Date post: | 06-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS
BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Renni Magdalena Nahampun
NIM: 051124025
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2009
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Seluruh anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati tersuci Maria (SS.CC)
Yang telah memberi kesempatan menimba ilmu serta mendukung dengan doa,
cinta, kepercayaan, dan perhatian khususnya selama menjalani dan menyelesaikan
studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
v
M O T T O
” Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”
(Rm 12: 11)
viii
ABSTRAK
Judul Skripsi ini adalah PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC. Penulis memilih judul ini, karena selama berkarya sebagai pendamping anak-anak dalam pelayanan tutorial di Bandung, penulis mempunyai keprihatinan terhadap motivasi belajar anak Blok Beas Bandung. Fakta menunjukkan bahwa motivasi belajar anak Blok Beas sangat kurang. Anak-anak lebih banyak menggunakan waktu untuk bermain dan menonton tayangan TV dari pada belajar. Akibatnya anak sering bolos dari sekolah bahkan anak bisa sampai drop out dari sekolah. Melihat realitas ini para suster SS.CC yang memiliki spiritualitas; Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar Gembira, mewujudkan spiritualitas tersebut dengan melakukan suatu program berupa bimbingan belajar (pelayanan tutorial) untuk membantu anak-anak dalam rangka meningkatkan motivasi belajar mereka. Pelayanan ini, diharapkan akan membantu anak-anak untuk memperoleh pengetahuan yang cukup dalam menghadapi perubahan zaman yang moderen ini. Pelayanan tutorial ini dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 10.00-16.30 dengan alasan agar semua anak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut dapat hadir. Pelayanan tutorial ini awalnya diikuti oleh tiga puluhan anak yang didampingi oleh para suster SS.CC dan para postulan SS.CC baik, laki- laki dan perempuan serta beberapa relawan dari Universitas Parahyangan. Dalam perjalanan waktu jumlah anak yang ikut pelayanan tutorial ini semakin bertambah hingga sekarang sudah mencapai 150 anak dengan jumlah tutor yang sama. Dalam hal ini dapat dikatakan pelayanan tutorial (bimbingan belajar) memiliki pengaruh positif dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak. Untuk mempertahankan kualitas pelayanan tutorial ini, perlu jumlah pendamping ditambah. Tetapi untuk menambah jumlah tutor tidaklah mudah dan yang mungkin dilaksanakan adalah meningkatkan kualitas para tutor. Untuk membantu para tutor mempertahankan kualitas pelayanan tutorial dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok beas, bahkan kalau bisa meningkatkannya, penulis menawarkan program pendalaman iman dengan model Biblis berinspirasikan Cinta kasih Yesus sendiri sebagai Sang Pelayan dan Guru yang baik. Dengan pendalaman iman ini para tutor diajak berproses bersama dalam merefleksikan dan membagikan pengalaman suka dan duka dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor, sehingga para tutor termotivasi untuk semakin meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan mereka didasarkan pada Cinta kasih Yesus sebagai Guru dan teladan mereka.
ix
ABSTRACT
The title of this thesis is: THE TUTORIAL SERVICE OF SSCC SISTERS AND THEIR EFFORTS IN IMPROVING LEARNING MOTIVATIONS OF THE CHILDREN FROM BLOK BEAS-BANDUNG, ACCORDING TO THE SSCC CONSTITUTION. The writer choose this topic because during the time when the writer was working there as one of the assistant teachers (tutor) for the children, the writer was concerned about the learning motivation of the children from Block Beas, Bandung. The writer found that the reality of the learning motivations of the children from Block Beas, Bandung, is very low. The children use most of their time for playing and watching the television than learning. The consequence is they always absent from school, even many of them must drop out from their school.
Faced with this reality, SSCC sisters who have the spirituality to contemplate, to live, and to announce to the world God’s love, try to concretize their spirituality by doing a kind of program like learning guidance or tutorial service to help the children in their studies and improving their learning motivations. This kind of service hopefully can help the children to get the knowledge they need to face this changing world. The tutorial service is offered every Sunday, starting at 10.00 until 16.30 so that many children who are interested can attend this program. When it started, only thirty (30) children began to follow this program, accompanied by SSCC sisters and postulants. But after that, they grews in number, now they are more than one hundred and fifty (150) children, although the assistants (tutor) are more less the same in number as when it started. In this case, we can say that the tutorial service has good influence in the efforts for improving the learning motivations of the children. To improve the quality of this program, the assistants are needed more, but it is very difficult. So, what can we do is to try to improve the quality of the assistants themselves.
To help the assistants to maintain and even to improve their quality of their service and to progress the learning motivations of the children from Block Beas, Bandung, the writer gives a solution that is a program of faith sharing. This program is doing by taking examples from the Bible inspired by Jesus’ love as a good servant and good teacher. By this faith sharing, the assistants invited to progress together by reflecting and sharing their experiences, happiness and sadness, in doing their duty as assistants, so that they are more motivated to maintain and to improve their quality of service which is based on Jesus’ love, as their teacher and model.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan yang Maha baik karena
kasihNya yang amat besar, telah mendampingi, membimbing, dan menerangi hati,
budi dan pikiran penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC DALAM RANGKA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS
BANDUNG BERDASARKAN KONSTITUSI KONGREGASI SS.CC.
Skripsi ini ditulis bertolak dari keprihatinan penulis akan minimnya
kesadaran para orang tua dan anak-anak Blok Beas Bandung terhadap pentingnya
pendidikan di zaman sekarang. Oleh sebab itu penulisan skripsi ini dimaksudkan
untuk membantu para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan motivasi belajar
anak Blok Beas Bandung.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak,
yang dengan kesetiaan, kesabaran, dan penuh kasih mendukung penulis melalui
doa, pemberian motivasi, dan sumbangan ide- ide yang baik, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, selaku dosen pembimbing utama, yang telah
memberikan perhatian, meluangkan waktu, mendampingi, membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, memberi semangat, masukan dalam proses
penyelesaian skripsi ini hingga selesai.
xi
2. Dr. C.B. Putranta, SJ., selaku dosen penguji II dan dosen pembimbing
akademik yang terus-menerus mendampingi, mendukung, membimbing dan
memberikan dorongan kepada penulis selama menempuh studi di IPPAK ini,
dan dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si. selaku dosen penguji III yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk mempelajari keseluruhan isi dari skripsi ini serta
memberi dukungan kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi
ini.
4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama belajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan
bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
6. Sr. Aurora Laguarda Navaro, SS.CC, selaku pemimpin Kongregasi SS.CC se-
ASIA yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk membekali diri
dengan menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
7. Sr. Maria Nieves Arguello, SS.CC, selaku pemimpin Kongregasi SS.CC di
Indonesia yang telah memberikan ijin, dukungan dan membantu penulis
melakukan penelitian di Blok Beas tempat anak-anak diberikan pelayanan
tutorial.
xii
8. Para saudariku sekomunitas yang pernah tinggal bersama penulis selama studi
di Yogyakarta yang telah banyak memberikan dukungan, perhatian, dan
fasilitas selama menempuh studi.
9. Para tutor dan anak-anak yang ikut dalam kegiatan tutorial di Susteran SS.CC
Bandung, yang telah merelakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu
penulis sehingga penulis memperolah data penelitian sederhana.
10. Saudara-saudariku anggota SS.CC laki- laki dan perempuan yang setia
mendukung, memberi semangat, perhatian dan cinta kepada penulis selama
studi dan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seangkatan 2005 yang telah memberikan perhatian, dukungan
dan bantuan kepada penulis dalam studi dan atas kerjasama yang baik selama
perjalanan studi.
11. Bapak, ibu dan saudara-saudariku yang dengan setia memberikan perhatian,
cinta dan semangat selama penulis menempuh studi di Yogyakarta ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, yang selama ini
dengan tulus telah mendukung penulis dalam studi dan dalam penyusunan
skripsi ini.
Semoga Tuhan yang Maha kasih membalas budi baik mereka semua
dengan berkat melimpah. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan,
pemahaman dan pengalaman penulis dalam menyusun skripsi ini, sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya,
penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENDAHULUAN……………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….... ii
PENGESAHAN……………………………………………………………. iii
PERSEMBAHAN………………………………………………………….. iv
MOTTO…………………………………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………….. vii
ABSTRAK…………………………………………………………………. viii
ABSTRACT………………………………………………………………... ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………...... xiv
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………. xviii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan…………………………………………… 7
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 7
D. Manfaat Penulisan............................................................................... 8
E. Metode Penulisan………………………………………………….. 8
F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 9
BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG PELAYANAN
KONGREGASI SS.CC…………………………………………... 11
A. Pengertian Istilah “Pelayanan”……………………………………. 11
B. Pengertian Pelayanan Dalam Konteks Kitab Suci………………… 12
C. Pengertian Pelayanan Dalam Konteks Kongregasi SS.CC……….. 14
1. Arah Pelayanan………………………………………………… 17
2. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial…………………… 18
xv
BAB III. BELAJAR KREATIF YANG MEMACU KREATIVITAS
BELAJAR ANAK........................................................................ 23
A. Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar....................................... 23
1. Pengertian Belajar.................................................................... 23
2. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... 34
B. Jenis-jenis Motivasi Belajar.......................................................... 36
1. Motivasi Intrinsik..................................................................... 36
2. Motivasi Ekstrinksik................................................................ 37
C. Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar.... 39
1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi............................................ 39
2. Belajar Kreatif sebagai jalan keluarnya.................................... 45
BAB IV. PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PELAYANAN
TUTORIAL) SEBAGAI AKTUALISASI SPIRITUALITAS
SS.CC DALAM RANGKA MENJAWAB KEBUTUHAN
PENDIDIKAN ANAK-ANAK DI BLOK BEAS
BANDUNG................................................................................... 49
A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah............................................. 49
B. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah.................................................. 52
C. Spiritualitas SS.CC: Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan
Kabar Gembira.............................................................................. 56
1. Merenungkan............................................................................ 59
2. Menghayati............................................................................... 63
3. Mewartakan.............................................................................. 65
D. Aktualisasi Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri......................... 66
1. Realitas Perancis Pasca Revolusi ............................................. 66
2. Sekolah Gratis........................................................................... 68
E. Dampak Pendidikan Luar Sekolah Bagi Anak-Anak Blok Beas
Bandung........................................................................................ 70
1. Tujuan pendidikan luar sekolah................................................ 70
2. Persiapan Penelitian.................................................................. 71
a. Latar belakang Penelitian.................................................... 71
xvi
b. Rumusan masalah............................................................... 74
c. Tujuan Penelitian................................................................ 74
d. Manfaat Penelitian.............................................................. 75
3. Metodologi Penelitian............................................................... 75
a. Jenis Penelitian.................................................................... 75
b. Tempat dan waktu Penelitian.............................................. 76
c. Populasi Penelitian dan sampel........................................... 76
d. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 77
1). Identifikasi Variabel..................................................... 77
2). Defenisi Operasional Variabel..................................... 77
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................ 79
a. Jenis data............................................................................. 79
b. Teknik dan instrumen pengumpulan data........................... 79
c. Analisis instrumen............................................................... 81
d. Teknik analisis data............................................................. 81
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan.............................................. 83
a. Hasil penelitian.................................................................... 83
1). Uji persyaratan............................................................. 83
2). Analisis regresi............................................................. 87
b. Pembahasan......................................................................... 90
BAB V. PENINGKATAN AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC
DI ZAMAN SEKARANG............................................................ 92
A. Pendampingan Kelompok Belajar di Blok Beas............................ 92
B. Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas........................................ 94
C. Usulan Pendampingan bagi Para Tutor Bimbingan Belajar
Berdasarkan Spiritualitas SS.CC................................................... 99
1. Tema dan tujuan program pendampingan para tutor kelompok
belajar...................................................................................... 102
2. Usulan program pendampingan para tutor Blok Beas.............. 105
3. Keterangan................................................................................ 113
4. Contoh satuan pertemuan.......................................................... 114
xvii
a. Satuan pertemuan dari tema 1............................................. 114
b. Satuan pertemuan dari tema 2............................................. 128
c. Satuan pertemuan dari tema 4............................................. 137
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 149
A. Kesimpulan.................................................................................... 149
B. Saran............................................................................................... 154
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 157
LAMPIRAN................................................................................................. 159
Lampiran 1: Kuesioner....................................................................... (1)
Lampiran 2: Analisis Data.................................................................. (4)
Lampiran 3: Regression...................................................................... (12)
Lampiran 4: Correlations.................................................................... (16)
Lampiran 5: Panduan Adorasi............................................................ (18)
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Daftar Singkatan Kitab Suci
Dalam skripsi ini, singkatan Kitab Suci mengikuti Kitab Suci Perjanjian
Lama dan Baru: dengan pengantar dan catatan singkat. (Dipersembahkan kepada
Umat Katolik Indonesia oleh Direktoral Jenderal Bimas Katolik Departeman
Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus,
1984/1985, hal. 8.
Kis: Kisah para rasul
Kej: Kitab Kejadian
Mat: Injil Matius
Rom: Surat Paulus Kepada Umat di Roma
Yoh: Injil Yohanes
B. Daftar Singkatan Dokumen Resmi Gereja
LG: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja
tanggal 21 November 1964
GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Geraja
di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.
C. Daftar Singkatan Umum
Art: Artikel
Bdk: Bandingkan
xix
DO: Drop Out
IPPAK: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Konst: Konsitusi
KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran.
KB: Kelompok Bermain
KV: Konsili Vatikan
MB: Madah Bakti
PAUD: Pendidikan Anak Usia Dini.
PS: Puji Syukur
RT Rukun Tetangga
SPSS: Statistical Product and Service Solutions
TBC: Tuberculosis
TK: Taman Kanak-kanak
TPA: Taman Penitipan Anak
TV: Televisi
VCD: Video Compact Disk
D. Singkatan lain
SS.CC: Sacratissimorum Cordium Jesu et Mariae
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran Umat beriman Kristiani di tengah umat manusia hendaknya
dijiwai oleh cinta kasih Allah, sebab Allah menghendaki supaya kita saling
mengasihi dengan cinta kasih yang sama (Yoh 4:11 dan Dokumen KV II, Dekrit
“Ad Gentes” Art 12, hlm 416). Oleh karena cinta kasih Allah itu, setiap Umat
beriman Kristiani khususnya kaum religius dipanggil untuk menghadirkan
Kerajaan Allah di dunia melalui aneka ragam bentuk karya pelayanan, kehadiran,
serta cara hidupnya di tengah masyarakat. Dalam rangka pelayanan kepada Allah,
setiap religius diajak untuk mengikuti bimbingan Roh Kudus dari waktu ke waktu.
Disadari bersama bahwa setiap religius adalah anggota Gereja, mereka turut pula
mengemban tugas dan misi pelayanan Gereja yang misinya adalah pelayanan
Kerajaan Allah. Maka pelayanan Kerajaan Allah adalah kenyataan panggilan
hidup religius, oleh karena itu perlulah setiap religius kembali kepada
spiritualitasnya dalam mengembangkan karya pelayanannya bagi masyarakat dan
Gereja.
Konstitusi SS.CC Bab 1 hal 1 mengatakan, bahwa Kongregasi Hati Kudus
Yesus dan Hati Tersuci Maria (SS.CC) yang dasar spiritualitasnya adalah sembah
sujud kekal di hadapan Sakramen Maha Kudus (Adorasi) dengan visi dan misi
Konsekrasi dan doa silih kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria,
dengan merenungkan, menghayati dan mewartakan kepada dunia cinta kasih
2
Allah yang telah menjelma dalam Yesus, terutama bagi mereka yang lemah,
miskin dan menderita. Hal ini menjadi semangat dan cita-cita pendiri Kongregasi
SS.CC: Good Mother Henriette dan Good Father Pierre Coudrin. Kongregasi ini
didirikan di Prancis pada tahun 1800 pada waktu terjadi Revolusi Perancis
Pelayanan kepada kaum miskin, persaudaraan dan semangat kekeluargaan
menjadi ciri yang mewarnai spiritualitas SS.CC yang membawa konsekuensi bagi
cara hidup para religius SS.CC. Hal ini diwujudkan para suster SS.CC di daerah
Blok Beas Bandung, Jawa Barat. Blok Beas adalah nama daerah di mana para
suster SS.CC memutuskan untuk membangun komunitas baru di Indonesia pada
tahun 2000. Beas merupakan bahasa Sunda yang berarti beras. Pada awalnya
daerah ini merupakan daerah persawahan yang dimiliki oleh keluarga Haji. Pada
tahun 80-an sejumlah lahan dijual kepada para developer dan kemudian didirikan
perumahan Sumber Sari, sementara lahan yang tersisa diubah menjadi kamar-
kamar kontrakan seiring dengan kebutuhan para migran yang datang dari berbagai
daerah untuk mengadu nasib di kota kembang, Bandung.
Kondisi hidup keluarga-keluarga pendatang ini pada umumnya
menprihatinkan. Mereka mencari pekerjaan sebagai buruh kecil seperti pemulung
sampah, tukang becak, pengupas bawang (buruh pasar), pembantu rumah tangga
di perumahan Sumber Sari dan pekerjaan buruh lainnya. Sedikit dari antara
mereka yang bisa bekerja di pabrik-pabrik seperti home industry, pedagang kaki
lima, pedagang jalanan dan supir angkot.
Perkembangan zaman yang semakin maju membuat kehidupan masyarakat
Blok Beas ini semakin memprihatinkan. Meskipun ada beberapa di antara mereka
3
yang bekerja sebagai buruh pabrik dan pembantu rumah tangga namun tetap tidak
mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh upah/gaji yang
minim diperoleh dan juga kurangnya pendidikan mereka dalam pengelolaan/
menggunakan uang.
Dampak dari situasi ini adalah pendidikan untuk anak menjadi nomor
terakhir. Dalam arti bahwa mereka umumnya tidak lagi menempatkan pendidikan
anak sebagai sesuatu yang penting. Akibatnya banyak anak-anak mereka yang
putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Yang dipikirkan oleh mereka
adalah, bagaimana mereka bisa bertahan hidup di zaman yang semakin sulit ini.
Atas dasar itulah maka anak-anak yang masih dalam usia sekolah sudah didorong
untuk menjadi buruh kecil di pabrik-pabrik atau pekerjaan apapun untuk
menopang ekonomi keluarga. Anak yang seharusnya masih duduk di SMA harus
membantu orang tuanya dan menikah. Diharapkan hal ini dapat mengurangi
tanggung jawab para orang tua atas anaknya. Perkawinan dini di bawah lima belas
tahun merupakan hal biasa bagi masyarakat Blok Beas dan didukung oleh faktor
budaya untuk menikahkan anak pada usia dini.
Selain rendahnya kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan kesehatan,
baik kesehatan pribadi dan keluarga maupun dalam skala umum, juga sangat
rendah. Pola hidup yang tidak sehat, misalnya dengan membuang sampah
sembarangan, fasilitas cuci dan masak yang seadanya dan akses air bersih yang
jauh dari standar kesehatan, telah menimbulkan berbagai macam penyakit.
Banyak di antara mereka yang menderita penyakit paru-paru basah, TBC, demam
berdarah, diarhe, cikungkunyak, dan lain- lain. Realitas kumuh ini tentu saja
4
terkait erat dengan gizi buruk yang menimpa khususnya anak-anak balita dan ibu
hamil.
Di samping cara hidup yang sangat sederhana, mereka juga memiliki pola
hidup yang mementingkan penampilan lahiriah, dalam arti mereka lebih banyak
berusaha mempercantik diri daripada memperhatikan gizi dan kebersihan
makanan. Selain itu, mereka juga mempunyai kecenderungan konsumerisme,
yang bisa dilihat dari betapa miskinpun mereka berusaha mempunyai TV dan VCD
player. Umumnya mereka membeli pakaian atau alat-alat elektronik dengan cara
kredit sedangkan untuk makan, mereka bisa hanya makan nasi dengan terasi
goreng, ikan asin dan sambal belaka. Pada umumnya mereka juga memegang
prinsip “apa yang mereka dapat hari ini digunakan untuk hari ini, untuk besok
urusan besok”.
Pendidikan yang tertinggal juga menyebabkan laju pertambahan penduduk
Blok Beas ini meningkat tajam. Mereka tidak memiliki cukup pengetahuan dan
pemahaman untuk mengatur ataupun merencanakan kelahiran anak dalam
keluarga yang dibangun. Tekanan kebutuhan dan kesulitan hidup yang mereka
hadapi membuat hubungan suami isteri dijadikan menjadi salah satu sarana
rekreasi untuk melupakan masalah-masalah hidup mereka dengan akibat terlalu
banyak mempunyai anak.
Masalah lain yang sering terjadi di Blok Beas ini adalah kawin-cerai.
Faktor-faktor yang mendukung masalah ini adalah budaya dan agama. Poligami
adalah hal yang sangat biasa dan wajar terjadi pada masyarakat Blok Beas. Tidak
5
jarang kita menjumpai seorang suami memiliki dua isteri dan tinggal di kontrakan
kamar yang bersebelahan.
Melihat realitas semacam ini maka Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati
Tersuci Maria merasa terpanggil untuk hadir dan tinggal di antara mereka tanpa
memandang perbedaan suku, agama, dll. Para suster SS.CC mencoba melakukan
pendekatan kepada masyarakat Blok Beas ini dengan mengunjungi keluarga-
keluarga yang ada di daerah tersebut. Banyaknya permasalahan yang mereka
hadapi, membuat para suster SS.CC berusaha untuk menolong mereka dengan
melihat bersama masyarakat tersebut, apa yang bisa dilakukan para suster untuk
menolong mereka. Langkah- langkah yang dilakukan oleh para suster ini, dimulai
dari memberi perhatian pada masalah “kawin-cerai”, dengan memberdayakan
kaum perempuan, khususnya ibu-ibu yang ada di daerah tersebut dengan soft
skills yang bisa mengembangkan kepribadian dan kedewasaan berpikir mereka.
Mendidik ibu- ibu supaya bisa mencari kegiatan lain sehingga mereka tidak hanya
tergantung dari mata pencaharian suami. Dalam hal ini yang dilakukan para suster
adalah menjalin relasi dengan masyarakat lain seperti tempat-tempat kerja dan
tempat rajukan yang bisa mereka kerjakan di rumah sambil menjaga anaknya. Di
samping itu mendidik mereka untuk lebih bijaksana dalam menggunakan uang
dengan membuka koperasi simpan pinjam, dengan harapan, pada akhirnya mereka
bisa membuka usaha kecil-kecilan yang dapat meningkatkan ekonomi mereka di
kemudian hari.
Pendidikan terhadap anak-anak yang akan menjadi generasi penerus
bangsa adalah masalah utama di daerah Blok Beas ini. Dalam hal ini para suster
6
SS.CC melakukan pelayanan tutorial dalam kelompok belajar, berupa program
bantuan beasiswa, dalam hal kesehatan berupa kerjasama dengan dokter setempat;
kunjungan keluarga guna melihat dari dekat kebutuhan-kebutuhan masyarakat
dengan tujuan utama, memberdayakan mereka untuk lebih maju dan bertanggung
jawab dalam kehidupan yang lebih mandiri.
Khusus masalah Pendidikan, Kelompok Belajar dan beasiswa
diperuntukkan bagi anak usia 4-15 tahun. Anak-anak dididik sesuai minat dan
kebutuhan mereka. Pertemuan pendidikan alternatif ini diadakan setiap hari
Minggu jam 10.00 sampai jam 16.00 dengan maksud agar anak-anak, baik yang
sudah sekolah maupun yang belum sekolah termasuk yang drop out dari sekolah
dapat mengikuti pendidikan luar sekolah/tutorial ini. Jumlah anak yang hadir
dalam setiap pertemuan adalah + 90-140 orang. Peserta pendidikan tutorial ini
kebanyakan dari anak-anak yang mendapat beasiswa dari suster SS.CC. Anak-
anak diberikan beasiswa untuk mendapatkan pendidikan dari sekolah secara
formal. Pada umumnya yang mendapat beasiswa ini adalah anak-anak dari RT 04
di mana Komunitas SS.CC berada dan juga dari RT lain sekitarnya. Para suster
SS.CC ini tidak hanya memperhatikan pendidikan anak-anak juga memberikan
nutrisi setiap akhir pelajaran. Dalam hal ini anak-anak dapat memperoleh gizi
yang mereka butuhkan untuk mendukung pengetahuan mereka.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis bermaksud untuk
melihat sejauh mana pengaruh dari pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung untuk
mendukung program pemerintah dalam memeratakan pendidikan di Indonesia.
7
B. Rumusan Permasalahan
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut, yang
menjadi titik berangkat dari penulisan skripsi ini. Adapun masalah yang ingin
dirumuskan adalah:
1. Bagaimana Latar Belakang Spiritualitas SS.CC dalam pengembangan
pendidikan melalui pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung?
2. Seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan alternatif) dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pendidikan alternatif yang
dilakukan oleh para suster SS.CC dalam meningkatkan motivasi belajar anak
di Blok Beas Bandung?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk menunjukkan hubungan Spiritualitas SS.CC dengan pengembangan
pendidikan melalui pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung.
2. Untuk mengetahui seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan luar
sekolah) dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas
Bandung.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelayanan
tutorial yang dilakukan oleh para suster SS.CC dalam meningkatkan motivasi
belajar anak di Blok Beas Bandung.
8
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kongregasi SS.CC
Memberikan sumbangan gagasan bagi tercapainya tujuan dan maksud
kehadiran para suster SS.CC di daerah Blok Beas Bandung. Khususnya setelah
melihat gambaran, tentang dampak pelayanan tutorial yang sudah terlaksana
terhadap perkembangan motivasi belajar anak.
2. Bagi Penulis
Menambah pemahaman akan pentingnya pendidikan luar sekolah/
pelayanan tutorial/ bagi anak-anak dalam rangka meningkatkan motivasi belajar
anak.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu metode yang memanfaatkan gambaran dan analisis hasil studi
kepustakaan dan penelitian di lapangan. Dengan studi kepustakaan untuk
memperoleh gambaran mengenai “Pelayanan Tutorial para suster SS.CC dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung berdasarkan
Konstitusi Kongregasi SS.CC, agar mereka tumbuh dan berkembang, baik secara
rohani maupun jasmani”.
9
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis
akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini.
BAB I: Berisikan pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan,
perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II: Menguraikan Gambaran Umum Pelayanan Kongregasi SS.CC.
yang meliputi Pengertian Pelayanan istilah “Pelayanan”, Arti Pelayanan dalam
Kitab Suci, Pelayanan dalam Konstitusi SS.CC; Arah Pelayanan dan Gambaran
Pelaksanaan Pelayanan Tutorial yang sudah terjadi.
BAB III: Menguraikan Belajar Kreatif yang Memacu Kreativitas Belajar
Anak yang meliputi: Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar, Jenis-jenis Motivasi
Belajar, Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar.
BAB IV: Menguraikan Pendidikan Luar Sekolah (Pelayanan Tutorial)
sebagai Aktualisasi Spiritualitas SS.CC dalam Rangka Menjawab Kebutuhan
Pendidikan Anak-anak Blok Beas Bandung yang meliputi: Pengertian Pendidikan
Luar Sekolah, Sasaran Pendidikan Luar Sekolah, Spiritualitas SS.CC:
Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar Gembira, Aktualisasi
Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri dan Dampak Pendidikan Luar Sekolah dalam
Pendidikan Anak Blok Beas Bandung.
BAB V: Merupakan uraian tentang: Peningkatan Aktualisasi Spiritualitas
SS.CC di Zaman Sekarang yang meliputi: Pendampingan Kelompok Belajar,
10
Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas dan Usulan Pendampingan bagi para
Tutor Bimbingan Belajar berdasarkan Spiritualitas SS.CC.
BAB VI: Menegaskan kembali isi pokok atau intisari dari skripsi ini
beserta usul atau saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM
TENTANG PELAYANAN KONGREGASI SS.CC
A. Pengertian Istilah “Pelayanan”
Pemahaman istilah “pelayanan” menurut etimologisnya. Istilah ini
merupakan turunan kata kerja Latin “minister”, yang berarti “melayani” atau
“menerima”. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan “to serve” yang juga berarti
melayani, menyajikan, meladeni dan menyuguhi. Bentuk kata benda dari istilah
tersebut adalah “pelayan” dan “pelayanan” yang dalam bahasa Latin juga sejajar
dengan istilah “ministerium”, dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan istilah
“services”yang berarti jasa, dinas, pelayanan dan kebaktian. Kata benda “pelayan”
dan “pelayanan” atau “layanan” dalam bahasa Indonesia dibedakan sebagai
berikut: Sebutan “pelayan” berarti orang yang melayani. Sehingga kata “pelayan”
lebih mengacu pada “subjek atau pelaku” atas usaha atau jasa tertentu yang
diberikan kepada orang yang dilayani. Predikat orang atau subjek yang melayani
adalah pembantu, pesuruh atau pelayan. Sedangkan kata “pelayanan” atau
“layanan” adalah kata benda yang didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu
1. Perihal atau cara melayani
2. Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang):
jasa
3. Kemudahan “yang diberikan” sehubungan dengan jual beli barang atau
jasa.
12
Singkatnya kata benda “pelayanan” atau “layanan” mengacu pada cara,
bentuk, jenis atau metode, perbuatan dan kemudahan dalam hal melayani.
Bahasa Indonesia istilah “pelayanan” itu sendiri diartikan dalam beberapa arti:
a. “Perbuatan” (cara hal dsb) melayani.
b. “Perlakuan”. Dengan demikian, istilah “pelayanan” selalu merujuk pada tiga
aspek, yaitu:
1). Aspek yang berkaitan dengan pelaku atau subjek, yaitu motivasi, tujuan dan
daya yang menggerakkan subjek atau pelaku dalam usaha atau pelayanannya.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh subjek adalah isi atau roh dari
pelayanannya.
2). Aspek yang berkaitan dengan jenis, metode dan bentuk pendekatan yang
digunakan oleh subjek atau pelaku untuk mengkonkritkan motivasinya.
3). Aspek yang berkaitan dengan manfaat, pengaruh dan implikasi dari pelayanan
tersebut bagi orang yang dilayani dan subjek yang melayani itu sendiri.
Istilah pelayanan tidak serta merta menunjuk pada pengertian teknis
semata tetapi juga pada pengertian lebih luas dan mendasar. Dalam hal ini,
pelayanan merupakan ungkapan atau ekspresi keyakinan seseorang kepada
sesamanya. Dengan demikian pengertian pelayanan mengarah pada cara atau jalan
hidup seseorang.
B. Pengertian Pelayanan dalam Konteks Kitab Suci
Sebagai sebuah istilah, Kitab Suci tidak memberikan penjelasan tentang
istilah pelayanan tetapi sebagai sebuah arti, model, motivasi dan bentuk dari
13
pelayanan dapat kita telusuri dalam Kitab Suci. Karena Kitab Suci sendiri
bukanlah kamus atau ensiklopedi, tetapi lebih merupakan kumpulan kisah iman
(narasi iman) umat tentang Allah dalam Yesus Kristus. Kitab Suci memiliki
nuansa yang jelas untuk menjelaskan istilah pelayanan. Hal ini ditemukan dalam
diri Yesus sendiri. Kitab Suci juga bisa sebagai sumber informasi tentang Allah
melalui Yesus Kristus Putra-Nya. Melalui Yesus Kristus informasi tentang Allah
menjadi jelas dan nyata. Terutama melalui Sabda, tindakan (karya), wafat dan
kebangkitan-Nya.
Dalam konteks tersebut, Yesus Kristus bisa diposisikan sebagai seorang
pelayan Allah. Yesus menghadirkan dan memperkenalkan Allah kepada dunia
melalui tindakan pelayanan Yesus kepada manusia sampai wafat di salib. Dalam
konteks ini, latar belakang istilah pelayanan dapat ditemukan dalam cara hidup
dan misi Yesus. Karena itu, istilah pelayanan ditempatkan dalam konteks
pemberian diri atau cara hidup Yesus kepada Allah. Sehingga definisi pelayanan
adalah sebagai sebuah aktivititas dan sebuah tindakan diri Allah dalam Yesus.
Yesus sebagai pelayan Allah sampai Ia wafat bagi orang yang dilayani-Nya.
Sebagai sebuah istilah, kata “pelayanan” kita bisa temukan dalam Mrk 10: 43 –
45: “Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani”. Dalam kalimat
ini Yesus mau menegaskan identitas diri-Nya sebagai seorang pelayan yang tidak
mau dilayani oleh orang yang dilayani-Nya. Dengan kata lain, pelayan itu harus
memiliki kualitas dari dalam dirinya yaitu sikap rendah hati. Mat 23:11 “Barang
siapa yang terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu”. Meskipun
dua perikop tersebut tidak menyebutkan secara explisit istilah pelayanan tetapi
14
dalam kata “dilayani” dan “melayani” sudah terkandung unsur istilah pelayanan.
Sehingga istilah pelayanan dalam konteks Kitab Suci memiliki arti sebagai
berikut:
1. Sebuah tindakan pemberian diri,
2. Sebuah partisipasi “dalam” dan partisipasi “untuk” atau sebagai
tindakan aktif atas misi,
3. Sebuah sikap terhadap subjek yang dilayani.
Maka istilah “pelayanan” sebagai sebuah arti selalu pertama-tama atas
inisiatif dan kehendak Allah sendiri. Allah yang bertindak dan berpartisipasi
dalam hidup konkrit manusia dalam diri Yesus. Tindakan Allah yang demikian
dapat diartikan sebagai tindakan pelayanan demi keselamatan manusia.
C. Pengertian Pelayanan dalam Konteks Kongregasi SS.CC
Pendiri Kongregasi tidak memberikan definisi istilah pelayan secara
explisit. Namun, pelayanan sebagai sebuah arti atau pemahaman yang dapat kita
telusuri dalam cara atau panggilan hidup pendiri kongregasi SS.CC. Para pendiri
kongregasi SS.CC sudah menunjukkan ciri dan bentuk pelayanan dalam tugas dan
karya mereka. Dimensi pelayanan itu terungkap dalam kegiatan misi dan
keterlibatan mereka dalam membangun iman umat gereja lokal. Aspek pelayanan
itu juga kita temukan dalam Konst. SS.CC, 1990: art.5 yang menyebutkan: “...The
Eucharistic celebration and contemplative adoration make us participate in the
attitudes and sentiment of Jesus before the Father and before the world”, dan
dikuatkan “...Our vocation commits us to participate in the mission of Jesus by
15
proclaiming the Good News of that Love which alone fully repairs, liberates and
reconcile”(Konst, art. 57). Perayaan Ekaristi dan adorasi kontemplatif membuat
kita berpartisipasi dalam perasaan dan tindakan Yesus di hadapan Bapa dan dunia.
Panggilan warga SS.CC membuat mereka berpartisipasi dalam misi Yesus dengan
mewartakan Kabar Baik tentang Cinta yang memulihkan, membebaskan dan
mendamaikan. Bentuk konkrit dari pelayanan “...we dedicate ourselves in a
special way to the task of education. By our apostolic services, whether in
pastoral work, in schools or elsewhere, we wish to contribute to the promotion of
the human person and to education in faith...” (Konst, art. 59). Dalam arti bahwa
kita mengabdikan diri kita dengan cara yang khusus pada pendidikan. Dengan
pelayanan apostolik, baik karya pastoral dalam pendid ikan atau kegiatan lain, kita
mau/ingin menyumbang sesuatu bagi perkembangan pribadi manusia dan pada
pendidikan dalam iman. Aspek pelayanan juga sangat jelas dalam tujuan
kongregasi yaitu: menghayati dan menghidupi empat masa hidup Yesus dalam
masa kanak-kanak, masa tersembunyi, masa hidup karya dan kematian. Keempat
masa hidup Yesus yang demikian dikonkritkan dalam bentuk tindakan karya dan
pelayanan kongregasi. Di sini penulis hanya menyebutkan beberapa dari sekian
banyak artikel dalam konstitusi yang menjelaskan arti pelayanan baik sebagai
jenis, bentuk, motivasi, tujuan dan dasarnya. Maka arti pelayanan selalu
ditempatkan dalam konteks pemberian diri dan tindakan ambil bagian dalam misi
Allah sendiri. Panggilan hidup seorang SS.CC adalah menjadi seorang pelayan
Allah atau untuk melayani. Atau dalam bahasa lain, seorang SS.CC adalah pribadi
yang berpartisipasi aktif “dalam” dan “bersama” Yesus di dunia dengan
16
merenungkan, menghayati dan mewartakan kepada dunia Cinta Tuhan yang
menjelma dalam diri Yesus (Konst, art. 2), sehingga dasar pelayanan kongregasi
SS.CC adalah Allah yang berbelaskasih dan Allah yang menyelamatkan manusia,
sehingga isi dari pelayanan itu sendiri adalah Allah sendiri sedangkan bentuk
pelayanan bisa berbeda sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
Dalam hal ini para suster SS.CC yang baru tumbuh di Indonesia
mewujudkan karyanya dalam bentuk pelayanan sosial. Pelayanan sosial dalam
bentuk pendampingan anak-anak yang tidak bisa masuk sekolah karena terkendala
dengan biaya sekolah dan anak-anak yang drop out dari sekolah. Hal ini diberikan
dalam bentuk kelompok belajar (tutorial) setiap hari Minggu dan pendampingan
belajar khusus bagi mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah.
Selain mendampingi anak-anak, para suster SS.CC juga mendidik
penduduk Blok Beas untuk membiasakan diri dengan menabung dengan
membuka Credit Union (CU) atau Koperasi Simpan Pinjam. Credit Union ini
dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat setempat pada umumnya dan diolah
oleh mereka atas bantuan para suster SS.CC. Dengan adanya Credit Union ini
mereka mendapat kesempatan untuk menambah modal mereka dalam membuka
usaha kecil-kecilan yang diharapkan dapat membantu biaya pendidikan anak-anak
mereka. Dalam hal ini mereka diharapkan pelahan-lahan mengubah pola hidup
mereka yang konsumeris. Diharapkan, mereka juga semakin mampu keluar dari
prinsip “apa yang didapat hari ini untuk hari ini dan masalah besok untuk besok
(senang sesaat tanpa ada perhitungan untuk hari besok)”.
17
1. Arah Pelayanan
Kehadiran komunitas suster-suster SS.CC di Blok Beas menjadi
kepanjangan kepedulian Gereja terhadap dunia /masyarakat (Gaudium et Spes art.
1), bahwa realitas yang digumuli oleh masyarakat Blok Beas adalah juga menjadi
pergumulan suster-suster SS.CC. Berangkat dari kecemasan bersama itu, maka
proses pendampingan dan pelayanan yang diberikan oleh para suster SS.CC
kepada masyarakat Blok Beas terfokus pada tiga aspek, yakni;
a. Konsientisasi, mengajak mereka untuk menyadari realitas mereka. Realitas itu
meliputi berbagai peluang, kesempatan dan kecerdasan lokal serta
ketakberdayaan yang membelenggu mereka. Konsientisasi ini dilakukan
melalui pembelajaran bersama yang tidak hanya melibatkan anak didik tetapi
juga orang tua mereka juga. Dengan demikian, konsientisasi ini menjadi
gerakan bersama.
b. Transformasi: menemukan upaya-upaya konkret yang mengarah pada
transformasi, baik transformasi pada tataran personal maupun sosial.
c. Kreativitas: membangun kecerdasan lokal, misalnya bagaimana mereka
semakin mencintai budaya mereka, semakin terbuka pada realitas yang lain di
luar mereka (kepada agama lain, lingkungan hidup, dll.)
18
2. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial
Tabel 1. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Tutorial
Waktu Materi Peserta Metode Minggu, 10.00 -11.00
Mendalami silabus Sekolah
TK Bermain kreatif Belajar berhitung, menggambar, membaca
14.00-15.00 Mendalami Silabus Sekolah
Kelas I-IV SD Bermain, bercerita, informasi
15.00-16.30 Mendalami silabus Kelas V SD sampai SMA.
Informasi, group work
Pelayanan tutorial ini dilaksanakan setiap hari minggu jam 10.00 – 16.30
di Sekolah, di mana para calon SS.CC putra dan putri dididik, tempat lokasinya di
daerah Sumber Sari. Setiap kali pertemuan disesuaikan dengan pelajaran yang
mereka terima di sekolah. Khusus untuk anak yang tidak sekolah, para tutor
memberikan program yang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan peserta.
Pada tabel gambaran pelaksanaan Pelayanan Tutorial, pada Materi ditulis
mendalami silabus. Maksudnya adalah untuk setiap kelas para tutor menyesuaikan
pelajaran yang diberikan dengan silabus pelajaran yang mereka dapatkan di
sekolah. Di sini penulis akan memaparkan salah satu contoh dari silabus kelas V
SD yang diambil dari buku Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SD/MI.
19
SILABUS KELAS V
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas /Semester :V/2
Tabel 2. Contoh Silabus Kelas V
Standar Kompe tensi
Kompe tensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembela Jaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Mema hami ke- bebasan berorga- nisasi
1.1 Men- deskrip- sikan penger-tian organi-sasi
Kebeba-san ber- organi-sasi
Membaca buku ten- tang ke-bebasan berorga-nisasi
1. Mendefi- nisikan kebebasan berorga-nisasi 2. Memberi contoh-contoh kebebasan berorga- nisasi
-Tes tertulis -Tes skala sikap
2 x 30’ Buku paket yang relevan
1.2 Men- yebut- kan contoh organi- sasi di lingku-ngan sekolah dan masya-rakat
Organi- sasi sekolah
Mendata organisasi yang ada di sekolah
1. Mampu menjelas-kan organisasi di lingku- ngan sekolah 2.Menun-jukkan peran serta organisasi di sekolah
-Tes tertulis -Tes skala sikap
2 x 30’ Buku paket yang relevan
1.3 Menam-pilkan
peran serta dalam memilih organi- sasi
Organi- sasi sekolah
Mendis-kusikan dalam memilih pengurus organisa-si di sekolah
1. Mampu menjelas-kan organi- sasi di ling- kungan sekolah
2.Menunjuk-kan peran serta orga-
nisasi di sekolah.
-Tes tertulis -Tes skala sikap
2 x 30’ Buku paket yang relevan
20
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Standar Kompe tensi
Kompe tensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembela Jaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ bahan/alat
2.Meng- hargai keputu-san bersama
2.1 Menge- nal bentuk- bentuk keputu- san ber- sama
Bentuk-bentuk keputu- san ber- sama
Mendis-kusikan bentuk mempe- roleh ke- putusan bersama
1. Mendefi- nisikan keputusan bersama
2. Menjelas- kan bentuk-bentuk keputusan bersama
-Tes tertulis -Tes skala sikap
2 x 30’ Tata tertib sekolah di mana mereka sekolah
2.2 Mema-tuhi ke- putusan bersama
Bentuk-bentuk keputu-
san ber- sama
Menerap- kan hasil keputusan bersama
Menunjuk- kan sikap mematuhi keputusan bersama
-Tes tertulis
-Tes skala sikap
2 x 30’ Tata tertib sekolah di mana mereka sekolah
Silabus ini digunakan sesuai dengan pelajaran yang dipelajari peserta
tutorial di sekolah dengan tujuan, agar pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah
dengan di tempat tutorial saling berkesinambungan. Para tutor menyusun jadual
kapan mereka memberikan mata pelajaran Kewarganegaraan dan kapan
memberikan mata pelajaran Matematika dan mata pelajaran lainnya. Setiap mata
pelajaran yang diberikan oleh para tutor selalu mengikuti silabus yang ada di
sekolah.
Program tutorial ini juga melibatkan orang tua dan anak didik, dengan
mengadakan pertemuan dua kali dalam setahun sehingga program ini menjadi
program bersama dengan masyarakat setempat. Pertemuan diadakan setiap awal
semester di sekolah. Pelayanan tutorial diadakan setiap hari Minggu tetapi untuk
di luar hari Minggu para suster juga menerima anak yang memerlukan bantuan
secara pribadi. Untuk mendukung pertumbuhan motivasi belajar anak, para tutor
21
juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk rekreasi bersama, seperti
belajar bersama di kebun binatang, belajar berenang bersama, nonton film
bersama dll.
Singkatnya, Pelayanan atau service senantiasa terkait dengan sebuah
keprihatinan akan realitas sosial. Maka, hakekat pelayanan itu sendiri selalu dalam
arti “aku berbuat sesuatu bagi sesamaku, aku berbagi hidup dengan sesamaku atau
aku mengambil bagian dalam pergulatan sesama”. Wujud nyata dari sikap berbagi
hidup itu, salah satunya adalah bagaimana menanamkan rasa cinta dan tanggung
jawab seseorang akan hidupnya dan hidup sesamanya termasuk relasi yang
harmoni dengan lingkungannya dalam konstelasi yang lebih luas.
Dalam tatanan pendidikan, yang pertama-tama dibangun adalah motivasi
dari peserta didik untuk mencintai proses-proses edukasi (Oemar Hamalik, 2008:
157). Untuk menunjang tumbuhnya motivasi, dibutuhkan cara mengajar yang
kreatif sekaligus memungkinkan tumbuhnya “kuriositas” dan “keterpesonaan”
anak didik bagi nilai-nilai pendidikan. Dengan kata lain, setiap materi, dengan
kandungan nilainya masing-masing, mesti dikemas dalam bentuk penyajian baik,
kreatif dan inovatif sehingga arahnya semakin tepat dan jelas.
Para suster SS.CC di Bandung telah mengupayakan sebuah sistem edukasi
yang kreatif dan menjangkau masyarakat lapis bawah. Berangkat dari
keprihatinan sosial masyarakat di Blok Beas, Bandung, para suster ini membuka
diri kepada warga sekitar dan memediasi berbagai kerinduan warga terutama di
bidang pendidikan dan transformasi sosial. Bercermin pada sikap hati Ibu Pendiri,
Henriette de la Chevalarie “I want to be consum like a candle” (Saya mau
22
memberi diri sepenuhnya seperti lilin) para suster terjun dengan sebuah semangat
yang satu dan sama, berbagi hidup kepada sesama (Cahiers of Spirituality No.10,
2000: 117).
Henriette telah memperlihatkan sebuah totalitas pemberian diri bagi Allah
dan sesama. Kekejaman Revolusi Perancis, era akhir abad 16, telah mengasah dan
membentuk sikap hati Ibu Henriette menjadi semakin peka dan sejak itu pula ia
mengupayakan sesuatu yang berguna bagi banyak orang yang menderita. Saat itu
banyak anak-anak kehilangan orangtuanya, banyak orang hidup menggelandang
di sekitar bangunan-bangunan kota. Henriette terpanggil untuk berbuat sesuatu
bagi mereka. Bagaimana menyekolahkan mereka agar mereka lebih bertanggung
jawab atas hidup mereka. Sejak itu, kongregasi SS.CC mengupayakan sekolah-
sekolah gratis bagi anak-anak korban keganasan Revolusi Perancis. Pelayanan
kepada Allah mesti menjadi nyata dalam keberpihakan kepada yang menderita.
Itulah prinsip Henriette yang bersama Pater Pierre Coudrin mendirikan kongregasi
Hati Kudus Yesus dan hati Tersuci Maria (SS.CC).
Pelayanan Tutorial bagi anak-anak di Blok Beas Bandung merupakan
kelanjutan dari perjuangan para pendiri tarekat religius ini. Pelayanan edukatif ini
juga merupakan sumbangan komunitas suster-suster SS.CC bagi realisasi
kehadiran Kerajaan Allah dalam Gereja semesta melalui reksa pastoral Keuskupan
Bandung, khususnya paroki St. Gabriel, Sumber Sari Bandung.
BAB III
BELAJAR KREATIF YANG MEMACU
KREATIVITAS BELAJAR ANAK
A. Pengertian Belajar dan Motivasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian
belajar, tetapi penulis akan memaparkan beberapa pengertian belajar berdasarkan
pendapat dari beberapa ahli khususnya ahli pendidikan.
Menurut Slameto belajar adalah ”suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya meliputi jumlah ilmu pengetahuan melainkan bentuk
kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penghargaan, minat dan penguasaan diri.
Singkatnya perubahan itu mencakup segi kehidupan seperti sikap dan kebiasaan
sehingga dengan belajar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan,
termasuk juga dapat berusaha secara fungsional untuk kehidupannya (Slameto,
2003: 2-5)
Menurut Drs. Oemar Hamalik, belajar adalah “modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)”. Dalam hal ini
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan sekedar hasil atau
24
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan tingkah laku (Oemar Hamalik, 2008: 27-29).
Sardiman, (2007: 20) juga, memberikan definisi tentang belajar dalam tiga
kelompok yaitu:
a. Definisi belajar menurut Cronbach: Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.(Belajar adalah perubahan yang nampak dalam perilaku/tindakan seseorang sebagai hasil dari pengalaman/belajarnya)
b. Batasan yang diberikan Harold Spears: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, mengikuti, mencoba sesuatu untuk diri saya, mendengarkan dan mengikuti pertunjuk)
c. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a result of practice. (Belajar adalah suatu perubahan dalam perbuatan sebagai hasil dari latihan yang dilakukan seseorang).
Dari tiga definisi di atas, Sardiman A.M mengartikan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, seperti
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, melihat dan lain sebagainya.
Selain definisi tersebut, Sardiman juga memberikan definisi belajar dilihat dari
dua sisi yaitu dalam arti sempit dan arti luasnya. Dalam pengertian luas, belajar
diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi yang
seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang juga merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. Kedua definisi ini memberikan kesimpulan bahwa belajar
adalah “penambahan pengetahuan”. Dalam realitas pengertian belajar ini banyak
dianut oleh sekolah-sekolah. Para guru berusaha memberikan ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya dan menurut keyakinan mereka, kegiatan siswa adalah untuk
25
menerima materi dan mengumpulkannya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai
”pengajar” sehingga pengertian belajar itu sendiri menjadi terbatas. Di sini belajar
diartikan sebagai menghafal, sehingga akibatnya, siswa belajar kalau akan ujian
saja, atau mereka akan menghafal terlebih dahulu sebelum ujian. Pengertian
seperti ini, sebenarnya tidak memadai.
Untuk melengkapi pengertian mengenai belajar, Sardiman,
mengemukakan beberapa prinsip yang penting diketahui berkaitan dengan belajar
antara lain:
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. b. Belajar memerlukan proses dan pengharapan serta kematangan diri para siswa. c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/ kesadaran atau intrinsic motivation,( belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita tidak akan efektif). d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses mencoba (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran. f. Belajar dapat dengan tiga cara: 1) diajar secara langsung; 2) kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain- lain); 3) pengenalan dan/atau peniruan. g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif dan mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis
dan lain- lain, bila dibandingkan dengan belajar secara hafalan saja. h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar anak yang bersangkutan. i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk
dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna (Sardiman, 2007: 24-25).
Pengertian belajar di atas mendorong Slameto untuk memberikan beberapa
ciri-ciri dari perubahan tingkah laku kedalam pengertian belajar ini, yaitu:
26
a. Perubahan terjadi secara sadar. Artinya seseorang yang belajar menyadari dan
merasakan adanya perubahan dalam dirinya, contohnya ia merasakan bahwa
pengetahuannya bertambah (Slameto, 2003: 3).
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Artinya perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan.
Perubahan tersebut akan mempengaruhi perubahan berikutnya, yang akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Sebagai contoh,
seorang anak yang belajar menulis, akan mengalami perubahan dari tidak
dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus-
menerus sehingga anak tersebut akhirnya dapat menulis dengan baik dan rapi
(Slameto, 2003: 3).
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Artinya perbuatan belajar
tersebut senantiasa bertambah dan tertuju kepada perubahan sesuatu yang
lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya (Slameto, 2003: 3-4).
d. Perubahan, mencakup seluruh aspek tingkah laku. Artinya perubahan yang
diperoleh seseorang adalah perubahan secara keseluruhan. Hal ini meliputi
perubahan sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Slameto, 2003:
4).
Pengertian belajar dari empat ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar
adalah suatu usaha/kegiatan/proses yang dilakukan seseorang untuk mencapai
tujuan dalam memperoleh perubahan dan pengetahuan. Aspek perubahan tersebut
berhubungan erat dengan aspek perubahan lainnya. Dari definisi belajar di atas,
dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar itu ada tiga yaitu:
27
1) Untuk mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan seseorang dapat ditandai dengan kemampuan berpikir,
berpengetahuan dan berkemampuan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Artinya seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya tanpa memiliki pengetahuan, dan sebaliknya kemampuan berpikir
akan memperkaya pengetahuan seseorang. Dalam hal ini guru sebagai
pendidik/pengajar sangat dibutuhkan, karena mendapat pengetahuan merupakan
tujuan yang penting di dalam kegiatan belajar (Sardiman, 2007: 26).
2) Penanaman konsep dan keterampilan.
Berbicara dengan penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani yang dimaksudkan adalah keterampilan-keterampilan yang
dapat dilihat, diamati, yang menunjukkan penampilan tubuh seseorang ketika
sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu
berurusan dengan hal-hal yang dapat dilihat, lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan (Sardiman, 2007: 27-28).
Untuk mencapai keterampilan diperlukan banyak latihan, demikian juga
untuk mengungkapkan perasaan seseorang perlu banyak latihan, sebab dalam
mengungkapkan perasaan, baik secara lisan ataupun tertulis tidak semata-mata
tergantung pada banyaknya kosa kata atau tata bahasanya tetapi menyangkut
kemampuan menyusun atau merangkai kata-kata itu dan ini perlu latihan.
28
3). Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,
dibutuhkan kecakapan untuk mengarahkan motivasi dan cara berpikir dengan
memanfaatkan pribadi guru itu sendiri sebagai teladan atau model. Dalam hal ini
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam mengadakan pendekatan kepada para
siswanya. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai-nilai (transfer of values). Oleh karena itu, guru tidak
hanya sekedar pengajar, tetapi betul-betul juga sebagai pendidik yang akan
menularkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Metode atau cara berinteraksi
yang dapat digunakan antara lain, diskusi, demonstrasi, tanya jawab, sosiodrama,
role playing dan sebagainya, sehingga pada anak didik/siswa akan tumbuh
kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah
dipelajarinya (Sardiman, 2007: 28-29).
Selain pengertian dan tujuan belajar di atas, juga akan dipaparkan
beberapa cara belajar yang perlu diketahui untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut Slameto, ada sebelas jenis belajar antara lain:
a). Belajar bagian (part learning, fractioned learning)
Belajar bagian, pada umumnya dilakukan oleh seorang pelajar yang
dihadapkan pada materi yang bersifat luas atau ekstensif, sebagai contoh pelajar
yang mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti silat. Pesilat
harus menguasai seluruh materi pelajaran sehingga akhirnya menjadi bagian
hidupnya. Bagian-bagian tersebut satu sama lain berdiri sendiri (Slameto, 2003:5).
29
b). Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Berbicara tentang pengertian wawasan, penulis akan mengambil dari
pengertian yang dikemukakan oleh G.A. Miller. Wawasan merupakan kreasi dari
“rencana penyelesaian” (meta program) yang mengontrol rencana-rencana
subordinasi lain (pola tingkah laku) yang telah terbentuk (Slameto, 2003: 5-6).
c). Belajar diskriminatif (descriminatif learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai usaha untuk memilih sifat atau
moment yang sesuai dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam
bertingkah laku. Dalam arti belajar dari situasi yang ada (Slameto, 2003: 6).
d). Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Mempelajari bahan yang dipelajari secara keseluruhan dengan cara
berulang-ulang sampai menguasainya dengan penuh (Slameto, 2003: 6).
e). Belajar insidental (incidental learning)
Belajar insidental adalah cara belajar tanpa harus mengikuti instruksi atau
petunjuk mana yang harus dipelajari, tetapi pada saat ujian pelajar/siswa tersebut
harus sudah mampu melakukannya dengan baik. Hal yang semacam ini sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari (Slameto, 2003: 6-7).
30
f). Belajar Instrumental (instrumental learning)
Pada belajar instrumental, seorang pelajar atau siswa akan tertarik untuk
belajar apabila diikuti dengan tanda-tanda bahwa siswa tersebut akan
mendapatkan hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Maka siswa tersebut akan
belajar dengan adanya kekuatan atas dasar tingkah laku untuk mendapatkan
hadiah. Di sini siswa diberi hadiah kalau ia bertingkah laku sesuai dengan tingkah
laku yang dituntut, dan sebaliknya ia dihukum bila memperlihatkan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan tingkah laku yang dituntut, sehingga terbentuk lah
tingkah laku tertentu (Slameto, 2003: 7).
g). Belajar intensional (intentional learning)
Belajar intensional adalah belajar dalam arah tujuan, belajar intensional
merupakan lawan dari belajar insidental (Slameto, 2003: 7).
h). Belajar latent (latent learning)
Disebut laten, karena perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat
tidak terjadi secara segera. Belajar laten ini ada dalam bentuk belajar insidental
(Slameto, 2003: 7-8).
i). Belajar mental (mental learning)
Pada belajar mental, perubahan tingkah laku seseorang seringkali tidak
cukup terlihat. Perubahan tersebut berupa perubahan proses pada perubahan
kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Belajar mental lebih jelas terlihat pada
31
tugas-tugas yang bersifat motoris sehingga bisa dilihat melalui observasi atas
tingkah laku orang tersebut (Slameto, 2003: 8).
j). Belajar produktif (productive learning)
Belajar produktif merupakan belajar dengan transfer yang maksimum.
Dikatakan belajar produktif apabila orang tersebut mampu mentransfer prinsip-
prinsip untuk menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain
(Slameto, 2003: 8).
k). Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan
ingatan (Slameto, 2003: 8).
Dari sebelas jenis belajar di atas, tidak semua jenis belajar tersebut dapat
digunakan oleh setiap individu, karena setiap individu memiliki jenis belajarnya
sendiri-sendiri. Dalam hal ini para ahli psikologi mencoba memberikan teori- teori
belajar yang cocok bagi manusia. Teori ini terlebih dahulu dicobakan kepada
binatang dan setelah diketahui hasilnya baru diterapkan pada proses belajar-
mengajar untuk manusia. Setelah dilihat dampaknya dan sesuai dengan yang
diharapkan baru teori tersebut diterapkan pada proses belajar-mengajar untuk
manusia di sekolah. Sebagaimana diketahui, kegiatan belajar itu merupakan suatu
proses psikologis, yang terjadi dalam diri seseorang sehingga sulit diketahui
dengan pasti bagaimana terjadinya proses belajar tersebut. Dalam hal ini Sardiman
A.M secara global mengemukakan tiga teori belajar antara lain:
32
(1). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya.
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Setiap
daya tersebut dapat dilatih dengan berbagai cara dan bahan untuk memenuhi
fungsinya masing-masing. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan
atau materi tersebut melainkan pembentukan dari daya-daya tersebut. Contoh,
untuk melatih daya ingat, dalam belajar siswa tersebut perlu menghafal seperti
menghafal istilah-istilah asing yang ada dalam pelajaran yang dipelajarinya
(Sardiman, 2007: 30).
(2). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-
bagian /unsur. Teori ini juga beranggapan bahwa kegiatan belajar itu memerlukan
pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh. Dalam pengamatan tersebut
diperlukan keterlibatan semua panca indra, sehingga hasil pengamatan tersebut
mendapatkan insight nya. Timbulnya insight ini dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain:
(a). Kesanggupan atau kemampuan inteligensia individu yang bersangkutan.
(b). Pengalaman artinya, bila seseorang belajar tentu mendapatkan pengalaman,
dan pengalaman itu akan mempermudah seseorang untuk menemukan insight.
(c). Taraf kompleksitas dari suatu situasi: semakin kompleks semakin sulit
dikuasai.
(d). Latihan: Semakin banyak latihan semakin cepat orang memperoleh insight.
33
(e). Trial dan error artinya semakin sering melakukan percobaan dalam kegagalan
yang seseorang lakukan dan akhirnya orang tersebut akan menemukan insight.
Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt, juga belajar memecahkan masalah
karena teori ini diawali dengan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap
(Sardiman, 2007: 30-32).
(3). Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Dari teori ini muncul dua teori yang sangat terkenal yaitu:
(a). Teori Konektionisme.
Menurut Thorndike, bahwa dasar dari belajar itu adalah asosiasi antara
kesan panca indra (sense impresion) dengan impuls untuk bertindak (impuls to
action). Asosiasi ini juga dinamakan ”connecting” maksudnya bahwa belajar itu
adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, antara aksi dan
reaksi, dan hubungan ini akan erat terjadi kalau sering latihan.
(b). Teori Conditioning
Belajar menurut teori ini adalah atas dasar situasi dan kebiasaan. Sebagai
contoh kalau seseorang melihat orang makan asam, orang yang melihat tersebut
air liurnya langsung keluar, contoh lain kalau seseorang naik kendaraan di jalan
raya, begitu lampu merah, ia berhenti. Dalam praktik kehidupan sehari-hari pola
tersebut sering terjadi, dimana seseorang melakukan sesuatu kebiasaan karena
adanya suatu tanda (Sardiman, 2007: 33-36).
34
Tiga teori belajar di atas yang dirumuskan sesuai Ilmu Jiwa Daya, Ilmu
Jiwa Gestalt maupun Ilmu Jiwa Asosiasi ternyata berbeda-beda, namun ada
beberapa persamaannya dan perbedaan tersebut merupakan teori-teori dalam hal
kegiatan belajar. Persamaannya ialah, tiga-tiganya mengakui bahwa dalam belajar
harus ada prinsip, antara lain:
(1)). Dalam kegiatan belajar, diperlukan adanya motivasi.
(2)). Dalam belajar hampir selalu ada kesulitan
(3)). Dalam belajar diperlukan aktivitas
(4)). Dalam menghadapi kesulitan, sering terjadi bermacam-macam respon
2. Pengertian Motivasi Belajar
Kata ‘motif’ menurut Singgih Gunarsa, (1978: 92) berarti dorongan atau
kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu
berbuat, bertindak atau bertingkah laku.
Pengertian motif diperkuat oleh Sardiman, (1986: 73), ia mengemukakan
sebagai berikut: ”Daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai suatu tujuan, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan itu dirasakan mendesak”.
Dengan kata lain, motif merupakan suatu tenaga dari diri individu yang
erat kaitannya dengan tingkah laku individu, karena pada dasarnya semua manusia
didasari oleh dorongan motif. Motif itulah yang menjadi arah tingkah laku
manusia.
35
Bohar Suharto, (1991: 40) mengatakan, adanya motif, tujuan dan aktivitas.
Motif yang baik dan tepat akan merupakan kekuatan untuk menghasilkan perilaku
yang mengarah pada tujuan yang dicita-citakan. Kebutuhan seseorang tergantung
dari apa yang dimilikinya. Bohar Suharto, (1991:41- 42) mengatakan bahwa, ada
dua faktor yang mendapat perhatian dalam hubungannya dengan kebutuhan
manusia, yang akan menjadi pusat motivasi yaitu pengharapan dan kesediaan.
Meskipun mempengaruhi motif dan kebutuhan, kesediaan cenderung
mempengaruhi persepsi tentang tujuan, motivasi timbul sebagai hasil interaksi
antara motif dengan aspek situasi yang diamati. Dampak dari interaksi tersebut
dapat dikatakan bahwa perilaku yang sama dapat melandasi tujuan yang berbeda.
Demikian pula halnya, perilaku yang berbeda dapat mendasari tujuan yang sama.
Prof. Dr. Oemar Hamalik, (2008: 158-161) mengatakan, bahwa ada dua
prinsip yang bisa digunakan untuk memahami pengertian dari motivasi itu sendiri.
Pertama, motivasi dipandang sebagai suatu proses, di mana pengetahuan tentang
proses ini akan membantu kita untuk menjelaskan kelakuan yang kita amati dan
untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang. Kedua, kita
menentukan karakter dari proses tersebut dengan melihat petunjuk-petunjuk dari
tingkah lakunya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Hamalik juga memberikan beberapa kesimpulan fungsi dari motivasi
yaitu:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
36
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
B. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik, motivasi belajar dibagi menjadi dua
jenis seperti:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar
itu sendiri dan memenuhi kebutuhan dan tujuan para siswa (Oemar Hamalik,
2008: 162). Motivasi merupakan motivasi murni yang timbul dari dalam diri
siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,
memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil,
menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok,
keinginannya untuk diterima oleh orang lain, dan lain- lain.
Dalam hal ini siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi
tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan, dengan jalan satu-satunya adalah belajar. Jadi motivasi intrinsik
adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar
yang fungsional.
37
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor- faktor
dari luar situasi belajar, seperti pemberian angka/pemberian rengking, pemberian
hadiah (tingkatan hadiah), medali pertandingan, pemberian pujian dan persaingan
yang bersifat negatif contoh, akan diberi hukuman bila tidak berhasil. Motivasi
ekstrinsik memiliki sisi negatif tetapi meskipun begitu motivasi ekstrinsik ini tetap
diperlukan di sekolah, sebab pelajaran di sekolah tidak semuanya menarik dan
diminati oleh siswa untuk dipelajari atau tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
siswa. Di samping itu sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia harus
mempelajari hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Dalam hal ini motivasi terhadap
pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin
belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru sangat banyak. Guru dapat
menyesuaikan usaha tersebut sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta
perkembangan dari para siswa. Karena itu dalam memotivasi siswa tidak akan
ditentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru
(Oemar Hamalik, 2008: 163).
Dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi, baik, intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan dimilikinya motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif. Siswa dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam hal ini perlu diketahui
bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Untuk
motivasi ekstrinsik terkadang perlu, tetapi kadang-kadang juga kurang sesuai,
untuk itu guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi belajar
38
para anak didiknya. Sebab mungkin saja maksud guru mau memberikan motivasi
terhadap siswanya, tetapi justru hasilnya tidak menguntungkan perkembangan
belajar siswa itu sendiri.
Dalam menumbuhkan motivasi belajar, siswa itu sendiri memerlukan
prinsip-prinsip motivasi. Prinsip-prinsip ini dikemukakan oleh Kenneth H. Hover
setelah melakukan penelitian yang saksama dalam rangka mendorong motivasi
belajar murid-murid di sekolah (Oemar Hamalik, 2008:163-166). Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman, karena pujian bersifat lebih menghargai
apa yang telah dilakukan seseorang sedangkan hukuman lebih mematikan
sesuatu yang telah diperbuat.
b. Setiap murid mempunyai kebutuhan psikologis (kebutuhan yang bersifat
mendasar) yang harus dipenuhi kepuasannya. Maksudnya setiap murid
memiliki corak pribadi yang berbeda, jadi murid yang dapat memenuhi
kebutuhannya secara efektif tentu akan lebih memiliki motivasi dan dis iplin
pula, dari pada murid yang kebutuhannya kurang terpenuhi.
c. Motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri akan lebih efektif dari pada
motivasi yang dipaksakan dari luar.
d. Motivasi itu mudah menjalar, dalam hal kegiatan belajar di sekolah, guru yang
memiliki minat tinggi atau antusias dalam mengajar akan menghasilkan murid
yang berminat tinggi dan antusias pula dalam belajar.
e. Pemahaman yang jelas akan tujuan belajar juga akan merangsang motivasi
seseorang.
39
f. Pujian-pujian yang datangnya dari luar terkadang diperlukan dan cukup efektif
untuk merangsang motivasi belajar seseorang.
g. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam dapat memelihara dan
merangsang motivasi belajar seseorang, dan lain sebagainya.
C. Perlunya Belajar Kreatif sebagai Pendukung Motivasi Belajar
1. Kesulitan- kesulitan yang dihadapi.
Menurut Drs. Oemar Hamalik ada empat faktor yang bisa menimbulkan
kesulitan belajar, seperti:
a. Faktor yang bersumber dari diri sendiri.
Yang dimaksud dengan faktor ini, ialah faktor yang timbul dari diri siswa
itu sendiri. Faktor tersebut juga sering disebut dengan faktor intern. Faktor ini
sangat berpengaruh terhadap kemajuan studi seorang siswa. Hal ini dapat
disebabkan oleh: siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, kurangnya
minat terhadap bahan pelajaran, kesehatan yang sering terganggu, kurangnya
penguasaan bahasa, kebiasaan belajar setiap orang yang berbeda, dan lain- lain
(Oemar Hamalik, 1990: 117).
Menurut Slameto faktor intern dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1). Faktor Jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Sehat berarti dalam keadaan baik seluruh badan beserta anggota-
anggotanya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh
terhadap belajarnya. Slameto mengatakan: ”Agar seseorang dapat belajar dengan
40
baik haruslah ia mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,
makan, olahraga, rekreasi dan ibadah”( Slameto, 2003: 54). Dengan demikian
cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan adanya hal yang kurang baik atau
kurang sempurna pada tubuh/badan seseorang. Cacat itu dapat berupa buta,
setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain- lain.
Siswa yang cacat, maka cara belajarnya juga akan terganggu. Dalam hal ini
hendaknya siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
mengusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
buruk kecacatannya itu (Slameto, 2003: 55).
2). Ada tujuh faktor Psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor- faktor tersebut
adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
a). Inteligensi
J.P. Chaplin dalam bukunya Slameto, (2003: 56) merumuskan pengertian
tentang Inteligensi ini sebagai berikut:
”Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.”
Dalam hal ini inteligensi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih cepat berhasil
daripada yang mempunyai inteligensi yang rendah. Dilain pihak siswa yang
mempunyai tingkat inteligensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal
41
ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor saja
di antara faktor-faktor yang lain. Sedangkan siswa yang mempunyai tingkat
inteligensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar
dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan
faktor- faktor yang mempengaruhi belajarnya. Jika faktor lain itu berpengaruh
negatif terhadap belajar maka siswa akan gagal dalam belajarnya (Slameto, 2003:
55-56).
b). Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi dan
tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Dalam hal ini untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian yang tinggi
terhadap bahan yang dipelajarinya. Dan sebaliknya apabila siswa kurang perhatian
terhadap pelajaran yang dipelajarinya maka akan muncul kebosanan, sehingga ia
tidak lagi suka belajar. Untuk menarik perhatian siswa agar bisa belajar dengan
baik, maka bahan pelajaran yang diberikan perlu diusahakan agar bisa lebih
menarik penyajiannya dan sesuai dengan hobi/bakat atau ciri psikologis umur-
umuran siswa (Slameto, 2003: 56).
c). Minat
Menurut Hilgard minat adalah ”Interest is persisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan
42
yang tetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa kegiatan. Perhatian
dengan minat berbeda, perhatian bersifat sementara dan tidak selalu diikuti rasa
senang sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
diperoleh kepuasan (Slameto, 2003: 57).
d). Bakat
Hilgard memberikan definisi bakat atau attitude adalah “the capacity to
learn” artinya kemampuan untuk belajar dan kemampuan ini akan menjadi
kecakapan yang nyata apabila sudah belajar atau berlatih. Sebagai contoh orang
yang berbakat menjahit akan lebih cepat untuk menjahit baju dari pada orang lain
yang tidak berbakat di bidang itu (Slameto, 2003: 57)
e).Motif
Mc. Donald memberikan pengertian motivasi sebagai berikut: “Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling”(perasaan) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”,
dalam arti tersebut motivasi sangat erat hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Untuk mencapai tujuan diperlukan berbuat dan yang menjadi penyebab
berbuat itu adalah motif sendiri sebagai daya penggeraknya. Dalam kegiatan
belajar harus diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan
baik. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan
memberikan latihan namun latihan ini juga sering dipengaruhi oleh keadaan
43
lingkungan. Jadi dalam kegiatan belajar, motif yang kuat sangat diperlukan oleh
siswa untuk mendapatkan hasil yang baik (Slameto, 2003: 58).
f). Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat /fase yang dominan dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru. Kematangan yang dimaksudkan di sini adalah kematangan fisik. Kesiapan
anak untuk belajar (Slameto, 2003: 58-59).
g). Kesiapan
Menurut Jamies Drever kesiapan atau readiness adalah “Prepareness to
respond or react”. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau
bereaksi. Kesiapan itu ada hubungannya dengan kematangan. Kesiapan perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena kalau siswa belajar dengan adanya
kesiapan dalam dirinya sendiri maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto,
2003: 59).
b. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah.
Hambatan studi tidak hanya bersumber dari diri siswa, tetapi juga
bersumber dari sekolah atau lembaga sekolah itu sendiri. Faktor seperti ini juga
akan menghambat kemajuan studi anak didik dan hal ini tentu dengan sendirinya
menjadi tanggung jawab lembaga untuk memperbaikinya. Faktor ini bisa
disebabkan oleh: cara memberikan pelajaran yang kurang menarik dan tidak
44
sesuai dengan situasi siswa, guru sering mengajar dengan bentuk ceramah saja,
kurangnya bahan-bahan bacaan, bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan
siswa, program di sekolah terlalu padat, guru dengan siswa kurang berinteraksi
secara akrab, relasi siswa dengan siswa kurang baik, kedisiplinan sekolah yang
minim dan lain- lain (Oemar Hamalik, 1990: 120-121).
.
c. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga.
Untuk tingkat TK dan SD sebagian besar waktu belajar dilakukan di
sekolah jadi untuk faktor ini mereka tidak berdampak. Tetapi bagi mereka yang
sudah pada tingkat perguruan tinggi hal ini sangat berpengaruh, karena sebagian
besar waktu untuk belajar dilaksanakan di rumah. Karena itu aspek kehidupan
keluarga sangat mempengaruhi kemajuan studi siswa dan boleh dikatakan bahwa
faktor ini akan membantu sukses tidaknya seseorang studi di Universitas. Faktor
ini bisa dipengaruhi oleh: masalah kemampuan ekonomi, masalah broken home,
bertamu dan menerima tamu, kurangnya kontrol dari orang tua dan lain- lain
(Oemar Hamalik, 1990: 121-124).
d. Faktor yang bersumber dari masyarakat.
Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi siswa
dan bahkan masyarakat sangat membutuhkan mereka. Akan tetapi ada beberapa
aspek dalam kehidupan masyarakat yang bisa mengganggu kelancaran studi
siswa, dan tentu sangat erat hubungannya dengan diri siswa sendiri seperti:
gangguan karena jenis kelamin lain, bekerja selain kuliah, banyak aktif di
45
organisasi, kurang mampu mengatur waktu rekreasi dan waktu senggang, tidak
mempunyai teman belajar, dan lain- lain (Oemar Hamalik, 1990: 124).
.
2. Belajar Kreatif sebagai jalan keluarnya
Pada hakekatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan
sesuatu, dalam arti melalui kegiatan belajar seseorang mampu menghasilkan
sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Sesuatu yang
baru tersebut dapat berupa perbuatan atau tingkah laku; suatu bangunan/sebuah
bangunan, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain- lain. Taylor dan Holland (1962)
menerangkan bahwa kecerdasan memiliki peranan yang kecil dalam tingkah yang
kreatif, dalam hal ini untuk mengukur kreativitas seseorang tidak tergantung dari
kecerdasan saja. Hal ini dikuatkan oleh Nunnally (1970) dalam
http//www//googlependidikannonformal.com. Menurut dia, pada umumnya orang-
orang yang kreatif hanya 10-15 persen dari mereka yang berada pada tingkat atas
hasil test kecerdasan, sedangkan selebihnya termasuk yang normal kebawah.
Belajar kreatif adalah jalan keluar untuk meningkatkan kemajuan studi
siswa sehingga siswa dapat mencapai tujuan dalam hidupnya. Perkembangan
zaman yang sangat pesat ini banyak mendukung pribadi-pribadi untuk
mendapatkan kesempatan belajar kreatif ini. Belajar kreatif ini bisa didapat lewat:
internet, ikut bimbingan belajar di luar sekolah, ikut tutorial, ikut kelompok
belajar, dan lain- lain.
46
Ada bermacam-macam cara dalam mengembangkan kreativitas seseorang.
Davis (1973) dalam http//www//googlependidikannonformal.com, menegaskan,
ada tiga faktor yang perlu diperhatian di dalam pengembangan kreativitas yaitu:
a. Sikap individu
Untuk menemukan gagasan-gagasan serta produk-produk dan pemecahan
yang baru, tentu untuk mencapai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti:
1). Perhatian kasus bagi pengembangan kepercayaan diri seseorang perlu ada.
2). Membangun rasa keinginan tahu seseorang/siswa
Dua hal ini sangat diperlukan dalam mengembangkan atau membangkitkan
kreativitas seseorang.
b. Kemampuan dasar yang diperlukan
Berbicara tentang kreativitas seseorang tentu hal ini memerlukan
kemampuan berpikir divergen dan convergen dari pribadi tersebut. Osborn (1963)
memperkenal 10 tahap pengajaran pemecahan masalah yang kreatif bagi orang
dewasa:
1). Memikirkan seluruh tahap dari masalah 2). Memilih bagian masalah yang dipecahkan 3). Memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu 4). Memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan 5). Memikirkan segala kemungkinan pemecahan masalah tersebut 6). Memilih gagasan yang paling memungkinkan adanya pemecahan. 7). Memikirkan segala kemungkinan cara pengujian 8). Memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji 9). Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi 10). Mengambil keputusan.
47
Kesepuluh tahap tersebut dapat membantu kemampuan berpikir divergen
dan convergen. Tahap 1, 3, 5 , 7 dan 9 membutuhkan pemikiran yang yang kreatif
(divergen), sedangkan tahap 2, 4, 6, 6, 8 dan 10 membutuhkan pemikiran yang
logis ( convergen)( http//www//googlependidikannonformal.com).
c. Teknik-teknik yang digunakan
Dalam mengembangkan kreativitas, ada empat teknik yang perlu
digunakan yaitu:
1). Melakukan pendekatan dengan semua proses mental di dalam menemukan
konsep atau prinsip ilmiah. Hal ini dapat membantu siswa dalam pembentukan
konsep dirinya dengan menampung serta memahami berbagai macam
informasi.
2). Menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming). Dalam teknik ini
siswa diminta utnuk menemukan gagasan-gagasan dari suatu masalah dan
setelah menemukan gagasan-gagasan tersebut siswa diminta lagi untuk
menentukan gagasan mana yang akan digunakan dalam pemecahan masalah
tersebut.
3). Memberi penghargaan bagi prestasi kreatif, tentu penghargaan tersebut akan
berpengaruh positif dalam konsep diri anak untuk lebih percaya diri.
4). Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media. Belajar dengan
menggunakan media tentu memiliki kekuatan yang positif dalam kegiatan
belajar. Melalui alat-alat media tentu proses belajar-mengajar menjadi lebih
48
menarik dan lebih muda ditangkap isi dari pelajaran yang dipelajri para
pelajar.
Dengan adanya belajar kreatif, seseorang tidak lagi miskin dalam
pengetahuan sebab pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai cara, tergantung
apakah orang tersebut mau berkembang atau tidak. Dalam hal inilah motivasi
seseorang perlu ditumbuhkan.
BAB IV
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PELAYANAN TUTORIAL) SEBAGAI
AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC DALAM RANGKA
MENJAWAB KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK-ANAK
DI BLOK BEAS BANDUNG
A. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
Perkembangan tatanan masyarakat yang semakin pesat membawa dampak
terhadap seluruh kehidupan bermasyarakat. Perkembangan zaman yang sangat
pesat ini menuntut setiap individu untuk dapat bertahan menghadapi persaingan
global yang semakin sengit. Kesiapan ini merupakan hal yang tidak bisa ditolak.
Untuk itu pendidikan adalah alat yang sangat vital dalam membentuk dan
mempersiapkan masyarakat dalam mengisi dan berperan serta dalam
pembangunan (Sudjana, 2004: 1).
Mahalnya biaya pendidikan yang tidak serta merta dibarengi dengan
peningkatan kualitas secara signifikan, tentu menimbulkan tanda tanya besar
mengenai orientasi pendidikan yang sebenarnya ingin dicapai. Dalam
perkembangan zaman yang sangat pesat ini, pendidikanpun dituntut untuk
semakin meningkat tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga dari segi
kualitas. Selain itu pendidikan juga dituntut untuk dapat menciptakan manusia
pembangunan yang siap dan berdaya guna.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan iklim
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik bisa secara aktif
50
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga meliputi pengajaran keahlian khusus,
dan juga hal yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah mengajar kebudayaan melewati generasi (Sudjana, 2004: 2).
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003, pasal 1 butir 14 tentang
sistem pendidikan nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan
untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
Materi pendidikan harus disajikan memenuhi nilai-nilai hidup. Nilai hidup
yang meliputi nilai kasih sayang, belarasa, belas kasihan, perhatian dan lain- lain.
Penyajian materi pendidikan ini, tidak boleh bersifat memaksa terhadap anak
didik. Kedua nilai ini perlu diberikan secara objektif, logis. Jalur pendidikan
adalah wahana yang perlu dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
mereka ke dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Banyak ahli bidang pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah yang
merumuskan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, salah satu di antaranya adalah
Philip Commbs (1973:113) dalam merumuskan Pendidikan Luar Sekolah sebagai
berikut : ”Setiap kegiatan yang diorganisasikan di luar sistem persekolahan yang
mapan, apakah dilakukan secara terpisah atau sebagai bagian penting dari
51
kegiatan yang lebih luas, dan dilakukan untuk melayani anak didik guna mencapai
tujuan belajarnya” (Sudjana, 1991: 10).
Sedangkan Soelaeman Y dan Slamet Santoso dalam bukunya Sudjana, D
(1991: 11) Pendidikan Luar Sekolah, mengatakan:
Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, sehingga seseorang /kelompok orang untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Bentuk-bentuk pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pend idikan keaksaraan, pendidikan berupa kelompok
belajar, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan penyelenggara pendidikan luar nonformal meliputi kelompok bermain
(KB), taman penitipan anak (TPA), lembaga kursus, lembaga pelatihan dan
kelompok belajar.
Menurut undang-undang sistem Pendidikan Nasional, satuan Pendidikan
Luar Sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, satuan pendidikan
sejenis (panti latihan, pusat magang, penitipan anak, sanggar kegiatan belajar,
padepokan dan kegiatan pendidikan dalam arti luas yang diselenggarakan oleh
masyarakat)
Pendidikan nonformal mempunyai perbedaan dengan pendidikan formal.
Unesco (1972) menjelaskan bahwa pendidikan nonformal mempunyai derajat
52
keketatan dan keseragaman yang lebih longgar bila dibandingkan dengan tingkat
keketatan dan keseragaman yang ada pada pendidikan formal. Selain itu
pendidikan nonformal memiliki bentuk dan isi program yang bervariasi,
sedangkan pendidikan formal pada umumnya memiliki bentuk dan isi program
yang seragam untuk setiap satuan, dan jenjang pendidikan. Perbedaan juga
nampak pada teknik-teknik yang digunakan dalam merencanakan dan
mengevalusi proses serta hasil dan dampak program pendidikan itu sendiri.
Dilihat dari segi tujuan program pendidikan, pendidikan nonformal memiliki
tujuan program pendidikan yang tidak seragam, sedangkan pendidikan formal
memiliki tujuan program pendidikan yang seragam untuk setiap satuan dan
jenjang pendidikan. Singkatnya perbedaan pendidikan nonformal dan formal ini
terdapat dalam berbagai segi, baik sistem maupun penyelenggaraannya (Sudjana,
2004: 15-16).
B. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah.
Sasaran dalam Pendidikan Luar Sekolah adalah semua masyarakat yang
mempunyai keinginan untuk menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan,
keterampilan serta keahlian mereka. Dalam arti siapa saja berhak mengikuti
program pendidikan luar sekolah selama orang tersebut mempunyai keinginan dan
kemauan untuk meningkatkan taraf hidupnya agar lebih baik.
Pada umumnya dalam pendidikan nonformal, peminatnya berorientasi
pada studi yang singkat, mampu bekerja setelah menyelesaikan studi, dan
biayanya juga tidak terlalu mahal, sehingga tidak menyulitkan pelajar atau
53
golongan ekonomi menengah kebawah. Dalam hal ini program-program
pendidikan nonformal ini biasanya menarik minat para penduduk miskin apabila
berkat program tersebut dirasa mereka akan dapat memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan yang akan mereka pelajari atau miliki ke dalam kegiatan yang bisa
segera memberi keuntungan, khususnya keuntungan ekonomi bagi mereka.
Diharapkan berkat adanya program pendidikan nonformal ini, angka
pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan dari tahun ke tahun (Sudjana,
2004:79-80).
Perkembangan zaman yang pesat ini mendukung fungsi dari pendidikan
nonformal untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap
kepribadian profesional.
Hal ini diperjelas dengan pernyataan Santoso S. Hamijoyo dan Dewi
Melianasari (2001 : 22) mengenai sasaran dalam Pendidikan Luar Sekolah yaitu:
1. Semua anggota masyarakat yang tidak mendapat kesempatan untuk mengikuti program formal sekolah.
2. Semua anggota masyarakat yang karena satu atau hal lain tidak dapat menyelesaikan studi pada tingkat tertentu secara bulat yang dikenal dengan istilah Drop Out (DO).
3. Anggota masyarakat meskipun telah menyelesaikan studi pada tingkat tertentu (formal) masih menganggap perlu untuk mendapat pendidikan tambahan.
Menurut Sudjana (2004: 2) kehadiran pendidikan nonformal memiliki
beberapa keunggulan yaitu:
1. Dari segi biaya, lebih murah apabila dibandingkan dengan biaya yang
digunakan dalam pendidikan formal. Biaya penyelenggaraan pendidikan
nonformal relatif murah karena program pendidikan nonformal ini bisa
54
dilakukan dalam waktu singkat untuk memenuhi kebutuhan belajar tertentu
dengan menggunakan fasilitas yang terdapat di lingkungan setempat sebaik-
baiknya. Selain itu, biaya program ini juga didukung oleh partisipasi dari
masyarakat dan adanya dukungan dari sumber-sumber lainnya sehingga
program pendidikan nonformal bisa relatif lebih murah (Sudjana, 2004: 39).
2. Program pendidikan nonformal lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
Hal ini didukung oleh faktor, dimana tujuan program berhubungan erat dengan
kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat setempat atau kebutuhan
lembaga, yang memungkinkan peserta didik bisa bekerja. Disamping itu
pengorganisasian program pendidikan nonformal memanfaatkan pengalaman
belajar peserta didik. Program pendidikan nonformal umumnya diarahkan
demi kepentingan peserta didik (Sudjana, 2004: 39-40).
3. Pendidikan nonformal memiliki program yang fleksibel, artinya memiliki
program yang bermacam ragam dan menjadi tanggung jawab berbagai pihak,
baik pemerintah, perorangan, ataupun swasta. Selain itu otonomi
dikembangkan pada tingkat pelaksana program dan daerah sehingga dapat
mendorong perkembangan program yang bermacam-macam, sesuai dengan
keberagaman kebutuhan dan keberagaman daerah (Sudjana, 2004: 40).
Selain keunggulannya dari program pendidikan nonformal, Sudjana (2004:
40-42) menemukan beberapa kelemahan dari program pendidikan nonformal
antara lain:
55
a. Kurangnya koordinasi.
Hal ini disebabkan oleh keragaman dan luasnya program yang diselenggarakan
oleh berbagai pihak. Dengan adanya variasi program yang dilakukan oleh
berbagai pihak ini akan memungkinkan terjadinya program-program yang
tumpang tindih (Sudjana, 2004:40-41).
b. Kelangkaan pendidik profesional.
Sebagian besar penyelenggaraan program pendidikan nonformal sampai saat ini
dilakukan oleh tenaga-tenaga yang tidak mempunyai latar belakang pengalaman
pendidikan nonformal. Mereka umumnya ikut terlibat dalam program ini karena
terdorong oleh rasa pengabdian mereka terhadap masyarakat atau karena tugas
yang mereka peroleh dari lembaga tempat mereka bekerja. Pada umumnya mereka
berlatar belakang pendidikan formal (Sudjana, 2004: 41).
c. Motivasi belajar yang relatif rendah.
Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan nonformal tidak menekankan pada peranan
ijazah, tentu ada prinsip pendid ikan tanpa ijazah akan lebih rendah nilainya
daripada pendidikan formal yang peserta didiknya memiliki motivasi kuat untuk
memperoleh ijazah. Selain itu para lulusan pendidikan nonformal dianggap lebih
rendah statusnya dibandingkan dengan lulusan pendidikan formal (Sudjana, 2004:
41-42).
56
Namun kendati kelemahan pendidikan nonformal ini, makin lama makin
diakui juga pentingnya kehadiran pendidikan nonformal sebagai pendidikan
yang berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat ataupun bangsa .
C. Spiritualitas SS.CC: Merenungkan, Menghayati dan Mewartakan Kabar
Gembira
Spiritualitas merupakan sebuah istilah yang sangat populer, khususnya
dikalangan orang kristen. Istilah spiritualitas muncul pertama kali di Prancis yang
sudah digunakan dikalangan lingkungan katolik sejak abad 17. Perkembangan
pemakaian istilah spiritualitas meluas kepada orang kristen lainnya, termasuk
orang-orang protestan evangelis, akhirnya dimana-mana orang berbicara dan
merasa membutuhkan spiritualitas termasuk tokoh-tokoh teologi pembebasan
mengakui bahwa teologi tersebut memerlukan suatu spiritualitas.
Menurut Hans Urs von Balthasar, spiritualitas adalah “sikap dasar praktis
atau eksistensial manusia konsekuensi atau ekspresi dari cara bagaimana ia
mengerti eksistensi keagamaannya”, dengan kata lain merupakan juga eksistensi-
eksistensinya, dalam ia bertindak atau bereaksi secara tetap dalam seluruh
hidupnya menurut tujuan dan pemahaman-pemahaman serta keputusan-
keputusannya yang dasariah. (msfmusafir.wordpress.com)
Robert Webber, mendefinisikan spiritualitas, “secara luas, spiritualitas
adalah hidup yang sesuai dengan hidup Kristus”. Hidup yang menyadari bahwa
karya salib Kristus membuat seseorang menjadi warga negara surga, dan surgalah
yang menjadi tujuan hidupnya di dunia. Perjalanan hidup ini dikerjakan dalam
57
konteks seseorang sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui ibadah kepada Allah,
spiritualitas perlu terus menerus dibentuk dengan misinya di dunia, yaitu
memberitakan visi Kristen melalui perkataan dan tindakannya (www.sabda.com).
Sedangkan Jordan Auman, mendefinisikan “spiritualitas menunjuk kepada
setiap nilai religius atau etis yang dikonkritkan sebagai suatu sikap atau semangat
yang nampak dalam tindakan seseorang”(msfmusafir.wordpress.com).
Ketiga definisi tersebut mau menegaskan bahwa unsur-unsur pokok dari
pengertian umum spiritualitas adalah sikap dasar manusia, entah sebagai individu
ataupun kelompok. Sikap dasar tersebut terbentuk dan didasari oleh sis tem nilai
mutlak agama (atau ideologi) yang dianut. Perkembangan selanjutnya, definisi
spiritualitas ini tidak hanya terbatas pada hidup batin melainkan menyangkut
keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidupnya. Manusia sebagai subyek
spiritualitas tetaplah satu roh dalam dunia atau roh badani tersendiri, dan rohnya
merupakan aspek sentral, dan ini berarti bahwa dia berada dalam suatu hubungan
dengan “Yang Lain”, yang transenden. Spiritualitas merangkum apa yang
terdapat dalam budi manusia, bagaimana itu dipikirkan dan bentuk
pengungkapannya dalam hidup sehari-hari seseorang. Semua itu dilandasi dan
berorientasi kepada Yang Transenden, yang oleh manusia dihayati memanggilnya
secara total dan tanpa syarat, dengan demikian Spiritualitas tidak hanya untuk
dimiliki oleh biarawan-biarawati saja.
Dalam iman Kristiani spiritualitas digambarkan sebagai kehidupan dalam
Kristus dan sebagai suatu perjalanan kesetiaan yang semakin berkembang, di
mana seseorang dipimpin oleh Roh Kudus dan oleh kekuatanNya manusia
58
menjadi serupa dengan Kristus, berada dalam persekutuan cinta yang sempurna
dan dalam pengabdian terhadap Gereja. Spiritualitas demikian dihayati dengan
iman dan dalam relasi dengan Tuhan Yesus “Akulah jalan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” Yoh
14:6. Allah menyelamatkan manusia untuk bersatu dengan Dia melalui PutraNya
Yesus Kristus yang senantiasa dipenuhi oleh Roh KudusNya. Allah tidak datang
hanya mendatangi satu persatu agar berbicara kepada manusia secara individual
tetapi Ia datang dalam kesatuanNya dengan manusia secara personal. Kristus
sebagai pengantara dan tanpa Dia manusia tidak bisa sampai kepada Allah. Roh
Kudus merupakan sumber dari kesatuan tersebut ( Rom 8:9).
Spiritualitas dapat diperoleh dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut
untuk membawa seseorang semakin dekat dengan Tuhannya. Dalam hal ini,
Konst. SS.CC. art. 1 menegaskan, bahwa Kongregasi Hati Kudus Yesus dan
Maria (SS.CC) adalah kongregasi yang berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan
Maria melalui Adorasi Kekal di depan Sakramen Maha Kudus. Spiritualitas ini
menjadi dasar hidup bakti warga tarekat SS.CC yang ditegaskan dalam (Konst.
SS.CC. art. 2). Dari dasar tersebut tumbuhlah sebuah gagasan karya atau misi
untuk merenungkan, menghidupi dan mewartakan kepada dunia cinta kasih Allah
yang memuncak dalam diri Yesus Kristus.
Selama Revolusi Perancis, devosi kepada Hati Kudus Yesus berkembang
lagi dengan pesat. Jadi tidak mengherankan, bila justru pada masa Revolusi
Perancis, yang penuh kegoncangan itu para pendiri berbagai tarekat religius, yang
mencari pengikutnya untuk menyelamatkan iman dan Gereja , memilih devosi
59
kepada Hati Kudus sebagai sumber kekuatan dan spiritualitasnya. Kongregasi
SS.CC juga menghayati devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria sebagai
spiritualitas para pendiri SS.CC dan para pengikutnya. Patricia Villaroel SS.CC,
dalam Cahiers of Spirituality No. 20 BIS tahun 1999: 70 mengutarakan hal ini
demikian: “...Kita adalah perempuan yang dikuduskan untuk mencintai,
bertanggung jawab atas perwartaan Kabar Gembira melalui misi khusus SS.CC
untuk menyempurnakan Injil yang memberi kekuatan dan kehidupan...”. Untuk
mewujudkan hal ini, kita harus mengembangkan sikap kontemplasi kita menuju
hidup, dan memperdalam spiritualitas kita dengan terus menerus, yang berpusat
pada cinta, serta memelihara sikap percaya dan harapan lebih kuat melalui
kesetiaan dalam doa yang terus menerus”. Dalam hidup sehari-hari devosi ini
dilaksanakan dalam bentuk adorasi di depan Sakramen Maha Kudus. Adorasi
yang dimaksud adalah adorasi yang aktif. Oleh Gereja dalam adorasi itu umat
diajak menyembah, memuji, memohon ampun atas kedosaan dunia dan bersyukur
atas rahmat yang Tuhan berikan kepada dunia khususnya cintaNya yang tulus
lewat Putranya yang menjelma menjadi manusia yaitu Yesus Kristus, “stand still
before God as we walk with others” (Berpegang teguh pada Tuhan sebagaimana
kita berjalan dengan orang lain). dengan:
1. Merenungkan
Kata merenungkan dalam bahasa Inggris “to contemplate” yang artinya
To consider carefully and at length; meditate on or ponder: contemplated the
problem from all sides; contemplated the mystery of God ( mempertimbangkan
60
secara lebih teliti dengan wawasan yang lebih luas; merefleksikan dan
mempertimbangkan dengan hati-hati; merenungkan permasalahan dengan semua
sisi; merenungkan misteri Allah). Kata merenungkan/kontemplasi dalam bahasa
Latin adalah contemplare yang berarti memandang dengan seksama, melihat
dengan teliti, yaitu mengamati tanda-tanda yang terjadi di templum (tempat
ibadat), tempat mencari tahu kehendak Ilahi. Dalam terminologi Yunani, kata
kontemplasi adalah theorein berarti memandang atau melihat pada sebuah
pertunjukan atau peristiwa religius. Kata theo (Tuhan) dan thea (penglihatan)
berarti melihat atau memandang Allah. Dalam sejarah perkembangan meditasi-
kontemplasi orang kristen, kontemplasi digambarkan sebagai “perhatian yang
sederhana yang disertai cinta’, pandangan penuh cinta’, ‘ mengintip ke dalam
surga dengan mata rohani’. Jadi kontemplasi dimaksudkan juga hidup
kontemplatif, yang mengutamakan hidup sederhana dan tenang yang mendukung
doa, meditasi dan kontemplasi. Dari komtemplasi tersebut akan muncul cinta,
harapan, percaya dan syukur kepada Tuhan.
Dalam perspektif kristiani, tindakan merenungkan (to contemplate) sangat
erat hubungannya dengan aktivitas rohani/spiritual manusia yang mengarah
kepada Allah. Aktivitas tersebut adalah aktivitas dinamis hati dan jiwa manusia
dalam konteks doa untuk menanggapi Allah yang mewahyukan diriNya. Dalam
hal ini manusia merindukan adanya integritas yang total dengan Allah atau dengan
kata lain kesatuan mistik sekaligus mengarahkan unsur kerohanian itu kepada
hidup aktif. LG 40-41: Gereja menekankan pentingnya mengembangkan hidup
doa (kontemplasi) untuk tujuan kesucian yaitu panggilan umum kepada kesucian.
61
Panggilan kesucian ini menuntut perspektif yang baru dan orientasi baru yang
berakar pada sabda di dalam Kitab Suci. Untuk melihat Kristus lebih dekat dan
utuh, maka jalan satu-satunya adalah Kitab Injil, dimana orang Kristen bisa secara
langsung mengenal pribadi Yesus, yaitu hidup, karya dan kematianNya. Hal ini
dapat dilihat, misalnya melalui Injil Yohanes yang memandang Allah dan
cintaNya dalam Yesus.
Dalam Konst. SS.CC. art. 2, kata merenungkan diterjemahkan dari kata to
contemplate. Kata to contemplate yang dimaksudkan oleh Para Pendiri SS.CC
(good father Coudrin dan good mother Henriette) erat kaitanya dengan semangat
dan jiwa rohani, spiritual, teologis dan biblis yang direnungkan oleh para pendiri
SS.CC. Akar dari renungan kedua Pendiri SS.CC adalah pada gerak Allah yang
berkarya melalui Yesus. Hal tersebut ditegaskan dalam buku spiritualitas SS.CC
(The Lord Led Us by The Hand, 2004: 36) “to contemplate” maksudnya adalah
merenungkan cinta Tuhan “to seek in everything, everywhere and always the
infinite love of the Father. This is the life prayer of ss.cc (selalu mencari di dalam
segala hal, di setiap tempat ketulusan Cinta Tuhan. Ini adalah kehidupan doa para
anggota SS.CC). Pada tahap berikutnya adalah merenungkan karya Allah melalui
Pendiri SS.CC dan kemudian sampai kepada generasi pengikuti SS.CC saat ini,
yaitu merenungkan karya Allah yang sama sebagai warisan pendiri dalam
kongregasi. Warisan pendiri ini adalah kekayaan spiritual dan pengalaman rohani
yang mendalam akan Allah yang terus bergema sejak dahulu sampai sekarang.
Kekayaan pendiri kongregasi SS.CC adalah semangat untuk merenungkan,
62
menghidupi dan mewartakan Injil yang berpusat pada hati Kudus Tuhan Yesus
dan Maria.
Dalam konstitusi SS.CC kata to contemplate (merenungkan) mengandung
arti genta (gong) yang memiliki daya resonansi yang membawa pesan-pesan luhur
dari masa lalu, sejak dari dan pada saat Pendiri SS.CC meletakkan dasar
kongregasi SS.CC, yaitu konsekrasi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria.
Tindakan merenungkan tidak hanya membawa pesan-pesan masa lalu, tetapi juga
menarik kembali kepada akar dan dasar hidup religius, yaitu semangat mengabdi
kepada Allah seperti Yesus dan Maria, sebab di dalam Yesus diperoleh dasar dan
darinya diperoleh semangat untuk merenungkan, menghidupi dan mewartakan
Kabar Gembira (Konst. SS.CC. art. 2). Dalam hal ini, untuk mengenal asal dan
akar serta tujuan hidup saat ini, diperlukan “back to basic” “kembali ke akar”.
Semangat to contemplate yang ada dalam konstitusi, hendaknya menjadi daya
untuk kembali kepada semangat panggilan dan misi kongregasi pada saat
berdirinya, yaitu misi merenungkan, menghidupi dan mewartakan kepada dunia
cinta Allah. Hal ini oleh Ibu Pendiri dilakukan dengan membawa semua
pergumulan dan situasi dunia dalam adorasi di depan Sakramen Maha Kudus.
Para suster meneruskan kharisma ini dengan membawa realitas dunia saat ini
dalam adorasi baik secara pribadi maupun secara komunitas. Adorasi merupakan
ministri (pelayanan) dari seluruh Gereja, dengan demikian para suster SS.CC
sebagai bagian dari Gereja mengambil Adorasi Ekaristi ini menjadi ministri para
SS.CC. ” Eucharistic Adoration is for us, a ministry of the Church” ( Konst.
SS.CC. art. 59). Adorasi atau karya sembah sujud di depan Sakramen Maha
63
Kudus merupakan lanjutan dari karya Allah yang menjadi misi Gereja, karena
merupakan penghayatan konkrit dari persembahan diri yang dilakukan untuk
mewujudkan karya keselamatan yang telah dijanjikan oleh Yesus sendiri.
2. Menghayati
Kata menghayati dalam bahasa Inggris “to live” yang artinya menghidupi,
menghayati, dan lain- lain, artinya suatu semangat hidup yang menggugah dan
menggugat kesadaran eksistensial diri seseorang sehingga masuk dalam
dinamikanya dan bertumbuh bersamanya. To live merupakan sebuah proses yang
berawal dari sebuah pengalaman pribadi. Menghayati tidak cukup dengan proses
identifikasi diri atau menyejajarkan diri dengan figur tertentu tetapi mestinya
sampai pada proses internalisasi, yakni menanamkan dalam hati suatu
permenungan atau semangat hingga bertumbuh dan berbuah dalam tindakan
nyata. Dalam buku spiritualitas SS.CC The Lord Led Us by The Hand menghayati
diartikan to live love: “Dengan hidup kita sebagai keluarga religius serta sebagai
titik awal untuk membangun sebuah komunitas saudara dan saudari yang lebih
besar bersama dengan mereka semua dimana kita diutus. Ini adalah hidup kita
sebagai saudara dan saudari dalam komunitas” (The Lord Led Us by The Hand,
2004: 36).
Para suster SS.CC menghidupi kharisma ini melalui cara hidup, baik
dalam hidup berkomunitas maupun dalam hidup bermasyarakat. Dalam hidup
berkomunitas para suster menghidupinya melalui semangat pelayanan,
kesederhanaan, kekeluargaan; kesetaraan dalam anggota komunitas dan
64
penyesuaian diri dengan masyarakat setempat di mana para suster SS.CC hadir.
Dalam bermasyarakat para suster menghayatinya dalam semangat pelayanan yang
bersumber pada Hati Kudus Yesus yang mudah tergerak oleh rasa belas kasihan. “
Melihat orang banyak itu, tergeraklah Hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”
Mat 9:36. “…Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu” Mat
15: 32.
Menghayati, juga bersumber dari ekaristi dan adorasi harian sebagai
sumber hidup untuk memperoleh daya Ilahi dan dalam adorasi dimohon silih atas
dosa-dosa dunia. Menghayati dapat diartikan mengakrabi Kitab Suci, seseorang
yang mempunyai kebiasaan membaca Injil akan memberi bingkai injili dalam
hidup dan tutur katanya. Hal ini nampak dalam hidup berkomunitasnya. Contoh
hidup berkomunitas yang paling ideal dalam Kitab Suci adalah dalam Kisah Para
Rasul 4:32, dimana orang berkumpul bukan karena kesamaan suku, kesamaan
hobi, dan lain- lain, tetapi karena satu cinta, mencintai Allah yang sama yang sejak
awal mencintai manusia. Komunitas yang mengedepankan nuansa kekeluargaan,
memiliki keterbukaan dan persaudaraan yang sehat, mempunyai sensitivitas
terhadap kebutuhan anggota komunitas dan orang lain, dan lain- lain, adalah
komunitas ideal yang didambakan oleh setiap orang dan komunitas ini juga yang
menjadi harapan dari para suster SS.CC sebagaimana di tegaskan oleh Bapak dan
Ibu Pendiri kongregasi SS.CC. Dalam surat-surat mereka selalu menggaris-
bawahi komunitas ideal tersebut, bahkan Yesuspun secara khusus mendoakan
kesatuan para muridnya sebagaimana ditegaskan dalam Injil Yoh 17:1-26.
65
Menghayati bisa juga diartikan, the way looking at things ( cara
melihat/memaknai sesuatu), menegaskan pandangan terhadap makna dari segala
proses yang dilalui seseorang. Bagi orang tersebut, makna dari segala sesuatu
akan menjadi nyata kalau orang tersebut memiliki cara pandang yang sehat
terhadap segalanya, hal itu juga yang akan membawa seseorang mengalami
perjumpaan dengan Allah.
3. Mewartakan
Kata mewartakan dalam bahasa Inggris adalah to announce artinya
mewartakan. Ada dua kata kunci hakekat dari kata to announce yakni:
a. Mewartakan berarti berbagi... artinya ada sesuatu yang akan dibagikan, sesuatu
yang telah dialami dan dihidupi sebelumnya.
b. Mewartakan berarti being in between, maksudnya berdiri di antara dua realitas
dan membuat realitas itu menjadi satu, dan ketika realitas itu menjadi satu
maka saya harus siap dan rela mengundurkan diri.
Setiap orang dipanggil untuk mewartakan tetapi pewartaan tersebut harus
berangkat dari sebuah pengalaman kontemplasi. Hal ini ditegaskan dalam 1 Yoh
1:1-4 “apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami
lihat dengan mata kami sendiri, yang telah kami saksikan dan yang telah kami
raba dengan dengan tangan kami tentang firman hidup itulah yang kami tuliskan
dan wartakan kepada kamu...”. Kontemplasi yang dimaksudkan adalah
kontemplasi yang aktif yang menjadi dasar dari pewartaan itu sendiri. Aksi dari
kontemplasi ini menjadi buah dari doanya/permenungannya. Buku spiritualitas
66
SS.CC The Lord Led Us by The Hand menegaskan, bahwa maksud dari pewartaan
adalah to proclaim love: “what you have received as a gift, give as a gift (apa
yang kamu terima sebagai hadiah dari Allah, berikanlah juga sebagai hadiah
kepada orang lain)” (The Lord Led Us by The Hand, 2004: 36). Para suster SS.CC
diajak untuk menyadari bahwa apa yang diterima itu adalah hadiah dari Tuhan,
dan kita harus membagikan/memberikannya sebagai hadiah juga kepada orang
lain, dengan mewartakan Kabar Gembira ini kepada dunia melalui cara hidup dan
pelayanan yang menanggapi kebutuhan sesama, baik dalam komunitas maupun
dalam masyarakat setempat.
D. Aktualisasi Spiritualitas SS.CC Oleh Ibu Pendiri
1. Realitas Perancis Pasca Revolusi
Pasca Revolusi terjadi sekitar tahun 1787-1799 karena rakyat sudah tidak
tahan lagi terhadap tindakan semena-mena kalangan bangsawan. Kekuasaan raja
yang mutlak dan penarikan pajak yang memberatkan menjadi faktor utama
pendorong Revolusi Perancis. Selain itu faktor lain yang juga mendorong revolusi
tersebut adalah: merosotnya perekonomian Perancis akibat pemborosan kaum
bangsawan; tidak adanya kepastian hukum; perbedaan yang menyolok antar
golongan dalam masyarakat. Meletusnya Revolusi Perancis ditandai dengan
diserangnya Penjara Bastile oleh rakyat Perancis pada tanggal 14 Juli 1789.
Penyerangan atas penjara tersebut di dasarkan pada 3 alasan, yaitu:
a. Penjara Bastile merupakan gudang persenjataan dan makanan;
b. Membebaskan tawanan politik yang dapat mendukung gerakan revolusi;
67
c. Membebaskan orang-orang tidak berdosa yang telah ditangkap dan
dipenjarakan secara semena-mena ke dalam penjara Bastile.
Revolusi Perancis tidak hanya diarahkan kepada kalangan kerajaan saja
tetapi karena ketidakpuasan rakyat, juga turut dilampiaskan terhadap kalangan
agama dan bangsawan yang dianggap menindas mereka. Rakyat yang mengamuk
secara membabi buta menyerang rumah-rumah para bangsawan dan biarawan.
Mereka merampas, membunuh, dan mengusir orang-orang kaya tersebut dari
rumahnya. Kemudian rumah-rumah mereka dibakar. Menurut Charles Dickens
dalam Oliver Twisf, sejak saat itu banyak kaum bangsawan dan kalangan Gereja
yang selamat melarikan diri ke luar Perancis. Mereka kemudian menjadi emigran
dan tidak berani kembali ke Perancis. Pemerintah juga mengumumkan pernyataan
hak-hak manusia dan warga yang telah disepakati tanggal 26 Agustus 1789 oleh
Dewan Nasional. Pernyataan tersebut didasarkan pada semboyan Revolusi
Perancis, yaitu liberte (kebebasan), egalite (persamaan hak), dan fraternite
(persaudaraan).
Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang dan dipengaruhi
oleh ide pencerahan dari kaum borjuis, kaum petani, para buruh, dan individu dari
semua kelas yang merasa disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan
beralih dari monarki ke badan legislatif, kepentingan-kepentingan yang
berbenturan dengan kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini bahkan
kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah (Malet, 1989: 3-61).
68
2. Sekolah Gratis
Kongregasi SS.CC didirikan pada klimaks dari Revolusi Perancis,
tepatnya pada 24 Desember 1800 oleh Pater Pierre Coudrin, seorang imam
diosesan bersama Henriette Aymer de la Chevalerie, seorang putri dari keluarga
bangsawan. Mereka berdua menyaksikan dan mengalami keberingasan Revolusi
Perancis yang meluluh- lantahkan kemapanan setiap orang. Keluarga-keluarga
hancur berantakan sehingga di mana-mana terdapat anak-anak tanpa keluarga
mereka. Realitas ini memaksa Coudrin dan Henriette untuk berbuat sesuatu untuk
tetap menjamin masa depan anak-anak itu. Dalam Konst. SS.CC. diuraikan,
bahwa misi SS.CC menuntut anggota untuk mewujud-nyatakan pewartaan dengan
masuk ke kedalaman cinta kasih Kristus yang dinamis kepada BapaNya dan
kepada dunia, terutama bagi mereka yang miskin, menderita, yang terpinggirkan
dan belum pernah mendengar Kabar Gembira. Untuk menghadirkan Kerajaan
Allah, hendaknya para anggota mengupayakan transformasi hati manusia dan
berusaha menjadi pembawa kesatuan dalam dunia. Melalui solidaritas dengan
kaum miskin, anggota juga bekerja untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
rukun. (Konst. SS.CC art. 6)
Henriette tidak hanya menampung mereka untuk hidup tetapi juga mengupayakan
pendidikan yang baik bagi mereka sehingga mereka mempunyai keahlian tertentu
untuk kepentingan mereka sendiri di masa depan. (Cahiers of Spirituality No. 10
BIS, 2000: 87) mengutarakan hal ini demikian; Henriette sungguh menyadari apa
yang dibutuhkan kebanyakan orang pada saat itu, di mana banyak kaum muda
yang berasal dari keluarga-keluarga baik dan seharusnya memiliki masa depan
69
yang baik, harus mengalami keadaan yang sangat memilukan. Mereka tidak
mendapatkan pendidikan yang baik, maka Henriette mengajak mereka untuk
mengikuti program pendidikan sederhana di biaranya, lewat sebuah program yang
tidak memungut biaya atau boleh membayar semampunya saja. Hari demi hari
jumlah anak-anak semakin bertambah demikian pula modul-modul yang diberikan
semakin bervariatif, sehingga perlahan- lahan program ini dirasa sangat membantu
masyarakat. Pater Hilarion Lucas, SS.CC., dalam (Cahiers of Spirituality No. 10
BIS, 2000: 91), menyampaikan sebuah kesaksian tentang hal ini;
How many children have been brought up in a Christian,honest way, who have had no claim to such an upbringing other than the wretchedness and powerlessness... I have seen them being given, thanks to the Good Mother, all the care which their parents, either they had died or because they were impoverished, were unable to provide for them. I, especially Augustine Main, have experienced more than most others the affect of this charity which I can not praise and publicize enough. Pater Hilarion Lucas, SS.CC, dalam kutiban di atas memperlihatkan
bagaimana dampak dari model sekolah alternatif yang digagas oleh Ibu Pendiri itu
telah menuai hasil yang sangat positif. Ibu Pendiri tidak hanya merupakan guru
yang mengajar tetapi juga menjadi orang tua yang melindungi dan menjaga
mereka. Perhatian lebih yang dicurahkan oleh Ibu Pendiri itu telah mengispirasi
komunitas SS.CC perdana untuk mendukung dan melanjutkan model pendidikan
tutorial itu.
Sejak saat itu, dalam kongregasi SS.CC dikenal sebuah program sekolah
gratis dan hingga kini hal itu diupayakan di komunitas-komunitas yang
memfokuskan diri pada dunia pendidikan. Sekolah gratis dipahami dalam dua arti;
70
gratis dengan sungguh-sungguh tidak bayar dan gratis dalam arti membayar
semampunya saja.
Dalam prakteknya, sekolah gratis ini bisa berbentuk formal, dalam arti
sebuah sekolah formal sebagaimana sekolah-sekolah pada umumnya, bisa juga
dalam bentuk pendampingan-pendampingan yang memacu berkembangnya bakat-
bakat setiap orang atau tutorial yang mendukung pendidikan formal anak-anak.
Pada saat ini, sekolah gratis dilakukan melalui pelayanan tutorial,
pendidikan bakat dan bea siswa bagi anak-anak yang drop out teristimewa yang
terkait dengan alasan ekonomis. Negara-negara yang sampai saat ini masih
mempertahankan sekolah formal yang gratis adalah (SD, SMP dan SMA), Chili,
Colombia, Peru, Ekuador, Paraguay, Hawai, Bolivia, Spanyol, Congo dan
beberapa negara di Eropa (Cahiers of Spirituality No. 10 BIS, 2000: 88).
E. Dampak Pendidikan Luar Sekolah Bagi Pendidikan Anak-Anak Blok
Beas Bandung
1. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah
Peraturan pemerintah no.73 tahun 1991 tentang tujuan Pendidikan Luar
Sekolah berkaitan dengan tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Luar Sekolah
berbunyi:
a). Melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayat guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya.
b). Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi
71
c). Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan luar sekolah dapat dipenuhi.
Dalam www.sinarharapan.co.id diuraikan, tujuan Pendidikan Luar
Sekolah adalah:
Melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin, membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, mencari nafkah ataupun melanjutkan jejang pendidikan dan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan formal.
Secara umum kesimpulan dari uraian di atas ialah, bahwa tujuan
pendidikan luar sekolah adalah menambah dan melengkapi pendidikan yang tidak
dapat diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah dan dengan demikian bisa
memiliki keleluasaan yang lebih jauh lebih besar dan secara cepat disesuaikan
dengan beraneka ragam kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah, sehingga
dapat semakin banyak memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan tujuan pendidikan luar sekolah di atas, serta untuk menjawab
rumusan permasalahan yang ada pada Bab I, maka penulis mengadakan penelitian
singkat untuk mengetahui dampak pendidikan luar sekolah tersebut bagi
pendidikan anak-anak Blok Beas Bandung.
2. Persiapan Penelitian
a. Latar belakang penelitian.
Perkembangan zaman yang semakin maju membuat kehidupan masyarakat
Blok Beas semakin memprihatinkan. Meskipun ada beberapa di antara mereka
yang bekerja sebagai buruh pabrik dan pembantu rumah tangga namun tetap tidak
72
mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh upah/gaji yang
minim diproleh dan juga kurangnya pendidikan mereka dalam pengelolaan/
menggunakan uang.
Dampak dari situasi ini adalah pendidikan untuk anak menjadi nomor
terakhir. Dalam arti bahwa mereka umumnya tidak lagi menempatkan pendidikan
anak sebagai sesuatu yang penting. Akibatnya banyak anak-anak mereka yang
putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Yang mereka pikirankan adalah,
bagaimana bisa “survive (dapat bertahan hidup)” di zaman yang semakin sulit ini.
Atas dasar itulah maka anak-anak yang masih pada dalam usia sekolah sudah
didorong untuk menjadi buruh kecil di pabrik-pabrik atau pekerjaan apapun untuk
menopang ekonomi keluarga. Anak yang seharusnya masih duduk di SMA sudah
harus membantu orang tuanya dan menikah pada usia dini. Diharapkan hal ini
dapat mengurangi tanggung jawab para orang tua atas anaknya. Perkawinan dini
di bawah 15 tahun merupakan hal biasa bagi masyarakat Blok Beas dan didukung
oleh faktor budaya yang tidak melarang pernikahan anak pada usia dini.
Selain rendahnya kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan kesehatan,
baik kesehatan pribadi dan keluarga maupun dalam skala umum, juga sangat
rendah kesadaran untuk hidup mandiri. Pola hidup yang tidak sehat, seperti
membuang sampah sembarangan, fasilitas cuci dan masak yang seadanya dan
akses air bersih yang jauh dari standar kesehatan, menimbulkan berbagai macam
penyakit. Banyak di antara mereka yang menderita penyakit paru-paru basah,
TBC, demam berdarah, diahre, cikungkunyak, dan lain- lain. Realitas kumuh ini
73
tentu saja terkait erat dengan gizi buruk yang menimpa khususnya anak-anak
balita dan ibu- ibu hamil.
Melihat realitas semacam ini maka Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati
Tersuci Maria merasa terpanggil untuk hadir dan tinggal di antara mereka tanpa
memandang perbedaan suku, agama, dll. Para suster SS.CC mencoba melakukan
pendekatan kepada masyarakat Blok Beas ini dengan mengunjungi keluarga-
keluarga yang ada di daerah tersebut. Banyaknya permasalahan yang mereka
hadapi, para suster SS.CC berusaha menolong mereka dengan melihat bersama
dengan masyarakat tersebut apa yang bisa dilakukan untuk menolong mereka.
Dari sekian banyaknya permasalahan tersebut, pendidikan terhadap anak-anak
yang akan menjadi generasi penerus bangsa adalah masalah utama di daearah
Blok Beas ini. Dalam hal ini para suster SS.CC melakukan pelayanan tutorial
dalam kelompok belajar, berupa program bantuan beasiswa untuk mendukung
anak memperoleh pendidikan formal.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis bermaksud untuk
melihat sejauh mana pengaruh atau dampak dari pelayanan tutorial/pendidikan
luar sekolah yang diadakan oleh para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar anak Blok Beas untuk mendukung program pemerintah dalam
memeratakan pendidikan di Indonesia.
74
b. Rumusan masalah
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin diteliti lebih lanjut, yang
menjadi titik berangkat dari penelitian ini. Adapun masalah yang dirumuskan
adalah:
1) Seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan alternatif) dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung?
2) Faktor-faktor apa yang memotivasi anak belajar di Blok Beas Bandung?
3) Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pendidikan alternatif yang
dilakukan oleh para suster SS.CC. dalam meningkatkan motivasi belajar anak
di Blok Beas Bandung?
c. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui seberapa besar peranan kelompok belajar (pendidikan luar
sekolah) dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas
Bandung.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dari
pendidikan alternatif di Blok Beas Bandung.
3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan
luar sekolah/tutorial yang dilakukan oleh para suster SS.CC. dalam
meningkatkan motivasi belajar anak di Blok Beas Bandung.
75
d. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian “pengaruh/dampak pendidikan luar
sekolah/pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar anak Blok Beas Bandung” adalah:
1) Supaya peneliti memiliki pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam
penelitian ilmiah, khususnya dalam rangka meningkatkan motivasi belajar
anak.
2) Memberikan sumbangan gagasan dan hasil penelitian bagi tercapainya tujuan
dan maksud kehadiran para suster SS.CC di daerah Blok Beas Bandung.
3) Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan para suster SS.CC terhadap
kaum miskin.
3. Metodologi Penelitian
Berikut ini diuraikan: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan uji coba instrumen yang
dipakai.
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kuantitatif bersifat Ex post facto, yaitu penelitian yang menunjuk
kepada perlakuan variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti
tidak perlu memberikan perlakuan lagi, peneliti hanya melihat efeknya pada
variabel terikat. Penelitian Ex post facto dapat mengkaji pengaruh dua variabel
bebas atau lebih dalam waktu bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas
76
tersebut pada variabel terikat (Nana Sudjana, 2004: 56). Dengan penelitian ini
peneliti akan melihat pengaruh dari pelayanan tutorial terhadap peningkatan
motivasi belajar anak Blok Beas yang sudah dilaksanakan oleh para suster SS.CC
di Blok Beas. Jenis penelitian ini menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, pengolahan data hingga pada penampilan hasil data.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Blok Beas, Gang Haji Encep No. 44
Blok Beas Sumber Sari Bandung. Blok Beas di pilih sebagai tempat atau lokasi
penelitian, karena berdasarkan pertimbangan. Pertama, Blok Beas tempat para
suster SS.CC tinggal dan berkarya dan belum pernah diteliti oleh tenaga peneliti
secara formal. Kedua, peneliti lebih mudah memperoleh ijin karena peneliti
adalah salah satu anggota dari Kongregasi suster SS.CC.
2) Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-9 November 2008.
c. Populasi Penelitian dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta tutorial yang datang
ke Blok Beas setiap hari Minggu. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik purposif. Tehnik purposif dipilih mengingat siswa SD tingkat bawah kelas
TK kecil dan nol besar, kelas I dan II akan mengalami kesulitan bila dijadikan
77
responden dari permasalahan yang ada. Maka sampel dipilih siswa kelas III
sampai kelas XII secara keseluruhan. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan
untuk mengembangkan kegiatan pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam
rangkat meningkatkan motivasi belajar anak-anak di Blok Beas.
d. Teknik Pengumpulan Data
1). Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini ada dua variable yang berlaku dan dikaji, yaitu:
a). Variabel bebas, variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pelayanan
Tutorial Suster-suster SS.CC”, dan
b). Variabel terikat, variabel terikat adalah “Motivasi Belajar Anak Blok Beas
Bandung”.
2) Defenisi Operasional Variabel
a) Pelayanan Tutorial Suster-suster SS.CC
Pelayanan Tutorial ini disebut juga Pendidikan alternatif, pendidikan
kreatif diluar sekolah. Soelaeman Yoesoep dan Slamet Santoso dalam bukunya
Sudjana, D (1991: 11) Pendidikan Luar Sekolah, mengatakan:
Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, sehingga seseorang /kelompok orang untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
78
Commbs (1973) dalam bukunya Sudjana, (2004: 22) juga memberikan
merumuskan pengertian Pendidikan Luar Sekolah adalah: ”Setiap kegiatan yang
diorganisasikan diluar sistem persekolahan yang mapan, apakah dilakukan secara
terpisah atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, dilakukan
untuk melayani anak didik untuk mencapai tujuan belajarnya”.
Dalam pelayanan tutorial ini para suster menempatkan diri bukan sebagai
guru yang tahu segalanya tetapi sesama yang mau belajar dan berbagi sehingga
para peserta didik juga merasa bertanggung jawab. Setiap pertemuan masing-
masing peserta diberi tanggung jawab misalnya: menata ruangan, menghapus
papan tulis, melaporkan hasil belajar dan menemukan hal-hal baru dari
pembelajaran tersebut. Pada dasarnya materi yang diajarkan tidak berbeda dengan
yang diajarkan di sekolah tempat mereka belajar, hanya saja pemberian dan
perencanaannya sangat bervariasi.
b). Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Blok Beas Bandung
Kata ‘motif ‘ menurut Singgih Gunarsa, (1978 : 92) berarti dorongan atau
kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu
berbuat, bertindak atau bertingkah laku.
Pengertian motif diperkuat oleh Sardiman (1986: 73 ) mengemukakan
sebagai berikut: ”Daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan didalam subjek
untuk melakukan aktivitas tertentu sebagi suatu tujuan, terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan itu dirasakan mendesak”.
79
Oemar Hamalik (2008 :158-161 ) mengatakan bahwa ada dua prinsip yang
akan digunakan untuk memahami pengertian dari motivasi itu sendiri. Yang
pertama motivasi dipandang sebagai suatu proses. Dimana pengetahuan tentang
proses ini akan membantu seseorang untuk menjelaskan kelakuan yang dia amati
dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang. Yang kedua
kita menentukan karakter dari proses tersebut dengan melihat petunjuk-petunjuk
dari tingkah lakunya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal yaitu data
mengenai pelayanan tutorial dan motivasi belajar anak.
b. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner dan koesioner ini sekaligus alat pengumpulan data. Dalam
kuesioner ini digunakan perbedaan semantik, skala likert dan studi dokumen.
Perbedaan semantik merupakan skala yang terdiri dari lima tingkat dan beberapa
kategori, yakni: menerima–tidak menerima, menyenangkan-menyusahkan,
bermanfaat-tidak bermanfaat, sering- tidak pernah. Kategori-kategori tersebut
dimaksudkan untuk mengungkap aspek-aspek sikap, yakni kecenderungan,
80
konsisten, penilaian suatu objek. Adapun skala likert adalah skala yang terdiri dari
lima tingkat, yang dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi 4 tingkat. Koesioner
sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, dan lain- lain
dari individu atau responden (Nana Sudjana & Ibrahim, 2004:102). Cara ini dibuat
untuk mengukur pelayanan tutorial dan motivasi belajar anak. Studi dokumen
dipergunakan untuk memperoleh data nilai rapor pendidikan agama katolik.
Kisi-kisi dari instrumen dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen
No Variabel Indikator Jlh. Item
(1) (2) (3) (4) 1 Pelayanan Tutorial Para
Suster SS.CC • Metode pelayanan dari SS.CC • Fasilitas yang digunakan dalam
melayani • Tingkat kedisiplinan pelayanan
SS.CC
5 5 5
2 Perkembangan Mental Anak Blok Beas Bandung
• Rajin belajar • Mau berbagi/membantu orang lain • Dapat terbuka, mendengarkan dan
memiliki semangat juang
5 5 5
PENILAIAN
Pelayanan Tutorial Para Suster SS.CC
Skor tiap butir soal 4 x 15 soal = 60 (total Skor)
Motivasi Belajar Anak blok Beas
Skor tiap butir soal 4 x 15 = 60 untuk skala sikapnya
Total skor keseluruhan adalah 120.
81
c. Analisis Instrumen
Penelitian ini tidak menggunakan instrumen uji coba, kuesioner (lampiran:
1) diujikan terhadap anak-anak kelas III sampai kelas XII peserta tutorial. Data
yang diperoleh diolah, dan setelah dianalisis dengan program excel dapat
ditemukan ada 11 butir soal yang tidak signifikan dalam taraf 5% yakni soal
nomor 4,6,10,11,20,25,26,27,28,29dan 30 (lampiran 1). Kesebelas butir soal yang
tidak valid tersebut dibuang. Hasil uji coba setelah dianalisis dengan rumus Alpha
Cronbach’s, menunjukkan nilai reliabilitas 0,54. Nilai ini menunjukkan bahwa
reliabilitas instrumen dapat dipertanggungjawabkan.
d. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini berjenis interval. Analisis dilakukan dalam tiga
langkah, yakni: uji persyarat, analisis deskriptif, dan analisis regresi dengan dua
prediktor. Uji persyaratan yang dilakukan berupa uji normalitas dan linieritas,
autokorelasi, multikolinieritas, dan homosedasatisitas melalui SPSS for windows.
Data dianggap normal jika keluar analisis regresi pada Normal Probability Plots
titik-titik data membentuk pola linear sehingga konsisten dengan distribusi
normal. Data tidak terjadi autokorelasi jika nilai pada tabel Model Summary pada
kolom Durbin-Watson ditemukan 1,586 dalam arti tidak kurang dari satu atau
lebih dari tiga. Dan tidak terjadi multikolinniaritas jika tutorial pada tabel
Coefficients pada kolom VIF nilainya lebih dari satu atau sama dengan satu. Data
memiliki varian konstan jika tutorial yang berjudul Scatterplot antara standardized
residual *zresid dan standardized predicted value *zpred tidak membentuk suatu
82
pola tertentu, sehingga bisa dianggap residual mempunyai variance konstan
(homoscedasticity).
Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh nilai rerata setiap variabel
dan mengklasifikasikan data setiap variabel dalam lima tingkat, dengan kriteria
sebagai tampak dalam tabel-tabel berikut:
Tabel 4. Kriteria Klasifikasi Pelayanan Tutorial
Klasifikasi Skor Hebat /bagus 52-60 Baik 43-51 Cukup 34-42 Kurang 25-33 Sangat Kurang 16-24
Tabel 5. Kriteria Klasifikasi Motivasi Belajar Anak
Klasifikasi Skor Hebat/bagus 52-60 Baik 43-51 Cukup 34-42 Kurang 25-33 Sangat Kurang 16-24
Kriteria tersebut saya ambil dari mengurangi skor maksimal dengan skor
minimal, kemudian hasilnya dibagi lima. Untuk Kriteria Pelayanan Tutorial
dengan motivasi belajar anak dalam Instrumen yang saya buat adalah sama jumlah
soalnya setiap variabel adalah sama 15 butir soal dan juga dengan penilaiannya
setiap butir soal memiliki nilai 4.
83
Jadi kriteria diatas diambil dari skor maksimal dari setiap variabel adalah
15 X 4 = 60. dan skor minimalnya adalah 15 jadi 60-15 = 45. 45 dibagi 5=9. jadi
jarak rentang antara skala adalah 9.
Langkah ketiga adalah analisis regresi yang dilakukan untuk menguji
hipotesis. Semua analisis data menggunakan program SPSS for windows. Terkait
dengan materi, unit analisis yang digunakan ialah sikap jujur, tanggung jawab dan
disiplin.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data keseluruhan yang masuk ada 75 buah. Setelah dicek kelengkapan
jawabannya terdapat tiga buah yang tidak lengkap. Ketiga buah data tersebut
didrop sehingga data yang dapat dianalisis keseluruhan ada 72 buah. Lihat
lampiran 2.
a. Hasil penelitian
1) Uji Persyaratan
a). Data yang diolah output regresi (lihat lampiran 3) pada tabel yang berjudul
Normal Probability Plots ditemukan bahwa titik-titik data membentuk pola
linear sehingga konsisten dengan distribusi normal. Artinya data tersebut
tergolong normal.
b). Untuk data output regresi pada tabel Model Summary pada kolom Durbin-
Watson di dapat nilai 1,615. Nilai ini tidak kurang dari satu dan tidak lebih
dari tiga, untuk itu dapat diasumsikan tidak terjadi autokorelasi.
84
Tabel 6. Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615
(a) Predictors: (Constant), Tutorial
(b) Dependent Variable: motivasi Belajar
c). Dari tabel Coefficients juga terlihat bahwa nilai VIF =1,000 masih dianggap
tidak terjadi multicollinearity (dapat juga dikatakan low collinearity)
Tabel 7. Coefficients (a)
Model Unstandardized
Coefficients
Standar-dized
Coeffi-cients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleran-ce VIF
1 (Constant) 46,33 3,852 12,03 ,000 Tutorial ,122 ,094 ,154 1,301 ,198 1,000 1,000
(a) Dependent Variable: motivasi Belajar
d). Analisis Deskriptif
(1) Deskripsi pelayanan tutorial para suster SS.CC Blok Beas Bandung
Dari lampiran 3: Data lengkap, tampak bahwa mean dari data pelayanan
tutorial adalah 40.8. berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan pada bagian
terdahulu rata-rata tersebut masuk kategori cukup. Data dari pelayanan tutorial
85
tersebut jika diklasifikasikan berdasarkan kriteri sebagaimana telah dikemukakan
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Pelayanan Tutorial
Klasifikasi Skor Jumlah % Hebat/bagus 52-60 0 0 %
Baik 43-51 23 32 % Klasifikasi Skor Jumlah %
Cukup 34-42 43 60 % Kurang 25-33 6 8 %
Sangat Kurang 16-24 0 0 % Jumlah 72 100/%
Deskripsi Pelayanan Tutrial
Data sebagaimana tercantum pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa
siswa yang merasakan pelayanan tutorial dengan klasifikasi baik ada 23 (32%)
dari 72 anak, dan yang merasakan pelayanan tutorial dengan klasifikasi cukup ada
43 (60%) dari 72 anak. Dan siswa yang merasakan pelayanan tutorial dengan
52-60 Hebat
43-51 Baik
34-42 Cukup
25-33 Kurang
16-24 Sangat Kurang
0 % 60 % 0 23
32 % 8 % 0 % 6
43
0
• Series 1 • Series 2
86
klasifikasi kurang ada 6 (8%) dari anak. Adapun siswa yang merasakan pelayanan
tutorial hebat dan sangat kurang baik tidak ada.
(2) Deskripsi motivasi belajar anak Blok Beas Bandung
Data lampiran 2: Data lengkap, ditemukan bahwa mean dari data motivasi
belajar anak Blok Beas Bandung 51,31. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan pada bagian terdahulu bahwa rata-rata tersebut masuk pada kategori
Baik. Data dari motivasi belajar anak tersebut jika diklasifikasi berdasarkan
kriteria sebagaimana telah dikemukakan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 7. Deskripsi Motivasi Belajar.
Klasifikasi Skor Jumlah % Hebat 52-60 35 49 % Baik 43-51 36 50 % Cukup 34-42 1 1 % Kurang 25-33 0 0 % Sangat Kurang 16-24 0 0 % Jumlah 72 100%
Motivasi Belajar
52-60 Hebat
43-51 Baik
34-42 Cukup
25-33 Kurang
16-24 Sangat Kurang
0 0% 0% 0 1% 1
36
49%
35
50%
• . Series 1 • Series 2
87
Data sebagaimana tercantum dalam tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi hebat adalah 35 (49%) dari
anak; siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi baik ada 36 (50%) dari
siswa; siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi cukup ada 1 (1%) dari
siswa. Adapun siswa yang motivasi belajarnya dengan klasifikasi kurang dan
sangat kurang tidak ada.
2) Analisis regresi
Dari lampiran 3: ditemukan analisis regresi melalui program SPSS dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a). Nilai R² (R square) dari tabel model Summary menunjukkan bahwa 2,4% dari
motivasi belajar dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel pelayanan
tutorial. Dalam arti R² = 0,024 X 100= 2,4%
Tabel 8. Model Summary (b)
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615
(a) Predictors: (Constant), Tutorial
(b) Dependent Variable: motivasi Belajar
b). Tabel ANOVA mengindikasikann bahwa regresi berganda secara statistik
sangat signifikan dengan uji statistik F= 1,692 dan derajat kebebasan k = 2 dan
n-k-1= 72-2-1= 69. P.Value = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.
88
Tabel 9. ANOVA(b)
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig. 1 Regression 27,460 1 27,460 1,692 ,198(a) Residual 1136,317 70 16,233 Total 1163,778 71
(a) Predictors: (Constant), Tutorial
(b) Dependent Variable: motivasi Belajar
c). Uji F menguji hipotesis Ho: X=0 terhadap H1:X tidak semuanya nol. Dari p-
value=0,000 yang lebih kecil dari α=0,05, terlihat bahwa Ho:X=0 ditolak
signifikan.
d). Persamaan regresi berganda yang diperoleh dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil kreteria (least squares creterion)adalah: Y=46,333+ 0,122 X
e). Untuk menguji koefisien regresi masing-masing variabel digunakan uji-t dengan
hasil sebagai berikut: Variabel pelayanan tutorial :Ho:β1 = 0 terhadap H1:β≠0.
hasil uji-t: t = 1,301 dengan derajat kebebasan n - k- 1 = 72 – 2 – 1=69, dengan
p.value = 0,000 yang lebih kecil dari α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima.
f). Dalam analisis data ini peneliti tidak mendapat korelasi Partian secara inplisit dari
SPSS, hal ni mungkin kesalahan teknis dari penulis sendiri karena belum
89
termasuk menjadi tarap yang profesional. Oleh karena itu penulis menggunakan
corelate Bivarate. Dari keluaran corelate Bivarate pada lampiran 4 nampak bahwa:
Tabel 10. Correlations Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N tutorial 40,8750 5,11264 72 motivasi belajar 51,3056 4,04861 72
Tabel di atas merupakan tabel statistik deskriptif. Rata-rata x adalah
40,8750 dan y adalah 51.3056, simpangan baku atau standar deviasi untuk x
adalah 5,11264 sedangkan y adalah 4, 04861 dengan jumlah responden sebanyak
72 anak.
Tabel 11. Correlations
x y x Pearson Correlation 1 .154 Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson Correlation .154 1 Sig. (2-tailed) .198 . N 72 72
Untuk tabel korelasi di atas besarnya korelasi antara x terhadap y adalah
0,154. untuk memutuskan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak. Dengan
mengontrol variabel pelayanan tutorial menyumbangkan 15,4% terhadap motivasi
belajar anak dengan taraf signifikan 0,000.
90
b. Pembahasan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pelayanan tutorial secara
signifikan menyumbang terhadap motivasi belajar anak meskipun dalam jumlah
yang kecil. Mungkin ini disebabkan oleh instrumen yang dalam hal ini diandaikan
tidak spesifik mengukur pemahaman mengenal kejujuran, tanggung jawab dan
disiplin.
Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan di mana terdapat
komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, untuk memperoleh informasi
tentang pengetahuan, dalam bentuk latihan maupun bimbingan belajar sesuai usia
dan kebutuhan hidup peserta dengan tujuan untuk mengembangkan tingkat
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya
menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Dalam penelitian ini peneliti melihat adanya komunikasi yang teratur dan
terarah untuk memperoleh imformasi tentang pengetahuan. Tentu hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data antara variabel pertama dengan variabel kedua.
Variabel pertama mengatakan bahwa tingkat kedisiplinan dan pelayanan
tutorial masih berada pada tingkat klasifikasi baik dan cukup berkisar antara 32%
- 60%. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa peran tutor itu sendiri masih tergolong
Cukup dan butuh peningkatan untuk mencapai tujuan yang maksimal. Dan untuk
variabel kedua, motivasi belajar anak berkisar antara 49 %-50% berada pada
klasifikasi Hebat dan Baik. Apabila tingkat klasifikasi motivasi belajar anak
berada pada kualifikasi Hebat dan kualifikasi pelayanan berada pada Baik dan
91
cukup. Tentu melihat hasil ini analisis data dua variabel tersebut tercapai dengan
apa yang dirumuskan oleh Soelaeman Y dan Slamet Santoso tentang pengertian
dari pendidikan Luar Sekolah/pendidikan alternatif.
Gagasan di atas mendukung temuan bahwa pelayanan tutorial memiliki
pengaruh dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas Bandung.
Tentu motivasi tersebut tidak sepenuhnya datang dari tutorial itu sendiri juga
masih dipengaruhi oleh faktor- faktor lain.
BAB V
PENINGKATAN AKTUALISASI SPIRITUALITAS SS.CC
DI ZAMAN SEKARANG
A. Pendampingan Kelompok Belajar di Blok Beas
Dalam sejarah Kongregasi SS.CC pelayanan dalam pendidikan khususnya
di sekolah merupakan karya utama dari para anggota SS.CC, baik untuk cabang
laki maupun perempuan. Ini semua adalah karisma SS.CC yang mau menghayati
masa kanak-kanak Yesus, yang mengabdikan diri kepada orang miskin. Berbicara
tentang pendidikan, dalam Cahiers of Spirituality no 20, (1999: 82) dijelaskan
bahwa, Kharisma SS.CC dalam bidang pendidikan, dengan konteks Pewartaan
mengandung dua hal penting yaitu:
1. Kesadaran panggilan untuk mendidik anggota masyarakat sehingga mereka
dapat hidup dalam Cinta Kasih Yesus yang menjelma menjadi manusia di
dalam segala hal dan setiap waktu yang berinkarnasi dalam berbagai situasi
dan lingkungan dunia, di mana saja dan sepanjang masa baik yang adil
ataupun tidak adil, diwaktu sehat ataupun waktu sakit, dalam waktu
berkelimpahan ataupun saat berkekurangan, dalam waktu keindahan ataupun
waktu bencana yang dashyat.
2. Penghayatan pendidikan sebagai arti dari proses perubahan hidup manusia
dalam Cinta Kasih Allah, yang mengubah masyarakat kearah Kerajaan Allah.
Dengan demikian pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana
membantu seseorang agar berkembang dan bertumbuh dengan menghargai
93
martabat pribadi tersebut, sehingga Kerajaan Allah semakin dapat dirasakan setiap
orang. Melalui proses, pendidikan juga dipahami sebagai suatu perubahan
manusia dalam cinta Allah yang membawa perubahan kepada masyarakat dalam
menghadirkan Kerajaan Allah.
Dalam buku spirituality SS.CC Cahiers of Spirituality no 20, (1999: 84)
diuraikan: Pendidikan yang dimaksud adalah bentuk jaringan pendidikan yang
mendidik masyarakat. Tujuan utama pendidikan di sini bukan untuk menjadi
pemilik dari institusi sekolah, tetapi menjadi jaringan bagi masyarakat miskin
khususnya bagi keluarga-keluarga yang tidak mampu untuk mendukung anak-
anaknya memperoleh pendidikan di sekolah formal karena kendala ekonomi. Di
sisi lain pendidikan dilihat sebagai upaya menjalin kerjasama dengan organisasi-
organisasi lain seperti Olah raga, organisasi seni dan keterampilan di paroki-
paroki dan kelompok-kelompok lainnya sehingga peserta didik dapat berkembang
dan bertumbuh dengan pengetahuan yang cukup.
Relevansinya sekarang adalah dalam situasi perkembangan zaman yang
pesat ini, bagaimana para suster SS.CC memperjuangkan pendid ikan bagi
masyarakat yang miskin dengan mengadakan pelayanan tutorial atau kelompok
bimbingan belajar kepada anak-anak khususnya di Blok Beas, sehingga anak-anak
dapat memperoleh pendidikan yang cukup sesuai dengan kebutuhan pendidikan
mereka. Pendampingan yang diberikan para suster SS.CC kepada anak-anak
sesuai dengan kurikulum di sekolah serta bakat dan kemampuan mereka. Misinya
adalah membantu anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang maksimal.
Dalam arti, apa yang memungkinkan anak-anak untuk bisa memperdalam apa
94
yang mereka dapatkan di sekolah atau mengupayakan peluang agar anak-anak
bisa memperluas wawasan dan pemahaman mereka, termasuk juga
memperkenalkan hal-hal yang lebih luas terkait dengan tingkat pendidikan yang
sudah mereka kuasai.
B. Peningkatan Karya SS.CC di Blok Beas
Dalam buku A Charism In The Church the Congregation of the Sacred
Hearts of Jesus and Mary (2000: 320) diuraikan “to spread the Gospel
everywhere is the goal that the Good Father saw for the future congregation while
in the granary of La Motte in 1792”. Sebelum kedua pendiri kongregasi SS.CC
Good Father telah menerima suatu vision (penglihatan) yang berbunyi “We
formed a company of missionaries” and “this society of missionaries”. Dari
penglihatan ini, tahun 1825 kongregasi SS.CC mulai mengutus beberapa
misionaris putra/putri ke beberapa penjuru dunia, hingga tahun 1990 (A Charism
In The Church the Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and Mary, 2000:
328-329). Tahun 1924 kongregasi SS.CC hadir di Indonesia oleh misionaris dari
Belanda tepatnya di Bangka, Riau. Berbagai Kongregasi mengatakan, bahwa
kongregasi SS.CC termasuk kongregasi yang unik karena kongregasi ini didirikan
oleh dua pendiri Henriette de la Chevalarie yang dipanggil dengan sebutan Good
Mother dan Pater Pierre Coudrin (Good Father). Unik karena kongregasi ini
beranggotakan laki- laki dan perempuan serta memiliki nama yang sama serta
spiritualitas dan karisma yang sama pula. Sebagai kongregasi misionaris,
kongregasi ini selalu berusaha mengutus misionaris laki- laki dan perempuan
95
untuk mewartakan kabar Gembira bagi dunia, di mana pun kongregasi SS.CC
hadir.
Kehadiran Kongregasi SS.CC Indonesia diawali oleh para Pastor
misionaris SS.CC sedangkan untuk susternya masih menyusul kemudian. Melihat
realitas yang ada di Indonesia para Pastor SS.CC khususnya Pastor Rolf
Reichenbach mengirim undangan ke pada pimpinan umum suster SS.CC dengan
maksud menghadirkan misi kongregasi SS.CC putri di Indonesia pada tahun 1988.
Setelah undangan diproses bersama antara pimpinan General putra/putri, akhirnya
pada tahun 1993 dua suster misionaris SS.CC; Sr. Jane Francis, SS.CC, dan Sr.
Maria Christine, SS.CC datang ke Indonesia untuk melihat situasi di Indonesia.
Hasil observasi tersebut membantu pemimpin umum perempuan untuk
memutuskan membuka komunitas dan karya SS.CC di Indonesia. Tahun 1997 Sr.
Marie Chantal, SS.CC dan Sr. Marie Christine, SS.CC tiba di Bandung untuk
memulai misi dan komunitas SS.CC suster di Indonesia. Suster SS.CC datang ke
Indonesia untuk membantu pelayanan Gereja bersama-sama dengan SS.CC laki-
laki, khususnya pelayanan untuk orang miskin. Sebagai misionaris baru ke suatu
negara kedua suster ini beberapa bulan tinggal dalam komunitas SS.CC laki- laki.
Berdasarkan hasil observasi dan discerment dengan realitas kebutuhan yang ada
di Indonesia, akhirnya Kongregasi SS.CC perempuan membangun sebuah
komunitas di sebuah perkampungan di tengah masyarakat yang ekonominya
lemah.
Menurut Lumen Gentium, setelah Konsili Vatikan II, Gereja dipahami
sebagai sakramen keselamatan, di mana orang memperoleh keselamatan di tengah
96
dunia yang penuh dengan permusuhan dan persaingan. Dalam sinode para uskup
tahun 1971 ditegaskan orientase baru terhadap karya Gereja yaitu untuk
menegakkan keadilan dalam pewartaan Kabar Gembira di dunia. Karya Gereja
harus selalu membawa semangat Kristus dalam situasi kegelapan, perpecahan,
permusuhan untuk menghadirkan Keadilan dan Cinta Tuhan kepada manusia (Fr.
Patrick Bradley, SS.CC., 1990: 68-69).
Fr. Patrick Bradley, SS.CC, (1990: 71) menguraikan “Evangelization is
our very raison d’etre (Pewartaan merupakan alasan mendasar keberadaan kita)”.
Hal ini merefleksikan “basic orientations of our mission today, we need to
respond to the new needs of today’s world, bringing “Good News (dasar orientasi
dari misi kita dewasa ini, dimana kita hendaknya tanggap terhadap kebutuhan-
kebutuhan baru dunia dewasa ini, dalam mewartakan Kabar Gembira)”,
sebagaimana kedua pendiri SS.CC melakukan karyanya sesuai dengan kebutuhan
situasi saat itu yang selalu memperhatikan dua hal di dalam pelayananya yaitu
love (cinta) and joy (kebahagiaan). Kedua pendiri SS.CC selalu berusaha untuk
menciptakan lingkungan pendidikan sebagai bagian dari hidup peserta didik yang
akhirnya menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka, dan bagaimana dapat
mendidik anak-anak dalam suatu kehangatan yang penuh cinta sehingga mereka
bisa belajar dan menyadari pentingnya “mencintai dan dicintai” serta “memberi
dan menerima”?, kata lain yang di gunakan Good Mother dalam mendidik anak-
anak adalah “make them happy (membuat mereka bahagian)”. Bagaimana
menumbuhkan pengharapan kebahagiaan dan kepercayaan diri pada anak-anak.
Anak yang bahagia dalam belajarnya, tentu akan bertumbuh motivasinya untuk
97
belajar, dan dengan demikian anak semakin percaya diri dan memiliki
pengharapan (The Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and Mary, 2000:
314).
Semangat pelayanan kedua pendiri ini juga yang diteruskan oleh para
suster SS.CC di Blok Beas. Hari demi hari para suster SS.CC belajar dari
semangat pelayanan kedua pendiri, khususnya bagi anak-anak yang kurang
beruntung dalam bidang pendidikan, agar anak-anak yang kurang beruntung ini
dapat memperoleh pendidikan juga. Di Indonesia karya pendidikan khususnya
untuk mendirikan sekolah gratis belum nampak, tetapi untuk menjawab kebutuhan
anak-anak di Blok Beas khususnya dalam bidang pendidikan, para suster SS.CC
memberikan pelayanan tutorial dalam kelompok belajar dan bea siswa bagi anak-
anak yang tidak mampu agar bisa bersekolah di sekolah formal karena faktor
ekonomi orang tua mereka yang lemah.
Pelayanan tutorial ini diadakan pada setiap hari Minggu dari jam 10.00-
16.30 dengan didampingi oleh para suster SS.CC, para postulan SS.CC baik yang
laki- laki ataupun yang perempuan, dengan juga dibantu oleh beberapa relawan
kelompok Emanuel dari Universitas Parahyangan. Pelayanan tutorial ini sudah
berlangsung sejak tahun 2001 dengan jumlah sekitar tiga puluhan anak dan di
tangani oleh para postulan SS.CC berupa pendampingan privat. Dalam perjalanan
waktu jumlah anak semakin bertambah sehingga sekarang bahkan mencapai 150
anak, sehingga akhirnya anak-anak ini dibagi ke dalam beberapa kelas menurut
kelas masing-masing dan didampingi oleh tutor sesuai dengan kebutuhan anak-
anak di sekolah. Kegiatan tutorial ini dibuat sekreatif mungkin untuk
98
menumbuhkan motivasi belajar anak, sehingga pendidikan bagi anak menjadi
sumber kebahagiaan mereka. Pada setiap akhir pertemuan tutor selalu
memberikan nutrisi ke pada anak, untuk membantu anak semakin bersemangat
belajar dan mendapat gizi yang baik.
Jumlah anak yang semakin bertambah ini mendorong para suster dan para
tutor untuk semakin bersemangat dan kreatif dalam mendampingi anak-anak.
Disamping perlu memperhatikan jumlah tutor dalam setiap kelas, khususnya jika
jumlah anak dalam satu kelas sudah lebih dari tiga puluh anak, tutornya tidak
cukup bila hanya satu, atau kelasnya bisa dibagi menjadi dua. Hari demi hari
jumlah anak semakin bertambah padahal kemampuan tutor terbatas. Guna
meningkatkan motivasi belajar anak, kedua belah pihak memiliki peranan penting.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap anak tentang pengaruh pelayanan
tutorial dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas ditemukan
bahwa tingkat kedisiplinan dan pelayanan tutorial masih tergolong cukup, namun
terasa juga, bahwa dalam hal ini para tutor perlu memperbaiki dan meningkatkan
cara pendampingannya guna mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan untuk taraf motivasi belajar, anak berada pada
klasifikasi baik dan sangat baik. Berarti pelayanan tutorial suster SS.CC dalam
rangkat meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas sangat berpengaruh.
Mengingat cepatnya pertambahan jumlah anak yang ikut dan keterbatasan jumlah
para tutor, perlulah kualitas para tutor ditingkatkan karena sulit menambah jumlah
tutor.
99
Selain pelayanan tutorial ke pada anak-anak, para suster juga melihat
bahwa kenyataan hidup masyarakat Blok Beas di mana para suster SS.CC tinggal
cukup memprihatinkan. Mayoritas masyarakat setempat adalah Muslim. Dari segi
agama perkawinan poligami mengakibatkan diskriminasi terhadap kaum
perempuan. Dari segi budaya mereka banyak menikahkan kaum perempuan pada
usia yang masih sangat dini. Dari segi ekonomi umumnya pekerjaan mereka
adalah buruh kasar seperti tukang beca, pembantu rumah tangga dan pemulung.
Melihat kenyataan masyarakat setempat ini para suster SS.CC tergerak hatinya
untuk membuka suatu misi baru guna membela martabat kaum perempuan dan
anak-anak. Dalam pendampingan kepada kaum perempuan para suster
mengadakan kunjungan ke keluarga-keluarga serta menjalin kerja sama dengan
para tenaga medis untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan, baik di
bidang fisik maupun mental.
C. Usulan Pendampingan bagi Para Tutor Bimbingan Belajar Berdasarkan
Spiritualitas SS.CC.
Berdasarkan dari hasil observasi dan hasil penelitian sederhana yang
terdapat dalam Bab IV, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan tutorial para
suster SS.CC sungguh-sungguh memiliki pengaruh positif dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas. Pengaruh tersebut nampak bahwa
jumlah anak yang mengikuti tutorial ini hari demi hari bertambah jumlah anaknya
dan anak semakin bersemangat untuk belajar. Tentu motivasi belajar anak tersebut
100
tidak sepenuhnya datang dari tutorial itu sendiri, kiranya masih ada juga faktor-
faktor lain.
Dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan tutorial ini,
dibutuhkan keseimbangan antara jumlah tutor dengan anak yang didampingi. Bila
jumlah anak semakin hari semakin besar, seharusnya bertambah pula jumlah tutor.
Dalam realitas untuk menambah tutor sangatlah sulit. Kalau jumlah tutor hampir
tidak mungkin untuk diperbesar, tentu harus ada hal lain yang dilakukan demi
tercapainya tujuan pelayanan tutorial ini secara maksimal.
Hal lain yang dimaksudkan adalah, pembekalan kepada para tutor melalui
program pendampingan para tutor. Program-program tersebut diharapkan dapat
membantu para tutor untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
semangat pelayanan para tutor itu. Berkembangnya tiga hal tersebut dalam diri
para tutor diharapkan bisa mempertahankan kualitas pendampingan para tutor
terhadap anak-anak dalam meningkatkan motivasi belajar anak, kendati jumlah
anak bertambah besar, kalau bisa bahkan meningkatkannya.
Berkaitan dengan ini, penulis mencoba mengusulkan sebuah program
untuk membantu para tutor menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan tutorial
yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas, dengan
meningkatkan semangat atau spiritualitas para tutor dalam menjalankan tugasnya
sebagai tutor. Semangat atau spiritualitas pelayanan yang ingin dikembangkan
pada para tutor ini adalah spiritualitas gembala yang baik, sesuai ajaran Yesus
Kristus, suatu spiritualitas yang dihayati oleh kedua pendiri Kongregasi SS.CC ,
serta spiritualitas para pengikut kongregasi SS.CC sampai saat ini.
101
Kalau spiritualitas ini, cinta dan hasrat melayani anak-anak Blok Beas
dapat tertanam dengan baik, diharapkan pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas
dalam melayani akan diupayakan sendiri oleh yang bersangkutan. Dalam
peribahasa Jawa ada ungkapan “Tresno iku sugih akal” artinya “cinta itu banyak
akalnya” maksudnya, kalau seseorang mencintai, entah seseorang ataupun anak-
anak, ataupun pekerjaannya, ia akan berusaha mencari akal atau cara, agar cinta
itu dapat diwujudkannya dengan baik dan lebih baik lagi. Cinta bisa menjadi
kekuatan dan pendorong bagi seseorang untuk mengerjakan pelayanannya dengan
lebih baik meski banyak kendala sekalipun.
Pertimbangan lain lagi, bidang spiritualitas merupakan bidang yang secara
nyata bisa disumbangkan oleh penulis sebagai katekis atau pewarta Sabda.
Usulan program ini dibuat untuk menanggapi keprihatinan para tutor
dalam menjalankan pelayanan tutorial yang mau meningkatkan motivasi belajar
anak Blok Beas berkaitan dengan keterbatasan mereka karena semakin banyaknya
anak yang ikut pendampingan tutorial sedangkan jumlah tutor tidak bertambah.
Harapan penulis, program pendampingan yang menyangkut
pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas pelayanan tutorial bagi
mereka ini bisa dilakukan oleh fihak lain lagi.
Usulan program ini, bertujuan agar para tutor dapat semakin memahami
dan memaknai pelayanan tutorial mereka, sehingga dalam membantu anak-anak
meningkatkan motivasi belajar mereka, para tutor ini lebih bersemangat. Untuk
menjaga agar kualitas pelayanan tutorial mereka tetap baik walaupun semakin
banyak anak yang ikut, perlulah spiritualitas cinta dibalik pelayanan mereka
102
terhadap anak-anak itu tertanam, dihayati dan diamalkan oleh para tutor ini,
sehingga seberat apapun tugas yang diemban akan terasa lain kalau cinta kepada
anak-anak menjadi dasar pelayanan mereka. Dengan berkembangnya spiritualitas
cinta dalam pelayanan mereka, para tutor ini akan bisa tetap bersemangat dalam
menjalankan tugasnya bahkan berani kreatif, khususnya dalam mendampingi
anak-anak mengembangkan pengetahuan mereka sendiri. Adapun usulan program
ini berisi tema, tujuan dan penjabarannya.
1. Tema dan tujuan program pendampingan para tutor kelompok belajar
Realitas dan hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap pelayanan
tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak Blok
Beas menunjukkan bahwa pendampingan tutorial para suster SS.CC dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas ini memiliki pengaruh positif.
Jumlah anak-anak yang ikut belajar dalam kegiatan tutorial ini hari demi hari
meningkat, sementara itu jumlah tutor tetap. Hal ini berakibat berkurangnya
kualitas pendampingan para tutor selain menambah beratnya tugas yang harus
dikerjakan oleh para tutor tersebut guna menjaga, apalagi meningkatkan kualitas
pelayanan tutorial itu sendiri. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan satu tema
umum yang terdiri dari enam tema yang sekaligus bertujuan menghantar para
tutor untuk lebih menghayati pelayanannya dan sekaligus juga lebih memotivasi
pelayanan mereka, karena dengan meningkatnya cinta mereka kepada anak-anak
Blok Beas maka kualitas pelayanan tutorial mereka akan mereka pertahankan
103
bahkan mereka tingkatkan walaupun jumlah peserta pendampingan tutorial
bertambah. Adapun tema umum yang usulkan adalah:
“Kebesaran hati dalam tugas”
Tujuannya adalah bersama pendamping, para tutor semakin memiliki hati yang
besar dalam menjalankan tugas sehari-hari mereka sebagai
pendamping tutorial anak-anak Blok Beas, sehingga rela dan
mampu menjalankan tugas yang berat sebagai pendamping tutorial
anak-anak dengan hati yang terbuka, tenang, dan bersemangat
sehingga kualitas pelayanan dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan secara maksimal.
Tema umum ini akan dibagi menjadi 6 tema, agar proses pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lebih terarah sesuai dengan tujuan masing-masing tema tersebut
yaitu:
Tema 1 : Guru dan pelayan yang penuh kasih
Judul : Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih
Tujuannya : Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa
Yesus Kristus merupakan sosok guru yang melayani murid-
murid-Nya dengan penuh kasih, sehingga para tutor semakin juga
bersemangat kasih dalam melayani dan menjalankan tugas
mereka sebagai tutor.
Tema 2 : Mempercayakan diri ke pada Allah
Judul : Jangan Takut…!
104
Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk berani
menghadapi tantangan, dengan mempercayai Allah yang selalu
siap menolong umatNya, dan dengan demikian memiliki
keteguhan hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan
sabar dan setia.
Tema 3 : Iman Menghadapi “Kemustahilan”.
Judul : Karena Engkau menyuruhnya,
Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari
pentingnya membangun sikap iman yang kuat dalam menghadapi
tantangan dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor di zaman
yang sulit ini, sehingga melalui proses iman mereka tidak mudah
putus asa dalam menjalankan tugas berat yang mereka emban,
tetap bersemangat melanjutkan tugas sehari-hari, walaupun mereka
menyadari keterbatasan yang ada.
Tema 4 : Hidup Mengandalkan Penyertaan Allah
Judul : Meneladan Yusuf yang mengandalkan penyertaan Allah
Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari hidup
dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman Yusuf
yang dalam hidupnya menyadari, bahwa Allah selalu menyertai
dan membuat berhasil, sehingga berani dan mampu menghadapi
105
dan mengatasi persoalan-persoalan mereka dengan iman sehingga
juga berhasil seperti halnya Yusuf.
Tema 5 : Iman yang Memberi Kekuatan
Judul : Imanku adalah sumber kekuatanku
Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari peranan
iman dalam hidup sehari-hari, sehingga semakin beriman mereka
semakin mampu pula mengalami kedamaian, kegembiraan dalam
menjalankan tugas mereka sehari-hari sebagai pendamping tutorial
anak-anak.
Tema 6 : Daud Zaman Sekarang
Judul : Diutus menjadi Daud di zaman sekarang
Tujuannya :Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menghayati
tugasnya di zaman sekarang seperti halnya perutusan Daud, yang
mengandalkan Allah, yang akan campur tangan dalam tugas
mereka, sehingga mereka berupaya merasa keras mantap dalam
menjalankan tugas mereka yang semakin sulit, sehingga berhasil.
2. Usulan program pendampingan para tutor Blok Beas
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan, anak-anak
Blok Beas pada umumnya kurang berminat dalam belajar. Anak-anak cenderung
banyak menggunakan waktu untuk bermain dan menonton di depan TV daripada
106
belajar, sehingga banyak diantara mereka yang drop out dari sekolah karena
sering bolos dan merasa acara TV lebih menarik dari pada kegiatan di sekolah.
Disamping itu orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak
mereka, hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang lemah. Melihat realitas ini
para suster SS.CC membentuk kelompok belajar atau pelayanan tutorial khusus
bagi anak-anak. Dari hasil penelitian sederhana yang telah dibahas dalam Bab IV,
terdapat pengaruh postif pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar anak Blok Beas. Anak-anak yang ikut dalam
kegiatan tutorial dimulai dari jumlah anak tiga puluhan anak hingga sekarang ada
150 anak yang ikut kegiatan tutorial setiap minggu.
Berdasarkan hasil penelitian sederhana tersebut, meningkatnya jumlah
anak yang ikut dalam kegiatan tutorial ini, menuntut tutor yang handal juga.
Untuk menjadi tutor yang handal diperlukan spiritualitas yang matang dalam diri
tutor tersebut, sehingga dia mampu berbesar hati dalam menjalankan tugas untuk
memperoleh hasil yang maksimal dalam pelayanannya.
Menanggapi permasalahan seperti yang diungkapkan di atas, dalam skripsi
ini akan disampaikan program yang berisi usulan tema-tema yang kiranya
bermanfaat bagi para tutor dan dapat membantu para tutor untuk membangun
kepribadian yang matang dalam dirinya, sehingga mereka semakin menjadi tutor
yang handal. Adapun program tersebut adalah sebagai berikut:
107
Tema Umum: “Kebesaran hati dalam tugas”
Tujuannya : Bersama pendamping, para tutor semakin memiliki hati yang besar dalam menjalankan tugas sehari-hari mereka
sebagai pendamping tutorial anak-anak Blok Beas, sehingga rela dan mampu menjalankan tugas yang berat sebagai
pendamping tutorial anak-anak dengan hati penuh kasih, terbuka, tenang, dan bersemangat sehingga kualitas
pelayanan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Tabel 12. Usulan Program
No
Tema Judul Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber
1 2 3 4 5 6 7 8 1 Guru dan
pelayan yang penuh kasih
Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa Yesus Kristus merupakan sosok guru yang melayani murid-murid-Nya dengan penuh kasih, sehingga para tutor semakin juga bersemangat kasih dalam melayani dan
- Renungan 1: sikap Yesus sebagai pemimpin yang melayani.
(Yoh 13:1-20) - Renungan 2: cara murid memprak-tekkan semangat kasih di belakang praktek saling menolong.
(Kis 2: 42-47)
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Pleno
- Informasi
- Adorasi
- Buku Puji Syukur
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjanjian Baru
- Panduan
- Yoh 13:1-20 - Kis 2:42– 47
- Yoh 21:15-19
- Buku Panduan Adorasi
- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru,
Kanisius, Yogyakarta, 2002,
108
menjalankan tugas mereka sebagai tutor.
- Renungan 3: Perutusan kita dalam Pelayanan (Yoh 21:15-19)
- Adorasi pribadi dibantu dengan ketiga renungan yang disediakan.
Adorasi - Musik
Instrumen Meditatif
Hal 84, 201-202 dan 218
- Stefen Leks, TafsirInjil Markus, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal 88-97.
- Darmawijaya, Aneka Tema Rekoleksi, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal 23-30
1 2 3 4 5 6 7 8 2 Memperca-
yakan diri ke pada Allah
Jangan Takut...!
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk berani menghadapi tantangan, dengan mempercayai Allah yang selalu siap menolong umatNya, dan dengan demikian memiliki keteguhan hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan sabar dan setia.
Renungan mengenai pengalaman takut. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi rasa takut tersebut.
- Refleksi pribadi
- Sharing Kelom-pok
- Informasi
- Adorasi
- Buku Madah Bakti
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjan-jian Baru
- Panduan
Adorasi
- Musik Instrumen Meditatif.
- Mat 14:22-33 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 55
- Stefen Leks, TafsirInjil Matius, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal 327-337.
- Buku Panduan Adorasi
- Martinus Sumarno, SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK.
109
1 2 3 4 5 6 7 8 3 Iman meng-
hadapi “kemusta-hilan”.
Karena Engkau menyu-ruhnya.
Bersama pendam-ping, para tutor diajak untuk menyadari pentingnya membangun sikap iman yang kuat dalam menghadapi tantangan dalam melakukan tugas mereka sebagai tutor di zaman yang sulit ini, sehingga melalui proses iman mereka tidak mudah putus asa dalam menjalankan tugas berat yang mereka emban, tetap bersemangat melanjutkan tugas sehari-hari, walaupun mereka menyadari keterbatasan yang ada.
-Mengenal iman yang benar.
- Iman dan pengalaman iman.
- Adorasi pribadi tentang Iman
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Pleno
- Informasi
- Adorasi
- Buku Puji Syukur
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjanjian Baru
- Panduan
Adorasi - Musik
Instrumen Meditatif
- Lukas 5:1-11 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 47-48.
- Google “dennytan.bloqspot .com”
- Buku Panduan Adorasi
110
1 2 3 4 5 6 7 8 4 Hidup
mengandal-kan penyertaan Allah
Menela-dan Yusuf yang mengan-dalkan penyerta-an Allah
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari hidup dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman Yusuf yang dalam hidupnya menghayati, bahwa Allah selalu menyertai dan membuat berhasil, sehingga semakin berani dan mampu menghadapi dan mengatasi persoalan-persoalan mereka dengan iman sehingga juga berhasil seperti halnya Yusuf.
- Renungan tentang sikap-sikap Yusuf dalam mengha-dapi permasalahan yang dihadapi
. - Kedekatan Yusuf
dengan Allah menjadi teladan kita.
- Campur tangan Allah dalam hidup Yusuf - Pengalaman akan
campur tangan Allah dalam hidup kita
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Informasi
- Adorasi
- Buku Madah Bakti
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjan-jian Lama
- Panduan
Adorasi
- Musik Instrumen Meditatif
- Kej 41:37-57 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 74-75.
- Google “neocorp.bloq.friendster.com”
- Buku Panduan Adorasi
- Martinus Sumarno, SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK
111
1 2 3 4 5 6 7 8 5 Iman yang
memberi kekuatan
Imanku adalah sumber kekuatan-ku
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari peranan iman dalam hidup sehari-hari, sehingga semakin beriman mereka semakin mampu pula mengalami kedamaian, kegembiraan dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari sebagai pendamping tutorial anak-anak.
- Manusia dipanggil untuk menjadi orang yang beriman.
- Renungan
Pengalaman pribadi Tuhan hadir dalam ketakberdaya-anku
- Tantangan-
tantangan untuk menjadi orang yang beriman.
- Adorasi tentang
imanku, kekuatanku.
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Pleno
- Informasi
- Adorasi
- Buku Madah Bakti
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjan-jian Baru
- Panduan
Adorasi
- Musik Instrumen Meditatif
- Mat 17:14-21 - Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 59-60.
- Buku Panduan Adorasi
112
1 2 3 4 5 6 7 8 6 Daud
zaman sekarang
Diutus menjadi “Daud” di zaman sekarang
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menghayati tugasnya di zaman sekarang seperti halnya perutusan Daud, yang mengandalkan Allah, yang akan campur tangan dalam tugas mereka, sehingga mereka berupaya merasa keras mantap dalam menjalankan tugas mereka yang semakin sulit., sehingga berhasil.
- Sikap dan usaha-usaha Daud untuk mengalahkan Goliat.
- Panggilan dan kesaksian
- Adorasi tentang Panggilan dan kesaksian
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Pleno
- Informasi
- Adorasi
- Buku Madah Bakti
- Teks
pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab
Suci Perjan-jian Lama
- Panduan
Adorasi
- Musik Instrumen Meditatif
-1Samuel 17: 40-58. - Dianne Bergant, CSA &
Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 288-289.
- Darmawijaya, “Aneka Tema
Rekoleksi”, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal 103-113
- Buku Panduan Adorasi
113
3. Keterangan
Penulis mengusulkan agar kegiatan pendampingan atas dasar program ini
dilaksanakan sebulan sekali, pada saat pertemuan bulanan para tutor dalam bentuk
pendalaman iman. Pengaturan jadwal pelaksanaan diserahkan kepada koordinator
pelayanan tutorial. Tempat pelaksanaan pertemuan bulanan diusahakan di kapel
Susteran SS.CC, karena pertemuan (pendalaman iman) dalam program ini, selalu
diakhiri dengan Adorasi sebagai ciri khas kegiatan spiritualitas kongregasi SS.CC.
Usulan program ini terdiri dari tema umum, dan dibagi menjadi enam tema
khusus atau tema-tema penjabarannya. Pelaksanaan pendalaman iman ini tidak
harus mengikuti urutan dari tema yang disediakan, diharapkan tema bisa
digunakan sesuai dengan situasi para tutor dan kebijakan koordinator. Untuk
pelaksanaan pendalaman iman ini, penulis menawarkan pendalaman iman dengan
model Biblis. Model Biblis ini bertitik tolak dari Kitab Suci atau Tradisi Gereja
yang kemudian direfleksikan secara kristis dan dikonfrontasikan dengan
pengalaman peserta sehari-hari, sehingga sampai pada sikap dan kesadaran baru
yang memberi motivasi baru dalam meningkatkan pelayanan para tutor
menjalankan tugasnya.
Penulis hanya memberikan tiga satuan pertemuan dari enam tema yang
ditawarkan. Harapan penulis, koordinator dari pelayanan tutorial dapat
mengembangkan ketiga tema lainnya sesuai dengan kebutuhan atau situasi para
tutor selanjutnya.
114
4. Contoh Satuan Pertemuan
a. Satuan Pertemuan dari Tema 1.
“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”
1). Identitas:
a). Tema : Guru dan Pelayan yang Penuh Kasih
b). Judul : Yesus Kris tus Sang Guru dan Pelayan yang Penuh Kasih
c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)
Blok Beas
d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung
e). Hari/Tanggal : Disesuaikan
f). Waktu : 17.00-21.00
2). Pemikiran Dasar
Dunia yang ada sekarang adalah dunia yang terpecah-pecah, karena
adanya kesenjangan dan perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. Orang
tidak lagi memikirkan hak dan martabat dari orang yang lain, yang dipikiran
mereka adalah bagaimana agar bisa menguasai dan memakai yang sebenarnya
adalah hak orang lain. Akibatnya, yang miskin menjadi makin miskin dan yang
kaya semakin kaya. Masyarakat Blok Beas mengalami nasib yang sama, mereka
datang dari desa dan tinggal di pinggiran kota Bandung dengan maksud mau
memperbaiki keadaan ekonominya, tetapi yang dialami adalah sebaliknya.
Ekonomi mereka lebih buruk lagi, mereka menjadi buruh kecil, sehingga untuk
115
biaya hidup sehari-hari saja tidak cukup, akibatnya anak menjadi korban tidak
bisa mendapat pendidikan di sekolah formal karena faktor ekonomi keluarga yang
lemah.
Realitas hidup ini membuka dan menggerakkan hati para suster SS.CC
untuk membuka Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial) bagi anak-anak Blok
Beas. Pelayanan tutorial dilaksanakan setiap hari Minggu dari jam 10-16 yang
dibantu beberapa sukarelawan dari Universitas Parhyangan. Jumlah anak yang
ikut tutorial ini semakin hari semakin meningkat hingga sekarang sudah mencapai
150 anak yang datang setiap Minggu mengikuti Bimbingan Belajar.
Melihat realitas anak yang ikut tutorial ini jumlahnya semakin meningkat,
sedangkan jumlah tutor terbatas, padahal dalam hal ini dari pihak tutor dituntut
tanggung jawab, kesabaran dan pengurbanan yang besar juga, maka para tutor
perlu diberi pembekalan dan didampingi mengolah diri dalam melayani.
Semangat pelayanan mereka perlu disegarkan dan dikembangkan. Mereka perlu
memiliki model seorang pelayan yang menjadi teladan dan pedoman dalam
melakukan tugasnya sehari-hari. Dalam hal ini yang menjadi model dan teladan
yang dimaksud adalah Yesus Sang Guru dan Sang Pelayan. Dalam Injil Yoh 13:1-
20 diuraikan, bagaimana Yesus memberikan teladan melayani murid-muridNya.
Dia melakukan pekerjaan yang hina di mata manusia dengan membasuh kaki para
murid-muridNya satu persatu. Dia melakukan pekerjaan yang hina ini dengan
cinta yang tulus, Kalau Dia sebagai Guru dan Tuhan telah membasuh kaki para
muridNya, maka para muridNya juga harus membasuh kaki satu sama lain.
Undangan dan teladan inilah yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas
116
sehari-hari, agar pengikut-pengikutNya-pun saling melayani satu sama lain.
Dengan demikian tugas yang mereka jalankan tidak dilihat sebagai beban belaka,
melainkan sebagai tanda kasih kepada murid seperti halnya ditampakkan Yesus
kepada murid-muridNya.
Diharapkan pada akhirnya para tutor semakin menyadari Yesus Kristus
sebagai sosok guru yang layak diteladani karena melayani dengan penuh kasih
murid-murid-Nya, sehingga para peserta juga semakin bersemangat kasih dalam
melayani dan menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai tutor.
3). Tujuan Pertemuan
Bersama pendamping, para tutor diajak untuk menyadari bahwa Yesus
Kristus merupakan sosok guru yang melayani dengan penuh kasih murid-murid-
Nya, sehingga mereka semakin bersemangat kasih dalam melayani dan
menjalankan tugasnya sehari-hari.
4). Model : Pendalaman Iman Model Biblis
5). Metode:
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Pleno
- Informasi
- Adorasi
117
6). Sarana
- Buku Puji Syukur
- Teks pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru
- Panduan Adorasi
- Musik Instrumen Meditatif
7). Sumber Bahan
- Yoh 13: 1-20
- Kis 2 : 42 – 47
- Yoh 21 : 15 - 19
- Panduan Adorasi
- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 188-189, 201-202 dan
218
- www.crivoice.org/biblestudy/bbjohn16.html
- St. Darmawijaya, Aneka Tema Rekoleksi, Kanisius Yogyakarta, 1990. Hal.
23-30.
8). Proses Pendampingan
a). Pengantar.
Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam kehidupan sehari-hari
nampak masyarakat semakin tertekan. Dalam situasi ini diperlukan kedewasaan
118
dari setiap orang untuk siap melayani satu dengan yang lain. Pertemuan bulanan
kali ini, dibuat dalam bentuk pendalaman iman, kita diajak untuk mendalami sikap
Yesus Kristus Sang Guru dan Pelayan yang penuh kasih yang menjadi model dan
teladan untuk melayani sesama. Dalam Injil Yoh 13:1-20, Yesus ditampilkan oleh
para penginjil sebagai tokoh yang dengan rendah hati melayani murid-muridNya
dan pelayanan Yesus itu dilaksanakan dengan sepenuh hati. Yesus yang disebut
oleh para murid-muridNya sebagai Guru dan Tuhan, membasuh kaki para murid-
muridNya satu persatu. Yesus mengatakan kembali kalau Aku yang kamu panggil
sebagai Guru dan Tuhan membasuh kakimu satu persatu, kalian juga harus
membasuh kaki satu sama lain. Arti membasuhi kaki yang dilakukan Yesus di sini
memiliki arti simbolik yaitu: Pembasuhan kaki melambangkan kerendahan hati
Yesus sebagai hamba, peranan hamba yang dimaksudkan adalah bahwa kita
diajak saling melayani satu sama lain.
Melayani satu sama lain yang dimaksud adalah melayani manusia setiap
hari termasuk yang dalam tugas. Dalam hal ini, sebagai tutor Anda diundang
untuk melihat dan merenungkan kembali motivasi yang kita miliki setiap kali
melakukan pendampingan belajar bagi anak-anak di Blok Beas ini. Yesus
memberikan teladan bagaimana cara Dia melayani murid-muridNya. Pelayanan
Yesus dilakukan dengan sepenuh hati dan Ia mau memberdayakan muridNya.
Orang dapat melayani sesama tentu bukan karena keinginan dia sendiri tetapi ada
campur tangan dari Allah sendiri yang menggerakkan hatinya untuk melayani
sesama. Pelayanan bisa dirasakan sebagai berkat bagi orang lain, untuk itu
119
diperlukan kerendahan hati, kesabaran, ketekunan dan pengorbanan dalam
melakukan pelayanan bagi sesama.
Hal ini dapat kita dalami dari, pembicaraan tentang pokok anggur dan
ranting-rantingnya, yang menggambarkan persekutuan hidup. Dalam iman
Kristiani adalah persekutuan hidup Yesus Kristus dengan murid-muridnya. Dalam
injil dikatakan “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih
kamu...kasihilah seorang akan yang lain...”(Yoh 15: 16-17). Dalam hal ini, Yesus
juga melakukan pelayananNya dengan sepenuh hati dan Dia menyadari sendiri
pelayanan-Nya baru tuntas, kalau Ia menyerahkan hidup sepenuhnya bagi para
murid. Hal inilah yang menjadi model pelayanan dari setiap orang kristen, agra
mau melanyani sesama dan dengan sepenuh hati.
b). Pendalaman Materi
(1). Lagu Pembuka Puji Syukur No. 498 (Jika ada Cinta Kasih)
(2). Doa Pembuka
Allah Bapa Yang maha baik dan sumber kehidupan bagi kami, syukur atas
cinta kasihMu yang boleh kami terima saat ini. Allah Engkau telah
mengumpulkan kami ditempat ini untuk merefleksikan Yesus Kristus Sang Guru
dan Pelayan yang penuh kasih. Bantulah kami untuk mengikuti pertemuan ini
dengan baik, dengan belajar dari PutraMu sebagai teladan bagi kami dalam
melayani sesama. Demi Kristus Tuhan Raja dan penebus kami kini dan sepanjang
masa. Amin.
120
Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, materi yang akan dialami
dalam pertemuan kali ini dibagi dalam tiga renungan;
(3). Renungan 1: Sikap Yesus sebagai Pemimpin yang Melayani (Yoh 13:1-20)
Renungan ini mengajak kita untuk mengamati Peristiwa yang ditampilkan
dalam perikop ini. Secara pribadi marilah membaca perikop tersebut sambil
mencatat peristiwa yang ada didalamnya:
Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus dan murid-muridNya sedang
makan bersama.
Lalu Yesus bangun dan menanggalkan jubahNya, mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatnya pada pinggangNya.
Yesus menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki
murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu.
Yesus sampai kepada pembasuhan kaki Simon Petrus. Kata Petrus kepada-
Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu
sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai
selama-lamanya."
Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak
mendapat bagian dalam Aku."
121
Simon Petrus menjawab Dia: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi
juga tangan dan kepalaku!"
Sesudah Yesus membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya
dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah
kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab
memang Akulah Guru dan Tuhan.
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu,
maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu
melakukannya.
Yesus berkata kepada murid-muridNya: Sesungguhnya barangsiapa
menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa
menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."
Setelah mencatat peristiwa yang ada di dalam perikop tersebut kita juga diajak
untuk melihat peristiwa itu dalam terang iman. Nilai-nilai yang terkandung
didalamnya:
Ø Makan malam bersama murid-muridNya adalah tanda cinta kasih Yesus
kepada mereka. Hubungan yang dekat antara Yesus dengan murid-
muridNya. Disamping itu Yesus tahu bahwa Dia memiliki segalanya
datang dari Bapa, sehingga dia mau menunjukkan kekuatan cinta tersebut
kepada murid-muridNya.
122
Ø Menanggalkan jubah dan pembasuhan kaki para muridNya secara teologis
melambangkan: kematian Yesus sebagai hamba, untuk dapat ambil bagian
dalam kematian Yesus yang menyelamatkan syaratnya harus dibaptis
sebab tanpa baptisan engkau tidak mendapat bagian dalam Aku. Dalam hal
ini karena kita dibaptis dalam kematian Yesus yang menyelamatkan berarti
kita dipanggil meneladan Yesus sendiri. Undangan Yesus untuk saling
melayani diwujudkan dengan memberikan teladan kepada kita bagaimana
cara Dia melayani umatNya dan murid-muridNya.
Ø Dari peristiwa-peristiwa yang ada dalam perikop pembasuhan kaki ini, dua
hal yang ingin ditekankan yaitu: undangan unutk menyadari arti baptisan
yang kita terima, baptisan membawa kita untuk bersatu dengan Allah dan
yang menyelamatkan kita dari kematian dalam dosa. Pembasuhan kaki ini
juga mengandung arti simbolik yang melambangkan peranan hamba yang
harus saling melayani. Hal ini juga menjadi undangan bagi kita untuk ikut
ambil bagian dalam karya Allah, untuk saling melayani satu sama lain.
c). Refleksi pribadi
(1). Bagaimanakah cara Anda melayani sesama agar mencerminkan karya Allah
yang mengasihi, yang menyembuhkan, yang memperhatikan dan yang kreatif?
(2). Langkah- langkah manakah yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjadikan
pekerjaan itu sungguh merupakan tanda kehadiran Allah dalam hidup bersama
dengan orang lain?
123
Refleksi ini bisa dilakukan dalam bentuk Adorasi pribadi dengan memperhatikan
peristiwa-peristiwa dalam perikop tersebut dan mengambil hikmahnya bagi
dirinya sendiri. Refleksi pribadi ini berdasar dari refleksi Yoh 13: 1-20 (kisah
pembasuhan kaki dan maknanya).
d). Renungan 2: Cara Murid Mempraktekkan Semangat Kasih di Belakang
Praktek Saling Menolong (Kis 2: 42-47)
Renungan ini dilakukan dengan mengulangi langkah yang ada pada renungan 1 di
atas dengan mengamati peristiwa yang ditampilkan Kisah Para Rasul.
Para murid bertekun dalam ajaran para rasul, dalam persekutuan, dalam
pemecahan roti, dan dalam doa.
Mereka dihinggapi rasa takut kepada para rasul, hormat.
Mereka yang percaya bersatu dan segala kepunyaan mereka menjadi milik
bersama dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Mereka disukai orang, berkembang dengan bertambah jumlah mereka.
Setelah itu kita diajak untuk melihat nilai dari peristiwa itu dalam terang iman:
Ø Persekutuan para murid dengan Yesus membuat para murid juga
membangun persekutuan dengan rekan seiman. Dalam pelayanan, kita
diajak pentingnya membangun persekutuan dengan rekan kerja kita.
Ø Iman yang kuat menghasilkan kebersamaan dan menganggap semua
adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal. Dalam arti
bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya jadi tidak seorang
pun merasa berkekurangan.
124
Ø Mereka disukai, tanda Allah mencintai mereka dan membuat mereka
bahagia. Kebahagiaan hidup bersama merupakan hadiah kerja mereka.
e). Refleksi Pribadi
(1). Apakah pelayanan yang Anda lakukan selama ini mempersatukan ataukah
mencerai beraikan kelompok /masyarakat?
(2). Apakah pelayanan itu memberdayakan anak-anak dan juga menjadi tanda
kasih bagi sesama? Ataukah menjadi tanda kekuasaan?
Refleksi ini dilakukan dalam bentuk Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus
dengan merefleksikan semangat juang para murid yang mewarisi semangat Yesus
Kristus, dan kalau dirasa perlu, refleksi ini bisa di tambah dengan refleksi dari
teks Rm 12: 1-21.
Roma 12: 1-21
1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada
setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih
tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir
begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang
dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi
tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
125
5 Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;
tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain- lainan menurut kasih
karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk
bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk
mengajar, baiklah kita mengajar;
8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-
bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa
yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang
menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang
baik.
10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului
dalam memberi hormat.
11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.
12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah
dalam doa!
13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk
selalu memberikan tumpangan!
14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang
yang menangis!
16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu
memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada
perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik
bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam
perdamaian dengan semua orang!
126
19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis:
Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan,
firman Tuhan.
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!
Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan
kebaikan!
f). Renungan 3: Perutusan Kita Dalam Pelayanan (Yoh 21 : 15-19)
Renungan yang ketiga ini dilakukan dengan mengulangi langkah-langkah
yang ada pada renungan 1 dan 2 di atas. Tetapi renungan yang ketiga ini
diarahkan terutama pada perutusan kita sendiri dalam melayani orang lain.
Pelayanan kita bukan hanya bagi saudara seiman melainkan juga bagi semua saja
yang mendambakan kasih Allah. Pelayanan yang dilakukan oleh Gereja bukan
hanya mau menjadikan orang lain menjadi Kristen melainkan mau menjadikan
orang lain mengalami kasih Allah.
g). Sharing Kelompok dan Pleno
Peserta diberi waktu untuk mensharingkan didalam kelompok kecil
rangkuman permenungan mereka dari ketiga teks yang di renungkan. Setelah
sharing dalam kelompok, peserta diminta memplenokan rangkuman dari hasil
sharing kelompok. Peserta diajak untuk mempresentasekannya.
127
h). Kesimpulan.
Dari permenungan yang telah kita laksanakan secara pribadi dan
kelompok, menjadi jelas arah pelayanan yang perlu kita perkembangkan sesuai
dengan pola pelayanan yang diteladankan oleh Yesus dan dijadikan warisan bagi
Gereja-Nya saat ini. Dalam pelayanan ada tiga unsur yang harus diperhatikan
yakni:
(1). Hubungan kita sebagai orang beriman dengan Yesus Kristus merupakan dasar
dari pelayanan kita. Agar kita menjadi pelayan yang sejati kita perlu menjalin
relasi yang kuat dengan sumber pelayanan itu sendiri. Dalam pelayanan
diperlukan kerendahan hati, pengurbanan, kesabaran dan kesetiaan.
(2). Hubungan kita sebagai anggota Gereja, dalam hal ini hubungan kita dengan
sesama, teman sekerja untuk menghadirkan kerajaan Allah, sehingga
pekerjaan/pelayanan kita itu bukan sekedar pekerjaan kita sendiri, melainkan
juga pekerjaan Dia yang mengutus Yesus Kristus, kita menjadi tanda dan
sarana karya-Nya yang menyelamatkan.
(3). Cakrawala pekerjaan kita di masa mendatang tetap harus mencerminkan
keprihatinan Yesus Kristus terhadap seluruh manusia, sehingga kita mampu
menjadikan orang lain mengalami diri sebagai domba dan murid yang
dikasihi-Nya.
Apabila dalam pelayanan sehari-hari kita menyadari ketiga unsur tersebut,
maka pelayanan itu betapapun sederhana nampaknya, tetapi memberi makna yang
berarti dalam pembangunan masyarakat yang tertekan sekarang. Yang menjadi
128
dasar dari segala usaha itu adalah kasih. Bila orang memiliki kasih maka
pelayanannya juga akan memiliki dinamika dan menyenangkan.
Santo Paulus selalu mengingatkan bahwa kasih hendaknya menjadi pedoman
pelayanan kita. Semoga kasih tersebut menjadi hidup dan bersemayam dalam diri
dan pelayanan kita.
i). Penutup: Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus ( 60 menit) Terlampir.
b. Satuan Pertemuan dari Tema 2
“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”
1) Identitas:
a). Tema II : Mempercayakan Diri kepada Allah
b). Judul : Jangan Takut….!
c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)
Blok Beas
d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung
e). Hari/Tanggal : Disesuaikan
f). Waktunya : 18.00-21.00
2) Pemikiran Dasar
Perkembangan zaman yang sangat pesat ini, menawarkan berbagai macam
tawaran. Tawaran tersebut ada yang dapat membantu perkembangan diri dan ada
129
juga sebaliknya dapat membawa kepada kehancuran. Tawaran-tawaran tersebut
sering membawa seseorang kepada kebingungan dan akhirnya bisa sampai salah
pilih. Dalam melakukan pelayanan juga sering dibingungkan oleh hal-hal yang
tidak mendukung, sering merasa tidak mampu, merasa pelayanan terlalu
sederhana, bosan, takut dan lain- lain.
Menghadapi hal semacam itu perlulah bersikap bijaksana menghadapinya.
Gereja mengajak umatnya agar tetap tenang dan jangan sampai gegabah dalam
memilih tawaran-tawaran yang menarik itu, yang terkadang menjerumuskan untuk
masuk kedalam perangkapnya. Justru dalam situasi seperti ini iman perlu
dikuatkan dan dimurnikan untuk selalu memberikan waktu untuk mendengarkan
bisikan suara hati yang menjadi sumber perkembangan dari iman tersebut. Mat
14:22-33 memaparkan Perahu adalah Gereja dan Petrus yang berjalan di atas air
lalu tenggelam karena imannya yang kecil. Hal ini menunjukkan, bahwa dalam
dunia sekarang juga warga Gereja harus memiliki iman yang kuat agar tidak
hanyut terbawa arus zaman, dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan hati
manusia untuk memuja hal-hal duniawi. Pelayanan yang dilakukan setiap hari
tentu harus dengan iman yang kuat dan dengan mengandalkan campur tangan
Allah yang selalu memberkati dan menyertai. Pelayanan dilakukan demi hadirnya
Kerajaan Allah bukan demi diri sendiri.
Melalui pertemuan ini, para tutor diajak untuk tidak takut menghadapi
tantangan, melainkan semakin mempercayai Allah yang selalu siap menolong
umatNya, dan dengan demikian memiliki keteguhan hati, sehingga mampu
melayani anak-anak dengan sabar dan setia.
130
3) Tujuan Pertemuan
Melalui pertemuan ini, bersama pendamping, para tutor diajak untuk
tidak takut menghadapi tantangan, melainkan lebih mempercayai Allah yang
selalu siap menolong umatNya, dan dengan demikian bisa memiliki keteguhan
hati, sehingga mampu melayani anak-anak dengan sabar dan setia.
4) Model : Pendalaman Iman Model Biblis
5) Metode:
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Informasi
- Adorasi
6) Sarana
- Buku Madah Bakti
- Teks pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru
- Buku panduan Adorasi
- Musik Instrumen
7) Sumber Bahan
- Mat 14: 22 – 33
131
- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 55
- Stefen Leks, Tafsir Injil Markus, Kanisius Yogyakarta, 2003. Hal. 327-
337.
- Buku Panduan Adorasi SS.CC
- Martinus Sumarno,SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK
8) Proses Pendampingan
a). Pengantar.
Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam pelayanan sehari-hari
kita sering mengalami kebimbangan akan apa yang telah kita lakukan. Terkadang
kita kurang percaya diri dalam melakukan tugas kita karena sering mengukur
kualitas pelayanan kita sendiri dengan hal-hal duniawi. Akibatnya kita menjadi
bosan dan enggan dalam melakukan pelayanan tersebut. Dalam pertemuan kali ini
kita diajak melalui Injil Matius untuk merefleksikan sejauh mana kita
mengandalkan iman kita akan Allah dalam menjalankan tugas kita sehari-hari.
Dalam Injil Matius diceritakan, Petrus dengan bersemangat meminta kepada
Yesus agar ia boleh berjalan diatas air, awalnya dia bisa berjalan di atas air karena
kuasa Yesus tapi akhirnya dia tenggelam karena imannya yang kecil, lupa bahwa
bisa berjalan karena Yesus, ketakutan oleh gelombang besar, ketika ia takut itulah
maka ia mulai tenggelam. Petrus disini mewakili para murid dan semua orang
Kristen dalam kasih penuh semangat tetapi imannya yang kurang. Kita dalam
hidup sehari-hari sering mengalami hal yang sama dengan Petrus, dalam
132
menjalankan tugas awalnya kita begitu menggebu-gebu dan hari demi hari dalam
perjalanan waktu ketika semangat kita menjadi turun dan mulai bosan, malas dan
lain- lain mulailah kita mengalami kegagalan dan kekecewaan. Agar refleksi kita
bisa lebih dalam, sekarang marilah kita siapkan hati kita untuk bersama-sama
membaca dan mendengarkan firman Tuhan itu sendiri.
b). Pendalaman Materi
(1). Lagu Pembuka MB. 173. “O kemanakah arah Perahu”
(2). Doa Pembuka
Bapa yang maha baik dan maha pengasih, kami bersyukur kepadaMu
karena Engkau telah mengumpulkan kami di tempat ini sebagai pelayanMu, untuk
mendalami sejauhmana kami telah mengandalkan Engkau dalam perjalanan hidup
dan dalam pelayanan kami sehari-hari. Kami mohon berkatMu dalam pertemuan
kami kali ini untuk sudi hadir di dalam diri kami. Terangilah budi dan pikiran
kami dalam mendengarkan dan merefleksikan sabdaMu. Semoga lewat pertemuan
ini, iman kami dapat semakin mantap dalam melayani Engkau lewat sesama kami.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan
sepanjang masa. Amin.
133
c). Pembacaan Kitab Suci
Yesus Berjalan di atas Air (Mat 14:22-33)
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan
berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan
takut!" 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah
aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas
air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu
berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.
33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya:
"Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
d). Pendalaman Teks Kitab Suci
(1). Peserta diajak untuk hening sejenak merefleksikan kembali bacaan yang baru
saja dibacakan dengan bantuan pertanyaan.
134
(2). Pertanyaan
Dari perikop di atas ayat mana yang mengatakan “Jangan Takut”? pernahkah
Anda merasa takut? Bagaimana usaha Anda mengatasi rasa takut Anda dalam
pengalaman hidup sehari-hari!
e). Tafsiran Kitab Suci Matius 14: 22-33
Ayat 22-23 memaparkan dimana para murid ada di tengah danau dan
Yesus sendirian berdoa di gunung. Para murid sedang berlayar dan perahu mereka
ditimpa badai. Perahu yang dimaksud disini adalah lambang dari Gereja. Ayat 24
- 27 juga memaparkan pada saat para murid dalam kesusahan, Yesus datang untuk
menyelamatkan mereka dan menampakkan diri sebagai penguasa atas kekuatan
alam. Dan dalam ayat 28-31 Matius memaparkan suatu peristiwa, yaitu usaha
semangat Petrus yang menggebu-gebu untuk berjalan di atas air, awalnya bisa
namun pada akhirnya gagal karena imannya yang kecil. Di sini Petrus
melambangkan kita semua orang Kristen yang dalam kasihnya atau saat
mendengar sabdaNya penuh semangat, tetapi imannya kurang. Dalam ayat 32-33
dipaparkan Petrus sangat ketakutan, tetapi dia masih ingat untuk menyapa Yesus
dengan suatu doa Tuhan, selamatkan aku! Hal ini menjadi puncak dari kisah ini
dengan pengakuan para murid bahwa Yesus benar-benar Anak Allah yang amat
berkuasa.
Kalau kita baca kembali perikop tersebut dan mencoba merefleksikan dan
mengaitkannya dengan tema yang kita dalami saat ini, “Jangan takut...!”
merupakan anjuran atau nasihat, dan nasehat dalam Alkitab ini dalam hidup
135
sehari-hari sangat sering kita dengar. “Jangan Takut” menjadi salah satu ciri
penting dari sapaan Tuhan terhadap umat-Nya, antara Tuhan dengan kita. Kita,
yang hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan permasalahan, yang sering
membuat kita takut. “Aku ini, jangan takut...!” adalah bukti campur tangan-Nya:
penyertaan, bimbingan dan pertolongan-Nya bagi kita.
Dalam bacaan tadi Petrus, memberikan jawaban yang amat menarik
terhadap nasihat Yesus dengan mengatakan “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah
aku datang kepada-Mu berjalan di atas air. Petrus di sini bukan hendak mau
menonjolkan diri serta melakukan sesuatu yang spektakular. Petrus hendak
menuntut janji Yesus atau anugerah Tuhan sebagai konsekuensi dari nasehatNya
jangan takut, disuruh untuk “seperti Yesus, mengikut Dia”. Dan ketika Yesus
mengatakan: “Datanglah!” Petrus menaati-Nya. Mula-mula Petrus berhasil
berjalan dengan tegak. Namun kemudian dengan mata tertuju kepada Yesus, ia
merasakan juga tiupan angin. Ia menjadi ragu-ragu. Dalam bahasa Jerman ragu-
ragu adalah zweifeln. Zwei berarti dua. Ragu-ragu berarti “mendua”, berada di
jalan yang bercabang dua. Dalam hidup sehari-hari kita juga sering mengalami
yang sama, seseorang mengatakan jangan takut kepada orang lain tetapi saat itu
juga hatinya khawatir akan keberadaan dirinya sendiri.
Namun dalam keadaannya seperti itu Petrus berseru: “Tuhan, tolonglah
aku!” dalam situasi “hampir tenggelam” itu Yesus tetap mau menolongnya.
Dalam situasi kejatuhan dan kegagalan Tuhan tetap berkata: “Aku ini, jangan
takut!” Baru sesudah itu Yesus menegur keragu-raguan Petrus. Dan hal ini
menjadi pola dari relasi Petrus dengan Tuhannya. Kita juga pernah dan bahkan
136
sering mengalami seperti yang dialami Petrus dalam hal waktu yang berbeda, oleh
karena itu selanjutnya kita tidak perlu kuatir dan takut. Kita mempunyai Dia yang
menjadi kekuatan, pelindung, penolong dan sekaligus panutan kita. Kalaupun kita
terperangkap dalam ketakutan bahkan kegagalan, kita tetap boleh berseru:
“Tuhan, tolonglah aku!”
f). Pendalaman Pengalaman Hidup
Peserta diajak untuk merefleksikan dan membagikan pengalaman mereka
selama melayani dengan menghubungkan Kitab Suci dengan tema yang didalami,
pengalaman takut dan ragu dalam mengerjakan tugas atau pengalaman yang mirip
dengan pengalaman Petrus yang awalnya penuh dengan semangat untuk berjalan
di atas air dan akhirnya gagal karena rasa takut yang mengusai dirinya.
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus Yesus, pengalaman Petrus ini
memang sering menjadi pengalaman kita dalam menjalankan tugas kita sehari-
hari. Saat ini kita diingatkan oleh sabdaNya kembali, agar kita tidak takut
melainkan tetap percaya bahwa Allah selalu menyertai dan siap menolong kita
ketika kita mau memohon dan berseru kepadaNya dengan iman yang teguh.
g). Penerapan dalam Hidup Peserta
Setelah kita mendengarkan hasil permenungan dari teman-teman, kita
sudah saling mengisi dan saling meneguhkan iman kita satu dengan yang lain,
sekarang marilah kita merenungkan secara pribadi apa yang akan kita lakukan
ketika iman kita ditantang oleh tugas-tugas yang kita hadapi, atau disaat kita
137
merasa takut. Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat
tersebut sebagai doa spontan mereka. Setelah peserta sudah mengungkapkan niat-
niatnya, dilanjutkan dengan doa Bapa Kami.
h). Doa Penutup.
Allah yang maha kasih, kami bersyukur kepadaMu karena Iman yang
Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami agar semakin hari semakin percaya
atas Kuasa dan bimbinganMu. Jauhkanlah kami dari rasa takut dalam melakukan
tugas kami sehingga banyak orang dapat merasakan kehadiranMu, lewat
pelayanan dan tugas kami demi Kristus Tuhan, Raja dan Pengantara kami kini dan
sepanjang segala masa. Amin.
i). Dilanjutkan Adorasi.(terlampir)
c. Satuan Pertemuan dari Tema 4.
“KEBESARAN HATI DALAM TUGAS”
1) Identitas:
a). Tema IV : Hidup dalam Penyertaan Allah
b). Judul : Meneladan Yusuf yang Mengandalkan Penyertaan Allah
c). Peserta : Para Tutor Bimbingan Belajar (Pelayanan Tutorial SS.CC)
Blok Beas
d). Tempat : Susteran SS.CC Blok Beas Bandung
138
e). Hari/Tanggal : Disesuaikan
f). Waktu : 18.00-21.00
2) Pemikiran Dasar
Perubahan zaman yang sangat pesat dewasa ini, menjadikan dunia menjadi
dunia kekuasaan. Orang berlomba- lomba mencari kekuasaan untuk duduk dan
menikmati hasil dan tidak peduli rakyat kecil. Hal ini jelas nampak dalam situasi
Pemilu 2009, dimana orang berlomba- lomba untuk merebut kekuasaan, dengan
mencalonkan diri sebagai Caleg dan membentuk bermacam-macam Partai dengan
Visi dan Misi yang semuanya menjanjikan hal yang manis-manis untuk
mensejahterakan rakyat. Kampaye dilakukan di mana-mana dengan cara masing-
masing untuk merebut kedudukan tersebut. Sebagai hasilnya setelah Pemilu
berlangsung, banyak Caleg yang menjadi stres, putus asa dan bahkan sampai
bunuh diri mendengar hasil dari pemungutan suara yang diperoleh. Hal ini tidak
mengherankan karena mereka mengandalkan kekuatan dan kemauannya sendiri.
Hal yang serupa juga sering dirasakan oleh setiap orang ketika dalam
melakukan pekerjaan/tugasnya dia mengharapkan balasan dan banyak
mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Perkerjaan tersebut menjadi lebih terasa
berat dilakukan dan akhirnya menimbulkan kekecewaan pada dirinya sendiri.
Menghadapi situasi ini, sudah seharusnya orang sadar bahwa setiap pekerjaan
yang dilakukan janganlah hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Orang perlu
belajar untuk bisa bekerjasama dan rendah hati mengerjakan tugas yang harus
dilakukan.
139
Perikop yang akan direnungkan saat ini, membantu peserta melihat
perjalanan hidup selama ini dalam mengerjakan tugas harian. Sikap Yusuf yang
selalu berpasrah pada bimbingan Tuhan akan menjadi inspirasinya. Yusuf
bukanlah orang yang berpendidikan dan bersekolah di perguruan tinggi, tetapi
yang karena Imannya yang kuat dan penyelenggaraan Allah Yusuf diangkat
menjadi Raja muda atau adi pati. Sebelum Yusuf menjadi raja muda, tantangan
yang ia hadapi tidak membuat dia patah semangat dan menyerah karena dia
percaya pada penyertaan dan kuasa Allah pada dirinya. Semangat Yusuf yang
membuat dia kreatif ini, mengajak orang untuk belajar dari sikap Yusuf dalam
menjalani hidupnya yang menyakini bahwa Allah selalu menyertai dia, sehingga
peserta juga semakin berani menghadapi persoalan-persoalan dalam menjalankan
tugasnya, sebagai tutor dan mampu menyelesaikan persoalan tersebut (atas dasar
kesadaran iman mereka yang baru).
3) Tujuan Pertemuan
Melalui pertemuan ini, bersama pendamping, para tutor diajak untuk
menghayati hidup dalam Penyertaan Allah berdasarkan sikap dan pengalaman
Yusuf selalu menyadari penyertaan Allah yang membuatnya berhasil, sehingga
semakin berani dan mampu menghadapi serta mengatasi persoalan-persoalan
mereka dengan kesadaran iman yang baru sehingga berhasil seperti halnya Yusuf.
4) Model: Pendalaman Iman Model Biblis
140
5) Metode:
- Refleksi pribadi
- Sharing kelompok
- Informasi
- Adorasi
6) Sarana
- Buku Madah Bakti
- Teks pertanyaan pendalaman
- Teks Kitab Suci Perjanjian Lama
- Panduan Adorasi
- Musik Instrumen
7) Sumber Bahan
- Kej 41: 37-57
- Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab
Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, Hal 74-75
- Google “neocorp.bloq.friendster.com”
- Martinus Sumarno,SJ, Diktat PPL PAK Paroki Semeter VI, 2009, IPPAK
- Buku Panduan Adorasi
141
8) Proses Pendampingan
a) Pengantar.
Para tutor yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pertemuan tutor kali
ini kita akan dibantu oleh bacaan dari Kej 41: 37-57 untuk merefleksikan
perjalanan hidup kita dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai tutor. Dimana
dalam hidup sehari-hari kita sering mengandalkan kekuatan diri sendiri saja dalam
melaksanakan tugas/pelayanan kita, sehingga akhirnya tugas tersebut hanya
dirasakan sebagai beban dan terasa berat untuk dilakukan. Pada saat ini, melalui
pengalaman dan penghayatan iman Yusuf kita akan belajar untuk bisa tetap tegar
dalam melaksanakan tugas dan pelayanan terhadap anak didik kita.
Sebagai pelayan Tuhan, apa yang kita pikirkan ketika dihadapkan dengan
tugas yang menuntut kesabaran?. Padahal sebagai orang beriman kita dipanggil
untuk hidup dan melangkah dalam motivasi dan suka cita dalam Tuhan. Sikap
inilah yang diteladankan Yusuf pada kita. Keyakinannya bahwa Allah selalu
menyertai dan siap menolong ketika kita mengalami kesusahan menjadi sumber
kekuatannya.
Pengalaman pergulatan yang dialami Yusuf mengajak kita untuk belajar
dari apa yang dilakukan Yusuf dalam melewati pelbagai persoalannya. Mungkin
dalam tugas kita juga sering mengalami pergulatan yang sama atau mirip dengan
pengalaman Yusuf, tetapi percaya bahwa bersama Allah kita pasti dapat
menanggung segala perkara, akan kita refleksikan lebih dalam. Maka marilah kit a
ikuti pertemuan ini dengan hati yang terbuka akan penyertaan dan kuasa Allah.
142
b) Pendalaman Materi
(1). Lagu Pembuka “Banyak Perkara”
Banyak Perkara, Yang Tak Dapat Kumengerti
Mengapakah Harus Terjadi, Didalam Kehidupan Ini
Satu Perkara, Yang Kus impan Dalam Hati
Tiada Satupun Kan Terjadi Tanpa Allah Peduli
Allah Mengerti, Allah Peduli
Segala Persoalan Yang Kita Hadapi
Tak Akan Pernah Dibiarkannya
Ku Bergumul Sendiri, S’bab Allah Mengerti.
(2). Doa Pembuka
Allah Bapa di Surga, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau telah
mengumpulkan kami di tempat ini sebagai saudara-saudari, untuk mendalami
sikap Yusuf yang selalu menyerahkan hidupnya kedalam penyertaanMu. Kami
mohon berkatMu dalam pertemuan kami kali ini untuk sudi hadir di dalam diri
kami, terangilah budi dan pikiran kami dalam mendengarkan dan merefleksikan
sabdaMu. Semoga lewat pertemuan ini, kami semakin Engkau mampukan untuk
belajar dan menyadari sikap Yusuf dalam menjalani hidupnya selalu menyadari
bahwa Allah menyertai dia, agar dengan demikian kami berani dan semakin
mampu mengatasi persoalan-persoalan yang kami hadapi. Demi Kristus Tuhan
dan pengantara kami. Amin.
143
c). Pembacaan Kitab Suci
Yusuf di Mesir sebagai Penguasa (Kej 41: 37-57)
37 Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. 38 Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita
mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" 39 Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan
semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
40 Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
41 Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."
42 Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
43 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.
44 Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir."
45 Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
46 Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
47 Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu,
48 maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.
49 Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.
50 Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki- laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On.
144
51 Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
52 Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
53 Setelah lewat ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir itu, 54 mulailah datang tujuh tahun kelaparan, seperti yang telah dikatakan Yusuf;
dalam segala negeri ada kelaparan, tetapi di seluruh negeri Mesir ada roti. 55 Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak
meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: "Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu."
56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir.
57 Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.
d). Pendalaman Teks Kitab Suci
(1). Peserta diajak untuk hening sejenak merefleksikan bacaan yang baru saja
dibacakan dengan bantuan pertanyaan.
(2). Pertanyaan
(a). Dari bacaan di atas ayat mana yang mengungkapkan bahwa Allah selalu
menyertai Yusuf?
(b). Apakah Anda pernah mengalami bahwa Allah menyertai Anda? Kapan?
bagaimana caranya?
145
e). Tafsiran Kitab Suci Kej. 41: 37-57
Kej 41: 37-57 menggambarkan peristiwa dimana Allah memberkati Yusuf
yang dijual saudara-saudaranya sendiri. Yusuf yang takut akan Tuhan menaruh
pengharapan teguh atas kuasa Allah. Ayat 53-75 menceritakan pengertian Yusuf
atas mimpi Raja Firaun. Lambang- lambang yang ada dalam mimpi Raja tersebut
sesuai dengan latar belakang Mesir. Tujuh tahun yang baik, yang digambarkan
dengan tujuh ekor sapi yang gemuk dan tujuh bulir gandum yang sehat. Kemudian
ada tujuh tahun kelaparan yang digambarkan dengan lembu yang jelek dan kurus
dan bulir gandum yang kosong dan kering.
Yusuf mengartikan mimpi raja Firaun atas kuasa dan campur tangan Allah
sendiri. Sebagai imbalan yang dijanjikan Raja Firaun kepada Yusuf, dalam ayat
45 lalu “Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafinat-Paaneah, serta memberikan Asnat,
anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya. Demikianlah Yusuf
muncul sebagai orang yang berkuasa atas seluruh tanah Mesir setelah Firaun.
Memahami lebih dalam peristiwa dalam kutiban tersebut atas dasar
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang muncul dalam pikiran
saudara saat memasuki tugas atau hidup yang baru? Atau saat saudara melihat
pekerjaan Anda menumpuk? Berbagai perasaan pasti muncul, ada yang
merasakan kegalauan di hati, merasa menggebu-gebu dan suka cita yang besar
untuk melangkah menjalani kehidupan masa depan. Namun mungkin juga
sebaliknya yaitu takut, waswas grogi dan lain- lain. Jawaban yang jujur bisa
saudara temukan sendiri dalam hati. Sebagai umat beriman yang percaya akan
Allah jawabannya adalah, hendaknya melangkah dalam motivasi dan sukacita dari
146
Tuhan sendiri. Jangan pernah takut dan kuatir, karena hidup orang percaya, selalu
disertai dan diberkati oleh Allah. Seperti perjalanan hidup Yusuf, ia begitu setia
dan tegar berjalan mengiring Allah, dan pada akhirnya bisa beroleh kemenangan
yang sebenarnya.
Pertemuan kali ini mengajak untuk belajar dari sikap Yusuf dalam
menjalani tugasnya. Yusuf sadar bahwa Allah tak pernah meninggalkannya, tiap
langkah hidupnya pasti diatur-Nya, dan selalu menuju kebaikan. Kej 41:37-57 ini
menceritakan berbagai macam tantangan dan godaan yang dialami Yusuf dalam
perjalanan hidupnya, dia sengaja dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang
dan bahkan harus meringkuk dalam penjara karena fitnah dari isteri majikannya.
Tetapi apapun persoalan yang dihadapi olehnya, Yusuf tidak membuat dirinya
berpaling dari Allah. Justru dalam keadaan susah itu dia semakin dekat dan
mendekatkan dirinya kepada Allah. Karena ketabahan dan kesetiaan Yusuf pada
Allah itulah, akhirnya Yusuf diangkat menjadi pejabat di istana Firaun.
Hari ini kita juga diundang dan diajak untuk bisa belajar dan berkaca dari apa
yang dilakukan Yusuf ketika melewati pelbagai persoalan. Mungkin ada banyak
masalah yang kita hadapi selama melakukan tugas kita. Ada yang karena
keterbatasan kita, ada pula yang karena sebab-sebab lain, namun baiklah kita
percaya bahwa bersama Allah kita pasti akan mampu menanggung segala perkara.
147
f). Pendalaman Pengalaman Hidup
Peserta diajak untuk merefleksikan dan membagikan pengalaman suka dan
duka yang mereka alami selama menjalankan tugas mereka sebagai tutor di Blok
Beas dan kemudian dikaitkan dengan tema “Hidup dalam Penyertaan Allah”.
Teman-teman yang terkasih dalam Kristus Yesus, pengalaman penyertaan
Allah dalam hidup kita memang tidak pernah habis, kalau kita mau
membagikannya terhadap sesama kita. Allah selalu menyertai kita disetiap
langkah, waktu yang kita jalani. Mari kita menyerahkan diri kepada Allah
sehingga kitapun mengalami penyertaan Allah seperti yang dialami Yusuf dalam
hidup sehari-hari dan pelayanan kita sebagai tutor.
g). Penerapan dalam Hidup Peserta
Setelah mendengarkan hasil permenungan dari teman-teman, kita terbantu
saling membantu dan menyakinkan diri satu dengan yang lain, bahwa Allah
selalu menyertai hidup kita. Sekarang marilah kita mohon rahmat dari Tuhan agar
kita senantiasa dibantu untuk mensyukuri dan merasakan campur tangan Tuhan
dalam hidup kita sehari-hari, khususnya dalam melaksanakan tugas tutorial ini.
Untuk itu marilah kita menyampaikan niat kita masing-masing, apa yang akan kita
lakukan setelah pertemuan ini dalam tugas pelayanan kita mendatang, melalui doa
spontan kita.
Peserta diberikan kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat tersebut
sebagai doa spontan mereka. Ungkapan niat-niat ini, dilanjutkan dengan doa Bapa
Kami.
148
h). Doa Penutup.
Allah yang maha kasih, syukur dan terima kasih kami ucapkan atas
kemurahan hatiMu senantiasa menyertai dan memberkati hidup kami. Engkau
selalu hadir dan campur tangan dalam segala tugas yang kami lakukan. Kami
mohon, kuatkanlah kami untuk senantiasa mengandalkan Dikau, sebagaimana
Yusuf juga telah mengandalkan hidupnya dalam seluruh pergulatan dan persoalan
yang dialaminya. Demi Kristus Tuhan, Raja dan Pengantara kami kini dan
sepanjang segala masa. Amin.
i). Dilanjutkan dengan Adorasi 60 menit (Terlampir)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada akhir skripsi ini penulis hendak mengemukakan beberapa hal yang
perlu ditegaskan kembali untuk diperkembangkan lebih mendalam, sehubungan
dengan pelayanan tutorial para suster SS.CC dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar anak Blok Beas Bandung.
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustakan dan hasil penelitian sederhana, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam sejarah Kongregasi SS.CC, berbicara tentang Pendidikan adalah sama
dengan berbicara tentang Sekolah, baik sekolah Formal maupun Non Formal.
Dari awal, pelayanan di Sekolah merupakan Misi utama dari karya pastoral
para anggota kongregasi SS.CC baik, laki- laki dan perempuan. Hal ini
merupakan perwujudan dari Spiritualitas SS.CC yang merenungkan,
menghayati dan mewartakan kepada dunia, cinta kasih Allah yang telah
menjelma dalam Yesus, terutama bagi mereka yang lemah, miskin dan
menderita, khususnya sebagai hasil permenungan para suster SS.CC yang
mencoba menghidupi masa kanak-kanak Yesus dan berusaha memiliki
komitmen nyata kepada orang miskin. Kharisma SS.CC dalam bidang
pendidikan, dengan konteks Pewartaan mengandung dua hal penting yaitu:
150
a. Kesadaran panggilan untuk mendidik anggota masyarakat sehingga
mereka dapat hidup dalam Cinta Kasih Yesus yang menjelma
menjadi manusia di dalam segala hal dan setiap waktu.
b. Penghayatan pendidikan sebagai arti dari proses perubahan hidup
manusia dalam Cinta Kasih Allah, yang mengubah masyarakat
kearah Kerajaan Allah.
Hal ini diwujudkan para suster SS.CC dengan menanggapi permasalahan yang
ada di Blok Beas Bandung, khususnya di bidang pendidikan anak-anak, dalam
bentuk pelayanan tutorial di Blok Beas Bandung.
2. Pelayanan tutorial/bimbingan belajar, yang merupakan pendidikan alternatif
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur dan kegiatan ini
diorganisasikan di luar sistem sekolah formal. Kegiatan tersebut dilakukan
secara mapan yang menjadi bagian penting dari kegiatan yang lebih luas dari
sekolah formal, dan kegiatan dilakukan untuk melayani anak didik guna
mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan alternatif ini dilakukan dengan
metode yang bervariasi, khususnya dalam penyajian materi, agar mampu
menarik minat anak-anak untuk belajar. Materi yang digunakan dalam
pendidikan alternatif ini selalu dikaitkan dengan silabus dari sekolah formal
dan disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi anak-anak itu sendiri.
Para pembimbing dalam pendidikan alternatif ini dituntut untuk mengenal
anak-anak didiknya, berpenampilan ramah, bersahabat, agar dengan demikian
mampu memberikan materi sesuai dengan situasi dan kebutuhan anak-anak
151
sendiri. Situasi belajar yang seperti ini akan menyenangkan anak-anak. Jika
anak-anak senang dengan iklim belajar yang dialaminya bersama
pembimbing, pelajaran yang diberikan juga akan disenangi dan dengan
demikian pembimbing juga akan lebih mudah masuk dan menumbuhkan
motivasi belajar anak. Dalam pendidikan alternatif ini pembimbing bertindak
lebih- lebih sebagai sahabat/fasilitator, dan bukan sebagai guru yang biasanya
ditakuti anak-anak.
3. Motivasi belajar merupakan daya/kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu, daya tersebut bisa muncul/timbul dalam diri seseorang.
Motivasi juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai tujuan untuk mencapai cita-
cita yang diharapkan. Motivasi timbul sebagai hasil interaksi antara motif
dengan aspek situasi yang diamati. Dampak dari interaksi tersebut menimbul
perilaku sama yang melandasi tujuan yang berbeda dan sebaliknya perilaku
yang berbeda terhadap tujuan yang sama. Berkembangnya motivasi belajar
anak ini diharapkan bisa nampak pada perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perubahan perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini motivasi belajar anak. Hal ini
nampak pada kenyataan bahwa anak yang bersangkutan semakin rajin
membaca buku, mengerjakan tugas di rumah dan anak tidak lagi membolos
dari sekolah. Anak juga terlihat lebih percaya diri dan lebih luwes dalam
bergaul dengan teman-temannya. Fungsi motivasi itu sendiri adalah
152
mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan untuk belajar. Tanpa
motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Motivasi juga berfungsi
mengarahkan dan menggerakkan, artinya mengarahkan perbuatan ke
pencapaian tujuan yang diinginkan dan berfungsi sebagai penggerak seperti
mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya kemampuan seseorang untuk belajar dan melakukan pekerjaan.
4. Jenis motivasi itu sendiri bermacam-macam tetapi yang sering dijumpai dalam
belajar ada dua motivasi yaitu: Motivasi intrinsik, yang merupakan motivasi
murni yang timbul dari dalam diri anak sendiri untuk mencapai tujuan belajar,
misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh
informasi dan pengertian, ingin berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari
sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang
lain, dan lain- lain. Motivasi intrinsik ini bersumber pada suatu kebutuhan,
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan, dengan jalan satu-satunya adalah belajar. Yang kedua adalah
motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor- faktor dari
luar situasi belajar itu sendiri, seperti menerima angka setelah selesai
mengerjakan tugas dirumah, menerima hadiah, dan menerima pujian. Motivasi
ekstrinsik ini memiliki sisi negatif tetapi sering tetap diperlukan untuk
meningkatkan motivasi anak untuk belajar, mengingat tidak semua pelajaran
yang mereka pelajari semuanya menarik dan diminati oleh anak, mungkin
karena tidak selalu sesuai dengan kebutuhan anak. Dalam hal ini motivasi
153
terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru/tutor sehingga anak-anak
mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru/tutor sangat
banyak. Guru/tutor dapat menyesuaikan usaha tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan situasi serta perkembangan anak-anak.
5. Hasil penelitian sederhana yang dilakukan menunjukkan bahwa anak-anak Blok
Beas sudah lama mengikuti pelayanan tutorial. Kegiatan tutorial ini ternyata
berpengaruh positif dalam meningkatkan motivasi belajar mereka, yang
tampak pada bertambah semangatnya anak-anak untuk hadir mengikuti
kegiatan tersebut, anak-anak hadir selalu lebih awal dari waktu yang
ditentukan. Selain itu jumlah anak yang ikut tutorial semakin hari semakin
meningkat. Dari hasil analisis variabel kedua motivasi belajar anak berkisar
antara 49%-50% berada pada klasifikasi Hebat dan Baik, apabila tingkat
klasifikasi motivasi belajar anak berada pada kualifikasi Hebat dan kualifikasi
pelayanan berada pada Baik dan Cukup.
6. Kegiatan tutorial dilaksanakann secara rutin setiap hari Minggu dari pukul
10.00-16.30. yang didampingi oleh para suster SS.CC, para postulan SS.CC
(laki dan perempuan) dan tim relawan dari Universitas Parahyangan. Kegiatan
tutorial ini mau meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Motivasi belajar
anak ini nampak dari keterlibatan anak dalam kegiatan tutorial tersebut lewat
kehadiran anak yang datang lebih awal, relasi anak-anak yang dekat dengan
anak-anak lain, saling membantu dalam belajar dengan mengerjakan tugas di
154
rumah. Semangat belajar ini hari demi hari tumbuh dalam diri anak-anak dan
lain sebagainya sehingga dengan demikian kegiatan tutorial ini berhasil
membantu anak-anak semakin mencintai belajar.
Secara umum, tujuan pendidikan luar sekolah adalah menambah dan
melengkapi pendidikan yang tidak dapat diselenggarakan oleh jalur pendidikan
sekolah karena adanya kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai
perubahan jaman.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa saran yang
diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar anak:
1. Saran terhadap pembimbing/tutor.
Perubahan zaman yang sangat pesat sering membawa anak-anak untuk
menjadi malas belajar di sekolah, karena pelajaran di sekolah sering dirasa
membosankan, yang lebih menarik adalah tawaran karena adanya perkembangan
tehnologi seperti tayangan TV dan play stations. Hal ini biasanya membuat
motivasi belajar anak berkurang. Melalui kegiatan tutorial yang ditawarkan
kepada anak-anak, motivasi belajar mereka dapat dimunculkan dan
dikembangkan, sehingga jumlah anak yang mengikuti kegiatan tutorial semakin
hari semakin meningkat. Untuk itui diharapkan para pembimbing/tutor memiliki:
v Kemampuan untuk membuat perencanaan pendampingan yang menarik
sesuai kurikulum sekolah formal dan sesuai kebutuhan anak.
155
v Keterampilan-keterampilan dalam menghadapi dan menanggapi anak yang
potensi belajarnya rendah.
v Memiliki kelemah-lembutan dalam mendampingi anak-anak.
v Memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan anak.
v Memiliki semangat pelayanan yang tinggi berdasarkan cinta kasih.
v Kemampuan menggunakan sarana yang menarik untuk membimbing anak
belajar.
v Demi peningkatan motivasi belajar anak Blok Beas para tutor perlu
mempertahankan dan memperkembangkan cara pelayanan tutorial
didaerah tersebut.
v Berdasarkan hasil angket tentang penggunaan sarana dan media belajar,
disarankan agar disosialisasikan bagi seluruh tutor, pentingnya
menggunakan media belajar seperti pemanfaatan film pengetahuan,
pemanfaatan cerita bergambar dan lain- lain serta diadakan pelatihan
pemanfaatan media yang berkaitan dengan pengajaran beserta cara
membuat rencananya guna memperlancar proses pembelajaran termasuk
juga membuat variasi pembelajaran.
2. Saran terhadap pengelola kegiatan tutorial (Kongregasi SS.CC)
Ø Menganjurkan kepada pemimpin Kongregasi SS.CC, agar suster yang
menjadi koordinator kegiatan tutorial tersebut tidak setiap tahun ganti,
kalau mungkin dua tahun sekali.
156
Ø Memberi pembekalan pelatihan pendampingan bagi para tutor, khususnya
para postulan SS.CC (laki dan perempuan) sebelum melaksanakan
kegiatan pendampingan mereka.
Ø Koordinator pelayanan tutorial membuat job descriptions (rumusan
pekerjaan) yang jelas untuk setiap tutor, termasuk pembagian tugas
membuat evaluasi kelas, yang biasanya ditangani oleh setiap tutor.
Ø Mengadakan evaluasi para tutor secara teratur ( bisa tiap bulan atau tiap
tiga bulan) untuk dapat cepat menemukan keadaan yang menghambat atau
mendukung kegiatan belajar pada tutorial tersebut sehingga dapat cepat
pula secara bersama ditanggulangi.
157
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Soehendro. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bakti.
Bergant Dianne, CSA & Karris Robert J, OFM. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kansius.
_________________________________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
Bradley Patrick, SS.CC. (1990). Fr. Damian SS.CC. Missionary. Roma: Vatican Polyglot Press.
___________________. (1992). Our SS.CC Vocation and Mission. Roma: Via Rivarone.
Cahiers of Spirituality no 20. (1999). A New Heart. Rome _________________ no 10. (2000). Some Features of The Spiritual Profile of The
Good Mother. Rome. Commbs, PH, (1973). New Path to Learning. New York: International Council for
Educational Development. Dapiyanta, FX. (2008). Diktat mata kuliah Metodologi Riset. Yogyakarta: IPPAK. Darmawijaya St. (1990). Aneka Tema Rekoleksi”. Yogyakarta: Kanisius. Dokumen Konsili Vatikan II (1993). Ad Gentes. Jakarta: Obor. Generalate. (1990).Constitutions and Statutes, Congregation of the Sacred Hearts
of Jesus and Mary, and of the Most Blessed Sacrament of the Altar: Rome.
_________. (2004). The Lord Led Us By The Hand: Rome. Google “dennytan.bloqspot .com” Google “neocorp.bloq.friendster.com” Hamijoyo, S.S., dan Dewi Melianasari. (2001). Beberapa Catatan Tentang
artisipasi Masyarakat. Prasaran pada Seminar Peranan Lembaga Pendidikan dan Guru dalam Pembangunan Masyarakat Desa di IKIP Bandung.
Hardawiryana R., S.J. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor. Henri, J.M Nouwen. (1986). Pelayanan yang Kreatif. Yogyakarta: Kanisius. Heuken A. (2005). Ensiklopedi Gereja 6. Jakarta: Cipta Loka Caraka. http//www//googlependidikannonformal.com Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1988). Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kerrrien Jean-Yves, SS.CC. (1979). Our Spirituality. Washington, D.C. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,
Penerjemah). Jakarta: Obor.
158
Leks, Stefan. (2003). Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius. __________. (2003). Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius. Malet & Isaac. J. (1989). Revolusi Perancis 1789-1799. Jakarta: PT Gramedia. Moenir, H.A.S. (2006). Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara. msfmusafir.wordpress.com Neocrop.blog.Friendster.com. accessed on Januari 10, 2008 Oemar Hamalik. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar Edisi
III. Bandung: Tarsito. ____________. (2008). Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Powell Robert .J, SS.CC. (1985). The Forming of A Commpasionate Heart.
Institute of Religious Formation Easter. Rademaker C. (1994). Panggilan Mengabdi. Pangkalpinang: Offset. ___________. (1999). The SS.CC. Presence in Indonesia for 75 Years.
Netherlands: Bavel Sardiman, A.M. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press. Seharto Bohar. (1993). Pengertian Fungsi-Format Bmbingan dan Cara Penulisan
Karya Ilmiah. Bandung: Tarsito. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Sudjana D. (1991). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Falsafah dan Teori Pendukung, Azas. Bandung: Nusantara Press. ________. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Sugiyono & Eri Wibowo. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi dan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. Sumarno Ds., M. (2009). Pengantar Pendidikan Agama Katolik. Diktat Mata
Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Swantoro. (1967). Pola Kehidupan Kita. Jakarta: Mardi Pustaka. The Congregation of The Sacred Hearts of Jesus and Mary. (2000). A Charism in
The Church. Rome. Winkel W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia www.sabda.org/publikasi/e-reformed/051/. www.sabda.com www.sinarharapan.co.id
(1)
Lampiran 1: Kuesioner. KUESIONER
PENGARUH PELAYANAN TUTORIAL PARA SUSTER SS.CC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK BLOK BEAS BANDUNG
__________________________________________________________________ I. Identitas Nama :…………………………………………………….. Agama :……………………………………………………. II. Pelayanan Tutorial SS.CC.
Petunjuk Pengisian:
a. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi lingkaran (0) pada alternatif jawaban yang sudah disediakan
b. Jawablah dengan jujur sesuai dengan suara hati Anda.
Metode pelayanan tutorial dari SS.CC 1. Bagaimana penyampaian tutor (para pengajar)dalam menyampaikan materi a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 2. Menggunakan metode kerja kelompok di dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Sistem pendidikan yang sesuai dengan Kurikulum di sekolah
a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 4. Kemampuan para pengajar dalam menggunakan bahasa setempat (Bahasa Sunda) a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 5. Hubungan para penga jar dengan siswa dalam proses belajar a. Sangat akrab b. Akrab c. Kurang akrab d. Tidak akrab
Fasilitas yang digunakan dalam melayani 6. Pengajar menggunakan sistem Audio Visual (TV) a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Pengajar menggunakan alat-alat bantu peraga dalam menerangkan materi a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Sebelum mengajar para pengajar menata ruangan dengan baik a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
(2)
9. Pengajar menjelaskan materi dengan gambar-gambar dalam bentuk cerita a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Berpuisi, bermain drama dalam kelas a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Tingkat kedisiplinan pelayanan SS.CC 11. Libur setiap hari raya besar agama a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Pengajar menyampaikan materi secara teratur a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Membantu anak yang tidak membaca secara personal a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Kesetiaan pengajar dengan silabus yang dibuat. a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Mengabsen anak sebelum memulai pelajaran a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah III. Motivasi Belajar Anak Blok Beas
Rajin belajar
16. Anak-anak datang tepat waktu untuk tutorial a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 17. Anak aktif dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 18. Mengerjakan tugas di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 19. Membaca buku-buku di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah 20. Aktif bertanya dalam kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang c. Tidak pernah
(3)
Petunjuk Kuesioner Skala Sikap a. Bacalah dengan teliti setiap soal. b. Berilah tanda cek (√ ) pada kolom yang tersedia.
Contoh: Bermain bola kaki setiap hari adalah sehat. Setuju ! √ ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! √ ! ! ! Tidak bermanfaat
Mau berbagi/membantu orang lain 21. Menolong teman yang jatuh
Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
22. Meminjamkan pena kalau teman tidak memiliki pena Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
23. Mengajak teman untuk ikut tutorial Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
24. Mengajari teman yang tidak bisa membaca Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
25.Mengembalikan buku teman yang di pinjam Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
Dapat terbuka, mendengarkan dan memiliki semangat juang
26. Mendorong teman untuk belajar bersama Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
27. Mendengarkan orang tua kalau berbicara Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
28. Berteman tanpa membeda-bedakan agama dan suku Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
29. Menegor teman yang suka berbohong Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
30. Mengerjakan tugas sekolah setiap hari Setuju ! ! ! ! ! Tidak setuju Bermanfaat ! ! ! ! ! Tidak bermanfaat
No. soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot 1Nilai 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4Resp
1 Alivi 4 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 512 Fitri 4 2 4 2 4 2 2 4 4 3 4 2 4 4 4 493 Rohany 4 2 4 2 4 1 4 4 3 2 4 4 4 3 4 494 Febi 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 485 Randi 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 506 Rani 4 1 4 2 4 1 1 4 1 1 3 4 3 4 4 417 Dini 4 3 4 1 3 2 3 1 4 2 4 3 4 3 3 448 Lela S 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 2 1 2 449 Siti H 3 4 4 3 3 4 1 3 3 1 4 3 1 4 4 45
10 Dila 4 3 4 3 4 1 4 3 3 1 3 4 3 3 4 4711 Ayu 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 3 3 4312 Sinta 4 4 4 2 3 4 1 3 3 2 4 3 3 3 3 4613 Rikal 4 4 3 4 3 4 1 2 3 1 1 2 1 3 3 3914 Yunita 4 1 3 3 4 1 1 4 1 1 4 4 2 3 3 3915 Anggun 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4216 Luis 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4717 Zaf-zaf 2 2 3 4 3 4 1 2 3 1 2 2 1 3 4 3718 Mega 4 3 2 3 4 2 3 2 2 2 4 4 1 2 4 4219 Ani 4 4 3 2 3 1 4 3 1 1 4 4 3 2 3 4220 Desi 4 4 3 2 4 3 4 3 3 1 2 3 1 3 3 4321 Aney 3 1 3 3 4 1 2 3 1 1 2 4 3 3 3 3722 Rahayu 4 1 3 1 4 2 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4223 Dani 2 2 3 4 3 4 1 2 3 1 2 2 1 3 3 3624 Sintya 3 1 3 2 4 1 1 4 1 1 3 4 3 3 4 3825 Sinta D 4 2 2 2 4 2 4 2 2 1 2 4 2 3 4 4026 Kerat 3 1 3 2 4 1 12 4 1 1 3 4 1 3 4 4727 Herini 4 2 3 4 3 1 2 4 4 1 3 4 2 2 3 4228 Nuni 3 1 3 1 3 1 2 3 1 1 3 4 3 3 3 3529 Kapri 3 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4030 Susi 2 3 3 2 4 3 2 4 2 1 2 3 1 3 3 3831 Nila 4 3 3 3 3 4 1 3 2 2 2 3 4 2 3 4232 Ridwan 3 2 3 2 4 1 4 3 3 2 3 2 1 1 3 3733 Fitriyani 4 1 4 1 3 1 1 3 1 1 3 3 1 3 2 3234 Agung 4 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 4535 Siti N 4 1 3 3 3 4 3 1 1 1 2 4 1 4 3 3836 Sabda 4 1 3 2 2 1 3 1 4 2 3 2 1 1 3 3337 Asep 4 1 3 4 3 1 3 4 4 1 3 3 3 3 3 4338 Elsa 2 3 3 2 4 3 3 4 3 1 2 3 1 3 3 4039 Rani 4 1 3 4 3 1 1 4 1 1 2 4 4 3 3 3940 Rosa 4 4 4 2 4 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4741 Rina 4 2 4 2 4 1 3 3 3 4 3 4 3 4 4 48
ANALISIS DATA PELAYANAN TUTORIAL
42 Ririn 4 2 2 4 3 2 3 3 2 2 4 2 1 3 2 3943 Beneto 3 2 3 3 4 1 2 3 2 2 4 3 3 3 3 4144 Sandro 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 4 3 3 2 3945 Kristia O 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 1 2 4 4046 Ernawati 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 4 3647 Rena 3 2 3 1 3 1 2 2 1 1 4 3 3 3 2 3448 Henhen 4 4 3 4 4 2 3 4 2 1 3 3 1 3 4 4549 Jujur 3 1 3 3 4 1 4 3 2 2 3 3 2 3 4 4150 Andri 2 2 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 4 3 2 4151 Winda 4 3 3 2 4 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 3452 Rita J 3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4353 Silvia 2 1 4 1 3 1 3 4 3 2 4 2 1 2 3 3654 Ririn K 4 2 4 1 3 1 3 3 4 2 4 4 2 3 1 4155 Sri 4 1 4 1 3 1 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3356 Siti T 4 1 3 3 1 1 3 2 1 4 2 1 3 3 4 3657 Reni 1 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 4 1 4 4 4058 Siti M 3 2 2 1 2 1 1 4 2 1 2 2 1 2 4 3059 Yunus 3 1 3 3 3 2 2 3 2 1 3 4 3 3 2 3860 Elisabet 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3661 Anggi 3 2 3 4 3 2 2 3 3 1 2 3 2 4 2 3962 Texi 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 4 2 1 2 2 2863 Dewi A 1 1 3 3 4 1 1 2 1 3 3 1 2 2 2 3064 Sinta 3 2 3 3 4 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3765 Rizal 4 3 3 4 3 1 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4666 Rita 4 4 4 4 3 1 3 3 1 1 3 3 3 4 3 4467 Izan 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 4 3 3 4968 Asep M 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 3 4 4769 Henri 4 4 3 4 3 2 3 4 2 1 3 3 2 1 3 4270 Mia 4 1 4 4 3 1 1 4 1 2 4 2 3 4 4 4271 Yanto 3 1 3 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4872 Monica 4 3 3 3 4 1 2 2 1 2 4 4 2 2 4 41
Jumlah 247 162 229 188 241 133 186 221 168 122 214 223 174 210 225 2943Mean 3.4 2.3 3.2 2.6 3.3 1.8 2.6 3.1 2.3 1.7 3 3.1 2.4 2.9 3.1 40.9
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Tot 2 Tot 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 4 4 3.5 4 4 4 59 1104 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 56 1054 4 4 2 2 4 3.5 3.5 4 4 4 4 4 4 3.5 54.5 1044 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 1043 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 51 1013 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 1004 4 4 4 2 4 4 3.5 4 4 3.5 4 3.5 3.5 4 56 1004 4 4 4 2 4 1.5 3.5 4 4 4 4 4 4 4 55 993 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 54 994 4 3 4 1 3.5 3.5 3.5 4 4 2.5 4 4 2.5 4 51.5 98.54 4 4 4 4 4 4 3.5 3.5 4 4 4 4 1 4 56 994 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2.5 4 4 2.5 3.5 52.5 98.54 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 974 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 57 964 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 963 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 3 4 49 964 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 952 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 972 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 52 942 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 51 944 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 55 922 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 51 934 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 931 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 914 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 51 911 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 1003 4 3 2 4 3.5 3.5 3 3.5 2.5 4 4 4 4 4 52 944 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 55 904 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 924 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 53 914 1 3 3 1 3.5 4 3.5 3.5 3.5 4 4 4 1 4 47 894 4 4 2 3 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3.5 3.5 3.5 4 4 53.5 90.54 4 4 2 2 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 55.5 87.54 4 4 2 3 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 2.5 3.5 1 1 3.5 46 912 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 50 884 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55 884 2 4 3 1 4 3 3.5 3.5 4 3 4 1 1 4 45 884 3 4 3 2 3 4 4 4 4 1 4 2.5 2.5 4 49 894 1 3 3 4 3 3 3 2 2.5 2.5 1 4 1 4 41 803 3 4 2 4 4 4 2.5 4 4 1 4 4 4 4 51.5 98.54 4 4 4 3 2.5 4 4 4 2.5 1 4 4 1 4 50 98
ANALISIS DATA MOLTIVASI BELAJAR
4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 51.5 90.52 3 2 3 2 3.5 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3.5 4 4 3 48 892 3 3 2 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 4 48 872 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 52.5 92.54 2 2 2 3 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 52.5 88.53 3 2 1 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 46.5 80.54 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 2.5 4 51.5 96.52 2 4 3 2 4 2.5 4 4 3 2.5 4 2.5 4 4 47.5 88.54 2 3 2 2 3.5 3.5 4 4 3 3.5 3 3.5 2.5 3.5 47 883 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 52 864 2 2 2 4 3.5 4 4 4 3.5 1 1 1 4 4 44 874 4 4 3 2 4 2.5 4 4 4 1 1 4 4 4 49.5 85.54 3 2 2 1 3 2 2 4 2.5 4 4 4 4 4 45.5 86.52 2 3 3 3 4 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4 52.5 85.52 4 3 2 3 3.5 3.5 4 2.5 2.5 4 2.5 2.5 4 4 47 831 3 3 4 4 3.5 2.5 2.5 3.5 3.5 3.5 3.5 1 1 4 43.5 83.52 3 2 4 3 4 3.5 4 4 4 2.5 4 4 4 4 52 822 3 3 2 2 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 1.5 3.5 3.5 45 834 3 3 3 2 3.5 3.5 2.5 2 4 2 4 4 4 2 46.5 82.52 4 2 4 3 4 3 3.5 2 3.5 2.5 2 3 2.5 3 44 832 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2.5 4 4 1 4 49.5 77.52 3 2 1 3 3.5 2.5 2.5 2.5 3.5 3.5 4 3 4 4 44 743 4 4 2 3 4 4 4 3.5 4 4 3.5 1 1 4 49 864 3 4 3 3 4 3.5 3.5 3 4 4 3.5 3 4 4 53.5 99.54 4 3 2 3 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 51 953 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 49 983 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 51 983 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1.5 1 4 49.5 91.54 2 4 4 3 4 4 4 3 3.5 3.5 4 3.5 4 4 54.5 96.53 3 4 3 4 4 3 4 4 3.5 4 4 4 3.5 4 55 1032 3 4 3 2 3.5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 51.5 92.5
232 231 239 205 202 275 262 268 268 269 241 259 246 218 281 3694 66373.2 3.2 3.3 2.8 2.8 3.8 3.6 3.7 3.7 3.7 3.3 3.6 3.4 3 3.9 51.3 92.2
(12)
Lampiran 3: Regression Regression Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N motivasi Belajar 51,3056 4,04861 72 Tutorial 40,8750 5,11264 72
Correlations
motivasi Belajar Tutorial
Pearson Correlation motivasi Belajar 1,000 ,154 Tutorial ,154 1,000 Sig. (1-tailed) motivasi Belajar . ,099 Tutorial ,099 . N motivasi Belajar 72 72 Tutorial 72 72
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Tutorial(a) . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: motivasi Belajar Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,154(a) ,024 ,010 4,02903 1,615 a Predictors: (Constant), Tutorial b Dependent Variable: motivasi Belajar ANOVA(b)
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 27,460 1 27,460 1,692 ,198(a) Residual 1136,317 70 16,233 Total 1163,778 71
a Predictors: (Constant), Tutorial b Dependent Variable: motivasi Belajar
(13)
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 46,333 3,852 12,028 ,000 Tutorial ,122 ,094 ,154 1,301 ,198 1,000 1,000
a Dependent Variable: motivasi Belajar Collinearity Diagnostics(a)
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index Variance Proportions
(Constant) Tutorial 1 1 1,992 1,000 ,00 ,00 2 ,008 16,164 1,00 1,00
a Dependent Variable: motivasi Belajar Residuals Statistics(a)
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 49,7394 52,5372 51,3056 ,62191 72 Residual -10,07748 7,67924 ,00000 4,00056 72 Std. Predicted Value -2,518 1,980 ,000 1,000 72 Std. Residual -2,501 1,906 ,000 ,993 72
a Dependent Variable: motivasi Belajar
Charts
(14)
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
bDependent Variable: motivasi Belajar
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
(15)
210-1-2-3
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2
-3
Reg
ress
ion
Sta
nd
ard
ized
Res
idu
al
Dependent Variable: motivasi Belajar
Scatterplot
(16)
Lampiran 4: Correlations Correlations Correlations x y x Pearson
Correlation 1 .154
Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson
Correlation .15
4 1
Sig. (2-tailed) .198 .
N 72 72 Correlations Correlations x y x Pearson
Correlation 1 .154
Sig. (2-tailed) . .198 N 72 72 y Pearson
Correlation .154 1
Sig. (2-tailed) .198 . N 72 72
Correlations Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N tutorial 40,8750 5,11264 72 motivasi belajar 51,3056 4,04861 72
Correlations
tutorial motivasi belajar
(17)
tutorial Pearson Correlation
1 ,154
Sig. (1-tailed) ,099 Sum of Squares
and Cross-products
1855,875
225,750
Covariance 26,139 3,180 N 72 72 motivasi belajar
Pearson Correlation
,154 1
Sig. (1-tailed) ,099 Sum of Squares
and Cross-products
225,750 1163,778
Covariance 3,180 16,391 N 72 72
Nonparametric Correlations Correlations
tutorial motivasi belajar
Kendall's tau_b
tutorial Correlation Coefficient 1,000 ,078
Sig. (1-tailed) . ,176 N 72 72 motivasi
belajar Correlation Coefficient ,078 1,000
Sig. (1-tailed) ,176 . N 72 72 Spearman's rho
tutorial Correlation Coefficient
1,000 ,108
Sig. (1-tailed) . ,182 N 72 72 motivasi
belajar Correlation Coefficient ,108 1,000
Sig. (1-tailed) ,182 . N 72 72
(18)
Lampiran 5: Panduan Adorasi
ADORASI SEMBAH SUJUD KEPADA HATI KUDUS YESUS
Para Pembakti Hati Kudus Yesus ( SS.CC) Kata Pengantar Dari lambung-Nya mengalirlah darah dan air yang kudus dan tidak bernoda menjadi tanda cinta yang menyucikan dan menyelamatkan. Darah dan air yang senantiasa memancarkan sinar kasih penebusan dari hati KudusNya bagi umat manusia dan dunia seluruhnya. Ini adalah cara Allah bertindak melalui tindakan empati Yesus yang dalam kepada kita yang hanya dapat kita mengerti melalui iman kepadaNya. Untuk membalas cinta kasih yang mendalam itu, maka melalui perayaan Ekaristi dan Adorasi, kita sebagai orang yang telah di tebus sekaligus para Pembakti Hati Kudus-Nya dipanggil ke dalam persatuan dengan-Nya, berkurban bersama-Nya demi untuk kemuliaan Bapa, keselamatan manusia dan dunia seluruhnya. Maka marilah kita berdoa dan berjaga “satu jam saja” bersama Yesus yang menghendaki kita terlibat secara penuh bersama Dia. Lagu Pembuka PS: 561 2 / 6 . 6 / 5 . 6 / 4 3 2 / 3 . . / 1. Ya Hati Yesus Maha ra him, 3. Ya Hati Yesus Mahakasih, Lapang laksana samudera. Lihat aku merintih pedih. Sudilah Kau lebur dosaku, Disiksa dan dirundung duka, Dalam alun pengampunan-Mu. Kuatkanlah aku selalu, 2. Ya Hati Yesus tumpuanku, Risau dan bimbanglah hariku. Digoncangkan deru prahara, Sudilah Kau menopang aku Penyembahan v Sementara lagu dinyanyikan, Sakramen Mahakudus ditahtahkan. Setelah
lagu selesai dinyanyikan lalu dilanjutkan dengan penyembahan Sakramen Mahakudus.
v Kalau adorasi tanpa pentahtahan Sakramen Mahakudus, urutannya: lagu pembukaan kemudian salam pembukaan dan seterusnya.
Salam Pembukaan P: Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus U: Amin P: Bapa Kami,
(19)
U: yang ada si surga... P: Salam Maria, U: penuh rahmat,... P: Sayangilah Tuhan,... U: Sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau murka selama-lamanya.(3x) P: Hati Yesus yang Mahakudus,... U: Datanglah kerajaan-Mu (3X) P: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. U: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. P+U : Amin Doa Pembuka Ya Yesus Penebus umat manusia, lihatlah kami yang sekarang dengan rendah hati hadir di hadiratMu. Kami para pembakti HatiMu yang Mahakudus merindukan persatuan dengan Dikau senantiasa. Maka, kini kami masing-masing dengan rela hati menyerahkan diri kepada hatiMu yang Mahakudus. Amin. Bacaan Injil Yoh 13:1-20 1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-
Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"
10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
(20)
12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." Demikianlah sabda Tuhan.
Hening (diringi musik Instrumen) Litani Hati Kudus Yesus P: Tuhan kasihanilah kami U: Kristus kasihanilah kami P: Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkanlah kami U: Kristus kabulkanlah doa kami P: Allah Bapa di surga U: Kasihanilah kami
Allah Putera Penebus dunia, Allah, Roh Kudus, Allah, Tritunggal Kudus Tuhan yang Mahaesa, Hati Yesus, Putera Bapa kekal, Hati Yesus, diwujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan bunda Perawan, Hati Yesus, dipersatukan dalam sabda Allah dalam satu wujud, Hati Yesus, yang dalam kemuliaanNya tak terbatas, Hati Yesus, Bait Kudus Allah, Hati Yesus, Kemah Allah yang Mahatinggi, Hati Yesus, Rumah Allah dan pintu surga, Hati Yesus, Perapian cinta kasih yang bernyala-nyala, Hati Yesus, Perbendaharaan keadilan dan cinta kasih, Hati Yesus, Lubuk penuh keutamaan, Hati Yesus, yang amat patut dipuji-puji, Hati Yesus, Raja dan pusat segala hati,
(21)
Hati Yesus, tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan, Hati Yesus, tempat tinggal keallahan seluruhnya, Hati Yesus, yang berkenan kepada Bapa, Hati Yesus, yang kekayaanNya berlimpah kepada kita Hati Yesus, kerinduan bukit-bukit yang kekal, Hati Yesus, yang sabar dan besar belas kasihanNya, Hati Yesus, yang murah hati kepada semua orang yang berseru kepadaNya, Hati Yesus, sumber kehidupan dan kesucian, Hati Yesus, kurban kehidupan dan kesucian, Hati Yesus, kurban pelunas dosa kami, Hati Yesus, ditimpa penghinaan. Hati Yesus, hancur karena kejahatan kami, Hati Yesus, taat sampai mati, Hati Yesus, yang tertusuk dengan tombak, Hati Yesus, sumber segala penghiburan, Hati Yesus, kehidupan dan kebangkitan kami, Hati Yesus, pokok damai dan pemulihan kami, Hati Yesus, kurban untuk orang berdosa, Hati Yesus, keselamatan bagi orang yang percaya kepadaMu, Hati Yesus, pengharapan bagi orang yang meninggal dalam Engkau, Hati Yesus, kesukaan semua orang Kudus,
P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, U: Sayangilah kami ya Tuhan, P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, U: Kabulkanlah doa kami ya Tuhan. P: Anak domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia. U: Kasihanilah kami P: Yesus yang lembut dan rendah hati. U: Jadikanlah hati kami seperti hatiMu. P: Marilah berdoa; Allah Yang Maha Kuasa dan kekal, pandanglah hati putra terkasihMu, serta
semua pujian dan penyilihan yang dipersembahkanNya kepadaMu, atas nama orang berdosa: maka sudilah kiranya mengampuni semua orang yang memohon belaskasihan atas nama puteraMu Yesus Kristus, yang bersama Dikau hidup dan memerintah sepanjang masa.
U: Amin. Hening (diringi musik Instrumen) Doa Silih P: Yesus yang amat manis, kasihMu akan manusia sering dibalas dengan
kelalaian, kehinaan,kealpaan, dan rasa kurang berterima kasih. U: Lihatlah kami yang bersembah sujud di hadapanMu dengan hormat hendak
menyilihkan segala kealpaan dan kejahatan manusia serta akibat-akibatnya, yang mendukakan hatiMu yang sangat patut dikasihi.
(22)
P: Kami menyadari bahwa kami juga sering berlaku kurang pantas kepadaMu. U: Kami sering kurang saling sayang menyayangi dalam kehidupan rumah tangga
dan komunitas kami. Kami kurang setia menanggapi panggilanMu untuk merayakan Ekaristi, menerima Sakramen Tobat, kurang menghormati kehidupan dengan pemaksaan kehendak, pemerasan, egois, iri hati, tidak menghargai waktu, permusuhan dan persaingan yang tidak sehat yang bertentangan dengan ajaran Gereja seturut kehendakMu.
P: Untuk itu kami mohon kemurahanMu atas kekurangan kami. U: Dengan rela kami mau memperbaiki kesalahan kami dan memohon ampun atas
kesalahan sesama, yakni mereka yang menjauh dari jalan keselamatanMu dan mereka yang belum percaya kepadaMu Gembala dan pengantara.
P: Pada saat yang penuh rahmat ini, kami mempersembahkan segala kekurangan kami itu, yang melukai hatiMu. Kami mempersembahkan seperti dahulu Engkau mempersembahkan di salib kepada Bapa di surga, yang sampai saat ini Engkau perbaharui di altar.
U: Kami berjanji dengan segenap hati dan iman yang teguh serta dengan cara hidup yang lebih baik seturut InjilMu.
P: Ya Yesus yang mahamurah, terimalah syukur dan silih kami ini, dengan pengantaraan Santa Perawan Maria yang memberi silih kepadaMu.
U: Bantulah kami untuk setia berbakti kepadaMu di dalam kehidupan kami sehari-hari agar kami dapat berbahagia bersama Engkau yang hidup dan meraja bersama Bapa dan Roh Kudus kini dan sepanjang masa.Amin.
Hening (diringi musik instrument) Doa Penyerahan A. Ya Hati Kudus Yesus, satu hari lagi sekarang berlalu. Betapa banyak hal yang
boleh kami terima dari kelimpahan kasihMu pada hari ini. Sejak bangun pagi tangan dan kasihMu selalu menyertai kami satu persatu di tempat tugas kami masing-masing. Engkau memimpin jalan kami dan melindungi jiwa kami terhadap segala bahaya dan kebinasaan.
B. Yesus Juru Selamat Pemurah, sekarang ini kami semua berhimpun di hadapanMu. Kami berterimakasih kepadaMu atas segala rahmat dan berkatMu. Kami mohon ampun atas segala kesalahan dan kelalaian kami. Kami memperbaharui penyerahan seluruh komunitas dan keluarga kami kepada hatiMu yang Maha kudus.
A. Ya Hati Terkudus Yesus, Raja dan Pusat segala hati, tinggalah dalam rumah kami dan kuasailah hati kami. Bantulah kami dengan rahmatMu supaya kami hidup suci dan saling mengasihi dengan cinta yang ihklas.
B. Berilah kami kerelaan untuk saling memaafkan dengan bertenggang rasa terhadap kekurangan kami masing-masing, yang sudah menjadi ciri kodrati makhlukMu. Janganlah sekali-kali membiarkan benih-benih perpecahan dan keretakan tumbuh di dalam komunitas kami. Hiasilah komunitas kami dengan kekayaan rahmatMu serta kesemarakan kebajikan-kebajikan Kristen.
A. Kuatkanlah kami di dalam derita, arahkanlah mata kami senantiasa kepada cinta hatiMu yang mesra. Berikanlah kami semangat dan kegiatan dalam
(23)
mengabdi sesama kami yang sakit dan yang memerlukan pertolongan. Kurniakanlah kami ketabahan dalam melakukan pekerjaan yang baik demi kemuliaanMu serta keluhuran Bapa.
B. Penuhilah hati kami dengan cintaMu dan biarlah kami tetap menjadi milikMu. Bukalah mata kami terhadap penderitaan bergitu banyak saudara kami yang kurang beruntung nasibnya. Bantulah agar kemauan baik kami terwujud dalam perbuatan-perbuatan amal. Semoga dengan demikian dunia sekitar kami mengakui bahwa kami ini sungguh-sungguh muridMu sebab kami saling mengasihi.
A. Pada kesempatan ini kami kenangkan juga konfrater dan para suster kami yang pada saat ini tidak dapat berkumpul bersama kami di sini.
B. Ya Tuhan, lindungilah mereka dimana saja mereka berada. Semoga tanganMu yang Mahakuasa menjadi tongkat sandaran dan penuntun mereka; semoga hatiMu yang penuh cinta menjadi bagi mereka pelabuhan yang aman dalam keadaan apa saja.
A. Ya Guru dan Penguasa komunitas dan keluarga kami, hari sudah malam maka tinggalah bersama kami. Berkatilah kami dan bukalah hatiMu menjadi tempat istirahat yang aman dan tenteram bagi kami semua.
B. Semoga cinta dan kasih sayang hatiMu mempersatukan kami semua sekarang dan kelak di dalam kemuliaan dan kejayaan abadi, tempat kami boleh memuji dan meluhurkan Dikau bersama para Kudus sekalian sepanjang masa. Amin.
Lagu: Tantum Ergo 3 3 4 3 2 5 5 6 1 1. 1. Sakramen se- agung i-ni Kusembah dan kupuji. Cara lama telah ganti, telah diperbaharui. Iman yang menolong budi indra tak mencukupi. 2. Yang berputra serta putra, dipujilah bersama. Salam sembah dan kuasa serta
hormat padaNya yang timbul dari duanya pujaan setara. Amin. P: Engkau memberi kami roti surgawi U: Yang mengandung segala kesegaran P: Marilah berdoa. Allah dan Bapa kami, dalam sakramen yang luhur ini kami mengenangkan
sengsara, wafat dan kebangkitan Putera-Mu. Semoga kami dapat menyambut dan menghormati tubuh dan darah-Nya sedemikian sehingga kami memperoleh hasil buah penyelamatan. Dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Penutup P: Bapa Kami, U: yang ada si surga... P: Salam Maria, U: penuh rahmat,... P: Sayangilah Tuhan,... U: Sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau murka selama-lamanya.(3x)
(24)
P: Hati Yesus yang Mahakudus,... U: Datanglah kerajaan-Mu (3X) P: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. U: Hiduplah Hati Yesus yang Mahakudus untuk selama-lamanya. P+U: Amin Adorasi diakhiri dengan berkat penutup oleh imam. Kalau adorasi tanpa imam lansung dengan tanda salib Lagu Penutup PS. No: 555 (Kau Kusembah)