+ All Categories
Home > Documents > Penggunaan Noretisteron untuk Pengaturan Haid saat Haji dan Umrah

Penggunaan Noretisteron untuk Pengaturan Haid saat Haji dan Umrah

Date post: 21-Jan-2023
Category:
Upload: usnri
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
41
1 I. PENDAHULUAN Haid merupakan proses alamiah yang dialami setiap wanita dewasa yang sehat dan normal. Namun terdapat beberapa keadaan yang memungkinkan seorang wanita untuk menunda haid atau memajukan haidnya karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena kepentingan ibadah haji dan umrah. Pengaturan haid dilakukan karena ada beberapa ibadah yang tidak boleh dilakukan saat wanita sedang mengalami haid. Ibadah tersebut antara lain: thawaf, sholat, membaca Al Quran, puasa dan berdiam diri di masjid. Oleh karena itu, ibadah haji yang memerlukan waktu sekitar 40 hari, haji menjadi permasalahan bagi wanita muslim karena haid yang memiliki rata-rata siklus 21-35 hari tidak dapat dihindari oleh setiap wanita normal yang sehat. Solusi untuk menangani masalah tersebut adalah dengan cara mengatur sikus haid, yaitu memajukan atau memundurkan (menunda) haid dengan menggunakan preparat hormonal. 1-4 Mekanisme pengaturan haid dengan preparat hormonal adalah dengan menekan produksi hormon estrogen dan progesteron endogen (ovarium) melalui pemberian kombinasi hormon eksogen agar ovulasi tidak terjadi. Beberapa rejimen yang dapat diberikan untuk mengatur
Transcript

1

I. PENDAHULUAN

Haid merupakan proses alamiah yang dialami setiap

wanita dewasa yang sehat dan normal. Namun terdapat

beberapa keadaan yang memungkinkan seorang wanita

untuk menunda haid atau memajukan haidnya karena

berbagai alasan, salah satunya adalah karena

kepentingan ibadah haji dan umrah. Pengaturan haid

dilakukan karena ada beberapa ibadah yang tidak boleh

dilakukan saat wanita sedang mengalami haid. Ibadah

tersebut antara lain: thawaf, sholat, membaca Al

Quran, puasa dan berdiam diri di masjid. Oleh karena

itu, ibadah haji yang memerlukan waktu sekitar 40

hari, haji menjadi permasalahan bagi wanita muslim

karena haid yang memiliki rata-rata siklus 21-35 hari

tidak dapat dihindari oleh setiap wanita normal yang

sehat. Solusi untuk menangani masalah tersebut adalah

dengan cara mengatur sikus haid, yaitu memajukan atau

memundurkan (menunda) haid dengan menggunakan preparat

hormonal. 1-4

Mekanisme pengaturan haid dengan preparat hormonal

adalah dengan menekan produksi hormon estrogen dan

progesteron endogen (ovarium) melalui pemberian

kombinasi hormon eksogen agar ovulasi tidak terjadi.

Beberapa rejimen yang dapat diberikan untuk mengatur

2

siklus haid meliputi pemberian progestin (turunan

progesteron ataupun testosteron), penggunaan

kontrasepsi oral kombinasi hormon estrogen dan

progestin, serta pemberian agonis gonadotropin releasing

hormone (GnRH). Pemberian preparat tersebut tidak

mengakibatkan infertilitas permanen dan haid dapat

kembali terjadi setelah rejimen pengaturan siklus haid

dihentikan. 1-4

Pengaturan haid saat haji dan umrah akan

memberikan hasil lebih baik apabila dilakukan

pengaturan siklus haid minimal 3 (tiga) bulan

sebelumnya. Pengaturan siklus haid, baik memajukan

maupun menunda haid, dilakukan dengan harapan haid

terjadi beberapa saat sebelum ibadah haji dimulai.

Pemilihan preparat untuk pengaturan haid tetap

perpegang pada prinsip mudah, rasional, efektif,

efisien, dan murah. Noretisteron sebagai salahsatu

jenis progestin dipilih karena mudah didapat dan aman

serta efektivitas yang tinggi dalam pengaturan haid.5-6

Telah menjadi tanggung jawab para dokter ahli

kebidanan dan kandungan untuk dapat memberikan

pelayanan kesehatan reproduksi terutama mengenai

pengaturan haid bagi para calon jemaah haji wanita

agar haid tidak menjadi halangan beribadah haji. Pada

3

referat ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

penggunaan noretisteron dalam pengaturan haid pada

saat haji dan umrah.

II. PENGATURAN HAID MENURUT PANDANGAN ISLAM DAN

KAITANNYA DENGAN IBADAH HAJI DAN UMRAH

A. Perbedaan darah Haid dan Istihadah Menurut Islam

Darah haid adalah perdarahan yang terjadi akibat

keluarnya endometrium yaitu sel-sel yang membentuk

lapisan dalam uterus. Haid normal akan terjadi pada

setiap wanita sehat, siklusnya sekitar 21-35 hari

sekali, lamanya 3-6 hari, jumlahnya sekitar 2-6

pembalut perhari dan tidak disertai rasa nyeri.

Sedangkan darah istihadah adalah perdarahan dari

saluran reproduksi wanita akibat penyakit seperti

mioma, polip dan kelainan pembekuan darah.

Perdarahan akibat pemberian rejimen penundaan haid

yang benar digolongkan dalam darah istihadah. Oleh

karena itu wanita yang mengalami perdarahan ini

dapat mengerjakan semua ibadah dengan tetap menjaga

dan memelihara kebersihannya.1,3,7

Dari Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi

Hubaisy mendapat darah istihadah, maka Rasulullah

SAW bersabda kepadanya : “Darah haid itu berwarna

4

hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu,

janganlah sholat. Bila sudah selesai, maka

berwudhulah dan lakukan sholat”.7,8,9

5

Gambar 1: Sumber Perdarahan Pervaginam (Istihadah)

Dikutip dari Netter 10

B.Hukum Tawaf Wanita Haid

Haid dapat terjadi kapan saja dalam rangkaian ibadah

haji. Pada saat menjelang ihram di miqat, ketika di

Makkah ketika akan tawaf umrah bagi haji tammatu’,

tawaf qudum bagi haji ifrad, atau haji qiran. Juga

sangat mungkin terjadi haid menjelang tawaf ifadhah,

sedang tawaf ifadhah, sesudah tawaf ifadhah,

menjelang tawaf wada’, dan bahkan ketika sedang

thawaf wada’. Di antara tawaf tersebut yang

6

merupakan rukun haji adalah tawaf ifadhah, maka

kalau hal ini bersamaan dengan datangnya haid dan

jemaah haji/umrah wanita tersebut segera pulang ke

tanah air, akan menimbulkan kecemasan, maka untuk

menjawabnya perlu dasar hukum tawaf bagi wanita haid

ini. Jika haid terjadi sesudah tawaf ifadhah,

menjelang atau di saat melakukan tawaf wada’ maka

yang bersangkutan boleh tidak melakukan tawaf,

tetapi haid yang terjadi menjelang dan atau pada

saat mengerjakan tawaf ifadhah, tidak boleh

meneruskan tawafnya sehingga suci atau berakhir

haidnya. Ia harus menunggu sampai suci baru

melakukan tawaf ifadhah. Sampai berapa lama, ia

menunggu di Makkah sehingga ia dapat tawaf, para

ulama berbeda pendapat, sebagaimana telah

diterangkan sebelumnya tentang batas waktu awal dan

yang akhir bagai tawaf ifadhah. Jika menunggu

berakhirnya haid itu harus sampai 15 hari, maka hal

ini bisa menimbulkan banyak masalah, seperti

habisnya bekal nafaqah atau habisnya masa berlakunya

paspor dan lain-lain, ia boleh pulang ke tanah air

dengan status tahallul awal, sesudah memungkinkan ia

kembali ke Makkah untuk tawaf.9,11,12

7

Dalil-dalil yang berkaitan mengenai ibadah haji

dan umrah bagi wanita haid dan upaya untuk mengatur

datangnya haid antara lain: Dari Aisyah ra : berkata

bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bila kamu mendapat

haid, lakukan semua praktek ibadah haji kecuali

bertawaf disekililing ka’bah hingga kamu suci”. 9,11,12

Wanita yang sedang haid tidak dilarang

melakukan kegiatan manasik haji, seperti wukuf di

Arafah, mabit di Mudzalifah, melontar jumrah,

kecuali tawaf di sekitar Baitullah. Dari segi hukum

syar’i wanita yang sedang haid itu dilarang salat,

puasa dan tawaf. Tentang ihram dan tawaf haji ini

sebenarnya sudah ada petunjuk teoritis dan praktis

dari Nabi Muhammad SAW. Masalahnya kalau haid itu

terjadi pada saat yang bersangkutan akan melakukan

tawaf ifadhah atau tawaf umrah bagi haji tamattu’,

sampai hari tarwiyah belum tawaf karena terhalang

haid yang baru dialami, padahal masa haid itu antara

orang yang satu dengan yang lain tidak sama. Kalau

hal ini menimpa pada wanita dari Indonesia,

misalnya, yang terikat dengan rombongan transportasi

pemulangan jama’ah padahal yang bersangkutan

biasanya masa haidnya minimal 7 hari tentu hal ini

8

menimbulkan masalah bagi dirinya dan mungkin

penyelenggara perjalanan haji. 9,11,12

C. Hukum Penundaan Haid dengan Obat Menurut Pandangan

Islam

Solusi agar seluruh jemaah haji wanita usia

reproduksi dapat menjalankan seluruh ibadah haji

adalah melalui pengaturan haid, yaitu dengan cara

memajukan dan memundurkan haid sesuai dengan jadwal

dan kebutuhan selama menunaikan ibadah haji. Cara

tersebut dapat tercapai dengan memberikan beberapa

obat hormonal yang menekan haid. 1-6

Hingga saat ini masih terdapat perbedaan

pendapat mengenai hukum minum obat penunda haid atau

pencegah haid, namun sebagian besar ulama

memperbolehkan obat tersebut dengan syarat bahannya

terbuat dari zat yang halal dan tidak berbahaya bagi

yang mengkonsumsi obat tersebut. 9,11

Penggunaan obat memang disyariatkan dalam

Islam, maka timbul pertanyaan apakah haid itu

penyakit sehingga diperlukan obat untuk menundanya,

padahal haid itu merupakan sunatullah atas diri

wanita. Apakah hal itu tidak berarti mengubah

sunatullah? Apakah penundaan haid itu tidak

bertentangan dengan syariah? Kalau tidak bagaimana

9

caranya? sebab kalau bertentangan dengan syariat

tentu dilarang, lalu apa obatnya?

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

para ilmuwan meneliti penunda haid dengan

menggunakan obat-obatan. Dan, ini sudah berjalan

lama. Pada masa Nabi sampai pada masa Imam-Imam

Mujtahidin, belum ada obat penunda haid, supaya

dapat melaksanakan semua amalan-amalan haji,

termasuk dalam tawaf. 9,11

Jadi tidak ada nash yang menunjukkan boleh dan

tidaknya menunda kedatangan haid, maka penundaan

haid ini merupakan masalah ijtihadiyah, yang

pemecahannya dengan ijtihad. Ijtihad ini mengenal

manhaj atau metode yang bermacam-macam. Masalah

sementara yang bisa ditarik dari penundaan haid

adalah dapat melaksanakan amalan haji tanpa kendala,

udzur syar’i yang berupa haid. 9,11

Pengaturan haid dapat dilakukan dengan cara

menunda atau memajukan haid tersebut. Haid dapat

ditunda dengan pemberian sediaan yang mengandung

hormon seks wanita. Salah satu di antaranya adalah

dengan menggunakan hormon progesteron. Penundaan

haid dengan cara ini secara tidak langsung

mempengaruhi sistem endokrinologi reproduksi

10

manusia, sehingga pada penggunaan yang tidak

rasional dapat mengganggu siklus haid. Penundaan itu

hendaknya hanya dilakukan bila benar-benar dianggap

perlu, seperti pada saat menunaikan ibadah haji.

Penggunaan terapi hormonal diperbolehkan karena ada

fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 12 Januari

1979 menyebutkan bahwa penggunaan obat anti haid

untuk kesempurnaan ibadah haji hukumnya adalah

mubah. 1-9,11

III. FARMAKOLOGI NORETISTERON

A.Nama Kimia

Noretisteron atau noretindron 17 α-Ethynyl-17 α-hydroxy-4-estren-3-oneFormula: C20H26O2

Berat molekul : 298.419 g/mol

11

(17β)-17-ethynyl-17-hydroxy-4-estren-3-one;(8R,9S,10R,13S,14S,17S)-17-ethynyl-17-hydroxy-13-

methyl-1,2,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16-dodecahydrocyclopenta[a]phenanthren-3-one

Gambar 2: Struktur dan nama kimia Noretisteron

Dikutip dari:

Katzung 14

Nama dagang: Primolut NTM, RegumenTM, NorelutTM,AnoreTM,

B.Sejarah Penemuan Noretisteron

Kemajuan Penting di bidang kimia organik sintetik

salah satunya adalah sintesis senyawa 19-nor,

merupakan progestin yang pertama kalinya aktif

secara oral pada awal tahun 1950-an oleh Carl

Djerassi, yang mensintesis noretisteron di Syntex.

Penemuan inilah yang akhirnya mengarahkan pada

perkembangan kontrasepsi oral yang efektif. 14

Golongan 19-nortestosteron lebih bersifat

progestasional daripada androgenik. Analog 19-

nortestosteron seperti noretisteron, noretosteron

asetat, noretinodrel dan etinodiol diasetat yang

aktif secara oral disebabkan karena substituen

etinil pada C17 menurunkan metabolisme di hati.

Aktivitas tiga senyawa terakhir tersebut terutama

12

dikarenakan konversi yang cepat secara in vivo menjadi

noretisteron.14

13

Gambar 3: Jalur Biosintesis Hormon Steroid

Dikutip

dari : Greenspan 15

Gambar 4: Perubahan Struktur Kimia Noretisteron

Dikutip

dari: Speroff 16

14

Gambar 5: Struktur Kimia Berbagai Progestin

Dikutip dari: Goodman&Gilman 17

C.Indikasi

Noretisteron dapat digunakan untuk Pengaturan Haid

(Timing of menstruation), perdarahan uterus abnormal,

premenstrual tension dan endometriosis.16-20

D.Farmakodinamik

Noretisteron adalah suatu progestational oral.

Seperti progesteron, Noretisteron akan menghasilkan

perubahan sekretori pada endometrium. Noretisteron

menunda haid bila diberikan sebelum atau pada saat

15

perdarahan haid. Noretisteron menunjukkan aktivitas

biologiknya terutama melalui interaksi dengan

reseptor-reseptor yang terdapat pada berbagai

jaringan, khususnya pada saluran reproduksi,

payudara, hepar dan otak. Pada sejumlah jaringan,

terutama endometrium, Noretisteron berikatan dengan

reseptor progesteron. Afinitas pengikatan

Noretisteron pada reseptor di endometrium serupa

dengan progesteron. 16-21

Pada eksperimen binatang, efek endokrin lainnya

mencakup efek androgenik dan anabolik dengan potensi

sekitar 2% dan 10% dari testosteron propionat.

Tetapi pada manusia aktivitas androgenik tidak

terlihat, walaupun digunakan dosis besar. Seperti

progestogen lainnya, Noretisteron memiliki efek

termogenik yang menyerupai progesteron dan terlihat

pada hari kedua dari siklus haid. Sebagai tambahan

pada mekanisme reseptor, obat ini dapat bekerja

langsung dan mempengaruhi fungsi hipotalamus dan

fungsi serebral. Pada hipotalamus dan glandula

pituitari anterior, Noretisteron menekan produksi LH

tetapi efeknya kurang pada sekresi FSH. Dosis 5-10

mg perhari akan menekan ovulasi. Perdarahan

16

menyerupai haid umumnya dimulai 2 sampai 4 hari

setelah penghentian terapi. 16-21

E.Farmakokinetik

Setelah pemberian oral, absorpsi terjadi dengan

cepat dan lengkap, kadar puncak plasma dicapai

antara 1 -3 jam. Akibat metabolisme presistemik

lintas pertama di dinding usus dan hepar,

bioavailabilitasnya hanya 60%. Distribusi cepat dan

luas ke seluruh jaringan tubuh, dengan kadar

tertinggi terakumulasi dan dimetabolisme di hati,

ginjal, intestin dan empedu. Tidak ada sirkulasi

enterohepatik. Kurang dari 5% terdapat di plasma

dalam bentuk bebas, dengan sekitar 60% terikat

albumin dan 35% pada SHBG (Sex Hormone Binding Globulin).

Sebagian besar jaringan dapat memetabolisme

Noretisteron. Waktu paruh eliminasi 5-12 jam , rata-

rata 7,6 jam. Dengan dosis tunggal, kadar mantap

(steady-state) dicapai dalam 5-10 hari. Sejumlah kecil

Noretisteron dapat melewati air susu, dengan kadar

10-20% dari plasma. Noretisteron terutama

dimetabolisme di hati . Kurang dari 1% diekskresi

dalam bentuk utuh. Sekitar 60% diekskresi sebagai

metabolit dalam urin dan faeces. 16-21

17

Gambar 6: Kadar Progestin dalam Serum

Dikutip dari : Greenspan15

F.Dosis dan Cara Pemberian

1. Pengaturan Haid (Timing of menstruation)

.

Pemberian 1 tablet 2-3 x sehari dapat memajukan

dan menunda haid, tergantung pada saat kapan

dimulai dan diakhirinya pemberian obat. Dosis dan

cara pemberian noretisteron akan dibahas lebih

lanjut pada referat ini.

2. Perdarahan uterus abnormal

.

Harus dipastikan bahwa perdarahan tidak disertai

dengan adanya kelainan organik. Pemberian 1

tablet, 3 kali sehari selama 10 hari dapat

menghentikan perdarahan dalam 1-3 hari.

18

Perdarahan menyerupai haid dapat timbul 2-4 hari

setelah penghentian terapi. Untuk mencegah

rekurensi, dianjurkan pemberian tablet

profilaksis selama 3 siklus berikutnya, yaitu 1

tablet 2-3 kali sehari dimulai dari hari ke19-26

dari siklus (hari pertama siklus = hari pertama

dari perdarahan terakhir). Perdarahan "withdrawal"

terjadi beberapa hari setelah pemberian tablet

terakhir.18,19,22,23

3. Premenstrual tension

.

1 tablet 2-3 kali sehari, mulai hari ke 19-26,

siklus haid. 23

4. Endometriosis

Terapi dimulai pada hari kelima dari siklus

dengan 1 tablet 2 kali sehari, ditingkatkan

menjadi 2 tablet 2 kali sehari bila ada

perdarahan (spotting). Bila perdarahan berhenti,

dapat diberikan lagi sesuai dosis awal. Jangka

waktu terapi paling kurang 4-6 bulan. Selama

terapi tidak terjadi ovulasi dan haid. Perdarahan

putus obat akan terjadi setelah penghentian

terapi.23

19

Tabel 1: Beberapa Jenis Progestin yang

digunakan dalam Pengaturan Haid

Jenis Progestin Dosis/hari Nama DagangNoretisteron 2 x 5 mg Primolut NMedroksiprogesteron

asetat

2x 5 mg Provera,

ProthyraLinesterol 2 x 5 mg EndometrilNomogesterol asetat 2x 5 mg LutenylDidrogesteron 2 x 5 mg Duphaston

Dikutip dari: Baziad 2

G.Kontraindikasi

Kehamilan, riwayat herpes gestasionis, riwayat

kolestasis atau ikterik

pruritus selama kehamilan, gangguan fungsi hati

berat atau sindroma Dubin-Johnson dan Rotor,

perdarahan abnormal vagina yang tidak terdiagnosa,

amenore akibat gonadotropin pituitari, dan

hirsutisme.16-21

Sebelum memulai terapi, pastikan tidak ada

kehamilan. Tidak dianjurkan pada wanita hamil dan

menyusui. Hentikan terapi jika terjadi gangguan

20

pendengaran atau penglihatan, muncul tanda-tanda

tromboembolik ataupun tanda-tanda depresi. 16-21

H. Efek Samping

Perdarahan (spotting), amenore, edema, alergi. Kadang-

kadang timbul mual.

Gangguan fungsi hati, penyakit kuning, eksaserbasi

epilepsi dan migren, jerawat, urtikaria, retensi

urin, gangguan saluran cerna. Perubahan libido, rasa

tidak nyaman pada payudara, gejala pra-haid, siklus

haid tidak teratur, mual, insomnia, alopesia,

hirsutisme, depresi dan somnolen. Kehamilan,

gangguan fungsi hati yang parah, riwayat sakit

kuning, gatal seluruh tubuh selama hamil. 16-21

Pemberian noretisteron perlu diperhatikan pada

kondisi berikut ini:

- Diabetes, hipertensi, gangguan fungsi jantung dan

ginjal.

- Keluhan abdominal bagian atas.

- Sakit kepala hebat, migren, gangguan pencernaan,

sakit bernafas, batuk tanpa sebab, peundaan

operasi (6 minggu sebelumnya), immobilisasi, sakit

kuning, kenaikan tekanan darah. 16-21

I. Interaksi Obat

21

Interaksi obat yang menimbulkan peningkatan klirens

hormon seks dapat menimbulkan penurunan efikasi

terapetik, hal ini berlaku terhadap berbagai obat

yang menginduksi enzim hepar (termasuk fenitoin,

barbiturat, pirimidon, karbamazepin, dan

rifampisin), griseofulvin, okskarbamazepin dan

rifabutin juga diduga memiliki pengaruh yang sama. 16-

21

Penggunaan progestogen dapat mempengaruhi hasil

dari beberapa tes laboratorium, termasuk parameter

biokimia dari hati, tiroid, fungsi adrenal dan

ginjal, tingkat plasma dari protein pembawa, seperti

globuin pengikat kortikosteroid dan fraksi

lipid/lipoprotein, parameter dari metabolisme

karbohidrat dan parameter koagulasi dan

fibrinolisis. Perubahan biasanya tetap dalam batasan

normal laboratorium. 16-21

J. Sediaan

Tablet 5 mg x 3 blister @ 10 tablet. 23

IV. MEKANISME PENGATURAN POLA HAID PADA PENGGUNAAN

NORETISTERON

A. Fisiologi Haid

22

Haid atau haid merupakan proses alamiah bagi semua

wanita yang normal, karena merupakan salah satu

tanda bahwa wanita tersebut dalam keadaan subur.

Haid yang normal rata rata 28 hari namun dapat maju

atau mundur sehingga variasinya berkisar antara 22

hari hingga 35 hari dengan rata-rata volume darah

sekitar 130 ml. Biasa pada hari ke-14 sebelum haid

mendatang, ovarium kiri atau kanan akan melepaskan

1 sel ovum, Pada beberapa kasus dapat terjadi

pelepasan lebih dari 1 sel telur.

Siklus haid dibagi dalam beberapa fase, yaitu:

1. Fase haid (hari ke-1 sampai dengan ke-4)

2. Fase folikular atau fase proliferasi ( hari ke-5

sampai dengan hari ke-13)

3. Ovulasi (hari ke-14)

4. Fase luteal atau fase sekresi (hari ke-15 sampai

dengan ke-28)

Haid terjadi karena perubahan kadar hormon

estrogen dan progesteron yang ada dalam darah

wanita bersangkutan. Haid merupakan proses kompleks

yang melibatkan interaksi antara organ-organ

spesifik dengan perantara hormon mekanisme

regulasi haid diatur oleh poros hipotalamus-

hifosis-ovarium. hipotalamus memproduksi GnRH,

23

hipofisis memproduksi FSH dan LH dibawah kendali

hipotalamus. FSH dan LH mempengaruhi ovarium untuk

memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang

akan bekerja pada lapisan endometrium. 1,24,25

Proses siklik tersebut memerlukan komunikasi

di antara kelenjar-kelenjar yang terlibat dan

diregulasi oleh hormon GnRH, FSH, LH, estrogen dan

progesteron. Hormon steroid, estrogen dan

progesteron diproduksi oleh ovarium memiliki efek

umpan balik positif dan negatif terhadap sekresi

gonadotropin (LH,FSH) pada hifosisis dan GnRH pada

hipotalamus. 1,24,25

24

Gambar 7: Perubahan Kadar Hormon pada siklus Haid

Dikutip dari : Kronenberg25

Gambar 8 : Interaksi Endokrin pada Siklus Haid

25

Dikutip dari: Astarto1

Pasca haid, kadar hormon estrogen meningkat dan

berakibat pembuluh darah halus dalam dinding rahim

bagian bertumbuh lebih panjang dan berkelok -

kelok. Kondisi tersebut akan menyebabkan penebalan

dinding rahim bagian dalam dan merangsang matangnya

satu atau beberapa sel telur. 1,24,25

Sekitar hari ke-14 sebelum haid mendatang, kadar

hormon progesteron secara otomatis akan meningkat

sehingga menyebabkan pecahnya dinding sel telur

yang telah matang dan keluarnya sel telur dari

indung telur. Sel telur tersebut dapat bertemu dan

bersatu dengan sel sperma pria sehingga terjadi

proses pembuahan yang potensial dapat menyebabkan

wanita tersebut hamil. Apabila tidak terjadi

pembuahan, kadar hormon estrogen akan menurun, dan

pada hari ke-28 dinding rahim bagian dalam akan

terlepas. Terlepasnya dinding rahim bagian dalam

akan menyebabkan perdarahan dari pembuluh darah

halus yang memanjang dan berkelok-kelok yang ada di

dinding rahim. Proses yang berlangsung secara

teratur dan berkala ini dikenal sebagai "Haid" pada

wanita.

26

Untuk dapat memajukan siklus haid atau

memundurkan haid, perlu diketahui terlebih dahulu

pola haid wanita yang bersangkutan, karena pola

haid setiap wanita berbeda. Memajukan atau

memundurkan haid dapat memakai preparat yang

mengandung progesteron dosis rendah antara lain pil

KB, suntik KB, susuk KB, dan tablet turunan

progesteron seperti noretisteron. 1,24,25

B. Memundurkan atau Menunda Haid

Penundaan haid sebaiknya dilakukan mulai hari ke-5

siklus haid dan paling lambat hari ke-14 yang

dihitung dari kebiasaan datangnya hari haid. Dengan

memimum pil yang mengandung progestin sekitar 7-10

hari sebelum haid yang diperkirakan datang, akan

mampu menunda datangnya haid dan bila dihentikan

pemakaiannya maka tiga hari kemudian haid yang

dikehendaki biasanya akan datang. 1,4,24,25

27

Gambar 9: Penggunaan Progestin dalam penundaan

haid

Dikutip dari: Astarto1

Sebagai contoh, Puncak haji tahun 2013 akan jatuh

pada tanggal 14 Oktober 2013, maka sejak tanggal 1

Oktober 2013 pil noretisteron mulai diminum. Bila

wanita yang bersangkutan langsung pulang ke tanah

air , pil tersebut diminum hingga tiba waktu pulang

agar haid tiba sekitar 3-5 hari setibanya di tanah

air. Bila wanita tersebut kemudian menuju Madinah

untuk sholat Arbain, proses tersebut dilangsungkan

sesuai dengan kapan haid tersebut diharapkan

datang.

C. Memajukan Haid

28

Memajukan haid jarang sekali dilakukan karena

lazimnya wanita ingin menunda haidnya. Cara ini

dilakukan dengan memakai pil progesteron mulai hari

ke-5 haid hingga hari ke-19 haid. Haid akan dapat

dimajukan sekitar 5-6 hari sebelum waktunya.

Misalnya diperkirakan wanita yang bersangkutan akan

haid pada waktu sholat arbain, sehingga ia akan

memajukan haidnya sebelum keberangkatannya. 1,4

Gambar 10: Penggunaan progestin dalam memajukan

haid

Dikutip dari : Astarto1

Pemakaian tablet hormonal tidak menjamin 100 persen

tidak terjadi perdarahan selama haid. Kadang kala

29

terjadi perdarahan sela (breakthrough bleeding) yang

sebenarnya tidak menghalangi ibadah haji.

V. CARA LAIN DALAM PENGATURAN POLA HAID

A. Penggunaan Kombinasi Hormon Estrogen dan Progestin

Penundaan haid dapat dilakukan dengan pemberian pil

kontrasepsi kombinasi (PKK) hormon estrogen dan

progestin. Bila pil kontrasepsi kombinasi yang

diberikan mengandung tablet plasebo, maka tidak

perlu diminum. Pil kontrasepsi kombinasi dikonsumsi

mulai hari ke-5 siklus haid sampai ibadah selesai.

Pil kontrasepsi kombinasi juga dapat diberikan

mulai 14 hari sebelum perkiraan haid yang akan

datang dan dilanjutkan sampai ibadah selesai. Bila

seorang wanita ingin memajukan haidnya 6 hari lebih

awal dari haid yang akan datang, maka PKK diberikan

antara hari ke-5 sampai hari ke-19 siklus haid.

Dibutuhkan 2-3 keping PKK selama ibadah haji. 1,4,24-29

Penggunaan PKK untuk pengaturan haid sangat

sedikit menimbulkan perdarahan bercak. Beberapa

kontraindikasi pemberian PKK antara lain riwayat

tromboflebitis/tromboemboli, varises berat, kanker

30

payudara, perdarahan yang belum diketahui dengan

jelas penyebabnya, penyakit hati berat riwayat

penyakit kuning dalam kehamilan, riwayat

preeklampsia berat, penyakit kardiovaskular,

penyakit diabetes melitus yang disertai dengan

komplikasi, hipertensi berat, sedang menggunakan

obat anti tuberkulosis maupun hipoglikemik oral.

Adapun efek samping yang paling sering adalah mual,

muntah, sakit kepala, dan nyeri payudara. Untuk

mengurangi kemungkinan efek samping dipilih PKK

yang mengandung estrogen dosis rendah dan progestin

yang memiliki efek anti mineralokortikoid dan

antiandrogenik. 1,4,24-29

Tabel 2: Jenis Pil Kontrasepsi Kombinasi dalam Pengaturan

Haid

Jenis-jenis PKK Dosis /hari

Namadagang

Levonorgestrel 15 mcg, Etinilestradiol 75mcg

1 x 1 tablet

Microgynon

Siproteron Asetat 2 mg, Etinilestradiol 30 mcg

1 x 1 tablet

Diane 35

Desogestrel 150 mcg , Etinilestradiol 30 mcg

1 x 1 tablet

Mercilon

Drospirenon 3mg, Etinilestradiol 30 mcg

1 x 1 tablet

Yasmin

31

Dikutip dari: Baziad 2

Gambar 11: Penggunaan PKK dalam Penundaanhaid

Dikutip dari: Astarto1

Gambar 12 : Plasebo dalam PKK

Dikutip dari: Astarto1

Tabel 3: Properties of some progestational agents

Duration

Activities

32

Route

OfAction

Estrogenic

Androgenic

Antiestrogenic

Antiandrogenic

Anabolic

Progesteron andderivatives

Progesteron IM 1 day

- - + - -

Hydroxyprogesteron caproate

IM 8-14day

sl sl - - -

Medroxyprogesteron acetate

IM,PO

Tabs: 1-3 daysInj:4-12week

- + + - -

Megestrol acetate

PO 1-3 days

- + - + -

17-Ethinyl testosterone derivatesDimethisterone

PO 1-3 days

- + sl - -

19-Nortestosterone derivatesDesogestrel PO 1-3

days- - - - -

Norethynodrel

PO 1-3 days

+ - - - -

Lynesterol PO 1-3 days

+ + - - +

Norethindrone

PO 1-3 days

sl + + - +

Norethindrone acetate

PO 1-3 days

sl + + - +

Ethynodiol diacetate

PO 1-3 days

sl + + - -

33

L-Norgestrel

PO 1-3 days

- + + - +

Interpretation: +=active, - = inactive.sl=slightly active. Activities have been reported in various species using various end points and may not apply to humans.

Dikutip dari: Katzung14

Gambar 13: Penggunaan PKK dalam memajukan

haid

Dikutip dari :

Astarto1

B. Penggunaan Agonis Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

34

Agonis GnRH merupakan alternatif untuk mengatur

siklus haid bagi wanita yang tidak bisa menerima

efek samping perdarahan atau bercak akibat

penggunaan progestin dan PKK. Agonis GnRH yang

dapat digunakan adalah Leuprolin asetat 3,75 mg. 1,4

Agonis GnRH diberikan antara hari pertama

sampai hari ke-5 siklus haid secara subkutan atau

intramuskular. Untuk keperluan ibadah haji, cukup

diberikan 2 kali saja. Beberapa hari setelah

suntikan pertama akan terjadi perdarahan (bukan

haid) karena efek flare up yang lamanya 5-10 hari.

Setelah suntikan kedua umumnya tidak terjadi

perdarahan. 1,4

Efek samping yang dapat terjadi, meskipun

jarang, pada penggunaan agonis GnRH adalah hot flushes,

berkeringat, sakit kepala, berdebar-debar, nyeri

otot, dan sendi serta depresi. Untuk mengatasi efek

samping tersebut maka dapat diberikan tablet

estrogen (estrogen equin konjugasi 0.625mg atau

17β-estradiol 2mg) + progestin (nomegestrol asetat

5 mg, medroksi progesteron asetat 5mg, atau

noretisteron asetat 1mg-2.5mg) sampai keluhan

hilang. Sebaiknya, tablet estrogen dan progestin

35

sebagai add back therapy diberikan selama wanita

tersebut belum merasakan efek samping. 1,4,32

Gambar 14: Penggunaan injeksi GnRH agonis dalam

menunda haid

Dikutip dari : Astarto1

VI. PENGELOLAAN SAAT PENGATURAN HAID GAGAL DILAKUKAN

Pada penggunaan sedian tablet progestogen sering

ditemukan adanya perdarahan bercak (spotting). Pada

umumnya kebanyakan wanita beranggapan bahwa spotting

termasuk merupakan darah haid. Adanya spotting

sebenarnya merupakan akibat pemberian hormon

progestogen itu sendiri. Bila perdarah bercak masih

terjadi dan dianggap mengganggu dapat diberikan tablet

36

progestogen tambahan. Bila bercak tersebut berhenti,

maka hentikan penambahan tablet. Namun bila dengan

penambahan tablet progesteron tidak berhasil

menghentikan perdarahan bercak, maka jangan diteruskan

lagi pemberian tambahan tablet tersebut. 1,4,24-32

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk

menghindari dan mengatasi perdarahan bercak, yaitu:

1. Upayakan mengonsumsi pil pada saat yang sama setiap

hari dan jangan sampai terlupa, karena kalau terlupa

bisa menimbulkan spot darah.

2. Bila terjadi perdarahan bercak tambahkan satu pil

setiap hari dan kurangi aktivitas sebanyak mungkin.

3. Jika perdarahan tidak berhenti, bisa mengonsumsi

obat yang membantu penghentian darah seperti asam

traneksamat.

4. Hentikan tambahan pil satu hari setelah perdarahan

bercak berhenti. 4-31

Kegagalan terhadap penggunaan obat penunda haid

kemungkinan saja tetap ada, sehingga perlu diantisipasi

agar tetap dapat memenuhi syarat pelaksanaan ibadah

haji. Sebagai seorang dokter, kita dapat memberikan

nasehat kepada jamaah haji dan memberikan solusi.

Misalnya pada saat mengambil umrah haji (untuk haji

tamattu’) terjadi beberapa kondisi :

37

1. Ketika tiba di Miqat, ternyata datang haid . Yang

dapat dilakukan adalah tetap berniat umrah haji dan

melafadkan ”Labbaika umratan” (menjaga larangan

ihram) dan terus bertalbiyah tanpa masuk kedalam

masjid untuk melakukan sholat sunnah. Selanjutnya

menunggu bersih (menunggu di penginapan), setelah

bersih, mandi besar (junub) lalu melanjutkan ritual

umrah : Tawaf, sa’i dan Tahalul hingga selesai umrah

haji.

2. Jika selesai tawaf baru datang haid, maka keluarlah

dari masjid tanpa meneruskan sa’i (walaupun sa’i

diperbolehkan tanpa bersuci tetapi karena masai

/tempat sa’i berada di dalam masjidil haram maka

akan terhalang untuk melakukannya akibat hadast

besar). Pelaksanaan sa’i dan tahalul dapat ditunda

sampai haid selesai, dan mandi besar/junub baru

melaksanakan sa’i dan tahalul.

3. Ketika akan berangkat ke Mina (tanggal 8 Dzulhijah)

atau langsung ke Arafah, tiba-tiba haid datang, maka

dapat tetap berniat haji setelah membersihkan diri

lalu berniat serta melafadzkan ”Labbaik Allahumma

Hajjan” (selanjutnya tetap menjaga larangan ihram)

dan teruslah bertalbiyah. Dalam keadaan belum bersih

diperbolehkan dan sah mengerjakan mabit di Mina,

38

wukuf di Arafah, melontar Jumrah, kemudian menunggu

bersih, mandi besar/junub lalu mengerjakan tawaf dan

sa’i. 3,8,11,32

VII.RINGKASAN

1. Haji merupakan ibadah wajib bagi yang mampu pada

usia setelah baligh (reproduksi). Bagi wanita usia

reproduktif, haid dapat menjadi penghalang dalam

mengerjakan rangkaian ibadah haji dan umrah.

2. Kegiatan dalam ibadah haji dan umrah ada ibadah yang

tidak boleh dilakukan dalam haid, yaitu: thawaf,

sholat, membaca Al Quran, puasa dan berdiam diri di

masjid. Sedangkan ibadah yang boleh dalam keadaan

haid yaitu: wukuf, sa’i, mabit di Mina, melontar

jamarat dan tahallul.

3. Penggunaan noretisteron dalam pengaturan haid dapat

dilakukan dengan cara menunda haid atau memajukan

haid. Sehinga diperlukan konseling kepada calon

jemaah haji wanita metode mana yang ingin dilakukan

dan pada saat kapan kedatangan haid tidak

diinginkan. Sehingga dapat ditentukan metode yang

sesuai.

39

4. Perlunya pemahaman mengenai perbedaan darah haid dan

istihadah dan menjelaskan kepada calon jemaah haji

wanita agar tidak timbul keraguan.

5. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 12 Januari

1979 menyebutkan bahwa penggunaan obat anti haid

untuk kesempurnaan ibadah haji hukumnya adalah

mubah.

6. Pemakaian obat-obat hormonal seperti noretisteron

akan mempengaruhi sistem endokrin wanita, untuk itu

perlu pemahaman tentang siklus haid, preparat yang

digunakan, cara pemberian, efek samping yang

ditimbulkan serta kontra indikasi pemakaian.

VIII.RUJUKAN

1. Astarto NW, Djuwantono D, Tjahyadi D. Menunda Haid danMengatasi Masalahnya ketika Beribadah Haji dan Umrah. Step byStep Penanganan Kelainan Endokrinologi reproduksi danFertilitas dalam Praktik sehari-hari.CV.SagungSeto.Jakarta.2012.

2. Baziad A, Wiweko B, Hendarto H. Kiat Mengatur Pola Haid saatHaji dan Umrah: Mekanisme Dasar, Masalah dan Solusinya.Jakarta:Himpunan Endokrinologi reproduksi dan FertilitasIndonesia.2007.

3. Rajuddin.Ibadah Haji dan Upaya Mengatur Siklus Haid.MajalahIlmiah Ukhuwah, Universitas Al Wasliyah, Medan.2009,Vol4 no2;169-179.

4. Baziad A. Penggunaan Progesteron dalam Pengobatan. IlmuKandungan. PT.Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.Jakarta.2009;648.

40

5. Caitlin WH, Ellen SR. Menstrual Manipulation: Options forSupressing The Cycle.Cleveland Clinic Journal ofMedicine.2010;27:445-51.

6. Frankovich RJ, Lebrun CM.Menstrual Cycle, Contraception andPerfomance. Clin Sport Med.2000;19:251-71.

7. Munir bin Husain, AlMarfu’i. Haid dan Nifas dalam MadzhabSyafi’i. Pustaka arafah.Solo.2012.

8. Al Atsariyyah UI.Haid, Ibadah Haji dan Umrah. MajalahAsyyariah.Ed.060.2012.

9. Aziz A, Latif M. Fatwa Manasik Haji untuk Manusia. MaktabDakwah dan Bimbingan Jalujar Rabwah.2009.

10. Netter FH, Craig J, Machado C. Atlas of Human Anatomy.CIBA’s Med Ed Dept Ceast. New York.2000.

11. Dahlan S, Sarjana. Kontroversi Pil Tunda Haid SelamaHaji. 2007. Available at: http://www.wordpress.com/2007.html

12. Syafwan A. Menyikapi Haid saat Haji. Available at:http://abusyafwan.blogspot.com/2009/10/menyikapi.html

13. Bararah VF.Menunda haid selama Ibadah Haji. Availableat: http://www.fiqihislam.com

14. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and ClinicalPharmacology.11th ed.A lange Medical Book. Singapore:Mc.GrawHill.2009;706-709.

15. Greenspan D,Sholac D. Basic and Clinical Endrocrinology.8th ed.Mc.Graw Hill.2009.

16. David E, Armen H, Ehrin J. Principle of Pharmacology:ThePathophysiologics Basis of drug Therapy. 2nded.Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins.2008:525-28.

17. Goodman & Gilman. Dasar Farmakologi Terapi,Vol 2, ed 10,Jakarta;EGC.2008:1513-32.

18. Conyngham RB.Noretisterone in menorrhagia.New Zealandmed J.64.697-701.

19. Singh RH, Blumenthal P. Hormonal of abnormal bleeding.Clinical obstetric and gynaecology,48(2), 337-352.

20. Sterrenburg MD, Macklon NS. Drugs in ReproductiveMedicine.19:8,elsevier.2009;203-209.

21. Greenblat RB, Junck EC. Delay of menstruation withnorethindrone, an orally given progestationalcompound.J.A.M.A.162(12).1461-63.

41

22. Hestiantoro A, Muharram, Sumapraja K, Wiweko B, PratamaG. Best Practise on IMPERIAL: Perdarahan UterusAbnormal.Jakarta: CV.Sagung Seto.2012; 135-157.

23. Arimjie. Obat-obat Sistem Endokrin. Available at:http://arimjie.blogspot.com/18/4/2012.

24. Sperrof L, Fritz MA. Clinical Gynecologic endocrinologyand Infertility.8th ed. Carolina: Lippincott Williams &wilkins.2011.

25. Kronenberg HM, Melmed S, Polonsky KS, Karsen PR.Williams Textbook of Endocrinology. Ed.11.Philadelphia:Saunders Elsevier.2008.541-63.

26. Mochtar R. Kependudukan dan KB. Dalam: SinopsisObstetri:Obstetri Operatif,Obstetri Sosial, Jilid 2, ed.2,Jakarta; Penerbit EGC.1998.255-78.

27. Bari A, Biran A, Enriquito. Buku Panduan PraktisPelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.2004;41-52.

28. Rhyner S. Reproductive cycles. In: Obstetric andGynecology. 6th ed. ACOG with Charles RB, Ling FW, BarzanskyBM, Herbert WN, Laube DW. Philadelphia; Lippincot andWilkins.2010;303-308.

29. Bradshaw KD. The ovary and the menstrual cycle. In:ACOG.Precis:an update in obstetrics andgynecology;Reproductive Endocrinology. 3rd ed. Washington DC;Am Col of Obstet Gynecol.2007;56-68.

30. Miller L, Hughes JP. Continous Combination oncontraceptive pils to eliminate withdrawal bleeding. Arandomized trial. Obstet gynecol. 2003;101;653-66.

31. Sulak P, Kueh T, Ortiz M, Shull BL. Acceptance ofaltering the standard 21 day 17 day oral contraceptive regimento delay menses and reduce hormone withdrawal symptoms. Am Jobstet gynecol.2002;186:1142-9.

32. Saman RR. Kesehatan Penerbangan dalam Ibadah Haji.Jakarta: Badan Penerbit FK UI;2011.


Recommended