+ All Categories
Home > Documents > pelayanan tutorial para suster ss.cc dalam rangka

pelayanan tutorial para suster ss.cc dalam rangka

Date post: 06-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
198
PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Renni Magdalena Nahampun NIM: 051124025 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
Transcript

PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS

BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Renni Magdalena Nahampun

NIM: 051124025

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

ii

iii

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Seluruh anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati tersuci Maria (SS.CC)

Yang telah memberi kesempatan menimba ilmu serta mendukung dengan doa,

cinta, kepercayaan, dan perhatian khususnya selama menjalani dan menyelesaikan

studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

v

M O T T O

” Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”

(Rm 12: 11)

vi

vii

viii

ABSTRAK

Judul Skripsi ini adalah PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC. Penulis memilih judul ini, karena selama berkarya sebagai pendamping anak-anak dalam pelayanan tutorial di Bandung, penulis mempunyai keprihatinan terhadap motivasi belajar anak Blok Beas Bandung. Fakta menunjukkan bahwa motivasi belajar anak Blok Beas sangat kurang. Anak-anak lebih banyak menggunakan waktu untuk bermain dan menonton tayangan TV dari pada belajar. Akibatnya anak sering bolos dari sekolah bahkan anak bisa sampai drop out dari sekolah. Melihat realitas ini para suster SS.CC yang memiliki spiritualitas; Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar Gembira, mewujudkan spiritualitas tersebut dengan melakukan suatu program berupa bimbingan belajar (pelayanan tutorial) untuk membantu anak-anak dalam rangka meningkatkan motivasi belajar mereka. Pelayanan ini, diharapkan akan membantu anak-anak untuk memperoleh pengetahuan yang cukup dalam menghadapi perubahan zaman yang moderen ini. Pelayanan tutorial ini dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 10.00-16.30 dengan alasan agar semua anak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut dapat hadir. Pelayanan tutorial ini awalnya diikuti oleh tiga puluhan anak yang didampingi oleh para suster SS.CC dan para postulan SS.CC baik, laki- laki dan perempuan serta beberapa relawan dari Universitas Parahyangan. Dalam perjalanan waktu jumlah anak yang ikut pelayanan tutorial ini semakin bertambah hingga sekarang sudah mencapai 150 anak dengan jumlah tutor yang sama. Dalam hal ini dapat dikatakan pelayanan tutorial (bimbingan belajar) memiliki pengaruh positif dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak. Untuk mempertahankan kualitas pelayanan tutorial ini, perlu jumlah pendamping ditambah. Tetapi untuk menambah jumlah tutor tidaklah mudah dan yang mungkin dilaksanakan adalah meningkatkan kualitas para tutor. Untuk membantu para tutor mempertahankan kualitas pelayanan tutorial dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok beas, bahkan kalau bisa meningkatkannya, penulis menawarkan program pendalaman iman dengan model Biblis berinspirasikan Cinta kasih Yesus sendiri sebagai Sang Pelayan dan Guru yang baik. Dengan pendalaman iman ini para tutor diajak berproses bersama dalam merefleksikan dan membagikan pengalaman suka dan duka dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor, sehingga para tutor termotivasi untuk semakin meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan mereka didasarkan pada Cinta kasih Yesus sebagai Guru dan teladan mereka.

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is: THE TUTORIAL SERVICE OF SSCC SISTERS AND THEIR EFFORTS IN IMPROVING LEARNING MOTIVATIONS OF THE CHILDREN FROM BLOK BEAS-BANDUNG, ACCORDING TO THE SSCC CONSTITUTION. The writer choose this topic because during the time when the writer was working there as one of the assistant teachers (tutor) for the children, the writer was concerned about the learning motivation of the children from Block Beas, Bandung. The writer found that the reality of the learning motivations of the children from Block Beas, Bandung, is very low. The children use most of their time for playing and watching the television than learning. The consequence is they always absent from school, even many of them must drop out from their school.

Faced with this reality, SSCC sisters who have the spirituality to contemplate, to live, and to announce to the world God’s love, try to concretize their spirituality by doing a kind of program like learning guidance or tutorial service to help the children in their studies and improving their learning motivations. This kind of service hopefully can help the children to get the knowledge they need to face this changing world. The tutorial service is offered every Sunday, starting at 10.00 until 16.30 so that many children who are interested can attend this program. When it started, only thirty (30) children began to follow this program, accompanied by SSCC sisters and postulants. But after that, they grews in number, now they are more than one hundred and fifty (150) children, although the assistants (tutor) are more less the same in number as when it started. In this case, we can say that the tutorial service has good influence in the efforts for improving the learning motivations of the children. To improve the quality of this program, the assistants are needed more, but it is very difficult. So, what can we do is to try to improve the quality of the assistants themselves.

To help the assistants to maintain and even to improve their quality of their service and to progress the learning motivations of the children from Block Beas, Bandung, the writer gives a solution that is a program of faith sharing. This program is doing by taking examples from the Bible inspired by Jesus’ love as a good servant and good teacher. By this faith sharing, the assistants invited to progress together by reflecting and sharing their experiences, happiness and sadness, in doing their duty as assistants, so that they are more motivated to maintain and to improve their quality of service which is based on Jesus’ love, as their teacher and model.

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan yang Maha baik karena

kasihNya yang amat besar, telah mendampingi, membimbing, dan menerangi hati,

budi dan pikiran penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS

BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC.

Skripsi ini ditulis bertolak dari keprihatinan penulis akan minimnya

kesadaran para orang tua dan anak-anak Blok Beas Bandung terhadap pentingnya

pendidikan di zaman sekarang. Oleh sebab itu penulisan skripsi ini dimaksudkan

untuk membantu para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan motivasi belajar

anak Blok Beas Bandung.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak,

yang dengan kesetiaan, kesabaran, dan penuh kasih mendukung penulis melalui

doa, pemberian motivasi, dan sumbangan ide- ide yang baik, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, selaku dosen pembimbing utama, yang telah

memberikan perhatian, meluangkan waktu, mendampingi, membimbing

penulis dengan penuh kesabaran, memberi semangat, masukan dalam proses

penyelesaian skripsi ini hingga selesai.

xi

2. Dr. C.B. Putranta, SJ., selaku dosen penguji II dan dosen pembimbing

akademik yang terus-menerus mendampingi, mendukung, membimbing dan

memberikan dorongan kepada penulis selama menempuh studi di IPPAK ini,

dan dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si. selaku dosen penguji III yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk mempelajari keseluruhan isi dari skripsi ini serta

memberi dukungan kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi

ini.

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama belajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan

bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

6. Sr. Aurora Laguarda Navaro, SS.CC, selaku pemimpin Kongregasi SS.CC se-

ASIA yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk membekali diri

dengan menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

7. Sr. Maria Nieves Arguello, SS.CC, selaku pemimpin Kongregasi SS.CC di

Indonesia yang telah memberikan ijin, dukungan dan membantu penulis

melakukan penelitian di Blok Beas tempat anak-anak diberikan pelayanan

tutorial.

xii

8. Para saudariku sekomunitas yang pernah tinggal bersama penulis selama studi

di Yogyakarta yang telah banyak memberikan dukungan, perhatian, dan

fasilitas selama menempuh studi.

9. Para tutor dan anak-anak yang ikut dalam kegiatan tutorial di Susteran SS.CC

Bandung, yang telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu

penulis sehingga penulis memperolah data penelitian sederhana.

10. Saudara-saudariku anggota SS.CC laki- laki dan perempuan yang setia

mendukung, memberi semangat, perhatian dan cinta kepada penulis selama

studi dan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman seangkatan 2005 yang telah memberikan perhatian, dukungan

dan bantuan kepada penulis dalam studi dan atas kerjasama yang baik selama

perjalanan studi.

11. Bapak, ibu dan saudara-saudariku yang dengan setia memberikan perhatian,

cinta dan semangat selama penulis menempuh studi di Yogyakarta ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, yang selama ini

dengan tulus telah mendukung penulis dalam studi dan dalam penyusunan

skripsi ini.

Semoga Tuhan yang Maha kasih membalas budi baik mereka semua

dengan berkat melimpah. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan,

pemahaman dan pengalaman penulis dalam menyusun skripsi ini, sehingga

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya,

penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,

xiii

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENDAHULUAN……………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….... ii

PENGESAHAN……………………………………………………………. iii

PERSEMBAHAN………………………………………………………….. iv

MOTTO…………………………………………………………………….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………….. vii

ABSTRAK…………………………………………………………………. viii

ABSTRACT………………………………………………………………... ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………... x

DAFTAR ISI…………………………………………………………...... xiv

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………. xviii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan…………………………………………… 7

C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 7

D. Manfaat Penulisan............................................................................... 8

E. Metode Penulisan………………………………………………….. 8

F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 9

BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN

KONGREGASI SS.CC…………………………………………... 11

A. Pengertian Istilah “Pelayanan”……………………………………. 11

B. Pengertian Pelayanan Dalam Konteks Kitab Suci………………… 12

C. Pengertian Pelayanan Dalam Konteks Kongregasi SS.CC……….. 14

1. Arah Pelayanan………………………………………………… 17

2. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial…………………… 18

xv

BAB III. BELAJAR KREATIF YANG MEMACU KREATIVITAS

BELAJAR ANAK........................................................................ 23

A. Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar....................................... 23

1. Pengertian Belajar.................................................................... 23

2. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... 34

B. Jenis-jenis Motivasi Belajar.......................................................... 36

1. Motivasi Intrinsik..................................................................... 36

2. Motivasi Ekstrinksik................................................................ 37

C. Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar.... 39

1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi............................................ 39

2. Belajar Kreatif sebagai jalan keluarnya.................................... 45

BAB IV. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PELAYANAN

TUTORIAL) SEBAGAI AKTUALISASI SPIRITUALITAS

SS.CC DALAM RANGKA MENJAWAB KEBUTUHAN

PENDIDIKAN ANAK-ANAK DI BLOK BEAS

BANDUNG................................................................................... 49

A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah............................................. 49

B. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah.................................................. 52

C. Spiritualitas SS.CC: Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan

Kabar Gembira.............................................................................. 56

1. Merenungkan............................................................................ 59

2. Menghayati............................................................................... 63

3. Mewartakan.............................................................................. 65

D. Aktualisasi Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri......................... 66

1. Realitas Perancis Pasca Revolusi ............................................. 66

2. Sekolah Gratis........................................................................... 68

E. Dampak Pendidikan Luar Sekolah Bagi Anak-Anak Blok Beas

Bandung........................................................................................ 70

1. Tujuan pendidikan luar sekolah................................................ 70

2. Persiapan Penelitian.................................................................. 71

a. Latar belakang Penelitian.................................................... 71

xvi

b. Rumusan masalah............................................................... 74

c. Tujuan Penelitian................................................................ 74

d. Manfaat Penelitian.............................................................. 75

3. Metodologi Penelitian............................................................... 75

a. Jenis Penelitian.................................................................... 75

b. Tempat dan waktu Penelitian.............................................. 76

c. Populasi Penelitian dan sampel........................................... 76

d. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 77

1). Identifikasi Variabel..................................................... 77

2). Defenisi Operasional Variabel..................................... 77

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................ 79

a. Jenis data............................................................................. 79

b. Teknik dan instrumen pengumpulan data........................... 79

c. Analisis instrumen............................................................... 81

d. Teknik analisis data............................................................. 81

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan.............................................. 83

a. Hasil penelitian.................................................................... 83

1). Uji persyaratan............................................................. 83

2). Analisis regresi............................................................. 87

b. Pembahasan......................................................................... 90

BAB V. PENINGKATAN AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC

DI ZAMAN SEKARANG............................................................ 92

A. Pendampingan Kelompok Belajar di Blok Beas............................ 92

B. Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas........................................ 94

C. Usulan Pendampingan bagi Para Tutor Bimbingan Belajar

Berdasarkan Spiritualitas SS.CC................................................... 99

1. Tema dan tujuan program pendampingan para tutor kelompok

belajar...................................................................................... 102

2. Usulan program pendampingan para tutor Blok Beas.............. 105

3. Keterangan................................................................................ 113

4. Contoh satuan pertemuan.......................................................... 114

xvii

a. Satuan pertemuan dari tema 1............................................. 114

b. Satuan pertemuan dari tema 2............................................. 128

c. Satuan pertemuan dari tema 4............................................. 137

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 149

A. Kesimpulan.................................................................................... 149

B. Saran............................................................................................... 154

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 157

LAMPIRAN................................................................................................. 159

Lampiran 1: Kuesioner....................................................................... (1)

Lampiran 2: Analisis Data.................................................................. (4)

Lampiran 3: Regression...................................................................... (12)

Lampiran 4: Correlations.................................................................... (16)

Lampiran 5: Panduan Adorasi............................................................ (18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Daftar Singkatan Kitab Suci

Dalam skripsi ini, singkatan Kitab Suci mengikuti Kitab Suci Perjanjian

Lama dan Baru: dengan pengantar dan catatan singkat. (Dipersembahkan kepada

Umat Katolik Indonesia oleh Direktoral Jenderal Bimas Katolik Departeman

Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus,

1984/1985, hal. 8.

Kis: Kisah para rasul

Kej: Kitab Kejadian

Mat: Injil Matius

Rom: Surat Paulus Kepada Umat di Roma

Yoh: Injil Yohanes

B. Daftar Singkatan Dokumen Resmi Gereja

LG: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja

tanggal 21 November 1964

GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Geraja

di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

C. Daftar Singkatan Umum

Art: Artikel

Bdk: Bandingkan

xix

DO: Drop Out

IPPAK: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Konst: Konsitusi

KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran.

KB: Kelompok Bermain

KV: Konsili Vatikan

MB: Madah Bakti

PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini.

PS: Puji Syukur

RT Rukun Tetangga

SPSS: Statistical Product and Service Solutions

TBC: Tuberculosis

TK: Taman Kanak-kanak

TPA: Taman Penitipan Anak

TV: Televisi

VCD: Video Compact Disk

D. Singkatan lain

SS.CC: Sacratissimorum Cordium Jesu et Mariae

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran Umat beriman Kristiani di tengah umat manusia hendaknya

dijiwai oleh cinta kasih Allah, sebab Allah menghendaki supaya kita saling

mengasihi dengan cinta kasih yang sama (Yoh 4:11 dan Dokumen KV II, Dekrit

“Ad Gentes” Art 12, hlm 416). Oleh karena cinta kasih Allah itu, setiap Umat

beriman Kristiani khususnya kaum religius dipanggil untuk menghadirkan

Kerajaan Allah di dunia melalui aneka ragam bentuk karya pelayanan, kehadiran,

serta cara hidupnya di tengah masyarakat. Dalam rangka pelayanan kepada Allah,

setiap religius diajak untuk mengikuti bimbingan Roh Kudus dari waktu ke waktu.

Disadari bersama bahwa setiap religius adalah anggota Gereja, mereka turut pula

mengemban tugas dan misi pelayanan Gereja yang misinya adalah pelayanan

Kerajaan Allah. Maka pelayanan Kerajaan Allah adalah kenyataan panggilan

hidup religius, oleh karena itu perlulah setiap religius kembali kepada

spiritualitasnya dalam mengembangkan karya pelayanannya bagi masyarakat dan

Gereja.

Konstitusi SS.CC Bab 1 hal 1 mengatakan, bahwa Kongregasi Hati Kudus

Yesus dan Hati Tersuci Maria (SS.CC) yang dasar spiritualitasnya adalah sembah

sujud kekal di hadapan Sakramen Maha Kudus (Adorasi) dengan visi dan misi

Konsekrasi dan doa silih kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria,

dengan merenungkan, menghayati dan mewartakan kepada dunia cinta kasih

2

Allah yang telah menjelma dalam Yesus, terutama bagi mereka yang lemah,

miskin dan menderita. Hal ini menjadi semangat dan cita-cita pendiri Kongregasi

SS.CC: Good Mother Henriette dan Good Father Pierre Coudrin. Kongregasi ini

didirikan di Prancis pada tahun 1800 pada waktu terjadi Revolusi Perancis

Pelayanan kepada kaum miskin, persaudaraan dan semangat kekeluargaan

menjadi ciri yang mewarnai spiritualitas SS.CC yang membawa konsekuensi bagi

cara hidup para religius SS.CC. Hal ini diwujudkan para suster SS.CC di daerah

Blok Beas Bandung, Jawa Barat. Blok Beas adalah nama daerah di mana para

suster SS.CC memutuskan untuk membangun komunitas baru di Indonesia pada

tahun 2000. Beas merupakan bahasa Sunda yang berarti beras. Pada awalnya

daerah ini merupakan daerah persawahan yang dimiliki oleh keluarga Haji. Pada

tahun 80-an sejumlah lahan dijual kepada para developer dan kemudian didirikan

perumahan Sumber Sari, sementara lahan yang tersisa diubah menjadi kamar-

kamar kontrakan seiring dengan kebutuhan para migran yang datang dari berbagai

daerah untuk mengadu nasib di kota kembang, Bandung.

Kondisi hidup keluarga-keluarga pendatang ini pada umumnya

menprihatinkan. Mereka mencari pekerjaan sebagai buruh kecil seperti pemulung

sampah, tukang becak, pengupas bawang (buruh pasar), pembantu rumah tangga

di perumahan Sumber Sari dan pekerjaan buruh lainnya. Sedikit dari antara

mereka yang bisa bekerja di pabrik-pabrik seperti home industry, pedagang kaki

lima, pedagang jalanan dan supir angkot.

Perkembangan zaman yang semakin maju membuat kehidupan masyarakat

Blok Beas ini semakin memprihatinkan. Meskipun ada beberapa di antara mereka

3

yang bekerja sebagai buruh pabrik dan pembantu rumah tangga namun tetap tidak

mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh upah/gaji yang

minim diperoleh dan juga kurangnya pendidikan mereka dalam pengelolaan/

menggunakan uang.

Dampak dari situasi ini adalah pendidikan untuk anak menjadi nomor

terakhir. Dalam arti bahwa mereka umumnya tidak lagi menempatkan pendidikan

anak sebagai sesuatu yang penting. Akibatnya banyak anak-anak mereka yang

putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Yang dipikirkan oleh mereka

adalah, bagaimana mereka bisa bertahan hidup di zaman yang semakin sulit ini.

Atas dasar itulah maka anak-anak yang masih dalam usia sekolah sudah didorong

untuk menjadi buruh kecil di pabrik-pabrik atau pekerjaan apapun untuk

menopang ekonomi keluarga. Anak yang seharusnya masih duduk di SMA harus

membantu orang tuanya dan menikah. Diharapkan hal ini dapat mengurangi

tanggung jawab para orang tua atas anaknya. Perkawinan dini di bawah lima belas

tahun merupakan hal biasa bagi masyarakat Blok Beas dan didukung oleh faktor

budaya untuk menikahkan anak pada usia dini.

Selain rendahnya kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan kesehatan,

baik kesehatan pribadi dan keluarga maupun dalam skala umum, juga sangat

rendah. Pola hidup yang tidak sehat, misalnya dengan membuang sampah

sembarangan, fasilitas cuci dan masak yang seadanya dan akses air bersih yang

jauh dari standar kesehatan, telah menimbulkan berbagai macam penyakit.

Banyak di antara mereka yang menderita penyakit paru-paru basah, TBC, demam

berdarah, diarhe, cikungkunyak, dan lain- lain. Realitas kumuh ini tentu saja

4

terkait erat dengan gizi buruk yang menimpa khususnya anak-anak balita dan ibu

hamil.

Di samping cara hidup yang sangat sederhana, mereka juga memiliki pola

hidup yang mementingkan penampilan lahiriah, dalam arti mereka lebih banyak

berusaha mempercantik diri daripada memperhatikan gizi dan kebersihan

makanan. Selain itu, mereka juga mempunyai kecenderungan konsumerisme,

yang bisa dilihat dari betapa miskinpun mereka berusaha mempunyai TV dan VCD

player. Umumnya mereka membeli pakaian atau alat-alat elektronik dengan cara

kredit sedangkan untuk makan, mereka bisa hanya makan nasi dengan terasi

goreng, ikan asin dan sambal belaka. Pada umumnya mereka juga memegang

prinsip “apa yang mereka dapat hari ini digunakan untuk hari ini, untuk besok

urusan besok”.

Pendidikan yang tertinggal juga menyebabkan laju pertambahan penduduk

Blok Beas ini meningkat tajam. Mereka tidak memiliki cukup pengetahuan dan

pemahaman untuk mengatur ataupun merencanakan kelahiran anak dalam

keluarga yang dibangun. Tekanan kebutuhan dan kesulitan hidup yang mereka

hadapi membuat hubungan suami isteri dijadikan menjadi salah satu sarana

rekreasi untuk melupakan masalah-masalah hidup mereka dengan akibat terlalu

banyak mempunyai anak.

Masalah lain yang sering terjadi di Blok Beas ini adalah kawin-cerai.

Faktor-faktor yang mendukung masalah ini adalah budaya dan agama. Poligami

adalah hal yang sangat biasa dan wajar terjadi pada masyarakat Blok Beas. Tidak

5

jarang kita menjumpai seorang suami memiliki dua isteri dan tinggal di kontrakan

kamar yang bersebelahan.

Melihat realitas semacam ini maka Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati

Tersuci Maria merasa terpanggil untuk hadir dan tinggal di antara mereka tanpa

memandang perbedaan suku, agama, dll. Para suster SS.CC mencoba melakukan

pendekatan kepada masyarakat Blok Beas ini dengan mengunjungi keluarga-

keluarga yang ada di daerah tersebut. Banyaknya permasalahan yang mereka

hadapi, membuat para suster SS.CC berusaha untuk menolong mereka dengan

melihat bersama masyarakat tersebut, apa yang bisa dilakukan para suster untuk

menolong mereka. Langkah- langkah yang dilakukan oleh para suster ini, dimulai

dari memberi perhatian pada masalah “kawin-cerai”, dengan memberdayakan

kaum perempuan, khususnya ibu-ibu yang ada di daerah tersebut dengan soft

skills yang bisa mengembangkan kepribadian dan kedewasaan berpikir mereka.

Mendidik ibu- ibu supaya bisa mencari kegiatan lain sehingga mereka tidak hanya

tergantung dari mata pencaharian suami. Dalam hal ini yang dilakukan para suster

adalah menjalin relasi dengan masyarakat lain seperti tempat-tempat kerja dan

tempat rajukan yang bisa mereka kerjakan di rumah sambil menjaga anaknya. Di

samping itu mendidik mereka untuk lebih bijaksana dalam menggunakan uang

dengan membuka koperasi simpan pinjam, dengan harapan, pada akhirnya mereka

bisa membuka usaha kecil-kecilan yang dapat meningkatkan ekonomi mereka di

kemudian hari.

Pendidikan terhadap anak-anak yang akan menjadi generasi penerus

bangsa adalah masalah utama di daerah Blok Beas ini. Dalam hal ini para suster

6

SS.CC melakukan pelayanan tutorial dalam kelompok belajar, berupa program

bantuan beasiswa, dalam hal kesehatan berupa kerjasama dengan dokter setempat;

kunjungan keluarga guna melihat dari dekat kebutuhan-kebutuhan masyarakat

dengan tujuan utama, memberdayakan mereka untuk lebih maju dan bertanggung

jawab dalam kehidupan yang lebih mandiri.

Khusus masalah Pendidikan, Kelompok Belajar dan beasiswa

diperuntukkan bagi anak usia 4-15 tahun. Anak-anak dididik sesuai minat dan

kebutuhan mereka. Pertemuan pendidikan alternatif ini diadakan setiap hari

Minggu jam 10.00 sampai jam 16.00 dengan maksud agar anak-anak, baik yang

sudah sekolah maupun yang belum sekolah termasuk yang drop out dari sekolah

dapat mengikuti pendidikan luar sekolah/tutorial ini. Jumlah anak yang hadir

dalam setiap pertemuan adalah + 90-140 orang. Peserta pendidikan tutorial ini

kebanyakan dari anak-anak yang mendapat beasiswa dari suster SS.CC. Anak-

anak diberikan beasiswa untuk mendapatkan pendidikan dari sekolah secara

formal. Pada umumnya yang mendapat beasiswa ini adalah anak-anak dari RT 04

di mana Komunitas SS.CC berada dan juga dari RT lain sekitarnya. Para suster

SS.CC ini tidak hanya memperhatikan pendidikan anak-anak juga memberikan

nutrisi setiap akhir pelajaran. Dalam hal ini anak-anak dapat memperoleh gizi

yang mereka butuhkan untuk mendukung pengetahuan mereka.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis bermaksud untuk

melihat sejauh mana pengaruh dari pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam

rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung untuk

mendukung program pemerintah dalam memeratakan pendidikan di Indonesia.

7

B. Rumusan Permasalahan

Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut, yang

menjadi titik berangkat dari penulisan skripsi ini. Adapun masalah yang ingin

dirumuskan adalah:

1. Bagaimana Latar Belakang Spiritualitas SS.CC dalam pengembangan

pendidikan melalui pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung?

2. Seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan alternatif) dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pendidikan alternatif yang

dilakukan oleh para suster SS.CC dalam meningkatkan motivasi belajar anak

di Blok Beas Bandung?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk menunjukkan hubungan Spiritualitas SS.CC dengan pengembangan

pendidikan melalui pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan luar

sekolah) dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas

Bandung.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelayanan

tutorial yang dilakukan oleh para suster SS.CC dalam meningkatkan motivasi

belajar anak di Blok Beas Bandung.

8

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Kongregasi SS.CC

Memberikan sumbangan gagasan bagi tercapainya tujuan dan maksud

kehadiran para suster SS.CC di daerah Blok Beas Bandung. Khususnya setelah

melihat gambaran, tentang dampak pelayanan tutorial yang sudah terlaksana

terhadap perkembangan motivasi belajar anak.

2. Bagi Penulis

Menambah pemahaman akan pentingnya pendidikan luar sekolah/

pelayanan tutorial/ bagi anak-anak dalam rangka meningkatkan motivasi belajar

anak.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu metode yang memanfaatkan gambaran dan analisis hasil studi

kepustakaan dan penelitian di lapangan. Dengan studi kepustakaan untuk

memperoleh gambaran mengenai “Pelayanan Tutorial para suster SS.CC dalam

rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung berdasarkan

Konstitusi Kongregasi SS.CC, agar mereka tumbuh dan berkembang, baik secara

rohani maupun jasmani”.

9

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis

akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini.

BAB I: Berisikan pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan,

perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II: Menguraikan Gambaran Umum Pelayanan Kongregasi SS.CC.

yang meliputi Pengertian Pelayanan istilah “Pelayanan”, Arti Pelayanan dalam

Kitab Suci, Pelayanan dalam Konstitusi SS.CC; Arah Pelayanan dan Gambaran

Pelaksanaan Pelayanan Tutorial yang sudah terjadi.

BAB III: Menguraikan Belajar Kreatif yang Memacu Kreativitas Belajar

Anak yang meliputi: Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar, Jenis-jenis Motivasi

Belajar, Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar.

BAB IV: Menguraikan Pendidikan Luar Sekolah (Pelayanan Tutorial)

sebagai Aktualisasi Spiritualitas SS.CC dalam Rangka Menjawab Kebutuhan

Pendidikan Anak-anak Blok Beas Bandung yang meliputi: Pengertian Pendidikan

Luar Sekolah, Sasaran Pendidikan Luar Sekolah, Spiritualitas SS.CC:

Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar Gembira, Aktualisasi

Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri dan Dampak Pendidikan Luar Sekolah dalam

Pendidikan Anak Blok Beas Bandung.

BAB V: Merupakan uraian tentang: Peningkatan Aktualisasi Spiritualitas

SS.CC di Zaman Sekarang yang meliputi: Pendampingan Kelompok Belajar,

10

Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas dan Usulan Pendampingan bagi para

Tutor Bimbingan Belajar berdasarkan Spiritualitas SS.CC.

BAB VI: Menegaskan kembali isi pokok atau intisari dari skripsi ini

beserta usul atau saran.

BAB II

GAMBARAN UMUM

TENTANG PELAYANAN KONGREGASI SS.CC

A. Pengertian Istilah “Pelayanan”

Pemahaman istilah “pelayanan” menurut etimologisnya. Istilah ini

merupakan turunan kata kerja Latin “minister”, yang berarti “melayani” atau

“menerima”. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan “to serve” yang juga berarti

melayani, menyajikan, meladeni dan menyuguhi. Bentuk kata benda dari istilah

tersebut adalah “pelayan” dan “pelayanan” yang dalam bahasa Latin juga sejajar

dengan istilah “ministerium”, dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan istilah

“services”yang berarti jasa, dinas, pelayanan dan kebaktian. Kata benda “pelayan”

dan “pelayanan” atau “layanan” dalam bahasa Indonesia dibedakan sebagai

berikut: Sebutan “pelayan” berarti orang yang melayani. Sehingga kata “pelayan”

lebih mengacu pada “subjek atau pelaku” atas usaha atau jasa tertentu yang

diberikan kepada orang yang dilayani. Predikat orang atau subjek yang melayani

adalah pembantu, pesuruh atau pelayan. Sedangkan kata “pelayanan” atau

“layanan” adalah kata benda yang didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu

1. Perihal atau cara melayani

2. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang):

jasa

3. Kemudahan “yang diberikan” sehubungan dengan jual beli barang atau

jasa.

12

Singkatnya kata benda “pelayanan” atau “layanan” mengacu pada cara,

bentuk, jenis atau metode, perbuatan dan kemudahan dalam hal melayani.

Bahasa Indonesia istilah “pelayanan” itu sendiri diartikan dalam beberapa arti:

a. “Perbuatan” (cara hal dsb) melayani.

b. “Perlakuan”. Dengan demikian, istilah “pelayanan” selalu merujuk pada tiga

aspek, yaitu:

1). Aspek yang berkaitan dengan pelaku atau subjek, yaitu motivasi, tujuan dan

daya yang menggerakkan subjek atau pelaku dalam usaha atau pelayanannya.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh subjek adalah isi atau roh dari

pelayanannya.

2). Aspek yang berkaitan dengan jenis, metode dan bentuk pendekatan yang

digunakan oleh subjek atau pelaku untuk mengkonkritkan motivasinya.

3). Aspek yang berkaitan dengan manfaat, pengaruh dan implikasi dari pelayanan

tersebut bagi orang yang dilayani dan subjek yang melayani itu sendiri.

Istilah pelayanan tidak serta merta menunjuk pada pengertian teknis

semata tetapi juga pada pengertian lebih luas dan mendasar. Dalam hal ini,

pelayanan merupakan ungkapan atau ekspresi keyakinan seseorang kepada

sesamanya. Dengan demikian pengertian pelayanan mengarah pada cara atau jalan

hidup seseorang.

B. Pengertian Pelayanan dalam Konteks Kitab Suci

Sebagai sebuah istilah, Kitab Suci tidak memberikan penjelasan tentang

istilah pelayanan tetapi sebagai sebuah arti, model, motivasi dan bentuk dari

13

pelayanan dapat kita telusuri dalam Kitab Suci. Karena Kitab Suci sendiri

bukanlah kamus atau ensiklopedi, tetapi lebih merupakan kumpulan kisah iman

(narasi iman) umat tentang Allah dalam Yesus Kristus. Kitab Suci memiliki

nuansa yang jelas untuk menjelaskan istilah pelayanan. Hal ini ditemukan dalam

diri Yesus sendiri. Kitab Suci juga bisa sebagai sumber informasi tentang Allah

melalui Yesus Kristus Putra-Nya. Melalui Yesus Kristus informasi tentang Allah

menjadi jelas dan nyata. Terutama melalui Sabda, tindakan (karya), wafat dan

kebangkitan-Nya.

Dalam konteks tersebut, Yesus Kristus bisa diposisikan sebagai seorang

pelayan Allah. Yesus menghadirkan dan memperkenalkan Allah kepada dunia

melalui tindakan pelayanan Yesus kepada manusia sampai wafat di salib. Dalam

konteks ini, latar belakang istilah pelayanan dapat ditemukan dalam cara hidup

dan misi Yesus. Karena itu, istilah pelayanan ditempatkan dalam konteks

pemberian diri atau cara hidup Yesus kepada Allah. Sehingga definisi pelayanan

adalah sebagai sebuah aktivititas dan sebuah tindakan diri Allah dalam Yesus.

Yesus sebagai pelayan Allah sampai Ia wafat bagi orang yang dilayani-Nya.

Sebagai sebuah istilah, kata “pelayanan” kita bisa temukan dalam Mrk 10: 43 –

45: “Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani”. Dalam kalimat

ini Yesus mau menegaskan identitas diri-Nya sebagai seorang pelayan yang tidak

mau dilayani oleh orang yang dilayani-Nya. Dengan kata lain, pelayan itu harus

memiliki kualitas dari dalam dirinya yaitu sikap rendah hati. Mat 23:11 “Barang

siapa yang terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu”. Meskipun

dua perikop tersebut tidak menyebutkan secara explisit istilah pelayanan tetapi

14

dalam kata “dilayani” dan “melayani” sudah terkandung unsur istilah pelayanan.

Sehingga istilah pelayanan dalam konteks Kitab Suci memiliki arti sebagai

berikut:

1. Sebuah tindakan pemberian diri,

2. Sebuah partisipasi “dalam” dan partisipasi “untuk” atau sebagai

tindakan aktif atas misi,

3. Sebuah sikap terhadap subjek yang dilayani.

Maka istilah “pelayanan” sebagai sebuah arti selalu pertama-tama atas

inisiatif dan kehendak Allah sendiri. Allah yang bertindak dan berpartisipasi

dalam hidup konkrit manusia dalam diri Yesus. Tindakan Allah yang demikian

dapat diartikan sebagai tindakan pelayanan demi keselamatan manusia.

C. Pengertian Pelayanan dalam Konteks Kongregasi SS.CC

Pendiri Kongregasi tidak memberikan definisi istilah pelayan secara

explisit. Namun, pelayanan sebagai sebuah arti atau pemahaman yang dapat kita

telusuri dalam cara atau panggilan hidup pendiri kongregasi SS.CC. Para pendiri

kongregasi SS.CC sudah menunjukkan ciri dan bentuk pelayanan dalam tugas dan

karya mereka. Dimensi pelayanan itu terungkap dalam kegiatan misi dan

keterlibatan mereka dalam membangun iman umat gereja lokal. Aspek pelayanan

itu juga kita temukan dalam Konst. SS.CC, 1990: art.5 yang menyebutkan: “...The

Eucharistic celebration and contemplative adoration make us participate in the

attitudes and sentiment of Jesus before the Father and before the world”, dan

dikuatkan “...Our vocation commits us to participate in the mission of Jesus by

15

proclaiming the Good News of that Love which alone fully repairs, liberates and

reconcile”(Konst, art. 57). Perayaan Ekaristi dan adorasi kontemplatif membuat

kita berpartisipasi dalam perasaan dan tindakan Yesus di hadapan Bapa dan dunia.

Panggilan warga SS.CC membuat mereka berpartisipasi dalam misi Yesus dengan

mewartakan Kabar Baik tentang Cinta yang memulihkan, membebaskan dan

mendamaikan. Bentuk konkrit dari pelayanan “...we dedicate ourselves in a

special way to the task of education. By our apostolic services, whether in

pastoral work, in schools or elsewhere, we wish to contribute to the promotion of

the human person and to education in faith...” (Konst, art. 59). Dalam arti bahwa

kita mengabdikan diri kita dengan cara yang khusus pada pendidikan. Dengan

pelayanan apostolik, baik karya pastoral dalam pendid ikan atau kegiatan lain, kita

mau/ingin menyumbang sesuatu bagi perkembangan pribadi manusia dan pada

pendidikan dalam iman. Aspek pelayanan juga sangat jelas dalam tujuan

kongregasi yaitu: menghayati dan menghidupi empat masa hidup Yesus dalam

masa kanak-kanak, masa tersembunyi, masa hidup karya dan kematian. Keempat

masa hidup Yesus yang demikian dikonkritkan dalam bentuk tindakan karya dan

pelayanan kongregasi. Di sini penulis hanya menyebutkan beberapa dari sekian

banyak artikel dalam konstitusi yang menjelaskan arti pelayanan baik sebagai

jenis, bentuk, motivasi, tujuan dan dasarnya. Maka arti pelayanan selalu

ditempatkan dalam konteks pemberian diri dan tindakan ambil bagian dalam misi

Allah sendiri. Panggilan hidup seorang SS.CC adalah menjadi seorang pelayan

Allah atau untuk melayani. Atau dalam bahasa lain, seorang SS.CC adalah pribadi

yang berpartisipasi aktif “dalam” dan “bersama” Yesus di dunia dengan

16

merenungkan, menghayati dan mewartakan kepada dunia Cinta Tuhan yang

menjelma dalam diri Yesus (Konst, art. 2), sehingga dasar pelayanan kongregasi

SS.CC adalah Allah yang berbelaskasih dan Allah yang menyelamatkan manusia,

sehingga isi dari pelayanan itu sendiri adalah Allah sendiri sedangkan bentuk

pelayanan bisa berbeda sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.

Dalam hal ini para suster SS.CC yang baru tumbuh di Indonesia

mewujudkan karyanya dalam bentuk pelayanan sosial. Pelayanan sosial dalam

bentuk pendampingan anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah karena terkendala

dengan biaya sekolah dan anak-anak yang drop out dari sekolah. Hal ini diberikan

dalam bentuk kelompok belajar (tutorial) setiap hari Minggu dan pendampingan

belajar khusus bagi mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah.

Selain mendampingi anak-anak, para suster SS.CC juga mendidik

penduduk Blok Beas untuk membiasakan diri dengan menabung dengan

membuka Credit Union (CU) atau Koperasi Simpan Pinjam. Credit Union ini

dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat setempat pada umumnya dan diolah

oleh mereka atas bantuan para suster SS.CC. Dengan adanya Credit Union ini

mereka mendapat kesempatan untuk menambah modal mereka dalam membuka

usaha kecil-kecilan yang diharapkan dapat membantu biaya pendidikan anak-anak

mereka. Dalam hal ini mereka diharapkan pelahan-lahan mengubah pola hidup

mereka yang konsumeris. Diharapkan, mereka juga semakin mampu keluar dari

prinsip “apa yang didapat hari ini untuk hari ini dan masalah besok untuk besok

(senang sesaat tanpa ada perhitungan untuk hari besok)”.

17

1. Arah Pelayanan

Kehadiran komunitas suster-suster SS.CC di Blok Beas menjadi

kepanjangan kepedulian Gereja terhadap dunia /masyarakat (Gaudium et Spes art.

1), bahwa realitas yang digumuli oleh masyarakat Blok Beas adalah juga menjadi

pergumulan suster-suster SS.CC. Berangkat dari kecemasan bersama itu, maka

proses pendampingan dan pelayanan yang diberikan oleh para suster SS.CC

kepada masyarakat Blok Beas terfokus pada tiga aspek, yakni;

a. Konsientisasi, mengajak mereka untuk menyadari realitas mereka. Realitas itu

meliputi berbagai peluang, kesempatan dan kecerdasan lokal serta

ketakberdayaan yang membelenggu mereka. Konsientisasi ini dilakukan

melalui pembelajaran bersama yang tidak hanya melibatkan anak didik tetapi

juga orang tua mereka juga. Dengan demikian, konsientisasi ini menjadi

gerakan bersama.

b. Transformasi: menemukan upaya-upaya konkret yang mengarah pada

transformasi, baik transformasi pada tataran personal maupun sosial.

c. Kreativitas: membangun kecerdasan lokal, misalnya bagaimana mereka

semakin mencintai budaya mereka, semakin terbuka pada realitas yang lain di

luar mereka (kepada agama lain, lingkungan hidup, dll.)

18

2. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial

Tabel 1. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial

Waktu Materi Peserta Metode Minggu, 10.00 -11.00

Mendalami silabus Sekolah

TK Bermain kreatif Belajar berhitung, menggambar, membaca

14.00-15.00 Mendalami Silabus Sekolah

Kelas I-IV SD Bermain, bercerita, informasi

15.00-16.30 Mendalami silabus Kelas V SD sampai SMA.

Informasi, group work

Pelayanan tutorial ini dilaksanakan setiap hari minggu jam 10.00 – 16.30

di Sekolah, di mana para calon SS.CC putra dan putri dididik, tempat lokasinya di

daerah Sumber Sari. Setiap kali pertemuan disesuaikan dengan pelajaran yang

mereka terima di sekolah. Khusus untuk anak yang tidak sekolah, para tutor

memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan peserta.

Pada tabel gambaran pelaksanaan Pelayanan Tutorial, pada Materi ditulis

mendalami silabus. Maksudnya adalah untuk setiap kelas para tutor menyesuaikan

pelajaran yang diberikan dengan silabus pelajaran yang mereka dapatkan di

sekolah. Di sini penulis akan memaparkan salah satu contoh dari silabus kelas V

SD yang diambil dari buku Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) SD/MI.

19

SILABUS KELAS V

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas /Semester :V/2

Tabel 2. Contoh Silabus Kelas V

Standar Kompe tensi

Kompe tensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembela Jaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ bahan/alat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Mema hami ke- bebasan berorga- nisasi

1.1 Men- deskrip- sikan penger-tian organi-sasi

Kebeba-san ber- organi-sasi

Membaca buku ten- tang ke-bebasan berorga-nisasi

1. Mendefi- nisikan kebebasan berorga-nisasi 2. Memberi contoh-contoh kebebasan berorga- nisasi

-Tes tertulis -Tes skala sikap

2 x 30’ Buku paket yang relevan

1.2 Men- yebut- kan contoh organi- sasi di lingku-ngan sekolah dan masya-rakat

Organi- sasi sekolah

Mendata organisasi yang ada di sekolah

1. Mampu menjelas-kan organisasi di lingku- ngan sekolah 2.Menun-jukkan peran serta organisasi di sekolah

-Tes tertulis -Tes skala sikap

2 x 30’ Buku paket yang relevan

1.3 Menam-pilkan

peran serta dalam memilih organi- sasi

Organi- sasi sekolah

Mendis-kusikan dalam memilih pengurus organisa-si di sekolah

1. Mampu menjelas-kan organi- sasi di ling- kungan sekolah

2.Menunjuk-kan peran serta orga-

nisasi di sekolah.

-Tes tertulis -Tes skala sikap

2 x 30’ Buku paket yang relevan

20

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Standar Kompe tensi

Kompe tensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembela Jaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ bahan/alat

2.Meng- hargai keputu-san bersama

2.1 Menge- nal bentuk- bentuk keputu- san ber- sama

Bentuk-bentuk keputu- san ber- sama

Mendis-kusikan bentuk mempe- roleh ke- putusan bersama

1. Mendefi- nisikan keputusan bersama

2. Menjelas- kan bentuk-bentuk keputusan bersama

-Tes tertulis -Tes skala sikap

2 x 30’ Tata tertib sekolah di mana mereka sekolah

2.2 Mema-tuhi ke- putusan bersama

Bentuk-bentuk keputu-

san ber- sama

Menerap- kan hasil keputusan bersama

Menunjuk- kan sikap mematuhi keputusan bersama

-Tes tertulis

-Tes skala sikap

2 x 30’ Tata tertib sekolah di mana mereka sekolah

Silabus ini digunakan sesuai dengan pelajaran yang dipelajari peserta

tutorial di sekolah dengan tujuan, agar pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah

dengan di tempat tutorial saling berkesinambungan. Para tutor menyusun jadual

kapan mereka memberikan mata pelajaran Kewarganegaraan dan kapan

memberikan mata pelajaran Matematika dan mata pelajaran lainnya. Setiap mata

pelajaran yang diberikan oleh para tutor selalu mengikuti silabus yang ada di

sekolah.

Program tutorial ini juga melibatkan orang tua dan anak didik, dengan

mengadakan pertemuan dua kali dalam setahun sehingga program ini menjadi

program bersama dengan masyarakat setempat. Pertemuan diadakan setiap awal

semester di sekolah. Pelayanan tutorial diadakan setiap hari Minggu tetapi untuk

di luar hari Minggu para suster juga menerima anak yang memerlukan bantuan

secara pribadi. Untuk mendukung pertumbuhan motivasi belajar anak, para tutor

21

juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk rekreasi bersama, seperti

belajar bersama di kebun binatang, belajar berenang bersama, nonton film

bersama dll.

Singkatnya, Pelayanan atau service senantiasa terkait dengan sebuah

keprihatinan akan realitas sosial. Maka, hakekat pelayanan itu sendiri selalu dalam

arti “aku berbuat sesuatu bagi sesamaku, aku berbagi hidup dengan sesamaku atau

aku mengambil bagian dalam pergulatan sesama”. Wujud nyata dari sikap berbagi

hidup itu, salah satunya adalah bagaimana menanamkan rasa cinta dan tanggung

jawab seseorang akan hidupnya dan hidup sesamanya termasuk relasi yang

harmoni dengan lingkungannya dalam konstelasi yang lebih luas.

Dalam tatanan pendidikan, yang pertama-tama dibangun adalah motivasi

dari peserta didik untuk mencintai proses-proses edukasi (Oemar Hamalik, 2008:

157). Untuk menunjang tumbuhnya motivasi, dibutuhkan cara mengajar yang

kreatif sekaligus memungkinkan tumbuhnya “kuriositas” dan “keterpesonaan”

anak didik bagi nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain, setiap materi, dengan

kandungan nilainya masing-masing, mesti dikemas dalam bentuk penyajian baik,

kreatif dan inovatif sehingga arahnya semakin tepat dan jelas.

Para suster SS.CC di Bandung telah mengupayakan sebuah sistem edukasi

yang kreatif dan menjangkau masyarakat lapis bawah. Berangkat dari

keprihatinan sosial masyarakat di Blok Beas, Bandung, para suster ini membuka

diri kepada warga sekitar dan memediasi berbagai kerinduan warga terutama di

bidang pendidikan dan transformasi sosial. Bercermin pada sikap hati Ibu Pendiri,

Henriette de la Chevalarie “I want to be consum like a candle” (Saya mau

22

memberi diri sepenuhnya seperti lilin) para suster terjun dengan sebuah semangat

yang satu dan sama, berbagi hidup kepada sesama (Cahiers of Spirituality No.10,

2000: 117).

Henriette telah memperlihatkan sebuah totalitas pemberian diri bagi Allah

dan sesama. Kekejaman Revolusi Perancis, era akhir abad 16, telah mengasah dan

membentuk sikap hati Ibu Henriette menjadi semakin peka dan sejak itu pula ia

mengupayakan sesuatu yang berguna bagi banyak orang yang menderita. Saat itu

banyak anak-anak kehilangan orangtuanya, banyak orang hidup menggelandang

di sekitar bangunan-bangunan kota. Henriette terpanggil untuk berbuat sesuatu

bagi mereka. Bagaimana menyekolahkan mereka agar mereka lebih bertanggung

jawab atas hidup mereka. Sejak itu, kongregasi SS.CC mengupayakan sekolah-

sekolah gratis bagi anak-anak korban keganasan Revolusi Perancis. Pelayanan

kepada Allah mesti menjadi nyata dalam keberpihakan kepada yang menderita.

Itulah prinsip Henriette yang bersama Pater Pierre Coudrin mendirikan kongregasi

Hati Kudus Yesus dan hati Tersuci Maria (SS.CC).

Pelayanan Tutorial bagi anak-anak di Blok Beas Bandung merupakan

kelanjutan dari perjuangan para pendiri tarekat religius ini. Pelayanan edukatif ini

juga merupakan sumbangan komunitas suster-suster SS.CC bagi realisasi

kehadiran Kerajaan Allah dalam Gereja semesta melalui reksa pastoral Keuskupan

Bandung, khususnya paroki St. Gabriel, Sumber Sari Bandung.

BAB III

BELAJAR KREATIF YANG MEMACU

KREATIVITAS BELAJAR ANAK

A. Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian

belajar, tetapi penulis akan memaparkan beberapa pengertian belajar berdasarkan

pendapat dari beberapa ahli khususnya ahli pendidikan.

Menurut Slameto belajar adalah ”suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya meliputi jumlah ilmu pengetahuan melainkan bentuk

kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penghargaan, minat dan penguasaan diri.

Singkatnya perubahan itu mencakup segi kehidupan seperti sikap dan kebiasaan

sehingga dengan belajar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan,

termasuk juga dapat berusaha secara fungsional untuk kehidupannya (Slameto,

2003: 2-5)

Menurut Drs. Oemar Hamalik, belajar adalah “modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Dalam hal ini

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan sekedar hasil atau

24

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan tingkah laku (Oemar Hamalik, 2008: 27-29).

Sardiman, (2007: 20) juga, memberikan definisi tentang belajar dalam tiga

kelompok yaitu:

a. Definisi belajar menurut Cronbach: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.(Belajar adalah perubahan yang nampak dalam perilaku/tindakan seseorang sebagai hasil dari pengalaman/belajarnya)

b. Batasan yang diberikan Harold Spears: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, mengikuti, mencoba sesuatu untuk diri saya, mendengarkan dan mengikuti pertunjuk)

c. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a result of practice. (Belajar adalah suatu perubahan dalam perbuatan sebagai hasil dari latihan yang dilakukan seseorang).

Dari tiga definisi di atas, Sardiman A.M mengartikan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, seperti

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, melihat dan lain sebagainya.

Selain definisi tersebut, Sardiman juga memberikan definisi belajar dilihat dari

dua sisi yaitu dalam arti sempit dan arti luasnya. Dalam pengertian luas, belajar

diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi yang

seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang juga merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya. Kedua definisi ini memberikan kesimpulan bahwa belajar

adalah “penambahan pengetahuan”. Dalam realitas pengertian belajar ini banyak

dianut oleh sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-banyaknya dan menurut keyakinan mereka, kegiatan siswa adalah untuk

25

menerima materi dan mengumpulkannya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai

”pengajar” sehingga pengertian belajar itu sendiri menjadi terbatas. Di sini belajar

diartikan sebagai menghafal, sehingga akibatnya, siswa belajar kalau akan ujian

saja, atau mereka akan menghafal terlebih dahulu sebelum ujian. Pengertian

seperti ini, sebenarnya tidak memadai.

Untuk melengkapi pengertian mengenai belajar, Sardiman,

mengemukakan beberapa prinsip yang penting diketahui berkaitan dengan belajar

antara lain:

a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. b. Belajar memerlukan proses dan pengharapan serta kematangan diri para siswa. c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/ kesadaran atau intrinsic motivation,( belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita tidak akan efektif). d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses mencoba (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran. f. Belajar dapat dengan tiga cara: 1) diajar secara langsung; 2) kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain- lain); 3) pengenalan dan/atau peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif dan mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis

dan lain- lain, bila dibandingkan dengan belajar secara hafalan saja. h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar anak yang bersangkutan. i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk

dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna (Sardiman, 2007: 24-25).

Pengertian belajar di atas mendorong Slameto untuk memberikan beberapa

ciri-ciri dari perubahan tingkah laku kedalam pengertian belajar ini, yaitu:

26

a. Perubahan terjadi secara sadar. Artinya seseorang yang belajar menyadari dan

merasakan adanya perubahan dalam dirinya, contohnya ia merasakan bahwa

pengetahuannya bertambah (Slameto, 2003: 3).

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Artinya perubahan

yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan.

Perubahan tersebut akan mempengaruhi perubahan berikutnya, yang akan

berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Sebagai contoh,

seorang anak yang belajar menulis, akan mengalami perubahan dari tidak

dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus-

menerus sehingga anak tersebut akhirnya dapat menulis dengan baik dan rapi

(Slameto, 2003: 3).

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Artinya perbuatan belajar

tersebut senantiasa bertambah dan tertuju kepada perubahan sesuatu yang

lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya (Slameto, 2003: 3-4).

d. Perubahan, mencakup seluruh aspek tingkah laku. Artinya perubahan yang

diperoleh seseorang adalah perubahan secara keseluruhan. Hal ini meliputi

perubahan sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Slameto, 2003:

4).

Pengertian belajar dari empat ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar

adalah suatu usaha/kegiatan/proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai

tujuan dalam memperoleh perubahan dan pengetahuan. Aspek perubahan tersebut

berhubungan erat dengan aspek perubahan lainnya. Dari definisi belajar di atas,

dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar itu ada tiga yaitu:

27

1) Untuk mendapatkan pengetahuan.

Pengetahuan seseorang dapat ditandai dengan kemampuan berpikir,

berpengetahuan dan berkemampuan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan. Artinya seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya tanpa memiliki pengetahuan, dan sebaliknya kemampuan berpikir

akan memperkaya pengetahuan seseorang. Dalam hal ini guru sebagai

pendidik/pengajar sangat dibutuhkan, karena mendapat pengetahuan merupakan

tujuan yang penting di dalam kegiatan belajar (Sardiman, 2007: 26).

2) Penanaman konsep dan keterampilan.

Berbicara dengan penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga

memerlukan suatu keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun rohani.

Keterampilan jasmani yang dimaksudkan adalah keterampilan-keterampilan yang

dapat dilihat, diamati, yang menunjukkan penampilan tubuh seseorang ketika

sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu

berurusan dengan hal-hal yang dapat dilihat, lebih abstrak, menyangkut persoalan-

persoalan penghayatan (Sardiman, 2007: 27-28).

Untuk mencapai keterampilan diperlukan banyak latihan, demikian juga

untuk mengungkapkan perasaan seseorang perlu banyak latihan, sebab dalam

mengungkapkan perasaan, baik secara lisan ataupun tertulis tidak semata-mata

tergantung pada banyaknya kosa kata atau tata bahasanya tetapi menyangkut

kemampuan menyusun atau merangkai kata-kata itu dan ini perlu latihan.

28

3). Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,

dibutuhkan kecakapan untuk mengarahkan motivasi dan cara berpikir dengan

memanfaatkan pribadi guru itu sendiri sebagai teladan atau model. Dalam hal ini

guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam mengadakan pendekatan kepada para

siswanya. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas

dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena itu, guru tidak

hanya sekedar pengajar, tetapi betul-betul juga sebagai pendidik yang akan

menularkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Metode atau cara berinteraksi

yang dapat digunakan antara lain, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, sosiodrama,

role playing dan sebagainya, sehingga pada anak didik/siswa akan tumbuh

kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah

dipelajarinya (Sardiman, 2007: 28-29).

Selain pengertian dan tujuan belajar di atas, juga akan dipaparkan

beberapa cara belajar yang perlu diketahui untuk memperoleh pengetahuan.

Menurut Slameto, ada sebelas jenis belajar antara lain:

a). Belajar bagian (part learning, fractioned learning)

Belajar bagian, pada umumnya dilakukan oleh seorang pelajar yang

dihadapkan pada materi yang bersifat luas atau ekstensif, sebagai contoh pelajar

yang mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti silat. Pesilat

harus menguasai seluruh materi pelajaran sehingga akhirnya menjadi bagian

hidupnya. Bagian-bagian tersebut satu sama lain berdiri sendiri (Slameto, 2003:5).

29

b). Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Berbicara tentang pengertian wawasan, penulis akan mengambil dari

pengertian yang dikemukakan oleh G.A. Miller. Wawasan merupakan kreasi dari

“rencana penyelesaian” (meta program) yang mengontrol rencana-rencana

subordinasi lain (pola tingkah laku) yang telah terbentuk (Slameto, 2003: 5-6).

c). Belajar diskriminatif (descriminatif learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai usaha untuk memilih sifat atau

moment yang sesuai dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam

bertingkah laku. Dalam arti belajar dari situasi yang ada (Slameto, 2003: 6).

d). Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

Mempelajari bahan yang dipelajari secara keseluruhan dengan cara

berulang-ulang sampai menguasainya dengan penuh (Slameto, 2003: 6).

e). Belajar insidental (incidental learning)

Belajar insidental adalah cara belajar tanpa harus mengikuti instruksi atau

petunjuk mana yang harus dipelajari, tetapi pada saat ujian pelajar/siswa tersebut

harus sudah mampu melakukannya dengan baik. Hal yang semacam ini sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari (Slameto, 2003: 6-7).

30

f). Belajar Instrumental (instrumental learning)

Pada belajar instrumental, seorang pelajar atau siswa akan tertarik untuk

belajar apabila diikuti dengan tanda-tanda bahwa siswa tersebut akan

mendapatkan hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Maka siswa tersebut akan

belajar dengan adanya kekuatan atas dasar tingkah laku untuk mendapatkan

hadiah. Di sini siswa diberi hadiah kalau ia bertingkah laku sesuai dengan tingkah

laku yang dituntut, dan sebaliknya ia dihukum bila memperlihatkan tingkah laku

yang tidak sesuai dengan tingkah laku yang dituntut, sehingga terbentuk lah

tingkah laku tertentu (Slameto, 2003: 7).

g). Belajar intensional (intentional learning)

Belajar intensional adalah belajar dalam arah tujuan, belajar intensional

merupakan lawan dari belajar insidental (Slameto, 2003: 7).

h). Belajar latent (latent learning)

Disebut laten, karena perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat

tidak terjadi secara segera. Belajar laten ini ada dalam bentuk belajar insidental

(Slameto, 2003: 7-8).

i). Belajar mental (mental learning)

Pada belajar mental, perubahan tingkah laku seseorang seringkali tidak

cukup terlihat. Perubahan tersebut berupa perubahan proses pada perubahan

kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Belajar mental lebih jelas terlihat pada

31

tugas-tugas yang bersifat motoris sehingga bisa dilihat melalui observasi atas

tingkah laku orang tersebut (Slameto, 2003: 8).

j). Belajar produktif (productive learning)

Belajar produktif merupakan belajar dengan transfer yang maksimum.

Dikatakan belajar produktif apabila orang tersebut mampu mentransfer prinsip-

prinsip untuk menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain

(Slameto, 2003: 8).

k). Belajar verbal (verbal learning)

Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan

ingatan (Slameto, 2003: 8).

Dari sebelas jenis belajar di atas, tidak semua jenis belajar tersebut dapat

digunakan oleh setiap individu, karena setiap individu memiliki jenis belajarnya

sendiri-sendiri. Dalam hal ini para ahli psikologi mencoba memberikan teori- teori

belajar yang cocok bagi manusia. Teori ini terlebih dahulu dicobakan kepada

binatang dan setelah diketahui hasilnya baru diterapkan pada proses belajar-

mengajar untuk manusia. Setelah dilihat dampaknya dan sesuai dengan yang

diharapkan baru teori tersebut diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk

manusia di sekolah. Sebagaimana diketahui, kegiatan belajar itu merupakan suatu

proses psikologis, yang terjadi dalam diri seseorang sehingga sulit diketahui

dengan pasti bagaimana terjadinya proses belajar tersebut. Dalam hal ini Sardiman

A.M secara global mengemukakan tiga teori belajar antara lain:

32

(1). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya.

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Setiap

daya tersebut dapat dilatih dengan berbagai cara dan bahan untuk memenuhi

fungsinya masing-masing. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan

atau materi tersebut melainkan pembentukan dari daya-daya tersebut. Contoh,

untuk melatih daya ingat, dalam belajar siswa tersebut perlu menghafal seperti

menghafal istilah-istilah asing yang ada dalam pelajaran yang dipelajarinya

(Sardiman, 2007: 30).

(2). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-

bagian /unsur. Teori ini juga beranggapan bahwa kegiatan belajar itu memerlukan

pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh. Dalam pengamatan tersebut

diperlukan keterlibatan semua panca indra, sehingga hasil pengamatan tersebut

mendapatkan insight nya. Timbulnya insight ini dipengaruhi oleh beberapa hal

antara lain:

(a). Kesanggupan atau kemampuan inteligensia individu yang bersangkutan.

(b). Pengalaman artinya, bila seseorang belajar tentu mendapatkan pengalaman,

dan pengalaman itu akan mempermudah seseorang untuk menemukan insight.

(c). Taraf kompleksitas dari suatu situasi: semakin kompleks semakin sulit

dikuasai.

(d). Latihan: Semakin banyak latihan semakin cepat orang memperoleh insight.

33

(e). Trial dan error artinya semakin sering melakukan percobaan dalam kegagalan

yang seseorang lakukan dan akhirnya orang tersebut akan menemukan insight.

Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt, juga belajar memecahkan masalah

karena teori ini diawali dengan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap

(Sardiman, 2007: 30-32).

(3). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Dari teori ini muncul dua teori yang sangat terkenal yaitu:

(a). Teori Konektionisme.

Menurut Thorndike, bahwa dasar dari belajar itu adalah asosiasi antara

kesan panca indra (sense impresion) dengan impuls untuk bertindak (impuls to

action). Asosiasi ini juga dinamakan ”connecting” maksudnya bahwa belajar itu

adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, antara aksi dan

reaksi, dan hubungan ini akan erat terjadi kalau sering latihan.

(b). Teori Conditioning

Belajar menurut teori ini adalah atas dasar situasi dan kebiasaan. Sebagai

contoh kalau seseorang melihat orang makan asam, orang yang melihat tersebut

air liurnya langsung keluar, contoh lain kalau seseorang naik kendaraan di jalan

raya, begitu lampu merah, ia berhenti. Dalam praktik kehidupan sehari-hari pola

tersebut sering terjadi, dimana seseorang melakukan sesuatu kebiasaan karena

adanya suatu tanda (Sardiman, 2007: 33-36).

34

Tiga teori belajar di atas yang dirumuskan sesuai Ilmu Jiwa Daya, Ilmu

Jiwa Gestalt maupun Ilmu Jiwa Asosiasi ternyata berbeda-beda, namun ada

beberapa persamaannya dan perbedaan tersebut merupakan teori-teori dalam hal

kegiatan belajar. Persamaannya ialah, tiga-tiganya mengakui bahwa dalam belajar

harus ada prinsip, antara lain:

(1)). Dalam kegiatan belajar, diperlukan adanya motivasi.

(2)). Dalam belajar hampir selalu ada kesulitan

(3)). Dalam belajar diperlukan aktivitas

(4)). Dalam menghadapi kesulitan, sering terjadi bermacam-macam respon

2. Pengertian Motivasi Belajar

Kata ‘motif’ menurut Singgih Gunarsa, (1978: 92) berarti dorongan atau

kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu

berbuat, bertindak atau bertingkah laku.

Pengertian motif diperkuat oleh Sardiman, (1986: 73), ia mengemukakan

sebagai berikut: ”Daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan di dalam

subjek untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai suatu tujuan, terutama bila

kebutuhan untuk mencapai tujuan itu dirasakan mendesak”.

Dengan kata lain, motif merupakan suatu tenaga dari diri individu yang

erat kaitannya dengan tingkah laku individu, karena pada dasarnya semua manusia

didasari oleh dorongan motif. Motif itulah yang menjadi arah tingkah laku

manusia.

35

Bohar Suharto, (1991: 40) mengatakan, adanya motif, tujuan dan aktivitas.

Motif yang baik dan tepat akan merupakan kekuatan untuk menghasilkan perilaku

yang mengarah pada tujuan yang dicita-citakan. Kebutuhan seseorang tergantung

dari apa yang dimilikinya. Bohar Suharto, (1991:41- 42) mengatakan bahwa, ada

dua faktor yang mendapat perhatian dalam hubungannya dengan kebutuhan

manusia, yang akan menjadi pusat motivasi yaitu pengharapan dan kesediaan.

Meskipun mempengaruhi motif dan kebutuhan, kesediaan cenderung

mempengaruhi persepsi tentang tujuan, motivasi timbul sebagai hasil interaksi

antara motif dengan aspek situasi yang diamati. Dampak dari interaksi tersebut

dapat dikatakan bahwa perilaku yang sama dapat melandasi tujuan yang berbeda.

Demikian pula halnya, perilaku yang berbeda dapat mendasari tujuan yang sama.

Prof. Dr. Oemar Hamalik, (2008: 158-161) mengatakan, bahwa ada dua

prinsip yang bisa digunakan untuk memahami pengertian dari motivasi itu sendiri.

Pertama, motivasi dipandang sebagai suatu proses, di mana pengetahuan tentang

proses ini akan membantu kita untuk menjelaskan kelakuan yang kita amati dan

untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang. Kedua, kita

menentukan karakter dari proses tersebut dengan melihat petunjuk-petunjuk dari

tingkah lakunya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Hamalik juga memberikan beberapa kesimpulan fungsi dari motivasi

yaitu:

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

36

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

B. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, motivasi belajar dibagi menjadi dua

jenis seperti:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar

itu sendiri dan memenuhi kebutuhan dan tujuan para siswa (Oemar Hamalik,

2008: 162). Motivasi merupakan motivasi murni yang timbul dari dalam diri

siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,

memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil,

menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok,

keinginannya untuk diterima oleh orang lain, dan lain- lain.

Dalam hal ini siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi

tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan,

kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan

berpengetahuan, dengan jalan satu-satunya adalah belajar. Jadi motivasi intrinsik

adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar

yang fungsional.

37

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor- faktor

dari luar situasi belajar, seperti pemberian angka/pemberian rengking, pemberian

hadiah (tingkatan hadiah), medali pertandingan, pemberian pujian dan persaingan

yang bersifat negatif contoh, akan diberi hukuman bila tidak berhasil. Motivasi

ekstrinsik memiliki sisi negatif tetapi meskipun begitu motivasi ekstrinsik ini tetap

diperlukan di sekolah, sebab pelajaran di sekolah tidak semuanya menarik dan

diminati oleh siswa untuk dipelajari atau tidak selalu sesuai dengan kebutuhan

siswa. Di samping itu sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia harus

mempelajari hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Dalam hal ini motivasi terhadap

pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin

belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru sangat banyak. Guru dapat

menyesuaikan usaha tersebut sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta

perkembangan dari para siswa. Karena itu dalam memotivasi siswa tidak akan

ditentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru

(Oemar Hamalik, 2008: 163).

Dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi, baik, intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan dimilikinya motivasi, siswa dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif. Siswa dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini perlu diketahui

bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Untuk

motivasi ekstrinsik terkadang perlu, tetapi kadang-kadang juga kurang sesuai,

untuk itu guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi belajar

38

para anak didiknya. Sebab mungkin saja maksud guru mau memberikan motivasi

terhadap siswanya, tetapi justru hasilnya tidak menguntungkan perkembangan

belajar siswa itu sendiri.

Dalam menumbuhkan motivasi belajar, siswa itu sendiri memerlukan

prinsip-prinsip motivasi. Prinsip-prinsip ini dikemukakan oleh Kenneth H. Hover

setelah melakukan penelitian yang saksama dalam rangka mendorong motivasi

belajar murid-murid di sekolah (Oemar Hamalik, 2008:163-166). Prinsip-prinsip

tersebut adalah:

a. Pujian lebih efektif daripada hukuman, karena pujian bersifat lebih menghargai

apa yang telah dilakukan seseorang sedangkan hukuman lebih mematikan

sesuatu yang telah diperbuat.

b. Setiap murid mempunyai kebutuhan psikologis (kebutuhan yang bersifat

mendasar) yang harus dipenuhi kepuasannya. Maksudnya setiap murid

memiliki corak pribadi yang berbeda, jadi murid yang dapat memenuhi

kebutuhannya secara efektif tentu akan lebih memiliki motivasi dan dis iplin

pula, dari pada murid yang kebutuhannya kurang terpenuhi.

c. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri akan lebih efektif dari pada

motivasi yang dipaksakan dari luar.

d. Motivasi itu mudah menjalar, dalam hal kegiatan belajar di sekolah, guru yang

memiliki minat tinggi atau antusias dalam mengajar akan menghasilkan murid

yang berminat tinggi dan antusias pula dalam belajar.

e. Pemahaman yang jelas akan tujuan belajar juga akan merangsang motivasi

seseorang.

39

f. Pujian-pujian yang datangnya dari luar terkadang diperlukan dan cukup efektif

untuk merangsang motivasi belajar seseorang.

g. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam dapat memelihara dan

merangsang motivasi belajar seseorang, dan lain sebagainya.

C. Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar

1. Kesulitan- kesulitan yang dihadapi.

Menurut Drs. Oemar Hamalik ada empat faktor yang bisa menimbulkan

kesulitan belajar, seperti:

a. Faktor yang bersumber dari diri sendiri.

Yang dimaksud dengan faktor ini, ialah faktor yang timbul dari diri siswa

itu sendiri. Faktor tersebut juga sering disebut dengan faktor intern. Faktor ini

sangat berpengaruh terhadap kemajuan studi seorang siswa. Hal ini dapat

disebabkan oleh: siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, kurangnya

minat terhadap bahan pelajaran, kesehatan yang sering terganggu, kurangnya

penguasaan bahasa, kebiasaan belajar setiap orang yang berbeda, dan lain- lain

(Oemar Hamalik, 1990: 117).

Menurut Slameto faktor intern dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:

faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1). Faktor Jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh badan beserta anggota-

anggotanya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh

terhadap belajarnya. Slameto mengatakan: ”Agar seseorang dapat belajar dengan

40

baik haruslah ia mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara

selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,

makan, olahraga, rekreasi dan ibadah”( Slameto, 2003: 54). Dengan demikian

cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan adanya hal yang kurang baik atau

kurang sempurna pada tubuh/badan seseorang. Cacat itu dapat berupa buta,

setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain- lain.

Siswa yang cacat, maka cara belajarnya juga akan terganggu. Dalam hal ini

hendaknya siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

mengusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

buruk kecacatannya itu (Slameto, 2003: 55).

2). Ada tujuh faktor Psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor- faktor tersebut

adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

a). Inteligensi

J.P. Chaplin dalam bukunya Slameto, (2003: 56) merumuskan pengertian

tentang Inteligensi ini sebagai berikut:

”Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.”

Dalam hal ini inteligensi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih cepat berhasil

daripada yang mempunyai inteligensi yang rendah. Dilain pihak siswa yang

mempunyai tingkat inteligensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal

41

ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak

faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor saja

di antara faktor-faktor yang lain. Sedangkan siswa yang mempunyai tingkat

inteligensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar

dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan

faktor- faktor yang mempengaruhi belajarnya. Jika faktor lain itu berpengaruh

negatif terhadap belajar maka siswa akan gagal dalam belajarnya (Slameto, 2003:

55-56).

b). Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi dan

tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Dalam hal ini untuk dapat

menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian yang tinggi

terhadap bahan yang dipelajarinya. Dan sebaliknya apabila siswa kurang perhatian

terhadap pelajaran yang dipelajarinya maka akan muncul kebosanan, sehingga ia

tidak lagi suka belajar. Untuk menarik perhatian siswa agar bisa belajar dengan

baik, maka bahan pelajaran yang diberikan perlu diusahakan agar bisa lebih

menarik penyajiannya dan sesuai dengan hobi/bakat atau ciri psikologis umur-

umuran siswa (Slameto, 2003: 56).

c). Minat

Menurut Hilgard minat adalah ”Interest is persisting tendency to pay

attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan

42

yang tetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa kegiatan. Perhatian

dengan minat berbeda, perhatian bersifat sementara dan tidak selalu diikuti rasa

senang sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ

diperoleh kepuasan (Slameto, 2003: 57).

d). Bakat

Hilgard memberikan definisi bakat atau attitude adalah “the capacity to

learn” artinya kemampuan untuk belajar dan kemampuan ini akan menjadi

kecakapan yang nyata apabila sudah belajar atau berlatih. Sebagai contoh orang

yang berbakat menjahit akan lebih cepat untuk menjahit baju dari pada orang lain

yang tidak berbakat di bidang itu (Slameto, 2003: 57)

e).Motif

Mc. Donald memberikan pengertian motivasi sebagai berikut: “Motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling”(perasaan) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”,

dalam arti tersebut motivasi sangat erat hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Untuk mencapai tujuan diperlukan berbuat dan yang menjadi penyebab

berbuat itu adalah motif sendiri sebagai daya penggeraknya. Dalam kegiatan

belajar harus diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan

baik. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan

memberikan latihan namun latihan ini juga sering dipengaruhi oleh keadaan

43

lingkungan. Jadi dalam kegiatan belajar, motif yang kuat sangat diperlukan oleh

siswa untuk mendapatkan hasil yang baik (Slameto, 2003: 58).

f). Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat /fase yang dominan dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru. Kematangan yang dimaksudkan di sini adalah kematangan fisik. Kesiapan

anak untuk belajar (Slameto, 2003: 58-59).

g). Kesiapan

Menurut Jamies Drever kesiapan atau readiness adalah “Prepareness to

respond or react”. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau

bereaksi. Kesiapan itu ada hubungannya dengan kematangan. Kesiapan perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena kalau siswa belajar dengan adanya

kesiapan dalam dirinya sendiri maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto,

2003: 59).

b. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah.

Hambatan studi tidak hanya bersumber dari diri siswa, tetapi juga

bersumber dari sekolah atau lembaga sekolah itu sendiri. Faktor seperti ini juga

akan menghambat kemajuan studi anak didik dan hal ini tentu dengan sendirinya

menjadi tanggung jawab lembaga untuk memperbaikinya. Faktor ini bisa

disebabkan oleh: cara memberikan pelajaran yang kurang menarik dan tidak

44

sesuai dengan situasi siswa, guru sering mengajar dengan bentuk ceramah saja,

kurangnya bahan-bahan bacaan, bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan

siswa, program di sekolah terlalu padat, guru dengan siswa kurang berinteraksi

secara akrab, relasi siswa dengan siswa kurang baik, kedisiplinan sekolah yang

minim dan lain- lain (Oemar Hamalik, 1990: 120-121).

.

c. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga.

Untuk tingkat TK dan SD sebagian besar waktu belajar dilakukan di

sekolah jadi untuk faktor ini mereka tidak berdampak. Tetapi bagi mereka yang

sudah pada tingkat perguruan tinggi hal ini sangat berpengaruh, karena sebagian

besar waktu untuk belajar dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek kehidupan

keluarga sangat mempengaruhi kemajuan studi siswa dan boleh dikatakan bahwa

faktor ini akan membantu sukses tidaknya seseorang studi di Universitas. Faktor

ini bisa dipengaruhi oleh: masalah kemampuan ekonomi, masalah broken home,

bertamu dan menerima tamu, kurangnya kontrol dari orang tua dan lain- lain

(Oemar Hamalik, 1990: 121-124).

d. Faktor yang bersumber dari masyarakat.

Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi siswa

dan bahkan masyarakat sangat membutuhkan mereka. Akan tetapi ada beberapa

aspek dalam kehidupan masyarakat yang bisa mengganggu kelancaran studi

siswa, dan tentu sangat erat hubungannya dengan diri siswa sendiri seperti:

gangguan karena jenis kelamin lain, bekerja selain kuliah, banyak aktif di

45

organisasi, kurang mampu mengatur waktu rekreasi dan waktu senggang, tidak

mempunyai teman belajar, dan lain- lain (Oemar Hamalik, 1990: 124).

.

2. Belajar Kreatif sebagai jalan keluarnya

Pada hakekatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan

sesuatu, dalam arti melalui kegiatan belajar seseorang mampu menghasilkan

sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang

baru tersebut dapat berupa perbuatan atau tingkah laku; suatu bangunan/sebuah

bangunan, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain- lain. Taylor dan Holland (1962)

menerangkan bahwa kecerdasan memiliki peranan yang kecil dalam tingkah yang

kreatif, dalam hal ini untuk mengukur kreativitas seseorang tidak tergantung dari

kecerdasan saja. Hal ini dikuatkan oleh Nunnally (1970) dalam

http//www//googlependidikannonformal.com. Menurut dia, pada umumnya orang-

orang yang kreatif hanya 10-15 persen dari mereka yang berada pada tingkat atas

hasil test kecerdasan, sedangkan selebihnya termasuk yang normal kebawah.

Belajar kreatif adalah jalan keluar untuk meningkatkan kemajuan studi

siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan dalam hidupnya. Perkembangan

zaman yang sangat pesat ini banyak mendukung pribadi-pribadi untuk

mendapatkan kesempatan belajar kreatif ini. Belajar kreatif ini bisa didapat lewat:

internet, ikut bimbingan belajar di luar sekolah, ikut tutorial, ikut kelompok

belajar, dan lain- lain.

46

Ada bermacam-macam cara dalam mengembangkan kreativitas seseorang.

Davis (1973) dalam http//www//googlependidikannonformal.com, menegaskan,

ada tiga faktor yang perlu diperhatian di dalam pengembangan kreativitas yaitu:

a. Sikap individu

Untuk menemukan gagasan-gagasan serta produk-produk dan pemecahan

yang baru, tentu untuk mencapai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seperti:

1). Perhatian kasus bagi pengembangan kepercayaan diri seseorang perlu ada.

2). Membangun rasa keinginan tahu seseorang/siswa

Dua hal ini sangat diperlukan dalam mengembangkan atau membangkitkan

kreativitas seseorang.

b. Kemampuan dasar yang diperlukan

Berbicara tentang kreativitas seseorang tentu hal ini memerlukan

kemampuan berpikir divergen dan convergen dari pribadi tersebut. Osborn (1963)

memperkenal 10 tahap pengajaran pemecahan masalah yang kreatif bagi orang

dewasa:

1). Memikirkan seluruh tahap dari masalah 2). Memilih bagian masalah yang dipecahkan 3). Memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu 4). Memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan 5). Memikirkan segala kemungkinan pemecahan masalah tersebut 6). Memilih gagasan yang paling memungkinkan adanya pemecahan. 7). Memikirkan segala kemungkinan cara pengujian 8). Memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji 9). Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi 10). Mengambil keputusan.

47

Kesepuluh tahap tersebut dapat membantu kemampuan berpikir divergen

dan convergen. Tahap 1, 3, 5 , 7 dan 9 membutuhkan pemikiran yang yang kreatif

(divergen), sedangkan tahap 2, 4, 6, 6, 8 dan 10 membutuhkan pemikiran yang

logis ( convergen)( http//www//googlependidikannonformal.com).

c. Teknik-teknik yang digunakan

Dalam mengembangkan kreativitas, ada empat teknik yang perlu

digunakan yaitu:

1). Melakukan pendekatan dengan semua proses mental di dalam menemukan

konsep atau prinsip ilmiah. Hal ini dapat membantu siswa dalam pembentukan

konsep dirinya dengan menampung serta memahami berbagai macam

informasi.

2). Menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming). Dalam teknik ini

siswa diminta utnuk menemukan gagasan-gagasan dari suatu masalah dan

setelah menemukan gagasan-gagasan tersebut siswa diminta lagi untuk

menentukan gagasan mana yang akan digunakan dalam pemecahan masalah

tersebut.

3). Memberi penghargaan bagi prestasi kreatif, tentu penghargaan tersebut akan

berpengaruh positif dalam konsep diri anak untuk lebih percaya diri.

4). Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media. Belajar dengan

menggunakan media tentu memiliki kekuatan yang positif dalam kegiatan

belajar. Melalui alat-alat media tentu proses belajar-mengajar menjadi lebih

48

menarik dan lebih muda ditangkap isi dari pelajaran yang dipelajri para

pelajar.

Dengan adanya belajar kreatif, seseorang tidak lagi miskin dalam

pengetahuan sebab pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai cara, tergantung

apakah orang tersebut mau berkembang atau tidak. Dalam hal inilah motivasi

seseorang perlu ditumbuhkan.

BAB IV

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PELAYANAN TUTORIAL) SEBAGAI

AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC DALAM RANGKA

MENJAWAB KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK-ANAK

DI BLOK BEAS BANDUNG

A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah

Perkembangan tatanan masyarakat yang semakin pesat membawa dampak

terhadap seluruh kehidupan bermasyarakat. Perkembangan zaman yang sangat

pesat ini menuntut setiap individu untuk dapat bertahan menghadapi persaingan

global yang semakin sengit. Kesiapan ini merupakan hal yang tidak bisa ditolak.

Untuk itu pendidikan adalah alat yang sangat vital dalam membentuk dan

mempersiapkan masyarakat dalam mengisi dan berperan serta dalam

pembangunan (Sudjana, 2004: 1).

Mahalnya biaya pendidikan yang tidak serta merta dibarengi dengan

peningkatan kualitas secara signifikan, tentu menimbulkan tanda tanya besar

mengenai orientasi pendidikan yang sebenarnya ingin dicapai. Dalam

perkembangan zaman yang sangat pesat ini, pendidikanpun dituntut untuk

semakin meningkat tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga dari segi

kualitas. Selain itu pendidikan juga dituntut untuk dapat menciptakan manusia

pembangunan yang siap dan berdaya guna.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan iklim

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik bisa secara aktif

50

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga meliputi pengajaran keahlian khusus,

dan juga hal yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan

adalah mengajar kebudayaan melewati generasi (Sudjana, 2004: 2).

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 1 butir 14 tentang

sistem pendidikan nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan

untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

Materi pendidikan harus disajikan memenuhi nilai-nilai hidup. Nilai hidup

yang meliputi nilai kasih sayang, belarasa, belas kasihan, perhatian dan lain- lain.

Penyajian materi pendidikan ini, tidak boleh bersifat memaksa terhadap anak

didik. Kedua nilai ini perlu diberikan secara objektif, logis. Jalur pendidikan

adalah wahana yang perlu dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri

mereka ke dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Banyak ahli bidang pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah yang

merumuskan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, salah satu di antaranya adalah

Philip Commbs (1973:113) dalam merumuskan Pendidikan Luar Sekolah sebagai

berikut : ”Setiap kegiatan yang diorganisasikan di luar sistem persekolahan yang

mapan, apakah dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian penting dari

51

kegiatan yang lebih luas, dan dilakukan untuk melayani anak didik guna mencapai

tujuan belajarnya” (Sudjana, 1991: 10).

Sedangkan Soelaeman Y dan Slamet Santoso dalam bukunya Sudjana, D

(1991: 11) Pendidikan Luar Sekolah, mengatakan:

Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, sehingga seseorang /kelompok orang untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Bentuk-bentuk pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan

hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pend idikan keaksaraan, pendidikan berupa kelompok

belajar, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Satuan penyelenggara pendidikan luar nonformal meliputi kelompok bermain

(KB), taman penitipan anak (TPA), lembaga kursus, lembaga pelatihan dan

kelompok belajar.

Menurut undang-undang sistem Pendidikan Nasional, satuan Pendidikan

Luar Sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, satuan pendidikan

sejenis (panti latihan, pusat magang, penitipan anak, sanggar kegiatan belajar,

padepokan dan kegiatan pendidikan dalam arti luas yang diselenggarakan oleh

masyarakat)

Pendidikan nonformal mempunyai perbedaan dengan pendidikan formal.

Unesco (1972) menjelaskan bahwa pendidikan nonformal mempunyai derajat

52

keketatan dan keseragaman yang lebih longgar bila dibandingkan dengan tingkat

keketatan dan keseragaman yang ada pada pendidikan formal. Selain itu

pendidikan nonformal memiliki bentuk dan isi program yang bervariasi,

sedangkan pendidikan formal pada umumnya memiliki bentuk dan isi program

yang seragam untuk setiap satuan, dan jenjang pendidikan. Perbedaan juga

nampak pada teknik-teknik yang digunakan dalam merencanakan dan

mengevalusi proses serta hasil dan dampak program pendidikan itu sendiri.

Dilihat dari segi tujuan program pendidikan, pendidikan nonformal memiliki

tujuan program pendidikan yang tidak seragam, sedangkan pendidikan formal

memiliki tujuan program pendidikan yang seragam untuk setiap satuan dan

jenjang pendidikan. Singkatnya perbedaan pendidikan nonformal dan formal ini

terdapat dalam berbagai segi, baik sistem maupun penyelenggaraannya (Sudjana,

2004: 15-16).

B. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah.

Sasaran dalam Pendidikan Luar Sekolah adalah semua masyarakat yang

mempunyai keinginan untuk menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan,

keterampilan serta keahlian mereka. Dalam arti siapa saja berhak mengikuti

program pendidikan luar sekolah selama orang tersebut mempunyai keinginan dan

kemauan untuk meningkatkan taraf hidupnya agar lebih baik.

Pada umumnya dalam pendidikan nonformal, peminatnya berorientasi

pada studi yang singkat, mampu bekerja setelah menyelesaikan studi, dan

biayanya juga tidak terlalu mahal, sehingga tidak menyulitkan pelajar atau

53

golongan ekonomi menengah kebawah. Dalam hal ini program-program

pendidikan nonformal ini biasanya menarik minat para penduduk miskin apabila

berkat program tersebut dirasa mereka akan dapat memanfaatkan pengetahuan dan

keterampilan yang akan mereka pelajari atau miliki ke dalam kegiatan yang bisa

segera memberi keuntungan, khususnya keuntungan ekonomi bagi mereka.

Diharapkan berkat adanya program pendidikan nonformal ini, angka

pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun (Sudjana,

2004:79-80).

Perkembangan zaman yang pesat ini mendukung fungsi dari pendidikan

nonformal untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap

kepribadian profesional.

Hal ini diperjelas dengan pernyataan Santoso S. Hamijoyo dan Dewi

Melianasari (2001 : 22) mengenai sasaran dalam Pendidikan Luar Sekolah yaitu:

1. Semua anggota masyarakat yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti program formal sekolah.

2. Semua anggota masyarakat yang karena satu atau hal lain tidak dapat menyelesaikan studi pada tingkat tertentu secara bulat yang dikenal dengan istilah Drop Out (DO).

3. Anggota masyarakat meskipun telah menyelesaikan studi pada tingkat tertentu (formal) masih menganggap perlu untuk mendapat pendidikan tambahan.

Menurut Sudjana (2004: 2) kehadiran pendidikan nonformal memiliki

beberapa keunggulan yaitu:

1. Dari segi biaya, lebih murah apabila dibandingkan dengan biaya yang

digunakan dalam pendidikan formal. Biaya penyelenggaraan pendidikan

nonformal relatif murah karena program pendidikan nonformal ini bisa

54

dilakukan dalam waktu singkat untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu

dengan menggunakan fasilitas yang terdapat di lingkungan setempat sebaik-

baiknya. Selain itu, biaya program ini juga didukung oleh partisipasi dari

masyarakat dan adanya dukungan dari sumber-sumber lainnya sehingga

program pendidikan nonformal bisa relatif lebih murah (Sudjana, 2004: 39).

2. Program pendidikan nonformal lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.

Hal ini didukung oleh faktor, dimana tujuan program berhubungan erat dengan

kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat setempat atau kebutuhan

lembaga, yang memungkinkan peserta didik bisa bekerja. Disamping itu

pengorganisasian program pendidikan nonformal memanfaatkan pengalaman

belajar peserta didik. Program pendidikan nonformal umumnya diarahkan

demi kepentingan peserta didik (Sudjana, 2004: 39-40).

3. Pendidikan nonformal memiliki program yang fleksibel, artinya memiliki

program yang bermacam ragam dan menjadi tanggung jawab berbagai pihak,

baik pemerintah, perorangan, ataupun swasta. Selain itu otonomi

dikembangkan pada tingkat pelaksana program dan daerah sehingga dapat

mendorong perkembangan program yang bermacam-macam, sesuai dengan

keberagaman kebutuhan dan keberagaman daerah (Sudjana, 2004: 40).

Selain keunggulannya dari program pendidikan nonformal, Sudjana (2004:

40-42) menemukan beberapa kelemahan dari program pendidikan nonformal

antara lain:

55

a. Kurangnya koordinasi.

Hal ini disebabkan oleh keragaman dan luasnya program yang diselenggarakan

oleh berbagai pihak. Dengan adanya variasi program yang dilakukan oleh

berbagai pihak ini akan memungkinkan terjadinya program-program yang

tumpang tindih (Sudjana, 2004:40-41).

b. Kelangkaan pendidik profesional.

Sebagian besar penyelenggaraan program pendidikan nonformal sampai saat ini

dilakukan oleh tenaga-tenaga yang tidak mempunyai latar belakang pengalaman

pendidikan nonformal. Mereka umumnya ikut terlibat dalam program ini karena

terdorong oleh rasa pengabdian mereka terhadap masyarakat atau karena tugas

yang mereka peroleh dari lembaga tempat mereka bekerja. Pada umumnya mereka

berlatar belakang pendidikan formal (Sudjana, 2004: 41).

c. Motivasi belajar yang relatif rendah.

Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan nonformal tidak menekankan pada peranan

ijazah, tentu ada prinsip pendid ikan tanpa ijazah akan lebih rendah nilainya

daripada pendidikan formal yang peserta didiknya memiliki motivasi kuat untuk

memperoleh ijazah. Selain itu para lulusan pendidikan nonformal dianggap lebih

rendah statusnya dibandingkan dengan lulusan pendidikan formal (Sudjana, 2004:

41-42).

56

Namun kendati kelemahan pendidikan nonformal ini, makin lama makin

diakui juga pentingnya kehadiran pendidikan nonformal sebagai pendidikan

yang berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat ataupun bangsa .

C. Spiritualitas SS.CC: Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar

Gembira

Spiritualitas merupakan sebuah istilah yang sangat populer, khususnya

dikalangan orang kristen. Istilah spiritualitas muncul pertama kali di Prancis yang

sudah digunakan dikalangan lingkungan katolik sejak abad 17. Perkembangan

pemakaian istilah spiritualitas meluas kepada orang kristen lainnya, termasuk

orang-orang protestan evangelis, akhirnya dimana-mana orang berbicara dan

merasa membutuhkan spiritualitas termasuk tokoh-tokoh teologi pembebasan

mengakui bahwa teologi tersebut memerlukan suatu spiritualitas.

Menurut Hans Urs von Balthasar, spiritualitas adalah “sikap dasar praktis

atau eksistensial manusia konsekuensi atau ekspresi dari cara bagaimana ia

mengerti eksistensi keagamaannya”, dengan kata lain merupakan juga eksistensi-

eksistensinya, dalam ia bertindak atau bereaksi secara tetap dalam seluruh

hidupnya menurut tujuan dan pemahaman-pemahaman serta keputusan-

keputusannya yang dasariah. (msfmusafir.wordpress.com)

Robert Webber, mendefinisikan spiritualitas, “secara luas, spiritualitas

adalah hidup yang sesuai dengan hidup Kristus”. Hidup yang menyadari bahwa

karya salib Kristus membuat seseorang menjadi warga negara surga, dan surgalah

yang menjadi tujuan hidupnya di dunia. Perjalanan hidup ini dikerjakan dalam

57

konteks seseorang sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui ibadah kepada Allah,

spiritualitas perlu terus menerus dibentuk dengan misinya di dunia, yaitu

memberitakan visi Kristen melalui perkataan dan tindakannya (www.sabda.com).

Sedangkan Jordan Auman, mendefinisikan “spiritualitas menunjuk kepada

setiap nilai religius atau etis yang dikonkritkan sebagai suatu sikap atau semangat

yang nampak dalam tindakan seseorang”(msfmusafir.wordpress.com).

Ketiga definisi tersebut mau menegaskan bahwa unsur-unsur pokok dari

pengertian umum spiritualitas adalah sikap dasar manusia, entah sebagai individu

ataupun kelompok. Sikap dasar tersebut terbentuk dan didasari oleh sis tem nilai

mutlak agama (atau ideologi) yang dianut. Perkembangan selanjutnya, definisi

spiritualitas ini tidak hanya terbatas pada hidup batin melainkan menyangkut

keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidupnya. Manusia sebagai subyek

spiritualitas tetaplah satu roh dalam dunia atau roh badani tersendiri, dan rohnya

merupakan aspek sentral, dan ini berarti bahwa dia berada dalam suatu hubungan

dengan “Yang Lain”, yang transenden. Spiritualitas merangkum apa yang

terdapat dalam budi manusia, bagaimana itu dipikirkan dan bentuk

pengungkapannya dalam hidup sehari-hari seseorang. Semua itu dilandasi dan

berorientasi kepada Yang Transenden, yang oleh manusia dihayati memanggilnya

secara total dan tanpa syarat, dengan demikian Spiritualitas tidak hanya untuk

dimiliki oleh biarawan-biarawati saja.

Dalam iman Kristiani spiritualitas digambarkan sebagai kehidupan dalam

Kristus dan sebagai suatu perjalanan kesetiaan yang semakin berkembang, di

mana seseorang dipimpin oleh Roh Kudus dan oleh kekuatanNya manusia

58

menjadi serupa dengan Kristus, berada dalam persekutuan cinta yang sempurna

dan dalam pengabdian terhadap Gereja. Spiritualitas demikian dihayati dengan

iman dan dalam relasi dengan Tuhan Yesus “Akulah jalan kebenaran dan hidup.

Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Yoh

14:6. Allah menyelamatkan manusia untuk bersatu dengan Dia melalui PutraNya

Yesus Kristus yang senantiasa dipenuhi oleh Roh KudusNya. Allah tidak datang

hanya mendatangi satu persatu agar berbicara kepada manusia secara individual

tetapi Ia datang dalam kesatuanNya dengan manusia secara personal. Kristus

sebagai pengantara dan tanpa Dia manusia tidak bisa sampai kepada Allah. Roh

Kudus merupakan sumber dari kesatuan tersebut ( Rom 8:9).

Spiritualitas dapat diperoleh dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut

untuk membawa seseorang semakin dekat dengan Tuhannya. Dalam hal ini,

Konst. SS.CC. art. 1 menegaskan, bahwa Kongregasi Hati Kudus Yesus dan

Maria (SS.CC) adalah kongregasi yang berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan

Maria melalui Adorasi Kekal di depan Sakramen Maha Kudus. Spiritualitas ini

menjadi dasar hidup bakti warga tarekat SS.CC yang ditegaskan dalam (Konst.

SS.CC. art. 2). Dari dasar tersebut tumbuhlah sebuah gagasan karya atau misi

untuk merenungkan, menghidupi dan mewartakan kepada dunia cinta kasih Allah

yang memuncak dalam diri Yesus Kristus.

Selama Revolusi Perancis, devosi kepada Hati Kudus Yesus berkembang

lagi dengan pesat. Jadi tidak mengherankan, bila justru pada masa Revolusi

Perancis, yang penuh kegoncangan itu para pendiri berbagai tarekat religius, yang

mencari pengikutnya untuk menyelamatkan iman dan Gereja , memilih devosi

59

kepada Hati Kudus sebagai sumber kekuatan dan spiritualitasnya. Kongregasi

SS.CC juga menghayati devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria sebagai

spiritualitas para pendiri SS.CC dan para pengikutnya. Patricia Villaroel SS.CC,

dalam Cahiers of Spirituality No. 20 BIS tahun 1999: 70 mengutarakan hal ini

demikian: “...Kita adalah perempuan yang dikuduskan untuk mencintai,

bertanggung jawab atas perwartaan Kabar Gembira melalui misi khusus SS.CC

untuk menyempurnakan Injil yang memberi kekuatan dan kehidupan...”. Untuk

mewujudkan hal ini, kita harus mengembangkan sikap kontemplasi kita menuju

hidup, dan memperdalam spiritualitas kita dengan terus menerus, yang berpusat

pada cinta, serta memelihara sikap percaya dan harapan lebih kuat melalui

kesetiaan dalam doa yang terus menerus”. Dalam hidup sehari-hari devosi ini

dilaksanakan dalam bentuk adorasi di depan Sakramen Maha Kudus. Adorasi

yang dimaksud adalah adorasi yang aktif. Oleh Gereja dalam adorasi itu umat

diajak menyembah, memuji, memohon ampun atas kedosaan dunia dan bersyukur

atas rahmat yang Tuhan berikan kepada dunia khususnya cintaNya yang tulus

lewat Putranya yang menjelma menjadi manusia yaitu Yesus Kristus, “stand still

before God as we walk with others” (Berpegang teguh pada Tuhan sebagaimana

kita berjalan dengan orang lain). dengan:

1. Merenungkan

Kata merenungkan dalam bahasa Inggris “to contemplate” yang artinya

To consider carefully and at length; meditate on or ponder: contemplated the

problem from all sides; contemplated the mystery of God ( mempertimbangkan

60

secara lebih teliti dengan wawasan yang lebih luas; merefleksikan dan

mempertimbangkan dengan hati-hati; merenungkan permasalahan dengan semua

sisi; merenungkan misteri Allah). Kata merenungkan/kontemplasi dalam bahasa

Latin adalah contemplare yang berarti memandang dengan seksama, melihat

dengan teliti, yaitu mengamati tanda-tanda yang terjadi di templum (tempat

ibadat), tempat mencari tahu kehendak Ilahi. Dalam terminologi Yunani, kata

kontemplasi adalah theorein berarti memandang atau melihat pada sebuah

pertunjukan atau peristiwa religius. Kata theo (Tuhan) dan thea (penglihatan)

berarti melihat atau memandang Allah. Dalam sejarah perkembangan meditasi-

kontemplasi orang kristen, kontemplasi digambarkan sebagai “perhatian yang

sederhana yang disertai cinta’, pandangan penuh cinta’, ‘ mengintip ke dalam

surga dengan mata rohani’. Jadi kontemplasi dimaksudkan juga hidup

kontemplatif, yang mengutamakan hidup sederhana dan tenang yang mendukung

doa, meditasi dan kontemplasi. Dari komtemplasi tersebut akan muncul cinta,

harapan, percaya dan syukur kepada Tuhan.

Dalam perspektif kristiani, tindakan merenungkan (to contemplate) sangat

erat hubungannya dengan aktivitas rohani/spiritual manusia yang mengarah

kepada Allah. Aktivitas tersebut adalah aktivitas dinamis hati dan jiwa manusia

dalam konteks doa untuk menanggapi Allah yang mewahyukan diriNya. Dalam

hal ini manusia merindukan adanya integritas yang total dengan Allah atau dengan

kata lain kesatuan mistik sekaligus mengarahkan unsur kerohanian itu kepada

hidup aktif. LG 40-41: Gereja menekankan pentingnya mengembangkan hidup

doa (kontemplasi) untuk tujuan kesucian yaitu panggilan umum kepada kesucian.

61

Panggilan kesucian ini menuntut perspektif yang baru dan orientasi baru yang

berakar pada sabda di dalam Kitab Suci. Untuk melihat Kristus lebih dekat dan

utuh, maka jalan satu-satunya adalah Kitab Injil, dimana orang Kristen bisa secara

langsung mengenal pribadi Yesus, yaitu hidup, karya dan kematianNya. Hal ini

dapat dilihat, misalnya melalui Injil Yohanes yang memandang Allah dan

cintaNya dalam Yesus.

Dalam Konst. SS.CC. art. 2, kata merenungkan diterjemahkan dari kata to

contemplate. Kata to contemplate yang dimaksudkan oleh Para Pendiri SS.CC

(good father Coudrin dan good mother Henriette) erat kaitanya dengan semangat

dan jiwa rohani, spiritual, teologis dan biblis yang direnungkan oleh para pendiri

SS.CC. Akar dari renungan kedua Pendiri SS.CC adalah pada gerak Allah yang

berkarya melalui Yesus. Hal tersebut ditegaskan dalam buku spiritualitas SS.CC

(The Lord Led Us by The Hand, 2004: 36) “to contemplate” maksudnya adalah

merenungkan cinta Tuhan “to seek in everything, everywhere and always the

infinite love of the Father. This is the life prayer of ss.cc (selalu mencari di dalam

segala hal, di setiap tempat ketulusan Cinta Tuhan. Ini adalah kehidupan doa para

anggota SS.CC). Pada tahap berikutnya adalah merenungkan karya Allah melalui

Pendiri SS.CC dan kemudian sampai kepada generasi pengikuti SS.CC saat ini,

yaitu merenungkan karya Allah yang sama sebagai warisan pendiri dalam

kongregasi. Warisan pendiri ini adalah kekayaan spiritual dan pengalaman rohani

yang mendalam akan Allah yang terus bergema sejak dahulu sampai sekarang.

Kekayaan pendiri kongregasi SS.CC adalah semangat untuk merenungkan,

62

menghidupi dan mewartakan Injil yang berpusat pada hati Kudus Tuhan Yesus

dan Maria.

Dalam konstitusi SS.CC kata to contemplate (merenungkan) mengandung

arti genta (gong) yang memiliki daya resonansi yang membawa pesan-pesan luhur

dari masa lalu, sejak dari dan pada saat Pendiri SS.CC meletakkan dasar

kongregasi SS.CC, yaitu konsekrasi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria.

Tindakan merenungkan tidak hanya membawa pesan-pesan masa lalu, tetapi juga

menarik kembali kepada akar dan dasar hidup religius, yaitu semangat mengabdi

kepada Allah seperti Yesus dan Maria, sebab di dalam Yesus diperoleh dasar dan

darinya diperoleh semangat untuk merenungkan, menghidupi dan mewartakan

Kabar Gembira (Konst. SS.CC. art. 2). Dalam hal ini, untuk mengenal asal dan

akar serta tujuan hidup saat ini, diperlukan “back to basic” “kembali ke akar”.

Semangat to contemplate yang ada dalam konstitusi, hendaknya menjadi daya

untuk kembali kepada semangat panggilan dan misi kongregasi pada saat

berdirinya, yaitu misi merenungkan, menghidupi dan mewartakan kepada dunia

cinta Allah. Hal ini oleh Ibu Pendiri dilakukan dengan membawa semua

pergumulan dan situasi dunia dalam adorasi di depan Sakramen Maha Kudus.

Para suster meneruskan kharisma ini dengan membawa realitas dunia saat ini

dalam adorasi baik secara pribadi maupun secara komunitas. Adorasi merupakan

ministri (pelayanan) dari seluruh Gereja, dengan demikian para suster SS.CC

sebagai bagian dari Gereja mengambil Adorasi Ekaristi ini menjadi ministri para

SS.CC. ” Eucharistic Adoration is for us, a ministry of the Church” ( Konst.

SS.CC. art. 59). Adorasi atau karya sembah sujud di depan Sakramen Maha

63

Kudus merupakan lanjutan dari karya Allah yang menjadi misi Gereja, karena

merupakan penghayatan konkrit dari persembahan diri yang dilakukan untuk

mewujudkan karya keselamatan yang telah dijanjikan oleh Yesus sendiri.

2. Menghayati

Kata menghayati dalam bahasa Inggris “to live” yang artinya menghidupi,

menghayati, dan lain- lain, artinya suatu semangat hidup yang menggugah dan

menggugat kesadaran eksistensial diri seseorang sehingga masuk dalam

dinamikanya dan bertumbuh bersamanya. To live merupakan sebuah proses yang

berawal dari sebuah pengalaman pribadi. Menghayati tidak cukup dengan proses

identifikasi diri atau menyejajarkan diri dengan figur tertentu tetapi mestinya

sampai pada proses internalisasi, yakni menanamkan dalam hati suatu

permenungan atau semangat hingga bertumbuh dan berbuah dalam tindakan

nyata. Dalam buku spiritualitas SS.CC The Lord Led Us by The Hand menghayati

diartikan to live love: “Dengan hidup kita sebagai keluarga religius serta sebagai

titik awal untuk membangun sebuah komunitas saudara dan saudari yang lebih

besar bersama dengan mereka semua dimana kita diutus. Ini adalah hidup kita

sebagai saudara dan saudari dalam komunitas” (The Lord Led Us by The Hand,

2004: 36).

Para suster SS.CC menghidupi kharisma ini melalui cara hidup, baik

dalam hidup berkomunitas maupun dalam hidup bermasyarakat. Dalam hidup

berkomunitas para suster menghidupinya melalui semangat pelayanan,

kesederhanaan, kekeluargaan; kesetaraan dalam anggota komunitas dan

64

penyesuaian diri dengan masyarakat setempat di mana para suster SS.CC hadir.

Dalam bermasyarakat para suster menghayatinya dalam semangat pelayanan yang

bersumber pada Hati Kudus Yesus yang mudah tergerak oleh rasa belas kasihan. “

Melihat orang banyak itu, tergeraklah Hati Yesus oleh belas kasihan kepada

mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”

Mat 9:36. “…Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu” Mat

15: 32.

Menghayati, juga bersumber dari ekaristi dan adorasi harian sebagai

sumber hidup untuk memperoleh daya Ilahi dan dalam adorasi dimohon silih atas

dosa-dosa dunia. Menghayati dapat diartikan mengakrabi Kitab Suci, seseorang

yang mempunyai kebiasaan membaca Injil akan memberi bingkai injili dalam

hidup dan tutur katanya. Hal ini nampak dalam hidup berkomunitasnya. Contoh

hidup berkomunitas yang paling ideal dalam Kitab Suci adalah dalam Kisah Para

Rasul 4:32, dimana orang berkumpul bukan karena kesamaan suku, kesamaan

hobi, dan lain- lain, tetapi karena satu cinta, mencintai Allah yang sama yang sejak

awal mencintai manusia. Komunitas yang mengedepankan nuansa kekeluargaan,

memiliki keterbukaan dan persaudaraan yang sehat, mempunyai sensitivitas

terhadap kebutuhan anggota komunitas dan orang lain, dan lain- lain, adalah

komunitas ideal yang didambakan oleh setiap orang dan komunitas ini juga yang

menjadi harapan dari para suster SS.CC sebagaimana di tegaskan oleh Bapak dan

Ibu Pendiri kongregasi SS.CC. Dalam surat-surat mereka selalu menggaris-

bawahi komunitas ideal tersebut, bahkan Yesuspun secara khusus mendoakan

kesatuan para muridnya sebagaimana ditegaskan dalam Injil Yoh 17:1-26.

65

Menghayati bisa juga diartikan, the way looking at things ( cara

melihat/memaknai sesuatu), menegaskan pandangan terhadap makna dari segala

proses yang dilalui seseorang. Bagi orang tersebut, makna dari segala sesuatu

akan menjadi nyata kalau orang tersebut memiliki cara pandang yang sehat

terhadap segalanya, hal itu juga yang akan membawa seseorang mengalami

perjumpaan dengan Allah.

3. Mewartakan

Kata mewartakan dalam bahasa Inggris adalah to announce artinya

mewartakan. Ada dua kata kunci hakekat dari kata to announce yakni:

a. Mewartakan berarti berbagi... artinya ada sesuatu yang akan dibagikan, sesuatu

yang telah dialami dan dihidupi sebelumnya.

b. Mewartakan berarti being in between, maksudnya berdiri di antara dua realitas

dan membuat realitas itu menjadi satu, dan ketika realitas itu menjadi satu

maka saya harus siap dan rela mengundurkan diri.

Setiap orang dipanggil untuk mewartakan tetapi pewartaan tersebut harus

berangkat dari sebuah pengalaman kontemplasi. Hal ini ditegaskan dalam 1 Yoh

1:1-4 “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami

lihat dengan mata kami sendiri, yang telah kami saksikan dan yang telah kami

raba dengan dengan tangan kami tentang firman hidup itulah yang kami tuliskan

dan wartakan kepada kamu...”. Kontemplasi yang dimaksudkan adalah

kontemplasi yang aktif yang menjadi dasar dari pewartaan itu sendiri. Aksi dari

kontemplasi ini menjadi buah dari doanya/permenungannya. Buku spiritualitas

66

SS.CC The Lord Led Us by The Hand menegaskan, bahwa maksud dari pewartaan

adalah to proclaim love: “what you have received as a gift, give as a gift (apa

yang kamu terima sebagai hadiah dari Allah, berikanlah juga sebagai hadiah

kepada orang lain)” (The Lord Led Us by The Hand, 2004: 36). Para suster SS.CC

diajak untuk menyadari bahwa apa yang diterima itu adalah hadiah dari Tuhan,

dan kita harus membagikan/memberikannya sebagai hadiah juga kepada orang

lain, dengan mewartakan Kabar Gembira ini kepada dunia melalui cara hidup dan

pelayanan yang menanggapi kebutuhan sesama, baik dalam komunitas maupun

dalam masyarakat setempat.

D. Aktualisasi Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri

1. Realitas Perancis Pasca Revolusi

Pasca Revolusi terjadi sekitar tahun 1787-1799 karena rakyat sudah tidak

tahan lagi terhadap tindakan semena-mena kalangan bangsawan. Kekuasaan raja

yang mutlak dan penarikan pajak yang memberatkan menjadi faktor utama

pendorong Revolusi Perancis. Selain itu faktor lain yang juga mendorong revolusi

tersebut adalah: merosotnya perekonomian Perancis akibat pemborosan kaum

bangsawan; tidak adanya kepastian hukum; perbedaan yang menyolok antar

golongan dalam masyarakat. Meletusnya Revolusi Perancis ditandai dengan

diserangnya Penjara Bastile oleh rakyat Perancis pada tanggal 14 Juli 1789.

Penyerangan atas penjara tersebut di dasarkan pada 3 alasan, yaitu:

a. Penjara Bastile merupakan gudang persenjataan dan makanan;

b. Membebaskan tawanan politik yang dapat mendukung gerakan revolusi;

67

c. Membebaskan orang-orang tidak berdosa yang telah ditangkap dan

dipenjarakan secara semena-mena ke dalam penjara Bastile.

Revolusi Perancis tidak hanya diarahkan kepada kalangan kerajaan saja

tetapi karena ketidakpuasan rakyat, juga turut dilampiaskan terhadap kalangan

agama dan bangsawan yang dianggap menindas mereka. Rakyat yang mengamuk

secara membabi buta menyerang rumah-rumah para bangsawan dan biarawan.

Mereka merampas, membunuh, dan mengusir orang-orang kaya tersebut dari

rumahnya. Kemudian rumah-rumah mereka dibakar. Menurut Charles Dickens

dalam Oliver Twisf, sejak saat itu banyak kaum bangsawan dan kalangan Gereja

yang selamat melarikan diri ke luar Perancis. Mereka kemudian menjadi emigran

dan tidak berani kembali ke Perancis. Pemerintah juga mengumumkan pernyataan

hak-hak manusia dan warga yang telah disepakati tanggal 26 Agustus 1789 oleh

Dewan Nasional. Pernyataan tersebut didasarkan pada semboyan Revolusi

Perancis, yaitu liberte (kebebasan), egalite (persamaan hak), dan fraternite

(persaudaraan).

Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang dan dipengaruhi

oleh ide pencerahan dari kaum borjuis, kaum petani, para buruh, dan individu dari

semua kelas yang merasa disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan

beralih dari monarki ke badan legislatif, kepentingan-kepentingan yang

berbenturan dengan kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini bahkan

kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah (Malet, 1989: 3-61).

68

2. Sekolah Gratis

Kongregasi SS.CC didirikan pada klimaks dari Revolusi Perancis,

tepatnya pada 24 Desember 1800 oleh Pater Pierre Coudrin, seorang imam

diosesan bersama Henriette Aymer de la Chevalerie, seorang putri dari keluarga

bangsawan. Mereka berdua menyaksikan dan mengalami keberingasan Revolusi

Perancis yang meluluh- lantahkan kemapanan setiap orang. Keluarga-keluarga

hancur berantakan sehingga di mana-mana terdapat anak-anak tanpa keluarga

mereka. Realitas ini memaksa Coudrin dan Henriette untuk berbuat sesuatu untuk

tetap menjamin masa depan anak-anak itu. Dalam Konst. SS.CC. diuraikan,

bahwa misi SS.CC menuntut anggota untuk mewujud-nyatakan pewartaan dengan

masuk ke kedalaman cinta kasih Kristus yang dinamis kepada BapaNya dan

kepada dunia, terutama bagi mereka yang miskin, menderita, yang terpinggirkan

dan belum pernah mendengar Kabar Gembira. Untuk menghadirkan Kerajaan

Allah, hendaknya para anggota mengupayakan transformasi hati manusia dan

berusaha menjadi pembawa kesatuan dalam dunia. Melalui solidaritas dengan

kaum miskin, anggota juga bekerja untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan

rukun. (Konst. SS.CC art. 6)

Henriette tidak hanya menampung mereka untuk hidup tetapi juga mengupayakan

pendidikan yang baik bagi mereka sehingga mereka mempunyai keahlian tertentu

untuk kepentingan mereka sendiri di masa depan. (Cahiers of Spirituality No. 10

BIS, 2000: 87) mengutarakan hal ini demikian; Henriette sungguh menyadari apa

yang dibutuhkan kebanyakan orang pada saat itu, di mana banyak kaum muda

yang berasal dari keluarga-keluarga baik dan seharusnya memiliki masa depan

69

yang baik, harus mengalami keadaan yang sangat memilukan. Mereka tidak

mendapatkan pendidikan yang baik, maka Henriette mengajak mereka untuk

mengikuti program pendidikan sederhana di biaranya, lewat sebuah program yang

tidak memungut biaya atau boleh membayar semampunya saja. Hari demi hari

jumlah anak-anak semakin bertambah demikian pula modul-modul yang diberikan

semakin bervariatif, sehingga perlahan- lahan program ini dirasa sangat membantu

masyarakat. Pater Hilarion Lucas, SS.CC., dalam (Cahiers of Spirituality No. 10

BIS, 2000: 91), menyampaikan sebuah kesaksian tentang hal ini;

How many children have been brought up in a Christian,honest way, who have had no claim to such an upbringing other than the wretchedness and powerlessness... I have seen them being given, thanks to the Good Mother, all the care which their parents, either they had died or because they were impoverished, were unable to provide for them. I, especially Augustine Main, have experienced more than most others the affect of this charity which I can not praise and publicize enough. Pater Hilarion Lucas, SS.CC, dalam kutiban di atas memperlihatkan

bagaimana dampak dari model sekolah alternatif yang digagas oleh Ibu Pendiri itu

telah menuai hasil yang sangat positif. Ibu Pendiri tidak hanya merupakan guru

yang mengajar tetapi juga menjadi orang tua yang melindungi dan menjaga

mereka. Perhatian lebih yang dicurahkan oleh Ibu Pendiri itu telah mengispirasi

komunitas SS.CC perdana untuk mendukung dan melanjutkan model pendidikan

tutorial itu.

Sejak saat itu, dalam kongregasi SS.CC dikenal sebuah program sekolah

gratis dan hingga kini hal itu diupayakan di komunitas-komunitas yang

memfokuskan diri pada dunia pendidikan. Sekolah gratis dipahami dalam dua arti;

70

gratis dengan sungguh-sungguh tidak bayar dan gratis dalam arti membayar

semampunya saja.

Dalam prakteknya, sekolah gratis ini bisa berbentuk formal, dalam arti

sebuah sekolah formal sebagaimana sekolah-sekolah pada umumnya, bisa juga

dalam bentuk pendampingan-pendampingan yang memacu berkembangnya bakat-

bakat setiap orang atau tutorial yang mendukung pendidikan formal anak-anak.

Pada saat ini, sekolah gratis dilakukan melalui pelayanan tutorial,

pendidikan bakat dan bea siswa bagi anak-anak yang drop out teristimewa yang

terkait dengan alasan ekonomis. Negara-negara yang sampai saat ini masih

mempertahankan sekolah formal yang gratis adalah (SD, SMP dan SMA), Chili,

Colombia, Peru, Ekuador, Paraguay, Hawai, Bolivia, Spanyol, Congo dan

beberapa negara di Eropa (Cahiers of Spirituality No. 10 BIS, 2000: 88).

E. Dampak Pendidikan Luar Sekolah Bagi Pendidikan Anak-Anak Blok

Beas Bandung

1. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah

Peraturan pemerintah no.73 tahun 1991 tentang tujuan Pendidikan Luar

Sekolah berkaitan dengan tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah

berbunyi:

a). Melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.

b). Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi

71

c). Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan luar sekolah dapat dipenuhi.

Dalam www.sinarharapan.co.id diuraikan, tujuan Pendidikan Luar

Sekolah adalah:

Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin, membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, mencari nafkah ataupun melanjutkan jejang pendidikan dan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan formal.

Secara umum kesimpulan dari uraian di atas ialah, bahwa tujuan

pendidikan luar sekolah adalah menambah dan melengkapi pendidikan yang tidak

dapat diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah dan dengan demikian bisa

memiliki keleluasaan yang lebih jauh lebih besar dan secara cepat disesuaikan

dengan beraneka ragam kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah, sehingga

dapat semakin banyak memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan tujuan pendidikan luar sekolah di atas, serta untuk menjawab

rumusan permasalahan yang ada pada Bab I, maka penulis mengadakan penelitian

singkat untuk mengetahui dampak pendidikan luar sekolah tersebut bagi

pendidikan anak-anak Blok Beas Bandung.

2. Persiapan Penelitian

a. Latar belakang penelitian.

Perkembangan zaman yang semakin maju membuat kehidupan masyarakat

Blok Beas semakin memprihatinkan. Meskipun ada beberapa di antara mereka

yang bekerja sebagai buruh pabrik dan pembantu rumah tangga namun tetap tidak

72

mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh upah/gaji yang

minim diproleh dan juga kurangnya pendidikan mereka dalam pengelolaan/

menggunakan uang.

Dampak dari situasi ini adalah pendidikan untuk anak menjadi nomor

terakhir. Dalam arti bahwa mereka umumnya tidak lagi menempatkan pendidikan

anak sebagai sesuatu yang penting. Akibatnya banyak anak-anak mereka yang

putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Yang mereka pikirankan adalah,

bagaimana bisa “survive (dapat bertahan hidup)” di zaman yang semakin sulit ini.

Atas dasar itulah maka anak-anak yang masih pada dalam usia sekolah sudah

didorong untuk menjadi buruh kecil di pabrik-pabrik atau pekerjaan apapun untuk

menopang ekonomi keluarga. Anak yang seharusnya masih duduk di SMA sudah

harus membantu orang tuanya dan menikah pada usia dini. Diharapkan hal ini

dapat mengurangi tanggung jawab para orang tua atas anaknya. Perkawinan dini

di bawah 15 tahun merupakan hal biasa bagi masyarakat Blok Beas dan didukung

oleh faktor budaya yang tidak melarang pernikahan anak pada usia dini.

Selain rendahnya kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan kesehatan,

baik kesehatan pribadi dan keluarga maupun dalam skala umum, juga sangat

rendah kesadaran untuk hidup mandiri. Pola hidup yang tidak sehat, seperti

membuang sampah sembarangan, fasilitas cuci dan masak yang seadanya dan

akses air bersih yang jauh dari standar kesehatan, menimbulkan berbagai macam

penyakit. Banyak di antara mereka yang menderita penyakit paru-paru basah,

TBC, demam berdarah, diahre, cikungkunyak, dan lain- lain. Realitas kumuh ini

73

tentu saja terkait erat dengan gizi buruk yang menimpa khususnya anak-anak

balita dan ibu- ibu hamil.

Melihat realitas semacam ini maka Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati

Tersuci Maria merasa terpanggil untuk hadir dan tinggal di antara mereka tanpa

memandang perbedaan suku, agama, dll. Para suster SS.CC mencoba melakukan

pendekatan kepada masyarakat Blok Beas ini dengan mengunjungi keluarga-

keluarga yang ada di daerah tersebut. Banyaknya permasalahan yang mereka

hadapi, para suster SS.CC berusaha menolong mereka dengan melihat bersama

dengan masyarakat tersebut apa yang bisa dilakukan untuk menolong mereka.

Dari sekian banyaknya permasalahan tersebut, pendidikan terhadap anak-anak

yang akan menjadi generasi penerus bangsa adalah masalah utama di daearah

Blok Beas ini. Dalam hal ini para suster SS.CC melakukan pelayanan tutorial

dalam kelompok belajar, berupa program bantuan beasiswa untuk mendukung

anak memperoleh pendidikan formal.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis bermaksud untuk

melihat sejauh mana pengaruh atau dampak dari pelayanan tutorial/pendidikan

luar sekolah yang diadakan oleh para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan

motivasi belajar anak Blok Beas untuk mendukung program pemerintah dalam

memeratakan pendidikan di Indonesia.

74

b. Rumusan masalah

Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin diteliti lebih lanjut, yang

menjadi titik berangkat dari penelitian ini. Adapun masalah yang dirumuskan

adalah:

1) Seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan alternatif) dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung?

2) Faktor-faktor apa yang memotivasi anak belajar di Blok Beas Bandung?

3) Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pendidikan alternatif yang

dilakukan oleh para suster SS.CC. dalam meningkatkan motivasi belajar anak

di Blok Beas Bandung?

c. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan luar

sekolah) dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas

Bandung.

2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dari

pendidikan alternatif di Blok Beas Bandung.

3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan

luar sekolah/tutorial yang dilakukan oleh para suster SS.CC. dalam

meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung.

75

d. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian “pengaruh/dampak pendidikan luar

sekolah/pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan

motivasi belajar anak Blok Beas Bandung” adalah:

1) Supaya peneliti memiliki pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam

penelitian ilmiah, khususnya dalam rangka meningkatkan motivasi belajar

anak.

2) Memberikan sumbangan gagasan dan hasil penelitian bagi tercapainya tujuan

dan maksud kehadiran para suster SS.CC di daerah Blok Beas Bandung.

3) Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan para suster SS.CC terhadap

kaum miskin.

3. Metodologi Penelitian

Berikut ini diuraikan: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan uji coba instrumen yang

dipakai.

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif bersifat Ex post facto, yaitu penelitian yang menunjuk

kepada perlakuan variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti

tidak perlu memberikan perlakuan lagi, peneliti hanya melihat efeknya pada

variabel terikat. Penelitian Ex post facto dapat mengkaji pengaruh dua variabel

bebas atau lebih dalam waktu bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas

76

tersebut pada variabel terikat (Nana Sudjana, 2004: 56). Dengan penelitian ini

peneliti akan melihat pengaruh dari pelayanan tutorial terhadap peningkatan

motivasi belajar anak Blok Beas yang sudah dilaksanakan oleh para suster SS.CC

di Blok Beas. Jenis penelitian ini menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

data, pengolahan data hingga pada penampilan hasil data.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Blok Beas, Gang Haji Encep No. 44

Blok Beas Sumber Sari Bandung. Blok Beas di pilih sebagai tempat atau lokasi

penelitian, karena berdasarkan pertimbangan. Pertama, Blok Beas tempat para

suster SS.CC tinggal dan berkarya dan belum pernah diteliti oleh tenaga peneliti

secara formal. Kedua, peneliti lebih mudah memperoleh ijin karena peneliti

adalah salah satu anggota dari Kongregasi suster SS.CC.

2) Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-9 November 2008.

c. Populasi Penelitian dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta tutorial yang datang

ke Blok Beas setiap hari Minggu. Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik purposif. Tehnik purposif dipilih mengingat siswa SD tingkat bawah kelas

TK kecil dan nol besar, kelas I dan II akan mengalami kesulitan bila dijadikan

77

responden dari permasalahan yang ada. Maka sampel dipilih siswa kelas III

sampai kelas XII secara keseluruhan. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan

untuk mengembangkan kegiatan pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam

rangkat meningkatkan motivasi belajar anak-anak di Blok Beas.

d. Teknik Pengumpulan Data

1). Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variable yang berlaku dan dikaji, yaitu:

a). Variabel bebas, variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pelayanan

Tutorial Suster-suster SS.CC”, dan

b). Variabel terikat, variabel terikat adalah “Motivasi Belajar Anak Blok Beas

Bandung”.

2) Defenisi Operasional Variabel

a) Pelayanan Tutorial Suster-suster SS.CC

Pelayanan Tutorial ini disebut juga Pendidikan alternatif, pendidikan

kreatif diluar sekolah. Soelaeman Yoesoep dan Slamet Santoso dalam bukunya

Sudjana, D (1991: 11) Pendidikan Luar Sekolah, mengatakan:

Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, sehingga seseorang /kelompok orang untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

78

Commbs (1973) dalam bukunya Sudjana, (2004: 22) juga memberikan

merumuskan pengertian Pendidikan Luar Sekolah adalah: ”Setiap kegiatan yang

diorganisasikan diluar sistem persekolahan yang mapan, apakah dilakukan secara

terpisah atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, dilakukan

untuk melayani anak didik untuk mencapai tujuan belajarnya”.

Dalam pelayanan tutorial ini para suster menempatkan diri bukan sebagai

guru yang tahu segalanya tetapi sesama yang mau belajar dan berbagi sehingga

para peserta didik juga merasa bertanggung jawab. Setiap pertemuan masing-

masing peserta diberi tanggung jawab misalnya: menata ruangan, menghapus

papan tulis, melaporkan hasil belajar dan menemukan hal-hal baru dari

pembelajaran tersebut. Pada dasarnya materi yang diajarkan tidak berbeda dengan

yang diajarkan di sekolah tempat mereka belajar, hanya saja pemberian dan

perencanaannya sangat bervariasi.

b). Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Blok Beas Bandung

Kata ‘motif ‘ menurut Singgih Gunarsa, (1978 : 92) berarti dorongan atau

kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu

berbuat, bertindak atau bertingkah laku.

Pengertian motif diperkuat oleh Sardiman (1986: 73 ) mengemukakan

sebagai berikut: ”Daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan didalam subjek

untuk melakukan aktivitas tertentu sebagi suatu tujuan, terutama bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan itu dirasakan mendesak”.

79

Oemar Hamalik (2008 :158-161 ) mengatakan bahwa ada dua prinsip yang

akan digunakan untuk memahami pengertian dari motivasi itu sendiri. Yang

pertama motivasi dipandang sebagai suatu proses. Dimana pengetahuan tentang

proses ini akan membantu seseorang untuk menjelaskan kelakuan yang dia amati

dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang. Yang kedua

kita menentukan karakter dari proses tersebut dengan melihat petunjuk-petunjuk

dari tingkah lakunya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, motivasi adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal yaitu data

mengenai pelayanan tutorial dan motivasi belajar anak.

b. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui

penyebaran kuesioner dan koesioner ini sekaligus alat pengumpulan data. Dalam

kuesioner ini digunakan perbedaan semantik, skala likert dan studi dokumen.

Perbedaan semantik merupakan skala yang terdiri dari lima tingkat dan beberapa

kategori, yakni: menerima–tidak menerima, menyenangkan-menyusahkan,

bermanfaat-tidak bermanfaat, sering- tidak pernah. Kategori-kategori tersebut

dimaksudkan untuk mengungkap aspek-aspek sikap, yakni kecenderungan,

80

konsisten, penilaian suatu objek. Adapun skala likert adalah skala yang terdiri dari

lima tingkat, yang dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi 4 tingkat. Koesioner

sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang

berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, dan lain- lain

dari individu atau responden (Nana Sudjana & Ibrahim, 2004:102). Cara ini dibuat

untuk mengukur pelayanan tutorial dan motivasi belajar anak. Studi dokumen

dipergunakan untuk memperoleh data nilai rapor pendidikan agama katolik.

Kisi-kisi dari instrumen dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen

No Variabel Indikator Jlh. Item

(1) (2) (3) (4) 1 Pelayanan Tutorial Para

Suster SS.CC • Metode pelayanan dari SS.CC • Fasilitas yang digunakan dalam

melayani • Tingkat kedisiplinan pelayanan

SS.CC

5 5 5

2 Perkembangan Mental Anak Blok Beas Bandung

• Rajin belajar • Mau berbagi/membantu orang lain • Dapat terbuka, mendengarkan dan

memiliki semangat juang

5 5 5

PENILAIAN

Pelayanan Tutorial Para Suster SS.CC

Skor tiap butir soal 4 x 15 soal = 60 (total Skor)

Motivasi Belajar Anak blok Beas

Skor tiap butir soal 4 x 15 = 60 untuk skala sikapnya

Total skor keseluruhan adalah 120.

81

c. Analisis Instrumen

Penelitian ini tidak menggunakan instrumen uji coba, kuesioner (lampiran:

1) diujikan terhadap anak-anak kelas III sampai kelas XII peserta tutorial. Data

yang diperoleh diolah, dan setelah dianalisis dengan program excel dapat

ditemukan ada 11 butir soal yang tidak signifikan dalam taraf 5% yakni soal

nomor 4,6,10,11,20,25,26,27,28,29dan 30 (lampiran 1). Kesebelas butir soal yang

tidak valid tersebut dibuang. Hasil uji coba setelah dianalisis dengan rumus Alpha

Cronbach’s, menunjukkan nilai reliabilitas 0,54. Nilai ini menunjukkan bahwa

reliabilitas instrumen dapat dipertanggungjawabkan.

d. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini berjenis interval. Analisis dilakukan dalam tiga

langkah, yakni: uji persyarat, analisis deskriptif, dan analisis regresi dengan dua

prediktor. Uji persyaratan yang dilakukan berupa uji normalitas dan linieritas,

autokorelasi, multikolinieritas, dan homosedasatisitas melalui SPSS for windows.

Data dianggap normal jika keluar analisis regresi pada Normal Probability Plots

titik-titik data membentuk pola linear sehingga konsisten dengan distribusi

normal. Data tidak terjadi autokorelasi jika nilai pada tabel Model Summary pada

kolom Durbin-Watson ditemukan 1,586 dalam arti tidak kurang dari satu atau

lebih dari tiga. Dan tidak terjadi multikolinniaritas jika tutorial pada tabel

Coefficients pada kolom VIF nilainya lebih dari satu atau sama dengan satu. Data

memiliki varian konstan jika tutorial yang berjudul Scatterplot antara standardized

residual *zresid dan standardized predicted value *zpred tidak membentuk suatu

82

pola tertentu, sehingga bisa dianggap residual mempunyai variance konstan

(homoscedasticity).

Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh nilai rerata setiap variabel

dan mengklasifikasikan data setiap variabel dalam lima tingkat, dengan kriteria

sebagai tampak dalam tabel-tabel berikut:

Tabel 4. Kriteria Klasifikasi Pelayanan Tutorial

Klasifikasi Skor Hebat /bagus 52-60 Baik 43-51 Cukup 34-42 Kurang 25-33 Sangat Kurang 16-24

Tabel 5. Kriteria Klasifikasi Motivasi Belajar Anak

Klasifikasi Skor Hebat/bagus 52-60 Baik 43-51 Cukup 34-42 Kurang 25-33 Sangat Kurang 16-24

Kriteria tersebut saya ambil dari mengurangi skor maksimal dengan skor

minimal, kemudian hasilnya dibagi lima. Untuk Kriteria Pelayanan Tutorial

dengan motivasi belajar anak dalam Instrumen yang saya buat adalah sama jumlah

soalnya setiap variabel adalah sama 15 butir soal dan juga dengan penilaiannya

setiap butir soal memiliki nilai 4.

83

Jadi kriteria diatas diambil dari skor maksimal dari setiap variabel adalah

15 X 4 = 60. dan skor minimalnya adalah 15 jadi 60-15 = 45. 45 dibagi 5=9. jadi

jarak rentang antara skala adalah 9.

Langkah ketiga adalah analisis regresi yang dilakukan untuk menguji

hipotesis. Semua analisis data menggunakan program SPSS for windows. Terkait

dengan materi, unit analisis yang digunakan ialah sikap jujur, tanggung jawab dan

disiplin.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data keseluruhan yang masuk ada 75 buah. Setelah dicek kelengkapan

jawabannya terdapat tiga buah yang tidak lengkap. Ketiga buah data tersebut

didrop sehingga data yang dapat dianalisis keseluruhan ada 72 buah. Lihat

lampiran 2.

a. Hasil penelitian

1) Uji Persyaratan

a). Data yang diolah output regresi (lihat lampiran 3) pada tabel yang berjudul

Normal Probability Plots ditemukan bahwa titik-titik data membentuk pola

linear sehingga konsisten dengan distribusi normal. Artinya data tersebut

tergolong normal.

b). Untuk data output regresi pada tabel Model Summary pada kolom Durbin-

Watson di dapat nilai 1,615. Nilai ini tidak kurang dari satu dan tidak lebih

dari tiga, untuk itu dapat diasumsikan tidak terjadi autokorelasi.

84

Tabel 6. Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615

(a) Predictors: (Constant), Tutorial

(b) Dependent Variable: motivasi Belajar

c). Dari tabel Coefficients juga terlihat bahwa nilai VIF =1,000 masih dianggap

tidak terjadi multicollinearity (dapat juga dikatakan low collinearity)

Tabel 7. Coefficients (a)

Model Unstandardized

Coefficients

Standar-dized

Coeffi-cients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran-ce VIF

1 (Constant) 46,33 3,852 12,03 ,000 Tutorial ,122 ,094 ,154 1,301 ,198 1,000 1,000

(a) Dependent Variable: motivasi Belajar

d). Analisis Deskriptif

(1) Deskripsi pelayanan tutorial para suster SS.CC Blok Beas Bandung

Dari lampiran 3: Data lengkap, tampak bahwa mean dari data pelayanan

tutorial adalah 40.8. berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan pada bagian

terdahulu rata-rata tersebut masuk kategori cukup. Data dari pelayanan tutorial

85

tersebut jika diklasifikasikan berdasarkan kriteri sebagaimana telah dikemukakan

hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Deskripsi Pelayanan Tutorial

Klasifikasi Skor Jumlah % Hebat/bagus 52-60 0 0 %

Baik 43-51 23 32 % Klasifikasi Skor Jumlah %

Cukup 34-42 43 60 % Kurang 25-33 6 8 %

Sangat Kurang 16-24 0 0 % Jumlah 72 100/%

Deskripsi Pelayanan Tutrial

Data sebagaimana tercantum pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa

siswa yang merasakan pelayanan tutorial dengan klasifikasi baik ada 23 (32%)

dari 72 anak, dan yang merasakan pelayanan tutorial dengan klasifikasi cukup ada

43 (60%) dari 72 anak. Dan siswa yang merasakan pelayanan tutorial dengan

52-60 Hebat

43-51 Baik

34-42 Cukup

25-33 Kurang

16-24 Sangat Kurang

0 % 60 % 0 23

32 % 8 % 0 % 6

43

0

• Series 1 • Series 2

86

klasifikasi kurang ada 6 (8%) dari anak. Adapun siswa yang merasakan pelayanan

tutorial hebat dan sangat kurang baik tidak ada.

(2) Deskripsi motivasi belajar anak Blok Beas Bandung

Data lampiran 2: Data lengkap, ditemukan bahwa mean dari data motivasi

belajar anak Blok Beas Bandung 51,31. Berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan pada bagian terdahulu bahwa rata-rata tersebut masuk pada kategori

Baik. Data dari motivasi belajar anak tersebut jika diklasifikasi berdasarkan

kriteria sebagaimana telah dikemukakan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 7. Deskripsi Motivasi Belajar.

Klasifikasi Skor Jumlah % Hebat 52-60 35 49 % Baik 43-51 36 50 % Cukup 34-42 1 1 % Kurang 25-33 0 0 % Sangat Kurang 16-24 0 0 % Jumlah 72 100%

Motivasi Belajar

52-60 Hebat

43-51 Baik

34-42 Cukup

25-33 Kurang

16-24 Sangat Kurang

0 0% 0% 0 1% 1

36

49%

35

50%

• . Series 1 • Series 2

87

Data sebagaimana tercantum dalam tabel 5 di atas menunjukkan bahwa

siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi hebat adalah 35 (49%) dari

anak; siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi baik ada 36 (50%) dari

siswa; siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi cukup ada 1 (1%) dari

siswa. Adapun siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi kurang dan

sangat kurang tidak ada.

2) Analisis regresi

Dari lampiran 3: ditemukan analisis regresi melalui program SPSS dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

a). Nilai R² (R square) dari tabel model Summary menunjukkan bahwa 2,4% dari

motivasi belajar dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel pelayanan

tutorial. Dalam arti R² = 0,024 X 100= 2,4%

Tabel 8. Model Summary (b)

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615

(a) Predictors: (Constant), Tutorial

(b) Dependent Variable: motivasi Belajar

b). Tabel ANOVA mengindikasikann bahwa regresi berganda secara statistik

sangat signifikan dengan uji statistik F= 1,692 dan derajat kebebasan k = 2 dan

n-k-1= 72-2-1= 69. P.Value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.

88

Tabel 9. ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig. 1 Regression 27,460 1 27,460 1,692 ,198(a) Residual 1136,317 70 16,233 Total 1163,778 71

(a) Predictors: (Constant), Tutorial

(b) Dependent Variable: motivasi Belajar

c). Uji F menguji hipotesis Ho: X=0 terhadap H1:X tidak semuanya nol. Dari p-

value=0,000 yang lebih kecil dari α=0,05, terlihat bahwa Ho:X=0 ditolak

signifikan.

d). Persamaan regresi berganda yang diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat

terkecil kreteria (least squares creterion)adalah: Y=46,333+ 0,122 X

e). Untuk menguji koefisien regresi masing-masing variabel digunakan uji-t dengan

hasil sebagai berikut: Variabel pelayanan tutorial :Ho:β1 = 0 terhadap H1:β≠0.

hasil uji-t: t = 1,301 dengan derajat kebebasan n - k- 1 = 72 – 2 – 1=69, dengan

p.value = 0,000 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima.

f). Dalam analisis data ini peneliti tidak mendapat korelasi Partian secara inplisit dari

SPSS, hal ni mungkin kesalahan teknis dari penulis sendiri karena belum

89

termasuk menjadi tarap yang profesional. Oleh karena itu penulis menggunakan

corelate Bivarate. Dari keluaran corelate Bivarate pada lampiran 4 nampak bahwa:

Tabel 10. Correlations Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N tutorial 40,8750 5,11264 72 motivasi belajar 51,3056 4,04861 72

Tabel di atas merupakan tabel statistik deskriptif. Rata-rata x adalah

40,8750 dan y adalah 51.3056, simpangan baku atau standar deviasi untuk x

adalah 5,11264 sedangkan y adalah 4, 04861 dengan jumlah responden sebanyak

72 anak.

Tabel 11. Correlations

x y x Pearson Correlation 1 .154 Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson Correlation .154 1 Sig. (2-tailed) .198 . N 72 72

Untuk tabel korelasi di atas besarnya korelasi antara x terhadap y adalah

0,154. untuk memutuskan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak. Dengan

mengontrol variabel pelayanan tutorial menyumbangkan 15,4% terhadap motivasi

belajar anak dengan taraf signifikan 0,000.

90

b. Pembahasan

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pelayanan tutorial secara

signifikan menyumbang terhadap motivasi belajar anak meskipun dalam jumlah

yang kecil. Mungkin ini disebabkan oleh instrumen yang dalam hal ini diandaikan

tidak spesifik mengukur pemahaman mengenal kejujuran, tanggung jawab dan

disiplin.

Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat

komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, untuk memperoleh informasi

tentang pengetahuan, dalam bentuk latihan maupun bimbingan belajar sesuai usia

dan kebutuhan hidup peserta dengan tujuan untuk mengembangkan tingkat

keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya

menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan

bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

Dalam penelitian ini peneliti melihat adanya komunikasi yang teratur dan

terarah untuk memperoleh imformasi tentang pengetahuan. Tentu hal ini dapat

dilihat dari hasil analisis data antara variabel pertama dengan variabel kedua.

Variabel pertama mengatakan bahwa tingkat kedisiplinan dan pelayanan

tutorial masih berada pada tingkat klasifikasi baik dan cukup berkisar antara 32%

- 60%. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa peran tutor itu sendiri masih tergolong

Cukup dan butuh peningkatan untuk mencapai tujuan yang maksimal. Dan untuk

variabel kedua, motivasi belajar anak berkisar antara 49 %-50% berada pada

klasifikasi Hebat dan Baik. Apabila tingkat klasifikasi motivasi belajar anak

berada pada kualifikasi Hebat dan kualifikasi pelayanan berada pada Baik dan

91

cukup. Tentu melihat hasil ini analisis data dua variabel tersebut tercapai dengan

apa yang dirumuskan oleh Soelaeman Y dan Slamet Santoso tentang pengertian

dari pendidikan Luar Sekolah/pendidikan alternatif.

Gagasan di atas mendukung temuan bahwa pelayanan tutorial memiliki

pengaruh dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung.

Tentu motivasi tersebut tidak sepenuhnya datang dari tutorial itu sendiri juga

masih dipengaruhi oleh faktor- faktor lain.

BAB V

PENINGKATAN AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC

DI ZAMAN SEKARANG

A. Pendampingan Kelompok Belajar di Blok Beas

Dalam sejarah Kongregasi SS.CC pelayanan dalam pendidikan khususnya

di sekolah merupakan karya utama dari para anggota SS.CC, baik untuk cabang

laki maupun perempuan. Ini semua adalah karisma SS.CC yang mau menghayati

masa kanak-kanak Yesus, yang mengabdikan diri kepada orang miskin. Berbicara

tentang pendidikan, dalam Cahiers of Spirituality no 20, (1999: 82) dijelaskan

bahwa, Kharisma SS.CC dalam bidang pendidikan, dengan konteks Pewartaan

mengandung dua hal penting yaitu:

1. Kesadaran panggilan untuk mendidik anggota masyarakat sehingga mereka

dapat hidup dalam Cinta Kasih Yesus yang menjelma menjadi manusia di

dalam segala hal dan setiap waktu yang berinkarnasi dalam berbagai situasi

dan lingkungan dunia, di mana saja dan sepanjang masa baik yang adil

ataupun tidak adil, diwaktu sehat ataupun waktu sakit, dalam waktu

berkelimpahan ataupun saat berkekurangan, dalam waktu keindahan ataupun

waktu bencana yang dashyat.

2. Penghayatan pendidikan sebagai arti dari proses perubahan hidup manusia

dalam Cinta Kasih Allah, yang mengubah masyarakat kearah Kerajaan Allah.

Dengan demikian pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana

membantu seseorang agar berkembang dan bertumbuh dengan menghargai

93

martabat pribadi tersebut, sehingga Kerajaan Allah semakin dapat dirasakan setiap

orang. Melalui proses, pendidikan juga dipahami sebagai suatu perubahan

manusia dalam cinta Allah yang membawa perubahan kepada masyarakat dalam

menghadirkan Kerajaan Allah.

Dalam buku spirituality SS.CC Cahiers of Spirituality no 20, (1999: 84)

diuraikan: Pendidikan yang dimaksud adalah bentuk jaringan pendidikan yang

mendidik masyarakat. Tujuan utama pendidikan di sini bukan untuk menjadi

pemilik dari institusi sekolah, tetapi menjadi jaringan bagi masyarakat miskin

khususnya bagi keluarga-keluarga yang tidak mampu untuk mendukung anak-

anaknya memperoleh pendidikan di sekolah formal karena kendala ekonomi. Di

sisi lain pendidikan dilihat sebagai upaya menjalin kerjasama dengan organisasi-

organisasi lain seperti Olah raga, organisasi seni dan keterampilan di paroki-

paroki dan kelompok-kelompok lainnya sehingga peserta didik dapat berkembang

dan bertumbuh dengan pengetahuan yang cukup.

Relevansinya sekarang adalah dalam situasi perkembangan zaman yang

pesat ini, bagaimana para suster SS.CC memperjuangkan pendid ikan bagi

masyarakat yang miskin dengan mengadakan pelayanan tutorial atau kelompok

bimbingan belajar kepada anak-anak khususnya di Blok Beas, sehingga anak-anak

dapat memperoleh pendidikan yang cukup sesuai dengan kebutuhan pendidikan

mereka. Pendampingan yang diberikan para suster SS.CC kepada anak-anak

sesuai dengan kurikulum di sekolah serta bakat dan kemampuan mereka. Misinya

adalah membantu anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang maksimal.

Dalam arti, apa yang memungkinkan anak-anak untuk bisa memperdalam apa

94

yang mereka dapatkan di sekolah atau mengupayakan peluang agar anak-anak

bisa memperluas wawasan dan pemahaman mereka, termasuk juga

memperkenalkan hal-hal yang lebih luas terkait dengan tingkat pendidikan yang

sudah mereka kuasai.

B. Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas

Dalam buku A Charism In The Church the Congregation of the Sacred

Hearts of Jesus and Mary (2000: 320) diuraikan “to spread the Gospel

everywhere is the goal that the Good Father saw for the future congregation while

in the granary of La Motte in 1792”. Sebelum kedua pendiri kongregasi SS.CC

Good Father telah menerima suatu vision (penglihatan) yang berbunyi “We

formed a company of missionaries” and “this society of missionaries”. Dari

penglihatan ini, tahun 1825 kongregasi SS.CC mulai mengutus beberapa

misionaris putra/putri ke beberapa penjuru dunia, hingga tahun 1990 (A Charism

In The Church the Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and Mary, 2000:

328-329). Tahun 1924 kongregasi SS.CC hadir di Indonesia oleh misionaris dari

Belanda tepatnya di Bangka, Riau. Berbagai Kongregasi mengatakan, bahwa

kongregasi SS.CC termasuk kongregasi yang unik karena kongregasi ini didirikan

oleh dua pendiri Henriette de la Chevalarie yang dipanggil dengan sebutan Good

Mother dan Pater Pierre Coudrin (Good Father). Unik karena kongregasi ini

beranggotakan laki- laki dan perempuan serta memiliki nama yang sama serta

spiritualitas dan karisma yang sama pula. Sebagai kongregasi misionaris,

kongregasi ini selalu berusaha mengutus misionaris laki- laki dan perempuan

95

untuk mewartakan kabar Gembira bagi dunia, di mana pun kongregasi SS.CC

hadir.

Kehadiran Kongregasi SS.CC Indonesia diawali oleh para Pastor

misionaris SS.CC sedangkan untuk susternya masih menyusul kemudian. Melihat

realitas yang ada di Indonesia para Pastor SS.CC khususnya Pastor Rolf

Reichenbach mengirim undangan ke pada pimpinan umum suster SS.CC dengan

maksud menghadirkan misi kongregasi SS.CC putri di Indonesia pada tahun 1988.

Setelah undangan diproses bersama antara pimpinan General putra/putri, akhirnya

pada tahun 1993 dua suster misionaris SS.CC; Sr. Jane Francis, SS.CC, dan Sr.

Maria Christine, SS.CC datang ke Indonesia untuk melihat situasi di Indonesia.

Hasil observasi tersebut membantu pemimpin umum perempuan untuk

memutuskan membuka komunitas dan karya SS.CC di Indonesia. Tahun 1997 Sr.

Marie Chantal, SS.CC dan Sr. Marie Christine, SS.CC tiba di Bandung untuk

memulai misi dan komunitas SS.CC suster di Indonesia. Suster SS.CC datang ke

Indonesia untuk membantu pelayanan Gereja bersama-sama dengan SS.CC laki-

laki, khususnya pelayanan untuk orang miskin. Sebagai misionaris baru ke suatu

negara kedua suster ini beberapa bulan tinggal dalam komunitas SS.CC laki- laki.

Berdasarkan hasil observasi dan discerment dengan realitas kebutuhan yang ada

di Indonesia, akhirnya Kongregasi SS.CC perempuan membangun sebuah

komunitas di sebuah perkampungan di tengah masyarakat yang ekonominya

lemah.

Menurut Lumen Gentium, setelah Konsili Vatikan II, Gereja dipahami

sebagai sakramen keselamatan, di mana orang memperoleh keselamatan di tengah

96

dunia yang penuh dengan permusuhan dan persaingan. Dalam sinode para uskup

tahun 1971 ditegaskan orientase baru terhadap karya Gereja yaitu untuk

menegakkan keadilan dalam pewartaan Kabar Gembira di dunia. Karya Gereja

harus selalu membawa semangat Kristus dalam situasi kegelapan, perpecahan,

permusuhan untuk menghadirkan Keadilan dan Cinta Tuhan kepada manusia (Fr.

Patrick Bradley, SS.CC., 1990: 68-69).

Fr. Patrick Bradley, SS.CC, (1990: 71) menguraikan “Evangelization is

our very raison d’etre (Pewartaan merupakan alasan mendasar keberadaan kita)”.

Hal ini merefleksikan “basic orientations of our mission today, we need to

respond to the new needs of today’s world, bringing “Good News (dasar orientasi

dari misi kita dewasa ini, dimana kita hendaknya tanggap terhadap kebutuhan-

kebutuhan baru dunia dewasa ini, dalam mewartakan Kabar Gembira)”,

sebagaimana kedua pendiri SS.CC melakukan karyanya sesuai dengan kebutuhan

situasi saat itu yang selalu memperhatikan dua hal di dalam pelayananya yaitu

love (cinta) and joy (kebahagiaan). Kedua pendiri SS.CC selalu berusaha untuk

menciptakan lingkungan pendidikan sebagai bagian dari hidup peserta didik yang

akhirnya menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka, dan bagaimana dapat

mendidik anak-anak dalam suatu kehangatan yang penuh cinta sehingga mereka

bisa belajar dan menyadari pentingnya “mencintai dan dicintai” serta “memberi

dan menerima”?, kata lain yang di gunakan Good Mother dalam mendidik anak-

anak adalah “make them happy (membuat mereka bahagian)”. Bagaimana

menumbuhkan pengharapan kebahagiaan dan kepercayaan diri pada anak-anak.

Anak yang bahagia dalam belajarnya, tentu akan bertumbuh motivasinya untuk

97

belajar, dan dengan demikian anak semakin percaya diri dan memiliki

pengharapan (The Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and Mary, 2000:

314).

Semangat pelayanan kedua pendiri ini juga yang diteruskan oleh para

suster SS.CC di Blok Beas. Hari demi hari para suster SS.CC belajar dari

semangat pelayanan kedua pendiri, khususnya bagi anak-anak yang kurang

beruntung dalam bidang pendidikan, agar anak-anak yang kurang beruntung ini

dapat memperoleh pendidikan juga. Di Indonesia karya pendidikan khususnya

untuk mendirikan sekolah gratis belum nampak, tetapi untuk menjawab kebutuhan

anak-anak di Blok Beas khususnya dalam bidang pendidikan, para suster SS.CC

memberikan pelayanan tutorial dalam kelompok belajar dan bea siswa bagi anak-

anak yang tidak mampu agar bisa bersekolah di sekolah formal karena faktor

ekonomi orang tua mereka yang lemah.

Pelayanan tutorial ini diadakan pada setiap hari Minggu dari jam 10.00-

16.30 dengan didampingi oleh para suster SS.CC, para postulan SS.CC baik yang

laki- laki ataupun yang perempuan, dengan juga dibantu oleh beberapa relawan

kelompok Emanuel dari Universitas Parahyangan. Pelayanan tutorial ini sudah

berlangsung sejak tahun 2001 dengan jumlah sekitar tiga puluhan anak dan di

tangani oleh para postulan SS.CC berupa pendampingan privat. Dalam perjalanan

waktu jumlah anak semakin bertambah sehingga sekarang bahkan mencapai 150

anak, sehingga akhirnya anak-anak ini dibagi ke dalam beberapa kelas menurut

kelas masing-masing dan didampingi oleh tutor sesuai dengan kebutuhan anak-

anak di sekolah. Kegiatan tutorial ini dibuat sekreatif mungkin untuk

98

menumbuhkan motivasi belajar anak, sehingga pendidikan bagi anak menjadi

sumber kebahagiaan mereka. Pada setiap akhir pertemuan tutor selalu

memberikan nutrisi ke pada anak, untuk membantu anak semakin bersemangat

belajar dan mendapat gizi yang baik.

Jumlah anak yang semakin bertambah ini mendorong para suster dan para

tutor untuk semakin bersemangat dan kreatif dalam mendampingi anak-anak.

Disamping perlu memperhatikan jumlah tutor dalam setiap kelas, khususnya jika

jumlah anak dalam satu kelas sudah lebih dari tiga puluh anak, tutornya tidak

cukup bila hanya satu, atau kelasnya bisa dibagi menjadi dua. Hari demi hari

jumlah anak semakin bertambah padahal kemampuan tutor terbatas. Guna

meningkatkan motivasi belajar anak, kedua belah pihak memiliki peranan penting.

Dalam penelitian yang dilakukan terhadap anak tentang pengaruh pelayanan

tutorial dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas ditemukan

bahwa tingkat kedisiplinan dan pelayanan tutorial masih tergolong cukup, namun

terasa juga, bahwa dalam hal ini para tutor perlu memperbaiki dan meningkatkan

cara pendampingannya guna mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan hasil

penelitian yang dilakukan untuk taraf motivasi belajar, anak berada pada

klasifikasi baik dan sangat baik. Berarti pelayanan tutorial suster SS.CC dalam

rangkat meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas sangat berpengaruh.

Mengingat cepatnya pertambahan jumlah anak yang ikut dan keterbatasan jumlah

para tutor, perlulah kualitas para tutor ditingkatkan karena sulit menambah jumlah

tutor.

99

Selain pelayanan tutorial ke pada anak-anak, para suster juga melihat

bahwa kenyataan hidup masyarakat Blok Beas di mana para suster SS.CC tinggal

cukup memprihatinkan. Mayoritas masyarakat setempat adalah Muslim. Dari segi

agama perkawinan poligami mengakibatkan diskriminasi terhadap kaum

perempuan. Dari segi budaya mereka banyak menikahkan kaum perempuan pada

usia yang masih sangat dini. Dari segi ekonomi umumnya pekerjaan mereka

adalah buruh kasar seperti tukang beca, pembantu rumah tangga dan pemulung.

Melihat kenyataan masyarakat setempat ini para suster SS.CC tergerak hatinya

untuk membuka suatu misi baru guna membela martabat kaum perempuan dan

anak-anak. Dalam pendampingan kepada kaum perempuan para suster

mengadakan kunjungan ke keluarga-keluarga serta menjalin kerja sama dengan

para tenaga medis untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan, baik di

bidang fisik maupun mental.

C. Usulan Pendampingan bagi Para Tutor Bimbingan Belajar Berdasarkan

Spiritualitas SS.CC.

Berdasarkan dari hasil observasi dan hasil penelitian sederhana yang

terdapat dalam Bab IV, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan tutorial para

suster SS.CC sungguh-sungguh memiliki pengaruh positif dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas. Pengaruh tersebut nampak bahwa

jumlah anak yang mengikuti tutorial ini hari demi hari bertambah jumlah anaknya

dan anak semakin bersemangat untuk belajar. Tentu motivasi belajar anak tersebut

100

tidak sepenuhnya datang dari tutorial itu sendiri, kiranya masih ada juga faktor-

faktor lain.

Dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan tutorial ini,

dibutuhkan keseimbangan antara jumlah tutor dengan anak yang didampingi. Bila

jumlah anak semakin hari semakin besar, seharusnya bertambah pula jumlah tutor.

Dalam realitas untuk menambah tutor sangatlah sulit. Kalau jumlah tutor hampir

tidak mungkin untuk diperbesar, tentu harus ada hal lain yang dilakukan demi

tercapainya tujuan pelayanan tutorial ini secara maksimal.

Hal lain yang dimaksudkan adalah, pembekalan kepada para tutor melalui

program pendampingan para tutor. Program-program tersebut diharapkan dapat

membantu para tutor untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

semangat pelayanan para tutor itu. Berkembangnya tiga hal tersebut dalam diri

para tutor diharapkan bisa mempertahankan kualitas pendampingan para tutor

terhadap anak-anak dalam meningkatkan motivasi belajar anak, kendati jumlah

anak bertambah besar, kalau bisa bahkan meningkatkannya.

Berkaitan dengan ini, penulis mencoba mengusulkan sebuah program

untuk membantu para tutor menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan tutorial

yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas, dengan

meningkatkan semangat atau spiritualitas para tutor dalam menjalankan tugasnya

sebagai tutor. Semangat atau spiritualitas pelayanan yang ingin dikembangkan

pada para tutor ini adalah spiritualitas gembala yang baik, sesuai ajaran Yesus

Kristus, suatu spiritualitas yang dihayati oleh kedua pendiri Kongregasi SS.CC ,

serta spiritualitas para pengikut kongregasi SS.CC sampai saat ini.

101

Kalau spiritualitas ini, cinta dan hasrat melayani anak-anak Blok Beas

dapat tertanam dengan baik, diharapkan pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas

dalam melayani akan diupayakan sendiri oleh yang bersangkutan. Dalam

peribahasa Jawa ada ungkapan “Tresno iku sugih akal” artinya “cinta itu banyak

akalnya” maksudnya, kalau seseorang mencintai, entah seseorang ataupun anak-

anak, ataupun pekerjaannya, ia akan berusaha mencari akal atau cara, agar cinta

itu dapat diwujudkannya dengan baik dan lebih baik lagi. Cinta bisa menjadi

kekuatan dan pendorong bagi seseorang untuk mengerjakan pelayanannya dengan

lebih baik meski banyak kendala sekalipun.

Pertimbangan lain lagi, bidang spiritualitas merupakan bidang yang secara

nyata bisa disumbangkan oleh penulis sebagai katekis atau pewarta Sabda.

Usulan program ini dibuat untuk menanggapi keprihatinan para tutor

dalam menjalankan pelayanan tutorial yang mau meningkatkan motivasi belajar

anak Blok Beas berkaitan dengan keterbatasan mereka karena semakin banyaknya

anak yang ikut pendampingan tutorial sedangkan jumlah tutor tidak bertambah.

Harapan penulis, program pendampingan yang menyangkut

pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas pelayanan tutorial bagi

mereka ini bisa dilakukan oleh fihak lain lagi.

Usulan program ini, bertujuan agar para tutor dapat semakin memahami

dan memaknai pelayanan tutorial mereka, sehingga dalam membantu anak-anak

meningkatkan motivasi belajar mereka, para tutor ini lebih bersemangat. Untuk

menjaga agar kualitas pelayanan tutorial mereka tetap baik walaupun semakin

banyak anak yang ikut, perlulah spiritualitas cinta dibalik pelayanan mereka

102

terhadap anak-anak itu tertanam, dihayati dan diamalkan oleh para tutor ini,

sehingga seberat apapun tugas yang diemban akan terasa lain kalau cinta kepada

anak-anak menjadi dasar pelayanan mereka. Dengan berkembangnya spiritualitas

cinta dalam pelayanan mereka, para tutor ini akan bisa tetap bersemangat dalam

menjalankan tugasnya bahkan berani kreatif, khususnya dalam mendampingi

anak-anak mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Adapun usulan program

ini berisi tema, tujuan dan penjabarannya.

1. Tema dan tujuan program pendampingan para tutor kelompok belajar

Realitas dan hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap pelayanan

tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok

Beas menunjukkan bahwa pendampingan tutorial para suster SS.CC dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas ini memiliki pengaruh positif.

Jumlah anak-anak yang ikut belajar dalam kegiatan tutorial ini hari demi hari

meningkat, sementara itu jumlah tutor tetap. Hal ini berakibat berkurangnya

kualitas pendampingan para tutor selain menambah beratnya tugas yang harus

dikerjakan oleh para tutor tersebut guna menjaga, apalagi meningkatkan kualitas

pelayanan tutorial itu sendiri. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan satu tema

umum yang terdiri dari enam tema yang sekaligus bertujuan menghantar para

tutor untuk lebih menghayati pelayanannya dan sekaligus juga lebih memotivasi

pelayanan mereka, karena dengan meningkatnya cinta mereka kepada anak-anak

Blok Beas maka kualitas pelayanan tutorial mereka akan mereka pertahankan

103

bahkan mereka tingkatkan walaupun jumlah peserta pendampingan tutorial

bertambah. Adapun tema umum yang usulkan adalah:

“Kebesaran hati dalam tugas”

Tujuannya adalah bersama pendamping, para tutor semakin memiliki hati yang

besar dalam menjalankan tugas sehari-hari mereka sebagai

pendamping tutorial anak-anak Blok Beas, sehingga rela dan

mampu menjalankan tugas yang berat sebagai pendamping tutorial

anak-anak dengan hati yang terbuka, tenang, dan bersemangat

sehingga kualitas pelayanan dapat dipertahankan bahkan

ditingkatkan secara maksimal.

Tema umum ini akan dibagi menjadi 6 tema, agar proses pelaksanaannya dapat

berjalan dengan lebih terarah sesuai dengan tujuan masing-masing tema tersebut

yaitu:

Tema 1 : Guru dan pelayan yang penuh kasih

Judul : Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih

Tujuannya : Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa

Yesus Kristus merupakan sosok guru yang melayani murid-

murid-Nya dengan penuh kasih, sehingga para tutor semakin juga

bersemangat kasih dalam melayani dan menjalankan tugas

mereka sebagai tutor.

Tema 2 : Mempercayakan diri ke pada Allah

Judul : Jangan Takut…!

104

Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk berani

menghadapi tantangan, dengan mempercayai Allah yang selalu

siap menolong umatNya, dan dengan demikian memiliki

keteguhan hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan

sabar dan setia.

Tema 3 : Iman Menghadapi “Kemustahilan”.

Judul : Karena Engkau menyuruhnya,

Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari

pentingnya membangun sikap iman yang kuat dalam menghadapi

tantangan dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor di zaman

yang sulit ini, sehingga melalui proses iman mereka tidak mudah

putus asa dalam menjalankan tugas berat yang mereka emban,

tetap bersemangat melanjutkan tugas sehari-hari, walaupun mereka

menyadari keterbatasan yang ada.

Tema 4 : Hidup Mengandalkan Penyertaan Allah

Judul : Meneladan Yusuf yang mengandalkan penyertaan Allah

Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari hidup

dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman Yusuf

yang dalam hidupnya menyadari, bahwa Allah selalu menyertai

dan membuat berhasil, sehingga berani dan mampu menghadapi

105

dan mengatasi persoalan-persoalan mereka dengan iman sehingga

juga berhasil seperti halnya Yusuf.

Tema 5 : Iman yang Memberi Kekuatan

Judul : Imanku adalah sumber kekuatanku

Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari peranan

iman dalam hidup sehari-hari, sehingga semakin beriman mereka

semakin mampu pula mengalami kedamaian, kegembiraan dalam

menjalankan tugas mereka sehari-hari sebagai pendamping tutorial

anak-anak.

Tema 6 : Daud Zaman Sekarang

Judul : Diutus menjadi Daud di zaman sekarang

Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menghayati

tugasnya di zaman sekarang seperti halnya perutusan Daud, yang

mengandalkan Allah, yang akan campur tangan dalam tugas

mereka, sehingga mereka berupaya merasa keras mantap dalam

menjalankan tugas mereka yang semakin sulit, sehingga berhasil.

2. Usulan program pendampingan para tutor Blok Beas

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan, anak-anak

Blok Beas pada umumnya kurang berminat dalam belajar. Anak-anak cenderung

banyak menggunakan waktu untuk bermain dan menonton di depan TV daripada

106

belajar, sehingga banyak diantara mereka yang drop out dari sekolah karena

sering bolos dan merasa acara TV lebih menarik dari pada kegiatan di sekolah.

Disamping itu orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak

mereka, hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang lemah. Melihat realitas ini

para suster SS.CC membentuk kelompok belajar atau pelayanan tutorial khusus

bagi anak-anak. Dari hasil penelitian sederhana yang telah dibahas dalam Bab IV,

terdapat pengaruh postif pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas. Anak-anak yang ikut dalam

kegiatan tutorial dimulai dari jumlah anak tiga puluhan anak hingga sekarang ada

150 anak yang ikut kegiatan tutorial setiap minggu.

Berdasarkan hasil penelitian sederhana tersebut, meningkatnya jumlah

anak yang ikut dalam kegiatan tutorial ini, menuntut tutor yang handal juga.

Untuk menjadi tutor yang handal diperlukan spiritualitas yang matang dalam diri

tutor tersebut, sehingga dia mampu berbesar hati dalam menjalankan tugas untuk

memperoleh hasil yang maksimal dalam pelayanannya.

Menanggapi permasalahan seperti yang diungkapkan di atas, dalam skripsi

ini akan disampaikan program yang berisi usulan tema-tema yang kiranya

bermanfaat bagi para tutor dan dapat membantu para tutor untuk membangun

kepribadian yang matang dalam dirinya, sehingga mereka semakin menjadi tutor

yang handal. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut:

107

Tema Umum: “Kebesaran hati dalam tugas”

Tujuannya : Bersama pendamping, para tutor semakin memiliki hati yang besar dalam menjalankan tugas sehari-hari mereka

sebagai pendamping tutorial anak-anak Blok Beas, sehingga rela dan mampu menjalankan tugas yang berat sebagai

pendamping tutorial anak-anak dengan hati penuh kasih, terbuka, tenang, dan bersemangat sehingga kualitas

pelayanan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Tabel 12. Usulan Program

No

Tema Judul Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Guru dan

pelayan yang penuh kasih

Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa Yesus Kristus merupakan sosok guru yang melayani murid-murid-Nya dengan penuh kasih, sehingga para tutor semakin juga bersemangat kasih dalam melayani dan

- Renungan 1: sikap Yesus sebagai pemimpin yang melayani.

(Yoh 13:1-20) - Renungan 2: cara murid memprak-tekkan semangat kasih di belakang praktek saling menolong.

(Kis 2: 42-47)

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Pleno

- Informasi

- Adorasi

- Buku Puji Syukur

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjanjian Baru

- Panduan

- Yoh 13:1-20 - Kis 2:42– 47

- Yoh 21:15-19

- Buku Panduan Adorasi

- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,

Kanisius, Yogyakarta, 2002,

108

menjalankan tugas mereka sebagai tutor.

- Renungan 3: Perutusan kita dalam Pelayanan (Yoh 21:15-19)

- Adorasi pribadi dibantu dengan ketiga renungan yang disediakan.

Adorasi - Musik

Instrumen Meditatif

Hal 84, 201-202 dan 218

- Stefen Leks, TafsirInjil Markus, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal 88-97.

- Darmawijaya, Aneka Tema Rekoleksi, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal 23-30

1 2 3 4 5 6 7 8 2 Memperca-

yakan diri ke pada Allah

Jangan Takut...!

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk berani menghadapi tantangan, dengan mempercayai Allah yang selalu siap menolong umatNya, dan dengan demikian memiliki keteguhan hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan sabar dan setia.

Renungan mengenai pengalaman takut. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi rasa takut tersebut.

- Refleksi pribadi

- Sharing Kelom-pok

- Informasi

- Adorasi

- Buku Madah Bakti

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjan-jian Baru

- Panduan

Adorasi

- Musik Instrumen Meditatif.

- Mat 14:22-33 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 55

- Stefen Leks, TafsirInjil Matius, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal 327-337.

- Buku Panduan Adorasi

- Martinus Sumarno, SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK.

109

1 2 3 4 5 6 7 8 3 Iman meng-

hadapi “kemusta-hilan”.

Karena Engkau menyu-ruhnya.

Bersama pendam-ping, para tutor diajak untuk menyadari pentingnya membangun sikap iman yang kuat dalam menghadapi tantangan dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor di zaman yang sulit ini, sehingga melalui proses iman mereka tidak mudah putus asa dalam menjalankan tugas berat yang mereka emban, tetap bersemangat melanjutkan tugas sehari-hari, walaupun mereka menyadari keterbatasan yang ada.

-Mengenal iman yang benar.

- Iman dan pengalaman iman.

- Adorasi pribadi tentang Iman

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Pleno

- Informasi

- Adorasi

- Buku Puji Syukur

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjanjian Baru

- Panduan

Adorasi - Musik

Instrumen Meditatif

- Lukas 5:1-11 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 47-48.

- Google “dennytan.bloqspot .com”

- Buku Panduan Adorasi

110

1 2 3 4 5 6 7 8 4 Hidup

mengandal-kan penyertaan Allah

Menela-dan Yusuf yang mengan-dalkan penyerta-an Allah

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari hidup dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman Yusuf yang dalam hidupnya menghayati, bahwa Allah selalu menyertai dan membuat berhasil, sehingga semakin berani dan mampu menghadapi dan mengatasi persoalan-persoalan mereka dengan iman sehingga juga berhasil seperti halnya Yusuf.

- Renungan tentang sikap-sikap Yusuf dalam mengha-dapi permasalahan yang dihadapi

. - Kedekatan Yusuf

dengan Allah menjadi teladan kita.

- Campur tangan Allah dalam hidup Yusuf - Pengalaman akan

campur tangan Allah dalam hidup kita

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Informasi

- Adorasi

- Buku Madah Bakti

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjan-jian Lama

- Panduan

Adorasi

- Musik Instrumen Meditatif

- Kej 41:37-57 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 74-75.

- Google “neocorp.bloq.friendster.com”

- Buku Panduan Adorasi

- Martinus Sumarno, SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK

111

1 2 3 4 5 6 7 8 5 Iman yang

memberi kekuatan

Imanku adalah sumber kekuatan-ku

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari peranan iman dalam hidup sehari-hari, sehingga semakin beriman mereka semakin mampu pula mengalami kedamaian, kegembiraan dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari sebagai pendamping tutorial anak-anak.

- Manusia dipanggil untuk menjadi orang yang beriman.

- Renungan

Pengalaman pribadi Tuhan hadir dalam ketakberdaya-anku

- Tantangan-

tantangan untuk menjadi orang yang beriman.

- Adorasi tentang

imanku, kekuatanku.

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Pleno

- Informasi

- Adorasi

- Buku Madah Bakti

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjan-jian Baru

- Panduan

Adorasi

- Musik Instrumen Meditatif

- Mat 17:14-21 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 59-60.

- Buku Panduan Adorasi

112

1 2 3 4 5 6 7 8 6 Daud

zaman sekarang

Diutus menjadi “Daud” di zaman sekarang

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menghayati tugasnya di zaman sekarang seperti halnya perutusan Daud, yang mengandalkan Allah, yang akan campur tangan dalam tugas mereka, sehingga mereka berupaya merasa keras mantap dalam menjalankan tugas mereka yang semakin sulit., sehingga berhasil.

- Sikap dan usaha-usaha Daud untuk mengalahkan Goliat.

- Panggilan dan kesaksian

- Adorasi tentang Panggilan dan kesaksian

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Pleno

- Informasi

- Adorasi

- Buku Madah Bakti

- Teks

pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab

Suci Perjan-jian Lama

- Panduan

Adorasi

- Musik Instrumen Meditatif

-1Samuel 17: 40-58. - Dianne Bergant, CSA &

Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 288-289.

- Darmawijaya, “Aneka Tema

Rekoleksi”, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal 103-113

- Buku Panduan Adorasi

113

3. Keterangan

Penulis mengusulkan agar kegiatan pendampingan atas dasar program ini

dilaksanakan sebulan sekali, pada saat pertemuan bulanan para tutor dalam bentuk

pendalaman iman. Pengaturan jadwal pelaksanaan diserahkan kepada koordinator

pelayanan tutorial. Tempat pelaksanaan pertemuan bulanan diusahakan di kapel

Susteran SS.CC, karena pertemuan (pendalaman iman) dalam program ini, selalu

diakhiri dengan Adorasi sebagai ciri khas kegiatan spiritualitas kongregasi SS.CC.

Usulan program ini terdiri dari tema umum, dan dibagi menjadi enam tema

khusus atau tema-tema penjabarannya. Pelaksanaan pendalaman iman ini tidak

harus mengikuti urutan dari tema yang disediakan, diharapkan tema bisa

digunakan sesuai dengan situasi para tutor dan kebijakan koordinator. Untuk

pelaksanaan pendalaman iman ini, penulis menawarkan pendalaman iman dengan

model Biblis. Model Biblis ini bertitik tolak dari Kitab Suci atau Tradisi Gereja

yang kemudian direfleksikan secara kristis dan dikonfrontasikan dengan

pengalaman peserta sehari-hari, sehingga sampai pada sikap dan kesadaran baru

yang memberi motivasi baru dalam meningkatkan pelayanan para tutor

menjalankan tugasnya.

Penulis hanya memberikan tiga satuan pertemuan dari enam tema yang

ditawarkan. Harapan penulis, koordinator dari pelayanan tutorial dapat

mengembangkan ketiga tema lainnya sesuai dengan kebutuhan atau situasi para

tutor selanjutnya.

114

4. Contoh Satuan Pertemuan

a. Satuan Pertemuan dari Tema 1.

“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”

1). Identitas:

a). Tema : Guru dan Pelayan yang Penuh Kasih

b). Judul : Yesus Kris tus Sang Guru dan Pelayan yang Penuh Kasih

c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)

Blok Beas

d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung

e). Hari/Tanggal : Disesuaikan

f). Waktu : 17.00-21.00

2). Pemikiran Dasar

Dunia yang ada sekarang adalah dunia yang terpecah-pecah, karena

adanya kesenjangan dan perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. Orang

tidak lagi memikirkan hak dan martabat dari orang yang lain, yang dipikiran

mereka adalah bagaimana agar bisa menguasai dan memakai yang sebenarnya

adalah hak orang lain. Akibatnya, yang miskin menjadi makin miskin dan yang

kaya semakin kaya. Masyarakat Blok Beas mengalami nasib yang sama, mereka

datang dari desa dan tinggal di pinggiran kota Bandung dengan maksud mau

memperbaiki keadaan ekonominya, tetapi yang dialami adalah sebaliknya.

Ekonomi mereka lebih buruk lagi, mereka menjadi buruh kecil, sehingga untuk

115

biaya hidup sehari-hari saja tidak cukup, akibatnya anak menjadi korban tidak

bisa mendapat pendidikan di sekolah formal karena faktor ekonomi keluarga yang

lemah.

Realitas hidup ini membuka dan menggerakkan hati para suster SS.CC

untuk membuka Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial) bagi anak-anak Blok

Beas. Pelayanan tutorial dilaksanakan setiap hari Minggu dari jam 10-16 yang

dibantu beberapa sukarelawan dari Universitas Parhyangan. Jumlah anak yang

ikut tutorial ini semakin hari semakin meningkat hingga sekarang sudah mencapai

150 anak yang datang setiap Minggu mengikuti Bimbingan Belajar.

Melihat realitas anak yang ikut tutorial ini jumlahnya semakin meningkat,

sedangkan jumlah tutor terbatas, padahal dalam hal ini dari pihak tutor dituntut

tanggung jawab, kesabaran dan pengurbanan yang besar juga, maka para tutor

perlu diberi pembekalan dan didampingi mengolah diri dalam melayani.

Semangat pelayanan mereka perlu disegarkan dan dikembangkan. Mereka perlu

memiliki model seorang pelayan yang menjadi teladan dan pedoman dalam

melakukan tugasnya sehari-hari. Dalam hal ini yang menjadi model dan teladan

yang dimaksud adalah Yesus Sang Guru dan Sang Pelayan. Dalam Injil Yoh 13:1-

20 diuraikan, bagaimana Yesus memberikan teladan melayani murid-muridNya.

Dia melakukan pekerjaan yang hina di mata manusia dengan membasuh kaki para

murid-muridNya satu persatu. Dia melakukan pekerjaan yang hina ini dengan

cinta yang tulus, Kalau Dia sebagai Guru dan Tuhan telah membasuh kaki para

muridNya, maka para muridNya juga harus membasuh kaki satu sama lain.

Undangan dan teladan inilah yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas

116

sehari-hari, agar pengikut-pengikutNya-pun saling melayani satu sama lain.

Dengan demikian tugas yang mereka jalankan tidak dilihat sebagai beban belaka,

melainkan sebagai tanda kasih kepada murid seperti halnya ditampakkan Yesus

kepada murid-muridNya.

Diharapkan pada akhirnya para tutor semakin menyadari Yesus Kristus

sebagai sosok guru yang layak diteladani karena melayani dengan penuh kasih

murid-murid-Nya, sehingga para peserta juga semakin bersemangat kasih dalam

melayani dan menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai tutor.

3). Tujuan Pertemuan

Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa Yesus

Kristus merupakan sosok guru yang melayani dengan penuh kasih murid-murid-

Nya, sehingga mereka semakin bersemangat kasih dalam melayani dan

menjalankan tugasnya sehari-hari.

4). Model : Pendalaman Iman Model Biblis

5). Metode:

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Pleno

- Informasi

- Adorasi

117

6). Sarana

- Buku Puji Syukur

- Teks pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru

- Panduan Adorasi

- Musik Instrumen Meditatif

7). Sumber Bahan

- Yoh 13: 1-20

- Kis 2 : 42 – 47

- Yoh 21 : 15 - 19

- Panduan Adorasi

- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab

Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 188-189, 201-202 dan

218

- www.crivoice.org/biblestudy/bbjohn16.html

- St. Darmawijaya, Aneka Tema Rekoleksi, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal.

23-30.

8). Proses Pendampingan

a). Pengantar.

Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam kehidupan sehari-hari

nampak masyarakat semakin tertekan. Dalam situasi ini diperlukan kedewasaan

118

dari setiap orang untuk siap melayani satu dengan yang lain. Pertemuan bulanan

kali ini, dibuat dalam bentuk pendalaman iman, kita diajak untuk mendalami sikap

Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih yang menjadi model dan

teladan untuk melayani sesama. Dalam Injil Yoh 13:1-20, Yesus ditampilkan oleh

para penginjil sebagai tokoh yang dengan rendah hati melayani murid-muridNya

dan pelayanan Yesus itu dilaksanakan dengan sepenuh hati. Yesus yang disebut

oleh para murid-muridNya sebagai Guru dan Tuhan, membasuh kaki para murid-

muridNya satu persatu. Yesus mengatakan kembali kalau Aku yang kamu panggil

sebagai Guru dan Tuhan membasuh kakimu satu persatu, kalian juga harus

membasuh kaki satu sama lain. Arti membasuhi kaki yang dilakukan Yesus di sini

memiliki arti simbolik yaitu: Pembasuhan kaki melambangkan kerendahan hati

Yesus sebagai hamba, peranan hamba yang dimaksudkan adalah bahwa kita

diajak saling melayani satu sama lain.

Melayani satu sama lain yang dimaksud adalah melayani manusia setiap

hari termasuk yang dalam tugas. Dalam hal ini, sebagai tutor Anda diundang

untuk melihat dan merenungkan kembali motivasi yang kita miliki setiap kali

melakukan pendampingan belajar bagi anak-anak di Blok Beas ini. Yesus

memberikan teladan bagaimana cara Dia melayani murid-muridNya. Pelayanan

Yesus dilakukan dengan sepenuh hati dan Ia mau memberdayakan muridNya.

Orang dapat melayani sesama tentu bukan karena keinginan dia sendiri tetapi ada

campur tangan dari Allah sendiri yang menggerakkan hatinya untuk melayani

sesama. Pelayanan bisa dirasakan sebagai berkat bagi orang lain, untuk itu

119

diperlukan kerendahan hati, kesabaran, ketekunan dan pengorbanan dalam

melakukan pelayanan bagi sesama.

Hal ini dapat kita dalami dari, pembicaraan tentang pokok anggur dan

ranting-rantingnya, yang menggambarkan persekutuan hidup. Dalam iman

Kristiani adalah persekutuan hidup Yesus Kristus dengan murid-muridnya. Dalam

injil dikatakan “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih

kamu...kasihilah seorang akan yang lain...”(Yoh 15: 16-17). Dalam hal ini, Yesus

juga melakukan pelayananNya dengan sepenuh hati dan Dia menyadari sendiri

pelayanan-Nya baru tuntas, kalau Ia menyerahkan hidup sepenuhnya bagi para

murid. Hal inilah yang menjadi model pelayanan dari setiap orang kristen, agra

mau melanyani sesama dan dengan sepenuh hati.

b). Pendalaman Materi

(1). Lagu Pembuka Puji Syukur No. 498 (Jika ada Cinta Kasih)

(2). Doa Pembuka

Allah Bapa Yang maha baik dan sumber kehidupan bagi kami, syukur atas

cinta kasihMu yang boleh kami terima saat ini. Allah Engkau telah

mengumpulkan kami ditempat ini untuk merefleksikan Yesus Kristus Sang Guru

dan Pelayan yang penuh kasih. Bantulah kami untuk mengikuti pertemuan ini

dengan baik, dengan belajar dari PutraMu sebagai teladan bagi kami dalam

melayani sesama. Demi Kristus Tuhan Raja dan penebus kami kini dan sepanjang

masa. Amin.

120

Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, materi yang akan dialami

dalam pertemuan kali ini dibagi dalam tiga renungan;

(3). Renungan 1: Sikap Yesus sebagai Pemimpin yang Melayani (Yoh 13:1-20)

Renungan ini mengajak kita untuk mengamati Peristiwa yang ditampilkan

dalam perikop ini. Secara pribadi marilah membaca perikop tersebut sambil

mencatat peristiwa yang ada didalamnya:

Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus dan murid-muridNya sedang

makan bersama.

Lalu Yesus bangun dan menanggalkan jubahNya, mengambil sehelai kain

lenan dan mengikatnya pada pinggangNya.

Yesus menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki

murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada

pinggang-Nya itu.

Yesus sampai kepada pembasuhan kaki Simon Petrus. Kata Petrus kepada-

Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu

sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai

selama-lamanya."

Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak

mendapat bagian dalam Aku."

121

Simon Petrus menjawab Dia: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi

juga tangan dan kepalaku!"

Sesudah Yesus membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya

dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah

kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab

memang Akulah Guru dan Tuhan.

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,

maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;

Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu

melakukannya.

Yesus berkata kepada murid-muridNya: Sesungguhnya barangsiapa

menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa

menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."

Setelah mencatat peristiwa yang ada di dalam perikop tersebut kita juga diajak

untuk melihat peristiwa itu dalam terang iman. Nilai-nilai yang terkandung

didalamnya:

Ø Makan malam bersama murid-muridNya adalah tanda cinta kasih Yesus

kepada mereka. Hubungan yang dekat antara Yesus dengan murid-

muridNya. Disamping itu Yesus tahu bahwa Dia memiliki segalanya

datang dari Bapa, sehingga dia mau menunjukkan kekuatan cinta tersebut

kepada murid-muridNya.

122

Ø Menanggalkan jubah dan pembasuhan kaki para muridNya secara teologis

melambangkan: kematian Yesus sebagai hamba, untuk dapat ambil bagian

dalam kematian Yesus yang menyelamatkan syaratnya harus dibaptis

sebab tanpa baptisan engkau tidak mendapat bagian dalam Aku. Dalam hal

ini karena kita dibaptis dalam kematian Yesus yang menyelamatkan berarti

kita dipanggil meneladan Yesus sendiri. Undangan Yesus untuk saling

melayani diwujudkan dengan memberikan teladan kepada kita bagaimana

cara Dia melayani umatNya dan murid-muridNya.

Ø Dari peristiwa-peristiwa yang ada dalam perikop pembasuhan kaki ini, dua

hal yang ingin ditekankan yaitu: undangan unutk menyadari arti baptisan

yang kita terima, baptisan membawa kita untuk bersatu dengan Allah dan

yang menyelamatkan kita dari kematian dalam dosa. Pembasuhan kaki ini

juga mengandung arti simbolik yang melambangkan peranan hamba yang

harus saling melayani. Hal ini juga menjadi undangan bagi kita untuk ikut

ambil bagian dalam karya Allah, untuk saling melayani satu sama lain.

c). Refleksi pribadi

(1). Bagaimanakah cara Anda melayani sesama agar mencerminkan karya Allah

yang mengasihi, yang menyembuhkan, yang memperhatikan dan yang kreatif?

(2). Langkah- langkah manakah yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjadikan

pekerjaan itu sungguh merupakan tanda kehadiran Allah dalam hidup bersama

dengan orang lain?

123

Refleksi ini bisa dilakukan dalam bentuk Adorasi pribadi dengan memperhatikan

peristiwa-peristiwa dalam perikop tersebut dan mengambil hikmahnya bagi

dirinya sendiri. Refleksi pribadi ini berdasar dari refleksi Yoh 13: 1-20 (kisah

pembasuhan kaki dan maknanya).

d). Renungan 2: Cara Murid Mempraktekkan Semangat Kasih di Belakang

Praktek Saling Menolong (Kis 2: 42-47)

Renungan ini dilakukan dengan mengulangi langkah yang ada pada renungan 1 di

atas dengan mengamati peristiwa yang ditampilkan Kisah Para Rasul.

Para murid bertekun dalam ajaran para rasul, dalam persekutuan, dalam

pemecahan roti, dan dalam doa.

Mereka dihinggapi rasa takut kepada para rasul, hormat.

Mereka yang percaya bersatu dan segala kepunyaan mereka menjadi milik

bersama dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Mereka disukai orang, berkembang dengan bertambah jumlah mereka.

Setelah itu kita diajak untuk melihat nilai dari peristiwa itu dalam terang iman:

Ø Persekutuan para murid dengan Yesus membuat para murid juga

membangun persekutuan dengan rekan seiman. Dalam pelayanan, kita

diajak pentingnya membangun persekutuan dengan rekan kerja kita.

Ø Iman yang kuat menghasilkan kebersamaan dan menganggap semua

adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal. Dalam arti

bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya jadi tidak seorang

pun merasa berkekurangan.

124

Ø Mereka disukai, tanda Allah mencintai mereka dan membuat mereka

bahagia. Kebahagiaan hidup bersama merupakan hadiah kerja mereka.

e). Refleksi Pribadi

(1). Apakah pelayanan yang Anda lakukan selama ini mempersatukan ataukah

mencerai beraikan kelompok /masyarakat?

(2). Apakah pelayanan itu memberdayakan anak-anak dan juga menjadi tanda

kasih bagi sesama? Ataukah menjadi tanda kekuasaan?

Refleksi ini dilakukan dalam bentuk Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus

dengan merefleksikan semangat juang para murid yang mewarisi semangat Yesus

Kristus, dan kalau dirasa perlu, refleksi ini bisa di tambah dengan refleksi dari

teks Rm 12: 1-21.

Roma 12: 1-21

1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,

supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,

yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh

pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak

Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada

setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih

tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir

begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang

dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.

4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi

tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

125

5 Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;

tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain- lainan menurut kasih

karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk

bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk

mengajar, baiklah kita mengajar;

8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-

bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa

yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang

menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang

baik.

10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului

dalam memberi hormat.

11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan

layanilah Tuhan.

12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah

dalam doa!

13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk

selalu memberikan tumpangan!

14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!

15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang

yang menangis!

16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu

memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada

perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik

bagi semua orang!

18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam

perdamaian dengan semua orang!

126

19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut

pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis:

Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan,

firman Tuhan.

20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!

Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.

21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan

kebaikan!

f). Renungan 3: Perutusan Kita Dalam Pelayanan (Yoh 21 : 15-19)

Renungan yang ketiga ini dilakukan dengan mengulangi langkah-langkah

yang ada pada renungan 1 dan 2 di atas. Tetapi renungan yang ketiga ini

diarahkan terutama pada perutusan kita sendiri dalam melayani orang lain.

Pelayanan kita bukan hanya bagi saudara seiman melainkan juga bagi semua saja

yang mendambakan kasih Allah. Pelayanan yang dilakukan oleh Gereja bukan

hanya mau menjadikan orang lain menjadi Kristen melainkan mau menjadikan

orang lain mengalami kasih Allah.

g). Sharing Kelompok dan Pleno

Peserta diberi waktu untuk mensharingkan didalam kelompok kecil

rangkuman permenungan mereka dari ketiga teks yang di renungkan. Setelah

sharing dalam kelompok, peserta diminta memplenokan rangkuman dari hasil

sharing kelompok. Peserta diajak untuk mempresentasekannya.

127

h). Kesimpulan.

Dari permenungan yang telah kita laksanakan secara pribadi dan

kelompok, menjadi jelas arah pelayanan yang perlu kita perkembangkan sesuai

dengan pola pelayanan yang diteladankan oleh Yesus dan dijadikan warisan bagi

Gereja-Nya saat ini. Dalam pelayanan ada tiga unsur yang harus diperhatikan

yakni:

(1). Hubungan kita sebagai orang beriman dengan Yesus Kristus merupakan dasar

dari pelayanan kita. Agar kita menjadi pelayan yang sejati kita perlu menjalin

relasi yang kuat dengan sumber pelayanan itu sendiri. Dalam pelayanan

diperlukan kerendahan hati, pengurbanan, kesabaran dan kesetiaan.

(2). Hubungan kita sebagai anggota Gereja, dalam hal ini hubungan kita dengan

sesama, teman sekerja untuk menghadirkan kerajaan Allah, sehingga

pekerjaan/pelayanan kita itu bukan sekedar pekerjaan kita sendiri, melainkan

juga pekerjaan Dia yang mengutus Yesus Kristus, kita menjadi tanda dan

sarana karya-Nya yang menyelamatkan.

(3). Cakrawala pekerjaan kita di masa mendatang tetap harus mencerminkan

keprihatinan Yesus Kristus terhadap seluruh manusia, sehingga kita mampu

menjadikan orang lain mengalami diri sebagai domba dan murid yang

dikasihi-Nya.

Apabila dalam pelayanan sehari-hari kita menyadari ketiga unsur tersebut,

maka pelayanan itu betapapun sederhana nampaknya, tetapi memberi makna yang

berarti dalam pembangunan masyarakat yang tertekan sekarang. Yang menjadi

128

dasar dari segala usaha itu adalah kasih. Bila orang memiliki kasih maka

pelayanannya juga akan memiliki dinamika dan menyenangkan.

Santo Paulus selalu mengingatkan bahwa kasih hendaknya menjadi pedoman

pelayanan kita. Semoga kasih tersebut menjadi hidup dan bersemayam dalam diri

dan pelayanan kita.

i). Penutup: Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus ( 60 menit) Terlampir.

b. Satuan Pertemuan dari Tema 2

“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”

1) Identitas:

a). Tema II : Mempercayakan Diri kepada Allah

b). Judul : Jangan Takut….!

c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)

Blok Beas

d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung

e). Hari/Tanggal : Disesuaikan

f). Waktunya : 18.00-21.00

2) Pemikiran Dasar

Perkembangan zaman yang sangat pesat ini, menawarkan berbagai macam

tawaran. Tawaran tersebut ada yang dapat membantu perkembangan diri dan ada

129

juga sebaliknya dapat membawa kepada kehancuran. Tawaran-tawaran tersebut

sering membawa seseorang kepada kebingungan dan akhirnya bisa sampai salah

pilih. Dalam melakukan pelayanan juga sering dibingungkan oleh hal-hal yang

tidak mendukung, sering merasa tidak mampu, merasa pelayanan terlalu

sederhana, bosan, takut dan lain- lain.

Menghadapi hal semacam itu perlulah bersikap bijaksana menghadapinya.

Gereja mengajak umatnya agar tetap tenang dan jangan sampai gegabah dalam

memilih tawaran-tawaran yang menarik itu, yang terkadang menjerumuskan untuk

masuk kedalam perangkapnya. Justru dalam situasi seperti ini iman perlu

dikuatkan dan dimurnikan untuk selalu memberikan waktu untuk mendengarkan

bisikan suara hati yang menjadi sumber perkembangan dari iman tersebut. Mat

14:22-33 memaparkan Perahu adalah Gereja dan Petrus yang berjalan di atas air

lalu tenggelam karena imannya yang kecil. Hal ini menunjukkan, bahwa dalam

dunia sekarang juga warga Gereja harus memiliki iman yang kuat agar tidak

hanyut terbawa arus zaman, dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan hati

manusia untuk memuja hal-hal duniawi. Pelayanan yang dilakukan setiap hari

tentu harus dengan iman yang kuat dan dengan mengandalkan campur tangan

Allah yang selalu memberkati dan menyertai. Pelayanan dilakukan demi hadirnya

Kerajaan Allah bukan demi diri sendiri.

Melalui pertemuan ini, para tutor diajak untuk tidak takut menghadapi

tantangan, melainkan semakin mempercayai Allah yang selalu siap menolong

umatNya, dan dengan demikian memiliki keteguhan hati, sehingga mampu

melayani anak-anak dengan sabar dan setia.

130

3) Tujuan Pertemuan

Melalui pertemuan ini, bersama pendamping, para tutor diajak untuk

tidak takut menghadapi tantangan, melainkan lebih mempercayai Allah yang

selalu siap menolong umatNya, dan dengan demikian bisa memiliki keteguhan

hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan sabar dan setia.

4) Model : Pendalaman Iman Model Biblis

5) Metode:

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Informasi

- Adorasi

6) Sarana

- Buku Madah Bakti

- Teks pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru

- Buku panduan Adorasi

- Musik Instrumen

7) Sumber Bahan

- Mat 14: 22 – 33

131

- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab

Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 55

- Stefen Leks, Tafsir Injil Markus, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal. 327-

337.

- Buku Panduan Adorasi SS.CC

- Martinus Sumarno,SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK

8) Proses Pendampingan

a). Pengantar.

Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam pelayanan sehari-hari

kita sering mengalami kebimbangan akan apa yang telah kita lakukan. Terkadang

kita kurang percaya diri dalam melakukan tugas kita karena sering mengukur

kualitas pelayanan kita sendiri dengan hal-hal duniawi. Akibatnya kita menjadi

bosan dan enggan dalam melakukan pelayanan tersebut. Dalam pertemuan kali ini

kita diajak melalui Injil Matius untuk merefleksikan sejauh mana kita

mengandalkan iman kita akan Allah dalam menjalankan tugas kita sehari-hari.

Dalam Injil Matius diceritakan, Petrus dengan bersemangat meminta kepada

Yesus agar ia boleh berjalan diatas air, awalnya dia bisa berjalan di atas air karena

kuasa Yesus tapi akhirnya dia tenggelam karena imannya yang kecil, lupa bahwa

bisa berjalan karena Yesus, ketakutan oleh gelombang besar, ketika ia takut itulah

maka ia mulai tenggelam. Petrus disini mewakili para murid dan semua orang

Kristen dalam kasih penuh semangat tetapi imannya yang kurang. Kita dalam

hidup sehari-hari sering mengalami hal yang sama dengan Petrus, dalam

132

menjalankan tugas awalnya kita begitu menggebu-gebu dan hari demi hari dalam

perjalanan waktu ketika semangat kita menjadi turun dan mulai bosan, malas dan

lain- lain mulailah kita mengalami kegagalan dan kekecewaan. Agar refleksi kita

bisa lebih dalam, sekarang marilah kita siapkan hati kita untuk bersama-sama

membaca dan mendengarkan firman Tuhan itu sendiri.

b). Pendalaman Materi

(1). Lagu Pembuka MB. 173. “O kemanakah arah Perahu”

(2). Doa Pembuka

Bapa yang maha baik dan maha pengasih, kami bersyukur kepadaMu

karena Engkau telah mengumpulkan kami di tempat ini sebagai pelayanMu, untuk

mendalami sejauhmana kami telah mengandalkan Engkau dalam perjalanan hidup

dan dalam pelayanan kami sehari-hari. Kami mohon berkatMu dalam pertemuan

kami kali ini untuk sudi hadir di dalam diri kami. Terangilah budi dan pikiran

kami dalam mendengarkan dan merefleksikan sabdaMu. Semoga lewat pertemuan

ini, iman kami dapat semakin mantap dalam melayani Engkau lewat sesama kami.

Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan

sepanjang masa. Amin.

133

c). Pembacaan Kitab Suci

Yesus Berjalan di atas Air (Mat 14:22-33)

22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan

berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan

takut!" 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah

aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas

air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu

berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai

orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.

33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya:

"Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

d). Pendalaman Teks Kitab Suci

(1). Peserta diajak untuk hening sejenak merefleksikan kembali bacaan yang baru

saja dibacakan dengan bantuan pertanyaan.

134

(2). Pertanyaan

Dari perikop di atas ayat mana yang mengatakan “Jangan Takut”? pernahkah

Anda merasa takut? Bagaimana usaha Anda mengatasi rasa takut Anda dalam

pengalaman hidup sehari-hari!

e). Tafsiran Kitab Suci Matius 14: 22-33

Ayat 22-23 memaparkan dimana para murid ada di tengah danau dan

Yesus sendirian berdoa di gunung. Para murid sedang berlayar dan perahu mereka

ditimpa badai. Perahu yang dimaksud disini adalah lambang dari Gereja. Ayat 24

- 27 juga memaparkan pada saat para murid dalam kesusahan, Yesus datang untuk

menyelamatkan mereka dan menampakkan diri sebagai penguasa atas kekuatan

alam. Dan dalam ayat 28-31 Matius memaparkan suatu peristiwa, yaitu usaha

semangat Petrus yang menggebu-gebu untuk berjalan di atas air, awalnya bisa

namun pada akhirnya gagal karena imannya yang kecil. Di sini Petrus

melambangkan kita semua orang Kristen yang dalam kasihnya atau saat

mendengar sabdaNya penuh semangat, tetapi imannya kurang. Dalam ayat 32-33

dipaparkan Petrus sangat ketakutan, tetapi dia masih ingat untuk menyapa Yesus

dengan suatu doa Tuhan, selamatkan aku! Hal ini menjadi puncak dari kisah ini

dengan pengakuan para murid bahwa Yesus benar-benar Anak Allah yang amat

berkuasa.

Kalau kita baca kembali perikop tersebut dan mencoba merefleksikan dan

mengaitkannya dengan tema yang kita dalami saat ini, “Jangan takut...!”

merupakan anjuran atau nasihat, dan nasehat dalam Alkitab ini dalam hidup

135

sehari-hari sangat sering kita dengar. “Jangan Takut” menjadi salah satu ciri

penting dari sapaan Tuhan terhadap umat-Nya, antara Tuhan dengan kita. Kita,

yang hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan permasalahan, yang sering

membuat kita takut. “Aku ini, jangan takut...!” adalah bukti campur tangan-Nya:

penyertaan, bimbingan dan pertolongan-Nya bagi kita.

Dalam bacaan tadi Petrus, memberikan jawaban yang amat menarik

terhadap nasihat Yesus dengan mengatakan “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah

aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Petrus di sini bukan hendak mau

menonjolkan diri serta melakukan sesuatu yang spektakular. Petrus hendak

menuntut janji Yesus atau anugerah Tuhan sebagai konsekuensi dari nasehatNya

jangan takut, disuruh untuk “seperti Yesus, mengikut Dia”. Dan ketika Yesus

mengatakan: “Datanglah!” Petrus menaati-Nya. Mula-mula Petrus berhasil

berjalan dengan tegak. Namun kemudian dengan mata tertuju kepada Yesus, ia

merasakan juga tiupan angin. Ia menjadi ragu-ragu. Dalam bahasa Jerman ragu-

ragu adalah zweifeln. Zwei berarti dua. Ragu-ragu berarti “mendua”, berada di

jalan yang bercabang dua. Dalam hidup sehari-hari kita juga sering mengalami

yang sama, seseorang mengatakan jangan takut kepada orang lain tetapi saat itu

juga hatinya khawatir akan keberadaan dirinya sendiri.

Namun dalam keadaannya seperti itu Petrus berseru: “Tuhan, tolonglah

aku!” dalam situasi “hampir tenggelam” itu Yesus tetap mau menolongnya.

Dalam situasi kejatuhan dan kegagalan Tuhan tetap berkata: “Aku ini, jangan

takut!” Baru sesudah itu Yesus menegur keragu-raguan Petrus. Dan hal ini

menjadi pola dari relasi Petrus dengan Tuhannya. Kita juga pernah dan bahkan

136

sering mengalami seperti yang dialami Petrus dalam hal waktu yang berbeda, oleh

karena itu selanjutnya kita tidak perlu kuatir dan takut. Kita mempunyai Dia yang

menjadi kekuatan, pelindung, penolong dan sekaligus panutan kita. Kalaupun kita

terperangkap dalam ketakutan bahkan kegagalan, kita tetap boleh berseru:

“Tuhan, tolonglah aku!”

f). Pendalaman Pengalaman Hidup

Peserta diajak untuk merefleksikan dan membagikan pengalaman mereka

selama melayani dengan menghubungkan Kitab Suci dengan tema yang didalami,

pengalaman takut dan ragu dalam mengerjakan tugas atau pengalaman yang mirip

dengan pengalaman Petrus yang awalnya penuh dengan semangat untuk berjalan

di atas air dan akhirnya gagal karena rasa takut yang mengusai dirinya.

Teman-teman yang terkasih dalam Kristus Yesus, pengalaman Petrus ini

memang sering menjadi pengalaman kita dalam menjalankan tugas kita sehari-

hari. Saat ini kita diingatkan oleh sabdaNya kembali, agar kita tidak takut

melainkan tetap percaya bahwa Allah selalu menyertai dan siap menolong kita

ketika kita mau memohon dan berseru kepadaNya dengan iman yang teguh.

g). Penerapan dalam Hidup Peserta

Setelah kita mendengarkan hasil permenungan dari teman-teman, kita

sudah saling mengisi dan saling meneguhkan iman kita satu dengan yang lain,

sekarang marilah kita merenungkan secara pribadi apa yang akan kita lakukan

ketika iman kita ditantang oleh tugas-tugas yang kita hadapi, atau disaat kita

137

merasa takut. Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat

tersebut sebagai doa spontan mereka. Setelah peserta sudah mengungkapkan niat-

niatnya, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami.

h). Doa Penutup.

Allah yang maha kasih, kami bersyukur kepadaMu karena Iman yang

Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami agar semakin hari semakin percaya

atas Kuasa dan bimbinganMu. Jauhkanlah kami dari rasa takut dalam melakukan

tugas kami sehingga banyak orang dapat merasakan kehadiranMu, lewat

pelayanan dan tugas kami demi Kristus Tuhan, Raja dan Pengantara kami kini dan

sepanjang segala masa. Amin.

i). Dilanjutkan Adorasi.(terlampir)

c. Satuan Pertemuan dari Tema 4.

“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”

1) Identitas:

a). Tema IV : Hidup dalam Penyertaan Allah

b). Judul : Meneladan Yusuf yang Mengandalkan Penyertaan Allah

c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)

Blok Beas

d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung

138

e). Hari/Tanggal : Disesuaikan

f). Waktu : 18.00-21.00

2) Pemikiran Dasar

Perubahan zaman yang sangat pesat dewasa ini, menjadikan dunia menjadi

dunia kekuasaan. Orang berlomba- lomba mencari kekuasaan untuk duduk dan

menikmati hasil dan tidak peduli rakyat kecil. Hal ini jelas nampak dalam situasi

Pemilu 2009, dimana orang berlomba- lomba untuk merebut kekuasaan, dengan

mencalonkan diri sebagai Caleg dan membentuk bermacam-macam Partai dengan

Visi dan Misi yang semuanya menjanjikan hal yang manis-manis untuk

mensejahterakan rakyat. Kampaye dilakukan di mana-mana dengan cara masing-

masing untuk merebut kedudukan tersebut. Sebagai hasilnya setelah Pemilu

berlangsung, banyak Caleg yang menjadi stres, putus asa dan bahkan sampai

bunuh diri mendengar hasil dari pemungutan suara yang diperoleh. Hal ini tidak

mengherankan karena mereka mengandalkan kekuatan dan kemauannya sendiri.

Hal yang serupa juga sering dirasakan oleh setiap orang ketika dalam

melakukan pekerjaan/tugasnya dia mengharapkan balasan dan banyak

mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Perkerjaan tersebut menjadi lebih terasa

berat dilakukan dan akhirnya menimbulkan kekecewaan pada dirinya sendiri.

Menghadapi situasi ini, sudah seharusnya orang sadar bahwa setiap pekerjaan

yang dilakukan janganlah hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Orang perlu

belajar untuk bisa bekerjasama dan rendah hati mengerjakan tugas yang harus

dilakukan.

139

Perikop yang akan direnungkan saat ini, membantu peserta melihat

perjalanan hidup selama ini dalam mengerjakan tugas harian. Sikap Yusuf yang

selalu berpasrah pada bimbingan Tuhan akan menjadi inspirasinya. Yusuf

bukanlah orang yang berpendidikan dan bersekolah di perguruan tinggi, tetapi

yang karena Imannya yang kuat dan penyelenggaraan Allah Yusuf diangkat

menjadi Raja muda atau adi pati. Sebelum Yusuf menjadi raja muda, tantangan

yang ia hadapi tidak membuat dia patah semangat dan menyerah karena dia

percaya pada penyertaan dan kuasa Allah pada dirinya. Semangat Yusuf yang

membuat dia kreatif ini, mengajak orang untuk belajar dari sikap Yusuf dalam

menjalani hidupnya yang menyakini bahwa Allah selalu menyertai dia, sehingga

peserta juga semakin berani menghadapi persoalan-persoalan dalam menjalankan

tugasnya, sebagai tutor dan mampu menyelesaikan persoalan tersebut (atas dasar

kesadaran iman mereka yang baru).

3) Tujuan Pertemuan

Melalui pertemuan ini, bersama pendamping, para tutor diajak untuk

menghayati hidup dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman

Yusuf selalu menyadari penyertaan Allah yang membuatnya berhasil, sehingga

semakin berani dan mampu menghadapi serta mengatasi persoalan-persoalan

mereka dengan kesadaran iman yang baru sehingga berhasil seperti halnya Yusuf.

4) Model: Pendalaman Iman Model Biblis

140

5) Metode:

- Refleksi pribadi

- Sharing kelompok

- Informasi

- Adorasi

6) Sarana

- Buku Madah Bakti

- Teks pertanyaan pendalaman

- Teks Kitab Suci Perjanjian Lama

- Panduan Adorasi

- Musik Instrumen

7) Sumber Bahan

- Kej 41: 37-57

- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab

Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 74-75

- Google “neocorp.bloq.friendster.com”

- Martinus Sumarno,SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK

- Buku Panduan Adorasi

141

8) Proses Pendampingan

a) Pengantar.

Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pertemuan tutor kali

ini kita akan dibantu oleh bacaan dari Kej 41: 37-57 untuk merefleksikan

perjalanan hidup kita dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai tutor. Dimana

dalam hidup sehari-hari kita sering mengandalkan kekuatan diri sendiri saja dalam

melaksanakan tugas/pelayanan kita, sehingga akhirnya tugas tersebut hanya

dirasakan sebagai beban dan terasa berat untuk dilakukan. Pada saat ini, melalui

pengalaman dan penghayatan iman Yusuf kita akan belajar untuk bisa tetap tegar

dalam melaksanakan tugas dan pelayanan terhadap anak didik kita.

Sebagai pelayan Tuhan, apa yang kita pikirkan ketika dihadapkan dengan

tugas yang menuntut kesabaran?. Padahal sebagai orang beriman kita dipanggil

untuk hidup dan melangkah dalam motivasi dan suka cita dalam Tuhan. Sikap

inilah yang diteladankan Yusuf pada kita. Keyakinannya bahwa Allah selalu

menyertai dan siap menolong ketika kita mengalami kesusahan menjadi sumber

kekuatannya.

Pengalaman pergulatan yang dialami Yusuf mengajak kita untuk belajar

dari apa yang dilakukan Yusuf dalam melewati pelbagai persoalannya. Mungkin

dalam tugas kita juga sering mengalami pergulatan yang sama atau mirip dengan

pengalaman Yusuf, tetapi percaya bahwa bersama Allah kita pasti dapat

menanggung segala perkara, akan kita refleksikan lebih dalam. Maka marilah kit a

ikuti pertemuan ini dengan hati yang terbuka akan penyertaan dan kuasa Allah.

142

b) Pendalaman Materi

(1). Lagu Pembuka “Banyak Perkara”

Banyak Perkara, Yang Tak Dapat Kumengerti

Mengapakah Harus Terjadi, Didalam Kehidupan Ini

Satu Perkara, Yang Kus impan Dalam Hati

Tiada Satupun Kan Terjadi Tanpa Allah Peduli

Allah Mengerti, Allah Peduli

Segala Persoalan Yang Kita Hadapi

Tak Akan Pernah Dibiarkannya

Ku Bergumul Sendiri, S’bab Allah Mengerti.

(2). Doa Pembuka

Allah Bapa di Surga, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau telah

mengumpulkan kami di tempat ini sebagai saudara-saudari, untuk mendalami

sikap Yusuf yang selalu menyerahkan hidupnya kedalam penyertaanMu. Kami

mohon berkatMu dalam pertemuan kami kali ini untuk sudi hadir di dalam diri

kami, terangilah budi dan pikiran kami dalam mendengarkan dan merefleksikan

sabdaMu. Semoga lewat pertemuan ini, kami semakin Engkau mampukan untuk

belajar dan menyadari sikap Yusuf dalam menjalani hidupnya selalu menyadari

bahwa Allah menyertai dia, agar dengan demikian kami berani dan semakin

mampu mengatasi persoalan-persoalan yang kami hadapi. Demi Kristus Tuhan

dan pengantara kami. Amin.

143

c). Pembacaan Kitab Suci

Yusuf di Mesir sebagai Penguasa (Kej 41: 37-57)

37 Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. 38 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita

mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" 39 Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan

semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.

40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."

41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."

42 Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.

43 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.

44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."

45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

46 Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.

47 Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu,

48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.

49 Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.

50 Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki- laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.

144

51 Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."

52 Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."

53 Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, 54 mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf;

dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti. 55 Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak

meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu."

56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir.

57 Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.

d). Pendalaman Teks Kitab Suci

(1). Peserta diajak untuk hening sejenak merefleksikan bacaan yang baru saja

dibacakan dengan bantuan pertanyaan.

(2). Pertanyaan

(a). Dari bacaan di atas ayat mana yang mengungkapkan bahwa Allah selalu

menyertai Yusuf?

(b). Apakah Anda pernah mengalami bahwa Allah menyertai Anda? Kapan?

bagaimana caranya?

145

e). Tafsiran Kitab Suci Kej. 41: 37-57

Kej 41: 37-57 menggambarkan peristiwa dimana Allah memberkati Yusuf

yang dijual saudara-saudaranya sendiri. Yusuf yang takut akan Tuhan menaruh

pengharapan teguh atas kuasa Allah. Ayat 53-75 menceritakan pengertian Yusuf

atas mimpi Raja Firaun. Lambang- lambang yang ada dalam mimpi Raja tersebut

sesuai dengan latar belakang Mesir. Tujuh tahun yang baik, yang digambarkan

dengan tujuh ekor sapi yang gemuk dan tujuh bulir gandum yang sehat. Kemudian

ada tujuh tahun kelaparan yang digambarkan dengan lembu yang jelek dan kurus

dan bulir gandum yang kosong dan kering.

Yusuf mengartikan mimpi raja Firaun atas kuasa dan campur tangan Allah

sendiri. Sebagai imbalan yang dijanjikan Raja Firaun kepada Yusuf, dalam ayat

45 lalu “Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafinat-Paaneah, serta memberikan Asnat,

anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf

muncul sebagai orang yang berkuasa atas seluruh tanah Mesir setelah Firaun.

Memahami lebih dalam peristiwa dalam kutiban tersebut atas dasar

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang muncul dalam pikiran

saudara saat memasuki tugas atau hidup yang baru? Atau saat saudara melihat

pekerjaan Anda menumpuk? Berbagai perasaan pasti muncul, ada yang

merasakan kegalauan di hati, merasa menggebu-gebu dan suka cita yang besar

untuk melangkah menjalani kehidupan masa depan. Namun mungkin juga

sebaliknya yaitu takut, waswas grogi dan lain- lain. Jawaban yang jujur bisa

saudara temukan sendiri dalam hati. Sebagai umat beriman yang percaya akan

Allah jawabannya adalah, hendaknya melangkah dalam motivasi dan sukacita dari

146

Tuhan sendiri. Jangan pernah takut dan kuatir, karena hidup orang percaya, selalu

disertai dan diberkati oleh Allah. Seperti perjalanan hidup Yusuf, ia begitu setia

dan tegar berjalan mengiring Allah, dan pada akhirnya bisa beroleh kemenangan

yang sebenarnya.

Pertemuan kali ini mengajak untuk belajar dari sikap Yusuf dalam

menjalani tugasnya. Yusuf sadar bahwa Allah tak pernah meninggalkannya, tiap

langkah hidupnya pasti diatur-Nya, dan selalu menuju kebaikan. Kej 41:37-57 ini

menceritakan berbagai macam tantangan dan godaan yang dialami Yusuf dalam

perjalanan hidupnya, dia sengaja dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang

dan bahkan harus meringkuk dalam penjara karena fitnah dari isteri majikannya.

Tetapi apapun persoalan yang dihadapi olehnya, Yusuf tidak membuat dirinya

berpaling dari Allah. Justru dalam keadaan susah itu dia semakin dekat dan

mendekatkan dirinya kepada Allah. Karena ketabahan dan kesetiaan Yusuf pada

Allah itulah, akhirnya Yusuf diangkat menjadi pejabat di istana Firaun.

Hari ini kita juga diundang dan diajak untuk bisa belajar dan berkaca dari apa

yang dilakukan Yusuf ketika melewati pelbagai persoalan. Mungkin ada banyak

masalah yang kita hadapi selama melakukan tugas kita. Ada yang karena

keterbatasan kita, ada pula yang karena sebab-sebab lain, namun baiklah kita

percaya bahwa bersama Allah kita pasti akan mampu menanggung segala perkara.

147

f). Pendalaman Pengalaman Hidup

Peserta diajak untuk merefleksikan dan membagikan pengalaman suka dan

duka yang mereka alami selama menjalankan tugas mereka sebagai tutor di Blok

Beas dan kemudian dikaitkan dengan tema “Hidup dalam Penyertaan Allah”.

Teman-teman yang terkasih dalam Kristus Yesus, pengalaman penyertaan

Allah dalam hidup kita memang tidak pernah habis, kalau kita mau

membagikannya terhadap sesama kita. Allah selalu menyertai kita disetiap

langkah, waktu yang kita jalani. Mari kita menyerahkan diri kepada Allah

sehingga kitapun mengalami penyertaan Allah seperti yang dialami Yusuf dalam

hidup sehari-hari dan pelayanan kita sebagai tutor.

g). Penerapan dalam Hidup Peserta

Setelah mendengarkan hasil permenungan dari teman-teman, kita terbantu

saling membantu dan menyakinkan diri satu dengan yang lain, bahwa Allah

selalu menyertai hidup kita. Sekarang marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar

kita senantiasa dibantu untuk mensyukuri dan merasakan campur tangan Tuhan

dalam hidup kita sehari-hari, khususnya dalam melaksanakan tugas tutorial ini.

Untuk itu marilah kita menyampaikan niat kita masing-masing, apa yang akan kita

lakukan setelah pertemuan ini dalam tugas pelayanan kita mendatang, melalui doa

spontan kita.

Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat tersebut

sebagai doa spontan mereka. Ungkapan niat-niat ini, dilanjutkan dengan doa Bapa

Kami.

148

h). Doa Penutup.

Allah yang maha kasih, syukur dan terima kasih kami ucapkan atas

kemurahan hatiMu senantiasa menyertai dan memberkati hidup kami. Engkau

selalu hadir dan campur tangan dalam segala tugas yang kami lakukan. Kami

mohon, kuatkanlah kami untuk senantiasa mengandalkan Dikau, sebagaimana

Yusuf juga telah mengandalkan hidupnya dalam seluruh pergulatan dan persoalan

yang dialaminya. Demi Kristus Tuhan, Raja dan Pengantara kami kini dan

sepanjang segala masa. Amin.

i). Dilanjutkan dengan Adorasi 60 menit (Terlampir)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada akhir skripsi ini penulis hendak mengemukakan beberapa hal yang

perlu ditegaskan kembali untuk diperkembangkan lebih mendalam, sehubungan

dengan pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan

motivasi belajar anak Blok Beas Bandung.

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustakan dan hasil penelitian sederhana, penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam sejarah Kongregasi SS.CC, berbicara tentang Pendidikan adalah sama

dengan berbicara tentang Sekolah, baik sekolah Formal maupun Non Formal.

Dari awal, pelayanan di Sekolah merupakan Misi utama dari karya pastoral

para anggota kongregasi SS.CC baik, laki- laki dan perempuan. Hal ini

merupakan perwujudan dari Spiritualitas SS.CC yang merenungkan,

menghayati dan mewartakan kepada dunia, cinta kasih Allah yang telah

menjelma dalam Yesus, terutama bagi mereka yang lemah, miskin dan

menderita, khususnya sebagai hasil permenungan para suster SS.CC yang

mencoba menghidupi masa kanak-kanak Yesus dan berusaha memiliki

komitmen nyata kepada orang miskin. Kharisma SS.CC dalam bidang

pendidikan, dengan konteks Pewartaan mengandung dua hal penting yaitu:

150

a. Kesadaran panggilan untuk mendidik anggota masyarakat sehingga

mereka dapat hidup dalam Cinta Kasih Yesus yang menjelma

menjadi manusia di dalam segala hal dan setiap waktu.

b. Penghayatan pendidikan sebagai arti dari proses perubahan hidup

manusia dalam Cinta Kasih Allah, yang mengubah masyarakat

kearah Kerajaan Allah.

Hal ini diwujudkan para suster SS.CC dengan menanggapi permasalahan yang

ada di Blok Beas Bandung, khususnya di bidang pendidikan anak-anak, dalam

bentuk pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung.

2. Pelayanan tutorial/bimbingan belajar, yang merupakan pendidikan alternatif

adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur dan kegiatan ini

diorganisasikan di luar sistem sekolah formal. Kegiatan tersebut dilakukan

secara mapan yang menjadi bagian penting dari kegiatan yang lebih luas dari

sekolah formal, dan kegiatan dilakukan untuk melayani anak didik guna

mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan alternatif ini dilakukan dengan

metode yang bervariasi, khususnya dalam penyajian materi, agar mampu

menarik minat anak-anak untuk belajar. Materi yang digunakan dalam

pendidikan alternatif ini selalu dikaitkan dengan silabus dari sekolah formal

dan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi anak-anak itu sendiri.

Para pembimbing dalam pendidikan alternatif ini dituntut untuk mengenal

anak-anak didiknya, berpenampilan ramah, bersahabat, agar dengan demikian

mampu memberikan materi sesuai dengan situasi dan kebutuhan anak-anak

151

sendiri. Situasi belajar yang seperti ini akan menyenangkan anak-anak. Jika

anak-anak senang dengan iklim belajar yang dialaminya bersama

pembimbing, pelajaran yang diberikan juga akan disenangi dan dengan

demikian pembimbing juga akan lebih mudah masuk dan menumbuhkan

motivasi belajar anak. Dalam pendidikan alternatif ini pembimbing bertindak

lebih- lebih sebagai sahabat/fasilitator, dan bukan sebagai guru yang biasanya

ditakuti anak-anak.

3. Motivasi belajar merupakan daya/kekuatan yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu, daya tersebut bisa muncul/timbul dalam diri seseorang.

Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan di dalam

subjek untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai tujuan untuk mencapai cita-

cita yang diharapkan. Motivasi timbul sebagai hasil interaksi antara motif

dengan aspek situasi yang diamati. Dampak dari interaksi tersebut menimbul

perilaku sama yang melandasi tujuan yang berbeda dan sebaliknya perilaku

yang berbeda terhadap tujuan yang sama. Berkembangnya motivasi belajar

anak ini diharapkan bisa nampak pada perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perubahan perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini motivasi belajar anak. Hal ini

nampak pada kenyataan bahwa anak yang bersangkutan semakin rajin

membaca buku, mengerjakan tugas di rumah dan anak tidak lagi membolos

dari sekolah. Anak juga terlihat lebih percaya diri dan lebih luwes dalam

bergaul dengan teman-temannya. Fungsi motivasi itu sendiri adalah

152

mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan untuk belajar. Tanpa

motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Motivasi juga berfungsi

mengarahkan dan menggerakkan, artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan dan berfungsi sebagai penggerak seperti

mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya kemampuan seseorang untuk belajar dan melakukan pekerjaan.

4. Jenis motivasi itu sendiri bermacam-macam tetapi yang sering dijumpai dalam

belajar ada dua motivasi yaitu: Motivasi intrinsik, yang merupakan motivasi

murni yang timbul dari dalam diri anak sendiri untuk mencapai tujuan belajar,

misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh

informasi dan pengertian, ingin berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari

sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang

lain, dan lain- lain. Motivasi intrinsik ini bersumber pada suatu kebutuhan,

kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan

berpengetahuan, dengan jalan satu-satunya adalah belajar. Yang kedua adalah

motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor- faktor dari

luar situasi belajar itu sendiri, seperti menerima angka setelah selesai

mengerjakan tugas dirumah, menerima hadiah, dan menerima pujian. Motivasi

ekstrinsik ini memiliki sisi negatif tetapi sering tetap diperlukan untuk

meningkatkan motivasi anak untuk belajar, mengingat tidak semua pelajaran

yang mereka pelajari semuanya menarik dan diminati oleh anak, mungkin

karena tidak selalu sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam hal ini motivasi

153

terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru/tutor sehingga anak-anak

mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru/tutor sangat

banyak. Guru/tutor dapat menyesuaikan usaha tersebut sesuai dengan

kebutuhan dan situasi serta perkembangan anak-anak.

5. Hasil penelitian sederhana yang dilakukan menunjukkan bahwa anak-anak Blok

Beas sudah lama mengikuti pelayanan tutorial. Kegiatan tutorial ini ternyata

berpengaruh positif dalam meningkatkan motivasi belajar mereka, yang

tampak pada bertambah semangatnya anak-anak untuk hadir mengikuti

kegiatan tersebut, anak-anak hadir selalu lebih awal dari waktu yang

ditentukan. Selain itu jumlah anak yang ikut tutorial semakin hari semakin

meningkat. Dari hasil analisis variabel kedua motivasi belajar anak berkisar

antara 49%-50% berada pada klasifikasi Hebat dan Baik, apabila tingkat

klasifikasi motivasi belajar anak berada pada kualifikasi Hebat dan kualifikasi

pelayanan berada pada Baik dan Cukup.

6. Kegiatan tutorial dilaksanakann secara rutin setiap hari Minggu dari pukul

10.00-16.30. yang didampingi oleh para suster SS.CC, para postulan SS.CC

(laki dan perempuan) dan tim relawan dari Universitas Parahyangan. Kegiatan

tutorial ini mau meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Motivasi belajar

anak ini nampak dari keterlibatan anak dalam kegiatan tutorial tersebut lewat

kehadiran anak yang datang lebih awal, relasi anak-anak yang dekat dengan

anak-anak lain, saling membantu dalam belajar dengan mengerjakan tugas di

154

rumah. Semangat belajar ini hari demi hari tumbuh dalam diri anak-anak dan

lain sebagainya sehingga dengan demikian kegiatan tutorial ini berhasil

membantu anak-anak semakin mencintai belajar.

Secara umum, tujuan pendidikan luar sekolah adalah menambah dan

melengkapi pendidikan yang tidak dapat diselenggarakan oleh jalur pendidikan

sekolah karena adanya kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai

perubahan jaman.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa saran yang

diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar anak:

1. Saran terhadap pembimbing/tutor.

Perubahan zaman yang sangat pesat sering membawa anak-anak untuk

menjadi malas belajar di sekolah, karena pelajaran di sekolah sering dirasa

membosankan, yang lebih menarik adalah tawaran karena adanya perkembangan

tehnologi seperti tayangan TV dan play stations. Hal ini biasanya membuat

motivasi belajar anak berkurang. Melalui kegiatan tutorial yang ditawarkan

kepada anak-anak, motivasi belajar mereka dapat dimunculkan dan

dikembangkan, sehingga jumlah anak yang mengikuti kegiatan tutorial semakin

hari semakin meningkat. Untuk itui diharapkan para pembimbing/tutor memiliki:

v Kemampuan untuk membuat perencanaan pendampingan yang menarik

sesuai kurikulum sekolah formal dan sesuai kebutuhan anak.

155

v Keterampilan-keterampilan dalam menghadapi dan menanggapi anak yang

potensi belajarnya rendah.

v Memiliki kelemah-lembutan dalam mendampingi anak-anak.

v Memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan anak.

v Memiliki semangat pelayanan yang tinggi berdasarkan cinta kasih.

v Kemampuan menggunakan sarana yang menarik untuk membimbing anak

belajar.

v Demi peningkatan motivasi belajar anak Blok Beas para tutor perlu

mempertahankan dan memperkembangkan cara pelayanan tutorial

didaerah tersebut.

v Berdasarkan hasil angket tentang penggunaan sarana dan media belajar,

disarankan agar disosialisasikan bagi seluruh tutor, pentingnya

menggunakan media belajar seperti pemanfaatan film pengetahuan,

pemanfaatan cerita bergambar dan lain- lain serta diadakan pelatihan

pemanfaatan media yang berkaitan dengan pengajaran beserta cara

membuat rencananya guna memperlancar proses pembelajaran termasuk

juga membuat variasi pembelajaran.

2. Saran terhadap pengelola kegiatan tutorial (Kongregasi SS.CC)

Ø Menganjurkan kepada pemimpin Kongregasi SS.CC, agar suster yang

menjadi koordinator kegiatan tutorial tersebut tidak setiap tahun ganti,

kalau mungkin dua tahun sekali.

156

Ø Memberi pembekalan pelatihan pendampingan bagi para tutor, khususnya

para postulan SS.CC (laki dan perempuan) sebelum melaksanakan

kegiatan pendampingan mereka.

Ø Koordinator pelayanan tutorial membuat job descriptions (rumusan

pekerjaan) yang jelas untuk setiap tutor, termasuk pembagian tugas

membuat evaluasi kelas, yang biasanya ditangani oleh setiap tutor.

Ø Mengadakan evaluasi para tutor secara teratur ( bisa tiap bulan atau tiap

tiga bulan) untuk dapat cepat menemukan keadaan yang menghambat atau

mendukung kegiatan belajar pada tutorial tersebut sehingga dapat cepat

pula secara bersama ditanggulangi.

157

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Soehendro. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bakti.

Bergant Dianne, CSA & Karris Robert J, OFM. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kansius.

_________________________________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.

Bradley Patrick, SS.CC. (1990). Fr. Damian SS.CC. Missionary. Roma: Vatican Polyglot Press.

___________________. (1992). Our SS.CC Vocation and Mission. Roma: Via Rivarone.

Cahiers of Spirituality no 20. (1999). A New Heart. Rome _________________ no 10. (2000). Some Features of The Spiritual Profile of The

Good Mother. Rome. Commbs, PH, (1973). New Path to Learning. New York: International Council for

Educational Development. Dapiyanta, FX. (2008). Diktat mata kuliah Metodologi Riset. Yogyakarta: IPPAK. Darmawijaya St. (1990). Aneka Tema Rekoleksi”. Yogyakarta: Kanisius. Dokumen Konsili Vatikan II (1993). Ad Gentes. Jakarta: Obor. Generalate. (1990).Constitutions and Statutes, Congregation of the Sacred Hearts

of Jesus and Mary, and of the Most Blessed Sacrament of the Altar: Rome.

_________. (2004). The Lord Led Us By The Hand: Rome. Google “dennytan.bloqspot .com” Google “neocorp.bloq.friendster.com” Hamijoyo, S.S., dan Dewi Melianasari. (2001). Beberapa Catatan Tentang

artisipasi Masyarakat. Prasaran pada Seminar Peranan Lembaga Pendidikan dan Guru dalam Pembangunan Masyarakat Desa di IKIP Bandung.

Hardawiryana R., S.J. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor. Henri, J.M Nouwen. (1986). Pelayanan yang Kreatif. Yogyakarta: Kanisius. Heuken A. (2005). Ensiklopedi Gereja 6. Jakarta: Cipta Loka Caraka. http//www//googlependidikannonformal.com Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kerrrien Jean-Yves, SS.CC. (1979). Our Spirituality. Washington, D.C. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor.

158

Leks, Stefan. (2003). Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2003). Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius. Malet & Isaac. J. (1989). Revolusi Perancis 1789-1799. Jakarta: PT Gramedia. Moenir, H.A.S. (2006). Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta:

Bumi Aksara. msfmusafir.wordpress.com Neocrop.blog.Friendster.com. accessed on Januari 10, 2008 Oemar Hamalik. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar Edisi

III. Bandung: Tarsito. ____________. (2008). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Powell Robert .J, SS.CC. (1985). The Forming of A Commpasionate Heart.

Institute of Religious Formation Easter. Rademaker C. (1994). Panggilan Mengabdi. Pangkalpinang: Offset. ___________. (1999). The SS.CC. Presence in Indonesia for 75 Years.

Netherlands: Bavel Sardiman, A.M. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:

Rajawali Press. Seharto Bohar. (1993). Pengertian Fungsi-Format Bmbingan dan Cara Penulisan

Karya Ilmiah. Bandung: Tarsito. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta. Sudjana D. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah dan Teori Pendukung, Azas. Bandung: Nusantara Press. ________. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Sugiyono & Eri Wibowo. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi dan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara. Sumarno Ds., M. (2009). Pengantar Pendidikan Agama Katolik. Diktat Mata

Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Swantoro. (1967). Pola Kehidupan Kita. Jakarta: Mardi Pustaka. The Congregation of The Sacred Hearts of Jesus and Mary. (2000). A Charism in

The Church. Rome. Winkel W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia www.sabda.org/publikasi/e-reformed/051/. www.sabda.com www.sinarharapan.co.id

159

LAMPIRAN

(1)

Lampiran 1: Kuesioner. KUESIONER

PENGARUH PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS BANDUNG

__________________________________________________________________ I. Identitas Nama :…………………………………………………….. Agama :……………………………………………………. II. Pelayanan Tutorial SS.CC.

Petunjuk Pengisian:

a. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi lingkaran (0) pada alternatif jawaban yang sudah disediakan

b. Jawablah dengan jujur sesuai dengan suara hati Anda.

Metode pelayanan tutorial dari SS.CC 1. Bagaimana penyampaian tutor (para pengajar)dalam menyampaikan materi a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 2. Menggunakan metode kerja kelompok di dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Sistem pendidikan yang sesuai dengan Kurikulum di sekolah

a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 4. Kemampuan para pengajar dalam menggunakan bahasa setempat (Bahasa Sunda) a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 5. Hubungan para penga jar dengan siswa dalam proses belajar a. Sangat akrab b. Akrab c. Kurang akrab d. Tidak akrab

Fasilitas yang digunakan dalam melayani 6. Pengajar menggunakan sistem Audio Visual (TV) a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Pengajar menggunakan alat-alat bantu peraga dalam menerangkan materi a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Sebelum mengajar para pengajar menata ruangan dengan baik a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

(2)

9. Pengajar menjelaskan materi dengan gambar-gambar dalam bentuk cerita a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Berpuisi, bermain drama dalam kelas a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Tingkat kedisiplinan pelayanan SS.CC 11. Libur setiap hari raya besar agama a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Pengajar menyampaikan materi secara teratur a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Membantu anak yang tidak membaca secara personal a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Kesetiaan pengajar dengan silabus yang dibuat. a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Mengabsen anak sebelum memulai pelajaran a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah III. Motivasi Belajar Anak Blok Beas

Rajin belajar

16. Anak-anak datang tepat waktu untuk tutorial a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 17. Anak aktif dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 18. Mengerjakan tugas di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 19. Membaca buku-buku di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 20. Aktif bertanya dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah

(3)

Petunjuk Kuesioner Skala Sikap a. Bacalah dengan teliti setiap soal. b. Berilah tanda cek (√ ) pada kolom yang tersedia.

Contoh: Bermain bola kaki setiap hari adalah sehat. Setuju ! √ ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! √ ! ! ! Tidak bermanfaat

Mau berbagi/membantu orang lain 21. Menolong teman yang jatuh

Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

22. Meminjamkan pena kalau teman tidak memiliki pena Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

23. Mengajak teman untuk ikut tutorial Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

24. Mengajari teman yang tidak bisa membaca Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

25.Mengembalikan buku teman yang di pinjam Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

Dapat terbuka, mendengarkan dan memiliki semangat juang

26. Mendorong teman untuk belajar bersama Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

27. Mendengarkan orang tua kalau berbicara Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

28. Berteman tanpa membeda-bedakan agama dan suku Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

29. Menegor teman yang suka berbohong Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

30. Mengerjakan tugas sekolah setiap hari Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat

No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot 1Nilai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4Resp

1 Alivi 4 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 512 Fitri 4 2 4 2 4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 493 Rohany 4 2 4 2 4 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 494 Febi 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 485 Randi 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 506 Rani 4 1 4 2 4 1 1 4 1 1 3 4 3 4 4 417 Dini 4 3 4 1 3 2 3 1 4 2 4 3 4 3 3 448 Lela S 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 1 2 449 Siti H 3 4 4 3 3 4 1 3 3 1 4 3 1 4 4 45

10 Dila 4 3 4 3 4 1 4 3 3 1 3 4 3 3 4 4711 Ayu 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 3 3 4312 Sinta 4 4 4 2 3 4 1 3 3 2 4 3 3 3 3 4613 Rikal 4 4 3 4 3 4 1 2 3 1 1 2 1 3 3 3914 Yunita 4 1 3 3 4 1 1 4 1 1 4 4 2 3 3 3915 Anggun 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4216 Luis 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4717 Zaf-zaf 2 2 3 4 3 4 1 2 3 1 2 2 1 3 4 3718 Mega 4 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 4 1 2 4 4219 Ani 4 4 3 2 3 1 4 3 1 1 4 4 3 2 3 4220 Desi 4 4 3 2 4 3 4 3 3 1 2 3 1 3 3 4321 Aney 3 1 3 3 4 1 2 3 1 1 2 4 3 3 3 3722 Rahayu 4 1 3 1 4 2 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4223 Dani 2 2 3 4 3 4 1 2 3 1 2 2 1 3 3 3624 Sintya 3 1 3 2 4 1 1 4 1 1 3 4 3 3 4 3825 Sinta D 4 2 2 2 4 2 4 2 2 1 2 4 2 3 4 4026 Kerat 3 1 3 2 4 1 12 4 1 1 3 4 1 3 4 4727 Herini 4 2 3 4 3 1 2 4 4 1 3 4 2 2 3 4228 Nuni 3 1 3 1 3 1 2 3 1 1 3 4 3 3 3 3529 Kapri 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4030 Susi 2 3 3 2 4 3 2 4 2 1 2 3 1 3 3 3831 Nila 4 3 3 3 3 4 1 3 2 2 2 3 4 2 3 4232 Ridwan 3 2 3 2 4 1 4 3 3 2 3 2 1 1 3 3733 Fitriyani 4 1 4 1 3 1 1 3 1 1 3 3 1 3 2 3234 Agung 4 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 4535 Siti N 4 1 3 3 3 4 3 1 1 1 2 4 1 4 3 3836 Sabda 4 1 3 2 2 1 3 1 4 2 3 2 1 1 3 3337 Asep 4 1 3 4 3 1 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4338 Elsa 2 3 3 2 4 3 3 4 3 1 2 3 1 3 3 4039 Rani 4 1 3 4 3 1 1 4 1 1 2 4 4 3 3 3940 Rosa 4 4 4 2 4 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4741 Rina 4 2 4 2 4 1 3 3 3 4 3 4 3 4 4 48

ANALISIS DATA PELAYANAN TUTORIAL

42 Ririn 4 2 2 4 3 2 3 3 2 2 4 2 1 3 2 3943 Beneto 3 2 3 3 4 1 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4144 Sandro 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 4 3 3 2 3945 Kristia O 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 1 2 4 4046 Ernawati 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 4 3647 Rena 3 2 3 1 3 1 2 2 1 1 4 3 3 3 2 3448 Henhen 4 4 3 4 4 2 3 4 2 1 3 3 1 3 4 4549 Jujur 3 1 3 3 4 1 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4150 Andri 2 2 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4151 Winda 4 3 3 2 4 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 3452 Rita J 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4353 Silvia 2 1 4 1 3 1 3 4 3 2 4 2 1 2 3 3654 Ririn K 4 2 4 1 3 1 3 3 4 2 4 4 2 3 1 4155 Sri 4 1 4 1 3 1 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3356 Siti T 4 1 3 3 1 1 3 2 1 4 2 1 3 3 4 3657 Reni 1 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 4 1 4 4 4058 Siti M 3 2 2 1 2 1 1 4 2 1 2 2 1 2 4 3059 Yunus 3 1 3 3 3 2 2 3 2 1 3 4 3 3 2 3860 Elisabet 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3661 Anggi 3 2 3 4 3 2 2 3 3 1 2 3 2 4 2 3962 Texi 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 4 2 1 2 2 2863 Dewi A 1 1 3 3 4 1 1 2 1 3 3 1 2 2 2 3064 Sinta 3 2 3 3 4 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3765 Rizal 4 3 3 4 3 1 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4666 Rita 4 4 4 4 3 1 3 3 1 1 3 3 3 4 3 4467 Izan 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 4 3 3 4968 Asep M 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 3 4 4769 Henri 4 4 3 4 3 2 3 4 2 1 3 3 2 1 3 4270 Mia 4 1 4 4 3 1 1 4 1 2 4 2 3 4 4 4271 Yanto 3 1 3 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4872 Monica 4 3 3 3 4 1 2 2 1 2 4 4 2 2 4 41

Jumlah 247 162 229 188 241 133 186 221 168 122 214 223 174 210 225 2943Mean 3.4 2.3 3.2 2.6 3.3 1.8 2.6 3.1 2.3 1.7 3 3.1 2.4 2.9 3.1 40.9

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Tot 2 Tot 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 4 4 3.5 4 4 4 59 1104 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 56 1054 4 4 2 2 4 3.5 3.5 4 4 4 4 4 4 3.5 54.5 1044 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 1043 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 51 1013 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 1004 4 4 4 2 4 4 3.5 4 4 3.5 4 3.5 3.5 4 56 1004 4 4 4 2 4 1.5 3.5 4 4 4 4 4 4 4 55 993 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 54 994 4 3 4 1 3.5 3.5 3.5 4 4 2.5 4 4 2.5 4 51.5 98.54 4 4 4 4 4 4 3.5 3.5 4 4 4 4 1 4 56 994 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2.5 4 4 2.5 3.5 52.5 98.54 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 974 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 57 964 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 963 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 3 4 49 964 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 952 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 972 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 52 942 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 51 944 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55 922 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 51 934 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 931 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 914 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 51 911 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 1003 4 3 2 4 3.5 3.5 3 3.5 2.5 4 4 4 4 4 52 944 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 55 904 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 924 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 53 914 1 3 3 1 3.5 4 3.5 3.5 3.5 4 4 4 1 4 47 894 4 4 2 3 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3.5 3.5 3.5 4 4 53.5 90.54 4 4 2 2 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 55.5 87.54 4 4 2 3 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 2.5 3.5 1 1 3.5 46 912 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 50 884 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55 884 2 4 3 1 4 3 3.5 3.5 4 3 4 1 1 4 45 884 3 4 3 2 3 4 4 4 4 1 4 2.5 2.5 4 49 894 1 3 3 4 3 3 3 2 2.5 2.5 1 4 1 4 41 803 3 4 2 4 4 4 2.5 4 4 1 4 4 4 4 51.5 98.54 4 4 4 3 2.5 4 4 4 2.5 1 4 4 1 4 50 98

ANALISIS DATA MOLTIVASI BELAJAR

4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 51.5 90.52 3 2 3 2 3.5 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3.5 4 4 3 48 892 3 3 2 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 4 48 872 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 52.5 92.54 2 2 2 3 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 52.5 88.53 3 2 1 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 46.5 80.54 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 2.5 4 51.5 96.52 2 4 3 2 4 2.5 4 4 3 2.5 4 2.5 4 4 47.5 88.54 2 3 2 2 3.5 3.5 4 4 3 3.5 3 3.5 2.5 3.5 47 883 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 52 864 2 2 2 4 3.5 4 4 4 3.5 1 1 1 4 4 44 874 4 4 3 2 4 2.5 4 4 4 1 1 4 4 4 49.5 85.54 3 2 2 1 3 2 2 4 2.5 4 4 4 4 4 45.5 86.52 2 3 3 3 4 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4 52.5 85.52 4 3 2 3 3.5 3.5 4 2.5 2.5 4 2.5 2.5 4 4 47 831 3 3 4 4 3.5 2.5 2.5 3.5 3.5 3.5 3.5 1 1 4 43.5 83.52 3 2 4 3 4 3.5 4 4 4 2.5 4 4 4 4 52 822 3 3 2 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 1.5 3.5 3.5 45 834 3 3 3 2 3.5 3.5 2.5 2 4 2 4 4 4 2 46.5 82.52 4 2 4 3 4 3 3.5 2 3.5 2.5 2 3 2.5 3 44 832 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2.5 4 4 1 4 49.5 77.52 3 2 1 3 3.5 2.5 2.5 2.5 3.5 3.5 4 3 4 4 44 743 4 4 2 3 4 4 4 3.5 4 4 3.5 1 1 4 49 864 3 4 3 3 4 3.5 3.5 3 4 4 3.5 3 4 4 53.5 99.54 4 3 2 3 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 51 953 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 49 983 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 51 983 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1.5 1 4 49.5 91.54 2 4 4 3 4 4 4 3 3.5 3.5 4 3.5 4 4 54.5 96.53 3 4 3 4 4 3 4 4 3.5 4 4 4 3.5 4 55 1032 3 4 3 2 3.5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 51.5 92.5

232 231 239 205 202 275 262 268 268 269 241 259 246 218 281 3694 66373.2 3.2 3.3 2.8 2.8 3.8 3.6 3.7 3.7 3.7 3.3 3.6 3.4 3 3.9 51.3 92.2

(12)

Lampiran 3: Regression Regression Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N motivasi Belajar 51,3056 4,04861 72 Tutorial 40,8750 5,11264 72

Correlations

motivasi Belajar Tutorial

Pearson Correlation motivasi Belajar 1,000 ,154 Tutorial ,154 1,000 Sig. (1-tailed) motivasi Belajar . ,099 Tutorial ,099 . N motivasi Belajar 72 72 Tutorial 72 72

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Tutorial(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: motivasi Belajar Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615 a Predictors: (Constant), Tutorial b Dependent Variable: motivasi Belajar ANOVA(b)

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 27,460 1 27,460 1,692 ,198(a) Residual 1136,317 70 16,233 Total 1163,778 71

a Predictors: (Constant), Tutorial b Dependent Variable: motivasi Belajar

(13)

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 46,333 3,852 12,028 ,000 Tutorial ,122 ,094 ,154 1,301 ,198 1,000 1,000

a Dependent Variable: motivasi Belajar Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index Variance Proportions

(Constant) Tutorial 1 1 1,992 1,000 ,00 ,00 2 ,008 16,164 1,00 1,00

a Dependent Variable: motivasi Belajar Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 49,7394 52,5372 51,3056 ,62191 72 Residual -10,07748 7,67924 ,00000 4,00056 72 Std. Predicted Value -2,518 1,980 ,000 1,000 72 Std. Residual -2,501 1,906 ,000 ,993 72

a Dependent Variable: motivasi Belajar

Charts

(14)

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

bDependent Variable: motivasi Belajar

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(15)

210-1-2-3

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

Reg

ress

ion

Sta

nd

ard

ized

Res

idu

al

Dependent Variable: motivasi Belajar

Scatterplot

(16)

Lampiran 4: Correlations Correlations Correlations x y x Pearson

Correlation 1 .154

Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson

Correlation .15

4 1

Sig. (2-tailed) .198 .

N 72 72 Correlations Correlations x y x Pearson

Correlation 1 .154

Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson

Correlation .154 1

Sig. (2-tailed) .198 . N 72 72

Correlations Descriptive Statistics

Mean Std.

Deviation N tutorial 40,8750 5,11264 72 motivasi belajar 51,3056 4,04861 72

Correlations

tutorial motivasi belajar

(17)

tutorial Pearson Correlation

1 ,154

Sig. (1-tailed) ,099 Sum of Squares

and Cross-products

1855,875

225,750

Covariance 26,139 3,180 N 72 72 motivasi belajar

Pearson Correlation

,154 1

Sig. (1-tailed) ,099 Sum of Squares

and Cross-products

225,750 1163,778

Covariance 3,180 16,391 N 72 72

Nonparametric Correlations Correlations

tutorial motivasi belajar

Kendall's tau_b

tutorial Correlation Coefficient 1,000 ,078

Sig. (1-tailed) . ,176 N 72 72 motivasi

belajar Correlation Coefficient ,078 1,000

Sig. (1-tailed) ,176 . N 72 72 Spearman's rho

tutorial Correlation Coefficient

1,000 ,108

Sig. (1-tailed) . ,182 N 72 72 motivasi

belajar Correlation Coefficient ,108 1,000

Sig. (1-tailed) ,182 . N 72 72

(18)

Lampiran 5: Panduan Adorasi

ADORASI SEMBAH SUJUD KEPADA HATI KUDUS YESUS

Para Pembakti Hati Kudus Yesus ( SS.CC) Kata Pengantar Dari lambung-Nya mengalirlah darah dan air yang kudus dan tidak bernoda menjadi tanda cinta yang menyucikan dan menyelamatkan. Darah dan air yang senantiasa memancarkan sinar kasih penebusan dari hati KudusNya bagi umat manusia dan dunia seluruhnya. Ini adalah cara Allah bertindak melalui tindakan empati Yesus yang dalam kepada kita yang hanya dapat kita mengerti melalui iman kepadaNya. Untuk membalas cinta kasih yang mendalam itu, maka melalui perayaan Ekaristi dan Adorasi, kita sebagai orang yang telah di tebus sekaligus para Pembakti Hati Kudus-Nya dipanggil ke dalam persatuan dengan-Nya, berkurban bersama-Nya demi untuk kemuliaan Bapa, keselamatan manusia dan dunia seluruhnya. Maka marilah kita berdoa dan berjaga “satu jam saja” bersama Yesus yang menghendaki kita terlibat secara penuh bersama Dia. Lagu Pembuka PS: 561 2 / 6 . 6 / 5 . 6 / 4 3 2 / 3 . . / 1. Ya Hati Yesus Maha ra him, 3. Ya Hati Yesus Mahakasih, Lapang laksana samudera. Lihat aku merintih pedih. Sudilah Kau lebur dosaku, Disiksa dan dirundung duka, Dalam alun pengampunan-Mu. Kuatkanlah aku selalu, 2. Ya Hati Yesus tumpuanku, Risau dan bimbanglah hariku. Digoncangkan deru prahara, Sudilah Kau menopang aku Penyembahan v Sementara lagu dinyanyikan, Sakramen Mahakudus ditahtahkan. Setelah

lagu selesai dinyanyikan lalu dilanjutkan dengan penyembahan Sakramen Mahakudus.

v Kalau adorasi tanpa pentahtahan Sakramen Mahakudus, urutannya: lagu pembukaan kemudian salam pembukaan dan seterusnya.

Salam Pembukaan P: Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus U: Amin P: Bapa Kami,

(19)

U: yang ada si surga... P: Salam Maria, U: penuh rahmat,... P: Sayangilah Tuhan,... U: Sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau murka selama-lamanya.(3x) P: Hati Yesus yang Mahakudus,... U: Datanglah kerajaan-Mu (3X) P: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. U: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. P+U : Amin Doa Pembuka Ya Yesus Penebus umat manusia, lihatlah kami yang sekarang dengan rendah hati hadir di hadiratMu. Kami para pembakti HatiMu yang Mahakudus merindukan persatuan dengan Dikau senantiasa. Maka, kini kami masing-masing dengan rela hati menyerahkan diri kepada hatiMu yang Mahakudus. Amin. Bacaan Injil Yoh 13:1-20 1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-

Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.

2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.

4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,

5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."

11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."

(20)

12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;

15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.

17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.

20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." Demikianlah sabda Tuhan.

Hening (diringi musik Instrumen) Litani Hati Kudus Yesus P: Tuhan kasihanilah kami U: Kristus kasihanilah kami P: Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkanlah kami U: Kristus kabulkanlah doa kami P: Allah Bapa di surga U: Kasihanilah kami

Allah Putera Penebus dunia, Allah, Roh Kudus, Allah, Tritunggal Kudus Tuhan yang Mahaesa, Hati Yesus, Putera Bapa kekal, Hati Yesus, diwujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan bunda Perawan, Hati Yesus, dipersatukan dalam sabda Allah dalam satu wujud, Hati Yesus, yang dalam kemuliaanNya tak terbatas, Hati Yesus, Bait Kudus Allah, Hati Yesus, Kemah Allah yang Mahatinggi, Hati Yesus, Rumah Allah dan pintu surga, Hati Yesus, Perapian cinta kasih yang bernyala-nyala, Hati Yesus, Perbendaharaan keadilan dan cinta kasih, Hati Yesus, Lubuk penuh keutamaan, Hati Yesus, yang amat patut dipuji-puji, Hati Yesus, Raja dan pusat segala hati,

(21)

Hati Yesus, tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan, Hati Yesus, tempat tinggal keallahan seluruhnya, Hati Yesus, yang berkenan kepada Bapa, Hati Yesus, yang kekayaanNya berlimpah kepada kita Hati Yesus, kerinduan bukit-bukit yang kekal, Hati Yesus, yang sabar dan besar belas kasihanNya, Hati Yesus, yang murah hati kepada semua orang yang berseru kepadaNya, Hati Yesus, sumber kehidupan dan kesucian, Hati Yesus, kurban kehidupan dan kesucian, Hati Yesus, kurban pelunas dosa kami, Hati Yesus, ditimpa penghinaan. Hati Yesus, hancur karena kejahatan kami, Hati Yesus, taat sampai mati, Hati Yesus, yang tertusuk dengan tombak, Hati Yesus, sumber segala penghiburan, Hati Yesus, kehidupan dan kebangkitan kami, Hati Yesus, pokok damai dan pemulihan kami, Hati Yesus, kurban untuk orang berdosa, Hati Yesus, keselamatan bagi orang yang percaya kepadaMu, Hati Yesus, pengharapan bagi orang yang meninggal dalam Engkau, Hati Yesus, kesukaan semua orang Kudus,

P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, U: Sayangilah kami ya Tuhan, P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan. P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia. U: Kasihanilah kami P: Yesus yang lembut dan rendah hati. U: Jadikanlah hati kami seperti hatiMu. P: Marilah berdoa; Allah Yang Maha Kuasa dan kekal, pandanglah hati putra terkasihMu, serta

semua pujian dan penyilihan yang dipersembahkanNya kepadaMu, atas nama orang berdosa: maka sudilah kiranya mengampuni semua orang yang memohon belaskasihan atas nama puteraMu Yesus Kristus, yang bersama Dikau hidup dan memerintah sepanjang masa.

U: Amin. Hening (diringi musik Instrumen) Doa Silih P: Yesus yang amat manis, kasihMu akan manusia sering dibalas dengan

kelalaian, kehinaan,kealpaan, dan rasa kurang berterima kasih. U: Lihatlah kami yang bersembah sujud di hadapanMu dengan hormat hendak

menyilihkan segala kealpaan dan kejahatan manusia serta akibat-akibatnya, yang mendukakan hatiMu yang sangat patut dikasihi.

(22)

P: Kami menyadari bahwa kami juga sering berlaku kurang pantas kepadaMu. U: Kami sering kurang saling sayang menyayangi dalam kehidupan rumah tangga

dan komunitas kami. Kami kurang setia menanggapi panggilanMu untuk merayakan Ekaristi, menerima Sakramen Tobat, kurang menghormati kehidupan dengan pemaksaan kehendak, pemerasan, egois, iri hati, tidak menghargai waktu, permusuhan dan persaingan yang tidak sehat yang bertentangan dengan ajaran Gereja seturut kehendakMu.

P: Untuk itu kami mohon kemurahanMu atas kekurangan kami. U: Dengan rela kami mau memperbaiki kesalahan kami dan memohon ampun atas

kesalahan sesama, yakni mereka yang menjauh dari jalan keselamatanMu dan mereka yang belum percaya kepadaMu Gembala dan pengantara.

P: Pada saat yang penuh rahmat ini, kami mempersembahkan segala kekurangan kami itu, yang melukai hatiMu. Kami mempersembahkan seperti dahulu Engkau mempersembahkan di salib kepada Bapa di surga, yang sampai saat ini Engkau perbaharui di altar.

U: Kami berjanji dengan segenap hati dan iman yang teguh serta dengan cara hidup yang lebih baik seturut InjilMu.

P: Ya Yesus yang mahamurah, terimalah syukur dan silih kami ini, dengan pengantaraan Santa Perawan Maria yang memberi silih kepadaMu.

U: Bantulah kami untuk setia berbakti kepadaMu di dalam kehidupan kami sehari-hari agar kami dapat berbahagia bersama Engkau yang hidup dan meraja bersama Bapa dan Roh Kudus kini dan sepanjang masa.Amin.

Hening (diringi musik instrument) Doa Penyerahan A. Ya Hati Kudus Yesus, satu hari lagi sekarang berlalu. Betapa banyak hal yang

boleh kami terima dari kelimpahan kasihMu pada hari ini. Sejak bangun pagi tangan dan kasihMu selalu menyertai kami satu persatu di tempat tugas kami masing-masing. Engkau memimpin jalan kami dan melindungi jiwa kami terhadap segala bahaya dan kebinasaan.

B. Yesus Juru Selamat Pemurah, sekarang ini kami semua berhimpun di hadapanMu. Kami berterimakasih kepadaMu atas segala rahmat dan berkatMu. Kami mohon ampun atas segala kesalahan dan kelalaian kami. Kami memperbaharui penyerahan seluruh komunitas dan keluarga kami kepada hatiMu yang Maha kudus.

A. Ya Hati Terkudus Yesus, Raja dan Pusat segala hati, tinggalah dalam rumah kami dan kuasailah hati kami. Bantulah kami dengan rahmatMu supaya kami hidup suci dan saling mengasihi dengan cinta yang ihklas.

B. Berilah kami kerelaan untuk saling memaafkan dengan bertenggang rasa terhadap kekurangan kami masing-masing, yang sudah menjadi ciri kodrati makhlukMu. Janganlah sekali-kali membiarkan benih-benih perpecahan dan keretakan tumbuh di dalam komunitas kami. Hiasilah komunitas kami dengan kekayaan rahmatMu serta kesemarakan kebajikan-kebajikan Kristen.

A. Kuatkanlah kami di dalam derita, arahkanlah mata kami senantiasa kepada cinta hatiMu yang mesra. Berikanlah kami semangat dan kegiatan dalam

(23)

mengabdi sesama kami yang sakit dan yang memerlukan pertolongan. Kurniakanlah kami ketabahan dalam melakukan pekerjaan yang baik demi kemuliaanMu serta keluhuran Bapa.

B. Penuhilah hati kami dengan cintaMu dan biarlah kami tetap menjadi milikMu. Bukalah mata kami terhadap penderitaan bergitu banyak saudara kami yang kurang beruntung nasibnya. Bantulah agar kemauan baik kami terwujud dalam perbuatan-perbuatan amal. Semoga dengan demikian dunia sekitar kami mengakui bahwa kami ini sungguh-sungguh muridMu sebab kami saling mengasihi.

A. Pada kesempatan ini kami kenangkan juga konfrater dan para suster kami yang pada saat ini tidak dapat berkumpul bersama kami di sini.

B. Ya Tuhan, lindungilah mereka dimana saja mereka berada. Semoga tanganMu yang Mahakuasa menjadi tongkat sandaran dan penuntun mereka; semoga hatiMu yang penuh cinta menjadi bagi mereka pelabuhan yang aman dalam keadaan apa saja.

A. Ya Guru dan Penguasa komunitas dan keluarga kami, hari sudah malam maka tinggalah bersama kami. Berkatilah kami dan bukalah hatiMu menjadi tempat istirahat yang aman dan tenteram bagi kami semua.

B. Semoga cinta dan kasih sayang hatiMu mempersatukan kami semua sekarang dan kelak di dalam kemuliaan dan kejayaan abadi, tempat kami boleh memuji dan meluhurkan Dikau bersama para Kudus sekalian sepanjang masa. Amin.

Lagu: Tantum Ergo 3 3 4 3 2 5 5 6 1 1. 1. Sakramen se- agung i-ni Kusembah dan kupuji. Cara lama telah ganti, telah diperbaharui. Iman yang menolong budi indra tak mencukupi. 2. Yang berputra serta putra, dipujilah bersama. Salam sembah dan kuasa serta

hormat padaNya yang timbul dari duanya pujaan setara. Amin. P: Engkau memberi kami roti surgawi U: Yang mengandung segala kesegaran P: Marilah berdoa. Allah dan Bapa kami, dalam sakramen yang luhur ini kami mengenangkan

sengsara, wafat dan kebangkitan Putera-Mu. Semoga kami dapat menyambut dan menghormati tubuh dan darah-Nya sedemikian sehingga kami memperoleh hasil buah penyelamatan. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Penutup P: Bapa Kami, U: yang ada si surga... P: Salam Maria, U: penuh rahmat,... P: Sayangilah Tuhan,... U: Sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau murka selama-lamanya.(3x)

(24)

P: Hati Yesus yang Mahakudus,... U: Datanglah kerajaan-Mu (3X) P: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. U: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. P+U: Amin Adorasi diakhiri dengan berkat penutup oleh imam. Kalau adorasi tanpa imam lansung dengan tanda salib Lagu Penutup PS. No: 555 (Kau Kusembah)


Recommended