen penting dalam

penerimaan diri adalah kemampuan mengontrol emosi.

Upaya mengontrol emosi dapat dilakukan melalui

tindakan asertif, sebab di dalam asertif terdapat

pengontrolan emosi sehingga pengungkapan diri

antar individu yang berkomunikasi dapat berjalan

seimbang dan tidak ada individu yang tersakiti

atau menyakiti.

Penyesuaian diri

Menurut Schneiders di dalam penerimaan diri

terdapat penyesuaian diri. Individu yang tidak

mampu menyesuaikan diri menjadi tidak mampu untuk

menerima dirinya sendiri. Misalnya, ketika

individu memiliki cacat pada tubuhnya, maka

individu harus menyesuaikan diri dengan cacat

tersebut, agar cacatnya dapat diterima menjadi

bagian dari dirinya. Sebaliknya, bila tidak mampu

menyesuaikan diri maka individu cenderung

mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti

terus menerus mengeluh, putus asa, frustasi,

mengacuhkan dirinya, dan lain-lain. Reaksi

tersebut menunjukkan bahwa individu berupaya

melakukan penolakan terhadap cacat tubuhnya. Jika

keadaan ini dibiarkan maka individu tidak akan

mampu menerima dirinya.

Memanfaatkan potensi secara efektif

17

Individu yang dapat memanfaatkan potensi

dirinya secara efektif dapat membantu terciptanya

penerimaan diri. Mappiare mengatakan bahwa

penerimaan diri berarti mampu menerima diri apa

adanya dan memanfaatkan apa yang dimilikinya

secara efektif. Pendapat Mappiare mengandung dua

hal yaitu pertama, proses penerimaan diri terdapat

kemampuan untuk mengenali potensi diri. Kedua ada

upaya yang positif untuk memanfaatkan apa yang

dimilikinya, hal itu berarti ada rencana untuk

mencapai masa depan yang baik.

Kesimpulannya, aspek-aspek dalam penerimaan

diri meliputi pengetahuan diri, penerimaan diri

pantulan, penerimaan diri dasar, pembandingan antara

diri yang riil dengan ideal, pengungkapan diri,

penyesuaian diri, Memanfaatkan potensi secara

efektif.

Faktor sosiopsikologis yang mempengaruhi

perilaku manusia, terdiri dari:. komponen afektif

yaitu hal-hal yang berkaitan dengan aspek emosional;

komponen kognitif / intelektual; aspek konatif;

aspek volisional/ kebiasaan dan kemauan bertindak.

komponen afektif meliputi: motif sosiogenis/motif

ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif

harga diri, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan

makna kehidupan, serta kebutuhan akan pemenuhan

diri.

18

Selain faktor-faktor biologis dan faktor

psikososial seperti yang sudah dijabarkan di atas,

ada 4 faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yang

juga memiliki hubungan dengan psikologi komunikasi,

yaitu:

  Penerimaan stimuli secara inderawi (sensory

reception of stimult)

Penerimaan stimuli secara indrawi yaitu data-data

yang masuk melalui organ-organ penginderaan.

Stimuli yang diterima bisa berupa orang, pesan,

suara, warna dan segala hal yang mempengaruhi

kita;

  Proses yang mengantarai stimuli dan respons

(internal mediation of stimult)

Stimuli yang datang, diolah dalam jiwa kita dalam

"kotak hitam "yang tidak pemah kita ketahui;

  Prediksi respons (prediction respons) yaitu respon

yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan

respon yang akan terlihat;

  Peneguhan response adalah pengaruh lingkungan

atau orang terhadap respon organisme atau

disebut Feed Back (umpan balik)

Penerimaan sangat berpengaruh dalam

pembelajaran. Ketika siswa siap menerima pelajaran,

maka siswa sudah on dan siap diisi oleh gurunya

mengenai materi pelajaran. Namun ketika siswa tidak

19

siap menerima, maka siswa akan menolak materi

pelajaran yang disampaikan oleh para guru.

D. Bentuk Bahasa, Gaya, Sikap Dan Nilai Perhatian Dalam

Proses Komunikasi

Pengertian Bahasa adalah sebagai berikut:

a. Bahasa adalah penggunaan yang merupakan gabungan

fonem sehingga membentuk kata dengan aturan

sintaks membentuk kalimat yang memiliki arti.

b. Bahasa adalah satu sistem untuk mewakili benda,

tindakan, gagasan dan keadaan.

c. Bahasa adalah satu peralatan yang digunakan untuk

menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran

orang lain.

d. Bahasa adalah satu kesatuan sistem makna.

e. Bahasa adalah satu kode yang digunakan oleh pakar

linguistic untuk membedakan antara bentuk dan

makna.

f. Bahasa adalah satu ucapan untuk menepati tata

bahasa yang telah ditetepkan.

g. Bahasa adalah satu sistem tuturan yang akan dapat

dipahami oleh masyarakat linguistik.

h. Bahasa adalah satu sistem dari lambang bunyi

arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia

dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja

sama, dan identifikasi diri.

20

i. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbiter

yang memungkinkan semua orang dalam suatu

kebudayaan tertentu atau orang lain yang

mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi

atau berinteraksi.

j. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

yang digunakan oleh para pakar anggota suatu

masyarakat untuk bekerja sama , berinteraksi dan

mengidentifikasi diri, percakapan (perkataan)

yang baik, tingkah laku yang baik, dan sopan

santun.

k. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang

tersusun dari lambing- lambang mana suka yang

bersifat unik dan khas yang dibangun dari

kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan berhubungan

erat dengan budaya tempatnya berada.

l. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota

masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia.

m. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang

dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi.

Pengertian Komunikasi Verbal adalah sebagai

berikut:

a. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah

bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator

kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan.

21

b. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang pesannya

berbentuk pesan verbal yakni pesan yang berbentuk

kata.

Menurut Larry L. Barker dalam Deddy Mulyana

bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Fungsi penamaan atau penjulukan merujuk pada

usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau

orang dengan menyebut namanya sehingga dapat

dirujuk dalam komunikasi.

b. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan

emosi, yang dapat mengundang simpati dan

pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

c. Fungsi transmisi dari bahasa yaitu informasi

dapat disampaikan kepada orang lain.

Gorys Keraf menyatakan bahwa ada empat fungsi

bahasa, yaitu:

1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa

menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang

tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya

untuk memaklumkan keberadaan kita.

2. Alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran

perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan

memungkinkan adanya kerjasama antarindividu.

3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.

Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang

memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-

pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil

22

bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar

berkenalan dengan orang-orang.

4. Alat mengadakan kontrol sosial. Bahasa merupakan

alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi

tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa

juga mempunyai relasi dengan proses-proses

sosialisasi suatu masyarakat

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian yang telah dipaparkan

dalam pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, yaitu:

1. Perhatian memiliki peran yang cukup penting

dalam komunikasi pembelajaran, karena perhatian

akan menyebabkan adanya focus. Dengan focus dari

siswa dan guru, maka komunikasi pembelajaran

akan dapat diterima dengan baik dan materi

pembelajaran akan dapat disampaikan dengan baik

dan benar. Siswa tidak akan salah paham apalagi

salah menerapkan materi.

2. Pemahaman diri merupakan aspek yang cukup

penting dalam komunikasi pembelajaran, karena

dengan pemahaman siswa mampu menyerap dan

melakukan recall terhadap materi yang sama

23

dengan bahasa yang tidak sama. Pemahaman

bukanlah menghapal. Jadi pemahaman adalah

enaknya berbicara dan menjelaskan terhadap suatu

permasalahan, terutama permasalahan materi

pelajaran.

3. Penerimaan sangat berpengaruh dalam

pembelajaran. Ketika siswa siap menerima

pelajaran, maka siswa sudah on dan siap diisi

oleh gurunya mengenai materi pelajaran. Namun

ketika siswa tidak siap menerima, maka siswa

akan menolak materi pelajaran yang disampaikan

oleh para guru.

4. Bahasa mempunyai tiga fungsi: Fungsi penamaan

atau penjulukan merujuk pada usaha

mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang

dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk

dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan

berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang

simpati dan pengertian atau kemarahan dan

kebingungan. Fungsi transmisi dari bahasa yaitu

informasi dapat disampaikan kepada orang lain.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan penelitian di

atas, maka diajukan beberapa saran terutama kepada

pihak yang terkait sebagai berikut :

24

1. Kepada pendidik, hendaknya memperhatikan aspek

psikologis siswa ketika menyampaikan pelajaran.

2. Hendaknya mempersiapkan appersepsi untuk

pemanasan otak dan persiapan penerimaan sebelum

masuk pada materi inti.

25

26


Recommended