+ All Categories
Home > Documents > Pajak dan Subsidi (Fungsi Linear)

Pajak dan Subsidi (Fungsi Linear)

Date post: 23-Feb-2023
Category:
Upload: uii
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
MATEMATIKA BISNIS Fungsi Linear: Pajak Dan Subsidi” Disusun Oleh: Veronica Putri (14211002) Yunior Angga Pradana (14211003) Fahmi Aminullah (14211031) Galas Surya Permana (14211045) Ahmad Khoir Lubis (14211053) Arindya Dita Arsi Kusumaningrum (14211060) Ariyanto (14211062) Fakultas D3 Ekonomi Tahun Ajaran 2014/2015
Transcript

MATEMATIKA BISNIS

“Fungsi Linear: Pajak Dan Subsidi”

Disusun Oleh:

Veronica Putri (14211002)

Yunior Angga Pradana (14211003)

Fahmi Aminullah (14211031)

Galas Surya Permana (14211045)

Ahmad Khoir Lubis (14211053)

Arindya Dita Arsi Kusumaningrum (14211060)

Ariyanto (14211062)

Fakultas D3 Ekonomi

Tahun Ajaran 2014/2015

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan

karunia-Nya tugas ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah

ditentukan.

Kerjasama Tim (kelompok) dalam penyelesaian tugas ini tentunya juga

sangat berperan penting. Mulai dari pencarian bahan sampai dengan

penyusunan tugas ini pun diselesaikan dengan kerjasama Tim.

Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak

terutama bagi kami sebagai penyusun, juga bagi pembaca. Semoga ada

manfaat dan pelajaran yang bias diambil dari isi tugas ini.

Kami sebagai Tim penyusun tugas ini tentunya masih banyak

kesalahan dalam penyusunan tugas ini dan perlu belajar lagi untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik. Untuk itu, kritik dan saran dari Dosen

maupun pembaca lainnya tentu sangat kami harapkan.

Yogyakarta, Oktober 2014

Tim Penyusun

ii

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI .......................................................... 2

A.1. Konsep Pajak ............................................................................... 2

A.2. Konsep Subsidi ............................................................................ 3

B. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI SECARA MATEMATIS 3

B.1. Konsep Pajak Secara Matematis ................................................. 3

B.2. Konsep Subsidi Secara Matematis .............................................. 8

C. Aplikasi Pajak dan Subsidi ................................................................. 11

C.1 Aplikasi pajak .............................................................................. 11

C.2 Aplikasi Subsidi ........................................................................... 15

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ceteris paribus (faktor-faktor yang dianggap tetap) dalam fungsi

penawaran adalah teknologi, pajak dan subsidi. Apa yang terjadi kalau

pemerintah mengenakan pajak atau subsidi? Pajak (Tx) dan subsidi (S) yang

dikenakan pada suatu barang akan dapat mempengaruhi keseimbangan

pasar barang tersebut. Pajak dan subsidi dikenakan oleh pemerintah. Bila

faktor-faktor yang dianggap tetap itu berubah, maka fungsi penawaran akan

berpindah tempat atau bergeser. Dengan adanya pajak maka posisi

keseimbangan menjadi berubah karena produsen menawarkan harga jual

yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta menjadi lebih

tinggi dari harga keseimbangan sebelum ada pajak dan jumlah

keseimbangannya pun menjadi lebih sedikit.

Untuk dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi

tersebut diperlukan matematika ekonomi sebagai alat untuk membantu

pembahasan atau penyelesaian masalah ekonomi tersebut. Utamanya dalam

pembahasan nanti akan digunakan aplikasi fungsi linear.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep pajak dan subsidi ?

2. Bagaimana konsep pajak dan subsidi secara matematis?

3. Bagaimana aplikasi pajak dan subsidi ?

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI

A.1 Kosep Pajak

Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak

(baik orang atau badan hukum) kepada pemerintah tanpa adanya balas

jasa (kontraprestasi) secara langsung. Pajak yang dipungut (ditarik) oleh

pemerintah tersebut dapat bersifat pajak langsung dan tidak langsung.

Pajak langsung artinya bahwa pajak tersebut ditarik secara langsung dari

wajib pajak yaitu antara lain adalah pajak, penghasilan, pajak perseroan,

dan pajak kekayaan. Sedangkan pajak tidak langsung merupakan pajak

yang ditarik dari wajib pajak secara tidak langsung seperti pajak

penjualan, pajak tontonan,pajak penambahan nilai dan sebagainya.

System perpajakan yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang

dibedakan menjadi dua macam, yaitu pajak tetap (lump-sum tax) dan

pajak proporsional (proportional tax).

System perpajakan yang tetap (lump-sum tax) adalah

pemerintahan mengenakan pajak sebesar tertentu atas satu unit barang

tanpa menghiraukan tingkat harga jual barang tersebut, sedangkan

system perpajakan yang proporsional adalah pemerintah mengenakan

pajak atas suatu barang dasar persentase tertentu terhadap harga jual

barang tersebut. Pajak yang dikenakan oleh pemerintah terhadap suatu

barang akan mempengaruhi sisi penawaran dari barang tersebut dan

tidak mempengaruhi sisi permintaannya. Dengan demikian apabila suatu

barang terkena pajak, maka akan mengubah kesediaan produsen dalam

menawarkan barang. Perubahan kesedihan produsen dalam menawarkan

barangnya tercermin dari perubahan posisi kurva penawaran terhadap

barang tersebut, sedang posisi kurva permintaannya tetap. Akibat dari

perubahan posisi kurva penawaran, adalah terjadinya perubahan keadaan

keseimbangan pasar atas barang tersebut.

Suatu barang yang terkena pajak tetap (lum-sum tax) akan

mengakibatkan pergeseran ke kiri atas dari kurva penawaran dalam arah

3

yang sejajar, sedangkan suatu barang yang terkena pajak proporsional

(proportional tax) akan mengakibatkan berputarnya kurva penawaran ke

kiri atas.

A.2. Konsep Subsidi

Berbeda dengan pajak yang merupakan iuran wajib masyarakat

(produsen) terhadap pemerintah, maka subsidi merupakan bantuan yang

diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat (dalam hal ini produsen)

terhadap produk yang dihasilkan atau di tawarkannya.

Subsidi merupakan kebalikan pajak dan menyebakan harga jual

barang tersebut menjadi lebih murah karena biaya produksi menjadi lebih

ringan.

Pengaruh subsidi, subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan

sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih

rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya

menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah. Akibatnya

harga keseimbangan yang tercipta dipasar lebih rendah dari pada harga

keseimbangan menjadi lebih banyak.

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen, subsid produksi

yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan ongkos produksi yang

dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih sedikit dari pada ongkos

sesungguhnya menghasilkan barang barang tersebut. Perbedaan antara

ongkos produksi nyata dan ongkos produksi yang dikeluarkan merupakan

bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen. Karena ongkos produksi

yang dikeluarkan oleh produksi lebih kecil, ia bersedia menawarkan harga

jual yang lebih rendah, sehingga sebagian dari subsidi tadi dinikmati pula

oleh konsumen.

B. KONSEP PAJAK DAN SUBSIDI SECARA MATEMATIS

B.1. Konsep Pajak Secara Matematis

Pajak menyebabkan harga jual menjadi tinggi. Hal ini diseabkan

prdusen berusaha untuk menggeser beban pajak ke konsumen.

Sebenarnya produsen menginginkan agar seluruh beban pajak

4

ditanggung oleh konsumen. Akan tetapi dalam kenyataannya konsumen

tidak menanggung seluruh beban pajak. Ini berarti ada sebagian pajak

yang masih di tanggung oleh produsen. Beban pajak yang di tanggung

oleh konsumen besarnya merupakan selisih antara harga keseimbangan

setelah ada pajak dengan harga keseimbangan sebelum ada pajak. Sisa

pajak (yaitu selisih antara besar pajak yang dikenakan dengan bagian

pajak yang di tanggung oleh konsumen), menjadi tanggungan produsen.

Pajak yang dikenakan pemerintah pada setiap unit barang yang

dijual diterima oleh pemerintah. Jumlah pajak yang diterima oleh

pemerintah dapat dihitung dengan megalikan jumlah unit barang yang

dikenakan untuk setiap unitnya.

Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya bersifat dua

macam. Pertama adalah pajak yang jumlahnya tertentu, tidak di kaitkan

dengan tingkat pendapatan. Secara matematik, T = T0 ; kurva pajaknya

berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu pendapatan. Kedua ialah pajak

yang penetapanya dikaitkan dengan tingkat pendapatan, besarnya

merupakan proporsi atau presentase tertentu dari pendapatan. Secara

matematik, T = t Y ; kurva pajaknya berupa garis lurus berlereng positif

dan bermula dari titik pangkal.

Secara keseluruhan, besarnya pajak yang di terima oleh

pemerintah adalah T = T0 + t Y ; kurva pajaknya berupa garis lurus

berlereng positif dan bermula dari penggal T0

0

T 0

T

Y

T = T01T =

t Y

2

T = T

+ tY

0

T = T + t Y0

T 0: pajak otonom (autonomous tax)

: proporsi pajak terhadap pendapatant

5

Pajak per Unit

Apabila pengaruh pajak ini kita perhitungkan dalam fungsi

penawaran, maka fungsi penawaran tersebut akan bertambah

sebesar t. Sehingga jika fungsi penawaran sebelum pajak adalah P

= f(Q), maka fungsi penawaran setelah pajak menjadi:

P = f(Q) + t atau P – t = f(Q) atau Q = f(P – t), dimana P =

variable harga per unit, Q = variable jumlah (kuantitas), dan t =

tingkat pajak per unit.

Dengan adanya pajak per unit ini, maka fungsi

penawaran akan bergeser ke atas atau ke kiri sejauh pajak per unit

tersebut. Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada

grafik perubahan fungsi penawaran akibat adanya pajak per unit

berikut ini.

Qs’ : P = f(Q) + t

Qs : P = f(Q)}tE

E1

1

2

2

3

0

0

1

P

P

P

P

P

QQQQ

0

Pada grafik di atas terlihat bahwa harga penawaran sebelum

pajak pada tingkat kuantitas Q2 adalah sebesar P2, sedangkan

setelah adanya pajak per unit sebesar t maka pada tingkat

kuantitas Q2 tersebut harganya menjadi P3 = (P2 + t). Dengan

adanya pajak per unit juga akan menggeser keseimbangan pasar,

yaitu dari titik E (sebelum pajak) menjadi E1 setelah pajak.

Telah dijelaskan di muka bahwa pengenaan pajak terhadap

produsen (pajak penjualan) pembebanannya sebagian akan

dialihkan kepada konsumen dengan cara menaikkan harga jual

barang yang dimaksud, sehingga pajak tersebut akan ditanggung

6

sebagian oleh konsumen dan sebagian lagi oleh produsen

(penjual). Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen

(tk) untuk setiap unit barang yang dibeli adalah sebesar selisih

antara harga keseimbangan setelah pajak (P1) dengan harga

keseimbangan sebelum pajak (P0). Sedangkan besarnya pajak

yang ditanggng oleh produsen atau penjual (tp) untuk setiap unit

barang adalah sebesar selisih antara besarnya pajak yang

dikenakan per unit (t) dengan bagian pajak yang ditanggung oleh

konsumen (tk). Adapun pajak yang diterima oleh pemerintah (tg)

adalah sebesar jumlah barang yang terjual dikalikan dengan

besarnya pajak per unit barang yang bersangkutan.

Jadi untuk setiap unitnya, maka:

Pajak yang ditanggung konsumen (tk) = (P1 – P0)

Pajak yang ditanggung produsen (tp) =(t–tk) atau (tp) = t–(P1–P0)

Pajak yang diterima pemerintah (tg) = (t . Q1)

Dimana:

tk = pajak yang ditanggung oleh konsumen

tp = pajak yang ditanggung oleh produsen

tg = pajak yang diterima pemerintah

t = besarnya pajak per unit

P1 = harga keseimbangan setelah pajak

P0 = harga keseimbangan sebelum pajak

Q1 = kuantitas/jumlah keseimbangan setelah pajak

Sedangkan jumlah pjak yang ditanggung oleh konsumen ataupun

produsen adalah besarnya pajak per unit yang ditanggung oleh

konsumen atau produsen dikalikan dengan kuantitas

keseimbangan setelah pajak. Sehingga:

Jumlah pajak yang ditanggung konsumen adalah : tk = tk/u x Q1

Jumlah pajak yang ditanggung produsen adalah : tp = tp/u x Q1

Pajak Proporsional / Persentase

Disamping dikenakan terhadap setiap barang yang

dihasilkan (dijual), pengenaan pajak juga dapat dikenakan dengan

cara menentukan sebesar persentase tertentu dari semua barang

yang dijual. Misalnya besarnya pajak yang dikenakan pada suatu

barang adalah sebesar r persen (r %) dari barang yang terjual,

maka harga barang yang terjual akan naik sebesar r% untuk setiap

7

Pr

P1

P0

E’

E

Qs’: P = f(Q) (1 + r)

Qs: P = f(Q)

10 0 Q

Q1 Q0

r%

unit barang yang ditawarkan (dijual). Apabila harga jual sebelum

pajak sebesar P0 sedangkan pajaknya sebesar r%, maka harga

jual setelah pajak (P1) = P0 + rP0 atau P1 = P0 (1 + r).

Pengaruh pajak persentase ini dapat dilihat pada perubahan

fungsi penawaran yang akan bergeser ke atas (ke kiri) sejauh r%

untuk setiap kuantitas yang ditawarkan (dijual). Dalam bentuk

fungsi penawaran, perubahan tersebut terlihat sebagai berikut:

Fungsi penawaan sebelum pajak (Qs) : P = f(Q), Sedangkan fungsi

penawaran setelah pajak (Qs’) : P1 = f (Q)(1 + r) atau P1 = P (1 +r).

Apabila fungsi peawaran diformulasikan dalam bentuk umum fungsi

penawaran yang lain dimana harga sebagai variable bebasnya

yaitu Q = f(P), maka fungsi penawaran setelah pajak diperoleh

sebagai berikut:

Fungsi penawaran sebelum pajak (Qs) : P = f(Q)

Fungsi penawaran setelah pajak (Qs’) : P1 = f(Q) (1 + r) P1 =

P (1 + r), maka: P = P1/(1 + r)

Bila dimasukkan dalam bentuk umum fungsi penawaran Q = f(P),

maka fungsi penawaran setelah pajak (Qs’) adalah:

Q = f(P) Q = f {(P1/(1 + r))} FUngsi penawaran setelah

pajak dengan pajak r%. Sehingga jumlah pajak per unit (t)

adalah:

t = r. P = r. f(Q) = (r . P1)/(1 + r) dimana:

P = variable harga per unit

Q = variable kuantitas

r = pajak dalam persentase

Pengaruh pajak persentase terhadap keseimbangan pasar secara grafis dapat dilihat pada grafik berikut:

P

Qd: P = f(Q)

8

B.2. Konsep Subsidi Secara Matematis

Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu barang

menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.

Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka akan terjadi

penurunan harga produk sehingga keseimbangan pasar atas produk

tersebut juga akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan

penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a +

bQ – s

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen : sk = Pe – Pe‘

Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen : sp = s – sk

Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah : S = s x Qe‘

Subsidi per unit

Subsidi yang berfungsi sebagai pengurang biaya produksi

akan membuat harga barang menjadi lebih murah. Hal itu akan

mengakibatkan ungsi penawran bergeser ke kanan bawah,

sehingga dengan jumlah barang yang sama produsen mampu

mengenakan harga baru yang lebih rendah dari sebelumnya.

Penjelasan tersebut dapat diformulasikan ke dalam bentuk

matematis menjadi:

Ps = P - s

Ps = (aQ + b) – s Ps = aQ + (b - s)

9

PsQs

P

Ps

D A

B

S

Ss

Es

Ps: harga penawaran produsen sesudah ada subsidi

P: harga penawaran sebelum subsidi

s: besarnya subsidi per unit barang

Akibat adanya subsidi bagi keseimbangan pasar adalah

bahwa keseimbangan harga akan menjadi lebih rendah, sedang

jumlah barang keseimbangan menjadi lebih banyak. Pada

kebijaksanaan pemberian subsidi ini akan menyagkut kepentingan

konsumen, produsen dan pemerintah, yaitu seperti yang

ditunjukkan dalam gambar.

P

Q Qs

Gambar keseimbangan pasar sesudah subsidi

Dari gambar tersebut bahwa besarnya total subsidi yang

akan dinikmati oleh konsumen adalah:

Disamping itu perhitungan juga dapat dilakukan pada selisih

subsidi yang dibayar pemerintah dengan subsidi yang telah

dinikmati produsen, yaitu:

Sedangkan total subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah

sebesar sisa dari seluruh subsidi yang tidak dinikmati oleh

konsumen (subsidi produsen per unit) dikalikan dengan jumlah

barang dalam eseimbangan baru, yaitu:

Q

S = Penawaran sebelum subsidi Ss = penawaran sesudah subsidi D = Permintaan PsQsPBA = Subsidi Produsen PPsEsB = Subsidi konsumen PsQsPsEsA = subsidi pemerintah

Skons = (P – Ps)Qs P: harga keseimbangan pasar sebelum subsidi Ps: harga keseimbangan pasar sesudah subsidi Qs: jumlah keseimbangan pasar sesudah subsidi

Skons = Spem - Sprod

10

Subsidi produsen juga dapat dihitung dari selisih harga dari fungsi

penawaran pada jumlah keseimbangan barang sesudah subsidi

(Ps.Qs) dengan harga keseimbangan sebelum subsidi, dikalikan

dengan jumlah keseimbangan barang yang baru, sehingga

menjadi:

Disamping itu dapat pula dihitung dari selisih subsidi yang dibayar

pemerintah dengan yang telah dinikmati konsumen, yaitu:

Adapun total jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah

adalah sebesar jumlah subsidi per unit dikalikan dengan jumlah

barang dalam keseimbangan baru, yaitu:

Atau,

Atau melalui cara perhitungan sederhana, yaitu:

Subsidi Proporsional

Jika fungsi penawaran sebelum adanya subsidi proporsional

diidentifikasikan sebagai P = aQ + b,maka sesudah adanya

subsidi fungsi penawaran akan berubah menjadi sebagai berikut ;

Rumus tersebut untuk menunjukkan bahwa dengan adanya

subsidi proporsional ,maka harga bersangkutan akan menjadi lebih

Sprod = {s – (P – Ps)Qs}

Sprod = Ps.Qs – P)Qs

Sprod = Spem - Skons

Spem = s.Qs Spem = (Ps.Qs – Ps)Qs

Spem = Sprod + Skons

Ps = P - Sp

Ps = (1 - s)P Ps = (1 - s) (aQ + b)

11

murah sebesar proporsi subsidi yang diberikan. Selanjutnya

dengan menggunakan rumusan diatas dan kemudian dilakukan

manipulasi matematis,maka dapat dilakukan perhitungan untuk

memperoleh keseimbangan pasar barang dengan jumlah yang

lebih banyak,yaitu seperti yang ditunjukkan dengan menggunakan

rumus berikut:

P = (1 - s) (aQ + b)

P

= aQ + b

(1 – s)

P b

Qs =

(1 - s) a

Sedangkan pengaruh subsidi proporsional bagi

pemerintah,konsumen produsen dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut:

subsidi yang dibayarkan pemerintah = Spem

Spem = (s.(Ps.Qs) : (1 - s)

Spem = s.(Ps.Qs) Qs

Spem = (Ps.Qs - Ps)Qs

Spem = Skons + Sprod

subsidi yang akan dinikmati konsumen =Skons

Skons= (P-Ps)Qs

Skons = Spem – Sprod

subsidi yang akan dinikmati oleh produsen =Sprod

Sprod = (Ps.Qs- P)Qs

Sprod = Spem - Skons

C. Aplikasi Pajak dan Subsidi

C.1 Aplikasi pajak

Fungsi permintaan suatu barang diformulasikan dalam

persamaan linier P = -Q + 10,Sedangkan fungsi penawarannya

12

P = 1/2Q + 4. Pajak penjualan atas barang tersebut adalah

Rp 3,- per unit. Ditanyakan :

a. keseimbangan pasar sebelum pajak

b. keseimbangan pasar setelah pajak

c. besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen maupun

produsen

d. besarnya pajak yang diterima pemerintah

e. gambarlah grafiknya !

jawab :

a. keseimbangan pasar sebelum pajak adalah :

fungsi permintaan (Qd) : P = -Q + 10 Q = -P + 10

fungsi penawarannya (Qs) : P = ½ Q + 4 Q = 2P - 8

keseimbangan pasar Qd = Qs – P + 10 = 2P – 8

-3P = -18 P = 6

Untuk P = 6 Q = -P + 10 Q = -6 + 10 Q = 4

Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak adalah titik E (4,6 )

b. keseimbangan pasar setelah pajak adalah :

fungsi permintaan (Qd’) : Q1 = -P + 10

fungsi penawaran (Qs’) : P1 = ½ Q1 + 4 + 3

P1 = ½ Q1 + 7 Q1 = 2P1 - 14

Keseimbangan pasar setelah pajak Qd’ = Qs’

-P1+10 = 2P1-14

-3P1= -24 P1 = 8

Untuk P1 = 8 Q1 = -8+10 Q1 = -8+10->Q1=2

Jadi keseimbangan pasar setelah pajak adalah titik E1(2,8)

c. besarnya pajak yang ditanggung konsumen (tk) dan

produsen (tp) :

tk = (P1 - P0)Q1 = (8 - 6) 2 = 4 pajak yang ditanggung

konsumen

tp = (t-tk). Q1= {t-(P1-P0)} .Q1

tp = {3 - (8 - 6)}.2 = 1.2 = 2 pajak yang ditanggung

produsen

13

10

8

6

E’ (2,8)

E (4,6)

Qs’: P = 1/2Q + 7

Qs: P = 1/2Q + 4

-8 -14 10 0 Q

d. besarnya pajak yang diterima pemerintah (tg)

tg= t. Q1= 3x2=6 pajak yang diterima pemerintah

e. gambar grafiknya adalah

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah P = 8 - 1/2x

dan fungsi penawaran barang tersebut adalah P = 2 + 2x,

dimana x adalah variable kuantitas dan p adalah variable harga

dari barang tersebut. Bila terhadap barang ini dikenakan pajak

sebesar r=20% maka carilah:

a. Titik keseimbangan pasar sebelum pajak

b. Titik keseimbangan pasar sesudah pajak

c. Gambarkan grafik fungsi permintaan dan penawaran

sebelum dan sesudah pajak

Jawab

a. Titik keseimbangan pasar sebelum pajak dapat diperoleh

dengan mencari titik perpotongan yang memenuhi

persyaratan curve-curve permintaan dan penawaran yaitu:

D: P = 8 - 1/2x

8 – 1/2x = 2 + 2x

S: P = 2 + 2x 5/2x = 6

x = 2,4 maka P = 6,8

P

Qd: -Q + 10

14

P

2

-1 16 Q

S

S1

E1

E

D

0

Jadi, titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah E

(2,4;6,8)

b. Titik keseimbangan pasar sesudah pajak dapat diperoleh

dengan mencari titik perpotongan yang memenuhi

persyaratan curve-curve permintaan dan penawaran

sesudah pajak yaitu

D: P = 8 - 1/2x

8 - 1/2x = 2,4 + 2,4x

S1: P = (2 + 2x)6/5 = 2,4 + 2,4x 2,9x = 5,6

x = 1,93 dan P = 7,03

Jadi titik keseimbangan pasar sesudah pajak adalah pada E

(1,93;7,03)

c. Untuk menggambarkan grafik fungsi atau curve permintaan

dan penawaran dapat dilkukan dengan bantuan titik-titik

potong fungsi-fungsi tersebut dengan sumbu x dan P. titk

potong fungsi permintaan dengan sumbu x adalah bila x = 0

maka x = 16 jadi titiknya (16,0). Sedangkan titik potong

fungsi ini dengan sumbu p adalah bila x = 0 maka P = 8 jadi

titiknya (0,8). Titik potong fungsi penawaran sebelum pajak

dengan sumbu x adalah bila P = 0 maka x = -1 jadi titiknya

(-1,0) dan titik potong fungsi ini dengan sumbu p adalah bila

x = 0 maka P = 2 jadi titiknya (0,2). Sedangkan titik potong

fungsi penawaran sesudah pajak dengan sumbu x adalah

bila P = 0 maka x = -1 jadi titiknya (-1;0), dan titik potong

fungsi ini dengan sumbu P adalah bila x = 0, maka P = 2,4

jadi titiknya (0;2,4)

15

150

50

25

-37,5

200 250 300

S

S1

D

0

C.2 Aplikasi Subsidi

Diketahui fungsi penawaran Q = 4P dan fungsi permintaan

barang yang sama Q = -2P + 300, pemerintah memberikan

subsidi sebesar Rp 37,50. Tentukan harga dan jumlah

keseimbangan pasar yang baru, subsidi yang akan dinikmati

konsumen dan produsen serta subsidi yang harus diberikan

oleh pemerintah.

Jawab:

- Fungsi penawaran sebelum subsidi: Q = 4P

Menjadi: P = 0,25Q

- Fungsi penawaran sesudah subsidi: P = 0,25Q – 37,5

- Fungsi permintaan: Q = -2P + 300

Menjadi: P = -0,5Q + 150

- Keseimbangan baru menjadi:

PD = -0,50Q + 150 Ps = 0,25Q – 37,5

0 = -0,75Q + 187,5 Q = 250 P = 0,25Q – 37,5

= 0,25(250) – 37,5 P = 25

Jadi keseimbangan baru barang ‘X’ tercapai pada harga Rp 25,-

per unit dan jumlah barang sebanyak 250 unit, atau (250,25).

Apabila hasil keseimbangan pasar sebelum dan sesudah

subsidi tersebut di atas digambarkan akan Nampak seperti

gambar.

Gambar keseimbangan pasar sesudah subsidi Rp 37,50

P

Q

16

Dari gambar tersebut, maka subsidi yang diterima konsumen

dan produsen, serta yang dibayar oleh pemerintah dapat

dihitung sebagai berikut:

- Subsidi dinikmati konsumen = Skons

Skons = (P – Ps)Qs

= (50 – 25)250 Skons = 6.250

Jadi, subsidi yang dinikmati konsumen sebesar Rp 6.250,-

- Subsidi dinikmati produsen = Sprod

Sprod = {s – (P – Ps)}Qs

= {37,5 – (50 – 25)}250

= (12,5)250 Sprod = 3.125

Atau:

Sprod = (Ps.Qs – P)Qs

= {0,25(250) – 50}250 Sprod = 3.125

Jadi subsidi yang dinikmati produsen sebear Rp 3.125,-

- Subsidi dibayar pemerintah = Spem

Spem = s.Qs

= 37,5 (250) Spem = 9.375

Atau:

Spem = (Ps.Qs – Ps)Qs

= {0,25(250) – 25}250 Spem = 9.375

Atau:

Spem = Sprod + Skons

= 3.125 + 6.250 Spem = 9.375

Jadi, subsidi yang akan diberikan pemerintah sebesar

Rp. 9.375,-

Dari fungsi penawaran P = 0,25Q dan fungsi permintaan barang

P = -0,50Q + 150, pemerintah akan memberikan subsidi

terhadap barang tersebut sebesar 60% dari harga barang yang

ditawarkan produsen ke pasar. Dari data tersebut, hitunglah:

a. Keseimbangan baru (sesudah subsidi)

b. Subsidi yang dibayarkan pemerintah

c. Subsidi yang dinikmati oleh produsen dan konsumen

Jawab:

a. Keseimbangan baru (sesudah subsidi)

17

- Fungsi penawaran sebelum subsidi P = 0,25Q

- Fungsi penawaran sesudah subsidi Ps = (1- 60%)0,25Q

Ps = 0,10Q

- Keseimbangan baru menjadi:

Ps = 0,10Q

P = -0,50Q + 150

0 = 0,60Q – 150 Q = 250

Pada Q = 250, Ps = 0,10Q

= 0,10(250) Ps = 25

Jadi keseimbangan pasar yang baru terjadi pada (250, 25)

b. Subsidi yang dibayar pemerintah yaitu:

- Subsidi pemerintah = Spem

Spem = (s.PsQs) : (1 - s)

= 60%(25)(250) : (1 – 60%) Spem = 9.375

Atau:

Spem = s(PsQs)Qs

=60%{0,25)(250)}250 Spem = 9.375

Atau juga:

Spem = (PsQs – Ps)Qs

= {0,25(250) – 25}250 Spem = 9.375

Jadi, subsidi yang akan diberikan pemerintah sebesar Rp

9.375,-

c. Besarnya subsidi yang akan diterima konsumen dan

produsen adalah:

- Subsidi konsumen = Skons

Skons = (P – Ps)Qs

= (50 – 25)250 Skons = 6.250

Jadi, subsidi yang diterima konsumen sebesar Rp 6.250,-

- Subsidi produsen = Sprod

Sprod = (PsQs – P)Qs

{0,25(250) – 50}250 Sprod = 3.125

Atau

Sprod = Spem – Skons

= 9.375 – 6.250 Sprod = 3.125

Jadi, subsidi yang diterima produsen sebesar Rp 3.125,-

18

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh wajib pajak (baik orang atau badan hukum) kepada pemerintah tanpa adanya balas jasa (kontraprestasi) secara langsung. System perpajakan yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu pajak tetap (lump-sum tax) dan pajak proporsional (proportional tax).

Suatu barang yang terkena pajak tetap (lum-sum tax) akan mengakibatkan pergeseran ke kiri atas dari kurva penawaran dalam arah yang sejajar, sedangkan suatu barang yang terkena pajak proporsional (proportional tax) akan mengakibatkan berputarnya kurva penawaran ke kiri atas.

Subsidi merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat (dalam hal ini produsen) terhadap produk yang dihasilkan atau di tawarkannya.

19

DAFTAR PUSTAKA

Albari. 2003. Matematika untuk Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.

Algifari, dan Rudy Badrudin. 1992. Matematika Ekonomi. Yogyakarta: Bagian

Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Assauri, Sofjan. 1986. Matematika Ekonomi. Edisi 2. Jakarta: CV Rajawali.

Harjito, Agus. 2000. Matematika untuk Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta:

Ekonisia.

Widayat, Wahyu. 1988. Matematika Ekonomi. Yogyakarta: PEMOZA & AA -

YKP.

https://setyonugroho09.wordpress.com/category/matematika-bisnis-materi-

kuliah/ Tanggal 10 Oktober 2014, Pukul 12.41.


Recommended