Date post: | 01-Dec-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Peran Perusahaan Anjak Piutang Dalam menstimulasi
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
Nama : No Absen :
Aulia latifa Rachma 5
Hanni Juwita 18
Jeremia Nagasari 23
Popi Septiana 36
Sukiandy Wijaya 39
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Moneter dan Lembaga Keuangan
Program Pendidikan Akuntansi BCA
Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
bimbingan, dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper berjudul “Peran
Perusahaan Anjak Piutang Dalam menstimulasi Perkembangan Usaha Kecil dan
Menengah.”
”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Y.B. Suhartoko dan bapak B. Elnath Aldi selaku guru
pembimbing.
2. Orang tua yang selalu membantu dan mendukung ketika penulis
menyelesaikan paper ini
3. Teman-teman dan pihak yang selalu membantu dan memberi semangat
sehingga paper ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari paper ini masih perlu pembenahan dan perbaikan karena
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan dan pengembangan paper ini. Semoga paper ini bermanfaat
bagi pembaca.
Jakarta, April 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat,
begitu juga dengan perkembangan kegiatan usaha/bisnis semakin pesat pula.
Hal tersebut mengakibatkan persaingan usaha/bisnis semakin ketat. Apabila
perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, maka perusahaan
tersebut bertahan sehingga mengakibatkan perusahaan tersebut bangkrut
(gulung tikar).
Suatu usaha/bisnis yang sedang berkembang tentunya membutuhkan
modal yang cukup besar untuk mendukung kegiatan usahanya agar bisa tetap
bersaing dan tetap eksis dalam kegiatan usahanya. Lembaga keuangan di
Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu Lembaga Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Non-Bank. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga
keuangan yang bertujuan untuk memberikan kredit, pinjaman dan jasa-jasa
keuangan lainnya, sehingga dapat dikemukakan bahwa fungsi bank pada
umumnya adalah melayani kebutuhan pembiayaan dan melancarkan
mekanisme sistem pembayaran bagi banyak sektor perekonomian.
Pada perkembangan factoring saat ini di Indonesia dalam kepentingan
masyarakat lebih memilih perusahaan-perusahaan pembiayaan non bank cepat
memperoleh dana yang di keluarkan oleh perusahaan pembiayaan tersebut
sehingga langsung dapat digunakan oleh perusahaan atau perorangan tanpa
berbelit-belit untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
masyarakat lebih cendrung beralih kepada perusahaan pembiayaan non bank
dari pada lembaga keuangan bank yang ada saat ini, karena perusahaan
pembiayaan non bank lebih mudah dalam melakukan proses pembiayaan yang
ditunjukan kepada konsumen yang memerlukan dana tersebut. Salah satu
perusahaan pembiayaan non bank adalah factoring atau anjak piutang yang
saat ini sangat cepat perkembangannya di Indonesia karena dapat membantu
masyarakat yang membutuhkan dana untuk suatu permodalan usaha yang
akan dibangun oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam memajukan
ekonomi yang ada di sekitarnya.
Lembaga pembiayaan factoring merupakan suatu badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
teransaksi dalam negeri atau luar negeri, di Indonesia sendiri hal ini tidak
terlalu mengherankan karena pranata hukum factoring ini cepat sekali
perkembangannya. Dewasa ini lembaga pembiayaan factoring bahkan sudah
memasuki di banyak Kabupaten atau kota di Indonesia saat ini. Sebenarnya
factoring diperuntukkan bagi segenap lapisan perusahaan, dalam tingkat
manapun, untuk factoring modal perusahaan menengah ke bawah, yang
dikenal adalah Vendor Lease Program maksudnya adalah perusahaan
menengah ke bawah yang memerlukan modal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam paper ini antara lain :
1. Apa manfaat dari anjak piutang ?
2. Bagaimana peran perusahaan anjak piutang dalam membantu Usaha Kecil
dan Menegah (UKM) ?
3. Apa saja hambatan-hambatan yang dialami oleh perusahaan anjak
piutang ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dari paper ini antara lain:
1. Mengetahui manfaat dari anjak piutang.
2. Mengetahui peran peran perusahaan anjak piutang dalam membantu
Usaha Kecil dan Menegah (UKM).
3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh prusahaan anjak
piutang.
D. Manfaat Penulisan
Paper ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu :
1. Memberi informasi mengenai manfaat anjak piutang terkait dengan
perkembangan Usaha Kecil dan Menegah (UKM).
2. Memberi informasi mengenai hambatan-hambatan yang dialami
perusahaan anjak piutang
3. Memberi informasi mengenai perkembangan penggunaan jasa anjak
piutang dalam Usaha Kecil dan Menengah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Anjak Piutang
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan dapat
melakukan kebijakan dengan menjual produk yang dihasilkan secara kredit.
Penjualan secara kredit dapat meningkatkan omset penjualan dan pada gilirannya
akan meningkatkan laba. Namun demikian, meningkatnya penjualan secara
kredit mengakibatkan rumitnya administrasi penjualan yang berkaitan dengan
penagihan piutang dan risiko tidak dilunasinya piutang tersebut. Selain itu
peningkatan penjualan secara kredit juga akan mengakibatkan peningkatan
kebutuhan modal kerja. Hal ini disebabkan semakin besar modal kerjayang
tertanam dalam piutang. Untuk mengatasi masalah administrasi piutang, risiko
tidak tertagihnya piutang, dan kebutuhan modal kerja perusahaan dapat
memanfaatkan perusahaan pembiayaan anjak piutang.Berikut pengertian anjak
piutang menurut beberapa sumber :
Menurut buku Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cet. Ke-4
(Yogyakarta: Ekonisia, 2010),anjak piutang adalah suatu kontrak dimana
perusahaan anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya : jasa
pembiayaan, jasa perlindungan terhadap risiko kredit dan untuk itu klien
berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus-menerus
menjual atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-
barang atau pemberian jasa-jasa.
Menurut Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Solo:
Intermedia, 1995), Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembeliaan dan atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan (debitur) dari transaksi perdagangan didalam atau diluar negeri.
Menurut Wikipedia Indonesia, Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring)
adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon yang
melibatkan tiga pihak. Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah
penjual, debitur, dan pihak yang membiayai (factor). Penjual adalah pihak
yang memiliki piutang (biasanya untuk layanan yang diberikan atau barang
yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau
lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu
lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas.
Debitur akan membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah
penuh sesuai nilai tagihan.
Sedangkan pengertian anjak piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.448/KMK.017/2000 adalah “kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri”.
B. Sejarah Anjak Piutang
Anjak piutang dikenal pertama kali di Eropa pada abad ke-18, dan semakin
maju seiring dengan munculnya revolusi industri di Inggris pada akhir abad
tersebut. Pada waktu itu banyak perusahaan di Inggris yang menjual produknya
ke Amerika, namun dalam proses transaksinya mereka tidak langsung kepada
pembeli, sehingga tidak mengetahui siapa pembelinya dan kurang mengatahui
prosedur penagihan piutangnya. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-
perusahaan mengambangkan suatu cara dengan bertindak sebagai perantara
dalam kegiatan penjualan produknya dan selanjutnya disebut factor atau agen.
Selanjutnya pada waktu terjadi revolusi industri, peran faktor berubah
terutama pada pabrik-pabrik tekstil menjadi penilai guna menentukan kelayakan
kredit nasabah-nasabah dari Amerika. Perkembangan peran tersebut berlanjut
dengan pembelian faktur-faktur pabrik tekstilInggris oleh pihak faktor yang
selanjutnya diuangkan pada saat jatuh tempo. Kegiatan transaksi jual-beli faktur
ini selanjutnya mengalami perkembangan yang pesat.
Selanjutnya di Amerika Serikat kegiatan anjak piutang dimulai pada
pembiayaan industri tekstil, dimana pada awalnya merupakan bagian dari
kegiatan bank. Kemudian kegiatan ini berkembang jadi badan usaha sendiri yang
khusus menangani anjak piutang dan kemudian menyebar ke wilayah Eropa.
Dinegara-negara lain kegiatan anjak piutang ini masih sangat baru dan dimulai
sekitar tahun 1960-an dan 1970-an. Sedangkan kegiatan anjak piutang di
Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya kebijaksanaan 20 Desember 1988
(Pakdes 88). Pengenalan usaha ini dimaksudnkan untuk memperoleh sumber-
sumber pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui lembaga perbankan,
leasing, modal ventura dan pembiayaan konsumen. Sesuai dengan Pakdes 88,
kegiatan anjak piutang dapat dilakukan oleh multi finance company, yaitu
perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan berbagai macam usaha
pembiayaan, yaitu anjak piutang, sewaguna usaha, modal ventura, kartu kredit,
dan pembiayaan konsumen. Namun demikian, perusahaan dapat memilih salah
satu dari beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan multifinance
sebagai spesialisasi usahanya dengan membentuk badan hukum baru.
C. Jenis-Jenis Anjak Piutang
Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya
berbagai kebutuhan supplier. Perusahaan anjak piutang menawarkan berbagai
jenis fasilitas anjak piutang, namun biasanya supplier melakukan negosiasi lebih
dari satu perusahaan anjak piutang yang disesuaikan dengan kebutuhan supplier
tersebut dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila
supplier atau klien telah mengetahui persis sejak awal kebutuhannya, akan
mempermudah dan mempercepat menentukan perusahaan anjak piutang mana
yang menyediakan fasilitas sesuai dengan yang dibutuhkan.
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang
dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
Disclosed / notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan
notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada
saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih
pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak
piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:
a) untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak
piutang.
b) untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan
pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang
sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
c) mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat
mempengaruhi perusahaan anjak piutang.
d) memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas
namanya apabila terjadi perselisihan.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat diikuti pada
gambar dibawah ini.
Mekanisme Disclosed Factoring
Keterangan:
o Penjualan secara kredit kepada customer (debitor).
o Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring
(factor) disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait
lainnya.
o Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
o Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam
waktu 24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total
nilai faktur. Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan
pelunasan penuh oleh customer atau debitor.
o Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti
pendukung.
o Pelunasan utang customer kepada perusahaan fnctoring.
Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-
notification factoring adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada
perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali
bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau secara sepihak
perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
Transaksi disclosed atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang
klien kepada perusahaan anjak piutang akan memiliki dampak hukum pada
masing-masing pihak yang terkait. Mekanisme undisclosed factoring adalah
seperti gambar sbb :.
Mekanisme Undisclosed Factoring
Keterangan:
o Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya
(customer).
o Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada
pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
o Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak
piutang.
o Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya
20% akan dibayar pada saat pelunasan utang oleh debitor (customer).
o Pada saatjatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung
kepada supplier atau klien.
o Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada
perusahaan anjak piutang. Perusahaan anjak piutang selanjutnya
melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.
2. Berdasarkan Penanggungan Risiko
Recourse factoring. Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga
with recourse factoring berkaitan dengan risiko debitor yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan
ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko
kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh
karena itu, perusahaan anjak piutang akan mengembalikan tanggung jawab
(recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari
customer.
Without recourse factoring. Anjak piutang ini juga disebut non-recourse
factoring, yaitu perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak
tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian
anjak piutang dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat
diberlakukan bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak
dibayar karena pihak klien ternyata mengirimkan barang yang cacat atau tidak
sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian customer berhak
untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari
kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikian, perusahaan
factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.
3. Berdasarkan Pelayanan
Full servicefuctoring, yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua
jenis jasa anjak piutang baik dalam bentukjasa pembiayaan maupun jasa non-
pembiayaan, misalnya urusan administrasi penjualan (sales ledger
administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung risiko
terhadap piutang yang macet.
Financefactoring, yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya
menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas
piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan
faktur kepada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh
faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap
bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termasuk
menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut.
Bulk factoring. Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring
yaitu transaksi yang mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien.
Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan full service
factoring, namun penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan proteksi
risiko kredit tidak dijamin perusahaan factoring.
Maturity factoring. Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya
tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan
piutang serta proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity memberikan
kredit perdagangan kepada customer atau nasabah dengan pembayaran segera.
Misalnya, 2% 10 hari, net 30, artinya apabila debitor membayar dalam jangka
waktu 10 hari pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%. Apabila tidak,
pembayaran penuh harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian anjak
piutang ini perusahaan factoring akan membayar kliennya tidak lebih dari 10 hari
setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga yang
diperhitungkan. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan
berdasarkan periode tertentu yang didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh tempo
faktur atau penyerahan copy faktur.
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan
Domestic factoring, yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan
melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitor yang semuanya
berdomisili di dalam negeri.
International factoring. Anjak piutang ini juga sering disebut export
factoring, yaitu adalah kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor
barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara
sebagai export factor dan import factor.
5. Berdasarkan Pembayaran kepada Klien
Advanced payment, yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan
pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang
kepada klien berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari
nilai faktur.
Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan
perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran
tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan
(faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembah maturity factoring yang telah dibahas
terdahulu.
Collection, yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan
dilakukan apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan
terhadap debitor.
D. Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini atau disebut juga account
receivable factoring didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka
pendek dan menengah yang dijual kepada perusahaan anjak piutang dengan
kontrak pengambil alihan tagihan dari penjual atau supplier kepada perusahaan
anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan atau pengetahuan
pembeli (customer). Proses anjak piutang untuk tagihan dapat diikuti pada
gambar berikut
Proses Anjak Piutang untuk Tagihan
Keterangan:
o Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer).
Penyerahan barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0
kembali kepada supplier.
o Karena alasan cashflow, supplier atau klien kemudian menjual
tagihannya kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli
(customer).
o Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0
kepada perusahaan anjak piutang.
o Kontrak persetujuan dan pengambilatihan tagihan antara klien dengan
perusahaan anjak piutang.
o Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
o Pada saatjatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan
kepada pembeli (customer).
o Pelunasan utang oleh pembeli.
E. Biaya Anjak Piutang
Biaya-biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang antara lain
terdiri atas service charge dan initial payment charge atau juga disebut
discount charge (biaya bunga). Besamya service charge anjak piutang untuk jasa
nonpembiayaan untuk anjak piutang domestik berkisar antara 0,5%-1.5% dari
jumlah tagihan. Sedangkan untuk anjak piutang internasional antara 1,0%-2,5%.
Pembayaran service charge tersebut biasanya dipotong dari pembayaran pre
financing yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang. Sedangkan biaya bunga
atau discount charge sehubungan dengan pembayaran di muka (initial payment),
perusahaan anjak piutang mengenakan biaya antara 2%-3% p.a. di atas prime
rate. Biaya yang terdiri atas 2 (dua) macam biaya :
Service charge. Service charge atau fee berkaitan dengan fungsi
perusahaan factoring dalam melakukan pembukuan penjualan (sales ledger)
terhadap transaksi penjualan oleh klien. Besarnya biaya tersebut sangat
tergantung dalam, perjanjian atau persetujuan kedua belah pihak antara
perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum kontrak anjak piutang
dilaksanakan dan biasanya dinyatakan dalam suatu persentase tertentu dari nilai
faktur.
Discount Charge. Biaya ini secara langsung berhubungan dengan
pembayaran di muka yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang kepada klien
setelah penyerahan faktur dilakukan. Besarnya biaya tersebut juga dinyatakan
dalam suatu persentase secara tahunan (annual basis). Seperti halnya dengan
service charge, biaya ini juga ditetapkan berdasarkan negosiasi antara pihak
perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum kontrak anjak piutang dilakukan.
F. Manfaat Anjak Piutang
Manfaat anjak piutang bagi klien dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering
and collection services)
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar
persentase tertentu dari jumlah piutang yang dianjak-piutangkan atas
jasa jasa administrasi yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian
anjak piutang. Jasa jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang
dianjak-piutangkan dan membantu penagihannya. Dengan
mengalihkan tugas pembukuan kepada perusahaan anjak piutang akan
timbul beban biaya atas klien.
b. Membantu beban risiko (credit inscrrance)
Kadang-kadang klien (supplier) membatasi penjualannya
hanya kepada nasabah lama saja karena alasan risiko kredit. Sehingga
kemungkinan mereka menolak menjual kredit kepada nasabah baru.
Hal tersebut berarti suatu kerugian, bukan saja semata-mata rugi
materi yaitu akibat batalnya memperoleh keuntungan yang sudah di
depan mata tetapi juga rugi secara immateriel dalam hal goodwill.
Sekiranya risiko dapat dibagi dengan perusahaan anjak piutang berarti
akan meningkatkan keuntungan karena pesanan barang dari nasabah
baru tidak perlu lagi ditolak.
c. Memperbaiki sistem penagihan
Keuntungan lain perusahaan anjak piutang adalah memperbaiki
sistem penagihan. Apabila suatu perusahaan anjak piutang membeli
suatu tagihan, tentu perusahaan tersebut mengharapkan untuk , dibayar
pada saat jatuh temponya. Hat tersebut berarti perusahaan anjak
piutang akan memantau pembayarannya dan memberitahukan kepada
klien tagihan-tagihan yang telah jatuh tempo. Klien biasanya
melakukan revisi posisi tagihan yang dianjak-piutangkan. Dalam
melakukan penagihan, perusahaan anjak piutang sedapat mungkin
tidak memperburuk hubungan antara kliennya dengan nasabah atau
customer.
d. Membantu memperlancar modal kerja
Dengan anjak piutang, setiap penjualan praktis berarti
penjualan tunai dan ini berarti terlepas dari masalah kredit. Di samping
itu, klien dapat menawarkan penjualan kredit untuk jangka waktu yang
sedikit lebih panjang untuk menarik lebih banyak nasabah. Hal
tersebut akan lebih kompetitif karena klien akan dapat meningkatkan
pangsa pasarnya.
Manfaat anjak piutang dalam siklus manufaktur dapat dijelaskan
dalam gambar berikut
Manfaat Aujak Piutang dan Slklus Manufaktur
Keterangan:
a. Pemrosesan bahan mentah sesuai dengan klasifikasi produk.
b. Barang setengahjadi selanjutnya diproses selesai
untukdikirimkan kepada nasabah.
c. Penjualan dilakukan secara kredit.
d. Alternatif imtuk memperoleh uang tunai melalui fasilitas anjak
piutang tanpa perlu menunggu jatuh temponya piutang yang
biasanya berkisar antara 1-3 bulan.
e. Siklus produksi baru dapat dimulai kembali setelah piutang
jatuh tempo.
e. Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan
dapat dibayar tepat waktu yang pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan pihak klien. Reputasi yang baik akan mengakibatkan
mudahnya melakukan pembelian misalnya barang-barang mentah
secara kredit dengan harga yang lebih baik. Sedangkan dalam hal
penjualan tunai klien dapat memberikan discount yang lebih menarik.
f. Kesempatan untuk mengembangkan usaha
Manfaat lain anjak piutang yang cukup menarik adalah
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi usaha
kecil. Sekiranya ada permintaan atas produk atau jasa jasa dan apabila
mereka menjual kepada nasabah besar dengan reputasi baik.
G. Hambatan Anjak Piutang
1. Tidak adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara
khusus yang mengatur tentang kegiatan anjak piutang.
2. Keunggulan anjak piutang dengan kegiatan pembiayaan lain adalah
bahwa pada umumnya tidak memakai sistem jaminan, namun pada
perkembangannya di Indonesia, ada juga perusahaan anjak piutang yang
mensyaratkan adanya jaminan tambahan sehingga hal tersebut dirasa
memberatkan klien yang mengakibatkan penggunaan jasa anjak piutang
kurang diminati.
3. Bagi negara-negara dimana anjak piutang (salah satunya Indonesia)
belum berkembang, ada kecenderungan pendapat bahwa Factor hanya
dapat bertindak sebagai debt collector, sehingga Klien akan
menyerahkan bad debts atau piutang-piutang yang sulit tertagih kepada
Factor. Akibatnya, jasa anjak piutang mendapat reputasi yang kurang
baik dan menjadi kurang diminati sebagai salah satu alternatif
pembiayaan.
4. Kurang profesionalnya perusahaan pembiayaan yang menjalankan usaha
anjak piutang tersebut menyebabkan timbul penyimpangan tujuan
sebenarnya dari kegiatan Anjak Piutang.
5. Biaya yang mahal. Secara keseluruhan kegiatan anjak piutang
memerlukan biaya yang agak besar, apabila dibandingkan dengan
kegiatan peminjaman ke bank. Hal ini juga menjadi pertimbangan bagi
klien untuk menjual piutangnya kepada Factor.
6. Kurangnya sosialisasi mengenai kegiatan anjak piutang di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan keterbatasan informasi mengenai jasa anjak
piutang dimana masyarakat masih sulit mendapatkan dan menemukan
informasi mengenai kegiatan anjak piutang dalam dunia usaha di
Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
PT. International Factors Indonesia (“IFI”) adalah perusahaan yang bergerak
dalam usaha anjak piutang (factoring) dan equipment leasing. Berada di Wisma
Standard Chartered Bank 23B Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jakarta 10220. PT.
International Factors Indonesia (“IFI”), sebelumnya bernama PT. Niaga International
Factors Indonesia, merupakan perusahan pembiayaan joint ventura yang berdiri sejak
tahun 1990. Pada akhir Oktober 2005, Bank Niaga selaku sharehorder di Niaga
Factor Indonesia melepas sahamnya di perusahaan tersebut. Perusahaan kemudian
dikuasai oleh Singapura dibawah PT. IFS Capital (International Factors Singapore),
peraturan pemerintah menyebutkan bahwa perusahaan asing tidak boleh memiliki
saham lebih dari 85 % pada saham perusahaan publik sehingga sebesar 15% saham
dijual ke perorangan di bursa saham. Pada tanggal 14 Juni 2007 nama perusahaan di
ganti dari PT. International Factors Indonesia menjadi PT. IFS Capital Indonesia.
Dengan struktur organisasi dan kebijakan perusahaan yang baru, PT. IFS Capital
Indonesia siap melayani kebutuhan pembiayaan perusahaan Indonesia baik untuk jasa
Anjak Piutang dan Sewa Guna Usaha.
PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) merupakan perusahaan anjak piutang yang
merupakan berbentuk multi financial company berfokus pada usaha kecil dan
menengah di Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client
dari alternative pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di PT. IFSI ialah telah
memiliki usaha yang baik dan menguntungkan.
PT. IFS Capital Indonesia sendiri lebih mengutamakan pembiayaan untuk
usaha kecil dan menengah (UKM) karena perusahaan ingin mengembangkan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kita tahu bahwa di Indonesia ada banyak UKM
yang kesulitan mendapatkan modal. Pinjaman dari Bank yang biasanya digunakan
untuk aktivitas pendanaan sulit untuk didapatkan, sebab Bank mempertimbangkan
banyak kriteria untuk memberikan kreditnya yang jarang bisa dipenuhi oleh UKM.
Oleh sebab itu, PT IFS Capital Indonesia ingin membantu usaha kecil dan menengah
ini dengan memberikan pendanaan yang lebih mudah dan lebih cepat, dengan cara
membeli piutang UKM. Sehingga UKM memiliki modal kerja untuk
keberlangsungan aktivitas operasional usahanya.
Saat ini, UKM tidak hanya memerlukan sumber permodalan tetapi juga hal
lain yang berkaitan dengan manajemennya. Disinilah terlihat peran PT. IFS Capital
Indonesia sebagai pembimbing UKM untuk mengelola manajemen bisnisnya dengan
baik. PT IFS Capital Indonesia lebih bertindak sebagai rekan dari UKM yang akan
membuat UKM lebih berkembang.
Kelebihan PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) bagi UKM :
Dengan menjaminkan atau menjual piutang usahanya kepada PT IFS Capital
Indonesia, UKM akan mendapatkan dana yang akan sangat berguna untuk
mengatasi “cashflow mismatch” dan untuk membiayai modal kerja yang besar
untuk UKM.
PT IFS Capital Indonesia juga membantu meningkatkan efisiensi dalam
penagihan dan administrasi piutang karena teradapat fasilitas credit
management yang diberikan PT IFS Capital Indonesia.
Dengan anjak piutang UKM tidak hanya mendapat permodalan dari penjualan
piutangnya, UKM juga bisa menggunakan anjak piutang untuk transaksi
ekspor-impor (export factoring dan import factoring) tanpa menggunakan
L/C. Sehingga UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke keluar negeri,
ini juga bisa dilakukan oleh PT IFS Capital Indonesia.
Perusahaan anjak piutang di Indonesia tidak terlihat popularitasnya seperti halnya
perusahaan anjak piutang di luar negeri. Hal ini terjadi karena perusahaan anjak
piutang di Indonesia seperti PT IFS Capital Indonesia mengalami beberapa hambatan.
Hambatan-hambatan yang dihadapi seperti halnya :
1. Tidak adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara khusus
yang mengatur tentang kegiatan Anjak Piutang.
2. Keunggulan anjak piutang dengan kegiatan pembiayaan lain adalah bahwa
pada umumnya tidak memakai sistem jaminan, namun pada
perkembangannya di Indonesia, ada juga perusahaan anjak piutang yang
mensyaratkan adanya jaminan tambahan sehingga hal tersebut dirasa
memberatkan klien yang mengakibatkan penggunaan jasa anjak piutang
kurang diminati.
3. Di Indonesia, dimana tingkat pendidikan kurang merata, terdapat sebuah
pandangan bahwa Factor hanya dapat bertindak sebagai debt collector,
sehingga klien akan menyerahkan bad debts atau piutang-piutang yang sulit
tertagih kepada Factor. Akibatnya, jasa anjak piutang mendapat reputasi yang
kurang baik dan menjadi kurang diminati sebagai salah satu alternatif
pembiayaan.
4. Kurang professionalnya perusahaan pembiayaan yang menjalankan usaha
anjak piutang tersebut menyebabkan timbul penyimpangan tujuan sebenarnya
dari kegiatan anjak piutang.
5. Biaya yang mahal. Secara keseluruhan kegiatan anjak piutang lebih mahal
dari meminjam modal dari Bank.
6. Kurangnya sosialisasi mengenai kegiatan anjak piutang di Indonesia. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan informasi mengenai jasa anjak piutang
dimana masyarakat masih sulit mendapatkan dan menemukan informasi
mengenai kegiatan anjak piutang dalam dunia usaha di Indonesia.
BAB IV
KESIMPULAN
Anjak piutang atau factoring erat kaitannya dengan piutang yang melibatkan
pembelian dengan perusahaan factoring terhadap piutang menurut klien atau supplier.
Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam mengatasi
masalah dunia usaha seperti membantu administrasi penjualan dan penagihan,
membantu beban risiko, memperbaiki sistem penagihan, membantu memperlancar
modal kerja, meningkatkan kepercayaan, kesempatan untuk mengembangkan usaha,
dan masih banyak lagi. Seperti baru saja disebutkan dalam beberapa manfaat terdapat
satu manfaat yang membuat penulis tertarik yaitu kesempatan untuk mengembangkan
usaha khususnya dalam bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Atas dasar hal
tersebut, kami mengambil PT. IFS Capital Indonesia (IFSI) sebagai salah satu
perusahaan anjak piutang (fsctoring) sebagai perusahaan yang berperan
mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). PT. IFS Capital Indonesia
sendiri lebih mengutamakan pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah (UKM)
karena perusahaan ingin mengembangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. PT
IFS Capital Indonesia memperhatikan dan juga sudah menjadi hal umum bahwa
banyak UKM yang kesulitan mendapatkan modal. Pinjaman dari Bank yang biasanya
digunakan untuk aktivitas pendanaan sulit untuk didapatkan, sebab Bank
mempertimbangkan banyak kriteria untuk memberikan kreditnya yang jarang bisa
dipenuhi oleh UKM. Oleh sebab itu, PT IFS Capital Indonesia ingin membantu
usaha kecil dan menengah ini dengan memberikan pendanaan yang lebih mudah dan
lebih cepat, dengan cara membeli piutang UKM. Sehingga UKM memiliki modal
kerja untuk keberlangsungan aktivitas operasional usahanya. Namun selain UKM
yang mengalami kesulitan ternyata perusahaan anjak piutang juga memiliki
hambatan-hambatan. Tidak seperti perusahaan anjak piutang luar negeri yang sangat
dikenal oleh masyarakat umum, perusahaan anjak piutang di Indonesia kurang
dikenal oleh masyakat serta belum ada peraturan perundang-undangan yang secara
jelas mengenai anjak piutang, biaya yang cukup mahal dan kurangnya sosialisasi
menjadi beberapa hambatan yang dapat diungkapkan mengenai anjak piutang ini.
SARAN
Anjak piutang merupakan hal yang tergolong baru di Indonesia. Melihat
banyaknya perusahaan yang merugi akibat manajemen dan piutang yang macet,
setidaknya anjak piutang dapat menjadi alternatif dalam pengelolaan perusahaan.
Kami menyarankan agar perusahaan agar memanfaatkan jasa anjak piutang dalam
menjalankan dan mengelola usahanya guna menjamin kelangsungan usahanya.
Kemudian perusahaan anjak piutang pun harus mengatasi hambatannya dengan cara
bekerja sama dengan bank pemerintah atau swasta terkenal di Indonesia atau
perusahaan asuransi terkenal di Indonesia agar pengenalan masyarakat tentang anjak
piutang menjadi lebih mudah dan dengan begitu pemerintah dapat mengawasi jasa
anjak piutang dengan mengeluarkan undang-undang yang sah. Terakhir, setelah anjak
piutang menjadi salah satu jasa terpercaya di Indonesia maka akan banyak
perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam bidang anjak piutang sehingga lebih
banyak lagi Usaha Kecil dan Menengah yang akan menggunakan dan percaya akan
jasa anjak piutang. Semakin banyak UKM yang berhasil berkembang maka
perkembangan ekonomi di Indonesia akan berkembang dan dari UKM juga akan
banyak inovasi-inovasi baru yang muncul sehingga barang tersebut dapat di ekspor ke
luar negeri, serta membuktikan bahwa Indonesia menjadi negara yang patut
diperhitungkan kepada dunia internasional.