Date post: | 26-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
GEOGRAFI DI MAN 19 JAKARTA SELATAN
(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RANI FATIMAH
NIM : 1111015000058
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
-
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTADIDIK DI MAN 19 JAKARTA SELATAI\
(STUDI KASUS KE HUTAI\ KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT)
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah <ian Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarj ana Pendidikan
DISUSUN OLEH :
RANI FATIMAH
NIM: 1111015000058
Di Bawah Bimbingan
Pembirnbing I
rn!^;h-U
Jakiatin Nisa. M.Pd
NIP. 1 983 1 2 05201102012 NrP. 1 9s4 12 24198t0300 4
PRODI GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20ts
Drs. Banajid
LEN{BAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Siswa pada pembelajaranGeografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)disusun oleh Rani Fatimal.r, Nomor Induk Mahasiswa 111101500005g, diajukan kepada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telal.rdinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 30 September 2015 dihadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang pendidikanIlmu Fengetahuan Sosial.
Jakarta, Oktober 2015
Panitia Uj ian lr4unaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)
Dr. Iwan Purrvanto, I\4.Pd
NiP. l 973042400801 1012
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)
Drs. Syaripulloh, M.Si
NIP. I 9670909200700 1 1 003
Dosen Penguji IDrs. Syaripulloh, M.Si
NIP. 19670909200700 1 r 003
Dosen Penguji 2
Sodikin, M.Si
NIP.
Tanggal
t'/,r-?.rLr
'y'.-:-lotF
Tanda
/\--/ -\-...-
----' J<.--4--
T/ zo ts/to
MengetahuiIlmu Tarbiy eguruan
--6-{tx-,-i-,J9.a^
NIP. 19 8203 I 007
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
SURAT PERNYATAAI\ IGRYA ILMIAII
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
: Rani Fatimah
:1111015000058
: Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi)
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
1.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Skripsi ini yang be{udul "Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik pada Pembelajaran Geografi di NIAN 19 Jakarta Selatan (Studi
Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)" merupakan hasil karya asli yang
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Univcrsitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
a
t.
Jakafia, September 2015
i
ABSTRAK
Rani Fatimah. NIM 1111015000058. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan
(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat). Skripsi. Jakarta: Prodi
Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode karyawisata
terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN 19 Jakarta. Metode yang
digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one shot group pretest-
posttest. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI
IPS 1 MAN 19 Jakarta.
Instrumen yang digunakan adalah hasil belajar berupa soal pretest dan
posttest. Soal pretest dan posttest tersebut berjumlah 50 butir berbentuk pilihan
ganda. Setelah diuji terdapat 20 soal yang valid dan realibilitas. Teknik analisis data
menggunakan metode statistic uji-t (uji beda) untuk menguji hipotesis penelitian
dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 5%.
Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode
karyawisata terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Hal ini
ditunjukan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t hitung >
t tabel yaitu 9,7139 > 2,02 dengan taraf signifikansi 5%. Selain itu dilihat dari hasil
perhitungan nilai rata-rata posttest lebih tinggi (83,23) dibandingkan dengan
perhitungan nilai rata-rata pretest (69,7). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
metode karyawisata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran
Geografi.
Kata kunci : Metode Karyawisata, Geografi, Hasil Belajar
ii
ABSTRACT
Rani Fatimah. ID 1111015000058. The Influent of Study Tours Method Effect on
Outdoor Study of Students on Geographic in South Jakarta MAN 19 (Case Study
to Forest City Srengseng West Jakarta). Thesis. Jakarta: Prodi Geography,
Department of Social Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015
The purpose of this study was to determine the influence of a outdoor study
method of students of class XI IPS 1 in MAN 19 Jakarta. The method used is quasi-
experimental design with one-shot group pretest-posttest. In this study, the research
subjects were students of class XI IPS 1 MAN 19 Jakarta.
The instrument used is a matter of outdoor study in the form of pretest and
posttest. Problem pretest and posttest amounted to 50 multiple choice items. Having
tested there are 20 valid questions and reliability. Data were analyzed using t-test
statistical method (different test) to test the hypothesis of the research carried out
consultations on the distribution table "t" at the 5% significance level.
The findings of this study is the effect of the use of outdoor study to the
students in the subject of geography. This is shown on hypothesis testing using t-test
obtained by value t count > t table is 9.7139 > 2.02 with a significance level of 5%.
Additionally seen from the calculation of the average value higher posttest (83.23)
compared with the average value calculation pretest (69.7). From this study it can be
concluded that the method of outdoor study on the learning of students of Geography
subjects.
Keywords: Outdoor Study, Geography, Learning Outcom
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan” ini merupakan salah
satu syarat mencapai gelar sarjana pada konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis
miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian
pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada :
1. Prof. Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
3. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, selaku dosen pembimbing akademik
4. Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi I dan Drs. Banajid,
selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi, ilmu,
keteladanan dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
iv
5. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan yang telah
memberikan dukungan dalam administrasi.
6. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS beserta para staf.
7. Kepala MAN 19 Jakarta H. Ismail Nur, Lc, M.Ag, dewan guru khususnya Ibu
Dwiana Puji Rahayu, S.Pd, staf TU dan siswa-siswi MAN 19 Jakarta
khususnya kelas XI IPS1 tahun ajaran 2014/2015.
8. Ayah, Ummi, Mama tercinta serta kakak adik yang telah melimpahkan
segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan
doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.
9. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2011
khususnya prodi Geografi.
10. Kepada teman-teman Manis Manja, Andhita Anggraini, Laura Era Wardani,
Desna Kurniati, Ade Ulan Dari dan Herdianti Dwi Oktora. Terima kasih atas
hari-hari yang berwarna dan semangat yang diberikan.
11. Kepada teman-teman PPKT di MAN 19 Jakarta. Dini Rachmawati, Rahmatun
Nazilah, Ahmad Ferdy, Deden Hidayat dan Ahmad Miftahul Khoir yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
12. Teman seperjuangan skripsi Ria Liniarti dan Khoirul Fahrudin. Terima kasih
atas semangat dan motivasi serta bantuan kemudahannya.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-
mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Jakarta, September 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
Abstrak ……………………………………………………......................... i
Abstract ………………………………………………………………….... ii
Kata Pengantar …………………………………………………………...iii
Daftar Isi …………………………………………………………………..v
Daftar Gambar ……………………………………………………………ix
Daftar Tabel ………………………………………………………………x
Daftar Lampiran …………………………………………………………xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 6
C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 6
D. Perumusan Masalah …………………………………………… 7
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 7
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis …………………………………………… 7
2. Manfaat Praktis ……………………………………………. 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskriptik Teoritik
1. Hakikat Metode Karyawisata
a. Pengertian Metode Karyawisata ……………………… 9
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata ……. 14
c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran ... 14
2. Hasil Belajar
vi
a. Pengertian Hasil Belajar ……………………………… 16
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………… 16
3. Pembelajaran Geografi
a. Pengertian Geografi ………………………………….. 19
b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi ………………. 20
c. Manfaat Geografi ……………………………………. 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………. 24
C. Kerangka Berpikir……………………………………………. 25
D. Hipotesis ……………………………………………………... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………........ 29
B. Metode dan Desain Penelitian ………………………………… 30
C. Populasi dan Sampel ………………………………………….. 31
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes ………………………………………………………… 32
2. Observasi ………………………………………………….. 33
3. Wawancara ………………………………………………… 33
E. Instrumen Penelitian …………………………………………... 33
F. Kontrol terhadap Validitas Internal
1. Uji Validitas ………………………………………………. 34
2. Uji Realibilitas ……………………………………………. 35
3. Uji Daya Pembeda ………………………………………… 36
4. Uji Taraf Kesukaran ………………………………………. 37
G. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 38
1. Uji Pra Syarat Analisis Data
a. Uji Normalitas …………………………..…………….. 39
b. Uji Homogenitas …………………………...………….. 40
c. Uji Hipotesis ……………………………...…………… 41
vii
H. Hipotesis Statistik ……………………………………………... 41
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta
1. Sejarah MAN 19 Jakarta ………………………………….. 43
2. Visi, Misi dan Motto MAN 19 Jakarta …………………… 44
3. Identitas dan Geografis …………………..……………….. 44
4. Guru dan Tenaga Pendidik ……………………………….. 45
5. Siswa ……………………………………………………… 45
6. Sarana dan Prasarana ……………………………………… 47
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
1. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Siswa
pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta ………… 47
C. Analisis Data dan Pembahasan ……………………………….. 51
1. Uji Pra Syarat Analisis Data
a. Uji Normalitas Data …………………………………… 51
b. Uji Homogenitas Data ………………………………… 52
2. Uji Hipotesis Data ………………………………………… 53
D. Pembahasan Hasil Observasi
1. Aspek Pra Pembelajaran ………………………….…….…. 54
2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran ……………………… 55
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Penjelasan Materi Pelajaran …………….…………….. 56
b. Pendekatan dan Strategi Belajar ………………………. 59
c. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.. 60
d. Penilaian Proses ……………………………………….. 60
e. Penggunaan Bahasa …………………………………… 61
4. Aspek Penutup ……………………………………………. 61
E. Pembahasan Hasil Wawancara ……………………………….. 61
viii
F. Hasil Pembahasan Penelitian …………………………………. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………… 66
B. Saran ………………………………………………………….. 66
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………..……………………………………….. 27
Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta ……………………………………… 29
Gambar 3.2 Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng ……………………………….. 30
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretest-Posttes…………….………………………….. 49
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta………………………………..... 44
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest …..……………………………. 47
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Posttest………….……………………. 48
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest-Posttest …………… 48
Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Normalitas .………………………...……………. 50
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Belajar ………………………….……….. 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 70
Lampiran 2 Materi Ajar ………………………………………………………… 83
Lampiran 3 Kisi-kisi Uji Soal Validitas ………………………………………... 94
Lampiran 4 Soal Uji Validitas ………………………………………………….. 95
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas …………………………………………………104
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Pretes-Posttes ………………………………...…….106
Lampiran 7 Soal Pretest-Posttest………………………………………………..107
Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretest-Posttest…………………………………109
Lampiran 9 Lembar Observasi Belajar Siswa …………………………………..116
Lampiran 10 Lembar Observasi Mengajar ……………………………………….128
Lampiran 11 Soal dan Hasil Wawancara ………………………………………...140
Lampiran 12 Uji Normalitas N-Gain……………………………………………..144
Lampiran 13 Uji Normalitas Liliefors Pretest-Posttest…………………………..145
Lampiran 14 Uji Homogenitas …………………………………….……………..147
Lampiran 15 Uji Hipotesis …………………………………….…………………148
Lampiran 16 Dokumentasi …………………………………….…………………150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
pembangunan di segala bidang. Salah satu cara pembentukan sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Karena pentingnya
pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu
pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukansecara berkesinambungan guna
menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah
sangat berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya
manusia agar lebih berkualitas. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan
akan mencetak generasi yang hebat, cerdas, mandiri, dapat menghadapi tantangan
global serta berwawasan luas, sehingga membentuk manusia yang seutuhnya dan
bermanfaat.
Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan pada hakikatnya
adalah sebuah sistem pengajaran antara komponen yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut melingkupi kurikulum, siswa,
sarana dan prasarana, serta pendidik dalam hal ini adalah seorang guru.
Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menerangkan tentang
pendidikan dan derajat orang berilmu, ayatnyasebagai berikut :
يزفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS Al-Mujadalah:11)
Pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, mengartikan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
2
agarsiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlihatkan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.1
Menurut Oemar Hamalik,pendidikan merupakan bagian integral dalam
pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkandari proses
pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan
ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung
berbarengan.2
Menurut Redjo Mudyahardjo. “Definisi pendidikan yang luas adalah hidup.
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala segala situasi hidup
yang memengaruhi pertumbuhan secara individu.”3
Sedangkan, pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa
yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan luar
sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari
dapat memainkan peranan secara tepat.4
Pendidikan adalahmenciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi manusia untuk lebih baik
dalam segala aspek kehidupan.
Ki Hajar Dewantara mengatakan. “Pendidikan menuntut segala kekuatan
kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus
1 H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.93
2 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1
3 Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.3
4Ibid, h.9
3
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.”5
Pendidikan merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan
bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka
masyarakat tersebut akan semakin berkualitas. Dalam rangka menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan merupakan komponen penting guna mempersiapkan generasi anak
bangsa untuk mampu berkompetensi secara global di dalam aktivitas kehidupan
masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan
kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk
bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu pendidikan yang akan
membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan.
Pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi setiap siswa secara
maksimal melalui berbagai macam pelajaran, salah satu diantaranya adalah
melalui mata pelajaran Geografi. Pelajaran Geografi merupakan suatu mata
pelajaran yang diajarkan pada beberapa jenjeng pendidikan di Indonesia seperti
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dimasukan ke dalam mata pelajaran
IPS terpadu sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dipisah menjadi
pelajaran Geografi sendiri.
Geografi merupakan induk segala ilmu karena menjadi gabungan dari ilmu
sosial dan ilmu alam. Geografi suatu cabang ilmu yang mempelajari fenomena
alam yang terjadi di bumi mulai dari litosfer, pedosfer, biosfer hingga atmosfer.
Geografi juga mempelajari hubungan alam dengan manusia sebagai komponen
utama dalam unsur biotik.Sehingga mata pelajaran Geografi merupakan mata
pelajaran yang memiliki cakupan materi yang luas. Dan berupaya membangkitkan
minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan, pemahaman, dan pengetahuan
tentang pola perilaku dan aktivitas manusia terutama dalam lingkungan hidup
yang dapat menentukan keberlangsungan masa depan.
5 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksana
Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006. h. 2
4
Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan
pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak
konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan
beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman
beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan,
letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih
mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi
tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika
dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan.
Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi,
konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika
dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut
penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang
gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini
terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa
dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan
kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat
membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang
lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah
membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.
Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan,
mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada
akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan
atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat
membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas
tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang
ditetapkan.
Selain mengakibatkan rendahnya minat para siswa belajar juga dapat
mengakibatkan siswa kurang menguasi pelajaran yang telah di sampaikan oleh
5
guru. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa di harapkan mampu menguasi
konsep materi yang di ajarkan oleh guru. Namun kegiatan belajar yang hanya
cenderung formal dan biasanya membuat siswa hanya memperhatikan pada awal
mula guru menyampaikan materi, setelah beberapa menit siswa sudah mulai bosan
bahkan tidak memperhatiakan apa yang sedang guru sampaikan di kelas sehingga
siswa tidak dapat menguasi penuh materi yang di ajarkan oleh guru. Maka dari itu
di samping guru mengajar di kelas, guru juga harus memperhatikan bagaimana
cara agar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan di
ajarkan. Guru jangan hanya sekedar mengajar hanya sebagai menjalankan tugas
dan tanggung jawab seorang guru, namun guru harus mampu meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan.
Dalam belajar mengajar sifatnya klasikal (bersama-sama dalam suatu kelas),
guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua
arah. Mengajar bukan semata-mata memberikan informasi seraya tanpa
mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Oleh karena itu,
proses belajar harus dapat dikembangkan dengan cara belajar yang tepat agar
siswa mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang
telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui metode
karyawisata.
Objek kegiatan belajar mengajar untuk metode ini diadakan di luar kelas
misalnya di tempat pariwisata yang memiliki fasilitas edukasi. Dengan sistem
pengajaran yang lebih banyak mengeksplorasikan kegiatan di tempat wisata atau
luar kelas, menekankan pemahaman dan pengertian secara mendalam pada objek
pelajaran yang sedang di bahas, serta menekankan penglihatan nyata. Semua
kegiatan belajar mengajar ini tetap mengacu pada konsep teori pelajaran yang
telah baku. Kegiatan metode ini bukan sekedar main-main untuk menyegarkan
pikiran dan mengobati kejenuhan, melainkan guna mencerdaskan para siswa dan
membuat mereka memahami mata pelajaran dengan baik. Sehingga materi dapat
tersampaikan kepada siswa dengan baik.
6
Yang dimaksud dengan karyawisata yaitu metode yang mengutamakan
pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau daerah pariwisata. Sehingga
kegiatan belajar di luar kelas membuat siswa tidak merasa bosan ketika belajar,
karena kegiatan belajar di luar kelas mengajak siswa untuk melihat secara
langsung mengenai materi yang di ajarkan dan juga memiliki suasana yang
berbeda siswa akan merasa lebih bebas dalam mengekspresikan pengetahuan yang
di lihat ketika berada di luar kelas, bukan seperti kegiatan belajar di dalam kelas
yang mana siswa hanya duduk di bangku sambil mendengarkan guru
menyampaikan materi dengan berceramah dan bercerita.
Karyawisata ini merupakan pembelajaran yang di lakukan siswa untuk
mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang dilakukan di luar kelas. Karyawisata juga merupakan metode yang
menekankan pada pemahaman dan pengembangan pada sejumlah pengetahuan
tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga
ditemukan pengetahuan yang baru yang bermanfaat, baik berupa fakta maupun
nilai apresiasi. Sehingga anak dapat mudah menguasi materi pelajaran yang di
ajarkan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap
Hasil BelajarSiswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan.
(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat).”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat
diidentifikasikan permasalahan yang muncul pada penelitian, yaitu sebagai
berikut:
1. Materi pembelajaran Geografi yang dinilai masih belum nyata.
2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif.
3. Menekankan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.
7
4. Pengetahuan siswatentang fenomena alam yang masih minim.
5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut maka peneliti memfokuskan
pada pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penerapan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
karyawisata.
2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar berupa tes tulis setelah dilakukan
treatment.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah terdapat pengaruh Metode Karyawisata keHutan Kota Srengseng
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI MAN 19
Jakarta, Semester II Tahun Ajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
karyawisata.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk memperluas khasanah
ilmu pengetahuan dan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pelajaran Geografi sehingga dengan menggunakan metode
karyawisata dapat mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran Geografi
adalah pelajaran yang menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
8
Manfaat praktis penelitian ini antara lain :
a) Bagi Siswa :
Memberi pengalaman, pengetahuan lebih dan pembelajaran langsung
pada siswa dalam pelajaran Geografi, sehingga merangsang mereka
untuk aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan minat, motivasi
terhadap pelajaran Geografi dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas
belajar.
b) Bagi Guru :
Memantapkan pemahaman dan pengetahuan guru Geografi sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di SMA/MA.
Guru-guru mendapat pengalaman langsung merancang dan
melaksanakan program pembelajaran Geografi dengan karyawisata.
c) Bagi Sekolah :
Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas
pembelajaran dan pemahaman siswa yang meningkat.
d) Bagi Peneliti :
Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian sebagai
penerapan dari mata kuliah.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskriptik Teoritik
1. Hakikat Metode Karyawisata
a. Pengertian Metode Karyawisata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode ialah cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.1
Menurut Pupuh Faturrahman, “Metode diartikan sebagai suatu cara
atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.”2
Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun
pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka harus
difasilitasi oleh metode mengajar.
Menurut Trianto, metode merupakan cara mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi merujuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai
metode.3
Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”4
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti mengatakan, Pembelajaran adalah suatu
usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada
tujuan (pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah
1 KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740
2Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007) h.55 3Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 132
4Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) h.57
10
pada terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud
menunjukan pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses
tersebut adalah kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi
edukatif.5
Dari pengertian diatas, maka “metode pembelajaran adalah cara
strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di
kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of
values.”6
Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah para siswa
mencapai kompetensi yang telah disepakati. Hal ini berlaku untuk guru
sebagai pemilih metode belajar maupun siswa sebagai pemilih strategi
belajar. Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan
utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar siswa.
Metode bukan suatu tujuan melainkan suatu cara dalam setiap kegiatan
belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Maka sebab itu, pemilihan
metode dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan
pertimbangan yang matang, perbedaan individu siswa, serta faktor
eksternal saat kegiatan tersebut berlangsung. Siswa diharapkan memberi
timbal balik dalam proses belajar, mengembangkan stimulasi dan inisiatif
siswa, serta menumbuhkan pikiran untuk memecahkan masalah. Satu hal
yang tidak dapat disangkal lagi adalah kebutuhan atas metode itu mutlak
dalam pendidikan dan kegiatan belajar mengajar karena merupakan sarana
untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil
kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik.
Untuk memahami peranan metode dalam proses belajar yang baik
bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang
kemudian dinamakan kerucut pengalaman. Kerucut pengalaman Edgar
5Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikann Pengantar Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan
(Jakarta: UIN Jakarta Press), h.117 6Ibid, h. 122
11
Dale pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu, media
atau metode yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar
secara mudah.
Gambar 2.1
Dalam memberikan pelajaran dan perubahan-perubahan yang
diinginkan guru juga harus memperhatikan lingkungan, sifat bahan
pelajaran, minat siswa dan kemampuan individu setiap siswa. Maka salah
satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar
mengajar adalah dengan metode karyawisata yang turut mengaktifkan
indra penglihatan, pendengaran dan analisis siswa dalam kegiatan belajar.
Menurut Faturrohman dan M. Sobri, metode karyawisata adalah
metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung
sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi utnuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat langsung kenyataan. Karena itu,
dikatakan karyawisata, adalah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek bersejarah untuk
mempelajari atau meneliti sesuatu, seperti meninjau peninggalan-
peninggalan sejarah di Mesir atau Indonesia sendiri. Metode ini
dilakukan dalam waktu singkat da nada pula dalam waktu panjang.7
Menurut Winarto Surakhmad, dalam rangka belajar, siswa terbatas
hanya belajar di kelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu
pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu hal tertentu. Dengan
7Pupuh Faturrahman, op.cit, h. 63
12
karyawisata sebagai metode mengajar yang dimaksud siswa dibawah
bimbingan guru pergi meninggalkan sekolah menuju se suatu tempat
untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru
bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik kertas
dan sebagai dalam rangka pembelajaran. Berbeda halnya dengan
tamasya dimana manusia yang pergi ke suatu tempat hanya mencari
kesenangan atau sebagai hiburan.8
Menurut Muhammad Anas, “metode karyawisata adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek
yang akan dipelajari dengan objek itu terdapat di luar kelas. Kata
karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti
pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja.”9
Menurut Suyanto dan Asep Jihad, metode karyawisata adalah metode
yang mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari sesuatu. Ini
berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode
karyawisata berguna bagi siswa dalam memahami kehiudpan riil
berserta segala masalahnya.
Karyawisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal.
Misalnya, melakukan karyawisata ke pasar yang ada di sekitar
sekolah, siswa bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam
pelajara ekonomi. Para siswa bisa mewawancarai penjual dan
pembeli, mereka bisa memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan
pelajaran ekonomi secara langsung di pasar.
Untuk pelajaran sejarah, siswa bisa diajak ke museum untuk melihat
benda-benda bersejarah yang dipelajari dalam pelajaran sejarah.
Masih banyak pelajaran lain yang bisa diajarkan dengan menggunakan
metode karyawisata, seperti pelajaran Agama, IPS dan Geografi. .10
Menurut Miriam Kronish yang dikutip dalam buku Kathleen Caroll,
“the field trip can serve as a culminating experience at the end of a course
of study, as a catalyst to provoke interest in a new topic, or in the middle
of the term for children to test out their ideas and concepts with expert
advice from the people they meet at the site.”11
8Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jenmars, 1980) h.93
9 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Muhammad Anas, 2014) h.43
10Suyanto dan Asep Jihat, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013) h.132 11
Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York)
13
Hubungan dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata
adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas. Dengan
demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah
mempelajari sesuatu.12
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk pergi ke suatu
tempat yang dianggap penting guna mempelajari dan meneliti sesuatu
yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah. Metode yang tepat dan
bervariatif dalam mengajarkan Geografi salah satunya dengan mengajak
anak mengunjungi pegunungan, perkebunan, danau, sungai atau museum,
yang akan menjelaskan kepada siswa betapa besarnya ciptaan Tuhan dan
harus kita syukuri karena memberikan pengetahuan dan manfaat kepada
semua makhluk oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan alam
ciptaan Tuhan.
Metode karyawisata akan membuat para siswa tertarik dalam
mempelajari mata pelajaran, khususnya Geografi. Dari beberapa
pengertian diatas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian
bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran
dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Metode
menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai suatu
tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai
tujuan dengan sebaik-baiknya. Dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak
dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana
perubahan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk
menimbulkan perubahan itu.
Dalam memberikan pelajaran Geografi dan perubahan-perubahan yang
diinginkan harus memperhatikan faktor eksternal, lingkungan, sifat bahan
pelajaran, minat siswa dan kemampuannya. Maka salah satu cara untuk
12
Ibid.
14
mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar salah satunya
dengan metode karyawisata.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain, metode karyawisata
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :
Kelebihan metode karyawisata :
1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2) Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karyawisata :
1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah
2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar
tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama
karyawisata.
4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas
dari pada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengerahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan. 13
c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran
Menurut Engkoswara, karyawisata sebagai metode mengajar
memerlukan langkah-langkah yang baik, diantaranya adalah persiapan dan
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1. Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya
bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru mata pelajaran.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya :
a. Tujuan dana sasaran yang akan dituju
b. Aspek permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila
dirumuskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi
13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneke Cipta,
2006) h.94
15
pelajaran IPS dan aspek-aspeknya atau masalah yang akan
dicapai.
c. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan
karyawisata.
d. Terbentuknya kelompok-kelopok yang akan membahas atau
menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap
kelompokpun hendaknya membagi tugas sehingga setiap orang
mempunyai tugas yang jelas. Misalnya, ada yang harus
mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya, mencatat
dan lain-lain.
e. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk
menghubungi pengurus yang akan dikunjungim ketua
rombongan atau pemimpin kelompok.
f. Waktu karyawisata supaya ditetapkan.
2. Pelaksanaan Karyawisata
Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang
supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun
mencatat tang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau
kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun
kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang
telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.
3. Tindak Lanjut
Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti, kemudian
membuat kesimpulan tertulism melainkan perlua diikuti dengan
suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati
seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain.
Sedangkan tujuan karyawisata supaya semua orang mengetahui
semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini
perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan
tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang
mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalamnya tindak
16
lanjut diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah
karyawisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat?
Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana
kemungkinan untuk memperbaikinya.14
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Nana Sudjana mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”15
Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa
mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis
terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang
dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya,
“hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa dalam jangka waktu tertentu.”16
Hasil belajar yang dimaksud dapat
berupa hasil tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati
dna Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.”17
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan
intelektual saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor
penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar
siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
14
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara,1988), cet. 2, hal.56-
57 15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009) cet. 14, h.22 16
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2004) cet. Ke-12, h.33 17
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) cet. Ke-3, h.
190
17
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain :
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menanadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pembelajran. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat
juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan oleh guru.
Jadi kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap
hasil belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan
jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar
dalam keadaan sakit.
b) Aspek Psikologis
2. Intelegensi Siswa
Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan, “bahwa
intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat.”18
Menurut Howard Gardner yang
disitir oleh Johnson dan dikutip oleh Idri Shaffat, “intelegensi
bukanlah sesuatu yang hanya dapat diukur dengan tes, bukan pula
sesuatu yang semata-mata bersifat genetid secara lahiriah.”19
3. Sikap Siswa (attitude)
Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang
dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang
positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut,
sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang
18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.133 19
Idri Shaffat, Optimized Learning Strategy, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h.37
18
disajikan, apalagi jika diiringi kebencian menimbulkan kesulitan
belajar siswa tersebut.20
4. Bakat Siswa (aptitude)
Chaplin dan Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah
mengemukakan bahwa secara umum, “bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang.”21
Selain kecerdasan, bakat juga besar
pengaruhnya terhadap proses hasil belajar siswa. Seseorang yang
memiliki bakat terhadap suatu objek akan mudah baginya untuk
menguasai objek tersebut.
5. Minat Siswa (interest)
Menurut Muhibbin Syah, “secara sederhana, minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.”22
Jika seseorang memperlajari suatu objek dengan
minat yang besar, maka dia akan menyenangi objek tersebut dan
terlibat aktif dalam proses belajar serta mempengaruhi hasil belajarnya.
Sebaliknya jika seseorang mempelajari suatu objek dengan tidak
berminat maka dia tidak akan menyenangi objek tersebut serta tidak
aktif dalam proses belajar akibatnya hasil yang diperoleh kurang baik.
6. Motivasi Siswa
Menurut Reber dalam buku Muhibbin Syah, “pengertian dasar
motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun
hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,
motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.”23
Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ia senang bekerja keras
dan memiliki tujuan yang ingin ia capai, sehingga mempengaruhi hasil
belajar yang baik.
7. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Terdiri dari dua
macam, yakni : 20
Op.cit., h.134-135 21
Ibid., h.135 22
Ibid., h.136 23
Ibid., h.137
19
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan social siswa
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan
disekitar perkampungan siswa tersebut.
b) Lingkungan non-sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung
sekolah dan letaknya, letak rumah tempat tinggal keluarga
siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.24
c) Faktor pendekatan belajar
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa
sebagimana yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan
belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses
pembelajaran siswa.25
Pendekatan belajar ini merupakan cara
atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas
dan efesiensi proses belajar materi tertentu. Semakin
komprehensif atau mendalam cara belajar siswa maka semakin
baik hasilnya.
3. Pembelajaran Geografi
a. Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan
graphien yang berarti graphien yang berarti lukisan atau tulisan.26
Jadi
geografi secara bahasa berarti tulisan atau lukisan tentang bumi.
24
Ibid,, h.138-139 25
Ibid., h.140 26
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009) h.117
20
Menurut Dadang Supardan, “pengertian bumi daalam geografi, tidak
hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi
segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun
gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan
proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan
manusia sebagai penghuni bumi tersebut.”27
Menurut Frank Debenham dalam buku Iwan Hermawan mengatakan,
“Geografi merupakan kumpulan sejumlah pemahaman akan tata ruang
yang berkaitan hubungannya dengan kehidupan manusia dalam
keseimbangan kontak dan reaksi manusia serta reaksinya pada sistem
ekologi yang selalu merupakan rantai perubahan”28
Menurut Iwan Hermawannya sendiri, “geografi adalah ilmu yang
mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan reaksi timbal balik
antara manusia dan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan
hubungan antar ruang.”29
Richard Harthston mengemukakan, “geography is that discipline that
seeks to described and interpret the variable character from place to place
of the earth as the world of man.”30
Pada batas ini Hartshon menekankan
kepada variabel dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat
kehidupan manusia.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi beserta lingkungan hidup
antara makhluk hidup yang selalu menjadi rantai perubahan, terjadi dari
suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan makhluk
hidup yang bersifat dinamis.
b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi
Menurut Nursid Sumaatmadja ruang lingkup geografi pelajaran
geografi meliputi :
27
Ibid., 28
Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing,2009) h.52 29
Ibid., h.58 30
Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.9
21
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan
manusia
2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan
3. Interaksi keruangan umat manusia dengan lingkungan yang
memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan
bumi
4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat,
perairan dan udara di atasnya31
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan keempat ruang lingkup
inilah yang membentuk ciri khas terhadap karakterisitik pengajaran
geografi. Pengajaran geografi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk mencapai kedewasaan mental di dalam berpikir, merasakan,
bekerja, bersikap serta memberikan pengalaman berlajar secara langsung
untuk memahami materi. Sehingga banyak manfaat yang diperoleh,
misalnya siswa mampu hidup dengan kondisi lingkungan dan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan ini.
Pengajaran geografi yang juga dapat mengembangkan kemampuan
inteletualitas tiap orang atau siswa yang mempelajarinya. Geografi dapat
meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap
alam, melatih ingatan terhadap kehidupan dan lingkungan.
Menurut Widoyo Alfandi, ruang lingkup kajian studi geografi adalah
menjawab pertanyaan :
1. Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses jejak
kenampakan atau kejadian di permukaan bumi.
2. Dimana (where) dalam arti situs, letak, atau penyebaran di
permukaan bumi.
3. Berapa panjangg (how long) sebuah sungai, jalan, berupa lebar,
berapa luas suatu areal atau wilayah, berapa jauh jarak antara
lokasi, berapa dalam suatu perauran (danau, sungai, laut), berapa
tinggi suatu elevasi, berapa miring suatu lereng, berapa lama suatu
proses berlangsung, berapa banyak suatu jumlah.
4. Mengapa (why) dalam arti kronologi atau keruangan dan
penjelasan atau deskripsi.
31
Ibid., h.12-13
22
5. Bagaimana (how) dalam arti penjelasan suatu struktur pola, fungsi
dan proses gejala atau kejadian atau solusi terhadap suatu masalah
yang berwujud rumusan saran kebijakan.
6. Kapan (when) dalam arti waktu lampau (informasi), sekarang dan
yang akan datang (peramalan/perencanaan)
7. Siapa (who) dalam arti sebagai objek penelitian atau pelaku
(subjek) suatu kejadian dan sekaligus sebagai subjek yang
bertanggung jawab dalam bentuk kelompok manusia, khususnya
geografi politik kecuali behavior geography.32
Peranan geografi yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO
maupun Lounsbury dalam buku Dadang Supardan sebagai berikut :
1. Geografi sebagai suatu sintesis
Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab
substansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, when, why dan
how.
2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan
Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisi konsep
fenomena-fenomena baik alamiah ataupun insaniah. Selain itu,
geografi berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang
relasi, interaksi, bahkan interpedensi satu aspek tertentu dengan
yang lainnya.
3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan
Pada aspek pemanfaatna atau pendayagunaan ruang geografi yang
harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang
begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang
menunjang, baik menyangkut kualitas maupun kuantitas.
4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Hal ini dimaksudkan agar dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai
berikut :
32
Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001)
h.82
23
a) Meningkaykan pelaksanaan penelitian ilniah demi disiplin
geografi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan
pengembangan ilmu yang makin pesat.
b) Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan
dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.33
Menurut Widoyo Alfandi yang dimaksud dengan prinsip geografi
adalah pokok-pokok pikiran yang mendasari pola kajian studi geografi.
Adapun pokok-pokok pikiran tersebut meliputi :
a. Deskripsi dan klasifikasi
b. Lokasi dan penyebaran
c. Interelasi dan sitem jaringan
d. Korologi atau keruangan
e. Ukuran dan skala
f. Struktur pola dan fungsi proses34
c. Manfaat Geografi
Sebagai sebuah disiplin ilmu, tentunya geografi memiliki manfaat dan
fungsi tersendiri baik dalam bidang akademis maupun kehidupan geografi
adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis, memiliki akar-akar dalam
ilmu alam, sosial bahkan humaniora. Dalam cakupan yang begitu luas dan
bersinggungan dengan bahan pengajaran maka geogarfi bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, tata ruang, dan tempat
dengan berbagai strategi dan teknik.
Nilai terapan dari geografi sangat dihargai selama perang dunia II
karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi
mengenai negara-negara lain, keahlian kartografi serta fotogrametrik
mereka banyak dipakai dalam dunia intelejen.
Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat local,
regional, nasional, maupun global, telah menjadi perhatian para ahli
geografi. Banyak karya mereka menerapkan kedua sisi, yakni proses-
33
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h.229-230 34
Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86
24
proses yang terjadi dalam lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia
terhadap proses tersebut serta hasilnya.35
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh :
1. Nur Alfiah Laila Sari, Program Studi Sosiologi Jurusan Pendidikan IPS
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan
judul “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Tangerang Selatan”
menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar sosiologi pada siswa. Pengaruh
tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu 2,07> 1,684,
maka dari itu Ha diterima.36
2. Nurajmi Laila, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan judul
“Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere” menunjukan bahwa
pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar penulisan karangan deskriptif pada siswa. Pengaruh
tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t tableyaitu 6,72> 2,00
maka dari itu Ha diterima.37
3. Lia Lusiana, Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul
“Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat”
menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode outdoor study
35
Op.Cit., h.263 36
Nur Alfi Laila Sari, Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, FITK, UIN
Jakarta, BAB V h.69 37
Nurajmi Laila, Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Karangan
Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.67
25
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa.
Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu
1,95> 1,67 maka dari itu Ha diterima.38
4. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ditha Anggunia Prinandita Sari
dengan judul Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode
Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X
8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah menyimpulkan bahwa
penggunaan menulis deskripsi dapat mengaktifkan kemampuan menulis
deskripsi dan minat menulis deskripsi pada siswa.39
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat
penting dalam dunia pendidikan. Artinya bahwa kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian yang menjadi tujuan
pendidikan. Oleh sebab itu pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran,
penguasaan materi ajar dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran
adalah mutlak.
Pendidik harus mampu menguasai, kaya dan dapat menentukan metode belajar
yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan
berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik pada hasil
belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik dalam
kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau tidaknya kegiatan
belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas pendidik dalam
mengemas suatu mata pelajaran.
Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dikaji karena
dalam setiap materi sangat berhubungan dengan proses kehidupan sehari-hari dan
fenomena-fenomena alam. Pada mata pelajaran geografi di SMA/MA terdapat
38
Lia Lusiana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.59 39
Ditha Anggunia Prinandita Sari, Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran
di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang
Jawa Tengah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2011
26
materi-materi pembentukan bumi dan tata surya, sumber daya alam, pemanfaatan
dan pelestarian lingkungan hidup, kartografi, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan
antroposfer.
Objek kajian geografi adalah alam, lingkungan, bumi dan pola manusia
dengan alam. Oleh karena itu apabila pembelajaran hanya dilakukan dalam kelas
saja, pembelajaran tidak akan memberikan pengalaman atau kurang bermakna.
Untuk menarik siswa dalam pelajaran geografi maka seorang guru hasrus pintar
memilih metode yang dapat memotivasi siswa. Untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran geografi sesuai dengan fungsinya, maka harus menggunakan
metode-metode pembelajaran yang menunjang belajar siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.
Salah satu metode yang dipilih adalah metode karyawisata. Metode ini dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi
anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk menambah pemahaman yang di dapat
siswa di kelas mengenai beberapa materi ajar. Selain itu, dengan menggunakan
metode karyawisata, pengalaman yang di dapat langsung akan sangat berharga
dalam pembelajaran geografi sehingga siswa dapat sangat memahami konsep dan
materi tersimpan lebih lama dalam ingata. Dari metode karyawisata juga
diharapkan dapat memperluas wawasan dan nasionalis siswa.
27
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Adanya Masalah
1. Materi pembelajaran geografi yang
dinilai masih menerawang
2. Penggunaan metode ceramah yang
membosankan dan pasif
3. Menekankan kekuatan hafalan
dibanding pemahaman
4. Pengetahuan siswa tentang fenomena
alam masih minim
5. Hasil belajar siswa yang masih
banyak dibawah KKM
Pembatasan masalah
Perumusan masalah
Penelitian
1. Pra Treatment 2. Treatment
3. Pengolahan Data
a. Analisis Butir Soal
dalam bentuk pre test
post test yang diujikan
kepada responden yaitu
siswa kelas XII.
b. Uji validitas, dan
reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya
pembeda.
Hasil belajar Geografi meningkat
a. Pre Test
b. Penerapan metode
pembelajaran Karyawisata
c. Post Test
a. Statistik
b. Menganalisis
28
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslaah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusahn masalah penelitian,
belum jawaban yang empikrik dengan data.40
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
disampaikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata.
40
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alabet), h. 96
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian pada tanggal 29 April 2015 sampai dengan 20 Mei 2015.
Tempat pelaksanaan penelitian adalah di MAN 19 Jakarta yang beralamat di jalan
H.Jaelani III Rt.005/01 Kelurahan Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta
Selatan. Berikut adalah peta letak MAN 19 Jakarta yang diambil dari situs Google
Maps:
Gambar 3.1
Peta Lokasi MAN 19 Jakarta
Studi kasus ke Hutan Kota Srengseng yang terletak di Jalan Haji Kelik,
Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat
sebagai tempat pelaksanaan metode karyawisata. Berikut adalah peta Hutan Kota
Srengseng yang diambil dari situs Google Maps:
30
Gambar 3.2
Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang
dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre Experimental Design
sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu
sering disebut dengan istilah kuasi eksperimen.”1
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest
Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum
diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan
eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan
perlakuan.2
Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan
objek penelitian. Kemudian menguji coba metode karyawisata dalam
pembelajaran Geografi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,
2006), h. 123 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung:Alfabeta,2008), h.110
31
pemberian treatment sebanyak dua kali selesai dilakukan maka peneliti
memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa
analisis data. Jika dalam analisi data tersebut menunjukan perbedaan maka
treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. “Between
O1 and O2 many other change-producing events may have occurred in
addition to the experiment’s X.”3
Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil
observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai
komposisi sisiwa yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan
kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau
tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian
C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design
uncontrolled rival hypotheses is history”4
Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :
Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test
Kelas Eksperimen O1 X O2
Keterangan :
O1 : Nilai pretest (sebelum diberi treatment)
O2 : Nilai posttest (sesudah diberi treatment)
X : Treatment
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisir yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”5 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS1 dan XI IPS 2
3 Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for
Research, (Chicago:Handbook of Research on Teaching), h.7 4 Ibid.
5 Op.cit., h. 117
32
MAN 19 Jakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Karena
berjumlah 34 siswa pada masing-masing kelas, maka populasinya adalag
68 siswa.
2. Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.”6 Sampel penelitian yang digunakan
diambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 1 berjumlah 34. Teknik pengambilan
sampel yang dilakukan dengan cara Probability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian
teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto, “tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.”8 Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh
dari kelas eksperimen. Tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :
a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di kelas yang sudah dipilih
sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dikarenakan penelitian ini
hanya diadakan dalam satu kelas.
b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan objek
penelitian yaitu kelas eksperimen sebanyak dua kali.
c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah diberi
perlakuan.
6 Ibid., h.118
7 Ibid., h.120
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h., 53
33
d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi perlakuan,
selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan dipersiapkan untuk
bahan penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Dalam
penelitian ini digunakan Observasi Berperan Serta, penelitin terlibat dalam
kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan berperan serta dalam memperoleh data.
3. Wawancara
Wawamcara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden dengan tujuan
mendapatkan pendapat dari respon. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan wawancara tidak terstruktur.
E. Instrumen Penelitian
1. Test
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Tes
yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple
choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang
digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol
(0) untuk jawaban salah. Instrumen penelitian ini akan diujikan pada uji
validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
2. Non-Tes
a. Lembar Observasi
Lembar observasi dimana peneliti mengamati selama proses
pembelajaran dan penelitian berlangsung dengan melibatkan teman
sejawat untuk menilai apakah penelitan berlangsung sesuai dengan
rencana penelitian dan benar menerapkan metode pembelajaran yang
sedang diberlakukan terhadap kelompok eksperimen dimana penelitian
34
ini menggunakan metode karyawisata. Dengan terlibatnya pengamat
lain, maka data yang diperoleh dapat dijadikan salah satu bahan
rujukan terhadap metode karyawisata.
b. Wawancara
Instrument penelitian Non-Tes berupa wawancara digunakan untuk
mengetahui respon dan pendapat sisiwa yang menjadi sumber data
terhadap metode yang telah diberlakukan dalam hal ini metode
karyawisata. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui harapan
sisiwa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui harapan sisiwa
dalam proses pembelajaran berikutnya. Wawancara ini digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang.
F. Kontrol terhadap Validitas Internal
Sebelum tes tersebut sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan
uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang telah ditetapkan. Uji
coba ini dimaksud untuk mengetahui apakah soal tes tersebut telah memenuhi
persyaratan seperti uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan
sebagai alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas
yang akan diukur adalah validitas butir soal atau validitas item.
Menurut Arikunto, “validitas adalah ketepatan”9 dan “sebuah tes disebut
valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.”10
Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel
internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrument
secara keseluruhan.
9 Suharsimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidikan, h.60
10 Ibid., h.59
35
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada
analisis butir soal menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut11
:
√
: Koefesien korelasi biseral
Mp : Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
Mt : Rata-rata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar. Banyaknya jumlah siswa
yang benar dibagi jumlah seluruh siswa
q : Proporsi siswa yang menjawab salah. 1-p
Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti
menggunakan software SPSS untuk menghitung validitas soal. Untuk
mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka pbi dibandingkan dengan
tabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika maka soal tersebut
valid dan jika maka soal tersebut tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Menurut Arikunto, “realibilitas berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti.”12
Realibilitas adalah tetetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.
Untuk menghitung realibilitas soal dapat menggunakan rumus Kuder-
Richardson atau yang dikenal K-R 20, yaitu13
:
11
Ibid., h.79 12
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.86 13
Ibid., h.100
36
∑
: Realibilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah 1-p
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti
menggunakan software SPSS untuk menghitung realibilitas soal. Untuk
mengetahui realibilitas butir soal, maka pbi dibandingkan dengan tabel
dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika maka soal tersebut lulus
uji realibilitas dan jika maka soal tersebut tidak lulus uji
realibilitas.
3. Uji Daya Pembeda
Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.”14
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan
soal instrumen dalam membedakan sisiwa yang pandai dengan siswa yang
kurang pandai. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda adalah15
:
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
14
Ibid., h.211 15
Ibid., h.213
37
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
4. Uji Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena di luar jangkauan.16
Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus17
:
P : Indeks kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,
maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai
berikut18
:
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
16
Ibid., h.207 17
Ibid., h.208 18
Ibid., h.210
38
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono, dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis respponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, untuk melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.19
Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut menggunakan uji N-Gain
Data preteset dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan
perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi
siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah metode karyawisata
dan sebelum menggunakan metode karyawisata.
Menurut Meltzer untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest
dapat menggunakan rumus Normalized Gain.20
Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :
g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70
g-rendah : nilai G < 0,30
Setelah itu data kuantitatif akan diuji dan uji parametrik yaitu dengan uji-t,
dengan ketentuan jika data berdistribusi normal dan homogen.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h.207 20
Lia Lusisana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMP PGRI 56 Jakarta, FITK, UIN Jakarta, 2013 BAB III h.38
39
1. Uji Pra Syarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji
liliefors (taraf signifikan α 0,05)
Lo = F(Zi) – S(Zi)
Keterangan :
Lo : harga mutlak terbesar
F(Zi) : peluang angka baku
S(Zi) : proporsi angka baku
Dengan kriteria pengujian :
Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal
Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar
b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus :
Keterangan :
Zi : skor baku
xi : skor data
: mean
S : simpangan baku
c. Nilai Zi dikonsultasikan denga n daftar F (kolom Z table)
d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif,
maka F(Zi) : 0,5 + Zt
e. Untuk kolom S (Zi) :
f. Kolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)-
S(Zi)
40
g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk
menentukan Lo
h. Apabila Lo hitung < Lo table maka sampel berasal dari distribusi
normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai
varians yang sama, oleh karena itu perlu melakukan pengujian kesamaan
dua varians atau lebih. Populasi dengan varians yang sama besar
dinamakan populasi dengan varians yang homogen.21
Uji homogen dilakukan pada skor pretest dan posttest dengan
menggunakan uji Fisher dengan rumus :
∑ ∑
Keterangan :
F : homogenitas
S12 : varians terbesar
S11 : varians terkecil
Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis
Ho : kedua varians berasa; dari populasi yang homogen
Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen
b. Membandingkan statistic hitung dengan statistik table
Jika F hitung < F table : Ho diterima
Jika F hitung > F table : Ho ditolak
c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians
terkecil)
d. Tentukan nilai F hitung
21
Sudjana., h.249
41
e. Tentukan nilai F table
Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji
homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikan (α)
0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data
berdistribusi tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes
siswa dari hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan uji-t
dengan menggunakan rumus sebagai berikut22
:
√∑
Keterangan :
Md : Mean dari deviasi antara pretest dan posttest
Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N : Banyaknya subjek
Df : Atau db adalah N-1
Selanjutnya menghitung hipotesis :
Jika thitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung ≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Mengajukan hipotesis, yaitu :
H0 : μA = μB
H1 : μA ≠ μB
22
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) h., 86
42
μA : nilai pretest geografi siswa sebelum menggunakan metode karyawisata
μB : nilai posttest geografi siswa setelah menggunakan metode karyawisata
H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.
43
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta
1. Sejarah MA Negeri 19 Jakarta
Semula madrasah ini merupakan kelas jauh dari MA Negeri 10 Joglo
Jakarta Barat dan menjadi madrasah yang berdiri sendiri pada tanggal 19 Juni
2009 yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi DKI Jakarta Bapak H. Fauzan Harun, SH. Selaku kepala madrasah
yang pertama, Bapak Drs. Barkat Guna Harahap, dengan kepemimpinannya
yang berwibawa mampu membawa madrasah ini ke level yang lebih
bergengsi di antara madrasah yang ada di DKI Jakarta. Guna meraih cita-cita
dan harapan yang tinggi, kami dari segenap Civitas Akademika MANegeri 19
Jakarta memiliki visi “Mewujudkan MAN 19 Jakarta sebagai wadah
pembentukan insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara dan Agama”.
Untuk mewujudkan visi tersebut kami mengemban misi sebagai berikut:
Melengkapkan sarana dan prasarana madrasah sesuai perkembangan teknologi
dan tuntutan akademik, Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan melalui kerja sama dengan pihak lain atau pembinaan sendiri,
Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran, Menciptakan lingkungan madrasah yang Islami, baik dalam
proses interaksi maupun penataan ruang dan mengikutsertakan peran
masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu hasil pendidikan
dan pembelajaran di MA Negeri 19 Jakarta.
44
2. Visi, Misi dan Motto MA Negeri 19 Jakarta
a. Visi
Terwujudnya MA Negeri 19 Jakarta sebagai wadah pembentukan
insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara, dan Agama.
b. Misi
1. Menyempurnakan sarana prasarana MA Negeri 19 Jakarta sesuai
perkembangan teknologi dan tuntutan akademik,
2. Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
MA Negeri 19 Jakarta melalui kerjasama dengan pihak lain atau
pembinaan sendiri,
3. Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa MA
Negeri 19 Jakarta melalui proses pembelajaran,
4. Menciptakan lingkungan MA Negeri 19 Jakarta yang islami baik
dalam pergaulan maupun penataan dan,
5. Mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan dan
meningkatkan mutu hasil pendidikan dan pembelajaran di MA
Negeri 19 Jakarta.
c. Motto
ITC : Inovatif, Terampil, Cerdas
3. Identitas dan Geografis
Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 19
Jakarta
Alamat Madrasah : Jl. H. Muchtar Raya H. Jaelan III RT.05/01
Petukangan Utara Jakarta Selatan
No. Telepon : (021) 7362836
Fax. : (021) 7362987
Kelurahan : Petukangan Utara
45
Kecamatan : Pesangrahan
Kotamadya : Jakarta Selatan
Provinsi : DKI Jakarta
Kode Pos : 12260
Nama Kepala Madrasah : H. Ismail Nur, Lc., M.Ag.
Status Madrasah : Negeri
Akreditasi Madrasah : A
Standar Madrasah : Rintisan MSN
Keadaan Gedung : Permanen
Nomor Statistik Madrasah : 311317131013
Tahun Didirikan/Dibangun : 2008/2009
Tahun Beroperasi : 2009/2010
Status Tanah : Sertifikat
Luas Tanah : 13.234.74 M2
Luas Bangunan : 3.870.62 M2
4. Guru dan Tenaga Pendidik
Karyawan adalah penunjang disekolah agar segala kegiatan disekolah
dapat terencana dan berjalan Jancar.Jurnlah seluruh personal madrasah
sebanyak 69 orang, terdiri atas 45 orang guru dan 24 orang karyawan.
5. Siswa
Adapun jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun ajaran
2014/2015 berjumlah 560. Jumlah siswa tersebar dalam rombongan belajar kelas
X sebanyak 7 rombongan belajar, kelas XI sebanyak 7 rombongan belajar dan
kelas XII sebanyak 5 rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut:
46
Tabel 4.1
Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta
No. Kelas Jurusan Laki-laki Perempuan Jumlah
Murid
1. X MIA 1 8 19 27
2. X MIA 2 9 17 26
3. X MIA 3 6 22 28
4. X IIS 1 13 24 37
5. X IIS 2 12 27 39
6. X IIK 1 16 21 37
7. X IIK 2 19 17 36
JUMLAH 230
8. XI IPA 1 5 16 21
9 XI IPA 2 5 16 21
10 XI IPA 3 5 15 20
11. XI IPS 1 17 15 32
12. XI IPS 2 17 17 34
13. XI AGAMA 1 12 16 28
14. XI AGAMA 2 13 16 29
JUMLAH 185
13. XII IPA 5 22 27
14. XII IPS 1 12 19 31
15. XII IPS 2 12 18 30
16. XII AGAMA 1 15 14 29
17. XII AGAMA 2 13 15 28
JUMLAH 145
JUMLAH SELURUHNYA 214 346 560
47
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan merupakan
penunjang kclancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang tersedia
di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta antara lain sudah ternilai lengkap.
Seluruh labolatorium untuk IPA, Fisika, Bahasa dan Komputers sudah terdapat di
MAN 19 Jakarta. Ruang auditorium, perpustakaan hingga ruang koperasi juga
dimiliki MAN 19 Jakarta. Untuk sarana siswa terdapat parkiran dan lapangan
yang telah dipasang ring basket, gawang dan tiang volly.
B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest
1. Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta
Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April
2015, pada saat itu siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa
melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, menggunakan metode
ceramah dan diskusi, dan diakhir pelajaran siswa diberi soal pretest yang
berjumlah 20 butir soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa
sebelum diberikan pembelajaran dengan metode karyawisata dan siswa
diumumkan untuk minggu depan menyiapkan diri belajar dengan
menggunakan metode karyawisata.
Pada pertemuan kedua eksperimen pada tanggal 6 Mei 2015 siswa
mempersiapkan diri dan dibawa ke Hutan Kota Srengseng untuk belajar
dengan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru menjelaskan upaya
penyelamatan lingkungan dan usaha-usaha manusia dalam menjaga
kelestarian lingkungan dan memberikan contoh nyata seperti yang ada di
Hutan Kota Srengseng. Setelah itu siswa dibagi menjadi lima kelompok dan
48
dipencar untuk menjelajah Hutan Kota Srengseng dan mencari contoh usaha
pelestarian lingkungan hidup sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah
itu semua siswa berkumpul dan kembali ke sekolah
Pada pertemuan ketiga eksperimen pad tanggal 13 Mei 2015 siswa
mempersiapkan diri kembali untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng dan belajar
dengan menggunakan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru
menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan
memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari. Setelah
itu menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan
masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah
dan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia. Lalu
memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan.
Kemudian guru bersama siswa mendiskusikan bersama siswa tentang akibat
dari lemahnya penegakan hukum, lingkungan. Dan menanamkan kepada
siswa untuk berprilaku adil, jujur dan mencintai lingkungan.
Pada pertemuan ke empat eksperimen dilangsungkan yaitu pada tanggal
20 Mei 2015, pembelajaran tidak lagi dilaksanakan di luar kelas namun di
dalam kelas dengan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan
pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar alam dan
memberikan beberapa contoh nama beserta lokasi taman nasional dan cagar
alam. Setelah itu guru mereview pemahaman siswa berupa pertanyaan lisan
yang telah dijelaskan hari ini. Pada akhir jam siswa diberikan soal posttest
berjumlah 20 soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest.
Setelah dihitung hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh
dari responden atau siswa sebanyak 34 nilai terendahnya 60 diperoleh dari 6
siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 80 diperoleh dari 4 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh
49
siswa yaitu 69.7, median 71, modus 70.78, varians 40.819 dan standar baku
6.30.. Dari hasil posttest diketahui nilai posttest terendahnya 70 diperoleh 3
siswa sedangkan nilai tertingginya 95 diperoleh 1 siswa. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean nilai posttest
dari seluruh siswa yaitu 83,2, median 85.7, modus 85.5, varians 46.79 dan
standar baku 6.8. Berikut adalah data tabel 4.2 dan 4.3 tentang perhitungan
distribusi frekuensi pretest dan posttest yang di dapat :
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest
Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest
Absolut Relatif
1 60-64 62 59.5 64.5 6 14.2857
2 65-69 67 64.5 69.5 6 14.2857
3 70-74 72 69.5 74.5 10 23.8095
4 75-79 77 74.5 79.5 8 19.0476
5 80-84 82 79.5 84.5 4 9.52381
6 85-90 87 84.5 90.5 0 0
Tabel Distribusi frekuensi
NO
Interval
Kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
Absolut Relatif
1 70-74 72 69.5 74.5 3 7.14286
2 75-79 77 74.5 79.5 5 11.9048
3 80-84 82 79.5 84.5 5 11.9048
4 85-89 87 84.5 89.5 10 23.8095
5 90-94 92 89.5 94.5 10 23.8095
6 95-99 97 94.5 99.5 1 2.38095
Tabel Distribusi frekuensi
NO
Interval
Kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
50
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari
pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil
rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest.
Tabel 4.4
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest
Rentang Jumlah Kategori
>0,7 2 Tinggi
0,3-0,7 20 Sedang
<0,3 12 Rendah
Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar
yang tinggi diperoleh oleh 2 siswa dengan nilai N-Gain > 0.7 , sedangkan 20
dikategorikan memeroleh nilai yang sedang dalam rentan nilai 0.3-0.7. Kategori
peningkatan hasil yang rendah yaitu nilai rentang kurang dari 0.3 hanya di dapat
oleh 12 orang. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 34 siswa
tersebut yaitu 0.43 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil
belajar rata-rata dari seluruh siswa dikaegorikan sedang. Berikut adalah grafik
hasil pretest dan posttest yang di dapat :
Grafik 4.1
Grafik Nilai Pretest dan Posttest
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Grafik Nilai Pretest dan Posttest
NILAI PRETEST NILAI POSTTEST
51
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Pra Syarat Analisis Data
Sebelum dilakukan uji analisis data, maka data harus diuji prasyarat
analisis data. Uji prasyarat analisis data dilakukan dengan uji normalitas data
dengan liliefors dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest
dan posttes. Uji ini dimaksudakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya
maka digunakan uji liliefors.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0,05.
Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu
L hitung < L table maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika L
hitung > L table maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan
secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Rekap Uji Normalitas
Data Pretest Posttest
N 34 34
Varians 40.819 46.79
Standar Deviasi 6.30 6.8
Lhitung 0.128248 0.128322
Ltabel 0.151 0.151
Kesimpulan Normal Normal
52
Pada table diatas terlihat bahwa kedua data memiliki L hitung yang lebih
kecil dari L table. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut
bersifat homogen atau tidak makan dilakukanlah uji homogenitas. Data
yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan posttes.
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0.05. Keputusan
pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika F hitung < F table maka
dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika F hitung > F table ,
dinyatakan data tidak bersifat homogen. Dari perhitungan secara statistik
yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Hasil Belajar
Data Pretest Posttest
N 34 34
Varians 39.619
Standar Deviasi 6.2943 6.793
Fhitung 1.146 1.146
Ftabel 1.82 1.82
Kesimpulan Homogen Homogen
53
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F
hitung 1,146 dan nilai F table 1.82 maka dapat dinyatakan kedua data tersebut
bersifat homogen.
2. Uji Hipotesis Data
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data
berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada
analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan
skor posttest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t.
untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima, H1 ditolak
Jika t hitung ≥t tabel : Ho ditolak, H1 diterima
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode
karyawisata.
Nilai T hitung =
√
( )
√
( )
54
√
Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh Ttabel 2.02 dan Thitung
9.7139 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan
yang diperoleh jika T hitung ≥ T tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima artinya
ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa yang menggunakan
metode pembelajaran karyawisata.
D. Pembahasan Hasil Observasi
Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrument lembar observasi.
Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau
parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Aspek Pra Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi selama 4 kali tatap muka, 2 diantaranya
menggunakan metode karyawisata selama proses proses pembelajaran yang
diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengaturan tempat duduk
siswa dan pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran mengalami
perubahan yang sangat signifikasn. Pada observasi pada pertemuan pertama di
kelas, hasil dari pengamatan peneliti terlihat suasana kelas di dalam kelas
kurang rapi karena jam pelajaran yang peneliti masuki bertepatan setelah
istirahat untuk sholat Zuhur dan makan, banyak siswa yang belum memasuki
kelas setelah bel masuk berbunyi dan banyak diantara mereka yang makan di
jam pelajaran karena ketersidaan waktu yang dirasa kurang. Setelah semua
siswa berkumpul di dalam kelas, masih ada beberapa siswa yang bercanda dan
belum siap menerima pelajaran. Pemandangan seperti ini menjadi tidak
nyaman dilihat dan mengganggu fokus dalam proses pembelajaran.
55
Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 4 yang berarti kurang
baik.
Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran berdasarkan hasil
pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap dikarenakan beberapa
siswa yang masih asik mengobrol sendiri dengan teman-temannya,
menggunakan gadget, bahkan ada yang sedang tertidur di dalam kelas. Pada
saat memulai pembelajaran siswa cukup antusias, bersemangat dan
berkonsentrasi dalam memulai pelajaran terlihat dari LKS dan buku yang
sudah disiapkan di meja tetapi masih ada beberapa siswa yang belum
mengeluarkan buku dan LKS-nya. Namun siswa kurang antusias mencari
sumber referensi dari buku lain, mereka hanya mengandalkan LKS dari
sekolah dan internet, ada pula beberapa siswa yang mempunyai buku Geografi
kelas XI dari kaka atau sanak saudara.berdasarkan hasil pengamatan ini
peneliti memberi skor 3 (kurang baik). Kesiapan siswa yang kurang dan
tempat duduk yang belum rapi serta kehadiran siswa yang lambat berlanjut
sampai pada pertemuan keempat dikarenakan jam pelajaran Geografi setelah
jam istirahat ke dua.
2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran
Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka
pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti
terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab salam dari guru, namun ada
beberapa siswa yang tidak menjawab salam dari guru dikarenakan
penggunaan headset atau sedang mengobrol dengan teman. Pada hal ini
peneliti memberikan skor 4. Kemudian pada point mengenai perhatian siswa
mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai oleh siswa
masih tidak terlalu memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih ada
siswa yang mengobrol dan mengantuk, serta ada yang masih makan diam-
diam sehingga dalam pengamatan peneliti memberi skor 4. Pada poin doa
bersama sebelum dimulai pelajaran, terlihat siswa antusias karena doa
56
dipimpin oleh siswa terpilih yang aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga peneliti memberi skor 5 yang artinya sangat baik. Pada poin
pemberian motivasi berupa kata-kata mutiara yang dapat membangkitkan
semangat belajar oleh guru siswa secara keseluruhan cukup antusias dan
memberikan respon yang positif karena pengambilan kata-kata tersebut dari
orang-orang terkenal yang mereka kenal dan beberapa dari siswa
mengidolakannya, sehingga menurut yang peneliti perhatikan maka peneliti
memberikan skor 5 yang artinya sangat baik. Respon pada kegiatan awal
pembelajaran selalu mendapat respon yang sama dari siswa hingga akhir
pertemuan.
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a) Penjelasan Materi Pelajaran
Pada perteman pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan perhatian terhadap
materi yang diajarkan, siswa terlihat antusias dan memperhatikan apa
yang guru jelaskan meskipun ada beberapa siswa yang masih mengobrol
dengan teman dan memberikan komentar-komentar lucu saat guru
menjelaskan yang membuat suasana kelas tidak tegang dan santai, hal ini
juga membuat siswa tidak jenuh saat kegiatan pembelajaran. Sehingga
dalam pengamatan peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik.
Namun pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan kembali
mengenai pengertian-pengertian yang guru terangkan dan menyebutkan
sebab-sebab kerusakan lingkungan hidup, siswa bisa menjawab dengan
menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal namun ada beberapa
pokok pengertian yang tidak disebutkan, sehingga pada dua poin ini
peneliti memberikan skor 4 yang artinya baik. Setelah pembelajaran
dengan metode ceramah aktif dari guru dan siswa, guru membentuk siswa
menjadi lima kelompok dan meminta siswa untuk mendiskusikan proses
57
dan dampak dari pencemaran. Pada saat kegiatan diskusi tersebut, peneliti
melihat siswa yang kurang aktif dalam kelompok, bermain gadget, dan
mengobrol dengan teman. Sehingga pada poin ini berdasarkan
pengamatan peneliti memberikan skor 4. Kemudian setelah berdiskusi
mengenai proses dan dampak dari pencemaran yang menjadi tema
kelompok masing-masing, guru meminta siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok mereka. Pada kegiatan ini peneliti melihat banyak
siswa yang tidak memperhatikan ketika kelompok lain sedang maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi, ada beberapa siswa yang bercanda
dengan teman, mengobrol, bermain gadget dan tiduran. Karena kurangnya
respon dari siswa maka peneliti memberikan skor 4. Setelah
mendengarkan penjelasan kelompok lain tentang tema yang diangkat
siswa diminta memberikan tanggapan dan pertanyaan, namun respon dari
siswa kurang antusias terlihat dari banyaknya siswa yang mengacungkan
tangan untuk memberikan tanggapan beserta pertanyaan, maka dari
penelitian ini peneliti memberi skor 4.
Pada pertemuan ke dua, saat guru memberikan penjelasan mengenai
materi pelajaran terlihat respon siswa yang kurang tertarik karena mereka
sudah tidak sabar untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng untuk
berkaryawisata, banyak siswa yang sudah memasukan buku-buku ke
dalam tas dan menyiapkan diri, pada poin ini peneliti memberikan skor 4.
Karena kurangnya minat siswa untuk memperhatikan materi, akhirnya
pada saat guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan materi yang
sudah guru terangkan mereka hanya bisa menjawab seadanya, pada
kegiatan ini guru memberikan skor 4. Sesampainya di Hutan Kota
Srengseng siswa langsung berkumpul sesuai kelompok yang telah
dibentuk dan segera berpencar sesuai kelompok untuk menganalisis dan
mencari contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng, melihat
respon siswa yang positif dan tangga maka peneliti memberikan skor 5.
58
Pada pertemuan ke tiga pembelajaran inti dilaksanakan di Hutan Kota
Srengseng sepenuhnya. Pada kegiatan inti pembelajaran ini ketika guru
menjelaskan mengenai etika lingkungan hidup terlihat respon siswa yang
cukup baik namun terlihat kurang antusias karena ada beberapa siswa
yang sibuk melihat-lihat sekitar Hutan Kota Srengseng yang saat itu
menjadi sarana belajar, sehingga peneliti memberikan skor 4 pada poin
ini. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai penegakan
lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan
lingkungan hidup. Pada saat penjelasan mengenai hubungan masyarakat
dengan lingkungan hidup terlihat respon siswa yang antusias dan tertarik
sekali karena pada materi ini guru dan siswa sangat aktif berdiskusi,
contoh kasus yang siswa ketahui banyak, dan siswa dapat melihat contoh
langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng tentang hubungan
masyarakat sekitar dan penegakan hukum lingkungan, sehingga peneliti
memberikan skor 5 pada kegiatan ini. Kemudian guru meminta siswa
untuk memberanikan diri untuk menjelaskan kembali tentang etika
lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup, pada kegiatan ini
respon siswa tidak terlalu aktif hanya satu orang yang memberanikan diri
untuk menjelaskan kembali materi yang guru sampaikan tadi. Berdasarkan
pengamatan yang peneliti lihat, maka peneliti memberikan skor 4.
Di pertemuan ke empat pembelajaran dilangsungkan di dalam kelas
seperti biasanya. Pada kegiatan initi pembelajaran ketika guru
memberikan penjelasan materi tentang pengertian cagar alam, suaka
margasatwa dan taman nasional terlihat respon siswa yang cukup baik, ada
beberapa siswa yang bertanya mengenai perbedaan dari pengertian
tersebut dan bertanya kepada guru tentang taman nasional dan cagar alam
yang mereka ketahui dari berita dan artikel, namun ada beberapa siswa
yang terlihat mengantuk dan tiduran dikarenakan hari yang terik dan jam
siang yang membuat siswa mengantuk, sehingga peneliti memberikan
59
skor 4 pada kegiatan ini. Kemudian ketika guru memberikan contoh
nama-nama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia, terlihat
respon siswa yang baik karena ada dari beberapa siswa yang pernah
datang ke taman nasional dan cagar alam tersebut, pada kegiatan ini juga
masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran maka peneliti
memberikan skor 4. Setelah diberikan pengertian dan diberikan contoh-
contoh taman nasional dan cagar alam di Indonesia, guru meminta siswa
untuk menyebutkan kembali nama serta lokasi beberapa taman nasional
dan cagar alam, pada kegiatan ini respon siswa sudah mulai membaik
meskipun banyak siswa yang masih mengintip catatan yang diberikan dan
LKS, maka peneliti memberikan skor 4 pad kegiatan ini.
b) Pendekatan dan Strategi Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama
hingga keempat dapat disimpulkan bahwa siswa lebih antusias dalam
mengikuti proses belajar yang dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng dari
pada di kelas. Namun dari setiap pertemuan, siswa cukup terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dengan kelompok dan
mengerjakan tugas yang guru berikan, dari pengamatan pertemuan
pertama hingga ke empat peneliti memberikan skor 4. Ketika diberikan
kesempatan untuk berpendapat siswa terlihat aktif dan mau berkomentar
meskipun banyak yang memberikan komentar dengan kata-kata dan
bahasa yang lucu dan disambungkan dengan materi yang sedang
dipelajari. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti memberi skor 5. Siswa
terlihat kurang antusias dalam mencatat yang guru jelaskan secara lisan,
hanya beberapa siswa yang mencatat di buku catatan. Lain halnya jika
guru memberikan catatan dengan cara menuliskan di papan tulis atau
power point, semua siswa ikut mencatat sehingga peneliti memberikan
skor 4. Kemudian proses pembelajaran dari awal hingga akhir diikuti
seluruh siswa hanya ada beberapa siswa yang izin ke belakang ketika
60
kegiatan diskusi atau pemberian tugas, namun siswa langsung kembali ke
kelas dan mengikuti pembelajaran sehingga peneliti memberi skor 5 pada
kegiatan ini.
c) Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama hingga ke
empat terlihat interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang
digunakan cukup baik, terlihat dari siswa membuka dan membaca LKS
ketika penjelasan yang di dasarkan dari LKS atau power point yang
digunakan guru. Media pembelajaran berupa sarana Hutan Kota
Srengseng juga diberikan respon positif dari siswa karena siswa terlihat
tidak sabar untuk bersama pergi ke Hutan Kota Srengseng, siswa juga
terlihat antusias untuk menjelajahi fasilitas disana, namun ada beberapa
siswa yang mengganggu pengunjung lain sehingga peneliti memberikan
skor 4. Ketertarikan siswa pada materi yang disajiakn dengan media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terlihat baik
dikarenakan respon siswa yang baik, mau mendengarkan guru
menjelaskan, membaca LKS dan siswa terlihat antusias ketika guru
mengatakan akan mengadakan pembelajaran di Hutan Kota Srengseng
sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian ketekunan dalam
mepelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet
dan LKS terlihat siwa cukup tekun khususnya dalam mempelajari sumber
yang ada di internet, untuk sumber LKS dan buku lainnya terlihat siswa
tidak begitu antusias karena siswa tidak memiliki kesadaran sendiri untuk
mempelajari sumber belajar tersebut, harus diminta guru untuk membuka
LKS dan buku sumber lainnya.
d) Penilaian Proses
Siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru,
namun ada beberapa siswa yang malas mengerjakan dan telat
61
mengumpulkan tugas yang guru berikan sehingga dalam poin ini peneliti
memberikan skor 4. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar
namun ada beberapa poin-poin yang siswa lupakan dan pada kegiatan ini
guru harus beberapa kalo menyebut nama siswa untuk menjawab
pertanyaan guru tanpa adanya kesadaran siswa sendiri memeberikan
jawaban sehingga pada poin ini peneliti memberikan skor 4.
e) Penggunaan Bahasa
Berdasarkan yang peneliti lihat dari pertemuan pertama hingga
pertemuan ke empat, kegiatan mengemukakan pendapat oleh siswa
berjalan baik. Siswa yang disebutkan namanya berani mengemukakan
pendapat meskipun ada beberapa siswa yang mengemukakan pendapatnya
tanpa diminta oleh guru, dan ada siswa yang memberikan pendapat
dengan kalimat-kalimat lucu serta lawakan mengejek temannya sehingga
peneliti memberikan skor 4 pada poin mengemukakan pendapat. Pada
poin mengajukan pertanyaan peneliti memberikan skor 4 karena siswa
terlihat tidak banyak mengajukan pertanyaan dan guru harus beberapa kali
bertanya pada siswa untuk yang mau bertanya mengenai materi yang telah
disampaikan.
4. Aspek Penutup
Pada kegiatan penutup, berdasarkan pertemuan pertama hingga pertemuan
ke empat hampir sama keterlibatan siswa dalam memberikan rangkungan atau
kesimpulan secara lisan tidak terlalu aktif dan guru harus mengacak nama dan
menyebutkan nama siswa untuk memberikan rangkuman secara lisan
sehingga peneliti memberikan skor 4 pada setiap pertemuan.
E. Pembahasan Hasil Wawancara
Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini selain data
observasi juga wawancara. Objek yang dijadikan dalam wawancara adalah siswa
62
kelas XI IPS 1 yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang. Berikut adalah hasil
wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai senang atau tidak senang dalam pembelajaran Geografi
semuanya menyatakan senang dengan pelajaran Geografi karena bisa
mempelajari bumi, tata surya, lingkungan dan alam.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran Geografi yang
dilakukan guru bidang studi pada saaat pembelajaran di kelas maupun pada saat
menggunakan metode karyawisata responden menjawab asik, komunikatif,
friendly, cukup menyenangkan dan suka karena banyak menggunakan contoh
yang nyata. Bukan dilihat dari metode pembelajarannya. Dalam proses
pembelajaran di kelas berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti
metode yang digunakan yaitu guru memberikan ceramah di depan kelas sesuai
dengan isi LKS lalu memberikan tugas latihan dari LKS ataupun soal dari guru
yang dapat disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional
dalam proses pembelajaran Geografi.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalamp pembelajaran
Geografi secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses pembelajaran
Geografi agar diberikan contoh lebih banyak dan lebih nyata, diberikan ceramah
dengan metode konvensional dan diminta untuk merangkum pelajaran yang telah
diterangkan secara tulisan, serta siswa tidak mengukai metode belajar yang terlalu
banyak diberikan tugas.
Selanjutnya berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai suka atau tidak suka pembelajran Geografi dengan menggunakan
metode pembelajaran karyawisata secara keseluruhan siswa menyukai karena
siswa dapat melihat fenomena langsung yang dijadikan contoh sehingga siswa
63
dapat lebih mudah mengerti, dapat menganalisis berdasarkan fenomena nyata
yang siswa lihat serta tidak bosan karena belajarnya di tempat yang baru bukan di
kelas.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata, adapun yang
menjadi kelebihannya yaitu menyenangkan bisa sambil jalan-jalan karena siswa
jenuh belajar di dalam kelas, dapat melihat fenomena nyata yang dijadikan materi
belajar dan contoh, serta siswa merasa senang karena merasa dekat dengan alam.
Dalam hal kekurangan, semua siswa yang diwawancarai menjawab kurang
lamanya waktu yang diberikan saat di tempat karyawisata dan membutuhkan
banyak waktu perjalanan dari sekolah sampai ke tempat karyawisata.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan
mengenai saran terhadap pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata agar
lebih baik secara keseluruhan siswa memberikan saran agar diberikan waktu yang
lebih lama saat di tempat karyawisata dan pengkondisian yang lebih baik agar
siswa dapat lebih tertib dan teratur.
F. Hasil Pembahasan Penelitian
Metode pembelajaran karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran
yang relevan dan realistis, dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan
dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan rasa ingin tahu siswa,
membangkitkan sikap analitis, membuat pembelajaran bersifat aktual dan faktual,
membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu. Dalam pelaksanaannya
metode melibatkan siswa untuk belajar secara individu juga belajar secara
kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dengan
menggunakan metode pembelajaran karyawisata ini siswa terlihat lebih antusias
dalam berdiskusi secara berkelompok, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru, mencapai pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja
64
sama secara postif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu dan
tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang
dijadikan sampel penelitian sebesar 69,7. Setelah diberikan treatment berupa
pembelajaran menggunakan metode karyawisata sebanyak 2 kali setiap
pertemuan lama waktunya 3 jam nilai rata-rata kelas dalam posttest meningkat
menjadi 80,29. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar
dengan metode pembelajaran karyawisata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 9,04 dan ttabel 2,02 karena
thitung > ttabel, maka H1 diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil
pengujian uji t pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh
positif terhadap hasil belajar Geografi siswa. Hal ini menyatakan bahwa guru
tidak lagi menjadi center dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa turut
aktif dalam kegiatan belajar.
Seperti yang dikatakan Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain bahwa metode
karyawisata memiliki kelebihan memanfaatkan lingkungan nyata, memiliki bahan
pelajaran lebih luas dan aktual. Pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga lebih
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode karyawisata dapat
memanfaatkan lingkungan nyata dan aktual sebagai bahan pelajaran yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa.
Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan adanya
perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa, dimana nilai yang
diperoleh pada saat posttest lebih tinggi dari pada saat pretest. Terdapatnya
pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan
wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika dalam proses
65
belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar
dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncakan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut pada tiap
pertemuan terlihat keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar
mengajar.
Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian
pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar
Geografi siswa maka di dukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari
hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa dari ketiga siswa yang
dipilih secara acak dan diwawancarai memeberikan jawaban yang positif terhadap
hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti terlihat pada antusias
siswa pada saat dilakukan metode karyawisata karena siswa lebih paham terhadap
materi dan dapat melihat contoh fenomenanya secara langsung.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan metode
karyawisata terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilai t hitung =
9,7139 lebih besar dari t tabel = 2,02 dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Selain
itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah diberikan perlakuan metode
karyawisata sebanyak dua kali nilai rata-ratanya 83,23, lebih tinggi dibandingkan
pretest sebelum diberikan perlakuan metode karyawisata yang nilai rata-ratanya
69,7.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di luar
kelas, ketika melakukan observasi tidak saling mengandalkan satu sama
lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di luar kelas.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang
pembelajaran diluar kelas harus lebih jelas dan guru harus lebih
memperhatikan jarak dari sekolah ke tempat penelitian
3. Bagi Sekolah
67
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran di luar kelas, adanya
buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
karyawisata tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan
antara metode karyawisata terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap
perubahan minat siswa.
68
DAFTAR PUSTAKA
Alfandi, Widoyo. Epistimologi Geografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press. 2001
Anas, Muhammad. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Muhammad Anas
Press. 2013
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rieneka Cipta. 2006
Caroll, Kathleen. A Guide to Great Field Trips. New York: Zephyer Press. 2007
Campbell, T. Donald dan Julian C. Stanley. Experimental and Quasi Experimental
Design for Research. Chicago: Handbook of Research Teaching. 2007
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswa Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. 1998
Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Rieka Aditama. 2007
Hamlik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
Hermawan, Iwan. Geografi: Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing. 2009
Laila, Nurajmi. “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi Siswa Kelas 10 SD Negeri Cinere 2.” Skripsi S-1 Jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013
Lusiana, Lia. “Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) trehdap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat.” Skripsi S-1
Pendidikan IPS FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta . 2013
Mudyahardjo, Redjo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2002
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2004
69
Sabri, H.M Alifus. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Press. 2005
Sari, Nur Alfi Lail. “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8
Tangerang Selatan.” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2013
Sari, Ditha Anggunia Prinandita. “Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode
Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada Peserta Didik Kelas X 8
SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah.” Skripsi S-1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
2011
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabet. 2008
Shaffat, Idri. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2009
Sumaatmadja, Nursid. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. 1997
Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.
Jakarta: Bumi Aksara. 2009
Surakhmad, Winarto. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jenmars. 1980
Suyanto dan Asep Jihat. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. 2013
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos. 1999
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
2010
Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Pelaksanaan Pendidikan.
Jakarta: UIN Jakarta. 2006
KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. 2001
70
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Geografi
Satuan Pelajaran : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Kompetensi :
1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
2. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3. Indikator : - Menjelaskan kerusakan lingkungan hidup
- Menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup
4. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan dan memahami kerusakan lingkungan
hidup.
2. Siswa dapat menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup.
Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :
mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras
dan peduli lingkungan.
5. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Metode : ceramah dan diskusi
A. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada siswa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu.
3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu
4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik
untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta
didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar.
71
Lampiran 1
5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai kerusakan
lingkungan yang terjadi disekitar dan mengarahkan kepada peserta didik
mengenai materi penegakan hukum lingkungan.
B. Kegiatan Inti (90 menit)
1. Guru menjelaskan kerusakan ekologi akibat pembangunan.
2. Guru menjelaskan sedikit kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh
proses alam dan kegiatan manusia serta mengajak peserta didik
mendiskusikannya.
3. Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok untuk mendiskusikan
proses dan dampak dari pencemaran udara, pencemaran suara, pencemaran air
dan pencemaran tanah.
4. Peserta didik menjelaskan hasil diskusi di depan kelas
C. Penutupan (20 menit)
Refleksi dan penilaian
1. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa
rangkuman materi secara lisan.
2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat
itu.
3. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 41.
4. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran dengan menggunakan
metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng.
5. Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit.
6. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
7. Media dan Sumber
1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI
2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)
3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.
4. Gambar
8. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
72
Lampiran 1
1. Menjelaskan kerusakan
lingkungan hidup
2. Menjelaskan pengelolaan
lingkungan hidup
Tes Tulis Soal Pretest
Soal Latihan
Tes tulis dilakukan melalui
pemberian tes awal
(pretest) terkait dengan
keseluruhan materi yang
dijarkan
Jelaskan pengertian
pengelolaan lingkungan
hidup beserta contohnya!
Jakarta, 29 April 2015
Guru Bidang Studi Peneliti
Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah
73
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Geografi
Satuan Pelajaran : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Kompetensi :
9. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
10. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
11. Indikator : - Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup
12. Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami pelestarian
lingkungan hidup
Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :
mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras
dan peduli lingkungan.
13. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup
14. Langkah-langkah Pembelajaran
Metode : Karyawisata, ceramah dan diskusi
D. Pendahuluan (15 menit)
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik.
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dengan bertanya siapa yang tidak
masuk hari ini.
3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik berupa kata-kata mutiara yang
dapat meningkatkan semangat belajar lalu guru menunjukan gambar-gambar
tentang pelestarian lingkungan hidup di depan kelas
74
Lampiran 1
4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan mempersiapkan peserta
didik untuk menerima pelajaran dengan memberikan gambar-gambar pelestarian
lingkungan.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai gambar-gambar
tersebut dan mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi pelestarian
lingkungan hidup (gambar berupa macam-macam tumbuhan yang ada di hutan,
illegal loging, dan jenis-jenis hutan)
6. Guru membentuk 5 kelompok untuk diskusi dalam kegiatan metode karyawisata.
7. Guru dan siswa bersiap untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng.
E. Kegiatan Inti (80 menit)
5. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk
melakukan perjalanan.
6. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit)
7. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik.
8. Guru menjelaskan upaya penyelamatan lingkungan hidup dengan metode ceramah
seperti yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa
penyelamatan jenis-jenis pohon yang ada di Hutan Kota Srengseng dan
menjelaskan kepada siswa bahwa tempat ini dahulu adalah tempat pembuangan
sampah hingga tahun 1995 pemerintah menjadikannya sebuah Hutan Kota dengan
sistem gali-timbun.
9. Menjelaskan usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
seperti yang ada pada LKS.
10. Membentuk 5 kelompok dan memberikan tugas untuk mendiskusikan,
menganalisis dan memberikan contoh langsung berupa usaha melestarikan tanah,
usaha pelestarian hutan, usaha pelestarian air, usaha pelestarian udara dan
perlindungan flora dan fauna yang ada di Hutan Kota Srengseng.
F. Penutupan (25 menit)
Refleksi dan penilaian
7. Guru meminta 2 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa
rangkuman materi secara lisan.
75
Lampiran 1
8. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat
itu.
9. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran masih dengan
menggunakan metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota
Srengseng.
10. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
11. Guru mengabsen kembali peserta didik dan mengkondisikan peserta didik untuk
kembali ke sekolah
15. Media dan Sumber
1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI
2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)
3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto
4. Gambar
16. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
1. Menjelaskan pelestarian
lingkungan hidup
Tes Tulis Soal Pretest
dan Posttest
Soal Latihan
Tes tulis dilakukan melalui
pemberian tes awal
(pretest) dan tes akhir
(posttest) terkait dengan
keseluruhan materi yang
dijarkan
Jelaskan pengertian
pelestarian lingkungan
hidup
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Geografi
Satuan Pelajaran : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Kompetensi :
17. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
18. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
19. Indikator : - Menjelaskan etika lingkungan
- Menjelaskan penegakan hukum lingkungan
20. Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik dapat menjelaskan mengenai etika lingkungan
2. Peserta didik dapat menjelaskan penegakan hukum lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :
mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras
dan peduli lingkungan.
21. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup
22. Langkah-langkah Pembelajaran :
Metode : Karyawisata, ceramah dan diskusi
G. Pendahuluan (20 menit)
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik.
2. Guru memerikasa kehadiran peserta didik berupa pertanyaan “siapa yang tidak
masuk hari ini?”
3. Guru menanyakan kabar peserta didik dan mereview sedikit pelajaran minggu
kemarin.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan mempersiapkan peserta
didik untuk mulai belajar.
78
Lampiran 1
5. Guru menunjukan video tentang penegakan hukum lingkungan di depan kelas,
dan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai rangkuman dari
video tersebut lalu mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi
penegakan hukum lingkungan.
6. Menyampaikan kepada peserta didik bahwa hari ini akan menggunakan metode
karyawisata lagi sebagai metode belajar penegakan hukum lingkungan ke Hutan
Kota Srengseng.
H. Kegiatan Inti (80 menit)
11. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk
melakukan perjalanan ke Hutan Kota Srengseng.
12. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit)
13. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik.
14. Guru menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan
memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari.
15. Guru menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan
masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah seperti
yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa hubungan
masyarakat dan pengunjung dengan Hutan Kota Srengseng
16. Menjelaskan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia.
Lalu memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan yang
akhir-akhir ini terjadi dan disertakan gambar kerusakan lingkungan akibat
lemahnya penegakan hukum lingkungan.
17. Mendiskusikan bersama peserta didik tentang akibat dari lemahnya penegakan
hukum,lingkungan. Dan menanamkan kepada peserta didik untuk berprilaku adil,
jujur dan mencintai lingkungan.
I. Penutupan (25 menit)
Refleksi dan penilaian
12. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa
rangkuman materi secara lisan.
13. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat
itu.
79
Lampiran 1
14. Guru menginfomasikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.
15. Guru mengabsen kembali peserta didik.
16. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
17. Guru mengkondisikan dan memandu siswa untuk kembali ke sekolah (15menit)
23. Media dan Sumber
1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI
2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)
3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.
4. Video
5. Gambar
24. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
2. Menjelaskan etika
lingkungan
3. Menjelaskan penegakan
hukum lingkungan
Tes Tulis Soal Pretest
dan Posttest
Soal
Latihan
Tes tulis dilakukan
melalui pemberian tes
awal (pretest) dan tes
akhir (posttest) terkait
dengan keseluruhan
materi yang dijarkan.
Berikan contoh
penegakan hukum
lingkungan di Indonesia!
Jakarta, 29 April 2015
Guru Bidang Studi Peneliti
Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah
80
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Geografi
Satuan Pelajaran : SMA/MA
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Kompetensi :
1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
2. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
3. Indikator : -Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia
4. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan taman nasional dan cagar alam di
Indonesia
Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :
mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras
dan peduli lingkungan.
5. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Metode : ceramah
A. Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi
1. Guru memberikan salam kepada siswa
2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu.
3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu
4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik
untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta
didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berupa nama-nama taman
nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia
B. Kegiatan Inti (85 menit)
81
Lampiran 1
1. Guru menjelaskan pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar
alam
2. Guru menjelaskan sedikit tentang flora dan fauna yang dilindungi di taman
nasioanl dan cagar alam di Indonesia.
3. Guru menyebutkan beberapa nama dan lokasi taman nasional dan cagar alam
yang berada di Indonesia.
4. Guru meminta peserta didik untuk menghafal nama dan lokasi taman nasional dan
cagar alam yang berada di Indonesia.
5. Guru mereview sedikit pelajaran yang ada pada bab pelestarian lingkungan hidup
dan membahas sedikit tentang materi yang dibahas saat metode karyawisata di
Hutan Kota Srengseng
C. Penutupan (25 menit)
Refleksi dan penilaian
1. Guru meminta 3 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa
rangkuman materi secara lisan dan diberikan pertanyaan berupa nama-naman
taman nasional dan cagar alam.
2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat
itu.
3. Guru memberikan soal posttest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit.
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
7. Media dan Sumber
1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI
2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)
3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.
4. Gambar
8. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
4. Menyebutkan taman
nasional dan cagar alam di
Tes Tulis
Soal Pretest
dan Posttest
Tes tulis dilakukan
melalui pemberian tes
82
Lampiran 1
Indonesia
Soal
Latihan
awal (pretest) dan tes
akhir (posttest) terkait
dengan keseluruhan
materi yang dijarkan
Jelaskan perbedaan
taman nasional dan cagar
alam!
Jakarta, 29 April 2015
Guru Bidang Studi Peneliti
Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah
83
Lampiran 2
Materi Ajar
Kerusakan lingkungan hidup
1. Kerusakan ekologi akibat pembangunan
a. Keprihatinan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa penurunan kualitas lingkungan dapat
mengakibatkan tertundanya perekonomian negara. Langkah yang paling penting adalah
dibentuknya kementrian lingkungan hidup pada tahun 1983. Pada tahun 1993, prosess
penyaringan lebih lanjut menghasilkan pemisahan kementrian lingkungan hidup. Dengan
demikian, kementrian lingkungan hidup membawa misi penting dalam upaya
peningkatan kualitas lingkungan hidup di tengah pemerintah yang menargetkan
tercapainya pertumbuhan ekonomi.
b. Penyebab degradasi lingkungan
Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sering kali menjadi akar permasalahan
kemunduran kualitas lingkungan. Sumber daya laut juga mengamali penurunan di
perairan Indonesia banyak yang dijadikan tempat untuk penangkapan ikan secara besar-
besaran dengan menggunakan alat-alat yang merusak ekosistem laut. Langkah pertama
dalam mencari pemecahan masalah terletak dalam menerima kenyataan bahwa
pembangunan tidak berarti pertumbuhan ekonomi semata-matama, tetapi pembangunan
yang juga menghargai nilai lingkungan.
2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam
a. Letusan gunung api
Dampak letusan gunung api
1. Material padat yang dilemparkan seperti keriki, batuan, pasir menimpa
perumahan, pertanian dan hutan
2. Hujan abu vulkanik yang disertai letusan
3. Lava panas yang meleleh akan merusak, bahkan mematikan apa saja yang
dilaluinya.
4. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dapat menewaskan
makhluk hidup
84
Lampiran 2
5. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai sehingga dapat membuat
banjir
6. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk di sekitar
gunung api
b. Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang
pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa
bumi mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa :
Kerusakan bangunan.
Tanah longsor.
Perubahan struktur tanah dan batuan
Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan
Pencemaran udara
Krisis air bersih
Tsunami (gempa bumi di laut)
Jatuhnya korban baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
c. Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa
batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan
air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah
akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung
meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya
pepohonan pada tebing-tebing curam.
d. Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir
Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir
mengakibatkan kerusakan mulai dari kerusakan fisik, terkontaminasinya air
bersih, membunuh tumbuhan yang tidak tahan air dan hewan, pencemaran
lingkungan, penyebaran penyakit, hingga bencana susulan seperti longsor serta
jatuhnya korban.
85
Lampiran 2
e. Kerusakan Lingkungan Akibat Badai dan Angin Topan
Badai, angin topan, angin puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah
bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang
dipicu perbedaan tekanan udara. Bencana ini mengakibatkan kerusakan
lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya) bangunan dan pepohonan, rusaknya
area pertanian dan perkebunan, dan tingginya ombak di laut.
f. Kerusakan Lingkungan Akibat Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Tsunami dapat diakibatkan oleh
gempa bumi yang terjadi di laut, letusan gunung berapi bawah laut, ataupun
longsor di dasar laut. Tsunami meninggalkan kerusakan lingkungan di dalam laut
maupun di sekitar pantai. Kerusakan-kekrusakan tersebut diantaranya adalah
rusaknya terumbu karang dan lamun, kerusakan fisik di sekitar pantai, serta
jatuhnya korban manusia.
g. Kerusakan Lingkungan Akibat Kekeringan
Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada suatu lokasi yang berlangsung
berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim kemarau. Kekeringan dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan lahan pertanian dan
perkebunan, menurunnya kualitas tanah, hingga matinya organisme.
Pengelolaan lingkungan hidup
1. Perlunya pengelolaan lingkungan hidup
a. Orientasi pertumbuhan ekonomi
Kegiatan yang pro-lingkungan (mendukung lingkungan) dipandang sebagai kegiatan
yang anti pembangunan. Dengan demikian pertimbangan ekonomisangat dipengaruhi
pandangan bahwa aktivitas pro-lingkungan adalah mahal. Tantangan pengelolaan
lingkungan hidup saat ini adalah bahwa persoalan lingkungan menjadi semakin berat
karena adanya krisi ekonomi yang berkepanjangan.
2. Demokratisasi pengelolaan lingkungan hidup
86
Lampiran 2
Dengan peraturan perundang-undang itu, pemerintah mengatur dan mengawasi. Beberapa
peraturan perundang-undang itu bersifat dari atas ke bawah yang tidak demoktaris, kaku,
birokratis, dan mengekang perkembangan ilmu dan teknologi.
Pelestarian lingkunagn hidup
1. Upaya penyelamatan lingkungan
KTT Bumi sebagai pertemuan internasional untuk menyelamatkan lingkingan
dilaksanakan saat paradigm globalisasi mulai menguast dan mengalami perkembangan pesat.
Oleh karena itu, pertarungan antara dua wacana yang berbeda antara negara berkembang dan
negara maju tersebut berlangsyng kurang seimbang. Akibatnya, kondisi dunia 10 tahun
setelah KTT Bumi adalah sebagai beriku:
a. Emisi gas karbondioksida (gas rumah kaca) meningkat lebih dari 9% dalam sepuluh
tahun.
b. Kawasan hutan menciut 2.2% sejak tahun 1990
c. Sekitar 27% terumbu karang rusak berat karena pencemaran, pemanasan air laut,
penambangan dan penangkapan ikandimana sepuluh ahun lalu hanya 10% yang rusak
d. Decade 1990-an ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, yaitu
menambahkan lebih dari 10 triliun dolar pertahun pada ekonomi global. Namun,
masyarakat miskin tidak berubah banyak yang jumlahnya sekitar 1 miliar orang
e. Masyarakat di negara kaya kini punya mas hiudp yang lebih panjang dari
sebelumnya, tetapi sekitar 1400-30000 orang mati setiap tahun di negara berkembang
karena penyakit yang ditularkan lewat air.
f. Belanja dari luar negeri menciut dari 69 miliar dolar pada tahun 1992 menjadi 53
miliar dolar pada tahun 2000. Sementara, beban utang negara berkembang dan negara
dalam transisi ekonomi (Eropa Timur) meningkat 34% sejak KTT Bumi menjadi 2.5
miliar triliyun pada tahun 2000.
g. Sementara UNEP (program lingkungan PBB) harus berjuang dengan anggaran hanya
100 juta dolar, belanja militer di seluruh dunia mencapai lebih dari 2 miliar dolar per
hari.
87
Lampiran 2
Dalam KTT kedua setelah sebelumnya di Rio De Janeiro ini, membahas sebagaimana
kebijakan industry negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga agar tidka merusak
lingkungan. Lahirnya konfrensi ini merupakan kesadaran baru bagi dunia atau kelestarian
2. Usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
Hubungan antara manusia dan lingkungannya semenjak dahulu sudah terjalin begitu
erat. Dengan kata lain manusia akan bisa memengaruhi lingkungan hidupnya dan
sebaliknya pula lingkungan hidup juga bisa memengaruhi watak dan sifat manusia.
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada
wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah
perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan
tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik
dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan
cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan
kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi
persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang
memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur
hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak
terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan,
hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
3. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air
88
Lampiran 2
yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya
lapisan tanah dari permukaan bumi.
4. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam
gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran
menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kelangsungan hidup setiap organisme.
5. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama
terjadinya kerusakan hutan.
6. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai.
7. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,
dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Etika Lingkungan
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika lingkungan
adlah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya dengan lingkungan termasuk
manusia dengan makhluk hidup lain, manusia dengan alam, serta manusia dengan
Tuhannya.
Penegakan Hukum Lingkungan
1. Hukum lingkungan
89
Lampiran 2
Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup),
yang mencakup semua kondisi dan benda, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat di dalam ruang dimana manusia berada dan memengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan benda lainnya (Soedjono,1979:29)
2. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum administrasi
Dalam hubungan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup, penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan
kedalam tiga kategori, yaitu:
a. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Admisnistrasi Tata
Usaha Negara’
b. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum perdata
c. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum pidana
Untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup maka perlu
diusahakan peningkatan dampak positif dan pengurangan dampak negative.
Adapun kewenangan pemerintah untuk mengatur merupakan suatu hal yang telah
ditetapkan oleh Undang-Undang. Dari sisi hukum administrasi negara, kewenangan ini
disebut kewenangan atribusi yaitu kewenangan yang melekat pada badan-badan
pemerintah yang diperoleh dari undang-undang sehingga badan-badan pemerintah
tersebut memiliki kewenangan untuk melaksanakan ketentuan pasal 8 Undang-Undangn
Nomor 23 Tahun 1997.
3. Hubungan masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan
Masyarakat berkewajiban memberitahukan bahwa telah terjadi pencemaran ataupun
perusakan lingkungan alam tertentu. Peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan
dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran mereka akan arti penting lingkungan.
4. Lemahnya penegakan hukum lingkungan
AMDAL yang diharapkan sebagai perangkat kebijakan yang dipersiapkan sebagai
perangkat kebijakan yang dipersiapkan untuk mengurangi dampak lingkungan suatu
kegiatan sejak tahap perencanaan dan bertujuan mencegah laju pencemaran AMDAL
dalam otonomi daerah, Kementrian Lingkungan Hidup telah mengevaluasi terhadap 75
dokumen AMDAL.
90
Lampiran 2
Taman Nasional dan Cagar Alam Indonesia
Cagar alam atau suaka alam dapat diartikan sebagai kawasan suaka alam yang
mempunyai kekhasan tumbuhan dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindudngi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Cagar alam bernilai khas untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya, serta untuk kepentingan umum.
Contoh cagar alam Nuansa Kambangan Barat di Jawa Tengah
Karakteristik penentuan suatu kawasan sebagai kawasan cagar alam antara lain
sebagai berikut.
1. Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem.
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit – unit penyusunnya.
3. Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia.
4. Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang keberadaannya
memerlukan upaya konservasi.
5. Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang keberadaannya
hampir punah.
6. Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang
efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami.
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional
meliputi:
1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh
dan alami serta gejala alam yang unik;
2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami;
dan
91
Lampiran 2
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba,
dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
1. Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera)
taman nasional yang memiliki luas 9500 km dan berad padaketinggian 3403m mdpl.
Oleh karena ukuran dan keragaman habitatnya yang besar, taman nasional ini menjadi
taman terpenting di Asia Tenggara yang melindungi ribuat jenis tumbuhan dimana
beberapa diketahui tidak terdapat di tempat lain.
2. Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera)
Kerinci seblat menjadi tempat yang bagus untuk melihat tumbuhan hutan pegununga
dan daerah subalpine, dataran tinggi, rawa air tawar tertinggi di Sumatera, dan puncak
gunung yang mencapai 3800m. taman nasional kerinci seblat termasuk taman nasional
terbesar meliputi hampir 1500km di Selatan Danau Toba.
3. Taman Nasional Way Kambas (Sumatera)
Kebanyakan daerahnya berawa dengan contoh hutan rawa bagus tidak bergambut dan
bakau.
4. Taman Nasional Tanjung Putting (Kalimantan)
Taman nasional tanjung putting terletak di tanah alluvial dekat pantai, ketinggian
tanjung putting tertinggi hanya 11 m.
5. Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa)
Taman nasional ujung kulon dikenal sebagai rumah himpunan badak jawa yang masih
ada, keindahan flora ujung kulon menarik karena penutupan kembali oleh ledakan
Krakatau yag mengirim gelombang laut yang menghancurkan semenanjung
6. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa)
Flora gunung gede pangrango paling bagus dipelajari di Indonesia sebab mudahnya
jalan masuk melalui kebon raya cibodas. Taman nasional gunung pangrango mencapai
ketinggian 3029m, lereng gunung ditutupi oleh hutan pegunungan rendah, hutan
pegunungan, dan lumut sup-alpin, dengan tegakan bunga abadi edelweiss jawa yang
berbeda dekat puncaknya.
7. Taman Nasional Baluran (Jawa)
Taman nasional baluran terletak di pulau jawa bagian timur yang kering. Taman
nasional baluran menawarkan sedere habitat di daerah yang relative kecil.
92
Lampiran 2
8. Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi)
Tipe vegetasi utama taman nasional lore lindu adalah hutan pegunungan dengan taman
nasional di ketinggian 1000m. Sulawesi merupakan batas terbarat eucalyptus dengan
hanya satu jenis, eucalyptus deglupta.
9. Taman Nasional Morowali (Sulawesi)
Taman nasional ini terletak di dataran alluvial luas dan tanah ultrabasic menghasilkan
vegetasi perdu rendah.
10. Cagar Alam Tangkoko Batuangus (Sulawesi)
Cagar alam tangkoko batuangus tanahnya sangat subur, diperkaya kerapatan beringin
dan pohon buah lainnya, mendukung perkembangan burung dan mamalia. Ketinggian
tempatnya sampai 1351 mdpl, yang meliputi habitat dataran rendah, hutan pegunungan
rendah, dan lautan lumut
11. Taman Wisata Alam Ruteng (Sunda Kecil)
Taman wisata alam ruteng melindungi beberapa contoh terbaik hutan pegunungan
lembap (musim dan malar hijau). Kepulauan sunda kecil, termasuk gunung ranaka
yang berketinggian 2140m, puncak tertinggi di Flores. Di bawah puncaknya terdapat
vegetasi alpin.
12. Cagar Alam Wasur (Irian Jaya/Papua)
Cagar alam wasur merupakan padang rumput sangat luas dengan rawa ilalang dan
hutan musim campuran.
13. Taman Nasional Komodo (Sunda Kecil)
Taman nasional komodo terkenal karena komodonya. Jarak taman nasional komodo
dari pusat persebaran jenis utama tertutup oleh rendahnya curah hujan sehingga flora
dan fauna. Keterjalan bukit secara umum tertutup rumput dengan pohon tal dan
zizyphus yang berpencar, dengan tegakan pohon padat di sepanjang alur air dan epifit
seperti anggrek.
14. Cagar Alam Lorentz (Papua/Irian Jaya)
Cagar alam terbesar di Indonesia dengan luas 21500km. cagar alam Lorentz terdapat
semua tipe habitat besar yang terdapat di papua, yang meliputi bakau, hutan rawa,
hutan pegunungan, sertu vegetasi subalpine dan alpin. Cagar alam ini mempunyai
93
Lampiran 2
gunung tertinggi di Indonesia, gunung jaya (5039m), yang diselimuti salju abadi di
puncaknya.
15. Cagar Alam Pananjung (Jawa Barat)
Cagar alam panajung seluas kurang lebih 530 hektar yang diantaranya termasuk wisata
seluas 3770 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Cagar alam
pananjung memiliki berbagai flora dan fauna langka, seperti bunga raflesia Padma,
banteng, rusa, dan berbagai jenis kera.
16. Cagar Alam Batukahu (Bali)
Cagar alam seluas 176280ha. Tipe ekosistem cagar alam taukahu termasuk dalam
hutan hujan tropis dataran tinggi yang dicirikan dengan curah hujan yang tinggi.
94
Lampiran 3
KISI KISI INSTRUMEN SOAL VALIDITAS
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO. SOAL
Menganalisis pelestarian
lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan kerusakan
lingkungan hidup
2, 3, 7, 15, 18, 20, 23, 25, 30,
38, 39, 41, 42, 44,
Menjelaskan pengelolaan
lingkungan hidup
5, 6, 16, 31, 32 40, 49
Menjelaskan pelestarian
lingkungan hidup
1, 4, 8, 13, 26, 28, 36, 43
Menjelaskan etika lingkungan 14, 17, 19, 24, 27, 33, 34, 37,
Menjelaskan penegakan
hukum lingkungan
9, 10, 21, 22, 29, 35
Menyebutkan taman nasional
dan cagar alam di Indonesia
11, 12, 45, 46, 47, 48, 50
94
Lampiran 4
SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST
UNTUK UJI VALIDITAS, REALIBILITAS, DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT
KESUKARAN
GEOGRAFI
MATERI PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Nama :
Kelas :
Waktu :20menit
Petunjuk Pengerjaan !
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada
pilihan a, b, c atau d !
1. Lingkungan hidup adalah …
a. Tempat makhluk hidup tinggal di muka bumi
b. Sebagian unsur di sekitar individu yang berpengaruh terhadap kehidupan
c. Keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang memengaruhi
kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan
d. Tempat dimana hanya lingkungan manusia yang hidup
2. Akibat tang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali ….
a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman
hayati
b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis
c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau
d. Perekonomian negara menurun
3. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal
tersebut di antaranya diakibatkan oleh ….
a. Fenomena alam setiap tahun
b. Gundulnya hutan karena illegal logging
c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir
d. Daerahnya ada dataran rendah
4. Konservasi memiliki tujuan ….
a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan
b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan
c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari
d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu
tempat
5. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan
cara berikut, kecuali ….
a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry
b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi
95
Lampiran 4
c. Mencegah kerusakan hutan
d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar
6. Hutan-hutan di daerah pegunungan menyebabkan udara segar dan nyaman. Fungsi
semacam ini disebut ….
a. Fungsi hidrologis
b. Fungsi strategis
c. Fungsi orologis
d. Fungsi klimatologis
7. Gejala alam di permukaan bumi yang terbentuk karena pengaruh iklim terhadap hutan di
Indonesia, adalah ….
a. Jenis tumbuhan heterogen
b. Sangat lebat sehingga susah ditembus sinar matahari
c. Mengandung jenis kayu yang berkualitas tinggi
d. Merata di seluruh kepulauan Indonesia
8. Keadaan hutan-hutan di Indonesia berbeda dari barat ke timur. Secara umum, keadaan
hutan dari bagian barat ke timur adalah ….
a. Stepa – hutan hujan tropis – sabana
b. Rimba – sabana – musim
c. Hutan hujan tropis – musim – sabana
d. Hutan hujan tropis – sabana – musim
9. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai ….
a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina
dan kelembapan
b. Tempat hidu[ fauna dan flora
c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi
d. Tempat pariwisata
10. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah
konservasi, yaitu wilayah …
a. Suaka alam dan pelestarian alam
b. Suaka alam dan wisata alam
c. Suaka alam dan taman hutan raya
d. Suaka margasatwa dan cagar alam
11. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah ….
a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil
b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang
c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan
d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi
12. Kawasan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah system penyangga kehidupan disebut ….
a. Kawasan suaka alam
b. Kawasan pelestarian alam
c. Kawasan taman wisata alam
d. Kawasan taman hutan raya
13. 1. Merupakan paru-paru dunia
2. menahan erosi
96
Lampiran 4
3. udaranya panas
4. menghasilkan devisa
Pernyataan yang merupakan fungsi hutan secara ekologis adalah nomor ….
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 4
c. 1, 4, 5
d. 2, 3, 4
14. 1. Merupakan paru-paru dunia
2. untuk keperluan perang
3. habitat pelestarian flora fauna
4. sebagai tempat rekreasi
5. iklim penyeimbang
Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
15. 1. Erosi tanah
2. banjir bandang
3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan
4. jumlah air tanah melimpah
5. makhluk hidup berkembang dengan baik
Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor ….
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 4
c. 1, 4, 5
d. 2, 3, 4
16. Untuk mengatasi masalah kekeringan dapat dilakukan dengan ….
a. Pengerukan sungai
b. Hujan buatan
c. Pembuatan waduk
d. Reklamasi pantai
17. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan
2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar
3. mengurangi penggunaan mobil pribadi
4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas
Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2dan4
18. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan,
kecuali ….
a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit
b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata
c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat
bercocok tanam
d. Dapat menurunkan kualitas air
19. Berikut ini bukan peran manusia sebagai baghian dari unsur lingkungan hidup adalah ….
a. perilaku manusia memengaruhi kehidupan organisme
b. perilaku manusia memengaruhi kelangsungan lingkungan
97
Lampiran 4
c. perilaku manusia memengaruhi makhluk hidup
d. perilaku manusia tidak berperan apa-apa terhadap lingkungan
20. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada
….
a. Sungai
b. Laut
c. Danau
d. Air tanah
21. Menuurt keputusan Mentri Lingkungan Hidup No.2 Tahun 1988, telah menetapkan mutu
air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa memerlukan pengelolaan terlebih
dahulu, yaitu ….
a. Golongan A
b. Golongan B
c. Golongan C
d. Golongan D
22. Konfrensi PBB tentang Lingkunag Hidup manusia yang diadakan di Swedia, Stockholm
tahun 1972. Berikut adalah hasil deklarasinya, kecuali ….
a. Deklarasi tentang lingkungan hidup
b. Rencana aksi lingkungan hidup manusia
c. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keungan untuk menunjang pelaksanaan
d. Menambahkan daftar perusahaan ekolabel
23. Untuk membedakan apakah air sungai memiliki kualitas yang baik atau tidak secara
umum dapat diketahui melalui hal berikut, kecuali ….
a. Warna dan air yang hitam
b. air menimbulkan bau yang menyengat
c. Tidak ada ikan yang hidup
d. Apabila digunakan manusia menimbulkan berbagai penyakit
24. Berikut ini tidak termasuk kerusakan hutan akibat perbuatan manusia adalah ….
a. Illegal logging
b. Pembuangan sampah di hutan
c. Pengguanaan traktor dalam membajak sawah
d. Mendirikan bangunan (villa) tanpa memperhatikan lingkungan hidup
25. Akibat efek rumah kaca dan gejala pemanasan global mengancam bumi. Hal itu terjadi
karena gas-gas yang dihasilkan oleh industry dan kendaraan bermotor yaitu berupa gas
….
a. Nitrogen dan ozon
b. Karbon monoksida dan kloro flourokarbon
c. Nitrogen dan argon
d. Ozon dan kloro flourkarbon
26. Fungsi hutan mangrove bagi kelestarian lingkungan pantai
(1) Penahan abrasi
(2) Penahan laju gelombang
(3) Tempat berbiak biota laut
(4) Penahan intrusi air laut
Pernyataan yang benar adalah ….
98
Lampiran 4
a. 1, 2, 3
b. 1, 3
c. 2, 4
d. 1, 2, 3, 4
27. 1. Dibakar
2. Untuk makanan ternak (babi)
3. Untuk biogas
4. Untuk bahan pupuk
5. Untuk dijual kembali
Berikut adalah cara dan system pemusnahan sampah yang baik, adalah …
a. 1, 2, 5
b. 2, 3
c. 3, 4
d. 1, 2, 3, 4
a. 1, 2, 3, dan 4
28. Suatu kawasan alam dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur hayati (organisme) dan
unsur-unsur non-hayati (abiotik) terjadi saling berhubungan secara timbal balik, disebut
…
a. Populasi
b. Habitat
c. Ekosistem
d. Biosfer
29. Hutan dapat berfungsi untuk menjaga banyaknya bunga tanah (humus) dari bahaya erosi,
karena tumbuhan pada hutan dapat mengikat atau menahan air hujan. Fungsi ini disebut
…
a. Fungsi sosial
b. Fungsi ekonomi
c. Fungsi hidrologis
d. Fungsi orologis
30. Unsur gas yang banyak merusak lapisan ozon dan mempengaruhi perubahan iklim global
gas adalah ….
a. Metana
b. Belerang
c. Nitrogen oksida
d. Karbon monoksida
31. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah ….
a. Protoplasma
b. Jaringan
c. Populasi
d. Kromosom
32. Terjadinya kelebihan populasi hewan tertentu dikarenakan ….
a. Berkurangnya hewan predator
b. Kebakaran hutan
c. Berkurang resapan air
99
Lampiran 4
d. Kerusakan lingkungan
33. Dalam pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan berbagai upaya sebagai berikut,
kecuali ….
a. Menyatukan persepsi tentang biosfer
b. Menggunakan sumber daya yang membahayakan biosfer
c. Menstabilkan populasi bumi
d. Mendukung program pemerintah dalam pengelolaan sumber daya lingkungan
34. Ekolabel adalah ….
a. System sertifikasi untuk produk yang memenuhi syarat pembangunan berkelanjutan
b. System penginputan data sebuah produk yang ramah lingkungan
c. System analisis daur hidup untuk analisis dampak lingkungan
d. System audit sertifikasi untuk produk yang tidak ramah lingkungan
35. Teknologi produk bersih adalah ….
a. Teknologi yang meminimumkan limbah pada setiap mata rantai produksi
b. Teknologi yang meminimumkan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan
c. Teknologi yang meminimumkan penggunaan bahan kimia
d. Teknologi yang dapat memperbarui lingkungan
36. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali ….
a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang
b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah
c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik
d. Menjual air mentah dalam kemasan
37. Keuntungan dari pembangunan ramah lingkungan yang berdasarkan ekoefisiensi, kecuali
….
a. Lebih murah
b. Benefit lebih besar
c. Terjadinya pemerataan
d. Mudah di laksanakan
38. Apa yang dimaksud dengan peristiwa lubang ozon ….
a. Peristiwa lepasnya zat kimia berbahaya pada stratosfer
b. Peristiwa berkurangnya kadar ozon di lapisan stratosfer
c. Peristiwa bertambahnya panas di permukaan bumi
d. Peristiwa bertambahnya zat kimia yang menyelimuti permukaan bumi
39. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca ….
a. CFC
b. CO2
c. Fe
d. Metan
40. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini
berfungsi sebagai ….
a. Hidrologis
b. Klimatologis
c. Strategis
d. Orologis
41. Salah satu dampak dari penurunan lingkungan hidup adalah ….
a. Tertundanya pertumbuhan perekonomian
100
Lampiran 4
b. Meningkatkan investor
c. Menambah jumlah wisatawan
d. Menambah pendapatan negara
42. Apa yang dimaksud dengan badai siklon tropik ….
a. Badai yang terjadi di permukaan laut dengan kekuatan dari yang sedang sampai
dengan sangat lemah
b. Badai yang terjadi di daerah lintang tinggi dengan kekuatan lemah
c. Badai yang terjadi dari dari angina yang sangat kuat
d. Badai yang terjadi di daerah benua artktik
43. Untuk menjaga mutu tanaman hutan, maka perlu dilakukan ….
a. Pembatasan penebangan kayu
b. Melarang masyarakat masuk hutan
c. Memagari hutan dengan kawat berduri
d. Memberi denda yang masuk hutan tanpa izin
44. Faktor kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh gejala alam di antaranya,
kecuali …..
a. Musim kemarau berkepanjangan
b. Letusan gunung api
c. Badai siklon
d. Pasang surut air laut
45. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di ….
a. Sumatera
b. Lombok
c. Sulawesi
d. Jawa
46. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di ….
a. Taman Nasional Lore Lindu
b. Taman Nasional Morowali
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
47. Cagar alam adalah ….
a. Suaka untuk melindungi hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah dan keindahan alam
b. Kawasan untuk melindungi hewan tertentu agar tidak punah
c. Kawasan untuk hewan-hewan yang telah punah
d. Suaka untuk melindungi tanaman langka
48. Suaka margasatwa adalah bentuk upaya pelestarian hutan, kecuali ….
a. Kawasan pariwisata dengan keindahan alam dan hewan
b. Taman nasional yang khusus melindungi hewan tertentu agar tidak punah
c. Kawasan yang khusus digunakan untuk melindungi
d. Bentuk ekosistem asli dari sebuah hutan
49. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali ….
a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan
b. Mengadakan rehabilitasi
c. Mengadakan reboisasi
d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi
50. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah ….
101
Lampiran 4
a. Cagar Alam Lorentz
b. Cagar Alam Batukahu
c. Cagar Alam Wasur
d. Cagar Alam Pananjung
102
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
No. Jawaban No. Jawaban
1. C 26. A
2. D 27. D
3. B 28. C
4. C 29. C
5. D 30. D
6. D 31. D
7. D 32. A
8. C 33. B
9. D 34. A
10. D 35. A
11. D 36. D
12. A 37. C
13. A 38. B
14. D 39. C
15. A 40. D
16. B 41. A
17. B 42. A
18. D 43. D
19. D 44. D
20. A 45. A
21. A 46. A
22. D 47. A
23. B 48. B
24. C 49. D
25.. B 50. A
104
Lampiran 5
No Kesukaran Soal Daya Pembeda Validitas 1. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044
2. 0,9 Mudah 0,4 Baik 0.638
3. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
4. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
5. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
6. 0,4 Sedang 0 Jelek 0.008
7. 0 Sukar 0 Jelek 0
8. 0,7 Sedang 0,2 Sedang 0.47
9. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.638
10. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
11. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
12. 0,7 Sedang 0,2 Sedang 0.253
13. 1 Mudah 0 Jelek 0
14. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806
15. 0,7 Sedang 0,6 Baik 0.669
16. 0,2 Sukar 0 Jelek 0.124
17. 0,6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653
18. 0,6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653
19. 1 Mudah 0 Jelek 0
20. 0.6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653
21. 0,8 Mudah 0,8 Jelek 0.257
22. 0,4 Sedang 0,4 Baik 0.241
23. 1 Sukar 0,2 Sedang 0.400
24. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044
25. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044
26. 0,3 Sukar -0,2 Sangat jelek 0.245
27. 0,3 Sukar -0,2 Sangat jelek 0.120
28. 0,8 Mudah 0 Jelek -0.314
29. 1 Mudah 0 Jelek 0
30. 1 Mudah 0 Jelek 0
31. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806
32. 0,7 Sedang 0,2 Sedang -0.120
33. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044
34. 1 Mudah 0 Jelek 0
35. 0,1 Sedang -0,2 Sangat buruk -0.044
36. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806
37. 0,3 Sukar -0,2 Sangat buruk -0.295
38. 0,6 Sedang -0,4 Sangat buruk -0.047
39. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806
40. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806
41. 0,8 Mudah 0 Jelek 0.304
42. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.162
43. 0,1 Sukar -0,2 Sangat buruk -0.44
44. 0,4 Sedang 0 Jelek 0.241
45. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
105
Lampiran 5
46. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638
47. 0,6 Sedang -0,4 Sangat buruk -0.124
48. 0,3 Sukar 0,6 Baik 0.162
49. 0,7 Sedang 0,6 Baik 0.669
50. 0,5 Sedang 0,6 Baik 0.666
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.846 50
Diketahui : taraf signifikan 5% ₌ 0.632
106
Lampiran 6
KISI KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO. SOAL
Menganalisis pelestarian
lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan kerusakan
lingkungan hidup
1, 2, 9, 11, 12, 15
Menjelaskan pengelolaan
lingkungan hidup
3, 5, 14, 16, 19
Menjelaskan pelestarian
lingkungan hidup
4, 13
Menjelaskan etika lingkungan 8, 10
Menjelaskan penegakan
hukum lingkungan
6
Menyebutkan taman nasional
dan cagar alam di Indonesia
7, 17, 18, 20
107
Lampiran 7
SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Nama :
1. Akibat yang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali ….
a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman
hayati
b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis
c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau
d. Perekonomian negara menurun
2. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal
tersebut di antaranya diakibatkan oleh ….
a. Fenomena alam setiap tahun
b. Gundulnya hutan karena illegal logging
c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir
d. Daerahnya pada dataran rendah
3. Konservasi memiliki tujuan ….
a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan
b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan
c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari
d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu
tempat
4. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan
cara berikut, kecuali ….
a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry
b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi
c. Mencegah kerusakan hutan
d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar
5. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai ….
a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina
dan kelembapan
b. Tempat hidu[ fauna dan flora
c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi
d. Tempat pariwisata
6. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah
konservasi, yaitu wilayah …
a. Suaka alam dan pelestarian alam
b. Suaka alam dan wisata alam
c. Suaka alam dan taman hutan raya
d. Suaka margasatwa dan cagar alam
7. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah ….
a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil
b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang
c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan
d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi
8. 1. Merupakan paru-paru dunia
108
Lampiran 7
2. untuk keperluan perang
3. habitat pelestarian flora fauna
4. sebagai tempat rekreasi
5. iklim penyeimbang
Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
9. 1. Erosi tanah
2. banjir bandang
3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan
4. jumlah air tanah melimpah
5. makhluk hidup berkembang dengan baik
Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor ….
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 4
c. 1, 4, 5
d. 2, 3, 4
10. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan
2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar
3. mengurangi penggunaan mobil pribadi
4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas
Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 4
11. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan,
kecuali ….
a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit
b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata
c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat
bercocok tanam
d. Dapat menurunkan kualitas air
12. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada
….
a. Sungai
b. Laut
c. Danau
d. Air tanah
13. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah ….
a. Protoplasma
b. Jaringan
c. Populasi
d. Kromosom
14. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali ….
a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang
b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah
c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik
d. Menjual air mentah dalam kemasan
15. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca ….
a. CFC
b. CO2
c. Fe
d. Metan
16. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini
berfungsi sebagai ….
103
Lampiran 7
a. Hidrologis
b. Klimatologis
c. Strategis
d. Orologis
17. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di ….
a. Sumatera
b. Lombok
c. Sulawesi
d. Jawa
18. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di ….
a. Taman Nasional Lore Lindu
b. Taman Nasional Morowali
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
19. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali ….
a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan
b. Mengadakan rehabilitasi
c. Mengadakan reboisasi
d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi
20. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah ….
a. Alam Batukahu
b. Cagar Alam Wasur
c. CagarAlamPananjun
d. CagarAlamLorentz
108
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN
No. Jawaban
1. D
2. B
3. C
4. D
5. D
6. D
7. D
8. D
9. A
10. B
11. D
12. A
13. D
14. D
15. C
16. D
17. A
18. A
19. D
20. D
109
Lampiran 8
REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST
Siswa pretest posttest
1 60 70
2 70 75
3 70 80
4 80 85
5 65 70
6 75 90
7 80 85
8 70 75
9 75 90
10 75 85
11 65 70
12 70 80
13 75 85
14 70 75
15 60 85
16 65 90
17 65 90
18 60 90
19 65 95
20 65 80
21 80 85
22 70 80
23 70 75
24 75 90
25 70 80
26 60 75
27 60 90
28 75 85
29 75 90
30 70 85
31 75 85
32 80 90
33 70 90
34 60 85
2370 2830
110
Lampiran 8
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR
HASIL PRETEST
Urutan data terkecil hingga terbesar
60 65 70 80
60 65 70 80
60 70 75 80
60 70 75 80
60 70 75 60 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75
TABEL SKOR HASIL PRETEST
No X f X2 fX fX2 Fk(b) Fk(a)
1 60 6 3600 360 21600 6 34
2 65 6 4225 390 25350 12 30
3 70 10 4900 700 49000 22 22
4 75 8 5625 600 45000 30 12
5 80 4 6400 320 25600 34 6
jumlah 34 24750 2370 166550
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data
terbesar = 80 dan data terkecil = 60, dengan menggunakan rumus
R = data terbesar – data terkecil
R = 80 – 60
R = 20
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 34
K = 6,05
K = 6 (dibulatkan)
111
Lampiran 8
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
I = rentang (R) / banyak kelas (K)
I = 20 / 6
I = 3,33
I = 3
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu :
Mean (M) = ∑F.X/N
Mean (M) = 2370/34
Mean (M) = 69.70588
5. Menentukan Median
(
)
(
)
(
)
6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu:
Tabel Distribusi frekuensi
NO Interval
Kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
Absolut Relatif
1 60-64 62 59.5 64.5 6 14.2857
2 65-69 67 64.5 69.5 6 14.2857
3 70-74 72 69.5 74.5 10 23.8095
4 75-79 77 74.5 79.5 8 19.0476
5 80-84 82 79.5 84.5 4 9.52381
6 85-90 87 84.5 90.5 0 0
112
Lampiran 8
(
)
(
)
(
)
7. Menentukan varians ( )
∑ ∑
( )
8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu :
√
(
)
√
(
)
√
√
113
Lampiran 8
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR
HASIL POSTTEST
urutan data terkecil hingga terbesar
70 80 85 90
70 80 85 90
70 80 85 90
75 85 90 95
75 85 90 75 85 90 75 85 90 75 85 90 80 85 90 80 85 90
TABEL SKOR HASIL POSTTEST
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:
1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data
terbesar = 95 dan data terkecil = 70, dengan menggunakan rumus
R = data terbesar – data terkecil
R = 95 – 70
R = 25
2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus:
K = 1 + 3.3 Log N
K = 1 + 3.3 Log 34
K = 6,05
K = 6 (dibulatkan)
No X f X2 fX fX2 Fk(b) Fk(a)
1 70 3 4900 210 14700 3 34
2 75 5 5625 375 28125 8 33
3 80 5 6400 400 32000 13 23
4 85 10 7225 850 72250 23 13
5 90 10 8100 900 81000 33 8
6 95 1 9025 95 9025 34 3
jumlah 34 41275 2830 237100
114
Lampiran 8
3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:
I = rentang (R) / banyak kelas (K)
I = 25 / 6
I = 8.33
I = 8
4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu :
Mean (M) = ∑F.X/N
Mean (M) = 2830/34
Mean (M) = 83.235
5. Menentukan Median
(
)
(
)
(
)
6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu:
(
)
Tabel Distribusi frekuensi
NO Interval
Kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi
Absolut Relatif
1 70-74 72 69.5 74.5 3 7.14286
2 75-79 77 74.5 79.5 5 11.9048
3 80-84 82 79.5 84.5 5 11.9048
4 85-89 87 84.5 89.5 10 23.8095
5 90-94 92 89.5 94.5 10 23.8095
6 95-99 97 94.5 99.5 1 2.38095
115
Lampiran 8
(
)
(
)
7. Menentukan varians ( )
∑ ∑
( )
8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu :
√
(
)
√
(
)
√
√
116
Lampiran 9
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Pertemuan I
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama sebelum pelajaran di mulai
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif
oleh guru yang dapat meningkatkan
semangat untuk belajar.
5. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menjelaskan
kerusakan lingkungan hidup
Siswa dapat menjelaskan
pengelolaan lingkungan hidup
√
√
√
√
√
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Memperhatikan penjelasan materi
pelajaran kerusakan ekologi akibat
pembangunan
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang
kerusakan lingkungan hidup yang
disebabkan oleh alam dan kegiatan
√
√
117
Lampiran 9
manusia
3. Siswa dapat menjelaskan kembali
tentang materi kerusakan lingkungan
hidup
4. Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab
kerusakan lingkungan hidup
5. Siswa mendiskusikan :
Proses dan dampak dari
pencemaran udara
Proses dan dampak dari
pencemaran suara
Proses dan dampak dari
pencemaran air
Proses dan dampak dari
pencemaran tanah
6. Siswa menjelaskan hasil diskusi tentang
proses dan dampak pencemaran di depan
kelas
7. Siswa memberi tanggapan dan
mengembangkan hasil diskusi
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan
guru
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
118
Lampiran 9
VI
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajar yang ditentukan seperti buku
sumber, internet dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
Penutup
Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau
kesimpulan
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
119
Lampiran 9
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Pertemuan II
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama sebelum pelajaran di mulai
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif
oleh guru yang dapat meningkatkan
semangat untuk belajar.
5. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menjelaskan
pelestarian lingkungan hidup
6. Siswa di bentuk menjadi lima kelompok
untuk mempersiapkan diri pergi
karyawista ke Hutan Kota Srengeseng
dan diberikan pengarahan untuk untuk
menjaga nama baik diri dan sekolah
7. Ketertiban siswa selama perjalanan ke
Hutan Kota Srengseng
√
√
√
√
√
√
√
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
120
Lampiran 9
1. Memperhatikan penjelasan materi
pelajaran pelestarian lingkungan hidup
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang
penyelamatan lingkuang hidup dan usaha
manusia dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup
3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang
upaya pelestarian lingkungan hidup
4. Siswa berkumpul pada kelompoknya
masing-masing untuk menganalisis dan
memberikan contoh langsung yang ada di
Hutan Kota Srengseng :
Usaha pelestarian tanah
Usaha pelestarian hutan
Usaha pelestarian air
Usaha pelstarian udara
Usaha pelstarian flora dan fauna
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan
guru
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
121
Lampiran 9
VI
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajar yang ditentukan seperti buku
sumber, internet dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
3. Mengemukakan pendapat
4. Mengajukan pertanyaan
Penutup
Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau
kesimpulan
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
122
Lampiran 9
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Pertemuan III
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama sebelum pelajaran di mulai
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif
oleh guru yang dapat meningkatkan
semangat untuk belajar.
5. Antusias siswa terhadap video tentang
penegakan hukum lingkungan dan siswa
memberikan rangkuman tentang video
tersebut
6. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menjelaskan etika
lingkungan
Siswa dapat menjelaskan
penegakan hukum lingkungan
8. Ketertiban siswa selama perjalanan ke
Hutan Kota Srengseng
√
√
√
√
√
√
√
III Kegiatan Inti Pembelajaran
123
Lampiran 9
A. Penjelasan Materi
1. Siswa memperhatikan penjelasan materi
etika lingkungan hidup
2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang
penegakan lingkungan hidup dan
hubungan masyarakat dengan penegakan
lingkungan hidup
3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang
etika lingkungan hidup dan penegakan
lingkungan hidup
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan
guru
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajar yang ditentukan seperti buku
sumber, internet dan LKS
D. Penilaian Proses
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
124
Lampiran 9
VI
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
Penutup
Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau
kesimpulan
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
125
Lampiran 9
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Pertemuan IV
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
3. Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama sebelum pelajaran di mulai
4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif
oleh guru yang dapat meningkatkan
semangat untuk belajar.
5. Siswa menyimak penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menyebutkan nama-
nama taman nasional dan cagar
alam yang ada di Indonesia
√
√
√
√
√
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Siswa memperhatikan penjelasan materi
pelajaran tentang pengertian cagar alam,
suaka margasatwa dan taman nasional
2. Siswa memperhatikan penjelasan taman
nasional dan cagar alam yang berada di
Indonesia
√
√
126
Lampiran 9
3. Siswa dapat menyebutkan kembali nama-
nama serta lokasi taman nasional dan
cagar alam yang berada di Indonesia
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan
guru
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber
belajar yang ditentukan seperti buku
sumber, internet dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
127
Lampiran 9
VI
2. Mengajukan pertanyaan
Penutup
Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau
kesimpulan
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
128
Lampiran 10
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar
Pertemuan I
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing
siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
belajar
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Memberi salam kepada siswa saat
memasuki kelas
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama
sebelum pelajaran dimulai
4. Guru memberikan kata-kata mutiara
positif oleh guru yang dapat
meningkatkan semangat untuk belajar.
5. Guru memberikan penjelasan guru
mengenai tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menjelaskan
kerusakan lingkungan hidup
Siswa dapat menjelaskan
pengelolaan lingkungan hidup
√
√
√
√
√
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
kerusakan ekologi akibat pembangunan
2. Memberikan penjelasan tentang
kerusakan lingkungan hidup yang
√
√
129
Lampiran 10
disebabkan oleh alam dan kegiatan
manusia
3. Meminta siswa menjelaskan kembali
tentang materi kerusakan lingkungan
hidup
4. Memintan siswa menyebutkan sebab-
sebab kerusakan lingkungan hidup
5. Meminta siswa mendiskusikan :
Proses dan dampak dari
pencemaran udara
Proses dan dampak dari
pencemaran suara
Proses dan dampak dari
pencemaran air
Proses dan dampak dari
pencemaran tanah
6. Memintan siswa menjelaskan hasil
diskusi tentang proses dan dampak
pencemaran di depan kelas
7. Meminta siswa memberi tanggapan dan
mengembangkan hasil diskusi
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti
aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Memberi kesempata mengemukakan
pendapat
3. Memberikan catatan ke siswa
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
130
Lampiran 10
VI
2. Kesesuaian media dengan materi dan
strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku
ajar dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan
guru
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan kaidah
Penutup
Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan
dan tindak lanjut
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
131
Lampiran 10
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar
Pertemuan II
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing
siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
belajar
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Memberi salam kepada siswa saat
memasuki kelas
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama
sebelum pelajaran dimulai
4. Guru memberikan kata-kata mutiara
positif oleh guru yang dapat
meningkatkan semangat untuk belajar.
5. Menjelaskan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
yaitu:
Siswa dapat menjelaskan
pelestarian lingkungan hidup
6. Membentuk siswa menjadi lima
kelompok untuk mempersiapkan diri
pergi karyawista ke Hutan Kota
Srengeseng dan diberikan pengarahan
untuk untuk menjaga nama baik diri dan
sekolah
7. Mentertiban siswa selama perjalanan ke
Hutan Kota Srengseng
√
√
√
√
√
√
√
132
Lampiran 10
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Menmberikan penjelasan materi
pelajaran pelestarian lingkungan hidup
2. Memberikan penjelasan tentang
penyelamatan lingkungan hidup dan
usaha manusia dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup
3. Meminta siswa menjelaskan kembali
tentang upaya pelestarian lingkungan
hidup
4. Meminta siswa berkumpul pada
kelompoknya masing-masing untuk
menganalisis dan memberikan contoh
langsung yang ada di Hutan Kota
Srengseng :
Usaha pelestarian tanah
Usaha pelestarian hutan
Usaha pelestarian air
Usaha pelstarian udara
Usaha pelstarian flora dan fauna
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti
aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Memberi kesempatan mengemukakan
pendapat
3. Memberikan catatan ke siswa
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
√
√
√
√
√
√
√
√
133
Lampiran 10
VI
pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan
strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku
ajar dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan
guru
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan kaidah
Penutup
Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan
dan tindak lanjut
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
134
Lampiran 10
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar
Pertemuan III
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing
siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
belajar
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Memberi salam kepada siswa saat
memasuki kelas
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama
sebelum pelajaran dimulai
4. Guru memberikan kata-kata mutiara
positif oleh guru yang dapat
meningkatkan semangat untuk belajar.
5. Memperhatikan antusiasme siswa
terhadap video tentang penegakan hukum
lingkungan dan siswa memberikan
rangkuman tentang video tersebut
6. Memberikan penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menjelaskan etika
lingkungan
Siswa dapat menjelaskan
penegakan hukum lingkungan
7. Menertibkan siswa selama perjalanan ke
Hutan Kota Srengseng
√
√
√
√
√
√
√
135
Lampiran 10
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Memberikan penjelasan materi etika
lingkungan hidup
2. Memberikan penjelasan tentang
penegakan lingkungan hidup dan
hubungan masyarakat dengan penegakan
lingkungan hidup
3. Meminta siswa menjelaskan kembali
tentang etika lingkungan hidup dan
penegakan lingkungan hidup
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti
aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Memberi kesempatan mengemukakan
pendapat
3. Memberikan catatan ke siswa
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan
strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku
ajar dan LKS
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
136
Lampiran 10
VI
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan
guru
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan kaidah
Penutup
Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan
dan tindak lanjut
√
√
√
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
137
Lampiran 10
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar
Pertemuan IV
No Aspek yang diamati Skoring Komentar
5 4 3 2 1
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing
siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
belajar
√
√
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Memberi salam kepada siswa saat
memasuki kelas
2. Memberi penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama
sebelum pelajaran dimulai
4. Guru memberikan kata-kata mutiara
positif oleh guru yang dapat
meningkatkan semangat untuk belajar.
5. Memberikan penjelasan guru mengenai
tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan yaitu:
Siswa dapat menyebutkan nama-
nama taman nasional dan cagar
alam yang ada di Indonesia
√
√
√
√
√
III
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan Materi
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
tentang pengertian cagar alam, suaka
margasatwa dan taman nasional
2. Memberikan penjelasan taman nasional
√
138
Lampiran 10
dan cagar alam yang berada di Indonesia
3. Meminta siswa untuk menyebutkan
kembali nama-nama serta lokasi taman
nasional dan cagar alam yang berada di
Indonesia
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti
aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Memberi kesempatan mengemukakan
pendapat
3. Memberikan catatan ke siswa
4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal
hingga akhir
C. Pemanfaatan Media
pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan
strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku
ajar dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan
guru
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
139
Lampiran 10
VI
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan kaidah
Penutup
Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan
dan tindak lanjut
√
√
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Buruk
1 : Sangat Buruk
140
Lampiran 11
Soal dan Hasil Wawancara
Soal Wawancara
1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?
2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?
3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?
4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!
5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?
6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode
pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?
141
Lampiran 11
Nabila Amalia
1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?
Lumayan karena mempelajari bumi dan lingkungan
2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?
Lumayan menyenangkan, meski kadang gak jelas
3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?
Contoh lebih nyata dan diberikan gambar lebih banyak
4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!
Suka, karena bisa jalan-jalan gratis dan gak bosen di kelas terus
5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?
Kelebihan: enak jalan-jalan sambil belajar
Kekurangan: waktunya kurang lama
6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode
pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?
Waktunya di perpanjang dan di kondisikan lebih baik
142
Lampiran 11
Deni Fansuri
1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?
Senang karena mempelajari Geografi dapat mengetahui ilmu tentang bumi, tata surya dan
lingkungan dan sebagainya
2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?
Mengajarnya cukup asik dan nyambung, karena gurunya friendly. Memberika contoh di
kehidupan sehari-hari tapi karena kelas yang tidak selalu kondusif maka tidak semuanya saya
paham
3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?
Diterangkan terlebih dahulu, lalu dicatat
4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!
Suka, karena bisa melihat langsung kenyataan dan mendapat suasana baru selain di kelas
5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?
Kelebihan: bisa melihat dengan nyata
Kekurangan: memakan waktu lama di perjalanan
6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode
pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?
Memberikan waktu yang lebih banyak saat di tempat karyawisata
143
Lampiran 11
Inez Rahmadayanti
1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?
Senang karena bisa mempelajari banyak hal terutama alam
2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?
Asik, komunikatif
3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?
Yang mudah dimengerti dan tidak banyak tugas
4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!
Suka, karena bisa melihat fenomenanya langsung
5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?
Kelebihan: bisa berbaur dengan alam
Kekurangan: lama di perjalanan dan terpencar
6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode
pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?
Tidak ada
144
Lampiran 12
UJI NORMALITAS N-GAIN
Siswa pretest posttest n-gain rendah <30 10
1 60 70 0.25 sedang 30-70 19
2 70 75 0.166667 tinggi >70 5
3 70 80 0.333333
4 80 85 0.25
5 65 70 0.142857
6 75 90 0.6
7 80 85 0.25
8 70 75 0.166667
9 75 90 0.6
10 75 85 0.4
11 65 70 0.142857
12 70 80 0.333333
13 75 85 0.4
14 70 75 0.166667
15 60 85 0.625
16 65 90 0.714286
17 65 90 0.714286
18 60 90 0.75
19 65 95 0.857143
20 65 80 0.428571
21 80 85 0.25
22 70 80 0.333333
23 70 75 0.166667
24 75 90 0.6
25 70 80 0.333333
26 60 75 0.375
27 60 90 0.75
28 75 85 0.4
29 75 90 0.6
30 70 85 0.5
31 75 85 0.4
32 80 90 0.5
33 70 90 0.666667
34 60 85 0.625
2370 2830
145
Lampiran 13
Tabel Uji Normalitas Liliefors Pretest
NO X f Zn fX f*(X-
mean)2 Z f(Z) s(Z) |F(Zi)-S(Zi)|
1 60 6 6 360 565.2246 -1.541 0.061705 0.1765 0.114765437
2 65 6 12 390 132.8718 -0.747 0.227542 0.3529 0.125398856
3 70 10 22 700 0.865066 0.0467 0.518618 0.6471 0.128440682
4 75 8 30 600 224.2217 0.8403 0.79964 0.8824 0.08271281
5 80 4 34 320 423.8756 1.634 0.948869 1 0.051130758
34 2370 1347.059 0.2334
jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal
Lo 0.128440682
Lt 0.151
Kesimpulan
Lo < Lt, maka data berdistribusi normal
0.128440682 < 0.151
146
Lampiran 13
Tabel Uji Normalitas Liliefors Posttest
jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal
Lo 0.128322
Lt 0.151
Kesimpulan
Lo < Lt, maka data berdistribusi normal
0.128322 < 0.151
NO X f Zn fX f*(X- )2 Z f(Z) s(Z) |F(Zi)-
S(Zi)|
1 70 3 3 210 525.5187 -1.96398 0.024766 0.088235 0.063469
2 75 5 8 375 339.10001 -1.22203 0.110847 0.235294 0.124447
3 80 5 13 400 52.335507 -0.48008 0.315584 0.382353 0.066769
4 85 10 23 850 31.142014 0.261865 0.603287 0.676471 0.073183
5 90 10 33 900 457.61301 1.003815 0.842266 0.970588 0.128322
6 95 1 34 95 138.4084 1.745765 0.959574 1 0.040426
34 2830 1544.1176
147
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS DATA
NO X f fX - )2 X f fX -
)2
1 60 6 360 565.22464 70 3 210 525.5187
2 65 6 390 132.87184 75 5 375 339.1
3 70 10 700 0.8650657 80 5 400 52.33551
4 75 8 600 224.22165 85 10 850 31.14201
5 80 4 320 423.87563 90 10 900 457.613
6 95 1 95 138.4084
34 2370 1347.0588 34 2830 1544.118
Data Pretests :
( )
√
Data Posttest :
( )
√
Homogenitas :
Jika Fhitung < Ftabel = data homogen
F hitung = 1.146
F tabel = 1.82
Kesimpulan = F hitung < F tabel = 1.146 < 1.82 = data homogen
148
Lampiran 15
UJI HIPOTESIS DATA
pretest posttest d d2 d-Md (d-
Md)2
60 70 10 100 -3.529 12.457
70 75 5 25 -8.529 72.751
70 80 10 100 -3.529 12.457
80 85 5 25 -8.529 72.751
65 70 5 25 -8.529 72.751
75 90 15 225 1.4706 2.1626
80 85 5 25 -8.529 72.751
70 75 5 25 -8.529 72.751
75 90 15 225 1.4706 2.1626
75 85 10 100 -3.529 12.457
65 70 5 25 -8.529 72.751
70 80 10 100 -3.529 12.457
75 85 10 100 -3.529 12.457
70 75 5 25 -8.529 72.751
60 85 25 625 11.471 131.57
65 90 25 625 11.471 131.57
65 90 25 625 11.471 131.57
60 90 30 900 16.471 271.28
65 95 30 900 16.471 271.28
65 80 15 225 1.4706 2.1626
80 85 5 25 -8.529 72.751
70 80 10 100 -3.529 12.457
70 75 5 25 -8.529 72.751
75 90 15 225 1.4706 2.1626
70 80 10 100 -3.529 12.457
60 75 15 225 1.4706 2.1626
60 90 30 900 16.471 271.28
75 85 10 100 -3.529 12.457
75 90 15 225 1.4706 2.1626
70 85 15 225 1.4706 2.1626
75 85 10 100 -3.529 12.457
80 90 10 100 -3.529 12.457
70 90 20 400 6.4706 41.869
60 85 25 625 11.471 131.57
2370 2830 460 211600 2176.5
149
Lampiran 15
1. Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran karyawisata
H1 = Ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan metode
karyawisata
2. α = 5%
3. Nilai T tabel = t (α.n-1) = (0,05.33) = 2,02
4. Nilai T hitung =
√
√
√
Jika T hitung > T tabel = uji hipotesis diterima
T hitung = 9.7139
T tabel = 2.02
5. Kesimpulan T hitung > T tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil
pretest dan posttest siswa dengan menggunakan metode karyawisata.
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. tr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
@l. .rq I
lltrj_lrFORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 111
-SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0 1/F. I/I(M.O r .:l.Q.\.lfizOl s
Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Jakiatinisa, M.PdDrs. Banajid
Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
A.s.s a I amu' al aikum w r. w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Jakarta, 22 Januari 2075
Saudara untuk menjadi pembimbing l/I1
NamaNIIv{Jurusan/KonsentrasiSemesterJudui Skripsi
: Rani Fatimah:1111015000058: Pendidikan Ilmu Pengetahuan IPS/ Geografi: VIII (Delapan): Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Flasil belajar
Siswa pada Iv{ata Pelajaran Sejarah di IvtA Al-Fa1ah,Jakarta Barat(Studi Kasus : Museum Nasional Jakarta Pusat)
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Oktober2074, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial clianggap perlu, mohon pembirnbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berilutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s al amu' a I ctihrm wr.wb.
.':4+:'&ka,tf , * lf"'tcE uf .P
e1{idita
'r'li8W-.,.' 1 ! Dr.'Ilvrin Purwanto, M.Pd.,,4 ..r NrP. 19130424 2oo8ol 1 ol2
Tembusan:1. Dekan FITK2. Kajur P.IPS3. Mahasiswa ybs.
a
t
l;;ffi.-lq4r1 !j
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKll. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 02
Hal 111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.0l/F. l/l(M,01.31......../2012Larrp, : Outline/ProposulHal : Permohonan Izin Penelitian
Jaliarta, I Maret 201 5
Kepada Yth.
I(epala MAN l9 Jal<arta
diTempat
As s alamu' al aikunt wr.w b.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,
Narla
NIM
Jurusan
Senrester
Rani Fatimah
I I I 1015000058
Pendidikan IPS
VIII (delapan)
JLrdul Sliripsi :Pengaruh N{etode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar GeografiKelas XI di N{AN 19 Jakarta (Studi Kasus l<e Hutan Kota Srengseng)
adalah benar mahasisr.vali Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarla yang sedang
nrenylrsun skripsi, dan alian mengadakan penelitian (riset) di madrasah yang Bapak pimpin.
UntLrl< itu kauri rnohou Bapak dapat rrengizinkan mahasiswa tersebut rrelaksanakar.r
penelitian d i rnal<sLrd.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Il/us s ct I a rr r u' a I tr i ku nt vi,r.v, b.
012Dekan FITK
i. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA*d,*itt UIN JAKARTA,"*.6i- FITK{";3X l' : Jl.tr.H. JuandaNogsCipulat 15412 tndanesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 02
Hal 111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nonror : Un.0l/F.l/l(M.01.31........12012Lanrp. :Outline/ProposalI-lal : Perrnohonan Izin Penelitian
Jal<arta, I Maret 201 5
Nama
NIM
J rr ru san
Semester
Dekan FITKl. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Mahasiswa yang bersangkutan
I(epada Yth.
I(epala Pengurus Hutan I(ota SrengsengdiTernpat
A s'.s' a I u tn t r' a I ct i ku n t v, r.w lt.
Dengan horurat kami sampaikan bahwa,
: Rani Fatimah
:1111015000058
: Pendidikan IPS
: VIII (delapan)
Judul Skripsi :Pengaruh Metode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar GeografiKelas XI di MAN 19 Jakarta (Studi Kasus l<e Hutan Kota Srengseng)
adalah benar tnaltasislvali Fal<ultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Jakarta yang sedang
rnenyuslrn skripsi, dan al<an nrengadakan penelitian (riset) di tempat yang Bapak pimpin.
UntLrl< itLr karni mohon Bapak dapat mengizinkan rnalrasiswa tersebut nrelalisanal<an
pcnelitian dinrakstrd.
Atas perhatiau dan lierja saina Bapak, kauri ucaplian terima l<asih.
Was s a la ntu' a I a i ku ttt v,r.w b.
t9730424 200801 r 0r2
a
1
l,;6iDek{},:o., ' Kaiur'Pcndidi
:;:" i::,. ...*-;- - 1.r ..1ji: '.li
'-'".,f .. \:..')"'V
KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI 19 IAIGRTA
|1. H. Muchtar Raya H. faelan III petukangan utara fakarta selatan tzz6oTeIp. (021) 7362936 Fax. (021) 7362987 Elmail: [email protected]
SURAT KETERANGANNoq
Jakarta, 21Mei2015
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta
menerangkan bahwa:
nama
NIM
jurusan
semester
universitas
Rani Fatimah
1 1 101s0000s8
Pendidikan IPS
VIII ( Delapan )
Universitas Islam Negeri Jakarta
Telah melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta dengan baik guna
menyeiesaikan skripsi dengan judul : Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil
Belajar Geografi Kelas XI di MAN 19 Jakarta ( Studi Kasus ke Hutan Kota
Srengseng ) guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
ai Nur, Ld. M. Ag.97304182000121001
Nama
NIM
Juru'san
Judul
TABEL UJI REFERENSI
: Rani Fatimah
:111101500058
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
: Pengaruh Mctode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke
Hutan Kota Srengseng)
Dosen Pembimbing : 1. JakiatinNisa, S,Pd, M,Pd
2. Drs. Banajid
a
1,
No. Sumber Referensi ParafDosen 1
ParafDoset 2BAB I
l. H.M Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikatt, Jakarla: UINJakarla Press, 2005, h.93 ?,;\--? /,
2. Oemar Hamlih Ktu'ilailun dan Pembelajaran, Jakarta :
Bumi Akasara, 2009, hal.1 'At,q 1,.). Redjo Mudyahardj o, Pengantar Pendidikan, Jakafia : PT
Grafindo Persada, 2002, h.3 Tut //'k4. Redjo lvfudyahardj o, Pengantar Pendidikarz, Jakarta : PT
Grafindo Persada, 2002, h.9 Ht_v'/n
5. ZurinalZ dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pentlidikurt Pengatttar tlcut
Dasar-dasar Pelal<sana Pendidikan, lakarta : UIN Jakarta
Press. 2006.h.2 +{d,/
BAB II ,-/6 KBBI. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740 +,l^A0 I-r /7. Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belaiar
lvlengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan KonsepIslami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.55 /,
8. Trianto, Meagembangkan Model Pembelajaran Tematik(Iakarta; Prestasi Pustaka. 201 0)" h. 132 ?n-{r /i
9. Oemar Hamalih Kuriluium dan Pembelajaran (Jakarta: PTBumi Aksara. 2009) h.57 bA" /,
10. Zurinal Z dan Wahdi Sayuti llmu Pendidikann PengantarD as ar-das ar P el al<s an aan P endidikan (J akarta: UIN Jakarta
Press). h.1 l7 /,il Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmtt Pendidikann Pengantar 'q,,r U
t
D as ar-cl as ar P elctks an ctan P endidikan (I akarta: UIN Jakarta
Press), h.122
t2. Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi BeluiarMengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.63'?xtlT il
tlt12lu. Winarto Surakhmad, lletodologi Penga.iarcn Nasional,
(Bandung: Jenmars. 1980) h.93 d'q tr4. Suyanto dan Asep lihat, Merladi Gtrru Profesional: Strategi
Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitcs Gmt di Era Global,(Jakarla: Erlangga, 20 I 3) h.132 {,
15. Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pentbelajarun,(Jakarta: Muhamrnad Anas, 201 4) h.43
ill
16. Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York:Zeohvr Press.2007lh.2 /,
17. Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York:Zeohvr Press, 2007\ h. 2 AtL{7
/'t,
18. Syai{ul Batu'i Djamarah dan Asrva Zain, Strcttegi BelciarMenpaiar. (Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2006) h.94
q^JY u1I
t9. Engkoswar a, D asar-das ar M etodologi P engaj aran, (J akarta:
Bina Aksara. I 988). cet. 2. hal.56-57'bry L/
20. Nana Sudjana, Peniloian Hasil Proses Belaiar Mengaiar,(Bandune: PT Remaia Rosdakarva,2009) cet. 14, h.22
1$*{v v'/rlr
2r. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,Z004) cet.
Ke-12. h.33/r
22. Dimyati dan Mudjiono, Belaiar dan Pembelajaran, (Jakafta:
Rineka Cipta.2006) cet. Ke-3, h. 190q-{r //'
23. Muhibbin Syah, Psifrologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),
h.1 33 /r24. Idri Shaffat Optimized Learning Strategt, (Jakarta: Prestasi
Pustaka.2009), h.37 w /r25. Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999),
h.1 34-1 35 w /r26. Muhibbin Syah, Psitologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),
h.1 35,M,d
4/_27. Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999),
h.1 36 /,28. Muhibbin Syah, Psitologi Belaiaa (Jakarta: Logos, 1999),
h.137{4\-A /r
29. Muhibbin Syah, Psikologi Be.lajar, (Iakarta: Logos, 1999),
h. l 38-1 39 w 1,30. Muhibbin Syah, Psrkologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),
h.140 1*d. /,31. Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosiul:Sebuah Kajian
Pendekatan Stntktural. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.117qq /,
a
1.
32. Dadang Supardan, Pengantar llnru Sosial:Sebuah KajianPendekatutt Stn&tn"aL (Jakarta: Burni Aksara, 2009) h.117 //
33. Iwan Hermawan, GeograJi: Sebualt Pengantar, (Bandung:
Private Publishine, 2009) h.52 G\^,9 /t34. Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung:
Private Publishing,20O9) h.58 4\JT /,35. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.9A, fTwtLr' A/
36. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi,(Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.l2-13 'il,Jr
///t/37. Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarla:
Gadiah Mada University Press, 2001) h.82 /,t38. Dadang Supardan, Pengantcu' Ilmrt Sosial:Sebuclt Kciiutt
P endeka tan S tnktur al, h.229 -23 0 a-q /t39. Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86 r'\, //4C. Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosial:Sebuah Kajian
P en deka tan S t n rkt u r al, h.229 -263 V^{T l)41 Nur Allr Laila Sari, Pengartth Metode Katyatvisata dalam
Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil BelajarSis*-a Kelas XI IPS SMA Negeri I Tangerang Selatan, FITK,UIN Jakarta, BAB V h.69
q,g /
42. Nurajmi Lalla, Pengartrh Metode Karyawisata Terhadap
Kemampuan lulenulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IVSD Neseri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB Y h.67 /
43. Lia Lusiana, Penganth Metode Mengajar di Luar Kelas(Otftdoor Sudy) Terhadap Hasil Belaiar Ekononti Sisu'a
Kelas X di SMA PGM 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BABv h.59
/,
44. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Ktumtitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet), h. 96 N .b
BAB ru45. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
PraWik. (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.123,H,JZ
/,46. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Ku an t i t at if, Ku al i t a tif, d an R &D ), (B andung : Alfab eta,2 00 8 ),h.110 U{v
/fr
47. Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and'Quasi-Experimental Desigrt -fo, Research,(Chicaso : Handbook of Research on Teachin s), h-7
qq /
48. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekntan
Kt run ti tat if, Ku al it a tif, d an R &D ), (B andun g: Alfabeta,2 00 8 ),h.117
7,49. Sugiyono, Metode Penelitian P-endidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta,2008),
h.118-120
.dt{ /
a
t.
4
50. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakartu Bumi Aksara.2009) h.,53 @,-v
,l
h
51. Suhanimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidilcan,
h.6u59n9 {t52. Arikuntg D as ar-dasar Evaluasi P endidikan, h36 U"qr /,53. Arikurito, D as ar- d as ar Evaluasi P endidikan' h. I 00 @"V '/ /54. Arikunto, Das ar-dasar Evah.msi Pendidikan, h.86
/'/55. Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.207'213 /156. Sugiyono, Metode Penelition Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),h.2a7
57. Lia Lusisana, Penganrh Metode Mengaiar di Luar Kelas(Outdoor Study) terhadap l1asil Belajar Ekononti ,Srsu;a
Kelas X tli SMP PGN 56 Jakurtu, FITK, UIN Jakarta,2013BAB III h.38
q,-G
58. Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu PendekntanPraktik (Jakarta: Rineka Cipta,2006) h., 86
^,'VL
Pembimbing I
4il,frtuU
Jakiatin Nisa. M.Pd
MP.l9831205201102012
a
t.
Drs. Banaiid
BIODATA PENULIS
Rani Fatimah, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1993. Merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Rahmat, M.Pd dan Ibu
Nafsiah
Setelah menyelesaikan pendidikan di SDI Al-Falah 1 Ptg, lalu melanjutkan
ke MTs Al-Falah Jakarta selama 3 tahun. Tahun 2008 sampai 2011 menempuh
pendidikan menengah atas di MA Al-Falah Jakarta. Kemudian pada tahun 2011
masuk ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan menyelesaikan pendidikan S1
pada tahun 2015.
Saya aktif mengikuti kegiatan Marching Band sejak MTs sampai di
jenjang perkuliahan. Memasuki masa perkuliahan saya ikut organisasi PMII.
Pengalaman kerja diawali dengan menjadi guru privat dirumah untuk anak
kelas 6 SD dan berlanjut untuk tingkat SMP dan pernah mengajar privat untuk
kelas XII. Pernah mengajar di bimbingan belajar Modern Plus dan Universal.
Banyak pengalaman baik dan buruk yang dapat diambil hikmahnya,
semoga masa depan menjadi lebih baik. Aamiin.