Date post: | 27-Mar-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asal mula tanaman talas berasal dari daerah Asia Tenggara, yang diduga berasal
dari India, dan menyebar ke China, Jepang, serta ke daerah Asia Tenggara lainnya dan
ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, yang terbawa ole h migrasi penduduk. Hal serupa
juga diungkapkan oleh Prana, dkk dalam Made (2007), bahwa talas diduga berasal dari
kawasan tropik Asia Selatan dan Tenggara.
Saat ini talas merupakan salah satu makanan yang sangat populer dikonsumsi
oleh masyarakat. Di Propinsi Irian Jaya talas digunakan sebagai makanan pokok sumber
karbohidrat disamping sagu dan ubijalar (Barrau; Oomen; Karafir; Morren; Hyndman
dalam Anonimus, 1998). Di samping sebagai sumber pangan, talas juga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri, misalnya sebagai bahan baku kosmetik dan
plastik. Umbi talas sangat mudah dikenal dan dapat divariasikan menjadi berbagai
olahan karena memiliki rasa yang sangat khas.
Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’
dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong
(Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba
(Spanyol) dan Yu-tao (China) (Anonimus, 2000). Dan di Indonesia dikenal dengan
nama entul, talas, dan keladi (Anonimus, 2008).
Colocasia esculenta (L) Schoot, yang termasuk famili Araceae, yang terdiri dar i
100 lebih genus dan 1500 lebih spesies (Rubatzky dalam Anonimus, 2009). Sebagian
besar merupakan tanaman di daerah tropik dan sub tropik, dan terdapat juga spesies
Araceae yang tergolong dalam kelompok tumbuhan epifit. Beberpa ciri umum genus
dapat dikenali pada talas yang dibudidayakan. Jenis tanaman yang mengh asilkan
kormus anak (kormel) disebut talas atau bentul (dasheen) sedangkan yang menghasilkan
kormus agak kecil dengan kormel yang sedikit kecil disebut keladi (eddoe).
2
BAB II
ISI
A. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Subdivisio : Magnoliophytina
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae (suku talas-talasan)
Subfamili : Aroideae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta (L.) Schott
B. EKOLOGI
Talas dapat tumbuh diberbagai negara seperti India Barat, Afrika Barat dan
Utara. Bahkan di Asia, tanaman talas ditanam secara luas di China dan diseluruh
Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol.
Di Indonesia tanaman talas bisa dijumpai paling banyak di Bogor, Malang, dan
Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman karena umbinya lezat dan mudah
diolah baik digoreng atau dibuat keripik dan produk olahan lainnya.
Tanaman talas juga bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar
dari tepi pantai sampai ke pegunungan di atas 1000 m dari permukaan laut, baik liar
maupun di tanam. Pusat pengembangan talas di Indonesia terdapat di Kota Bogor dan
Malang yang menghasilkan beberapa kultivar. Mulai dari Talas Sutera, Talas Bentul
dan Talas Ketan. Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan berbulu
halus seperti Sutera. Umbinya kecoklatan yang dapat beru kuran sedang sampai besar.
3
Sedangkan Talas Bentul memiliki umbi yang relatif lebih besar dan berwarna kuning
muda. Sedangkan warna batangnya lebih ungu di banding Talas Sutera. Talas Ketan
warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Di Bogor dikena l pula jenis talas lainnya, yaitu:
Talas Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang d an daunnya berwarna
ungu gelap, dan biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak atau gatal. Contoh
lainnya adalah Talas Sente yang berbatang dan berdaun b esar, banyak digunakan untuk
pajangan dan daunnya sering digunakan untuk makanan ikan. Sedang talas Bolang
memunyai rasa yang gatal, dengan batang dan daun yang bertotol-totol (Anonimus,
2000).
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik
atau humus. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal
tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah,
tanah vulkanik, andosol, tanah latosol. Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai
tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada
lingkungan dengan suhu 25-30 0C dan kelembaban tinggi.
Gambar 1. Jenis-jenis talas. Sumber: Anonimus (2000)
4
C. ANATOMI
Talas merupakan tanaman monokotil, secara umum anatomi dari talas terdiri
dari anatomi akar, yang tersusun dari epidermis, korteks, endodermis, perisikel, floem,
xylem, dan pith. Untuk gambaran lebih lengkapnya dapat dilihat di Lampiran.
Sedangkan untuk anatomi batang talas tersusun atas epidermis, eksodermis , korteks,
floem, dan xylem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran. Anatomi daun pada
tanaman talas tersusun atas epidermis, mesofil, dan jaringan pe ngangkut. Di bawah ini
merupakan gambar anatomi batang dan daun, hasil dari pustaka online, sedang kan
sebagai perbandingan gambar yang lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran.
Gambar 2. Anatomi Daun (Sumber: Gondim, dkk, 2008)
Palisade
Epd. Atas
Epd. Bawah
Mesofil
Bng. Karang
StomataJar. Pengangkut
5
Gambar 3. Anatomi Batang, (Sumber: Gondim, dkk, 2008)
D. MORFOLOGI
Akar tanaman ini termasuk sistem perakaran liar, berserabut dan dangkal,
dimana akar berasal atau tersusun atas sekelompok akar adventif yang terletak pada
batang yang sangat pendek dan berbentuk benang (filiformis) (Anonimus, 2009).
C. esculenta termasuk tanaman herba bergetah, batang berada di bawah tanah
yang berbentuk umbi (Van Steenis, 2006). Anonimus (2009), juga menambahkan
batang talas berbentuk bulat (menyilinder) berwarna coklat agak kehitaman dilengkapi
dengan kuncup ketiak yang terdapat diatas lamp ang daun tempat munculnya umbi baru,
tunas (stolon) dan terkadang diseliputi oleh bulu -bulu yang halus. Jarak antar ruas
batang sangat sempit atau pendek. Arah tumbuh batang tegak, sehingga berdasarkan
arah tumbuhnya cabang maka talas memili ki model arsitektur “Chamberlain” .
Tinggi tanaman ini antara 0,5 – 1,5 m dan memiliki daun berjumlah 2 sampai
dengan 5 helai. Daun merupakan daun lengkap dan daun tunggal. Tangkai daun
berwarna hijau, lembut, panjang ± 20 – 60 cm, padat berisi, tetapi memiliki banyak
rongga udara yang memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap kondisi tergenang , dan
bergaris-garis tua. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan getah menggigit yang
ditemukan di seluruh jaringan (Anonimus, 2009).
EpidermisEksodermis
Korteks
Jar. Pembuluh
6
Daun berbentuk perisai, berwarna hijau d an terkadang agak kekuning-kuningan.
Panjang daun berkisar antara 20-50 cm. Pangkal daun berlekuk (emarginatus) dan
ujungnya meruncing (acuminatus). Ibu tulang daun besar dan dapat dibedakan dengan
jelas dengan anak-anak tulang daun lainnya. Tepi daun rata , dengan pertulangan daun
menjari (palminervis) dan tipe peruratan daun memata jala. Daging daun seperti kertas
(papyraceus) tipis tapi kuat (Hidayat, 1994). Permukaan daun bagian bawah berlapis
lilin (pruinosus), dan memiliki tekstur yang kasap sedangkan bagian atas daun berwarna
lebih cerah. Batang sangat pendek, biasanya terbungkus oleh pelepah daun dan
berbentuk umbi (bongkol) yang seringkali kita konsumsi (Anonimus, 2009).
Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan
bunga betina terpisah, yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian atasnya, dan
bunga mandul terdapat diantara bunga jantan dan bunga betina . Buah bertipe buah buni.
Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm (Anonimus, 2000).
Gambar 4. Perbungaan pada talas
7
A. Perbungaan talas (tongkol bunga di dalam, diselimuti oleh seludang yang
ujungnya meruncing). B. Tongkol bunga dengan bagian -bagian : 1. Ujung (ekor) yang
runcing, 2. Kelompok bunga-bunga jantan, 3. bagian tongkol yang steril, 4. Kelompok
bunga-bunga betina. Sumber: Anonimus (tanpa tahun) .
E. FISIOLOGI
Syarat Pertumbuhan
Iklim
a) Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang.
Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan
tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada
kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim
rendah atau iklim panas.
b) Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm
pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan
tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
8
Media Tanam
a) Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah
drainase baik dan pH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas
tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila pH nya di bawah 5,0.
b) Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air , bila tumbuhan
kekurangan air, maka kadar auksin akan meningkat dan terjadi pemacuan
terhadap sintesis absisin (Firdaus dkk, 2006). Bagi tumbuhan talas ketersediaan
air sangat mempengaruhi pertumbuhan. Oleh sebab itu, musim tanam yang
cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen
tergantung kepada kultivar yang ditanam .
Ketinggian Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0 –1300 m dari permukaan laut. Di Indonesia
sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian
2000 m dari permukaan laut, meskipun sangat lama dalam memanennya .
Kandungan Gizi
Umbi talas segar sebagian besar terdiri dari air dan karbohidrat. Kandungan gizi
yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel berikut :
Tebel 1. Kandungan Gizi Talas
Kandungan gizi Talas mentah Talas rebus
Energi (kal) 120 108
Protein (g) 1,5 1,4
Lemak (g) 0,3 0,4
Hidrat arang total (g) 28,2 25,0
Serat (g) 0,7 0,9
Abu (g) 0,8 0,8
Kalsium (mg) 31 47
Fosfor (mg) 67 67
9
Besi (mg) 0,7 0,7
Karoten total 0 0
Vitamin B1 (mg) 0,05 0,06
Vitamin C (mg) 2 4
Air (g) 69,2 72,4
Bagian yang dimakan (%) 85 100
Sumber : Slamet D.S dan Ig.Tarkotjo dalam Anonimus (2008), majalah gizi danMakanan jilid 4, hal 26, Pusat Penelitian dan Pengembangan KesehatanDepkes RI.
Tabel 2. Perbandingan Kandungan Gizi Talas dengan Makanan Pokok Lainnya
Unsur NutrisiKandungan/100 g
Beras Jagung Singkong Sorgum Kedele Talas
Kalori (cal) 360 361 146 332 286 120
Protein (g) 6.8 8.7 1.2 11.0 30.2 1,5
Lemak (g) 0.7 4.5 0.3 3.3 15.6 0,3
Karbohidrat (g) 78.9 72.4 34.7 73.0 30.1 28,2
Kalsium (mg) 6.0 9.0 33.0 28.0 196.0 31
Besi (mg) 0.8 4.6 0.7 4.4 6.9 0,7
Posfor (mg) 140 380 40 287 506 67
Vit. B1 (mg) 0.12 0.27 0.06 0.38 0.93 0,05
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1992) dan Slamet D.S danIg.Tarkotjo dalam Anonimus (2008), majalah gizi dan makanan jilid 4, hal 26,Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme
sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan asam -asam
organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira -kira sebanyak 18,2%
dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.
10
F. CARA BUDIDAYA TALAS
Pembibitan
Pembibitan tanaman talas dapat dilakukan dengan tunas atau umbi.
1) Penyiapan Bibit
Pada umumnya pertanaman talas masih dijalankan secara tradisional, dimana
bibit yang berupa anakan, diperoleh dari pert anaman sebelumnya. Bibit yang baik
merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Anakan tersebut setelah
dipisahkan dari tanaman induk, disimpan di tempat yang lembab, untuk digunakan pada
musim tanam berikutnya.
2) Teknik Penyemaian Bibit
Penanaman talas sangat mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan dan
keterampilan sederhana. Pertama persiapkan bibit yang berasal dari tunas atau umbi.
Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5 –7
bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih
bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal
tunas. Umbi yang diiris dianginkan dulu dan waktu disemaikan lapisan bagian dalam
irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang
telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm.
Pengaturan jarak tanam tergantung dari
varietas dan ukuran tanaman. Talas biasanya ditanam dalam dua baris di be dengan
selebar 1,2 m, dengan jarak 45 cm di dalam baris.
3) Pemindahan bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan setelah tunas diperoleh dari talas yang telah
berumur 5–7 bulan, yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Kalau bibit dari umbi, yaitu
setelah umbi berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah
sampai gembur, dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm.
Pengolahan Media Tanam
1) Penyiapan Lahan
Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanahnya harus gembur dan
lepas. Cara pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pengolahan
11
tanah setelah tanaman padi dan setelah tanaman sayuran. Pengolahan tanah setelah
tanam padi mulai dengan pembabatan jerami. Jerami tersebut kemudian ditumpuk
kemudian di bakar. Tanah dibiarkan be berapa hari, baru kemudian dicangkul,
dihaluskan dan dibuat bedeng-bedengan dan pemupukan dasar. Pengolahan tanah jika
talas di tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan dengan menyiangi gulma,
mencangkul, membuat bedeng-bedengan dan pemupukan dasar.
2) Pembentukan Bedengan
Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, sedangkan
panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan lahan dengan jarak 45 cm atau
berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau kombinasi yang lain.
3) Pengapuran
Talas dapat tahan terhadap tanah basah tetapi tidak mendapatkan hasil tinggi,
tanah harus gembur dan lepas. Tanah yang bergambut sangat baik, tetapi harus harus
diberi 1 ton/ha kapur bila pH nya di bawah 5,0.
4) Pemupukan
Pemupukan talas dapat dilakukan dengan pup uk kandang atau pupuk buatan
seperti urea, TSP dan KCl atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak
banyak, cukup 2 sendok saja (untuk pupuk buatan) dan dua genggaman untuk pupuk
kandang untuk satu tanaman. Setelah di pupuk, di atasnya kemudian ditambahkan tanah
yang dicampur dengan jerami.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam talas adalah 75 x 75 cm dan dalam 30 cm atau 70 x 70 cm atau 50 x
70 cm. Keragaman jarak tanam ini biasanya disesuaikan dengan kondisi tanah dan
keadaan musim. Penanaman di lahan sawah cenderung menggunakan jarak tanam yang
lebih rapat dari musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim panas penyinaran cahaya
matahari dapat berlangsung sepanjang hari sehingga dengan jarak tanam yang rapat pun
kelembaban udara di sekitar tanaman tetap optimum. Jika pada musim hujan digunakan
jarak tanam yang rapat maka tanaman akan kurang menyerap sinar matahari dan
12
kelembaban di sekitar tanaman menjadi tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko
serangan penyakit.
2) Cara Penanaman
Penanaman talas sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau bila curah
hujan merata sepanjang tahun. Cara penanaman bibit talas, yaitu meletakkan bibit talas
tegak lurus di tengah-tengah lubang, kemudian ditimbun sedikit dengan tanah agar
dapat berdiri tegak. Penimbunan ini kira -kira 7 cm, sehingga lubang tanam tidak
seluruhnya tertutup oleh tanah.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan dan Pembubunan
Penyiangan biasanya dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan
perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing
dalam penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu
maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman. Pembubunan
perlu dilakukan untuk menutup pangkal bat ang dan akar-akar bagian atas agar tanaman
lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan.
2) Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu
mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hek tar. Sedangkan pemupukan pertama
dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg
urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang
pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada
umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak
100 kg/hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris
tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur
5 bulan.
3) Pengairan dan Penyiraman
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila tidak
tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas
13
akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman talas ini ia lah menjelang
musim hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang di tanam.
PANEN
Ciri dan Umur Panen
Tanaman talas dipanen setelah berumur 6-9 bulan, tetapi ada yang memanennya
setelah berumur 1 tahun, dan ada pula kultivar yang 4 -5 bulan sudah dapat dipanen;
sebagai contoh: talas genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas lenvi dan talas
dalam. Misalkan di kota Bogor ada talas bentul, dipanen setelah berumur 8-10 bulan
dengan umbi yang relatif lebih besar dan berwarna lebih muda dan kekuning-kunigan
dan masih ada lagi talas-talas lain, seperti: talas sutera yang dipanen pada umur 5-6
bulan, yang umbinya berwarna kecoklat -coklatan yang dapat berukuran sedang sampai
besar dan masih banyak lagi talas yang ada di bogor (talas mentega atau talas gambir,
talas ketan, dan talas balitung).
Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara menggali umbi talas, lalu pohon talas dicabut
dan pelepahnya di potong sepanjang 20 -30 cm dari pangkal umbi serta akarnya dibuang
dan umbinya di bersihkan dari tanah yang melekat.
Periode Panen
Masa panen talas perlu mendapat perhatian yang cermat sebab waktu panen
yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil. Panen yang terlalu cepat akan
menghasilkan talas yang tidak kenyal dan pulen, sebaliknya jika panen t erlambat akan
menghasilkan umbi talas yang terlalu keras dan liat. Talas pada lahan sawah dirotasikan
dengan tanaman padi dan jenis sayuran lainnya. Tanaman padi ditanam satu atau dua
kali pada saat musim hujan yaitu sekitar bulan September sampai Januari. Pada musim
kemarau (bulan Februari sampai Mei) lahan sawah ditanami sayuran kemudian talas
sampai bulan Desember atau Januari.
14
PASCAPANEN
Pengumpulan
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah
dijangkau oleh angkutan.
Penyortiran dan Penggolongan
Pemilihan atau penyortiran umbi talas sebenarnya dapat dilakukan pada saat
pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi talas dapat dilakukan setelah
semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakuk an untuk
memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat
terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis -garis pada daging
umbi.
Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan umbi talas bertujuan untuk m elindungi umbi dari kerusakan selama
dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/dalam negeri dikemas dan dimasukkan
dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar.
Gambar 5. Talas Bentul. Sumber: Anonimus (tanpa tahun)
G. HAMA dan PENYAKIT
Hama
a) Serangga aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae)
Baik nimfa maupun dewasa yang bersayap dan tidak bersayap mengisap cairan
daun. Gejala: daun menjadi agak keriting.
15
b) Ulat heppotion calerino (Lepidoptera: Sphingidae)
Gejala: Ulat berukuran besar dan sangat rakus yang dapat memakan seluruh
helai daun, bahkan populasi tinggi dapat makan pelepah daun juga, sehingga tanaman
menjadi gundul.
c) Serangga agrius convolvuli (kupu -kupu: Sphingidae)
Gejala: Ulat memakan tangkai daun sehin gga tanaman menjadi gundul.
d) Serangga tarophagus proserpina (Hemiptera: Delphacidae)
Gejala: serangga dewasa dan nimfa mengusap cairan pelepah daun, sehingga
warnanya berubah menjadi coklat.
e) Serangga bemisia tabaci (Hemiptera: Aleurodidae)
Nimfa dan dewasanya di permukaan bawah daun, dan mengisap cairan daun.
Gejala: pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan
tanaman menjadi kerdil.
f) Ulat spodoptera litura (kupu-kupu: Noctuidae)
Gejala: daun yang terserang oleh kelompo k ulat yang masih kecil akan
kehilangan lapisan epidermisnya sehingga menjadi transparan, dan akhirnya kering.
Ulat yang lebih besar akan tersebar dan masing -masing makan daun.
g) Serangga tetranychus cinnabarinus (Acarina: Tetranichidae)
Gejala: helai daun yang terserang nampak bintik -bintik putih atau kuning,
karena serangga tersebut mengisap cairan daun. Apabila populasi sangat tinggi daun
kelihatan memutih, kemudian layu dan mati. Apabila diamati nampak banyak sekali
tunggau yang berwarna merah terleta k di permukaan bawah daun. Tunggau disebarkan
oleh manusia dan angin.
h) Hepialiscus sordida (kupu-kupu: Hepialidae)
Gejala: daun yang terserang menjadi berlubang dengan garis tengah 5 -10 cm,
dan di isi oleh kotorannya. Pada serangan berat seluruh umbi te rserang sehingga tinggal
pangkal batangnya saja, sehingga tanaman mudah di cabut. Tanaman yang terserang
pertumbuhannya agak kurang tegar dibanding dengan tanaman sehat. Kerugian yang
disebabkan oleh hama ini cukup besar pada lahan kering. Serangan meningk at apabila
petani menggunakan pupuk kandang.
16
Penyakit
Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae)
Gejala: terdapat bercak kecil berwarna kehitaman, kemudian membesar menjadi
hawar. Bagian daun yang terserang mengering, pada serangan berat seluruh daun
mengering.
H. MANFAAT TUMBUHAN TALAS
Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan.
Anonim dalam Mamik (2007), menyatakan bahwa talas dijual di pasar dalam bentuk
segar, tetapi terdapat pula dalam bentuk umbi beku atau umbi dala m kaleng, dengan
ukuran dan bentuk umbi tertentu yang memenuhi syarat.
Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas
mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah daunnya banyak
dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus. Umbi talas juga
dapat diolah menjadi keripik talas yang gurih , burger, serta dapat diolah menjadi
bioethanol dan biogas.
Gambar 6. Burger Talas
Proses bioethanol pada talas dilakukan dengan cara umbi talas tersebut direbus.
Kemudian dibusukkan lewat proses fermentasi. Sama seperti membuat tape, umbi talas
yang telah direbus tersebut diberi bahan yang bernama ragi. Setelah melalui proses
fermentasi beberapa hari, keluar cairan dari umbi tersebut. Cairan yang mengandung
alkohol itu biasa disebut badek. Badek inilah yang kemudian diproses menjadi
bioethanol. Melalui proses penyulingan. Dari tujuh kilogram umbi talas yang
difermentasi, bisa dihasilkan satu liter bioethanol. Dan untuk biogas caranya dapat
17
dilakukan dengan mencampurkan s isa akar, batang, dan daun dengan air dan kemudian
dialiri ke dalam suatu kubah sehingga dihasilkan gas metana, yang sering kita sebut
dengan biogas.
Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan
ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai keterkaitan
dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang
agak berair sampai lahan kering. Akar rimpang talas juga dapat dibuat bubur, dan
dipercaya sebagai obat encok dan cairan a kar rimpang talas digunakan untuk obat bisul.
Di Irian jaya, talas digunakan sebagai makanan pokok (Anonimus, 2008). Rempah,
rimpang, dan umbi talas memiliki efek farmakologis sehingga berguna sebagai obat
antipembengkakan (antiswelling).
Talas bisa mengatasi berbagai penyakit di antaranya diare, disentri, muntah
darah, radang ginjal, benjolan kelenjar limpa, kutil, digigit serangga, sakit pada tulang,
sendi, otot, pembengkakan, eksim, bisul, dan luka terkena benda tajam.
Mengatasi diare – 30 gram batang talas dan 30 gram tumbuhan patikan kebo
(Euphorbia hirta), direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan kemudian
disaring dan diminum airnya selagi hangat. Disentri – 20 gram akar talas segar direbus
dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Tamba hkan gula pasir secukupnya lalu disaring
dan diminum airnya hangat -hangat. Muntah darah - 50 gram bunga talas, 100 gram
akar teratai, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan
diminum airnya selagi hangat. Radang ginjal – 500 gram talas, diiris lalu dijemur
hingga kering, sangrai sebentar dan digiling hingga menjadi bubuk. Kemudian ambil 15
gram bubuk talas tersebut, seduh dengan air panas dan tambahkan gula merah
secukupnya, lalu diminum. Mengatasi benjolan kelenjar limpa – talas dijemur hingga
kering lalu digiling hingga menjadi bubuk. Ambil 60 gram bubuk tersebut, tambahkan
25 gram rumput laut che chai (dapat dibeli di toko Cina) dan air secukupnya lalu
diminum. Kutil – talas dipotong lalu diambil getahnya dan dioleskan pada bag ian yang
sakit. Mengatasi sakit digigit serangga – daun talas secukupnya dihaluskan lalu
ditempelkan pada bagian yang sakit. Sakit pada tulang – sendi, otot, dan
pembengkakan, talas secukupnya dikupas kulitnya lalu dihaluskan dan ditambahkan
cuka beras putih dan minyak wijen. Diaduk lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
18
Mengatasi eksim – talas secukupnya dikupas kulitnya dan 3 siung bawang putih,
dihaluskan lalu dioleskan pada bagian yang sakit. Bisul - talas secukupnya dijemur lalu
ditumbuk hingga menjadi bubuk. Tambahkan jus lidah buaya, diaduk, lalu dioleskan
pada bisul. Jika luka terkena benda tajam, daun talas yang masih muda dihaluskan lalu
dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal mula tanaman talas berasal dari kawasan tropik Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Di Indonesia, pengembangan tanaman talas terdapat di Kota Bogor dan
Malang yang menghasilkan beberapa kultivar.
Tanaman talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari
metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin, gula dan
asam-asam organik. Dari segi morfologi, tanaman talas memiliki perakaran serabut
yang berasal dari sekelompok akar adventif. Batangnya tumbuh tegak, dengan arah
cabang mengikuti model arsitektur “Chamberlain”. Dan termasuk kedalam daun
lengkap. Manfaat dari tanaman talas adalah dapat dijadikan sebagai makanan pokok dan
makanan tambahan serta dapat diolah menjadi bioethanol dan biogas.
B. Saran
Diharapakan pengolahan lebih lanjut dan pemanfaatan yang lebih banyak
terhadap tanaman talas, demi memenuhi kebutuhan sumber energi umat manusia yang
ada di muka bumi secara umum dan rakyat Indonesia secara khusus.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. http://www.archipelagone twork.com/index.php?page=kuliner&prov=2
&id=40. Tanggal akses 23 September 2009.
Anonimus. http://www.unsjournals.com/D/D0801/D080113.pdf . Tanggal akses 23
September 2009.
Anonimus. 1998. http://www.papuaweb.org/dlib/tema/ubi/paiki -etal-1998-
plasma-nutfah.pdf. Tanggal akses 23 September 2009.
Anonimus. 2000. http://www.warintek.ristek.go.id/pertani an/talas.pdf. Tanggal akses 23
September 2009.
Anonimus. 2007. http:///indoplasma.or.id/publikasi/buletin pn/pdf/buletin pn
13 2 2007 49-55 mamik.pdf. Tanggal akses 23 September 2009 .
Anonimus. 2008. http://www.balitbangjateng.go.id/kegiatan/rud/2008/6 -
ethanol%20fuel%20grade.pdf . Tanggal akses 23 September 2009 .
Anonimus. 2008.http://yellashakti.wordpress.com/2008/01/30/penghilangan -rasa-gatal-
pada-talas/. Tanggal akses 23 September 2009 .
Anonimus. 2009. http://biologyonly.blogspot.com/2009/09/identifikasi -talas-colocasia-
esculenta.html. Tanggal akses 23 September 2009.
Firdaus, L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan . PusatPengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru
Gondim, A., Puiatti, M., Ventrella, M., Cecon, P., 2008 . Plasticidade Anatômica daFolha de Taro Cultivado Sob Diferentes Condições de Sombreamento Bragantia,Campinas, v.67, n.4, p.1037-1045.
Hidayat, E.B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. JalanPintu Satu. Senayan. Jakarta.
Van Steenis, Dr.C.G.G.S. 2006. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
21
GLOSARI
Akar Adventif : Akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, dan
berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara
7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif
berkembang menjadi serabut akar tebal.
Akar rimpang : Sebuah bentuk modifikasi batang tanaman yang biasanya
menjalar di dalam tanah dan dapat menghasilkan tana man
baru dari ruasnya. Dari ruas dapat tumbuh tunas dan akar,
sehingga terbentuk tanaman baru.
Alkaloid : Senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yang meng -
andung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin
heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.
Bedengan : Tanah gembur yang ditinggikan sebagai pematang di sawah.
Buah Buni : Buah yang mempunyai dinding bu ah yang terdiri dari dua lapisan,
yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan
dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji -biji lepas dalam
lapisan dalam tersebut.
Flavonoid : Suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdap at di alam.
Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna
merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan.
Filiformis : Fili=benang; berbentuk seperti benang halus; merupakan
penonjolan berbentuk seperti konus.
Gulma : Tumbuhan yang keberadaannya dapat menimbulkan ganggu -
an dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas
manusia dalam mengelola usaha taninya.
22
Nimfa : Bentuk muda serangga yang yang hanya menjalani metamor
fosis tidak penuh (hemimetabola).
Resin (Kim) : Zat padat tanpa bentuk, berwarna kuning kecokelat -cokelatan,
berasal dari getah pohon sebagai bahan pembuat pernis, lem, patri,
dsb; dammar.
Saponin : Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil
kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan g ula (glikon) dan non-
gula (aglikon).
Senyawa Terpen : Merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C
dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8 (unit
isoprene), yang bergabung secara head to tail (kepala -ekor).
Steroid : Suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklo
pentana perhidro fenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.
Senyawa senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Tanah andosol : Tanah yang berasal dari abu gunung api.
Tanah latosol : Tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini
sudah sangat tua, sehingga kesuburannya rendah.
Tanah vulkanis : Tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi
yang subur mengandung zat hara yang tinggi.
Tumbuhan Epifit : Tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat
hidupnya.
Varietas : Sinonim dari kultivar, suatu populasi tanaman dalam satu spesies
yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas.