Date post: | 18-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH,
SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF
PESERTA DIDIK SMA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh:
YANISSA SA’I ROZIA
NPM : 1611060002
Jurusan : Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH,
SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF
PESERTA DIDIK SMA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh:
YANISSA SA’I ROZIA
NPM : 1611060002
Jurusan : Pendidikan Biologi
Pembimbing 1: Laila Puspita, M.Pd
Pembimbing 2: Nur Hidayah, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M
ii
ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create And Share
(SSCS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Kemampuan Berfikir Kreatif Peserta Didik SMA
Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Oleh:
Yanissa Sa’i Rozia
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
berpikir kreatif masih menjadi permasalan di SMA Negeri 2
Kotabumi sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create
And Share terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Kotabumi.
Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
masing-masing berjumlah 34, teknik pengambilan sampel adalah
Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data yaitu tes dengan
menggunakan soal uraian. Hasil uji hipotesis Multivariate Test
memperoleh nilai sig. 0,000 < 0,0s. Hasil tes kemampuan pemecahan
masalah pada kelas eksperimen yaitu 87% (sangat baik) sedangkan
kelas kontrol yaitu 76% (baik). Hasil kemampuan berpikir kreatif
kelas eksperimen yaitu 78% (baik) sedangkan kelas kontrol 70%
(cukup). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran Search, Solve, Create, And Share (SSCS) berpengaruh
terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir
kreatif peserta didik.
Kata kunci: Search, Solve, Create, And Share (SSCS),
Kemampuan Pemecahan Masalah, Kemampuan
Berpikir Kreatif.
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yanissa Sa’i Rozia
NPM : 1611060002
Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Berfikir
Kreatif Peserta Didik SMA Pada Materi Pencemaran
Lingkungan” adalah benar-benar merupakan hasil karya penyusun
sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali
pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar
pustaka. Apabila di lain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam
karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.
Bandar Lampung, Februari 2022
Penulis,
Yanissa Sa’i Rozia
NPM. 1611060002
vi
MOTTO
Artinya:
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
(Q.S Al- Insyirah)1
1 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita
(Bandung: JABAL, 2010).
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi penulis
persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Alm Ayah saya Amrozi Hamidi S.Pd
dan Ibu saya Atun Wulandari yang telah memberikan doa yang
tulus, pengorbanan, keikhlasan dengan tulus dan penuh kasih
sayang.
2. Kakakku Dian Eka Rossita S.Kom dan Yanuar Fahrul Rossi
S.Pd yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga
penulis bisa menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
3. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang selalu kubanggakan, serta tempatku menimba
ilmu pengetahuan.
4. Teruntuk kedua dosen pembimbing saya ibu Nur Hidayah M.Pd
selaku PA 2 dan ibu Laila Puspita M.Pd selaku PA 1 yang
sudah membantu saya menyelesaikan skripsi.
5. Teruntuk teman seperjuangan saya Alsya Oza Nidita yang telah
menemani, dan selalu memberi solusi.
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Yanissa Sa’i Rozia dilahirkan di Kotabumi
Utara, Lampung Utara, 18 November 1997. Penulis lahir dari Ibu
bernama Atun Wulandari dan Bapak bernama Amrozi Hamidi,
sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Penulis mengawali
pendidikan di TK Istiqomah Guppi lalu melanjutkan ke jenjang
sekolah dasar di SD N 1 Wonomarto diselesaikan pada tahun 2010,
kemudian melanjutkan sekolah di SMP Hang Tuah diselesaikan pada
tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 2 Kotabumi diselesaikan tahun 2016. Kemudian pada tahun
2016 penulis terdaftar menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Biologi.
Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2019 di
desa sinar petir kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum wr. wb
Alhamdulillahirabil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT.
Yang melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa
manusia dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang,
yakni adanya Islam, yang telah membawa ajaran yang paling
sempurna diantaranya yaitu mengajarkan kepada manusia untuk
menuntut ilmu pengetahuan agar dapat dimanfaatkan dalam segala
aspek kehidupan.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin agar dapat membuat yang terbaik namun
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis maka dalam skripsi
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana M.Pd selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Biologi Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung
3. Ibu Laila Puspita, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Nur
Hidayah, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung yang telah banyak memberikan
ilmunya kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
5. Sahabat-sahabatku yang tak pernah lelah menemani,
membantu serta memotivasiku, terimakasih atas persahabatan
kita yang begitu indah.
x
6. Teman-teman seperjuangan, khususnya angkatan 2016
jurusan Pendidikan Biologi, serta keluarga besar Kelas A,
teman-teman KKN dan rekan PPL serta kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT. Membalas segala kebaikan bagi seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan
kebaikan dan keberkahan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Wassalamuallaikum wr.wb
Bandar Lampung, 11 Febuari 2022
Penulis
Yanissa Sa’i Rozia
NPM. 1611060002
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv
PENGESAHAN ......................................................................... v
MOTTO ..................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................. xi
DAFTAR TABEL...................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ............................................................. 1
B. Latar Belakang Masalah ................................................. 2
C. Identifikasi dan Batasan Masalah .................................. 14
D. Rumusan Masalah .......................................................... 14
E. Tujuan Penelitian............................................................ 15
F. Manfaat Penelitian .......................................................... 15
G. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................... 16
H. Sistematika Penulisan .................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Yang Di Gunakan ................................................... 19
B. Kajian Penelitian Relevan ................................................ 30
C. Defenisi Operasional ....................................................... 32
D. Kerangka Berpikir ........................................................... 32
E. Penggunaan Hipotesis ...................................................... 35
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 37
B. Jenis dan Desain Penelitian ............................................... 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 38
D. Variabel Penelitian ............................................................ 38
E. Jenis Data........................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39
G. Instrumen Penelitian .......................................................... 39
H. Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 42
I. Teknik analisis data ........................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. 51
B. Pembahasan ...................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................... 71
B. Saran ................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Peserta Didik Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2
Kotabumi .................................................................. 8
Tabel 1.2 Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta Didik Kelas X MIPA 2 SMA Negeri
Kotabumi Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan
KKM 75 .................................................................... 9
Tabel 2.1 Fase Model Pembelajaran SSCS................................ 21
Tabel 3.1 Desain Penelitian Non Equivalent Control-Group
Design ....................................................................... 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ............... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif ...................... 41
Tabel 3.4 Interprestasi Indeks Korelasi “r” Product Moment .... 43
Tabel 3.5 Koefisien Nilai Reabilitas Butir Soal ......................... 44
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran .................................................... 45
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ......................................... 46
Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 47
Tabel 3.9 Kriteri Uji Humogenitas ............................................ 49
Tabel 4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik ....... 52
Tabel 4.2 Indikator Pemecahan Maaalah ................................... 52
Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif .................................... 53
Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ..................... 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ......................... 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Humogenitas Data Penelitian ..................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Multivariate Test Data Penelitian .............. 58
Tabel 4.8 Hasil Test Of Between-Subject Effect ........................ 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Variabel Penelitian ............................................... 32
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................ 34
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Eksperimen ................................................ 85
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kelas Kontrol ....................................................... 118
Lampiran 3. Silabus ................................................................. 144
Lampiran 4. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas
Eksperimen ........................................................... 149
Lampiran 5. Rubrik Penilaian LKPD Kelas Eksperimen .......... 160
Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Kontrol .......... 167
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Soal Penelitian
Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 177
Lampiran 8. Validitas Dosen .................................................... 205
Lampiran 9. Data Nilai Peserta Didik Kelas Eksperimen ........ 219
Lampiran 10. Data Nilai Peserta Dididk Kelas Kontrol .............. 223
Lampiran 11. Perhitungan SPSS ................................................ 227
Lampiran 12. Lembar Jawaban Peserta Didik Kelas
Eksperimen .......................................................... 239
Lampiran 13. Lembar Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol ..... 243
Lampiram 14. Profil SMAN 2 Kota Bumi .................................. 249
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ....................................... 261
Lampiran 16. Surat-surat Penelitian ........................................... 276
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Agar tidak adanya salah paham yang muncul terhadap
judul penelitian ini maka langkah awal yang tepat adalah dengan
menjelaskan beberapa kata yang terdapat pada judul. Adaapun
judul dari penelitian ini adalah ―Pengaruh Pembelajaran Search,
Solve, Create and Share (SSCS) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Berpikir Kreatif
Peserta Didik SMA Pada Materi Pencemaran Lingkungan ”.
Berikut merupakan uraian pengertian beberapa kata kunci judul
penelitian:
1. Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atu timbul dari
sesuatu yang akan membentuk perubahan dalam suatu
lingkungan. 1
2. Model pembelajaran merupakan kerangka kerja secara
sistematik yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar agar membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.2
3. Model Pembelajaran (SSCS) adalah model pembelajaran yang
pada prosesnya menekankan peserta didik untuk memahami
masalah yang ada sehingga menuntut peserta didik dapat
memnemukan pemecahan masalah sehingga mampu
meningkatkan pemehaman terhadap konsep ilmu.3
4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan atau
potensi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke
dalam situasi yang baru dalam kehidupan sehari-hari ataupun
pada proses pencapaian proses belajar.4
1 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,
2016), h.18. 2 Ilyas Ismail, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h.45. 3 Ibid, h. 46 4 Ilyas Ismail, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.90.
2
5. Kemampuan berpikir kreatif adalah aktivitas mental dalam
proses berpikir peserta didik yang terkait dengan kepekaan
terhadap masalah, menemukan ide-ide atau gagasan baru, serta
dapat menemukan pemecahan menggunakan ide yang orisinil.5
6. Peserta didik adalah sekelompok manusia yang melakukan
pembelajaran dalam upaya mencapai pengembangan diri baik.
Peserta didik merupakan komponen terpenting pada proses
kegiatan pendidikan.6
B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah kebutuhan hidup yang mempunyai
peranan yang sangat penting bagi manusia. Kemampuan dan bakat
peserta didik dapat diasah melalui suatu pembelajaran.7 Pendidikan
menjadi bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan
bangsa.8 Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan
karakter manusia sehingga dapat diduga bahwa akar permasalahan
kualitas pendidikan yang masih rendah juga terkait dengan
keterpurukan jati diri bangsa, karena dalam pendidikan semua
aspek bekerja sama membangun sistem pendidikan yang baik
seperti masyarakat dan pemerintah.9
5 Anwar Mabrur Haslan, Yuliatin, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal Pendidikan Sosial Dan
Keberagaman, Vol. 4 No. (2018), h.30. 6 Karunia Eka Lestari M. Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika (Bandung: Refika Aditama, 2015), h .69. 7 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016),h.6. 8 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism
Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to
Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit
Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics
Education Research, 7 (2) (2018), h.118. 9 Eka Dora Riani and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi Bermuatan Karakter Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian
Values and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018), h.2.
3
Pendidikan merupakan prioritas utama dalam setiap
negara, karena dengan adanya pendidikan, kemiskinan pada rakyat
di negara tersebut akan dapat tergantikan menjadi kesejahteraan.
Bagaimanapun dalam perkembangannya, pendidikan di Indonesia
senantiasa harus menghadapi beberapa masalah di setiap tahapnya.
Masalah-masalah tersebut hanya dapat diselesaikan dengan
partisipasi dari semua pihak yang terkait di dalam sistem
pendidikan, seperti orang tua, guru-guru, kepala sekolah,
masyarakat, dan juga peserta didik dalam meciptakan lingkungan
belajar yang baik.10 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
menyelenggarakan pendidikan adalah kemampuan seorang
pendidik dalam mempersiapkan peserta didik melalui proses
pembelajaran yang akan berlangsung.11
Memasuki era milenium ketiga, masyarakat dan bangsa
Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi berbagai tuntutan
global. Tidak hanya berupa materi namun pengetahuan dan
keterampilan yang cukup memadai hendaknya dimiliki oleh
generasi muda kita. Anak-anak bangsa perlu dipersiapkan menjadi
generasi yang tangguh, siap bersaing dan berkompeten.
Maksudnya anak-anak dipersiapkan menjadi pribadi yang berfikir
kreatif, mampu mengambil keputusan tepat memecahkan masalah,
belajar bagaimana belajar, berkolaborasi dan pengeloalaan diri.12
Proses pendidikan yang baik dapat menjadikan sumber
daya manusia menjadi lebih baik untuk memajukan kehidupan
bangsa, hal ini yang menjadikan pendidikan merupakan salah satu
kunci dari kesuksesan sebuah bangsa. Kualitas pendidikan dapat
ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pembelajaran yang
10 Friarti Megawanti, ‗Meretas Permasalahan Pendidikan Di Indonesia‘,
Jurnal Formatif, vol 2, no (2018), h.227. 11 Chairul Anwar, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga
Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD,
2017), h.13. 12 Nurul Afifah, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal
Elementary, voll 1. no (2015), h.41.
4
dilakukan.
13 Sistem pembelajaran dapat ditingkatkan dengan cara
memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Kualitas
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
siswa, guru, kurikulum, metode pengajaran serta sarana dan
prasarana.14
Dalam sistem pembelajaran yang menempati posisi
struktural dan ujung tombak adalah guru. Guru memegang peranan
sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan
di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki
seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Pendidikan itu sendiri pada ajaran Islam sangat dianjurkan
untuk diselenggarakan tentunya agar seseorang dapat memahami
apa - apa yang tiada ia ketahui, sebagaimana hal ini juga terdapat
dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut)nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Kegiatan pembelajaran memegang peranan penting
dalam keberhasilan suatu pendidikan karena untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan dan asas keberhasilan suatu pembelajaran.
Sebagaimana hal ini juga terdapat dalam QS An-Nahl ayat 125:15
13 Muh sain hanafy, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan, vol 1,
no (2014), h.67. 14 Syulbi Andayu, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of Search,
Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To Improve Students Learning
Achievement on the Subject of Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2
Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018), h.3. 15 RI.
5
Artinya : “(Wahai Nabi Muhammad) serulah (semua manusia)
kepada jalan(yang ditunjukkan) Tuhan Pemelihara
kamudengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai
dengan tingkat kepandaian mereka) danpengajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan (cara) yang baik.
Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih
mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk).”
Pembelajaran merupakan salah satu aspek dari pendidikan
yang ditandai dengan adanya pihak yang memberi dan menerima
pengetahuan, keharusan adanya unsur formal, terorganisasi,
memiliki tujuan dan perangkat kurikulum.16
Pembelajaran
merupakan aktivitas yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu
yang dicirikan dengan keterlibatan sejumlah komponen yang saling
terkait satu sama lain.17
Ilmu dasar yang harus dikuasai selain
membaca dan menulis serta berperan penting dalam dunia
pendidikan salah satunya adalah Biologi.
Biologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan dan organisme hidup serta merupakan ilmualam
yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya. Biologi
sebagai mata pelajaran yang harus dipelajari dari kecil hingga usia
dewasa dikarenakan dapat mengambangkan potensi peserta didik
16 Muh sain hanafy, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan, vol 1,
no (2014), h.67. 17 Ibid, h. 68.
6
di masa yang akan datang.
18 Dalam pembelajaran biologi seoranng
peserta didik dituntuk untuk memiliki kemampuan pemecahan
masalah.
Kemampuan pemecahan masalah (problem solving) adalah
suatu kemampuan individu dalam menggunakan proses berpikirnya
untuk memecahkan suatu permasalahan melalui pengumpulan
fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif
pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.
Masalah dibagi dalam tiga tingkatan yakni simple problem,
complicated problem dan complex problem. Masalah tersebut dapat
dikategorikan sebagai simple problem, karena hanya memuat
sedikit elemen yang relatif sedikit keterkaitannya, sehingga relatif
mudah untuk diselesaikan. Complicated problem hampir senada
dengan simple problem, hanya saja dalam complicated problem
terdapat perbandingan dari tiap-tiap elemen, yang saling
berkaitan.19
Kemampuan memecahkan masalah banyak
memberdayakan berpikir reflektif, kritis dan analitis dituntut
dimiliki para siswa SMA di era pengetahuan. Kemampuan-
kemampuan ini diyakini mampu membantu siswa membuat
keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang.20
Sebaliknya
kurangnya kemampuan-kemampuan ini mengakibatkan siswa pada
kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan
dan alasan melakukannya. Selain dengan kemampuan pemecahan
masalah, kemampuan berpikir juga sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran biologi.
18 K I wayan, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa
Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016), h.54. 19 Jiani Chen etal, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to
Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019), h.167. 20 Sanit Srikoon, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak, ‗Effectof
5P Model on Academic Achievement, Creative Thinking, and Research
Characteristics‘, Kasetsart Journal of Social Sciences, 39, no.3 (2018), h.489.
7
Kemampuan berpikir kreatif yaitu suatu kemampuan untuk
memunculkan atau mengembangkan suatu gagasan baru tanpa
adanya membatas sutu gagasan yang sebelumnya. Dengan adanya
kemampuan berpikir kreatif siswa harus memiliki penilaian
khusus untuk penilaian yang baik dalam dirinya. Rendahnya
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang terjadi
disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi karena
kurangnya inovatifnya guru dalam mengelola proses pembelajaran,
kebanyakan pembelajaran biologi hanya menekankan pada
penguasaan materi semata dan lebih banyak menjalin komunikasi
satu arah dengan siswanya sehingga siswa kurang aktif dalam
menyampaikan ide-idenya.21
Penumpukan informasi dari guru
tersebut menjadikan model belajar siswa yang cenderung
menghafal. Selain itu, kebanyakan guru hanya mengutamakan hasil
yang diperoleh tanpa melihat proses yang dilakukan siswa.22
Untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa
besar usaha yang diberikan oleh pendidik, diantaranya melalui
penggunaan media pada kegiatan pembelajaran.23
Media tidak
sekedar menaikkan kualitas pembelajaran pada pendidikan
melainkan menjadi perangkat ajar pendukung pendidik, serta
menjadi penyalur pesan dan fungsi-fungsi lain. Saat ini media
sebagai perlengkapan wajib mengajar yang tidak boleh
ditinggalkan oleh guru pada saat melangsungkan proses
pembelajaran di kelas. Berfikir kreatif adalah suatu pemikiran yang
berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berfikir kreatif dapat
juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan
seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang aru. Berfikir
kreatif mampu memunculkan potensi diri (bakat yang tersembunyi)
21 Inge W. S. P, ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem at
Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4, no (2017, h.59. 22 Laila Puspitasari, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin, ‗Analysis of
Students‘ Creative Thinking in Solving Arithmetic Problems‘, International Journal
of Mathematics Education, 14, 1 (2019), h.50. 23 Eduard M Albay, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving
Approach to the Performance and Attitude of First Year University Students‘, Social
Sciences & Humanities Open, 2019, h.2.
8
dari dalam diri manusia, sehingga mampu dalam berbuat sesuatu.
Berpikir kreatif dapat memberikan jangkauan keluwesan dan
keluasaan caraberpikir.
Permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan
mengakibatkan butuhnya kreatifitas dan inovasi baru guna
menjadikan anak-anak bangsa menjadi generasi yang cerdas dan
berpikir untuk maju, oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan
untuk menjadi salah satu solusi guna meningkatkan dan
memajukan pendidikan menjadi lebih baik.24
Berdasarkan
prapenelitian yang dilakukan dengan salah satu pendidik mata
pelajaran biologi di kelas X MIPA dan observasi di SMA Negeri 2
Kotabumi, maka selanjutnya peneliti melakukan tes untuk menguji
kemampuan awal pemecahan masalah peserta didik. Berikut adalah
data nilai tes kemampuan pemecahan masalah Kelas X MIPA 4 di
SMA Negeri 2 Kotabumi :
Tabel 1.1
Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta didik
Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kotabumi Tahun Pelajaran
2020/2021
No Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah
Nomor
Soal Presentae Kriteria
1 Memahami Masalah 2, 4, 5 47.47 %
Sangat
Rendah
2 Membuat Rencana
Penyelesaian
1 54.55%
Sangat
Rendah
3 Melaksanakan Rencana
Penyelesaian
1, 3, 4 48.48%
Sangat
Rendah
4 Memeriksa Kembali 1, 2, 4,
5 46.97%
Sangat
Rendah
Sumber: Dokumentasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kotabumi
24 Diana Rochintaniawati Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, ‗Analisis
Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology
Education, vol 1, no (2018), h.621.
9
Berdasarkan hasil Tabel 1.1, hasil soal essai kemampuan
pemecahan masalah pada 33 peserta didik kelas X MIA 4.
Berdasarkan hasil tes, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan
setiap indikator kemampuan pemecahan masalah masih tergolong
sangat rendah. Persentase ketuntasan yang paling rendah terdapat
pada indikator keempat kemampuan pemecahan masalah, yaitu
kemampuan memeriksa kembali sebesar 47,97 %. Kemudian
persentase ketuntasan yang paling tinggi terdapat pada indikator
kedua kemampuan pemecahan masalah, yaitu kemampuan
membuat rencana penyelesaian sebesar 54,55 %. Setelah diperoleh
data nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik, maka
peneliti selanjutnya melakukan tes untuk menguji kemampuan
awal berpikir kreatif peserta didik. Berikut adalah data nilai tes
kemampuan berpikir kreatif peserta didik Kelas X MIPA 2 SMA
Negeri 2 Kotabumi:
Tabel 1.2
Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik
Kelas X MIPA 2 SMA Negeri 2 Kotabumi Tahun Pelajaran
2020/2021 dengan KKM 75
No Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah
Nomor
Soal Presentase Kriteria
1 Keterampilan berfiki
rlancar(fluency) 1, 3, 4, 5 50.69% Rendah
2 Keterampilan berfikir
luwes (flexibility) 1, 3, 5 49.07%
Sangat
Rendah
3 Keterampilan berfikir
orisinil (originality) 1, 2, 3, 4 43.06%
Sangat
Rendah
4 Keterampilan merinci
(elaboration) 1, 3, 4, 5 52.08%
Sangat
Rendah
Sumber: Data Nilai Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X
MIPA 2 SMA Negeri 2 Kotabumi
Berdasarkan Tabel 1.2, hasil soal essai kemampuan
berpikir kreatif pada 36 peserta didik kelas X MIPA 2.
Berdasarkan hasil tes, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan
setiap indikator kemampuan berpikir kreatif masih tergolong
10
sangat rendah. Persentase ketuntasan yang paling rendah terdapat
pada indikator ketiga kemampuan berpikir kreatif, yaitu
keterampilan berfikir orisinil (originality) sebesar 43,06 %.
Kemudian persentase ketuntasan yang paling tinggi terdapat pada
indikator kedua kemampuan berpikir kreatif, yaitu keterampilan
merinci (elaboration) sebesar 52,08 %.
Berdasarkan perbandingan tabel hasil tes kemampuan
berpikir kreatif dan pemecahan masalah yang telah diperoleh,
hasilnya menunjukkan bahwa persentase ketuntasan peserta didik
belum sesuai dengan yang diharapkan. Persentase nilai ketuntasan
tes kemampuan awal berpikir kreatif dan pemecahan masalah
peserta didik masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan
masalah peserta didik masih tergolong rendah dan perlu
ditingkatkan lagi.
Mengatasi permasalahan di atas maka solusinya yaitu
diperlukan sebuah bentuk pembelajaran yang efektif, yaitu model
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang sesuai akan
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar.25
Upaya meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik diperlukan inovasi dalam pembelajaran terutama
mengenai model pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah
peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
dan pemecahan masalah peserta didik yaitu model pembelajaran
Search, Solve, Create and Share (SSCS).
25 Erni Aristianti, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau
Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat Menggunakan Model Pebelajaran
SSCS (Search, Solve, Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,
No (2018), h.68.
11
Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share
(SSCS) adalah model pembelajaran yang menekankan peserta
didik untuk berpikir menyelesaikan masalah serta menciptakan ide
kreatif yang orisinil dalam proses pemecahannya, sehingga dapat
membangun keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan
berpikir kreatif pada peserta didik.26
Fase pertama dalam Model
SSCS yaitu fase pencarian, tujuannya mengetahui masalah, fase
kedua yaitu pemecahan yang bertujuan merencanakan
penyelesaian, fase ketiga yaitu menciptakan guna melaksanakan
rencana penyelesaian, dan fase terakhir yaitu berbagi yang
tujuannya yaitu menyampaikan hasil penyelesaian yang dilakukan
sebelumnya.27
Model SSCS berguna untuk mengasah ide atau
pemikiran peserta didik, merumuskan masalah, mengajarkan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah, dan menuntut peserta
didik aktif berdiskusi di dalamnya.28
Materi biologi yang digunakan pada penelitian ini adalah
materi pencemaran lingkungan, materi ini memiliki karakteristik
yang sesuai dengan sintaks model pembelajaran SSCS karena pada
materi ini dapat memberikan interaksi langsung peserta didik
terhadap lingkungan, memberikan peserta didik ruang untuk
mengamati fenomena yang terjadi serta menemukan pemecahan
masalah. Banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangkan
pemahamannya terhadap konsep biologi tertentu karena antara
perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan
baik dan memungkinkan peserta didik untuk menangkap makna
26 Burhanudin Milama, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share
(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking Skills‘, Jurnal
Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No (2017), h.114 27 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism
Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to
Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit
Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics
Education Research, 7 (2) (2018), h.78 28 Syulbi Andayu, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of Search,
Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To Improve Students Learning
Achievement on the Subject of Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2
Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018),h.4.
12
secara fleksibel. dengan pembelajaran materi pencemaran
lingkungan dengan model pembelajaran SSCS memungkinkan
peserta didik melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi,
diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung kepada
peserta didik.29
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, sebuah penelitian
dilakukan oleh Delta Aringga Rakhmi, Kartono, Zaenuri Mastur,
hasil yang didapatkan bahwa pembelajaran SSCS efektif untuk
meningkatkan kemampuan Berfikir Kreatif matematis peserta
didik.30
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rodi Satriawan, hasil
yang didapatkan bahwa pembelajaran matematika dengan model
SSCS efektif ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar, tetapi tidak
efektif ditinjau dari penalaran matematis peserta didik dan
pembelajaran matematika dengan model SSCS lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvesional.31
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fatqurhohman diperoleh hasil yaitu siswa belum dapat dengan baik
menggunakan konsep-konsep matematika dalam menyelesaiakan
masalah (masih cenderung prosedural), siswa belum dapat
membandingkan dengan menyajikan alternatif solusi yang lain dari
respon yang diperoleh, penguasaan dan Berfikir Kreatif
matematika dalam menyelesaikan soal non rutin masih rendah.
Diharapkan guru dapat memberikan soal non-rutin agar siswa
29 Eka Azrai putri, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗Pengaruh Gaya
Belajar David Kolb (Diverger, Assimilator, Converger, Accommodator) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan‘, Jurnal Pendidikan
Biologi (Biosferjpb), volume 10 (2017), h.12. 30 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism
Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to
Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit
Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics
Education Research, 7 (2) (2018), h.117. 31 S Rodi, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau
Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘, Jurnal RPM (Riset
Pendidikan Matematika, VOL 4, NO (2017), h.87.
13
terbiasa dan mengembangkan kemampuannya kaitannnya dengan
pemecahan masalah.32
Hasil penelitian oleh Aningsih dan Tri Sri Noor Asih
menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran dengan model concept
attainment berkategori baik yang ditunjukkan dengan: (1) pada
tahap perencanaan, perangkat pembelajaran yang telah disusun
valid, (2) pada tahap pelaksanaan, keterlaksanaan pembelajaran
berkategori baik dan mendapatkan respon positif dari siswa, serta
(3) pada tahap evaluasi, telah memenuhi uji keefektifan. Selain itu,
siswa dengan rasa ingin tahu tinggi sudah mampu mencapai
keempat aspek kemampuan Berfikir Kreatif matematika,
sedangkan siswa dengan rasa ingin tahu sedang dan rendah belum
mampu mencapai keempat aspek kemampuan Berfikir Kreatif
matematika.33
Hasil penelitian oleh Shofi Hikmatuz Zahroh dkk.,
menunjukkan bahwa Model Search, Solve, Create, and Share
(SSCS) Problem Solving memiliki pengaruh terhadap keterampilan
pemecahan masalah dengan tingat efektivitas yang kuat, namun
peningkatan keterampilan pemecahan masalah masih tergolong
rendah.34
Pada penelitian ini memiliki kenggulan dari penelitian
sebelumnya karena mencari tahu pengaruh penggunaan model
pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) terhadap
Kemampuan Berpikir kreatif sekaligus Kemampuan Pemecahan
masalah. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti akan melakukan
penelitian tentang ―Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir kreatif
dan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik‖.
32 Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika‘,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, vol 4, no (2015), h. 127. 33 Aningsih Dan Tri Sri Noor Asih, ‗Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif
Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Model Concept Attainment‘,
Unnes Journal Of Mathematics Education Research, Vol. 6, No (2017), h. 217. 34 Nandang Mufti Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, ‗Keterampilan
Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create, And Share (SSCS)
Problem Solving Disertai Conceptual Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum
Newton‘, Jurnal Pendidikan, vol 3, no (2018), h. 968.
14
C. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Dibutuhkan penggunaan model pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik di SMAN 2 Kota Bumi dalam
kegiatan proses pembelajaran.
b. Masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada
peserta didik disebabkan karena pembelajaran yang masih
konvensional, dimana peserta didik tidak mendapatkan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan bermakna.
c. Masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif disebabkan
proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional serta
mengabaikan pentingnya kemampuan membangun informasi
baru dari pengetahuan yang diperoleh sebagai kompetensi
yang dimiliki peserta didik.
2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah penelitian ini difokuskan pada:
a. Subjek pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas X MIPA
di SMAN 2 Kotabumi tahun ajaran 2020.
b. Objek pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Search,
Solve, Create, And Share (SSCS).
c. Penelitin ini difokuskan pada materi pencemaran lingkungan
untuk mengetahui pemecahan masalah dan kemampuan
berfikir kreatif peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan pembatas
masalah, oleh karena itu dalam penelitian ini permasalahan dapat
dirumuskan yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve,
Create, And Share (SSCS) terhadap kemampuan pemecahan
masalah pada peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bumi?
15
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve,
Create, And Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif
pada peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bumi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas maka tujuan penelitian
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) terhadap
kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik kelas X
SMAN 2 Kotabumi
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) terhadap
kemampuan berpikir kreatif pada peserta didik kelas X SMAN
2 Kotabumi
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat untuk berbagai pihak, yaitu :
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat memperoleh pengelaman belajar
yang baru dari penggunaan model Search, Solve, Create And
Share (SSCS) serta dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan berfikir kreatif.
2. Bagi Guru
Guru Biologi dapat memperoleh informasi terbaru
terkait model pembelajaran biologi yang terbaharukan serta
dapat mengetahui perkembangan kognitif yang dimiliki oleh
peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menjadikan sebagai masukan untuk
meningktkan mutu dan kualitas pendidikan di SMA N 2
Kotabumi.
16
G. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Afifatul Luthfiyah, Binar Kharisma Valentina, Fiza
Zulvia Ningrum, Ma‟ruf Islammudin, Zumrotun Program Studi
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Pekalongan tahun 2021 yang berjudul ―Model
Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, And Share) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis‖ dengan hasil
penelitian persentase siswa yang memiliki kemampuan
pemecahkan masalah dengan sangat baik sebesar 20%, persentase
siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan baik
sebesar 72%, persentase siswa dengan kemampuan pemecahan
masalah cukup sebesar 8%. Sedangkan persentase indikator
kemampuan pemecahan masalah paling tinggi adalah
mengidentifikasi kecakupan data untuk memecahkan masalah
sebesar 89,33 %. Sedangkan Persentase indikator kemampuan
pemecahan masalah paling rendah adalah Memeriksa kebenaran
hasil atau jawaban sebesar 64,32%. Melalui model SSCS
menghadirkan siswa dapat melakukan tahapan-tahapan pemecahan
masalah dalam pembelajaran. Dengan SSCS siswa dapat berlatih
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dari
tahapan-tahapan yang diberikan oleh SSCS.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penegasan judul, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian tedahulu yang
relevan, sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi gambaran umum dan deskripsi dari model
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS),
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif
dan Hipotesis Penelitian.
17
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan waktu dan tempat penelitian,
Pendekatan dan jenis penelitian rancangan desaign penelitian,
prosedur penelitian dan analisis data.
4. BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data penelitian dan pembahasan
penelitian.
5. BAB V PENUTUP.
Bab ini menjelaskan simpulan dari hasil penelitian dan
rekomendasi.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Yang Digunakan
1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share
(SSCS)
a. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran
Search, Solve, Create, And Share (SSCS)
Pendidikan merupakan suatu sarana yang sangat
penting dalam membedakan manusia dengan makhluk
lainnya hewan juga belajar tetapi masih ditentukan oleh
instingnya.35
Hal ini dapat kita lihat bersama dalam peran
pendidikan dalam mebina dan membimbing generasi bangsa
yang mampu bersaing dalam arus globalisasi, oleh karena itu
pendidikan dituntut untuk memberikan kontribusi pemikiran,
sikap dan tindakan guna menumbuh kembangkan potensi
peradaban manusia menuju keserasian hidup yang
dikehendaki agama, bangsa dan negara. 36
Pizzinietal tahum 1988 mengemukakan bahwa
Model SSCS yaitu suatu model yang mengajarkan proses
untuk pemecahan masalah dan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan pemecahan masalah. Dalam
implementation hand book oleh Pizzini menjelaskan bahwa
pengertian dari empat langkah tersebut yaitu:
1) Search merupakan proses pencarian fakta dalam
menemukan siapa, apa, dimana, dan bagaimana.
2) Solve yaitu memilah alternatif yang akandigunakan
dalam memecahkan masalah serta merencanakan
langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut.
35 Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014), h.5. 36 Chairul Anwar, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan Pneidikan
Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019), h.67.
20
3) Create yaitu aplikasi dari perencanaan dalam proses
solve yaitu penggunaankreativitas berpikir dan
kemampuan analisis.
4) Share yaitu mengkomunikasikan solusi pemecahan
masalah kepada temannya.
b. Kelebihan Model Pembelajaran SSCS
Model pembelajaran Search, Solve, Create, And
Share (SSCS) pertama kali dikemukakan oleh Pizzini pada
tahun 1988. Pizzini et al (1988) mengemukakan bahwa
Model SSCS memiliki suatu keunggulan yaitu dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekan dan mengasah kemampuan pemecahan
masalah dengan tahapan pembelajaran yang meliputi empat
fase yaitu fase search, solve, create, and share. Dalam
model pembelajaran ini menurut Pizzini dan Shepardson
juga bisa digunakan bukan hanya dalam mata pelajaran
sains saja tapi juga bisa digunakan dalam matapelajaran
biologi.37
Kelebihan dari model pembelajaran Search, Solve,
Create and Share (SSCS) dapat melibatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan
masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari melalui problem solving.38
c. Fase Model Pembelajaran SSCS
Adapun fase-fase dari model pembelajaran ini adalah:
1) Search yang bertujuan untuk mengidentikasi masalah
37Nur Syamsi, ―Pengaruh Model pembelajaran Problem Posing Dengan
Strategi Search, Solve, Create, and Share Terhadap Hasil Belajar Siswa‖, Vol 01,
2012, h.141. 38Pizzini, Edward L, SSCS Implementation Handbook, (Lowa: The
University Of Lowa, 1991), h. 6.
21
2) Solve yang bertujuan untuk merencanakan suatu
penyelesaian masalah tersebut
3) Create yang bertujuan untuk menciptakan penyelesaian
masalah
4) Share yang bertujuan untuk mensosialisasikan
penyelesaian masalah yang telah dilakukan
Pemilihan model pembelajaran yang tepatsangat
mempengaruhi siswa untuk melakukan suatu pembelajaran.
Model pembelajarn SSCS dapat menjadikan peserta didik
menjadi menarik untuk melakukan pembelajaran, mudah
untuk dipahami dan lebih untuk menekankan pada proses
pengajaran dan dapat meningkatkan suatu hasil belajar
siswa.
Tabel 2.1
Fase Model Pembelajaran SSCS
Fase Kegiatan yang dilakukan
Search 1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada
siswa, yang berupa apa yang diketahui, apa yang
tidak diktahui dan apa yang ditanyakan.
2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap
kondisi tersebut
3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil
4. Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk
ide
Solve 1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk
mencari solusi
2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan
berfikir kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal
ini berupa dugaan jawaban
3. Memilih metode untuk memecahkan masalah
4. Mengumpulkan data dan menganalisis
22
Create 1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah
berdasarkan dugaan yang dipilih pada fase
sebelumnya
2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atausalah
3. Menampilkan hasil yang kreatif
Share
1. Berkomunikasi dengan teman sekelompok atau
kelompok lain untuk penemuan suatu solusi masalah
2. Mengartikulasi pemikiran mereka atau menerima
umpan balik
d. Tahap-Tahap Model Pembelajaran SSCS
1) Search, siswa dapat menggali suatu pengetahuan awal
dengan menjawab pertanyaan yang diberikn oleh guru
2) Solve, siswa mendiskusikan pertanyaan yang diberikan
oleh guru untuk memastikan suatu jawaban yang tepat
3) Create, siswa membuat suatu produk yang berkaitan
dengan masalah atau situasi tersebut
4) Share, siswa mempresentasikan proses penyelesaian
masalah secara individu atau kelompok didepan kelas.39
Model pembelajaran Seacrh, Solve, Create,
AndShare (SSCS) petama kali dikembangkan oleh Pizzni
pada tahun 1988 pada mata pelajaran IPA. Pada pendidikan
di Amerika Serikat (US Department ofEducation)
mengeluarkan suatu laporan bahwa model SSCS termasuk
dalam salah satu model yang memperoleh Grant untuk
dikembangakan dan dipakai dalam mata pelajaran biologi
dan IPA.40
39Devi amalia, dkk. ―Pengaruh Penggunaan Model Search, Solve, Create,
Andshare Terhadap Hasil elajar Biologi Materi Virus Siswa Kelas X SMA Al-Masdar
Batang Kuis‖ Jurnal vol.2 no.1 hal 61-62 (2018) 40Nurlaili, dkk. ―Keefektifan odel Pembelajaran SSCS Berbantuan Kartu
Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Vlll di SMPN 2
WiradesaTahn 2012/2013‖. (UnnesJ ournal of Mathematic Education), ISSN : 2252-
6927, Maret 2013 hal.50
23
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
a. Pengertian Pemecahan Masalah
Mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar
merupakan sebagai calon yang akan mendidik peserta didik.
Dalam pembelajaran sangat penting untuk melatih
pemecahan masalah dan komunikasinya karena guru
sebagai agen untuk perubahan dalam sistem pembelajaran
yang memuat konsekuensi untuk melaksanakan
pembelajaran.41
FajarShadiq mengemukakan bahwa akan
jadi masalah jika pertanyaan itu hanya menunjukkan suatu
tantangan (challenge) yang tidak bisa dipecahkan oleh
prosedur yang telah diketahui. Maka dapat disimpulkan
bahwa belajar pemecahan masalah adalah belajar tentang
aturan tingkat tinggi.42
Kemampuan pemecahan masalah (problem solving)
adalah kemampuan individu dalam menggunakan proses
berfikirnya dalam memecahkan suatu masalah melalui
fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alterntif
pemecahan masalah dan memilih pemecahan masalah yang
paling efektif.43
Masalah pada hakikatnya ialah suatu
pertanyaan yang mengundang jawaban. Suatu pertanyaan
mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat,
baik pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sistematis.
Ini berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan
tertentu pada diri individu yang hendak memecahkan
masalah tersebut. Sesuai dalam firman Allah pada surat
Asy-Syura ayat 30 yang berbunyi:
41 Eduard M Albay, ―Analyzing th eEffects o fthe Problem
SolvingApproachtothe Performance andAttitudeof First YearUniversityStudents,‖
SocialSciences&Humanities Open 1, no. 1 (2019), h. 2. 42 Sukriadi Hasibuan,dkk. ―Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Dan Komunikasi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui Pendekatan Saintifik‖(Jurnal
Education dan Development Institut Tapanuli Salatan) vol.7 no.4 November 2019 hal
231 43 Jiani Chen etal., ―Problem-Solving Males Become More Attractive to
Female Budgerigars,‖ Science 363, no. 643 (2019), h. 167.
24
Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagai besar dari
kesalahan kesalahanmu”.(QS. Asy-Syura: 30)
Bell (1978) mengemukakan bahwa suatu situasi
dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari
keberadaaan situasi tersebut, mengakui bahwa
situasitersebut memerlukan tindakan dan tidak dengan
segera dapat menemukan pemecahannya.44
Hudoyo (1990)
lebih tertarik melihat suatu masalah dalam kaitannya
dengan prosedur yang digunakan sesorang untuk
menyelesaikan berdasarkan kapasitas kemampuanyang
dimilikinya. Selanjutnya ditegaskan bahwa sesorang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan prosedur rutin tetapi
orang lan dengan cara tidak rutin.45
Baroody (1993) menyatakan bahwa ―masalah‖
dalam biologi adalah suatu soal yang didalamnya tidak
terdapat prosedur rutin yang dengan cepat dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang dimaksud. Masalah juga
berarti suatu tugas yang apabila kita membacanya,
melihatnya atau mendengarnya pada waktu tertentu, dan
kita tidak mampu untuk segera menyelesaikan suatu
masalah tersebut paada saat itu juga.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian
tentang masalah (problem) yang telah dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa suatu situasi tertentu dapat
44 Siska Apulina Peranginangin, Sahat Saragih, andPargaulan Siagian,
―Development of Learning Materials through PBL with Karo Culture Context to
Improve Students‘ Problem Solving Ability and Self-Efficacy,‖ International Journal
of Mathematics Education 14, no. 2 (2019), h. 266. 45Wahyu Widada etal., ―Ethno mathematics and Outdoor Learning to
Improve Problem Solving Ability,‖ Advances in Social Science, Education and
Humanities Research 295, no. 2 (2019), h. 14.
25
merupakan masalah bagi orang tertentu tetapi belum tentu
merupakan masalah bagi orang lain.46
b. Indikator Pemecahan Masalah
Menurut Polya, indikator kemampuan pemecahan
masalah adalah sebagai berikut: 47
1) Memahami masalah
Memahami masalah adalah salah satu aspek
penting dalam pembelajaran biologi karena keterampilan
pemecahan masalah harus selalu pahami dan diasah
secara terus-menerus.
2) Merancang solusi penyelesaian
Apapun tahap ini menuntun peserta didik untuk
dapat merancang dengan baik solusi dari setiap
permasalahan dengan baik dan efisien.
3) Mengakhiri masalah
Adapun tahap ini menuntun peserta didik dapat
menemukan penyelesaian dari setiap masalah secara
sitematis dan secara benar atau tepat.
4) Memeriksa kembali penyelesaian
Adapun tahap ini menuntun peserta didik untuk
cermat dan teliti dalam memeriksa setiap penyelesaian.
Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004
menjelaskan bahwa indikator pemecahan masalah antara
lain sebagai berikut:48
46Goenawan Roebyanto. ―Pemecahan Masalah Matematika‖ (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya : 2017) h.03 47Erni Aristianti, Hadi Susanto dan Putut Marwoto, "Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Komunikasi Ilmiah Siswa SMA", Unnes Physics Education Journal 7 (1) (2018), h.
68. 48 Yulia Pratiwi Siregar, "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Di Semester Ii-B
Stkip Tapanuli Selatan Padang sidimpuan", Jurnal Education and development Vol. 1
No. 1 (2016), h. 18.
26
a) Menunjukkan pemahaman masalah.
b) Mengorganisasi data dan memilih informasi yang
relevan dalam pemecahan masalah.
c) Menyajikan masalah secara biologi dalam berbagai
bentuk.
d) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah
secara tepat.
e) Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
f) Membuat dan menafsirkan model biologi dari suatu
masalah.
g) Menyelesaikan masalah yang tidak terurut.
Selain indikator yang diuraikan oleh Dikdasmen,
ada juga beberapa indikator dari pemecahan masalahyang
dikemukakan oleh Sumarmo sebagai berikut:49
a) Mengidentifikasi kecukupan unsur–unsur yang
diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang
diperlukan.
b) Merumuskan masalah biologi atau menyusun model
biologi.
c) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah dalam atau diluar biologi.
d) Menafsirkan atau menjelaskan sesuai dengan
permasalahan.
e) Mempelajari ilmu biologi secara efektif.
Indikator pemecahan masalah dalam modifikasi
Tambychik’sTheory, adalah sebagai berikut:
1) Reading and Understanding
Peserta didik membaca dengan cermat soalnya,
kemudian akan sedikit mengerti soal yang telah
diberikan. Kemampuan dalam reading and
understanding ditandai dengan kemampuan peserta didik
untuk menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dengan benar.
49Ibid.
27
2) Organizing Strategy
Peserta didik mulai menganalisis hasil
berpikirnya dan kemudian mulai merencanakan strategi
penyelesaiannya. Ditandai dengan kemampuan peserta
didik dalam menuliskan rumus yang akan digunakan
dengan benar atau menuliskan strategi penyelesaian yang
digunakan, dan membuat gambar untuk mempermudah
penyelesaian soalnya.
3) Solving the Problem
Peserta didik mengerjakan penyelesaian soalnya
agar mendapatkan jawaban yang benar. Kemampuan
dalam solvingthe problem ditandai dengan kemampuan
peserta didik untuk mengerjakan soal, sesuai dengan
rumus-rumus yang sudah dipilihnya, atau sesuai dengan
strategi penyelesaian yang sudah dipilihnya, atau sesuai
dengan gambar yang sudah dibuatnya.
4) Confirmation of the Process
Peserta didik melakukan pengecekan terhadap
proses pengerjaan yang telah dilaksanakan. Indikator
peserta didik sudah melaksanakan confirmation of the
process ditandai dengan kebenaran langkah-langkah
peserta didik untuk mengerjakan soalnya (algoritmanya
benar). Tidak ditemukan langkah atau prosedur yang salah.
5) Confirmation of the Answer
Peserta didik perlu mengkonfirmasi jawabannya
agar sesuai dengan yang ditanyakan pada soalnya.
Indikator peserta didik sudah melaksanakan confirmation
of the answer ditandai dengan kebenaran jawaban akhir
yang sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soalnya.
Menurut pendapat dari beberapa ahli di atas, indikator
kemampuan berpikir kreatif menurut Polya yang dipakai
peneliti dalam penelitian dengan pertimbangan waktu dan
28
kesesuaian materi, yaitu memahami, merancang
penyelesaian, meyelesaikan sesuai rencana dan memeriksa
kembali.
3. Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Pengertian Berpikir Kreatif
Kreatif merupakan perilaku yaitu kemampuan untuk
menerima perubahan dan pembaruan, kengingina untuk
suatu penalaran atau percobaan untuk membuat usahaya
menjadi lebih baik.50
Berfikir kreatif merupakan suatu
kemampuan seseorang utuk meciptakan suatu hal yang ama
sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada
sebelumnya menjadi suatu karya yang baru dilakkan
melaluiinteraksi dengan lingkungannya.51
Siswono juga mengemukakan bahwa “Creative
thinking is thinking that is original and reflective and that
produces a complex product”. Artinya berfikir kreatif
merupakan pemikiran yang asli dan kreatif serta
menghasilkan product yang kompleks.52
Dalam berfikir
kreatif terdapat tiga komponen kunci yaitu kefasihan
(fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty).53
Kemampuan berfikir kreatif mampu mendorong seseorang
untuk terapil memecahkan suatu masalah dan menemukan
50Taufik Rochim. ―Berfikir kritis dan keatif” (Bandung: ITB Press:2018)
h.17 51Lila Puspitasari, Akhsanul In, and Mohammad Syaifuddin, ―Analysis of
Students‘ Creative Thinking in Solving Arithmetic Problems,‖ International Journal
of Mathematics Education 14, no. 1 (2019), h. 50. 52 Nur Afiah Azis. ―Profil Keterampilan Berfikir Kreatif Siswa dalam
Memecahkan Masalah Matematika ditinjau dari Kepribadian‖ (Jurnal Matematika
dan Pembelajaran) vol.6 no.2 Desember 2018 h. 162 53Nanik Wijayati, Woro Sumarni, and Sri Supanti, ―Improving Student
Creative Thinking Skills Through Project Based Learning,‖ UNNES International
Conferenceon Research Innovation and Commercialization 2018 Vol. 2019 (2019), h.
409.
29
alternatif dalam memecahkan suatu masalah yang
berfarias.54
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai makhluk
ciptaan Tuhan tidak pernah lepas dari aktivitas berpikir.
Berpikir sangat penting bagi setiap manusia untuk dapat
memahami suatu informasi, memecahkan masalahnya dan lain
sebagainya. Sesuaidengan firman Allah dalam Al-Qur‘an surat
Al-An‘am ayat 50 yaitu:
Artinya: “Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu,
bahwa perbendaharaan Allahada padaku, dan tidak (pula)
Aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula)Aku
mengatakan kepadamu bahwa Aku seorang malaikat. Aku
tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang
melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan
(nya)?.”(QS. Al-An‘am: 50).55
b. Indikator Berpikir Kreatif
Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif adalah
sebagai berikut:56
54Tatag Yuli Eko Siswono.‖Profil Keterampilan Berfir Kreatif Siswa dalam
Memcahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadia (Sanguinis, Koleris,
Melankolis, dan Phlegmatis‖ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 1l no.3 2016 h.24 55Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Bandung: PT
Sygma Ekamedia Arkanleema, 2009), h. 133 56Roger E Beatyetal., ―Neuro Image Default Network Contributions to
Episodic and Semantic Processing during Divergent Creative Thinking : A
Representational Similarity Analysis,‖ Neuro Image 209, no. 4 (2020), h. 2.
30
1) Keterampilan berfikir lancar (Fluency)
Keterampilan berfikir lancar (fluency)
termasuk dalam menentukan beberapa ide, jawaban,
pemecahan masalah atau pertanyaan. Mengajukan
beberapa cara atau saran guna menjalankan berbagai hal
dan selalu menyiapkan beberapa jawaban. Hal ini yang
menjadi salah satu ciri yang paling menonjol dari
berfikir kreatif.57
2) Keterampilan Berfikir Luwes (Flexibeliy)
Yaitu keahlian guna mengatasi hambatan
mental dan memecahkan masalah melalui pendekatan.
Tidak terperangkap dengan mengasumsikan peraturan
atau keadaan-keadaan yang tidak dapat diterapkan pada
suatu permasalahan.
3) Keterampilan Berfikir Orisinil (Originality)
Ciri-ciri berfikiroriginal mengarah pada
keunikah dari respon yang tidak biasa, khas dan tidak
sering trjadi hingga mampu menciptakan kombinasi-
kombinasi yang tak terduga dari bagian-bagian atau
unsur-unsur.
4) Keterampilan Merinci (Elaboration)
Kemampuan untuk menguraikan sebuah objek,
gagasan, atau situasi tertentu secara mendetail sehingga
menjadi sesuatu yang lebih menarik.58
B. Kajian Penelitian Relavan
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang relevan dengan
penelitian ini, penelitian yang dilakukan oleh Tri Aska Wijayanti,
Suharno, and Sri Yamtinah, diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir
57Sanit Srikoon, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak, ―Effectof
5P Model on Academic Achievement, Creative Thinking , and Research
Characteristics,‖ Kasetsart Journal of Social Sciences 39, no. 3 (2018), h. 489. 58Ishaq Nuriadin, Krisna Satrio Prabowo, “Analisis korelasi kemampuan
berfikir kreatif matematik terhadap hasil belajar matematika peserta didik SMPN 13
Lurangan Kuningan Jawa Barat”2013, hlm. 68
31
kreatif peserta didik, kemampuan berpikir kreatif peserta didik
lebih baik menggunakan model SSCS daripada model
konvensional.59
Kemudian penelitian dilakukan oleh Delta Aringga
Rakhmi, Kartono, Zaenuri Mastur, hasil yang didapatkan bahwa
pembelajaran SSCS efektif untuk meningkatkan kemampuan
Berfikir Kreatif matematis peserta didik.60
Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Yusnaeni etal., diperoleh hasil bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir
kreatif pada peserta didik dengan akademik yang rendah.61
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Eka Senjayawati dan
Martin Bernard, hasil yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan
kemampuan penalaran antara mahasiswa dalam kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kemampuan penalaran masih cukup baik.62
Kemudian penelitian berikutnya dilakukan oleh Burhanudin
Milama, Evi Sapinatul Bahriah dan Amaliyyah Mahmudah, hasil
yang didapatkan bahwa pemmbelajaran menggunakan model SSCS
dapat mengasah dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik.63
Perbedaan beberapa penelitian tersebut dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti akan melakukan
penelitian tentang pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap
kemampuan pemecahan masalah dan kemampan berpikir kreatif
peserta didik.
59Tri Aska Wijayanti, Suharno, and Sri Yamtinah, ―Need Analysis
OfSearch, Solve, Create, AndShare (SSCS) Learning Model To Improve Students‘
Creative Thinking Skills In Thematic Learning,‖ Journal International Multi
disciplinary2, no. 3 (2019), h. 9. 60Delta Aringga Rakhmi,Kartono, Zaenuri Mastur, Op. Cit: 117. 61Yusnaeni etal.,―Creative Thinking of Low Academic Student Undergoing
Search Solve Create and Share Learning Integrated with Metacognitive Strategy,‖
International Journal of Instruction 10, no. 2 (2017), h. 245. 62Eka Senjayawati, Martin Bernard, "Penerapan Model Search-Solve-
Create-Share Untuk Mengembangkan Kemampuan Penalaran Matematis Berbantuan
Software Geogebra 4.4", MAJU Vol. 5 No. 1 (2018), h. 66. 63Burhanudin Milama, Evi Sapinatul Bahriah, Amaliyyah Mahmudah,Op.
Cit: 112.
32
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel
yang diungkapkan dalam definisi konsep secara operasional, secara
praktik, nyata dalam lingkup penelitian atau objek yang diteliti,
pada penelitian ini variaebel yang digunakan adalah variabel bebas
dan variabel terikat.
1) Variaebel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran
Search, Solve, Create and Share (SSCS), variaebl bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi disebut juga dengan
variabel X.
2) Variabel terikat pada penelitian ini adalah Kemampuan
pemecahan masalah peserta didik dengan lambang Y1 dan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan lambang Y2,
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas.
Gambar 2.1
Variabel Penelitian
D. Kerangka Berpikir
Pada proses pembelajaran di sekolah, pendidik masih
menerapkan model pembelajaran konvensional dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.Peserta didik
juga terlihat masih kurang aktif dan percaya diri dalam
pembelajran dikelas. Pembelajaran tersebut membuat diri peserta
didik menjadi terpaku kepada penjelasan materi dari pendidik,
sehinggakreativitas dalam menyelesaikan masalah biologi peserta
didik menjadi kurang. Oleh karena itu peneliti memberikan solusi
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran SSCS guna
X
Y1
Y2
33
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik.
Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik dalam kegiatan belajar biologidengan
menerapkan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share
(SSCS) diharapkan lebih baik dari model pembelajaran
konvensional. Pada penelitian ini, model yang diterapkan oleh
peneliti dalam kelas eksperimen adalah model pembelajaran
Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dan pada kelas kontrol
adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran
SSCS menurut peneliti dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan
masalahdiharapkan dapat meningkat setelah diterapkannya setiap
langkah model pembelajaran SSCS. Dimana langkah dari model
SSCS yaitu langkah pencarian yang tujuannya untuk
mengidentifikasi masalah, langkah pemecahan yang tujuannya
untuk merencanakan pemecahan masalah, langkah menciptakan
yang tujuannya untuk melaksanakan. pemecahan masalah, dan
langkah berbagi yang tujuannya untuk mensosialisasikan
penyelesaian masalah yang dilakukan. Langkah-langkah model
pembelajaran SSCS tersebut diharapkan dapat melatih setiap
indikator dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
34
Solusi dalam menyelesaikan masalah tentang
rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik
dengan menerapkan model pembelajaran Search,
Solve, Create, and Share (SSCS).
Diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif peserta
didik.
Diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah
peserta didik.
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Peserta didik pasif dalam proses
pembelajaran dikelas.
Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik masih tergolong rendah karena
tidak terasah dengan baik.
Model pembelajaran Search, Solve, Create, and
Share (SSCS) dapat mendorong keaktifan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik Di Sekolah
Masih berpusat pada pendidik (Teacher Centred)
dan kegiatan pembelajaran masih menerapkan
model pembelajaran konvensional.
35
E. Penggunaan Hipotesis
Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menerapkan cara
atau metode yang cocok dengan permasalahan yang diteliti. Dalam
pengujian hipotesis dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang
berkaitan dengan penarikan kesimpulan.64
Berikut ini adaalah
hipotesis yang akan peneliti gunakan:
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut peneliti yaitu dugaan sementara
mengenai suatu masalah dan akan dilakukan penelitian guna
menyelesaikan permasalahan. hipotesis penelitian dalam
penelitian ini yaitu:
a. Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap
kemampuan pemecahan masalah.
b. Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap
kemampuan bepikirkreatif.
2. Hipotesis Statistik
a. (Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran
SSCS terhadap kemampuan pemecahan masalah).
(Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS
terhadap kemampuan pemecahan masalah).
b. (Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran
SSCS terhadap kemampuanbepikirkreatif).
(Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS
terhadap kemampuan bepikirkreatif).
64Mohammad Ali, et.al, Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2014), h.296.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Bambang Sri. ―Meningkatkan Kemampuan Generalisasi
Matematis Melalui Discovery Learning Dan Model
Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry‟. Al-Jabar:Jurnal
Pendidikan Matematika 7, No. 1 (2016): 6-17.
Anwar, Bambang, and Dan Arif Hidayat. ―Pengaruh Collaborative
Learning Dengan Teknik Jumping Task Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta didik.‖
Jurnal Pembelajaran Sains 1, no. 2 (2017): 15–25.
Afifah, Nurul, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal
Elementary, voll 1. no (2015)
Albay, Eduard M, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving
Approach to the Performance and Attitude of First Year
University Students‘, Social Sciences & Humanities Open,
2019, 2
Andayu, Syulbi, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of
Search, Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To
Improve Students Learning Achievement on the Subject of
Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2
Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018)
Anwar, Chairul, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik
Hingga Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam
Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017)
Anwar, chairul , Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah
Tinjauan Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014)
Anwar, chairul, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan
Pneidikan Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019)
Aringga Rakhmi, Delta, Kartono, and Zaenuri Mastur,
‗Constructtivism Mathematics Learning with Search, Solve,
74
Create, and Share (SSCS) Model to Improve Mathematics
Disposition and Student Concept Understanding of Limit
Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes
Journal of Mathematics Education Research, 7 (2) (2018)
Aristianti, Erni, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau
Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat
Menggunakan Model Pebelajaran SSCS (Search, Solve,
Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,
No (2018)
Asih, Aningsih Dan Tri Sri Noor, ‗Analisis Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada
Model Concept Attainment‘, Unnes Journal Of Mathematics
Education Research, Vol. 6, No (2017), 217
Azrai putri, Eka, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗PENGARUH
GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER,
ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN‘, JURNAL PENDIDIKAN
BIOLOGI (BIOSFERJPB), volume 10 (2017)
Chen etal, Jiani, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to
Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019)
Dora Riani, Eka, and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi
Bermuatan Karakter Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian Values
and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018)
Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika‘, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, vol 4, no (2015), 127
75
Haq, I.M, Suyono, Deniyanti, P., ‗Pengaruh Pembelajaran Search
Solve Create and Share Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Dan Self Concept Ditinjau Dari Pengetahuan Awal
Matematika‘, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika,
13.2 (2020)
Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, Diana Rochintaniawati, ‗Analisis
Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran
Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology Education, vol 1, no
(2018)
I wayan, K, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa
Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016)
Ismail, Ilyas, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
———, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)
Mabrur Haslan, Yuliatin, Anwar, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal
Pendidikan Sosial Dan Keberagaman, Vol. 4 No. (2018)
Meika, Ika, Ina Ramadina, Asep Sujana, and Ratu Mauladaniyati,
‗Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran SSCS‘, Jurnal Cendekia :
Jurnal Pendidikan Matematika, 5.1 (2021), 383–90
<https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.388>
Milama, Burhanudin, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share
(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking
Skills‘, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No
(2017)
Nasional, Departemen Pendidikan, Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016)
P, Inge W. S., ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem
76
at Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4,
no (2017)
Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. 12 (Jakarta: Rajawali Pers,
2012)
Periartawan, Eka, Wayan Widiana, Jurusan Pendidikan, Guru
Sekolah, and Universitas Pendidikan Ganesha, ‗PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP KELAS IV
DI GUGUS XV KALIBUKBUK‘, 2014
Puspita, Laila, Nanang Supriadi, and amanda diah Pangestika,
‗PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE
PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK
DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI
KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUNG‘, BIOSFER Jurnal
Tadris Pendidikan Biolog, Vol. 9 no. (2018)
Puspitasari, Laila, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin,
‗Analysis of Students‘ Creative Thinking in Solving
Arithmetic Problems‘, International Journal of Mathematics
Education, 14, 1 (2019)
Ramdani, rami rizka, Nyoman Sridana, Baidowi, and Laila Hayati,
‗Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Tingkat Self-Confidance Peserta Didik Kelas
VIII‘, Griya Journal of Mathematics Education and
Application, Volume 1 N (2021)
RI, Depertemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita
(Bandung: JABAL, 2010)
Rodi, S, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau
Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘,
Jurnal RPM (Riset Pendidikan Matematika, VOL 4, NO
(2017)
77
sain hanafy, Muh, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan,
vol 1, no (2014)
Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, Nandang Mufti, ‗Keterampilan
Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create,
And Share (SSCS) Problem Solving Disertai Conceptual
Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum Newton‘, Jurnal
Pendidikan, vol 3, no (2018), 968
Shoit, and Masrukan, ‗Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau
Dari Rasa Ingin Tahu Pada Pembelajaran Problem Posing
Berbasis Open Ended Problem Dengan Performance
Assessment‘, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4
(2021), 37–48
Srikoon, Sanit, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak,
‗Effectof 5P Model on Academic Achievement, Creative
Thinking, and Research Characteristics‘, Kasetsart Journal of
Social Sciences, 39, no.3 (2018)
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,
2016)
Suhardi, Didik, ‗PERAN SMP BERBASIS PESANTREN SEBAGAI
UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
KEPADA GENERASI BANGSA‘, Jurnal Pendidikan
Karakter, 2012, 13
Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya (Jakarta: Rhineka
Cipta, 2008)
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009)
Afifah, Nurul, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal
Elementary, voll 1. no (2015)
78
Albay, Eduard M, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving
Approach to the Performance and Attitude of First Year
University Students‘, Social Sciences & Humanities Open,
2019.
Andayu, Syulbi, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of
Search, Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To
Improve Students Learning Achievement on the Subject of
Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2
Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018)
Anwar, Chairul, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik
Hingga Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam
Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017)
Anwar, Chairul, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah
Tinjauan Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014)
Anwar, Chairul, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan
Pneidikan Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019)
Aringga Rakhmi, Delta, Kartono, and Zaenuri Mastur,
‗Constructtivism Mathematics Learning with Search, Solve,
Create, and Share (SSCS) Model to Improve Mathematics
Disposition and Student Concept Understanding of Limit
Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes
Journal of Mathematics Education Research, 7 (2) (2018)
Aristianti, Erni, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau
Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat
Menggunakan Model Pebelajaran SSCS (Search, Solve,
Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,
No (2018)
79
Asih, Aningsih Dan Tri Sri Noor, ‗Analisis Kemampuan Berfikir
Kreatif Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada
Model Concept Attainment‘, Unnes Journal Of Mathematics
Education Research, Vol. 6, No (2017), 217
Azrai putri, Eka, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗PENGARUH
GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER,
ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN‘, JURNAL PENDIDIKAN
BIOLOGI (BIOSFERJPB), volume 10 (2017)
Chen etal, Jiani, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to
Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019)
Dora Riani, Eka, and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi
Bermuatan Karakter Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian Values
and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018)
Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika‘, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, vol 4, no (2015), 127
Haq, I.M, Suyono, Deniyanti, P., ‗Pengaruh Pembelajaran Search
Solve Create and Share Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Dan Self Concept Ditinjau Dari Pengetahuan Awal
Matematika‘, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika,
13.2 (2020)
Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, Diana Rochintaniawati, ‗Analisis
Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran
Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology Education, vol 1, no
(2018)
80
I wayan, K, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa
Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016)
Ismail, Ilyas, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
Sugiono, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)
Mabrur Haslan, Yuliatin, Anwar, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi
Belajar Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal
Pendidikan Sosial Dan Keberagaman, Vol. 4 No. (2018)
Meika, Ika, Ina Ramadina, Asep Sujana, and Ratu Mauladaniyati,
‗Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran SSCS‘, Jurnal Cendekia :
Jurnal Pendidikan Matematika, 5.1 (2021), 383–90
<https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.388>
Milama, Burhanudin, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share
(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking
Skills‘, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No
(2017)
Nasional, Departemen Pendidikan, Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016)
P, Inge W. S., ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem
at Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4,
no (2017)
Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. 12 (Jakarta: Rajawali Pers,
2012)
Periartawan, Eka, Wayan Widiana, Jurusan Pendidikan, Guru
Sekolah, and Universitas Pendidikan Ganesha, ‗PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP KELAS IV
DI GUGUS XV KALIBUKBUK‘, 2014
81
Puspita, Laila, Nanang Supriadi, and amanda diah Pangestika,
‗PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE
PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK
DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI
KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUNG‘, BIOSFER Jurnal
Tadris Pendidikan Biolog, Vol. 9 no. (2018)
Puspitasari, Laila, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin,
‗Analysis of Students‘ Creative Thinking in Solving
Arithmetic Problems‘, International Journal of Mathematics
Education, 14, 1 (2019)
Ramdani, rami rizka, Nyoman Sridana, Baidowi, and Laila Hayati,
‗Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Ditinjau Dari Tingkat Self-Confidance Peserta Didik Kelas
VIII‘, Griya Journal of Mathematics Education and
Application, Volume 1 N (2021)
RI, Depertemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita
(Bandung: JABAL, 2010)
Rodi, S, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau
Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘,
Jurnal RPM (Riset Pendidikan Matematika, VOL 4, NO
(2017)
sain hanafy, Muh, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan,
vol 1, no (2014)
Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, Nandang Mufti, ‗Keterampilan
Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create,
And Share (SSCS) Problem Solving Disertai Conceptual
Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum Newton‘, Jurnal
Pendidikan, vol 3, no (2018), 968
82
Shoit, and Masrukan, ‗Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau
Dari Rasa Ingin Tahu Pada Pembelajaran Problem Posing
Berbasis Open Ended Problem Dengan Performance
Assessment‘, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4
(2021), 37–48
Srikoon, Sanit, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak,
‗Effectof 5P Model on Academic Achievement, Creative
Thinking, and Research Characteristics‘, Kasetsart Journal of
Social Sciences, 39, no.3 (2018)
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,
2016)
Suhardi, Didik, ‗PERAN SMP BERBASIS PESANTREN SEBAGAI
UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
KEPADA GENERASI BANGSA‘, Jurnal Pendidikan
Karakter, 2012, 13
Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya (Jakarta: Rhineka
Cipta, 2008)
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009)