Date post: | 16-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
PROYEK AKHIR
ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM
GOLD DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER
(ACO) DI PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
DISUSUN OLEH :
GILANG PURNAMA CANDRA
201771144
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Akhir
ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM
GOLD DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER
(ACO) DI PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
Disusun Oleh :
Gilang Purnama Candra
201771144
Diajukan Untuk Memenuhi
Persyaratan
Program Studi Diploma III Teknologi Listrik
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jakarta, 27 Juni 2020
Mengetahui
Kepala Program Studi D-III Teknologi Listrik Dosen Pembimbing Utama
(Retno Aita Diantari, ST., MT) (Ir.Edy Ispranyoto,MBA)
Disetujui,
Dosen Pembimbing Kedua
(Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Gilang Purnama Candra
NIM : 2017-71-144
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Judul Proyek Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah Premium Gold
Dengan Skema Setting Automatic Change Over (ACO) Di
PT. PLN UP3 CIPUTAT
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Studi Diploma III Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi
Terbarukan Institut Teknologi – PLN Pada tanggal 24 Agustus 2020
Nama Penguji Jabatan Tanda tangan
1. Aloysius Agus Yogianto, IR.,MT Ketua Penguji
2. Novi Gusti Pahiyanti, ST.,MT Sekretaris Penguji
3. Christine Widyastuti, ST.,MT Anggota Penguji
Mengetahui,
Kepala Program Studi D- III Teknologi Listrik
(Retno Aita Diantari, ST.,MT)
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada yang terhormat :
Cahyo Adhi Nugroho selaku Pembimbing Lapangan
Yang telah memberikan petunjuk, saran- saran serta bimbingannya sehingga
tugas proyek akhir ini dapat di selesaikan.
Terima kasih juga saya ucapkan, kepada :
1. Sigit Arimurti selaku manager PT. PLN (Persero) UP3 CIPUTAT
2. Anjar Januriyandhani selaku SDM PT. PLN (Persero) UP3 CIPUTAT
3. I Roni Hutahuruk selaku SPV bidang (Rencana Sistem) /Perencanaan
4. Moch Zuchri Yoga Franoto selaku SPV bidang Konstruksi
5. Furqon Rosyadi selaku Pembimbing Lapangan 2
6. Tubagus Putra selaku Pembimbing Rencana Sistem
Yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian proyek akhir ini dan serta
bimbingan dan ilmu lapangan dari bidang lain.
Jakarta, 27 Juni 2020
Gilang Purnama Candra
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Institute Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Gilang Purnama Candra
NIM : 201771144
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Fakultas : Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Jenis Karya : Proyek Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi – PLN HAK bebas Royalti Non Eklusif (Non- exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM GOLD
DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER (ACO) DI PT. PLN
UP3 CIPUTAT.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan proyek akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal: 27 Juni 2020
Gilang Purnama Candra
vi
ENERGIZE PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH PREMIUM GOLD
DENGAN SKEMA SETTING AUTOMATIC CHANGE OVER (ACO) DI PT. PLN
UP3 CIPUTAT
Gilang Purnama Candra, 201771144
Dibawah bimbingan Ir.Edy Ispranyoto,MBA dan Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd
ABSTRAK
ACO (Automatic Change Over) adalah kubikel yang mempunyai dua
sumber pasokan daya yang berlainan dan dapat berkerja secara otomatis untuk
berpindah ke sumber cadangan bila terjadi gangguan / hilang tegangan pada
salah satu sumber. untuk menentukan setting ACO menggunakan perhitungan
load factor penyulang dan drop tegangan, untuk menentukan settingan pada
ACO akan menggunakan sistem prioritas atau non prioritas. Untuk mengetahui
load factor penyulang dapat di hitung menggunakan data WBP dan LWBP
penyulang yang akan di gunakan, serta perhitungan drop tegangan untuk
menentukan penyulang mana yang akan menjadi sumber utama dan sumber
cadangan. Gardu beton distribusi pelanggan khusus Departemen Agama di
suplai dari Gardu induk Bintaro penyulang jahit 1 dengan nilai load factor 0,446
dengan drop tegangan sebesar 147,82 Volt , dengan Gardu induk Pondok Indah
penyulang samdoria dengan load factor 0,412 dan drop tegangan sebesar 13,65
Volt dari hasil perhitungan tersebut di dapat hasil settingan penyulang jahit
sebagai suplai utama dan penyulang samdoria sebagai pasokan cadangan.
Kata Kunci : Load Factor, Drop Tegangan , Automatic Change Over (ACO).
vii
ENERGIZE CUSTOMER VOLTAGE PREMIUM GOLD WITH AUTOMATIC
CHANGE OVER (ACO) SETTING SCHEME AT PT. PLN UP3 CIPUTAT
Gilang Purnama Candra, 201771144
Dibawah bimbingan Ir.Edy Ispranyoto,MBA dan Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd
ABSTRACT
ACO (Automatic Change Over) is a cubicle that has two different sources
of power supply and can work automatically to switch to a backup source in the
event of a disturbance / loss of voltage at one of the sources. To determine the
ACO setting using the feed load factor calculation and voltage drop, to determine
the ACO settings will use a priority or non priority system. To find out the load
factor of the feeder, it can be calculated using the WBP and LWBP data of the
feeder to be used, as well as the calculation of the voltage drop to determine
which feeder will be the main source and the backup source. The distribution of
concrete substations for special customers of the Ministry of Religion is supplied
from the Bintaro Main Substation with sewing feeder 1 with a load factor value of
0,446 with a voltage drop of 147.82 volts, with the Pondok Indah substation with
Samdoria feeders with a load factor of 0,412 and a voltage drop of 13.65 volts
from the results of these calculations, you can get the results of the ACO setting
with the sewing feeder as the main supply and the Samdoria feeder as the backup
supply.
Keywords: Load Factor, Voltage Drop, Automatic Change Over (ACO).
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah hirobbil alamin dengan izin allah yang maha kuasa saya dapat
menyelesaikan tugas Proyek Akhir saya dengan baik dan benar yang berjudul
“Energize Pelanggan Tegangan Menengah Premium Gold dengan Skema
Setting Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN UP3 CIPUTAT.
Dengan ini juga saya dapat mempelajari ilmu kelistrikan lebih dalam lagi
saya menyadari bahwa tugas Proyek Akhir saya ini jauh dari kata sempurna
karna kempampuan dan ilmu yang terbatas yang saya miliki, dengan berkat dan
saran, dukungan dan bimbingan yang baik maka selesai lah tugas Proyek Akhir
ini dengan bantuan dari berbagai pihak demikian saya menyapaikan banyak
terima kasih kepada bapak Ir.Edy Ispranyoto,MBA selaku pembimbing satu atau
utama dan tidak lepas juga dari bimbingan ibu Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd.,
M.Pd.) selaku pembimbing kedua, berkat saran dan dukungan yang baik Proyek
Akhir ini selesai dengan baik.
Semoga Proyek akhir ini dapat bermanfaat untuk saya sendiri maupun
pembaca atau masyarakat luas sekian dan terima kasih.
Jakarta, 20 Juli 2020
(Gilang Purnama Candra)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .......................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ..................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 2
1.2.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................. 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 5
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
2.2 Landasan Teori .................................................................................... 6
2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik ...................................................... 6
x
2.2.2 Gardu Distribusi............................................................................... 8
2.2.3 Automatic Change Over (ACO) ..................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 21
3.1 Perancangan Penelitian .................................................................... 21
3.2 Teknik Analisis ................................................................................... 24
3.2.1 Load Factor ................................................................................... 24
3.2.2 Jatuh Tegangan ........................................................................... 24
3.2.3 Reaktansi dan Impedansi Penghantar .......................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 26
4.1 Hasil .................................................................................................... 26
4.1.1 Data Gardu Pelanggan Dan Daya Kontrak Pelanggan ..................... 26
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 31
4.2.1 Perhitungan Load Factor Penyulang Pada Gardu CP201 Pelanggan
PUSDIKLAT DEPARTEMEN AGAMA ....................................................... 31
4.2.2 Perhitungan Drop Voltage ............................................................. 32
4.3.3 Settingan T200 ACO ( Automatic Change Over ) .......................... 34
4.3.4 Rencana Setting ACO Normal Saat Terjadi Gangguan ................. 38
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 399
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 39
5.2 Saran ................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik ..................................................................... 6
Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Spindle .......................................................... 7
Gambar 2.3 Gardu beton ................................................................................... 9
Gambar 2.4 Bagan Satu Garis Gardu Pelanggan Umum ................................. 10
Gambar 2.5 Wiring Pelanggan Khusus ............................................................ 11
Gambar 2.6 Sistem kerja ACO ......................................................................... 13
Gambar 2.7 Kubikel ACO SM6-24 KV Type NSM ............................................ 14
Gambar 2.8 Pasokan Supply ........................................................................... 14
Gambar 2.9 Box Kompartemen ACO ............................................................... 15
Gambar 2.10 Sistem Kerja ACO ...................................................................... 16
Gambar 2.1 Diagram Control ACO ................................................................... 16
Gambar 2.12 Fungsi dari T200 S ..................................................................... 17
Gambar 2.13 Diagram Blok T200S .................................................................. 18
Gambar 2.14 VD23 .......................................................................................... 19
Gambar 2.15 Test Setting VD23 ...................................................................... 20
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 22
Gambar 4.1 Lokasi dan Sketsa Gardu ............................................................. 27
Gambar 4.2 Gardu TD23 .................................................................................. 27
Gambar 4.3 Gardu sipil bertingkat .................................................................... 28
Gambar 4.4 Visio rencana penarikan kabel TM dan TR ................................... 29
Gambar 4.5 Single Line Diagram ..................................................................... 29
Gambar 4.6 Software ACO .............................................................................. 34
Gambar 4.7 Data Pengguna ACO .................................................................... 35
Gambar 4.8 Data pengukuran .......................................................................... 35
Gambar 4.9 Data Pengaturan .......................................................................... 36
Gambar 4.10 ACO Terkena Gangguan ............................................................ 37
Gambar 4.11 Blok Diagram Sistem Operasi ACO Gangguan .......................... 38
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Impedansi Kabel Tanah .................................................................... 25
Tabel 4.1 Data Daya Pembebanan Penyulang ................................................ 26
Tabel 4.2 Data kWh Penyulang Gardu Induk Bulan Februari ........................... 31
Tabel 4.3 Beban Pemakaian Penyulang dan Trafo Bulan Februari .................. 32
Tabel 4.4 Data Saluran Penghantar SKTM ...................................................... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran - A Lembar Bimbingan Tugas Akhir ......................................... A43-A4
Lampiran - B Jenis- Jenis Layanan Premium ................................................. B1
Lampiran - C Data Penyulang Jahit Trafo 1 GI Bintaro Kwh Perbulan ........... C1
Lampiran - D Data Penyulang Samdoria Trafo 1 GI Pondok Indah Kwh Perbulan
data beban penyulang bulan januari ................................................................ D1
Lampiran - E Data Beban Penyulang ............................................................ D1
Lampiran - F Singel Line Diagram jaringan Gardu CP201 Incoming 1 .......... E1
Lampiran - G Data Kabel SKTM Penyulang Jahit dan Samdoria..................... F1
Lampiran - H Singel Line Diagram Jaringan Gardu CP201 Incoming 1 dan 2
Penambahan Kubikel ACO ............................................................................. G1
Lampiran – Wiring Automatic Change Over (ACO) T200S ................. G2-G3-G4
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini sumber tenaga listrik yang stabil dan handal sangat di butuh
kan sekali oleh pelanggan industri dan gedung perkantoran banyak
memerlukan pasokan listrik yang handal maka diperlukan sebuah peralatan
tambahan yang mampu menyuplai energi cadangan ke beban saat terjadi
gangguan, yaitu berupa Kubikel (Automatic Change Over) ACO memiliki dua
buah sumber dari dua penyulang yang berbeda untuk mensuplai satu
pelanggan Kedua penyulang tersebut memiliki fungsi yang berbeda yaitu
sebagai sumber utama dan sebagai sumber cadangan Ketika sumber utama
mengalami gangguan maka secara otomatis beban pelanggan akan disuplai
oleh sumber cadangan Untuk memaksimalkan kinerja dari kubikel Automatic
Change Over maka diperlukan perencanaan setting.
Perencanaan setting adalah dengan merencanakan penerapan setting
yang akan digunakan pada kubikel ACO apakah akan menggunakan setting
prioritas atau non prioritas. Dengan menghitung load factor penyulang yang
di digunakan tersebut. Kubikel ACO akan bekerja lebih baik jika
menggunakan setting non prioritas karena pelanggan hanya akan
mengalami satu kali kedip untuk satu kali gangguan langkah selanjutnya
adalah menentukan penyulang yang akan digunakan sebagai sumber utama
dan sumber cadangan dengan menggunakan perhitungan drop voltage.,
dengan harapan semakin kecil drop voltage maka semakin bagus juga
kualitas tegangan yang diterima oleh pelanggan sehingga peralatan-
peralatan elektronik yang digunakan oleh konsumen juga akan bekerja
dengan baik.
Penggunaan kubikel Automatic Change Over ini tentunya akan
mempercepat proses penormalan ketika terjadi gangguan, sehingga suplai
ke pelanggan tetap aman meski terjadi gangguan.
2
Pada pelayanan kali ini pelanggan di operasikan menjadi pelanggan
premium Gold dengan jenis layanan ini pelanggan di pasok dari penyulang
dan trafo dengan Gardu induk yang berbeda
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Sering terjadinya pemadaman listrik yang mendadak oleh PLN tentunya
akan sangat merugikan pelanggan, terutama bagi pelanggan yang memiliki
peralatan dengan sensitifitas yang tinggi seperti pada Industri ,Pusat
Pemerintahan dan lain-lain. Maka dari itu diperlukan kubikel Automatic
Change Over (ACO) yang mampu memindah pasokandaya ke pelanggan
secara cepat dan efisien apabila sewaktu-waktu terjadi gangguan pada
sumber utamanya. Namun untuk mengopimalkan kinerja dari kubikel ACO
diperlukan perhitungan nilai load factor penyulang dan perhitungan jatuh
tegangan penyulang untuk menentukan skema setting dari ACO. Sehingga
dengan digunakannya kubikel Automatic Change Over (ACO) dapat
meminimallisir durasi padam pada pelanggan ketika terjadi gangguan dan
dapat meningkatkan kualitas penyediaan tenaga listrik sehingga dapat
meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan dan dapat memberikan
layanan terbaik ke pelanggan.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Agar tujuan yang di harapkan dapat terlaksanakan untuk pembahasan
proyek akhir menjadi terarah pembahasan hanya mengenai :
1. Rencana Energize Premium Gold atau pengoperasian layanan
Premium Gold
2. Perhitungan Load Factor.
3. perhitungan jatuh tegangan.
4. Setting ACO (Automatic Change Over)
3
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukankan di atas maka dapat
di rumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana rencana proses energize layanan premium Gold
2. Bagaimana cara kerja ACO dan settingan ACO
3. Bagaimana skema setting ACO Ketika terjadi gangguan di saat
pasokan utama hilang dan di gantikan oleh pasokan daya
cadangan
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka tujuan dari
penelitian yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1. Memahami rencana proses energize premium Gold
2. Mengetahui cara kerja ACO dan setting ACO
3. Mengetahui skema setting ACO ketika Terjadi gangguan atau
suplai utama mengalami gangguan dan berpindah ke pasokan
cadangan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan tugas akhir ini diharapkan:
a. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ilmiah ini adalah untuk
mengetahui skema setting ACO.
b. Dapat mengetahui cara Meningkatkan kualitas penyaluran tenaga listrik
pada pelanggan PT. PLN UP3 CIPUTAT
c. Dapat menjadi referensi bagi pembaca.
4
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan proyek akhir ini disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Laporan proyek akhir yang terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan,
dimana BAB I (Pendahuluan) membahas mengenai latar belakang masalah,
tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, manfaat dan tujuan serta
sistematika penulisan, BAB II (Landasan Teori) membahas mengenai teori
pendukung mengenai penelitian yang akan dibahas, BAB III (Metode
Penelitian) membahas mengenai perancangan penelitian yang memuat
diagram alir penelitian dan teknik analisis yang memuat metode pengolahan
data, BAB IV (Hasil dan Pembahasan) membahas mengenai hasil dan
pembahasan dari data yang diperoleh, BAB V (Penutup) membahas
mengenai kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil penelitian.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Untuk pembutan proyek akhir ini di butuhkan adanya beberapa referensi
yang menjadi acuan penulis dalam melakukan penelitian.
1. Susilo, eko . 2017. Dalam karya ilmiyahnya kubikel Automatic Change
Over (ACO). Menjelaskan tentang kubikel Automatic Change Over Karya
ilmiyah ini membahas tentang kehandalan pasokan untuk pelanggan
premium seperti industri, rumah sakit dan gedung perkantoran agar setiap
pelanggan mempunyai supply listrik cadangan bila sumber listrik utama
padam terjadi akibat ganguan maupun pemeliharaan di sepanjang
jaringan PLN, dengan cara memasang kubikel Automatic Change Over
(ACO) yang mempunyai cadangan listrik dengan sub-system yang
berbeda yaitu dua penyulang dan dua trafo dari gardu induk yang
berbeda.
2. Rayshinta, indah. 2013. Dalam judul proyek akhirnya pemeliharaan ACO
untuk meningkatkan kehandalan pelanggan pada konsumen VIP. Di
proyek akhir beliau berisikan tentang pemeliharaan ACO yang bertujuan
untuk menjaga tidak terjadinya corona pada kubikel ACO itu sendiri
dengan memasang heater (pemanas) agar suhu udara dalam kubikel
tetap stabil dan melakukan setting perpindahan atau change over dalam
keadaan tanpa beban dan berbeban sehingga kubikel terjamin
kehandalan nya.
3. PLN UP3 BULUNGAN PUSTAKA, Pembahasan pelanggan premium ini
bertujuan meningkatkan benefit, pasokan dan kontinuitas tegangan listrik
yang handal dan stabil dan mengurangi pemakaian genset serta
mendukung implementasi Clean Energy. Dan untuk Pelanggan premium
mendapatkan kompensasi bila terjadi padam. Matriks layanan premium ini
6
ada empat yaitu, premium bronze 2 sumber penyulang, silver 2 sumber
trafo, gold 2 sumber Gardu Induk ,platinum 2 sub system.
4. BUKU SAKU PELAYANAN TEKNIK (Ir.wahyudi sarimun N.,MT.) pada
buku ini banyak dapat di pelajari ilmu dan Teknik jaringan distribusi tenaga
listrik seperti manuver tegangan, konstruksi gardu, pengoperasian kubikel
dan layanan teknik pelanggan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi adalah tahap akhir dalam pengiriman tenaga listrik; ini
merupakan proses membawa listrik dari sistem pembangkit listrik menuju ke
konsumen listrik.
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik
Sistem distribusi pada saat ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
2.2.1.1 Distribusi Primer
Sering disebut sistem Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yaitu jaringan
tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan gardu induk sebagai
suplai tenaga listrik dengan gardu- gardu distribusi Jaringan Tegangan
Menengah menggunakan tegangan operasi nominal sebesar 11,6 kV/ 20 kV
7
2.2.1.2 Distribusi Sekunder
Sistem Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yaitu jaringan tenaga listrik
yang dimulai dari sisi sekunder trafo distribusi sampai dengan sambungan
rumah (SR) pada pelanggan. Sistem jaringan ini berfungsi untuk
mendistribusikan energi listrik dari gardu distribusi sampai ke konsumen.
Jaringan Tegangan Rendah menggunakan tegangan operasi nominal 220 /
380 V.
Dilihat dari sistem pentanahannya, sistem distribusi dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, hal ini disebabkan keterlambatan PLN dalam
menguasai teknologi dan standarisasi, sehingga terpaksa mengikuti konsep
dan standar negara–negara pemberi dana dan konsultannya masing masing.
Tiga pola utama sistem distribusi 20 kV yang ada dan berkembang di pulau
Jawa yaitu:
Sistem pentanahan netral dengan tahanan rendah yang berlaku di PLN
Distribusi Jawa Barat dan PLN Distribusi DKI Jakarta Raya.
2.2.1.3 Konfigurasi Jaringan Spindel
Gambar 2.2 Konfigurasi Jaringan Spindle
Pada sistem jaringan ini dia mempunyai jaringan cadangan jaringan ini
di sebut penyulang, pada jaringan ini ada penyulang cadangannya yang di
sebut (exspress feeder) yang berfung sebagai back up suplai jika terjadi
gangguan pada penyulang inti atau penyulang yang beroperasi pada
jaringan ini akhir atau ujung jaringan exspres berada di gardu hubung atau
8
GH gaerdu hung ini berkerja dengan sistem kondisi penyulang beroperasi
“NO” (Normaly Open) dan penyulang cadangan atau exspress Berkondisi
“NC” (Normaly Close).
Jaringan ini di sebut dengan jaringan spindle yang sangat berfungsi :
a. Peningkatan kehandalan dan kontinuitas pelayanan sistem
b. Menekan rugi- rugi akibat gangguan jaringan
c. Cocok untuk melayani daerah yang memiliki beban yang tinggi
d. Perluasan jaringan nya sangat mudah dan biaya yang ekonomis.
2.2.2 Gardu Distribusi
Gardu distribusi adalah suatu komponen terpenting dalam sistem jaringan
distribusi tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke
konsumen maupun tegangan menengah dan tegangan rendah gardu ini
mempunyai jenis pemasangan diantaranya pemasangan dalam dan
pemasangan luar.
Berdasarkan konstruksinya gardu distribusi ini ada beberapa jenis :
a. Gardu beton umum
b. Gardu beton khusus
c. Gardu cantol
d. Gardu portal compact
e. Gardu susun
Pada dasarnya gardu ditribusi adalah tempat peralatan jaringan distribusi
berada mulai dari PHB-TM, Trafo dan PHB- TR dan titik awal saluran jaringan
distribusi tegangan menengah dan rendah.
2.2.2.1 Gardu Sipil Exsisting beton
Gardu ini merupakan gardu distribusi yang berbentuk bangunan rumah
yang berisikan semua peralatan jaringan sambungan tenaga listrik mulai dari
tegangan menengah sampai di turunkan menjadi tegangan rendah, gardu ini
memiliki PHB-TM, Trafo Step Down, dan rak PHB- TR gardu jenis terbagi
dua ada gardu untuk pelanggan umum dan gardu untuk pelanggan khusus
9
Gambar 2.3 Gardu beton
2.2.2.2 Gardu Pelanggan Umum
Gardu umum adalah gardu yang melayani semua jaringan tegangan
rendah sampai sambungan rumah mulai tegangan 380/220 Volt gardu ini di
lengkapi dengan PHB-TM, rak kabel TM, Trafo ,rak kabek TR dan PHB- TR
gardu berfungsi untuk melayani semua kebutuhan listrik yang ada di daerah
jangkauan nya melalui saluran udara tegangan rendah.
10
Gambar 2.4 Bagan Satu Garis Gardu Pelanggan Umum
2.2.2.3 Gardu Pelanggan Khusus
Gardu pelanggan khusus adalah gardu yang di rancang yang berfungsi
untuk melayani pelanggan daya yang lumayan besar gardu ini memiliki
spesifikasi yang lebih dari gardu beton biasa yang di lengkapi dengan
proteksi yang baik dan alat ukur yang di persyaratan dengan daya harus
melebihi 197 kVA, peraltan utama pada gardu ini yaitu PHB- TM , seperti
kubikel CBOG,CBOM,PB, LBS Trafo penurun tegangan yang menjadi
tanggung jawab pelanggan sendiri yang berfungsi untuk melayani pelanggan
itu sendiri.
11
Gambar 2.5 Wiring Pelanggan Khusus
2.2.3 Automatic Change Over (ACO)
Automatic Change Over atau ACO Adalah suatu alat yang di rancang
dalam usaha untuk meningkatkan kontiniustias pensuplaian tenaga listrik ke
pelanggan (dalam hal kosumen khususnya ) pada prinsipnya ACO adalah
sebuah alat berupa saklar yang berkerja memindahkan beban dari suplai
tenaga listrik prioritas ke sumber cadangan yang berkerja secara otomatis
maka akan berpindah ke sumber cadangan.
2.2.3.1 Prinsip Kerja
1. Semi Automatic Change Over (SACO)
Bekerja berdasarkan kubikel yg kita prioritaskan, bila yang prioritas
gangguan maka akan pindah ke kubikel cadangan . Setelah pindah ke
kubikel cadangan bila akan di kembalikan ke kubikel prioritas maka
harus pindah secara manual ke gardu tersebut. Sistem ini kita pakai bila
kita anggap salah satu supply 20 kv hanya satu yg handal.
2. Automatic Change Over (ACO)
ACO bekerja berdasarkan non prioritas dan kita mempunyai kedua
sumber supply 20 kv yang handal. Pada saat kubikel A close dan
kubikel B open, jika kubikel A yang close terjadi gangguan maka
kubikel A akan otomatis open dan kubikel B akan otomatis close. Juga
sebaliknya tidak ada proritas. Sistem ini kita pakai untuk gardu
DIGAMBAR PPST UI No. GAMBAR : GD/GB/11
STANDAR KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI
FOTO
DISETUJUI : DIV. DISTRIBUSI IT, IB, JB
EDISI 1 2010
40
12
pelanggan VIP, VVIP, dan juga Premium. Umumnya yang kita pakai
sekarang mayoritas adalah ACO. Karena kalau SACO hanya pindah
sekali dan kita harus manual ke gardu.ACO juga bisa disetting menjadi
SACO Prioritas misal prioritas kubikel A jadi prioritas dan yang B
cadangan maka bila yang A gangguan maka akan pindah ke B ,saat
A normal kembali maka akan pindah ke A lagi. Sistem ini akan
mengalami kedip pindah dua kali, saat ini sudah sedikit yang kitaisetting
dengan prioritas seperti ini. Jenis kubikel ACO sekarang di dominasi
merk Schneider NSM.
2.2.3.2 Bagian Bagian Kubikel ACO :
1. Sensing / Sensor
Yaitu dari Transformer tegangan yang diteruskan ke lampu indicator
Tegangan 20 kv dan dibaca oleh Modul Control.
2. Modul Control
Berfungsi sebagai alat yang memerintahkan mekanik Motorize kubikel
bekerja ketika salah satu sumber mengalami gangguan ,biasanya
Setting Arus dan Time Delay (waktu pindah ACO) kita setting 200 ms.
3. Power Supply Untuk Merk Schneider
Untuk tegangan Motorize Schneider menggunakan tegangan 48 V DC,
dan supply modul control menggunakan 220 V AC dan 24/ Accu (battery)
12 V DC sebagai backup ketika 220 V AC gangguan.
4. Power Supply 24 VDC ( Floukit )
Motorize kubikel merk Floukit mendapatkan power 24 V DC dari supply
DC to DC 48 V DC to 24 V DC atau AC to DC 220 V AC to 24 V DC
Supply ini merupakan external dari kubikel ACO floukit.
5. Aki Kering (Semua Merk)
12 V DC sebagai supply cadangan bila 220 V AC hilang tegangan.
Hal ini harus sangat diperhatikan karena Accu (battery) hanya bertahan
3 jam.
13
Gambar 2.6 Sistem kerja ACO
2.2.3.3 Kubikel Automatic Change Over (ACO)
Kubikel yang mempunyai dua sumber yang berlainan yang dapat
bekerja secara otomatis untuk pindah ke sumber daya cadangan, bila terjadi
gangguan / hilang tegangan pada salah satu sumber. Sistem kerja pada
Kubikel ACO terbagi dua :
1. Sistem Prioritas ( ada salah satu sumber yang diprioritaskan )
Bila sumber utama mengalami gangguan atau hilang tegangan, sumber
cadangan akan langsung membackup dan bila sumber utama normal
kembali maka sumber utama secara otomatis akan membackup seperti
kondisi semula.
2. Sistem non prioritas ( tidak ada sumber yang diprioritaskan )
Tidak ada sumber yang dianggap prioritas, ACO bekerja bergantian bila
LBS1 gangguan maka LBS2 akan langsung membackup dan begitu
sebaliknya.
14
Gambar 2.7 Kubikel ACO SM6-24 KV Type NSM
2.2.3.4 Sistem Pasokan Supply Untuk Pelanggan Premium
Gambar 2.8 Pasokan Supply
Pelanggan ACO jenis premium dibagi menjadi beberapa bagian, yang
pertama yaitu tipe bronze, silver, gold, dan platinum. Untuk pelanggan tipe
bronze dia akan mendapat supply 20 kV dari 2 penyulang yang berbeda
15
namun kedua penyulang tersebut berasal dari 1 trafo. Untuk tipe silver,
pelanggan akan mendapat supply 20 kV dari 2 penyulang yang berbeda dan
kedua penyulang berasal dari 2 trafo yang berbeda namun masih dalam 1
gardu induk. Untuk tipe gold, pelanggan ini akan mendapat supply sebesar
20 kV dari 2 penyulang yang berbeda, kedua penyulang ini berasal dari trafo
yang berbeda, dari gardu induk yang berbeda, namun masih dalam 1
pembangkit. Untuk tipe platinum, pelanggan ini akan mendapat supply 20 kV
dari 2 penyulang yang berbeda yang berasal dari 2 trafo yang berbeda,
gardu induk yang berbeda, dan 2 pembangkit yang berbeda. Jadi bisa
dikatakan semakin tinggi tingkatan tipe pelanggan premium, maka semakin
handal sistem pasokan supply 20 kV nya.
2.2.3.5 Automatic Change Over (ACO)
Pada box kompartemen ini terdapat alat telecontrol auto change over dan
sensor tegangan yang terhubung ke kedua sumber tegangan yaitu T200S dan
VD23.
Gambar 2.9 Box Kompartemen (ACO)
2.2.3.6 Sistem Kerja ACO
Pada prinsipnya cara kerja ACO dapat dilihat pada gambar dibawah:
1. Penggantian sumber utama ke sumber cadangan SW 1 Menjadi SW
2 Jika mendeteksi kurang tegangan dari 40% maka SW 1 terbuka
dengan t1 0,1 sampai 0,5s waktu perpindahan.
16
Gambar 2.10 Sistem Kerja (ACO)
2. Dengan mendeteksi tegangan normal kembali lebih dari 40% maka
SW2 akan terbuka dalam waktu t2 = 5 – 120s . selanjutnya SW1
akan menutup dalam waktu antara t1 = 70 – 80ms.
2.2.3.7 Bagian – Bagian ACO
1. Bagian Talus T200 secara garis besar dapat di kelompokan menjadi
beberapa bagian yaitu : control modul, komunikasi modul, sensor
arus dan tegangan, sumber tegangan, dan monitoring control.
Gambar 2.11 Diagram Control ACO
2.2.3.7 T200S
T200S adalah sebuah alat telekontrol auto change over otomatis dengan
tipe SM6 dari Schneider yang terhubung ke 2 sumber tegangan pada kubikel
yang berfungsi mengatur status LBS pada kubikel. Bagian utamanya berupa
rak sebagai tempat modul elektronik, grid untuk mendukung peralatan
17
transmisi (radio, modem eksternal, dll), baterai sebagai cadangan sumber
ketika enklosur tidak lagi didukung oleh sumber tegangan AC.
Gambar 2.12 Fungsi dari T200 S
19
2.2.3.8 VD23
VD23 adalah alat yang berfungsi untuk menampilkan indikator besaran
tegangan yang ada dan ketika tidak ada tegangan dengan menggunakan
relay. VD23 menggunakan VPIS V2-VO sebagai sensor, opsi VO yang
diperlukan untuk berinteraksi dengan VD23. Konektor khusus disediakan
untuk hubungan antara VPIS dan VD23. VD23 ini bekerja dengan
menggunakan sumber 24 atau 48 V DC.
Gambar 2.14 VD23
Tampilan yang ditampilkan oleh VD23 berupa presentase dari tegangan
nominal yang terukur. Pada daya perangkat, VD23 mengukur tegangan
jaringan tersebut dan menetapkan nilai itu sebagai referensi (100%). Dengan
ketentuan untuk ambang batas mendeteksi adanya atau ketidak adanya
tegangan ditampilkan dan dikonfigurasikan sebagai persentase tegangan
20
line-to-neutral (V) atau tegangan line-to-line (U). Ambang batas tegangan
sisa (V0) juga dinyatakan sebagai persentase dari tegangan line-to-neutral.
Gambar 2.15 Test Setting VD23
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Pada rancangan penelitian energize pelanggan premium silver ke gold
dan bagaimana cara setting ACO dan mengoptimalkan kinerja ACO pada
penelitian ini di perlukan rancangan dengan dengan mulai melakukan
observasi di lapangan dan ikut melakukan kegiatan energize ACO tersebut,
dan menghitung load factor dan drop tegangan penyulang yang di pakai, Dan
untuk memperjelas penelitian ini ada beberapa tahap penelitian yang di
lakukan
a. Melakukan SAR pelanggan premium dan mendata pelanggan mulai dari
ID pelanggan, jam nyala, rekening minimal, kontrak daya.
b. Probing dan melajutkan ke berita acara, surat dan pembayaran.
c. Reksis, Kajian Kelayakan Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial
(KKF), pembangunan.
d. Setting ACO, yang bedasarkan hasil perhitungan load factor dan jatuh
tegangan pada penyulang yang di gunakan.
e. Pengoperasian atau energize
Dalam pengerjaan nya ini dapat di susun tahapan- tahapannya dengan
karangka di bawah ini.
22
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
PROBING
BA(Berita Acara)
surat premium,
pembayaran
Pengumpulan data Penelitian
- Data WBP dan LWBP - Panjang saluran - Data impedansi dan penghantar - Daya kontrak pelanggan
Observasi SAR pelanggan premium
Reksis KKO, KKF dan Pembangunan
Perhitungan Nilai load factor
Penyulang dan Jatuh Teganan
Perencanaan setting ACO
Energize ACO Premium
Selesai
Ya
Tidak
23
1. Mulai
Tahap awal yang periu dilakukan.
2. Obervasi SAR Pelanggan Premium
Pada tahap ini mensurvei atau mendata lokasi pelanggan dan daya
kontrak pelanggan sebelumnya dan kondisi bagunan gardu pelanggan
dan beban pelanggan.
3. PROBING
Pelalanggan memilih layanan yang akan di ambil dan kesiapan untuk
kontrak layanan.
4. BA ( Berita Acara) surat premium dan pembayaran
Pada proses ini pelanggan telah menyetujui layanan dan akan
melanjutkan ke surat pengerjaan dan pemabayaran.
5. KKO dan KKF dan Pembangunan
Kajian kelayakan operasi dan kajian kelakayakan finansial ini di survei
oleh bagian perencaan bagian rencana sistem survei ini melihat kelayakan
tempat dan kondisi teknis di lapangan yang akan di laksanakan
pembangunan nanti dan total biaya yang akan keluarkan nanti.
6. Pengumpulan data penelitian
Pengumpulan data penelitian ini setelah proses diatas semua telah di
lakukan, dan data yang akan di ambil adalah WBP dan LWBP penyulang
yang akan di pakai nanti dan data Panjang saluran kabel SKTM nanti, data
tersebut nanti akan di olah dan untuk di jadikan sebagai nilai akhir
settingan Automatic Change Over (ACO) dan daya kontrak pelanggan,
perhitungan Load Factor dan Jatuh Tegangan Untuk menentukan nilai
settingan aco yang akan di setting prioritas atau non prioritas.
7. Perencanaan Setting
Setelah nilai di dapatkan dan settingan di sesuaikan dengan kondisi
lapangan.
8. Selesai
Semua beroperasi dengan normal.
24
3.2 Teknik Analisis
Data analisis ini di lakukan kajian data- data teknis untuk penelitian ini
seperti Panjang saluran kabel SKTM dan data penyulang jahit dan penyulang
samdoria sebagai cadangan dan data WBP dan LWBP penyulang tersebut
data tersebut diolah dalam penganalisaan data.
3.2.1 Load Factor
Load factor adalah presentase faktor beban terhadap penyulang dari
beban rata-rata dibagi beban puncak, dalam kubikel ACO akan terjadi
perpindahan LBS penyulang normal ke LBS penyulang stand-by jika terjadi
gangguan atau pemadaman. Pengaruh besar Load Factor berhubungan
dengan beban 2 penyulang yang dipasang di kedua incoming, jika load factor
pada penyulang 1 dan penyulang 2 sudah mencapai 0,8 atau lebih, maka
pemakaian ACO di penyulang 1 dan penyulang 2 sudah tidak optimal lagi.
Perhitungan Load factor pada penyulang dilakukan untuk mengetahui berapa
aktor beban pada penyulang. Untuk mengetahui besar Load Factor pada
penyulang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan.
Load Factor =𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑…………………………………………………(3.1)
Dimana :
Average Demand : Beban rata-rata penyulang
Peak Demand : Beban puncak penyulang
3.2.2 Jatuh Tegangan
Permasalahan-permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitas daya
listrik salah satunya adalah jatuh tegangan, dimana antara tegangan yang
dikirim dengan tegangan yang diterima terjadi selisih tegangan. Jaringan
distribusi SUTM memiliki jalur pendistribusian yang jauh dan menanggung
beban yang selalu dinamis, hal-hal tersebut bisa mengakibatkan jatuh
tegangan.Jatuh Tegangan yang diperbolehkan pada JTM adalah 2% dari
tegangan kerja untuk sistem spindel dan 5% dari tegangan kerja yaitu untuk
25
sistem radial di atas tanah dan sistem simpul tergantung kepadatan beban.
Perhitungan drop voltage praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya
menghitung besarnya tahanan masih dapat dipertimbangkan, namun pada
sistem jaringan khusunya pada sistem tegangan menengah masalah
induktansi dan kapasitansinya diperhitungkan karena nilainya cukup berarti.
Apabila perbedaan nilai tegangan tersebut melebihi standart yang
ditentukan, maka mutu penyaluran tersebut rendah.
Nilai drop voltage JTM 20 KV 3 fasa dapat di hitung dengan menggunakan
rumus:
∆𝑉 = √3 × I × L (R cos 𝜗 +× sin 𝜗) …………………………………………(3.2)
Keterangan :
I : beban maksimum (A)
L : panjang saluran (km)
R : tahanan saluran (Ω/km)
X : reaktansi tahanan (Ω/km)
: sudut power factor
3.2.3 Reaktansi dan Impedansi Penghantar
Sesuai dengan SPLN 64: 1995, impedansi kabel tanah dengan
penghantar alumunium adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Impedansi Kabel Tanah
A
(mm2)
R
(Ω/Km)
L
(mH/Km)
C
(mf/Km)
Impedansi
Urutan Positif
(Z1 & Z2) (Ω/Km)
Impedansi
Urutan Nol
(Zo)(Ω/Km)
150 0,206 0,33 0,26 O,206 + jo, 104 0,356 +j0, 312
240 0,125 0,31 0,31 0,125 + j0, 097 0,275 + j0,029
300 0,100 0,30 0,34 0,100 + jo,o94 0,250 + jo,282
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Data Gardu Pelanggan dan Daya Kontrak Pelanggan
1. Pelanggan Sebelum Di Energize Ke Premium Gold
a. Gardu CP201 pelanggan Departemen Agama
IDPEL : 543100795275 Daya : 329 kVA
IDPEL : 543103152989 Daya : 105 kVA
IDPEL : 543700353356 Daya : 197 kVA
1. Area : Ciputat
2. Type Gardu : Beton Exsisting
3. Nomor Gardu : CP201
4. Penyulang : JAHIT
5. Trafo : 1
6. Gardu Induk : Bintaro
Tabel 4.1 Data Daya Pembebanan Penyulang
Data Pembebanan
Penyulang / Trafo GIA % A % A %
P.Samdoria (P.Cadangan Premium) 70 23 85 28 103.2 34 Penambahan Daya
GI. Pondok indah Trafo-2 1150 66 1270 73 1288.2 74 631 kVA = 18.2 A
KeteranganSiang Malam
Perkiraan Beban
tersambung
Kondisi AwalSetelah PB / PD
b. Wiring instalasi Gardu
27
Gambar 4.1 Gardu CP201
2. Sumber Suplai Cadangan
Premium gold ini mendapat suplai dari dua trafo yang berbeda dari dua
penyulang yang berbeda gardu induk yang berbeda dengan sub sitem yang
sama dan pada perencanaan kali ini sumber cadangan yang di gunakan
berasal dari :
Gardu TD23
1. Area : Ciputat
2. Type Gardu : Beton
3. Nomor Gardu : TD23
4. Penyulang : SAMDORIA
5. Trafo : 1
6. Gardu Induk : Pondok Indah
.
Gambar 4.2 Gardu TD23
28
4.1.2 Rencana Energize Premium Gold
a. Ekspansi gardu sipil dari exsisting menjadi bertingkat dan JTM nya di
konfigurasi antara penyulang JAHIT trafo 1 gardu induk bintaro dan
penyulang SAMDORIA trafo 1 gardu induk pondok indah dan
penambahan kubikel Automatic Change Over (ACO)
Gambar 4.3 Gardu sipil bertingkat CP201
29
b. Rencana penarikan kabel SKTM dari TD23 – CP201
Gambar 4.4 Visio rencana penarikan kabel TM
c. Konfigurasi Singel Line Diagram CP201-TD23
Gambar 4.5 Single Line Diagram
30
d. Pelanggan setelah di pasang kubikel ACO
Keterangan Gardu : CP201
1. Area : Ciputat
2. Type Gardu : Beton Bertingkat
3. Nomor Gardu : CP201
4. Penyulang 1 : JAHIT
5. Trafo : 1
6. Gardu Induk 1 : BINTARO
7. Penyulang 2 : SAMDORIA
8. Trafo : 1
9. Gardu Induk 2 : Pondok Indah
31
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Load Factor Penyulang Pada Gardu CP201 Pelanggan
Departemen Agama
Untuk memastikan penyulang yang di gunakan handal maka di perlukan
perhitungan load factor untuk mengetahui factor beban pada penyulang
berikut data perhitungan load factor dari penyulang 1 JAHIT di ambil dari data
beban puncak rata- rata dan beban puncak tertinggi pada bulan februari
2020.
Tabel 4.2 Data kWh Penyulang Gardu Induk Bulan Februari
1. Perhitungan Load Factor Penyulang JAHIT gardu CP201
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝑊𝐵𝑃 + 𝐿𝑊𝐵𝑃1 + 𝐿𝑊𝐵𝑃2) × 𝐹𝐾𝑀
= ( 33 + 51 + 71) × 16000
= ( 155 × 16000 )
= 2.480 𝑘𝑊ℎ
𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 = 𝐼 × 𝑉 × √3 × cos 𝜋
= 165 × 20,5 × 1,73 × 0,95
= 5.559 𝑘𝑊ℎ
Load Factor =𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑=
2.480 𝑘𝑊ℎ
5.559 𝑘𝑊𝐻= 0,446
2. Perhitungan Load Factor Penyulang SAMDORIA gardu CP201
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝑊𝐵𝑃 + 𝐿𝑊𝐵𝑃1 + 𝐿𝑊𝐵𝑃2) × 𝐹𝐾𝑀
= ( 7 + 10 + 20 ) × 32000
No. PENYULANG N/U (FKM) KELOMPOK JENIS WBP LWBP
1
LWBP
2
KWH
1. JAHIT 5 16000 FEEDER H/L1/L2 33 51 71 2.480
2. SAMDORIA 19 32000 FEEDER H/L1/L2 7 10 20 1.184
32
= ( 37 × 32000 )
= 1.184 𝑘𝑊ℎ
𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛 = 𝐼 × 𝑉 × √3 × cos 𝜋
= 90 × 20,5 × 1,73 × 0,9
= 2.872 𝑘𝑊ℎ
Load Factor =𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
𝑃𝑒𝑎𝑘 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑=
1.184 𝑘𝑊ℎ
2.872 𝑘𝑊𝐻= 0,412
Dari data load factor penyulang JAHIT dan penyulang SAMDORIA di
dapat hasil 0,446 – 0,412 yang berarti kedua penyulang tesebut baru di bebani
dengan persentase 44% dan 41%, persentase tersebut masih memungkinkan
untuk kedua penyulang untuk saling mensuplai kebutuhan beban jika salah satu
penyulang terjadi gangguan.
4.2.2 Perhitungan Drop Voltage
Perhitugan drop tegangan pada pelanggan Departemen Agama yang di
suplai dari :
Tabel 4.3 Beban Pemakian Penyulang dan Trafo Bulan Februari
No. PENYULANG BEBAN MAX BEBAN BULAN/MINGGU
BEBAN BULAN INI (A) / %
BEBAN RATA- RATA
1. JAHIT 300 150 /50,00% 165 A / 55,00% 155 /51,67%
2. SAMDORIA 300 70 /23,33% 90 A/ 30,00% 68 /22,67%
Tabel 4.4 Data Saluran Penghantar SKTM
PENYULANG PANJANG
PENGAHANTAR
(km)
UKURAN (mm2) STATUS ANTARA
JAHIT TRAFO 1 GARDU INDUK
BINTARO
3,5 km XPLE 3 X 240 mm2 BERBEBAN CP467-CP201
SAMDORIA TRAFO 1 GARDU INDUK PONDOK
INDAH
593 m XPLE 3 X 240 mm2 BERBEBAN TD23-CP 201
33
1. Penyulang JAHIT Gardu Induk Bintaro Trafo 1
∆𝑉 = √3 × 𝐼 × 𝐿 (𝑅 cos 𝜗 + 𝑋 sin 𝜃)
= 1,73 × 165 × 3,5 ( 0,125 × 0,85 + 0,097 × 0,43 )
= ( 999,075 × 0,14796 )
= 147, 82 𝑉𝑜𝑙𝑡
2. Penyulang SAMDORIA Gardu Induk Pondok Indah Trafo 1
∆𝑉 = √3 × 𝐼 × 𝐿 (𝑅 cos 𝜗 + 𝑋 sin 𝜃)
= 1,73 × 90 × 593 ( 0,125 × 0,85 + 0,097 × 0,43 )
= ( 92,330 × 0,14796 )
= 13,65 𝑉𝑜𝑙𝑡
Perencanaan setting ACO yang diterapkan pada pelanggan premium gold
pusdiklat departemen agama terlebih dahulu mempertimbangkan besar
beban pelanggan dan load factor pada kedua penyulang yang akan
digunakan untuk mensuplai beban ke pelanggan. Dalam hal ini pelanggan
memiliki daya kontraknya sebesar 329 kVA dan disuplai oleh penyulang 1
JAHIT trafo 1 gardu induk bintaro sebagai sumber utama dan penyulang 2
SAMDORIA trafo 1 gardu induk pondok indah sebagai sumber cadangan.
Dengan load factor pada penyulang jahit sebesar 0,446 dengan persentase
44,6% dan penyulang SAMDORIA sebesar 0,412 dengan persentase 41,2%
yang berarti bahwa penyulang baru dibebani 44% dan 41%, dengan
presentase tersebut maka masih memungkinkan untuk saling mensuplai
kebutuhan beban ketika terjadi gangguan di salah satu penyulang. Dengan
nilai presentase pembebanan penyulang tersebut maka pelanggan premium
gold dapat di setting dengan sistem non-prioritas karena kedua penyulang
dinilai masih andal. Dengan menggunakan setting non prioritas maka kubikel
Automatic Change Over akan bekerja dengan lebih optimal karena
pelanggan hanya akan mengalami satu kali kedip untuk satu kali gangguan
34
hal ini tentunya ACO akan bekerja lebih optimal jika dibandingkan dengan
setting prioritas dimana pelanggan akan mengalami dua kali kedip untuk satu
kali gangguan.
Jatuh tegangan dari kedua penyulang maka didapat hasil pada penyulang
JAHIT yaitu 147,82 Volt dan jatuh tegangan pada penyulang 2 SAMDORIA
yaitu 13,65 Volt. Berdasarkan dari hasil perhitungan jatuh tegangan tersebut
maka ditetapkan penyulang 1 jahit menjadi suplai utama ke pelanggan dan
penyulang 2 Samdoria sebagai pasokan cadangan karna drop tegangan nya
lebih kecil sehingga mutu tenaga listrik yang diterima oleh pelanggan juga
akan lebih bagus.
4.3.3 Settingan T200 ACO ( Automatic Change Over )
a. Setting ACO
Memasukkan Username PenggunaPada tampilan awal dari software milik
Schneider, pengguna akan diminta untuk memasukkan username dan
password, guna mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk
mengakses dalam proses setting ACO.
Gambar 4.6 Software ACO
35
b. Masukkan Data Lokasi
Setelah memasukkan username dan password, operator diminta
memasukkan lokasi gardu pengguna sistem ACO ini Disini operator harus
memasukan data lokasi penguna ACO dan waktu pemasangan ACO.
Gambar 4.7 Data Pengguna ACO
c. Mengisi Data Pengukuran dan Konfigurasi
Pada bagian pengaturan ini, operator akan memasukkan besaran arus
yang mengalir pada kedua kubikel tersebut. Arus yang mengalir sebesar 255
A dan menggunakan CT untuk mengukur arus yang mengalir dengan rasio
CT 10/5.
Gambar 4.8 Data pengukuran
36
d. Mengisi Data Pengaturan
Dibagian setting ini ada hal yang harus diperhatikan, seperti dibagian
Miscellaneous, untuk poin ATS locking in case tidak perlu dicentang karena
jika operator mencentang maka ketika salah satu kubikel mengalami hilang
tegangan, kontak tidak akan berpindah sumber sehingga akan benar-benar
kehilangan sumber tegangan.
Gambar 4.9 Data Pengaturan
Begitu juga yang perlu diperhatikan dibagian Automation ialah
Permutation waiting time, Bagian ini yang mengatur berapa lama waktu yang
diperlukan ketika pindah kontak saat terjadinya gangguan atau hilangnya
tegangan pada sumber pertama. Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah
bagian Type, Type ini yang akan menentukan bagaimana sistem kerja dari
ACO ini. Jika yang dipilih SW1↔SW2 ini berarti tipe non prioritas yang berarti
jika kubikel A ada gangguan kubikel B akan mem-back up nya dan terus
bergantian jika salah satu kubikel mengalami gangguan. Jika yang dipilih
SW1→SW2 yang berarti tipe SACO, salah satu sumbernya dijadikan
prioritas, jika kubikel A prioritas dan terjadi gangguan maka kubikel B akan
mem-back up dan ketika tegangan di kubikel A sudah normal sumber harus
segera dikembalikan ke kubikel A dengan cara manual ke gardu. Jika yang
dipilih Auto→SW1/2, sistem kerjanya sama dengan SACO namun yang
membedakan hanya jika ingin mengembalikan ke sumber utama tidak perlu
manual ke gardu karena sistemnya otomatis.
37
4.3.4 Rencana Setting ACO Normal Saat Terjadi Gangguan
a. Skema Setting
Gambar 4.10 ACO Terkena Gangguan
Permuation Waiting Time adalah bagian dari ACO yang mengatur
sistem perpindahan dengan waktu yang setting di 5 detik atau 5 (second)
untuk perpindahan normal atau ganti pasokan daya.Pada saat kondisi
normal, catu daya dari penyulang Jahit masuk ke incoming 1 dan LBS posisi
close, sedangkan catu daya dari penyulang Samdoria masuk ke incoming 2
dan LBS posisi open. Pada kedua incoming, masing-masing fasa dipasang
Voltage Transformer yaitu untuk mendeteksi tegangan yang masuk untuk
kemudian diteruskan ke modul kontrol. Ketika penyulang mengalami
gangguan maka modul control akan memerintahkan mekanik motorize untuk
bekerja yaitu memindahkan LBS incoming 1 dari posisi close ke posisi open
dan LBS incoming 2 akan berpindah dari posisi open ke posisi close
(dibebani).
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang di lakukan dapat di ambil kesimpulan dari hasil
pembahasan perhitungan load factor dan drop tegangan untuk settingan
kubikel Automatic Change Over (ACO). Maka dapat di simpulkan sebagai
berikut :
1. Hasil dari perhitungan load factor maka di dapat lah beban rata- rata
dengan nilai 0,446 dengan persentase 44% untuk penyulang JAHIT
dan untuk penyulang SAMDORIA dengan nilai 0,412 dengan
persentase 41% dengan presentase tersebut maka masih
memungkinkan untuk saling mensuplai kebutuhan beban ketika terjadi
gangguan di salah satu penyulang karena masih di nilai andal.
2. Dari hasil perhitungan drop tegangan yang di hasilkan penyulang
JAHIT 147,82 Volt dan penyulang SAMDORIA 13,65 Volt maka di
tetapkan penyulang SAMDORIA menjadi pasokan cadangan karena
drop teganganya lebih kecil dan akan meminimalisir adanya gangguan
untuk pasokan cadangan nanti dan penyulang JAHIT menjadi suplai
utama.
3. Dari hasil load factor dan drop tegangan tersebut maka Automatic
Chage Over (ACO) tersebut dapat di setting dengan sistem non-
prioritas karena kedua penyulang dinilai masih andal. Dengan
menggunakan setting non prioritas maka kubikel (ACO) di setting
waktu perpindahan pasokan utama ke cadangan dengan waktu 5
detik/second, dan pelanggan hanya akan mengalami satu kali kedip
untuk satu kali gangguan dengan hal ini tentunya ACO akan bekerja
lebih optimal.
40
5.2 Saran
1. Pada penelitian ini harus mengikuti semua rangkaian proses pekerjaanya
karena semua kegiatan nya berhungan sampai akhir nanti energize atau
pengoperasiannya.
2. Untuk melakukan settingan ACO harus di lakukan oleh operator pabrikan
ACO tersebut dan di damping oleh petugas PLN dengan data
pengoperasian yang benar dan untuk hasil settingan yang tetap.
41
DAFTAR PUSTAKA
1. Susilo, Eko . 2017. “Booklet Pengoperasian Automatic Change Over (ACO)”
2. PT. PLN UP3 BULUNGAN , 2018. “Pelanggan Premium Jenis- Jenis Layanan
Premium”.
3. Azhar Rosyadi. (2018). “Pemasangan Automatic Change Over (ACO) di
PT.PLN (Persero) Disjaya”
4. Rayshinta Indah. (2013). “Pemeliharaan Automatic Change Over (ACO)
Untuk Meningkatkan Kehandalan Pada Konsumen VIP di PT.PLN (Persero)”
5. “Kubikel 20 KV . SM6 Schneider”
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/
6. Nindiyobudoyo, W.S. (2011) Buku Saku Pelayanan Teknik, Garamount;
Depok.
7. Wahyudi Sarimun. (2008). “Operasi Jaringan Distribusi”
8. PT. PLN (Persero). 2010. Buku 4 : “Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan
Gardu Hubung Tenaga Listrik” Jakarta.
9. PT. PLN (PERSERO). 2010. : “Buku 5 Standar Konstruksi Jaringan
Tegangan Menengah Tenaga Listrik”.
10. PT. PLN (PERSERO). 1985. : “SPLN 59 Tentang Keandalan Pada Sistem 20
kV dan 6 kV” Jakarta.
42
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal
NIM : 201771144
Nama : Gilang Purnama Candra
Tempat / Tanggal Lahir : Payakumbuh/13 September 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Program Studi : D-III Teknik Elektro
Alamat : Wisma Mas Pondok Cabe Blok C5 No
21 Cinangka Sawangan Depok
Nomor Telepon : 081280308079
Email :[email protected]
JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN
LULUS
SD SDN 10 PAYAKUMBUH - 2011
SMP MTsn DANGUNG-DANGUNG - 2014
SMA SMK N 2 PAYAKUMBUH TEKNIK JARINGAN
TENAGA LISTRIK
2017
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 19 Juli 2020
Mahasiswa Ybs.
Gilang Purnama Candra
A1
Lampiran - A Lembar Bimbingan Tugas Akhir
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama Mahasiswa : Gilang Candra Purnama
NIM : 201771144
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma
Pembimbing Utama (Materi) : Ir.Edy Ispranyoto,MBA
Judul Tugas Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah
Premium Gold dengan Skema Setting
Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN
UP3 CIPUTAT.
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
14-02-2020 Pengenalan proposal proyek Akhir
21-02-2020 Konsultasi masalah judul proyek akhir
A1
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
28-02-2020 Pengajuan judul proyek akhir dan data yang
akan di ambil
06-03-2020 Konsultasi seputar kegitan di tempat
magang dan mencari kegitan yang cocok
untuk di jadikan proyek akhir
13-03-2020 Pengumpulan proposal proyek akhir dan
konsultasi soal sidang proyek akhir
20-03-2020 Konsutasi tentang judul yang sudah di acc
dan pencarian materi seputar judul proyek
akhir
24-03-2020 Konsultasi soal perhitungan kapsitas ACO
dan daya pelanggan
15-05-2020 Konsultasi soal proses setiingan ACO
22-05-2020 Konsultasi soal teori yang di gunakan di
proyek akhir
11-06-2020 Konsultasi soal plagiatrisme proyek akhir
19-06-2020 Revisi kelengkapan single line diagram
A4
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama Mahasiswa : Gilang Candra Purnama
NIM : 201771144
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma
Pembimbing Kedua : Kartika Tresya Mauriraya, S.Pd., M.Pd.
Judul Tugas Akhir : Energize Pelanggan Tegangan Menengah
Premium Gold dengan Skema Setting
Automatic Change Over (ACO) Di PT. PLN
UP3 CIPUTAT.
Tanggal Materi Bimbingan Paraf
Pembimbing
D1
Lampiran - C Data Penyulang Jahit Trafo 1 GI Bintaro Kwh Perbulan
Lampiran - D Data Penyulang Samdoria Trafo 1 GI Pondok Indah Kwh Perbulan
E1
Lampiran - F Singel Line Diagram Jaringan Gardu CP201 Pelanggan Premium
Gold Departemen Agama Incoming 1
F1
Lampiran - G Data Kabel SKTM Penyulang Jahit dan Samdoria
PENYULANG PANJANG PENGHANTAR (km) UKURAN mm2 STATUS PENYULANG ANTARA
JAHIT
GI.BINTARO
3,5 km
XPLE 3 X 240 mm2
BEBAN
CP467 - CP201
PENYULANG PANJANG PENGHANTAR (km) UKURAN mm2 STATUS PENYULANG ANTARA
SAMDORIA
GI.PONDOK
INDAH
593 m
XPLE 3 X 240 mm2
BEBAN
TD23 – CP201
G1
Lampiran - H Singel Line Diagram Setelah Menjadi Premium Gold Dan Telah Di
Pasang Kubikel ACO Incoming 1 dan Incoming 2