+ All Categories
Home > Documents > Penyakit Pernapasan

Penyakit Pernapasan

Date post: 17-Jan-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
45
dr.Indah Kencana Pola Obstruksi pada Penyakit Pernapasan
Transcript

dr.Indah Kencana

Pola Obstruksi pada Penyakit Pernapasan

Pola obstruksi penyakit paru mencakup gangguan konduksi jalan napas atau asinus, ditandai dengan menurunnya kemampuan menghembuskan udara.

Penyebab utama obstruksi aliran udara:

1. Bronkitis Kronik2. Emfisema3. Asma Kronik4. Bronkiektasis5. Fibrosis Kistik

Penyakit Paru Obstruktif KronikPPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri atas:

Bronkitis kronis adalah kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. 

Emfisema adalah kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.

FAKTOR RISIKOKebiasaan MEROKOK Riwayat terpajan polusi udara (lingkungan dan tempat kerja),

Hipereaktivitas bronkus, Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang,

Defisiensi alfa-1 anti tripsin, Jenis kelamin laki-laki dan ras (kulit putih lebih berisiko).

BronkitisBerdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, bronkitis akut berlangsung kurang dari 6 mingu dengan rata-rata 10-14 hari, sedangkan Bronkitis kronis berlangsung lebih dari 6 minggu.

Polusi menghambat aktivitas silia dan fagositosis timbunas mukus meningkat

Bronkitis kronis terjadi penebalan kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus Batuk Produktif

Batuk kronik peningkatan sekresi bronkus dinding bronkiolus rusak dan melebar

Secara klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:

1. Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan.

2. Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), batuk berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan).

3. Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.

Anamnesis, pemeriksaan klinis oleh dokter disertai pemeriksaan penunjang seperti radiologi, faal paru, EKG, analisa gas darah.

EmfisemaEmfisema didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli.

EtiologiBronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok

Mengisap asap rokok/debuPengaruh usia

Klasifikasi Emfisema Berdasarkan Morfologi1. Centrilobural Emfisema (CLE)

Terdapat pelebaran dan kerusakan brokiolus respiratorius tertentu. Dinding bronkiolus terbuka dan menjadi membesar dan bersatu cenderung membentuk sebuah ruangan bersamaan dengan membesarnya dinding. Cenderung tidak seluruh paru, namun lebih berat pada daerah atas.

2. Panlobular Emfisema (PLE)Pembesaran lebih seragam dan perusakan alveoli dalam asinus paru-paru, Biasanya lebih difus dan lebih berat pada paru-paru bawah. Ditemukan pada orang tua yang tidak ada tanda bronchitis kronis atau gangguan fungsi paru. Khas ditemukan pada orang dengan defisiensi 1- antitripsin homozigot.

EmfisemaGejala Emfisema Paru-paruPada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis KronisNapas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit

Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk

Bibir tampak kebiruanBerat badan menurun akibat nafsu makan menurunBatuk menahun

Komplikasi yang terjadi pada penderita Emfisema Paru-paru, diantaranya adalah:

Sering mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasan

Daya tahan tubuh kurang sempurnaProses peradangan yang kronis di saluran napasTingkat kerusakan paru makin parah

Pengobatan COPDOksigenBronkodilator dan ekspektoranAntibiotikPembedahan

AsmaAsma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.

Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.

Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali  bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

AsmaAlergen reaksi bronkus edema mukosa sekresi mucus berlebih lumen menyempit saat ekspirasi bronkus berkontraksi lumen makin sempit susah ekspirasi -- > udara terperangkap di bronkiolus distal ; -- > tubuh memaksa ekspirasi mengi, ekspirasi memanjang disertai batuk produktif

Inspirasi bronkus melebar cabang trakeobronkial memanjang udara gampang masuk

Status asmatikus; serangan asma yang berlangsung terus menerus selama berhari-hari dan tidak dapat ditanggulangi dengan cara pengobatan biasa.

AsmaRIWAYAT PENYAKIT / GEJALA :Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan

Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak

Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hariDiawali oleh faktor pencetus yang bersifat individuRespons terhadap pemberian bronkodilator Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :

Riwayat keluarga (atopi)Riwayat alergi / atopiPenyakit lain yang memberatkanPerkembangan penyakit dan pengobatan

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru

I. IntermitenBulanan APE  ³ 80%

* Gejala < 1x/minggu* Tanpa gejala di luar    serangan* Serangan singkat

* £ 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi   APE ³ 80% nilai    terbaik*  Variabiliti APE < 20%

II. Persisten RinganMingguan APE > 80%

* Gejala > 1x/minggu,     tetapi < 1x/ hari* Serangan dapat   mengganggu aktiviti   dan tidur

* > 2 kali sebulan * VEP1 ³ 80% nilai prediksi     APE ³ 80% nilai terbaik* Variabiliti APE 20-30%

III. Persisten SedangHarian APE 60 – 80%

* Gejala setiap hari* Serangan mengganggu   aktiviti dan tidur*Membutuhkan      bronkodilator   setiap hari

* > 1x / seminggu * VEP1  60-80% nilai prediksi   APE 60-80% nilai terbaik* Variabiliti APE  > 30%

IV. Persisten BeratKontinyu APE £ 60%

* Gejala terus menerus* Sering kambuh* Aktiviti  fisik terbatas

* Sering * VEP1 £ 60% nilai prediksi    APE £ 60% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%

PenatalaksanaanBronkodilatorDisensitisasi spesifik yang lamaMenghindari alergenPemberian corticosteroid

BronkiektasisBronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular dinding bronkus. Bronkiektasis diklasifikasikan dalam bronkiektasis silindris, fusiform, dan kistik atau sakular.

Etiologi dan PredisposisiBronkiektasis biasanya didapat pada masa anak-anak.

Kerusakan bronkus pada penyakit ini hampir selalu disebabkan oleh infeksi. Penyebab infeksi tersering adalah H. Influenza dan P. Aeruginosa. Infeksi oleh bakteri lain, seperti Klebsiela dan Staphylococus Aureus disebabkan oleh absen atau terlambatnya pemberian antibiotik pada pengobatan pneumonia.

Bronkiektasis ditemukan pula pada pasien dengan infeksi HIV atau virus lainnya, seperti adenovirus atau virus influenza.

Etiologi dan PredisposisiFaktor penyebab noninfeksi yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah paparan substansi toksik, misalnya terhirup gas toksik (amonia, aspirasi asam dari cairan lambung dan lain-lain).

Manifestasi KlinisGejala sering dimulai pada saat anak-anak, 60% gejala timbul sejak pasien berusia 10 tahun. 

Batuk dengan sputum yang banyak 1-2 minggu Batuk dan pengeluaran sputum dialami paling sering pada pagi hari, setelah tiduran atau berbaring pada posisi yang berlawanan dengan sisi yang mengandung kelainan bronkektasis -- > keadaan berat demam, nafsu makan berkurang, berat badan turun, anemia, nyeri pleura, malaise.

PenatalaksanaanBronkodilatorAntibiotik

Fibrosis Kistik (CF) Adalah gangguan resesif autosomal yang paling sering terjadi pada masyarakat Kaukasia dengan insiden 1:2500 pada neonatus; 1 dari 25 orang kaukasia merupakan karier heterozigot.

Fibrosis kistik menyerang hampir seluruh kelenjar endokrin (kelenjar yang melepaskan cairan ke dalam sebuah saluran).

CFPelepasan cairan ini mengalami kelainan dan mempengaruhi fungsi kelenjar:

Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar. Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.

CFKelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.

Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang normal

Gejala; ileus mekonium saat lahir, gagal berkembang, malabsorbsi, clubbing finger, infeksi paru rekuren (bronkitis, bronkiolitis, pneumonia).

CFPemeriksaanPemeriksaan lemak tinja Jika kadar enzim pankreas berkurang, maka analisa tinja bisa menunjukkan adanya penurunan atau bahkan tidak ditemukan enzim pencernaan tripsin dan kromotripsinatau kadar lemaknya tinggi.

Tes fungsi pankreasJika pembentukan insulin berkurang, maka kadar gula darahnya tinggi

Tes fungsi paru bisa menunjukkan adanya gangguan pernafasanRontgen dada.Tes DNA. 

Penatalaksanaan OksigenNebulizerAntibiotikEnzim Pankreatik

Efusi PleuraEfusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain.

ETIOLOGIHambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.

Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.

GejalaSesak nafasRasa berat pada dadaBerat badan menurun pada neoplasmaBatuk berdarah pada karsinoma bronchus atau metastasis

Demam subfebris pada TBC, dernarn menggigil pada empilema

Ascites pada sirosis hepatis

Penatalaksaan : Torakosintesis

PneumotoraksPneumotoraks adalah pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura, yang berada antara paru-paru dan toraks.

Pneumotoraks mungkin juga terjadi setelah luka pada dinding dada seperti tulang rusuk yang patah, luka yang menembus apa saja (tembakan senapan atau tusukan), invasi operasi dari dada, atau yang diinduksi dengan bebas dalam rangka untuk mengempiskan paru.

Pneumotoraks dapat juga berkembang sebagai akibat dari penyakit-penyakit paru yang mendasarinya, termasuk cystic fibrosis, chronic obstructive pulmonary disease, kanker paru, asma, dan infeksi-infeksi dari paru-paru.

AtelektasisAtelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.

EtiologiObstruktif tumorNon-obstruktif :1. Pneumothoraks2.  Tumor3. Pembesaran kelenjar getah bening.4. Pembiusan (anestesia)/pembedahan5.  Tirah baring jangka panjang tanpa

perubahan posisi6. Pernafasan dangkal7. Penyakit paru-paru

Gejala klinisAtelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang ringan.

Gejalanya bisa berupa :gangguan pernafasanbunyi nafas berkurangnyeri dadaBatukPucatCemasSianosisGelisahTakikardia

Pemeriksaan fisik :Pada tahap dini sulit diketahui.Ronchi basah, kasar dan nyaring.Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara umforik.

Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.

Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)

Pemeriksaan Radiologi :Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas.

Pada kavitas bayangan berupa cincin.Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena TB.

Laboratorium

Tindakan yang biasa dilakukan :Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa mengembang

Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya

Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )

Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak

Postural drainaseAntibiotik diberikan untuk semua infeksi

Emboli ParuTerjadi apabila suatu embolus, biasanya merupakan bekuan darah yang terlepas dari perlekatannya pada vena ekstremitas bawah dan bersirkulasi melalui pembuluh darah dan jantung kanan sehingga akhirnya tersangkut pada arteri pulmonalis utama atau pada salah satu percabangannya.

PatofisiologiThrombus/emboli Penyumbatan aliran darah Penurunan aliran darah  ke paru-paru Penurunan aliran darah  ke  jantung Kadar O2 jaringan paru2 menurun  Oksigen ke jaringan menurun Hipoksia jaringan paru-paru Hipoksia jaringan tubuh Gangguan pertukaran gas,kerusakan Infark jaringan paru2 tempat emboli paru Gangguan pertukaran gas,kerusakan Nyeri dada sianosis Sesak nafas

Faktor resiko emboli paruStasis aliran vena : immobilisasi, tirah baring, anestesi, gagal jantung kongestif, Cor Pulmonale, PPOK

Keganasan yang meningkatkan bekuan darah : keganasan, kontrasepsi oral tinggi estrogen, polisitemia

Kerusakan endotel vaskuler : trauma, bedah

Post partum, infeksi abdominal, DM, etc

Gejala                                                                          

Dispnea                                                              Nyeri pleuritik                                                          

Batuk                                                                        

Leg swelling                                                               

Batuk darah                                                                

Mengi                                                                         

Tanda                                                                         

Frekuensi nafas  ≥ 20x/menit                                     Ronki                                                                          

Frekuensi jantung ≥ 100 x/menit                              Bunyi jantung 3 atau 4                                                

Suhu  > 38,5 ºC                                                         

PemeriksaanAnalisis gas darahD-dimer aktivasi koagulasiCT scanRontgen

PenatalaksanaanHeparinTrombilisisEmbolektomi


Recommended