Date post: | 07-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
ANALISIS RISIKO USAHA TERNAK AYAM BROILER
DI DESA JAMBU KECAMATAN BAJO KABUPATEN LUWU
NURUL ISLAMIA MARZUKI
105961123016
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020/2021
ii
ANALISIS RISIKO USAHA TERNAK AYAM BROILER DI DESA
JAMBU KECAMATAN BAJO KABUPATEN LUWU
NURUL ISLAMIA MARZUKI
105961123016
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S- 1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020/2021
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Risiko Usaha
Ternak Ayam Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Nurul Islamia Marzuki
105961123016
vi
ABSTRAK
NURUL ISLAMIA MARZUKI.105961123016. Analisis Risiko Usaha Ternak
Ayam Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Dibimbing oleh
NURDIN dan SAHLAN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko dalam usaha ternak ayam
broiler dan strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
Jumlah populasi sebanyak 7 orang, sehingga semuanya dijadikan sebagai
informan.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Teknik
analisis data yang digunakan analisis deskriptif dengan menggunakan data analisis
EFAS, IFAS dan SWOT dan jenis sumber data yang digunakan yaitu data primer
dan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sumber-sumber risiko yang
terjadi dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu kecamatan Bajo yang
meliputi risiko budidaya,risiko produksi,risiko harga dan pemasaran. Selain itu
adapun strategi dalam mengatasi risiko tersebut dengan meningkatkan pengetahuan
tentang mengelola peternakan ayam broiler khususnya dalam pengendalian
penyakit dan hama pada ayam selain itu juga yang perlu ditingkatkan adalah tata
cara pemasaran yang bersaing sehingga dapat meningkatkan jumlah keunutungan
per periode.
Kata kunci: Broiler, Analisis Risiko, Faktor Eksternal, Faktor Internal.
vii
ABSTRACT
NURUL ISLAMIA MARZUKI.105961123016. Risk Analysis of Broiler Chicken
Livestock Business in Jambu Village, Bajo District, Luwu Regency. Guided by
NURDIN and SAHLAN. This study aims to find out the risks in broiler chicken
livestock business and strategies in addressing the risk of broiler chicken livestock
business in Jambu Village, Bajo District, Luwu Regency.
The population is 7 people, so all of them are used as informants. Sampling
is done by purposive sampling. Data analysis techniques used descriptive analysis
using EFAS, IFAS and SWOT analysis data and the types of data sources used are
primary and secondary data.
The results showed that there are sources of risk that occur in broiler chicken
livestock business in Jambu Village bajo subdistrict which includes the risk of
cultivation, production risk, price risk and marketing. In addition, the strategy in
addressing these risks by increasing knowledge about managing broiler chicken
farms, especially in disease and pest control in chickens, also needs to be improved
is a competitive marketing procedure so as to increase the amount of protection per
period.
Keywords: Broiler, Risk Analysis, External Factors, Internal Factors.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penilis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa segar fisik maupun akal pikiran yang tiada
hentinya diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis
Risiko Usaha Tenak Ayam Boiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis tentu menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagi pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr.Ir.Nurdin,M.M. selaku pembimbing utama dan Sahlan S.P., M.Si. selaku
pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunyan
membimbing saya dalam penulisan skripsi ini , sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ibu. Dr.St.Aisyah,SPt.,M.Si. dan Ibu Hasriani, S.TP., M.Si. selaku penguji yang
telah memberikan masukan dan koreksi kepada penulis dalam menyelesaian
skripsi
ix
3. Bapak DR. H Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. Selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Kedua Orang tua saya Ayahanda Marzuki dan Ibunda Nurhana, S.Pd,i.. Serta
Keluarga dan Teman saya M.Akbar dan Nurdiana yang senantiasa memberikan
bantuan baik moril dan material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Kepada seluruh teman-teman seangkatan di Laskar Hijau
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 27 Oktober 2020
Nurul Islamia Marzuki
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................................................... iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ............................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Ayam Broiler ....................................................................... 7
2.2 Faktor-faktor Produksi Usaha Ternak Ayam Broiler ................................. 8
2.3 Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler ........................................................... 10
2.4 Analisis SWOT ........................................................................................... 12
2.5 Strategi Penanganan Risiko ........................................................................ 15
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 15
xi
2.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 18
III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 21
3.2 Teknik Penentuan Sampel .......................................................................... 21
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 21
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 22
3.6 Definisi Operasional ................................................................................... 22
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Letak Geografis Desa Jambu ..................................................................... 24
4.2 Kondisi Demografis Desa Jambu ............................................................... 24
4.3 Kondisi Pertanian Desa Jambu ................................................................... 26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden .................................................................................... 28
5.2 Hasil Wawancara Responden ..................................................................... 30
5.3 EFAS dan IFAS .......................................................................................... 36
5.4 Matriks IFE ................................................................................................. 37
5.5 Analisis SWOT ........................................................................................... 40
5.6 Strategi Dalam Mengatasi Risiko Usaha Ternak Broiler ........................... 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 48
6.2 Saran ........................................................................................................... 48
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 49
Lampiran ............................................................................................................... 50
Riwayat hidup ....................................................................................................... 61
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Teks
1. Populasi Tenak di Kabupaten Luwu Tahun 2016-2018 ................................. 2
2. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 18
3. Jumlah Penduduk ............................................................................................ 24
4. Tingkat Pendidikan ......................................................................................... 25
5. Mata Pencaharian ........................................................................................... 25
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ................................................ 28
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................... 28
8. Karakteristik rsponden Berdasarkan Pengalaman Berternak ......................... 29
9. Internal Analysis Summary (IFAS) ............................................................... 36
10.Eksternal Analysis Summary (EFAS) ........................................................... 38
11. Matriks Internal Eksternal (IFE) .................................................................. 40
10. Matriks Analisis SWOT ................................................................................ 41
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler di
Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu ............................................ 18
2. Peta Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu......................................................... 57
3. Dokumentasi Penelitian ................................................................................. 58
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
1. Kuesioner ..................................................................................................... 51
2. Identitas Responden ..................................................................................... 53
3. Eksternal Analysis Summary (EFAS) .......................................................... 54
4. Internal Analysis Summary (IFAS) .............................................................. 56
5. Peta Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu .................................. 57
6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 58
7. Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal Kabupaten Luwu ............... 60
Halaman
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu jenis usaha peternakan yang cukup banyak yang ditekuni oleh
peternak adalah ayam pedaging atau broiler. Ayam pedaging atau broiler menjadi
komoditas utama karena pertumbuhannya yang cepat. Secara umum perkembangan
ayam broiler memberikan manfaat yang besar untuk para pelaku usaha peternakan.
Komoditas ayam mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh
karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang relatif
murah,dan akses yang mudah karena sudah merupakan pendorong utama
penyediaan protein hewani. Selain itu, dapat juga dilihat minat masyarakat terhadap
ayam lebih tinggi bandingkan ternak unggas lainnya seperti itik dan burung.
Banyaknya daging olahan yang berasal dari ayam seperti sosis dan lain-lain
sehingga dapat mempengaruhi permintaan terhadap daging ayam meningkat tiap
tahunnya khususnya di Sulawesi Selatan pada umumnya broiler ini sudah siap
panen pada usia 28-45 hari dengan berat 1,2-1,9 kg/ekor (priyanto,2000).
Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang memiliki potensi untuk
mengembangkan usaha ternak ayam broiler. Salah satunya adalah provinsi
Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan dikenal dengan sapi perah dan sapi potongnya.
Namun selain beternak sapi kini msyarakat banyak merambah ke pembudidayaan
ayam broiler. Jenis ayam ini merupakan jenis ayam baru di beberapa daerah di
Sulawesi Selatan, sehingga banyak peternak yang ingin membudidayakannya. Hal
ini dikarenakan ayam broier memiliki produksi yang relatif cepat, dagingnya
2
banyak, pakan irit, tingginya minat konsumen, serta modalnya sedikit lebih murah
dibandingkan dengan ternak sapi. Kabupaten Luwu adalah salah satu kabupaten di
Sulawesi Selatan yang sebagian besar masyarakatnya beternak sapi, namun setelah
ayam broiler muncul banyak peternak yang ingin mencoba membudidayakan ayam
broiler tersebut.
Berikut ini merupakan data populasi ternak di Kabupaten Luwu pada tahun
2016-2018 terdapatpada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel.1 Populasi Ternak (Ekor) di Kabupaten Luwu Tahun 2016-2018
No. Ternak 2016 2017 2018
1. Sapi 18.870 19.814 1.471.932
2. Kerbau 5.799 5.973 5.454
3. Kambing 26.178 28.010 14.408
4. Itik 1.454.710 1.571.087 199.661
5. Ayam Ras Petelur 433.516 455.192 78.500
6. Ayam Ras Pedaging 278.637 292.569 313.084
7. Ayam Buras 3.230.136 3.553.150 1.065.596
Sumber : Badan Pusat Statistik 2016-2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ternak unggas yang paling
meningkat tiap tahunnya adalah ayam broiler dimana pada tahun 2016 sebanyak
278.637 ekor dan mengalami peningkatan ditahun 2018 sebanyak 313.084 ekor.
Sedangkan ayam buras dan ayam ras petelur mengalami penurunan tiap tahunnya.
Sehingga dengan hal ini masyarakat Kabupaten Luwu kususnya di Desa Jambu
lebih memilih mebudidayakan ayam broiler karena daya minatnya setiap tahun
meningkat selain itu cepatnya usia panen pada ayam broiler, pakan yang irit,
memiliki daging yang banyak serta dapat diolah menjadi berbagai macam olahan
masakan, membuat masyarakat yang ingin membudidayakannya..Awalnya hanya
3
beberapa orang saja yang membudidayakan ayam broiler, hal ini dikarenakan
minimnya modal yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu, sudah banyak masyarakat yang meminati usaha tersebut. Pada
umumnya masyarakat yang memilki usaha ternak ayam broiler adalah peternak
mandiri. Peternak mandiri adalah adalah peternak yang tidak melakukan kemitraan
dengan perusahaan inti. minimnya jaringan peternak mandiri ke perusahaan-
perusahaan inti, membuat peternak mandiri harus menanggung risikonya sendiri.
Adapun risiko yang terdapat pada usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu yaitu risiko budidaya, risiko produksi, risiko
pemasaran, dan risiko harga.
Berdasarkan risiko usaha ternak ayam broiler yang terjadi di Desa Jambu
maka dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis risiko usaha ternak ayam
broiler dan menganalisis strategi dalam mengatasi risiko tersebut dengan
mengambil judul “Analisis Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka perlu dikaji bagaimana masalah
analisis Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu dapat dilihat dibawah ini:
1. Bagaimana risiko dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu?
2. Bagaimana strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler di Desa
Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis risiko dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
2. Untuk menganalisis strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler
di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk melatih kemampuan menulis dan
menganalisis suatu permasalahan yang kompleks terkait dengan agribisnis,
khususnya dibidang usaha ternak ayam broiler. Serta merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bagi peternak, sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi usaha peternakan
dalam mengambil suatu keputusan bisnis, sehingga usaha peternakan dapat
mengambil keputusan bisnis yang strategis dan tepat sasaran.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan pustaka dalam menambah wacana pengetahuan
dan diharapkan dapat menjadi inspirator untuk bisa melakukan yang serupa atau
sejenis.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Ayam Broiler
Ayam broiler adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-
bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam
memproduksi daging ayam. Ayam broiler yang merupakan hasil perkawinan silang
dan sistem berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bias dikatakan baik. Mutu
genetik yang baik akan muncul secara maksimal apabila ayam tersebut diberi faktor
lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem
perkandangan yang baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Ayam broiler merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan
ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi daging
dalam waktu yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 4 - 5 minggu produksi
daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.
Usaha peternakan ayam broiler awalnya adalah sampingan dari usaha
peternakan ayam petelur. Seiring berjalannya waktu banyak peternakan ayam
broiler yang berdiri. Usaha peternakan berkembang sangat pesat, baik dari segi
skala maupun dari segi tingkat efisiennya. Alasan dari sangat pesatnya
perkembangan usaha peternakan ayam broiler diantaranya jumlah permintaan
daging ayam yang terus meningkat selain itu juga memiliki perputaran modal yang
cepat ini yang menjadi daya tarik bagi para peternak membuka usaha ayam broiler
(Hafsah, 2003).
6
Menurut Suharno (2002), Usaha peternakan ayam dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu peternakan rakyat, usaha kecil peternakan, dan perusahan
peternakan. Peternakan rakyat jumlahnya tidak lebih dari 15.000 ekor per periode
produksi. Usaha kecil peternakan jumlahnya tidak lebih dari 65.000 ekor per
periode produksi. Perusahaan peternakan adalah usaha menengah dan besar
dibidang usaha budidaya ayam jumlahnya lebih dari 65.000 ekor per periode
produksi (Sudarsono, 2003).
.Permasalahan utama dalam usaha ternak ayam broiler yang dilakukan oleh
peternakan rakyat adalah skala yang relatif kecil, sehingga pendapatan layak sulit
dicapai. Disisi lain , sebagian besar peternak sangat rentan terhadap perubahan
harga. Pada saat output turun, biaya input produksi tidak otomatis turun, sehingga
pendapatan peternak rendah ataupun bahkan merugi maka risiko usaha ternak ayam
broiler itu sangatlah besar (Deptan,2005).
Menurut Deshinta (2006), saat ini usaha peternakan ayam broiler
dikembangkan secara terintegrasi, yaitu dengan kecenderungan ke arah integrasi
vertikal. Ditambahkan lagi pendapatnya bahwa integrasi vertikal adalah bagian dari
struktur industri tipe industrial dimana seluruh bidang pada satu alur dibentuk
dalam satu kelompok usaha kemudian dikenal dengan istilah Unit Agribisnis
Industrial.pada unit ini mengintegrasikan antar subsistem dalam sistem agribisnis
peternakan, yaitu subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis usaha ternak,
subsistem agribisnis hilir. Subsistem agribisnis hulu meliputi seluruh proses
produksi atau sarana produksi ternak seperti DOC (Day Old Chicken), pakan, obat-
obatan, mesin, dan juga peralatan ternak. Subsistem agribisnis usaha ternak
7
berkaitan dengan proses produksi ternak dengan menggunak inpu dan dihasilkan
oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan output yang sudah diolah dan
akan dipasarkan. Sedangkan subsistem hilir meliputi kegiatan pengolahan produk
olahan dan produk akhir.
2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler
Menurut Soekarwati (2002), berdasarkan berbagai pengalaman yang
menjadi faktor-faktor produksi adalah lahan, bibit, obat-obatan, tenaga kerja,dan
lain-lain,
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah
sebagai berikut:
1. Lahan atau lokasi usaha
Dalam menentukan lokasi lahan ternak penting untuk kelangsungan usaha
agar berjalan dengan baik. Lokasi lahan yang dipilih untuk usaha ternak ayam
broiler harus jauh dari pemukiman penduduk. Selain itu lokasi ternak harus tidak
jauh dari pusat pasokan bahan baku dan lokasi pemasaran namun syarat ini memang
tidak terlalu utama jika transportasi yang digunakan sudah optimal.
Menurut Pinto (2011) menyatakan bahwa lokasi lahan sangat strategis,
karena mempunyai akses yang baik terhadap sarana transportasi dan hal terpenting
lainnya adalah akses dalam mendapatkan input produksi tergolong mudah selain itu
lokasi tersebut juga cukup jauh dari pemukiman penduduk. Jarak terdekat adalah
sekitar 200 meter. Selain itu juga mempunyai sumber air yang cukup dengan
sumber air yang digunakan untuk kebutuhan produksi ternak. Peternakan
8
mempunyai sumber mata air yang cukup dengan sumur yang digunakan untuk
kebutuhan produksi usaha ternak.
2. Peralatan dan kandang
Berdasarkan penelitian Solihin (2009) menyatakan bahwa kebersihan
tempat pakan dan minum dapat mempengaruhi tumbuhnya bakteri karena sisa-sisa
vitamin dan obat yang berbentuk serbuk tidak terlarut semua sehingga sisa-sisa
serbuk tersebut mengedap pada tempat air minum dan menjadi lumut dan tempat
tumbuhnya bakteri.
Yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya ayam broiler yaitu
pendirian kandang seperti arah kandang, ukuran kandang, ventilasi kandang, luas
lantai, dan sistem alas kandang.
Menurut Aziz (2009) menyatakan bahwa kandang dibangun di atas lahan
seluas 1100 m² merupakan kandang tipe sangkar. Kandang ini berbentuk kandang
panggung yang dibangun dengan bahan kayu dan bambu, bentuk kandang seperti
ini sangat cocok digunakan untuk daerah yang mempunyai temperatur udara cukup
panas.
Perhitungan luas lantai dan kepadatan ayam erat hubungannya dengan
rencana akhir berat ayam yang akan dipanen dan di jual. Perhitungan luas lantai
harus dilakukan karena ada hubungan nyata antara kepadatan ayam,konversi pakan,
dan tingkat kematian. Pengaruh kepadatan kandang dan berat ayam perlu
diperhatikan pada saat melakukan produksi karena sangat berpengaruh terhadap
tingkat kematian dan kualitas ayam yang dihasilkan. Beberapa akibat dari
9
kepadatan kandang yang terlalu tinggi adalah tingkat konsumsi pakan yang
berkurang, tingkat pertumbuhan ayam terhambat, efisiensi pakan berkurang, tingkat
kematian meningkat, kejadian dada luka meningkat, dan keperluan ventilasi
kandang meningkat (Fadilah,2006).
3. Bibit ayam (DOC)
Day Old Chick atau biasa disingkat DOC adalah faktor produksi utama
dalam usaha ternak ayam broiler. menurut Solihin (2009) pada peternakan ayam
broiler CV AB Farm di periode keenam dan ketujuh penyakit Newcastle Disease
dan Runting Stunting Syndrome (kekerdilan) yang timbul di peternakan ini tidak
terlepas dari kualitas DOC yang dikomplain dikembalikan kepihak inti karena
kualitas DOC yang kurang baik.
4. Pakan
Pakan adalah faktor peroduksi utama dalam proses produksi ayam broiler.
Menurut (Aziz,2009) Pakan adalah faktor produksi utama dalam proses budidaya
ayam broiler. Pakan memiliki kontribusi paling besar dalam pengeluaran untuk
biaya produksi. Dimana efisiensi penggunaan pakan dapat diukur dengan nilai feed
Convertion Ratio (FCR). Jika nilai FCR yang dihasilkan lebih besar dari nilai FCR
standar akan menyebabkan rendahnya hasil panen sehingga berpengaruh terhadap
keuntungan. Periode ke-6 dan ke-12 adalah periode yang menghasilkan nilai FCR
terbesar yaitu masing-masing sebesar 2.31 dan 3.86. Nilai FCR 2.31 dan 3.86
tersebut menunjukkan bahwa untuk mendapatkan ayam dengan bobot hidup sebesar
1kg diperlukan pakan sejumlah 2,31 dan 3,86 kg. Penggunaan pakan yang tidak
10
efisien ini disebabkan sistem pencernaan ayam tidak bekerja secara maksimal.
Tingginya nilai FCR ini menyebabkan biaya produksi membengkak dan
pendapatan bersih yang diterima menurun.
5. Obat-obatan, vaksin dan vitamin
Obat–obatan, vaksin dan vitamin merupakan salah satu produksi yang
digunakan untuk menjaga kesehatan ayam broiler dari penyakit-penyakit yang
mungkin muncul atau apabila sudah terkena penyakit ayam dapat sembuh kembali
dan untuk menjaga kualitas ayam broiler. Menurut Pinto (2011) mejelaskan
antibioka dapat membasmi penyakit, akan tetapi pemakaiannya harus dihindari
seminggu sebelum ayam dijual. Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan vaksinasi yaitu kondisi ayam, jadwal vaksin, kondisi cuaca, laporan
kegiatan vaksin, menghindari faktor yang bisa mematikan vaksin, dan perlakuan
pasca vaksin.
6. Tenaga Kerja
Dalam kegiatan peternakan ayam broiler peran tenaga kerja sangat penting
karena usaha ternak ayam broiler mempunyai kesibukan yang temporer.
Keterampilan dan kedisiplinan tenaga kerja sangat diperlukan, dapat dilihat pada
penelitian Pinto (2011) dimana pada peternakan ayam broiler milik Bapak Restu
selama ini anak kandang harus menerima perintah dari manajer dalam penentuan
jenis obat yang akan dipakai sekaligus akan memperlambat pemberian obat yang
akan dipakai tidak tersedia di kandang. Selain itu kedisiplinan anak kandang dalam
menjaga sarana dan prasarana seperti sumber air minum masih kurang baik sehigga
11
dapat menimbulkan penyakit pada ayam yang menyebabkan tingkat kematian ayam
meningkat.
2.3 Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler
Risiko merupakan hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Karena dalam setiap kegiatan, seperti
kegiatan budidaya, pasti akan ada berbagai ketidakpastian. Faktor ketidakpastian
ini yang kemudian akan menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan yang
dilakukan. Menurut Kountur (2006), perusahaan yang mengelola risiko dengan
baik akan mendapatkan beberapa manfaat antara lain yaitu:
1. Dapat meningkatkan laba perusahaan
2. Memungkinkan terhindar dari kebangkrutan
3. Memperlancar pencapaian tujuan usaha.
Menurut Hanafi (2006), mengatakan bahwa secara alamiah setiap orang
atau organisasi dalam bentuk bisnis akan mengelola risiko yang bertujuan
menciptakan sistem pengelolaan risiko yang bertujuan untuk menghindari
perusahaan dari risiko dan meningkatkan nilai perusahaan dan pentingnya
pengelolaan risiko yang mengambarkan pandangan lama bahwa dalam kaitannya
antara risiko dan tingkat keuntungan, menganggap bahwa ada hubungan positif
antara risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan, jika suatu organisasi
ingin menaikkan keuntungan, maka organisasi tersebut harus menaikkan risikonya.
Beberapa kategori risiko tergantung dari sudut pandang mana kita
melihatnya. Risiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah
12
(Kountur,2008) penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang
dilakukan, atau kejadian yang terjadi.
Dalam menjalankan suatu usaha sangat rentan terhadap risiko karena
produk umumnya adalah makhluk hidup. Dimana sifat-sifat dari produk
dipengaruhi oleh kondisi alam, mudah busuk, mengambil tempat atau lokasi, berat
dan lain-lain. Dari beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan peternakan
aym broiler, sumber-sumber risiko yang biasa dihadapi dalam usaha ini adalah
keberadaan sumberdaya manusia (SDM), karena SDM memiliki peranan penting
dalam setiap kegiatan manusia tidak terkecuali kegiatan bisnis seperti yang
dijalankan oleh peternakan ayam broiler. Menurut Pinto (2011) dari penelitian yang
dilakukan diketahui bahwa sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada
peternakan ayam broiler adalah keadatan ruang, cuaca, hama predator dan penyakit.
Dimana sumber risiko produksi hama predator memiliki tingkat probabilitas
terbesar yaitu 38,4%, kepadatan ruang 33,7%, penyakit dengan tingkan probabilitas
33% dan yang terkecil adalah 12,5%.
Menurut Darmawi(2010), risiko sosial juga temasuk salah satu sumber
risiko yang perlu diperhatikan dimana sumber utama risiko adalah masyarakat,
artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan
penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Selain itu adapun sumber risiko
yang dapat dihadapi oleh peternak yaitu:
1. Risiko produksi
Pada risiko produksi, sumber risikonya adalah gagal panen,rendahnya
produktivitas, kerusakan barang yang ditimbulkan oleh serangan penyakit dan
13
hama, pengaruh perbedaan iklim dan cuaca, kesalahan sumber daya manusia
(SDM), dan masih banyak lagi sumber risiko lainnya.
2. Risiko harga dan pasar
Sumber risiko pemasaran terdapat dua faktor yaitu faktor produk dan faktor
pasar. Pada sumber risiko faktor produk dapat dilihat dari kualitas produk yang
dihasilkan, sedangkan pada faktor risiko pasar adalah barang tidak dapat dijual yang
diakibatkan ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga
output,daya beli masyarakat, persaingan,dan lain-lainnya. Kemudian risiko harga
yang ditimbulkan adalah harga dapat naik akibat inflasi.
3. Risiko finansial
Risiko yang ditimbulkan dari risiko keuangan ada tiga faktor yaitu sumber
dana, biaya, dan pendapatan. Dimana pada sumber dana, yaitu darimana sumber
dana yang digunakan dalam melakukan usaha ternak broiler. sumber risiko pada
biaya yaitu faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dalam melakukan usaha.
Sedangkan sumber pendapatan yaitu dilihat dari hubungan pendapatan usaha.ayam
broiler dengan pemenuhan kebutuhan keluarga dan penyediaan dana produksi
berikutnya.
4. Risiko Kebijakan
Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan antara lain adanya
kebijakan tertentu yang keluar dari dalam hal ini sebagai pemegang kekuasaan
pemerintah yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha. Dalam artian
kebijakan tersebut membatasi gerak dari usaha contohnya ekspor.
14
2.4 Analisis SWOT
Untuk mengatasi risiko yang terjadi perlu adanya strategi untuk menghadapi
risiko yang akan terjadi contohnya risiko produksi,risiko peasaran dan lain-lainnya.
Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategi yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) dalam suatu lingkungan organisasi (Anwar,
C, M et al, 2012).
1. Kekuatan (Strengths)
Strengths adalah kelebihan atau kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Setiap perusahaan perlu melakukan penilaian kekuatan yang dimiliki dan
membandingkannya dengan perusahaan pesaing, yang penilaiannya dapat
didasarkan pada beberapa faktor-faktor, seperti kemampuan kemanufakturan, basis
pelanggan yang dimiliki, teknologi, kekuatan pemasaran dan sumber daya
financial.
2. Kelemahan (Weakness)
Weakness adalah kekurangan yang menjadi penghambat perusahaan untuk
mencapai kinerja perusahaan yang memuaskan. Kekurangan yang dimiliki
perusahaan dapat berupa sarana dan prasarana yang dimiliki kurang atau kurang
memadai, produk yang kurang atau tidak diminati oleh konsumen, keterampilan
pemasaran tidak sesuai dengan tuntutan pasar, kemampuan manajerial yang rendah.
3. Peluang (Opportunitiy)
15
Opportunity adalah potensi yang ada di luar perusahaan. Jika
perusahaan mampu memanfaatkan potensi tersebut maka perusahaan akan menjadi
lebih baik.
4. Ancaman (Threats)
Threats adalah ancaman yang akan menjadi penghalang bagi perusahaan
baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Ancaman tersebut dapat
dilihat dari perkembangan lingkungan perusahaan yang tidak menguntungkan
sehingga dapat menyebabkan kemunduran kedudukan perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis SWOT (Kotler, 2017).
Ada empat strategi yang dihasilkan melalui analisis SWOT, yaitu :
1. Strategi SO yaitu strategi yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman.
3. Strategi WO yaitu strategi yang dilakukan berdasarkan pemanfaatan peluang
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT yaitu strategi yang dilakukan dengan cara meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman (Fatmawati, D et al, 2018).
Kombinasi dari beberapa faktor-faktor internal dan eksternal pada matriks
SWOT terdiri dari strategi S-O (kekuatan-peluang), strategi W-O (kelemahan-
peluang), strategi W-T (kelemahan-ancaman), dan strategi S-T (kekuatan-
ancaman). Matriks SWOT didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif yaitu
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
16
ancaman. Analisis Matriks SWOT inilah yang nantinya akan menghasilkan
beberapa alternatif strategi yang dapat membantu perkembangan suatu perusahaan.
2.5 Strategi penanganan risiko
Menurut kountur (2006), jika ada resiko pertama-tama yang diputuskan
adalah apakah akan menghindar atau menghadapi risiko. Jika kemungkinan
konsekuensi dari risiko tersebut besar maka cara yang terbaik adalah menghindar.
Jika risiko tidak dapat dihindari maka langkah berikut yang harus dilakukan
meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko dengan cara-cara pencegahan atau
mengurangi kerugian.Pencegahan kerugian dan pengurangan kerugian hanya
dilakukan selama manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk pencegahan dan pengurangan kerugian.
Ada tiga sikap manajemen atau pengambilan keputusan dalam menghadapi
risiko yaitu : (1) Risk Averter, (2) Risk Neutral (3) Risk Taker. Sikap manajemen
yang pertama adalah Risk Averter , yaitu sikap manajemen yang cenderung
menghindari risiko. Sikap manajemen yang kedua yaitu Risk neutral yaitu sikap
manajemen yang netral atau biasa-biasa saja dalam menghadapi risiko. Sedangkan
yang ketiga adalah Risk taker yaitu sikap manajemen yang berani mengambil risiko.
17
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan..
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
dengan penelitian yang dilakukan penulis. Adapun kajian penelitian terdahulu
sebagai berikut :
Tabel. 2 Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Kesimpulan
1. Fani Purwanti, 2015 Analisis risiko
produksi pada usaha
ternak ayam broiler
bermitra dan mandiri.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada
empat macam sumber
risiko yang
mempengaruhi produksi
peternakan ayam broiler
bermitra dan mandiri
yaitu: Penyakit,
perubahan suhu ayam,
predator dan kualitas
DOC yang kurang
baik.Masing-masing
sumber resiko pada
peternakan ayam
berbeda-bedabaik pet
ernakan bermitra maupun
mandiri. Berdasarkan
hasil uji-t peternakan
bermitra memiliki resiko
paling besar
dibandingkanpeter nak
mandiri, hal ini
dikarenakan semua
sumber resiko memiliki
nilai p-value α > = 0.05,
sehingga tidak tolak Ho.
2. Aziz, 2009 Analisis risiko usaha
ternak ayam broiler
Studi kasus usaha
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Pada peternakan broiler
18
peternakan X di Desa
Tapos
di Desa Tapos
menghasilkan nilai
expected return sebesar
Rp 5.768.199,00, yang
menggambarkan bahwa
pendapatan bersih yang
diharapkan dapat
diperoleh peternak pada
waktu mendatang adalah
sebesar Rp 5.768.199,00.
Nilai standar yang
diperoleh adalah sebesar
Rp 10.095.088,00
mencerminkan bahwa
risiko yang dihadapi pada
setiap periode produksi
mendatang adalah
sebesar Rp
10.098.088,00.
3 Ahmad. J, Rohmad,
Nasiti. W. 2019
Strategi
pengembangan usaha
peternakan ayam
pedaging (broiler)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil
analisis lingkungan
internal dan eksternal,
peternak di Desa Bangsal
Kecamatan Pesantren
Kota Kediri, memiliki
peluang dan kekuatan
berupa tersedianya
barang setiap waktu,
menerapkan SOP
(Standard Operasional
Procedure) sebagai
acuan untuk menghindari
dampak lingkungan dan
mendapatkan target yang
diharapkan,
meningkatkan dan
mempertahankan jumlah
pelanggan, serta lokasi
strategi agar pengiriman
barang tepat waktu.
Adapun peluang yang di
dapatkan dalam ancaman
da kelemahan yaitu,
menghindari
19
ketergantungan pada satu
agen penjualan dan
meningkatkan sistem
manajemen peternakan,
serta mengontrol
peternak untuk
meningkatkan kualitas
daging sehingga bisa
bersaing di pangsa pasar.
4. Ridwan,2016 Analisis Risiko
Pendapatan dan
Produksi Usaha
Peternakan Ayam
Broiler Dengan Pola
Kemitraan di
Kecamatan
Mangarangbombang
Kabupaten Takalar
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dala
menjalankan usaha
peternakan ini
menghadapi risiko
produksi yang
disebabkan oleh cuaca,
penyakit,dan lain-lain.
kemudian harga
termasuk harga input dan
harga output. Risiko yang
dihadapi sangat
berpengaruh terhadap
pendapatan yang
diterima oleh usaha
peternak plasma.
Sumber : Data Sekunder
2.7 Kerangka Pemikiran
Dalam melakukan usaha ternak ayam broiler hal yang perlu diperhatikan
adalah sumber risiko ternak. Adapun risiko dalam melakukan usaha ternak adalah
risiko budidaya ,produksi, pemasaran,dan harga.
Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian, maka
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sumber-sumber risiko dan strategi
penanganan risiko usaha ternak broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu.
20
Adapun skema kerangka pikir yang dapat dituliskan penulis dalam
penelitian di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu adalah sebagai berikut:
Gambar1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Risiko Usaha Ternak Ayam
Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
Usaha ternak ayam broiler
Ayam Broiler
Sumber-sumber Risiko
1. Risiko Budidaya
2. Risiko Produksi
3. Risiko Pemasaran
4. Risiko Harga
Strategi dalam mengatasi risiko
21
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan bahwa Desa Jambu Kecamatan Bajo merupakan salah satu sentra
produksi peternakan ayam broiler di Kabupaten luwu. Penelitian ini dilaksanakan
pada Bulan April-Juni 2020.
3.2 Teknik Penentuan Informan
Terdapat 7 populasi peternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu. Sehingga semuanya dijadikan sebagai informan dengan cara
purposive dengan alasan bahwa responden merupakan pihak yang secara langsung
terlibat dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif berupa data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan responden berupa data lisan dengan
penjelasan mengenai pembahasan. Sedangkan sumber data ada 2 yaitu data primer
dan data sekunder :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan
melakukan wawancara langsung kepada informan di Desa Jambu Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan
22
yang sudah disiapkan sebelumnya. Adapun data yang diperoleh langsung dari
objek penelitian berupa identitas responden, luas lahan, status kepemilikan
modal, tenaga kerja, faktor kekuatan, faktor kelemahan, faktor peluang dan
faktor ancaman dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung baik Badan Pusat
Statistik (BPS) berupa data populasi ternak berdasarkan tahun 2016-2018 di
Kabupaten Luwu. Lembaga-lembaga yang ada di Desa Jambu berupa data
jumlah penduduk berdasarkan kepala keluarga, potensi penggunaan lahan
pertanian, identitas informan peternak ayam broiler di Desa Jambu berdasarkan
tingkat umur, tingkat pendidikan, Mata pencaharian, dan kondisi pertanian di
Desa Jambu.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti terlibat
langsung untuk mengamati risiko usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
2. Wawancara
Wawancara merupakan dialog secara langsung dimana peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terstruktur kepada informan dengan menggunakan
kuesioner yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data
terkait usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
23
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode bantu dalam upaya untuk memperoleh data
berupa foto kejadian-kejadian atau peristiwa tertentu yang dapat dijadikan atau
dipakai untuk menjelaskan kondisi yang di dokumentasikan oleh peneliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan menggambarkan risiko-risiko usaha ternak ayam broiler di Desa
Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu yang meliputi risiko budidaya, risiko
produksi, risiko pemasaran, dan risiko harga. Serta analisis swot untuk menganalisis
strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler.
Semua data yang berhasil dikumpulkan berupa catatan lapangan, komentar
peneliti, uraian informan penelitian, dokumen-dokumen berupa laporan, artikel,
dan sumber data lainnya yang terkait dengan risiko usaha ternak ayam broiler di
Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Selanjutnya di analisis
menggunakan analisis SWOT dengan melakukan analisis situasi terkait strategi
dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler sebagai berikut :
3.5.1 Identifikasi
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman (faktor
eksternal) maupun kekuatan dan kelemahan (faktor internal) yang dimiliki peternak
ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
3.5.2 Penentuan faktor internal
24
Menentukan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki peternak ayam
broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
1. Bobot
Penentuan bobot didasarkan pada akumulasi dari kekuatan dengan
kelemahan dan akumulasi antara peluang dan ancaman. Nilai pada bobot ditentukan
dari hasil wawancara antara peneliti dengan peternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
2. Rating
Penentuan rating berdasarkan diskusi peneliti dengan peternak ayam broiler
di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Bobot dan skor setiap elemen
dijumlahkan. Untuk kekuatan dijumlahkan dengan kelemahan, sedangkan peluang
dijumlahkan dengan ancaman. Skor=Rating x Bobot.
3.5.3 IFAS & EFAS
1. IFAS
Mengkaji faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki petani cengkeh. Setelah menentukan faktor kekuatan dan kelemahan
peternak ayam broiler, selanjutnya adalah memberikan bobot dari masing-masing
faktor internal tersebut dengan memberikan kuesioner kepada peternak ayam
broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
25
Tabel. 4 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Peluang X X X
Jumlah X X X
Ancaman X X X
Jumlah X X X
Total X X X
Sumber :Fredi Rangkuti (2004)
2. EFAS
Mengkaji faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang dimiliki
peternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
Tabel. 5 Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
FaktorStrategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan
Peluang X X X
Jumlah X X X
Ancaman X X X
Jumlah X X X
Total X X X
Sumber :Fredi Rangkuti (2004)
3.5.4 Analisis SWOT
Merumuskan strategi dalam mengatasi risiko dengan memaksimalkan
kekuatan dan peluang yang dimiliki peternak ayam broiler, serta
meminimalisasikan kelemahan dan ancaman yang akan menghambat risiko usaha
ternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
26
Gambar. 2 Analisis SWOT
3.5.5 Internal-Eksternal (IE)
Menghitung total skor pada matriks EFE dan IFE, total rata-rata tertimbang
IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y.
Gambar. 3 Matriks Internal Eksternal (IE)
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGTHS (S)
• Tentukan 5-10
faktor-faktor
kekuatan Internal
WEAKNESSES
(W)
• Tentukan 5-10
faktor-faktor
kelemahan Internal
OPPORTUNIES
(O)
• Tentukan 5-10
faktor peluang
Eksternal
STRATEGI SO
• Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
• Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang
STREATHS (T)
• Tentukan 5-10
faktor ancaman
eksternal
STRATEGI ST
• Ciptakan
strategi yang
menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi
ancaman
STRATEGI WT
• Ciptakan
strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
27
3.5.6 Strategi
Menyusun pola rencana dan taktik tertentu dalam proses pemasaran
cengkeh sehingga menghasilkan jumlah penjualan yang lebih tinggi.
3.5 Definisi Operasional
1. Ayam broiler merupakan ternak yang memiliki produktivitas tinggi dan banyak
dikonsumsi di Desa Jambu.
2. Usaha ternak adalah jenis usaha yang memiliki prospek dan sumbangsi besar
terhadap perekonomian khususnya di Desa Jambu.
3. Risiko adalah suatu kejadian atau ketidakpastian yang mengakibatkan kerugian
dalam usaha ternakdi Desa Jambu
4. Analisis Deskirptif adalah analisis untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko
dalam usaha ternak di Desa Jambu.
5. Analisis SWOT untuk menjelaskan cara mengatasi strategi risiko usaha ternak
ayam broiler.
6. Strategi dalam mengatasi risiko adalah langkah-langkah yang diambil para
peternak di Desa Jambu dalam menangani risiko yang dihadapi.
28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis Desa Jambu
Desa Jambu merupakan salah satu desa dari sebelas desa yang ada di
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu, dengan luas wilayah 6,26 hektar dan berada
pada ketinggian 4,3 meter diatas permukaan laut. Desa Jambu letaknya berdekatan
dengan ibukota kecamatan menjadikan Desa Jambu menjadi tempat tersedianya
beberapa fasilitas pelayanan publik seperti Polsek,Badan Penyuluhan Pertanian
(BPP). Di Desa Jambu Terbagi dalam empat wilayah Dusun yakni Dusun Jambu,
Dusun Sambua, Dusun Barana Rombe, dan Dusun Pollo Tempe.
Adapun batas-batas wilayah dusun yang terdapat di Desa Jambu Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Desa Tabbaja Kecamatan Kamanre
2. Sebelah selatan : Desa Kelurahan Bajo
3. Sebelah barat : Desa Saga
4. Sebelah timur : Desa Sampa
4.2 Kondisi Demografis Desa Jambu
4.2.1 Jumlah Penduduk
Desa Jambu mempunyai jumlah penduduk 1325 jiwa yang tersebar dalam
empat wilayah dusun dan dapat dlihat dari tabel sebagai berikut :
29
Tabel.3 Jumlah Penduduk Menurut Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Jambu
No. Wilayah Dusun Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Dusun Sambua 283 23,10
2. Dusun Jambu 336 27, 43
3. Dusun Rombe 326 26,61
4 DusunTempe 280 22,86
Jumlah 1.225 100%
Sumber Data : Data Sekunder
Tabel 3 menunjukkan bahwa wilayah dusun yang pertama terdapat jumlah
jiwa sebanyak 283 orang dengan persentase sebesar 23,10%, dusun yang kedua
sebanyak 336 orang dengan persentase sebesar 27, 43%, kemudian yang ketiga
sebanyak 326 orang dengan persentase sebesar 26,61%, dan yang terakhir terdapat
jumlah jiwa sebanyak 280 orang dengan persentase sebesar 22,86%.
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pedidikan masyarakat Desa Jambu tergolong masih minim dengan
kondisi wilayah terpencil tergambar pada tabel sebagai berikut:
Tabel.4 Jumlah Tingkat Pendidikan Pada Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu
No. Pra Sekolah Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SD 55 10,84
2. SMP 77 15,20
3. SMA 252 49,70
4 PT 123 24,26
Jumlah 507 100%
Sumber Data: Data Sekunder
Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terdiri dari SD, SMP,
SMA, dan Sarjana. Pada tingkat pendidikan SD sebanyak 55 orang dengan
persentase sebesar 10,84% , tingkat pendidikan SMP sebanyak 77 orang dengan
persentase sebesar 15,20% , kemudian tingkat pendidikan SMA sebanyak 252
30
orang dengan persentase sebesar 49,70% , dan yang terakhir tingkat pendidikan PT
sebanyak 123 orang dengan persentase sebesar 24,26%.
4.2.3 Mata Pencaharian
Desa Jambu merupakan desa Pertanian yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani, dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel.5 Jumlah Mata Pencaharian Pada Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten
Luwu
NO. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Perkebunan 40 14,92
2. Pedagang 19 7,1
3. PNS 61 22,76
4. Buruh Kebun 20 7,47
5. Petani Sawah 128 47,76
Jumlah 268 100%
Sumber: Data Sekunder
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa mata pencaharian tertinggi di Desa
Jambu adalah Petani Sawah sebanyak 128 orang. Sedangkan yang terendah adalah
Pedagang sebanyak 19 orang.
4.3 Kondisi Pertanian
Sebagian besar masyarakat di Desa Jambu bermata pencaharian sebagai
petani. Di Desa Jambu terdapat beberapa kelompok tani disetiap dusun dan setiap
dusun memiliki 10 kelompok tani. Pemafaatan budidaya lahan yang dikembangkan
terbagi menjadi dua lahan,ada lahan kering dan lahan basah. Lahan kering
digunakan untuk menanam jagung dan holtikultura. Sedangkan lahan basah
digunakan untuk menanam padi.
Dalam bidang pertanian masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi
oleh para petani seperti pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola budidaya
31
padi, jagung, cabai rawit yang masih sangat kurang serta keterbatasan sarana dan
alat-alat pertanian seperti pompa, traktor dan lain-lain. Selain itu factor utama
adalah modal dan stabilitas harga belum stabil jadi ketika musim tanam dan
pemupukan tiba, masyarakat lebih banyak mengutang nanti setelah panen baru
dibayarkan hal itulah yang mengakibatkan poendapatan dan perekonomian
semakin terpuruk dan kurang meningkat sedangkan harga kebutuhan pertanian
semakin meningkat.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karateristik Informan Peternak
Berdasarkan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang
kemudian dijadikan sebagai informan penelitian (Pemilik Usaha Peternakan Ayam
Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu). Adapun karakteristik
peternak sebagai berikut :
5.1.1 Karateristik Peternak Berdasarkan Umur
Dalam menjalankan usaha umur sangat berpegaruh terhadap kondisi
peternak dimana kemampuan fisiknya dalam melakukan pekejaan ataupun
beraktvitas. Pada usia muda tingkat produktivitas seseorang jauh lebih cepat apabila
dibandingkan dengan peternak yang sudah memasuki usia senja atau biasa disebut
non produktif. Karakteristik peternak berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 7. Tingkat Umur Peternak Ayam Broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu, 2020
NO. Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase %
1. 42-43 2 28,6
2. 44-45 1 14,3
3. 46-47 3 42,8
4. 48-49 1 14,3
Jumlah 7 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2020
Tabel 7 menunjukkan dimana umur peternak responden yang memiliki
jumlah pada kelompok 42-43 dengan frekuensi 2 peternak. Kemudian pada
kelompok 44-45 dengan frekuensi 1 peternak. Kemudian pada kelompok 46-47
dengan frekuensi 3 peternak. Kemudian untuk kelompok 48-49 dengan frekuensi 1
33
peternak responden. Sedangkan pada kelompok 50-51 dengan frekuensi 0 karna
tidak terdapat usia 51 tahun dalam usaha ternak ayam broiler, dan yang terakhir
kelompok 52-53 dengan frekuensi 0 karena tidak tedapat usia 53 tahun dalam usaha
ternak ayam broiler..
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dalam tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan seseorang
dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang telah diperoleh. Pada ummnya,
pendidkan mempengaruhi suatu proses pembelajaran. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuan.
Adapun tingkat pendidikan peternak responden yang diukur berdasarkan
tingkat formal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8.Tingkat Pendidikan Peternak Responden di Desa Jambu Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase %
1. SD 2 28,6
2. SMP 2 28,6
3. SMA 3 42,8
Jumlah 7 100%
Sumber:Data Primer Setelah Diolah.2020
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa responden memiliki pendidikan
SD sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 28,6%, SMP sebanyak 2 orang
dengan persentase sebesar 28,6%, dan SMA sebanyak 3 orang dengan persentase
sebesar 42,8%.
34
5.1.3 Pengalaman Berternak
Adapun pengalaman peternak dalam melakukan usaha ternak ayam broiler
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9.Pengalaman beternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu
No. Pengalaman Berternak
(Tahun)
Jumlah(Orang) Presentase (%)
1. 1 4 57,1
2. 2 2 28,6
3. 4 1 14,3
Jumlah 7 100%
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2020
Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman berternak responden pada masa
±1 tahun sebanyak 4 orang dengan jumlah presentase (40%). Kemudian pada masa
±2 tahun sebanyak 2 orang dengan jumlah presentase (20%). Dan yang terakhir ±4
tahun sebanyak 1 tahun dengan jumlah presentase 10%. Semakin lama pengalaman
berternak maka semakin tinggi minat untuk mengembangkan usaha tenak ayam
broiler dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh peternak.
5.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan informan dengan cara wawancara
mengenai risiko yang terdapat pada usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu, adapun hasil penelitian pada informan yakni
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
35
Tabel.8 Hasil Penelitian Informan Mengenai Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler di
Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
No. Nama Pembahasan Informan
1. Ridwan
a. Risiko Produksi
“Risiko pada saat melakukan produksi itu bu pada saat
pemberian pakan, sekam , dan tenaga kerja. Karena kalau
pemberian pakannya tidak dengan kualitas yang baik maka
pertumbuhan ayamnya juga tidak baik bu selain itu harga
pakannya juga cukup mahal maka itu kita juga sebagai peternak
harus berhati-hati dalam memilih pakan. Nah kalau pada
sekam itu harus diperhatikan karena kalau sekamnya kurang
ayamnya juga tidak nyaman dikandang. Sedangkan kalau
tenaga kerja ini juga berperan aktif karena tenaga kerja
penentu dalam produksi ternak dan mengendalikan seluruh
proses produksi bu”
(Risiko yang terjadi pada saat melakukan produksi yakni pada
saat pemberian pakan, sekam , dan tenaga kerja. Karena jika
pemberian pakannya tidak dengan kualitas yang baik maka
pertumbuhan ayam broiler juga tidak akan baik. Selain itu harga
pakan juga cukup mahal maka itu kita juga sebagai peternak
harus berhati-hati dalam memilih pakan. Kemudian sekam
harus diperhatikan karena jika sekamnya kurang ayamnya juga
tidak nyaman dikandang. Sedangkan jika tenaga kerja ini juga
berperan aktif karena tenaga kerja penentu dalam produksi
ternak dan mengendalikan seluruh proses produksi).
b. Risiko Budidaya
“Risikona to manuk wattuna di eee dibudidayai ditirojio
lingkungan kandang, tae na sisadde banuanna masyarakat.
karena yato manuk ta nabela ake sadding suara kasalleng sola
to cahaya lampuna taena bela ake kurang macora lampuna na
pa stres to manuk mane bisa mate to manuk ”
(Risiko budidaya dilihat dari kondisi lingkungan kandang.
Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman masyarakat, agar
terhindar dari suara lantang. Karena suara yang lantang dapat
menyebabkan ayam menjadi stres begitu juga dengan cahaya
lampu kandang tidak terlalu redup agar ayam tidak mudah
stres).
36
c. Risiko Pemasaran
“Kalau kendala yang saya hadapi itu dek harga penjualannya
kadang naik turun kalau dipasar, kayakmi masa pada te covid
turun harga ayam”
(Kendala yang saya hadapi adalah harga yang fluktuatif. seperti
pada masa saat ini penyebabnya yaitu covid 19)
d. Risiko Harga
“Kalau pada harga itu biasa kadang tidak tentui kadang naik
turun juga samaji halnya pemasaran tadi.tapi dia hara pasar
biasa langgananku yang tentukan yang sering kesini ambil
ayam.
(Kendala pada harga yaitu harga pasar yang tidak menentu
terkadang naik dan turun. Harga pasar juga biasanya ditentukan
oleh konsumen yang telah berlangganan)
2. Wahyudi
a. Risiko Produksi
“Yang menjadi kendala waktu produksi itu dek dilihat dari
makanannya yang kita kasih kalau bagusji makanannya pasti
bagus juga pertumbuhan ayamnya karena penggunaan pakan
bisa menurunkan risiko atau variasi hasil yang dicapai. terus
pemberian sekam juga harus diperhatikan kalau sudah basah
harusmi diganti lagi karena kalau tidak diganti bisa bisa ayam
kedinginan dan berjamur”.
(Yang menjadi kendala pada saat melakukan produksi ayam
broiler yakni dilihat dari pakannya jika penggunaan pakannya
baik, maka tingkat pertumbuhan aya mnya juga baik.Karena
penggunaan pakan bisa menurunkan risiko atau variasi hasil
yang dicapai. kemudian yang kedua yakni pemberian sekam.
Pemberian sekam juga harus diperhatikan karena jika sekam
basah maka harus diganti dengan sekam yang kering karena bisa
menyebabkan ayam kedinginan dan lembab berjamur).
b. Risiko Budidaya
“Kendala pada budidaya itu kalau ayam kena penyakit, harus
ditangani cepat, karena kalau ayam sudah kena penyakit bisa
bisa rugi hasil produksi broiler juga turun terus tingkat juga
tinggi”
(Kendala pada budidaya yaitu pada saat ayam terkena penyakit,
maka perlu adanya penanganan secara cepat karena penyakit
37
merupakan faktor yang dapat merugikan karena dapat
menurunkan produksi ayam dan mengakibatkan angka kematian
yang tinggi).
c. Risiko Pemasaran
“ Risiko pasar termasukmi itu fluktuasi seleranya konsumen
berubah-ubah, sama eee persaingan pasar juga karena semakin
kesini semakin banyakmi juga penjual ayam”
(Risiko pasar mencakup adanya fluktuasi, perubahan selera
konsumen, dan banyaknya pesaing. Karena semakin banyak
masyarakat yang melakukan usaha ayam broiler)
d. Risiko Harga
“Harga turun dari awal tahun karena kurang kebutuhan selama
korona. apalagi ini kan yang dijual bernyawa i nah semakin
lama dikandang semakin susut karena pola makannya tidak
teratur dan tidak bisa juga disimpan lama-lama”
(Dari awal tahun selama covid 19 kebutuhan kurang. sedangkan
ayam yang dijual tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama
karena dapat mengakibatkan bobot ayam menyusut sebab pola
makan tidak teratur)
3. Muhammad Akbar
a. Risiko Produksi
“ Risiko yang ditemukan pada saat melakukan produksi itu
dek ada beberapa termasuk tenaga kerja, dengan pemberian
sekam. karena kalau tenaga kerja tidak kontrol terus itu sekam
bisa saja ayamnya mati kedinginan”.
(Dalam usaha ternak ayam broiler terdapat beberapa risiko yang
terjadi pada saat melakukan produksi yakni tenaga kerja dan
sekam. tenaga kerja harus mengontrol jadwal pergantian sekam
agar tidak menyebabkan ayam kedinginan)
b.Risiko Budidaya
“Kalau yang menjadi risiko dalam beternak ayam broiler ini
eee kalau risikonya itu ada pada kandangya,
DOC,Suhu,Penyakit dan hama selebihnya tidak ada ji bu”
(Yang menjadi aspek masalah utama atau risiko dalam
peternakan ayam broiler khususnya pada budidaya yakni pada
kandang,suhu lingkungan,hama dan penyakit)
38
c. Risiko Pemasaran
“Kalau di pemasaran biasa juga karenaada yang utang baru
telat dia bayar”
(Pada risiko pemasaran biasanya disebabkan karena adanya
piutang karena pelanggan terlambat melakukan pembayaran).
d. Risiko Harga
“Kalo dagingnya susut nda normalmi juga harganya dan harga
turun disitumi juga kasih rugiki”
(Jika bobot daging ayam menyusut maka dapat mempengaruhi
tingkat harga dan bisa mengakibatkan kerugian)
4. Zulkifli
a. Risiko Produksi
“yang menjadi risiko dalam melakukan produksi itu adalah
Gangguan Lingkungan misalnya suara keras, suara petir
ataupun suara musik pernah menyebabkan kematian pada
ayam, tenaga kerja kalau tenaga kerja biasa ada lalai dia lupa
ganti sekam untuk penghangat ayam nah ini juga sangat fatal,
terakhir karena hama tungau, Tungau tidak menyebabkan
kematian pada ayam akan tetapi dapat membuat ayam
gelisah, nafsu makannya turun dan ayam menjadi kurus”
(Yang menjadi risiko dalam produksi yakni gangguan
lingkungan, tenaga kerja, dan hama. pada lingkungan kerja
suara keras misalnya suara petir ataupun suara musik kemudian
pada tenaga kerja misalnya tidak memperhaikan jadwal
pergantian sekam, dan hama misalnya hama tungau yang
menyebabkan kurangnya nafsu makan pada ayam sehingga
ayam menjadi kurus)
b. Risiko Budidaya
“ Risiko dalam budidaya itu yang paling berisiko ada karena
penyakit, perubahan cuaca, dan lingkungan)
(Risiko dalam budidaya yang paling berisiko yaitu pada
penyakit, perubahan cuaca, dan lingkungan)
c. Risiko Pemasaran
“Kalau kendalanya yang kuhadapi ini bu.. masalah
penjualannya eeee biasa naik turun i harganya dipasaran,
39
bagus kalau naik terusji..kalau naik turunmi aaiii rugika. Mana
pi modalnya. anu juga bu banyakmi penjual disini yang
pelihara ayam jadi pelanggan juga terbagimi”
(Harga yang berfluktuatif dapat menjadi risiko dalam
pemasaran ayam broiler selain itu karena adanya tekanan
persaingan dari peternak ayam broiler yang semakin banyak
sehingga mempengaruhi pemasaran khususnya jumlah
pelanggan yang sudah tak seperti biasanya dan sasaran
pemasaran yang tidak tepat).
d Risiko harga
“Hargami itu banyak dikeluhkan penjual den kalau harga
jualnya dipasar biasa naik biasa juga turun. Terus harga
sarana juga mahal, seperti harga pakan dan DOC”
(Faktor harga yang paling banyak dikeluhkan oleh peternak
ayam broiler. Harga jual berfluktuasi, kemudian harga sarana
produksi yang mahal,seperti harga pakan dan DOC).
5. Albert
a.Risiko Produksi
(Ake jio produksi resikonya ee yato eee sekamnya laditiroi
tarrupi, apa na deng biasa mabunggami nah taepa di
sellei,yamito nah deng tok manuk jamuran)
(Yang menjadi risiko pada produksi ternak ayam broiler yaitu
pada sekam. Jika sekam basah dan tidak segera diganti maka
dapat menyebabkan ayam berjamur dan lembab sehinggah
berpengaruh pada pertumbuhannya).
d.Risiko Budidaya
(Risiko budidayana deng jio kandang, yaduka to ake to manuk
narua saki sola DOC)
(Risiko yang terjadi pada budidaya adalah kandang,penyakit,
dan DOC).
c. Risiko Pemasaran
“nah susi mi tok ngena kusanga berkaitan dengan risiko harga
yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pemasaran ayam
broiler”
40
(Seperti yang saya katakan kegiatan pemasaran ayam broiler
dipasaran dipengaruhi atau berkaitan dengan risiko harga
dimana risiko harga berpengaruh terhadap tingkat pemasaran
ayam broiler)
d. Risiko Harga
“Kalau risiko di harga mungkin samaji semua sama peternak
lain ndi. yang paling berisiko itu ji kalo naik lagi harga jual
atau otomatis kurang lagi pembeli atau pelanggan pasti cari
kebutuhan lain sebagai penganti ayam”
(Risiko harga tidak jauh berbeda dari pengusaha ternak ayam
broiler lainnya. Yang paling tinggi tingkat risikonya adalah
fluktuasi harga atau naik turunnya harga jual jika harga jual
naik maka banyak pelanggan mencari barang subtitusi sebagai
alternatif pemenuhan kebutuhannya).
6. Muhammad
a.Risiko Produksi
“ Kalau kendala pada saat melakukan produksi yang saya
hadapi sebagai peternak bermitra adalah vaksin dan tenaga
kerja, kalau vaksinnya harus dilihat baik karena biasa
kadaluarsami,sama pemberian vaksinnya harus tepat waktu”
(Kendala dalam melakukan produksi yakni vaksin, dan tenaga
kerja,pada vaksin harus diperhatikan dengan baik tanggal
kadaluarsa,dan memastikan pemberian vaksin tepat waktu)
b.Risiko Budidaya
“Kalau risiko dalam budidaya itu biasanya pada kandang kalau
kandangnya kotor budidaya ayam juga tergaggui bisa kena
penyakit”
(Risiko dalam budidaya yaitu pada keadaan kandang. Apabila
keadaan kandang tidak dibersihkan hingga steril maka dalam
budidaya ayam akan terganggu dengan serangan penyakit).
c. Risiko Pemasaran
“Kendala pemasarannya itu pada masa corona ini waktu
penjualan dipasar itu sebentar sekaliji tidak seperti tahun
kemarin. kadang itu belum habis terjual ayam langsungmi
ditutup pasar”
41
(Kendala pada saat pemasaran yaitu pada masa covid 19 ini jam
operasional pasar semakin singkat. Produk belum terjual habis
namun jam operasional pasar sudah berhenti)
d. Risiko Harga
“Dalam risiko harga itu yang umum biasa terjadi itu risiko
fluktuasi harga, akan tetapi dalam ternak bermitra tidak terlalu
rugiji beda dengan peternak mandiri dia rugi i”.
(Dalam risiko harga umumnya terjadi pada fluktuasi harga,
namun risiko tersebut tidak berpotensi tinggi bagia peternak
mitra berbeda dengan peternak mandiri).
7. Syarifuddin
a. Risiko Produksi
“risiko yang sering saya dapat sebagai ternak mitra itu dia
lebih berisiko pada pakannya dengan kepadatan. Kalau padat
itu ternak ayam aiih bisa kurang i dia dapat pakannya terus juga
bisa kasih lambat tumbuh”
(Risiko yang sering saya dapatkan sebagai peternak mitra
dimana risiko terbesarnya adalah pakan dan kepadatan. Jika
ternak ayam terlalu padat dapat menyebabkan kurangnya
pemberian pakan sehinggah memperlambat pertumbuhan ayam
broiler)
b. Risiko Budidaya
“Sumber risiko na to ake dibudidayakanmi tok manuk deng
jio manu mane kiumuru beccu atau oran biasa bilang DOC ake
DOCna kualitasna maballo tingkat kamateangna rendah tapi
ake yato kualitasna kadangkeng magacca duka to matei mane
rugiki”
(Sumber risiko dalam budidaya ayam broiler yaitu pada keadaan
DOC (Day Old Chick).Apabila DOC (Day Old Chick) memiliki
kualitas yang baik maka angka mortalitas rendah akan tetapi
kualitas DOC (Day Old Chick) tidak baik maka angka mortalitas
juga akan tinggi. Angka mortalitas yang rendah maupun tinggi
ini juga dapat menyebabkan terjadinya kerugian)
c. Risiko Pemasaran
“Ake jio pemasaranna anu ri biasa yarito ake beccu I tomanuk
sidi duka ri pendapatan dirupang apanah ake beccu sipira mora
allina jio pasa, umba omi duka to magaca pabalu sisaingiki”
42
(Pada risiko pemasaran dapat diliha dari bobot ayam jika
ayamya kecil maka harga jualnya juga kurang maka pendapatan
kecil,selain itu juga faktor saingan).
d. Risiko Harga
“ake harga manu kendek sidi dukkami tau allii apa masullik.
Deng duka to natiroi jolo tok pabbalu laing mane nabandingkan
hargana. yarito sidi hargana naali.
(Jika harga ayam naik di pasar maka permintaan ayam
berkurang dan pelanggan juga membandingkan harga untuk
mencari ayam yang lebih murah ).
Tabel 8 berdasarkan tabel diatas maka simpulkan bahwa terdapat risiko
dalam usaha ternak ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
adapun risiko usaha ternak adalah sebagai berikut:
1. Risiko Produksi
Aspek produksi menjadi salah satu risiko yang terdapat didalam dunia usaha
khususnya dalam usaha peternakan dalam hal ini usaha peternakan ayam broiler.
Risiko produksi yang terdapat pada usaha ternak mandiri adalah pada saat
pemberian pakan ternak, sekam, dan tenaga kerja. Sedangkan pada ternak mitra
risiko produksinya yaitu Kepadatan dan tenaga kerja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sekarrani (2016) mengenai
manajemen risiko budidaya ayam broiler didapatkan hasil bahwa secara umum
sumber risiko produksi timbul disebabkan oleh budidaya ayam broiler. Budidaya
ayam broiler dapat mempengaruhi keadaan kandang dan keadaan DOC (Day Old
Chick). Kemudian faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan,
vaksin, sekam dan tenaga kerja oleh peternak mandiri dan pada peternak mitra
adalah tenaga kerja. Karena itu peternak harus lebih memperhatikan input sekam,
43
dimana penggunaan sekam harus dikontrol karena sekam merupakan media yang
sangat baik untuk berkembangbiak. Kemudian pelatihan tenaga kerja juga
diperlukan karena tenaga kerja sangat berpengaruh dalam seluruh kegiatan
produksi.
Menurut Fadillah (2013), Kepadatan sangat erat hubungannya dengan
sirkulasi udara. Kepadatan kandang pada peternakan mandiri rata-rata berkisar
antara 10-15 ekor/m2. menurut Rasyaf (2007), kepadatan ayam pada kandang
terbuka antara 8-10 ekor/m2, sedangkan untuk kandang tertutup maksimal 14
ekor/m2.
2. Risiko Budidaya
Menurut informan diatas bahwa yang menjadi aspek masalah utama ataupun
risiko dalam peternakan ayam broiler khususnya di desa jambu kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu itu yakni pada kandang, DOC, Suhu Lingkungan serta Penyakit
dan Hama yang rentang menyerang Ayam.
Menurut Pinto (2011) Kegiatan budidaya ayam broiler dihadapkan pada
risiko budidaya yang relatif tinggi karena rentan terhadap penyakit dan perubahan
cuaca yang ekstrim. Hal ini dapat menyebabkan tingkat mortalitas yang tinggi dan
menimbulkan kerugian. Pengelolaan usaha ternak khususnya ayam broiler selalu
dihadapkan pada risiko, oleh karena itu sebagai pelaku bisnis harus disertai dengan
pengetahuan dan kemampuan dalam meminimalkan risiko. Kemampuan mengelola
risiko yang baik sangat diperlukan, hal ini guna memberikan keuntungan sesuai
yang diharapkan peternak..
44
Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Pinto (2011) hasil kajian
analisis risiko budidaya pada peternakan ayam broiler dapat disimpulkan bahwa
sumber risiko penyakit memiliki tingkat probabilitas terbesar yaitu 37,8 persen,
kemudian kepadatan ruang dengan probabilitas 27,7 persen, hama predator 17,1
persen dan yang terkecil adalah perubahan cuaca sebesar 12,3 persen. Sumber risiko
penyakit dan kepadatan ruang memberikan dampak terbesar sedangkan perubahan
cuaca dan hama predator memberikan dampak terkecil.
3. Risiko Pemasaran
Menurut Informan diatas bahwa harga yang fluktuatif dapat menjadi risiko
dalam pemasaran ayam broiler selain itu karena adanya tekanan persaingan dari
peternak ayam broiler yang semakin banyak ditempatnya sehingga mempengaruhi
pemasarannya khusus jumlah pelanggan yang sudah tak seperti biasanya dan
sasaran pemasaran yang tidak tepat.
Menurut (Bahari, dkk., 2012), Usaha ternak ayam potong (broiler atau ras
pedaging) merupakan ternak yang memberikan kontribusi terbesar dalam
penyediaan daging nasional untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
masyarakat. Potensi ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di
pedesaan melalui pemanfaatan sumber daya secara optimal.Namun, usaha tersebut
mempunyai risiko tinggi, terutama risiko harga output (pemasaran) dan harga input
yang sangatfluktuatif, sehingga pendapatan peternak tidak stabil
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin (2011) CV IJA memiliki
faktor keberhasilan,sehingga tetap stabil dan berkembang di antaranya; penawaran
dan permintaan masih tinggi, pangsa pasar masih lingkuplokal DKI (90%) danJawa
45
Barat (10%),namun tetap dapat meningkatkan omset penjualan, nilaitambah berupa
rencana perusahan ke depan dengan membangun RPA, kondisistruktur keuangan
yang baik (likuid, solvable dan profitable), perusahaan sudahmelakukan efisiensi,
DOC diperoleh dari perusahaan sendiri (swasembada),perusahaan terus melakukan
investasi untuk perluasan kapasitas produksi.Teknis pemasaran meliputi harga jual
yang dilakukan oleh CV IJA berdasarkan GPPU yang sama dengan pesaing, produk
yang ditawarkan kepada konsumen bersaing dan bermutu, distribusi jaringan
produk dipasarkanlangsung ke pelanggan (bandar ayam dan telur).Promosi
dilakukan sederhana dari mulut ke mulut.Strategi dengan matriks IE, posisi
pengem-bangan pemasaran produk ayam dan telur pada CV IJA Sukabumi berada
pada kuadran II (grow and build) dan strategi di masa mendatang adalah strategi
intensif atau pertumbuhan agresif (Growth Oriented Strategy).
4. Risiko Harga
Menurut informan risiko harga yang utama adalah fluktuasi harga. Fluktuasi
harga merupakan fenomana yang sering terjadi pada komoditas barang hidup
karena produk perunggasan yang sangat bergantung pada alam, mudah terserang
wabah penyakit, dan sangat bergantung pada keseimbangan permintaan dan
penawaran karena produknya mudah rusak. Usaha ayam broiler dihadapkan dengan
permasalahan fluktuasi harga yang cukup tajam sehingga mengancam ketahanan
usaha peternak ayam broiler sehingga peternak harus mampu mengelola risiko
usahanya ketika risiko harga cukup tingggi.
Permasalahan utama dalam usaha ternak ayam yang dilakukan oleh
peternakan rakyat adalah skala yang relatif kecil, sehingga pendapatan yang layak
46
sulit untuk dicapai. Di sisi lain,sebagian besar peternak sangat rentan terhadap
gejolak perubahan harga. Pada saat harga output turun, biaya input produksi tidak
otomatis turun, sehingga pendapatan peternak rendah ataupun bahkan merugi
(Deptan, 2005 dalam Bahari, dkk. 2012). Hambatan utama dari faktor pakan adalah
harga, penyediaan dan distribusi yang tidak merata, yang menyebabkan peternak
mengalami ketidakpastian dalam penerimaan laba(Fitriza, dkk., 2012).Risiko lain
yang dihadapi dalam usaha ternak ayam adalah risiko produksi yang disebabkan
oleh cuaca dan iklim serta penyakit dan risiko social (Yemina,2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat (2018)
Pendapatan usaha ternak ayam Sentul sebesar Rp 1.435.514. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pendapatan usaha ternak ayam Sentul adalah jumlah
kepemilikan ayam Sentul, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,tenaga kerja
dan akses terhadap kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan peternak
ayam Sentul. Sedangkan umur dan pengalaman peternak tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan peternak ayam Sentul. Jumlah kepemilikan ayam
Sentul berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak ayam Sentul. Oleh karena
itu,perlu dipertimbangkan adanya pemberian kredit program kepada peternak untuk
meningkatkan jumlah kepemilikan ayam sehingga pendapatan peternak dapat
meningkat. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
pendapatan peternak yang menerima kredit lebih tinggi jika dibanding kan dengan
pendapatan peternak yang tidak menerima kredit.
47
5.3 EFAS dan IFAS
5.3.1 Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Internal Factor Analysis Summary (IFAS) adalah faktor-faktor internal
yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki peternak ayam broiler. Setelah
menentukan faktor kekuatan dan kelemahan peternak ayam broiler, selanjutnya
adalah memberikan bobot dari masing-masing faktor internal tersebut. Matriks
IFAS dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel.9 IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Matriks Faktor Internal
No Kekuatan Rating Bobot Nilai
1. Pertumbuhan yang sangat cepat 3 0,06 0,18
2. Daging yang memiliki potensi pasar dan selera
tinggi
3 0,06 0,18
3. Motivasi peternak tinggi untuk kembali usaha 4 0,08 0,32
4. Pengalaman beternak lama 3 0,06 0,18
5. Lokasi usaha strategis 4 0,08 0,32
6. Resiko usaha relatif kecil 3 0,06 0,18
7. Biaya produksi rendah 3 0,06 0,18
8. Modal milik pribadi 2 0,04 0,08
9. Tenaga kerja dari keluarga 4 0,08 0,32
Subtotal 30 0,58 1,94
No Kelemahan
1. Pemeliharaan yang cukup susah 4 0,08 0,32
2. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga 3 0,06 0,18
3. Ayam broiler yang dipelihara sering
dikonsumsi secara pribadi
4 0,08 0,32
4. Tidak aktifnya kelompok peternak 3 0.06 0,18
5. Jumlah jual yang fluktuatif 4 0,08 0,32
6. Kontribusi pendapatan dari usaha relatif kecil 3 0,06 0,18
Subtotal 21 0,42 1,5
Total 51 1,00 3,44
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2020
Berdasarkan hasil analisis Internal Factor Analysis Summary (IFAS) pada
Tabel 9, terlihat bahwa faktor kekuatan (Strenghts) mempunyai nilai sebesar 1,94
48
sedangkan nilai kelemahan (Weakness) mempunyai nilai 1,5. Nilai tersebut dapat
diartikan bahwa dalam usaha ternak ayam broiler memiliki kekuatan yang tertinggi
sebesar 1,94.
5.3.2 Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) adalah faktor-faktor eksternal
berupa peluang dan ancaman yang dimiliki peternak ayam broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu. Matriks EFAS dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 10. Eksternal Analysis Summary (EFAS)
Matriks Faktor Eksternal
No Peluang Rating Bobot Nilai
1. Bibit ayam mudah diperoleh 4 0,11 0,44
2. Dapat menambah penghasilan 3 0,08 0,24
3. Minat konsumsi tinggi 4 0,11 0,44
4. Hampir setiap masyarakat mempunyai usaha
ternak ayam broiler 2 0,05 0,1
5. Permintaan ayam broiler tinggi 4 0,11 0,44
6. Pasar relative terbuka 4 0,11 0,44
Subtotal 21 0,57 2,1
No Ancaman
1. Banyaknya kebutuhan peternak 4 0,11 0,44
2. Peternak belum mengetahui pasar 3 0,08 0,24
3. Sarana dan prasarana peternak banyak yang rusak 3 0,08 0,24
4. Jumlah ayam broiler yang dipelihara sedikit 4 0,11 0,44
5. Banyaknya peternak ayam broiler 2 0,05 0,1
Subtotal 15 0,43 1,46
Total 36 1,00 3,56
Sumber: Data Primer Setelah Diolah,2020
Berdasarkan hasil analisis Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
pada Tabel 10, terlihat bahwa faktor peluang (Opportunities) mempunyai nilai
sebesar 2,1sedangkan nilai ancaman (Threats) mempunyai nilai 1,46. . Nilai
49
tersebut dapat diartikan bahwa dalam usaha ternak ayam broiler memiliki peluang
yang tertinggi sebesar 2,1.
5.4 MATRIKS INTERNAL EKSTERNAL
Matriks IE (internal external) merupakan matriks portofolio yang
memposisikan perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks Interna-Eksternal
(Matriks IE) merupakan alat perumusan strategi pada tahap pencocokan yang
berfokus pada penciptaan strategi alternative yang logis dengan memadukan hasil
pembobotan matriks IFE dan matriks EFE. Posisi suatu perusahaan dalam matriks
IE ditentukan dari matriks EFE dan matriks IFE. Hasil skor total dari IFE Matrix
berada pada sumbu X dan skor total dari EFE Matrix berada pada sumbu Y. Dari
hasil analisis EFE dan analisis IFE, matriks EFE memiliki skor total 3,56, sementara
matriks IFE memiliki skor total 3,44. Dalam matriks IE dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel. 11 Matriks Internal Eksternal (IE)
(3,44)
Total skor IFE
Kuat
3,0 – 4,0
Rata-rata
2,0 – 3,0
Lemah
2,0 - 1,0
(3,56)
Total skor EFE 3 I II III 3,0 – 4,0 Kuat
2 IV V VI
2,0 – 3,0 Rata-
Rata
1 VII VIII IX 2,0 – 1,0 Lemah
50
Dari hasil analisis EFE dan analisis IFE, matriks EFE memiliki skor total
3,56, sementara matriks IFE memiliki skor total 3,44. Dari hasil tersebut
menempakan usaha ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo pada kuadran I
yaitu strategi pertumbuhan (growrt strategy) yaitu artinya memaksimalkan
kekuatan dan peluang untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset,
profit, ataupun kombinasi dari ketiganya.
5.5 Hasil Analisis SWOT
Berikut hasil analisis SWOT yang dilakukan oleh peneliti sebagai bagian
dari analisis data mengenai Risiko usaha ternak ayam broiler di desa Jambu
kecamatan Bajo Kab.Luwu yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.8 Matrik SWOT Pada Usaha ternak ayam broiler di desa Jambu Kec.Bajo
Kab.Luwu
Internal
Eksternal
Kekuatan (S)
1. Pertumbuhan yang sangat cepat
2. Daging yang memiliki potensi
pasar dan selera tinggi
3. Motivasi peternak tinggi untuk
kembali usaha
4. Pengalaman beternak lama
5. Lokasi usaha strategis
6. Resiko usaha relatif kecil
7. Biaya produksi rendah
8. Modal milik pribadi
9. Tenaga kerja dari keluarga
Kelamahan (W)
1. Pemeliharaan yang cukup
susah
2. Banyaknya jumlah
tanggungan keluarga
3. Ayam broiler yang
dipelihara sering
dikonsumsi secara pribadi
4. Tidak aktifnya kelompok
peternak
5. Jumlah jual yang
fluktuatif
6. Kontribusi pendapatan
dari usaha relatif kecil
51
Peluang (O)
1. Bibit ayam mudah
diperoleh
2. Dapat menambah
penghasilan
3. Minat konsumsi
daging tinggi
4. Hampir setiap
masyarakat
mempunyai usaha
ternak ayam
broiler
5. Permintaan ayam
broiler tinggi
6. Pasar relatif
terbuka
Strategi (SO)
1. Memanfaatkan lokasi usaha yang
strategis untuk mengembangankan
usaha yang telah ada agar dapat
memenuhi tingginya permintan
ayam broiler (S1,O2)
2. Meningkatkan kerjasama yang baik
dengan pengepul/agen agar dapat
mengimbangi kebutuhan rumah
makan yang tumbuh pesat
(S3,S6,O1,O3)
3. Menekan biaya produksi dengan
memanfatkan karyawan yang
berpengalaman agar menghasilkan
produk rendah biaya (S2,S4,S5,O4)
Strategi (WO)
1. Melakukan kerja sama
pola kemitraan dengan
perusahaan peternakan
(W1,W4,O1)
2. Menambah jumlah
pengepul/agen pemasaran
agar ada persaingan
harga W1,O2,O3)
3.Efisiensi biaya produksi
dengan memperbaiki
manajemen SDM
(W3,O4)
Ancaman (T)
1. Banyaknya
kebutuhan
peternak
2. Peternak belum
mengetahui pasar
3. Sarana dan
prasarana
peternak banyak
yang rusak
4. Jumlah ayam
broiler yang
dipelihara sedikit
5. Banyaknya
peternak ayam
broiler.
Strategi (ST)
1. Menjaga mutu produk dan
memperhatikan perkembangan
pasar dalam menentukan skala
usaha untuk menghadapi persaingan
dan menghindari
penurunan daya beli (S3,T1,T2)
2. Menstok bahan baku terutama
pakan menggunakan modal yang
ada untuk menghindari fluktuasi
harga (S6,S5,T4)
3. Meningkatkan manajemen
kandang dengan mensinergikan
kekuatan SDM yang ada untuk
mengantisipasi wabah penyakit
(S1,S2,S4,T3
Strategi (WT)
1. Melakukan pinjaman
modal untuk
memperbaiki sarana dan
menstok bahan baku
produksi agar dapat
bersaing (W1,W4,T2,T4)
2. Mencegah wabah
penyakit ayam dengan
menerapkan Bio-security
(W3,T3)
3.Menghindari
ketergantungan terhadap
satu agen saja, guna
menghindari dampak
turunya daya beli
masyarakat (W2,T1)
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan
usaha peternakan ayam broiler di Desa Jambu maka ditemukan alternative
strategi yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut
52
5. Strategi S-O
Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang
adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan
peluang eksternal yang dapat dirumusakan sebagai berikut:
a. Memanfaatkan lokasi usaha yang strategis untuk mengembangankan
usaha yang telah ada agar dapat memenuhi tingginya permintaan ayam
ras pedaging.
b. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan agen agar dapat mengimbangi
kebutuhan rumah makan yang tumbuh pesat.
c. Menekan biaya produksi dengan memanfatkan karyawan yang
berpengalaman agar menghasilkan produk rendah biaya.
6. Strategi W-O
Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-
peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat
dirumuskan adalah :
a. Melakukan kerja sama pola kemitraan dengan perusahaan peternakan
b. Menambah jumlah pengepul/agen pemasaran agar ada persaingan harga
c. Efisiensi biaya produksi dengan memperbaiki manajemen SDM
3. Strategi S-T
Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah
strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam
menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :
53
a. Menjaga mutu produk dan memperhatikan perkembangan pasar dalam
menentukan skala usaha untuk menghadapi persaingan dan menghindari
penurunan daya beli
b. Menstok bahan baku terutama pakan menggunakan modal yang ada
untuk menghindari fluktuasi harga
c. Meningkatkan manajemen kandang dengan mensinergikan kekuatan
SDM yang ada untuk mengantisipasi wabah penyakit
4. Strategi W-T
Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman
adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah :
a. Melakukan pinjaman modal untuk memperbaiki sarana dan menstok
bahan baku produksi agar dapat bersaing
b. Mencegah wabah penyakit ayam dengan menerapkan Bio-security.
c. Menghindari ketergantungan terhadap satu agen saja, guna
menghindari dampak turunya daya beli masyarakat
5.4 Strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah
dikemukakan diatas, didapatkan bahwa sumber risiko yang ada pada peternakan
ayam broiler di Desa Jambu Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu yakni risiko
produksi,budidaya,pemasaran dan harga ayam, selain itu adapun strategi dalam
mengatasi risiko tersebut dengan meningkatkan pengetahuan tentang mengelola
peternakan ayam broiler khususnya dalam pengendalian penyakit dan hama pada
54
ayam selain itu juga yang perlu ditingkatkan adalah tata cara pemasaran yang
bersaing sehingga dapat meningkatkan jumlah keuntungan per periode.
Salah satu permasalahan dalam industri unggas adalah penyebaran penyakit
yang ber-potensi menular melalui rantai pasok (Cardona et al. 2009).Banyaknya
permasalahan menjadi hambatan dalam penanggulangan penyakit,sehingga sulit
mencapai hasil diinginkan. Isolasi peternakan daerah bebas penyakit masih sulit
dilakukan, maka tingkat keberhasilan vaksinasi saat ini sangat bervariasi.
Biosekuriti cenderung diperlonggar,karena memerlukan biaya tinggi. Kontrol lalu
lintas unggas, produk asal unggas, produk sampingan (khususnya kotoran) sulit
dilakukan. Kesadaran peternak untuk ikut mencegah perluasan penyebaran
penyakit cenderung menurun. Menurut Mulyantini (2010), kematian ayam broiler
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penularan penyakit yang dapat
berasal dari unggas satu ke unggas yang lain, atau dari induk keturunannya, seperti
bakteri, virus, jamur, dan lainnya, serta penyakit yang tidak menular, seperti
kekurangan gizi, suhu lingkungan ekstrim, perkandangan tidak baik, stress, dan
lainnya. Di dalam praktek produksi unggas dan tataniaga banyak tahapan yang bisa
menjadi faktor risiko penyebaran penyakit, sehingga perlu dilakukan identifikasi
lebih lanjut untuk mengeliminasi risiko atau mengurangi risiko.
Menurut Cardona etal. (2009), kematian ayam broilerdapat disebabkan
salah satunya karena adanya risiko flu burung yang masuk dan menyebar nyata,
melalui unggas, proses pengiriman, moda; transportasi, dan kendaraan. Salah satu
cara mereduksi risiko atau mengurangi risiko penyebaran penyakit adalah
melakukan identifikasi jaringan distribusi, manajemen dan pengendalian risiko
55
rantai pasok terkait penyebaran penyakit pada rantai pasokan ayam broiler. Menurut
Yupiana et al. (2010), orang-orang yang berhubungan dekat dengan ungggas
(peternak, kurir/pedagang, pemotong, dll) harus mempertimbangkan risiko tinggi
penyebaran penyakit yang kebanayakan dari mereka memiliki pengetahuan dan
kesadaran yang buruk terhadap infeksi HPAI. Faktor yang perlu menjadi perhatian
meliputi proses beternak, sistem, sumber daya manusia (SDM), dan kejadian di luar
perusahaan. Pelaku yang perlu diperhatikan adalah perusahaan inti, peternak dan
ritel yang berperan dalam rantai pasokan ayam broiler.
56
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Analisis risiko dalam usaha ternak ayam broiler adalah sebagai berikut:
a. Internal
1.Kekuatan, Lokasi usaha yang strategis, Pemasaran hasil panen yang
terjamin, Cukup berpengalaman dalam dunia budidaya ternak ayam
broiler, Menggunakan modal sendiri Kemudahan dalam mendapatkan
bahan baku.
2. Kelemahan, Budidaya dengan peralatan sederhana, Rendahnya daya tawar
pengusaha dalam penetapan harga, Pembagian tugas yang tidak jelas,
Modal yang terbatas.
b. Eksternal
1. Peluang, Ketersediaan bahan baku yang cukup,Tingginya permintaan
ayam broiler, Pertumbuhan rumah makan yang pesat seiring berjalannya
waktu, Produk subtitusi lebih mahal.
2.Ancaman, Tingkat ekonomi masyarakat yang menurun, Banyaknya
beredar produk sejenis dari pesaing wabah penyakit ayam khususnya ayam
broiler, Fluktuasi harga bibit ayam dan pakan.
57
2. Hasil analisis strategi dalam mengatasi risiko usaha ternak ayam broiler adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah
diuraikan diatas, bahwa risiko yang ada pada peternakan ayam broiler di desa jambu
kecamatan bajo kabupaten luwu yakni risiko produksi,budidaya,pemasaran dan
harga ayam, selain itu adapun strategi dalam mengatasi risiko tersebut dengan
meningkatkan pengetahuan tentang mengelola peternakan ayam broiler khususnya
dalam pengendalian penyakit dan hama pada ayam selain itu juga yang perlu
ditingkatkan adalah tata cara pemasaran yang bersaing sehingga dapat
meningkatkan jumlah keunutungan per periode.
6.2 Saran
1.Bagi Ilmu Peternakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan melakukan penelitian
selanjutnya khususnya mengenai sumber risiko yang ada didalam usaha
ternak ayam broiler dengan metode yang lebih variatif.
2. Bagi Peternak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peternak untuk
lebih giat dalam mengelola peternakan khususnya dalam menghadapi risiko-
risiko yang ada.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adinarmiharja, RW. 2003. Analisis Manajemen Risiko pada Industri Kecil Nata De
Coco di Bogor.Tesis.Program Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Aziz FA. 2009. Analisis Risiko dalam Usaha Ternak Ayam Broiler (Studi Kasus
Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor)
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
Barry, P.J. (Ed). 1984. Risk Management Agriculture. Lowa State University Press,
Ames, Lowa.
Deptan. 2005. Prospek dan Arah pengembangan Agribisnis Unggas. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian-Jakarta.
Dershinta, M. 2006. Peranan Kemitraan Terhadap peningkatan Pendapatan
Peternak Ayam Broiler.Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.Bogor.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.2013.Statistik Peternakan
dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Djpkh.
Hanafi M. 2006. Manajemen Risiko. Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi
Manajemen Ykpn: Yogyakarta.
Harwood JR, HeineferK, Coble J, Perry, Somwaru. 1999. Managing Risk in
Farming: Concepts, Research and Analysis. Agricultural Economic Report
No. 774.Market and Trade Economics Division and Resource Economic
Division, Economic Research, Service.US Departement of Agriculture.
Hernanto, F.1993. Ilmu Usahatani. Halaman 241. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kountur, R. 2006. Manajemen Risiko. Abdi Tandur. Jakarta.
Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta:
PPM
Pinto B. 2011. Analisis Risiko Produksi pada Peternakan Ayam Broiler Milik
Bapak Restu di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten
Bogor.[Skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor.
Priyanto, 2000.Modul Risiko Agribisnis. Institut Pertanian Bogor; Bogor.
Rasyaf M. 2010. Panduan Beternak Ayam Pedaging.Jakarta:Penebar Swadaya.
60
Lampiran 1. Kuesioner
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
Agama :
Pekerjaan pokok :
Pekerjaan sampingan :
Pengalaman berternak :
Luas kandang :
Umur ternak :
Lampiran 2. Identitas Peternak Responden
No
.
Nama
Informan
Umur
(Tahun) Pendidikan Pekerjaan Pokok
Pengalaman
berternak
Pendapatan
Ternak
1. Ridwan 47 SMP Usaha ternak
ayam broiler ± 1 tahun Rp 2.500.000
2. Wahyudi 48 SMK Usaha ternak
ayam broiler ± 4 tahun Rp 2.800.000
3. Muh.Akbar 43 SMA Usaha ternak
ayam broiler ± 1 tahun Rp 2.700.000
4. Zulkifli 46 SMA Usaha ternak
ayam broier ± 2 tahun Rp 2.300.000
5 Albert 42 SMP Usaha ternak
ayam roiler ± 1 tahun Rp 2.800.000
6. Muhammad 47 SD Usaha ternak
ayam broiler ± 2 tahun Rp 2.900.000
7. Syarifuddin 45 SD Usaha ternak
ayam broiler ± 1 tahun Rp 2.900.000
61
1. INTERNAL
No. Kekuatan ( Uraian ) Kategori Penilaian
1. Pertumbuhan yang sangat cepat 4 3 2 1
2. Daging yang memiliki potensi pasar dan selera tinggi 4 3 2 1
3. Motivasi peternak tinggi untuk kembali usaha 4 3 2 1
4. Pengalaman beternak lama 4 3 2 1
5. Lokasi usaha strategis 4 3 2 1
6. Risiko usaha relatif kecil 4 3 2 1
7. Biaya produksi rendah 4 3 2 1
8. Modal milik pribadi 4 3 2 1
9. Tenaga kerja dari keluarga 4 3 2 1
No. Kelemahan ( Uraian ) Kategori Penilaian
1. Pemeliharaan yang cukup susah 4 3 2 1
2. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga 4 3 2 1
3. Ayam broiler yang dipelihara sering dikonsumsi secara
pribadi 4 3 2 1
4. Tidak aktifnya kelompok ternak 4 3 2 1
5. Jumlah jual yang fluktuatif 4 3 2 1
6. Kontribusi pendapatan dari usaha relatif kecil 4 3 2 1
2. EKSTERNAL
No. Peluang ( Uraian ) Kategori Penilaian
1. Bibit ayam mudah diperoleh 4 3 2 1
2. Dapat menambah penghasilan 4 3 2 1
3. Minat konsumsi daging tinggi 4 3 2 1
4. Hampir setiap masyarakat mempunyai usaha ternak
ayam broiler 4 3 2 1
5. Permintaan ayam broiler tinggi 4 3 2 1
6. Pasar reatif terbuka 4 3 2 1
No. Ancaman ( Uraian ) Kategori Penilaian
1. Banyaknya kebutuhan peternak 4 3 2 1
2. Peternak belum mengetahui pasar 4 3 2 1
3. Sarana dan prasarana peternak banyak yang rusak 4 3 2 1
4. Jumlah ayam broiler yang dipelihara sedikit 4 3 2 1
5. Banyaknya peternak ayam broiler 4 3 2 1
62
Keterangan :
4 : Tinggi 2 : Cukup
3 : Sedang 1 : Kurang
Lampiran 3 faktor internal dan Eksternal
SWOT
Internal
Eksternal
Stenghts (Kekuatan)
• Pertumbuhan yang sangat cepat
• Daging yang memiliki potensi
pasar dan selera tinggi
• Motivasi peternak tinggi untuk
kembali usaha
• Pengalaman beternak lama
• Banyaknya peternak ayam broiler
• Resiko usaha relatif kecil
• Biaya produksi rendah
• Modal milik pribadi
• Tenaga kerja dari keluarga
Opporturnity (Peluang)
• Bibit ayam mudah diperoleh
• Dapat menambah penghasilan
• Minat konsumsi daging tinggi
• Hampir setiap masyarakat
mempunyai usaha ternak ayam
broiler
• Permintaan ayam broiler tinggi
• Pasar relatif terbuka
Weakness (Kelemahan)
• Pemeliharaan yang cukup susah
• Banyaknya jumlah tanggungan
keluarga
• Ayam broiler yang dipelihara
sering dikonsumsi secara pribadi
• Tidak aktifnya kelompok peternak
• Jumlah jual yang fluktuatif
• Kontribusi pendapatan dari usaha
relatif kecil
Treaths (Ancaman)
• Banyaknya kebutuhan peternak
• Peternak belum mengetahui
pasar
• Sarana dan prasarana peternak
banyak yang rusak
• Jumlah ayam broiler yang
dipelihara sedikit
• Bantuan modal rendah
• Pengalaman keluarga tinggi
63
Lampiran 3. Perhitungan Rating untuk Faktor Internal
N
o
.
Informan Kekuatan Total
Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
. Ridwan 3 3 3 2 4
3 3 3 4 28 3,11
2
. Wahyudi 3 3 4 3 4
2 3 4 4 30 3,33
3
. Muh.Akbar 3 3 4 4 4
3 4 3 4 32 3,55
4
. Zulkifli 3 4 3 3 4
3 3 3 4 30 3,33
5
. Albert 4 3 4 4 4
2 3 4 4 32 3,55
6
. Muhammad 3 4 4 3 4
3 3 3 4 31 3,44
7
. Syarifuddin 4 3 4 3 4
2 4 4 4 32 3,55
Jumlah 23 23 26 22 28 18 23 24 28 215 23,86
Rata-rata 3,28 3,28 3,71 3,14 4 2,57 3,28 3,42 4 30,71 3,40
No. Informan Kelemahan Total Rata-rata
1 2 3 4 5 6
1. Ridwan 4 3 4 3 4 2 20 3,33
2. Wahyudi 3 3 4 2 4 3 19 3,16
3. Muh.Akbar 3 2 3 3 3 3 17 2.83
4. Zulkifli 3 2 4 2 4 3 18 3
5. Albert 4 2 4 2 3 2 16 2,66
6. Muhammad 4 3 3 3 4 2 16 2,66
7. Syarifuddin 4 3 3 3 3 3 19 3,16 Jumlah 25 18 25 18 25 18 125 20,8 Rata-rata 3,57 2,57 3,57 2,57 3,57 2,57 17,85 2,97
64
Lampiran 4. Perhitungan Rating untuk Faktor Eksternal
Keterangan :
Nilai rata-rata 3.51 – 4.00 dimasukkan dalam rating 4
Nilai rata-rata 2.51 – 3.50 dimasukkan dalam rating 3
Nilai rata-rata 1.51 – 2.50 dimasukkan dalam rating 2
Nilai rata-rata 0.51 – 1.50 dimasukkan dalam rating 1
Lampirn 5. Peta Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu
No. Informan Peluang Total Rata-rata
1 2 3 4 5 6
1. Ridwan 4 3 4 2 4 4 21 3,5
2. Wahyudi 4 3 3 3 3 3 19 3,16
3. Muh.Akbar 3 3 3 2 3 4 18 3
4. Zulkifli 3 3 4 2 4 4 20 3,33
5. Albert 4 4 3 3 4 3 21 3,5
6. Muhammad 3 3 4 2 4 4 20 3,33
7. Syarifuddin 4 3 4 3 4 3 21 3,5 Jumlah 25 22 25 17 26 25 140 23,32 Rata-rata 3,57 3,14 3,57 2,42 3,71 3,57 20 3,33
No. Informan Ancaman Total Rata-rata
1 2 3 4 5
1. Ridwan 4 2 4 4 2 16 3,2
2. Wahyudi 3 3 4 3 2 15 3
3. Muh. Akbar 4 3 3 4 3 17 3,4
4. Zulkifli 3 2 3 3 3 14 2,8
5. Albert 4 3 4 4 2 17 3,4
6. Muhammad 4 2 3 4 2 15 3
7. Syarifuddin 3 3 3 3 3 15 3 Jumlah 25 18 24 25 17 109 21,8 Rata-rata 3,57 2,57 3,42 3,57 2,42 15,57 3,11
66
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar1. Ayam Broiler
Gambar2, Pak Muhammad Peternak Ayam Broiler
69
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Rumaju Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu tanggal 27 Agustus 1998 dari ayah
Marzuki dan ibu Nurhana,S.Pd.i. Penulis merupakan
anak ke lima dari lima bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 29 Bajo
tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1
Bajo dan tamat tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di
SMAN 5 Luwu dan lulus tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis lulus
seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di PT.Japfa
Comfeed Indonesia Tbk, dan menjadi anggota Bidang Pengembangan Minat
dan Bakat Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMAGRI) periode
2017/2018, kemudian Bidang Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan
Agribisnis (HIMAGRI) periode 2019/2020.
Tugas akhir dalam pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas
Muhammadiyah Makassar di selesaikan dengan menulis skripsi yang
berjudul “Analisis Risiko Usaha Ternak Ayam Broiler di Desa Jambu
Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu”.