+ All Categories
Home > Documents > Penciptaan buku fotografi wisata alam Kabupaten Jombang sebagai upaya pengenalan kepada masyarakat...

Penciptaan buku fotografi wisata alam Kabupaten Jombang sebagai upaya pengenalan kepada masyarakat...

Date post: 28-Mar-2023
Category:
Upload: independent
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
52
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan teori berisi data yang relevan dengan penciptaan ini. Dalam kajiannya akan dipaparkan beberapa konsep maupun teori-teori yang terkait dengan penciptaan buku fotografi landscape Wisata alam di Kab. Jombang. 2.1 Wisata alam Pariwisata merupakan hal yang luas dalam segi hiburan, Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada wisata alam, Pengertian wisata alam dibedakan menjadi beberapa istilah menurut pendapat Fennel (1999), dan Wood (2002), dan ( dalam Hidayati, 2003: 12) antara lain Wisata Petualangan (Adventure Tourism), Wisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism), Wisata Alam: kegiatan wisata yang berfokus pada alam, Wisata Hijau (Green Tourism), Ekowisata: perjalanan bertanggung jawab ke suatu lokasi 15
Transcript

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teori berisi data yang relevan dengan

penciptaan ini. Dalam kajiannya akan dipaparkan beberapa

konsep maupun teori-teori yang terkait dengan penciptaan

buku fotografi landscape Wisata alam di Kab. Jombang.

2.1 Wisata alam

Pariwisata merupakan hal yang luas dalam segi

hiburan, Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada

wisata alam, Pengertian wisata alam dibedakan menjadi

beberapa istilah menurut pendapat Fennel (1999), dan Wood

(2002), dan ( dalam Hidayati, 2003: 12) antara lain

Wisata Petualangan (Adventure Tourism), Wisata Berkelanjutan

(Sustainable Tourism), Wisata Alam: kegiatan wisata yang

berfokus pada alam, Wisata Hijau (Green Tourism),

Ekowisata: perjalanan bertanggung jawab ke suatu lokasi

15

16

dengan melakukan konservasi alam, melihat budaya lokal

dan mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.

Sedangkan menurut The International Ecotourism Cociety

(TIES). Wisata alam sendiri diartikan sebagai perjalanan

yang bertanggung jawab untuk menikmati keindahan alam

dengan menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di lingkungan wisata tersebut.

2.1.1 Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang merupakan kabupaten yang masih

relatif muda, setelah memisahkan diri dari kabupaten

Mojokerto yang pada waktu itu di bawah pemerintahan

Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai

dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910

sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario

Soerjo Adiningrat. Menurut Masyarakat Jombang kata

Jombang sendiri berasal dari dua jenis warna dalam bahasa

Jawa adalah Ijo dan Abang, dalam bahasa Indonesia berarti

17

Hijau dan Merah, warna Hijau dilambangkan sebagai kaum

santri, dan Merah adalah kaum abangan atau kejawen,

mereka memiliki prinsip yang berbeda tetapi hidup damai

meskipun berdampingan (jombangkab.go.id).

Dalam sejarahnya wilayah Kabupaten Jombang merupakan

daerah penting dan berpengaruh pada era Majapahit,

wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Jombang merupakan

gerbang utama Majapahit, Desa Tunggorono adalah Gapura

Barat, sedangkan Desa Ngrimbi sebagai Gapura Selatan,

dari istilah ini Desa-desa di Wilayah Kabupaten Jombang

masih menggunakan kata mojo, seperti Mojoagung,

Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojongapit, Mojosongo,

Mojolegi, Mojokrapak dll. Setelah Majapahit digeser oleh

peradaban islam yang masuk dan berkembang di Wilayah

Jombang, akhirnya menjadi bagian dari Kerjaan Mataram

Islam, setelah pengaruh Mataram juga melemah, VOC

mengambil Wilayah Jombang pada akhir abad 17. Pada tahun

1811, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kabupaten

18

Mojokerto, Dimana Jombang menjadi salah satu residennya.

Trowulan sebagai kawedanan, baru pada tahun 1910 Jombang

memperoleh statusnya menjadi Kabupaten.

Karena perkembangan Islam sangat besar di Kabupaten

Jombang menjadikan Kota ini dikenal dengan sebutan Kota

Santri, karena banyaknya pesantren-pesantren di Jombang

yang terkenal di seluruh Indonesia, seperti Ponpes Tebu

Ireng dan Darul Ulum. Dari sektor pariwisata sendiri

Kabupaten Jombang banyak juga memiliki keindahan alam

meskipun hanya beberapa yang diketahui, serta berpotensi

dan layak untuk dikunjungi untuk berwisata

(jombangkab.go.id).

2.1.2 Wisata alam di Kabupaten Jombang

Wilayah Kabupaten Jombang ternyata memiliki beberapa

wisata alam yang menarik, beberapa wisata alam di wilayah

Kabupaten Jombang yang diperoleh data dari eastjava.com

antara lain seperti Air Terjun Tretes, Goa Sigolo-golo,

19

Kedung Cinet, Air Terjun Sekelip, dan yang baru-baru ini

ditemukan Air terjun selo lapis. Berikut beberapa

deskripsi tentang wisata alam di Kabupaten Jombang antara

lain :

1. Air Terjun Tretes atau pengajaran, merupakan air

terjun tertinggi ke dua di Jawa Timur, dengan ketinggian

158 meter dalam ketinggian 1250 meter dari permukaan laut

yang mempunyai dua aliran sungai sekaligus, air terjun

ini merupakan hulu sungai dari sungai Bonakah. Berlokasi

di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan

Wonosalam, Berjarak 40 kilometer dari pusat kota Jombang,

untuk menuju Wisata ini dapat dicapai dengan dua jalur

yaitu melalui jalan setapak yang melewati bukit dan

sungai tanpa arah apapun, panjang jalan sekitar kurang

lebih lima kilometer, sedangkan kalau melalui Kecamatan

Kandangan, setelah sampai di pasar kandangan belok kiri

di pertigaan menuju arah Galengdowo, akses jalan dapat

20

dilalui dengan kendaraan roda dua meskipun jalanan

berbatu, dan kemudian jalan kaki dari parkiran sekitar

satu kilometer.

2. Goa Sigolo-golo, wisata ini merupakan tempat faforit

bagi remaja untuk melihat pemandangan dan tempat untuk

berpacaran sambil melihat pemandangan di atas sigolo-

golo, sigolo-golo sendiri adalah sebuah goa yang terletak

di tengah tebing batu yang curam, sigolo-golo terletak di

Dusun Kraten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam. Akses

menuju goa cukup curam karena harus melalui akar-akar

pohon yang dipanjat dan harus berhati-hati apabila pada

musim hujan karena akar akan sangat licin, memang tempat

wisata ini dinamai Goa Sigolo-golo tetapi sebagian besar

masyarakat yang wisata di tempat ini tidak banyak

berminat untuk memanjat goanya akan tetapi melihat

keindahan sungai di bawah goa atau melihat panorama dari

atas Goa Sigolo-golo yang indah.

21

3. Kedung Cinet, tempat wisata ini sering dikenal sebagai

tempat yang angker dan banyak terjadi kriminalitas,

mungkin karena tempatnya yang sepi dan jauh dari

pemukiman. Kedung cinet sendiri merupakan aliran sungai

yang mengalir dari hulu ke hilir, dan dengan bebatuan

yang padat serta berbentuk seperti gerusan-gerusan

menjadikan sungai ini seperti goa yang terbuka karena

terdapat tebing-tebing disisi-sisinya, berlokasi di Desa

Pojok Klitih Kecamtan Plandaan, dahulu tempat ini

merupakan tempat pemandian para dayang-dayang dan para

prajurit Majapahit karena kebersihan airnya.

4. Air Terjun Sekelip, air terjun ini sendiri baru di

resmikan oleh masyarakat wonosalam, boleh di bilang

wisata alam yang baru di daerah Kabupaten Jombang, tetapi

kekurangan dari air terjun ini sepi apabila musim kemarau

dan tidak ada penjagaan kendaraan atau tempat parkir

22

selain hari sabtu dan minggu, tapi tidak kalah menarik

pemandangan yang di dapat di air terjun ini. Berlokasi di

Desa Panglungan tidak jauh dari lokasi air terjun selo

lapis, akses jalan yang lumayan ekstrim memberikan rasa

penasaran akan keindahan air terjun ini.

5. Air trejun selo lapis, (dalam satujurnal.com) terletak

di lereng gunung selo ringgit, Dusun Mendiro, Desa

Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Ditemukan baru-baru ini oleh warga setempat saat sedang

mencari jamur, wisata ini masih alami dengan keindahan

tebing batu berlapis, area ini bisa ditempuh dengan

berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 500 m.

2.2 Definisi Buku

Secara bahasa, buku berarti lembar kertas yang

dijilid, baik itu berisi tulisan atau gambar maupun

kosong (Depdiknas, 2001). Buku merupakan media yang

23

efektif untuk mengaplikasikan karya, melalui buku

masyarakat juga dapat membacanya berulang-ulang. Buku

adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pambangunan

watak bangsa (Muktiono, 2003: 2). Buku dapat dijadikan

pula sebagai sarana informasi untuk memahami sesuatu

dengan mudah.

Dalam masyarakat, buku yang mudah dimengerti umumnya

adalah buku bergambar, karena masyarakat khususnya remaja

kebanyakan lebih mudah memahami buku dengan banyak gambar

dari pada tulisan, dalam hal ini yang dicakup adalah

masyarakat remaja desa dan kota yang berkembang.

Singkatnya, buku mempunyai peran yang tidak kecil dalam

mendorong perkembangan sosial, budaya, teknologi, politik

dan ekonomi (Muktiono, 2003: 4-5). Dengan begitu buku

merupakan sarana yang tepat untuk menjelaskan tentang

hasil fotografi landscape kepada remaja, agar dapat

dilihat, disimak dan dinikmati keindahannya melalui seni

fotografi.

24

2.2.1 Struktur Buku

Untuk menjadi sebuah buku dengan satu kesatuan buku

yang utuh maka sebuah buku yang layak hendaknya disusun

atas dasar struktur yang baik dan rapi atas bagian-bagian

struktur bahan cetakan yang layak untuk dibaca dan

dikonsumsi oleh khalayak umum ataupun target pembaca yang

lebih spesifik.

Suwarno (2011: 77) menyebutkan mengenai bagian-

bagian penyusun buku secara umum. Struktur atau bagian-

bagian buku secara umum tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cover

Cover atau sampul buku merupakan bagian pelindung paling

luar buku yang berguna untuk penyajian judul halaman

publikasi, nama penulis, penerbit yang disertai gambar

agar mendukung daya tarik pembaca. Berdasarkan peletakan

atau posisinya maka cover atau sampul buku terdiri dari :

25

Cover depan: yaitu merupakan tampilan depan atau

muka buku yang terletak di bagian awal buku. Kemudian

Cover belakang: yaitu merupakan cover yang terletak pada

bagian belakang buku yang menjadi penutup buku.

Selanjutnya Punggung buku: biasanya ada pada buku-buku

yang tebal dimana terletak pada samping atau antara cover

depan dan belakang sebagai pelindung ketebalan buku.

Endorsement: merupakan kalimat dukungan yang diberikan

oleh pembaca awal yang ditulis pada cover buku bagian

belakang sebagai bentuk penguatan dan daya tarik dari

hasil cetakan. Lidah cover: dibuat untuk kepentingan

estetika terbitan dan sesuatu yang berbeda dari buku.

Lidah cover biasa berisi foto beserta riwayat hidup

penulis atau ringkasan buku.

b. Halaman Preliminaries

Halaman preliminaries ini merupakan halaman pendahuluan yang

sangat perlu disertakan sebelum informasi atau isi utama

26

buku disampaikan, peletakannya tepat diantara cover dan

isi buku.

Halaman preliminaries dapat terdiri dari:

halaman judul: berisi judul, sub-judul, nama penulis,

nama penerjemah, hingga penerbit. Banyak juga buku yang

menambahkan halaman prancis atau halaman kulit ari yang

hanya berisi judul buku saja. Kemudian Halaman kosong:

biasanya terletak dibalik halaman prancis yang tidak

memuat informasi apapun. Beberapa penerbit memanfaatkan

halaman ini untuk menampilkan undang-undang hak cipta.

Selanjutnya Catatan hak cipta (Copyright): pada halaman ini

memuat judul buku, nama penulis/pengarang/penerjemah,

pemilik hak cipta hingga tim publikasi seperti desainer

sampul dan ilustrasi. Halaman tambahan: halaman tambahan

berisi prakata atau kata pengantar dari penulis. Dan

Daftar isi: berisi nomor halaman sesuai sub-judul buku

yang akan dicari.

c. Bagian Utama (Isi)

27

Bagian isi ini tentu saja bagian yang memuat dan membahas

informasi atau materi inti dari buku tersebut. Beberapa

bagian yang menyusun Bagian Inti atau isi antara lain:

Pendahuluan: merupakan sebagai awalan sebelum

pembaca membaca pokok permasalahan sehingga pembaca

mengetahui mengapa pokok permasalahan tersebut perlu

dibahas. Selanjutnya Judul Bab: sebuah buku biasanya

terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab

membahas mengenai topik umum tertentu.

Penomoran Bab, Kemudian Alinea: atau paragraf ini

merupakan bagian dimana penulis menuangkan isi atau apa

yang hendak disajikan. Perincian: deskripsi mengenai

objek agar pembaca tidak bingung terhadap objek yang

sedang dibahas, biasanya untuk objek atau istilah asing.

Kutipan. Dan Ilustrasi.

Judul lelar: biasanya ditempatkan diatas atau

dibawah teks biasanya berisi judul buku atau judul bab

atau nama pengarang pencipta buku. Inisial: penegasan

28

awalan huruf atau kalimat pada masing-masing bab

dilakukan dengan mencetak tebal dan membuat ukuran sebuah

huruf lebih besar dari huruf lainnya.

d. Bagian Postliminary

Bagian Postliminary ini merupakan bagian akhir untuk menutup

isi buku. Diletakan antara bagian utama dengan cover

belakang buku. Bagian postliminary ini terdiri atas:

Catatan penutup: biasanya berisi kesimpulan atau

ringkasan materi atau informasi yang relevan. Daftar

istilah atau glossary, lampiran. Indeks: berupa daftar

istilah yang terdapat dalam buku yang disertai dengan

halaman dan disusun secara alfabetis agar mempermudah

pencarian. Daftar pustaka, dan Biografi penulis.

2.2.2 Tata Letak (Layout)

Tom Lincy dalam buku Kusrianto (2007: 277) selalu

memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi,

keseimbangan, kontras, irama, dan kesatuan. Untuk

29

mengatur layout, diperlukan pengetahuan akan jenis-jenis

layout. Berikut jenis-jenis layout pada media cetak, baik

brosur, majalah, iklan maupun pada buku.

1. Circus layout

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu

pada ketentuan baku. Susunan yang “tidak beraturan” dalam

penempatan gambar atau tulisan tetapi tertata dengan

baik, tampilan biasanya berupa banyak gambar produk dalam

satu halaman.

30

Gambar 2.1 Circus LayoutSumber : http://herdi73.wordpress.com/2013/09/

Diakses pada 6 Februari 2015

2. Alphabet inspired layout

Tata letak iklan yang mengutamakan pada penyusunan

huruf serta angka yang berurutan atau membentuk suatu

kata dan dikembangkan sehingga menimbulkan kesan narasi

(cerita). Berikut contoh gambar dengan layout Alphabet

inspired layout:

31

Gambar 2.2 Alphabet inspired layoutSumber :

http://mizrataufiq.deviantart.com/art/Alphabet-inspired-layout-309087378

Diakses pada 6 Februari 2015

3. Multi panel layout

Bentuk iklan dengan tata letak yang dalam suatu bidang

penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dengan

bentuk yang sama (squareldouble square semuanya). Berikut

contoh gambarnya di bawah ini :

32

Gambar 2.3 Multi panel layoutSumber : https://www.behance.net/gallery/Ads-layout(for-academic-purpose-only)/10173145

Diakses pada 6 Februari 2015

4. Silhouette layout

33

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau teknik

fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja.

Penyajian bisa berupa text-rap atau warna spot colour yang

berbentuk gambar ilustrisi atau pantulan sinar seadanya

dengan teknik fotografi.

Gambar 2.4 Silhouette layoutSumber :

http://images2.layoutsparks.com/1/196880/capture-sun-catch-silhouette.jpg

Diakses pada 6 Februari 2015

34

5. Copy-heavy layout

Tata letaknya mengutamakan bentuk copy writing (naskah

iklan) atau dengan kata lain komposisi layoutnya

didominasi oleh penyajian teks. Berikut contoh gambarnya

di bawah ini :

35

Gambar 2.5 Copy-heavy layoutSumber

https://nicksmithphoto.files.wordpress.com/2011/11/et-member-news-heinz-wolff-copy.jpg

Diakses pada 6 Februari 2015

36

6. Mondrian layout

Jenis layout yang mengacu pada konsep dari karya

seorang pelukis asal Belanda bernama Piet Mondrian yang

memiliki desain asimetris, dengan penyajian iklan yang

yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait,

dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang

penyajian dan memuat gambar/text yang saling berpadu

sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

7. Jumble layout

Jumble layout adalah susunan penyajian iklan yang

merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi

beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

(Kusrianto, 2010: 142).

8. Picture window layout

Merupakan layout iklan dimana produk yang diiklankan

ditampilkan secara close up, Bisa dalam bentuk produknya itu

sendiri atau menggunakan model (public figure).

9. Frame layout

37

Suatu tampilan tata letak iklan dimana

border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif

(mempunyai cerita).

10. Type specimen layout

Layout iklan yang hanya menekankan pada penampilan

jenis huruf dengan poit size yang besar. Pada umumnya

hanya berupa headline saja.

11. Grid layout

Merupakan suatu layout iklan yang mengacu pada konsep

grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per

bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

12. Rebus layout

Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar

dan teks sehingga membentuk suatu cerita.

13. Bleed layout

38

Layout dimana sekeliling bidang menggunakan frame

(seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed

artinya belum dipotong (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

14. Comic script layout

Layout ini adalah layout iklan dirancang secara

kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap

dengan caption-nya.

15. Vertical panel layout

Memiliki tata letak yang menghadirkan garis pemisah

secara vertical dan membagi layout iklan tersebut.

16. Quadran layout

Bentuk layout yang gambarnya dibagi menjadi empat

bagian dengan volume atau isi yang berbeda.

17. Angular layout

Layout dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut

kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70

derajat.

18. Two mortises layout

39

Merupakan layout iklan yang penggarapannya

menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan

secara diskriptif mengnai hasil penggunaan atau detail

dari produk yang ditawarkan.

19. Informal Balance Layout

Layout ilan yang tampilan elemen visualnya merupakan

suatu perbandingan yang tidak seimbang.

20. Brace Layout

Unsure-unsur dalam layout iklan membentuk letter L (L-

Shape). Posisi bentuk huruf L nya bisa terbalik, dan di

depan bentuk huruf L tersebut dibarkan kosong.

2.2.3 Proporsi

Proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman

dengan isinya (Kusrianto, 2007: 277). Penerapan teori ini

dalam pembuatan buku fotografi landscape wisata alam di

Kab. Jombang, sebagai salah satu media bagi visualisasi

sebuah konsep dalam penerapan dari keindahan panorama

40

alam serta perbandingan ukuran yang digunakan untuk

menentukan penataan visual, keseimbangan visual demi

membentuk proporsi yang sesuai yang akan menciptakan

keselarasan hasil fotorgafi landscape.

Dalam hal ini proporsi sangat berguna untuk

mendapatkan angel yang menarik dalam foto, hasil foto yang

menarik dan profesional juga ditentukan dari hasil

proporsi antara elemen-elemen dalam lingkungan yang akan

di potret.

2.3 Warna

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain.

Karena warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi

citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu

memberikan respon secara psikologis (Supriyono, 2010:

58).

41

Warna diyakini mempunyai dampak psikologis. Hal

tersebut dapat dipandang dari berbagai macam aspek, baik

aspek panca indera, aspek budaya dan lain-lain

Berikut ini jenis macam rasa terhadap warna:

1. Warna netral

Warna netral adalah warna-warna yang tidak lagi

memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan

merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini

merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus,

tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.

2. Warna Kontras

Warna kontras adalah warna yng berkesan berlawanan

satu dengan yang lainnya. Warna kontras bisa didapatkan

dari warna yang bersebrangan (memotong titik tengah

segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder.

Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras

warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna,

42

contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning

dengan ungu, dan biru dengan jingga.

3. Warna Panas

Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah

lingkaran di dalam lingkungan warna mulai dari merah

hingga kuning. Warna ini menjadi symbol, riang, semangat,

marah dan sebagainya. Warna mengesankan jarak yang dekat.

Tetapi justru barang yang mempunyai warna panas ini

radiasi panasnya kecil.

4. Warna Dingin

Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang

setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari

hijau hingga ungu. Warna ini menjadi symbol kelembutan,

sejuk, nyaman, dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan

jarak yang jauh. Tetapi justru barang yang mempunyai

warna dingin ini radiasi panasnya besar.

43

Menurut E. Holzschlag dalam tulisannya “Creating

Color Scheme” warna memiliki respon psikologis yang mampu

ditimbulkan.’

1. Merah, memiliki respon psikologi kekuatan, bertenaga,

kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas dan bahaya.

2. Biru, memiliki respon psikologi kepercayaan,

konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan dan

perintah.

3. Hijau, memiliki respon psikologi alami, kesehatan,

pandangan yang enak, kecemburuan dan pembaharuan.

4. Kuning, memiliki respon psikologi optimis, harapan,

filosofi, ketidak jujuran, pengecut dan pengkhianatan..

5. Ungu, memiliki respon psikologi spiritual, misteri,

keagungan, perubahan bentuk dan arogan.

6. Orange, memiliki respon psikologi energy,

keseimbangan, dan kehangatan.

7. Coklat memiliki respon psikologi dapat dipercaya,

nyaman, dan bertahan.

44

8. Abu-abu, memiliki respon psikologi intelek,

futuristik, modis, kesenduan dan merusak.

9. Putih, memiliki respon psikologi kemurnian, suci,

bersih, steril dan kematian.

10. Hitam, memiliki respon psikologi seksualitas,

kemewahan, misteri, ketakutan dan keanggunan.

Warna tidak hanya dapat dilihat respon psikologis

namun warna juga dapat dilihat dari tiga dimensi.

a. Hue

Berdasarkan hue, warna digolongkan menjadi tiga golongan,

primer, sekunder, dan tersier.

b. Value

Dalam value, warna dinilai dari terang-gelapnya

warna. Semua warna dapat dikurangi, diperlemah

kekuatannya sehingga menjadi muda atau diperkuat

kekuatannya menjadi lebih gelap.

c. Intensitas

45

Intensitas berarti tingkat kemurnian atau kejernihan

warna,. Intensitas warna memiliki intensitas penuh ketika

tidak dipadukan dengan warna lain, berbanding sebaliknya,

intensitas warna yang kurang menjadikan warna sedikit

redup dan netral (Supriyono, 2010: 77).

2.4 Jenis Kertas

Dalam percetakan desain grafis dibutuhkan pemilihan

jenis kertas yang akan digunakan, berikut jenis-jenis

kertas :

1. Art Paper

Jenis kertas ini memiliki permukaan halus dan licin,

kertas ini digunakan untuk mencetak Brosur, Majalah,

Katalog atau Flayer. Gramaturnya mulai dari 85gr, 100gr,

115gr.

2. Art Carton

46

Kertas ini memiliki permukaan yang sama dengan Art Paper

yang membedakan hanya ketebalannya saja. Kertas jenis ini

biasa digunakan untuk mencetak Kartu Nama. Cover Buku,

Brosur, Paper Bag, Map dll, Gramaturnya mulai dari 190gr,

210gr, 230gr, 260gr, 310gr, 350gr, dan 400gr.

3. Ivory

Kertas ini seperti Art Carton, hanya saja kertas jenis

ini hanya memiliki satu sisi permukaan licin. Jenis

kertas ini digunakan untuk mencetak Paper Bag, Dus

Kosmetik. Gramaturnya 210gr, 250gr, dan 400gr.

4. Dupleks

Kertas ini memiliki sisi putih dan sisi lainnya abu-abu.

Biasa digunakan untuk mencetak Packaging Obat-obatan,

atau Makanan. Gramaturnya adalah mulai dari 250gr, 270gr,

310gr, 350gr, 400gr, 450gr, dan 500gr.

5. HVS

47

Kertas ini memiliki permukaan yang kasar, biasa digunakan

untuk mencetak Buku atau Fotocopy, ukurannya antara lain

60gr, 70gr, 80gr, dan 100gr.

6. Samson Kraft

Kertas ini berasal dari kertas daur ulang dan memiiki

warna coklat. Kertas jenis ini banyak digunakan untuk

Paper Bag atau Bungkus, ukurannya yang sering dipakai

adalah 70 dan 80 gr.

7. BW, BC, Linen Jepang dan Concord

Jenis kertas ini memiliki permukaan tekstur dan jenis

kertas yang banyak warnanya. Jenis kertas ini banyak

digunakan untuk mencetak Kartu Nama dan Sertifikat.

Gramaturnya adalah antara 160gr, 220gr, dan 250gr.

8. Yellow Board

Jenis kertas ini cukup tebal, biasa digunakan untuk

rangka dalam satu undangan Hard Cover. Kertas ini tidak

bisa dicetak Offset, biasanya dilapisi dengan Art Paper

48

atau Duplek. Kertas ini dibedakan berdasarkan

ketebalannya, biasa disebut YB 30 dan YB 40.

9. Fancy Paper

Jenis kertas ini beragam warna dan karakeristik. Umum

digunakan untuk membuat undangan. Ada banyak jenisnya

antara lain seperti millenium, jasmine, java emboss.

Hawaii dll. Gramaturnya adalah antara 80gr, 100gr, 220gr,

dan 300gr.

10. Coruguated

Digunakan untuk mencetak Dus seperti Dus Indomie, Dus

Komputer dll. Sama halnya dengan Yellow Board, kertas ini

biasa ditempel dengan kertas lain. (www.dumetschool.com)

2.6 Fotografi

Dalam kamus bahasa Indonesia yang disebut dengan

fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan

49

cahaya pada film. Istilah umumnya, fotografi mempunyai

arti proses atau metode untuk menghasilkan gambar dari

suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai

obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi

pada awalnya adalah sebuah tuntutan kesempurnaan sebuah

karya seni dalam bentuk lukisan. Kemudian istilah ini

berkembang mengikuti kemajuan peradaban manusia.

Fotografi saat ini dibicarakan sebagai media yang

merupakan bahan dasar dari banyak karya visual.

Menurut Tirto Andayanto (2012) buku Bisnis Fotografi

(dalam E Liputra 2013: 21-23 ), membagi pengertian

fotografi menjadi 6, yaitu:

a. Melukis dengan cahaya

Fotografi berasal dari kataYunani yaitu "photos" :

Cahaya dan "Grafo" : Melukis atau menulis. Secara

harafiah, fotografi adalah proses melukis atau menulis

dengan menggunakan media cahaya. Disebut demikian karena

pada zaman Yunani kuno, para pelukis mencoba melukis

50

dengan teknik pantulan cahaya obyek yang masuk ke ruang

gelap (kedap cahaya). Cahaya yang masuk melalui lubang

kemudian terproyeksi di kain putih yang terbentang di

dalam ruang kedap cahaya tersebut. Kemudian pelukis yang

berada di ruang kedap cahaya mempertegas garis-garis

cahaya pantulan yang terproyeksi di kain putih, sehingga

menjadi kerangka (sket) dari gambar obyek yang berada di

luar ruang kedap cahaya.

b. Merekam pantulan obyek

Saat ini pengertian fotografi tidak sekedar melukis

dengan cahaya, tetapi merekam pantulan cahaya yang keluar

atau memancar dari obyek dan masuk ke dalam lensa yang

menempel di kamera, baik itu kamera film ataupun kamera

digital dan terekam di media rekam film atau sensor

digital.

c. Proses kimia atau digital menjadi gambar atau foto

Cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui lensa

diterima oleh media rekam yang terdapat di dalam kamera.

51

Saat ini media rekam fotografi ada dua jenis, yaitu media

rekam jenis film dan yang satunya media rekam jenis

sensor digital.

d. Memiliki aspek teknik

Sebuah foto atau gambar baru mendapatkan predikat

“bagus”, jika menggunakan teknik fotografi, yaitu focus,

warna dan speed yang tepat dan terlihat jelas.

e. Memiliki aspek konsep visual

Sebuah gambar baru mendapatkan predikat “bagus”,

jika gambar tersebut memiliki informasi atau dapat

dicerna oleh orangyang melihatnya. Gambar itu dapat

menyampaikan cerita atau pesan tentang kisah kejadian

yang direkam melalui peralatan fotografi dan dipamerkan

atau diperlihatkan kepada orang lain. Predikat “benar”,

titik beratnya adalah pada ada atau tidaknya sebuah

perencaan (konsep) dari sebuah foto atau gambar.

f. Media ekspresi konsep visual

52

Perkembangan pemahaman fotosgrafos yang awalnya

artinya “melukis dengan cahaya”, saat ini berkembang

bahwa foto harus memiliki konsep visual, sehingga foto

atau gambar memiliki predikat yang bagus dan benar.

2.6.1 Angle

Salah satu unsur yang membangun sebuah keindahan

suatu foto adalah angle atau sudut pengambilan objek foto.

Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan

pemotretan. Seorang fotografer mempunyai cara yang

berbeda dalam mengambil suatu angle, itu semua tergantung

dari konsep, tujuan dan hasil yang diharapkan oleh

fotografer (elib.unikom.ac.id).

1. Normal angle

Normal angle adalah sudut umum pengambilan suatu foto

karena pada posisi ini kamera yang dipegang oleh

fotografer sejajar dengan objek foto.

2. Bird eye view atau eagle eye angle

53

Angle ini merupakan suatu angle dimana fotografer

berada disuatu ketinggian tertentu, oleh karena itu

diistilahkan sebagai sudut pandang mata elang. Ini

biasanya dilakukan dalam melakukan landscape photography

dimana angle yang kita tuju adalah keluasan ruang dengan

objek yang berada dibawah fotografer.

3. Low angle

Low angle adalah sudut pengambilan suatu foto dimana

seorang fotografer berada lebih rendah dari objek foto.

4. High angle

High angle adalah kebalikan dari low angle. Sudut

pengambilan suatu foto dimana seorang fotografer berada

lebih tinggi dari objek foto.

5. Frog eye angle

Frog eye angle adalah sudut pengambilan suatu foto

dimana angle yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari

low angle. Angle ini menuntut seorang fotografer untuk

54

mengambil posisi kamera yang dipegang sangat dekat dengan

tanah. Bahkan tidak sedikit fotografer mencapai angle ini

dengan posisi tiarap.

2.6.2 Teknik Pengambilan Gambar

Teknik fotogtafi dalam pengambilan gambar atau dalam

bahasa inggris disebut dengan type of shoot. Teknik ini

sangat menentukan besar kecilnya objek utama pada sebuah

foto. Tema tertentu type of shoot digunakan berguna untuk

membangun sebuah cerita dalam suatu fotografi. Berikut

beberapa jenis teknik pengambilan gambar dalam fotografi

menurut pendapat aditkus dalam artikelnya

(lensafotografi.com).

1. Extreme long shoot

Disebut juga dengan extra long shoot, yaitu teknik

pengambilan gambar dimana objek di sekitarnya terlihat

keseluruhan. Pada pengambilan gambar seperti ini yang

ditonjolkan selain objek utama adalah situasi di sekitar.

55

Teknik ini sangat cocok untuk objek yang berjumlah banyak

dan bergerombol.

2. Long Shoot

Hampir sama dengan extreme long shoot, hanya saja lebih

memperhatikan figur seseorang secara keseluruhan dimana

badan objek akan terlihat.

3. Medium Long shoot

Dalam teknik ini pengambilannya lebih sempit dibandingkan

teknik pengambilan long shoot, batas pengambilannya mulai

bagian sekitar lutut sampai batas kepala.

4. Medium Shoot

Teknik ini merupakan pengambilan gambar jarak menegah,

dimana batas pemotongan objek adalah dari bagian pinggang

ke atas.

5. Medium Close Up

Pengambilan gambar ini antara medium shoot dan close up,

dimulai dari bagian dada ke atas. Teknik seperti ini

mampu menangkap ekspresi wajah.

56

6. Close Up

Dalam pengambilan gambar close up, bagian tubuh yang

diambil adalah dari batas bahu sampai batas kepala.

Selain untuk menangkap ekspresi wajah, teknik ini juga

baik digunakan untuk memperlihatkan detail wajah agar

terlihat dramatis.

7. Big Close Up

Dalam teknik ini serupa dengan close up akan tetapi yang

membedakan hanya batas pengambilan gambar dengan mengcrop

sedikit bagian dahi dan dagu.

8. Ekstrem Close Up

Pengambilan gambar ini hanya focus pada bagian tertentu

pada wajah, baik itu mata, hidung, dan lainnya. Teknik

ini tidak hanya digunakan pada wajah tetapi bisa juga

bagian yang dianggap sebagai penanda dalam bagian tubuh

seseorang.

9. Two Shoot

57

Pengambilan gambar ini menampilkan dua objek secara

bersamaan. Sering digunakan dalam foto prewedding.

2.6.3 Lighting atau Pencahayaan

Menurut Prayudi Okky (2012: 15-16) menyatakan bahwa

Lighting adalah suatu istilah untuk pengolahan cahaya

atau pencahayaan yang digunakan dalam fotografi.

Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa

pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi

sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan

harus mutlak dikuasai oleh seorang fotografer. Ada 2

jenis teknik pencahayaan, yaitu :

1. Available light atau Cahaya Alami

Available light atau cahaya alami adalah sumber cahaya alam

berasal dari matahari. Cahaya alami biasa digunakan dalam

pemotretan luar ruangan atau outdoor. Untuk teknik

pencahayaan ini, yang mempengaruhi kualitas cahaya

matahari adalah posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca.

58

2. Artificial Lighting atau Cahaya Buatan

Artificial Lighting adalah cahaya buatan yang sumber

cahayanya yang berasal dari alat-alat fotografi yang

menghasilkan suatu cahaya. Contohnya seperti lampu kilat

elektronik atau dikenal dengan istilah flash. Cahaya

buatan biasa digunakan untuk pemotretan diluar maupun

didalam ruangan studio. Cahaya buatan digunakan pada saat

pemotretan diluar ruangan ketika fotografer membutuhkan

cahaya tambahan atau disekitar objek minim pencahayaan.

2.7.4 Fotografi landscape

Dalam hal ini landscape dalam istiah bahasa inggris

artinya adalah Pemandangan, dan Fotografi landscape

dikategorikan sebagai fotografi alam, karena gambar foto

di ambil merupakan semua tentang isi pemandangan alam,

dalam bahasa Indonesia istilah landscape dikenal dengan

59

kata “lanskap” yang mempunyai arti sama dengan landscape

itu sendiri. Menurut Neff 1967 (dalam Klink, et. Al

(2002: 25) mendefinisikan landscape sebagai keterpaduan

struktur dan proses yang dapat dikenali dari sifat

tekstur pada bagian permukaan bumi. Fotografi landscape

adalah fotografi dengan teknik pengambilan gambar dengan

objek pemandangan alam untuk menciptakan keindahan alam

suatu lingkungan, berikut beberapa teknik dalam mengambil

gambar fotografi landscape :

1. Menggunakan Slow Speed

Dengan menggunakan teknik ini kita dapat mendapatkan

depth of field (DOF) atau ruang fokus yang lebih besar,

dan hasil foto akan terlihat tajam. Berikut contoh hasil

jepretan Budiman Wira dengan menggunakan long exposure,

agar air dari sungai tersebut menjadi seperti cermin. Air

yang sebenarnya agak sedikit berarus menjadi tenang, dan

menambah kesan minimalis dari gambar ini. Awan yang ada

di background terlihat agak blur karena pergerakannya,

60

dan ini juga membuat foto ini menjadi lebih unik

(hazel.co.id). Berikut adalah gambar fotonya :

Gambar 2.6 : Teknik Slow SpeedSumber : Budiman Wira

http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-landscape/di akses 8 Februari 2015

2. Refleksi

61

Apabila anda berada di lokasi yang mengandung banyak

elemen air, seperti di sungai, laut atau danau, maka

teknik ini sangat cocok untuk mendapatkan hasil foto yang

indah. Dengan menggunakan air sebagai cermin.

Gambar 2.7 : Teknik Refleksi (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-

landscape di akses 8 Februari 2015

3. Mencari waktu yang tepat

Apabila anda ingin mendapatkan suasana yang indah

dan dramatis, ada beberapa momen yang perlu diperhatikan,

62

contohnya seperti pada pagi hari, pada pagi hari suasana

yang cocok adalah di wilayah pesisir pantai bagian timur,

karena pada saat matahari muncul akan membiasi

pemandangan dengan cahaya kuning yang menciptakan sebuah

foto yang penuh dengan warna dan nuansa yang menarik.

Cahaya matahari juga lebih soft/lembut pada saat “Golden

Hour” ini, dan akan mempermudah mendapatkan exposure yang

tepat di keseluruhan pemandangan tersebut.

4. Mencari sudut pandang yang berbeda

Teknik ini adalah dimana kita di tuntut bereksplorasi

dengan sudut pandang yang lain dari objek yang kita

ambil. Contohnya seperti gambar berikut :

63

Gambar 2.8 : (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-

landscape di akses 8 Februari 2015

Contoh gambar di atas adalah memperlihatkan objek

mercusuar dengan menampilkan awan yang dramatis, tetapi

bagaimana caranya apabila kita memotret pemandangaan awan

yang lebih luas dan lebih dramatis tapi tetap merekam

menara tersebut.

Berikut contoh cara mencari sudut pandang yang berbeda

dalam menjepret foto landscape :

64

Gambar 2.9 : (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-

landscape di akses 8 Februari 2015

5. Mendapatkan foreground yang menarik

Sebuah pemandangan atau foto landscape kadang

terlihat biasa karena kebanyakan fotografer selalu

mengambilnya dengan format horizontal. Dalam format

seperti ini, seringkali terlupakan untuk menambah sebuah

foreground pada gambar tersebut. Foreground adalah sebuah

objek tambahan lain, yang terletak di antara lensa dan

objek utama. Gunakanlah format vertikal, dan perhatikan

sekeliling untuk mencari foreground yang menarik. Contoh

65

berikut ini, pengambilan gambar batu karang yang muncul

di tengah-tengah laut.

Berikut contoh cara Mendapatkan foreground yang menarik

dalam menjepret foto landscape :

Gambar 2.10 ; Teknik Foreground

66

Sumber : Budiman Wirahttp://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-landscape/

di akses 8 Februari 2015


Recommended