+ All Categories
Home > Documents > makalah agama dan manusia

makalah agama dan manusia

Date post: 02-Feb-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
52
makalah agama dan manusia M A K A L A H HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN MANUSIA KELOMPOK . II 1. BADRIAH 2. M. YAMIN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES DHARMASRAYA 2012-2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya lah
Transcript

makalah agama dan manusia

M A K A L A HHUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN MANUSIA

 

KELOMPOK . II

1. BADRIAH2. M. YAMIN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSTIKES DHARMASRAYA

2012-2013

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami ucapkan  kehadirat

Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-Nya lah

kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini kami buat dengan tujuan agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui Tentang  HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN

Semoga makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahauan bagi pembaca.

MANUSIAKami juga mengucapkan terima kasih kepada

teman kami yang telah ikut berpatisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada pemakalahan ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan-masukan dari pembaca yang membangun bagi kami .

BAB IPENDAHULUAN

1.1   Latar BelakangPentingnya pengetahuan tentang hubungan manusia dan

agama bagi mahasiswi dalam tingkah laku adalah salah satualas an penulis membuat makalah ini.

Dalam makalah ini penulisan mencoba untuk membahasmasalah antar agama dan manusia secara ringkas namunjelas dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh pembacatentu nya.

1.2   tujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1.       untuk mengembangkan wawasan penulisan bagaimanahakikat manusia serta proses penciptaan nya dalamalqur’an

2.       untuk menambah pemahaman tentang tujuan hidup sertafungsi dan tujuan manusia dimuka bumi

3.       untuk menambah pengetahuan pembaca tentang agamasebagai pedoman hidup manusia

BAB II

PEMBAHASANDefinisi agama

Sesuai dengan asal muasal katanya (sansekerta:

agama,igama, dan ugama) maka makna agama dapat diutarakan

sebagai berikut: agama artinya peraturan, tata cara,

upacara hubungan manusia dengan raja; igama artinya

peraturan, tata cara, upacara hubungan dengan dewa-dewa;

ugama artinya peraturan, tata cara, hubungan antar

manusia; yang merupakan perubahan arti pergi menjadi

jalan yang juga terdapat dalam pengertian agama lainnya.

Bagi orang Eropa, religion hanyalah mengatur hubungan tetap

(vertikal) anatar manusia dengan Tuhan saja. Menurut

ajaran Islam, istilah din yang tercantum dalam Al-Qur’an

mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhan

(vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia dalam

masyarakat termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan

hidupnya (horisontal).

"… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu

agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan

telah kuridhai Islam itu jadi agama(din) bagimu …" (QS

5:3)

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,

kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah

dan tali (perjanjian) dengan manusia …" (QS 3:112)

2.1         Hakikat manusia serta proses penciptaanyamenurut Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitabullah yang di turunkan kepadanabi Muhammad saw. Untuk segenap manusia. Al-Qur’an jugamendorong manusia untuk merenungkan perihal dirinya,kejaiban penciptaannya. Sebab, pengetahuan manusiaterhadap  diri nya dapat mengantarkannya padama’rifullah, berkaitan dengan hal ini,terdapat sebuahatsar  yang menyebut bahwa “barang siapa mengenal dirinya,niscayaia mengenal tuhan nya.”

Al-Qur’an juga membuat petunjuk mengenai manusia,sipat sipat dan keadaan biologisnya yang berkaitanpembentukan nya gambaran yang benar tentang kepribadianmanusia, motivasi uta yang mengerakan prilaku manusia,serta factor-faktor yang mendasari keselarasan dankesempurnaan kepribadian manusia dan terhujut nyakesehatan jiwa manusia.

Hakikat manusia adalah  makluk  paling sempurna yang pernah di

ciptakan oleh Allah SWT kesempurnaan yang di miliki olehmanusia merupakan salah satu konsekuensi fungsi dan tugasmereka sebagai khifah dimuka bumi ini.

Penciptaan manusia  menurut Al-Qur’anAl-Qur’an telah memberikita imformasi kepada kita

mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapafase : dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yangdi bentuk , menjadi tanah kering, kemudian Allah SWT.Merupakan ruh kepada nya , lalu tercipta Adam a.s. halini di isyaratkan Allah surat {38} ayat 71-72.{ingatlah} ketika tuhan mu berfirman kepada maikat ,“sesungguh nya aku menciptakan manusia dari tanah. Maka,apabila telah kesempurnaan kejadian dan kutiupkankepadanya ruh (ciptaan) ku, maka hendak lah kamu

menyukuri dengan bersujud pada nya.” (Q.S Shaad {38}: 71-72.)Kemudian, dalam ayat lain juaga di sebutkan mengenaipermulaan pencipta manusia yang berasal dari tanah. Haimanusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan(dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguh nya kami telahmenjadikan kamu dari tanah, kemunian dari setetes mani,kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpaldaging yang sempurna kejadian nya dan yang tidaksempurna, agar kami jelas kepada kamu dan kami tetapkandalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yangsudah di tentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagaibayi, kemudian (dengan beransur ansur ) kamu sampailahkepada kedewasaan, dan di antara kamu ada di wafatkandan( ada pula) di antara kamu di panjangkan umur nyasampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesungguhpun yang dahulu nya telah di ketahui. Dan, kamu liat bumiini kering, kemudian apabila telah kami turun kan airdiatas nya, hiduplah bumi itu dan suburlah danmenumbuhkan berbagai macam tumbuh tumbuhan yang indah.(Q.S. al- Hajj{22}:5)Q.S AL-mu’minun 23:13-14 :Yang artinya : kemudian kami jadikan sari pati itu airmani (yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalusegumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dansegumpal daging itu kami jadikan tulang-beulang, lalutulang-beulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudiankami jadikan dia makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka,mahasuci lah ALLAH, pencipta yang paling baik. (Q.S. AL-MU’MINUN 23:13-14)

2.2 fungsi dan tugas manusiaPeran / fungsi kita sebagai manusia yang diciptakan

oleh Allah Atau jabatan kita sebagai manusia ciptaan

Allah apa sih di dunia ini?Fungsi / Peran kita di dunia

ini tidak lainadalah sebagai khalifah seperti firman

Allah SWT:"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah

di mukabumi...".(QS.35:39).

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumi...".(QS.2:30)

.Kata "khalifah" berakar dari kata"khulafa'" yang

pada mulanya berarti "di belakang". Dari sini,kata

khalifah seringkali diartikan sebagai "pengganti" (karena

yang menggantikan selalu beradaatau datang di belakang,

sesudah yang digantikannya).Ini berarti manusia dijadikan

oleh Allahsebagai pengganti/wakil untuk mengurus dan

memakmurkan dunia dengan jalan melaksanakansesuatu

perbuatan yang diridhai-Nya di muka bumi ini.

Tugas manusia :

1.Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah ('Abdullah)

2.Tugas Manusia Sebagai Khalifah

Tugas manusia sebagai khalifah banyak sekali,tugas-

tugas kekhalifahan tersebut menyangkut tugas kekhalifahan

terhadap diri sendiri, tugas kekhalifahan dalam

keluarga/rumah tangga,tugas kekhalifahan dalam

masyarakat,dan tugas kekhalifahan terhadap alam.

Tugas Kekhalifahan terhadap diri sendiri:

         Menuntut ilmu pengetahuan (QS.16:43)

         Memakan makanan yang halal(QS.2:168)

      

Tugas Kekhalifahan dalam Keluarga / Rumahtangga:

 

         Menjaga keluarga dari siksaneraka (QS.66:6)

Tugas Kekhalifahan dalam masyarakat:

         Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (QS.49:10)

         Tolong-menolongdalam kebajikan (QS.5:2)

         MenegakkanKeadilan (QS.4:135)(4) Bertanggungjawab

terhadap amar ma'ruf nahi munkar (QS.3:104,110)

Tugas Kekhalifahan terhadap alam:

         Tidakberbuat kerusakan di muka bumi (QS.28:77),

(QS.30:41)Dan masih banyak lagi tugas yang mencakup

tugas-tugas.

2.3 tujuan hidup manusia

Tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah untuk

beribadah kepada Allah seperti firman-Nya:"Dan aku tidak

menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi/beribadahkepada-Ku".(QS.51:56)

Di dalam segala aktivitas kita diatur agar aktivitas

kita bernilai ibadah,menurut penulis tidak adasuatu agama

yang mengatur aktivitas manusia serinci agama

Islam,contoh kecil adalah rumah,ketika bercermin,ketika

naik kendaraan,ketika hujan,ketika mendengar petir,ketika

hendak  berhubungan suami istri,bahkan orang bersinpun

didoakan (salingjawab-menjawab) dan masih banyak yang

lainnya.

Hubungan manusia dan agama

Manusia adalah makluk ciptaan tuhan yang paling sempurnadi banding kan makluk ciptaan tuhan yang lain nya.

Manusia merupakan makluk tuhan yang memiliki tuntutanuntuk menyebab dan bersyukur atas segala sesuatu  yangtelah di ciptakan sehingga manusia dapat bertahan hidupdan melestarikan populasinya. Manusia memilikikepercayaan yang berbeda-beda. Walaupun kepercayaanmanusaia banyak yang  berbeda  tetapi dari keseluruhkepercayaan , kepercayaan tersebut memiliki satu tujuanyang jelas. Keprcayaan  dan agama memberikan segalasesuatu panjelasan bahwa manusia adalah makluk yang harusbersukur kepada dia dan memiliki potensi untuk bersikapbaik atau buruk , bersikap jujur atau dusta  dan dalamdiri manusia selalu terdapat  aspek hawa nafsu, seks danrasa ingin berkuasa.

BAB III

PENUTUP

3.1  kesimpulan

                Agama adalah pandangan dan pedoman hidupmanusia , dan  menjadi kekuatan  utama dalam membentuksejarah kehidupan manusia. Dalam hal ini manusiaberpedoman  kepada agama yang mengatur semua hal yangbersangkutan dalam kehidupan dan cara bertingkah lakuantar umat beragama.

3.2 Saran

                Semoga makalah ini bermanfa’at bagipembaca dan dapat memberi motifasiUntuk menjadi acuan mahasiswi dalam menyiapi  antaramanusia dan agama.

Diposkan oleh badriah like 52 di 05.05 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

http://badriah1.blogspot.com/2012/05/makalah-agama-dan-manusia.html

MAKALAH TENTANG AGAMA DAN MANUSIA.

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa. karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

untuk memenuhi tugas Pendidikan dan Agama (PAI). Makalah

ini dapat digunakan sebagai wahan untuk menambah

pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi

tambahan dalam belajar Materi Manusia dan Agama. Makalah

ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan

mudah mempelajari dan memahami tentang materi agama dan

manusia secara lebih lanjut. Makalah ini juga dilengkapi

dengan gambar-gambar sehingga pembaca tidak bosan.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah

membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan

menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah

dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak

mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan

masukan dalam penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk

menambah pengetahuan dan wawasan tentang Agama dan

Manusia, Aamiin.

Lubuklinggau, 03 Oktober 2012 Penyusun 

Kelompok III .

i

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR……………………………………..............................

…………..i

DAFTAR ISI ……………………………………..……....................

……...........………ii

BAB I PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah…………………....

………..................................………1

B.  Rumusan

Masalah……………………………………...............................……….1

C.  Tujuan Penulisan Makalah……………………….

……...............................………2

D.  Manfaat Penulisan Makalah…………………….

……...............................………..2

BAB II PEMBAHASAN

A.  Landasan

Teori…………………………………………..............................…….3

B.  Pembahasan…………………………………………….............................

……..5

BAB III PENUTUP

A.  Kesimpulan…………………………………………...........................

………..10

B.  Saran………………………………………………..........................…………10

REFERENSI

ii

BAB I

PENDAHULUANA.    Latar Belakang Masalah

Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat

penting , karena mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan

generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada

Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang

sesuai dengan agama-agama samawi (agama yang datang dari

langit atau agama wahyu).

Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada

dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati

pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari

penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah

laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia

menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu, agama juga

merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim

dalam menghadapi berbagai aliran sesat.

Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan

akidah dan akhlak dan juga merupakan jalan untuk membina

pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat

oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.

Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi

orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai

tujuan yang tinggi, apabila nilai-nilai agama telah

terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu

mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertaqwa, yang

salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan

diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak

sesuai dengan ajaran agama.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami

merumuskan masalah sebagai berikut.

1.        Apa Hubungan agama dengan manusia?

2.        Mengapa manusia perlu memeluk agama ?

3.        Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan

fitrah kemanusiaan ?

4.        Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?

1

C.    Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini

disusun dengan tujuan untuk :

1.        Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?

2.        Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama

3.        Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai

dengan fitrah kemanusiaan

4.        Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus

D.      Manfaat Penulisan makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat

kepada pembaca tentang Manusia dan Agama. Semoga kita

dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada sang

pencipta yaitu Allah SWT aamiin.

2

 

BAB II

PEMBAHASAANA.      Landasan Teori

1.        Pengertian Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut

biologis, rohani dan istilah kebudayaan, atau secara

campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan

sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah

spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi

otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka

dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di

mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan

kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.

Menurut  agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk

ciptaan Allah yang paling mulia di antara makhluk

ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi

khalifah di muka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga kata

yang digunakan untuk menunjukan kepada manusia. Kata yang

digunakan adalah basyar, insan atau nas dan bani Adam.

Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan

sesuatu dengan baik dan indah’. Dari kata basyarah yang

artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar

karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit

binatang. Manusia secara bahasa disebut juga insan yang

dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang

berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang

berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia,

karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya

manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru

disekitarnya.

2.        Pengertian Agama

Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau

(a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama

merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia

dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum

untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie,

religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan

penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa

usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-

ulang.

3

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem

yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan

kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang

berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta

lingkungannya.

Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa

arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan,

kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.

Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin”

merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang

hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah

laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut

(Moh. Syafaat, 1965).

Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang

Tuhan, di mana penganut-penganutnya melakukan tindakan-

tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar aturan-

aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-

aspek sebagai berikut :

a.         Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin

ketuhanan yang harus diyakini.

b.        Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan

dengan Tuhan, untuk minta perlindungan dan pertolongan-

Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan penghambaan.

c.         Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku

dan bertindak yang benar dan baik bagi individu dalam

kehidupan.

d.        Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup

bermasyarakat.

Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat

dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu :

a.         Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan

budaya suatu masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau

Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut Ardli), seperti

Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.

b.        Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku

mendapat wahyu dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama

langit (dalam bahasa Arab langit disebut samawi), seperti

Yahudi, Nasrani dan Islam.

c.         Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof

besar. Dia memiliki pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan

tentang konsep-konsep kehidupan sehingga banyak orang

yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian melembaga

sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu

masyarakat. Agama semacam ini dinamakan sebagai agama

filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme,

Zoroaster atau Budha.

4

3. Pengertian Islam

Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar

kata salam yang artinya damai atau kedamaian, salamah yang

artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri

atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di

definisikan sebagai suatu sistem ajaran ketuhanan yang

berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat

manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad

saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi

peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh

kebahagaian di dunia dan di akhirat kelak.

B.       Pembahasan

      1.      Hubungan Agama Dan Manusia

            Kondisi umat islam dewasa ini semakin

diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan

yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a

moral atau degradasi nilai-nilai 

          keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh

itu adalah :

         1. Tayangan media televisi tentang cerita yang

bersifat tahayul atau kemusrikan,  dan film-film

yang      

             berbau porno.

         2. Majalah atau tabloid yang covernya

menampilkan para model yang mengubar aurat.

         3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin,

karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku

yang

             menyimpang dari nilai-nilai agama.

         4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka

masih cenderung mengedepankan kepentingan       

            kelompoknya (partai atau organisasi) masing-

masing.

            Sosok pribadi orang islam seperti di atas

sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu  

           sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam

sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih

           mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti

inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan

           bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah

umat islam itu sendiri.

  

          Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang

mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin”

          maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman

secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat

          islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam

bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang

          iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan

mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah

         ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri

yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari,

         seperti : pengendalian diri, sabar, amanah,

jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling

menghormatai

        tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain.

Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu

        menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah

(hablumminallah) dengan ibadah ghair mahdlah

        (hablumminannas) dalam rangka membangun

5

   2.      “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang

subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.

   3.        Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama

Manusia perlu memelukan agama sebab disamping manusia

memiliki berbagai kesempurnaan, manusia juga memiliki

kekurangan. Hal ini antara lain digunakan oleh kata Al-Nafs

menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an

Nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang

berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat

kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia

inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi

perhatian lebih besar. Sebagaimana firman Allah swt. Yang

berbunyi:

ففففففف فففف    فففففففففففف فففففففArtinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah

mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama

adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa

menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar

maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam

berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan

yang datang dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-

upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa

ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela

mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang

dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang

didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan.

Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36

Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan

harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)

Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya  yang

tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang-orang

mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan,

obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan

sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan membentengi

manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat

menjalankan agama.

6

Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini

meningkat, sehingga uapaya

mengagamakan masyarakat menjadi penting.

4.        Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah

kemanusian

Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal

dari Allah SWT, diturunkan kepada ummat manusia dengan

wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai

agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan manusia

sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah

kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal

manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal

penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih

bersifat potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi

yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar

manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik

atau nonfisik, yaitu akal, nafsu , perasaan dan kesadaran

(qalb) dan ruh.

Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan

tersebut buat pertama kali ditegaskan dalam ajaran Islam.

Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia

sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru

masa ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan

mempopulerkannya dalam keagamaan yang ada dalam diri

manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia

memeluk agama. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

فففففففففففففففففففففففففففففففففففففففففف

Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,

tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan

fitrah itu”. (QS.Ar-Rum : 30).

Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia

tersebut dapat pula dianalisis melalui istilah Ihsan yang

digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan manusia. Mengacu

kepada informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari

sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah

manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa

yang tidak diketahuinya. Melalui uraian tersebut diatas

dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia sudah

terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini

memerlukan pembinaan, pengarahan, dan seterusnya dengan

mengenal agama kepadanya.

Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan

membawa manusia ke arah kebaikan dan keselamatan baik

bagi dirinya maupun bagi orang lain.

7

5.        Islam Sebagai Agama yang Lurus

Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai

hidayah (petunjuk) dalam kehidupan umat manusia sebagai

mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 38)

“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan).

Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak

akan ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan

bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).

a.        Hidayah Allah untuk manusia

Hidayah secara istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang

diberikan oleh Allah pada makhluk hidup agar mereka

sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan

solusi (pemecahan) ‘bagi persoalan hidup yang

dihadapinya’. Oleh karena itu hidayah merupakan alat

bantu yang diberikan oleh Allah kepada makhluk hidup

untuk mempermudah menjalani kehidupannya.

Ada 4 tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah swt.

kepada manusia, yaitu :

1)        Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk

untuk kehidupan yang diberikan oleh Allah swt. bersamaan

dengan kelahiran berupa kemampuan untuk menghadapi

kehidupan, sehingga sanggup untuk bertahapan hidup

(fungsi survival).

2)        Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk

berupa kemampuan indera dalam menangkap citra lingkungan

hidup, sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang

sesuai dengannya sehingga menemukan kenyamanan dalam

menjalani kehidupan secara fisikal (fungsi adaptif).

3)        Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk

yang diberikan oleh Allah swt. berupa kemampuan berfikir

dan menalar, yaitu mengolah segala informasi yang

ditangkap melalui indera. Dengan kemampuan ini manusia

memiliki kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan

sehingga dapat memanipulasi dan merekayasa lingkungan

untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan kenyamanan

hidupnya (fungsi developmental atau pengembangan hidup).

4)        Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk

yang diberikan Allah swt. Kepada manusia berupa ajaran-

ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti kehidupan

secara individual dan menata kehidupan secara komunal,

bersama-sama orang lain, sehingga manusia mendapatkan

kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan batin

dalam menjalani kehidupannya.

8

Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada umat

manusia dengan kedua jenis hidayah inilah manusia berbeda

dengan makhluk hidup lainnya. Dengan hidayah aqliyyah

(kemampuan intelektual), manusia menjadi berbeda secara

signifikan bila dibandingkan dengan binatang (demikian

juga dengan jin dan malaikat). Dan dengan hidayah diniyyah

(petunjuk agama), manusia dapat meningkatkan

spiritualitasnya dan mencapai ketingkat yang lebih tinggi

dari malaikat sekalipun.

b.        ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah

Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata

kehidupan, Allah menurunkan agamanya sebagai pedoman yang

harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap

keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala

kebingungan dan kesesatan.

Firman Allah yang terjemahannya :

“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan).

Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak

akan ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan

bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).

Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang

benar yang Ia ridhoi itu adalah agama islam.

“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah ISLAM”.

“Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agamamu dan Aku

sempurnakan nikmat-Ku kepada mu. Dan Aku ridhoi Islam

sebagai agamamu”. Agama islam, dapat berperan dan

berfungsi bagi manusia yang dapat dikembangkan oleh

setiap individu, sebagai berikut :

1.        Pemberi makna bagi perbuatan manusia.

2.        Alat kontrol bagi perasaan dan emosi.

3.        Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.

4.        Pemberi reinforcement (dotongan penguat) terhadap

kecenderungan berbuat baik pada manusia.

5.        Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.

9

BAB III

PENUTUPA.      KESIMPULAN

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak

kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama

merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia

dari kekacauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama

sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup

sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam

hal ini adalah Islam. Akhlak yang terpuji sangat penting

dimiliki oleh setiap masyarakat sebab maju mumdurnya

suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak

tersebut. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong

manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat

kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan

ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur’an,

menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu

kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan

manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama

kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

B.       SARAN

Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena

itu sebagai calon pendidik marilah kita mengamalkan

tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik lewat

pendidikan formalKita sebagai manusia hendaknya berpegang

teguh pada nilai-nilai keagamaan sehingga kita bias

mendapat dan mencapai keridhaan Allah SWT.

10

REFERENSITim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan

dan Pedoman Hidup, Value Press, Bandung

Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.

Website :

http: www.google.com

http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/10/manusia-dan-

agama/

http: www.anakciremai.com/2012/06/10/manusia-dan-agama/

http://agushidayatwrote.wordpress.com/2012/07/10/mengapa-

man/

http: www.sarjoni.wordpress.com

Makalah agama tentang sholat

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

    Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam.

Begitu pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan

yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk

ditinggalkan.

Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu:

kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na

pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap)

dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan

kepada Allah sebagai Ilaah.

Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj

tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi

(kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih

dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu,

dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan

tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip

Islam baik dalam aspek politik maupun sosial

kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid

menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,

persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula

dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman,

ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah.

Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa

salafus shalih sangat memperhatikan masalah shalat,

sampai mereka menempatkan shalat itu sebagai”mizan” atau

standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar

kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya.

Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana

istiqamahnya maka mereka bertanya tentang shalatnya dan

sejauh mana ia memelihara shalatnya, bagaimana ia

melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits

Rasulullah SAW:

“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka

saksikanlah untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu

Tsauban, Ibnu Umar, Salamah, Abu Umamah dan Ubadah

r.a.telah meriwayatkan hadist ini : ” Sholat adalah

sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”.

Begitupun dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh

Ibnu mas’ud dan Anas r.a.

Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang

yang melaksanakan ritual dan gerakan-gerakan yang

diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat

mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai

salah satu penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang

benar-benar melaksanakannya.

B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-

masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1.      Apakah pengertian sholat?

2.      Bagaimanakah sejarah sholat?

3.      Sebutkan macam-macam sholat!

4.      Apakah manfaat sholat?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SHOLAT

Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut

istilah adalah pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh

takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.

Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca

kalimah kebesaran Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan

mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya bergerak

menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia.

Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya

dan memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah SWT.

Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan

(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas

hamparan bumi.

Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya,

berjamaah dengan keteraturannya, dengan dilakukan di

rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian, dengan

penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan

waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan,

tilawah, bacaan-bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan

ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari

sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap

salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan

yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah

shalat berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan

berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.

B.     SEJARAH SHOLAT

Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses

yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW

yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak

dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara

keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelah Nabi

melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu

terbagi tiga golongan, yaitu yang secara terang-terangan

menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan

yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya

yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang

utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal –

amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti

mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.

C.     MACAM-MACAM SHOLAT

Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1.      Sholat Fardhu

Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-

hamba-Nya sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-

Nya, baik melalui perintah maupun larangan. Dalam hal ini

adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:

a.       Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah

barat sampai panjang bayangan dua kali lipat dari panjang

benda aslinya

b.      'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat

dari panjang benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.

c.       Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai

hilangnya mendung merah dilangit.

d.      'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit

sampai munculnya fajar shodiq.

e.       Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai

terbitnya matahari.

2.      Sholat Tathowwu'

Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat

fardhu 5 waktu.                  

a.       Sholat Tathowwu' Muthlaq

Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak

ditentukan oleh syara'.

b.      Sholat Tathowwu' Muqoyyad

Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan

oleh syara'.

Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10

rokaat (sholat) dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat

sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah

maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya,

dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa

sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori:

118, dan Muslim: 729)

Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara

lain, sholat-sholat sunah seperti sholat tahajud, sholat

witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat dhuha, sholat

taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat tasbih.

D.    SHOLATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ

1.      Sholatnya orang beriman

a.       Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa

yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai

dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana

sabdanya:           

“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan

agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR.

Bukhari-Muslim)

b.      Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa

gerakan dan ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah

melainkan menekankan pada esensi shalat yaitu terdapatnya

kekhusuan.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-

orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).

2.      Sholatnya orang fasiq

a.    Golongan pertama adalah golongan orang yang telah

mengetahui ilmu tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan

rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya, tentang

bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah betul dan

lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak mampu

melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah

memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada

Tuhannya seperti perintah shalat ini. Bila mereka sedang

ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada

urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan

mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun

mereka tahu perbuatan itu berdosa. Dengan kata yang lain,

mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan perintah

shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq.

Seperti firman Allah di dalam Al Quran: “Barangsiapa yang

tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka

mereka itu adalah orang-orang yang fasiq”.

b.    Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah

mengerjakan shalat dan sudah tahu ilmunya, akan tetapi

tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa dan

fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan

menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya

melayang-layang memikirkan hal-hal lain di luar shalat,

seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan

lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai shalatnya,

malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai

sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh

Allah SWT dengan firmanNya:

“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu

orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5)

Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari

pelaksanaan sholat itu sendiri:

“Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan

mereka dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan

malas. Mereka bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan manusia, dan

tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan sedikit sekali“ (Qs.

Annisa ayat 142).

E.     MANFAAT SHOLAT

1.      Sholat dapat menghapuskan dosa

Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:

“Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh

maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa,

maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu

membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan

shalat ‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat

dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu

membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu

melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu

tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun.” (HR.

Thabrani)

2.      Manfaat sholat bagi kesehatan

Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang

baik untuk kesehatan:

Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan

menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan

dan tulang.

Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru

adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga

dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan

tulang belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak

mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan

lurus.

Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan

merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti

halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti

meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang

membawa oksigen menjadi lancar.

Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening

ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher.

Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan

benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi

daripada leher.

Sujud  juga melancarkan peredaran darah hingga dapat

mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia

tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang

belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian

sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama

dalam bersujud.

Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar

keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis

sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran.  Gerakan

ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang

tubuh kita.

Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan

memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk

menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan

mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

3.      Mencegah perbuatan keji dan mungkar

“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…”

(Qs. Al-Ankabut ayat 45). Sholat adalah salah satu

aplikasi dari keimanan yang diambil dari konsekuensi

rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki

iltizam terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi

pengakuannya terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat

akan menjadi pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari

dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.

4.      Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik

untuk membersihan jiwa dan melunakkan perasaan,

menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat dengan

dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,

sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah

yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan

fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan,

sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat

tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat

gizi.

F.      BAHAYA MENINGGALKAN SHOLAT

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja

diperlihatkan tentang balasan orang yang beramal baik,

tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat

mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan

Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu:

“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang

membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali

benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia

kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus

berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya:

“Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini

orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat

fardhu” (Riwayat Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam

Neraka Saqor.

Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-

orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang

menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-

orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam

kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-

ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW

mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda

SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya

hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-

nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam

dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib

turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang

melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada

waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak

bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat

kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja,

maka sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk

Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan,

mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang

meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah

mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram

mensholatkanya.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1.      Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin

sehingga meremukkan tulang-tulang dada.

2.      Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan

membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada

henti-henti.

3.      Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia

akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai

halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab

meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian

dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari

Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu

Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan

dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena

meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena

meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar

ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu

Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul

Aqra” hingga hari Qiamat.

Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu

lima waktu:

Subuh , Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam

neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan akhirat. (1

tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun).

Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.

Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.

Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.

Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai

orang yang meninggalkan sholat Isya’, bahwa Aku tidak

lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan

nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan

adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.

Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :

Didunia

1.      Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan

rezekinya.

2.      Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh)

dari pada (wajah) nya.

3.      Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Ketika Sakaratul Maut

1.      Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang

sangat haus.

2.      Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut

keluar.

3.      Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)

4.      ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya

Ketika di Alam Barzakh

1.      Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap

pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar

dan Nakir yang sangat menakutkan.

2.      Kuburnya akan menjadi sangat gelap.

3.      Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang

rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

4.      Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular,

kala jengking dan lipan.

G.    Waktu Yang Dilarang untuk Sholat

1.      Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi

tombak.

2.      Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam

Tidak boleh dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2 waktu

tersebut berdasarkan hadits-hadits berikut:

o    Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang

yang kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk

didalamnya adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan

shalat  setelah Subuh hingga terbit matahari dan setelah Shalat Ashar

hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari 581 dan Muslim 826)

o    Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r

bersabda: “Tidak ada pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga

matahari meninggi, dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga

matahari terbenam.” (HR Bukhari 586 dan Muslim 727)

3.      Ketika tengah hari

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir,

ia berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk

melaksanakan shalat atau mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan

bersinar terang hingga meninggi, ketika tengah hari hingga matahari

tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga tengelam“. (HR

Muslim 831)

H.    Syarat Wajib Sholat

1.       Islam

Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang

tidak islam tidak wajib mengerjakan Shalat, tetapi Ia

pasti akan mendapatkan siksa di Akhirat.

2.       Berakal

Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia

dengan ALLAH maka manusia yang bisa berfikir secara

logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang

yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya

seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun

orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan

diluar akalnya atau diluar kesadarannya maka ia tidak

bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk

orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan

tidak diwajibkan Shalat karena dalam kondisi yang tidak

sadar.

3.       Baligh (Dewasa)

Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan

shalat, berikut adalah beberapa ciri atau tanda-tanda

orang yang sudah baligh :

a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun

b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki

c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang

bulan untuk anak perempuan

Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak

menjadi terbiasa untuk melaksanakan Shalat. Bagi orang

tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun

orang tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan

Shalat , apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum

mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk

menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih disiplin)

bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu

dilakukan agar tertanam dalam diri anak itu agar tidak

meninggal kan shalat.

4.       Telah sampainya dakwah kepadanya

Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah/seruan agama,

tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat

siksa diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan

seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal, bukan

orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena

belajar Ilmu agama itu wajib.

5.       Suci dari haid dan nifas

Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis

melahirkan tidak diwajibkan melaksanakan Shalat karena

dalam kondisi yang tidak Suci

6.       Jaga

Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk

melaksanakan Shalat. ( tanpa disengaja ).

I.        Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat

BAB IIIPENUTUP

A.    Kesimpulan

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut

syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara

hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,

secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta

menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan

kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan

keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan

perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya. Orang

beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah

diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang

dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga

mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk

kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan

pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang

pertama dihisab adalah sholat.

B.     SARAN

Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa

yang mengajarkan kebaikan dalam segala aspek kehidupan,

sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai

pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir,

sholat sebagai syariat dari Allah dalam kehidupan, semoga

dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar

dalam kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata

dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari kami sebagai

manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah

berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi larangannya

dan melaksanakan segala perintahnya, meneladani Nabi kita

Nabi Muhammad SAW.

                                                          

DAFTAR PUSTAKA

http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-

terlarang-untuk-shalat/

http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-

bagi-orang-yang-meninggalkan-sholat/

http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-

shalat.html


Recommended