+ All Categories
Home > Documents > RISET PEMASARAAAAN

RISET PEMASARAAAAN

Date post: 21-Jan-2023
Category:
Upload: danimubarak
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
47
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya produk-produk yang ditawarkan oleh produsen dan dibeli konsumen adalah kebutuhan yang diharapkan oleh konsumen tersebut. Oleh karena itu, para konsumen akan memilih barang atau jasa yang dapat memenuhi harapannya. Permintaan adalah keinginan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta ketersediaan membelinya. Banyak produk-produk sabun yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan namun lebih banyak konsumen yang tetap berharap pada satu merek tertentu. Konsumen sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan, senantiasa menentukan sendiri apa yang ingin dibeli dan dikonsumsinya. Menurut Swasta dan Handoko (1997), perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan- kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dari konsumenlah akan timbul sumber kegiatan pemasaran yaitu: pada saat terjadi proses pengambilan dan proses setelah pengambilan tersebut.
Transcript

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dasarnya produk-produk yang ditawarkan oleh

produsen dan dibeli konsumen adalah kebutuhan yang

diharapkan oleh konsumen tersebut. Oleh karena itu, para

konsumen akan memilih barang atau jasa yang dapat

memenuhi harapannya.

Permintaan adalah keinginan suatu produk yang didukung

dengan kemampuan serta ketersediaan membelinya. Banyak

produk-produk sabun yang ditawarkan oleh berbagai

perusahaan namun lebih banyak konsumen yang tetap

berharap pada satu merek tertentu.

Konsumen sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan,

senantiasa menentukan sendiri apa yang ingin dibeli dan

dikonsumsinya. Menurut Swasta dan Handoko (1997),

perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa,

termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dari

konsumenlah akan timbul sumber kegiatan pemasaran yaitu:

pada saat terjadi proses pengambilan dan proses setelah

pengambilan tersebut.

Dalam menganalisis perilaku konsumen perlu dipikirkan

siapa yang menjadi konsumennya dan apa yang menjadi

kebutuhan konsumen tersebut. Kemampuan dalam menganalisis

perilaku konsumen tersebut berarti keberhasilan dalam

menyelami jiwa konsumen dan pemenuhan kebutuhannya.

Kebutuhan akan sabun merupakan kebutuhan pokok manusia

disamping papan, pangan, dan sandang. Sabun merupakan

kebutuhan kesehatan yang merupakan kebutuhan hidup

manusia. Bagi perusahaan sabun, hal ini merupakan peluang

untuk menarik minat konsumen, tentunya produsen harus

mempunyai keistimewaan lain disamping keunggulan produk.

Keputusan dalam membeli produk sabun bagi konsumen adalah

merupakan keputusan yang penting karena terkait kebutuhan

kesehatan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran untuk

menjaga kesehatan ini, berarti semakin banyak pilihan

bagi pembeli dalam memenuhi kebutuhan akan sabun.

Rumusan Masalah

Pemilihan sabun cuci sebagai objek riset ini karena

sabun mandi merupakan kebutuhan pokok dan digunakan

setiap hari, dengan tingkat pemakaian yang umumnya setiap

hari digunakan, sabun cuci dikenal dengan 2 bentuk yaitu

cair dan bubuk. Seiring dengan globalisasi dan

perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

manusia modern, tingkat kebutuhan dan keinginan konsumen

turut berkembang secara dinamis dari waktu ke waktu.

Sehingga dengan latar belakang tersebut perumusan masalah

yang diangkat pada riset ini apakah factor – factor yang

dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian produk sabun cuci cair dan bubuk.

Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian produk sabun cuci cair dan bubuk.

2. Untuk mengetahui factor utama yang dipertimbangkan

konsumen dalam menentukan keputusan pembelian produk

sabun cuci cair dan bubuk.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sabun

Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau

kalium yang mempunyai rantai karbon yang panjang dan

direaksikan dengan asam lemak khususnya trigliserida

dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun cuci

secara umum ada dua jenis yaitu sabun cuci cair dan

sabun cuci bubuk. Sabun berfungsi untuk mengemulsi

kotoran-kotoran berupa minyak atau zat pengotor lain.

B. Riset Pemasaran

Menurut Swastha (2000) pemasaran adalah system

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan produk menetukan harga, mempromosikan,

dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

merumuskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial.

Tadepalli dan Ramon (1999) mengatakan bahwa kinerja

pemasaran yang berorientasi pasar diperlukan suatu

strategi pemasaran dengan indicator perumusan,

pelaksanaan, dan evaluasi strategi. Setelah

ditretapkan strategi apa yang akan dilakukan di dalam

perumusan strategi, aspek selanjutnya yang perlu

mendapat perhatian adalah bagaimana strategi itu

diartikulasi secara implementatif, sehingga dapat

dijalankan dan member peluang peningkatan kinerja

perusahaan, implementasi strategi adalah bagaimana

strategi dijalankan (Ferdinand, 2002).

C. Perilaku KonsumenPerilaku konsumen pada dasarnya merupakan tindakan-

tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam

usaha memperoleh, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan

tersebut (Engel dkk, 1994). Maka dalam kehidupan sehari-

hari, keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

didasarkan pada pertimbangan yang berbeda-beda satu

dengan yang lainnya.

Sementara itu perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui

pemasaran yang terampil karena hal ini dapat

membangkitkan motivasi maupun perilaku apabila hal

tersebut didukung dengan produk ataupun jasa yang

didesain semenarik mungkin dan sedemikian rupa guna

memenuhi kebutuhan pelanggan (Engel dkk, 1994). Kemudian

Swastha dkk (1987) menambahkan adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen itu sendiri,

D. Keputusan Pembelian

Kotler (1996) menyebutkan bahwa keputusan untuk

membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan

kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan

untuk membeli tersebut mempunyai suatu struktur

sebanyak tujuh komponen, yaitu meliputi keputusan

tentang jenis produk, keputusan tentang bentuk produk,

keputusan tentang merek, keputusan tentang penjualnya,

keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang

waktu pembelian, keputusan tentang cara pembayaran.

Keputusan konsumen untuk menentukan jenis produk

yang akan dibeli berkaitan erat dengan tingkat

keterlibatan konsumen (consumer behavior) dalam pembuatan

dan pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan

keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami

sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk.

Menurut Mowen (1995) tingkat keterlibatan konsumen

dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan

personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang

memiliki tipe keterlibatan tinggi (high involvement) dalam

pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang

memiliki tingkat keterlibatan yang rendah (low

involvement) atas pembelian suatu produk.

Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu

keterlibatan situasional (situational involvement) dan

keterlibatan tahan lama (enduring involvement).

Keterlibatan situasional adalah tipe keterlibatan yang

hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat

temporer. Sedangkan tipe keterlibatan tahan lama

memilki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih

lama.

Menurut Assael (1992) proses keputusan konsumen tidak

muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan

yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses

pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber : Sutisna (2001)

Gambar 1 . Proses Pengambilan Keputusan

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen diawali

dengan adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan

keinginan yang oleh Assael (1992) disebut need arousal.

Kesadaran pada kebutuhan terjadi ketika konsumen

melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang

dia rasakan saat ini dengan kondisi ideal yang

diinginkan.

2. Pencarian Berbagai Informasi

Ketika pengenalan kebutuhan telah muncul, maka

konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai

produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Informasi yang diperoleh dari sumber yang

bemacam-macam. Menurut Kotler (1997), sumber informasi

konsumen yang menjadi acuan konsumen terdiri dari

empat kelompok, yaitu: (1) Sumber pribadi (keluarga,

teman, tetangga, kenalan) (2).Sumber komersial (iklan,

tenaga penjual, pedagang perantara) (3) Sumber umum

(media massa, organisasi penilai konsumen) dan; (4)

Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan penggunaan

produk).

Menurut Engel et al (1994) faktor lain yang

mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri

produk, lingkungan eceran, dan produk itu sendiri.

3. Evaluasi Alternatif

Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen

mengevaluasi berbagai alternative dan membuat

pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi

kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus :

1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan

2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan

3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan

4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk

membuat pilihan akhir

Model tahapan evaluasi alternatif dapat dilihat pada

Gambar 2.

Sumber : Sutisna (2001)

Gambar 4 . Model Tahapan Evaluasi Alternatif

4. Pembelian

Menurut Engel et al (1995) pembelian diilustrasikan

sebagai fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan

pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Niat

pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua

kategori, yaitu: (1) Produk dan merk, disebut

sebagai pembelian yang terencana dimana konsumen

lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga

distribusi produk dapat lebih efektif, (2) Kelas

produk, yaitu pembelian yang terencana jika pilihan

merek dibuat ditempat penjualan. Sedangkan pada

fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang

menonjol.

5. Evaluasi Pasca Pembelian

Kegiatan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan

oleh konsumen adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengetahui apakah alternatif yang dipilih dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini

akan berpengaruh positif terhadap pembelian

selanjutnya. Sehingga diharapkan kepuasan konsumen

yang berfungsi untuk mendapatkan loyalitas terhadap

produk dapat tercapai dan konsumen akan melakukan

kegiatan pembelian secara berulang-ulang.

Hal ini akan bermanfaat untuk mempertahankan

pelanggan lama dan bahkan mendapatkan pelanggan

baru. Sedangkan, apabila hasil evaluasi pasca

pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap

tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya,

maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap

pembelian selanjutnya. Sehingga dapat mengakibatkan

menurunnya loyalitas konsumen terhadap produk. Hal

ini akan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang

negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui

sarana hukum.

E. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

1. Faktor Budaya

Faktor budaya merupakan sekelompok nilai-nilai

sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan

tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan

simbol-simbol (Anoraga, 2007). Faktor budaya

mempunyai pengaruh yang paling luas dan dalam untuk

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Faktor

budaya sendiri terdiri dari kebudayaan, sub – budaya

dan kelas sosial. Keinginan dan perilaku seseorang

banyak dipengaruhi oleh kebudayaannya sehingga

mempengaruhi keputusan pembeliannya.

2. Faktor Pribadi

Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi . Karakteristik tersebut meliputi sebagai

berikut : Usia, jenis pekerjaan, gaya hidup dan

psikologi.

Harga yang dibayar oleh pembeli menunjukkan sejumlah

uang dan atau sesuatu yang lain beserta faedahnya

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu. Untuk itu,

dalam menentukan tingkat harga, perusahaan perlu

memperhatikan sejumlah biaya meliputi biaya operasi

organisasi, administratif dan biaya penelitian, sama

dengan apa yang disebut biaya pemasaran, yaitu iklan

dan gaji bagian penjualan. Harga tidak dapat

ditetapkan dengan begitu saja. Apabila harga

ditetapkan terlalu tinggi, bisa jadi membuat jumlah

penjualan menurun karena konsumen kemungkinan lari ke

produk pesaing.

3. Faktor Motivasi

Nama merek adalah bagian dari merek dimana bagian

dari merek yang dapat disebutkan atau dieja. Menurut

Swastha (1979), nama merek (brand names) terdiri atas

kata-kata, huruf dan atau angka-angka yang dapat

diucapkan.

Menurut Bouch et.al yang dikutip Sullivan (1998)

menyebutkan didalam suatu penelitian eksperimental

psikologi menunjukkan bahwa nama merek membantu

konsumen dalam mengevaluasi produk serta mengurangi

dorongan keraguan dalam memutuskan melakukan

pembelian, dikarenakan nama merek mampu memberi rasa

aman bagi seorang konsumen. Dalam kesimpulannya

dikatakan bahwa nama merek yang telah dikenal

masyarakat menjadi pertimbangan ketika memilih produk

sabun cuci.

Kesadaran merek merupakan suatu gambaran

kesanggupan dari calon pembeli untuk mengenali atau

mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian

dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Durianto

dkk, 2004).

Kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri

pelanggan atas keputusan pembelian dengan mengurangi

tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek yang

diputuskan untuk dibeli. Semakin kecil tingkat

perceived risk suatu merek, semakin besar keyakinan

pelanggan atas keputusan pembeliannya, dengan

demikian pelanggan memiliki keyakinan yang besar atas

keputusannya (Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007).

Factor kualitas produk akan sangat berpengaruh pada

pengambilan keputusaan pembelian awal dan tahap

lanjutan.

4. Faktor Sosial

Factor lingkungan social konsumen diantaranya adalah

kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang

memiliki pengaruh lagsung ataupun tidak langsung

terhadap perilaku konsumen dan keluarga, peranan

keluarga dalam pengambilan keputusan.

METODOLOGI

Metode Riset

Metode yang digunakan dalam riset pemasaran ini

adalah :

A. Sumber Data

1. Data Primer

Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran

penelitian (didapat dari sumber pertama) baik

individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner

atau wawancara responden yang ada di kampus Fakultas

Pertanian Unlam yang meliputi mahasiswa seluruh

program studi dan karyawan Fakultas Pertanian Unlam.

2. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah dan

disajikan dalam bentuk table/diagram dan digunakan

peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang

berasal dari literatur/media baik dari internet dan

dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang

mendukung.

B. Pengambilan Sampel

1. Unit Pengambilan Sampel

Sample dari penelitian ini adalah responden

(konsumen) yang merupakan seluruh mahasiswa dan

karyawan di kampus Fakultas Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.

2. Ukuran Sampel

Banyaknya sampel yang dijadikan responden dengan

menggunakalan sampel random acak.

3. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel/responden diambil secara acak, dengan

persyaratan calon responden merupakan konsumen sabun

cuci cair dan bubuk yang pernah menggunakan 1 kali

pembelian sabun cuci cair dan bubuk.

C. Pendekatan Riset

Pendekatan yang dilakukan oleh tim peneliti adalah

dengan melakukan survey serta membangun komunikasi

secara langsung kepada responden pada saat

pembagian/penyebaran kuesioner di kampus Fakultas

Pertanian Lambung Mangkurat Banjarbaru .

D. Desain Riset

Desain riset yang digunakan yaitu Riset Deskriptif,

Riset Deskriptif merupakan desain riset yang lebih

menekankan pada penentuan frekuensi terjadinya sesuatu

atau sejauh mana dua variable berhubungan

E. Instrument Riset

Instrument yang digunakan untuk melakukan

penelitian ini berupa kuesioner, yaitu cara pengumpulan

data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden

akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut.

Waktu dan Tempat Riset

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 –

Januari 2014 di kampus Fakultas Pertanian Universitas

Lambung Mangkurat Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil analisa data riset pemasaran dapat dilihat

pada tabel dan grafik berikut ini :

Tabel 1. Hasil Data Riset Terhadap Identitas Responden

Data Responden Kode Jumlah

Jenis Kelamin 1 = Laki - laki 432 = Perempuan 57

Usia1 = < 30 tahun 962 = 30 -40 tahun 33 = > 40 tahun 1

Tingkat pendidikan1 = D3 32 = S1 943 = D1 3

Pekerjaan 1 = Karyawan 62 = Mahasiswa 94

Status Perkawinan 1 = belum 962 = sudah 4

Penghasilan

1 = < 2 juta 892 = 2 juta - 5

juta 7> 5 juta 4

Suku

1 = Banjar 522 = Jawa 273 = Dayak 124 = Bugis 25 = Dll 7

Hasil Analisa Chi-Square

Pengenalan Masalah

Sabun Cuci CairObserve

d NExpected N

Residual

sangat setuju 4 20.0 -16.0

setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 45 20.0 25.0sangat tidaksetuju 6 20.0 -14.0

Total 100

Sabun Cuci BubukObserve

d NExpected N

Residual

sangat setuju 3 20.0 -17.0

setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 21 20.0 1.0tidak setuju 33 20.0 13.0sangat tidaksetuju 8 20.0 -12.0

Total 100

Test StatisticsVAR0000

1VAR0000

2Chi-Square 70.100a 41.400a

df 4 4Asymp. Sig. .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimumexpected cell frequency is 20.0.

Pencarian informasi

PI1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 4 20.0 -16.0Setuju 35 20.0 15.0

ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 45 20.0 25.0sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0

Total 100

PI1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 3 20.0 -17.0setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 21 20.0 1.0tidak setuju 33 20.0 13.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0

Total 100

PI2SCObserved

NExpected

NResidu

alsangat setuju 17 25.0 -8.0

setuju 62 25.0 37.0ragu-ragu 9 25.0 -16.0tidak setuju 12 25.0 -13.0

Total 100

PI2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 54 20.0 34.0ragu-ragu 14 20.0 -6.0

tidak setuju 17 20.0 -3.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

PI3SCObserved

NExpected

NResidu

alsangat setuju 20 25.0 -5.0

setuju 54 25.0 29.0ragu-ragu 9 25.0 -16.0tidak setuju 17 25.0 -8.0

Total 100

PI3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 10 20.0 -10.0setuju 52 20.0 32.0ragu-ragu 14 20.0 -6.0tidak setuju 22 20.0 2.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

Test StatisticsPI1SC PI1SB PI2SC PI2SB PI3SC PI3SB

Chi-Square 70.100a 41.400a 74.320b 77.700a 47.440b 74.400a

df 4 4 3 4 3 4

Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.

Evaluasi alternative

EA1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 11 20.0 -9.0setuju 36 20.0 16.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 41 20.0 21.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

EA1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 9 20.0 -11.0setuju 45 20.0 25.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 34 20.0 14.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

EA2SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 56 20.0 36.0

ragu-ragu 6 20.0 -14.0tidak setuju 11 20.0 -9.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

EA2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 16 20.0 -4.0setuju 61 20.0 41.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 12 20.0 -8.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

EA3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 38 20.0 18.0setuju 52 20.0 32.0ragu-ragu 2 20.0 -18.0tidak setuju 5 20.0 -15.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

EA3SB

ObservedN

ExpectedN

Residual

sangat setuju 26 20.0 6.0setuju 57 20.0 37.0ragu-ragu 7 20.0 -13.0tidak setuju 7 20.0 -13.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

EA4SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 31 20.0 11.0setuju 49 20.0 29.0ragu-ragu 10 20.0 -10.0tidak setuju 9 20.0 -11.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

EA4SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 18 20.0 -2.0setuju 51 20.0 31.0ragu-ragu 13 20.0 -7.0tidak setuju 15 20.0 -5.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

Test StatisticsEA1SC EA1SB EA2SC EA2SB EA3SC EA3SB EA4SC EA4SB

Chi-Square 59.400a 67.600a 93.900a 110.300

a109.300

a101.600

a 77.200a 66.400a

df 4 4 4 4 4 4 4 4

Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Keputusan pembelian

KP1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 27 20.0 7.0setuju 47 20.0 27.0ragu-ragu 19 20.0 -1.0tidak setuju 6 20.0 -14.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

KP1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 23 20.0 3.0setuju 45 20.0 25.0ragu-ragu 19 20.0 -1.0tidak setuju 10 20.0 -10.0sangat tidak setuju 3 20.0 -17.0

Total 100

KP2SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 4 20.0 -16.0setuju 36 20.0 16.0

ragu-ragu 15 20.0 -5.0tidak setuju 37 20.0 17.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0

Total 100

KP2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 4 20.0 -16.0setuju 35 20.0 15.0ragu-ragu 12 20.0 -8.0tidak setuju 41 20.0 21.0sangat tidak setuju 8 20.0 -12.0

Total 100

KP3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 23 20.0 3.0setuju 64 20.0 44.0ragu-ragu 8 20.0 -12.0tidak setuju 4 20.0 -16.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

KP3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 15 20.0 -5.0setuju 68 20.0 48.0ragu-ragu 7 20.0 -13.0tidak setuju 9 20.0 -11.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

Test StatisticsKP1SC KP1SB KP2SC KP2SB KP3SC KP3SB

Chi-Square 66.800a 51.200a 48.500a 56.500a 135.300

a149.000

a

df 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Pasca keputusan pembelian

PKP1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 63 20.0 43.0ragu-ragu 8 20.0 -12.0tidak setuju 4 20.0 -16.0sangat tidak setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

PKP1SBObserved N Expected N Residual

sangat setuju 18 20.0 -2.0setuju 62 20.0 42.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 8 20.0 -12.0sangat tidak setuju

3 20.0 -17.0

Total 100

PKP2SC

ObservedN

ExpectedN

Residual

sangat setuju 24 20.0 4.0setuju 58 20.0 38.0ragu-ragu 9 20.0 -11.0tidak setuju 7 20.0 -13.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

PKP2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 16 20.0 -4.0setuju 50 20.0 30.0ragu-ragu 22 20.0 2.0tidak setuju 10 20.0 -10.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

PKP3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 55 20.0 35.0ragu-ragu 20 20.0 .0tidak setuju 11 20.0 -9.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

PKP3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat setuju 12 20.0 -8.0setuju 47 20.0 27.0ragu-ragu 22 20.0 2.0tidak setuju 17 20.0 -3.0sangat tidak setuju 2 20.0 -18.0

Total 100

Test StatisticsPKP1SC PKP1SB PKP2SC PKP2SB PKP3SC PKP3SB

Chi-Square

131.300a116.100

a103.700

a 67.200a 84.700a 56.500a

df 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Faktor kebudayaan

FB1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 15 20.0 -5.0

tidak setuju 48 20.0 28.0cukup setuju 17 20.0 -3.0setuju 17 20.0 -3.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100

FB1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 15 25.0 -10.0

tidak setuju 43 25.0 18.0

cukup setuju 25 25.0 .0setuju 17 25.0 -8.0Total 100

FB2SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 25 20.0 5.0

tidak setuju 50 20.0 30.0cukup setuju 15 20.0 -5.0setuju 7 20.0 -13.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100

FB2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 22 20.0 2.0

tidak setuju 43 20.0 23.0cukup setuju 20 20.0 .0setuju 14 20.0 -6.0sangat setuju 1 20.0 -19.0Total 100

FB3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 19 20.0 -1.0

tidak setuju 42 20.0 22.0cukup setuju 14 20.0 -6.0setuju 22 20.0 2.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100

FB3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 14 20.0 -6.0

tidak setuju 45 20.0 25.0cukup setuju 19 20.0 -1.0setuju 20 20.0 .0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100

Test StatisticsFB1SC FB1SB FB2SC FB2SB FB3SC FB3SB

Chi-Square 55.800a 19.520b 70.400a 46.500a 40.700a 49.300a

df 4 3 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.

Faktor Sosial

FS1SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 16 20.0 -4.0

tidak setuju 50 20.0 30.0cukup setuju 19 20.0 -1.0Setuju 14 20.0 -6.0sangat setuju 1 20.0 -19.0

Total 100

FS1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 12 25.0 -13.0

tidak setuju 51 25.0 26.0cukup setuju 25 25.0 .0Setuju 12 25.0 -13.0Total 100

FS2SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 7 20.0 -13.0

tidak setuju 38 20.0 18.0cukup setuju 18 20.0 -2.0setuju 33 20.0 13.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100

FS2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 11 20.0 -9.0

tidak setuju 33 20.0 13.0cukup setuju 25 20.0 5.0Setuju 29 20.0 9.0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100

FS3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 16 20.0 -4.0

tidak setuju 41 20.0 21.0cukup setuju 18 20.0 -2.0Setuju 21 20.0 1.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100

FS3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 10 20.0 -10.0

tidak setuju 53 20.0 33.0cukup setuju 12 0.0 -8.0setuju 23 20.0 3.0sangat setuju 2 20.0 -18.0Total 100

Test StatisticsFS1SC FS1SB FS2SC FS2SB FS3SC FS3SB

Chi-Square 65.700a 40.560b 46.100a 34.000a 35.900a 79.300a

Df 4 3 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.b. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.

Faktor Pribadi

FP1SCObserved

NExpected

NResidual

1 19 20.0 -1.0

2 45 20.0 25.03 17 20.0 -3.04 17 20.0 -3.05 2 20.0 -18.0Total 100

FP1SBObserved

NExpected

NResidual

1 16 20.0 -4.02 51 20.0 31.03 19 20.0 -1.04 13 20.0 -7.05 1 20.0 -19.0Total 100

FP2SCObserved

NExpected

NResidual

1 14 20.0 -6.02 37 20.0 17.03 19 20.0 -1.04 26 20.0 6.05 4 20.0 -16.0Total 100

FP2SBObserved

NExpected

NResidual

1 7 20.0 -13.02 46 20.0 26.03 29 20.0 9.04 17 20.0 -3.05 1 20.0 -19.0

Total 100

FP3SCObserved

NExpected

NResidual

1 9 20.0 -11.02 44 20.0 24.03 14 20.0 -6.04 27 20.0 7.05 6 20.0 -14.0Total 100

FP3SBObserved

NExpected

NResidual

1 10 20.0 -10.02 23 20.0 3.03 24 20.0 4.04 38 20.0 18.05 5 20.0 -15.0Total 100

FP4SCObserved

NExpected

NResidual

1 9 20.0 -11.02 44 20.0 24.03 14 20.0 -6.04 27 20.0 7.05 6 20.0 -14.0Total 100

FP4SB

ObservedN

ExpectedN

Residual

1 7 20.0 -13.02 49 20.0 29.03 21 20.0 1.04 22 20.0 2.05 1 20.0 -19.0Total 100

FP5SCObserved

NExpected

NResidual

1 6 20.0 -14.02 17 20.0 -3.03 17 20.0 -3.04 45 20.0 25.05 15 20.0 -5.0Total 100

FP5SBObserved

NExpected

NResidual

1 5 20.0 -15.02 21 20.0 1.03 20 20.0 .04 48 20.0 28.05 6 20.0 -14.0Total 100

Test StatisticsFP1SC FP1SB FP2SC FP2SB FP3SC FP3SB FP4SC FP4SB FP5SC FP5SB

Chi-Square

48.400a

69.400a30.900

a64.800

a48.900

a33.700

a48.900

a68.800

a43.200

a60.300

a

Df 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Faktor PsikologiFPsi1SC

ObservedN

ExpectedN

Residual

sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0

tidak setuju 17 20.0 -3.0cukup setuju 16 20.0 -4.0setuju 44 20.0 24.0sangat setuju 17 20.0 -3.0Total 100

FPsi1SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 6 20.0 -14.0

tidak setuju 20 20.0 .0cukup setuju 18 20.0 -2.0setuju 49 20.0 29.0sangat setuju 7 20.0 -13.0Total 100

FPsi2SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 10 20.0 -10.0

tidak setuju 29 20.0 9.0cukup setuju 23 20.0 3.0

setuju 33 20.0 13.0sangat setuju 5 20.0 -15.0Total 100

FPsi2SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 5 20.0 -15.0

tidak setuju 36 20.0 16.0cukup setuju 33 20.0 13.0setuju 23 20.0 3.0sangat setuju 3 20.0 -17.0Total 100

FPsi3SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 12 20.0 -8.0

tidak setuju 26 20.0 6.0cukup setuju 20 20.0 .0setuju 30 20.0 10.0sangat setuju 12 20.0 -8.0Total 100

FPsi3SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 9 20.0 -11.0

tidak setuju 33 20.0 13.0cukup setuju 24 20.0 4.0setuju 30 20.0 10.0sangat setuju 4 20.0 -16.0Total 100

FPsi4SCObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 9 20.0 -11.0

tidak setuju 11 20.0 -9.0cukup setuju 28 20.0 8.0setuju 42 20.0 22.0sangat setuju 10 20.0 -10.0Total 100

FPsi4SBObserved

NExpected

NResidual

sangat tidak setuju 7 20.0 -13.0

tidak setuju 14 20.0 -6.0cukup setuju 31 20.0 11.0setuju 43 20.0 23.0sangat setuju 5 20.0 -15.0Total 100

Test StatisticsFPsi1S

CFPsi1S

BFPsi2S

CFPsi2S

BFPsi3S

CFPsi3S

BFPsi4S

CFPsi4S

BChi-Square 40.300a 60.500a 29.200a 47.400a 13.200a 33.100a 42.500a 54.000a

df 4 4 4 4 4 4 4 4Asymp. Sig. .000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .000

a. 0 cells (0.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Pembahasan

Dalam kegiatan ini dilakukan riset pemasaran tentang

produk sabun cuci cair dan bubuk mengenai analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Instrumen yang digunakan dalam riset pemasaran ini adalah

menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada

responden yang diambil secara acak sejumlah 100 orang

yang mewakili konsumen di kampus Fakultas Pertanian

Unlam.

Berdasarkan tabel 1 diatas, yaitu untuk identitas

responden menurut dari segi jenis kelamin yang lebih

dominan yaitu perempuan sebanyak 57 orang dikarenakan

yang sering menggunakan sabun cuci cair dan bubuk adalah

perempuan dan yang menentukan keputusan pembelian yaitu

perempuan. Dari segi usia yang lebih banyak adalah rata-

rata usia mencapai < 30 tahun yaitu sebesar 96 orang.

Hal ini dikarenakan pada saat waktu penyebaran kuesioner

yang dilakukan di Fakultas Pertanian Unlam mahasiswa yang

menjadi responden adalah sebagian besar mahasiswa. Untuk

tingkat pendidikan yang paling banyak S1 sebanyak 94

orang, D1 sebanyak 3 orang dan D3 sebanyak 3 orang. Untuk

jenis pekerjaan didominasi mahasiswa sebanyak 94 orang

dan karyawan sebanyak 6 orang. Karena responden sebagian

besar adalah mahasiswa maka dilihat dari status

perkawinan, responden yang belum menikah sebanyak 96

orang dan yang belum menikah sebanyak 4 orang. sebagian

besar responden yang berpenghasilan < 2 juta sebanyak 89

orang, sedangkan yang lainnya 7 orang berpenghasilan 2

juta – 5 juta dan 4 orang berpenghasilan > 5 juta.

Responden menyatakan memiliki suku Banjar sebanyak 52

orang, Jawa sebanyak 27 orang, Dayak sebanyak 12 orang,

Bugis sebanyak 2 orang, dan lain-lain sebanyak 7 orang.

Uji chi-square adalah termasuk uji normalitas data

yang biasa dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil

atas suatu perbandingan tertentu. Pada hasil uji chi-aquare

pada pengenalan masalah apakah anda melakukan keputusan

pembelian sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk karena

kebutuhan? pertanyaan tersebut setelah dilakukan uji

didapatkan hasil bahwa angka menunjukkan 0,000 yang

artinya sebaran data tersebut adalah berbeda nyata

terhadap dua variable tersebut. pada tahap itu responden

mulai menyadari akan kebutuhan dan keinginan untuk

menggunakan produk sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk

meskipun terdapat perbedaan kebutuhan dan keinginan

antara dua variable tersebut.

Pada hasil uji chi-aquare pada pencarian informasi

dengan pertanyaan responden melakukan keputusan pembelian

karena dapat referensi dari orang lain, media massa, dan

elektronik? Setelah dilakukan uji didapatkan hasil bahwa

angka menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran data

tersebut adalah berbeda nyata terhadap dua variable

tersebut. Tahap pencarian informasi ini responden akan

mencari informasi mengenai produk sabun cuci cair dan

bubuk yang akan dibeli yang dapat dilakuakan dengan

pencarian internal dan atau dengan pencarian eksternal.

Media massa dan media elektronik merupoakan sumber

informasi komersial yang digunakan pemasar sebagai media

untuk menarik minat membeli dari konsumen, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Hasil

riset yang menunjukan bahwa media massa adalah sumber

informasi yang memiliki persentasi terbesar. Akan tetapi

adanya perbedaan pencarian informasi antara sabun cuci

cair dan bubuk.

Pada hasil uji chi-square pada tahap evaluasi

alternative dengan pertanyaan apakah responden

mempertimbangkan lokasi, harga, kualitas produk, dan

kualitas produk pesaingannya sebelum keputusan pembelian

produk sabun cuci cair dan bubuk? Pada tabel chi-square

menunjukan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama

yang menjadi pertimbangan utama responden sebelum membeli

produk sabun cuci cair dan bubuk, dimana persentasi

terbesar faktor yang menjadi pertimbangan utama responden

adalah kualitas. Menurut responden kualitas produk sabun

cuci cair dan bubuk yang tinggi dan sesuai dengan

keinginan akan membuat mereka lebih loyal terhadap jenis

sabun cuci, karena apabila kualitas suatu produk tinggi

dan sesuai dengan keinginan maka kecenderungan untuk

membeli ulang lebih tinggi.

Pada hasil uji chi-square pada keputusan pembelian

dengan pertanyaan apakah dalam melakukan keputusan

pembelian sabun cuci dengan cermat atau meminta

rekomendasi dari pihak lain atau karena rasa percaya?

Setelah dilakukan uji didapatkan hasil bahwa angka

menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran data tersebut

adalah berbeda nyata terhadap dua variable tersebut.

Persentasi pembelian terbesar adalah keputusan pembelian

karena rasa percaya terhadap produk.

Tahap evaluasi pasca pembelian responden akan

menilai kesesuaian antara harapan yang diinginkan pada

saat sebelum membeli produk sabun cuci cair dan bubuk

dengan setelah responden menggunakan produk, sehingga

konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan. Tahap ini di analisis dengan pertanyaan

apakah sabun cuci cair dan bubuk sesuai dengan kebutuhan,

apakah responden merasa puas, apakah responden akan

membicarakan hal positif kepada orang lain tentang sabun

cuci cair dan bubuk? Setelah dilakukan uji didapatkan

hasil bahwa angka menunjukkan 0,000 yang artinya sebaran

data tersebut adalah berbeda nyata terhadap dua variable

tersebut. Dari hasil uji chi-square menunjukan bahwa

persentasi yang paling besar yaitu responden membeli

sabun cuci sesuai dengan kebutuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen sabun cuci cair dan bubuk adalah faktor

kebudayaan, faktor social, faktor pribadi dan faktor

psikologis. Dilihat dari hasil uji chi-square menunjukkan

faktor budaya antara dua variable yaitu sabun cuci cair

dan sabun cuci bubuk bernial 0,000, hal ini berarti bahwa

ada perbedaan faktor budaya yang mempengaruhi dua

variabel tersebut. Pada sabun cuci cair adanya pengaruh

kelas social yang paling mempengaruhi, sedangkan pada

sabun cuci bubuk adanya pengaruh budaya yang paling

mempengaruhi.

Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor social

antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk

bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada perbedaan

faktor social dalam keputusan pembelian sabun cuci cair

dan bubuk, yaitu pada sabun cuci cair adanya pengaruh

keluarga yang lebih tinggi, sedangkan pada sabun cuci

bubuk adanya pengaruh referensi dari orang lain.

Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor pribadi

antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk

bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada perbedan faktor

pribadi dalam keputusan pembelian sabun cuci cair dan

bubuk. Hasil uji menunjukan bahwa faktor pribadi yang

paling mempengaruhi lebih besar adalah sesuai dengan

keinginan. Dilihat dari uji chi-square menunjukkan faktor

psikologi antara dua variable sabun cuci cair dan sabun

cuci bubuk bernilai 0,000, hal ini berarti bahwa ada

perbedan faktor psikologi dalam keputusan pembelian sabun

cuci cair dan bubuk. Hasil uji menunjukan bahwa faktor

psikologi yang paling mempengaruhi lebih besar adalah

sesuai dengan kebutuhan (motivasi).

Kesimpulan

Kesimpulan dari riset pemasaran yang berjudul

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian sabun

cuci cair dan sabun cuci bubuk adalah adanya perbedaan

antara dua variable sabun cuci cair dan sabun cuci bubuk

terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen

dalam melakukan keputusan pembelian seperti faktor

social, kebudayaan dan psikologi. Pada faktor social

sabun cuci cair adanya pengaruh keluarga yang lebih

tinggi, sedangkan pada sabun cuci bubuk adanya pengaruh

referensi dari orang lain. Sedangkan Pada faktor

kebudayaan yang paling mempengaruhi adalah pada sabun

cuci cair adanya pengaruh kelas social yang paling

mempengaruhi, sedangkan pada sabun cuci bubuk adanya

pengaruh budaya yang paling mempengaruhi. Dan pada faktor

psikologis menunjukan bahwa faktor psikologi yang paling

mempengaruhi lebih besar adalah sesuai dengan kebutuhan

(motivasi).


Recommended