Date post: | 21-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | danimubarak |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada dasarnya produk-produk yang ditawarkan oleh
produsen dan dibeli konsumen adalah kebutuhan yang
diharapkan oleh konsumen tersebut. Oleh karena itu, para
konsumen akan memilih barang atau jasa yang dapat
memenuhi harapannya.
Permintaan adalah keinginan suatu produk yang didukung
dengan kemampuan serta ketersediaan membelinya. Banyak
produk-produk sabun yang ditawarkan oleh berbagai
perusahaan namun lebih banyak konsumen yang tetap
berharap pada satu merek tertentu.
Konsumen sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan,
senantiasa menentukan sendiri apa yang ingin dibeli dan
dikonsumsinya. Menurut Swasta dan Handoko (1997),
perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa,
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dari
konsumenlah akan timbul sumber kegiatan pemasaran yaitu:
pada saat terjadi proses pengambilan dan proses setelah
pengambilan tersebut.
Dalam menganalisis perilaku konsumen perlu dipikirkan
siapa yang menjadi konsumennya dan apa yang menjadi
kebutuhan konsumen tersebut. Kemampuan dalam menganalisis
perilaku konsumen tersebut berarti keberhasilan dalam
menyelami jiwa konsumen dan pemenuhan kebutuhannya.
Kebutuhan akan sabun merupakan kebutuhan pokok manusia
disamping papan, pangan, dan sandang. Sabun merupakan
kebutuhan kesehatan yang merupakan kebutuhan hidup
manusia. Bagi perusahaan sabun, hal ini merupakan peluang
untuk menarik minat konsumen, tentunya produsen harus
mempunyai keistimewaan lain disamping keunggulan produk.
Keputusan dalam membeli produk sabun bagi konsumen adalah
merupakan keputusan yang penting karena terkait kebutuhan
kesehatan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran untuk
menjaga kesehatan ini, berarti semakin banyak pilihan
bagi pembeli dalam memenuhi kebutuhan akan sabun.
Rumusan Masalah
Pemilihan sabun cuci sebagai objek riset ini karena
sabun mandi merupakan kebutuhan pokok dan digunakan
setiap hari, dengan tingkat pemakaian yang umumnya setiap
hari digunakan, sabun cuci dikenal dengan 2 bentuk yaitu
cair dan bubuk. Seiring dengan globalisasi dan
perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup
manusia modern, tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen
turut berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu.
Sehingga dengan latar belakang tersebut perumusan masalah
yang diangkat pada riset ini apakah factor – factor yang
dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk sabun cuci cair dan bubuk.
Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan
pembelian produk sabun cuci cair dan bubuk.
2. Untuk mengetahui factor utama yang dipertimbangkan
konsumen dalam menentukan keputusan pembelian produk
sabun cuci cair dan bubuk.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sabun
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau
kalium yang mempunyai rantai karbon yang panjang dan
direaksikan dengan asam lemak khususnya trigliserida
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun cuci
secara umum ada dua jenis yaitu sabun cuci cair dan
sabun cuci bubuk. Sabun berfungsi untuk mengemulsi
kotoran-kotoran berupa minyak atau zat pengotor lain.
B. Riset Pemasaran
Menurut Swastha (2000) pemasaran adalah system
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan produk menetukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
merumuskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
Tadepalli dan Ramon (1999) mengatakan bahwa kinerja
pemasaran yang berorientasi pasar diperlukan suatu
strategi pemasaran dengan indicator perumusan,
pelaksanaan, dan evaluasi strategi. Setelah
ditretapkan strategi apa yang akan dilakukan di dalam
perumusan strategi, aspek selanjutnya yang perlu
mendapat perhatian adalah bagaimana strategi itu
diartikulasi secara implementatif, sehingga dapat
dijalankan dan member peluang peningkatan kinerja
perusahaan, implementasi strategi adalah bagaimana
strategi dijalankan (Ferdinand, 2002).
C. Perilaku KonsumenPerilaku konsumen pada dasarnya merupakan tindakan-
tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam
usaha memperoleh, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan
tersebut (Engel dkk, 1994). Maka dalam kehidupan sehari-
hari, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen
didasarkan pada pertimbangan yang berbeda-beda satu
dengan yang lainnya.
Sementara itu perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui
pemasaran yang terampil karena hal ini dapat
membangkitkan motivasi maupun perilaku apabila hal
tersebut didukung dengan produk ataupun jasa yang
didesain semenarik mungkin dan sedemikian rupa guna
memenuhi kebutuhan pelanggan (Engel dkk, 1994). Kemudian
Swastha dkk (1987) menambahkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen itu sendiri,
D. Keputusan Pembelian
Kotler (1996) menyebutkan bahwa keputusan untuk
membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan
kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan
untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur
sebanyak tujuh komponen, yaitu meliputi keputusan
tentang jenis produk, keputusan tentang bentuk produk,
keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualnya,
keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang
waktu pembelian, keputusan tentang cara pembayaran.
Keputusan konsumen untuk menentukan jenis produk
yang akan dibeli berkaitan erat dengan tingkat
keterlibatan konsumen (consumer behavior) dalam pembuatan
dan pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan
keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami
sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk.
Menurut Mowen (1995) tingkat keterlibatan konsumen
dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan
personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang
memiliki tipe keterlibatan tinggi (high involvement) dalam
pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang
memiliki tingkat keterlibatan yang rendah (low
involvement) atas pembelian suatu produk.
Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu
keterlibatan situasional (situational involvement) dan
keterlibatan tahan lama (enduring involvement).
Keterlibatan situasional adalah tipe keterlibatan yang
hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat
temporer. Sedangkan tipe keterlibatan tahan lama
memilki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih
lama.
Menurut Assael (1992) proses keputusan konsumen tidak
muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan
yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses
pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber : Sutisna (2001)
Gambar 1 . Proses Pengambilan Keputusan
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen diawali
dengan adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan
keinginan yang oleh Assael (1992) disebut need arousal.
Kesadaran pada kebutuhan terjadi ketika konsumen
melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang
dia rasakan saat ini dengan kondisi ideal yang
diinginkan.
2. Pencarian Berbagai Informasi
Ketika pengenalan kebutuhan telah muncul, maka
konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Informasi yang diperoleh dari sumber yang
bemacam-macam. Menurut Kotler (1997), sumber informasi
konsumen yang menjadi acuan konsumen terdiri dari
empat kelompok, yaitu: (1) Sumber pribadi (keluarga,
teman, tetangga, kenalan) (2).Sumber komersial (iklan,
tenaga penjual, pedagang perantara) (3) Sumber umum
(media massa, organisasi penilai konsumen) dan; (4)
Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan penggunaan
produk).
Menurut Engel et al (1994) faktor lain yang
mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri
produk, lingkungan eceran, dan produk itu sendiri.
3. Evaluasi Alternatif
Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen
mengevaluasi berbagai alternative dan membuat
pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi
kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus :
1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan
2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan
3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan
4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk
membuat pilihan akhir
Model tahapan evaluasi alternatif dapat dilihat pada
Gambar 2.
Sumber : Sutisna (2001)
Gambar 4 . Model Tahapan Evaluasi Alternatif
4. Pembelian
Menurut Engel et al (1995) pembelian diilustrasikan
sebagai fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan
pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Niat
pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu: (1) Produk dan merk, disebut
sebagai pembelian yang terencana dimana konsumen
lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga
distribusi produk dapat lebih efektif, (2) Kelas
produk, yaitu pembelian yang terencana jika pilihan
merek dibuat ditempat penjualan. Sedangkan pada
fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang
menonjol.
5. Evaluasi Pasca Pembelian
Kegiatan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan
oleh konsumen adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah alternatif yang dipilih dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini
akan berpengaruh positif terhadap pembelian
selanjutnya. Sehingga diharapkan kepuasan konsumen
yang berfungsi untuk mendapatkan loyalitas terhadap
produk dapat tercapai dan konsumen akan melakukan
kegiatan pembelian secara berulang-ulang.
Hal ini akan bermanfaat untuk mempertahankan
pelanggan lama dan bahkan mendapatkan pelanggan
baru. Sedangkan, apabila hasil evaluasi pasca
pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap
tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya,
maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap
pembelian selanjutnya. Sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya loyalitas konsumen terhadap produk. Hal
ini akan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang
negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui
sarana hukum.
E. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
1. Faktor Budaya
Faktor budaya merupakan sekelompok nilai-nilai
sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan
tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan
simbol-simbol (Anoraga, 2007). Faktor budaya
mempunyai pengaruh yang paling luas dan dalam untuk
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Faktor
budaya sendiri terdiri dari kebudayaan, sub – budaya
dan kelas sosial. Keinginan dan perilaku seseorang
banyak dipengaruhi oleh kebudayaannya sehingga
mempengaruhi keputusan pembeliannya.
2. Faktor Pribadi
Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi . Karakteristik tersebut meliputi sebagai
berikut : Usia, jenis pekerjaan, gaya hidup dan
psikologi.
Harga yang dibayar oleh pembeli menunjukkan sejumlah
uang dan atau sesuatu yang lain beserta faedahnya
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu. Untuk itu,
dalam menentukan tingkat harga, perusahaan perlu
memperhatikan sejumlah biaya meliputi biaya operasi
organisasi, administratif dan biaya penelitian, sama
dengan apa yang disebut biaya pemasaran, yaitu iklan
dan gaji bagian penjualan. Harga tidak dapat
ditetapkan dengan begitu saja. Apabila harga
ditetapkan terlalu tinggi, bisa jadi membuat jumlah
penjualan menurun karena konsumen kemungkinan lari ke
produk pesaing.
3. Faktor Motivasi
Nama merek adalah bagian dari merek dimana bagian
dari merek yang dapat disebutkan atau dieja. Menurut
Swastha (1979), nama merek (brand names) terdiri atas
kata-kata, huruf dan atau angka-angka yang dapat
diucapkan.
Menurut Bouch et.al yang dikutip Sullivan (1998)
menyebutkan didalam suatu penelitian eksperimental
psikologi menunjukkan bahwa nama merek membantu
konsumen dalam mengevaluasi produk serta mengurangi
dorongan keraguan dalam memutuskan melakukan
pembelian, dikarenakan nama merek mampu memberi rasa
aman bagi seorang konsumen. Dalam kesimpulannya
dikatakan bahwa nama merek yang telah dikenal
masyarakat menjadi pertimbangan ketika memilih produk
sabun cuci.
Kesadaran merek merupakan suatu gambaran
kesanggupan dari calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian
dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Durianto
dkk, 2004).
Kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri
pelanggan atas keputusan pembelian dengan mengurangi
tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek yang
diputuskan untuk dibeli. Semakin kecil tingkat
perceived risk suatu merek, semakin besar keyakinan
pelanggan atas keputusan pembeliannya, dengan
demikian pelanggan memiliki keyakinan yang besar atas
keputusannya (Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007).
Factor kualitas produk akan sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusaan pembelian awal dan tahap
lanjutan.
4. Faktor Sosial
Factor lingkungan social konsumen diantaranya adalah
kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang
memiliki pengaruh lagsung ataupun tidak langsung
terhadap perilaku konsumen dan keluarga, peranan
keluarga dalam pengambilan keputusan.
METODOLOGI
Metode Riset
Metode yang digunakan dalam riset pemasaran ini
adalah :
A. Sumber Data
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran
penelitian (didapat dari sumber pertama) baik
individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner
atau wawancara responden yang ada di kampus Fakultas
Pertanian Unlam yang meliputi mahasiswa seluruh
program studi dan karyawan Fakultas Pertanian Unlam.
2. Data Sekunder
Merupakan data primer yang telah diolah dan
disajikan dalam bentuk table/diagram dan digunakan
peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang
berasal dari literatur/media baik dari internet dan
dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang
mendukung.
B. Pengambilan Sampel
1. Unit Pengambilan Sampel
Sample dari penelitian ini adalah responden
(konsumen) yang merupakan seluruh mahasiswa dan
karyawan di kampus Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
2. Ukuran Sampel
Banyaknya sampel yang dijadikan responden dengan
menggunakalan sampel random acak.
3. Prosedur Pengambilan Sampel
Sampel/responden diambil secara acak, dengan
persyaratan calon responden merupakan konsumen sabun
cuci cair dan bubuk yang pernah menggunakan 1 kali
pembelian sabun cuci cair dan bubuk.
C. Pendekatan Riset
Pendekatan yang dilakukan oleh tim peneliti adalah
dengan melakukan survey serta membangun komunikasi
secara langsung kepada responden pada saat
pembagian/penyebaran kuesioner di kampus Fakultas
Pertanian Lambung Mangkurat Banjarbaru .
D. Desain Riset
Desain riset yang digunakan yaitu Riset Deskriptif,
Riset Deskriptif merupakan desain riset yang lebih
menekankan pada penentuan frekuensi terjadinya sesuatu
atau sejauh mana dua variable berhubungan
E. Instrument Riset
Instrument yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini berupa kuesioner, yaitu cara pengumpulan
data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden
akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut.
Waktu dan Tempat Riset
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 –
Januari 2014 di kampus Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisa data riset pemasaran dapat dilihat
pada tabel dan grafik berikut ini :
Tabel 1. Hasil Data Riset Terhadap Identitas Responden
Data Responden Kode Jumlah
Jenis Kelamin 1 = Laki - laki 432 = Perempuan 57
Usia1 = < 30 tahun 962 = 30 -40 tahun 33 = > 40 tahun 1
Tingkat pendidikan1 = D3 32 = S1 943 = D1 3
Pekerjaan 1 = Karyawan 62 = Mahasiswa 94
Status Perkawinan 1 = belum 962 = sudah 4
Penghasilan
1 = < 2 juta 892 = 2 juta - 5
juta 7> 5 juta 4
Suku
1 = Banjar 522 = Jawa 273 = Dayak 124 = Bugis 25 = Dll 7
Hasil Analisa Chi-Square
Pengenalan Masalah
Sabun Cuci CairObserve
d NExpected N
Residual
sangat setuju 4 20.0 -16.0
setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 45 20.0 25.0sangat tidaksetuju 6 20.0 -14.0
Total 100
Sabun Cuci BubukObserve
d NExpected N
Residual
sangat setuju 3 20.0 -17.0
setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 21 20.0 1.0tidak setuju 33 20.0 13.0sangat tidaksetuju 8 20.0 -12.0
Total 100
Test StatisticsVAR0000
1VAR0000
2Chi-Square 70.100a 41.400a
df 4 4Asymp. Sig. .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimumexpected cell frequency is 20.0.
Pencarian informasi
PI1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 4 20.0 -16.0Setuju 35 20.0 15.0
ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 45 20.0 25.0sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0
Total 100
PI1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 3 20.0 -17.0setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 21 20.0 1.0tidak setuju 33 20.0 13.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0
Total 100
PI2SCObserved
NExpected
NResidu
alsangat setuju 17 25.0 -8.0
setuju 62 25.0 37.0ragu-ragu 9 25.0 -16.0tidak setuju 12 25.0 -13.0
Total 100
PI2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 54 20.0 34.0ragu-ragu 14 20.0 -6.0
tidak setuju 17 20.0 -3.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
PI3SCObserved
NExpected
NResidu
alsangat setuju 20 25.0 -5.0
setuju 54 25.0 29.0ragu-ragu 9 25.0 -16.0tidak setuju 17 25.0 -8.0
Total 100
PI3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 10 20.0 -10.0setuju 52 20.0 32.0ragu-ragu 14 20.0 -6.0tidak setuju 22 20.0 2.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
Test StatisticsPI1SC PI1SB PI2SC PI2SB PI3SC PI3SB
Chi-Square 70.100a 41.400a 74.320b 77.700a 47.440b 74.400a
df 4 4 3 4 3 4
Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.
Evaluasi alternative
EA1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 11 20.0 -9.0setuju 36 20.0 16.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 41 20.0 21.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
EA1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 9 20.0 -11.0setuju 45 20.0 25.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 34 20.0 14.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
EA2SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 56 20.0 36.0
ragu-ragu 6 20.0 -14.0tidak setuju 11 20.0 -9.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
EA2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 16 20.0 -4.0setuju 61 20.0 41.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 12 20.0 -8.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
EA3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 38 20.0 18.0setuju 52 20.0 32.0ragu-ragu 2 20.0 -18.0tidak setuju 5 20.0 -15.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
EA3SB
ObservedN
ExpectedN
Residual
sangat setuju 26 20.0 6.0setuju 57 20.0 37.0ragu-ragu 7 20.0 -13.0tidak setuju 7 20.0 -13.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
EA4SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 31 20.0 11.0setuju 49 20.0 29.0ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 9 20.0 -11.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
EA4SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 18 20.0 -2.0setuju 51 20.0 31.0ragu-ragu 13 20.0 -7.0tidak setuju 15 20.0 -5.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
Test StatisticsEA1SC EA1SB EA2SC EA2SB EA3SC EA3SB EA4SC EA4SB
Chi-Square 59.400a 67.600a 93.900a 110.300
a109.300
a101.600
a 77.200a 66.400a
df 4 4 4 4 4 4 4 4
Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.
Keputusan pembelian
KP1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 27 20.0 7.0setuju 47 20.0 27.0ragu-ragu 19 20.0 -1.0tidak setuju 6 20.0 -14.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
KP1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 23 20.0 3.0setuju 45 20.0 25.0ragu-ragu 19 20.0 -1.0tidak setuju 10 20.0 -10.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0
Total 100
KP2SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 4 20.0 -16.0setuju 36 20.0 16.0
ragu-ragu 15 20.0 -5.0tidak setuju 37 20.0 17.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0
Total 100
KP2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 4 20.0 -16.0setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 12 20.0 -8.0tidak setuju 41 20.0 21.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0
Total 100
KP3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 23 20.0 3.0setuju 64 20.0 44.0ragu-ragu 8 20.0 -12.0tidak setuju 4 20.0 -16.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
KP3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 15 20.0 -5.0setuju 68 20.0 48.0ragu-ragu 7 20.0 -13.0tidak setuju 9 20.0 -11.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
Test StatisticsKP1SC KP1SB KP2SC KP2SB KP3SC KP3SB
Chi-Square 66.800a 51.200a 48.500a 56.500a 135.300
a149.000
a
df 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.
Pasca keputusan pembelian
PKP1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 63 20.0 43.0ragu-ragu 8 20.0 -12.0tidak setuju 4 20.0 -16.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
PKP1SBObserved N Expected N Residual
sangat setuju 18 20.0 -2.0setuju 62 20.0 42.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 8 20.0 -12.0sangat tidak setuju
3 20.0 -17.0
Total 100
PKP2SC
ObservedN
ExpectedN
Residual
sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 58 20.0 38.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 7 20.0 -13.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
PKP2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 16 20.0 -4.0setuju 50 20.0 30.0ragu-ragu 22 20.0 2.0tidak setuju 10 20.0 -10.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
PKP3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 55 20.0 35.0ragu-ragu 20 20.0 .0tidak setuju 11 20.0 -9.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
PKP3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 47 20.0 27.0ragu-ragu 22 20.0 2.0tidak setuju 17 20.0 -3.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0
Total 100
Test StatisticsPKP1SC PKP1SB PKP2SC PKP2SB PKP3SC PKP3SB
Chi-Square
131.300a116.100
a103.700
a 67.200a 84.700a 56.500a
df 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.
Faktor kebudayaan
FB1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 15 20.0 -5.0
tidak setuju 48 20.0 28.0cukup setuju 17 20.0 -3.0setuju 17 20.0 -3.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100
FB1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 15 25.0 -10.0
tidak setuju 43 25.0 18.0
cukup setuju 25 25.0 .0setuju 17 25.0 -8.0Total 100
FB2SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 25 20.0 5.0
tidak setuju 50 20.0 30.0cukup setuju 15 20.0 -5.0setuju 7 20.0 -13.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100
FB2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 22 20.0 2.0
tidak setuju 43 20.0 23.0cukup setuju 20 20.0 .0setuju 14 20.0 -6.0sangat setuju 1 20.0 -19.0Total 100
FB3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 19 20.0 -1.0
tidak setuju 42 20.0 22.0cukup setuju 14 20.0 -6.0setuju 22 20.0 2.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100
FB3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 14 20.0 -6.0
tidak setuju 45 20.0 25.0cukup setuju 19 20.0 -1.0setuju 20 20.0 .0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100
Test StatisticsFB1SC FB1SB FB2SC FB2SB FB3SC FB3SB
Chi-Square 55.800a 19.520b 70.400a 46.500a 40.700a 49.300a
df 4 3 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.
Faktor Sosial
FS1SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 16 20.0 -4.0
tidak setuju 50 20.0 30.0cukup setuju 19 20.0 -1.0Setuju 14 20.0 -6.0sangat setuju 1 20.0 -19.0
Total 100
FS1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 12 25.0 -13.0
tidak setuju 51 25.0 26.0cukup setuju 25 25.0 .0Setuju 12 25.0 -13.0Total 100
FS2SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 7 20.0 -13.0
tidak setuju 38 20.0 18.0cukup setuju 18 20.0 -2.0setuju 33 20.0 13.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100
FS2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 11 20.0 -9.0
tidak setuju 33 20.0 13.0cukup setuju 25 20.0 5.0Setuju 29 20.0 9.0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100
FS3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 16 20.0 -4.0
tidak setuju 41 20.0 21.0cukup setuju 18 20.0 -2.0Setuju 21 20.0 1.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100
FS3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 10 20.0 -10.0
tidak setuju 53 20.0 33.0cukup setuju 12 0.0 -8.0setuju 23 20.0 3.0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100
Test StatisticsFS1SC FS1SB FS2SC FS2SB FS3SC FS3SB
Chi-Square 65.700a 40.560b 46.100a 34.000a 35.900a 79.300a
Df 4 3 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.
Faktor Pribadi
FP1SCObserved
NExpected
NResidual
1 19 20.0 -1.0
2 45 20.0 25.03 17 20.0 -3.04 17 20.0 -3.05 2 20.0 -18.0Total 100
FP1SBObserved
NExpected
NResidual
1 16 20.0 -4.02 51 20.0 31.03 19 20.0 -1.04 13 20.0 -7.05 1 20.0 -19.0Total 100
FP2SCObserved
NExpected
NResidual
1 14 20.0 -6.02 37 20.0 17.03 19 20.0 -1.04 26 20.0 6.05 4 20.0 -16.0Total 100
FP2SBObserved
NExpected
NResidual
1 7 20.0 -13.02 46 20.0 26.03 29 20.0 9.04 17 20.0 -3.05 1 20.0 -19.0
Total 100
FP3SCObserved
NExpected
NResidual
1 9 20.0 -11.02 44 20.0 24.03 14 20.0 -6.04 27 20.0 7.05 6 20.0 -14.0Total 100
FP3SBObserved
NExpected
NResidual
1 10 20.0 -10.02 23 20.0 3.03 24 20.0 4.04 38 20.0 18.05 5 20.0 -15.0Total 100
FP4SCObserved
NExpected
NResidual
1 9 20.0 -11.02 44 20.0 24.03 14 20.0 -6.04 27 20.0 7.05 6 20.0 -14.0Total 100
FP4SB
ObservedN
ExpectedN
Residual
1 7 20.0 -13.02 49 20.0 29.03 21 20.0 1.04 22 20.0 2.05 1 20.0 -19.0Total 100
FP5SCObserved
NExpected
NResidual
1 6 20.0 -14.02 17 20.0 -3.03 17 20.0 -3.04 45 20.0 25.05 15 20.0 -5.0Total 100
FP5SBObserved
NExpected
NResidual
1 5 20.0 -15.02 21 20.0 1.03 20 20.0 .04 48 20.0 28.05 6 20.0 -14.0Total 100
Test StatisticsFP1SC FP1SB FP2SC FP2SB FP3SC FP3SB FP4SC FP4SB FP5SC FP5SB
Chi-Square
48.400a
69.400a30.900
a64.800
a48.900
a33.700
a48.900
a68.800
a43.200
a60.300
a
Df 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.
Faktor PsikologiFPsi1SC
ObservedN
ExpectedN
Residual
sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0
tidak setuju 17 20.0 -3.0cukup setuju 16 20.0 -4.0setuju 44 20.0 24.0sangat setuju 17 20.0 -3.0Total 100
FPsi1SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0
tidak setuju 20 20.0 .0cukup setuju 18 20.0 -2.0setuju 49 20.0 29.0sangat setuju 7 20.0 -13.0Total 100
FPsi2SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 10 20.0 -10.0
tidak setuju 29 20.0 9.0cukup setuju 23 20.0 3.0
setuju 33 20.0 13.0sangat setuju 5 20.0 -15.0Total 100
FPsi2SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 5 20.0 -15.0
tidak setuju 36 20.0 16.0cukup setuju 33 20.0 13.0setuju 23 20.0 3.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100
FPsi3SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 12 20.0 -8.0
tidak setuju 26 20.0 6.0cukup setuju 20 20.0 .0setuju 30 20.0 10.0sangat setuju 12 20.0 -8.0Total 100
FPsi3SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 9 20.0 -11.0
tidak setuju 33 20.0 13.0cukup setuju 24 20.0 4.0setuju 30 20.0 10.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100
FPsi4SCObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 9 20.0 -11.0
tidak setuju 11 20.0 -9.0cukup setuju 28 20.0 8.0setuju 42 20.0 22.0sangat setuju 10 20.0 -10.0Total 100
FPsi4SBObserved
NExpected
NResidual
sangat tidak setuju 7 20.0 -13.0
tidak setuju 14 20.0 -6.0cukup setuju 31 20.0 11.0setuju 43 20.0 23.0sangat setuju 5 20.0 -15.0Total 100
Test StatisticsFPsi1S
CFPsi1S
BFPsi2S
CFPsi2S
BFPsi3S
CFPsi3S
BFPsi4S
CFPsi4S
BChi-Square 40.300a 60.500a 29.200a 47.400a 13.200a 33.100a 42.500a 54.000a
df 4 4 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.
Pembahasan
Dalam kegiatan ini dilakukan riset pemasaran tentang
produk sabun cuci cair dan bubuk mengenai analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Instrumen yang digunakan dalam riset pemasaran ini adalah
menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada
responden yang diambil secara acak sejumlah 100 orang
yang mewakili konsumen di kampus Fakultas Pertanian
Unlam.
Berdasarkan tabel 1 diatas, yaitu untuk identitas
responden menurut dari segi jenis kelamin yang lebih
dominan yaitu perempuan sebanyak 57 orang dikarenakan
yang sering menggunakan sabun cuci cair dan bubuk adalah
perempuan dan yang menentukan keputusan pembelian yaitu
perempuan. Dari segi usia yang lebih banyak adalah rata-
rata usia mencapai < 30 tahun yaitu sebesar 96 orang.
Hal ini dikarenakan pada saat waktu penyebaran kuesioner
yang dilakukan di Fakultas Pertanian Unlam mahasiswa yang
menjadi responden adalah sebagian besar mahasiswa. Untuk
tingkat pendidikan yang paling banyak S1 sebanyak 94
orang, D1 sebanyak 3 orang dan D3 sebanyak 3 orang. Untuk
jenis pekerjaan didominasi mahasiswa sebanyak 94 orang
dan karyawan sebanyak 6 orang. Karena responden sebagian
besar adalah mahasiswa maka dilihat dari status
perkawinan, responden yang belum menikah sebanyak 96
orang dan yang belum menikah sebanyak 4 orang. sebagian
besar responden yang berpenghasilan < 2 juta sebanyak 89
orang, sedangkan yang lainnya 7 orang berpenghasilan 2
juta – 5 juta dan 4 orang berpenghasilan > 5 juta.
Responden menyatakan memiliki suku Banjar sebanyak 52
orang, Jawa sebanyak 27 orang, Dayak sebanyak 12 orang,
Bugis sebanyak 2 orang, dan lain-lain sebanyak 7 orang.
Uji chi-square adalah termasuk uji normalitas data
yang biasa dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil
atas suatu perbandingan tertentu. Pada hasil uji chi-aquare
pada pengenalan masalah apakah anda melakukan keputusan
pembelian sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk karena
kebutuhan? pertanyaan tersebut setelah dilakukan uji
didapatkan hasil bahwa angka menunjukkan 0,000 yang
artinya sebaran data tersebut adalah berbeda nyata
terhadap dua variable tersebut. pada tahap itu responden
mulai menyadari akan kebutuhan dan keinginan untuk
menggunakan produk sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk
meskipun terdapat perbedaan kebutuhan dan keinginan
antara dua variable tersebut.
Pada hasil uji chi-aquare pada pencarian informasi
dengan pertanyaan responden melakukan keputusan pembelian
karena dapat referensi dari orang lain, media massa, dan
elektronik? Setelah dilakukan uji didapatkan hasil bahwa
angka menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran data
tersebut adalah berbeda nyata terhadap dua variable
tersebut. Tahap pencarian informasi ini responden akan
mencari informasi mengenai produk sabun cuci cair dan
bubuk yang akan dibeli yang dapat dilakuakan dengan
pencarian internal dan atau dengan pencarian eksternal.
Media massa dan media elektronik merupoakan sumber
informasi komersial yang digunakan pemasar sebagai media
untuk menarik minat membeli dari konsumen, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Hasil
riset yang menunjukan bahwa media massa adalah sumber
informasi yang memiliki persentasi terbesar. Akan tetapi
adanya perbedaan pencarian informasi antara sabun cuci
cair dan bubuk.
Pada hasil uji chi-square pada tahap evaluasi
alternative dengan pertanyaan apakah responden
mempertimbangkan lokasi, harga, kualitas produk, dan
kualitas produk pesaingannya sebelum keputusan pembelian
produk sabun cuci cair dan bubuk? Pada tabel chi-square
menunjukan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama
yang menjadi pertimbangan utama responden sebelum membeli
produk sabun cuci cair dan bubuk, dimana persentasi
terbesar faktor yang menjadi pertimbangan utama responden
adalah kualitas. Menurut responden kualitas produk sabun
cuci cair dan bubuk yang tinggi dan sesuai dengan
keinginan akan membuat mereka lebih loyal terhadap jenis
sabun cuci, karena apabila kualitas suatu produk tinggi
dan sesuai dengan keinginan maka kecenderungan untuk
membeli ulang lebih tinggi.
Pada hasil uji chi-square pada keputusan pembelian
dengan pertanyaan apakah dalam melakukan keputusan
pembelian sabun cuci dengan cermat atau meminta
rekomendasi dari pihak lain atau karena rasa percaya?
Setelah dilakukan uji didapatkan hasil bahwa angka
menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran data tersebut
adalah berbeda nyata terhadap dua variable tersebut.
Persentasi pembelian terbesar adalah keputusan pembelian
karena rasa percaya terhadap produk.
Tahap evaluasi pasca pembelian responden akan
menilai kesesuaian antara harapan yang diinginkan pada
saat sebelum membeli produk sabun cuci cair dan bubuk
dengan setelah responden menggunakan produk, sehingga
konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. Tahap ini di analisis dengan pertanyaan
apakah sabun cuci cair dan bubuk sesuai dengan kebutuhan,
apakah responden merasa puas, apakah responden akan
membicarakan hal positif kepada orang lain tentang sabun
cuci cair dan bubuk? Setelah dilakukan uji didapatkan
hasil bahwa angka menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran
data tersebut adalah berbeda nyata terhadap dua variable
tersebut. Dari hasil uji chi-square menunjukan bahwa
persentasi yang paling besar yaitu responden membeli
sabun cuci sesuai dengan kebutuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen sabun cuci cair dan bubuk adalah faktor
kebudayaan, faktor social, faktor pribadi dan faktor
psikologis. Dilihat dari hasil uji chi-square menunjukkan
faktor budaya antara dua variable yaitu sabun cuci cair
dan sabun cuci bubuk bernial 0,000, hal ini berarti bahwa
ada perbedaan faktor budaya yang mempengaruhi dua
variabel tersebut. Pada sabun cuci cair adanya pengaruh
kelas social yang paling mempengaruhi, sedangkan pada
sabun cuci bubuk adanya pengaruh budaya yang paling
mempengaruhi.
Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor social
antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk
bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada perbedaan
faktor social dalam keputusan pembelian sabun cuci cair
dan bubuk, yaitu pada sabun cuci cair adanya pengaruh
keluarga yang lebih tinggi, sedangkan pada sabun cuci
bubuk adanya pengaruh referensi dari orang lain.
Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor pribadi
antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk
bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada perbedan faktor
pribadi dalam keputusan pembelian sabun cuci cair dan
bubuk. Hasil uji menunjukan bahwa faktor pribadi yang
paling mempengaruhi lebih besar adalah sesuai dengan
keinginan. Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor
psikologi antara dua variable sabun cuci cair dan sabun
cuci bubuk bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada
perbedan faktor psikologi dalam keputusan pembelian sabun
cuci cair dan bubuk. Hasil uji menunjukan bahwa faktor
psikologi yang paling mempengaruhi lebih besar adalah
sesuai dengan kebutuhan (motivasi).
Kesimpulan
Kesimpulan dari riset pemasaran yang berjudul
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian sabun
cuci cair dan sabun cuci bubuk adalah adanya perbedaan
antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk
terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian seperti faktor
social, kebudayaan dan psikologi. Pada faktor social
sabun cuci cair adanya pengaruh keluarga yang lebih
tinggi, sedangkan pada sabun cuci bubuk adanya pengaruh
referensi dari orang lain. Sedangkan Pada faktor
kebudayaan yang paling mempengaruhi adalah pada sabun
cuci cair adanya pengaruh kelas social yang paling