+ All Categories
Home > Documents > Sistem Informasi Manajemen Ternak Sapi Perah di AKA Milk ...

Sistem Informasi Manajemen Ternak Sapi Perah di AKA Milk ...

Date post: 31-Mar-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
10
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 3, No. 7, Juli 2019, hlm. 6920-6929 http://j-ptiik.ub.ac.id Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 6920 Sistem Informasi Manajemen Ternak Sapi Perah di AKA Milk Jakarta Muhammad Heryan Chaniago 1 , Faizatul Amalia 2, Agus Wahyu Widodo 3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Abstrak AKA Milk merupakan perusahaan peternakan sapi perah rakyat yang dalam kesehariannya melakukan proses produksi susu sapi hingga menjual hasil susu sapi tersebut ke pelanggan. Demi menjaga kualitas susu yang dihasilkan pemberian perawatan kepada sapi rutin dilakukan namun, dalam praktiknya kegiatan perawatan tidak pernah didokumentasikan dengan baik sehingga sulit untuk mengetahui riwayat perawatan ataupun kondisi terkini dari sapi. Selain perawatan sapi, hal yang berkaitan dengan penjualan susu juga tidak didokumentasikan dengan baik. Fakta yang dikemukakan oleh Purwantiningsih dan Kia (2018) bahwa aktivitas identifikasi dan recording sapi perah dapat membantu peternak dalam mengelola ternak serta memudahkan proses pengelolaan pemeliharaan sapi. Dalam mengatasi masalah di atas dibuatlah solusi berupa sistem informasi manajemen ternak sapi perah yang dibangun dengan metode SDLC Prototyping. Pada tahap analisis dan perancangan dibangun model yang dapat memudahkan komunikasi antara pengembang dan stakeholder demi menemukan solusi terbaik dalam bentuk sistem informasi berbasis web. Model yang digunakan pada tahap analisis dan perancangan meliputi use case, use case scenario, sequence diagram, class diagram dan entity relationship diagram. Sistem yang telah dibangun akan diuji menggunakan whitebox testing dengan metode cyclomatic complexity dan basis path testing. Pengujian dilanjutkan dengan blackbox testing menggunakan metode Decision Table dan Compatibility testing dengan metode Single Factor Coverage. Hasil dari pengujian yang mendekati 100% valid menunjukkan bahwa sistem dapat berkerja optimal dalam membantu kegiatan peternakan di AKA Milk yang meliputi kegiatan Manajemen data sapi, kegiatan pemeliharaan dan pemerahan, aktivitas penjualan susu hingga manajemen keuangan. Kata kunci: ternak sapi perah, sistem informasi berbasis web, SDLC prototyping. Abstract AKA Milk is a public dairy cattle company that handling from the process of production to selling the cow’s milk to customers. In order to maintain the quality of milk production, the cattle care and handling have been done routinely. However, in practice of the cattle care and handling, it has never been well- documented. Therefore, it’s difficult to track the handling record or the current condition of the dairy cattle. In addition to cattle care, matters relating to milk selling are also not well-documented. While, a fact stated by Purwatiningsih and Kia (2018) that the identification and recording of dairy cattle can help farmers in managing the farm and ease the process of managing cattle raising. To overcome the above problems, a management information system of dairy cattle was built using the SDLC Prototyping method. At the stage of analysis and design, a model that can facilitate communication between developers and stakeholder is built in order to find the best solution in a form of a web-based information system. Models used for analysis and design stage includes use cases, use case scenarios, sequence diagrams, class diagrams, and entity relationship diagrams. The implementation will be carried out after stakeholders approve the design by creating a system using codeigniter framework. After the implementation phase done, the system will be tested using white box testing with cyclomatic complexity method and basis path testing. Black box testing will be used to continue the test using decision table method and compatibility testing using the single factor coverage method. The test results close to 100% valid indicates that the system can work optimally in supporting farm activities of AKA Milk which includes dairy cattle data management, care and milking activities, milk selling activities to financial management. Keywords: dairy cattle, web-based information system, SDLC prototyping
Transcript

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 3, No. 7, Juli 2019, hlm. 6920-6929 http://j-ptiik.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 6920

Sistem Informasi Manajemen Ternak Sapi Perah di AKA Milk Jakarta

Muhammad Heryan Chaniago1, Faizatul Amalia2, Agus Wahyu Widodo3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

AKA Milk merupakan perusahaan peternakan sapi perah rakyat yang dalam kesehariannya melakukan

proses produksi susu sapi hingga menjual hasil susu sapi tersebut ke pelanggan. Demi menjaga kualitas

susu yang dihasilkan pemberian perawatan kepada sapi rutin dilakukan namun, dalam praktiknya

kegiatan perawatan tidak pernah didokumentasikan dengan baik sehingga sulit untuk mengetahui

riwayat perawatan ataupun kondisi terkini dari sapi. Selain perawatan sapi, hal yang berkaitan dengan

penjualan susu juga tidak didokumentasikan dengan baik. Fakta yang dikemukakan oleh

Purwantiningsih dan Kia (2018) bahwa aktivitas identifikasi dan recording sapi perah dapat membantu

peternak dalam mengelola ternak serta memudahkan proses pengelolaan pemeliharaan sapi. Dalam

mengatasi masalah di atas dibuatlah solusi berupa sistem informasi manajemen ternak sapi perah yang

dibangun dengan metode SDLC Prototyping. Pada tahap analisis dan perancangan dibangun model yang

dapat memudahkan komunikasi antara pengembang dan stakeholder demi menemukan solusi terbaik

dalam bentuk sistem informasi berbasis web. Model yang digunakan pada tahap analisis dan

perancangan meliputi use case, use case scenario, sequence diagram, class diagram dan entity

relationship diagram. Sistem yang telah dibangun akan diuji menggunakan whitebox testing dengan

metode cyclomatic complexity dan basis path testing. Pengujian dilanjutkan dengan blackbox testing

menggunakan metode Decision Table dan Compatibility testing dengan metode Single Factor

Coverage. Hasil dari pengujian yang mendekati 100% valid menunjukkan bahwa sistem dapat berkerja

optimal dalam membantu kegiatan peternakan di AKA Milk yang meliputi kegiatan Manajemen data

sapi, kegiatan pemeliharaan dan pemerahan, aktivitas penjualan susu hingga manajemen keuangan.

Kata kunci: ternak sapi perah, sistem informasi berbasis web, SDLC prototyping.

Abstract

AKA Milk is a public dairy cattle company that handling from the process of production to selling the

cow’s milk to customers. In order to maintain the quality of milk production, the cattle care and handling

have been done routinely. However, in practice of the cattle care and handling, it has never been well-

documented. Therefore, it’s difficult to track the handling record or the current condition of the dairy

cattle. In addition to cattle care, matters relating to milk selling are also not well-documented. While, a

fact stated by Purwatiningsih and Kia (2018) that the identification and recording of dairy cattle can

help farmers in managing the farm and ease the process of managing cattle raising. To overcome the

above problems, a management information system of dairy cattle was built using the SDLC Prototyping

method. At the stage of analysis and design, a model that can facilitate communication between

developers and stakeholder is built in order to find the best solution in a form of a web-based information

system. Models used for analysis and design stage includes use cases, use case scenarios, sequence

diagrams, class diagrams, and entity relationship diagrams. The implementation will be carried out

after stakeholders approve the design by creating a system using codeigniter framework. After the

implementation phase done, the system will be tested using white box testing with cyclomatic complexity

method and basis path testing. Black box testing will be used to continue the test using decision table

method and compatibility testing using the single factor coverage method. The test results close to 100%

valid indicates that the system can work optimally in supporting farm activities of AKA Milk which

includes dairy cattle data management, care and milking activities, milk selling activities to financial

management.

Keywords: dairy cattle, web-based information system, SDLC prototyping

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6921

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

1. PENDAHULUAN

DKI Jakarta merupakan ibu kota negara

yang ramai akan geliat perekonomian tak

terkecuali bisnis ternak sapi perah. Menurut data

yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian RI pada tahun 2017 sapi perah yang

diternakkan di DKI Jakarta berjumlah 2484 ekor.

Jumlah tersebut relatif turun dari tahun per tahun

sehingga berakibat pula pada turunnya produksi

susu sapi. Penurunan jumlah sapi mayoritas

diakibatkan pada masalah manajemen

peternakannya seperti terbatasnya akses

terhadap informasi atau teknologi, terbatasnya

akses terhadap modal usaha, lemahnya

manajemen kelompok dan ketiadaan mitra usaha

(Yastini, 2010). Demi memperbaiki hal tersebut,

dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kualitas

peternakan sapi perah rakyat dan juga kuantitas

dari hasil produksinya. Potensi peningkatan hasil

peternakan sapi perah dapat dimaksimalkan

dengan memperhatikan manajemen

pemeliharaan yang baik, kualitas pemberian

pakan, serta perbaikan mutu bibit (Liesdiana

dkk., 2016).

AKA Milk merupakan salah satu

peternakan sapi perah rakyat yang berlokasi di

Kelurahan Pondok Ranggon, Jakarta.

Manajemen perawatan dan pemeliharaan sapi

yang dilakukan AKA Milk seperti pemberian

pakan dan vitamin, potong kuku, suntik kutu,

pembersihan kandang dan pemeriksaan dokter

hanya didasarkan pada ingatan pemilik dan juga

kebutuhan insidental dari hewan. Hal ini

mengakibatkan minimnya catatan tentang

riwayat perawatan dan pemeliharaan sapi

sehingga sangat mungkin mengakibatkan

terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas dari

produksi susu.

Masalah lain yang ditemukan adalah

sulitnya AKA Milk dalam menentukan laba

yang didapat. Pada AKA Milk laba yang didapat

tidak dibukukan dan dimanajemen dengan baik

sehingga sulit untuk membandingkan dengan

modal yang telah dikeluarkan. AKA Milk biasa

menjual susu olahannya kepada pelanggan

ataupun dijual kepada koperasi. Hal ini juga

dapat mempersulit proses perhitungan laba

karena penjualan kepada pelanggan dan koperasi

memiliki margin keuntungan yang berbeda.

Susu sapi hasil pemerahan AKA Milk dapat

dibeli dengan cara memesan terlebih dahulu

untuk kemudian diantarkan pada waktu yang

telah disepakati. Umumnya pelanggan yang

membeli susu pada AKA Milk menggunakan

pembelian paket seminggu atau sebulan untuk

menjaga konsistensi konsumsi susu.

Permasalahan dapat timbul jika pembukuan

pesanan yang dilakukan oleh AKA Milk tidak

maksimal. Pada hal ini, semua catatan pesanan

pembelian susu hanya didokumentasikan oleh

AKA Milk melalui sebuah buku pesanan. Hal

tersebut sangat memungkinkan terjadinya

kesalahan dalam penulisan dan menyebabkan

salah paham tentang jumlah susu yang telah

diantarkan oleh AKA Milk kepada pelanggan.

Berdasarkan hasil dari penelitian

sebelumnya dan masalah yang telah disinggung,

penulis menawarkan solusi untuk membuat

suatu perangkat lunak yang dapat

mendokumentasikan kegiatan perawatan dan

pemerahan sapi, mencatat riwayat penjualan

susu, penentuan pakan dan perhitungan

keuntungan. Demi mewujudkan hal tersebut

penulis mengajukan permohonan penelitian

dengan judul “Sistem Informasi Manajemen

Ternak Sapi Perah di AKA Milk Jakarta”. Besar

harapan penulis dari penelitian ini dapat

membantu AKA Milk dalam mengembangkan

usaha peternakan sapi perah dan penjualan susu

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN

2.1. Kajian Pustaka

Purwantiningsih dan Kia (2018) melakukan

pengamatan di peternakan sapi perah Noviasiat

Claretian Benlutu, Timor tengah dan

menemukan fakta bahwa peternak di sana tidak

memiliki pengetahuan akan pengelolaan sapi

perah yang baik. Pengelolaan ternak sapi perah

hanya didasarkan pada pengamatan langsung

peternak dan kondisi sapi hanya diketahui oleh

segelintir karyawan di sana. Hal tersebut

menjadikan produktivitas yang dapat dihasilkan

oleh peternakan Noviasiat Claretian menjadi

tidak maksimal. Usaha untuk membantu

peternakan Noviasiat Claretian yang dilakukan

oleh Purwantiningsih dan Kia (2018) adalah

dengan mengembangkan metode identifikasi

dan recording data sapi perah. Metode kemudian

diimplementasi ke dalam Kegiatan pengabdian

dengan dilakukannya identifikasi dan recording

data dengan membuat kalung identifikasi, papan

recording, dan pembuatan kartu ternak.

Parameter Data identifikasi dan recording

meliputi data sapi, perkawinan sapi, kebuntingan

sapi dan produksi susu setiap pemerahan.

Setelah dilakukan pengabdian dan penelitian

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6922

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

selama empat bulan didapatkan kesimpulan

bahwa aktivitas identifikasi dan recording dapat

membantu pengelolaan sapi dan manajemen

produksi serta mendapatkan data yang akurat

mengenai kondisi sapi dan peternakan.

Kondisi peternakan di Kabupaten Blitar

tidak berbeda jauh dengan Desa Benlutu di

Timor Tengah jika dilihat dari manajemen data

peternakan sapi. Populasi sapi di Blitar yang

meningkat secara pesat membuat sulitnya

pendokumentasian data mengenai kesehatan dan

kegiatan inseminasi buatan yang dilakukan oleh

Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Masalah

lain yang muncul adalah sulitnya pembuatan

laporan kegiatan pada periode tertentu karena

proses pengumpulan data yang relatif lama

karena masih menggunakan metode

konvensional dengan tenaga manusia (Rido

dkk., 2014). Rido dkk. (2014) memberikan

solusi untuk mengatasi permasalahan peternakan

di Blitar dengan mengembangkan suatu sistem

informasi yang mampu mendokumentasikan

data inseminasi buatan, kelahiran sapi, kegiatan

dokter hewan hingga aktivitas konsultasi online.

Metode pengembangan sistem informasi

tersebut mengikuti tahapan pada System

Development Life Cycle atau SDLC dengan

analisis kebutuhan menggunakan model Data

Flow Diagram. Hasil yang didapat dari

pengembangan Sistem Informasi Pemantauan

Kondisi Ternak Hewan Sapi adalah

mempermudah Dinas Peternakan Kabupaten

Blitar dalam membuat laporan mengenai

Inseminasi Buatan, kebuntingan sapi dan

aktivitas dokter hewan serta dapat membantu

para peternak dalam menemukan solusi ketika

sapi mereka terjangkit penyakit.

2.2. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah upaya organisasi

dalam mengelola kebutuhan aktivitas harian

demi mendukung manajerial organisasi

(Iswandy, 2015). Selanjutnya, menurut Aisyah

dan Falgenti (2017) sistem informasi adalah

suatu proses untuk mendapatkan informasi yang

bermakna dari sebuah data demi mempermudah

pengambilan keputusan dalam sebuah

manajemen. Jika ditarik kesimpulan, Sistem

Informasi adalah suatu pemrosesan data mentah

dengan tujuan mendapatkan sebuah informasi

yang lebih relevan pada sebuah lingkup masalah

tertentu. Sistem informasi sangat dibutuhkan

oleh organisasi atau perusahan dalam

menentukan target dan tujuan selanjutnya

sehingga dapat disadari bahwa kehadiran sistem

informasi akan membantu suatu organisasi atau

perusahaan untuk lebih berkembang di masa

mendatang.

2.3. AKA Milk

AKA Milk adalah salah satu peternakan sapi

perah rakyat yang berada di Kelurahan Pondok

Ranggon, Jakarta. Proses perawatan sampai pada

pengolahan susu pada AKA Milk dikerjakan

bersama oleh satu keluarga dan dua orang

pegawai. Saat ini AKA Milk memiliki 15 ekor

sapi betina. Sapi betina yang nantinya akan

menjadi sapi perah adalah sapi yang berjenis

friesien Holstein. Dari proses pemerahan setiap

harinya AKA Milk dapat menghasilkan rata-rata

8 Liter susu murni untuk setiap sapinya.

Susu sapi hasil pemerahan dari AKA Milk

nantinya akan dijual sesuai kebutuhan dari

pesanan yang datang. Pesanan susu nantinya

akan diantarkan kepada pelanggan yang

sebelumnya telah memesan melalui telepon atau

chat. Susu sapi AKA Milk dapat dibeli dengan

memperhatikan beberapa kategori paket

pengiriman yang tersedia. Pertama, Pembelian

sekali Antar, yakni pembelian susu sapi yang

hanya dilakukan satu kali pengantaran ke

pelanggan. Kedua, pembelian paket mingguan,

yakni pembelian susu sapi yang diantarkan

secara terus menerus selama satu minggu. Dan

terakhir paket bulanan, yakni pembelian susu

sapi yang terus diantarkan secara terus menerus

selama satu bulan. Apabila tidak ada orang yang

memesan susu, maka hasil susu murni hasil

pemerahan AKA Milk akan dijual ke koperasi.

Gambar 1. Struktur Organisasi

2.4. Prototyping

Prototyping adalah salah satu metode SDLC

dalam mengembangkan suatu sistem dengan

lebih melibatkan pengguna. Tujuan penggunaan

metode prototyping adalah untuk membentuk

interaksi antara pengguna dengan pengembang

melalui sebuah model prototype yang sedangkan

dibuat agar dapat menghimpun informasi

semaksimal mungkin dari pengguna sehingga

mempermudah keberlanjutan pengembangan

sistem (Purnomo, 2017). Penggunaan metode

prototyping akan memperkecil kemungkinan

kegagalan sistem yang disebabkan tidak

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6923

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

sesuainya permintaan pengguna dengan sistem

yang telah dibuat karena pengguna turut andil

bagian dalam pengambilan keputusan pada

pengembangan sistem.

Gambar 2. Proses Kerja Model

Sumber: Budi dkk. (2016)

2.5. UML

UML atau unified modeling language

merupakan salah satu bahasa dalam

pengembangan sistem yang telah distandarisasi.

UML identik digunakan pada pengembangan

sistem yang berorientasi objek. Dengan

matangnya konsep UML bermunculan juga

berbagai macam perangkat lunak yang dapat

membantu dalam pembuatan model UML

(Kurniawan, 2018). Menurut Hendini (2016)

UML adalah suatu media yang dapat membantu

pengembangan sistem yang berorientasi objek.

Dapat disimpulkan bahwa UML adalah suatu

alat bantu dalam membuat model dari kebutuhan

sistem yang akan dibangun dengan orientasi

objek. Terdapat beberapa diagram yang dapat

membantu pengembangan sistem seperti use

case diagram yang menjelaskan bagaimana

kelakuan sistem dengan suatu pengguna,

Sequence diagram merupakan sebuah

representasi dari prilaku objek terhadap urutan

waktu dan pesan yang saling dikirim dan

diterima antar objek (Hendini, 2016) dan Class

diagram merupakan suatu diagram yang

menjelaskan hubungan antar kelas dan juga

detail dari setiap komponen dari kelas tersebut.

2.6. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak sendiri menurut

Mustaqbal dkk.(2015) adalah suatu kegiatan

menjalankan perangkat lunak untuk menemukan

kesalahan. Pengujian perangkat lunak yang

digunakan pada penelitian ini meliputi Whitebox

testing dengan metode Basis Path Testing dan

Cyclomatic Complexity, Blackbox testing

dengan metode Decision Table dan

Compatibility testing dengan metode single

factor coverage.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian

informasi manajemen ternak sapi perah di AKA

Milk Jakarta menggunakan metode SDLC

prototyping, guna mendapatkan sistem

informasi yang tepat dengan kebutuhan

pengguna. Terdapat diagram alir proses yang

diawali dengan pengumpulan studi literatur,

pengumpulan data, analisis kebutuhan,

perancangan sistem, evaluasi pengguna,

implementasi, pengujian serta penarikan

kesimpulan dan saran. Gambar 3 menunjukkan

diagram alir proses penelitian.

Gambar 3. Diagram alir proses penelitian

Pencarian studi literatur digunakan untuk

mendapatkan referensi pendukung dalam

melakukan penelitian, berfungsi sebagai media

pembelajaran agar dapat memahami lebih dalam

mengenai konsep maupun teori objek yang akan

diteliti serta dapat membantu proses analisis

kebutuhan, perancangan, implementasi maupun

pengujian. Sumber yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi jurnal, paper, laporan

ilmiah, buku dan lain-lain yang terlampir dalam

daftar pustaka.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan

tahap observasi dan wawancara terhadap pemilik

peternakan sapi AKA Milk di Jakarta. Proses

wawancara digunakan untuk mendapatkan data

yang akan digunakan dalam penelitian berupa

data aturan bisnis yang berlaku, data

kepemilikan dan jumlah sapi, data pegawai dan

data mengenai permasalahan yang dirasakan.

Data yang telah didapat akan diolah dalam

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6924

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

proses analisis, perancangan, implementasi serta

pengujian untuk mendapatkan sistem yang

sesuai dan dapat diimplementasikan dengan

baik.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan

melakukan identifikasi kebutuhan dan fitur yang

telah didapatkan dari proses wawancara terhadap

pemilik peternakan sapi perah rakyat AKA Milk

di Jakarta. Dalam melakukan analisis terhadap

kebutuhan sistem, terdapat beberapa tahapan

yaitu mengidentifikasi aktor yang terlibat,

mengidentifikasi setiap kebutuhan,

mendefinisikan kebutuhan fungsional maupun

non fungsional sistem, membuat use case

diagram untuk mendefinisikan kegiatan aktor

dan membuat use case skenario untuk

mendefinisikan secara rinci kegiatan yang dapat

dilakukan aktor dari awal sampai akhir.

Proses perancangan sistem dilakukan

apabila semua kebutuhan pengguna telah

didefinisikan dengan baik sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan. Perancangan sistem

digunakan sebagai acuan dalam melakukan

implementasi. Model perancangan dalam

penelitian ini menggunakan model UML dengan

menggunakan kebutuhan serta data yang telah

didefinisikan sebelumnya. Perancangan sistem

akan digambarkan menggunakan sequence

diagram pada perancangan objek, class diagram

pada perancangan kelas, perancangan basis data

dengan ERD dan perancangan antarmuka.

Evaluasi pengguna dilakukan ketika

perancangan sistem telah selesai dilakukan.

Evaluasi stakeholder dimaksudkan agar

mendapatkan rancangan yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan pengguna. Tujuan dari

evaluasi pengguna adalah untuk mengurangi

kemungkinan produk perangkat lunak tidak

terpakai atau tidak sesuai setelah produk dilepas

ke pengguna. Selain hal tersebut, evaluasi

pengguna akan memastikan semua kebutuhan

telah sesuai dengan proses kerja yang diterapkan

pada studi kasus.

Proses implementasi dilakukan dengan

mengimplementasikan hasil rancangan desain

sistem menjadi bentuk kode program.

Pembuatan sistem informasi manajemen ternak

sapi diimplementasikan dalam bentuk halaman

web menggunakan pemrograman HTML5,

bahasa pemrograman PHP, CSS dan Javascript

dengan bantuan Framework Codeigniter (CI),

dan MySQL server untuk database.

Setelah proses implementasi, proses

pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat

ketepatan sistem terhadap kebutuhan fungsional

dan non fungsional yang telah didefinisikan

sebelumnya. Pengujian dilakukan untuk seluruh

kebutuhan baik fungsional maupun non

fungsional, pada penelitian ini, menerapkan

whitebox testing, blackbox testing serta

pengujian non fungsional berupa compability

testing. Proses pengujian dilakukan untuk dapat

melakukan perbaikan apabila terdapat

fungsional yang tidak bekerja dengan baik atau

tidak sesuai dengan kebutuhan.

Penarikan kesimpulan dan saran dilakukan

apabila seluruh tahapan penelitian telah selesai

dilaksanakan. Kesimpulan merupakan sebuah

jawaban dari rumusan masalah yang diangkat

dalam penelitian, berisi hasil dari perancangan

serta pengujian sistem. Sedangkan saran

bertujuan untuk memberikan arahan terhadap

pengembangan perangkat lunak berikutnya.

4. ANALISIS KEBUTUHAN

4.1. Gambaran Umum Sistem

Sistem informasi manajemen pengelolaan

ternak sapi perah di AKA Milk dibuat dengan

beberapa bagian utama, yakni Manajemen sapi,

Pemeliharaan, Hasil perah, Pesanan, Pengurus,

Keuangan dan Log. Pada bagian manajemen

sapi, pemilik AKA Milk dapat mengelola sapi

perah yang dimiliki seperti melakukan

pengadaan, mengubah data sapi dan menjual

sapi. Detail sapi juga ditampilkan pada bagian

ini untuk melihat perkembangan dari sapi itu

sendiri. Pada bagian pemeliharaan, Pengurus

Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi dapat

mengelola hal-hal yang berkaitan dengan

pemeliharaan seperti riwayat perawatan, riwayat

sakit dan inseminasi buatan. Pada bagian hasil

perah, pengurus yang bertanggung jawab

sebagai pengelola susu dapat mendata setiap

hasil perah yang didapatkan per harinya. Selain

itu yang bertanggung jawab sebagai pengelola

susu juga dapat mendata pendistribusian dari

hasil perah. Pada bagian pesanan, pemilik dan

pengurus pemasaran susu dapat mendata setiap

pesanan yang ada, melakukan perubahan pada

pesanan dan melakukan pendataan pengantaran

susu. Bagi pengurus lain dapat melihat detail

dari setiap pesanan yang ada. Pada bagian

pengurus, pemilik AKA Milk dapat mendata

pengurus yang terlibat pada semua proses di

AKA Milk. Pada bagian keuangan, pemilik

AKA Milk dapat mengelola dan membuat

laporan pemasukan dan pengeluaran bulanan.

Pada bagian log, pemilik AKA Milk dapat

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6925

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

melihat log kegiatan yang dilakukan pemilik dan

pengurus AKA Milk pada sistem dan juga

pemilik dapat menerima email harian berisi log.

4.2. Identifikasi Aktor

Identifikasi aktor menjelaskan tentang

peran-peran dari aktor yang terlibat dalam

sistem. Aktor-aktor ini didapatkan berdasarkan

hasil wawancara dan observasi pada saat studi

lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi, pada sistem ini terdapat lima peran

aktor yaitu Pemilik adalah aktor mengelola data

sapi, keuangan dan log, Penanggung Jawab

Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi adalah aktor

yang dapat mengelola data berkaitan perawatan

sapi, penyakit sapi dan inseminasi buatan,

Penanggung Jawab Pengelolaan susu adalah

aktor yang dapat mengelola data hasil perah,

Penanggung jawab Pemasaran Susu dan

pelanggan adalah aktor yang dapat mengelola

harga produk dan mengelola pesanan.

4.3. Kebutuhan Fungsional Sistem

Kebutuhan fungsional adalah suatu keadaan

atau layanan yang harus terdapat pada sistem dan

dapat diakses oleh pengguna. Dari hasil elisitasi

kebutuhan yang telah dilakukan, diperoleh

kebutuhan-kebutuhan fungsional yang

diharapkan oleh pengguna. Kebutuhan

fungsional dari sistem ini berjumlah 43

kebutuhan dengan kategori kode dari kebutuhan,

aktor yang bersangkutan, nama fungsi dan

deskripsi dari kebutuhan.

4.4. Kebutuhan Non-Fungsional Sistem

Kebutuhan non-fungsional merupakan

daftar kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan

dengan kualitas dan batasan yang dimiliki

system. Kebutuhan non-fungsional pada

penelitin ini adalah Compatibility.

4.5. Use Case Diagram

Use Case diagram adalah suatu diagram

yang menjelaskan bagaimana kelakuan sistem

dengan suatu aktor. Use case diagram

menggambarkan apa saja yang dapat dilakukan

oleh sistem dan siapa saja yang dapat

menggunakan kemampuan dari sistem tersebut.

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan

ternak Sapi Perah AKA Milk memiliki 4 aktor.

Perilaku dari setiap aktor dijabarkan dalam

bentuk diagram use case seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Use case diagram

5. PERANCANGAN

5.1. Perancangan Sequence Diagram

Pada pemodelan sequence diagram

dijelaskan bahwa urutan proses yang terjadi

untuk mencapai suatu kebutuhan sistem. Semua

objek pada sequence diagram merupakan hasil

identifikasi dari spesifikasi kebutuhan dan use

case scenario yang ada pada tahap analisis

kebutuhan sebelumnya. Setiap sequence

diagram menggambarkan setiap use case yang

ada. Gambar 5 menunjukkan sequence diagram

tambah hasil perah.

Gambar 5. Sequence diagram

5.2. Perancangan Class Diagram

Pada perancangan class diagram terdapat

tiga kelompok kelas utama yakni, kelas view,

kelas controller dan kelas model. Setiap kelas

terhubung dengan kelas lainnya dengan relasi

asosiasi yang menjelaskan saling menggunakan

antar kelas yang terhubung.

5.3. Perancangan Data

Pada perancangan data dari sistem ini akan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6926

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

menggunakan Entity Relationship Diagram

(ERD). Terdapat 14 entitas utama dan 2 relasi

dengan atribut. Atribut dan hubungan antar

entitas akan dijabarkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Perancangan basis data

5.4. Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka ini akan ditunjukkan

beberapa sampel antarmuka seperti antarmuka

halaman sapi, antarmuka halaman hasil perah,

antarmuka halaman pesanan, antarmuka

halaman laporan keuangan dan antarmuka

halaman log. Perancangan antarmuka akan

disertai gambar dan penjelasan dari masing-

masing komponen yang berada pada halaman

tersebut. Gambar 7 menunjukkan contoh

perancangan antarmuka halaman hasil perah.

Gambar 7. Perancangan antarmuka halaman hasil

perah

6. IMPLEMENTASI

6.1. Implementasi Program

Implementasi program merupakan hasil

nyata dari analisis serta perancangan yang telah

dibuat sebelumnya berupa bentuk syntax kode.

Program akan diimplementasikan dalam bahasa

pemrograman PHP 5.6 serta Javascript,

menggunakan konsep Object Oriented

Programming (OOP).

6.2. Implementasi Basis Data

Proses implementasi basis data merupakan

hasil dari analisa data yang telah dilakukan pada

proses sebelumnya dan disesuaikan dengan

kebutuhan sistem. Dari Gambar 8 dapat

dijelaskan bahwa sistem ini memiliki 12 tabel

basis data untuk menyimpan data sesuai

kebutuhan yang telah didefinisikan. Tabel

tersebut adalah tabel sapi yang berisi data sapi,

tabel riwayatsakit, yang berisi riwayat sakit yang

dialami setiap sapi, tabel perawatansapi yang

berisi data perawatan setiap sapi, tabel

inseminasibuatan yang berisi data inseminasi

buatan, tabel hasilperah yang berisi data hasil

perah tiap harinya, tabel pembagianhasilperah

yanng berisi data pembagian dari hasil perah

yang didapat, tabel produk berisi data produk

yang dijual, tabel pesanan yang berisi data

pesanan yang ada, tabel antarpesanan yang berisi

data pengantaran pesanan yang telah dilakukan,

tabel pengurus yang berisi data pengurus, tabel

laporankeuangan yang berisi data laporan

keuangan tiap bulannya dan tabel log yang berisi

data log sistem.

Gambar 8. Implementasi basis data

6.3. Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka merupakan hasil

nyata yang menggambarkan antarmuka yang

dapat dilihat oleh pengguna secara visual,

antarmuka di design sesuai dengan analisis dan

perancangan yang telah dilakukan sebelumnya.

Gambar 9 menunjukkan contoh implementasi

antarmuka pada halaman hasil perah.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6927

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Gambar 9. Implementasi Antarmuka

7. PENGUJIAN

7.1. Pengujian Whitebox

Whitebox testing akan menguji suatu

program dengan penekanan pada implementasi

dari kode. Metode yang digunakan pada

whitebox testing ini adalah basis path testing dan

Cyclomatic Complexity. Pengujian akan

dilakukan dengan menjalankan test case

berdasarkan jalur independen yang didapat dari

hasil metode basis path testing dan Cyclomatic

Complexity.

a) Flow Graph

Gambar 10. Implementasi Antarmuka

b) Cyclomatic complexity

• V(G) = jumlah area = 4

• V(G) = Edge-Node + 2 = 21-19+2=4

• V(G) = Predicate Node + 1 = 3+1=4

c) Jalur Independen

• Jalur 1: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-13-16-19

• Jalur 2: 1-2-3-4-5-6-7-11-12-13-16-19

• Jalur 3: 1-2-3-4-14-15-16-19

• Jalur 4: 1-17-18-19

d) Test Case

• Jalur 1

Kondisi: Menjalankan fungsi tambah hasil perah

dengan kondisi session jabatan pengurus

pembuatan produk susu , dengan inputan

hasil perah tiap sapi dan pembagian hasil

perah yang sama pada hari yang belum

dilakukan penambahan hasil perah.

Expected Result:

Berhasil menambah hasil perah.

Actual Result:

Berhasil menambah hasil perah.

Status:

Valid

• Jalur 2

Kondisi:

Menjalankan fungsi tambah hasil perah

dengan kondisi session jabatan pengurus

pembuatan produk susu, dengan inputan

hasil perah tiap sapi dan pembagian hasil

perah yang tidak sama.

Expected Result:

Gagal menambah hasil perah.

Actual Result:

Gagal menambah hasil perah.

Status:

Valid

• Jalur 3

Kondisi:

Tambah hasil perah pada hari yang telah

ditambah hasil perahnya.

Expected Result:

Gagal menambah hasil perah.

Actual Result:

Gagal menambah hasil perah.

Status:

Valid

• Jalur 4

Kondisi:

Menjalankan fungsi tambah hasil perah

dengan kondisi session jabatan bukan

pengurus pembuatan produk susu.

Expected Result:

Gagal menambah hasil perah.

Actual Result:

Gagal menambah hasil perah.

Status:

Valid

7.2. Pengujian Blackbox

Blackbox testing akan menguji suatu

program dengan penekanan pada fungsionalitas

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6928

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

dan hal-hal yang dapat diamati tanpa melihat

implementasi dari kode. Metode yang digunakan

pada blackbox testing ini adalah decision table.

Pengujian akan dilakukan dengan menjalankan

test case tabel aksi dan kondisi yang didapat dari

metode decision table.

Tabel 1. Decision table tambah hasil perah

No Kondisi R1 R2 R3 R4

1 Tambah hasil perah hari ini belum dilakukan.

1 1 0 0

2 Pembagian hasil perah sama

dengan total hasil perah. 1 0 1 0

Aksi

1 Berhasil Menambah Hasil

Perah. X

2 Gagal dan Menampilkan

pesan error “Hasil Perah Hari Ini Sudah Ditambah!”.

X X

3 Gagal dan Menampilkan

pesan error “Hasil Perah

Sapi Tidak Sesuai dengan Jumlah Pembagian Hasil

Perah!”.

X X

4 Tidak akan terjadi.

Tabel 2. Test case tambah hasil perah

Kon-

disi

Input

Result Status

a b c d e

Belum 12

L

6

L

6

L

Rp. 60000 Berhasil

Menambah

Hasil Perah.

Valid

Belum 12 L

5 L

5 L

Rp. 60000 Menampilkan pesan

error “Hasil

Perah Sapi

Tidak Sesuai

dengan

Jumlah

Pembagian Hasil

Perah!”.

Valid

Sudah 12

L

6

L

6

L

Rp. 60000 Gagal dan

Menampilkan pesan

error “Hasil

Perah Hari

Ini Sudah Ditambah!”.

Valid

Sudah 12

L

5

L

5

L

Rp. 60000 Menampilka

n pesan

error “Hasil Perah Hari

Sudah

Ditambah!”.

Valid

7.3. Pengujian Compatibility

Compatibility testing akan menguji

kompatibilitas dari sistem yang dibuat dengan

lingkungan dimana sistem tersebut akan

digunakan. Pada pengujian ini akan dilakukan

secara manual tanpa bantuan perangkat lunak

lain dan hanya menggunakan metode single

factor coverage untuk mendapatkan test case.

Test case dibuat berdasarkan tabel single factor

coverage yang memuat spesifikasi konfigurasi

yang digunakan pada sistem ini seperti yang

terpapar pada Tabel 2. Setelah didapat test case,

tahap selanjutnya adalah menguji setiap test case

yang ada pada browser yang telah ditentukan di

spesifikasi kebutuhan. Pengujian yang dilakukan

menghasilkan hasil yang hampir valid kecuali

pada aspek responsive yang masih terdapat

kegagalan di dalamnya.

Tabel 3. Test case spesifikasi konfigurasi web.

CSS Javascript Responsive

Menjalan-

kan

halaman

yang memuat css

di

dalamnya.

Menjalan-kan

fungsi

javascript pada

modal form pengadaan sapi

di halaman

daftar sapi.

Mengubah

panjang dan

lebar

jendela browser.

8. PENUTUP

8.1. Kesimpulan

Analisis kebutuhan yang telah dilakukan

menghasilkan 43 kebutuhan fungsional dan 1

kebutuhan non fungsional yang didapat dari

permasalahan di AKA Milk Jakarta. Fitur dapat

di akses secara menyeluruh atau terbatas sesuai

haknya oleh 4 aktor, yakni Pemilik, Pengurus

Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi, Pengurus

Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi dan Pengurus

Pemasaran Susu. Kebutuhan fungsional yang

ada juga turut dibuatkan sebuah model analis

dalam bentuk use case dan use case scenario.

Perancangan sistem yang dilakukan

berdasarkan analis kebutuhan sebelumnya

menghasilkan sequence diagram, class diagram,

Perancangan Basis Data dan Perancangan

Antarmuka. Sequence diagram dibuat

berdasarkan hasil analisis kebutuhan fungsional.

Pada perancangan class diagram komponen di

dalamnya merujuk kepada atribut dan fungsi

yang telah dijabarkan pada sequence diagram

dan kebutuhan sistem. Pada perancangan basis

data digunakan konsep ERD yang

merepresentasikan hubungan antar entitas yang

sama-sama memiliki atributnya masing-masing.

Pada perancangan antarmuka berisi mock-up

atau gambaran mengenai bagaimana tampilan

dari sistem yang akan dibangun.

Implementasi yang dilakukan dari

perancangan sistem menghasilkan spesfikasi

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6929

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

sistem, implementasi basis data, implementasi

kode program dan implementasi antarmuka.

Implementasi basis data dibuat dengan DBMS

MySQL, sedangkan implementasi kode program

dibuat dengan konsep MVC milik freamwork

codeigniter.

Pengujian dari implementasi dilakukan

dengan 3 cara, yakni whitebox testing, blackbox

testing dan compatibility testing. Hasil yang

didapat whitebox testing dan blackbox testing

menenunjukan bahwa sistem telah berhasil

diimplementasikan dengan baik berdasarkan

kebutuhan fungsional yang ada. Pada

compatibility testing yang dilakukan didapat

hasil yang mendekati sempurna karna pada salah

satu aspek, yakni responsive didapati hasil yang

tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

8.2. Saran

Saran yang diberikan untuk pengembangan

sistem manajemen peternakan sapi perah di

AKA Milk selanjutnya antara lain, sistem dapat

diimplementasikan kedalam aplikasi native

ataupun hybrid demi memudahkan penggunaan

pada perangkat mobile, sistem dapat

menerapkan disiplin ilmu dari kecerdasan buatan

untuk membuat sistem dapat memprediksi masa

perah yang optimal bagi setiap sapi dan dapat

memprediksi penyakit sapi berdasarkan gejala

yang dialami sapi serta menambah

fungsionalitas yang dapat melayani pemesanan

susu langsung dari sistem yang dilakukan oleh

aktor pelanggan.

10. DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, D.A. & Falgenti, K. 2017, “Sistem

Informasi Penjualan Berbasis Kinerja pada

Proyek Apartemen Mega City Bekasi,”

Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi,

vol. 03, no. 3, hal. 343–52.

Budi, D.S., Siswa, T.A.Y. & Abijono, H. 2016,

“Analisis Pemilihan Penerapan Proyek

Metodologi Pengembangan Rekayasa

Perangkat Lunak,” Teknika, vol. 5, no. 1,

hal. 25–6.

Hendini, A. 2016, “Pemodelan UML Sistem

Informasi Monitoring Penjualan dan Stok

Barang (Stuidi Kasus: Distri Zhezha

Pontianak),” Jurnal Khatulistiwa

Informatika, vol. IV, no. 2, hal. 107–16.

Iswandy, E. 2015, “SISTEM PENUNJANG

KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN

PENERIMAAN DANA SANTUNAN

SOSIAL ANAK NAGARI DAN

PENYALURANNYA BAGI

MAHASISWA DAN PELAJAR

KURANG MAMPU DI KENAGARIAN

BARUNG – BARUNG BALANTAI

TIMUR,” Teknologi Inforasi, vol. 3, no. 2.

Kurniawan, T.A. 2018, “Pemodelan Use Case

(UML): Evaluasi Terhadap beberapa

Kesalahan dalam Praktik,” Jurnal

Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

vol. 5, no. 1, hal. 77.

Liesdiana, F., Hermawan & Indrijani, H. 2016,

CHARACTERISTICS EVALUATION OF

DAIRY CATTLE FRIES, vol. 5, no. 3, hal.

1–11.

Mustaqbal, M.S., Firdaus, R.F. & Rahmadi, H.

2015, “Pengujian Aplikasi Menggunakan

Black Box Testing Boundary Value

Analysis,” Jurnal Ilmiah Teknologi

Informasi Terapan, vol. I, no. 3, hal. 34.

Pertanian Kementerian RI 2017, STATISTIK

PETERNAKAN DAN KESEHATAN

HEWAN 2017, Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian RI.

Purnomo, D. 2017, “Model Prototyping Pada

Pengembangan Sistem Informasi,” Jurnal

Informatika Merdeka Pasuruan, vol. 2, no.

2, hal. 54–61.

Purwantiningsih, T.I. & Kia, K.W. 2018,

“IDENTIFIKASI DAN RECORDING

SAPI PERAH DI PETERNAKAN BIARA

NOVISIAT CLARETIAN BENLUTU,

TIMOR TENGAH SELATAN,” Jurnal

Pengabdian Masyarakat Peternakan, vol.

3, no. 1.

Rido, A.R., Jusak & Lemantara, J. 2014,

RANCANG BANGUN SISTEM

INFORMASI PEMANTAUAN KONDISI

TERNAK HEWAN SAPI PADA DINAS

PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR

BERBASIS WEB Alim, vol. 3, no. 1, hal.

58–64.

Yastini, N.N. 2010, “MASALAH YANG

DIHADAPI KELOMPOK PETERNAK

DALAM MENGEMBANGKAN

AGRIBISNIS TERNAK SAPI,” Jurnal

Ilmiah Prodi Agribisnis, vol. 1.


Recommended