Date post: | 28-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | telkomuniversity |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
RISET
Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap
Sistem Informasi Registrasi Lab FRI Dengan
Metode Regresi Logistik Biner
Disusun oleh :
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
2011/2012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) merupakan
salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki empat
fakultas, Fakultas Elektro & Komunikasi, Fakultas
Informatika, Fakultas Sains, dan Fakultas Rekayasa
Industri. Fakultas Rekayasa Industri memiliki dua program
studi (prodi), yaitu Prodi Teknik Industri dan Prodi
Sistem Informasi. Dalam menunjang proses perkuliahan,
salah satunya disediakan laboratorium. Laboratorium ini
terdiri atas, tujuh laboratorium yaitu Laboratorium
Gambar Teknik, Laboratorium Perancangan Tata Letak
Fasilitas, Laboratorium Analisis Perancangan Kerja &
Ergonomi, Laboratorium Simulasi Bisnis, Laboratorium
Tekno Ekonomi, Laboratorium Statistika Industri dan
Penelitian Operasional, dan Laboratorium Sistem Produksi
& Otomasi. Laboratorium tersebut berfungsi untuk
menunjang proses praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa.
Setiap laboratorium yang ada di FRI pasti memiliki
mekanisme sistem untuk registrasi praktikum yang akan
dilakukan. Mekanisme sistem registrasi praktikum di
laboratorium Institut Teknologi Telkom, khususnya di
Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri, telah mengalami
perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Prosedur
penginputan jadwal praktikum yang semula dilakukan secara
konvensional kini telah bermigrasi ke sistem online; dan
perpindahan ini sesungguhnya dilakukan demi mempermudah
proses input jadwal bagi para praktikan walaupun
realisasinya masih terkendala oleh banyak faktor. Faktor-
faktor ini menimbulkan berbagai keluhan dari para
praktikan terkait, seperti terlihat pada banyaknya
pengaduan di jejaring sosial yakni sulitnya mengakses web,
sering terjadinya error, prosedur input yang kacau, dan
beragam complain lainnya yang menunjukkan masih adanya
ketidakpuasan yang dirasakan oleh praktikan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang
bersumber dari kuisioner pendahuluan yang disebarkan pada
30 responden, yang terdiri atas 10 orang mahasiswa 2009,
10 orang mahasiswa 2010, 10 orang mahasiswa 2011.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
sampling accidental. Sampling accidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono,
1999:60).
Grafik 1.1
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa angkatan 2009, 7 orang
merasa puas dan 3 orang merasa tidak puas. Angkatan 2010,
tidak ada yang merasa puas dan 10 orang merasa tidak
puas. Angkatan 2011, 3 orang merasa puas dan 7 orang
merasa tidak puas.
Dari data tersebut dilakukanlah penelitian dan
analisa untuk memberikan usulan perbaikan dalam
performansi sistem informasi registrasi praktikum.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini bisa diterangkan dengan
beberapa pertanyaan utama:
Bagaimana hubungan serta pengaruh faktor-faktor
kepuasaan praktikan FRI terhadap mekanisme sistem
registrasi praktikum?
Faktor-faktor mana saja yang harus ditingkatkan
untuk mencapai kepuasaan praktikan FRI terhadap
mekanisme sistem registrasi praktikum?
Bagaimana usulan perbaikan yang sesuai terhadap
performansi sistem registrasi praktikum laboratorium
FRI?
Metode
Mesin
Alokasi waktu
kapasitas performan
si
Over capacity Server
blowing
Sulitnya
input jadwal
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menganalisis hubungan serta pengaruh faktor-faktor
kepuasaan praktikan FRI terhadap mekanisme sistem
registrasi praktikum.
Mengetahui faktor-faktor mana saja yang harus
ditingkatkan untuk mencapai kepuasaan karyawan.
Untuk memberikan usulan perbaikan terhadap
performansi sistem registrasi praktikum laboratorium
FRI
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Agar registrasi praktikum dapat lebih efektif dan
efisien
Dapat meminimalisir tingkat kesalahan dalam sistem
registrasi pratikum.
Dengan metode yang lebih efektif, maka akan
memudahkan asisten dalam mengatur jadwal praktikum
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Penelitian dilakukan di laboratorium Fakultas
Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung.
Penelitian ini berdasarkan data praktikan periode
praktikum 2012 kecuali untuk angkatan 2011
menggunakan periode praktikum 2011.
Penelitian ini hanya memperhatikan sistem registrasi
praktikum.
1.6 Penelitian Sebelumnya1.Dwi Endah : “Analisis Karakteristik Mahasiswa dan
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kepemilikan
Usaha Mandiri Mahasiswa ITS”
2.Andini Damayanti (2007) : “Analisis Kepuasaan
Karyawan melalui Faktor-faktor Quality of Work Life
(QWL) di PT. Inti Abadi Kemasindo”
BAB 2 Landasan Teori
2.1 Kepuasaan konsumen
(Zeithamal: 2004: dalam Muhammad Rifai Siregar:
2011) merumuskan kepuasan konsumen sebagai “costomer’s
evaluation of a product or service in terms of whether that product or service
has met their needs and expectation”. Dalam hal ini konsumen
berarti praktikan. Dengan demikian kepuasan praktikan
merupakan perilaku yang terbentuk terhadap barang atau
jasa sebagai pembelian produk/jasa tersebut. Kepuasan
praktikan ini sangat penting karena akan berdampak pada
kelancaran praktikum. Praktikan yang merasa puas akan
jasa yang digunakannya akan kembali menggunakan jasa yang
ditawarkan. Hal ini akan membangun kesetiaan praktikan.
Dengan demikian praktikan akan merasa nyaman dan
kepercayaannya meningkat jika melakukan registrasi
kembali pada praktikum yang lain di semester selanjutnya.
Menurut ( Kottler: 1997: dalam Muhammad Rifai
Siregar: 2011 ), Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja suatu produk/jasa dan harapan-
harapannya. Jika produk/jasa tersebut jauh dibawah
harapan praktikan maka mereka akan kecewa. Sebaliknya
jika produk/jasa tersebut memenuhi harapan praktikan,
maka mereka akan senang. Harapan-harapan praktikan ini
dapat diketahui dari pengalaman mereka sendiri saat
melakukan registrasi praktikum pada praktium-praktikum
sebelumnya, omongan-omongan orang lain, dan lain
sebagainya.
2.2 Kualitas JasaSesuai definisi dari Kottler, jasa adalah suatu yang
tidak berwujud dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen/praktikan. (Kotler 2003 : 444: dalam Muhammad
Rifai Siregar: 2011).
Pembahasan tentang kualitas jasa merupakan sesuatu
yang kompleks karena penilaian kualitas jasa berbeda
dengan penilaian terhadap kualitas produk, terutama
karena sifatnya yang tidak nyata (intangible) dan pola
produksi serta konsumsinya yang berjalan secara simultan.
Disamping perbedaan karakteristik ini, dalam penilaian
kualitas jasa, praktikan terlibat secara langsung serta
ikut di dalam proses jasa tersebut, sehingga yang
dimaksud dengan kualitas jasa adalah bagaimana tanggapan
praktikan terhadap jasa yang dikonsumsi atau yang
dirasakan (Jasfar 2002 : 62 dalam Muhammad Rifai
Siregar: 2011).
2.3 Dimensi Kualitas JasaParasuraman, (Zeithamal dan Berry: 1985 dalam
Muhammad Rifai Siregar: 2011 ) melakukan penelitian
khusus terhadap beberapa jenis industri jasa. Sebelum
mengelompokkan ke dalam lima dimensi, ketiga peneliti ini
berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor yang dinilai
konsumen dan merupakan faktor utama yang menentukan
kualitas jasa, yaitu : accsess, communication, competence,
courtesy, credibility, reliability, responsiveness, security, understanding,
dan tangible.
Selanjutnya ( Parasuraman: 1988 dalam Muhammad
Rifai Siregar: 2011 ) melakukan kembali penelitian pada
kelompok fokus (focus group), baik pengguna maupun penyedia
jasa. Akhirnya ditemukan hasil, bahwa terdapat hubungan
yang sangat kuat antara communication, competence, courtesy,
credibility, dan security yang kemudian dikelompokan menjadi
satu dimensi yaitu assurance. Demikian pula halnya mereka
menemukan hubungan yang sangat kuat
diantara accsess dan understanding yang kemudian digabung
menjadi dimensi emphaty. Akhirnya ( Parasuraman:
1988 dalam Muhammad Rifai Siregar: 2011 ) mengemukakan
lima dimensi kualitas jasa. Kelima dimesi tersebut
adalah:
1.Reliability ( kehandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk
dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara
tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai
dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa
melakukan kesalahan setiap kali. Adapun atribut-
atribut yang berada dalam dimensi ini antara lain
adalah
a. Memberikan pelayanan registrasi praktikum
sesuai janji
b. Pertanggungjawaban tentang kemudahan pelayanan
registrasi praktikum terhadap praktikan
c. Memberi pelayanan yang baik saat mulai dari
proses pertama kepada praktikan sehingga memberikn
kesan yang baik
d. Memberikan pelayanan tepat waktu dan sesuai
jadwal yang telah ditentukan
e. Memberikan informasi kepada praktikan tentang
kapan registrasi yang dijanjikan akan direalisasikan
2. Responsiveness (daya tanggap)
Yaitu kemauan atau keinginan para asisten
laboratorium untuk membantu dan memberikan jasa yang
dibutuhkan praktikan. Membiarkan praktikan menunggu
ketika terjadi masalah, terutama tanpa alasan yang
jelas, akan menimbulkan kesan negative yang tidak
seharusnya terjadi. Kecuali jika kesalahan ini
ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi suatu yang
berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah
a. Memberikan pelayanan yang cepat
b. Kerelaan untuk membantu / menolong praktikan
jika terjadi kesulitan dalam proses registrasi
praktikum
c. Siap dan tanggap untuk menangani respon
permintaan dari para praktikan yang mengajukan complain
3. Assurance (jaminan)
Meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan, dan
sifat dapat dipercaya dari kontak asisten laboratorium
untuk menghilangkan sifat keragu-raguan praktikan dan
merasa terbebas dari bahaya dan resiko. Atribut-atribut
yang ada dalam dimensi ini adalah
a. Asisten laboratorium yang memberi jaminan
berupa kepercayaan akan keberhasilan proses registrasi
kepada praktikan
b. Membuat praktikan merasa aman dan nyaman saat
menggunakan jasa pelayanan laboratorium
c. Asisten laboratorium yang sopan
d. Asisten laboratorium yang memiliki pengetahuan
yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dari
praktikan
4. Emphaty (empati)
Meliputi sikap kontak antar asisten laboratorium untuk
memahami kebutuhan maupun kesulitan praktikan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan
komunikasi atau hubungan. Atribut-atribut yang ada dalam
dimensi ini adalah
a. Memberikan perhatian individu kepada praktikan
b. Asisten laboratorium yang mengerti keinginan
dari para praktikannya
5.Tangibles (produk-produk fisik)
Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan
sarana komunikasi serta yang lainnya yang dapat dan
harus ada dalam proses jasa yang diberikan asisten
laboratorium. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi
ini adalah
a. Tersedianya fasilitas komunikasi (berupa
milis, grup di sosial media, ataupun lainnya) yang
memudahkan komunikasi antara asisten laboratorium
dengan praktikan
b. Tampilan website yang disajikan menarik dan eye
catching
2.4 Uji Validitas
Memastikan sejauh mana kemampuan alat ukur dapat
tepat mengukur aspek yang dimaksudkan (Sekaran, 2004).
Uji validitas yang digunakan adalah nilai korelasi
Spearman.
Dengan
R(Xi) = peringkat untuk sampel Xi
R(Yi) = peringkat untuk sampel Yi
di = selisih antara R(Xi) dan R(Yi)
Hipotesis :
H0 = pertanyaan yang tidak mengukur aspek yang sama
H1 = pertanyaan mengukur aspek yang sama
Tolak H0 jika rxy > r tabel pada baris n, signifikansi
alpha.
Untuk sampel besar atau jumlah n > 30, menggunakan
aproksimasi yang didekati dengan distribusi normal.
2.5 Uji Reliabitas (Alpha Cronbrach)
Suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran
yang dilakukan tanpa bias (Sekaran, 2004). Metode yang
dipakai adalah Alpha Cronbach. Rumus dari pengujian ini
adalah (Cronbach, 1946):
k = jumlah belahan yang dibuat
S²p = standard deviasi skor pada masing-masing belahan
S²xt = standard deviasi kuadrat dari total skor
Bila nilai ɑc mendekati nilai 1,0 maka reliabilitasnya
semakin baik,bila dibawah 0,6 ianggap buruk. Bila lebih
dari 0,7 maka dapat diterima, jika lebih dari 0,8 sudah
dianggap baik (Sekaran, 2004).
2.6 Regresi Logistik Biner
Regresi linier seperti yang kita ketahui tidak dapat
menyelesaikan kasus dimana variabel dependent bersifat
dikotomi dan kategori dengan dua atau lebih kemungkinan
(ex. sukses atau Gagal; terpilih atau tidak terpilih;
lulus atau tidak lulus; melakukan pembelian atau tidak;
mendapat promosi atau tidak, dan lain-lain). Regresi
logistik umumnya melibatkan berbagai macam variabel
prediktor baik numerik ataupun kategorik, termasuk
variabel dummy. Pada regresi linier, variabel prediktor
yang digunakan biasanya numerik, tetapi jika kita
melibatkan campuran antara numerik maupun kategorik kita
dapat menggunakan regresi logistik.
Regresi logistik membentuk persamaan atau fungsi
dengan pendekatan maximum likelihood, yang memaksimalkan
peluang pengklasifikasian objek yang diamati menjadi
kategori yang sesuai kemudian mengubahnya menjadi
koefisien regresi yang sederhana. Dua nilai yang biasa
digunakan sebagai variabel dependen yang diprediksi
adalah 0 dan 1 (ex. 1=berhasil, 0=gagal).
Regresi logistik menghasilkan rasio peluang (odds
ratios) antara keberhasilan atau kegagalan suatu dari
analisis. Dapat kita contohkan dengan seorang tokoh yang
ingin menjadi presiden, akan lebih baik peluangnya jika
menjadi ketua partai politik tertentu. Disiniodds
ratio yang dimaksud adalah seberapa besar peluang tokoh
tersebut dengan mempertimbangkan variabel prediktor yang
ada.
Regresi logistik akan membentuk variabel
prediktor/respon (log (p/(1-p)) yang merupakan kombinasi
linier dari variabel independen. Nilai variabel prediktor
ini kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas
dengan fungsi logit.
Asumsi-asumsi dalam regresi logistik:
Error dari model regresi yang didapat tidak menyebar
normal
Ragam (variance) dari error tidak homogen (terjadi
heteroskedastisitas pada ragam error)
Tidak mengasumsikan hubungan linier antar variabel
dependen dan independent multi collenieritas
Variabel dependen harus bersifat dikotomi (2
variabel)
Variabel independent tidak harus memiliki keragaman
yang sama antar kelompok variabel
Kategori dalam variabel independent harus terpisah
satu sama lain atau bersifat eksklusif
Sampel yang diperlukan dalam jumlah relatif besar,
minimum dibutuhkan hingga 50 sampel data untuk
sebuah variabel prediktor (bebas).
Persamaan Regresi Logistik
Regresi logistik menghasilkan rasio peluang yang
dinyatakan dengan transformasi fungsi logaritma (log),
dengan demikian fungsi
transformasi log ataupun ln diperlukan untuk p-value,
dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa logit(p) merupakan log dari peluang (odds ratio)
atau likelihood ratio dengan kemungkinan terbesar nilai
peluang adalah 1, dengan demikian persamaan regresi
logistik menjadi:
logit(p) = log (p/1-p) = ln (p/1-p)
dimana p bernilai antara 0-1.
Model yang digunakan pada regresi logistik adalah:
Log (P / 1 – p) = β0 + β1X1 + β2X2 + …. + βkXk
Dimana p adalah kemungkinan bahwa Y = 1, dan X1, X2,
X3 adalah variabel independen, dan b adalah koefisien
regresi.
Konsep Log Odds dan Odds Ratio
Logit (log odds) merupakan koefisien slope (b) dari
persamaan regresi. Slope disini adalah perubahan nilai
rata-rata dari Y dari satu unit perubahan nilai
X. Regresi logistik melihat perubahan pada nilai variabel
dependen yang ditransformasi menjadi peluang, bukan nilai
aslinya seperti pada regresi linier. Sebagai ilustrasi
jika nilai peluang adalah 0,25, maka nilaiodds adalah 3
(25 : 75), sedangkan jika nilai peluang 50, maka
nilai odds adalah 1 (50 : 50), atau jika nilai peluang
0,33, maka nilai odds adalah 2 (33 : 67) dengan total
keseluruhan nilai peluang adalah 1. Nilai odds
ratio biasanya dapat kita lihat pada kolom B pada ‘variables
in the equation’ output SPSS.
Kecocokan Model (model fit) dan fungsi likelihood
Likelihood berarti juga peluang atau probabilitas untuk
hipotesis tertentu. Seperti yang kita ketahui pada kurva
regresi linier kita lihat adanya hubungan linier,
peningkatan pada sumbu Y akan diikuti dengan peningkatan
pada sumbu X dan sebaliknya. Tetapi pada regresi logistik
dengan nilai Y antara 0 dan 1, pendekatan linier tidak
bisa kita gunakan. Oleh karena itu metode maximum
likelihood sangat berguna dalam menentukan kecocokan model
yang tepat bagi persamaan yang kita miliki.
Hipotesis dalam regresi logistik antara lain:
1. h0 = ketika persamaan regresi bernilai 0
[logit(p) = 0].
2. h1 = persamaan regresi berbeda nyata dari 0
[logit(p) ≠ 0].
Regresi logistik merupakan regresi non linier dimana
model yang ditentukan akan mengikuti pola kurva linier
seperti gambar di bawah ini.
Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang
(odds ratios) terkait dengan nilai setiap prediktor. Peluang
(odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai probabilitas
hasil yang muncul yang dibagi dengan probabilitas suatu
kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang (odds
ratios) merupakan sekumpulan peluang yang dibagi oleh
peluang lainnya. Rasio peluang bagi predictor diartikan
sebagai jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat
(rasio peluang > 1) atau turun (rasio peluang < 1) ketika
nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit.
Regresi Logistik Biner merupakan model regresi
logistik dengan variabel respon (Y) berskala kategori
biner yaitu mempunyai dua kategori nilai 0 dan 1
(Agresti, 1990). Analisis ini digunakan untuk mencari
pola hubungan secara probabilitas antara variabel x
dengan p (probabilitas kejadian yang diakibatkan oleh x).
Nilai fungsi logistik berkisar antara 0 dan 1.
Fungsi regresi logistik :
Suatu transformasi untukl nilai π (x) yang disebut dengan
transformasi logit dilakukan untuk memperoleh asumsi
nilai log odds ratio mempunyai hubungan linier terhadap
x. (Hosmer, 2000)
Pengujian Estimasi Parameter Model :
1. Uji Serentak
H0 : β0 = β1 = ... = βk = 0
H1 : minimal ada satu β ≠ 0
Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji G
atau Likelihood Ratio Test (Hosmer, 2000)
Tolak Ho jika G > X² (a,k) ; k adalah banyakanya
parameter.
2. Uji Parsial
H0 : βi = 0
H1 : βi ≠ 0
Statistik uji-Wald :
Tolak Ho jika jika |W| > Zɑ/2 atau W² > X² (a, v)
dengan v adalah derajat bebas.
Uji Kesesuaian Model
Ho : model sesuai (tidak ada perbedaan antara
observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil)
H1 : model tidak sesuai (ada perbedaan antara
observasi dengan hasil kemungkinan prediksi hasil)
Statistik uji (Hosmer, 2000) :
G = banyak kelompok
n’k = jumlah subjek pada kelompok ke-k
Ok = jumlah nilai dari variabel respon pada ck
kombinasi variabel prediktor
= rata-rata taksiran
Probabilitas dimana mj adalah banyaknya subjek
dengan ck kombinasi variabel prediktor.
Tolak Ho jika
Interpretasi koefisien parameter dalam analisis
regresi logistik dilakukan dengan menggunakan nilai
odds ratio. Interpretasi dari nilai odds ratio
menunjukkan pengaruh variabel prediktor terhadap
variabel respon. Variabel prediktor dengan skala
kontinyu memerlukan perubahan sebesar ‘c’ untuk
mengintrepretasikan nilai odds ratio.
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Model Konseptual
Model konseptual menjelaskan metodologi yang
digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan variabel-
variabel yang telah dijelaskan pada bab dua, berikut
adalah model konseptual sebagai kerangka pemikiran
penelitian ini :
Gambar model konseptual diatas disusun dalam suatu
model yang diadaptasi dari beberapa penelitian yang
relevan. Variabel bebas dari model konseptual tersebut
berupa dimensi keandalan, keyakinan,kesesuaian,
responsif, kinerja dan fitur. Sedangkan variabel tidak
bebasnya berupa dimensi psikologi. Variabel-variabel
Gambar Model Konseptual
Keandalan
Keyakinan
Responsif
Kinerja
Fitur
Psikologi
Kepuasan Praktikan
Kesesuaian Rekomendasi
Perbaikan Sistem
Informasi Registrasi Praktikum
H1
H2
H3
H 4
H7
H5
H6
tersebut yang akan dicari pengaruhnya terhadap varibel
kepuasan praktikan.
Dari uji yang akan dilakukan, akan menghasilkan
tujuan dari penelitian ini, yaitu diketahui variabel yang
memengaruhi kepuasan praktikan terhadap sistem informasi
registrasi praktikum. Hal ini akan digunakan sebagai
dasar dalam merumuskan rekomendasi perbaikan sistem
informasi registrasi praktikum.
Adapun definisi dari masing-masing hubungan yang
terdapat pada model konseptual akan dijelaskan sebagai
berikut :
3.2 Dasar Pembentukan Model dan Perumusan Hipotesis
Setelah mengidentifikasi variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya akan
digunakan hipotesis yang menggambarkan hubungan yang
terjadi antar variabel. Berikut ini merupakan penjelasan
dari masing-masing hipotesis yang diajukan, perumusan
hipotesis tersebut didasari oleh penelitian-penelitian
yang relevan.
3.2.1 Hubungan antara reliability / keandalan dengan
kepuasan praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Langviniene dan Sekliuckiene (2007), reliability
telah menjadi faktor yang paling memengaruhi
kepuasan pelanggan freight forwarding di Lithuanian.
Selain itu, penelitian Akbar dan Parvez (2009) juga
mengungkapkan faktor faktor yang memengaruhi
kepuasan pelanggan jasa telekomunikasi di
Bangladesh, salah satu variabel yang berpengaruh
diantaranya adalah reliability.
H1 : reliability memiliki hubungan yang positif
terhadap kepuasan praktikan. Semakin tinggi
reliability yang diberikan sistem informasi
registrasi praktikum, maka akan semakin besar
kepuasan praktikan.
3.2.2 Hubungan antara assurance / keyakinan dengan
kepuasan praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Langviniene dan Sekliuckiene (2007), keyakinan telah
menjadi faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan
freight forwarding di Lithuanian. Selain itu,
penelitian Akbar dan Parvez (2009) juga
menguungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi
kepuasan pelanggan jasa telekomunikasi di
Bangladesh, salah satu variabel yang berpengaruh di
antaranya adalah keyakinan.
H2 : keyakinan memiliki hubungan yang positif
terhadap kepuasan praktikan. Semakin tinggi
keyakinan yang diberikan asisten dalam proses
registrasi praktikum, maka akan semakin besar
kepuasan praktikan .
3.2.3 Hubungan antara kesesuaian dengan kepuasan
praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafidz
Ahmad Zakiyuddin (2007), kesesuaian spesifikasi
telah menjadi faktor yang memengaruhi kepuasan
pelanggan kartu prabayar IM3 pada mahasiswa kota
Malang.
H3 : kesesusaian memiliki hubungan yang positif
terhadap kepuasan praktikan. Semakin tinggi
kesesuaian yang diberikan sistem informasi
registrasi praktikum, maka akan semakin besar
kepuasan praktikan.
3.2.4 Hubungan antara responsiveness/renponsif
dengan kepuasan praktikan
Menurut peelitian yang dilakukan oleh
Langvinisme dan Sekliuckiene (2007), responsif telah
menjadi faktor yang memngaruhi kepuasan pelanggan
freight forwarding di Lithuanian. Selain itu,
penelitian Akbar dan Parvez (2009) juga
mengungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi
kepuasan pelanggan jasa telekomunikasi di
Bangladesh, salah satu variabel yang berpengaruh
diantaranya adalah reponsif.
H4 : responsif memliki hubungan yang positif
terhadap kepuasan praktikan. Semakin tinggi
renponsif yang diberikan asisten, maka akan semakain
besar kepuasan praktikan.
3.2.5 Hubungan antara kinerja dengan kepuasan
praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Didit
Darmawan (2005), kinerja karayawan merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan
suatu perusahaan.
H5 : kinerja memiliki hubungan yang positif terhadap
kepuasan praktikan. Semakin tinggi kinerja yang
diberikan sistem informasi registrasi praktikum,
maka akan semakin besar kepuasan praktikan.
3.2.6 Hubungan antara fitur dengan kepuasan
praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafidz
Ahmad Zakiyuddin (2007), fitur merupakan salah satu
faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan kartu
prabayar IM3 pada mahasiswa kota Malang.
H6 : fitur memiliki hubungan yang positif terhadap
kepuasan praktikan. Semakin tinggi fitur yang
diberikan sistem informasi registrasi praktikum,
maka akan semakin besar kepuasan praktikan.
3.2.7 Hubungan antara psikologi dengan kepuasan
praktikan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fathoni
(2007), psikologi merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi kepuasan pelanggan terhadap layanan
sistem informasi. Psikologi merupakan dimensi adri
variabel dependent kepuasan.
H7 : psikologi memiliki hubungan yang positif
terhadap kepuasan praktikan. Semakin baik kualitas
yang diberikan sistem informasi registrasi
praktikum, maka akan semakin besar kepuasan
psikologi praktikan.
3.3.1Studi Kepustakaan
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses
penelitian. Pertama adalah melakukan studi
kepustakaan yang dilakukan dengan mengumpulkan
jurnal-jurnal yang berkaitan dengan kepuasan dan
data-data yang terkait yang nantinya digunakan dalam
membantu penelitian.
3.3.2Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan melalui pengumpulan
data awal dengan pihak terkait, yaitu mahasiswa
Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi
Telkom, khususnya angkatan 2009 dan 2010. Ini
dilakukan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan
dan kondisi sistem informasi laboratorium Fakultas
Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom serta
mengaitkan dengan studi kepustakaan, yaitu variable
penelitian yang digunakan pada penelitian.
3.3.3Operasionalisasi Variabel
Tabel Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Deskripsi Indikator Kualitas
Pelayanan
Sistem
Kinerja Dimensi ini
mengenai
seberapa baik
Performansi
sistem
informasi
Informasi
Registrasi
suatu sistem
informasi
melakukan apa
yang harus
dilakukan
(David Garvin,
1987)
Kemudahan
penggunaan
Kesesuaian
sistem
informasi
dengan
kebutuhan
praktikan
Pemberian
informasi
terhadap
praktikanKualitas
Pelayanan
Sistem
Informasi
RegistrasiFitur
Ini adalah”
pernik-pernik”
yang melengkapi
atau
meningkatkan
fungsi dasar
pada sistem
informasi
(David Garvin,
1987)
Data dalam
sistem
informasi
Kelengkapan
konten
sistem
informasi
Ketersediaan
media
informasiKeandalan Dimensi
kualitas ini
Kemampuan
sistem
berkaitan
dengan
kemampuan
sistem
informasi untuk
bertahan selama
penggunaan yang
biasa (David
Garvin, 1987)
informasi
dalam
penerimaan
data
Kemudahan
dalam
penyajian
informasi
Pemberian
layanan
sistem
informasi
Kekonsistena
n dalam
penentuan
aturan
sistem
Keyakinan
Dimensi ini
menunjukkan
keyakinan
praktikan dalam
melihat
pelayanan
Kepercayaan
terhadap
layanan
Pengelolaan
sistem
informasiKesesuaia Dimensi ini Ketepatan
n
berkaitan
dengan seberapa
baik sistem
informasi
tersebut sesuai
dengan standar
dalam
pemberian
informasi
Kesesuaian
sistem
informasi
dengan
keinginan
pelanggan
Kualitas
Pelayanan
Sistem
Informasi
Registrasi
Responsiv
eness
Kesediaan dalam
merespon
masalah-masalah
praktikan
Kesigapan
pelayanan
admin
Kesigapan
dalam
pemberian
tanggapan
lanjutan
Ketepatan
pemberian
tanggapanKepuasaan
Praktikan
Psikologi Kepuasan hidup
dan pencapaian
tujuan pratikan
antara lain,
Kepuasan
praktikan
terhadap
praktikum
senang, sedih
dan lain-lain
(King, 1998)
Kepuasan
praktikan
tentang slot
waktu
praktikum
3.3.4Desain Kuesioner
Pembuatan kuesioner bertujuan untuk
mengumpulkan data primer yang berguna bagi
penelitian ini. Dalam kuesioner ini akan dibuat
dengan acuan dari variable-variabel yang telah
ditentukan sebelumnya.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua
bagian pertama mengenai screening yang akan
berkaitan dengan identitas mahasiswa dan bagian
kedua berisi pertanyaan untuk mengukur variable-
variabel yang telah teridentifikasi sebelumnya
melalui indicator yang telah teridentifikasi juga
sebelumnya.
3.3.5Pengumpulan dan Pengolahan Data Kuesioner
Dalam penelitian ini, unit analisis atau objek
yang dijadikan penelitian adalah mahasiswa Fakultas
Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom,
khususnya angkatan 2009 dan 2010.
Langkah-langkah pengumpulan data kuesioner, yaitu:
3.3.5.1 Pretest
Pretest dilakukan untuk mengetahui sikap dari
responden terhadap kuesioner yang telah
dirancang, mencegah terjadinya dalam
pengambilan data. Pretest dilakukan sebagai
penelitian pendahuluan yang disebarkan kepada
84 responden mahasiswa Fakultas Rekayasa
Industri Institut Teknologi Telkom, khususnya
angkatan 2009 dan 2010. Melalui pretest ini
peneliti dapat mengetahui secara langsung item-
item pernyataan yang kurang dapat dipahami oleh
responden. Sehingga peneliti akan melakukan
modifikasi terhadap item agar responden lebih
memahami maksud dari pernyataan yang diajukan
oleh peneliti. Jika data yang diperoleh tidak
reliable dan tidak valid maka kembali ke tahap
desain kuesioner.
3.3.5.2 Penyebaran Kuesioner serta Penentuan
Sampel Penelitian
Adapun cara yang dilakukan dalam melakukan
pengumpulan data adalah dengan cara cluster
sampling, yaitu teknik sampling yang termasuk
dalam probability sampling yang cara
pengambilannya dengan menggunakan membagi
setiap clusternya dengan menggunakan
probability. Jumlah sampel yang akan diambil
sebesar 252 responden. Angka ini diperoleh
melalui tabel ukuran sample dengan mengacu pada
populasi (Kreijcie Morgan, 1970). Seseorang
diambil sebagai sample karena peneliti
menganggap bahwa seseorang tersebut memiliki
informasi yang diperlukan bagi peneliti.
3.3.6Uji Reliabilitas dan Validitas Data Kuesioner
3.3.6.1 Uji Reliabilitass
Uji Reliabilitas adalah uji keandalan instrumen
yang digunakan dalam riset. Reliabilitas
menunjukkan tingkat dimana data yang dimiliki
tidak bias (bebas dari error). Suatu instrumen
pengukuran (kuesioner) dikatakan reliabel jika
memberikan hasil yang konsisten pada setiap
pengukuran (artinya jika instrumen tersebut
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama akan menghasilkan data yang sama)
dalam rentang waktu kapan pun (Suharsimi,
1993). Dalam hal ini instrumen yang digunakan
adalah kuesioner. Kuesioner yang andal akan
mampu mengungkap informasi sebenarnya
dilapangan dan dapat digunakan sebagai alat
ukur yang dapat dipercaya. Pengujian keandalan
pada penelitian ini menggunakan hasil output dari
SPSS 17.0. Kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat reliabilitas dari suatu alat
ukur adalah kriteria Guilford (1976) yang dapat
dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria Penentuan Tingkat Reliabilitas dari
Suatu Alat Ukur
Koefisien Determinasi
(R2)
Ketentuan
R2 < 0.2 ---0.2 < R2 < 0.4 Reliabilitas rendah0.4 < R2 < 0.7 Reliabilitas sedang0.7 < R2 < 0.9 Reliabilitas tinggi0.9 < R2 < 1.0 Reliabilitas tinggi
sekaliR2 = 1 Reliabilitas sempurnaSumber : Guilford (1979)
Indikator dengan nilai R2 > 0.2 masuk dalam
kategori reliable, sedangkan indikator dengan nilai
R2 < 0.2 menunjukkan kontribusi yang kecil,
sehingga indikator tersebut harus direduksi.
Batas nilai reliabilitas minimal yang bisa
diiterima sebesar 0.70 (Kaplan dan Saccuzzo,
1993).
3.3.6.2 Uji Validitas
Instrumen dikatakan valid jika instrument
tersebut dapat mengukur variable yang diteliti
secara tepat atau dengan kata lain, ada
kecocokan di antara apa yang diukur dengan
tujuan pengukuran (Suharsimi, 1993). Pengujian
validitas dapat dilihat melalui outputan
software SPSS 17.0. Variabel dikatakan
mempunyai validitas yang baik jika nilai pearson
correlation sebesar 0.3 (Hamidi, 2007). Selain
itu, suatu elemen dikatakan valid dalam
pengukuran dimensi penelitian apabila estiamsi
koefisien bobot faktor kurang dari angka
tersebut maka elemen tersebut dikeluarkan dari
model pengukuran (Hair dkk., 2006).
3.3.7Analisis Hasil Pengolahan Data
Analisis yang dilakukan yaitu analisis mengenai
variabel-variabel yang telah diidentifikasi di
awal mengenai hubungan antara kualitas layanan
sistem informasi laboratorium terhadap kepuasan
praktikan.
Analisis yang pertama adalah menganalisis model
dari keseluruhan variabel dan dimensi yang
digunakan dalam penelitian ini.
Analisis yang kedua adalah peneliti mengukur
kekuatan antara variablel kualitas layanan
sistem informasi laboratorium dengan kepuasan
praktikan, disini kita mengukur seberapa kuat
hubungan antara kualitas layanan yang terdiri
dari beberapa dimensi, yaitu kinerja, fitur,
keandalan, keyakinan, keindahan, kesesuaian,
dan responsiveness. Hasil kuesioner nantinya
akan menggambarkan kepuasan praktikan atas
kualitas layananan sistem informasi
laboratorium, dimana dari nilai hasil
pengolahan data kuesioner ini akan terlihat
dimensi mana yang memiliki pengaruh paling
besar terhapap kepuasan praktikan.
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian
ini dengan menggunakan metode Regresi Logistik
Biner. Proses analisis penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan dari software SPSS 17.0.
Analisis ini dilakukan dengan tujuan ingin melakukan
pembuktian terhadap hipotesis. Dari hasil analisis
ini nantinya akan diperoleh hasil berupa seberapa
besar pengaruh variabel kualitas layanan sistem
informasi laboratorium terhadap kepuasan praktikan
berdasarkan indikatornya yang telah terdefinisi di
awal yang nantinya sebagai acuan dalam menentukan
rekomendasi perbaikan kepada laboratorium agar mampu
meningkatkan kualitas layanannya.
3.3.8Perumusan Rekomendasi
Setelah kita melakukan analisis dari data yang
sudah diolah maka kita dapat mengetahui mana
pengaruh terbesar dari variable-variable yang sudah
di identifikasi diawal, yaitu variabel kualitas
kepuasan layanan kerja dan variabel kepuasan
terhadap kepuasan praktikan terhadap sisfo
registrasi laboratorium. Dari sini tidak hanya
dilihat dari variabelnya saja akan tetapi dilihat
pula dari dimensinya yang memiliki pengaruh besar
agar rekomendasi yang nantinya akan diberikan lebih
spesifik lagi.
Dari hasil analisis itulah akan
direkomendasikan berupa usulan perbaikan yang tepat
dalam mencapai kepuasan praktikan berdasarkan
indikator maupun dimensi dari variabel yang
diberikan kepada praktikan Laboratorium FRI sehingga
nantinya metode perbaikan yang diusulkan nanti dapat
berjalan dengan efektif karena langsung ke sasaran
berdasarkan persepsi praktikan Laboratorium FRI
mengenai kekurangan-kekurangan pada sistem informasi
registrasi praktikum.
3.3.9Kesimpulan dan Saran
3.3.9.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini nantinya akan
menjelaskan mengenai hasil secara keseluruhan dari
penelitian yang dilakukan yaitu hasil pengujian
hipotesis yang sudah didefinisikan diawal apakah
hasilnya positif atau tidak, dan juga di kesimpulan
ini juga akan di paparkan rekomendasi usulan
perbaikan terhadap sistem informasi proses
registrasi laboratorium berdasarkan hasil data
primer kuisioner yang sudah diolah menggunakan
regresi biner logistik.
3.3.9.2 Saran
Saran dalam penelitian ini berisi masukan-
masukan terhadap penelitian yang dilakukan untuk
kedepannya baik itu berasal dari penentuan variable
yang sekiranya masih kurang maupun dalam hal teknis
yang menjadi kendala dalam melakukan penelitian ini.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian terdiri dari indikator-
indikator pernyataan dari setiap dimensi
penelitian yang akan diukur nilainya. Tujuan
dari perancangan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui persepsi Mahasiswa Fakultas Rekayasa
Industri Institut Teknologi Telkom khususnya
angakatan 2009 dan 2010 berdasarkan pada
dimensi penelitian, total pertanyaan dalam
kuesioner ini sebanyak 33 buah. Kuesioner
disebar kepada Mahasiswa Fakultas Rekayasa
Industri Institut Teknologi Telkom khususnya
angakatan 2009 dan 2010. Adapun desain
kuesioner dilampirkan pada lampiran.
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Rekap Responden Penelitian
4.2.2 Normalisasi Data
Normalisasi data digunakan untuk mengetahui
distribusi dari data yang kita dapatkan.
Kriteria yang harus dipenuhi oleh masing masing
item pernyataan hingga dapat dikatakan
berdistribusi normal adalah jika data memiliki
P-value diatas 0,05 dengan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov.
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Dimensi
Penelitian
4.2.3.1 Kinerja
4.2.3.2 Fitur
4.2.3.3 Keandalan
4.2.3.4 Keyakinan
4.2.3.5 Kesesuaian
4.2.3.6 Responsiveness
4.2.3.7 Psikologi