+ All Categories
Home > Documents > MAKALAH AGAMA MONA PRINT

MAKALAH AGAMA MONA PRINT

Date post: 10-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
49
KATA PENGANTAR Segala  puji  kita panjatkan kehadirat  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  pun selalu tercurahkan kepada Nabi besar Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat- Nya penulis  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Agama Islam. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang tekah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu mengenai ajaran dan pemikiran keagamaan, maupun aqidah, realitas sosial . politik, ekonomi dan budaya. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Aqidah Islamiyah dan Rukun Iman yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Lampung. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  Pendidikan Agama Islam saya  meminta  saran nya   demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Bandar Lampung, 20 Oktober 2015 Penyusun Page 1
Transcript

KATA PENGANTAR

Segala  puji  kita panjatkan kehadirat  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  pun selalu tercurahkan kepada Nabi besar Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penulis  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Agama Islam.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang tekah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu mengenai ajaran dan pemikiran keagamaan, maupun aqidah, realitas sosial . politik, ekonomi dan budaya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Aqidah Islamiyah dan Rukun Iman yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Lampung. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  Pendidikan Agama Islam saya  meminta  saran nya   demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2015

Penyusun

Page 1

PENDAHULUAN

Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan

tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah

keyakinan telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat

jelas bagi umat. Keyakinan itu berupa enam landasan asas dalam islam yang sering kita

sebut dengan rukun iman.

Iman kepada Allah, eksistensi, sifat-sifat dan nama-nama baik-Nya adalah poros

yang menjadi orbit kelima rukun iman lainnya. Rukun pertama ini menjadi puncak

seluruh kebenaran pengabdian manusia. Karena kelima rukun lain bagian dari

kehendak-Nya dan sangat terkait dengan cara dan metodologi memahami dan

mengetahui kebenaran kehendak-Nya serta cara menyikapinya. Iman kepada malaikat

sebagai makhluk yang selalu berada di sisi Allah dan patuh tak pernah maksiat kepada-

Nya menempati posisi ke dua. Mengingat salah satu sifat dasar dan fitrah manusia yang

lain adalah meniru dan mencontoh seseorang. Maka Allah mengutus para rasul-Nya

sebagai uswah hasanah yang mewariskan pemahaman dan penerapan yang benar kepada

para pengikut-nya yang setia. Saat meyakini akibat dan balasan yang diperolehnya

berdampak besar dalam mengawasi dan mengontrol kehidupannya. Maka urgensi

beriman kepada hari akhir untuk memasuki alam akhirat dan pembalasan menempati

rukun iman ke lima. Namun semua itu akan bermuara pada ketetapan Allah, baik

maupun buruk, dalam qada’ dan qadar-Nya.

Suatu akidah yang bersih lagi hak, jika telah melekat dengan mantap pada

seseorang, pastilah membuat segala perilaku kehidupannya menjadi istiqamah. Dan,

jika aqidah yang bersih lagi hak telah menaungi suatu masyarakat, maka akan tegaklah

masyarakat tadi dan sanggup mencapai kesempurnaan puncak kemanusiaan.

Page 2

BAB I

AQIDAH ISLAMIYAH DAN RUKUN IMAN

A. ‘Aqidah Islamiyah

1 . Definisi ‘Aqidah

‘Aqidah (العقيدة) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu ()yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (العقد وثيق yang berarti kepercayaan atau keyakinan (التyang kuat, al-ihkaamu (اإلحكام) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( بقوة بط yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut (الرistilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.

2. Objek Kajian Ilmu ‘Aqidah

‘Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus Sunnah wal Jama’ah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyyaat (hal-hal ghaib), kenabian, takdir, berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang qath’i (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap ahlul ahwa’ wal bida’ (pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah), semua aliran dan sekte yang menyempal lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka.

Disiplin ilmu ‘aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-nama tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dengan firqah-firqah (golongan-golongan) lainnya.

3. Nama- Nama ‘Aqidah

•Penamaan ‘Aqidah Menurut Ahlus Sunnah:Di antara nama-nama ‘aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:

1. Al-Iman

Page 3

‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.

2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)

Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.

3.Tauhid

‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.

4. As-Sunnah

As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah

Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.

6. Al-Fiqhul Akbar

Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.

7. Asy-Syari’ah

Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).

Itulah beberapa nama lain dari ilmu ‘Aqidah yang paling terkenal, dan adakalanya kelompok selain Ahlus Sunnah menamakan ‘aqidah mereka dengan nama-

Page 4

nama yang dipakai oleh Ahlus Sunnah, seperti sebagian aliran Asyaa’irah (Asy’ariyyah), terutama para ahli hadits dari kalangan mereka.

• Penamaan ‘Aqidah Menurut Firqah (Sekte) Lain:

Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah (sekte) selain Ahlus Sunnah sebagai nama dari ilmu ‘aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya adalah:

1. Ilmu Kalam

Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mu-takallimin (pengagung ilmu kalam), seperti aliran Mu’tazilah, Asyaa’irah[12] dan kelompok yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena ilmu Kalam itu sendiri merupa-kan suatu hal yang baru lagi diada-adakan dan mempunyai prinsip taqawwul (mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan tidak dilandasi ilmu.

Dan larangan tidak bolehnya nama tersebut dipakai karena bertentangan dengan metodologi ulama Salaf dalam menetapkan masalah-masalah ‘aqidah.

2. Filsafat

Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena dasar filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan khurafat tentang hal-hal yang ghaib.

3. Tashawwuf

Istilah ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena merupakan pe-namaan yang baru lagi diada-adakan. Di dalamnya terkandung igauan kaum Shufi, klaim-klaim dan pengakuan-pengakuan khurafat mereka yang dijadikan sebagai rujukan dalam ‘aqidah.

Penamaan Tashawwuf dan Shufi tidak dikenal pada awal Islam. Penamaan ini terkenal (ada) setelah itu atau masuk ke dalam Islam dari ajaran agama dan keyakinan selain Islam.

Dr. Shabir Tha’imah memberi komentar dalam kitabnya, ash-Shuufiyyah Mu’taqadan wa Maslakan: “Jelas bahwa Tashawwuf dipengaruhi oleh kehidupan para pendeta Nasrani, mereka suka memakai pakaian dari bulu domba dan berdiam di biara-biara, dan ini banyak sekali. Islam memutuskan kebiasaan ini ketika ia membebaskan setiap negeri dengan tauhid. Islam memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan dan memperbaiki tata cara ibadah yang salah dari orang-orang sebelum Islam.

Page 5

Syaikh Dr. Ihsan Ilahi Zhahir (wafat th. 1407 H) rahimahullah berkata di dalam bukunya at-Tashawwuful-Mansya’ wal Mashaadir: “Apabila kita memperhatikan dengan teliti tentang ajaran Shufi yang pertama dan terakhir (belakangan) serta pendapat-pendapat yang dinukil dan diakui oleh mereka di dalam kitab-kitab Shufi baik yang lama maupun yang baru, maka kita akan melihat dengan jelas perbedaan yang jauh antara Shufi dengan ajaran Al-Qur-an dan As-Sunnah. Begitu juga kita tidak pernah melihat adanya bibit-bibit Shufi di dalam perjalanan hidup Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat beliau Radhiyallahu anhum, yang mereka adalah (sebaik-baik) pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari para hamba-Nya (setelah para Nabi dan Rasul). Sebaliknya, kita bisa melihat bahwa ajaran Tashawwuf diambil dari para pendeta Kristen, Brahmana, Hindu, Yahudi, serta ke-zuhudan Budha, konsep asy-Syu’ubi di Iran yang merupakan Majusi di periode awal kaum Shufi, Ghanusiyah, Yunani, dan pemikiran Neo-Platonisme, yang dilakukan oleh orang-orang Shufi belakangan.

Syaikh ‘Abdurrahman al-Wakil rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Mashra’ut Tashawwuf: “Sesungguhnya Tashawwuf itu adalah tipuan (makar) paling hina dan tercela. Syaithan telah membuat hamba Allah tertipu dengannya dan memerangi Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya Tashawwuf adalah (sebagai) kedok Majusi agar ia terlihat sebagai seorang yang ahli ibadah, bahkan juga kedok semua musuh agama Islam ini. Bila diteliti lebih mendalam, akan ditemui bahwa di dalam ajaran Shufi terdapat ajaran Brahmanisme, Budhisme, Zoroasterisme, Platoisme, Yahudi, Nasrani dan Paganisme.

4. Ilaahiyyat (Teologi)

Illahiyat adalah kajian ‘aqidah dengan metodologi filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah sehingga nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut persepsi mereka.

5. Kekuatan di Balik Alam Metafisik

Sebutan ini dipakai oleh para filosof dan para penulis Barat serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran manusia semata dan bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah.

Banyak orang yang menamakan apa yang mereka yakini dan prinsip-prinsip atau pemikiran yang mereka anut sebagai keyakinan sekalipun hal itu palsu (bathil) atau tidak mempunyai dasar (dalil) ‘aqli maupun naqli. Sesungguhnya ‘aqidah yang mempunyai pengertian yang benar yaitu ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang bersumber dari Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih serta Ijma’ Salafush Shalih.

Page 6

4. Fungsi ‘Aqidah Islamiyah

1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah / penghambaan kepada selain Allah, baik

bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.

2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan

suka maupun duka.

3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang

rizki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati.

Sehingga dia penuh tawakkal kepada Allah.

4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap

kepada Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.

B. Rukun Iman

1. Definisi iman

Menurut bahasa Iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, Iman adalah: "membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan." Ini adalah pendapat jumhur. Dan Asy-Syafi'i meriweayatkan ijma  para sahabat, tabi'in  dan orang-orang sesudah merek yang sejaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

Penjelasan Definisi Iman

"membenarkan dengan Hati" maksudnya, mengucapkan du kalimah syahadat " La ilaha illalah wa ana Muhammadan Rasulullah"(Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan hmbanya Muhammad adalah utusan Allah)

"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang angota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah  sesuai dengan fungsinya.

Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal sahleh.

Page 7

Dalil-dalil kaum salaf

Kaum salaf bersandar kepada berbagai dalil,  diantaranya adalah Firman Allah SWT:

[Qs. Al-Muddatstsir. 74:31]

“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mu'min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.”

Firman Allah Swt.

Page 8

[Qs.AL-ANFAAL. 8:2] Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah  gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. 

[Qs.AL-ANFAAL. 8:3] (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

[Qs.AL-ANFAAL. 8:4] Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni'mat) yang mulia.

Sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:

"Iman itu tujuh puluh Cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan "La ilaha illallah" dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintang (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari Iman."

1. dalam bilangan artinya beberapa, yaitu antara 2 sampai 10. imam Nawawi mwngatakan antara 3 sampai 10 (pen)

2. Disebut dalam musnad ImamAhmad hadits Rasulullah Saw beliau bersabda, siapa yang memberi karna Allah, menolak karna Allah,membenci karna Allah dan menikah karna Allah maka ia telah menyempurnkan Imannya. (Hr. Ahmad,III/438,440)

Sabda rasulullah Saw, riwayat Abu Sa'id Al-khudri, ia berkata "Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda,

"Siapa yang melihat kemurkaan di antara kalian, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka denganlisannya, dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya Iman'."

Page 9

BAB II

MAKNA IMAN DAN HAKIKAT IMAN

Iman kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala

Kita mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.

Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Ta’aladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Ta’ala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu

mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)Dan firman Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)

Iman Kepada Malaikat

Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)

Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).

Iman Kepada Kitab Allah

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup

Page 10

bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)

Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :

Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.

Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepada Daud alaihi sallam.

Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)

Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.

Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala  turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).

Iman Kepada Rasul-Rasul

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).

Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad  shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).

Iman Kepada Hari Kiamat

Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.

Page 11

Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).

Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk

Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.

Iman kepada qadar ada empat tingkatan:

1. ‘Ilmuialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.

2. Kitabahialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)

3. Masyi’ahialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.

4. KhalIalah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:  ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).

Page 12

Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Yang dimaksud Iman di sini ialah, membenarkan kepada segala ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. dari Allah swt. Keimanan kepada Allah ada beberapa derajat atau tingkatan, seperti:

Arti Taklid yaitu, percaya kepada Allah berdasarkan perkataan orang lain, tidak mengetahui dalil-dalilnya sebagaimana yang diterangkan dalam 'Aqaid Iman yang dua puluh sifat itu. Bagi setiap mukmin di wajibkan mengetahui 'Aqaid Iman berikut dalil-dalil yang menunjukkan adanya Allah dan sifat-sifat-Nya, sehingga dapat mencapai kepada derajat iman yang nomor dua.

Iman berdasarkan ilmu yaitu, mengetahui 'aqaid iman berikut dalil-dalil yang dua puluh sifat itu.

Iman 'Iyan yaitu, keimanan orang-orang yang ma'rifat (mengenal Allah) sehingga hatinya selalu ingat kepada Allah dan merasa dilihat olehnya kemana dan dimana pun dia berada. Tingkatan iman ini disebut: Iman Yakin dan muraqabah.

Dan lain-lainnya yang lebih tinggi dari itu yaitu, keimanan para Nabi dan para wali Allah.

HAKEKAT IMAN

Page 13

Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman adalah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.

Ketika ada orang yang berusaha memegang teguh nilai-nilai agama, terlontarlah ucapan orang lain kepadanya: "Tidak usah sok suci kamu.  Iman  itu yang penting di dalam hati." Ilustrasi ini sangat mungkin pernah kita alami. Benarkah demikian? Cukupkah untuk dikatakan sebagai orang yang beriman hanya dengan keyakinan yang ada di dalam hati? Pembahasan seputar  iman  adalah sangat penting, sebab iman menjadi satu istilah yang syar'i dan agung di dalam syariat. Secara bahasa iman berarti pembenaran (tashdiq) yang pasti dan tidak terkandung keraguan di dalamnya. Pembenaran yang dimaksud dari iman ini meliputi dua perkara, yaitu membenarkan segala berita, perintah, dan larangan, serta melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan- larangan-Nya.

Adapun secara istilah, Ahlus Sunnah wal Jamaah berpemahaman bahwa iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan dengan anggota badan. Sebagian mereka ada pula yang mendefinisikan iman dengan 'ucapan dan amalan' atau 'ucapan, amalan, dan niat' namun semua pengertian tentang iman ini tidaklah saling bertentangan.

Ibnu Taimiyyah t berkata: "Mereka (para salaf dan imam- imam As-Sunnah) terkadang mengatakan bahwa iman adalah 'ucapan dan amalan' atau iman adalah 'ucapan, amalan, dan niat', terkadang juga mengatakan bahwa iman adalah 'ucapan, amalan, niat, dan mengikuti As- Sunnah', tapi adakalanya mengatakan bahwa iman itu 'ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, dan amalan dengan anggota badan', dan semua makna iman di atas adalah benar adanya."

Beliau melanjutkan: "Sesungguhnya yang mengatakan bahwa iman adalah 'ucapan dan amalan', maka yang dimaksud adalah ucapan hati dan lisan kemudian amalan hati dan anggota badan. Adapun yang menambahnya dengan kata 'i'tiqad (keyakinan)' adalah karena memandang bahwa ucapan itu tidak dapat dipahami darinya kecuali ucapan dzahir (lisan) atau khawatir akan dipahami seperti itu, maka ditambahlah kata i'tiqad dalam hati.

Sementara yang menyatakan iman sebagai 'ucapan, amalan, dan niat', dikarenakan suatu amalan tidaklah dapat dikatakan sebagai amalan kecuali dengan adanya niat. Karena itu ditambahlah kata niat padanya. Kemudian yang menambahkan kata 'mengikuti As-Sunnah' ke dalam makna iman, karena hal tersebut tidaklah dicintai oleh Allah l kecuali dengan mengikuti As-Sunnah." (Kitabul Iman hal.  162-163)

Iman jika disebutkan secara mutlak dalam kalam Allah l dan Rasul-Nya, maka akan mencakup penunaian atas hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan perkara-perkara yang haram. Allah l berfirman:

إليكم ب حب الله ولكن م لعنت األمر من كثير في يطيعكم لو الله رسول فيكم أن واعلموااشدون الر هم أولئك والعصيان والفسوق الكفر إليكم ه وكر قلوبكم في نه وزي اإليمان

Page 14

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan. Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kapada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (Al- Hujurat: 7) Allah l berfirman:

وأطعنا سمعنا يقولوا أن بينهم ليحكم ورسوله الله إلى دعوا إذا المؤمنين قول كان ما إنالمفلحون هم وأولئك

"Sesungguhnya jawaban orang- orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul- Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan 'kami mendengar dan kami patuh'. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (An-Nur: 51)

Dari sini nampak jelas adanya keterkaitan yang kuat antara iman dengan amal. Karena itu di dalam Al-Qur`an, Allah l banyak menguraikan persoalan ini. Di antaranya Allah l berfirman:

يستكبرون ال وهم هم رب بحمد حوا وسب سجدا وا خر بها روا ذك إذا ذين ال بآياتنا يؤمن ما إن

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri." (As- Sajdah: 15)

في وأنفسهم بأموالهم وجاهدوا يرتابوا لم ثم ورسوله بالله آمنوا ذين ال المؤمنون ما إنالصادقون هم أولئك الله سبيل

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang- orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al-Hujurat: 15)

Allah SWT juga berfirman:

عليم والله وأنفسهم بأموالهم يجاهدوا أن اآلخر واليوم بالله يؤمنون ذين ال يستأذنك الفي. فهم قلوبهم وارتابت اآلخر واليوم بالله يؤمنون ال ذين ال يستأذنك ما إن قين بالمت

يترددون ريبهم

"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian,

Page 15

dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya." (At-Taubah: 44-45). Dan ayat-ayat lainnya.

Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa iman yang diserukan Allah l kepada hamba- Nya adalah Islam yang Allah l jadikan sebagai dien-Nya. Ini menunjukkan adanya keterkaitan pula antara iman dengan Islam.

Al-Imam Az-Zuhri t dan yang lainnya dari kalangan Ahlus Sunnah mengatakan: "Amal masuk dalam kategori iman, sedangkan Islam adalah bagian dari iman." (Majmu'ul Fatawa, 7 /254)

Iman, Islam, dan Amal

Iman, Islam, dan amal shalih seringkali penyebutannya dibarengkan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah n. Terkadang iman juga disatukan penyebutannya dengan orang- orang yang berilmu. Hal ini mengisyaratkan bahwa orang- orang yang berilmu masuk dalam jajaran orang-orang yang beriman. Allah l berfirman:

والصادقين والقانتات والقانتين والمؤمنات والمؤمنين والمسلمات المسلمين إنوالـمتصدقات والـمتصدقين والخاشعات والخاشعين والصابرات والصابرين والصادقات

والذاكرات كثيرا الله والذاكرين والحافظات فروجهم والحافظين والصائمات والصائمينعظيما وأجرا مغفرة لهم الله أعد

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki- laki dan perempuan yang  sabar , laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki- laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki- laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." (Al-Ahzab: 35)

Allah berfirman:

. المسلمين من بيت غير فيها وجدنا فما المؤمنين من فيها كان من فأخرجنا

"Lalu Kami keluarkan orang- orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri (muslimin)." (Adz- Dzariyat: 35- 36)

Nabi bersabda: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah jika engkau telah memiliki kemampuan untuk itu."

Page 16

Beliau bersabda lagi: "Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta beriman kepada qadar (taqdir) yang baik dan buruknya." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan lainnya dari shahabat Abu Hurairah z)

Allah juga berfirman:

ة البري خير هم أولئك الصالحات وعملوا آمنوا ذين ال إن

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (Al- Bayyinah: 7)

البعث يوم فهذا البعث يوم إلى الله كتاب في لبثتم لقد واإليمان العلم أوتوا ذين ال وقالتعلمون ال كنتم كم ولكن

"Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): 'Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit, maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakininya'." (Ar- Rum: 56)

Dan Allah berfirman:

درجات العلم أوتوا ذين وال منكم آمنوا ذين ال الله يرفع

"Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Al-Mujadilah: 11)

نا رب عند من كل به ا آمن يقولون العلم في اسخون والر

"Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami...'." (Ali 'Imran: 7)

قبلك من أنزل وما إليك أنزل بما يؤمنون والمؤمنون منهم العلم في اسخون الر لكن

"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur`an) dan apa yang telah diturunkan sebelummu." (An-Nisa`: 162)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: "Ketika kata iman dan Islam menyatu penyebutannya maka Islam adalah amalan- amalan yang dzahir seperti dua kalimat syahadat, shalat, zakat, dan shaum serta haji dan yang lainnya. Sedangkan iman adalah apa yang ada dalam hati seperti beriman kepada Allah l, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta yang lainnya." (Majmu'ul Fatawa, 7 /14)

Adakalanya kata iman disebutkan tersendiri tanpa dibarengi kata Islam, amal shalih, maupun kata- kata lainnya. Dalam keadaan ini maka secara otomatis telah masuk ke

Page 17

dalamnya Islam dan amal shalih. Nabi n bersabda: "Iman itu ada 63  atau 73 cabang. Yang paling afdhal adalah ucapan Laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah cabang dari iman." (HR. Muslim, dan juga Al-Bukhari serta yang lainnya dari Abu Hurairah z)

Seluruh hadits yang menyebutkan amalan-amalan yang baik sebagai bagian dari iman menunjukkan akan hal ini.

Perbedaan Iman dan Islam

Islam adalah dien. Dan kata "dien" merupakan bentuk mashdar1 (kata kerja yang dibendakan) dari asal kata - ين يد .yang bermakna tunduk dan merendah دان

Dien Islam yang Allah l ridhai dan utus dengannya para Rasul adalah penyerahan diri hanya kepada-Nya saja. Maka landasannya di dalam hati ialah ketundukan kepada Allah l dengan beribadah hanya kepada- Nya saja, tanpa kepada yang lain. Barangsiapa menyembah-Nya dan menyembah ilah yang lain, tidaklah  menjadi seorang muslim. Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya bahkan menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya, maka tidaklah menjadi seorang muslim. Intinya, Islam adalah berserah diri kepada Allah l, tunduk kepada-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya. Kemudian, pada prinsipnya, Islam adalah  bagian dari bab amalan yakni amalan hati dan anggota badan.

Adapun iman landasannya adalah tashdiq (pembenaran), iqrar (pengakuan), dan ma'rifat (pengenalan/pengetahuan). Iman adalah bagian dari ucapan hati, yang mencakup amalan hati dan landasannya adalah tashdiq. Sedangkan amal adalah perkara yang mengikutinya.

Oleh sebab itu Nabi n menafsirkan kata 'iman' dengan keimanan hati dan ketundukannya, yakni beriman kepada Allah k, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul- rasul-Nya. Sedangkan kata 'Islam' Nabi n tafsirkan dengan penyerahan/penerimaan (istislam) yang khusus yakni terhadap bangunan- bangunannya (mabani) yang lima. Demikianlah dalam seluruh pernyataan beliau n ketika menafsirkan iman dengan itu dan Islam dengan ini. (Ibnu Taimiyyah t, seperti dalam Majmu' Fatawa, 7 /178)

Iman Bertambah dan Berkurang

Pemahaman tentang iman bertambah dan berkurang adalah pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah secara utuh. Bahkan Al- Imam Ibnu Abdil Bar t menegaskan bahwa ahli hadits dan fiqih telah sepakat menetapkan bahwa iman adalah ucapan dan amalan, tidak ada amalan kecuali dengan niat, dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang. (At-Tamhid 9 /238 , melalui nukilan dari Taisirul Wushul Syarh Tsalatsatil Ushul hal. 77)

Page 18

Al-Imam Al-Barbahari t dalam Syarhus Sunnah (hal. 132) mengatakan: "Barangsiapa berkata bahwa iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang, maka ia telah terbebas dari keyakinan irja` (Murji`ah) secara menyeluruh."

Dalil-dalil yang menerangkan bertambah dan berkurangnya iman sangatlah banyak baik dari Al-Qur`an, As-Sunnah, ataupun ucapan para salaf. Allah l berfirman:

إيمانهم مع إيمانا ليزدادوا المؤمنين قلوب في كينة الس أنزل ذي ال هو

"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang- orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (Al-Fath: 4)

ذين ال ليستيقن كفروا ذين لل فتنة إال عدتهم جعلنا وما مالئكة إال ار الن أصحاب جعلنا وماإيمانا آمنوا ذين ال ويزداد الكتاب ...أوتوا

"Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya...." (Al-Muddatstsir: 31)

Allah l juga berfirman:

يستبشرون وهم إيمانا فزادتهم آمنوا ذين ال فأما

"Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira." (At- Taubah: 124)

وعلى إيمانا زادتهم آياته عليهم تليت وإذا قلوبهم وجلت الله ذكر إذا ذين ال المؤمنون ما إنلون يتوك هم رب

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kapada Rabb- nyalah mereka bertawakal." (Al- Anfal: 2)

وما ورسوله الله وصدق ورسوله الله وعدنا ما هذا قالوا األحزاب المؤمنون رأى ولماوتسليما إيمانا إال زادهم

"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan- golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: 'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.' Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (Al-Ahzab: 22)

Nabi n bersabda: "Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya ia ubah dengan tangannya. Jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak

Page 19

mampu maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri z)

Dari 'Umair bin Habib, berkata: "Iman itu bertambah dan berkurang." Ia ditanya: "Apa tanda bertambah dan berkurangnya?" Beliau menjawab: "Jika kita ingat Allah, lalu memuji dan menyucikan-Nya, maka itulah bertambahnya. Dan bila kita lalai, melupakan dan tidak menghiraukan-Nya, maka itulah tanda berkurangnya." (Atsar ini diriwayatkan oleh Al- Imam Abu 'Utsman Ash-Shabuni t dalam 'Aqidatus Salaf Ashabil Hadits hal. 266)

Page 20

BAB III

HIKMAH RUKUN IMAN YANG ENAM

Para ulama menetapkan bahwa setiap umat islam harus percaya kepada enam

perkara asas dalam islam yang sering kita kenal sebagai “Rukun Iman”. Sebagai salah

satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan tersebut

dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut yang telah dijelaskan

oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat islam. Rukun

iman meliputi :

1. Percaya kepada Allah

2. Percaya kepada Malaikat-Malaikat

3. Percaya kepada Kitab-Kitab

4. Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul

5. Percaya kepada Hari Akhirat

6. Percaya kepada Qada’ dan Qadar

Dalil Al Quran tentang Rukun Iman yaitu QS An-Nisaa’:136 :

Artinya : " Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada

Allah dan RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada

RasulNya (Muhammad s.a.w) dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan

dahulu daripada itu dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah dan Malaikat-

malaikatNya, dan Kitab-kitabNya dan Rasul-rasulNya dan juga Hari Akhirat, maka

sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh."

Dalil Hadis tentang Rukun Iman

Dalil hadis tentang rukun iman yaitu hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia

berkata : “Pada suatu hari, Rasulullah S A W muncul di antara kaum muslimin. Lalu

datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah S

A W menjawab : Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-

Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu

bertanya lagi : Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah S A W menjawab :

Page 21

Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa

pun, mendirikan solat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan.

Orang itu kembali bertanya : Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah SAW

menjawab : Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika

engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu”. Orang itu

bertanya lagi Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? Rasulullah S A W menjawab

: Orang yang ditanya : mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya.

Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya : apabila budak perempuan melahirkan anak

tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi

pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala

domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya

yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.Penyusunan rukun iman yang terdapat

dalam ayat-ayat dan hadits-hadits memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman

kepada Allah maknanya bahwa beriman kepada Allah merupakan dasar (asas), maka

rukun-rukun yang lainnya akan mengikutinya. Kemudian disebutkan beriman kepada

para malaikat dan para Rasul-Nya, maknanya bahwa para malaikat dan Rasul adalah

perantara antara Allah dan makhluk-Nya dalam menyampaikan risalah-Nya. Para

malaikat menyampaikan wahyu kepada para Rasul, sedang para Rasul menyampaikan

(mendakwahkannya) kepada ummat manusia. Allah Ta’ala berfirman dalam QS An-

Nahl :2 yang berbunyi :

Artinya : “Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan

perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:

Peringatkanlah olehmu sekalian,bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku,

maka hendaklah kamu bertaqwa kepada-Ku”.

Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya, maknanya bahwa kitab-

kitab Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada para Rasul oleh malaikat

sebagai penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi permasalahan manusia yang

mana mereka berselisih padanya. Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Baqarah : 213

yang berbunyi :

Page 22

Artinya : “Manusia adalah umat yang satu(setelah timbul perselisihan), maka

Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan

Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di

antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang

Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah

datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka

sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran

tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya”.

Disebutkan pula beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari

akhir adalah sebagai balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada

Allah,para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada

hari inilah Allah menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan

yang terdzolimi serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan

beriman kepada qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah

untuk melindungi kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya

sebab-sebab yang bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan

antara syari’at Allah yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab

kepada mereka dengan qodlo dan qodar-Nya. Berbeda dengan orang-orang yang

membangkang akan permasalahan ini dari golongan ahlul bid’ah dan orang-orang

musyrik yang mana mereka berkata dalam QS An-Nahl : 35 yang berbunyi :

Artinya : “Dan berkatalah orang-orang musyrik: Jika Allah menghendaki,

niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun

bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya”.

Pertama, Iman Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Beriman kepada Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini

dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan

dengan perbuatan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala

laranganNya. Tidak dikatakan beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia

tidak bertauhid terhadap tiga hal yaitu Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was

Sifat. Secara Ar-Rububiyah Allah artinya bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta,

Page 23

Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Allah SWT berfirman

dalam QS An-Nahl : 17 yang berbunyi sbb.:

Artinya :”Maka apakah (Alla) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak

dapat menciptakan(apa-apa)?.Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.

Tauhid yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala

artinya Allah adalah ialah pengesaan Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan

hendaklah manusia tidak mengambil bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan

didekati kepadanya, sebagaimana dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat

kepada-Nya, dan jenis inilah daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat

padanya, yang Nabi telah memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta,

tanah dan negeri mereka, dan inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan

diturunkan dengannya kitab-kitab. Keimanan seseorang kepada Allah belumlah lengkap

kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-

nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur. Firman

Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS. Maryam: 65 yang berbunyi :

Artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di

antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya.

Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”.

Selain itu Allah juga berfirman dalam QS. Asy-Syura:11 yang berbunyi :

Artinya: “Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis

kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan

(pula),dijadikan-Nya kamu berkembangbiak dengan jalan itu.Tiada sesuatupun yang

serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”.

Sebagai seorang umat islam kita juga wajib beriman kepada wujud Allah.

Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti fitrah tentang

wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka fitrah setiap makhluk

hidup,tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan

fitrah ini keculai orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya ”Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah,

ibu bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari).

Page 24

Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua

makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak

mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara

kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak

akan dapat mencipakan dirinya sendiri.. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya

sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada

yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam. Allah SWT menyebutkan dalail aqli

(akal) dan dalil qath'i dalam surat Ath thur: 35 yang berbunyi:

Artinya : "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang

menciptakan (diri mereka sendiri).

Bukti syara' tentang wujud Allah SWT bahwa seluruh kitab samawi ( yang

diturunkan dari langit) berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung

kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-

kitab itu datang dari Robb yang maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan

makhluk-Nya sedangkan bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi

menjadi dua yaitu kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang

yang berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan

musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Alah SWT.

Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya : 76 yang berbunyi :

Artinya : "Dan (ingatlah kisah) Nuh sebelum itu ketika dia berdo'a, dan Kami

memperkenankan do'anya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana

yang besar."

Bukti inderawi tentang wujud Allah SWT dapat dibagi menjadi dua: bukti

pertama kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do'a orang-orang yang

berdo'a serta penolong-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan

musibah. Hal itu menunjukan secara pasti tentang wujud Allah SWT dan bukti kedua

yaitu tanda-tanda para Nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar

banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para Nabi

tesebut, yaitu Allah SWT, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah

melakukannya sebagai penguat dan penolong bagi para Rasul.

Page 25

Fungsi Beriman Kepada Allah

Beriman kepada Allah mempunyai banyak fungsi yaitu pertama

mengakui dan menyakini akan kebesaran Allah SWT kedua menyadari akan sifat

kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT ,ketiga dengan

menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT dan

dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-

Nya serta kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi

tambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.

Kedua,Iman Kepada Malaikat-Malaikat

Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak yang (مالك)

bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan

dan perintah Allah. Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang

dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak

berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak.

Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma

kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah. Sebagai contoh malaikat datang

kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11, ayat 78). Malaikat

dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan dengan

cahaya yang bergerak laju). Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan

dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Setiap muslim wajib

beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال). Beriman dengan

tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan

mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap

satunya adalah malaikat.

Sepuluh Malaikat yang Wajib Diketahui

Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :

Nama Arab Tugas

Jibrail جبريل/ جبرائيل Menyampaikan wahyu Allah.

Page 26

Mikail ميكائيلMenyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan

Allah.

Israfil إسرافيلMeniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di

hari Akhirat [

Izrail عزرائيل Mencabut nyawa.

Munkar منكر Menyoal mayat di dalam kubur.

Nakir نكير Menyoal mayat di dalam kubur.

Ridhwan رضوان Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.

Malik مالك Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.

Raqib رقيب Mencatat segala amalan baik manusia.

Atid عتيد Mencatat segala perlakuan buruk manusia.

Dari nama-nama malaikat di atas tiga yang disebut dalam Al Qur'an, yaitu Jibril

(QS Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan

Malik (QS Al Hujurat). roqb dan atid, ma yalfizu min qoulin illa ladaihi roqib wa atid.

(lihat alquran ) Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits. Nama

Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran mahupun

Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al

Qur'an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali dalam

Al Qur'an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan

sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dan lain lain.

Selain dari sepuluh malaikat ini terdapat beberapa malaikat yang tidak diketahui

berapa banyak bilangannya melainkan Allah s.w.t.Salah satu daripada mereka diberi

nama Zabaniyah yang merupakan malaikat Allah s.w.t yang ditugaskan untuk

membawa ahli neraka ke neraka dan menyeksa mereka serta menyeksa dan menangkap

Iblis ketika ketibaan sakaratulmaut Iblis,umumnya malaikat Zabaniyah diberikan tugas

untuk melakukan azab-azab tertentu dengan perintah Allah s.w.t.Malaikat-malaikat juga

diturunkan Allah s.w.t ketika umat Islam berperang membantu tentera Islam sehingga

tentera kafir gentar melihat bilangan tentera Islam yang banyak. Sedangkan Beriman

Page 27

kepada malaikat yang ajmal ialah percaya akan wujudnya malaikat yang lain selain

daripada sepuluh malaikat yang wajib diketahui tersebut dan wujudnya beberapa

malaikat lain yang tidak diketahui berapa bilangannya melainkan Allah. Antara

malaikat yang wajib diketahui secara ajmal ialah malaikat pemegang atau yang

menanggung Arasy yaitu empat malaikat dan pada hari akhirat akan ditambah sebanyak

empat lagi menjadikannya lapan malaikat penanggung arasy. Juga diketahui akan

wujudnya malaikat penjaga manusia atau Hafzah. Ia juga sering digelar Qarin. Qarin

turut wujud dalam bentuk syaitan.

Berikut merupakan malaikat lain selain daripada 10 yang wajib diketahui ialah :

Malaikat Zabaniyah - malaikat penyeksa didalam neraka yang banyak

bilangannya sehingga ada riwayat menyebut bilangan mereka sehingga 70,000.

Hamalatul Arsy - empat malaikat penanggung Arasy Allah (pada hari kiamat

jumlahnya akan ditambah empat menjadi lapan)

Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)

Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk

Malaikat Harut dan Marut.

Berkah dan Manfaat Beriman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar

bagi kehidupan manusia antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas

perhatian dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para

malaikat untuk menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal kebesaran dan

kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para malaikat, sebagai

seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa

dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan

memberikan pertolongan dan bantuan serta kita akan berusaha untuk hati-hati dalam

menjalani hidup ini karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan

mencatat semua tingkah laku manusia.

Ketiga,Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada

Page 28

para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman

kepada kitab-kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala

telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia

dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-

kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa

mereka dari kemuysrikan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid: 25 yang

berbunyi :

Artinya :“Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan

membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan

neraca(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi

yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,(supaya

mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong

(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah

Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Kitab-kitab yang wajib kita ketahui sejak zaman dahulu

sampai sekarang antara lain pertama Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi

Musa alaihi sallam yang berisi hokum-hukum syariat dan kepercayaan yang benar,

kitab kedua yaitu Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada

nabi Daud alaihi sallam yang berisi do’a-do’a,dzikir,nasihat dan hikmah-hikmah,tidak

ada di dalamnya hokum syariat,karena nabi daud a.s. diperintahkan mengikuti syariat

Nabi Musa a.s., ketiga kitab Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar

dan pelengkap Taurat yang berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada

Allah,menghapuskan bagian dari hokum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang

tidak sesuai dengan zamanya agar umatnya bertaqwa kepada Allah AWT, kitab terakhir

yang Allah turunkan adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada

nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup para nabi. Al-Qur’an berisi

syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat,Zabur,dan Injil yang tidak

sesuai dengan zamannya. Selain itu Allah juga menurunkan Suhuf yaitu wahyu Allah

yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.

Suhuf tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi Adam, Nabi Syits,

Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.

Page 29

Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah

Adapun hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan

manusia tidak kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi

aman,tenteram,damai,sejahtera dunia akhirat serta mendapat ridha Allah dalam

menjalani kehidupan, untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama

manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang

dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan, sebagai

petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, untuk membenarkan

kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan kepada setiap umat

bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-

masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa Allah tidak

menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk menginformasikan bahwa Al

Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah,

kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk

seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta dapat menjadi pedoman

hidup bagi manusia yang takwa agar selamat dunia dan akhirat.

Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah

Ada beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kita terhadap Kitab Allah

SWT antara lain kita meyakini bahwa kitab Allah itu benar datang dari Allah,

menjadikan kitab Allah sebagai pedoman (hudan) khusus kitab yang diturunkan kepada

kita, memahami isi kandungannya, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai umat muslim kita harus menyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-

kitanb-Nya kepada para Nabi atau rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-

masing dan Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya

telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Keempat, Iman Kepada Nabi dan Rasul

Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran

Islam yang mengandung peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan hidup,

sementara Rasul pula adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan

wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya. Rasul dan nabi terakhir ialah

Page 30

Nabi Muhammad yang ditugaskan untuk menyampaikan Islam dan peraturan yang

khusus kepada manusia di zamannya hingga hari kiamat. Selepas kewafatannya,

tugasnya itu disambung oleh orang Islam yang menjadi pengikutnya. Iman terhadap

Rasul (Nabi Muhammad S A W) dalilnya adalah aqli, karena pengetahuan akan Al-

Quran sebagai kalam Allah dan ia dibawa oleh Rasul (Nabi Muhammad S A W) adalah

sesuatu yang dapat diindera. Dengan mengindera Al-Quran dapat diketahui bahwa

Muhammad itu Rasulullah. Hal itu dapat dijumpai sepanjang zaman dan setiap generasi.

Iman terhadap para Nabi dalilnya adalah naqli, kerana dalil (bukti) kenabian

para Nabi yaitu Mukjizat-Mukjizat mereka- tidak dapat diindera kecuali oleh orang-

orang yang sezaman dengan mereka. Bagi orang-orang yang datang setelah mereka

hingga zaman sekarang bahkan sampai kiamat pun, mereka tidak menjumpai mukjizat

tersebut. Bagi seseorang tidak ada bukti yang dapat diindera atas kenabiannya. Karena

itu bukti atas kenabiannya bukan dengan dalil aqli melainkan dengan dalil naqli. Lain

lagi bukti atas kenabian (Nabi Muhammad S A W) yang berupa mukjizat beliau.

Mukjizat tersebut (selalu) ada dan dapat diindera, yaitu Al-Quran. Jadi dalilnya adalah

aqli. Jumlah para nabi tidak secara pasti dapat dapat diperkirakan mereka berjumlah

lebih kurang 124.000 orang sedangkan para rasul diperkirakan berjumlah 315 orang

berdasarkan hadis oleh Imam At-Tabrani yang meriwayatkan dari Abu Umamah.

Rasul yang Mendapat Gelar Ulul Azmi

Diantara para rasul ada beberapa rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ulul

Azmi adalah gelaran yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan

tinggi/istimewa kerana ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam menyebarkan

dan menyampaikan agama Islam (Tauhid al-Islami). Ada beberapa kriteria yang

menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ulul azmi, di antara lain adalah memiliki

kesabaran yang tinggi ketika berdakwah, senantiasa memohon kepada Allah agar tidak

menurunkan azab kepada kaumnya dan senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah

kepada kaum mereka. Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan

gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s,

dan Nabi Muhammad S A W.

Page 31

Kisah pertama adalah Nabi Nuh Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus

Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari

ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya

dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus

menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan

yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari

200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya.

Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang

air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.

Kisah kedua yaitu kisah Nabi Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke

dalam gua, yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi

laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan

masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala.

Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir

dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan

Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak

berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan

seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk

“mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah

gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan.

Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang

baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih

adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah,

membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

Kisah ketiga yaitu Nabi Musa, Nabi Musa termasuk orang sabar dalam

menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam

memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di

Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah

berhala emas anak sapi. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup

Page 32

untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa

pernah tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.

Keempat kisah Nabi Isa yaitu banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa

memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika

Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang

muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh

oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam

beribadah.

Kisah kelima adalah Nabi Muhammad SAW, Beliau sejak kecil sampai selalu

mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah

dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil.

Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.

Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri.

Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di

sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori

pemboikotan tersebut yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli,

pernikahan, dan hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang

berjalan sekitar 3 tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.

25 Nama Nabi yang Wajib Diketahui

Seorang muslim wajib mengetahui 25 rasul yaitu :

1. Nabi Adam a.s. (Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah)

2. Nabi Idris a.s.

3. Nabi Nuh a.s.

4. Nabi Hud a.s.

5. Nabi Salih a.s.

6. Nabi Ibrahim a.s. (bapak dari Nabi Ismail a.s. & Nabi Ishaq a.s.)

7. Nabi Luth a.s. (anak saudara Nabi Ibrahim a.s)

8. Nabi Ismail a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ishaq a.s.)

9. Nabi Ishaq a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ismail a.s.)

10. Nabi Ya'akub a.s. (anak Nabi Ishaq a.s.)

Page 33

11. Nabi Yusuf a.s. (anak Nabi Ya'akub a.s.)

12. Nabi Ayub a.s.

13. Nabi Syu'aib a.s. (bapak mertua Nabi Musa a.s.)

14. Nabi Musa a.s. (saudara Nabi Harun a.s.)

15. Nabi Harun a.s. (saudara Nabi Musa a.s.)

16. Nabi Zulkifli a.s.

17. Nabi Daud a.s. (bapak Nabi Sulaiman a.s.)

18. Nabi Sulaiman a.s. (anak Nabi Daud a.s.)

19. Nabi Ilyas a.s.

20. Nabi Ilyasa’ a.s.

21. Nabi Yunus a.s.

22. Nabi Zakaria a.s.

23. Nabi Yahya a.s. (anak Nabi Zakaria a.s. & duapupu kepada Nabi Isa a.s)

24. Nabi Isa a.s.

25. Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi &

Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).

Adapun tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka

terima dari Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang

mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena

begitu berat tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa

yaitu berupa mukjizat. Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang

dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan kebenaran

kenabian dan kerasulanya dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang

menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.

Adapun tugas para nabi dan rasul antara lain mengajarkan aqidah tauhid yaitu

pertama menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa Allah adalah Dzat Yang

Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah, Allah adalah maha pencipta,

pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya

dengan sendirinya, Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia

dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhlukNya. Kedua

Page 34

mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada

Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul,

tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah

seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang

dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah” dan bid’ah adalah

kesesata. Ketiga menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana

hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT.

Keempat memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan

sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan

kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya. Kelima menyampaikan

kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan

Allah SWT. Keenam memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang

patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan

mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya

mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik

terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan

dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.

Tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul Allah akan tampak antara lain pertama

teguh keimanannya kepada Allah SWT. Artinya bahwa semakin kuat keimanan

seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada

Allah SWT .Ketaatan kepada para rasul adalah bukti keimanan kepada Allah SWT.

Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan

kepada rasulNya. Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan

seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi,

dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada

para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa

yang dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT.

Tanda kedua meyakini kebenaran yang dibawa para rasul. Kebenaran yang

dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun

hadis-hadisnya. Ketiga meyakini kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat

Page 35

prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai

sumber petunjuk bagi manusia. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah,

jika terlebih dahulu dia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut.

Mustahil ada orang yang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh

orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa

kebenaran tersebut. Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang

dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi

umat Nabi Muhammad tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang

dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Tanda ketiga tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain.

Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah

diutus oleh Allah SWT tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk

merendahkan salah satu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan

kufur kepada sebagian yang lain.

Tanda keempat beriman kepada rasul selanjutnya yaitu menjadikan para rasul

sebagai uswah hasanah .Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt untuk memimpin

umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari

Allah SWT mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya,

sehingga selalu menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di

lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan

lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT.

Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan

seperti pertama semua rasul-rasul dima’shum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu

dipelihara dan dijaga oleh Allah SWT untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan keji

atau dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi

langsung oleh Allah SWT ditegur atau diluruskan. Alasan kedua bahwa semua rasul

Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi

mereka.

Sifat-sifat terpuji yang dimiliki malaikat adalah shiddiq (benar) artinya bahwa

mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka

Page 36

tidak tidak akan berdusta (kadzib), amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin

khianat, tabligh artinya mereka senantiasa konsekuen menyampaikan kebenaran

(wahyu) kepada umatnya dan tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang

diterimanya dari Allah SWT (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko

yang besar, fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas

yang dipilih Allah SWT dan tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah) dan

Khusus nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin)

mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah SWT disebabkan karena

akhlaknya, meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta .

Setiap rasul yang diutus oleh Allah SWT pasti membawa rahmat bagi

umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih

sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh

manusia (umatnya) manakala mereka langsung merespon terhadap tugas rasul tersebut.

Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia

merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat.

Kelima, Iman Kepada hari Akhir (Kiamat)

Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak

ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan

seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu

mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman

kepada hari akhir adalah mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita tempati

pastilah akan berakhir dan diganti dengan alam yang baru. Allah berfirman dalam QS

Al-Anbiya’:104 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya “(Yaitu) pada hari kiamat kami gulung langit sebagai menggulung

lembaran-lembaran kertas,Sebagaimana kami telai memulai penciptaan pertama

begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami

tepai,sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.

Makna hari akhir secara khusus, walaupun sebenarnya beriman kepada hari

akhir itu mencakup 3 perkara yaitu pertama mengimani semua yang terjadi di alam

barzakh yaitu alam di antara dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat,

Page 37

nikmat kubur bagi yang lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat

darinya, kedua mengimani tanda-tanda hari kiamat, baik tanda-tanda kecil yang

jumlahnya puluhan, maupun tanda-tanda besar yang para ulama sebutkan jumlahnya

ada 10. Di antaranya: Munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa

alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`jun, dan seterusnya hingga terbitnya matahari

dari sebelah barat dan ketiga mengimani semua yang terjadi setelah kebangkitan. Dan

kejadian ini kalau mau diruntut sebagai berikut: Kebangkitan lalu berdiri di padang

mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan

(penimbangan amalan), sirath, neraka, qintharah (titian kedua setelah shirath), dan

terakhir surga.

Tanda-Tanda Kiamat

Menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat yang sudah

hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan kemudian disusuli

dengan tanda-tanda besar. Diantara tanda-tanda besar tersebut antara lain hijaunya bumi

Arafah, lahirnya ramai anak-anak hasil perbuatan zina yakni dari perkahwinan tidak sah

atau perceraian yang tidak diluluskan oleh mahkamah, keluar sejenis binatang dari perut

bumi yang digelar Dabbatul Ardh, keluar asap tebal dibumi Hijaz, munculnya nabi-nabi

palsu yang ke 40, berlaku perang besar di kawasan Kaukasus, runtuhnya Kaabah akibat

diserang oleh orang Habsyah, 3 kali gempa bumi, bermulalah kekuasaan Dajja,

munculnya Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa a.s.dan membunuh Dajja, keluarnya suku

Yakjuj dan Makjuj, diangkat Al-Quran dan ilmu-ilmu agama (Addin) dari manusia,

matahari terbit dari ufuk barat dan terdengar tiupan sangkakala pertama dan kedua.

Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat telah muncul dan terbukti seperti yang

dinyatakan dalam hadis. Kebanyakan hadis-hadis ini dapat ditemukan di dalam Sahih

Muslim, Sahih Bukhari dan Riwayat Tarmizi diantara tanda tersebut yaitu penaklukan

Baitulmuqaddis, zina merajalela, pemimpin yang terdiri dari orang jahil dan fasik, alat

musik yang merajalela, menghias masjid dan membanggakannya, munculnya

kekejian,memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik, ramai orang

menuntut ilmu karena pangkat dan kedudukan, ramai orang saleh meninggal dunia,

orang hina mendapat tempat yang terhormat, mengucapkan salam kepada orang yang

Page 38

dikenal saja, banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang, bulan sabit

kelihatan besar, banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita, banyak saksi

palsu dan menyimpan yang kesaksian benar, negara Arab menjadi padang rumput dan

sungai, jarak-jarak antara pasar menjadi dekat (menunjukkan banyaknya kegiatan

perdagangan), banyaknya sifat bohong dan ia menjadi perkata biasa, dan masih banyak

tanda-tanda kiamat kecil lainya ynag terjadi di muka bumi ini.

Teori Datangnya Hari Kiamat Menurut Teori Para Ahli dari Beberapa

Bidang

Adapun teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang terjadinya hari kiamat

adalah:

Teori pertama, menurut ahli astronomi, bumi dan planet-planet lainnya berputar

menggelilingi matahari secara teratur dan sempurna masing-masing planet mempunyai

daya tarik-menarik sehingga beredar dan bergerak seimbang/serasi. Namun daya tarik-

menarik itu semakin lama akan berkurang bahkan hilang sama sekali akhirnya akan

saling bertabrakan dan hancur.

Teori kedua, menurut ahli geologi, di dalam perut bumi terdapat gas yang sangat

panas yang terus berkembang dan terus menekan ke arah luar bumi. Akan tetapi bumi

itu sendiri mendapat tekanan dari luar permukaannya, sehingga terjadilah

keseimbangan. Namun diperkirakan bahwa tekanan dari luar semakin lama semakin

melemah, bahkan tak berdaya lagi akhirnya mengakibatkan gas bumi akan meledak

dengan ledakan yang sangat dahsyat dan akan mengeluarkan bola api raksasa yang

membawa kehancuran.

Teori ketiga, menurut ahli fisika, menurut teori ilmu alam bahwa sumber energi

terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di dunia adalah matahari.

Begitu juga daya tarik antara benda-benda angkasa itu ada ketergantungan dengan

energi matahari. Namun lambat laun sinar matahari semakin melemah akibatnya

mempengaruhi daya tarik diantara planet-planet tersebut akhirnya tidak ada

keseimbangan maka terjadilah kiamat.

Page 39

Nama-Nama Hari Kiamat

Nama-nama hari kiamat dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai

berikut :

Page 40

Page 41

Rumi (transliterasi) Arab Terjemahan

Yawm al-Qiyāmaṯ القيامة يوم Hari kebangkitan

al-Sā'aṯ الساعة Waktu

Yawm al-Akhīr اآلخر يوم Hari Akhir

Yawm al-Dīn الدين يوم Hari akhir (agama)

Yawm al-Faṣl الفصل يوم Hari keputusan

Yawm al-Ḥisāb الحساب يوم Hari perhitungan

Yawm al-Fatḥ الفتح يوم Hari pengadilan

Yawm al-Talāq التالق يوم Hari perpisahan

Yawm al-Jam'(i) الجمع يوم Hari pengumpulan

Yawm al-Khulūd الخلود يوم Hari kekekalan

Yawm al-Khurūj الخروج يوم Hari Keluar

Yawm al-Ba'th البعث يوم Hari Kebangkitan

Yawm al-Ḥasraṯ الحسرة يوم Hari penyesalan

Yawm al-Tanād التناد يوم Hari pemanggilan

Yawm al-Āzifaṯ اآلزفة يوم Hari mendekat

Yawm al-Taghābun التغابن يوم Hari terbukanya aib

Yawm al-Wa'īd الوعيد يومYawm al-Aẕīm العظيم اليوم Hari agung

al-Yawm al-Masyhūd المشهود Hari penyaksianاليوم

al-Qāri’aṯ القارعة Bencana yang menggetarkan

al-Ghāsyiaṯ الغاشية Bencana yang tak tertahankan

al-Ṣākhkhaṯ الصاخة Bencana yang memilukan

al-Tāmmaṯ al-Kubrā الطامةالكبرى

Bencana yang melanda

al-Ḥāqqaṯ الحاقة Kebenaran besar

al-Wāqi'aṯ الواقعة Peristiwa besar

Jenis-Jenis Kiamat

Jenis pertama yaitu kiamat sughra atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau

musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang,angin

puting beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan,

kekeringan yang panjang, hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan kejadian

tersebut ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang

beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian.

Jenis kedua yaitu kiamat kubra adalah kehancuran alam semesta secara masal

dan berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia

yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani

proses kehidupan berikutnya.

Proses Menuju Fase-Fase Kehidupan Akhirat

Pada hari kiamat nanti manusia mengalami beberapa proses tahapan

yang antara lain : pertama, yaumul barzakh yaitu massa penantian sebelum terjadinya

hari kiamat besar(kiamat Kubra), kedua ,yaumul Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya

manusia dari alam kubur, ketiga, yaumul hasyr adalah hari dikumpulkannya manusia di

padang mahsyar, keempat yaitu yaumul hisab adalah hari perhitungan dan pemeriksaan

amal ibadah manusia selama hidup di dunia, kelima,yaumul mizan yaitu hari

dihitungnya amal perbuatan manusia dan yang terakhir yaumul jaza yaitu hari

pembalasan amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia. Jika ia melakukan kebaikan

dan beramal saleh maka akan mendapatkan surga tapi sebaliknya jika ia melakukan

perbuatan keji dan mungkar serta tidak beriman kepada Allah SWT maka ia akan

mendapatkan siksaan di neraka.

Balasan untuk orang yang beriman adalah surga. Surga adalah tempat kehidupan

di akhirat yang penuh dengan kenikmatan hakiki dan abadi yang telah dijanjikan oleh

Allah.

Adapun nama-nama surga yang disebutkan dalam al-qur’an an yaitu surga

‘Adn,surga Na’im, surga Ma’wa, surga Firdaus, Darus-Salam, surga Darul Khulud,

Page 42

Darul Muqonah, Maqam Amin.

Balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah,musyrik dan orang-orang

munafik adalah neraka. Neraka adalah tempat dehidupan di akhirat yang merupakan

tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat.

Adapun nama-nama neraka yang disebutkan dalam al-qur’an antara lain neraka

jahim, neraka jahannam, neraka hawiyah, neraka hueamah, neraka saqar, neraka sa’ir

dan neraka laia.

Hikmah Percaya pada hari Kiamat

Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang

yang mengimaninya, sebagai berikut:

Hikmah pertama, tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak

beriman). Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan

gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free

sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya

ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.

Firman Allah SWT dalam QS Ali-‘Imran : 196-197 yang berbunyi sebagai berikut

Artinya : “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang

kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat

tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.”

Hikmah kedua, selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Orang yang

beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan Allah,

oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan

kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.

Hikmah ketiga, selalu berbuat baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari

akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Mengapa harus baik dan

benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan benar sudah pasti

baik. Misalnya, perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu benar.

Menolong orang dalam rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan

takwa, atau dalam rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak

Page 43

benar dan tidak dibenarkan dalam Islam. Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik

dan benar, perkataan pun harus baik dan benar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata benar atau

diam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hikmah keempat, mau berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta.

Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir adalah sebuah kemestian, karena

jihad dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang mukmin dengan Allah, serta

merupakan pembenaran atas keimanannya.

Hikmah kelima, tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq. Ketika seseorang beriman

kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah dengan tidak kikir. Karena ia

tahu akibat kikir terhadap hartanya itu dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang

berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak dijalan Allah SWT. Hikmah

keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah. Ketika

keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar

dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia

akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya. Ia tahu bahwa dunia ini hanya

sementara, semua akan mati.

Keenam, Iman kepada Qada’ dan Qadar

Qadha dan Qadar itu bermakna ketetapan dan perhinggaan. Dimaksudkan ialah

ketetapan dan perhinggaan dari pihak Allah terhadap makhluk-Nya. Iman kepada qada’

dan qadar maksudnya kita percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk

seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.

Beriman kepada takdir Allah tidak teranggap sempurna hingga mengimani 4

perkara :

Perkara pertama, mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu

kejadian, yang baik maupun yang buruk. Bahwa Allah mengetahui semua kejadian yang

telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan semua kejadian yang tidak

Page 44

jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah tahu bagaimana terjadinya. Allah Ta’ala

berfirman dalam QS. Ath-Thalaq: 12 yang berbunyi :

Artinya : “ Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.

Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa

atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala

sesuatu.”

Perkara kedua, mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menuliskan semua takdir

makhluk di lauh al-mahfuzh, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.

Perkara ketiga, mengimani bahwa tidak ada satupun gerakan dan diamnya

makhluk di langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi

setelah Allah menghendaki. Tidaklah makhluk bergerak kecuali dengan kehendak dan

izin-Nya, sebagaimana tidaklah mereka diam dan tidak bergerak kecuali setelah ada

kehendak dan izin dari-Nya.

Perkara keempat , mengimani bahwa seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat

mereka beserta seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman dalam QS. Az-Zumar: 62 yang berbunyi :

Artinya : “Allah menciptakan segala sesuatu.”

Beriman kepada qada’ dan qadar ada empat tingkatan yaitu :

Pertama, ‘Ilmu ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala

sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah

sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali

tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.

Kedua, Kitabah ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh

apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:

”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di

bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).

Ketiga, Masyi’ah ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah

menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi

Page 45

tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa

yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.

Keempat, Khal ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta

segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Alah menciptakan

segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-

kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).

Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa

Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh

mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui,

dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hikmah Beriman Kepada Qada’ dan Qadar

Hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah

pertama,dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan

dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat

sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang

kekuasaan Allah Maha Tinggi, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala

sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak

Allah SWT, mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut

menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah

SWT, selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti

bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya.

Page 46

PENUTUP

KESIMPULAN

Aqidah Islamiah dibangun di atas rukun iman yang enam, yaitu: Iman kepada

Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhirat, dan iman kepada

Page 47

takdir yang baik dan yang buruk. Rukun iman adalah suatu keyakinan yang dipercayai

sepenuh jiwa dan hati bahwa di dalam agama Islam itu ada dasar-dasar yang harus

diyakini setiap muslim .

Penyusunan rukun iman yang terdapat dalam ayat-ayat dan hadits-hadits

memiliki banyak hikmahnya. Diawali dengan beriman kepada Allah maknanya bahwa

beriman kepada Allah merupakan dasar (asas), maka rukun-rukun yang lainnya akan

mengikutinya. Kemudian disebutkan beriman kepada para malaikat dan para Rasul-

Nya, maknanya bahwa para malaikat dan Rasul adalah perantara antara Allah dan

makhluk-Nya dalam menyampaikan risalah-Nya. Para malaikat menyampaikan wahyu

kepada para Rasul, sedang para Rasul menyampaikan (mendakwahkannya) kepada

ummat manusia. Allah Ta’ala. Kemudian disebutkan beriman kepada kitab-kitab-Nya,

maknanya bahwa kitab-kitab Allah adalah hujjah dan rujukan yang diturunkan kepada

para Rasul oleh malaikat sebagai penjelas dari sisi Allah akan untuk menghukumi

permasalahan manusia yang mana mereka berselisih padanya Kemudian disebutkan

beriman kepada hari akhir, maknanya bahwa dikarenakan hari akhir adalah sebagai

balasan dari segala perbuatan kita serta hasil dari beriman kepada Allah,para malaikat-

Nya, kitab-kitab-Nya, serta rasul-rasul-Nya atau sebaliknya. Pada hari inilah Allah

menunjukkan akan keadilan-Nya antara orang-orang yang dzolim dan yang terdzolimi

serta menegakkan keadilan di antara manusia dan terakhir disebutkan beriman kepada

qodlo yang baik dan buruk, maknanya bahwa keutamaannya adalah untuk melindungi

kaum muslimin terhadap amalan-amalan mereka, menjadikannya sebab-sebab yang

bermanfaat. Sebagai penjelas bahwasannya tidak ada pertentangan antara syari’at Allah

yang mana para Rasul diutus serta diturunkannya kitab-kitab kepada mereka dengan

qodlo dan qodar-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. https://aqidahislam.wordpress.com/2006/11/17/penjelasan-rukun-iman/ . Diakses pada tanggal 16 oktober 2015 pukul 06.15 WIB

Anonim . http://islamiyyah.mywibes.com/Hakekat%20iman . Diakses pada tanggal 16 oktober 2015 pukul 06.45 WIB

Page 48

Anonim.http://keilmuanislamashidiqnugraha.blogspot.co.id/2011/11/makna-iman.html . Diakses Pada tanggal 16 oktober pukul 08.00 WIB

Anonim. http://www.mediamuslim.info . Diakses pada tanggal 16 oktober 2015 pukul 07.30 WIB

Anonim.http://www.muslimdaily.net/ilmu/akidah/pengertian-akidah-islamiyyah.html . Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015 pukul 07.00 WIB

Page 49


Recommended