Date post: | 31-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 1 times |
Download: | 0 times |
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 3, No. 7, Juli 2019, hlm. 6920-6929 http://j-ptiik.ub.ac.id
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 6920
Sistem Informasi Manajemen Ternak Sapi Perah di AKA Milk Jakarta
Muhammad Heryan Chaniago1, Faizatul Amalia2, Agus Wahyu Widodo3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
AKA Milk merupakan perusahaan peternakan sapi perah rakyat yang dalam kesehariannya melakukan
proses produksi susu sapi hingga menjual hasil susu sapi tersebut ke pelanggan. Demi menjaga kualitas
susu yang dihasilkan pemberian perawatan kepada sapi rutin dilakukan namun, dalam praktiknya
kegiatan perawatan tidak pernah didokumentasikan dengan baik sehingga sulit untuk mengetahui
riwayat perawatan ataupun kondisi terkini dari sapi. Selain perawatan sapi, hal yang berkaitan dengan
penjualan susu juga tidak didokumentasikan dengan baik. Fakta yang dikemukakan oleh
Purwantiningsih dan Kia (2018) bahwa aktivitas identifikasi dan recording sapi perah dapat membantu
peternak dalam mengelola ternak serta memudahkan proses pengelolaan pemeliharaan sapi. Dalam
mengatasi masalah di atas dibuatlah solusi berupa sistem informasi manajemen ternak sapi perah yang
dibangun dengan metode SDLC Prototyping. Pada tahap analisis dan perancangan dibangun model yang
dapat memudahkan komunikasi antara pengembang dan stakeholder demi menemukan solusi terbaik
dalam bentuk sistem informasi berbasis web. Model yang digunakan pada tahap analisis dan
perancangan meliputi use case, use case scenario, sequence diagram, class diagram dan entity
relationship diagram. Sistem yang telah dibangun akan diuji menggunakan whitebox testing dengan
metode cyclomatic complexity dan basis path testing. Pengujian dilanjutkan dengan blackbox testing
menggunakan metode Decision Table dan Compatibility testing dengan metode Single Factor
Coverage. Hasil dari pengujian yang mendekati 100% valid menunjukkan bahwa sistem dapat berkerja
optimal dalam membantu kegiatan peternakan di AKA Milk yang meliputi kegiatan Manajemen data
sapi, kegiatan pemeliharaan dan pemerahan, aktivitas penjualan susu hingga manajemen keuangan.
Kata kunci: ternak sapi perah, sistem informasi berbasis web, SDLC prototyping.
Abstract
AKA Milk is a public dairy cattle company that handling from the process of production to selling the
cow’s milk to customers. In order to maintain the quality of milk production, the cattle care and handling
have been done routinely. However, in practice of the cattle care and handling, it has never been well-
documented. Therefore, it’s difficult to track the handling record or the current condition of the dairy
cattle. In addition to cattle care, matters relating to milk selling are also not well-documented. While, a
fact stated by Purwatiningsih and Kia (2018) that the identification and recording of dairy cattle can
help farmers in managing the farm and ease the process of managing cattle raising. To overcome the
above problems, a management information system of dairy cattle was built using the SDLC Prototyping
method. At the stage of analysis and design, a model that can facilitate communication between
developers and stakeholder is built in order to find the best solution in a form of a web-based information
system. Models used for analysis and design stage includes use cases, use case scenarios, sequence
diagrams, class diagrams, and entity relationship diagrams. The implementation will be carried out
after stakeholders approve the design by creating a system using codeigniter framework. After the
implementation phase done, the system will be tested using white box testing with cyclomatic complexity
method and basis path testing. Black box testing will be used to continue the test using decision table
method and compatibility testing using the single factor coverage method. The test results close to 100%
valid indicates that the system can work optimally in supporting farm activities of AKA Milk which
includes dairy cattle data management, care and milking activities, milk selling activities to financial
management.
Keywords: dairy cattle, web-based information system, SDLC prototyping
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6921
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1. PENDAHULUAN
DKI Jakarta merupakan ibu kota negara
yang ramai akan geliat perekonomian tak
terkecuali bisnis ternak sapi perah. Menurut data
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian
Pertanian RI pada tahun 2017 sapi perah yang
diternakkan di DKI Jakarta berjumlah 2484 ekor.
Jumlah tersebut relatif turun dari tahun per tahun
sehingga berakibat pula pada turunnya produksi
susu sapi. Penurunan jumlah sapi mayoritas
diakibatkan pada masalah manajemen
peternakannya seperti terbatasnya akses
terhadap informasi atau teknologi, terbatasnya
akses terhadap modal usaha, lemahnya
manajemen kelompok dan ketiadaan mitra usaha
(Yastini, 2010). Demi memperbaiki hal tersebut,
dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kualitas
peternakan sapi perah rakyat dan juga kuantitas
dari hasil produksinya. Potensi peningkatan hasil
peternakan sapi perah dapat dimaksimalkan
dengan memperhatikan manajemen
pemeliharaan yang baik, kualitas pemberian
pakan, serta perbaikan mutu bibit (Liesdiana
dkk., 2016).
AKA Milk merupakan salah satu
peternakan sapi perah rakyat yang berlokasi di
Kelurahan Pondok Ranggon, Jakarta.
Manajemen perawatan dan pemeliharaan sapi
yang dilakukan AKA Milk seperti pemberian
pakan dan vitamin, potong kuku, suntik kutu,
pembersihan kandang dan pemeriksaan dokter
hanya didasarkan pada ingatan pemilik dan juga
kebutuhan insidental dari hewan. Hal ini
mengakibatkan minimnya catatan tentang
riwayat perawatan dan pemeliharaan sapi
sehingga sangat mungkin mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas dari
produksi susu.
Masalah lain yang ditemukan adalah
sulitnya AKA Milk dalam menentukan laba
yang didapat. Pada AKA Milk laba yang didapat
tidak dibukukan dan dimanajemen dengan baik
sehingga sulit untuk membandingkan dengan
modal yang telah dikeluarkan. AKA Milk biasa
menjual susu olahannya kepada pelanggan
ataupun dijual kepada koperasi. Hal ini juga
dapat mempersulit proses perhitungan laba
karena penjualan kepada pelanggan dan koperasi
memiliki margin keuntungan yang berbeda.
Susu sapi hasil pemerahan AKA Milk dapat
dibeli dengan cara memesan terlebih dahulu
untuk kemudian diantarkan pada waktu yang
telah disepakati. Umumnya pelanggan yang
membeli susu pada AKA Milk menggunakan
pembelian paket seminggu atau sebulan untuk
menjaga konsistensi konsumsi susu.
Permasalahan dapat timbul jika pembukuan
pesanan yang dilakukan oleh AKA Milk tidak
maksimal. Pada hal ini, semua catatan pesanan
pembelian susu hanya didokumentasikan oleh
AKA Milk melalui sebuah buku pesanan. Hal
tersebut sangat memungkinkan terjadinya
kesalahan dalam penulisan dan menyebabkan
salah paham tentang jumlah susu yang telah
diantarkan oleh AKA Milk kepada pelanggan.
Berdasarkan hasil dari penelitian
sebelumnya dan masalah yang telah disinggung,
penulis menawarkan solusi untuk membuat
suatu perangkat lunak yang dapat
mendokumentasikan kegiatan perawatan dan
pemerahan sapi, mencatat riwayat penjualan
susu, penentuan pakan dan perhitungan
keuntungan. Demi mewujudkan hal tersebut
penulis mengajukan permohonan penelitian
dengan judul “Sistem Informasi Manajemen
Ternak Sapi Perah di AKA Milk Jakarta”. Besar
harapan penulis dari penelitian ini dapat
membantu AKA Milk dalam mengembangkan
usaha peternakan sapi perah dan penjualan susu
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1. Kajian Pustaka
Purwantiningsih dan Kia (2018) melakukan
pengamatan di peternakan sapi perah Noviasiat
Claretian Benlutu, Timor tengah dan
menemukan fakta bahwa peternak di sana tidak
memiliki pengetahuan akan pengelolaan sapi
perah yang baik. Pengelolaan ternak sapi perah
hanya didasarkan pada pengamatan langsung
peternak dan kondisi sapi hanya diketahui oleh
segelintir karyawan di sana. Hal tersebut
menjadikan produktivitas yang dapat dihasilkan
oleh peternakan Noviasiat Claretian menjadi
tidak maksimal. Usaha untuk membantu
peternakan Noviasiat Claretian yang dilakukan
oleh Purwantiningsih dan Kia (2018) adalah
dengan mengembangkan metode identifikasi
dan recording data sapi perah. Metode kemudian
diimplementasi ke dalam Kegiatan pengabdian
dengan dilakukannya identifikasi dan recording
data dengan membuat kalung identifikasi, papan
recording, dan pembuatan kartu ternak.
Parameter Data identifikasi dan recording
meliputi data sapi, perkawinan sapi, kebuntingan
sapi dan produksi susu setiap pemerahan.
Setelah dilakukan pengabdian dan penelitian
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6922
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
selama empat bulan didapatkan kesimpulan
bahwa aktivitas identifikasi dan recording dapat
membantu pengelolaan sapi dan manajemen
produksi serta mendapatkan data yang akurat
mengenai kondisi sapi dan peternakan.
Kondisi peternakan di Kabupaten Blitar
tidak berbeda jauh dengan Desa Benlutu di
Timor Tengah jika dilihat dari manajemen data
peternakan sapi. Populasi sapi di Blitar yang
meningkat secara pesat membuat sulitnya
pendokumentasian data mengenai kesehatan dan
kegiatan inseminasi buatan yang dilakukan oleh
Dinas Peternakan Kabupaten Blitar. Masalah
lain yang muncul adalah sulitnya pembuatan
laporan kegiatan pada periode tertentu karena
proses pengumpulan data yang relatif lama
karena masih menggunakan metode
konvensional dengan tenaga manusia (Rido
dkk., 2014). Rido dkk. (2014) memberikan
solusi untuk mengatasi permasalahan peternakan
di Blitar dengan mengembangkan suatu sistem
informasi yang mampu mendokumentasikan
data inseminasi buatan, kelahiran sapi, kegiatan
dokter hewan hingga aktivitas konsultasi online.
Metode pengembangan sistem informasi
tersebut mengikuti tahapan pada System
Development Life Cycle atau SDLC dengan
analisis kebutuhan menggunakan model Data
Flow Diagram. Hasil yang didapat dari
pengembangan Sistem Informasi Pemantauan
Kondisi Ternak Hewan Sapi adalah
mempermudah Dinas Peternakan Kabupaten
Blitar dalam membuat laporan mengenai
Inseminasi Buatan, kebuntingan sapi dan
aktivitas dokter hewan serta dapat membantu
para peternak dalam menemukan solusi ketika
sapi mereka terjangkit penyakit.
2.2. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah upaya organisasi
dalam mengelola kebutuhan aktivitas harian
demi mendukung manajerial organisasi
(Iswandy, 2015). Selanjutnya, menurut Aisyah
dan Falgenti (2017) sistem informasi adalah
suatu proses untuk mendapatkan informasi yang
bermakna dari sebuah data demi mempermudah
pengambilan keputusan dalam sebuah
manajemen. Jika ditarik kesimpulan, Sistem
Informasi adalah suatu pemrosesan data mentah
dengan tujuan mendapatkan sebuah informasi
yang lebih relevan pada sebuah lingkup masalah
tertentu. Sistem informasi sangat dibutuhkan
oleh organisasi atau perusahan dalam
menentukan target dan tujuan selanjutnya
sehingga dapat disadari bahwa kehadiran sistem
informasi akan membantu suatu organisasi atau
perusahaan untuk lebih berkembang di masa
mendatang.
2.3. AKA Milk
AKA Milk adalah salah satu peternakan sapi
perah rakyat yang berada di Kelurahan Pondok
Ranggon, Jakarta. Proses perawatan sampai pada
pengolahan susu pada AKA Milk dikerjakan
bersama oleh satu keluarga dan dua orang
pegawai. Saat ini AKA Milk memiliki 15 ekor
sapi betina. Sapi betina yang nantinya akan
menjadi sapi perah adalah sapi yang berjenis
friesien Holstein. Dari proses pemerahan setiap
harinya AKA Milk dapat menghasilkan rata-rata
8 Liter susu murni untuk setiap sapinya.
Susu sapi hasil pemerahan dari AKA Milk
nantinya akan dijual sesuai kebutuhan dari
pesanan yang datang. Pesanan susu nantinya
akan diantarkan kepada pelanggan yang
sebelumnya telah memesan melalui telepon atau
chat. Susu sapi AKA Milk dapat dibeli dengan
memperhatikan beberapa kategori paket
pengiriman yang tersedia. Pertama, Pembelian
sekali Antar, yakni pembelian susu sapi yang
hanya dilakukan satu kali pengantaran ke
pelanggan. Kedua, pembelian paket mingguan,
yakni pembelian susu sapi yang diantarkan
secara terus menerus selama satu minggu. Dan
terakhir paket bulanan, yakni pembelian susu
sapi yang terus diantarkan secara terus menerus
selama satu bulan. Apabila tidak ada orang yang
memesan susu, maka hasil susu murni hasil
pemerahan AKA Milk akan dijual ke koperasi.
Gambar 1. Struktur Organisasi
2.4. Prototyping
Prototyping adalah salah satu metode SDLC
dalam mengembangkan suatu sistem dengan
lebih melibatkan pengguna. Tujuan penggunaan
metode prototyping adalah untuk membentuk
interaksi antara pengguna dengan pengembang
melalui sebuah model prototype yang sedangkan
dibuat agar dapat menghimpun informasi
semaksimal mungkin dari pengguna sehingga
mempermudah keberlanjutan pengembangan
sistem (Purnomo, 2017). Penggunaan metode
prototyping akan memperkecil kemungkinan
kegagalan sistem yang disebabkan tidak
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6923
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
sesuainya permintaan pengguna dengan sistem
yang telah dibuat karena pengguna turut andil
bagian dalam pengambilan keputusan pada
pengembangan sistem.
Gambar 2. Proses Kerja Model
Sumber: Budi dkk. (2016)
2.5. UML
UML atau unified modeling language
merupakan salah satu bahasa dalam
pengembangan sistem yang telah distandarisasi.
UML identik digunakan pada pengembangan
sistem yang berorientasi objek. Dengan
matangnya konsep UML bermunculan juga
berbagai macam perangkat lunak yang dapat
membantu dalam pembuatan model UML
(Kurniawan, 2018). Menurut Hendini (2016)
UML adalah suatu media yang dapat membantu
pengembangan sistem yang berorientasi objek.
Dapat disimpulkan bahwa UML adalah suatu
alat bantu dalam membuat model dari kebutuhan
sistem yang akan dibangun dengan orientasi
objek. Terdapat beberapa diagram yang dapat
membantu pengembangan sistem seperti use
case diagram yang menjelaskan bagaimana
kelakuan sistem dengan suatu pengguna,
Sequence diagram merupakan sebuah
representasi dari prilaku objek terhadap urutan
waktu dan pesan yang saling dikirim dan
diterima antar objek (Hendini, 2016) dan Class
diagram merupakan suatu diagram yang
menjelaskan hubungan antar kelas dan juga
detail dari setiap komponen dari kelas tersebut.
2.6. Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak sendiri menurut
Mustaqbal dkk.(2015) adalah suatu kegiatan
menjalankan perangkat lunak untuk menemukan
kesalahan. Pengujian perangkat lunak yang
digunakan pada penelitian ini meliputi Whitebox
testing dengan metode Basis Path Testing dan
Cyclomatic Complexity, Blackbox testing
dengan metode Decision Table dan
Compatibility testing dengan metode single
factor coverage.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
informasi manajemen ternak sapi perah di AKA
Milk Jakarta menggunakan metode SDLC
prototyping, guna mendapatkan sistem
informasi yang tepat dengan kebutuhan
pengguna. Terdapat diagram alir proses yang
diawali dengan pengumpulan studi literatur,
pengumpulan data, analisis kebutuhan,
perancangan sistem, evaluasi pengguna,
implementasi, pengujian serta penarikan
kesimpulan dan saran. Gambar 3 menunjukkan
diagram alir proses penelitian.
Gambar 3. Diagram alir proses penelitian
Pencarian studi literatur digunakan untuk
mendapatkan referensi pendukung dalam
melakukan penelitian, berfungsi sebagai media
pembelajaran agar dapat memahami lebih dalam
mengenai konsep maupun teori objek yang akan
diteliti serta dapat membantu proses analisis
kebutuhan, perancangan, implementasi maupun
pengujian. Sumber yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi jurnal, paper, laporan
ilmiah, buku dan lain-lain yang terlampir dalam
daftar pustaka.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan
tahap observasi dan wawancara terhadap pemilik
peternakan sapi AKA Milk di Jakarta. Proses
wawancara digunakan untuk mendapatkan data
yang akan digunakan dalam penelitian berupa
data aturan bisnis yang berlaku, data
kepemilikan dan jumlah sapi, data pegawai dan
data mengenai permasalahan yang dirasakan.
Data yang telah didapat akan diolah dalam
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6924
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
proses analisis, perancangan, implementasi serta
pengujian untuk mendapatkan sistem yang
sesuai dan dapat diimplementasikan dengan
baik.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan
melakukan identifikasi kebutuhan dan fitur yang
telah didapatkan dari proses wawancara terhadap
pemilik peternakan sapi perah rakyat AKA Milk
di Jakarta. Dalam melakukan analisis terhadap
kebutuhan sistem, terdapat beberapa tahapan
yaitu mengidentifikasi aktor yang terlibat,
mengidentifikasi setiap kebutuhan,
mendefinisikan kebutuhan fungsional maupun
non fungsional sistem, membuat use case
diagram untuk mendefinisikan kegiatan aktor
dan membuat use case skenario untuk
mendefinisikan secara rinci kegiatan yang dapat
dilakukan aktor dari awal sampai akhir.
Proses perancangan sistem dilakukan
apabila semua kebutuhan pengguna telah
didefinisikan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan. Perancangan sistem
digunakan sebagai acuan dalam melakukan
implementasi. Model perancangan dalam
penelitian ini menggunakan model UML dengan
menggunakan kebutuhan serta data yang telah
didefinisikan sebelumnya. Perancangan sistem
akan digambarkan menggunakan sequence
diagram pada perancangan objek, class diagram
pada perancangan kelas, perancangan basis data
dengan ERD dan perancangan antarmuka.
Evaluasi pengguna dilakukan ketika
perancangan sistem telah selesai dilakukan.
Evaluasi stakeholder dimaksudkan agar
mendapatkan rancangan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pengguna. Tujuan dari
evaluasi pengguna adalah untuk mengurangi
kemungkinan produk perangkat lunak tidak
terpakai atau tidak sesuai setelah produk dilepas
ke pengguna. Selain hal tersebut, evaluasi
pengguna akan memastikan semua kebutuhan
telah sesuai dengan proses kerja yang diterapkan
pada studi kasus.
Proses implementasi dilakukan dengan
mengimplementasikan hasil rancangan desain
sistem menjadi bentuk kode program.
Pembuatan sistem informasi manajemen ternak
sapi diimplementasikan dalam bentuk halaman
web menggunakan pemrograman HTML5,
bahasa pemrograman PHP, CSS dan Javascript
dengan bantuan Framework Codeigniter (CI),
dan MySQL server untuk database.
Setelah proses implementasi, proses
pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketepatan sistem terhadap kebutuhan fungsional
dan non fungsional yang telah didefinisikan
sebelumnya. Pengujian dilakukan untuk seluruh
kebutuhan baik fungsional maupun non
fungsional, pada penelitian ini, menerapkan
whitebox testing, blackbox testing serta
pengujian non fungsional berupa compability
testing. Proses pengujian dilakukan untuk dapat
melakukan perbaikan apabila terdapat
fungsional yang tidak bekerja dengan baik atau
tidak sesuai dengan kebutuhan.
Penarikan kesimpulan dan saran dilakukan
apabila seluruh tahapan penelitian telah selesai
dilaksanakan. Kesimpulan merupakan sebuah
jawaban dari rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian, berisi hasil dari perancangan
serta pengujian sistem. Sedangkan saran
bertujuan untuk memberikan arahan terhadap
pengembangan perangkat lunak berikutnya.
4. ANALISIS KEBUTUHAN
4.1. Gambaran Umum Sistem
Sistem informasi manajemen pengelolaan
ternak sapi perah di AKA Milk dibuat dengan
beberapa bagian utama, yakni Manajemen sapi,
Pemeliharaan, Hasil perah, Pesanan, Pengurus,
Keuangan dan Log. Pada bagian manajemen
sapi, pemilik AKA Milk dapat mengelola sapi
perah yang dimiliki seperti melakukan
pengadaan, mengubah data sapi dan menjual
sapi. Detail sapi juga ditampilkan pada bagian
ini untuk melihat perkembangan dari sapi itu
sendiri. Pada bagian pemeliharaan, Pengurus
Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi dapat
mengelola hal-hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan seperti riwayat perawatan, riwayat
sakit dan inseminasi buatan. Pada bagian hasil
perah, pengurus yang bertanggung jawab
sebagai pengelola susu dapat mendata setiap
hasil perah yang didapatkan per harinya. Selain
itu yang bertanggung jawab sebagai pengelola
susu juga dapat mendata pendistribusian dari
hasil perah. Pada bagian pesanan, pemilik dan
pengurus pemasaran susu dapat mendata setiap
pesanan yang ada, melakukan perubahan pada
pesanan dan melakukan pendataan pengantaran
susu. Bagi pengurus lain dapat melihat detail
dari setiap pesanan yang ada. Pada bagian
pengurus, pemilik AKA Milk dapat mendata
pengurus yang terlibat pada semua proses di
AKA Milk. Pada bagian keuangan, pemilik
AKA Milk dapat mengelola dan membuat
laporan pemasukan dan pengeluaran bulanan.
Pada bagian log, pemilik AKA Milk dapat
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6925
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
melihat log kegiatan yang dilakukan pemilik dan
pengurus AKA Milk pada sistem dan juga
pemilik dapat menerima email harian berisi log.
4.2. Identifikasi Aktor
Identifikasi aktor menjelaskan tentang
peran-peran dari aktor yang terlibat dalam
sistem. Aktor-aktor ini didapatkan berdasarkan
hasil wawancara dan observasi pada saat studi
lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, pada sistem ini terdapat lima peran
aktor yaitu Pemilik adalah aktor mengelola data
sapi, keuangan dan log, Penanggung Jawab
Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi adalah aktor
yang dapat mengelola data berkaitan perawatan
sapi, penyakit sapi dan inseminasi buatan,
Penanggung Jawab Pengelolaan susu adalah
aktor yang dapat mengelola data hasil perah,
Penanggung jawab Pemasaran Susu dan
pelanggan adalah aktor yang dapat mengelola
harga produk dan mengelola pesanan.
4.3. Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional adalah suatu keadaan
atau layanan yang harus terdapat pada sistem dan
dapat diakses oleh pengguna. Dari hasil elisitasi
kebutuhan yang telah dilakukan, diperoleh
kebutuhan-kebutuhan fungsional yang
diharapkan oleh pengguna. Kebutuhan
fungsional dari sistem ini berjumlah 43
kebutuhan dengan kategori kode dari kebutuhan,
aktor yang bersangkutan, nama fungsi dan
deskripsi dari kebutuhan.
4.4. Kebutuhan Non-Fungsional Sistem
Kebutuhan non-fungsional merupakan
daftar kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan
dengan kualitas dan batasan yang dimiliki
system. Kebutuhan non-fungsional pada
penelitin ini adalah Compatibility.
4.5. Use Case Diagram
Use Case diagram adalah suatu diagram
yang menjelaskan bagaimana kelakuan sistem
dengan suatu aktor. Use case diagram
menggambarkan apa saja yang dapat dilakukan
oleh sistem dan siapa saja yang dapat
menggunakan kemampuan dari sistem tersebut.
Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan
ternak Sapi Perah AKA Milk memiliki 4 aktor.
Perilaku dari setiap aktor dijabarkan dalam
bentuk diagram use case seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Use case diagram
5. PERANCANGAN
5.1. Perancangan Sequence Diagram
Pada pemodelan sequence diagram
dijelaskan bahwa urutan proses yang terjadi
untuk mencapai suatu kebutuhan sistem. Semua
objek pada sequence diagram merupakan hasil
identifikasi dari spesifikasi kebutuhan dan use
case scenario yang ada pada tahap analisis
kebutuhan sebelumnya. Setiap sequence
diagram menggambarkan setiap use case yang
ada. Gambar 5 menunjukkan sequence diagram
tambah hasil perah.
Gambar 5. Sequence diagram
5.2. Perancangan Class Diagram
Pada perancangan class diagram terdapat
tiga kelompok kelas utama yakni, kelas view,
kelas controller dan kelas model. Setiap kelas
terhubung dengan kelas lainnya dengan relasi
asosiasi yang menjelaskan saling menggunakan
antar kelas yang terhubung.
5.3. Perancangan Data
Pada perancangan data dari sistem ini akan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6926
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD). Terdapat 14 entitas utama dan 2 relasi
dengan atribut. Atribut dan hubungan antar
entitas akan dijabarkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Perancangan basis data
5.4. Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka ini akan ditunjukkan
beberapa sampel antarmuka seperti antarmuka
halaman sapi, antarmuka halaman hasil perah,
antarmuka halaman pesanan, antarmuka
halaman laporan keuangan dan antarmuka
halaman log. Perancangan antarmuka akan
disertai gambar dan penjelasan dari masing-
masing komponen yang berada pada halaman
tersebut. Gambar 7 menunjukkan contoh
perancangan antarmuka halaman hasil perah.
Gambar 7. Perancangan antarmuka halaman hasil
perah
6. IMPLEMENTASI
6.1. Implementasi Program
Implementasi program merupakan hasil
nyata dari analisis serta perancangan yang telah
dibuat sebelumnya berupa bentuk syntax kode.
Program akan diimplementasikan dalam bahasa
pemrograman PHP 5.6 serta Javascript,
menggunakan konsep Object Oriented
Programming (OOP).
6.2. Implementasi Basis Data
Proses implementasi basis data merupakan
hasil dari analisa data yang telah dilakukan pada
proses sebelumnya dan disesuaikan dengan
kebutuhan sistem. Dari Gambar 8 dapat
dijelaskan bahwa sistem ini memiliki 12 tabel
basis data untuk menyimpan data sesuai
kebutuhan yang telah didefinisikan. Tabel
tersebut adalah tabel sapi yang berisi data sapi,
tabel riwayatsakit, yang berisi riwayat sakit yang
dialami setiap sapi, tabel perawatansapi yang
berisi data perawatan setiap sapi, tabel
inseminasibuatan yang berisi data inseminasi
buatan, tabel hasilperah yang berisi data hasil
perah tiap harinya, tabel pembagianhasilperah
yanng berisi data pembagian dari hasil perah
yang didapat, tabel produk berisi data produk
yang dijual, tabel pesanan yang berisi data
pesanan yang ada, tabel antarpesanan yang berisi
data pengantaran pesanan yang telah dilakukan,
tabel pengurus yang berisi data pengurus, tabel
laporankeuangan yang berisi data laporan
keuangan tiap bulannya dan tabel log yang berisi
data log sistem.
Gambar 8. Implementasi basis data
6.3. Implementasi Antarmuka
Implementasi antarmuka merupakan hasil
nyata yang menggambarkan antarmuka yang
dapat dilihat oleh pengguna secara visual,
antarmuka di design sesuai dengan analisis dan
perancangan yang telah dilakukan sebelumnya.
Gambar 9 menunjukkan contoh implementasi
antarmuka pada halaman hasil perah.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6927
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 9. Implementasi Antarmuka
7. PENGUJIAN
7.1. Pengujian Whitebox
Whitebox testing akan menguji suatu
program dengan penekanan pada implementasi
dari kode. Metode yang digunakan pada
whitebox testing ini adalah basis path testing dan
Cyclomatic Complexity. Pengujian akan
dilakukan dengan menjalankan test case
berdasarkan jalur independen yang didapat dari
hasil metode basis path testing dan Cyclomatic
Complexity.
a) Flow Graph
Gambar 10. Implementasi Antarmuka
b) Cyclomatic complexity
• V(G) = jumlah area = 4
• V(G) = Edge-Node + 2 = 21-19+2=4
• V(G) = Predicate Node + 1 = 3+1=4
c) Jalur Independen
• Jalur 1: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-13-16-19
• Jalur 2: 1-2-3-4-5-6-7-11-12-13-16-19
• Jalur 3: 1-2-3-4-14-15-16-19
• Jalur 4: 1-17-18-19
d) Test Case
• Jalur 1
Kondisi: Menjalankan fungsi tambah hasil perah
dengan kondisi session jabatan pengurus
pembuatan produk susu , dengan inputan
hasil perah tiap sapi dan pembagian hasil
perah yang sama pada hari yang belum
dilakukan penambahan hasil perah.
Expected Result:
Berhasil menambah hasil perah.
Actual Result:
Berhasil menambah hasil perah.
Status:
Valid
• Jalur 2
Kondisi:
Menjalankan fungsi tambah hasil perah
dengan kondisi session jabatan pengurus
pembuatan produk susu, dengan inputan
hasil perah tiap sapi dan pembagian hasil
perah yang tidak sama.
Expected Result:
Gagal menambah hasil perah.
Actual Result:
Gagal menambah hasil perah.
Status:
Valid
• Jalur 3
Kondisi:
Tambah hasil perah pada hari yang telah
ditambah hasil perahnya.
Expected Result:
Gagal menambah hasil perah.
Actual Result:
Gagal menambah hasil perah.
Status:
Valid
• Jalur 4
Kondisi:
Menjalankan fungsi tambah hasil perah
dengan kondisi session jabatan bukan
pengurus pembuatan produk susu.
Expected Result:
Gagal menambah hasil perah.
Actual Result:
Gagal menambah hasil perah.
Status:
Valid
7.2. Pengujian Blackbox
Blackbox testing akan menguji suatu
program dengan penekanan pada fungsionalitas
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6928
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
dan hal-hal yang dapat diamati tanpa melihat
implementasi dari kode. Metode yang digunakan
pada blackbox testing ini adalah decision table.
Pengujian akan dilakukan dengan menjalankan
test case tabel aksi dan kondisi yang didapat dari
metode decision table.
Tabel 1. Decision table tambah hasil perah
No Kondisi R1 R2 R3 R4
1 Tambah hasil perah hari ini belum dilakukan.
1 1 0 0
2 Pembagian hasil perah sama
dengan total hasil perah. 1 0 1 0
Aksi
1 Berhasil Menambah Hasil
Perah. X
2 Gagal dan Menampilkan
pesan error “Hasil Perah Hari Ini Sudah Ditambah!”.
X X
3 Gagal dan Menampilkan
pesan error “Hasil Perah
Sapi Tidak Sesuai dengan Jumlah Pembagian Hasil
Perah!”.
X X
4 Tidak akan terjadi.
Tabel 2. Test case tambah hasil perah
Kon-
disi
Input
Result Status
a b c d e
Belum 12
L
6
L
6
L
Rp. 60000 Berhasil
Menambah
Hasil Perah.
Valid
Belum 12 L
5 L
5 L
Rp. 60000 Menampilkan pesan
error “Hasil
Perah Sapi
Tidak Sesuai
dengan
Jumlah
Pembagian Hasil
Perah!”.
Valid
Sudah 12
L
6
L
6
L
Rp. 60000 Gagal dan
Menampilkan pesan
error “Hasil
Perah Hari
Ini Sudah Ditambah!”.
Valid
Sudah 12
L
5
L
5
L
Rp. 60000 Menampilka
n pesan
error “Hasil Perah Hari
Sudah
Ditambah!”.
Valid
7.3. Pengujian Compatibility
Compatibility testing akan menguji
kompatibilitas dari sistem yang dibuat dengan
lingkungan dimana sistem tersebut akan
digunakan. Pada pengujian ini akan dilakukan
secara manual tanpa bantuan perangkat lunak
lain dan hanya menggunakan metode single
factor coverage untuk mendapatkan test case.
Test case dibuat berdasarkan tabel single factor
coverage yang memuat spesifikasi konfigurasi
yang digunakan pada sistem ini seperti yang
terpapar pada Tabel 2. Setelah didapat test case,
tahap selanjutnya adalah menguji setiap test case
yang ada pada browser yang telah ditentukan di
spesifikasi kebutuhan. Pengujian yang dilakukan
menghasilkan hasil yang hampir valid kecuali
pada aspek responsive yang masih terdapat
kegagalan di dalamnya.
Tabel 3. Test case spesifikasi konfigurasi web.
CSS Javascript Responsive
Menjalan-
kan
halaman
yang memuat css
di
dalamnya.
Menjalan-kan
fungsi
javascript pada
modal form pengadaan sapi
di halaman
daftar sapi.
Mengubah
panjang dan
lebar
jendela browser.
8. PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Analisis kebutuhan yang telah dilakukan
menghasilkan 43 kebutuhan fungsional dan 1
kebutuhan non fungsional yang didapat dari
permasalahan di AKA Milk Jakarta. Fitur dapat
di akses secara menyeluruh atau terbatas sesuai
haknya oleh 4 aktor, yakni Pemilik, Pengurus
Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi, Pengurus
Pemeliharaan dan Pemerahan Sapi dan Pengurus
Pemasaran Susu. Kebutuhan fungsional yang
ada juga turut dibuatkan sebuah model analis
dalam bentuk use case dan use case scenario.
Perancangan sistem yang dilakukan
berdasarkan analis kebutuhan sebelumnya
menghasilkan sequence diagram, class diagram,
Perancangan Basis Data dan Perancangan
Antarmuka. Sequence diagram dibuat
berdasarkan hasil analisis kebutuhan fungsional.
Pada perancangan class diagram komponen di
dalamnya merujuk kepada atribut dan fungsi
yang telah dijabarkan pada sequence diagram
dan kebutuhan sistem. Pada perancangan basis
data digunakan konsep ERD yang
merepresentasikan hubungan antar entitas yang
sama-sama memiliki atributnya masing-masing.
Pada perancangan antarmuka berisi mock-up
atau gambaran mengenai bagaimana tampilan
dari sistem yang akan dibangun.
Implementasi yang dilakukan dari
perancangan sistem menghasilkan spesfikasi
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6929
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
sistem, implementasi basis data, implementasi
kode program dan implementasi antarmuka.
Implementasi basis data dibuat dengan DBMS
MySQL, sedangkan implementasi kode program
dibuat dengan konsep MVC milik freamwork
codeigniter.
Pengujian dari implementasi dilakukan
dengan 3 cara, yakni whitebox testing, blackbox
testing dan compatibility testing. Hasil yang
didapat whitebox testing dan blackbox testing
menenunjukan bahwa sistem telah berhasil
diimplementasikan dengan baik berdasarkan
kebutuhan fungsional yang ada. Pada
compatibility testing yang dilakukan didapat
hasil yang mendekati sempurna karna pada salah
satu aspek, yakni responsive didapati hasil yang
tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
8.2. Saran
Saran yang diberikan untuk pengembangan
sistem manajemen peternakan sapi perah di
AKA Milk selanjutnya antara lain, sistem dapat
diimplementasikan kedalam aplikasi native
ataupun hybrid demi memudahkan penggunaan
pada perangkat mobile, sistem dapat
menerapkan disiplin ilmu dari kecerdasan buatan
untuk membuat sistem dapat memprediksi masa
perah yang optimal bagi setiap sapi dan dapat
memprediksi penyakit sapi berdasarkan gejala
yang dialami sapi serta menambah
fungsionalitas yang dapat melayani pemesanan
susu langsung dari sistem yang dilakukan oleh
aktor pelanggan.
10. DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, D.A. & Falgenti, K. 2017, “Sistem
Informasi Penjualan Berbasis Kinerja pada
Proyek Apartemen Mega City Bekasi,”
Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi,
vol. 03, no. 3, hal. 343–52.
Budi, D.S., Siswa, T.A.Y. & Abijono, H. 2016,
“Analisis Pemilihan Penerapan Proyek
Metodologi Pengembangan Rekayasa
Perangkat Lunak,” Teknika, vol. 5, no. 1,
hal. 25–6.
Hendini, A. 2016, “Pemodelan UML Sistem
Informasi Monitoring Penjualan dan Stok
Barang (Stuidi Kasus: Distri Zhezha
Pontianak),” Jurnal Khatulistiwa
Informatika, vol. IV, no. 2, hal. 107–16.
Iswandy, E. 2015, “SISTEM PENUNJANG
KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
PENERIMAAN DANA SANTUNAN
SOSIAL ANAK NAGARI DAN
PENYALURANNYA BAGI
MAHASISWA DAN PELAJAR
KURANG MAMPU DI KENAGARIAN
BARUNG – BARUNG BALANTAI
TIMUR,” Teknologi Inforasi, vol. 3, no. 2.
Kurniawan, T.A. 2018, “Pemodelan Use Case
(UML): Evaluasi Terhadap beberapa
Kesalahan dalam Praktik,” Jurnal
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
vol. 5, no. 1, hal. 77.
Liesdiana, F., Hermawan & Indrijani, H. 2016,
CHARACTERISTICS EVALUATION OF
DAIRY CATTLE FRIES, vol. 5, no. 3, hal.
1–11.
Mustaqbal, M.S., Firdaus, R.F. & Rahmadi, H.
2015, “Pengujian Aplikasi Menggunakan
Black Box Testing Boundary Value
Analysis,” Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Terapan, vol. I, no. 3, hal. 34.
Pertanian Kementerian RI 2017, STATISTIK
PETERNAKAN DAN KESEHATAN
HEWAN 2017, Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian RI.
Purnomo, D. 2017, “Model Prototyping Pada
Pengembangan Sistem Informasi,” Jurnal
Informatika Merdeka Pasuruan, vol. 2, no.
2, hal. 54–61.
Purwantiningsih, T.I. & Kia, K.W. 2018,
“IDENTIFIKASI DAN RECORDING
SAPI PERAH DI PETERNAKAN BIARA
NOVISIAT CLARETIAN BENLUTU,
TIMOR TENGAH SELATAN,” Jurnal
Pengabdian Masyarakat Peternakan, vol.
3, no. 1.
Rido, A.R., Jusak & Lemantara, J. 2014,
RANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI PEMANTAUAN KONDISI
TERNAK HEWAN SAPI PADA DINAS
PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR
BERBASIS WEB Alim, vol. 3, no. 1, hal.
58–64.
Yastini, N.N. 2010, “MASALAH YANG
DIHADAPI KELOMPOK PETERNAK
DALAM MENGEMBANGKAN
AGRIBISNIS TERNAK SAPI,” Jurnal
Ilmiah Prodi Agribisnis, vol. 1.