+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL ...

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL ...

Date post: 26-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
179
PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI MAN 19 JAKARTA SELATAN (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : RANI FATIMAH NIM : 1111015000058 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
Transcript

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

GEOGRAFI DI MAN 19 JAKARTA SELATAN

(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RANI FATIMAH

NIM : 1111015000058

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

-

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTADIDIK DI MAN 19 JAKARTA SELATAI\

(STUDI KASUS KE HUTAI\ KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT)

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah <ian Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarj ana Pendidikan

DISUSUN OLEH :

RANI FATIMAH

NIM: 1111015000058

Di Bawah Bimbingan

Pembirnbing I

rn!^;h-U

Jakiatin Nisa. M.Pd

NIP. 1 983 1 2 05201102012 NrP. 1 9s4 12 24198t0300 4

PRODI GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20ts

Drs. Banajid

LEN{BAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Siswa pada pembelajaranGeografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)disusun oleh Rani Fatimal.r, Nomor Induk Mahasiswa 111101500005g, diajukan kepada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telal.rdinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 30 September 2015 dihadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang pendidikanIlmu Fengetahuan Sosial.

Jakarta, Oktober 2015

Panitia Uj ian lr4unaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)

Dr. Iwan Purrvanto, I\4.Pd

NiP. l 973042400801 1012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)

Drs. Syaripulloh, M.Si

NIP. I 9670909200700 1 1 003

Dosen Penguji IDrs. Syaripulloh, M.Si

NIP. 19670909200700 1 r 003

Dosen Penguji 2

Sodikin, M.Si

NIP.

Tanggal

t'/,r-?.rLr

'y'.-:-lotF

Tanda

/\--/ -\-...-

----' J<.--4--

T/ zo ts/to

MengetahuiIlmu Tarbiy eguruan

--6-{tx-,-i-,J9.a^

NIP. 19 8203 I 007

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

SURAT PERNYATAAI\ IGRYA ILMIAII

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

: Rani Fatimah

:1111015000058

: Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi)

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

1.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini yang be{udul "Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik pada Pembelajaran Geografi di NIAN 19 Jakarta Selatan (Studi

Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)" merupakan hasil karya asli yang

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Univcrsitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

a

t.

Jakafia, September 2015

i

ABSTRAK

Rani Fatimah. NIM 1111015000058. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan

(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat). Skripsi. Jakarta: Prodi

Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode karyawisata

terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN 19 Jakarta. Metode yang

digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one shot group pretest-

posttest. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI

IPS 1 MAN 19 Jakarta.

Instrumen yang digunakan adalah hasil belajar berupa soal pretest dan

posttest. Soal pretest dan posttest tersebut berjumlah 50 butir berbentuk pilihan

ganda. Setelah diuji terdapat 20 soal yang valid dan realibilitas. Teknik analisis data

menggunakan metode statistic uji-t (uji beda) untuk menguji hipotesis penelitian

dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 5%.

Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode

karyawisata terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Hal ini

ditunjukan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t hitung >

t tabel yaitu 9,7139 > 2,02 dengan taraf signifikansi 5%. Selain itu dilihat dari hasil

perhitungan nilai rata-rata posttest lebih tinggi (83,23) dibandingkan dengan

perhitungan nilai rata-rata pretest (69,7). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

metode karyawisata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran

Geografi.

Kata kunci : Metode Karyawisata, Geografi, Hasil Belajar

ii

ABSTRACT

Rani Fatimah. ID 1111015000058. The Influent of Study Tours Method Effect on

Outdoor Study of Students on Geographic in South Jakarta MAN 19 (Case Study

to Forest City Srengseng West Jakarta). Thesis. Jakarta: Prodi Geography,

Department of Social Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015

The purpose of this study was to determine the influence of a outdoor study

method of students of class XI IPS 1 in MAN 19 Jakarta. The method used is quasi-

experimental design with one-shot group pretest-posttest. In this study, the research

subjects were students of class XI IPS 1 MAN 19 Jakarta.

The instrument used is a matter of outdoor study in the form of pretest and

posttest. Problem pretest and posttest amounted to 50 multiple choice items. Having

tested there are 20 valid questions and reliability. Data were analyzed using t-test

statistical method (different test) to test the hypothesis of the research carried out

consultations on the distribution table "t" at the 5% significance level.

The findings of this study is the effect of the use of outdoor study to the

students in the subject of geography. This is shown on hypothesis testing using t-test

obtained by value t count > t table is 9.7139 > 2.02 with a significance level of 5%.

Additionally seen from the calculation of the average value higher posttest (83.23)

compared with the average value calculation pretest (69.7). From this study it can be

concluded that the method of outdoor study on the learning of students of Geography

subjects.

Keywords: Outdoor Study, Geography, Learning Outcom

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat serta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

beserta keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan” ini merupakan salah

satu syarat mencapai gelar sarjana pada konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya

masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis

miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian

pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis

sampaikan kepada :

1. Prof. Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS

3. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, selaku dosen pembimbing akademik

4. Ibu Jakiatin Nisa, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi I dan Drs. Banajid,

selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi, ilmu,

keteladanan dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

iv

5. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan yang telah

memberikan dukungan dalam administrasi.

6. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS beserta para staf.

7. Kepala MAN 19 Jakarta H. Ismail Nur, Lc, M.Ag, dewan guru khususnya Ibu

Dwiana Puji Rahayu, S.Pd, staf TU dan siswa-siswi MAN 19 Jakarta

khususnya kelas XI IPS1 tahun ajaran 2014/2015.

8. Ayah, Ummi, Mama tercinta serta kakak adik yang telah melimpahkan

segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan

doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.

9. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2011

khususnya prodi Geografi.

10. Kepada teman-teman Manis Manja, Andhita Anggraini, Laura Era Wardani,

Desna Kurniati, Ade Ulan Dari dan Herdianti Dwi Oktora. Terima kasih atas

hari-hari yang berwarna dan semangat yang diberikan.

11. Kepada teman-teman PPKT di MAN 19 Jakarta. Dini Rachmawati, Rahmatun

Nazilah, Ahmad Ferdy, Deden Hidayat dan Ahmad Miftahul Khoir yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

12. Teman seperjuangan skripsi Ria Liniarti dan Khoirul Fahrudin. Terima kasih

atas semangat dan motivasi serta bantuan kemudahannya.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-

mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, September 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI

Abstrak ……………………………………………………......................... i

Abstract ………………………………………………………………….... ii

Kata Pengantar …………………………………………………………...iii

Daftar Isi …………………………………………………………………..v

Daftar Gambar ……………………………………………………………ix

Daftar Tabel ………………………………………………………………x

Daftar Lampiran …………………………………………………………xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 6

C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 6

D. Perumusan Masalah …………………………………………… 7

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 7

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis …………………………………………… 7

2. Manfaat Praktis ……………………………………………. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskriptik Teoritik

1. Hakikat Metode Karyawisata

a. Pengertian Metode Karyawisata ……………………… 9

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata ……. 14

c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran ... 14

2. Hasil Belajar

vi

a. Pengertian Hasil Belajar ……………………………… 16

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………… 16

3. Pembelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi ………………………………….. 19

b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi ………………. 20

c. Manfaat Geografi ……………………………………. 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………. 24

C. Kerangka Berpikir……………………………………………. 25

D. Hipotesis ……………………………………………………... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………........ 29

B. Metode dan Desain Penelitian ………………………………… 30

C. Populasi dan Sampel ………………………………………….. 31

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes ………………………………………………………… 32

2. Observasi ………………………………………………….. 33

3. Wawancara ………………………………………………… 33

E. Instrumen Penelitian …………………………………………... 33

F. Kontrol terhadap Validitas Internal

1. Uji Validitas ………………………………………………. 34

2. Uji Realibilitas ……………………………………………. 35

3. Uji Daya Pembeda ………………………………………… 36

4. Uji Taraf Kesukaran ………………………………………. 37

G. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 38

1. Uji Pra Syarat Analisis Data

a. Uji Normalitas …………………………..…………….. 39

b. Uji Homogenitas …………………………...………….. 40

c. Uji Hipotesis ……………………………...…………… 41

vii

H. Hipotesis Statistik ……………………………………………... 41

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta

1. Sejarah MAN 19 Jakarta ………………………………….. 43

2. Visi, Misi dan Motto MAN 19 Jakarta …………………… 44

3. Identitas dan Geografis …………………..……………….. 44

4. Guru dan Tenaga Pendidik ……………………………….. 45

5. Siswa ……………………………………………………… 45

6. Sarana dan Prasarana ……………………………………… 47

B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest

1. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Siswa

pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta ………… 47

C. Analisis Data dan Pembahasan ……………………………….. 51

1. Uji Pra Syarat Analisis Data

a. Uji Normalitas Data …………………………………… 51

b. Uji Homogenitas Data ………………………………… 52

2. Uji Hipotesis Data ………………………………………… 53

D. Pembahasan Hasil Observasi

1. Aspek Pra Pembelajaran ………………………….…….…. 54

2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran ……………………… 55

3. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Penjelasan Materi Pelajaran …………….…………….. 56

b. Pendekatan dan Strategi Belajar ………………………. 59

c. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.. 60

d. Penilaian Proses ……………………………………….. 60

e. Penggunaan Bahasa …………………………………… 61

4. Aspek Penutup ……………………………………………. 61

E. Pembahasan Hasil Wawancara ……………………………….. 61

viii

F. Hasil Pembahasan Penelitian …………………………………. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………… 66

B. Saran ………………………………………………………….. 66

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 69

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………..……………………………………….. 27

Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta ……………………………………… 29

Gambar 3.2 Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng ……………………………….. 30

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretest-Posttes…………….………………………….. 49

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta………………………………..... 44

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest …..……………………………. 47

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Posttest………….……………………. 48

Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest-Posttest …………… 48

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Normalitas .………………………...……………. 50

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Hasil Belajar ………………………….……….. 51

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 70

Lampiran 2 Materi Ajar ………………………………………………………… 83

Lampiran 3 Kisi-kisi Uji Soal Validitas ………………………………………... 94

Lampiran 4 Soal Uji Validitas ………………………………………………….. 95

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas …………………………………………………104

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Pretes-Posttes ………………………………...…….106

Lampiran 7 Soal Pretest-Posttest………………………………………………..107

Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretest-Posttest…………………………………109

Lampiran 9 Lembar Observasi Belajar Siswa …………………………………..116

Lampiran 10 Lembar Observasi Mengajar ……………………………………….128

Lampiran 11 Soal dan Hasil Wawancara ………………………………………...140

Lampiran 12 Uji Normalitas N-Gain……………………………………………..144

Lampiran 13 Uji Normalitas Liliefors Pretest-Posttest…………………………..145

Lampiran 14 Uji Homogenitas …………………………………….……………..147

Lampiran 15 Uji Hipotesis …………………………………….…………………148

Lampiran 16 Dokumentasi …………………………………….…………………150

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan

pembangunan di segala bidang. Salah satu cara pembentukan sumber daya

manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Karena pentingnya

pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu

pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukansecara berkesinambungan guna

menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah

sangat berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar.

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya

manusia agar lebih berkualitas. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan

akan mencetak generasi yang hebat, cerdas, mandiri, dapat menghadapi tantangan

global serta berwawasan luas, sehingga membentuk manusia yang seutuhnya dan

bermanfaat.

Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan pada hakikatnya

adalah sebuah sistem pengajaran antara komponen yang satu dengan yang lainnya

saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut melingkupi kurikulum, siswa,

sarana dan prasarana, serta pendidik dalam hal ini adalah seorang guru.

Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menerangkan tentang

pendidikan dan derajat orang berilmu, ayatnyasebagai berikut :

يزفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS Al-Mujadalah:11)

Pendidikan menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, mengartikan pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

2

agarsiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlihatkan dirinya, masyarakat

bangsa dan negara.1

Menurut Oemar Hamalik,pendidikan merupakan bagian integral dalam

pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkandari proses

pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan

ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung

berbarengan.2

Menurut Redjo Mudyahardjo. “Definisi pendidikan yang luas adalah hidup.

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala segala situasi hidup

yang memengaruhi pertumbuhan secara individu.”3

Sedangkan, pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar

sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa

yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam

bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan luar

sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi

pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari

dapat memainkan peranan secara tepat.4

Pendidikan adalahmenciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter

sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita

yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai

lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi manusia untuk lebih baik

dalam segala aspek kehidupan.

Ki Hajar Dewantara mengatakan. “Pendidikan menuntut segala kekuatan

kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus

1 H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.93

2 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1

3 Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.3

4Ibid, h.9

3

sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya.”5

Pendidikan merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan

bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka

masyarakat tersebut akan semakin berkualitas. Dalam rangka menciptakan sumber

daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara

pendidikan merupakan komponen penting guna mempersiapkan generasi anak

bangsa untuk mampu berkompetensi secara global di dalam aktivitas kehidupan

masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan

kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk

bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu pendidikan yang akan

membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan.

Pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi setiap siswa secara

maksimal melalui berbagai macam pelajaran, salah satu diantaranya adalah

melalui mata pelajaran Geografi. Pelajaran Geografi merupakan suatu mata

pelajaran yang diajarkan pada beberapa jenjeng pendidikan di Indonesia seperti

dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dimasukan ke dalam mata pelajaran

IPS terpadu sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dipisah menjadi

pelajaran Geografi sendiri.

Geografi merupakan induk segala ilmu karena menjadi gabungan dari ilmu

sosial dan ilmu alam. Geografi suatu cabang ilmu yang mempelajari fenomena

alam yang terjadi di bumi mulai dari litosfer, pedosfer, biosfer hingga atmosfer.

Geografi juga mempelajari hubungan alam dengan manusia sebagai komponen

utama dalam unsur biotik.Sehingga mata pelajaran Geografi merupakan mata

pelajaran yang memiliki cakupan materi yang luas. Dan berupaya membangkitkan

minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan, pemahaman, dan pengetahuan

tentang pola perilaku dan aktivitas manusia terutama dalam lingkungan hidup

yang dapat menentukan keberlangsungan masa depan.

5 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksana

Pendidikan, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006. h. 2

4

Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan

pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak

konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan

beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman

beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan,

letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih

mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi

tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika

dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan.

Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi,

konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika

dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut

penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang

gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini

terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa

dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan

kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat

membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang

berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang

lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah

membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.

Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan,

mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada

akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan

atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat

membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas

tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang

ditetapkan.

Selain mengakibatkan rendahnya minat para siswa belajar juga dapat

mengakibatkan siswa kurang menguasi pelajaran yang telah di sampaikan oleh

5

guru. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa di harapkan mampu menguasi

konsep materi yang di ajarkan oleh guru. Namun kegiatan belajar yang hanya

cenderung formal dan biasanya membuat siswa hanya memperhatikan pada awal

mula guru menyampaikan materi, setelah beberapa menit siswa sudah mulai bosan

bahkan tidak memperhatiakan apa yang sedang guru sampaikan di kelas sehingga

siswa tidak dapat menguasi penuh materi yang di ajarkan oleh guru. Maka dari itu

di samping guru mengajar di kelas, guru juga harus memperhatikan bagaimana

cara agar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan di

ajarkan. Guru jangan hanya sekedar mengajar hanya sebagai menjalankan tugas

dan tanggung jawab seorang guru, namun guru harus mampu meningkatkan

penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan.

Dalam belajar mengajar sifatnya klasikal (bersama-sama dalam suatu kelas),

guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua

arah. Mengajar bukan semata-mata memberikan informasi seraya tanpa

mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Oleh karena itu,

proses belajar harus dapat dikembangkan dengan cara belajar yang tepat agar

siswa mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang

telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Salah satu metode yang dapat

digunakan dalam menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui metode

karyawisata.

Objek kegiatan belajar mengajar untuk metode ini diadakan di luar kelas

misalnya di tempat pariwisata yang memiliki fasilitas edukasi. Dengan sistem

pengajaran yang lebih banyak mengeksplorasikan kegiatan di tempat wisata atau

luar kelas, menekankan pemahaman dan pengertian secara mendalam pada objek

pelajaran yang sedang di bahas, serta menekankan penglihatan nyata. Semua

kegiatan belajar mengajar ini tetap mengacu pada konsep teori pelajaran yang

telah baku. Kegiatan metode ini bukan sekedar main-main untuk menyegarkan

pikiran dan mengobati kejenuhan, melainkan guna mencerdaskan para siswa dan

membuat mereka memahami mata pelajaran dengan baik. Sehingga materi dapat

tersampaikan kepada siswa dengan baik.

6

Yang dimaksud dengan karyawisata yaitu metode yang mengutamakan

pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau daerah pariwisata. Sehingga

kegiatan belajar di luar kelas membuat siswa tidak merasa bosan ketika belajar,

karena kegiatan belajar di luar kelas mengajak siswa untuk melihat secara

langsung mengenai materi yang di ajarkan dan juga memiliki suasana yang

berbeda siswa akan merasa lebih bebas dalam mengekspresikan pengetahuan yang

di lihat ketika berada di luar kelas, bukan seperti kegiatan belajar di dalam kelas

yang mana siswa hanya duduk di bangku sambil mendengarkan guru

menyampaikan materi dengan berceramah dan bercerita.

Karyawisata ini merupakan pembelajaran yang di lakukan siswa untuk

mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)

yang dilakukan di luar kelas. Karyawisata juga merupakan metode yang

menekankan pada pemahaman dan pengembangan pada sejumlah pengetahuan

tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga

ditemukan pengetahuan yang baru yang bermanfaat, baik berupa fakta maupun

nilai apresiasi. Sehingga anak dapat mudah menguasi materi pelajaran yang di

ajarkan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap

Hasil BelajarSiswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan.

(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat

diidentifikasikan permasalahan yang muncul pada penelitian, yaitu sebagai

berikut:

1. Materi pembelajaran Geografi yang dinilai masih belum nyata.

2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif.

3. Menekankan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.

7

4. Pengetahuan siswatentang fenomena alam yang masih minim.

5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut maka peneliti memfokuskan

pada pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penerapan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode

karyawisata.

2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar berupa tes tulis setelah dilakukan

treatment.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Apakah terdapat pengaruh Metode Karyawisata keHutan Kota Srengseng

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI MAN 19

Jakarta, Semester II Tahun Ajaran 2014/2015?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

karyawisata.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk memperluas khasanah

ilmu pengetahuan dan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap pelajaran Geografi sehingga dengan menggunakan metode

karyawisata dapat mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran Geografi

adalah pelajaran yang menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

8

Manfaat praktis penelitian ini antara lain :

a) Bagi Siswa :

Memberi pengalaman, pengetahuan lebih dan pembelajaran langsung

pada siswa dalam pelajaran Geografi, sehingga merangsang mereka

untuk aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan minat, motivasi

terhadap pelajaran Geografi dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas

belajar.

b) Bagi Guru :

Memantapkan pemahaman dan pengetahuan guru Geografi sehingga

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di SMA/MA.

Guru-guru mendapat pengalaman langsung merancang dan

melaksanakan program pembelajaran Geografi dengan karyawisata.

c) Bagi Sekolah :

Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas

pembelajaran dan pemahaman siswa yang meningkat.

d) Bagi Peneliti :

Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian sebagai

penerapan dari mata kuliah.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskriptik Teoritik

1. Hakikat Metode Karyawisata

a. Pengertian Metode Karyawisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode ialah cara teratur

yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai

dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan.1

Menurut Pupuh Faturrahman, “Metode diartikan sebagai suatu cara

atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.”2

Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun

pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka harus

difasilitasi oleh metode mengajar.

Menurut Trianto, metode merupakan cara mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang

telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk

merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi merujuk pada

sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode

adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai

metode.3

Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”4

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti mengatakan, Pembelajaran adalah suatu

usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada

tujuan (pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah

1 KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740

2Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007) h.55 3Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 132

4Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009) h.57

10

pada terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud

menunjukan pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses

tersebut adalah kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi

edukatif.5

Dari pengertian diatas, maka “metode pembelajaran adalah cara

strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di

kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of

values.”6

Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah para siswa

mencapai kompetensi yang telah disepakati. Hal ini berlaku untuk guru

sebagai pemilih metode belajar maupun siswa sebagai pemilih strategi

belajar. Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan

utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar siswa.

Metode bukan suatu tujuan melainkan suatu cara dalam setiap kegiatan

belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Maka sebab itu, pemilihan

metode dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai

kompetensi yang diharapkan.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan

pertimbangan yang matang, perbedaan individu siswa, serta faktor

eksternal saat kegiatan tersebut berlangsung. Siswa diharapkan memberi

timbal balik dalam proses belajar, mengembangkan stimulasi dan inisiatif

siswa, serta menumbuhkan pikiran untuk memecahkan masalah. Satu hal

yang tidak dapat disangkal lagi adalah kebutuhan atas metode itu mutlak

dalam pendidikan dan kegiatan belajar mengajar karena merupakan sarana

untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil

kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik.

Untuk memahami peranan metode dalam proses belajar yang baik

bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang

kemudian dinamakan kerucut pengalaman. Kerucut pengalaman Edgar

5Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikann Pengantar Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan

(Jakarta: UIN Jakarta Press), h.117 6Ibid, h. 122

11

Dale pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu, media

atau metode yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar

secara mudah.

Gambar 2.1

Dalam memberikan pelajaran dan perubahan-perubahan yang

diinginkan guru juga harus memperhatikan lingkungan, sifat bahan

pelajaran, minat siswa dan kemampuan individu setiap siswa. Maka salah

satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar

mengajar adalah dengan metode karyawisata yang turut mengaktifkan

indra penglihatan, pendengaran dan analisis siswa dalam kegiatan belajar.

Menurut Faturrohman dan M. Sobri, metode karyawisata adalah

metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar

sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung

sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi utnuk belajar atau memperdalam

pelajarannya dengan melihat langsung kenyataan. Karena itu,

dikatakan karyawisata, adalah cara mengajar yang dilaksanakan

dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek bersejarah untuk

mempelajari atau meneliti sesuatu, seperti meninjau peninggalan-

peninggalan sejarah di Mesir atau Indonesia sendiri. Metode ini

dilakukan dalam waktu singkat da nada pula dalam waktu panjang.7

Menurut Winarto Surakhmad, dalam rangka belajar, siswa terbatas

hanya belajar di kelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu

pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu hal tertentu. Dengan

7Pupuh Faturrahman, op.cit, h. 63

12

karyawisata sebagai metode mengajar yang dimaksud siswa dibawah

bimbingan guru pergi meninggalkan sekolah menuju se suatu tempat

untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru

bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik kertas

dan sebagai dalam rangka pembelajaran. Berbeda halnya dengan

tamasya dimana manusia yang pergi ke suatu tempat hanya mencari

kesenangan atau sebagai hiburan.8

Menurut Muhammad Anas, “metode karyawisata adalah suatu cara

penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek

yang akan dipelajari dengan objek itu terdapat di luar kelas. Kata

karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti

pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja.”9

Menurut Suyanto dan Asep Jihad, metode karyawisata adalah metode

yang mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari sesuatu. Ini

berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode

karyawisata berguna bagi siswa dalam memahami kehiudpan riil

berserta segala masalahnya.

Karyawisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal.

Misalnya, melakukan karyawisata ke pasar yang ada di sekitar

sekolah, siswa bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam

pelajara ekonomi. Para siswa bisa mewawancarai penjual dan

pembeli, mereka bisa memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan

pelajaran ekonomi secara langsung di pasar.

Untuk pelajaran sejarah, siswa bisa diajak ke museum untuk melihat

benda-benda bersejarah yang dipelajari dalam pelajaran sejarah.

Masih banyak pelajaran lain yang bisa diajarkan dengan menggunakan

metode karyawisata, seperti pelajaran Agama, IPS dan Geografi. .10

Menurut Miriam Kronish yang dikutip dalam buku Kathleen Caroll,

“the field trip can serve as a culminating experience at the end of a course

of study, as a catalyst to provoke interest in a new topic, or in the middle

of the term for children to test out their ideas and concepts with expert

advice from the people they meet at the site.”11

8Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jenmars, 1980) h.93

9 Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Muhammad Anas, 2014) h.43

10Suyanto dan Asep Jihat, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan

Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013) h.132 11

Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York)

13

Hubungan dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata

adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas. Dengan

demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah

mempelajari sesuatu.12

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk pergi ke suatu

tempat yang dianggap penting guna mempelajari dan meneliti sesuatu

yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah. Metode yang tepat dan

bervariatif dalam mengajarkan Geografi salah satunya dengan mengajak

anak mengunjungi pegunungan, perkebunan, danau, sungai atau museum,

yang akan menjelaskan kepada siswa betapa besarnya ciptaan Tuhan dan

harus kita syukuri karena memberikan pengetahuan dan manfaat kepada

semua makhluk oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan alam

ciptaan Tuhan.

Metode karyawisata akan membuat para siswa tertarik dalam

mempelajari mata pelajaran, khususnya Geografi. Dari beberapa

pengertian diatas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian

bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran

dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Metode

menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai suatu

tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai

tujuan dengan sebaik-baiknya. Dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak

dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana

perubahan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk

menimbulkan perubahan itu.

Dalam memberikan pelajaran Geografi dan perubahan-perubahan yang

diinginkan harus memperhatikan faktor eksternal, lingkungan, sifat bahan

pelajaran, minat siswa dan kemampuannya. Maka salah satu cara untuk

12

Ibid.

14

mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar salah satunya

dengan metode karyawisata.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain, metode karyawisata

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :

Kelebihan metode karyawisata :

1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang

memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2) Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karyawisata :

1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk

disediakan oleh siswa atau sekolah

2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar

tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama

karyawisata.

4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas

dari pada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.

5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan

mengerahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi

permasalahan. 13

c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran

Menurut Engkoswara, karyawisata sebagai metode mengajar

memerlukan langkah-langkah yang baik, diantaranya adalah persiapan dan

perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

1. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya

bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru mata pelajaran.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya :

a. Tujuan dana sasaran yang akan dituju

b. Aspek permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila

dirumuskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi

13

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneke Cipta,

2006) h.94

15

pelajaran IPS dan aspek-aspeknya atau masalah yang akan

dicapai.

c. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan

karyawisata.

d. Terbentuknya kelompok-kelopok yang akan membahas atau

menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap

kelompokpun hendaknya membagi tugas sehingga setiap orang

mempunyai tugas yang jelas. Misalnya, ada yang harus

mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya, mencatat

dan lain-lain.

e. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk

menghubungi pengurus yang akan dikunjungim ketua

rombongan atau pemimpin kelompok.

f. Waktu karyawisata supaya ditetapkan.

2. Pelaksanaan Karyawisata

Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang

supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun

mencatat tang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau

kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun

kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang

telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.

3. Tindak Lanjut

Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti, kemudian

membuat kesimpulan tertulism melainkan perlua diikuti dengan

suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati

seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain.

Sedangkan tujuan karyawisata supaya semua orang mengetahui

semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini

perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan

tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang

mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalamnya tindak

16

lanjut diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah

karyawisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat?

Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana

kemungkinan untuk memperbaikinya.14

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Nana Sudjana mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”15

Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa

mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis

terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang

dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya,

“hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

siswa dalam jangka waktu tertentu.”16

Hasil belajar yang dimaksud dapat

berupa hasil tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati

dna Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada

diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.”17

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan

intelektual saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor

penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar

siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

14

Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara,1988), cet. 2, hal.56-

57 15

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2009) cet. 14, h.22 16

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2004) cet. Ke-12, h.33 17

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) cet. Ke-3, h.

190

17

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain :

a) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menanadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pembelajran. Kondisi organ-organ khusus siswa,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat

juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan oleh guru.

Jadi kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap

hasil belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan

jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar

dalam keadaan sakit.

b) Aspek Psikologis

2. Intelegensi Siswa

Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan, “bahwa

intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-

fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat.”18

Menurut Howard Gardner yang

disitir oleh Johnson dan dikutip oleh Idri Shaffat, “intelegensi

bukanlah sesuatu yang hanya dapat diukur dengan tes, bukan pula

sesuatu yang semata-mata bersifat genetid secara lahiriah.”19

3. Sikap Siswa (attitude)

Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang

dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang

positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut,

sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang

18

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.133 19

Idri Shaffat, Optimized Learning Strategy, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h.37

18

disajikan, apalagi jika diiringi kebencian menimbulkan kesulitan

belajar siswa tersebut.20

4. Bakat Siswa (aptitude)

Chaplin dan Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah

mengemukakan bahwa secara umum, “bakat adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

masa yang akan datang.”21

Selain kecerdasan, bakat juga besar

pengaruhnya terhadap proses hasil belajar siswa. Seseorang yang

memiliki bakat terhadap suatu objek akan mudah baginya untuk

menguasai objek tersebut.

5. Minat Siswa (interest)

Menurut Muhibbin Syah, “secara sederhana, minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.”22

Jika seseorang memperlajari suatu objek dengan

minat yang besar, maka dia akan menyenangi objek tersebut dan

terlibat aktif dalam proses belajar serta mempengaruhi hasil belajarnya.

Sebaliknya jika seseorang mempelajari suatu objek dengan tidak

berminat maka dia tidak akan menyenangi objek tersebut serta tidak

aktif dalam proses belajar akibatnya hasil yang diperoleh kurang baik.

6. Motivasi Siswa

Menurut Reber dalam buku Muhibbin Syah, “pengertian dasar

motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun

hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,

motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.”23

Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ia senang bekerja keras

dan memiliki tujuan yang ingin ia capai, sehingga mempengaruhi hasil

belajar yang baik.

7. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Terdiri dari dua

macam, yakni : 20

Op.cit., h.134-135 21

Ibid., h.135 22

Ibid., h.136 23

Ibid., h.137

19

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga

kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan social siswa

adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan

disekitar perkampungan siswa tersebut.

b) Lingkungan non-sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, letak rumah tempat tinggal keluarga

siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa.24

c) Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa

sebagimana yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan

belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses

pembelajaran siswa.25

Pendekatan belajar ini merupakan cara

atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas

dan efesiensi proses belajar materi tertentu. Semakin

komprehensif atau mendalam cara belajar siswa maka semakin

baik hasilnya.

3. Pembelajaran Geografi

a. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan

graphien yang berarti graphien yang berarti lukisan atau tulisan.26

Jadi

geografi secara bahasa berarti tulisan atau lukisan tentang bumi.

24

Ibid,, h.138-139 25

Ibid., h.140 26

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009) h.117

20

Menurut Dadang Supardan, “pengertian bumi daalam geografi, tidak

hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi

segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun

gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan

proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan

manusia sebagai penghuni bumi tersebut.”27

Menurut Frank Debenham dalam buku Iwan Hermawan mengatakan,

“Geografi merupakan kumpulan sejumlah pemahaman akan tata ruang

yang berkaitan hubungannya dengan kehidupan manusia dalam

keseimbangan kontak dan reaksi manusia serta reaksinya pada sistem

ekologi yang selalu merupakan rantai perubahan”28

Menurut Iwan Hermawannya sendiri, “geografi adalah ilmu yang

mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan reaksi timbal balik

antara manusia dan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan

hubungan antar ruang.”29

Richard Harthston mengemukakan, “geography is that discipline that

seeks to described and interpret the variable character from place to place

of the earth as the world of man.”30

Pada batas ini Hartshon menekankan

kepada variabel dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat

kehidupan manusia.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah

ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi beserta lingkungan hidup

antara makhluk hidup yang selalu menjadi rantai perubahan, terjadi dari

suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan makhluk

hidup yang bersifat dinamis.

b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi

Menurut Nursid Sumaatmadja ruang lingkup geografi pelajaran

geografi meliputi :

27

Ibid., 28

Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing,2009) h.52 29

Ibid., h.58 30

Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.9

21

1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan

manusia

2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan

3. Interaksi keruangan umat manusia dengan lingkungan yang

memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan

bumi

4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat,

perairan dan udara di atasnya31

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan keempat ruang lingkup

inilah yang membentuk ciri khas terhadap karakterisitik pengajaran

geografi. Pengajaran geografi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

siswa untuk mencapai kedewasaan mental di dalam berpikir, merasakan,

bekerja, bersikap serta memberikan pengalaman berlajar secara langsung

untuk memahami materi. Sehingga banyak manfaat yang diperoleh,

misalnya siswa mampu hidup dengan kondisi lingkungan dan masalah

yang dihadapi dalam kehidupan ini.

Pengajaran geografi yang juga dapat mengembangkan kemampuan

inteletualitas tiap orang atau siswa yang mempelajarinya. Geografi dapat

meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap

alam, melatih ingatan terhadap kehidupan dan lingkungan.

Menurut Widoyo Alfandi, ruang lingkup kajian studi geografi adalah

menjawab pertanyaan :

1. Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses jejak

kenampakan atau kejadian di permukaan bumi.

2. Dimana (where) dalam arti situs, letak, atau penyebaran di

permukaan bumi.

3. Berapa panjangg (how long) sebuah sungai, jalan, berupa lebar,

berapa luas suatu areal atau wilayah, berapa jauh jarak antara

lokasi, berapa dalam suatu perauran (danau, sungai, laut), berapa

tinggi suatu elevasi, berapa miring suatu lereng, berapa lama suatu

proses berlangsung, berapa banyak suatu jumlah.

4. Mengapa (why) dalam arti kronologi atau keruangan dan

penjelasan atau deskripsi.

31

Ibid., h.12-13

22

5. Bagaimana (how) dalam arti penjelasan suatu struktur pola, fungsi

dan proses gejala atau kejadian atau solusi terhadap suatu masalah

yang berwujud rumusan saran kebijakan.

6. Kapan (when) dalam arti waktu lampau (informasi), sekarang dan

yang akan datang (peramalan/perencanaan)

7. Siapa (who) dalam arti sebagai objek penelitian atau pelaku

(subjek) suatu kejadian dan sekaligus sebagai subjek yang

bertanggung jawab dalam bentuk kelompok manusia, khususnya

geografi politik kecuali behavior geography.32

Peranan geografi yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO

maupun Lounsbury dalam buku Dadang Supardan sebagai berikut :

1. Geografi sebagai suatu sintesis

Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab

substansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, when, why dan

how.

2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan

Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisi konsep

fenomena-fenomena baik alamiah ataupun insaniah. Selain itu,

geografi berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang

relasi, interaksi, bahkan interpedensi satu aspek tertentu dengan

yang lainnya.

3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan

Pada aspek pemanfaatna atau pendayagunaan ruang geografi yang

harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang

begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang

menunjang, baik menyangkut kualitas maupun kuantitas.

4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian

Hal ini dimaksudkan agar dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai

berikut :

32

Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001)

h.82

23

a) Meningkaykan pelaksanaan penelitian ilniah demi disiplin

geografi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan

pengembangan ilmu yang makin pesat.

b) Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan

dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.33

Menurut Widoyo Alfandi yang dimaksud dengan prinsip geografi

adalah pokok-pokok pikiran yang mendasari pola kajian studi geografi.

Adapun pokok-pokok pikiran tersebut meliputi :

a. Deskripsi dan klasifikasi

b. Lokasi dan penyebaran

c. Interelasi dan sitem jaringan

d. Korologi atau keruangan

e. Ukuran dan skala

f. Struktur pola dan fungsi proses34

c. Manfaat Geografi

Sebagai sebuah disiplin ilmu, tentunya geografi memiliki manfaat dan

fungsi tersendiri baik dalam bidang akademis maupun kehidupan geografi

adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis, memiliki akar-akar dalam

ilmu alam, sosial bahkan humaniora. Dalam cakupan yang begitu luas dan

bersinggungan dengan bahan pengajaran maka geogarfi bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, tata ruang, dan tempat

dengan berbagai strategi dan teknik.

Nilai terapan dari geografi sangat dihargai selama perang dunia II

karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi

mengenai negara-negara lain, keahlian kartografi serta fotogrametrik

mereka banyak dipakai dalam dunia intelejen.

Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat local,

regional, nasional, maupun global, telah menjadi perhatian para ahli

geografi. Banyak karya mereka menerapkan kedua sisi, yakni proses-

33

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h.229-230 34

Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86

24

proses yang terjadi dalam lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia

terhadap proses tersebut serta hasilnya.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Nur Alfiah Laila Sari, Program Studi Sosiologi Jurusan Pendidikan IPS

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan

judul “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Tangerang Selatan”

menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh

secara signifikan terhadap hasil belajar sosiologi pada siswa. Pengaruh

tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu 2,07> 1,684,

maka dari itu Ha diterima.36

2. Nurajmi Laila, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan judul

“Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere” menunjukan bahwa

pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan

terhadap hasil belajar penulisan karangan deskriptif pada siswa. Pengaruh

tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t tableyaitu 6,72> 2,00

maka dari itu Ha diterima.37

3. Lia Lusiana, Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul

“Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap

Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat”

menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode outdoor study

35

Op.Cit., h.263 36

Nur Alfi Laila Sari, Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, FITK, UIN

Jakarta, BAB V h.69 37

Nurajmi Laila, Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Karangan

Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.67

25

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa.

Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu

1,95> 1,67 maka dari itu Ha diterima.38

4. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ditha Anggunia Prinandita Sari

dengan judul Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode

Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X

8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah menyimpulkan bahwa

penggunaan menulis deskripsi dapat mengaktifkan kemampuan menulis

deskripsi dan minat menulis deskripsi pada siswa.39

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat

penting dalam dunia pendidikan. Artinya bahwa kegiatan pembelajaran yang

dilakukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian yang menjadi tujuan

pendidikan. Oleh sebab itu pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran,

penguasaan materi ajar dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran

adalah mutlak.

Pendidik harus mampu menguasai, kaya dan dapat menentukan metode belajar

yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan

berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik pada hasil

belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik dalam

kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau tidaknya kegiatan

belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas pendidik dalam

mengemas suatu mata pelajaran.

Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dikaji karena

dalam setiap materi sangat berhubungan dengan proses kehidupan sehari-hari dan

fenomena-fenomena alam. Pada mata pelajaran geografi di SMA/MA terdapat

38

Lia Lusiana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil

Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.59 39

Ditha Anggunia Prinandita Sari, Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran

di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang

Jawa Tengah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2011

26

materi-materi pembentukan bumi dan tata surya, sumber daya alam, pemanfaatan

dan pelestarian lingkungan hidup, kartografi, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan

antroposfer.

Objek kajian geografi adalah alam, lingkungan, bumi dan pola manusia

dengan alam. Oleh karena itu apabila pembelajaran hanya dilakukan dalam kelas

saja, pembelajaran tidak akan memberikan pengalaman atau kurang bermakna.

Untuk menarik siswa dalam pelajaran geografi maka seorang guru hasrus pintar

memilih metode yang dapat memotivasi siswa. Untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran geografi sesuai dengan fungsinya, maka harus menggunakan

metode-metode pembelajaran yang menunjang belajar siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

Salah satu metode yang dipilih adalah metode karyawisata. Metode ini dapat

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi

anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk menambah pemahaman yang di dapat

siswa di kelas mengenai beberapa materi ajar. Selain itu, dengan menggunakan

metode karyawisata, pengalaman yang di dapat langsung akan sangat berharga

dalam pembelajaran geografi sehingga siswa dapat sangat memahami konsep dan

materi tersimpan lebih lama dalam ingata. Dari metode karyawisata juga

diharapkan dapat memperluas wawasan dan nasionalis siswa.

27

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Adanya Masalah

1. Materi pembelajaran geografi yang

dinilai masih menerawang

2. Penggunaan metode ceramah yang

membosankan dan pasif

3. Menekankan kekuatan hafalan

dibanding pemahaman

4. Pengetahuan siswa tentang fenomena

alam masih minim

5. Hasil belajar siswa yang masih

banyak dibawah KKM

Pembatasan masalah

Perumusan masalah

Penelitian

1. Pra Treatment 2. Treatment

3. Pengolahan Data

a. Analisis Butir Soal

dalam bentuk pre test

post test yang diujikan

kepada responden yaitu

siswa kelas XII.

b. Uji validitas, dan

reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya

pembeda.

Hasil belajar Geografi meningkat

a. Pre Test

b. Penerapan metode

pembelajaran Karyawisata

c. Post Test

a. Statistik

b. Menganalisis

28

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslaah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusahn masalah penelitian,

belum jawaban yang empikrik dengan data.40

Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir yang telah

disampaikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode

karyawisata.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode

karyawisata.

40

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alabet), h. 96

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian pada tanggal 29 April 2015 sampai dengan 20 Mei 2015.

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di MAN 19 Jakarta yang beralamat di jalan

H.Jaelani III Rt.005/01 Kelurahan Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta

Selatan. Berikut adalah peta letak MAN 19 Jakarta yang diambil dari situs Google

Maps:

Gambar 3.1

Peta Lokasi MAN 19 Jakarta

Studi kasus ke Hutan Kota Srengseng yang terletak di Jalan Haji Kelik,

Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan Kota Administrasi Jakarta Barat

sebagai tempat pelaksanaan metode karyawisata. Berikut adalah peta Hutan Kota

Srengseng yang diambil dari situs Google Maps:

30

Gambar 3.2

Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang

dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre Experimental Design

sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu

sering disebut dengan istilah kuasi eksperimen.”1

Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest

Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu

sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum

diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan

eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui

lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan

perlakuan.2

Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan

objek penelitian. Kemudian menguji coba metode karyawisata dalam

pembelajaran Geografi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta,

2006), h. 123 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung:Alfabeta,2008), h.110

31

pemberian treatment sebanyak dua kali selesai dilakukan maka peneliti

memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa

analisis data. Jika dalam analisi data tersebut menunjukan perbedaan maka

treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. “Between

O1 and O2 many other change-producing events may have occurred in

addition to the experiment’s X.”3

Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil

observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai

komposisi sisiwa yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan

kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau

tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian

C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design

uncontrolled rival hypotheses is history”4

Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test

Kelas Eksperimen O1 X O2

Keterangan :

O1 : Nilai pretest (sebelum diberi treatment)

O2 : Nilai posttest (sesudah diberi treatment)

X : Treatment

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisir yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”5 Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS1 dan XI IPS 2

3 Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for

Research, (Chicago:Handbook of Research on Teaching), h.7 4 Ibid.

5 Op.cit., h. 117

32

MAN 19 Jakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Karena

berjumlah 34 siswa pada masing-masing kelas, maka populasinya adalag

68 siswa.

2. Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.”6 Sampel penelitian yang digunakan

diambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 1 berjumlah 34. Teknik pengambilan

sampel yang dilakukan dengan cara Probability Sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian

teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto, “tes adalah alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.”8 Penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh

dari kelas eksperimen. Tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :

a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di kelas yang sudah dipilih

sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dikarenakan penelitian ini

hanya diadakan dalam satu kelas.

b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan objek

penelitian yaitu kelas eksperimen sebanyak dua kali.

c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah diberi

perlakuan.

6 Ibid., h.118

7 Ibid., h.120

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h., 53

33

d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi perlakuan,

selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan dipersiapkan untuk

bahan penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Dalam

penelitian ini digunakan Observasi Berperan Serta, penelitin terlibat dalam

kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber

data, dan berperan serta dalam memperoleh data.

3. Wawancara

Wawamcara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden dengan tujuan

mendapatkan pendapat dari respon. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan wawancara tidak terstruktur.

E. Instrumen Penelitian

1. Test

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Tes

yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple

choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang

digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol

(0) untuk jawaban salah. Instrumen penelitian ini akan diujikan pada uji

validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

2. Non-Tes

a. Lembar Observasi

Lembar observasi dimana peneliti mengamati selama proses

pembelajaran dan penelitian berlangsung dengan melibatkan teman

sejawat untuk menilai apakah penelitan berlangsung sesuai dengan

rencana penelitian dan benar menerapkan metode pembelajaran yang

sedang diberlakukan terhadap kelompok eksperimen dimana penelitian

34

ini menggunakan metode karyawisata. Dengan terlibatnya pengamat

lain, maka data yang diperoleh dapat dijadikan salah satu bahan

rujukan terhadap metode karyawisata.

b. Wawancara

Instrument penelitian Non-Tes berupa wawancara digunakan untuk

mengetahui respon dan pendapat sisiwa yang menjadi sumber data

terhadap metode yang telah diberlakukan dalam hal ini metode

karyawisata. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui harapan

sisiwa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui harapan sisiwa

dalam proses pembelajaran berikutnya. Wawancara ini digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang.

F. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum tes tersebut sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan

uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang telah ditetapkan. Uji

coba ini dimaksud untuk mengetahui apakah soal tes tersebut telah memenuhi

persyaratan seperti uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan

sebagai alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas

yang akan diukur adalah validitas butir soal atau validitas item.

Menurut Arikunto, “validitas adalah ketepatan”9 dan “sebuah tes disebut

valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.”10

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel

internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrument

secara keseluruhan.

9 Suharsimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidikan, h.60

10 Ibid., h.59

35

Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada

analisis butir soal menggunakan rumus korelasi biseral sebagai berikut11

:

: Koefesien korelasi biseral

Mp : Rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

Mt : Rata-rata skor total

St : Standar deviasi dari skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar. Banyaknya jumlah siswa

yang benar dibagi jumlah seluruh siswa

q : Proporsi siswa yang menjawab salah. 1-p

Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti

menggunakan software SPSS untuk menghitung validitas soal. Untuk

mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka pbi dibandingkan dengan

tabel dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika maka soal tersebut

valid dan jika maka soal tersebut tidak valid.

2. Uji Realibilitas

Menurut Arikunto, “realibilitas berhubungan dengan masalah ketetapan

hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat

dikatakan tidak berarti.”12

Realibilitas adalah tetetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.

Untuk menghitung realibilitas soal dapat menggunakan rumus Kuder-

Richardson atau yang dikenal K-R 20, yaitu13

:

11

Ibid., h.79 12

Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.86 13

Ibid., h.100

36

: Realibilitas tes secara keseluruhan

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah 1-p

∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : Banyaknya item

S : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Rumus tersebut adalah rumus perhitungan manual, namun disini peneliti

menggunakan software SPSS untuk menghitung realibilitas soal. Untuk

mengetahui realibilitas butir soal, maka pbi dibandingkan dengan tabel

dengan taraf siginfikan (α):0,05 jika maka soal tersebut lulus

uji realibilitas dan jika maka soal tersebut tidak lulus uji

realibilitas.

3. Uji Daya Pembeda

Menurut Arikunto, “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal

untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah.”14

Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan

soal instrumen dalam membedakan sisiwa yang pandai dengan siswa yang

kurang pandai. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda adalah15

:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

14

Ibid., h.211 15

Ibid., h.213

37

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

4. Uji Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu suka akan menyebabkan

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi

karena di luar jangkauan.16

Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus17

:

P : Indeks kesukaran soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,

maka semakin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai

berikut18

:

Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

16

Ibid., h.207 17

Ibid., h.208 18

Ibid., h.210

38

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel

dan jenis respponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, untuk melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan.19

Dalam pengolahan dan penganalisaan data tersebut digunakan statistik.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan

data tersebut menggunakan uji N-Gain

Data preteset dan posttest yang telah diperoleh sebelumnya dilakukan

perhitungan Normal Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi

siswa yang memperhatikan ketuntasan hasil belajar setelah metode karyawisata

dan sebelum menggunakan metode karyawisata.

Menurut Meltzer untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest

dapat menggunakan rumus Normalized Gain.20

Kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut :

g-tinggi : nilai G ≥ 0,70

g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70

g-rendah : nilai G < 0,30

Setelah itu data kuantitatif akan diuji dan uji parametrik yaitu dengan uji-t,

dengan ketentuan jika data berdistribusi normal dan homogen.

19

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), h.207 20

Lia Lusisana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) terhadap Hasil

Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMP PGRI 56 Jakarta, FITK, UIN Jakarta, 2013 BAB III h.38

39

1. Uji Pra Syarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji

liliefors (taraf signifikan α 0,05)

Lo = F(Zi) – S(Zi)

Keterangan :

Lo : harga mutlak terbesar

F(Zi) : peluang angka baku

S(Zi) : proporsi angka baku

Dengan kriteria pengujian :

Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal

Lhitung ≥ Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar

b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus :

Keterangan :

Zi : skor baku

xi : skor data

: mean

S : simpangan baku

c. Nilai Zi dikonsultasikan denga n daftar F (kolom Z table)

d. Nilai kolom F(Zi) : jika Zi negatif, maka F(Zi) : 0,5-Zt ; jika Zi positif,

maka F(Zi) : 0,5 + Zt

e. Untuk kolom S (Zi) :

f. Kolom [(Zi)-S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi)-

S(Zi)

40

g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk

menentukan Lo

h. Apabila Lo hitung < Lo table maka sampel berasal dari distribusi

normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai

varians yang sama, oleh karena itu perlu melakukan pengujian kesamaan

dua varians atau lebih. Populasi dengan varians yang sama besar

dinamakan populasi dengan varians yang homogen.21

Uji homogen dilakukan pada skor pretest dan posttest dengan

menggunakan uji Fisher dengan rumus :

∑ ∑

Keterangan :

F : homogenitas

S12 : varians terbesar

S11 : varians terkecil

Untuk menguji homogenitas langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : kedua varians berasa; dari populasi yang homogen

Ha : kedua varians tidak berasal dari populasi homogen

b. Membandingkan statistic hitung dengan statistik table

Jika F hitung < F table : Ho diterima

Jika F hitung > F table : Ho ditolak

c. Tentukan db pembilang dan db penyebut (varians terbesar dan varians

terkecil)

d. Tentukan nilai F hitung

21

Sudjana., h.249

41

e. Tentukan nilai F table

Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji

homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikan (α)

0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data

berdistribusi tidak homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil tes

siswa dari hasil pretest dan posttest. Pengujian dilakukan dengan uji-t

dengan menggunakan rumus sebagai berikut22

:

√∑

Keterangan :

Md : Mean dari deviasi antara pretest dan posttest

Xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyaknya subjek

Df : Atau db adalah N-1

Selanjutnya menghitung hipotesis :

Jika thitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung ≥ maka Ho ditolak dan Ha diterima

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Mengajukan hipotesis, yaitu :

H0 : μA = μB

H1 : μA ≠ μB

22

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006) h., 86

42

μA : nilai pretest geografi siswa sebelum menggunakan metode karyawisata

μB : nilai posttest geografi siswa setelah menggunakan metode karyawisata

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode

karyawisata.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest

pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.

43

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta

1. Sejarah MA Negeri 19 Jakarta

Semula madrasah ini merupakan kelas jauh dari MA Negeri 10 Joglo

Jakarta Barat dan menjadi madrasah yang berdiri sendiri pada tanggal 19 Juni

2009 yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta Bapak H. Fauzan Harun, SH. Selaku kepala madrasah

yang pertama, Bapak Drs. Barkat Guna Harahap, dengan kepemimpinannya

yang berwibawa mampu membawa madrasah ini ke level yang lebih

bergengsi di antara madrasah yang ada di DKI Jakarta. Guna meraih cita-cita

dan harapan yang tinggi, kami dari segenap Civitas Akademika MANegeri 19

Jakarta memiliki visi “Mewujudkan MAN 19 Jakarta sebagai wadah

pembentukan insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara dan Agama”.

Untuk mewujudkan visi tersebut kami mengemban misi sebagai berikut:

Melengkapkan sarana dan prasarana madrasah sesuai perkembangan teknologi

dan tuntutan akademik, Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan melalui kerja sama dengan pihak lain atau pembinaan sendiri,

Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa dalam proses

pembelajaran, Menciptakan lingkungan madrasah yang Islami, baik dalam

proses interaksi maupun penataan ruang dan mengikutsertakan peran

masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu hasil pendidikan

dan pembelajaran di MA Negeri 19 Jakarta.

44

2. Visi, Misi dan Motto MA Negeri 19 Jakarta

a. Visi

Terwujudnya MA Negeri 19 Jakarta sebagai wadah pembentukan

insan mandiri untuk masa depan Bangsa, Negara, dan Agama.

b. Misi

1. Menyempurnakan sarana prasarana MA Negeri 19 Jakarta sesuai

perkembangan teknologi dan tuntutan akademik,

2. Meningkatkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

MA Negeri 19 Jakarta melalui kerjasama dengan pihak lain atau

pembinaan sendiri,

3. Meningkatkan kemandirian, inovasi dan kreatifitas siswa MA

Negeri 19 Jakarta melalui proses pembelajaran,

4. Menciptakan lingkungan MA Negeri 19 Jakarta yang islami baik

dalam pergaulan maupun penataan dan,

5. Mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan dan

meningkatkan mutu hasil pendidikan dan pembelajaran di MA

Negeri 19 Jakarta.

c. Motto

ITC : Inovatif, Terampil, Cerdas

3. Identitas dan Geografis

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri 19

Jakarta

Alamat Madrasah : Jl. H. Muchtar Raya H. Jaelan III RT.05/01

Petukangan Utara Jakarta Selatan

No. Telepon : (021) 7362836

Fax. : (021) 7362987

Kelurahan : Petukangan Utara

45

Kecamatan : Pesangrahan

Kotamadya : Jakarta Selatan

Provinsi : DKI Jakarta

Kode Pos : 12260

Nama Kepala Madrasah : H. Ismail Nur, Lc., M.Ag.

Status Madrasah : Negeri

Akreditasi Madrasah : A

Standar Madrasah : Rintisan MSN

Keadaan Gedung : Permanen

Nomor Statistik Madrasah : 311317131013

Tahun Didirikan/Dibangun : 2008/2009

Tahun Beroperasi : 2009/2010

Status Tanah : Sertifikat

Luas Tanah : 13.234.74 M2

Luas Bangunan : 3.870.62 M2

4. Guru dan Tenaga Pendidik

Karyawan adalah penunjang disekolah agar segala kegiatan disekolah

dapat terencana dan berjalan Jancar.Jurnlah seluruh personal madrasah

sebanyak 69 orang, terdiri atas 45 orang guru dan 24 orang karyawan.

5. Siswa

Adapun jumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun ajaran

2014/2015 berjumlah 560. Jumlah siswa tersebar dalam rombongan belajar kelas

X sebanyak 7 rombongan belajar, kelas XI sebanyak 7 rombongan belajar dan

kelas XII sebanyak 5 rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut:

46

Tabel 4.1

Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta

No. Kelas Jurusan Laki-laki Perempuan Jumlah

Murid

1. X MIA 1 8 19 27

2. X MIA 2 9 17 26

3. X MIA 3 6 22 28

4. X IIS 1 13 24 37

5. X IIS 2 12 27 39

6. X IIK 1 16 21 37

7. X IIK 2 19 17 36

JUMLAH 230

8. XI IPA 1 5 16 21

9 XI IPA 2 5 16 21

10 XI IPA 3 5 15 20

11. XI IPS 1 17 15 32

12. XI IPS 2 17 17 34

13. XI AGAMA 1 12 16 28

14. XI AGAMA 2 13 16 29

JUMLAH 185

13. XII IPA 5 22 27

14. XII IPS 1 12 19 31

15. XII IPS 2 12 18 30

16. XII AGAMA 1 15 14 29

17. XII AGAMA 2 13 15 28

JUMLAH 145

JUMLAH SELURUHNYA 214 346 560

47

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan merupakan

penunjang kclancaran proses belajar mengajar. Sarana prasarana yang tersedia

di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta antara lain sudah ternilai lengkap.

Seluruh labolatorium untuk IPA, Fisika, Bahasa dan Komputers sudah terdapat di

MAN 19 Jakarta. Ruang auditorium, perpustakaan hingga ruang koperasi juga

dimiliki MAN 19 Jakarta. Untuk sarana siswa terdapat parkiran dan lapangan

yang telah dipasang ring basket, gawang dan tiang volly.

B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest

1. Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta

Pada pertemuan pertama eksperimen dilaksanakan pada tanggal 29 April

2015, pada saat itu siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Siswa

melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, menggunakan metode

ceramah dan diskusi, dan diakhir pelajaran siswa diberi soal pretest yang

berjumlah 20 butir soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum diberikan pembelajaran dengan metode karyawisata dan siswa

diumumkan untuk minggu depan menyiapkan diri belajar dengan

menggunakan metode karyawisata.

Pada pertemuan kedua eksperimen pada tanggal 6 Mei 2015 siswa

mempersiapkan diri dan dibawa ke Hutan Kota Srengseng untuk belajar

dengan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru menjelaskan upaya

penyelamatan lingkungan dan usaha-usaha manusia dalam menjaga

kelestarian lingkungan dan memberikan contoh nyata seperti yang ada di

Hutan Kota Srengseng. Setelah itu siswa dibagi menjadi lima kelompok dan

48

dipencar untuk menjelajah Hutan Kota Srengseng dan mencari contoh usaha

pelestarian lingkungan hidup sesuai tema masing-masing kelompok. Setelah

itu semua siswa berkumpul dan kembali ke sekolah

Pada pertemuan ketiga eksperimen pad tanggal 13 Mei 2015 siswa

mempersiapkan diri kembali untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng dan belajar

dengan menggunakan metode karyawisata. Di tempat karyawisata guru

menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan

memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari. Setelah

itu menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan

masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah

dan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia. Lalu

memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan.

Kemudian guru bersama siswa mendiskusikan bersama siswa tentang akibat

dari lemahnya penegakan hukum, lingkungan. Dan menanamkan kepada

siswa untuk berprilaku adil, jujur dan mencintai lingkungan.

Pada pertemuan ke empat eksperimen dilangsungkan yaitu pada tanggal

20 Mei 2015, pembelajaran tidak lagi dilaksanakan di luar kelas namun di

dalam kelas dengan metode ceramah dan diskusi. Guru menjelaskan

pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar alam dan

memberikan beberapa contoh nama beserta lokasi taman nasional dan cagar

alam. Setelah itu guru mereview pemahaman siswa berupa pertanyaan lisan

yang telah dijelaskan hari ini. Pada akhir jam siswa diberikan soal posttest

berjumlah 20 soal pilihan ganda yang soalnya sama dengan soal pretest.

Setelah dihitung hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh

dari responden atau siswa sebanyak 34 nilai terendahnya 60 diperoleh dari 6

siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 80 diperoleh dari 4 siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh

49

siswa yaitu 69.7, median 71, modus 70.78, varians 40.819 dan standar baku

6.30.. Dari hasil posttest diketahui nilai posttest terendahnya 70 diperoleh 3

siswa sedangkan nilai tertingginya 95 diperoleh 1 siswa. Berdasarkan

perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean nilai posttest

dari seluruh siswa yaitu 83,2, median 85.7, modus 85.5, varians 46.79 dan

standar baku 6.8. Berikut adalah data tabel 4.2 dan 4.3 tentang perhitungan

distribusi frekuensi pretest dan posttest yang di dapat :

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Frekuensi Pretest

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Frekuensi Posttest

Absolut Relatif

1 60-64 62 59.5 64.5 6 14.2857

2 65-69 67 64.5 69.5 6 14.2857

3 70-74 72 69.5 74.5 10 23.8095

4 75-79 77 74.5 79.5 8 19.0476

5 80-84 82 79.5 84.5 4 9.52381

6 85-90 87 84.5 90.5 0 0

Tabel Distribusi frekuensi

NO

Interval

Kelas

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif

1 70-74 72 69.5 74.5 3 7.14286

2 75-79 77 74.5 79.5 5 11.9048

3 80-84 82 79.5 84.5 5 11.9048

4 85-89 87 84.5 89.5 10 23.8095

5 90-94 92 89.5 94.5 10 23.8095

6 95-99 97 94.5 99.5 1 2.38095

Tabel Distribusi frekuensi

NO

Interval

Kelas

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

50

Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari

pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-Gain. Berikut ini hasil

rekapitulasi uji N-Gain pretest dan posttest.

Tabel 4.4

Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest

Rentang Jumlah Kategori

>0,7 2 Tinggi

0,3-0,7 20 Sedang

<0,3 12 Rendah

Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil belajar

yang tinggi diperoleh oleh 2 siswa dengan nilai N-Gain > 0.7 , sedangkan 20

dikategorikan memeroleh nilai yang sedang dalam rentan nilai 0.3-0.7. Kategori

peningkatan hasil yang rendah yaitu nilai rentang kurang dari 0.3 hanya di dapat

oleh 12 orang. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-Gain 34 siswa

tersebut yaitu 0.43 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil

belajar rata-rata dari seluruh siswa dikaegorikan sedang. Berikut adalah grafik

hasil pretest dan posttest yang di dapat :

Grafik 4.1

Grafik Nilai Pretest dan Posttest

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Grafik Nilai Pretest dan Posttest

NILAI PRETEST NILAI POSTTEST

51

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Pra Syarat Analisis Data

Sebelum dilakukan uji analisis data, maka data harus diuji prasyarat

analisis data. Uji prasyarat analisis data dilakukan dengan uji normalitas data

dengan liliefors dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest

dan posttes. Uji ini dimaksudakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya

maka digunakan uji liliefors.

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0,05.

Keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu

L hitung < L table maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika L

hitung > L table maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan

secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Rekap Uji Normalitas

Data Pretest Posttest

N 34 34

Varians 40.819 46.79

Standar Deviasi 6.30 6.8

Lhitung 0.128248 0.128322

Ltabel 0.151 0.151

Kesimpulan Normal Normal

52

Pada table diatas terlihat bahwa kedua data memiliki L hitung yang lebih

kecil dari L table. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data

Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut

bersifat homogen atau tidak makan dilakukanlah uji homogenitas. Data

yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dan posttes.

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α 5% atau 0.05. Keputusan

pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika F hitung < F table maka

dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika F hitung > F table ,

dinyatakan data tidak bersifat homogen. Dari perhitungan secara statistik

yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh keterangan sebagai

berikut:

Tabel 4.6

Uji Homogenitas Hasil Belajar

Data Pretest Posttest

N 34 34

Varians 39.619

Standar Deviasi 6.2943 6.793

Fhitung 1.146 1.146

Ftabel 1.82 1.82

Kesimpulan Homogen Homogen

53

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai F

hitung 1,146 dan nilai F table 1.82 maka dapat dinyatakan kedua data tersebut

bersifat homogen.

2. Uji Hipotesis Data

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data

berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada

analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan

skor posttest. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t.

untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima, H1 ditolak

Jika t hitung ≥t tabel : Ho ditolak, H1 diterima

Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode

karyawisata

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode

karyawisata.

Nilai T hitung =

( )

( )

54

Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh Ttabel 2.02 dan Thitung

9.7139 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan

yang diperoleh jika T hitung ≥ T tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima artinya

ada perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa yang menggunakan

metode pembelajaran karyawisata.

D. Pembahasan Hasil Observasi

Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrument lembar observasi.

Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau

parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah

direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Aspek Pra Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi selama 4 kali tatap muka, 2 diantaranya

menggunakan metode karyawisata selama proses proses pembelajaran yang

diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengaturan tempat duduk

siswa dan pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran mengalami

perubahan yang sangat signifikasn. Pada observasi pada pertemuan pertama di

kelas, hasil dari pengamatan peneliti terlihat suasana kelas di dalam kelas

kurang rapi karena jam pelajaran yang peneliti masuki bertepatan setelah

istirahat untuk sholat Zuhur dan makan, banyak siswa yang belum memasuki

kelas setelah bel masuk berbunyi dan banyak diantara mereka yang makan di

jam pelajaran karena ketersidaan waktu yang dirasa kurang. Setelah semua

siswa berkumpul di dalam kelas, masih ada beberapa siswa yang bercanda dan

belum siap menerima pelajaran. Pemandangan seperti ini menjadi tidak

nyaman dilihat dan mengganggu fokus dalam proses pembelajaran.

55

Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 4 yang berarti kurang

baik.

Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran berdasarkan hasil

pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap dikarenakan beberapa

siswa yang masih asik mengobrol sendiri dengan teman-temannya,

menggunakan gadget, bahkan ada yang sedang tertidur di dalam kelas. Pada

saat memulai pembelajaran siswa cukup antusias, bersemangat dan

berkonsentrasi dalam memulai pelajaran terlihat dari LKS dan buku yang

sudah disiapkan di meja tetapi masih ada beberapa siswa yang belum

mengeluarkan buku dan LKS-nya. Namun siswa kurang antusias mencari

sumber referensi dari buku lain, mereka hanya mengandalkan LKS dari

sekolah dan internet, ada pula beberapa siswa yang mempunyai buku Geografi

kelas XI dari kaka atau sanak saudara.berdasarkan hasil pengamatan ini

peneliti memberi skor 3 (kurang baik). Kesiapan siswa yang kurang dan

tempat duduk yang belum rapi serta kehadiran siswa yang lambat berlanjut

sampai pada pertemuan keempat dikarenakan jam pelajaran Geografi setelah

jam istirahat ke dua.

2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran

Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka

pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti

terlihat siswa cukup antusias dalam menjawab salam dari guru, namun ada

beberapa siswa yang tidak menjawab salam dari guru dikarenakan

penggunaan headset atau sedang mengobrol dengan teman. Pada hal ini

peneliti memberikan skor 4. Kemudian pada point mengenai perhatian siswa

mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai oleh siswa

masih tidak terlalu memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih ada

siswa yang mengobrol dan mengantuk, serta ada yang masih makan diam-

diam sehingga dalam pengamatan peneliti memberi skor 4. Pada poin doa

bersama sebelum dimulai pelajaran, terlihat siswa antusias karena doa

56

dipimpin oleh siswa terpilih yang aktif dalam kegiatan pembelajaran,

sehingga peneliti memberi skor 5 yang artinya sangat baik. Pada poin

pemberian motivasi berupa kata-kata mutiara yang dapat membangkitkan

semangat belajar oleh guru siswa secara keseluruhan cukup antusias dan

memberikan respon yang positif karena pengambilan kata-kata tersebut dari

orang-orang terkenal yang mereka kenal dan beberapa dari siswa

mengidolakannya, sehingga menurut yang peneliti perhatikan maka peneliti

memberikan skor 5 yang artinya sangat baik. Respon pada kegiatan awal

pembelajaran selalu mendapat respon yang sama dari siswa hingga akhir

pertemuan.

3. Kegiatan Inti Pembelajaran

a) Penjelasan Materi Pelajaran

Pada perteman pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan perhatian terhadap

materi yang diajarkan, siswa terlihat antusias dan memperhatikan apa

yang guru jelaskan meskipun ada beberapa siswa yang masih mengobrol

dengan teman dan memberikan komentar-komentar lucu saat guru

menjelaskan yang membuat suasana kelas tidak tegang dan santai, hal ini

juga membuat siswa tidak jenuh saat kegiatan pembelajaran. Sehingga

dalam pengamatan peneliti memberikan skor 5 yang artinya sangat baik.

Namun pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan kembali

mengenai pengertian-pengertian yang guru terangkan dan menyebutkan

sebab-sebab kerusakan lingkungan hidup, siswa bisa menjawab dengan

menggunakan bahasa yang lebih santai dan informal namun ada beberapa

pokok pengertian yang tidak disebutkan, sehingga pada dua poin ini

peneliti memberikan skor 4 yang artinya baik. Setelah pembelajaran

dengan metode ceramah aktif dari guru dan siswa, guru membentuk siswa

menjadi lima kelompok dan meminta siswa untuk mendiskusikan proses

57

dan dampak dari pencemaran. Pada saat kegiatan diskusi tersebut, peneliti

melihat siswa yang kurang aktif dalam kelompok, bermain gadget, dan

mengobrol dengan teman. Sehingga pada poin ini berdasarkan

pengamatan peneliti memberikan skor 4. Kemudian setelah berdiskusi

mengenai proses dan dampak dari pencemaran yang menjadi tema

kelompok masing-masing, guru meminta siswa untuk mempresentasikan

hasil diskusi kelompok mereka. Pada kegiatan ini peneliti melihat banyak

siswa yang tidak memperhatikan ketika kelompok lain sedang maju untuk

mempresentasikan hasil diskusi, ada beberapa siswa yang bercanda

dengan teman, mengobrol, bermain gadget dan tiduran. Karena kurangnya

respon dari siswa maka peneliti memberikan skor 4. Setelah

mendengarkan penjelasan kelompok lain tentang tema yang diangkat

siswa diminta memberikan tanggapan dan pertanyaan, namun respon dari

siswa kurang antusias terlihat dari banyaknya siswa yang mengacungkan

tangan untuk memberikan tanggapan beserta pertanyaan, maka dari

penelitian ini peneliti memberi skor 4.

Pada pertemuan ke dua, saat guru memberikan penjelasan mengenai

materi pelajaran terlihat respon siswa yang kurang tertarik karena mereka

sudah tidak sabar untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng untuk

berkaryawisata, banyak siswa yang sudah memasukan buku-buku ke

dalam tas dan menyiapkan diri, pada poin ini peneliti memberikan skor 4.

Karena kurangnya minat siswa untuk memperhatikan materi, akhirnya

pada saat guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan materi yang

sudah guru terangkan mereka hanya bisa menjawab seadanya, pada

kegiatan ini guru memberikan skor 4. Sesampainya di Hutan Kota

Srengseng siswa langsung berkumpul sesuai kelompok yang telah

dibentuk dan segera berpencar sesuai kelompok untuk menganalisis dan

mencari contoh langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng, melihat

respon siswa yang positif dan tangga maka peneliti memberikan skor 5.

58

Pada pertemuan ke tiga pembelajaran inti dilaksanakan di Hutan Kota

Srengseng sepenuhnya. Pada kegiatan inti pembelajaran ini ketika guru

menjelaskan mengenai etika lingkungan hidup terlihat respon siswa yang

cukup baik namun terlihat kurang antusias karena ada beberapa siswa

yang sibuk melihat-lihat sekitar Hutan Kota Srengseng yang saat itu

menjadi sarana belajar, sehingga peneliti memberikan skor 4 pada poin

ini. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai penegakan

lingkungan hidup dan hubungan masyarakat dengan penegakan

lingkungan hidup. Pada saat penjelasan mengenai hubungan masyarakat

dengan lingkungan hidup terlihat respon siswa yang antusias dan tertarik

sekali karena pada materi ini guru dan siswa sangat aktif berdiskusi,

contoh kasus yang siswa ketahui banyak, dan siswa dapat melihat contoh

langsung yang ada di Hutan Kota Srengseng tentang hubungan

masyarakat sekitar dan penegakan hukum lingkungan, sehingga peneliti

memberikan skor 5 pada kegiatan ini. Kemudian guru meminta siswa

untuk memberanikan diri untuk menjelaskan kembali tentang etika

lingkungan hidup dan penegakan lingkungan hidup, pada kegiatan ini

respon siswa tidak terlalu aktif hanya satu orang yang memberanikan diri

untuk menjelaskan kembali materi yang guru sampaikan tadi. Berdasarkan

pengamatan yang peneliti lihat, maka peneliti memberikan skor 4.

Di pertemuan ke empat pembelajaran dilangsungkan di dalam kelas

seperti biasanya. Pada kegiatan initi pembelajaran ketika guru

memberikan penjelasan materi tentang pengertian cagar alam, suaka

margasatwa dan taman nasional terlihat respon siswa yang cukup baik, ada

beberapa siswa yang bertanya mengenai perbedaan dari pengertian

tersebut dan bertanya kepada guru tentang taman nasional dan cagar alam

yang mereka ketahui dari berita dan artikel, namun ada beberapa siswa

yang terlihat mengantuk dan tiduran dikarenakan hari yang terik dan jam

siang yang membuat siswa mengantuk, sehingga peneliti memberikan

59

skor 4 pada kegiatan ini. Kemudian ketika guru memberikan contoh

nama-nama taman nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia, terlihat

respon siswa yang baik karena ada dari beberapa siswa yang pernah

datang ke taman nasional dan cagar alam tersebut, pada kegiatan ini juga

masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan tiduran maka peneliti

memberikan skor 4. Setelah diberikan pengertian dan diberikan contoh-

contoh taman nasional dan cagar alam di Indonesia, guru meminta siswa

untuk menyebutkan kembali nama serta lokasi beberapa taman nasional

dan cagar alam, pada kegiatan ini respon siswa sudah mulai membaik

meskipun banyak siswa yang masih mengintip catatan yang diberikan dan

LKS, maka peneliti memberikan skor 4 pad kegiatan ini.

b) Pendekatan dan Strategi Belajar

Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama

hingga keempat dapat disimpulkan bahwa siswa lebih antusias dalam

mengikuti proses belajar yang dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng dari

pada di kelas. Namun dari setiap pertemuan, siswa cukup terlibat aktif

dalam kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dengan kelompok dan

mengerjakan tugas yang guru berikan, dari pengamatan pertemuan

pertama hingga ke empat peneliti memberikan skor 4. Ketika diberikan

kesempatan untuk berpendapat siswa terlihat aktif dan mau berkomentar

meskipun banyak yang memberikan komentar dengan kata-kata dan

bahasa yang lucu dan disambungkan dengan materi yang sedang

dipelajari. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti memberi skor 5. Siswa

terlihat kurang antusias dalam mencatat yang guru jelaskan secara lisan,

hanya beberapa siswa yang mencatat di buku catatan. Lain halnya jika

guru memberikan catatan dengan cara menuliskan di papan tulis atau

power point, semua siswa ikut mencatat sehingga peneliti memberikan

skor 4. Kemudian proses pembelajaran dari awal hingga akhir diikuti

seluruh siswa hanya ada beberapa siswa yang izin ke belakang ketika

60

kegiatan diskusi atau pemberian tugas, namun siswa langsung kembali ke

kelas dan mengikuti pembelajaran sehingga peneliti memberi skor 5 pada

kegiatan ini.

c) Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama hingga ke

empat terlihat interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang

digunakan cukup baik, terlihat dari siswa membuka dan membaca LKS

ketika penjelasan yang di dasarkan dari LKS atau power point yang

digunakan guru. Media pembelajaran berupa sarana Hutan Kota

Srengseng juga diberikan respon positif dari siswa karena siswa terlihat

tidak sabar untuk bersama pergi ke Hutan Kota Srengseng, siswa juga

terlihat antusias untuk menjelajahi fasilitas disana, namun ada beberapa

siswa yang mengganggu pengunjung lain sehingga peneliti memberikan

skor 4. Ketertarikan siswa pada materi yang disajiakn dengan media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran terlihat baik

dikarenakan respon siswa yang baik, mau mendengarkan guru

menjelaskan, membaca LKS dan siswa terlihat antusias ketika guru

mengatakan akan mengadakan pembelajaran di Hutan Kota Srengseng

sehingga peneliti memberikan skor 4. Kemudian ketekunan dalam

mepelajari sumber belajar yang ditentukan seperti buku sumber, internet

dan LKS terlihat siwa cukup tekun khususnya dalam mempelajari sumber

yang ada di internet, untuk sumber LKS dan buku lainnya terlihat siswa

tidak begitu antusias karena siswa tidak memiliki kesadaran sendiri untuk

mempelajari sumber belajar tersebut, harus diminta guru untuk membuka

LKS dan buku sumber lainnya.

d) Penilaian Proses

Siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru,

namun ada beberapa siswa yang malas mengerjakan dan telat

61

mengumpulkan tugas yang guru berikan sehingga dalam poin ini peneliti

memberikan skor 4. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar

namun ada beberapa poin-poin yang siswa lupakan dan pada kegiatan ini

guru harus beberapa kalo menyebut nama siswa untuk menjawab

pertanyaan guru tanpa adanya kesadaran siswa sendiri memeberikan

jawaban sehingga pada poin ini peneliti memberikan skor 4.

e) Penggunaan Bahasa

Berdasarkan yang peneliti lihat dari pertemuan pertama hingga

pertemuan ke empat, kegiatan mengemukakan pendapat oleh siswa

berjalan baik. Siswa yang disebutkan namanya berani mengemukakan

pendapat meskipun ada beberapa siswa yang mengemukakan pendapatnya

tanpa diminta oleh guru, dan ada siswa yang memberikan pendapat

dengan kalimat-kalimat lucu serta lawakan mengejek temannya sehingga

peneliti memberikan skor 4 pada poin mengemukakan pendapat. Pada

poin mengajukan pertanyaan peneliti memberikan skor 4 karena siswa

terlihat tidak banyak mengajukan pertanyaan dan guru harus beberapa kali

bertanya pada siswa untuk yang mau bertanya mengenai materi yang telah

disampaikan.

4. Aspek Penutup

Pada kegiatan penutup, berdasarkan pertemuan pertama hingga pertemuan

ke empat hampir sama keterlibatan siswa dalam memberikan rangkungan atau

kesimpulan secara lisan tidak terlalu aktif dan guru harus mengacak nama dan

menyebutkan nama siswa untuk memberikan rangkuman secara lisan

sehingga peneliti memberikan skor 4 pada setiap pertemuan.

E. Pembahasan Hasil Wawancara

Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini selain data

observasi juga wawancara. Objek yang dijadikan dalam wawancara adalah siswa

62

kelas XI IPS 1 yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang. Berikut adalah hasil

wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan

pertanyaan mengenai senang atau tidak senang dalam pembelajaran Geografi

semuanya menyatakan senang dengan pelajaran Geografi karena bisa

mempelajari bumi, tata surya, lingkungan dan alam.

Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan

mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran Geografi yang

dilakukan guru bidang studi pada saaat pembelajaran di kelas maupun pada saat

menggunakan metode karyawisata responden menjawab asik, komunikatif,

friendly, cukup menyenangkan dan suka karena banyak menggunakan contoh

yang nyata. Bukan dilihat dari metode pembelajarannya. Dalam proses

pembelajaran di kelas berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti

metode yang digunakan yaitu guru memberikan ceramah di depan kelas sesuai

dengan isi LKS lalu memberikan tugas latihan dari LKS ataupun soal dari guru

yang dapat disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional

dalam proses pembelajaran Geografi.

Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan

mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalamp pembelajaran

Geografi secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses pembelajaran

Geografi agar diberikan contoh lebih banyak dan lebih nyata, diberikan ceramah

dengan metode konvensional dan diminta untuk merangkum pelajaran yang telah

diterangkan secara tulisan, serta siswa tidak mengukai metode belajar yang terlalu

banyak diberikan tugas.

Selanjutnya berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan

mengenai suka atau tidak suka pembelajran Geografi dengan menggunakan

metode pembelajaran karyawisata secara keseluruhan siswa menyukai karena

siswa dapat melihat fenomena langsung yang dijadikan contoh sehingga siswa

63

dapat lebih mudah mengerti, dapat menganalisis berdasarkan fenomena nyata

yang siswa lihat serta tidak bosan karena belajarnya di tempat yang baru bukan di

kelas.

Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan

mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode karyawisata, adapun yang

menjadi kelebihannya yaitu menyenangkan bisa sambil jalan-jalan karena siswa

jenuh belajar di dalam kelas, dapat melihat fenomena nyata yang dijadikan materi

belajar dan contoh, serta siswa merasa senang karena merasa dekat dengan alam.

Dalam hal kekurangan, semua siswa yang diwawancarai menjawab kurang

lamanya waktu yang diberikan saat di tempat karyawisata dan membutuhkan

banyak waktu perjalanan dari sekolah sampai ke tempat karyawisata.

Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan

mengenai saran terhadap pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata agar

lebih baik secara keseluruhan siswa memberikan saran agar diberikan waktu yang

lebih lama saat di tempat karyawisata dan pengkondisian yang lebih baik agar

siswa dapat lebih tertib dan teratur.

F. Hasil Pembahasan Penelitian

Metode pembelajaran karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran

yang relevan dan realistis, dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan

dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan rasa ingin tahu siswa,

membangkitkan sikap analitis, membuat pembelajaran bersifat aktual dan faktual,

membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu. Dalam pelaksanaannya

metode melibatkan siswa untuk belajar secara individu juga belajar secara

kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dengan

menggunakan metode pembelajaran karyawisata ini siswa terlihat lebih antusias

dalam berdiskusi secara berkelompok, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

guru, mencapai pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja

64

sama secara postif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu dan

tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang

dijadikan sampel penelitian sebesar 69,7. Setelah diberikan treatment berupa

pembelajaran menggunakan metode karyawisata sebanyak 2 kali setiap

pertemuan lama waktunya 3 jam nilai rata-rata kelas dalam posttest meningkat

menjadi 80,29. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar

dengan metode pembelajaran karyawisata hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 9,04 dan ttabel 2,02 karena

thitung > ttabel, maka H1 diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil

pengujian uji t pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh

positif terhadap hasil belajar Geografi siswa. Hal ini menyatakan bahwa guru

tidak lagi menjadi center dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswa turut

aktif dalam kegiatan belajar.

Seperti yang dikatakan Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain bahwa metode

karyawisata memiliki kelebihan memanfaatkan lingkungan nyata, memiliki bahan

pelajaran lebih luas dan aktual. Pengetahuan yang di dapat oleh siswa juga lebih

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode karyawisata dapat

memanfaatkan lingkungan nyata dan aktual sebagai bahan pelajaran yang relevan

dengan kebutuhan masyarakat dan dapat merangsang kreativitas siswa.

Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan adanya

perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa, dimana nilai yang

diperoleh pada saat posttest lebih tinggi dari pada saat pretest. Terdapatnya

pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan

wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika dalam proses

65

belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar

dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncakan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut pada tiap

pertemuan terlihat keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap kegiatan belajar

mengajar.

Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian

pembelajaran karyawisata memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar

Geografi siswa maka di dukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari

hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa dari ketiga siswa yang

dipilih secara acak dan diwawancarai memeberikan jawaban yang positif terhadap

hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti terlihat pada antusias

siswa pada saat dilakukan metode karyawisata karena siswa lebih paham terhadap

materi dan dapat melihat contoh fenomenanya secara langsung.

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan metode

karyawisata terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilai t hitung =

9,7139 lebih besar dari t tabel = 2,02 dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Selain

itu dilihat dari hasil perhitungan posttest setelah diberikan perlakuan metode

karyawisata sebanyak dua kali nilai rata-ratanya 83,23, lebih tinggi dibandingkan

pretest sebelum diberikan perlakuan metode karyawisata yang nilai rata-ratanya

69,7.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar

mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di luar

kelas, ketika melakukan observasi tidak saling mengandalkan satu sama

lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di luar kelas.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang

pembelajaran diluar kelas harus lebih jelas dan guru harus lebih

memperhatikan jarak dari sekolah ke tempat penelitian

3. Bagi Sekolah

67

Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran di luar kelas, adanya

buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode

karyawisata tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan

antara metode karyawisata terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap

perubahan minat siswa.

68

DAFTAR PUSTAKA

Alfandi, Widoyo. Epistimologi Geografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Press. 2001

Anas, Muhammad. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Muhammad Anas

Press. 2013

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rieneka Cipta. 2006

Caroll, Kathleen. A Guide to Great Field Trips. New York: Zephyer Press. 2007

Campbell, T. Donald dan Julian C. Stanley. Experimental and Quasi Experimental

Design for Research. Chicago: Handbook of Research Teaching. 2007

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswa Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta. 2006

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006

Engkoswara. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. 1998

Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Rieka Aditama. 2007

Hamlik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2009

Hermawan, Iwan. Geografi: Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing. 2009

Laila, Nurajmi. “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis

Karangan Deskripsi Siswa Kelas 10 SD Negeri Cinere 2.” Skripsi S-1 Jurusan

Pendidikan Bahasa Indonesia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013

Lusiana, Lia. “Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) trehdap

Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat.” Skripsi S-1

Pendidikan IPS FITK UIN syarif Hidayatullah Jakarta . 2013

Mudyahardjo, Redjo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2002

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya. 2004

69

Sabri, H.M Alifus. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Press. 2005

Sari, Nur Alfi Lail. “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8

Tangerang Selatan.” Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2013

Sari, Ditha Anggunia Prinandita. “Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode

Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada Peserta Didik Kelas X 8

SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah.” Skripsi S-1 Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

2011

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabet. 2008

Shaffat, Idri. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2009

Sumaatmadja, Nursid. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. 1997

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.

Jakarta: Bumi Aksara. 2009

Surakhmad, Winarto. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Jenmars. 1980

Suyanto dan Asep Jihat. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan

Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga. 2013

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2009

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos. 1999

Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

2010

Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Pelaksanaan Pendidikan.

Jakarta: UIN Jakarta. 2006

KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. 2001

70

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Geografi

Satuan Pelajaran : SMA/MA

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

Kompetensi :

1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup

2. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan

3. Indikator : - Menjelaskan kerusakan lingkungan hidup

- Menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup

4. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan dan memahami kerusakan lingkungan

hidup.

2. Siswa dapat menjelaskan pengelolaan lingkungan hidup.

Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :

mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras

dan peduli lingkungan.

5. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup

6. Langkah-langkah Pembelajaran

Metode : ceramah dan diskusi

A. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada siswa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu.

3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu

4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik

untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta

didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar.

71

Lampiran 1

5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai kerusakan

lingkungan yang terjadi disekitar dan mengarahkan kepada peserta didik

mengenai materi penegakan hukum lingkungan.

B. Kegiatan Inti (90 menit)

1. Guru menjelaskan kerusakan ekologi akibat pembangunan.

2. Guru menjelaskan sedikit kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh

proses alam dan kegiatan manusia serta mengajak peserta didik

mendiskusikannya.

3. Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok untuk mendiskusikan

proses dan dampak dari pencemaran udara, pencemaran suara, pencemaran air

dan pencemaran tanah.

4. Peserta didik menjelaskan hasil diskusi di depan kelas

C. Penutupan (20 menit)

Refleksi dan penilaian

1. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa

rangkuman materi secara lisan.

2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat

itu.

3. Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan LKS halaman 41.

4. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran dengan menggunakan

metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota Srengseng.

5. Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit.

6. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

7. Media dan Sumber

1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI

2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)

3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.

4. Gambar

8. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian

Teknik Bentuk Contoh Instrumen

72

Lampiran 1

1. Menjelaskan kerusakan

lingkungan hidup

2. Menjelaskan pengelolaan

lingkungan hidup

Tes Tulis Soal Pretest

Soal Latihan

Tes tulis dilakukan melalui

pemberian tes awal

(pretest) terkait dengan

keseluruhan materi yang

dijarkan

Jelaskan pengertian

pengelolaan lingkungan

hidup beserta contohnya!

Jakarta, 29 April 2015

Guru Bidang Studi Peneliti

Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah

73

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Geografi

Satuan Pelajaran : SMA/MA

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

Kompetensi :

9. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup

10. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan

11. Indikator : - Menjelaskan pelestarian lingkungan hidup

12. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami pelestarian

lingkungan hidup

Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :

mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras

dan peduli lingkungan.

13. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup

14. Langkah-langkah Pembelajaran

Metode : Karyawisata, ceramah dan diskusi

D. Pendahuluan (15 menit)

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada peserta didik.

2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dengan bertanya siapa yang tidak

masuk hari ini.

3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik berupa kata-kata mutiara yang

dapat meningkatkan semangat belajar lalu guru menunjukan gambar-gambar

tentang pelestarian lingkungan hidup di depan kelas

74

Lampiran 1

4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan mempersiapkan peserta

didik untuk menerima pelajaran dengan memberikan gambar-gambar pelestarian

lingkungan.

5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai gambar-gambar

tersebut dan mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi pelestarian

lingkungan hidup (gambar berupa macam-macam tumbuhan yang ada di hutan,

illegal loging, dan jenis-jenis hutan)

6. Guru membentuk 5 kelompok untuk diskusi dalam kegiatan metode karyawisata.

7. Guru dan siswa bersiap untuk pergi ke Hutan Kota Srengseng.

E. Kegiatan Inti (80 menit)

5. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk

melakukan perjalanan.

6. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit)

7. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik.

8. Guru menjelaskan upaya penyelamatan lingkungan hidup dengan metode ceramah

seperti yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa

penyelamatan jenis-jenis pohon yang ada di Hutan Kota Srengseng dan

menjelaskan kepada siswa bahwa tempat ini dahulu adalah tempat pembuangan

sampah hingga tahun 1995 pemerintah menjadikannya sebuah Hutan Kota dengan

sistem gali-timbun.

9. Menjelaskan usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup

seperti yang ada pada LKS.

10. Membentuk 5 kelompok dan memberikan tugas untuk mendiskusikan,

menganalisis dan memberikan contoh langsung berupa usaha melestarikan tanah,

usaha pelestarian hutan, usaha pelestarian air, usaha pelestarian udara dan

perlindungan flora dan fauna yang ada di Hutan Kota Srengseng.

F. Penutupan (25 menit)

Refleksi dan penilaian

7. Guru meminta 2 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa

rangkuman materi secara lisan.

75

Lampiran 1

8. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat

itu.

9. Guru memberitahu bahwa minggu depan pembelajaran masih dengan

menggunakan metode karyawisata yang akan dilaksanakan di Hutan Kota

Srengseng.

10. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

11. Guru mengabsen kembali peserta didik dan mengkondisikan peserta didik untuk

kembali ke sekolah

15. Media dan Sumber

1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI

2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)

3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto

4. Gambar

16. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian

Teknik Bentuk Contoh Instrumen

1. Menjelaskan pelestarian

lingkungan hidup

Tes Tulis Soal Pretest

dan Posttest

Soal Latihan

Tes tulis dilakukan melalui

pemberian tes awal

(pretest) dan tes akhir

(posttest) terkait dengan

keseluruhan materi yang

dijarkan

Jelaskan pengertian

pelestarian lingkungan

hidup

76

Lampiran 1

Jakarta, 29 April 2015

Guru Bidang Studi Peneliti

Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah

77

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Geografi

Satuan Pelajaran : SMA/MA

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

Kompetensi :

17. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup

18. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan

19. Indikator : - Menjelaskan etika lingkungan

- Menjelaskan penegakan hukum lingkungan

20. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik dapat menjelaskan mengenai etika lingkungan

2. Peserta didik dapat menjelaskan penegakan hukum lingkungan

dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :

mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras

dan peduli lingkungan.

21. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup

22. Langkah-langkah Pembelajaran :

Metode : Karyawisata, ceramah dan diskusi

G. Pendahuluan (20 menit)

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada peserta didik.

2. Guru memerikasa kehadiran peserta didik berupa pertanyaan “siapa yang tidak

masuk hari ini?”

3. Guru menanyakan kabar peserta didik dan mereview sedikit pelajaran minggu

kemarin.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan mempersiapkan peserta

didik untuk mulai belajar.

78

Lampiran 1

5. Guru menunjukan video tentang penegakan hukum lingkungan di depan kelas,

dan memberikan pertanyaan kepada peserta didik mengenai rangkuman dari

video tersebut lalu mengarahkan kepada peserta didik mengenai materi

penegakan hukum lingkungan.

6. Menyampaikan kepada peserta didik bahwa hari ini akan menggunakan metode

karyawisata lagi sebagai metode belajar penegakan hukum lingkungan ke Hutan

Kota Srengseng.

H. Kegiatan Inti (80 menit)

11. Guru mengkondisikan dan memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk

melakukan perjalanan ke Hutan Kota Srengseng.

12. Perjalanan menuju Hutan Kota Srengseng (15 menit)

13. Sesampai di Hutan Kota Srengseng, guru mengabsen kembali peserta didik.

14. Guru menjelaskan tentang etika lingkungan hidup dengan metode ceramah dan

memberikan contoh-contoh yang aktual dalam kehidupan sehari-hari.

15. Guru menjelaskan penegakan hukum lingkungan hidup dan hubungan

masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan dengan metode ceramah seperti

yang ada di LKS dan memberikan contoh-contoh langsung berupa hubungan

masyarakat dan pengunjung dengan Hutan Kota Srengseng

16. Menjelaskan lemahnya penegakan hukum lingkungan di dunia dan di Indonesia.

Lalu memberikan contoh isu-isu lemahnya penegakan hukum lingkungan yang

akhir-akhir ini terjadi dan disertakan gambar kerusakan lingkungan akibat

lemahnya penegakan hukum lingkungan.

17. Mendiskusikan bersama peserta didik tentang akibat dari lemahnya penegakan

hukum,lingkungan. Dan menanamkan kepada peserta didik untuk berprilaku adil,

jujur dan mencintai lingkungan.

I. Penutupan (25 menit)

Refleksi dan penilaian

12. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa

rangkuman materi secara lisan.

13. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat

itu.

79

Lampiran 1

14. Guru menginfomasikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

15. Guru mengabsen kembali peserta didik.

16. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

17. Guru mengkondisikan dan memandu siswa untuk kembali ke sekolah (15menit)

23. Media dan Sumber

1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI

2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)

3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.

4. Video

5. Gambar

24. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk Contoh Instrumen

2. Menjelaskan etika

lingkungan

3. Menjelaskan penegakan

hukum lingkungan

Tes Tulis Soal Pretest

dan Posttest

Soal

Latihan

Tes tulis dilakukan

melalui pemberian tes

awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) terkait

dengan keseluruhan

materi yang dijarkan.

Berikan contoh

penegakan hukum

lingkungan di Indonesia!

Jakarta, 29 April 2015

Guru Bidang Studi Peneliti

Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah

80

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Geografi

Satuan Pelajaran : SMA/MA

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

Kompetensi :

1. Standar Kompetensi : 3. Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup

2. Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis pelestarian dan lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan

3. Indikator : -Menyebutkan taman nasional dan cagar alam di Indonesia

4. Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menyebutkan taman nasional dan cagar alam di

Indonesia

Karakter yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran adalah :

mandiri, rasa ingin tahu, gemar membaca, komunikatif, kerja keras

dan peduli lingkungan.

5. Materi Pokok : Pelestarian Lingkungan Hidup

6. Langkah-langkah Pembelajaran

Metode : ceramah

A. Pendahuluan (10 menit)

Apersepsi

1. Guru memberikan salam kepada siswa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa satu persatu.

3. Guru menanyakan kabar siswa dan dan mereview sedikit materi minggu lalu

4. Guru menyampaikan awal pembelajaran dengan mempersiapkan peserta didik

untuk menerima pelajaran melalui pemberian sugesti yang positif kepada peserta

didik berupa kata-kata yang meningkatkan semangat belajar.

5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berupa nama-nama taman

nasional dan cagar alam yang ada di Indonesia

B. Kegiatan Inti (85 menit)

81

Lampiran 1

1. Guru menjelaskan pengertian dari taman nasional, suaka margasatwa dan cagar

alam

2. Guru menjelaskan sedikit tentang flora dan fauna yang dilindungi di taman

nasioanl dan cagar alam di Indonesia.

3. Guru menyebutkan beberapa nama dan lokasi taman nasional dan cagar alam

yang berada di Indonesia.

4. Guru meminta peserta didik untuk menghafal nama dan lokasi taman nasional dan

cagar alam yang berada di Indonesia.

5. Guru mereview sedikit pelajaran yang ada pada bab pelestarian lingkungan hidup

dan membahas sedikit tentang materi yang dibahas saat metode karyawisata di

Hutan Kota Srengseng

C. Penutupan (25 menit)

Refleksi dan penilaian

1. Guru meminta 3 peserta didik untuk mengecek pemahaman materi berupa

rangkuman materi secara lisan dan diberikan pertanyaan berupa nama-naman

taman nasional dan cagar alam.

2. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memberikan kesan belajar pada saat

itu.

3. Guru memberikan soal posttest kepada peserta didik, diberikan waktu 15 menit.

4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

7. Media dan Sumber

1. LKS Geografi SMA/MA Kelas XI

2. Buku Geografi untuk kelas XI (Erlangga)

3. Buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan karya Otto Soemarwoto.

4. Gambar

8. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk Contoh Instrumen

4. Menyebutkan taman

nasional dan cagar alam di

Tes Tulis

Soal Pretest

dan Posttest

Tes tulis dilakukan

melalui pemberian tes

82

Lampiran 1

Indonesia

Soal

Latihan

awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) terkait

dengan keseluruhan

materi yang dijarkan

Jelaskan perbedaan

taman nasional dan cagar

alam!

Jakarta, 29 April 2015

Guru Bidang Studi Peneliti

Dwiana Puji Rahayu Rani Fatimah

83

Lampiran 2

Materi Ajar

Kerusakan lingkungan hidup

1. Kerusakan ekologi akibat pembangunan

a. Keprihatinan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa penurunan kualitas lingkungan dapat

mengakibatkan tertundanya perekonomian negara. Langkah yang paling penting adalah

dibentuknya kementrian lingkungan hidup pada tahun 1983. Pada tahun 1993, prosess

penyaringan lebih lanjut menghasilkan pemisahan kementrian lingkungan hidup. Dengan

demikian, kementrian lingkungan hidup membawa misi penting dalam upaya

peningkatan kualitas lingkungan hidup di tengah pemerintah yang menargetkan

tercapainya pertumbuhan ekonomi.

b. Penyebab degradasi lingkungan

Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sering kali menjadi akar permasalahan

kemunduran kualitas lingkungan. Sumber daya laut juga mengamali penurunan di

perairan Indonesia banyak yang dijadikan tempat untuk penangkapan ikan secara besar-

besaran dengan menggunakan alat-alat yang merusak ekosistem laut. Langkah pertama

dalam mencari pemecahan masalah terletak dalam menerima kenyataan bahwa

pembangunan tidak berarti pertumbuhan ekonomi semata-matama, tetapi pembangunan

yang juga menghargai nilai lingkungan.

2. Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh proses alam

a. Letusan gunung api

Dampak letusan gunung api

1. Material padat yang dilemparkan seperti keriki, batuan, pasir menimpa

perumahan, pertanian dan hutan

2. Hujan abu vulkanik yang disertai letusan

3. Lava panas yang meleleh akan merusak, bahkan mematikan apa saja yang

dilaluinya.

4. Awan panas yang berhembus dengan kecepatan tinggi dapat menewaskan

makhluk hidup

84

Lampiran 2

5. Aliran lahar dapat menyebabkan pendangkalan sungai sehingga dapat membuat

banjir

6. Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan makhluk di sekitar

gunung api

b. Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang

pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa

bumi mengakibatkan kerusakan lingkungan berupa :

Kerusakan bangunan.

Tanah longsor.

Perubahan struktur tanah dan batuan

Degradasi lahan dan kerusakan bentang lahan

Pencemaran udara

Krisis air bersih

Tsunami (gempa bumi di laut)

Jatuhnya korban baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.

c. Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor

Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa

batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau

gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan

air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah

akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung

meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya

pepohonan pada tebing-tebing curam.

d. Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir

Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir

mengakibatkan kerusakan mulai dari kerusakan fisik, terkontaminasinya air

bersih, membunuh tumbuhan yang tidak tahan air dan hewan, pencemaran

lingkungan, penyebaran penyakit, hingga bencana susulan seperti longsor serta

jatuhnya korban.

85

Lampiran 2

e. Kerusakan Lingkungan Akibat Badai dan Angin Topan

Badai, angin topan, angin puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah

bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang

dipicu perbedaan tekanan udara. Bencana ini mengakibatkan kerusakan

lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya) bangunan dan pepohonan, rusaknya

area pertanian dan perkebunan, dan tingginya ombak di laut.

f. Kerusakan Lingkungan Akibat Tsunami

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan

permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Tsunami dapat diakibatkan oleh

gempa bumi yang terjadi di laut, letusan gunung berapi bawah laut, ataupun

longsor di dasar laut. Tsunami meninggalkan kerusakan lingkungan di dalam laut

maupun di sekitar pantai. Kerusakan-kekrusakan tersebut diantaranya adalah

rusaknya terumbu karang dan lamun, kerusakan fisik di sekitar pantai, serta

jatuhnya korban manusia.

g. Kerusakan Lingkungan Akibat Kekeringan

Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada suatu lokasi yang berlangsung

berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim kemarau. Kekeringan dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan lahan pertanian dan

perkebunan, menurunnya kualitas tanah, hingga matinya organisme.

Pengelolaan lingkungan hidup

1. Perlunya pengelolaan lingkungan hidup

a. Orientasi pertumbuhan ekonomi

Kegiatan yang pro-lingkungan (mendukung lingkungan) dipandang sebagai kegiatan

yang anti pembangunan. Dengan demikian pertimbangan ekonomisangat dipengaruhi

pandangan bahwa aktivitas pro-lingkungan adalah mahal. Tantangan pengelolaan

lingkungan hidup saat ini adalah bahwa persoalan lingkungan menjadi semakin berat

karena adanya krisi ekonomi yang berkepanjangan.

2. Demokratisasi pengelolaan lingkungan hidup

86

Lampiran 2

Dengan peraturan perundang-undang itu, pemerintah mengatur dan mengawasi. Beberapa

peraturan perundang-undang itu bersifat dari atas ke bawah yang tidak demoktaris, kaku,

birokratis, dan mengekang perkembangan ilmu dan teknologi.

Pelestarian lingkunagn hidup

1. Upaya penyelamatan lingkungan

KTT Bumi sebagai pertemuan internasional untuk menyelamatkan lingkingan

dilaksanakan saat paradigm globalisasi mulai menguast dan mengalami perkembangan pesat.

Oleh karena itu, pertarungan antara dua wacana yang berbeda antara negara berkembang dan

negara maju tersebut berlangsyng kurang seimbang. Akibatnya, kondisi dunia 10 tahun

setelah KTT Bumi adalah sebagai beriku:

a. Emisi gas karbondioksida (gas rumah kaca) meningkat lebih dari 9% dalam sepuluh

tahun.

b. Kawasan hutan menciut 2.2% sejak tahun 1990

c. Sekitar 27% terumbu karang rusak berat karena pencemaran, pemanasan air laut,

penambangan dan penangkapan ikandimana sepuluh ahun lalu hanya 10% yang rusak

d. Decade 1990-an ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, yaitu

menambahkan lebih dari 10 triliun dolar pertahun pada ekonomi global. Namun,

masyarakat miskin tidak berubah banyak yang jumlahnya sekitar 1 miliar orang

e. Masyarakat di negara kaya kini punya mas hiudp yang lebih panjang dari

sebelumnya, tetapi sekitar 1400-30000 orang mati setiap tahun di negara berkembang

karena penyakit yang ditularkan lewat air.

f. Belanja dari luar negeri menciut dari 69 miliar dolar pada tahun 1992 menjadi 53

miliar dolar pada tahun 2000. Sementara, beban utang negara berkembang dan negara

dalam transisi ekonomi (Eropa Timur) meningkat 34% sejak KTT Bumi menjadi 2.5

miliar triliyun pada tahun 2000.

g. Sementara UNEP (program lingkungan PBB) harus berjuang dengan anggaran hanya

100 juta dolar, belanja militer di seluruh dunia mencapai lebih dari 2 miliar dolar per

hari.

87

Lampiran 2

Dalam KTT kedua setelah sebelumnya di Rio De Janeiro ini, membahas sebagaimana

kebijakan industry negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga agar tidka merusak

lingkungan. Lahirnya konfrensi ini merupakan kesadaran baru bagi dunia atau kelestarian

2. Usaha-usaha manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup

Hubungan antara manusia dan lingkungannya semenjak dahulu sudah terjalin begitu

erat. Dengan kata lain manusia akan bisa memengaruhi lingkungan hidupnya dan

sebaliknya pula lingkungan hidup juga bisa memengaruhi watak dan sifat manusia.

Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada

wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.

1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah

perbukitan yang telah gundul.

2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan

tidak produktif.

3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik

dan peruntukan lahan.

4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan

cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan

kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi

persediaan air tanah.

5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang

memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.

6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur

hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.

7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak

terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan,

hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

3. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan

dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air

88

Lampiran 2

yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya

lapisan tanah dari permukaan bumi.

4. Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas

memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam

gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran

menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi

kelangsungan hidup setiap organisme.

5. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa

diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.

Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama

terjadinya kerusakan hutan.

6. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut

dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di

laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam

kelestarian laut dan pantai.

7. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,

dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan

mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Etika Lingkungan

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari

bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika lingkungan

adlah kebijaksanaan moral manusia dalam pergaulannya dengan lingkungan termasuk

manusia dengan makhluk hidup lain, manusia dengan alam, serta manusia dengan

Tuhannya.

Penegakan Hukum Lingkungan

1. Hukum lingkungan

89

Lampiran 2

Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup),

yang mencakup semua kondisi dan benda, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah

perbuatannya, yang terdapat di dalam ruang dimana manusia berada dan memengaruhi

kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan benda lainnya (Soedjono,1979:29)

2. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum administrasi

Dalam hubungan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup, penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan

kedalam tiga kategori, yaitu:

a. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Admisnistrasi Tata

Usaha Negara’

b. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum perdata

c. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan hukum pidana

Untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup maka perlu

diusahakan peningkatan dampak positif dan pengurangan dampak negative.

Adapun kewenangan pemerintah untuk mengatur merupakan suatu hal yang telah

ditetapkan oleh Undang-Undang. Dari sisi hukum administrasi negara, kewenangan ini

disebut kewenangan atribusi yaitu kewenangan yang melekat pada badan-badan

pemerintah yang diperoleh dari undang-undang sehingga badan-badan pemerintah

tersebut memiliki kewenangan untuk melaksanakan ketentuan pasal 8 Undang-Undangn

Nomor 23 Tahun 1997.

3. Hubungan masyarakat dengan penegakan hukum lingkungan

Masyarakat berkewajiban memberitahukan bahwa telah terjadi pencemaran ataupun

perusakan lingkungan alam tertentu. Peran masyarakat dalam melestarikan lingkungan

dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran mereka akan arti penting lingkungan.

4. Lemahnya penegakan hukum lingkungan

AMDAL yang diharapkan sebagai perangkat kebijakan yang dipersiapkan sebagai

perangkat kebijakan yang dipersiapkan untuk mengurangi dampak lingkungan suatu

kegiatan sejak tahap perencanaan dan bertujuan mencegah laju pencemaran AMDAL

dalam otonomi daerah, Kementrian Lingkungan Hidup telah mengevaluasi terhadap 75

dokumen AMDAL.

90

Lampiran 2

Taman Nasional dan Cagar Alam Indonesia

Cagar alam atau suaka alam dapat diartikan sebagai kawasan suaka alam yang

mempunyai kekhasan tumbuhan dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu

dilindudngi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Cagar alam bernilai khas untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,

pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya, serta untuk kepentingan umum.

Contoh cagar alam Nuansa Kambangan Barat di Jawa Tengah

Karakteristik penentuan suatu kawasan sebagai kawasan cagar alam antara lain

sebagai berikut.

1. Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan serta ekosistem.

2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit – unit penyusunnya.

3. Memiliki kondisi alam yang masih alami dan belum terganggu oleh manusia.

4. Memiliki ciri khas potensi sehingga dapat menjadi contoh ekosistem yang keberadaannya

memerlukan upaya konservasi.

5. Memiliki komunitas tumbuhan beserta ekosistem yang langka atau yang keberadaannya

hampir punah.

6. Memiliki luas yang cukup dan bentuk tertentu untuk mendukung pengelolaan yang

efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami.

Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli,

dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,

pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional

meliputi:

1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh

dan alami serta gejala alam yang unik;

2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;

3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami;

dan

91

Lampiran 2

4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba,

dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.

1. Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera)

taman nasional yang memiliki luas 9500 km dan berad padaketinggian 3403m mdpl.

Oleh karena ukuran dan keragaman habitatnya yang besar, taman nasional ini menjadi

taman terpenting di Asia Tenggara yang melindungi ribuat jenis tumbuhan dimana

beberapa diketahui tidak terdapat di tempat lain.

2. Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera)

Kerinci seblat menjadi tempat yang bagus untuk melihat tumbuhan hutan pegununga

dan daerah subalpine, dataran tinggi, rawa air tawar tertinggi di Sumatera, dan puncak

gunung yang mencapai 3800m. taman nasional kerinci seblat termasuk taman nasional

terbesar meliputi hampir 1500km di Selatan Danau Toba.

3. Taman Nasional Way Kambas (Sumatera)

Kebanyakan daerahnya berawa dengan contoh hutan rawa bagus tidak bergambut dan

bakau.

4. Taman Nasional Tanjung Putting (Kalimantan)

Taman nasional tanjung putting terletak di tanah alluvial dekat pantai, ketinggian

tanjung putting tertinggi hanya 11 m.

5. Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa)

Taman nasional ujung kulon dikenal sebagai rumah himpunan badak jawa yang masih

ada, keindahan flora ujung kulon menarik karena penutupan kembali oleh ledakan

Krakatau yag mengirim gelombang laut yang menghancurkan semenanjung

6. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa)

Flora gunung gede pangrango paling bagus dipelajari di Indonesia sebab mudahnya

jalan masuk melalui kebon raya cibodas. Taman nasional gunung pangrango mencapai

ketinggian 3029m, lereng gunung ditutupi oleh hutan pegunungan rendah, hutan

pegunungan, dan lumut sup-alpin, dengan tegakan bunga abadi edelweiss jawa yang

berbeda dekat puncaknya.

7. Taman Nasional Baluran (Jawa)

Taman nasional baluran terletak di pulau jawa bagian timur yang kering. Taman

nasional baluran menawarkan sedere habitat di daerah yang relative kecil.

92

Lampiran 2

8. Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi)

Tipe vegetasi utama taman nasional lore lindu adalah hutan pegunungan dengan taman

nasional di ketinggian 1000m. Sulawesi merupakan batas terbarat eucalyptus dengan

hanya satu jenis, eucalyptus deglupta.

9. Taman Nasional Morowali (Sulawesi)

Taman nasional ini terletak di dataran alluvial luas dan tanah ultrabasic menghasilkan

vegetasi perdu rendah.

10. Cagar Alam Tangkoko Batuangus (Sulawesi)

Cagar alam tangkoko batuangus tanahnya sangat subur, diperkaya kerapatan beringin

dan pohon buah lainnya, mendukung perkembangan burung dan mamalia. Ketinggian

tempatnya sampai 1351 mdpl, yang meliputi habitat dataran rendah, hutan pegunungan

rendah, dan lautan lumut

11. Taman Wisata Alam Ruteng (Sunda Kecil)

Taman wisata alam ruteng melindungi beberapa contoh terbaik hutan pegunungan

lembap (musim dan malar hijau). Kepulauan sunda kecil, termasuk gunung ranaka

yang berketinggian 2140m, puncak tertinggi di Flores. Di bawah puncaknya terdapat

vegetasi alpin.

12. Cagar Alam Wasur (Irian Jaya/Papua)

Cagar alam wasur merupakan padang rumput sangat luas dengan rawa ilalang dan

hutan musim campuran.

13. Taman Nasional Komodo (Sunda Kecil)

Taman nasional komodo terkenal karena komodonya. Jarak taman nasional komodo

dari pusat persebaran jenis utama tertutup oleh rendahnya curah hujan sehingga flora

dan fauna. Keterjalan bukit secara umum tertutup rumput dengan pohon tal dan

zizyphus yang berpencar, dengan tegakan pohon padat di sepanjang alur air dan epifit

seperti anggrek.

14. Cagar Alam Lorentz (Papua/Irian Jaya)

Cagar alam terbesar di Indonesia dengan luas 21500km. cagar alam Lorentz terdapat

semua tipe habitat besar yang terdapat di papua, yang meliputi bakau, hutan rawa,

hutan pegunungan, sertu vegetasi subalpine dan alpin. Cagar alam ini mempunyai

93

Lampiran 2

gunung tertinggi di Indonesia, gunung jaya (5039m), yang diselimuti salju abadi di

puncaknya.

15. Cagar Alam Pananjung (Jawa Barat)

Cagar alam panajung seluas kurang lebih 530 hektar yang diantaranya termasuk wisata

seluas 3770 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Cagar alam

pananjung memiliki berbagai flora dan fauna langka, seperti bunga raflesia Padma,

banteng, rusa, dan berbagai jenis kera.

16. Cagar Alam Batukahu (Bali)

Cagar alam seluas 176280ha. Tipe ekosistem cagar alam taukahu termasuk dalam

hutan hujan tropis dataran tinggi yang dicirikan dengan curah hujan yang tinggi.

94

Lampiran 3

KISI KISI INSTRUMEN SOAL VALIDITAS

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO. SOAL

Menganalisis pelestarian

lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan

pembangunan berkelanjutan

Menjelaskan kerusakan

lingkungan hidup

2, 3, 7, 15, 18, 20, 23, 25, 30,

38, 39, 41, 42, 44,

Menjelaskan pengelolaan

lingkungan hidup

5, 6, 16, 31, 32 40, 49

Menjelaskan pelestarian

lingkungan hidup

1, 4, 8, 13, 26, 28, 36, 43

Menjelaskan etika lingkungan 14, 17, 19, 24, 27, 33, 34, 37,

Menjelaskan penegakan

hukum lingkungan

9, 10, 21, 22, 29, 35

Menyebutkan taman nasional

dan cagar alam di Indonesia

11, 12, 45, 46, 47, 48, 50

94

Lampiran 4

SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST

UNTUK UJI VALIDITAS, REALIBILITAS, DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT

KESUKARAN

GEOGRAFI

MATERI PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Nama :

Kelas :

Waktu :20menit

Petunjuk Pengerjaan !

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada

pilihan a, b, c atau d !

1. Lingkungan hidup adalah …

a. Tempat makhluk hidup tinggal di muka bumi

b. Sebagian unsur di sekitar individu yang berpengaruh terhadap kehidupan

c. Keseluruhan unsur atau komponen yang berada di sekitar individu yang memengaruhi

kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan

d. Tempat dimana hanya lingkungan manusia yang hidup

2. Akibat tang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali ….

a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman

hayati

b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis

c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau

d. Perekonomian negara menurun

3. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal

tersebut di antaranya diakibatkan oleh ….

a. Fenomena alam setiap tahun

b. Gundulnya hutan karena illegal logging

c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir

d. Daerahnya ada dataran rendah

4. Konservasi memiliki tujuan ….

a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan

b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan

c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari

d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu

tempat

5. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan

cara berikut, kecuali ….

a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry

b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi

95

Lampiran 4

c. Mencegah kerusakan hutan

d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar

6. Hutan-hutan di daerah pegunungan menyebabkan udara segar dan nyaman. Fungsi

semacam ini disebut ….

a. Fungsi hidrologis

b. Fungsi strategis

c. Fungsi orologis

d. Fungsi klimatologis

7. Gejala alam di permukaan bumi yang terbentuk karena pengaruh iklim terhadap hutan di

Indonesia, adalah ….

a. Jenis tumbuhan heterogen

b. Sangat lebat sehingga susah ditembus sinar matahari

c. Mengandung jenis kayu yang berkualitas tinggi

d. Merata di seluruh kepulauan Indonesia

8. Keadaan hutan-hutan di Indonesia berbeda dari barat ke timur. Secara umum, keadaan

hutan dari bagian barat ke timur adalah ….

a. Stepa – hutan hujan tropis – sabana

b. Rimba – sabana – musim

c. Hutan hujan tropis – musim – sabana

d. Hutan hujan tropis – sabana – musim

9. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai ….

a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina

dan kelembapan

b. Tempat hidu[ fauna dan flora

c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi

d. Tempat pariwisata

10. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah

konservasi, yaitu wilayah …

a. Suaka alam dan pelestarian alam

b. Suaka alam dan wisata alam

c. Suaka alam dan taman hutan raya

d. Suaka margasatwa dan cagar alam

11. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah ….

a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil

b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang

c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan

d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi

12. Kawasan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan

pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga

berfungsi sebagai wilayah system penyangga kehidupan disebut ….

a. Kawasan suaka alam

b. Kawasan pelestarian alam

c. Kawasan taman wisata alam

d. Kawasan taman hutan raya

13. 1. Merupakan paru-paru dunia

2. menahan erosi

96

Lampiran 4

3. udaranya panas

4. menghasilkan devisa

Pernyataan yang merupakan fungsi hutan secara ekologis adalah nomor ….

a. 1, 2, 3

b. 1, 3, 4

c. 1, 4, 5

d. 2, 3, 4

14. 1. Merupakan paru-paru dunia

2. untuk keperluan perang

3. habitat pelestarian flora fauna

4. sebagai tempat rekreasi

5. iklim penyeimbang

Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor ….

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 2 dan 3

d. 2 dan 4

15. 1. Erosi tanah

2. banjir bandang

3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan

4. jumlah air tanah melimpah

5. makhluk hidup berkembang dengan baik

Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor ….

a. 1, 2, 3

b. 1, 3, 4

c. 1, 4, 5

d. 2, 3, 4

16. Untuk mengatasi masalah kekeringan dapat dilakukan dengan ….

a. Pengerukan sungai

b. Hujan buatan

c. Pembuatan waduk

d. Reklamasi pantai

17. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan

2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar

3. mengurangi penggunaan mobil pribadi

4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas

Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor ….

a. 1 dan 2

b. 2 dan 3

c. 1 dan 4

d. 2dan4

18. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan,

kecuali ….

a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit

b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata

c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat

bercocok tanam

d. Dapat menurunkan kualitas air

19. Berikut ini bukan peran manusia sebagai baghian dari unsur lingkungan hidup adalah ….

a. perilaku manusia memengaruhi kehidupan organisme

b. perilaku manusia memengaruhi kelangsungan lingkungan

97

Lampiran 4

c. perilaku manusia memengaruhi makhluk hidup

d. perilaku manusia tidak berperan apa-apa terhadap lingkungan

20. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada

….

a. Sungai

b. Laut

c. Danau

d. Air tanah

21. Menuurt keputusan Mentri Lingkungan Hidup No.2 Tahun 1988, telah menetapkan mutu

air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa memerlukan pengelolaan terlebih

dahulu, yaitu ….

a. Golongan A

b. Golongan B

c. Golongan C

d. Golongan D

22. Konfrensi PBB tentang Lingkunag Hidup manusia yang diadakan di Swedia, Stockholm

tahun 1972. Berikut adalah hasil deklarasinya, kecuali ….

a. Deklarasi tentang lingkungan hidup

b. Rencana aksi lingkungan hidup manusia

c. Rekomendasi tentang kelembagaan dan keungan untuk menunjang pelaksanaan

d. Menambahkan daftar perusahaan ekolabel

23. Untuk membedakan apakah air sungai memiliki kualitas yang baik atau tidak secara

umum dapat diketahui melalui hal berikut, kecuali ….

a. Warna dan air yang hitam

b. air menimbulkan bau yang menyengat

c. Tidak ada ikan yang hidup

d. Apabila digunakan manusia menimbulkan berbagai penyakit

24. Berikut ini tidak termasuk kerusakan hutan akibat perbuatan manusia adalah ….

a. Illegal logging

b. Pembuangan sampah di hutan

c. Pengguanaan traktor dalam membajak sawah

d. Mendirikan bangunan (villa) tanpa memperhatikan lingkungan hidup

25. Akibat efek rumah kaca dan gejala pemanasan global mengancam bumi. Hal itu terjadi

karena gas-gas yang dihasilkan oleh industry dan kendaraan bermotor yaitu berupa gas

….

a. Nitrogen dan ozon

b. Karbon monoksida dan kloro flourokarbon

c. Nitrogen dan argon

d. Ozon dan kloro flourkarbon

26. Fungsi hutan mangrove bagi kelestarian lingkungan pantai

(1) Penahan abrasi

(2) Penahan laju gelombang

(3) Tempat berbiak biota laut

(4) Penahan intrusi air laut

Pernyataan yang benar adalah ….

98

Lampiran 4

a. 1, 2, 3

b. 1, 3

c. 2, 4

d. 1, 2, 3, 4

27. 1. Dibakar

2. Untuk makanan ternak (babi)

3. Untuk biogas

4. Untuk bahan pupuk

5. Untuk dijual kembali

Berikut adalah cara dan system pemusnahan sampah yang baik, adalah …

a. 1, 2, 5

b. 2, 3

c. 3, 4

d. 1, 2, 3, 4

a. 1, 2, 3, dan 4

28. Suatu kawasan alam dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur hayati (organisme) dan

unsur-unsur non-hayati (abiotik) terjadi saling berhubungan secara timbal balik, disebut

a. Populasi

b. Habitat

c. Ekosistem

d. Biosfer

29. Hutan dapat berfungsi untuk menjaga banyaknya bunga tanah (humus) dari bahaya erosi,

karena tumbuhan pada hutan dapat mengikat atau menahan air hujan. Fungsi ini disebut

a. Fungsi sosial

b. Fungsi ekonomi

c. Fungsi hidrologis

d. Fungsi orologis

30. Unsur gas yang banyak merusak lapisan ozon dan mempengaruhi perubahan iklim global

gas adalah ….

a. Metana

b. Belerang

c. Nitrogen oksida

d. Karbon monoksida

31. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah ….

a. Protoplasma

b. Jaringan

c. Populasi

d. Kromosom

32. Terjadinya kelebihan populasi hewan tertentu dikarenakan ….

a. Berkurangnya hewan predator

b. Kebakaran hutan

c. Berkurang resapan air

99

Lampiran 4

d. Kerusakan lingkungan

33. Dalam pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan berbagai upaya sebagai berikut,

kecuali ….

a. Menyatukan persepsi tentang biosfer

b. Menggunakan sumber daya yang membahayakan biosfer

c. Menstabilkan populasi bumi

d. Mendukung program pemerintah dalam pengelolaan sumber daya lingkungan

34. Ekolabel adalah ….

a. System sertifikasi untuk produk yang memenuhi syarat pembangunan berkelanjutan

b. System penginputan data sebuah produk yang ramah lingkungan

c. System analisis daur hidup untuk analisis dampak lingkungan

d. System audit sertifikasi untuk produk yang tidak ramah lingkungan

35. Teknologi produk bersih adalah ….

a. Teknologi yang meminimumkan limbah pada setiap mata rantai produksi

b. Teknologi yang meminimumkan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan

c. Teknologi yang meminimumkan penggunaan bahan kimia

d. Teknologi yang dapat memperbarui lingkungan

36. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali ….

a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang

b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah

c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik

d. Menjual air mentah dalam kemasan

37. Keuntungan dari pembangunan ramah lingkungan yang berdasarkan ekoefisiensi, kecuali

….

a. Lebih murah

b. Benefit lebih besar

c. Terjadinya pemerataan

d. Mudah di laksanakan

38. Apa yang dimaksud dengan peristiwa lubang ozon ….

a. Peristiwa lepasnya zat kimia berbahaya pada stratosfer

b. Peristiwa berkurangnya kadar ozon di lapisan stratosfer

c. Peristiwa bertambahnya panas di permukaan bumi

d. Peristiwa bertambahnya zat kimia yang menyelimuti permukaan bumi

39. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca ….

a. CFC

b. CO2

c. Fe

d. Metan

40. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini

berfungsi sebagai ….

a. Hidrologis

b. Klimatologis

c. Strategis

d. Orologis

41. Salah satu dampak dari penurunan lingkungan hidup adalah ….

a. Tertundanya pertumbuhan perekonomian

100

Lampiran 4

b. Meningkatkan investor

c. Menambah jumlah wisatawan

d. Menambah pendapatan negara

42. Apa yang dimaksud dengan badai siklon tropik ….

a. Badai yang terjadi di permukaan laut dengan kekuatan dari yang sedang sampai

dengan sangat lemah

b. Badai yang terjadi di daerah lintang tinggi dengan kekuatan lemah

c. Badai yang terjadi dari dari angina yang sangat kuat

d. Badai yang terjadi di daerah benua artktik

43. Untuk menjaga mutu tanaman hutan, maka perlu dilakukan ….

a. Pembatasan penebangan kayu

b. Melarang masyarakat masuk hutan

c. Memagari hutan dengan kawat berduri

d. Memberi denda yang masuk hutan tanpa izin

44. Faktor kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh gejala alam di antaranya,

kecuali …..

a. Musim kemarau berkepanjangan

b. Letusan gunung api

c. Badai siklon

d. Pasang surut air laut

45. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di ….

a. Sumatera

b. Lombok

c. Sulawesi

d. Jawa

46. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di ….

a. Taman Nasional Lore Lindu

b. Taman Nasional Morowali

c. Taman Nasional Kerinci Seblat

d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

47. Cagar alam adalah ….

a. Suaka untuk melindungi hewan, tumbuh-tumbuhan, tanah dan keindahan alam

b. Kawasan untuk melindungi hewan tertentu agar tidak punah

c. Kawasan untuk hewan-hewan yang telah punah

d. Suaka untuk melindungi tanaman langka

48. Suaka margasatwa adalah bentuk upaya pelestarian hutan, kecuali ….

a. Kawasan pariwisata dengan keindahan alam dan hewan

b. Taman nasional yang khusus melindungi hewan tertentu agar tidak punah

c. Kawasan yang khusus digunakan untuk melindungi

d. Bentuk ekosistem asli dari sebuah hutan

49. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali ….

a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan

b. Mengadakan rehabilitasi

c. Mengadakan reboisasi

d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi

50. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah ….

101

Lampiran 4

a. Cagar Alam Lorentz

b. Cagar Alam Batukahu

c. Cagar Alam Wasur

d. Cagar Alam Pananjung

102

Lampiran 4

KUNCI JAWABAN

No. Jawaban No. Jawaban

1. C 26. A

2. D 27. D

3. B 28. C

4. C 29. C

5. D 30. D

6. D 31. D

7. D 32. A

8. C 33. B

9. D 34. A

10. D 35. A

11. D 36. D

12. A 37. C

13. A 38. B

14. D 39. C

15. A 40. D

16. B 41. A

17. B 42. A

18. D 43. D

19. D 44. D

20. A 45. A

21. A 46. A

22. D 47. A

23. B 48. B

24. C 49. D

25.. B 50. A

104

Lampiran 5

No Kesukaran Soal Daya Pembeda Validitas 1. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044

2. 0,9 Mudah 0,4 Baik 0.638

3. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

4. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

5. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

6. 0,4 Sedang 0 Jelek 0.008

7. 0 Sukar 0 Jelek 0

8. 0,7 Sedang 0,2 Sedang 0.47

9. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.638

10. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

11. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

12. 0,7 Sedang 0,2 Sedang 0.253

13. 1 Mudah 0 Jelek 0

14. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806

15. 0,7 Sedang 0,6 Baik 0.669

16. 0,2 Sukar 0 Jelek 0.124

17. 0,6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653

18. 0,6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653

19. 1 Mudah 0 Jelek 0

20. 0.6 Sedang 0,8 Sangat baik 0.653

21. 0,8 Mudah 0,8 Jelek 0.257

22. 0,4 Sedang 0,4 Baik 0.241

23. 1 Sukar 0,2 Sedang 0.400

24. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044

25. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044

26. 0,3 Sukar -0,2 Sangat jelek 0.245

27. 0,3 Sukar -0,2 Sangat jelek 0.120

28. 0,8 Mudah 0 Jelek -0.314

29. 1 Mudah 0 Jelek 0

30. 1 Mudah 0 Jelek 0

31. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806

32. 0,7 Sedang 0,2 Sedang -0.120

33. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.044

34. 1 Mudah 0 Jelek 0

35. 0,1 Sedang -0,2 Sangat buruk -0.044

36. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806

37. 0,3 Sukar -0,2 Sangat buruk -0.295

38. 0,6 Sedang -0,4 Sangat buruk -0.047

39. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806

40. 0,9 Mudah 0,2 Sedang 0.806

41. 0,8 Mudah 0 Jelek 0.304

42. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.162

43. 0,1 Sukar -0,2 Sangat buruk -0.44

44. 0,4 Sedang 0 Jelek 0.241

45. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

105

Lampiran 5

46. 0,8 Mudah 0,4 Baik 0.638

47. 0,6 Sedang -0,4 Sangat buruk -0.124

48. 0,3 Sukar 0,6 Baik 0.162

49. 0,7 Sedang 0,6 Baik 0.669

50. 0,5 Sedang 0,6 Baik 0.666

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.846 50

Diketahui : taraf signifikan 5% ₌ 0.632

106

Lampiran 6

KISI KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST DAN POSTTEST

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR NO. SOAL

Menganalisis pelestarian

lingkungan hidup dalam

kaitannya dengan

pembangunan berkelanjutan

Menjelaskan kerusakan

lingkungan hidup

1, 2, 9, 11, 12, 15

Menjelaskan pengelolaan

lingkungan hidup

3, 5, 14, 16, 19

Menjelaskan pelestarian

lingkungan hidup

4, 13

Menjelaskan etika lingkungan 8, 10

Menjelaskan penegakan

hukum lingkungan

6

Menyebutkan taman nasional

dan cagar alam di Indonesia

7, 17, 18, 20

107

Lampiran 7

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

Nama :

1. Akibat yang akan di darita dari kerusakan hutan, kecuali ….

a. Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragaman

hayati

b. Perubahan iklim karena pengaturan klimatologis

c. Terjadinya kekeringan pada musim kemarau

d. Perekonomian negara menurun

2. Banjir bandang akhir-akhir ini banyak terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal

tersebut di antaranya diakibatkan oleh ….

a. Fenomena alam setiap tahun

b. Gundulnya hutan karena illegal logging

c. Sudah menjadi rutinitas mengalami banjir

d. Daerahnya pada dataran rendah

3. Konservasi memiliki tujuan ….

a. Pemanfaatan lingkungan untuk pembangunan

b. Sebagai upaya membudidayakan flora dan fauna untuk dimanfaatkan

c. Perlindungan sumber daya alam agar lestari

d. Untuk keperluan mengumpulkan berbagai jenis hewan dan tumbuhan dalam suatu

tempat

4. Usaha untuk menjaga kelestarian air tanah di lingkungan kita dapat dilakukan dengan

cara berikut, kecuali ….

a. Mengurangi penggunaan air tanah bagi kegiatan industry

b. Mencegah kepadatan penduduk yang tinggi

c. Mencegah kerusakan hutan

d. Pelaksanaan AMDAL diperlonggar

5. Berikut adalah fungsi hutan, kecuai ….

a. Memengaruhi unsur-unsur klimatologis, seperti hujan, suhu, panas matahari, angina

dan kelembapan

b. Tempat hidu[ fauna dan flora

c. Mengatur keberadaaan air dimuka bumi

d. Tempat pariwisata

6. Menurut UU No.68/1998, wilayah berikut secara umum termasuk dalam wilayah

konservasi, yaitu wilayah …

a. Suaka alam dan pelestarian alam

b. Suaka alam dan wisata alam

c. Suaka alam dan taman hutan raya

d. Suaka margasatwa dan cagar alam

7. Pertimbangan suaka alam harus dijadikan wilayah konservasi adalah ….

a. Wilayah tersebut merupakan wilayah yang terpencil

b. Wilayah yang memiliki komunitas langka atau jarang

c. Wilayah yang bebas dari berbagai ancaman kerusakan

d. Wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi

8. 1. Merupakan paru-paru dunia

108

Lampiran 7

2. untuk keperluan perang

3. habitat pelestarian flora fauna

4. sebagai tempat rekreasi

5. iklim penyeimbang

Pernyataan yang merupaka fungsi hutan secara strategis dan pariwisata adalah nomor ….

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 2 dan 3

d. 2 dan 4

9. 1. Erosi tanah

2. banjir bandang

3. punahnya habitat hewan dan tumbuhan

4. jumlah air tanah melimpah

5. makhluk hidup berkembang dengan baik

Pernyataan yang merupakan akibat kerusakan hutan ditunjukan nomor ….

a. 1, 2, 3

b. 1, 3, 4

c. 1, 4, 5

d. 2, 3, 4

10. 1. Menggunakan energy minyak bumi secara berlebihan

2. menggunakan kendaraan irit bahan bakar

3. mengurangi penggunaan mobil pribadi

4. pemanfaatna sumber daya alam yang terbatas

Upaya pengendalian pencemaran udara adalah nomor ….

a. 1 dan 2

b. 2 dan 3

c. 1 dan 4

d. 2 dan 4

11. Dampak dari sinar ultraviolet yang menembus permukaan bumi secara berlebihan,

kecuali ….

a. Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit

b. Dapat menimbulkan penyakit katarak mata

c. Dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sehingga petani tidak dapat

bercocok tanam

d. Dapat menurunkan kualitas air

12. Umumnya kualitas air mengalami penurunan atau mengalami pencemaran terjadi pada

….

a. Sungai

b. Laut

c. Danau

d. Air tanah

13. Berikut adalah unsur yang tidak menjadi bagian dari organisasi makhluk hidup adalah ….

a. Protoplasma

b. Jaringan

c. Populasi

d. Kromosom

14. Berikut adalah usaha pelestarian air, kecuali ….

a. Melarang setiap pabrik membuang limbah cairnya ke sungai sebelum di daur ulang

b. Melarang penebangan hutan secara liar agar air tanah tetap berlimpah

c. Pengelolaan pantai dan lautan dengan baik

d. Menjual air mentah dalam kemasan

15. Berikut yang bukan zat penyumbang gas rumah kaca ….

a. CFC

b. CO2

c. Fe

d. Metan

16. Hutan di lereng pegunungan berfungsi sebagai pelindung tanah. Hutan semacam ini

berfungsi sebagai ….

103

Lampiran 7

a. Hidrologis

b. Klimatologis

c. Strategis

d. Orologis

17. Taman nasional way kambas adalah taman nasional yang berada di ….

a. Sumatera

b. Lombok

c. Sulawesi

d. Jawa

18. Tanaman Eucalyptus deglupta adalah tanaman khas di ….

a. Taman Nasional Lore Lindu

b. Taman Nasional Morowali

c. Taman Nasional Kerinci Seblat

d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

19. Berikut adalah upaya pelestarian hutan, kecuali ….

a. Memberikan penyuluan kepada penduduk tentang upaya pentingnya hutan

b. Mengadakan rehabilitasi

c. Mengadakan reboisasi

d. Menjadikan hutan sebagai penghasil bahan produksi

20. Cagar alam terbesar di Indonesia adalah ….

a. Alam Batukahu

b. Cagar Alam Wasur

c. CagarAlamPananjun

d. CagarAlamLorentz

108

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN

No. Jawaban

1. D

2. B

3. C

4. D

5. D

6. D

7. D

8. D

9. A

10. B

11. D

12. A

13. D

14. D

15. C

16. D

17. A

18. A

19. D

20. D

109

Lampiran 8

REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST

Siswa pretest posttest

1 60 70

2 70 75

3 70 80

4 80 85

5 65 70

6 75 90

7 80 85

8 70 75

9 75 90

10 75 85

11 65 70

12 70 80

13 75 85

14 70 75

15 60 85

16 65 90

17 65 90

18 60 90

19 65 95

20 65 80

21 80 85

22 70 80

23 70 75

24 75 90

25 70 80

26 60 75

27 60 90

28 75 85

29 75 90

30 70 85

31 75 85

32 80 90

33 70 90

34 60 85

2370 2830

110

Lampiran 8

PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR

HASIL PRETEST

Urutan data terkecil hingga terbesar

60 65 70 80

60 65 70 80

60 70 75 80

60 70 75 80

60 70 75 60 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75 65 70 75

TABEL SKOR HASIL PRETEST

No X f X2 fX fX2 Fk(b) Fk(a)

1 60 6 3600 360 21600 6 34

2 65 6 4225 390 25350 12 30

3 70 10 4900 700 49000 22 22

4 75 8 5625 600 45000 30 12

5 80 4 6400 320 25600 34 6

jumlah 34 24750 2370 166550

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data

terbesar = 80 dan data terkecil = 60, dengan menggunakan rumus

R = data terbesar – data terkecil

R = 80 – 60

R = 20

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log N

K = 1 + 3.3 Log 34

K = 6,05

K = 6 (dibulatkan)

111

Lampiran 8

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

I = rentang (R) / banyak kelas (K)

I = 20 / 6

I = 3,33

I = 3

4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu :

Mean (M) = ∑F.X/N

Mean (M) = 2370/34

Mean (M) = 69.70588

5. Menentukan Median

(

)

(

)

(

)

6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu:

Tabel Distribusi frekuensi

NO Interval

Kelas

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif

1 60-64 62 59.5 64.5 6 14.2857

2 65-69 67 64.5 69.5 6 14.2857

3 70-74 72 69.5 74.5 10 23.8095

4 75-79 77 74.5 79.5 8 19.0476

5 80-84 82 79.5 84.5 4 9.52381

6 85-90 87 84.5 90.5 0 0

112

Lampiran 8

(

)

(

)

(

)

7. Menentukan varians ( )

∑ ∑

( )

8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu :

(

)

(

)

113

Lampiran 8

PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS UNTUK SKOR

HASIL POSTTEST

urutan data terkecil hingga terbesar

70 80 85 90

70 80 85 90

70 80 85 90

75 85 90 95

75 85 90 75 85 90 75 85 90 75 85 90 80 85 90 80 85 90

TABEL SKOR HASIL POSTTEST

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil dalam hal ini data

terbesar = 95 dan data terkecil = 70, dengan menggunakan rumus

R = data terbesar – data terkecil

R = 95 – 70

R = 25

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 Log N

K = 1 + 3.3 Log 34

K = 6,05

K = 6 (dibulatkan)

No X f X2 fX fX2 Fk(b) Fk(a)

1 70 3 4900 210 14700 3 34

2 75 5 5625 375 28125 8 33

3 80 5 6400 400 32000 13 23

4 85 10 7225 850 72250 23 13

5 90 10 8100 900 81000 33 8

6 95 1 9025 95 9025 34 3

jumlah 34 41275 2830 237100

114

Lampiran 8

3. Menentukan panjangnya kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

I = rentang (R) / banyak kelas (K)

I = 25 / 6

I = 8.33

I = 8

4. Menentukan Mean (rata-rata), yaitu :

Mean (M) = ∑F.X/N

Mean (M) = 2830/34

Mean (M) = 83.235

5. Menentukan Median

(

)

(

)

(

)

6. Menentukan Modus (nilai yang banyak muncul), yaitu:

(

)

Tabel Distribusi frekuensi

NO Interval

Kelas

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif

1 70-74 72 69.5 74.5 3 7.14286

2 75-79 77 74.5 79.5 5 11.9048

3 80-84 82 79.5 84.5 5 11.9048

4 85-89 87 84.5 89.5 10 23.8095

5 90-94 92 89.5 94.5 10 23.8095

6 95-99 97 94.5 99.5 1 2.38095

115

Lampiran 8

(

)

(

)

7. Menentukan varians ( )

∑ ∑

( )

8. Menentukan nilai standar deviasi (standar baku), yaitu :

(

)

(

)

116

Lampiran 9

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Pertemuan I

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

2. Mendengarkan penjelasan tentang

kompetensi yang hendak dicapai

3. Guru mengajak siswa untuk berdoa

bersama sebelum pelajaran di mulai

4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif

oleh guru yang dapat meningkatkan

semangat untuk belajar.

5. Siswa menyimak penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menjelaskan

kerusakan lingkungan hidup

Siswa dapat menjelaskan

pengelolaan lingkungan hidup

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Memperhatikan penjelasan materi

pelajaran kerusakan ekologi akibat

pembangunan

2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang

kerusakan lingkungan hidup yang

disebabkan oleh alam dan kegiatan

117

Lampiran 9

manusia

3. Siswa dapat menjelaskan kembali

tentang materi kerusakan lingkungan

hidup

4. Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab

kerusakan lingkungan hidup

5. Siswa mendiskusikan :

Proses dan dampak dari

pencemaran udara

Proses dan dampak dari

pencemaran suara

Proses dan dampak dari

pencemaran air

Proses dan dampak dari

pencemaran tanah

6. Siswa menjelaskan hasil diskusi tentang

proses dan dampak pencemaran di depan

kelas

7. Siswa memberi tanggapan dan

mengembangkan hasil diskusi

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar

seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Mengemukakan pendapat ketika

diberikan kesempatan

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan

guru

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media

pembelajaran yang digunakan

118

Lampiran 9

VI

2. Tertarik pada materi yang disajikan

dengan media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajar yang ditentukan seperti buku

sumber, internet dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat

2. Mengajukan pertanyaan

Penutup

Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau

kesimpulan

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

119

Lampiran 9

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

2. Mendengarkan penjelasan tentang

kompetensi yang hendak dicapai

3. Guru mengajak siswa untuk berdoa

bersama sebelum pelajaran di mulai

4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif

oleh guru yang dapat meningkatkan

semangat untuk belajar.

5. Siswa menyimak penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menjelaskan

pelestarian lingkungan hidup

6. Siswa di bentuk menjadi lima kelompok

untuk mempersiapkan diri pergi

karyawista ke Hutan Kota Srengeseng

dan diberikan pengarahan untuk untuk

menjaga nama baik diri dan sekolah

7. Ketertiban siswa selama perjalanan ke

Hutan Kota Srengseng

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

120

Lampiran 9

1. Memperhatikan penjelasan materi

pelajaran pelestarian lingkungan hidup

2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang

penyelamatan lingkuang hidup dan usaha

manusia dalam menjaga kelestarian

lingkungan hidup

3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang

upaya pelestarian lingkungan hidup

4. Siswa berkumpul pada kelompoknya

masing-masing untuk menganalisis dan

memberikan contoh langsung yang ada di

Hutan Kota Srengseng :

Usaha pelestarian tanah

Usaha pelestarian hutan

Usaha pelestarian air

Usaha pelstarian udara

Usaha pelstarian flora dan fauna

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar

seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Mengemukakan pendapat ketika

diberikan kesempatan

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan

guru

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media

pembelajaran yang digunakan

2. Tertarik pada materi yang disajikan

dengan media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran

121

Lampiran 9

VI

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajar yang ditentukan seperti buku

sumber, internet dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar

E. Penggunaan Bahasa

3. Mengemukakan pendapat

4. Mengajukan pertanyaan

Penutup

Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau

kesimpulan

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

122

Lampiran 9

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Pertemuan III

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

2. Mendengarkan penjelasan tentang

kompetensi yang hendak dicapai

3. Guru mengajak siswa untuk berdoa

bersama sebelum pelajaran di mulai

4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif

oleh guru yang dapat meningkatkan

semangat untuk belajar.

5. Antusias siswa terhadap video tentang

penegakan hukum lingkungan dan siswa

memberikan rangkuman tentang video

tersebut

6. Siswa menyimak penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menjelaskan etika

lingkungan

Siswa dapat menjelaskan

penegakan hukum lingkungan

8. Ketertiban siswa selama perjalanan ke

Hutan Kota Srengseng

III Kegiatan Inti Pembelajaran

123

Lampiran 9

A. Penjelasan Materi

1. Siswa memperhatikan penjelasan materi

etika lingkungan hidup

2. Siswa memperhatikan penjelasan tentang

penegakan lingkungan hidup dan

hubungan masyarakat dengan penegakan

lingkungan hidup

3. Siswa dapat menjelaskan kembali tentang

etika lingkungan hidup dan penegakan

lingkungan hidup

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar

seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Mengemukakan pendapat ketika

diberikan kesempatan

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan

guru

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media

pembelajaran yang digunakan

2. Tertarik pada materi yang disajikan

dengan media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajar yang ditentukan seperti buku

sumber, internet dan LKS

D. Penilaian Proses

124

Lampiran 9

VI

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat

2. Mengajukan pertanyaan

Penutup

Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau

kesimpulan

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

125

Lampiran 9

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Pertemuan IV

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Tempat duduk masing-masing siswa

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

mendengarkan guru

2. Mendengarkan penjelasan tentang

kompetensi yang hendak dicapai

3. Guru mengajak siswa untuk berdoa

bersama sebelum pelajaran di mulai

4. Siswa diberikan kata-kata mutiara positif

oleh guru yang dapat meningkatkan

semangat untuk belajar.

5. Siswa menyimak penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menyebutkan nama-

nama taman nasional dan cagar

alam yang ada di Indonesia

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Siswa memperhatikan penjelasan materi

pelajaran tentang pengertian cagar alam,

suaka margasatwa dan taman nasional

2. Siswa memperhatikan penjelasan taman

nasional dan cagar alam yang berada di

Indonesia

126

Lampiran 9

3. Siswa dapat menyebutkan kembali nama-

nama serta lokasi taman nasional dan

cagar alam yang berada di Indonesia

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar

seperti aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Mengemukakan pendapat ketika

diberikan kesempatan

3. Mencatat penjelasan yang disampaikan

guru

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Interaksi antara siswa dan media

pembelajaran yang digunakan

2. Tertarik pada materi yang disajikan

dengan media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran

3. Ketekunan dalam mempelajari sumber

belajar yang ditentukan seperti buku

sumber, internet dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Mengerjakan tugas/latihan yang

diberikan guru

2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar

E. Penggunaan Bahasa

1. Mengemukakan pendapat

127

Lampiran 9

VI

2. Mengajukan pertanyaan

Penutup

Keterlibatan dalam memberi rangkuman atau

kesimpulan

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

128

Lampiran 10

Lembar Observasi Kegiatan Mengajar

Pertemuan I

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing

siswa

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan

belajar

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Memberi salam kepada siswa saat

memasuki kelas

2. Memberi penjelasan tentang kompetensi

yang hendak dicapai

3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama

sebelum pelajaran dimulai

4. Guru memberikan kata-kata mutiara

positif oleh guru yang dapat

meningkatkan semangat untuk belajar.

5. Guru memberikan penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menjelaskan

kerusakan lingkungan hidup

Siswa dapat menjelaskan

pengelolaan lingkungan hidup

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Memberikan penjelasan materi pelajaran

kerusakan ekologi akibat pembangunan

2. Memberikan penjelasan tentang

kerusakan lingkungan hidup yang

129

Lampiran 10

disebabkan oleh alam dan kegiatan

manusia

3. Meminta siswa menjelaskan kembali

tentang materi kerusakan lingkungan

hidup

4. Memintan siswa menyebutkan sebab-

sebab kerusakan lingkungan hidup

5. Meminta siswa mendiskusikan :

Proses dan dampak dari

pencemaran udara

Proses dan dampak dari

pencemaran suara

Proses dan dampak dari

pencemaran air

Proses dan dampak dari

pencemaran tanah

6. Memintan siswa menjelaskan hasil

diskusi tentang proses dan dampak

pencemaran di depan kelas

7. Meminta siswa memberi tanggapan dan

mengembangkan hasil diskusi

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti

aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Memberi kesempata mengemukakan

pendapat

3. Memberikan catatan ke siswa

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Kemampuan menggunakan media

pembelajaran

130

Lampiran 10

VI

2. Kesesuaian media dengan materi dan

strategi

3. Penggunaan sumber belajar selain buku

ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan

guru

2. Melakukan penilaian

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan perkembangan peserta

didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan kaidah

Penutup

Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan

dan tindak lanjut

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

131

Lampiran 10

Lembar Observasi Kegiatan Mengajar

Pertemuan II

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing

siswa

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan

belajar

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Memberi salam kepada siswa saat

memasuki kelas

2. Memberi penjelasan tentang kompetensi

yang hendak dicapai

3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama

sebelum pelajaran dimulai

4. Guru memberikan kata-kata mutiara

positif oleh guru yang dapat

meningkatkan semangat untuk belajar.

5. Menjelaskan mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

yaitu:

Siswa dapat menjelaskan

pelestarian lingkungan hidup

6. Membentuk siswa menjadi lima

kelompok untuk mempersiapkan diri

pergi karyawista ke Hutan Kota

Srengeseng dan diberikan pengarahan

untuk untuk menjaga nama baik diri dan

sekolah

7. Mentertiban siswa selama perjalanan ke

Hutan Kota Srengseng

132

Lampiran 10

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Menmberikan penjelasan materi

pelajaran pelestarian lingkungan hidup

2. Memberikan penjelasan tentang

penyelamatan lingkungan hidup dan

usaha manusia dalam menjaga kelestarian

lingkungan hidup

3. Meminta siswa menjelaskan kembali

tentang upaya pelestarian lingkungan

hidup

4. Meminta siswa berkumpul pada

kelompoknya masing-masing untuk

menganalisis dan memberikan contoh

langsung yang ada di Hutan Kota

Srengseng :

Usaha pelestarian tanah

Usaha pelestarian hutan

Usaha pelestarian air

Usaha pelstarian udara

Usaha pelstarian flora dan fauna

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti

aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Memberi kesempatan mengemukakan

pendapat

3. Memberikan catatan ke siswa

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Kemampuan menggunakan media

133

Lampiran 10

VI

pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan

strategi

3. Penggunaan sumber belajar selain buku

ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan

guru

2. Melakukan penilaian

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan perkembangan peserta

didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan kaidah

Penutup

Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan

dan tindak lanjut

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

134

Lampiran 10

Lembar Observasi Kegiatan Mengajar

Pertemuan III

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing

siswa

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan

belajar

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Memberi salam kepada siswa saat

memasuki kelas

2. Memberi penjelasan tentang kompetensi

yang hendak dicapai

3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama

sebelum pelajaran dimulai

4. Guru memberikan kata-kata mutiara

positif oleh guru yang dapat

meningkatkan semangat untuk belajar.

5. Memperhatikan antusiasme siswa

terhadap video tentang penegakan hukum

lingkungan dan siswa memberikan

rangkuman tentang video tersebut

6. Memberikan penjelasan guru mengenai

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menjelaskan etika

lingkungan

Siswa dapat menjelaskan

penegakan hukum lingkungan

7. Menertibkan siswa selama perjalanan ke

Hutan Kota Srengseng

135

Lampiran 10

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Memberikan penjelasan materi etika

lingkungan hidup

2. Memberikan penjelasan tentang

penegakan lingkungan hidup dan

hubungan masyarakat dengan penegakan

lingkungan hidup

3. Meminta siswa menjelaskan kembali

tentang etika lingkungan hidup dan

penegakan lingkungan hidup

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti

aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Memberi kesempatan mengemukakan

pendapat

3. Memberikan catatan ke siswa

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Kemampuan menggunakan media

pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan

strategi

3. Penggunaan sumber belajar selain buku

ajar dan LKS

136

Lampiran 10

VI

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan

guru

2. Melakukan penilaian

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan perkembangan peserta

didik

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan kaidah

Penutup

Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan

dan tindak lanjut

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

137

Lampiran 10

Lembar Observasi Kegiatan Mengajar

Pertemuan IV

No Aspek yang diamati Skoring Komentar

5 4 3 2 1

I Pra Pembelajaran

1. Pengaturan tempat duduk masing-masing

siswa

2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan

belajar

II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Memberi salam kepada siswa saat

memasuki kelas

2. Memberi penjelasan tentang kompetensi

yang hendak dicapai

3. Mengajak siswa untuk berddoa bersama

sebelum pelajaran dimulai

4. Guru memberikan kata-kata mutiara

positif oleh guru yang dapat

meningkatkan semangat untuk belajar.

5. Memberikan penjelasan guru mengenai

tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan yaitu:

Siswa dapat menyebutkan nama-

nama taman nasional dan cagar

alam yang ada di Indonesia

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan Materi

1. Memberikan penjelasan materi pelajaran

tentang pengertian cagar alam, suaka

margasatwa dan taman nasional

2. Memberikan penjelasan taman nasional

138

Lampiran 10

dan cagar alam yang berada di Indonesia

3. Meminta siswa untuk menyebutkan

kembali nama-nama serta lokasi taman

nasional dan cagar alam yang berada di

Indonesia

B. Pendekatan/Strategi Belajar

1. Melaksanakan kegiatan belajar seperti

aktif dalam kegiatan pembelajaran

2. Memberi kesempatan mengemukakan

pendapat

3. Memberikan catatan ke siswa

4. Mengikuti proses pembelajaran dari awal

hingga akhir

C. Pemanfaatan Media

pembelajaran/Sumber Belajar

1. Kemampuan menggunakan media

pembelajaran

2. Kesesuaian media dengan materi dan

strategi

3. Penggunaan sumber belajar selain buku

ajar dan LKS

D. Penilaian Proses

1. Memberikan tugas/latihan yang diberikan

guru

2. Melakukan penilaian

E. Penggunaan Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan perkembangan peserta

didik

139

Lampiran 10

VI

2. Ketepatan penggunaan bahasa yang

sesuai dengan kaidah

Penutup

Melakukan konfirmasi, memberikan kesimpulan

dan tindak lanjut

Keterangan :

5 : Sangat Baik

4 : Baik

3 : Sedang

2 : Buruk

1 : Sangat Buruk

140

Lampiran 11

Soal dan Hasil Wawancara

Soal Wawancara

1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?

2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?

3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?

4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!

5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?

6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode

pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?

141

Lampiran 11

Nabila Amalia

1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?

Lumayan karena mempelajari bumi dan lingkungan

2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?

Lumayan menyenangkan, meski kadang gak jelas

3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?

Contoh lebih nyata dan diberikan gambar lebih banyak

4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!

Suka, karena bisa jalan-jalan gratis dan gak bosen di kelas terus

5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?

Kelebihan: enak jalan-jalan sambil belajar

Kekurangan: waktunya kurang lama

6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode

pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?

Waktunya di perpanjang dan di kondisikan lebih baik

142

Lampiran 11

Deni Fansuri

1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?

Senang karena mempelajari Geografi dapat mengetahui ilmu tentang bumi, tata surya dan

lingkungan dan sebagainya

2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?

Mengajarnya cukup asik dan nyambung, karena gurunya friendly. Memberika contoh di

kehidupan sehari-hari tapi karena kelas yang tidak selalu kondusif maka tidak semuanya saya

paham

3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?

Diterangkan terlebih dahulu, lalu dicatat

4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!

Suka, karena bisa melihat langsung kenyataan dan mendapat suasana baru selain di kelas

5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?

Kelebihan: bisa melihat dengan nyata

Kekurangan: memakan waktu lama di perjalanan

6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode

pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?

Memberikan waktu yang lebih banyak saat di tempat karyawisata

143

Lampiran 11

Inez Rahmadayanti

1. Apakah kamu senang dengan pelajaran Geografi? Alasannya apa?

Senang karena bisa mempelajari banyak hal terutama alam

2. Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Geografi yang dilakukan guru?

Asik, komunikatif

3. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Geografi?

Yang mudah dimengerti dan tidak banyak tugas

4. Apakah kamu menyukai pembelajaran Geografi dengan metode karyawisata? Berikan alasannya!

Suka, karena bisa melihat fenomenanya langsung

5. Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan metode belajar karyawisata?

Kelebihan: bisa berbaur dengan alam

Kekurangan: lama di perjalanan dan terpencar

6. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran Geografi dalam menggunakan metode

pembelajaran keryawisata agar lebih menarik?

Tidak ada

144

Lampiran 12

UJI NORMALITAS N-GAIN

Siswa pretest posttest n-gain rendah <30 10

1 60 70 0.25 sedang 30-70 19

2 70 75 0.166667 tinggi >70 5

3 70 80 0.333333

4 80 85 0.25

5 65 70 0.142857

6 75 90 0.6

7 80 85 0.25

8 70 75 0.166667

9 75 90 0.6

10 75 85 0.4

11 65 70 0.142857

12 70 80 0.333333

13 75 85 0.4

14 70 75 0.166667

15 60 85 0.625

16 65 90 0.714286

17 65 90 0.714286

18 60 90 0.75

19 65 95 0.857143

20 65 80 0.428571

21 80 85 0.25

22 70 80 0.333333

23 70 75 0.166667

24 75 90 0.6

25 70 80 0.333333

26 60 75 0.375

27 60 90 0.75

28 75 85 0.4

29 75 90 0.6

30 70 85 0.5

31 75 85 0.4

32 80 90 0.5

33 70 90 0.666667

34 60 85 0.625

2370 2830

145

Lampiran 13

Tabel Uji Normalitas Liliefors Pretest

NO X f Zn fX f*(X-

mean)2 Z f(Z) s(Z) |F(Zi)-S(Zi)|

1 60 6 6 360 565.2246 -1.541 0.061705 0.1765 0.114765437

2 65 6 12 390 132.8718 -0.747 0.227542 0.3529 0.125398856

3 70 10 22 700 0.865066 0.0467 0.518618 0.6471 0.128440682

4 75 8 30 600 224.2217 0.8403 0.79964 0.8824 0.08271281

5 80 4 34 320 423.8756 1.634 0.948869 1 0.051130758

34 2370 1347.059 0.2334

jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal

Lo 0.128440682

Lt 0.151

Kesimpulan

Lo < Lt, maka data berdistribusi normal

0.128440682 < 0.151

146

Lampiran 13

Tabel Uji Normalitas Liliefors Posttest

jika Lo < Lt, maka data berdistribusi normal

Lo 0.128322

Lt 0.151

Kesimpulan

Lo < Lt, maka data berdistribusi normal

0.128322 < 0.151

NO X f Zn fX f*(X- )2 Z f(Z) s(Z) |F(Zi)-

S(Zi)|

1 70 3 3 210 525.5187 -1.96398 0.024766 0.088235 0.063469

2 75 5 8 375 339.10001 -1.22203 0.110847 0.235294 0.124447

3 80 5 13 400 52.335507 -0.48008 0.315584 0.382353 0.066769

4 85 10 23 850 31.142014 0.261865 0.603287 0.676471 0.073183

5 90 10 33 900 457.61301 1.003815 0.842266 0.970588 0.128322

6 95 1 34 95 138.4084 1.745765 0.959574 1 0.040426

34 2830 1544.1176

147

Lampiran 14

UJI HOMOGENITAS DATA

NO X f fX - )2 X f fX -

)2

1 60 6 360 565.22464 70 3 210 525.5187

2 65 6 390 132.87184 75 5 375 339.1

3 70 10 700 0.8650657 80 5 400 52.33551

4 75 8 600 224.22165 85 10 850 31.14201

5 80 4 320 423.87563 90 10 900 457.613

6 95 1 95 138.4084

34 2370 1347.0588 34 2830 1544.118

Data Pretests :

( )

Data Posttest :

( )

Homogenitas :

Jika Fhitung < Ftabel = data homogen

F hitung = 1.146

F tabel = 1.82

Kesimpulan = F hitung < F tabel = 1.146 < 1.82 = data homogen

148

Lampiran 15

UJI HIPOTESIS DATA

pretest posttest d d2 d-Md (d-

Md)2

60 70 10 100 -3.529 12.457

70 75 5 25 -8.529 72.751

70 80 10 100 -3.529 12.457

80 85 5 25 -8.529 72.751

65 70 5 25 -8.529 72.751

75 90 15 225 1.4706 2.1626

80 85 5 25 -8.529 72.751

70 75 5 25 -8.529 72.751

75 90 15 225 1.4706 2.1626

75 85 10 100 -3.529 12.457

65 70 5 25 -8.529 72.751

70 80 10 100 -3.529 12.457

75 85 10 100 -3.529 12.457

70 75 5 25 -8.529 72.751

60 85 25 625 11.471 131.57

65 90 25 625 11.471 131.57

65 90 25 625 11.471 131.57

60 90 30 900 16.471 271.28

65 95 30 900 16.471 271.28

65 80 15 225 1.4706 2.1626

80 85 5 25 -8.529 72.751

70 80 10 100 -3.529 12.457

70 75 5 25 -8.529 72.751

75 90 15 225 1.4706 2.1626

70 80 10 100 -3.529 12.457

60 75 15 225 1.4706 2.1626

60 90 30 900 16.471 271.28

75 85 10 100 -3.529 12.457

75 90 15 225 1.4706 2.1626

70 85 15 225 1.4706 2.1626

75 85 10 100 -3.529 12.457

80 90 10 100 -3.529 12.457

70 90 20 400 6.4706 41.869

60 85 25 625 11.471 131.57

2370 2830 460 211600 2176.5

149

Lampiran 15

1. Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan

metode pembelajaran karyawisata

H1 = Ada peningkatan hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan metode

karyawisata

2. α = 5%

3. Nilai T tabel = t (α.n-1) = (0,05.33) = 2,02

4. Nilai T hitung =

Jika T hitung > T tabel = uji hipotesis diterima

T hitung = 9.7139

T tabel = 2.02

5. Kesimpulan T hitung > T tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil

pretest dan posttest siswa dengan menggunakan metode karyawisata.

150

Lampiran 16

DOKUMENTASI

151

Lampiran 16

152

Lampiran 16

153

Lampiran 16

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. tr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia

@l. .rq I

lltrj_lrFORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 111

-SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.0 1/F. I/I(M.O r .:l.Q.\.lfizOl s

Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Jakiatinisa, M.PdDrs. Banajid

Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

A.s.s a I amu' al aikum w r. w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Jakarta, 22 Januari 2075

Saudara untuk menjadi pembimbing l/I1

NamaNIIv{Jurusan/KonsentrasiSemesterJudui Skripsi

: Rani Fatimah:1111015000058: Pendidikan Ilmu Pengetahuan IPS/ Geografi: VIII (Delapan): Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Flasil belajar

Siswa pada Iv{ata Pelajaran Sejarah di IvtA Al-Fa1ah,Jakarta Barat(Studi Kasus : Museum Nasional Jakarta Pusat)

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Oktober2074, abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial clianggap perlu, mohon pembirnbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berilutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' a I ctihrm wr.wb.

.':4+:'&ka,tf , * lf"'tcE uf .P

e1{idita

'r'li8W-.,.' 1 ! Dr.'Ilvrin Purwanto, M.Pd.,,4 ..r NrP. 19130424 2oo8ol 1 ol2

Tembusan:1. Dekan FITK2. Kajur P.IPS3. Mahasiswa ybs.

a

t

l;;ffi.-lq4r1 !j

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKll. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FoRM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 02

Hal 111

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.0l/F. l/l(M,01.31......../2012Larrp, : Outline/ProposulHal : Permohonan Izin Penelitian

Jaliarta, I Maret 201 5

Kepada Yth.

I(epala MAN l9 Jal<arta

diTempat

As s alamu' al aikunt wr.w b.

Dengan hormat karni sampaikan bahwa,

Narla

NIM

Jurusan

Senrester

Rani Fatimah

I I I 1015000058

Pendidikan IPS

VIII (delapan)

JLrdul Sliripsi :Pengaruh N{etode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar GeografiKelas XI di N{AN 19 Jakarta (Studi Kasus l<e Hutan Kota Srengseng)

adalah benar mahasisr.vali Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarla yang sedang

nrenylrsun skripsi, dan alian mengadakan penelitian (riset) di madrasah yang Bapak pimpin.

UntLrl< itu kauri rnohou Bapak dapat rrengizinkan mahasiswa tersebut rrelaksanakar.r

penelitian d i rnal<sLrd.

Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Il/us s ct I a rr r u' a I tr i ku nt vi,r.v, b.

012Dekan FITK

i. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Mahasiswa yang bersangkutan

KEMENTERIAN AGAMA*d,*itt UIN JAKARTA,"*.6i- FITK{";3X l' : Jl.tr.H. JuandaNogsCipulat 15412 tndanesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 02

Hal 111

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nonror : Un.0l/F.l/l(M.01.31........12012Lanrp. :Outline/ProposalI-lal : Perrnohonan Izin Penelitian

Jal<arta, I Maret 201 5

Nama

NIM

J rr ru san

Semester

Dekan FITKl. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Mahasiswa yang bersangkutan

I(epada Yth.

I(epala Pengurus Hutan I(ota SrengsengdiTernpat

A s'.s' a I u tn t r' a I ct i ku n t v, r.w lt.

Dengan horurat kami sampaikan bahwa,

: Rani Fatimah

:1111015000058

: Pendidikan IPS

: VIII (delapan)

Judul Skripsi :Pengaruh Metode Karyarvisata Terhadap Hasil Belajar GeografiKelas XI di MAN 19 Jakarta (Studi Kasus l<e Hutan Kota Srengseng)

adalah benar tnaltasislvali Fal<ultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Jakarta yang sedang

rnenyuslrn skripsi, dan al<an nrengadakan penelitian (riset) di tempat yang Bapak pimpin.

UntLrl< itLr karni mohon Bapak dapat mengizinkan rnalrasiswa tersebut nrelalisanal<an

pcnelitian dinrakstrd.

Atas perhatiau dan lierja saina Bapak, kauri ucaplian terima l<asih.

Was s a la ntu' a I a i ku ttt v,r.w b.

t9730424 200801 r 0r2

a

1

l,;6iDek{},:o., ' Kaiur'Pcndidi

:;:" i::,. ...*-;- - 1.r ..1ji: '.li

'-'".,f .. \:..')"'V

KEMENTERIAN AGAMAMADRASAH ALIYAH NEGERI 19 IAIGRTA

|1. H. Muchtar Raya H. faelan III petukangan utara fakarta selatan tzz6oTeIp. (021) 7362936 Fax. (021) 7362987 Elmail: [email protected]

SURAT KETERANGANNoq

Jakarta, 21Mei2015

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta

menerangkan bahwa:

nama

NIM

jurusan

semester

universitas

Rani Fatimah

1 1 101s0000s8

Pendidikan IPS

VIII ( Delapan )

Universitas Islam Negeri Jakarta

Telah melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta dengan baik guna

menyeiesaikan skripsi dengan judul : Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil

Belajar Geografi Kelas XI di MAN 19 Jakarta ( Studi Kasus ke Hutan Kota

Srengseng ) guna memenuhi sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

ai Nur, Ld. M. Ag.97304182000121001

Nama

NIM

Juru'san

Judul

TABEL UJI REFERENSI

: Rani Fatimah

:111101500058

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

: Pengaruh Mctode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik

pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke

Hutan Kota Srengseng)

Dosen Pembimbing : 1. JakiatinNisa, S,Pd, M,Pd

2. Drs. Banajid

a

1,

No. Sumber Referensi ParafDosen 1

ParafDoset 2BAB I

l. H.M Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikatt, Jakarla: UINJakarla Press, 2005, h.93 ?,;\--? /,

2. Oemar Hamlih Ktu'ilailun dan Pembelajaran, Jakarta :

Bumi Akasara, 2009, hal.1 'At,q 1,.). Redjo Mudyahardj o, Pengantar Pendidikan, Jakafia : PT

Grafindo Persada, 2002, h.3 Tut //'k4. Redjo lvfudyahardj o, Pengantar Pendidikarz, Jakarta : PT

Grafindo Persada, 2002, h.9 Ht_v'/n

5. ZurinalZ dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pentlidikurt Pengatttar tlcut

Dasar-dasar Pelal<sana Pendidikan, lakarta : UIN Jakarta

Press. 2006.h.2 +{d,/

BAB II ,-/6 KBBI. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740 +,l^A0 I-r /7. Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belaiar

lvlengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan KonsepIslami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.55 /,

8. Trianto, Meagembangkan Model Pembelajaran Tematik(Iakarta; Prestasi Pustaka. 201 0)" h. 132 ?n-{r /i

9. Oemar Hamalih Kuriluium dan Pembelajaran (Jakarta: PTBumi Aksara. 2009) h.57 bA" /,

10. Zurinal Z dan Wahdi Sayuti llmu Pendidikann PengantarD as ar-das ar P el al<s an aan P endidikan (J akarta: UIN Jakarta

Press). h.1 l7 /,il Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmtt Pendidikann Pengantar 'q,,r U

t

D as ar-cl as ar P elctks an ctan P endidikan (I akarta: UIN Jakarta

Press), h.122

t2. Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi BeluiarMengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep

Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007)h.63'?xtlT il

tlt12lu. Winarto Surakhmad, lletodologi Penga.iarcn Nasional,

(Bandung: Jenmars. 1980) h.93 d'q tr4. Suyanto dan Asep lihat, Merladi Gtrru Profesional: Strategi

Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitcs Gmt di Era Global,(Jakarla: Erlangga, 20 I 3) h.132 {,

15. Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pentbelajarun,(Jakarta: Muhamrnad Anas, 201 4) h.43

ill

16. Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York:Zeohvr Press.2007lh.2 /,

17. Kathleen Caroll, A Guide to Great Filed Trips, (New York:Zeohvr Press, 2007\ h. 2 AtL{7

/'t,

18. Syai{ul Batu'i Djamarah dan Asrva Zain, Strcttegi BelciarMenpaiar. (Jakarta: PT Rieneke Cipta, 2006) h.94

q^JY u1I

t9. Engkoswar a, D asar-das ar M etodologi P engaj aran, (J akarta:

Bina Aksara. I 988). cet. 2. hal.56-57'bry L/

20. Nana Sudjana, Peniloian Hasil Proses Belaiar Mengaiar,(Bandune: PT Remaia Rosdakarva,2009) cet. 14, h.22

1$*{v v'/rlr

2r. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,Z004) cet.

Ke-12. h.33/r

22. Dimyati dan Mudjiono, Belaiar dan Pembelajaran, (Jakafta:

Rineka Cipta.2006) cet. Ke-3, h. 190q-{r //'

23. Muhibbin Syah, Psifrologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),

h.1 33 /r24. Idri Shaffat Optimized Learning Strategt, (Jakarta: Prestasi

Pustaka.2009), h.37 w /r25. Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999),

h.1 34-1 35 w /r26. Muhibbin Syah, Psitologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),

h.1 35,M,d

4/_27. Muhibbin Syah, Psikologi Belajaa (Jakarta: Logos, 1999),

h.1 36 /,28. Muhibbin Syah, Psitologi Belaiaa (Jakarta: Logos, 1999),

h.137{4\-A /r

29. Muhibbin Syah, Psikologi Be.lajar, (Iakarta: Logos, 1999),

h. l 38-1 39 w 1,30. Muhibbin Syah, Psrkologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),

h.140 1*d. /,31. Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosiul:Sebuah Kajian

Pendekatan Stntktural. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h.117qq /,

a

1.

32. Dadang Supardan, Pengantar llnru Sosial:Sebuah KajianPendekatutt Stn&tn"aL (Jakarta: Burni Aksara, 2009) h.117 //

33. Iwan Hermawan, GeograJi: Sebualt Pengantar, (Bandung:

Private Publishine, 2009) h.52 G\^,9 /t34. Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung:

Private Publishing,20O9) h.58 4\JT /,35. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.9A, fTwtLr' A/

36. Nursid Sumaatmadja, Metodologi Pengajaran Geografi,(Jakarta: Bumi Aksara, 1 997), h.l2-13 'il,Jr

///t/37. Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, (Yogyakarla:

Gadiah Mada University Press, 2001) h.82 /,t38. Dadang Supardan, Pengantcu' Ilmrt Sosial:Sebuclt Kciiutt

P endeka tan S tnktur al, h.229 -23 0 a-q /t39. Widoyo Alfandi, Epistimologi Geografi, h.86 r'\, //4C. Dadang Supardan, Pengantar llmu Sosial:Sebuah Kajian

P en deka tan S t n rkt u r al, h.229 -263 V^{T l)41 Nur Allr Laila Sari, Pengartth Metode Katyatvisata dalam

Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil BelajarSis*-a Kelas XI IPS SMA Negeri I Tangerang Selatan, FITK,UIN Jakarta, BAB V h.69

q,g /

42. Nurajmi Lalla, Pengartrh Metode Karyawisata Terhadap

Kemampuan lulenulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IVSD Neseri Cinere 2, FITK, UIN Jakarta, BAB Y h.67 /

43. Lia Lusiana, Penganth Metode Mengajar di Luar Kelas(Otftdoor Sudy) Terhadap Hasil Belaiar Ekononti Sisu'a

Kelas X di SMA PGM 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BABv h.59

/,

44. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan

Ktumtitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet), h. 96 N .b

BAB ru45. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

PraWik. (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h.123,H,JZ

/,46. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Ku an t i t at if, Ku al i t a tif, d an R &D ), (B andung : Alfab eta,2 00 8 ),h.110 U{v

/fr

47. Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and'Quasi-Experimental Desigrt -fo, Research,(Chicaso : Handbook of Research on Teachin s), h-7

qq /

48. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekntan

Kt run ti tat if, Ku al it a tif, d an R &D ), (B andun g: Alfabeta,2 00 8 ),h.117

7,49. Sugiyono, Metode Penelitian P-endidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta,2008),

h.118-120

.dt{ /

a

t.

4

50. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakartu Bumi Aksara.2009) h.,53 @,-v

,l

h

51. Suhanimi Arikunto, Dasasr-dasar Evaluasi Pendidilcan,

h.6u59n9 {t52. Arikuntg D as ar-dasar Evaluasi P endidikan, h36 U"qr /,53. Arikurito, D as ar- d as ar Evaluasi P endidikan' h. I 00 @"V '/ /54. Arikunto, Das ar-dasar Evah.msi Pendidikan, h.86

/'/55. Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.207'213 /156. Sugiyono, Metode Penelition Pendidikan: Pendekatan

Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),h.2a7

57. Lia Lusisana, Penganrh Metode Mengaiar di Luar Kelas(Outdoor Study) terhadap l1asil Belajar Ekononti ,Srsu;a

Kelas X tli SMP PGN 56 Jakurtu, FITK, UIN Jakarta,2013BAB III h.38

q,-G

58. Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu PendekntanPraktik (Jakarta: Rineka Cipta,2006) h., 86

^,'VL

Pembimbing I

4il,frtuU

Jakiatin Nisa. M.Pd

MP.l9831205201102012

a

t.

Drs. Banaiid

BIODATA PENULIS

Rani Fatimah, lahir di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1993. Merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Rahmat, M.Pd dan Ibu

Nafsiah

Setelah menyelesaikan pendidikan di SDI Al-Falah 1 Ptg, lalu melanjutkan

ke MTs Al-Falah Jakarta selama 3 tahun. Tahun 2008 sampai 2011 menempuh

pendidikan menengah atas di MA Al-Falah Jakarta. Kemudian pada tahun 2011

masuk ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil

jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan menyelesaikan pendidikan S1

pada tahun 2015.

Saya aktif mengikuti kegiatan Marching Band sejak MTs sampai di

jenjang perkuliahan. Memasuki masa perkuliahan saya ikut organisasi PMII.

Pengalaman kerja diawali dengan menjadi guru privat dirumah untuk anak

kelas 6 SD dan berlanjut untuk tingkat SMP dan pernah mengajar privat untuk

kelas XII. Pernah mengajar di bimbingan belajar Modern Plus dan Universal.

Banyak pengalaman baik dan buruk yang dapat diambil hikmahnya,

semoga masa depan menjadi lebih baik. Aamiin.


Recommended