+ All Categories
Home > Documents > Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran Berbasis Komoditas Perikanan...

Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran Berbasis Komoditas Perikanan...

Date post: 26-Feb-2023
Category:
Upload: its
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
7
Abstrak- Pulau Poteran memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dalam meningkatkan kesejahteraan masayarakat, mengingat masih banyak masyaarakat yang prasejahtera, dan hampi 62% dari total penduduk dikategorikan hidup di bawah garis kemiskinan diperlukan pengembangan yang memanfaatkan potensi lokal di Pulau Poteran. Potensi tersebut salah satunya pada sektor perikanan. Dimana sektor Perikanan di setiap desa memiliki komoditas unggulan yang komparatif. Berdasarkan nilai LQ diketahui hampir di setiap desa memiliki komoditas unggulan komparatif dari komoditas rumput laut. Oleh karena itu yang selanjutnya dikembangakan berdasarkan konsep Pengembangan Ekonomi Lokal. Kata kunci: pengembangan sektor perikanan, pengembangan ekonomi lokal, Location Quotient (LQ), keunggulan komparatif. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat dilakukan dengan apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Kata pengembangan identik dengan keinginan menuju perbaikan kondisi disertai kemampuan untuk mewujudkannya ( Alkadri,2001). Sehingga dapat disimpulkan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengubah potensi yang terbatas sehingga menimbulkan potensi yang baru untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah merupakan upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial- budaya, ekonomi, lingkungan fisik dan kelembagaan dalam suatu kerangka perencanaan dan pengelolaan pembagunan yang terpadu. (Alkadri, 1999). Dahuri (2001), mengatakan salah satu ruang yang memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan wilayah adalah wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang beragam, baik sumber daya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu wilayah ini juga memilki aksesibilitas yang sangat baik untuk untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti transportasi, pelabuhan, industri, permukiman, dan pariwisata. Akan tetapi pembangunan wilayah pesisir harus memperhatikan keseimbangan antara tingkat pembangunan dan daya dukung lingkungan serta keseimbangan pembangunan antar daerah. pengembangan wilayah harus menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian wilayah dan lokal, sehingga wilayah dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Srategi pengembangan wilayah yang bertumpu pada sumberdaya lokal ini dikenal sebagai konsep pengembangan ekonomi lokal (local economic development). Salah satu indikator ekonomi yang diperlukan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah diperlukan adanya penentuan sektor basis (unggulan) untuk memberikan pengaruh yang memiliki peranan dalam suatu perekonomia daerah sehingga kemajuan dan kemunduran sektor ini akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian daerah. Teori basis merupakan dasar dalam penetntuan sektor basis digunakan untuk mengetahui potensi atau peranan suatu sektor yang menjadi unggulan dalam perekonomian daerah dan efek yang ditimbulkan. (Richadson, 2002). Bertambahnya aktivitas sektor basisi dalam suatu daerah akan menambah pendapatan suatu daerah akibat peningkatan permintaan barang/jasa pada suatu daerah. Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran Berbasis Komoditas Perikanan Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Norul Fajariyah Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]
Transcript

Abstrak- Pulau Poteran memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dalam meningkatkan kesejahteraan masayarakat, mengingat masih banyak masyaarakat yang prasejahtera, dan hampi 62% dari total penduduk dikategorikan hidup di bawah garis kemiskinan diperlukan pengembangan yang memanfaatkan potensi lokal di Pulau Poteran. Potensi tersebut salah satunya pada sektor perikanan. Dimana sektor Perikanan di setiap desa memiliki komoditas unggulan yang komparatif. Berdasarkan nilai LQ diketahui hampir di setiap desa memiliki komoditas unggulan komparatif dari komoditas rumput laut. Oleh karena itu yang selanjutnya dikembangakan berdasarkan konsep Pengembangan Ekonomi Lokal.

Kata kunci: pengembangan sektor perikanan,

pengembangan ekonomi lokal, Location Quotient (LQ), keunggulan komparatif.

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Pengembangan adalah kemampuan

yang ditentukan oleh apa yang dapat dilakukan dengan apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Kata pengembangan identik dengan keinginan menuju perbaikan kondisi disertai kemampuan untuk mewujudkannya ( Alkadri,2001). Sehingga dapat disimpulkan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengubah potensi yang terbatas sehingga menimbulkan potensi yang baru untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah merupakan upaya membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan spasial dengan mempertimbangkan aspek sosial-budaya, ekonomi, lingkungan fisik dan kelembagaan dalam suatu kerangka perencanaan dan pengelolaan pembagunan yang terpadu. (Alkadri, 1999).

Dahuri (2001), mengatakan salah satu

ruang yang memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan wilayah adalah wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang beragam, baik sumber daya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu wilayah ini juga memilki aksesibilitas yang sangat baik untuk untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti transportasi, pelabuhan, industri, permukiman, dan pariwisata. Akan tetapi pembangunan wilayah pesisir harus memperhatikan keseimbangan antara tingkat pembangunan dan daya dukung lingkungan serta keseimbangan pembangunan antar daerah. pengembangan wilayah harus menjadi suatu upaya untuk menumbuhkan perekonomian wilayah dan lokal, sehingga wilayah dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Srategi pengembangan wilayah yang bertumpu pada sumberdaya lokal ini dikenal sebagai konsep pengembangan ekonomi lokal (local economic development).

Salah satu indikator ekonomi yang diperlukan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah diperlukan adanya penentuan sektor basis (unggulan) untuk memberikan pengaruh yang memiliki peranan dalam suatu perekonomia daerah sehingga kemajuan dan kemunduran sektor ini akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian daerah.

Teori basis merupakan dasar dalam penetntuan sektor basis digunakan untuk mengetahui potensi atau peranan suatu sektor yang menjadi unggulan dalam perekonomian daerah dan efek yang ditimbulkan. (Richadson, 2002). Bertambahnya aktivitas sektor basisi dalam suatu daerah akan menambah pendapatan suatu daerah akibat peningkatan permintaan barang/jasa pada suatu daerah.

Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran Berbasis Komoditas Perikanan Sebagai Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Norul Fajariyah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected]

Pulau Poteran salah satu wilayah kepulauan di Kabupaten Sumenep yang memiliki potensi cukup besar di sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya. hal tersebut sangat mendukung Rencana Tata Ruang Kabupaten Sumenep tahun 2011- 2031, dimana Pulau Potearan dari sektor perikannya diarahkan pada pengembangan budidaya perikanan air laut dan budidaya ikan karang. Berdasarkan pengembangannya Pulau Poteran , tercatat produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan di Kecamatan Talango cukup tinggi yang mencapai 1.204,6 ton dengan nilai Rp12.046.000 setiap harinya dengan jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor periaknan sebanyak 1.432 KK. (kecamatan Talango Dalam Angka,2013).

Dari sektor perikanan budidaya rumput laut di Pulau Poteran juga memiliki potensi yang sangat besar, dimana menurut Kecamatan Talango Dalam Angka tahun 2013 jumlah produksi rumput laut sebesar 58.027,61 Kg dengan nilai Rp 97.969.555 rupiah setiap tahunnya. Berdasarkan potensi perikanan dan budidaya yang dimiliki oleh Pulau Poteran ini mampu menyebabkan efek pengganda (multiplier effect) dari sektor tersebut sehingga akan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat karena akan memperbesar kesempatan bekerja melalui terciptanya lapangan kerja baru.

Namun pada kenyatannya dengan potensi perikan yang besar tersebut, masyarakat belum mampu memanfaatkan potensi lokal tersebut sehingga masih terdapat peningkatan masyarakat yang pra sejahtera pada tiap tahunnya Serta Sumber daya manusia teridentifikasi 70% dari jumlah penduduk Pualu Poteran merupakan lulusan SD.serta hampi 62% dari total penduduk dikategorikan hidup di bawah garis kemiskinan. (Racman, 2012).

Oleh Karena itu diperlukan pengembanagn potensi lokal sebagai upaya peningkatan kesejahteran masyarakat Pulau Poteran dengan mengetaui sektor basis yang kompetitif dan unggul sehingga dapat dikembangkan menjadi potensi relative perekonomian Pulau Poteran.

Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui potensi pengembangan ekonomi

lokal Kawasan Pesisir Pulau Poteran berbasis Sub Sektor Perikanan sebagai upaya peningkatan kesejahteran ekonomi masyarakat. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis komoditas unggulan sub sektor

perikanan Kawasan Pesisir Pulau Poteran di tiap desa.

Ruang Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dalam penelitian

ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi lokal dalam upaya meningkatkan kesejahteran ekonomi masyarakat.

Metode Pendekatan Dalam melakukan penelitian ini

digunakan pendekatan penelitian yang berbentuk pendekatan rasionalistik membangun kebenaran teori secara empiri atau bersumber pada fakta empiri. Artinya dibangun berdasarkan pengamatan indera atau secara nalar yang kemudian didukung oleh landasan teori.

Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah

metode deskriptif kuantitatif, yang dilakukan dengan survei sekunder untuk mendapatkan data. Kemudian dianalisis menggunakan perhitungan keunggulan komparatif dan Analisis Location Quotient (LQ). Berikut penjelasan keunggulan komparatif dan Analisis Location Quotient (LQ): 1. Analisis Keunggulan Komparatif

Analisis ini digunakan untuk mengetahuo suatu kegiatan ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi perkembangan daerah. Diman analisi ini dapat dihitung menggunakan rumus:

Rumus: 푵풊풍풂풊푻풂풎풃풂풉푻풊풂풑푫풆풔풂

푵풊풍풂풊푻풂풎풃풂풉푷풖풍풂풖푷풐풕풆풓풂풏 X 100%

2. Analisis Location Quotient (LQ).

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan besar kebcilnya peranan dan mengidentifikasi sektor/subsector ekonomi potensial (sektor basisis), yang memiliki Comparatifadventages di suatu daerah. Menurut hood (1998), Location Quotient (LQ) adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Teknik LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur

konsentrasi relative kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi. Analisi LQ dapat di hihitung menggunakan rumus:

LQ = 푽풊풌/푽풌

푽풊풑/푽풑

Ketengan: Vik = Nilai produksi komoditas i di desa k Vk = Total nilai produksi semua komoditas di desa k Vip = Nilai produksi komoditas i di daerah referansi p (Pulau Poteran) Vp = Total nilai produksi semua komoditas di daerah referensi p (Pulau Poteran)

Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas , maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat ditemukan yaitu (Bendavid-Val,1991): 1. Nilai LQ di sektor i=1, menunjukkan bahwa

laju pertumbuhan komoditas di desa tersebut adalah sama dengan laju pertumbuhan komoditas yang sama dalam perekonomian di Pulau Poteran. Berikut hasil perhitungan SLQ tiap sektor perekonomian di Pulau Poteran.

2. Nilai LQ di sektor i>1, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan komoditas di desa tersebut lebih besar dibanding laju pertumbuhan komoditas yang sama dalam perekonomian di Pulau Poteran

3. Nilai LQ di sektor i<1, menunjukkan bahwa laju pertumbuhan komoditas di desa tersebut lebih kecil dibanding laju pertumbuhan komoditas yang sama dalam perekonomian di Pulau Poteran

II. ANALISA PENGEMBANGAN

EKONOMI LOKAL Gambaran Umum Pulau Poteran merupakan sebuah pulau

yang terletak di sebelah Tenggara Pulau Madura. Secara georafis pulau Poteran terletak pada 113, 920 – 114, 080 LS dan 7, 040 – 7, 120 BT dan hanya dipisahkan dengan laut yang berjarak 25 km dan ditempuh dalam 5 menit menggunakan perahu ataupun kapal dari ujung Pulau Madura. Pulau Poteran termasuk pulau dengan tingkat kemiringan rata – rata kurang dari 30% dan merupakan pulau yang berada pada ketinggian 500 m dpl yang termasuk dalam kategori dataran rendah.

Berdasarkan data yang didapatkan

melalui Bappeda Kabupaten Sumenep tahun 2011 luas Pulau Poteran mencapai 49, 8 km2. Secara administratif, pulau Poteran ini merupakan sebuah kecamatan tersendiri yaitu Kecamatan Talango dalam Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pulau Poteran terdiri dari 8 desa yang meliputi:

Tabel 1. Luas Desa di Pulau Poteran No Desa Jumlah

Dusun Luas

(Km2) Psentase

(%) 1 Pedike 7 5.69 11.32 2 Cabbiya 6 5.41 10.76 3 Essang 7 5.49 10.92 4 Kombang 6 6.31 12.55 5 Poteran 8 5.99 11.92 6 Palasa 8 8.43 16.77 7 Gapurana 14 9.28 18.46 8 Talango 6 3.67 7.3

Jumlah 62 50.27 100 Sumber: Kecamatan Talango dalam Angka, 2013

Jumlah penduduk tahun 2012 diwilayah perencanaan sejumlah 37.026 jiwa yang tersebar pada 8 desa. Berdasarkan tabel tersebut desa yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi yaitu 7.736 jiwa adalah Desa Gapurana:

Tabel 2. Jumlah Desa di Pulau Poteran

Desa Jumlah Penduduk

2009 2010 2011 2012 Padike 4774 4935 4736 4541

Cabbiya 3553 2615 3515 2899

Essang 5052 4533 5014 3784

Kombang 4062 4314 4024 3340

Poteran 4952 4505 4909 4380

Palasa 4778 4713 4740 4551

Gambar 1. Peta Pulau Poteran

Gapurana 8289 9672 8245 7736

Talango 6133 6149 6095 5795

Jumlah 41593 41436 41278 37026

Sumber: Kecamatan Talango Dalam Angka, 2008-2013

Dengan jumlah penduduk tersebut keberadaan kelurga pra sejahtera di Pulau Poteran juga dinilai cukup tinggi. Berdasarkan data statistik Kecamatan Talango dalam hal jumlah keleurga sejahtera, terdapat peningkatan jumlah keluarga yaitu sebanyak 2.643 KK pada tahun 2007 meningkat sebanyak 2.676 KK pada tahun 2011 dengan jumlah masyarakat prasejatera terbanyak pada desa Gapurana . Berikut akan dijelaskan jumlah keluarga pra sejahtera pada masing- masing desa di Kecamatan Talango.

Sektor perikanan di Pulau Poteran

mengalami perkembangan kearah positif tiap tahunnya. Terlihat pada tahun 2011 hingga 2013 sektor perikanan di pulau ini meningkat antara 15%-20%. Hasil produksi perikanan tangkap meningkat sekitar 15% tiap tahunnya, sedangkan komoditas rumput laut mengalami peningkatan sekitar 20% tiap tahunnya. Hasil produksi sektor perikanan, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan di Pulau Poteran Tahun 2011-2013

(kg) No

Komoditas

Tahun 2011 2012 2013

1 Perikanan tangkap

1.034.370 1.189.530* 1.367.960

2 Rumput laut

47.023.760

56.428.120*

67.713.740

Sumber: Survey Primer, 2014 dan *BPS Kabupaten Sumenep, 2013

Potensi sektor perikanan di Pulau Poteran dapat dilihat dari beberapa data sub sektor perikanan dimana Komoditas perikanan

yang dapat ditemukan di Pulau Poteran antara lain ikan teri nasi, rajungan, ikan lain-lain (kakap, tongkol, cakalang, dll) dan rumput laut..Jumlah produksi perikanan di pulau Poteran dapat dilihat dari data brikut ini: Tabel 4. Jumlah Produksi Perikanan di Pulau

Poteran Tahun 2011-2013 (kg) No Desa Produksi (kg)

Teri Nasi

Rajungan

Ikan Lain-lain

Rumput Laut

1 Padike 88.321 1.104 0 11.574.999 2 Cabbiya 0 0 110.401 11.574.999

3 Essang 331.202 5520 0 8.681.249 4 Komban

g 2.650 6524 268.642 0

5 Poteran 1.325 0 0 7.234.374

6 Palasa 1.325 2.208 0 8.681.249 7 Gapuran

a 176.641 2.208 0 0

8 Talango 0 0 202.401 8.681.249

Jumlah 601.463

6.624 581.443 56.428.119

Sumber: Kabupaten Sumenep Dalam Angka, 2013

Analisa Dalam menentukan komoditas ungulan

yang komparatif di Pulau Poteran dapat digunankan beberapa analisa: 1. Analisa Keunngula Komparatif

Dengan analisis keungula komparatif ini dapat mengetui prospek untuk mengtahui komoditas perikanan tersebut layak untuk dikembangkan baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun untuk pasar tetangga.

Dari bebrapa jenis komoditas perikanan tersebut akan menunjukkan komoditas unggulan di Pulau Poteran sehingga dari komoditas tersebut nantinya dapat dikembangkan. Oleh karena dari hasil perhitungan analisis keunggulan komparartif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Perhitungan Analisis Keunngulan Komparatif

No Desa Produksi (kg)

Teri Nasi

Rajungan

Ikan Lain-lain

Rumput Laut

1 Padike 14,68 %

16,66% 0 20,51%

2 Cabbiya 0 0 18,98% 20,51% 3 Essang 55,06% 83,33% 0 15,38% 4 Komban

g 0,44% 98,49% 46,20% 0

5 Poteran 0,22% 0 0 12,82% 6 Palasa 0,22% 33,33% 0 15,38% 7 Gapuran

a 29,36% 33,33% 0 0

8 Talango 0 0 34,81% 15,38%

02000400060008000

1000012000

Padi

keCa

bbiy

aEs

sang

Kom

bang

Pote

ran

Pala

saG

apur

ana

Tala

ngo

2009

2010

2011

2012

Gambar 2. Keluarga Prasejahtera

Dari hasil analisis keunggulan komparatif komoditas perikanan tersebut dapat disimpulkan lebih menguntungkan masyarakan untuk mengembangkan rajungan karena besarnya nilai perbandingan daripada komoditas yang lain. Namun dilihat dari hasil perhitungan tersebut tiap desa di Pulau Poteran memiliki keunggulan komparatif masing- masing, dimana untuk desa Padike, Cabbiya, Poteran, dan Palasa memiliki keunngulan komparatif pada komoditas rumput laut, sedangkan untuk desa Essang, Kombang dan Gapurana pada komoditas rajungan. 2. Analisis Analisis Location Quotient (LQ).

Dengan analisis LQ ini dapat dketahui seberapa besar peranana komoditas tersebut untuk Pulau Poteran. Analisis ini menggunakan data nilai produksi komoditas perikanan yang ada di Pulau Poteran.

Tabel 6. Data Nilai Produksi Komoditas Perikanan Tiap Desa di Pulau Poteran

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dari data tersebut kemudia dihitung berdasarkan analisa LQ, Komoditas perikanan yang dapat ditemukan di Pulau Poteran antara lain ikan teri nasi, rajungan, ikan lain-lain (kakap, tongkol, cakalang, dll) dan rumput laut. Dibutuhkan data nilai produksi tiap komoditas, yaitu dengan cara mengalikan jumlah produksi komoditas-komoditas perikanan tahun 2012 dengan harga jual komoditas tersebut.

sehingga menghasilkan perhitungan sebagai berikut: Tabel 7. Besar LQ Sektor Perikanan Pulau

Poteran

No Desa

LQ Komoditas Perikanan

Teri Nasi Rajungan

Ikan Lain-lain

Rumput laut

1 Padike 0.61 0.72 0.00 1.03 2 Cabbiya 0.00 0.00 0.40 1.03 3 Essang 4.05 0.57 0.00 0.98 4 Kombang 0.27 4.65 41.83 0.00 5 Poteran 0.03 0.00 0.00 1.04 6 Palasa 0.02 2.73 0.00 1.04 7 Gapurana 68.33 75.97 0.00 0.00

8 Talango 0.00 0.00 1.15 1.01 Sumber: Hasil Analisis, 2014

Dari hasil perhitungan analisis LQ dapat diketahui Komoditas dengan nilai LQ>1 menunjukkan bahwa komoditas tersebut merupakan komoditas basis. Tabel 8. Macam Potensi Perikanan Unggulan

pada Masing-masing Desa No Desa Komoditas

Perikanan Unggulan

1 Padike Rumput laut 2 Cabbiya Rumput laut 3 Essang Teri nasi 4 Kombang Rajungan, Ikan 5 Poteran Rumput Laut 6 Palasa Rajungan, Rumput

Laut 7 Gapurana Teri nasi, Rajungan 8 Talango Ikan, Rumput Laut

Sumber: Analisis, 2014

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui komoditas perikanan di Pulau Poteran sangat berpotensi di kembangkan. Dimana di setiap desa memiliki potensi keunggulan komparatif sendiri. Potensi tersebut dapat dikembangakan dengan pengembangan ekonomi lokal, dimana pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu konsep yang digunakan untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat yang dapat dilihat dari peningkatan ekonomi masyarakat, peningkatan tersebut dapat dilaksakan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal yang unggul dan memiliki daya saing untuk menimbulkan lapangan pekerjaan baru. Konsep tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mengingat masih banyaknya masyaratak prasejahtera di Pulau Poteran.

Dari hasil analisa tersebut disetiap desa memiliki komoditas unggulan yang komparatif yang ber beda-beda, seperti desa desa Padike,

No Desa Perikanan (Rupiah) Total Nilai Produksi Per Desa Teri Nasi Rajungan Ikan Lain-lain Rumput laut

1 Padike 1.501.448.670 66.240.420 0 173.624.985.000 1.567.689.090 2 Cabbiya 0 0 1.656.009.450 173.624.985.000 175.280.994.450 3 Essang 6.292.835.910 33.120.198 0 104.174.988.000 110.500.944.108 4 Kombang 50.342.780 33.120.198 13.432.076.500 0 13.515.539.478 5 Poteran 29.145.820 0 0 72.343.740.000 72.372.885.820 6 Palasa 23.846.580 150.144.884 0 104.174.988.000 104.348.979.464 7 Gapurana 3.179.538.180 132.480.780 0 0 3.312.018.960 8 Talango 0 0 3.643.220.880 130.218.735.000 133.861.955.880

Nilai Produksi Pulau Poteran

11.077.157.940 415.106.480 18.731.306.830 584.537.436.000 614.761.007.250

Cabbiya, Poteran, dan Palasa memiliki keungulan komparatif pada komoditas rumput laut, sedangkan untuk desa Essang, Kombang dan Gapurana pada komoditas rajungan. Niali LQtiap desa tersebut juga memperlihatkan nilai LQ>1 yang itu berarti menunjukkan bahwa laju pertumbuhan komoditas di desa tersebut lebih besar dibanding laju pertumbuhan komoditas yang sama dalam perekonomian di Pulau Poteran. Semua hasil komoditas tersebut berpotensi untuk dikembangkan secara bijaksana dengan tetap memperhatikan kemampuan sumberdaya tersebut.

Namun, dilihat hasil perhitungan LQ terhadap komoditas perikanan tersebut hampir disetiap desa di Pulau Poteran memiliki potensi lokal dari komoditas rumput laut. Oleh karena itu komoditas tersebut dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi basis dalam pengembangan Pulau Poteran. Rumput laut di Pulau Poteran juga memiliki jumlah produksi yang meningkat pada tiap tahunnya, sehingga dapat menimbulkan penyerapan jumlah tenaga kerja yang tinggi pada komoditas tersebut.

Tabel 9. Jumlah Produksi Rumput Laut

Tahun Jumlah Produksi (Ton)

Nilai Produksi (Rupiah)

2010 53.670,98 80.506.470,00 2011 57.056,51 68.467.811,71 2012 57,194,48 68.633.376,00 2013 58.027,61 97.956.555,00

Sumber: DKP Kabupaten Sumenep, 2014

Pengembangan rumput laut tersebut

dapat dikembangkan berdasarkan pengembangan ekonomi lokal dengan meningkan nilai tambah rumput laut sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat Pulau Poteran. Dari basis rumput laut tersebut dapat meningkatkan nilai tambah, selain rumput laut di Pulau Poteran di jual basah dan kering rumput laut dapat diolah menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual tinggi. Dimana

rumput laut dapat di olah menjadi berbagai produk seperti yang ada pada Gambar 2.

Melihat pada pohon industri tersebut rumput laut di Pulau Poteran dapat di olah menjadi berbagai produk seperti agar- agar manisan, krupuk, dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan terciptanya cluster industri, yaitu berupa industri pengolahan baik secara mandiri maupun kelompok yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja dan menambah penghasilan masyarakat. Pengembangan dengan konsep pel tersebut tersebut dapat berupa keterkaitan dalam hal produksi, pemasaran dan,pengolahan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa tersebut

diketahui setiap desa memiliki sektor unggulan komparatif pada masing- masing desa di Pulau Poteran. Namun dilihat dari nilai LQ hampir disetiap desa Pulau Poteran memiliki komoditas unggulan rumput laut. Komoditas unggulan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai potensi lokal dengan arah pengembangan pulau Poteran dapat menggunakan konsep Pengembangan Ekonomi Lokal.

Upaya dalam pengembangan ekonomi lokal yaitu dengan melihat sektor potensial lokal seperti rumput laut dapat sebagai basis pengembangan dengan mengolah rumput laut menjadi komoditas yang memiliki nilai tambah sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Poteran dengan adanya penyerapan tenaga kerja. Pengembangan dengan konsep pel tersebut tersebut dapat

Gambar 1. Pohon Industri Rumput Laut

Gambar 2. Rumput Laut di Pulau Poteran

berupa keterkaitan dalam hal produksi, pemasaran dan,pengolahan.

Saran Kekompetitifan sektor rumput laut

sebagai basis pengembanganan didukung dengan sektor tersebut sudah terspesialisasim, melalui teknologi maupun dengan daerah lain yang mendukung sehingga sektor tersebut mampu bersaing dengan daerah lain pada sektor yang sama.

Oleh karena itu, Diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai pengembangan ekonomi lokal rumput laut di Pulau Poteran, mengingat penelitan masih kurang dari kata sempurna. Penelitian tersebut dapat berupa pengembangan ekonomi lokal berbasis rumput llaut di Pulau Poteran. Penelitian tersebut dapat mengetahui potensi ekonomi rumput laut dalam meningkatkan perekonian masyarakat Pulau Pteran. DAFTAR PUSTAKA Alkadri .1999. Sumber- sumber Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Selama 1969- 1996. Jurnal Studi Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta Pusat.

Dahuri. 2001. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang Pesisir dan Pulau Pulau Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Hendayana, Rahmat.2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Diunduh Pada tanggal 28 Desember 20014 dari ttp://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdf-file/rahmadi- 12.pdf

Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Cetakan ketiga. Jakarta:Bumi Aksara.


Recommended