+ All Categories
Home > Documents > pengaruh model pembelajaran search, solve, create and ...

pengaruh model pembelajaran search, solve, create and ...

Date post: 18-Nov-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
61
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK SMA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Oleh: YANISSA SAI ROZIA NPM : 1611060002 Jurusan : Pendidikan Biologi FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 1443 H / 2022 M
Transcript

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH,

SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF

PESERTA DIDIK SMA PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh:

YANISSA SA’I ROZIA

NPM : 1611060002

Jurusan : Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H / 2022 M

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH,

SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF

PESERTA DIDIK SMA PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi

Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh:

YANISSA SA’I ROZIA

NPM : 1611060002

Jurusan : Pendidikan Biologi

Pembimbing 1: Laila Puspita, M.Pd

Pembimbing 2: Nur Hidayah, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1443 H / 2022 M

ii

ABSTRAK

Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create And Share

(SSCS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan

Kemampuan Berfikir Kreatif Peserta Didik SMA

Pada Materi Pencemaran Lingkungan

Oleh:

Yanissa Sa’i Rozia

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

berpikir kreatif masih menjadi permasalan di SMA Negeri 2

Kotabumi sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create

And Share terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik kelas X di SMA Negeri 2 Kotabumi.

Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

masing-masing berjumlah 34, teknik pengambilan sampel adalah

Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data yaitu tes dengan

menggunakan soal uraian. Hasil uji hipotesis Multivariate Test

memperoleh nilai sig. 0,000 < 0,0s. Hasil tes kemampuan pemecahan

masalah pada kelas eksperimen yaitu 87% (sangat baik) sedangkan

kelas kontrol yaitu 76% (baik). Hasil kemampuan berpikir kreatif

kelas eksperimen yaitu 78% (baik) sedangkan kelas kontrol 70%

(cukup). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran Search, Solve, Create, And Share (SSCS) berpengaruh

terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.

Kata kunci: Search, Solve, Create, And Share (SSCS),

Kemampuan Pemecahan Masalah, Kemampuan

Berpikir Kreatif.

iii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yanissa Sa’i Rozia

NPM : 1611060002

Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Berfikir

Kreatif Peserta Didik SMA Pada Materi Pencemaran

Lingkungan” adalah benar-benar merupakan hasil karya penyusun

sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari karya orang lain kecuali

pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam footnote atau daftar

pustaka. Apabila di lain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam

karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, Februari 2022

Penulis,

Yanissa Sa’i Rozia

NPM. 1611060002

vi

MOTTO

Artinya:

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.

(Q.S Al- Insyirah)1

1 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita

(Bandung: JABAL, 2010).

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi penulis

persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Alm Ayah saya Amrozi Hamidi S.Pd

dan Ibu saya Atun Wulandari yang telah memberikan doa yang

tulus, pengorbanan, keikhlasan dengan tulus dan penuh kasih

sayang.

2. Kakakku Dian Eka Rossita S.Kom dan Yanuar Fahrul Rossi

S.Pd yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga

penulis bisa menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.

3. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung yang selalu kubanggakan, serta tempatku menimba

ilmu pengetahuan.

4. Teruntuk kedua dosen pembimbing saya ibu Nur Hidayah M.Pd

selaku PA 2 dan ibu Laila Puspita M.Pd selaku PA 1 yang

sudah membantu saya menyelesaikan skripsi.

5. Teruntuk teman seperjuangan saya Alsya Oza Nidita yang telah

menemani, dan selalu memberi solusi.

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yanissa Sa’i Rozia dilahirkan di Kotabumi

Utara, Lampung Utara, 18 November 1997. Penulis lahir dari Ibu

bernama Atun Wulandari dan Bapak bernama Amrozi Hamidi,

sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Penulis mengawali

pendidikan di TK Istiqomah Guppi lalu melanjutkan ke jenjang

sekolah dasar di SD N 1 Wonomarto diselesaikan pada tahun 2010,

kemudian melanjutkan sekolah di SMP Hang Tuah diselesaikan pada

tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 2 Kotabumi diselesaikan tahun 2016. Kemudian pada tahun

2016 penulis terdaftar menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Biologi.

Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2019 di

desa sinar petir kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr. wb

Alhamdulillahirabil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT.

Yang melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis

sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa

manusia dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang,

yakni adanya Islam, yang telah membawa ajaran yang paling

sempurna diantaranya yaitu mengajarkan kepada manusia untuk

menuntut ilmu pengetahuan agar dapat dimanfaatkan dalam segala

aspek kehidupan.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha

semaksimal mungkin agar dapat membuat yang terbaik namun

keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis maka dalam skripsi

ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana M.Pd selaku Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Biologi Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan

Lampung

3. Ibu Laila Puspita, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Nur

Hidayah, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Raden Intan Lampung yang telah banyak memberikan

ilmunya kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Sahabat-sahabatku yang tak pernah lelah menemani,

membantu serta memotivasiku, terimakasih atas persahabatan

kita yang begitu indah.

x

6. Teman-teman seperjuangan, khususnya angkatan 2016

jurusan Pendidikan Biologi, serta keluarga besar Kelas A,

teman-teman KKN dan rekan PPL serta kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT. Membalas segala kebaikan bagi seluruh

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan

kebaikan dan keberkahan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Wassalamuallaikum wr.wb

Bandar Lampung, 11 Febuari 2022

Penulis

Yanissa Sa’i Rozia

NPM. 1611060002

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN .......................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

PENGESAHAN ......................................................................... v

MOTTO ..................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................. xi

DAFTAR TABEL...................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ............................................................. 1

B. Latar Belakang Masalah ................................................. 2

C. Identifikasi dan Batasan Masalah .................................. 14

D. Rumusan Masalah .......................................................... 14

E. Tujuan Penelitian............................................................ 15

F. Manfaat Penelitian .......................................................... 15

G. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................... 16

H. Sistematika Penulisan .................................................... 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Yang Di Gunakan ................................................... 19

B. Kajian Penelitian Relevan ................................................ 30

C. Defenisi Operasional ....................................................... 32

D. Kerangka Berpikir ........................................................... 32

E. Penggunaan Hipotesis ...................................................... 35

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 37

B. Jenis dan Desain Penelitian ............................................... 37

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 38

D. Variabel Penelitian ............................................................ 38

E. Jenis Data........................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

G. Instrumen Penelitian .......................................................... 39

H. Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 42

I. Teknik analisis data ........................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................. 51

B. Pembahasan ...................................................................... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 71

B. Saran ................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Peserta Didik Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2

Kotabumi .................................................................. 8

Tabel 1.2 Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Peserta Didik Kelas X MIPA 2 SMA Negeri

Kotabumi Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan

KKM 75 .................................................................... 9

Tabel 2.1 Fase Model Pembelajaran SSCS................................ 21

Tabel 3.1 Desain Penelitian Non Equivalent Control-Group

Design ....................................................................... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ............... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif ...................... 41

Tabel 3.4 Interprestasi Indeks Korelasi “r” Product Moment .... 43

Tabel 3.5 Koefisien Nilai Reabilitas Butir Soal ......................... 44

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran .................................................... 45

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ......................................... 46

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 47

Tabel 3.9 Kriteri Uji Humogenitas ............................................ 49

Tabel 4.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik ....... 52

Tabel 4.2 Indikator Pemecahan Maaalah ................................... 52

Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif .................................... 53

Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ..................... 54

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ......................... 56

Tabel 4.6 Hasil Uji Humogenitas Data Penelitian ..................... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Multivariate Test Data Penelitian .............. 58

Tabel 4.8 Hasil Test Of Between-Subject Effect ........................ 59

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Variabel Penelitian ............................................... 32

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................ 34

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen ................................................ 85

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Kontrol ....................................................... 118

Lampiran 3. Silabus ................................................................. 144

Lampiran 4. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas

Eksperimen ........................................................... 149

Lampiran 5. Rubrik Penilaian LKPD Kelas Eksperimen .......... 160

Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik Kelas Kontrol .......... 167

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Soal Penelitian

Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 177

Lampiran 8. Validitas Dosen .................................................... 205

Lampiran 9. Data Nilai Peserta Didik Kelas Eksperimen ........ 219

Lampiran 10. Data Nilai Peserta Dididk Kelas Kontrol .............. 223

Lampiran 11. Perhitungan SPSS ................................................ 227

Lampiran 12. Lembar Jawaban Peserta Didik Kelas

Eksperimen .......................................................... 239

Lampiran 13. Lembar Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol ..... 243

Lampiram 14. Profil SMAN 2 Kota Bumi .................................. 249

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ....................................... 261

Lampiran 16. Surat-surat Penelitian ........................................... 276

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Agar tidak adanya salah paham yang muncul terhadap

judul penelitian ini maka langkah awal yang tepat adalah dengan

menjelaskan beberapa kata yang terdapat pada judul. Adaapun

judul dari penelitian ini adalah ―Pengaruh Pembelajaran Search,

Solve, Create and Share (SSCS) Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Kemampuan Berpikir Kreatif

Peserta Didik SMA Pada Materi Pencemaran Lingkungan ”.

Berikut merupakan uraian pengertian beberapa kata kunci judul

penelitian:

1. Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atu timbul dari

sesuatu yang akan membentuk perubahan dalam suatu

lingkungan. 1

2. Model pembelajaran merupakan kerangka kerja secara

sistematik yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar agar membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran.2

3. Model Pembelajaran (SSCS) adalah model pembelajaran yang

pada prosesnya menekankan peserta didik untuk memahami

masalah yang ada sehingga menuntut peserta didik dapat

memnemukan pemecahan masalah sehingga mampu

meningkatkan pemehaman terhadap konsep ilmu.3

4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan atau

potensi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke

dalam situasi yang baru dalam kehidupan sehari-hari ataupun

pada proses pencapaian proses belajar.4

1 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,

2016), h.18. 2 Ilyas Ismail, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h.45. 3 Ibid, h. 46 4 Ilyas Ismail, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.90.

2

5. Kemampuan berpikir kreatif adalah aktivitas mental dalam

proses berpikir peserta didik yang terkait dengan kepekaan

terhadap masalah, menemukan ide-ide atau gagasan baru, serta

dapat menemukan pemecahan menggunakan ide yang orisinil.5

6. Peserta didik adalah sekelompok manusia yang melakukan

pembelajaran dalam upaya mencapai pengembangan diri baik.

Peserta didik merupakan komponen terpenting pada proses

kegiatan pendidikan.6

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan hidup yang mempunyai

peranan yang sangat penting bagi manusia. Kemampuan dan bakat

peserta didik dapat diasah melalui suatu pembelajaran.7 Pendidikan

menjadi bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

bangsa.8 Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan

karakter manusia sehingga dapat diduga bahwa akar permasalahan

kualitas pendidikan yang masih rendah juga terkait dengan

keterpurukan jati diri bangsa, karena dalam pendidikan semua

aspek bekerja sama membangun sistem pendidikan yang baik

seperti masyarakat dan pemerintah.9

5 Anwar Mabrur Haslan, Yuliatin, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal Pendidikan Sosial Dan

Keberagaman, Vol. 4 No. (2018), h.30. 6 Karunia Eka Lestari M. Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika (Bandung: Refika Aditama, 2015), h .69. 7 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016),h.6. 8 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism

Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to

Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit

Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics

Education Research, 7 (2) (2018), h.118. 9 Eka Dora Riani and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi Bermuatan Karakter Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian

Values and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018), h.2.

3

Pendidikan merupakan prioritas utama dalam setiap

negara, karena dengan adanya pendidikan, kemiskinan pada rakyat

di negara tersebut akan dapat tergantikan menjadi kesejahteraan.

Bagaimanapun dalam perkembangannya, pendidikan di Indonesia

senantiasa harus menghadapi beberapa masalah di setiap tahapnya.

Masalah-masalah tersebut hanya dapat diselesaikan dengan

partisipasi dari semua pihak yang terkait di dalam sistem

pendidikan, seperti orang tua, guru-guru, kepala sekolah,

masyarakat, dan juga peserta didik dalam meciptakan lingkungan

belajar yang baik.10 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

menyelenggarakan pendidikan adalah kemampuan seorang

pendidik dalam mempersiapkan peserta didik melalui proses

pembelajaran yang akan berlangsung.11

Memasuki era milenium ketiga, masyarakat dan bangsa

Indonesia perlu mempersiapkan diri menghadapi berbagai tuntutan

global. Tidak hanya berupa materi namun pengetahuan dan

keterampilan yang cukup memadai hendaknya dimiliki oleh

generasi muda kita. Anak-anak bangsa perlu dipersiapkan menjadi

generasi yang tangguh, siap bersaing dan berkompeten.

Maksudnya anak-anak dipersiapkan menjadi pribadi yang berfikir

kreatif, mampu mengambil keputusan tepat memecahkan masalah,

belajar bagaimana belajar, berkolaborasi dan pengeloalaan diri.12

Proses pendidikan yang baik dapat menjadikan sumber

daya manusia menjadi lebih baik untuk memajukan kehidupan

bangsa, hal ini yang menjadikan pendidikan merupakan salah satu

kunci dari kesuksesan sebuah bangsa. Kualitas pendidikan dapat

ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pembelajaran yang

10 Friarti Megawanti, ‗Meretas Permasalahan Pendidikan Di Indonesia‘,

Jurnal Formatif, vol 2, no (2018), h.227. 11 Chairul Anwar, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga

Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD,

2017), h.13. 12 Nurul Afifah, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal

Elementary, voll 1. no (2015), h.41.

4

dilakukan.

13 Sistem pembelajaran dapat ditingkatkan dengan cara

memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Kualitas

pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

siswa, guru, kurikulum, metode pengajaran serta sarana dan

prasarana.14

Dalam sistem pembelajaran yang menempati posisi

struktural dan ujung tombak adalah guru. Guru memegang peranan

sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan

di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki

seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Pendidikan itu sendiri pada ajaran Islam sangat dianjurkan

untuk diselenggarakan tentunya agar seseorang dapat memahami

apa - apa yang tiada ia ketahui, sebagaimana hal ini juga terdapat

dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut)nama Tuhanmu yang

Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari

segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara

kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”.

Kegiatan pembelajaran memegang peranan penting

dalam keberhasilan suatu pendidikan karena untuk mencapai suatu

tujuan pendidikan dan asas keberhasilan suatu pembelajaran.

Sebagaimana hal ini juga terdapat dalam QS An-Nahl ayat 125:15

13 Muh sain hanafy, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan, vol 1,

no (2014), h.67. 14 Syulbi Andayu, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of Search,

Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To Improve Students Learning

Achievement on the Subject of Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2

Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018), h.3. 15 RI.

5

Artinya : “(Wahai Nabi Muhammad) serulah (semua manusia)

kepada jalan(yang ditunjukkan) Tuhan Pemelihara

kamudengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai

dengan tingkat kepandaian mereka) danpengajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan (cara) yang baik.

Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih

mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya

dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk).”

Pembelajaran merupakan salah satu aspek dari pendidikan

yang ditandai dengan adanya pihak yang memberi dan menerima

pengetahuan, keharusan adanya unsur formal, terorganisasi,

memiliki tujuan dan perangkat kurikulum.16

Pembelajaran

merupakan aktivitas yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu

yang dicirikan dengan keterlibatan sejumlah komponen yang saling

terkait satu sama lain.17

Ilmu dasar yang harus dikuasai selain

membaca dan menulis serta berperan penting dalam dunia

pendidikan salah satunya adalah Biologi.

Biologi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang kehidupan dan organisme hidup serta merupakan ilmualam

yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya. Biologi

sebagai mata pelajaran yang harus dipelajari dari kecil hingga usia

dewasa dikarenakan dapat mengambangkan potensi peserta didik

16 Muh sain hanafy, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan, vol 1,

no (2014), h.67. 17 Ibid, h. 68.

6

di masa yang akan datang.

18 Dalam pembelajaran biologi seoranng

peserta didik dituntuk untuk memiliki kemampuan pemecahan

masalah.

Kemampuan pemecahan masalah (problem solving) adalah

suatu kemampuan individu dalam menggunakan proses berpikirnya

untuk memecahkan suatu permasalahan melalui pengumpulan

fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif

pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.

Masalah dibagi dalam tiga tingkatan yakni simple problem,

complicated problem dan complex problem. Masalah tersebut dapat

dikategorikan sebagai simple problem, karena hanya memuat

sedikit elemen yang relatif sedikit keterkaitannya, sehingga relatif

mudah untuk diselesaikan. Complicated problem hampir senada

dengan simple problem, hanya saja dalam complicated problem

terdapat perbandingan dari tiap-tiap elemen, yang saling

berkaitan.19

Kemampuan memecahkan masalah banyak

memberdayakan berpikir reflektif, kritis dan analitis dituntut

dimiliki para siswa SMA di era pengetahuan. Kemampuan-

kemampuan ini diyakini mampu membantu siswa membuat

keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis dan

mempertimbangkan berbagai sudut pandang.20

Sebaliknya

kurangnya kemampuan-kemampuan ini mengakibatkan siswa pada

kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan

dan alasan melakukannya. Selain dengan kemampuan pemecahan

masalah, kemampuan berpikir juga sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran biologi.

18 K I wayan, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa

Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016), h.54. 19 Jiani Chen etal, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to

Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019), h.167. 20 Sanit Srikoon, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak, ‗Effectof

5P Model on Academic Achievement, Creative Thinking, and Research

Characteristics‘, Kasetsart Journal of Social Sciences, 39, no.3 (2018), h.489.

7

Kemampuan berpikir kreatif yaitu suatu kemampuan untuk

memunculkan atau mengembangkan suatu gagasan baru tanpa

adanya membatas sutu gagasan yang sebelumnya. Dengan adanya

kemampuan berpikir kreatif siswa harus memiliki penilaian

khusus untuk penilaian yang baik dalam dirinya. Rendahnya

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang terjadi

disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi karena

kurangnya inovatifnya guru dalam mengelola proses pembelajaran,

kebanyakan pembelajaran biologi hanya menekankan pada

penguasaan materi semata dan lebih banyak menjalin komunikasi

satu arah dengan siswanya sehingga siswa kurang aktif dalam

menyampaikan ide-idenya.21

Penumpukan informasi dari guru

tersebut menjadikan model belajar siswa yang cenderung

menghafal. Selain itu, kebanyakan guru hanya mengutamakan hasil

yang diperoleh tanpa melihat proses yang dilakukan siswa.22

Untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa

besar usaha yang diberikan oleh pendidik, diantaranya melalui

penggunaan media pada kegiatan pembelajaran.23

Media tidak

sekedar menaikkan kualitas pembelajaran pada pendidikan

melainkan menjadi perangkat ajar pendukung pendidik, serta

menjadi penyalur pesan dan fungsi-fungsi lain. Saat ini media

sebagai perlengkapan wajib mengajar yang tidak boleh

ditinggalkan oleh guru pada saat melangsungkan proses

pembelajaran di kelas. Berfikir kreatif adalah suatu pemikiran yang

berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berfikir kreatif dapat

juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan

seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang aru. Berfikir

kreatif mampu memunculkan potensi diri (bakat yang tersembunyi)

21 Inge W. S. P, ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem at

Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4, no (2017, h.59. 22 Laila Puspitasari, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin, ‗Analysis of

Students‘ Creative Thinking in Solving Arithmetic Problems‘, International Journal

of Mathematics Education, 14, 1 (2019), h.50. 23 Eduard M Albay, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving

Approach to the Performance and Attitude of First Year University Students‘, Social

Sciences & Humanities Open, 2019, h.2.

8

dari dalam diri manusia, sehingga mampu dalam berbuat sesuatu.

Berpikir kreatif dapat memberikan jangkauan keluwesan dan

keluasaan caraberpikir.

Permasalahan yang terjadi pada dunia pendidikan

mengakibatkan butuhnya kreatifitas dan inovasi baru guna

menjadikan anak-anak bangsa menjadi generasi yang cerdas dan

berpikir untuk maju, oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan

untuk menjadi salah satu solusi guna meningkatkan dan

memajukan pendidikan menjadi lebih baik.24

Berdasarkan

prapenelitian yang dilakukan dengan salah satu pendidik mata

pelajaran biologi di kelas X MIPA dan observasi di SMA Negeri 2

Kotabumi, maka selanjutnya peneliti melakukan tes untuk menguji

kemampuan awal pemecahan masalah peserta didik. Berikut adalah

data nilai tes kemampuan pemecahan masalah Kelas X MIPA 4 di

SMA Negeri 2 Kotabumi :

Tabel 1.1

Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta didik

Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kotabumi Tahun Pelajaran

2020/2021

No Indikator Kemampuan

Pemecahan Masalah

Nomor

Soal Presentae Kriteria

1 Memahami Masalah 2, 4, 5 47.47 %

Sangat

Rendah

2 Membuat Rencana

Penyelesaian

1 54.55%

Sangat

Rendah

3 Melaksanakan Rencana

Penyelesaian

1, 3, 4 48.48%

Sangat

Rendah

4 Memeriksa Kembali 1, 2, 4,

5 46.97%

Sangat

Rendah

Sumber: Dokumentasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Kelas X MIPA 4 SMA Negeri 2 Kotabumi

24 Diana Rochintaniawati Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, ‗Analisis

Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology

Education, vol 1, no (2018), h.621.

9

Berdasarkan hasil Tabel 1.1, hasil soal essai kemampuan

pemecahan masalah pada 33 peserta didik kelas X MIA 4.

Berdasarkan hasil tes, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan

setiap indikator kemampuan pemecahan masalah masih tergolong

sangat rendah. Persentase ketuntasan yang paling rendah terdapat

pada indikator keempat kemampuan pemecahan masalah, yaitu

kemampuan memeriksa kembali sebesar 47,97 %. Kemudian

persentase ketuntasan yang paling tinggi terdapat pada indikator

kedua kemampuan pemecahan masalah, yaitu kemampuan

membuat rencana penyelesaian sebesar 54,55 %. Setelah diperoleh

data nilai tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik, maka

peneliti selanjutnya melakukan tes untuk menguji kemampuan

awal berpikir kreatif peserta didik. Berikut adalah data nilai tes

kemampuan berpikir kreatif peserta didik Kelas X MIPA 2 SMA

Negeri 2 Kotabumi:

Tabel 1.2

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik

Kelas X MIPA 2 SMA Negeri 2 Kotabumi Tahun Pelajaran

2020/2021 dengan KKM 75

No Indikator Kemampuan

Pemecahan Masalah

Nomor

Soal Presentase Kriteria

1 Keterampilan berfiki

rlancar(fluency) 1, 3, 4, 5 50.69% Rendah

2 Keterampilan berfikir

luwes (flexibility) 1, 3, 5 49.07%

Sangat

Rendah

3 Keterampilan berfikir

orisinil (originality) 1, 2, 3, 4 43.06%

Sangat

Rendah

4 Keterampilan merinci

(elaboration) 1, 3, 4, 5 52.08%

Sangat

Rendah

Sumber: Data Nilai Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas X

MIPA 2 SMA Negeri 2 Kotabumi

Berdasarkan Tabel 1.2, hasil soal essai kemampuan

berpikir kreatif pada 36 peserta didik kelas X MIPA 2.

Berdasarkan hasil tes, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan

setiap indikator kemampuan berpikir kreatif masih tergolong

10

sangat rendah. Persentase ketuntasan yang paling rendah terdapat

pada indikator ketiga kemampuan berpikir kreatif, yaitu

keterampilan berfikir orisinil (originality) sebesar 43,06 %.

Kemudian persentase ketuntasan yang paling tinggi terdapat pada

indikator kedua kemampuan berpikir kreatif, yaitu keterampilan

merinci (elaboration) sebesar 52,08 %.

Berdasarkan perbandingan tabel hasil tes kemampuan

berpikir kreatif dan pemecahan masalah yang telah diperoleh,

hasilnya menunjukkan bahwa persentase ketuntasan peserta didik

belum sesuai dengan yang diharapkan. Persentase nilai ketuntasan

tes kemampuan awal berpikir kreatif dan pemecahan masalah

peserta didik masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan

masalah peserta didik masih tergolong rendah dan perlu

ditingkatkan lagi.

Mengatasi permasalahan di atas maka solusinya yaitu

diperlukan sebuah bentuk pembelajaran yang efektif, yaitu model

pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang sesuai akan

menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara

sistematis untuk mencapai tujuan belajar.25

Upaya meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah

peserta didik diperlukan inovasi dalam pembelajaran terutama

mengenai model pembelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah

peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan

dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

dan pemecahan masalah peserta didik yaitu model pembelajaran

Search, Solve, Create and Share (SSCS).

25 Erni Aristianti, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau

Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat Menggunakan Model Pebelajaran

SSCS (Search, Solve, Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,

No (2018), h.68.

11

Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share

(SSCS) adalah model pembelajaran yang menekankan peserta

didik untuk berpikir menyelesaikan masalah serta menciptakan ide

kreatif yang orisinil dalam proses pemecahannya, sehingga dapat

membangun keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan

berpikir kreatif pada peserta didik.26

Fase pertama dalam Model

SSCS yaitu fase pencarian, tujuannya mengetahui masalah, fase

kedua yaitu pemecahan yang bertujuan merencanakan

penyelesaian, fase ketiga yaitu menciptakan guna melaksanakan

rencana penyelesaian, dan fase terakhir yaitu berbagi yang

tujuannya yaitu menyampaikan hasil penyelesaian yang dilakukan

sebelumnya.27

Model SSCS berguna untuk mengasah ide atau

pemikiran peserta didik, merumuskan masalah, mengajarkan

peserta didik dalam menyelesaikan masalah, dan menuntut peserta

didik aktif berdiskusi di dalamnya.28

Materi biologi yang digunakan pada penelitian ini adalah

materi pencemaran lingkungan, materi ini memiliki karakteristik

yang sesuai dengan sintaks model pembelajaran SSCS karena pada

materi ini dapat memberikan interaksi langsung peserta didik

terhadap lingkungan, memberikan peserta didik ruang untuk

mengamati fenomena yang terjadi serta menemukan pemecahan

masalah. Banyak peserta didik yang tidak dapat mengembangkan

pemahamannya terhadap konsep biologi tertentu karena antara

perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan

baik dan memungkinkan peserta didik untuk menangkap makna

26 Burhanudin Milama, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share

(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking Skills‘, Jurnal

Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No (2017), h.114 27 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism

Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to

Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit

Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics

Education Research, 7 (2) (2018), h.78 28 Syulbi Andayu, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of Search,

Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To Improve Students Learning

Achievement on the Subject of Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2

Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018),h.4.

12

secara fleksibel. dengan pembelajaran materi pencemaran

lingkungan dengan model pembelajaran SSCS memungkinkan

peserta didik melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi,

diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung kepada

peserta didik.29

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, sebuah penelitian

dilakukan oleh Delta Aringga Rakhmi, Kartono, Zaenuri Mastur,

hasil yang didapatkan bahwa pembelajaran SSCS efektif untuk

meningkatkan kemampuan Berfikir Kreatif matematis peserta

didik.30

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rodi Satriawan, hasil

yang didapatkan bahwa pembelajaran matematika dengan model

SSCS efektif ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar, tetapi tidak

efektif ditinjau dari penalaran matematis peserta didik dan

pembelajaran matematika dengan model SSCS lebih baik

dibandingkan dengan pembelajaran konvesional.31

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fatqurhohman diperoleh hasil yaitu siswa belum dapat dengan baik

menggunakan konsep-konsep matematika dalam menyelesaiakan

masalah (masih cenderung prosedural), siswa belum dapat

membandingkan dengan menyajikan alternatif solusi yang lain dari

respon yang diperoleh, penguasaan dan Berfikir Kreatif

matematika dalam menyelesaikan soal non rutin masih rendah.

Diharapkan guru dapat memberikan soal non-rutin agar siswa

29 Eka Azrai putri, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗Pengaruh Gaya

Belajar David Kolb (Diverger, Assimilator, Converger, Accommodator) Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan‘, Jurnal Pendidikan

Biologi (Biosferjpb), volume 10 (2017), h.12. 30 Delta Aringga Rakhmi, Kartono, and Zaenuri Mastur, ‗Constructtivism

Mathematics Learning with Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model to

Improve Mathematics Disposition and Student Concept Understanding of Limit

Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes Journal of Mathematics

Education Research, 7 (2) (2018), h.117. 31 S Rodi, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau

Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘, Jurnal RPM (Riset

Pendidikan Matematika, VOL 4, NO (2017), h.87.

13

terbiasa dan mengembangkan kemampuannya kaitannnya dengan

pemecahan masalah.32

Hasil penelitian oleh Aningsih dan Tri Sri Noor Asih

menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran dengan model concept

attainment berkategori baik yang ditunjukkan dengan: (1) pada

tahap perencanaan, perangkat pembelajaran yang telah disusun

valid, (2) pada tahap pelaksanaan, keterlaksanaan pembelajaran

berkategori baik dan mendapatkan respon positif dari siswa, serta

(3) pada tahap evaluasi, telah memenuhi uji keefektifan. Selain itu,

siswa dengan rasa ingin tahu tinggi sudah mampu mencapai

keempat aspek kemampuan Berfikir Kreatif matematika,

sedangkan siswa dengan rasa ingin tahu sedang dan rendah belum

mampu mencapai keempat aspek kemampuan Berfikir Kreatif

matematika.33

Hasil penelitian oleh Shofi Hikmatuz Zahroh dkk.,

menunjukkan bahwa Model Search, Solve, Create, and Share

(SSCS) Problem Solving memiliki pengaruh terhadap keterampilan

pemecahan masalah dengan tingat efektivitas yang kuat, namun

peningkatan keterampilan pemecahan masalah masih tergolong

rendah.34

Pada penelitian ini memiliki kenggulan dari penelitian

sebelumnya karena mencari tahu pengaruh penggunaan model

pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) terhadap

Kemampuan Berpikir kreatif sekaligus Kemampuan Pemecahan

masalah. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti akan melakukan

penelitian tentang ―Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,

Create, and Share (SSCS) Terhadap Kemampuan Berpikir kreatif

dan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik‖.

32 Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam

Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika‘,

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, vol 4, no (2015), h. 127. 33 Aningsih Dan Tri Sri Noor Asih, ‗Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif

Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Model Concept Attainment‘,

Unnes Journal Of Mathematics Education Research, Vol. 6, No (2017), h. 217. 34 Nandang Mufti Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, ‗Keterampilan

Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create, And Share (SSCS)

Problem Solving Disertai Conceptual Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum

Newton‘, Jurnal Pendidikan, vol 3, no (2018), h. 968.

14

C. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Dibutuhkan penggunaan model pembelajaran yang dapat

membantu peserta didik di SMAN 2 Kota Bumi dalam

kegiatan proses pembelajaran.

b. Masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah pada

peserta didik disebabkan karena pembelajaran yang masih

konvensional, dimana peserta didik tidak mendapatkan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan bermakna.

c. Masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif disebabkan

proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional serta

mengabaikan pentingnya kemampuan membangun informasi

baru dari pengetahuan yang diperoleh sebagai kompetensi

yang dimiliki peserta didik.

2. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian ini difokuskan pada:

a. Subjek pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas X MIPA

di SMAN 2 Kotabumi tahun ajaran 2020.

b. Objek pada penelitian ini yaitu model pembelajaran Search,

Solve, Create, And Share (SSCS).

c. Penelitin ini difokuskan pada materi pencemaran lingkungan

untuk mengetahui pemecahan masalah dan kemampuan

berfikir kreatif peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah dan pembatas

masalah, oleh karena itu dalam penelitian ini permasalahan dapat

dirumuskan yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve,

Create, And Share (SSCS) terhadap kemampuan pemecahan

masalah pada peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bumi?

15

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve,

Create, And Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif

pada peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bumi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah diatas maka tujuan penelitian

ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) terhadap

kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik kelas X

SMAN 2 Kotabumi

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) terhadap

kemampuan berpikir kreatif pada peserta didik kelas X SMAN

2 Kotabumi

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat untuk berbagai pihak, yaitu :

1. Bagi Peserta Didik

Peserta didik dapat memperoleh pengelaman belajar

yang baru dari penggunaan model Search, Solve, Create And

Share (SSCS) serta dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah dan kemampuan berfikir kreatif.

2. Bagi Guru

Guru Biologi dapat memperoleh informasi terbaru

terkait model pembelajaran biologi yang terbaharukan serta

dapat mengetahui perkembangan kognitif yang dimiliki oleh

peserta didik.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menjadikan sebagai masukan untuk

meningktkan mutu dan kualitas pendidikan di SMA N 2

Kotabumi.

16

G. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Afifatul Luthfiyah, Binar Kharisma Valentina, Fiza

Zulvia Ningrum, Ma‟ruf Islammudin, Zumrotun Program Studi

Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Pekalongan tahun 2021 yang berjudul ―Model

Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create, And Share) Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis‖ dengan hasil

penelitian persentase siswa yang memiliki kemampuan

pemecahkan masalah dengan sangat baik sebesar 20%, persentase

siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan baik

sebesar 72%, persentase siswa dengan kemampuan pemecahan

masalah cukup sebesar 8%. Sedangkan persentase indikator

kemampuan pemecahan masalah paling tinggi adalah

mengidentifikasi kecakupan data untuk memecahkan masalah

sebesar 89,33 %. Sedangkan Persentase indikator kemampuan

pemecahan masalah paling rendah adalah Memeriksa kebenaran

hasil atau jawaban sebesar 64,32%. Melalui model SSCS

menghadirkan siswa dapat melakukan tahapan-tahapan pemecahan

masalah dalam pembelajaran. Dengan SSCS siswa dapat berlatih

dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dari

tahapan-tahapan yang diberikan oleh SSCS.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penegasan judul, latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian tedahulu yang

relevan, sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi gambaran umum dan deskripsi dari model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS),

kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif

dan Hipotesis Penelitian.

17

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan waktu dan tempat penelitian,

Pendekatan dan jenis penelitian rancangan desaign penelitian,

prosedur penelitian dan analisis data.

4. BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data penelitian dan pembahasan

penelitian.

5. BAB V PENUTUP.

Bab ini menjelaskan simpulan dari hasil penelitian dan

rekomendasi.

18

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Yang Digunakan

1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share

(SSCS)

a. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran

Search, Solve, Create, And Share (SSCS)

Pendidikan merupakan suatu sarana yang sangat

penting dalam membedakan manusia dengan makhluk

lainnya hewan juga belajar tetapi masih ditentukan oleh

instingnya.35

Hal ini dapat kita lihat bersama dalam peran

pendidikan dalam mebina dan membimbing generasi bangsa

yang mampu bersaing dalam arus globalisasi, oleh karena itu

pendidikan dituntut untuk memberikan kontribusi pemikiran,

sikap dan tindakan guna menumbuh kembangkan potensi

peradaban manusia menuju keserasian hidup yang

dikehendaki agama, bangsa dan negara. 36

Pizzinietal tahum 1988 mengemukakan bahwa

Model SSCS yaitu suatu model yang mengajarkan proses

untuk pemecahan masalah dan untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan pemecahan masalah. Dalam

implementation hand book oleh Pizzini menjelaskan bahwa

pengertian dari empat langkah tersebut yaitu:

1) Search merupakan proses pencarian fakta dalam

menemukan siapa, apa, dimana, dan bagaimana.

2) Solve yaitu memilah alternatif yang akandigunakan

dalam memecahkan masalah serta merencanakan

langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah tersebut.

35 Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan

Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014), h.5. 36 Chairul Anwar, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan Pneidikan

Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019), h.67.

20

3) Create yaitu aplikasi dari perencanaan dalam proses

solve yaitu penggunaankreativitas berpikir dan

kemampuan analisis.

4) Share yaitu mengkomunikasikan solusi pemecahan

masalah kepada temannya.

b. Kelebihan Model Pembelajaran SSCS

Model pembelajaran Search, Solve, Create, And

Share (SSCS) pertama kali dikemukakan oleh Pizzini pada

tahun 1988. Pizzini et al (1988) mengemukakan bahwa

Model SSCS memiliki suatu keunggulan yaitu dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempraktekan dan mengasah kemampuan pemecahan

masalah dengan tahapan pembelajaran yang meliputi empat

fase yaitu fase search, solve, create, and share. Dalam

model pembelajaran ini menurut Pizzini dan Shepardson

juga bisa digunakan bukan hanya dalam mata pelajaran

sains saja tapi juga bisa digunakan dalam matapelajaran

biologi.37

Kelebihan dari model pembelajaran Search, Solve,

Create and Share (SSCS) dapat melibatkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran dan dapat

meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan

masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah

dalam kehidupan sehari-hari melalui problem solving.38

c. Fase Model Pembelajaran SSCS

Adapun fase-fase dari model pembelajaran ini adalah:

1) Search yang bertujuan untuk mengidentikasi masalah

37Nur Syamsi, ―Pengaruh Model pembelajaran Problem Posing Dengan

Strategi Search, Solve, Create, and Share Terhadap Hasil Belajar Siswa‖, Vol 01,

2012, h.141. 38Pizzini, Edward L, SSCS Implementation Handbook, (Lowa: The

University Of Lowa, 1991), h. 6.

21

2) Solve yang bertujuan untuk merencanakan suatu

penyelesaian masalah tersebut

3) Create yang bertujuan untuk menciptakan penyelesaian

masalah

4) Share yang bertujuan untuk mensosialisasikan

penyelesaian masalah yang telah dilakukan

Pemilihan model pembelajaran yang tepatsangat

mempengaruhi siswa untuk melakukan suatu pembelajaran.

Model pembelajarn SSCS dapat menjadikan peserta didik

menjadi menarik untuk melakukan pembelajaran, mudah

untuk dipahami dan lebih untuk menekankan pada proses

pengajaran dan dapat meningkatkan suatu hasil belajar

siswa.

Tabel 2.1

Fase Model Pembelajaran SSCS

Fase Kegiatan yang dilakukan

Search 1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada

siswa, yang berupa apa yang diketahui, apa yang

tidak diktahui dan apa yang ditanyakan.

2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap

kondisi tersebut

3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil

4. Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk

ide

Solve 1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk

mencari solusi

2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan

berfikir kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal

ini berupa dugaan jawaban

3. Memilih metode untuk memecahkan masalah

4. Mengumpulkan data dan menganalisis

22

Create 1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah

berdasarkan dugaan yang dipilih pada fase

sebelumnya

2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atausalah

3. Menampilkan hasil yang kreatif

Share

1. Berkomunikasi dengan teman sekelompok atau

kelompok lain untuk penemuan suatu solusi masalah

2. Mengartikulasi pemikiran mereka atau menerima

umpan balik

d. Tahap-Tahap Model Pembelajaran SSCS

1) Search, siswa dapat menggali suatu pengetahuan awal

dengan menjawab pertanyaan yang diberikn oleh guru

2) Solve, siswa mendiskusikan pertanyaan yang diberikan

oleh guru untuk memastikan suatu jawaban yang tepat

3) Create, siswa membuat suatu produk yang berkaitan

dengan masalah atau situasi tersebut

4) Share, siswa mempresentasikan proses penyelesaian

masalah secara individu atau kelompok didepan kelas.39

Model pembelajaran Seacrh, Solve, Create,

AndShare (SSCS) petama kali dikembangkan oleh Pizzni

pada tahun 1988 pada mata pelajaran IPA. Pada pendidikan

di Amerika Serikat (US Department ofEducation)

mengeluarkan suatu laporan bahwa model SSCS termasuk

dalam salah satu model yang memperoleh Grant untuk

dikembangakan dan dipakai dalam mata pelajaran biologi

dan IPA.40

39Devi amalia, dkk. ―Pengaruh Penggunaan Model Search, Solve, Create,

Andshare Terhadap Hasil elajar Biologi Materi Virus Siswa Kelas X SMA Al-Masdar

Batang Kuis‖ Jurnal vol.2 no.1 hal 61-62 (2018) 40Nurlaili, dkk. ―Keefektifan odel Pembelajaran SSCS Berbantuan Kartu

Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Vlll di SMPN 2

WiradesaTahn 2012/2013‖. (UnnesJ ournal of Mathematic Education), ISSN : 2252-

6927, Maret 2013 hal.50

23

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

a. Pengertian Pemecahan Masalah

Mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar

merupakan sebagai calon yang akan mendidik peserta didik.

Dalam pembelajaran sangat penting untuk melatih

pemecahan masalah dan komunikasinya karena guru

sebagai agen untuk perubahan dalam sistem pembelajaran

yang memuat konsekuensi untuk melaksanakan

pembelajaran.41

FajarShadiq mengemukakan bahwa akan

jadi masalah jika pertanyaan itu hanya menunjukkan suatu

tantangan (challenge) yang tidak bisa dipecahkan oleh

prosedur yang telah diketahui. Maka dapat disimpulkan

bahwa belajar pemecahan masalah adalah belajar tentang

aturan tingkat tinggi.42

Kemampuan pemecahan masalah (problem solving)

adalah kemampuan individu dalam menggunakan proses

berfikirnya dalam memecahkan suatu masalah melalui

fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alterntif

pemecahan masalah dan memilih pemecahan masalah yang

paling efektif.43

Masalah pada hakikatnya ialah suatu

pertanyaan yang mengundang jawaban. Suatu pertanyaan

mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat,

baik pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sistematis.

Ini berarti, pemecahan suatu masalah menuntut kemampuan

tertentu pada diri individu yang hendak memecahkan

masalah tersebut. Sesuai dalam firman Allah pada surat

Asy-Syura ayat 30 yang berbunyi:

41 Eduard M Albay, ―Analyzing th eEffects o fthe Problem

SolvingApproachtothe Performance andAttitudeof First YearUniversityStudents,‖

SocialSciences&Humanities Open 1, no. 1 (2019), h. 2. 42 Sukriadi Hasibuan,dkk. ―Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

Dan Komunikasi Matematis Mahasiswa PGSD Melalui Pendekatan Saintifik‖(Jurnal

Education dan Development Institut Tapanuli Salatan) vol.7 no.4 November 2019 hal

231 43 Jiani Chen etal., ―Problem-Solving Males Become More Attractive to

Female Budgerigars,‖ Science 363, no. 643 (2019), h. 167.

24

Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu

adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu

sendiri, dan Allah memaafkan sebagai besar dari

kesalahan kesalahanmu”.(QS. Asy-Syura: 30)

Bell (1978) mengemukakan bahwa suatu situasi

dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari

keberadaaan situasi tersebut, mengakui bahwa

situasitersebut memerlukan tindakan dan tidak dengan

segera dapat menemukan pemecahannya.44

Hudoyo (1990)

lebih tertarik melihat suatu masalah dalam kaitannya

dengan prosedur yang digunakan sesorang untuk

menyelesaikan berdasarkan kapasitas kemampuanyang

dimilikinya. Selanjutnya ditegaskan bahwa sesorang dapat

menyelesaikan suatu masalah dengan prosedur rutin tetapi

orang lan dengan cara tidak rutin.45

Baroody (1993) menyatakan bahwa ―masalah‖

dalam biologi adalah suatu soal yang didalamnya tidak

terdapat prosedur rutin yang dengan cepat dapat digunakan

untuk menyelesaikan masalah yang dimaksud. Masalah juga

berarti suatu tugas yang apabila kita membacanya,

melihatnya atau mendengarnya pada waktu tertentu, dan

kita tidak mampu untuk segera menyelesaikan suatu

masalah tersebut paada saat itu juga.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian

tentang masalah (problem) yang telah dikemukakan diatas

dapat disimpulkan bahwa suatu situasi tertentu dapat

44 Siska Apulina Peranginangin, Sahat Saragih, andPargaulan Siagian,

―Development of Learning Materials through PBL with Karo Culture Context to

Improve Students‘ Problem Solving Ability and Self-Efficacy,‖ International Journal

of Mathematics Education 14, no. 2 (2019), h. 266. 45Wahyu Widada etal., ―Ethno mathematics and Outdoor Learning to

Improve Problem Solving Ability,‖ Advances in Social Science, Education and

Humanities Research 295, no. 2 (2019), h. 14.

25

merupakan masalah bagi orang tertentu tetapi belum tentu

merupakan masalah bagi orang lain.46

b. Indikator Pemecahan Masalah

Menurut Polya, indikator kemampuan pemecahan

masalah adalah sebagai berikut: 47

1) Memahami masalah

Memahami masalah adalah salah satu aspek

penting dalam pembelajaran biologi karena keterampilan

pemecahan masalah harus selalu pahami dan diasah

secara terus-menerus.

2) Merancang solusi penyelesaian

Apapun tahap ini menuntun peserta didik untuk

dapat merancang dengan baik solusi dari setiap

permasalahan dengan baik dan efisien.

3) Mengakhiri masalah

Adapun tahap ini menuntun peserta didik dapat

menemukan penyelesaian dari setiap masalah secara

sitematis dan secara benar atau tepat.

4) Memeriksa kembali penyelesaian

Adapun tahap ini menuntun peserta didik untuk

cermat dan teliti dalam memeriksa setiap penyelesaian.

Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004

menjelaskan bahwa indikator pemecahan masalah antara

lain sebagai berikut:48

46Goenawan Roebyanto. ―Pemecahan Masalah Matematika‖ (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya : 2017) h.03 47Erni Aristianti, Hadi Susanto dan Putut Marwoto, "Implementasi Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Komunikasi Ilmiah Siswa SMA", Unnes Physics Education Journal 7 (1) (2018), h.

68. 48 Yulia Pratiwi Siregar, "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Stad Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Di Semester Ii-B

Stkip Tapanuli Selatan Padang sidimpuan", Jurnal Education and development Vol. 1

No. 1 (2016), h. 18.

26

a) Menunjukkan pemahaman masalah.

b) Mengorganisasi data dan memilih informasi yang

relevan dalam pemecahan masalah.

c) Menyajikan masalah secara biologi dalam berbagai

bentuk.

d) Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah

secara tepat.

e) Mengembangkan strategi pemecahan masalah.

f) Membuat dan menafsirkan model biologi dari suatu

masalah.

g) Menyelesaikan masalah yang tidak terurut.

Selain indikator yang diuraikan oleh Dikdasmen,

ada juga beberapa indikator dari pemecahan masalahyang

dikemukakan oleh Sumarmo sebagai berikut:49

a) Mengidentifikasi kecukupan unsur–unsur yang

diketahui, yang ditanyakan dan kecukupan unsur yang

diperlukan.

b) Merumuskan masalah biologi atau menyusun model

biologi.

c) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai

masalah dalam atau diluar biologi.

d) Menafsirkan atau menjelaskan sesuai dengan

permasalahan.

e) Mempelajari ilmu biologi secara efektif.

Indikator pemecahan masalah dalam modifikasi

Tambychik’sTheory, adalah sebagai berikut:

1) Reading and Understanding

Peserta didik membaca dengan cermat soalnya,

kemudian akan sedikit mengerti soal yang telah

diberikan. Kemampuan dalam reading and

understanding ditandai dengan kemampuan peserta didik

untuk menuliskan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dengan benar.

49Ibid.

27

2) Organizing Strategy

Peserta didik mulai menganalisis hasil

berpikirnya dan kemudian mulai merencanakan strategi

penyelesaiannya. Ditandai dengan kemampuan peserta

didik dalam menuliskan rumus yang akan digunakan

dengan benar atau menuliskan strategi penyelesaian yang

digunakan, dan membuat gambar untuk mempermudah

penyelesaian soalnya.

3) Solving the Problem

Peserta didik mengerjakan penyelesaian soalnya

agar mendapatkan jawaban yang benar. Kemampuan

dalam solvingthe problem ditandai dengan kemampuan

peserta didik untuk mengerjakan soal, sesuai dengan

rumus-rumus yang sudah dipilihnya, atau sesuai dengan

strategi penyelesaian yang sudah dipilihnya, atau sesuai

dengan gambar yang sudah dibuatnya.

4) Confirmation of the Process

Peserta didik melakukan pengecekan terhadap

proses pengerjaan yang telah dilaksanakan. Indikator

peserta didik sudah melaksanakan confirmation of the

process ditandai dengan kebenaran langkah-langkah

peserta didik untuk mengerjakan soalnya (algoritmanya

benar). Tidak ditemukan langkah atau prosedur yang salah.

5) Confirmation of the Answer

Peserta didik perlu mengkonfirmasi jawabannya

agar sesuai dengan yang ditanyakan pada soalnya.

Indikator peserta didik sudah melaksanakan confirmation

of the answer ditandai dengan kebenaran jawaban akhir

yang sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soalnya.

Menurut pendapat dari beberapa ahli di atas, indikator

kemampuan berpikir kreatif menurut Polya yang dipakai

peneliti dalam penelitian dengan pertimbangan waktu dan

28

kesesuaian materi, yaitu memahami, merancang

penyelesaian, meyelesaikan sesuai rencana dan memeriksa

kembali.

3. Kemampuan Berpikir Kreatif

a. Pengertian Berpikir Kreatif

Kreatif merupakan perilaku yaitu kemampuan untuk

menerima perubahan dan pembaruan, kengingina untuk

suatu penalaran atau percobaan untuk membuat usahaya

menjadi lebih baik.50

Berfikir kreatif merupakan suatu

kemampuan seseorang utuk meciptakan suatu hal yang ama

sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada

sebelumnya menjadi suatu karya yang baru dilakkan

melaluiinteraksi dengan lingkungannya.51

Siswono juga mengemukakan bahwa “Creative

thinking is thinking that is original and reflective and that

produces a complex product”. Artinya berfikir kreatif

merupakan pemikiran yang asli dan kreatif serta

menghasilkan product yang kompleks.52

Dalam berfikir

kreatif terdapat tiga komponen kunci yaitu kefasihan

(fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty).53

Kemampuan berfikir kreatif mampu mendorong seseorang

untuk terapil memecahkan suatu masalah dan menemukan

50Taufik Rochim. ―Berfikir kritis dan keatif” (Bandung: ITB Press:2018)

h.17 51Lila Puspitasari, Akhsanul In, and Mohammad Syaifuddin, ―Analysis of

Students‘ Creative Thinking in Solving Arithmetic Problems,‖ International Journal

of Mathematics Education 14, no. 1 (2019), h. 50. 52 Nur Afiah Azis. ―Profil Keterampilan Berfikir Kreatif Siswa dalam

Memecahkan Masalah Matematika ditinjau dari Kepribadian‖ (Jurnal Matematika

dan Pembelajaran) vol.6 no.2 Desember 2018 h. 162 53Nanik Wijayati, Woro Sumarni, and Sri Supanti, ―Improving Student

Creative Thinking Skills Through Project Based Learning,‖ UNNES International

Conferenceon Research Innovation and Commercialization 2018 Vol. 2019 (2019), h.

409.

29

alternatif dalam memecahkan suatu masalah yang

berfarias.54

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai makhluk

ciptaan Tuhan tidak pernah lepas dari aktivitas berpikir.

Berpikir sangat penting bagi setiap manusia untuk dapat

memahami suatu informasi, memecahkan masalahnya dan lain

sebagainya. Sesuaidengan firman Allah dalam Al-Qur‘an surat

Al-An‘am ayat 50 yaitu:

Artinya: “Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu,

bahwa perbendaharaan Allahada padaku, dan tidak (pula)

Aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula)Aku

mengatakan kepadamu bahwa Aku seorang malaikat. Aku

tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.

Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang

melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan

(nya)?.”(QS. Al-An‘am: 50).55

b. Indikator Berpikir Kreatif

Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif adalah

sebagai berikut:56

54Tatag Yuli Eko Siswono.‖Profil Keterampilan Berfir Kreatif Siswa dalam

Memcahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadia (Sanguinis, Koleris,

Melankolis, dan Phlegmatis‖ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 1l no.3 2016 h.24 55Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Bandung: PT

Sygma Ekamedia Arkanleema, 2009), h. 133 56Roger E Beatyetal., ―Neuro Image Default Network Contributions to

Episodic and Semantic Processing during Divergent Creative Thinking : A

Representational Similarity Analysis,‖ Neuro Image 209, no. 4 (2020), h. 2.

30

1) Keterampilan berfikir lancar (Fluency)

Keterampilan berfikir lancar (fluency)

termasuk dalam menentukan beberapa ide, jawaban,

pemecahan masalah atau pertanyaan. Mengajukan

beberapa cara atau saran guna menjalankan berbagai hal

dan selalu menyiapkan beberapa jawaban. Hal ini yang

menjadi salah satu ciri yang paling menonjol dari

berfikir kreatif.57

2) Keterampilan Berfikir Luwes (Flexibeliy)

Yaitu keahlian guna mengatasi hambatan

mental dan memecahkan masalah melalui pendekatan.

Tidak terperangkap dengan mengasumsikan peraturan

atau keadaan-keadaan yang tidak dapat diterapkan pada

suatu permasalahan.

3) Keterampilan Berfikir Orisinil (Originality)

Ciri-ciri berfikiroriginal mengarah pada

keunikah dari respon yang tidak biasa, khas dan tidak

sering trjadi hingga mampu menciptakan kombinasi-

kombinasi yang tak terduga dari bagian-bagian atau

unsur-unsur.

4) Keterampilan Merinci (Elaboration)

Kemampuan untuk menguraikan sebuah objek,

gagasan, atau situasi tertentu secara mendetail sehingga

menjadi sesuatu yang lebih menarik.58

B. Kajian Penelitian Relavan

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian ini, penelitian yang dilakukan oleh Tri Aska Wijayanti,

Suharno, and Sri Yamtinah, diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir

57Sanit Srikoon, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak, ―Effectof

5P Model on Academic Achievement, Creative Thinking , and Research

Characteristics,‖ Kasetsart Journal of Social Sciences 39, no. 3 (2018), h. 489. 58Ishaq Nuriadin, Krisna Satrio Prabowo, “Analisis korelasi kemampuan

berfikir kreatif matematik terhadap hasil belajar matematika peserta didik SMPN 13

Lurangan Kuningan Jawa Barat”2013, hlm. 68

31

kreatif peserta didik, kemampuan berpikir kreatif peserta didik

lebih baik menggunakan model SSCS daripada model

konvensional.59

Kemudian penelitian dilakukan oleh Delta Aringga

Rakhmi, Kartono, Zaenuri Mastur, hasil yang didapatkan bahwa

pembelajaran SSCS efektif untuk meningkatkan kemampuan

Berfikir Kreatif matematis peserta didik.60

Selanjutnya penelitian

yang dilakukan oleh Yusnaeni etal., diperoleh hasil bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap kemampuan berpikir

kreatif pada peserta didik dengan akademik yang rendah.61

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Eka Senjayawati dan

Martin Bernard, hasil yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan

kemampuan penalaran antara mahasiswa dalam kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kemampuan penalaran masih cukup baik.62

Kemudian penelitian berikutnya dilakukan oleh Burhanudin

Milama, Evi Sapinatul Bahriah dan Amaliyyah Mahmudah, hasil

yang didapatkan bahwa pemmbelajaran menggunakan model SSCS

dapat mengasah dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

peserta didik.63

Perbedaan beberapa penelitian tersebut dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti akan melakukan

penelitian tentang pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap

kemampuan pemecahan masalah dan kemampan berpikir kreatif

peserta didik.

59Tri Aska Wijayanti, Suharno, and Sri Yamtinah, ―Need Analysis

OfSearch, Solve, Create, AndShare (SSCS) Learning Model To Improve Students‘

Creative Thinking Skills In Thematic Learning,‖ Journal International Multi

disciplinary2, no. 3 (2019), h. 9. 60Delta Aringga Rakhmi,Kartono, Zaenuri Mastur, Op. Cit: 117. 61Yusnaeni etal.,―Creative Thinking of Low Academic Student Undergoing

Search Solve Create and Share Learning Integrated with Metacognitive Strategy,‖

International Journal of Instruction 10, no. 2 (2017), h. 245. 62Eka Senjayawati, Martin Bernard, "Penerapan Model Search-Solve-

Create-Share Untuk Mengembangkan Kemampuan Penalaran Matematis Berbantuan

Software Geogebra 4.4", MAJU Vol. 5 No. 1 (2018), h. 66. 63Burhanudin Milama, Evi Sapinatul Bahriah, Amaliyyah Mahmudah,Op.

Cit: 112.

32

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel

yang diungkapkan dalam definisi konsep secara operasional, secara

praktik, nyata dalam lingkup penelitian atau objek yang diteliti,

pada penelitian ini variaebel yang digunakan adalah variabel bebas

dan variabel terikat.

1) Variaebel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran

Search, Solve, Create and Share (SSCS), variaebl bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi disebut juga dengan

variabel X.

2) Variabel terikat pada penelitian ini adalah Kemampuan

pemecahan masalah peserta didik dengan lambang Y1 dan

kemampuan berpikir kreatif peserta didik dengan lambang Y2,

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas.

Gambar 2.1

Variabel Penelitian

D. Kerangka Berpikir

Pada proses pembelajaran di sekolah, pendidik masih

menerapkan model pembelajaran konvensional dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.Peserta didik

juga terlihat masih kurang aktif dan percaya diri dalam

pembelajran dikelas. Pembelajaran tersebut membuat diri peserta

didik menjadi terpaku kepada penjelasan materi dari pendidik,

sehinggakreativitas dalam menyelesaikan masalah biologi peserta

didik menjadi kurang. Oleh karena itu peneliti memberikan solusi

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran SSCS guna

X

Y1

Y2

33

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan

pemecahan masalah peserta didik.

Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dalam kegiatan belajar biologidengan

menerapkan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share

(SSCS) diharapkan lebih baik dari model pembelajaran

konvensional. Pada penelitian ini, model yang diterapkan oleh

peneliti dalam kelas eksperimen adalah model pembelajaran

Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dan pada kelas kontrol

adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran

SSCS menurut peneliti dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan

masalahdiharapkan dapat meningkat setelah diterapkannya setiap

langkah model pembelajaran SSCS. Dimana langkah dari model

SSCS yaitu langkah pencarian yang tujuannya untuk

mengidentifikasi masalah, langkah pemecahan yang tujuannya

untuk merencanakan pemecahan masalah, langkah menciptakan

yang tujuannya untuk melaksanakan. pemecahan masalah, dan

langkah berbagi yang tujuannya untuk mensosialisasikan

penyelesaian masalah yang dilakukan. Langkah-langkah model

pembelajaran SSCS tersebut diharapkan dapat melatih setiap

indikator dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan

pemecahan masalah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil

dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

34

Solusi dalam menyelesaikan masalah tentang

rendahnya kemampuan berpikir kreatif dan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik

dengan menerapkan model pembelajaran Search,

Solve, Create, and Share (SSCS).

Diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif peserta

didik.

Diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah

peserta didik.

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Peserta didik pasif dalam proses

pembelajaran dikelas.

Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik masih tergolong rendah karena

tidak terasah dengan baik.

Model pembelajaran Search, Solve, Create, and

Share (SSCS) dapat mendorong keaktifan

kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kegiatan Pembelajaran Peserta Didik Di Sekolah

Masih berpusat pada pendidik (Teacher Centred)

dan kegiatan pembelajaran masih menerapkan

model pembelajaran konvensional.

35

E. Penggunaan Hipotesis

Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan menerapkan cara

atau metode yang cocok dengan permasalahan yang diteliti. Dalam

pengujian hipotesis dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang

berkaitan dengan penarikan kesimpulan.64

Berikut ini adaalah

hipotesis yang akan peneliti gunakan:

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut peneliti yaitu dugaan sementara

mengenai suatu masalah dan akan dilakukan penelitian guna

menyelesaikan permasalahan. hipotesis penelitian dalam

penelitian ini yaitu:

a. Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap

kemampuan pemecahan masalah.

b. Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS terhadap

kemampuan bepikirkreatif.

2. Hipotesis Statistik

a. (Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran

SSCS terhadap kemampuan pemecahan masalah).

(Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS

terhadap kemampuan pemecahan masalah).

b. (Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran

SSCS terhadap kemampuanbepikirkreatif).

(Terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS

terhadap kemampuan bepikirkreatif).

64Mohammad Ali, et.al, Metodologi & Aplikasi Riset Pendidikan (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2014), h.296.

73

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Bambang Sri. ―Meningkatkan Kemampuan Generalisasi

Matematis Melalui Discovery Learning Dan Model

Pembelajaran Peer Led Guided Inquiry‟. Al-Jabar:Jurnal

Pendidikan Matematika 7, No. 1 (2016): 6-17.

Anwar, Bambang, and Dan Arif Hidayat. ―Pengaruh Collaborative

Learning Dengan Teknik Jumping Task Terhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Peserta didik.‖

Jurnal Pembelajaran Sains 1, no. 2 (2017): 15–25.

Afifah, Nurul, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal

Elementary, voll 1. no (2015)

Albay, Eduard M, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving

Approach to the Performance and Attitude of First Year

University Students‘, Social Sciences & Humanities Open,

2019, 2

Andayu, Syulbi, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of

Search, Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To

Improve Students Learning Achievement on the Subject of

Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2

Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018)

Anwar, Chairul, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik

Hingga Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam

Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017)

Anwar, chairul , Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah

Tinjauan Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014)

Anwar, chairul, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan

Pneidikan Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019)

Aringga Rakhmi, Delta, Kartono, and Zaenuri Mastur,

‗Constructtivism Mathematics Learning with Search, Solve,

74

Create, and Share (SSCS) Model to Improve Mathematics

Disposition and Student Concept Understanding of Limit

Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes

Journal of Mathematics Education Research, 7 (2) (2018)

Aristianti, Erni, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau

Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat

Menggunakan Model Pebelajaran SSCS (Search, Solve,

Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,

No (2018)

Asih, Aningsih Dan Tri Sri Noor, ‗Analisis Kemampuan Berfikir

Kreatif Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada

Model Concept Attainment‘, Unnes Journal Of Mathematics

Education Research, Vol. 6, No (2017), 217

Azrai putri, Eka, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗PENGARUH

GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER,

ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN‘, JURNAL PENDIDIKAN

BIOLOGI (BIOSFERJPB), volume 10 (2017)

Chen etal, Jiani, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to

Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019)

Dora Riani, Eka, and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi

Bermuatan Karakter Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian Values

and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018)

Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam

Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika‘, Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika, vol 4, no (2015), 127

75

Haq, I.M, Suyono, Deniyanti, P., ‗Pengaruh Pembelajaran Search

Solve Create and Share Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Dan Self Concept Ditinjau Dari Pengetahuan Awal

Matematika‘, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika,

13.2 (2020)

Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, Diana Rochintaniawati, ‗Analisis

Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran

Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology Education, vol 1, no

(2018)

I wayan, K, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa

Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016)

Ismail, Ilyas, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

———, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)

Mabrur Haslan, Yuliatin, Anwar, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal

Pendidikan Sosial Dan Keberagaman, Vol. 4 No. (2018)

Meika, Ika, Ina Ramadina, Asep Sujana, and Ratu Mauladaniyati,

‗Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran SSCS‘, Jurnal Cendekia :

Jurnal Pendidikan Matematika, 5.1 (2021), 383–90

<https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.388>

Milama, Burhanudin, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share

(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking

Skills‘, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No

(2017)

Nasional, Departemen Pendidikan, Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016)

P, Inge W. S., ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem

76

at Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4,

no (2017)

Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. 12 (Jakarta: Rajawali Pers,

2012)

Periartawan, Eka, Wayan Widiana, Jurusan Pendidikan, Guru

Sekolah, and Universitas Pendidikan Ganesha, ‗PENGARUH

MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP KELAS IV

DI GUGUS XV KALIBUKBUK‘, 2014

Puspita, Laila, Nanang Supriadi, and amanda diah Pangestika,

‗PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE

PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK

DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI

KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUNG‘, BIOSFER Jurnal

Tadris Pendidikan Biolog, Vol. 9 no. (2018)

Puspitasari, Laila, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin,

‗Analysis of Students‘ Creative Thinking in Solving

Arithmetic Problems‘, International Journal of Mathematics

Education, 14, 1 (2019)

Ramdani, rami rizka, Nyoman Sridana, Baidowi, and Laila Hayati,

‗Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Ditinjau Dari Tingkat Self-Confidance Peserta Didik Kelas

VIII‘, Griya Journal of Mathematics Education and

Application, Volume 1 N (2021)

RI, Depertemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita

(Bandung: JABAL, 2010)

Rodi, S, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau

Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘,

Jurnal RPM (Riset Pendidikan Matematika, VOL 4, NO

(2017)

77

sain hanafy, Muh, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan,

vol 1, no (2014)

Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, Nandang Mufti, ‗Keterampilan

Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create,

And Share (SSCS) Problem Solving Disertai Conceptual

Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum Newton‘, Jurnal

Pendidikan, vol 3, no (2018), 968

Shoit, and Masrukan, ‗Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau

Dari Rasa Ingin Tahu Pada Pembelajaran Problem Posing

Berbasis Open Ended Problem Dengan Performance

Assessment‘, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4

(2021), 37–48

Srikoon, Sanit, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak,

‗Effectof 5P Model on Academic Achievement, Creative

Thinking, and Research Characteristics‘, Kasetsart Journal of

Social Sciences, 39, no.3 (2018)

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,

2016)

Suhardi, Didik, ‗PERAN SMP BERBASIS PESANTREN SEBAGAI

UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER

KEPADA GENERASI BANGSA‘, Jurnal Pendidikan

Karakter, 2012, 13

Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya (Jakarta: Rhineka

Cipta, 2008)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2009)

Afifah, Nurul, ‗Problematika Pendidikan Di Indonesia‘, Journal

Elementary, voll 1. no (2015)

78

Albay, Eduard M, ‗Analyzing the Effects of the Problem Solving

Approach to the Performance and Attitude of First Year

University Students‘, Social Sciences & Humanities Open,

2019.

Andayu, Syulbi, Susilawat, and Sri Haryati, ‗Implementation of

Search, Solve, Create and Share (Sscs) Learning Model To

Improve Students Learning Achievement on the Subject of

Solubility Equilibrium in Class XI Science SMAN 2

Pekanbaru‘, JOM FKIP, 5, NO 2 (2018)

Anwar, Chairul, Buku Terlengkap Teori-Teori Pendidikan Klasik

Hingga Kontemporer Formula Dan Penerapan Dalam

Pembelajaran (Yogyakarta: IRCiSoD, 2017)

Anwar, Chairul, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah

Tinjauan Filosofis (Yogyakarta: SUKA Press, 2014)

Anwar, Chairul, Multikulturalisme, Globalisasi Dan Tantangan

Pneidikan Abad Ke-21 (Yogyakarta: DIVA Press, 2019)

Aringga Rakhmi, Delta, Kartono, and Zaenuri Mastur,

‗Constructtivism Mathematics Learning with Search, Solve,

Create, and Share (SSCS) Model to Improve Mathematics

Disposition and Student Concept Understanding of Limit

Function Materials of XI Natural Science Class‘, Unnes

Journal of Mathematics Education Research, 7 (2) (2018)

Aristianti, Erni, ‗Selain Itu Agar Peserta Didik Lebih Aktif Atau

Pembelajaran Bersifat Student Centre Maka Dapat

Menggunakan Model Pebelajaran SSCS (Search, Solve,

Created and Share)‘, Unnes Physics Education Journal, vol 7,

No (2018)

79

Asih, Aningsih Dan Tri Sri Noor, ‗Analisis Kemampuan Berfikir

Kreatif Matematika Ditinjau Dari Rasa Ingin Tahu Siswa Pada

Model Concept Attainment‘, Unnes Journal Of Mathematics

Education Research, Vol. 6, No (2017), 217

Azrai putri, Eka, Ernawati, and Gita Sulistianingrum, ‗PENGARUH

GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER,

ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR)

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN‘, JURNAL PENDIDIKAN

BIOLOGI (BIOSFERJPB), volume 10 (2017)

Chen etal, Jiani, ‗Problem-Solving Males Become More Attractive to

Female Budgerigars‘, Science, 363 no. 64 (2019)

Dora Riani, Eka, and Dkk, ‗Pengaruh Model Pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Biologi

Bermuatan Karakter Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

Dan Kemampuan Pemecahan Masalah‘, Indonesian Values

and Character Education Journal, vol 1 no 2 (2018)

Fatqurhohman, ‗Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dalam

Menyelesaikan Masalah Bangun Datar ―, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika‘, Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika, vol 4, no (2015), 127

Haq, I.M, Suyono, Deniyanti, P., ‗Pengaruh Pembelajaran Search

Solve Create and Share Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Dan Self Concept Ditinjau Dari Pengetahuan Awal

Matematika‘, Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika,

13.2 (2020)

Hilman M. Firdaus, Ari Widodo, Diana Rochintaniawati, ‗Analisis

Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Proses Pengembangan

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smp Pada Pembelajaran

Biologi‘, Indonesia Journal Of Biology Education, vol 1, no

(2018)

80

I wayan, K, ‗Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Biologi Siswa

Dikota Mataram‘, Jurnal Ilmiah Biologi, VOL 2, NO (2016)

Ismail, Ilyas, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

Sugiono, Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)

Mabrur Haslan, Yuliatin, Anwar, ‗Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar Anak Berhadapan Dengan Kasus Hukum‘, Jurnal

Pendidikan Sosial Dan Keberagaman, Vol. 4 No. (2018)

Meika, Ika, Ina Ramadina, Asep Sujana, and Ratu Mauladaniyati,

‗Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran SSCS‘, Jurnal Cendekia :

Jurnal Pendidikan Matematika, 5.1 (2021), 383–90

<https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.388>

Milama, Burhanudin, ‗The Effect of Search, Solve, Create, And Share

(SSCS) Learning Model towards Student‘s Critical Thinking

Skills‘, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran IPA, Vol 3, No

(2017)

Nasional, Departemen Pendidikan, Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2016)

P, Inge W. S., ‗Creatif Thinking Skill in Solving Similallarity Problem

at Junior High School 11 of Jember‘, Jurnal Edukasi, vol 4,

no (2017)

Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet. 12 (Jakarta: Rajawali Pers,

2012)

Periartawan, Eka, Wayan Widiana, Jurusan Pendidikan, Guru

Sekolah, and Universitas Pendidikan Ganesha, ‗PENGARUH

MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP KELAS IV

DI GUGUS XV KALIBUKBUK‘, 2014

81

Puspita, Laila, Nanang Supriadi, and amanda diah Pangestika,

‗PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE

PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI TEKNIK

DIAGRAM VEE TERHADAP KETERAMPILAN

BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI FUNGI

KELAS X MAN 2 BANDAR LAMPUNG‘, BIOSFER Jurnal

Tadris Pendidikan Biolog, Vol. 9 no. (2018)

Puspitasari, Laila, Akhsanul In, and Mohammad Syaifudddin,

‗Analysis of Students‘ Creative Thinking in Solving

Arithmetic Problems‘, International Journal of Mathematics

Education, 14, 1 (2019)

Ramdani, rami rizka, Nyoman Sridana, Baidowi, and Laila Hayati,

‗Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Ditinjau Dari Tingkat Self-Confidance Peserta Didik Kelas

VIII‘, Griya Journal of Mathematics Education and

Application, Volume 1 N (2021)

RI, Depertemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan Untuk Wanita

(Bandung: JABAL, 2010)

Rodi, S, ‗Keefektifan Model Search, Solve, Create, and Share Ditinjau

Dari Prestasi, Penalaran Matematis, Dan Motivasi Belajar‘,

Jurnal RPM (Riset Pendidikan Matematika, VOL 4, NO

(2017)

sain hanafy, Muh, ‗Konsep Dan Pembelajaran‘, Lentera Pendidikan,

vol 1, no (2014)

Shofi Hikmatuz Zahroh, Parno, Nandang Mufti, ‗Keterampilan

Pemecahan Masalah DenganModel Search, Solve, Create,

And Share (SSCS) Problem Solving Disertai Conceptual

Problem Solving (CPS) Pada Materi Hukum Newton‘, Jurnal

Pendidikan, vol 3, no (2018), 968

82

Shoit, and Masrukan, ‗Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau

Dari Rasa Ingin Tahu Pada Pembelajaran Problem Posing

Berbasis Open Ended Problem Dengan Performance

Assessment‘, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 4

(2021), 37–48

Srikoon, Sanit, Tassanee Bunterm, and Teerachai Nethanomsak,

‗Effectof 5P Model on Academic Achievement, Creative

Thinking, and Research Characteristics‘, Kasetsart Journal of

Social Sciences, 39, no.3 (2018)

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: K E N C A N A,

2016)

Suhardi, Didik, ‗PERAN SMP BERBASIS PESANTREN SEBAGAI

UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER

KEPADA GENERASI BANGSA‘, Jurnal Pendidikan

Karakter, 2012, 13

Teknologi Pembelajaran Landasan Dan Aplikasinya (Jakarta: Rhineka

Cipta, 2008)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2009)


Recommended