Date post: | 28-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan teori berisi data yang relevan dengan
penciptaan ini. Dalam kajiannya akan dipaparkan beberapa
konsep maupun teori-teori yang terkait dengan penciptaan
buku fotografi landscape Wisata alam di Kab. Jombang.
2.1 Wisata alam
Pariwisata merupakan hal yang luas dalam segi
hiburan, Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan pada
wisata alam, Pengertian wisata alam dibedakan menjadi
beberapa istilah menurut pendapat Fennel (1999), dan Wood
(2002), dan ( dalam Hidayati, 2003: 12) antara lain
Wisata Petualangan (Adventure Tourism), Wisata Berkelanjutan
(Sustainable Tourism), Wisata Alam: kegiatan wisata yang
berfokus pada alam, Wisata Hijau (Green Tourism),
Ekowisata: perjalanan bertanggung jawab ke suatu lokasi
15
16
dengan melakukan konservasi alam, melihat budaya lokal
dan mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.
Sedangkan menurut The International Ecotourism Cociety
(TIES). Wisata alam sendiri diartikan sebagai perjalanan
yang bertanggung jawab untuk menikmati keindahan alam
dengan menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di lingkungan wisata tersebut.
2.1.1 Kabupaten Jombang
Kabupaten Jombang merupakan kabupaten yang masih
relatif muda, setelah memisahkan diri dari kabupaten
Mojokerto yang pada waktu itu di bawah pemerintahan
Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai
dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910
sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario
Soerjo Adiningrat. Menurut Masyarakat Jombang kata
Jombang sendiri berasal dari dua jenis warna dalam bahasa
Jawa adalah Ijo dan Abang, dalam bahasa Indonesia berarti
17
Hijau dan Merah, warna Hijau dilambangkan sebagai kaum
santri, dan Merah adalah kaum abangan atau kejawen,
mereka memiliki prinsip yang berbeda tetapi hidup damai
meskipun berdampingan (jombangkab.go.id).
Dalam sejarahnya wilayah Kabupaten Jombang merupakan
daerah penting dan berpengaruh pada era Majapahit,
wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Jombang merupakan
gerbang utama Majapahit, Desa Tunggorono adalah Gapura
Barat, sedangkan Desa Ngrimbi sebagai Gapura Selatan,
dari istilah ini Desa-desa di Wilayah Kabupaten Jombang
masih menggunakan kata mojo, seperti Mojoagung,
Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojongapit, Mojosongo,
Mojolegi, Mojokrapak dll. Setelah Majapahit digeser oleh
peradaban islam yang masuk dan berkembang di Wilayah
Jombang, akhirnya menjadi bagian dari Kerjaan Mataram
Islam, setelah pengaruh Mataram juga melemah, VOC
mengambil Wilayah Jombang pada akhir abad 17. Pada tahun
1811, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kabupaten
18
Mojokerto, Dimana Jombang menjadi salah satu residennya.
Trowulan sebagai kawedanan, baru pada tahun 1910 Jombang
memperoleh statusnya menjadi Kabupaten.
Karena perkembangan Islam sangat besar di Kabupaten
Jombang menjadikan Kota ini dikenal dengan sebutan Kota
Santri, karena banyaknya pesantren-pesantren di Jombang
yang terkenal di seluruh Indonesia, seperti Ponpes Tebu
Ireng dan Darul Ulum. Dari sektor pariwisata sendiri
Kabupaten Jombang banyak juga memiliki keindahan alam
meskipun hanya beberapa yang diketahui, serta berpotensi
dan layak untuk dikunjungi untuk berwisata
(jombangkab.go.id).
2.1.2 Wisata alam di Kabupaten Jombang
Wilayah Kabupaten Jombang ternyata memiliki beberapa
wisata alam yang menarik, beberapa wisata alam di wilayah
Kabupaten Jombang yang diperoleh data dari eastjava.com
antara lain seperti Air Terjun Tretes, Goa Sigolo-golo,
19
Kedung Cinet, Air Terjun Sekelip, dan yang baru-baru ini
ditemukan Air terjun selo lapis. Berikut beberapa
deskripsi tentang wisata alam di Kabupaten Jombang antara
lain :
1. Air Terjun Tretes atau pengajaran, merupakan air
terjun tertinggi ke dua di Jawa Timur, dengan ketinggian
158 meter dalam ketinggian 1250 meter dari permukaan laut
yang mempunyai dua aliran sungai sekaligus, air terjun
ini merupakan hulu sungai dari sungai Bonakah. Berlokasi
di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan
Wonosalam, Berjarak 40 kilometer dari pusat kota Jombang,
untuk menuju Wisata ini dapat dicapai dengan dua jalur
yaitu melalui jalan setapak yang melewati bukit dan
sungai tanpa arah apapun, panjang jalan sekitar kurang
lebih lima kilometer, sedangkan kalau melalui Kecamatan
Kandangan, setelah sampai di pasar kandangan belok kiri
di pertigaan menuju arah Galengdowo, akses jalan dapat
20
dilalui dengan kendaraan roda dua meskipun jalanan
berbatu, dan kemudian jalan kaki dari parkiran sekitar
satu kilometer.
2. Goa Sigolo-golo, wisata ini merupakan tempat faforit
bagi remaja untuk melihat pemandangan dan tempat untuk
berpacaran sambil melihat pemandangan di atas sigolo-
golo, sigolo-golo sendiri adalah sebuah goa yang terletak
di tengah tebing batu yang curam, sigolo-golo terletak di
Dusun Kraten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam. Akses
menuju goa cukup curam karena harus melalui akar-akar
pohon yang dipanjat dan harus berhati-hati apabila pada
musim hujan karena akar akan sangat licin, memang tempat
wisata ini dinamai Goa Sigolo-golo tetapi sebagian besar
masyarakat yang wisata di tempat ini tidak banyak
berminat untuk memanjat goanya akan tetapi melihat
keindahan sungai di bawah goa atau melihat panorama dari
atas Goa Sigolo-golo yang indah.
21
3. Kedung Cinet, tempat wisata ini sering dikenal sebagai
tempat yang angker dan banyak terjadi kriminalitas,
mungkin karena tempatnya yang sepi dan jauh dari
pemukiman. Kedung cinet sendiri merupakan aliran sungai
yang mengalir dari hulu ke hilir, dan dengan bebatuan
yang padat serta berbentuk seperti gerusan-gerusan
menjadikan sungai ini seperti goa yang terbuka karena
terdapat tebing-tebing disisi-sisinya, berlokasi di Desa
Pojok Klitih Kecamtan Plandaan, dahulu tempat ini
merupakan tempat pemandian para dayang-dayang dan para
prajurit Majapahit karena kebersihan airnya.
4. Air Terjun Sekelip, air terjun ini sendiri baru di
resmikan oleh masyarakat wonosalam, boleh di bilang
wisata alam yang baru di daerah Kabupaten Jombang, tetapi
kekurangan dari air terjun ini sepi apabila musim kemarau
dan tidak ada penjagaan kendaraan atau tempat parkir
22
selain hari sabtu dan minggu, tapi tidak kalah menarik
pemandangan yang di dapat di air terjun ini. Berlokasi di
Desa Panglungan tidak jauh dari lokasi air terjun selo
lapis, akses jalan yang lumayan ekstrim memberikan rasa
penasaran akan keindahan air terjun ini.
5. Air trejun selo lapis, (dalam satujurnal.com) terletak
di lereng gunung selo ringgit, Dusun Mendiro, Desa
Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Ditemukan baru-baru ini oleh warga setempat saat sedang
mencari jamur, wisata ini masih alami dengan keindahan
tebing batu berlapis, area ini bisa ditempuh dengan
berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 500 m.
2.2 Definisi Buku
Secara bahasa, buku berarti lembar kertas yang
dijilid, baik itu berisi tulisan atau gambar maupun
kosong (Depdiknas, 2001). Buku merupakan media yang
23
efektif untuk mengaplikasikan karya, melalui buku
masyarakat juga dapat membacanya berulang-ulang. Buku
adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pambangunan
watak bangsa (Muktiono, 2003: 2). Buku dapat dijadikan
pula sebagai sarana informasi untuk memahami sesuatu
dengan mudah.
Dalam masyarakat, buku yang mudah dimengerti umumnya
adalah buku bergambar, karena masyarakat khususnya remaja
kebanyakan lebih mudah memahami buku dengan banyak gambar
dari pada tulisan, dalam hal ini yang dicakup adalah
masyarakat remaja desa dan kota yang berkembang.
Singkatnya, buku mempunyai peran yang tidak kecil dalam
mendorong perkembangan sosial, budaya, teknologi, politik
dan ekonomi (Muktiono, 2003: 4-5). Dengan begitu buku
merupakan sarana yang tepat untuk menjelaskan tentang
hasil fotografi landscape kepada remaja, agar dapat
dilihat, disimak dan dinikmati keindahannya melalui seni
fotografi.
24
2.2.1 Struktur Buku
Untuk menjadi sebuah buku dengan satu kesatuan buku
yang utuh maka sebuah buku yang layak hendaknya disusun
atas dasar struktur yang baik dan rapi atas bagian-bagian
struktur bahan cetakan yang layak untuk dibaca dan
dikonsumsi oleh khalayak umum ataupun target pembaca yang
lebih spesifik.
Suwarno (2011: 77) menyebutkan mengenai bagian-
bagian penyusun buku secara umum. Struktur atau bagian-
bagian buku secara umum tersebut adalah sebagai berikut:
a. Cover
Cover atau sampul buku merupakan bagian pelindung paling
luar buku yang berguna untuk penyajian judul halaman
publikasi, nama penulis, penerbit yang disertai gambar
agar mendukung daya tarik pembaca. Berdasarkan peletakan
atau posisinya maka cover atau sampul buku terdiri dari :
25
Cover depan: yaitu merupakan tampilan depan atau
muka buku yang terletak di bagian awal buku. Kemudian
Cover belakang: yaitu merupakan cover yang terletak pada
bagian belakang buku yang menjadi penutup buku.
Selanjutnya Punggung buku: biasanya ada pada buku-buku
yang tebal dimana terletak pada samping atau antara cover
depan dan belakang sebagai pelindung ketebalan buku.
Endorsement: merupakan kalimat dukungan yang diberikan
oleh pembaca awal yang ditulis pada cover buku bagian
belakang sebagai bentuk penguatan dan daya tarik dari
hasil cetakan. Lidah cover: dibuat untuk kepentingan
estetika terbitan dan sesuatu yang berbeda dari buku.
Lidah cover biasa berisi foto beserta riwayat hidup
penulis atau ringkasan buku.
b. Halaman Preliminaries
Halaman preliminaries ini merupakan halaman pendahuluan yang
sangat perlu disertakan sebelum informasi atau isi utama
26
buku disampaikan, peletakannya tepat diantara cover dan
isi buku.
Halaman preliminaries dapat terdiri dari:
halaman judul: berisi judul, sub-judul, nama penulis,
nama penerjemah, hingga penerbit. Banyak juga buku yang
menambahkan halaman prancis atau halaman kulit ari yang
hanya berisi judul buku saja. Kemudian Halaman kosong:
biasanya terletak dibalik halaman prancis yang tidak
memuat informasi apapun. Beberapa penerbit memanfaatkan
halaman ini untuk menampilkan undang-undang hak cipta.
Selanjutnya Catatan hak cipta (Copyright): pada halaman ini
memuat judul buku, nama penulis/pengarang/penerjemah,
pemilik hak cipta hingga tim publikasi seperti desainer
sampul dan ilustrasi. Halaman tambahan: halaman tambahan
berisi prakata atau kata pengantar dari penulis. Dan
Daftar isi: berisi nomor halaman sesuai sub-judul buku
yang akan dicari.
c. Bagian Utama (Isi)
27
Bagian isi ini tentu saja bagian yang memuat dan membahas
informasi atau materi inti dari buku tersebut. Beberapa
bagian yang menyusun Bagian Inti atau isi antara lain:
Pendahuluan: merupakan sebagai awalan sebelum
pembaca membaca pokok permasalahan sehingga pembaca
mengetahui mengapa pokok permasalahan tersebut perlu
dibahas. Selanjutnya Judul Bab: sebuah buku biasanya
terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab
membahas mengenai topik umum tertentu.
Penomoran Bab, Kemudian Alinea: atau paragraf ini
merupakan bagian dimana penulis menuangkan isi atau apa
yang hendak disajikan. Perincian: deskripsi mengenai
objek agar pembaca tidak bingung terhadap objek yang
sedang dibahas, biasanya untuk objek atau istilah asing.
Kutipan. Dan Ilustrasi.
Judul lelar: biasanya ditempatkan diatas atau
dibawah teks biasanya berisi judul buku atau judul bab
atau nama pengarang pencipta buku. Inisial: penegasan
28
awalan huruf atau kalimat pada masing-masing bab
dilakukan dengan mencetak tebal dan membuat ukuran sebuah
huruf lebih besar dari huruf lainnya.
d. Bagian Postliminary
Bagian Postliminary ini merupakan bagian akhir untuk menutup
isi buku. Diletakan antara bagian utama dengan cover
belakang buku. Bagian postliminary ini terdiri atas:
Catatan penutup: biasanya berisi kesimpulan atau
ringkasan materi atau informasi yang relevan. Daftar
istilah atau glossary, lampiran. Indeks: berupa daftar
istilah yang terdapat dalam buku yang disertai dengan
halaman dan disusun secara alfabetis agar mempermudah
pencarian. Daftar pustaka, dan Biografi penulis.
2.2.2 Tata Letak (Layout)
Tom Lincy dalam buku Kusrianto (2007: 277) selalu
memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi,
keseimbangan, kontras, irama, dan kesatuan. Untuk
29
mengatur layout, diperlukan pengetahuan akan jenis-jenis
layout. Berikut jenis-jenis layout pada media cetak, baik
brosur, majalah, iklan maupun pada buku.
1. Circus layout
Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu
pada ketentuan baku. Susunan yang “tidak beraturan” dalam
penempatan gambar atau tulisan tetapi tertata dengan
baik, tampilan biasanya berupa banyak gambar produk dalam
satu halaman.
30
Gambar 2.1 Circus LayoutSumber : http://herdi73.wordpress.com/2013/09/
Diakses pada 6 Februari 2015
2. Alphabet inspired layout
Tata letak iklan yang mengutamakan pada penyusunan
huruf serta angka yang berurutan atau membentuk suatu
kata dan dikembangkan sehingga menimbulkan kesan narasi
(cerita). Berikut contoh gambar dengan layout Alphabet
inspired layout:
31
Gambar 2.2 Alphabet inspired layoutSumber :
http://mizrataufiq.deviantart.com/art/Alphabet-inspired-layout-309087378
Diakses pada 6 Februari 2015
3. Multi panel layout
Bentuk iklan dengan tata letak yang dalam suatu bidang
penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dengan
bentuk yang sama (squareldouble square semuanya). Berikut
contoh gambarnya di bawah ini :
32
Gambar 2.3 Multi panel layoutSumber : https://www.behance.net/gallery/Ads-layout(for-academic-purpose-only)/10173145
Diakses pada 6 Februari 2015
4. Silhouette layout
33
Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau teknik
fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja.
Penyajian bisa berupa text-rap atau warna spot colour yang
berbentuk gambar ilustrisi atau pantulan sinar seadanya
dengan teknik fotografi.
Gambar 2.4 Silhouette layoutSumber :
http://images2.layoutsparks.com/1/196880/capture-sun-catch-silhouette.jpg
Diakses pada 6 Februari 2015
34
5. Copy-heavy layout
Tata letaknya mengutamakan bentuk copy writing (naskah
iklan) atau dengan kata lain komposisi layoutnya
didominasi oleh penyajian teks. Berikut contoh gambarnya
di bawah ini :
35
Gambar 2.5 Copy-heavy layoutSumber
https://nicksmithphoto.files.wordpress.com/2011/11/et-member-news-heinz-wolff-copy.jpg
Diakses pada 6 Februari 2015
36
6. Mondrian layout
Jenis layout yang mengacu pada konsep dari karya
seorang pelukis asal Belanda bernama Piet Mondrian yang
memiliki desain asimetris, dengan penyajian iklan yang
yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/portrait,
dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang
penyajian dan memuat gambar/text yang saling berpadu
sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.
7. Jumble layout
Jumble layout adalah susunan penyajian iklan yang
merupakan kebalikan dari circus layout, yaitu komposisi
beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
(Kusrianto, 2010: 142).
8. Picture window layout
Merupakan layout iklan dimana produk yang diiklankan
ditampilkan secara close up, Bisa dalam bentuk produknya itu
sendiri atau menggunakan model (public figure).
9. Frame layout
37
Suatu tampilan tata letak iklan dimana
border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif
(mempunyai cerita).
10. Type specimen layout
Layout iklan yang hanya menekankan pada penampilan
jenis huruf dengan poit size yang besar. Pada umumnya
hanya berupa headline saja.
11. Grid layout
Merupakan suatu layout iklan yang mengacu pada konsep
grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per
bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.
12. Rebus layout
Susunan layout iklan yang menampilkan perpaduan gambar
dan teks sehingga membentuk suatu cerita.
13. Bleed layout
38
Layout dimana sekeliling bidang menggunakan frame
(seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed
artinya belum dipotong (utuh) kalau Trim sudah dipotong.
14. Comic script layout
Layout ini adalah layout iklan dirancang secara
kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap
dengan caption-nya.
15. Vertical panel layout
Memiliki tata letak yang menghadirkan garis pemisah
secara vertical dan membagi layout iklan tersebut.
16. Quadran layout
Bentuk layout yang gambarnya dibagi menjadi empat
bagian dengan volume atau isi yang berbeda.
17. Angular layout
Layout dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut
kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70
derajat.
18. Two mortises layout
39
Merupakan layout iklan yang penggarapannya
menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan
secara diskriptif mengnai hasil penggunaan atau detail
dari produk yang ditawarkan.
19. Informal Balance Layout
Layout ilan yang tampilan elemen visualnya merupakan
suatu perbandingan yang tidak seimbang.
20. Brace Layout
Unsure-unsur dalam layout iklan membentuk letter L (L-
Shape). Posisi bentuk huruf L nya bisa terbalik, dan di
depan bentuk huruf L tersebut dibarkan kosong.
2.2.3 Proporsi
Proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman
dengan isinya (Kusrianto, 2007: 277). Penerapan teori ini
dalam pembuatan buku fotografi landscape wisata alam di
Kab. Jombang, sebagai salah satu media bagi visualisasi
sebuah konsep dalam penerapan dari keindahan panorama
40
alam serta perbandingan ukuran yang digunakan untuk
menentukan penataan visual, keseimbangan visual demi
membentuk proporsi yang sesuai yang akan menciptakan
keselarasan hasil fotorgafi landscape.
Dalam hal ini proporsi sangat berguna untuk
mendapatkan angel yang menarik dalam foto, hasil foto yang
menarik dan profesional juga ditentukan dari hasil
proporsi antara elemen-elemen dalam lingkungan yang akan
di potret.
2.3 Warna
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain.
Karena warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi
citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu
memberikan respon secara psikologis (Supriyono, 2010:
58).
41
Warna diyakini mempunyai dampak psikologis. Hal
tersebut dapat dipandang dari berbagai macam aspek, baik
aspek panca indera, aspek budaya dan lain-lain
Berikut ini jenis macam rasa terhadap warna:
1. Warna netral
Warna netral adalah warna-warna yang tidak lagi
memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan
merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini
merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus,
tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.
2. Warna Kontras
Warna kontras adalah warna yng berkesan berlawanan
satu dengan yang lainnya. Warna kontras bisa didapatkan
dari warna yang bersebrangan (memotong titik tengah
segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras
warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian warna,
42
contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning
dengan ungu, dan biru dengan jingga.
3. Warna Panas
Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah
lingkaran di dalam lingkungan warna mulai dari merah
hingga kuning. Warna ini menjadi symbol, riang, semangat,
marah dan sebagainya. Warna mengesankan jarak yang dekat.
Tetapi justru barang yang mempunyai warna panas ini
radiasi panasnya kecil.
4. Warna Dingin
Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang
setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari
hijau hingga ungu. Warna ini menjadi symbol kelembutan,
sejuk, nyaman, dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan
jarak yang jauh. Tetapi justru barang yang mempunyai
warna dingin ini radiasi panasnya besar.
43
Menurut E. Holzschlag dalam tulisannya “Creating
Color Scheme” warna memiliki respon psikologis yang mampu
ditimbulkan.’
1. Merah, memiliki respon psikologi kekuatan, bertenaga,
kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas dan bahaya.
2. Biru, memiliki respon psikologi kepercayaan,
konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan dan
perintah.
3. Hijau, memiliki respon psikologi alami, kesehatan,
pandangan yang enak, kecemburuan dan pembaharuan.
4. Kuning, memiliki respon psikologi optimis, harapan,
filosofi, ketidak jujuran, pengecut dan pengkhianatan..
5. Ungu, memiliki respon psikologi spiritual, misteri,
keagungan, perubahan bentuk dan arogan.
6. Orange, memiliki respon psikologi energy,
keseimbangan, dan kehangatan.
7. Coklat memiliki respon psikologi dapat dipercaya,
nyaman, dan bertahan.
44
8. Abu-abu, memiliki respon psikologi intelek,
futuristik, modis, kesenduan dan merusak.
9. Putih, memiliki respon psikologi kemurnian, suci,
bersih, steril dan kematian.
10. Hitam, memiliki respon psikologi seksualitas,
kemewahan, misteri, ketakutan dan keanggunan.
Warna tidak hanya dapat dilihat respon psikologis
namun warna juga dapat dilihat dari tiga dimensi.
a. Hue
Berdasarkan hue, warna digolongkan menjadi tiga golongan,
primer, sekunder, dan tersier.
b. Value
Dalam value, warna dinilai dari terang-gelapnya
warna. Semua warna dapat dikurangi, diperlemah
kekuatannya sehingga menjadi muda atau diperkuat
kekuatannya menjadi lebih gelap.
c. Intensitas
45
Intensitas berarti tingkat kemurnian atau kejernihan
warna,. Intensitas warna memiliki intensitas penuh ketika
tidak dipadukan dengan warna lain, berbanding sebaliknya,
intensitas warna yang kurang menjadikan warna sedikit
redup dan netral (Supriyono, 2010: 77).
2.4 Jenis Kertas
Dalam percetakan desain grafis dibutuhkan pemilihan
jenis kertas yang akan digunakan, berikut jenis-jenis
kertas :
1. Art Paper
Jenis kertas ini memiliki permukaan halus dan licin,
kertas ini digunakan untuk mencetak Brosur, Majalah,
Katalog atau Flayer. Gramaturnya mulai dari 85gr, 100gr,
115gr.
2. Art Carton
46
Kertas ini memiliki permukaan yang sama dengan Art Paper
yang membedakan hanya ketebalannya saja. Kertas jenis ini
biasa digunakan untuk mencetak Kartu Nama. Cover Buku,
Brosur, Paper Bag, Map dll, Gramaturnya mulai dari 190gr,
210gr, 230gr, 260gr, 310gr, 350gr, dan 400gr.
3. Ivory
Kertas ini seperti Art Carton, hanya saja kertas jenis
ini hanya memiliki satu sisi permukaan licin. Jenis
kertas ini digunakan untuk mencetak Paper Bag, Dus
Kosmetik. Gramaturnya 210gr, 250gr, dan 400gr.
4. Dupleks
Kertas ini memiliki sisi putih dan sisi lainnya abu-abu.
Biasa digunakan untuk mencetak Packaging Obat-obatan,
atau Makanan. Gramaturnya adalah mulai dari 250gr, 270gr,
310gr, 350gr, 400gr, 450gr, dan 500gr.
5. HVS
47
Kertas ini memiliki permukaan yang kasar, biasa digunakan
untuk mencetak Buku atau Fotocopy, ukurannya antara lain
60gr, 70gr, 80gr, dan 100gr.
6. Samson Kraft
Kertas ini berasal dari kertas daur ulang dan memiiki
warna coklat. Kertas jenis ini banyak digunakan untuk
Paper Bag atau Bungkus, ukurannya yang sering dipakai
adalah 70 dan 80 gr.
7. BW, BC, Linen Jepang dan Concord
Jenis kertas ini memiliki permukaan tekstur dan jenis
kertas yang banyak warnanya. Jenis kertas ini banyak
digunakan untuk mencetak Kartu Nama dan Sertifikat.
Gramaturnya adalah antara 160gr, 220gr, dan 250gr.
8. Yellow Board
Jenis kertas ini cukup tebal, biasa digunakan untuk
rangka dalam satu undangan Hard Cover. Kertas ini tidak
bisa dicetak Offset, biasanya dilapisi dengan Art Paper
48
atau Duplek. Kertas ini dibedakan berdasarkan
ketebalannya, biasa disebut YB 30 dan YB 40.
9. Fancy Paper
Jenis kertas ini beragam warna dan karakeristik. Umum
digunakan untuk membuat undangan. Ada banyak jenisnya
antara lain seperti millenium, jasmine, java emboss.
Hawaii dll. Gramaturnya adalah antara 80gr, 100gr, 220gr,
dan 300gr.
10. Coruguated
Digunakan untuk mencetak Dus seperti Dus Indomie, Dus
Komputer dll. Sama halnya dengan Yellow Board, kertas ini
biasa ditempel dengan kertas lain. (www.dumetschool.com)
2.6 Fotografi
Dalam kamus bahasa Indonesia yang disebut dengan
fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan
49
cahaya pada film. Istilah umumnya, fotografi mempunyai
arti proses atau metode untuk menghasilkan gambar dari
suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai
obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi
pada awalnya adalah sebuah tuntutan kesempurnaan sebuah
karya seni dalam bentuk lukisan. Kemudian istilah ini
berkembang mengikuti kemajuan peradaban manusia.
Fotografi saat ini dibicarakan sebagai media yang
merupakan bahan dasar dari banyak karya visual.
Menurut Tirto Andayanto (2012) buku Bisnis Fotografi
(dalam E Liputra 2013: 21-23 ), membagi pengertian
fotografi menjadi 6, yaitu:
a. Melukis dengan cahaya
Fotografi berasal dari kataYunani yaitu "photos" :
Cahaya dan "Grafo" : Melukis atau menulis. Secara
harafiah, fotografi adalah proses melukis atau menulis
dengan menggunakan media cahaya. Disebut demikian karena
pada zaman Yunani kuno, para pelukis mencoba melukis
50
dengan teknik pantulan cahaya obyek yang masuk ke ruang
gelap (kedap cahaya). Cahaya yang masuk melalui lubang
kemudian terproyeksi di kain putih yang terbentang di
dalam ruang kedap cahaya tersebut. Kemudian pelukis yang
berada di ruang kedap cahaya mempertegas garis-garis
cahaya pantulan yang terproyeksi di kain putih, sehingga
menjadi kerangka (sket) dari gambar obyek yang berada di
luar ruang kedap cahaya.
b. Merekam pantulan obyek
Saat ini pengertian fotografi tidak sekedar melukis
dengan cahaya, tetapi merekam pantulan cahaya yang keluar
atau memancar dari obyek dan masuk ke dalam lensa yang
menempel di kamera, baik itu kamera film ataupun kamera
digital dan terekam di media rekam film atau sensor
digital.
c. Proses kimia atau digital menjadi gambar atau foto
Cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui lensa
diterima oleh media rekam yang terdapat di dalam kamera.
51
Saat ini media rekam fotografi ada dua jenis, yaitu media
rekam jenis film dan yang satunya media rekam jenis
sensor digital.
d. Memiliki aspek teknik
Sebuah foto atau gambar baru mendapatkan predikat
“bagus”, jika menggunakan teknik fotografi, yaitu focus,
warna dan speed yang tepat dan terlihat jelas.
e. Memiliki aspek konsep visual
Sebuah gambar baru mendapatkan predikat “bagus”,
jika gambar tersebut memiliki informasi atau dapat
dicerna oleh orangyang melihatnya. Gambar itu dapat
menyampaikan cerita atau pesan tentang kisah kejadian
yang direkam melalui peralatan fotografi dan dipamerkan
atau diperlihatkan kepada orang lain. Predikat “benar”,
titik beratnya adalah pada ada atau tidaknya sebuah
perencaan (konsep) dari sebuah foto atau gambar.
f. Media ekspresi konsep visual
52
Perkembangan pemahaman fotosgrafos yang awalnya
artinya “melukis dengan cahaya”, saat ini berkembang
bahwa foto harus memiliki konsep visual, sehingga foto
atau gambar memiliki predikat yang bagus dan benar.
2.6.1 Angle
Salah satu unsur yang membangun sebuah keindahan
suatu foto adalah angle atau sudut pengambilan objek foto.
Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan
pemotretan. Seorang fotografer mempunyai cara yang
berbeda dalam mengambil suatu angle, itu semua tergantung
dari konsep, tujuan dan hasil yang diharapkan oleh
fotografer (elib.unikom.ac.id).
1. Normal angle
Normal angle adalah sudut umum pengambilan suatu foto
karena pada posisi ini kamera yang dipegang oleh
fotografer sejajar dengan objek foto.
2. Bird eye view atau eagle eye angle
53
Angle ini merupakan suatu angle dimana fotografer
berada disuatu ketinggian tertentu, oleh karena itu
diistilahkan sebagai sudut pandang mata elang. Ini
biasanya dilakukan dalam melakukan landscape photography
dimana angle yang kita tuju adalah keluasan ruang dengan
objek yang berada dibawah fotografer.
3. Low angle
Low angle adalah sudut pengambilan suatu foto dimana
seorang fotografer berada lebih rendah dari objek foto.
4. High angle
High angle adalah kebalikan dari low angle. Sudut
pengambilan suatu foto dimana seorang fotografer berada
lebih tinggi dari objek foto.
5. Frog eye angle
Frog eye angle adalah sudut pengambilan suatu foto
dimana angle yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
low angle. Angle ini menuntut seorang fotografer untuk
54
mengambil posisi kamera yang dipegang sangat dekat dengan
tanah. Bahkan tidak sedikit fotografer mencapai angle ini
dengan posisi tiarap.
2.6.2 Teknik Pengambilan Gambar
Teknik fotogtafi dalam pengambilan gambar atau dalam
bahasa inggris disebut dengan type of shoot. Teknik ini
sangat menentukan besar kecilnya objek utama pada sebuah
foto. Tema tertentu type of shoot digunakan berguna untuk
membangun sebuah cerita dalam suatu fotografi. Berikut
beberapa jenis teknik pengambilan gambar dalam fotografi
menurut pendapat aditkus dalam artikelnya
(lensafotografi.com).
1. Extreme long shoot
Disebut juga dengan extra long shoot, yaitu teknik
pengambilan gambar dimana objek di sekitarnya terlihat
keseluruhan. Pada pengambilan gambar seperti ini yang
ditonjolkan selain objek utama adalah situasi di sekitar.
55
Teknik ini sangat cocok untuk objek yang berjumlah banyak
dan bergerombol.
2. Long Shoot
Hampir sama dengan extreme long shoot, hanya saja lebih
memperhatikan figur seseorang secara keseluruhan dimana
badan objek akan terlihat.
3. Medium Long shoot
Dalam teknik ini pengambilannya lebih sempit dibandingkan
teknik pengambilan long shoot, batas pengambilannya mulai
bagian sekitar lutut sampai batas kepala.
4. Medium Shoot
Teknik ini merupakan pengambilan gambar jarak menegah,
dimana batas pemotongan objek adalah dari bagian pinggang
ke atas.
5. Medium Close Up
Pengambilan gambar ini antara medium shoot dan close up,
dimulai dari bagian dada ke atas. Teknik seperti ini
mampu menangkap ekspresi wajah.
56
6. Close Up
Dalam pengambilan gambar close up, bagian tubuh yang
diambil adalah dari batas bahu sampai batas kepala.
Selain untuk menangkap ekspresi wajah, teknik ini juga
baik digunakan untuk memperlihatkan detail wajah agar
terlihat dramatis.
7. Big Close Up
Dalam teknik ini serupa dengan close up akan tetapi yang
membedakan hanya batas pengambilan gambar dengan mengcrop
sedikit bagian dahi dan dagu.
8. Ekstrem Close Up
Pengambilan gambar ini hanya focus pada bagian tertentu
pada wajah, baik itu mata, hidung, dan lainnya. Teknik
ini tidak hanya digunakan pada wajah tetapi bisa juga
bagian yang dianggap sebagai penanda dalam bagian tubuh
seseorang.
9. Two Shoot
57
Pengambilan gambar ini menampilkan dua objek secara
bersamaan. Sering digunakan dalam foto prewedding.
2.6.3 Lighting atau Pencahayaan
Menurut Prayudi Okky (2012: 15-16) menyatakan bahwa
Lighting adalah suatu istilah untuk pengolahan cahaya
atau pencahayaan yang digunakan dalam fotografi.
Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa
pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi
sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan
harus mutlak dikuasai oleh seorang fotografer. Ada 2
jenis teknik pencahayaan, yaitu :
1. Available light atau Cahaya Alami
Available light atau cahaya alami adalah sumber cahaya alam
berasal dari matahari. Cahaya alami biasa digunakan dalam
pemotretan luar ruangan atau outdoor. Untuk teknik
pencahayaan ini, yang mempengaruhi kualitas cahaya
matahari adalah posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca.
58
2. Artificial Lighting atau Cahaya Buatan
Artificial Lighting adalah cahaya buatan yang sumber
cahayanya yang berasal dari alat-alat fotografi yang
menghasilkan suatu cahaya. Contohnya seperti lampu kilat
elektronik atau dikenal dengan istilah flash. Cahaya
buatan biasa digunakan untuk pemotretan diluar maupun
didalam ruangan studio. Cahaya buatan digunakan pada saat
pemotretan diluar ruangan ketika fotografer membutuhkan
cahaya tambahan atau disekitar objek minim pencahayaan.
2.7.4 Fotografi landscape
Dalam hal ini landscape dalam istiah bahasa inggris
artinya adalah Pemandangan, dan Fotografi landscape
dikategorikan sebagai fotografi alam, karena gambar foto
di ambil merupakan semua tentang isi pemandangan alam,
dalam bahasa Indonesia istilah landscape dikenal dengan
59
kata “lanskap” yang mempunyai arti sama dengan landscape
itu sendiri. Menurut Neff 1967 (dalam Klink, et. Al
(2002: 25) mendefinisikan landscape sebagai keterpaduan
struktur dan proses yang dapat dikenali dari sifat
tekstur pada bagian permukaan bumi. Fotografi landscape
adalah fotografi dengan teknik pengambilan gambar dengan
objek pemandangan alam untuk menciptakan keindahan alam
suatu lingkungan, berikut beberapa teknik dalam mengambil
gambar fotografi landscape :
1. Menggunakan Slow Speed
Dengan menggunakan teknik ini kita dapat mendapatkan
depth of field (DOF) atau ruang fokus yang lebih besar,
dan hasil foto akan terlihat tajam. Berikut contoh hasil
jepretan Budiman Wira dengan menggunakan long exposure,
agar air dari sungai tersebut menjadi seperti cermin. Air
yang sebenarnya agak sedikit berarus menjadi tenang, dan
menambah kesan minimalis dari gambar ini. Awan yang ada
di background terlihat agak blur karena pergerakannya,
60
dan ini juga membuat foto ini menjadi lebih unik
(hazel.co.id). Berikut adalah gambar fotonya :
Gambar 2.6 : Teknik Slow SpeedSumber : Budiman Wira
http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-landscape/di akses 8 Februari 2015
2. Refleksi
61
Apabila anda berada di lokasi yang mengandung banyak
elemen air, seperti di sungai, laut atau danau, maka
teknik ini sangat cocok untuk mendapatkan hasil foto yang
indah. Dengan menggunakan air sebagai cermin.
Gambar 2.7 : Teknik Refleksi (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-
landscape di akses 8 Februari 2015
3. Mencari waktu yang tepat
Apabila anda ingin mendapatkan suasana yang indah
dan dramatis, ada beberapa momen yang perlu diperhatikan,
62
contohnya seperti pada pagi hari, pada pagi hari suasana
yang cocok adalah di wilayah pesisir pantai bagian timur,
karena pada saat matahari muncul akan membiasi
pemandangan dengan cahaya kuning yang menciptakan sebuah
foto yang penuh dengan warna dan nuansa yang menarik.
Cahaya matahari juga lebih soft/lembut pada saat “Golden
Hour” ini, dan akan mempermudah mendapatkan exposure yang
tepat di keseluruhan pemandangan tersebut.
4. Mencari sudut pandang yang berbeda
Teknik ini adalah dimana kita di tuntut bereksplorasi
dengan sudut pandang yang lain dari objek yang kita
ambil. Contohnya seperti gambar berikut :
63
Gambar 2.8 : (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-
landscape di akses 8 Februari 2015
Contoh gambar di atas adalah memperlihatkan objek
mercusuar dengan menampilkan awan yang dramatis, tetapi
bagaimana caranya apabila kita memotret pemandangaan awan
yang lebih luas dan lebih dramatis tapi tetap merekam
menara tersebut.
Berikut contoh cara mencari sudut pandang yang berbeda
dalam menjepret foto landscape :
64
Gambar 2.9 : (Budiman Wira)Sumber : http://hazel.co.id/5-teknik-simpel-untuk-foto-
landscape di akses 8 Februari 2015
5. Mendapatkan foreground yang menarik
Sebuah pemandangan atau foto landscape kadang
terlihat biasa karena kebanyakan fotografer selalu
mengambilnya dengan format horizontal. Dalam format
seperti ini, seringkali terlupakan untuk menambah sebuah
foreground pada gambar tersebut. Foreground adalah sebuah
objek tambahan lain, yang terletak di antara lensa dan
objek utama. Gunakanlah format vertikal, dan perhatikan
sekeliling untuk mencari foreground yang menarik. Contoh
65
berikut ini, pengambilan gambar batu karang yang muncul
di tengah-tengah laut.
Berikut contoh cara Mendapatkan foreground yang menarik
dalam menjepret foto landscape :
Gambar 2.10 ; Teknik Foreground