+ All Categories
Home > Documents > PLN PROYEK AKHIR ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN ...

PLN PROYEK AKHIR ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN ...

Date post: 16-Mar-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
69
INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM GOLD DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER (ACO) DI PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT DISUSUN OLEH : GILANG PURNAMA CANDRA 201771144 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA, 2020
Transcript

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PROYEK AKHIR

ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM

GOLD DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER

(ACO) DI PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT

DISUSUN OLEH :

GILANG PURNAMA CANDRA

201771144

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

JAKARTA, 2020

i

LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Akhir

ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM

GOLD DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER

(ACO) DI PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT

Disusun Oleh :

Gilang Purnama Candra

201771144

Diajukan Untuk Memenuhi

Persyaratan

Program Studi Diploma III Teknologi Listrik

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI - PLN

Jakarta, 27 Juni 2020

Mengetahui

Kepala Program Studi D-III Teknologi Listrik Dosen Pembimbing Utama

(Retno Aita Diantari, ST., MT) (Ir.Edy Ispranyoto,MBA)

Disetujui,

Dosen Pembimbing Kedua

(Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.)

ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Gilang Purnama Candra

NIM : 2017-71-144

Program Studi : D-III Teknologi Listrik

Judul Proyek Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah Premium Gold

Dengan Skema Setting Automatic Change Over (ACO) Di

PT. PLN UP3 CIPUTAT

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program

Studi Diploma III Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi

Terbarukan Institut Teknologi – PLN Pada tanggal 24 Agustus 2020

Nama Penguji Jabatan Tanda tangan

1. Aloysius Agus Yogianto, IR.,MT Ketua Penguji

2. Novi Gusti Pahiyanti, ST.,MT Sekretaris Penguji

3. Christine Widyastuti, ST.,MT Anggota Penguji

Mengetahui,

Kepala Program Studi D- III Teknologi Listrik

(Retno Aita Diantari, ST.,MT)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

sebesar- besarnya kepada yang terhormat :

Cahyo Adhi Nugroho selaku Pembimbing Lapangan

Yang telah memberikan petunjuk, saran- saran serta bimbingannya sehingga

tugas proyek akhir ini dapat di selesaikan.

Terima kasih juga saya ucapkan, kepada :

1. Sigit Arimurti selaku manager PT. PLN (Persero) UP3 CIPUTAT

2. Anjar Januriyandhani selaku SDM PT. PLN (Persero) UP3 CIPUTAT

3. I Roni Hutahuruk selaku SPV bidang (Rencana Sistem) /Perencanaan

4. Moch Zuchri Yoga Franoto selaku SPV bidang Konstruksi

5. Furqon Rosyadi selaku Pembimbing Lapangan 2

6. Tubagus Putra selaku Pembimbing Rencana Sistem

Yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian proyek akhir ini dan serta

bimbingan dan ilmu lapangan dari bidang lain.

Jakarta, 27 Juni 2020

Gilang Purnama Candra

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Institute Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Gilang Purnama Candra

NIM : 201771144

Program Studi : D-III Teknologi Listrik

Fakultas : Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan

Jenis Karya : Proyek Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Teknologi – PLN HAK bebas Royalti Non Eklusif (Non- exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM GOLD

DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER (ACO) DI PT. PLN

UP3 CIPUTAT.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non

eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih

media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,

dan mempublikasikan proyek akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada Tanggal: 27 Juni 2020

Gilang Purnama Candra

vi

ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM GOLD

DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER (ACO) DI PT. PLN

UP3 CIPUTAT

Gilang Purnama Candra, 201771144

Dibawah bimbingan Ir.Edy Ispranyoto,MBA dan Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd

ABSTRAK

ACO (Automatic Change Over) adalah kubikel yang mempunyai dua

sumber pasokan daya yang berlainan dan dapat berkerja secara otomatis untuk

berpindah ke sumber cadangan bila terjadi gangguan / hilang tegangan pada

salah satu sumber. untuk menentukan setting ACO menggunakan perhitungan

load factor penyulang dan drop tegangan, untuk menentukan settingan pada

ACO akan menggunakan sistem prioritas atau non prioritas. Untuk mengetahui

load factor penyulang dapat di hitung menggunakan data WBP dan LWBP

penyulang yang akan di gunakan, serta perhitungan drop tegangan untuk

menentukan penyulang mana yang akan menjadi sumber utama dan sumber

cadangan. Gardu beton distribusi pelanggan khusus Departemen Agama di

suplai dari Gardu induk Bintaro penyulang jahit 1 dengan nilai load factor 0,446

dengan drop tegangan sebesar 147,82 Volt , dengan Gardu induk Pondok Indah

penyulang samdoria dengan load factor 0,412 dan drop tegangan sebesar 13,65

Volt dari hasil perhitungan tersebut di dapat hasil settingan penyulang jahit

sebagai suplai utama dan penyulang samdoria sebagai pasokan cadangan.

Kata Kunci : Load Factor, Drop Tegangan , Automatic Change Over (ACO).

vii

ENERGIZE CUSTOMER VOLTAGE PREMIUM GOLD WITH AUTOMATIC

CHANGE OVER (ACO) SETTING SCHEME AT PT. PLN UP3 CIPUTAT

Gilang Purnama Candra, 201771144

Dibawah bimbingan Ir.Edy Ispranyoto,MBA dan Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd

ABSTRACT

ACO (Automatic Change Over) is a cubicle that has two different sources

of power supply and can work automatically to switch to a backup source in the

event of a disturbance / loss of voltage at one of the sources. To determine the

ACO setting using the feed load factor calculation and voltage drop, to determine

the ACO settings will use a priority or non priority system. To find out the load

factor of the feeder, it can be calculated using the WBP and LWBP data of the

feeder to be used, as well as the calculation of the voltage drop to determine

which feeder will be the main source and the backup source. The distribution of

concrete substations for special customers of the Ministry of Religion is supplied

from the Bintaro Main Substation with sewing feeder 1 with a load factor value of

0,446 with a voltage drop of 147.82 volts, with the Pondok Indah substation with

Samdoria feeders with a load factor of 0,412 and a voltage drop of 13.65 volts

from the results of these calculations, you can get the results of the ACO setting

with the sewing feeder as the main supply and the Samdoria feeder as the backup

supply.

Keywords: Load Factor, Voltage Drop, Automatic Change Over (ACO).

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah hirobbil alamin dengan izin allah yang maha kuasa saya dapat

menyelesaikan tugas Proyek Akhir saya dengan baik dan benar yang berjudul

“Energize Pelanggan Tegangan Menengah Premium Gold dengan Skema

Setting Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN UP3 CIPUTAT.

Dengan ini juga saya dapat mempelajari ilmu kelistrikan lebih dalam lagi

saya menyadari bahwa tugas Proyek Akhir saya ini jauh dari kata sempurna

karna kempampuan dan ilmu yang terbatas yang saya miliki, dengan berkat dan

saran, dukungan dan bimbingan yang baik maka selesai lah tugas Proyek Akhir

ini dengan bantuan dari berbagai pihak demikian saya menyapaikan banyak

terima kasih kepada bapak Ir.Edy Ispranyoto,MBA selaku pembimbing satu atau

utama dan tidak lepas juga dari bimbingan ibu Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd.,

M.Pd.) selaku pembimbing kedua, berkat saran dan dukungan yang baik Proyek

Akhir ini selesai dengan baik.

Semoga Proyek akhir ini dapat bermanfaat untuk saya sendiri maupun

pembaca atau masyarakat luas sekian dan terima kasih.

Jakarta, 20 Juli 2020

(Gilang Purnama Candra)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Penelitian ..................................................................... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 2

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 2

1.2.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................... 3

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................. 3

1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 5

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

2.2 Landasan Teori .................................................................................... 6

2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik ...................................................... 6

x

2.2.2 Gardu Distribusi............................................................................... 8

2.2.3 Automatic Change Over (ACO) ..................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 21

3.1 Perancangan Penelitian .................................................................... 21

3.2 Teknik Analisis ................................................................................... 24

3.2.1 Load Factor ................................................................................... 24

3.2.2 Jatuh Tegangan ........................................................................... 24

3.2.3 Reaktansi dan Impedansi Penghantar .......................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26

4.1 Hasil .................................................................................................... 26

4.1.1 Data Gardu Pelanggan Dan Daya Kontrak Pelanggan ..................... 26

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 31

4.2.1 Perhitungan Load Factor Penyulang Pada Gardu CP201 Pelanggan

PUSDIKLAT DEPARTEMEN AGAMA ....................................................... 31

4.2.2 Perhitungan Drop Voltage ............................................................. 32

4.3.3 Settingan T200 ACO ( Automatic Change Over ) .......................... 34

4.3.4 Rencana Setting ACO Normal Saat Terjadi Gangguan ................. 38

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 399

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 39

5.2 Saran ................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 42

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik ..................................................................... 6

Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Spindle .......................................................... 7

Gambar 2.3 Gardu beton ................................................................................... 9

Gambar 2.4 Bagan Satu Garis Gardu Pelanggan Umum ................................. 10

Gambar 2.5 Wiring Pelanggan Khusus ............................................................ 11

Gambar 2.6 Sistem kerja ACO ......................................................................... 13

Gambar 2.7 Kubikel ACO SM6-24 KV Type NSM ............................................ 14

Gambar 2.8 Pasokan Supply ........................................................................... 14

Gambar 2.9 Box Kompartemen ACO ............................................................... 15

Gambar 2.10 Sistem Kerja ACO ...................................................................... 16

Gambar 2.1 Diagram Control ACO ................................................................... 16

Gambar 2.12 Fungsi dari T200 S ..................................................................... 17

Gambar 2.13 Diagram Blok T200S .................................................................. 18

Gambar 2.14 VD23 .......................................................................................... 19

Gambar 2.15 Test Setting VD23 ...................................................................... 20

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 22

Gambar 4.1 Lokasi dan Sketsa Gardu ............................................................. 27

Gambar 4.2 Gardu TD23 .................................................................................. 27

Gambar 4.3 Gardu sipil bertingkat .................................................................... 28

Gambar 4.4 Visio rencana penarikan kabel TM dan TR ................................... 29

Gambar 4.5 Single Line Diagram ..................................................................... 29

Gambar 4.6 Software ACO .............................................................................. 34

Gambar 4.7 Data Pengguna ACO .................................................................... 35

Gambar 4.8 Data pengukuran .......................................................................... 35

Gambar 4.9 Data Pengaturan .......................................................................... 36

Gambar 4.10 ACO Terkena Gangguan ............................................................ 37

Gambar 4.11 Blok Diagram Sistem Operasi ACO Gangguan .......................... 38

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Impedansi Kabel Tanah .................................................................... 25

Tabel 4.1 Data Daya Pembebanan Penyulang ................................................ 26

Tabel 4.2 Data kWh Penyulang Gardu Induk Bulan Februari ........................... 31

Tabel 4.3 Beban Pemakaian Penyulang dan Trafo Bulan Februari .................. 32

Tabel 4.4 Data Saluran Penghantar SKTM ...................................................... 32

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran - A Lembar Bimbingan Tugas Akhir ......................................... A43-A4

Lampiran - B Jenis- Jenis Layanan Premium ................................................. B1

Lampiran - C Data Penyulang Jahit Trafo 1 GI Bintaro Kwh Perbulan ........... C1

Lampiran - D Data Penyulang Samdoria Trafo 1 GI Pondok Indah Kwh Perbulan

data beban penyulang bulan januari ................................................................ D1

Lampiran - E Data Beban Penyulang ............................................................ D1

Lampiran - F Singel Line Diagram jaringan Gardu CP201 Incoming 1 .......... E1

Lampiran - G Data Kabel SKTM Penyulang Jahit dan Samdoria..................... F1

Lampiran - H Singel Line Diagram Jaringan Gardu CP201 Incoming 1 dan 2

Penambahan Kubikel ACO ............................................................................. G1

Lampiran – Wiring Automatic Change Over (ACO) T200S ................. G2-G3-G4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini sumber tenaga listrik yang stabil dan handal sangat di butuh

kan sekali oleh pelanggan industri dan gedung perkantoran banyak

memerlukan pasokan listrik yang handal maka diperlukan sebuah peralatan

tambahan yang mampu menyuplai energi cadangan ke beban saat terjadi

gangguan, yaitu berupa Kubikel (Automatic Change Over) ACO memiliki dua

buah sumber dari dua penyulang yang berbeda untuk mensuplai satu

pelanggan Kedua penyulang tersebut memiliki fungsi yang berbeda yaitu

sebagai sumber utama dan sebagai sumber cadangan Ketika sumber utama

mengalami gangguan maka secara otomatis beban pelanggan akan disuplai

oleh sumber cadangan Untuk memaksimalkan kinerja dari kubikel Automatic

Change Over maka diperlukan perencanaan setting.

Perencanaan setting adalah dengan merencanakan penerapan setting

yang akan digunakan pada kubikel ACO apakah akan menggunakan setting

prioritas atau non prioritas. Dengan menghitung load factor penyulang yang

di digunakan tersebut. Kubikel ACO akan bekerja lebih baik jika

menggunakan setting non prioritas karena pelanggan hanya akan

mengalami satu kali kedip untuk satu kali gangguan langkah selanjutnya

adalah menentukan penyulang yang akan digunakan sebagai sumber utama

dan sumber cadangan dengan menggunakan perhitungan drop voltage.,

dengan harapan semakin kecil drop voltage maka semakin bagus juga

kualitas tegangan yang diterima oleh pelanggan sehingga peralatan-

peralatan elektronik yang digunakan oleh konsumen juga akan bekerja

dengan baik.

Penggunaan kubikel Automatic Change Over ini tentunya akan

mempercepat proses penormalan ketika terjadi gangguan, sehingga suplai

ke pelanggan tetap aman meski terjadi gangguan.

2

Pada pelayanan kali ini pelanggan di operasikan menjadi pelanggan

premium Gold dengan jenis layanan ini pelanggan di pasok dari penyulang

dan trafo dengan Gardu induk yang berbeda

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Sering terjadinya pemadaman listrik yang mendadak oleh PLN tentunya

akan sangat merugikan pelanggan, terutama bagi pelanggan yang memiliki

peralatan dengan sensitifitas yang tinggi seperti pada Industri ,Pusat

Pemerintahan dan lain-lain. Maka dari itu diperlukan kubikel Automatic

Change Over (ACO) yang mampu memindah pasokandaya ke pelanggan

secara cepat dan efisien apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan pada

sumber utamanya. Namun untuk mengopimalkan kinerja dari kubikel ACO

diperlukan perhitungan nilai load factor penyulang dan perhitungan jatuh

tegangan penyulang untuk menentukan skema setting dari ACO. Sehingga

dengan digunakannya kubikel Automatic Change Over (ACO) dapat

meminimallisir durasi padam pada pelanggan ketika terjadi gangguan dan

dapat meningkatkan kualitas penyediaan tenaga listrik sehingga dapat

meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan dan dapat memberikan

layanan terbaik ke pelanggan.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Agar tujuan yang di harapkan dapat terlaksanakan untuk pembahasan

proyek akhir menjadi terarah pembahasan hanya mengenai :

1. Rencana Energize Premium Gold atau pengoperasian layanan

Premium Gold

2. Perhitungan Load Factor.

3. perhitungan jatuh tegangan.

4. Setting ACO (Automatic Change Over)

3

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukankan di atas maka dapat

di rumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana rencana proses energize layanan premium Gold

2. Bagaimana cara kerja ACO dan settingan ACO

3. Bagaimana skema setting ACO Ketika terjadi gangguan di saat

pasokan utama hilang dan di gantikan oleh pasokan daya

cadangan

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka tujuan dari

penelitian yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:

1. Memahami rencana proses energize premium Gold

2. Mengetahui cara kerja ACO dan setting ACO

3. Mengetahui skema setting ACO ketika Terjadi gangguan atau

suplai utama mengalami gangguan dan berpindah ke pasokan

cadangan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penulisan tugas akhir ini diharapkan:

a. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ilmiah ini adalah untuk

mengetahui skema setting ACO.

b. Dapat mengetahui cara Meningkatkan kualitas penyaluran tenaga listrik

pada pelanggan PT. PLN UP3 CIPUTAT

c. Dapat menjadi referensi bagi pembaca.

4

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan proyek akhir ini disusun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

Laporan proyek akhir yang terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan,

dimana BAB I (Pendahuluan) membahas mengenai latar belakang masalah,

tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, manfaat dan tujuan serta

sistematika penulisan, BAB II (Landasan Teori) membahas mengenai teori

pendukung mengenai penelitian yang akan dibahas, BAB III (Metode

Penelitian) membahas mengenai perancangan penelitian yang memuat

diagram alir penelitian dan teknik analisis yang memuat metode pengolahan

data, BAB IV (Hasil dan Pembahasan) membahas mengenai hasil dan

pembahasan dari data yang diperoleh, BAB V (Penutup) membahas

mengenai kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil penelitian.

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk pembutan proyek akhir ini di butuhkan adanya beberapa referensi

yang menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian.

1. Susilo, eko . 2017. Dalam karya ilmiyahnya kubikel Automatic Change

Over (ACO). Menjelaskan tentang kubikel Automatic Change Over Karya

ilmiyah ini membahas tentang kehandalan pasokan untuk pelanggan

premium seperti industri, rumah sakit dan gedung perkantoran agar setiap

pelanggan mempunyai supply listrik cadangan bila sumber listrik utama

padam terjadi akibat ganguan maupun pemeliharaan di sepanjang

jaringan PLN, dengan cara memasang kubikel Automatic Change Over

(ACO) yang mempunyai cadangan listrik dengan sub-system yang

berbeda yaitu dua penyulang dan dua trafo dari gardu induk yang

berbeda.

2. Rayshinta, indah. 2013. Dalam judul proyek akhirnya pemeliharaan ACO

untuk meningkatkan kehandalan pelanggan pada konsumen VIP. Di

proyek akhir beliau berisikan tentang pemeliharaan ACO yang bertujuan

untuk menjaga tidak terjadinya corona pada kubikel ACO itu sendiri

dengan memasang heater (pemanas) agar suhu udara dalam kubikel

tetap stabil dan melakukan setting perpindahan atau change over dalam

keadaan tanpa beban dan berbeban sehingga kubikel terjamin

kehandalan nya.

3. PLN UP3 BULUNGAN PUSTAKA, Pembahasan pelanggan premium ini

bertujuan meningkatkan benefit, pasokan dan kontinuitas tegangan listrik

yang handal dan stabil dan mengurangi pemakaian genset serta

mendukung implementasi Clean Energy. Dan untuk Pelanggan premium

mendapatkan kompensasi bila terjadi padam. Matriks layanan premium ini

6

ada empat yaitu, premium bronze 2 sumber penyulang, silver 2 sumber

trafo, gold 2 sumber Gardu Induk ,platinum 2 sub system.

4. BUKU SAKU PELAYANAN TEKNIK (Ir.wahyudi sarimun N.,MT.) pada

buku ini banyak dapat di pelajari ilmu dan Teknik jaringan distribusi tenaga

listrik seperti manuver tegangan, konstruksi gardu, pengoperasian kubikel

dan layanan teknik pelanggan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Sistem distribusi adalah tahap akhir dalam pengiriman tenaga listrik; ini

merupakan proses membawa listrik dari sistem pembangkit listrik menuju ke

konsumen listrik.

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem distribusi pada saat ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

2.2.1.1 Distribusi Primer

Sering disebut sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yaitu jaringan

tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan gardu induk sebagai

suplai tenaga listrik dengan gardu- gardu distribusi Jaringan Tegangan

Menengah menggunakan tegangan operasi nominal sebesar 11,6 kV/ 20 kV

7

2.2.1.2 Distribusi Sekunder

Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yaitu jaringan tenaga listrik

yang dimulai dari sisi sekunder trafo distribusi sampai dengan sambungan

rumah (SR) pada pelanggan. Sistem jaringan ini berfungsi untuk

mendistribusikan energi listrik dari gardu distribusi sampai ke konsumen.

Jaringan Tegangan Rendah menggunakan tegangan operasi nominal 220 /

380 V.

Dilihat dari sistem pentanahannya, sistem distribusi dapat dibedakan

menjadi beberapa macam, hal ini disebabkan keterlambatan PLN dalam

menguasai teknologi dan standarisasi, sehingga terpaksa mengikuti konsep

dan standar negara–negara pemberi dana dan konsultannya masing masing.

Tiga pola utama sistem distribusi 20 kV yang ada dan berkembang di pulau

Jawa yaitu:

Sistem pentanahan netral dengan tahanan rendah yang berlaku di PLN

Distribusi Jawa Barat dan PLN Distribusi DKI Jakarta Raya.

2.2.1.3 Konfigurasi Jaringan Spindel

Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Spindle

Pada sistem jaringan ini dia mempunyai jaringan cadangan jaringan ini

di sebut penyulang, pada jaringan ini ada penyulang cadangannya yang di

sebut (exspress feeder) yang berfung sebagai back up suplai jika terjadi

gangguan pada penyulang inti atau penyulang yang beroperasi pada

jaringan ini akhir atau ujung jaringan exspres berada di gardu hubung atau

8

GH gaerdu hung ini berkerja dengan sistem kondisi penyulang beroperasi

“NO” (Normaly Open) dan penyulang cadangan atau exspress Berkondisi

“NC” (Normaly Close).

Jaringan ini di sebut dengan jaringan spindle yang sangat berfungsi :

a. Peningkatan kehandalan dan kontinuitas pelayanan sistem

b. Menekan rugi- rugi akibat gangguan jaringan

c. Cocok untuk melayani daerah yang memiliki beban yang tinggi

d. Perluasan jaringan nya sangat mudah dan biaya yang ekonomis.

2.2.2 Gardu Distribusi

Gardu distribusi adalah suatu komponen terpenting dalam sistem jaringan

distribusi tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke

konsumen maupun tegangan menengah dan tegangan rendah gardu ini

mempunyai jenis pemasangan diantaranya pemasangan dalam dan

pemasangan luar.

Berdasarkan konstruksinya gardu distribusi ini ada beberapa jenis :

a. Gardu beton umum

b. Gardu beton khusus

c. Gardu cantol

d. Gardu portal compact

e. Gardu susun

Pada dasarnya gardu ditribusi adalah tempat peralatan jaringan distribusi

berada mulai dari PHB-TM, Trafo dan PHB- TR dan titik awal saluran jaringan

distribusi tegangan menengah dan rendah.

2.2.2.1 Gardu Sipil Exsisting beton

Gardu ini merupakan gardu distribusi yang berbentuk bangunan rumah

yang berisikan semua peralatan jaringan sambungan tenaga listrik mulai dari

tegangan menengah sampai di turunkan menjadi tegangan rendah, gardu ini

memiliki PHB-TM, Trafo Step Down, dan rak PHB- TR gardu jenis terbagi

dua ada gardu untuk pelanggan umum dan gardu untuk pelanggan khusus

9

Gambar 2.3 Gardu beton

2.2.2.2 Gardu Pelanggan Umum

Gardu umum adalah gardu yang melayani semua jaringan tegangan

rendah sampai sambungan rumah mulai tegangan 380/220 Volt gardu ini di

lengkapi dengan PHB-TM, rak kabel TM, Trafo ,rak kabek TR dan PHB- TR

gardu berfungsi untuk melayani semua kebutuhan listrik yang ada di daerah

jangkauan nya melalui saluran udara tegangan rendah.

10

Gambar 2.4 Bagan Satu Garis Gardu Pelanggan Umum

2.2.2.3 Gardu Pelanggan Khusus

Gardu pelanggan khusus adalah gardu yang di rancang yang berfungsi

untuk melayani pelanggan daya yang lumayan besar gardu ini memiliki

spesifikasi yang lebih dari gardu beton biasa yang di lengkapi dengan

proteksi yang baik dan alat ukur yang di persyaratan dengan daya harus

melebihi 197 kVA, peraltan utama pada gardu ini yaitu PHB- TM , seperti

kubikel CBOG,CBOM,PB, LBS Trafo penurun tegangan yang menjadi

tanggung jawab pelanggan sendiri yang berfungsi untuk melayani pelanggan

itu sendiri.

11

Gambar 2.5 Wiring Pelanggan Khusus

2.2.3 Automatic Change Over (ACO)

Automatic Change Over atau ACO Adalah suatu alat yang di rancang

dalam usaha untuk meningkatkan kontiniustias pensuplaian tenaga listrik ke

pelanggan (dalam hal kosumen khususnya ) pada prinsipnya ACO adalah

sebuah alat berupa saklar yang berkerja memindahkan beban dari suplai

tenaga listrik prioritas ke sumber cadangan yang berkerja secara otomatis

maka akan berpindah ke sumber cadangan.

2.2.3.1 Prinsip Kerja

1. Semi Automatic Change Over (SACO)

Bekerja berdasarkan kubikel yg kita prioritaskan, bila yang prioritas

gangguan maka akan pindah ke kubikel cadangan . Setelah pindah ke

kubikel cadangan bila akan di kembalikan ke kubikel prioritas maka

harus pindah secara manual ke gardu tersebut. Sistem ini kita pakai bila

kita anggap salah satu supply 20 kv hanya satu yg handal.

2. Automatic Change Over (ACO)

ACO bekerja berdasarkan non prioritas dan kita mempunyai kedua

sumber supply 20 kv yang handal. Pada saat kubikel A close dan

kubikel B open, jika kubikel A yang close terjadi gangguan maka

kubikel A akan otomatis open dan kubikel B akan otomatis close. Juga

sebaliknya tidak ada proritas. Sistem ini kita pakai untuk gardu

DIGAMBAR PPST UI No. GAMBAR : GD/GB/11

STANDAR KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI

FOTO

DISETUJUI : DIV. DISTRIBUSI IT, IB, JB

EDISI 1 2010

40

12

pelanggan VIP, VVIP, dan juga Premium. Umumnya yang kita pakai

sekarang mayoritas adalah ACO. Karena kalau SACO hanya pindah

sekali dan kita harus manual ke gardu.ACO juga bisa disetting menjadi

SACO Prioritas misal prioritas kubikel A jadi prioritas dan yang B

cadangan maka bila yang A gangguan maka akan pindah ke B ,saat

A normal kembali maka akan pindah ke A lagi. Sistem ini akan

mengalami kedip pindah dua kali, saat ini sudah sedikit yang kitaisetting

dengan prioritas seperti ini. Jenis kubikel ACO sekarang di dominasi

merk Schneider NSM.

2.2.3.2 Bagian Bagian Kubikel ACO :

1. Sensing / Sensor

Yaitu dari Transformer tegangan yang diteruskan ke lampu indicator

Tegangan 20 kv dan dibaca oleh Modul Control.

2. Modul Control

Berfungsi sebagai alat yang memerintahkan mekanik Motorize kubikel

bekerja ketika salah satu sumber mengalami gangguan ,biasanya

Setting Arus dan Time Delay (waktu pindah ACO) kita setting 200 ms.

3. Power Supply Untuk Merk Schneider

Untuk tegangan Motorize Schneider menggunakan tegangan 48 V DC,

dan supply modul control menggunakan 220 V AC dan 24/ Accu (battery)

12 V DC sebagai backup ketika 220 V AC gangguan.

4. Power Supply 24 VDC ( Floukit )

Motorize kubikel merk Floukit mendapatkan power 24 V DC dari supply

DC to DC 48 V DC to 24 V DC atau AC to DC 220 V AC to 24 V DC

Supply ini merupakan external dari kubikel ACO floukit.

5. Aki Kering (Semua Merk)

12 V DC sebagai supply cadangan bila 220 V AC hilang tegangan.

Hal ini harus sangat diperhatikan karena Accu (battery) hanya bertahan

3 jam.

13

Gambar 2.6 Sistem kerja ACO

2.2.3.3 Kubikel Automatic Change Over (ACO)

Kubikel yang mempunyai dua sumber yang berlainan yang dapat

bekerja secara otomatis untuk pindah ke sumber daya cadangan, bila terjadi

gangguan / hilang tegangan pada salah satu sumber. Sistem kerja pada

Kubikel ACO terbagi dua :

1. Sistem Prioritas ( ada salah satu sumber yang diprioritaskan )

Bila sumber utama mengalami gangguan atau hilang tegangan, sumber

cadangan akan langsung membackup dan bila sumber utama normal

kembali maka sumber utama secara otomatis akan membackup seperti

kondisi semula.

2. Sistem non prioritas ( tidak ada sumber yang diprioritaskan )

Tidak ada sumber yang dianggap prioritas, ACO bekerja bergantian bila

LBS1 gangguan maka LBS2 akan langsung membackup dan begitu

sebaliknya.

14

Gambar 2.7 Kubikel ACO SM6-24 KV Type NSM

2.2.3.4 Sistem Pasokan Supply Untuk Pelanggan Premium

Gambar 2.8 Pasokan Supply

Pelanggan ACO jenis premium dibagi menjadi beberapa bagian, yang

pertama yaitu tipe bronze, silver, gold, dan platinum. Untuk pelanggan tipe

bronze dia akan mendapat supply 20 kV dari 2 penyulang yang berbeda

15

namun kedua penyulang tersebut berasal dari 1 trafo. Untuk tipe silver,

pelanggan akan mendapat supply 20 kV dari 2 penyulang yang berbeda dan

kedua penyulang berasal dari 2 trafo yang berbeda namun masih dalam 1

gardu induk. Untuk tipe gold, pelanggan ini akan mendapat supply sebesar

20 kV dari 2 penyulang yang berbeda, kedua penyulang ini berasal dari trafo

yang berbeda, dari gardu induk yang berbeda, namun masih dalam 1

pembangkit. Untuk tipe platinum, pelanggan ini akan mendapat supply 20 kV

dari 2 penyulang yang berbeda yang berasal dari 2 trafo yang berbeda,

gardu induk yang berbeda, dan 2 pembangkit yang berbeda. Jadi bisa

dikatakan semakin tinggi tingkatan tipe pelanggan premium, maka semakin

handal sistem pasokan supply 20 kV nya.

2.2.3.5 Automatic Change Over (ACO)

Pada box kompartemen ini terdapat alat telecontrol auto change over dan

sensor tegangan yang terhubung ke kedua sumber tegangan yaitu T200S dan

VD23.

Gambar 2.9 Box Kompartemen (ACO)

2.2.3.6 Sistem Kerja ACO

Pada prinsipnya cara kerja ACO dapat dilihat pada gambar dibawah:

1. Penggantian sumber utama ke sumber cadangan SW 1 Menjadi SW

2 Jika mendeteksi kurang tegangan dari 40% maka SW 1 terbuka

dengan t1 0,1 sampai 0,5s waktu perpindahan.

16

Gambar 2.10 Sistem Kerja (ACO)

2. Dengan mendeteksi tegangan normal kembali lebih dari 40% maka

SW2 akan terbuka dalam waktu t2 = 5 – 120s . selanjutnya SW1

akan menutup dalam waktu antara t1 = 70 – 80ms.

2.2.3.7 Bagian – Bagian ACO

1. Bagian Talus T200 secara garis besar dapat di kelompokan menjadi

beberapa bagian yaitu : control modul, komunikasi modul, sensor

arus dan tegangan, sumber tegangan, dan monitoring control.

Gambar 2.11 Diagram Control ACO

2.2.3.7 T200S

T200S adalah sebuah alat telekontrol auto change over otomatis dengan

tipe SM6 dari Schneider yang terhubung ke 2 sumber tegangan pada kubikel

yang berfungsi mengatur status LBS pada kubikel. Bagian utamanya berupa

rak sebagai tempat modul elektronik, grid untuk mendukung peralatan

17

transmisi (radio, modem eksternal, dll), baterai sebagai cadangan sumber

ketika enklosur tidak lagi didukung oleh sumber tegangan AC.

Gambar 2.12 Fungsi dari T200 S

18

Gambar 2.13 Diagram Blok T200S

19

2.2.3.8 VD23

VD23 adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan indikator besaran

tegangan yang ada dan ketika tidak ada tegangan dengan menggunakan

relay. VD23 menggunakan VPIS V2-VO sebagai sensor, opsi VO yang

diperlukan untuk berinteraksi dengan VD23. Konektor khusus disediakan

untuk hubungan antara VPIS dan VD23. VD23 ini bekerja dengan

menggunakan sumber 24 atau 48 V DC.

Gambar 2.14 VD23

Tampilan yang ditampilkan oleh VD23 berupa presentase dari tegangan

nominal yang terukur. Pada daya perangkat, VD23 mengukur tegangan

jaringan tersebut dan menetapkan nilai itu sebagai referensi (100%). Dengan

ketentuan untuk ambang batas mendeteksi adanya atau ketidak adanya

tegangan ditampilkan dan dikonfigurasikan sebagai persentase tegangan

20

line-to-neutral (V) atau tegangan line-to-line (U). Ambang batas tegangan

sisa (V0) juga dinyatakan sebagai persentase dari tegangan line-to-neutral.

Gambar 2.15 Test Setting VD23

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian

Pada rancangan penelitian energize pelanggan premium silver ke gold

dan bagaimana cara setting ACO dan mengoptimalkan kinerja ACO pada

penelitian ini di perlukan rancangan dengan dengan mulai melakukan

observasi di lapangan dan ikut melakukan kegiatan energize ACO tersebut,

dan menghitung load factor dan drop tegangan penyulang yang di pakai, Dan

untuk memperjelas penelitian ini ada beberapa tahap penelitian yang di

lakukan

a. Melakukan SAR pelanggan premium dan mendata pelanggan mulai dari

ID pelanggan, jam nyala, rekening minimal, kontrak daya.

b. Probing dan melajutkan ke berita acara, surat dan pembayaran.

c. Reksis, Kajian Kelayakan Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial

(KKF), pembangunan.

d. Setting ACO, yang bedasarkan hasil perhitungan load factor dan jatuh

tegangan pada penyulang yang di gunakan.

e. Pengoperasian atau energize

Dalam pengerjaan nya ini dapat di susun tahapan- tahapannya dengan

karangka di bawah ini.

22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

PROBING

BA(Berita Acara)

surat premium,

pembayaran

Pengumpulan data Penelitian

- Data WBP dan LWBP - Panjang saluran - Data impedansi dan penghantar - Daya kontrak pelanggan

Observasi SAR pelanggan premium

Reksis KKO, KKF dan Pembangunan

Perhitungan Nilai load factor

Penyulang dan Jatuh Teganan

Perencanaan setting ACO

Energize ACO Premium

Selesai

Ya

Tidak

23

1. Mulai

Tahap awal yang periu dilakukan.

2. Obervasi SAR Pelanggan Premium

Pada tahap ini mensurvei atau mendata lokasi pelanggan dan daya

kontrak pelanggan sebelumnya dan kondisi bagunan gardu pelanggan

dan beban pelanggan.

3. PROBING

Pelalanggan memilih layanan yang akan di ambil dan kesiapan untuk

kontrak layanan.

4. BA ( Berita Acara) surat premium dan pembayaran

Pada proses ini pelanggan telah menyetujui layanan dan akan

melanjutkan ke surat pengerjaan dan pemabayaran.

5. KKO dan KKF dan Pembangunan

Kajian kelayakan operasi dan kajian kelakayakan finansial ini di survei

oleh bagian perencaan bagian rencana sistem survei ini melihat kelayakan

tempat dan kondisi teknis di lapangan yang akan di laksanakan

pembangunan nanti dan total biaya yang akan keluarkan nanti.

6. Pengumpulan data penelitian

Pengumpulan data penelitian ini setelah proses diatas semua telah di

lakukan, dan data yang akan di ambil adalah WBP dan LWBP penyulang

yang akan di pakai nanti dan data Panjang saluran kabel SKTM nanti, data

tersebut nanti akan di olah dan untuk di jadikan sebagai nilai akhir

settingan Automatic Change Over (ACO) dan daya kontrak pelanggan,

perhitungan Load Factor dan Jatuh Tegangan Untuk menentukan nilai

settingan aco yang akan di setting prioritas atau non prioritas.

7. Perencanaan Setting

Setelah nilai di dapatkan dan settingan di sesuaikan dengan kondisi

lapangan.

8. Selesai

Semua beroperasi dengan normal.

24

3.2 Teknik Analisis

Data analisis ini di lakukan kajian data- data teknis untuk penelitian ini

seperti Panjang saluran kabel SKTM dan data penyulang jahit dan penyulang

samdoria sebagai cadangan dan data WBP dan LWBP penyulang tersebut

data tersebut diolah dalam penganalisaan data.

3.2.1 Load Factor

Load factor adalah presentase faktor beban terhadap penyulang dari

beban rata-rata dibagi beban puncak, dalam kubikel ACO akan terjadi

perpindahan LBS penyulang normal ke LBS penyulang stand-by jika terjadi

gangguan atau pemadaman. Pengaruh besar Load Factor berhubungan

dengan beban 2 penyulang yang dipasang di kedua incoming, jika load factor

pada penyulang 1 dan penyulang 2 sudah mencapai 0,8 atau lebih, maka

pemakaian ACO di penyulang 1 dan penyulang 2 sudah tidak optimal lagi.

Perhitungan Load factor pada penyulang dilakukan untuk mengetahui berapa

aktor beban pada penyulang. Untuk mengetahui besar Load Factor pada

penyulang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan.

Load Factor =𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑

𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑…………………………………………………(3.1)

Dimana :

Average Demand : Beban rata-rata penyulang

Peak Demand : Beban puncak penyulang

3.2.2 Jatuh Tegangan

Permasalahan-permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitas daya

listrik salah satunya adalah jatuh tegangan, dimana antara tegangan yang

dikirim dengan tegangan yang diterima terjadi selisih tegangan. Jaringan

distribusi SUTM memiliki jalur pendistribusian yang jauh dan menanggung

beban yang selalu dinamis, hal-hal tersebut bisa mengakibatkan jatuh

tegangan.Jatuh Tegangan yang diperbolehkan pada JTM adalah 2% dari

tegangan kerja untuk sistem spindel dan 5% dari tegangan kerja yaitu untuk

25

sistem radial di atas tanah dan sistem simpul tergantung kepadatan beban.

Perhitungan drop voltage praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya

menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan, namun pada

sistem jaringan khusunya pada sistem tegangan menengah masalah

induktansi dan kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya cukup berarti.

Apabila perbedaan nilai tegangan tersebut melebihi standart yang

ditentukan, maka mutu penyaluran tersebut rendah.

Nilai drop voltage JTM 20 KV 3 fasa dapat di hitung dengan menggunakan

rumus:

∆𝑉 = √3 × I × L (R cos 𝜗 +× sin 𝜗) …………………………………………(3.2)

Keterangan :

I : beban maksimum (A)

L : panjang saluran (km)

R : tahanan saluran (Ω/km)

X : reaktansi tahanan (Ω/km)

: sudut power factor

3.2.3 Reaktansi dan Impedansi Penghantar

Sesuai dengan SPLN 64: 1995, impedansi kabel tanah dengan

penghantar alumunium adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Impedansi Kabel Tanah

A

(mm2)

R

(Ω/Km)

L

(mH/Km)

C

(mf/Km)

Impedansi

Urutan Positif

(Z1 & Z2) (Ω/Km)

Impedansi

Urutan Nol

(Zo)(Ω/Km)

150 0,206 0,33 0,26 O,206 + jo, 104 0,356 +j0, 312

240 0,125 0,31 0,31 0,125 + j0, 097 0,275 + j0,029

300 0,100 0,30 0,34 0,100 + jo,o94 0,250 + jo,282

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Gardu Pelanggan dan Daya Kontrak Pelanggan

1. Pelanggan Sebelum Di Energize Ke Premium Gold

a. Gardu CP201 pelanggan Departemen Agama

IDPEL : 543100795275 Daya : 329 kVA

IDPEL : 543103152989 Daya : 105 kVA

IDPEL : 543700353356 Daya : 197 kVA

1. Area : Ciputat

2. Type Gardu : Beton Exsisting

3. Nomor Gardu : CP201

4. Penyulang : JAHIT

5. Trafo : 1

6. Gardu Induk : Bintaro

Tabel 4.1 Data Daya Pembebanan Penyulang

Data Pembebanan

Penyulang / Trafo GIA % A % A %

P.Samdoria (P.Cadangan Premium) 70 23 85 28 103.2 34 Penambahan Daya

GI. Pondok indah Trafo-2 1150 66 1270 73 1288.2 74 631 kVA = 18.2 A

KeteranganSiang Malam

Perkiraan Beban

tersambung

Kondisi AwalSetelah PB / PD

b. Wiring instalasi Gardu

27

Gambar 4.1 Gardu CP201

2. Sumber Suplai Cadangan

Premium gold ini mendapat suplai dari dua trafo yang berbeda dari dua

penyulang yang berbeda gardu induk yang berbeda dengan sub sitem yang

sama dan pada perencanaan kali ini sumber cadangan yang di gunakan

berasal dari :

Gardu TD23

1. Area : Ciputat

2. Type Gardu : Beton

3. Nomor Gardu : TD23

4. Penyulang : SAMDORIA

5. Trafo : 1

6. Gardu Induk : Pondok Indah

.

Gambar 4.2 Gardu TD23

28

4.1.2 Rencana Energize Premium Gold

a. Ekspansi gardu sipil dari exsisting menjadi bertingkat dan JTM nya di

konfigurasi antara penyulang JAHIT trafo 1 gardu induk bintaro dan

penyulang SAMDORIA trafo 1 gardu induk pondok indah dan

penambahan kubikel Automatic Change Over (ACO)

Gambar 4.3 Gardu sipil bertingkat CP201

29

b. Rencana penarikan kabel SKTM dari TD23 – CP201

Gambar 4.4 Visio rencana penarikan kabel TM

c. Konfigurasi Singel Line Diagram CP201-TD23

Gambar 4.5 Single Line Diagram

30

d. Pelanggan setelah di pasang kubikel ACO

Keterangan Gardu : CP201

1. Area : Ciputat

2. Type Gardu : Beton Bertingkat

3. Nomor Gardu : CP201

4. Penyulang 1 : JAHIT

5. Trafo : 1

6. Gardu Induk 1 : BINTARO

7. Penyulang 2 : SAMDORIA

8. Trafo : 1

9. Gardu Induk 2 : Pondok Indah

31

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Load Factor Penyulang Pada Gardu CP201 Pelanggan

Departemen Agama

Untuk memastikan penyulang yang di gunakan handal maka di perlukan

perhitungan load factor untuk mengetahui factor beban pada penyulang

berikut data perhitungan load factor dari penyulang 1 JAHIT di ambil dari data

beban puncak rata- rata dan beban puncak tertinggi pada bulan februari

2020.

Tabel 4.2 Data kWh Penyulang Gardu Induk Bulan Februari

1. Perhitungan Load Factor Penyulang JAHIT gardu CP201

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝑊𝐵𝑃 + 𝐿𝑊𝐵𝑃1 + 𝐿𝑊𝐵𝑃2) × 𝐹𝐾𝑀

= ( 33 + 51 + 71) × 16000

= ( 155 × 16000 )

= 2.480 𝑘𝑊ℎ

𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 = 𝐼 × 𝑉 × √3 × cos 𝜋

= 165 × 20,5 × 1,73 × 0,95

= 5.559 𝑘𝑊ℎ

Load Factor =𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑

𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑=

2.480 𝑘𝑊ℎ

5.559 𝑘𝑊𝐻= 0,446

2. Perhitungan Load Factor Penyulang SAMDORIA gardu CP201

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝑊𝐵𝑃 + 𝐿𝑊𝐵𝑃1 + 𝐿𝑊𝐵𝑃2) × 𝐹𝐾𝑀

= ( 7 + 10 + 20 ) × 32000

No. PENYULANG N/U (FKM) KELOMPOK JENIS WBP LWBP

1

LWBP

2

KWH

1. JAHIT 5 16000 FEEDER H/L1/L2 33 51 71 2.480

2. SAMDORIA 19 32000 FEEDER H/L1/L2 7 10 20 1.184

32

= ( 37 × 32000 )

= 1.184 𝑘𝑊ℎ

𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛 = 𝐼 × 𝑉 × √3 × cos 𝜋

= 90 × 20,5 × 1,73 × 0,9

= 2.872 𝑘𝑊ℎ

Load Factor =𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑

𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑=

1.184 𝑘𝑊ℎ

2.872 𝑘𝑊𝐻= 0,412

Dari data load factor penyulang JAHIT dan penyulang SAMDORIA di

dapat hasil 0,446 – 0,412 yang berarti kedua penyulang tesebut baru di bebani

dengan persentase 44% dan 41%, persentase tersebut masih memungkinkan

untuk kedua penyulang untuk saling mensuplai kebutuhan beban jika salah satu

penyulang terjadi gangguan.

4.2.2 Perhitungan Drop Voltage

Perhitugan drop tegangan pada pelanggan Departemen Agama yang di

suplai dari :

Tabel 4.3 Beban Pemakian Penyulang dan Trafo Bulan Februari

No. PENYULANG BEBAN MAX BEBAN BULAN/MINGGU

BEBAN BULAN INI (A) / %

BEBAN RATA- RATA

1. JAHIT 300 150 /50,00% 165 A / 55,00% 155 /51,67%

2. SAMDORIA 300 70 /23,33% 90 A/ 30,00% 68 /22,67%

Tabel 4.4 Data Saluran Penghantar SKTM

PENYULANG PANJANG

PENGAHANTAR

(km)

UKURAN (mm2) STATUS ANTARA

JAHIT TRAFO 1 GARDU INDUK

BINTARO

3,5 km XPLE 3 X 240 mm2 BERBEBAN CP467-CP201

SAMDORIA TRAFO 1 GARDU INDUK PONDOK

INDAH

593 m XPLE 3 X 240 mm2 BERBEBAN TD23-CP 201

33

1. Penyulang JAHIT Gardu Induk Bintaro Trafo 1

∆𝑉 = √3 × 𝐼 × 𝐿 (𝑅 cos 𝜗 + 𝑋 sin 𝜃)

= 1,73 × 165 × 3,5 ( 0,125 × 0,85 + 0,097 × 0,43 )

= ( 999,075 × 0,14796 )

= 147, 82 𝑉𝑜𝑙𝑡

2. Penyulang SAMDORIA Gardu Induk Pondok Indah Trafo 1

∆𝑉 = √3 × 𝐼 × 𝐿 (𝑅 cos 𝜗 + 𝑋 sin 𝜃)

= 1,73 × 90 × 593 ( 0,125 × 0,85 + 0,097 × 0,43 )

= ( 92,330 × 0,14796 )

= 13,65 𝑉𝑜𝑙𝑡

Perencanaan setting ACO yang diterapkan pada pelanggan premium gold

pusdiklat departemen agama terlebih dahulu mempertimbangkan besar

beban pelanggan dan load factor pada kedua penyulang yang akan

digunakan untuk mensuplai beban ke pelanggan. Dalam hal ini pelanggan

memiliki daya kontraknya sebesar 329 kVA dan disuplai oleh penyulang 1

JAHIT trafo 1 gardu induk bintaro sebagai sumber utama dan penyulang 2

SAMDORIA trafo 1 gardu induk pondok indah sebagai sumber cadangan.

Dengan load factor pada penyulang jahit sebesar 0,446 dengan persentase

44,6% dan penyulang SAMDORIA sebesar 0,412 dengan persentase 41,2%

yang berarti bahwa penyulang baru dibebani 44% dan 41%, dengan

presentase tersebut maka masih memungkinkan untuk saling mensuplai

kebutuhan beban ketika terjadi gangguan di salah satu penyulang. Dengan

nilai presentase pembebanan penyulang tersebut maka pelanggan premium

gold dapat di setting dengan sistem non-prioritas karena kedua penyulang

dinilai masih andal. Dengan menggunakan setting non prioritas maka kubikel

Automatic Change Over akan bekerja dengan lebih optimal karena

pelanggan hanya akan mengalami satu kali kedip untuk satu kali gangguan

34

hal ini tentunya ACO akan bekerja lebih optimal jika dibandingkan dengan

setting prioritas dimana pelanggan akan mengalami dua kali kedip untuk satu

kali gangguan.

Jatuh tegangan dari kedua penyulang maka didapat hasil pada penyulang

JAHIT yaitu 147,82 Volt dan jatuh tegangan pada penyulang 2 SAMDORIA

yaitu 13,65 Volt. Berdasarkan dari hasil perhitungan jatuh tegangan tersebut

maka ditetapkan penyulang 1 jahit menjadi suplai utama ke pelanggan dan

penyulang 2 Samdoria sebagai pasokan cadangan karna drop tegangan nya

lebih kecil sehingga mutu tenaga listrik yang diterima oleh pelanggan juga

akan lebih bagus.

4.3.3 Settingan T200 ACO ( Automatic Change Over )

a. Setting ACO

Memasukkan Username PenggunaPada tampilan awal dari software milik

Schneider, pengguna akan diminta untuk memasukkan username dan

password, guna mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk

mengakses dalam proses setting ACO.

Gambar 4.6 Software ACO

35

b. Masukkan Data Lokasi

Setelah memasukkan username dan password, operator diminta

memasukkan lokasi gardu pengguna sistem ACO ini Disini operator harus

memasukan data lokasi penguna ACO dan waktu pemasangan ACO.

Gambar 4.7 Data Pengguna ACO

c. Mengisi Data Pengukuran dan Konfigurasi

Pada bagian pengaturan ini, operator akan memasukkan besaran arus

yang mengalir pada kedua kubikel tersebut. Arus yang mengalir sebesar 255

A dan menggunakan CT untuk mengukur arus yang mengalir dengan rasio

CT 10/5.

Gambar 4.8 Data pengukuran

36

d. Mengisi Data Pengaturan

Dibagian setting ini ada hal yang harus diperhatikan, seperti dibagian

Miscellaneous, untuk poin ATS locking in case tidak perlu dicentang karena

jika operator mencentang maka ketika salah satu kubikel mengalami hilang

tegangan, kontak tidak akan berpindah sumber sehingga akan benar-benar

kehilangan sumber tegangan.

Gambar 4.9 Data Pengaturan

Begitu juga yang perlu diperhatikan dibagian Automation ialah

Permutation waiting time, Bagian ini yang mengatur berapa lama waktu yang

diperlukan ketika pindah kontak saat terjadinya gangguan atau hilangnya

tegangan pada sumber pertama. Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah

bagian Type, Type ini yang akan menentukan bagaimana sistem kerja dari

ACO ini. Jika yang dipilih SW1↔SW2 ini berarti tipe non prioritas yang berarti

jika kubikel A ada gangguan kubikel B akan mem-back up nya dan terus

bergantian jika salah satu kubikel mengalami gangguan. Jika yang dipilih

SW1→SW2 yang berarti tipe SACO, salah satu sumbernya dijadikan

prioritas, jika kubikel A prioritas dan terjadi gangguan maka kubikel B akan

mem-back up dan ketika tegangan di kubikel A sudah normal sumber harus

segera dikembalikan ke kubikel A dengan cara manual ke gardu. Jika yang

dipilih Auto→SW1/2, sistem kerjanya sama dengan SACO namun yang

membedakan hanya jika ingin mengembalikan ke sumber utama tidak perlu

manual ke gardu karena sistemnya otomatis.

37

4.3.4 Rencana Setting ACO Normal Saat Terjadi Gangguan

a. Skema Setting

Gambar 4.10 ACO Terkena Gangguan

Permuation Waiting Time adalah bagian dari ACO yang mengatur

sistem perpindahan dengan waktu yang setting di 5 detik atau 5 (second)

untuk perpindahan normal atau ganti pasokan daya.Pada saat kondisi

normal, catu daya dari penyulang Jahit masuk ke incoming 1 dan LBS posisi

close, sedangkan catu daya dari penyulang Samdoria masuk ke incoming 2

dan LBS posisi open. Pada kedua incoming, masing-masing fasa dipasang

Voltage Transformer yaitu untuk mendeteksi tegangan yang masuk untuk

kemudian diteruskan ke modul kontrol. Ketika penyulang mengalami

gangguan maka modul control akan memerintahkan mekanik motorize untuk

bekerja yaitu memindahkan LBS incoming 1 dari posisi close ke posisi open

dan LBS incoming 2 akan berpindah dari posisi open ke posisi close

(dibebani).

38

Gambar 4.11 Blok Diagram Sistem Operasi (ACO) Gangguan

39

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang di lakukan dapat di ambil kesimpulan dari hasil

pembahasan perhitungan load factor dan drop tegangan untuk settingan

kubikel Automatic Change Over (ACO). Maka dapat di simpulkan sebagai

berikut :

1. Hasil dari perhitungan load factor maka di dapat lah beban rata- rata

dengan nilai 0,446 dengan persentase 44% untuk penyulang JAHIT

dan untuk penyulang SAMDORIA dengan nilai 0,412 dengan

persentase 41% dengan presentase tersebut maka masih

memungkinkan untuk saling mensuplai kebutuhan beban ketika terjadi

gangguan di salah satu penyulang karena masih di nilai andal.

2. Dari hasil perhitungan drop tegangan yang di hasilkan penyulang

JAHIT 147,82 Volt dan penyulang SAMDORIA 13,65 Volt maka di

tetapkan penyulang SAMDORIA menjadi pasokan cadangan karena

drop teganganya lebih kecil dan akan meminimalisir adanya gangguan

untuk pasokan cadangan nanti dan penyulang JAHIT menjadi suplai

utama.

3. Dari hasil load factor dan drop tegangan tersebut maka Automatic

Chage Over (ACO) tersebut dapat di setting dengan sistem non-

prioritas karena kedua penyulang dinilai masih andal. Dengan

menggunakan setting non prioritas maka kubikel (ACO) di setting

waktu perpindahan pasokan utama ke cadangan dengan waktu 5

detik/second, dan pelanggan hanya akan mengalami satu kali kedip

untuk satu kali gangguan dengan hal ini tentunya ACO akan bekerja

lebih optimal.

40

5.2 Saran

1. Pada penelitian ini harus mengikuti semua rangkaian proses pekerjaanya

karena semua kegiatan nya berhungan sampai akhir nanti energize atau

pengoperasiannya.

2. Untuk melakukan settingan ACO harus di lakukan oleh operator pabrikan

ACO tersebut dan di damping oleh petugas PLN dengan data

pengoperasian yang benar dan untuk hasil settingan yang tetap.

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Susilo, Eko . 2017. “Booklet Pengoperasian Automatic Change Over (ACO)”

2. PT. PLN UP3 BULUNGAN , 2018. “Pelanggan Premium Jenis- Jenis Layanan

Premium”.

3. Azhar Rosyadi. (2018). “Pemasangan Automatic Change Over (ACO) di

PT.PLN (Persero) Disjaya”

4. Rayshinta Indah. (2013). “Pemeliharaan Automatic Change Over (ACO)

Untuk Meningkatkan Kehandalan Pada Konsumen VIP di PT.PLN (Persero)”

5. “Kubikel 20 KV . SM6 Schneider”

https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/

6. Nindiyobudoyo, W.S. (2011) Buku Saku Pelayanan Teknik, Garamount;

Depok.

7. Wahyudi Sarimun. (2008). “Operasi Jaringan Distribusi”

8. PT. PLN (Persero). 2010. Buku 4 : “Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan

Gardu Hubung Tenaga Listrik” Jakarta.

9. PT. PLN (PERSERO). 2010. : “Buku 5 Standar Konstruksi Jaringan

Tegangan Menengah Tenaga Listrik”.

10. PT. PLN (PERSERO). 1985. : “SPLN 59 Tentang Keandalan Pada Sistem 20

kV dan 6 kV” Jakarta.

42

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal

NIM : 201771144

Nama : Gilang Purnama Candra

Tempat / Tanggal Lahir : Payakumbuh/13 September 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Program Studi : D-III Teknik Elektro

Alamat : Wisma Mas Pondok Cabe Blok C5 No

21 Cinangka Sawangan Depok

Nomor Telepon : 081280308079

Email :[email protected]

JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN

LULUS

SD SDN 10 PAYAKUMBUH - 2011

SMP MTsn DANGUNG-DANGUNG - 2014

SMA SMK N 2 PAYAKUMBUH TEKNIK JARINGAN

TENAGA LISTRIK

2017

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 19 Juli 2020

Mahasiswa Ybs.

Gilang Purnama Candra

A1

Lampiran - A Lembar Bimbingan Tugas Akhir

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Gilang Candra Purnama

NIM : 201771144

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma

Pembimbing Utama (Materi) : Ir.Edy Ispranyoto,MBA

Judul Tugas Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah

Premium Gold dengan Skema Setting

Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN

UP3 CIPUTAT.

Tanggal Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

14-02-2020 Pengenalan proposal proyek Akhir

21-02-2020 Konsultasi masalah judul proyek akhir

A1

Tanggal Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

28-02-2020 Pengajuan judul proyek akhir dan data yang

akan di ambil

06-03-2020 Konsultasi seputar kegitan di tempat

magang dan mencari kegitan yang cocok

untuk di jadikan proyek akhir

13-03-2020 Pengumpulan proposal proyek akhir dan

konsultasi soal sidang proyek akhir

20-03-2020 Konsutasi tentang judul yang sudah di acc

dan pencarian materi seputar judul proyek

akhir

24-03-2020 Konsultasi soal perhitungan kapsitas ACO

dan daya pelanggan

15-05-2020 Konsultasi soal proses setiingan ACO

22-05-2020 Konsultasi soal teori yang di gunakan di

proyek akhir

11-06-2020 Konsultasi soal plagiatrisme proyek akhir

19-06-2020 Revisi kelengkapan single line diagram

A4

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Gilang Candra Purnama

NIM : 201771144

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma

Pembimbing Kedua : Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.

Judul Tugas Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah

Premium Gold dengan Skema Setting

Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN

UP3 CIPUTAT.

Tanggal Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

A4

Tanggal Materi Bimbingan Paraf

Pembimbing

20-07-2020 Tata cara penulisan dan symbol- symbol

B1

Lampiran - B Jenis- Jenis Layanan Premium

D1

Lampiran - C Data Penyulang Jahit Trafo 1 GI Bintaro Kwh Perbulan

Lampiran - D Data Penyulang Samdoria Trafo 1 GI Pondok Indah Kwh Perbulan

D1

Lampiran - E Data Beban penyulang

E1

Lampiran - F Singel Line Diagram Jaringan Gardu CP201 Pelanggan Premium

Gold Departemen Agama Incoming 1

F1

Lampiran - G Data Kabel SKTM Penyulang Jahit dan Samdoria

PENYULANG PANJANG PENGHANTAR (km) UKURAN mm2 STATUS PENYULANG ANTARA

JAHIT

GI.BINTARO

3,5 km

XPLE 3 X 240 mm2

BEBAN

CP467 - CP201

PENYULANG PANJANG PENGHANTAR (km) UKURAN mm2 STATUS PENYULANG ANTARA

SAMDORIA

GI.PONDOK

INDAH

593 m

XPLE 3 X 240 mm2

BEBAN

TD23 – CP201

G1

Lampiran - H Singel Line Diagram Setelah Menjadi Premium Gold Dan Telah Di

Pasang Kubikel ACO Incoming 1 dan Incoming 2

G2

Lampiran – I Wiring Automatic Change Over (ACO) T200S

G3

G4


Recommended