+ All Categories
Home > Documents > Prospectus A wal - Mitra Keluarga

Prospectus A wal - Mitra Keluarga

Date post: 09-Feb-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
426
Prospektus life.love. laughter. PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT TBK Tanggal Efektif : 12 Maret 2015 Masa Penawaran Umum : 16-18 Maret 2015 Tanggal Penjatahan : 20 Maret 2015 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 23 Maret 2015 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 23 Maret 2015 Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 24 Maret 2015 OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (“PERSEROAN’’) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA (”BEI”). PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk Kegiatan Usaha Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat: Kantor Operasional: Jalan Letjen. Suprapto Kav 4 Jakarta Pusat 10510 Telepon : (021) 424 3908 Faksimili : (021) 424 4983 Website: www.mitrakeluarga.com Alamat Email : [email protected] Jalan Bukit Gading Raya Kav 2 Kelapa Gading Jakarta 14240, Indonesia Telepon : (021) 4585 2700 / 2800 Faksimili : (021) 4585 2727 PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA Sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi. Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT Kresna Graha Sekurindo Tbk PENJAMIN EMISI EFEK PT Morgan Stanley Asia Indonesia PT UBS Securities Indonesia PT Deutsche Securities Indonesia PT CIMB Securities Indonesia ● PT BNI Securities ● PT Buana Capital ● PT Danpac Sekuritas ● PT Erdikha Elit Sekuritas ● PT Grow Asia Capital ● PT HD Capital Tbk ● PT Inti Fikasa Securindo ● PT Investindo Nusantara Sekuritas ● PT Lautandhana Securindo ● PT Magenta Kapital Indonesia ● PT MNC Securities ● PT OSO Securities● PT Panca Global Securities ● PT Panin Sekuritas Tbk ● PT Phillip Securities Indonesia ● PT Profindo International Securities ● PT Reliance Securities Tbk ● PT Sucorinvest Central Gani ● PT Trimegah Securities Tbk ● PT Valbury Asia Securities ● PT Victoria Securities Indonesia ● PT Yulie Sekurindo Tbk PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PARA PENJAMIN EMISI EFEK MENJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT) TERHADAP PENAWARAN UMUM PERSEROAN. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU HARGA SAHAM PERSEROAN DAPAT BERFLUKTUASI SIGNIFIKAN. KETERANGAN MENGENAI RISIKO INI DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”). Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2015
Transcript

Pros

pekt

uslife.love.laughter.

PRO

SPEKTU

S PENAW

AR

AN

UM

UM

SAH

AM

PERD

AN

A PT M

ITRA

KELU

AR

GA

KA

RYA

SEHAT TB

K

Pro

spec

tus

Aw

allife.love.laughter.

Pro

spe

ctu

s Aw

al Mitra K

elu

arga

Masa Penawaran AwalPerkiraan Tanggal EfektifPerkiraan Masa Penawaran Umum Perkiraan Tanggal Penjatahan Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan(Refund) Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia

26-27 Februari, 2-6, dan 9 Maret 201516 Maret 2015

18–20 Maret 201523 Maret 201524 Maret 201524 Maret 201525 Maret 2015

:::::::

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA (”BEI”).

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

Prospektus Awal ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 26 Februrari2015

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PARA PENJAMIN EMISI EFEK MENJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT)TERHADAP PENAWARAN UMUM PERSEROAN.

PENJAMIN EMISI EFEK

[Akan Ditentukan Kemudian]

Kegiatan Usaha

Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit

Kantor PusatJalan Letjen. Suprapto Kav 4

Jakarta Pusat 10510Telepon : (021) 424 3908Faksimili : (021) 424 4983

Website: www.mitrakeluarga.comAlamat Email : [email protected]

Kantor OperasionalJalan Bukit Gading Raya Kav 2

Kelapa GadingJakarta 14240, Indonesia

Telepon : (021) 4585 2700 / 2800Faksimili : (021) 4585 2727

RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI, MENGINGAT SEJUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN PERSEROAN TIDAK TERLALU BESAR, MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN SAHAM PERSEROAN AKAN MENJADI TIDAK LIKUID PERDAGANGANNYA. DENGAN DEMIKIAN, PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI APAKAH PASAR DARI SAHAM PERSEROAN AKAN AKTIF ATAU LIKUIDITAS SAHAM PERSEROAN AKAN TERJAGA.

INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. DOKUMEN INI HANYA DAPAT DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OJK MENJADI EFEKTIF. PEMESANAN UNTUK MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS INI.

OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS AWAL INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk(“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”).

Sebanyak-banyaknya 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu)saham biasa atas nama, atau sebanyak-banyaknya 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umumdengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sebanyak-banyaknya 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus)saham biasa atas nama dan sebanyak-banyaknya 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus)saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp[ ] ([ ] Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp[ ] ([ ] Rupiah) yang terdiri dari Rp[ ] ([ ] Rupiah)dari penawaran Saham Baru dan Rp[ ] ([ ] Rupiah) dari Saham Divestasi.

Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Tanggal Efektif : 12 Maret 2015Masa Penawaran Umum : 16-18 Maret 2015Tanggal Penjatahan : 20 Maret 2015Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 23 Maret 2015Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan (Refund) : 23 Maret 2015Tanggal Pencatatan Saham pada Bursa Efek Indonesia : 24 Maret 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (“PERSEROAN’’) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA (”BEI”).

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT TbkKegiatan Usaha

Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit

Berkedudukan di Jakarta Pusat, IndonesiaKantor Pusat: Kantor Operasional:

Jalan Letjen. Suprapto Kav 4Jakarta Pusat 10510

Telepon : (021) 424 3908Faksimili : (021) 424 4983

Website: www.mitrakeluarga.comAlamat Email : [email protected]

Jalan Bukit Gading Raya Kav 2Kelapa Gading

Jakarta 14240, IndonesiaTelepon : (021) 4585 2700 / 2800

Faksimili : (021) 4585 2727

PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANASejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.Seluruh pemegang saham Perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas.

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Morgan Stanley Asia Indonesia

PT UBS Securities Indonesia PT Deutsche Securities Indonesia

PT CIMB Securities Indonesia

● PT BNI Securities ● PT Buana Capital ● PT Danpac Sekuritas ● PT Erdikha Elit Sekuritas ● PT Grow Asia Capital ● PT HD Capital Tbk● PT Inti Fikasa Securindo ● PT Investindo Nusantara Sekuritas ● PT Lautandhana Securindo ● PT Magenta Kapital Indonesia

● PT MNC Securities ● PT OSO Securities● PT Panca Global Securities ● PT Panin Sekuritas Tbk ● PT Phillip Securities Indonesia● PT Profindo International Securities ● PT Reliance Securities Tbk ● PT Sucorinvest Central Gani ● PT Trimegah Securities Tbk

● PT Valbury Asia Securities ● PT Victoria Securities Indonesia ● PT Yulie Sekurindo Tbk

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK DAN PARA PENJAMIN EMISI EFEK MENJAMIN DENGAN KESANGGUPAN PENUH (FULL COMMITMENT) TERHADAP PENAWARAN UMUM PERSEROAN.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU HARGA SAHAM PERSEROAN DAPAT BERFLUKTUASI SIGNIFIKAN. KETERANGAN MENGENAI RISIKO INI DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”).

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2015

Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dengan surat No. 001/MIKA/XII/2014 tanggal 11 Desember 2014 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608 (“UUPM”) beserta peraturan pelaksanaannya.

Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, direncanakan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) sesuai Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat di bawah tangan antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 11 Desember 2014 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Perdana Saham ini batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai ketentuan UUPM beserta peraturan pelaksanaannya.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini bertanggung jawab sepenuhnya atas semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini, sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode etik serta norma dan standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini, setiap pihak yang terafiliasi dilarang memberikan keterangan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta para Penjamin Emisi Efek, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah pihak yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN, ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/PERATURAN YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

i

DAFTAR ISIDAFTAR ISI ................................................................................................................................................................................................. iDEFINISI DAN SINGKATAN............................................................................................................................................................................. iiiRINGKASAN ............................................................................................................................................................................................... ix

I. PENAWARAN UMUM ..........................................................................................................................................................................1II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM .............................................................4III. PERNYATAAN UTANG ........................................................................................................................................................................5IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING .............................................................................................................................................9V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN ......................................................................................................................12VI. RISIKO USAHA ..................................................................................................................................................................................40VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ..........................................................................62VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK ......................................................................................................63

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN ...........................................................................................................................................632. PERKEMBANGAN STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN ...............................................673. STRUKTUR ORGANISASI ........................................................................................................................................................754. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ......................................................................................................................................755. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK .................................................................................................846. SUMBER DAYA MANUSIA ........................................................................................................................................................857. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN MEMILIKI 5% ATAU LEBIH DARI SELURUH SAHAM PERSEROAN. .............................................................................888. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN .......................929. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN ENTITAS ANAK ............................................................................................................12410. DIAGRAM KEPEMILIKAN ANTARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK .................12511. KETERANGAN MENGENAI ASET PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK ...............................................................................12612. ASURANSI ..............................................................................................................................................................................13413. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA ...............................................................................................................13914. TRANSAKSI PENTING DENGAN PIHAK TERAFILIASI .........................................................................................................15415. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ................................................................................................................155

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK .....................................................................................1561. UMUM .....................................................................................................................................................................................1562. KEUNGGULAN KOMPETITIF .................................................................................................................................................1573. STRATEGI USAHA ..................................................................................................................................................................1614. RUMAH SAKIT PERSEROAN.................................................................................................................................................1635. DATA HISTORIS JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DAN PENDAPATAN ENTITAS ANAK .....................................................1776. LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM ...........................................................................................................................................1787. PROSES EKSPANSI DAN PROSPEK USAHA .......................................................................................................................1798. ENTRY POINT PASIEN ...........................................................................................................................................................1809. SUMBER PENDAPATAN DAN KELOMPOK PASIEN .............................................................................................................18110. PEMASARAN ..........................................................................................................................................................................18211. PEMASOK DAN PENGADAAN ...............................................................................................................................................18312. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU .......................................................................................................................18513. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (“AMDAL”) DAN/ATAU UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (“UKL-UPL”) ..........................................................................18714. PERSAINGAN .........................................................................................................................................................................18815. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ............................................................................................................................................18816. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES/”CSR”) .....................................18917. SERTIFIKAT DAN PENGHARGAAN .......................................................................................................................................189

ii

X. TINJAUAN INDUSTRI ......................................................................................................................................................................190XI. EKUITAS ..........................................................................................................................................................................................209XII. KEBIJAKAN DIVIDEN ...................................................................................................................................................................... 211XIII. PERPAJAKAN ..................................................................................................................................................................................212XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK .............................................................................................................................................................214XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM ......................................................................216XVI. ANGGARAN DASAR .......................................................................................................................................................................219XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM .....................................................................................................................................................237XVIII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ................................255XIX. LAPORAN PENILAI .........................................................................................................................................................................361XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM ....................................................................................................................399XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.......................................................404

iii

DEFINISI DAN SINGKATAN Istilah dan ungkapan dalam prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut: Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek

berarti perubahan dan/atau penambahan dan/atau pembaruan terhadap Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Afiliasi berarti afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 1 UUPM yaitu :

- hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

- hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut; - hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota

direksi atau komisaris yang sama; - hubungan antara perusahaan dengan pihak baik langsung maupun tidak langsung,

yang mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; - hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak

langsung, oleh pihak yang sama; atau; - hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Agen Penjualan

berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham baik yang dilakukan di dalam atau di luar negeri.

ALoS (Average Length of Stay) berarti jumlah rata-rata hari rawat inap seorang pasien. BAE berarti singkatan dari Biro Administrasi Efek, salah satu lembaga penunjang pasar modal

Indonesia yang melaksanakan administrasi saham dalam Penawaran Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 UUPM yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Adimitra Jasa Korpora, suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta.

Bank Kustodian berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan jasa

penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM. BAPEPAM berarti singkatan dari Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal

3 UUPM. BAPEPAM DAN LK berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang merupakan

penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.01/2005 tanggal 30-12-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya per tanggal 31 Desember 2012 fungsi Bapepam dan LK telah beralih menjadi OJK.

Bursa Efek/BEI berarti singkatan dari PT Bursa Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas berkedudukan di

Jakarta Selatan, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, serta tempat dimana saham Perseroan dicatatkan.

BNRI berarti Berita Negara Republik Indonesia. Daftar Negatif Investasi berarti Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan

di bidang Penanaman Modal sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 39 Tahun 2014.

Daftar Pemegang Saham (DPS)

berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan efek oleh pemegang efek dalam Penitipan Kolektif di KSEI berdasarkan data yang diberikan oleh pemegang rekening di KSEI.

iv

Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS)

berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.

EBITDA berarti singkatan dari Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortization, atau

laba sebelum penyusutan, beban imbalan pasca kerja, penyisihan penurunan nilai piutang usaha, pajak penghasilan dan pendapatan (beban) lain-lain (termasuk beban administrasi kartu kredit dan bunga pinjaman bank).

Efektif berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan efektifnya Pernyataan Pendaftaran

sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tertanggal 29 Mei 2009.

Entitas Anak berarti perusahaan dimana (i) Perseroan mempunyai kepemilikan saham dengan hak suara

lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung atau (ii) apabila Perseroan memiliki 50% atau kurang saham dengan hak suara, Perseroan memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan tersebut atau (iii) yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia yang per tanggal Prospektus ini diterbitkan teridiri dari (i) PT Proteindo Karyasehat, (ii) PT Ekamita Arahtegar, (iii) PT Ragamsehat Multifita, (iv) PT Alpen Agungraya, (v) PT Karyasukses Mandiri, dan (vi) PT Citra Mandiri Prima.

Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP)

berarti formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti pemilikan saham-saham di pasar perdana.

Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS)

berarti formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi Efek.

Harga Penawaran berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum. Hari Bursa berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek yaitu hari Senin sampai

dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional sesuai dengan ketetapan Pemerintah atau dinyatakan libur oleh Bursa Efek.

Hari Kalender berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali,

termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan Hari Kerja biasa.

Hari Kerja berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu, dan hari yang oleh Pemerintah

ditetapkan sebagai hari libur nasional. KSEI berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas

berkedudukan di Jakarta Selatan, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif.

Jabodetabek berarti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. JKN berarti Jaminan Kesehatan Nasional. Manajer Penjatahan berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan menurut

syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan No. IX.A.7. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, dalam hal ini PT Kresna Graha Sekurindo Tbk selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

v

Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS)

berarti daftar yang memuat nama-nama pemesan saham dan jumlah yang dipesan dan disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.

EBITDA berarti singkatan dari Earning before Interest, Tax, Depreciation and Amortization, atau

laba sebelum penyusutan, beban imbalan pasca kerja, penyisihan penurunan nilai piutang usaha, pajak penghasilan dan pendapatan (beban) lain-lain (termasuk beban administrasi kartu kredit dan bunga pinjaman bank).

Efektif berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan efektifnya Pernyataan Pendaftaran

sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tertanggal 29 Mei 2009.

Entitas Anak berarti perusahaan dimana (i) Perseroan mempunyai kepemilikan saham dengan hak suara

lebih dari 50% baik langsung maupun tidak langsung atau (ii) apabila Perseroan memiliki 50% atau kurang saham dengan hak suara, Perseroan memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaan tersebut atau (iii) yang laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia yang per tanggal Prospektus ini diterbitkan teridiri dari (i) PT Proteindo Karyasehat, (ii) PT Ekamita Arahtegar, (iii) PT Ragamsehat Multifita, (iv) PT Alpen Agungraya, (v) PT Karyasukses Mandiri, dan (vi) PT Citra Mandiri Prima.

Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP)

berarti formulir hasil penjatahan atas nama pemesan sebagai tanda bukti pemilikan saham-saham di pasar perdana.

Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS)

berarti formulir asli yang disediakan Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi Efek.

Harga Penawaran berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum. Hari Bursa berarti hari diselenggarakannya perdagangan efek di Bursa Efek yaitu hari Senin sampai

dengan Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional sesuai dengan ketetapan Pemerintah atau dinyatakan libur oleh Bursa Efek.

Hari Kalender berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorius tanpa kecuali,

termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan Hari Kerja biasa.

Hari Kerja berarti hari kerja biasa kecuali hari Sabtu, Minggu, dan hari yang oleh Pemerintah

ditetapkan sebagai hari libur nasional. KSEI berarti singkatan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas

berkedudukan di Jakarta Selatan, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan efek berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif.

Jabodetabek berarti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. JKN berarti Jaminan Kesehatan Nasional. Manajer Penjatahan berarti pihak yang bertanggung jawab atas penjatahan Saham Yang Ditawarkan menurut

syarat-syarat yang ditetapkan dalam Peraturan No. IX.A.7. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, dalam hal ini PT Kresna Graha Sekurindo Tbk selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.

Masa Penawaran berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan dimana FPPS dapat diajukan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Para Penjamin Emisi Efek sebagaimana ditentukan dalam Prospektus dan FPPS, kecuali jika Masa Penawaran itu ditutup lebih dini yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Masyarakat berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia maupun warga

negara asing dan/atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia.

Menkumham berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. OJK berarti Otoritas Jasa Keuangan, yaitu lembaga yang independen dan bebas dari campur

tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, yang merupakan penerus dari Bapepam dan LK sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pasar Perdana berarti penawaran dan penjualan Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada Masyarakat

selama Masa Penawaran sebelum Saham Yang Ditawarkan tersebut dicatatkan pada Bursa Efek.

Pemegang Rekening berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI meliputi Bank

Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.

Pemegang Saham Penjual berarti Lion Investments Partners B.V. yang merupakan pemegang saham Perseroan yang

akan menjual Saham Divestasi. Pemerintah berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia. Penawaran Umum berarti Penawaran Umum Perdana Saham. Penawaran Umum Perdana Saham

berarti penawaran umum perdana Saham Yang Ditawarkan Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM, peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan serta menurut ketentuan-ketentuan lain yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penitipan Kolektif berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang

kepentingannya diwakili oleh KSEI, sebagaimana dimaksud dalam UUPM. Penjamin Emisi Efek berarti perseroan terbatas yang menandatangani perjanjian dengan Perseroan untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham yang akan menjamin secara sendiri-sendiri penjualan Saham Yang Ditawarkan, dan melakukan pembayaran hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai porsi penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan dalam PPEE.

Penjamin Pelaksana Emisi Efek berarti pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyelenggaraan Penawaran

Umum, yang dalam hal ini adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Peraturan No. IX.A.2 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.A.6 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-06/PM/2001 tanggal 8 Maret 2001 tentang Pembatasan atas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum.

vi

Peraturan No. IX.A.7 berarti Peratuan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.C.3 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-43/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.E.1 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Peraturan No. IX.E.2 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Peraturan No. IX.I.6 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Peraturan No. IX.J.1 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Peraturan No. X.K.4 berarti Peraturan Bapepam-LK No. X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Perjanjian Pendaftaran Efek berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas dengan KSEI yang bermaterai

cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perseroan dengan KSEI, berikut perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuan yang dibuat oleh para pihak di kemudian hari.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek atau PPEE

berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 17 tanggal 10 Desember 2014, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan I dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum No. 26 tanggal 18 Februari 2015, diubah dengan Akta Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 29 tanggal 25 Februari 2015, dan diubah dengan Akta Perubahan III dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 18 tanggal 9 Maret 2015, yang dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta.

Pernyataan Efektif berarti Pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif:

(i) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh OJK secara lengkap atau (ii) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal perubahan Pernyataan Pendaftaran yang terakhir disampaikan Perseroan kepada OJK, atau (iii) pada tanggal lain berdasarkan pernyataan efektif dari Ketua OJK yang menyatakan bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.A.2 sehingga Perseroan melalui para Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pernyataan Pendaftaran berarti dokumen yang wajib disampaikan kepada OJK oleh Perseroan dalam rangka

Penawaran Umum. Perseroan berarti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, berkedudukan di Jakarta Pusat, suatu perseroan

terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia.

vii

Peraturan No. IX.A.7 berarti Peratuan Bapepam-LK No. IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.C.3 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.C.3, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-43/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No. IX.E.1 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Peraturan No. IX.E.2 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama.

Peraturan No. IX.I.6 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Peraturan No. IX.J.1 berarti Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

Peraturan No. X.K.4 berarti Peraturan Bapepam-LK No. X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK

No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Perjanjian Pendaftaran Efek berarti Perjanjian Pendaftaran Efek Yang Bersifat Ekuitas dengan KSEI yang bermaterai

cukup dan dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perseroan dengan KSEI, berikut perubahan-perubahan dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuan yang dibuat oleh para pihak di kemudian hari.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek atau PPEE

berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 17 tanggal 10 Desember 2014, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan I dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum No. 26 tanggal 18 Februari 2015, diubah dengan Akta Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 29 tanggal 25 Februari 2015, dan diubah dengan Akta Perubahan III dan Pernyataan Kembali Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 18 tanggal 9 Maret 2015, yang dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta.

Pernyataan Efektif berarti Pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif:

(i) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh OJK secara lengkap atau (ii) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal perubahan Pernyataan Pendaftaran yang terakhir disampaikan Perseroan kepada OJK, atau (iii) pada tanggal lain berdasarkan pernyataan efektif dari Ketua OJK yang menyatakan bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.A.2 sehingga Perseroan melalui para Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pernyataan Pendaftaran berarti dokumen yang wajib disampaikan kepada OJK oleh Perseroan dalam rangka

Penawaran Umum. Perseroan berarti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, berkedudukan di Jakarta Pusat, suatu perseroan

terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia.

Prospektus Berarti dokumen tertulis final yang dipersiapkan oleh Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum dan memuat seluruh informasi maupun fakta-fakta penting dan relevan mengenai Perseroan serta Saham yang Ditawarkan dalam bentuk dan isi sesuai Peraturan Bapepam No. IX.C.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Rangka Penawaran Umum (untuk selanjutnya disebut “Peraturan No. IX.C.2”).

Prospektus Awal berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam prospektus yang

disampaikan kepada OJK, sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali informasi mengenai nilai nominal, jumlah dan Harga Penawaran Efek, penjaminan emisi efek atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pernyataan penawaran yang belum dapat ditentukan.

Prospektus Ringkas berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan dari Prospektus Awal,

yang akan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran nasional yang disusun oleh Perseroan bersama Penjamin Pelaksana Emisi Efek sesuai Peraturan No. IX.C.3 dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pernyataan OJK bahwa Perseroan wajib mengumumkan Prospektus Ringkas sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.A.2.

Rekening Efek berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik pemegang saham

yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang ditandatangani pemegang saham dan perusahaan efek dan/atau Bank Kustodian.

Rekening Penawaran Umum berarti rekening atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada bank penerima untuk

menampung dana yang diterima dari investor. Rp berarti Rupiah, mata uang resmi negara Republik Indonesia. RSMK berarti Rumah Sakit Mitra Keluarga, nama yang digunakan oleh sebagian besar rumah

sakit kami. Rumah Sakit Kelas A berarti rumah sakit umum yang menyediakan berbagai layanan medis spesialistik dan sub-

spesialistik dan juga memiliki kemampuan pelayanan medis umum dan fasilitas. Di Indonesia, pada umumnya sebagian besar rumah sakit kelas A adalah rumah sakit umum milik pemerintah. Pendirian izin operasional rumah sakit kelas A dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medis di bawah Departemen Kesehatan Indonesia, sedangkan izin untuk kelas lain dari rumah sakit yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah masing-masing.

Rumah Sakit Kelas B berarti rumah sakit umum yang menyediakan berbagai layanan medis spesialistik,

pelayanan medis sub-spesialistik, dan pelayanan medis umum, dan biasanya kategori tertinggi rumah sakit swasta di Indonesia.

Rumah Sakit Kelas C berarti rumah sakit umum yang menyediakan layanan medis dokter spesialis, jasa layanan

dukungan medis spesialis dan pelayanan medis umum. Rumah Sakit Kelas D berarti rumah sakit umum yang hanya menyediakan layanan dasar yang terbatas spesialis

medis dan pelayanan medis umum. RUPS berarti Rapat Umum Pemegang Saham, yang diselenggarakan sesuai ketentuan Anggaran

Dasar Perseroan. RUPSLB berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diselenggarakan sesuai

ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

viii

Saham Baru berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan (portepel) Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, dengan jumlah sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham.

Saham Divestasi berarti saham-saham atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap

saham milik Pemegang Saham Penjual yang akan dijual, yaitu sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham.

Saham Yang Ditawarkan berarti Saham Baru dan Saham Divestasi sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh

satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana Saham, yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.

Tanggal Distribusi berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua)

Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara elektronik oleh KSEI kepada Pemegang Rekening.

Tanggal Pembayaran berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan yang harus disetor

oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi atas Saham Yang Ditawarkan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus.

Tanggal Pencatatan berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan di Bursa Efek

dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi yang akan ditentukan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Tanggal Penjatahan berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja

terhitung setelah tanggal penutupan Masa Penawaran. Tanggal Pengembalian (Refund)

berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham yang ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana pengembalian uang pemesanan tersebut tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

US$ berarti Dollar Amerika Serikat. UUPM berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608 serta peraturan pelaksanaannya.

UUPT berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, Lembaran Negara No.106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara No. 4756 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahan-perubahannya.

ix

Saham Baru berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan (portepel) Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, dengan jumlah sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham.

Saham Divestasi berarti saham-saham atas nama dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap

saham milik Pemegang Saham Penjual yang akan dijual, yaitu sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham.

Saham Yang Ditawarkan berarti Saham Baru dan Saham Divestasi sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh

satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham yang akan ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Perdana Saham, yang selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.

Tanggal Distribusi berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua)

Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara elektronik oleh KSEI kepada Pemegang Rekening.

Tanggal Pembayaran berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan yang harus disetor

oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi atas Saham Yang Ditawarkan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus.

Tanggal Pencatatan berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk diperdagangkan di Bursa Efek

dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi yang akan ditentukan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Tanggal Penjatahan berarti tanggal terakhir dari masa penjatahan, yaitu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja

terhitung setelah tanggal penutupan Masa Penawaran. Tanggal Pengembalian (Refund)

berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham yang ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan, dimana pengembalian uang pemesanan tersebut tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

US$ berarti Dollar Amerika Serikat. UUPM berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608 serta peraturan pelaksanaannya.

UUPT berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, Lembaran Negara No.106 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara No. 4756 beserta peraturan pelaksanaannya berikut perubahan-perubahannya.

RINGKASAN Ringkasan di bawah ini dibuat atas dasar fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan penting yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana, berkedudukan di Jakarta Pusat, berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106 (“Akta Pendirian”). Pada tahun 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat dihadapan Humberg Lie, SH,SE, MKn., Notaris di Jakarta Utara, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, dan didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah memperoleh persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman Modal Asing (Non PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Oleh karenanya sejak tanggal tersebut, Perseroan telah tercatat sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada 2014, Perseroan mengubah nama perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 5 tanggal 6 Agustus 2014 dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan keputusan No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014 dan dicatat dalam Daftar Perusahaan sesuai UUPT di bawah No. AHU-0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Perubahan ini telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Izin Prinsip Perubahan No. 2125/1/IP-PB/PMA/2014 tanggal 4 Agustus 2014. Pada tahun 2014, Perseroan mengubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No.AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Pada saat ini Perseroan menjalankan kegiatan usaha utama dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen dan melaksanakan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan yaitu: (i) menjalankan usaha di bidang jasa manajemen rumah sakit; dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak.

x

ENTITAS ANAK PERSEROAN Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit.

Nama Perusahaan Domisili Status Operasi

Tahun Pendirian

Tahun Penyertaan

RS Yang Dikelola

Kegiatan Usaha Utama

Kepemilikan Langsung

Kepemilikan Tidak

Langsung PT Proteindo Karyasehat

Bekasi Sudah Beroperasi

1993 1996 RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang

Layanan Rumah Sakit

99,99% -

PT Ekamita Arahtegar Jakarta Sudah Beroperasi

1995 2000 RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur

Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Ragamsehat Multifita

Depok Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres

1995 1997 RSMK Depok Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Alpen Agungraya Surabaya Sudah Beroperasi

1996 1996 RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran

Layanan Rumah Sakit

- 99,5%*)

PT Karyasukses Mandiri

Jakarta Sudah Beroperasi

1992 1995 RS Mitra Kemayoran

Layanan Rumah Sakit

- 70,00%*)

PT Citra Mandiri Prima

Tegal Sudah Beroperasi

2004 2008 RSMK Tegal Layanan Rumah Sakit

- 60,00% **)

*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karyasehat dimana PT Proteindo Karyasehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri. PENAWARAN UMUM Jumlah saham yang ditawarkan : Sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus

tiga belas ribu) saham biasa atas nama atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) yang terdiri dari sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi.

Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah).

Harga Penawaran : Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham.

Jumlah Saham yang Dicatatkan : Sejumlah 1.455.073.600 (satu miliar empat ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus) saham.

Jumlah Penawaran Umum : Sebesar Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.

xi

ENTITAS ANAK PERSEROAN Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit.

Nama Perusahaan Domisili Status Operasi

Tahun Pendirian

Tahun Penyertaan

RS Yang Dikelola

Kegiatan Usaha Utama

Kepemilikan Langsung

Kepemilikan Tidak

Langsung PT Proteindo Karyasehat

Bekasi Sudah Beroperasi

1993 1996 RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang

Layanan Rumah Sakit

99,99% -

PT Ekamita Arahtegar Jakarta Sudah Beroperasi

1995 2000 RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur

Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Ragamsehat Multifita

Depok Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres

1995 1997 RSMK Depok Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Alpen Agungraya Surabaya Sudah Beroperasi

1996 1996 RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran

Layanan Rumah Sakit

- 99,5%*)

PT Karyasukses Mandiri

Jakarta Sudah Beroperasi

1992 1995 RS Mitra Kemayoran

Layanan Rumah Sakit

- 70,00%*)

PT Citra Mandiri Prima

Tegal Sudah Beroperasi

2004 2008 RSMK Tegal Layanan Rumah Sakit

- 60,00% **)

*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karyasehat dimana PT Proteindo Karyasehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri. PENAWARAN UMUM Jumlah saham yang ditawarkan : Sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus

tiga belas ribu) saham biasa atas nama atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) yang terdiri dari sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi.

Nilai Nominal : Rp100 (seratus Rupiah).

Harga Penawaran : Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham.

Jumlah Saham yang Dicatatkan : Sejumlah 1.455.073.600 (satu miliar empat ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus) saham.

Jumlah Penawaran Umum : Sebesar Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.

Tanggal Masa Penawaran Umum : 16-18 Maret 2015.

Tanggal Pencatatan di BEI : 24 Maret 2015. Saham-saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini yang terdiri dari Saham Baru yang berasal dari portepel dan Saham Divestasi akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus, dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sesuai UUPT. Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum ini, secara proforma menjadi sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp100 per Saham Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum

Jumlah Saham Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal %

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 5.000.000.000 500.000.000.000

Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 469.990.000 46.999.000.000 34,0 469.990.000 46.999.000.000 32,30 2. Lion Investments Partners B.V. 912.330.000 91.233.000.000 66,0 723.170.600 72.317.060.000 49,70 3. Masyarakat - - - 261.913.000 26.191.300.000 18,00 Jumlah 1.382.320.000 138.232.000.000 100,00 1.455.073.600 145.507.360.000 100,00

Saham dalam Portepel 3.617.680.000 361.768.000.000 3.544.926.400 354.492.640.000

Jumlah saham yang akan dicatatkan pada BEI adalah seluruh atau 100% (seratus persen) saham Perseroan yang telah dan akan dikeluarkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya-biaya lain terkait Penawaran Umum, yang dihitung secara proposional dengan biaya emisi Saham Divestasi, seluruhnya akan dipergunakan untuk :

1. Sekitar 56% (lima puluh enam persen) dana akan digunakan untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru yang berlokasi di daerah Jabodetabek dan Surabaya;

2. Sekitar 20% (dua puluh persen) dana akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi;

3. Sekitar 16% (enam belas persen) dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya; dan

4. Sekitar 8% (delapan persen) dana akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada. Tujuan Perseroan untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada adalah untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit Perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan, dan juga memperluas layanan spesialis yang ada.

Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh Entitas Anak, yang mana akan ditentukan kemudian. Rencana bentuk pengalihan dana hasil penawaran umum kepada Entitas Anak adalah dengan cara setoran modal dan/atau pinjaman pemegang saham kepada Entitas Anak. Sedangkan hasil penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan oleh Pemegang Saham Penjual sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. dalam Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi dan biaya-biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Penjual.

xii

Keterangan lebih lengkap mengenai penggunaan dana hasil Penawaran Umum dapat dilihat pada BAB II Prospektus ini. KEUNGGULAN KOMPETITIF Perseroan terus menerus melakukan peningkatkan sistem pelayanan dan kelengkapan alat, tenaga medis dan non-medis yang handal. Keunggulan kompetitif Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut:

1. Sebagai jaringan rumah sakit terkemuka dengan rekam jejak operasional dan finansial terpercaya.

2. Posisi yang kuat dan mapan di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya.

3. Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.

4. Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.

5. Pengakuan yang tinggi dan kesetiaan pelanggan atas brand Perseroan dibangun dengan fasilitas bertaraf internasional dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi selama bertahun-tahun.

6. Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional medis yang berkualitas tinggi.

7. Tim manajemen yang handal dengan rekam jejak yang sangat baik dan memiliki kemampuan eksekusi yang handal.

STRATEGI USAHA Ke depannya, Perseroan fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas usahanya. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini:

1. Melanjutkan pengembangan rumah sakit baru di daerah tertentu untuk penetrasi pasar dan memacu pertumbuhan keuntungan yang tinggi.

2. Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.

3. Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.

4. Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.

5. Melanjutkan untuk merekrut dan mempertahankan para dokter penuh-waktu atau tetap yang berkualitas optimal. KEBIJAKAN DIVIDEN Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai secara kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan jumlah minimum 25% (dua puluh lima persen) dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2014. Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen akan diputuskan para pemegang saham dalam RUPS Tahunan. Keterangan selengkapnya mengenai kebijakan dividen dapat dilihat pada Bab XII dalam Prospektus ini.

xiii

Keterangan lebih lengkap mengenai penggunaan dana hasil Penawaran Umum dapat dilihat pada BAB II Prospektus ini. KEUNGGULAN KOMPETITIF Perseroan terus menerus melakukan peningkatkan sistem pelayanan dan kelengkapan alat, tenaga medis dan non-medis yang handal. Keunggulan kompetitif Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut:

1. Sebagai jaringan rumah sakit terkemuka dengan rekam jejak operasional dan finansial terpercaya.

2. Posisi yang kuat dan mapan di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya.

3. Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.

4. Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.

5. Pengakuan yang tinggi dan kesetiaan pelanggan atas brand Perseroan dibangun dengan fasilitas bertaraf internasional dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi selama bertahun-tahun.

6. Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional medis yang berkualitas tinggi.

7. Tim manajemen yang handal dengan rekam jejak yang sangat baik dan memiliki kemampuan eksekusi yang handal.

STRATEGI USAHA Ke depannya, Perseroan fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas usahanya. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini:

1. Melanjutkan pengembangan rumah sakit baru di daerah tertentu untuk penetrasi pasar dan memacu pertumbuhan keuntungan yang tinggi.

2. Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.

3. Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.

4. Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.

5. Melanjutkan untuk merekrut dan mempertahankan para dokter penuh-waktu atau tetap yang berkualitas optimal. KEBIJAKAN DIVIDEN Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai secara kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan jumlah minimum 25% (dua puluh lima persen) dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2014. Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen akan diputuskan para pemegang saham dalam RUPS Tahunan. Keterangan selengkapnya mengenai kebijakan dividen dapat dilihat pada Bab XII dalam Prospektus ini.

RISIKO USAHA PERSEROAN Calon investor harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum melakukan investasi dalam Saham Perseroan. Risiko-risiko yang dijelaskan di bawah ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi harga saham Perseroan. Risiko-risiko lain yang saat ini tidak Perseroan ketahui atau yang saat ini tidak dianggap penting juga dapat mengganggu bisnis, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan, atau prospek usaha Perseroan. Selain itu, investasi dalam efek dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia mengandung risiko yang mungkin berbeda dengan investasi pada efek di perusahaan-perusahaan di negara lain dengan keadaan ekonomi yang lebih maju. Apabila terjadi perubahan kondisi perekonomian, sosial dan politik secara global, terdapat kemungkinan harga Saham Perseroan di pasar modal dapat turun dan para investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi. Risiko-risiko yang diungkapkan dalam uraian berikut merupakan risiko material bagi Perseroan dan Entitas Anak serta telah dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dan Entitas Anak. 1. Risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan industri Perseroan

1. Beberapa izin rumah sakit dari Entitas Anak akan berakhir pada tahun 2015, dan seluruh izin rumah sakit dari Entitas Anak wajib untuk dilakukan perpanjangan izin secara berkala, dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh, menjaga atau memperpanjang izin rumah sakit tersebut.

2. Perubahan atau pentaatan terhadap peraturan pemerintah sehubungan dengan kesehatan, lingkungan dan aspek lainnya dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak.

3. Beberapa izin lingkungan Entitas Anak telah berakhir dan tidak ada jaminan bahwa pengajuan perpanjangan akan disetujui tepat waktu atau sama sekali; kegagalan Entitas Anak untuk mendapatkan izin atau pelanggaran peraturan lingkungan oleh kontraktor pihak ketiga Perseroan dapat membuat Perseroan terkena sanksi dari pemerintah.

4. Perseroan telah mendapatkan izin prinsip sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri, atau PMDN, namun tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dalam satu tahun dari tanggal izin dasar tersebut.

5. Kegagalan untuk mematuhi persyaratan pengendalian internal dan pelaporan keuangan dapat membahayakan kegiatan operasional dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala Perseroan.

6. Perseroan sangat bergantung pada dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya.

7. Pembangunan rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada mungkin mengalami keterlambatan dalam pencapaian kapasitas operasional maksimal dan ketidakberhasilan dalam melakukan integrasi dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut.

8. Implementasi JKN dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan.

9. Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lain.

10. Perseroan bergantung pada kualitas kepemilikan lahan properti milik Entitas Anak dan kemampuan untuk memperbarui atau memperpanjang kepemilikan tersebut.

11. PT Karyasukses Mandiri mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dengan kesepakatan khusus, yang mungkin tidak diperpanjang kontraknya.

12. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain terkait peralatan medis Perseroan serta ketergantungan Perseroan dengan jumlah pemasok peralatan medis yang terbatas dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara material.

13. Reputasi Entitas Anak bergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh ahli medis di rumah sakit Entitas Anak, tidak semua dari mereka dipekerjakan langsung oleh Entitas Anak.

xiv

14. Perseroan dan Entitas Anak bergantung dalam beberapa hal pada merek dari Perseroan dan Entitas Anak, dan merek "RS Mitra Keluarga" telah habis masa berlakunya dan proses perpanjangan untuk merek "RS Mitra Keluarga" masih berjalan dan Perseroan pada saat ini dalam proses untuk mendaftarkan merek baru "Mitra Keluarga" berikut dengan logo.

15. Rumah sakit Entitas Anak terpusat di daerah Jabodetabek dan Surabaya, yang membuat Entitas Anak peka terhadap kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan dan kondisi dan perubahan persaingan di daerah-daerah tersebut.

16. Entitas Anak kemungkinan menghadapi gugatan malpraktik kedokteran dimana Entitas Anak tidak memiliki jaminan asuransi.

17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Yang Ditawarkan.

18. Kegagalan teknologi dan tantangan lainnya terkait dengan sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara negatif operasional Perseroan dan Entitas Anak, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan.

19. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan, lembaga jaminan sosial atau pasien individu, bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh.

20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak.

21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan.

22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif.

23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan.

24. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin saja tidak cukup untuk melindungi seluruh kerugian Perseroan.

25. Struktur kelompok usaha Perseroan membuat Perseroan tergantung pada arus kas Entitas Anak dan membuat hak Perseroan ter-subordinasi di bawah kreditur bila Entitas Anak yang mengalami pailit atau dilikuidasi.

26. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan mungkin juga mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.

27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial.

28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali.

2. Risiko yang berkaitan dengan Indonesia

1. Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.

2. Sistem hukum di Indonesia terdapat ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaannya.

3. Terdapat ketidakpastian pada interpretasi dan implementasi peraturan pemerintahan daerah Indonesia dan dapat berdampak negatif pada Perseroan.

4. Ketidakpastian politik dan sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan.

5. Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat berpengaruh negatif bagi Perseroan.

6. Depresiasi nilai Rupiah dapat memiliki dampak buruk pada hasil pelaksanaan kegiatan usaha dan kondisi keuangan.

xv

14. Perseroan dan Entitas Anak bergantung dalam beberapa hal pada merek dari Perseroan dan Entitas Anak, dan merek "RS Mitra Keluarga" telah habis masa berlakunya dan proses perpanjangan untuk merek "RS Mitra Keluarga" masih berjalan dan Perseroan pada saat ini dalam proses untuk mendaftarkan merek baru "Mitra Keluarga" berikut dengan logo.

15. Rumah sakit Entitas Anak terpusat di daerah Jabodetabek dan Surabaya, yang membuat Entitas Anak peka terhadap kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan dan kondisi dan perubahan persaingan di daerah-daerah tersebut.

16. Entitas Anak kemungkinan menghadapi gugatan malpraktik kedokteran dimana Entitas Anak tidak memiliki jaminan asuransi.

17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Yang Ditawarkan.

18. Kegagalan teknologi dan tantangan lainnya terkait dengan sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara negatif operasional Perseroan dan Entitas Anak, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan.

19. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, klien perusahaan, lembaga jaminan sosial atau pasien individu, bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh.

20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak.

21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan.

22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif.

23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan.

24. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin saja tidak cukup untuk melindungi seluruh kerugian Perseroan.

25. Struktur kelompok usaha Perseroan membuat Perseroan tergantung pada arus kas Entitas Anak dan membuat hak Perseroan ter-subordinasi di bawah kreditur bila Entitas Anak yang mengalami pailit atau dilikuidasi.

26. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan mungkin juga mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.

27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial.

28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali.

2. Risiko yang berkaitan dengan Indonesia

1. Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.

2. Sistem hukum di Indonesia terdapat ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaannya.

3. Terdapat ketidakpastian pada interpretasi dan implementasi peraturan pemerintahan daerah Indonesia dan dapat berdampak negatif pada Perseroan.

4. Ketidakpastian politik dan sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan.

5. Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat berpengaruh negatif bagi Perseroan.

6. Depresiasi nilai Rupiah dapat memiliki dampak buruk pada hasil pelaksanaan kegiatan usaha dan kondisi keuangan.

7. Indonesia terletak pada zona rawan gempa bumi sehingga memiliki risiko geologis dan bencana alam lainnya yang dapat mengakibatkan goncangan terhadap kondisi sosial dan ekonomi.

8. Standar akuntansi di Indonesia berbeda dengan standar akuntansi pada yurisdiksi lain.

9. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat mempengaruhi Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan.

10. Peraturan di Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan non-bank untuk mendapatkan pendanaan.

3. Risiko yang berkaitan dengan kepemilikan saham Perseroan

1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi signifikan.

2. Masyarakat mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas Saham Yang Ditawarkan apabila Penawaran Umum harus dilanjutkan walaupun terjadi perubahan yang berdampak negatif terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan.

3. Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseoran dan ketiadaan pasar untuk saham Perseroan dapat berkontribusi pada kurangnya likuiditas.

4. Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja di masa depan.

5. Nilai aset bersih dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini lebih rendah dibandingkan Harga Penawaran dan pembeli dapat mengalami dilusi secara langsung dan substansial.

6. Sesuai peraturan-peraturan OJK mengenai benturan kepentingan, transaksi yang mengandung benturan kepentingan memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen dan tidak ada jaminan bahwa persetujuan akan didapatkan apabila diperlukan.

7. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat atau mata uang lainnya akan mempengaruhi harga saham serta dividen Perseroan dalam mata uang asing.

8. Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak akan melakukan penjatahan lebih saham atau untuk menstabilisasi harga pasar saham Perseroan.

9. Penjualan saham oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan di masa datang dapat mempengaruhi harga pasar saham Perseroan.

10. Keputusan-keputusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan.

11. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas.

12. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dari negara yang lain.

13. Informasi perusahaan yang tersedia di pasar modal Indonesia mungkin lebih sedikit daripada pasar modal di negara maju.

14. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa datang dapat dibatasi karena penerapan peraturan pasar modal pada jurisdiksi yang berlaku, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka.

15. Peraturan Indonesia memiliki ketentuan berbeda dengan peraturan dari yurisdiksi lain terkait pelaksanaan dan hak pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham

16. Investasi pada kegiatan pelayanan kesehatan tunduk pada batasan-batasan kepemilikan dan investasi asing.

xvi

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Aset Lancar 1.125.786 1.411.250 1.050.059 337.996 463.099 328.082 Aset Tidak Lancar 918.330 722.695 622.355 526.076 516.006 436.511 Total Aset 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593 Liabilitas Jangka Pendek 230.567 280.993 247.743 170.861 145.373 123.042 Liabilitas Jangka Panjang 137.593 118.221 91.100 472.252 43.069 34.439 Total Liabilitas 368.160 399.214 338.843 643.113 188.442 157.481 Total Ekuitas 1.675.956 1.734.731 1.333.571 220.959 790.663 607.112 Total Liabilitas dan Ekuitas 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan bulan

berakhir 30 September Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan 1.467.307 1.320.943 1.742.091 1.475.393 1.203.395 1.034.824 833.050 Beban Pokok Pendapatan (828.008) (754.374) (1.004.789) (881.030) (730.504) (628.967) (518.579) Laba Kotor 639.299 566.569 737.302 594.363 472.891 405.857 314.471 Beban usaha (237.082) (195.225) (267.027) (230.795) (210.024) (180.894) (147.443) Pendapatan operasi lain 39.982 14.697 19.560 13.769 29.205 8.581 9.313 Beban operasi lain (2.209) (7.016) (7.998) (3.055) (2.142) (2.668) (568) Laba Usaha 439.990 379.025 481.837 374.282 289.930 230.876 175.773 Pendapatan keuangan 76.783 42.936 63.358 36.400 24.385 16.245 14.975 Biaya keuangan (11.452) (11.095) (15.185) (20.678) (11.249) (9.160) (8.613) Laba sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505.321 410.866 530.010 390.004 303.066 237.961

182.135 Beban Pajak Penghasilan - Neto (99.712) (88.690) (118.170) (91.126) (73.456) (59.572) (51.414) Laba Periode/Tahun Berjalan 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Pendapatan Komprehensif Lain - Neto

setelah Pajak 5.617 5.168 5.306 13.733 187 5.496 - Jumlah Laba Komprehensif

Periode/Tahun Berjalan 411.226 327.344 417.146 312.611

229.797 183.885 130.721 Laba periode/tahun berjalan yang

dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 393.443 312.529 398.645 288.992 224.246 174.890 129.672 Kepentingan nonpengendali 12.166 9.647 13.195 9.886 5.364 3.499 1.049 Jumlah 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Jumlah laba komprehensif

periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 398.597 317.366 403.327 302.006 224.433 180.386 129.672 Kepentingan non-pengendali 12.629 9.978 13.819 10.605 5.364 3.499 1.049 Jumlah 411.226 327.344 417.146 312.611 229.797 183.885 130.721 Laba per Saham Dasar yang Dapat

Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 2.846 2.261 2.884 2.091 4.771 3.721 2.759

*tidak diaudit

xvii

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Aset Lancar 1.125.786 1.411.250 1.050.059 337.996 463.099 328.082 Aset Tidak Lancar 918.330 722.695 622.355 526.076 516.006 436.511 Total Aset 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593 Liabilitas Jangka Pendek 230.567 280.993 247.743 170.861 145.373 123.042 Liabilitas Jangka Panjang 137.593 118.221 91.100 472.252 43.069 34.439 Total Liabilitas 368.160 399.214 338.843 643.113 188.442 157.481 Total Ekuitas 1.675.956 1.734.731 1.333.571 220.959 790.663 607.112 Total Liabilitas dan Ekuitas 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan bulan

berakhir 30 September Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan 1.467.307 1.320.943 1.742.091 1.475.393 1.203.395 1.034.824 833.050 Beban Pokok Pendapatan (828.008) (754.374) (1.004.789) (881.030) (730.504) (628.967) (518.579) Laba Kotor 639.299 566.569 737.302 594.363 472.891 405.857 314.471 Beban usaha (237.082) (195.225) (267.027) (230.795) (210.024) (180.894) (147.443) Pendapatan operasi lain 39.982 14.697 19.560 13.769 29.205 8.581 9.313 Beban operasi lain (2.209) (7.016) (7.998) (3.055) (2.142) (2.668) (568) Laba Usaha 439.990 379.025 481.837 374.282 289.930 230.876 175.773 Pendapatan keuangan 76.783 42.936 63.358 36.400 24.385 16.245 14.975 Biaya keuangan (11.452) (11.095) (15.185) (20.678) (11.249) (9.160) (8.613) Laba sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505.321 410.866 530.010 390.004 303.066 237.961

182.135 Beban Pajak Penghasilan - Neto (99.712) (88.690) (118.170) (91.126) (73.456) (59.572) (51.414) Laba Periode/Tahun Berjalan 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Pendapatan Komprehensif Lain - Neto

setelah Pajak 5.617 5.168 5.306 13.733 187 5.496 - Jumlah Laba Komprehensif

Periode/Tahun Berjalan 411.226 327.344 417.146 312.611

229.797 183.885 130.721 Laba periode/tahun berjalan yang

dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk 393.443 312.529 398.645 288.992 224.246 174.890 129.672 Kepentingan nonpengendali 12.166 9.647 13.195 9.886 5.364 3.499 1.049 Jumlah 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Jumlah laba komprehensif

periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 398.597 317.366 403.327 302.006 224.433 180.386 129.672 Kepentingan non-pengendali 12.629 9.978 13.819 10.605 5.364 3.499 1.049 Jumlah 411.226 327.344 417.146 312.611 229.797 183.885 130.721 Laba per Saham Dasar yang Dapat

Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 2.846 2.261 2.884 2.091 4.771 3.721 2.759

*tidak diaudit

RASIO KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perkara hukum, administratif atau arbitrase yang sedang dihadapi Perseroan, entitas anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi entitas anak yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh merugikan secara material terhadap keuntungan, bisnis atau posisi finansial Perseroan secara terkonsolidasi dan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum ini.

Keterangan Sembilan bulan

berakhir 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 2010 2009 Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan 11,08 18,08 22,60 16,29 24,22 *) Beban pokok pendapatan 9,76 14,05 20,61 16,14 21,29 *) Laba kotor 12,84 24,05 25,69 16,52 29,06 *) Beban usaha 21,44 15,70 9,89 16,10 22,69 *) Laba usaha 16,08 28,74 29,09 25,58 31,35 *) Laba komprehensif 25,63 33,44 36,04 24,97 40,67 *) Jumlah aset (4,21) 27,60 93,55 (11,75) 28,06 *) Jumlah liabilitas (7,78) 17,82 (47,31) 241,28 19,66 *) Jumlah ekuitas (3,39) 30,08 503,54 (72,05) 30,23 *) Rasio Profitabilitas (%) Laba kotor/ Pendapatan 43,57 42,32 40,29 39,30 39,22 37,75 Laba usaha / Pendapatan 29,99 27,66 25,37 24,09 22,31 21,10 Laba komprehensif / Pendapatan 28,03 23,95 21,19 19,10 17,77 15,69 Laba kotor / Aset 31,28 34,55 35,53 54,73 41,45 41,13 Laba usaha / Aset 21,52 22,58 22,37 33,55 23,58 22,99 Laba komprehensif / Aset 20,12 19,55 18,69 26,59 18,78 17,10 Laba kotor / Ekuitas 38,15 42,50 44,57 214,02 51,33 51,80 Laba usaha / Ekuitas 26,25 27,78 28,07 131,21 29,20 28,95 Laba komprehensif / Ekuitas 24,54 24,05 23,44 104,00 23,26 21,53 Rasio Keuangan (x) Aset lancar / liabilitas jangka pendek (Current Ratio)

4,88

5,02

4,24

1,98

3,19

2,67

Quick ratio 4,73 4,88 4,07 1,71 2,94 2,43 Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas 0,22 0,23 0,25 2,91 0,24 0,26 Jumlah liabilitas / jumlah aset 0,18 0,19 0,20 0,74 0,19 0,21 *) tidak dapat dibandingkan

xviii

Halaman ini sengaja dikosongkan

1

I. PENAWARAN UMUM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi), yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum ini adalah Rp4.452.521.000.000 (empat triliun empat ratus lima puluh dua miliar lima ratus dua puluh satu juta Rupiah) yang terdiri dari Rp1.236.811.200.000 (satu triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sebelas juta dua ratus ribu Rupiah) dari penawaran Saham Baru dan Rp3.215.709.800.000 (tiga triliun dua ratus lima belas miliar tujuh ratus sembilan juta delapan ratus ribu Rupiah) dari Saham Divestasi.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk

Kegiatan Usaha Bergerak dalam Bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen termasuk Jasa Manajemen Rumah Sakit

Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

Kantor Pusat Kantor Operasional

Jalan Letjen. Suprapto Kav 4 Jakarta Pusat 10510

Telepon : (021) 424 3908 Faksimili : (021) 424 4983

Situs: www.mitrakeluarga.com Alamat Email : [email protected]

Jalan Bukit Gading Raya Kav 2 Kelapa Gading

Jakarta 14240, Indonesia Telepon : +6221 4585 2700 / 2800

Faksimili : +6221 4585 2727

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH TIDAK ADANYA JAMINAN TERKAIT DENGAN PERPANJANGAN IZIN OPERASIONAL ATAS RUMAH SAKIT YANG DIMILIKI OLEH ENTITAS ANAK PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

RISIKO TERKAIT KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN YAITU HARGA SAHAM PERSEROAN DAPAT BERFLUKTUASI SIGNIFIKAN. KETERANGAN MENGENAI RISIKO INI DICANTUMKAN PADA BAB VI PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”). Perseroan berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106. Pada tahun 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat dihadapan Humberg Lie, SH,SE, M.Kn, Notaris di Jakarta Utara yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan

2

Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No.37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non Penanaman Modal Dalam Negeri /Penanaman Modal Asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No.142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mengubah stausnya menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang disetujui oleh BKPM berdasarkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan serta komposisi kepemilikan saham Perseroan adalah sebagai berikut :

Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal % Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 469.990.000 46.999.000.000 34,0 2. Lion Investments Partners B.V. 912.330.000 91.233.000.000 66,0 Jumlah 1.382.320.000 138.232.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.617.680.000 361.768.000.000

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini, maka struktur permodalan dan kepemilikan saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan sesudah Penawaran Umum secara proforma adalah sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp100 per Saham

Sebelum Penawaran Umum Sesudah Penawaran Umum Jumlah Saham Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal %

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal Ditempatkan & Disetor 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 469.990.000 46.999.000.000 34,0 469.990.000 46.999.000.000 32,30 2. Lion Investments Partners B.V. 912.330.000 91.233.000.000 66,0 723.170.600 72.317.060.000 49,70 3. Masyarakat - - - 261.913.000 26.191.300.000 18,00 Jumlah 1.382.320.000 138.232.000.000 100,00 1.455.073.600 145.507.360.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.617.680.000 361.768.000.000 3.544.926.400 354.492.640.000

3

Bahwa sebelum Penawaran Umum oleh Perseroan, pihak pengendali dalam Perseroan adalah PT Griyainsani Cakrasadaya (“Griyainsani”) yang mana setelah Penawaran Umum, Perseroan akan tetap dikendalikan oleh Griyainsani sehingga tidak terjadi perubahan pengendalian dan tidak berpengaruh pada manajemen dan operasional dalam Perseroan setelah dilakukannya Penawaran Umum. PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK INDONESIA Bersamaan dengan pencatatan saham yang berasal dari pelaksanaan Penawaran Umum sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah Penawaran Umum yang terdiri dari sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi, Perseroan atas nama pemegang saham lama juga akan mencatatkan 1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua puluh ribu) saham biasa atas nama milik pemegang saham sebelum Penawaran Umum pada BEI. Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Perseroan di BEI adalah 1.455.073.600 (satu miliar empat ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tiga ribu enam ratus) saham, atau 100% (seratus persen) dari jumlah modal ditempatkan disetor penuh setelah Penawaran Umum ini. Saham milik Pemegang Saham Penjual dan PT Griyainsani Cakrasadaya dikenakan lock-up berdasarkan ketentuan dalam Perjanjian Lock-Up tertanggal 9 Maret 2015, dengan demikian, Pemegang Saham Penjual dan PT Griyainsani Cakrasadaya tidak dapat mengalihkan sebagian atau seluruh saham Perseroan yang dimiliki para pemegang saham tersebut dalam Perseroan, hingga 6 (enam) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan atau efek lainnya yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pernyataan pendaftaran perseroan menjadi efektif.

4

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain terkait Penawaran Umum yang dihitung secara proposional dengan biaya emisi Saham Divestasi, seluruhnya akan dipergunakan untuk :

1. Sekitar 56% (lima puluh enam persen) dana akan digunakan untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru yang berlokasi di daerah Jabodetabek dan Surabaya;

2. Sekitar 20% (dua puluh persen) dana akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi;

3. Sekitar 16% (enam belas persen) dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya; dan

4. Sekitar 8% (delapan persen) dana akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada. Tujuan Perseroan untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada adalah untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit Perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan, dan juga memperluas layanan spesialis yang ada.

Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh Entitas Anak, yang mana akan ditentukan kemudian. Rencana bentuk pengalihan dana hasil penawaran umum kepada Entitas Anak adalah dengan cara setoran modal dan/atau pinjaman pemegang saham kepada Entitas Anak. Sedangkan hasil penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan oleh Pemegang Saham Penjual sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. dalam Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Penjual. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara periodik kepada pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK setiap 3 bulan sesuai dengan Peraturan No. X.K.4. Perseroan dalam setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini akan dilaksanakan dengan mengikuti Peraturan Pasar Modal yang berlaku. Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah penggunaan dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini, rencana tersebut harus dilaporkan kepada OJK dengan mengemukakan pertimbangan maupun alasannya setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari RUPS atas perubahan dimaksud. Apabila dalam rangka penggunaan dana tersebut mengakibatkan terjadinya transaksi material dan / atau transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka dalam pelaksanaannya Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam No. IX.E.2. dan/atau Peraturan No. IX.E.1. Sesuai Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan dalam Rangka Penawaran Umum, total perkiraan biaya emisi yang dikeluarkan Perseroan adalah sebesar 2,07% dari nilai Penawaran Umum yang meliputi: Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi efek sebesar 1,50% yang terdiri dari biaya jasa penyelenggaraan

(management fee) 1,00%, biaya jasa penjaminan (underwriting fee) 0,2%, dan biaya jasa penjualan (selling fee) 0,3%. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 0,39% yang terdiri dari biaya jasa akuntan publik sebesar 0,03%, biaya

jasa konsultan hukum sebesar 0,35%, biaya jasa notaris sebesar 0,002% dan biaya jasa penilai sebesar 0,01%. Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal sebesar 0,002% yaitu biaya jasa Biro Administrasi Efek. Biaya percetakan, iklan, acara paparan ke publik, Due Dilligence Meeting, Road Show serta biaya Pendaftaran Dalam

Rangka Penawaran Umum, biaya jasa BEI, biaya jasa KSEI dan biaya-biaya emisi lainnya sebesar 0,18%.

5

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Perseroan bermaksud untuk menggunakan keseluruhan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum, sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain terkait Penawaran Umum yang dihitung secara proposional dengan biaya emisi Saham Divestasi, seluruhnya akan dipergunakan untuk :

1. Sekitar 56% (lima puluh enam persen) dana akan digunakan untuk biaya pembangunan gedung rumah sakit baru yang berlokasi di daerah Jabodetabek dan Surabaya;

2. Sekitar 20% (dua puluh persen) dana akan digunakan untuk pembelian peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi yang bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kualitas layanan, peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi;

3. Sekitar 16% (enam belas persen) dana akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit di daerah Jabodetabek dan Surabaya; dan

4. Sekitar 8% (delapan persen) dana akan digunakan untuk ekspansi pada rumah sakit-rumah sakit yang telah ada. Tujuan Perseroan untuk ekspansi pada rumah sakit yang telah ada adalah untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit Perseroan dengan cara penambahan lantai bangunan atau perubahan konfigurasi ruangan, dan juga memperluas layanan spesialis yang ada.

Atas masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan digunakan oleh Entitas Anak, yang mana akan ditentukan kemudian. Rencana bentuk pengalihan dana hasil penawaran umum kepada Entitas Anak adalah dengan cara setoran modal dan/atau pinjaman pemegang saham kepada Entitas Anak. Sedangkan hasil penjualan Saham Divestasi yang ditawarkan oleh Pemegang Saham Penjual sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. dalam Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel, akan dibayarkan kepada Pemegang Saham Penjual. Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini secara periodik kepada pemegang saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK setiap 3 bulan sesuai dengan Peraturan No. X.K.4. Perseroan dalam setiap penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum akan mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini akan dilaksanakan dengan mengikuti Peraturan Pasar Modal yang berlaku. Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah penggunaan dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini, rencana tersebut harus dilaporkan kepada OJK dengan mengemukakan pertimbangan maupun alasannya setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari RUPS atas perubahan dimaksud. Apabila dalam rangka penggunaan dana tersebut mengakibatkan terjadinya transaksi material dan / atau transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka dalam pelaksanaannya Perseroan akan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam No. IX.E.2. dan/atau Peraturan No. IX.E.1. Sesuai Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan dalam Rangka Penawaran Umum, total perkiraan biaya emisi yang dikeluarkan Perseroan adalah sebesar 2,07% dari nilai Penawaran Umum yang meliputi: Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi efek sebesar 1,50% yang terdiri dari biaya jasa penyelenggaraan

(management fee) 1,00%, biaya jasa penjaminan (underwriting fee) 0,2%, dan biaya jasa penjualan (selling fee) 0,3%. Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sebesar 0,39% yang terdiri dari biaya jasa akuntan publik sebesar 0,03%, biaya

jasa konsultan hukum sebesar 0,35%, biaya jasa notaris sebesar 0,002% dan biaya jasa penilai sebesar 0,01%. Biaya jasa Lembaga Penunjang Pasar Modal sebesar 0,002% yaitu biaya jasa Biro Administrasi Efek. Biaya percetakan, iklan, acara paparan ke publik, Due Dilligence Meeting, Road Show serta biaya Pendaftaran Dalam

Rangka Penawaran Umum, biaya jasa BEI, biaya jasa KSEI dan biaya-biaya emisi lainnya sebesar 0,18%.

III. PERNYATAAN UTANG Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian, Perseroan dan Entitas Anak memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 368.160 juta yang terdiri dari Liabilitas Jangka Pendek sebesar Rp 230.567 juta dan Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp 137.593 juta. Adapun rincian dari jumlah liabilitas Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Liabilitas Jangka Pendek: Utang usaha

Pihak ketiga 42.938 Pihak berelasi 17.914

Utang lain-lain Pihak ketiga 14.403 Pihak berelasi 10.425

Uang muka pasien 16.077 Beban akrual 62.056 Utang pajak 66.754 Sub-total 230.567 Liabilitas Jangka Panjang: Liabilitas imbalan pasca kerja 137.593 Sub-total 137.593 Total Liabilitas 368.160 Perincian lebih lanjut mengenai liabilitas tersebut adalah sebagai berikut: Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang usaha Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Ketiga:

PT Anugerah Argon Medica 7.632 PT Anugerah Pharmindo Lestari 6.123 PT Antar Mitra Sembada 4.684 PT Dos Ni Roha 2.994 PT Parit Padang Global 1.447 PT Nugra Karsera 1.175 PT Rekamileniumindo Selaras 1.173 PT Merapi Utama Farma 935 PT Mensa Binasukses 655 PT Tempo Scan Pacific Tbk 549 PT IDS Medical Systems Indonesia 533 PT Multi Daya Medika 213 PT Kebayoran Farma 397 PT Tawada Health Care 248 PT Inti Sumber Hasil Sempurna 195 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp500 juta) 13.985

Sub-total 42.938

6

(dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Berelasi:

PT Enseval Putera Megatrading Tbk 17.723 PT Enseval Medika Prima 184 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp10 juta) 7

Sub-total 17.914 Total Utang Usaha 60.852 Pada tanggal 30 September 2014, analisa umur utang usaha di atas adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Ketiga:

Belum jatuh tempo 38.033 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 2.944 31 - 60 hari 288 61 - 90 hari 80 Lebih dari 90 hari 1.593

Sub-total 42.938 Pihak Berelasi:

Belum jatuh tempo 16.719 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 1.188 31 - 60 hari 6 61 - 90 hari 1

Sub-total 17.914 Total Utang Usaha 60.852 Utang usaha terutama merupakan utang yang timbul atas pembelian obat dan perlengkapan medis Seluruh utang usaha Perseroan dan Entitas Anak dalam mata uang Rupiah. Utang Lain-lain Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Ketiga:

Perolehan aset tetap 8.587 Setoran jaminan 3.425 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 2.391

Sub-total 14.403 Pihak Berelasi:

Perolehan aset tetap 10.425 Sub-total 10.425

Total 24.828

7

(dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Berelasi:

PT Enseval Putera Megatrading Tbk 17.723 PT Enseval Medika Prima 184 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp10 juta) 7

Sub-total 17.914 Total Utang Usaha 60.852 Pada tanggal 30 September 2014, analisa umur utang usaha di atas adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Ketiga:

Belum jatuh tempo 38.033 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 2.944 31 - 60 hari 288 61 - 90 hari 80 Lebih dari 90 hari 1.593

Sub-total 42.938 Pihak Berelasi:

Belum jatuh tempo 16.719 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 1.188 31 - 60 hari 6 61 - 90 hari 1

Sub-total 17.914 Total Utang Usaha 60.852 Utang usaha terutama merupakan utang yang timbul atas pembelian obat dan perlengkapan medis Seluruh utang usaha Perseroan dan Entitas Anak dalam mata uang Rupiah. Utang Lain-lain Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang lain-lain Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Pihak Ketiga:

Perolehan aset tetap 8.587 Setoran jaminan 3.425 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 2.391

Sub-total 14.403 Pihak Berelasi:

Perolehan aset tetap 10.425 Sub-total 10.425

Total 24.828

Perolehan Aset Tetap

Utang perolehan aset tetap terutama merupakan utang kepada kontraktor atas pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit. Setoran Jaminan Setoran jaminan merupakan penerimaan uang jaminan dari korporasi dan perusahaan asuransi sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Pemberian Pelayanan Kesehatan antara Entitas Anak dengan korporasi dan perusahaan asuransi tersebut. Seluruh utang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Uang Muka Pasien Pada tanggal 30 September 2014, saldo uang muka pasien adalah sebesar Rp 16.077 juta. Beban Akrual Pada tanggal 30 September 2014, rincian beban akrual Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Jasa tenaga ahli 46.597 Sewa dan bagi hasil 8.250 Listrik dan air 2.058 Penunjang medis 1.781 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 200 juta) 3.370 Total 62.056 Utang Pajak Pada tanggal 30 September 2014, rincian utang pajak Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Keterangan Jumlah Perseroan:

Pajak penghasilan badan 50 Pajak penghasilan lainnya:

Pasal 21 1 Pasal 23 24

Pasal 26 31.020 Sub-total 31.095

Entitas Anak:

Pajak penghasilan badan 15.286 Pajak penghasilan lainnya:

Pasal 4 (2) 64 Pasal 21 7.486 Pasal 23 168 Pasal 25 11.065

Pajak pertambahan nilai 1.590 Sub-total 35.659

Total 66.754

8

Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Pada tanggal 30 September 2014, liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Uraian Jumlah Nilai kini kewajiban manfaat pasti 187.595 Biaya jasa lalu yang belum diakui (50.002) Total 137.593 Perseroan dan Entitas Anak menunjuk aktuaris independen untuk menentukan liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 30 September 2014 dihitung berdasarkan metode projected-unit-credit oleh PT Pointera Aktuarial Strategis yang laporannya bertanggal 7 Oktober 2014. Seluruh liabilitas Perseroan per 30 September 2014 telah diungkapkan di dalam Prospektus. Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah melunasi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Setelah 30 September 2014 sampai tanggal laporan auditor independen, dan setelah tanggal laporan auditor independen sampai tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan tidak mempunyai liabilitas lain dan ikatan-ikatan baru selain liabilitas yang timbul dari kegiatan operasional normal Perseroan dan liabilitas yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan dalam Prospektus. Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aset dan liabilitas serta peningkatan hasil operasi di masa datang, manajemen Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat menyelesaikan seluruh liabilitasnya sesuai persyaratan sebagaimana mestinya. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham publik.

9

Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Pada tanggal 30 September 2014, liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai berikut : (dalam jutaan Rupiah) Uraian Jumlah Nilai kini kewajiban manfaat pasti 187.595 Biaya jasa lalu yang belum diakui (50.002) Total 137.593 Perseroan dan Entitas Anak menunjuk aktuaris independen untuk menentukan liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 30 September 2014 dihitung berdasarkan metode projected-unit-credit oleh PT Pointera Aktuarial Strategis yang laporannya bertanggal 7 Oktober 2014. Seluruh liabilitas Perseroan per 30 September 2014 telah diungkapkan di dalam Prospektus. Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah melunasi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Setelah 30 September 2014 sampai tanggal laporan auditor independen, dan setelah tanggal laporan auditor independen sampai tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan tidak mempunyai liabilitas lain dan ikatan-ikatan baru selain liabilitas yang timbul dari kegiatan operasional normal Perseroan dan liabilitas yang telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan dalam Prospektus. Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aset dan liabilitas serta peningkatan hasil operasi di masa datang, manajemen Perseroan menyatakan kesanggupannya untuk dapat menyelesaikan seluruh liabilitasnya sesuai persyaratan sebagaimana mestinya. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham publik.

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011, 2010, dan 2009. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian, serta untuk laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 telah diaudit oleh KAP Bayudi Watu & Rekan, ditandatangani oleh Bayudi Watu, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dan untuk laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh KAP Drs. Thomas Suharsono Wirawan dan Rekan, ditandatangani oleh Zainal Abidin Wirahadiredja, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Aset Lancar Kas dan setara kas 928.893 1.108.015 802.017 191.581 328.460 224.556 Kas yang dibatasi penggunaannya - - 13.000 - - - Piutang usaha

Pihak ketiga 119.953 114.322 117.261 96.255 78.465 60.065 Pihak berelasi 557 456 803 1.172 - -

Piutang lain-lain Pihak ketiga 10.104 5.644 2.731 3.172 5.451 4.086 Pihak berelasi 1.160 1.375 83 83 - -

Aset keuangan lancar lainnya Pihak ketiga 27.780 30.246 38.222 - 13.158 7.662 Pihak berelasi - 109.290 31.800 - - -

Persediaan 34.829 40.138 42.161 45.196 35.788 28.975 Biaya dibayar di muka dan

uang muka 2.510 1.764 1.981 537 1.777 2.738

Sub-total Aset Lancar 1.125.786 1.411.250 1.050.059 337.996 463.099 328.082 Aset Tidak Lancar Piutang lain-lain Pihak ketiga 12.760 9.143 3.029 3.775 - - Pihak berelasi 744 684 132 215 - - Investasi pada entitas asosiasi - - - 665 665 665 Pernyertaan saham 1 1 - - - - Uang muka perolehan aset tetap Pihak ketiga 107.596 91.263 93.866 3.756 15.997 8.815 Pihak berelasi 16.415 - - - - - Aset tetap - neto 750.211 598.000 510.470 507.443 492.298 419.539 Aset takberwujud - neto 2.147 - - - - - Aset pajak tangguhan - neto 28.421 23.565 14.666 10.128 6.819 6.658 Aset tidak lancar lainnya 35 39 192 94 227 834 Sub-total Aset Tidak Lancar 918.330 722.695 622.355 526.076 516.006 436.511 TOTAL ASET 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593

Liabilitas Jangka Pendek Utang bank - 50.000 55.000 15.000 15.000 20.000 Utang usaha Pihak ketiga 42.938 55.557 52.051 45.604 53.207 40.435 Pihak berelasi 17.914 19.871 19.073 14.157 - - Utang lain-lain Pihak ketiga 14.403 6.345 2.877 5.112 3.108 2.444 Pihak berelasi 10.425 7.299 1.564 2.147 - - Uang muka pasien 16.077 26.212 23.172 18.517 22.805 24.765

10

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Beban akrual 62.056 64.509 55.722 45.554 34.835 23.459 Utang pajak 66.754 51.200 38.284 24.770 16.418 11.939 Sub-total 230.567 280.993 247.743 170.861 145.373 123.042 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan - neto - 63 2.280 3.138 - - Liabilitas imbalan pasca kerja 137.593 118.158 88.820 69.114 42.380 33.368 Utang bank jangka panjang - - - 400.000 689 1.071 Sub-total 137.593 118.221 91.100 472.252 43.069 34.439 Total Liabilitas 368.160 399.214 338.843 643.113 188.442 157.481 Ekuitas Modal saham 138.232 138.232 138.232 47.000 47.000 47.000 Tambahan modal disetor 707.817 707.817 708.768 - - - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(2.220) 814 4.076 - (186) (5.683)

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 774.085 842.453 450.864 152.934 710.187 535.632 Jumlah ekuitas yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk

1.617.914 1.689.316 1.301.940 199.934 757.001 576.949

Kepentingan non-pengendali 58.042 45.415 31.631 21.025 33.662 30.163 Total Ekuitas 1.675.956 1.734.731 1.333.571 220.959 790.663 607.112 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan 1.467.307 1.320.943 1.742.091 1.475.393 1.203.395 1.034.824 833.050 Beban Pokok Pendapatan (828.008) (754.374) (1.004.789) (881.030) (730.504) (628.967) (518.579) Laba Kotor 639.299 566.569 737.302 594.363 472.891 405.857 314.471 Beban usaha (237.082) (195.225) (267.027) (230.795) (210.024) (180.894) (147.443) Pendapatan operasi lain 39.982 14.697 19.560 13.769 29.205 8.581 9.313 Beban operasi lain (2.209) (7.016) (7.998) (3.055) (2.142) (2.668) (568) Laba Usaha 439.990 379.025 481.837 374.282 289.930 230.876 175.773 Pendapatan keuangan 76.783 42.936 63.358 36.400 24.385 16.245 14.975 Biaya keuangan (11.452) (11.095) (15.185) (20.678) (11.249) (9.160) (8.613) Laba Sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505.321 410.866 530.010 390.004 303.066 237.961

182.135 Beban Pajak Penghasilan Neto (99.712) (88.690) (118.170) (91.126) (73.456) (59.572) (51.414) Laba Periode/Tahun Berjalan 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Pendapatan Komprehensif Lain -

Neto setelah Pajak 5.617 5.168 5.306 13.733 187 5.496 -

Jumlah Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan 411.226 327.344 417.146 312.611 229.797 183.885 130.721

Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 393.443 312.529 398.645 288.992 224.246 174.890 129.672 Kepentingan non-pengendali 12.166 9.647 13.195 9.886 5.364 3.499 1.049 Jumlah 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721

11

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Beban akrual 62.056 64.509 55.722 45.554 34.835 23.459 Utang pajak 66.754 51.200 38.284 24.770 16.418 11.939 Sub-total 230.567 280.993 247.743 170.861 145.373 123.042 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan - neto - 63 2.280 3.138 - - Liabilitas imbalan pasca kerja 137.593 118.158 88.820 69.114 42.380 33.368 Utang bank jangka panjang - - - 400.000 689 1.071 Sub-total 137.593 118.221 91.100 472.252 43.069 34.439 Total Liabilitas 368.160 399.214 338.843 643.113 188.442 157.481 Ekuitas Modal saham 138.232 138.232 138.232 47.000 47.000 47.000 Tambahan modal disetor 707.817 707.817 708.768 - - - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(2.220) 814 4.076 - (186) (5.683)

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 774.085 842.453 450.864 152.934 710.187 535.632 Jumlah ekuitas yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk

1.617.914 1.689.316 1.301.940 199.934 757.001 576.949

Kepentingan non-pengendali 58.042 45.415 31.631 21.025 33.662 30.163 Total Ekuitas 1.675.956 1.734.731 1.333.571 220.959 790.663 607.112 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 2.044.116 2.133.945 1.672.414 864.072 979.105 764.593

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan 1.467.307 1.320.943 1.742.091 1.475.393 1.203.395 1.034.824 833.050 Beban Pokok Pendapatan (828.008) (754.374) (1.004.789) (881.030) (730.504) (628.967) (518.579) Laba Kotor 639.299 566.569 737.302 594.363 472.891 405.857 314.471 Beban usaha (237.082) (195.225) (267.027) (230.795) (210.024) (180.894) (147.443) Pendapatan operasi lain 39.982 14.697 19.560 13.769 29.205 8.581 9.313 Beban operasi lain (2.209) (7.016) (7.998) (3.055) (2.142) (2.668) (568) Laba Usaha 439.990 379.025 481.837 374.282 289.930 230.876 175.773 Pendapatan keuangan 76.783 42.936 63.358 36.400 24.385 16.245 14.975 Biaya keuangan (11.452) (11.095) (15.185) (20.678) (11.249) (9.160) (8.613) Laba Sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505.321 410.866 530.010 390.004 303.066 237.961

182.135 Beban Pajak Penghasilan Neto (99.712) (88.690) (118.170) (91.126) (73.456) (59.572) (51.414) Laba Periode/Tahun Berjalan 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721 Pendapatan Komprehensif Lain -

Neto setelah Pajak 5.617 5.168 5.306 13.733 187 5.496 -

Jumlah Laba Komprehensif Periode/Tahun Berjalan 411.226 327.344 417.146 312.611 229.797 183.885 130.721

Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 393.443 312.529 398.645 288.992 224.246 174.890 129.672 Kepentingan non-pengendali 12.166 9.647 13.195 9.886 5.364 3.499 1.049 Jumlah 405.609 322.176 411.840 298.878 229.610 178.389 130.721

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Jumlah laba komprehensif

periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 398.597 317.366 403.327 302.006 224.433 180.386 129.672 Kepentingan non-pengendali 12.629 9.978 13.819 10.605 5.364 3.499 1.049 Jumlah 411.226 327.344 417.146 312.611 229.797 183.885 130.721 Laba per Saham Dasar yang

Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

2.846 2.261

2.884 2.091 4.771 3.721 2.759

*tidak diaudit

Rasio Keuangan Konsolidasian

Keterangan Sembilan

Bulan Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 2010 2009 Rasio Pertumbuhan (%) Pendapatan 11,08 18,08 22,60 16,29 24,22 *) Beban pokok pendapatan 9,76 14,05 20,61 16,14 21,29 *) Laba kotor 12,84 24,05 25,69 16,52 29,06 *) Beban usaha 21,44 15,70 9,89 16,10 22,69 *) Laba usaha 16,08 28,74 29,09 25,58 31,35 *) Laba komprehensif 25,63 33,44 36,04 24,97 40,67 *) Jumlah aset (4,21) 27,60 93,55 (11,75) 28,06 *) Jumlah liabilitas (7,78) 17,82 (47,31) 241,28 19,66 *) Jumlah ekuitas (3,39) 30,08 503,54 (72,05) 30,23 *) Rasio Profitabilitas (%) Laba kotor/ Pendapatan 43,57 42,32 40,29 39,30 39,22 37,75 Laba usaha / Pendapatan 29,99 27,66 25,37 24,09 22,31 21,10 Laba komprehensif / Pendapatan 28,03 23,95 21,19 19,10 17,77 15,69 Laba kotor / Aset 31,28 34,55 35,53 54,73 41,45 41,13 Laba usaha / Aset 21,52 22,58 22,37 33,55 23,58 22,99 Laba komprehensif /Aset 20,12 19,55 18,69 26,59 18,78 17,10 Laba kotor / Ekuitas 38,15 42,50 44,57 214,02 51,33 51,80 Laba usaha / Ekuitas 26,25 27,78 28,07 131,21 29,20 28,95 Laba Komprehensif / Ekuitas 24,54 24,05 23,44 104,00 23,26 21,53 Rasio Keuangan (x) Aset lancar / liabilitas jangka pendek (current ratio)

4,88

5,02

4,24

1,98

3,19

2,67

Quick ratio 4,73 4,88 4,07 1,71 2,94 2,43 Jumlah liabilitas / jumlah ekuitas 0,22 0,23 0,25 2,91 0,24 0,26 Jumlah liabilitas / jumlah aset 0,18 0,19 0,20 0,74 0,19 0,21 *) tidak dapat dibandingkan

12

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian. 1. UMUM Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek “RS Mitra Keluarga” diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan. Visi Perseroan yakni, kami ingin menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah kami berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit.

13

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan Manajemen ini harus dibaca bersama-bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian tersebut telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Informasi keuangan yang disajikan di bawah ini diambil atau bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian. 1. UMUM Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek “RS Mitra Keluarga” diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan. Visi Perseroan yakni, kami ingin menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah kami berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Operasional Perusahaan

Faktor utama yang mempengaruhi kinerja operasional Perseroan meliputi: Jumlah hari pasien rawat inap Kunjungan pasien rawat jalan Penentuan harga Marjin keuntungan kotor Ekspansi pelayanan rumah sakit Biaya ekspansi Kondisi ekonomi di lndonesia. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

a. Jumlah Hari Pasien Rawat Inap Pendapatan rawat inap Perseroan dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah inpatient days, yang terpengaruh oleh jumlah pendaftaran pasien rawat inap dan ALoS. Jumlah hari pasien rawat inap Perseroan meningkat dari 317.295 hari di 2011 menjadi 350.757 hari di 2012, kemudian menjadi 392.408 hari di 2013, dan menurun menjadi 293.439 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Sedangkan pendapatan Perseroan dari kunjungan rawat inap meningkat dari Rp818,2 miliar di 2011 menjadi Rp992,1 miliar di 2012, kemudian menjadi Rp 1.172,8 miliar di 2013, dan dari Rp899,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi Rp958,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Peningkatan jumlah hari pasien rawat inap selama periode tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi layanan rumah sakit yang sedang dilakukan yang juga diperkirakan akan meningkatkan pendaftaran pasien rawat jalan dan pasien rawat inap, serta meningkatnya permintaan atas layanan Perseroan oleh masyarakat di mana rumah sakit Perseroan berlokasi, serta pembukaan RSMK Cikarang pada 2010 dan RSMK Cibubur yang pada 2011, dimana tingkat okupansi tiap rumah sakit tersebut meningkat signifikan pada tahun-tahun setelah rumah sakit dibuka. Jumlah pendaftaran pasien rawat inap juga didorong oleh pengalihan pasien dari layanan gawat darurat dan layanan rawat jalan. Jumlah pendaftaran pasien rawat inap Perseroan meningkat dari 87.536 pada tahun 2011 menjadi 96.062 pada tahun 2012 dan menjadi 105.604 di tahun 2013 dan dari 80.837 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 80.968 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 2014. Perseroan berkeyakinan jumlah hari pasien rawat inap pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 kemungkinan disebabkan oleh pengenalan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia pada 2014 yang membuat sejumlah pasien tertentu menggunakan layanan kesehatan dari Pemerintah. Jumlah ALoS meningkat dari 3,6 hari pada 2011, sampai 3,7 hari pada 2012 dan 2013 serta turun dari 3,8 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 3,6 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. ALoS Perseroan dipengaruhi oleh, antara lain, kasus medis yang beragam dan jenis layanan yang ditawarkan yang juga digunakan oleh para dokter. Jumlah hari pasien rawat inap juga mempengaruhi tingkat okupansi, yang meningkat dari 58,6% pada 2011, sampai 64,4% pada 2012, kemudian menjadi 72,4% pada 2013, dan menurun dari 75,2% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi 65,3% pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Penurunan tingkat okupansi dari periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 hingga periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 disebabkan oleh peningkatan jumlah tempat tidur operasional pada sejumlah rumah sakit Perseroan dan pembukaan rumah sakit terbaru, yakni RSMK Kenjeran pada Juni 2014. b. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Pendapatan rawat jalan Perseroan secara signifikan dipengaruhi oleh kunjungan rawat jalan pasien. Kunjungan pasien rawat jalan Perseroan meningkat dari 1.314.163 pasien pada 2011, menjadi 1.476.149 pasien pada 2012, dan kemudian menjadi 1.571.744 pasien pada 2013 dan dari 1.187.087 pasien untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2014 menjadi 1.214.663 pasien untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Sedangkan pendapatan rawat jalan Perseroan meningkat dari Rp385,2 miliar pada 2011, menjadi Rp483,3 miliar pada 2012, dan kemudian meningkat menjadi Rp569,3 miliar di 2013 dan dari Rp421,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 menjadi Rp509,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Peningkatan kunjungan pasien rawat jalan pada periode tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi layanan yang sedang dilakukan pada rumah sakit Perseroan, peningkatan keseluruhan jumlah dokter spesialis pada rumah sakit Perseroan yang berubah dari 695 dokter di 2011 menjadi 729 dokter di 2012, menjadi 779 dokter pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013, menjadi 778 dokter di 2013 dan 832 dokter untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, meningkatnya permintaan layanan secara umum oleh masyarakat di mana rumah sakit Perseroan berlokasi serta pembukaan RSMK Cikarang pada 2010 dan RSMK Cibubur pada 2011, yang telah meningkatkan kunjungan pasien rawat jalan Perseroan pada tahun-tahun setelah rumah sakit dibuka.

14

c. Penentuan Harga Penentuan harga obat-obatan, alat perlengkapan medis, tarif dokter, dan pelayanan penunjang seperti laboratorium, radiologi, imaging, rawat inap, kamar operasi serta kamar bersalin memiliki dampak yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, umumnya memiliki marjin yang relatif tetap yang dikenakan pada satuan produk, dan ketika biaya produk tersebut meningkat, Perseroan akan segera menyesuaikan harga yang dikenakan kepada pasien. Selanjutnya, seiring kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis yang akan meningkatkan pendapatan Perseroan, namun marjin Perseroan pada produk ini pada umumnya relatif tetap. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi atas sebagian besar obat-obatan dan perlengkapan medis yang diperoleh Perseroan untuk seluruh rumah sakit Perseroan. Standarisasi tersebut memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam kegiatan operasional Perseroan, sehingga Perseroan dapat membina hubungan yang lebih baik dan posisi tawar menawar yang lebih tinggi dengan jumlah pemasok Perseroan dengan beberapa pemasok pilihan. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Selain itu, Perseroan juga melakukan negosiasi diskon harga untuk pembelian jumlah besar dengan beberapa pemasok pilihan. Sebagai hasilnya, Perseroan dapat memperoleh harga yang lebih murah dan syarat-syarat lainnya yang lebih ringan dari pemasok yang juga meningkatkan marjin keuntungan Perseroan pada obat dan perlengkapan medis lainnya. Untuk tarif dokter, tarif layanan penunjang medis, dan tarif kamar, pada umumnya Perseroan menyesuaikan tarif tahunan. d. Marjin Keuntungan Kotor Tingkat keuntungan terpengaruh secara signifikan dari kemampuan Perseroan untuk meningkatkan dan mempertahankan marjin keuntungan kotor. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat dari 39,3% pada 2011, sampai 40,3% pada 2012, sampai 42,3% pada 2013, sampai 42,9% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan sampai 43,6% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sementara pendapatan Perseroan meningkat dari Rp1.203,4 miliar pada 2011 sampai Rp1.475,4 miliar pada 2012, dan sampai Rp1.742,1 miliar pada 2013 dan dari Rp1.320,9 miliar untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sampai Rp1.467,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat pada masa ini terutama karena (i) beban pendapatan seperti obat-obatan dan peralatan medis, gaji dan tunjangan karyawan dan beban penyusutan tidak tumbuh secepat pertumbuhan pendapatan Perseroan, (ii) meningkatnya tingkat efisiensi pada pengadaan obat-obatan dan perlengkapan medis lewat standarisasi, (iii) mempertahankan marjin yang relatif konstan untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, dan (iv) beban penyusutan yang relatif konstan, disebabkan tidak ada tambahan belanja modal yang signifikan setelah beroperasinya rumah sakit tersebut. Margin keuntungan Perseroan juga dipengaruhi oleh tingkat okupansi dan juga ALoS, seiring dengan pendapatan per pendaftaran pasien rawat inap yang biasanya paling tinggi pada saat hari pertama pendaftaran. e. Ekspansi Pelayanan Rumah Sakit Perkembangan pelayanan rumah sakit Perseroan telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, dan salah satu strategi Perseroan adalah melalui ekspansi yang telah dan tetap dilakukan pada layanan rawat jalan dan rawat inap. Perseroan meningkatkan layanannya melalui perluasan jaringan rumah sakit dan perluasan layanan pada rumah sakit yang telah ada. Sebagai contoh, Perseroan terus meningkatkan kualitas peralatan dan fasilitas secara berkelanjutan untuk mengikuti kemajuan teknologi dan menyediakan pelatihan untuk para dokter dalam menggunakan teknologi tersebut, yang selanjutnya meningkatkan ketrampilan dan kepiawaian dari para dokter sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas pada pasien. Selama bertahun-tahun, Perseroan telah memperluas layanan spesialis, misalnya layanan endoskopi, angiografi, ortopedi dan laparoskopi. Pendapatan rata-rata pasien rawat inap per kunjungannya meningkat dari Rp9,3 juta pada 2011, menjadi Rp10,3 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp11,1 juta pada 2013 dan menjadi Rp11,8 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014; pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien per harinya meningkat dari Rp2,6 juta pada 2011, menjadi Rp2,8 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp3,0 juta pada 2013 dan menjadi Rp3,3 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien rawat jalan per kunjungannya meningkat dari sekitar Rp293.000 pada 2011 menjadi Rp327.000 pada 2012, Rp362.000 pada 2013 dan Rp419.000 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.

15

c. Penentuan Harga Penentuan harga obat-obatan, alat perlengkapan medis, tarif dokter, dan pelayanan penunjang seperti laboratorium, radiologi, imaging, rawat inap, kamar operasi serta kamar bersalin memiliki dampak yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, umumnya memiliki marjin yang relatif tetap yang dikenakan pada satuan produk, dan ketika biaya produk tersebut meningkat, Perseroan akan segera menyesuaikan harga yang dikenakan kepada pasien. Selanjutnya, seiring kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis yang akan meningkatkan pendapatan Perseroan, namun marjin Perseroan pada produk ini pada umumnya relatif tetap. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi atas sebagian besar obat-obatan dan perlengkapan medis yang diperoleh Perseroan untuk seluruh rumah sakit Perseroan. Standarisasi tersebut memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam kegiatan operasional Perseroan, sehingga Perseroan dapat membina hubungan yang lebih baik dan posisi tawar menawar yang lebih tinggi dengan jumlah pemasok Perseroan dengan beberapa pemasok pilihan. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Selain itu, Perseroan juga melakukan negosiasi diskon harga untuk pembelian jumlah besar dengan beberapa pemasok pilihan. Sebagai hasilnya, Perseroan dapat memperoleh harga yang lebih murah dan syarat-syarat lainnya yang lebih ringan dari pemasok yang juga meningkatkan marjin keuntungan Perseroan pada obat dan perlengkapan medis lainnya. Untuk tarif dokter, tarif layanan penunjang medis, dan tarif kamar, pada umumnya Perseroan menyesuaikan tarif tahunan. d. Marjin Keuntungan Kotor Tingkat keuntungan terpengaruh secara signifikan dari kemampuan Perseroan untuk meningkatkan dan mempertahankan marjin keuntungan kotor. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat dari 39,3% pada 2011, sampai 40,3% pada 2012, sampai 42,3% pada 2013, sampai 42,9% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan sampai 43,6% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sementara pendapatan Perseroan meningkat dari Rp1.203,4 miliar pada 2011 sampai Rp1.475,4 miliar pada 2012, dan sampai Rp1.742,1 miliar pada 2013 dan dari Rp1.320,9 miliar untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sampai Rp1.467,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Marjin keuntungan kotor Perseroan meningkat pada masa ini terutama karena (i) beban pendapatan seperti obat-obatan dan peralatan medis, gaji dan tunjangan karyawan dan beban penyusutan tidak tumbuh secepat pertumbuhan pendapatan Perseroan, (ii) meningkatnya tingkat efisiensi pada pengadaan obat-obatan dan perlengkapan medis lewat standarisasi, (iii) mempertahankan marjin yang relatif konstan untuk obat-obatan dan perlengkapan medis, dan (iv) beban penyusutan yang relatif konstan, disebabkan tidak ada tambahan belanja modal yang signifikan setelah beroperasinya rumah sakit tersebut. Margin keuntungan Perseroan juga dipengaruhi oleh tingkat okupansi dan juga ALoS, seiring dengan pendapatan per pendaftaran pasien rawat inap yang biasanya paling tinggi pada saat hari pertama pendaftaran. e. Ekspansi Pelayanan Rumah Sakit Perkembangan pelayanan rumah sakit Perseroan telah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, dan salah satu strategi Perseroan adalah melalui ekspansi yang telah dan tetap dilakukan pada layanan rawat jalan dan rawat inap. Perseroan meningkatkan layanannya melalui perluasan jaringan rumah sakit dan perluasan layanan pada rumah sakit yang telah ada. Sebagai contoh, Perseroan terus meningkatkan kualitas peralatan dan fasilitas secara berkelanjutan untuk mengikuti kemajuan teknologi dan menyediakan pelatihan untuk para dokter dalam menggunakan teknologi tersebut, yang selanjutnya meningkatkan ketrampilan dan kepiawaian dari para dokter sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas pada pasien. Selama bertahun-tahun, Perseroan telah memperluas layanan spesialis, misalnya layanan endoskopi, angiografi, ortopedi dan laparoskopi. Pendapatan rata-rata pasien rawat inap per kunjungannya meningkat dari Rp9,3 juta pada 2011, menjadi Rp10,3 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp11,1 juta pada 2013 dan menjadi Rp11,8 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014; pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien per harinya meningkat dari Rp2,6 juta pada 2011, menjadi Rp2,8 juta pada 2012, kemudian meningkat menjadi Rp3,0 juta pada 2013 dan menjadi Rp3,3 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pendapatan rata-rata Perseroan atas pasien rawat jalan per kunjungannya meningkat dari sekitar Rp293.000 pada 2011 menjadi Rp327.000 pada 2012, Rp362.000 pada 2013 dan Rp419.000 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.

f. Biaya Ekspansi Perseroan secara terus menerus meninjau ulang jaringan rumah sakitnya dan mengkaji peluang ekspansi, terutama melalui penambahan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada dan pembangunan rumah sakit baru. Fokus ekspansi Perseroan masih berada di wilayah Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya. Perseroan telah memiliki lahan secara keseluruhan seluas 65.755 m2 yang berada di selatan dan timur Jabodetabek yang ditujukan untuk pembangunan empat rumah sakit dimasa datang. Pada saat ini Perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambahan yang berada di selatan, timur, dan barat Jakarta dan di Surabaya. Harga properti di daerah Jabodetabek dan Surabaya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan kenaikan lebih lanjut dapat meningkatkan biaya akuisisi Perseroan atau menyebabkan perubahan, penundaan atau pembatalan atas rencana ekspansi tersebut. Rencana ekspansi Perseroan mungkin membutuhkan pengeluaran modal yang besar. Perseroan percaya bahwa Perseroan mampu mengatur biaya ekspansi secara yang efisien. Kebutuhan belanja modal Perseroan selama ini didanai oleh arus kas dari kegiatan operasi Perseroan. Sebagai contoh, belanja Perseroan sebesar Rp80 miliar di 2011, Rp74 miliar di 2012, Rp166 miliar di 2013, terhadap arus kas neto dari kegiatan operasi yakni sebesar Rp295 miliar di 2011, Rp413 miliar di 2012, dan Rp539 miliar di 2013. Selain meningkatkan belanja modal dan beban penyusutan, ekspansi jaringan rumah sakit, dan pembukaan rumah sakit baru telah dan akan mengakibatkan meningkatnya biaya operasional Perseroan. Sebagai contoh, pada umumnya Perseroan mempekerjakan tenaga medis selama empat hingga enam bulan sebelum pembukaan rumah sakit Perseroan. Selanjutnya, Perseroan membeli persediaan obat-obatan dan bahan yang digunakan dalam persiapan tahap awal operasi. Akibatnya, pada periode menjelang pembukaan rumah sakit baru, dan pada periode penambahan kapasitas awal, marjin keuntungan Perseroan menjadi berkurang. g. Kondisi Ekonomi di Indonesia Hasil operasi Perseroan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan PDB riil sekitar Rp2.770 triliun di 2013 menurut IMF. PDB riil mencapai CAGR sebesar 6,2% dari 2009 sampai 2013 dan diproyeksikan mencapai pertumbuhan CAGR sebesar 5,9% dari 2013 hingga 2019 menurut IMF. PDB riil Indonesia mencapai Rp11,6 juta pada tahun 2013 dan diekspektasikan tumbuh pada CAGR 4,7% dari 2014 sampai 2019. Perseroan yakin hal ini menghasilkan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan dan memungkinkan masyarakat di Indonesia untuk menghabiskan lebih banyak uang pada pelayanan kesehatan dan pelayanan terkait lainnya. Secara khusus, pelayanan yang disediakan Perseroan sebagian besar ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan menengah dan menengah ke atas dan Perseroan terus berinvestasi dalam mempertahankan tenaga medis yang handal dan teknologi yang canggih untuk memberikan pelayanan pada demografis yang sedang berkembang ini. h. Peraturan Perundang-undangan yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak sangat bergantung pada peraturan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, dan dalam menjalankan kegiatan usahanya membutuhkan izin dan persetujuan dari instansi terkait baik di tingkat kementerian maupun di tingkat pemerintah daerah. Perubahan dan addendum pada peraturan perundang-undangan terkait dengan kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak dapat berdampak negatif pada nilai pelayanan dan kelangsungan usaha Perseroan. Lebih lanjut, tingkat investasi Pemerintah dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pada pada sistem kesehatan untuk publik dapat mempengaruhi tingkat permintaan publik terhadap layanan kesehatan yang diberikan Perseroan.

16

3. Keterangan Terkait Akun Penting Tabel berikut ini menggambarkan hasil dari operasional yang mencakup pembagian setiap akun penting sebagai persentase dari pendapatan Perseroan untuk periode berikut: (dalam miliar rupiah, kecuali persentase)

Keterangan

Sembilan Bulan Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pendapatan 1.467,3 100 1.320,9 100 1.742,1 100 1.475,4 100 1.203,4 100

Beban Pokok Pendapatan (828,0) (56,4) (754,3) (57,1) (1.004,8) (57,7) (881,0) (59,7) (730,5) (60,7) Laba Kotor 639,3 43,6 566,6 42,9 737,3 42,3 594,4 40,3 472,9 39,3 Beban Usaha (237,1) (16,2) (195,2) (14,8) (267,0) (15,3) (230,8) (15,6) (210,0) (17,4) Pendapatan Operasi Lain 40,0 2,7 14,6 1,1 19,5 1,1 13,8 0,9 29,2 2,4 Beban Operasi Lain (2,2) (0,1) (7,0) (0,5) (8,0) (0,4) (3,1) (0,2) (2,1) (0,2) Laba Usaha 440,0 30,0 379,0 28,7 481,8 27,7 374,3 25,4 290,0 24,1 Pendapatan Keuangan 76,8 5,2 42,9 3,2 63,4 3,6 36,4 2,5 24,4 2,0 Biaya Keuangan (11,5) (0,8) (11,0) (0,8) (15,2) (0,9) (20,7) (1,4) (11,3) (0,9) Laba Sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505,3 34,4 410,9 31,1 530,0 30,4 390,0 26,5 303,1 25,2

Beban Pajak Penghasilan - Neto (99,7) (6,8) (88,7) (6,7) (118,2) (6,8) (91,1) (6,2) (73,5) (6,1) Laba Periode/Tahun Berjalan 405,6 27,6 322,2 24,4 411,8 23,6 298,9 20,3 229,6 19,1 Pendapatan Komprehensif Lain - Neto

Setelah Pajak 5,6 0,4 5,1 0,4 5,3 0,3 13,7 0,9 0,2 0,0 Total Laba Komprehensif

Periode/Tahun Berjalan 411,2 28,0 327,3 24,8 417,1 23,9 312,6 21,2 229,8 19,1 *tidak diaudit a. Pendapatan Pendapatan Perseroan dari:

Pendapatan Rawat Inap: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, pendapatan layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, layanan imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), pendapatan kamar rawat inap, kamar operasi dan ruang bersalin, pendapatan administrasi (yang merupakan biaya administrasi yang dibebankan pada pasien rawat inap), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan); dan

Pendapatan Rawat Jalan: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan) dan pendapatan registrasi.

17

3. Keterangan Terkait Akun Penting Tabel berikut ini menggambarkan hasil dari operasional yang mencakup pembagian setiap akun penting sebagai persentase dari pendapatan Perseroan untuk periode berikut: (dalam miliar rupiah, kecuali persentase)

Keterangan

Sembilan Bulan Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Pendapatan 1.467,3 100 1.320,9 100 1.742,1 100 1.475,4 100 1.203,4 100

Beban Pokok Pendapatan (828,0) (56,4) (754,3) (57,1) (1.004,8) (57,7) (881,0) (59,7) (730,5) (60,7) Laba Kotor 639,3 43,6 566,6 42,9 737,3 42,3 594,4 40,3 472,9 39,3 Beban Usaha (237,1) (16,2) (195,2) (14,8) (267,0) (15,3) (230,8) (15,6) (210,0) (17,4) Pendapatan Operasi Lain 40,0 2,7 14,6 1,1 19,5 1,1 13,8 0,9 29,2 2,4 Beban Operasi Lain (2,2) (0,1) (7,0) (0,5) (8,0) (0,4) (3,1) (0,2) (2,1) (0,2) Laba Usaha 440,0 30,0 379,0 28,7 481,8 27,7 374,3 25,4 290,0 24,1 Pendapatan Keuangan 76,8 5,2 42,9 3,2 63,4 3,6 36,4 2,5 24,4 2,0 Biaya Keuangan (11,5) (0,8) (11,0) (0,8) (15,2) (0,9) (20,7) (1,4) (11,3) (0,9) Laba Sebelum Beban Pajak

Penghasilan 505,3 34,4 410,9 31,1 530,0 30,4 390,0 26,5 303,1 25,2

Beban Pajak Penghasilan - Neto (99,7) (6,8) (88,7) (6,7) (118,2) (6,8) (91,1) (6,2) (73,5) (6,1) Laba Periode/Tahun Berjalan 405,6 27,6 322,2 24,4 411,8 23,6 298,9 20,3 229,6 19,1 Pendapatan Komprehensif Lain - Neto

Setelah Pajak 5,6 0,4 5,1 0,4 5,3 0,3 13,7 0,9 0,2 0,0 Total Laba Komprehensif

Periode/Tahun Berjalan 411,2 28,0 327,3 24,8 417,1 23,9 312,6 21,2 229,8 19,1 *tidak diaudit a. Pendapatan Pendapatan Perseroan dari:

Pendapatan Rawat Inap: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, pendapatan layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, layanan imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), pendapatan kamar rawat inap, kamar operasi dan ruang bersalin, pendapatan administrasi (yang merupakan biaya administrasi yang dibebankan pada pasien rawat inap), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan); dan

Pendapatan Rawat Jalan: pendapatan terkait obat-obatan dan perlengkapan medis, layanan penunjang medis (yang mencakup laboratorium, radiologi, imaging yang diantaranya endoskopi, rehabilitasi medis, dan hemodialisa), imbal jasa tenaga ahli (yang mencakup pembagian atas imbal jasa konsultasi, pembedahan, prosedur dan imbal jasa lain yang diperoleh dari dokter spesialis serta imbal jasa yang dibebankan pada pasien oleh dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan) dan pendapatan registrasi.

Tabel berikut menunjukkan pembagian pendapatan berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari pendapatan Perseroan untuk periode berikut: (dalam miliar rupiah, kecuali persentase)

Keterangan

Sembilan Bulan Berakhir 30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Rawat Inap:

Obat & perlengkapan medis 441,0 30,1 418,0 31,6 558,4 32,0 472,9 32,0 398,0 33,1 Layanan penunjang medis 186,9 12,7 177,7 13,5 229,7 13,2 191,2 12,9 150,7 12,5 Kamar rawat inap 165,5 11,3 162,8 12,3 197,8 11,4 169,5 11,5 140,9 11,7 Kamar operasi dan bersalin 104,3 7,1 90,9 6,9 124,6 7,1 105,9 7,2 86,7 7,2 Administrasi 50,8 3,5 42,8 3,2 52,5 3,0 42,9 2,9 34,0 2,8 Jasa tenaga ahli 9,5 0,6 7,7 0,6 9,8 0,6 9,7 0,7 7,9 0,7 Sub-total 958,0 65,3 899,9 68,1 1.172,8 67,3 992,1 67,2 818,2 68,0

Rawat Jalan:

Obat dan perlengkapan medis 230,4 15,7 186,2 14,1 250,5 14,4 223,4 15,1 178,3 14,8

Layanan penunjang medis 149,0 10,1 131,3 10,0 181,0 10,4 143,2 9,8 111,5 9,3 Jasa tenaga ahli 109,6 7,5 85,1 6,4 115,7 6,6 100,6 6,8 82,1 6,8 Registrasi 20,3 1,4 18,4 1,4 22,1 1,3 16,1 1,1 13,3 1,1 Sub-total 509,3 34,7 421,0 31,9 569,3 32,7 483,3 32,8 385,2 32,0

Total 1.467,3 100,0 1.320,9 100,0 1.742,1 100,0 1.475,4 100,0 1.203,4 100,0 *tidak diaudit Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki kejadian atau kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi yang mempengaruhi jumlah Pendapatan termasuk dampaknya bagi kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, tidak ada kebijakan Pemerintah seperti fiskal, moneter atau kebijakan lain yang mempengaruhi kegiatan Operasional Perseroan dan posisi keuangan Perseroan. Perseroan tidak mengalami peningkatan dan penurunan signifikan dalam kinerja Perseroan selama ini. Para dokter yang merawat pasien di rumah sakit Perseroan adalah dokter umum, dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan dokter spesialis paruh-waktu. Dokter umum dan dokter ruang gawat darurat, unit perawatan intensif dan laboratorium, dipekerjakan oleh Perseroan, dan Perseroan membayar gaji dan tunjangan. Selain itu, para dokter tersebut berhak untuk mendapatkan sejumlah persentase atas imbal jasa yang dikenakan kepada pasien yang berkisar 40% hingga 50% dari imbal jasa konsultasi, dimana Perseroan mendapatkan sebagian persentase lainnya untuk diakui sebagai pendapatan. Di Indonesia, dokter spesialis pada umumnya independen, tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit dan diizinkan untuk bekerja di bawah lisensi mereka di tiga rumah sakit. Dokter spesialis penuh-waktu atau tetap bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan dan dokter spesialis paruh-waktu bekerja kurang dari 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan. Untuk dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan paruh-waktu, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa untuk penggunaan fasilitas Perseroan, namun, dalam kasus tertentu, Perseroan mengambil sebagian persentase dari imbal jasa konsultasi yang dikenakan pada pasien dan telah disepakati, yang dapat mencapai 25% dan persentase yang telah disepakati untuk pembedahan atau imbal jasa prosedur (di rumah sakit tertentu), yang dapat mencapai 15% dari imbal jasa yang dibebankan kepada pasien. Pendapatan Perseroan dari jasa tenaga ahli hanya mencakup persentase imbal jasa konsultasi, pembedahan atau imbal jasa prosedur hak Perseroan dan Perseroan tidak mencatat bagian dari imbal jasa yang dibayarkan kepada dokter spesialis tersebut sebagai bagian dari pendapatan Perseroan.

18

b. Beban Pokok Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari beban yang meliputi gaji dan tunjangan karyawan, obat dan perlengkapan medis, penyusutan aset tetap, layanan penunjang medis, biaya perawatan dan pemeliharaan dan biaya lainnya terkait layanan rawat inap dan rawat jalan. c. Beban Usaha Beban Usaha Perseroan terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Tabel berikut menunjukkan pembagian beban usaha berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari total beban usaha Perseroan untuk periode berikut:

(dalam miliar rupiah, kecuali presentase)

Keterangan

Sembilan bulan berakhir 30 September Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Beban Penjualan: Gaji dan kesejahteraan karyawan 9,9 4,2 7,7 3,9 10,7 4,0 8,4 3,6 6,1 2,9 Pemasaran dan iklan 3,3 1,4 2,9 1,5 4,2 1,6 3,2 1,4 2,9 1,4 Sub-total Beban Penjualan 13,2 5,6 10,6 5,4 14,9 5,6 11,6 5,0 9,0 4,3 Beban Umum dan

Administrasi: Gaji dan kesejahteraan karyawan 49,4 20,8 34,4 17,6 45,8 17,2 39,6 17,1 34,9 16,6 Keamanan dan kebersihan 34,1 14,4 30,8 15,8 41,2 15,4 37,1 16,1 35,4 16,8 Imbalan pasca kerja 31,6 13,3 29,5 15,2 43,0 16,1 32,8 14,2 26,8 12,8 Listrik dan air 26,7 11,3 22,8 11,7 31,6 11,9 27,6 12,0 26,1 12,4 Penyusutan aset tetap 25,4 10,7 23,1 11,9 31,0 11,6 29,8 12,9 27,7 13,2 Keperluan kantor 19,0 8,0 13,1 6,7 17,8 6,7 15,1 6,5 16,3 7,7 Perbaikan dan pemeliharaan 10,6 4,5 7,9 4,0 10,8 4,0 10,3 4,5 9,6 4,6 Sewa dan bagi hasil 5,8 2,4 4,9 2,5 6,5 2,4 5,2 2,2 4,1 2,0 Pelatihan dan pengembangan 3,6 1,5 3,5 1,8 5,6 2,1 3,0 1,3 2,9 1,4 Komunikasi 3,6 1,5 3,2 1,6 4,5 1,7 4,1 1,8 4,1 2,0 Jasa profesional 2,7 1,1 1,0 0,5 1,4 0,5 1,8 0,8 1,0 0,5 Asuransi 1,4 0,6 1,2 0,6 1,4 0,5 1,1 0,5 1,1 0,5 Penyisihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha 1,4 0,6 0,8 0,4 1,1 0,4 1,4 0,6 0,8 0,4 Transportasi 0,4 0,2 0,4 0,2 0,6 0,2 0,6 0,3 0,7 0,3 Pemulihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha (1,0) (0,4) - - - - - - - - Lain-lain 9,2 3,9 8,0 4,1 9,8 3,7 9,7 4,2 9,5 4,5 Total beban umum dan

admnistrasi 223,9 94,4 184,6 94,6 252,1 94,4 219,2 95,0 201,0 95,7 Total 237,1 100,0 195,2 100,0 267,0 100,0 230,8 100,0 210,0 100,0 *tidak diaudit d. Pendapatan Operasi Lain Pendapatan operasi lain terutama terdiri dari laba penjualan aset keuangan lancar lainnya, pendapatan dari gerai makanan dan minuman dan toko yang beroperasi di rumah sakit Perseroan dengan kesepakatan bagi pendapatan dan pendapatan sewa dari ruangan di rumah sakit Perseroan yang disewakan kepada bank komersial untuk mesin ATM dan fasilitas lainnya. e. Beban Operasi Lain Beban operasi lain terutama terdiri dari rugi penjualan aset tetap, rugi penjualan atas aset keuangan lancar lainnya, rugi selisih kurs dan beban lain lain.

19

b. Beban Pokok Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Perseroan terdiri dari beban yang meliputi gaji dan tunjangan karyawan, obat dan perlengkapan medis, penyusutan aset tetap, layanan penunjang medis, biaya perawatan dan pemeliharaan dan biaya lainnya terkait layanan rawat inap dan rawat jalan. c. Beban Usaha Beban Usaha Perseroan terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Tabel berikut menunjukkan pembagian beban usaha berdasarkan layanan dan sebagai persentase dari total beban usaha Perseroan untuk periode berikut:

(dalam miliar rupiah, kecuali presentase)

Keterangan

Sembilan bulan berakhir 30 September Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

Beban Penjualan: Gaji dan kesejahteraan karyawan 9,9 4,2 7,7 3,9 10,7 4,0 8,4 3,6 6,1 2,9 Pemasaran dan iklan 3,3 1,4 2,9 1,5 4,2 1,6 3,2 1,4 2,9 1,4 Sub-total Beban Penjualan 13,2 5,6 10,6 5,4 14,9 5,6 11,6 5,0 9,0 4,3 Beban Umum dan

Administrasi: Gaji dan kesejahteraan karyawan 49,4 20,8 34,4 17,6 45,8 17,2 39,6 17,1 34,9 16,6 Keamanan dan kebersihan 34,1 14,4 30,8 15,8 41,2 15,4 37,1 16,1 35,4 16,8 Imbalan pasca kerja 31,6 13,3 29,5 15,2 43,0 16,1 32,8 14,2 26,8 12,8 Listrik dan air 26,7 11,3 22,8 11,7 31,6 11,9 27,6 12,0 26,1 12,4 Penyusutan aset tetap 25,4 10,7 23,1 11,9 31,0 11,6 29,8 12,9 27,7 13,2 Keperluan kantor 19,0 8,0 13,1 6,7 17,8 6,7 15,1 6,5 16,3 7,7 Perbaikan dan pemeliharaan 10,6 4,5 7,9 4,0 10,8 4,0 10,3 4,5 9,6 4,6 Sewa dan bagi hasil 5,8 2,4 4,9 2,5 6,5 2,4 5,2 2,2 4,1 2,0 Pelatihan dan pengembangan 3,6 1,5 3,5 1,8 5,6 2,1 3,0 1,3 2,9 1,4 Komunikasi 3,6 1,5 3,2 1,6 4,5 1,7 4,1 1,8 4,1 2,0 Jasa profesional 2,7 1,1 1,0 0,5 1,4 0,5 1,8 0,8 1,0 0,5 Asuransi 1,4 0,6 1,2 0,6 1,4 0,5 1,1 0,5 1,1 0,5 Penyisihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha 1,4 0,6 0,8 0,4 1,1 0,4 1,4 0,6 0,8 0,4 Transportasi 0,4 0,2 0,4 0,2 0,6 0,2 0,6 0,3 0,7 0,3 Pemulihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha (1,0) (0,4) - - - - - - - - Lain-lain 9,2 3,9 8,0 4,1 9,8 3,7 9,7 4,2 9,5 4,5 Total beban umum dan

admnistrasi 223,9 94,4 184,6 94,6 252,1 94,4 219,2 95,0 201,0 95,7 Total 237,1 100,0 195,2 100,0 267,0 100,0 230,8 100,0 210,0 100,0 *tidak diaudit d. Pendapatan Operasi Lain Pendapatan operasi lain terutama terdiri dari laba penjualan aset keuangan lancar lainnya, pendapatan dari gerai makanan dan minuman dan toko yang beroperasi di rumah sakit Perseroan dengan kesepakatan bagi pendapatan dan pendapatan sewa dari ruangan di rumah sakit Perseroan yang disewakan kepada bank komersial untuk mesin ATM dan fasilitas lainnya. e. Beban Operasi Lain Beban operasi lain terutama terdiri dari rugi penjualan aset tetap, rugi penjualan atas aset keuangan lancar lainnya, rugi selisih kurs dan beban lain lain.

f. Pendapatan Keuangan Pendapatan keuangan merupakan pendapatan bunga dari rekening bank dan deposito berjangka. g. Biaya Keuangan Biaya keuangan terdiri dari beban administrasi bank, dan beban bunga dari fasilitas pinjaman. Meskipun beban administrasi bank terkait dengan biaya merchant kartu kredit, Perseroan mengklasifikasi beban tersebut sebagai biaya keuangan, bukan beban penjualan karena Perseroan mempertimbangkan beban tersebut sebagai beban penagihan. h. Beban Pajak Penghasilan-Neto Beban pajak penghasilan-neto terdiri beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Perseroan dikenakan pajak penghasilan badan Indonesia sebesar 25%. 4. Kinerja Operasional Perseroan

4.1. Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan Perseroan meningkat 11,1% menjadi Rp1.467,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp1.320,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh 6,5% peningkatan pendapatan dari segmen rawat jalan dan 21,0% peningkatan pendapatan dari segmen rawat inap.

Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat 6,5% menjadi Rp958,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp899,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan sebesar 6,3% atas pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap menjadi Rp11,8 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp11,1 juta untuk periode yang sama pada 2013 dan kenaikan sebesar 10,0% atas pendapatan rata-rata per hari rawat inap, menjadi Rp3,3 juta untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp3,0 juta untuk periode yang sama pada 2013. Peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap berasal dari kenaikan tarif dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu yang lebih baik dari pasien. Tingkat okupansi rumah sakit menurun menjadi 65,3% untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari 75,2% untuk periode yang sama pada 2013 yang disebabkan oleh penambahan tempat tidur operasional pada sejumlah rumah sakit dan juga pembukaan terbaru rumah sakit Perseroan, RSMK Kenjeran pada Juni 2014. Jumlah hari rawat inap menurun menjadi 293.439 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari 304.063 hari untuk periode yang sama di 2013, disebabkan oleh pengenalan program JKN di Indonesia pada 2014 yang membuat sejumlah pasien tertentu menggunakan layanan kesehatan Pemerintah. Peningkatan pendapatan rawat inap terutama disebabkan (i) naiknya pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar Rp23 miliar (5,5%) terutama karena kenaikan tarif dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu yang lebih tinggi dari pasien, (ii) naiknya pendapatan dari kamar operasi dan bersalin sebesar Rp13,4 miliar (14,8%) terutama karena peningkatan penggunaan kamar operasi dan bersalin dan juga kenaikan tarif tahunan, dan (iii) naiknya pendapatan dari penggunaan layanan penunjang medis sebesar Rp9,2 miliar (5,2%) terutama karena peningkatan tarif tahunan dan juga peningkatan pada penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter.

Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 21,0% menjadi Rp509,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp421,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013, didorong oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan menjadi sekitar Rp419.000 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari sekitar Rp355.000 untuk periode yang sama pada 2013 yang terutama disebabkan penawaran layanan, obat-obatan, dan

20

perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan untuk skala yang lebih rendah, akibat kenaikan harga tahunan. Peningkatan pendapatan rawat jalan terutama disebabkan (i) naiknya pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar Rp44,2 miliar (23,7%) terutama karena meningkatnya konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis dan juga meningkatnya penggunaan obat dengan kualitas lebih tinggi, (ii) naiknya pendapatan dari layanan penunjang medis sebesar Rp17,7 miliar (13,5%) terutama karena kenaikan tarif tahunan dan juga peningkatan pada penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter, dan (iii) naiknya pendapatan dari jasa tenaga ahli sebesar Rp24,5 miliar (28,8%) terutama karena kenaikan tarif tahunan, kenaikan penggunaan layanan pada rumah sakit yang lebih baru dimana dikenakan biaya lebih tinggi dan juga akibat meningkatnya jumlah dokter spesialis.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan Perseroan meningkat 18,1% menjadi Rp1.742,1 miliar pada 2013 dari Rp1.475,4 miliar pada 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat jalan dan rawat inap.

Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 18,2% menjadi Rp1.172,8 miliar pada 2013 dari Rp992,1 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien yang dapat dilihat dari peningkatan patient days dari 350.757 pada 2012 sampai 392.408 pada 2013, tingkat okupansi rawat inap naik dari 64,4% pada 2012 sampai 72,4% pada 2013. Jumlah pasien meningkat disebabkan oleh ekspansi layanan pada rumah sakit, termasuk penyediaan endoskopi pada seluruh rumah sakit Perseroan dan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012. Peningkatan pada pendapatan rawat inap ini terutama disebabkan (i) kenaikan pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar 18,1% terutama berasal dari peningkatan jumlah pendaftaran rawat inap dan peningkatan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan pendapatan 20,1% dari layanan penunjang medis terutama berasal dari peningkatan pendaftaran pasien dan kenaikan harga tahunan serta kenaikan yang berkelanjutan dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, (iii) peningkatan 16,7% pada pendapatan dari kamar rawat inap yang terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah hari pasien rawat inap dan peningkatan tarif tahunan, dan (iv) peningkatan 17,7% pada pendapatan kamar operasi dan kamar bersalin karena kenaikan jumlah pendaftaran dan kenaikan tarif tahunan.

Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 17,8% menjadi Rp569,3 miliar pada 2013 dari Rp483,3 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dari 1.476.149 pada 2012 menjadi 1.571.744 pada 2013 serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Peningkatan pada pendapatan rawat jalan ini terutama disebabkan oleh (i) kenaikan sebesar 12,1% pada pendapatan dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat dan peningkatan tahunan yang rutin pada biayaobat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan sebesar 26,4% pada pendapatan dari layanan penunjang medis yang terutama berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan danpeningkatan tarif tahunan serta dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, dan (iii) peningkatan sebesar 15,0% pada imbal jasa tenaga ahli yang terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan Perseroan meningkat 22,6% menjadi Rp1.475,4 miliar pada 2012 dari Rp1.203,4 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat inap dan rawat jalan.

Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat 21,2% menjadi Rp992,1 miliar pada 2012 dari Rp818,2 miliar pada 2011 sebagai hasil dari naiknya jumlah pasien yang tercermin pada kenaikan jumlah hari pasien dari 317.295 hari menjadi 350.757 hari pada periode yang sama. Tingkat okupansi meningkat menjadi 64,4% dari 58,6% pada periode yang sama dan ALoS pada rawat inap meningkat menjadi 3,7 dari 3,6 pada periode yang sama. Peningkatan jumlah pasien disebabkan oleh antara lain, pembukaan RSMK Cibubur pada 2011 dan ekspansi layanan yang dilakukan pada rumah sakit Perseroan, misalnya, menyediakan layanan endoskopi di seluruh rumah sakit dan penambahan layanan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012.

21

perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan untuk skala yang lebih rendah, akibat kenaikan harga tahunan. Peningkatan pendapatan rawat jalan terutama disebabkan (i) naiknya pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar Rp44,2 miliar (23,7%) terutama karena meningkatnya konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis dan juga meningkatnya penggunaan obat dengan kualitas lebih tinggi, (ii) naiknya pendapatan dari layanan penunjang medis sebesar Rp17,7 miliar (13,5%) terutama karena kenaikan tarif tahunan dan juga peningkatan pada penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter, dan (iii) naiknya pendapatan dari jasa tenaga ahli sebesar Rp24,5 miliar (28,8%) terutama karena kenaikan tarif tahunan, kenaikan penggunaan layanan pada rumah sakit yang lebih baru dimana dikenakan biaya lebih tinggi dan juga akibat meningkatnya jumlah dokter spesialis.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan Perseroan meningkat 18,1% menjadi Rp1.742,1 miliar pada 2013 dari Rp1.475,4 miliar pada 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat jalan dan rawat inap.

Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 18,2% menjadi Rp1.172,8 miliar pada 2013 dari Rp992,1 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien yang dapat dilihat dari peningkatan patient days dari 350.757 pada 2012 sampai 392.408 pada 2013, tingkat okupansi rawat inap naik dari 64,4% pada 2012 sampai 72,4% pada 2013. Jumlah pasien meningkat disebabkan oleh ekspansi layanan pada rumah sakit, termasuk penyediaan endoskopi pada seluruh rumah sakit Perseroan dan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012. Peningkatan pada pendapatan rawat inap ini terutama disebabkan (i) kenaikan pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar 18,1% terutama berasal dari peningkatan jumlah pendaftaran rawat inap dan peningkatan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan pendapatan 20,1% dari layanan penunjang medis terutama berasal dari peningkatan pendaftaran pasien dan kenaikan harga tahunan serta kenaikan yang berkelanjutan dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, (iii) peningkatan 16,7% pada pendapatan dari kamar rawat inap yang terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah hari pasien rawat inap dan peningkatan tarif tahunan, dan (iv) peningkatan 17,7% pada pendapatan kamar operasi dan kamar bersalin karena kenaikan jumlah pendaftaran dan kenaikan tarif tahunan.

Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 17,8% menjadi Rp569,3 miliar pada 2013 dari Rp483,3 miliar pada 2012 disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dari 1.476.149 pada 2012 menjadi 1.571.744 pada 2013 serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Peningkatan pada pendapatan rawat jalan ini terutama disebabkan oleh (i) kenaikan sebesar 12,1% pada pendapatan dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat dan peningkatan tahunan yang rutin pada biayaobat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan sebesar 26,4% pada pendapatan dari layanan penunjang medis yang terutama berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan danpeningkatan tarif tahunan serta dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter,seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, dan (iii) peningkatan sebesar 15,0% pada imbal jasa tenaga ahli yang terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan Perseroan meningkat 22,6% menjadi Rp1.475,4 miliar pada 2012 dari Rp1.203,4 miliar pada tahun 2011. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen rawat inap dan rawat jalan.

Rawat Inap. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat 21,2% menjadi Rp992,1 miliar pada 2012 dari Rp818,2 miliar pada 2011 sebagai hasil dari naiknya jumlah pasien yang tercermin pada kenaikan jumlah hari pasien dari 317.295 hari menjadi 350.757 hari pada periode yang sama. Tingkat okupansi meningkat menjadi 64,4% dari 58,6% pada periode yang sama dan ALoS pada rawat inap meningkat menjadi 3,7 dari 3,6 pada periode yang sama. Peningkatan jumlah pasien disebabkan oleh antara lain, pembukaan RSMK Cibubur pada 2011 dan ekspansi layanan yang dilakukan pada rumah sakit Perseroan, misalnya, menyediakan layanan endoskopi di seluruh rumah sakit dan penambahan layanan angiografi di RSMK Depok pada akhir 2012.

Peningkatan pendapatan rawat inap terutama disebabkan (i) kenaikan pendapatan dari obat dan perlengkapan medis sebesar 18,8% terutama berasal dari meningkatnya jumlah pendaftaran layanan rawat inap dan peningkatan tahunan rutin pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan pendapatan sebesar 26,9% dari layanan penunjang medis terutama berasal dari peningkatan pendaftaran pasien dan kenaikan harga tahunan serta kenaikan yang berkelanjutan dalam penggunaan layanan penunjang medis oleh dokter, seperti laboratorium, radiologi, layanan imaging dalam diagnosis dan pengobatan pasien, (iii) peningkatan sebesar 20,3% pada pendapatan dari kamar rawat inap yang terutama karena meningkatnya tingkat okupansi, meningkatnya okupansi kamar SVIP dan VIP dan kenaikan harga tahunan, dan (iv) peningkatan sebesar 22,1% pada pendapatan dari kamar operasi dan bersalin yang terutama akibat meningkatnya pendaftaran dan kenaikan tarif tahunan.

Rawat Jalan. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat 25,5% menjadi Rp483,3 miliar pada 2012 dari Rp385.2 miliar pada 2011 sebagai hasil dari peningkatan secara umum pada jumlah kunjungan rawat jalan dari menjadi 1.476.149 kunjungan dari 1.314.163 kunjungan pada periode yang sama dan juga peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang meningkat menjadi 327.000 dari 293.000 pada periode yang sama. Peningkatan pendapatan rawat jalan terutama disebabkan oleh (i) kenaikan sebesar 25,3% pada pendapatan dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan yang meningkat dan peningkatan tahunan yang rutin pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, (ii) kenaikan sebesar 28,4% pada pendapatan dari layanan penunjang medis yang terutama berasal dari peningkatan kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan serta dalam penggunaan layanan penunjang medis yang lebih baik oleh dokter, (iii) peningkatan sebesar 22,5% pada imbal jasa tenaga ahli yang terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan peningkatan tarif tahunan.

4.2. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban pokok pendapatan meningkat 9,8% menjadi Rp828,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp754,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh (i) naiknya beban pokok gaji dan kesejahteraan karyawan yang naik sebesar Rp23,0 miliar (16,8%) dan juga akibat bertambahnya tenaga medis menjadi 3.539 orang menjadi 3.845 orang, serta (ii) meningkatnya beban pokok obat dan perlengkapan medis yang naik sebesar Rp 42,3 miliar (9,6%) terutama karena kenaikan harga tahunan sekitar 5% hingga 7%, kenaikan konsumsi obat dengan kualitas yang lebih baik dan jumlah penjualan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban pokok pendapatan meningkat 14,1% menjadi Rp1.004,8 miliar pada 2013 dari Rp881,0 miliar pada 2012 terutama disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan jumlah karyawan medis dan layanan yang terkait dari 3.459 orang pada 2012 menjadi 3.839 orang pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis yang biasanya meningkat sekitar 5% hingga 7% per tahun, dan peningkatan beban penyusutan yang berasal dari pembelian peralatan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban pokok pendapatan meningkat 20,6% menjadi Rp881,0 miliar pada 2012 dari Rp730,5 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan tunjangan karyawan, termasuk diantaranya peningkatan tenaga medis dan layanan terkait dari 3.002 di 2011 menjadi 3.459 di 2012. 4.3. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba kotor meningkat 12,8% menjadi Rp639,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp566,6 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibanding kenaikan beban pokok pendapatan. Margin laba kotor juga meningkat menjadi 43,6% dari 42,9% pada periode yang sama terutama karena upaya Perseroan dalam melakukan standarisasi pada praktik pengadaan dan mengurangi jumlah pemasok yang berdampak pada efisiensi biaya.

22

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba kotor Perseroan meningkat 24,0% menjadi Rp737,3 miliar pada 2013 dari Rp594,4 miliar pada 2012. Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 42,3% pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar 40,3%, yang terutama disebabkan oleh upaya Perseroan dalam melakukan standarisasi pengadaan produk dan merasionalisasi jumlah pemasok yang dipakai oleh Perseroan yang telah menghasilkan efisiensi biaya-biaya, beban penyusutan, yang peningkatannya lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba kotor Perseroan meningkat 25,7% menjadi Rp594,4 miliar pada 2012 dari Rp472,9 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan (22,6%) yang lebih tinggi dari pertumbuhan beban pokok pendapatan (20,6%). Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 40,3% pada 2012 dibandingkan 2011 sebesar 39,3% terutama karena biaya obat-obatan,perlengkapan medis dan jasa penunjang medis dan beban penyusutan yang meningkat lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. 4.4. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban usaha meningkat 21,4% menjadi Rp 237,1 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 195,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari peningkatan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 805 menjadi 898 pada periode yang sama dan juga kenaikan tahunan atas gaji dan tunjangan karyawan, untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, perbaikan dan pemeliharaan dan keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban usaha Perseroan meningkat 15,7% menjadi Rp267,0 miliar pada 2013 dari Rp230,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan untuk karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari kenaikan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 767 orang di 2012 hingga 812 orang di 2013 serta peningkatangaji dan tunjangan tahunan, dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, dan keperluan kantor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban usaha Perseroan meningkat 9,9% menjadi Rp230,8miliar pada 2012 dari Rp210 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan beban penjualan (28,0%), khususnya komponen gaji dan kesejahteraan karyawan yang naik sebesar 36,4% dimana terjadi peningkatan jumlah karyawan administrasi dari 702 di 2011 menjadi 767 di 2012 dan juga kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan untuk skala yang lebih rendah akibat peningkatan imbalan pasca kerja dan beban usaha lain-lain. 4.5. Pendapatan Operasi Lain Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan operasi lain meningkat 174,0% menjadi Rp40,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp14,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh adanya keuntungan dari penjualan aset keuangan berupa saham publik sebesar Rp26,7 miliar. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan operasi lain Perseroan meningkat 42,1% menjadi Rp19,5 miliar pada 2013 dari Rp13,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh adanya kenaikan laba selisih kurs (Rp2,3 miliar) dan kenaikan komponen lain-lain dari pendapatan operasi lain (Rp2,5 miliar).

23

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba kotor Perseroan meningkat 24,0% menjadi Rp737,3 miliar pada 2013 dari Rp594,4 miliar pada 2012. Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 42,3% pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar 40,3%, yang terutama disebabkan oleh upaya Perseroan dalam melakukan standarisasi pengadaan produk dan merasionalisasi jumlah pemasok yang dipakai oleh Perseroan yang telah menghasilkan efisiensi biaya-biaya, beban penyusutan, yang peningkatannya lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba kotor Perseroan meningkat 25,7% menjadi Rp594,4 miliar pada 2012 dari Rp472,9 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan (22,6%) yang lebih tinggi dari pertumbuhan beban pokok pendapatan (20,6%). Di samping itu, terdapat kenaikan pada rasio laba kotor menjadi 40,3% pada 2012 dibandingkan 2011 sebesar 39,3% terutama karena biaya obat-obatan,perlengkapan medis dan jasa penunjang medis dan beban penyusutan yang meningkat lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan. 4.4. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban usaha meningkat 21,4% menjadi Rp 237,1 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 195,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari peningkatan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 805 menjadi 898 pada periode yang sama dan juga kenaikan tahunan atas gaji dan tunjangan karyawan, untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, perbaikan dan pemeliharaan dan keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban usaha Perseroan meningkat 15,7% menjadi Rp267,0 miliar pada 2013 dari Rp230,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan untuk karyawan kantor dan administrasi yang berasal dari kenaikan jumlah karyawan kantor dan administrasi dari 767 orang di 2012 hingga 812 orang di 2013 serta peningkatangaji dan tunjangan tahunan, dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan beban perbaikan dan pemeliharaan, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keamanan dan kebersihan, listrik dan air, dan keperluan kantor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban usaha Perseroan meningkat 9,9% menjadi Rp230,8miliar pada 2012 dari Rp210 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan beban penjualan (28,0%), khususnya komponen gaji dan kesejahteraan karyawan yang naik sebesar 36,4% dimana terjadi peningkatan jumlah karyawan administrasi dari 702 di 2011 menjadi 767 di 2012 dan juga kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan untuk skala yang lebih rendah akibat peningkatan imbalan pasca kerja dan beban usaha lain-lain. 4.5. Pendapatan Operasi Lain Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan operasi lain meningkat 174,0% menjadi Rp40,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp14,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh adanya keuntungan dari penjualan aset keuangan berupa saham publik sebesar Rp26,7 miliar. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan operasi lain Perseroan meningkat 42,1% menjadi Rp19,5 miliar pada 2013 dari Rp13,8 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh adanya kenaikan laba selisih kurs (Rp2,3 miliar) dan kenaikan komponen lain-lain dari pendapatan operasi lain (Rp2,5 miliar).

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan operasi lain Perseroan menurun 52,9% menjadi Rp13,8 miliar pada 2012 dari Rp29,2 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh adanya penurunan pada laba dari penjualan aset keuangan sebesar Rp18,1 miliar. 4.6. Beban Operasi Lain Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban operasi lain menurun 68,5% menjadi Rp2,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp7,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh turunnya komponen lain-lain dari beban operasi lain sebesar Rp1,3 miliar. Perseroan mengakui kerugian penjualan peralatan medis sebesar Rp2,0 miliar pada periode yang berakhir pada 30 September 2014. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban operasi lain Perseroan meningkat 161,8% menjadi Rp 8,0 miliar pada 2013 dari Rp3,1 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh karena rugi penjualan aset keuangan sebesar Rp5,5 miliar. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban operasi lain Perseroan meningkat 42,6% menjadi Rp3,1 miliar pada 2012 dari Rp2,1 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan komponen lain-lain dari beban operasi lain sebesar 49,2%. 4.7. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba usaha Perseroan meningkat 16,1% menjadi Rp 440,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 379,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Perseroan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba usaha Perseroan meningkat 28,7% menjadi Rp481,8 miliar pada 2013 dari Rp374,3 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan yang signifikan sehingga terjadi kenaikan laba kotor naik sebesar 24,0%. Sementara itu kenaikan beban usaha relatif lebih rendah dibanding kenaikan laba kotor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba Usaha Perseroan meningkat 29,1% menjadi Rp374,3 miliar pada 2012 dari Rp290,0 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan di atas. 4.8. Pendapatan Keuangan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 78,8% menjadi Rp 76,8 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp 42,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh naiknya pendapatan bunga sebesar Rp34,4 miliar yang disebabkan oleh kenaikan penempatan dana Perseroan pada deposito berjangka. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 74,1% menjadi Rp63,4 miliar pada 2013 dari Rp36,4 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh peningkatan bunga yang berasal dari kenaikan penempatan dana Perseroan di bank.

24

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 49,3% menjadi Rp36,4 miliar pada 2012 dari Rp24,4 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan dari pendapatan bunga yang berasal dari penempatan dana Perseroan di bank. 4.9. Biaya Keuangan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Biaya keuangan Perseroan meningkat 3,2% menjadi Rp11,5 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp11,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya administrasi bank sebesar Rp1,1 miliar; sementara bunga pinjaman turun sebesar Rp760,8 juta dibanding periode sebelumnya. Biaya administrasi bank merupakan beban administrasi atas penggunaan mesin electronic data capture (EDC) dan pemanfaatan jasa bank. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Biaya keuangan Perseroan menurun 26,6% menjadi Rp15,2 miliar pada 2013 dari Rp20,7 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga yang dihasilkan dari pembayaran hutang, penurunan biaya merchant kartu kredit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Biaya keuangan Perseroan meningkat 83,8% menjadi Rp20,7 miliar pada 2012 dari Rp11,2 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya merchant kartu kredit, yang meningkat akibat naiknya jumlah pembayaran kartu kredit oleh pasien dan kenaikan beban bunga atas pinjaman bank sebagai hasil dari peningkatan utang jangka panjang dan pinjama bank atas modal kerja. 4.10. Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 23,0% menjadi Rp505,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp410,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh alasan terebut diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 35,9% menjadi Rp530,0 miliar pada 2013 dari Rp390,0 miliar pada 2012 karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 28,7% menjadi Rp390,0 miliar pada 2012 dari Rp303,1 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan di atas. 4.11. Beban Pajak Penghasilan-Neto Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 12,4% menjadi Rp99,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp88,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 29,7% menjadi Rp118,2 miliar pada 2013 dari Rp91,1 miliar pada 2012 yang disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak.

25

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Pendapatan keuangan Perseroan meningkat 49,3% menjadi Rp36,4 miliar pada 2012 dari Rp24,4 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan dari pendapatan bunga yang berasal dari penempatan dana Perseroan di bank. 4.9. Biaya Keuangan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Biaya keuangan Perseroan meningkat 3,2% menjadi Rp11,5 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp11,0 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya administrasi bank sebesar Rp1,1 miliar; sementara bunga pinjaman turun sebesar Rp760,8 juta dibanding periode sebelumnya. Biaya administrasi bank merupakan beban administrasi atas penggunaan mesin electronic data capture (EDC) dan pemanfaatan jasa bank. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Biaya keuangan Perseroan menurun 26,6% menjadi Rp15,2 miliar pada 2013 dari Rp20,7 miliar pada 2012 yang terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga yang dihasilkan dari pembayaran hutang, penurunan biaya merchant kartu kredit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Biaya keuangan Perseroan meningkat 83,8% menjadi Rp20,7 miliar pada 2012 dari Rp11,2 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya merchant kartu kredit, yang meningkat akibat naiknya jumlah pembayaran kartu kredit oleh pasien dan kenaikan beban bunga atas pinjaman bank sebagai hasil dari peningkatan utang jangka panjang dan pinjama bank atas modal kerja. 4.10. Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 23,0% menjadi Rp505,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp410,9 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh alasan terebut diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 35,9% menjadi Rp530,0 miliar pada 2013 dari Rp390,0 miliar pada 2012 karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan meningkat 28,7% menjadi Rp390,0 miliar pada 2012 dari Rp303,1 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan di atas. 4.11. Beban Pajak Penghasilan-Neto Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 12,4% menjadi Rp99,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp88,7 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 29,7% menjadi Rp118,2 miliar pada 2013 dari Rp91,1 miliar pada 2012 yang disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Beban pajak penghasilan-neto Perseroan meningkat 24,1% menjadi Rp91,1miliar pada 2012 dari Rp73,5 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak. 4.12. Total Laba Komprehensif Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba komprehensif Perseroan meningkat 25,6% menjadi Rp411,2 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dari Rp327,3 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 yang terutama disebabkan oleh hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Total laba komprehensif Perseroan meningkat 33,4% menjadi Rp417,1 miliar pada 2013 dari Rp312,6 miliar pada 2012 karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011. Total laba komprehensif Perseroan meningkat 36,0% menjadi Rp312,6 miliar pada 2012 dari Rp229,8 miliar pada 2011 yang terutama disebabkan oleh karena hasil-hasil yang dijelaskan diatas. 5. Analisa Perkembangan Posisi Keuangan Tabel berikut menyajikan informasi perkembangan posisi keuangan Perseroan sesuai periode berikut: (dalam miliar Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011

Aset Lancar: Kas dan setara kas 928,8 1.108,0 802,0 191,6 Kas yang dibatasi penggunaannya - - 13,0 - Piutang usaha

Pihak ketiga 120,0 114,3 117,3 96,2 Pihak berelasi 0,6 0,5 0,8 1,2

Piutang lain-lain Pihak ketiga 10,1 5,6 2,7 3,2 Pihak berelasi 1,2 1,4 0,1 0,1

Aset keuangan lancar lainnya Pihak ketiga 27,8 30,2 38,2 - Pihak berelasi - 109,3 31,8 -

Persediaan 34,8 40,1 42,2 45,2 Biaya dibayar di muka dan uang muka 2,5 1,8 2,0 0,5 Sub-total 1.125,8 1.411,2 1.050,1 338,0 Aset Tidak Lancar: Piutang lain-lain

Pihak ketiga 12,8 9,1 3,0 3,8 Pihak berelasi 0,7 0,7 0,1 0,2

Investasi pada entitas asosiasi - - - 0,7 Pernyertaan saham 0,0 0,0 - - Uang muka perolehan aset tetap

Pihak ketiga 107,6 91,3 93,9 3,8 Pihak berelasi 16,4 - - -

Aset tetap - neto 750,2 598,0 510,4 507,4 Aset takberwujud - neto 2,2 - - - Aset pajak tangguhan - neto 28,4 23,6 14,7 10,1 Aset tidak lancar lainnya 0,0 0,0 0,2 0,1 Sub-total 918,3 722,7 622,3 526,1 Total Aset 2.044,1 2.133,9 1.672,4 864,1

26

5.1. Aset 5.1.1. Kas dan Setara Kas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Kas dan setara kas menurun 16,2% menjadi Rp928,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh pembagian dividen ke pemegang saham sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Kas dan setara kas meningkat 38,2% menjadi Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Kas dan setara kas meningkat 318,6% menjadi Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp191,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. 5.1.2. Piutang Usaha-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Piutang usaha pihak ketiga naik 4,9% menjadi Rp120,0 miliar per 30 September 2014 dari Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan peningkatan pertumbuhan pendapatan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Piutang usaha pihak ketiga menurun 2,5% menjadi Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan perbaikan pengelolaan penagihan utang yang ditunjukkan dari menurunnya perputaran piutang usaha dari 27 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 24 hari di periode 31 Desember 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Piutang usaha pihak ketiga meningkat 21,8% menjadi Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp96,2 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan. 5.1.3. Aset Keuangan Lancar Lainnya Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset keuangan lancar lainnya menurun 80,1% menjadi Rp27,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan aset keuangan lancar lain berupa saham publik yang dimiliki oleh Perseroan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset keuangan lancar lainnya meningkat 99,3% menjadi Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset keuangan lancar lainnya dalam bentuk saham publik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset keuangan lancar lainnya meningkat sebesar Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012 disebabkan oleh penempatan investasi pada saham publik dan obligasi.

27

5.1. Aset 5.1.1. Kas dan Setara Kas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Kas dan setara kas menurun 16,2% menjadi Rp928,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh pembagian dividen ke pemegang saham sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Kas dan setara kas meningkat 38,2% menjadi Rp1.108,0 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Kas dan setara kas meningkat 318,6% menjadi Rp802,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp191,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan Perseroan dan penagihan piutang usaha yang cukup baik. 5.1.2. Piutang Usaha-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Piutang usaha pihak ketiga naik 4,9% menjadi Rp120,0 miliar per 30 September 2014 dari Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan peningkatan pertumbuhan pendapatan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Piutang usaha pihak ketiga menurun 2,5% menjadi Rp114,3 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan perbaikan pengelolaan penagihan utang yang ditunjukkan dari menurunnya perputaran piutang usaha dari 27 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 24 hari di periode 31 Desember 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Piutang usaha pihak ketiga meningkat 21,8% menjadi Rp117,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp96,2 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan. 5.1.3. Aset Keuangan Lancar Lainnya Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset keuangan lancar lainnya menurun 80,1% menjadi Rp27,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penjualan aset keuangan lancar lain berupa saham publik yang dimiliki oleh Perseroan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset keuangan lancar lainnya meningkat 99,3% menjadi Rp139,5 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset keuangan lancar lainnya dalam bentuk saham publik. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset keuangan lancar lainnya meningkat sebesar Rp70,0 miliar per 31 Desember 2012 disebabkan oleh penempatan investasi pada saham publik dan obligasi.

5.1.4. Persediaan Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Persediaan menurun 13,2% menjadi Rp34,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp40,1 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 26 hari di periode 31 Desember 2013 menjadi 21 hari di periode 30 September 2014. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Persediaan menurun 4,8% menjadi Rp40,1 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp42,2 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 30 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 26 hari di periode 31 Desember 2013. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Persediaan menurun 6,7% menjadi Rp42,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,2 miliar per 31 Desember 2011. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh membaiknya pengaturan persediaan yang ditunjukkan dari turunnya perputaran persediaan dari 34 hari di periode 31 Desember 2012 menjadi 30 hari di periode 31 Desember 2011. 5.1.5. Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Biaya dibayar dimuka dan uang muka meningkat 42,3% menjadi Rp2,5 miliar per 30 September 2014 dari Rp1,8 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan beban asuransi. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Biaya dibayar di muka dan uang muka menurun11,0% menjadi Rp1,8 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp2,0 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh realisasi biaya dibayar dimuka. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Biaya dibayar di muka dan uang muka meningkat 268,5% menjadi Rp2,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp0,5 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh pembayaran biaya operasional dimuka. 5.1.6. Uang Muka Perolehan Aset Tetap-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Uang muka perolehan aset tetap pihak ketiga Perseroan meningkat 17,9% menjadi Rp107,6 miliar per 30 September 2014 dari Rp91,3 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya uang muka pembelian lahan tanah untuk ekspansi pembangunan rumah sakit baru. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Uang muka perolehan aset tetap menurun 2,8% menjadi Rp91,3 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp93,9 miliar per 31 Desember 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya reklasifikasi dari uang muka menjadi aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Uang muka perolehan aset tetap meningkat 2.399,1% menjadi Rp93,9 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp3,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya uang muka pembelian tanah.

28

5.1.7. Aset Tetap-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset tetap-neto meningkat 25,5% menjadi Rp750,2 miliar per 30 September 2014 dari Rp598,0 miliar per 31 Desember 2013, yang terutama disebabkan oleh penyelesaian RSMK Kenjeran pada Juni 2014 dan pembelian aset tetap berupa beberapa alat medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset tetap-neto meningkat 17,2% menjadi Rp598 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp510,5 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis dan aset dalam penyelesaian. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset tetap-neto meningkat 0,6% menjadi Rp510,4 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp507,4 miliar pada 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis. 5.1.8. Aset Pajak Tangguhan-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 20,6% menjadi Rp28,4 miliar per 30 September 2014 dari Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatantersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 60,7% menjadi Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 44,8% menjadi Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp10,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. 5.2. Liabilitas (dalam miliar Rupiah)

Keterangan

30 September

31 Desember

2014 2013 2012 2014 Liabilitas Jangka Pendek: Utang bank - 50,0 55,0 15,0 Utang usaha

Pihak ketiga 42,9 55,6 52,0 45,6 Pihak berelasi 17,9 19,9 19,1 14,2

Utang lain-lain Pihak ketiga 14,4 6,3 2,9 5,1 Pihak berelasi 10,4 7,3 1,5 2,1

Uang muka pasien 16,1 26,2 23,2 18,5 Beban akrual 62,1 64,5 55,7 45,6 Utang pajak 66,8 51,2 38,3 24,8 Sub-total 230,6 281,0 247,7 170,9 Liabilitas Jangka Panjang: Liabilitas pajak tangguhan-neto - 0,0 2,3 3,1 Liabilitas imbalan pasca kerja 137,6 118,2 88,8 69,1 Utang bank jangka panjang - - - 400,0 Sub-total 137,6 118,2 91,1 472,2 Total Liabilitas 368,2 399,2 338,8 643,1

29

5.1.7. Aset Tetap-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset tetap-neto meningkat 25,5% menjadi Rp750,2 miliar per 30 September 2014 dari Rp598,0 miliar per 31 Desember 2013, yang terutama disebabkan oleh penyelesaian RSMK Kenjeran pada Juni 2014 dan pembelian aset tetap berupa beberapa alat medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset tetap-neto meningkat 17,2% menjadi Rp598 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp510,5 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis dan aset dalam penyelesaian. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset tetap-neto meningkat 0,6% menjadi Rp510,4 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp507,4 miliar pada 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penambahan aset tetap terutama peralatan medis. 5.1.8. Aset Pajak Tangguhan-Neto Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 20,6% menjadi Rp28,4 miliar per 30 September 2014 dari Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatantersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 60,7% menjadi Rp23,6 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terjadi karena peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Aset pajak tangguhan-neto meningkat 44,8% menjadi Rp14,7 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp10,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan perbedaan waktu pengakuan biaya antara fiskal dan komersial. 5.2. Liabilitas (dalam miliar Rupiah)

Keterangan

30 September

31 Desember

2014 2013 2012 2014 Liabilitas Jangka Pendek: Utang bank - 50,0 55,0 15,0 Utang usaha

Pihak ketiga 42,9 55,6 52,0 45,6 Pihak berelasi 17,9 19,9 19,1 14,2

Utang lain-lain Pihak ketiga 14,4 6,3 2,9 5,1 Pihak berelasi 10,4 7,3 1,5 2,1

Uang muka pasien 16,1 26,2 23,2 18,5 Beban akrual 62,1 64,5 55,7 45,6 Utang pajak 66,8 51,2 38,3 24,8 Sub-total 230,6 281,0 247,7 170,9 Liabilitas Jangka Panjang: Liabilitas pajak tangguhan-neto - 0,0 2,3 3,1 Liabilitas imbalan pasca kerja 137,6 118,2 88,8 69,1 Utang bank jangka panjang - - - 400,0 Sub-total 137,6 118,2 91,1 472,2 Total Liabilitas 368,2 399,2 338,8 643,1

5.2.1. Utang Usaha-Pihak Ketiga Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Utang usaha pihak ketiga menurun 22,7% menjadi Rp42,9 miliar per 30 September 2014 dari Rp55,6 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh realisasi pembayaran utang usaha pihak ketiga. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Utang usaha pihak ketiga meningkat 6,7% menjadi Rp55,6 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp52,0 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembelian persediaan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang usaha pihak ketiga meningkat 14,1% menjadi Rp52,0 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembelian persediaan. 5.2.2. Uang Muka Pasien Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Uang muka pasien menurun 38,7% menjadi Rp16,1 miliar per 30 September 2014 dari Rp26,2 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh realisasi pembayaran pasien rawat inap. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Uang muka pasien meningkat 13,1% menjadi Rp26,2 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp23,2 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah pasien rawat inap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Uang muka pasien meningkat 25,1% menjadi Rp23,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp18,5 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien rawat inap. 5.2.3. Beban Akrual Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Beban akrual menurun 3,8% menjadi Rp62,1 miliar per 30 September 2014 dari Rp64,5 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan oleh pembayaran beban akrual yang sudah jatuh tempo. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Beban akrual meningkat 15,8% menjadi Rp64,5 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp55,7 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penambahan beban akrual jasa tenaga ahli. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Beban akrual meningkat 22,3% menjadi Rp55,7 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp45,6 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penambahan beban akrual jasa tenaga ahli. 5.2.4. Utang Pajak Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Utang pajak meningkat meningkat 30,4% menjadi Rp66,8 miliar per 30 September 2014 dari Rp51,2 miliar dengan per 31 Desember 2013 karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan.

30

Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Utang pajak meningkat 33,7% menjadi Rp51,2 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp38,3 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang pajak meningkat 54,6% menjadi Rp38,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp24,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. 5.2.5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 16,4% menjadi Rp137,6 miliar per 30 September 2014 dari Rp118,2 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 33,0% menjadi Rp118,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 28,5% menjadi Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp69,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. 5.3. Ekuitas (dalam miliar Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Ekuitas Modal saham 138,2 138,2 138,2 47,0 Tambahan modal disetor 707,8 707,8 708,8 - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(2,2) 0,8 4,1 -

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 774,1 842,5 450,9 152,9

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 1.617,9 1.689,3 1.302,0 199,9

Kepentingan non-pengendali 58,0 45,4 31,6 21,1 Total Ekuitas 1.675,9 1.734,7 1.333,6 221,0 Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Ekuitas menurun 3,4% menjadi Rp1.675,9 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama karena adanya pembagian dividen sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Ekuitas meningkat 30,1% menjadi Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp1.333,6 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan laba komprehensif tahun 2013.

31

Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Utang pajak meningkat 33,7% menjadi Rp51,2 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp38,3 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Utang pajak meningkat 54,6% menjadi Rp38,3 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp24,8 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan ini karena meningkatnya laba sebelum beban pajak penghasilan Perseroan. 5.2.5. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 16,4% menjadi Rp137,6 miliar per 30 September 2014 dari Rp118,2 miliar per 31 Desember 2013. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 33,0% menjadi Rp118,2 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Liabilitas imbalan pasca kerja meningkat 28,5% menjadi Rp88,8 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp69,1 miliar per 31 Desember 2011. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kompensasi karyawan. 5.3. Ekuitas (dalam miliar Rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Ekuitas Modal saham 138,2 138,2 138,2 47,0 Tambahan modal disetor 707,8 707,8 708,8 - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(2,2) 0,8 4,1 -

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 774,1 842,5 450,9 152,9

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 1.617,9 1.689,3 1.302,0 199,9

Kepentingan non-pengendali 58,0 45,4 31,6 21,1 Total Ekuitas 1.675,9 1.734,7 1.333,6 221,0 Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Ekuitas menurun 3,4% menjadi Rp1.675,9 miliar per 30 September 2014 dari Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013. Penurunan tersebut terutama karena adanya pembagian dividen sebesar Rp470 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Ekuitas meningkat 30,1% menjadi Rp1.734,7 miliar per 31 Desember 2013 dari Rp1.333,6 miliar per 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan laba komprehensif tahun 2013.

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Ekuitas meningkat 503,5% menjadi Rp1.333,6 miliar per 31 Desember 2012 dari Rp221,0 miliar per 31 Desember 2011, terutama karena penerbitan saham baru sebesar Rp 800 miliar. Likuiditas dan Sumber Modal Likuiditas Perseroan berhubungan dengan pendanaan untuk modal kerja, belanja modal untuk ekspansi rumah sakit dan penambahan peralatan medis dan pemeliharaan reservan kas. Likuiditas utama Perseroan didapatkan dari operasional, modal kerja dari pinjaman bank, yang telah dibayar penuh pada 30 September 2014. Perseroan memperkirakan pendapatan bersih dari Penawaran Umum, kas yang diperoleh dari operasional, dan hutang bank akan menjadi sumber likuiditas utama Perseroan ke depannya, dan akan digunakan untuk mendanai ekspansi operasional Perseroan. Dengan mempertimbangkan sumber keuangan tersebut, Perseroan berkeyakinan memiliki kecukupan likuiditas untuk modal kerja dan operasional Perseroan, serta untuk membayar hutang selama 12 bulan ke depan. 6. Analisa Arus Kas

Tabel berikut menyajikan informasi arus kas Perseroan :

(dalam miliar rupiah)

Keterangan Sembilan bulan Berakhir 30

September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 411,5

411,5 538,6 413,1 294,7

Arus Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (96,1)

(271,3) (223,3) (244,2) (32,2)

Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (494,5)

(15,0) (14,5) 440,0 (399,5)

Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara

kas (179,1) 125,2 300,8 608,9 (137,0) *tidak diaudit Arus Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi Arus kas neto bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 berjumlah Rp411,5 miliar. Meskipun penerimaan kas dari pelanggan dan penerimaan pendapatan keuangan naik namun terjadi peningkatan pula pada pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran kepada karyawan, dan pembayaran pajak penghasilan badan. Arus kas neto untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.451,4 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp76,1 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp13,0 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp643,3 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp225,4 miliar, pembayaran untuk beban usaha dan lainnya sebesar Rp 124,8 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,5 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp124,1 miliar. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 berjumlah Rp411,5 miliar yang berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.320,6miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp42,6 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp15,8 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp580,9 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp184,7 miliar, beban usaha dan lainnya sebesar Rp96,8 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,1 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp94,1 miliar. Pada 2013, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp538,6miliar. Kenaikan sebesar Rp125,5 miliar atau 30,4% dibandingkan dengan Rp413,1 miliar di tahun 2012 yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pelanggan dan peningkatan pendapatan bunga. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.747,0 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp62,4 miliar,

32

dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp13,1 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp766,7 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp256,8 miliar, pembayaran untuk beban usaha dan lainnya sebesar Rp123,6 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp15,2miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp121,7 miliar. Pada 2012, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp413,1 miliar Peningkatan sebesar Rp118,4 miliar atau 40,2% dibandingkan arus kas neto Perseroan pada 2011 sebesar Rp294,7 miliar disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pelanggan dan peningkatan pendapatan bunga. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.459,4 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp35,9 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,7 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp677,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp194,1 miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp113,5 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp20,7 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp87,7 miliar. Pada 2011, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp294,7 miliar, terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.180,1 miliar, pembayaran kepada pemasok sebesar Rp586,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp159,3miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp98,2 miliar dan penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp24,1 miliar , pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,2 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp65,3 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,3 miliar . Arus Kas Neto yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 adalah sebesar Rp96,1 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp131,5 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp98,8 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp135,5 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 adalah sebesar Rp271,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp107,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp86,1 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 223,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp147,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp168,6 miliar. Pada 2012, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp244,2 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp67,6 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp99,2 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp65,9 miliar. Pada 2011, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp32,2 miliar yang digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp46,3 miliar dan pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp17,3 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp31,4 miliar. Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah Rp494,5 miliar yang sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp439,0 miliar, pembayaran utang bank sebesar Rp50,0 miliar, dan pembayaran utang lain-lain – pihak berelasi sebesar Rp5,6 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,0 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,6miliar.

33

dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp13,1 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp766,7 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp256,8 miliar, pembayaran untuk beban usaha dan lainnya sebesar Rp123,6 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp15,2miliar, dan pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp121,7 miliar. Pada 2012, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp413,1 miliar Peningkatan sebesar Rp118,4 miliar atau 40,2% dibandingkan arus kas neto Perseroan pada 2011 sebesar Rp294,7 miliar disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pelanggan dan peningkatan pendapatan bunga. Arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.459,4 miliar, penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp35,9 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,7 miliar. Arus kas dari aktivitas operasi tersebut digunakan untuk pembayaran kepada pemasok sebesar Rp677,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp194,1 miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp113,5 miliar, pembayaran biaya keuangan sebesar Rp20,7 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp87,7 miliar. Pada 2011, arus kas neto Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi berjumlah Rp294,7 miliar, terdiri dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp1.180,1 miliar, pembayaran kepada pemasok sebesar Rp586,8 miliar, pembayaran kepada karyawan sebesar Rp159,3miliar, pembayaran beban usaha dan lainnya sebesar Rp98,2 miliar dan penerimaan pendapatan keuangan sebesar Rp24,1 miliar , pembayaran biaya keuangan sebesar Rp11,2 miliar, pembayaran pajak penghasilan badan sebesar Rp65,3 miliar, dan penerimaan dari pendapatan operasi lainnya sebesar Rp11,3 miliar . Arus Kas Neto yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 adalah sebesar Rp96,1 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp131,5 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp98,8 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp135,5 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 adalah sebesar Rp271,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp107,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp86,1 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 223,3 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp147,5 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp246,9 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp168,6 miliar. Pada 2012, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp244,2 miliar yang sebagian besar digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp67,6 miliar, pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp99,2 miliar dan penempatan pada aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp65,9 miliar. Pada 2011, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp32,2 miliar yang digunakan dalam perolehan aset tetap sebesar Rp46,3 miliar dan pembayaran uang muka perolehan aset tetap sebesar Rp17,3 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi diperoleh dari penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar lainnya sebesar Rp31,4 miliar. Arus Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah Rp494,5 miliar yang sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp439,0 miliar, pembayaran utang bank sebesar Rp50,0 miliar, dan pembayaran utang lain-lain – pihak berelasi sebesar Rp5,6 miliar. Arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 sebagian besar terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,0 miliar. Pada 2013, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah terdiri dari pembayaran dividen kas sebesar Rp15,0 miliar dan pembayaran utang bank sebesar Rp5,0 miliar yang diimbangi dengan penambahan utang lain-lain-pihak berelasi sebesar Rp5,6miliar.

Pada 2012, arus kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah terdiri dari penerbitan saham baru sebesar Rp800,0 miliar dan penerimaan utang bank sebesar Rp40,0 miliar yang diimbangi dengan pembayaran utang bank jangka panjang sebesar Rp400,0 miliar. Pada 2011, arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp399,5 miliar, yang sebagian besar berasal dari pembayaran dividen kas sebesar Rp781,5 miliar dan diimbangi dengan penerimaan utang bank jangka panjang sebesar Rp400,0 miliar. 7. Uraian Beberapa Akun Penting Belanja Modal Secara historis, belanja modal Perseroan terutama terdiri dari investasi pada rumah sakit baru, akuisisi rumah sakit dan biaya renovasi, pengadaan peralatan medis dengan teknologi terkini dan peralatan lainnya termasuk pemeliharaan atas rumah sakit yang ada saat ini. Sumber dana yang digunakan untuk belanja modal untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 berasal dari kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi. Berikut adalah tabel pembagian belanja modal Perseroan: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 Hak atas tanah 68.336 11.830 11.830 - 7.621 Bangunan 14.911 5.339 5.304 6.207 9.616 Peralatan medis 30.305 37.534 49.724 47.248 25.933 Perlengkapan dan peralatan kantor 8.947 8.443 12.661 9.427 27.176 Kendaraan 1.667 734 923 1.177 542 Aset dalam penyelesaian 90.016 64.054 86.013 9.686 9.055 Peralatan binatu - - - 564 - Jumlah belanja modal 214.182 127.934 166.455 74.309 79.943 *tidak diaudit Rencana Belanja Modal Saat ini Perseroan memiliki sejumlah rencana ekspansi yang diharapkan dapat diimplementasikan di masa datang. Rencana ekspansi ini mencakup akuisisi lahan, pembangunan gedung, dan pembelian peralatan dalam kaitannya dengan pembangunan rumah sakit baru. Perseroan bermaksud untuk mendanai rencana ekspansinya dari kas yang dihasilkan dari operasi dan hasil Penawaran Umum. Saat ini Perseroan berencana untuk membuka RSMK Kalideres di Jakarta Barat yang diharapkan akan dibuka pada semester pertama 2015 dan satu rumah sakit tambahan pada 2016. Perseroan saat ini juga berniat membuka beberapa rumah sakit dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, sesuai dengan permintaan layanan yang kami berikan, memperoleh persetujuan yang dibutuhkan, kemampuan untuk merekrut jumlah dokter, tenaga medis dan faktor lain dalam jumlah yang memadai. Perseroan mengharapkan untuk mengeluarkan sekitar Rp283,5 miliar untuk belanja modal di 2015 dan Rp356,6 miliar untuk belanja modal di 2016 terkait dengan rencana ekspansi Perseroan. Seluruh tingkat belanja dan alokasi dana Perseroan pada setiap proyek rumah sakit Perseroan tunduk pada banyak ketidakpastian. Perseroan dapat meningkatkan, menurunkan, atau menangguhkan belanja modal yang telah direncanakan atau mengubah waktu dan lokasi belanja modal yang sebelumnya telah diestimasi yang dijelaskan di atas dalam menanggapi kondisi pasar atau karena alasan lain. Belanja modal aktual Perseroan mungkin dapat secara signifikan lebih rendah atau lebih tinggi daripada jumlah yang telah direncanakan karena berbagai macam faktor yang mencakup, di antaranya, kelebihan biaya yang tidak direncanakan, kemampuan Perseroan untuk menghasilkan arus kas yang cukup dari aktivitas operasi dan kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan eksternal yang memadai dalam perencanaan belanja modal ini. Selain itu, Perseroan tidak menjamin berapa banyak biaya yang diperlukan atas rencana atau proyek yang memungkinkan dapat diselesaikan atau proyek tersebut akan sukses jika telah diselesaikan.

34

Piutang Usaha Tabel berikut menunjukan rincian dari piutang usaha dan perputaran piutang usaha (hari) pada periode yang disebutkan:

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Keterangan Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Piutang usaha dan piutang lainnya: Piutang usaha - setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai 120.510 114.777 118.064 97.427

Biaya dibayar dimuka dan uang muka 2.511 1.764 1.980 538

Piutang lain-lain 24.767 16.846 5.975 7.244 Perputaran piutang usaha (hari) 22 24 27 27 Catatan:

1. Biaya dibayar di muka dan uang muka berkaitan dengan biaya dibayar dimuka untuk asuransi, iklan dan lain-lain serta uang muka , untuk kegiatan operasional sehari-hari.

2. Piutang laing-lain terutama terdiri dari piutang karyawan, piutang bunga deposito berjangka, dan piutang manajemen kunci. 3. Jumlah hari perputaran piutang usaha dihitung dengan membagi piutang usaha akhir suatu periode dengan pendapatan per

hari untuk periode terkait. Pendapatan per hari untuk periode tersebut dihitung dengan membagi pendapatan dengan 365 hari pada periode terkait untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 273 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.

Piutang usaha terdiri biaya rawat inap dan rawat jalan pasien, biaya obat-obatan dan perlengkapan medis pasien, layanan penunjang medis, dan lain-lain , dan piutang usaha yang telah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Per 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 30 September 2014, Perseroan menyisihkan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp1,6 miliar, Rp3,0 miliar, Rp3,8 miliar dan Rp3,6 miliar, pada masing-masing tahun. Penyisihan dana tersebut disebabkan oleh penaksiran Perseroan bahwa beberapa piutang usaha yang diragukan kolektibilitasnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan. Perseroan berencana mempertahankan jumlah hari perputaran piutang usaha maksimal 30 hari. Jumlah hari perputaran piutang usaha Perseroan pada 2011, 2012, 2013 dan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah 27 hari, 27 hari, 24 hari, 22 hari, pada masing-masing tahun. Tabel berikut menunjukan analisa umur piutang usaha berdasarkan jatuh tempo pada periode yang disebutkan:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011

Pihak Ketiga: Belum jatuh tempo 84.746 81.371 68.021 64.445 Telah jatuh tempo:

1-30 hari 20.738 23.883 32.302 21.545 31-60 hari 5.344 3.614 9.145 4.826 61-90 hari 3.303 1.699 3.247 2.348 Lebih dari 90 hari 9.379 7.524 7.536 4.691 Sub-total 123.510 118.091 120.251 97.855

Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (3.557) (3.769) (2.991) (1.600) Sub-total pihak ketiga (neto) 119.953 114.322 117.260 96.255

Pihak Berelasi: Belum jatuh tempo 377 310 601 536 Telah jatuh tempo:

1-30 hari 172 143 193 423 31-60 hari 8 2 10 213

Sub-total pihak berelasi 557 455 804 1.172

Total (neto) 120.510 114.777 118.064 97.427

35

Piutang Usaha Tabel berikut menunjukan rincian dari piutang usaha dan perputaran piutang usaha (hari) pada periode yang disebutkan:

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Keterangan Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Piutang usaha dan piutang lainnya: Piutang usaha - setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai 120.510 114.777 118.064 97.427

Biaya dibayar dimuka dan uang muka 2.511 1.764 1.980 538

Piutang lain-lain 24.767 16.846 5.975 7.244 Perputaran piutang usaha (hari) 22 24 27 27 Catatan:

1. Biaya dibayar di muka dan uang muka berkaitan dengan biaya dibayar dimuka untuk asuransi, iklan dan lain-lain serta uang muka , untuk kegiatan operasional sehari-hari.

2. Piutang laing-lain terutama terdiri dari piutang karyawan, piutang bunga deposito berjangka, dan piutang manajemen kunci. 3. Jumlah hari perputaran piutang usaha dihitung dengan membagi piutang usaha akhir suatu periode dengan pendapatan per

hari untuk periode terkait. Pendapatan per hari untuk periode tersebut dihitung dengan membagi pendapatan dengan 365 hari pada periode terkait untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 273 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.

Piutang usaha terdiri biaya rawat inap dan rawat jalan pasien, biaya obat-obatan dan perlengkapan medis pasien, layanan penunjang medis, dan lain-lain , dan piutang usaha yang telah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Per 31 Desember 2011, 2012, 2013 dan 30 September 2014, Perseroan menyisihkan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp1,6 miliar, Rp3,0 miliar, Rp3,8 miliar dan Rp3,6 miliar, pada masing-masing tahun. Penyisihan dana tersebut disebabkan oleh penaksiran Perseroan bahwa beberapa piutang usaha yang diragukan kolektibilitasnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan. Perseroan berencana mempertahankan jumlah hari perputaran piutang usaha maksimal 30 hari. Jumlah hari perputaran piutang usaha Perseroan pada 2011, 2012, 2013 dan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 adalah 27 hari, 27 hari, 24 hari, 22 hari, pada masing-masing tahun. Tabel berikut menunjukan analisa umur piutang usaha berdasarkan jatuh tempo pada periode yang disebutkan:

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011

Pihak Ketiga: Belum jatuh tempo 84.746 81.371 68.021 64.445 Telah jatuh tempo:

1-30 hari 20.738 23.883 32.302 21.545 31-60 hari 5.344 3.614 9.145 4.826 61-90 hari 3.303 1.699 3.247 2.348 Lebih dari 90 hari 9.379 7.524 7.536 4.691 Sub-total 123.510 118.091 120.251 97.855

Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (3.557) (3.769) (2.991) (1.600) Sub-total pihak ketiga (neto) 119.953 114.322 117.260 96.255

Pihak Berelasi: Belum jatuh tempo 377 310 601 536 Telah jatuh tempo:

1-30 hari 172 143 193 423 31-60 hari 8 2 10 213

Sub-total pihak berelasi 557 455 804 1.172

Total (neto) 120.510 114.777 118.064 97.427

Untuk meminimalkan risiko kredit, Perseroan memiliki tim yang bertanggungjawab untuk menentukan batas kredit, persetujuan kredit dan prosedur pemantauan lainnya untuk memastikan adanya langkah dalam menagih hutang yang sudah jatuh tempo. Perseroan mempertimbangkan jumlah yang dapat dipulihkan dari setiap piutang usaha pada setiap tanggal posisi keuangan untuk memastikan adanya cadangan yang cukup untuk kerugian penurunan nilai. Persediaan Tabel berikut menunjukan rincian dan perputaran persediaan pada periode yang disebutkan: (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Persediaan: Obat-obatan 23.267 27.428 28.298 31.214 Perlengkapan medis 8.106 8.143 8.459 8.555 Lain-lain 3.456 4.567 5.404 5.427 Total 34.829 40.138 42.161 45.196 Perputaran persediaan (hari) 19 23 26 29 Catatan: (1) Perputaran persediaan (hari) dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir dengan beban pokok pendapatan per hari pada

periode terkait. Beban pokok pendapatan per hari dihitung dengan membagi beban pokok pendapatan dengan 365 hari pada periode terkait untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011, 2012, 2013, dan 273 hari untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.

Persediaan Perseroan terutama terdiri dari obat-obatan dan perlengkapan medis yang dijual kepada pasien, peralatan laboratorium yang digunakan di laboratorium dan barang konsumsi lainnya yang digunakan dalam memberikan layanan penunjang medis. Perseroan berharap total perputaran persedian mencapai tidak lebih dari 30 hari. 8. Manajemen Risiko Keuangan Kegiatan usaha Perseroan terkena berbagai macam risiko keuangan, termasuk diantaranya risiko tingkat suku bunga, risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, dan risiko likuiditas. Direksi Perseroan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko keuangan yang dirangkum di bawah ini. Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga Pasar. Perseroan dan Entitas Anak memilki risiko suku bunga terutama karena memilki kas dan setara kas dengan suku bunga mengambang. Perseroan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perseroan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika tingkat suku bunga turun/naik sebanyak 1% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp9,3 miliar, Rp8,8 miliar, Rp10,6 miliar, Rp7,6 miliar dan Rp1,8 miliar. Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko kegagalan rekanan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perseroan. Risiko kredit yang dihadapi Perseroan terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang dapat dipercaya, memiliki kondisi keuangan yang kuat serta terbukti mempunyai reputasi dan sejarah kredit yang baik. Perseroan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang ingin bertransaksi secara kredit harus tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Perseroan memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk pelanggan tertentu dan mengharuskan setoran jaminan untuk pelanggan

36

tertentu. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perseroan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Perseroan akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Perseroan, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Perseroan akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Perseroan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Perseroan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Perseroan menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Perseroan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Perseroan yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas. Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560 Risiko Likuiditas Perseroan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan jumlah kas dan setara kas yang cukup untuk memungkinkan Perseroan memenuhi komitmen dalam kegiatan usaha sehari-hari. Selain itu, Perseroan juga mengamati arus kas dan proyeksi arus kas serta pengawasan secara berkala atas masa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. 9. Kebijakan Akuntansi Utama Pertimbangan,Estimasi dan Asumsi Signifikan Perseroan menyusun laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang siginifikan telah diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi dalam laporan keuangan konsolidasian. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Berikut ini adalah rangkuman pertimbangan estimasi dan asumsi signifikan yang digunakan oleh Perseroan.

37

tertentu. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perseroan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Perseroan akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Perseroan, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Perseroan akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Perseroan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Perseroan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Perseroan menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Perseroan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Perseroan yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas. Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560 Risiko Likuiditas Perseroan mengatur risiko likuiditas dengan mempertahankan jumlah kas dan setara kas yang cukup untuk memungkinkan Perseroan memenuhi komitmen dalam kegiatan usaha sehari-hari. Selain itu, Perseroan juga mengamati arus kas dan proyeksi arus kas serta pengawasan secara berkala atas masa jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. 9. Kebijakan Akuntansi Utama Pertimbangan,Estimasi dan Asumsi Signifikan Perseroan menyusun laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang siginifikan telah diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi dalam laporan keuangan konsolidasian. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Berikut ini adalah rangkuman pertimbangan estimasi dan asumsi signifikan yang digunakan oleh Perseroan.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Perseroan mengevaluasi akun tertentu dimana Perseroan memiliki informasi bahwa pelanggan tertentu tidak dapat memenuhi liabilitasnya. Pada kasus ini, Perseroan menggunakan penilaian berdasarkan fakta-fakta dan situasi terbaik yang tersedia, termasuk namun tak terbatas pada, jangka waktu hubungan antara Perseroan dengan pelanggan dan status kreditnya saat ini, laporan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat ketentuan khusus pada pelanggan terhadap jumlah akibat penurunan pengumpulan jumlah piutang yang diharapkan Perseroan. Ketentuan khusus ini dievaluasi dan disesuaikan apabila terdapat tambahan informasi yang diterima Perseroan yang jumlah penyisihan penurunan nilai piutang usaha. Nilai piutang usaha Perseroan yang tercatat sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 124,1 miliar, Rp118,5 miliar, Rp 121,1 miliar dan Rp 99,0 miliar. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Penyisihan penurunan nilai persediaan Perseroan diestimasi berdasarkan fakta-fakta dan situasi terbaik yang tersedia, termasuk namun tak terbatas pada, kondisi fisik persediaan, harga jual di pasar, biaya estimasi untuk penyelesaian dan penjualan. Ketentuan tersebut dievaluasi dan disesuaikan apabila terdapat tambahan informasi yang diterima Perseroan yang mempengaruhi nilai perkiraan. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Takberwujud Perseroan mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Perseroan secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud Perseroan akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku aset tetap Perseroan pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 750,2 miliar, Rp598,0 miliar, Rp 510,5 miliar dan Rp 507,4 miliar, sedangkan nilai buku neto aset takberwujud Perseroan pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp 2.1 miliar Imbalan Pascakerja Penentuan beban dan liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut dengan menggunakan metode projected unit credit. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perseroan diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, asumsi dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Perseroan berkeyakinan bahwa asumsi yang ditetapkan adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Perseroan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas imbalan pasca kerja. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja Perseroan yang tercatat pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011masing-masing adalah sebesar Rp137,6 miliar, Rp118,2 miliar, Rp88,9 miliar dan Rp69,1 miliar. Pajak Penghasilan Estimasi yang signifikan digunakan dalam menentukan provisi atas pajak pendapatan korporasi. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu pada kondisi dimana penentuan pajak akhir tidak pasti dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perseroan mengakui liabilitas pada pajak pendapatan korporasi yang diharapkan berdasarkan estimasi kapan penambahan pajak pendapatan koporasi akan jatuh tempo. Pada saat hasil pajak final tersebut berbeda dari jumlah awal yang dicatatkan, perbedaan tersebut akan dicatat dalam pendapatan komprehensif pada laporan laba rugi konsolidasian pada periode dimana penentuan tersebut dilakukan.

38

Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Standar Akuntansi Keuangan Baru Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, yaitu:

Efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2015: - PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. - PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. - PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. - PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. - PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. - PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. - PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. - PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. - PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” - PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. - PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. - PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. - ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. 10. Analisis Rasio Keuangan Likuiditas Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 4,88x; 5,02x; 4,24x; dan 1,98x. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut:

1. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) 2. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Aset (Solvabilitas Aset)

Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,22x, 0,23x, 0,25x, dan 2,91x. Sedangkan Solvabilitas Aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,18x, 0,19x, 0,20x, dan 0,74x. Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/RoA) Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 20,12%, 19,55%, 18,69%, dan 26,59%.

39

Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Standar Akuntansi Keuangan Baru Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia untuk diterapkan pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2015, yaitu:

Efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2015: - PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. - PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. - PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. - PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. - PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. - PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. - PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. - PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. - PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” - PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. - PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. - PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. - ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. 10. Analisis Rasio Keuangan Likuiditas Tingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Tingkat likuiditas diukur dengan rasio lancar, yaitu perbandingan aset lancar terhadap liabilitas jangka pendek pada waktu tertentu dan merupakan indikator kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Rasio Lancar Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 4,88x; 5,02x; 4,24x; dan 1,98x. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh aset atau ekuitas. Rasio Solvabilitas dapat dihitung dengan dua pendekatan sebagai berikut:

1. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Ekuitas (Solvabilitas Ekuitas) 2. Jumlah Liabilitas dibagi dengan Jumlah Aset (Solvabilitas Aset)

Rasio Solvabilitas Ekuitas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,22x, 0,23x, 0,25x, dan 2,91x. Sedangkan Solvabilitas Aset Perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,18x, 0,19x, 0,20x, dan 0,74x. Imbal Hasil Investasi (Return on Asset/RoA) Imbal hasil investasi adalah kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba periode tahun berjalan dari aset yang dimiliki yang dapat dihitung dari perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aset. Imbal hasil investasi Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dan tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 20,12%, 19,55%, 18,69%, dan 26,59%.

11. Manajemen Risiko Dalam pengelolaan risiko, Perseroan melakukan kegiatannya berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dimana Perseroan telah memiliki Komisaris Independen dan Direktur Independen dan membentuk serta menjalankan internal audit dengan tim yang berpengalaman dan handal. Kewajiban dan tanggung jawab internal audit meliputi monitoring, review, dan memberikan rekomendasi atas sistem, proses, dan pelaksanaan kegiatan di masing-masing departemen sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur operasional yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Dalam rangka menjaga kepentingan seluruh stakeholder dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham, selama ini Perseroan telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan usahanya. Perseroan memiliki komitmen untuk senantiasa berperilaku dengan memperlihatkan etika bisnis dan transparan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance, Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan dan Unit Audit Internal serta telah menunjuk Komisaris Independen dan Direktur Independen, serta telah membentuk Komite Audit. Dalam menghadapi risiko-risiko utama seperti yang dijelaskan pada Bab Vl mengenai Risiko Usaha, Perseroan menerapkan manajemen risiko untuk memitigasi risiko usaha yang dihadapi sebagai berikut: Untuk menghadapi risiko kehilangan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya, Perseroan secara aktif dan

secara terus menerus merekrut dokter dan tenaga medis yang mempunyai reputasi baik dari seluruh lndonesia dan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif serta memberikan struktur kompensasi yang menarik. Selain itu Perseroan juga memberikan beasiswa dan kesempatan pelatihan lanjutan kepada para Dokter untuk melanjutkan pendidikannya, baik dari dokter umum menjadi dokter spesialis, maupun dari dokter spesialis menjadi dokter sub-spesialis, yang nantinya diharapkan dapat kembali berkarya dan memperkaya pelayanan kesehatan dalam lingkup Grup RS Mitra Keluarga.

Perseroan berupaya untuk selalu melakukan peninjauan secara menyeluruh serta evaluasi baik secara internal maupun eksternal terhadap penerapan strategi pertumbuhan Perseroan, yaitu dengan melakukan peninjauan secara menyeluruh atas peraturan dan ketentuan yang mengatur mengenai izin usaha dan syarat-syarat perolehan izin usaha dalam upaya untuk menghindari kesalahan penafsiran dan penerapan peraturan yang ada saat ini dan di kemudian hari, dan syarat-syarat perjanjian yang saling menguntungkan. Sedangkan dalam proses pengembangan dan pengoperasian rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada, Perseroan selalu melakukan penelahaan atas kepemilikan dan kelengkapan surat-surat untuk menghindari kemungkinan adanya tuntutan dan sengketa mengenai keabsahan hak kepemilikan atau penguasan tanah di kemudian hari;

Untuk mengantisipasi resiko persaingan usaha dan meningkatkan keunggulan kompetitif Perseroan, maka Perseroan senantiasa menyesuaikan diridengan perkembangan ilmu kedokteran/medis dengan menerapkan penggunaan peralatan kedokteran/medis terkini sehingga Perseroan memiliki daya saing dan standar pelayanan kesehatan yang tinggi. Seiring dengan keinginan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, Perseroan juga akan selalu menyesuaikan dan meningkatkan sumber daya manusia dan sarana serta prasananya, termasuk gedung dan peralatannya (medis dan non-medis), dengan terus mengembangkan layanan–layanan unggulan.

Perseroan akan senantiasa melakukan pengkajian secara seksama baik dalam segi harga maupun kualitas, untuk pembelian peralatan-peralatan yang mendukung kegiatan usaha Perseroan, dalam rangka memperoleh aset yang optimal, serta berupaya untuk senantiasa mengkaji rencana atas investasi untuk peralatan medis terdepan yang sesuai dengan kebutuhan dan untuk menanggapi perubahan teknologi.

Perseroan akan terus meningkatkan kemampuannya untuk menjalankan kegiatan usaha secara terintergrasi dan efisien dengan anak perusahaan, sehingga Perseroan dapat memberikan jasa pelayanan kesehatan yang lebih luas cakupannya (medis maupun wilayah), dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan pesaing. Di samping itu Perseroan memiliki Standar Prosedur Operasional yang senantiasa dikaji ulang untuk memenuhi dan menyesuaikan dengan ilmu kedokteran terkini dan tentunya standar pelayanan kesehatan dari Departemen Kesehatan.

Untuk mengurangi risiko gugatan malpraktek, Perseroan mensyaratkan setiap Dokter yang praktek untuk memiliki asuransi Profesi untuk perlindungan tambahan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Namun sebagai upaya pencegahan awal terhadap gugatan malpraktek, kami membangun sistem untuk melibatkan pasien dan keluarganya dalam setiap pengambilan keputusan tindakan medis yang diambil, disertai penjelasan yang baik tentang kondisi pasien dan kegunaan dan risiko dari tindakan yang dianjurkan.

40

VI. RISIKO USAHA Investasi pada saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor Perseroan harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum membuat keputusan investasi terhadap saham Perseroan. Risiko-risiko yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas saham Perseroan dapat mengalami penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward-looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur kejadian di masa yang akan datang dan kinerja keuangan. Secara umum, berinvestasi dalam saham perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia melibatkan risiko-risiko yang biasanya tidak terkait dengan berinvestasi dalam saham perusahaan di negara-negara ekonomi berkembang. Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak paling besar hingga dampak yang paling kecil bagi Perseroan dan Entitas Anak. A. Risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan industri Perseroan 1. Beberapa izin rumah sakit dari Entitas Anak akan berakhir pada tahun 2015, dan seluruh izin rumah sakit dari

Entitas Anak wajib untuk dilakukan perpanjangan izin secara berkala, dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh, menjaga atau memperpanjang izin rumah sakit tersebut

Izin operasional rumah sakit RS Mitra Kemayoran akan berakhir pada 9 Agustus 2015. Peraturan perundangan yang berlaku mewajibkan suatu rumah sakit untuk mengajukan permohonan perpanjangan atas izin operasional rumah sakitnya setidaknya enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. PT Karyasukses Mandiri telah mengajukan permohonan atas perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut pada tanggal 25 Februari 2015, yang mana aplikasi permohonan perpanjangan tersebut telah dimasukkan dalam jangka waktu kurang dari enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. Meskipun PT Karyasukses Mandiri tidak mendapatkan teguran atau sanksi mengingat aplikasi permohonan perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut diajukan kurang dari enam bulan, tidak ada jaminan bahwa ketidakpatuhan tersebut tidak akan memberikan dampak yang merugikan untuk permohonan tersebut atau permohonan lainnya di masa yang akan datang apabila Entitas Anak tidak mematuhi ketentuan tersebut di masa yang akan datang. Selanjutnya, izin operasional rumah sakit sementara untuk RSMK Kenjeran akan berakhir pada 11 Juni 2015. RSMK Kenjeran telah menerima akreditasi sebagai rumah sakit kelas C dari institusi pemerintahan yang terkait dan pada saat ini PT Alpen Agungraya sedang dalam proses untuk mendapatkan izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran. Tidak ada jaminan bahwa PT Karyasukses Mandiri dan PT Alpen Agungraya dapat mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit untuk RS Mitra Kemayoran atau izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran, atau Entitas Anak dimasa yang akan datang dapat menjaga atau memperpanjang izin operasional rumah sakit untuk rumah sakit-rumah sakit dari setiap Entitas Anak. Apabila Entitas Anak tidak mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit atau izin operasional rumah sakit, atau izin operasional rumah sakit untuk setiap rumah sakit dari Entitas Anak tersebut dicabut, Entitas Anak akan diwajibkan secara hukum untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut. Berdasarkan Undang-undang Rumah Sakit, apabila suatu rumah sakit beroperasi tanpa memiliki perizinan yang diharuskan, rumah sakit tersebut dan manajemen dari rumah sakit tersebut dapat dikenakan sanksi pidana, yaitu denda sampai dengan Rp 15 miliar untuk rumah sakit, dan denda sampai dengan Rp 5 miliar dan penjara sampai dengan 2 tahun untuk pihak manajemen dari rumah sakit. Apabila Entitas Anak diharuskan untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut atau Entitas Anak atau manajemen dari Entitas Anak dikenakan sanksi pidana, kegiatan usaha, keadaan keuangan, dan peluang dimasa yang akan datang untuk Entitas Anak dapat terpengaruh secara material. Tidak adanya izin operasional rumah sakit yang sah dapat juga memberikan pengaruh atas keabsahan atas dan/atau hak-hak kontraktual dalam perjanjian-perjanjian material dari Entitas Anak, cakupan polis-polis asuransi Entitas Anak, dan cakupan polis-polis asuransi untuk masing-masing dokter.

41

VI. RISIKO USAHA Investasi pada saham Perseroan mengandung risiko. Calon investor Perseroan harus mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut ini, serta informasi-informasi lainnya yang disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum membuat keputusan investasi terhadap saham Perseroan. Risiko-risiko yang belum diketahui Perseroan atau yang dianggap tidak material dapat juga mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasi, kinerja keuangan atau prospek usaha. Harga pasar atas saham Perseroan dapat mengalami penurunan akibat risiko-risiko berikut dan investor dapat mengalami kerugian atas seluruh atau sebagian investasinya. Penjelasan mengenai risiko usaha ini berisi pernyataan perkiraan ke depan (“forward-looking statements”) yang berhubungan dengan kejadian yang mengandung unsur kejadian di masa yang akan datang dan kinerja keuangan. Secara umum, berinvestasi dalam saham perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia melibatkan risiko-risiko yang biasanya tidak terkait dengan berinvestasi dalam saham perusahaan di negara-negara ekonomi berkembang. Risiko yang disajikan berikut ini telah disusun berdasarkan bobot risiko yang akan memiliki dampak paling besar hingga dampak yang paling kecil bagi Perseroan dan Entitas Anak. A. Risiko yang berhubungan dengan kegiatan usaha dan industri Perseroan 1. Beberapa izin rumah sakit dari Entitas Anak akan berakhir pada tahun 2015, dan seluruh izin rumah sakit dari

Entitas Anak wajib untuk dilakukan perpanjangan izin secara berkala, dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh, menjaga atau memperpanjang izin rumah sakit tersebut

Izin operasional rumah sakit RS Mitra Kemayoran akan berakhir pada 9 Agustus 2015. Peraturan perundangan yang berlaku mewajibkan suatu rumah sakit untuk mengajukan permohonan perpanjangan atas izin operasional rumah sakitnya setidaknya enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. PT Karyasukses Mandiri telah mengajukan permohonan atas perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut pada tanggal 25 Februari 2015, yang mana aplikasi permohonan perpanjangan tersebut telah dimasukkan dalam jangka waktu kurang dari enam bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin operasional rumah sakit tersebut. Meskipun PT Karyasukses Mandiri tidak mendapatkan teguran atau sanksi mengingat aplikasi permohonan perpanjangan izin operasional rumah sakit tersebut diajukan kurang dari enam bulan, tidak ada jaminan bahwa ketidakpatuhan tersebut tidak akan memberikan dampak yang merugikan untuk permohonan tersebut atau permohonan lainnya di masa yang akan datang apabila Entitas Anak tidak mematuhi ketentuan tersebut di masa yang akan datang. Selanjutnya, izin operasional rumah sakit sementara untuk RSMK Kenjeran akan berakhir pada 11 Juni 2015. RSMK Kenjeran telah menerima akreditasi sebagai rumah sakit kelas C dari institusi pemerintahan yang terkait dan pada saat ini PT Alpen Agungraya sedang dalam proses untuk mendapatkan izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran. Tidak ada jaminan bahwa PT Karyasukses Mandiri dan PT Alpen Agungraya dapat mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit untuk RS Mitra Kemayoran atau izin operasional rumah sakit untuk RSMK Kenjeran, atau Entitas Anak dimasa yang akan datang dapat menjaga atau memperpanjang izin operasional rumah sakit untuk rumah sakit-rumah sakit dari setiap Entitas Anak. Apabila Entitas Anak tidak mendapatkan perpanjangan izin operasional rumah sakit atau izin operasional rumah sakit, atau izin operasional rumah sakit untuk setiap rumah sakit dari Entitas Anak tersebut dicabut, Entitas Anak akan diwajibkan secara hukum untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut. Berdasarkan Undang-undang Rumah Sakit, apabila suatu rumah sakit beroperasi tanpa memiliki perizinan yang diharuskan, rumah sakit tersebut dan manajemen dari rumah sakit tersebut dapat dikenakan sanksi pidana, yaitu denda sampai dengan Rp 15 miliar untuk rumah sakit, dan denda sampai dengan Rp 5 miliar dan penjara sampai dengan 2 tahun untuk pihak manajemen dari rumah sakit. Apabila Entitas Anak diharuskan untuk menunda kegiatan operasional dari rumah sakit tersebut atau Entitas Anak atau manajemen dari Entitas Anak dikenakan sanksi pidana, kegiatan usaha, keadaan keuangan, dan peluang dimasa yang akan datang untuk Entitas Anak dapat terpengaruh secara material. Tidak adanya izin operasional rumah sakit yang sah dapat juga memberikan pengaruh atas keabsahan atas dan/atau hak-hak kontraktual dalam perjanjian-perjanjian material dari Entitas Anak, cakupan polis-polis asuransi Entitas Anak, dan cakupan polis-polis asuransi untuk masing-masing dokter.

2. Perubahan atau pentaatan terhadap peraturan pemerintah dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak

Pelayanan kesehatan merupakan daerah atau bidang yang tunduk pada peraturan pemerintah yang ekstensif dan perubahan peraturan yang dinamis. Rumah sakit yang dikelola Perseroan melalui Entitas Anak, dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya tunduk kepada hukum dan peraturan, termasuk, namun tidak terbatas pada, perizinan, inspeksi fasilitas, kebijakan-kebijakan penggantian dan kontrol atas pengeluaran tertentu. Mungkin akan ada pemeriksaan berkala oleh pemerintah dan otoritas lainnya yang berwenang untuk memastikan kepatuhan yang berkelanjutan dengan peraturan hukum tersebut. Entitas Anak diwajibkan memiliki berbagai izin atau persetujuan dari regulator untuk menjalankan usaha Entitas Anak, termasuk antara lain, izin perusahaan secara umum dan izin operasional rumah sakit. Pada bulan September 2014, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Perizinan Rumah Sakit (“Peraturan No. 56/2014”), yang mengganti Peraturan Menteri Kesehatan No. 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan No. 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit, dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 2264/Menkes/SK/XI/2011 tentang Pelaksanaan Perizinan Rumah Sakit. Peraturan No. 56/2014 dikeluarkan untuk menyediakan deskripsi yang lebih jelas atas syarat pendirian dan operasi sebuah rumah sakit tergantung pada klasifikasinya. Meskipun Peraturan No. 56/2014 menetapkan bahwa izin operasional dan klasifikasi rumah sakit yang diterbitkan dalam peraturan pendahulunya tetap berlaku sampai masa berlakunya berakhir, Entitas Anak masih perlu mengajukan permohonan untuk memperpanjang atau memperbarui izin-izin tersebut di bawah peraturan baru yang memiliki persyaratan yang lebih luas. Lebih lanjut, rumah sakit yang memiliki izin operasional tetapi belum mendapatkan klasifikasi rumah sakit harus menyerahkan aplikasi untuk izin operasional yang baru dalam waktu dua tahun dari tanggal efektif Peraturan No. 56/2014. Entitas Anak harus memperbaharui semua izin dan persetujuan ketika masa berlakunya berakhir, serta mendapatkan izin yang diperlukan, termasuk izin pendirian rumah sakit dan izin operasional rumah sakit sesuai Peraturan No. 56/2014, yang sampai saat ini belum pernah diaplikasikan. Selanjutnya, tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak akan mampu menjamin izin yang belum diperoleh dan saat ini sedang dalam proses atau izin-izin yang mungkin diperlukan di masa datang, atau bahwa Entitas Anak tidak akan menerima sanksi yang timbul dari kegagalan memperoleh izin yang diperlukan. Dikenakannya sanksi berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku secara material dapat mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Jika Entitas Anak gagal mendapatkan, mempertahankan atau memperbaharui izin atau persetujuan yang disyaratkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah untuk menjalankan usaha, maka hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. Pada umumya, Entitas Anak tunduk pada sejumlah peraturan pemerintah yang mempengaruhi jenis layanan yang disediakan Entitas Anak untuk pasien Entitas Anak. Perubahan apapun di dalam peraturan-peraturan ini dapat berdampak negatif pada ruang lingkup layanan yang kami sediakan untuk pasien. Sesuai Peraturan No. 56/2014, rumah sakit swasta diharuskan menyediakan jumlah tempat tidur pada “kamar kelas 3” minimal sebesar 20% dari jumlah seluruh tempat tidur. Pada saat ini Entitas Anak belum memenuhi peraturan tersebut pada satu rumah sakit, yakni RSMK Kelapa Gading dan meskipun PT Ekamita Arahtegar belum pernah dikenakan denda untuk ketidakpatuhan tersebut, Perseroan dapat terkena sanksi administratif di masa yang akan datang. Perseroan bermaksud untuk mengubah konfigurasi ruangan rumah sakit tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum untuk tempat tidur pada “kamar kelas 3”. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, rumah sakit Entitas Anak disyaratkan untuk melaksanakan akreditasi setidaknya sekali dalam setiap 3 tahun. Sertifikat akreditasi untuk RSMK Kelapa Gading, RSMK Bekasi Barat, RSMK Surabaya, dan RSMK Bekasi Timur telah berakhir masa berlakunya, dan pada saat ini Perseroan sedang dalam proses untuk memperbaharui sertifikat akreditasi masing-masing rumah sakit tersebut. RSMK Cibubur yang mulai beroperasi pada Maret 2012 harus melaksanakan akreditasi pertamanya paling tidak 2 tahun sejak mulai beroperasi dan saat ini Entitas Anak sedang mempersiapkan proses akreditasi untuk RSMK Cibubur. Meskipun sebelumnya kami tidak mendapatkan sanksi atau peringatan apapun dari instansi yang berwenang karena kegagalan kami memperoleh sertifikat akreditasi sebelum masa berlakunya berakhir, kami dapat saja dikenakan sanksi di masa yang akan datang karena tidak dapat memperoleh akreditasi tepat pada waktunya. Masa berlaku sertifikat akreditasi untuk RSMK Cikarang, RSMK Tegal, RSMK Waru, dan RSMK Depok akan berakhir pada Juni 2015. Saat ini Entitas Anak yang terkait belum memulai proses untuk memperbaharui sertifikat akreditasi untuk masing-masing rumah sakit tersebut. Tidak ada jaminan bahwa RSMK Cikarang, RSMK Tegal, RSMK Waru, dan RSMK Depok akan dapat memperoleh akreditasi baru tepat pada waktunya. Rumah sakit kami dapat dikenakan sanksi oleh instansi yang berwenang dalam hal adanya pelanggaran ketentuan terkait akreditasi rumah sakit. Sanksi atau penalti tersebut dapat berupa sanksi administratif, yaitu berupa teguran lisan atau tertulis dan dapat pula berpotensi hingga sanksi berupa pencabutan izin rumah sakit.Jika ada rumah sakit kami yang mendapatkan sanksi atau penalti tersebut, dapat menyebabkan kerugian yang material terhadap hasil dari kegiatan operasional dan kondisi keuangan kami.

42

3. Beberapa izin lingkungan Entitas Anak telah berakhir dan tidak ada jaminan bahwa pengajuan perpanjangan akan disetujui tepat waktu atau sama sekali; kegagalan Entitas Anak untuk mendapatkan izin atau pelanggaran peraturan lingkungan oleh kontraktor pihak ketiga Perseroan dapat membuat Perseroan terkena sanksi dari pemerintah.

Kegiatan operasional rumah sakit Perseroan melibatkan penggunaan bahan, proses, atau instalasi tertentu yang diatur berdasarkan hukum dan peraturan lingkungan tertentu, dan Perseroan diwajibkan untuk mendapatkan izin lingkungan tertentu dari pihak yang berwenang. Peraturan tersebut termasuk, namun tidak terbatas, pada limbah medis atau menular dan insinerator. Hukum dan peraturan lingkungan juga membebankan tanggung jawab pada Perseroan untuk penghilangan atau remediasi substansi berbahaya atau beracun. Oleh karena itu, Perseroan juga bertanggung jawab terhadap denda dari pemerintah dan ganti rugi untuk kerugian orang lain, sumber daya alam, dan hal lain yang berhubungan. Perseroan menyewa kontraktor pihak ketiga untuk membuang limbah dan substansi lain yang dihasilkan rumah sakit Perseroan, dan dapat dikenakan tanggung jawab atau hukuman dalam situasi dimana kontraktor tersebut gagal untuk membuang limbah atau substansi lain dengan benar. Entitas Anak telah mengajukan izin pembuangan limbah cair dan/atau izin penyimpanan sementara bahan beracun dan berbahaya (B3) untuk RSMK Waru, RSMK Tegal, RSMK Surabaya, dan RSMK Kenjeran, serta izin penyimpanan sementara bahan beracun untuk RSMK Surabaya telah dimasukkan. Pengajuan ini sedang tertunda dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh izin tersebut tepat waktu atau sama sekali, atau setelah diperoleh, izin tersebut tidak dicabut. Kegagalan untuk mendapatkan izin dan penghentian sementara atau pencabutan izin dapat mengekspos Perseroan terhadap sanksi administratif, yang dapat berupa peringatan tertulis sampai penghentian sementara atau pencabutan izin usaha. Tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak tidak dikenakan tanggung jawab untuk kegagalan mematuhi peraturan lingkungan atau mengakibatkan kerusakan lingkungan di masa depan, atau bahwa tanggung jawab lingkungan tidak akan mempengaruhi bisnis Perseroan. Biaya untuk mematuhi hukum dan peraturan lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada dan juga untuk masa depan dapat meningkatkan biaya operasional Perseroan di atas jumlah yang telah diantisipasi, dimana ini akan mengakibatkan efek negatif terhadap bisnis Perseroan, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 4. Perseroan telah mendapatkan izin prinsip sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri, atau

perusahaan PMDN, namun tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dalam satu tahun dari tanggal izin dasar tersebut.

Perseroan, yang merupakan perusahaan PMDN, tunduk pada hukum dan peraturan penanaman modal di Indonesia, termasuk Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 berhubungan dengan Penanaman Modal (“Undang-Undang Penanaman Modal”) dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Penanaman Modal. Perseroan memperoleh izin prinsip sebagai perusahaan PMDN dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) pada 30 Desember 2014 dan diwajibkan untuk mengajukan izin usaha tetap dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal diterbitkannya izin prinsip dimaksud. Perseroan berencana untuk menyampaikan aplikasi izin usaha tetap segera setelah selesainya Penawaran Umum. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dan kegagalan untuk mendapatkan izin usaha tetap tersebut mungkin mengakibatkan Perseroan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya atau tidak dapat memperoleh persetujuan yang diwajibkan oleh BKPM untuk memperluas usahanya dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, prospek usaha. 5. Kegagalan untuk mematuhi persyaratan pengendalian internal dan pelaporan keuangan dapat membahayakan

kegiatan operasional dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala Perseroan. Setelah Penawaran Umum ini berakhir, Perseroan akan tunduk pada persyaratan pelaporan dari BEI, yang merupakan bursa efek dimana Saham yang Ditawarkan tersebut akan tercatat. Peraturan dan regulasi BEI mensyaratkan, antara lain, bahwa Perseroan harus menjaga kontrol dan prosedur terhadap keterbukaan informasi yang efektif dan kontrol internal yang relevan terhadap pelaporan keuangan untuk menyediakan data keuangan secara berkala dan untuk memperbaharui kegiatan usaha yang bersifat material kepada BEI dan investor Perseroan. Terhitung sejak tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan harus memenuhi persyaratan pencatatan yang mewajibkan Perseroan untuk mengeluarkan biaya profesional dan biaya internal tambahan yang substansial untuk memperluas fungsi akuntansi dan keuangan Perseroan dan membutuhkan upaya manajemen yang signifikan. Perseroan juga harus memiliki personil yang cukup dengan tingkat pengetahuan akuntansi, pengalaman, dan pelatihan yang cukup dan sepadan dengan persyaratan pelaporan keuangan Perseroan, dan pemisahan tanggung jawab terhadap fungsi keuangan dan akuntansi Perseroan. Jika Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan pencatatan dari BEI, atau jika Perseroan tidak dapat menjaga kontrol internal yang efektif, hasil kegiatan operasional Perseroan dapat terganggu dan hal ini dapat menghalangi Perseroan dalam memenuhi kewajiban pelaporan Perseroan. Kontrol internal yang tidak efektif juga dapat menyebabkan pemegang saham Perseroan dan investor yang potensial kehilangan kepercayaan terhadap informasi keuangan yang dilaporkan, yang mana

43

3. Beberapa izin lingkungan Entitas Anak telah berakhir dan tidak ada jaminan bahwa pengajuan perpanjangan akan disetujui tepat waktu atau sama sekali; kegagalan Entitas Anak untuk mendapatkan izin atau pelanggaran peraturan lingkungan oleh kontraktor pihak ketiga Perseroan dapat membuat Perseroan terkena sanksi dari pemerintah.

Kegiatan operasional rumah sakit Perseroan melibatkan penggunaan bahan, proses, atau instalasi tertentu yang diatur berdasarkan hukum dan peraturan lingkungan tertentu, dan Perseroan diwajibkan untuk mendapatkan izin lingkungan tertentu dari pihak yang berwenang. Peraturan tersebut termasuk, namun tidak terbatas, pada limbah medis atau menular dan insinerator. Hukum dan peraturan lingkungan juga membebankan tanggung jawab pada Perseroan untuk penghilangan atau remediasi substansi berbahaya atau beracun. Oleh karena itu, Perseroan juga bertanggung jawab terhadap denda dari pemerintah dan ganti rugi untuk kerugian orang lain, sumber daya alam, dan hal lain yang berhubungan. Perseroan menyewa kontraktor pihak ketiga untuk membuang limbah dan substansi lain yang dihasilkan rumah sakit Perseroan, dan dapat dikenakan tanggung jawab atau hukuman dalam situasi dimana kontraktor tersebut gagal untuk membuang limbah atau substansi lain dengan benar. Entitas Anak telah mengajukan izin pembuangan limbah cair dan/atau izin penyimpanan sementara bahan beracun dan berbahaya (B3) untuk RSMK Waru, RSMK Tegal, RSMK Surabaya, dan RSMK Kenjeran, serta izin penyimpanan sementara bahan beracun untuk RSMK Surabaya telah dimasukkan. Pengajuan ini sedang tertunda dan tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak dapat memperoleh izin tersebut tepat waktu atau sama sekali, atau setelah diperoleh, izin tersebut tidak dicabut. Kegagalan untuk mendapatkan izin dan penghentian sementara atau pencabutan izin dapat mengekspos Perseroan terhadap sanksi administratif, yang dapat berupa peringatan tertulis sampai penghentian sementara atau pencabutan izin usaha. Tidak ada jaminan bahwa Entitas Anak tidak dikenakan tanggung jawab untuk kegagalan mematuhi peraturan lingkungan atau mengakibatkan kerusakan lingkungan di masa depan, atau bahwa tanggung jawab lingkungan tidak akan mempengaruhi bisnis Perseroan. Biaya untuk mematuhi hukum dan peraturan lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada dan juga untuk masa depan dapat meningkatkan biaya operasional Perseroan di atas jumlah yang telah diantisipasi, dimana ini akan mengakibatkan efek negatif terhadap bisnis Perseroan, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 4. Perseroan telah mendapatkan izin prinsip sebagai perusahaan penanaman modal dalam negeri, atau

perusahaan PMDN, namun tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dalam satu tahun dari tanggal izin dasar tersebut.

Perseroan, yang merupakan perusahaan PMDN, tunduk pada hukum dan peraturan penanaman modal di Indonesia, termasuk Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 berhubungan dengan Penanaman Modal (“Undang-Undang Penanaman Modal”) dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Penanaman Modal. Perseroan memperoleh izin prinsip sebagai perusahaan PMDN dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) pada 30 Desember 2014 dan diwajibkan untuk mengajukan izin usaha tetap dalam jangka waktu 1 tahun setelah tanggal diterbitkannya izin prinsip dimaksud. Perseroan berencana untuk menyampaikan aplikasi izin usaha tetap segera setelah selesainya Penawaran Umum. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan diberikan izin usaha tetap dan kegagalan untuk mendapatkan izin usaha tetap tersebut mungkin mengakibatkan Perseroan tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya atau tidak dapat memperoleh persetujuan yang diwajibkan oleh BKPM untuk memperluas usahanya dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, prospek usaha. 5. Kegagalan untuk mematuhi persyaratan pengendalian internal dan pelaporan keuangan dapat membahayakan

kegiatan operasional dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala Perseroan. Setelah Penawaran Umum ini berakhir, Perseroan akan tunduk pada persyaratan pelaporan dari BEI, yang merupakan bursa efek dimana Saham yang Ditawarkan tersebut akan tercatat. Peraturan dan regulasi BEI mensyaratkan, antara lain, bahwa Perseroan harus menjaga kontrol dan prosedur terhadap keterbukaan informasi yang efektif dan kontrol internal yang relevan terhadap pelaporan keuangan untuk menyediakan data keuangan secara berkala dan untuk memperbaharui kegiatan usaha yang bersifat material kepada BEI dan investor Perseroan. Terhitung sejak tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan harus memenuhi persyaratan pencatatan yang mewajibkan Perseroan untuk mengeluarkan biaya profesional dan biaya internal tambahan yang substansial untuk memperluas fungsi akuntansi dan keuangan Perseroan dan membutuhkan upaya manajemen yang signifikan. Perseroan juga harus memiliki personil yang cukup dengan tingkat pengetahuan akuntansi, pengalaman, dan pelatihan yang cukup dan sepadan dengan persyaratan pelaporan keuangan Perseroan, dan pemisahan tanggung jawab terhadap fungsi keuangan dan akuntansi Perseroan. Jika Perseroan tidak dapat memenuhi persyaratan pencatatan dari BEI, atau jika Perseroan tidak dapat menjaga kontrol internal yang efektif, hasil kegiatan operasional Perseroan dapat terganggu dan hal ini dapat menghalangi Perseroan dalam memenuhi kewajiban pelaporan Perseroan. Kontrol internal yang tidak efektif juga dapat menyebabkan pemegang saham Perseroan dan investor yang potensial kehilangan kepercayaan terhadap informasi keuangan yang dilaporkan, yang mana

akan berdampak negatif terhadap harga perdagangan Saham Perseroan. Selain itu, para investor yang mengandalkan informasi yang salah ini dapat membuat keputusan investasi yang tidak dikehendaki dan Perseroan dapat dikenakan sanksi atau investigasi dari BEI, OJK, atau pihak berwenang lainnya. 6. Perseroan sangat bergantung pada dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya. Kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan membutuhkan banyak tenaga kerja, dan kinerja maupun pelaksanaan dari strategi pertumbuhan Perseroan sangat bergantung pada kemampuan untuk menarik dan mempertahankan dokter dan tenaga ahli medis di bidang dan lokasi dimana Perseroan menyediakan layanan kesehatan. Perseroan berkompetisi dengan penyedia layanan kesehatan lainnya untuk merekrut dan mempertahankan tenaga medis baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Permintaan dokter sangat kompetitif dan ketersediaan dokter spesialis terbatas karena periode pelatihannya yang dapat mencapai 15 tahun bahkan lebih untuk spesialisasi tertentu. Perseroan meyakini bahwa faktor utama yang menentukan seorang dokter untuk memilih tempat bekerja diantaranya adalah reputasi dan manajemen dari rumah sakit, volume pasien, kualitas dari fasilitas yang disediakan, spesialisasi yang ditawarkan, kompensasi dan skema bagi hasil (sesuai dengan kebijakan rumah sakit dan regulasi setempat) dan hubungan dengan masyarakat. Perseroan mungkin tidak dapat dengan tepat membandingkan faktor-faktor diatas dengan penyedia layanan kesehatan lainnnya. Kinerja Perseroan juga bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan tenaga ahli medis lainnya termasuk perawat, fisioterapis, radiografer, analis laboratorium, dan apoteker untuk mendukung praktik spesialisasi dan pengobatan yang disediakan. Secara khusus, kelangkaan tersedianya perawat mungkin juga membuat Perseroan kesulitan untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja perawat. Perseroan telah mengalami dan memperkirakan adanya tekanan upah dan imbal hasil kerja yang signifikan yang ditimbulkan oleh kelangkaan tersedianya perawat secara di Indonesia saat ini. Dokter dan perawat dan tenaga ahli medis lain yang berkualitas di suatu negara, mungkin saja tidak diakui dan tidak dapat dengan mudah berpindah ke negara lain karena kebijakan imigrasi atau alasan lainnya. Hukum di Indonesia saat ini tidak memperbolehkan rumah sakit untuk mempekerjakan dokter asing maupun staf medis yang tidak memiliki izin praktek (Surat Izin Praktik) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, hal ini membuat rumah sakit kesulitan untuk mempekerjakan tenaga ahli medis asing dan membatasi jumlah tenaga ahli medis yang dapat direkrut. Kelangkaan dan kompetisi untuk mendapatkan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya yang berkualitas dapat mempengaruhi posisi tawar menawar secara negatif, yang kemudian dapat meningkatkan gaji, upah, tunjangan, dan kesepakatan yang ditawarkan, yang selanjutnya dapat meningkatkan biaya bagi Perseroan. Selain itu, pertumbuhan Perseroan sebagian bergantung pada kemampuan untuk memperluas layanan dan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter dan tenaga ahli medis di rumah sakit. Jika Perseroan tidak dapat merekrut atau mempertahankan dokter maupun tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang cukup pada setiap rumah sakit yang ada, maka layanan yang dapat ditawarkan Perseroan pun menjadi terbatas sehingga dapat mempengaruhi hasil operasional Perseroan. Disamping itu, kecepatan dalam mengatur operasional pada rumah sakit baru ataupun perluasan kapasitas rumah sakit yang telah ada, sangat tergantung pada kemampuan Perseroan dalam merekrut dokter dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai. Sebagai akibat dari hal tersebut diatas, kehilangan beberapa tenaga medis atau ketidakmampuan untuk merekrut atau mempertahankan dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai, dapat berdampak material terhadap kegiatan usaha, posisi keuangan dan hasil operasional Perseroan. 7. Pembangunan rumah sakit baru dan ekspansi pada rumah sakit yang telah ada mungkin mengalami

keterlambatan dalam pencapaian kapasitas operasional maksimal dan ketidakberhasilan dalam melakukan integrasi dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut.

Proyek rumah sakit baru memiliki jangka waktu pengembangan yang relatif lama, pengeluaran modal yang besar, dan risiko yang signifikan, termasuk keterbatasan bahan atau tenaga kerja, masalah teknik yang tidak terprediksi, permasalahan geologi maupun lingkungan, pemberhentian kerja, litigasi, gangguan cuaca, banjir dan kenaikan biaya tak terduga, yang salah satunya di antaranya dapat mengakibatkan keterlambatan dan memunculkan tambahan biaya. Pengembangan rumah sakit baru dan proyek ekspansi Perseroan mungkin tidak berhasil dalam mengintegrasikannya dengan kegiatan operasional yang sudah ada atau dalam terbangunnya sinergi dan manfaat lain yang diharapkan dari ekspansi tersebut. Pembangunan rumah sakit terbaru Perseroan, RSMK Kenjeran, telah dibuka di Surabaya pada Juni 2014 dan, Perseroan berencana pembukaan RSMK Kalideres dapat rampung pada semester pertama 2015 yang masih

44

menunggu diterimanya beberapa izin yang diperlukan. Lebih lanjut, Perseroan berencana membuka 1 rumah sakit pada tahun 2016, 2 rumah sakit masing-masing pada 2017 dan 2018, serta 1 rumah sakit pada tahun 2019. Pencapaian kapasitas penuh pada rumah sakit tersebut atau proyek rumah sakit baru lainnya dan pencapaian target tingkat okupansi pasien rawat inap dapat membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Pengembangan dan pengoperasian rumah sakit baru dapat dipengaruhi beberapa risiko, termasuk:

kesulitan dalam pengaturan operasional rumah sakit baru, termasuk risiko yang berkaitan dengan perencanaan, konstruksi, kepastian perolehan perizinan, izin dan lisensi, sumber daya manusia dan pendaftaran pasien;

kesulitan dalam mengoperasikan organisasi yang secara signifikan lebih besar dan kompleks dan juga menjaga pertumbuhan Perseroan;

pengalihan perhatian manajemen dari rumah sakit yang telah ada, dan gangguan pada, atau kehilangan momentum dalam kegiatan operasional rumah sakit;

Kesulitan yang muncul dari koordinasi dan konsolidasi fungsi korporasi dan administrasi, termasuk integrasi pengendalian internal dan prosedur seperti pelaporan keuangan yang tepat waktu; dan

Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan dokter, perawat dan tenaga ahli medis lainnya. Selanjutnya, terdapat beberapa resiko dan ketidakpastian terkait rencana Perseroan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang telah ada yang tercantum dalam Prospektus. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat meningkatkan kapasitas dari rumah sakit yang ada sampai dengan tanggal yang ditetapkan ataupun sama sekali. Beberapa atau seluruh kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang telah diperkirakan ketika membuat rencana-recana tersebut mungkin dapat terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau resiko-resiko, kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mungkin timbul yang tidak sesuai dengan sebagaimana diantisipasi. Kapasitas dari rumah sakit Entitas Anak yang sebenarnya mungkin berbeda secara material dari rencana terkait kapasitas sebagaimana yang telah disebutkan dalam Prospektus ini. Tidak ada jaminan bahwa kejadian-kejadian yang dimasa akan datang akan terjadi, dan rencana kapasitas tersebut dapat diperoleh, atau asumsi-asumsi dari Perseroan adalah benar. Ekspansi-ekspansi dari rumah sakit yang ada memiliki resiko-resiko yang terkait dengan renovasi atau pembangunan kembali rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan fasilitas-fasilitas, dan pembangunan atau mengubah konfigurasi tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit, termasuk resiko mengganggu kegiatan usaha rumah sakit. Kesulitan dalam mendapatkan izin-izin yang dipersyaratkan, perizinan, alokasi-alokasi atau persetujuan-persetujuan dari institusi pemerintahan yang terkait yang dapat meningkatkan biaya atau menunda ekspansi dari rumah sakit-rumah sakit yang ada. Peningkatan pelayanan (capacity ramp-up) juga tergantung atas kemampuan Entitas Anak untuk mempekerjakan dokter-dokter, perawat, atau tenaga kerja kesehatan lainnya yang sesuai untuk memberikan pelayanan. Rencana ekspansi dari Entitas Anak mungkin dapat menimbulkan isu-isu hukum, peraturan, perizinan, tenaga kerja atau isu-isu lainnya yang tidak dapat diduga, yang dapat menimbulkan dampak hilangnya keuntungan atau pertumbuhan. Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan tingkat kegiatan usaha yang diharapkan didapatkan dari pembangunan fasilitas-fasilitas baru atau fasilitas-fasilitas baru yang dibangun di rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan laba atas investasi (returns on investment) untuk proyek-proyek ini. Sebagai hasil dari faktor-faktor yang disebutkan dalam resiko usaha ini, tidak ada jaminan bahwa proyek-proyek yang direncanakan tersebut akan dapat diselesaikan atau dilaksanakan.

8. Implementasi JKN dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. Pada 1 Januari 2014, program JKN menjadi efektif di seluruh Indonesia, dan mewajibkan, antara lain, semua penduduk termasuk orang asing yang bekerja lebih dari 6 bulan di Indonesia untuk mendaftarkan diri dalam program JKN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa semua rumah sakit swasta di Indonesia harus melayani pasien yang dijamin JKN sampai dengan 2019. Meskipun pada saat ini rumah sakit swasta tidak diwajibkan menjadi penyedia layanan kesehatan untuk program JKN, banyak rumah sakit swasta di Indonesia telah berpartisipasi dan Perseroan mungkin akan ikut berpartisipasi sebelum program JKN diwajibkan. Meskipun Perseroan tidak dapat memprediksi hasil partisipasi dalam JKN atas kegiatan usaha Perseroan, terdapat kemungkinan bahwa pendapatan per kunjungan rawat jalan dan pendaftaran rawat inap menjadi lebih rendah untuk pasien yang dijamin oleh JKN, disebabkan oleh batasan dalam biaya. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada pendapatan dan marjin Perseroan. Selain itu, implementasi JKN dapat berpengaruh pada kegiatan usaha Perseroan dengan cara lain. Sebagai contoh, Perseroan percaya bahwa penurunan pada hari rawat inap pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dari periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 sebagian disebabkan oleh

45

menunggu diterimanya beberapa izin yang diperlukan. Lebih lanjut, Perseroan berencana membuka 1 rumah sakit pada tahun 2016, 2 rumah sakit masing-masing pada 2017 dan 2018, serta 1 rumah sakit pada tahun 2019. Pencapaian kapasitas penuh pada rumah sakit tersebut atau proyek rumah sakit baru lainnya dan pencapaian target tingkat okupansi pasien rawat inap dapat membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Pengembangan dan pengoperasian rumah sakit baru dapat dipengaruhi beberapa risiko, termasuk:

kesulitan dalam pengaturan operasional rumah sakit baru, termasuk risiko yang berkaitan dengan perencanaan, konstruksi, kepastian perolehan perizinan, izin dan lisensi, sumber daya manusia dan pendaftaran pasien;

kesulitan dalam mengoperasikan organisasi yang secara signifikan lebih besar dan kompleks dan juga menjaga pertumbuhan Perseroan;

pengalihan perhatian manajemen dari rumah sakit yang telah ada, dan gangguan pada, atau kehilangan momentum dalam kegiatan operasional rumah sakit;

Kesulitan yang muncul dari koordinasi dan konsolidasi fungsi korporasi dan administrasi, termasuk integrasi pengendalian internal dan prosedur seperti pelaporan keuangan yang tepat waktu; dan

Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan dokter, perawat dan tenaga ahli medis lainnya. Selanjutnya, terdapat beberapa resiko dan ketidakpastian terkait rencana Perseroan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang telah ada yang tercantum dalam Prospektus. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat meningkatkan kapasitas dari rumah sakit yang ada sampai dengan tanggal yang ditetapkan ataupun sama sekali. Beberapa atau seluruh kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang telah diperkirakan ketika membuat rencana-recana tersebut mungkin dapat terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau resiko-resiko, kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mungkin timbul yang tidak sesuai dengan sebagaimana diantisipasi. Kapasitas dari rumah sakit Entitas Anak yang sebenarnya mungkin berbeda secara material dari rencana terkait kapasitas sebagaimana yang telah disebutkan dalam Prospektus ini. Tidak ada jaminan bahwa kejadian-kejadian yang dimasa akan datang akan terjadi, dan rencana kapasitas tersebut dapat diperoleh, atau asumsi-asumsi dari Perseroan adalah benar. Ekspansi-ekspansi dari rumah sakit yang ada memiliki resiko-resiko yang terkait dengan renovasi atau pembangunan kembali rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan fasilitas-fasilitas, dan pembangunan atau mengubah konfigurasi tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit, termasuk resiko mengganggu kegiatan usaha rumah sakit. Kesulitan dalam mendapatkan izin-izin yang dipersyaratkan, perizinan, alokasi-alokasi atau persetujuan-persetujuan dari institusi pemerintahan yang terkait yang dapat meningkatkan biaya atau menunda ekspansi dari rumah sakit-rumah sakit yang ada. Peningkatan pelayanan (capacity ramp-up) juga tergantung atas kemampuan Entitas Anak untuk mempekerjakan dokter-dokter, perawat, atau tenaga kerja kesehatan lainnya yang sesuai untuk memberikan pelayanan. Rencana ekspansi dari Entitas Anak mungkin dapat menimbulkan isu-isu hukum, peraturan, perizinan, tenaga kerja atau isu-isu lainnya yang tidak dapat diduga, yang dapat menimbulkan dampak hilangnya keuntungan atau pertumbuhan. Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan tingkat kegiatan usaha yang diharapkan didapatkan dari pembangunan fasilitas-fasilitas baru atau fasilitas-fasilitas baru yang dibangun di rumah sakit-rumah sakit yang ada, dan Entitas Anak mungkin tidak mendapatkan laba atas investasi (returns on investment) untuk proyek-proyek ini. Sebagai hasil dari faktor-faktor yang disebutkan dalam resiko usaha ini, tidak ada jaminan bahwa proyek-proyek yang direncanakan tersebut akan dapat diselesaikan atau dilaksanakan.

8. Implementasi JKN dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. Pada 1 Januari 2014, program JKN menjadi efektif di seluruh Indonesia, dan mewajibkan, antara lain, semua penduduk termasuk orang asing yang bekerja lebih dari 6 bulan di Indonesia untuk mendaftarkan diri dalam program JKN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa semua rumah sakit swasta di Indonesia harus melayani pasien yang dijamin JKN sampai dengan 2019. Meskipun pada saat ini rumah sakit swasta tidak diwajibkan menjadi penyedia layanan kesehatan untuk program JKN, banyak rumah sakit swasta di Indonesia telah berpartisipasi dan Perseroan mungkin akan ikut berpartisipasi sebelum program JKN diwajibkan. Meskipun Perseroan tidak dapat memprediksi hasil partisipasi dalam JKN atas kegiatan usaha Perseroan, terdapat kemungkinan bahwa pendapatan per kunjungan rawat jalan dan pendaftaran rawat inap menjadi lebih rendah untuk pasien yang dijamin oleh JKN, disebabkan oleh batasan dalam biaya. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada pendapatan dan marjin Perseroan. Selain itu, implementasi JKN dapat berpengaruh pada kegiatan usaha Perseroan dengan cara lain. Sebagai contoh, Perseroan percaya bahwa penurunan pada hari rawat inap pada periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dari periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014 sebagian disebabkan oleh

penyelenggaraan JKN, yang menyebabkan beberapa pasien untuk memilih menggunakan beberapa jasa kesehatan pemerintah daripada memakai jasa kesehatan rumah sakit Perseroan di daerah Bekasi dan RSMK Surabaya, dan terdapat kemungkinan bahwa lebih banyak pasien akan melakukan hal yang serupa di masa mendatang, yang juga dapat mempengaruhi volume pasien. Karena penerapan program JKN masih dalam tahap awal, terdapat ketidakpastian yang signifikan akan efek dari penerapan program JKN dan perubahan dari pemerintah di masa mendatang. Perubahan pada program JKN atau penerapan dapat berdampak negatif dan material pada hasil kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 9. Perseroan mengalami persaingan dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lain. Industri pelayanan kesehatan sangat kompetitif. Umumnya, rumah sakit lain di wilayah yang Perseroan layani menyediakan layanan yang sama dengan yang ditawarkan oleh rumah sakit Entitas Anak. Entitas Anak umumnya bersaing dengan rumah sakit milik Pemerintah dan rumah sakit swasta lain. Lebih jauh, rumah sakit Entitas Anak menghadapi persaingan dari rumah sakit di luar Indonesia, termasuk rumah sakit di Singapura dan Malaysia yang mungkin memberikan layanan yang lebih kompleks. Seiring semakin menariknya Indonesia sebagi tempat pembangunan rumah sakit di area regional maupun global, Perseroan dapat menghadapi penambahan kompetisi dari rumah sakit asing. Pada saat ini, sesuai ketentuan Daftar Negatif Investasi, kepemilikan asing terhadap rumah sakit dengan spesialisasi dan sub-spesialisasi dibatasi sampai dengan sebesar 67%, dimana hal tersebut membatasi persaingan dengan rumah sakit yang dimiliki oleh pihak asing. Tidak ada jaminan bahwa perubahan hukum dan peraturan perundang-undangan tidak akan membuat rumah sakit asing menjadi lebih mudah untuk masuk ke Indonesia dan menawarkan pelayanan yang lebih beragam, yang dapat meningkatkan kompetisi di antara rumah sakit di Indonesia. Beberapa dari para pesaing ini mungkin sudah lebih mapan dan memiliki sumber daya finansial, personil dan sumber daya lain yang lebih besar dibanding rumah sakit Entitas Anak dan mungkin mencari peluang untuk mendirikan fasilitasnya di Indonesia. Selain itu, bahkan dalam situasi dimana salah satu rumah sakit Entitas Anak menjadi penyedia layanan kesehatan dominan atau satu-satunya di suatu kota atau wilayah, pasien atau dokter mereka mungkin mendukung rumah sakit lain atau fasilitas kesehatan lain di kota-kota atau wilayah di sekitarnya. Beberapa pesaing Entitas Anak juga memiliki rencana untuk memperluas jaringan rumah sakit mereka, yang dapat menimbulkan tekanan harga dan perekrutan lebih lanjut pada Entitas Anak. Jika Entitas Anak terpaksa menurunkan harga layanan atau tidak mampu untuk menarik pasien dan para dokter, perawat, serta tenaga ahli kesehatan lain ke rumah sakit Entitas Anak, maka pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan. Selain itu, sumber pendapatan terbesar Perseroan adalah penjualan obat-obatan. Pasien yang dirawat di rumah sakit-rumah sakit Entitas Anak diperlukan untuk menggunakan obat-obatan dari rumah sakit selama masa perawatan. Namun, pasien rawat jalan diperbolehkan memilih tempat penebusan resep, dan jika Entitas Anak tidak mampu bersaing dengan rumah sakit atau apotek lain dalam penjualan obat-obatan pada pasien rawat jalan, hasil kegiatan usaha dapat terpengaruh secara negatif dan material. 10. Perseroan bergantung pada kualitas kepemilikan lahan properti milik Entitas Anak dan kemampuan untuk

memperbarui atau memperpanjang kepemilikan tersebut. Perseroan melalui Entitas Anak mempunyai lahan dengan alas hak Hak Guna Bangunan (HGB) yang telah terdaftar atas nama Entitas Anak, kecuali RS Mitra Kemayoran, yang beroperasi dengan kesepakatan khusus. Pemegang HGB suatu tanah memiliki hak membangun dan memiliki bangunan di atas lahan tersebut. Aplikasi untuk perpanjangan atau pembaharuan untuk HGB harus dibuat paling lambat dua tahun sebelum habisnya masa berlaku. Tidak dimasukkannnya aplikasi untuk perpanjangan HGB dalam waktu yang telah ditentukan mungkin dapat memberikan resiko kepada Entitas Anak untuk tidak mendapatkan perpanjangan atau pembaharuan HGB dari Entitas Anak. Biaya perpanjangan HGB ditentukan berdasarkan rumus yang ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional biasanya memberikan perpanjangan atau pembaruan HGB kepada pemilik HGB pada saat tersebut, jika tidak ada perubahan pada kebijakan zona, peninggalan tanah, perusakan tanah, pelanggaran serius atas peraturan HGB pada saat tersebut, dan penarikan HGB untuk pertimbangan keperluan publik. Walaupun dalam peraturan perundangan yang berlaku saat ini tidak diatur sampai dengan berapa kali HGB dapat diperpanjang, tidak ada jaminan Entitas Anak akan dapat terus melakukan perpanjangan atau pembaharuan atas HGB yang dimilikinya, dimana kegagalan untuk mendapatkan perpanjangan atau pembaharuan HGB atas lahan yang dimiliki Entitas Anak dapat berdampak negatif atas kegiatan dan hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan.

46

11. PT Karyasukses Mandiri mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dalam kesepakatan khusus, yang mungkin tidak diperpanjang kontraknya.

Entitas anak Perseroan yaitu PT Karyasukses Mandiri mengelola RS Mitra Kemayoran berdasarkan perjanjian Build, Operate and Transfer (BOT), antara PT Karyasukses Mandiri dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (Yapporti), yang memberikan hak pada Entitas Anak untuk membangun dan mengoperasikan rumah sakit RS Mitra Kemayoran untuk jangka waktu tertentu. Perjanjian ini akan berakhir Juli 2018 dan bisa diperpanjang sesuai syarat dan ketentuan yang disepakati para pihak. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dalam kondisi yang diterima sepenuhnya. Jika PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dari RS Mitra Kemayoran, properti dan bangunan akan menjadi hak pemilik tanah, dan PT Karyasukes Mandiri tidak lagi dapat mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang dapat berdampak negatif pada hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Dalam hal kontrak tersebut habis dan pemilik tanah memilih untuk menjual properti tersebut, PT Karyasukes Mandiri memiliki hak pertama kali untuk membeli properti tersebut. Tidak ada jaminan bahwa jika kontrak tersebut berakhir dan tidak diperpanjang, pemilik tanah tidak akan menjual tanah tersebut atau bahwa jika pemilik tanah memilih untuk menjual, PT Karyasukes Mandiri berada dalam posisi untuk membeli tanah dan bangunan tersebut pada segala kondisi yang diterima. Apabila PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang perjanjian BOT, kegiatan operasional RS Mitra Kemayoran dapat terpengaruh dan/atau Entitas Anak tidak dapat mengoperasikan atas properti tersebut. 12. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain terkait peralatan medis Perseroan serta ketergantungan

Perseroan dengan jumlah pemasok peralatan medis yang terbatas dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara material.

Entitas Anak menggunakan peralatan medis yang canggih dan mahal di rumah sakit Perseroan untuk menyediakan layanan. Peralatan medis sering kali perlu ditingkatkan karena inovasi dengan cepat dapat membuat peralatan yang sudah ada menjadi usang atau tidak dapat menyediakan layanan yang diperlukan atau diminta oleh pasien. Penggantian, peningkatan, atau perawatan peralatan mungkin memerlukan biaya yang signifikan. Dokter dan ahli medis lainnya juga perlu dilatih untuk menggunakan peralatan baru. Jika Perseroan tidak dapat mengikuti kemajuan teknologi, dokter dan pasien Perseroan mungkin beralih ke rumah sakit lain dengan peralatan yang lebih canggih dan keunggulan kompetitif Perseroan akan berkurang yang memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Untuk sebagian besar peralatan medis, Perseroan memilih untuk menggunakan satu pemasok untuk masing-masing tipe peralatan medis. Perseroan secara khusus membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan produsen peralatan diagnostik dan medis global dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan pembukaan dari semua rumah sakit yang sedang dibangun maupun rumah sakit yang telah beroperasi. Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki kontrak jangka panjang dengan para pemasok tersebut. Akibatnya, jika hubungan Perseroan dengan pemasok terkena dampak yang material ataupun jika pemasok tersebut meningkatkan biaya yang signifikan, atau menyebabkan tidak dapat diberikannya layanan atau pasokan atas peralatan tersebut. Perseroan mungkin haru membeli dari pemasok lain dengan harga yang lebih tinggi. Jika pemasok tersebut tidak lagi menggunakan atau menyediakan teknologi terbaru, Perseroan mungkin perlu mencari pemasok lainnya. Hal tersebut di atas dapat menyebabkan peningkatan biaya yang signifikan dan dalam kasus pembelian dari pemasok baru, serta masa transisi ke peralatan baru tersebut dan mungkin mengharuskan Perseroan untuk mengadakan pelatihan atas penggunaan peralatan baru tersebut. Selain itu, jika peralatan Perseroan tidak dirawat dengan baik atau jika peralatan Perseroan mengalami kerusakan maka pelayanan yang Perseroan berikan dapat terganggu dimana dapat berdampak negatif dan material terhadap hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 13. Reputasi Entitas Anak bergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh ahli

medis di rumah sakit Entitas Anak, tidak semua dari mereka dipekerjakan langsung oleh Entitas Anak. Di Indonesia, dokter spesialis biasanya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit. Sebaliknya, Entitas Anak menandatangani perjanjian kerjasama dengan sejumlah dokter spesialis yang diizinkan untuk berpraktik di tiga rumah sakit yang berbeda. Selain itu, mayoritas dokter penuh-waktu yang dipekerjakan di rumah sakit baru Perseroan adalah lulusan baru, yang dapat membuat Perseroan menghadapi risiko yang terkait pelatihan dokter-dokter tersebut dan kemapuan mereka untuk membangun reputasi baik serta mencari dan mempertahankan pasien. Akibatnya, merek dan reputasi Entitas Anak bisa menjadi negatif karena kinerja yang buruk atau insiden malpraktek oleh dokter yang bekerja di fasilitas rumah sakit yang tidak dikendalikan secara penuh oleh Perseroan. Selain itu, kemampuan Perseroan terbatas untuk menegakkan praktik dan standar yang seragam antara dokter non-karyawan yang mungkin dapat membatasi kemampuan Perseroan untuk membangun reputasi untuk standar yang konsisten dari pelayanan medis yang berkualitas

47

11. PT Karyasukses Mandiri mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dalam kesepakatan khusus, yang mungkin tidak diperpanjang kontraknya.

Entitas anak Perseroan yaitu PT Karyasukses Mandiri mengelola RS Mitra Kemayoran berdasarkan perjanjian Build, Operate and Transfer (BOT), antara PT Karyasukses Mandiri dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (Yapporti), yang memberikan hak pada Entitas Anak untuk membangun dan mengoperasikan rumah sakit RS Mitra Kemayoran untuk jangka waktu tertentu. Perjanjian ini akan berakhir Juli 2018 dan bisa diperpanjang sesuai syarat dan ketentuan yang disepakati para pihak. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dalam kondisi yang diterima sepenuhnya. Jika PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang kontrak dengan pemilik tanah dari RS Mitra Kemayoran, properti dan bangunan akan menjadi hak pemilik tanah, dan PT Karyasukes Mandiri tidak lagi dapat mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang dapat berdampak negatif pada hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Dalam hal kontrak tersebut habis dan pemilik tanah memilih untuk menjual properti tersebut, PT Karyasukes Mandiri memiliki hak pertama kali untuk membeli properti tersebut. Tidak ada jaminan bahwa jika kontrak tersebut berakhir dan tidak diperpanjang, pemilik tanah tidak akan menjual tanah tersebut atau bahwa jika pemilik tanah memilih untuk menjual, PT Karyasukes Mandiri berada dalam posisi untuk membeli tanah dan bangunan tersebut pada segala kondisi yang diterima. Apabila PT Karyasukes Mandiri tidak dapat memperpanjang perjanjian BOT, kegiatan operasional RS Mitra Kemayoran dapat terpengaruh dan/atau Entitas Anak tidak dapat mengoperasikan atas properti tersebut. 12. Kemajuan teknologi yang pesat dan tantangan lain terkait peralatan medis Perseroan serta ketergantungan

Perseroan dengan jumlah pemasok peralatan medis yang terbatas dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan secara material.

Entitas Anak menggunakan peralatan medis yang canggih dan mahal di rumah sakit Perseroan untuk menyediakan layanan. Peralatan medis sering kali perlu ditingkatkan karena inovasi dengan cepat dapat membuat peralatan yang sudah ada menjadi usang atau tidak dapat menyediakan layanan yang diperlukan atau diminta oleh pasien. Penggantian, peningkatan, atau perawatan peralatan mungkin memerlukan biaya yang signifikan. Dokter dan ahli medis lainnya juga perlu dilatih untuk menggunakan peralatan baru. Jika Perseroan tidak dapat mengikuti kemajuan teknologi, dokter dan pasien Perseroan mungkin beralih ke rumah sakit lain dengan peralatan yang lebih canggih dan keunggulan kompetitif Perseroan akan berkurang yang memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Untuk sebagian besar peralatan medis, Perseroan memilih untuk menggunakan satu pemasok untuk masing-masing tipe peralatan medis. Perseroan secara khusus membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan produsen peralatan diagnostik dan medis global dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan pembukaan dari semua rumah sakit yang sedang dibangun maupun rumah sakit yang telah beroperasi. Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki kontrak jangka panjang dengan para pemasok tersebut. Akibatnya, jika hubungan Perseroan dengan pemasok terkena dampak yang material ataupun jika pemasok tersebut meningkatkan biaya yang signifikan, atau menyebabkan tidak dapat diberikannya layanan atau pasokan atas peralatan tersebut. Perseroan mungkin haru membeli dari pemasok lain dengan harga yang lebih tinggi. Jika pemasok tersebut tidak lagi menggunakan atau menyediakan teknologi terbaru, Perseroan mungkin perlu mencari pemasok lainnya. Hal tersebut di atas dapat menyebabkan peningkatan biaya yang signifikan dan dalam kasus pembelian dari pemasok baru, serta masa transisi ke peralatan baru tersebut dan mungkin mengharuskan Perseroan untuk mengadakan pelatihan atas penggunaan peralatan baru tersebut. Selain itu, jika peralatan Perseroan tidak dirawat dengan baik atau jika peralatan Perseroan mengalami kerusakan maka pelayanan yang Perseroan berikan dapat terganggu dimana dapat berdampak negatif dan material terhadap hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 13. Reputasi Entitas Anak bergantung pada konsistensi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh ahli

medis di rumah sakit Entitas Anak, tidak semua dari mereka dipekerjakan langsung oleh Entitas Anak. Di Indonesia, dokter spesialis biasanya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit. Sebaliknya, Entitas Anak menandatangani perjanjian kerjasama dengan sejumlah dokter spesialis yang diizinkan untuk berpraktik di tiga rumah sakit yang berbeda. Selain itu, mayoritas dokter penuh-waktu yang dipekerjakan di rumah sakit baru Perseroan adalah lulusan baru, yang dapat membuat Perseroan menghadapi risiko yang terkait pelatihan dokter-dokter tersebut dan kemapuan mereka untuk membangun reputasi baik serta mencari dan mempertahankan pasien. Akibatnya, merek dan reputasi Entitas Anak bisa menjadi negatif karena kinerja yang buruk atau insiden malpraktek oleh dokter yang bekerja di fasilitas rumah sakit yang tidak dikendalikan secara penuh oleh Perseroan. Selain itu, kemampuan Perseroan terbatas untuk menegakkan praktik dan standar yang seragam antara dokter non-karyawan yang mungkin dapat membatasi kemampuan Perseroan untuk membangun reputasi untuk standar yang konsisten dari pelayanan medis yang berkualitas

yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek usaha Perseroan. 14. Perseroan dan Entitas Anak bergantung dalam beberapa hal pada merek dari Perseroan dan Entitas Anak, dan

merek "RS Mitra Keluarga" telah habis masa berlakunya dan proses pepanjangan untuk merek "RS Mitra Keluarga" masih berjalan dan Perseroan pada saat ini dalam proses untuk mendaftarkan merek baru "Mitra Keluarga" berikut dengan logo.

Perseroan percaya bahwa merek “RS Mitra Keluarga” merupakan faktor utama yang mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam bersaing mendapatkan pasien dan tenaga medis ahli. Klaim, tindakan hukum, atau keluhan yang diajukan oleh pasien atau ahli kesehatan di rumah sakit Perseroan mungkin berdampak negatif pada brand image Perseroan. Pendaftaran merek dagang “RS Mitra Keluarga” telah habis masa berlakunya pada 13 Agustus 2014 dan sebelum habis masa berlaku tersebut proses pembaharuan telah dimulai dan masih tetap berjalan. Proses pembaharuan tersebut dapat memakan waktu yang cukup panjang dan tidak ada jaminan bahwa Perseroan melalui salah satu Entitas Anaknya yakni PT Proteindo Karyasehat akan berhasil memperbaharui pendaftaran tersebut, yang akan didapatkan untuk jangka waktu 10 tahun. Jika merek dagang RS Mitra Keluarga terpengaruh atau jika PT Proteindo Karyasehat tidak dapat memperpanjang pendaftaran pada merek dagang tersebut, maka dapat menimbulkan dampak negatif bagi kegiatan usaha, hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. Sebagai tambahan, Perseroan sedang dalam proses pendaftaran merek dan logo “Mitra Keluarga” yang tertera di sampul buku Prospektus ini dan tidak terdapat jaminan bahwa pendaftaran merek tersebut akan disetujui. Apabila permohonan merek tidak dapat disetujui, Perseroan dapat disyaratkan untuk mengubah merek dan logo yang saat ini digunakan, yang mana akan menimbulkan dampak negatif material pada kegiatan pemasaran yang dilaksanakan, yang mana akan memberikan dampak negatif material bagi kegiatan usaha, hasil usaha dan prospek pertumbuhan Perseroan. 15. Rumah sakit Entitas Anak terpusat di daerah Jabodetabek dan Surabaya, yang membuat Entitas Anak peka

terhadap kondisi peraturan, ekonomi, lingkungan dan kondisi dan perubahan persaingan di daerah tersebut. Perseroan memberikan pelayanan terutama di atau sekitar dua kota terbesar di Indonesia, yakni Jabodetabek dan Surabaya dengan tujuh rumah sakit di area Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Kegiatan operasional Entitas Anak di Jakarta dan Surabaya secara historis mencatatkan sebagian besar pendapatan Entitas Anak secara signifikan. Pemusatan ini membuat Entitas Anak secara khusus peka terhadap peraturan hukum, ekonomi, lingkungan dan kondisi persaingan dan perubahan di daerah tersebut. Perubahan besar di prosedur pembayaran terkini atau kondisi regulasi, ekonomi, lingkungan atau persaingan di daerah-daerah tersebut dapat memberikan efek signifikan pada hasil kegiatan usaha, kondisi finansial dan prospek pertumbuhan 16. Entitas Anak kemungkinan menghadapi gugatan malpraktik kedokteran dimana Entitas Anak tidak memiliki

jaminan asuransi. Rumah sakit yang dikelola Entitas Anak menghadapi risiko gugatan medis dan hukum dan/atau peringatan berdasarkan ketentuan-ketentuan di dalam peraturan kesehatan. Keberadaan gugatan tersebut dapat berdampak negatif terhadap reputasi rumah sakit Perseroan dan/atau dokter-dokternya. Apabila gugatan-gugatan tersebut berhasil, Entitas Anak mungkin harus bertanggungjawab terhadap kerugian, denda bahkan berisiko untuk ditutup. Entitas Anak mengharuskan seluruh dokternya untuk memiliki jaminan asuransi atas gugatan malpraktik kedokteran yang dilakukan berkesinambungan. Dokter spesialis penuh-waktu dan paruh-waktu yang menyediakan jasa dan tidak dipekerjakan langsung oleh Perseroan diwajibkan untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Entitas Anak tidak memiliki asuransi malpraktik umum untuk rumah sakit Perseroan atas pegawai kesehatan lain termasuk perawat. Litigasi malpraktik kedokteran pada umumnya diajukan terhadap dokter dari pasiennya, namun penggugat juga biasanya mengikutsertakan rumah sakit sebagai pihak tergugat, tempat dimana pengobatan penggugat dilangsungkan. Mengingat Perseroan juga melakukan perawatan medis yang kompleks di rumah sakit Perseroan, yang tidak dapat memberikan jaminan hasil yang positif, maka Perseroan berhadapan dengan kemungkinan litigasi malpraktik kesehatan. Selanjutnya, sekalipun rumah sakit Perseroan tidak terkait dengan kemungkinan litigasi malpraktik kesehatan tersebut, reputasi rumah sakit Perseroan dapat dirugikan karena keterikatan Perseroan dengan dokter yang terlibat dalam litigasi malpraktik kesehatan. Lebih lanjut, karena kasus litigasi pada umumnya ditujukan kepada dokter-dokter, sementara Entitas Anak tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi litigasi tersebut, sehingga hal tersebut dapat merugikan Entitas Anak.

48

Jika litigasi malpraktik kesehatan tidak dimenangkan oleh Perseroan atau dokter, hal tersebut dapat berdampak negatif tehadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek usaha Perseroan. Tidak terdapat jaminan bahwa prosedur dan dana internal Perseroan yang dipersiapkan untuk menghadapi malpraktik akan cukup untuk memenuhi setiap kewajiban yang timbul akibat litigasi malpraktik kesehatan tersebut. 17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli

Saham Yang Ditawarkan. Setelah Penawaran Umum, PT Griyainsani Cakrasadaya akan memiliki sekitar 32,3% dari jumlah saham beredar dan Lion Investments Partners B.V. akan memiliki sekitar 49,7% dari saham Perseroan yang beredar. PT Griyainsani Cakrasadaya dikendalikan oleh keluarga Khouw. Beneficial owners Lion Investments Partners B.V. terdiri dari beberapa dana portofolio yang secara historis adalah investor keuangan pasif yang bergantung pada manajemen Perseroan dan memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya biasanya dapat melaksanakan kontrol atas Perseroan secara efektif, termasuk kuasa untuk mengangkat direktur dan komisaris serta menentukan hasil dari kegiatan yang membutuhkan persetujuan para pemegang saham. Perseroan telah diberitahu oleh keluarga Khouw bahwa tidak ada persetujuan pemegang saham atau pengambilan suara antara PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa Lion Investments Partners B.V. akan terus menjadi investor pasif pada Perseroan atau bahwa PT Griyainsani Cakrasadaya akan terus melaksanakan kontrol yang efektif atas Perseroan. Jika Lion Investments Partners B.V. terus menjadi investor pasif atau memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, atau jika PT Griyainsani Cakrasadaya memberikan suara yang sama dengan Lion Investments Partners B.V., atau jika Lion Investments Partners B.V. melaksanakan hak suaranya secara independen dari PT Griyainsani Cakrasadaya, PT Griyainsani Cakrasadaya atau Lion Investments Partners B.V., sesuai perkembangan keadaan, dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perseroan. Oleh karena keluarga Khouw dan Lion Investments Partners B.V. tidak memiliki kepentingan usaha di luar Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, mereka mungkin akan melakukan tindakan yang menguntungkan bagi usaha tersebut, yang dapat berdampak negatif dan material atas kegiatan usaha, kondisi keuangan hasil kegiatan usaha dan prospek Perseroan. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., secara terpisah atau bersama telah, dan akan terus memiliki kekuasaan untuk mengendalikan Perseroan, termasuk kekuasaan dalam hal:

Menyetujui setiap penggabungan usaha, konsolidasi, atau pembubaran; Menggunakan pengaruh kekuasaan signifikan terhadap kebijakan dan urusan Perseroan; Menyetujui sebagian besar penunjukkan Direksi dan Komisaris; dan Menentukan hasil dari setiap tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham (selain persetujuan

terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dimana pemegang saham pengendali yang memiliki benturan kepentingan atau terafiliasi dengan Direktur, Komisaris, atau pemegang saham utama (didefinisikan sebagai pemilik hak suara secara langsung/tidak langsung sebesar 20% atau lebih) yang memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk tidak memberi suara berdasarkan Peraturan Bapepam-LK), termasuk waktu dan pembayaran dividen di masa depan.

PT Griyainsani Cakrasadaya, Lion Investments Partners B.V. dan keluarga Khouw mungkin memiliki kegiatan usaha lain dan kepentingan lain di luar kegiatan usaha Perseroan, dan dapat mengambil langkah-langkah, baik terkait atau tidak dengan Perseroan, yang menguntungkan mereka atau perusahaan lain dibandingkan Perseroan, sehingga dapat berdampak material dan merugikan pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek Perseroan. Meskipun Perseroan pada saat ini tidak mengetahui adanya kepemilikan dari pemegang saham Perseroan, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V. atau keluarga Khouw atas rumah sakit yang bersaing di Indonesia, Perseroan tidak memiliki persetujuan non-kompetisi dengan pihak-pihak tersebut atau afiliasi dari Perseroan yang melarang mereka untuk terlibat dalam bisnis rumah sakit. Dari waktu ke waktu, Perseroan telah dan akan terus terlibat dalam transaksi dengan entitas yang dikendalikan oleh keluarga Khouw dan pihak terkait lain dalam kegiatan usaha sehari-hari. Jika PT Griyainsani Cakrasadaya tidak lagi mengontrol Perseroan di masa datang secara efektif, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan tetap dapat mendapatkan keuntungan dari hubungan usaha dengan pihak afiliasi yang bukan merupakan anak perusahaan Perseroan. Contohnya, dalam kegiatan usaha sehari-hari, Entitas Anak menandatangani perjanjian atau transaksi yang arm’s length dengan PT Enseval Medika Prima, PT Enseval Putera Megatrading Tbk, PT Bintang Toedjoe, PT Dankos Farma, PT Renalmed Tiara Utama, dan PT Kalbe Farma Tbk., yang dikendalikan oleh keluarga Khouw, untuk layanan kesehatan dan pembelian obat-obatan, peralatan medis, peralatan diagnostik dan bahan konsumsi. Transaksi tersebut disepakati dengan dasar arm’s length. Pembelian tersebut dilakukan dengan purchase order, meskipun tidak terdapat perjanjian kontrak formal dengan pihak yang bersangkutan.Pada 2011, 2012, dan 2013, dan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, pembelian dari entitas tersebut sebesar masing-masing 9,9%, 10,5%, 10,0, dan 9,1% dari beban pendapatan.

49

Jika litigasi malpraktik kesehatan tidak dimenangkan oleh Perseroan atau dokter, hal tersebut dapat berdampak negatif tehadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek usaha Perseroan. Tidak terdapat jaminan bahwa prosedur dan dana internal Perseroan yang dipersiapkan untuk menghadapi malpraktik akan cukup untuk memenuhi setiap kewajiban yang timbul akibat litigasi malpraktik kesehatan tersebut. 17. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin bertentangan dengan kepentingan pembeli

Saham Yang Ditawarkan. Setelah Penawaran Umum, PT Griyainsani Cakrasadaya akan memiliki sekitar 32,3% dari jumlah saham beredar dan Lion Investments Partners B.V. akan memiliki sekitar 49,7% dari saham Perseroan yang beredar. PT Griyainsani Cakrasadaya dikendalikan oleh keluarga Khouw. Beneficial owners Lion Investments Partners B.V. terdiri dari beberapa dana portofolio yang secara historis adalah investor keuangan pasif yang bergantung pada manajemen Perseroan dan memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya biasanya dapat melaksanakan kontrol atas Perseroan secara efektif, termasuk kuasa untuk mengangkat direktur dan komisaris serta menentukan hasil dari kegiatan yang membutuhkan persetujuan para pemegang saham. Perseroan telah diberitahu oleh keluarga Khouw bahwa tidak ada persetujuan pemegang saham atau pengambilan suara antara PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa Lion Investments Partners B.V. akan terus menjadi investor pasif pada Perseroan atau bahwa PT Griyainsani Cakrasadaya akan terus melaksanakan kontrol yang efektif atas Perseroan. Jika Lion Investments Partners B.V. terus menjadi investor pasif atau memberikan suara yang sama dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, atau jika PT Griyainsani Cakrasadaya memberikan suara yang sama dengan Lion Investments Partners B.V., atau jika Lion Investments Partners B.V. melaksanakan hak suaranya secara independen dari PT Griyainsani Cakrasadaya, PT Griyainsani Cakrasadaya atau Lion Investments Partners B.V., sesuai perkembangan keadaan, dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perseroan. Oleh karena keluarga Khouw dan Lion Investments Partners B.V. tidak memiliki kepentingan usaha di luar Perseroan dan anak perusahaan Perseroan, mereka mungkin akan melakukan tindakan yang menguntungkan bagi usaha tersebut, yang dapat berdampak negatif dan material atas kegiatan usaha, kondisi keuangan hasil kegiatan usaha dan prospek Perseroan. Oleh karena itu, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V., secara terpisah atau bersama telah, dan akan terus memiliki kekuasaan untuk mengendalikan Perseroan, termasuk kekuasaan dalam hal:

Menyetujui setiap penggabungan usaha, konsolidasi, atau pembubaran; Menggunakan pengaruh kekuasaan signifikan terhadap kebijakan dan urusan Perseroan; Menyetujui sebagian besar penunjukkan Direksi dan Komisaris; dan Menentukan hasil dari setiap tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham (selain persetujuan

terhadap transaksi yang mengandung benturan kepentingan dimana pemegang saham pengendali yang memiliki benturan kepentingan atau terafiliasi dengan Direktur, Komisaris, atau pemegang saham utama (didefinisikan sebagai pemilik hak suara secara langsung/tidak langsung sebesar 20% atau lebih) yang memiliki benturan kepentingan diwajibkan untuk tidak memberi suara berdasarkan Peraturan Bapepam-LK), termasuk waktu dan pembayaran dividen di masa depan.

PT Griyainsani Cakrasadaya, Lion Investments Partners B.V. dan keluarga Khouw mungkin memiliki kegiatan usaha lain dan kepentingan lain di luar kegiatan usaha Perseroan, dan dapat mengambil langkah-langkah, baik terkait atau tidak dengan Perseroan, yang menguntungkan mereka atau perusahaan lain dibandingkan Perseroan, sehingga dapat berdampak material dan merugikan pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil operasi, dan prospek Perseroan. Meskipun Perseroan pada saat ini tidak mengetahui adanya kepemilikan dari pemegang saham Perseroan, PT Griyainsani Cakrasadaya dan Lion Investments Partners B.V. atau keluarga Khouw atas rumah sakit yang bersaing di Indonesia, Perseroan tidak memiliki persetujuan non-kompetisi dengan pihak-pihak tersebut atau afiliasi dari Perseroan yang melarang mereka untuk terlibat dalam bisnis rumah sakit. Dari waktu ke waktu, Perseroan telah dan akan terus terlibat dalam transaksi dengan entitas yang dikendalikan oleh keluarga Khouw dan pihak terkait lain dalam kegiatan usaha sehari-hari. Jika PT Griyainsani Cakrasadaya tidak lagi mengontrol Perseroan di masa datang secara efektif, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan tetap dapat mendapatkan keuntungan dari hubungan usaha dengan pihak afiliasi yang bukan merupakan anak perusahaan Perseroan. Contohnya, dalam kegiatan usaha sehari-hari, Entitas Anak menandatangani perjanjian atau transaksi yang arm’s length dengan PT Enseval Medika Prima, PT Enseval Putera Megatrading Tbk, PT Bintang Toedjoe, PT Dankos Farma, PT Renalmed Tiara Utama, dan PT Kalbe Farma Tbk., yang dikendalikan oleh keluarga Khouw, untuk layanan kesehatan dan pembelian obat-obatan, peralatan medis, peralatan diagnostik dan bahan konsumsi. Transaksi tersebut disepakati dengan dasar arm’s length. Pembelian tersebut dilakukan dengan purchase order, meskipun tidak terdapat perjanjian kontrak formal dengan pihak yang bersangkutan.Pada 2011, 2012, dan 2013, dan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, pembelian dari entitas tersebut sebesar masing-masing 9,9%, 10,5%, 10,0, dan 9,1% dari beban pendapatan.

Walaupun setiap transaksi benturan kepentingan (sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Bapepam-LK) yang dilakukan Perseroan dengan pihak terkait setelah Penawaran Umum harus mendapatkan persetujuan pemegang saham independen sesuai Peraturan Bapepam-LK, sebagaimana ditentukan dengan Peraturan No. IX.E.1, ada atau tidaknya benturan kepentingan masih terbuka untuk interpretasi oleh Perseroan dan afiliasi Perseroan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa setiap jumlah yang dibayarkan oleh Poan untuk transaksi-transaksi tersebut akan serupa dengan jumlah yang akan dibayarkan pihak ketiga independen pada transaksi serupa. 18. Kegagalan teknologi dan tantangan lainnya terkait dengan sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak dapat

mempengaruhi secara negatif operasional Perseroan dan Entitas Anak, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan.

Kinerja dari teknologi informasi dan sistem sangatlah penting untuk kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak. Sistem informasi penting untuk sejumlah area kritikal dari kegiatan operasional Perseroan dan Entitas Anak, termasuk:

sistem klinis; diagnosa dan pengobatan pasien; catatan medis dan penyimpanan dokumen; akuntansi, pengendalian keuangan dan pelaporan keuangan; penagihan dan pengumpulan rekening; pengelolaan inventaris; dan negosiasi, harga dan administrasi kontrak perawatan yang dikelola dan kontrak penyediaan.

Sistem informasi Perseroan dan Entitas Anak saat ini sebagian besar dikembangkan secara mandiri dan tidak memiliki seluruh fitur dan fungsi pengendalian yang dapat dimasukkan dalam sistem informasi yang sebanding. Hal ini membuat Perseroan dan Entitas Anak rentan terhadap sejumlah kelemahan dan mungkin terdapat kesalahan dan/atau penyimpangan potensial dalam pengendalian operasional dan finansial. Sementara itu, Perseroan dan Entitas Anak telah mengadopsi prosedur manual pada saat ini untuk mengatasi kekurangan tersebut dan juga berniat untuk memasang sistem informasi yang telah ditingkatkan pada 2019, prosedur manual tersebut mungkin tidak efektif atau cukup, dan kegagalan sistem apapun yang mengakibatkan interupsi dalam pelayanan atau sistem dapat secara negatif mempengaruhi operasi Perseroan dan Entitas Anak atau menunda pengumpulan pendapatan. Setiap pelanggaran keamanan yang mengakibatkan informasi pelanggan menjadi terungkap tanpa persetujuan Perseroan dan Entitas Anak dapat merusak reputasi Perseroan dan Entitas Anak dan/atau membebankan Perseroan dan Entitas Anak tanggung jawab. Selain itu, server Perseroan dan Entitas Anak dapat menjadi rentan terhadap virus komputer, pembobolan dan gangguan serupa dari gangguan yang tidak sah. Saat ini backup disc dan server Perseroan dan Entitas Anak disimpan di pusat data yang sama dan Perseroan dan Entitas Anak belum mendirikan pusat pemulihan bencana atau rencana pemulihan bencana teknologi informasi, yang dapat membuat sistem lebih rentan terhadap gangguan. Terjadinya salah satu peristiwa ini dapat berakibat pada interupsi, penundaan, kehilangan atau kerusakan data, penghentian ketersediaan sistem atau kewajiban berdasarkan hukum privasi dan keamanan, yang semuanya dapat mempengaruhi secara negatif posisi finansial dan hasil operasi dan membahayakan reputasi bisnis Perseroan dan Entitas Anak. 19. Jika Perseroan tidak menerima pembayaran tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang

disponsori pemerintah, klien perusahaan, lembaga jaminan sosial atau pasien individu, maka bisnis dan hasil usaha Perseroan bisa terpengaruh.

Risiko penagihan utama dari piutang Perseroan berhubungan dengan kegagalan para penjamin kesehatan, klien perusahaan, serta asuransi yang disponsori Pemerintah untuk membayar Perseroan pada waktu yang tepat dan secara penuh untuk layanan yang telah berikan. Entitas Anak biasanya memberikan para penjamin kesehatan dan klien perusahaan tenggang waktu pembayaran selama 15 sampai 30 hari, dan dalam kasus-kasus tertentu, 60 hari untuk layanan rawat jalan dan pembayaran untuk asuransi yang disponsori Pemerintah biasanya diterima dalam waktu 15 hari setelah dokumen klaim lengkap diterima. Selain itu, pasien individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan mungkin tidak mampu membayar seluruh tagihan untuk layanan yang diterima. Ada kemungkinan bahwa asuransi kesehatan dan klien perusahaan dapat mengubah rencana pertanggungan dan polis penggantiannya dalam waktu sedemikian rupa sehingga layanan yang Perseroan berikan kepada pasien tidak lagi tercakup. Sesuai peraturan yang berlaku, Entitas Anak diwajibkan untuk mengirimkan ambulans dalam bila ada panggilan darurat, terlepas dari kemampuan si pasien untuk membayar layanan tersebut, dan dapat memindahkan pasien gawat darurat yang tidak mampu membayar hanya setelah kondisinya stabil. Perseroan, seperti rumah sakit swasta lainnya yang menyediakan layanan gawat darurat menghadapi risiko tidak dibayar oleh pasien yang tidak mampu. Walaupun penghapusan piutang

50

usaha terkait ketidakmampuan pembayaran dari pasien tidak memberikan dampak material di masa lalu, tidak ada jaminan bahwa penghapusan piutang usaha tersebut tidak memiliki dampak signifikan di masa datang. Jika Entitas Anak tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, asuransi korporasi maupun pasien individu, hal ini pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, serta hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan berafiliasi dengan PT Kalbe Farma Tbk dan anak perusahaannya, atau Grup Kalbe, sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, dan akan terus menjadi afiliasi dari Grup Kalbe setelah selesainya Penawaran Umum Perdana. Perseroan memperoleh manfaat dari hubungan dengan Grup Kalbe diantara lain karena reputasi Grup Kalbe di Indonesia. Perseroan dan Entitas Anak juga mendapatkan sumber beberapa obat yang digunakan dalam kegiatan usaha Entitas Anak dari Grup Kalbe, termasuk beberapa obat yang baru-baru ini ditarik kembali oleh Grup Kalbe karena, antara lain, terdapat insiden di rumah sakit lain. Insiden tersebut saat ini sedang diselidiki oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Apabila Grup Kalbe mengalami pengaruh buruk karena reputasinya atau karena insiden yang terjadi, hal tersebut juga dapat memiliki efek buruk pada Perseroan dan Entitas Anak, yang secara material dan negatif dapat mempengaruhi hasil kegiataan usaha dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak. 21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi

dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan. Mewabahnya penyakit berinfeksi di Asia (termasuk Indonesia) dan negara lainnya, bersama dengan pembatasan perjalanan atau karantina, dapat berdampak negatif pada ekonomi dan kegiatan usaha di Indonesia dan berdampak negatif pula pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Sebagai contoh, wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003, wabah Avian influenza atau flu burung pada 2004 dan 2005, di Asia, dan wabah flu babi pada 2009 yang berlokasi di Meksiko namun menyebar secara global, berdasarkan catatan termasuk diantaranya Indonesia, Hongkong, Jepang, Malaysia, Singapura dan tempat lain di Asia. Mewabahnya virus influenza A (H1N1) (flu babi), flu burung, SARS, virus ebola atau penyakit menular atau langkah pemerintah dari negara-negara yang terjangkit, termasuk Indonesia, dalam mengatasi wabah tersebut, dapat mengganggu kegiatan usaha Perseroan atau jasa atau kegiatan operasional pemasok, yang dapat berdampak negatif secara material pada kegiatan usaha Perseroan, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek Perseroan. Secara khusus, mewabahnya penyakit menular tersebut atau kontaminasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat mendorong pemerintah untuk memberlakukan peraturan tentang rumah sakit, yang mempengaruhi rutinitas normal Perseroan dan mungkin menyebabkan turunnya jumlah pasien yang bersedia untuk berkunjung ke rumah sakit khususnya sehubungan dengan keadaan tidak kritis. Selanjutnya, mewabahnya penyakit atas kontaminasi dapat, sebagai akibat dari prosedur tambahan yang Perseroan perlu lakukan untuk melindungi pasien dari infeksi silang di antara pasien, berdampak negatif terhadap jumlah pasien yang dapat dirawat oleh Entitas Anak, yang selanjutnya berdampak negatif pada pendapatan rumah sakit Perseroan. Hal tersebut akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif. Perseroan bergantung pada kemampuannya dalam mempertahankan tingkat optimal persediaan obat-obatan, peralatan medis dan barang-barang rumah sakit terkait. Jika Perseroan terlalu banyak menimbun persediaan obat-obatan atau mempertahankan sejumlah besar peralatan medis yang kurang dimanfaatkan, maka Perseroan mungkin perlu menambah modal kerja dan biaya dana untuk pembiayaannya, yang dapat berdampak negatif terhadap hasil usaha atau kondisi keuangan Perseroan. Atau, jika Perseroan tidak dapat menyediakan cukup obat-obatan, peralatan medis canggih dan perlengkapan yang diperlukan, kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan rumah sakitnya mungkin akan terpengaruh dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap hasil kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan. 23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan. Perseroan percaya bahwa pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan dari kegiatan usaha bergantung pada kemampuan Perseroan dalam menarik dan mempertahankan tenaga medis yang berkualitas, memiliki keahlian dan berpengalaman dalam industri pelayanan kesehatan. Perseroan bersaing untuk mendapatkan tenaga medis dengan rumah sakit lainnya dan Perseroan tidak dapat menjamin keberhasilan dalam merekrut atau mempertahankan tenaga medis yang memenuhi standar tersebut. Secara khusus, Perseroan sangat bergantung pada tim manajemen senior dalam kaitannya dengan keahlian dalam industri rumah sakit, dan manajemen senior tersebut sangat sulit untuk digantikan. Lebih lanjut, karena industri rumah sakit memiliki ciri khas yaitu kebutuhan atas permintaan yang tinggi dan persaingan yang sengit untuk mendapatkan tenaga kerja ahli, maka Perseroan mungkin perlu untuk menawarkan kompensasi dan manfaat lainnya yang

51

usaha terkait ketidakmampuan pembayaran dari pasien tidak memberikan dampak material di masa lalu, tidak ada jaminan bahwa penghapusan piutang usaha tersebut tidak memiliki dampak signifikan di masa datang. Jika Entitas Anak tidak menerima pembayaran secara tepat waktu dari asuransi kesehatan swasta, asuransi yang disponsori pemerintah, asuransi korporasi maupun pasien individu, hal ini pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, serta hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 20. Perkembangan negatif sehubungan dengan Grup Kalbe dapat mempengaruhi Perseroan dan Entitas Anak. Perseroan berafiliasi dengan PT Kalbe Farma Tbk dan anak perusahaannya, atau Grup Kalbe, sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, dan akan terus menjadi afiliasi dari Grup Kalbe setelah selesainya Penawaran Umum Perdana. Perseroan memperoleh manfaat dari hubungan dengan Grup Kalbe diantara lain karena reputasi Grup Kalbe di Indonesia. Perseroan dan Entitas Anak juga mendapatkan sumber beberapa obat yang digunakan dalam kegiatan usaha Entitas Anak dari Grup Kalbe, termasuk beberapa obat yang baru-baru ini ditarik kembali oleh Grup Kalbe karena, antara lain, terdapat insiden di rumah sakit lain. Insiden tersebut saat ini sedang diselidiki oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Apabila Grup Kalbe mengalami pengaruh buruk karena reputasinya atau karena insiden yang terjadi, hal tersebut juga dapat memiliki efek buruk pada Perseroan dan Entitas Anak, yang secara material dan negatif dapat mempengaruhi hasil kegiataan usaha dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak. 21. Wabah flu babi, flu burung, SARS, Ebola atau penyakit yang berpotensi mengancam jiwa lain atau kontaminasi

dapat mempengaruhi rumah sakit Perseroan. Mewabahnya penyakit berinfeksi di Asia (termasuk Indonesia) dan negara lainnya, bersama dengan pembatasan perjalanan atau karantina, dapat berdampak negatif pada ekonomi dan kegiatan usaha di Indonesia dan berdampak negatif pula pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan. Sebagai contoh, wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2003, wabah Avian influenza atau flu burung pada 2004 dan 2005, di Asia, dan wabah flu babi pada 2009 yang berlokasi di Meksiko namun menyebar secara global, berdasarkan catatan termasuk diantaranya Indonesia, Hongkong, Jepang, Malaysia, Singapura dan tempat lain di Asia. Mewabahnya virus influenza A (H1N1) (flu babi), flu burung, SARS, virus ebola atau penyakit menular atau langkah pemerintah dari negara-negara yang terjangkit, termasuk Indonesia, dalam mengatasi wabah tersebut, dapat mengganggu kegiatan usaha Perseroan atau jasa atau kegiatan operasional pemasok, yang dapat berdampak negatif secara material pada kegiatan usaha Perseroan, kondisi keuangan, hasil operasional dan prospek Perseroan. Secara khusus, mewabahnya penyakit menular tersebut atau kontaminasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat mendorong pemerintah untuk memberlakukan peraturan tentang rumah sakit, yang mempengaruhi rutinitas normal Perseroan dan mungkin menyebabkan turunnya jumlah pasien yang bersedia untuk berkunjung ke rumah sakit khususnya sehubungan dengan keadaan tidak kritis. Selanjutnya, mewabahnya penyakit atas kontaminasi dapat, sebagai akibat dari prosedur tambahan yang Perseroan perlu lakukan untuk melindungi pasien dari infeksi silang di antara pasien, berdampak negatif terhadap jumlah pasien yang dapat dirawat oleh Entitas Anak, yang selanjutnya berdampak negatif pada pendapatan rumah sakit Perseroan. Hal tersebut akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Entitas Anak. 22. Perseroan bergantung pada kemampuan Perseroan untuk mengelola persediaan secara efektif. Perseroan bergantung pada kemampuannya dalam mempertahankan tingkat optimal persediaan obat-obatan, peralatan medis dan barang-barang rumah sakit terkait. Jika Perseroan terlalu banyak menimbun persediaan obat-obatan atau mempertahankan sejumlah besar peralatan medis yang kurang dimanfaatkan, maka Perseroan mungkin perlu menambah modal kerja dan biaya dana untuk pembiayaannya, yang dapat berdampak negatif terhadap hasil usaha atau kondisi keuangan Perseroan. Atau, jika Perseroan tidak dapat menyediakan cukup obat-obatan, peralatan medis canggih dan perlengkapan yang diperlukan, kemampuan Perseroan untuk menyediakan layanan rumah sakitnya mungkin akan terpengaruh dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap hasil kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan. 23. Perseroan bergantung pada beberapa individu kunci dari tim manajemen senior Perseroan. Perseroan percaya bahwa pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan dari kegiatan usaha bergantung pada kemampuan Perseroan dalam menarik dan mempertahankan tenaga medis yang berkualitas, memiliki keahlian dan berpengalaman dalam industri pelayanan kesehatan. Perseroan bersaing untuk mendapatkan tenaga medis dengan rumah sakit lainnya dan Perseroan tidak dapat menjamin keberhasilan dalam merekrut atau mempertahankan tenaga medis yang memenuhi standar tersebut. Secara khusus, Perseroan sangat bergantung pada tim manajemen senior dalam kaitannya dengan keahlian dalam industri rumah sakit, dan manajemen senior tersebut sangat sulit untuk digantikan. Lebih lanjut, karena industri rumah sakit memiliki ciri khas yaitu kebutuhan atas permintaan yang tinggi dan persaingan yang sengit untuk mendapatkan tenaga kerja ahli, maka Perseroan mungkin perlu untuk menawarkan kompensasi dan manfaat lainnya yang

mungkin jauh lebih besar dari yang ditawarkan saat ini untuk dapat menarik dan mempertahankan eksekutif kunci di masa datang. Kepergian dari setiap anggota tim manajemen senior, atau ketidakmampuan Perseroan dalam menarik, merekrut melatih dan mempertahankan tenaga medis yang berkualitas, dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, dan hasil usaha Perseroan. 24. Pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak mencakup semua jenis kerugian dan mungkin saja cukup

untuk melindungi seluruh kerugian Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak memiliki asuransi yang mencakup risiko-risiko termasuk kerusakan pada properti, kerugian akibat kebakaran, banjir, dan bencana alam lainnya serta terhadap gangguan bisnis. Setiap kerusakan signifikan barang persediaan, properti, atau aset lain yang tidak diasuransikan , dapat berdampak negatif pada hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, Perseroan tidak memiliki asuransi yang mencakup gangguan usaha. Oleh karena itu, setiap gangguan usaha signifikan akan menimbulkan dampak negatif pada hasil kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Perseroan tidak dapat menjamin bahwa nilai pertanggungan asuransi dapat melindungi kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek usaha Perseroan. 25. Struktur kelompok usaha Perseroan membuat Perseroan tergantung pada arus kas Entitas Anak dan membuat

hak Perseroan ter-subordinasi di bawah kreditur bila Entitas Anak mengalami pailit atau dilikuidasi. Sebagian besar kegiatan usaha Perseroan dilaksanakan melalui Entitas Anak dan akibatnya, hasil usaha dan arus kas Perseroan bergantung pada laba Entitas Anak tersebut. Kemampuan Entitas Anak untuk menyediakan dana bagi Perseroan mungkin dibatasi oleh kewajiban-kewajibannya yang lain. Disamping itu, Perseroan bergantung pada distribusi keuntungan, pinjaman atau pembayaran lain oleh Entitas Anak untuk melayani kewajiban-kewajiban Perseroan dan untuk membayar dividen. Selain itu, jika ada kepailitan, likuidasi, atau reorganisasi lain atas salah satu Entitas Anak, kreditur Entitas Anak tersebut akan berhak atas pembayaran penuh dari penjualan aset Entitas Anak tersebut sebelum Perseroan, sebagai pemegang saham, berhak menerima distribusi dari penjualan tersebut. 26. Faktor-faktor yang mempengaruhi industri pelayanan kesehatan mungkin juga mempengaruhi kegiatan usaha

Perseroan. Perseroan dan Entitas Anak terkena dampak dari berbagai faktor yang saat ini dihadapi industri layanan kesehatan. Perseroan percaya bahwa kunci sukses utama industri tersebut saat ini adalah menyediakan layanan perawatan pasien yang berkualitas tinggi dalam lingkungan kompetitif dan mengelola biaya. Selain itu, kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha, dan prospek Perseroan beserta Entitas Anak mungkin terkena dampak negatif oleh beberapa faktor yang mempengaruhi industri secara keseluruhan, diantaranya:

kemajuan teknologi dan layanan medis yang dapat meningkatkan biaya dalam, atau mengurangi permintaan atas, pelayanan kesehatan;

Kondisi ekonomi dan kegiatan usaha secara umum di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional; Perubahan demografis; Perubahan pada jaringan distribusi pasokan atau faktor lain yang dapat meningkatkan biaya pasokan; Regulasi yang lebih ketat dalam mengatur pembelian obat-obatan medikasi dan farmasi, yang diatur secara ketat; Regulasi yang lebih ketat dalam perlindungan atas informasi pasien yang sensitif dam bersifat rahasia dari

kebocoran yang tidak sah; Risiko reputasi dan keuangan pada kegiatan usaha rumah sakit dari Entitas Anak Perseroan yang disebabkan

oleh tindakan bebas dokter, termasuk dalam penentuan imbal jasa yang dikenakan kepada pasien atas layanannya.

Secara khusus, jumlah pasien dan pendapatan operasional rumah sakit Entitas Anak Perseroan tergantung pada kondisi ekonomi dan kondisi musiman yang bervariasi, yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya, namun tidak terbatas pada:

Tingkat pengangguran; Jumlah pasien yang diasuransikan dan tidak diasuransikan dalam komunitas lokal; Siklus musiman penyakit; dan Kondisi iklim dan cuaca;

52

27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial.

Pembangunan pada rumah sakit baru membutuhkan identifikasi dan akuisisi lahan yang sesuai di lokasi yang diinginkan. Harga properti di Jabodetabek dan Surabaya telah meningkat dalam beberapa tahun, dan peningkatan lebih lanjut dapat meningkatkan biaya pengambilalihan atau sebaliknya menyebabkan terjadinya perubahan, penundaan, atau pembatalan. Ketika harga lahan meningkat di pasar, Perseroan mungkin harus membayar premium yang signifikan untuk memperoleh lahan yang dibutuhkan Perseroan untuk pembangunan rumah sakit baru tersebut. Selain itu, Perseroan dapat menunda pembelian lahan atau memutuskan untuk tidak membangun rumah sakit di area pilihan jika Perseroan tidak dapat memperoleh lahan tersebut dengan kondisi yang dapat diterima, sehingga prospek pertumbuhan Perseroan dapat terkena dampak negatif atas kejadian tersebut. 28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk

mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali.

Perseroan berniat mendanai pengembangan proyek baru melalui kas yang dihasilkan dari kegiatan usaha dan dana bersih dari Penawaran Saham Pertama. Namun, di masa mendatang, strategi Perseroan dapat berubah termasuk memberdayakan pendanaan melalui hutang eksternal atau pendanaan ekuitas lebih lanjut untuk ekspansi Perseroan, dan kemampuan untuk memperoleh pendanaan eksternal dan biaya pendanaan tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi dan pasar modal secara umum, suku bunga, ketersediaan kredit dari bank atau pendana lain, kepercayaan investor atas Perseroan, kesuksesan kegiatan usaha, hukum pajak dan sekuritas yang berlaku pada usaha Perseroan dalam mencari modal, pembatasan dari Bank Indonesia atau institusi perbankan lain dalam penyediaan modal kepada perusahaan yang bergerak di sektor layanan kesehatan di Indonesia serta kondisi politik dan ekonomi di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa pendanaan tambahan, baik berbasis jangka pendek atau panjang, jika dibutuhkan, akan tersedia bagi Perseroan atau, jika tersedia, pendanaan tersebut akan diperoleh dengan syarat yang menguntungkan bagi Perseroan. B. Risiko yang berkaitan dengan Indonesia Perseroan tunduk pada lingkungan politik, ekonomi, hukum dan peraturan di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan usaha dan aset Perseroan berada di Indonesia. Perseroan dapat terkena dampak negatif dari perubahan kebijakan pemerintah, ketidakstabilan sosial, bencana alam atau perkembangan politik, ekonomi, hukum, perubahan peraturan, dan perkembangan internasional yang mempengaruhi Indonesia dimana hal-hal tersebut tidak dalam kendali Perseroan. Hal-hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap prospek kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Beberapa di antara hal tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut. 1. Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika

risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.

Perseroan dan Entitas Anak telah secara historis memperoleh seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari operasional di Indonesia dan Perseroan memperkirakan bahwa Perseroan dan Entitas Anak akan terus memperoleh hampir seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari Indonesia. Pasar-pasar bertumbuh seperti Indonesia secara historis ditandai dengan volatilitas yang signifikan, dan kondisi politik, sosial dan ekonomi pasar-pasar tersebut dapat berbeda secara signifikan dari kondisi di negara yang lebih maju. Risiko tertentu yang dapat memiliki dampak material terhadap kegiatan dan hasil usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak meliputi:

ketidakstabilan kondisi politik, sosial dan ekonomi; volatilitas nilai tukar; tindakan peperangan, terorisme dan konflik sipil; intervensi negara, termasuk tarif, proteksi dan subsidi; perubahan peraturan, perpajakan dan struktur hukum; kewajiban untuk tindakan penyembuhan dibawah peraturan kesehatan dan keselamatan; biaya dan ketersediaan pertanggungan asuransi yang memadai; kesulitan dan keterlambatan dalam memperoleh atau memperbaharui perijinan, izin dan otorisasi; tindakan sewenang-wenang atau tidak konsisten dari pemerintah; kekurangan dalam transportasi, energy dan infrastruktur lainnya, dan pengambilalihan aset.

53

27. Prospek pertumbuhan Perseroan di masa depan akan terpengaruh jika Perseroan tidak dapat mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengembangkan properti yang sesuai untuk rumah sakit baru dengan harga yang dapat diterima secara komersial.

Pembangunan pada rumah sakit baru membutuhkan identifikasi dan akuisisi lahan yang sesuai di lokasi yang diinginkan. Harga properti di Jabodetabek dan Surabaya telah meningkat dalam beberapa tahun, dan peningkatan lebih lanjut dapat meningkatkan biaya pengambilalihan atau sebaliknya menyebabkan terjadinya perubahan, penundaan, atau pembatalan. Ketika harga lahan meningkat di pasar, Perseroan mungkin harus membayar premium yang signifikan untuk memperoleh lahan yang dibutuhkan Perseroan untuk pembangunan rumah sakit baru tersebut. Selain itu, Perseroan dapat menunda pembelian lahan atau memutuskan untuk tidak membangun rumah sakit di area pilihan jika Perseroan tidak dapat memperoleh lahan tersebut dengan kondisi yang dapat diterima, sehingga prospek pertumbuhan Perseroan dapat terkena dampak negatif atas kejadian tersebut. 28. Perseroan mungkin, pada masa mendatang, mencari debt financing atau pendanaan melalui hutang untuk

mendanai ekspansi, dan pendanaan tersebut mungkin tidak tersedia pada persyaratan yang dapat diterima atau tidak tersedia sama sekali.

Perseroan berniat mendanai pengembangan proyek baru melalui kas yang dihasilkan dari kegiatan usaha dan dana bersih dari Penawaran Saham Pertama. Namun, di masa mendatang, strategi Perseroan dapat berubah termasuk memberdayakan pendanaan melalui hutang eksternal atau pendanaan ekuitas lebih lanjut untuk ekspansi Perseroan, dan kemampuan untuk memperoleh pendanaan eksternal dan biaya pendanaan tersebut tergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi dan pasar modal secara umum, suku bunga, ketersediaan kredit dari bank atau pendana lain, kepercayaan investor atas Perseroan, kesuksesan kegiatan usaha, hukum pajak dan sekuritas yang berlaku pada usaha Perseroan dalam mencari modal, pembatasan dari Bank Indonesia atau institusi perbankan lain dalam penyediaan modal kepada perusahaan yang bergerak di sektor layanan kesehatan di Indonesia serta kondisi politik dan ekonomi di Indonesia. Tidak ada jaminan bahwa pendanaan tambahan, baik berbasis jangka pendek atau panjang, jika dibutuhkan, akan tersedia bagi Perseroan atau, jika tersedia, pendanaan tersebut akan diperoleh dengan syarat yang menguntungkan bagi Perseroan. B. Risiko yang berkaitan dengan Indonesia Perseroan tunduk pada lingkungan politik, ekonomi, hukum dan peraturan di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan usaha dan aset Perseroan berada di Indonesia. Perseroan dapat terkena dampak negatif dari perubahan kebijakan pemerintah, ketidakstabilan sosial, bencana alam atau perkembangan politik, ekonomi, hukum, perubahan peraturan, dan perkembangan internasional yang mempengaruhi Indonesia dimana hal-hal tersebut tidak dalam kendali Perseroan. Hal-hal tersebut pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap prospek kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Beberapa di antara hal tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut. 1. Pasar yang berkembang seperti di Indonesia memiliki risiko lebih besar dari pasar yang lebih maju, dan jika

risiko tersebut menjadi kenyataan, maka konsekuensinya bisa mengganggu kegiatan usaha Perseroan beserta Entitas Anak dan investor bisa menderita kerugian yang signifikan untuk investasi investor.

Perseroan dan Entitas Anak telah secara historis memperoleh seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari operasional di Indonesia dan Perseroan memperkirakan bahwa Perseroan dan Entitas Anak akan terus memperoleh hampir seluruh pendapatan Perseroan dan Entitas Anak dari Indonesia. Pasar-pasar bertumbuh seperti Indonesia secara historis ditandai dengan volatilitas yang signifikan, dan kondisi politik, sosial dan ekonomi pasar-pasar tersebut dapat berbeda secara signifikan dari kondisi di negara yang lebih maju. Risiko tertentu yang dapat memiliki dampak material terhadap kegiatan dan hasil usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan dan Entitas Anak meliputi:

ketidakstabilan kondisi politik, sosial dan ekonomi; volatilitas nilai tukar; tindakan peperangan, terorisme dan konflik sipil; intervensi negara, termasuk tarif, proteksi dan subsidi; perubahan peraturan, perpajakan dan struktur hukum; kewajiban untuk tindakan penyembuhan dibawah peraturan kesehatan dan keselamatan; biaya dan ketersediaan pertanggungan asuransi yang memadai; kesulitan dan keterlambatan dalam memperoleh atau memperbaharui perijinan, izin dan otorisasi; tindakan sewenang-wenang atau tidak konsisten dari pemerintah; kekurangan dalam transportasi, energy dan infrastruktur lainnya, dan pengambilalihan aset.

Umumnya, investasi di pasar negara berkembang hanya cocok untuk investor canggih yang sepenuhnya menghargai pentingnya risiko yang terlibat dalam berinvestasi di pasar tersebut. Investor juga harus mencatat bahwa perkembangan sosial politik terkait di Indonesia tidak dapat diprediksi di masa lalu, tunduk pada perubahan yang cepat dan, akibatnya, informasi yang ditetapkan dalam Prospektus ini mungkin menjadi usang relatif cepat. Jika salah satu risiko yang terkait dengan investasi di pasar negara berkembang, dan di Indonesia pada khususnya, menjadi kenyataan, maka dapat berdampak negatif terhadap kegiatan dan hasil usaha serta kondisi keuangan Perseroan, sehingga nilai investasi dapat menurun secara signifikan. 2. Sistem hukum di Indonesia tunduk pada ketidakpastian interpretasi dan pelaksanaannya. Prinsip hukum di Indonesia dan praktek implementasinya oleh pengadilan di Indonesia berbeda secara material dari prinsip yang berlaku di Amerika Serikat atau Uni Eropa. Sistem hukum di Indonesia adalah sistem hukum sipil yang berdasarkan undang-undang tertulis serta keputusan-keputusan pengadilan dan administrasi yang tidak merupakan preseden yang mengikat dan tidak dipublikasikan secara sistematis atau disediakan untuk publik. Hukum-hukum komersial dan sipil di Indonesia secara historis berdasarkan hukum Belanda sebagaimana berlaku sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, dan beberapa belum disesuaikan untuk mencerminkan kompleksitas transaksi dan instrumen keuangan moderen. Pengadilan-pengadilan di Indonesia mungkin tidak familiar dengan transaksi komersil dan keuangan yang canggih, mengakibatkan ketidakpastian dalam interpretasi dan penerapan prinsip hukum Indonesia. Penerapan hukum Indonesia bergantung pada kriteria subyektif seperti itikad baik dari para pihak dalam transaksi dan prinsip-prinsip kebijakan publik, efek darimana sulit atau tidak mungkin diprediksi. Hakim-hakim di Indonesia beroperasi dalam sistem inkuisitorial, memiliki kekuasaan yang luas dalam mencari fakta dan keleluasaan yang tinggi terkait dengan cara dimana kekuasaaan-kekuasaan tersebut digunakan. Dalam prakteknya, keputusan pengadilan Indonesia dapat mengesampingkan suatu artikulasi yang jelas dari analisa hukum dan fakta dari masalah yang disajikan dalam sebuah kasus. Akibatnya, administrasi dan penegakan hukum dan peraturan oleh pengadilan Indonesia dan lembaga pemerintah Indonesia mungkin tunduk pada kebijaksanaan dan ketidakpastian yang cukup besar, yang dapat mengakibatkan ketidakakuratan penilaian atas penegakan beberapa kontrak yang dimasuki Perseroan, atau akibat dari perkembangan dan interpretasi hukum Indonesia atas Perseroan. Selain itu, tidak ada kepastian akan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan keputusan atas proses di pengadilan Indonesia, dan keputusan tersebut mungkin lebih tidak pasti dari keputusan atas kasus yang sama pada yurisdiksi lain. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bahwa investor tidak mendapatkan tindakan yang cepat dan adil dalam penegakan hak hukumnya. 3. Terdapat ketidakpastian pada interpretasi dan implementasi peraturan pemerintahan daerah Indonesia dan

dapat berdampak negatif pada Perseroan. Indonesia merupakan bangsa yang besar dan beragam yang terdiri dari berbagai etnis, agama, bahasa, tradisi dan adat istiadat. Sebelum 1999, Pemerintah menguasai hampir semua aspek administrasi nasional dan regional. Periode setelah berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto ditandai oleh meluasnya permintaan untuk otonomi daerah yang lebih besar. Sebagai tanggapannya, Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian diubah dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang hal yang sama (sebagaimana telah mengalami perubahan terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 2008), dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Keseimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang hal yang sama. Undang-undang ini diharapkan dapat memberikan kekuasaan otonomi daerah dan tanggung jawab yang lebih besar kepada Pemerintah Daerah dalam menggunakan aset nasional dan menciptakan keseimbangan dan kesetaraan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang dan peraturan tentang otonomi daerah telah mengubah lingkungan regulasi bagi perusahaan di Indonesia dengan mendesentralisasi peraturan tertentu, perpajakan dan kekuasaan lainnya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah yang mana hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian. Ketidakpastian ini meliputi kurangnya peraturan pada wilayah otonomi daerah dan kurangnya personil yang memiliki pengalaman yang relevan pada beberapa tingkat Pemerintah Daerah. Lebih jauh lagi, adalah adanya keterbatasan preseden atau keberadaan petunjuk pada interpretasi dan implementasi undang-undang dan peraturan otonomi daerah. Selanjutnya, sesuai dengan undang-undang otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk menerapkan peraturan tersendiri dan dengan dalih otonomi daerah, memberlakukan beberapa restriksi, perpajakan, dan pungutan yang mungkin berbeda dengan restriksi perpajakan dan pungutan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah lainnya dan/atau Pemerintah Pusat. Kegiatan usaha Perseroan terletak di Indonesia dan dapat terkena dampak negatif karena peraturan yang berlawanan atau peraturan tambahan, perpajakan, pungutan yang mungkin dikenakan oleh Pemerintah Daerah.

54

4. Ketidakpastian Politik dan Sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan. Sejak jatuhnya rezim Presiden Soeharto pada tahun 1998, Indonesia telah mengalami suatu proses perubahan demokrasi yang menyebabkan timbulnya berbagai peristiwa politik dan sosial yang menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Sebagai sebuah negara demokrasi baru, Indonesia terus menghadapi berbagai masalah sosial politik dan telah, dari waktu ke waktu, mengalami ketidakstabilan politik dan kerusuhan sosial dan politik. Peristiwa-peristiwa tersebut telah menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Terdapat sejumlah besar partai politik dimana tidak ada sebuah partai politik memenangkan mayoritas suara sampai saat ini. Hal tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan juga pada beberapa kesempatan timbulnya kerusuhan sosial dan sipil dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia terlibat demostrasi di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia baik membela maupun menentang mantan Presiden Wahid, mantan Presiden Megawati, dan mantan Presiden Yudhoyono, dan sebagai reaksi dari sejumlah masalah, di antaranya pengurangan subsidi bahan bakar, privatisasi asset negara, tindakan anti korupsi, desentralisasi dan otonomi propinsi dan kampanye militer pimpinan Amerika di Afganistan dan Irak. Meskipun demonstrasi di Indonesia sejak tahun 2000 umumnya berlangsung damai, beberapa berubah menjadi kekerasan. Tidak ada jaminan bahwa demonstrasi tersebut atau sumber ketidakpuasan di masa depan tidak akan menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial lebih lanjut. Selain itu, gerakan separatis dan perselisihan antara kelompok agama dan suku telah menyebabkan kerusuhan sosial dan sipil di berbagai wilayah di Indonesia. Di tahun 2004, rakyat Indonesia memilih secara langsung Presiden, Wakil Presiden dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya. Rakyat Indonesia juga mulai memilih langsung pemimpin dan perwakilan di pemerintah daerah di tingkatan propinsi dan kabupaten/ kota. Terdapat kemungkinan besar bahwa kegiatan pemilihan akan disertai oleh kegiatan politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, rangkaian pemilihan diselenggarakan untuk memilih perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat (termasuk nasional dan perwakilan daerah tingkat propinsi dan kabupaten/ kota). Pemilihan Umum Presiden Indonesia yang diselenggrakan pada bulan Juli 2009 berakhir dengan pemilihan kembali Presiden Yudhoyono. Pemilihan di Indonesia diadakan pada bulan Juli 2014, dan Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Meskipun pemilihan pada bulan April 2009, Juli 2009 dan Juli 2014 diselenggarakan secara damai, tantangan dari partai yang kalah dalam pemilihan umum tahun 2014 dan keterlambatan hasil dari pemilihan umum tersebut, disertai dengan kampanye politik di Indonesia, dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia. Pada Agustus 2014, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia memutuskan mendukung Presiden terpilih berdasarkan Keputusan No.1/PHPU.PRES-XII/2014 tanggal 8 Agustus 2014. Perkembangan politik dan sosial di Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sipil yang dapat secara langsung dan tidak langsung, berdampak negatif dan material terhadap kegiatan dan hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Perseroan. 5. Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat

berpengaruh negatif bagi Perseroan. Hukum dan peraturan yang memfasilitasi pembentukan serikat buruh, dikombinasikan dengan kondisi ekonomi yang lemah, telah mengakibatkan pergolakan buruh dan aktivis di Indonesia. Pada tahun 2000, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2000 (“UU No. 21/2000”), tentang Serikat Buruh yang memungkinkan karyawan untuk membentuk serikat pekerja tanpa intervensi dari pemberi kerja. Pada tahun 2003, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”). UU Ketenagakerjaan berlaku pada 25 Maret 2003 dan memerlukan implementasi lebih lanjut dari peraturan-peraturan yang mungkin secara substantif dapat mempengaruhi hubungan ketenagakerjaan di Indonesia. UU ketenagakerjaan meningkatkan besarnya pesangon, layanan dan kompensasi yang wajib dibayarkan kepada karyawan yang diberhentikan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela berhak untuk mendapatkan kompensasi, antara lain, atas (i) cuti tahunan yang tidak diambil, (ii) biaya relokasi (jika ada), (iii) kompensasi yang mencapai 15% dari uang pesangon dan/atau bonus selama tahun bekerja (bagi yang memenuhi syarat), dan (iv) biaya lainnya. Pegawai yang mengundurkan diri terkait dengan perubahan kendali dari tempatnya bekerja dan telah bekerja setidaknya tiga tahun, berdasarkan UU Ketenagakerjaan, juga berhak atas uang jasa dan kompensasi. UU Ketenagakerjaan mempersyaratkan forum bipartit yang terdiri dari pemberi kerja dan karyawan, dan membutuhkan partisipasi lebih dari 50% karyawan perusahaan dalam rangka melakukan negosiasi perjanjian kerja bersama, juga membuat prosedur-prosedur yang lebih permisif dalam pelaksanaan aksi mogok. Setelah berlakunya UU Ketenagakerjaan, beberapa serikat buruh mengajukan judicial review UU Ketenagakerjaan kepada Mahkamah Konstitusi Indonesia, namun Mahkamah Konstitusi Indonesia menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan berlaku kecuali untuk beberapa ketentuan, yang berkaitan dengan (i) prosedur pemecatan karyawan yang melakukan kesalahan serius, (ii) pengenaan pidana penjara atau denda terhadap karyawan yang memulai atau berpartisipasi dalam pemogokan buruh illegal atau mempengaruhi karyawan lain untuk berpartisipasi dalam aksi mogok buruh, (iii) untuk serikat buruh di perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari satu serikat buruh, perlunya perwakilan 50% karyawan sebelum serikat buruh tersebut berhak untuk bernegosiasi

55

4. Ketidakpastian Politik dan Sosial di Indonesia mungkin dapat berdampak negatif pada Perseroan. Sejak jatuhnya rezim Presiden Soeharto pada tahun 1998, Indonesia telah mengalami suatu proses perubahan demokrasi yang menyebabkan timbulnya berbagai peristiwa politik dan sosial yang menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Sebagai sebuah negara demokrasi baru, Indonesia terus menghadapi berbagai masalah sosial politik dan telah, dari waktu ke waktu, mengalami ketidakstabilan politik dan kerusuhan sosial dan politik. Peristiwa-peristiwa tersebut telah menunjukkan perubahan dinamis peta politik di Indonesia. Terdapat sejumlah besar partai politik dimana tidak ada sebuah partai politik memenangkan mayoritas suara sampai saat ini. Hal tersebut telah menyebabkan ketidakstabilan politik dan juga pada beberapa kesempatan timbulnya kerusuhan sosial dan sipil dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, sejak tahun 2000, ribuan orang Indonesia terlibat demostrasi di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia baik membela maupun menentang mantan Presiden Wahid, mantan Presiden Megawati, dan mantan Presiden Yudhoyono, dan sebagai reaksi dari sejumlah masalah, di antaranya pengurangan subsidi bahan bakar, privatisasi asset negara, tindakan anti korupsi, desentralisasi dan otonomi propinsi dan kampanye militer pimpinan Amerika di Afganistan dan Irak. Meskipun demonstrasi di Indonesia sejak tahun 2000 umumnya berlangsung damai, beberapa berubah menjadi kekerasan. Tidak ada jaminan bahwa demonstrasi tersebut atau sumber ketidakpuasan di masa depan tidak akan menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial lebih lanjut. Selain itu, gerakan separatis dan perselisihan antara kelompok agama dan suku telah menyebabkan kerusuhan sosial dan sipil di berbagai wilayah di Indonesia. Di tahun 2004, rakyat Indonesia memilih secara langsung Presiden, Wakil Presiden dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk pertama kalinya. Rakyat Indonesia juga mulai memilih langsung pemimpin dan perwakilan di pemerintah daerah di tingkatan propinsi dan kabupaten/ kota. Terdapat kemungkinan besar bahwa kegiatan pemilihan akan disertai oleh kegiatan politik di Indonesia. Pada bulan April 2009, rangkaian pemilihan diselenggarakan untuk memilih perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat (termasuk nasional dan perwakilan daerah tingkat propinsi dan kabupaten/ kota). Pemilihan Umum Presiden Indonesia yang diselenggrakan pada bulan Juli 2009 berakhir dengan pemilihan kembali Presiden Yudhoyono. Pemilihan di Indonesia diadakan pada bulan Juli 2014, dan Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Meskipun pemilihan pada bulan April 2009, Juli 2009 dan Juli 2014 diselenggarakan secara damai, tantangan dari partai yang kalah dalam pemilihan umum tahun 2014 dan keterlambatan hasil dari pemilihan umum tersebut, disertai dengan kampanye politik di Indonesia, dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial di Indonesia. Pada Agustus 2014, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia memutuskan mendukung Presiden terpilih berdasarkan Keputusan No.1/PHPU.PRES-XII/2014 tanggal 8 Agustus 2014. Perkembangan politik dan sosial di Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sipil yang dapat secara langsung dan tidak langsung, berdampak negatif dan material terhadap kegiatan dan hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Perseroan. 5. Gerakan pemogokan tenaga kerja, atau kegagalan mempertahankan hubungan kerja yang memuaskan dapat

berpengaruh negatif bagi Perseroan. Hukum dan peraturan yang memfasilitasi pembentukan serikat buruh, dikombinasikan dengan kondisi ekonomi yang lemah, telah mengakibatkan pergolakan buruh dan aktivis di Indonesia. Pada tahun 2000, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2000 (“UU No. 21/2000”), tentang Serikat Buruh yang memungkinkan karyawan untuk membentuk serikat pekerja tanpa intervensi dari pemberi kerja. Pada tahun 2003, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2002 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”). UU Ketenagakerjaan berlaku pada 25 Maret 2003 dan memerlukan implementasi lebih lanjut dari peraturan-peraturan yang mungkin secara substantif dapat mempengaruhi hubungan ketenagakerjaan di Indonesia. UU ketenagakerjaan meningkatkan besarnya pesangon, layanan dan kompensasi yang wajib dibayarkan kepada karyawan yang diberhentikan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela berhak untuk mendapatkan kompensasi, antara lain, atas (i) cuti tahunan yang tidak diambil, (ii) biaya relokasi (jika ada), (iii) kompensasi yang mencapai 15% dari uang pesangon dan/atau bonus selama tahun bekerja (bagi yang memenuhi syarat), dan (iv) biaya lainnya. Pegawai yang mengundurkan diri terkait dengan perubahan kendali dari tempatnya bekerja dan telah bekerja setidaknya tiga tahun, berdasarkan UU Ketenagakerjaan, juga berhak atas uang jasa dan kompensasi. UU Ketenagakerjaan mempersyaratkan forum bipartit yang terdiri dari pemberi kerja dan karyawan, dan membutuhkan partisipasi lebih dari 50% karyawan perusahaan dalam rangka melakukan negosiasi perjanjian kerja bersama, juga membuat prosedur-prosedur yang lebih permisif dalam pelaksanaan aksi mogok. Setelah berlakunya UU Ketenagakerjaan, beberapa serikat buruh mengajukan judicial review UU Ketenagakerjaan kepada Mahkamah Konstitusi Indonesia, namun Mahkamah Konstitusi Indonesia menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan berlaku kecuali untuk beberapa ketentuan, yang berkaitan dengan (i) prosedur pemecatan karyawan yang melakukan kesalahan serius, (ii) pengenaan pidana penjara atau denda terhadap karyawan yang memulai atau berpartisipasi dalam pemogokan buruh illegal atau mempengaruhi karyawan lain untuk berpartisipasi dalam aksi mogok buruh, (iii) untuk serikat buruh di perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari satu serikat buruh, perlunya perwakilan 50% karyawan sebelum serikat buruh tersebut berhak untuk bernegosiasi

dengan pemberi kerja, dan (iv) kemampuan usaha untuk menandatangani perjanjian outsourcing dengan istilah yang sudah ditentukan yang tidak mengandung ketentuan yang melindungi karyawan alihdaya dalam penempatannya oleh perusahaan alihdaya. Karenanya, Perseroan mungkin tidak dapat mengandalkan ketentuan-ketentuan tertentu di dalam UU Ketenagakerjaan. Pemerintah selanjutnya mengusulkan untuk mengamandemen UU Ketenagakerjaan dengan cara yang, menurut aktivis buruh, akan mengakibatkan dikuranginya keuntungan pensiun, peningkatan penggunaan karyawan outsourcing dan larangan terhadap serikat buruh untuk melakukan aksi mogok. Pada April 2006, ribuan pekerja di seluruh Indonesia berunjuk rasa untuk menolak revisi yang diajukan tentang UU Ketenagakerjaan. Pada Januari 2007, Pemerintah mencoba mengajukan rancangan Undang-Undang mengenai uang pesangon yang akan mendefinisikan kembali hak karyawan atas uang pesangon. Peraturan yang diusulkan akan memperkenalkan batas gaji yang akan membatasi pemenuhan syarat karyawan untuk menerima uang pesangon berdasarkan UU Ketenagakerjaan. Inisiatif ini juga dikecam secara keras oleh serikat buruh dan kelompok kepentingan pekerja. Diskusi sehubungan dengan peraturan yang diusulkan telah ditunda tanpa batas. 6. Depresiasi nilai Rupiah dapat memiliki dampak buruk pada hasil pelaksanaan kegiatan usaha dan kondisi

keuangan. Salah satu penyebab yang paling utama dari krisis ekonomi pada pertengahan 1997 yang berasal dari Krisis Keuangan Asia adalah depresiasi dan volatilitas nilai Rupiah, sebagaimana dinilai terhadap mata uang lainnya, seperti dolar AS. Meskipun nilai Rupiah stabil dalam dekade setelah Krisis Keuangan Asia, Rupiah mengalami depresiasi signifikan selama beberapa tahun terakhir ini. Rupiah terdepresiasi dari Rp. 9670 per dolar AS pada 31 Desember 2012 menjadi Rp. 12.189 per dolar AS pada 31 Desember 2013 dan mencapai Rp. 12.440 per dolar AS pada tanggal 31 Desember 2014. Sejauh pembelian yang dilakukan dalam mata uang asing dari waktu ke waktu, lemahnya nilai tukar Rupiah yang lemah akan mengharuskan kita untuk mengalokasikan proporsi yang lebih besar dari pendapatan kami untuk memenuhi biaya dan pengeluaran dalam mata uang asing, dan bisa menghambat pertumbuhan dan berdampak negatif bagi kegiatan usaha, keadaan keuangan, pelaksanaan kegiatan usaha dan prospek ke depan. Rupiah secara umum bebas untuk dapat dikonversi dan ditransfer. Namun, dari waktu ke waktu, Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar mata uang, baik dengan menjual Rupiah atau dengan menggunakan cadangan mata uang asing untuk membeli Rupiah, dalam rangka mengimplementasikan kebijakannya. Tidak ada jaminan bahwa kebijakan floating nilai tukar Bank Indonesia pada saat ini tidak akan berubah, dimana depresiasi tambahan dari Rupiah terhadap mata uang lainnya tidak akan terjadi, atau bahwa Pemerintah Indonesia akan mengambil tindakan lain untuk menstabilkan, mempertahankan atau meningkatkan nilai Rupiah, atau bahwa salah satu tindakan ini, jika diambil, akan berhasil. Perubahan kebijakan floating nilai tukar saat ini bisa menghasilkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di dalam negeri, kekurangan likuiditas, modal atau pengendalian nilai tukar atau penundaan bantuan keuangan tambahan untuk Indonesia oleh pemberi pinjaman multinasional. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kegiatan ekonomi, resesi ekonomi, peningkatan biaya kredit atau kurangnya ketersediaan kredit, dan sebagai hasilnya, Perseroan juga akan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran modal dan dalam menjalankan strategi bisnis yang dilaksanakan Perseroan. Salah satu konsekuensi tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek. 7. Indonesia terletak pada zona rawan gempa bumi sehingga memiliki risiko geologis dan bencana alam lainnya

yang dapat mengakibatkan goncangan terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Kepulauan Indonesia merupakan salah satu wilayah vulkanik paling aktif di dunia. Karena terletak di zona konvergensi tiga lempeng litosfer utama, kepulauan Indonesia terpengaruh oleh kegiatan sistemik, yang dapat menyebabkan gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami atau gelombang pasang. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa bencana alam telah terjadi di Indonesia, termasuk diantaranya gempa bumi besar, yang menyebabkan tsunami dan aktivitas gunung merapi. Oleh karena peristiwa geologi tersebut, Indonesia juga pernah dilanda berbagai bencana alam misalnya hujan lebat dan banjir. Semua hal di atas menyebabkan terjadinya korban jiwa, perpindahan sejumlah besar penduduk, dan kehancuran properti dalam skala besar. Ketika kejadian-kejadian ini tidak memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada pasar modal Indonesia, Pemerintah telah menghabiskan sejumlah besar sumber daya untuk bantuan keadaan darurat dan pembangunan kembali. Sebagian besar dari biaya ini telah ditanggung oleh pemerintah negara dan badan-badan bantuan Internasional. Namun, bantuan tersebut mungkin tidak diberikan secara berkelanjutan, dan mungkin tidak didapat oleh penerima tepat waktu. Jika Pemerintah tidak dapat memberikan bantuan asing untuk korban bencana tepat waktu, dapat terjadi kerusuhan politik dan sosial. Selain itu, upaya perbaikan dan bantuan tersebut kemungkinan berlanjut dan menekan keuangan pemerintah dan mungkin mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban atas utang negara. Setiap kegagalan dari Pemerintah, atau deklarasi moratorium atas utang negara, dapat memicu gagal bayar pada berbagai pinjaman sektor swasta,

56

mempengaruhi kegiatan usaha, dan juga kegiatan usaha pemasok, dan secara tidak langsung mempengaruhi permintaan pasien akan pelayanan medis, sehingga berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. Kejadian geologis di masa depan dapat secara signifikan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Gempa bumi atau gangguan geologi lainnya di setiap kota padat penduduk di Indonesia dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. 8. Standar akuntansi di Indonesia berbeda dengan standar akuntansi pada yurisdiksi lain. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan disusun sesuai dengan FAS Indonesia, yang berbeda dalam hal-hal tertentu dari IFRS dan U.S. GAAP. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan laba tercatat mungkin berbeda dari yang disiapkan berdasarkan IFRS atau U.S. GAAP. Perbedaan tersebut mungkin berdampak material. Prospektus ini tidak berisi rekonsiliasi laporan keuangan konsolidasian Perseroan kepada IFRS atau U.S. GAAP. Jika laporan keuangan dan informasi keuangan lain Perseroan disusun sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP, hasil kegiatan usaha dan posisi keuangan mungkin akan berbeda secara material. Sebab adanya perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, informasi keuangan mengenai Perseroan yang berada di dalam Prospektus ini mungkin tidak efektif untuk membandingkan Perseroan dan perusahaan lain yang menyusun informasi keuangan sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP. Dalam membuat keputusan atas investasi, investor harus mengandalkan pemeriksaan sendiri atas Perseroan, ketentuan Penawaran dan informasi keuangan yang terdapat dalam Prospektus ini. Para calon investor disarankan berkonsultasi dengan penasihat profesional untuk mendapatkan pengertian atas perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, dan bagaimana perbedaan tersebut dapat mempengaruhi informasi keuangan yang terdapat di dalam Prospektus ini. 9. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat mempengaruhi Perseroan dan harga

pasar Saham Yang Ditawarkan. Saat ini, utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dinilai “Baa3 (stabil)” oleh Moody’s, “BB+(positif)” oleh Standard & Poor’s, dan “BBB- (stabil)” oleh Fitch. Peringkat ini mencerminkan penilaian kapasitas keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya dan kemampuan atau keinginan Pemerintah untuk memenuhi komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Walau baru-baru ini Indonesia memperoleh tingkat kredit positif, tidak ada jaminan bahwa Moody’s, Standard & Poor’s, Fitch dan lembaga pemeringkatan lain tidak akan menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan Indonesia secara umum di masa datang. Di masa lalu lembaga pemeringkatan tersebut telah menurunkan peringkat negara Indonesia dan peringkat kredit berbagai instrument kredit Pemerintah dan sejumlah besar bank dan perusahaan Indonesia. Penurunan tersebut dapat berdampak material pada likuiditas pasar keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan Indonesia, termasuk Perseroan, untuk mencari pendanaan tambahan dan memperoleh tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya yang wajar atas pendanaan tambahan tersebut dan dapat berdampak merugikan pada Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan. 10. Peraturan Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan non-bank untuk mendapatkan pendanaan. Pada 29 Desember 2014, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 16/21/PBI/2014 untuk Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non-Bank (“PBI 16/21/2014”) yang mencabut Peraturan Bank Indonesia No. 16/20/PBI/2014 dan dapat diterapkan pada perusahaan non-bank yang mendapatkan utang dari luar negeri dalam mata uang asing. Berdasarkan PBI 16/21/2014, perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri dalam mata uang asing diwajibkan untuk menggunakan prinsip kehati-hatian termasuk mematuhi persyaratan tertentu yang berhubungan dengan (i) rasio lindung nilai, (ii) rasio likuiditas dan (iii) peringkat kredit seperti berikut:

Rasio lindung nilai. Rasio lindung nilai minimum 25% dari (i) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan dan (ii) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam periode dimulainya bulan keempat dan akhir bulan keenam setelah akhir kuartal yang berhubungan;

Rasio likuiditas. Rasio likuiditas minimum (paling tidak 70% likuiditas) dengan penyimpanan aset valuta asing yang memadai terhadap kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan; dan

Peringkat kredit. Peringkat kredit minimum “BB-“ yang dikeluarkan oleh rating agency yang diakui Bank Indonesia. Peringkat kredit tersebut dalam bentuk peringkat dari korporasi yang relevan dan/atau obligasi. Transaksi yang dibebaskan dari persyaratan ini adalah (i) refinancing utang luar negeri dalam valuta asing; (ii) utang luar negeri dalam valuta asing dari (a) institusi internasional bilateral/multilateral; dan (b) utang sindikasi dengan kontribusi

57

mempengaruhi kegiatan usaha, dan juga kegiatan usaha pemasok, dan secara tidak langsung mempengaruhi permintaan pasien akan pelayanan medis, sehingga berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. Kejadian geologis di masa depan dapat secara signifikan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Gempa bumi atau gangguan geologi lainnya di setiap kota padat penduduk di Indonesia dapat berdampak negatif pada kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan kegiatan usaha Perseroan. 8. Standar akuntansi di Indonesia berbeda dengan standar akuntansi pada yurisdiksi lain. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan disusun sesuai dengan FAS Indonesia, yang berbeda dalam hal-hal tertentu dari IFRS dan U.S. GAAP. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan laba tercatat mungkin berbeda dari yang disiapkan berdasarkan IFRS atau U.S. GAAP. Perbedaan tersebut mungkin berdampak material. Prospektus ini tidak berisi rekonsiliasi laporan keuangan konsolidasian Perseroan kepada IFRS atau U.S. GAAP. Jika laporan keuangan dan informasi keuangan lain Perseroan disusun sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP, hasil kegiatan usaha dan posisi keuangan mungkin akan berbeda secara material. Sebab adanya perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, informasi keuangan mengenai Perseroan yang berada di dalam Prospektus ini mungkin tidak efektif untuk membandingkan Perseroan dan perusahaan lain yang menyusun informasi keuangan sesuai dengan IFRS atau U.S. GAAP. Dalam membuat keputusan atas investasi, investor harus mengandalkan pemeriksaan sendiri atas Perseroan, ketentuan Penawaran dan informasi keuangan yang terdapat dalam Prospektus ini. Para calon investor disarankan berkonsultasi dengan penasihat profesional untuk mendapatkan pengertian atas perbedaan antara FAS Indonesia dan IFRS atau U.S. GAAP, dan bagaimana perbedaan tersebut dapat mempengaruhi informasi keuangan yang terdapat di dalam Prospektus ini. 9. Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat mempengaruhi Perseroan dan harga

pasar Saham Yang Ditawarkan. Saat ini, utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dinilai “Baa3 (stabil)” oleh Moody’s, “BB+(positif)” oleh Standard & Poor’s, dan “BBB- (stabil)” oleh Fitch. Peringkat ini mencerminkan penilaian kapasitas keuangan Pemerintah secara keseluruhan untuk membayar kewajibannya dan kemampuan atau keinginan Pemerintah untuk memenuhi komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. Walau baru-baru ini Indonesia memperoleh tingkat kredit positif, tidak ada jaminan bahwa Moody’s, Standard & Poor’s, Fitch dan lembaga pemeringkatan lain tidak akan menurunkan peringkat kredit Indonesia atau perusahaan Indonesia secara umum di masa datang. Di masa lalu lembaga pemeringkatan tersebut telah menurunkan peringkat negara Indonesia dan peringkat kredit berbagai instrument kredit Pemerintah dan sejumlah besar bank dan perusahaan Indonesia. Penurunan tersebut dapat berdampak material pada likuiditas pasar keuangan Indonesia, kemampuan Pemerintah dan perusahaan Indonesia, termasuk Perseroan, untuk mencari pendanaan tambahan dan memperoleh tingkat suku bunga dan syarat komersial lainnya yang wajar atas pendanaan tambahan tersebut dan dapat berdampak merugikan pada Perseroan dan harga pasar Saham Yang Ditawarkan. 10. Peraturan Indonesia dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan non-bank untuk mendapatkan pendanaan. Pada 29 Desember 2014, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 16/21/PBI/2014 untuk Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non-Bank (“PBI 16/21/2014”) yang mencabut Peraturan Bank Indonesia No. 16/20/PBI/2014 dan dapat diterapkan pada perusahaan non-bank yang mendapatkan utang dari luar negeri dalam mata uang asing. Berdasarkan PBI 16/21/2014, perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri dalam mata uang asing diwajibkan untuk menggunakan prinsip kehati-hatian termasuk mematuhi persyaratan tertentu yang berhubungan dengan (i) rasio lindung nilai, (ii) rasio likuiditas dan (iii) peringkat kredit seperti berikut:

Rasio lindung nilai. Rasio lindung nilai minimum 25% dari (i) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan dan (ii) perbedaan negatif antara aset valuta asing dan kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam periode dimulainya bulan keempat dan akhir bulan keenam setelah akhir kuartal yang berhubungan;

Rasio likuiditas. Rasio likuiditas minimum (paling tidak 70% likuiditas) dengan penyimpanan aset valuta asing yang memadai terhadap kewajiban valuta asing yang akan jatuh tempo dalam tiga bulan dari akhir kuartal yang berhubungan; dan

Peringkat kredit. Peringkat kredit minimum “BB-“ yang dikeluarkan oleh rating agency yang diakui Bank Indonesia. Peringkat kredit tersebut dalam bentuk peringkat dari korporasi yang relevan dan/atau obligasi. Transaksi yang dibebaskan dari persyaratan ini adalah (i) refinancing utang luar negeri dalam valuta asing; (ii) utang luar negeri dalam valuta asing dari (a) institusi internasional bilateral/multilateral; dan (b) utang sindikasi dengan kontribusi

dari institusi internasional bilateral/multilateral yang melebihi 50%, yang berhubungan untuk pendanaan proyek infrastruktur; (iii) utang luar negeri dalam valuta asing yang berhubungan dengan proyek infrastruktur pemerintah (pusat dan regional); (iv) utang luar negeri dalam valuta asing yang dijamin oleh institusi internasional bilateral/multilateral; (v) utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk trade credit; dan (vi) utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk utang lain, yang merujuk pada pinjaman selain persetujuan pinjaman, efek utang dan trade credit, antara lain, pembayaran klaim asuransi dan dividen yang belum dibayar.

Penerapan prinsip kehati-hatian tidak berlaku untuk utang luar negeri dalam valuta asing dalam bentuk trade credit, yang mengacu pada utang yang muncul dari kredit yang diberikan supplier luar negeri untuk transaksi yang berhubungan dengan barang dan/atau jasa. Perusahaan non-bank yang memiliki utang luar negeri dalam valuta asing harus melapor ke Bank Indonesia untuk implementasi prinsip kehati-hatian dan pengecualian, bersama dokumen pendukung yang relevan. Prosedur penyerahan laporan dan dokumen pendukung harus dilaksanakan sejalan dengan peraturan Bank Indonesia untuk laporan aktivitas valuta asing dan laporan implementasi prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi non-bank. Kegagalan untuk mematuhi implementasi prinsip kehati-hatian akan menyebabkan perusahaan non-bank dikenakan sanksi administratif dalam bentuk surat peringatan. PBI 16/21/2014 efektif sejak tanggal 1 Januari 2015, kecuali (i) persyaratan sanksi administratif hanya akan efektif mulai kuartal keempat 2015, dan (ii) persyaratan peringkat kredit minimum hanya akan berlaku untuk utang luar negeri yang ditandatangan atau dikeluarkan pada atau setelah 1 Januari 2016. Sebagai akibat dari perkembangan dan pengenaan pembatasan ini, tidak ada jaminan bahwa strategi Perseroan akan berubah dan Perseroan mencari pendanaan di masa depan dan memperoleh pendanaan yang memadai, untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. C. Risiko yang berkaitan dengan kepemilikan saham Perseroan 1. Harga saham Perseroan dapat berfluktuasi signifikan. Harga Penawaran saham Perseroan setelah Penawaran Umum dapat dapat berfluktuasi signifikan, yang bergantung dari banyak faktor, antara lain:

prospek usaha dan kegiatan usaha Perseroan dan industri layanan kesehatan secara umum; perubahan kondisi ekonomi, politik, atau kondisi pasar di Indonesia secara umum; perbedaan antara hasil kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan yang sebenarnya dibandingkan dengan

perkiraan para investor dan analis; perubahan dalam rekomendasi dan persepsi para analis pada Perseroan atau Indonesia; adanya akuisisi, kerjasama strategis, joint venture, atau divestasi yang signifikan; perubahan harga efek bersifat ekuitas dari perusahaan-perusahaan asing (terutama di Asia) di pasar

berkembang; penambahan atau pengurangan tenaga kerja kunci; penjualan saham oleh pemegang saham yang signifikan keterlibatan dalam litigasi; fluktuasi harga pasar saham pada umumnya.

Saham Perseroan mungkin diperdagangkan jauh di bawah Harga Penawaran. 2. Masyarakat mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas Saham Yang Ditawarkan apabila

Penawaran Umum harus dilanjutkan walaupun terjadi perubahan yang berdampak negatif terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan.

Peraturan di Indonesia memperbolehkan pembatalan sebuah Penawaran Umum hanya dalam keadaan-keadaan tertentu. Jika terjadi perubahaan material berdampak negatif terhadap terhadap kebijakan moneter internasional dan nasional, kondisi keuangan, politik atau ekonomi atau kejadian force majeure lain atau perubahan yang berdampak material lain pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi usaha dan keuangan Perseroan yang muncul setelah didapatkannya Pernyataan Efektif dari OJK dan sebelum Penawaran Umum dan pencatatan saham dilakukan, Perseroan dapat mengajukan izin pembatalan Penawaran Umum tersebut.

58

Namun, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mengajukan pembatalan atau OJK akan menyetujui pembatalan tersebut dan OJK mungkin mengharuskan Penawaran Umum tetap diproses dan diselesaikan sesuai dengan peraturan di Indonesia. Dalam situasi ini, para investor yang telah mendapatkan jatah Saham Yang Ditawarkan mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas saham tersebut meskipun kejadian-kejadian tersebut mungkin akan membatasi tindakan untuk menjual saham-saham tersebut setelah Penawaran Umum atau menyebabkan harga perdagangan saham setelah Penawaran Umum jauh lebih rendah daripada Harga Penawaran. 3. Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseoran dan ketiadaan

pasar untuk saham Perseroan dapat berkontribusi pada kurangnya likuiditas. Perseroan telah mengajukan permohonan pencatatan saham di BEI. Saat ini belum terdapat pasar untuk saham Perseoran. Tidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan terbentuk atau, jika pasar telah terbentuk, saham Perseroan akan likuid. Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdangangan untuk Saham Perseroan dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Selanjutnya, sekitar 82% dari saham protepel Perseroan diharapkan untuk dipegang secara kolektif oleh PT Griyainsani Cakrasadaya (yang dikendalikan oleh keluarga Dr. Boenjamin Setiawan dan Fransiscus Bing Aryanto serta saudara-saudara kandung mereka, atau diketahui sebagai keluarga Khouw) dan Lion Investments Partners B.V. (beneficial owners yang memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga Khouw). Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan perdagangan di BEI dapat tertunda. Terkait dengan hal tersebut, tidak ada jaminan bahwa seorang pemegang saham Perseroan dapat melepas saham tersebut pada harga atau pada waktu seperti yang dapat dilakukan pemegang saham di pasar modal lebih likuid atau tidak sama sekali. Walapun Pernyataan Pendaftaran Perseroan telah mendapatkan Pernyataan Efektif, saham Perseroan tidak langsung dicatatkan di BEI setelah tanggal Penjatahan untuk Penawaran Umum di Indonesia. Selama periode tersebut, pembeli saham akan tidak terlindung dari pergerakan harga saham tanpa memiliki kemampuan untuk menjual saham yang telah dibeli melalui BEI 4. Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi

keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja di masa depan. Jumlah dividen yang dibayarkan Perseroan di masa depan, apabila ada, akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja serta belanja modal Perseroan, komitmen kontrak dan biaya terkait dengan ekspansi Perseoran. Selain itu, Perseroan mungkin mendapatkan perjanjian keuangan di masa depan yang dapat membatasi lebih lanjut kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen dan Perseroan dapat memiliki pengeluaran atau kewajiban yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketersediaan kas untuk pembagian dividen. Salah satu dari faktor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Entitas Anak untuk membayar dividen kepada Perseroan, yang pada akhirnya dapat berdampak merugikan pada kondisi keuangan atau hasil usaha Perseroan dan juga kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. 5. Nilai aset bersih dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini lebih rendah dibandingkan Harga

Penawaran dan pembeli dapat mengalami dilusi secara langsung dan substansial. Harga Penawaran lebih tinggi secara substansial dari nilai aset bersih per saham yang disetor dan diterbitkan kepada para pemegang saham Perseroan yang telah ada. Oleh karena itu, pembeli Saham Yang Ditawarkan akan mengalami dilusi yang substansial dan para pemegang saham Perseroan saat ini akan mengalami peningkatan yang material dari nilai aset bersih per saham dari jumlah saham yang mereka miliki. 6. Sesuai peraturan-peraturan OJK mengenai benturan kepentingan, transaksi yang mengandung benturan

kepentingan memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen dan tidak ada jaminan bahwa persetujuan akan didapatkan apabila diperlukan.

Sesuai peraturan-peraturan OJK, transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan terbuka di Indonesia, baik material maupun tidak material yang mengandung benturan kepentingan, kecuali benturan kepentingan tersebut ada sebelum suatu perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dan diungkapkan seluruhnya pada dokumen penawaran umum yang relevan di Indonesia, harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham indpenden. Transaksi-transaksi antara Perseroan dan pemegang saham utama Perseroan atau perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemegang saham utama atau perusahaan-perusahaan lain yang memiliki direktur atau komisaris dimana terdapat kepentingan ekonomis antara Perseroan dan individu-individu tersebut dan pihak-pihak tersebut akan menimbulkan transaksi dengan benturan kepentingan sesuai peraturan OJK. Oleh karena itu, persetujuan dari pemegang saham mayoritas yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh pemegang saham utama Perseroan (“para pemegang saham yang tidak

59

Namun, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mengajukan pembatalan atau OJK akan menyetujui pembatalan tersebut dan OJK mungkin mengharuskan Penawaran Umum tetap diproses dan diselesaikan sesuai dengan peraturan di Indonesia. Dalam situasi ini, para investor yang telah mendapatkan jatah Saham Yang Ditawarkan mungkin diwajibkan untuk menyelesaikan pembelian atas saham tersebut meskipun kejadian-kejadian tersebut mungkin akan membatasi tindakan untuk menjual saham-saham tersebut setelah Penawaran Umum atau menyebabkan harga perdagangan saham setelah Penawaran Umum jauh lebih rendah daripada Harga Penawaran. 3. Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseoran dan ketiadaan

pasar untuk saham Perseroan dapat berkontribusi pada kurangnya likuiditas. Perseroan telah mengajukan permohonan pencatatan saham di BEI. Saat ini belum terdapat pasar untuk saham Perseoran. Tidak ada jaminan bahwa pasar untuk saham Perseroan akan terbentuk atau, jika pasar telah terbentuk, saham Perseroan akan likuid. Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdangangan untuk Saham Perseroan dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Selanjutnya, sekitar 82% dari saham protepel Perseroan diharapkan untuk dipegang secara kolektif oleh PT Griyainsani Cakrasadaya (yang dikendalikan oleh keluarga Dr. Boenjamin Setiawan dan Fransiscus Bing Aryanto serta saudara-saudara kandung mereka, atau diketahui sebagai keluarga Khouw) dan Lion Investments Partners B.V. (beneficial owners yang memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga Khouw). Kemampuan untuk menjual dan menyelesaikan perdagangan di BEI dapat tertunda. Terkait dengan hal tersebut, tidak ada jaminan bahwa seorang pemegang saham Perseroan dapat melepas saham tersebut pada harga atau pada waktu seperti yang dapat dilakukan pemegang saham di pasar modal lebih likuid atau tidak sama sekali. Walapun Pernyataan Pendaftaran Perseroan telah mendapatkan Pernyataan Efektif, saham Perseroan tidak langsung dicatatkan di BEI setelah tanggal Penjatahan untuk Penawaran Umum di Indonesia. Selama periode tersebut, pembeli saham akan tidak terlindung dari pergerakan harga saham tanpa memiliki kemampuan untuk menjual saham yang telah dibeli melalui BEI 4. Kemampuan Perseroan membayar dividen di masa depan akan bergantung pada laba ditahan, kondisi

keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja di masa depan. Jumlah dividen yang dibayarkan Perseroan di masa depan, apabila ada, akan bergantung pada laba ditahan, kondisi keuangan, arus kas, dan kebutuhan modal kerja serta belanja modal Perseroan, komitmen kontrak dan biaya terkait dengan ekspansi Perseoran. Selain itu, Perseroan mungkin mendapatkan perjanjian keuangan di masa depan yang dapat membatasi lebih lanjut kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen dan Perseroan dapat memiliki pengeluaran atau kewajiban yang dapat mengurangi atau menghilangkan ketersediaan kas untuk pembagian dividen. Salah satu dari faktor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Entitas Anak untuk membayar dividen kepada Perseroan, yang pada akhirnya dapat berdampak merugikan pada kondisi keuangan atau hasil usaha Perseroan dan juga kemampuan Perseroan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. 5. Nilai aset bersih dari Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini lebih rendah dibandingkan Harga

Penawaran dan pembeli dapat mengalami dilusi secara langsung dan substansial. Harga Penawaran lebih tinggi secara substansial dari nilai aset bersih per saham yang disetor dan diterbitkan kepada para pemegang saham Perseroan yang telah ada. Oleh karena itu, pembeli Saham Yang Ditawarkan akan mengalami dilusi yang substansial dan para pemegang saham Perseroan saat ini akan mengalami peningkatan yang material dari nilai aset bersih per saham dari jumlah saham yang mereka miliki. 6. Sesuai peraturan-peraturan OJK mengenai benturan kepentingan, transaksi yang mengandung benturan

kepentingan memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen dan tidak ada jaminan bahwa persetujuan akan didapatkan apabila diperlukan.

Sesuai peraturan-peraturan OJK, transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan terbuka di Indonesia, baik material maupun tidak material yang mengandung benturan kepentingan, kecuali benturan kepentingan tersebut ada sebelum suatu perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI dan diungkapkan seluruhnya pada dokumen penawaran umum yang relevan di Indonesia, harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham indpenden. Transaksi-transaksi antara Perseroan dan pemegang saham utama Perseroan atau perusahaan-perusahaan lain yang dimiliki atau dikendalikan oleh pemegang saham utama atau perusahaan-perusahaan lain yang memiliki direktur atau komisaris dimana terdapat kepentingan ekonomis antara Perseroan dan individu-individu tersebut dan pihak-pihak tersebut akan menimbulkan transaksi dengan benturan kepentingan sesuai peraturan OJK. Oleh karena itu, persetujuan dari pemegang saham mayoritas yang dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh pemegang saham utama Perseroan (“para pemegang saham yang tidak

berkepentingan”) harus diperoleh apabila ada benturan kepentingan. OJK mempunyai wewenang untuk menegakkan peraturan ini dan para pemegang saham diperbolehkan mencari atau membawa tindakan penegakan berdasarkan aturan dari OJK tersebut. Persyaratan untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham independen dapat memberatkan Perseroan dari segi waktu dan biaya dan dapat menyebabkan Perseroan tidak jadi memasuki beberapa transaksi yang mungkin dianggap menguntungkan oleh Perseroan. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa persetujuan dari pemegang saham yang tidak berkepentingan akan didapatkan. 7. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat atau mata uang lainnya akan mempengaruhi

harga saham serta dividen Perseroan dalam mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan mata uang lainnya akan mempengaruhi nilai konversi harga saham Perseroan dalam mata uang Rupiah di BEI. Fluktuasi tersebut juga akan mempengaruhi jumlah saham yang diterima pemegang saham dalam mata uang asing atas (i) dividen kas atau distribusi lainnya akan dibayar dalam Rupiah atas saham Perseroan, dan (ii) uang yang diterima saat menjual saham Perseroan dalam Rupiah dari penjualan di pasar sekunder. 8. Penjamin Pelaksana Emisi Efek tidak akan melakukan penjatahan lebih saham atau untuk menstabilisasi harga

pasar saham Perseroan. Penjamin Pelaksana Emisi tidak akan melakukan penjatahan lebih atas Saham Yang ditawatkan atau mengambil tindakan lain untuk menstabilisasi atau menjaga harga pasar Saham Yang Ditawarkan pada tingkat harga yang mungkin tidak berlaku pada pasar saham. Tindakan ini biasa dilakukan di pasar efek lain dalam periode 30 hari segera setelah tanggal dimulainya perdagangan efek di Bursa. Oleh karena itu, harga pasar Saham yang Ditawarkan akan rentan terhadap penurunan dibandingkan bila Penjamin Pelaksana Emisi Efek diperbolehkan mengambil tindakan tersebut. 9. Penjualan saham di masa datang oleh Perseroan dan pemegang saham Perseroan dapat mempengaruhi harga

pasar saham Perseroan. Penjualan saham Perseroan di masa datang dalam jumlah besar, atau persepsi bahwa penjualan tersebut dapat terjadi, dapat berdampak negatif terhadap pasar saham Perseroan atau kemampuan Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran saham baru atau produk equity-linked securities lainnya. Segera setelah Penawaran Umum dilakukan, sekitar 82% dari jumlah saham portepel akan dimiliki oleh PT Griyainsani Cakrasadaya (yang dikendalikan oleh keluarga Dr. Boenjamin Setiawan dan Fransiscus Bing Aryanto serta saudara-saudara kandung mereka, atau diketahui sebagai keluarga Khouw) bersama dengan Lion Investments Partners B.V. (beneficial owner memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan keluarga Khouw). Penjualan dalam jumlah besar di masa datang oleh pemegang saham Perseroan, atau persepsi bahwa penjualan tersebut akan terjadi, dapat menyebabkan harga saham Perseroan turun dan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk memperoleh tambahan modal. 10. Keputusan-keputusan pengadilan asing tidak dapat dilaksanakan terhadap Perseroan. Perseroan termasuk Entitas Anak adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia. Semua komisaris, direktur dan pejabat eksekutif Perseroan dan Entitas Anak tinggal di Indonesia. Semua aset Perseroan dan Entitas Anak dan sebagian besar aset komisaris, direktur dan pejabat eksekutif Perseroan dan Entitas Anak terletak di Indonesia. Tidak dimungkinkan bagi investor untuk menggugat Perseroan dari luar Indonesia atau pihak-pihak tertentu untuk memberlakukan hukum asing terhadap Perseroan atau pihak terkait di luar Indonesia. Selain itu, keputusan pengadilan yang diperoleh di pengadilan di luar Indonesia tidak dapat dilaksanakan dalam pengadilan Indonesia. Akibatnya, pemegang saham Perseroan disyaratkan untuk menggugat Perseroan di Indonesia menurut hukum Indonesia. Pemeriksaan ulang secara de novo akan diperlukan sebelum pengadilan Indonesia melaksanakan putusan dari pengadilan asing di Indonesia. Klaim dan perbaikan yang tersedia berdasarkan hukum Indonesia tidak seluas hukum yang tersedia di yurisdiksi lain. Tidak ada jaminan bahwa pengadilan Indonesia akan melindungi kepentingan investor dengan cara yang sama atau pada tingkat yang sama dengan pengadilan di negara yang lebih maju di luar Indonesia. 11. Investor tunduk pada beberapa pembatasan hak pemegang saham minoritas. Kewajiban pemegang saham mayoritas, komisaris, dan direksi terkait pemegang saham minoritas berdasarkan hukum Indonesia mungkin lebih terbatas dibandingkan dengan kewajiban tersebut berdasarkan hukum di beberapa negara lain. Akibatnya, pemegang saham minoritas berdasarkan undang-undang Indonesia saat ini mungkin tidak dapat melindungi kepemilikannya seperti yang berlaku di beberapa negara lain. Prinsip hukum koporasi terkait masalah seperti keabsahan

60

tindakan Perseroan, prinsip kehati-hatian (fiduciary duties) dari manajemen Perseroan, direktur, komisaris dan pemegang saham pengendali, serta hak pemegang saham minoritas diatur oleh UUPT dan peraturan pelaksanaannya, Peratuan Bapepam-LK, Peraturan BEI, dan Anggaran Dasar Perseroan. Prinsip hukum tersebut dapat bebeda apabila Perseroan merupakan perusahaan yang terdaftar di wilayah yuridisdiksi selain di Indonesia. Secara khusus, konsep terkait fiduciary duties dari manajemen Perseroan belum pernah diajukan kepada pengadilan di Indonesia. Tindakan derifatif terkait dengan tindakan komisaris atau direktur tidak pernah dibawa atau diuji di pengadilan Indonesia, dan hak pemegang saham minoritas baru ditentukan sejak 1995 dan belum teruji dalam praktiknya. Walaupun tindakan dapat dilakukan di bawah hukum Indonesia, ketiadaan preseden dapat membuat penuntutan atas perkara perdata tersebut jauh lebih sulit. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa hak atau upaya hukum pemegang saham minoritas akan sama atau cukup dibandingkan dengan hak atau upaya hukum yang tersedia di yurisdiksi lain dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. 12. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dari negara yang lain. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia berbeda dari yang berlaku di yurisdiksi lain dalam beberapa hal termasuk kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit, dan standar pelaporan internal dan eksternal. Standar tata kelola perusahaan dan prakteknya mungkin tidak terlalu ketat, terutama yang berkaitan dengan kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan audit dan komite lainnya. Oleh karena itu, direktur perusahaan Indonesia mungkin cenderung memiliki kepentingan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham pada umumnya, dimana ini dapat menyebabkan mereka mengambil tindakan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham. 13. Informasi perusahaan yang tersedia di pasar modal Indonesia mungkin lebih sedikit daripada pasar modal di

negara maju. Terdapat perbedaan diantara tingkat regulasi dan pengawasan pasar modal Indonesia dan aktivitas investor, broker dan partisipan lainnya dibandingkan ekonomi maju lainnya. OJK dan bursa efek bertanggung jawab untuk meningkatkan keterbukaan dan standar regulasi lainnya untuk pasar modal Indonesia. OJK telah mengeluarkan regulasi dan pedoman dalam syarat-syarat keterbukaan, insider trading dan hal-hal lainnya. Namun, informasi yang tersedia di publik mengenai perusahaan di Indonesia kemungkinan masih lebih sedikit dibandingkan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan publik di negara-negara maju. 14. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa datang dapat dibatasi karena

penerapan peraturan pasar modal pada jurisdiksi yang berlaku, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka.

Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.D.I, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-261PM/2003, tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”), perusahaan publik harus menawarkan kepada pemegang efek bersifat ekuitas, HMETD untuk memesan dan membayar pada jumlah saham secara proporsional untuk mempertahankan persentase kepemilikannya sebelum penerbitan setiap saham baru. Namun, di masa mendatang bila Perseroan menawarkan hak untuk membeli atau melakukan pemesanan saham atau mendistribusikan saham kepada pemegang saham, pemegang saham dari kekuasaan hukum Amerika Serikat atau pemegang dari wilayah lain mungkin tidak dapat menggunakan hak tersebut kecuali terdapat pernyataan pendaftaran di bawah US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain yang efektif sehubungan dengan saham baru atau pengecualian pendaftaran berdasarkan US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain. Setiap kali Perseroan mengeluarkan HMETD atau menawarkan saham serupa, Perseroan akan mengevaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan akan evaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan dalam mematuhi peraturan di Amerika Serikat dan peraturan negara lain, untuk setiap pernyataan pendaftaran dan faktor lain yang Perseroan anggap tepat. Namun, Perseroan dapat memilih untuk tidak menganjukan pernyataan pendaftaran dan/atau dokumen lain yang relevan, maka pemegang saham dari Amerika Serikat tidak dapat berpartisipasi atas hak atau penawaran yang serupa dan akan terkena dilusi akibat kepemilikan saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, pemegang saham mungkin tidak dapat mempertahankan kepentingan proporsi ekuitas yang dimilikinya dalam Perseroan. Karena Penawaran Umum terbatas saham di Indonesia pada umumnya memungkinkan Publik untuk membeli saham dengan sejumlah diskon dari harga perdagangan terakhir, ketidakmampuan peserta untuk berpartisipasi dalam penawaran hak tersebut bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang material.

61

tindakan Perseroan, prinsip kehati-hatian (fiduciary duties) dari manajemen Perseroan, direktur, komisaris dan pemegang saham pengendali, serta hak pemegang saham minoritas diatur oleh UUPT dan peraturan pelaksanaannya, Peratuan Bapepam-LK, Peraturan BEI, dan Anggaran Dasar Perseroan. Prinsip hukum tersebut dapat bebeda apabila Perseroan merupakan perusahaan yang terdaftar di wilayah yuridisdiksi selain di Indonesia. Secara khusus, konsep terkait fiduciary duties dari manajemen Perseroan belum pernah diajukan kepada pengadilan di Indonesia. Tindakan derifatif terkait dengan tindakan komisaris atau direktur tidak pernah dibawa atau diuji di pengadilan Indonesia, dan hak pemegang saham minoritas baru ditentukan sejak 1995 dan belum teruji dalam praktiknya. Walaupun tindakan dapat dilakukan di bawah hukum Indonesia, ketiadaan preseden dapat membuat penuntutan atas perkara perdata tersebut jauh lebih sulit. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bahwa hak atau upaya hukum pemegang saham minoritas akan sama atau cukup dibandingkan dengan hak atau upaya hukum yang tersedia di yurisdiksi lain dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. 12. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dari negara yang lain. Standar tata kelola perusahaan di Indonesia berbeda dari yang berlaku di yurisdiksi lain dalam beberapa hal termasuk kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan komite audit, dan standar pelaporan internal dan eksternal. Standar tata kelola perusahaan dan prakteknya mungkin tidak terlalu ketat, terutama yang berkaitan dengan kebebasan dewan direksi, dewan komisaris dan audit dan komite lainnya. Oleh karena itu, direktur perusahaan Indonesia mungkin cenderung memiliki kepentingan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham pada umumnya, dimana ini dapat menyebabkan mereka mengambil tindakan yang berlawanan dengan kepentingan pemegang saham. 13. Informasi perusahaan yang tersedia di pasar modal Indonesia mungkin lebih sedikit daripada pasar modal di

negara maju. Terdapat perbedaan diantara tingkat regulasi dan pengawasan pasar modal Indonesia dan aktivitas investor, broker dan partisipan lainnya dibandingkan ekonomi maju lainnya. OJK dan bursa efek bertanggung jawab untuk meningkatkan keterbukaan dan standar regulasi lainnya untuk pasar modal Indonesia. OJK telah mengeluarkan regulasi dan pedoman dalam syarat-syarat keterbukaan, insider trading dan hal-hal lainnya. Namun, informasi yang tersedia di publik mengenai perusahaan di Indonesia kemungkinan masih lebih sedikit dibandingkan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan publik di negara-negara maju. 14. Hak pemegang saham Perseroan untuk berpartisipasi dalam penawaran di masa datang dapat dibatasi karena

penerapan peraturan pasar modal pada jurisdiksi yang berlaku, yang akan menyebabkan terjadinya dilusi pada kepemilikan mereka.

Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.D.I, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-261PM/2003, tanggal 17 Juli 2003 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”), perusahaan publik harus menawarkan kepada pemegang efek bersifat ekuitas, HMETD untuk memesan dan membayar pada jumlah saham secara proporsional untuk mempertahankan persentase kepemilikannya sebelum penerbitan setiap saham baru. Namun, di masa mendatang bila Perseroan menawarkan hak untuk membeli atau melakukan pemesanan saham atau mendistribusikan saham kepada pemegang saham, pemegang saham dari kekuasaan hukum Amerika Serikat atau pemegang dari wilayah lain mungkin tidak dapat menggunakan hak tersebut kecuali terdapat pernyataan pendaftaran di bawah US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain yang efektif sehubungan dengan saham baru atau pengecualian pendaftaran berdasarkan US Securities Act atau undang-undang serupa di negara lain. Setiap kali Perseroan mengeluarkan HMETD atau menawarkan saham serupa, Perseroan akan mengevaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan akan evaluasi biaya dan potensi kewajiban yang terkait dengan, dan kemampuan Perseroan dalam mematuhi peraturan di Amerika Serikat dan peraturan negara lain, untuk setiap pernyataan pendaftaran dan faktor lain yang Perseroan anggap tepat. Namun, Perseroan dapat memilih untuk tidak menganjukan pernyataan pendaftaran dan/atau dokumen lain yang relevan, maka pemegang saham dari Amerika Serikat tidak dapat berpartisipasi atas hak atau penawaran yang serupa dan akan terkena dilusi akibat kepemilikan saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, pemegang saham mungkin tidak dapat mempertahankan kepentingan proporsi ekuitas yang dimilikinya dalam Perseroan. Karena Penawaran Umum terbatas saham di Indonesia pada umumnya memungkinkan Publik untuk membeli saham dengan sejumlah diskon dari harga perdagangan terakhir, ketidakmampuan peserta untuk berpartisipasi dalam penawaran hak tersebut bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang material.

15. Peraturan Indonesia memiliki ketentuan berbeda dengan peraturan dari yurisdiksi lain terkait pelaksanaan dan hak pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham.

Perseroan tunduk pada hukum Indonesia dan persyaratan pencatatan yang berlaku di BEI. Penyelenggaraan dan pelaksanaan rapat umum pemegang saham secara khusus diatur oleh hukum Indonesia.Prosedur dan proses pemanggilan sehubungan dengan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham, serta kesiapan pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suara pada rapat umum mungkin berbeda dari yurisdiksi di luar Indonesia. Misalnya, pemegang saham yang berhak hadir dan memberikan suara pada rapat umum pemegang saham, berdasarkan hukum Indonesia, adalah pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada Hari Kerja selanjutnya, atau recording date berdasarkan pemanggilan rapat umum diumumkan, terlepas dari apakah pemegang saham tersebut mungkin telah melepas saham mereka setelah recording date dan sebelum rapat umum pemegang saham. Selain itu, investor yang mungkin telah membeli saham mereka setelah recording date (dan sebelum hari rapat umum pemegang saham) tidak berhak hadir dan memberikan suara pada rapat umum. Dengan demikian, calon investor harus mencatat bahwa mereka dapat dikenakan prosedur dan hak-hak yang berkaitan dengan rapat umum pemegang saham yang mungkin berbeda dari yang biasa dilakukan di wilayah yurisdiksi lain. 16. Investasi pada kegiatan pelayanan kesehatan tunduk pada batasan-batasan kepemilikan dan investasi asing. Kegiatan penyedia layanan kesehatan rumah sakit yang memberikan layanan spesialis dan sub-spesialis tunduk pada pembatasan kepemilikan pemegang saham asing di bawah Daftar Negatif Investasi di Indonesia. Di bawah Daftar Negatif Investasi, proporsi maksimal dari saham di perusahaan Indonesia yang beroperasi di bidang layanan kesehatan rumah sakit (dengan layanan spesialis dan sub-spesialis) yang boleh dimiliki oleh pemegang saham asing adalah maksimal sebesar 67% dari total saham yang dikeluarkan dan disetor perusahaan tersebut. Terlebih lagi, Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi di Indonesia menyebutkan bahwa batasan tersebut tidak berlaku untuk investasi asing tidak langsung atau transaksi investasi portofolio melalui pasar modal domestik, termasuk pembelian saham di BEI. Setelah Penawaran Umum selesai, semua saham Perseroan akan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI dan oleh karena itu, para investor, termasuk investor asing, dapat memiliki saham Perseroan melalui BEI tanpa adanya batasan. Batasan umum pada investasi asing secara langsung yang tersebut di atas tidak berlaku pada Perseroan atau pemegang saham asing Perseroan sepanjang (i) saham tercatat di BEI; (ii) investasi dari pemegang saham asing tersebut dianggap sebagai portofolio investasi; dan (iii) investasi tersebut bukan dengan tujuan untuk mengendalikan Perseroan. Per tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak mengetahui apakah BKPM telah mengambil tindakan nyata terkait dengan akuisisi saham melalui pasar modal domestik. Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah, termasuk BKPM, akan terus menginterpretasikan bahwa investasi yang dilakukan oleh pemegang saham asing pada Perseroan merupakan investasi asing tidak langsung atau portofolio investasi sebagaiman termaktub pada Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi. Jika di kemudian hari Pemerintah, termasuk BKPM, mengubah atau memberlakukan interpretasi yang berbeda atas penerapan Pasal 5 dari Daftar Negatif Investasi atas Perseroan, Perseroan mungkin harus tunduk pada pembatasan investasi dan kepemilikan asing tersebut. Hal ini dapat berdampak negatif secara material terhadap harga atau likuiditas saham Perseroan, serta menghambat Perseroan dalam melaksanakan kegiatan penyedia layanan kesehatan, yang selanjutnya dapat berdampak negatif pada hasil kegiatan usaha, kondisi keuangan dan profitabilitas Perseroan. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI PERSEROAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DARI DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK.

62

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan, yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen yaitu tanggal 6 Februari 2015 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian.

63

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Tidak terdapat kejadian penting yang mempunyai dampak material terhadap posisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan, yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen yaitu tanggal 6 Februari 2015 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 yang telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian.

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan didirikan dengan nama PT Calida Ekaprana, berkedudukan di Jakarta Pusat, berdasarkan Akta Pendirian Perseroan No. 25 tanggal 3 Januari 1995, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7971.HT.0101.TH.95 tanggal 22 Juni 1995 serta didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 1440/1995 tanggal 19 September 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 88 tanggal 3 Nopember 1995, Tambahan No. 9106. Pada 2012 Perseroan mengubah statusnya dari semula perusahaan non fasilitas menjadi perusahaan dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012 dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn., Notaris di Jakarta Utara yang telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No.AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam BNRI No.37 tanggal 7 Mei 2013, Tambahan No. 27893. Perubahan status Perseroan tersebut juga telah memperoleh persetujuan dari BKPM berdasarkan Surat Persetujuan Perubahan Status Perusahaan Non-Penanaman Modal Dalam Negeri/Penanaman Modal Asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011. Pada tanggal 30 Desember 2014, Perseroan mendapatkan Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal. Oleh karenanya sejak tanggal tersebut, Perseroan telah tercatat sebagai Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada 2014, Perseroan mengubah nama perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 5 tanggal 6 Agustus 2014 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan keputusan No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014 dan dicatat dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT di bawah No. AHU-0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Perubahan ini telah disetujui oleh BKPM berdasarkan Surat Izin Prinsip Perubahan No. 2125/1/IP-PB/PMA/2014 tanggal 4 Agustus 2014. Pada tahun 2014, Perseroan mengubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1 berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No.AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Pada saat ini Perseroan menjalankan kegiatan usaha utama dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen dan melaksanakan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan yaitu: (i) menjalankan usaha di bidang jasa manajemen rumah sakit dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak. Perseroan saat ini memiliki enam Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat khususnya rumah sakit. Di bawah ini adalah ringkasan dari peristiwa penting sejarah Perseroan.

1989: Rumah sakit pertama, RSMK Jatinegara mulai beroperasi. 1990: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 70. 1993: RSMK Bekasi Barat mulai beroperasi. 1995: Kepemilikan di RSMK Jatinegara dilepas menjadi 60% dan jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan

mencapai 212. 1998: RS Mitra Kemayoran mulai beroperasi. 1998: RS International Bintaro mulai beroperasi. 1999: RSMK Surabaya mulai beroperasi. 2000: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseoran mencapai 715. 2001: Perseroan menjual sisa kepemilikan saham di RSMK Jatinegara dan di RS International Bintaro.

64

2002: RSMK Kelapa Gading mulai beroperasi. 2004: RSMK Bekasi Timur mulai beroperasi. 2005: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 742. 2008: RSMK Depok mulai beroperasi. 2009: RSMK Tegal mulai beroperasi. 2009: RSMK Waru mulai beroperasi. 2010: RSMK Cikarang mulai beroperasi dan jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 1.369. 2011: RSMK Cibubur mulai beroperasi. 2014: RSMK Kenjeran mulai beroperasi.

Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya secara berturut-turut diubah sebagai berikut :

Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C-59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan; (ii) penyesuaian terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-10144.HT.0101.TH.96 tanggal 6 November 1996, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan TDP No. 09051634273 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, Nomor 428/BH.09.05/II/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 27 tanggal 4 April 1997, Tambahan No. 1290;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau mewakili 99,97% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.10 tanggal 28 Juni 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 1.500 saham dari 6.100 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval sebanyak 1.500 saham masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 5.399 saham atau mewakili 99,98% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,02% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.1 tanggal 3 Juli 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 2.150 saham dari 4.600 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 7.549 saham atau mewakili 99,99% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,01% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta mana telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta

65

2002: RSMK Kelapa Gading mulai beroperasi. 2004: RSMK Bekasi Timur mulai beroperasi. 2005: Jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 742. 2008: RSMK Depok mulai beroperasi. 2009: RSMK Tegal mulai beroperasi. 2009: RSMK Waru mulai beroperasi. 2010: RSMK Cikarang mulai beroperasi dan jumlah tempat tidur pada rumah sakit Perseroan mencapai 1.369. 2011: RSMK Cibubur mulai beroperasi. 2014: RSMK Kenjeran mulai beroperasi.

Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut selanjutnya secara berturut-turut diubah sebagai berikut :

Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C-59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan; (ii) penyesuaian terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C2-10144.HT.0101.TH.96 tanggal 6 November 1996, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UUWDP”) dengan TDP No. 09051634273 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, Nomor 428/BH.09.05/II/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No. 27 tanggal 4 April 1997, Tambahan No. 1290;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau mewakili 99,97% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.10 tanggal 28 Juni 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 1.500 saham dari 6.100 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval sebanyak 1.500 saham masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 5.399 saham atau mewakili 99,98% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,02% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.1 tanggal 3 Juli 2000, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 2.150 saham dari 4.600 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 7.549 saham atau mewakili 99,99% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,01% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan dalam Perseroan. Akta mana telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta

Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 26 Desember 2000, dibuat di hadapan Tji Sing, SH, berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 8 Desember 2000 nomor 63/CN/2000/PN.JKT.PST, pengganti dari Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 140.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) dan modal ditempatkan yang semula Rp7.550.000.000 (tujuh miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-01075 HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Mei 2001, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 090551513427 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, Nomor 104/RUB.09.05/VI/2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 16 Oktober 2001, Tambahan No. 6484;

Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 6 tanggal 20 Juni 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-03533 HT.01.04.TH.2001 tanggal 19 Juli 2001, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 09051534272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, No. 2641/RUB.09.05/XII/2001 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 12 Maret 2002, Tambahan No. 2486;

Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 1 tanggal 1 November 2001, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta,sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah). Akta tersebut telah diterima dan disimpan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (“Sisminbakum”) Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Surat No. C-15132 HT.01.04.TH.2001 tanggal 6 Desember 2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 10 Mei 2002, Tambahan No. 329, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 3028/RUB 09.06/II/2002.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 23 tanggal 24 Desember 2004, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) dan mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C-04403 HT.01.04.TH.2005 tanggal 21 Februari 2005, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUWDP dengan TDP No. 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat Nomor 1145/RUB.09.05/V/2005 tanggal 6 Mei 2005, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 31 Mei 2005, Tambahan No. 5498;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 3 tanggal 6 Mei 2005, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) menjadi Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) dan karenanya mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Akta tersebut telah diterima

66

dan disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham, berdasarkan Surat No. C-16809 HT.01.04.TH.2004 tanggal 17 Juni 2005, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 18 Oktober 2005, Tambahan No. 1013, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 1954/RUB 09.01/VII/2005 tanggal 25 Juli 2005.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 8 tanggal 28 Desember 2006, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. W7-03105 HT.01.04.TH.2007 tanggal 23 Maret 2007, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 2012, Tambahan No. 34766.

Akta Pernyataan Para Pemegang Saham Tanpa Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 12 tanggal 25 Juni 2008, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0056353.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 25 November 2008, Tambahan No. 25186.

Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012, dibuat di hadapan Humberg Lie, SH,SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, sehubungan dengan: (i) persetujuan perubahan pasal 3 anggaran dasar Perseroan; (ii) persetujuan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan yaitu modal dasar semula sebesar Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) berubah menjadi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah); modal ditempatkan dan disetor semula sebesar Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) berubah menjadi Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah); (iii) persetujuan perubahan perseroan dari semula perseroan terbatas non-penanaman modal dalam negeri/penanaman modal asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Perseroan terbatas yang didirikan dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam rangka pelaksanaan Penanaman Modal Asing (PMA); dan (iv) persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan perubahan jenis Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 10 Desember 2013, Tambahan No. 8165/L.

Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 05 tanggal 6 Agustus 2014, dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pemegang saham Perseroan mengubah pasal 1 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan yaitu mengenai perubahan nama Perseroan, dari semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta tersebut telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014, sebagaimana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014.

Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sisminbakum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan

67

dan disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham, berdasarkan Surat No. C-16809 HT.01.04.TH.2004 tanggal 17 Juni 2005, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 83 tanggal 18 Oktober 2005, Tambahan No. 1013, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan No. TDP 090515134272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 1954/RUB 09.01/VII/2005 tanggal 25 Juli 2005.

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 8 tanggal 28 Desember 2006, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. W7-03105 HT.01.04.TH.2007 tanggal 23 Maret 2007, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 2012, Tambahan No. 34766.

Akta Pernyataan Para Pemegang Saham Tanpa Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan No. 12 tanggal 25 Juni 2008, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0056353.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 25 November 2008, Tambahan No. 25186.

Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012, dibuat di hadapan Humberg Lie, SH,SE, MKn, Notaris di Jakarta Utara, sehubungan dengan: (i) persetujuan perubahan pasal 3 anggaran dasar Perseroan; (ii) persetujuan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan yaitu modal dasar semula sebesar Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) berubah menjadi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah); modal ditempatkan dan disetor semula sebesar Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) berubah menjadi Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah); (iii) persetujuan perubahan perseroan dari semula perseroan terbatas non-penanaman modal dalam negeri/penanaman modal asing (Non-PMDN/PMA) menjadi Perseroan terbatas yang didirikan dengan ketentuan dalam Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam rangka pelaksanaan Penanaman Modal Asing (PMA); dan (iv) persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan perubahan jenis Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing. Akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, didaftarkan dalam daftar perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0034823.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 10 Desember 2013, Tambahan No. 8165/L.

Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 05 tanggal 6 Agustus 2014, dibuat di hadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pemegang saham Perseroan mengubah pasal 1 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan yaitu mengenai perubahan nama Perseroan, dari semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta tersebut telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan Menkumham No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014, sebagaimana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0078659.40.80.2014 tanggal 7 Agustus 2014.

Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sisminbakum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan

Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perusahaan terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang jasa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama yaitu menjalankan usaha dalam bidang jasa konsultasi bisnis dan manajemen. b. Kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama Perseroan adalah: (i) menjalankan usaha di

bidang jasa manajemen rumah sakit; dan (ii) menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang hukum dan pajak.

Perseroan saat ini memiliki enam Entitas Anak yang menjalankan kegiatan usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan masyarakat khususnya rumah sakit. 2. PERKEMBANGAN STRUKTUR PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Berikut merupakan perkembangan struktur dan kepemilikan saham Perseroan sejak didirikan sampai dengan Prospektus ini diterbitkan: Tahun 1995 Berdasarkan Akta Pendirian, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut : Pemegang Saham Nilai Nominal Rp100.000 per saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 250 25.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Irawati Setiady 25 2.500.000 50,00 2. Rustiyan Oen 25 2.500.000 50,00 Jumlah 50 5.000.000 100,00 Saham Dalam Portepel 200 20.000.000 Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh secara tunai oleh: (i) Irawaty Setiady sejumlah Rp2.500.000 (dua juta lima ratus Rupiah), dan (ii) Rustiyan Oen sejumlah Rp2.500.000 (dua juta lima ratus Rupiah). Tahun 1996 a. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 29 Februari 1996 yang dibuat di bawah tangan, bermeterai cukup

dan telah ditandatangani para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu:

i. Pengalihan 25 saham dengan nilai nominal masing-masing saham Rp100.000 milik Irawati Setiady dalam Perseroan kepada PT Enseval;

ii. Pengalihan 24 saham dengan nilai nominal masing-masing saham Rp100.000 milik Rustiyan Oen dalam Perseroan kepada PT Enseval; dan

iii. Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal saham Rp100.000 milik Rustiyan Oen dalam Perseroan kepada PT Griyainsani Cakrasadaya. Sehingga setelah pengalihan saham-saham tersebut dilakukan oleh pemegang saham Perseroan maka susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

68

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp100.000 per saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 250 25.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 49 4.900.000 98,00 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 100.000 2,00 Jumlah 50 5.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 200 20.000.000

Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Risalah Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan tanggal 29 Februari 1996.

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat di hadapan Buntario Tigris

Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C-59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan.

Sehingga setelah peningkatan modal tersebut struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2.899 2.899.000.000 99,96 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,04 Jumlah 2.900 2.900.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 7.100 7.100.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh: (i) Rp2.894.100.000 (dua miliar delapan ratus sembilan puluh empat juta seratus ribu Rupiah); dan (ii) Griyainsani sebesar Rp900.000 (sembilan ratus ribu Rupiah). Tahun 1997 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau sama dengan 99,97%, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham.

69

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp100.000 per saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 250 25.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 49 4.900.000 98,00 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 100.000 2,00 Jumlah 50 5.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 200 20.000.000

Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Risalah Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan tanggal 29 Februari 1996.

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 36 tanggal 2 Agustus 1996, dibuat di hadapan Buntario Tigris

Darmawa, NG, SH, berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 13 April 1995 No. C-59.HT.03.07-Th.1995, pengganti Rachmat Santoso, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan: (i) peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta Rupiah) menjadi Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang mengubah pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan.

Sehingga setelah peningkatan modal tersebut struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 2.899 2.899.000.000 99,96 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,04 Jumlah 2.900 2.900.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 7.100 7.100.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh: (i) Rp2.894.100.000 (dua miliar delapan ratus sembilan puluh empat juta seratus ribu Rupiah); dan (ii) Griyainsani sebesar Rp900.000 (sembilan ratus ribu Rupiah). Tahun 1997 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 231 tanggal 24 Juni 1997, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan atas pengeluaran 1.000 saham dari 7.100 saham yang masih ada dalam simpanan yang akan diambil bagian/ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing saham bernilai Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang/pemilik 3.899 (tiga ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan) saham atau sama dengan 99,97%, dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham.

Sehingga setelah pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan tersebut, maka struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 3.899 3.899.000.000 99,97 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,03 Jumlah 3.900 3.900.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 6.100 6.100.000.000 Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp1.000.000.000 (satu miliar Rupiah). Tahun 2000 a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 10 tanggal 28 Juni 2000, dibuat di hadapan Tjong

Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 1.500 saham dari 6.100 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval sebanyak 1500 saham masing-masing bernilai nominal sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 5.399 saham atau sama dengan 99,98% dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau sama dengan 0,02%. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Administrasi Hukum Umum dengan No. C-25707 HT.01.04.Th.2000 tanggal 22 Desember 2000, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 0905151334272 di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat No. 684/RUB.09.05/V/2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 61 tanggal 31 Juli 2001, Tambahan No. 298.

Sehingga setelah pengeluaran saham dalam simpanan Perseroan tersebut, maka struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 5.399 5.399.000.000 99,98 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,02 Jumlah 5.400 5.400.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 4.600 4.600.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp1.500.000.000 (satu miliar lima ratus ribu Rupiah).

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 1 tanggal 3 Juli 2000, dibuat di hadapan Tjong

Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pengeluaran 2.150 saham dari 4.600 saham yang masih ada dalam simpanan dan diambil bagian atau ditempatkan oleh PT Enseval masing-masing bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah), sehingga PT Enseval menjadi pemegang atau pemilik 7.549 saham atau mewakili 99,99% saham dalam Perseroan dan PT Griyainsani Cakrasadaya pemegang 1 saham atau mewakili 0,01% saham dalam Perseroan.

70

Setelah pengeluaran saham dalam simpanan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 7.549 7.549.000.000 99,98 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,02 Jumlah 7.550 7.550.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 2.450 2.450.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp2.150.000.000 (dua miliar seratus lima puluh juta Rupiah).

c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 26 Desember 2000, dibuat di hadapan Tji Sing, SH, berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 8 Desember 2000 nomor 63/CN/2000/PN.JKT.PST, pengganti dari Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, terkait peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 140.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) dan modal ditempatkan yang semula Rp7.550.000.000 (tujuh miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah).

Setelah peningkatan modal dasar Perseroan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 136.549 136.549.000.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,01 Jumlah 136.550 136.550.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.450 3.450.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp129.000.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar Rupiah).

Tahun 2001 a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 6 tanggal 20 Juni 2001, dibuat di

hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah).

71

Setelah pengeluaran saham dalam simpanan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 7.549 7.549.000.000 99,98 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,02 Jumlah 7.550 7.550.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 2.450 2.450.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp2.150.000.000 (dua miliar seratus lima puluh juta Rupiah).

c. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 13 tanggal 26 Desember 2000, dibuat di hadapan Tji Sing, SH, berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanggal 8 Desember 2000 nomor 63/CN/2000/PN.JKT.PST, pengganti dari Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, terkait peningkatan modal dasar Perseroan dari semula Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 10.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) menjadi Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) yang terbagi atas 140.000 saham masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) dan modal ditempatkan yang semula Rp7.550.000.000 (tujuh miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah).

Setelah peningkatan modal dasar Perseroan tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 136.549 136.549.000.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,01 Jumlah 136.550 136.550.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.450 3.450.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh dengan uang tunai oleh PT Enseval sejumlah Rp129.000.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar Rupiah).

Tahun 2001 a. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 6 tanggal 20 Juni 2001, dibuat di

hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp136.550.000.000 (seratus tiga puluh enam miliar lima ratus lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah).

Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 129.049 129.049.000.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,01 Jumlah 129.050 129.050.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 10.950 10.950.000.000

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 1 tanggal 1 November 2001, dibuat di

hadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan pasal 4 ayat (2) dan 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp129.050.000.000 (seratus dua puluh sembilan miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah).

Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 126.049 126.049.000.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,01 Jumlah 126.050 126.050.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 13.950 13.950.000.000

Tahun 2004 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No. 23 tanggal 24 Desember 2004, dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor dari semula Rp126.050.000.000 (seratus dua puluh enam miliar lima puluh juta Rupiah) menjadi Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) dan mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) Anggaran Dasar Perseroan.

Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Enseval 50.999 50.999.000.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 1.000.000 0,01 Jumlah 51.000 51.000.000.000 100,00

Saham dalam Portepel 89.000 89.000.000.000

72

Tahun 2005 a. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 3 Maret 2005 yang dibuat di bawah tangan, bermeterai cukup dan

telah ditandatangani para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu:

i. Pengalihan 50.998 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Griyainsani Cakrasadaya; dan

ii. Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Arya Mitra;

Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 50.999 50.999.000.000 99,99 2. PT Arya Mitra 1 1.000.000 0,01 Jumlah 51.000 51.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 89.000 89.000.000.000

Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 18 tanggal 29 Maret 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawaty, SH, Notaris di Jakarta. Akta mana telah tersimpan di dalam database Sisminbakum Menkumham No. C-UM.02.01.5084 tanggal 15 April 2005, dan telah didaftarkan dalam kantor pendaftaran perusahaan tanggal 6 Mei 2005.

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.3 tanggal 6 Mei 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) menjadi Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) dan karenanya mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 46.999.000.000 99,99 2. PT Arya Mitra 1 1.000.000 0,01 Jumlah 47.000 47.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 93.000 93.000.000.000

Tahun 2010 Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 13 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan, bermeterai cukup dan telah ditandatangani oleh para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal saham Rp1.000.000 milik PT Arya Mitra dalam Perseroan kepada PT Gira Sole Prima.

73

Tahun 2005 a. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 3 Maret 2005 yang dibuat di bawah tangan, bermeterai cukup dan

telah ditandatangani para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu:

i. Pengalihan 50.998 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Griyainsani Cakrasadaya; dan

ii. Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 milik PT Enseval dalam Perseroan kepada PT Arya Mitra;

Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 50.999 50.999.000.000 99,99 2. PT Arya Mitra 1 1.000.000 0,01 Jumlah 51.000 51.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 89.000 89.000.000.000

Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 18 tanggal 29 Maret 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawaty, SH, Notaris di Jakarta. Akta mana telah tersimpan di dalam database Sisminbakum Menkumham No. C-UM.02.01.5084 tanggal 15 April 2005, dan telah didaftarkan dalam kantor pendaftaran perusahaan tanggal 6 Mei 2005.

b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.3 tanggal 6 Mei 2005, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penurunan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp51.000.000.000 (lima puluh satu miliar Rupiah) menjadi Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) dan karenanya mengubah pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) anggaran dasar Perseroan. Setelah penurunan modal ditempatkan dan modal disetor tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham

Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 46.999.000.000 99,99 2. PT Arya Mitra 1 1.000.000 0,01 Jumlah 47.000 47.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 93.000 93.000.000.000

Tahun 2010 Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 13 Desember 2010 yang dibuat dibawah tangan, bermeterai cukup dan telah ditandatangani oleh para pihak, telah terjadi pengalihan saham yaitu Pengalihan 1 saham dengan nilai nominal saham Rp1.000.000 milik PT Arya Mitra dalam Perseroan kepada PT Gira Sole Prima.

Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 140.000 140.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 46.999.000.000 99,99 2. PT Gira Sole Prima 1 1.000.000 0,01 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 47.000 47.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 93.000 93.000.000.000

Pengalihan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 12 tanggal 23 Desember 2010, dibuat dihadapan Tjong Trisnawaty,S.H., Notaris di Jakarta. Akta mana telah tersimpan di dalam database Sisminbakum Menkumham No. AHU-AH.01.10-01760 tanggal 18 Januari 2011 sebagaimana telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan berdasarkan UUPT No. AHU-0004355.AH.01.09. Tahun 2011 tanggal 18 Januari 2011. Tahun 2012 Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No. 146 tanggal 31 Januari 2012, dibuat dihadapan Hunberg Lie, S.H.,S.E., M.Kn, Notaris di Jakarta Utara, sehubungan dengan: (i) pengalihan 1 saham milik PT Gira Sole Prima dalam Perseroan kepada Lion Investments Partners B.V., dan (ii) menyetujui peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan yaitu modal dasar semula sebesar Rp140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah) berubah menjadi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah); modal ditempatkan dan disetor semula sebesar Rp47.000.000.000 (empat puluh tujuh miliar Rupiah) berubah menjadi Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah); Setelah peningkatan modal dasar tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp1.000.000 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 200.000 200.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 46.999.000.000 34,00 2. Lion Investments Partners B.V. 91.233 91.233.000.000 66,00 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 138.232 138.232.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 61.768 61.768.000.000

Bahwa, saham-saham tersebut telah disetor penuh oleh Lion Investment Partners B.V sejumlah Rp91.233.000.000 (sembilan puluh satu miliar dua ratus tiga puluh tiga juta Rupiah) berdasarkan rekening koran Perseroan tanggal 29 Februari 2012.

Tahun 2014 Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan

74

No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Setelah peningkatan modal dasar tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 469.990.000 46.999.000.000 34,00 2. Lion Investments Partners B.V. 912.330.000 91.233.000.000 66,00 Jumlah 1.382.320.000 138.232.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.617.680.000 361.768.000.000

Bahwa nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas telah disetor penuh oleh pemegang saham Perseroan, atau seluruhnya berjumlah Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian dengan Laporan Auditor Independen tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 (diaudit) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (diaudit). Struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan tidak mengalami perubahan hingga diterbitkannya Prospektus ini.

75

No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan. Setelah peningkatan modal dasar tersebut, struktur permodalan Perseroan menjadi sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp100 per Saham Jumlah Saham (lembar) Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 5.000.000.000 500.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Griyainsani Cakrasadaya 469.990.000 46.999.000.000 34,00 2. Lion Investments Partners B.V. 912.330.000 91.233.000.000 66,00 Jumlah 1.382.320.000 138.232.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 3.617.680.000 361.768.000.000

Bahwa nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas telah disetor penuh oleh pemegang saham Perseroan, atau seluruhnya berjumlah Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian dengan Laporan Auditor Independen tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 (diaudit) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (diaudit). Struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan tidak mengalami perubahan hingga diterbitkannya Prospektus ini.

3. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Perseroan adalah sebagai berikut:

4. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ketiga sejak tanggal pengangkatan mereka dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatannya berakhir dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. Berdasarkan ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan surat keputusan No. AHU-1026340-20.2014 tanggal 19 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Direksi, dimana salah dimana salah seorang diangkat sebagai Direktur Utama dan 1 (satu) orang Direktur dan di bawah pengawasan Dewan Komisaris yang terdiri dari sedikitnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, dimana salah seorang diangkat sebagai Komisaris Utama, dan 1 (satu) orang Komisaris. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk No. 34 tanggal 12 November 2014, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-41032.40.22.2014 tanggal 13 November 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0118265.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:

76

Dewan Komisaris Komisaris Utama :

Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc.

Komisaris : Laura Aryanto, BA Komisaris Independen : Bacelius Ruru, SH, LL.M. Komisaris Independen : dr. I Gede Subawa

Direksi Direktur Utama : Ir. Rustiyan Oen, MBA Direktur : Joyce V. Handajani, MBA Direktur Independen : dr. Francinita Nati, MM

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 dan pengangkatan Bacelius Ruru, SH, LL.M. dan dr. I Gede Subawa sebagai Komisaris Independen dan dr. Francinita Nati, MM sebagai Direktur Independen telah memenuhi ketentuan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.

Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada RUPS dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Total gaji dan tunjangan seluruh Dewan Komisaris Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp4,7 miliar, Rp3 miliar, Rp5,5 miliar, Rp4,5 miliar, Rp4,1 miliar dan Direksi Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp7,3 miliar, Rp5 miliar, Rp6,9 miliar, Rp5,8 miliar, Rp4,9 miliar. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak menerima penggantian atas pajak penghasilan yang dikenakan terhadap tunjangan yang diterima. Perseroan tidak mempublikasikan informasi mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris

Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. - Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 46 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science (BSc) di bidang Engineering Management dari University of Portland, Portland, Oregon, USA (1990), gelar Master of Business Administration (MBA) dari Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA (1993) dan gelar Master of Science (MSc) di bidang Engineering Management dari University of Southern California, Los Angeles, USA (1995). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Financial Controller KC Pharmaceuticals Inc., California, USA (1992-1994). Memiliki pengalaman berkarir, antara lain: menjabat sebagai Plant Manager KC Pharmaceuticsals Inc., California, USA (1994-1995); Plant Manager & Quality Management Representatives (QMR) PT Bintang Toedjoe (1995-1997); menjabat Marketing Manager Prescription Division PT Kalbe Farma Tbk (1997-1998); General Manager PT Hexpharm Jaya Indonesia (1999-2001); Direktur PT Dankos Laboratories Tbk (2000-2001); Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Indonesia (2002-2007); Managing Director Kalbe Internasional Pte, Ltd. (2006-2008); Komisaris PT Asuransi Mitra Maparya (2009-2011); dan Presiden Direktur PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (2011-2014). Saat ini beliau memegang beberapa posisi seperti Dosen

77

Dewan Komisaris Komisaris Utama :

Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc.

Komisaris : Laura Aryanto, BA Komisaris Independen : Bacelius Ruru, SH, LL.M. Komisaris Independen : dr. I Gede Subawa

Direksi Direktur Utama : Ir. Rustiyan Oen, MBA Direktur : Joyce V. Handajani, MBA Direktur Independen : dr. Francinita Nati, MM

Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 dan pengangkatan Bacelius Ruru, SH, LL.M. dan dr. I Gede Subawa sebagai Komisaris Independen dan dr. Francinita Nati, MM sebagai Direktur Independen telah memenuhi ketentuan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat.

Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada RUPS dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Dewan Komisaris dan Direksi tidak memperoleh komisi atas kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Total gaji dan tunjangan seluruh Dewan Komisaris Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp4,7 miliar, Rp3 miliar, Rp5,5 miliar, Rp4,5 miliar, Rp4,1 miliar dan Direksi Perseroan pada 30 September 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 masing- masing sebesar Rp7,3 miliar, Rp5 miliar, Rp6,9 miliar, Rp5,8 miliar, Rp4,9 miliar. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak menerima penggantian atas pajak penghasilan yang dikenakan terhadap tunjangan yang diterima. Perseroan tidak mempublikasikan informasi mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris

Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. - Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 46 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science (BSc) di bidang Engineering Management dari University of Portland, Portland, Oregon, USA (1990), gelar Master of Business Administration (MBA) dari Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA (1993) dan gelar Master of Science (MSc) di bidang Engineering Management dari University of Southern California, Los Angeles, USA (1995). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Financial Controller KC Pharmaceuticals Inc., California, USA (1992-1994). Memiliki pengalaman berkarir, antara lain: menjabat sebagai Plant Manager KC Pharmaceuticsals Inc., California, USA (1994-1995); Plant Manager & Quality Management Representatives (QMR) PT Bintang Toedjoe (1995-1997); menjabat Marketing Manager Prescription Division PT Kalbe Farma Tbk (1997-1998); General Manager PT Hexpharm Jaya Indonesia (1999-2001); Direktur PT Dankos Laboratories Tbk (2000-2001); Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Indonesia (2002-2007); Managing Director Kalbe Internasional Pte, Ltd. (2006-2008); Komisaris PT Asuransi Mitra Maparya (2009-2011); dan Presiden Direktur PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (2011-2014). Saat ini beliau memegang beberapa posisi seperti Dosen

Binus Business School (2007-saat ini); Komisaris PT Kalbe Farma Tbk (2008- saat ini), dan Presiden Komisaris PT Asuransi Mitra Maparya Tbk (2014-saat ini).

Laura Aryanto, BA – Komisaris Warga Negara Indonesia, 44 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Finance dari California State University di Fullerton (1992). Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Corporate Finance PT Dongsuh Kolibindo Securities (1997-1998); menjabat sebagai Komisaris PT Adimitra Transferindo (2001-2006); Komisaris PT Sanghiang Perkasa (2006-2008); Anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Kalbe (2008-saat ini); dan Direktur PT Bina Arta Charisma (2011-saat ini).

Bacelius Ruru, SH, LL.M. – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 66 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975) dan menyelesaikan pendidikannya di Harvard Law School di bidang Corporation, International Trade and Foreign Investment (1981). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Kepala Sub Direktorat Asuransi Jiwa & Asuransi Sosial, Direktorat Lembaga Keuangan Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1983-1984); menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Hukum BUMN, Direktorat Pembinaan BUMN, Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1984-1987); Kepala Biro Hukum dan Humas, Departemen Keuangan (1987-1990); Staf Ali Menteri Keuangan di Bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Regional (1990-1993); Ketua Bapepam, Departemen Keuangan (1993-1995); Direktur Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1995-1998); Asisten Menteri Negara Pendayagunaan BUMN / Deputi Bidang Usaha Kompetitif Badan Pengelola BUMN (1998-1999); Asisten Menteri / Deputi Bidang Usaha Pertambangan dan Agro Industri, Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN (1999-2000); Deputi Menteri Negara / Deputi Kepala Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Kantor Menteri Negara BUMN (2000-2001); Sekretaris Kementrian BUMN (2001-2004); Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (2001-2004); Komisaris Utama PT Bursa Efek Jakarta (2001-2008); Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (2004-2008); Komisaris Utama PT Tuban Petrochemical Industries (2003-saat ini); Komisaris Utama PT Polychem Indonesia (2005-saat ini); Komisaris Utama PT Jababeka Tbk (2007-saat ini); Presiden Komisaris PT Axle Asia (Broker Insurance) (2008-saat ini); Komisaris Independen PT Agung Podomoro Land (2010-saat ini); Komisaris Independen PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (2011-saat ini); Komisaris Independen PT Protelindo (2013-saat ini); Komisaris Independen PT Asuransi Mitra Maparya (2013-saat ini).

dr. I Gede Subawa – Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 63 tahun, memperoleh gelar S1 Kedokteran dari FK UNUD Denpasar (1978) dan S2 Master Kesehatan/Magister managemen Rumah Sakit (MMR UGM Yogyakarta) (1996). Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Kepala Puskesmas Kec Insana Kab. TTU Prop NTT (1978-1980); menjabat sebagai Direktur RSUD Atambua Kab. Belu. Prop. NTT (1981-1983); Kepala Dinas Kesehatan Kab. TTU, Prop NTT (1984-1986); Kepala Dinas Kesehatan Kab. Flores Timur Prop NTT (1986-1988); Kepala Kantor Perwakilan Cabang Perum

78

Husada Bhakti (PHB), Prop NTT (1988-1992); Kepala PT. ASKES Cabang Bali, Prop Bali (1992-1995); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah (1996-1998); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah dan DIY (1999-2000); Direktur Operasional PT ASKES Kantor Pusat (2000-2007); Direktur Utama PT ASKES Kantor Pusat (2008-2013); Komisaris PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (2009-2013); dan Pengurus Persatuan Ahli Manajemen Jaminan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) (saat ini).

Direksi

Ir. Rustiyan Oen, MBA – Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 52 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Institut Pertanian Bogor tahun 1984, dan gelar Masters of Business Administration dalam bidang Finance di San Diego, California, USA. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Finance Manager di J.I. Management Co. Inc. di Pomona, California, USA (1988-1990); Direktur Utama PT Arya Mitra (1990-1994); Direktur Utama PT Vayatour (1990-1993); Direktur PT Proteindo Karyasehat (1993); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (1993); Direktur PT Putramas Muliasentosa (1993); Komisaris Utama PT Vayatour (1993-2004); Direktur PT Enseval Putra Megatrading Tbk (1993-1995); Direktur Utama PT Panca Muara Jaya (1995-1997); Komisaris PT Alpen Agungraya (1996); Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (1996-2014); Direktur Utama PT Putramas Muliasentosa (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Karyasukses Mandiri (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Alpen Agungraya (1996-saat ini); Direktur PT Ragamsehat Multifita (1997-2005); Komisaris PT Ekamita Arahtegar (2000-2014); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (2000-saat ini); Komisaris PT Arya Mitra (2002-2008); Komisaris PT Ragamsehat Multifita (2005-saat ini); Direktur PT Arya Mitra (2008-saat ini); Direktur Utama PT Proteindo Karyasehat (2014); dan Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (Juli 2014 -saat ini).

Joyce V. Handajani, MBA – Direktur Warga Negara Indonesia, 44 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Finance dari University of Texas di Austin, USA (1992) dan gelar Master of Business Administration dari University of Texas di San Antonio, USA (1993). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Corporate Treasury Manager PT Enseval Putera Megatrading Tbk (1994); Wakil Direktur Corporate Treasury PT Kalbe Farma Tbk (2005-2008); Direktur PT Hexpharm Jaya Laboratories (2008-2011); Direktur Corporate Treasury & Investor Relations PT Kalbe Farma Tbk (2008-2013).

dr. Francinita Nati, MM – Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 54 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (1979-1986), dan memperoleh gelar Pasca Sarjana dalam bidang Program Studi Manajemen dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (2001). Menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Dokter Umum di RSUD Metro Lampung Tengah (1989); Ka. Puskesmas Kecamatan Lampung Bantul, Lampung Tengah (1989-1991); Ka. Puskesmas Kecamatan Wates – Gunung Sugih, Lampung Tengah (1991-1992); Dokter Poliklinik Kantor Walikota Madya Jakarta Utara (1992-1993); Manajer Medis di RSMK Bekasi Barat (1993-1996); Direktur di RSMK Bekasi (1996-2008); Direktur di

79

Husada Bhakti (PHB), Prop NTT (1988-1992); Kepala PT. ASKES Cabang Bali, Prop Bali (1992-1995); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah (1996-1998); Kepala PT ASKES Regional Jawa Tengah dan DIY (1999-2000); Direktur Operasional PT ASKES Kantor Pusat (2000-2007); Direktur Utama PT ASKES Kantor Pusat (2008-2013); Komisaris PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (2009-2013); dan Pengurus Persatuan Ahli Manajemen Jaminan Kesehatan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) (saat ini).

Direksi

Ir. Rustiyan Oen, MBA – Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 52 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Institut Pertanian Bogor tahun 1984, dan gelar Masters of Business Administration dalam bidang Finance di San Diego, California, USA. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Finance Manager di J.I. Management Co. Inc. di Pomona, California, USA (1988-1990); Direktur Utama PT Arya Mitra (1990-1994); Direktur Utama PT Vayatour (1990-1993); Direktur PT Proteindo Karyasehat (1993); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (1993); Direktur PT Putramas Muliasentosa (1993); Komisaris Utama PT Vayatour (1993-2004); Direktur PT Enseval Putra Megatrading Tbk (1993-1995); Direktur Utama PT Panca Muara Jaya (1995-1997); Komisaris PT Alpen Agungraya (1996); Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (1996-2014); Direktur Utama PT Putramas Muliasentosa (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Karyasukses Mandiri (1996-saat ini); Komisaris Utama PT Alpen Agungraya (1996-saat ini); Direktur PT Ragamsehat Multifita (1997-2005); Komisaris PT Ekamita Arahtegar (2000-2014); Direktur PT Griyainsani Cakrasadaya (2000-saat ini); Komisaris PT Arya Mitra (2002-2008); Komisaris PT Ragamsehat Multifita (2005-saat ini); Direktur PT Arya Mitra (2008-saat ini); Direktur Utama PT Proteindo Karyasehat (2014); dan Komisaris Utama PT Proteindo Karyasehat (Juli 2014 -saat ini).

Joyce V. Handajani, MBA – Direktur Warga Negara Indonesia, 44 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Finance dari University of Texas di Austin, USA (1992) dan gelar Master of Business Administration dari University of Texas di San Antonio, USA (1993). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai Corporate Treasury Manager PT Enseval Putera Megatrading Tbk (1994); Wakil Direktur Corporate Treasury PT Kalbe Farma Tbk (2005-2008); Direktur PT Hexpharm Jaya Laboratories (2008-2011); Direktur Corporate Treasury & Investor Relations PT Kalbe Farma Tbk (2008-2013).

dr. Francinita Nati, MM – Direktur Independen Warga Negara Indonesia, 54 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (1979-1986), dan memperoleh gelar Pasca Sarjana dalam bidang Program Studi Manajemen dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (2001). Menjabat sebagai Direktur Independen Perseroan sejak 2014. Memiliki pengalaman karir sebagai Dokter Umum di RSUD Metro Lampung Tengah (1989); Ka. Puskesmas Kecamatan Lampung Bantul, Lampung Tengah (1989-1991); Ka. Puskesmas Kecamatan Wates – Gunung Sugih, Lampung Tengah (1991-1992); Dokter Poliklinik Kantor Walikota Madya Jakarta Utara (1992-1993); Manajer Medis di RSMK Bekasi Barat (1993-1996); Direktur di RSMK Bekasi (1996-2008); Direktur di

RSMK Bekasi Timur (2004-2008); Direktur di RSMK Kelapa Gading (2008-saat ini) dan Vice President RSMK Grup (2008-saat ini).

Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi di bawah pengawasan Komisaris yang mempunyai tugas utama mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberi masukan kepada Direksi. Sesuai dengan cakupan kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan, manajemen Perseroan berpendapat bahwa jumlah anggota dari Dewan Komisaris dan Direksi yang ada pada saat ini telah cukup untuk mengawasi dan memimpin jalannya kegiatan operasional perusahaan. Penunjukan seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Manajemen Senior Tabel berikut ini memuat keterangan mengenai daftar manajemen senior yang bekerja pada Perseroan:

Nama Rumah Sakit Direktur Umur Tahun

Penunjukan Pengalaman Terkait

RSMK Bekasi Barat dr. Nurvantina Pandina, MM 46 2012 14 tahun bekerja di Perseroan 21 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Padjajaran, Bandung - Pascasarjana: Magister

Manajemen: STIE SUPRA RSMK Bekasi Timur dr. Arina Yuli Roswiyati, MS 40 2010 4 tahun bekerja di Perseroan

16 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Diponegoro - Nutrisi: (Pascasarjana)

Universitas Indonesia RSMK Cikarang dr. Magdalena, MM 41 2010 12 tahun bekerja di Perseroan

15 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Atma Jaya - Pascasarjana: Magister

Manajemen STIE SUPRA RSMK Kelapa Gading

dr. Francinita Nati, MM 54 2014

21 tahun bekerja di Perseroan 25 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Atma Jaya - Pascasarjana: Magister

Manajemen Universitas Atma Jaya

80

Nama Rumah Sakit Direktur Umur Tahun

Penunjukan Pengalaman Terkait

RS Mitra Kemayoran dr. Esther Ramono, MM 52 2008 20 tahun bekerja di Perseroan 22 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Indonesia - Pascasarjana: Magister

Manajemen Universitas Atma Jaya

RSMK Depok dr. Sri Widyaningsih 44 2013 13 tahun bekerja di Perseroan 17 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Diponegoro RSMK Cibubur dr. Ivonne Maria Rampun 50 2000 14 tahun bekerja di Perseroan

24 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Hassanudin RSMK Surabaya dr. Dian Mariana Tandela 61 1998 17 tahun bekerja di Perseroan

25 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: University of

Hamburg RSMK Waru dr. Hartatie 46 2009 10 tahun bekerja di Perseroan

20 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Brawijaya RSMK Kenjeran dr. Anastasia W. Jefuna 40 2014 8 tahun bekerja di Perseroan

16 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Tarumanegara RSMK Tegal dr. Elisabeth Setyodewi, MM 47 2010 22 tahun bekerja di Perseroan

22 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran Gigi:

Universitas Gajahmada - Pascasarjana: Magister

Manajemen Universitas Atma Jaya

81

Nama Rumah Sakit Direktur Umur Tahun

Penunjukan Pengalaman Terkait

RS Mitra Kemayoran dr. Esther Ramono, MM 52 2008 20 tahun bekerja di Perseroan 22 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Indonesia - Pascasarjana: Magister

Manajemen Universitas Atma Jaya

RSMK Depok dr. Sri Widyaningsih 44 2013 13 tahun bekerja di Perseroan 17 tahun berpengalaman

dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Diponegoro RSMK Cibubur dr. Ivonne Maria Rampun 50 2000 14 tahun bekerja di Perseroan

24 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Hassanudin RSMK Surabaya dr. Dian Mariana Tandela 61 1998 17 tahun bekerja di Perseroan

25 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: University of

Hamburg RSMK Waru dr. Hartatie 46 2009 10 tahun bekerja di Perseroan

20 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Brawijaya RSMK Kenjeran dr. Anastasia W. Jefuna 40 2014 8 tahun bekerja di Perseroan

16 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran: Universitas

Tarumanegara RSMK Tegal dr. Elisabeth Setyodewi, MM 47 2010 22 tahun bekerja di Perseroan

22 tahun berpengalaman dalam industri layanan kesehatan

Pendidikan: - Kedokteran Gigi:

Universitas Gajahmada - Pascasarjana: Magister

Manajemen Universitas Atma Jaya

Komite Audit

Menunjuk Peraturan Bapepam No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KFP-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Perusahaan Tercatat, Perseroan telah membentuk Komite Audit berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/SK/-DeKom/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014. Susunan anggota Komite Audit Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Ketua : Bacelius Ruru, SH, LLM Anggota : Dianawati Sugiarto, SE Anggota : Gracy Indriani, SH Keterangan singkat mengenai masing-masing Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:

No. Nama Keterangan 1. Bacelius Ruru, SH, LL.M. Ketua Komite Audit Perseroan sejak tanggal 13 November 2014.

Warga Negara Indonesia, 66 tahun, memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975) dan menyelesaikan pendidikannya di Harvard Law School di bidang Corporation, International Trade and Foreign Investment (1981) Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak 2014. Memulai karir sebagai sebagai Kepala Sub Direktorat Asuransi Jiwa & Asuransi Sosial, Direktorat Lembaga Keuangan Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1983-1984); menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Hukum BUMN, Direktorat Pembinaan BUMN, Ditjen Moneter, Departemen Keuangan (1984-1987); Kepala Biro Hukum dan Humas, Departemen Keuangan (1987-1990); Staf Ali Menteri Keuangan di Bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Regional (1990-1993); Ketua Bapepam, Departemen Keuangan (1993-1995); Direktur Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan (1995-1998); Asisten Menteri Negara Pendayagunaan BUMN / Deputi Bidang Usaha Kompetitif Badan Pengelola BUMN (1998-1999); Asisten Menteri / Deputi Bidang Usaha Pertambangan dan Agro Industri, Kantor Menteri Negara Pendayagunaan BUMN (1999-2000); Deputi Menteri Negara / Deputi Kepala Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Kantor Menteri Negara BUMN (2000-2001); Sekretaris Kementrian BUMN (2001-2004); Komisaris Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (2001-2004); Komisaris Utama PT Bursa Efek Jakarta (2001-2008); Komisaris Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (2004-2008); Komisaris Utama PT Tuban Petrochemical Industries (2003-saat ini); Komisaris Utama PT Polychem Indonesia (2005-saat ini); Komisaris Utama PT Jababeka Tbk (2007-saat ini); Presiden Komisaris PT Axle Asia (Broker Insurance) (2008-saat ini); Komisaris Independen PT Agung Podomoro Land (2010-saat ini); Komisaris Independen PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (2011-saat ini); Komisaris Independen PT Protelindo (2013-saat ini); Komisaris Independen PT Asuransi Mitra Maparya (2013-saat ini).

2. Dianawati Sugiarto, S.E. Anggota Komite Audit sejak tanggal 13 November 2014. Warga negara Indonesia. Lahir di Cirebon pada tanggal 10 November 1966. Meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Parahiyangan, Bandung di tahun 1990. Beliau memulai karirnya sebagai Supervisor Pajak pada Gunawan, Prijohandojo, Utomo & Co sejak tahun 1993 sampai dengan 1996. Selanjutnya pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2005, beliau menjabat sebagai Tax Manager pada Prijohandojo, Boentoro & Co. Terhitung mulai Januari tahun 2009, beliau adalah mitra kerja dari Kantor Konsultan Pajak dan Keuangan Trustion Consulting.

3. Gracy Indriani, SH Anggota Komite Audit Perseroan sejak 13 November 2014. Beliau memulai karirnya di PT Enseval Putera Megatrading Tbk sejak tahun 1978 dimana jabatan terakhir pada tahun 1991 adalah Asisten Direktur Personalia. Karir Beliau berlanjut pada tahun 1994 menjabat sebagai Direktur Personalia PT Kalbe Farma Tbk dan sejak tahun 2007, Beliau adalah mitra kerja KMP Consulting. Beliau memperoleh gelar SH pada tahun 1974 dari Universitas Indonesia.

82

Tugas Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

2. Memberikan pendapat independen jika terjadi perbedaan pendapat antara Perseroan dan auditor eksternal. 3. Memberikan rekomendasi atas penunjukan auditor eksternal. 4. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Audit Internal serta mengawasi tindak lanjut atas

temuan-temuan dari Unit Audit Internal. 5. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan manajemen

resiko oleh Direksi. 6. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan proses

akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan. 7. Melakukan penelaahan dan memberikan saran atas potensi benturan kepentingan kepada Dewan Komisaris. 8. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan. 9. Dalam menjalankan tugas tersebut, Komite Audit dibantu secara penuh oleh Unit Audit Internal Perseroan.

Komite Audit mempunyai kewenangan untuk mendapatkan catatan dan informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewewang ini, Komite Audit berkerja sama dengan pihak yang melaksanakan Unit Audit Internal. Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Hasil dapat dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan atas pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris dan dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan. Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.17 dan telah memilki Piagam Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.7 yang telah memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 3 November 2014. Perseroan juga telah menunjuk Anton Maslim selaku Ketua Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 001/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 3 November 2014. Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal adalah:

1. Membantu Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik yang meliputi pemeriksaan, penilaian, penyajian, evaluasi, saran perbaikan serta mengadakan kegiatan assurance dan konsultasi kepada unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas & tangung jawab secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan dan Rapat Umum Pemegang Saham;

2. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal tahunan berdasarkan hasil analisis resiko (risk-based audit) yang dihadapi manajemen dalam pencapaian misi, visi, strategi perusahaan, dan strategi bisnis;

3. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan;

4. Mempersiapkan dan melaksanakan audit ketaatan (compliance audit) terhadap berbagai ketentuan dan peraturan, termasuk anggaran, audit keuangan (financial audit) atas pos-pos tertentu untuk mendukung audit laporan keuangan oleh eksternal audit dan audit operasional (operational audit) untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan manajemen;

5. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-bidang:

a. Keuangan b. Akuntansi c. Operasional d. Pemasaran e. Sumber daya manusia f. Teknologi informasi dan g. Kegiatan lainnya;

6. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;

83

Tugas Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya.

2. Memberikan pendapat independen jika terjadi perbedaan pendapat antara Perseroan dan auditor eksternal. 3. Memberikan rekomendasi atas penunjukan auditor eksternal. 4. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Audit Internal serta mengawasi tindak lanjut atas

temuan-temuan dari Unit Audit Internal. 5. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang dihadapi Perseroan dan pelaksanaan manajemen

resiko oleh Direksi. 6. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan proses

akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan. 7. Melakukan penelaahan dan memberikan saran atas potensi benturan kepentingan kepada Dewan Komisaris. 8. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan. 9. Dalam menjalankan tugas tersebut, Komite Audit dibantu secara penuh oleh Unit Audit Internal Perseroan.

Komite Audit mempunyai kewenangan untuk mendapatkan catatan dan informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewewang ini, Komite Audit berkerja sama dengan pihak yang melaksanakan Unit Audit Internal. Komite Audit wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Hasil dapat dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir. Komite Audit wajib membuat laporan tahunan atas pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris dan dimuat dalam Laporan Tahunan Perseroan. Piagam Audit Internal dan Unit Audit Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.17 dan telah memilki Piagam Unit Audit Internal yang disyaratkan oleh Peraturan No. IX.I.7 yang telah memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 3 November 2014. Perseroan juga telah menunjuk Anton Maslim selaku Ketua Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 001/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 3 November 2014. Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal adalah:

1. Membantu Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik yang meliputi pemeriksaan, penilaian, penyajian, evaluasi, saran perbaikan serta mengadakan kegiatan assurance dan konsultasi kepada unit kerja untuk dapat melaksanakan tugas & tangung jawab secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan dan Rapat Umum Pemegang Saham;

2. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal tahunan berdasarkan hasil analisis resiko (risk-based audit) yang dihadapi manajemen dalam pencapaian misi, visi, strategi perusahaan, dan strategi bisnis;

3. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan system manajemen resiko sesuai dengan kebijakan perusahaan;

4. Mempersiapkan dan melaksanakan audit ketaatan (compliance audit) terhadap berbagai ketentuan dan peraturan, termasuk anggaran, audit keuangan (financial audit) atas pos-pos tertentu untuk mendukung audit laporan keuangan oleh eksternal audit dan audit operasional (operational audit) untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan manajemen;

5. Melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap sistem pengendalian pengelolaan, pemantauan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang-bidang:

a. Keuangan b. Akuntansi c. Operasional d. Pemasaran e. Sumber daya manusia f. Teknologi informasi dan g. Kegiatan lainnya;

6. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;

7. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit;

8. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut (corrective action) perbaikan yang telah disarankan;

9. Bekerja sama dengan Komite Audit; 10. Melakukan fungsi koordinasi dengan group internal audit lainnya atau yang tidak mempunyai internal audit sendiri; 11. Melaksanakan pemeriksaan khusus dalam lingkup pengendalian intern yang ditugaskan oleh Direksi, Dewan

Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan 12. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.

Unit Audit Internal mempunyai kewenangan dalam hal:

1. Menyusun, mengubah dan melaksanakan kebijakan audit internal termasuk untuk mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, prosedur, ruang lingkup dan jadwal pelaksanaan pekerjaan audit serta menerapkan tehnik yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit;

2. Memperoleh semua dokumen dan catatan yang relevan tentang perusahaan, dan meminta keterangan dan informasi terkait atas obyek audit yang dilaksanakannya, baik secara lisan, tertulis, ataupun real time;

3. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan terhadap informasi yang diperolehnya, dalam kaitan dengan penilaian efektivitas sistem yang diauditnya;

4. Memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi hasil laporan; 5. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota

dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; 6. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan 7. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.

Unit Audit Internal tidak mempunyai kewenangan pelaksanaan dan tanggung jawab atas aktivitas yang direview/diaudit, tetapi tanggung jawabnya terletak pada penilaian dan analisa atas aktivitas tersebut. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 002/SK-Dir/MIKA/FA/XI/20114 tanggal 13 November 2014, Perseroan telah menunjuk Joyce V. Handajani, sebagai Sekretaris Perusahaan. Bidang tugas Sekretaris Perusahaan, antara lain :

Sebagai penghubung antara Perseroan dengan lembaga regulator pasar modal yakni OJK serta Bursa Efek Indonesia; Sebagai pusat informasi bagi para pemegang saham dan seluruh stakeholders yang memerlukan informasi-informasi

penting yang berkaitan dengan kegiatan dan perkembangan Perseroan; Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan agar tindakan korporat yang dilakukan Direksi maupun transaksi yang

dilakukan oleh korporat sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di pasar modal, anggaran dasar Perseroan dan peraturan serta perundangan yang berlaku di Republik Indonesia;

Melaksanakan penyelenggaraan RUPS Perseroan, Rapat Direksi dan Rapat Komisaris dan melakukan penelaan dari aspek legal atas dokumen transaksi Perseroan.

Keterangan mengenai Sekretaris Perusahaan Perseroan: Nama : Joyce V. Handajani Alamat : Jalan Bukit Gading Raya Kav 2, Kelapa Gading, Jakarta 14240 No. Telephone : (021) 4585 2700 / 2800 Faksimile : (021) 4585 2727 Alamat E-Mail : [email protected]

84

5. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak telah memiliki izin-izin penting, antara lain sebagai berikut: PT Mitra Keluarga Karya Sehat (Perseroan)

NO. IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG MASA

BERLAKU TUJUAN PEROLEHAN KETERANGAN

PERSETUJUAN PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN DARI PERUSAHAAN NON PENANAMAN MODAL ASING/PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (NON PMA/PMDN) MENJADI PENANAMAN MODAL ASING (PMA)

1. Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 desember 2011 yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Penanaman Modal Atas Nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

- Memberikan persetujuan perubahan status perusahaan dari perusahaan non penanaman modal asing/penanaman modal dalam negeri (non pma/pmdn) menjadi penanaman modal asing (pma) kepada perseroan

IZIN USAHA PERDAGANGAN 2. Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman

Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal.

- Perseroan diberikan izin prinsip penanaman modal dalam negeri dan oleh karenanya sejak tanggal 30 Desember 2014, Perseroan telah dicatatkan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri.

3. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 906/1/IU/I/PMA/Perdagangan/2012 tanggal 9 november 2012 yang ditandatangani oleh Caretaker Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri Perdagangan.

Berlaku selama perseroan masih

melakukan kegiatan usaha

Memberikan izin usaha perdagangan kepada Perseroan yang beralamat di Jl. Letjend Suprapto Kav.4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Jl. Letjend Suprapto Kav.4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat

Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Pada Entitas Anak

NO. IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG

MASA BERLAKU TUJUAN PEROLEHAN

PEMEGANG IZIN

1. Keputusan No. 503.445/15600/0014/P/IP.RS/436.6.3/III/2011 tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Berlaku sampai dengan 30 Maret 2016

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Surabaya

PT Alpen Agungraya

2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 551.41/57/404.3.2/2011 tanggal 8 September 2011 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

Berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Waru

PT Alpen Agungraya

3. Keputusan No. 503.445/66/S/IP.RS/436.6.3/VI/2014 tanggal 11 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Berlaku sampai dengan 11 Juni 2015

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kenjeran

PT Alpen Agungraya

4. Keputusan Walikota Tegal No. 503/001/2015 tanggal 18 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Walikota Tegal

Berlaku sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Tegal

PT Citra Mandiri Prima

5. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.03/2.11/31/1.77/2015

Berlaku sampai dengan 23 Februari 2020

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kelapa Gading.

PT Ekamita Arahtegar

85

5. DOKUMEN PERIZINAN PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak telah memiliki izin-izin penting, antara lain sebagai berikut: PT Mitra Keluarga Karya Sehat (Perseroan)

NO. IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG MASA

BERLAKU TUJUAN PEROLEHAN KETERANGAN

PERSETUJUAN PERUBAHAN STATUS PERUSAHAAN DARI PERUSAHAAN NON PENANAMAN MODAL ASING/PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (NON PMA/PMDN) MENJADI PENANAMAN MODAL ASING (PMA)

1. Surat Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 desember 2011 yang dikeluarkan oleh Bidang Pelayanan Penanaman Modal Atas Nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

- Memberikan persetujuan perubahan status perusahaan dari perusahaan non penanaman modal asing/penanaman modal dalam negeri (non pma/pmdn) menjadi penanaman modal asing (pma) kepada perseroan

IZIN USAHA PERDAGANGAN 2. Surat Keputusan Badan Koordinasi Penanaman

Modal No. 291/I/IP/PMDN/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri yang dikeluarkan atas nama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal.

- Perseroan diberikan izin prinsip penanaman modal dalam negeri dan oleh karenanya sejak tanggal 30 Desember 2014, Perseroan telah dicatatkan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri.

3. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 906/1/IU/I/PMA/Perdagangan/2012 tanggal 9 november 2012 yang ditandatangani oleh Caretaker Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri Perdagangan.

Berlaku selama perseroan masih

melakukan kegiatan usaha

Memberikan izin usaha perdagangan kepada Perseroan yang beralamat di Jl. Letjend Suprapto Kav.4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Jl. Letjend Suprapto Kav.4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat

Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Pada Entitas Anak

NO. IZIN/TANGGAL/INSTANSI YANG BERWENANG

MASA BERLAKU TUJUAN PEROLEHAN

PEMEGANG IZIN

1. Keputusan No. 503.445/15600/0014/P/IP.RS/436.6.3/III/2011 tanggal 30 Maret 2011 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Berlaku sampai dengan 30 Maret 2016

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Surabaya

PT Alpen Agungraya

2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan No. 551.41/57/404.3.2/2011 tanggal 8 September 2011 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

Berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Waru

PT Alpen Agungraya

3. Keputusan No. 503.445/66/S/IP.RS/436.6.3/VI/2014 tanggal 11 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Berlaku sampai dengan 11 Juni 2015

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kenjeran

PT Alpen Agungraya

4. Keputusan Walikota Tegal No. 503/001/2015 tanggal 18 Februari 2015 yang dikeluarkan oleh Walikota Tegal

Berlaku sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Tegal

PT Citra Mandiri Prima

5. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.03/2.11/31/1.77/2015

Berlaku sampai dengan 23 Februari 2020

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Kelapa Gading.

PT Ekamita Arahtegar

6. Surat Izin No. 445.1/806/YANKES/III/2012 tanggal 29 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Walikota Bekasi.

Berlaku sampai dengan 28 Maret 2017

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Cibubur

PT Ekamita Arahtegar

7. Izin Operasional Rumah Sakit No. 503/04/Dinkes/RS/2012 tanggal 31 Mei 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.

Berlaku sampai dengan 31 Mei 2017

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Cikarang

PT Proteindo Karyasehat

8. Keputusan No. 445/Kep.34/III/ISPRS-BPPT/2012 tanggal 26 Maret 2012 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat

Berlaku sampai dengan 25 Maret 2017

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Bekasi Timur

PT Proteindo Karya Sehat

9. Keputusan No. 445.1/Kep.69/I.25.b/IPRSU-B-BPPT/2013 tanggal 19 September 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat.

Berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Bekasi Barat

PT Proteindo Karyasehat

10. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta No. 7692/2010 tanggal 9 Agustus 2010, ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Berlaku sampai dengan 9 Agustus 2015

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RS Mitra Kemayoran

PT Karyasukses Mandiri

11. Keputusan No. 445.8/003/O.RS-BPMP2T/I/2014 tertanggal 10 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan PerizinanTerpadu Kota Depok

Berlaku sampai dengan 9 Januari 2019

Memberikan persetujuan untuk menyelenggarakan RSMK Depok

PT Ragamsehat Multifita

6. SUMBER DAYA MANUSIA Sampai 30 September 2014, Perseroan dan Entitas Anak mempekerjakan 4.752 orang karyawan, termasuk 4.723 karyawan penuh-waktu atau tetap dan 29 tenaga kerja kontrak. Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi karyawan Perseroan berdasarkan fungsi, status kerja, posisi, jenjang pendidikan dan kelompok usia, dengan rincian sebagai berikut: Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Fungsi Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Posisi: Kantor dan Administrasi 9 100 4 100 4 100 5 100 Dokter - - - - - - - - Perawat - - - - - - - - Farmasi - - - - - - - - Fisioterapis - - - - - - - - Laboratorium - - - - - - - - Catatan Medis - - - - - - - - Radiologi - - - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100 Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Fungsi Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Posisi: Kantor dan Administrasi 898 18,9 812 17,5 767 18,2 702 19,0 Dokter 144 3,0 148 3,2 137 3,2 124 3,4 Perawat 2.638 55,6 2.660 57,2 2.349 55,6 1.990 53,7 Farmasi 486 10,3 459 9,9 443 10,5 403 10,9 Fisioterapis 99 2,1 94 2,0 89 2,1 73 2,0 Laboratorium 263 5,6 263 5,7 240 5,7 222 6,0

86

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Catatan Medis 89 1,9 88 1,9 83 2,0 77 2,0 Radiologi 126 2,7 127 2,7 118 2,8 113 3,0 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Notes: (1) Entitas Anak hanya mempekerjakan dokter untuk gawat darurat dan dokter umum. Selain itu, dokter lainnya tidak

diakui sebagai karyawan. Per 30 September 2014, terdapat 832 dokter yang tidak diakui sebagai karyawan yang memberikan pelayanan pada rumah sakit Perseroan.

Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Status Kerja

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Status Kerja: Tetap 9 100 4 100 4 100 5 100 Kontrak - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100 Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Status Kerja

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Status Kerja: Tetap 4.714 99,4 4.490 96,5 4.039 95,6 3.560 96,1 Kontrak 29 0,6 161 3,5 187 4,4 144 3,9 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Posisi

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Posisi: Direktur 9 100 4 100 4 100 5 100 Manager - - - - - - - - Supervisor - - - - - - - - Other Staff - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100

87

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Catatan Medis 89 1,9 88 1,9 83 2,0 77 2,0 Radiologi 126 2,7 127 2,7 118 2,8 113 3,0 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Notes: (1) Entitas Anak hanya mempekerjakan dokter untuk gawat darurat dan dokter umum. Selain itu, dokter lainnya tidak

diakui sebagai karyawan. Per 30 September 2014, terdapat 832 dokter yang tidak diakui sebagai karyawan yang memberikan pelayanan pada rumah sakit Perseroan.

Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Status Kerja

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Status Kerja: Tetap 9 100 4 100 4 100 5 100 Kontrak - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100 Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Status Kerja

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Status Kerja: Tetap 4.714 99,4 4.490 96,5 4.039 95,6 3.560 96,1 Kontrak 29 0,6 161 3,5 187 4,4 144 3,9 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Posisi

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Posisi: Direktur 9 100 4 100 4 100 5 100 Manager - - - - - - - - Supervisor - - - - - - - - Other Staff - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100

Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Posisi

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Posisi: Direktur 10 0,2 9 0,2 9 0,2 9 0,2 Manager 64 1,3 56 1,2 47 1,1 43 1,2 Supervisor 296 6,2 266 5,7 260 6,2 255 6,9 Other Staff 4,373 92,2 4.320 92,9 3.910 92,5 3.397 91,7 Total 4,743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Pendidikan Pasca Sarjana 6 66,7 2 50 2 50 3 60 Sarjana (termasuk gelar kedokteran) 3 33,3 2 50 2 50 2 40 Diploma (termasuk gelar keperawatan) - - - - - - - - SLTA, SLTP dan lainnya - - - - - - - - Total 9 100 4 100 4 100 5 100 Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Pendidikan Pasca Sarjana 16 0,3 15 0,3 15 0,4 12 0,3 Sarjana (termasuk gelar kedokteran) 1.186 25,0 826 17,9 645 15,3 523 14,1 Diploma (termasuk gelar keperawatan) 3.009 63,4 3.204 68,7 2.888 68,3 2.554 69,0 SLTA, SLTP dan lainnya 532 11,2 606 13,0 678 16,0 615 16,6 Total 4.743 100 4.651 100 4.226 100 3.704 100 Komposisi Karyawan Perseroan Berdasarkan Usia

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia s/d 30 tahun - - - - - - - - 31 s/d 45 tahun 2 22,2 1 25 1 25 1 20 46 s/d 55 tahun 4 44,5 2 50 2 50 3 60 > 55 tahun 3 33,3 1 25 1 25 1 20 Total 9 100 4 100 4 100 5 100

88

Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Usia

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia s/d 30 tahun 3.037 64,0 3.072 66,1 2.777 65,7 2.462 66,5 31 s/d 45 tahun 1.570 33,1 1.462 31,4 1.346 31,9 1.170 31,6 46 s/d 55 tahun 125 2,6 106 2,3 92 2,2 63 1,7 > 55 tahun 11 0,2 11 0,2 11 0,3 9 0,2 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Perseroan tidak memiliki tenaga kerja asing yang dipekerjakan pada rumah sakit Perseroan. Perseroan memiliki tenaga ahli yang terbagi menjadi staf medis dan staf penunjang medis. Fasilitas Dan Kesejahteraan Karyawan Perseroan berdedikasi untuk mencapai dan mempertahankan standar tertinggi kesehatan dan kesejahteraan bagi karyawan. Sebagai salah satu upaya dalam memberikan kesejahteraan dan melindungi keselamatan karyawan serta memberikan jaminan kepastian bagi karyawan, Perseroan menyediakan sejumlah fasilitas dan program kesejahteraan serta memberikan kepastian bagi karyawan, berupa jaminan kesehatan dengan mengikutkan seluruh karyawan pada program Astek, Askes (Prohealth), dan asuransi swasta lainnya. Disamping jaminan kesehatan, Perseroan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS), santunan kematian, Tunjangan Hari Raya (THR), dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan juga menyediakan fasilitas kantin. Pemenuhan Kewajiban Upah Minimum Perseroan dan Entitas Anaknya telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum Regional bagi pegawai sebagaimana Surat Keterangan Perseroan dan Surat Keterangan masing-masing Entitas Anak Perseroan. 7. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN MEMILIKI 5%

ATAU LEBIH DARI SELURUH SAHAM PERSEROAN. A. PT GRIYAINSANI CAKRASADAYA (“Griyainsani”)

Hingga Prospektus ini diterbitkan, Griyainsani memiliki saham Perseroan sebesar 34%. Riwayat Singkat Griyainsani berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia Berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 53 tanggal 7 April 1993, dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7771.HT.01.01.TH.93, tanggal 27 Agustus 1993, dan telah didaftarkan di dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2790/1993 pada tanggal 15 Oktober 1995, sebagaimana termuat dalam BNRI No. 73 tanggal 12 September 1995, Tambahan No. 7551. Griyainsani beralamat di: Jl. Letjend Suprapto Kav. 4, Kel. Cempaka Putih Timur, Kec. Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Telepon : 021-4243908 Faksimili : 021-4244983

89

Komposisi Karyawan Entitas Anak Berdasarkan Usia

Keterangan 30 Sep 2014 31 Des 2013 31 Des 2012 31 Des 2011 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia s/d 30 tahun 3.037 64,0 3.072 66,1 2.777 65,7 2.462 66,5 31 s/d 45 tahun 1.570 33,1 1.462 31,4 1.346 31,9 1.170 31,6 46 s/d 55 tahun 125 2,6 106 2,3 92 2,2 63 1,7 > 55 tahun 11 0,2 11 0,2 11 0,3 9 0,2 Total 4.743 100,0 4.651 100,0 4.226 100,0 3.704 100,0 Perseroan tidak memiliki tenaga kerja asing yang dipekerjakan pada rumah sakit Perseroan. Perseroan memiliki tenaga ahli yang terbagi menjadi staf medis dan staf penunjang medis. Fasilitas Dan Kesejahteraan Karyawan Perseroan berdedikasi untuk mencapai dan mempertahankan standar tertinggi kesehatan dan kesejahteraan bagi karyawan. Sebagai salah satu upaya dalam memberikan kesejahteraan dan melindungi keselamatan karyawan serta memberikan jaminan kepastian bagi karyawan, Perseroan menyediakan sejumlah fasilitas dan program kesejahteraan serta memberikan kepastian bagi karyawan, berupa jaminan kesehatan dengan mengikutkan seluruh karyawan pada program Astek, Askes (Prohealth), dan asuransi swasta lainnya. Disamping jaminan kesehatan, Perseroan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJS), santunan kematian, Tunjangan Hari Raya (THR), dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perseroan juga menyediakan fasilitas kantin. Pemenuhan Kewajiban Upah Minimum Perseroan dan Entitas Anaknya telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum Regional bagi pegawai sebagaimana Surat Keterangan Perseroan dan Surat Keterangan masing-masing Entitas Anak Perseroan. 7. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN MEMILIKI 5%

ATAU LEBIH DARI SELURUH SAHAM PERSEROAN. A. PT GRIYAINSANI CAKRASADAYA (“Griyainsani”)

Hingga Prospektus ini diterbitkan, Griyainsani memiliki saham Perseroan sebesar 34%. Riwayat Singkat Griyainsani berkedudukan di Jakarta Pusat, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia Berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 53 tanggal 7 April 1993, dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7771.HT.01.01.TH.93, tanggal 27 Agustus 1993, dan telah didaftarkan di dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 2790/1993 pada tanggal 15 Oktober 1995, sebagaimana termuat dalam BNRI No. 73 tanggal 12 September 1995, Tambahan No. 7551. Griyainsani beralamat di: Jl. Letjend Suprapto Kav. 4, Kel. Cempaka Putih Timur, Kec. Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510 Telepon : 021-4243908 Faksimili : 021-4244983

Bidang Usaha Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Griyainsani sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Griyainsani adalah sebagaimana dimaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 2 tanggal 12 Mei 2008, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-29480.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0043129.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, sebagaimana termuat dalam BNRI No. 57 tanggal 15 Juli 2008, Tambahan No. 11781, yaitu sebagai berikut:

i. Maksud dan tujuan Griyainsani ialah:

− menjalankan usaha dalam bidang pembangunan; − menjalankan usaha dalam bidang jasa; − menjalankan usaha dalam bidang industri; − menjalankan usaha dalam bidang perdagangan; − menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan; − menjalankan usaha dalam bidang percetakan; − menjalankan usaha dalam bidang pengemasan; − menjalankan usaha dalam bidang pertambangan; dan − menjalankan usaha dalam bidang pertanian.

ii. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Griyainsani dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pembangunan, yang meliputi: - real estate, dengan mengerjakan pembebasan tanah, pembukaan dan pematangan tanah-tanah, antara lain

untuk pembangunan perumahan dan bangunan-bangunan lainnya, membeli dan menjual tanah-tanah, rumah-rumah dan bangunan-bangunan serta melakukan segala pekerjaan yang langsung maupun tidak langsung bertalian dengan usaha tersebut;

- pekerjaan-pekerjaan teknik, pembuatan segala macam bangunan, jalan-jalan, jembatan, pengairan dan sebagainya serta termasuk pula sebagai perencana, pelaksana dan pengawas;

- bidang pekerjaan-pekerjaan instalasi; - usaha di bidang perawatan (maintenance) antara lain cleaning service;

b. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang jasa, yang meluputi jasa konsultasi manajemen dan administrasi, penyediaan makanan dan minuman (catering), kecuali jasa hukum dan pajak;

c. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang industri pada umumnya, dari segala macam dan jenis komoditi yang dapat diproduksi, yang meliputi industri tekstril, pakaian jadi (garment), elektronika, alat-alat rumah tangga, makanan dan minuman;

d. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang perdagangan, termasuk perdagangan ekspor dan impor, antar pulau/daerah serta lokal, untuk barang-barang hasil produksi sendiri maupun produksi perusahaan lain, dan bertindak sebagai perantara/komisioner, agen usaha dagang, distributor, leveransir, perwakilan dari badan-badan dan perusahaan-perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri, serta sebagai supplier dari segala macam barang dagangan khususnya bahan-bahan bangunan;

e. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pengangkutan, khususnya angkutan barang maupun penumpang, ekspedisi dan pergudangan;

f. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang percetakan, penjilidan dan penerbitan buku;

g. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pengemasan yang meliputi peti kemas, pengemasan dan pengepakan barang-barang hasil produksi sendiri maupun barang-barang hasil produksi perusahaan lain;

h. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pertambangan yang meliputi pertambangan nikel, batubara, timah, emas. perak, batuan tambang yaitu marmer, granit; dan

i. Mendirikan dan menjalankan perusahaan-perusahaan dan usaha-usaha di bidang pertanian, termasuk agroindustri yang meliputi budidaya dan pengolahan pasca panen industri pertanian, peternakan, perikanan darat/laut, perkebunan, kehutanan.

90

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan Griyainsani pada saat diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 5 tanggal 15 Mei 2009, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan surat keputusan Menkumham No. AHU-30749.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 27 Juli 2009, dan diumumkan dalam BNRI No. 66 tanggal 18 Agustus 2009, Tambahan No. 22. 38, yaitu sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 2.200.000 220.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Santa Seha Sanadi 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Gira Sole Prima 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Ladang Ira Panen 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Bina Arta Charisma 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Lucasta Murni Cemerlang 345.215 34.521.500.000 16,66 PT Diptanala Bahana 345.215 34.521.500.000 16,66 Jumlah 2.071.290 207.129.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 128.710 12.871.000.000 Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Griyainsani pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 1 tanggal 2 November 2012, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum berdasarkan No. AHU-AH.01.10-42451 tanggal 29 November 2012, telah didaftar dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0103416.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 November 2012, yaitu sebagai berikut:

Komisaris Komisaris Utama : Franciscus Bing Aryanto Komisaris : Boenjamin Setiawan Komisaris : Bernadette Ruth Irawati Setiady Komisaris : Jozef Darmawan Angkasa

Direksi Direktur : Johannes Setijono Direktur : Budi Dharma Wreksoatmodjo Direktur : Rustiyan Oen

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam jutaan Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir 30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Kinerja Keuangan: Pendapatan 0 0 0 0 Beban Administrasi & Umum (377) (1.659) (182) (557) Laba (Rugi) Usaha (377) (1.659) (182) (557)

Pendapatan (Beban) Lain-Lain 350.957 55.529 43.784 784.258 Penghasilan (Beban) Finansial 4.609 1.671 311 1.906 Laba (Rugi) Sebelum Pajak 355.189 55.541 43.913 785.607

Beban/(Penghasilan) Pajak 0 (4.771) (3.098) (1) Laba (Rugi) Setelah Pajak 355.189 50.770 40.815 785.606 Laba (Rugi) Bersih 355.189 50.770 40.815 785.606

91

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Struktur permodalan Griyainsani pada saat diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 5 tanggal 15 Mei 2009, dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan surat keputusan Menkumham No. AHU-30749.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 27 Juli 2009, dan diumumkan dalam BNRI No. 66 tanggal 18 Agustus 2009, Tambahan No. 22. 38, yaitu sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 2.200.000 220.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: PT Santa Seha Sanadi 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Gira Sole Prima 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Ladang Ira Panen 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Bina Arta Charisma 345.215 34.521.500.000 16,67 PT Lucasta Murni Cemerlang 345.215 34.521.500.000 16,66 PT Diptanala Bahana 345.215 34.521.500.000 16,66 Jumlah 2.071.290 207.129.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 128.710 12.871.000.000 Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Griyainsani pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 1 tanggal 2 November 2012, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum berdasarkan No. AHU-AH.01.10-42451 tanggal 29 November 2012, telah didaftar dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0103416.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 29 November 2012, yaitu sebagai berikut:

Komisaris Komisaris Utama : Franciscus Bing Aryanto Komisaris : Boenjamin Setiawan Komisaris : Bernadette Ruth Irawati Setiady Komisaris : Jozef Darmawan Angkasa

Direksi Direktur : Johannes Setijono Direktur : Budi Dharma Wreksoatmodjo Direktur : Rustiyan Oen

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam jutaan Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir 30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Kinerja Keuangan: Pendapatan 0 0 0 0 Beban Administrasi & Umum (377) (1.659) (182) (557) Laba (Rugi) Usaha (377) (1.659) (182) (557)

Pendapatan (Beban) Lain-Lain 350.957 55.529 43.784 784.258 Penghasilan (Beban) Finansial 4.609 1.671 311 1.906 Laba (Rugi) Sebelum Pajak 355.189 55.541 43.913 785.607

Beban/(Penghasilan) Pajak 0 (4.771) (3.098) (1) Laba (Rugi) Setelah Pajak 355.189 50.770 40.815 785.606 Laba (Rugi) Bersih 355.189 50.770 40.815 785.606

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir 30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Posisi Keuangan: Total Aset 1.506.337 1.225.151 1.171.820 1.146.253

Total Liabilitas 0 17.560 15.000 30.247 Total Ekuitas 1.506.337 1.207.591 1.156.820 1.116.006

B. LION INVESTMENTS PARTNERS B.V.

Hingga Prospektus ini diterbitkan, Lion Investments Partners B.V., menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 66%. Riwayat Singkat Berdasarkan Akte Van Oprichting tanggal 8 Desember 2011 Uittreksel Handelsregister Kamer van Koophandel, dengan No. 54094941 pada tanggal 8 Desember 2011. Lion Investments Partners B.V. adalah suatu perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Desember 2011 dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Negara Belanda, beralamat di: Strawinskylaan 1143 C-11, 1077XX Amsterdam, Belanda Telepon : +3120 578 8388 Faksimili : +3120 578 8389 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Bab II Pasal II.2 Anggaran Dasar Lion Investments Partners B.V., kegiatan usaha Lion Investments Partners B.V. adalah di bidang investasi. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Adapun struktur permodalan dan susunan pemegang saham Lion Investments Partners B.V. adalah sebagai berikut: Keterangan Nilai Nominal €1 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (€) (%) Modal Dasar 90.000 90.000 Nama Pemegang saham: 1. Lion Capital Group Sdn Bhd 18.000 18.000 100,0 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 18.000 18.000 100,0 Saham dalam Portepel 72.000 72.000 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan The Netherlands Chamber of Commerce Commercial Register Extract tanggal 3 Februari 2015, Direktur Lion Investments Partners B.V. adalah sebagai berikut : Direksi Direktur : Amicorp Netherlands B.V. Direktur : Harold van den Eynde Gonzalez Aller Direktur : Daan van Leeuwen

92

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam EUR)

8. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit. Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Perseroan per 30 September 2014 ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Nama Perusahaan Domisili Status Operasi

Tahun Pendirian

Tahun Penyertaan

RS Yang Dikelola

Kegiatan Usaha Utama

Kepemilikan Langsung

Kepemilikan Tidak

Langsung PT Proteindo Karyasehat

Bekasi Sudah Beroperasi

1993 1996 RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang

Layanan Rumah Sakit

99,99% -

PT Ekamita Arahtegar

Jakarta Sudah Beroperasi

1995 2000 RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur

Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Ragamsehat Multifita

Depok Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres

1995 1997 RSMK Depok Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Alpen Agungraya Surabaya Sudah Beroperasi

1996 1996 RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran

Layanan Rumah Sakit

- 99,5%*)

PT Karyasukses Mandiri

Jakarta Sudah Beroperasi

1992 1995 RS Mitra Kemayoran

Layanan Rumah Sakit

- 70,00%*)

PT Citra Mandiri Prima

Tegal Sudah Beroperasi

2004 2008 RSMK Tegal Layanan Rumah Sakit

- 60,00% **)

*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karya Sehat dimana PT Proteindo Karya Sehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri.

Uraian Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 Kinerja Keuangan: Pendapatan Operasi dan Keuangan 20.126.491 752.138 0 Beban Operasi dan Keuangan (1.999.803) (111.719) (276.723) Laba (Rugi) Sebelum Pajak 18.126.688 640.419 (276.723)

Beban/(Penghasilan) Pajak 0 0 0 Laba (Rugi) Setelah Pajak 18.126.688 640.419 (276.723) Laba (Rugi) Bersih 18.126.688 640.419 (276.723) Posisi Keuangan: Total Aset 87.723.444 67.290.384 67.023.582

Total Liabilitas 2.339.082 32.710 16.327 Total Ekuitas 85.384.362 67.257.674 67.007.255

93

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam EUR)

8. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN PERSEROAN PADA PERUSAHAAN LAIN Perseroan memiliki enam Entitas Anak perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang semuanya melakukan kegiatan usaha utama dalam bidang layanan rumah sakit. Entitas Anak dan Entitas Asosiasi Perseroan per 30 September 2014 ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Nama Perusahaan Domisili Status Operasi

Tahun Pendirian

Tahun Penyertaan

RS Yang Dikelola

Kegiatan Usaha Utama

Kepemilikan Langsung

Kepemilikan Tidak

Langsung PT Proteindo Karyasehat

Bekasi Sudah Beroperasi

1993 1996 RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang

Layanan Rumah Sakit

99,99% -

PT Ekamita Arahtegar

Jakarta Sudah Beroperasi

1995 2000 RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur

Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Ragamsehat Multifita

Depok Sudah Beroperasi kecuali RSMK Kalideres

1995 1997 RSMK Depok Layanan Rumah Sakit

- 99,99%*)

PT Alpen Agungraya Surabaya Sudah Beroperasi

1996 1996 RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran

Layanan Rumah Sakit

- 99,5%*)

PT Karyasukses Mandiri

Jakarta Sudah Beroperasi

1992 1995 RS Mitra Kemayoran

Layanan Rumah Sakit

- 70,00%*)

PT Citra Mandiri Prima

Tegal Sudah Beroperasi

2004 2008 RSMK Tegal Layanan Rumah Sakit

- 60,00% **)

*) Penyertaan saham tersebut dimiliki oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat. **) PT Citra Mandiri Prima merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Karyasukses Mandiri dimana PT Karyasukses Mandiri memiliki penyertaan saham sebanyak 60% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Citra Mandiri Prima. PT Karyasukes Mandiri merupakan Entitas Anak Perseroan yang dimiliki melalui PT Proteindo Karya Sehat dimana PT Proteindo Karya Sehat memiliki penyertaan saham sebanyak 70% dari seluruh modal yang ditempatkan dalam PT Karyasukses Mandiri.

Uraian Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 Kinerja Keuangan: Pendapatan Operasi dan Keuangan 20.126.491 752.138 0 Beban Operasi dan Keuangan (1.999.803) (111.719) (276.723) Laba (Rugi) Sebelum Pajak 18.126.688 640.419 (276.723)

Beban/(Penghasilan) Pajak 0 0 0 Laba (Rugi) Setelah Pajak 18.126.688 640.419 (276.723) Laba (Rugi) Bersih 18.126.688 640.419 (276.723) Posisi Keuangan: Total Aset 87.723.444 67.290.384 67.023.582

Total Liabilitas 2.339.082 32.710 16.327 Total Ekuitas 85.384.362 67.257.674 67.007.255

A. PT PROTEINDO KARYASEHAT (“PROTEINDO”) Riwayat Singkat Proteindo berkedudukan di Bekasi, didirikan dengan nama PT Proteindo Karyasehat berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.7 tanggal 5 Maret 1993, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, SH, Notaris di Bogor. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5428 HT.01.01.Th.93 tanggal 30 Juni 1993 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1837/1993 tanggal 15 Juli 1993, telah diumumkan dalam BNRI No.67 tanggal 20 Agustus 1993, Tambahan No.3853. Proteindo beralamat di: Jl Ahmad Yani, Jendral Kayuringin Jaya - Bekasi Selatan, Kotamadya Bekasi 17144 Telepon : 021-8853333 Faksimili : 021-8842250 Bidang Usaha Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.2 tanggal 9 Juni 2008, dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-37344.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 Juli 2008, telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.84 tanggal 17 Oktober 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia 19911, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0054054.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 1 Juli 2008, maksud dan tujuan Proteindo yaitu berusaha dalam bidang rumah sakit, untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Proteindo dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; b. Memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya; c. Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan-karyawan perusahaan; d. Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan perorangan; dan e. Berusaha dalam bidang rumah duka. Proteindo mengoperasikan tiga rumah sakit yaitu RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, dan RSMK Cikarang. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No.38 tanggal 29 Februari 2012 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No. 32 tanggal 27 Agustus 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Menkumham berdasarkan surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-27331.40.22.2014 tanggal 2 September 2014, dan telah terdaftar dalam Daftar Perseroan No. AHU-0088172.40.80.2014 tanggal 2 September 2014, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Proteindo hingga 30 September 2014 adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Perseroan 8.777.499 877.749.900.000 99,99 2. PT Griyainsani Cakrasadaya 1 100.000 0,01 Jumlah 8.777.500 877.750.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 1.222.500 122.250.000.000

94

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No. 32 tanggal 27 Agustus 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, para pemegang saham Proteindo menyetujui penggantian nama pemegang saham Proteindo, yang semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat (Perseroan). Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Proteindo No.2 tanggal 7 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah diterima dalam database Sisminbakum Menkumham No.AHU-41031.40.22.2014 tanggal 13 November 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0118260.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Proteindo sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 4 November 2019 adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris Utama : Rustiyan Oen Komisaris : dr. Francinita Nati

Direksi Direktur Utama : Joyce V. Handajani Direktur : Johanna Chandra

*tidak diaudit

(dalam miliar rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir

30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan

Pendapatan 487,9 425,5 558,2 478,5 409,6 363,7 325,5 Beban Pokok Pendapatan (262,8) (236,5) (316,9) (283,2) (237,9) (167,3) (147,8) Laba Kotor 225,1 189,0 241,3 195,3 171,7 196,4 177,7 Beban Usaha (77,5) (67,2) (91,2) (77,2) (74,7) (104,8) (96,2) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 30,3 2,7 3,6 1,7 1,5 93,9 63,1 Laba Usaha 177,9 124,5 153,7 119,8 98,5 185,5 144,6 Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto 63,3 31,0 46,0 18,8 11,2 10,5 7,8 Pendapatan Dividen - 175,0 399,5 - 144,8 - - Beban Pajak Penghasilan - Neto (37,5) (25,3) (37,3) (30,4) (28,5) (22,8) (24,2) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 203,7 305,2 561,9 108,2 226,0 173,2 128,2 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 1.214,8 1.224,4 1.505,0 917,3 381,7 782,2 600,6 Total Liabilitas 120,5 96,5 115,0 86,8 467,3 48,0 41,2 Total Ekuitas 1.094,3 1.127,9 1.390,0 830,5 (85,6) 734,2 559,4

95

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Proteindo No. 32 tanggal 27 Agustus 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, para pemegang saham Proteindo menyetujui penggantian nama pemegang saham Proteindo, yang semula PT Calida Ekaprana menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat (Perseroan). Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Proteindo No.2 tanggal 7 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah diterima dalam database Sisminbakum Menkumham No.AHU-41031.40.22.2014 tanggal 13 November 2014, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0118260.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Proteindo sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 4 November 2019 adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris Utama : Rustiyan Oen Komisaris : dr. Francinita Nati

Direksi Direktur Utama : Joyce V. Handajani Direktur : Johanna Chandra

*tidak diaudit

(dalam miliar rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir

30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan

Pendapatan 487,9 425,5 558,2 478,5 409,6 363,7 325,5 Beban Pokok Pendapatan (262,8) (236,5) (316,9) (283,2) (237,9) (167,3) (147,8) Laba Kotor 225,1 189,0 241,3 195,3 171,7 196,4 177,7 Beban Usaha (77,5) (67,2) (91,2) (77,2) (74,7) (104,8) (96,2) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 30,3 2,7 3,6 1,7 1,5 93,9 63,1 Laba Usaha 177,9 124,5 153,7 119,8 98,5 185,5 144,6 Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto 63,3 31,0 46,0 18,8 11,2 10,5 7,8 Pendapatan Dividen - 175,0 399,5 - 144,8 - - Beban Pajak Penghasilan - Neto (37,5) (25,3) (37,3) (30,4) (28,5) (22,8) (24,2) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 203,7 305,2 561,9 108,2 226,0 173,2 128,2 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 1.214,8 1.224,4 1.505,0 917,3 381,7 782,2 600,6 Total Liabilitas 120,5 96,5 115,0 86,8 467,3 48,0 41,2 Total Ekuitas 1.094,3 1.127,9 1.390,0 830,5 (85,6) 734,2 559,4

Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp290,2 miliar atau sebesar 19,3% menjadi Rp1.214,8 miliar dari Rp 1.505,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh pembagian dividen kepada pemegang saham Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp587,7 miliar atau sebesar 64,1% menjadi Rp1.505,0 miliar dari Rp 917,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional dan piutang atas dividen yang sudah diumumkan oleh entitas anak. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp535,6 miliar atau sebesar 140,3% menjadi Rp917,3 miliar dari Rp381,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional dan penambahan setoran modal serta pembayaran uang muka perolehan aset. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp5,5 miliar atau sebesar 4,8% menjadi Rp120,5 miliar dari Rp115,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp28,2 miliar atau sebesar 32,5% menjadi Rp115,0 miliar dari Rp86,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya kenaikan utang usaha kepada supplier, kenaikan utang pajak karena naiknya laba kena pajak, dan kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp 380,5 miliar atau sebesar 81,4% menjadi Rp86,8 miliar dari Rp467,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pelunasan utang bank. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp295,7 miliar atau sebesar 21,3% menjadi Rp1.094,3 miliar dari Rp1.390,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp559,5 miliar atau sebesar 67,4% menjadi Rp1.390,0 miliar dari sebesar Rp830,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan.

96

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp916,1 miliar menjadi Rp830,5 miliar dari Rp(85,6) miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan setoran modal sebesar Rp800,0 miliar dan peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp62,4 miliar atau sebesar 14,7% menjadi Rp487,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 425,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 6,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp79,7 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp558,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp478,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, harga pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp68,9 miliar atau sebesar 16,8% menjadi Rp478,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp409,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,7% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, kenaikan harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,2% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien, kenaikan konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,3 miliar atau sebesar 11,1% menjadi Rp262,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp236,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp33,7 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp316,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp283,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan layanan penunjang medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp45,3 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp283,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp237,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis.

97

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp916,1 miliar menjadi Rp830,5 miliar dari Rp(85,6) miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penambahan setoran modal sebesar Rp800,0 miliar dan peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp62,4 miliar atau sebesar 14,7% menjadi Rp487,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 425,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 6,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp79,7 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp558,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp478,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, harga pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp68,9 miliar atau sebesar 16,8% menjadi Rp478,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp409,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 17,7% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, kenaikan harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 15,2% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan pasien, kenaikan konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,3 miliar atau sebesar 11,1% menjadi Rp262,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp236,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp33,7 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp316,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp283,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan layanan penunjang medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp45,3 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp283,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp237,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis.

Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp36,1 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp225,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp189,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp46,0 miliar atau sebesar 23,5% menjadi Rp241,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp195,3 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp79,7 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp33,7 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp23,6 miliar atau sebesar 13,7% menjadi Rp195,3 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp171,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp68,9 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp45,3 miliar). Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp10.3 miliar atau sebesar 15,4% menjadi Rp77,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp67,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan beban keperluan kantor serta listrik dan air. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp14,0 miliar atau sebesar 18,2% menjadi Rp91,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp77,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan dan beban keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp2,5 miliar atau sebesar 3,3% menjadi Rp77,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp74,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp53,4 miliar atau sebesar 42,9% menjadi Rp177,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp124,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor dan laba yang diperoleh dari penjualan aset keuangan lancar lainnya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp33,9 miliar atau sebesar 28,3% menjadi Rp153,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp119,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor.

98

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 21,6% menjadi Rp119,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp98,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp101,5 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp203,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp305,2 miliar. Hal ini disebabkan karena penurunan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp453,7 miliar atau sebesar 419,5% menjadi Rp561,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp108,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas dan penerimaan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp117,8 miliar atau sebesar 52,1% menjadi Rp108,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp226,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dividen yang diterima dari entitas anak. B. PT EKAMITA ARAHTEGAR (“EAT”) Riwayat Singkat EAT berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan nama PT Ekamita Arahtegar berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas EAT No.102 tanggal 14 Agustus 1995, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris pengganti Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C2-1271 HT.01.01.Th.96 tanggal 1 Pebruari 1996 dan telah didaftarkan di dalam buku daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No.123/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No.28 tanggal 6 April 1998, Tambahan BNRI No.1896. EAT beralamat di: Jl Bukit Gading Raya Kav.2, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara 14240 Telepon : 021- 45852700 Faksimili : 021-8842250 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat EAT No.5 tanggal 21 Pebruari 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham No.AHU-29559.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, dan telah didaftarkan dalam daftar perseroan No.AHU-0043243.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, yaitu berusaha dalam bidang Rumah Sakit. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas EAT dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: - Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; - Memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya; - Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok

masyarakat lainnya; - Berusaha dalam bidang penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi) bagi pelayanan kesehatan tersebut; - Berusaha dalam penyediaan rumah duka beserta fasilitas penunjangnya. EAT mengoperasikan dua dari rumah sakit perseroan yaitu RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur.

99

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 21,6% menjadi Rp119,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp98,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp101,5 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp203,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp305,2 miliar. Hal ini disebabkan karena penurunan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp453,7 miliar atau sebesar 419,5% menjadi Rp561,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp108,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas dan penerimaan dividen dari entitas anak. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp117,8 miliar atau sebesar 52,1% menjadi Rp108,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp226,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dividen yang diterima dari entitas anak. B. PT EKAMITA ARAHTEGAR (“EAT”) Riwayat Singkat EAT berkedudukan di Jakarta, didirikan dengan nama PT Ekamita Arahtegar berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas EAT No.102 tanggal 14 Agustus 1995, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris pengganti Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang bernama Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C2-1271 HT.01.01.Th.96 tanggal 1 Pebruari 1996 dan telah didaftarkan di dalam buku daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No.123/1997 dan telah diumumkan dalam BNRI No.28 tanggal 6 April 1998, Tambahan BNRI No.1896. EAT beralamat di: Jl Bukit Gading Raya Kav.2, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara 14240 Telepon : 021- 45852700 Faksimili : 021-8842250 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat EAT No.5 tanggal 21 Pebruari 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham No.AHU-29559.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, dan telah didaftarkan dalam daftar perseroan No.AHU-0043243.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 2 Juni 2008, yaitu berusaha dalam bidang Rumah Sakit. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas EAT dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: - Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; - Memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya; - Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok

masyarakat lainnya; - Berusaha dalam bidang penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi) bagi pelayanan kesehatan tersebut; - Berusaha dalam penyediaan rumah duka beserta fasilitas penunjangnya. EAT mengoperasikan dua dari rumah sakit perseroan yaitu RSMK Kelapa Gading dan RSMK Cibubur.

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat EAT No. 3 tanggal 7 November 2002 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman berdasarkan surat keputusan No.C-01026HT01.04.TH.2003 tanggal 17 Januari 2003, telah didaftarkan dalam daftar perseroan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Utara No. 1017/BH09.01/VII/2003 tanggal 16 Juli 2003, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 12 September 2013, Tambahan BNRI No.11780, struktur permodalan dan susunan pemegang saham EAT adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 100.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 700.000 70.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. Proteindo Karyasehat 499.999 49.999.900.000 99,99 2. Perseroan 1 100.000 0,01 Jumlah 500.000 50.000.000.000 100,00

Saham dalam Portepel 200.000 20.000.000.000

Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham EAT No.3 tanggal 7 November 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah telah diterima dalam database Sisminbakum Menkumham berdasarkan surat No.AHU-41063.40.22.2014 tanggal 13 November 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0118333.40.80.2014 tanggal 13 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi EAT sejak tanggal 5 November 2014 sampai dengan tanggal 4 November 2019 adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris : dr. Francinita Nati Komisaris : Joyce V. Handajani

Direksi Direktur : dr. Magdalena Direktur : Janti Elia

Ikhtisar Data Keuangan Penting

(dalam miliar Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan: Pendapatan 360,1 322,1 433,5 368,7 272,5 218,4 190,5 Beban Pokok Pendapatan (209,2) (185,4) (250,1) (214,8) (163,5) (111,1) (96,4) Laba Kotor 150,9 136,7 183,4 153,9 109,0 107,3 94,1

Beban Usaha (49,7) (39,6) (56,3) (49,8) (41,0) (56,7) (50,0) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 3,5 5,7 7,5 4,9 3,7 2,1 2,8 Laba Usaha 104,7 102,8 134,6 109,0 71,7 52,7 46,9

Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto (0,5) (1,0) (1,3) (1,6) 0,9 3,7 4,7 Beban Pajak Penghasilan - Neto (24,9) (24,4) (31,8) (25,6) (21,7) (15,4) (13,3) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 79,3 77,4 101,5 81,8 50,9 41,0 38,3 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 298,4 285,0 316,8 342,2 241,7 229,9 180,4

Total Liabilitas 78,1 64,0 176,6 63,9 47,1 26,2 17,7 Total Ekuitas 220,3 221,0 140,2 278,3 194,6 203,7 162,7 *tidak diaudit

100

Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp18,4 miliar atau sebesar 5,8% menjadi Rp298,4 miliar dari Rp316,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp25,4 miliar atau sebesar 7,4% menjadi Rp316,8 miliar dari Rp342,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen dan penyusutan aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp100,5 miliar atau sebesar 41,6% menjadi Rp342,2 miliar dari Rp241,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan kenaikan piutang usaha. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp98,5 miliar atau sebesar 55,8% menjadi Rp78,1 miliar dari Rp176,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan terutama oleh realisasi pembayaran utang dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp112,7 miliar atau sebesar 176,4% menjadi Rp176,6 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya utang dividen kepada pemegang saham yang dibayarkan pada bulan Maret 2014. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp16,8 miliar atau sebesar 35,5% menjadi Rp63,9 miliar dari Rp47,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan utang pajak penghasilan badan karena kenaikan laba kena pajak serta kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp80,1 miliar atau sebesar 57,2% menjadi Rp220,3 miliar dari Rp140,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp138,1 miliar atau sebesar 49,6% menjadi Rp140,2 miliar dari Rp278,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen kepada pemegang saham.

101

Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp18,4 miliar atau sebesar 5,8% menjadi Rp298,4 miliar dari Rp316,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp25,4 miliar atau sebesar 7,4% menjadi Rp316,8 miliar dari Rp342,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo deposito untuk pembayaran dividen dan penyusutan aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp100,5 miliar atau sebesar 41,6% menjadi Rp342,2 miliar dari Rp241,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan kenaikan piutang usaha. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp98,5 miliar atau sebesar 55,8% menjadi Rp78,1 miliar dari Rp176,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan terutama oleh realisasi pembayaran utang dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp112,7 miliar atau sebesar 176,4% menjadi Rp176,6 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya utang dividen kepada pemegang saham yang dibayarkan pada bulan Maret 2014. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp16,8 miliar atau sebesar 35,5% menjadi Rp63,9 miliar dari Rp47,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan utang pajak penghasilan badan karena kenaikan laba kena pajak serta kenaikan liabilitas imbalan pasca kerja. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp80,1 miliar atau sebesar 57,2% menjadi Rp220,3 miliar dari Rp140,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp138,1 miliar atau sebesar 49,6% menjadi Rp140,2 miliar dari Rp278,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen kepada pemegang saham.

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp83,7 miliar atau sebesar 43,0% menjadi Rp278,3 miliar dari Rp194,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp38,0 miliar atau sebesar 11.8% menjadi Rp360,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp322,1 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 8,8% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 16,8% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp64,8 miliar atau sebesar 17,6% menjadi Rp433,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp368,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 15,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga tahunan pada harga kamar obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp96,2 miliar atau sebesar 35,3% menjadi Rp368,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp272,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 33,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis yang lebih tinggi dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 37,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan konsumsi dan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp23,8 miliar atau sebesar 12,8% menjadi Rp209,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp185,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp35,3 miliar atau sebesar 16,4% menjadi Rp250,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp214,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013 serta peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp51,3 miliar atau sebesar 31,4% menjadi Rp214,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp163,5 miliar. Hal ini teutama disebabkan oleh kenaikan obat-obatan dan perlengkapan medis

102

serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp14,2 miliar atau sebesar 10,4% menjadi Rp150,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp136,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp29,5 miliar atau sebesar 19,2% menjadi Rp183,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp153,9 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan yang disertai oleh kenaikan marjin laba kotor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp44,9 miliar atau sebesar 41,1% menjadi Rp153,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp10,1 miliar atau sebesar 25,6% menjadi Rp49,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, peningkatan imbalan pasca kerja serta perbaikan dan pemeliharaan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,5 miliar atau sebesar 13,1% menjadi Rp56,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp49,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keperluan kantor dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp8,8 miliar atau sebesar 21,5% menjadi Rp49,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp41,0 miliar. Hal ini disebabkan terutama oleh kenaikan beban penyusutan aset tetap, gaji dan kesejahteraan karyawan dan imbalan pasca kerja. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 1,8% menjadi Rp104,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp102,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp25,6 miliar atau sebesar 23,5% menjadi Rp134,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha.

103

serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp14,2 miliar atau sebesar 10,4% menjadi Rp150,9 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp136,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp29,5 miliar atau sebesar 19,2% menjadi Rp183,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp153,9 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan yang disertai oleh kenaikan marjin laba kotor Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp44,9 miliar atau sebesar 41,1% menjadi Rp153,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp10,1 miliar atau sebesar 25,6% menjadi Rp49,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, peningkatan imbalan pasca kerja serta perbaikan dan pemeliharaan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,5 miliar atau sebesar 13,1% menjadi Rp56,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp49,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, imbalan pasca kerja, keperluan kantor dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp8,8 miliar atau sebesar 21,5% menjadi Rp49,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp41,0 miliar. Hal ini disebabkan terutama oleh kenaikan beban penyusutan aset tetap, gaji dan kesejahteraan karyawan dan imbalan pasca kerja. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 1,8% menjadi Rp104,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp102,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp25,6 miliar atau sebesar 23,5% menjadi Rp134,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp109,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp37,3 miliar atau sebesar 52,0% menjadi Rp109,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp71,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp 1,9 miliar atau sebesar 2,4% menjadi Rp79,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp77,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp19,7 miliar atau sebesar 24,1% menjadi Rp101,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp81,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp30,9 miliar atau sebesar 60,7% menjadi Rp81,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp50,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas.

C. PT RAGAMSEHAT MULTIFITA (“RAGAMSEHAT”) Riwayat Singkat Ragamsehat berkedudukan di Depok didirikan dengan nama PT Ragamsehat Multifita berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.286 tanggal 23 Mei 1995, dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH, Kandidat Notaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.C-59.HT.03.07-Th.1995 tanggal 13 April 1995, notaris pengganti Rachmat Santoso, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-13006 HT.01.01.Th.95 tanggal 13 Oktober 1995 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1863/1995 tanggal 1 Desember 1995 dan telah diumumkan dalam BNRI No.19 tanggal 5 Februari 1996, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.2285. Ragamsehat beralamat di: Jl Margonda Raya, Pancoranmas, Depok 16431 Telepon : 021-77210700 Faksimili : 021-77212155 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Ragamsehat No.6 tanggal 17 Maret 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-23929.AH.01.02.Tahun 2008 tertanggal 8 Mei 2008, telah diumumkan dalam BNRI No. 53 tanggal 30 Mei 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 17446 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0042498.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 30 Mei 2008, maksud dan tujuan Ragamsehat berusaha dalam bidang jasa kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Ragamsehat dapat melaksanakan kegiatan usaha yaitu menjalankan usaha-usaha dibidang jasa kesehatan, yang meliputi kegiatan pemberian layanan kesehatan pada perorangan, karyawan-karyawan perusahaan, masyarakat umum dan juga jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, yang berupa pengelolaan rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus beserta fasilitas-fasilitasnya, poliklinik kesehatan, konsultasi dan penerangan mengenai kesehatan individu dan masyarakat. Ragamsehat mengoperasikan RSMK Depok dan juga akan mengoperasikan RSMK Kalideres setelah pembukaannya pada semester pertama 2015.

104

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.34 tanggal 24 Februari 2014, dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-15462.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0033610.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Ragamsehat adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 100.000 100.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 74.999 74.999.000.000 99,99 2. Perseroan 1 1.000.000 0,01 Jumlah 75.000 75.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 25.000 25.000.000.000

Pengurusan dan Pengawasan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.10 tanggal 20 Nopember 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-42352.40.22..2014 tanggal 20 Nopember 2014 dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0121218.40.80.2014 tanggal 20 Nopember 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Ragamsehat sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei 2018 adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris : Joyce V. Handajani Komisaris : dr. Francinita Nati

Direksi Direktur Utama : dr. Ivonne Maria Rampun Direktur : Emiliana Maria Tunardy

Ikhtisar Data Keuangan Penting

(dalam miliar Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 155,5 132,3 176,9 138,9 117,0 97,3 64,5 Beban Pokok Pendapatan (76,8) (71,2) (96,6) (75,3) (62,3) (46,8) (30,7) Laba Kotor 78,7 61,1 80,3 63,6 54,7 50,5 33,8

Beban Usaha (25,8) (17,4) (25,1) (22,4) (22,1) (27,8) (23,5) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 1,3 0,9 1,5 1,4 0,5 (0,4) 0,2 Laba Usaha 54,2 44,6 56,7 42,6 33,1 22,3 10,5

Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto 2,3 1,0 1,6 0,9 (0,0) 0,0 0,0 Beban Pajak Penghasilan - Neto (13,4) (11,0) (14,1) (10,6) (8,4) (4,8) (3,9) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 43,1 34,6 44,2 32,9 24,7 17,5 6,6

105

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.34 tanggal 24 Februari 2014, dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, SH, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-15462.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0033610.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 16 Mei 2014 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Ragamsehat adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 100.000 100.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 74.999 74.999.000.000 99,99 2. Perseroan 1 1.000.000 0,01 Jumlah 75.000 75.000.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 25.000 25.000.000.000

Pengurusan dan Pengawasan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Ragamsehat No.10 tanggal 20 Nopember 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-42352.40.22..2014 tanggal 20 Nopember 2014 dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0121218.40.80.2014 tanggal 20 Nopember 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Ragamsehat sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei 2018 adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris : Joyce V. Handajani Komisaris : dr. Francinita Nati

Direksi Direktur Utama : dr. Ivonne Maria Rampun Direktur : Emiliana Maria Tunardy

Ikhtisar Data Keuangan Penting

(dalam miliar Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 155,5 132,3 176,9 138,9 117,0 97,3 64,5 Beban Pokok Pendapatan (76,8) (71,2) (96,6) (75,3) (62,3) (46,8) (30,7) Laba Kotor 78,7 61,1 80,3 63,6 54,7 50,5 33,8

Beban Usaha (25,8) (17,4) (25,1) (22,4) (22,1) (27,8) (23,5) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 1,3 0,9 1,5 1,4 0,5 (0,4) 0,2 Laba Usaha 54,2 44,6 56,7 42,6 33,1 22,3 10,5

Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto 2,3 1,0 1,6 0,9 (0,0) 0,0 0,0 Beban Pajak Penghasilan - Neto (13,4) (11,0) (14,1) (10,6) (8,4) (4,8) (3,9) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 43,1 34,6 44,2 32,9 24,7 17,5 6,6

30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 204,1 140,8 153,6 139,3 103,5 88,8 82,1

Total Liabilitas 29,7 20,2 49,9 20,6 18,8 15,8 26,3 Total Ekuitas 174,4 120,6 103,7 118,7 84,7 73,0 55,8 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp50,5 miliar atau sebesar 32,9% menjadi Rp204,1 miliar dari Rp 153,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka perolehan aset tetap dan aset dalam penyelesaian dalam rangka pembangunan rumah sakit di Kalideres. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp14,3 miliar atau sebesar 10,2% menjadi Rp153,6 miliar dari Rp139,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan penambahan aset tetap. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp35,8 miliar atau sebesar 34,7% menjadi Rp139,3 miliar dari Rp103,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan penempatan dana dalam deposito dan penambahan uang muka perolehan aset tetap. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp20,2 miliar atau sebesar 40,4% menjadi Rp29,7 miliar dari Rp49,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembagian dividen kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp29,3 miliar atau sebesar 142,0% menjadi Rp49,9 miliar dari Rp20,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp25,0 miliar. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp1,8 miliar atau sebesar 9,7% menjadi Rp20,6 miliar dari Rp18,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan adanya kenaikan pada utang usaha dengan pihak ketiga. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp70,7 miliar atau sebesar 68,1% menjadi Rp174,4 miliar dari Rp103,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan setoran modal dan laba periode berjalan.

106

Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp15,0 miliar atau sebesar 12,6% menjadi Rp103,7 miliar dari Rp118,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan adanya pembagian dividen kas selama tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp34,0 miliar atau sebesar 40,2% menjadi Rp118,7 miliar dari Rp84,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya laba tahun berjalan sebesar 33,3% dari tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp23,2 miliar atau sebesar 17,5% menjadi Rp155,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp132,3 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 15,6% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 20,7% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp38,0 miliar atau sebesar 27,4% menjadi Rp176,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp138,9 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 30,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga tahunan pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 22,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp21,9 miliar atau sebesar 18,7% menjadi Rp138,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117,0 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 11,8% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis yang lebih tinggi dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan kenaikan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,6 miliar atau sebesar 7,9% menjadi Rp76,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp71,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, meningkatnya beban layanan penunjang medis serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 28,4% menjadi Rp96,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp75,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan beban penyusutan yang berasal dari pembelian peralatan medis.

107

Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp15,0 miliar atau sebesar 12,6% menjadi Rp103,7 miliar dari Rp118,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan adanya pembagian dividen kas selama tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp34,0 miliar atau sebesar 40,2% menjadi Rp118,7 miliar dari Rp84,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya laba tahun berjalan sebesar 33,3% dari tahun sebelumnya. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp23,2 miliar atau sebesar 17,5% menjadi Rp155,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp132,3 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 15,6% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 20,7% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp38,0 miliar atau sebesar 27,4% menjadi Rp176,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp138,9 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 30,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga tahunan pada obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 22,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp21,9 miliar atau sebesar 18,7% menjadi Rp138,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117,0 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 11,8% yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari obat-obatan, pelengkapan medis dan layanan penunjang medis karena kenaikan jumlah pasien, harga kamar dan peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan dan perlengkapan medis yang lebih tinggi dari pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 31,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan dan kenaikan jumlah nilai per resep terkait dengan kenaikan harga pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,6 miliar atau sebesar 7,9% menjadi Rp76,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp71,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban obat dan perlengkapan medis, meningkatnya beban layanan penunjang medis serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp21,3 miliar atau sebesar 28,4% menjadi Rp96,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp75,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan beban penyusutan yang berasal dari pembelian peralatan medis.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp13,0 miliar atau sebesar 20,8% menjadi Rp75,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp62,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan serta obat-obatan dan perlengkapan medis. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp17,6 miliar atau sebesar 28,7% menjadi Rp78,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp61,1 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp23,2 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp5,6 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp16,7 miliar atau sebesar 26,2% menjadi Rp80,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp63,6 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp38,0 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp21,3 miliar). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau sebesar 16,3% menjadi Rp63,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp54,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi (Rp21,9 miliar) dibanding kenaikan beban pokok pendapatan (Rp13,0 miliar). Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp8,4 miliar atau sebesar 47,9% menjadi Rp25,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp17,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan dan untuk skala yang lebih kecil, karena peningkatan imbalan pasca kerja dan keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp2,7 miliar atau sebesar 12,5% menjadi Rp25,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan dan beban imbalan pasca kerja. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp0,3 miliar atau sebesar 1,1% menjadi Rp22,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp9,6 miliar atau sebesar 21,4% menjadi Rp54,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp44,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha.

108

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp14,1 miliar atau sebesar 32,9% menjadi Rp56,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp42,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp9,5 miliar atau sebesar 29,0% menjadi Rp42,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp33,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,5 miliar atau sebesar 24,8%menjadi Rp43,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,3 miliar atau sebesar 34,3% menjadi Rp44,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,2 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp32,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp24,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. D. PT ALPEN AGUNGRAYA (“ALPEN”) Riwayat Singkat Alpen berkedudukan di kota Surabaya, didirikan dengan nama PT Alpen Agungraya berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Alpen No.59 tanggal 30 April 1996, dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8605HT.01.01.TH’96 tanggal 26 Agustus1996 dan telah didaftarkan pada kantor pendaftaran saham sesuai UUWDP pada tanggal 2 Mei 2001 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Surabaya No.2522/BH.13.01/MEI/2001 dan telah diumumkan dalam BNRI No.56 tanggal 13 Juli 2001, Tambahan BNRI No.4557. Alpen beralamat di: Jl Satelit Indah II, Darmo Satelit, Surabaya 60187 Telepon : 021-7345111 / 7345333 Faksimili: 021-7345955 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No.2 tanggal 4 Agustus 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-65582.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0087349.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008 serta telah diumumkan dalam BNRI No. 96 tanggal 28 Nopember 2008, Tambahan BNRI No. 25554, kegiatan usaha Alpen ialah berusaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan serta untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Alpen dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Berusaha dibidang pelayanan kesehatan pada umumnya;

109

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp14,1 miliar atau sebesar 32,9% menjadi Rp56,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp42,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp9,5 miliar atau sebesar 29,0% menjadi Rp42,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp33,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,5 miliar atau sebesar 24,8%menjadi Rp43,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,3 miliar atau sebesar 34,3% menjadi Rp44,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,2 miliar atau sebesar 33,3% menjadi Rp32,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp24,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. D. PT ALPEN AGUNGRAYA (“ALPEN”) Riwayat Singkat Alpen berkedudukan di kota Surabaya, didirikan dengan nama PT Alpen Agungraya berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Alpen No.59 tanggal 30 April 1996, dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8605HT.01.01.TH’96 tanggal 26 Agustus1996 dan telah didaftarkan pada kantor pendaftaran saham sesuai UUWDP pada tanggal 2 Mei 2001 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/Kodya Surabaya No.2522/BH.13.01/MEI/2001 dan telah diumumkan dalam BNRI No.56 tanggal 13 Juli 2001, Tambahan BNRI No.4557. Alpen beralamat di: Jl Satelit Indah II, Darmo Satelit, Surabaya 60187 Telepon : 021-7345111 / 7345333 Faksimili: 021-7345955 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No.2 tanggal 4 Agustus 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, SH, Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-65582.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0087349.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 18 September 2008 serta telah diumumkan dalam BNRI No. 96 tanggal 28 Nopember 2008, Tambahan BNRI No. 25554, kegiatan usaha Alpen ialah berusaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan serta untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Alpen dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Berusaha dibidang pelayanan kesehatan pada umumnya;

Berusaha dibidang pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan; Berusaha dibidang pengurusan pelayanan kesehatan perorangan mendirikan dan mengelola rumah duka.

Alpen mengoperasikan tiga rumah sakit Perseroan yaitu RSMK Surabaya, RSMK Waru, dan RSMK Kenjeran. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No. 35 tanggal 24 Pebruari 2014 dibuat dihadapan Petrus Suandi Halim, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan surat keputusan No.AHU-11735.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2014, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0023738.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Alpen adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp50.000.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 3.000 150.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 2.199 109.950.000.000 99,99 2. Perseroan 1 50.000.000 0,01 Jumlah 2.200 110.000.000.000 100,00 Saham Dalam Portepel 800 40.000.000.000 Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Alpen No.9 tanggal 20 November 2014, dibuat dihadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan dengan No.AHU-42340.40.22.2014 tanggal 20 November 2014dicatatkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0121196.40.80.2014Tahun 2013 tanggal 20 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Alpen sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei 2018, adalah sebagai berikut :

Komisaris Komisaris Utama : Joyce V. Handajani Komisaris : dr. Francinita Nati

Direksi Direktur Utama : dr. Dian Mariana Tandela Direktur : Adi Susanto

Ikhtisar Data Keuangan Penting

(dalam miliar Rupiah)

Uraian

Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 253,5 240,7 316,5 254,7 214,4 187,3 113,2 Beban Pokok Pendapatan (157,1) (145,5) (191,0) (165,0) (141,4) (128,2) (77,9) Laba Kotor 96,4 95,2 125,5 89,7 73,0 59,1 35,3

Beban Usaha (37,2) (27,5) (40,4) (36,1) (31,9) (29,1) (25,7) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 1,9 2,4 2,7 2,4 2,6 1,6 1,3 Laba Usaha 61,1 70,1 87,8 56,0 43,7 31,6 10,9

110

(dalam miliar Rupiah)

Uraian

Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto (4,8) (0,6) (0,8) (2,0) (1,1) (2,1) (2,3) Beban Pajak Penghasilan - neto (13,9) (17,2) (21,5) (13,4) (10,2) (8,5) (2,6) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 42,4 52,3 65,5 40,6 32,4 21,0 6,0 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 356,8 291,9 310,6 235,9 144,1 140,2 112,3

Total Liabilitas 133,0 124,3 229,6 124,3 73,5 72,0 64,6 Total Ekuitas 223,8 167,6 81,0 111,6 70,6 68,2 47,7 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp46,2 miliar atau sebesar 14,9% menjadi Rp356,8 miliar dari Rp310,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp45,6 miliar sehubungan dengan penyelesaian pembangunan rumah sakit di Kenjeran dan pembelian peralatan medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp74,7 miliar atau sebesar 31,7% menjadi Rp310,6 miliar dari Rp235,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp72,2 miliar sehubungan dengan pembangunan rumah sakit di Kenjeran. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp91,8 miliar atau sebesar 63,7% menjadi Rp235,9 miliar dari Rp144,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran uang muka perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di Kenjeran sebesar Rp60,0 miliar, kenaikan saldo kas dan setara kas sebesar Rp20,9 miliar dan kenaikan saldo piutang usaha sebesar Rp8,1 miliar. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp96,6 miliar atau sebesar 42,1% menjadi Rp133,0 miliar dari Rp229,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp105,3 miliar atau sebesar 84,7% menjadi Rp229,6 miliar dari Rp124,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya adanya utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar yang dibayarkan pada bulan Februari 2014

111

(dalam miliar Rupiah)

Uraian

Sembilan Bulan Berakhir

30 September Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto (4,8) (0,6) (0,8) (2,0) (1,1) (2,1) (2,3) Beban Pajak Penghasilan - neto (13,9) (17,2) (21,5) (13,4) (10,2) (8,5) (2,6) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 42,4 52,3 65,5 40,6 32,4 21,0 6,0 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 356,8 291,9 310,6 235,9 144,1 140,2 112,3

Total Liabilitas 133,0 124,3 229,6 124,3 73,5 72,0 64,6 Total Ekuitas 223,8 167,6 81,0 111,6 70,6 68,2 47,7 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp46,2 miliar atau sebesar 14,9% menjadi Rp356,8 miliar dari Rp310,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp45,6 miliar sehubungan dengan penyelesaian pembangunan rumah sakit di Kenjeran dan pembelian peralatan medis. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp74,7 miliar atau sebesar 31,7% menjadi Rp310,6 miliar dari Rp235,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap sebesar Rp72,2 miliar sehubungan dengan pembangunan rumah sakit di Kenjeran. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp91,8 miliar atau sebesar 63,7% menjadi Rp235,9 miliar dari Rp144,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran uang muka perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di Kenjeran sebesar Rp60,0 miliar, kenaikan saldo kas dan setara kas sebesar Rp20,9 miliar dan kenaikan saldo piutang usaha sebesar Rp8,1 miliar. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp96,6 miliar atau sebesar 42,1% menjadi Rp133,0 miliar dari Rp229,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh pembayaran utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp105,3 miliar atau sebesar 84,7% menjadi Rp229,6 miliar dari Rp124,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya adanya utang dividen kepada pemegang saham sebesar Rp99,9 miliar yang dibayarkan pada bulan Februari 2014

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp50,8 miliar atau sebesar 69,2% menjadi Rp124,3 miliar dari Rp73,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan utang bank dan imbalan pasca kerja. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp142,8 miliar atau sebesar 176,2% menjadi Rp223,8 miliar dari Rp81,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan setoran modal dari pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp30,6 miliar atau sebesar 27,4% menjadi Rp81,0 miliar dari Rp111,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pengumuman dividen kas kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp41,0 miliar atau sebesar 58,0% menjadi Rp111,6 miliar dari Rp70,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 karena kenaikan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp12,8 miliar atau sebesar 5,3% menjadi Rp253,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp240,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 1,3% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 23,9% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp61,8 miliar atau sebesar 24,3% menjadi Rp316,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp254,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 25,0% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan harga kamar, obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,2% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp40,3 miliar atau sebesar 18,8% menjadi Rp254,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp214,4 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 18,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan harga kamar, obat-obatan dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 21,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga obat-obatan dan layanan penunjang medis.

112

Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp11,6 miliar atau sebesar 8,0% menjadi Rp157,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp145,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya gaji dan kesejahteraan karyawan, layanan penunjang medis serta biaya obat-obatan dan perlengkapan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,0 miliar atau sebesar 15,8% menjadi Rp191,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp165,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada tahun 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp23,6 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp165,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp141,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp1.2 miliar atau sebesar 1,3% menjadi Rp96,4 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp95.2 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp35,8 miliar atau sebesar 39,9% menjadi Rp125,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp89,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp16,7 miliar atau sebesar 22,8% menjadi Rp89,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp73,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan dan kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan adanya standarisasi pembelian yang dilakukan oleh Entitas Anak yang berdampak pada efisiensi biaya. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp9,7 miliar atau sebesar 35,2% menjadi Rp37,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp27,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 11,7% menjadi Rp40,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp36,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta imbalan pasca kerja.

113

Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp11,6 miliar atau sebesar 8,0% menjadi Rp157,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp145,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya gaji dan kesejahteraan karyawan, layanan penunjang medis serta biaya obat-obatan dan perlengkapan medis. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp26,0 miliar atau sebesar 15,8% menjadi Rp191,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp165,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan yang mencakup kenaikan upah minimum di Indonesia pada tahun 2013, peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis serta peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp23,6 miliar atau sebesar 16,7% menjadi Rp165,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp141,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta layanan penunjang medis. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp1.2 miliar atau sebesar 1,3% menjadi Rp96,4 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp95.2 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp35,8 miliar atau sebesar 39,9% menjadi Rp125,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp89,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp16,7 miliar atau sebesar 22,8% menjadi Rp89,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp73,0 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan dan kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan adanya standarisasi pembelian yang dilakukan oleh Entitas Anak yang berdampak pada efisiensi biaya. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp9,7 miliar atau sebesar 35,2% menjadi Rp37,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp27,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan dan penyusutan aset tetap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 11,7% menjadi Rp40,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp36,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta imbalan pasca kerja.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,2 miliar atau sebesar 13,1% menjadi Rp36,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp31,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan dan imbalan pasca kerja. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha menurun sebesar Rp9,0 miliar atau sebesar 12,8% menjadi Rp61,1 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp70,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp31,8 miliar atau sebesar 57,0% menjadi Rp87,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp56,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp12,3 miliar atau sebesar 28,2% menjadi Rp56,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp43,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan menurun sebesar Rp9,9 miliar atau sebesar 19,1% menjadi Rp42,4 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp52,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp24,9 miliar atau sebesar 61,6% menjadi Rp65,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp40,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp8,2 miliar atau sebesar 25,2% menjadi Rp40,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas.

E. PT KARYASUKSES MANDIRI (“Karyasukses”) Riwayat Singkat Karyasukses berkedudukan di Jakarta didirikan dengan nama PT Karyasukses Mandiri berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.4 tanggal 7 Agustus 1992, dibuat di hadapan Eveline Suriahudaja Konig, S.H., Notaris di Bogor, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8354 HT.01.01.Th.92 tanggal 7 Oktober 1992 dan telah didaftarkan dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.2977/1992 tanggal 5 November 1992, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.99 tanggal 11 Desember 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.6382. Karyasukses beralamat di: Jl Landas Pacu Timur Kemayoran, Jakarta Pusat 10630 Telepon : 021-6545555 Faksimili : 021-6545959

114

Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Karyasukses sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-54838.AH.01.02-Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0075256.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 17 Oktober 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.19913 yaitu berusaha dalam bidang pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Karyasukses dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus beserta fasilitas-

fasilitas penunjangnya; b. Mendirikan klinik umum maupun klinik spesialis, rumah bersalin, praktek bersama dokter umum maupun dokter

spesialis; c. Menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; d. Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya; e. Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok

masyarakat lainnya; f. Berusaha dalam penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi), makanan-minuman kesehatan dan alat-alat

kesehatan bagi pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut; g. Menyelenggarakan dan mengelola rumah duka beserta fasilitas penunjangnya; h. Menyelenggarakan dan mengelola panti wredha (panti jompo), penitipan anak bawah lima tahun (balita) beserta

fasilitas penunjangnya; i. Menyelenggarakan dan mengelola lembaga pendidikan dan pelatihan (training) di bidang kesehatan pada umumnya

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan seperti bidang keperawatan, kebidanan, ahli gizi, terapi medis dan sebagainya;

j. Menyelenggarakan seminar, simposium dan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya dalam bidang kesehatan, baik yang diselenggarakan sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain.

Karyasukses mengoperasikan RS Mitra Kemayoran. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Karyasukses adalah sebagai berikut:

Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Karyasukses No.12 tanggal 24 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham No. AHU-42767.40.22.2014 tanggal 24 November 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0122217.40.80.2014 tanggal 24 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Karyasukses sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan 28 Mei 2018 adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 4.200.000 4.200.000.000 70,00 2. PT Famon Global Raya 1.800.000 1.800.000.000 30,00 Jumlah 6.000.000 6.000.000.000 100,00

Saham dalam Portepel 4.000.000 4.000.000.000

115

Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Karyasukses sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat di hadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-54838.AH.01.02-Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0075256.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84 tanggal 17 Oktober 2008, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.19913 yaitu berusaha dalam bidang pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Karyasukses dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus beserta fasilitas-

fasilitas penunjangnya; b. Mendirikan klinik umum maupun klinik spesialis, rumah bersalin, praktek bersama dokter umum maupun dokter

spesialis; c. Menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat; d. Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya; e. Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun kelompok

masyarakat lainnya; f. Berusaha dalam penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi), makanan-minuman kesehatan dan alat-alat

kesehatan bagi pelayanan-pelayanan kesehatan tersebut; g. Menyelenggarakan dan mengelola rumah duka beserta fasilitas penunjangnya; h. Menyelenggarakan dan mengelola panti wredha (panti jompo), penitipan anak bawah lima tahun (balita) beserta

fasilitas penunjangnya; i. Menyelenggarakan dan mengelola lembaga pendidikan dan pelatihan (training) di bidang kesehatan pada umumnya

sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan seperti bidang keperawatan, kebidanan, ahli gizi, terapi medis dan sebagainya;

j. Menyelenggarakan seminar, simposium dan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya dalam bidang kesehatan, baik yang diselenggarakan sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain.

Karyasukses mengoperasikan RS Mitra Kemayoran. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Karyasukses No.13 tanggal 25 Juli 2008 dibuat dihadapan Tjong Trisnawati, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Karyasukses adalah sebagai berikut:

Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Karyasukses No.12 tanggal 24 November 2014, yang dibuat di hadapan Herry Julianto, S.H., Notaris di Kabupaten Bekasi, akta mana telah disimpan dalam database Sisminbakum Menkumham No. AHU-42767.40.22.2014 tanggal 24 November 2014, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT No. AHU-0122217.40.80.2014 tanggal 24 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Karyasukses sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan 28 Mei 2018 adalah sebagai berikut :

Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000 per Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar 10.000.000 10.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Proteindo Karyasehat 4.200.000 4.200.000.000 70,00 2. PT Famon Global Raya 1.800.000 1.800.000.000 30,00 Jumlah 6.000.000 6.000.000.000 100,00

Saham dalam Portepel 4.000.000 4.000.000.000

Komisaris Komisaris Utama : Rustiyan Oen Komisaris : dr. Yos Effendy Susanto

Direksi Direktur Utama : dr. Esther Maria Ramono Direktur : Berry Karlis

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Sembilan Bulan Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 178,8 166,6 221,0 198,9 162,7 149,5 128,4 Beban Pokok Pendapatan (102,6) (93,3) (129,6) (117,2) (106,2) (70,1) (61,8) Laba Kotor 76,2 73,3 91,4 81,7 56,5 79,4 66,6 Beban Usaha (36,0) (34,9) (42,2) (35,4) (31,1) (51,8) (43,9) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 0,8 0,7 0,9 0,5 0,6 (2,3) (3,8) Laba Usaha 41,0 39,1 50,1 46,8 26,0 25,3 18,9 Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto 4,8 0,6 1,8 (0,9) 1,6 1,4 1,9 Beban Pajak Penghasilan - Neto (10,0) (10,7) (13,3) (11,2) (4,7) (7,5) (6,7) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 35,8 29,0 38,6 34,7 22,9 19,2 14,1 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan

Total Aset 230,6 175,2 185,0 141,9 99,5 120,3 90,9 Total Liabilitas 51,3 43,0 42,4 37,8 35,6 27,7 17,5 Total Ekuitas 179,3 132,2 142,6 104,1 63,9 92,6 73,4 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp45,6 miliar atau sebesar 24,6% menjadi Rp230,6 miliar dari Rp185,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp43,1 miliar atau sebesar 30,4% menjadi Rp185.0 miliar dari Rp141,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional.

116

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp42,4 miliar atau sebesar 42,6% menjadi Rp141,9 miliar dari Rp99,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau sebesar 21,1% menjadi Rp51,3 miliar dari Rp42,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual dan uang muka pasien. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp4,6 miliar atau sebesar 12,1% menjadi Rp42,4 miliar dari Rp37,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 naik sebesar Rp2,2 miliar atau sebesar 6,3% menjadi Rp37,8 miliar dari Rp35,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan kenaikan utang usaha dan utang pajak. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp 36,7 miliar atau sebesar 25,7% menjadi Rp179,3 miliar dari Rp142,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp38,5 miliar atau sebesar 37,0% menjadi Rp142,6 miliar dari Rp104,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp40,2 miliar atau sebesar 62,9% menjadi Rp104,1 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp12,2 miliar atau sebesar 7,3% menjadi Rp178.8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp166,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 8,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 5,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan.

117

Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp42,4 miliar atau sebesar 42,6% menjadi Rp141,9 miliar dari Rp99,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari kegiatan operasional. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp8,9 miliar atau sebesar 21,1% menjadi Rp51,3 miliar dari Rp42,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual dan uang muka pasien. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp4,6 miliar atau sebesar 12,1% menjadi Rp42,4 miliar dari Rp37,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban akrual. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 naik sebesar Rp2,2 miliar atau sebesar 6,3% menjadi Rp37,8 miliar dari Rp35,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan kenaikan utang usaha dan utang pajak. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp 36,7 miliar atau sebesar 25,7% menjadi Rp179,3 miliar dari Rp142,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp38,5 miliar atau sebesar 37,0% menjadi Rp142,6 miliar dari Rp104,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 meningkat sebesar Rp40,2 miliar atau sebesar 62,9% menjadi Rp104,1 miliar dari Rp63,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba tahun berjalan. Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp12,2 miliar atau sebesar 7,3% menjadi Rp178.8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp166,6 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 8,4% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 5,5% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan.

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp22,1 miliar atau sebesar 11,1% menjadi Rp221,0 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp198,9 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 13,8% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 6,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp36,2 miliar atau sebesar 22,2% menjadi Rp198,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp162,7 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 20,3% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan harga tahunan pada harga kamar, obat-obatan dan perlengkapan medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 25,5% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga tahunan pada obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp9,3 miliar atau sebesar 10,0% menjadi Rp102,6 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp93,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya obat dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp12,4 miliar atau sebesar 10,5% menjadi Rp129,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp117,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya layanan penunjang medis serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp11,0 miliar atau sebesar 10,4% menjadi Rp117,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp106,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap. Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp 2,9 miliar atau sebesar 3,9% menjadi Rp76,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp73,3 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp9,7 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp91,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp81,7 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp25,2 miliar atau sebesar 44,5% menjadi Rp81,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp56,5 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan dan kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan oleh adanya standarisasi pembelian yang dilakukan oleh Entitas Anak yang berdampak pada efisiensi biaya.

118

Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,2% menjadi Rp36,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban keperluan kantor, listrik dan air, serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 19,4% menjadi Rp42,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp35,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 14,0% menjadi Rp35,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp31,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya keamanan dan kebersihan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 4,8% menjadi Rp41,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan laba kotor yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp3,3 miliar menjadi Rp50,1 miliar atau sebesar 6,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp46,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp20,8 miliar atau sebesar 79,8% menjadi Rp46,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp26,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 23,3% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp29,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,9 miliar atau sebesar 11,4% menjadi Rp38,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp34,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,8 miliar atau sebesar 51,5% menjadi Rp34,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas.

119

Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,2% menjadi Rp36,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp34,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban keperluan kantor, listrik dan air, serta gaji dan kesejahteraan karyawan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 19,4% menjadi Rp42,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp35,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan, keamanan dan kebersihan serta keperluan kantor. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp4,3 miliar atau sebesar 14,0% menjadi Rp35,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp31,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya keamanan dan kebersihan. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp1,9 miliar atau sebesar 4,8% menjadi Rp41,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp39,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan laba kotor yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp3,3 miliar menjadi Rp50,1 miliar atau sebesar 6,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp46,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba usaha meningkat sebesar Rp20,8 miliar atau sebesar 79,8% menjadi Rp46,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp26,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau sebesar 23,3% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp29,0 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,9 miliar atau sebesar 11,4% menjadi Rp38,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp34,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp11,8 miliar atau sebesar 51,5% menjadi Rp34,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp22,9 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas.

F. PT CITRA MANDIRI PRIMA (“CMP”)

Riwayat Singkat CMP berkedudukan di kota Tegal, didirikan dengan nama PT Citra Mandiri Prima berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Citra Mandiri Prima No.4 tanggal 31 Desember 2004, dibuat di hadapan Ramdah, S.H., Notaris di Kabupaten Tegal. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. C-27907 HT.01.01.TH.2005 tanggal 11 Oktober 2005 dan telah diumumkan dalam BNRI No.29 tanggal 9 April 2013, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.7105. CMP beralamat di: Jl Sipelem no 4, Kemandungan Tegal Telepon : 0283-340399 Faksimili : 0283-340902 Bidang Usaha

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 251 tanggal 28 Desember 2009, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-14696.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 23 Maret 2010, telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 11 Februari 2011, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia 1196, telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dengan No. AHU-0021613.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 23 Maret 2010 yaitu berusaha dalam bidang rumah sakit, CMP dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

Mendirikan dan mengelola rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus; Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya; Memberikan bantuan pengurusan pelayanan kesehatan bagi karyawan perusahaan, perorangan maupun

kelompok masyarakat lainnya; Berusaha dalam penyediaan dan penjualan obat-obatan (farmasi) serta alat-alat kesehatan bagi pelayanan

kesehatan tersebut; dan Berusaha dalam penyediaan rumah duka beserta fasilitas penunjangnya.

CMP mengoperasikan RSMK Tegal. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 251 tanggal 28 Desember 2009, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham CMP adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Nilai Nominal Rp 1.000.000 per Saham

Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) % Modal Dasar 50.000 50.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor: 1. PT Karyasukses Mandiri 17.120 17.120.000.000 60,00 2. PT Perintis Sejahtera Abadi 11.413 11.413.000.000 40,00 Jumlah 28.533 28.533.000.000 100,00 Saham dalam Portepel 21.467 21.467.000.000 Karyasukses, PT Perintis Sejahtera Abadi, dan CMP menandatangani Perjanjian Kerjasama tanggal 9 April 2008 terkait dengan kepemilikan saham pada CMP. Di dalam Perjanjian Kerjasama tersebut, para pihak membuat persetujuan untuk membangun dan mengelola sebuah rumah sakit swasta di Tegal atas nama RSMK Tegal. Perjanjian Kerjasama ini secara umum mengatur mengenai kerjasama antara PT Karyasukses Mandiri dan PT Perintis Sejahtera Abadi mengenai: (i) pemberian kontribusi terhadap permodalan CMP selaku pemegang saham; (ii) manajemen dan pengawasan CMP oleh para

120

pemegang saham, termasuk susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisioner CMP; dan (iii) kuorum yang disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham CMP. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 16 tanggal 26 November 2014, dibuat di hadapan, Herry Julianto,SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, yang telah disimpan di dalam Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan CMP No. AHU-43971.40.22.2014 tanggal 28 November 2014, dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan sesuai UUPT No. AHU-0124755.40.80.2014 tanggal 28 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi CMP yang berlaku sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 30 Juni 2017, adalah sebagai berikut :

Direksi

Direktur Utama : dr. Sri Widyaningsih Direktur : Berry Karlis

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliar Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 31,5 25,5 35,8 25,4 19,1 10,8 4,8 Beban Pokok Pendapatan (19,5) (16,1) (22,6) (17,3) (13,5) (5,8) (2,9) Laba Kotor 12,0 9,4 13,2 8,1 5,6 5,0 1,9

Beban Usaha (9,7) (8,2) (11,1) (9,5) (8,6) (10,5) (9,8) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 0,0 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,3 Laba Usaha 2,3 1,4 2,3 (1,2) (2,9) (5,4) (7,6)

Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto (0,0) (0,0) (0,0) (0,1) (0,0) 0,00 0,1 Beban Pajak Penghasilan - neto 0,2 0,2 0,5 0,4 0,3 (0,3) (0,5) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 2,5 1,6 2,8 (0,9) (2,6) (5,7) (8,0) 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 31,2 29,1 30,1 29,1 32,5 33,1 34,7

Total Liabilitas 8,1 10,0 9,8 11,0 13,6 18,5 14,4 Total Ekuitas 23,1 19,1 20,3 18,1 18,9 14,6 20,3 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,8% menjadi Rp31,2 miliar dari Rp30,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap berupa peralatan medis.

Komisaris Komisaris Utama : dr. Trimulyo Komisaris : drg. Rudy Yuwono Sutanto Komisaris : dr. Soejono Komisaris : dr. Francinita Nati Komisaris : drg. Emiliana Maria Tunardy Komisaris : dr. Esther Maria Ramono

121

pemegang saham, termasuk susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisioner CMP; dan (iii) kuorum yang disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham CMP. Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 16 tanggal 26 November 2014, dibuat di hadapan, Herry Julianto,SH, Notaris di Kabupaten Bekasi, yang telah disimpan di dalam Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan CMP No. AHU-43971.40.22.2014 tanggal 28 November 2014, dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan sesuai UUPT No. AHU-0124755.40.80.2014 tanggal 28 November 2014, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi CMP yang berlaku sejak tanggal 27 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 30 Juni 2017, adalah sebagai berikut :

Direksi

Direktur Utama : dr. Sri Widyaningsih Direktur : Berry Karlis

Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliar Rupiah)

Uraian Sembilan Bulan

Berakhir 30 September

Tahun Berakhir 31 Desember

2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Kinerja Keuangan Pendapatan 31,5 25,5 35,8 25,4 19,1 10,8 4,8 Beban Pokok Pendapatan (19,5) (16,1) (22,6) (17,3) (13,5) (5,8) (2,9) Laba Kotor 12,0 9,4 13,2 8,1 5,6 5,0 1,9

Beban Usaha (9,7) (8,2) (11,1) (9,5) (8,6) (10,5) (9,8) Pendapatan (Beban) Operasi Lain - Neto 0,0 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,3 Laba Usaha 2,3 1,4 2,3 (1,2) (2,9) (5,4) (7,6)

Pendapatan (Beban) Keuangan - Neto (0,0) (0,0) (0,0) (0,1) (0,0) 0,00 0,1 Beban Pajak Penghasilan - neto 0,2 0,2 0,5 0,4 0,3 (0,3) (0,5) Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan 2,5 1,6 2,8 (0,9) (2,6) (5,7) (8,0) 30 September 31 Desember 2014 2013* 2013 2012 2011 2010 2009 Posisi Keuangan Total Aset 31,2 29,1 30,1 29,1 32,5 33,1 34,7

Total Liabilitas 8,1 10,0 9,8 11,0 13,6 18,5 14,4 Total Ekuitas 23,1 19,1 20,3 18,1 18,9 14,6 20,3 *tidak diaudit Analisa Pembahasan Manajemen Posisi Keuangan Aset Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total aset pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp1,1 miliar atau sebesar 3,8% menjadi Rp31,2 miliar dari Rp30,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan aset tetap berupa peralatan medis.

Komisaris Komisaris Utama : dr. Trimulyo Komisaris : drg. Rudy Yuwono Sutanto Komisaris : dr. Soejono Komisaris : dr. Francinita Nati Komisaris : drg. Emiliana Maria Tunardy Komisaris : dr. Esther Maria Ramono

Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total aset pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp1,0 miliar atau sebesar 3,4% menjadi Rp30,1 miliar dari Rp 29,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan uang muka perolehan aset tetap dan aset pajak tangguhan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total aset pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp3,4 miliar atau sebesar 10,5% menjadi Rp29,1 miliar dari Rp32.5 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan nilai buku aset tetap karena penyusutan aset tetap. Liabilitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total liabilitas pada tanggal 30 September 2014 menurun sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 17,3% menjadi Rp8,1 miliar dari Rp9,8 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini disebabkan adanya pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp1,2 miliar atau sebesar 10,9% menjadi Rp9,8 miliar dari Rp11,0 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh adanya pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp2,6 miliar atau sebesar 19,2% menjadi Rp11,0 miliar dari Rp13,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh pembayaran sebagian pinjaman kepada pemegang saham. Ekuitas Per 30 September 2014 dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 Total ekuitas pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar Rp2,8 miliar atau sebesar 14,0% menjadi Rp23,1 miliar dari Rp20,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2013. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba periode berjalan. Per 31 Desember 2013 dibandingkan dengan per 31 Desember 2012 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp2,2 miliar atau sebesar 11,9% menjadi Rp20,3 miliar dari Rp18,1 miliar pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan laba tahun berjalan. Per 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per 31 Desember 2011 Total ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 menurun sebesar Rp0,8 miliar atau sebesar 4,2% menjadi Rp18,1 miliar dari Rp18,9 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini terutama disebabkan karena CMP masih mengalami kerugian pada tahun berjalan.

122

Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,0 miliar atau sebesar 23,6% menjadi Rp31,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp25,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 34,1% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 3,0% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp10,4 miliar atau sebesar 41,2% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp25,4 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 35,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 55,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,3 miliar atau sebesar 33,0% menjadi Rp25,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp19,1 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 25,4% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan harga kamar, obat-obatan dan perlengkapan medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 53,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,4 miliar atau sebesar 21,4% menjadi Rp19,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp16,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya obat dan perlengkapan medis, kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan serta kenaikan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,3 miliar atau sebesar 31,1% menjadi Rp22,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp17,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,8 miliar atau sebesar 28,0% menjadi Rp17,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,5 miliar. Hal ini disebabkan kenaikan beban obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap.

123

Kinerja Keuangan Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,0 miliar atau sebesar 23,6% menjadi Rp31,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp25,5 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 34,1% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dan pendapatan rata-rata per hari rawat inap yang berasal dari kenaikan harga kamar dan juga peningkatan penggunaan layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis tertentu oleh pasien. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 3,0% yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan yang terutama disebabkan oleh penawaran layanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan nilai yang lebih tinggi dan juga kenaikan harga tahunan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total pendapatan meningkat sebesar Rp10,4 miliar atau sebesar 41,2% menjadi Rp35,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp25,4 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 35,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan kenaikan pendapatan dari peningkatan harga kamar, obat-obatan, perlengkapan medis dan layanan penunjang medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 55,1% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum serta meningkatnya penggunaan layanan penunjang diagnostik oleh pasien rawat jalan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total pendapatan meningkat sebesar Rp6,3 miliar atau sebesar 33,0% menjadi Rp25,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp19,1 miliar. Pendapatan atas layanan rawat inap meningkat sebesar 25,4% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah pasien dan peningkatan harga kamar, obat-obatan dan perlengkapan medis. Pendapatan atas layanan rawat jalan meningkat sebesar 53,9% yang disebabkan oleh kenaikan jumlah kunjungan rawat jalan secara umum dan kenaikan harga obat-obatan dan perlengkapan medis. Beban Pokok Pendapatan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,4 miliar atau sebesar 21,4% menjadi Rp19,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp16,1 miliar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya biaya obat dan perlengkapan medis, kenaikan gaji dan kesejahteraan karyawan serta kenaikan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp5,3 miliar atau sebesar 31,1% menjadi Rp22,6 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp17,3 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada biaya obat-obatan dan perlengkapan medis, kenaikan tahunan pada gaji dan tunjangan karyawan dan peningkatan biaya kamar rawat inap. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban pokok pendapatan meningkat sebesar Rp3,8 miliar atau sebesar 28,0% menjadi Rp17,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,5 miliar. Hal ini disebabkan kenaikan beban obat-obatan dan perlengkapan medis, gaji dan kesejahteraan karyawan serta biaya kamar rawat inap.

Laba Kotor Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba kotor meningkat sebesar Rp2,6 miliar atau sebesar 27,5% atau sebesar Rp12,0 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp9,4 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba kotor meningkat sebesar Rp5,1 miliar atau sebesar 62,5% menjadi Rp13,2 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp8,1 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan serta kenaikan marjin laba kotor yang disebabkan oleh standarisasi yang telah dilakukan dalam pembelian yang berdampak pada efisiensi biaya. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total laba kotor meningkat sebesar Rp2,5 miliar atau sebesar 45,0% menjadi Rp8,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,6 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan beban pokok pendapatan. Beban Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,5 miliar atau sebesar 18,7% menjadi Rp9,7 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp8,2 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total beban usaha meningkat sebesar Rp1,6 miliar atau sebesar 16,9% menjadi Rp11,1 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,5 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta beban keamanan dan kebersihan. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total beban usaha meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 11,0% menjadi Rp9,5 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp8,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban keamanan dan kebersihan, listrik dan air serta keperluan kantor. Laba Usaha Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba usaha meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 61,2% menjadi Rp2,3 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,4 miliar. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba usaha meningkat sebesar Rp3,5 miliar menjadi Rp2,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(1,2) miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor.

124

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi usaha menurun sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 58,9% menjadi Rp(1,2) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 52,8% menjadi Rp2,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,7 miliar menjadi Rp2,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(0,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal -hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi periode/tahun berjalan menurun signifikan sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 65,8% menjadi Rp(0,9) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,6) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. 9. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM

BERBENTUK BADAN HUKUM DAN ENTITAS ANAK Berikut adalah hubungan pengurusan dan pengawasan antara Perseroan dengan Pemegang Saham dan Entitas Anak:

Entitas Anak Perseroan

Pemegang Saham Entitas Anak

PT Griyainsani

Cakrasadaya

PT Proteindo

Karyasehat

PT Ekamita

Arahtegar

PT Ragamsehat

Multifita PT Alpen

Agungraya PT

Karyasukses Mandiri

PT Citra

Mandiri Prima

Dr. Boenjamin Setiawan K Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. KU K

Laura Aryanto, BA K Bacelius Ruru KI dr. I Gusti Gede Subawa KI Ir. Rustiyan Oen, MBA DU D KU KU dr. Francinita Nati, MM DI K K K K Joyce V. Handajani D DU K K KU Janti Elia D dr. Magdalena D dr. Ivonne Maria Rampun DU Emiliana Maria Tunardy D K dr. Dian Mariana Tandela DU Adi Susanto D dr. Yos Effendy Susanto K dr. Esther Maria Ramono DU K Johanna Chandra D dr. Trimulyo KU drg. Rudy Yuwono Sutanto K dr. Soejono K

125

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi usaha menurun sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 58,9% menjadi Rp(1,2) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan laba kotor. Laba (Rugi) Periode/Tahun Berjalan Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp0,9 miliar atau sebesar 52,8% menjadi Rp2,5 miliar dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp1,6 miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 Total laba (rugi) periode/tahun berjalan meningkat sebesar Rp3,7 miliar menjadi Rp2,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(0,9) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal -hal yang telah dijelaskan di atas. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dengan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Total rugi periode/tahun berjalan menurun signifikan sebesar Rp1,7 miliar atau sebesar 65,8% menjadi Rp(0,9) miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp(2,6) miliar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal yang telah dijelaskan di atas. 9. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM

BERBENTUK BADAN HUKUM DAN ENTITAS ANAK Berikut adalah hubungan pengurusan dan pengawasan antara Perseroan dengan Pemegang Saham dan Entitas Anak:

Entitas Anak Perseroan

Pemegang Saham Entitas Anak

PT Griyainsani

Cakrasadaya

PT Proteindo

Karyasehat

PT Ekamita

Arahtegar

PT Ragamsehat

Multifita PT Alpen

Agungraya PT

Karyasukses Mandiri

PT Citra

Mandiri Prima

Dr. Boenjamin Setiawan K Jozef Darmawan Angkasa, MBA, MSc. KU K

Laura Aryanto, BA K Bacelius Ruru KI dr. I Gusti Gede Subawa KI Ir. Rustiyan Oen, MBA DU D KU KU dr. Francinita Nati, MM DI K K K K Joyce V. Handajani D DU K K KU Janti Elia D dr. Magdalena D dr. Ivonne Maria Rampun DU Emiliana Maria Tunardy D K dr. Dian Mariana Tandela DU Adi Susanto D dr. Yos Effendy Susanto K dr. Esther Maria Ramono DU K Johanna Chandra D dr. Trimulyo KU drg. Rudy Yuwono Sutanto K dr. Soejono K

Entitas Anak Perseroan

Pemegang Saham Entitas Anak

PT Griyainsani

Cakrasadaya

PT Proteindo

Karyasehat

PT Ekamita

Arahtegar

PT Ragamsehat

Multifita PT Alpen

Agungraya PT

Karyasukses Mandiri

PT Citra

Mandiri Prima

dr. Sri Widyaningsih DU Johannes Setijono D Budi Dharma Wreksoatmodjo D Franciscus Bing Aryanto KU Bernadette Ruth Irawati Setiady K Berry Karlis D D

Keterangan: KU : Komisaris Utama DU : Direktur Utama KI : Komisaris Independen DI : Direktur Independen K : Komisaris D : Direktur 10. DIAGRAM KEPEMILIKAN ANTARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan dan setelah Penawaran Umum dilakukan, PT Griyainsani Cakrasadaya adalah pemegang saham pengendali Perseroan. Sedangkan seluruh pemegang saham akhir (ultimate shareholder) PT Griyainsani Cakrasadaya diatas merupakan anggota Keluarga Khouw. Berdasarkan surat pernyataan, Lion Investments Partners menyatakan bukan sebagai pengendali Perseroan. Pemegang saham Lion Investments Partners B.V. adalah Aquila Opportunites Fund Segregated Portfolio, Cepheus Investment Fund Segregated Portfolio, dan Alpha Capital Fund dimana ketiganya berbentuk fund.

AQUILA OPPORTUNITIES

FUND SEGREGATED PORTOFOLIO

CEPHEUS INVESTMENT FUND

SEGREGATED PORTOFOLIO

ALPHA CAPITAL FUND

ALLIANCE EXPRESS HOLDINGS INC.

Poppy Hadiman Setiawan

Boenjamin Setiawan Maria Karmila Khouw Lip Swan Gerda Veronica Theresia Harsini Franciscus Bing

Aryanto

LION CAPITAL GROUP

SDN BHD PT SANTA SEHA

SANADI PT LUCASTA

MURNI CEMERLANG

PT GIRA SOLE PRIMA

PT DIPTANALA BAHANA

PT LADANG IRA PANEN

PT BINA ARTA CHARISMA

LION INVESTMENT PARTNERS B.V. PT GRIYAINSANI CAKRASADAYA

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (PERSEROAN)

50 %

50 %

99,78 % 99,93 % 99,99 % 99,98 %

99,02 %

16,66 % 16,66 % 16,66 % 16,66 % 16,66 % 16,66 %

31,82 % 37,88 % 30,3 %

100 %

100 %

66 % 34 %

60 %

PT ALPEN AGUNGRAYA (RSMK Surabaya , Waru, Kenjeran)

PT EKAMITA ARAHTEGAR (RSMK Kelapa Gading, Cibubur )

PT KARYASUKSES MANDIRI (RS Mitra Kemayoran)

PT CITRA MANDIRI PRIMA (RSMK Tegal)

PT RAGAMSEHAT MULTIFITA (RSMK Depok)

PT PROTEINDO KARYASEHAT (RSMK Bekasi Barat & Timur, Cikarang )

99.999%

99.5 %

99.9 %

70 %

99.9 %

126

11. KETERANGAN MENGENAI ASET PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Properti Perseroan tidak memiliki secara langsung aset material berupa tanah maupun bangunan. Entitas Anak Perseroan memiliki sendiri tanah dan properti dengan status Hak Guna Bangunan ("HGB") yang terdaftar atas nama Entitas Anak, kecuali PT Karya Sukses Mandiri yang mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang beroperasi di bawah perjanjian khusus. Pemegang HGB memiliki hak untuk membangun dan memiliki bangunan atas tanah tersebut. Sedangkan RS Mitra Kemayoran berdiri di atas pengaturan kontrak khusus yang telah ditandatangani oleh pemilik tanah Yapporti (Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia) dimana pemilik tanah memberikan hak kepada PT Karya Sukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas di atas tanah tersebut dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan perjanjian ini, PT Karya Sukses Mandiri diwajibkan membayar ke pemilik tanah 1% dari pendapatan (di luar biaya dokter) dan 10% dari laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh RS Mitra Kemayoran secara tahunan. Pada 2011, 2012, 2013, dan periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Entitas Anak membayar secara berurutan Rp4,1 miliar, Rp 5,2 miliar, Rp6,5 miliar, Rp4,9 miliar, dan Rp 5,8 miliar kepada pemilik tanah atas perjanjian tersebut. Perjanjian tersebut akan berakhir pada Juli 2018 dan memungkinkan perpanjangan dengan syarat dan kondisi yang telah disepakati sebelumya oleh masing-masing pihak. Jika perjanjian tersebut habis masa berlakunya dan pemilik tanah ingin menjual tanah tersebut, PT Karyasukses Mandiri memiliki hak untuk ditawarkan telebih dahulu atas properti tersebut. Pada tanggal 30 September 2014, Entitas Anak memiliki aset tetap berupa: Kepemilikan Nilai buku Pemilikan Langsung

Hak Atas Tanah 154.160.372.892 Bangunan 353.831.128.700 Peralatan Medis 137.109.959.595 Perlengkapan dan Peralatan Kantor 39.290.788.695 Kendaraan 3.741.609.306 Bangunan Dalam Penyelesaian 52.064.907.395

Aset Tetap Dalam Perjanjian Rangka Bangun, Kelola dan Alih Bangunan 10.011.789.783

Nilai Buku Aset Tetap 750.210.556.366 A. Bidang-bidang Tanah dan Bangunan

Dalam menunjang kegiatan usahanya Entitas Anak memiliki aset tetap sebagai berikut:

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

PT PROTEINDO KARYASEHAT (“PROTEINDO”) 1. HGB No.

3538/Mekarmukti 25 Mei 2004 27 Juli 2037 No.45/2004 tanggal 23

Maret 2004 Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.293 Proteindo

2. HGB No. 02858/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.148/Pondok Karya/2013 tanggal 25 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

1.624 Proteindo

3. HGB No. 02859/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.141/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

791 Proteindo

127

11. KETERANGAN MENGENAI ASET PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK Properti Perseroan tidak memiliki secara langsung aset material berupa tanah maupun bangunan. Entitas Anak Perseroan memiliki sendiri tanah dan properti dengan status Hak Guna Bangunan ("HGB") yang terdaftar atas nama Entitas Anak, kecuali PT Karya Sukses Mandiri yang mengoperasikan RS Mitra Kemayoran yang beroperasi di bawah perjanjian khusus. Pemegang HGB memiliki hak untuk membangun dan memiliki bangunan atas tanah tersebut. Sedangkan RS Mitra Kemayoran berdiri di atas pengaturan kontrak khusus yang telah ditandatangani oleh pemilik tanah Yapporti (Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia) dimana pemilik tanah memberikan hak kepada PT Karya Sukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas di atas tanah tersebut dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan perjanjian ini, PT Karya Sukses Mandiri diwajibkan membayar ke pemilik tanah 1% dari pendapatan (di luar biaya dokter) dan 10% dari laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh RS Mitra Kemayoran secara tahunan. Pada 2011, 2012, 2013, dan periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Entitas Anak membayar secara berurutan Rp4,1 miliar, Rp 5,2 miliar, Rp6,5 miliar, Rp4,9 miliar, dan Rp 5,8 miliar kepada pemilik tanah atas perjanjian tersebut. Perjanjian tersebut akan berakhir pada Juli 2018 dan memungkinkan perpanjangan dengan syarat dan kondisi yang telah disepakati sebelumya oleh masing-masing pihak. Jika perjanjian tersebut habis masa berlakunya dan pemilik tanah ingin menjual tanah tersebut, PT Karyasukses Mandiri memiliki hak untuk ditawarkan telebih dahulu atas properti tersebut. Pada tanggal 30 September 2014, Entitas Anak memiliki aset tetap berupa: Kepemilikan Nilai buku Pemilikan Langsung

Hak Atas Tanah 154.160.372.892 Bangunan 353.831.128.700 Peralatan Medis 137.109.959.595 Perlengkapan dan Peralatan Kantor 39.290.788.695 Kendaraan 3.741.609.306 Bangunan Dalam Penyelesaian 52.064.907.395

Aset Tetap Dalam Perjanjian Rangka Bangun, Kelola dan Alih Bangunan 10.011.789.783

Nilai Buku Aset Tetap 750.210.556.366 A. Bidang-bidang Tanah dan Bangunan

Dalam menunjang kegiatan usahanya Entitas Anak memiliki aset tetap sebagai berikut:

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

PT PROTEINDO KARYASEHAT (“PROTEINDO”) 1. HGB No.

3538/Mekarmukti 25 Mei 2004 27 Juli 2037 No.45/2004 tanggal 23

Maret 2004 Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.293 Proteindo

2. HGB No. 02858/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.148/Pondok Karya/2013 tanggal 25 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

1.624 Proteindo

3. HGB No. 02859/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.141/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

791 Proteindo

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

4. HGB No. 02860/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.138/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

1.020 Proteindo

5. HGB No. 02861/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.140/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

719 Proteindo

6. HGB No. 02862/Pondok Karya

25 September 2014

25 September 2044

No.139/Pondok Karya/2013 tanggal 9 Oktober 2013

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten

1.370 Proteindo

RSMK Cikarang 7. HGB No.

3538/Mekarmukti 25 Mei 2004 27 Juli 2037 No.45/2004 tanggal 23

Maret 2004 Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.293 Proteindo

8. HGB No. 3539/Mekarmukti

25 Mei 2004 27 Juli 2037 No.46/2004 tanggal 23 Maret 2004

Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.208 Proteindo

9. HGB No. 3540/Mekarmukti

2 November 2004

27 Juli 2037 No.55/2004 tanggal 12 April 2004

Desa Mekarmukti, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

4.654 Proteindo

RSMK Bekasi Barat 10. HGB No.

4416/Kayuringin Jaya 9 September 1996

4 Desember 2032

No.23764/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

138 Proteindo

11. HGB No. 4417/Kayuringin Jaya

25 Januari 2001

4 Desember 2032

No.23765/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

12. HGB No. 4418/Kayuringin Jaya

26 Oktober 1995

4 Desember 2032

No.23766/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

73 Proteindo

13. HGB No. 4419/Kayuringin Jaya

18 Juni 1996 4 Desember 2032

No.23767/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

14. HGB No. 4420/Kayuringin Jaya

9 September 1996

4 Desember 2032

No.23768/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

15. HGB No. 4424/Kayuringin Jaya

25 Januari 2001

4 Desember 2032

No.23772/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

16. HGB No. 4425/Kayuringin Jaya

31 Desember 1999

4 Desember 2032

No.23773/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

128

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

17. HGB No. 4426/Kayuringin Jaya

25 Januari 2000

4 Desember 2032

No.23774/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

18. HGB No. 4428/Kayuringin Jaya

18 November 1996

4 Desember 2032

No.23776/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

19. HGB No. 6238/Kayuringin Jaya

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.416/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 27 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.643 Proteindo

20. HGB No. 6239/Kayuringin Jaya*

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.145/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 26 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

404 Proteindo

21. HGB No. 6240/Kayuringin Jaya*

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.131/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 10 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

303 Proteindo

22. HGB No. 6066/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23771/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

23. HGB No. 6067/Kayuringin Jaya

4 Desember 1992

4 Desember 2032

No.23769/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

24. HGB No. 6068/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23770/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

25. HGB No. 6069/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23775/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

26. HGB No. 6070/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23777/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

132 Proteindo

Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur 27. HGB

No.4120/Margahayu 11 November 2002

24 September 2032

No.4065/Margahayu/2002 tanggal 7 November 2002

Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

20.000 Proteindo

PT Ekamita Arahtegar (“EAT”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur 28. HGB No.

6917/Jatisampurna 16 Agustus 2014

13 Februari 2034

16/Jatisampurna/2014 Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

786 EAT

29. HGB No. 6571/Jatisampurna

19 April 2011 23 Maret 2041

054/JATISAMPURNA/2011

Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

676 EAT

129

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

17. HGB No. 4426/Kayuringin Jaya

25 Januari 2000

4 Desember 2032

No.23774/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

18. HGB No. 4428/Kayuringin Jaya

18 November 1996

4 Desember 2032

No.23776/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

19. HGB No. 6238/Kayuringin Jaya

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.416/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 27 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

3.643 Proteindo

20. HGB No. 6239/Kayuringin Jaya*

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.145/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 26 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

404 Proteindo

21. HGB No. 6240/Kayuringin Jaya*

12 Februari 2015

5 Januari 2035

No.131/Kayuringin Jaya/2014 tanggal 10 November 2014

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

303 Proteindo

22. HGB No. 6066/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23771/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

23. HGB No. 6067/Kayuringin Jaya

4 Desember 1992

4 Desember 2032

No.23769/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

24. HGB No. 6068/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23770/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

25. HGB No. 6069/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23775/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

74 Proteindo

26. HGB No. 6070/Kayuringin Jaya

12 Februari 2001

4 Desember 2032

No.23777/1989 tanggal 26 Desember 1989

Desa Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

132 Proteindo

Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur 27. HGB

No.4120/Margahayu 11 November 2002

24 September 2032

No.4065/Margahayu/2002 tanggal 7 November 2002

Kelurahan Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

20.000 Proteindo

PT Ekamita Arahtegar (“EAT”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur 28. HGB No.

6917/Jatisampurna 16 Agustus 2014

13 Februari 2034

16/Jatisampurna/2014 Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

786 EAT

29. HGB No. 6571/Jatisampurna

19 April 2011 23 Maret 2041

054/JATISAMPURNA/2011

Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

676 EAT

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

30. HGB No. 6569/Jatisampurna

27 April 2011 23 Maret 2041

053/JATISAMPURNA/2011

Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

800 EAT

31. HGB No. 6536/Jatisampurna

15 Maret 2011 19 Januari 2041

017/JATISAMPURNA/2011

Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

1.269 EAT

32. HGB No. 6535/Jatisampurna

15 Maret 2011 19 Januari 2041

016/JATISAMPURNA/2011

Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi

676 EAT

33. HGB No. 6117/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

17.290/1992 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

2.275 EAT

34. HGB No. 6116/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

16.128/1993 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

915 EAT

35. HGB No. 6115/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

10.220/1994 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

910 EAT

36. HGB No. 6114/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

294/Jatikarya/1998 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

1.740 EAT

37. HGB No. 6113/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

2904/Jatikarya/2004 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

1.394 EAT

HGB No. 6112/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

2219/Jatikarya/2004 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

1.272 EAT

38. HGB No. 6111/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

28.460/1996 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

295 EAT

39. HGB No. 6110/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

28.459/1996 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

300 EAT

40. HGB No. 6109/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

73/Jatikarya/1999 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

452 EAT

41. HGB No. 6108/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

291/Jatikarya/1998 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

792 EAT

42. HGB No. 6107/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

292/Jatikarya/1998 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

1.040 EAT

130

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

43. HGB No. 6106/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

293/Jatikarya/1998 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

309 EAT

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading 44. HGB No.2349/Kelapa

Gading Barat 16 Oktober 2001

1 Maret 2032

02940/2001 Kecamatan Kelapa Gading, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kotamadya Jakarta Utara

10.269 EAT

PT Alpen Agungraya (“Alpen”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya 45. HGB No. 1767 22 Januari

1995 7 Mei 2020 14.053/1994 tanggal 7

Desember 1994 Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukamanunggal, Surabaya, Jawa Timur

9.500 Alpen

Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru 46. HGB No. 44 6 Januari 1987 4 Januari

2027 No. 6143/1986 tanggal 1 Nopember 1986

Desa Waru, Kec. Waru, Kab. Tingkat II Sidoarjo, Jawa Timur

9.219 Alpen

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran 47. HGB No. 03102 22 Juli 2014 14 Mei 2034 00049/KALIJUDAN/20

14 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

3.006 Alpen

48. HGB No. 03103 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00050/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.295 Alpen

49. HGB No. 03104 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00048/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.995 Alpen

50. HGB No. 03105 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00051/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.080 Alpen

PT Ragamsehat Multifita (“Ragamsehat”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok 51. HGB 00772 18 September

2006 19 September 2035

10.10.71.06.03952/1997 tanggal 19 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

6.015 Ragamsehat

52. HGB 00773 13 Nopember 2006

19 September 2035

10.10.71.06.03953/1997 tanggal 19 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

4.951 Ragamsehat

53. HGB 00774 10 Oktober 2006

19 September 2035

10.10.71.06.03983/1997 tanggal 22 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

2.691 Ragamsehat

54. HGB 1437 30 April 2010 30 April 2040

1184/1995 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

516 Ragamsehat

131

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

43. HGB No. 6106/Jatikarya

15 Desember 2009

4 Agustus 2029

293/Jatikarya/1998 Kecamatan Jatisampurna, Desa Jatikarya, Kabupaten Bekasi

309 EAT

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading 44. HGB No.2349/Kelapa

Gading Barat 16 Oktober 2001

1 Maret 2032

02940/2001 Kecamatan Kelapa Gading, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kotamadya Jakarta Utara

10.269 EAT

PT Alpen Agungraya (“Alpen”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya 45. HGB No. 1767 22 Januari

1995 7 Mei 2020 14.053/1994 tanggal 7

Desember 1994 Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukamanunggal, Surabaya, Jawa Timur

9.500 Alpen

Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru 46. HGB No. 44 6 Januari 1987 4 Januari

2027 No. 6143/1986 tanggal 1 Nopember 1986

Desa Waru, Kec. Waru, Kab. Tingkat II Sidoarjo, Jawa Timur

9.219 Alpen

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran 47. HGB No. 03102 22 Juli 2014 14 Mei 2034 00049/KALIJUDAN/20

14 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

3.006 Alpen

48. HGB No. 03103 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00050/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.295 Alpen

49. HGB No. 03104 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00048/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.995 Alpen

50. HGB No. 03105 23 Juli 2014 14 Mei 2034 00051/KALIJUDAN/2014 tanggal 17 Juli 2014

Desa Kalijudan, Kec. Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur

2.080 Alpen

PT Ragamsehat Multifita (“Ragamsehat”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok 51. HGB 00772 18 September

2006 19 September 2035

10.10.71.06.03952/1997 tanggal 19 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

6.015 Ragamsehat

52. HGB 00773 13 Nopember 2006

19 September 2035

10.10.71.06.03953/1997 tanggal 19 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

4.951 Ragamsehat

53. HGB 00774 10 Oktober 2006

19 September 2035

10.10.71.06.03983/1997 tanggal 22 April 1997

Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.

2.691 Ragamsehat

54. HGB 1437 30 April 2010 30 April 2040

1184/1995 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

516 Ragamsehat

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

55. HGB 1438 30 April 2010 30 April 2040

1187/1995 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

516 Ragamsehat

56. HGB 1439 30 April 2010 30 April 2040

1185/1995 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

516 Ragamsehat

57. HGB 1440 30 April 2010 30 April 2040

1165/1995 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

734 Ragamsehat

58. HGB 1441 30 April 2010 30 April 2040

5/1987 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

2.950 Ragamsehat

59. HGB 1442 30 April 2010 30 April 2040

3/1987 Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat

2.758 Ragamsehat

60. HGB 8360 21 Pebruari 2013

21 Oktober 2042

00077/2010 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat

12.157 Ragamsehat

PT Citra Mandiri Prima (“CMP”) Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal 61. HGB

No.159/Kemandungan 18 Januari 2006

18 Januari 2026

No. 344/Kemandungan/2006 tanggal 5 Januari 2006

Propinsi: Jawa Tengah Kabupaten/Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

1.660

CMP

62. HGB No. 162/Kemandungan

1 Pebruari 2006

1 Pebruari 2026

No.353/Kemandungan/2006 tanggal 16 Januari 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kabupaten/Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

1.840 CMP

132

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

63. HGB No. 171/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada Undang-undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (“UUPA”), yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.40/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

634 CMP

64. HGB No. 173/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.42/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

642 CMP

65. HGB No. 175/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.44/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

867 CMP

133

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

63. HGB No. 171/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada Undang-undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (“UUPA”), yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.40/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

634 CMP

64. HGB No. 173/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.42/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

642 CMP

65. HGB No. 175/Kemandungan

25 September 2006

Dalam HGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.44/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

867 CMP

NO. HGB TANGGAL

PEROLEHAN TANAH

TANGGAL BERAKHIRNYA HGB

GAMBAR SITUASI/SURAT

UKUR LOKASI HGB LUAS

(M2) TERDAFTAR ATAS NAMA

66. HGB No. 177/Kemandungan

25 September 2006

Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.36/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

618 CMP

67. HGB No. 179/Kemandungan

25 September 2006

Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.36/Kemendungan/2006 tanggal 5 September 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

626 CMP

68. HGB No. 182/Kemandungan

4 Maret 2008 Dalam SHGB tidak tercantum masa berlaku, sehingga masa berlaku tunduk pada UUPA, yaitu 30 tahun sejak tanggal penerbitan dan dapat diperpanjang untuk 20 tahun berikutnya.

No.32/Kemendungan/2007 tanggal 28 Desember 2007

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

1693 CMP

69. SHGB No. 182/Kemandungan

18 Januari 2006

18 Januari 2026

No.346/Kemandungan/2006 tanggal 5 Januari 2006

Jl. Sipelem Propinsi: Jawa Tengah Kotamadya: Kota Tegal Kecamatan: Tegal Barat Desa/Kelurahan: Kemandungan

870 CMP

134

Selain bidang tanah bersertifikat dan terdaftar atas nama Entitas Anak diatas, Entitas Anak juga menguasai beberapa bidang tanah yang tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang saat ini masih dalam proses untuk didaftarkan atas nama Entitas Anak. B. Kendaraan Bermotor Berdasarkan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor, Entitas Anak Perseroan memiliki dan menguasai secara sah sebanyak 36 (tiga puluh enam) unit kendaraan bermotor roda empat dengan nilai perolehan per 30 September 2014 adalah sebesar Rp 8.549,9 juta. 12. ASURANSI Perseroan mempertahankan berbagai jenis pertanggunan asuransi melalui polis yang berasal dari berbagai perusahaan asuransi di Indonesia terimasuk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk., dalam jumlah yang sesuai dengan bisnis dan risiko Perseroan, termasuk risiko yang berkaitan dengan kerusakan properti, kebakaran, kerusakan peralatan medis, kehilangan persediaan, gempa bumi, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga dan kerugian lainnya. Berdasarkan polis asuransi Perseroan Per tanggal 30 September 2014, tercatat total premi tahunan Perseroan yang harus dibayar sebesar Rp1.448 juta, dan di bawah kebijakan ini Perseroan memiliki asuransi coverage sebesar Rp1.130 juta yang meliputi persediaan dan aset tetap. Perseroan pada saat ini tidak memiliki asuransi terhadap malpraktik dan Perseroan juga mempertimbangkan untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan mengharuskan seluruh dokternya untuk memiliki jaminan asuransi atas gugatan malpraktik kedokteran yang dilakukan berkesinambungan. Dokter spesialis penuh-waktu dan paruh-waktu yang menyediakan jasa dan tidak dipekerjakan langsung oleh Perseroan diwajibkan dalam kontrak untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan akan mengkaji secara berkala keperluan dan kecukupan jaminan asuransi tersebut.

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

PT Proteindo Karyasehat

RSMK BEKASI BARAT

1. Property All Risk No. 0101011404474 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun.

Rp.122.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

2. Machinery Breakdown No.0101081400084 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tiba-tiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan.

Rp65.000.000.000 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

RSMK BEKASI TIMUR

3. Property All Risk No. 0101011404471

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun.

Rp. 130.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

4. Machinery Breakdown No.0101081400081 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tiba-tiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan.

Rp65.000.000.000 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Property All Risk No. 0101011500380 tanggal 30 Januari 2015

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

semua resiko (all risks) dari semua kerugian fisik atau kerusakan atas

Rp. 28.000.000.000,- 30 Januari 2015 s/d 30 Januari 2016

135

Selain bidang tanah bersertifikat dan terdaftar atas nama Entitas Anak diatas, Entitas Anak juga menguasai beberapa bidang tanah yang tersebar di wilayah Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang saat ini masih dalam proses untuk didaftarkan atas nama Entitas Anak. B. Kendaraan Bermotor Berdasarkan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor, Entitas Anak Perseroan memiliki dan menguasai secara sah sebanyak 36 (tiga puluh enam) unit kendaraan bermotor roda empat dengan nilai perolehan per 30 September 2014 adalah sebesar Rp 8.549,9 juta. 12. ASURANSI Perseroan mempertahankan berbagai jenis pertanggunan asuransi melalui polis yang berasal dari berbagai perusahaan asuransi di Indonesia terimasuk PT Asuransi Mitra Maparya Tbk., dalam jumlah yang sesuai dengan bisnis dan risiko Perseroan, termasuk risiko yang berkaitan dengan kerusakan properti, kebakaran, kerusakan peralatan medis, kehilangan persediaan, gempa bumi, tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga dan kerugian lainnya. Berdasarkan polis asuransi Perseroan Per tanggal 30 September 2014, tercatat total premi tahunan Perseroan yang harus dibayar sebesar Rp1.448 juta, dan di bawah kebijakan ini Perseroan memiliki asuransi coverage sebesar Rp1.130 juta yang meliputi persediaan dan aset tetap. Perseroan pada saat ini tidak memiliki asuransi terhadap malpraktik dan Perseroan juga mempertimbangkan untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan mengharuskan seluruh dokternya untuk memiliki jaminan asuransi atas gugatan malpraktik kedokteran yang dilakukan berkesinambungan. Dokter spesialis penuh-waktu dan paruh-waktu yang menyediakan jasa dan tidak dipekerjakan langsung oleh Perseroan diwajibkan dalam kontrak untuk memiliki asuransi terhadap malpraktik. Perseroan akan mengkaji secara berkala keperluan dan kecukupan jaminan asuransi tersebut.

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

PT Proteindo Karyasehat

RSMK BEKASI BARAT

1. Property All Risk No. 0101011404474 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun.

Rp.122.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

2. Machinery Breakdown No.0101081400084 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tiba-tiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan.

Rp65.000.000.000 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

RSMK BEKASI TIMUR

3. Property All Risk No. 0101011404471

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Semua resiko dari kerugian fisik atau kerusakan dari properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun.

Rp. 130.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

4. Machinery Breakdown No.0101081400081 tanggal 31 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

menutupi kerugian atau kerusakan fisik yang tiba-tiba dan tak terduga atas mesin-mesin yang beroperasi sementara atau saat istirahat, dan/atau sedang dibongkar, dipindahkan untuk tujuan inspeksi atau perbaikan.

Rp65.000.000.000 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Property All Risk No. 0101011500380 tanggal 30 Januari 2015

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

semua resiko (all risks) dari semua kerugian fisik atau kerusakan atas

Rp. 28.000.000.000,- 30 Januari 2015 s/d 30 Januari 2016

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

properti yang diasuransikan oleh karena sebab apapun.

6. Property All Risk No. 0101011500379 tanggal 30 Februari 2015

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

bangunan Rp. 28.000.000.000,- 30 Februari 2015 s/d 30 Februari 2016

7. PSAKBI No.0101021500948

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mitsubishi L300 BC R (4x2) M/T Ambulance

Comprehensive

: Rp189.900.000

Gempa bumi

: Rp189.900.000

Banjir dan angin topan

: Rp189.900.000

Huru hara : Rp189.900.000 Tanggung jawab hukum pihak ketiga

: Rp189.900.000

Terorisme sabotase

: Rp189.900.000

14 Pebruari 2015 s/d 14 Pebruari 2016

RSMK CIKARANG

8. Property All Risk No. 0101011401957

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Bangunan, Content, Mesin, Stok Barang

Rp. 76.000.000.000,- 4 Juni 2014 s/d 4 Juni 2015

9. Machinery Breakdown No. 0101081400025

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mesin Rp. 2.600.000.000,- 4 Juni 2014 s/d 4 Juni 2015

10. PSAKBI No. 0101021401616 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mitsubishi L300 BC R (4x2) M/T Ambulance, No.Polisi: B1009KTX

Rp. 198.000.000,00 21 April 2014 s/d 21 April 2015

11. PSAKBI No. 0101021402132 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Daihatsu Xenia / F601 RV-GMDFJJ Minibus

Rp. 100.000.000,00 6 Mei 2014 s/d 6 Mei 2015

PT Ekamita Arahtegar RSMK CIBUBUR 1. Property All Risk, Polis No.

0101011500704 PT Asuransi Mitra

Maparya Tbk Meliputi (i) Bangunan Rumah Sakit berlokasi di Jl. Transyogi RT 002/009 Jatisampurna, Cibubur; (ii) Alat-alat perkantoran di dalamnya; (iii) Peralatan kesehatan; dan (iv) Persediaan.

Rp. 91.500.000.000,- 4 Maret 2015 s/d 4 Maret 2016.

2. Sebagaimana tercantum dalam Nota Premi tertanggal 28 Maret 2014, EAT ikut serta dalam asuransi Machinery Breakdown, Polis No. 0101081500017

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit berlokasi di JL. Transyogi RT 002/009 Jatisampurna, Cibubur;

Rp33.000.000.000,- 4 Maret 2015 s/d 4 Maret 2016.

3. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, Polis No. 0101021405962 tanggal 1 Desember 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Daihatsu Xenia No. Polisi B1972UKJ, Tahun 2010

Comprehensive

: Rp81.000.000

Gempa bumi

: Rp81.000.000

Banjir dan angin topan

: Rp81.000.000

24 Nopember 2014 s/d 24 Nopember 2015

136

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

Huru hara : Rp81.000.000 Tanggung jawab hukum pihak ketiga

: Rp10.000.000

Terorisme sabotase

: Rp81.000.000

4. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, Polis No. 0101021500142

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

KIA Travello K2700 Ambulance No. Polisi B7623MS, Tahun 2007

Jaminan Pokok

: Rp126.000.000

Jaminan Tambahan: Gempa Bumi

: Rp126.000.000

Banjir dan Angin Topan

: Rp126.000.000

Medical Expenses

: Rp5.000.000

PA Penumpang

: Rp40.000.000.

PA Pengemudi

: Rp10.000.000

Huru Hara : Rp126.000.000 Tanggung Jawab Hukum Pihak III

: Rp50.000.000

Terorism Sabotase

: Rp126.000.000

31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Polis Asuransi No. 0101021401330 tanggal 27 Maret 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Toyota Camry 2.5 AT Sedan No.Polisi B10PWJ

Rp450.900.000,00 27 Maret 2014 s/d 27 Maret 2015

6. Polis Asuransi No. AI.15.0222.12.000002 tanggal 2 Januari 2015

PT Asuransi Indrapura

Daihatsu F651Rv-GQDFJ 4x2, No.Polisi B1494UOH

- Casco: Rp126.000.000 - TPL: Rp 51.000.000 - Medical Expenses: Rp5.000.000 - Passenger: Rp40.000.000 - Driver: Rp10.000.000

5 Januari 2015 s/d 5 Januari 2016

7. Polis Asuransi No.0101021402656 tanggal 17 Juni 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mitsubishi L300 BC R 4x2 MT Ambulance, No.Polisi; B1037UIX

Comprehensive : Rp201.000.000

Gempa bumi : Rp201.000.000

Banjir dan angin topan : Rp201.000.000 Huru hara

: Rp201.000.000 Tanggung jawab hukum pihak ketiga

: Rp51.000.000

Terorisme sabotase : Rp201.000.000

10 Juni 2014 s/d 10 Juni 2015

8. Polis Asuransi No.AI.15.0222.08.000117 tanggal 1 September 2014

PT Asuransi Indrapura

Isuzu LM 25 Smart MT, No Polis B2959JN

Comprehensive

: Rp300.000/ kejadian

Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

Banjir, badai, dan angin topan

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

30 Agustus 2014 s/d 30 Agustus 2015

137

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

Huru hara : Rp81.000.000 Tanggung jawab hukum pihak ketiga

: Rp10.000.000

Terorisme sabotase

: Rp81.000.000

4. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, Polis No. 0101021500142

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

KIA Travello K2700 Ambulance No. Polisi B7623MS, Tahun 2007

Jaminan Pokok

: Rp126.000.000

Jaminan Tambahan: Gempa Bumi

: Rp126.000.000

Banjir dan Angin Topan

: Rp126.000.000

Medical Expenses

: Rp5.000.000

PA Penumpang

: Rp40.000.000.

PA Pengemudi

: Rp10.000.000

Huru Hara : Rp126.000.000 Tanggung Jawab Hukum Pihak III

: Rp50.000.000

Terorism Sabotase

: Rp126.000.000

31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Polis Asuransi No. 0101021401330 tanggal 27 Maret 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Toyota Camry 2.5 AT Sedan No.Polisi B10PWJ

Rp450.900.000,00 27 Maret 2014 s/d 27 Maret 2015

6. Polis Asuransi No. AI.15.0222.12.000002 tanggal 2 Januari 2015

PT Asuransi Indrapura

Daihatsu F651Rv-GQDFJ 4x2, No.Polisi B1494UOH

- Casco: Rp126.000.000 - TPL: Rp 51.000.000 - Medical Expenses: Rp5.000.000 - Passenger: Rp40.000.000 - Driver: Rp10.000.000

5 Januari 2015 s/d 5 Januari 2016

7. Polis Asuransi No.0101021402656 tanggal 17 Juni 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mitsubishi L300 BC R 4x2 MT Ambulance, No.Polisi; B1037UIX

Comprehensive : Rp201.000.000

Gempa bumi : Rp201.000.000

Banjir dan angin topan : Rp201.000.000 Huru hara

: Rp201.000.000 Tanggung jawab hukum pihak ketiga

: Rp51.000.000

Terorisme sabotase : Rp201.000.000

10 Juni 2014 s/d 10 Juni 2015

8. Polis Asuransi No.AI.15.0222.08.000117 tanggal 1 September 2014

PT Asuransi Indrapura

Isuzu LM 25 Smart MT, No Polis B2959JN

Comprehensive

: Rp300.000/ kejadian

Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

Banjir, badai, dan angin topan

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

30 Agustus 2014 s/d 30 Agustus 2015

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

kerusuhan, Huru hara

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

Terorisme sabotase

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

9. Polis Asuransi No.AI.15.0222.08.000222 tanggal 15 Desember 2014

PT Asuransi Indrapura

Daihatsu DAI F600 Rv-GMDFJJ, No.Polisi B1450UFE

Comprehensive

: Rp300.000/ kejadian

Theft (Total Loss)

: 10% dari nilai klaim minimal IDR 500.000/Kejadian

Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

Banjir, badai, dan angin topan

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

kerusuhan, Huru hara

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

Terorisme sabotase

: 10% dari nilai klaim minimal Rp500.000/ kejadian

18 Desember 2014 s/d 18 Desember 2015

PT Ragamsehat Multifita 1. Property All Risk No.

0101011402086 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Material/property damage (bangunan, mesin-mesin dan peralatan, dan persedian)

Rp. 88.000.000.000,- 16 Juni 2014 s/d 16 Juni 2015

2. Machinery Breakdown No. 0101081400026

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

mesin-mesin Rp. 6.400.000.000,- 16 Juni 2014 s/d 16 Juni 2015

3. PSAKBI No. 0101021402499 (0102100802044)

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mobil merek KIA K2 2700 Ambulance dengan no polisi B71781P dan no mesin J2483273.

Rp. 152.000.000,- 6 Juni 2014 s/d 6 Juni 2015

4. PSAKBI No. 0101021402500 (0102100802231)

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mobil merek Daihatsu Xenia Minibus dengan no polisi B8748EO dan no mesin DN67193

Rp. 81.000.000,- 20 Juni 2014 s/d 20 Juni 2015

5. PSAKBI No. 0101021402508 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mobil merek Mitsubishi L300 PU STD-R 4X2 MT Ambulance dengan no polisi B1008ZIX dan no mesin 4D56CG2466.

Rp. 250.000.000,- 6 Juni 2014 s/d 6 Juni 2015

PT Alpen Agungraya RSMK Surabaya

1. Property All Risk No. 0101011404473

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit Jl. Satelit Indah II, Darmo Satelit Tanjung Tanjung Sari, Sukomanunggal Surabaya

Rp110.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

2. Machinery Breakdown No. 0101081400083

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik

Rp 53.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31

138

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan.

Desember 2015

3. PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) – Non Plus No. AI.15.0222.13.000163

PT Asuransi Indrapura

Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1968.WY dan no mesin MB 15057.

Rp246.000.000,- 26 April 2014 s/d 26 April 2015

RSMK Kenjeran 4. Property All Risk

No.0101011402842 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.508, Surabaya

Rp142.000.000.000,- 14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Machinery Breakdown No.0101081400044

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.506, Surabaya

Rp12.000.000.000,- 14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015

RSMK Waru

6. Property All Risk No. 0101011404472

PT Asuransi Mitra Maparya

Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru

Rp. 90.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

7. Machinery Breakdown No. 0101081400082

PT Asuransi Mitra Maparya

Mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan.

Rp. 30.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015.

8. PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) No. AI.15.0222.10.000042

PT Asuransi Indrapura

Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1897.WB dan no mesin DF08651.

Rp. 231.000.000,- 11 Maret 2014 s/d 11 Maret 2015

PT Karyasukses Mandiri

No Nomor Polis Nama Penanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka

Waktu 1. Property All Risk

No.0101011400699 tanggal 31 Maret 2014 sebagaimana telah ditambah (endorse) dengan polis endorsement No. No.0101011400699 tanggal 8 April 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

kerusakan material/property, bangunan, perlengkapan kantor dan umum, perlengkapan medis, dan persediaan

Bangunan : Rp24.000.000.000 Perlengkapan Kantor dan umum

: Rp10.000.000.000

Perlengkapan medis dan mesin-mesin

: Rp67.000.000.000

Persedian : Rp5.000.000.000 Total : Rp103.000.000.000

31 Maret 2014 s/d 31 Maret 2015

139

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan.

Desember 2015

3. PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) – Non Plus No. AI.15.0222.13.000163

PT Asuransi Indrapura

Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1968.WY dan no mesin MB 15057.

Rp246.000.000,- 26 April 2014 s/d 26 April 2015

RSMK Kenjeran 4. Property All Risk

No.0101011402842 PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.508, Surabaya

Rp142.000.000.000,- 14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015

5. Machinery Breakdown No.0101081400044

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

Rumah Sakit Jl. Kenjeran No.506, Surabaya

Rp12.000.000.000,- 14 Agustus 2014 s/d 31 Desember 2015

RSMK Waru

6. Property All Risk No. 0101011404472

PT Asuransi Mitra Maparya

Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru

Rp. 90.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015

7. Machinery Breakdown No. 0101081400082

PT Asuransi Mitra Maparya

Mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau tidak atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau diperbaiki atau dipasang di tempat lain yang dikecualikan.

Rp. 30.000.000.000,- 31 Desember 2014 s/d 31 Desember 2015.

8. PSAKBI (Polis Standar Asurasi Kendaraan Bermotor Indonesia) No. AI.15.0222.10.000042

PT Asuransi Indrapura

Mobil merek Daihatsu model Xenia dengan no polisi L.1897.WB dan no mesin DF08651.

Rp. 231.000.000,- 11 Maret 2014 s/d 11 Maret 2015

PT Karyasukses Mandiri

No Nomor Polis Nama Penanggung Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka

Waktu 1. Property All Risk

No.0101011400699 tanggal 31 Maret 2014 sebagaimana telah ditambah (endorse) dengan polis endorsement No. No.0101011400699 tanggal 8 April 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

kerusakan material/property, bangunan, perlengkapan kantor dan umum, perlengkapan medis, dan persediaan

Bangunan : Rp24.000.000.000 Perlengkapan Kantor dan umum

: Rp10.000.000.000

Perlengkapan medis dan mesin-mesin

: Rp67.000.000.000

Persedian : Rp5.000.000.000 Total : Rp103.000.000.000

31 Maret 2014 s/d 31 Maret 2015

No. Polis Nama Tertanggung Objek Pertanggungan

Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

2. Machinery Breakdown No.0101081400017 tanggal 23 April 2014

PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

mesin-mesin termasuk kerusakan atau kerugian fisik yang tiba-tiba atau tidak diperkirakan atas mesin-mesin yang diasuransikan pada saat mesin sedang beroperasional atau dibongkar, atau dipindahkan dengan tujuan untuk dibersihkan atau direparasi atau dipasang di posisi lain

Rp67.000.000.000 31 Maret 2014 s/d 31 Maret 2015

PT Citra Mandiri Prima

No. No. Polis Nama Penanggung

Objek Pertanggungan Nilai Pertanggungan Jangka Waktu

1. Billboard All Risk No. 002.4050.406.2014.000001.00

PT Asuransi Wahana Tata

Billboard RSMK Tegal, Third Party liability

Rp. 165.000.000.000,- 23 Maret 2014 s/d 23 Maret 2015

2. Property All Risk No. 0101011500713

PT Asuransi Mitra Maparya

Material/Property Damage

Rp. 57.000.000.000,- 19 Maret 2015 s/d 19 Maret 2016

3. Machinery Breakdown No. 0101081500019

PT Asuransi Mitra Maparya

Mesin Rp. 10.500.000.000,- 19 Maret 2015 s/d 19 Maret 2016

4. PSAKBI No. 0101021401584 (0102100902414)

PT Asuransi Mitra Maparya

Mitsubishi L300 Ambulance

Rp. 100.000.000,- 24 April 2014 s/d 24 April 2015

Asuransi-asuransi tersebut diatas mempunyai nilai pertanggungan yang cukup untuk menutup risiko kerugian Perseroan yang mungkin terjadi. 13. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA Perjanjian Pelayanan Kesehatan Dalam melakukan kegiatan usahanya, entitas anak menandatangani perjanjian-perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan dengan korporasi dan perusahaan asuransi, dimana entitas anak setuju untuk memberikan pelayanan medis/perawatan kesehatan di rumah sakit milik entitas anak kepada karyawan korporasi dan peserta perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian.

140

Tabel berikut menunjukkan sifat transaksi dan dan hubungan perjanjian pelayanan kesehatan antara entitas anak dengan pihak ketiga: PT Proteindo Karyasehat

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

1. Perjanjian Kerjasama Layanan Kesehatan No.0027-00/RSKL-01-BKS-MIKE/VII/2004 tanggal 21 Juni 2004 antara Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi dan PT Allianz Life Indonesia

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi (“RSMK”)

ii. PT Allianz Life Indonesia (“Allianz”)

RSMK dan

Allianz secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Allianz telah menunjuk RSMK untuk memberikan layanan kesehatan kepada para peserta dimana Allianz setuju menanggung biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut. Layanan kesehatan yang disediakan RSMK antara lain rawat inap, persalinan, rawat jalan dokter umum dan rawat jalan dokter spesialis, dan rawat jalan dokter gigi.

Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2004 dan dapat diakhiri dengan informasi tertulis dari para pihak. Pengakhiran bisa dilakukan bila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian kerjasama ini. Bila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian, maka pihak yang bersangkutan memberitahukan secara tertulis berikut alasannya sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal mulai pemutusan perjanjian kerjasama ini.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah dalam waktu 30 hari sejak perselisihan tersebut diajukan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lain, maka harus diselesaikan oleh peradilan arbitrase di Jakarta. Perjanjian ini dibuat dan dijalankan menurut hokum yang berlaku di Negara Indonesia.

2. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara RS Mitra Keluarga Bekasi RS Mitra Keluarga Bekasi Timur dan RS Mitra Keluarga Cikarang dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas No.006/PKS-AJS-RS/IV/2011, NO. 029/MKT-RSMKB/IV/2011 tanggal 4 April 2011

i. PT Asuransi Jiwa Sinarmas (“Sinarmas”);

ii. RSMK Bekasi, RSMK Bekasi Timur, RSMK Cikarang (“RSMK”) Sinarmas dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama dimana Rumah Sakit berdasarkan sarana dan fasilitas yang dimilikinya setuju untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta/Tertanggung yang ditunjuk oleh Sinarmas berdasarkan asuransi jiwa antara RSMKdengan pemegang polis. Para Pihak saling setuju dan sepakat bahwa RSMK akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pribadi-pribadi yang direferensikan oleh Sinarmas dalam hal ini Tertanggung dalam batas fasilitas yang ada di RSMK dimana biaya atas Pelayanan Kesehatan tersebut akan ditanggung oleh Sinarmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSMKkepada Tertanggung di Rumah sakit adalah meliputi: (a) rawat jalan; (b) rawat inap; (c) health

Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan ketentuan bahwa pihak yang ingin mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya perihal pengakhiran perjanjian ini dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari kalender sebelum tanggal pengakhiran dimaksud. Salah satu pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian ini secara sepihak sewaktu-waktu dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu selambat-lambatnya 30 hari kerja sebelum tanggal berakhirnya perjanjian ini dalam hal: a) pihak lainnya dinyatakan bubar/dilikuidasi;b) pihak lainnya dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya; c) pihak lainnya tetap tidak melaksanakan isi perjanjian/lalai/wanprestasi terhadap ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak diterimanya surat teguran.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.

141

Tabel berikut menunjukkan sifat transaksi dan dan hubungan perjanjian pelayanan kesehatan antara entitas anak dengan pihak ketiga: PT Proteindo Karyasehat

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

1. Perjanjian Kerjasama Layanan Kesehatan No.0027-00/RSKL-01-BKS-MIKE/VII/2004 tanggal 21 Juni 2004 antara Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi dan PT Allianz Life Indonesia

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi (“RSMK”)

ii. PT Allianz Life Indonesia (“Allianz”)

RSMK dan

Allianz secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Allianz telah menunjuk RSMK untuk memberikan layanan kesehatan kepada para peserta dimana Allianz setuju menanggung biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut. Layanan kesehatan yang disediakan RSMK antara lain rawat inap, persalinan, rawat jalan dokter umum dan rawat jalan dokter spesialis, dan rawat jalan dokter gigi.

Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal 1 Juli 2004 dan dapat diakhiri dengan informasi tertulis dari para pihak. Pengakhiran bisa dilakukan bila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian kerjasama ini. Bila salah satu pihak bermaksud mengakhiri perjanjian, maka pihak yang bersangkutan memberitahukan secara tertulis berikut alasannya sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal mulai pemutusan perjanjian kerjasama ini.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah dalam waktu 30 hari sejak perselisihan tersebut diajukan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lain, maka harus diselesaikan oleh peradilan arbitrase di Jakarta. Perjanjian ini dibuat dan dijalankan menurut hokum yang berlaku di Negara Indonesia.

2. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara RS Mitra Keluarga Bekasi RS Mitra Keluarga Bekasi Timur dan RS Mitra Keluarga Cikarang dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas No.006/PKS-AJS-RS/IV/2011, NO. 029/MKT-RSMKB/IV/2011 tanggal 4 April 2011

i. PT Asuransi Jiwa Sinarmas (“Sinarmas”);

ii. RSMK Bekasi, RSMK Bekasi Timur, RSMK Cikarang (“RSMK”) Sinarmas dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak bermaksud untuk mengadakan kerjasama dimana Rumah Sakit berdasarkan sarana dan fasilitas yang dimilikinya setuju untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta/Tertanggung yang ditunjuk oleh Sinarmas berdasarkan asuransi jiwa antara RSMKdengan pemegang polis. Para Pihak saling setuju dan sepakat bahwa RSMK akan menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pribadi-pribadi yang direferensikan oleh Sinarmas dalam hal ini Tertanggung dalam batas fasilitas yang ada di RSMK dimana biaya atas Pelayanan Kesehatan tersebut akan ditanggung oleh Sinarmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSMKkepada Tertanggung di Rumah sakit adalah meliputi: (a) rawat jalan; (b) rawat inap; (c) health

Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Dengan ketentuan bahwa pihak yang ingin mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya perihal pengakhiran perjanjian ini dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 hari kalender sebelum tanggal pengakhiran dimaksud. Salah satu pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian ini secara sepihak sewaktu-waktu dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu selambat-lambatnya 30 hari kerja sebelum tanggal berakhirnya perjanjian ini dalam hal: a) pihak lainnya dinyatakan bubar/dilikuidasi;b) pihak lainnya dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya; c) pihak lainnya tetap tidak melaksanakan isi perjanjian/lalai/wanprestasi terhadap ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak diterimanya surat teguran.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

screening; (d) unit gawat darurat (emergency);(e) penunjang medis lainnya. Atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Tertanggung, Rumah Sakit akan memberlakukan tarif pelayanan kesehatan yang sama dengan harga tarif yang berlaku saat Tertanggung menerima pelayanan kesehatan. Dalam hal terjadi perubahan tarif Rumah Sakit, maka Rumah Sakit akan melakukan pemberitahuan selambat-lambatnya 7 hari kalender sebelum tarif tersebut diberlakukan, kecuali untuk penunjang medis tarif dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Atas biaya-biaya rawat inap dari setiap pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Tertanggung, Rumah Sakit akan memberikan discount/potongan harga kepada Sinarmas sebesar 3% dari total tagihan di luar biaya administrasi. Dan biaya administrasi sebesar maksimum 5% dari total keseluruhan biaya perawatan.

142

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

3. Perjanjian Kerjasama Dalam Bidang Pelayanan Kesehatan antara RSMK Bekasi Timur dengan PT Asuransi Reliance Indonesia No.23/EX/MKT/PKS/VIII/20 dan No.400-00/RS/VI/2009 tanggal 8 September 2009

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur (“RSMK Bekasi Timur”);

ii. PT Asuransi Reliance Indonesia (“Reliance”)

Reliance menyerahkan kepada RSMK Bekasi Timur untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Reliance dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK Bekasi Timur menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Batas pelayanan kesehatan yang ditanggung RSMK Bekasi Timur berlaku untuk: rawat inap, rawat jalan, UGD, rawat bersalin, health screening (medical check up). Harga/tarif yang diberlakukan untuk Tertanggung Reliance adalah sama dengan harga/tarif yang berlaku umum di Rumah Sakit. Perubahan tarif standard/tarif kamar perawatan RSMK akan diberitahukan seminggu sebelum tarif tersebut diberlakukan kecuali untuk penunjang medis tarif dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini. Apabila salah satu pihak akan memutuskan perjanjian ini maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.

143

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

3. Perjanjian Kerjasama Dalam Bidang Pelayanan Kesehatan antara RSMK Bekasi Timur dengan PT Asuransi Reliance Indonesia No.23/EX/MKT/PKS/VIII/20 dan No.400-00/RS/VI/2009 tanggal 8 September 2009

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur (“RSMK Bekasi Timur”);

ii. PT Asuransi Reliance Indonesia (“Reliance”)

Reliance menyerahkan kepada RSMK Bekasi Timur untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Reliance dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK Bekasi Timur menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Batas pelayanan kesehatan yang ditanggung RSMK Bekasi Timur berlaku untuk: rawat inap, rawat jalan, UGD, rawat bersalin, health screening (medical check up). Harga/tarif yang diberlakukan untuk Tertanggung Reliance adalah sama dengan harga/tarif yang berlaku umum di Rumah Sakit. Perubahan tarif standard/tarif kamar perawatan RSMK akan diberitahukan seminggu sebelum tarif tersebut diberlakukan kecuali untuk penunjang medis tarif dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini. Apabila salah satu pihak akan memutuskan perjanjian ini maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.

Dengan musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri Bekasi Jawa Barat.

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

4. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap Peserta Asuransi Kumpulan/Cooperation Agreement on Outpatient and Inpatient Medical Treatment for Collective Insurance Participants tanggal 26 Agustus 2010

i. PT Proteindo Karyasehat (“Proteindo)

ii. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (“Manulife”)

Proteindo

dan Manulife secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Proteindo bersedia memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan dan pelayanan kesehatan rawat inap bagi tertanggung dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.

Perjanjian ini berlaku sejak 25 Juni 2010 untuk jangka waktu 1 tahun dan akan selalu secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu yang sama kecuali apabila diakhiri oleh salah satu pihak. Para pihak dapat mengakhiri perjanjian ini dengan ketentuan sebagai berikut: (i) setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis 60 hari sebelumnya kepada pihak lainnya; (ii) Jika salah satu pihak melakukan pelanggaran atas salah satu ketentuan dalam perjanjian ini dan tidak dapat memberbaiki pelanggaran yang dilakukannya selama 30 hari sejak penerimaan pemberitahuan dari pihak lain; (iii) setelah terjadinya peristiwa yang menjurus ke atau mengakibatkan perombakan organisasi atau pembubaran secara sukarela maupun paksaan atau terjadinya likuidasi atas salah satu pihak.

Segala perselisihan diselesaikan secara damai antara pihak dalam jangka waktu 60 hari sejak diterimanya oleh salah satu pihak pemberitahuan dari pihak lainnya mengenai adanya perselisihan. Apabila tidak ada kesepakatan maka pihak manapun dapat mengajukan perselisihan kepada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Perjanjian ini tundujk pada hokum Indonesia.

5. Perjanjian Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Mitra Keluarga Cikarang tanggal 11 Oktober 2010

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Cikarang (“RSMK”)

ii. PT Asuransi Aviva Indonesia (“Aviva”)

RSMK dan

Aviva secara

bersama-

sama

disebut

sebagai

“Para

Pihak”.

RSMK memberikan pelayanan kesehatan kepada para peserta yang ditanggung Aviva yang meliputi rawat inap dengan atau tanpa tindakan pembedahan, melahirkan, rawat jalan, melakukan proses rujukan layanan kesehatan kepada pihak lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap, melakukan pemeriksaan diagnosa yang diperlukan sesuai dengan indikasi yang ada, pemberian obat-obatan berdasarkan resep dokter, rawat gigi dan manfaat kacamata.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian. Apabila pada saat berakhirnya perjanjian tidak ada perubahan terhadap isi perjanjian maka secara otomatis perjanjian ini diperpanjang untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat serta kondisi yang sama. Perjanjian ini dapat diakhiri secara sepihak oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 14 hari sebelum berakhirnya perjanjian akan tetapi para pihak tetap harus menyelesaikan kewajiban-kewajibannya.

Perselisihan diselesaikan dengan musyawarah, apabila tidak ada kata sepakat maka diselesaikan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Ketentuan dan persyaratan diatur dan ditafsirkan menurut hokum dan perundangan di Negara Republik Indonesia.

PT Ekamita Arahtegar

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

1. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT A.J Central Asia Raya No.DIR/PKS-RS/0503/II/20009

i. PT A.J Central Asia Raya (“Central”) dan

ii. Rumah Sakit

Para pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pelayanan Kesehatan, dimana Central

Berlaku sejak 1 Agustus 2008, dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak yang memutuskan perjanjian.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian melalui Pengadilan Negeri Jakarta

144

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

tanggal 1 Agustus 2008 (“Perjanjian”)

Mitra Keluarga (“RSMK”)

Central dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

menunjuk RSMK sebagai mitra Central untuk memberikan pelayanan Kesehatan pada peserta sesuai dengan ketentuan pada Perjanjian.

Barat.

2. Perjanjian Kerjasama layanan Kesehatan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia No.46/LGL-AG/ALLIANZ/III/2007 tanggal 12 Maret 2007, Khusus Bagi Pengguna Kartu Peserta Allianz Admedika (“Perjanjian”)

i. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (“Allianz”);

ii. RSMK Kelapa Gading.

Allianz dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Allianz menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Allianz dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.

Berlaku sejak tanggal 12 Maret 2007 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan kecuali dikehendaki oleh para pihak hanya dengan persetujuan tertulis. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan tanggal 26 Desember 2011 (“Perjanjian”) antara Rumah Sakti Mitra Keluarga Cibubur dengan PT Asuransi Aviva Indonesia.

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur("RSMK"); dan

ii. PT Asuransi Aviva Indonesia (“Aviva”) RSMK dan Aviva secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”

Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri pada Perjanjian ini, dimana RSMK akan memberikan pelayanan Kesehatan pada Peserta asuransi Aviva, dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini yang meliputi rawat inap (dengan atau tanpa tindakan pembedahan), melahirkan, rawat jalan, melakukan proses rujukan layanan kesehatan kepada pihak lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap, melakukan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan sesuai dengan indikasi yang ada.

Berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak tanggal 26 Desember 2011. Apabila pada saat berakhirnya Perjanjian ini tidak ada perubahan terhadap isi perjanjian ini, maka secara otomatis Perjanjian ini diperpanjang untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat serta kondisi yang sama. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..

145

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

tanggal 1 Agustus 2008 (“Perjanjian”)

Mitra Keluarga (“RSMK”)

Central dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

menunjuk RSMK sebagai mitra Central untuk memberikan pelayanan Kesehatan pada peserta sesuai dengan ketentuan pada Perjanjian.

Barat.

2. Perjanjian Kerjasama layanan Kesehatan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia No.46/LGL-AG/ALLIANZ/III/2007 tanggal 12 Maret 2007, Khusus Bagi Pengguna Kartu Peserta Allianz Admedika (“Perjanjian”)

i. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (“Allianz”);

ii. RSMK Kelapa Gading.

Allianz dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Allianz menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Tertanggung Allianz dalam batas fasilitas yang ada di Rumah Sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab.

Berlaku sejak tanggal 12 Maret 2007 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan kecuali dikehendaki oleh para pihak hanya dengan persetujuan tertulis. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan tanggal 26 Desember 2011 (“Perjanjian”) antara Rumah Sakti Mitra Keluarga Cibubur dengan PT Asuransi Aviva Indonesia.

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur("RSMK"); dan

ii. PT Asuransi Aviva Indonesia (“Aviva”) RSMK dan Aviva secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”

Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri pada Perjanjian ini, dimana RSMK akan memberikan pelayanan Kesehatan pada Peserta asuransi Aviva, dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini yang meliputi rawat inap (dengan atau tanpa tindakan pembedahan), melahirkan, rawat jalan, melakukan proses rujukan layanan kesehatan kepada pihak lain yang mempunyai fasilitas lebih lengkap, melakukan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan sesuai dengan indikasi yang ada.

Berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak tanggal 26 Desember 2011. Apabila pada saat berakhirnya Perjanjian ini tidak ada perubahan terhadap isi perjanjian ini, maka secara otomatis Perjanjian ini diperpanjang untuk jangka waktu dan dengan syarat-syarat serta kondisi yang sama. Para pihak sepakat untuk mengenyampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHP.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/ Perpanjangan/Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

4. Perjanjian Kerjasama antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya No.PKS-RS.282.BJ1102 tanggal 5 November 2002 (“Perjanjian”)

i. RSMK Kelapa Gading; dan

ii. PT Asuransi Jiwa BNI Jiwasraya (“BNI”)

RSMK dan BNI bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian kerjasama pelayanan perawatan serta pengobatan bagi peserta jaminan Kesehatan BNI secara berlanggan di RSMK

Perjanjian ini berlaku dalam waktu yang tidak terbatas. Para pihak berhak megakhiri Perjanjian, pengakhiran dapat dilaksanakan dengan pemberitahuan tertulis sekurang-kurangnya 60 hari seblum jangka waktu berakhir.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..

5.

Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Rawat Inap dan Rawat Jalan Peserta Asuransi Kumpulan antara RSMK Kelapa Gading dengan PT Ausransi Jiwa Generali Indonesia No.020/GI/Ops/PROV-PKS/VI/2009 tanggal 1 Juli 2009 (“Perjanjian”)

i. Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading("RSMK"); dan

ii. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (“Generali”) RSMK dan Generali bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian kerjasama pelayanan Kesehatan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian termasuk layanan medis, layanan pemakaian alat kesehatan, kedokteran serta layanan pendukung lainnya.

Berlaku untuk jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang kembali berdasarkan kesepakatan para pihak.

Segala perselisihan diselesaikan dengan cara musyawarah, apabila tidak dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, maka Para Pihak sepakat memilih penyelesaian melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

PT Ragamsehat Multifita

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

1. Kesepakatan Mengenai Kerjasama Dalam Pelayanan Kesehatan No. 07/GAN/HOSP/MAR-2009 (“Kesepakatan”)

1. PT Asih Eka Abadi (“Asih Eka Abadi); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Asih Eka Abadi dan RSMK secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Asih Eka Abadi setuju untuk menunjuk RSMKselaku rumah sakit rujukan guna memberikan jasa pelayanan medis bagi para anggota peserta program penerima jasa pelayanan medis (“Anggota”) yang dikelola oleh Asih Eka Abadi.

Kesepakatan ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal ditandatanganinya oleh kedua belah pihak, dan secara hukum akan berakhir dengan sendirinya apabila dikehendaki oleh salah satu pihak dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu dan memberikan masa tenggang waktu pemberitahuan selama 60 hari dimuka, tanpa adanya kewajiban untuk memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun dari dan oleh masing-masing pihak.

Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Depok, apabila perbedaan pendapat/perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

146

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

2. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia No. 533B/KTR/0213 tanggal 1 Pebruari 2013 antara PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

1. PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (“Inhealth”); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Inhealth dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk saling bekerjasama dalam penyediaan pelayanan kesehatan kepada Peserta Inhealth dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini

April 2013 s.d. 31 Maret 2015 Perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Dalam hal RSMK pindah

lokasi yang tidak disepakati oleh Inhealth;

- Apabila RSMK dinyatakan tidak lulus tahap evaluasi dan penilaian kesiapan sebagai rumah sakit yang dilakukan oleh Inhealth;

- Salah satu Pihak melanggar atau tidak memenuhi salah satu ketentuan yang diatur di dalam Perjanjian ini;

- Ijin usaha atau operasional baik Inhealth dan/atau RSMK dicabut oleh pemerintah atau asosiasi profesi;

- Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi ataupun akuisisi tersebut oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia;

- Salah satu Pihak dinyatakan pailit atau bangkrut oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya putusan pailit oleh pengadilan;

- Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.

Kantor Pengadilan Negeri setempat apabila penyelesaian secara musyarawah tidak berhasil mencapai mufakat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal rawat Inap No. 0084/PKS-RS/MKD.RI.ASM/V/2009 tanggal 19 Mei 2009 (Pelayanan Rawat Inap) antara PT Asuransi Sinar Mas dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

1. PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”).

Sinar Mas dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

RSMK akan memberikan pelayanan kesehatan kepada para nasabah Sinar Mas (“Tertanggung”) mencakup rawat inap dan pelayanan seperti: (i) pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran; (ii) obat perawatan; (iii) penggunaan kamar bedah; (iv) pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Perjanjian berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan Perjanjian sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pemutusan.

Kantor Pengadilan Negeri Depok, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan

147

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

2. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia No. 533B/KTR/0213 tanggal 1 Pebruari 2013 antara PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

1. PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (“Inhealth”); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”). Inhealth dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk saling bekerjasama dalam penyediaan pelayanan kesehatan kepada Peserta Inhealth dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini

April 2013 s.d. 31 Maret 2015 Perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut: - Dalam hal RSMK pindah

lokasi yang tidak disepakati oleh Inhealth;

- Apabila RSMK dinyatakan tidak lulus tahap evaluasi dan penilaian kesiapan sebagai rumah sakit yang dilakukan oleh Inhealth;

- Salah satu Pihak melanggar atau tidak memenuhi salah satu ketentuan yang diatur di dalam Perjanjian ini;

- Ijin usaha atau operasional baik Inhealth dan/atau RSMK dicabut oleh pemerintah atau asosiasi profesi;

- Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi ataupun akuisisi tersebut oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia;

- Salah satu Pihak dinyatakan pailit atau bangkrut oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya putusan pailit oleh pengadilan;

- Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.

Kantor Pengadilan Negeri setempat apabila penyelesaian secara musyarawah tidak berhasil mencapai mufakat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal rawat Inap No. 0084/PKS-RS/MKD.RI.ASM/V/2009 tanggal 19 Mei 2009 (Pelayanan Rawat Inap) antara PT Asuransi Sinar Mas dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

1. PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”).

Sinar Mas dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

RSMK akan memberikan pelayanan kesehatan kepada para nasabah Sinar Mas (“Tertanggung”) mencakup rawat inap dan pelayanan seperti: (i) pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran; (ii) obat perawatan; (iii) penggunaan kamar bedah; (iv) pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Perjanjian berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan Perjanjian sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pemutusan.

Kantor Pengadilan Negeri Depok, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan

No. Perjanjian Para Pihak Objek

Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang

Berlaku/Penyelesaian Perselisihan

4. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal rawat Inap No. 0085/PKS-RS/MKD.RI.ASM/V/2009 tanggal 19 Mei 2009 (Pelayanan Rawat Jalan) antara PT Asuransi Sinar Mas dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

1. PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”); dan

2. RS Mitra Keluarga Depok (“RSMK”).

Sinar Mas dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

RSMK akan memberikan pelayanan kesehatan kepada para nasabah Sinar Mas (“Tertanggung”) mencakup rawat jalan dan pelayanan seperti: (i) pelayanan pemeriksaan oleh IGD, Dokter Umum dan Dokter Khusus; (ii) pemberian obat-obatan; (ivii) pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Perjanjian berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan Perjanjian sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pemutusan.

Kantor Pengadilan Negeri Depok, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan.

5. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan tanggal 29 Mei 2008

1. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. (“Bina Dana”); dan

2. Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok (“RSMK”).

Bina Dana Arta dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Pihak Kedua memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta program asuransi kesehatan kumpulan (“Peserta”) meliputi: - Rawat inap; - Rawat jalan; - Rawat gigi; - Melahirkan; dan - Kacamata. dengan menggunakan 2 model pelayanan, yaitu Manual Card dan Magnetic Card.

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini.

Badan Arbitrase Nasional (BANI) di Jakarta, apabila perselisihan atau kontroversi tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam waktu 30 hari kalender sejak perselisihan diajukan secara tertulis.

PT Alpen Agungraya

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan 1. Perjanjian Kerjasama

Pelayanan Kesehatan No. PKS/312/ABDA-RMKW/I/2010 tanggal 12 Januari 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (“ABDA”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”)

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (“ABDA”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK”). ABDA Adan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam pelayanan kesehatan dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Gigi, Melahirkan dan kacamata.

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani sampai dengan 31 Desember 2010, dan dalam hal tidak ada perubahan atau pengakhiran dari salah satu pihak, maka perjanjian ini dianggap diperpanjang secara otomatis untuk tahun-tahun berikutnya. Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini, dengan memberikan suatu pemberitahuan tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya. Sehubungan dengan pemutusan Perjanjian secara sepihak tersebut, Para pihak sepakat untuk

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak perselisihan tersebut diajukan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya, maka akan diselesaikan oleh peradilan arbitrasi di Jakarta. Perjanjian ini dibuat dan dijalankan menurut hukum negara Republik Indonesia

148

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan mengesampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHPer.

2.

Perjanjian Kerjasama No. PKS530-00/RS/V/2010 tanggal 24 Mei 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Reliance Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”)

PT AsuransiReliance Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK”) Reliance dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dan pengobatan dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Umum, Rawat Jalan Spesialis, Rawat Jalan Gigi, Rawat Inap (dengan atau tanpa pembedahan), pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, emergensi, obat-obatan dan persalinan

Jangka waktu kerja sama pelayanan perawatan dan atau pengobatan ini berlaku sejak ditandatangani, dan akan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan jika tidak ada pemberitahuan perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis. Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini, dengan memberikan suatu pemberitahuan tertulis 2 (dua) bulan sebelumnya tanpa harus menerangkan dan meminta persetujuan atas alasannya seperti yang tertuang dalam perjanjian ini.

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal Rawat Inap No. 0016/PKS-RS/MKW.RI.ASM/I/2010 tanggal 14 Januari 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”).

PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”). Sinar Mas dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Inap dan pelayanannya seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, penggunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Persetujuan kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan perjanjian ini sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum pemutusan .

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Sidoarjo. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut hukum republik Indonesia.

4. Perjanjian Kerjasama No RS. 044/RSMKW/MARK/V/2012 tanggal 1 Januari 2012 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen

PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen Lippo dan Alpen bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam penyediaan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Lippoinsurance untuk tiap-tiap Peserta yang telah ikut serta dalam Program Asuransi Kesehatan yang diadakan oleh Lippo Insurance.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu) tahun dan akan diperpanjangan secara otomatis dari tahun ke tahun kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dengan menyampaikan suatu pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada pihak lain selambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran. Sehubungan dengan pengakhiran tersebut, para pihak sepakat untuk mengesampingkan pasal 1266 KUHper sepanjang mengenai pengakhiran perjanjian.

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau badan peradilan lain sebagaimana akan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

5. Perjanjian Kerjasama Antara Gesa Assistance dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya tentang Pemberian Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Pelayanan Gesa

Gesa Assistance dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya ("RSMK").

Para Pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pemberian pelayanan kesehatan rawat inap, persalinan, rawat jalan tingkat pertama dan spesialis, gigi bagi peserta Program Kesehatan yang dikelola dan diadministrasi

Perjanjian kerjasama ini berlaku terhitung sejak ditandatangani perjanjian ini untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak masing-masing pihak untuk

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera

149

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan mengesampingkan pasal 1266 dan 1267 KUHPer.

2.

Perjanjian Kerjasama No. PKS530-00/RS/V/2010 tanggal 24 Mei 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Reliance Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”)

PT AsuransiReliance Indonesia (“Reliance”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK”) Reliance dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dan pengobatan dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Umum, Rawat Jalan Spesialis, Rawat Jalan Gigi, Rawat Inap (dengan atau tanpa pembedahan), pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, emergensi, obat-obatan dan persalinan

Jangka waktu kerja sama pelayanan perawatan dan atau pengobatan ini berlaku sejak ditandatangani, dan akan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan jika tidak ada pemberitahuan perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis. Salah satu pihak dapat mengakhiri perjanjian ini, dengan memberikan suatu pemberitahuan tertulis 2 (dua) bulan sebelumnya tanpa harus menerangkan dan meminta persetujuan atas alasannya seperti yang tertuang dalam perjanjian ini.

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan Perihal Rawat Inap No. 0016/PKS-RS/MKW.RI.ASM/I/2010 tanggal 14 Januari 2010 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”).

PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) dan RS Mitra Keluarga Waru (“RSMK Waru”). Sinar Mas dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian ini yang meliputi Rawat Jalan Inap dan pelayanannya seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, penggunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Persetujuan kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk memutuskan perjanjian ini sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum pemutusan .

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut di kantor Pengadilan Negeri Sidoarjo. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut hukum republik Indonesia.

4. Perjanjian Kerjasama No RS. 044/RSMKW/MARK/V/2012 tanggal 1 Januari 2012 dibuat dibawah tangan oleh dan antara PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen

PT Lippo General Insurance Tbk (“Lippo Insurance”) dan Alpen Lippo dan Alpen bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam penyediaan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Lippoinsurance untuk tiap-tiap Peserta yang telah ikut serta dalam Program Asuransi Kesehatan yang diadakan oleh Lippo Insurance.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu) tahun dan akan diperpanjangan secara otomatis dari tahun ke tahun kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dengan menyampaikan suatu pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada pihak lain selambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran. Sehubungan dengan pengakhiran tersebut, para pihak sepakat untuk mengesampingkan pasal 1266 KUHper sepanjang mengenai pengakhiran perjanjian.

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka para pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau badan peradilan lain sebagaimana akan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

5. Perjanjian Kerjasama Antara Gesa Assistance dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya tentang Pemberian Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Pelayanan Gesa

Gesa Assistance dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya ("RSMK").

Para Pihak sepakat untuk melakukan kerjasama dalam pemberian pelayanan kesehatan rawat inap, persalinan, rawat jalan tingkat pertama dan spesialis, gigi bagi peserta Program Kesehatan yang dikelola dan diadministrasi

Perjanjian kerjasama ini berlaku terhitung sejak ditandatangani perjanjian ini untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak masing-masing pihak untuk

Perselisihan atau kontroversi yang tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Panitera

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan Assistance No. 52/PKS-RS/GESA-ASS/VIII/08 tanggal 22 September 2008

Gesa Assistance dan RSMK bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.”

oleh Gesa Assistance. mengakhiri, asalkan memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain selambatnya 2 (dua) bulan sebelumnya, dan apabila tidak ada pemberitahuan perjanjian ini akan diperpanjang secara otomatis

Pengadilan Negeri Surabaya.

PT Karyasukses Mandiri (“Karyasukses”)

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan 1. Perjanjian Kerjasama

Pelayanan Kesehatan antara PT A.J. Central Asia Raya dengan Rumah Sakit Mitra Kemayoran No. DIR/PKS-RS/0150/X/2008 tanggal 1 November 2008

i. Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”)

ii. PT A.J Central Asia Raya (“CAR”) RSMK dan CAR bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

CAR akan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RSMK untuk melayani Peserta (nasabah yang dengan perjanjian terpisah telah bekerjasama dengan CAR) yang memerlukan pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit. RSMK menjadi mitra CAR dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada Peserta dengan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Fasilitas kesehatan yang disediakan RSMK meliputi:

i. Rawat inap yaitu perawatan tinggal di Rumah Sakit minimal 24 jam;

ii. Rawat jalan yaitu perawatan di poliklinik dan atau di UGD (addendum/pemberitahuan)

iii. Apotik yaitu pembelian obat di apotik yang ada di Rumah Sakit;

iv. Pembedahan dan segala jenis tindakan medis lainnya;

v. Laboratorium dan seluruh sarana penunjang diagnostik lainnya;

vi. Medical check up (addendum/pem

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatangani dan akan tetap berlaku sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk memutuskan perjanjian ini

Penyelesaian secara musyawarah kecuali bila salah satu pihak melakukan perbuatan melawan hukum, maka perselisihan tersebut diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

150

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan beritahuan)

vii. Lain-lain.

2. Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Astra Buana mengenai jasa pelayanan asuransi kesehatan No. LGL.004/PKS-AAB/2009 tanggal 11 November 2009

i. Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”)

ii. PT Asuransi Astra Buana (“AAB”) RSMK dan AAB bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk melakukan perjanjian jasa pelayanan asuransi kesehatan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, persalinan dan pelayanan kesehatan lain seperti pengobatan dan/atau peralatan kedokteran, kamar bedah, pemeriksaan laboratorium/radiologi dan asuhan keperawatan, serta tindakan lain yang lazim dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang lengkap.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak 11 November 2009 sampai dengan 10 November 2010 dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan perjanjian secara tertulis dari Para Pihak maka perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan surat konfirmasi dari RSMK dan AAB.

Perselisihan yang timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat antara Para Pihak. Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Astra International Tbk No. 013/Dirut/PKS/I/10 tanggal 1 Juni 2010

i. PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”)

ii. PT Astra International Tbk (“Astra”) RSMK dan Astra bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Astra menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi tertanggung Astra dalam batas fasilitas yang ada di rumah sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan menyediakan fasilitas sebagai berikut: Rawat inap Unit gawat darurat

(emergency) Penunjang medis

lainnya

Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani untuk jangka waktu 2 tahun, akan tetap berlaku perpanjangan secara otomatis sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak. Apabila salah satu pihak akan memutuskan surat perjanjian kerjasama ini, maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.

Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan surat perjanjian kerjasama ini akan diusahakan penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tersebut tidak dapat mencapai kata sepakat , maka kedua belah pihak sepakat untuk memilih penyelesaian di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

4. Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Central Asia tentang Pelayanan Kesehatan No. 0125/AH/BDDI/VI/2010/PKS tanggal 11 November 2009

i. Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”)

ii. PT Asuransi Central Asia (“ACA”) RSMK dan ACA bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

RSMK berkewajiban memberikan fasilitas pelayanan perawatan kesehatan dan pengobatan rawat jalan serta rawat inap kepada peserta asuransi ACA sesuai dengan manfaat asuransi dan santunan yang menjadi hak peserta asuransi dan tercatat pada data Admedika dan polis asuransi.

Perjanjian ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini oleh Para Pihak untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat diakhiri sewaktu-waktu.

Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini terdapat perselisihan/perbedaan pendapat, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat secara musyawarah mufakat, tetapi dalam 30 hari mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

5. Perjanjian Kerja Sama Layanan Kesehatan antara PT Avrist Assurance dengan PT Karyasukses Mandiri No. 023/PKS/IPOP/AVR-

i. PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”)

ii. PT Avrist Insurance

RSMK berkewajiban memberikan layanan kesehatan kepada peserta asuransi yang memiliki serta membawa kartu peserta asuransi yang

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2010 dan akan tetap berlaku untuk masa yang tidak ditentukan sampai adanya pengakhiran perjanjian dari salah satu

Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang mungkin timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

151

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan beritahuan)

vii. Lain-lain.

2. Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Astra Buana mengenai jasa pelayanan asuransi kesehatan No. LGL.004/PKS-AAB/2009 tanggal 11 November 2009

i. Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”)

ii. PT Asuransi Astra Buana (“AAB”) RSMK dan AAB bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat untuk melakukan perjanjian jasa pelayanan asuransi kesehatan meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, persalinan dan pelayanan kesehatan lain seperti pengobatan dan/atau peralatan kedokteran, kamar bedah, pemeriksaan laboratorium/radiologi dan asuhan keperawatan, serta tindakan lain yang lazim dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang lengkap.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak 11 November 2009 sampai dengan 10 November 2010 dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan perjanjian secara tertulis dari Para Pihak maka perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan surat konfirmasi dari RSMK dan AAB.

Perselisihan yang timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat antara Para Pihak. Para Pihak sepakat memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

3. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Astra International Tbk No. 013/Dirut/PKS/I/10 tanggal 1 Juni 2010

i. PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”)

ii. PT Astra International Tbk (“Astra”) RSMK dan Astra bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

Astra menyerahkan kepada RSMK untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi tertanggung Astra dalam batas fasilitas yang ada di rumah sakit dan RSMK menyetujui untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut dengan menyediakan fasilitas sebagai berikut: Rawat inap Unit gawat darurat

(emergency) Penunjang medis

lainnya

Surat perjanjian kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani untuk jangka waktu 2 tahun, akan tetap berlaku perpanjangan secara otomatis sampai adanya pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak. Apabila salah satu pihak akan memutuskan surat perjanjian kerjasama ini, maka harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat 1 bulan sebelumnya.

Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan surat perjanjian kerjasama ini akan diusahakan penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat tersebut tidak dapat mencapai kata sepakat , maka kedua belah pihak sepakat untuk memilih penyelesaian di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

4. Perjanjian Kerjasama antara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dengan PT Asuransi Central Asia tentang Pelayanan Kesehatan No. 0125/AH/BDDI/VI/2010/PKS tanggal 11 November 2009

i. Rumah Sakit Mitra Kemayoran (“RSMK”)

ii. PT Asuransi Central Asia (“ACA”) RSMK dan ACA bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

RSMK berkewajiban memberikan fasilitas pelayanan perawatan kesehatan dan pengobatan rawat jalan serta rawat inap kepada peserta asuransi ACA sesuai dengan manfaat asuransi dan santunan yang menjadi hak peserta asuransi dan tercatat pada data Admedika dan polis asuransi.

Perjanjian ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya perjanjian ini oleh Para Pihak untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat diakhiri sewaktu-waktu.

Apabila dalam melaksanakan perjanjian ini terdapat perselisihan/perbedaan pendapat, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat secara musyawarah mufakat, tetapi dalam 30 hari mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan/perbedaan pendapat melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

5. Perjanjian Kerja Sama Layanan Kesehatan antara PT Avrist Assurance dengan PT Karyasukses Mandiri No. 023/PKS/IPOP/AVR-

i. PT Karyasukses Mandiri (“RSMK”)

ii. PT Avrist Insurance

RSMK berkewajiban memberikan layanan kesehatan kepada peserta asuransi yang memiliki serta membawa kartu peserta asuransi yang

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2010 dan akan tetap berlaku untuk masa yang tidak ditentukan sampai adanya pengakhiran perjanjian dari salah satu

Setiap perselisihan atau perbedaan pendapat yang mungkin timbul akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian

Jangka Waktu/Perpanjangan/

Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan 105/VIII/2010 tanggal 23 Agustus 2010

(“Avrist”) RSMK dan Avrist bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.

masih berlaku dan sesuai dengan surat jaminan yang disetujui oleh Avrist, layanan kesehatan yang meliputi: Rawat inap dan

persalinan; Rawat jalan; Gigi, pemeriksaan dan

pengobatan dokter gigi;

pihak atau Para Pihak. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapat, maka semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan dan diputus melalui Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

PT Citra Mandiri Prima

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan 1. Perjanjian Kerjasama

No. 367-00/RS/III/2009 tanggal 1 April 2009 (“Perjanjian”), antara PT Asuransi Reliance Indonesia dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal

PT Asuransi Reliance Indonesia (“Reliance”) dan Rumah sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") (untuk Reliance dan RSMK secara bersama-sama disebut “Para Pihak”).

Para Pihak sepakat mengikatkan diri dalam Perjanjian kerjasama dalam bidang pelayanan kesehatan dan pengobatan. Pelayanan perawatan kesehatan dan/atau pengobatan yang diberikan oleh RSMK kepada karyawan dan/atau peserta Reliance mencakup rawat jalan umum, rawat jalan spesialis, rawat jalan gigi, rawat inap (dengan atau tanpa pembedahan), pemeriksaan penunjang medis, tindakan medis, emergensi, obat-obatan, persalinan

Perjanjian ini berlaku sejak ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan jangka waktu yang tidak terbatas. - Apabila atas denda

sebesar 5% telah terlampaui, Reliance dapat memutuskan Perjanjian ini secara sepihak, dengan tetap mewajibkan Reliance untuk membayar tagihan beserta dendannya; atau

- Apabila salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanggal pemutusan Perjanjian ini.

Pengalihan Para Pihak masing-masing dilarang untuk mengalihkan kewajiban dan tanggung jawabnya kepada pihak lain diluar Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan melalui musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal sebagai domisili tetap penyelesaian perselisihan.

2. Perjanjian Kerjasama No.381/HOSPT/V/2010, No. 40/MKT-PKS/RSMKT/XII/2009, tanggal 3 Mei 2010 (“Perjanjian”), antara PT Lippo General Insurance dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal.

PT Lippo General Insurance Tbk. (“Lippo”) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") Lippo dan RSMK secara bersama-

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan kesehatan, dimana Lippo membentuk sebuah program Asuransi Kesehatan Kumpulan (“Medicare”), yang menyediakan santunan medis tertentu termasuk didalamnya Santunan Rumah Sakit & Bedah (“Rawat Inap”) serta Santunan Rawat Jalan (“Rawat Jalan”) kepada karyawan-karyawan beserta tanggungannya (“Peserta”)

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani dan berlaku selama 1 (satu) tahun dan akan diperpanjang secara otomatis dari tahun ke tahun, atau/kecuali jika salah satu pihak bermaksud akan mengakhiri Perjanjian ini maka harus diberitahukan secara tertulis ke pihak lainnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran dimaksud.

Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal atau badan peradilan lain sebagaimana akan disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

152

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan sama disebut “Para Pihak”).

dari perusahaan langganan. Lippo ingin memperoleh fasilitas kredit bagi Rawat Inap dan Rawat Jalan (“Fasilitas Kredit”) agar setiap Peserta yang ditanggung oleh Medicare dapat memperoleh pelayanan medis dari RSMK tanpa diminta pembayaran uang muka dan/atau tagihan lainnya oleh RSMK atas kwitansi-kwitansi Rawat Inap dan Rawat Jalan serta pelayanan medis tersebut. CMP bersedia untuk memberikan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Pihak Keduai.

Para Pihak sepakat untuk melepaskan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia mengenai pengakhiran perjanjian.

3. Perjanjian Kerjasama No. 136.SJ.U.1111, No. 103/MKT/PKS/RSMKT/X/2011, tanggal 7 November 2011(“Perjanjian”) antara PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal

CMP dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (“Jiwasraya”) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") Jiwasraya dan RSMK secara bersama-sama disebut “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang diberikan menurut Perjanjian ini adalah rawat inap, yang termasuk layanan-layanan yang diberikan oleh unit pelayanan medik maupun unit penunjang medik yang berkaitan dengan pelayanan layanan kesehatan.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Perjanjian ini dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak maka Perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan sendirinya selama 1 (satu) tahun dan berlaku untuk seterusnya Dalam hal pengakhiran Perjanjian, maka kedua belah pihak setuju untuk mengabaikan ketentuan pasal 1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan dapat diputuskan secara sepihak dengan memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain sekurang-kurangnya 30 hari sebelum berakhirnya Perjanjian ini.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan melalui musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal melalui pengadildan dan Para Pihak sepakat memilih tempat kediaman/domisili hukum yang umum dan tetap di Pengadilan Negeri Tegal.

4. Perjanjian Kerjasama Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 0076/PKS-RS/MKT.RI.ASM/III/2009, No. 11/MKT-PKS/RSMKT/III/2009, tanggal 24 Maret 2009 sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 001/ADD.PKS-RS/MKT-ASM/III/2012, No. 06/MKT/PKS/RSMKT/III/2012 tanggal 28 Maret 2012 (“Perjanjian”)

CMP dan PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) (untuk selanjutnya CMP dan Sinar Mas secara bersama-sama disebut “Para Pihak”).

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan pengobatan yang mencakup rawat inap dan pelayanan seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, pengunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberitakan pemberitahuan secara tertulis untuk pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pemutusan.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara kekeluargaan akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal.

153

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan sama disebut “Para Pihak”).

dari perusahaan langganan. Lippo ingin memperoleh fasilitas kredit bagi Rawat Inap dan Rawat Jalan (“Fasilitas Kredit”) agar setiap Peserta yang ditanggung oleh Medicare dapat memperoleh pelayanan medis dari RSMK tanpa diminta pembayaran uang muka dan/atau tagihan lainnya oleh RSMK atas kwitansi-kwitansi Rawat Inap dan Rawat Jalan serta pelayanan medis tersebut. CMP bersedia untuk memberikan Fasilitas Kredit Rawat Inap dan Rawat Jalan kepada Pihak Keduai.

Para Pihak sepakat untuk melepaskan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia mengenai pengakhiran perjanjian.

3. Perjanjian Kerjasama No. 136.SJ.U.1111, No. 103/MKT/PKS/RSMKT/X/2011, tanggal 7 November 2011(“Perjanjian”) antara PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal

CMP dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (“Jiwasraya”) dan Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal ("RSMK") Jiwasraya dan RSMK secara bersama-sama disebut “Para Pihak”.

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang diberikan menurut Perjanjian ini adalah rawat inap, yang termasuk layanan-layanan yang diberikan oleh unit pelayanan medik maupun unit penunjang medik yang berkaitan dengan pelayanan layanan kesehatan.

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Perjanjian ini dan apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak maka Perjanjian ini otomatis diperpanjang dengan sendirinya selama 1 (satu) tahun dan berlaku untuk seterusnya Dalam hal pengakhiran Perjanjian, maka kedua belah pihak setuju untuk mengabaikan ketentuan pasal 1266 dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan dapat diputuskan secara sepihak dengan memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak lain sekurang-kurangnya 30 hari sebelum berakhirnya Perjanjian ini.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan melalui musyawarah akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal melalui pengadildan dan Para Pihak sepakat memilih tempat kediaman/domisili hukum yang umum dan tetap di Pengadilan Negeri Tegal.

4. Perjanjian Kerjasama Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 0076/PKS-RS/MKT.RI.ASM/III/2009, No. 11/MKT-PKS/RSMKT/III/2009, tanggal 24 Maret 2009 sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 001/ADD.PKS-RS/MKT-ASM/III/2012, No. 06/MKT/PKS/RSMKT/III/2012 tanggal 28 Maret 2012 (“Perjanjian”)

CMP dan PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) (untuk selanjutnya CMP dan Sinar Mas secara bersama-sama disebut “Para Pihak”).

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan pengobatan yang mencakup rawat inap dan pelayanan seperti pelayanan pengobatan dan penggunaan peralatan kedokteran, obat, perawatan, pengunaan kamar bedah, pemeriksaan laboratorium dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberitakan pemberitahuan secara tertulis untuk pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pemutusan.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara kekeluargaan akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal.

No. Perjanjian Para Pihak Objek Perjanjian/Nilai Perjanjian Jangka Waktu/Perpanjangan/ Pengakhiran

Pengalihan/Hukum yang Berlaku/Penyelesaian

Perselisihan 5. Perjanjian Kerjasama

Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 0077/PKS-RS/MKT.RI.ASM/III/2009, No. 12/MKT-PKS/RSMKT/III/2009, tanggal 24 Maret 2009 sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Kesehatan Pelayanan Rawat Inap No. 001/ADD.PKS-RS/MKT-ASM/III/2012, No. 06/MKT/PKS/RSMKT/III/2012 tanggal 28 Maret 2012 (“Perjanjian”)

CMP dan PT Asuransi Sinar Mas (“Sinar Mas”) (untuk selanjutnya CMP dan Sinar Mas secara bersama-sama disebut “Para Pihak”).

Para Pihak sepakat dan setuju untuk membuat Perjanjian untuk melakukan kerjasama di bidang pelayanan pengobatan yang mencakup pelayanan pemeriksaan oleh IGD, dokter umum dan dokter spesialis, pemberian obat-obatan, pemeriksaan laboratorium, pelayanan fisioterapi dan lain-lain yang diperlukan untuk pengobatan penyembuhan.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan akan tetap berlaku tanpa perubahan dan akan secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya kecuali salah satu pihak memberitakan pemberitahuan secara tertulis untuk pemutusan Perjanjian dari salah satu pihak paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pemutusan.

Hukum Negara Republik Indonesia. Perselisihan yang timbul akan diselesaiakan secara kekeluargaan akan tetapi dalam hal tidak dapat diselesaikan maka akan diselesaikan di Pengadilan Negeri Tegal

Nilai pertanggungan dari masing-masing polis asuransi yang dimiliki oleh entitas anak Perseroan cukup dan memadai untuk mengganti obyek yang diasuransikan atau menutup risiko yang dipertanggungkan sebagaimana tercantum dalam masing-masing polis asuransi dari entitas anak tersebut. PT Karyasukses Mandiri (“ Karyasukses”) Karyasukses telah menantangani Akta Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan, dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) No.300 tanggal 24 Oktober 1996, sebagaimana diubah dengan Akta Perjanjian Tambahan No.212 tanggal 19 Desember 1997 dan Akta Perjanjian Tambahan No. 21 tanggal 6 April 1999, ketiganya dibuat dihadapan Rahmat Santosa, S.H., Notaris di Jakarta. Perjanjian tersebut dibuat oleh dan antara Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia (“YAPORTI”) dan Karyasukses (selanjutnya YAPORTI dan Karyasukses disebut “Para Pihak”). Para pihak setuju dan bermufakat untuk melakukan kerjasama dalam membangun, mendirikan dan mengelola sebuah rumah sakit dengan nama Rumah Sakit YAPORTI Pengembangan Ortopedi, berikut segala sarana-sarana kesehatan lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada apotik dan laboratorium (selanjutnya disebut “Rumah Sakit”), satu dan lain dengan memperhatikan izin yang diberikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, kerjasama pembangunan, pendirian dan pengelolaan rumah sakit tersebut dilakukan dengan cara Build, Operate and Transfer (BOT) diatas tanah dengan luas 5.000 + 1800 m2 yang terletak dalam lokasi dan merupakan bagian dari sarana kompleks olahraga (“Tanah”). Atas penggunaan tanah milik YAPORTI, Karyasukses wajib membayar kompensasi kepada YAPORTI dengan perincian sebagai berikut: (1) Uang sewa sebesar 1% dari pendapatan kotor dari kegiatan usaha rumah sakit (diluar honor dokter) untuk setiap tahun buku yang bersangkutan dengan jumlah minimum sebesar Rp200.000.000 dan minimum Rp200.000.000 tersebut akan dibayar selambat-lambatnya satu bulan setelah tanggal tutup buku dari tahun yang bersangkutan; (2) Bila ada keuntungan YAPORTI juga berhak menerima pembayaran yang besarnya adalah sama dengan 10% dari pendapatan bersih setelah dipotong pajak dari kegiatan rumah sakit selambat-lambatnya satu bulan setelah hasil audit keluar. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal 17 Juli 1998 sehingga karenanya akan berakhir pada tanggal 17 Juli 2018. Setelah jangka waktu 20 tahun tersebut berakhir, perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun s.d 10 tahun dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang akan diatur kemudian dan disetujui oleh para pihak satu dan lain dengan memperhatikan perjanjian penyerahan. Setelah jangka waktu perjanjian ini berakhir, tanah berikut bangunan rumah sakit (tanpa peralatan dan perlengkapan rumah sakit), akan diserahkan dan dikembalikan oleh Karyasukses kepada YAPORTI satu dan lain dengan ketentuan bahwa YAPORTI akan diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk membeli seluruh atau sebagian dari peralatan dan perlengkapan dari rumah sakit tersebut dari Karyasukses dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Sebaliknya setelah jangka waktu perjanjian ini berakhir, ternyata YAPORTI akan menjual dan/atau menyerahkan pengelolaan lokasi dan bangunan tersebut kepada pihak ketiga manapun, maka Karyasukses akan diberikan kesempatan pertama untuk membeli dan/atau mengelola atas lokasi dan bangunan rumah sakit tersebut dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Kewajiban-kewajiban Karyasukses dalam Perjanjian antara lain adalah sebagai berikut: (a) Karyasukses berkewajiban untuk mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan sampai ke atas nama Karyasukses guna membangun rumah sakit kepada pihak yang berwenang; (b) Mengurus seluruh dokumen dan mengajukan permohonan izin-izin yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengoperasian rumah sakit dari dan kepada pihak yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada dokumen dan izin dari Departemen Kesehatan

154

Republik Indonesia); satu dan lain dengan biaya yang akan ditanggung dan dibayar sendiri oleh Karyasukses; (c) Karyasukses berkewajiban membangun dan mendirikan sebuah bangunan untuk digunakan sebagai rumah sakit diatas Tanah (selanjutnya disebut “bangunan”), satu dan lain dengan kapasitas 100 s.d 150 tempat tidur dan dapat diperluas sampai dengan 300 tempat tidur; (d) Apabila Karyasukses melakukan hubungan kerjasama dengan pihak ketiga lain, Karyasukses akan memberitahukan secara tertulis mengenai adanya hubungan kerja tersebut kepada YAPORTI; (e) Semua biaya yang berkaitan dengan operasinya rumah sakit menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh Karyasukses sendiri; (f) Karyasukses wajib memberikan laporan secara berkala setiap semester kepada YAPORTI mengenai kegiatan usaha operasional dan keadaan keuangan rumah sakit, laporan mana diberikan selambat-lambatnya 2 bulan sejak semester bersangkutan; (g)Karyasukses wajib memelihara dan menjaga keadaan bangunan agar selalu dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya termasuk untuk mengasuransikan bangunan atas resiko bahaya kebakaran, bencana alam atau resiko lain yang dianggap perlu oleh Karyasukses atas biaya Karyasukses. Perjanjian ini dapat diakhiri dengan persetujuan para pihak, dan para pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pasal 1266 KUHPerdata. Apabila perjanjian ini dibatalkan, maka para pihak setuju akan dibuatkan suatu penilaian dan perhitungan dengan bantuan dari suatu kantor akuntan yang independen dan pihak yang ingin meneruskan perjanjian dapat membeli hak (serta aset) dari pihak yang memutuskan perjanjian sesuai dengan nilai yang disepakati para pihak dengan memakai perhitungan dari kantor akuntan independen sebagai pedoman. Apabila perselisihan yang timbul tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah maka para pihak dengan ini sepakat memilih tempat kediaman hukum umum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta. 14. TRANSAKSI PENTING DENGAN PIHAK TERAFILIASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah melakukan sejumlah transaksi dengan Entitas Anak dan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang.

Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan

Berelasi

Transaksi Nilai Transaksi (per 30 September 2014)

PT Kalbe Farma Tbk Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp1.724.512.671

PT Enseval Putera Megatrading Tbk

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp135.363.050

PT Enseval Putera Megatrading Tbk

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat Rp 123.732.498.311

PT Enseval Medika Prima

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat dan perlengkapan medis

Rp 503.590.869

PT Bintang Toedjoe Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp 162.213.672

PT Dankos Farma Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp 455.932.938

PT Renalmed Tiara Utama

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat dan perlengkapan medis

Rp 277.220.600

PT Estetika Enterprisindo

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian perlengkapan medis

Rp 9.207.865.068

PT Cipta Dimensi Baja Nusantara

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Perolehan aset tetap Rp 48.357.541.693

Transaksi dan perjanjian tersebut diatas dilakukan secara wajar (arm's length basis) sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga.

155

Republik Indonesia); satu dan lain dengan biaya yang akan ditanggung dan dibayar sendiri oleh Karyasukses; (c) Karyasukses berkewajiban membangun dan mendirikan sebuah bangunan untuk digunakan sebagai rumah sakit diatas Tanah (selanjutnya disebut “bangunan”), satu dan lain dengan kapasitas 100 s.d 150 tempat tidur dan dapat diperluas sampai dengan 300 tempat tidur; (d) Apabila Karyasukses melakukan hubungan kerjasama dengan pihak ketiga lain, Karyasukses akan memberitahukan secara tertulis mengenai adanya hubungan kerja tersebut kepada YAPORTI; (e) Semua biaya yang berkaitan dengan operasinya rumah sakit menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh Karyasukses sendiri; (f) Karyasukses wajib memberikan laporan secara berkala setiap semester kepada YAPORTI mengenai kegiatan usaha operasional dan keadaan keuangan rumah sakit, laporan mana diberikan selambat-lambatnya 2 bulan sejak semester bersangkutan; (g)Karyasukses wajib memelihara dan menjaga keadaan bangunan agar selalu dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya termasuk untuk mengasuransikan bangunan atas resiko bahaya kebakaran, bencana alam atau resiko lain yang dianggap perlu oleh Karyasukses atas biaya Karyasukses. Perjanjian ini dapat diakhiri dengan persetujuan para pihak, dan para pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan pasal 1266 KUHPerdata. Apabila perjanjian ini dibatalkan, maka para pihak setuju akan dibuatkan suatu penilaian dan perhitungan dengan bantuan dari suatu kantor akuntan yang independen dan pihak yang ingin meneruskan perjanjian dapat membeli hak (serta aset) dari pihak yang memutuskan perjanjian sesuai dengan nilai yang disepakati para pihak dengan memakai perhitungan dari kantor akuntan independen sebagai pedoman. Apabila perselisihan yang timbul tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah maka para pihak dengan ini sepakat memilih tempat kediaman hukum umum dan tetap di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta. 14. TRANSAKSI PENTING DENGAN PIHAK TERAFILIASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah melakukan sejumlah transaksi dengan Entitas Anak dan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang.

Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan

Berelasi

Transaksi Nilai Transaksi (per 30 September 2014)

PT Kalbe Farma Tbk Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp1.724.512.671

PT Enseval Putera Megatrading Tbk

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp135.363.050

PT Enseval Putera Megatrading Tbk

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat Rp 123.732.498.311

PT Enseval Medika Prima

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat dan perlengkapan medis

Rp 503.590.869

PT Bintang Toedjoe Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp 162.213.672

PT Dankos Farma Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pendapatan Rp 455.932.938

PT Renalmed Tiara Utama

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian obat dan perlengkapan medis

Rp 277.220.600

PT Estetika Enterprisindo

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Pembelian perlengkapan medis

Rp 9.207.865.068

PT Cipta Dimensi Baja Nusantara

Entitas dibawah pengendalian yang sama

Perolehan aset tetap Rp 48.357.541.693

Transaksi dan perjanjian tersebut diatas dilakukan secara wajar (arm's length basis) sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga.

Akademi Keperawatan Dalam melakukan perekrutan, Entitas Anak juga merekrut perawat dan tenaga medis dari sekolah akademi keperawatan yang terafiliasi dengan Perseroan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga di Jakarta (STIKES), sebelumnya diketahui sebagai APMK yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Mitra Keluarga, dimana pendirinya adalah keluarga Khouw. STIKES merupakan lembaga pendidikan tinggi swasta yang mengkhususkan diri di bidang pendidikan keperawatan, analisis kesehatan dan ilmu gizi berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 149/E/0/2014 tanggal 10 Juni 2014. Sebagian besar siswa yang mendaftar di STIKES diberikan beasiswa dalam bentuk pendidikan gratis dan tunjangan biaya hidup, dengan kondisi bahwa setelah siswa tersebut lulus maka mereka disyaratkan untuk bekerja sebagai tenaga medis di Entitas Anak untuk jangka waktu tertentu. 15. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perkara hukum, administratif atau arbitrase yang sedang dihadapi Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh merugikan secara material terhadap kelangsungan usaha, keuntungan, bisnis atau posisi finansial Perseroan secara terkonsolidasi dan rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum ini.

156

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. UMUM Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek RS Mitra Keluarga diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan.Visi Perseroan yakni, untuk menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan oleh Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatatkan (i) pendapatan sebesar Rp833,1 miliar, Rp1.034,8 miliar, Rp1.203,4 miliar, Rp1.475,4 miliar, Rp1.742,1 miliar, Rp1.320,9 miliar dan Rp1.467,3 miliar, secara berurutan, dan (ii) laba bersih sebesar Rp130,7miliar, Rp178,4 miliar, Rp229,6 miliar, Rp298,9 miliar, Rp411,8 miliar, Rp322,2 miliar dan Rp405,6 miliar, secara berurutan, dan (iii) EBITDA sebesar Rp223,5 miliar, Rp290,4 miliar, Rp355,3 miliar, Rp468,6 miliar, Rp591,0 miliar, Rp458,5 miliar dan Rp493,3 miliar, secara berurutan. Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatat (i) jumlah rata-rata harian pendapatan rawat inap sebesar Rp2,1 juta, Rp 2,3 juta, Rp2,6 juta, Rp2,8 juta, Rp3,0 juta, Rp3,0 juta dan Rp3,3 juta pada masing-masing tahun, (ii) pendapatan rata-rata per kunjungan pasien rawat jalan sekitar Rp241.000, Rp260.000, Rp293.000, Rp327.000, Rp362.000, Rp355.000, Rp419.000 pada masing-masing tahun, (iii) jumlah hari pasien rawat inap sebesar 268.201 hari, 316.443 hari, 317.295 hari, 350.757 hari, 392.408 hari, 304.063 hari dan 293.439 hari pada masing-masing tahun dan (iv) jumlah kunjungan pasien

157

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. UMUM Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data per 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Sampai dengan 30 September 2014, jaringan Perseroan terdiri dari 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur dan mempunyai hak milik tanah dan bangunan atas 10 dari 11 rumah sakit yang dimilikinya. Perseroan pada pokoknya menyediakan pelayanan rumah sakit di dua kota terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya, dengan tujuh rumah sakit di Jabodetabek, tiga rumah sakit di Surabaya, dan satu rumah sakit di Tegal. Perseroan percaya menyediakan berbagai macam layanan kesehatan seperti farmasi, layanan rawat inap, dan rawat jalan, bedah, laboratorium, radiologi, imaging, rehabilitasi, gawat darurat, dan spesialis (termasuk angiografi, ortopedi, urologi, endoskopi, hemodialisis dan rawat gigi). Perseroan percaya bahwa merek RS Mitra Keluarga diasosiasikan dengan penyediaan atau pelayanan medis kepada pasien secara komprehensif dengan biaya yang efisien yang dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli medis lain yang handal serta didukung oleh peralatan modern berstandar higienis tinggi dan layanan medis dengan biaya yang efisien. Perseroan membuka rumah sakit pertamanya di tahun 1989 dan terus berkembang dengan cara membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas dan jasa rumah sakit yang telah ada. Setiap rumah sakit menyediakan variasi pelayanan yang serupa dan mengacu pada desain yang telah distandarisasi yang dipercaya dapat menambah efisiensi dan kualitas layanan, menjaga konsistensi branding serta memungkinkan skalabilitas yang lebih baik. Sampai dengan 30 September 2014, Perseroan memiliki total kapasitas 1.953 tempat tidur, didukung oleh 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis), mempekerjakan 2.638 perawat serta 1.063 tenaga medis lainnya yang menyediakan layanan kepada pasien di seluruh rumah sakit Perseroan.Visi Perseroan yakni, untuk menjadi penyedia pelayanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan dan misi Perseroan adalah berkomitmen untuk mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan. Perseroan menyediakan layanan di berbagai bidang spesialis, termasuk bedah umum, ortopedi(tulang), jantung dan pembuluh darah, urologi, penyakit dalam, bedah saraf, neurologi, kaki pediatrik, angiografi, serta kebidanan dan kandungan. Para dokter yang berpraktek di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta lainnya secara rutin merekomendasikan layanan rumah sakit Perseroan pada bidang-bidang spesialis tersebut. Perseroan percaya bahwa reputasi yang dimiliki dalam keunggulan klinis, fasilitas pelayanan kesehatan yang modern, program pelatihan dan program kemitraan dengan para dokter juga membantu dalam menarik dan mempertahankan dokter spesialis. Hal ini sangat penting, mengingat kekurangan jumlah dokter yang berkualitas di Indonesia. Perseroan percaya bahwa kemampuan dalam menarik dan mempertahankan dokter, serta tenaga ahli medis lainnya berkualitas dapat mempertahankan keunggulan Perseroan dari para pesaing di dalam kompetisi yang semakin meningkat. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memperoleh pendapatan secara tidak langsung dari dua segmen bisnis, yaitu layanan rawat jalan dan rawat inap yang dijalankan oleh Entitas Anak. Di dalam segmen layanan rawat jalan, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, biaya poliklinik (yaitu: imbal jasa konsultasi dokter untuk layanan rawat jalan), pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan lain-lain (termasuk biaya administrasi). Di dalam segmen layanan rawat inap, Perseroan memperoleh pendapatan dari penjualan obat-obatan, akomodasi, pelayanan laboratorium, biaya penggunaan ruang operasi dan lain-lain (termasuk porsi biaya konsultasi dokter untuk layanan rawat inap, biaya pendaftaran dan administrasi). Sedangkan kegiatan usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan adalah bergerak dalam jasa konsultasi bisnis dan manajemen yang khususnya dalam ruang lingkup rumah sakit. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 dan periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatatkan (i) pendapatan sebesar Rp833,1 miliar, Rp1.034,8 miliar, Rp1.203,4 miliar, Rp1.475,4 miliar, Rp1.742,1 miliar, Rp1.320,9 miliar dan Rp1.467,3 miliar, secara berurutan, dan (ii) laba bersih sebesar Rp130,7miliar, Rp178,4 miliar, Rp229,6 miliar, Rp298,9 miliar, Rp411,8 miliar, Rp322,2 miliar dan Rp405,6 miliar, secara berurutan, dan (iii) EBITDA sebesar Rp223,5 miliar, Rp290,4 miliar, Rp355,3 miliar, Rp468,6 miliar, Rp591,0 miliar, Rp458,5 miliar dan Rp493,3 miliar, secara berurutan. Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2013 dan 2014, Perseroan mencatat (i) jumlah rata-rata harian pendapatan rawat inap sebesar Rp2,1 juta, Rp 2,3 juta, Rp2,6 juta, Rp2,8 juta, Rp3,0 juta, Rp3,0 juta dan Rp3,3 juta pada masing-masing tahun, (ii) pendapatan rata-rata per kunjungan pasien rawat jalan sekitar Rp241.000, Rp260.000, Rp293.000, Rp327.000, Rp362.000, Rp355.000, Rp419.000 pada masing-masing tahun, (iii) jumlah hari pasien rawat inap sebesar 268.201 hari, 316.443 hari, 317.295 hari, 350.757 hari, 392.408 hari, 304.063 hari dan 293.439 hari pada masing-masing tahun dan (iv) jumlah kunjungan pasien

rawat jalan adalah sebesar 1.089.617 kunjungan, 1.225.821 kunjungan, 1.314.163 kunjungan, 1.476.149 kunjungan, 1.571.744 kunjungan, dan 1.187.087 kunjungan dan 1.214.663 kunjungan pada masing-masing tahun. Per 31 Desember 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 30 September 2013 dan 2014, jumlah tempat tidur operasional adalah sebanyak 1.234 tempat tidur, 1.369 tempat tidur, 1.484 tempat tidur, 1.489 tempat tidur, 1.484 tempat tidur, 1.482 tempat tidur dan 1.647 tempat tidur pada masing-masing tahun. 2. KEUNGGULAN KOMPETITIF Perseroan terus menerus melakukan peningkatkan sistim pelayanan dan kelengkapan alat, tenaga medis dan non-medis yang handal. Keunggulan kompetitif Perseroan yang utama terletak pada faktor-faktor berikut: a. Sebagai jaringan rumah sakit terkemuka dengan rekam jejak operasional dan finansial terpercaya.

Menurut Frost & Sullivan, berdasarkan data sampai dengan 31 Desember 2013, Perseroan merupakan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia yang tercatat di Bursa dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Setelah membuka rumah sakit yang pertama pada 1989, 25 tahun yang lalu, Perseroan kini menjalankan 11 rumah sakit dengan kapasitas 1.953 tempat tidur (termasuk 1.647 tempat tidur operasional) sampai dengan 30 September 2014. Perseroan mencatat 392.408 jumlah hari rawat inap dan menangani 1.571.744 kunjungan rawat jalan selama 2013. Jumlah tersebut sama dengan 39.240 hari rawat inap per rumah sakit dan 157.174 kunjungan rawat jalan per rumah sakit pada 2013. Perseroan berkembang dengan membangun rumah sakit baru, 7 rumah sakit baru telah dibuka sejak 2004, dan melalui ekspansi yang didorong meningkatnya permintaan pada rumah sakit yang telah ada. Pendapatan Perseroan tumbuh dari Rp 1.203,4 miliar pada 2011 menjadi Rp1.742,1 miliar pada 2013, dan EBITDA bertumbuh dari Rp 355,3 miliar pada 2011 menjadi Rp 591,0 miliar pada 2013 setara dengan CAGR 20,3% dan 29,0% pada masing-masing tahun tersebut. Pendapatan bersih meningkat sebesar CAGR 33,9% dari Rp229,8 miliar pada 2011 menjadi Rp417,1 miliar pada 2013. Perseroan percaya bahwa kualitas jasa dan kota dimana rumah sakit Perseroan berada, ditambah dengan meningkatnya permintaan jasa layanan kesehatan di kota tersebut, memungkinkan Perseroan meningkatkan pendapatan dan focus pada efisiensi kegiatan usaha. Rata-rata pada semua rumah sakit Perseroan, tingkat okupansi naik dari 58,6% pada 2011 menjadi 72,4% selama 2013. Perseroan percaya bahwa pendapatan per hari pasien Perseroan di antara yang tertinggi di Indonesia per tanggal Prospektus ini, dan oleh karena kegiatan usaha yang lebih efisien, Perseroan mencapai marjin EBITDA sebesar 31,4% pada sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. Pada 2013, Perseroan mencapai ROIC (Return on Invested Capital) atau pengembalian mosdal yang diinvestasikan sebesar 59,3%. Atas performa tersebut, Perseroan percaya menjadi salah satu rumah sakit dengan performa terbaik di Asia dan di atas perusahaan sejenis di Indonesia menurut Frost & Sullivan. b. Posisi yang kuat dan mapan di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya.

Perseroan merupakan rumah sakit swasta nomor satu dengan beragam jasa spesialis di Jabodetabek dan Surabaya berdasarkan jumlah rumah sakit pada 2013, menurut Frost & Sullivan. Sebanyak 10 dari 11 rumah sakit Perseroan terletak di, atau sekitar Jabodetabek dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia. Pada 2013, Jabodetabek dan Jawa Timur (dimana Surabaya adalah ibukotanya) mewakili 19% dari total populasi Indonesia dan berkontribusi 32% pada PDB Indonesia. Kedua daerah tersebut memiliki permintaan terkuat atas jasa layanan kesehatan swasta yang berkualitas, sejalan dengan kepadatan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Lebih penting lagi, tersedia lebih banyak tenaga professional layanan kesehatan pada kedua daerah tersebut. Menurut Frost & Sullivan, Jakarta memiliki 0,88 dokter per 1.000 orang pada 2013 dibandingkan dengan rata-rata 0,37 dokter per 1.000 orang pada seluruh Indonesia. Perseroan percaya bahwa fokus pada pasar yang menarik tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi per pasien dan peningkatan pemakaian fasilitas sehingga profitabilitas dan pendapatan menjadi semakin tinggi. Selain itu, Perseroan percaya bahwa kedua daerah tersebut memiliki pasar layanan kesehatan yang menarik yang memiliki perkembangan pesat permintaan jasa layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh faktor demografis dan makroekonomi pada kedua daerah tersebut. Hal itu terkait bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbesar keempat di dunia yang mengalami kenaikan jumlah masyarakat yang lebih makmur dan adanya tren penyakit akibat gaya hidup. Jumlah populasi yang menua (65 tahun ke atas) diproyeksi meningkat menjadi 21 juta pada 2025, hampir 8 juta lebih dari 2013, membuat Indonesia salah satu dari populasi yang paling cepat menua di Asia, menurut Frost & Sullivan. Perseroan percaya bahwa meningkatnya populasi yang menua akan membebani infrastruktur pelayanan kesehatan di Indonesia dan meningkatkan permintaan pelayanan medis seperti diagnosa, kuratif, rawat inap dan rawat jalan selama beberapa dekade mendatang.

158

c. Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.

Rumah sakit Perseroan terletak di lokasi yang strategis dimana terdapat target pasien. Pasien di daerah Jabodetabek dan Surabaya biasanya mengunjungi rumah sakit di dekat daerah tempat tinggal untuk menghindari kemacetan. Lokasi rumah sakit yang mudah dicapai mendorong jumlah pasien, karena banyak dari pasien bertempat tinggal dalam jarak dekat pada rumah sakit Perseroan. Sejak Perseroan berdiri, Perseroan memposisikan dirinya menjadi “mitra keluarga” di dalam komunitas. Fokus kegiatan usaha Perseroan adalah menyediakan jasa pelayanan kesehatan umum yang komprehensif kepada komunitas lokal. Rumah sakit Perseroan menyediakan jasa untuk pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, sehingga semua rumah sakit memiliki poliklinik, Unit Gawat Darurat (UGD), farmasi, diagnosis dan imaging, jasa laboratorium jasa rawat inap rumah sakit seperti pengobatan umum, bedah umum, dan Intensive Care unit (ICU). Menurut Frost & Sullivan, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI berdasarkan data per 31 Desember 2013 dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Perseroan menyediakan berbagai kelas tempat tidur, dari ruangan SVIP yang lebih mewah (kategori tertinggi ruangan privat untuk satu pasien, termasuk fasilitas kamar mandi, termasuk kamar presidential suites di beberapa rumah sakit), termasuk kamar presidential suites, sampai dengan ruangan kelas 3 yang biasanya memiliki delapan tempat tidur setiap ruangan, untuk melayani pasien yang lebih peduli dengan harga. Hal ini memungkinkan Perseroan menarik pasien dari seluruh lini pendapatan. Melalui layanan yang terfokus pada pasien, Perseroan menyediakan perawatan yang simpatik dan terpercaya. Perseroan menerima pengakuan yang tinggi pada area spesialisasi yang utama seperti angiografi, kardiologi, bedah syaraf, gastroenterologi, ortopedi, dan urologi. Selain itu, Perseroan percaya bahwa dengan banyaknya jumlah dokter yang bekerja secara penuh akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan pasien dibandingkan dengan rumah sakit lainnya. Selain itu komitmen Perseroan terhadap pasien dan komunitas dapat lebih diperkuat. Berbekal pengalaman dan kesuksesan Perseroan menjalankan rumah sakit yang mencakup segala jasa di komunitas lokal, Perseroan dapat menerapkan model usaha berbasis komunitas dan ekspansi secara cepat pada target pasar Perseroan. d. Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan

peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.

Perseroan memiliki rekam jejak kesuksesan dalam membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang beroperasi. Jumlah tempat tidur operasional meningkat lebih dari 2 kali dari 743 pada 31 Desember 2004 menjadi 1.647 pada 30 September 2014, sementara jumlah rumah sakit naik dari 5 menjadi 11 pada masing-masing tahun tersebut. Dalam pengembangan dan proses pembaharuan rumah sakit, Perseroan menggunakan pendekatan standar dalam hal desain, konstruksi, peningkatan kapasitas dan jasa medis yang disediakan. Perseroan biasanya menggunakan jasa insinyur, arsitek, kontraktor dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya bahwa cara tersebut membantu Perseroan memiliki manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien dan peningkatan kualitas perawatan medis, seperti, melalui penetapan standar proses dan jalur layanan kesehatan di seluruh rumah sakit dan berbagi cara kerja terbaik diantara rumah sakit Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak mempunyai hak milik atas tanah pada 10 rumah sakit dari 11 rumah sakit yang ada, dan pada saat ini Perseroan bermaksud untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit baru pada tanah yang dimiliki Entitas Anak Perseroan. Properti rumah sakit yang dimiliki sendiri memungkinkan Perseroan memiliki kegiatan usaha yang berkesinambungan dalam jangka panjang dan marjin keuntungan yang lebih stabil. Perseroan memiliki tim dan metodologi yang terbukti untuk membuat keputusan investasi dan memilih lokasi untuk pembukaan rumah sakit baru. Perseroan mengikuti strategi ekspansi yang didorong oleh permintaan yang sesuai dengan kondisi dimana ketersediaan tenaga professional medis terbatas. Selain itu, Perseroan biasanya membuka rumah sakit baru dengan pengeluaran modal awal yang lebih rendah, dengan kapasitas 70-100 tempat tidur dan meningkatkan kapasitas secara bertahap. Secara historis untuk rumah sakit baru, Perseroan biasanya mencapai EBITDA positif dalam waktu tiga sampai enam bulan setelah pembukaan dan biasanya mencapai titik impas laba bersih dalam satu tahun setelah pembukaan. Perseroan bisa mencapai hal tersebut dengan, antara lain: menerapkan pengalaman Perseroan dari rumah sakit yang ada, mentransfer peralatan dari rumah sakit yang telah ada untuk mengurangi beban depresiasi pada rumah sakit baru, dan mencapai tinggi okupansi dengan pembukaan secara bertahap pada daerah yang memiliki banyak permintaan jasa pelayanan Perseroan. Pada saat tingkat okupansi di rumah sakit mencapai angka tertentu dan Perseroan memiliki jumlah tenaga ahli medis yang memadai,

159

c. Perseroan percaya bahwa Perseroan merupakan penyedia rumah sakit komunitas terbaik dengan layanan rumah sakit yang komprehensif dan bidang spesialis yang diutamakan.

Rumah sakit Perseroan terletak di lokasi yang strategis dimana terdapat target pasien. Pasien di daerah Jabodetabek dan Surabaya biasanya mengunjungi rumah sakit di dekat daerah tempat tinggal untuk menghindari kemacetan. Lokasi rumah sakit yang mudah dicapai mendorong jumlah pasien, karena banyak dari pasien bertempat tinggal dalam jarak dekat pada rumah sakit Perseroan. Sejak Perseroan berdiri, Perseroan memposisikan dirinya menjadi “mitra keluarga” di dalam komunitas. Fokus kegiatan usaha Perseroan adalah menyediakan jasa pelayanan kesehatan umum yang komprehensif kepada komunitas lokal. Rumah sakit Perseroan menyediakan jasa untuk pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, sehingga semua rumah sakit memiliki poliklinik, Unit Gawat Darurat (UGD), farmasi, diagnosis dan imaging, jasa laboratorium jasa rawat inap rumah sakit seperti pengobatan umum, bedah umum, dan Intensive Care unit (ICU). Menurut Frost & Sullivan, Perseroan merupakan rumah sakit multi-spesialis swasta terbesar di Indonesia dalam hal volume pasien jika dibandingkan dengan rumah sakit-rumah sakit multi-spesialis swasta di Indonesia yang tercatat di BEI berdasarkan data per 31 Desember 2013 dan terbesar kedua dalam hal jumlah tempat tidur. Perseroan menyediakan berbagai kelas tempat tidur, dari ruangan SVIP yang lebih mewah (kategori tertinggi ruangan privat untuk satu pasien, termasuk fasilitas kamar mandi, termasuk kamar presidential suites di beberapa rumah sakit), termasuk kamar presidential suites, sampai dengan ruangan kelas 3 yang biasanya memiliki delapan tempat tidur setiap ruangan, untuk melayani pasien yang lebih peduli dengan harga. Hal ini memungkinkan Perseroan menarik pasien dari seluruh lini pendapatan. Melalui layanan yang terfokus pada pasien, Perseroan menyediakan perawatan yang simpatik dan terpercaya. Perseroan menerima pengakuan yang tinggi pada area spesialisasi yang utama seperti angiografi, kardiologi, bedah syaraf, gastroenterologi, ortopedi, dan urologi. Selain itu, Perseroan percaya bahwa dengan banyaknya jumlah dokter yang bekerja secara penuh akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan pasien dibandingkan dengan rumah sakit lainnya. Selain itu komitmen Perseroan terhadap pasien dan komunitas dapat lebih diperkuat. Berbekal pengalaman dan kesuksesan Perseroan menjalankan rumah sakit yang mencakup segala jasa di komunitas lokal, Perseroan dapat menerapkan model usaha berbasis komunitas dan ekspansi secara cepat pada target pasar Perseroan. d. Pertumbuhan yang disiplin dan efisien dalam biaya melalui kombinasi pengembangan rumah sakit baru dan

peningkatan kapasitas rumah sakit yang ada.

Perseroan memiliki rekam jejak kesuksesan dalam membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang beroperasi. Jumlah tempat tidur operasional meningkat lebih dari 2 kali dari 743 pada 31 Desember 2004 menjadi 1.647 pada 30 September 2014, sementara jumlah rumah sakit naik dari 5 menjadi 11 pada masing-masing tahun tersebut. Dalam pengembangan dan proses pembaharuan rumah sakit, Perseroan menggunakan pendekatan standar dalam hal desain, konstruksi, peningkatan kapasitas dan jasa medis yang disediakan. Perseroan biasanya menggunakan jasa insinyur, arsitek, kontraktor dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya bahwa cara tersebut membantu Perseroan memiliki manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien dan peningkatan kualitas perawatan medis, seperti, melalui penetapan standar proses dan jalur layanan kesehatan di seluruh rumah sakit dan berbagi cara kerja terbaik diantara rumah sakit Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak mempunyai hak milik atas tanah pada 10 rumah sakit dari 11 rumah sakit yang ada, dan pada saat ini Perseroan bermaksud untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit baru pada tanah yang dimiliki Entitas Anak Perseroan. Properti rumah sakit yang dimiliki sendiri memungkinkan Perseroan memiliki kegiatan usaha yang berkesinambungan dalam jangka panjang dan marjin keuntungan yang lebih stabil. Perseroan memiliki tim dan metodologi yang terbukti untuk membuat keputusan investasi dan memilih lokasi untuk pembukaan rumah sakit baru. Perseroan mengikuti strategi ekspansi yang didorong oleh permintaan yang sesuai dengan kondisi dimana ketersediaan tenaga professional medis terbatas. Selain itu, Perseroan biasanya membuka rumah sakit baru dengan pengeluaran modal awal yang lebih rendah, dengan kapasitas 70-100 tempat tidur dan meningkatkan kapasitas secara bertahap. Secara historis untuk rumah sakit baru, Perseroan biasanya mencapai EBITDA positif dalam waktu tiga sampai enam bulan setelah pembukaan dan biasanya mencapai titik impas laba bersih dalam satu tahun setelah pembukaan. Perseroan bisa mencapai hal tersebut dengan, antara lain: menerapkan pengalaman Perseroan dari rumah sakit yang ada, mentransfer peralatan dari rumah sakit yang telah ada untuk mengurangi beban depresiasi pada rumah sakit baru, dan mencapai tinggi okupansi dengan pembukaan secara bertahap pada daerah yang memiliki banyak permintaan jasa pelayanan Perseroan. Pada saat tingkat okupansi di rumah sakit mencapai angka tertentu dan Perseroan memiliki jumlah tenaga ahli medis yang memadai,

Perseroan akan bergerak ke tahap selanjutnya dengan meningkatkan kapasitas dan jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Dalam jangka panjang, Perseroan dapat meningkatkan penggunaan ruangan atau ekspansi dengan menambah lantai apabila Perseroan memutuskan bahwa peningkatan kapasitas tersebut diperlukan dan kondisi-kondisi lain memungkinkan. Pendekatan yang disiplin dalam pembukaan rumah sakit baru dan peningkatan profitabilitas yang cepat memungkinkan Perseroan memiliki arus kas yang kuat sehingga Perseroan tidak perlu bergantung pada pendanaan eksternal. Selama beberapa tahun terakhir semua pembukaan rumah sakit baru, termasuk pembelian tanah, menggunakan pendanaan internal. Sebagai contoh, Perseroan membuka RSMK Depok pada 2008, yang berkembang pesat dengan tingkat okupansi rawat inap naik dari 36,2% pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2008 menjadi 63,6% untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013. Kapasitas tempat tidur maksimum naik dari 91 tempat tidur untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2008 menjadi 137 tempat tidur per 31 Desember 2009, menjadi 167 tempat tidur per 31 Desember 2010 dan menjadi 178 tempat tidur per 31 Desember 2013, jumlah tempat tidur operasional meningkat dari 91 tempat tidur per 31 Desember 2008, sampai pada 137 tempat tidur per 31 Desember 2009, sampai pada 167 tempat tidur per 31 Desember 2010 dan sampai pada 168 tempat tidur per 31 Desember 2013 dan jumlah kunjungan rawat jalan naik dari 18.004 pada 2008 menjadi 94.251 pada 2009, menjadi 145.928 pada 2010 dan menjadi 161.273 pada 2013. RSMK Depok mencapai EBITDA positif setelah tiga bulan berjalan dan laba bersih dalam satu tahun. RSMK Cikarang, yang dibuka pada tahun 2010, juga bertumbuh cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat okupansi rawat inap yang naik dari 45,9% pada 2011, menjadi 51,1% pada 2009, menjadi 57,2% pada 2010 dan menjadi 79,4% pada 2013. Kunjungan rawat jalan juga naik dari 48.699 kunjungan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi 92.943 kunjungan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013. Perseroan membuka RSMK Cibubur pada tahun 2011, yang juga tumbuh pesat dilihat dari tingkat okupansi rawat inap yang naik dari 31,3% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang menjadi 68,5% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Kunjungan rawat jalan juga naik dari 41.664 kunjungan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi 104.957 kunjungan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Perseroan telah memperbarui kualitas jasa pelayanan terus-menerus pada setiap rumah sakit sejak pembukaannya dimana hal ini sangat berperan pada kesuksesan rumah sakit tersebut. RSMK Kenjeran baru dibuka di Surabaya pada bulan Juni 2014, dan apabila telah menerima semua izin yang diperlukan, Perseroan berencana membuka satu rumah sakit baru lagi, yakni RSMK Kalideres, di Jakarta Barat pada pertengahan tahun pertama 2015. Perseroan berharap untuk mengembangkan rumah sakit tersebut dengan metode yang sama dengan RSMK Depok, RSMK Cikarang dan RSMK Cibubur. e. Pengakuan yang tinggi dan kesetiaan pelanggan atas brand Perseroan dibangun dengan fasilitas bertaraf

internasional dan pelayanan medis yang berkualitas tinggi selama bertahun-tahun.

Perseroan percaya bahwa brand Mitra Keluarga berkaitan dengan penyediaan jasa medis yang komprehensif, pelayanan medis yang berkualitas dengan biaya yang efisien oleh dokter, perawat dan tenaga ahli medis lain yang handal dengan menggunakan peralatan modern di rumah sakit Perseroan yang memiliki standar higienis tinggi. Perseroan percaya bahwa reputasi Perseroan diakui di Indonesia karena Perseroan memiliki kerjasama dengan lebih dari 400 perusahaan asuransi dan perusahaan korporasi, termasuk hubungan Perseroan dengan perusahaan asuransi terbesar di Indonesia dan korporasi terbesar di Indonesia. Pada 2011, 2012, 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, lebih dari 93% dari pendaftaran rawat inap berasal dari pasien yang pernah dirawat sebelumnya, sementara lebih dari 88% kunjungan rawat jalan berasal dari pasien yang pernah mengunjungi sebelumnya. Hal ini dipercaya menunjukkan loyalitas pasien. Selain itu, Perseroan menawarkan Kartu Anggota Mitra yang memberikan diskon kepada pemegang kartu untuk banyak jenis jasa yang disediakan di rumah sakit Perseroan, yang dapat menambah loyalitas pelanggan. Per tanggal Prospektus ini, Perseroan memiliki lebih dari 9.000 pasien yang terdaftar dalam program Kartu Anggota Mitra. Perseroan juga percaya bahwa rumah sakit Perseroan menawarkan fasilitas dengan kualitas tinggi, dan dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan layanan yang berkualitas tinggi. Perseroan mengkaji status peralatan medis secara berkala, dengan fokus pada tingkat penggunaan, case dan biaya peralatan pada setiap rumah sakit dan bertujuan untuk terus meningkatkan fasilitas dan teknologi dalam mengikuti kemajuan teknologi, dan Perseroan bertujuan untuk mendapatkan dan memperbaharui peralatan medis utama apabila diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dan kemampuan Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan menggunakan peralatan dari pemasok terkemuka internasional, seperti General Electric, yang adalah pemasok utama alat imaging Perseroan, dan termasuk dalam perawatan peralatan secara teratur di masa depan. Perseroan berkomitmen untuk menyediakan jasa medis berkualitas tinggi kepada pasien dan mengambil langkah untuk memastikan standar kualitas yang konsisten di dalam jaringan rumah sakit Perseroan. Semua rumah sakit Perseroan, kecuali untuk RSMK Kenjeran yang baru dibuka pada Juni 2014, diakreditasi oleh, atau sedang dalam proses mendapatkan akreditasi (dalam hal ini RSMK Cibubur), atau sedang dalam proses melakukan perpanjangan atas akreditasinya (dalam hal

160

ini yakni, RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, RSMK Kelapa Gading, dan RSMK Surabaya) oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan badan akreditasi rumah sakit yang independen dan terdaftar di Kementerian Kesehatan Indonesia. Perseroan juga telah mengimplementasikan kerangka tata kelola klinis yang komprehensif pada empat komponen utama, yaitu memastikan kualifikasi sumber daya manusia, penilaian, dan penelaahan praktek medis yang berkelanjutan, manajemen risiko klinis, dan komitmen Perseroan untuk memberikan pendidikan klinis untuk dokter, perawat, dan tenaga ahli medis Perseroan lainnya. Sebagai contoh, sebagai bagian dari struktur organisasi, Perseroan telah membangun komite tenaga ahli medis dan perawat, yang bertugas menilai laporan manajemen rumah sakit setiap hari. Perseroan telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Indonesia WOW kategori Chain Hospital di Jabodetabek dari Penghargaan Brand Marketeers tahun 2014, Indonesia Brand Champion 2013 Gold Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta , Silver Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta dari Indonesia Brand Champion 2012, Marketeers Award Indonesia Brand Champion, 2011 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Jabodetabek), Brand Champion Bronze Award 2012 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Surabaya), RS Pendatang Baru Berprestasi dari Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia 2012, Indonesia Brand Champion 2011 dan Rumah Sakit paling direkomendasikan: Jabodetabek tahun 2011 dari Marketeers award. f. Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional kesehatan

yang berkualitas tinggi.

Ketersediaan untuk dokter dan tenaga ahli dalam pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki persaingan yang ketat, dan Perseroan percaya bahwa kemampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan dokter, dan tenaga ahli kesehatan, merupakan salah satu keunggulan kompetitif Perseroan. Perseroan menyediakan jenjang profesi yang menarik kepada dokter umum dan dokter lainnya serta dokter spesialis yang direkrut karena tingginya jumlah pasien di rumah sakit Perseroan, yang memungkinkan dokter-dokter di rumah sakit Perseroan untuk mengembangkan prakteknya dan kesempatan yang luas pelatihan yang lebih dalam dan memajukan karir. Perseroan berhasil mengembangkan jumlah tim medis dari 819 dokter (termasuk 695 dokter spesialis) pada 31 Desember 2011, menjadi 926 dokter (termasuk 778 dokter spesialis) pada 31 Desember 2013, dan menjadi 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis) pada 30 September 2014. Perseroan berfokus pada usaha perekrutan dokter umum dan dokter spesialis penuh-waktu atau tetap yang dipekerjakan langsung oleh Perseroan dimana paling sedikit bekerja selama 40 jam dalam satu minggu di rumah sakit Perseroan. Perseroan menawarkan skema bagi hasil bagi para dokter yang dipercayai memberikan kompensasi yang menarik dan terpercaya, yang memungkinkan Perseroan untuk merekrut dan mempertahankan dokter spesialis tersebut secara efektif. Untuk dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan paruh-waktu, Perseroan tidak membebankan biaya sewa untuk pemakaian fasilitas Perseroan, tapi mengambil sebagian dari imbal jasa konsultasi sampai dengan 25% dan sebagian dari imbal jasa prosedur atau bedah, sesuai dengan angka yang disetujui (di beberapa rumah sakit), yang mungkin mencapai 15% dari imbal jasa yang dikenakan pada pasien. Dokter umum dan dokter ruang UGD, ICU dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan dibayarkan gaji dan bonus. Selain itu, dokter-dokter tersebut berhak atas sebagian dari biaya konsultasi yang dibebankan pada pasien, yang berkisar 40%-50% sementara rumah sakit menyimpan sisa dari biaya tersebut dan dan dicatat sebagai pendapatan.Perseroan percaya bahwa skema bagi hasil tersebut bersama dengan jumlah pasien yang tinggi dapat menarik dokter untuk tetap berkomitmen kepada rumah sakit Perseroan, karena kepentingan yang sama antara dokter dan rumah sakit. Selain itu, Perseroan berinvestasi terus di dalam pengembangan profesi dan kemajuan dokter Perseroan melalui pelatihan yang berkelanjutan, pembinaan dan program beasiswa Perseroan menawarkan dokter kesempatan dalam memajukan karir sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajerial di rumah sakit dan menyediakan dokter lain dengan pelatihan dan dukungan finansial untuk mengembangkan keahlian dalam beberapa bidang spesialis. Perseroan juga menawarkan beasiswa kepada kandidat dokter yang berprospek tinggi. Lebih lanjut, Perseroan percaya bahwa faktor-faktor tersebut diatas, dikombinasikan dengan hubungan Perseroan dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis di rumah sakit Perseroan yang sudah berjalan lama, yang bahkan banyak mereka bahkan memulai karir di rumah sakit Perseroan, membuat tingkat retensi dokter yang tinggi, sebesar lebih dari 90% untuk dokter (termasuk dokter spesialis dan dokter umum) pada 2013. Jumlah mayoritas dokter umum yang meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan studi kembali bekerja di rumah sakit Perseroan, bergantung kepada kebutuhan dokter pada saat tersebut. Perseroan percaya dalam menarik tenaga ahli kesehatan dengan mendidik dan menyediakan pelatihan dan suasana yang mendukung dalam proses belajar dan mencari pengalaman. Perseroan bertujuan menyediakan fasilitas kerja dengan teknologi tinggi kepada tenaga professional layanan kesehatan. Perseroan menyediakan pelatihan formal dan informal dan mendorong proses pembinaan dokter junior, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya.

161

ini yakni, RSMK Bekasi Barat, RSMK Bekasi Timur, RSMK Kelapa Gading, dan RSMK Surabaya) oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang merupakan badan akreditasi rumah sakit yang independen dan terdaftar di Kementerian Kesehatan Indonesia. Perseroan juga telah mengimplementasikan kerangka tata kelola klinis yang komprehensif pada empat komponen utama, yaitu memastikan kualifikasi sumber daya manusia, penilaian, dan penelaahan praktek medis yang berkelanjutan, manajemen risiko klinis, dan komitmen Perseroan untuk memberikan pendidikan klinis untuk dokter, perawat, dan tenaga ahli medis Perseroan lainnya. Sebagai contoh, sebagai bagian dari struktur organisasi, Perseroan telah membangun komite tenaga ahli medis dan perawat, yang bertugas menilai laporan manajemen rumah sakit setiap hari. Perseroan telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Indonesia WOW kategori Chain Hospital di Jabodetabek dari Penghargaan Brand Marketeers tahun 2014, Indonesia Brand Champion 2013 Gold Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta , Silver Award Rumah Sakit paling direkomendasikan di Jakarta dari Indonesia Brand Champion 2012, Marketeers Award Indonesia Brand Champion, 2011 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Jabodetabek), Brand Champion Bronze Award 2012 Rumah Sakit paling direkomendasikan (Surabaya), RS Pendatang Baru Berprestasi dari Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia 2012, Indonesia Brand Champion 2011 dan Rumah Sakit paling direkomendasikan: Jabodetabek tahun 2011 dari Marketeers award. f. Kemampuan yang telah terbukti dalam menarik dan mempertahankan dokter-dokter dan profesional kesehatan

yang berkualitas tinggi.

Ketersediaan untuk dokter dan tenaga ahli dalam pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki persaingan yang ketat, dan Perseroan percaya bahwa kemampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan dokter, dan tenaga ahli kesehatan, merupakan salah satu keunggulan kompetitif Perseroan. Perseroan menyediakan jenjang profesi yang menarik kepada dokter umum dan dokter lainnya serta dokter spesialis yang direkrut karena tingginya jumlah pasien di rumah sakit Perseroan, yang memungkinkan dokter-dokter di rumah sakit Perseroan untuk mengembangkan prakteknya dan kesempatan yang luas pelatihan yang lebih dalam dan memajukan karir. Perseroan berhasil mengembangkan jumlah tim medis dari 819 dokter (termasuk 695 dokter spesialis) pada 31 Desember 2011, menjadi 926 dokter (termasuk 778 dokter spesialis) pada 31 Desember 2013, dan menjadi 976 dokter (termasuk 832 dokter spesialis) pada 30 September 2014. Perseroan berfokus pada usaha perekrutan dokter umum dan dokter spesialis penuh-waktu atau tetap yang dipekerjakan langsung oleh Perseroan dimana paling sedikit bekerja selama 40 jam dalam satu minggu di rumah sakit Perseroan. Perseroan menawarkan skema bagi hasil bagi para dokter yang dipercayai memberikan kompensasi yang menarik dan terpercaya, yang memungkinkan Perseroan untuk merekrut dan mempertahankan dokter spesialis tersebut secara efektif. Untuk dokter spesialis penuh-waktu atau tetap dan paruh-waktu, Perseroan tidak membebankan biaya sewa untuk pemakaian fasilitas Perseroan, tapi mengambil sebagian dari imbal jasa konsultasi sampai dengan 25% dan sebagian dari imbal jasa prosedur atau bedah, sesuai dengan angka yang disetujui (di beberapa rumah sakit), yang mungkin mencapai 15% dari imbal jasa yang dikenakan pada pasien. Dokter umum dan dokter ruang UGD, ICU dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan dibayarkan gaji dan bonus. Selain itu, dokter-dokter tersebut berhak atas sebagian dari biaya konsultasi yang dibebankan pada pasien, yang berkisar 40%-50% sementara rumah sakit menyimpan sisa dari biaya tersebut dan dan dicatat sebagai pendapatan.Perseroan percaya bahwa skema bagi hasil tersebut bersama dengan jumlah pasien yang tinggi dapat menarik dokter untuk tetap berkomitmen kepada rumah sakit Perseroan, karena kepentingan yang sama antara dokter dan rumah sakit. Selain itu, Perseroan berinvestasi terus di dalam pengembangan profesi dan kemajuan dokter Perseroan melalui pelatihan yang berkelanjutan, pembinaan dan program beasiswa Perseroan menawarkan dokter kesempatan dalam memajukan karir sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajerial di rumah sakit dan menyediakan dokter lain dengan pelatihan dan dukungan finansial untuk mengembangkan keahlian dalam beberapa bidang spesialis. Perseroan juga menawarkan beasiswa kepada kandidat dokter yang berprospek tinggi. Lebih lanjut, Perseroan percaya bahwa faktor-faktor tersebut diatas, dikombinasikan dengan hubungan Perseroan dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis di rumah sakit Perseroan yang sudah berjalan lama, yang bahkan banyak mereka bahkan memulai karir di rumah sakit Perseroan, membuat tingkat retensi dokter yang tinggi, sebesar lebih dari 90% untuk dokter (termasuk dokter spesialis dan dokter umum) pada 2013. Jumlah mayoritas dokter umum yang meninggalkan rumah sakit untuk melanjutkan studi kembali bekerja di rumah sakit Perseroan, bergantung kepada kebutuhan dokter pada saat tersebut. Perseroan percaya dalam menarik tenaga ahli kesehatan dengan mendidik dan menyediakan pelatihan dan suasana yang mendukung dalam proses belajar dan mencari pengalaman. Perseroan bertujuan menyediakan fasilitas kerja dengan teknologi tinggi kepada tenaga professional layanan kesehatan. Perseroan menyediakan pelatihan formal dan informal dan mendorong proses pembinaan dokter junior, perawat, dan tenaga ahli medis lainnya.

Perseroan percaya bahwa Perseroan sukses dalam merekrut dokter berkualitas karena reputasi Perseroan di dalam pasar bersama dengan keterlibatan dokter senior Perseroan, termasuk yang sudah memegang posisi di fakultas kedokteran, dalam merekomendasikan dan mendorong kandidat berkualitas untuk bergabung dengan Perseroan. Perseroan merekrut perawat dari akademi dan institusi keperawatan di Indonesia, dan usaha Perseroan dalam merekrut diperkuat dengan afiliasi Perseroan dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mitra Keluarga yang merupakan institusi pendidikan swasta yang lebih tinggi khusus di bidang kesehatan yang berlokasi di Bekasi dan sedang dalam proses mendapatkan akreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di STIKES, banyak dari pelajar yang dibebaskan dari biaya akademis dan beberapa diberikan upah tetap untuk biaya hidup. Untuk pelajar-pelajar tersebut, Perseroan membutuhkan mereka untuk bekerja pada Perseroan selama beberapa waktu setelah kelulusan. Sekitar 90% lulusan APMK (Akademi Perawat Mitra Keluarga), yang merupakan insititusi pendahulu STIKES milik Perseroan, masuk bekerja di rumah sakit Perseroan setiap tahunnya. Terlebih lagi, Perseroan menyediakan beasiswa untuk sekitar 40% sampai dengan 50% pelajar. g. Tim manajemen yang handal dengan rekam jejak yang sangat baik dan memiliki kemampuan eksekusi yang

handal.

Perseroan percaya bahwa dengan pengalaman, kedalaman, dan keberagaman dari tim manajemen Perseroan adalah sebuah keuntungan di dalam industri pelayanan kesehatan yang bervariasi dan berubah-ubah. Tim manajemen Perseroan yang berpengalaman terdiri dari tenaga ahli kesehatan, staff administrasi pelayanan kesehatan dan tenaga ahli. Dari 13 anggota tim manajemen utama, 11 merupakan dokter yang berkualifikasi yang terlibat langsung dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang cara menjalankan rumah sakit, dan pengalaman bekerja dengan dokter lain. Beberapa anggota tim manajemen utama Perseroan, termasuk Direktur Utama, Direktur Operasional dan direktur-direktur rumah sakit Perseroan, telah bekerja di Perseroan selama paling sedikit 10 tahun dan memiliki pengalaman rata-rata selama 15 tahun di dalam industri pelayanan kesehatan. Rekam jejak manajemen ditunjukkan ketika membawa Perseroan melewati krisis keuangan Asia pada tahun 1998 dan juga dari rekam jejak profitabilitas di seluruh rumah sakit yang baru dibangun dalam waktu satu tahun beroperasi. 3. STRATEGI USAHA Ke depannya, Perseroan fokus dalam mengembangkan usaha dan meningkatkan pangsa pasar serta profitabilitas usahanya. Perseroan percaya akan dapat memenuhi target tersebut dengan strategi di bawah ini: a. Melanjutkan pengembangan rumah sakit baru di daerah tertentu untuk penetrasi pasar dan memacu

pertumbuhan keuntungan yang optimal.

Perseroan saat ini berencana untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit baru di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dan Perseroan berharap untuk membuka tujuh rumah sakit baru sampai pada akhir 2019 di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya, bergantung pada permintaan layanan yang kami berikan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis lainnya dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lainnya. Perseroan membuka RSMK Kenjeran di Surabaya pada Juni 2014 dan, apabila semua izin yang diperlukan telah diterima, Perseroan akan membuka RSMK Kalideres di Jakarta Barat yang diharapkan akan dibuka pertengahan tahun pertama 2015. Perseroan berencana membangun satu rumah sakit pada 2016 dan dua rumah sakit pada 2017. Selain itu, Perseroan telah memperoleh 65.755 meter persegi lahan agregat di Jakarta selatan dan timur untuk pembangunan 4 rumah sakit di masa depan. Perseroan juga memiliki rencana untuk memperoleh lahan tambahan Jakarta selatan, timur dan barat membuka 2 rumah sakit lagi. Kriteria pengembangan Perseroan dan pendekatan standar terhadap rumah sakit Perseroan mendukung strategi ekspansi yang didorong permintaan, yang cocok dengan kondisi dimana ketersediaan tenaga professional medis terbatas. Perseroan percaya bahwa strategi ekspansi yang didorong oleh permintaan lebih cocok karena ketersediaan tenaga profesional medis terbatas. Strategi pertumbuhan Perseroan secara organik juga mengurangi resiko membayar terlalu tinggi dan kehilangan tenaga profesional medis. Selain itu, ekspansi Perseroan didukung oleh kapasitas keuangan dan arus kas bersih yang kuat dari rumah sakit yang telah ada, sehingga lebih dapat berkelanjutan.

162

b. Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.

Selain pengembangan melalui penambahan jumlah rumah sakit pada jaringan Perseroan, Perseroan berencana melanjutkan peningkatan pendapatan dari rumah sakit yang telah ada. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas mayoritas rumah sakit dengan menambah lantai bangunan atau merubah ruangan yang telah ada untuk diisi dengan tempat tidur tambahan, atau kombinasi dari kedua cara. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. c. Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.

Pada tahun-tahun terakhir Perseroan telah memperbanyak penyediaan pelayanan kesehatan seperti angiografi, endoskopi, dan laparoskopi, yang dapat berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat okupansi rawat inap, pendapatan rata-rata per kunjungan rawat inap, pendapatan rata-rata per hari rawat inap, kunjungan rawat jalan dan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan. Tempat tidur ICU, rawatan Intermediate / neonatal ICU / ICU pediatrik meningkat dari 132 pada 2011 menjadi 137 pada 2012, 139 pada 2013 dan 167 per 30 September 2014. Perseroan melaksanakan 20.305 pembedahan dan operasi pada 2011 yang meningkat menjadi 22.037 pada 2012 dan 23.923 pada 2013 serta 18.302 pembedahan dalam sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Perseroan berencana memperluas pelayanan pada rumah sakit Perseroan dan lebih menyediakan pelayanan premium, seperti angioplasti, endoscopi dan laparoscopi. Perseroan percaya bahwa strategi ini dapat meningkatkan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Terlebih lagi, Perseroan yakin akan posisinya yang tepat untuk memperluas jasa kepada anggota keluarga dan teman pasien yang sudah ada atau mencakup jumlah pasien yang lebih besar melalui rekomendasi internal. Perseroan juga sedang mengimplementasikan beberapa cara untuk menurunkan ALoS guna menambah pendapatan dari jumlah hari pasien. Intensitas yang meninggi dari diagnosa awal dan pemakaian Integrated Patient Units ("IPUs") atau Unit Pasien Terintegrasi, tim dokter dengan beberapa bidang spesialis, akan dimanfaatkan untuk memberikan hasil yang lebih baik dan efisien bagi pasien. Selain itu, sebagai bagian dari fokus dalam menurunkan ALoS, sebagai contoh, pendaftaran ke bagian Kebidanan & Kandungan dibatasi sampai 3 hari untuk paket khusus kelahiran. d. Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang

ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.

Perseroan berencana untuk memanfaatkan skala ekonomi guna mendapatkan posisi tawar menawar yang lebih besar dalam perolehan dan peningkatan jasa pelayanan bersama antara rumah sakit Perseroan. Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi obat, perlengkapan dan peralatan medis yang diperoleh dari semua rumah sakit Perseroan. Proses standarisasi memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam operasi dan meningkatkan efisiensi serta memberikan daya tawar yang lebih besar dengan sejumlah pemasok. Sebagai hasilnya, Perseroan mampu untuk memperoleh harga dan persyaratan lain yang lebih baik dari pemasok. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Hal ini membantu Perseroan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Perseroan berencana untuk melanjutkan proses standarisasi ini dan mengembangkan cara-cara memperoleh stok untuk mendapatkan daya guna yang lebih besar dan efisien. Perseroan berencana melanjutkan pengembangan sistem manajemen informasi rumah sakit yang terhubung satu sama lain untuk memfasilitasi arus kerja sejak pendaftaran pasien hingga pasien keluar dari rumah sakit. Sistem ini akan mengintegrasikan beberapa jaringan subsistem, termasuk data dan images, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lainnya, sampai pada 2018. Perseroan juga sedang mengimplementasikan sumber data yang terhubung antar rumah sakit untuk menyimpan catatan medis dan informasi lainnya, yang akan menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi. Agar dapat selalu mengukur kemajuan, Perseroan berencana menyempurnakan KPI atau Indikator Kinerja Utama dan peningkatan arus informasi antara bagian-bagian dari sistem manajemen KPI (seperti catatan medis elektronik, penagihan, farmasi). Perseroan berencana memberikan hasil dari peningkatan manajemen KPI dengan karyawan selama pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja dan kontrol internal.

163

b. Terus bertumbuh dengan meningkatkan kapasitas pelayanan yang disediakan pada rumah sakit yang telah ada.

Selain pengembangan melalui penambahan jumlah rumah sakit pada jaringan Perseroan, Perseroan berencana melanjutkan peningkatan pendapatan dari rumah sakit yang telah ada. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas mayoritas rumah sakit dengan menambah lantai bangunan atau merubah ruangan yang telah ada untuk diisi dengan tempat tidur tambahan, atau kombinasi dari kedua cara. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas pada rumah sakit yang telah ada, sebanyak 386 tempat tidur dalam 5 tahun melalui perubahan ruangan, penambahan lantai, dan perubahan konfigurasi kamar, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. c. Meningkatkan intensitas pendapatan melalui penawaran medis yang lebih canggih dan kompleks.

Pada tahun-tahun terakhir Perseroan telah memperbanyak penyediaan pelayanan kesehatan seperti angiografi, endoskopi, dan laparoskopi, yang dapat berkontribusi terhadap meningkatnya tingkat okupansi rawat inap, pendapatan rata-rata per kunjungan rawat inap, pendapatan rata-rata per hari rawat inap, kunjungan rawat jalan dan pendapatan rata-rata per kunjungan rawat jalan. Tempat tidur ICU, rawatan Intermediate / neonatal ICU / ICU pediatrik meningkat dari 132 pada 2011 menjadi 137 pada 2012, 139 pada 2013 dan 167 per 30 September 2014. Perseroan melaksanakan 20.305 pembedahan dan operasi pada 2011 yang meningkat menjadi 22.037 pada 2012 dan 23.923 pada 2013 serta 18.302 pembedahan dalam sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014. Perseroan berencana memperluas pelayanan pada rumah sakit Perseroan dan lebih menyediakan pelayanan premium, seperti angioplasti, endoscopi dan laparoscopi. Perseroan percaya bahwa strategi ini dapat meningkatkan tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko yang rendah. Terlebih lagi, Perseroan yakin akan posisinya yang tepat untuk memperluas jasa kepada anggota keluarga dan teman pasien yang sudah ada atau mencakup jumlah pasien yang lebih besar melalui rekomendasi internal. Perseroan juga sedang mengimplementasikan beberapa cara untuk menurunkan ALoS guna menambah pendapatan dari jumlah hari pasien. Intensitas yang meninggi dari diagnosa awal dan pemakaian Integrated Patient Units ("IPUs") atau Unit Pasien Terintegrasi, tim dokter dengan beberapa bidang spesialis, akan dimanfaatkan untuk memberikan hasil yang lebih baik dan efisien bagi pasien. Selain itu, sebagai bagian dari fokus dalam menurunkan ALoS, sebagai contoh, pendaftaran ke bagian Kebidanan & Kandungan dibatasi sampai 3 hari untuk paket khusus kelahiran. d. Terus mendayagunakan skala ekonomi dan menyempurnakan efisiensi operasi melalui model bisnis yang

ramping serta penyempurnaan sistem IT yang dimiliki Perseroan.

Perseroan berencana untuk memanfaatkan skala ekonomi guna mendapatkan posisi tawar menawar yang lebih besar dalam perolehan dan peningkatan jasa pelayanan bersama antara rumah sakit Perseroan. Perseroan telah melaksanakan proses standarisasi obat, perlengkapan dan peralatan medis yang diperoleh dari semua rumah sakit Perseroan. Proses standarisasi memungkinkan Perseroan untuk mengurangi jumlah produk yang digunakan dalam operasi dan meningkatkan efisiensi serta memberikan daya tawar yang lebih besar dengan sejumlah pemasok. Sebagai hasilnya, Perseroan mampu untuk memperoleh harga dan persyaratan lain yang lebih baik dari pemasok. Untuk mayoritas pemasok obat-obatan di rumah sakit, Perseroan bernegosiasi terkait syarat dan ketentuan, termasuk harga dengan pemasok utama untuk keseluruhan grup rumah sakit yang memungkinkan seluruh rumah sakit Perseroan memesan langsung, namun tetap mendapatkan harga terbaik melalui skala ekonomis. Hal ini membantu Perseroan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Perseroan berencana untuk melanjutkan proses standarisasi ini dan mengembangkan cara-cara memperoleh stok untuk mendapatkan daya guna yang lebih besar dan efisien. Perseroan berencana melanjutkan pengembangan sistem manajemen informasi rumah sakit yang terhubung satu sama lain untuk memfasilitasi arus kerja sejak pendaftaran pasien hingga pasien keluar dari rumah sakit. Sistem ini akan mengintegrasikan beberapa jaringan subsistem, termasuk data dan images, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lainnya, sampai pada 2018. Perseroan juga sedang mengimplementasikan sumber data yang terhubung antar rumah sakit untuk menyimpan catatan medis dan informasi lainnya, yang akan menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi. Agar dapat selalu mengukur kemajuan, Perseroan berencana menyempurnakan KPI atau Indikator Kinerja Utama dan peningkatan arus informasi antara bagian-bagian dari sistem manajemen KPI (seperti catatan medis elektronik, penagihan, farmasi). Perseroan berencana memberikan hasil dari peningkatan manajemen KPI dengan karyawan selama pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja dan kontrol internal.

e. Melanjutkan untuk merekrut dan mempertahankan para dokter penuh-waktu atau tetap yang berkualitas tinggi.

Perseroan berkeyakinan sebagai perusahaan pemberi kerja yang paling dicari oleh para dokter dan Perseroan berencana untuk terus memperkuat reputasi dalam hal tersebut. Perseroan percaya bahwa dengan merekrut, melatih, dan mempertahankan dokter penuh-waktu atau tetap merupakan kunci sukses Perseroan. Perseroan berencana untuk terus memperbarui peralatan dan fasilitas untuk mengikuti kemajuan teknologi dan juga melatih dokter-dokter Perseroan dalam menggunakan teknologi tersebut. Perseroan percaya bahwa ilmu dan kepiawaian para dokter akan berkembang jika terus dilatih. Hal ini akan memungkinkan para dokter untuk melayani pasien dengan lebih efektif dan menambah tingkat kepuasan kerja dokter. Perseroan juga akan terus memperluas hubungan dengan perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, yang akan menambah akses dokter pada lebih banyak pasien. Perseroan juga akan melanjutkan promosi dokter dan pelayanan mereka melalui aktivitas pemasaran konsumen, seperti seminar pendidikan kesehatan dan program yang mencapai komunitas, yang dapat mengembangkan reputasi Perseroan dan dokter Perseroan di dalam komunitas tersebut. Perseroan juga terus menjalin hubungan yang baik dengan universitas dan memanfaatkan jaringan dokter Perseroan yang telah ada untuk memperoleh akses ke para calon dokter yang memiliki talenta tinggi. Meskipun sejumlah besar dokter Perseroan merupakan dokter penuh-waktu atau tetap, Perseroan akan terus meningkatkan proporsi jumlah dokter penuh-waktu atau tetap melalui cara-cara tersebut diatas dan dengan memberikan insentif pada para dokter untuk bekerja lebih lama pada rumah sakit Perseroan. 4. RUMAH SAKIT PERSEROAN Perseroan, melalui Entitas Anak, pada saat ini memiliki dan menjalankan 11 rumah sakit dengan berbagai layanan spesialis. Peta Pulau Jawa berikut menggambarkan lokasi rumah sakit Perseroan:

164

Tabel di bawah ini menyajikan informasi terkait Rumah Sakit Perseroan per 30 September 2014: Greater Jakarta Surabaya Tegal

RSMK Bekasi Barat

RSMK Bekasi Timur

RSMK Cikarang

RSMK Kelapa Gading

RS Mitra

Kemayoran

RSMK Depok

RSMK Cibubur

RSMK Surabaya

RSMK Waru

RSMK Kenjeran

RSMK Tegal Total

Mulai beroperasi ..................... 1993 2004 2010 2002 1998 2008 2011 1999 2009 2014 - Tahun akuisisi ........................ - - - - - - - - - - 2009 Kelas Rumah Sakit................. B B B B B C C B B C C Kapasitas Tempat Tidur ......... 272 290 145 167 166 174 107 184 122 202 120 1.953 Tempat Tidur Operasional ..... 272 243 90 163 166 172 99 138 122 85 97 1,647

SVIP .................................. 4 2 1 4 4 3 3 4 2 2 2 31 VIP .................................... 26 17 8 37 37 26 21 24 24 18 26 264 Kelas 1 ............................. 26 32 18 20 36 30 16 26 20 16 8 248 Kelas 2 ............................. 131 78 21 27 34 39 15 29 18 8 12 412 Kelas 3 .............................. 56 90 28 27 31 50 23 35 41 20 20 421 Lain-lainnya ....................... 29 24 14 48 24 24 21 20 17 21 29 271

Staf Medis: Dokter Umum .................... 16 15 10 18 20 13 9 14 17 7 5 144 Dokter Spesialis Penuh-Waktu/Tetap..................... 28 23 15 19 19 19 10 9 6 8 7

163

Dokter Spesialis Paruh-Waktu ............................... 54 51 26 120 93 44 44 79 69 30 59

669

Perawat ............................. 405 358 147 313 272 269 164 257 211 96 146 2,638 Staf Penunjang Medis ..... 149 126 62 137 120 111 84 101 81 41 51 1,063

Pelayanan Umum: Laboratorium .................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Obat ................................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Radiologi .......................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Unit Gawat Darurat (UGD) ............................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Unit Perawatan Intensif (ICU) ................................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pelayanan Spesialis: Anestesiologi ................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Dermatologi ...................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bedah Umum ................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Penyakit Dalam ................ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rehabilitasi Medis ............ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Bedah Saraf ..................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kebidanan dan Kandungan ....................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pediatrik ........................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pulmonologi (Paru-Paru) . √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Urologi .............................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Gigi ................................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Konsultan Nutrisi .............. √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Oftalmologi (Mata) ........... √ √ √ √ √ √ √ √ √ Orthopedi (Tulang) .......... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Psikiatri (Jiwa) .................. √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ Bedah Plastik dan Bedah Rekonstruksi .................... √ √ - √ √ √ √ √ √ √ -

Endoskopi √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ Jantung dan Pembuluh Darah ............................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

-

Nefrologi (Ginjal) ............. √ - - √ √ √ √ √ √ - - Onkologi .......................... √ √ - √ √ √ - √ √ - - Psikologi ........................... √ √ - √ - √ √ √ - - - Akupunktur √ √ - √ √ - - - - - √ Diabetes dan Tiroid .......... √ √ - √ √ - - - - - - Hematologi ...................... - - - √ √ - - √ √ - - Kesuburan ........................ √ - - √ √ - - - - - - Payudara .......................... √ - - - √ - - - - - - Terapi Pelangsingan dan Olahraga Kesehatan ........ √ - - - √

- √

-

- -

-

Alergi dan Immunologi ..... - - - - - - - - - - - Kaki Pediatrik ................... - - - √ - - - - - - - Bedah Pediatrik ............... - - - √ √ - - - - - - Gangguan Tidur…………………. - - - - -

- - - - -

-

165

Tabel di bawah ini menyajikan informasi terkait Rumah Sakit Perseroan per 30 September 2014: Greater Jakarta Surabaya Tegal

RSMK Bekasi Barat

RSMK Bekasi Timur

RSMK Cikarang

RSMK Kelapa Gading

RS Mitra

Kemayoran

RSMK Depok

RSMK Cibubur

RSMK Surabaya

RSMK Waru

RSMK Kenjeran

RSMK Tegal Total

Mulai beroperasi ..................... 1993 2004 2010 2002 1998 2008 2011 1999 2009 2014 - Tahun akuisisi ........................ - - - - - - - - - - 2009 Kelas Rumah Sakit................. B B B B B C C B B C C Kapasitas Tempat Tidur ......... 272 290 145 167 166 174 107 184 122 202 120 1.953 Tempat Tidur Operasional ..... 272 243 90 163 166 172 99 138 122 85 97 1,647

SVIP .................................. 4 2 1 4 4 3 3 4 2 2 2 31 VIP .................................... 26 17 8 37 37 26 21 24 24 18 26 264 Kelas 1 ............................. 26 32 18 20 36 30 16 26 20 16 8 248 Kelas 2 ............................. 131 78 21 27 34 39 15 29 18 8 12 412 Kelas 3 .............................. 56 90 28 27 31 50 23 35 41 20 20 421 Lain-lainnya ....................... 29 24 14 48 24 24 21 20 17 21 29 271

Staf Medis: Dokter Umum .................... 16 15 10 18 20 13 9 14 17 7 5 144 Dokter Spesialis Penuh-Waktu/Tetap..................... 28 23 15 19 19 19 10 9 6 8 7

163

Dokter Spesialis Paruh-Waktu ............................... 54 51 26 120 93 44 44 79 69 30 59

669

Perawat ............................. 405 358 147 313 272 269 164 257 211 96 146 2,638 Staf Penunjang Medis ..... 149 126 62 137 120 111 84 101 81 41 51 1,063

Pelayanan Umum: Laboratorium .................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Obat ................................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Radiologi .......................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Unit Gawat Darurat (UGD) ............................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Unit Perawatan Intensif (ICU) ................................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pelayanan Spesialis: Anestesiologi ................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Dermatologi ...................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bedah Umum ................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Penyakit Dalam ................ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Rehabilitasi Medis ............ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Bedah Saraf ..................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kebidanan dan Kandungan ....................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pediatrik ........................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pulmonologi (Paru-Paru) . √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Urologi .............................. √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Gigi ................................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Konsultan Nutrisi .............. √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ Oftalmologi (Mata) ........... √ √ √ √ √ √ √ √ √ Orthopedi (Tulang) .......... √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Psikiatri (Jiwa) .................. √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ Bedah Plastik dan Bedah Rekonstruksi .................... √ √ - √ √ √ √ √ √ √ -

Endoskopi √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ Jantung dan Pembuluh Darah ............................... √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

-

Nefrologi (Ginjal) ............. √ - - √ √ √ √ √ √ - - Onkologi .......................... √ √ - √ √ √ - √ √ - - Psikologi ........................... √ √ - √ - √ √ √ - - - Akupunktur √ √ - √ √ - - - - - √ Diabetes dan Tiroid .......... √ √ - √ √ - - - - - - Hematologi ...................... - - - √ √ - - √ √ - - Kesuburan ........................ √ - - √ √ - - - - - - Payudara .......................... √ - - - √ - - - - - - Terapi Pelangsingan dan Olahraga Kesehatan ........ √ - - - √

- √

-

- -

-

Alergi dan Immunologi ..... - - - - - - - - - - - Kaki Pediatrik ................... - - - √ - - - - - - - Bedah Pediatrik ............... - - - √ √ - - - - - - Gangguan Tidur…………………. - - - - -

- - - - -

-

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011

DATA OPERASIONAL PERSEROAN Data Operasi JumlahRumah Sakit……………………………………………… 11 10 10 10 Kapasitas tempat tidur di akhir periode….. ………………….. 1.953 1.547 1.543 1.552 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ........................ 1.647 1.484 1.489 1.484 Tenaga Medis Dokter Umum(2)…………………………………………………… 144 148 137 124 Dokter Spesialis Penuh-Waktu(3)……………………………….. 163 150 149 142 Dokter Spesialis Paruh-Waktu(3)………………………………... 669 628 580 553 Perawat……………………………………………………………. 2.638 2.660 2.349 1.990 Staf Medis Lainnya……………………………………………….. 1.063 1.031 973 888 Rawat Inap Pendaftaran Rawat Inap(4)…….…………………………………. 80.968 105.604 96.062 87.536 Jumlah hari pasien(5)……………………………………………... 293.439 392.408 350.757 317.295 Tingkat Okupansi(6) ........................................................................ 65,3% 72,4% 64,4% 58,6% Average length of stay / ALoS (hari)(7) ........................................... 3,6 3,7 3,7 3,6 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap

(Rp ribu) (8) ................................................................................. 11.832 11.106 10.327 9,347

Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(9) (Rp ribu) .....................................................................................

3.265 2.989 2.828 2.579

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan........................................................................ 1.214.663 1.571.744 1.476.149 1.314.163 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (10) ................................................. 419 362 327 293

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Mewakili dokter yang dipekerjakan oleh Perseroan, termasuk dokter umum, dokter unit gawat darurat, dokter ICU, dan dokter

laboratorium. (3) Dokter spesialis biasanya dokter independen, tidak diperkerjakan langsung oleh Perseroan. Dokter spesialis penuh-waktu berkerja

paling sedikit 40 jam per minggu dan dokter spesialis paruh-waktu bekerja kurang dari 40 jam per minggu. (4) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (5) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit. (6) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(7) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (9) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (10) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. Rumah sakit umum di Indonesia diklasifikasi menjadi Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Kelas B, Rumah Sakit Kelas C, dan Rumah Sakit Kelas D oleh Menteri Kesehatan. Klasifikasi tersebut berdasarkan layanan, sumber daya manusia, fasilitas, infrastruktur dan peralatan rumah sakit. Izin pendirian dan operasional rumah sakit kelas A dikeluarkan oleh Direktorat Umum Jasa Layanan Medis di bawah Kementerian Kesehatan Indonesia, sementara izin untuk kelas rumah sakit yang lain dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Rumah sakit kelas A biasanya adalah rumah sakit umum pemerintah. Rumah sakit kelas B dan C secara umum adalah rumah sakit swasta yang dibedakan berdasarkan, di antara lain, variasi jasa medis sub-spesialis yang disediakan. Rumah sakit Perseroan menyediakan beberapa jenis kamar yang dapat dipilih oleh pasien berdasarkan harga dan kebutuhan pasien. Jenis kamar yang disediakan dapat dikategorikan sebagai berikut:

SVIP : kamar pasien pribadi dengan layanan terbaik dilengkapi dengan kamar mandi termasuk kamar presidential suites.

VIP : satu tempat tidur per kamar, termasuk kamar mandi pada beberapa kamar; Kelas 1 : kamar dengan dua tempat tidur per kamar; Kelas 2 : kamar dengan empat tempat tidur per kamar; Kelas 3 : kamar dengan delapan tempat tidur per kamar;

166

Kamar lainnya terdiri dari kategori sebagai berikut:

- Pediatrik : kamar untuk anak-anak dengan tempat tidur yang biasanya berkisar dari satu sampai empat tempat tidur per kamar;

- ICU (Intensive Care Unit)/ NICU(Neonatal Intensive Care Unit)/ PICU(Pediatric Intenstive Care Unit)

: kamar pada unit perawatan intensif; kamar pada unit perawatan intensif neonatal; kamar pada unit perawatan intensif pediatrik

- Intermediate : kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terlalu sakit untuk rawat inap umum, tetapi tidak perlu perawatan yang intensif (ICU);

- Isolation : kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terjangkit penyakit menular.

Perseroan menyesuaikan perbedaan dari jenis dan tarif kamar pada rumah sakit Perseroan secara periodik berdasarkan permintaan pada area dimana rumah sakit berlokasi. Para dokter yang merawat pasien di rumah sakit Perseroan adalah dokter umum, dokter spesialis penuh-waktu atau tetap atau dokter spesialis paruh-waktu. Dokter umum serta dokter untuk UGD, unit rawat intensif, dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan Perseroan juga membayar gaji, maupun bonus. Selain itu, para dokter tersebut juga mendapatkan sejumlah persentase yang berkisar antara 40% hingga 50% dari imbal jasa konsultasi yang dikenakan kepada pasien, sementara itu Perseroan mendapatkan sebagian lainnya dari imbal jasa konsultasi tersebut yang diakui sebagai pendapatan. Dokter spesialis di Indonesia pada umumnya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit serta diperbolehkan bekerja sesuai lisensi yang dimilikinya untuk bekerja pada paling banyak pada tiga rumah sakit terpisah. Dokter spesialis tetap bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan sedangkan dokter spesialis paruh-waktu bekerja lebih sedikit. Untuk dokter spesialis tetap dan dokter spesialis paruh-waktu, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa dalam penggunaan fasilitas Perseroan namun dalam situasi tertentu, Perseroan mengenakan persentase tertentu dari pasien sesuai kesepakatan atas imbalan jasa paling tinggi 25% dan persentase tertentu sesuai kesepakatan imbalan jasa untuk bedah atau prosedur (di rumah sakit Perseroan tertentu) yang bisa mencapai 15% dari imbalan jasa yang dikenakan pada pasien dan Perseroan juga memperoleh penghasilan melalui layanan tambahan termasuk layanan laboratorium dan farmasi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat masing-masing rumah sakit Perseroan dimulai dari rumah sakit di Jabodetabek dan diikuti oleh rumah sakit di Surabaya lalu rumah sakit di Tegal. RSMK Bekasi Barat RSMK Bekasi Barat menyediakan layanan rumah sakit umum dan juga sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri, urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, kesuburan, akupunktur, bedah plastik/bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, payudara, nefrologi, dan onkologi. RSMK Bekasi Barat terletak di Jl Jendral Ahmad Yani, Bekasi Barat dan berdiri di atas lahan seluas 10.081 m2. Rumah Bekasi Barat mulai beroperasi sejak 1993 dan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2008 pada 2009 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), lembaga akreditasi rumah sakit independen terdaftar di Departemen Kesehatan, pada 2012. Per tanggal 31 Desember 2013, rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 272 yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 98 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 427 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas maksimal tempat tidur operasional sebanyak 272 dokter umum dan 98 dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu), serta 405 perawat.

167

Kamar lainnya terdiri dari kategori sebagai berikut:

- Pediatrik : kamar untuk anak-anak dengan tempat tidur yang biasanya berkisar dari satu sampai empat tempat tidur per kamar;

- ICU (Intensive Care Unit)/ NICU(Neonatal Intensive Care Unit)/ PICU(Pediatric Intenstive Care Unit)

: kamar pada unit perawatan intensif; kamar pada unit perawatan intensif neonatal; kamar pada unit perawatan intensif pediatrik

- Intermediate : kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terlalu sakit untuk rawat inap umum, tetapi tidak perlu perawatan yang intensif (ICU);

- Isolation : kamar dengan tempat tidur untuk pasien yang terjangkit penyakit menular.

Perseroan menyesuaikan perbedaan dari jenis dan tarif kamar pada rumah sakit Perseroan secara periodik berdasarkan permintaan pada area dimana rumah sakit berlokasi. Para dokter yang merawat pasien di rumah sakit Perseroan adalah dokter umum, dokter spesialis penuh-waktu atau tetap atau dokter spesialis paruh-waktu. Dokter umum serta dokter untuk UGD, unit rawat intensif, dan laboratorium dipekerjakan oleh Perseroan dan Perseroan juga membayar gaji, maupun bonus. Selain itu, para dokter tersebut juga mendapatkan sejumlah persentase yang berkisar antara 40% hingga 50% dari imbal jasa konsultasi yang dikenakan kepada pasien, sementara itu Perseroan mendapatkan sebagian lainnya dari imbal jasa konsultasi tersebut yang diakui sebagai pendapatan. Dokter spesialis di Indonesia pada umumnya independen dan tidak dipekerjakan secara langsung oleh rumah sakit serta diperbolehkan bekerja sesuai lisensi yang dimilikinya untuk bekerja pada paling banyak pada tiga rumah sakit terpisah. Dokter spesialis tetap bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit Perseroan sedangkan dokter spesialis paruh-waktu bekerja lebih sedikit. Untuk dokter spesialis tetap dan dokter spesialis paruh-waktu, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa dalam penggunaan fasilitas Perseroan namun dalam situasi tertentu, Perseroan mengenakan persentase tertentu dari pasien sesuai kesepakatan atas imbalan jasa paling tinggi 25% dan persentase tertentu sesuai kesepakatan imbalan jasa untuk bedah atau prosedur (di rumah sakit Perseroan tertentu) yang bisa mencapai 15% dari imbalan jasa yang dikenakan pada pasien dan Perseroan juga memperoleh penghasilan melalui layanan tambahan termasuk layanan laboratorium dan farmasi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat masing-masing rumah sakit Perseroan dimulai dari rumah sakit di Jabodetabek dan diikuti oleh rumah sakit di Surabaya lalu rumah sakit di Tegal. RSMK Bekasi Barat RSMK Bekasi Barat menyediakan layanan rumah sakit umum dan juga sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri, urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, kesuburan, akupunktur, bedah plastik/bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, payudara, nefrologi, dan onkologi. RSMK Bekasi Barat terletak di Jl Jendral Ahmad Yani, Bekasi Barat dan berdiri di atas lahan seluas 10.081 m2. Rumah Bekasi Barat mulai beroperasi sejak 1993 dan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2008 pada 2009 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit), lembaga akreditasi rumah sakit independen terdaftar di Departemen Kesehatan, pada 2012. Per tanggal 31 Desember 2013, rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 272 yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 98 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 427 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas maksimal tempat tidur operasional sebanyak 272 dokter umum dan 98 dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu), serta 405 perawat.

Tabel berikut menunjukan statistik tertentu terhadap kegiatan usaha RSMK Bekasi Barat pada tanggal dan periode tersebut di bawah ini:

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 272 272 272 283 Jumlah tempat tidur operasional(1)di akhir periode ........................ 272 272 272 283 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 14.545 19.896 19.008 18.805 Jumlah hari pasien(3) 53.678 74.124 71.296 69.163 Tingkat Okupansi(4) ........................................................................ 72.3% 74,7% 71,6% 67,0% Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ 3,7 3,7 3,8 3,7 Pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap (Rp

ribu) (6) 8.675

7.877 7.308 6.901 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) 2.351

2.114 1.948 1.876 Jumlah pendapatan pasien rawat inap (Rp juta) 126.184 156.715 138.920 129.765

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 209.012 288.868 301.063 254.360 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 424 277 247 267 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 88.638 80.011 74.441 67.979 Data Keuangan Tertentu Pendapatan (Rp juta) ...................................................................................... 214.822 236.726 213.361 197.744 Laba Bruto (Rp juta) ........................................................................................ 96.441 90.520 78.463 76.925 Laba Usaha (Rp juta ) .................................................................................... 87.530 51.409 42.221 38.658 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Bekasi Timur RSMK Bekasi Timur menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, akupunktur, dan diabetes, tiroid, dan onkologi. RSMK Bekasi Timur terletak di Jl Raya Pengasinan Rawa Semut, Margahayu, Bekasi Timur dan berdiri di atas lahan seluas 12.264 m2. Rumah sakit tersebut mulai beroperasi pada 2004 dan memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2008 pada 2009, dan sertifikat akreditasi terbaru yang diberikan oleh KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Bekasi Timur memiliki kapasitas sebanyak 227 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi, dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 342 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 290 tempat tidur dengan 243 tempat tidur operasional, 89 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 358 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Bekasi Timur menjadi 290 tempat tidur dengan menambahkan 4 tempat tidur operasional di kuartal empat 2014, 15 tempat tidur operasional masing-masing pada 2015 dan 2016, serta 13 tempat tidur operasional pada 2017, dengan mengubah ruangan yang digunakan saat ini sebagai ruang administrasi menjadi kamar tidur pasien bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

168

Tabel berikut menunjukan statistik tertentu terhadap kegiatan usaha RSMK Bekasi Timur pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini:

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 290 227 227 227 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 243 227 227 227 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 12.531 17.142 15.669 14.111 Jumlah hari pasien(3) 45.857 63.845 56.596 50.628 Tingkat Okupansi(4) ....................................................................... 69,1% 77,1% 68,1% 61,1% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,7 3,7 3,6 3,6 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap

(Rp ribu) (6) ................................................................................. 10.275 9.522 8.636 8.032 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap (7)

(Rp ribu) ..................................................................................... 2.808 2.557 2.391 2.239

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 128.761 163.230 135.322 113.340

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 144.182 190.803 180.310 174.605 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 477 431 386 356 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ...................................... 68.715 82.162 69.676 62.243 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 197.476 245.392 204.998 175.583 Laba Bruto ........................................................................................................ 91.975 114.879 90.538 79.544 Laba Usaha ...................................................................................................... 67.231 83.366 64.943 53.671

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Cikarang RSMK Cikarang menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), serta jantung dan pembuluh darah. RSMK Cikarang terletak di Jl Industri Raya, Lemah Abang, Cikarang dan berdiri di atas lahan seluas 11.301 m2. RSMK Cikarang mulai beroperasi pada 2010 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 77 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi , dan memiliki tenaga kerja sebanyak 49 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 148 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 145 dengan 90 tempat tidur operasional, 51 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 147 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cikarang menjadi sekitar 145 tempat tidur pada akhir 2017 dengan menambahkan 20 tempat tidur operasional pada 2015, 20 tempat tidur operasional pada 2016, dan 15 tempat tidur operasional pada 2017 dengan mengubah ruang administrasi yang ada menjadi kamar tidur pasien, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

169

Tabel berikut menunjukan statistik tertentu terhadap kegiatan usaha RSMK Bekasi Timur pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini:

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 290 227 227 227 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 243 227 227 227 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 12.531 17.142 15.669 14.111 Jumlah hari pasien(3) 45.857 63.845 56.596 50.628 Tingkat Okupansi(4) ....................................................................... 69,1% 77,1% 68,1% 61,1% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,7 3,7 3,6 3,6 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap

(Rp ribu) (6) ................................................................................. 10.275 9.522 8.636 8.032 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap (7)

(Rp ribu) ..................................................................................... 2.808 2.557 2.391 2.239

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 128.761 163.230 135.322 113.340

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 144.182 190.803 180.310 174.605 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 477 431 386 356 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ...................................... 68.715 82.162 69.676 62.243 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 197.476 245.392 204.998 175.583 Laba Bruto ........................................................................................................ 91.975 114.879 90.538 79.544 Laba Usaha ...................................................................................................... 67.231 83.366 64.943 53.671

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Cikarang RSMK Cikarang menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), serta jantung dan pembuluh darah. RSMK Cikarang terletak di Jl Industri Raya, Lemah Abang, Cikarang dan berdiri di atas lahan seluas 11.301 m2. RSMK Cikarang mulai beroperasi pada 2010 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 77 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi , dan memiliki tenaga kerja sebanyak 49 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 148 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 145 dengan 90 tempat tidur operasional, 51 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 147 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cikarang menjadi sekitar 145 tempat tidur pada akhir 2017 dengan menambahkan 20 tempat tidur operasional pada 2015, 20 tempat tidur operasional pada 2016, dan 15 tempat tidur operasional pada 2017 dengan mengubah ruang administrasi yang ada menjadi kamar tidur pasien, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Cikarang pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini:

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011

Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 145 77 77 77 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 90 77 77 77 Pendaftaran rawat inap23) .............................................................. 5.557 6.546 5.694 4.025 Jumlah hari pasien(3) 19.261 22.315 19.861 12.903 Tingkat Okupansi(4) ........................................................................ 78,4% 79,4% 70,5% 45,9% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ............................................ 3,5 3,4 3,5 3,2 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) .......................................................................... 8.730 7.738 7.343 6.337 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) ........................................................................... 2.519 2.270 2.105 1.977 Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ..................... 48.515 50.652 41.808 25.507 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 81.435 92.943 72.965 48.699 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 332 274 251 220 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 27.058 25.424 18.307 10.733 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 75.573 76.076 60.115 36.240 Laba Bruto ....................................................................................................... 36.708 35.847 26.263 15.252 Laba Usaha ..................................................................................................... 23.136 18.888 12.618 6.189

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode

tersebut. RSMK Kelapa Gading RSMK Kelapa Gading menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan, dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, kesuburan, akupuntur, bedah kosmetik/bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, hematologi, nefrologi(ginjal), onkolgi, kaki pediatrik, dan bedah pediatrik. RSMK Kelapa Gading juga memiliki pusat kaki pediatrik yang memberikan pelayanan kepada anak-anak dengan kelainan bawaan dan masalah pediatri terkait lainnya. RSMK Kelapa Gading terletak di Jl Bukit Gading Raya Kav. 2, Kelapa Gading, Jakarta dan berdiri di atas lahan seluas 19.608 m2. Rumah sakit tersebut mulai beroperasi pada 2002 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2007 serta sertifikat akreditasi terbaru yang dari KARS pada tahun 2011. Per 31 Desember 2013, rumah sakit tersebut memiliki kapasitas sebanyak 161 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 157 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 331 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 167 dengan 163 tempat tidur operasional, 157 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 313 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Kelapa Gading menjadi 200 tempat tidur dengan menambahkan (jumlah bersih) 2 tempat tidur operasional pada akhir 2015, 15 tempat tidur operasional pada 2016, 10 tempat tidur operasional masing-masing pada 2016 dan 2017, dengan menambahkan satu lantai bangunan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

170

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kelapa Gading pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 167 161 164 164 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 163 161 164 164 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 8.666 11.102 10.605 10.416 Jumlah hari pasien(3) 33.779 45.078 41.387 40.642 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 75,9% 76,7% 69,0% 67,9% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,9 4,1 3,9 3,9 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 17.707 18.001 16.986 14.819 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 4.543 4.433 4.352 3.798 Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 153.452 199.843 180.133 154.359 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 183.360 240.389 237.290 229.611 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 539 501 443 370 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 98.758 120.540 105.128 84.941 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 252.210 320.383 285.261 239.300 Laba Bruto ........................................................................................................ 104.335 135.014 117.230 95.967 Laba Usaha ...................................................................................................... 75.009 104.500 87.277 69.492

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RS Mitra Kemayoran RS Mitra Kemayoran menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, kesuburan, akupuntur, bedah plastik / bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, hematologi, alergi dan imunologi, payudara, nefrologi, onkologi, gangguan tidur, dan terapi pelangsingan dan olahraga kesehatan. RS Mitra Kemayoran terletak di Jl HBR Motik (Landas Pacu Timur), Kemayoran, Jakarta dan berdiri di atas lahan seluas 8.634 m2. RS Mitra Kemayoran mulai beroperasi pada 1998 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2012, dan sertifikat akreditasi terbaru ydari KARS pada 2013. Per 31 Desember 2013, RS Mitra Kemayoran memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 166 yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 123 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) serta 269 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 166, 132 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 272 perawat. Perseroan (melalui PT Karyasukses Mandiri) tidak memiliki tanah dimana RS Mitra Kemayoran berada berdasarkan perjanjian kontrak yang telah ditandatangani dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia, telah memberikan hak bagi PT Karyasukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas Perseroan pada tanah tersebut untuk jangka waktu tertentu, Berdasarkan perjanjian tersebut. Perseroan diwajibkan untuk membayar sejumlah persentase dari pendapatan dan laba bersih setelah pajak secara tahunan.

171

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kelapa Gading pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 167 161 164 164 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 163 161 164 164 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 8.666 11.102 10.605 10.416 Jumlah hari pasien(3) 33.779 45.078 41.387 40.642 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 75,9% 76,7% 69,0% 67,9% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,9 4,1 3,9 3,9 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 17.707 18.001 16.986 14.819 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 4.543 4.433 4.352 3.798 Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 153.452 199.843 180.133 154.359 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 183.360 240.389 237.290 229.611 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 539 501 443 370 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 98.758 120.540 105.128 84.941 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ...................................................................................................... 252.210 320.383 285.261 239.300 Laba Bruto ........................................................................................................ 104.335 135.014 117.230 95.967 Laba Usaha ...................................................................................................... 75.009 104.500 87.277 69.492

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RS Mitra Kemayoran RS Mitra Kemayoran menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, kesuburan, akupuntur, bedah plastik / bedah rekonstruksi, diabetes dan tiroid, hematologi, alergi dan imunologi, payudara, nefrologi, onkologi, gangguan tidur, dan terapi pelangsingan dan olahraga kesehatan. RS Mitra Kemayoran terletak di Jl HBR Motik (Landas Pacu Timur), Kemayoran, Jakarta dan berdiri di atas lahan seluas 8.634 m2. RS Mitra Kemayoran mulai beroperasi pada 1998 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2012, dan sertifikat akreditasi terbaru ydari KARS pada 2013. Per 31 Desember 2013, RS Mitra Kemayoran memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 166 yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 123 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) serta 269 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 166, 132 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 272 perawat. Perseroan (melalui PT Karyasukses Mandiri) tidak memiliki tanah dimana RS Mitra Kemayoran berada berdasarkan perjanjian kontrak yang telah ditandatangani dengan pemilik tanah, Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia, telah memberikan hak bagi PT Karyasukses Mandiri untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas Perseroan pada tanah tersebut untuk jangka waktu tertentu, Berdasarkan perjanjian tersebut. Perseroan diwajibkan untuk membayar sejumlah persentase dari pendapatan dan laba bersih setelah pajak secara tahunan.

Tabel berikut menunjukkan statistik kegiatan usaha RS Mitra Kemayoran pada tanggal dan periode tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 166 166 166 166 Jumlah tempat tidur operasional(1)di akhir periode ........................ 166 166 166 166 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 7.541 9.715 10.219 9.386 Jumlah hari pasien(3) 29.534 39.124 36.377 33.387 Tingkat okupansi(4)......................................................................... 65,2% 64,6% 59,9% 55,1% Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ 3,9 4,0 3,6 3,6 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6).......................................................................... 15.128 14.301 11.951 10.818 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu)........................................................................... 3.863 3.551 3.357 3.041

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ..................... 114.078 138.937 122.131 101.538

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 131.747 177.653 173.158 168.263 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 492 462 443 364 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 64.760 82.097 76.780 61.180 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 178.838 221.034 198.910 162.718 Laba Bruto ....................................................................................................... 76.212 91.446 81.688 56.533 Laba Usaha ..................................................................................................... 41.001 50.061 46.821 26.033

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode

tersebut. RSMK Depok RSMK Depok menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya, anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, psikologi, bedah plastik/bedah rekonstruksi, nefrologi dan onkologi. RSMK Depok terletak di Jl Margonda Raya, Pancoran Mas, Depok dan berdiri di atas lahan seluas 11.999 m2. RSMK Depok mulai beroperasi pada 2008 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Depok memiliki kapasitas sebanyak 178 dengan 168 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 75 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 264 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur operasional sebanyak 203 dengan 172 tempat tidur operasional, 76 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 269 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Depok sebanyak 203 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 15 tempat tidur operasional pada 2015 dan 16 tempat tidur operasional pada 2016 dengan menambah lantai atas bangunan, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

172

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Depok pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... 178 178 178 178 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 172 168 172 172 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 9.365 11.169 10.020 10.586 Jumlah hari pasien(3) 31.874 38.990 34.522 36.483 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 67,9% 63,6% 54,8% 58,1% Average length of stay (hari)(5)....................................................... 3,4 3,5 3,4 3,4 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 10.333 9.930 8.497 7.195 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 3.036 2.844 2.466 2.088

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 96.769 110.905 85.137 76.167 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 129.987 161.273 141.922 155.033 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 452 410 379 264 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 58.753 66.074 53.782 40.892 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 155.522 176.979 138.919 117.059 Laba Bruto ....................................................................................................... 78.668 80.345 63.646 54.735 Laba Usaha ..................................................................................................... 54.166 56.686 42.644 33.053

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Cibubur RSMK Cibubur menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastic/bedah rekonstruksi nefrologi, psikologi dan dermatologi. RSMK Cibubur terletak di Jl Alternatif Cibubur (Transyogi), RT002/RW009, Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna Cibubur dan berdiri di atas lahan seluas 9.815 m2. RSMK Cibubur mulai beroperasi pada 2011. Per 31 Desember 2013, RSMK Cibubur memiliki kapasitas sebanyak 107 tempat tidur dengan 84 tempat tidur yang telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 66 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 226 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 107 dengan 99 tempat tidur operasional, 63 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 164 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cibubur menjadi 126 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 15 tempat tidur operasional pada 2015 dan 12 tempat tidur operasional pada 2016, dengan menambah lantai bangunan, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

173

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Depok pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... 178 178 178 178 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 172 168 172 172 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 9.365 11.169 10.020 10.586 Jumlah hari pasien(3) 31.874 38.990 34.522 36.483 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 67,9% 63,6% 54,8% 58,1% Average length of stay (hari)(5)....................................................... 3,4 3,5 3,4 3,4 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 10.333 9.930 8.497 7.195 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 3.036 2.844 2.466 2.088

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 96.769 110.905 85.137 76.167 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 129.987 161.273 141.922 155.033 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 452 410 379 264 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) ..................................... 58.753 66.074 53.782 40.892 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 155.522 176.979 138.919 117.059 Laba Bruto ....................................................................................................... 78.668 80.345 63.646 54.735 Laba Usaha ..................................................................................................... 54.166 56.686 42.644 33.053

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Cibubur RSMK Cibubur menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastic/bedah rekonstruksi nefrologi, psikologi dan dermatologi. RSMK Cibubur terletak di Jl Alternatif Cibubur (Transyogi), RT002/RW009, Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna Cibubur dan berdiri di atas lahan seluas 9.815 m2. RSMK Cibubur mulai beroperasi pada 2011. Per 31 Desember 2013, RSMK Cibubur memiliki kapasitas sebanyak 107 tempat tidur dengan 84 tempat tidur yang telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 66 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 226 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 107 dengan 99 tempat tidur operasional, 63 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 164 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Cibubur menjadi 126 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 15 tempat tidur operasional pada 2015 dan 12 tempat tidur operasional pada 2016, dengan menambah lantai bangunan, tergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Cibubur pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... 107 107 107 107 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 99 84 82 70 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 5.411 6.252 5.203 2.552 Jumlah hari pasien(3) 18.369 21.008 17.098 7.999 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 68,0% 68,5% 57,0% 31,3% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,4 3,4 3,3 3,1 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 12.423 11.549 10.652 8.465 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 3.659 3.437 3.242 2.701

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 67.219 72.205 55.425 21.603

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ...................................................................... 92.736 104,957 88.616 41.664 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. 439 390 316 278 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) .................................... 40.709 40.973 28.014 11.585

Data Keuangan Tertentu

Pendapatan (Rp juta) ................................................................................. 107.928 113.178 83.439 33.188 Laba Bruto (Rp juta) ................................................................................... 46.593 48.428 36.634 13.046 Laba Usaha (Rp juta) ................................................................................ 29.663 30.155 21.718 2.235 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Surabaya RSMK Surabaya menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk untuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), urologi, orthopedik, jantung dan pembuluh darah, psikologi, bedah plastik dan bedah rekonstruksi, hematologi, nefrologi, dan onkologi. RSMK Surabaya terletak di Jl Satelit Indah II, Darmo Satelit, Surabaya dan berdiri di atas lahan seluas 10.542 m2. RSMK Surabaya mulai beroperasi pada 1999 dan memperoleh ISO 9001: 2008 pada 2011 dan sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada tahun 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Surabaya memiliki kapasitas sebanyak 140 tempat tidur yang beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 118 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 266 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 184 dengan 138 tempat tidur operasional, 102 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 257 perawat. Perseroan saat ini berencana meningkatkan jumlah tempat tidur operasional di RSMK Surabaya menjadi 184 tempat tidur pada akhir 2016 dengan menambahkan 2 tempat tidur operasional pada kuartal empat tahun 2014, 25 tempat tidur operasional pada 2015, dan 19 tempat tidur pada 2016, dengan mengubah konfigurasi ruangan pada rumah sakit untuk penambahan tempat tidur, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah memadai dan faktor-faktor lain.

174

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Surabaya pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 184 140 140 140 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 138 140 140 140 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 6.504 9.682 8.517 8.175 Jumlah hari pasien(3) 23.487 36.275 31.577 30.038 Tingkat okupansi(4)......................................................................... 62,3% 71,0% 61,6% 58,8% Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ 3,6 3,8 3,7 3,7 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6).......................................................................... 16.413 14.567 13.784 12.726 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu)........................................................................... 4.545 3.888 3.718 3.464

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ..................... 106.752 141.034 117.402 104.039 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 93.653 132.045 129.298 120.944 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 293 230 214 189 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 27.410 30.426 27.704 22.853 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 134.162 171.460 145.106 126.892 Laba Bruto ....................................................................................................... 46.457 62.228 46.179 36.332 Laba Usaha ..................................................................................................... 30.753 41.221 26.900 20.701 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut pada

periode tersebut. RSMK Waru RSMK Waru menawarkan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, psikiatri (jiwa), urologi, orthopedic (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastik dan bedah rekonstruksi, hematologi, nefrologi, onkologi. RSMK Waru terletak di Jl Jend. S. Parman No 8, Waru, Sidoarjo dan berdiri di atas lahan seluas 11.737 m2. RSMK Waru mulai beroperasi pada 2009 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Waru memiliki kapasitas sebanyak 122 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) dan 237 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 122 dengan 122 tempat tidur operasional, 92 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 211 perawat. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas tempat tidur RSMK Waru menjadi sekitar 156 tempat tidur sampai pada akhir 2016 dengan menambahkan 17 tempat tidur operasional pada 2015 dan 17 tempat tidur operasional pada 2016 dengan menambah satu lantai bangunan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

175

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Surabaya pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode .......................................... 184 140 140 140 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ....................... 138 140 140 140 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 6.504 9.682 8.517 8.175 Jumlah hari pasien(3) 23.487 36.275 31.577 30.038 Tingkat okupansi(4)......................................................................... 62,3% 71,0% 61,6% 58,8% Average length of stay / ALoS (hari)(5)............................................ 3,6 3,8 3,7 3,7 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6).......................................................................... 16.413 14.567 13.784 12.726 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu)........................................................................... 4.545 3.888 3.718 3.464

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) ..................... 106.752 141.034 117.402 104.039 Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ....................................................................... 93.653 132.045 129.298 120.944 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) .................................................. 293 230 214 189 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 27.410 30.426 27.704 22.853 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 134.162 171.460 145.106 126.892 Laba Bruto ....................................................................................................... 46.457 62.228 46.179 36.332 Laba Usaha ..................................................................................................... 30.753 41.221 26.900 20.701 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut pada

periode tersebut. RSMK Waru RSMK Waru menawarkan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan khusus lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, psikiatri (jiwa), urologi, orthopedic (tulang), jantung dan pembuluh darah, bedah plastik dan bedah rekonstruksi, hematologi, nefrologi, onkologi. RSMK Waru terletak di Jl Jend. S. Parman No 8, Waru, Sidoarjo dan berdiri di atas lahan seluas 11.737 m2. RSMK Waru mulai beroperasi pada 2009 dan memperoleh sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Waru memiliki kapasitas sebanyak 122 tempat tidur yang semuanya telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 85 dokter umum dan spesialis (termasuk spesialis paruh-waktu) dan 237 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 122 dengan 122 tempat tidur operasional, 92 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 211 perawat. Perseroan pada saat ini berencana meningkatkan kapasitas tempat tidur RSMK Waru menjadi sekitar 156 tempat tidur sampai pada akhir 2016 dengan menambahkan 17 tempat tidur operasional pada 2015 dan 17 tempat tidur operasional pada 2016 dengan menambah satu lantai bangunan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Waru pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini.

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode.......................................... 122 122 122 120 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 122 122 122 120 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 6.990 9.035 7.176 6.320 Jumlah hari pasien(3) 25.536 34.881 29.452 26.757 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 76,7% 78,3% 66,0% 61,1% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,7 3,9 4,1 4,2 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ribu) (6) ......................................................................... 13.067 12.790 12.243 11.036 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat

inap(7) (Rp ribu) .......................................................................... 3.577 3.313 2.983 2.607

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 91.336 115.558 87.853 69.746

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ...................................................................... 117.989 143.102 121.365 100.377 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. 212 206 179 177 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 25.033 29.519 21.756 17.730 Data Keuangan Tertentu Pendapatan ..................................................................................................... 116.369 145.077 109.609 87.476 Laba Bruto ....................................................................................................... 50.210 63.266 43.494 36.668 Laba Usaha ..................................................................................................... 36.000 46.619 29.057 22.950 Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. RSMK Kenjeran RSMK Kenjeran mulai beroperasi sejak akhir Juni 2014 dan menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, psikiatri (jiwa), urologi, ortopedi (tulang), dan bedah plastik/bedah rekonstruksi. RSMK Kenjeran terletak di Jl Kenjeran 506, Surabaya dan berdiri di atas lahan seluas 16.583 m2. Per 30 September 2014, RSMK Kenjeran memiliki kapasitas sebanyak 202 tempat tidur dengan 85 tempat tidur yang telah beroperasi dan memiliki tenaga kerja sebanyak 45 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 99 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Kenjeran menjadi 202 tempat tidur pada 2017 dengan menambahkan 20 tempat tidur operasional pada 2016, 22 tempat tidur operasional pada masin-masing tahun 2017 dam 2018, dan 20 tempat tidur operasional pada 2019 dengan menambah tempat tidur di ruangan yang belum digunakan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

176

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kenjeran pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode.......................................... 202 - - - Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 85 - - - Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 168 - - - Jumlah hari pasien(3) 574 - - - Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 7,2% - - - Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,4 - - - Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ‘000) (6) ........................................................................ 13.792 - - -

Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) ..........................................................................

4.037 - - -

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 2.317 - - - Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ..................................................... 2.236 - - - Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu)(8) ................................. 281 - - - Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 629 - - - Data Keuangan Tertentu Pendapatan .................................................................................... 2.946 - - - Laba Bruto ...................................................................................... (284) - - - Laba Usaha .................................................................................... (5.645) - - - Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.

RSMK Tegal RSMK Tegal menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), dan urologi. RSMK Tegal terletak di Jl Sipelem No 4, Kemandungon, Tegal Barat dan berdiri di atas lahan seluas 7.166 m2. RSMK Tegal diakuisisi oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat pada 2008 selama masa pembangunan dan mulai beroperasi pada tahun 2009, dan memiliki sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Tegal memiliki kapasitas sebanyak 97 dengan 67 tempat tidur yang telah beroperasidan memiliki tenaga kerja sebanyak 70 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 150 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 120 tempat tidur dengan 97 tempat tidur operasional, 71 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 146 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Tegal menjadi 120 tempat tidur pada 2016 dengan menambahkan kapasitas tempat tidur pada ruangan yang belum digunakan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

177

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Kenjeran pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini

Sembilan bulan 30 September

Tahun berakhir 31 Desember

2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode.......................................... 202 - - - Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 85 - - - Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 168 - - - Jumlah hari pasien(3) 574 - - - Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 7,2% - - - Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,4 - - - Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat

inap (Rp ‘000) (6) ........................................................................ 13.792 - - -

Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7) (Rp ribu) ..........................................................................

4.037 - - -

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 2.317 - - - Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan ..................................................... 2.236 - - - Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu)(8) ................................. 281 - - - Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) 629 - - - Data Keuangan Tertentu Pendapatan .................................................................................... 2.946 - - - Laba Bruto ...................................................................................... (284) - - - Laba Usaha .................................................................................... (5.645) - - - Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut.

RSMK Tegal RSMK Tegal menyediakan layanan rumah sakit umum dan sejumlah layanan spesialis lainnya termasuk anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), penyakit dalam, rehabilitasi medis, bedah saraf, kebidanan dan kandungan, pediatrik, pulmonologi, bedah umum, konsultan nutrisi, oftalmologi (mata), gigi, endoskopi, psikiatri (jiwa), dan urologi. RSMK Tegal terletak di Jl Sipelem No 4, Kemandungon, Tegal Barat dan berdiri di atas lahan seluas 7.166 m2. RSMK Tegal diakuisisi oleh Perseroan melalui PT Proteindo Karyasehat pada 2008 selama masa pembangunan dan mulai beroperasi pada tahun 2009, dan memiliki sertifikat akreditasi terbaru dari KARS pada 2012. Per 31 Desember 2013, RSMK Tegal memiliki kapasitas sebanyak 97 dengan 67 tempat tidur yang telah beroperasidan memiliki tenaga kerja sebanyak 70 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) serta 150 perawat. Per 30 September 2014, rumah sakit memiliki kapasitas sebanyak 120 tempat tidur dengan 97 tempat tidur operasional, 71 dokter umum dan dokter spesialis (termasuk dokter spesialis paruh-waktu) dan 146 perawat. Perseroan pada saat ini berencana untuk meningkatkan jumlah tempat tidur operasional RSMK Tegal menjadi 120 tempat tidur pada 2016 dengan menambahkan kapasitas tempat tidur pada ruangan yang belum digunakan, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain.

Tabel berikut menunjukan statistik kegiatan usaha RSMK Tegal pada tanggal dan periode sebagaimana tersebut di bawah ini

Sembilan bulan

30 September Tahun berakhir

31 Desember 2014 2013 2012 2011 Rawat Inap Kapasitas tempat tidur di akhir periode ......................................... 120 97 90 90 Jumlah tempat tidur operasional(1) di akhir periode ...................... 97 67 67 65 Pendaftaran rawat inap(2) .............................................................. 3.690 5.065 3.951 3.160 Jumlah hari pasien(3) 11.490 16.768 12.591 9.295 Tingkat okupansi(4) ........................................................................ 43,4% 68,6% 51,4% 39,2% Average length of stay / ALoS (hari)(5) ........................................... 3,1 3,3 3,2 2,9 Pendapatan rata-rata per pendaftaran pasien rawat inap Rp

ribu) (6) ....................................................................................... 6.138 4.697 4.458 4.444 Pendapatan rata-rata per jumlah hari pasien rawat inap(7)

(Rp ribu) .................................................................................... 1.971 1.419 1.399 1.511

Jumlah pendapatan dari pasien rawat inap (Rp juta) .................... 22.649 23.790 17.615 14.042

Rawat Jalan Jumlah kedatangan rawat jalan………………………………… 28.326 39.711 30.162 20.607 Pendapatan rata-rata per pasien (Rp ribu) (8) ................................................. 311 303 257 245 Jumlah pendapatan dari pasien rawat jalan (Rp juta) .................................... 8.812 12.036 7.762 5.045 Data Keuangan Tertentu Pendapatan .................................................................................................... 31.462 35.826 25.377 19.087 Laba Bruto ...................................................................................................... 11.984 13.212 8.133 5.610 Laba Usaha .................................................................................................... 2.313 2.305 (1.199) (2.921)

Keterangan: (1) "Tempat tidur operasional" berarti jumlah tempat tidur sebenarnya yang beroperasi di rumah sakit. (2) Merupakan jumlah pasien menginap yang didaftarkan ke rumah sakit. (3) Merupakan jumlah hari selama periode pasien menggunakan tempat tidur rumah sakit (4) Merupakan jumlah hari pasien bermalam di rumah sakit selama periode berjalan (menjadi jumlah hari selama periode itu dimana

tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien), dibagi jumlah tempat tidur operasional akhir periode dan dikalikan jumlah hari periode yang sama.

(5) Merupakan rata-rata jumlah hari pasien menginap. (6) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan dari pendaftaran rawat inap dengan jumlah pendaftaran rawat inap selama periode

tersebut. (7) Dikalkulasi dengan membagi pendapatan rata-rata per pendaftaran rawat inap dengan Average length of stay. (8) Dikalkulasi dengan membagi jumlah pendapatan rawat jalan dengan jumlah kedatangan rawat jalan pada periode tersebut. 5. DATA HISTORIS JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN DAN PENDAPATAN ENTITAS ANAK Tabel dibawah ini memperlihatkan data historis jumlah kunjungan pasien dan pendapatan selama 5 tahun terakhir pada masing-masing Entitas Anak:

Keterangan Sep-14 2013 2012 2011 2010 2009

PT Proteindo Karyasehat

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

32.633 43.584 40.371 36.941 36.926 36.180

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

434.629 572.614 554.338 477.664 493.117 480.277

Pendapatan (miliar Rupiah) 487,9 558,2 478,5 409,6 363,7 325,5

PT Ekamita Arahtegar

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

14.077 17.354 15.808 12.968 10.680 10.075

178

Keterangan Sep-14 2013 2012 2011 2010 2009

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

276.096 345.346 325.906 271.275 220.340 209.095

Pendapatan (miliar Rupiah) 360,1 433,5 368,7 272,5 218,4 190,5

PT Ragamsehat Multifita

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

9.365 11.169 10.020 10.586 9.438 7.058

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

129.987 161.273 141.922 155.033 146.003 94.251

Pendapatan (miliar Rupiah) 155,5 176,9 138,9 117,0 97,3 64,5

PT Alpen Agungraya

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

13.662 18.717 15.693 14.495 14.935 8.646

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

213.878 275.147 250.663 221.321 189.893 131.790

Pendapatan (miliar Rupiah) 253,5 316,5 254,7 214,4 187,3 113,2

PT Karyasukses Mandiri

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

7.541 9.715 10.219 9.386 9.886 9.697

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

131.747 177.653 173.158 168.263 167.669 171.280

Pendapatan (miliar Rupiah) 178,8 221,0 198,9 162,7 149,5 128,4

PT Citra Mandiri Prima

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

3.690 5.065 3.951 3.160 2.333 1.124

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

28.326 39.711 30.162 20.607 8.799 2.924

Pendapatan (miliar Rupiah) 31,5 35,8 25,4 19,1 10,8 4,8

6. LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM Masing-masing rumah sakit Perseroan menyediakan layanan inti tertentu. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki apotek, ruang gawat darurat, kamar operasi, dan unit perawatan intensif. Perseroan juga menyediakan layanan laboratorium dan radiologi di masing-masing rumah rumah sakitnya. Layanan spesialis tertentu juga biasanya disediakan di masing-masing rumah sakit Perseroan, termasuk kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, pediatrik, bedah umum, bedah saraf, urologi, pulmonologi, jantung dan pembuluh darah, anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), dan rehabilitasi medis. Unit Gawat Darurat (UGD) Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki ruang gawat darurat dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Ruang gawat darurat Perseroan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan dilengkapi dengan peralatan life-support seperti peralatan resusitasi jalan napas, peralatan resusitasi henti jantung, peralatan elektrokardiograf (EKG), defibrillator, ventilator ponsel, inkubator, dan perangkat pemantauan pasien. Perseroan menggunakan proses triase untuk memprioritaskan pasien yang perlu perwatan. Perawat Perseroan memiliki sertifikat Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dalam mendukung basic trauma life support dan dokter Perseroan juga memiliki beberapa sertifikat seperti trauma life support, advanced trauma life support, advanced cardiac life support, dan primary trauma care. Intensive Care Unit (ICU) atau Unit Pelayanan Intensif Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki staff dan peralatan yang terspesialisasi dan bersertifikat untuk mengobati pasien dalam kondisi kritis di ICU tingkat tersier. ICU Perseroan beroperasi dengan menggunakan konsep semi-terbuka, dimana pasien dirawat dengan perawatan dokter utama dalam kerjasamanya dengan dokter ICU. Dengan menggunakan konsep tersebut, dokter utama diintegrasikan dengan pengambilan keputusan sehari-hari saat pasien dirawat di ICU. Dokter ICU di rumah sakit Perseroan bekerja penuh waktu di rumah sakit Perseroan dan memiliki sertifikatsi Konsultan Perawatan Intensif (KIC) dari Asosiasi Anestesia Indonesia. Selain ICU, Perseroan juga memiliki unit perawatan intensif jantung

179

Keterangan Sep-14 2013 2012 2011 2010 2009

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

276.096 345.346 325.906 271.275 220.340 209.095

Pendapatan (miliar Rupiah) 360,1 433,5 368,7 272,5 218,4 190,5

PT Ragamsehat Multifita

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

9.365 11.169 10.020 10.586 9.438 7.058

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

129.987 161.273 141.922 155.033 146.003 94.251

Pendapatan (miliar Rupiah) 155,5 176,9 138,9 117,0 97,3 64,5

PT Alpen Agungraya

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

13.662 18.717 15.693 14.495 14.935 8.646

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

213.878 275.147 250.663 221.321 189.893 131.790

Pendapatan (miliar Rupiah) 253,5 316,5 254,7 214,4 187,3 113,2

PT Karyasukses Mandiri

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

7.541 9.715 10.219 9.386 9.886 9.697

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

131.747 177.653 173.158 168.263 167.669 171.280

Pendapatan (miliar Rupiah) 178,8 221,0 198,9 162,7 149,5 128,4

PT Citra Mandiri Prima

Pendaftaran Rawat Inap (per kunjungan pasien)

3.690 5.065 3.951 3.160 2.333 1.124

Jumlah Kedatangan Rawat Jalan (per kunjungan pasien)

28.326 39.711 30.162 20.607 8.799 2.924

Pendapatan (miliar Rupiah) 31,5 35,8 25,4 19,1 10,8 4,8

6. LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM Masing-masing rumah sakit Perseroan menyediakan layanan inti tertentu. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki apotek, ruang gawat darurat, kamar operasi, dan unit perawatan intensif. Perseroan juga menyediakan layanan laboratorium dan radiologi di masing-masing rumah rumah sakitnya. Layanan spesialis tertentu juga biasanya disediakan di masing-masing rumah sakit Perseroan, termasuk kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, pediatrik, bedah umum, bedah saraf, urologi, pulmonologi, jantung dan pembuluh darah, anestesiologi, dermatologi (kulit), telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), dan rehabilitasi medis. Unit Gawat Darurat (UGD) Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki ruang gawat darurat dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Ruang gawat darurat Perseroan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan dilengkapi dengan peralatan life-support seperti peralatan resusitasi jalan napas, peralatan resusitasi henti jantung, peralatan elektrokardiograf (EKG), defibrillator, ventilator ponsel, inkubator, dan perangkat pemantauan pasien. Perseroan menggunakan proses triase untuk memprioritaskan pasien yang perlu perwatan. Perawat Perseroan memiliki sertifikat Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dalam mendukung basic trauma life support dan dokter Perseroan juga memiliki beberapa sertifikat seperti trauma life support, advanced trauma life support, advanced cardiac life support, dan primary trauma care. Intensive Care Unit (ICU) atau Unit Pelayanan Intensif Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki staff dan peralatan yang terspesialisasi dan bersertifikat untuk mengobati pasien dalam kondisi kritis di ICU tingkat tersier. ICU Perseroan beroperasi dengan menggunakan konsep semi-terbuka, dimana pasien dirawat dengan perawatan dokter utama dalam kerjasamanya dengan dokter ICU. Dengan menggunakan konsep tersebut, dokter utama diintegrasikan dengan pengambilan keputusan sehari-hari saat pasien dirawat di ICU. Dokter ICU di rumah sakit Perseroan bekerja penuh waktu di rumah sakit Perseroan dan memiliki sertifikatsi Konsultan Perawatan Intensif (KIC) dari Asosiasi Anestesia Indonesia. Selain ICU, Perseroan juga memiliki unit perawatan intensif jantung

(ICCU), perawatan intensif neonatal (NICU) untuk bayi yang baru lahir dan untuk bayi berusia 28 hari, serta perawatan intensif pediatrik (PICU) untuk bayi antara kurang dari 28 hari sampai satu tahun. Farmasi Masing-masing rumah sakit Perseroan menyediakan apotik dan apoteker yang beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Masing-masing rumah sakit tersebut juga dilengkapi dengan sistem online yang memproses secara langsung, yang dapat menghubungkan dokter dengan apoteker secara cepat dalam meningkatkan proses pembuatan resep dengan konsep resep tanpa kertas. Laboratorium Setiap rumah sakit Perseroan memiliki laboratorium dengan fasilitas lengkap dan modern serta dijalankan oleh tenaga medis berpengalaman. Layanan laboratorium Perseroan beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu termasuk patologi, anatomi, mikrobiologi dan immunoserologi. Rumah sakit Perseroan telah menerapkan sistem informasi yang berhubungan dengan laboratorium secara otomatis sehingga informasi pasien yang dihasilkan oleh peralatan laboratorium dapat dilihat dan diakses oleh dokter yang merujuk. Hasil infromasi pasien tersebut juga dapat langsung dimasukkan dalam catatan elektronik pasien. Radiologi Masing-masing rumah sakit Perseroan memiliki peralatan radiologi yang modern, termasuk peralatan imaging untuk X-ray digital, USG, Multi-Slice Computer Tomography (MSCT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dalam kegiatan operasionalnya Perseroan menerapkan konsep paperless dan filmless untuk mendukung program penghijauan. Perseroan menggunakan DICOM terbaru (Digital Imaging and Communications in Medicine) standar yang digunakan untuk menyimpan dokumen terkait dan sistem komunikasi yang terintegrasi dengan sistem informasi radiologi. Semua gambar hasil langsung dikirim ke ahli radiologi dan dokter yang mereferensikan, serta langsung disimpan dalam catatan elektronik pasien. 7. PROSES EKSPANSI DAN PROSPEK USAHA Perseroan secara berkesinambungan mengkaji jaringan rumah sakit yang dimilikinya dan mempelajari adanya peluang ekspansi yang dapat dilakukan terutama dengan menambah kapasitas rumah sakit yang ada dan melalui pembangunan rumah sakit baru. Rumah Sakit yang Telah Ada Di setiap rumah sakit Perseroan, pada awalnya memiliki ruang terbuka yang memungkinkan ekspansi penambahan kapasitas tempat tidur serta pada rumah sakit Perseroan tertentu, pembangunan konstruksinya telah mempertimbangkan adanya penambahan lantai untuk ekspansi kapasitas di masa depan. Rumah sakit yang baru dibuka, pada umumnya, baru menyediakan jenis layanan utama dan layanan spesialis tertentu dengan 70 sampai 100 tempat tidur. Sesuai Peraturan No. 56/2014, Perseroan (melalui Entitas Anak) diharuskan untuk menyediakan kamar kelas III minimum 20% dari total tempat tidur yang ada. Bila tingkat okupansi rumah sakit telah mencapai tingkat tertentu dan Perseroan mampu merekrut tenaga ahli medis berkualitas dalam jumlah yang memadai, maka sebuah rumah sakit dapat meningkatkan kapasitas dan layanan yang ditawarkan. Dalam jangka panjang, apabila diperlukan penambahan kapasitas, dan desain rumah sakit serta kondisi lainnya memungkinkan maka Perseroan dapat menambah lantai bangunan rumah sakit. Perseroan (melalui Entitas Anak) berencana untuk menambah sekitar 386 tempat tidur tambahan dalam 5 tahun ke depan melalui perubahan konfigurasi ruangan dan penambahan lantai bangungan pada rumah sakit untuk penambahan tempat tidur. Rumah Sakit Baru Perseroan tetap merencanakan pembangunan rumah sakit baru di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dan berharap dapat untuk membuka 7 rumah sakit baru hingga akhir tahun 2019 di Jabodetabek dan Surabaya, bergantung pada permintaan atas layanan Perseroan, perolehan izin dan persetujuan, kemampuan untuk merekrut dokter dan tenaga ahli medis dalam jumlah yang memadai dan faktor-faktor lain. Perseroan membuka RSMK Kenjeran di Surabaya pada Juni 2014 dan menunggu diterimanya seluruh izin yang diperlukan, Perseroan berencana untuk membuka RSMK Kalideres di semester pertama 2015. Perseroan juga berencana untuk membuka 1 rumah sakit baru di 2016, 2 rumah sakit baru masing-masing pada 2017 dan 2018, serta 1 rumah sakit baru pada 2019. Selain itu, Perseroan telah memperoleh lahan seluas 65.755 m2 di selatan dan timur Jabodetabek yang dimaksudkan sebagai lokasi untuk empat rumah sakit yang akan dibangun di masa mendatang. Pada saat ini, Perseroan memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambahan di selatan,

180

timur dan barat Jakarta dan Surabaya. Saat mengkaji apakah sebuah lokasi cocok untuk dibangun rumah sakit baru atau tidak, Perseroan mengevaluasi berbagai faktor seperti, demografi penduduk setempat, akses transportasi dan kompetisi di daerah tersebut. Perseroan memiliki sebuah tim yang yang bertugas untuk mengelola ekspansi sejak pencarian dan pembebasan lahan, desain rumah sakit, tata letak dan konstruksi, rekrutmen karyawan, pengadaan peralatan, dan memproses permohonan perizinan dari instansi terkait.

Pada setiap proyek baru, Perseroan menggunakan pendekatan yang telah distandarisasi yang meliputi, desain, konstruksi, penambahan lantai bangunan, dan layanan yang diberikan. Dengan demikian, seluruh rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki desain, tata letak dan pendekatan yang telah terstandarisasi. Pada umumnya, Perseroan menggunakan insinyur, arsitek, kontraktor, dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya pendekatan ini memungkinkan Perseroan membangun rumah sakit baru yang lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah. Meskipun fokus Perseroan melakukan ekspansi terus berlanjut di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dalam jangka pendek dan jangka menengah, Perseroan mungkin mempertimbangkan ekspansi di wilayah Indonesia lainnya dalam jangka panjang. Perijinan Agar dapat memulai pembangunan rumah sakit baru secara penuh, Perseroan harus memproses permohonan lisensi dan izin kepada pemerintah daerah dan kantor Dinas Kesehatan tingkat provinsi. Untuk mengoperasikan sebuah rumah sakit, Perseroan pertama-tama harus memperoleh izin pendirian rumah sakit (berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu tahun tambahan). Suatu izin pendirian rumah sakit dikeluarkan untuk membangun sebuah bangunan baru atau mengubah fungsi dari bangunan yang telah ada dalam kegunaannya sebagai rumah sakit. Setelah jangka waktu terpenuhinya kondisi dan persyaratan tertentu, rumah sakit kemudian mendapatkan izin operasional yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang selama rumah sakit masih memenuhi persyaratan tersebut. Dokumen-dokumen yang harus disertakan bersamaan dengan permohonan izin pendirian rumah sakit mencakup: (i) salinan akta pendirian perusahaan; (ii) studi kelayakan rumah sakit, (iii) Master plan rumah sakit setidaknya selama 10 tahun ke depan ; (iv) desain teknik secara rinci; (v) dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan); (vi) salinan sertifikat tanah; (vii) izin gangguan; dan (viii) Izin lokasi, IMB (Izin mendirikan Bangunan), dan surat rekomendasi dari Kantor Pelayanan Kesehatan yang relevan menurut klasifikasi rumah sakit. 8. ENTRY POINT PASIEN Entry Point Pasien yang tradisional dimana pasien mengakses dan membayar pelayanan di rumah sakit Perseroan yang menghasilkan pendapatan bagi Perseroan adalah melalui empat jalur utama berikut ini:

Layanan Rawat Jalan; Instalasi Gawat Darurat; Layanan Rawat Inap; dan Rujukan

Layanan Rawat Jalan Rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki fasilitas rawat jalan berupa klinik, dimana perawatan dan penanganan sehari-hari dilakukan oleh dokter-dokter spesialis dalam berbagai spesialisasi medis yang didukung oleh perawat yang berpengalaman serta sistem pengaturan appointment yang difokuskan pada keselamatan dan kenyamanan pasien. Layanan rawat jalan merupakan entry point terbesar Perseroan pada jumlah pasien yang keluar dan masuk, terhitung sekitar 93,7% dari kontak pasien awal Perseroan pada 2013. Layanan rawat jalan juga mencakup penggunaan fasilitas Perseroan untuk prosedur invasif minimal dan perawatan, seperti operasi kecil, fisioterapi, endoskopi, hemodialisis dan kemoterapi. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014, Perseroan mencatat 1.571.744 dan 1.214.663 kunjungan rawat jalan pasien (tidak termasuk pasien yang dirawat oleh kecelakaan dan gawat darurat dan pasien yang dilayani oleh klinik medis Perseroan) di masing-masing tahun. Untuk layanan rawat jalan, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa kepada dokter untuk penggunaan fasilitas-fasilitas rumah sakit, melainkan memperoleh persentase dari imbal jasa konsultasi yang dibebankan oleh dokter. Perseroan juga memperoleh pendapatan dari layanan tambahan, seperti imaging dan laboratorium jasa, penjualan obat dan biaya untuk item yang dikonsumsi atau digunakan selama pengobatan. Untuk operasi kecil, Perseroan mendapatkan persentase dari imbal jasa operasi yang dibebankan dokter dan mengenakan imbal jasa untuk penggunaan peralatan dan barang-barang lain yang digunakan dalam proses operasi. Beberapa rumah sakit membutuhkan pasien rawat jalan untuk membayar imbal jasa di muka, sementara pada rumah sakit lain, pasien rawat jalan membayar imbal jasa setelah kunjungan rawat inap. Peraturan tersebut ditetapkan berdasarkan cara yang diterapkan di daerah lokal.

181

timur dan barat Jakarta dan Surabaya. Saat mengkaji apakah sebuah lokasi cocok untuk dibangun rumah sakit baru atau tidak, Perseroan mengevaluasi berbagai faktor seperti, demografi penduduk setempat, akses transportasi dan kompetisi di daerah tersebut. Perseroan memiliki sebuah tim yang yang bertugas untuk mengelola ekspansi sejak pencarian dan pembebasan lahan, desain rumah sakit, tata letak dan konstruksi, rekrutmen karyawan, pengadaan peralatan, dan memproses permohonan perizinan dari instansi terkait.

Pada setiap proyek baru, Perseroan menggunakan pendekatan yang telah distandarisasi yang meliputi, desain, konstruksi, penambahan lantai bangunan, dan layanan yang diberikan. Dengan demikian, seluruh rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki desain, tata letak dan pendekatan yang telah terstandarisasi. Pada umumnya, Perseroan menggunakan insinyur, arsitek, kontraktor, dan konsultan yang sama untuk setiap proyek. Perseroan percaya pendekatan ini memungkinkan Perseroan membangun rumah sakit baru yang lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah. Meskipun fokus Perseroan melakukan ekspansi terus berlanjut di Jabodetabek dan Surabaya dan sekitarnya dalam jangka pendek dan jangka menengah, Perseroan mungkin mempertimbangkan ekspansi di wilayah Indonesia lainnya dalam jangka panjang. Perijinan Agar dapat memulai pembangunan rumah sakit baru secara penuh, Perseroan harus memproses permohonan lisensi dan izin kepada pemerintah daerah dan kantor Dinas Kesehatan tingkat provinsi. Untuk mengoperasikan sebuah rumah sakit, Perseroan pertama-tama harus memperoleh izin pendirian rumah sakit (berlaku untuk jangka waktu satu tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk satu tahun tambahan). Suatu izin pendirian rumah sakit dikeluarkan untuk membangun sebuah bangunan baru atau mengubah fungsi dari bangunan yang telah ada dalam kegunaannya sebagai rumah sakit. Setelah jangka waktu terpenuhinya kondisi dan persyaratan tertentu, rumah sakit kemudian mendapatkan izin operasional yang berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang selama rumah sakit masih memenuhi persyaratan tersebut. Dokumen-dokumen yang harus disertakan bersamaan dengan permohonan izin pendirian rumah sakit mencakup: (i) salinan akta pendirian perusahaan; (ii) studi kelayakan rumah sakit, (iii) Master plan rumah sakit setidaknya selama 10 tahun ke depan ; (iv) desain teknik secara rinci; (v) dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan); (vi) salinan sertifikat tanah; (vii) izin gangguan; dan (viii) Izin lokasi, IMB (Izin mendirikan Bangunan), dan surat rekomendasi dari Kantor Pelayanan Kesehatan yang relevan menurut klasifikasi rumah sakit. 8. ENTRY POINT PASIEN Entry Point Pasien yang tradisional dimana pasien mengakses dan membayar pelayanan di rumah sakit Perseroan yang menghasilkan pendapatan bagi Perseroan adalah melalui empat jalur utama berikut ini:

Layanan Rawat Jalan; Instalasi Gawat Darurat; Layanan Rawat Inap; dan Rujukan

Layanan Rawat Jalan Rumah sakit yang dimiliki Perseroan memiliki fasilitas rawat jalan berupa klinik, dimana perawatan dan penanganan sehari-hari dilakukan oleh dokter-dokter spesialis dalam berbagai spesialisasi medis yang didukung oleh perawat yang berpengalaman serta sistem pengaturan appointment yang difokuskan pada keselamatan dan kenyamanan pasien. Layanan rawat jalan merupakan entry point terbesar Perseroan pada jumlah pasien yang keluar dan masuk, terhitung sekitar 93,7% dari kontak pasien awal Perseroan pada 2013. Layanan rawat jalan juga mencakup penggunaan fasilitas Perseroan untuk prosedur invasif minimal dan perawatan, seperti operasi kecil, fisioterapi, endoskopi, hemodialisis dan kemoterapi. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014, Perseroan mencatat 1.571.744 dan 1.214.663 kunjungan rawat jalan pasien (tidak termasuk pasien yang dirawat oleh kecelakaan dan gawat darurat dan pasien yang dilayani oleh klinik medis Perseroan) di masing-masing tahun. Untuk layanan rawat jalan, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa kepada dokter untuk penggunaan fasilitas-fasilitas rumah sakit, melainkan memperoleh persentase dari imbal jasa konsultasi yang dibebankan oleh dokter. Perseroan juga memperoleh pendapatan dari layanan tambahan, seperti imaging dan laboratorium jasa, penjualan obat dan biaya untuk item yang dikonsumsi atau digunakan selama pengobatan. Untuk operasi kecil, Perseroan mendapatkan persentase dari imbal jasa operasi yang dibebankan dokter dan mengenakan imbal jasa untuk penggunaan peralatan dan barang-barang lain yang digunakan dalam proses operasi. Beberapa rumah sakit membutuhkan pasien rawat jalan untuk membayar imbal jasa di muka, sementara pada rumah sakit lain, pasien rawat jalan membayar imbal jasa setelah kunjungan rawat inap. Peraturan tersebut ditetapkan berdasarkan cara yang diterapkan di daerah lokal.

Pada periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 September 2014, sekitar 2,9% pasien rawat jalan Perseroan telah menjadi pasien rawat inap. Kecelakaan & Gawat Darurat Dengan keahlian teknologi dan reputasi Perseroan dalam layanan kesehatan yang berkualitas, unit gawat darurat Perseroan dianggap sebagai yang terbaik di setiap komunitas dimana rumah sakit Perseroan berlokasi. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki ruang gawat darurat dengan fasilitas modern. Peralatan gawat darurat Perseroan meliputi peralatan resusitasi jalan napas, peralatan resusitasi henti jantung, elektrokardiogram (EKG) peralatan dan perangkat pemantauan pasien. Semua rumah sakit Perseroan juga telah dilengkapi dengan ambulans modern yang dimiliki Perseroan untuk menstabilkan pasien selama dalam perjalanan ke rumah sakit Perseroan meskipun sebagian besar pasien datang sendiri. Semua staf klinis Perseroan dilatih dalam pengobatan darurat standar internasional dan protokol penanganan jantung, stroke dan trauma perawatan sesuai Basic Trauma Cardio Life Support (BTCLS), Advanced Cardio Life Support (ACLS), Advanced Trauma Life Support (ATLS) dan Pedoman Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, unit-unit gawat darurat rumah sakit Perseroan telah merawat 272.467 dan 199.632 pasien di masing-masing tahun. Semua dokter ruang gawat darurat Perseroan dipekerjakan oleh Perseroan. Perseroan memperoleh penghasilan utama dari jasa layanan unit gawat darurat melalui biaya konsultasi, prosedur dan layanan tambahan seperti imaging, laboratorium dan penjualan obat. Selama periode 1 Januari 2011 sampai 30 September 2014, sekitar 28,0% dari pasien gawat darurat Perseroan menjadi pasien rawat inap. Layanan Rawat Inap Unit layanan rawat inap Perseroan menyediakan perawatan untuk pasien rawat jalan, pasien kecelakaan dan pasien darurat yang telah memilih salah satu rumah sakit Perseroan untuk perawatan lebih lanjut. Volum rawat inap Perseroan terbesar berasal dari konversi pasien rawat jalan, pasien kecelakaan, dan pasien darurat. Sedangkan pendapatan utama rata-rata layanan rawat inap per pasien berasal dari pilihan pasien terhadap kelas kamar, perwatan rumah sakit serta kompleksitas perawatan medis. Untuk layanan rawat inap, Perseroan tidak mengenakan biaya sewa untuk menggunakan fasilitas Perseroan, tetapi mendapatkan sebagian dari biaya konsultasi dokter. Perseroan juga mendapatkan pemasukan dari layanan tambahan, seperti imaging dan layanan laboratorium, penjualan obat-obatan dan biaya-biaya untuk perlengkapan yang dikonsumsi pada saat perawatan sedang berjalan. Untuk pembedahan, Perseroan mendapatkan sebagian dari biaya pembedahan yang dikenakan dokter dan mengenakan biaya untuk pemakaian ruang pembedahan, peralatan dan benda-benda lain yang dipakai selama proses pembedahan. Pendapatan rawat inap per hari terdiri dari biaya ruangan, administrasi, laboratorium, obat-obatan, makanan dan persediaan medis, pendapatan peralatan radiologi dan tambahan, dan biaya ruang bedah. Di seluruh rumah sakit Perseroan, ALoS dari pasien rawat inap untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 sebesar 3,7 dan 3,6 hari di masing-masing tahun. Selain itu, pada periode yang sama, jumlah tindakan pembedahan di kamar operasi adalah sebanyak 20.305 operasi, 22.037 operasi, 23.923 operasi, dan 18.302 operasi. Rujukan Rujukan merupakan pasien yang dirujuk ke rumah sakit Perseroan oleh rumah sakit lain dan dokter untuk rawat inap dan jasa lainnya, (seperti radiologi dan laboratorium dan jasa peralatan diagnostik lainnya). Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, jumlah rujukan rumah sakit Perseroan adalah sebanyak 5.639 pasien dan 4.038 pasien di masing-masing tahun. 9. SUMBER PENDAPATAN DAN KELOMPOK PASIEN Pasien rumah sakit Perseroan terdiri dari pasien yang membayar sendiri tagihan rumah sakit mereka menggunakan uang tunai atau kartu kredit, dan pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan atau klien korporat, yaitu pasien yang tidak membayar sendiri tagihan rumah sakit mereka, akan tetapi memiliki tagihan mereka dibayar oleh perusahaan asuransi atau klien korporat. Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE) Pasien OPE secara historis merupakan penyumbang terbesar penghasilan rumah sakit Perseroan. Pada tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, pasien OPE berjumlah sekitar 60,7% dan 57,7% dari total pasien Perseroan dan menyumbang 49,5% dan 51,8% dari pendapatan Perseroan di masing-masing tahun. Tidak seperti di banyak negara lain, pasien OPE di Indonesia tidak perlu berkonsultasi ke dokter

182

umum sebelum melakukan konsultasi medis dengan dokter spesialis di rumah sakit, bahkan untuk penyakit ringan. Oleh karena itu, Perseroan menerima pasien OPE yang mencari pelayanan kesehatan primer dari dokter spesialis yang berpraktek di rumah sakit Perseroan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pasien OPE adalah kedekatan dan aksesibilitas rumah sakit, hubungan dengan dokter di rumah sakit, merek dan reputasi untuk layanan spesialis, serta perawatan kesehatan yang berkualitas. Perusahaan Asuransi Tertutup dan Ketentuan Pembayaran Korporat Perseroan mempunyai hubungan dan yang terakreditasi oleh asuransi swasta terbesar seperti PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Astra Aviva Life, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT Prudential Life Insurance, PT AIA Financial dan PT Asuransi Sinarmas. Pasien yang memiliki asuransi swasta mendapatkan manfaat berupa diskon untuk layanan tertentu karena Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi tersebut. Perseroan aktif berhubungan dengan perusahaan-perusahaan terkait pembentukan program kesehatan bagi karyawan dan bekerjasama dalam mengembangkan paket berbagi jenis perawatan kesehatan. Klien Perseroan mencakup perusahaan afiliasi dari perusahaan multinasional terkemuka di Indonesia, diantaranya, PT Astra Honda Motor, BP, PT Bridgestone Indonesia, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT JICT (Jakarta International Container Terminal), PT Kabaya Indonesia, PT Merck Tbk, PT Samsung Electronics Indonesia, PT Showa Manufacturing Indonesia, PT Suzuki Indomobil, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Total E&P Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT United Tractors Tbk. Perseroan biasanya memberikan perusahaan asuransi dan klien korporat, syarat pembayaran 15 sampai dengan 30 hari, dan dalam kasus tertentu, sampai dengan 60 hari pada layanan rawat jalan dan dalam kasus tertentu, menawarkan diskon pembayaran di awal. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sebanyak 799.909 dan 593.327 perusahaan asuransi swasta dan pasien korporat dirawat di rumah sakit Perseroan di masing-masing tahun, atau mewakili sebesar 39,3% dan 42,3% dari seluruh pasien Perseroan dan 50,5% dan 48,2% dari pendapatan Perseroan di masing-masing tahun. 10. PEMASARAN Penjualan dan Pemasaran Perseroan telah merencanakan sejumlah strategi pemasaran untuk menarik pasien baru maupun mempertahankan pasien yang sudah ada. Perseroan merancang strategi berbeda untuk masing-masing kelompok pembayar dan entry point pasien dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi tersebut. Masing-masing rumah sakit Perseroan juga memiliki tim penjualan dan pemasaran sendiri dengan kurang lebih lima anggota yang melakukan kegiatan pemasaran untuk rumah sakit Perseroan. Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE)

Referensi: rumah sakit Perseroan mendapatkan referensi dari dokter swasta dan klinik di sekitar kawasan rumah sakit Perseroan. Rujukan yang didapatakan rumah sakit Perseroan diperoleh karena rumah sakit Perseroan memiliki diagnosis dan layanan kesehatan terkini dimana rumah sakit lainnya mungkin tidak menyediakannya.

Pelayanan kesehatan masyarakat: Perseroan juga menjangkau masyarakat setempat untuk mempromosikan pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan Perseroan. Perseroan sering menyelenggarakan seminar dan diskusi di rumah sakit dan kantor-kantor perusahaan untuk mendidik masyarakat tentang masalah kesehatan dan penyakit. Perseroan menjadi tuan rumah kelompok relawan bagi penderita kanker, diabetes, gagal ginjal dan masalah kesehatan lainnya. Perseroan juga berpartisipasi dalam talk show radio dan menulis artikel yang diterbitkan di majalah lokal.

Program loyalitas: Perseroan berupaya untuk mempertahankan basis pelangga yang sudah ada. Sebagai contoh, Kartu Mitra Anggota Perseroan menawarkan diskon bagi anggota atas banyak layanan yang disediakan rumah sakit Perseroan. Per 30 September 2014, Perseroan memiliki 9.000 pemegang kartu. Transaksi oleh pemegang Kartu Anggota Mitra mewakili 12,5% dari pendapatan Perseroan pada sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. Pasien dapat memperoleh Kartu Mitra Anggota dengan mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran satu kali.

183

umum sebelum melakukan konsultasi medis dengan dokter spesialis di rumah sakit, bahkan untuk penyakit ringan. Oleh karena itu, Perseroan menerima pasien OPE yang mencari pelayanan kesehatan primer dari dokter spesialis yang berpraktek di rumah sakit Perseroan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pasien OPE adalah kedekatan dan aksesibilitas rumah sakit, hubungan dengan dokter di rumah sakit, merek dan reputasi untuk layanan spesialis, serta perawatan kesehatan yang berkualitas. Perusahaan Asuransi Tertutup dan Ketentuan Pembayaran Korporat Perseroan mempunyai hubungan dan yang terakreditasi oleh asuransi swasta terbesar seperti PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Astra Aviva Life, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT Prudential Life Insurance, PT AIA Financial dan PT Asuransi Sinarmas. Pasien yang memiliki asuransi swasta mendapatkan manfaat berupa diskon untuk layanan tertentu karena Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi tersebut. Perseroan aktif berhubungan dengan perusahaan-perusahaan terkait pembentukan program kesehatan bagi karyawan dan bekerjasama dalam mengembangkan paket berbagi jenis perawatan kesehatan. Klien Perseroan mencakup perusahaan afiliasi dari perusahaan multinasional terkemuka di Indonesia, diantaranya, PT Astra Honda Motor, BP, PT Bridgestone Indonesia, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT JICT (Jakarta International Container Terminal), PT Kabaya Indonesia, PT Merck Tbk, PT Samsung Electronics Indonesia, PT Showa Manufacturing Indonesia, PT Suzuki Indomobil, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Total E&P Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT United Tractors Tbk. Perseroan biasanya memberikan perusahaan asuransi dan klien korporat, syarat pembayaran 15 sampai dengan 30 hari, dan dalam kasus tertentu, sampai dengan 60 hari pada layanan rawat jalan dan dalam kasus tertentu, menawarkan diskon pembayaran di awal. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, sebanyak 799.909 dan 593.327 perusahaan asuransi swasta dan pasien korporat dirawat di rumah sakit Perseroan di masing-masing tahun, atau mewakili sebesar 39,3% dan 42,3% dari seluruh pasien Perseroan dan 50,5% dan 48,2% dari pendapatan Perseroan di masing-masing tahun. 10. PEMASARAN Penjualan dan Pemasaran Perseroan telah merencanakan sejumlah strategi pemasaran untuk menarik pasien baru maupun mempertahankan pasien yang sudah ada. Perseroan merancang strategi berbeda untuk masing-masing kelompok pembayar dan entry point pasien dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi tersebut. Masing-masing rumah sakit Perseroan juga memiliki tim penjualan dan pemasaran sendiri dengan kurang lebih lima anggota yang melakukan kegiatan pemasaran untuk rumah sakit Perseroan. Pasien Out-of-Pocket Expense (OPE)

Referensi: rumah sakit Perseroan mendapatkan referensi dari dokter swasta dan klinik di sekitar kawasan rumah sakit Perseroan. Rujukan yang didapatakan rumah sakit Perseroan diperoleh karena rumah sakit Perseroan memiliki diagnosis dan layanan kesehatan terkini dimana rumah sakit lainnya mungkin tidak menyediakannya.

Pelayanan kesehatan masyarakat: Perseroan juga menjangkau masyarakat setempat untuk mempromosikan pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan Perseroan. Perseroan sering menyelenggarakan seminar dan diskusi di rumah sakit dan kantor-kantor perusahaan untuk mendidik masyarakat tentang masalah kesehatan dan penyakit. Perseroan menjadi tuan rumah kelompok relawan bagi penderita kanker, diabetes, gagal ginjal dan masalah kesehatan lainnya. Perseroan juga berpartisipasi dalam talk show radio dan menulis artikel yang diterbitkan di majalah lokal.

Program loyalitas: Perseroan berupaya untuk mempertahankan basis pelangga yang sudah ada. Sebagai contoh, Kartu Mitra Anggota Perseroan menawarkan diskon bagi anggota atas banyak layanan yang disediakan rumah sakit Perseroan. Per 30 September 2014, Perseroan memiliki 9.000 pemegang kartu. Transaksi oleh pemegang Kartu Anggota Mitra mewakili 12,5% dari pendapatan Perseroan pada sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014. Pasien dapat memperoleh Kartu Mitra Anggota dengan mengisi formulir pendaftaran dan membayar biaya pendaftaran satu kali.

Pasien Perusahaan dan Asuransi Swasta Perseroan bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk mempromosikan layanan dan manfaat Perseroan kepada pelanggan mereka saat ini maupun calon pelanggan. Sebagai contoh, Perseroan menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis untuk calon pelanggan yang bermaksud membeli asuransi dari salah satu perusahaan asuransi mitra Perseroan. Bagi pasien yang sudah memiliki asuransi kesehatan, Perseroan memungkinkan pasien untuk menerima perawatan medis tanpa perlu membayar secara tunai tetapi Perseroan menerima pembayaran langsung dari perusahaan asuransi sehingga hal ini memberikan pengalaman menyenangkan bagi pasien. Perseroan juga menawarkan pasien yang sudah memiliki asuransi kesempatan untuk mengikuti program pemeriksaan kesehatan medis seperti penyakit kanker dan penyakit kritis lainnya. Perseroan juga memiliki rencana pemasaran yang ditargetkan pada klien perusahaan. Perseroan menyediakan layanan pemeriksaan medis dan paket lainnya seperti paket bersalin yang dapat digunakan di rumah sakit Perseroan manapun bagi karyawan perusahaan klien. Dalam rangka meningkatkan kesadaran kesehatan klien tersebut, Perseroan juga menyediakan pelatihan untuk pertolongan pertama dan kampanye kesehatan perusahaan di berbagai bidang, seperti kebersihan tempat kerja dan edukasi akan bahaya flu burung. Sebagai bagian dari upaya Perseroan mempertahankan klien perusahaan yang sudah ada, Perseroan juga melakukan acara penghargaan dalam bentuk annual corporate gathering yang memungkinkan Perseroan mendapatkan umpan balik dan mempromosikan fasilitas dan layanan baru untuk klien Perseroan. 11. PEMASOK DAN PENGADAAN Setiap rumah sakit Perseroan membeli obat-obatan dan perlengkapan medis lain yang sama dikarenakan Perseroan percaya akan mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi. Sebagian besar obat-obatan yang disediakan di rumah sakit Perseroan didapatkan melalui negosiasi terkait persyaratan penentuan harga dengan pemasok utama di tingkat perusahaan keseluruhan yang memungkinkan masing-masing rumah sakit Perseroan untuk melakukan pesanan secara langsung, namun dengan tetap mempertahankan pengaruh melalui skala ekonomi. Dengan jumlah pemasok yang lebih sedikit, Perseroan dapat membangun hubungan kemitraan jangka panjang, sehingga dapat melakukan negosiasi untuk mendapatkan diskon melalui jumlah pembelian yang banyak terhadap pemasok-pemasok tertentu. Hubungan langsung antara rumah sakit atau fasilitas kesehatan dengan pemasok membantu menghindari duplikasi penanganan proses dan membuat proses pembelian lebih efisien. Tabel di bawah ini meperlihatkan 10 pemasok utama Perseroan untuk obat-obatan dan perlengkapan medis (yang dibeli dari perusahaan obat ternama internasional) untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014.

10 Pemasok Utama untuk Obat dan Perlengkapan Medis Enseval Putera Megatrading

Anugrah Argon Medika Antar Mitra Sembada

Dos Ni Roha Anugerah Pharmindo Lestari

Parit Padang Global Tempo Scan Pacific

Merapi Utama Mensa Bina Sukses Kebayoran Pharma

184

Tabel di bawah ini memperlihatkan 10 utama pemasok peralatan medis untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014.

10 Pemasok dan/atau merek Utama untuk Peralatan Medis General Electric

Aespire B. Braun Melsungen AG

Tawada Healthcare Hamilton Medela

Aco Med Supply Paramount Bed

Olympus Tesena

Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Perseroan melakukan pengadaan obat dan peralatan medis melalui distributor yang ditunjuk oleh produsen. Obat-Obatan, Barang Habis Pakai dan Perlengkapan Porsi signifikan pengadaan dari obat-obatan Perseroan berasal dari perusahan obat nasional terkenal seperti Kalbe Farma, Dexa Medica dan Pharos Indonesia serta perusahaan global seperti Glaxo Smith Kline dan Novartis. Berdasarkan perjanjian Perseroan dengan pemasok, Perseroan berhak untuk mengembalikan obat-obatan yang telah kadaluarsa dan tidak terpakai dan diberikan tenggat waktu pembayaran selama 21 hari. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, Kalbe Farma, Dexa Medica, Pharos Indonesia dan B. Braun Melsungen AG masing-masing menyumbang lebih dari 5% dari total pembelian Perseroan. Peralatan dan Perangkat Medis Untuk sebagian besar peralatan dan perangkat medis, Perseroan lebih memilih menggunakan satu pemasok utama untuk seluruh peralatan medis. Perusahaan mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan produsen global peralatan diagnostik dan medis dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan komisioning rumah sakit Perseroan yang baru dibangun serta rumah sakit Perseroan yang sudah ada. Kesepakatan kemitraan Perseroan mencakup harga berdasarkan skala ekonomi, pembaruan teknologi serta pelatihan dan pendidikan, pemeliharaan terencana dan preventif dan pemasaran bersama. Pendekatan Perseroan dalam pengadaan peralatan medis memungkinkan manajemen yang lebih efektif dan efisien karena karyawan rumah sakit telah terbiasa menggunakan peralatan tersebut. Untuk dialisis dan peralatan laboratorium, pemasok menempatkan atau memasang peralatan kesehatannya di dalam rumah sakit Perseroan dan Perseroan membeli barang habis pakai melalui pemasok tersebut. Pemasok utama untuk peralatan imaging Perseroan adalah General Electric. Perseroan juga menyewa peralatan laboratorium dari berbagai vendor. Ruang operasi dan peralatan departemen steril pusat disediakan oleh B. Braun Melsungen AG yang juga pemasok utama instrumen bedah Perseroan. Tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit, Perseroan juga membeli dari produsen-produsen lain. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 2014, masing-masing dari General Electric, Aespire, B. Braun Melsungen AG, Hamilton dan Tawada mewakili lebih dari 5% dari total pembelian.

185

Tabel di bawah ini memperlihatkan 10 utama pemasok peralatan medis untuk sembilan bulan yang berakhir 30 September 2014.

10 Pemasok dan/atau merek Utama untuk Peralatan Medis General Electric

Aespire B. Braun Melsungen AG

Tawada Healthcare Hamilton Medela

Aco Med Supply Paramount Bed

Olympus Tesena

Sesuai dengan peraturan Pemerintah, Perseroan melakukan pengadaan obat dan peralatan medis melalui distributor yang ditunjuk oleh produsen. Obat-Obatan, Barang Habis Pakai dan Perlengkapan Porsi signifikan pengadaan dari obat-obatan Perseroan berasal dari perusahan obat nasional terkenal seperti Kalbe Farma, Dexa Medica dan Pharos Indonesia serta perusahaan global seperti Glaxo Smith Kline dan Novartis. Berdasarkan perjanjian Perseroan dengan pemasok, Perseroan berhak untuk mengembalikan obat-obatan yang telah kadaluarsa dan tidak terpakai dan diberikan tenggat waktu pembayaran selama 21 hari. Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, dan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014, Kalbe Farma, Dexa Medica, Pharos Indonesia dan B. Braun Melsungen AG masing-masing menyumbang lebih dari 5% dari total pembelian Perseroan. Peralatan dan Perangkat Medis Untuk sebagian besar peralatan dan perangkat medis, Perseroan lebih memilih menggunakan satu pemasok utama untuk seluruh peralatan medis. Perusahaan mengembangkan kemitraan jangka panjang dengan produsen global peralatan diagnostik dan medis dalam rangka mendukung migrasi, transisi, dan komisioning rumah sakit Perseroan yang baru dibangun serta rumah sakit Perseroan yang sudah ada. Kesepakatan kemitraan Perseroan mencakup harga berdasarkan skala ekonomi, pembaruan teknologi serta pelatihan dan pendidikan, pemeliharaan terencana dan preventif dan pemasaran bersama. Pendekatan Perseroan dalam pengadaan peralatan medis memungkinkan manajemen yang lebih efektif dan efisien karena karyawan rumah sakit telah terbiasa menggunakan peralatan tersebut. Untuk dialisis dan peralatan laboratorium, pemasok menempatkan atau memasang peralatan kesehatannya di dalam rumah sakit Perseroan dan Perseroan membeli barang habis pakai melalui pemasok tersebut. Pemasok utama untuk peralatan imaging Perseroan adalah General Electric. Perseroan juga menyewa peralatan laboratorium dari berbagai vendor. Ruang operasi dan peralatan departemen steril pusat disediakan oleh B. Braun Melsungen AG yang juga pemasok utama instrumen bedah Perseroan. Tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit, Perseroan juga membeli dari produsen-produsen lain. Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan sembilan bulan yang berakhir pada 2014, masing-masing dari General Electric, Aespire, B. Braun Melsungen AG, Hamilton dan Tawada mewakili lebih dari 5% dari total pembelian.

12. TATA KELOLA KLINIS DAN STANDAR MUTU Perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Setiap rumah sakit Perseroan mengikuti prosedur operasi standar berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan peraturan kesehatan nasional. Pendekatan Perseroan dalam hal tata kelola klinis dibagi menjadi empat unsur utama, yaitu kredensial sumber daya manusia, tinjauan dan penilaian praktik klinis, manajemen risiko klinis dan komitmen untuk pendidikan klinis berkelanjutan. Kredensial Sumber Daya Manusia Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan telah memenuhi kualifikasi dan memiliki standar tinggi, semua calon dokter harus menjalani proses kredensial sebelum bekerja pada Perseroan. Untuk menyempurnakan program pendidikan dokter yang berkelanjutan dan proses re-kredensial (yang rencananya dilaksanakan setiap 3 tahun, dan akan bekerja di rumah sakit untuk pertama kalinya di 2015), Perseroan memiliki program pelatihan bagi para dokter yang meliputi pelatihan ATCLS (Advance Trauma Cardiac Life Cycles), yaitu pelatihan untuk dukungan perawatan kritis PONEK (Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Tinjauan dan Penilaian Praktek Klinis Perseroan telah membentuk struktur organisasi komprehensif di setiap rumah sakit yang melibatkan staf klinis lintas rumah sakit dan termasuk komite medis dan komite keperawatan yang melakukan peninjauan atas laporan pagi, laporan kasus kematian, laporan kasus lainnya dan semua umpan balik yang diterima setiap hari. Manajemen Perseroan juga terus memantau dan meninjau standar klinis rumah sakit Perseroan untuk memastikan bahwa program saat ini berfungsi secara efektif dan staf medis memenuhi standar yang ditetapkan. Ulasan Praktek klinis Perseroan mencakup pembuatan prosedur yang ketat untuk mengatur pasien bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja. Saat ini terdapat 4 standar perawatan medis dan 34 prosedur standar operasi di tempat guna mengelola dan mendukung kinerja klinis. Perseroan melakukan audit untuk menguji kepatuhan terhadap standar dan prosedur dan pelaksanaan rencana tindakan korektif terhadap masalah yang terjadi. Setiap rumah sakit Perseroan memiliki komite etika medis yang melakukan pertemuan rutin paling tidak per 3 bulan, untuk mendiskusikan hal tertentu dan yang terdiri dari komite audit, komite kredensial, dan komite etika. Dalam rangka menyediakan layanan terbaik kepada pasien, Perseroan fokus pada tujuan keselamatan pasien sesuai pedoman KARS yang meliputi enam langkah-langkah khusus, yaitu: akurasi dalam mengidentifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan dalam pemberian obat-obatan, memastikan bahwa prosedur yang tepat diberikan kepada pasien, mengurangi risiko infeksi melalui enam langkah mencuci tangan dan mengurangi risiko menurunnya kondisi pasien. Manajemen Risiko Klinis Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga fokus pada insiden yang nyaris terjadi dan peristiwa tertentu yang tak terduga yang dipadukan dengan panduan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada rumah sakit. Hal ini juga melibatkan pengakuan eksternal dalam bentuk akreditasi baik secara nasional oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit dan ISO. Komitmen pada Pendidikan Klinis yang sedang Berjalan Pendidikan yang sedang berjalan oleh staf medis Perseroan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, sehingga dapat memberdayakan mereka untuk menjalankan protokol praktek klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klinis. Perseroan menyediakan pelatihan untuk staf medis melalui kombinasi pelatihan sambil bekerja, kursus internal maupun eksternal, konferensi, seminar and workshop. Perseroan mengharuskan staf medis untuk memenuhi seluruh persyaratan perizinan yang memerlukan 50 unit pendidikan berkesinambungan per tahun, sedangkan untuk staf non-medis diharuskan memenuhi pelatihan 20 jam per tahun. Selain itu, Perseroan juga memberikan dukungan pada dokter spesialis untuk mengembangkan profesionalitas dengan cara mensponsori mereka untuk menghadiri seminar pelatihan dan menyediakan akses pada jurnal-jurnal medis.

186

Perekrutan Dokter dan Perawat Perseroan memahami pentingnya merekrut tenaga medis dan memiliki sebuah tim sumber daya manusia dan tenaga ahli medis yang berdedikasi dan fokus pada proses perekrutan bagi seluruh rumah sakit Perseroan. Setiap kandidat diseleksi oleh komite medis rumah sakit yang relevan dan juga oleh Direktur Utama Perseroan. Perseroan menerapkan sejumlah strategi guna memastikan dapat menarik dan memotivasi tenaga medis yang kompeten, seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, teknisi kesehatan dan lulusan sekolah kedokteran, untuk berpraktek di rumah sakit Perseroan. Dalam beberapa kondisi, Perseroan juga menawarkan beasiswa bagi calon dokter yang memiliki potensi tinggi sebagai insentif agar bergabung dengan Perseroan. Perseroan secara umum fokus pada perekrutan dokter umum yang dipekerjakan langsung, dan untuk dokter spesialis penuh-waktu yang bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit. Perseroan secara berkesinambungan berinvestasi pada pengembangan dan peningkatan secara profesional bagi para dokter melalui pelatihan, bimbingan, dan kesempatan mendapatkan beasiswa. Perseroan menawarkan kesempatan pada para dokter untuk meningkatkan karir, sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajemen di rumah sakit, dan menyediakan para dokter lainnya dengan pelatihan dan dukungan finansial terkait untuk mengembangkan keahlian dalam spesialisasi tertentu. Perseroan juga menawarkan beasiswa untuk kandidat dokter yang prospektif. Perseroan berkeyakinan bahwa faktor-faktor tersebut, dan dengan pembagian imbal jasa yang menarik, serta hubungan jangka panjang dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis yang banyak memulai karirnya pada rumah sakit Perseroan, telah menyebabkan tingkat rentensi dokter yang tinggi, lebih dari 90% untuk dokter umum dan dokter spesialis pada 2013. Mayoritas dokter umum juga menggunakan surat kabar serta menerima rekomendasi melalui dokter yang telah bekerja di rumah sakit Perseroan. Sedangkan untuk merekrut perawat, Perseroan mempromosikan rumah sakit dengan mengunjungi sekolah kesehatan untuk mewawancara calon perawat dan menawarkan pekerjaan setelah menyelesaikan studi mereka. Perseroan merekrut perawat dari sekolah keperawatan di Indonesia dan dari afiliasi akademi keperawatan Perseroan, APMK, yang memiliki pendaftaran tahunan sekitar 80 hingga 100 siswa dengan total sekitar 250 siswa yang mengikuti program tiga tahun keperawatan. Perseroan biasanya menyediakan beasiswa bagi sekitar 40% sampai dengan 50% dari siswa keperawatan. Kebanyakan siswa diberikan pendidikan secara gratis dan dalam beberapa situasi juga diberi uang saku untuk biaya hidup, dimana Perseroan meminta mereka untuk bekerja selama jangka waktu tertentu setelah lulus. Setiap tahun, sekitar 90% dari lulusan APMK bekerja di rumah sakit Perseroan. Afiliasi Perseroan telah mengubah APMK menjadi STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Mitra Keluarga pada Juli 2014, merupakan institusi pendidikan tinggi swasta dan khusus dalam bidang pendidikan kesehatan yang berlokasi di Bekasi dan saat ini masih dalam proses akreditasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, merupakan bagian dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Untuk perekrutan perawat, Perseroan juga bekerja sama dengan akademi keperawatan dan universitas lain di Indonesia yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Teknologi Informatika Sistem IT di rumah sakit Perseroan telah dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pasien dengan memberikan kecepatan, ketepatan dan kehandalan dalam berbagai fungsi dan proses di rumah sakit Perseroan, termasuk membuat diagnosa, menghubungkan informasi medis antar departemen, membuat resep farmasi, dan melacak status pada pasien rawat jalan. Perseroan memiliki sistem penagihan yang terintegrasi dan mencakup proses penagihan mulai dari mencatat biaya pasien sampai pencetakan kwitansi untuk semua pasien Perseroan, termasuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien OPE dan pasien yang ditanggung oleh asuransi atau klien korporat. Perseroan dapat mengirimkan data faktur secara elektronik ke beberapa perusahaan asuransi untuk proses klaim yang lebih cepat. Untuk rawat jalan, Perseroan telah menerapkan sistem satu tagihan pada beberapa rumah sakit Perseroan sehingga pasien dapat membayar semua biaya termasuk biaya konsultasi, biaya farmasi, biaya laboratorium dan imaging pada satu tempat pembayaran. Rumah sakit Perseroan memiliki sistem informasi manajemen yang terintegrasi dalam berbagai sub-sistem jaringan, termasuk data dan gambar, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lain-lain. Selain itu, pengarsipan gambar dan sistem komunikasi Perseroan adalah sebuah sistem komputerisasi yang menggunakan teknologi imaging digital yang dapat menampilkan gambar klinis pada layar secara lebih rinci, guna membantu memudahkan diagnosa oleh dokter. Seluruh data dan informasi disimpan di tempat penyimpanan data elektronik atau server dengan kapasitas tinggi. Perseroan menyimpan data-data simpanan semua rumah sakit Perseroan di RSMK Bekasi Timur dan RS Mitra Kemayoran. Perseroan juga memiliki server cadangan untuk setiap lokasi. Semua server dikelola secara teratur dan diperbaharui setiap beberapa tahun supaya ruang simpan data digunakan secara efisien, kecepatan akses meningkat dan distribusi data dan gambar melalui jaringan sistem Perseroan dapat menjadi lebih baik. Infrastuktur Teknik Informasi Perseroan memiliki sistem keamanan yang luas untuk melindungi data pasien. Perseroan menggunakan program penghadang virus dan alat transfer

187

Perekrutan Dokter dan Perawat Perseroan memahami pentingnya merekrut tenaga medis dan memiliki sebuah tim sumber daya manusia dan tenaga ahli medis yang berdedikasi dan fokus pada proses perekrutan bagi seluruh rumah sakit Perseroan. Setiap kandidat diseleksi oleh komite medis rumah sakit yang relevan dan juga oleh Direktur Utama Perseroan. Perseroan menerapkan sejumlah strategi guna memastikan dapat menarik dan memotivasi tenaga medis yang kompeten, seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, teknisi kesehatan dan lulusan sekolah kedokteran, untuk berpraktek di rumah sakit Perseroan. Dalam beberapa kondisi, Perseroan juga menawarkan beasiswa bagi calon dokter yang memiliki potensi tinggi sebagai insentif agar bergabung dengan Perseroan. Perseroan secara umum fokus pada perekrutan dokter umum yang dipekerjakan langsung, dan untuk dokter spesialis penuh-waktu yang bekerja paling sedikit 40 jam per minggu di rumah sakit. Perseroan secara berkesinambungan berinvestasi pada pengembangan dan peningkatan secara profesional bagi para dokter melalui pelatihan, bimbingan, dan kesempatan mendapatkan beasiswa. Perseroan menawarkan kesempatan pada para dokter untuk meningkatkan karir, sejalan dengan beberapa dokter umum yang memegang posisi manajemen di rumah sakit, dan menyediakan para dokter lainnya dengan pelatihan dan dukungan finansial terkait untuk mengembangkan keahlian dalam spesialisasi tertentu. Perseroan juga menawarkan beasiswa untuk kandidat dokter yang prospektif. Perseroan berkeyakinan bahwa faktor-faktor tersebut, dan dengan pembagian imbal jasa yang menarik, serta hubungan jangka panjang dengan mayoritas dokter dan dokter spesialis yang banyak memulai karirnya pada rumah sakit Perseroan, telah menyebabkan tingkat rentensi dokter yang tinggi, lebih dari 90% untuk dokter umum dan dokter spesialis pada 2013. Mayoritas dokter umum juga menggunakan surat kabar serta menerima rekomendasi melalui dokter yang telah bekerja di rumah sakit Perseroan. Sedangkan untuk merekrut perawat, Perseroan mempromosikan rumah sakit dengan mengunjungi sekolah kesehatan untuk mewawancara calon perawat dan menawarkan pekerjaan setelah menyelesaikan studi mereka. Perseroan merekrut perawat dari sekolah keperawatan di Indonesia dan dari afiliasi akademi keperawatan Perseroan, APMK, yang memiliki pendaftaran tahunan sekitar 80 hingga 100 siswa dengan total sekitar 250 siswa yang mengikuti program tiga tahun keperawatan. Perseroan biasanya menyediakan beasiswa bagi sekitar 40% sampai dengan 50% dari siswa keperawatan. Kebanyakan siswa diberikan pendidikan secara gratis dan dalam beberapa situasi juga diberi uang saku untuk biaya hidup, dimana Perseroan meminta mereka untuk bekerja selama jangka waktu tertentu setelah lulus. Setiap tahun, sekitar 90% dari lulusan APMK bekerja di rumah sakit Perseroan. Afiliasi Perseroan telah mengubah APMK menjadi STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Mitra Keluarga pada Juli 2014, merupakan institusi pendidikan tinggi swasta dan khusus dalam bidang pendidikan kesehatan yang berlokasi di Bekasi dan saat ini masih dalam proses akreditasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, merupakan bagian dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Untuk perekrutan perawat, Perseroan juga bekerja sama dengan akademi keperawatan dan universitas lain di Indonesia yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Teknologi Informatika Sistem IT di rumah sakit Perseroan telah dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pasien dengan memberikan kecepatan, ketepatan dan kehandalan dalam berbagai fungsi dan proses di rumah sakit Perseroan, termasuk membuat diagnosa, menghubungkan informasi medis antar departemen, membuat resep farmasi, dan melacak status pada pasien rawat jalan. Perseroan memiliki sistem penagihan yang terintegrasi dan mencakup proses penagihan mulai dari mencatat biaya pasien sampai pencetakan kwitansi untuk semua pasien Perseroan, termasuk pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien OPE dan pasien yang ditanggung oleh asuransi atau klien korporat. Perseroan dapat mengirimkan data faktur secara elektronik ke beberapa perusahaan asuransi untuk proses klaim yang lebih cepat. Untuk rawat jalan, Perseroan telah menerapkan sistem satu tagihan pada beberapa rumah sakit Perseroan sehingga pasien dapat membayar semua biaya termasuk biaya konsultasi, biaya farmasi, biaya laboratorium dan imaging pada satu tempat pembayaran. Rumah sakit Perseroan memiliki sistem informasi manajemen yang terintegrasi dalam berbagai sub-sistem jaringan, termasuk data dan gambar, rawat jalan, laboratorium, radiologi dan lain-lain. Selain itu, pengarsipan gambar dan sistem komunikasi Perseroan adalah sebuah sistem komputerisasi yang menggunakan teknologi imaging digital yang dapat menampilkan gambar klinis pada layar secara lebih rinci, guna membantu memudahkan diagnosa oleh dokter. Seluruh data dan informasi disimpan di tempat penyimpanan data elektronik atau server dengan kapasitas tinggi. Perseroan menyimpan data-data simpanan semua rumah sakit Perseroan di RSMK Bekasi Timur dan RS Mitra Kemayoran. Perseroan juga memiliki server cadangan untuk setiap lokasi. Semua server dikelola secara teratur dan diperbaharui setiap beberapa tahun supaya ruang simpan data digunakan secara efisien, kecepatan akses meningkat dan distribusi data dan gambar melalui jaringan sistem Perseroan dapat menjadi lebih baik. Infrastuktur Teknik Informasi Perseroan memiliki sistem keamanan yang luas untuk melindungi data pasien. Perseroan menggunakan program penghadang virus dan alat transfer

data antar komputer perusahaan untuk melindungi data. Semua sumber data dan aplikasi dilindungi dengan kontrol akses pemakai. Di setiap rumah sakit Perseroan, semua komputer, server, laboratorium dan sistem radiologi terhubungkan lewat jaringan aman kecepatan tinggi dan enterprise switches. Ini memungkinkan transfer data elektronik yang cepat dan terpercaya untuk para dokter dan perawat. Semua rumah sakit Perseroan juga terhubung melalui jaringan luas-daerah yang aman sehingga memungkinkan beberapa rumah sakit Perseroan mengirim informasi untuk dianalisa oleh dokter-dokter di rumah sakit lain. Selain itu, Perseroan menggunakan sistem informasi untuk mengelola fungsi sumber daya manusia dan memantau secara terpusat pada standar Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator atau KPI) rumah sakit Perseroan setiap bulannya. 13. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (“AMDAL”) DAN/ATAU UPAYA PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (“UKL-UPL”) Kegiatan usaha Entitas Anak tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku di bidang lingkungan hidup. Sehubungan dengan pemenuhan kewajiban Entitas Anak terkait peraturan di bidang lingkungan hidup, Entitas Anak telah memperoleh persetujuan atas dokumen AMDAL dan/atau dokumen UKL-UPL atas rumah sakit yang dimiliki oleh Entitas Anak Perseroan, sebagai berikut:

No. Rumah Sakit No. Izin dan/atau Persetujuan Dikeluarkan oleh Pelaporan Amdal dan/atau UKL/UPL

1. RSMK Tegal 660.1/36/UKL-UPL/2006 Kantor Pengendalian Dampak

Lingkungan Hidup Kota Tegal Pelaporan kepada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kota Tegal setiap 6 bulan sekali

2. RSMK Kelapa Gading 660.1/171.BPLH/2009 Badan Lingkungan Hidup

Bekasi

Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Bekasi setiap 6 bulan sekali

3. RSMK Cibubur 660.1/171.BPLH.AMDAL/XII/2009 Kepala Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Kota Bekasi

Pelaporan kepada Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi

setiap 6 bulan sekali 4. RSMK Surabaya 660/247/436.7.2/2009 Badan Lingkungan Hidup

Pemerintah Kota Surabaya

Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya setiap 6 bulan sekali

5. RSMK Waru 42/UKL-UPL/2009 Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sidoarjo

Pelaporan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo setiap 6 bulan sekali

6. RSMK Kenjeran 660.1/2220/436.7.2/2013 Walikota Surabaya

Pelaporan kepada Walikota Surabaya setiap 6 bulan sekali

7. RSMK Kemayoran PM.00.04.6.5.6306/1998 Direktur Jenderal Pelayanan

Medik Departemen Kesehatan

Pelaporan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan setiap 6 bulan sekali

188

No. Rumah Sakit No. Izin dan/atau Persetujuan Dikeluarkan oleh Pelaporan Amdal dan/atau UKL/UPL

8. RSMK Bekasi Barat 660.1/449-DTKP.LH/VII/02 Dinas Tata Kota dan

Permukiman Kota Bekasi

Pelaporan kepada Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali

9. RSMK Bekasi Timur 660.1/402-LH/2002 Kepala Suku Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi

Pelaporan kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali

10. RSMK Cikarang 660.2.1/27/TU/DPDLP/2008 Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi

Pelaporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi setiap 6 bulan sekali

11. RSMK Depok 660.1/376/III/BLH/2013 Walikota Depok.

Pelaporan kepada Walikota Depok setiap 6 bulan sekali

Entitas anak telah melakukan kegiatan pengelolaan limbah sesuai dengan dokumen Amdal dan/atau UKL/UPL yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan. 14. PERSAINGAN Perseroan bersaing dengan rumah sakit umum Pemerintah, rumah sakit swasta lainnya, klinik kecil, rumah sakit yang dimiliki atau dioperasikan oleh organisasi nirlaba dan amal dan rumah sakit yang berafiliasi dengan sekolah kedokteran di Indonesia. Perseroan percaya bahwa pesaing utama Perseroan adalah Kelompok rumah sakit Siloam, Ramsay Health Care Indonesia, kelompok rumah sakit Hermina, kelompok rumah sakit Pluit, kelompok rumah sakit Omni yang merupakan kelompok rumah sakit swasta yang beroperasi di Indonesia. Perseroan juga menghadapi persaingan dari kelompok rumah sakit regional dan kelompok rumah sakit internasional yang beroperasi di Singapura dan Penang. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X Tinjauan Industri. 15. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Entitas Anak menjalan kegiatan usaha dan memberikan layanan dengan menggunakan merek “RS Mitra Keluarga”. Hak kekayaan intelektual Entitas Anak yang telah terdaftar pada Menkumham, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri dari “RS Mitra Keluarga,” dan logonya, berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000069138 yang didaftarkan pada 13 Agustus 2004 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang telah habis masa berlakunya pada 1 Agustus 2014 dan saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11176/2014 tertanggal 14 Juli 2014, dan “RS Mitra Kemayoran,” berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000071872 pada 26 April 2006 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11763/2014 tertanggal 4 Agustus 2014, “Jakarta Orthopedic Center”, sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM00319772 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri dan “Jakarta Urology Center” sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM000319774 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses mengajukan pendaftaran merek “Mitra Keluarga” dengan logo baru yang prosesnya dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015.

189

No. Rumah Sakit No. Izin dan/atau Persetujuan Dikeluarkan oleh Pelaporan Amdal dan/atau UKL/UPL

8. RSMK Bekasi Barat 660.1/449-DTKP.LH/VII/02 Dinas Tata Kota dan

Permukiman Kota Bekasi

Pelaporan kepada Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali

9. RSMK Bekasi Timur 660.1/402-LH/2002 Kepala Suku Dinas

Lingkungan Hidup Kota Bekasi

Pelaporan kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi setiap 6 bulan sekali

10. RSMK Cikarang 660.2.1/27/TU/DPDLP/2008 Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi

Pelaporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan Kabupaten Bekasi setiap 6 bulan sekali

11. RSMK Depok 660.1/376/III/BLH/2013 Walikota Depok.

Pelaporan kepada Walikota Depok setiap 6 bulan sekali

Entitas anak telah melakukan kegiatan pengelolaan limbah sesuai dengan dokumen Amdal dan/atau UKL/UPL yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan. 14. PERSAINGAN Perseroan bersaing dengan rumah sakit umum Pemerintah, rumah sakit swasta lainnya, klinik kecil, rumah sakit yang dimiliki atau dioperasikan oleh organisasi nirlaba dan amal dan rumah sakit yang berafiliasi dengan sekolah kedokteran di Indonesia. Perseroan percaya bahwa pesaing utama Perseroan adalah Kelompok rumah sakit Siloam, Ramsay Health Care Indonesia, kelompok rumah sakit Hermina, kelompok rumah sakit Pluit, kelompok rumah sakit Omni yang merupakan kelompok rumah sakit swasta yang beroperasi di Indonesia. Perseroan juga menghadapi persaingan dari kelompok rumah sakit regional dan kelompok rumah sakit internasional yang beroperasi di Singapura dan Penang. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Bab X Tinjauan Industri. 15. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Entitas Anak menjalan kegiatan usaha dan memberikan layanan dengan menggunakan merek “RS Mitra Keluarga”. Hak kekayaan intelektual Entitas Anak yang telah terdaftar pada Menkumham, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual yang terdiri dari “RS Mitra Keluarga,” dan logonya, berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000069138 yang didaftarkan pada 13 Agustus 2004 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang telah habis masa berlakunya pada 1 Agustus 2014 dan saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11176/2014 tertanggal 14 Juli 2014, dan “RS Mitra Kemayoran,” berdasarkan Sertifikat Merek No. IDM000071872 pada 26 April 2006 atas nama PT Proteindo Karyasehat, yang saat ini sedang dalam proses perpanjangan berdasarkan agenda pendaftaran merek dengan register No. R11763/2014 tertanggal 4 Agustus 2014, “Jakarta Orthopedic Center”, sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM00319772 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri dan “Jakarta Urology Center” sesuai dengan Sertifikat Merek No. IDM000319774 tanggal 12 September 2011 atas nama PT Karyasukses Mandiri. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses mengajukan pendaftaran merek “Mitra Keluarga” dengan logo baru yang prosesnya dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015.

16. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES/”CSR”) Perseroan menganggap serius tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Perseroan telah melakukan berbagai kegiatan Corporate Sosial Responsibility dalam beberapa tahun terakhir diantaranya:

Go Green Movement. Perseroan telah mengurangi konsumsi pemakaian kertas dan bahan lainnya melalui penggunaan teknologi terkini. Perseroan sudah mampu untuk tidak menggunakan kertas dan kertas film pada barang-barang seperti resep dan gambar radiologi supaya lebih ramah terhadap lingkunganya. Perseroan juga memiliki inisiatif pengolahan limbah.

Pelayanan Kesehatan Umum. Perseroan menjangkau masyarakat lokal untuk mempromosikan pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan Perseroan. Perseroan secara berkala mengadakan seminar dan ceramah di rumah sakit untuk mendidik masyarakat tentang masalah terkait kesehatan dan penyakit. Perseroan juga menjadi tuan rumah kelompok relawan bagi penderita kanker, gagal ginjal, dan masalah kesehatan lainnya. Perseroan juga menyelenggarakan kegiatan olahraga untuk wanita hamil dan pasien yang telah mengalami stroke, diabetes, atau memiliki masalah kesehatan lainnya.

Layanan Sosial. Perseroan telah memberikan bantuan berupa obat-obatan untuk bantuan pada korban bencana-bencana alam nasional yang terjadi antara lain gempa bumi Padang pada September 2009, gempa bumi Yogyakarta Mei 2006, dan tsunami Aceh pada Desember 2004. Selain itu, Perseroan juga secara berkala memberikan perawatan dan operasi massal, misalnya operasi.

Lainnya. Selain itu, Perseroan juga berpartisipasi dalam kegiatan seperti relawan mobilisasi tenaga medis, menyumbang peralatan kesehatan, dan kebutuhan lainnya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Kegiatan sosial Perseroan yang dilakukan secara berkala meliputi program pengobatan gratis massal dan program donor darah untuk membantu Palang Merah Indonesia. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses mengajukan pendaftaran merek “Mitra Keluarga” dengan logo baru yang prosesnya dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015.

17. SERTIFIKAT DAN PENGHARGAAN Selama 25 tahun terakhir, Perseroan telah menjadi bagian dari banyak tonggak penting dalam pengembangan kesehatan di Indonesia. Sebagai contoh, Perseroan yang pertama mendirikan rumah sakit umum swasta di Bekasi dan Perseroan percaya bahwa rumah sakit Perseroan di Surabaya adalah yang pertama yang memiliki layanan MRI pada 2001. Rumah sakit Perseroan telah menerima berbagai macam penghargaan. Contoh penghargaan Perseroan tercantum di bawah ini:

RSMK Bekasi Barat: Kategori Biru untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Daerah (PROPERDA) Kota Bekasi 2012,

dari BPLH Bekasi. Indonesia WOW Brand 2014 Gold Award Chain Hospital (Jabodetabek). Best Doctor Services versi asuransi Garda Medika tahun 2010.

RSMK Bekasi Timur: Juara ke 2 lomba kebersihan RS Sekota Bekasi 2010-2011

RSMK Kelapa Gading: Indonesia Brand Champion 2013 Gold Award dalam Rumah Sakit paling Direkomendasi (Jakarta) Indonesia Brand Champion of 2013 Gold Award Most Recommended Hospital in Jakarta Customer Loyalty Award to RS Mitra Keluarga Jakarta, dari Info Gading Group

RS Mitra Kemayoran: Platinum Provider in Value Service 2012, dari PT Lippo General Insurance Tbk.

RSMK Depok: Penghargaan wajib pajak terbaik kategori pajak parkir kota Depok 2012, dari Walikota Depok

RSMK Cibubur: Kategori Biru untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Daerah (PROPERDA) Kota Bekasi 2012,

dari BPLH Bekasi

RSMK Surabaya: Surabaya Service Excellence Award, 2012. Bronze Brand Champion of Most Recommended Hospital in Surabaya The Best Hospital & Service Excellent of The Year, dari International Professional Award 2011.

RSMK Waru: RS Pendatang Baru Berprestasi, dari Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia 2012

190

X. TINJAUAN INDUSTRI Frost & Sullivan telah seksama dan berhati-hati dalam penyusunan laporan yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan Bab ini. Informasi diperoleh oleh Frost & Sullivan dari sumber yang dianggap dapat diandalkan. Namun, Frost & Sullivan tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi apapun dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian atau bagi hasil yang diperoleh dari penggunaan informasi tersebut. Tidak ada bagian dari laporan ini boleh dipublikasikan atau direproduksi dalam bentuk apapun tanpa persetujuan Frost and Sullivan secara tertulis. F&S tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi yang mungkin didasarkan pada informasi yang diungkapkan dalam laporannya. 1 Pengenalan Kepada Pasar Jasa Layanan Kesehatan di Indonesia Pengeluaran jasa layanan kesehatan di Indonesia diharapkan sebesar 14.7% CAGR dari 2013 sampai 2020, didorong faktor demografis dan non-demografis. Pendorong demografis adalah pertumbuhan populasi tenaga kerja muda dengan daya beli lebih tinggi yang mau membayar lebih besar untuk jasa layanan kesehatan, terutama di sektor swasta. Pertumbuhan populasi yang lebih tua juga diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran atas layanan kesehatan seperti keperluan untuk jasa layanan kesehatan spesialis akan terus meningkat. Salah satu pendorong utama non-demografis adalah meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia. Sekitar 150 juta warga Indonesia diperkirakan memiliki penghasilan tahunan yang dapat dibelanjakan antara US$3.000 – US$8.500 akhir 2014. Sekitar 61% populasi Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi hingga 2025. Ekspansi masyarakat kelas menengah ditambah adanya urbanisasi dan gaya hidup yang berubah, diperkirakan dapat mendorong kenaikan permintaan jasa layanan kesehatan dasar dan spesialis yang lebih berkualitas di Indonesia. Pengeluaran layanan kesehatan di Indonesia pada 2013 diperkirakan sebesar 3,3% dari PDB. Angka tersebut relatif terendah dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura (5,8%), Malaysia (4,3%), dan Thailand (4,2%). Relatif rendahnya pengeluaran layanan kesehatan sebagai persentase dari ekonomi, ditambah dengan demografi yang menguntungkan, kenaikan pendapatan, dan penetrasi yang belum maksimal pada kota – kota besar dan menengah mengindifikasikan adanya kesempatan besar untuk tumbuh bagi pasar jasa layanan kesehatan dan industri rumah sakit swasta. Belanja sektor pemerintah dan swasta pada layanan kesehatan diperkirakan naik lebih tinggi karena adanya target pemerintah Indonesia dalam menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS untuk menjamin 100% dari penduduk Indonesia hingga 2019. Penyelenggaraan JKN diharapkan untuk meningkatkan pengeluaran publik dan swasta pada pelayanan kesehatan karena pemerintah berencana mensubsidi semua pengeluaran medis masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan JKN tersebut juga akan menguntungkan sektor jasa rumah sakit seiring pertambahan jumlah pasien yang diperkirakan akan meningkat secara pesat karena rumah sakit umum dikhawatirkan tidak dapat memenuhi peningkatan jumlah pasien tersebut. Untuk menanggapi kebutuhan rumah sakit yang lebih banyak karena meningkatnya permintaan layanan kesehatan yang lebih baik dengan bertambahnya masyarakat berpenghasilan menengah dan pengenalan skema JKN, Pemerintah juga mendorong sektor swasta untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur layanan kesehatan dengan merevisi Daftar Negatif Investasi, yang memungkinkan lebih banyak pelaku industri untuk memasuki sektor jasa pelayanan kesehatan di Indonesia. Jumlah rumah sakit swasta naik dari 315 rumah sakit pada 2011 sampai 760 rumah sakit pada 2014, peningkatan yang lebih cepat dari rumah sakit Pemerintah. Sebagian besar rumah sakit dan sumber daya medis terkonsentrasi di pulau Jawa karena pulau Jawa adalah pulau yang terpadat (± 70% dari total penduduk) dengan perekonomian paling besar di Indonesia. Di masa datang, pulau Jawa masih akan menjadi pusat pertumbuhan terutama di dua kota terbesarnya, yakni DKI Jakarta dan Surabaya. Kota DKI Jakarta memberikan kontribusi 18% dari total PDB 2013, sedangkan Surabaya, yang merupakan ibukota provinsi Jawa Timur, memberikan kontribusi 16% dari total PDB pada tahun yang sama. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia memiliki kekurangan dalam jumlah tempat tidur rumah sakit dan tenaga kerja medis (terutama dokter dan perawat). Saat ini, Indonesia memiliki rasio 1.13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk dan 0,37 dokter per 1.000 penduduk. Kurangnya jumlah tempat tidur rumah sakit dan dokter, dibandingkan dengan negara-negara tetangga, menunjukkan masih terdapat potensi pertumbuhan yang besar pada infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia.

191

X. TINJAUAN INDUSTRI Frost & Sullivan telah seksama dan berhati-hati dalam penyusunan laporan yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan Bab ini. Informasi diperoleh oleh Frost & Sullivan dari sumber yang dianggap dapat diandalkan. Namun, Frost & Sullivan tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi apapun dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian atau bagi hasil yang diperoleh dari penggunaan informasi tersebut. Tidak ada bagian dari laporan ini boleh dipublikasikan atau direproduksi dalam bentuk apapun tanpa persetujuan Frost and Sullivan secara tertulis. F&S tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi yang mungkin didasarkan pada informasi yang diungkapkan dalam laporannya. 1 Pengenalan Kepada Pasar Jasa Layanan Kesehatan di Indonesia Pengeluaran jasa layanan kesehatan di Indonesia diharapkan sebesar 14.7% CAGR dari 2013 sampai 2020, didorong faktor demografis dan non-demografis. Pendorong demografis adalah pertumbuhan populasi tenaga kerja muda dengan daya beli lebih tinggi yang mau membayar lebih besar untuk jasa layanan kesehatan, terutama di sektor swasta. Pertumbuhan populasi yang lebih tua juga diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran atas layanan kesehatan seperti keperluan untuk jasa layanan kesehatan spesialis akan terus meningkat. Salah satu pendorong utama non-demografis adalah meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia. Sekitar 150 juta warga Indonesia diperkirakan memiliki penghasilan tahunan yang dapat dibelanjakan antara US$3.000 – US$8.500 akhir 2014. Sekitar 61% populasi Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi hingga 2025. Ekspansi masyarakat kelas menengah ditambah adanya urbanisasi dan gaya hidup yang berubah, diperkirakan dapat mendorong kenaikan permintaan jasa layanan kesehatan dasar dan spesialis yang lebih berkualitas di Indonesia. Pengeluaran layanan kesehatan di Indonesia pada 2013 diperkirakan sebesar 3,3% dari PDB. Angka tersebut relatif terendah dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura (5,8%), Malaysia (4,3%), dan Thailand (4,2%). Relatif rendahnya pengeluaran layanan kesehatan sebagai persentase dari ekonomi, ditambah dengan demografi yang menguntungkan, kenaikan pendapatan, dan penetrasi yang belum maksimal pada kota – kota besar dan menengah mengindifikasikan adanya kesempatan besar untuk tumbuh bagi pasar jasa layanan kesehatan dan industri rumah sakit swasta. Belanja sektor pemerintah dan swasta pada layanan kesehatan diperkirakan naik lebih tinggi karena adanya target pemerintah Indonesia dalam menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS untuk menjamin 100% dari penduduk Indonesia hingga 2019. Penyelenggaraan JKN diharapkan untuk meningkatkan pengeluaran publik dan swasta pada pelayanan kesehatan karena pemerintah berencana mensubsidi semua pengeluaran medis masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan JKN tersebut juga akan menguntungkan sektor jasa rumah sakit seiring pertambahan jumlah pasien yang diperkirakan akan meningkat secara pesat karena rumah sakit umum dikhawatirkan tidak dapat memenuhi peningkatan jumlah pasien tersebut. Untuk menanggapi kebutuhan rumah sakit yang lebih banyak karena meningkatnya permintaan layanan kesehatan yang lebih baik dengan bertambahnya masyarakat berpenghasilan menengah dan pengenalan skema JKN, Pemerintah juga mendorong sektor swasta untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur layanan kesehatan dengan merevisi Daftar Negatif Investasi, yang memungkinkan lebih banyak pelaku industri untuk memasuki sektor jasa pelayanan kesehatan di Indonesia. Jumlah rumah sakit swasta naik dari 315 rumah sakit pada 2011 sampai 760 rumah sakit pada 2014, peningkatan yang lebih cepat dari rumah sakit Pemerintah. Sebagian besar rumah sakit dan sumber daya medis terkonsentrasi di pulau Jawa karena pulau Jawa adalah pulau yang terpadat (± 70% dari total penduduk) dengan perekonomian paling besar di Indonesia. Di masa datang, pulau Jawa masih akan menjadi pusat pertumbuhan terutama di dua kota terbesarnya, yakni DKI Jakarta dan Surabaya. Kota DKI Jakarta memberikan kontribusi 18% dari total PDB 2013, sedangkan Surabaya, yang merupakan ibukota provinsi Jawa Timur, memberikan kontribusi 16% dari total PDB pada tahun yang sama. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Indonesia memiliki kekurangan dalam jumlah tempat tidur rumah sakit dan tenaga kerja medis (terutama dokter dan perawat). Saat ini, Indonesia memiliki rasio 1.13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk dan 0,37 dokter per 1.000 penduduk. Kurangnya jumlah tempat tidur rumah sakit dan dokter, dibandingkan dengan negara-negara tetangga, menunjukkan masih terdapat potensi pertumbuhan yang besar pada infrastruktur layanan kesehatan di Indonesia.

Sektor rumah sakit swasta di Indonesia sangat terfragmentasi. Sepuluh kelompok usaha rumah sakit terbesar mengendalikan 9% dari jumlah total rumah sakit dan memiliki 22% dari jumlah total tempat tidur rumah sakit swasta. Pasar rumah sakit swasta diperkirakan sebesar Rp93,6 triliun pada 2014. Frost & Sullivan memperkirakan bahwa pasar akan bertumbuh sampai Rp142,6 triliun pada 2019 dengan CAGR sebesar 8,8%. Banyak rumah sakit swasta yang memperluas rumah sakit yang ada dengan menambah tempat tidur, jenis layanan dan bagian baru pada rumah sakit, sementara beberapa rumah sakit lain melakukan perluasan dengan membangun rumah sakit baru. Lokasi yang disasar untuk ekspansi masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan terutama di Jabodetabek karena peningkatan permintaan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. 1.1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan mengalami rata-rata pertumbuhan PDB riil tahunan sebesar 6,3% antara 2010 dan 2012. Meskipun ada penurunan pertumbuhan sementara antara 2013 dan 2014 karena lemahnya kinerja di sektor ekspor (mengingat penurunan permintaan ekspor dari pasar berkembang oleh negara maju), secara keseluruhan pertumbuhan PDB diperkirakan akan bangkit dan kembali normal pada 6,0% per tahun mulai dari 2015 dan seterusnya seperti yang terlihat pada Grafik 1.

Grafik 1. Pertumbuhan PDB Riil Indonesia (2009-2019F)

Sumber: BPS Indonesia; IMF

Dalam prakiraan periode jangka menengah ke jangka panjang, pembangunan ekonomi Indonesia tetap positif karena pemulihan ekonomi global, konsumsi swasta domestik yang kuat dan investasi yang tumbuh setelah pemilihan presiden Mei 2014 lalu. Pemerintah Indonesia telah merevisi Daftar Negatif Investasi negara dalam rangka meningkatkan investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. Prospek di 2015 dan pertumbuhan selama jangka menengah bergantung pada manajemen ekonomi makro yang berkelanjutan oleh pemerintah baru dan reformasi pro-market yang berkesinambungan. Pemerintah Indonesia juga sedang menerapkan rencana utama untuk mempercepat dan memperluas pertumbuhan ekonomi, atau MPE3I (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Angka-angka PDB riil Indonesia dapat dilihat pada Grafik 2. PDB riil Indonesia ditunjukkan sebesar Rp2.770 triliun (US$2,3 miliar) pada 2013.

Persentase (%)

4.6%

6.2% 6.5%

6.3%5.8%

5.4%

5.8%6.0%

6.0%6.0%

6.0%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

2009 2010 2011 2012 2013 2014F 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F

Real GDPGrowth

192

Grafik 2. PDB Riil Indonesia (2009 - 2019F)

2,179 2,314 2,465 2,619 2,770 2,919 3,088 3,273 3,470 3,678 3,899

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,500

2009 2010 2011 2012 2013 2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F

Sumber: BPS Indonesia; IMF

Grafik 3 memperlihatkan bahwa PDB per kapita Indonesia meningkat dari Rp9,3 juta (US$761) pada 2009 menjadi Rp11,6 juta (US$950) pada 2014. Pertumbuhan PDB per kapita diharapkan akan berlanjut pada CAGR sebesar 4,7% per tahun dan mencapai Rp14,7 juta (US$1,205) di 2019. PDB per kapita di Indonesia telah mencapai angka tertinggi pada 2013 dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi ke depannya.

Grafik 3. PDB Riil Per Kapita Indonesia (2009-2019F)

9.3 9.7 10.2 10.7 11.1 11.6 12.1 12.7 13.3 14.0 14.7

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

2009 2010 2011 2012 2013 2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F

Sumber: BPS Indonesia; IMF

1.1.2 Populasi Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dengan populasi 249 juta pada 2013. Bank Indonesia memperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan mencapai 252 juta pada Juni 2014. Populasi diperkirakan meningkat menjadi 285 juta orang pada 2025. Penduduk Indonesia terdiri dari jumlah tenaga yang besar. Pada 2013, sebesar 67% dari populasi adalah kelompok usia 15-64 tahun. Tingkat urbanisasi juga meningkat karena sebagian besar populasi usia muda mencari peluang kerja yang lebih baik di kota-kota besar. Ini menyebabkan kenaikan pendapatan dan daya beli secara relatif, yang merupakan pendorong penting peningkatan pengeluaran untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia.

CAGR 2009-2013: 6.2% p.a. Triliun Rupiah

Miliar Rupiah

CAGR 2013-2019F: 5.9% p.a.

CAGR 2009-2013: 4.7% p.a. CAGR 2013-2019F: 4.7% p.a.

193

Grafik 2. PDB Riil Indonesia (2009 - 2019F)

2,179 2,314 2,465 2,619 2,770 2,919 3,088 3,273 3,470 3,678 3,899

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,500

2009 2010 2011 2012 2013 2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F

Sumber: BPS Indonesia; IMF

Grafik 3 memperlihatkan bahwa PDB per kapita Indonesia meningkat dari Rp9,3 juta (US$761) pada 2009 menjadi Rp11,6 juta (US$950) pada 2014. Pertumbuhan PDB per kapita diharapkan akan berlanjut pada CAGR sebesar 4,7% per tahun dan mencapai Rp14,7 juta (US$1,205) di 2019. PDB per kapita di Indonesia telah mencapai angka tertinggi pada 2013 dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi ke depannya.

Grafik 3. PDB Riil Per Kapita Indonesia (2009-2019F)

9.3 9.7 10.2 10.7 11.1 11.6 12.1 12.7 13.3 14.0 14.7

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

2009 2010 2011 2012 2013 2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F

Sumber: BPS Indonesia; IMF

1.1.2 Populasi Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dengan populasi 249 juta pada 2013. Bank Indonesia memperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan mencapai 252 juta pada Juni 2014. Populasi diperkirakan meningkat menjadi 285 juta orang pada 2025. Penduduk Indonesia terdiri dari jumlah tenaga yang besar. Pada 2013, sebesar 67% dari populasi adalah kelompok usia 15-64 tahun. Tingkat urbanisasi juga meningkat karena sebagian besar populasi usia muda mencari peluang kerja yang lebih baik di kota-kota besar. Ini menyebabkan kenaikan pendapatan dan daya beli secara relatif, yang merupakan pendorong penting peningkatan pengeluaran untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia.

CAGR 2009-2013: 6.2% p.a. Triliun Rupiah

Miliar Rupiah

CAGR 2013-2019F: 5.9% p.a.

CAGR 2009-2013: 4.7% p.a. CAGR 2013-2019F: 4.7% p.a.

Pada 2025, penduduk Indonesia berusia 65 ke atas diperkirakan mencapai 21 juta, hampir 8 juta lebih tinggi dari 2013, yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu penduduk yang paling cepat penuaannya di Asia. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan layanan kesehatan khusus seperti perawatan geriatrik dan pusat perawatan penyakit kronis dan memberikan momentum untuk potensi pertumbuhan jangka panjang untuk konsumsi dan permintaan layanan kesehatan di Indonesia.

Grafik 4. Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur (2010-2025F)

68 69 71 70

159 167 184 194

12 1317 21

0

50

100

150

200

250

300

2010 2013 2020F 2025F

0-14 years 15-64 years 65 years and above

Sumber: Indonesia Population Projections 2010-2025 - Bappenas; Frost & Sullivan

1.1.3 Pendapatan Yang Dapat Dibelanjakan Indonesia berada di tengah-tengah konsumen boom. Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) dan pertambahan populasi penduduk usia muda mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pada 2013, Indonesia mencatat US$490 miliar jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan. Urbanisasi dan peningkatan populasi muda yang memasuki dunia kerja diperkirakan menyebabkan pertumbuhan ini dan pendapatan tahunan yang dapat dibelanjakan diharapkan dapat meningkat sampai dengan US$750 miliar di 2020F.

Grafik 5. Pendapatan Tahunan Yang Dapat Dibelanjakan Di Indonesia (2013-2020F)

490 580

750

-

200

400

600

800

2013 2015F 2020F

Sumber: Euromonitor; Frost & Sullivan

Miliar Penduduk

CAGR 2010-2013: 1,4% p.a.

239 249

271 285 CAGR 2013-2025F: 1,1% p.a.

Miliar US$ CAGR 2013-2020F: 6,3%

194

Menurut Nomura Global Economics, masyarakat kelas menengah(1) di Indonesia diperkirakan mencapai 150 juta orang pada 2014 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 6. Hal ini menunjukkan bahwa 60% dari penduduk di Indonesia termasuk kategori menengah, menjadikannya kelompok populasi dengan pendapatan menengah terbesar di Asia Tenggara.

Grafik 6. Populasi Masyarakat Kelas Menengah di Beberapa Negara ASEAN

Sumber: World Bank; Nomura Global Economics, CEIC Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan memungkinkan masyarakat kelas menengah di Indonesia untuk membelanjakan lebih banyak barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang berkualitas. Faktor tersebut, bersama dengan meningkatnya kesadaran kesehatan dan pengenalan skema JKN pada 2014, diperkirakan menyebabkan peningkatan permintaan untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia. Seiring kenaikan tingkat pendapatan, kelompok penduduk berdaya beli lebih tinggi akan menuntut layanan kesehatan yang berkualitas lebih tinggi dan lebih efisien. Kelompok demografis yang sama, dengan daya beli yang lebih tinggi, juga akan menghabiskan proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka pada layanan seperti kebugaran, kesehatan, dan kecantikan. Selain itu, kenaikan permintaan layanan kesehatan publik diharapkan mendorong peningkatan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia (yang mencari kualitas pelayanan yang lebih cepat dan baik) pada sektor layanan kesehatan swasta. Tren ini sudah diamati di pasar lain yang mengalami pertumbuhan penduduk yang makmur, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura di Asia Tenggara serta negara-negara di Eropa Timur. Lebih banyak kelompok usaha rumah sakit swasta baik asing maupun lokal di negara-negara tersebut yang mencari cara untuk melayani kelompok yang berkembang melalui pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Catatan: 1 Didefinisikan sebagai populasi dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan antara US$3,000 – US$8.500 per tahun 1.1.4 Urbanisasi Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi. Penduduk perkotaan di Indonesia, sebagai persentase dari total penduduk, telah mencapai 52% pada 2013. Seperti ditunjukan pada Grafik 7, pada 2025, Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi sebesar 61% di perkotaan dengan jumlah penduduk 172 juta orang. Peningkatan urbanisasi ditambah perubahan gaya hidup dan peningkatan kesadaran kesehatan juga diperkirakan dapat mendorong permintaan kesehatan dasar dan yang juga lebih terspesialisasi pada jasa layanan kesehatan.

Juta Orang

195

Menurut Nomura Global Economics, masyarakat kelas menengah(1) di Indonesia diperkirakan mencapai 150 juta orang pada 2014 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 6. Hal ini menunjukkan bahwa 60% dari penduduk di Indonesia termasuk kategori menengah, menjadikannya kelompok populasi dengan pendapatan menengah terbesar di Asia Tenggara.

Grafik 6. Populasi Masyarakat Kelas Menengah di Beberapa Negara ASEAN

Sumber: World Bank; Nomura Global Economics, CEIC Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan memungkinkan masyarakat kelas menengah di Indonesia untuk membelanjakan lebih banyak barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang berkualitas. Faktor tersebut, bersama dengan meningkatnya kesadaran kesehatan dan pengenalan skema JKN pada 2014, diperkirakan menyebabkan peningkatan permintaan untuk jasa layanan kesehatan di Indonesia. Seiring kenaikan tingkat pendapatan, kelompok penduduk berdaya beli lebih tinggi akan menuntut layanan kesehatan yang berkualitas lebih tinggi dan lebih efisien. Kelompok demografis yang sama, dengan daya beli yang lebih tinggi, juga akan menghabiskan proporsi yang lebih besar dari pendapatan mereka pada layanan seperti kebugaran, kesehatan, dan kecantikan. Selain itu, kenaikan permintaan layanan kesehatan publik diharapkan mendorong peningkatan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia (yang mencari kualitas pelayanan yang lebih cepat dan baik) pada sektor layanan kesehatan swasta. Tren ini sudah diamati di pasar lain yang mengalami pertumbuhan penduduk yang makmur, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura di Asia Tenggara serta negara-negara di Eropa Timur. Lebih banyak kelompok usaha rumah sakit swasta baik asing maupun lokal di negara-negara tersebut yang mencari cara untuk melayani kelompok yang berkembang melalui pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas. Catatan: 1 Didefinisikan sebagai populasi dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan antara US$3,000 – US$8.500 per tahun 1.1.4 Urbanisasi Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi. Penduduk perkotaan di Indonesia, sebagai persentase dari total penduduk, telah mencapai 52% pada 2013. Seperti ditunjukan pada Grafik 7, pada 2025, Indonesia diperkirakan mengalami urbanisasi sebesar 61% di perkotaan dengan jumlah penduduk 172 juta orang. Peningkatan urbanisasi ditambah perubahan gaya hidup dan peningkatan kesadaran kesehatan juga diperkirakan dapat mendorong permintaan kesehatan dasar dan yang juga lebih terspesialisasi pada jasa layanan kesehatan.

Juta Orang

Grafik 7. Persentase Populasi Urban dari Total Populasi di Indonesia (2010-2025F)

Sumber: Indonesia Population Projections 2010-2025 – Bappenas

1.2 Indikator Pelayanan Kesehatan 1.2.1 Infrastruktur dan Pengeluaran untuk Layanan Kesehatan Grafik 8 menunjukkan total pengeluaran untuk layanan kesehatan di Indonesia yang berjumlah sekitar Rp30 miliar pada 2013. Total pengeluaran layanan kesehatan diperkirakan naik dua kali lipat pada 2018, seiring peningkatan permintaan untuk layanan perawatan kesehatan yang berkualitas dan angka harapan hidup. Pasar jasa layanan kesehatan juga didukung oleh program dan kebijakan pemerintah yang diharapkan menyebabkan peningkatan pengeluaran kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan.

Grafik 8. Jumlah Pengeluaran Untuk Layanan Kesehatan di Indonesia (2009-2020F)

0

20

40

60

80

100

2009 2010 2011 2012 2013 2014E 2015F 2016F 2017F 2018F 2019F 2020F

19.0 21.1 23.4 26.4 30.435.0 40.3

46.4 52.960.6

69.579.2

Sumber: EIU; World Bank; EXIM Bank; Frost & Sullivan Catatan: Total Pengeluaran Kesehatan merupakan biaya keseluruhan dalam industri; jasa (rumah sakit, klinik, dll), barang (peralatan medis, bahan habis pakai, dll), farmasi, infrastruktur, asuransi dan penggantian, dll. Seiring dengan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan kebiasaan belanja yang paling umum adalah lebih banyak di pasar Over the Counter (OTC) dibandingkan dengan pelayanan rumah sakit. Populasi terbesar di Indonesia masih dalam kelompok berpenghasilan rendah ke menengah yang termasuk dalam kategori ini. Grafik 9 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pengeluaran terendah dalam pelayanan kesehatan dengan persentase terhadap PDB sebesar 3,3% pada 2013, di antara beberapa negara pilihan dan juga merupakan yang terendah dibanding negara tetangga seperti Singapura (5,8%), Malaysia (4.3 %), dan Thailand (4,2%). Hal ini menunjukkan besarnya peluang pertumbuhan bagi sektor rumah sakit swasta, terutama mengingat komposisi dan tren demografi yang menguntungkan, peningkatan pendapatan dan penetrasi di bawah maksimal di kota-kota besar dan kota-kota kelas menengah, yang membawa peningkatan dalam jumlah pengeluaran untuk layanan kesehatan sebagai proporsi atas PDB.

Persentase (%)

Miliar US$ CAGR 2009-2013: 12,5% CAGR 2013-2020F: 14,7%

196

Grafik 9. Jumlah Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sebagai Persentase dari PDB Pada Tahun 2013

Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China; Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan

Pengeluaran kesehatan sebagai persentase dari PDB turun secara marjinal disebabkan pelambatan ekonomi karena krisis keuangan global, dari 3,1% pada 2007 sampai pada kisaran 2,8% selama 2008 sampai 2011; namun, angka tersebut diestimasi 3,3% pada 2013 dan diperkirakan naik sampai 4,4% dari PDB sampai dengan 2018. 1.2.2 Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan Pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain di sekitarnya. Terbukti pada Grafik 10 bahwa pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan pada 2012 hanya sebanyak US$35, salah satu yang terendah di kawasan ini. Sistem layanan kesehatan di Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand, dimana semua negara-negara tersebut sudah memiliki sistem layanan kesehatan yang berkembang sepenuhnya, terutama di sektor publik.

Grafik 10. Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan di Berbagai Negara (2013)

9,064

3,662 2,140

457 197 139 61 35 0

2,0004,0006,0008,000

10,000

United States UnitedKingdom

Singapore Malaysia China Thailand India Indonesia

Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China;

Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan

1.2.3 Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sektor Publik dan Swasta Total pengeluaran kesehatan di Indonesia terus meningkat dari Rp231 triliun (US$19 miliar) pada 2009 menjadi Rp367 triliun (US$30,4 miliar) pada 2013 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 11. Di dalamnya, pengeluaran sektor publik untuk kesehatan pada tahun 2013 diperkirakan Rp148 triliun (US$12,2 miliar) sementara pengeluaran pada sektor swasta sebesar lebih dari Rp221 triliun (US$18,2 miliar).

US$

Persen (%)

197

Grafik 9. Jumlah Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sebagai Persentase dari PDB Pada Tahun 2013

Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China; Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan

Pengeluaran kesehatan sebagai persentase dari PDB turun secara marjinal disebabkan pelambatan ekonomi karena krisis keuangan global, dari 3,1% pada 2007 sampai pada kisaran 2,8% selama 2008 sampai 2011; namun, angka tersebut diestimasi 3,3% pada 2013 dan diperkirakan naik sampai 4,4% dari PDB sampai dengan 2018. 1.2.2 Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan Pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain di sekitarnya. Terbukti pada Grafik 10 bahwa pengeluaran per kapita Indonesia atas jasa layanan kesehatan pada 2012 hanya sebanyak US$35, salah satu yang terendah di kawasan ini. Sistem layanan kesehatan di Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand, dimana semua negara-negara tersebut sudah memiliki sistem layanan kesehatan yang berkembang sepenuhnya, terutama di sektor publik.

Grafik 10. Pengeluaran per Kapita Atas Layanan Kesehatan di Berbagai Negara (2013)

9,064

3,662 2,140

457 197 139 61 35 0

2,0004,0006,0008,000

10,000

United States UnitedKingdom

Singapore Malaysia China Thailand India Indonesia

Sumber: Centers for Medicare & Medicaid Services, Office of the Actuary; United Kingdom: Healthcare Report, Economist Intelligence Unit; Kementerian Kesehatan Indonesia, China;

Singapore Government Budget; Economic Survey, India; Frost & Sullivan

1.2.3 Pengeluaran atas Layanan Kesehatan Sektor Publik dan Swasta Total pengeluaran kesehatan di Indonesia terus meningkat dari Rp231 triliun (US$19 miliar) pada 2009 menjadi Rp367 triliun (US$30,4 miliar) pada 2013 seperti yang ditunjukkan pada Grafik 11. Di dalamnya, pengeluaran sektor publik untuk kesehatan pada tahun 2013 diperkirakan Rp148 triliun (US$12,2 miliar) sementara pengeluaran pada sektor swasta sebesar lebih dari Rp221 triliun (US$18,2 miliar).

US$

Persen (%)

Grafik 11. Pengeluaran Atas Layanan Kesehatan Sektor Publik dan Swasta (2009-2013)

Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Pada 2004, sekitar 40% dari pengeluaran kesehatan dilakukan oleh pemerintah atau badan-badan pemerintah dan 60% oleh sektor swasta seperti ditunjukkan pada Grafik 12. Komposisi ini tidak berubah secara material selama rentang 2004-2013. dan pengeluaran kesehatan swasta tetap menjadi sumber utama pendanaan. Lebih lanjut, pengeluaran di sektor swasta dibayar langsung out-of-pocket oleh rumah tangga di Indonesia.

Grafik 12. Rincian Pengeluaran Kesehatan di Indonesia berdasarkan Pembiayaan (2004-2013)

39.5 28.8 31.4 36.4 35.8 36.1 37.7 37.9 39.6 40

60.5 71.2 68.6 63.6 64.2 63.9 62.3 62.1 60.4 60

0%

50%

100%

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Public Expenditure Private Expenditure

Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO

Grafik 13 menunjukkan persentase pengeluaran pelayanan kesehatan sektor publik dan swasta di beberapa negara. Indonesia, Singapura dan India adalah negara-negara dengan pengeluaran publik terendah di bidang layanan kesehatan. Namun, Kementerian Kesehatan di Indonesia telah mengalokasikan Rp31,4 triliun (US$2,6 miliar) dalam anggaran 2014 mereka. Hal ini mencerminkan fokus pemerintah dalam memberikan sistem kesehatan yang mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh penduduk sampai 2019.

Miliar USD CAGR %

2009-2013 Total 12.5%

Pengeluaran Swasta

Pengeluaran Publik

10.8%

15.4%

Total 12.5%

Pengeluaran Swasta

Pengeluaran Publik

10.8%

15.4%

6.8 7.9 8.9 10.5 12.2

12.113.1

14.515.9

18.219.021.1

23.426.4

30.4

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

2009 2010 2011 2012 2013

198

Grafik 13. Persentase Pengeluaran untuk Pelayanan Kesehatan Publik dan Swasta di Negara-negara Tertentu (2012*)

33.1 37.6 39.6 46.4 55.0 56.0 76.4 82.566.9 62.4 60.4 53.6 45.0 44.0 23.6 17.5

0%

50%

100%

Singapore India Indonesia UnitedStates

Malaysia China Thailand UnitedKingdom

Public Private

Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Catatan: * Data terbaru yang tersedia

Pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan National (JKN) sejak 1 Januari 2014. Diadakannya program JKN diharapkan dapat meningkatkan pengeluaran pelayanan kesehatan publik seiring dengan niat Pemerintah untuk mensubsidi pengeluaran medis bagi seluruh masyarakat Indonesia di masa depan. Meskipun jumlah cakupan bervariasi di tingkat pendapatan populasi, namun skema tersebut diharapkan berpengaruh signifikan saat terimplementasi penuh. Tujuan Pemerintah dalam menerapkan program JKN melalui BPJS adalah untuk menjamin kesehatan 100% populasi penduduk hingga 2019. Pemerintah memperkenalkan JKN secara bertahap. Per pertengahan 2014, JKN telah berhasil mengintegrasikan berbagai skema asuransi kesehatan milik negara (Jamkesmas, Askes, BPJS, Askes TNI / Polri dan Komersial dan Jamkesda) menjadi pembayar tunggal, organisasi kuasi pemerintah yang dikenal sebagai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang akan mengelola JKN. Pemerintah bertujuan untuk menjamin perusahaan besar sampai 2017 dan usaha kecil sampai 2018. Sementara skema tersebut diimplementasikan, pengimplementasian tersebut bertujuan menjamin kesehatan seluruh penduduk Indonesia pada 2019. Pemerintah akan menanggung premi dari 86,4 juta para anggota Jamkesmas dan telah mengalokasikan total Rp 31,4 triliun dalam anggaran 2014. Per 2013, 121,6 juta penduduk (sekitar 48% dari total populasi) telah dijamin, sementara 50 juta penduduk lainnya telah dijamin oleh skema kesehatan publik lainnya. Sekitar 28% populasi Indonesia atau hampir 70 juta penduduk, masih belum diasuransikan. Peraturan SJSN berlaku pada skema non-iuran bagi masyarakat miskin, skema iuran untuk jaminan sosial wiraswasta dan skema jaminan sosial wajib untuk pekerja penuh-waktu. Cakupan tersebut diharapkan mempengaruhi sektor jasa rumah sakit karena jumlah pasien diperkirakan akan meningkat secara signifikan di masa depan. Ada kekhawatiran akan ketidakmampuan rumah sakit Pemerintah untuk memenuhi ketinggian tingkat masuk pasien; oleh karena itu rumah sakit swasta diperlukan untuk melayani peningkatan jumlah pasien. Sudah ada peraturan bahwa rumah sakit swasta harus mengalokasikan persentase tertentu dari tempat tidur dan layanan mereka kepada pasien BPJS. Sementara beberapa rumah sakit swasta tidak tertarik pada inisiatif-inisiatif tersebut karena langkah tersebut tidak menguntungkan, diharapkan skema akan direvisi seiring kemajuan dan memastikan hasil yang juga menguntungkan untuk rumah sakit swasta. 2 Garis Besar Pasar Jasa Pelayanan Kesehatan di Indonesia 2.1 Garis Besar Pasar 2.1.1 Dinamika Infrastruktur Layanan Kesehatan 2.1.1.1 Pasar Jasa Layanan Kesehatan Healthcare Services (HCS) didefinisikan sebagai penyelenggara jasa konsultasi, diagnosa, dan perawatan pasien untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, sakit ringan, cedera atau kondisi kesehatan fisik dan psikologis lain. Layanan ini disediakan para profesional kesehatan seperti dokter spesialis dan dokter umum didukung oleh asisten medis, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.

199

Grafik 13. Persentase Pengeluaran untuk Pelayanan Kesehatan Publik dan Swasta di Negara-negara Tertentu (2012*)

33.1 37.6 39.6 46.4 55.0 56.0 76.4 82.566.9 62.4 60.4 53.6 45.0 44.0 23.6 17.5

0%

50%

100%

Singapore India Indonesia UnitedStates

Malaysia China Thailand UnitedKingdom

Public Private

Sumber: Global Health Expenditure Database, WHO Catatan: * Data terbaru yang tersedia

Pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan National (JKN) sejak 1 Januari 2014. Diadakannya program JKN diharapkan dapat meningkatkan pengeluaran pelayanan kesehatan publik seiring dengan niat Pemerintah untuk mensubsidi pengeluaran medis bagi seluruh masyarakat Indonesia di masa depan. Meskipun jumlah cakupan bervariasi di tingkat pendapatan populasi, namun skema tersebut diharapkan berpengaruh signifikan saat terimplementasi penuh. Tujuan Pemerintah dalam menerapkan program JKN melalui BPJS adalah untuk menjamin kesehatan 100% populasi penduduk hingga 2019. Pemerintah memperkenalkan JKN secara bertahap. Per pertengahan 2014, JKN telah berhasil mengintegrasikan berbagai skema asuransi kesehatan milik negara (Jamkesmas, Askes, BPJS, Askes TNI / Polri dan Komersial dan Jamkesda) menjadi pembayar tunggal, organisasi kuasi pemerintah yang dikenal sebagai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang akan mengelola JKN. Pemerintah bertujuan untuk menjamin perusahaan besar sampai 2017 dan usaha kecil sampai 2018. Sementara skema tersebut diimplementasikan, pengimplementasian tersebut bertujuan menjamin kesehatan seluruh penduduk Indonesia pada 2019. Pemerintah akan menanggung premi dari 86,4 juta para anggota Jamkesmas dan telah mengalokasikan total Rp 31,4 triliun dalam anggaran 2014. Per 2013, 121,6 juta penduduk (sekitar 48% dari total populasi) telah dijamin, sementara 50 juta penduduk lainnya telah dijamin oleh skema kesehatan publik lainnya. Sekitar 28% populasi Indonesia atau hampir 70 juta penduduk, masih belum diasuransikan. Peraturan SJSN berlaku pada skema non-iuran bagi masyarakat miskin, skema iuran untuk jaminan sosial wiraswasta dan skema jaminan sosial wajib untuk pekerja penuh-waktu. Cakupan tersebut diharapkan mempengaruhi sektor jasa rumah sakit karena jumlah pasien diperkirakan akan meningkat secara signifikan di masa depan. Ada kekhawatiran akan ketidakmampuan rumah sakit Pemerintah untuk memenuhi ketinggian tingkat masuk pasien; oleh karena itu rumah sakit swasta diperlukan untuk melayani peningkatan jumlah pasien. Sudah ada peraturan bahwa rumah sakit swasta harus mengalokasikan persentase tertentu dari tempat tidur dan layanan mereka kepada pasien BPJS. Sementara beberapa rumah sakit swasta tidak tertarik pada inisiatif-inisiatif tersebut karena langkah tersebut tidak menguntungkan, diharapkan skema akan direvisi seiring kemajuan dan memastikan hasil yang juga menguntungkan untuk rumah sakit swasta. 2 Garis Besar Pasar Jasa Pelayanan Kesehatan di Indonesia 2.1 Garis Besar Pasar 2.1.1 Dinamika Infrastruktur Layanan Kesehatan 2.1.1.1 Pasar Jasa Layanan Kesehatan Healthcare Services (HCS) didefinisikan sebagai penyelenggara jasa konsultasi, diagnosa, dan perawatan pasien untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, sakit ringan, cedera atau kondisi kesehatan fisik dan psikologis lain. Layanan ini disediakan para profesional kesehatan seperti dokter spesialis dan dokter umum didukung oleh asisten medis, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.

HCS publik mengacu pada HCS yang diberikan oleh Pemerintah, umumnya melalui kementerian yang ditunjuk dan badan-badan administratif. Layanan yang diberikan, didanai melalui anggaran sektor publik, skema asuransi nasional / provinsi dan / atau program kesehatan universal. Organisasi nirlaba juga dianggap sebagai bagian dari segmen public industri. HCS swasta mengacu pada layanan yang ditawarkan oleh organisasi swasta dan terdaftar yang mencari keuntungan di pasar. Pendanaan kesehatan swasta biasanya terdiri dari Out-of-Pocket expenses ("OPE") atau program asuransi swasta dan, di beberapa negara, dana dari asuransi nasional atau sosial.

Grafik 14. Segmentasi Pasar HCS Menurut Tingkat Perawatan

Higher Patient Traffic Lower Patient Traffic Lower Revenue per Patient Higher Revenue per Patient

Sumber: Disusun oleh Frost & Sullivan

Layanan perawatan primer adalah tahap konsultasi paling utama untuk pasien dalam HCS. Tenaga perawatan profesional primer diantaranya adalah dokter umum atau dokter praktek keluarga, dokter perawatan primer, dan perawat dalam kondisi rawat jalan. Layanan perawatan primer umumnya disediakan melalui pusat-pusat perawatan kesehatan, klinik, dokter2 kantor, dan kadang-kadang apotek. Layanan mencakup pengobatan penyakit dasar, check-up rutin, layanan vaksinasi, pemberian pertolongan pertama untuk cedera serta layanan gigi. Layanan perawatan sekunder adalah layanan kesehatan yang disediakan biasanya oleh dokter spesialis dan profesional kesehatan lainnya yang bukan merupakan point kontak pertama dengan pasien. Biasanya, pasien dirujuk oleh petugas layanan perawatan primer, dan layanan sekunder dapat diselenggarakan berdasarkan rawat inap atau rawat jalan. Layanan kesehatan sekunder biasanya disediakan di klinik spesialis, rumah sakit, dan pusat layanan kesehatan yang memiliki fasilitas khusus untuk diagnosa, pengobatan rawat inap, dan operasi umum. Layanan kesehatan sekunder didukung oleh tenaga kesehatan seperti perawat, apoteker, dan gabungan professionals2 kesehatan. Contoh dokter perawatan sekunder termasuk ahli jantung, dokter kandungan dan ginekolog, serta dokter anak. Layanan perawatan tersier adalah tingkat HCS yang disediakan bagi pasien yang biasanya melibatkan rawat konsultasi spesialis, pengobatan lanjut atau bedah kompleks dan rawat inap. Pasien layanan perawatan tersier biasanya dirujuk oleh dokter perawatan primer atau sekunder. Layanan ini disediakan melalui rumah sakit dan pusat layanan kesehatan dengan peralatan khusus dan fasilitas untuk intervensi medis yang kompleks. Contoh perawatan tersier termasuk operasi jantung, bedah saraf, bedah rekonstruksi ortopedi, hemodialisis ginjal dan pengobatan kanker.

• Rawat Konsultasi Spesialis

• Pengobatan Lanjut & Bedah Kompleks

• Rawat Jalan

• Konsultasi Spesialis • Bedah Lokal • Gawat Darurat • Diagnosa/Imaging • Pengobatan Akut

• Pengobatan Penyakit Dasar

• Check-Up Rutin • Layanan Vaksinasi • Layanan Gigi • Pertolongan

Pertama

• Bedah Kompleks Risiko Tinggi

• Cangkok Organ

200

Perawatan Kuarterner dianggap sebagai perpanjangan dari perawatan tersier yang melibatkan bedah kompleks dan berisiko tinggi seperti cangkok organ. Karena begitu khususnya, perawatan kuaterner tidak ditawarkan setiap rumah sakit atau pusat layanan kesehatan di Indonesia. Indonesia hampir tidak memiliki sumber daya layanan kesehatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penduduknya yang besar. Kekurangan ini meliputi kekurangan pelatihan dan keterampilan dan ketidakmerataan sebaran atas infrastruktur dan sumber daya manusia. Dengan populasi lebih dari 240 juta, Indonesia memiliki defisit dalam jumlah dokter dan tempat tidur rumah sakit. Selain itu, infrastruktur dan sumber daya kesehatan terkonsentrasi di pulau Jawa, yaitu di daerah Jabodetabek. Namun, pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di provinsi lain di Sumatra dan Indonesia Timur telah mendorong lebih banyak investasi proyek infrastruktur kesehatan di daerah-daerah ini. Grafik 15 menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit, baik rumah sakit Pemerintah maupun swasta, terus meningkat dari 1.721 rumah sakit pada 2011 menjadi 2.350 rumah sakit pada 2014. Ada pertumbuhan yang lebih tinggi pada rumah sakit swasta di Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Grafik 15. Jumlah rumah sakit swasta mencapai 760 rumah sakit pada 2014 dari 315 rumah sakit pada 2011. Catatan: 2 Didefinisikan sebagai semua ahli kesehatan yang: (1) Bukan merupakan dokter, dokter gigi, atau perawat yang terdaftar; dan (2) Telah menerima pelatihan khusus dan memerlukan lisensi khusus untuk melayani sebagai anggota tim pelayanan kesehatan.

Grafik 15. Jumlah Rumah Sakit Umum dan Swasta di Indonesia (2011-2014)

0

500

1000

1500

2000

2500

2011 2012 2013 2014

315

1406

543

1540

666

1562

760

1590

Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia Catatan 1: angka tahun 2014 adalah per 28 Agustus 2014

Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah

Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur

rumah sakit Pemerintah dan swasta dari 2011 keatas.

Rumah sakit di Indonesia telah mengalami proses re-klasifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sejak 2011. Melalui proses re-klasifikasi ini, baik rumah sakit umum publik maupun swasta dikelompokkan dalam 5 kategori yang berbeda (Kelas A, B, C dan D) berdasarkan ukuran tempat tidur, layanan, dan kemampuan. Bagi rumah sakit yang sebelumnya tidak disertakan, juga dipertimbangkan untuk di re-klasifikasi. Maka dari itu, terdapat peningkatan jumlah rumah sakit umum (baik publik maupun swasta) dan juga jumlah keseluruhan tempat tidur di Indonesia sejak 2012 dan seterusnya. Salah satu alasan pengklasifikasian adalah untuk menyediakan alokasi dana yang tepat dalam pengadaan obat-obatan dan peralatan medis, terutama pada rumah sakit Pemerintah.

Jumlah Rumah Sakit

CAGR % 2011-2014

Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Swasta 34.1%

4.2%

Total

1,721

2,083 2,228 2,350

10.9%

201

Perawatan Kuarterner dianggap sebagai perpanjangan dari perawatan tersier yang melibatkan bedah kompleks dan berisiko tinggi seperti cangkok organ. Karena begitu khususnya, perawatan kuaterner tidak ditawarkan setiap rumah sakit atau pusat layanan kesehatan di Indonesia. Indonesia hampir tidak memiliki sumber daya layanan kesehatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan penduduknya yang besar. Kekurangan ini meliputi kekurangan pelatihan dan keterampilan dan ketidakmerataan sebaran atas infrastruktur dan sumber daya manusia. Dengan populasi lebih dari 240 juta, Indonesia memiliki defisit dalam jumlah dokter dan tempat tidur rumah sakit. Selain itu, infrastruktur dan sumber daya kesehatan terkonsentrasi di pulau Jawa, yaitu di daerah Jabodetabek. Namun, pertumbuhan ekonomi baru-baru ini di provinsi lain di Sumatra dan Indonesia Timur telah mendorong lebih banyak investasi proyek infrastruktur kesehatan di daerah-daerah ini. Grafik 15 menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit, baik rumah sakit Pemerintah maupun swasta, terus meningkat dari 1.721 rumah sakit pada 2011 menjadi 2.350 rumah sakit pada 2014. Ada pertumbuhan yang lebih tinggi pada rumah sakit swasta di Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Grafik 15. Jumlah rumah sakit swasta mencapai 760 rumah sakit pada 2014 dari 315 rumah sakit pada 2011. Catatan: 2 Didefinisikan sebagai semua ahli kesehatan yang: (1) Bukan merupakan dokter, dokter gigi, atau perawat yang terdaftar; dan (2) Telah menerima pelatihan khusus dan memerlukan lisensi khusus untuk melayani sebagai anggota tim pelayanan kesehatan.

Grafik 15. Jumlah Rumah Sakit Umum dan Swasta di Indonesia (2011-2014)

0

500

1000

1500

2000

2500

2011 2012 2013 2014

315

1406

543

1540

666

1562

760

1590

Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia Catatan 1: angka tahun 2014 adalah per 28 Agustus 2014

Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah

Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur

rumah sakit Pemerintah dan swasta dari 2011 keatas.

Rumah sakit di Indonesia telah mengalami proses re-klasifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sejak 2011. Melalui proses re-klasifikasi ini, baik rumah sakit umum publik maupun swasta dikelompokkan dalam 5 kategori yang berbeda (Kelas A, B, C dan D) berdasarkan ukuran tempat tidur, layanan, dan kemampuan. Bagi rumah sakit yang sebelumnya tidak disertakan, juga dipertimbangkan untuk di re-klasifikasi. Maka dari itu, terdapat peningkatan jumlah rumah sakit umum (baik publik maupun swasta) dan juga jumlah keseluruhan tempat tidur di Indonesia sejak 2012 dan seterusnya. Salah satu alasan pengklasifikasian adalah untuk menyediakan alokasi dana yang tepat dalam pengadaan obat-obatan dan peralatan medis, terutama pada rumah sakit Pemerintah.

Jumlah Rumah Sakit

CAGR % 2011-2014

Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Swasta 34.1%

4.2%

Total

1,721

2,083 2,228 2,350

10.9%

Grafik 16 menunjukkan sebagian besar rumah sakit terkonsentrasi di wilayah Pulau Jawa yang sebanyak 1.164 rumah sakit dan sisanya berada di luar pulau Jawa sebanyak 1.064 rumah sakit.

Grafik 16. Jumlah Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Tiap Provinsi di Indonesia (2013)

109

59

136

63 4917

4215 15 20 25 25 9 9 17 1 8 4 2 4 11 0 2 6 5 5 1 0 0 3 2 1 1

210

216 138

87

28 52

114

6746 37 29 29 44 42 32 40 32 36 33 27 18 27 24 19 20 18 18 18 17 13 12 11 8

0

50

100

150

200

250

300

350

Eas

t Jav

aC

entra

l Jav

aW

est J

ava

DK

I Jak

arta

Ban

ten

DI Y

ogya

karta

Nor

th S

umat

raS

outh

Sul

awes

iW

est S

umat

raB

ali

Ria

uE

ast K

alim

anta

nA

ceh

Sou

th S

umat

raLa

mpu

ngE

ast N

usa

Teng

gara

Wes

t Kal

iman

tan

Nor

th S

ulaw

esi

Pap

uaS

outh

Kal

iman

tan

Jam

biM

aluk

uC

entra

l Sul

awes

iR

iau

Isla

nds

Sul

awes

i Ten

ggar

aW

est N

usa

Teng

gara

Ben

gkul

uN

orth

Mal

uku

Cen

tral K

alim

anta

nW

est P

apua

Ban

gka

Bel

itung

Isla

nds

Gor

onta

laW

est S

ulaw

esi

Public Hospitals

Private Hospitals

Sumber: Kementerian Kesehatan Indonesia

Grafik 17 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dalam jumlah tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk dibanding negara-negara di kawasan ASEAN pada 2012.

Grafik 17. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit per 1.000 penduduk di Negara Tertentu (20123)

Sumber: Ministry of Health, Indonesia

Jumlah Rumah Sakit

Java Region

Number of Public and Private Hospitals Java: 1,164 Outside Java: 1,064 Total: 2,228

Jumlah Rumah Sakit per 1.000 Populasi

202

Grafik 18 menunjukkan bahwa jumlah tempat tidur naik dua kali lipat dari 149.538 tempat tidur pada 2008 menjadi 284.892 tempat tidur pada 2014. Pada 2014, Indonesia memiliki rasio sebesar 1,13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk. Namun, rasio tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Sama seperti sumber daya kesehatan lainnya, sebagian besar tempat tidur rumah sakit terkonsentrasi di wilayah pulau Jawa, dengan 154.087 tempat tidur rumah sakit pada 2014.

Grafik 18. Jumlah Total Tempat Tidur dan Kepadatan Rumah Sakit (Jumlah Tempat Tidur per 1000 Penduduk)

Sumber : Kementerian Kesehatan, Indonesia Catatan 1: Angka-angka untuk 2014 adalah per tanggal 28 Agustus 2014

Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah

Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur

rumah sakit swasta dan swasta dari 2012 keatas. Dibanding negara-negara lain di kawasan regional, Indonesia juga kekurangan jumlah profesional medis yang signifikan (terutama dokter dan perawat) di semua provinsi di Indonesia. Distribusi tenaga kerja layanan kesehatan Indonesia cenderung terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan. Jumlah dokter per 1.000 penduduk adalah 0,37 pada 2014 dengan rata-rata 0,45 di Jawa dan 0,35 di luar Jawa. DKI Jakarta memiliki tingkat rasio tertinggi dengan 0,88 dokter per 1.000 penduduk seperti ditunjukkan Grafik 19. Pada Agustus 2014, ada 295.508 perawat di seluruh Indonesia, mayoritas dari mereka berada di wilayah Jawa. Untuk mengatasi masalah dokter yang tidak terdistribusi dengan benar, Pemerintah telah menerapkan layanan wajib pada rumah sakit Pemerintah selama 2-5 tahun bagi seluruh lulusan sekolah kedokteran (sekolah umum dan swasta).

Jumlah Tempat Tidur per 1.000 populasi

Jumlah Tempat Tidur

203

Grafik 18 menunjukkan bahwa jumlah tempat tidur naik dua kali lipat dari 149.538 tempat tidur pada 2008 menjadi 284.892 tempat tidur pada 2014. Pada 2014, Indonesia memiliki rasio sebesar 1,13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk. Namun, rasio tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Sama seperti sumber daya kesehatan lainnya, sebagian besar tempat tidur rumah sakit terkonsentrasi di wilayah pulau Jawa, dengan 154.087 tempat tidur rumah sakit pada 2014.

Grafik 18. Jumlah Total Tempat Tidur dan Kepadatan Rumah Sakit (Jumlah Tempat Tidur per 1000 Penduduk)

Sumber : Kementerian Kesehatan, Indonesia Catatan 1: Angka-angka untuk 2014 adalah per tanggal 28 Agustus 2014

Catatan 2: Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia memulai proses reklasifikasi rumah sakit. Perubahan penting dicatat adalah (i) rumah sakit swasta nirlaba sekarang diklasifikasikan sebagai publik, dan (ii) Rumah sakit BUMN (kategori BUMN) yang berada di bawah

Kementerian lain di klasifikasi umum telah direklasifikasi sebagai swasta. (iv) Klinik besar / rumah sakit yang sebelumnya tidak termasuk dalam registri sekarang termasuk karena proses re-klasifikasi. Efek bersih dari perubahan ini adalah meningkatnya jumlah tempat tidur

rumah sakit swasta dan swasta dari 2012 keatas. Dibanding negara-negara lain di kawasan regional, Indonesia juga kekurangan jumlah profesional medis yang signifikan (terutama dokter dan perawat) di semua provinsi di Indonesia. Distribusi tenaga kerja layanan kesehatan Indonesia cenderung terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan. Jumlah dokter per 1.000 penduduk adalah 0,37 pada 2014 dengan rata-rata 0,45 di Jawa dan 0,35 di luar Jawa. DKI Jakarta memiliki tingkat rasio tertinggi dengan 0,88 dokter per 1.000 penduduk seperti ditunjukkan Grafik 19. Pada Agustus 2014, ada 295.508 perawat di seluruh Indonesia, mayoritas dari mereka berada di wilayah Jawa. Untuk mengatasi masalah dokter yang tidak terdistribusi dengan benar, Pemerintah telah menerapkan layanan wajib pada rumah sakit Pemerintah selama 2-5 tahun bagi seluruh lulusan sekolah kedokteran (sekolah umum dan swasta).

Jumlah Tempat Tidur per 1.000 populasi

Jumlah Tempat Tidur

Grafik 19. Jumlah Dokter per 1.000 Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia (2013)

Sumber: Ministry of Health, Indonesia

Berdasarkan angka-angka dari Grafik 18 & 19, jelas bahwa ada ruang yang cukup besar untuk pertumbuhan infrastruktur, yang akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah bekerja sama dengan sektor swasta sehingga investasi lebih diutamakan di daerah-daerah pertumbuhan di luar Pulau Jawa untuk mengimbangi distribusi dokter di seluruh Indonesia.

Grafik 20. Jumlah Rata-Rata Lulusan Medis Menurut Propinsi Di Seluruh Indonesia Per Tahun

Sumber: Indonesian Medical Council

Grafik 20. Menunjukkan jumlah rata-rata mahasiswa kedokteran yang lulus setiap tahun di seluruh provinsi di Indonesia. Setiap tahun, sekitar 7.000 mahasiswa kedokteran menyelesaikan studinya di seluruh Indonesia. Grafik 20 juga menunjukkan bahwa lebih dari 4.000 mahasiswa kedokteran yang lulus setiap tahun berasal dari wilayah pulau Jawa (jumlah terbanyak di DKI Jakarta) yang berjumlah lebih dari 50% dari lulusan kedokteran di negara ini. Namun, ada sebagian besar siswa yang gagal 'Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)'; yang merupakan ujian wajib bagi semua mahasiswa kedokteran untuk lulus sebelum mereka dapat berpraktek. Sekitar 35% lulusan fakultas kedokteran tidak lulus ujian setiap tahun dan harus mengulang tahun depannya dikarenakan ketidakmampuan dan kurangnya pengalaman. Akibatnya, ribuan lulusan dari universitas negeri dan swasta tetap menganggur. Indonesia perlu fokus pada pengembangan kelompok besar tenaga kerja muda ini untuk mengatasi meningkatnya permintaan layanan kesehatan di negara ini.

Java Region

Java Region

Jumlah Dokter per 1.000 Populasi Pulau Jawa : 0.45 Di luar Pulau Jawa : 0.35 Total: 0.37

Jumlah Rata-Rata Lulusan Kedokteran Pulau Jawa: 4.096 Di luar Pulau Jawa : 2.785 Total : 6.881

Jumlah dokter per 1.000 penduduk

Jumlah Lulusan Medis

204

2.1.2 Dinamika Rumah Sakit Swasta Secara tradisional, rumah sakit swasta di Indonesia terkonsentrasi di daerah yang perekonomiannya lebih berkembang seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Namun, pergeseran demografi dan kekayaan telah mengubah fokus beberapa pelaku industri rumah sakit swasta di Indonesia. Berdasarkan peningkatan potensi permintaan, secara bertahap operator rumah sakit mendirikan rumah sakit baru di kota-kota / provinsi berkembang. Kesempatan tambahan untuk jasa layanan kesehatan juga terletak pada peningkatan jumlah ekspatriat dan pasien kaya yang mencari layanan berkualitas tinggi di Jakarta dan Jabodetabek. Selanjutnya, meningkatnya jumlah tenaga kerja yang bermigrasi dari daerah interior ke Jakarta / Jabodetabek akan memberikan potensi jumlah pasien yang lebih besar di daerah perkotaan yang mencari jasa pelayan kesehatan yang baik. Rendahnya jumlah tempat tidur per 1.000 penduduk merupakan indikasi bahwa terdapat permintaan tambahan untuk tempat tidur rumah sakit yang mencerminkan potensi pertumbuhan infrastruktur kesehatan di negara ini. Akibatnya, kelompok layanan kesehatan swasta melihat potensi dan berkembang pesat tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di daerah lain di Indonesia di mana ada permintaan yang signifikan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. Lebih banyak rumah sakit baik publik maupun swasta di Jabodetabek sedang mempersiapkan diri untuk peningkatan jumlah pasien paska pengenalan JKN di masa datang. Sektor rumah sakit swasta di Indonesia sangat terfragmentasi dengan 760 rumah sakit. Sebanyak 10 kelompok rumah sakit terbesar menguasai hampir 10% dari semua rumah sakit dan merupakan 18% dari jumlah tempat tidur rumah sakit swasta di Indonesia. Kelompok rumah sakit multi-spesialisasi utama adalah Siloam Hospital Group, Mitra Keluarga Group, Awal Bros Group, Sari Asih Group, dan Ramsay Sime Darby Health Care.

Tabel 1. Daftar Grup Rumah Sakit Swasta Utama dengan Perkiraan Jumlah Tempat Tidur, Indonesia, 2013

Grup Rumah Sakit Swasta Jumlah Rumah Sakit Swasta

Jumlah Rumah Sakit di

Jabodetabek

Jumlah Rumah Sakit di

Surabaya

Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit*

Tipe Rumah Sakit

Siloam Hospital Group 16 6 1 3.783 Multi-specialty Hospital Mitra Keluarga Group 11 7 3 1.500 Multi-specialty Hospital Hermina Hospital Group 18 10 - 1.200 Obstetrics & Gynecology

Hospital Awal Bros Group 8 4 - 1.000 Multi-specialty Hospital Sari Asih Group 7 6 - 900 Multi-specialty Hospital Ramsay Sime Darby Health Care

3 2 1 650 Multi-specialty Hospital

Eka Hospital Group 2 1 - 480 Multi-specialty Hospital Mayapada Healthcare Group

2 2 - 470 Multi-specialty Hospital

Pondok Indah Healthcare Group

2 2 - 450 Multi-specialty Hospital

Omni Hospital Group 2 2 - 440 Multi-specialty Hospital Total dari Grup Rumah Sakit Swasta Utama

71 42 5 ~ 10.000

Total Indonesia 760 ~ 45.000

Bagian Dari Grup Rumah Sakit Utama

9,3% 22,0%

Sumber: Compiled by Frost & Sullivan from hospital websites, press releases and primary interviews.

Catatan: *Jumlah kapasitas tempat tidur per 31 Desember 2013.

205

2.1.2 Dinamika Rumah Sakit Swasta Secara tradisional, rumah sakit swasta di Indonesia terkonsentrasi di daerah yang perekonomiannya lebih berkembang seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Namun, pergeseran demografi dan kekayaan telah mengubah fokus beberapa pelaku industri rumah sakit swasta di Indonesia. Berdasarkan peningkatan potensi permintaan, secara bertahap operator rumah sakit mendirikan rumah sakit baru di kota-kota / provinsi berkembang. Kesempatan tambahan untuk jasa layanan kesehatan juga terletak pada peningkatan jumlah ekspatriat dan pasien kaya yang mencari layanan berkualitas tinggi di Jakarta dan Jabodetabek. Selanjutnya, meningkatnya jumlah tenaga kerja yang bermigrasi dari daerah interior ke Jakarta / Jabodetabek akan memberikan potensi jumlah pasien yang lebih besar di daerah perkotaan yang mencari jasa pelayan kesehatan yang baik. Rendahnya jumlah tempat tidur per 1.000 penduduk merupakan indikasi bahwa terdapat permintaan tambahan untuk tempat tidur rumah sakit yang mencerminkan potensi pertumbuhan infrastruktur kesehatan di negara ini. Akibatnya, kelompok layanan kesehatan swasta melihat potensi dan berkembang pesat tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di daerah lain di Indonesia di mana ada permintaan yang signifikan untuk layanan kesehatan yang lebih baik. Lebih banyak rumah sakit baik publik maupun swasta di Jabodetabek sedang mempersiapkan diri untuk peningkatan jumlah pasien paska pengenalan JKN di masa datang. Sektor rumah sakit swasta di Indonesia sangat terfragmentasi dengan 760 rumah sakit. Sebanyak 10 kelompok rumah sakit terbesar menguasai hampir 10% dari semua rumah sakit dan merupakan 18% dari jumlah tempat tidur rumah sakit swasta di Indonesia. Kelompok rumah sakit multi-spesialisasi utama adalah Siloam Hospital Group, Mitra Keluarga Group, Awal Bros Group, Sari Asih Group, dan Ramsay Sime Darby Health Care.

Tabel 1. Daftar Grup Rumah Sakit Swasta Utama dengan Perkiraan Jumlah Tempat Tidur, Indonesia, 2013

Grup Rumah Sakit Swasta Jumlah Rumah Sakit Swasta

Jumlah Rumah Sakit di

Jabodetabek

Jumlah Rumah Sakit di

Surabaya

Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit*

Tipe Rumah Sakit

Siloam Hospital Group 16 6 1 3.783 Multi-specialty Hospital Mitra Keluarga Group 11 7 3 1.500 Multi-specialty Hospital Hermina Hospital Group 18 10 - 1.200 Obstetrics & Gynecology

Hospital Awal Bros Group 8 4 - 1.000 Multi-specialty Hospital Sari Asih Group 7 6 - 900 Multi-specialty Hospital Ramsay Sime Darby Health Care

3 2 1 650 Multi-specialty Hospital

Eka Hospital Group 2 1 - 480 Multi-specialty Hospital Mayapada Healthcare Group

2 2 - 470 Multi-specialty Hospital

Pondok Indah Healthcare Group

2 2 - 450 Multi-specialty Hospital

Omni Hospital Group 2 2 - 440 Multi-specialty Hospital Total dari Grup Rumah Sakit Swasta Utama

71 42 5 ~ 10.000

Total Indonesia 760 ~ 45.000

Bagian Dari Grup Rumah Sakit Utama

9,3% 22,0%

Sumber: Compiled by Frost & Sullivan from hospital websites, press releases and primary interviews.

Catatan: *Jumlah kapasitas tempat tidur per 31 Desember 2013.

Di antara 3 rumah sakit teratas yang dapat dilihat pada tabel 2, Mitra Keluarga menunjukkan kinerja yang terbaik. Jumlah rawat inap dan rawat jalan untuk Mitra Keluarga lebih besar dibandingkan Siloam Hospitals meskipun Siloam memiliki jumlah rumah sakit terbanyak di Indonesia. Angka EBITDAR Mitra Keluarga dan pendapatan bersih juga ditunjukkan lebih kuat dibandingkan dengan rival terdekat, Siloam Hospitals.

Tabel 2. Grup Rumah Sakit Swasta Utama yang Terdaftar, Indonesia, 2013

Sumber: Disusun oleh Frost & Sullivan dari laporan tahunan rumah sakit, press releases dan presentasi investor Catatan: *Omni tidak memiliki jasa penyewaan, sehingga, EBITDA = EBITDAR;

Jumlah hari pasien adalah jumlah hari pada periode dimana tempat tidur rumah sakit ditempati oleh pasien. Jumlah hari pasien Siloam dihitung dengan memultiplikasikan jumlah pendaftaran rawat inap dengan ALoS;

Pendapatan per tempat tidur dihitung dengan membagi Laba Operasi dengan Jumlah Tempat Tidur Operasional; EBITDA, EBITDAR dan Marjin Pendapatan Bersih dihitung sebagai persentase dari Pendapatan Operasional Bersih;

ROIC dihitung dengan membagi (Pendapatan Operasional – Pajak) dengan rata-rata (Total Ekuitas + Total Hutang- Kas)

Per Desember 2013 Mitra Keluarga Siloam Hospitals Omni Hospitals

Jumlah Rumah Sakit 10 16 2

Jumlah Pendaftaran Rawat Inap 105.604 85.909 N/A

Jumlah Pendaftaran Rawat Inap per Rumah Sakit 10.560 5.369 N/A

ALoS per Pasien 3,7 4,3 3,1

Jumlah Hari Rawat Inap 392.408 369.409 N/A

Jumlah hari Rawat Inap per Rumah Sakit 39.241 23.088 N/A

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 1.571.744 1.211.248 N/A

Jumlah Kunjungan Rawat Jalan per Rumah Sakit 157.174 75.703 N/A

Tingkat Okupansi 72,4% 51,3% 68,3%

Pendapatan per Tempat Tidur IDR 1.173 MM IDR 929 MM IDR 905 MM

EBITDA IDR 547 Bn IDR 302 Bn IDR 100 Bn

Marjin EBITDA 31,4% 16,4% 29,7%

EBITDAR IDR 553 Bn IDR 384 Bn IDR 100 Bn*

EBITDAR margin 31,8% 20,8% 29,7%**

Laba Bersih IDR 412 Bn IDR 50 Bn IDR 47 Bn

Marjin Laba Bersih 23,6% 2,7% 13,9%

ROIC 59,3% 8,3% 28,4%

206

2.1.2.1 Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta Besaran pasar rumah sakit swasta di Indonesia, diperkirakan mencapai Rp93,6 triliun pada 2014, yang tumbuh dari Rp80,3 triliun pada 2012 pada CAGR sebesar 11,5% per tahun. Frost & Sullivan memperkirakan peningkatan besaran pasar menjadi Rp142,6 triliun pada 2019 dengan CAGR sebesar 8,1%.

Chart 21. Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta di Indonesia (2012-2019F)

Sumber: Frost & Sullivan

2.2 Pendorong Utama Pasar Ruang lingkup pelayanan kesehatan di Indonesia tengah mengalami perkembangan besar. Negara ini dengan cepat telah menjadi salah satu pasar layanan kesehatan yang paling penting di dunia. Perusahaan internasional dan domestik semakin diuntungkan seiring pertumbuhan dan keterbukaan pasar. Di bawah ini adalah beberapa pendorong utama pasar dari pasar pelayanan kesehatan di Indonesia. Penduduk Muda dan Perkotaan Menuntut Kualitas HCS yang Tinggi Indonesia, dengan populasi pekerja muda yang relatif besar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia sedang tumbuh stabil dan dengan cepat terurbanisasi. Hal ini akan menyebakan peningkatan pendapatan dan kesadaran akan kesehatan di kalangan segmen tersebut. Tren urbanisasi yang cepat dan peningkatan kesadaran tersebut mendorong kemampuan jumlah konsumen atas daya beli pada barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang lebih baik. Seperti disebutkan di bagian sebelumnya, penduduk perkotaan di Indonesia sebagai persentase dari total populasi telah meningkat dari 17% pada 1970 menjadi 52% pada 2013 dan diperkirakan akan meningkat sampai lebih dari 60% pada 2025. Penuaan Penduduk Menciptakan Peluang untuk HCS Terspesialisasi Indonesia telah mengalami peningkatan tidak hanya dalam jumlah penduduk muda, tetapi juga dalam jumlah orang yang lebih tua. Jumlah orang yang lebih tua (65 tahun ke atas) sudah lebih dari 13 juta penduduk pada 2013, yang diperkirakan meningkat menjadi 17 juta penduduk pada 2020 dan 21 juta penduduk pada 2025. Tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi populasi yang lebih tua diantaranya adalah meningkatnya kejadian penyakit, baik menular maupun degeneratif, dan keterbatasan sumber daya untuk menerapkan strategi yang efektif untuk mendukung grup ini agar tetap sehat dan mandiri. Hal ini akan menciptakan peluang bagi penyedia jasa kesehatan di segmen seperti perawatan lansia dan perawatan penyakit kronis.

Miliar Rupiah

CAGR 2012-2013: 11,5% CAGR 2013-2019F: 8.1%

207

2.1.2.1 Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta Besaran pasar rumah sakit swasta di Indonesia, diperkirakan mencapai Rp93,6 triliun pada 2014, yang tumbuh dari Rp80,3 triliun pada 2012 pada CAGR sebesar 11,5% per tahun. Frost & Sullivan memperkirakan peningkatan besaran pasar menjadi Rp142,6 triliun pada 2019 dengan CAGR sebesar 8,1%.

Chart 21. Besaran Pasar Rumah Sakit Swasta di Indonesia (2012-2019F)

Sumber: Frost & Sullivan

2.2 Pendorong Utama Pasar Ruang lingkup pelayanan kesehatan di Indonesia tengah mengalami perkembangan besar. Negara ini dengan cepat telah menjadi salah satu pasar layanan kesehatan yang paling penting di dunia. Perusahaan internasional dan domestik semakin diuntungkan seiring pertumbuhan dan keterbukaan pasar. Di bawah ini adalah beberapa pendorong utama pasar dari pasar pelayanan kesehatan di Indonesia. Penduduk Muda dan Perkotaan Menuntut Kualitas HCS yang Tinggi Indonesia, dengan populasi pekerja muda yang relatif besar dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia sedang tumbuh stabil dan dengan cepat terurbanisasi. Hal ini akan menyebakan peningkatan pendapatan dan kesadaran akan kesehatan di kalangan segmen tersebut. Tren urbanisasi yang cepat dan peningkatan kesadaran tersebut mendorong kemampuan jumlah konsumen atas daya beli pada barang-barang di luar kebutuhan pokok, termasuk layanan kesehatan yang lebih baik. Seperti disebutkan di bagian sebelumnya, penduduk perkotaan di Indonesia sebagai persentase dari total populasi telah meningkat dari 17% pada 1970 menjadi 52% pada 2013 dan diperkirakan akan meningkat sampai lebih dari 60% pada 2025. Penuaan Penduduk Menciptakan Peluang untuk HCS Terspesialisasi Indonesia telah mengalami peningkatan tidak hanya dalam jumlah penduduk muda, tetapi juga dalam jumlah orang yang lebih tua. Jumlah orang yang lebih tua (65 tahun ke atas) sudah lebih dari 13 juta penduduk pada 2013, yang diperkirakan meningkat menjadi 17 juta penduduk pada 2020 dan 21 juta penduduk pada 2025. Tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi populasi yang lebih tua diantaranya adalah meningkatnya kejadian penyakit, baik menular maupun degeneratif, dan keterbatasan sumber daya untuk menerapkan strategi yang efektif untuk mendukung grup ini agar tetap sehat dan mandiri. Hal ini akan menciptakan peluang bagi penyedia jasa kesehatan di segmen seperti perawatan lansia dan perawatan penyakit kronis.

Miliar Rupiah

CAGR 2012-2013: 11,5% CAGR 2013-2019F: 8.1%

Peningkatan Permintaan Layanan Kesehatan Yang Berkualitas Dipicu oleh Perkembangan Masyarakat Kelas Menengah Seperti banyak negara Asia lainnya, masyarakat kelas menengah di Indonesia tidak hanya dicirikan dari daya belinya, tetapi juga tingkat keterampilan dan pendidikan yang umumnya lebih tinggi. Indonesia adalah negara berpenghasilan menengah ke bawah, dengan proporsi signifikan populasi yang tidak memiliki akses kepada layanan perawatan kesehatan yang memadai dan perawatan yang tersedia termasuk mahal bagi banyak orang. Namun demikian, peningkatan pendapatan dan masyarakat kelas menengah berkembang dan akan meningkatkan permintaan layanan kesehatan karena adanya peningkatan keterjangkauan dan kesadaran akan kesehatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat meningkatkan populasi kelas menengah menjadi 150 juta penduduk pada akhir 2014. Perubahan Gaya hidup dan Kenaikan Jumlah Penyakit Non-menular / Kronis Menciptakan Permintaan Untuk Rumah Sakit Khusus Indonesia sedang mengalami transisi dalam epidemiologi penyakit. Sementara masih ada kejadian penyakit menular, pada saat yang sama, perubahan gaya hidup di kalangan penduduk perkotaan muda Indonesia akan membuat populasi tersebut lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis di masa depan seperti penyakit jantung dan kanker. Profil epidemiologi yang berubah-ubah ini akan mendorong permintaan lebih untuk obat-obatan dan perawatan berbasis rumah sakit, terutama rumah sakit spesialis, yang berfokus pada kardiologi dan onkologi. Pertumbuhan Pada Pengeluaran Kesehatan Secara keseluruhan, pengeluaran publik dan swasta di Indonesia telah meningkat sejak 2007 dengan total US$30 miliar pada 2012. Frost & Sullivan memperkirakan pengeluaran kesehatan dapat mencapai US$79 miliar pada 2020 dengan CAGR sebesar 14,7% dari 2013. Pengeluaran publik yang meningkat ini disebabkan keberhasilan pelaksanaan jaminan kesehatan umum dalam 3-5 tahun ke depan. Namun, pengeluaran kesehatan swasta diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dari pada pengeluaran kesehatan publik di tahun-tahun mendatang. Pengeluaran kesehatan sebagai persentase dari PDB telah menurun secara marginal dari 3,1% di tahun 2007 ke 2,8% di 2008 sampai 2011; namun pada 2013 diperkirakan berada di 3,0% dan pada 2018 diperkirakan akan meningkat menjadi 4,4% dari PDB. Pengenalan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Alur Cakupan Asuransi di Sektor Swasta Pemerintah Indonesia mulai menyelenggarakan program asuransi kesehatan nasional sejak 1 Januari 2014, sebagai sebuah misi untuk memberikan jaminan kesehatan BPJS bagi sekitar 263 juta warganya pada Januari 2019 secara bertahap. Sampai saat ini, JKN telah berhasil mengintegrasikan berbagai skema asuransi kesehatan milik negara (Jamkesmas, Askes, BPJS, Askes TNI / Polri dan Komersial dan Jamkesda) menjadi pembayar tunggal, organisasi kuasi-pemerintah, yang dikenal sebagai BPJS – (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), yang akan mengelola JKN. Pada tahap pertama dari pelaksanaan program tahun ini, JKN mencakupi 121,6 juta penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar setengah dari total penduduk. Pemerintah bertujuan untuk mencakupi perusahaan menengah sampai besar pada 2017, perusahaan kecil pada 2018 dan mencapai cakupan universal pada 2019. Cakupan total yang ditargetkan Pemerintah pada 2019 memerlukan investasi besar-besaran. Kesempatan bagi sektor swasta, yang semakin bersedia dan mampu memainkan peran yang besar. Peluncuran JKN diperkirakan mendorong permintaan layanan rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit Pemerintah dan rumah sakit swasta yang berpartisipasi. Meskipun sejumlah besar rumah sakit (sekitar 1,720) telah mendaftar untuk JKN, tingkat pembayaran kembali yang rendah cenderung membatasi kepentingan klinik dan rumah sakit swasta, yang menyebabkan kepadatan pasien di fasilitas negara. Namun, segmen masyarakat kelas menengah diperkirakan akan beralih ke asuransi kesehatan swasta karena cakupan yang lebih baik. Peralihan ke rumah sakit swasta juga akan didorong oleh kepadatan di rumah sakit Pemerintah karena lebih banyak orang memanfaatkan cakupan kesehatan JKN. Hal ini merupakan peluang besar dalam hal infrastruktur rumah sakit karena layanan kesehatan swasta harus mengatasi kesenjangan yang besar karena rumah sakit Pemerintah saja tidak akan mampu mengakomodasi permintaan yang meningkat. Keselamatan pasien juga menjadi masalah, karena tidak semua rumah sakit terakreditasi. Akan ada peningkatan permintaan, baik oleh pasien dan Pemerintah, pada rumah sakit nasional atau internasional yang terakreditasi di Indonesia.

208

2.3 Prospek Masa Depan Dengan pertumbuhan populasi sebesar 249 juta orang pada 2013 ditambah pertumbuhan CAGR sebesar 1,1% sampai 2025, akan terdapat kebutuhan yang meningkat untuk infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang lebih baik di seluruh Indonesia. Upaya Pemerintah untuk memastikan jaminan kesehatan bagi semua warga negara melalui program JKN diharapkan dapat memberikan tekanan pada sistem pelayanan kesehatan masyarakat serta membuka peluang besar bagi sektor swasta untuk memasuki pasar layanan kesehatan yang semakin makmur dan berkualitas. Permintaan pada fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dengan preferensi lebih untuk fasilitas kesehatan swasta akan terus meningkat dengan kenaikan populasi kelas menengah dan yang berada di daerah perkotaan di Indonesia. Penduduk Indonesia juga menjadi mengerti akan adanya berbagai macam perawatan medis dan teknologi yang tersedia. Dengan skema JKN sebagai katalis, Indonesia akan terus menjadi salah satu pasar yang lebih menarik di ASEAN bagi perusahaan kesehatan lokal dan asing. Pada saat bersamaan, Indonesia mengundang investasi asing ke dalam layanan kesehatan untuk memenuhi permintaan atas layanan kesehatan, meningkatkan jasa pelayanan dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Daftar Negatif Investasi revisi baru 2014 memberikan kepemilikan yang lebih tinggi (70% di daerah-daerah timur dan 67% sisanya) dan fleksibilitas yang lebih besar bagi investor di negara ASEAN untuk berinvestasi dalam layanan rumah sakit yang diperkirakan akan meningkatkan pasar layanan kesehatan di Indonesia selama dekade berikutnya. Diperkirakan lebih dari 35.000 tempat tidur baru dapat ditambahkan di Indonesia pada akhir 2020. Indonesia juga diharapkan mencapai rasio 1,5 tempat tidur per 1.000 orang pada 2019, sejalan dengan target Pemerintah. Ini berarti kekurangan tempat tidur di Indonesia dapat bertahan sampai diatas tahun 2030, dengan asumsi tingkat permintaan di Negara-negara OECD – (Organisation for Economic Co-operation and Development-Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) rata-rata 3,0 tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang. Kekurangan dari tempat tidur rumah sakit di Indonesia yang semakin membaik namun berkelanjutan membuat target yang baik bagi operator rumah sakit untuk melakukan ekspansi. Seiring dengan pengeluaran kesehatan per orang yang cenderung terkonsentrasi dalam 10 tahun pertama dan 20 tahun terakhir dari kehidupan seseorang, populasi yang semakin tua secara bertahap juga merupakan indikasi dari potensi pertumbuhan jangka panjang untuk permintaan layanan kesehatan di Indonesia. Populasi yang semakin tua dengan cepat tidak hanya meningkatkan permintaan keseluruhan untuk HCS, tetapi mungkin menciptakan peluang bagi penyedia HCS di segmen seperti manajemen perawatan geriatrik dan penyakit kronis. Peluang untuk layanan kesehatan swasta juga terlihat karena JKN diharapkan untuk dapat mengisi kapasitas di rumah sakit umum dan penduduk Indonesia pada umumnya lebih memilih rumah sakit yang terakreditasi secara internasional dibanding rumah sakit lokal. Persepsi nilai ini berasal dari pasien dengan pendidikan Indonesia yang lebih mementingkan kualitas kesehatan daripada biaya pengobatan. Selanjutnya, seiring dengan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan yang meningkat, akan terdapat kesempatan untuk mendapatkan kembali bagian dari US$1.4 miliar yang hilang dari penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. Singkatnya, terdapat berbagai macam peluang karena sektor kesehatan di Indonesia yang terus membaik ke depannya. Demografi yang menguntungkan terkait pertumbuhan populasi muda yang bertumbuh, peningkatan populasi yang lebih tua, dan peningkatan pendapatan penduduk kelas menengah juga akan menjadi beberapa faktor pendorong utama dalam pertumbuhan pelayanan kesehatan di Indonesia. Penyelenggaraan dari program Jaminan Kesehatan Nasional menjadi katalis untuk sektor kesehatan di Indonesia sementara transisi epidemiologi terhadap penyakit kronis, permintaan untuk layanan kesehatan yang berkualitas, dan peningkatan jumlah rumah sakit akan menjadi faktor pendukung pertumbuhan industri pelayanan kesehatan di Indonesia.

209

2.3 Prospek Masa Depan Dengan pertumbuhan populasi sebesar 249 juta orang pada 2013 ditambah pertumbuhan CAGR sebesar 1,1% sampai 2025, akan terdapat kebutuhan yang meningkat untuk infrastruktur dan pelayanan kesehatan yang lebih baik di seluruh Indonesia. Upaya Pemerintah untuk memastikan jaminan kesehatan bagi semua warga negara melalui program JKN diharapkan dapat memberikan tekanan pada sistem pelayanan kesehatan masyarakat serta membuka peluang besar bagi sektor swasta untuk memasuki pasar layanan kesehatan yang semakin makmur dan berkualitas. Permintaan pada fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dengan preferensi lebih untuk fasilitas kesehatan swasta akan terus meningkat dengan kenaikan populasi kelas menengah dan yang berada di daerah perkotaan di Indonesia. Penduduk Indonesia juga menjadi mengerti akan adanya berbagai macam perawatan medis dan teknologi yang tersedia. Dengan skema JKN sebagai katalis, Indonesia akan terus menjadi salah satu pasar yang lebih menarik di ASEAN bagi perusahaan kesehatan lokal dan asing. Pada saat bersamaan, Indonesia mengundang investasi asing ke dalam layanan kesehatan untuk memenuhi permintaan atas layanan kesehatan, meningkatkan jasa pelayanan dan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Daftar Negatif Investasi revisi baru 2014 memberikan kepemilikan yang lebih tinggi (70% di daerah-daerah timur dan 67% sisanya) dan fleksibilitas yang lebih besar bagi investor di negara ASEAN untuk berinvestasi dalam layanan rumah sakit yang diperkirakan akan meningkatkan pasar layanan kesehatan di Indonesia selama dekade berikutnya. Diperkirakan lebih dari 35.000 tempat tidur baru dapat ditambahkan di Indonesia pada akhir 2020. Indonesia juga diharapkan mencapai rasio 1,5 tempat tidur per 1.000 orang pada 2019, sejalan dengan target Pemerintah. Ini berarti kekurangan tempat tidur di Indonesia dapat bertahan sampai diatas tahun 2030, dengan asumsi tingkat permintaan di Negara-negara OECD – (Organisation for Economic Co-operation and Development-Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) rata-rata 3,0 tempat tidur rumah sakit per 1.000 orang. Kekurangan dari tempat tidur rumah sakit di Indonesia yang semakin membaik namun berkelanjutan membuat target yang baik bagi operator rumah sakit untuk melakukan ekspansi. Seiring dengan pengeluaran kesehatan per orang yang cenderung terkonsentrasi dalam 10 tahun pertama dan 20 tahun terakhir dari kehidupan seseorang, populasi yang semakin tua secara bertahap juga merupakan indikasi dari potensi pertumbuhan jangka panjang untuk permintaan layanan kesehatan di Indonesia. Populasi yang semakin tua dengan cepat tidak hanya meningkatkan permintaan keseluruhan untuk HCS, tetapi mungkin menciptakan peluang bagi penyedia HCS di segmen seperti manajemen perawatan geriatrik dan penyakit kronis. Peluang untuk layanan kesehatan swasta juga terlihat karena JKN diharapkan untuk dapat mengisi kapasitas di rumah sakit umum dan penduduk Indonesia pada umumnya lebih memilih rumah sakit yang terakreditasi secara internasional dibanding rumah sakit lokal. Persepsi nilai ini berasal dari pasien dengan pendidikan Indonesia yang lebih mementingkan kualitas kesehatan daripada biaya pengobatan. Selanjutnya, seiring dengan kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan yang meningkat, akan terdapat kesempatan untuk mendapatkan kembali bagian dari US$1.4 miliar yang hilang dari penduduk Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan. Singkatnya, terdapat berbagai macam peluang karena sektor kesehatan di Indonesia yang terus membaik ke depannya. Demografi yang menguntungkan terkait pertumbuhan populasi muda yang bertumbuh, peningkatan populasi yang lebih tua, dan peningkatan pendapatan penduduk kelas menengah juga akan menjadi beberapa faktor pendorong utama dalam pertumbuhan pelayanan kesehatan di Indonesia. Penyelenggaraan dari program Jaminan Kesehatan Nasional menjadi katalis untuk sektor kesehatan di Indonesia sementara transisi epidemiologi terhadap penyakit kronis, permintaan untuk layanan kesehatan yang berkualitas, dan peningkatan jumlah rumah sakit akan menjadi faktor pendukung pertumbuhan industri pelayanan kesehatan di Indonesia.

XI. EKUITAS Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012, dan, 2011. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011 telah diaudit oleh KAP Tjahjadi & Tamara, ditandatangani oleh Riani, dengan opini tanpa modifikasian.

(dalam jutaan Rupiah) Keterangan 30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh 138.232 138.232 138.232 47.000 Tambahan modal disetor 707.817 707.817 708.768 - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual (2.220)

814 4.076 - Saldo laba - belum ditentukan

penggunaannya 774.085

842.453 450.864 152.934 Jumlah ekuitas yang dapat

diatribusikan kepada pemilik entitas induk 1.617.914

1.689.316 1.301.940 199.934 Kepentingan nonpengendali 58.042 45.415 31.631 21.025 TOTAL EKUITAS 1.675.956 1.734.731 1.333.571 220.959

Selain yang telah disebutkan diatas, setelah tanggal Laporan Keuangan 30 September 2014 hingga Prospektus ini diterbitkan, tidak ada lagi perubahan struktur modal yang terjadi. Berdasarkan No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, struktur permodalan Perseroan adalah sebagai berikut: Modal Dasar : Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) terbagi atas 5.000.000.000 (lima miliar) saham dengan

nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 (seratus Rupiah). Modal Ditempatkan dan disetor : Rp138.232.000.000 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) terbagi

atas 1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua puluh ribu) saham dengan dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 (seratus Rupiah).

Tabel Proforma Ekuitas Apabila perubahan ekuitas Perseroan dan perubahan nilai nominal serta Penawaran umum kepada masyarakat sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama, atau sebesar 18,00% (delapan belas persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham, yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) saham biasa atas nama milik Lion Investments Partners B.V. sebagai Pemegang Saham Penjual (Saham Divestasi) dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah), terjadi pada tanggal 30 September 2014, maka proforma ekuitas Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

210

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Modal Saham

Ditempatkan dan Disetor

Penuh

Tambahan Modal Disetor

Kerugian yang belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar

aset keuangan

yang tersedia untuk dijual

Saldo Laba

Kepentingan Non-

pengendali Ekuitas-Bersih

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi pada per 30 September 2014 dengan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 1.382.320.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham 138.232 707.817 (2.220) 774.085 58.042 1.675.956 Perubahan ekuitas setelah 30 September 2014 jika diasumsikan telah terjadi pada tanggal tersebut :

- Penawaran Umum sejumlah 72.753.600 Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 setiap saham*.

7.275

1.229.536 - - - 1.236.811

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2014 setelah Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan 145.507 1.937.353 (2.220) 774.085 58.042 2.912.767

*tidak termasuk biaya emisi

211

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian

Modal Saham

Ditempatkan dan Disetor

Penuh

Tambahan Modal Disetor

Kerugian yang belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar

aset keuangan

yang tersedia untuk dijual

Saldo Laba

Kepentingan Non-

pengendali Ekuitas-Bersih

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi pada per 30 September 2014 dengan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 1.382.320.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham 138.232 707.817 (2.220) 774.085 58.042 1.675.956 Perubahan ekuitas setelah 30 September 2014 jika diasumsikan telah terjadi pada tanggal tersebut :

- Penawaran Umum sejumlah 72.753.600 Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham dengan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 setiap saham*.

7.275

1.229.536 - - - 1.236.811

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2014 setelah Penawaran Umum kepada pemegang saham dilaksanakan 145.507 1.937.353 (2.220) 774.085 58.042 2.912.767

*tidak termasuk biaya emisi

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN Dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan Perseroan dari waktu ke waktu dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai Anggaran Dasar Perseroan dan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai secara kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan jumlah minimum 25% (dua puluh lima persen) dari laba tahun berjalan Perseroan mulai tahun buku 2014. Penentuan waktu, jumlah, dan bentuk pembayaran dividen tersebut, akan bergantung pada rekomendasi dari Direksi Perseroan. Keputusan Direksi Perseroan dalam memberikan rekomendasi pembayaran dividen tergantung pada: a. Hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan; b. Perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan modal kerja Perseroan; c. Prospek usaha Perseroan di masa datang; d. Belanja modal dan rencana investasi Perseroan lainnya; e. Perencanaan investasi dan pertumbuhan lainnya; dan f. Kondisi ekonomi dan usaha secara umum dan faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan

serta ketentuan pembatasan mengenai pembayaran dividen berdasarkan perjanjian terkait. Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen kepada pemegang saham. Apabila pembayaran dividen telah diputuskan, maka dividen tersebut akan dibayarkan dalam Rupiah kepada para Pemegang Saham pada tanggal pencatatan atas sejumlah penuh dividen yang disetujui, dan dikenakan pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia. Dividen yang diterima oleh Pemegang Saham asing akan dikenai pajak penghasilan (withholding tax) sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia, yang saat ini adalah sebesar 20%. Kebijakan Perseroan dalam pembagian dividen akan diputuskan para Pemegang Saham dalam RUPS Tahunan.

212

XIII. PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen,

kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek

dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah kotor nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana;

3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.

Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia. Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2010). Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No.36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.

213

XIII. PERPAJAKAN A. Perpajakan Untuk Pemegang Saham

Sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1983 yang diubah terakhir oleh Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia tidak dikenakan Pajak Penghasilan jika semua kondisi di bawah ini dipenuhi: 1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen,

kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25,0% dari jumlah modal yang disetor.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan, maka penghasilan yang atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tidak termasuk sebagai obyek Pajak Penghasilan apabila penghasilan tersebut diterima atau diperoleh dari penanaman modal antara lain dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1994 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.14 tahun 1997 tentang Pajak Penghasilan Atas penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek

dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari jumlah kotor nilai transaksi dan bersifat final, pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui Perantara Pedagang Efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dari nilai saham perusahaan pada saat Penawaran Umum Perdana;

3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan yang terutang dapat dilakukan oleh perusahaan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek. Namun apabila pemilik saham pendiri tidak memilih ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas, maka perhitungan Pajak Penghasilannya dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008.

Peraturan Pemerintah atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek di atas juga berlaku untuk dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan republik Indonesia. Pajak Penghasilan atas dividen saham akan dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2010). Dividen yang diterima atau diperoleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri selain dari pihak-pihak yang memenuhi syarat di atas dan bentuk usaha tetap dari Wajib Pajak luar negeri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai pasal 23 Undang-Undang No.36 tahun 2008. Perusahaan yang membayar dividen harus memotong pajak penghasilan pasal 23 sebesar 15% (lima belas) persen dari jumlah bruto sesuai dengan pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pemotongan pajak penghasilan pasal 23 merupakan kredit pajak untuk pajak penghasilan tahunan yang terhutang oleh pemegang saham Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap. Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2c, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final. Penetapan mengenai besarnya tarif tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2010 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri.

Berdasarkan Pasal 26 ayat 1, dividen yang dibayar atau terhutang kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen) dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai par (dalam hal dividen saham). Kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu negara yang telah menandatangani suatu Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi surat edaran Dirjen pajak No.SE-03/PJ. 101/1996 tanggal 29 maret 1996 tentang Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), dapat memperoleh fasilitas tarif yang lebih rendah dengan ketentuan harus menyerahkan Sertifikat Domisili asli yang diterbitkan Kantor Pajak negara asal. Sertifikat ini berlaku untuk masa 1 (satu) tahun dan selanjutnya harus diperpanjang. Namun untuk bank, selama bank tersebut tidak mengubah alamat seperti yang tercantum pada sertifikat tersebut, sertifikat tersebut tetap berlaku. Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana ini diharapkan untuk berkonsultasi dangan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum ini.

B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan

Sebagai Wajib Pajak secara umum Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.

214

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel kepada Masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yaitu sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi. Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Efek Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011, tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

No. Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan

Jumlah Saham (lembar)

Nilai (Rp) Persentase (%)

Penjamin Pelaksana Emisi Efek 1. PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

78.501.900 1.334.532.300.000 29,973%

Sub Total 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% Penjamin Emisi Efek

1. PT Morgan Stanley Asia Indonesia 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% 2. PT UBS Securities Indonesia 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% 3. PT Deutsche Securites Indonesia 21.718.859 369.220.603.000 8,292% 4. PT CIMB Securities Indonesia 4.448.441 75.623.497.000 1,698% 5. PT BNI Securities 10.000 170.000.000 0,004% 6. PT Buana Capital 15.000 255.000.000 0,006% 7. PT Danpac Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 8. PT Erdikha Elit Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 9. PT Grow Asia Capital 10.000 170.000.000 0,004% 10. PT HD Capital Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 11. PT Inti Fikasa Securindo 10.000 170.000.000 0,004% 12. PT Investindo Nusantara Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 13. PT Lautandhana Securindo 10.000 170.000.000 0,004% 14. PT Magenta Kapital Indonesia 10.000 170.000.000 0,004% 15. PT MNC Securities 15.000 255.000.000 0,006% 16. PT OSO Securities 10.000 170.000.000 0,004% 17. PT Panca Global Securities 20.000 340.000.000 0,008% 18. PT Panin Sekuritas Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 19. PT Phillip Securities Indonesia 10.000 170.000.000 0,004% 20. PT Profindo International Securities 5.000 85.000.000 0,002% 21. PT Reliance Securities Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 22. PT Sucorinvest Central Gani 10.000 170.000.000 0,004% 23. PT Trimegah Securities Tbk 15.000 255.000.000 0,006% 24. PT Valbury Asia Securities 10.000 170.000.000 0,004% 25. PT Victoria Securities Indonesia 10.000 170.000.000 0,004%

215

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK 1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek yang namanya tercantum di bawah ini secara sendiri-sendiri menyetujui untuk menawarkan dan menjual saham baru yang dikeluarkan dari portepel kepada Masyarakat sebesar bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yaitu sejumlah 261.913.000 (dua ratus enam puluh satu juta sembilan ratus tiga belas ribu) saham biasa atas nama yang terdiri dari Saham Baru sejumlah 72.753.600 (tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus) saham biasa atas nama dan sejumlah 189.159.400 (seratus delapan puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu empat ratus) Saham Divestasi. Perjanjian Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada dikemudian hari antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Efek. Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut dalam Penjaminan Emisi Efek Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011, tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum Perseroan adalah sebagai berikut:

No. Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan

Jumlah Saham (lembar)

Nilai (Rp) Persentase (%)

Penjamin Pelaksana Emisi Efek 1. PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

78.501.900 1.334.532.300.000 29,973%

Sub Total 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% Penjamin Emisi Efek

1. PT Morgan Stanley Asia Indonesia 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% 2. PT UBS Securities Indonesia 78.501.900 1.334.532.300.000 29,973% 3. PT Deutsche Securites Indonesia 21.718.859 369.220.603.000 8,292% 4. PT CIMB Securities Indonesia 4.448.441 75.623.497.000 1,698% 5. PT BNI Securities 10.000 170.000.000 0,004% 6. PT Buana Capital 15.000 255.000.000 0,006% 7. PT Danpac Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 8. PT Erdikha Elit Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 9. PT Grow Asia Capital 10.000 170.000.000 0,004% 10. PT HD Capital Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 11. PT Inti Fikasa Securindo 10.000 170.000.000 0,004% 12. PT Investindo Nusantara Sekuritas 10.000 170.000.000 0,004% 13. PT Lautandhana Securindo 10.000 170.000.000 0,004% 14. PT Magenta Kapital Indonesia 10.000 170.000.000 0,004% 15. PT MNC Securities 15.000 255.000.000 0,006% 16. PT OSO Securities 10.000 170.000.000 0,004% 17. PT Panca Global Securities 20.000 340.000.000 0,008% 18. PT Panin Sekuritas Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 19. PT Phillip Securities Indonesia 10.000 170.000.000 0,004% 20. PT Profindo International Securities 5.000 85.000.000 0,002% 21. PT Reliance Securities Tbk 10.000 170.000.000 0,004% 22. PT Sucorinvest Central Gani 10.000 170.000.000 0,004% 23. PT Trimegah Securities Tbk 15.000 255.000.000 0,006% 24. PT Valbury Asia Securities 10.000 170.000.000 0,004% 25. PT Victoria Securities Indonesia 10.000 170.000.000 0,004%

No. Penjamin Emisi Efek Porsi Penjaminan

Jumlah Saham (lembar)

Nilai (Rp) Persentase (%)

26. PT Yulie Sekurindo Tbk 10.000 170.000.000 0,004% Sub Total 183.411.100 3.117.988.700.000 70,027%

Total 261.913.000 4.452.521.000.000 100,000%

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana disebutkan di atas. 2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga Penawaran untuk Saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Berdasarkan hasil penawaran awal (bookbuilding) yang dilakukan pada tanggal 27 Februari, 3-6 Maret dan 9 Maret 2015, jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp14.500 – Rp18.000. Dengan mempertimbangkan hasil penawaran awal tersebut diatas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp17.000 (tujuh belas ribu Rupiah). Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: - Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan; - Permintaan investor ; - Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB); - Kinerja Keuangan Perseroan; - Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan keterangan mengenai

industri Perseroan di Indonesia; - Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik di masa lampau maupun pada saat

ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan di masa mendatang; - Status dari perkembangan terakhir Perseroan; - Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian untuk beberapa

perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan; - Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek regional

yang dapat dijadikan perbandingan; dan - Mempertimbangkan Kinerja Saham di Pasar Sekunder. Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga Saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.

216

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: Kantor Akuntan Publik : Tjahjadi & Tamara

Gedung Jaya 4th Floor Jl. M.H.Thamrin No.12 Jakarta 10340, Indonesia Tel : (021) 31908550 Fax: (021) 31908502 No. Surat Penunjukan: No. 001/MIKA/VII/2014 tanggal 8 Agustus 2014 No. STTD: 182/BL/STTD-AP/2012 Tanggal STTD: 4 Januari 2012 No. Keanggotaan Asosiasi Profesi: 1932 Pedoman kerja : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan

Publik Indonesia (IAPI)

Tugas pokok : Tugas utama akuntan publik adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Konsultan Hukum : Makes & Partners

Menara Batavia Lantai 7 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel : (021) 574 7181 Fax: (021) 574 7180/82 No. Surat Penunjukan: No. 002/MIKA/VIII/2014 tanggal 11 Agustus 2014 No. STTD: 227/PM/STTD-KH/1998 Tanggal STTD: 5 Oktober 1998 No. Anggota HKHPM: 200924 Pedoman Kerja: Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan

Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Nomor KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Pebruari 2005 juncto Nomor KEP.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012

Tugas Pokok : Tugas utama dari Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum ini adalah Memberikan

Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka Penawaran Umum ini. Konsultan Hukum melakukan pemeriksaan dan penelitian (dari segi hukum) atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian mana telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas lainnya adalah meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi hukum. Tugas dan Fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan disini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.

Profesi Penunjang Pasar Modal dengan ini menyatakan bahwa tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana ditentukan dalam UUPM.

217

Penilai : KJPP – Benedictus Darmapuspita dan Rekan

Jl Musi 38, Jakarta 10150 Telp.: (021) Fax.: (021) No. Surat Penunjukan : No. 003/MIKA/VIII/2014 tanggal 11 Agustus 2014 Nama Pimpinan Rekan : Ir. Benedictus Supriyanto Darmapuspita, M.Sc., MAPPI (Cert) No. STTD : 03/PM/STTD-P/AB/2006 Tanggal STTD : 27 Februari 2006 Keanggotaan Asosiasi: Asosiasi Forum Kantor Jasa Penilai Publik (FKJPP)

Tugas Pokok : Tugas utama dari Perusahaan Penilai dalam rangka Penawaran Umum ini adalah melakukan pemeriksaan fisik secara langsung di masing-masing lokasi, penelitian, penganalisaan data untuk menentukan nilai pasar dari aktiva tetap yang dimiliki Perseroan. Dalam melaksanakan tugas penilaian untuk mengungkapkan suatu pendapat mengenai nilai pasar atas aktiva tetap Perseroan, Perusahaan Penilai senantiasa mengacu pada Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia serta peraturan Pasar Modal yang berlaku.

Notaris : Fathiah Helmi, SH

Graha Irama, Lantai 6, Ruang 6-C Jl HR. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1&2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Telp.: (021) 52907304-6 Fax: (021) 5261136 No. Surat Penunjukan: 001/MKK/IX/2014 tanggal 12 September 2014 No. STTD: 02/STTD-N/PM/1996 atas nama Fathiah Helmi, SH No. Keanggotaan Ikatan Notaris Indonesia: 011.003.027.260958 Pedoman Kerja: Undang-Undang No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.

Tugas Pokok : Membuat Akta-Akta dalam rangka Penawaran Umum, antara lain Perjanjian Penjaminan Emisi Efek dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham serta Akta-Akta perubahannya, sesuai peraturan jabatan dan kode etik Notaris.

Biro Administrasi Efek : PT Adimitra Jasa Korpora

Plaza Property Lt. 2 Komp. Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1 Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta 13210 Telp.: (021) 2525666 Faks.: (021) 2525028 No. Surat Penunjukan: 001/MIKA/I/2015 tanggal 9 Januari 2015 No. Surat Ijin Biro Administrasi Efek: Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : Kep-41/D.04/2014 No. Asosiasi: Assosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia No. ABI/II/2015-012 Pedoman Kerja: Peraturan Pasar Modal ( OJK , Bursa Efek, KSEI)

Tugas Pokok : Ruang lingkup tugas Biro Administrasi Efek (BAE) dalam rangka Penawaran Umum ini,

sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah memperoleh persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan dan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE. Penjamin Pelaksana Emisi bersama-sama dengan BAE, memiliki hak untuk menolak pemesanan yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan,

218

BAE melakukan proses penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan dan menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.

219

XVI. ANGGARAN DASAR Pada tanggal diterbitkannya Prospektus, Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk No. 52 tanggal 28 Oktober 2014, yang dibuat di hadapan Fatiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, dan telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan akta tersebut juga telah disimpan di dalam Sisminbakum terkait dengan penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar berdasarkan Keputusan No. AHU-07884.40.21.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0111805.40.80.2014 tanggal 29 Oktober 2014, yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan dalam rangka Penawaran Umum antara lain menyesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1, perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perusahaan terbuka dan perubahan nilai nominal saham dan peningkatan modal dasar Perseroan.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

1. Perseroan ini bernama PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk,

berkedudukan di Jakarta Pusat (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan “Perseroan”). 2. Perseroan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat lain,

baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris Perseroan.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2

Perseroan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas lamanya dan dimulai sebagai badan hukum perseroan terbatas sejak tanggal 22-06-1995 (dua puluh dua Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh lima) sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 25 Tahun 2007 dua ribu tujuh) mengenai Penanaman Modal berikut seluruh perubahan dan penambahannya di kemudian hari beserta semua peraturan pelaksanaannya berlaku bagi Perseroan.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3

1. Maksud dan tujuan dari Perseroan ini ialah berusaha dalam bidang jasa. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

A. Kegiatan usaha utama sebagai berikut: - Menjalankan usaha dalam bidang Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen

B. Kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama - Perseroan adalah - Menjalankan usaha di bidang Jasa Manajemen Rumah Sakit; dan - Menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pada umumnya kecuali di bidang Hukum dan Pajak

MODAL Pasal 4

1. Modal Dasar Perseroan ini sebesar Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar Rupiah) terbagi atas 5.000.000.000 (lima

miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp100,00 (seratus Rupiah 2. Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah

1.382.320.000 (satu miliar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus dua -puluh ribu) saham, masing-masing dengan nilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) dengan jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) telah disetor penuh oleh para Pemegang Saham yang rinciannya serta nilai nominal sahamnya disebutkan pada bagian akhir akta ini.

3. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dan disetor tersebut di atas, atau seluruhnya sebesar Rp138.232.000.000,00 (seratus tiga puluh delapan miliar dua ratus tiga puluh dua juta Rupiah) telah disetor oleh para Pemegang Saham Perseroan dan merupakan setoran lama, sebagaimana tercantum dalam akta Nomor: 146 tanggal 31-01-2012 (tiga puluh satu Januari dua ribu dua belas), yang dibuat di hadapan Humberg Lie, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta Utara, yang telah mendapat

220

persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tanggal 23-04-2012 (dua puluh tiga April dua ribu dua -belas) Nomor AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012.

4. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (”RUPS”) mengenai penyetoran tersebut;

b) Benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, selanjutnya Otoritas Jasa Keuangan disebut ”OJK” ) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c) Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Anggaran Dasar ini.

d) Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar.

e) Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

f) Dalam RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan mengenai jumlah maksimal saham yang akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum tersebut.

5. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan RUPS dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan harga tersebut tidak di bawah nilai nominal, pengeluaran saham tersebut dengan mengindahkan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham, Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan pemesanan, maka

hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu selanjutnya disebut HMETD) kepada Pemegang Saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Pemegang Saham masing-masing pada tanggal tersebut.

b) Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada Pemegang Saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:

1). Ditujukan kepada karyawan Perseroan; 2). Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah

dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; 3). Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS; dan/atau 4). Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal

tanpa HMETD. c) HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan

Nomor IX.D.1 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. d) Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD harus

dialokasikan kepada semua Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas.

e) Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat -yang sama

f) Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.

g) Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan mempunyai

221

persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tanggal 23-04-2012 (dua puluh tiga April dua ribu dua -belas) Nomor AHU-20890.AH.01.02 Tahun 2012.

4. Penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang atau dalam bentuk lain. Penyetoran atas saham dalam bentuk lain selain uang baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (”RUPS”) mengenai penyetoran tersebut;

b) Benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh Penilai yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, selanjutnya Otoritas Jasa Keuangan disebut ”OJK” ) dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c) Memperoleh persetujuan RUPS dengan kuorum sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Anggaran Dasar ini.

d) Dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar.

e) Dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan, dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

f) Dalam RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan mengenai jumlah maksimal saham yang akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran Umum tersebut.

5. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan RUPS dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan harga tersebut tidak di bawah nilai nominal, pengeluaran saham tersebut dengan mengindahkan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham, Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas yang dilakukan dengan pemesanan, maka

hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu selanjutnya disebut HMETD) kepada Pemegang Saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Pemegang Saham masing-masing pada tanggal tersebut.

b) Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada Pemegang Saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran saham:

1). Ditujukan kepada karyawan Perseroan; 2). Ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham, yang telah

dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; 3). Dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS; dan/atau 4). Dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal

tanpa HMETD. c) HMETD wajib dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan

Nomor IX.D.1 Tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. d) Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang HMETD harus

dialokasikan kepada semua Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh masing-masing Pemegang Saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas.

e) Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh Pemegang Saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat -yang sama

f) Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut.

g) Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran dan saham yang diterbitkan mempunyai

hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang sama yangditerbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya.

7. Penambahan Modal Dasar Perseroan; a) Penambahan Modal Dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Perubahan

Anggaran Dasar dalam rangka perubahan Modal Dasar harus disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya.

b) Penambahan Modal Dasar yang mengakibatkan Modal Ditempatkan dan Disetor menjadi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari Modal Dasar, dapat dilakukan sepanjang b.1. Telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah Modal Dasar; b.2. Telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau

penggantinya; b.3. Penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh lima

persen) dari Modal Dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya.

b.4. Dalam hal penambahan Modal Disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali Anggaran Dasarnya, sehingga Modal Dasar dan Modal Disetor memenuhi ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perubahan/penggantinya (selanjutnya disebut ”UUPT”), dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar ini tidak terpenuhi;

b.5. Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7 b.1 Anggaran Dasar ini termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.4 Anggaran Dasar ini.

c) perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penambahan Modal Dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yangmengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan Anggaran Dasar ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

8. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dikeluarkan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SAHAM Pasal 5

1. Saham-saham Perseroan adalah saham-saham atas nama, sebagaimana terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham

Perseroan. 2. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham; 3. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara. 4. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik bersama tersebut

harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham bersangkutan dan berhak untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.

5. Setiap Pemegang Saham harus tunduk kepada Anggaran Dasar ini dan kepada semua keputusan-keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, dan UUPT

7. Bukti Kepemilikan Saham sebagai berikut: a. Dalam hal saham Perseroan tidak masuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyelesaian dan

Penyimpanan, maka Perseroan wajib memberikan bukti pemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham kepada pemegang sahamnya.

b. Dalam hal saham Perseroan masuk dalam Penitipan Kolektif Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan, maka Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.

8. Untuk saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku pula peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek, di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

222

SURAT SAHAM Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau

lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang saham 2. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:

a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Nilai nominal saham; d. Tanggal pengeluaran surat saham;

3. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;

4. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari Direktur Utama bersama-sama dengan seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris, dan tandatangan tersebut dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan peraturan perundang--undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

SURAT SAHAM PENGGANTI Pasal 7

1. Surat saham dan surat kolektif saham yang rusak:

a. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: 1) Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan 2) Perseroan telah menerima surat saham yang rusak

b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham rusak tersebut setelah memberikan penggantian surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli

2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya

surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup

oleh Direksi Perseroan; dan d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham

Perseroan dicatatkandalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham

3. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham yang berkepentingan. 4. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini juga berlaku -untuk pengeluaran pengganti surat kolektif

saham atau Efek Bersifat Ekuitas

PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 8

1. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut;

c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut;

223

SURAT SAHAM Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan suatu surat kolektif saham yang memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau

lebih yang dimiliki oleh seorang pemegang saham 2. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan:

a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Nilai nominal saham; d. Tanggal pengeluaran surat saham;

3. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Nomor surat saham dan jumlah saham; d. Nilai nominal saham; e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;

4. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham harus dicetak dan diberi nomor urut dan harus dibubuhi tanggal pengeluaran serta memuat tandatangan dari Direktur Utama bersama-sama dengan seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris, dan tandatangan tersebut dapat dicetak langsung pada surat saham dan/atau surat kolektif saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham, dengan mengindahkan peraturan perundang--undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

SURAT SAHAM PENGGANTI Pasal 7

1. Surat saham dan surat kolektif saham yang rusak:

a. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: 1) Pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; dan 2) Perseroan telah menerima surat saham yang rusak

b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham rusak tersebut setelah memberikan penggantian surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli

2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika: a. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya

surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang dipandang cukup

oleh Direksi Perseroan; dan d. Rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di mana saham

Perseroan dicatatkandalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari kalender sebelum pengeluaran pengganti surat saham

3. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham yang berkepentingan. 4. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini juga berlaku -untuk pengeluaran pengganti surat kolektif

saham atau Efek Bersifat Ekuitas

PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 8

1. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

b. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut;

c. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif tersebut;

d. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan;

e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan;

f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek;

g. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain;

h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah;

i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana;

j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut.

k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum Panggilan RUPS;

l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS;

m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut;

n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; dan

o. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di -wilayah Republik Indonesia di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 9

1. Direksi berkewajiban untuk mengadakan, menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di

tempat kedudukan Perseroan 2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat :

a. Nama dan alamat para Pemegang Saham dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;

b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham; c. Jumlah yang disetor atas setiap saham;

224

d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;

e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi;

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

4. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/ alamat dengan surat yang disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap Pemegang Saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan Daftar khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.

6. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut.

8. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai atau jaminan fidusia, yang menyangkut saham-saham Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10

1. a. Kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal dan

Anggaran Dasar Perseroan ini, Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkanhak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi.

b. Pemindahan Hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan yang berlaku di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

2. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tanpa persetujuan daripihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham- dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar- ini tidak dipenuhi.

3. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan tersebut dicatatkan.

4. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

225

d. Nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;

e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi;

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

4. Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus Perseroan, harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal/ alamat dengan surat yang disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua surat-surat, panggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang terakhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di kantor Perseroan. Setiap Pemegang Saham atau wakilnya yang sah dapat meminta agar Daftar Pemegang Saham dan Daftar khusus diperlihatkan kepadanya pada waktu jam kerja Perseroan.

6. Pemegang Saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1 (satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut.

8. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai atau jaminan fidusia, yang menyangkut saham-saham Perseroan atau hak-hak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham harus dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10

1. a. Kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal dan

Anggaran Dasar Perseroan ini, Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkanhak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi.

b. Pemindahan Hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan yang berlaku di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

2. Pemindahan hak atas saham-saham yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tanpa persetujuan daripihak yang berwenang jika disyaratkan, tidak berlaku terhadap Perseroan. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham- dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar- ini tidak dipenuhi.

3. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan tersebut dicatatkan.

4. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

5. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang Pemegang Saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham berubah berdasarkan hukum, dapat dengan mengajukan bukti-bukti haknya tersebut, sebagaimana sewaktu-waktu dapat disyaratkan oleh Direksi, mengajukan permohonan secara tertulis untuk di daftar sebagai Pemegang Saham dari saham tersebut. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik atas dasar bukti-bukti hak itu dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

6. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan-ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 11

1. RUPS adalah :

a. RUPS Tahunan; b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut RUPS Luar Biasa, yang dapat diadakan setiap waktu

berdasarkan kebutuhan. 2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan

tegas ditentukan lain. 3. RUPS dalam mata acara lain-lain tidak berhak mengambil keputusan. 4. RUPS Tahunan diadakan tiap-tiap tahun. 5. RUPS Tahunan untuk menyetujui Laporan Tahunan diadakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun

buku yang bersangkutan, dan dalam RUPS tersebut Direksi menyampaikan: a. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat 3 Anggaran Dasar ini. b. Usulan penggunaan Laba Perseroan jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif; c. Usulan Penunjukan Akuntan Publik yang terdaftar di OJK. Selain agenda sebagaimana dimaksud pada huruf a,b dan c ayat ini, RUPS Tahunan dapat membahas agenda lain sepanjang agenda tersebut -dimungkinkan berdasarkan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Persetujuan laporan tahunan oleh RUPS Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan tindakan pidana lainnya.

7. Dalam acara RUPS dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh: a. Dewan Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili paling sedikit

1/10 (satu persepuluh) dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara; b. Usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi 7 (tujuh) hari kalender sebelum tanggal panggilan

RUPS.

TEMPAT, PENGUMUMAN, PEMANGGILAN DAN WAKTU PENYELENGGARAAN

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 12

1. RUPS wajib dilakukan di wilayah Republik Indonesia, yaitu dapat diadakan di:

a. tempat kedudukan Perseroan atau ; b. tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya; atau c. tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan.

2. Pengumuman RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum pemanggilan RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan.

3. a. Pemanggilan RUPS dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

b. Pemanggilan untuk RUPS kedua dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum RUPS kedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. Ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi peraturan Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

c. Dalam Pemanggilan RUPS wajib dicantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara, dan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan --dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan sesuai dengan UUPT kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

226

d. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender dari RUPS pertama.

4. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, Pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam Anggaran Dasar iniPengumuman dan pemanggilan dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran secara nasional sebagaimana ditentukan oleh Direksi, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal.

5. Pengumuman dan Pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal.

6. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar ini dapat dilakukan atas permintaan: a. 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari

jumlah seluruh saham dengan hak suara, atau b. Dewan Komisaris;

7. Sebelum Perseroan mendapatkan Pernyataan Efektif dari OJK sehubungan dengan perubahan status Perseroan menjadi Peseoan Terbuka, maka Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Pemanggilan RUPS tersebut dilakukan dengan Surat Tercatat dan/atau ----dengan iklan dalam Surat Kabar.

PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 13

1. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh Pemegang Saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.

2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu ---Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

3. Pimpinan RUPS berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam RUPS tersebut.

4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Pimpinan RUPS dan seorang Pemegang Saham atau kuasa Pemegang Saham yang ditunjuk oleh dan dari mereka yang hadir dalam RUPS. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

5. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara itu dibuat dalam bentuk akta notaris.

6. Berita Acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 4 dan 5 Pasal ini berlaku sebagai bukti yang untuk semua Pemegang -Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 14

1. Sepanjang tidak diatur lain dalam Anggaran Dasar ini, kuorum kehadiran dan keputusan RUPS terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam RUPS termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dan perubahan Anggaran Dasar yang tidak memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dilakukan dengan mengikuti ketentuan: a. Dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili

dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dalam RUPS paling sedikit 1/3 (satu -pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara -yang hadir dalam RUPS,

227

d. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender dari RUPS pertama.

4. Tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini, Pemanggilan harus dilakukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris menurut cara yang ditentukan dalam Anggaran Dasar iniPengumuman dan pemanggilan dilakukan dengan cara memasang iklan sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran secara nasional sebagaimana ditentukan oleh Direksi, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan Pasar Modal.

5. Pengumuman dan Pemanggilan RUPS, untuk memutuskan hal-hal yang berbenturan kepentingan, dilakukan dengan mengikuti peraturan Pasar Modal.

6. Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar ini dapat dilakukan atas permintaan: a. 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari

jumlah seluruh saham dengan hak suara, atau b. Dewan Komisaris;

7. Sebelum Perseroan mendapatkan Pernyataan Efektif dari OJK sehubungan dengan perubahan status Perseroan menjadi Peseoan Terbuka, maka Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Pemanggilan RUPS tersebut dilakukan dengan Surat Tercatat dan/atau ----dengan iklan dalam Surat Kabar.

PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 13

1. RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, maka RUPS dipimpin oleh Pemegang Saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.

2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu ---Direktur yang ditunjuk oleh Direksi. Dalam hal salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin RUPS mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

3. Pimpinan RUPS berhak meminta agar mereka yang hadir membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam RUPS tersebut.

4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Pimpinan RUPS dan seorang Pemegang Saham atau kuasa Pemegang Saham yang ditunjuk oleh dan dari mereka yang hadir dalam RUPS. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua Pemegang Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

5. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal ini tidak disyaratkan apabila Berita Acara itu dibuat dalam bentuk akta notaris.

6. Berita Acara yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam ayat 4 dan 5 Pasal ini berlaku sebagai bukti yang untuk semua Pemegang -Saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 14

1. Sepanjang tidak diatur lain dalam Anggaran Dasar ini, kuorum kehadiran dan keputusan RUPS terhadap hal-hal yang harus diputuskan dalam RUPS termasuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dan perubahan Anggaran Dasar yang tidak memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dilakukan dengan mengikuti ketentuan: a. Dalam RUPS lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili

dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dalam RUPS paling sedikit 1/3 (satu -pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dan keputusan RUPS adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara -yang hadir dalam RUPS,

kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah

suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK. 2. RUPS untuk perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh

saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS;

b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih 1/2 (satu perdua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan

c. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK.

Perubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia. 3. RUPS untuk mengalihkan kekayaan Perseroan atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan

lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, dan pembubaran, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.

b. Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan

c. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK.

4. RUPS untuk menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pemegang Saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan;

b. RUPS dihadiri oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen;

c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS; dan

d. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS Kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau penggantinya.

5. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Pemegang Saham dapat diwakili oleh Pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Dalam RUPS tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 8. Pemegang Saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap

mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas Pemegang Saham yang mengeluarkan suara. 9. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan yang bersangkutan

dilarang bertindak sebagai kuasa dari Pemegang Saham. 10. Pemungutan suara dilakukan secara lisan, kecuali apabila Pimpinan Rapat menentukan lain.

228

11. Semua keputusan RUPS dapat diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan dengan memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

12. RUPS dapat diselenggarakan tanpa Pengumuman dan Panggilan Rapat dengan ketentuan semua Pemegang Saham dengan hak suara hadir atau -diwakili dalam RUPS dan keputusan RUPS disetujui dengan suara bulat.

13. Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

DIREKSI Pasal 15

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi. 2. Direksi terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari :

- 1 (satu) orang Direktur Utama; - 1 (satu) orang Direktur atau lebih;

dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,

kecuali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah: a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

perseroan dinyatakan -pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan

dengan sektorkeuangan. 4. Persyaratan anggota Direksi wajib mengikuti ketentuan :

a. UUPT; b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.

5. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan.

6. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.

7. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

8. Anggota Direksi setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS. 9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

b. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Direksi yang bersangkutan tidak --lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Direksi tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.

e. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

10. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir b ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan butir g ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban

229

11. Semua keputusan RUPS dapat diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan dengan memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

12. RUPS dapat diselenggarakan tanpa Pengumuman dan Panggilan Rapat dengan ketentuan semua Pemegang Saham dengan hak suara hadir atau -diwakili dalam RUPS dan keputusan RUPS disetujui dengan suara bulat.

13. Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

DIREKSI Pasal 15

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi. 2. Direksi terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari :

- 1 (satu) orang Direktur Utama; - 1 (satu) orang Direktur atau lebih;

dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,

kecuali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah: a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

perseroan dinyatakan -pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan

dengan sektorkeuangan. 4. Persyaratan anggota Direksi wajib mengikuti ketentuan :

a. UUPT; b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.

5. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan.

6. Pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Direksi lainnya atau Dewan Komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi yang bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.

7. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

8. Anggota Direksi setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS. 9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

b. Alasan pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Direksi yang bersangkutan tidak --lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Direksi tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.

e. Pemberhentian anggota Direksi berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir a ayat ini atau tanggal lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

10. a. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi yang bersangkutan dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir b ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan butir g ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Direksi yang bersangkutan tetap berkewajiban

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang bersangkutanhingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Pembebasan tanggung jawab anggota Direksi yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya.

g. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.

11. a. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya.

b. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir a diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan.

c. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak berwenang melakukan tugas sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar ini.

d. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS.

e. Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada butir d, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut hadir dalam RUPS.

f. RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut. g. Dalam hal RUPS menguatkan keputusan pemberhentian sementara, maka anggota Direksi yang bersangkutan

diberhentikan untuk seterusnya. h. Apabila anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut tidak hadir dalam RUPS maka anggota Direksi

yang diberhentikan sementara tersebut dianggap tidak menggunakan haknya untuk membela dirinya dalam RUPS, dengan demikian anggota Direksi yang diberhentikan sementara tersebut menerima keputusan RUPS.

i. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada butir -d ayat ini RUPS tidak diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut menjadi batal.

12. RUPS dapat: - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang diberhentikan dari jabatannya; atau - Mengangkat orang lain untuk mengisi jabatan seorang anggota Direksi yang mengundurkan diri dari jabatannya;

atau - Mengangkat seseorang sebagai anggota Direksi untuk mengisi suatu lowongan; atau - Menambah jumlah anggota Direksi baru. Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan atau anggota Direksi yang mengundurkan diri atau untuk mengisi lowongan adalah untuk sisa masa jabatan dari Direktur yang diberhentikan/digantikan tersebut dan masa jabatan dari penambahan anggota Direksi baru tersebut adalah untuk sisa masa jabatan dari Direksi yang masih menjabat pada masa itu, kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

13. Masa jabatan anggota Direksi dengan sendirinya berakhir, apabila anggota Direksi tersebut: a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkansuatu putusan pengadilan; atau b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku; atau c. Meninggal dunia; atau d. Diberhentikan karena keputusan RUPS.

14. Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) bagi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

15. Bilamana jabatan seorang anggota Direksi lowong karena sebab apapun yang mengakibatkan jumlah anggota Direksi kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Pasal ini, maka selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah lowongan itu, harus diadakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

16. Apabila jabatan Direktur Utama lowong dan selama masa penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh Rapat Direksi akan menjalankan kewajiban Direktur Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Direktur Utama. Dalam hal seluruh anggota Direksi lowong maka berlaku ketentuan dalam Pasal 19 ayat 4 Anggaran Dasar ini.

230

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 16

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai

maksud dan tujuannya 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. 3. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang

segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk: a. Melepaskan dan mengagunkan barang tidak bergerak termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan

Perseroan; b. Mendapatkan barang tidak bergerak, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan; c. Menerima pinjaman uang dari siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu

yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; d. Memberi pinjaman uang kepada siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu

yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris. Direksi harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris, dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 4 tersebut di bawah ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Perbuatan hukum untuk (a) mengalihkan atau melepaskan hak atau (b) menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta Perseroan yaitu dengan nilai sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak dan transaksi sebagaimana dimaksud tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan RUPS dengan syarat --dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran -Dasar ini.

5. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material, Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan adalah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

6. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan; b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah satu orang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan.

7. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi.

8. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. RAPAT DIREKSI

Pasal 17

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 16 ayat 6 Anggaran Dasar ini.

3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis yang disampaikan kepada setiap anggota Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal Pemanggilan dan tanggal Rapat.

4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat. 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau ditempat kedudukan

Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau ditempat lain asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, Pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga di dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

231

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 16

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai

maksud dan tujuannya 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. 3. Direksi mewakili Perseroan secara sah dan secara langsung baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang

segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk: a. Melepaskan dan mengagunkan barang tidak bergerak termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan

Perseroan; b. Mendapatkan barang tidak bergerak, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan; c. Menerima pinjaman uang dari siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu

yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; d. Memberi pinjaman uang kepada siapapun, apabila jumlah pinjaman tersebut melebihi jumlah dan jangka waktu

yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris. Direksi harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris, dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 4 tersebut di bawah ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Perbuatan hukum untuk (a) mengalihkan atau melepaskan hak atau (b) menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta Perseroan yaitu dengan nilai sebesar lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak dan transaksi sebagaimana dimaksud tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan RUPS dengan syarat --dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran -Dasar ini.

5. Perbuatan hukum untuk melakukan Transaksi Material, Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang memerlukan persetujuan dari RUPS Perseroan adalah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

6. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan; b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah satu orang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili Perseroan.

7. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi.

8. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. RAPAT DIREKSI

Pasal 17

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 16 ayat 6 Anggaran Dasar ini.

3. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis yang disampaikan kepada setiap anggota Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal Pemanggilan dan tanggal Rapat.

4. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara Rapat, tanggal, waktu dan tempat Rapat. 5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau ditempat kedudukan

Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau ditempat lain asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, Pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga di dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak ada atau berhalangan untuk menghadiri Rapat Direksi oleh sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi yang hadir dan dipilih dalam Rapat Direksi tersebut dapat memimpin Rapat Direksi.

7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh seorang anggota Direksi yang lain berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat.

9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.

10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka usul tersebut di tolak. 11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk

setiap anggota Direksi lainnya yang diwakilinya. b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak

langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Direksi menentukan lain.

12. Berita acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat atau yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang notaris, tandatangan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita acara Rapat Direksi yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 Pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan keputusan yang diambil dalam Rapat Direksi yang bersangkutan, baik untuk para anggota Direksi maupun untuk pihak ketiga.

14. Direksi dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa semua anggota Direksi telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

DEWAN KOMISARIS

Pasal 18

1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang, yang terdiri dari : 1 (satu) orang Komisaris Utama; 1 (satu) orang Komisaris atau lebih; dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

2. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris atau berdasarkan-penunjukan dari Dewan Komisaris.

3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah :

a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan

dengan sektorkeuangan. 4. Persyaratan anggota Dewan Komisaris wajib mengikuti ketentuan:

a. UUPT; b. Peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; dan c. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan.

5. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh Perseroan.

6. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak diketahui, anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) Surat Kabar harian --berperedaran Nasional dan memberitahukannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya untuk dicatat dalam Daftar Perseroan.

232

7. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

8. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS.

9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

b. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut

e. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (a) ayat ini atau tanggal -lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

10. a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir (b) ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan butir (g) ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya.

g. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

11. Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut : a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu putusan pengadilan; b. Dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undang-undang atau

peraturan perundangundangan yang berlaku; c. Meninggal dunia; atau d. Diberhentikan karena keputusan RUPS.

12. Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. 13. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan

Komisaris kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka RUPS harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 60 enam puluh) hari kalender sesudah terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

14. Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.

233

7. Para anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, pengangkatan tersebut berlaku sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS dimana ia (mereka) diangkat dan berakhir pada saat ditutupnya RUPS Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan ia (mereka), kecuali apabila ditentukan lain dalam RUPS.

8. Anggota Dewan Komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai dengan keputusan RUPS.

9. a. RUPS dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya.

b. Alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal ini dilakukan apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris yang antara lain melakukan tindakan yang merugikan Perseroan atau karena alasan lainnya yang dinilai tepat oleh RUPS.

c. Keputusan pemberhentian anggota Dewan Komisaris tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri dalam RUPS.

d. Pemberian kesempatan untuk membela diri tersebut tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut

e. Pemberhentian anggota Dewan Komisaris berlaku sejak ditutupnya RUPS sebagaimana dimaksud dalam butir (a) ayat ini atau tanggal -lain yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.

10. a. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

b. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah diterimanya surat pengunduran diri.

c. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir (b) ayat ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan butir (g) ayat ini.

d. Sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.

f. Pembebasan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri diberikan setelah RUPS Tahunan membebaskannya.

g. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru, sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris.

11. Masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut : a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu putusan pengadilan; b. Dilarang menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris karena ketentuan dari suatu undang-undang atau

peraturan perundangundangan yang berlaku; c. Meninggal dunia; atau d. Diberhentikan karena keputusan RUPS.

12. Gaji atau honorarium dan tunjangan lain dari anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS. 13. Bilamana jabatan seorang anggota Dewan Komisaris lowong sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan

Komisaris kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, maka RUPS harus diadakan dalam waktu selambat-lambatnya 60 enam puluh) hari kalender sesudah terjadinya lowongan tersebut, untuk mengisi lowongan tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

14. Apabila jabatan Komisaris Utama lowong dan selama penggantinya belum diangkat atau belum memangku jabatannya, maka salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris akan menjalankan kewajiban Komisaris Utama dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang sama sebagai Komisaris Utama.

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 19

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik

mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. 2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau

tempat lain yang dipergunakanatau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak untuk memeriksa semuapembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.

4. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.

5. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.

6. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.

7. Pemberhentian sementara tersebut dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 15 ayat 11 Anggaran Dasar ini.

RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 20

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota

Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis dari Direksi atau atas permintaan 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih bersama-sama memiliki 1/10 (satu persepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka 1 (satu) orang-anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama berhak dan berwenang melakukan pemanggilan Rapat Dewan Komisaris.

3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris dikirimkan dengan sarana apapun dalam bentuk tertulis, pemanggilan mana harus dikirimkan kepada para anggota Dewan Komisaris selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelum Rapat tersebut diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat dalam keadaan yang mendesak yaitu selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender sebelum Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat, keadaan mendesak tersebut ditetapkan oleh Komisaris Utama. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir dalam Rapat, maka pemanggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan.

4. Pemanggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat. 5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha atau di tempat

kedudukan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau ditempat lain asal saja dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga asalkan dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, apabila Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan untuk menghadiri Rapat, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut.

7. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris oleh anggota Dewan Komisaris yang lain berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Dewan Komisaris hanya sah dan dapat mengambil keputusan keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat tersebut.

9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara setuju lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut.

10. Apabila suara yang tidak setuju dan suara yang setuju sama berimbang maka usul tersebut ditolak.

234

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya

b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.

c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Pimpinan Rapat -menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

12. Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 Pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak ketiga.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 21

1. Direksi wajib membuat dan melaksanakan rencana kerja tahunan. 2. Direksi wajib menyampaikan rencana kerja tahunan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan. 3. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan

Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS. 4. Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disampaikan sebelum dimulainya tahun buku yang

akan datang. 5. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.

Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. 6. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk oleh RUPS untuk

diperiksa dan Direksi menyusun laporan tahunan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitungsejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan.

7. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

8. Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam laporan tahunan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberikan alasan maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi laporan tahunan.

9. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN

Pasal 22 1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang

telah disahkan oleh RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang positif dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan tersebut juga harus ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen.Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang

235

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lainnya yang diwakilinya

b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu Rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika Rapat Dewan Komisaris menentukan lain.

c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Pimpinan Rapat -menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

12. Berita acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat dan oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang hadir dan/atau diwakili dalam Rapat yang bersangkutan. Apabila berita acara dibuat oleh seorang Notaris, tandatangan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 12 Pasal ini merupakan bukti yang sah mengenai keputusan-keputusan yang diambil dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komisaris maupun untuk pihak ketiga.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan-keputusan yang sah dan mengikat tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahukan secara tertulis tentang usul-usul yang bersangkutan dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 21

1. Direksi wajib membuat dan melaksanakan rencana kerja tahunan. 2. Direksi wajib menyampaikan rencana kerja tahunan kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan. 3. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan tahunan serta laporan tugas pengawasan

Dewan Komisaris, dan keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS. 4. Rencana kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disampaikan sebelum dimulainya tahun buku yang

akan datang. 5. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.

Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. 6. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada Akuntan Publik yang ditunjuk oleh RUPS untuk

diperiksa dan Direksi menyusun laporan tahunan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitungsejak tanggal pemanggilan RUPS Tahunan.

7. Dalam waktu paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

8. Laporan tahunan ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam laporan tahunan. Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan dan tidak memberikan alasan maka yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi laporan tahunan.

9. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik.

PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN

Pasal 22 1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang

telah disahkan oleh RUPS Tahunan, dan merupakan saldo laba yang positif dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Dividen-dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan tersebut juga harus ditentukan waktu dan cara pembayaran dividen.Dividen untuk suatu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang

Saham dengan memperhatikan Pasal 9 Anggaran Dasar ini, yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dari peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan.

3. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh UUPT dan Anggaran Dasar ini dapat dibagi sebagai dividen.

4. Jikalau perhitungan laba rugi dari satu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya Perseroan dianggap tidak memperoleh laba selamakerugian yang tercatat dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Dividen yang tidak diambil setelah 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan untuk pembayaran dividen lampau, dimasukkan ke dalam cadangan khusus, RUPS mengatur tata cara pengambilan dividen yang telah dimasukkan kedalam cadangan khusus tersebut. Dividen yang telah dimasukkan dalam cadangan khusus sebagaimana tersebut di atas dan tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.

6. Mengenai saham-saham yang tercatat dalam Bursa Efek berlaku peraturan-peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

7. Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan proyeksi perolehan laba dan kemampuan keuangan Perseroan dan dengan memperhatikan ayat 6 Pasal ini.

8. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh Pemegang Saham kepada Perseroan.

9. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan, dalam hal Pemegang Saham tidak dapat mengembalikan dividen interim sebagaimana dimaksud pada ayat 8 Pasal ini.

PENGGUNAAN CADANGAN Pasal 23

1. Perseroan wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk cadangan, yang ditentukan oleh

RUPS dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Kewajiban penyisihan untuk cadangan tersebut berlaku apabila Perseroanmempunyai laba yang positif 3. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai cadangan mencapai paling sedikit 20 % (dua puluh persen)

dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan 4. Cadangan yang belum mencapai jumlah sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini hanya boleh dipergunakan

untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain. 5. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor

Perseroan, RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk keperluan Perseroan.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 24

1. Perubahan Anggaran Dasar harus dengan memperhatikan UUPT dan/atau peraturan Pasar Modal. 2. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana tercantum dalam

Anggaran Dasar ini. 3. Perubahan ketentuan Anggaran Dasar ini yang menyangkut pengubahan nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan

Perseroan; maksud dan tujuan serta kegiatan usaha; jangka waktu berdirinya Perseroan; besarnya Modal Dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan/atau perubahan status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau penggantinya dengan memperhatikan ketentuan dalam UUPT.

5. Ketentuan mengenai pengurangan modal dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal.

236

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN

Pasal 25 1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan ketentuan sebagaimana

tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM Pasal 26

1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum

dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal.

TEMPAT TINGGAL Pasal 27

Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat tinggal pada alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PERATURAN PENUTUP Pasal 28

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka RUPS yang akan memutuskannya.

237

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN

Pasal 25 1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan ketentuan sebagaimana

tercantum dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM Pasal 26

1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan sebagaimana tercantum

dalam Pasal 14 ayat 3 Anggaran Dasar ini. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubaran, likuidasi dan berakhirnya status badan hukum adalah sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal.

TEMPAT TINGGAL Pasal 27

Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para Pemegang Saham dianggap bertempat tinggal pada alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PERATURAN PENUTUP Pasal 28

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka RUPS yang akan memutuskannya.

XVII. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

238

Halaman ini sengaja dikosongkan

239

239

240240

241241

242242

243243

244244

245245

246246

247247

248248

249249

250250

251251

252252

253253

254254

255

XVIII. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

256

Halaman ini sengaja dikosongkan

257

257

258

258

259

259

260

260

261

261

262

262

263

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September

2014

31 Desember Catatan 2013 2012 2011

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2e, 2f, 2p, 4, 35, 38

928.893.108.379

1.108.014.988.946 802.017.241.716

191.581.253.656

Kas yang dibatasi penggunaannya 2e, 2f, 5, 38 - - 13.000.000.000 - Piutang usaha 2f, 6, 38

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 3.557.251.391 pada tanggal 30 September 2014, Rp 3.768.672.529 pada tanggal 31 Desember 2013, Rp 2.990.830.898 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp 1.599.957.149 pada tanggal 31 Desember 2011 119.953.097.278 114.321.891.644 117.260.892.698 96.254.589.069

Pihak berelasi 2d, 34 556.868.516 455.492.358 803.554.138 1.172.076.694 Piutang lain-lain 2f, 7, 38

Pihak ketiga 10.103.876.037 5.644.418.133 2.730.596.381 3.171.554.481 Pihak berelasi 2d, 34 1.160.090.100 1.375.040.400 83.000.400 83.000.400

Aset keuangan lancar lainnya 2f, 8, 38 Pihak ketiga 27.780.000.000 30.245.507.000 38.221.925.400 41.663 Pihak berelasi 2d, 34 - 109.290.000.000 31.800.000.000 -

Persediaan 2g, 9 34.829.149.713 40.138.353.064 42.160.939.081 45.195.725.461 Biaya dibayar di muka dan

uang muka 2h, 10

2.510.575.344

1.763.889.074 1.980.711.034

537.517.033 JUMLAH ASET LANCAR 1.125.786.765.367 1.411.249.580.619 1.050.058.860.848 337.995.758.457 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain 2f, 7, 38

Pihak ketiga 12.759.662.519 9.142.776.942 3.029.151.077 3.774.745.901 Pihak berelasi 2d, 34 743.925.000 683.755.000 132.165.400 215.167.800

Investasi pada entitas asosiasi 2i, 11 - - - 664.837.880 Pernyertaan saham 1b, 2f, 11, 38 1.000.000 1.000.000 - - Uang muka perolehan aset tetap 12

Pihak ketiga 107.596.232.143 91.263.354.462 93.866.170.336 3.756.311.158 Pihak berelasi 2d, 34 16.415.446.379 - - -

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 556.293.359.581 pada tanggal 30 September 2014,

Rp 505.740.768.515 pada tanggal 31 Desember 2013, Rp 433.064.996.567 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp 367.262.101.992 pada tanggal 31 Desember 2011

2d, 2k, 2m, 13, 34

750.210.556.366

598.000.856.150 510.469.801.254

507.443.272.240 Aset takberwujud - neto 2l, 2m, 14 2.146.942.355 - - - Aset pajak tangguhan - neto 2q, 19b 28.421.384.007 23.564.877.854 14.665.223.164 10.127.863.011 Aset tidak lancar lainnya 34.511.971 38.886.718 192.195.351 94.273.847

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 918.329.660.740 722.695.507.126 622.354.706.582 526.076.471.837 JUMLAH ASET 2.044.116.426.107 2.133.945.087.745 1.672.413.567.430 864.072.230.294

263

264

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September

2014

31 Desember Catatan 2013 2012 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank 2f, 15, 38 - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000 Utang usaha 2f, 16, 38

Pihak ketiga 42.937.735.341 55.556.041.863 52.051.235.150 45.604.427.338 Pihak berelasi 2d, 34 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Utang lain-lain 2f, 17, 38 Pihak ketiga 14.403.719.873 6.345.029.107 2.876.053.457 5.112.520.844 Pihak berelasi 2d, 34 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Uang muka pasien 2o 16.076.785.707 26.212.266.793 23.172.357.800 18.516.663.059 Beban akrual 2f, 18, 38 62.055.870.120 64.509.080.063 55.722.424.372 45.553.716.913 Utang pajak 2q, 19a 66.754.125.157 51.200.354.499 38.283.689.140 24.770.218.322

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK

230.567.579.867

280.993.281.740 247.742.845.964 170.861.424.262

LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - neto 2q, 19b - 62.966.038 2.279.580.229 3.137.987.535 Liabilitas imbalan pasca kerja 2n, 20 137.592.951.638 118.157.989.977 88.820.455.839 69.113.518.565 Utang bank jangka panjang 2f, 21, 38 - - - 400.000.000.000

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG

137.592.951.638

118.220.956.015 91.100.036.068

472.251.506.100

JUMLAH LIABILITAS 368.160.531.505 399.214.237.755 338.842.882.032 643.112.930.362

EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham

Modal dasar - 200.000 saham

pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.232 saham pada pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 22

138.232.000.000

138.232.000.000 138.232.000.000 47.000.000.000 Tambahan modal disetor 2c, 23 707.816.476.651 707.816.476.651 708.768.000.000 - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f, 8

(2.220.000.000

) 814.267.927 4.075.993.113 -

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya

774.085.087.930 842.452.950.148 450.864.287.720 152.934.351.423

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2b

1.617.913.564.581

1.689.315.694.726 1.301.940.280.833 199.934.351.423 Kepentingan nonpengendali 2b, 25 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

JUMLAH EKUITAS

1.675.955.894.602 1.734.730.849.990 1.333.570.685.398 220.959.299.932

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

2.044.116.426.107

2.133.945.087.745 1.672.413.567.430 864.072.230.294

264

265

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September

2014

31 Desember Catatan 2013 2012 2011

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank 2f, 15, 38 - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000 Utang usaha 2f, 16, 38

Pihak ketiga 42.937.735.341 55.556.041.863 52.051.235.150 45.604.427.338 Pihak berelasi 2d, 34 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Utang lain-lain 2f, 17, 38 Pihak ketiga 14.403.719.873 6.345.029.107 2.876.053.457 5.112.520.844 Pihak berelasi 2d, 34 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Uang muka pasien 2o 16.076.785.707 26.212.266.793 23.172.357.800 18.516.663.059 Beban akrual 2f, 18, 38 62.055.870.120 64.509.080.063 55.722.424.372 45.553.716.913 Utang pajak 2q, 19a 66.754.125.157 51.200.354.499 38.283.689.140 24.770.218.322

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK

230.567.579.867

280.993.281.740 247.742.845.964 170.861.424.262

LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - neto 2q, 19b - 62.966.038 2.279.580.229 3.137.987.535 Liabilitas imbalan pasca kerja 2n, 20 137.592.951.638 118.157.989.977 88.820.455.839 69.113.518.565 Utang bank jangka panjang 2f, 21, 38 - - - 400.000.000.000

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG

137.592.951.638

118.220.956.015 91.100.036.068

472.251.506.100

JUMLAH LIABILITAS 368.160.531.505 399.214.237.755 338.842.882.032 643.112.930.362

EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham

Modal dasar - 200.000 saham

pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.232 saham pada pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011 22

138.232.000.000

138.232.000.000 138.232.000.000 47.000.000.000 Tambahan modal disetor 2c, 23 707.816.476.651 707.816.476.651 708.768.000.000 - Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual 2f, 8

(2.220.000.000

) 814.267.927 4.075.993.113 -

Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya

774.085.087.930 842.452.950.148 450.864.287.720 152.934.351.423

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2b

1.617.913.564.581

1.689.315.694.726 1.301.940.280.833 199.934.351.423 Kepentingan nonpengendali 2b, 25 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

JUMLAH EKUITAS

1.675.955.894.602 1.734.730.849.990 1.333.570.685.398 220.959.299.932

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

2.044.116.426.107

2.133.945.087.745 1.672.413.567.430 864.072.230.294

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011

PENDAPATAN 2d, 2o, 26, 34

1.467.307.143.106 1.320.943.307.943 1.742.091.210.185 1.475.393.206.194 1.203.395.195.366

BEBAN POKOK PENDAPATAN

2d, 2k, 2o, 27,34

(828.008.225.705 ) (754.373.875.275 ) (1.004.789.431.520 ) (881.030.155.998 )

(730.504.017.525

)

LABA BRUTO 639.298.917.401 566.569.432.668 737.301.778.665 594.363.050.196 472.891.177.841

Beban usaha 2j, 2n, 2o, 28

(237.082.506.795 ) (195.225.945.983 ) (267.027.072.943 ) (230.794.721.282

)

(210.024.036.664

)

Pendapatan operasi lain

2f, 2k, 2o, 2p, 29

39.982.923.149 14.697.554.035 19.560.119.795

13.768.957.879

29.205.429.961

Beban operasi lain

2f, 2k, 2o, 30

(2.209.050.988 ) (7.016.267.838 ) (7.997.824.708

)

(3.055.054.619

)

(2.142.352.398

)

LABA USAHA 439.990.282.767 379.024.772.882 481.837.000.809 374.282.232.174 289.930.218.740 Pendapatan keuangan 31 76.782.798.029 42.936.123.445 63.357.879.807 36.399.932.551 24.385.088.416 Biaya keuangan 2d, 32, 34 (11.451.947.060 ) (11.094.598.007 ) (15.184.863.594 ) (20.677.781.936 ) (11.249.069.401 ) LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 505.321.133.736 410.866.298.320 530.010.017.022

390.004.382.789

303.066.237.755

BEBAN PAJAK PENGHASILAN - NETO 2q, 19b (99.712.290.851 ) (88.690.465.881 ) (118.169.917.147

) (91.126.054.717

)

(73.455.691.922

)

LABA PERIODE/TAHUN BERJALAN

405.608.842.885

322.175.832.439

411.840.099.875

298.878.328.072

229.610.545.833

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Keuntungan aktuarial dari program pensiun manfaat pasti

2n, 20

11.535.368.826

18.378.732.834

11.424.042.972

12.876.085.708

-

Mutasi sehubungan dengan perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

2f, 8

(3.034.267.927

)

(8.615.931.386 )

(3.261.725.186

)

4.075.993.113

186.547.178

Pajak penghasilan terkait 2q, 19b (2.883.842.208 ) (4.594.683.209 ) (2.856.010.742 ) (3.219.021.427 ) -

Pendapatan komprehensif lain - neto setelah pajak

5.617.258.691

5.168.118.239

5.306.307.044

13.733.057.394

186.547.178

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE/TAHUN BERJALAN

411.226.101.576

327.343.950.678

417.146.406.919

312.611.385.466

229.797.093.011

265

266

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011 Laba periode/tahun

berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 393.442.281.909 312.528.838.140 398.645.359.023 288.992.561.532 224.246.556.965 Kepentingan

nonpengendali

12.166.560.976

9.646.994.299 13.194.740.852

9.885.766.540

5.363.988.868

Jumlah 405.608.842.885 322.175.832.439 411.840.099.875 298.878.328.072 229.610.545.833 Jumlah laba komprehensif

periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 398.597.075.519 317.365.976.113 403.326.937.242 302.005.929.410 224.433.104.143 Kepentingan

nonpengendali

12.629.026.057

9.977.974.565 13.819.469.677

10.605.456.056

5.363.988.868

Jumlah 411.226.101.576 327.343.950.678 417.146.406.919 312.611.385.466 229.797.093.011 LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2s, 33

2.846.246

2.260.901

2.883.886

2.090.634

4.771.203

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlam

pir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5

PT MITR

A K

ELUA

RG

A K

AR

YA

SEHAT Tbk (D

ahulu PT Calida Ekaprana)

DA

N EN

TITAS AN

AK

NY

A

LAPO

RA

N PER

UB

AH

AN

EKU

ITAS K

ON

SOLID

ASIA

N

Untuk Periode Sem

bilan Bulan yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 30 Septem

ber 2014 (Diaudit) dan 2013 (D

ireviu) dan Tahun yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 31 D

esember 2013, 2012 dan 2011 (D

iaudit) (D

inyatakan dalam R

upiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas yang Dapat D

iatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Catatan

Modal D

itempatkan

dan Disetor Penuh

Tambahan M

odal D

isetor

K

euntungan (K

erugian) yang B

elum D

irealisasi atas Perubahan N

ilai W

ajar Aset K

euangan yang Tersedia untuk

Dijual

Saldo Laba - B

elum D

itentukan Penggunaannya

Jum

lah

Kepentingan

Nonpengendali

Jum

lah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2011

47.000.000.000

-

(186.547.178 ) 710.187.794.458

757.001.247.280 33.662.184.271

790.663.431.551

D

ividen kas

2r, 24

-

-

-

(781.500.000.000 ) (781.500.000.000 )

- (781.500.000.000 )

Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali

2r

-

-

-

-

- (18.001.224.630 )

(18.001.224.630 )

Jum

lah laba komprehensif

tahun 2011

-

-

186.547.178

224.246.556.965 224.433.104.143

5.363.988.868 229.797.093.011

Saldo 31 Desem

ber 2011

47.000.000.000

-

-

152.934.351.423 199.934.351.423

21.024.948.509 220.959.299.932

Penerbitan saham

baru

22, 23

91.232.000.000

708.768.000.000

-

- 800.000.000.000

- 800.000.000.000

Jumlah laba kom

prehensif tahun 2012

-

-

4.075.993.113

297.929.936.297

302.005.929.410 10.605.456.056

312.611.385.466

Saldo 31 D

esember 2012

138.232.000.000

708.768.000.000

4.075.993.113

450.864.287.720

1.301.940.280.833

31.630.404.565

1.333.570.685.398

266

267

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011 Laba periode/tahun

berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 393.442.281.909 312.528.838.140 398.645.359.023 288.992.561.532 224.246.556.965 Kepentingan

nonpengendali

12.166.560.976

9.646.994.299 13.194.740.852

9.885.766.540

5.363.988.868

Jumlah 405.608.842.885 322.175.832.439 411.840.099.875 298.878.328.072 229.610.545.833 Jumlah laba komprehensif

periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 398.597.075.519 317.365.976.113 403.326.937.242 302.005.929.410 224.433.104.143 Kepentingan

nonpengendali

12.629.026.057

9.977.974.565 13.819.469.677

10.605.456.056

5.363.988.868

Jumlah 411.226.101.576 327.343.950.678 417.146.406.919 312.611.385.466 229.797.093.011 LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK 2s, 33

2.846.246

2.260.901

2.883.886

2.090.634

4.771.203

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlam

pir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5

PT MITR

A K

ELUA

RG

A K

AR

YA

SEHAT Tbk (D

ahulu PT Calida Ekaprana)

DA

N EN

TITAS AN

AK

NY

A

LAPO

RA

N PER

UB

AH

AN

EKU

ITAS K

ON

SOLID

ASIA

N

Untuk Periode Sem

bilan Bulan yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 30 Septem

ber 2014 (Diaudit) dan 2013 (D

ireviu) dan Tahun yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 31 D

esember 2013, 2012 dan 2011 (D

iaudit) (D

inyatakan dalam R

upiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas yang Dapat D

iatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Catatan

Modal D

itempatkan

dan Disetor Penuh

Tambahan M

odal D

isetor

K

euntungan (K

erugian) yang B

elum D

irealisasi atas Perubahan N

ilai W

ajar Aset K

euangan yang Tersedia untuk

Dijual

Saldo Laba - B

elum D

itentukan Penggunaannya

Jum

lah

Kepentingan

Nonpengendali

Jum

lah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2011

47.000.000.000

-

(186.547.178 ) 710.187.794.458

757.001.247.280 33.662.184.271

790.663.431.551

D

ividen kas

2r, 24

-

-

-

(781.500.000.000 ) (781.500.000.000 )

- (781.500.000.000 )

Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali

2r

-

-

-

-

- (18.001.224.630 )

(18.001.224.630 )

Jum

lah laba komprehensif

tahun 2011

-

-

186.547.178

224.246.556.965 224.433.104.143

5.363.988.868 229.797.093.011

Saldo 31 Desem

ber 2011

47.000.000.000

-

-

152.934.351.423 199.934.351.423

21.024.948.509 220.959.299.932

Penerbitan saham

baru

22, 23

91.232.000.000

708.768.000.000

-

- 800.000.000.000

- 800.000.000.000

Jumlah laba kom

prehensif tahun 2012

-

-

4.075.993.113

297.929.936.297

302.005.929.410 10.605.456.056

312.611.385.466

Saldo 31 D

esember 2012

138.232.000.000

708.768.000.000

4.075.993.113

450.864.287.720

1.301.940.280.833

31.630.404.565

1.333.570.685.398

267

268

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

seca

ra k

esel

uruh

an.

6

PT M

ITR

A K

ELU

AR

GA

KA

RY

ASE

HAT

Tbk

(Dah

ulu

PT C

alid

a Ek

apra

na)

DA

N E

NTI

TAS

AN

AK

NY

A

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N (l

anju

tan)

U

ntuk

Per

iode

Sem

bila

n B

ulan

yan

g B

erak

hir p

ada

Tang

gal-t

angg

al

30 S

epte

mbe

r 201

4 (D

iaud

it) d

an 2

013

(Dire

viu)

da

n Ta

hun

yang

Ber

akhi

r pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

3, 2

012

dan

2011

(Dia

udit)

(D

inya

taka

n da

lam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Ekui

tas

yang

Dap

at D

iatr

ibus

ikan

kep

ada

Pem

ilik

Entit

as In

duk

Cat

atan

Mod

al D

item

patk

an

dan

Dis

etor

Pen

uh

Tam

baha

n M

odal

D

iset

or

K

eunt

unga

n (K

erug

ian)

yan

g B

elum

Dire

alis

asi

atas

Per

ubah

an N

ilai

Waj

ar A

set K

euan

gan

yang

Ter

sedi

a un

tuk

Diju

al

Sald

o La

ba -

B

elum

Dite

ntuk

an

Peng

guna

anny

a

Jum

lah

K

epen

tinga

n N

onpe

ngen

dali

Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o 1

Janu

ari 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

4.

075.

993.

113

45

0.86

4.28

7.72

0

1.30

1.94

0.28

0.83

3

31.6

30.4

04.5

65

1.

333.

570.

685.

398

Div

iden

kas

2r, 2

4

-

-

-

(15.

000.

000.

000

) (1

5.00

0.00

0.00

0 )

-

(15.

000.

000.

000

)

D

ivid

en k

as k

epad

a

ke

pent

inga

n no

npen

gend

ali

2r

-

-

-

-

-

(980

.000

) (9

80.0

00 )

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f pe

riode

Jan

uari

- Sep

tem

ber

2013

-

-

(8.6

15.9

31.3

86 )

325.

981.

907.

499

31

7.36

5.97

6.11

3

9.97

7.97

4.56

5

327.

343.

950.

678

Sald

o 30

Sep

tem

ber 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

(4

.539

.938

.273

) 76

1.84

6.19

5.21

9

1.60

4.30

6.25

6.94

6

41.6

07.3

99.1

30

1.

645.

913.

656.

076

Sald

o 1

Janu

ari 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

4.

075.

993.

113

45

0.86

4.28

7.72

0

1.30

1.94

0.28

0.83

3

31.6

30.4

04.5

65

1.

333.

570.

685.

398

D

ivid

en k

as

2r

, 24

-

-

-

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

(15.

000.

000.

000

) -

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

Div

iden

kas

kep

ada

kepe

ntin

gan

nonp

enge

ndal

i

2r

-

-

-

-

-

(2

9.70

2.22

2 )

(29.

702.

222

)

P

elep

asan

ent

itas

anak

1b, 2

3

-

(951

.523

.349

) -

-

(9

51.5

23.3

49 )

(5.0

16.7

56 )

(956

.540

.105

)

Ju

mla

h la

ba k

ompr

ehen

sif

tahu

n 20

13

-

-

(3

.261

.725

.186

) 40

6.58

8.66

2.42

8

403.

326.

937.

242

13

.819

.469

.677

41

7.14

6.40

6.91

9

Sald

o 31

Des

embe

r 201

3

138.

232.

000.

000

70

7.81

6.47

6.65

1

814.

267.

927

84

2.45

2.95

0.14

8

1.68

9.31

5.69

4.72

6

45.4

15.1

55.2

64

1.73

4.73

0.84

9.99

0

268

269

Cat

atan

ata

s la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

terla

mpi

r mer

upak

an b

agia

n ya

ng ti

dak

terp

isah

kan

dari

la

pora

n ke

uang

an k

onso

lidas

ian

seca

ra k

esel

uruh

an.

6

PT M

ITR

A K

ELU

AR

GA

KA

RY

ASE

HAT

Tbk

(Dah

ulu

PT C

alid

a Ek

apra

na)

DA

N E

NTI

TAS

AN

AK

NY

A

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S K

ON

SOLI

DA

SIA

N (l

anju

tan)

U

ntuk

Per

iode

Sem

bila

n B

ulan

yan

g B

erak

hir p

ada

Tang

gal-t

angg

al

30 S

epte

mbe

r 201

4 (D

iaud

it) d

an 2

013

(Dire

viu)

da

n Ta

hun

yang

Ber

akhi

r pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

3, 2

012

dan

2011

(Dia

udit)

(D

inya

taka

n da

lam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Ekui

tas

yang

Dap

at D

iatr

ibus

ikan

kep

ada

Pem

ilik

Entit

as In

duk

Cat

atan

Mod

al D

item

patk

an

dan

Dis

etor

Pen

uh

Tam

baha

n M

odal

D

iset

or

K

eunt

unga

n (K

erug

ian)

yan

g B

elum

Dire

alis

asi

atas

Per

ubah

an N

ilai

Waj

ar A

set K

euan

gan

yang

Ter

sedi

a un

tuk

Diju

al

Sald

o La

ba -

B

elum

Dite

ntuk

an

Peng

guna

anny

a

Jum

lah

K

epen

tinga

n N

onpe

ngen

dali

Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o 1

Janu

ari 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

4.

075.

993.

113

45

0.86

4.28

7.72

0

1.30

1.94

0.28

0.83

3

31.6

30.4

04.5

65

1.

333.

570.

685.

398

Div

iden

kas

2r, 2

4

-

-

-

(15.

000.

000.

000

) (1

5.00

0.00

0.00

0 )

-

(15.

000.

000.

000

)

D

ivid

en k

as k

epad

a

ke

pent

inga

n no

npen

gend

ali

2r

-

-

-

-

-

(980

.000

) (9

80.0

00 )

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f pe

riode

Jan

uari

- Sep

tem

ber

2013

-

-

(8.6

15.9

31.3

86 )

325.

981.

907.

499

31

7.36

5.97

6.11

3

9.97

7.97

4.56

5

327.

343.

950.

678

Sald

o 30

Sep

tem

ber 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

(4

.539

.938

.273

) 76

1.84

6.19

5.21

9

1.60

4.30

6.25

6.94

6

41.6

07.3

99.1

30

1.

645.

913.

656.

076

Sald

o 1

Janu

ari 2

013

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

4.

075.

993.

113

45

0.86

4.28

7.72

0

1.30

1.94

0.28

0.83

3

31.6

30.4

04.5

65

1.

333.

570.

685.

398

D

ivid

en k

as

2r

, 24

-

-

-

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

(15.

000.

000.

000

) -

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

Div

iden

kas

kep

ada

kepe

ntin

gan

nonp

enge

ndal

i

2r

-

-

-

-

-

(2

9.70

2.22

2 )

(29.

702.

222

)

P

elep

asan

ent

itas

anak

1b, 2

3

-

(951

.523

.349

) -

-

(9

51.5

23.3

49 )

(5.0

16.7

56 )

(956

.540

.105

)

Ju

mla

h la

ba k

ompr

ehen

sif

tahu

n 20

13

-

-

(3

.261

.725

.186

) 40

6.58

8.66

2.42

8

403.

326.

937.

242

13

.819

.469

.677

41

7.14

6.40

6.91

9

Sald

o 31

Des

embe

r 201

3

138.

232.

000.

000

70

7.81

6.47

6.65

1

814.

267.

927

84

2.45

2.95

0.14

8

1.68

9.31

5.69

4.72

6

45.4

15.1

55.2

64

1.73

4.73

0.84

9.99

0

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlam

pir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 7

PT MITR

A K

ELUA

RG

A K

AR

YA

SEHAT Tbk (D

ahulu PT Calida Ekaprana)

DA

N EN

TITAS AN

AK

NY

A

LAPO

RA

N PER

UB

AH

AN

EKU

ITAS K

ON

SOLID

ASIA

N (lanjutan)

Untuk Periode Sem

bilan Bulan yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 30 Septem

ber 2014 (Diaudit) dan 2013 (D

ireviu) dan Tahun yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 31 D

esember 2013, 2012 dan 2011 (D

iaudit) (D

inyatakan dalam R

upiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas yang Dapat D

iatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

Catatan

Modal D

itempatkan

dan Disetor Penuh

Tambahan M

odal D

isetor

K

euntungan (K

erugian) yang B

elum D

irealisasi atas Perubahan N

ilai W

ajar Aset K

euangan yang Tersedia untuk

Dijual

Saldo Laba - B

elum D

itentukan Penggunaannya

Jum

lah

Kepentingan

Nonpengendali

Jum

lah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2014

138.232.000.000

707.816.476.651

814.267.927

842.452.950.148

1.689.315.694.726 45.415.155.264

1.734.730.849.990

D

ividen kas

2r, 24

-

-

-

(470.000.000.000 ) (470.000.000.000 )

- (470.000.000.000 )

Akusisi kepentingan

nonpengendali

1b, 23

-

-

-

794.336

794.336 (1.794.336 )

(1.000.000 )

D

ividen kas kepada

kepentingan nonpengendali

2r

-

-

-

- -

(56.964 ) (56.964 )

Jumlah laba kom

prehensif periode Januari - S

eptember

2014

-

-

(3.034.267.927 ) 401.631.343.446

398.597.075.519 12.629.026.057

411.226.101.576

Saldo 30 Septem

ber 2014

138.232.000.000

707.816.476.651

(2.220.000.000 ) 774.085.087.930

1.617.913.564.581 58.042.330.021

1.675.955.894.602

269

270

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

8

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan

1.451.439.080.228

1.320.572.248.642

1.747.000.436.370 1.459.411.119.862

1.180.145.476.549

Pembayaran kas kepada pemasok (643.299.882.338 ) (580.874.128.444 ) (766.663.768.470 ) (677.846.717.051 ) (586.832.533.064 )

Pembayaran kepada karyawan (225.399.183.480 ) (184.652.655.207 ) (256.790.331.825 ) (194.160.838.813 ) (159.274.022.608 )

Pembayaran untuk beban usaha dan lainnya (124.800.974.163 ) (96.759.402.948 ) (123.622.453.023 ) (113.493.621.025 ) (98.212.414.558 )

Penerimaan pendapatan keuangan 76.119.286.844 42.575.805.598 62.430.744.268 35.888.570.128 24.099.577.188

Pembayaran biaya keuangan (11.451.947.061 ) (11.094.598.007 ) (15.184.863.594 ) (20.677.781.936 ) (11.249.069.401 ) Pembayaran pajak

penghasilan badan (124.110.809.892 ) (94.060.899.768 ) (121.741.524.752 ) (87.705.486.264 ) (65.320.962.091 ) Penerimaan dari pendapatan

operasi lain 13.040.839.445 15.841.821.980 13.145.995.509 11.703.351.808 11.327.399.319 Kas Neto Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 411.536.409.583

411.548.191.846 538.574.234.483 413.118.596.709

294.683.451.334

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar

lainnya

135.467.849.974

86.142.271.340 168.642.271.340 -

31.441.750.585

Hasil penjualan aset tetap 13 889.715.000 2.550.000 2.550.000 1.004.530.000 - Perolehan aset tetap 13 (131.450.770.230 ) (107.455.165.699 ) (147.451.975.298 ) (67.648.709.967 ) (46.293.982.237 ) Pembayaran uang muka

perolehan aset tetap

(98.836.285.210 )

(16.116.554.208

) (16.222.204.429 ) (99.214.294.725 ) (17.328.772.467

)

Perolehan aset takberwujud (2.190.085.779 ) - - - - Pencairan (penempatan) kas

yang dibatasi penggunaannya

-

13.000.000.000

13.000.000.000 (13.000.000.000 )

-

Penempatan pada aset keuangan lancar lainnya

-

(246.919.775.520 ) (246.919.775.520 ) (65.945.890.624 )

-

Kas masuk neto dari pelepasan entitas anak

1b

-

-

4.578.646.499 -

-

Penerimaan dividen kas - - 1.091.488.000 - - Penerimaan dari penjualan

entitas asosiasi 11

-

-

- 625.000.000

-

Kas Neto Digunakan untuk

Aktivitas Investasi

(96.119.576.245 )

(271.346.674.087

) (223.278.999.408 ) (244.179.365.316 )

(32.181.004.119

)

270

271

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

8

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan

1.451.439.080.228

1.320.572.248.642

1.747.000.436.370 1.459.411.119.862

1.180.145.476.549

Pembayaran kas kepada pemasok (643.299.882.338 ) (580.874.128.444 ) (766.663.768.470 ) (677.846.717.051 ) (586.832.533.064 )

Pembayaran kepada karyawan (225.399.183.480 ) (184.652.655.207 ) (256.790.331.825 ) (194.160.838.813 ) (159.274.022.608 )

Pembayaran untuk beban usaha dan lainnya (124.800.974.163 ) (96.759.402.948 ) (123.622.453.023 ) (113.493.621.025 ) (98.212.414.558 )

Penerimaan pendapatan keuangan 76.119.286.844 42.575.805.598 62.430.744.268 35.888.570.128 24.099.577.188

Pembayaran biaya keuangan (11.451.947.061 ) (11.094.598.007 ) (15.184.863.594 ) (20.677.781.936 ) (11.249.069.401 ) Pembayaran pajak

penghasilan badan (124.110.809.892 ) (94.060.899.768 ) (121.741.524.752 ) (87.705.486.264 ) (65.320.962.091 ) Penerimaan dari pendapatan

operasi lain 13.040.839.445 15.841.821.980 13.145.995.509 11.703.351.808 11.327.399.319 Kas Neto Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 411.536.409.583

411.548.191.846 538.574.234.483 413.118.596.709

294.683.451.334

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan hasil penjualan aset keuangan lancar

lainnya

135.467.849.974

86.142.271.340 168.642.271.340 -

31.441.750.585

Hasil penjualan aset tetap 13 889.715.000 2.550.000 2.550.000 1.004.530.000 - Perolehan aset tetap 13 (131.450.770.230 ) (107.455.165.699 ) (147.451.975.298 ) (67.648.709.967 ) (46.293.982.237 ) Pembayaran uang muka

perolehan aset tetap

(98.836.285.210 )

(16.116.554.208

) (16.222.204.429 ) (99.214.294.725 ) (17.328.772.467

)

Perolehan aset takberwujud (2.190.085.779 ) - - - - Pencairan (penempatan) kas

yang dibatasi penggunaannya

-

13.000.000.000

13.000.000.000 (13.000.000.000 )

-

Penempatan pada aset keuangan lancar lainnya

-

(246.919.775.520 ) (246.919.775.520 ) (65.945.890.624 )

-

Kas masuk neto dari pelepasan entitas anak

1b

-

-

4.578.646.499 -

-

Penerimaan dividen kas - - 1.091.488.000 - - Penerimaan dari penjualan

entitas asosiasi 11

-

-

- 625.000.000

-

Kas Neto Digunakan untuk

Aktivitas Investasi

(96.119.576.245 )

(271.346.674.087

) (223.278.999.408 ) (244.179.365.316 )

(32.181.004.119

)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

9

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember Catatan 2014 2013 2013 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran dividen kas 24, 40 (438.980.000.000 ) (15.000.000.000 ) (15.000.000.000 ) - (781.500.000.000 ) Penerimaan (pembayaran)

utang bank (50.000.000.000

) (5.000.000.000 ) (5.000.000.000 ) 40.000.000.000 -

Penambahan utang lain-lain - pihak berelasi (5.550.000.000 ) 5.000.000.000 5.550.000.000 - -

Akuisisi kepentingan nonpengendali

1b

(1.000.000

) - - -

-

Pembayaran dividen kas kepada kepentingan nonpengendali

(56.964

) (980.000 ) (29.702.222 ) - (18.001.224.630

)

Penerbitan saham baru 22, 23 - - - 800.000.000.000 - Penerimaan (pembayaran)

utang bank jangka panjang - - - (400.000.000.000 )

400.000.000.000

Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

(494.531.056.964

) (15.000.980.000 ) (14.479.702.222 ) 440.000.000.000 (399.501.224.630 )

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS

(179.114.223.626

) 125.200.537.759 300.815.532.853 608.939.231.393 (136.998.777.415 )

DAMPAK NETO PERUBAHAN SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS (7.656.941 ) (1.136.961.820 ) 5.182.214.377 1.496.756.667 120.539.706 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN

1.108.014.988.946

802.017.241.716 802.017.241.716 191.581.253.656

328.459.491.365

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN

928.893.108.379

926.080.817.655 1.108.014.988.946 802.017.241.716

191.581.253.656

271

272

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (dahulu PT Calida Ekaprana) (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Eveline Suriahudaja Konig, SH No. 25 tanggal 3 Januari 1995. Akta pendirian Perusahaan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7971.HT.01.01.Th.95 tanggal 22 Juni 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88 Tambahan No. 9106 tanggal 3 November 1995. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 05 tanggal 6 Agustus 2014 mengenai perubahan nama Perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah menjalankan jasa konsultasi bisnis dan manajemen. Kegiatan usaha Perusahaan pada saat ini adalah melakukan penyertaan saham pada Entitas Anak yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Perusahaan berkedudukan di Jalan Letjen Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. PT Griyainsani Cakrasadaya adalah entitas induk terakhir Perusahaan dan Entitas Anaknya (secara bersama-sama disebut “Grup”).

b. Struktur Entitas Anak

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada Entitas Anak berikut ini:

Persentase Kepemilikan Efektif

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi

(Dalam Jutaan Rupiah)

Entitas Anak

Domisili

Kegiatan Usaha

Tahun Operasi

Komersial

30 September

2014

31 Desember 30 September

2014

31 Desember

2013 2012 2011 2013 2012 2011 Kepemilikan

Langsung:

PT Proteindo Karyasehat Pelayanan

(“PKS”) Bekasi Kesehatan 1993 99,99% 99,99% 99,99% 99,99% 1.988.539 2.133.515 1.657.761 851.343

PT Estetika Enterprisindo (“EEP”) Bekasi

Jasa Binatu 2008

-

-

99,78%

99,78% - -

12.171

14.134

Kepemilikan

Tidak Langsung Melalui PKS:

PT Ekamita Arahtegar Pelayanan

(“EAT”) Jakarta Kesehatan 2002 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 298.365 316.772 342.184 241.690

PT Alpen Agung Raya Pelayanan

(“AAR”) Surabaya Kesehatan 1998 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 356.845 310.646 235.887 143.901 PT Karyasukses Mandiri Pelayanan (“KSM”) Jakarta Kesehatan 1998 70,00% 70,00% 70,00% 70,00% 236.880 187.807 141.149 97.940

272

273

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (dahulu PT Calida Ekaprana) (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Eveline Suriahudaja Konig, SH No. 25 tanggal 3 Januari 1995. Akta pendirian Perusahaan tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7971.HT.01.01.Th.95 tanggal 22 Juni 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 88 Tambahan No. 9106 tanggal 3 November 1995. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 05 tanggal 6 Agustus 2014 mengenai perubahan nama Perusahaan menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-06263.40.20.2014 tanggal 7 Agustus 2014. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah menjalankan jasa konsultasi bisnis dan manajemen. Kegiatan usaha Perusahaan pada saat ini adalah melakukan penyertaan saham pada Entitas Anak yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Perusahaan berkedudukan di Jalan Letjen Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. PT Griyainsani Cakrasadaya adalah entitas induk terakhir Perusahaan dan Entitas Anaknya (secara bersama-sama disebut “Grup”).

b. Struktur Entitas Anak

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada Entitas Anak berikut ini:

Persentase Kepemilikan Efektif

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi

(Dalam Jutaan Rupiah)

Entitas Anak

Domisili

Kegiatan Usaha

Tahun Operasi

Komersial

30 September

2014

31 Desember 30 September

2014

31 Desember

2013 2012 2011 2013 2012 2011 Kepemilikan

Langsung:

PT Proteindo Karyasehat Pelayanan

(“PKS”) Bekasi Kesehatan 1993 99,99% 99,99% 99,99% 99,99% 1.988.539 2.133.515 1.657.761 851.343

PT Estetika Enterprisindo (“EEP”) Bekasi

Jasa Binatu 2008

-

-

99,78%

99,78% - -

12.171

14.134

Kepemilikan

Tidak Langsung Melalui PKS:

PT Ekamita Arahtegar Pelayanan

(“EAT”) Jakarta Kesehatan 2002 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 298.365 316.772 342.184 241.690

PT Alpen Agung Raya Pelayanan

(“AAR”) Surabaya Kesehatan 1998 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 356.845 310.646 235.887 143.901 PT Karyasukses Mandiri Pelayanan (“KSM”) Jakarta Kesehatan 1998 70,00% 70,00% 70,00% 70,00% 236.880 187.807 141.149 97.940

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Jumlah Aset Sebelum Eliminasi Persentase Kepemilikan Efektif (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 30 30 Kegiatan Operasi September 31 Desember September 31 Desember

Entitas Anak Domisili Usaha Komersial 2014 2013 2012 2011 2014 2013 2012 2011 Kepemilikan

Tidak Langsung Melalui PKS: (lanjutan)

PT Ragamsehat

Multifita Pelayanan (“RSM”) Depok Kesehatan 2008 100,00% 99,99% 99,99% 99,99% 204.104 153.618 139.341 103.483

Kepemilikan

Tidak Langsung Melalui KSM:

PT Citra Mandiri Pelayanan

Prima (“CMP”) Tegal Kesehatan 2009 42,00% 42,00% 42,00% 42,00% 31.218 30.070 29.125 32.538 Kegiatan Usaha Entitas Anak Kegiatan utama Entitas Anak adalah dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu dengan memberikan jasa pelayanan medik dengan cara memiliki dan mengelola rumah sakit dengan nama Mitra Keluarga di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Surabaya dan Tegal.

Pada tanggal 30 September 2014, Entitas Anak memiliki izin penyelenggaraan rumah sakit sebagai berikut:

Entitas Anak dan Lokasi

Rumah Sakit

Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit

Jangka Waktu PKS: - Bekasi Barat Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi

Jawa Barat No. 445.1/Kep.69/I.25.b/IPRSU-B-BPPT/2013 tanggal 19 September 2013.

19 September 2013 - 19 September 2018

- Bekasi Timur Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat No. 445/Kep.34/III/ISPRS-BPPT/2012 tanggal 26 Maret 2012.

26 Maret 2012 - 25 Maret 2017

- Cikarang Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi No. 503/04/Dinkes/RS/2012 tanggal 31 Mei 2012.

31 Mei 2012 - 31 Mei 2017

EAT: - Kelapa Gading Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta No. 1870/2010 tanggal 8 Maret 2010. 8 Maret 2010 -

8 Maret 2015

- Cibubur Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi No. 445.1/ 806/Yankes/III/2012 tanggal 29 Maret 2012.

29 Maret 2012 - 28 Maret 2017

AAR: - Surabaya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya

No. 503.445/15600/0014/P/IP.RS/436.6.3/III/2011 tanggal 30 Maret 2011. 30 Maret 2011 -

30 Maret 2016

- Waru Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo No. 551.41/57.404.3.2/2011 tanggal 8 September 2011.

8 September 2011 - 8 September 2016

- Kenjeran Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya No. 503.445/66/S/IP.RS/ 436.6.3/VI/2014 tanggal 11 Juni 2014.

11 Juni 2014 - 11 Juni 2015

KSM: - Kemayoran Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta No. 7692/2010 tanggal 9 Agustus 2010. 9 Agustus 2010 -

9 Agustus 2015 RSM: - Depok Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota Depok No. 445.8/003/O.RS-BPMP2T/I/2014 tanggal 10 Januari 2014.

10 Januari 2014 - 9 Januari 2019

CMP: - Tegal Surat Keputusan Walikota Tegal No. 503/006/2010 tanggal 2 Februari

2010. 2 Februari 2010 -

2 Februari 2015

273

274

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Peningkatan Persentase Kepemilikan pada Entitas Anak Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 38 tanggal 29 Februari 2012, PKS meningkatkan modal dasar dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 77.750.000.000 menjadi Rp 877.750.000.000 dengan menerbitkan 8.000.000 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di PKS meningkat dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 43 tanggal 25 November 2013, EEP meningkatkan modal dasar dari Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 450.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dengan menerbitkan 12.700 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di EEP meningkat dari 99,78% menjadi 99,99%. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00%. Sehubungan dengan pembelian saham tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 794.336 yang dikreditkan ke akun saldo laba. Pelepasan Entitas Anak

Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk menjual 13.148 saham EEP dengan harga jual sebesar Rp 14.000.000.000, sehingga kepemilikan saham Perusahaan di EEP menjadi 1 (satu) saham dengan biaya perolehan Rp 1.000.000 (Catatan 11). Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, Perusahaan, sebagai entitas yang melepas bisnis, mencatat selisih antara imbalan yang diterima dan nilai tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya dalam akun tambahan modal disetor.

274

275

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Peningkatan Persentase Kepemilikan pada Entitas Anak Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 38 tanggal 29 Februari 2012, PKS meningkatkan modal dasar dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 77.750.000.000 menjadi Rp 877.750.000.000 dengan menerbitkan 8.000.000 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di PKS meningkat dari 99,9998% menjadi 99,9999%. Berdasarkan Akta Notaris Petrus Suandi Halim, SH No. 43 tanggal 25 November 2013, EEP meningkatkan modal dasar dari Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 450.000.000 menjadi Rp 13.150.000.000 dengan menerbitkan 12.700 saham baru yang diambil bagian seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di EEP meningkat dari 99,78% menjadi 99,99%. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00%. Sehubungan dengan pembelian saham tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp 794.336 yang dikreditkan ke akun saldo laba. Pelepasan Entitas Anak

Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya, pihak berelasi (Catatan 34), untuk menjual 13.148 saham EEP dengan harga jual sebesar Rp 14.000.000.000, sehingga kepemilikan saham Perusahaan di EEP menjadi 1 (satu) saham dengan biaya perolehan Rp 1.000.000 (Catatan 11). Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, Perusahaan, sebagai entitas yang melepas bisnis, mencatat selisih antara imbalan yang diterima dan nilai tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya dalam akun tambahan modal disetor.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

1. UMUM (lanjutan)

b. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Pelepasan Entitas Anak (lanjutan)

Rincian aset dan liabilitas EEP pada tanggal pelepasan adalah sebagai berikut:

Aset Kas dan setara kas 9.421.353.501 Piutang usaha 1.417.745.642 Persediaan 2.478.816.041 Aset tetap - neto 2.290.375.526 _____________ ____________

Jumlah aset 15.608.290.710 _____________ ____________

Liabilitas Utang usaha 422.791.090 Utang lain-lain 102.169.381 Beban akrual 33.038.033 Utang pajak 92.752.101 ___________ ____________

Jumlah liabilitas 650.750.605 _____________ ____________

Aset neto 14.957.540.105

Selisih imbalan yang diterima dengan nilai tercatat bisnis yang dilepas yang dicatat dalam ekuitas sebagai tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:

Imbalan yang diterima 14.000.000.000 Jumlah aset neto yang dilepaskan (14.957.540.105) Kepentingan nonpengendali 5.016.756 Penyertaan saham yang masih dimiliki 1.000.000

_____________ ____________

Selisih (Catatan 23) (951.523.349)

Kas masuk neto dari pelepasan EEP adalah sebagai berikut:

Kas yang diterima dari pelepasan entitas anak 14.000.000.000 Kas dan setara kas EEP yang dilepaskan (9.421.353.501)

_____________ ____________

Kas masuk neto dari pelepasan EEP 4.578.646.499

275

276

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris No. 146 tanggal 31 Januari 2012 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, dan Akta Notaris No. 12 tanggal 25 Juni 2008 yang dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Manajemen kunci meliputi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Grup. Pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing adalah sejumlah 4.743, 4.651, 4.226 dan 3.704 karyawan (tidak diaudit).

d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan kembali sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham pada tanggal 6 Februari 2015. Tidak terdapat perbedaan material antara laporan keuangan konsolidasian terdahulu dengan laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali, kecuali yang dijelaskan dalam Catatan 45 atas laporan keuangan konsolidasian.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Grup secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama Johanes Setijono Johanes Setijono Johanes Setijono Johanes Setijono Komisaris Angelique Aryanto Angelique Aryanto Angelique Aryanto Angelique Aryanto Bernadette Ruth Komisaris - - - Irawati Setiady

Direksi: Direksi Utama Rustiyan Oen Rustiyan Oen Rustiyan Oen Rustiyan Oen Direktur Ronny Hadiana Ronny Hadiana Ronny Hadiana Ronny Hadiana

276

277

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris No. 146 tanggal 31 Januari 2012 yang dibuat di hadapan Humberg Lie, SH, SE, MKn, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 23 April 2012, dan Akta Notaris No. 12 tanggal 25 Juni 2008 yang dibuat di hadapan George Handojo Hermawi, SH, Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-39110.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Juli 2008, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Manajemen kunci meliputi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Grup. Pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing adalah sejumlah 4.743, 4.651, 4.226 dan 3.704 karyawan (tidak diaudit).

d. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan kembali sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham pada tanggal 6 Februari 2015. Tidak terdapat perbedaan material antara laporan keuangan konsolidasian terdahulu dengan laporan keuangan konsolidasian yang diterbitkan kembali, kecuali yang dijelaskan dalam Catatan 45 atas laporan keuangan konsolidasian.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Grup secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Dewan Komisaris:

Komisaris Utama Johanes Setijono Johanes Setijono Johanes Setijono Johanes Setijono Komisaris Angelique Aryanto Angelique Aryanto Angelique Aryanto Angelique Aryanto Bernadette Ruth Komisaris - - - Irawati Setiady

Direksi: Direksi Utama Rustiyan Oen Rustiyan Oen Rustiyan Oen Rustiyan Oen Direktur Ronny Hadiana Ronny Hadiana Ronny Hadiana Ronny Hadiana

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam dan LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 telah disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK 3 (Revisi 2010), “Laporan Keuangan Interim” dan PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”. Grup memilih menyajikan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam satu laporan dan menyajikan tambahan pengungkapan pengelolaan modal pada Catatan 39.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - penerapan kebijakan akuntansi; - jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi

pada tanggal laporan keuangan konsolidasian; - jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode/tahun pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Estimasi, asumsi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup diungkapkan pada Catatan 3. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya.

277

278

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Grup menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anaknya seperti diungkapkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan memilki lebih dari 50% kepemilikan saham baik secara langsung atau tidak langsung. Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran

dasar atau perjanjian; c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara

dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur

setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk bagian periode/tahun dimana pengendalian masih berlangsung. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup: a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak; b) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali (KNP); c) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, jika ada; d) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; e) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; f) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai laba rugi; dan g) mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

278

279

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian Grup menerapkan PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anaknya seperti diungkapkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan memilki lebih dari 50% kepemilikan saham baik secara langsung atau tidak langsung. Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika Perusahaan memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran

dasar atau perjanjian; c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara

dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur

setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam periode/tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk bagian periode/tahun dimana pengendalian masih berlangsung. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup: a) menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak; b) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali (KNP); c) menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, jika ada; d) mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; e) mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; f) mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai laba rugi; dan g) mereklasifikasi bagian entitas induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai

pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan)

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laporan keuangan (konsolidasian) entitas anak dibuat untuk periode/tahun pelaporan yang sama dengan Perusahaan, menggunakan kebijakan akuntansi yang konsisten. Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, telah dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dan entitas anaknya sebagai satu kesatuan usaha.

c. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Efektif tanggal 1 Januari 2013, Grup menerapkan PSAK 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” menggantikan PSAK 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali dan diterapkan untuk kombinasi bisnis sepengendali yang memenuhi persyaratan dalam PSAK 22, “Kombinasi Bisnis”, baik untuk penerima dan entitas penarikan. Penerapan PSAK 38 (Revisi 2012) tidak memberikan dampak signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi kelompok usaha secara keseluruhan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut, karenanya transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan untuk periode dimana terjadi kombinasi bisnis dan untuk periode komparatif sajian, disajikan sedemikian rupa seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam sepengendalian. Berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2012), Perusahaan, sebagai entitas yang melepas bisnis, mencatat selisih antara imbalan yang diterima dan jumlah tercatat bisnis yang dilepas di ekuitas dan menyajikannya dalam akun tambahan modal disetor.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Grup menerapkan PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, yang mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual.

279

280

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan)

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor, yang meliputi: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang

tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas

induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas

asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah

satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

e. Kas dan Setara Kas dan Kas yang Dibatasi Penggunaannya

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, tabungan dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya. Saldo tabungan yang dibatasi penggunaannya disajikan pada akun kas yang dibatasi penggunaannya dan dicatat pada nilai nominal.

f. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” secara prospektif. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

280

281

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan)

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor, yang meliputi: a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang

tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas

induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas

asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah

satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

e. Kas dan Setara Kas dan Kas yang Dibatasi Penggunaannya

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, tabungan dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau dibatasi penggunaannya. Saldo tabungan yang dibatasi penggunaannya disajikan pada akun kas yang dibatasi penggunaannya dan dicatat pada nilai nominal.

f. Instrumen Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” secara prospektif. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama.

Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. i. Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan dan Pengukuran

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan manajemen untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking), atau merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai). Setelah pengukuran awal, aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini diukur sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

281

282

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (ii) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada awal akuisisi dan fee/biaya transaksi sebagai bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul dari penurunan nilai akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

(iii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dikuotasikan pada pasar aktif, kecuali: - yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan

dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; - dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara

substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal serta fee dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul atas penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang yaitu kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan piutang lain-lain.

282

283

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (ii) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada awal akuisisi dan fee/biaya transaksi sebagai bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul dari penurunan nilai akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

(iii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dikuotasikan pada pasar aktif, kecuali: - yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan

dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; - dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara

substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Setelah pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal serta fee dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi dan kerugian yang timbul atas penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang yaitu kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha dan piutang lain-lain.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

i. Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) (iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, dan pinjaman yang diberikan dan piutang.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut: - Investasi pada obligasi dan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang tersedia

nilai wajarnya dicatat pada nilai wajar. - Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa, tidak mempunyai

kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada biaya perolehannya.

Dividen atas instrumen ekuitas yang dikategorikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual yaitu aset keuangan lancar lainnya dan penyertaan saham.

ii. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan Pengukuran (i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi terdiri dari dua sub-kategori, yaitu liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

283

284

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan (lanjutan)

Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)

(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

(ii) Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Dalam hal liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehaan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Biaya Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi yaitu utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang bank jangka panjang.

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

284

285

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan (lanjutan)

Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)

(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (lanjutan)

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

(ii) Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang selain atau tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Dalam hal liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehaan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Biaya Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi yaitu utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang bank jangka panjang.

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

iv. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode/tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara handal, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.

Grup menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan: Tingkat 1: Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas

yang identik; Tingkat 2: Teknik penilaian yang menggunakan input selain harga kuotasi yang termasuk di

dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, turunan dari harga); dan

Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input untuk aset dan liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

v. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

285

286

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

v. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika “pinjaman yang diberikan dan piutang” aset keuangan memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Grup. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

286

287

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

v. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika “pinjaman yang diberikan dan piutang” aset keuangan memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Grup. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti objektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

v. Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lanjutan)

Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas. Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan Keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pada periode/tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut secara objektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba rugi.

vi. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Grup telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “passthrough”; dan baik (a) Grup telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Grup secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika sebuah liabilitas keuangan digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

287

288

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vii. Reklasifikasi instrumen keuangan

Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tententu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Grup tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama 2 (dua) tahun. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

g. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO). Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan estimasi biaya penjualan. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan fisik persediaan dan nilai realisasi neto persediaan.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Investasi pada Entitas Asosiasi Grup menerapkan PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”, yang mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi neto dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.

288

289

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vii. Reklasifikasi instrumen keuangan

Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi spesifik tententu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Grup tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama 2 (dua) tahun. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

g. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO). Nilai realisasi neto persediaan adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan estimasi biaya penjualan. Cadangan kerugian penurunan nilai untuk persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan fisik persediaan dan nilai realisasi neto persediaan.

h. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Investasi pada Entitas Asosiasi Grup menerapkan PSAK 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”, yang mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Investasi pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi neto dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan) Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Grup dalam entitas asosiasi. Setelah menerapkan metode ekuitas, Grup menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Grup dalam entitas asosiasi. Grup menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Grup menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Investasi pada entitas asosiasi dihentikan pengakuannya apabila Grup tidak lagi memiliki pengaruh signifikan, dan nilai investasi yang tersisa diukur sebesar nilai wajar. Selisih antara jumlah tercatat investasi yang tersisa pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

j. Sewa Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan secara prospektif PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, ISAK 23 : Sewa Operasi - Insentif dan ISAK 24 : Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. Penerapan PSAK 30 (Revisi 2011), ISAK 23 dan ISAK 24 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi. Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa. Perjanjian tersebut ditelaah apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu atau perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut, bahkan jika hak tersebut tidak dijabarkan secara eksplisit di perjanjian. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa dikelompokkan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa Operasi - Grup sebagai lessee Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban usaha dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama masa sewa.

k. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK 25, “Hak atas Tanah” secara prospektif. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

289

290

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

PSAK 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika hak atas tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan hak atas tanah pada akun aset tetap dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek. Grup memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap terdiri dari aset kepemilikan langsung dan aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih. Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Penyusutan aset tetap kepemilikan langsung, kecuali hak atas tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tarif Tahun

Bangunan 5% 20 Peralatan medis 12,5% - 25% 4 - 8 Peralatan binatu 20% 5 Peralatan dan perlengkapan kantor 12,5% - 25% 4 - 8 Kendaraan 12,5% - 25% 4 - 8

Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan karena manajemen

berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih adalah aset yang pembangunannya

didanai oleh Entitas Anak sampai dengan siap dioperasikan, yang kemudian dikelola oleh Entitas Anak dan selanjutnya diserahkan kepada pemilik aset pada saat berakhirnya perjanjian bangun, kelola dan alih.

Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih disusutkan dengan jangka waktu antara 10 (sepuluh) tahun (dengan tarif 10%) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun (dengan tarif 5%).

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa

atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

290

291

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

PSAK 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut. ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika hak atas tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan hak atas tanah pada akun aset tetap dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek. Grup memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap terdiri dari aset kepemilikan langsung dan aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih. Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Penyusutan aset tetap kepemilikan langsung, kecuali hak atas tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tarif Tahun

Bangunan 5% 20 Peralatan medis 12,5% - 25% 4 - 8 Peralatan binatu 20% 5 Peralatan dan perlengkapan kantor 12,5% - 25% 4 - 8 Kendaraan 12,5% - 25% 4 - 8

Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan karena manajemen

berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih adalah aset yang pembangunannya

didanai oleh Entitas Anak sampai dengan siap dioperasikan, yang kemudian dikelola oleh Entitas Anak dan selanjutnya diserahkan kepada pemilik aset pada saat berakhirnya perjanjian bangun, kelola dan alih.

Aset tetap dalam perjanjian rangka bangun, kelola dan alih disusutkan dengan jangka waktu antara 10 (sepuluh) tahun (dengan tarif 10%) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun (dengan tarif 5%).

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa

atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Aset Tetap (lanjutan)

Jumlah tercatat dari suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pengeluaran yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti biaya perbaikan dan pemeliharaan,

dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Dalam situasi dimana dapat dibuktikan secara jelas bahwa pengeluaran tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis yang diharapkan diperoleh dari penggunaan aset tetap tersebut di masa datang yang melebihi kinerja normalnya, maka pengeluaran tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.

Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode penyusutan

dievaluasi, dan jika sesuai keadaan, disesuaikan secara prospektif. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari

aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.

l. Aset Takberwujud Aset takberwujud Grup berupa perangkat lunak. Perangkat lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset takberwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan perangkat lunak terdiri dari seluruh pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam persiapan perangkat lunak tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Pengeluaran setelah perolehan perangkat lunak dapat ditambahkan pada biaya perolehan perangkat lunak atau dikapitalisasi sebagai perangkat lunak hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak yang bersangkutan sehingga menjadi lebih besar dari standar kinerja yang diperkirakan semula. Pengeluaran yang tidak menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perangkat lunak dengan umur manfaat terbatas diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat ekonomis aset yaitu 5 (lima) tahun. Amortisasi perangkat lunak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, sejak tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai sampai berakhirnya masa manfaat dari perangkat lunak tersebut. Masa manfaat ekonomis dan metode amortisasi ditelaah setiap akhir periode/tahun.

291

292

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Grup menerapkan PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”, yang menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

n. Imbalan Kerja Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” secara prospektif. PSAK 24 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang pencatatan dan pengungkapan atas imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang dan memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan dan kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lain. Penerapan PSAK tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca kerja

Grup memberikan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, sehingga pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program manfaat pasti.

292

293

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Grup menerapkan PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”, yang menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Pada setiap akhir periode/tahun pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

n. Imbalan Kerja Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” secara prospektif. PSAK 24 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang pencatatan dan pengungkapan atas imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang dan memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan dan kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lain. Penerapan PSAK tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca kerja

Grup memberikan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, sehingga pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program manfaat pasti.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Imbalan Kerja (lanjutan) Imbalan pasca kerja (lanjutan)

Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan beberapa faktor seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Liabilitas manfaat pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial yang belum diakui. Kewajiban manfaat pasti dihitung setiap periode/tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga Obligasi Pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo pensiun yang bersangkutan.

Sebelum tanggal 1 Januari 2012, Grup mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial tersebut diakui menggunakan metode garis lurus selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan. Beban imbalan pasca kerja yang diakui selama periode/tahun berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas kewajiban dan keuntungan atau kerugian aktuarial.

Biaya imbalan masa lalu diakui sebagai biaya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah memilih untuk merubah kebijakan akuntansi di dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial secara prospektif. Seluruh keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan komprehensif lain (“metode pendapatan komprehensif lain”) dan dilaporkan dalam saldo laba. Lebih lanjut, beban jasa lalu yang belum vested yang timbul dari pengenalan program manfaat pasti atau perubahan kewajiban manfaat dari program yang ada, diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata hingga manfaat tersebut vested. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program manfaat pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang

ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program manfaat pasti yang menyebabkan bagian yang material

dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Penyelesaian program terjadi ketika Grup melakukan transaksi yang menghapuskan semua liabilitas hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program manfaat pasti.

293

294

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan obat dan perlengkapan medis diakui pada saat barang diserahkan kepada pasien. Pendapatan jasa pelayanan medis diakui pada saat jasa telah diberikan dan untuk pendapatan jasa tenaga ahli diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan bagian yang menjadi hak Grup.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada operasi dalam periode/tahun berjalan.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

q. Perpajakan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan” secara prospektif. PSAK 46 (Revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Pajak Kini

Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode/tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk periode/tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Pajak penghasilan kini diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak yang berkaitan dengan item yang diakui di luar laba atau rugi, baik pada pendapatan komprehensif lain atau langsung kepada ekuitas. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

1 Dolar Amerika Serikat 12.212 12.189 9.670 9.068 1 Euro Eropa 15.495 16.821 12.810 11.739

294

295

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara andal.

Pendapatan dari penjualan obat dan perlengkapan medis diakui pada saat barang diserahkan kepada pasien. Pendapatan jasa pelayanan medis diakui pada saat jasa telah diberikan dan untuk pendapatan jasa tenaga ahli diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan bagian yang menjadi hak Grup.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang Rupiah, dibebankan pada operasi dalam periode/tahun berjalan.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

q. Perpajakan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan” secara prospektif. PSAK 46 (Revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan PSAK tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Pajak Kini

Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode/tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk periode/tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Pajak penghasilan kini diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali pajak yang berkaitan dengan item yang diakui di luar laba atau rugi, baik pada pendapatan komprehensif lain atau langsung kepada ekuitas. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

1 Dolar Amerika Serikat 12.212 12.189 9.670 9.068 1 Euro Eropa 15.495 16.821 12.810 11.739

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

q. Perpajakan (lanjutan)

Pajak Kini (lanjutan)

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Grup mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan.

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali: i. liabilitas pajak tangguhan yang terjadi dari pengakuan awal goodwill atau dari aset atau

liabilitas dari transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak;

ii. dari perbedaan temporer kena pajak atas investasi pada entitas anak, yang saat pembalikkannya dapat dikendalikan dan besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dan rugi pajak belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali: i. aset pajak tangguhan yang timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi

yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak; atau

ii. dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan atas investasi pada entitas anak, aset pajak tangguhan hanya diakui bila besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat dan laba kena pajak dapat dikompensasi dengan beda temporer tersebut.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup meninjau kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui dan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara pajak aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau Perusahaan dan/atau entitas anaknya bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

295

296

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Dividen Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui atau dideklarasikan oleh para pemegang saham.

s. Laba Per Saham Dasar Efektif tanggal 1 Januari 2014, Grup menerapkan PSAK 56 (Revisi 2011) mengenai “Laba Per Saham” secara retrospektif, yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Penerapan PSAK tersebut mempengaruhi pengungkapan pada laporan keuangan konsolidasian.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 138.232 saham untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan 47.000 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

t. Provisi

Grup menerapkan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan dasar pengukuran untuk provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi, dan untuk memastikan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk memungkinkan pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Provisi diakui jika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.

u. Segmen Operasi

Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” yang mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari entitas yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu dan jasa (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

296

297

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Dividen Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui atau dideklarasikan oleh para pemegang saham.

s. Laba Per Saham Dasar Efektif tanggal 1 Januari 2014, Grup menerapkan PSAK 56 (Revisi 2011) mengenai “Laba Per Saham” secara retrospektif, yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Penerapan PSAK tersebut mempengaruhi pengungkapan pada laporan keuangan konsolidasian.

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan yaitu sejumlah 138.232 saham untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan 47.000 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, dan oleh karenanya, laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

t. Provisi

Grup menerapkan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan dasar pengukuran untuk provisi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi, dan untuk memastikan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk memungkinkan pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Provisi diakui jika Grup memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.

u. Segmen Operasi

Grup menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” yang mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari entitas yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu dan jasa (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

u. Segmen Operasi (lanjutan)

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar perusahaan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Sehubungan dengan ini, informasi segmen pada laporan keuangan konsolidasian disajikan berdasarkan pengklasifikasian umum atas daerah pelayanan sebagai segmen geografis. Rincian informasi segmen tersebut diungkapkan dalam Catatan 36.

v. Kontinjensi Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, tetapi diungkapkan, kecuali jika arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil (remote). Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, tetapi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar (probable) arus masuk manfaat ekonomi.

w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuaian), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode/tahun pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuaian), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

x. Penerapan Standar Akuntansi Baru

Penerapan dari perubahan interpretasi standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014, tidak menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Grup dan tidak memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan konsolidasian:

- ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”. - ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian serta pengungkapan liabilitas kontinjensi. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode/tahun pelaporan berikutnya.

297

298

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Usaha yang Berkelanjutan Manajemen Grup telah melakukan penilaian atas kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana masing-masing entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen, mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya adalah Rupiah.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti yang diungkapkan pada Catatan 2f.

Sewa Grup mempunyai perjanjian sewa dimana Grup bertindak sebagai lessee untuk sewa tanah dan gudang. Grup mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Grup atas perjanjian sewa tersebut, maka transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pengakuan Pendapatan atas Jasa Tenaga Ahli Kebijakan dan sistem penagihan kepada pasien terdiri dari konsultasi dokter, pemakaian kamar, obat-obatan, fasilitas rumah sakit dan penunjang medis lainnya. Sesuai perjanjian dengan masing-masing dokter, Grup menyiapkan ruang konsultasi untuk dokter dan atas konsultasi dokter kepada pasien, Grup membuat tagihan, mengalokasikan bagian pendapatan dokter serta melakukan distribusi alokasi bagian dokter sesuai penerimaan tagihan dari pasien, serta memotong dan melaporkan pajak terkait setiap bulan, dan masing-masing dokter menanggung risiko kredit atas pembayaran tagihan dari pasien. Berdasarkan penelaahan manajemen sesuai fakta dan kondisi yang relevan, pendapatan jasa tenaga ahli diakui sesuai bagian yang menjadi hak Grup.

298

299

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Usaha yang Berkelanjutan Manajemen Grup telah melakukan penilaian atas kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana masing-masing entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen, mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknya adalah Rupiah.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti yang diungkapkan pada Catatan 2f.

Sewa Grup mempunyai perjanjian sewa dimana Grup bertindak sebagai lessee untuk sewa tanah dan gudang. Grup mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Grup untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Grup atas perjanjian sewa tersebut, maka transaksi sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pengakuan Pendapatan atas Jasa Tenaga Ahli Kebijakan dan sistem penagihan kepada pasien terdiri dari konsultasi dokter, pemakaian kamar, obat-obatan, fasilitas rumah sakit dan penunjang medis lainnya. Sesuai perjanjian dengan masing-masing dokter, Grup menyiapkan ruang konsultasi untuk dokter dan atas konsultasi dokter kepada pasien, Grup membuat tagihan, mengalokasikan bagian pendapatan dokter serta melakukan distribusi alokasi bagian dokter sesuai penerimaan tagihan dari pasien, serta memotong dan melaporkan pajak terkait setiap bulan, dan masing-masing dokter menanggung risiko kredit atas pembayaran tagihan dari pasien. Berdasarkan penelaahan manajemen sesuai fakta dan kondisi yang relevan, pendapatan jasa tenaga ahli diakui sesuai bagian yang menjadi hak Grup.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode/tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun pelaporan keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.

Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha

Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang usaha, Grup mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Grup menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, lama hubungan Grup dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Grup ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini ditelaah dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan. Nilai tercatat dari piutang usaha Grup sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 124.067.217.185, Rp 118.546.056.531, Rp 121.055.277.734 dan Rp 99.026.622.912. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan keadaan yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 9.

299

300

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Takberwujud

Grup mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode/tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud Grup akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku neto atas aset tetap Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 750.210.556.366, Rp 598.000.856.150, Rp 510.469.801.254 dan Rp 507.443.272.240, sedangkan nilai buku neto aset takberwujud Grup pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp 2.146.942.355. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 13 dan 14. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dipadukan dengan penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.

300

301

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap dan Aset Takberwujud

Grup mengestimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode/tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap dan aset takberwujud Grup akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku neto atas aset tetap Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 750.210.556.366, Rp 598.000.856.150, Rp 510.469.801.254 dan Rp 507.443.272.240, sedangkan nilai buku neto aset takberwujud Grup pada tanggal 30 September 2014 adalah sebesar Rp 2.146.942.355. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 13 dan 14. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dipadukan dengan penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Imbalan Pasca Kerja

Penentuan beban dan liabilitas imbalan pasca kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut dengan menggunakan metode projected unit credit. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Seperti dijelaskan pada Catatan 2n, hasil aktual yang berbeda dari asumsi Grup diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, asumsi dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Grup berkeyakinan bahwa asumsi yang ditetapkan adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Grup atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas imbalan pasca kerja. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan.

Nilai tercatat atas liabilitas imbalan pasca kerja Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 137.592.951.638, Rp 118.157.989.977, Rp 88.820.455.839 dan Rp 69.113.518.565. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 38. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan

Dalam situasi tertentu, Grup tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Grup menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Grup membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui.

301

302

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan (lanjutan) Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat utang pajak penghasilan badan Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 50.020.000, Rp 271.104.050, Rp Nihil dan Rp 13.907, dan nilai tercatat utang pajak penghasilan badan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 15.286.268.864, Rp 35.387.150.409, Rp 27.009.218.436 dan Rp 16.168.193.935. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19a. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan

Grup melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Grup atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode/tahun pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Grup di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Grup dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Nilai tercatat aset pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 28.421.384.007, Rp 23.564.877.854, Rp 14.665.223.164 dan Rp 10.127.863.011 dan nilai tercatat liabilitas pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp Nihil, Rp 62.966.038, Rp 2.279.580.229 dan Rp 3.137.987.535. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19b.

302

303

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan) Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan (lanjutan) Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat utang pajak penghasilan badan Perusahaan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 50.020.000, Rp 271.104.050, Rp Nihil dan Rp 13.907, dan nilai tercatat utang pajak penghasilan badan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 15.286.268.864, Rp 35.387.150.409, Rp 27.009.218.436 dan Rp 16.168.193.935. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19a. Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan

Grup melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode/tahun pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Grup atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode/tahun pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Grup di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Grup dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Nilai tercatat aset pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 28.421.384.007, Rp 23.564.877.854, Rp 14.665.223.164 dan Rp 10.127.863.011 dan nilai tercatat liabilitas pajak tangguhan entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp Nihil, Rp 62.966.038, Rp 2.279.580.229 dan Rp 3.137.987.535. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 19b.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Kas 427.073.306 369.531.221 331.285.892 320.040.597 Bank

Rupiah PT Bank Permata Tbk 46.936.921.992 9.540.856.987 9.264.499.870 341.089.269 PT Bank Bukopin Tbk 31.260.485.475 29.759.234.604 36.627.285.761 20.893.324.306 PT Bank CIMB Niaga Tbk 7.568.683.703 1.912.497.885 10.730.796.822 8.029.236.341 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.196.692.379 861.943.944 1.057.919.980 764.559.587 PT Bank Central Asia Tbk 1.507.378.484 4.546.857.020 9.877.296.647 2.807.938.807 PT Bank Mega Tbk 622.850.294 18.156.822.155 12.132.601.313 340.334.559 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 408.143.080 392.632.472 - - PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 181.982.859

117.049.052 1.303.148 -

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 54.943.066 81.070.472 53.613.353 29.171.152 PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Tengah 5.790.566

8.231.103 6.478.278 449.184

PT Bank Danamon Indonesia Tbk - - 1.041.894.651 1.062.238.587 PT Bank OCBC NISP Tbk - - 80.551.210 1.165.889.650 PT Bank Koperasi Simpan Pinjam

Jasa -

- 53.381 53.285

Dolar Amerika Serikat PT Bank Pan Indonesia Tbk 5.629.002.088 23.326.333 965.120.315 13.911.219 PT Bank Permata Tbk 1.667.933.033 1.662.527.625 5.350.362.655 1.031.080.386 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 257.039.397 129.230.860 158.606.887 109.456.811 PT Bank Mega Tbk 42.369.290 286.917.359 212.101.684 28.946.403 PT Bank Bukopin Tbk - 5.617.331 495.017.647 18.513.591

Euro Eropa PT Bank Internasional Indonesia Tbk 596.926.446 648.306.203 461.020.794 461.172.471 PT Bank Mega Tbk 9.135.145 143.174.509 109.426.051 102.442.476

Jumlah bank 99.946.277.297 68.276.295.914 88.625.950.447 37.199.808.084

Deposito berjangka Rupiah

PT Bank Bukopin Tbk 414.800.000.000 831.070.000.000 481.490.000.000 94.500.000.000 PT Bank Syariah Bukopin 200.000.000.000 72.000.000.000 64.900.000.000 5.000.000.000 PT Bank Permata Tbk 101.000.000.000 3.000.000.000 30.000.000.000 - PT Bank Victoria International Tbk 77.000.000.000 - - - PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 12.750.000.000

- - -

PT Bank Mega Tbk 4.000.000.000 - - - PT Bank Syariah Mandiri - 5.000.000.000 56.959.918.090 13.439.957.075 PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk -

1.000.000.000 - -

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk - - 14.000.000.000 10.000.000.000 PT Bank Internasional Indonesia Tbk - - 513.000.000 535.925.662 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - - - 1.500.000.000

Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk 8.548.400.000 8.532.300.000 6.769.000.000 - PT Bank UOB Indonesia 7.327.200.000 7.314.000.000 5.802.000.000 10.881.600.000 PT Bank Mega Tbk - 6.257.625.509 5.881.442.918 455.779.710 PT Bank Syariah Mandiri - - 684.644.369 8.024.289.066 PT Bank Bukopin Tbk - - - 1.263.853.462

Jumlah deposito berjangka 825.425.600.000 934.173.925.509 667.000.005.377 145.601.404.975

303

304

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

Rekening di bank memiliki tingkat bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank.

Tingkat suku bunga per tahun tabungan siaga untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 3%, 3%, 5,5% dan 6%.

Tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun adalah sebagai berikut:

Semua rekening bank, tabungan siaga dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga.

Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dijaminkan dan dibatasi penggunaannya selain dari sebagian saldo tabungan siaga sebesar Rp 13.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 5).

5. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo kas yang dibatasi penggunaannya merupakan saldo tabungan siaga milik KSM sebesar Rp 13.000.000.000 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 4) dan telah dicairkan pada tanggal 28 Januari 2013.

6. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan pelanggan

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Perusahaan 119.243.502.501 113.320.621.230 113.962.793.259 91.103.702.763 Individu 4.266.846.168 4.769.942.943 6.288.930.337 6.750.843.455

Sub jumlah 123.510.348.669 118.090.564.173 120.251.723.596 97.854.546.218 Dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai (3.557.251.391 ) (3.768.672.529 )) (2.990.830.898 ))) (1.599.957.149 )

Jumlah pihak ketiga - neto 119.953.097.278 114.321.891.644 117.260.892.698 96.254.589.069

Pihak berelasi (Catatan 34) 556.868.516 455.492.358 803.554.138 1.172.076.694

Jumlah - Neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Tabungan Siaga - PT Bank Bukopin Tbk 3.094.157.776 105.195.236.302 59.060.000.000 8.460.000.000 Dikurangi: bagian yang dibatasi

penggunaannya -

- (13.000.000.000 ) -

Bagian yang tidak dibatasi penggunaannya 3.094.157.776 105.195.236.302 46.060.000.000 8.460.000.000

Jumlah kas dan setara kas 928.893.108.379 1.108.014.988.946 802.017.241.716 191.581.253.656

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Rupiah 8,00% - 11,50% 5,25% - 10,00% 5,00% - 8,00% 7,00% - 8,75% Dolar Amerika Serikat 2,75% - 3,00% 1,75% - 3,00% 1,00% - 3,00% 2,50% - 3,00%

304

305

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

Rekening di bank memiliki tingkat bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing-masing bank.

Tingkat suku bunga per tahun tabungan siaga untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 3%, 3%, 5,5% dan 6%.

Tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun adalah sebagai berikut:

Semua rekening bank, tabungan siaga dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga.

Tidak terdapat saldo kas dan setara kas yang dijaminkan dan dibatasi penggunaannya selain dari sebagian saldo tabungan siaga sebesar Rp 13.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 5).

5. KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo kas yang dibatasi penggunaannya merupakan saldo tabungan siaga milik KSM sebesar Rp 13.000.000.000 yang dibatasi penggunaannya untuk program apresiasi tabungan selama jangka waktu 1 (satu) bulan dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 7,25% (Catatan 4) dan telah dicairkan pada tanggal 28 Januari 2013.

6. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan pelanggan

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Perusahaan 119.243.502.501 113.320.621.230 113.962.793.259 91.103.702.763 Individu 4.266.846.168 4.769.942.943 6.288.930.337 6.750.843.455

Sub jumlah 123.510.348.669 118.090.564.173 120.251.723.596 97.854.546.218 Dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai (3.557.251.391 ) (3.768.672.529 )) (2.990.830.898 ))) (1.599.957.149 )

Jumlah pihak ketiga - neto 119.953.097.278 114.321.891.644 117.260.892.698 96.254.589.069

Pihak berelasi (Catatan 34) 556.868.516 455.492.358 803.554.138 1.172.076.694

Jumlah - Neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Tabungan Siaga - PT Bank Bukopin Tbk 3.094.157.776 105.195.236.302 59.060.000.000 8.460.000.000 Dikurangi: bagian yang dibatasi

penggunaannya -

- (13.000.000.000 ) -

Bagian yang tidak dibatasi penggunaannya 3.094.157.776 105.195.236.302 46.060.000.000 8.460.000.000

Jumlah kas dan setara kas 928.893.108.379 1.108.014.988.946 802.017.241.716 191.581.253.656

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Rupiah 8,00% - 11,50% 5,25% - 10,00% 5,00% - 8,00% 7,00% - 8,75% Dolar Amerika Serikat 2,75% - 3,00% 1,75% - 3,00% 1,00% - 3,00% 2,50% - 3,00%

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

b. Berdasarkan umur

Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada tanggal pelaporan, manajemen membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang diragukan kolektibilitasnya karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha pihak berelasi karena manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan piutang usaha tersebut dapat tertagih seluruhnya. Seluruh piutang usaha dalam mata uang Rupiah. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Belum jatuh tempo 84.745.874.279 81.371.026.250 68.021.022.287 64.444.721.702 Telah jatuh tempo

1 - 30 hari 20.738.482.693 23.882.388.661 32.302.448.684 21.544.906.062 31 - 60 hari 5.343.637.997 3.614.428.919 9.144.643.434 4.825.844.967 61 - 90 hari 3.302.756.082 1.699.089.049 3.247.421.051 2.348.094.820 Lebih dari 90 hari 9.379.597.618 7.523.631.294 7.536.188.140 4.690.978.667

Sub jumlah 123.510.348.669 118.090.564.173 120.251.723.596 97.854.546.218 Dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai (3.557.251.391 ) (3.768.672.529 )) (2.990.830.898 ) (1.599.957.149 )

Jumlah pihak ketiga - neto 119.953.097.278 114.321.891.644 117.260.892.698 96.254.589.069

Pihak berelasi Belum jatuh tempo 377.013.616 310.100.108 601.247.026 536.138.704 Telah jatuh tempo

1 - 30 hari 172.232.525 143.461.113 192.561.412 422.880.750 31 - 60 hari 7.622.375 1.931.137 9.745.700 213.057.240

Jumlah pihak berelasi 556.868.516 455.492.358 803.554.138 1.172.076.694

Jumlah - Neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 3.768.672.529 2.990.830.898 2.990.830.898 1.599.957.149 794.106.168

Penyisihan selama periode/tahun berjalan (Catatan 28)

1.430.588.331 761.814.662 1.151.175.859 1.392.085.799 805.850.981

Pemulihan penyisihan selama periode/tahun berjalan (Catatan 28)

(1.016.990.158 ) - (50.243.545 ) - - -

Penghapusan selama periode/tahun berjalan (625.019.311 ) (321.075.682 ) (323.090.683 ) (1.212.050 ) -

Saldo akhir periode/tahun 3.557.251.391 3.431.569.878 3.768.672.529 2.990.830.898 1.599.957.149

305

306

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

6. PIUTANG USAHA (lanjutan) Tidak ada piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.

7. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

Seluruh piutang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Piutang karyawan dan piutang manajemen kunci tidak dikenakan bunga dan dibayar melalui pemotongan gaji bulanan.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan piutang lain-lain dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Bagian lancar: Pihak ketiga

Piutang karyawan 6.468.912.359 2.876.095.384 1.029.831.081 1.952.088.146 Piutang bunga deposito berjangka 2.387.709.589 1.724.198.404 797.062.865 285.700.442 Lain-lain 1.247.254.089 1.044.124.345 903.702.435 933.765.893

Pihak berelasi Piutang manajemen kunci

(Catatan 34) 1.160.090.100 1.375.040.400 83.000.400 83.000.400

Jumlah bagian lancar 11.263.966.137 7.019.458.533 2.813.596.781 3.254.554.881

Bagian tidak lancar: Pihak ketiga

Piutang karyawan 12.759.662.519 9.142.776.942 3.029.151.077 3.774.745.901 Pihak berelasi

Piutang manajemen kunci (Catatan 34) 743.925.000

683.755.000

132.165.400

215.167.800

Jumlah bagian tidak lancar 13.503.587.519 9.826.531.942 3.161.316.477 3.989.913.701

306

307

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

6. PIUTANG USAHA (lanjutan) Tidak ada piutang usaha yang dijaminkan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.

7. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

Seluruh piutang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Piutang karyawan dan piutang manajemen kunci tidak dikenakan bunga dan dibayar melalui pemotongan gaji bulanan.

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan masing-masing akun piutang lain-lain pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan piutang lain-lain dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Bagian lancar: Pihak ketiga

Piutang karyawan 6.468.912.359 2.876.095.384 1.029.831.081 1.952.088.146 Piutang bunga deposito berjangka 2.387.709.589 1.724.198.404 797.062.865 285.700.442 Lain-lain 1.247.254.089 1.044.124.345 903.702.435 933.765.893

Pihak berelasi Piutang manajemen kunci

(Catatan 34) 1.160.090.100 1.375.040.400 83.000.400 83.000.400

Jumlah bagian lancar 11.263.966.137 7.019.458.533 2.813.596.781 3.254.554.881

Bagian tidak lancar: Pihak ketiga

Piutang karyawan 12.759.662.519 9.142.776.942 3.029.151.077 3.774.745.901 Pihak berelasi

Piutang manajemen kunci (Catatan 34) 743.925.000

683.755.000

132.165.400

215.167.800

Jumlah bagian tidak lancar 13.503.587.519 9.826.531.942 3.161.316.477 3.989.913.701

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA

Aset keuangan lancar lainnya terdiri dari investasi dalam bentuk saham dan obligasi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual dengan rincian sebagai berikut:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, nilai wajar investasi pada saham dan obligasi yang tersedia untuk dijual didasarkan pada kuotasi harga pasar. Obligasi korporasi merupakan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 dengan peringkat idA berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Maret 2019. Tingkat suku bunga obligasi tersebut per tahun sebesar 9,25%. Mutasi keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Obligasi Korporasi:

PT Bank Bukopin Tbk 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 - Saham:

PT Bumi Resources Mineral Tbk - 2.957.375.000 2.957.375.000 - PT Lippo Cikarang Tbk - 41.663 41.663 41.663 PT Indomobil Sukses

International Tbk -

- 6.560.109.374 -

Jumlah harga perolehan 30.000.000.000 32.957.416.663 39.517.526.037 41.663 Kerugian yang belum direalisasi (2.220.000.000 ) (2.711.909.663 ) (1.295.600.637 ) - Nilai wajar - pihak ketiga 27.780.000.000 30.245.507.000 38.221.925.400 41.663

Pihak berelasi (Catatan 34) Saham:

PT Kalbe Farma Tbk - 105.763.822.410 26.428.406.250 - Keuntungan yang belum direalisasi - 3.526.177.590 5.371.593.750 - Nilai wajar - pihak berelasi - 109.290.000.000 31.800.000.000 -

Jumlah nilai wajar 27.780.000.000 139.535.507.000 70.021.925.400 41.663

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 814.267.927 4.075.993.113 4.075.993.113 - (186.547.178 ) Penambahan laba (rugi) yang

belum direalisasi selama periode/tahun berjalan 23.712.342.974 (14.118.128.780 ) (8.763.922.580 ) 4.075.993.113 19.093.553.828

Jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar aset keuangan tersedia untuk dijual (26.746.610.901 ) 5.502.197.394 5.502.197.394 - (18.907.006.650 )

Saldo akhir periode/tahun (2.220.000.000 ) (4.539.938.273 ) 814.267.927 4.075.993.113 -

Pihak ketiga (2.220.000.000 ) (1.945.875.863 ) (2.711.909.663 ) (1.295.600.637 ) - Pihak berelasi - (2.594.062.410 ) 3.526.177.590 5.371.593.750 - Neto (2.220.000.000 ) (4.539.938.273 ) 814.267.927 4.075.993.113 -

307

308

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (lanjutan)

Laba (rugi) penjualan aset keuangan lancar lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 26.746.610.901, Rp (5.502.197.394), Rp (5.502.197.394), Rp Nihil dan Rp 18.097.006.650 (Catatan 29 dan 30). Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

9. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Mitra Maparya Tbk, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 40.000.000.000, Rp 35.000.000.000, Rp 34.000.000.000 dan Rp 32.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban masing-masing adalah sebesar Rp 483.008.433.829, Rp 440.687.024.238, Rp 577.397.332.300, Rp 536.316.847.655 dan Rp 436.806.227.585 (Catatan 27). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai persediaan sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian nilai persediaan.

10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Obat-obatan 23.266.695.267 27.427.761.385 28.297.751.475 31.213.437.356 Perlengkapan medis 8.106.312.855 8.143.180.345 8.459.581.738 8.555.237.935 Lain-lain 3.456.141.591 4.567.411.334 5.403.605.868 5.427.050.170

Jumlah 34.829.149.713 40.138.353.064 42.160.939.081 45.195.725.461

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Biaya dibayar di muka: Asuransi 710.429.202 398.451.899 423.299.242 288.247.389 Iklan 222.023.107 64.490.184 162.502.545 131.286.065 Lain-lain 267.461.500 23.820.500 23.820.500 97.256.979

Uang muka 1.310.661.535 1.277.126.491 1.371.088.747 20.726.600

Jumlah 2.510.575.344 1.763.889.074 1.980.711.034 537.517.033

308

309

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

8. ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA (lanjutan)

Laba (rugi) penjualan aset keuangan lancar lainnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 26.746.610.901, Rp (5.502.197.394), Rp (5.502.197.394), Rp Nihil dan Rp 18.097.006.650 (Catatan 29 dan 30). Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

9. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Mitra Maparya Tbk, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 40.000.000.000, Rp 35.000.000.000, Rp 34.000.000.000 dan Rp 32.250.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban masing-masing adalah sebesar Rp 483.008.433.829, Rp 440.687.024.238, Rp 577.397.332.300, Rp 536.316.847.655 dan Rp 436.806.227.585 (Catatan 27). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat persediaan yang digunakan sebagai jaminan. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan pada tanggal pelaporan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai persediaan sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan kerugian nilai persediaan.

10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Obat-obatan 23.266.695.267 27.427.761.385 28.297.751.475 31.213.437.356 Perlengkapan medis 8.106.312.855 8.143.180.345 8.459.581.738 8.555.237.935 Lain-lain 3.456.141.591 4.567.411.334 5.403.605.868 5.427.050.170

Jumlah 34.829.149.713 40.138.353.064 42.160.939.081 45.195.725.461

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Biaya dibayar di muka: Asuransi 710.429.202 398.451.899 423.299.242 288.247.389 Iklan 222.023.107 64.490.184 162.502.545 131.286.065 Lain-lain 267.461.500 23.820.500 23.820.500 97.256.979

Uang muka 1.310.661.535 1.277.126.491 1.371.088.747 20.726.600

Jumlah 2.510.575.344 1.763.889.074 1.980.711.034 537.517.033

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

11. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN PENYERTAAN SAHAM Akun ini terdiri dari:

Investasi pada Entitas Asosiasi Akun ini merupakan penyertaan PKS sebesar 25% kepemilikan saham pada PT Karya Mitra Indorama (“KMI”) dengan saldo sebesar Rp 664.837.880 pada tanggal 31 Desember 2011. KMI bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dan belum beroperasi komersial. Pada tanggal 1 November 2012, PKS menjual seluruh kepemilikan saham di KMI dengan harga jual sebesar Rp 625.000.000. Rugi atas penjualan investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp 39.837.880 disajikan sebagai bagian dari beban operasi lain pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 30). Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan kepemilikan saham Perusahaan di EEP sebanyak 1 (satu) saham setelah pelepasan saham di bulan Desember 2013 (Catatan 1b). Untuk tujuan pengelompokkan instrumen keuangan, investasi tersebut dikelompokkan sebagai investasi tersedia untuk dijual dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, nilai wajar dari investasi atas kepemilikan saham di EEP tidak dapat diukur secara andal karena saham tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif, maka investasi dalam saham tersebut dinyatakan pada biaya perolehan.

12. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Investasi pada Entitas Asosiasi PT Karya Mitra Indorama - - - 664.837.880

Penyertaan saham PT Estetika Enterprisindo 1.000.000 1.000.000 - -

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Hak atas tanah 107.232.400.500 87.636.887.500 88.677.120.000 - Peralatan medis 245.342.523 3.626.466.962 5.189.050.336 3.756.311.158 Bangunan 118.489.120 - - -

-

Jumlah pihak ketiga 107.596.232.143 91.263.354.462 93.866.170.336 3.756.311.158

Pihak berelasi (Catatan 34) Bangunan 16.415.446.379 - - -

Jumlah 124.011.678.522 91.263.354.462 93.866.170.336 3.756.311.158

309

310

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

12. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP (lanjutan) Hak atas Tanah Uang muka perolehan hak atas tanah merupakan pembayaran uang muka perolehan hak atas tanah kepada pihak ketiga oleh Entitas Anak. Rincian uang muka perolehan hak atas tanah pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Luas

Entitas Anak

Lokasi (dalam meter

persegi) 30 September

2014 31 Desember

2013 31 Desember

2012

PKS Bintaro, Jakarta Selatan 11.193 76.506.150.500 - - Penggilingan, Jakarta Timur 36.395 25.000.000.000 25.000.000.000 17.000.000.000 Pondok Gede, Bekasi 8.000 5.726.250.000 - -

AAR Kenjeran, Surabaya 15.626 - 62.636.887.500 60.000.000.000

RSM Kalideres, Jakarta Barat 14.556 - - 11.677.120.000

Jumlah 107.232.400.500 87.636.887.500 88.677.120.000

Manajemen memperkirakan proses perolehan hak atas tanah di Bintaro (Jakarta Selatan), Penggilingan (Jakarta Timur) dan Pondok Gede (Bekasi) akan selesai pada tahun 2015. Uang muka perolehan hak atas tanah di Kenjeran (Surabaya) dan Kalideres (Jakarta Barat) telah direklasifikasi dan diakui sebagai aset tetap masing-masing pada bulan Juni 2014 dan Mei 2013 (Catatan 13). Bangunan Uang muka perolehan bangunan terutama merupakan pembayaran uang muka kepada PT Cipta Dimensi Baja Nusantara, pihak berelasi, sehubungan dengan pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit (Catatan 34). Peralatan Medis Uang muka perolehan peralatan medis merupakan pembayaran uang muka kepada pemasok pihak ketiga sehubungan dengan pembelian peralatan medis untuk rumah sakit Entitas Anak. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian uang muka perolehan aset tetap.

310

311

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

12. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP (lanjutan) Hak atas Tanah Uang muka perolehan hak atas tanah merupakan pembayaran uang muka perolehan hak atas tanah kepada pihak ketiga oleh Entitas Anak. Rincian uang muka perolehan hak atas tanah pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Luas

Entitas Anak

Lokasi (dalam meter

persegi) 30 September

2014 31 Desember

2013 31 Desember

2012

PKS Bintaro, Jakarta Selatan 11.193 76.506.150.500 - - Penggilingan, Jakarta Timur 36.395 25.000.000.000 25.000.000.000 17.000.000.000 Pondok Gede, Bekasi 8.000 5.726.250.000 - -

AAR Kenjeran, Surabaya 15.626 - 62.636.887.500 60.000.000.000

RSM Kalideres, Jakarta Barat 14.556 - - 11.677.120.000

Jumlah 107.232.400.500 87.636.887.500 88.677.120.000

Manajemen memperkirakan proses perolehan hak atas tanah di Bintaro (Jakarta Selatan), Penggilingan (Jakarta Timur) dan Pondok Gede (Bekasi) akan selesai pada tahun 2015. Uang muka perolehan hak atas tanah di Kenjeran (Surabaya) dan Kalideres (Jakarta Barat) telah direklasifikasi dan diakui sebagai aset tetap masing-masing pada bulan Juni 2014 dan Mei 2013 (Catatan 13). Bangunan Uang muka perolehan bangunan terutama merupakan pembayaran uang muka kepada PT Cipta Dimensi Baja Nusantara, pihak berelasi, sehubungan dengan pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit (Catatan 34). Peralatan Medis Uang muka perolehan peralatan medis merupakan pembayaran uang muka kepada pemasok pihak ketiga sehubungan dengan pembelian peralatan medis untuk rumah sakit Entitas Anak. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian uang muka perolehan aset tetap.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

13. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

1 Januari 2014 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 September 2014 Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah 85.824.807.392 5.698.678.000 - 62.636.887.500 1) 154.160.372.892 Bangunan 336.658.429.913 14.804.304.476 - 116.396.870.903 2) 467.859.605.292 Peralatan medis 426.966.012.980 26.853.948.986 10.956.405.000 3.451.073.650 1) 456.705.235.919 10.390.605.303 2) Peralatan dan perlengkapan

kantor

126.874.971.796 8.946.960.188 - 6.609.240.203 2)

142.431.172.187 Kendaraan 7.199.630.507 1.667.227.500 463.210.000 146.300.000 2) 8.549.948.007 Aset dalam penyelesaian 95.591.777.822 90.016.145.982 - (133.543.016.409) 2) 52.064.907.395 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 24.625.994.255 106.680.000 - - 24.732.674.255

Jumlah Biaya Perolehan 1.103.741.624.665 148.093.945.132 11.419.615.000 66.087.961.150 1.306.503.915.947 Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan 99.898.583.160 14.129.893.432 - - 114.028.476.592 Peralatan medis 293.932.340.543 33.692.618.906 8.029.683.125 - 319.595.276.324 Peralatan dan perlengkapan

kantor

93.595.170.193 9.545.213.299 - -

103.140.383.492 Kendaraan 4.527.878.869 743.669.832 463.210.000 - 4.808.338.701 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 13.786.795.750 934.088.722 - - 14.720.884.472 Jumlah Akumulasi

Penyusutan

505.740.768.515 59.045.484.191 8.492.893.125 -

556.293.359.581

Nilai Buku 598.000.856.150 750.210.556.366

1 Januari 2013 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Pelepasan Entitas

Anak

31 Desember 2013 Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah 74.892.476.602 153.210.790 - 11.677.120.000 1) 898.000.000 85.824.807.392 Bangunan 331.744.320.323 5.219.059.332 - 706.640.000 2) 1.011.589.742 336.658.429.913 Peralatan medis 376.947.911.619 42.574.762.059 2.500.001 7.147.900.303 1) - 426.966.012.980 297.939.000 2) Peralatan binatu 3.608.562.999 - - - 3.608.562.999 - Peralatan dan

perlengkapan kantor

114.353.980.221 12.661.349.925 7.290.250 - 133.068.100 126.874.971.796 Kendaraan 6.863.757.557 922.644.000 - - 586.771.050 7.199.630.507 Aset dalam

penyelesaian

10.583.037.645 86.013.319.177 - (1.004.579.000)

2) - 95.591.777.822 Aset tetap dalam

perjanjian rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 24.540.750.855 85.243.400 - - - 24.625.994.255

Jumlah Biaya Perolehan

943.534.797.821 147.629.588.683 9.790.251 18.825.020.303 6.237.991.891 1.103.741.624.665

311

312

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

13. ASET TETAP (lanjutan)

1 Januari 2013 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Pelepasan Entitas

Anak

31 Desember 2013

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung Bangunan 84.004.616.431 16.554.884.622 - - 660.917.893 99.898.583.160 Peralatan medis 248.791.737.168 45.141.478.375 875.000 - - 293.932.340.543 Peralatan binatu 2.429.989.652 390.583.900 - - 2.820.573.552 - Peralatan dan

perlengkapan kantor

81.217.531.265 12.449.812.368 6.318.217 - 65.855.223 93.595.170.193 Kendaraan 4.072.427.456 855.721.110 - - 400.269.697 4.527.878.869 Aset tetap dalam

perjanjian rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 12.548.694.595 1.238.101.155 - - - 13.786.795.750 Jumlah Akumulasi

Penyusutan

433.064.996.567 76.630.581.530 7.193.217 - 3.947.616.365 505.740.768.515

Nilai Buku 510.469.801.254 598.000.856.150

1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2012

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah 74.892.476.602 - - - 74.892.476.602 Bangunan 325.480.593.488 5.943.306.807 - 320.420.028 2) 331.744.320.323 Peralatan medis 334.941.082.306 38.144.123.061 5.241.729.295 9.104.435.547 1) 376.947.911.619 Peralatan binatu 3.044.743.549 563.819.450 - - 3.608.562.999 Peralatan dan perlengkapan

kantor

104.988.524.847 9.426.668.574 61.213.200 -

114.353.980.221 Kendaraan 5.863.707.557 1.177.050.000 177.000.000 - 6.863.757.557 Aset dalam penyelesaian 1.217.460.028 9.685.997.645 - (320.420.028) 2) 10.583.037.645 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 24.276.785.855 263.965.000 - - 24.540.750.855

Jumlah Biaya Perolehan 874.705.374.232 65.204.930.537 5.479.942.495 9.104.435.547 943.534.797.821 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 68.505.740.244 15.498.876.187 - - 84.004.616.431 Peralatan medis 212.998.608.147 40.665.400.315 4.872.271.294 - 248.791.737.168 Peralatan binatu 2.034.526.706 395.462.946 - - 2.429.989.652 Peralatan dan perlengkapan

kantor

68.995.569.091 12.247.016.237 25.054.063 -

81.217.531.265 Kendaraan 3.404.069.667 845.357.789 177.000.000 - 4.072.427.456 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 11.323.588.137 1.225.106.458 - - 12.548.694.595 Jumlah Akumulasi Penyusutan 367.262.101.992 70.877.219.932 5.074.325.357 - 433.064.996.567 Nilai Buku 507.443.272.240 510.469.801.254

312

313

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

13. ASET TETAP (lanjutan)

1 Januari 2013 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Pelepasan Entitas

Anak

31 Desember 2013

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung Bangunan 84.004.616.431 16.554.884.622 - - 660.917.893 99.898.583.160 Peralatan medis 248.791.737.168 45.141.478.375 875.000 - - 293.932.340.543 Peralatan binatu 2.429.989.652 390.583.900 - - 2.820.573.552 - Peralatan dan

perlengkapan kantor

81.217.531.265 12.449.812.368 6.318.217 - 65.855.223 93.595.170.193 Kendaraan 4.072.427.456 855.721.110 - - 400.269.697 4.527.878.869 Aset tetap dalam

perjanjian rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 12.548.694.595 1.238.101.155 - - - 13.786.795.750 Jumlah Akumulasi

Penyusutan

433.064.996.567 76.630.581.530 7.193.217 - 3.947.616.365 505.740.768.515

Nilai Buku 510.469.801.254 598.000.856.150

1 Januari 2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2012

Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Hak atas tanah 74.892.476.602 - - - 74.892.476.602 Bangunan 325.480.593.488 5.943.306.807 - 320.420.028 2) 331.744.320.323 Peralatan medis 334.941.082.306 38.144.123.061 5.241.729.295 9.104.435.547 1) 376.947.911.619 Peralatan binatu 3.044.743.549 563.819.450 - - 3.608.562.999 Peralatan dan perlengkapan

kantor

104.988.524.847 9.426.668.574 61.213.200 -

114.353.980.221 Kendaraan 5.863.707.557 1.177.050.000 177.000.000 - 6.863.757.557 Aset dalam penyelesaian 1.217.460.028 9.685.997.645 - (320.420.028) 2) 10.583.037.645 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 24.276.785.855 263.965.000 - - 24.540.750.855

Jumlah Biaya Perolehan 874.705.374.232 65.204.930.537 5.479.942.495 9.104.435.547 943.534.797.821 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan 68.505.740.244 15.498.876.187 - - 84.004.616.431 Peralatan medis 212.998.608.147 40.665.400.315 4.872.271.294 - 248.791.737.168 Peralatan binatu 2.034.526.706 395.462.946 - - 2.429.989.652 Peralatan dan perlengkapan

kantor

68.995.569.091 12.247.016.237 25.054.063 -

81.217.531.265 Kendaraan 3.404.069.667 845.357.789 177.000.000 - 4.072.427.456 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 11.323.588.137 1.225.106.458 - - 12.548.694.595 Jumlah Akumulasi Penyusutan 367.262.101.992 70.877.219.932 5.074.325.357 - 433.064.996.567 Nilai Buku 507.443.272.240 510.469.801.254

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

13. ASET TETAP (lanjutan)

1 Januari 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Desember 2011 Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah 67.271.906.602 23.800.000 - 7.596.770.000 1) 74.892.476.602 Bangunan 262.630.747.952 9.282.614.295 - 53.567.231.241 2) 325.480.593.488 Peralatan medis 309.008.172.765 17.838.281.824 - 8.094.627.717 1) 334.941.082.306 Peralatan binatu 3.044.743.549 - - - 3.044.743.549 Peralatan dan perlengkapan

kantor

77.811.890.088 13.298.660.358 - 13.877.974.401 1) 104.988.524.847 Kendaraan 5.321.659.557 542.048.000 - - 5.863.707.557 Aset dalam penyelesaian 45.729.818.847 9.054.872.422 - (53.567.231.241) 2) 1.217.460.028 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 23.943.290.855 333.495.000 - - 24.276.785.855

Jumlah Biaya Perolehan 794.762.230.215 50.373.771.899 - 29.569.372.118 874.705.374.232

Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan 54.958.537.331 13.547.202.913 - - 68.505.740.244 Peralatan medis 186.342.165.651 36.664.919.183 - (10.008.476.687 ) 212.998.608.147 Peralatan binatu 1.645.149.410 389.377.296 - - 2.034.526.706 Peralatan dan perlengkapan

kantor

46.470.649.782 12.516.442.622 - 10.008.476.687

68.995.569.091 Kendaraan 2.923.845.982 480.223.685 - - 3.404.069.667 Aset tetap dalam perjanjian

rangka bangun, kelola dan alih

Bangunan 10.123.498.844 1.200.089.293 - - 11.323.588.137 Jumlah Akumulasi Penyusutan 302.463.847.000 64.798.254.992 - - 367.262.101.992

Nilai Buku 492.298.383.215 507.443.272.240

Catatan: 1) Reklasifikasi dari uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap. 2) Reklasifikasi dari aset dalam penyelesaian ke aset tetap terkait.

Penyusutan Beban penyusutan aset tetap dialokasikan sebagai berikut:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, nilai perolehan aset tetap Grup yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah sebesar Rp 273.156.061.298, Rp 232.923.619.334, Rp 181.326.281.645 dan Rp 144.454.784.984.

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Beban pokok pendapatan (Catatan 27)

33.692.618.906

33.717.601.607

45.586.862.279 41.108.813.263 37.058.863.145

Beban usaha (Catatan 28) 25.352.865.285 23.144.372.838 31.043.719.251 29.768.406.669 27.739.391.847

Jumlah 59.045.484.191 56.861.974.445 76.630.581.530 70.877.219.932 64.798.254.992

313

314

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

13. ASET TETAP (lanjutan) Penjualan Aset Tetap Perhitungan laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

Hak atas Tanah Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah dengan Hak Guna Bangunan (HGB) di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 136.756 meter persegi, yang masing-masing akan berakhir antara tahun 2014 sampai 2041. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, HGB yang telah berakhir pada tahun 2014 masih sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen Entitas Anak berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Entitas Anak juga memiliki beberapa bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang masih sedang dalam proses pendaftaran atas nama Entitas Anak.

Bangunan KSM memiliki bangunan yang didirikan berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate & Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) dimana bangunan tersebut akan diserahkan dan dikembalikan kepada YAPORTI setelah jangka waktu perjanjian berakhir (Catatan 37). Nilai buku bangunan tersebut pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 10.011.789.783, Rp 10.839.198.505, Rp 11.992.056.260 dan Rp 12.953.197.718. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian terdiri dari pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit dan instalasi peralatan medis dengan rincian sebagai berikut:

Aset Tetap 30 September 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011

Bangunan: Mitra Keluarga Kalideres 35.962.919.757 2.542.550.000 308.050.000 - Mitra Keluarga Depok 12.151.832.734 - - - Mitra Keluarga Cibubur 1.960.527.558 2.384.927.121 - - Mitra Keluarga Bekasi

Timur

1.809.952.921 20.345.644.334 5.818.887.000 - Mitra Keluarga Kenjeran - 68.722.291.594 4.456.100.645 897.040.000 Mitra Keluarga Tegal - 1.596.364.773 - - Mitra Keluarga Kelapa

Gading

- - - 320.420.028 Peralatan medis:

Mitra Keluarga Kenjeran 179.674.425 - - -

Jumlah 52.064.907.395 95.591.777.822 10.583.037.645 1.217.460.028

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Biaya perolehan 11.419.615.000 9.790.251 9.790.251 5.479.942.495 -

Akumulasi penyusutan (8.492.893.125 ) (7.193.217 ) (7.193.217 ) (5.074.325.357 ) -

Nilai buku aset tetap 2.926.721.875 2.597.034 2.597.034 405.617.138 -

Hasil penjualan aset tetap 889.715.000 2.550.000 2.550.000 1.004.530.000 -

Laba (rugi) penjualan aset tetap (Catatan 29 dan 30)

(2.037.006.875

)

(47.034

)

(47.034

)

598.912.862

-

314

315

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

13. ASET TETAP (lanjutan) Penjualan Aset Tetap Perhitungan laba (rugi) penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

Hak atas Tanah Entitas Anak memiliki beberapa bidang tanah dengan Hak Guna Bangunan (HGB) di Jakarta, Bekasi, Cikarang, Depok, Cibubur, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 136.756 meter persegi, yang masing-masing akan berakhir antara tahun 2014 sampai 2041. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, HGB yang telah berakhir pada tahun 2014 masih sedang dalam proses perpanjangan. Manajemen Entitas Anak berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Entitas Anak juga memiliki beberapa bidang tanah di Jakarta, Bekasi, Tegal dan Surabaya dengan luas keseluruhan 10.257 meter persegi yang masih sedang dalam proses pendaftaran atas nama Entitas Anak.

Bangunan KSM memiliki bangunan yang didirikan berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate & Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) dimana bangunan tersebut akan diserahkan dan dikembalikan kepada YAPORTI setelah jangka waktu perjanjian berakhir (Catatan 37). Nilai buku bangunan tersebut pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 10.011.789.783, Rp 10.839.198.505, Rp 11.992.056.260 dan Rp 12.953.197.718. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian terdiri dari pembangunan atau renovasi gedung rumah sakit dan instalasi peralatan medis dengan rincian sebagai berikut:

Aset Tetap 30 September 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 31 Desember 2011

Bangunan: Mitra Keluarga Kalideres 35.962.919.757 2.542.550.000 308.050.000 - Mitra Keluarga Depok 12.151.832.734 - - - Mitra Keluarga Cibubur 1.960.527.558 2.384.927.121 - - Mitra Keluarga Bekasi

Timur

1.809.952.921 20.345.644.334 5.818.887.000 - Mitra Keluarga Kenjeran - 68.722.291.594 4.456.100.645 897.040.000 Mitra Keluarga Tegal - 1.596.364.773 - - Mitra Keluarga Kelapa

Gading

- - - 320.420.028 Peralatan medis:

Mitra Keluarga Kenjeran 179.674.425 - - -

Jumlah 52.064.907.395 95.591.777.822 10.583.037.645 1.217.460.028

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Biaya perolehan 11.419.615.000 9.790.251 9.790.251 5.479.942.495 -

Akumulasi penyusutan (8.492.893.125 ) (7.193.217 ) (7.193.217 ) (5.074.325.357 ) -

Nilai buku aset tetap 2.926.721.875 2.597.034 2.597.034 405.617.138 -

Hasil penjualan aset tetap 889.715.000 2.550.000 2.550.000 1.004.530.000 -

Laba (rugi) penjualan aset tetap (Catatan 29 dan 30)

(2.037.006.875

)

(47.034

)

(47.034

)

598.912.862

-

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

13. ASET TETAP (lanjutan) Aset dalam Penyelesaian (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2014, persentase dan estimasi penyelesaian atas bangunan dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:

Bangunan Persentase Penyelesaian Estimasi Penyelesaian

Mitra Keluarga Kalideres 38% 2015 Mitra Keluarga Depok 80% 2015 Mitra Keluarga Cibubur 90% 2015 Mitra Keluarga Bekasi Timur 30% 2015 Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian aset dalam penyelesaian. Tidak terdapat biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Penjaminan dan Pertanggungan Asuransi Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, peralatan medis milik AAR masing-masing sebesar Rp 85 miliar, Rp 72 miliar dan Rp 54 miliar digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 15). Aset tetap dari Entitas Anak tertentu sebesar Rp 401 miliar pada tanggal 31 Desember 2011 digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang (Catatan 20). Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Mitra Maparya Tbk dan PT Asuransi Indrapura, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.080.231.000.000, Rp 909.577.900.000, Rp 810.528.000.000 dan Rp 773.869.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Rincian transaksi perolehan aset tetap dengan pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 34. Tidak terdapat aset tetap yang tidak dipakai sementara atau dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Tidak terdapat komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Pada tanggal 30 September 2014, berdasarkan penelaahan atas estimasi umur manfaat, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perubahan atas estimasi masa manfaat, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap. Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang mengindikasikan penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.

315

316

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

14. ASET TAKBERWUJUD

Akun ini terdiri dari:

1 Januari

2014 Penambahan Pengurangan 30 September

2014

Biaya perolehan - 2.190.085.779 - 2.190.085.779

Akumulasi amortisasi - 43.143.424 - 43.143.424

Nilai buku - 2.146.942.355

Amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi adalah sebesar Rp 43.143.424 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014.

Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal 30 September 2014.

15. UTANG BANK

Akun ini terdiri dari:

PT Bank Bukopin Tbk (“Bukopin”)

Pada tahun 2009, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja I dari Bukopin sebesar Rp 5.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang beberapa kali, terakhir diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Desember 2013 dengan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 24 Mei 2013, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

Pada tanggal 16 Maret 2012, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja II sebesar Rp 50.000.000.000 dari Bukopin untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Selanjutnya, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Maret 2014 dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 19 Maret 2014, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

PT Bank Mega Tbk

Pada tanggal 4 Maret 2011, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Mega Tbk sebesar Rp 15.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 6,5% per tahun. Pada tanggal 6 April 2012, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

PT Bank Bukopin Tbk Kredit Modal Kerja I - - 5.000.000.000 5.000.000.000 Kredit Modal Kerja II - 50.000.000.000 50.000.000.000 -

PT Bank Mega Tbk - - - 10.000.000.000

Jumlah - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000

316

317

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

54

14. ASET TAKBERWUJUD

Akun ini terdiri dari:

1 Januari

2014 Penambahan Pengurangan 30 September

2014

Biaya perolehan - 2.190.085.779 - 2.190.085.779

Akumulasi amortisasi - 43.143.424 - 43.143.424

Nilai buku - 2.146.942.355

Amortisasi yang dibebankan pada beban umum dan administrasi adalah sebesar Rp 43.143.424 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014.

Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal 30 September 2014.

15. UTANG BANK

Akun ini terdiri dari:

PT Bank Bukopin Tbk (“Bukopin”)

Pada tahun 2009, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja I dari Bukopin sebesar Rp 5.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang beberapa kali, terakhir diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Desember 2013 dengan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 24 Mei 2013, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

Pada tanggal 16 Maret 2012, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja II sebesar Rp 50.000.000.000 dari Bukopin untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Selanjutnya, fasilitas kredit tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Maret 2014 dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun. Pada tanggal 19 Maret 2014, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

PT Bank Mega Tbk

Pada tanggal 4 Maret 2011, AAR memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Mega Tbk sebesar Rp 15.000.000.000 untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan peralatan medis AAR (Catatan 13) dan dikenakan tingkat suku bunga sebesar 6,5% per tahun. Pada tanggal 6 April 2012, saldo pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya oleh AAR.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

PT Bank Bukopin Tbk Kredit Modal Kerja I - - 5.000.000.000 5.000.000.000 Kredit Modal Kerja II - 50.000.000.000 50.000.000.000 -

PT Bank Mega Tbk - - - 10.000.000.000

Jumlah - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

55

16. UTANG USAHA Utang usaha terutama timbul atas pembelian obat dan perlengkapan medis dengan rincian sebagai berikut:

Analisis umur utang usaha berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga

PT Anugerah Argon Medica 7.632.100.518 8.988.976.488 8.225.154.385 6.645.719.983 PT Anugerah Pharmindo Lestari 6.122.632.019 8.189.777.258 7.942.636.909 6.784.721.395 PT Antar Mitra Sembada 4.683.681.471 4.089.206.819 4.439.160.627 3.172.002.712 PT Dos Ni Roha 2.994.836.860 3.396.672.441 3.463.551.217 3.502.062.021 PT Parit Padang Global 1.446.169.203 1.994.255.573 2.450.148.130 2.547.593.395 PT Nugra Karsera 1.175.686.820 3.944.940.281 3.481.941.231 576.252.321 PT Rekamileniumindo Selaras 1.173.045.065 1.463.024.391 744.850.346 211.317.620 PT Merapi Utama Farma 935.197.574 861.798.174 855.081.091 1.114.537.689 PT Mensa Binasukses 654.640.744 1.219.774.283 721.005.982 349.385.817 PT Tempo Scan Pacific Tbk 548.296.807 810.121.031 1.134.695.977 830.087.252 PT IDS Medical Systems Indonesia 533.264.672 - - - PT Multi Daya Medika 213.138.901 1.337.195.929 1.002.916.327 585.890.749 PT Kebayoran Farma 397.170.176 265.604.455 264.797.902 624.975.650 PT Tawada Health Care 247.662.590 887.462.385 125.014.992 877.009.602 PT Inti Sumber Hasil Sempurna 195.136.244 558.209.292 561.937.957 472.633.084 PT Perdana Bina Sukses - 592.259.981 584.859.981 75.999.997 Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 500 juta) 13.985.075.677 16.956.763.082 16.053.482.096 17.234.238.051 Jumlah pihak ketiga 42.937.735.341 55.556.041.863 52.051.235.150 45.604.427.338 Pihak berelasi (Catatan 34) 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Jumlah 60.852.478.253 75.427.279.733 71.124.171.188 59.761.114.930

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Belum jatuh tempo 38.033.321.106 48.915.799.424 43.668.545.181 38.666.220.075 Telah jatuh tempo

1 - 30 hari 2.943.808.846 3.591.267.595 5.735.601.069 3.711.983.101 31 - 60 hari 288.053.143 290.293.780 428.963.379 278.596.318 61 - 90 hari 80.067.074 145.752.078 107.047.372 591.795.909 Lebih dari 90 hari 1.592.485.172 2.612.928.986 2.111.078.149 2.355.831.935

Jumlah pihak ketiga 42.937.735.341 55.556.041.863 52.051.235.150 45.604.427.338

Pihak berelasi Belum jatuh tempo 16.719.279.082 18.813.019.069 16.280.994.247 11.618.950.667 Telah jatuh tempo

1 - 30 hari 1.188.195.992 1.040.699.226 2.484.877.933 2.045.149.487 31 - 60 hari 6.186.015 16.569.615 89.571.492 156.485.055 61 - 90 hari 1.081.823 949.960 217.492.366 336.102.383

Jumlah pihak berelasi 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Jumlah 60.852.478.253 75.427.279.733 71.124.171.188 59.761.114.930

317

318

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

16. UTANG USAHA (lanjutan) Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, utang usaha tidak dikenakan bunga dan tidak ada jaminan yang diberikan Grup atas perolehan utang usaha. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

17. UTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:

Perolehan Aset Tetap Utang perolehan aset tetap terutama merupakan utang kepada kontraktor atas pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit. Setoran Jaminan Setoran jaminan merupakan penerimaan uang jaminan dari korporasi dan perusahaan asuransi sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Pemberian Pelayanan Kesehatan antara Grup dengan korporasi dan perusahaan asuransi tersebut. Seluruh utang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Perolehan aset tetap 8.587.183.209 619.337.519 626.845.672 2.487.584.915 Setoran jaminan 3.425.968.147 2.477.949.074 602.949.074 - Lain-lain (masing-masing di bawah

Rp 500 juta) 2.390.568.517 3.247.742.514 1.646.258.711 2.624.935.929

Jumlah pihak ketiga 14.403.719.873 6.345.029.107 2.876.053.457 5.112.520.844

Pihak berelasi (Catatan 34) Perolehan aset tetap 10.424.600.757 1.749.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194 Pinjaman - 5.550.000.000 - -

Jumlah pihak berelasi 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Jumlah 24.828.320.630 13.644.300.652 4.440.203.464 7.259.711.038

318

319

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

56

16. UTANG USAHA (lanjutan) Seluruh utang usaha dalam mata uang Rupiah. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, utang usaha tidak dikenakan bunga dan tidak ada jaminan yang diberikan Grup atas perolehan utang usaha. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

17. UTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:

Perolehan Aset Tetap Utang perolehan aset tetap terutama merupakan utang kepada kontraktor atas pembangunan dan renovasi gedung rumah sakit. Setoran Jaminan Setoran jaminan merupakan penerimaan uang jaminan dari korporasi dan perusahaan asuransi sehubungan dengan Perjanjian Kerjasama Pemberian Pelayanan Kesehatan antara Grup dengan korporasi dan perusahaan asuransi tersebut. Seluruh utang lain-lain dalam mata uang Rupiah. Rincian transaksi dan saldo dengan pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pihak ketiga Perolehan aset tetap 8.587.183.209 619.337.519 626.845.672 2.487.584.915 Setoran jaminan 3.425.968.147 2.477.949.074 602.949.074 - Lain-lain (masing-masing di bawah

Rp 500 juta) 2.390.568.517 3.247.742.514 1.646.258.711 2.624.935.929

Jumlah pihak ketiga 14.403.719.873 6.345.029.107 2.876.053.457 5.112.520.844

Pihak berelasi (Catatan 34) Perolehan aset tetap 10.424.600.757 1.749.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194 Pinjaman - 5.550.000.000 - -

Jumlah pihak berelasi 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Jumlah 24.828.320.630 13.644.300.652 4.440.203.464 7.259.711.038

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

57

18. BEBAN AKRUAL Akun ini terdiri dari:

Seluruh beban akrual dalam mata uang Rupiah.

19. PERPAJAKAN

a. Utang Pajak

Akun ini terdiri dari:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Jasa tenaga ahli 46.596.599.823 48.738.114.261 45.392.238.463 37.040.021.827 Sewa dan bagi hasil (Catatan 37a) 8.249.972.761 6.505.995.112 5.208.593.052 4.075.689.363 Listrik dan air 2.058.647.833 1.589.209.441 1.359.868.969 1.275.015.498 Penunjang medis 1.780.933.713 1.729.493.437 1.397.632.657 1.219.321.500 Lain-lain (masing-masing di bawah

Rp 500 juta) 3.369.715.990 5.946.267.812

2.364.091.231 1.943.668.725

Jumlah 62.055.870.120 64.509.080.063 55.722.424.372 45.553.716.913

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Perusahaan: Pajak penghasilan badan 50.020.000 271.104.050 - 13.907 Pajak penghasilan lainnya:

Pasal 21 1.250.000 - - - Pasal 23 24.262.500 18.750.000 - - Pasal 26 31.020.000.000 - - -

Sub jumlah 31.095.532.500 289.854.050 - 13.907 Entitas Anak:

Pajak penghasilan badan 15.286.268.864 35.387.150.409 27.009.218.436 16.168.193.935 Pajak penghasilan lainnya:

Pasal 4(2) 63.824.820 181.621.382 155.886.796 5.484.230 Pasal 21 7.485.822.296 7.274.069.877 4.749.006.605 3.777.631.683 Pasal 23 167.850.065 68.405.272 53.742.336 70.972.950 Pasal 25 11.064.943.949 7.338.182.996 5.586.547.001 4.392.200.254

Pajak pertambahan nilai 1.589.882.663 661.070.513 729.287.966 355.721.363 Sub jumlah 35.658.592.657 50.910.500.449 38.283.689.140 24.770.204.415

Jumlah 66.754.125.157 51.200.354.499 38.283.689.140 24.770.218.322

319

320

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari:

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan laba kena pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember

2014 2013 2013 2012 2011

Pajak kini Perusahaan (125.050.000 ) (252.808.000 ) (434.827.250 ) - (25.212.500 ) Entitas Anak (107.390.555.250 ) (96.964.804.665 ) (131.707.369.520 ) (99.740.843.605 ) (74.290.292.537 )

Jumlah pajak kini (107.515.605.250 ) (97.217.612.665 ) (132.142.196.770 ) (99.740.843.605 ) (74.315.505.037 )

Pajak tangguhan Entitas Anak 7.803.314.399 8.527.146.784 13.972.279.623 8.614.788.888 859.813.115

Beban pajak penghasilan - neto (99.712.290.851 )

(88.690.465.881 ) (118.169.917.147 ) (91.126.054.717 ) (73.455.691.922 )

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

505.321.133.736

410.866.298.320

530.010.017.022

390.004.382.789

303.066.237.755

Dikurangi: laba sebelum pajak penghasilan Entitas Anak

(506.289.365.510

) (415.261.787.163 ) (534.515.076.460 ) (390.041.922.795 ) (284.791.969.609

)

Ditambah: pendapatan dividen dari Entitas Anak

500.500.143.036

- 12.671.777.778 - 750.149.155.370

Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan - Perusahaan

499.531.911.262

(4.395.488.843 ) 8.166.718.340 (37.540.006 ) 768.423.423.516

Beda tetap: Beban yang tidak

dapat dikurangkan menurut pajak

1.517.126.628

5.988.711.680 5.988.711.680 272.036.281 1.760.400

Pendapatan dividen (499.999.943.036 ) - (12.671.777.778 ) - (749.999.035.370 ) Pendapatan keuangan (548.221.070 ) (581.990.008 ) (596.342.909 ) (234.496.275 ) (228.291.127 ) Pendapatan operasi lain (673.784 ) - - - (18.097.006.650 ) Laba atas pelepasan

entitas anak

-

- 852.000.000 - -

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan - Perusahaan

500.200.000

1.011.232.829 1.739.309.333 - 100.850.769

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan (dibulatkan) - Perusahaan

500.200.000

1.011.232.000 1.739.309.000 -

100.850.000

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan - Entitas Anak

429.562.221.000

387.859.218.660 526.829.478.080 398.963.374.420

297.161.170.148

320

321

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

58

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan Manfaat (beban) pajak penghasilan terdiri dari:

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dan laba kena pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember

2014 2013 2013 2012 2011

Pajak kini Perusahaan (125.050.000 ) (252.808.000 ) (434.827.250 ) - (25.212.500 ) Entitas Anak (107.390.555.250 ) (96.964.804.665 ) (131.707.369.520 ) (99.740.843.605 ) (74.290.292.537 )

Jumlah pajak kini (107.515.605.250 ) (97.217.612.665 ) (132.142.196.770 ) (99.740.843.605 ) (74.315.505.037 )

Pajak tangguhan Entitas Anak 7.803.314.399 8.527.146.784 13.972.279.623 8.614.788.888 859.813.115

Beban pajak penghasilan - neto (99.712.290.851 )

(88.690.465.881 ) (118.169.917.147 ) (91.126.054.717 ) (73.455.691.922 )

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

505.321.133.736

410.866.298.320

530.010.017.022

390.004.382.789

303.066.237.755

Dikurangi: laba sebelum pajak penghasilan Entitas Anak

(506.289.365.510

) (415.261.787.163 ) (534.515.076.460 ) (390.041.922.795 ) (284.791.969.609

)

Ditambah: pendapatan dividen dari Entitas Anak

500.500.143.036

- 12.671.777.778 - 750.149.155.370

Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan - Perusahaan

499.531.911.262

(4.395.488.843 ) 8.166.718.340 (37.540.006 ) 768.423.423.516

Beda tetap: Beban yang tidak

dapat dikurangkan menurut pajak

1.517.126.628

5.988.711.680 5.988.711.680 272.036.281 1.760.400

Pendapatan dividen (499.999.943.036 ) - (12.671.777.778 ) - (749.999.035.370 ) Pendapatan keuangan (548.221.070 ) (581.990.008 ) (596.342.909 ) (234.496.275 ) (228.291.127 ) Pendapatan operasi lain (673.784 ) - - - (18.097.006.650 ) Laba atas pelepasan

entitas anak

-

- 852.000.000 - -

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan - Perusahaan

500.200.000

1.011.232.829 1.739.309.333 - 100.850.769

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan (dibulatkan) - Perusahaan

500.200.000

1.011.232.000 1.739.309.000 -

100.850.000

Laba kena pajak periode/ tahun berjalan - Entitas Anak

429.562.221.000

387.859.218.660 526.829.478.080 398.963.374.420

297.161.170.148

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

59

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak kini (lanjutan)

Laba kena pajak hasil rekonsiliasi untuk periode sembilan bulan berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi. Laba kena pajak hasil rekonsiliasi untuk tahun 2013, 2012 dan 2011 menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang telah dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak. Tidak terdapat Surat Ketetapan Pajak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011. Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku yaitu sebesar 25% atas laba sebelum beban pajak penghasilan dan beban pajak penghasilan seperti disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Beban pajak penghasilan kini: Perusahaan 125.050.000 252.808.000 434.827.250 - 25.212.500 Entitas Anak 107.390.555.250 96.964.804.665 131.707.369.520 99.740.843.605 74.290.292.537

Jumlah beban pajak penghasilan kini

107.515.605.250

97.217.612.665 132.142.196.770 99.740.843.605

74.315.505.037

Dikurangi pajak penghasilan

dibayar di muka:

Perusahaan 75.030.000 163.723.200 163.723.200 - 25.198.593 Entitas Anak 92.104.286.386 69.705.799.087 96.320.219.111 72.731.625.169 58.122.098.602

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka

92.179.316.386

69.869.522.287 96.483.942.311 72.731.625.169

58.147.297.195

Utang pajak penghasilan badan:

Perusahaan 50.020.000 89.084.800 271.104.050 - 13.907 Entitas Anak 15.286.268.864 27.259.005.578 35.387.150.409 27.009.218.436 16.168.193.935

Jumlah utang pajak penghasilan badan

15.336.288.864

27.348.090.378 35.658.254.459 27.009.218.436

16.168.207.842

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

505.321.133.736

410.866.298.320

530.010.017.022

390.004.382.789

303.066.237.755

Dikurangi: laba sebelum pajak penghasilan Entitas Anak

(506.289.365.510

) (415.261.787.163 ) (534.515.076.460 ) (390.041.922.795 ) (284.791.969.609

)

Ditambah: pendapatan dividen dari Entitas Anak

500.500.143.036

- 12.671.777.778 - 750.149.155.370

Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan - Perusahaan

499.531.911.262

(4.395.488.843 ) 8.166.718.340 (37.540.006 ) 768.423.423.516

321

322

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak kini (lanjutan)

Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Beban (manfaat) pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku

124.882.977.815

(1.098.872.418 ) 2.041.679.502 (9.385.000 ) 192.105.855.686

Pengaruh pajak penghasilan dari beda tetap

(124.757.927.815

) 1.351.680.418 (1.606.852.252 ) 9.385.000 (192.080.643.186

)

Beban pajak penghasilan: Perusahaan 125.050.000 252.808.000 434.827.250 - 25.212.500 Entitas Anak 99.587.240.851 88.437.657.881 117.735.089.897 91.126.054.717 73.430.479.422

Jumlah 99.712.290.851 88.690.465.881 118.169.917.147 91.126.054.717 73.455.691.922

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 30 September 1 Januari 2014 konsolidasian komprehensif lain 2014

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 23.530.651.143 6.102.881.508 (2.582.787.616 ) 27.050.745.035 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

910.723.821

(80.471.470 )

-

830.252.351

Penyusutan aset tetap (876.497.110 ) (245.752.077 ) - (1.122.249.187 )

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

23.564.877.854

5.776.657.961

(2.582.787.616

)

26.758.748.199

Aset (liabilitas) pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 6.008.846.356 1.639.701.111 (301.054.592 ) 7.347.492.875 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

31.444.313

27.616.184

-

59.060.497

Penyusutan aset tetap (6.103.256.707 ) 359.339.143 - (5.743.917.564 ))

Jumlah aset (liabilitas) pajak tangguhan - neto

(62.966.038

) 2.026.656.438

(301.054.592

)

1.662.635.808

Jumlah 7.803.314.399 (2.883.842.208 ) 28.421.384.007

322

323

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

60

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Pajak kini (lanjutan)

Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Beban (manfaat) pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku

124.882.977.815

(1.098.872.418 ) 2.041.679.502 (9.385.000 ) 192.105.855.686

Pengaruh pajak penghasilan dari beda tetap

(124.757.927.815

) 1.351.680.418 (1.606.852.252 ) 9.385.000 (192.080.643.186

)

Beban pajak penghasilan: Perusahaan 125.050.000 252.808.000 434.827.250 - 25.212.500 Entitas Anak 99.587.240.851 88.437.657.881 117.735.089.897 91.126.054.717 73.430.479.422

Jumlah 99.712.290.851 88.690.465.881 118.169.917.147 91.126.054.717 73.455.691.922

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 30 September 1 Januari 2014 konsolidasian komprehensif lain 2014

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 23.530.651.143 6.102.881.508 (2.582.787.616 ) 27.050.745.035 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

910.723.821

(80.471.470 )

-

830.252.351

Penyusutan aset tetap (876.497.110 ) (245.752.077 ) - (1.122.249.187 )

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

23.564.877.854

5.776.657.961

(2.582.787.616

)

26.758.748.199

Aset (liabilitas) pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 6.008.846.356 1.639.701.111 (301.054.592 ) 7.347.492.875 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

31.444.313

27.616.184

-

59.060.497

Penyusutan aset tetap (6.103.256.707 ) 359.339.143 - (5.743.917.564 ))

Jumlah aset (liabilitas) pajak tangguhan - neto

(62.966.038

) 2.026.656.438

(301.054.592

)

1.662.635.808

Jumlah 7.803.314.399 (2.883.842.208 ) 28.421.384.007

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

61

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 1 Januari 2013 konsolidasian komprehensif lain 31 Desember 2013

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 18.278.969.095 7.993.105.978 (2.741.423.930 ) 23.530.651.143 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

719.659.089

191.064.732

-

910.723.821

Penyusutan aset tetap (4.333.405.020 ) 3.456.907.910 - (876.497.110 ))

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

14.665.223.164

11.641.078.620

(2.741.423.930

)

23.564.877.854

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 3.926.144.867 2.197.288.301 (114.586.812 ) 6.008.846.356 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

28.048.638

3.395.675

-

31.444.313

Penyusutan aset tetap (6.233.773.734 ) 130.517.027 - (6.103.256.707 ) )

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto

(2.279.580.229

) 2.331.201.003

(114.586.812

)

(62.966.038

))

Jumlah 13.972.279.623 (2.856.010.742 )

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 30 September 1 Januari 2013 konsolidasian komprehensif lain 2013

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 18.278.969.095 6.143.213.703 (2.843.270.608 ) 21.578.912.190 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

719.659.089

106.285.320

-

825.944.409

Penyusutan aset tetap (4.333.405.020 ) 844.710.042 - (3.488.694.978 ))

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

14.665.223.164

7.094.209.065

(2.843.270.608

)

18.916.161.621

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 3.926.144.867 1.213.813.545 (1.751.412.601 ) 3.388.545.811 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

28.048.638

3.899.425

-

31.948.063

Penyusutan aset tetap (6.233.773.734 ) 215.224.749 - (6.018.548.985 ))

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto

(2.279.580.229

) 1.432.937.719

(1.751.412.601

)

(2.598.055.111

))

Jumlah 8.527.146.784 (4.594.683.209 )

323

324

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 1 Januari 2012 konsolidasian komprehensif lain 31 Desember 2012

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 14.100.008.108 6.745.610.310 (2.566.649.323 ) 18.278.969.095 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

399.989.287

319.669.802

-

719.659.089

Penyusutan aset tetap (4.372.134.384 ) 38.729.366 - (4.333.405.020 ))

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

10.127.863.011

7.104.009.478

(2.566.649.323

)

14.665.223.164

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 3.178.371.534 1.400.145.437 (652.372.104 ) 3.926.144.867 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

-

28.048.638

-

28.048.638

Penyusutan aset tetap (6.316.359.069 ) 82.585.335 - (6.233.773.734 )

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto

(3.137.987.535

) 1.510.779.410

(652.372.104

)

(2.279.580.229

)

Jumlah 8.614.788.888 (3.219.021.427 )

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif 1 Januari 2011 konsolidasian 31 Desember 2011

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 10.352.711.239 3.747.296.869 14.100.008.108 Cadangan kerugian penurunan nilai

piutang usaha

171.144.132

228.845.155 399.989.287

Penyusutan aset tetap (3.704.510.889 ) (667.623.495 ) (4.372.134.384 )

Jumlah aset pajak tangguhan - neto 6.819.344.482 3.308.518.529 10.127.863.011

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 84.623.034 3.093.748.500 3.178.371.534 Penyusutan aset tetap (773.905.155 ) (5.542.453.914 ) (6.316.359.069 )

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto (689.282.121 ) (2.448.705.414 ) (3.137.987.535 )

Jumlah 859.813.115

324

325

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

62

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.

Dikreditkan (dibebankan) ke Dikreditkan laporan laba rugi (dibebankan) ke komprehensif pendapatan 1 Januari 2012 konsolidasian komprehensif lain 31 Desember 2012

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 14.100.008.108 6.745.610.310 (2.566.649.323 ) 18.278.969.095 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

399.989.287

319.669.802

-

719.659.089

Penyusutan aset tetap (4.372.134.384 ) 38.729.366 - (4.333.405.020 ))

Jumlah aset pajak tangguhan - neto

10.127.863.011

7.104.009.478

(2.566.649.323

)

14.665.223.164

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 3.178.371.534 1.400.145.437 (652.372.104 ) 3.926.144.867 Cadangan kerugian

penurunan nilai piutang usaha

-

28.048.638

-

28.048.638

Penyusutan aset tetap (6.316.359.069 ) 82.585.335 - (6.233.773.734 )

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto

(3.137.987.535

) 1.510.779.410

(652.372.104

)

(2.279.580.229

)

Jumlah 8.614.788.888 (3.219.021.427 )

Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif 1 Januari 2011 konsolidasian 31 Desember 2011

Entitas Anak Aset pajak tangguhan:

Imbalan pasca kerja 10.352.711.239 3.747.296.869 14.100.008.108 Cadangan kerugian penurunan nilai

piutang usaha

171.144.132

228.845.155 399.989.287

Penyusutan aset tetap (3.704.510.889 ) (667.623.495 ) (4.372.134.384 )

Jumlah aset pajak tangguhan - neto 6.819.344.482 3.308.518.529 10.127.863.011

Liabilitas pajak tangguhan: Imbalan pasca kerja 84.623.034 3.093.748.500 3.178.371.534 Penyusutan aset tetap (773.905.155 ) (5.542.453.914 ) (6.316.359.069 )

Jumlah liabilitas pajak tangguhan - neto (689.282.121 ) (2.448.705.414 ) (3.137.987.535 )

Jumlah 859.813.115

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

63

19. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan) Administrasi Grup menyampaikan pajak tahunan atas dasar perhitungan sendiri (“self assessment”). Sesuai dengan perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008, Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terutangnya pajak, sedangkan untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, kewajiban pajak dapat ditetapkan paling lambat pada akhir tahun 2013.

20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Grup memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan tetap yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan mengakui liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Imbalan pasca kerja tersebut tidak didanai.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Pointera Aktuarial Strategis, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 7 Oktober 2014 untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan tertanggal 22 Agustus 2014 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dengan menggunakan metode projected unit credit. a. Beban Imbalan Pasca Kerja

b. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Biaya jasa kini 18.474.353.992 17.005.453.127 26.103.413.003 23.586.239.981 17.223.854.051 Biaya bunga 10.522.170.204 9.947.677.756 14.260.760.188 6.617.208.047 5.316.930.646 Amortisasi biaya jasa lalu

yang belum diakui

2.599.095.600

2.599.095.600 2.599.095.600 2.599.095.600 3.201.398.702

Keuntungan aktuarial - - - - (198.443.656 ) Penyesuaian saldo imbalan

pasca kerja

-

-

- -

1.295.009.489

Jumlah 31.595.619.796 29.552.226.483 42.963.268.791 32.802.543.628 26.838.749.232

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Nilai kini kewajiban manfaat pasti 187.595.081.500 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235 Biaya jasa lalu yang belum diakui (50.002.129.862 ) (52.601.225.461 ) (55.200.321.061 ) (57.799.416.661 ) Keuntungan aktuarial yang belum

diakui - -

-

15.420.758.991

Jumlah 137.592.951.638 118.157.989.977 88.820.455.839 69.113.518.565

325

326

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Perubahan liabilitas imbalan pasca kerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari pengalaman penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial yang terjadi sejak tanggal 1 Januari 2012 dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan komprehensif lain. Keuntungan aktuarial kumulatif yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235 97.911.761.593 Biaya jasa kini 18.474.353.992 26.103.413.003 23.586.239.981 17.223.854.051 Biaya bunga 10.522.170.204 14.260.760.188 6.617.208.047 5.316.930.646 Pembayaran manfaat (625.289.308 ) (2.201.691.681 ) (219.520.646 ) (104.630.498 ) (Keuntungan) kerugian aktuarial (11.535.368.826 ) (11.424.042.972 ) 2.544.673.283 (8.855.739.557 )

Saldo akhir periode/tahun 187.595.081.500 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 118.157.989.976 88.820.455.839 69.113.518.565 42.379.399.831 Beban periode/tahun berjalan (Catatan 28) 31.595.619.796 42.963.268.791 32.802.543.628 26.838.749.232 Pembayaran periode/tahun berjalan (625.289.308 ) (2.201.691.681 ) (219.520.646 ) (104.630.498 ) Keuntungan aktuarial yang belum diakui

pada tanggal 1 Januari 2012 dan dibebankan pada pendapatan komprehensif lain - - (15.420.758.991 ) -

(Keuntungan) kerugian aktuarial di periode/ tahun berjalan yang dibebankan pada pendapatan komprehensif lain (11.535.368.826 ) (11.424.042.972 ) 2.544.673.283 -

Saldo akhir periode/tahun 137.592.951.638 118.157.989.977 88.820.455.839 69.113.518.565

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 24.300.128.681 12.876.085.708 12.876.085.708 - - Keuntungan aktuarial di

periode/tahun berjalan

11.535.368.826 18.378.732.834 11.424.042.972 12.876.085.708

-

Saldo akhir periode/tahun 35.835.497.507 31.254.818.542 24.300.128.680 12.876.085.708 -

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Usia pensiun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun Tingkat diskonto per tahun 8,5% 8% 6% 6% Tingkat kenaikan gaji 10% 10% 10% 10% Tingkat mortalita TMI-99 TMI-99 TMI-99 TMI-99

326

327

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

64

20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Perubahan liabilitas imbalan pasca kerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari pengalaman penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial yang terjadi sejak tanggal 1 Januari 2012 dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan komprehensif lain. Keuntungan aktuarial kumulatif yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235 97.911.761.593 Biaya jasa kini 18.474.353.992 26.103.413.003 23.586.239.981 17.223.854.051 Biaya bunga 10.522.170.204 14.260.760.188 6.617.208.047 5.316.930.646 Pembayaran manfaat (625.289.308 ) (2.201.691.681 ) (219.520.646 ) (104.630.498 ) (Keuntungan) kerugian aktuarial (11.535.368.826 ) (11.424.042.972 ) 2.544.673.283 (8.855.739.557 )

Saldo akhir periode/tahun 187.595.081.500 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 118.157.989.976 88.820.455.839 69.113.518.565 42.379.399.831 Beban periode/tahun berjalan (Catatan 28) 31.595.619.796 42.963.268.791 32.802.543.628 26.838.749.232 Pembayaran periode/tahun berjalan (625.289.308 ) (2.201.691.681 ) (219.520.646 ) (104.630.498 ) Keuntungan aktuarial yang belum diakui

pada tanggal 1 Januari 2012 dan dibebankan pada pendapatan komprehensif lain - - (15.420.758.991 ) -

(Keuntungan) kerugian aktuarial di periode/ tahun berjalan yang dibebankan pada pendapatan komprehensif lain (11.535.368.826 ) (11.424.042.972 ) 2.544.673.283 -

Saldo akhir periode/tahun 137.592.951.638 118.157.989.977 88.820.455.839 69.113.518.565

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 24.300.128.681 12.876.085.708 12.876.085.708 - - Keuntungan aktuarial di

periode/tahun berjalan

11.535.368.826 18.378.732.834 11.424.042.972 12.876.085.708

-

Saldo akhir periode/tahun 35.835.497.507 31.254.818.542 24.300.128.680 12.876.085.708 -

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Usia pensiun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun 55 Tahun Tingkat diskonto per tahun 8,5% 8% 6% 6% Tingkat kenaikan gaji 10% 10% 10% 10% Tingkat mortalita TMI-99 TMI-99 TMI-99 TMI-99

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

65

20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Rincian dari nilai kini kewajiban manfaat pasti, defisit program dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan empat tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap nilai kini kewajiban manfaat pasti dan biaya jasa kini pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

Manajemen telah mereviu asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut sudah memadai. Manajemen berkeyakinan bahwa liabilitas imbalan pasca kerja tersebut telah memadai untuk menutupi liabilitas imbalan pasca kerja Grup sesuai dengan yang disyaratkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

21. UTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini terdiri dari:

Berdasarkan Surat Persetujuan Pemberian Fasilitas Kredit No. 11078/DKM/XI/2011 tanggal 14 November 2011, PKS memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Bukopin Tbk dengan jumlah maksimum sebesar Rp 400.000.000.000 yang ditujukan untuk membiayai kembali (refinancing) pengembangan bisnis PKS. Jangka waktu pinjaman tersebut adalah 36 (tiga puluh enam) bulan dan dikenakan tingkat bunga sebesar 10,25% per tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan sebagai berikut: - Tanah dan bangunan milik PKS. - Tanah dan bangunan milik EAT. - Peralatan medis milik PKS, RSM dan EAT sebesar Rp 51.000.000.000. Pada tahun 2012, pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya oleh PKS.

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011 2010

Nilai kini kewajiban manfaat pasti

187.595.081.500

170.759.215.438

144.020.776.900 111.492.176.235

97.911.761.593

Defisit program 187.595.081.500 170.759.215.438 144.020.776.900 111.492.176.235 97.911.761.593

Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program

11.535.368.826

11.424.042.972 12.876.085.708

15.222.315.335

749.125.737

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Kenaikan 1%: Nilai kini kewajiban manfaat pasti (22.634.995.882 ) (18.545.864.879 ) (23.219.205.119 ) (18.322.707.181 ) Biaya jasa kini (2.929.088.320 ) (3.063.249.707 ) (4.326.896.228) ) (3.322.496.530 )

Penurunan 1%: Nilai kini kewajiban manfaat pasti 27.407.147.282 26.039.551.270 28.739.601.492 22.723.472.976 Biaya jasa kini 3.694.217.853 4.576.799.754 5.549.500.525 4.259.215.911

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

PT Bank Bukopin Tbk - - - 400.000.000.000

327

328

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

22. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Persentase Kepemilikan

Pemegang Saham Jumlah

Lion Investment Partners B.V., Belanda

91.233 66% 91.233.000.000

PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 34% 46.999.000.000

Jumlah 138.232 100% 138.232.000.000 Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Persentase Kepemilikan

Pemegang Saham Jumlah

PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 99,99% 46.999.000.000 PT Gira Sole Prima 1 0,01% 1.000.000

Jumlah 47.000 100% 47.000.000.000

Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 2 Januari 2012, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn No. 146 tanggal 31 Januari 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk menegaskan kembali Keputusan Sirkular Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 Desember 2011 yang memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Penjualan 1 (satu) saham Perusahaan milik PT Gira Sole Prima kepada Lion Investment

Partners B.V. yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 14 Desember 2011. - Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. - Perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. - Peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 140.000.000.000 menjadi Rp 200.000.000.000 serta

modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 47.000.000.000 menjadi Rp 138.232.000.000, atau meningkat sebesar Rp 91.232.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Lion Investment Partners B.V. dengan nilai sebesar Rp 800.000.000.000 (Catatan 23).

- Perubahan status Perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri/Non Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Asing sesuai dengan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui Surat No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012.

328

329

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

66

22. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Persentase Kepemilikan

Pemegang Saham Jumlah

Lion Investment Partners B.V., Belanda

91.233 66% 91.233.000.000

PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 34% 46.999.000.000

Jumlah 138.232 100% 138.232.000.000 Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham

Ditempatkan dan Disetor Penuh

Persentase Kepemilikan

Pemegang Saham Jumlah

PT Griyainsani Cakrasadaya 46.999 99,99% 46.999.000.000 PT Gira Sole Prima 1 0,01% 1.000.000

Jumlah 47.000 100% 47.000.000.000

Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 2 Januari 2012, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Humberg Lie, SH, SE, MKn No. 146 tanggal 31 Januari 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk menegaskan kembali Keputusan Sirkular Pemegang Saham sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 Desember 2011 yang memutuskan hal-hal sebagai berikut: - Penjualan 1 (satu) saham Perusahaan milik PT Gira Sole Prima kepada Lion Investment

Partners B.V. yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 14 Desember 2011. - Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. - Perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. - Peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 140.000.000.000 menjadi Rp 200.000.000.000 serta

modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 47.000.000.000 menjadi Rp 138.232.000.000, atau meningkat sebesar Rp 91.232.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Lion Investment Partners B.V. dengan nilai sebesar Rp 800.000.000.000 (Catatan 23).

- Perubahan status Perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri/Non Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Asing sesuai dengan persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui Surat No. 142/1/PPM/V/PMA/2011 tanggal 19 Desember 2011.

Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-20890.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 23 April 2012.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

67

23. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Akun ini terdiri dari:

Berdasarkan Perjanjian Pemesanan Saham tanggal 14 Desember 2011 antara Perusahaan, PT Griyainsani Cakrasadaya (“GCS”) dan Lion Investment Partners B.V. (“Lion”), GCS sebagai pemilik 46.999 saham atau 99,99% kepemilikan saham Perusahaan menyetujui penerbitan 91.232 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham atau dengan jumlah nominal sebesar Rp 91.232.000.000 yang akan diambil oleh Lion, dengan nilai sebesar Rp 8.768.853 per saham atau sebesar Rp 800.000.000.000. Perusahaan membukukan selisih nilai setoran modal saham Lion dan jumlah nilai nominal saham baru yang diterbitkan sebesar Rp 708.768.000.000 sebagai tambahan modal disetor.

24. DIVIDEN KAS

Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 8 September 2014, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas sebesar Rp 470.000.000.000 atau sebesar Rp 3.400.081 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 29 September 2014. Berdasarkan Keputusan Sirkular Pemegang Saham Perusahaan sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 24 Mei 2013, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas sebesar Rp 15.000.000.000 atau sebesar Rp 108.513 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 31 Mei 2013. Berdasarkan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan masing-masing tanggal 13 Desember 2011 dan 6 September 2011, para pemegang saham memutuskan untuk membagikan dividen kas masing-masing sebesar Rp 750.000.000.000 dan Rp 31.500.000.000 atau masing-masing sebesar Rp 15.957.447 dan Rp 670.213 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh masing-masing pada tanggal 13 Desember 2011 dan 6 September 2011.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Selisih nilai setoran modal saham Lion Investment Partners B.V dan jumlah nilai nominal saham baru yang diterbitkan:

Setoran modal baru 800.000.000.000 800.000.000.000 800.000.000.000 - Jumlah nominal saham

baru yang diterbitkan (91.232.000.000 ) (91.232.000.000 ) (91.232.000.000 ) - 708.768.000.000 708.768.000.000 708.768.000.000 -

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali: EEP (Catatan 1b) (951.523.349 ) (951.523.349 ) - -

Jumlah 707.816.476.651 707.816.476.651 708.768.000.000 -

329

330

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

25. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Rincian kepentingan nonpengendali atas ekuitas masing-masing entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Perubahan kepentingan nonpengendali atas aset neto Entitas Anak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

26. PENDAPATAN

Rincian pendapatan adalah sebagai berikut:

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Rincian pendapatan dari pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

KSM 51.555.442.444 40.064.008.116 27.107.813.569 16.191.803.025 CMP 6.486.220.726 5.348.674.876 4.490.232.464 4.805.617.292 PKS 666.851 677.936 622.001 241.203 RSM - 1.794.336 2.374.346 1.693.827 EEP - - 29.362.185 25.593.162

Jumlah 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509 33.662.184.271 Pembagian dividen (56.964 ) (29.702.222 ) - (18.001.224.630 ) Akuisisi kepentingan nonpengendali (1.794.336 ) - - - Pelepasan entitas anak - (5.016.756 ) - - Laba komprehensif 12.629.026.057 13.819.469.677 10.605.456.056 5.363.988.868

Saldo akhir periode/tahun 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Rawat inap Obat dan perlengkapan medis 441.021.816.842 418.044.939.833 558.432.567.762 472.948.250.122 398.050.347.582 Layanan penunjang medis 186.873.646.930 177.675.879.988 229.747.732.966 191.220.331.928 150.694.519.983 Kamar rawat inap 165.472.638.997 162.803.445.772 197.817.236.507 169.445.996.385 140.888.053.279 Kamar operasi dan bersalin 104.339.970.140 90.909.576.888 124.559.231.011 105.867.608.821 86.698.332.762 Administrasi 50.790.737.361 42.771.115.671 52.458.274.697 42.853.582.321 33.996.664.307 Jasa tenaga ahli 9.532.912.805 7.699.094.065 9.811.847.094 9.708.150.134 7.885.082.040

Jumlah rawat inap 958.031.723.075 899.904.052.217 1.172.826.890.037 992.043.919.711 818.212.999.953

Rawat jalan Obat dan perlengkapan medis 230.392.704.262 186.183.931.268 250.487.086.772 223.432.354.476 178.280.390.311 Layanan penunjang medis 148.998.827.754 131.297.899.777 181.002.380.136 143.192.288.952 111.485.250.036 Jasa tenaga ahli 109.609.394.341 85.105.124.168 115.640.422.443 100.587.285.412 82.080.930.071 Registrasi 20.274.493.674 18.452.300.513 22.134.430.797 16.137.357.643 13.335.624.995

Jumlah rawat jalan 509.275.420.031 421.039.255.726 569.264.320.148 483.349.286.483 385.182.195.413

Jumlah 1.467.307.143.106 1.320.943.307.943 1.742.091.210.185 1.475.393.206.194 1.203.395.195.366

330

331

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

68

25. KEPENTINGAN NONPENGENDALI Rincian kepentingan nonpengendali atas ekuitas masing-masing entitas anak pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Perubahan kepentingan nonpengendali atas aset neto Entitas Anak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

26. PENDAPATAN

Rincian pendapatan adalah sebagai berikut:

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan dari pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Rincian pendapatan dari pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

KSM 51.555.442.444 40.064.008.116 27.107.813.569 16.191.803.025 CMP 6.486.220.726 5.348.674.876 4.490.232.464 4.805.617.292 PKS 666.851 677.936 622.001 241.203 RSM - 1.794.336 2.374.346 1.693.827 EEP - - 29.362.185 25.593.162

Jumlah 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Saldo awal periode/tahun 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509 33.662.184.271 Pembagian dividen (56.964 ) (29.702.222 ) - (18.001.224.630 ) Akuisisi kepentingan nonpengendali (1.794.336 ) - - - Pelepasan entitas anak - (5.016.756 ) - - Laba komprehensif 12.629.026.057 13.819.469.677 10.605.456.056 5.363.988.868

Saldo akhir periode/tahun 58.042.330.021 45.415.155.264 31.630.404.565 21.024.948.509

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Rawat inap Obat dan perlengkapan medis 441.021.816.842 418.044.939.833 558.432.567.762 472.948.250.122 398.050.347.582 Layanan penunjang medis 186.873.646.930 177.675.879.988 229.747.732.966 191.220.331.928 150.694.519.983 Kamar rawat inap 165.472.638.997 162.803.445.772 197.817.236.507 169.445.996.385 140.888.053.279 Kamar operasi dan bersalin 104.339.970.140 90.909.576.888 124.559.231.011 105.867.608.821 86.698.332.762 Administrasi 50.790.737.361 42.771.115.671 52.458.274.697 42.853.582.321 33.996.664.307 Jasa tenaga ahli 9.532.912.805 7.699.094.065 9.811.847.094 9.708.150.134 7.885.082.040

Jumlah rawat inap 958.031.723.075 899.904.052.217 1.172.826.890.037 992.043.919.711 818.212.999.953

Rawat jalan Obat dan perlengkapan medis 230.392.704.262 186.183.931.268 250.487.086.772 223.432.354.476 178.280.390.311 Layanan penunjang medis 148.998.827.754 131.297.899.777 181.002.380.136 143.192.288.952 111.485.250.036 Jasa tenaga ahli 109.609.394.341 85.105.124.168 115.640.422.443 100.587.285.412 82.080.930.071 Registrasi 20.274.493.674 18.452.300.513 22.134.430.797 16.137.357.643 13.335.624.995

Jumlah rawat jalan 509.275.420.031 421.039.255.726 569.264.320.148 483.349.286.483 385.182.195.413

Jumlah 1.467.307.143.106 1.320.943.307.943 1.742.091.210.185 1.475.393.206.194 1.203.395.195.366

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

69

27. BEBAN POKOK PENDAPATAN Rincian beban pokok pendapatan untuk rawat inap dan rawat jalan adalah sebagai berikut:

Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, tidak terdapat pembelian kepada pemasok yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan konsolidasian. Rincian pembelian kepada pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

28. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Obat dan perlengkapan medis 483.008.433.829 440.687.024.238 577.397.332.300 536.316.847.655 436.806.227.585 Gaji dan kesejahteraan karyawan 160.281.322.590 137.258.960.810 188.269.131.160 147.676.783.046 116.994.823.278 Layanan penunjang medis 66.356.152.302 64.189.419.135 85.687.283.354 73.011.201.919 69.602.095.715 Kamar rawat inap 44.052.995.371 44.158.132.652 59.350.072.210 42.610.485.698 36.911.644.093 Penyusutan aset tetap (Catatan 13) 33.692.618.906 33.717.601.607 45.586.862.279 41.108.813.263 37.058.863.145 Pasien rawat jalan 30.750.530.292 27.799.322.874 39.020.602.221 30.944.863.792 27.017.988.828 Perbaikan dan pemeliharaan 9.866.172.415 6.563.413.959 9.478.147.996 9.361.160.625 6.112.374.881

Jumlah 828.008.225.705 754.373.875.275 1.004.789.431.520 881.030.155.998 730.504.017.525

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Beban Penjualan Gaji dan kesejahteraan karyawan 9.870.435.041 7.735.105.122 10.679.757.164 8.368.156.640 6.134.664.661 Pemasaran dan iklan 3.331.696.785 2.856.374.610 4.203.673.228 3.198.342.128 2.898.646.395

Jumlah beban penjualan 13.202.131.826 10.591.479.732 14.883.430.392 11.566.498.768 9.033.311.056

Beban Umum dan Administrasi Gaji dan kesejahteraan karyawan 49.376.230.543 34.407.460.744 45.836.232.052 39.647.232.772 34.853.141.109 Keamanan dan kebersihan 34.126.789.151 30.770.838.573 41.204.764.217 37.076.922.036 35.365.989.488 Imbalan pasca kerja (Catatan 20) 31.595.619.796 29.552.226.483 42.963.268.791 32.802.543.628 26.838.749.232 Listrik dan air 26.678.195.065 22.771.877.087 31.610.970.845 27.588.359.890 26.149.181.201 Penyusutan aset tetap

(Catatan 13) 25.352.865.285 23.144.372.838 31.043.719.251 29.768.406.669 27.739.391.847

Keperluan kantor 18.994.776.790 13.104.729.217 17.761.765.803 15.136.655.318 16.270.552.178 Perbaikan dan pemeliharaan 10.588.138.280 7.900.629.251 10.762.015.966 10.281.479.676 9.592.168.905 Sewa dan bagi hasil (Catatan 37a) 5.766.547.900 4.860.726.747 6.529.812.262 5.235.086.302 4.096.833.413 Pelatihan dan pengembangan 3.641.060.508 3.468.427.502 5.568.403.701 2.967.217.134 2.858.187.601 Komunikasi 3.629.969.949 3.229.465.815 4.496.444.772 4.145.904.596 4.094.222.009 Jasa profesional 2.673.971.625 1.008.288.526 1.458.088.526 1.757.487.468 1.027.469.231 Asuransi 1.448.022.247 1.192.562.739 1.396.200.810 1.140.993.737 1.057.196.504 Penyisihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha (Catatan 6) 1.430.588.331 761.814.662 1.151.175.859 1.392.085.799 805.850.981 Transportasi 416.243.840 449.400.773 630.444.374 616.176.455 699.311.906 Pemulihan kerugian penurunan

nilai piutang usaha (Catatan 6) (1.016.990.158 ) - (50.243.545 ) - - Lain-lain 9.178.345.817 8.011.645.294 9.780.578.867 9.671.671.034 9.542.480.003

Jumlah beban umum dan administrasi 223.880.374.969 184.634.466.251 252.143.642.551 219.228.222.514 200.990.725.608

Jumlah 237.082.506.795 195.225.945.983 267.027.072.943 230.794.721.282 210.024.036.664

331

332

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

29. PENDAPATAN OPERASI LAIN

Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut:

30. BEBAN OPERASI LAIN

Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut:

31. PENDAPATAN KEUANGAN

Rincian pendapatan keuangan adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8)

26.746.610.901

-

-

-

18.097.006.650

Pendapatan kantin 5.945.472.093 3.979.674.711 5.454.384.462 4.902.275.669 4.472.643.571 Laba selisih kurs - neto 1.286.650.815 3.988.612.756 4.667.103.896 2.399.859.612 - Pendapatan dividen - 1.091.488.000 1.091.488.000 - - Laba penjualan aset tetap

(Catatan 13)

- -

- 598.912.862 -

Lain-lain 6.004.189.340 5.637.778.568 8.347.143.437 5.867.909.736 6.635.779.740 Jumlah

39.982.923.149 14.697.554.035 19.560.119.795 13.768.957.879 29.205.429.961

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Rugi penjualan aset tetap (Catatan 13)

2.037.006.875 47.034 47.034 - -

Rugi penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8)

- 5.502.197.394

5.502.197.394

-

-

Rugi selisih kurs - neto - - - - 121.121.525 Rugi penjualan investasi pada entitas

asosiasi (Catatan 11)

-

-

- 39.837.880 -

Lain-lain 172.044.113 1.514.023.410 2.495.580.280 3.015.216.739 2.021.230.873 Jumlah

2.209.050.988 7.016.267.838 7.997.824.708 3.055.054.619 2.142.352.398

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Pendapatan bunga 75.718.107.381 41.273.138.193 61.317.767.893 33.981.661.094 22.792.373.964 Pendapatan jasa giro 1.064.690.648 1.662.985.252 2.040.111.914 2.418.271.457 1.592.714.452 Jumlah

76.782.798.029

42.936.123.445 63.357.879.807

36.399.932.551

24.385.088.416

332

333

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

70

29. PENDAPATAN OPERASI LAIN

Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut:

30. BEBAN OPERASI LAIN

Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut:

31. PENDAPATAN KEUANGAN

Rincian pendapatan keuangan adalah sebagai berikut:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8)

26.746.610.901

-

-

-

18.097.006.650

Pendapatan kantin 5.945.472.093 3.979.674.711 5.454.384.462 4.902.275.669 4.472.643.571 Laba selisih kurs - neto 1.286.650.815 3.988.612.756 4.667.103.896 2.399.859.612 - Pendapatan dividen - 1.091.488.000 1.091.488.000 - - Laba penjualan aset tetap

(Catatan 13)

- -

- 598.912.862 -

Lain-lain 6.004.189.340 5.637.778.568 8.347.143.437 5.867.909.736 6.635.779.740 Jumlah

39.982.923.149 14.697.554.035 19.560.119.795 13.768.957.879 29.205.429.961

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Rugi penjualan aset tetap (Catatan 13)

2.037.006.875 47.034 47.034 - -

Rugi penjualan aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8)

- 5.502.197.394

5.502.197.394

-

-

Rugi selisih kurs - neto - - - - 121.121.525 Rugi penjualan investasi pada entitas

asosiasi (Catatan 11)

-

-

- 39.837.880 -

Lain-lain 172.044.113 1.514.023.410 2.495.580.280 3.015.216.739 2.021.230.873 Jumlah

2.209.050.988 7.016.267.838 7.997.824.708 3.055.054.619 2.142.352.398

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Pendapatan bunga 75.718.107.381 41.273.138.193 61.317.767.893 33.981.661.094 22.792.373.964 Pendapatan jasa giro 1.064.690.648 1.662.985.252 2.040.111.914 2.418.271.457 1.592.714.452 Jumlah

76.782.798.029

42.936.123.445 63.357.879.807

36.399.932.551

24.385.088.416

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

71

32. BIAYA KEUANGAN

Rincian biaya keuangan adalah sebagai berikut:

Biaya administrasi bank merupakan beban administrasi atas penggunaan mesin electronic data capture (EDC) dan pemanfaatan jasa bank.

Rincian biaya keuangan kepada pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 34.

33. LABA PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

Perhitungan laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebagai berikut:

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usaha yang normal, Grup melakukan transaksi usaha dan bukan usaha dengan pihak-pihak berelasi, yang terafiliasi dengan Grup melalui kepemilikan langsung dan tak langsung, dan/atau di bawah kendali pihak yang sama, dan/atau melalui manajemen kunci yang sama, pada tingkat harga dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak. Saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi:

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Administrasi bank 10.659.863.738 9.541.681.480 12.994.446.642 13.804.162.269 8.560.343.102 Bunga pinjaman 792.083.322 1.552.916.527 2.190.416.952 6.873.619.667 2.688.726.299 Jumlah

11.451.947.060

11.094.598.007 15.184.863.594

20.677.781.936

11.249.069.401

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 393.442.281.909 312.528.838.140 398.645.359.023 288.992.561.532 224.246.556.965

Rata-rata tertimbang jumlah saham untuk perhitungan laba per saham dasar 138.232 138.232 138.232 138.232 47.000

Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

2.846.246

2.260.901 2.883.886

2.090.634

4.771.203

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Piutang usaha (Catatan 6) PT Kalbe Farma Tbk 438.443.226 375.698.641 459.579.923 877.561.003 PT Dankos Farma 24.306.510 15.392.375 140.972.664 57.586.390 PT Bintang Toedjoe 22.753.170 7.526.030 28.604.351 - PT Enseval Putera Megatrading Tbk 6.044.050 32.476.792 56.045.316 158.866.998 Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 10 juta) 65.321.560

24.398.520

118.351.884

78.062.303 Jumlah 556.868.516 455.492.358 803.554.138 1.172.076.694

Persentase terhadap jumlah aset 0,03% 0,02% 0,05% 0,14%

333

334

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

72

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Piutang lain-lain (Catatan 7) Manajemen kunci

Bagian lancar 1.160.090.100 1.375.040.400 83.000.400 83.000.400 Bagian tidak lancar 743.925.000 683.755.000 132.165.400 215.167.800

Jumlah 1.904.015.100 2.058.795.400 215.165.800 298.168.200

Persentase terhadap jumlah aset 0,09% 0,10% 0,01% 0,03%

Aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8) PT Kalbe Farma Tbk - 109.290.000.000 31.800.000.000 -

Persentase terhadap jumlah aset - 5,12% 1,90% -

Uang muka perolehan aset tetap

(Catatan 12)

Bangunan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara 16.415.446.379 - - -

Persentase terhadap jumlah aset 0,80% - - -

Utang usaha (Catatan 16) PT Enseval Putera Megatrading Tbk 17.723.086.271 19.808.788.347 19.058.464.867 14.137.051.605 PT Enseval Medika Prima 184.030.000 - - - PT Renalmed Tiara Utama - 50.250.200 3.954.500 11.489.610 Lain-lain (masing-masing di bawah

Rp 10 juta) 7.626.641

12.199.323

10.516.671

8.146.377

Jumlah 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Persentase terhadap jumlah liabilitas 4,87% 4,98% 5,63% 2,20%

Utang lain-lain (Catatan 17)

Perolehan aset tetap PT Cipta Dimensi Baja Nusantara 10.424.600.757 1.749.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Pinjaman PT Griyainsani Cakrasadaya - 5.550.000.000 - -

Jumlah 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Persentase terhadap jumlah liabilitas 2,83% 1,83% 0,46% 0,33%

334

335

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

72

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian saldo dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Piutang lain-lain (Catatan 7) Manajemen kunci

Bagian lancar 1.160.090.100 1.375.040.400 83.000.400 83.000.400 Bagian tidak lancar 743.925.000 683.755.000 132.165.400 215.167.800

Jumlah 1.904.015.100 2.058.795.400 215.165.800 298.168.200

Persentase terhadap jumlah aset 0,09% 0,10% 0,01% 0,03%

Aset keuangan lancar lainnya (Catatan 8) PT Kalbe Farma Tbk - 109.290.000.000 31.800.000.000 -

Persentase terhadap jumlah aset - 5,12% 1,90% -

Uang muka perolehan aset tetap

(Catatan 12)

Bangunan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara 16.415.446.379 - - -

Persentase terhadap jumlah aset 0,80% - - -

Utang usaha (Catatan 16) PT Enseval Putera Megatrading Tbk 17.723.086.271 19.808.788.347 19.058.464.867 14.137.051.605 PT Enseval Medika Prima 184.030.000 - - - PT Renalmed Tiara Utama - 50.250.200 3.954.500 11.489.610 Lain-lain (masing-masing di bawah

Rp 10 juta) 7.626.641

12.199.323

10.516.671

8.146.377

Jumlah 17.914.742.912 19.871.237.870 19.072.936.038 14.156.687.592

Persentase terhadap jumlah liabilitas 4,87% 4,98% 5,63% 2,20%

Utang lain-lain (Catatan 17)

Perolehan aset tetap PT Cipta Dimensi Baja Nusantara 10.424.600.757 1.749.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Pinjaman PT Griyainsani Cakrasadaya - 5.550.000.000 - -

Jumlah 10.424.600.757 7.299.271.545 1.564.150.007 2.147.190.194

Persentase terhadap jumlah liabilitas 2,83% 1,83% 0,46% 0,33%

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

73

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi:

a. Pendapatan dan pembelian dari pihak-pihak berelasi dilakukan pada harga yang disepakati

tergantung jenis produk terkait yang mengacu pada harga pasar.

b. Pada tanggal 19 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), untuk menjual 13.148 saham PT Estetika Enterprisindo (“EEP”) dengan harga jual sebesar Rp 14.000.000.000, sehingga kepemilikan saham Perusahaan di EEP menjadi 1 (satu) saham dengan biaya perolehan Rp 1.000.000 (Catatan 1b).

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Pendapatan PT Kalbe Farma Tbk 1.724.512.671 2.161.109.236 3.308.466.829 3.545.030.246 2.367.885.122 PT Dankos Farma 455.932.938 262.996.031 576.707.998 557.798.063 401.668.362 PT Bintang Toedjoe 162.213.672 155.187.442 263.490.847 306.567.839 120.570.740 PT Enseval Putera

Megatrading Tbk 135.363.050 197.739.847 469.954.003 1.221.739.718 1.069.789.669 Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 50 juta)

219.095.713

89.390.071 126.817.895 284.578.439

191.969.586

Jumlah 2.697.118.044 2.866.422.627 4.745.437.572 5.915.714.305 4.151.883.479

Persentase terhadap jumlah pendapatan

0,18%

0,22%

0,27%

0,40%

0,35%

Pembelian PT Enseval Putera Megatrading Tbk 123.732.498.311 118.098.126.962 173.706.218.160 154.568.182.070 117.808.148.998 PT Estetika Enterprisindo 9.207.865.068 - - - - PT Enseval Medika Prima 503.590.869 569.262.819 682.293.875 468.842.027 367.995.569 PT Renalmed Tiara Utama 277.220.600 472.547.975 652.632.775 345.301.640 547.575.188 Lain-lain (masing-masing

di bawah Rp 50 juta)

53.278.377 44.962.388 74.537.261 52.756.210 47.922.821

Jumlah 133.774.453.225 119.184.900.144 175.115.682.071 155.435.081.947 118.771.642.576

Persentase terhadap jumlah pembelian

28,00%

27,51%

30,44%

29,15%

26,62%

Biaya keuangan PT Griyainsani Cakrasadaya 349.375.000 40.227.778 163.541.667 - - Persentase terhadap jumlah

biaya keuangan

3,05%

0,36%

1,08% -

-

Perolehan aset tetap PT Cipta Dimensi Baja Nusantara 48.357.541.693 46.513.185.271 60.511.522.897 8.753.925.441 5.950.611.249

Persentase terhadap jumlah

perolehan aset tetap

32,65%

36,64%

40,99% 13,43%

11,81%

335

336

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan) c. RSM (entitas anak) dengan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara (CDBN) (entitas di bawah

pengendalian yang sama) menandatangani Surat Perintah Kerja sehubungan dengan pekerjaan struktur dan arsitektur pada proyek pembangunan rumah sakit Mitra Keluarga Kalideres milik RSM.

d. Pada tanggal 2 September 2013, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), dimana Perusahaan memperoleh pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar Rp 6.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 September 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah melakukan penarikan pinjaman sebesar Rp 5.550.000.000 (Catatan 17). Selanjutnya, pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya pada bulan September 2014.

e. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan

PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00% (Catatan 1b).

f. Jumlah kompensasi untuk manajemen kunci Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011:

Tidak ada kompensasi dalam bentuk imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham kepada personel manajemen kunci Grup.

Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi dalam mata uang Rupiah. Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Imbalan kerja jangka pendek Dewan Komisaris 4.729.902.363 2.964.845.686 5.517.765.998 4.466.288.856 4.055.860.279 Direksi 7.274.234.709 5.059.496.517 6.879.079.632 5.785.229.087 4.942.818.180

Imbalan Pasca Kerja Dewan Komisaris 595.525.629 528.100.238 718.594.162 - - Direksi 344.651.767 1.287.617.723 1.341.268.462 - -

Jumlah

12.944.314.468

9.840.060.164 14.456.708.254 10.251.517.943

8.998.678.459

Persentase terhadap beban

gaji dan kesejahteraan karyawan 5,15% 4,71% 5,02% 4,49% 4,88%

336

337

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

74

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian transaksi dengan pihak-pihak berelasi: (lanjutan) c. RSM (entitas anak) dengan PT Cipta Dimensi Baja Nusantara (CDBN) (entitas di bawah

pengendalian yang sama) menandatangani Surat Perintah Kerja sehubungan dengan pekerjaan struktur dan arsitektur pada proyek pembangunan rumah sakit Mitra Keluarga Kalideres milik RSM.

d. Pada tanggal 2 September 2013, Perusahaan mengadakan perjanjian pinjaman dengan PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), dimana Perusahaan memperoleh pinjaman dengan jumlah maksimum sebesar Rp 6.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 2 September 2014. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah melakukan penarikan pinjaman sebesar Rp 5.550.000.000 (Catatan 17). Selanjutnya, pinjaman tersebut telah dilunasi seluruhnya pada bulan September 2014.

e. Pada tanggal 27 Januari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli saham dengan

PT Griyainsani Cakrasadaya (entitas induk terakhir), untuk membeli 1 (satu) saham RSM dengan harga jual sebesar Rp 1.000.000, sehingga persentase kepemilikan efektif Perusahaan di RSM meningkat dari 99,99% menjadi 100,00% (Catatan 1b).

f. Jumlah kompensasi untuk manajemen kunci Grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, dan 2011:

Tidak ada kompensasi dalam bentuk imbalan kerja jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan pembayaran berbasis saham kepada personel manajemen kunci Grup.

Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi dalam mata uang Rupiah. Seluruh saldo dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Imbalan kerja jangka pendek Dewan Komisaris 4.729.902.363 2.964.845.686 5.517.765.998 4.466.288.856 4.055.860.279 Direksi 7.274.234.709 5.059.496.517 6.879.079.632 5.785.229.087 4.942.818.180

Imbalan Pasca Kerja Dewan Komisaris 595.525.629 528.100.238 718.594.162 - - Direksi 344.651.767 1.287.617.723 1.341.268.462 - -

Jumlah

12.944.314.468

9.840.060.164 14.456.708.254 10.251.517.943

8.998.678.459

Persentase terhadap beban

gaji dan kesejahteraan karyawan 5,15% 4,71% 5,02% 4,49% 4,88%

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

75

34. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan Berelasi Transaksi

PT Griyainsani Cakrasadaya Entitas induk terakhir Perusahaan Pinjaman dan kombinasi bisnis entitas sepengendali PT Kalbe Farma Tbk Entitas di bawah pengendalian Pendapatan dan kepemilikan aset yang sama keuangan yang tersedia untuk dijual PT Enseval Putera Megatrading Tbk Entitas di bawah pengendalian Pendapatan dan pembelian obat yang sama PT Enseval Medika Prima Entitas di bawah pengendalian Pembelian obat dan yang sama perlengkapan medis PT Bintang Toedjoe Entitas di bawah pengendalian Pendapatan yang sama PT Dankos Farma Entitas di bawah pengendalian Pendapatan yang sama PT Renalmed Tiara Utama Entitas di bawah pengendalian Pembelian obat dan yang sama perlengkapan medis PT Cipta Dimensi Baja Nusantara Entitas di bawah pengendalian Perolehan aset tetap yang sama PT Estetika Enterprisindo Entitas di bawah pengendalian Pembelian perlengkapan medis yang sama Dewan Komisaris dan Direksi Manajemen kunci Pinjaman tanpa bunga dan imbalan kerja

35. ASET MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Grup mempunyai aset moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

36. SEGMEN OPERASI

Informasi keuangan berikut ini disajikan berdasarkan informasi yang digunakan manajemen dalam mengevaluasi kinerja tiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya.

Informasi segmen geografis Grup adalah sebagai berikut:

30 September 31 Desember 2014 2013 2012 2011

USD Euro

Setara dengan Rupiah USD Euro

Setara dengan Rupiah USD Euro

Setara dengan Rupiah USD Euro

Setara dengan Rupiah

Kas dan setara kas 1.922.039 39.113 24.078.005.399 1.986.344 47.053 25.003.025.729 2.721.644 44.531 26.888.743.320 2.407.083 48.012 22.391.045.595

30 September 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.182.369 284.938 - - 1.467.307

Laba bruto 530.931 108.368 - - 639.299

Beban usaha (189.027 ) (46.897 )) ) (1.159 ) - (237.083 ) Pendapatan operasi lain 230.234 2.050 394.517 (586.818 ) 39.983 Beban operasi lain (2.100 ) (100 ) (9 ) - (2.209 ) Laba usaha 570.038 63.421 393.349 (586.818 ) 439.990 Pendapatan keuangan 75.560 675 548 - 76.783 Biaya keuangan (5.548 ) (5.555 ) (349 ) - (11.452 ) Laba sebelum beban pajak

penghasilan 640.050 58.541 393.548 (586.818 ) 505.321 Beban pajak penghasilan - neto (85.869 ) (13.718 ) (125 ) - (99.712 ) Laba periode berjalan 554.181 44.823 393.423 (586.818 ) 405.609 Pendapatan komprehensif lain 5.617 - - - 5.617

Jumlah laba komprehensif periode berjalan 559.798 44.823 393.423 (586.818 ) 411.226

337

338

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

76

36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)

30 September 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) (lanjutan) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Aset segmen 2.422.151 388.063 1.649.514 (2.415.612 ) 2.044.116 Liabilitas segmen 278.704 141.108 31.622 (83.273 ) 368.161

31 Desember 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan Sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.378.719 352.363 11.009 - 1.742.091

Laba bruto 596.478 138.706 2.118 - 737.302

Beban usaha (214.888 ) (51.509 ) (630 ) - (267.027 ) Pendapatan operasi lain 255.182 4.046 404.881 (644.549 ) 19.560 Beban operasi lain (914 ) (1.097 ) (5.987 ) - (7.998 ) Laba usaha 635.858 90.146 400.382 (644.549 ) 481.837 Pendapatan keuangan 61.077 1.206 1.075 - 63.358 Biaya keuangan (12.946 ) (2.075 ) (164 ) - (15.185 ) Laba sebelum beban pajak

pajak penghasilan 683.989 89.277 401.293 (644.549 ) 530.010 Beban pajak penghasilan - neto (96.470 ) (20.968 ) (732 ) - (118.170 ) Laba tahun berjalan 587.519 68.309 400.561 (644.549 ) 411.840 Pendapatan komprehensif lain 5.306 - - - 5.306

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 592.825 68.309 400.561 (644.549 ) 417.146

Aset segmen 2.436.974 340.716 1.695.347 (2.339.092 ) 2.133.945 Liabilitas segmen 380.621 239.408 5.878 (226.693 ) 399.214

30 September 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.046.580 266.090 8.273 - 1.320.943

Laba bruto 460.151 104.576 1.842 - 566.569

Beban usaha (159.071 ) (35.678 ) (477 ) - (195.226 ) Pendapatan operasi lain 196.019 3.594 318.023 (502.938 ) 14.698 Beban operasi lain (51 ) (978 ) (5.987 ) - (7.016 ) Laba usaha 497.048 71.514 313.401 (502.938 ) 379.025 Pendapatan keuangan 41.062 953 921 - 42.936 Biaya keuangan (9.465 ) (1.590 ) (40 ) - (11.095 ) Laba sebelum beban pajak

penghasilan 528.645 70.877 314.282 (502.938 ) 410.866 Beban pajak penghasilan - neto (71.364 ) (16.932 ) (394 ) - (88.690 ) Laba periode berjalan 457.281 53.945 313.888 (502.938 ) 322.176 Pendapatan komprehensif lain 5.168 - - - 5.168

Jumlah laba komprehensif periode berjalan 462.449 53.945 313.888 (502.938 ) 327.344

Aset segmen 2.277.065 321.016 1.639.801 (2.233.200 ) 2.004.682 Liabilitas segmen 219.481 134.337 20.941 (15.991 ) 358.768

338

339

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

76

36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)

30 September 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) (lanjutan) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Aset segmen 2.422.151 388.063 1.649.514 (2.415.612 ) 2.044.116 Liabilitas segmen 278.704 141.108 31.622 (83.273 ) 368.161

31 Desember 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan Sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.378.719 352.363 11.009 - 1.742.091

Laba bruto 596.478 138.706 2.118 - 737.302

Beban usaha (214.888 ) (51.509 ) (630 ) - (267.027 ) Pendapatan operasi lain 255.182 4.046 404.881 (644.549 ) 19.560 Beban operasi lain (914 ) (1.097 ) (5.987 ) - (7.998 ) Laba usaha 635.858 90.146 400.382 (644.549 ) 481.837 Pendapatan keuangan 61.077 1.206 1.075 - 63.358 Biaya keuangan (12.946 ) (2.075 ) (164 ) - (15.185 ) Laba sebelum beban pajak

pajak penghasilan 683.989 89.277 401.293 (644.549 ) 530.010 Beban pajak penghasilan - neto (96.470 ) (20.968 ) (732 ) - (118.170 ) Laba tahun berjalan 587.519 68.309 400.561 (644.549 ) 411.840 Pendapatan komprehensif lain 5.306 - - - 5.306

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 592.825 68.309 400.561 (644.549 ) 417.146

Aset segmen 2.436.974 340.716 1.695.347 (2.339.092 ) 2.133.945 Liabilitas segmen 380.621 239.408 5.878 (226.693 ) 399.214

30 September 2013 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.046.580 266.090 8.273 - 1.320.943

Laba bruto 460.151 104.576 1.842 - 566.569

Beban usaha (159.071 ) (35.678 ) (477 ) - (195.226 ) Pendapatan operasi lain 196.019 3.594 318.023 (502.938 ) 14.698 Beban operasi lain (51 ) (978 ) (5.987 ) - (7.016 ) Laba usaha 497.048 71.514 313.401 (502.938 ) 379.025 Pendapatan keuangan 41.062 953 921 - 42.936 Biaya keuangan (9.465 ) (1.590 ) (40 ) - (11.095 ) Laba sebelum beban pajak

penghasilan 528.645 70.877 314.282 (502.938 ) 410.866 Beban pajak penghasilan - neto (71.364 ) (16.932 ) (394 ) - (88.690 ) Laba periode berjalan 457.281 53.945 313.888 (502.938 ) 322.176 Pendapatan komprehensif lain 5.168 - - - 5.168

Jumlah laba komprehensif periode berjalan 462.449 53.945 313.888 (502.938 ) 327.344

Aset segmen 2.277.065 321.016 1.639.801 (2.233.200 ) 2.004.682 Liabilitas segmen 219.481 134.337 20.941 (15.991 ) 358.768

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

77

36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)

31 Desember 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 1.185.002 280.092 10.299 - 1.475.393 Laba bruto 527.339 64.928 2.096 - 594.363 Beban usaha (217.568 ) (12.781 ) (446 ) - (230.795 ) Pendapatan operasi lain 189.387 3.353 288.827 (467.798 ) 13.769 Beban operasi lain (1.946 ) (742 ) (367 ) - (3.055 ) Laba usaha 497.212 54.758 290.110 (467.798 ) 374.282 Pendapatan keuangan 35.726 9 665 - 36.400 Biaya keuangan (18.562 ) (2.116 ) - - (20.678 ) Laba sebelum beban pajak

penghasilan 514.376 52.651 290.775 (467.798 ) 390.004 Beban pajak penghasilan - neto (77.860 ) (12.975 ) (291 ) - (91.126 ) Laba tahun berjalan 436.516 39.676 290.484 (467.798 ) 298.878 Pendapatan komprehensif lain 13.733 - - - 13.733 Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 450.249 39.676 290.484 (467.798 ) 312.611

Aset segmen 1.968.012 265.012 1.315.870 (1.876.480 ) 1.672.414 Liabilitas segmen 206.573 135.292 922 (3.944 ) 338.843

31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Jakarta dan Tegal dan sekitarnya Surabaya Lain-lain Eliminasi Konsolidasian

Pendapatan 961.832 233.455 8.108 - 1.203.395

Laba bruto 392.002 78.610 2.279 - 472.891

Beban usaha (168.877 ) (40.519 ) (628 ) - (210.024 ) Pendapatan operasi lain 131.131 2.638 224.204 (328.768 ) 29.205 Beban operasi lain (2.142 ) - - - (2.142 ) Laba usaha 352.114 40.729 225.855 (328.768 ) 289.930 Pendapatan keuangan 22.804 1.014 567 24.385 Biaya keuangan (9.136 ) (2.113 ) - - (11.249 ) Laba sebelum beban pajak

penghasilan 365.782 39.630 226.422 (328.768 ) 303.066 Beban pajak penghasilan - neto (63.300 ) (9.851 ) (304 ) - (73.455 ) Laba tahun berjalan 302.482 29.779 226.118 (328.768 ) 229.611 Pendapatan komprehensif lain 186 - - - 186

Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 302.668 29.779 226.118 (328.768 ) 229.797

Aset segmen 1.065.402 176.602 212.096 (593.399 ) 864.072 Liabilitas segmen 558.743 87.084 657 (3.371 ) 643.113

339

340

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

78

37. PERJANJIAN PENTING

a. Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI). Berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) yang dinyatakan dalam Akta No. 300 tanggal 24 Oktober 1996 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris, Pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM (Entitas Anak Tidak Langsung) dan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) menyetujui untuk bekerja sama dalam membangun, mendirikan serta mengelola sebuah rumah sakit. Rumah sakit tersebut akan dibangun di atas tanah milik YAPORTI dan seluruh biaya pembangunan akan ditanggung oleh KSM. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 9 Desember 1996 dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Tambahan No. 21 tanggal 6 April 1999 yang dibuat di hadapan Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM dan YAPORTI menyetujui perubahan tanggal dimulainya perjanjian kerjasama yang sebelumnya tanggal 9 Desember 1996 menjadi tanggal 17 Juli 1998. Setelah jangka waktu perjanjian berakhir, tanah serta bangunan rumah sakit akan diserahkan dan dikembalikan oleh KSM kepada YAPORTI dan apabila YAPORTI akan menjual dan atau menyerahkan pengelolaan tanah dan bangunan tersebut maka KSM akan diberi kesempatan pertama untuk membeli dan atau mengelola tanah dan bangunan tersebut dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Sehubungan dengan penggunaan tanah milik YAPORTI tersebut, KSM berkewajiban membayar kompensasi kepada YAPORTI sebagai berikut: - Uang sewa per tahun sebesar 1% dari pendapatan kegiatan usaha rumah sakit (di luar honor

dokter). - Bila ada keuntungan, YAPORTI berhak menerima pembagian keuntungan sebesar 10% dari

pendapatan bersih setelah pajak. Beban sewa dan bagi hasil kepada YAPORTI untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 5.766.547.900, Rp 4.856.715.597, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Umum dan Administrasi - Beban Sewa dan Bagi Hasil pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 28). Saldo akrual beban sewa dan bagi hasil pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 8.249.972.761, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Akrual pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 18).

b. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan

Entitas Anak mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan dengan korporasi dan perusahaan asuransi tertentu dimana Entitas Anak setuju untuk memberikan pelayanan medis/perawatan kesehatan di rumah sakit milik Entitas Anak kepada karyawan korporasi dan peserta perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

340

341

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

78

37. PERJANJIAN PENTING

a. Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) dengan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI). Berdasarkan Perjanjian Kerjasama untuk Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan Kembali (Build, Operate and Transfer) yang dinyatakan dalam Akta No. 300 tanggal 24 Oktober 1996 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, Kandidat Notaris, Pengganti dari Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM (Entitas Anak Tidak Langsung) dan Yayasan Pengembangan Olah Raga Tenis Indonesia (YAPORTI) menyetujui untuk bekerja sama dalam membangun, mendirikan serta mengelola sebuah rumah sakit. Rumah sakit tersebut akan dibangun di atas tanah milik YAPORTI dan seluruh biaya pembangunan akan ditanggung oleh KSM. Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 9 Desember 1996 dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. Selanjutnya, berdasarkan Perjanjian Tambahan No. 21 tanggal 6 April 1999 yang dibuat di hadapan Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, KSM dan YAPORTI menyetujui perubahan tanggal dimulainya perjanjian kerjasama yang sebelumnya tanggal 9 Desember 1996 menjadi tanggal 17 Juli 1998. Setelah jangka waktu perjanjian berakhir, tanah serta bangunan rumah sakit akan diserahkan dan dikembalikan oleh KSM kepada YAPORTI dan apabila YAPORTI akan menjual dan atau menyerahkan pengelolaan tanah dan bangunan tersebut maka KSM akan diberi kesempatan pertama untuk membeli dan atau mengelola tanah dan bangunan tersebut dengan harga yang akan ditentukan kemudian. Sehubungan dengan penggunaan tanah milik YAPORTI tersebut, KSM berkewajiban membayar kompensasi kepada YAPORTI sebagai berikut: - Uang sewa per tahun sebesar 1% dari pendapatan kegiatan usaha rumah sakit (di luar honor

dokter). - Bila ada keuntungan, YAPORTI berhak menerima pembagian keuntungan sebesar 10% dari

pendapatan bersih setelah pajak. Beban sewa dan bagi hasil kepada YAPORTI untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 5.766.547.900, Rp 4.856.715.597, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Umum dan Administrasi - Beban Sewa dan Bagi Hasil pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 28). Saldo akrual beban sewa dan bagi hasil pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 8.249.972.761, Rp 6.505.995.112, Rp 5.208.593.052 dan Rp 4.075.689.363, yang disajikan sebagai bagian dari Beban Akrual pada laporan posisi keuangan konsolidasian (Catatan 18).

b. Perjanjian Kerjasama Pelayanan Kesehatan

Entitas Anak mengadakan perjanjian-perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan dengan korporasi dan perusahaan asuransi tertentu dimana Entitas Anak setuju untuk memberikan pelayanan medis/perawatan kesehatan di rumah sakit milik Entitas Anak kepada karyawan korporasi dan peserta perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

79

37. PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

c. Perjanjian Pengadaan Lahan Pada tanggal 9 September 2014, PKS mengadakan perjanjian pengadaan lahan dengan pihak tertentu yang tidak berelasi untuk membantu perolehan tanah dengan luas keseluruhan 8.000 meter persegi di Pondok Gede (Bekasi), yang meliputi pengurusan seluruh perijinan, mengadakan serta membeli dan membebaskan lahan bagi kepentingan PKS. Sehubungan dengan pengadaan lahan tersebut, PKS akan membayar harga lahan sesuai harga yang disepakati dalam perjanjian.

38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (willing parties) dan memiliki pengetahuan, dalam suatu transaksi yang wajar dan bukanlah dalam penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:

- Nilai wajar kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain,

utang bank, utang usaha, utang lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.

- Aset keuangan lancar lainnya dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif (hirarki nilai wajar Tingkat 1).

- Penyertaan saham yang tidak memiliki kuotasi pasar dengan kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat pada biaya perolehan karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.

- Nilai wajar dari utang bank jangka panjang dinilai menggunakan arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows).

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Aset keuangan Aset keuangan lancar

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 928.893.108.379 1.108.014.988.946 802.017.241.716 191.581.253.656 Kas yang dibatasi

penggunaannya - -

13.000.000.000 -

Piutang usaha - neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763 Piutang lain-lain 11.263.966.137 7.019.458.533 2.813.596.781 3.254.554.881 Aset keuangan tersedia

untuk dijual

Aset keuangan lancar lainnya 27.780.000.000 139.535.507.000 70.021.925.400 41.663

Jumlah aset keuangan lancar 1.088.447.040.310 1.369.347.338.481 1.005.917.210.733 292.262.515.963

341

342

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

80

38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: (lanjutan)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Aset keuangan tidak lancar Pinjaman yang diberikan dan

piutang

Piutang lain-lain 13.503.587.519 9.826.531.942 3.161.316.477 3.989.913.701 Aset keuangan tersedia

untuk dijual

Penyertaan saham 1.000.000 1.000.000 - -

Jumlah aset keuangan tidak lancar 13.504.587.519 9.827.531.942

3.161.316.477

3.989.913.701

Jumlah aset keuangan 1.101.951.627.829 1.379.174.870.423 1.009.078.527.210 296.252.429.664 Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan

jangka pendek

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000 Utang usaha 60.852.478.253 75.427.279.733 71.124.171.188 59.761.114.930 Utang lain-lain 24.828.320.630 13.644.300.652 4.440.203.464 7.259.711.038 Beban akrual 62.055.870.120 64.509.080.063 55.722.424.372 45.553.716.913

Jumlah liabilitas keuangan jangka pendek 147.736.669.003 203.580.660.448

186.286.799.024

127.574.542.881

Liabilitas keuangan

jangka panjang

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank jangka panjang - - - 400.000.000.000

Jumlah liabilitas keuangan 147.736.669.003 203.580.660.448 186.286.799.024 527.574.542.881

342

343

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

80

38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011: (lanjutan)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Aset keuangan tidak lancar Pinjaman yang diberikan dan

piutang

Piutang lain-lain 13.503.587.519 9.826.531.942 3.161.316.477 3.989.913.701 Aset keuangan tersedia

untuk dijual

Penyertaan saham 1.000.000 1.000.000 - -

Jumlah aset keuangan tidak lancar 13.504.587.519 9.827.531.942

3.161.316.477

3.989.913.701

Jumlah aset keuangan 1.101.951.627.829 1.379.174.870.423 1.009.078.527.210 296.252.429.664 Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan

jangka pendek

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank - 50.000.000.000 55.000.000.000 15.000.000.000 Utang usaha 60.852.478.253 75.427.279.733 71.124.171.188 59.761.114.930 Utang lain-lain 24.828.320.630 13.644.300.652 4.440.203.464 7.259.711.038 Beban akrual 62.055.870.120 64.509.080.063 55.722.424.372 45.553.716.913

Jumlah liabilitas keuangan jangka pendek 147.736.669.003 203.580.660.448

186.286.799.024

127.574.542.881

Liabilitas keuangan

jangka panjang

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Utang bank jangka panjang - - - 400.000.000.000

Jumlah liabilitas keuangan 147.736.669.003 203.580.660.448 186.286.799.024 527.574.542.881

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

81

38. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Aset dan liabilitas keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan berdasarkan tingkat terendah dari masukan (input) yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Penilaian dampak signifikan dari suatu input tertentu terhadap pengukuran nilai wajar membutuhkan pertimbangan dan dapat mempengaruhi penilaian dari aset dan liabilitas yang diukur dan penempatannya dalam hirarki nilai wajar. Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga yang dikuotasikan (quoted prices) dalam sebuah pasar yang aktif. Jika pasar untuk sebuah instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan metode penilaian. Tujuan dari penggunaan metode penilaian adalah untuk menetapkan harga transaksi yang terbentuk pada tanggal pengukuran dalam sebuah transaksi pertukaran yang wajar dengan pertimbangan bisnis normal. Metode penilaian termasuk penggunaan transaksi pasar kini yang wajar (arm’s length) antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan, jika tersedia, referensi kepada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskontokan dan model harga opsi (option pricing models). Instrumen keuangan Grup yang dinilai pada nilai wajar hanya berupa aset keuangan lancar lainnya. Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, instrumen keuangan ini dihitung dengan metode penilaian tingkat 1, dimana pengukuran nilai wajar dilakukan berdasarkan harga yang ditawarkan (tanpa penyesuaian) dalam pasar aktif.

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Manajemen Risiko Liabilitas keuangan utama Grup terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang bank jangka panjang. Grup juga mempunyai aset keuangan yang terdiri dari kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya dan penyertaan saham. Tujuan utama dari instrumen keuangan ini adalah untuk membiayai kegiatan operasional Grup. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi, pengembangan bisnis serta untuk mengelola risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Grup yaitu risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat suku bunga, risiko harga dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini. a. Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko kegagalan rekanan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup. Risiko kredit yang dihadapi Grup terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang dapat dipercaya, memiliki kondisi keuangan yang kuat serta terbukti mempunyai reputasi dan sejarah kredit yang baik. Grup memiliki kebijakan untuk semua pelanggan yang ingin bertransaksi secara kredit harus tunduk pada prosedur verifikasi kredit. Grup memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk pelanggan tertentu dan mengharuskan setoran jaminan untuk pelanggan tertentu. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

343

344

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

82

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Grup akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Grup, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Grup juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Grup memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai maksimum risiko kredit yang dihadapi oleh Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Grup sesuai dengan peringkat kredit pelanggan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

30 September 2014

Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami

Penurunan Nilai

Belum Jatuh Tempo dan Tidak

Mengalami Penurunan Nilai

Sampai dengan 30 hari

31 hari sampai dengan 90 hari

Lebih dari 90 hari

Telah Jatuh Tempo dan Mengalami

Penurunan Nilai Jumlah Pinjaman yang

diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 928.893.108.379 - - - - 928.893.108.379 Piutang usaha 85.122.887.895 20.910.715.218 8.654.016.454 5.822.346.227 3.557.251.391 124.067.217.185 Piutang lain-lain 24.767.553.656 - - - - 24.767.553.656 Jumlah 1.038.783.549.930 20.910.715.218 8.654.016.454 5.823.346.227 3.557.251.391 1.077.727.879.220 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai

- - - - (3.557.251.391 ) (3.557.251.391 )

Jumlah aset keuangan - neto 1.038.783.549.930 20.910.715.218 8.654.016.454 5.823.346.227 - 1.074.170.627.829

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 928.893.108.379 1.108.014.988.946 802.017.241.716 191.581.253.656 Kas yang dibatasi

penggunaannya - - 13.000.000.000 -

Piutang usaha - neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763 Piutang lain-lain 24.767.553.656 16.845.990.475 5.974.913.258 7.244.468.582

Jumlah 1.074.170.627.829 1.239.638.363.423 939.056.601.810 296.252.388.001

344

345

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

82

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Grup akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menindaklanjuti melalui jalur hukum. Berdasarkan pada penilaian Grup, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran kredit kepada pelanggan jika terjadi keterlambatan dan/atau gagal bayar dan akan menggunakan setoran jaminan sebagai pembayaran atas gagal bayar tersebut. Grup juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Grup memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Tabel berikut ini memberikan informasi mengenai maksimum risiko kredit yang dihadapi oleh Grup pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan analisis umur aset keuangan Grup sesuai dengan peringkat kredit pelanggan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011:

30 September 2014

Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami

Penurunan Nilai

Belum Jatuh Tempo dan Tidak

Mengalami Penurunan Nilai

Sampai dengan 30 hari

31 hari sampai dengan 90 hari

Lebih dari 90 hari

Telah Jatuh Tempo dan Mengalami

Penurunan Nilai Jumlah Pinjaman yang

diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 928.893.108.379 - - - - 928.893.108.379 Piutang usaha 85.122.887.895 20.910.715.218 8.654.016.454 5.822.346.227 3.557.251.391 124.067.217.185 Piutang lain-lain 24.767.553.656 - - - - 24.767.553.656 Jumlah 1.038.783.549.930 20.910.715.218 8.654.016.454 5.823.346.227 3.557.251.391 1.077.727.879.220 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai

- - - - (3.557.251.391 ) (3.557.251.391 )

Jumlah aset keuangan - neto 1.038.783.549.930 20.910.715.218 8.654.016.454 5.823.346.227 - 1.074.170.627.829

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 928.893.108.379 1.108.014.988.946 802.017.241.716 191.581.253.656 Kas yang dibatasi

penggunaannya - - 13.000.000.000 -

Piutang usaha - neto 120.509.965.794 114.777.384.002 118.064.446.836 97.426.665.763 Piutang lain-lain 24.767.553.656 16.845.990.475 5.974.913.258 7.244.468.582

Jumlah 1.074.170.627.829 1.239.638.363.423 939.056.601.810 296.252.388.001

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

83

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

31 Desember 2013

Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami

Penurunan Nilai

Belum Jatuh Tempo dan Tidak

Mengalami Penurunan Nilai

Sampai dengan 30 hari

31 hari sampai dengan 90 hari

Lebih dari 90 hari

Telah Jatuh Tempo dan Mengalami

Penurunan Nilai Jumlah Pinjaman yang

diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 1.108.014.988.946 - - - - 1.108.014.988.946 Piutang usaha 81.681.126.358 24.025.849.774 5.315.449.105 3.754.958.765 3.768.672.529 118.546.056.531 Piutang lain-lain 16.845.990.475 - - - - 16.845.990.475 Jumlah 1.206.542.105.779 24.025.849.774 5.315.449.105 3.754.958.765 3.768.672.529 1.243.407.035.952 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai

- - - - (3.768.672.529 ) (3.768.672.529 )

Jumlah aset keuangan - neto 1.206.542.105.779 24.025.849.774 5.315.449.105 3.754.958.765 - 1.239.638.363.423

31 Desember 2012

Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami

Penurunan Nilai

Belum Jatuh Tempo dan

Tidak Mengalami

Penurunan Nilai Sampai dengan

30 hari 31 hari sampai dengan 90 hari

Lebih dari 90 hari

Telah Jatuh Tempo dan Mengalami

Penurunan Nilai Jumlah Pinjaman yang

diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 802.017.241.716 - - - - 802.017.241.716 Kas yang dibatasi

penggunaannya

13.000.000.000 - - - -

13.000.000.000 Piutang usaha 68.622.269.313 32.495.010.096 12.401.810.185 4.545.357.242 2.990.830.898 121.055.277.734 Piutang lain-lain 5.974.913.258 - - - - 5.974.913.258 Jumlah 889.614.424.287 32.495.010.096 12.401.810.185 4.545.357.242 2.990.830.898 942.047.432.708 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai - - - - (2.990.830.898 ) (2.990.830.898 )

Jumlah aset keuangan - neto 889.614.424.287 32.495.010.096 12.401.810.185 4.545.357.242 - 939.056.601.810

31 Desember 2011

Telah Jatuh Tempo tetapi Belum Mengalami

Penurunan Nilai

Belum Jatuh Tempo dan

Tidak Mengalami

Penurunan Nilai Sampai dengan

30 hari 31 hari sampai dengan 90 hari

Lebih dari 90 hari

Telah Jatuh Tempo dan Mengalami

Penurunan Nilai Jumlah Pinjaman yang

diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 191.581.253.656 - - - - 191.581.253.656 Piutang usaha 64.980.860.406 21.967.786.812 7.386.997.027 3.091.021.518 1.599.957.149 99.026.622.912 Piutang lain-lain 7.244.468.582 - - - - 7.244.468.582 Jumlah 263.806.582.644 21.967.786.812 7.386.997.027 3.091.021.518 1.599.957.149 297.852.345.150 Dikurangi: cadangan

kerugian penurunan nilai

- - - - (1.599.957.149 ) (1.599.957.149 )

Jumlah aset keuangan - neto 263.806.582.644 21.967.786.812 7.386.997.027 3.091.021.518 - 296.252.388.001

345

346

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

84

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Grup menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun demikian jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang.

b. Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 4 dan 35). Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560.

c. Risiko tingkat suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga adalah kas dan setara kas yang memiliki tingkat suku bunga mengambang. Grup melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Grup. Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika tingkat suku bunga turun/naik sebanyak 1% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp 9.284.660.351, Rp 8.757.295.525, Rp 10.576.454.577, Rp 7.596.859.558 dan Rp 1.762.612.131.

346

347

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

84

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola oleh Grup menggunakan peringkat kredit internal. Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai “Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai” meliputi instrumen dengan kualitas kredit tinggi karena ada sedikit atau tidak ada pengalaman kegagalan (default) pada kesepakatan berdasarkan surat kuasa, surat jaminan atau promissory note. “Telah jatuh tempo tetapi belum mengalami penurunan nilai” adalah akun-akun dengan pengalaman kegagalan (default) yang sering namun demikian jumlah terhutang masih tertagih. Terakhir, “Telah jatuh tempo dan mengalami penurunan nilai” adalah akun yang telah lama belum dilunasi dan telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai piutang.

b. Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko nilai tukar mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas (Catatan 4 dan 35). Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dan Euro Eropa melemah/menguat sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 2.407.800.540, Rp 2.256.937.460, Rp 2.500.302.573, Rp 2.688.874.332 dan Rp 2.239.104.560.

c. Risiko tingkat suku bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup yang terpengaruh risiko suku bunga adalah kas dan setara kas yang memiliki tingkat suku bunga mengambang. Grup melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Grup. Analisis Sensitivitas Pada tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, jika tingkat suku bunga turun/naik sebanyak 1% dengan semua variabel konstan, laba sebelum beban pajak penghasilan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 akan lebih rendah/tinggi masing-masing sebesar Rp 9.284.660.351, Rp 8.757.295.525, Rp 10.576.454.577, Rp 7.596.859.558 dan Rp 1.762.612.131.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

85

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan)

d. Risiko harga

Grup terpapar risiko harga yang berasal dari investasi pada aset keuangan yang tersedia untuk dijual (terdiri dari investasi dalam saham dan obigasi tercatat di bursa sebagaimana diungkapkan pada Catatan 8). Untuk mengelola risiko harga yang timbul dari investasi tersebut, Grup mendiversifikasi portofolio tersebut. Diversifikasi portofolio dilakukan dalam batasan yang telah ditetapkan Direksi. Tabel berikut menyajikan investasi Grup pada aset keuangan yang tersedia untuk dijual dengan risiko harga pasar pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.

e. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan liabilitas keuangan. Grup mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi untuk memungkinkan Grup memenuhi komitmen terhadap operasi normal Grup. Selain itu, Grup juga melakukan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Tabel di bawah ini merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan arus kas kontraktual (tidak termasuk pembayaran bunga) pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011.

30 September 2014 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang usaha 60.852.478.253 60.852.478.253 - - - Utang lain-lain 24.828.320.630 24.828.320.630 - - - Beban akrual 62.055.870.120 62.055.870.120 - - -

Jumlah liabilitas keuangan 147.736.669.003 147.736.669.003 - - -

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Harga pasar menguat 1% 300.000.000 1.387.212.391 659.459.323 41 Harga pasar melemah 1% (300.000.000 ) (1.387.212.391 ) (659.459.323 ) (41 )

347

348

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

86

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) e. Risiko likuiditas (lanjutan)

31 Desember 2013 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 50.000.000.000 50.000.000.000 - - - Utang usaha 75.427.279.733 75.427.279.733 - - - Utang lain-lain 13.644.300.652 13.644.300.652 - - - Beban akrual 64.509.080.063 64.509.080.063 - - -

Jumlah liabilitas keuangan 203.580.660.448 203.580.660.448 - - -

31 Desember 2012 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 55.000.000.000 55.000.000.000 - - - Utang usaha 71.124.171.188 71.124.171.188 - - - Utang lain-lain 4.440.203.464 4.440.203.464 - - - Beban akrual 55.722.424.372 55.722.424.372 - - -

Jumlah liabilitas keuangan 186.286.799.024 186.286.799.024 - - -

31 Desember 2011 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 15.000.000.000 15.000.000.000 - - - Utang usaha 59.761.114.930 59.761.114.930 - - - Utang lain-lain 7.259.711.038 7.259.711.038 - - - Beban akrual 45.553.716.913 45.553.716.913 - - - Utang bank jangka panjang 400.000.000.000 - 400.000.000.000 - -

Jumlah liabilitas keuangan 527.574.542.881 127.574.542.881 400.000.000.000 - -

Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Kebijakan Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham dan mengeluarkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode/tahun penyajian. Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, pendapatan komprehensif lain dan saldo laba). Grup tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu.

348

349

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

86

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) e. Risiko likuiditas (lanjutan)

31 Desember 2013 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 50.000.000.000 50.000.000.000 - - - Utang usaha 75.427.279.733 75.427.279.733 - - - Utang lain-lain 13.644.300.652 13.644.300.652 - - - Beban akrual 64.509.080.063 64.509.080.063 - - -

Jumlah liabilitas keuangan 203.580.660.448 203.580.660.448 - - -

31 Desember 2012 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 55.000.000.000 55.000.000.000 - - - Utang usaha 71.124.171.188 71.124.171.188 - - - Utang lain-lain 4.440.203.464 4.440.203.464 - - - Beban akrual 55.722.424.372 55.722.424.372 - - -

Jumlah liabilitas keuangan 186.286.799.024 186.286.799.024 - - -

31 Desember 2011 Jatuh tempo

Jumlah 1 bulan sampai dengan 3 bulan

3 bulan sampai dengan 6 bulan

6 bulan sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Utang bank 15.000.000.000 15.000.000.000 - - - Utang usaha 59.761.114.930 59.761.114.930 - - - Utang lain-lain 7.259.711.038 7.259.711.038 - - - Beban akrual 45.553.716.913 45.553.716.913 - - - Utang bank jangka panjang 400.000.000.000 - 400.000.000.000 - -

Jumlah liabilitas keuangan 527.574.542.881 127.574.542.881 400.000.000.000 - -

Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis. Kebijakan Grup adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham dan mengeluarkan saham baru. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode/tahun penyajian. Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, pendapatan komprehensif lain dan saldo laba). Grup tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

87

39. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Modal (lanjutan) Grup memonitor modal dengan dasar rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal. Rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal yang disesuaikan pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012, Grup memiliki rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal yang negatif karena jumlah kas dan setara kas melebihi jumlah liabilitas.

40. TRANSAKSI NONKAS Rincian aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

Jumlah liabilitas 368.160.531.505 399.214.237.755 338.842.882.032 643.112.930.362 Dikurangi: kas dan setara kas (928.893.108.379 ) (1.108.014.988.946 ) (802.017.241.716 ) (191.581.253.656 ) Jumlah liabilitas neto (560.732.576.874 ) (708.800.751.190 ) (463.174.359.684 ) 451.531.676.706 Jumlah modal 1.617.913.564.581 1.689.315.694.726 1.301.940.280.833 199.934.351.423

Rasio jumlah liabilitas neto terhadap jumlah modal (0,35 ) (0,42 ) (0,36

) 2,26

Periode sembilan bulan yang berakhir Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011

Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap 66.087.961.150 18.770.728.759 18.825.020.303 9.104.435.547 29.569.372.118

Dividen kas: Pajak penghasilan pasal 26 yang masih terutang 31.020.000.000 - - - -

Perolehan aset tetap melalui penambahan utang lain-lain 19.011.783.966 2.927.670.908 2.368.609.064 2.190.995.679 4.634.775.109

Dividen kas kepada kepentingan nonpengendali yang masih terutang - - 500.000 - -

349

350

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

88

41. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN YANG DISESUAIKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Grup, yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang akan berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: - PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. - PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. - PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. - PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. - PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. - PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. - PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. - PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. - PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian” - PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. - PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. - PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. - ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Kembali Derivatif Melekat”. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, manajemen sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar akuntansi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 28 Oktober 2014, yang dinyatakan dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 52 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui dan memutuskan, antara lain, hal-hal sebagai berikut:

1. Perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Tertutup menjadi Perusahaan Terbuka.

2. Perubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka menjadi Perusahaan Terbuka antara lain untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 dan perubahan-perubahan lainnya.

3. Perubahan nilai nominal per saham yaitu semula sebesar Rp 1.000.000 menjadi Rp 100.

350

351

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

89

42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan (lanjutan)

4. Peningkatan modal dasar Perusahaan dari 200.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 atau sejumlah Rp 200.000.000.000 menjadi 5.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 atau sejumlah Rp 500.000.000.000.

5. Pengeluaran saham dalam simpanan Perusahaan sebanyak-banyaknya 250.000.000 saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100, melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat.

6. Penawaran saham lama milik Lion Investment Partners B.V. sebanyak-banyaknya

500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham, melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat.

7. Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan menjadi sebagai berikut: Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama : Boenjamin Setiawan Direktur Utama : Rustiyan Oen Komisaris : Jozef Darmawan Angkasa Direktur : Francinita Nati

Komisaris : Ferdinand Aryanto Direktur (Independen) : Joyce Vidyayanti Komisaris Handajani (Komisaris Independen): Bacelius Ruru Komisaris (Komisaris Independen): I Gusti Gede Subawa

Perubahan anggaran dasar Perusahaan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-10263.40.20.2014 tanggal 29 Oktober 2014 dan telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-38147.40.22.2014 dan No. AHU.07884.40.21.2014 masing-masing tanggal 28 Oktober 2014 dan 29 Oktober 2014.

b. Pembentukan Komite Audit

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/SK-DeKom/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014, Perusahaan telah membentuk Komite Audit, dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Bacelius Ruru Anggota : Dianawati Sugiarto Anggota : Gracy Indriani

c. Pengangkatan Kepala Unit Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 001/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 3 November 2014, Direksi memutuskan pengangkatan Anton Maslim sebagai Kepala Unit Audit Internal Perusahaan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 002/SK-Dir/MIKA/FA/XI/2014 tanggal 13 November 2014, Direksi memutuskan pengangkatan Joyce Vidyayanti Handajani sebagai Sekretaris Perusahaan.

351

352

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

90

42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan) d. Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan tanggal 7 November 2014, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 34 tanggal 12 November 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama : Jozef Darmawan Angkasa Direktur Utama : Rustiyan Oen Komisaris : Laura Aryanto Direktur : Joyce Vidyayanti Komisaris Handajani

(Komisaris Independen): Bacelius Ruru Direktur (Independen) : Francinita Nati Komisaris

(Komisaris Independen): I Gusti Gede Subawa

Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan tersebut di atas telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-41032.40.22.2014 tanggal 13 November 2014.

43. INFORMASI TAMBAHAN Informasi keuangan entitas induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Informasi keuangan entitas induk disajikan dari Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4. Informasi keuangan entitas induk mengikuti kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak yang dicatat menggunakan metode biaya.

44. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan rencana penawaran umum saham perdana Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

352

353

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

90

42. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan) d. Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan

Berdasarkan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan tanggal 7 November 2014, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 34 tanggal 12 November 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Komisaris Utama : Jozef Darmawan Angkasa Direktur Utama : Rustiyan Oen Komisaris : Laura Aryanto Direktur : Joyce Vidyayanti Komisaris Handajani

(Komisaris Independen): Bacelius Ruru Direktur (Independen) : Francinita Nati Komisaris

(Komisaris Independen): I Gusti Gede Subawa

Perubahan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan tersebut di atas telah dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perusahaan No. AHU-41032.40.22.2014 tanggal 13 November 2014.

43. INFORMASI TAMBAHAN Informasi keuangan entitas induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Informasi keuangan entitas induk disajikan dari Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 4. Informasi keuangan entitas induk mengikuti kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2, kecuali untuk investasi pada Entitas Anak yang dicatat menggunakan metode biaya.

44. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan rencana penawaran umum saham perdana Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana) DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

91

45. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Perusahaan sebelumnya telah menerbitkan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan auditor independen No. 0412/T&T-GA/R-3/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0003/T&T-GA/R-3/2015 tertanggal 12 Januari 2015 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 yang telah direviu oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan atas reviu informasi keuangan interim No. 0411/T&T-RR/R/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0002/T&T-RR/R-2/2015 tertanggal 12 Januari 2015 serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara dengan laporan auditor independen No. 0410/T&T-GA/JT-1/2014 tertanggal 14 November 2014 dan No. 0001/T&T-GA/JT-1/2015 tertanggal 12 Januari 2015. Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia dan untuk memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Perusahaan menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas, dengan perubahan dan tambahan pengungkapan dalam Catatan 1a, 1d, 13, 19, 36 dan 40 atas laporan keuangan konsolidasian.

353

354

Lampiran 1

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

ASET

ASET LANCAR Kas dan setara kas 55.543.169.270 428.102.217 517.815.410 558.000.367 Piutang lain-lain 33.452.055 - - - Aset keuangan lancar lainnya - 507.000 335.400 41.663

JUMLAH ASET LANCAR 55.576.621.325 428.609.217 518.150.810 558.042.030 ASET TIDAK LANCAR Investasi pada entitas anak 877.801.000.000 877.800.000.000 878.249.000.000 78.249.000.000 Penyertaan saham 1.000.000 1.000.000 - -

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 877.802.000.000 877.801.000.000 878.249.000.000 78.249.000.000 JUMLAH ASET 933.378.621.325 878.229.609.217 878.767.150.810 78.807.042.030

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang lain-lain - pihak berelasi - 5.550.000.000 - - Beban akrual 525.479.400 38.541.667 - - Utang pajak 31.095.532.500 289.854.050 - 2.644.951

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 31.621.011.900 5.878.395.717 - 2.644.951

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham

Modal dasar - 200.000 saham pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.232 saham pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

138.232.000.000

138.232.000.000 138.232.000.000 47.000.000.000 Tambahan modal disetor 709.620.000.000 709.620.000.000 708.768.000.000 - Keuntungan yang belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

-

465.337 293.737 - Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 53.905.609.425 24.498.748.163 31.766.857.073 31.804.397.079

JUMLAH EKUITAS 901.757.609.425 872.351.213.500 878.767.150.810 78.804.397.079

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 933.378.621.325 878.229.609.217 878.767.150.810 78.807.042.030

354

355

Lampiran 1

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 September 2014

31 Desember 2013 2012 2011

ASET

ASET LANCAR Kas dan setara kas 55.543.169.270 428.102.217 517.815.410 558.000.367 Piutang lain-lain 33.452.055 - - - Aset keuangan lancar lainnya - 507.000 335.400 41.663

JUMLAH ASET LANCAR 55.576.621.325 428.609.217 518.150.810 558.042.030 ASET TIDAK LANCAR Investasi pada entitas anak 877.801.000.000 877.800.000.000 878.249.000.000 78.249.000.000 Penyertaan saham 1.000.000 1.000.000 - -

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 877.802.000.000 877.801.000.000 878.249.000.000 78.249.000.000 JUMLAH ASET 933.378.621.325 878.229.609.217 878.767.150.810 78.807.042.030

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang lain-lain - pihak berelasi - 5.550.000.000 - - Beban akrual 525.479.400 38.541.667 - - Utang pajak 31.095.532.500 289.854.050 - 2.644.951

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 31.621.011.900 5.878.395.717 - 2.644.951

EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham

Modal dasar - 200.000 saham pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 140.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 138.232 saham pada tanggal-tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan 2012 dan 47.000 saham pada tanggal 31 Desember 2011

138.232.000.000

138.232.000.000 138.232.000.000 47.000.000.000 Tambahan modal disetor 709.620.000.000 709.620.000.000 708.768.000.000 - Keuntungan yang belum direalisasi atas

perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

-

465.337 293.737 - Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya 53.905.609.425 24.498.748.163 31.766.857.073 31.804.397.079

JUMLAH EKUITAS 901.757.609.425 872.351.213.500 878.767.150.810 78.804.397.079

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 933.378.621.325 878.229.609.217 878.767.150.810 78.807.042.030

Lampiran 2

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011 PENGHASILAN Penghasilan dividen 500.500.143.036 1.091.488.000 13.763.265.778 - 750.149.155.370 Penghasilan bunga 548.221.070 581.990.008 596.342.909 234.496.275 228.291.127 Laba penjualan aset keuangan lancar

lainnya 673.784 - - - 18.097.006.650 Laba penjualan aset tidak lancar

lainnya

-

-

-

- 89.000.000

JUMLAH PENGHASILAN 501.049.037.890 1.673.478.008 14.359.608.687 234.496.275 768.563.453.147

BEBAN Beban umum dan administrasi (1.158.521.078 ) (41.977.393 ) (42.637.000 ) (272.036.281 ) (140.029.631 ) Beban bunga (349.375.000 ) (40.277.778 ) (163.541.667 ) - - Rugi selisih kurs - neto (9.230.550 ) - - - - Rugi penjualan aset keuangan lancar

lainnya - (5.986.711.680 ) (5.986.711.680 ) - -

JUMLAH BEBAN (1.517.126.628 ) (6.068.966.851 ) (6.192.890.347 ) (272.036.281 ) (140.029.631 )

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 499.531.911.262 (4.395.488.843 ) 8.166.718.340 (37.540.006 ) 768.423.423.516

BEBAN PAJAK PENGHASILAN (125.050.000 ) (252.808.000 ) (434.827.250 ) - (25.212.500 )

LABA (RUGI) PERIODE/TAHUN BERJALAN

499.406.861.262

(4.648.296.843 ) 7.731.891.090

(37.540.006 ) 768.398.211.016

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Keuntungan (kerugian) yang belum

direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(465.337 ) 205.400 171.600

293.737

186.547.178

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF PERIODE/TAHUN BERJALAN

499.406.395.925

(4.648.091.443 ) 7.732.062.690

(37.246.269 ) 768.584.758.194

355

356

PT

MIT

RA

KEL

UA

RG

A K

AR

YA

SEH

AT T

bk

(Dah

ulu

PT C

alid

a Ek

apra

na)

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S - E

NTI

TAS

IND

UK

U

ntuk

Per

iode

Sem

bila

n B

ulan

yan

g B

erak

hir p

ada

Tang

gal-t

angg

al

30 S

epte

mbe

r 201

4 (D

iaud

it) d

an 2

013

(Dire

viu)

da

n Ta

hun

yang

Ber

akhi

r pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

3, 2

012

dan

2011

(Dia

udit)

(D

inya

taka

n da

lam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Lam

pira

n 3

Mod

al D

item

patk

an

dan

Dis

etor

Pen

uh

Tam

baha

n M

odal

D

iset

or

Keu

ntun

gan

(Ker

ugia

n)

yang

Bel

um D

ireal

isas

i at

as P

erub

ahan

Nila

i W

ajar

Ase

t Keu

anga

n ya

ng T

erse

dia

Unt

uk

Diju

al

Sald

o La

ba -

Bel

um D

itent

ukan

Pe

nggu

naan

nya

Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o 1

Janu

ari 2

011

47

.000

.000

.000

-

(186

.547

.178

) 44

.906

.186

.063

91

.719

.638

.885

D

ivid

en k

as

-

-

-

(7

81.5

00.0

00.0

00 )

(781

.500

.000

.000

)

Ju

mla

h la

ba k

ompr

ehen

sif t

ahun

201

1

-

-

18

6.54

7.17

8

768.

398.

211.

016

76

8.58

4.75

8.19

4

Sald

o 31

Des

embe

r 201

1

47

.000

.000

.000

-

-

31.8

04.3

97.0

79

78.8

04.3

97.0

79

P

ener

bita

n sa

ham

bar

u

91.2

32.0

00.0

00

70

8.76

8.00

0.00

0

-

-

800.

000.

000.

000

Ju

mla

h ru

gi k

ompr

ehen

sif t

ahun

201

2

-

-

293.

737

(3

7.54

0.00

6 )

(37.

246.

269

)

Sa

ldo

31 D

esem

ber 2

012

138.

232.

000.

000

70

8.76

8.00

0.00

0

293.

737

31

.766

.857

.073

878.

767.

150.

810

D

ivid

en k

as

-

-

-

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

(15.

000.

000.

000

)

Ju

mla

h ru

gi k

ompr

ehen

sif p

erio

de J

anua

ri - S

epte

mbe

r 201

3

-

-

205.

400

(4

.648

.296

.843

) (4

.648

.091

.443

)

Sa

ldo

30 S

epte

mbe

r 201

3

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

49

9.13

7

12.1

18.5

60.2

30

85

9.11

9.05

9.36

7

PT MITR

A K

ELUA

RG

A K

AR

YA

SEHAT Tbk

(Dahulu PT C

alida Ekaprana) LA

POR

AN

PERU

BA

HA

N EK

UITA

S - ENTITAS IN

DU

K (lanjutan)

Untuk Periode Sem

bilan Bulan yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 30 Septem

ber 2014 (Diaudit) dan 2013 (D

ireviu) dan Tahun yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 31 D

esember 2013, 2012 dan 2011 (D

iaudit) (D

inyatakan dalam R

upiah, kecuali dinyatakan lain)

Lampiran 3

Modal D

itempatkan

dan Disetor Penuh

Tambahan M

odal D

isetor

Keuntungan (K

erugian) yang B

elum D

irealisasi atas Perubahan N

ilai W

ajar Aset Keuangan

yang Tersedia Untuk

Dijual

Saldo Laba - B

elum D

itentukan Penggunaannya

Jum

lah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2013

138.232.000.000

708.768.000.000

293.737

31.766.857.073

878.767.150.810

Dividen kas

-

-

-

(15.000.000.000 )

(15.000.000.000 )

P

elepasan Entitas A

nak

-

852.000.000

-

- 852.000.000

Jumlah laba kom

prehensif tahun 2013

-

-

171.600

7.731.891.090 7.732.062.690

Saldo 31 Desem

ber 2013

138.232.000.000

709.620.000.000

465.337

24.498.748.163 872.351.213.500

Dividen kas

-

-

-

(470.000.000.000 )

(470.000.000.000 )

Jum

lah laba komprehensif periode Januari - S

eptember 2014

-

-

(465.337 )

499.406.861.262 499.406.395.925

Saldo 30 September 2014

138.232.000.000

709.620.000.000

-

53.905.609.425

901.757.609.425

356

357

PT

MIT

RA

KEL

UA

RG

A K

AR

YA

SEH

AT T

bk

(Dah

ulu

PT C

alid

a Ek

apra

na)

LAPO

RA

N P

ERU

BA

HA

N E

KU

ITA

S - E

NTI

TAS

IND

UK

U

ntuk

Per

iode

Sem

bila

n B

ulan

yan

g B

erak

hir p

ada

Tang

gal-t

angg

al

30 S

epte

mbe

r 201

4 (D

iaud

it) d

an 2

013

(Dire

viu)

da

n Ta

hun

yang

Ber

akhi

r pad

a Ta

ngga

l-tan

ggal

31

Des

embe

r 201

3, 2

012

dan

2011

(Dia

udit)

(D

inya

taka

n da

lam

Rup

iah,

kec

uali

diny

atak

an la

in)

Lam

pira

n 3

Mod

al D

item

patk

an

dan

Dis

etor

Pen

uh

Tam

baha

n M

odal

D

iset

or

Keu

ntun

gan

(Ker

ugia

n)

yang

Bel

um D

ireal

isas

i at

as P

erub

ahan

Nila

i W

ajar

Ase

t Keu

anga

n ya

ng T

erse

dia

Unt

uk

Diju

al

Sald

o La

ba -

Bel

um D

itent

ukan

Pe

nggu

naan

nya

Ju

mla

h Ek

uita

s

Sald

o 1

Janu

ari 2

011

47

.000

.000

.000

-

(186

.547

.178

) 44

.906

.186

.063

91

.719

.638

.885

D

ivid

en k

as

-

-

-

(7

81.5

00.0

00.0

00 )

(781

.500

.000

.000

)

Ju

mla

h la

ba k

ompr

ehen

sif t

ahun

201

1

-

-

18

6.54

7.17

8

768.

398.

211.

016

76

8.58

4.75

8.19

4

Sald

o 31

Des

embe

r 201

1

47

.000

.000

.000

-

-

31.8

04.3

97.0

79

78.8

04.3

97.0

79

P

ener

bita

n sa

ham

bar

u

91.2

32.0

00.0

00

70

8.76

8.00

0.00

0

-

-

800.

000.

000.

000

Ju

mla

h ru

gi k

ompr

ehen

sif t

ahun

201

2

-

-

293.

737

(3

7.54

0.00

6 )

(37.

246.

269

)

Sa

ldo

31 D

esem

ber 2

012

138.

232.

000.

000

70

8.76

8.00

0.00

0

293.

737

31

.766

.857

.073

878.

767.

150.

810

D

ivid

en k

as

-

-

-

(1

5.00

0.00

0.00

0 )

(15.

000.

000.

000

)

Ju

mla

h ru

gi k

ompr

ehen

sif p

erio

de J

anua

ri - S

epte

mbe

r 201

3

-

-

205.

400

(4

.648

.296

.843

) (4

.648

.091

.443

)

Sa

ldo

30 S

epte

mbe

r 201

3

13

8.23

2.00

0.00

0

708.

768.

000.

000

49

9.13

7

12.1

18.5

60.2

30

85

9.11

9.05

9.36

7

PT MITR

A K

ELUA

RG

A K

AR

YA

SEHAT Tbk

(Dahulu PT C

alida Ekaprana) LA

POR

AN

PERU

BA

HA

N EK

UITA

S - ENTITAS IN

DU

K (lanjutan)

Untuk Periode Sem

bilan Bulan yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 30 Septem

ber 2014 (Diaudit) dan 2013 (D

ireviu) dan Tahun yang B

erakhir pada Tanggal-tanggal 31 D

esember 2013, 2012 dan 2011 (D

iaudit) (D

inyatakan dalam R

upiah, kecuali dinyatakan lain)

Lampiran 3

Modal D

itempatkan

dan Disetor Penuh

Tambahan M

odal D

isetor

Keuntungan (K

erugian) yang B

elum D

irealisasi atas Perubahan N

ilai W

ajar Aset Keuangan

yang Tersedia Untuk

Dijual

Saldo Laba - B

elum D

itentukan Penggunaannya

Jum

lah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2013

138.232.000.000

708.768.000.000

293.737

31.766.857.073

878.767.150.810

Dividen kas

-

-

-

(15.000.000.000 )

(15.000.000.000 )

P

elepasan Entitas A

nak

-

852.000.000

-

- 852.000.000

Jumlah laba kom

prehensif tahun 2013

-

-

171.600

7.731.891.090 7.732.062.690

Saldo 31 Desem

ber 2013

138.232.000.000

709.620.000.000

465.337

24.498.748.163 872.351.213.500

Dividen kas

-

-

-

(470.000.000.000 )

(470.000.000.000 )

Jum

lah laba komprehensif periode Januari - S

eptember 2014

-

-

(465.337 )

499.406.861.262 499.406.395.925

Saldo 30 September 2014

138.232.000.000

709.620.000.000

-

53.905.609.425

901.757.609.425

357

358Lampiran 4

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari penghasilan

bunga 514.769.015 581.990.008 596.342.909 234.496.275 228.480.341 Pembayaran untuk beban usaha (635.509.728 ) (41.907.393 ) (42.637.000 ) (274.429.898 ) (137.638.264 ) Pembayaran biaya keuangan (387.916.667 ) - (106.250.000 ) - - Pembayaran pajak

penghasilan badan (346.134.050 ) (163.723.200 ) (163.723.200 ) (251.334 ) (25.146.740 ) Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Operasi

(854.791.430 ) 376.359.415 283.732.709 (40.184.957 ) 65.695.337

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dividen kas 500.500.143.036 1.091.488.000 13.763.265.778 - 750.149.155.370 Hasil penjualan aset keuangan lancar

lainnya 715.447 79.097.647.680 79.097.647.680 - 31.441.750.585 Penempatan pada aset keuangan

lancar lainnya

-

(85.084.359.360 ) (85.084.359.360 ) - -

Hasil pelepasan investasi pada entitas anak

-

- 14.000.000.000 - -

Hasil penjualan aset tidak lancar lainnya - - - - 189.000.000 Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Investasi

500.500.858.483

(4.895.223.680 ) 21.776.554.098 - 781.779.905.955

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran dividen kas (438.980.000.000 ) (15.000.000.000 ))) (15.000.000.000 ) - (781.500.000.000 ) Pembayaran utang lain-lain -

pihak berelasi (5.550.000.000 ) - (20.000.000.000 ) - - Penambahan investasi pada

entitas anak

(1.000.000 ) - (12.700.000.000 ) (800.000.000.000 ) -

Penerimaan utang lain-lain - pihak berelasi - 20.000.000.000 25.550.000.000 - -

Penerbitan saham baru - - - 800.000.000.000 - Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Pendanaan

(444.531.000.000 ) 5.000.000.000 (22.150.000.000 ) - (781.500.000.000 )

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS

55.115.067.053

481.135.735 (89.713.193 )

(40.184.957

)

345.601.292

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN

428.102.217

517.815.410 517.815.410

558.000.367

212.399.075

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN

55.543.169.270

998.951.145 428.102.217

517.815.410

558.000.367

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

358

359Lampiran 4

Periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 September 31 Desember 2014 2013 2013 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari penghasilan

bunga 514.769.015 581.990.008 596.342.909 234.496.275 228.480.341 Pembayaran untuk beban usaha (635.509.728 ) (41.907.393 ) (42.637.000 ) (274.429.898 ) (137.638.264 ) Pembayaran biaya keuangan (387.916.667 ) - (106.250.000 ) - - Pembayaran pajak

penghasilan badan (346.134.050 ) (163.723.200 ) (163.723.200 ) (251.334 ) (25.146.740 ) Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Operasi

(854.791.430 ) 376.359.415 283.732.709 (40.184.957 ) 65.695.337

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dividen kas 500.500.143.036 1.091.488.000 13.763.265.778 - 750.149.155.370 Hasil penjualan aset keuangan lancar

lainnya 715.447 79.097.647.680 79.097.647.680 - 31.441.750.585 Penempatan pada aset keuangan

lancar lainnya

-

(85.084.359.360 ) (85.084.359.360 ) - -

Hasil pelepasan investasi pada entitas anak

-

- 14.000.000.000 - -

Hasil penjualan aset tidak lancar lainnya - - - - 189.000.000 Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Investasi

500.500.858.483

(4.895.223.680 ) 21.776.554.098 - 781.779.905.955

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran dividen kas (438.980.000.000 ) (15.000.000.000 ))) (15.000.000.000 ) - (781.500.000.000 ) Pembayaran utang lain-lain -

pihak berelasi (5.550.000.000 ) - (20.000.000.000 ) - - Penambahan investasi pada

entitas anak

(1.000.000 ) - (12.700.000.000 ) (800.000.000.000 ) -

Penerimaan utang lain-lain - pihak berelasi - 20.000.000.000 25.550.000.000 - -

Penerbitan saham baru - - - 800.000.000.000 - Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan

untuk) Aktivitas Pendanaan

(444.531.000.000 ) 5.000.000.000 (22.150.000.000 ) - (781.500.000.000 )

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS

55.115.067.053

481.135.735 (89.713.193 )

(40.184.957

)

345.601.292

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN

428.102.217

517.815.410 517.815.410

558.000.367

212.399.075

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN

55.543.169.270

998.951.145 428.102.217

517.815.410

558.000.367

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu) dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal

31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit) (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Lampiran 5

PT MITRA KELUARGA KARYASEHAT Tbk (Dahulu PT Calida Ekaprana)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - ENTITAS INDUK Tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

dan Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2014 (Diaudit) dan 2013 (Direviu)

dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 (Diaudit)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Dasar penyusunan laporan keuangan entitas induk saja Laporan keuangan tersendiri entitas induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” yang diterapkan secara retrospektif sejak tanggal 1 Januari 2011. PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas induk memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri entitas induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk investasi pada entitas anak.

2. INVESTASI PADA ENTITAS ANAK

Informasi mengenai entitas anak yang dimiliki Perusahaan diungkapkan dalam Catatan 1b atas laporan keuangan konsolidasian.

Pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, entitas induk memiliki investasi pada entitas anak sebagai berikut:

Persentase kepemilikan efektif 30 September 31 Desember

Entitas Anak Domisili 2014 2013 2012 2011 PT Proteindo Karyasehat Bekasi 99,99% 99,99% 99,99% 99,99% PT Ekamita Arahtegar Jakarta 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% PT Alpen Agung Raya Surabaya 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% PT Ragamsehat Multifita Depok 100,00% 99,99% 99,99% 99,99% PT Karyasukses Mandiri Jakarta 70,00% 70,00% 70,00% 70,00% PT Citra Mandiri Prima Tegal 42,00% 42,00% 42,00% 42,00% PT Estetika Enterprisindo Bekasi - - 99,78% 99,78%

359

360

Halaman ini sengaja dikosongkan

361

XIX. LAPORAN PENILAI

362

Halaman ini sengaja dikosongkan

363

363

364364

365365

366366

367367

368368

369369

370370

371371

372372

373373

374374

375375

376376

377377

378378

379379

380380

381381

382382

383383

384384

385385

386386

387387

388388

389389

390390

391391

392392

393393

394394

395395

396396

397397

398

Halaman ini sengaja dikosongkan

399

XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani. Setiap pemesan saham harus memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). 2. Pemesan yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7. 3. Jumlah Pemesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham. 4. Pendaftaran Efek ke dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0024/PE/KSEI/1214 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI pada tanggal 11 Desember 2014. A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai

berikut: 1. Perseroan tidak menerbitkan saham hasil Penawaran Umum dalam bentuk Surat Kolektif Saham, akan tetapi

saham-saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah menerima konfirmasi registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan/BAE.

2. Sebelum saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek, pemesan akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (“FKPS”) yang sekaligus merupakan tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan atas saham-saham dalam penitipan kolektif.

3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam saham rekening efek.

4. Pengalihan kepemilikan saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI. 5. Pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih

dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham. 6. Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang

saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

7. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam rekening efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;

8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek.

9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham.

400

10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.

B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pembelian saham. 6. Masa Penawaran

Masa penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari yakni tanggal, dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 mulai pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah saham yang ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal penjatahan dimana penjatahan saham telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 20 Maret 2015 . 8. Syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan secara tunai, RTGS, pindah buku atau dengan bilyet giro atau cek dalam mata uang rupiah dan dibayarkan oleh Pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli beserta fotokopinya dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan benar pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Kebon Sirih

Atas nama: PT Kresna Graha Sekurindo Tbk – IPO Mitra Keluarga Nomor Rekening: 121-000637938-6

Apabila pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro tersebut harus atas nama atau milik pihak yang mengajukan atau menandatangani FPPS. Cek atau bilyet giro milik pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, pada hari terakhir Masa Penawaran pembayaran harus dilakukan dalam bentuk uang tunai, RTGS atau pindah buku antar rekening Bank Mandiri. Seluruh pembayaran harus sudah dapat diuangkan atau ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya pada tanggal 18 Maret 2015 (in good funds) pada rekening tersebut diatas. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal 18 Maret 2015 pada rekening tersebut diatas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.

401

10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.

B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh. Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS asli dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan/atau domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pemesanan. Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi. Sedangkan pemesan tidak dapat membatalkan pembelian sahamnya apabila telah memenuhi persyaratan pembelian saham. 6. Masa Penawaran

Masa penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari yakni tanggal, dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 mulai pukul 10.00 WIB dan ditutup pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah saham yang ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal penjatahan dimana penjatahan saham telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku adalah tanggal 20 Maret 2015 . 8. Syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan secara tunai, RTGS, pindah buku atau dengan bilyet giro atau cek dalam mata uang rupiah dan dibayarkan oleh Pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan membawa tanda jati diri asli beserta fotokopinya dan FPPS yang sudah diisi lengkap dan benar pada Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan dan semua setoran harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:

Bank Mandiri Kantor Cabang Jakarta Kebon Sirih

Atas nama: PT Kresna Graha Sekurindo Tbk – IPO Mitra Keluarga Nomor Rekening: 121-000637938-6

Apabila pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro tersebut harus atas nama atau milik pihak yang mengajukan atau menandatangani FPPS. Cek atau bilyet giro milik pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Untuk menghindari keterlambatan pembayaran, pada hari terakhir Masa Penawaran pembayaran harus dilakukan dalam bentuk uang tunai, RTGS atau pindah buku antar rekening Bank Mandiri. Seluruh pembayaran harus sudah dapat diuangkan atau ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya pada tanggal 18 Maret 2015 (in good funds) pada rekening tersebut diatas. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal 18 Maret 2015 pada rekening tersebut diatas, maka FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.

Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transferdari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. 9. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5 (lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan. 10. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manager Penjatahan dengan sistim kombinasi yaitu penjatahan terpusat (pooling) dan penjatahan pasti (fixed allotment) sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku. Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No. VII.G.12, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal penutupan masa Penawaran Umum. Penjamin Pelaksana Emisi dan Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Adapun sistem penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (pooling), dimana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah maksimum 99,00% (sembilan puluh sembilan persen) dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 1,00% (satu persen) akan dilakukan dengan Penjatahan Terpusat (Pooling). (i) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Dalam hal penjatahan dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Penjatahan Pasti (diluar penjatahan kepada para karyawan Perseroan), maka penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan mendapatkan

penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. b. Dalam hal terjadi kelebihan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi Efek, Agen

Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki saham untuk mereka sendiri; dan

c. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, para Penjamin Emisi Efek, Agen Penjualan Efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual saham yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak Penjamin Emisi Efek, kecuali melalui Bursa jika telah diungkapkan dalam Prospektus bahwa saham tersebut akan dicatatkan di Bursa.

402

(ii) Penjatahan Terpusat (Pooling)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut : a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesan saham dari (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki

20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan. Dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efeksehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.

b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham sebagaimana tersebut pada poin a diatas,terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan ketentuan sebagai berikut : (i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai

berikut: 1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat

cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana saham tersebut akan dicatatkan;

2. Apabila terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

(ii) Dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No.VIII.G.12 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/2004 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 paling lambat 30 hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum. Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2. 11. Pembatalan Penawaran Umum

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif sampai berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk menunda untuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Efektif atau membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan halhal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek beserta seluruh addendum, perubahan, dan penambahannya, serta dengan mengacu pada Peraturan No. IX.A.2, dengan ketentuan terjadi sesuatu keadaan diluar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi : a. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari Bursa

berturut-turut; b. Bencana alam, perang, huru hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan

usaha Emiten; dan /atau c. Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten yang ditetapkan oleh OJK.

403

(ii) Penjatahan Terpusat (Pooling)

Jika jumlah saham yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, maka Manajer Penjatahan harus melaksanakan prosedur penjatahan sebagai berikut : a. Dalam hal setelah mengecualikan pemesan saham dari (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki

20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga dan terdapat sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: pemesan yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan. Dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan (i) direktur, komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari suatu perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efeksehubungan dengan Penawaran Umum ini, (ii) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama perseroan, atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang bukan merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.

b. Jika setelah mengecualikan pemesan saham sebagaimana tersebut pada poin a diatas,terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan ketentuan sebagai berikut : (i) Dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan sebagai

berikut: 1. Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan di BEI, jika terdapat

cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh BEI dimana saham tersebut akan dicatatkan;

2. Apabila terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

(ii) Dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka saham tersebut dialokasikan secara proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam No.VIII.G.12 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/2004 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan No. IX.A.7 paling lambat 30 hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum. Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2. 11. Pembatalan Penawaran Umum

Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif sampai berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan mempunyai hak untuk menunda untuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Efektif atau membatalkan Penawaran Umum ini berdasarkan halhal yang tercantum dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek beserta seluruh addendum, perubahan, dan penambahannya, serta dengan mengacu pada Peraturan No. IX.A.2, dengan ketentuan terjadi sesuatu keadaan diluar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi : a. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga) Hari Bursa

berturut-turut; b. Bencana alam, perang, huru hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan

usaha Emiten; dan /atau c. Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Emiten yang ditetapkan oleh OJK.

12. Pengembalian Uang Pemesanan

Bagi pemesanan pembelian saham yang pesanannya ditolak seluruhnya atau sebagian atau dalam hal terjadinya pembatalan Penawaran Umum ini, pengembalian uang dalam mata uang Rupiah akan dilakukan oleh para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan. Pengembalian uang tersebut dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum. Pengembalian uang yang melampaui 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal akhir penjatahan atau tanggal diumumkannya pembatalan Penawaran Umum, maka pengembalian uang pemesanan tersebut akan disertai bunga untuk setiap hari keterlambatan sebesar suku bunga jasa giro Rupiah jangka waktu 1 (satu) bulan pada Bank Mandiri yang dihitung dari Hari Kerja ke-3 (tiga) sejak Tanggal Penjatahan atau 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal keputusan penundaan pembatalan penawaran umum tersebut, secara prorata untuk setiap hari keterlambatan. Tata cara dalam pengembalian uang sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Alat pembayarannya dalam bentuk uang tunai, cek atau bilyet giro atas nama pemesan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dimana Formulir Pemesanan Pembelian Saham diajukan oleh pemesan tersebut, sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum FPPS dan untuk hal tersebut para pemesan tidak dikenakan biaya Bank Mandiri ataupun biaya pemindahan dana. Jika pembayaran menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama pemesan yang mengajukan (menandatangani) FPPS.

b. Cara pembayarannya dikirim oleh Penjamin Emisi Efek atau diambil langsung oleh pemesan yang

bersangkutan dengan menunjukkan atau menyerahkan bukti tanda jati diri pada Penjamin Emisi Efek dimana FPPS semula diajukan atau pada Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus), sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam FPPS. Apabila uang pengembalian pemesanan Saham sudah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil pengembalian uang dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal pengakhiran Perjanjian yang menyebabkan pembatalan Penawaran Umum maka hal itu bukan kesalahan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek dan/atau Perseroan (dalam hal Para Pemesan Khusus), sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.

Pengembalian uang pemesanan hanya dapat diberikan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Pembayaran pengembalian uang pemesanan dapat diberikan dengan menggunakan cek atas nama pemesan yang mengajukan FPPS atau bilyet giro, langsung oleh pemodal di kantor Penjamin Emisi Efek atau kantor Agen Penjualan dimana FPPS diajukan dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bagi pemesan khusus, pengembalian uang pemesanan diatur dan dilakukan oleh Perseroan. 13. Penyerahan Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham (FKPS) Atas Pemesanan Pembelian Saham

Distribusi saham kepada masing-masing rekening efek di KSEI atas nama Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk oleh pemesan saham untuk kepentingan pemesan saham akan dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. FKPS atas pemesanan pembelian saham tersebut dapat diambil pada kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang ditunjuk dengan menunjukkan tanda jati diri asli pemesan dan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Penyerahan FKPS bagi pemesan pembelian saham secara khusus akan dilakukan Perseroan. 14. Lain-lain

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian saham secara keseluruhan atau sebagian. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan efek melalui lebih dari 1 (satu) formulir pemesanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, Manajer Penjatahan hanya dapat mengikut sertakan 1 (satu) formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan berdasarkan Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Dalam hal formulir pemesanan telah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek, pemesanan tidak dapat dibatalkan oleh pemesan baik secara keseluruhan atau sebagian.

404

XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota bursa efek berikut ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Kresna Tower, 6th Floor

18 Parc Place SCBD Jl Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190 Tel.: (021) 2555 7000 Fax.: (021) 2939 1950

Website: www.kresnasecurities.com

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Morgan Stanley Asia Indonesia

20/F, Word Trade Center 2 Komplek Metropolitan

Jl Jendral Sudirman, Kav. 29-31 Jakarta 12920

Tel.: (021) 3048 8100 Fax.: (021) 3048 8172

Website: www.morganstanley.com

PT UBS Securities Indonesia Suite 2202, Wisma GKBI

Jl Jendral Sudirman No. 28 Jakarta 10210

Tel.: (021) 2554 7000 Fax.: (021) 251 1663

Website: www.ubs.com

PT Deutsche Securities Indonesia Deutsche Bank Building, 3rd Floor

Jl Imam Bonjol No.80 Jakarta 10310

Tel.: (021) 3193 1092 Fax.: (021) 5150241

Website: www.deutsche-bank.co.id

PT CIMB Securities Indonesia Indonesia Stock Exchange Building Tower II 20th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 1330 Fax: (+6221) 515 1335

Website: www.cimb.com

PT Danpac Sekuritas Equity Tower Lt. 9 Suite A

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 2991 1888 Fax: (+6221) 2991 1999

PT BNI Securities Sudirman Plaza Indofood Tower Lantai 16

Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910

Tel: (+6221) 2554 3946 Fax: (+6221) 5793 5831

PT Erdikha Elit Sekuritas Gedung Sucaco Lantai 3 Jl. Kebon Sirih Kav. 71

Jakarta 10340 Tel: (+6221) 3983 6420

Fax: (+6221) 3983 6422

PT Buana Capital Indonesia Stock Exchange Building Tower

II 26th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 0203 Fax: (+6221) 515 0241

PT Grow Asia Capital Jl. Wijaya I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta 12180

Tel: (+6221) 7289 5999 Fax: (+6221) 720 4290

PT HD Capital Tbk.

Sona Topas Tower Fl. 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26

Jakarta 12920 Tel: (+6221) 250 6337 Fax: (+6221) 250 6351

PT Inti Fikasa Securindo Menara Batavia 23th Floor

Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 125-126 Jakarta 10220

Tel: (+6221) 5793 0080 Fax: (+6221) 5793 0090

PT Investindo Nusantara Sekuritas Plaza ABDA 17th Fl.

Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 0817 Fax: (+6221) 515 1217

405

XXI. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang ditunjuk, yaitu Perantara Pedagang Efek yang menjadi anggota bursa efek berikut ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Kresna Tower, 6th Floor

18 Parc Place SCBD Jl Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190 Tel.: (021) 2555 7000 Fax.: (021) 2939 1950

Website: www.kresnasecurities.com

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Morgan Stanley Asia Indonesia

20/F, Word Trade Center 2 Komplek Metropolitan

Jl Jendral Sudirman, Kav. 29-31 Jakarta 12920

Tel.: (021) 3048 8100 Fax.: (021) 3048 8172

Website: www.morganstanley.com

PT UBS Securities Indonesia Suite 2202, Wisma GKBI

Jl Jendral Sudirman No. 28 Jakarta 10210

Tel.: (021) 2554 7000 Fax.: (021) 251 1663

Website: www.ubs.com

PT Deutsche Securities Indonesia Deutsche Bank Building, 3rd Floor

Jl Imam Bonjol No.80 Jakarta 10310

Tel.: (021) 3193 1092 Fax.: (021) 5150241

Website: www.deutsche-bank.co.id

PT CIMB Securities Indonesia Indonesia Stock Exchange Building Tower II 20th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 1330 Fax: (+6221) 515 1335

Website: www.cimb.com

PT Danpac Sekuritas Equity Tower Lt. 9 Suite A

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 2991 1888 Fax: (+6221) 2991 1999

PT BNI Securities Sudirman Plaza Indofood Tower Lantai 16

Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910

Tel: (+6221) 2554 3946 Fax: (+6221) 5793 5831

PT Erdikha Elit Sekuritas Gedung Sucaco Lantai 3 Jl. Kebon Sirih Kav. 71

Jakarta 10340 Tel: (+6221) 3983 6420

Fax: (+6221) 3983 6422

PT Buana Capital Indonesia Stock Exchange Building Tower

II 26th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190 Tel: (+6221) 515 0203 Fax: (+6221) 515 0241

PT Grow Asia Capital Jl. Wijaya I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta 12180

Tel: (+6221) 7289 5999 Fax: (+6221) 720 4290

PT HD Capital Tbk.

Sona Topas Tower Fl. 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26

Jakarta 12920 Tel: (+6221) 250 6337 Fax: (+6221) 250 6351

PT Inti Fikasa Securindo Menara Batavia 23th Floor

Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 125-126 Jakarta 10220

Tel: (+6221) 5793 0080 Fax: (+6221) 5793 0090

PT Investindo Nusantara Sekuritas Plaza ABDA 17th Fl.

Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 0817 Fax: (+6221) 515 1217

PT Lautandhana Securindo Wisma Keiai 15th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220

Tel: (+6221) 5785 1818 Fax: (+6221) 5785 1717

PT Magenta Kapital Indonesia Menara Batavia 23rd Floor

Jl. KH. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220

Tel: (+6221) 5793 0078 Fax: (+6221) 5793 0079

PT MNC Securities MNC Financial Center

14th – 16th Floor Jl. Kebon Sirih Kav. 21-27

Jakarta 10340 Tel: (+6221) 2980 3111 Fax: (+6221) 3983 6868

PT OSO Securities

Cyber 2 Tower Lantai 22 Jl. H.R. Rasuna Said

Blok X5 No. 13 Jakarta 12950

Tel: (+6221) 2991 5300 Fax: (+6221) 2902 1497

PT Panca Global Securities

Indonesia Stock Exchange Building Tower I Suite 1706A

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 5456 Fax: (+6221) 515 5466

PT Panin Sekuritas Tbk.

Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 515 3055 Fax: (+6221) 515 3061

PT Phillip Securities Indonesia

ANZ Tower Level 23B Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A

Jakarta 10220 Tel: (+6221) 5790 0800 Fax: (+6221) 5790 0809

PT Profindo International Securities

Gedung Permata Kuningan Lt. 19 Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C

Jakarta 12980 Tel: (+6221) 8378 0888

Fax: (+6221) 8378 0889

PT Reliance Securities Tbk.

Reliance Building Jl. Pluit Putra Kencana No. 15A

Jakarta 14450 Tel: (+6221) 661 7768 Fax: (+6221) 661 9884

PT Sucorinvest Central Gani Equity Tower 31st Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 2996 0999 Fax: (+6221) 5797 3938

PT Trimegah Securities Tbk.

Gedung Artha Graha 18th & 19th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 2924 9088 Fax: (+6221) 2924 9150

PT Valbury Asia Securities

Menara Karya 10th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Block X-51 Kav. 1-2

Jakarta 12950 Tel: (+6221) 2553 3600 Fax: (+6221) 2553 3700

PT Victoria Securities Indonesia Victoria Suites Senayan City

Panin Tower 8th Floor Jl. Asia Afrika Lot. 19

Jakarta 10270 Tel: (+6221) 7278 2310 Fax: (+6221) 7278 2280

PT Yulie Sekurindo Tbk. Plaza ABDA Lt. 5

Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190

Tel: (+6221) 5140 2181 Fax: (+6221) 5140 2182

Gerai Penawaran Umum dibuka selama masa Penawaran Umum di Bank Mandiri Cabang Jakarta Kebon Sirih Jl. Tanah Abang Timur No. 1-2 Jakarta 10110, Indonesia.

406

Halaman ini sengaja dikosongkan


Recommended