+ All Categories
Home > Documents > UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG

UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG

Date post: 22-Apr-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
35
UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG DI PROVINSI JAWA TENGAH (Karya Tulis Ilmiah) Oleh Hesti Septiningrum NIS. 7585 PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA S M A N E G E R I 1 P R E M B U N Jalan Wadaslintang 12, Prembun K E B U M E N 2013 UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG DI PROVINSI JAWA TENGAH Karya Tulis Ilmiah ini Ditulis untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah berkerjasama dengan Pusat Arkeologi Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Transcript

UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG DI PROVINSI JAWA TENGAH

(Karya Tulis Ilmiah)

Oleh Hesti SeptiningrumNIS. 7585

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA

S M A N E G E R I 1 P R E M B U N

Jalan Wadaslintang 12, Prembun

K E B U M E N

2013

UPAYA PELESTARIAN KAWASAN CANDI DIENG DI PROVINSI JAWA TENGAH

Karya Tulis Ilmiah ini Ditulis untuk MengikutiLomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional olehDinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi JawaTengah berkerjasama dengan Pusat Arkeologi

Nasional Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Oleh Hesti SeptiningrumNIS 7585

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA

S M A N e g e r i 1 P R E M B U N

Jalan Wadaslintang 12, Prembun

K E B U M E N

2013LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui dan disahkan

oleh guru pembimbing dan kepala SMA Negeri 1 Prembun untuk

mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional oleh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah

berkerjasama dengan Pusat Arkeologi Nasional Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Hari : Selasa

Tanggal : 19 Maret 2013

Tempat : SMA Negeri 1 Prembun

Kebumen, 19 Maret 2013

Guru Pembimbing 2

Dra. Hj. Rahmi LestariRahayuni,M.pd

NIP. 196105081988032004

Guru Pembimbing 1

Agnes Wiwik IkaningtyasNIP: 196201261989032004

Mengetahui,Kepala SMA N 1 Prembun

Dra. Hj. Rahmi Lestari Rahayuni,M.pdNIP. 196105081988032004

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

  Jika hari ini satu kegagalan menghampiri, maka sesungguhnya

sejuta kesuksesan tengah menanti.

  Sukses adalah pilihan dan tidak ada yang gratis.

  Hari kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan,

hari esok adalah misteri dan tantangan.

  Meski pintar bukan berarti untuk memintari, meski tajam

janganlah melukai.

  Sebersit keikhlasan meruntuhkan keegoan.

  Jadi orang penting itu baik, tapi jadi orang baik lebih

penting.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini kupersembahkan kepada:

Ayahanda dan ibunda tercinta atas doa yang tak pernah

berhenti terucap dan dorongan semangat yang diberikan.

Adikku yang manis.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul Upaya Pelestarian

Kawasan Candi Dieng di Provinsi Jawa Tengah dengan lancar.

Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang

telah membantu penulis sehingga Karya tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan dengan baik, yaitu kepada: 1. Ibu Dra.

Rahmi Lestari Rahayuni, M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1

Prembun dan guru pembimbing karya tulis ilmiah;

2.    Ibu Agnes Wiwik Ikaningtyas selaku pembimbing karya

tulis ilmiah;

3.    Petugas perpustakaan SMA Negeri 1 Prembun atas pinjaman

buku-buku untuk referensi karya tulis ilmiah ini;

4.    Bapak Kholid Khasan(masyarakat sekitar) dan Bapak

Supardi WS, S,Pd.(guru mata pelajaran sejarah di SMA N 1

Prembun) sebagai narasumber;

5.    Dan pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini masih banyak yang perlu disempurnakan. Untuk itu saran,

kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan karya

selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri dan semua pihak.

Kebumen, 18 Maret 2013

Penulis

ABSTRAK

Hesti Septiningrum. 2013, Upaya Pelestarian Kawasan Candi Dieng di Provinsi Jawa Tengah. Karya Tulis Ilmiah, SMA N 1 Prembun.Pembimbing: (I) Dra. Agnes Wiwik I., (II) Dra. Rahmi Lestari Rahayuni, M.Pd.

Kata Kunci: Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan.

Dieng memiliki kompleks percandian yang sangat luasdan merupakan peninggalan budaya Hindu Mataram Kuno, yaitumasa pemerintahan dinasti Sanjaya. Saat ini ratusan situspeninggalan masa Hindu yang tersebar di dataran tinggiDieng terancam hancur akibat dari bencana alam dan ulahmanusia, serta aktivitas pertanian warga yang takterkendali. Kondisi situs yang masih tertinggal dan relatifterpelihara hanya tinggal beberapa ratus meter persegi.Untuk melestarikan situs-situs tersebut perlu adanyaperlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Untukpengumpulan data, menggunakan metode deskriptif dan studipustaka serta menggunakan teknik observasi dan wawancara.

Berdasarkan sejarah, kawasan Candi Dieng merupakanwarisan budaya yang sangat berharga. Akan tetapi kawasanini sebagai cagar budaya belum dikelola secara maksimal.Oleh karena itu, perlu adanya pelestarian di kawasan Candi

Dieng dengan upaya perlindungan, pengembangan, danpemanfaatan cagar budaya. Adapun upaya perlindungan cagarbudaya menggunakan UU nomor 11 tahun 2010. Sedangkanpengembangan dilakukan untuk menggali potensi-potensi yangada di kawasan Candi Dieng. Misalnya, pembuatan PLTP PanasBumi, Museum kaliasa dan pembuatan Obyek Wisatata AirSewiwi. Serta pemanfaatan kawasan Candi Dieng yaitusebagai obyek pariwisata, pendidikan, dan penelitian.

Sebagai generasi muda hendaknya kita lebihmemperhatikan keutuhan cagar budaya sebagai warisankekayaan budaya bangsa. Selain itu, kerjasama antarapemerintah dan masyarakat perlu ditingkatkan agar upayapelestarian dapat tercapai.

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………………………...………………………………………………i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………………..v

DAFTAR ISI ……………..………………………………………………………………vi

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1

1.1  Latar Belakang Masalah ...……………………………………………………………1

1.2  Rumusan Masalah …………………………………………………………………….2

1.3  Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………..2

1.4  Metode dan Teknik Penulisan ………………………………………………………..2

1.5  Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………3

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………….4

2.1 Dataran Tinggi Dieng …………………………………………………………………4

2.2 Candi Dieng …………………………………………………………………………..4

2.3 Pelestarian Cagar Budaya …………………………….……………………………….5

BAB III CANDI DIENG DAN ANALISIS SEJARAH, FAKTOR KERUSAKAN DAN

PELESTARIANNYA …………………….…………………………………….7

3.1 Analisis Sejarah Candi DiengWonosobo

……………………………………………..7

3.2 Analisis Faktor Kerusakan Candi Dieng………………………………………………

8

3.2.1 Faktor Alam……………………………………………………………………...9

3.2.2 Faktor Manusia …………………...……………………………………………..9

3.3 Analisis Upaya Pelestarian Cagar Budaya Candi

Dieng………………………………9

3.3.1 Perlindungan Cagar Budaya Candi Dieng

……………………………………..10

3.3.2 Pengembangan Cagar Budaya Candi Dieng …………………...

……………....12

3.3.3 Pemanfaatan Candi Dieng dan

Kawasannya…………………………………...15

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………..17

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………….174.2 Saran-saran ………..……………………………………………

BAB 1PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah.

Terletak di dua wilayah, yaitu kabupaten Banjarnegara dan

kabupaten Wonosobo. Dieng memiliki keindahan alam yang khas

dan unik, juga menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah

yang mengundang hasrat peneliti sejarah untuk menggali

tabir sejarah masa lampau. Dieng memiliki kompleks

percandian yang sangat luas dan merupakan peninggalan

budaya Hindu Mataram Kuno, yaitu masa pemerintahan dinasti

Sanjaya. Akibat dari bencana alam dan aktivitas pertanian

warga yang tak terkendali, ratusan situs peninggalan masa

Hindu yang tersebar di dataran tinggi Dieng terancam

hancur. Lahan yang sebelumnya merupakan tempat ditemukan

situs-situs peninggalan banyak yang telah diubah menjadi

lahan pertanian. Saat ini kondisi situs yang masih

tertinggal dan relatif terpelihara hanya tinggal beberapa

ratus meter persegi.

Fenomena ini merupakan salah satu masalah yang harus

diperbaiki dan dicari solusinya. Jangan sampai hal ini

dibiarkan begitu saja dan akhirnya generasi muda yang akan

datang tidak dapat menikmati dan memanfaatkan situs-situs

candi Dieng untuk menambah pengetahuan dan wawasan juga

untuk penelitian. Oleh karena itu, dalam karya tulis ilmiah

berjudul “Upaya Pelestarian Kawasan Candi Dieng di Provinsi

Jawa Tengah” ini penulis berusaha mengajak generasi muda

untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di

atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut:

1.2.1        Bagaimana sejarah kawasan Dieng?

1.2.2        Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan kerusakan

candi di dataran tinggi Dieng?

1.2.3        Bagaimana upaya untuk melestarikan cagar budaya di

dataran tinggi Dieng?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas

maka tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:

1.3.1   Menjelaskan sejarah situs kompleks Candi Dieng.

1.3.2   Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan Dieng.

1.3.3   Menjelaskan berbagai upaya untuk melestarikan kawasan

Candi Dieng.

1.3.4   Meningkatkan kesadaran masyarakat akan keutuhan cagar

budaya.

1.4    Metode dan Teknik Penulisan

1.4.1        Metode Penulisan

a.     Metode Pustaka

Penulis mengumpulkan bahan materi dari beberapa buku

referensi

dan internet yang berkaitan dengan kawasan Candi Dieng.

b.    Metode Deskriptif

Penulis melakukan penyelidikan untuk mencari fakta-fakta

dan keterangan mengenai kawasan Candi Dieng.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

a.    Teknik Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung di kawasan Candi

Dieng.

b.    Teknik Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada beberapa narasumber

untuk mendapatkan informasi mengenai kawasan Candi Dieng.

1.5    Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:

1.5.1   Bagi pemerintah daerah

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

Pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan mengenai cagar budaya.

1.5.2 Bagi masyarakat

Bagi masyarakat pembuatan karya tulis ilmiah ini dapat

dimanfaatkan dalam upaya mendapatkan informasi tentang

upaya pelestarian cagar budaya di dataran tinggi Dieng agar

kelestarian cagar budaya dapat terjaga.

1.5.3   Bagi ilmu pengetahuan

Bagi ilmu pengetahuan karya tulis ilmiah ini dapat

menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dalam bidang kesejarahan, arkeologi, dan pelestarian cagar

budaya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dataran Tinggi Dieng

Dieng merupakan dataran tinggi di provinsi Jawa Tengahbagian tengah, tepatnya di sekitar kabupaten Wonosobo dankabupaten Banjarnegara dan berada di sebelah barat gunungSindoro(3.151 m) dan gunung Sumbing(3.371 m). Dieng adalahkawasan vulkanik aktif dengan beberapa kepundan kawah.Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di ataspermukaan laut. Suhu berkisar 15-20 °C di siang hari dan10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus),suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkanembun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanamanpertanian. Selain menjanjikan keindahan alam yang khas,Dieng juga menyimpan peninggalan-peninggalan sejarah yangmengundang hasrat peneliti sejarah untuk menggali tabirsejarah masa lampau.

Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa DiengKulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencildi Jawa Tengah.

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi:"di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yangbermakna Dewa. Dengan demikian, Dieng berarti daerahpegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Teori lainmenyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda "di hyang"ialah kayangan, karena diperkirakan pada masa pra-Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruhpolitik Kerajaan Galuh(id.wikipedia.org).

2.2 Candi Dieng

Dieng memiliki cagar budaya berupa candi yang ditemukanpada tahun 1814 oleh H.C.Cornelius. Candi Dieng merupakankumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng,Wonosobo, Jawa tengah. Kawasan Candi Dieng menempatidataran pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut,

memanjang arah utara-selatan sekitar 1900 m dengan lebarsepanjang 800 m(candi.pnri.go.id).

Candi Dieng saat ini berjumlah delapan Buah. Namun,

diperkirakan masih ada candi-candi lain yang masih

terkubur. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam

3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri, yaitu:

2.2.1 Kompleks Candi Arjuna

Kelompok Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng,

terdiri atas 4 candi yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi,

Candi Sembrada, Candi Puntadewa dan Candi Semar. Kelompok

candi ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan

kelompok candi lainnya di kawasan Dieng.

2.2.2 Kompleks Candi Gatotkaca

Kelompok Gatutkaca juga terdiri atas 5 candi, yaitu

Candi Gatutkaca, Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa,

Candi Petruk dan Candi Gareng, namun saat ini yang masih

dapat dilihat bangunannya hanya Candi Gatutkaca.

2.2.3 Kompleks Candi Dwarawati

Kelompok Dwarawati terdiri atas 4

candi, yaitu Candi

Dwarawati,Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi

Margasari. Akan tetapi, saat ini yang berada dalam kondisi

relatif utuh hanya satu candi, yaitu Candi Dwarawati.

2.2.4 Candi Bima

Candi Bima merupakan satu-satunya candi yang tidak

berada dalam satu kompleks atau kelompok candi. Letaknya

menyendiri di kejauhan di atas sebuah bukit. Candi Bima

juga merupakan candi yang terbesar di antara semua candi

yang berada di kompleks Candi Dieng .

2.3 Pelestarian Cagar Budaya

Cagar budaya diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun

2010. Menurut Undang-Undang tersebut Pelestarian adalah

upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya

dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan

memanfaatkannya. Sedangkan cagar budaya adalah warisan

budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya,

Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar

Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air

yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai

penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Jadi,

pelestarian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk

mempertahankan keberadaan warisan budaya yang bersifat

kebendaan, karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan dengan cara

melindungi, mengembangkan dan memanfaatkannya.

Menurut UU Nomor 11 tahun 2010, Pelindungan adalah

upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan,

kehancuran, atau kemusnahan dengan cara Penyelamatan,

Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan Pemugaran Cagar

Budaya, Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai,

informasi, dan promosi Cagar Budaya serta pemanfaatannya

melalui Penelitian, Revitalisasi, dan Adaptasi secara

berkelanjutan serta tidak bertentangan dengan tujuan

Pelestarian, dan Pemanfaatan adalah pendayagunaan Cagar

Budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan

rakyat dengan tetap mempertahankan kelestariannya

BAB III

CANDI DIENG DALAM ANALISIS SEJARAH, FAKTOR KERUSAKAN,DAN

PELESTARIANNYA

3.1 Analisis Sejarah Candi Dieng Wonosobo

Candi Dieng pernah disinggung dalam buku Inleiding tot de

Hindoe-Javaansche Kunst (1923) yang ditulis oleh N.J.Krom. Dalam

buku tersebut N.J Krom mengulas seputar kronologi candi-

candi Jawa Tengah berdasarkan ragam hias Kala-makaranya.

Penulis lokal yang pertama membahas mengenai Dieng adalah

Soetjipto Wirjosuparto dalam bukunya yang berjudul Sedjarah

Bangunan Kuna Dieng (1957). Kompleks Candi Dieng ini pertama

kali dikunjungi tahun 1814 oleh H.C.Cornelius(tentara

Inggris) yang bermaksud berwisata di kawasan dataran tinggi

Dieng. Secara tidak sengaja dia melihat beberapa bagian

atas candi yang terendam di dalam kubangan air. Lalu

akhirnya pada tahun 1856 dimulailah upaya pengeringan dan

pengerukan areal sekitar kompleks candi. Upaya ini dipimpin

oleh seorang Belanda bernama Van Kinsbergen. Dan berawal

dari situlah lalu ditemukan beberapa bangunan candi yang

tersebar di beberapa tempat yang tidak terlalu jauh. Proses

ini kemudian dilanjutkan dengan proses pencatatan dan

pengambilan gambar pada tahun 1864.

 Komplek Candi Dieng diperkirakan dibangun pada masa

Hindu, karena di areal percandian tersebut banyak ditemukan

peninggalan-peninggalan berupa arca-arca Dewa Siwa, Wisnu,

Agastya, Ganesha dan lain-lainya yang bercirikan agama

Hindu. Namun, masyarakat setempat (sekitarnya) menamainya

dengan tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lakon Mahabarata,

misalnya Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Candi Dwarawati,

Candi Bima, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi dan

Candi Puntadewa. Nama candi-candi tersebut tidak ada

kaitannya dengan fungsi bangunan dan diperkirakan nama

candi-candi diberikan setelah bangunan candi tersebut

ditinggalkan atau tidak digunakan lagi. Sampai saat ini

belum diketahui secara pasti siapa yang membangunnya. Yang

jelas bahwa berdasarkan salah satu dari 12 prasasti yang

ada, memiliki angka tahun 731 (Saka) atau 809 Masehi. Jadi,

pada awal abad ke-9.

Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa kompleks Candi

Dieng diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai

awal abad ke-9 M diduga merupakan candi tertua di Jawa.

Para ahli juga memperkirakan bahwa kumpulan candi-candi ini

dibangun pada zaman kerajaan Mataram Kuno pada waktu Wangsa

Sanjaya terdesak oleh wangsa syailendra. Namun menurut

penelitian lanjut, pembangunan Candi Dieng diperkirakan

berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung

antara akhir abad ke-7 M sampai perempatan pertama abad ke-

8 M. Sedangkan tahap kedua berlangsung pada pertengahan

abad ke-8 M sampai sekitar tahun 780 M.

3.2 Analisis Faktor Kerusakan Candi Dieng

Kerusakan candi Dieng disebabkan karena faktor alam dan

manusia. Kerusakan karena faktor alam dapat disebabkan

karena alami dan hayati. Kerusakan alami disebabkan karena

geotopografi, iklim, dan bencana alam, sedangkan kerusakan

hayati dapat disebabkan karena tumbuh-tumbuhan, dan

binatang. Kerusakan candi Dieng juga disebabkan karena ulah

manusia, yaitu berupa pengrusakan dan pencemaran,

vandalisme, dan pencurian.

3.2.1        Faktor alam

Pengaruh faktor alam terhadap kerusakan candi Dieng

sangatlah besar.Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif

sehingga sering timbul aktivitas vulkanisme berupa getaran.

Getaran-getaran ini lama kelamaan akan merusak keutuhan

candi Dieng. Jika getaran tersebut memiliki skala tinggi

dapat menimbulkan keruntuhan yang perlu diwaspadai. Selain

akibat aktivitas vulkanisme, faktor alam lainnya yaitu

disebabkan karena umur candi yang sudah sangat tua,

pengaruh cuaca dan juga chemis/biologis.

3.2.2 Faktor Manusia

Faktor kerusakan candi Dieng akibat manusia yaitu adanya

aktivitas pertanian di Dieng yang kurang memperhatikan

keberadaan kawasan candi Dieng. Selain itu, kerusakan juga

terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan

keutuhan cagar budaya Candi Dieng, yaitu vandalisme dan

pencurian.

3.3 Analisis Upaya Pelestarian Cagar Budaya Candi Dieng

Pelestarian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk

mempertahankan keberadaan warisan budaya yang bersifat

kebendaan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan dengan cara

melindungi, mengembangkan dan memanfaatkannya. Oleh karena

itu, dengan adanya cagar budaya Candi Dieng maka perlu

adanya pelestarian sebagai wujud kepedulian kita. Upaya

pelestarian dapat dilakukan dengan:

3.3.1 Perlindungan Cagar Budaya Candi Dieng

Menurut UU Nomor 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 23,

Pelindungan adalah upaya mencegah dan menanggulangi dari

kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan cara

Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, dan

Pemugaran Cagar Budaya.

a.    Tujuan Perlindungan Cagar Budaya

Tujuan perlindungan benda cagar budaya adalah untuk

mencegah dari 1) Kerusakan karena faktor alam dan

akibat ulah manusia 2) Berubahnya keaslian dan nilai

sejarahnya 3) Beralihnya kepemilikan dan penguasaan kepada

orang yang tidak berhak.

b.   Manfaat Perlindungan Cagar Budaya

Manfaat dari pelindungan cagar budaya yaitu terjaganya

kelestarian cagar budaya yaitu 1) Kelestarian cagar budaya

tetap terjaga 2) Cagar budaya akan terhindar dari

kerusakan, baik karena faktor alam maupun akibat ulah

manusia 3) Terjaganya benda cagar budaya sebagai nilai

penting dalam sejarah, pendidikan, pengetahuan, agama dan

budaya.

c. Upaya Melindungi Cagar Budaya Candi Dieng

Upaya melindungi benda cagar budaya Candi Dieng

dilakukan Melalui 1) Undang-Undang, yaitu Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya

sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang

Benda Cagar Budaya yang sudah tidak sesuai dengan

perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum dalam

masyarakat sehingga perlu diganti 2) Pembuatan Peraturan

Daerah, yaitu Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1996 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II

Wonosobo dan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara yang

menetapkan Daerah Dataran Tinggi Dieng Merupakan Kawasan

Fungsi lindung 3) Melakukan konservasi cagar budaya Candi

Dieng. Konservasi dimaksudkan untuk mencegah kerusakan atau

pelapukan akibat pengaruh faktor alami dan dalam rangka

memelihara kelestarian benda cagar budaya. Konservasi benda

cagar budaya dilaksanakan dengan beberapa tahapan antara

lain, studi konservasi, pelaksanaan konservasi dan

pemantauan hasil konservasi 4) Melakukan pemugaran cagar

budaya Candi Dieng. Pemugaran adalah serangkaian kegiatan

yang bertujuan untuk mengembalikan keaslian bentuk benda

cagar budaya dan mernperkuat strukturnya bila diperlukan,

yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi arkeologis,

historis, dan teknis dalam upaya pelestarian benda cagar

budaya 5) Melakukan pemeliharaan terhadap cagar budaya

Candi Dieng dengan cara perawatan untuk mencegah dan

menanggulangi terhadap kerusakan dan pelapukan akibat

pengaruh proses alami dan hayati 6) Pengamanan benda cagar

budaya, yaitu dengan membangun museum guna mengamankan

benda cagar budaya 7) Melakukan zonasi. Zonasi adalah

dengan penentuan batas-batas keruangan Situs Cagar Budaya

dan Kawasan Cagar Budaya sesuai dengan kebutuhan, seperti

membagi kawasan candi menjadi beberapa kompleks 8)

Penyuluhan kepada masyarakat untuk berperan serta dalam

pengelolaan benda cagar budaya termasuk di dalamnya upaya

sadar lestari terhadap generasi muda, masyarakat dan

pelestari budaya

9) Pemasangan papan petunjuk, larangan, ajakan, dan

keterangan 10) pembentukan petugas keamanan dan kebersihan.

3.3.2   Pengembangan Cagar Budaya Candi Dieng

Menurut UU nomor 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 29,

Pengembangan adalah peningkatan potensi nilai, informasi,

dan promosi Cagar Budaya serta pemanfaatannya melalui

Penelitian, Revitalisasi, dan Adaptasi secara berkelanjutan

serta tidak bertentangan dengan tujuan Pelestarian. Kawasan

candi Dieng memiliki panorama yang sangat indah dan

kenampakan alam yang berpotensi untuk dijadikan tempat

pariwisata. Untuk itulah perlu adanya upaya pengembangan di

kawasan tersebut.

a.    Tujuan Pengembangan Kawasan Candi Dieng

Tujuan pengembangan kawasan Candi Dieng

yaitu guna

1) Memelihara keutuhan cagar budaya Candi Dieng 2)

Meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat 3)

Menjadikan kawasan Candi Dieng sebagai lokasi wisata yang

berdaya tarik tinggi 4) Meningkatkan mutu pelayanan kepada

wisatawan 5) Menggali potensi-potensi yang dapat

dikembangkan di kawasan Candi Dieng.

b.        Manfaat Pengembangan Kawasan Candi Dieng

Manfaat dari pengembangan kawasan Candi Dieng

yaitu agar

1) Terpeliharanya keutuhan cagar budaya Candi Dieng 2)

Mensejahterahkan kehidupan masyarakat sekitar 3) Melahirkan

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat 4) Meningkatnya

daya tarik wisatawan untuk mengunjungi kawasan Candi Dieng

5) Membuat wisatawan merasa nyaman ketika berada di kawasan

Candi Dieng 6) Melahirkan obyek wisata baru di Dataran

Tinggi Dieng.

c.    Upaya Pengembangan Kawasan Candi Dieng

Kawasan Candi Dieng beserta potensinya memerlukan suatu

pengembangan guna meningkatkan nilai pemanfaatannya.

Pengembangan dilakukan dengan cara menjadikan kawasan

tersebut menjadi kawasan pariwisata yang menarik. Selain

wisata Candi, di kawasan Candi Dieng juga terdapat potensi-

potensi wisata yang kebetulan berada di satu kawasan dan

tidak kalah menariknya, seperti telaga, kawah, air terjun,

sumber air hangat, gua, dan lain sebagainya yang telah

mengalami pengembangan. Berikut adalah upaya-upaya

mengembangkan kawasan Candi Dieng semasa pengolahan 1)

Pemugaran Candi Dieng. Pemugaran dilakukan guna

mengembalikan keaslian bentuk Candi Dieng dan memperkuat

strukturnya sehingga Candi Dieng tetap lestari 2)

Pemeliharaan obyek wisata yang telah ada. Upaya

pemeliharaan ini dilakukan guna menjaga keutuhan, daya

tarik, dan keindahan obyek wisata yang telah ada di kawasan

Candi Dieng melalui badan keamanan dan kebersihan yang

telah dibentuk 3) Mengenalkan ke masyarakat luas dengan

cara menyebarkan informasi dan promosi obyek wisata di

kawasan Candi Dieng melalui berbagai media, baik media

cetak maupun media elektronik guna memperkenalkan keelokan

obyek wisata dan meningkatkan daya tarik masyarakat untuk

berkunjung ke kawasan Candi Dieng 4) Pembuatan gardu

pandang Tieng. Gardu Pandang Tieng adalah sebuah tempat

istirahat (Rest Area) yang letaknya berada di sebelah kanan

jalan, kurang lebih 6 kilo meter, sebelum memasuki kawasan

wisata Dieng 5) Pembangunan Museum Kaliasa untuk menyimpan

temuan-temuan Arkeologi dan benda-benda bersejarah, serta

mengenang kekayaan budaya setempat (Keseharian, mata

pencaharian, kepercayaan, kesenian, tradisi) telah dibangun

pula sebuah Museum yang di beri nama Museum Dieng Kailasa

6) Pembuatan PLTP Panas Bumi. Kehadiran Pembangkit Listrik

Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT.GEODIPA

ENERGI di Dataran Tinggi Dieng, telah menambah lengkap,

bahwa Dieng dapat di gunakan sebagai wisata pendidikan 7)

Menyediakan Fasilitas Umum. Untuk meningkatkan mutu

pelayanam wisatawan maka dibangunlah fasilitas umum,

seperti tempat parkir, jalan, MCK, mushala dan tempat

penginapan 8) Dieng Plateau Theater. Di Dieng telah

dibangaun Dieng Plateau Teater (DPT) untuk menunjang daya

tarik wisata alam dan budaya. Pusat intepretasi alam dan

budaya Dieng ini telah dilengkapi dengan sarana audiovisual

dan film documenter berdurasi 20 menit tentang keindahan

alam dan keanekaragaman budaya Masyarakat Dieng serta

aktivitas vulkanik gunung berapi yang ada di Dataran

Tingggi Dieng 9) Pertanian dan perhutanan. Selain

pengembangan kawasan obyek wisata, di sekitar kawasan Candi

Dieng juga dikembangkan area pertanian dan perhutanan 10)

Pembuatan OASE Dieng. OASE (Obyek Wisata Air Telaga Sewiwi)

merupakan obyek wisata baru di kawasan Dieng yang letaknya

di sebelah kiri jalan menuju ke Desa Wisata Kepakisan, yang

berjarak hanya 2 km dari Dataran Tinggi Dieng

11) Pembuatan pos pengamatan Gunung Api Dieng. Pos

Pengamatan Gunung Api ini di bawah naungan Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi,

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pos ini

bertugas memantau aktivitas gunung api yang ada di kawasan

Dieng.

3.3.3   Pemanfaatan Candi Dieng dan Kawasannya

Menurut UU Nomor 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 33,

Pemanfaatan adalah pendayagunaan Cagar Budaya untuk

kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan

tetap mempertahankan kelestariannya. Berbagai upaya

pemanfaatan Candi Dieng dan kawasannya guna mensejahterakan

masyarakat dan meningkatkan daya guna kawasan Candi Dieng

yaitu 1) Sebagai tempat pariwisata dimana Kawasan Candi

Dieng merupakan daerah berpanorama indah dilengkapi dengan

potensi alam yang dapat dijadikan obyek wisata yang menarik

2) Sebagai sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sebagai

kawasan Cagar Budaya, Dieng memiliki sejarah warisan

leluhur yang berperan dalam menambah ilmu pengetahuan dan

juga dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian dalam bidang

sejarah dan arkeologi 3) Sebagai sarana olahraga, kemah dan

acara-acara lain. Lokasi Dieng yang berada di pegunungan

sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai sarana olahraga,

kemah, dan acara-acara lainnya 4) Sebagai areal ritual

keagamaan. Sebagai kawasan cagar budaya tentunya kawasan

Candi Dieng memiliki peninggalan budaya dari nenek moyang

terdahulu semacam ritual keagamaan yang biasa dilakukan di

candi Dieng 5) Menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan

dibangunnya berbagai obyek wisata di kawasan Candi Dieng,

maka telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat

sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat, misalnya dengan membuka warung makan, berjualan

souvenir, menjadi juru foto, membuka toko oleh-oleh khas

Dieng, membuat taman permainan anak-anak, membuka lahan

untuk kebun buah dan bunga dan lain sebagainya. 6) dari

hasil pengembangan kawasan Candi Dieng dapat menghasilkan

pendapatan atau income pemerintah daerah atau pemerintah

pusat.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian karya tulis ilmiah ini, dapat

disimpulkan bahwa:

4.1.1        Dataran tinggi dieng memiliki peninggalan benda

sejarah berupa kompleks candi yang merupakan peninggalan

budaya Hindu.

4.1.2        Cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai

wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting

sehingga perlu adanya upaya pelestarian.

4.1.3        Selain kompleks candi, dataran tinggi Dieng juga

menyimpan kenampakan alam lainnya yang dapat dijadikan

obyek wisata.

4.1.4        Faktor kerusakan Candi Dieng desebabkan oleh faktor

alami yaitu bencana alam, cuaca, usia, dan chemis(biologis)

serta faktor manusia yaitu kurang sadarnya masyarakat akan

keutuhan cagar budaya .

4.1.5        Upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan cagar

budaya Candi Dieng berupa upaya perlindungan, pengembangan,

dan pemanfaatan cagar budaya Candi Dieng.

4.2. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis

ilmiah ini penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai

berikut:

4.2.1.      Cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola secara

tepat melalui upaya pelestarian dalam rangka memajukan

kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan kesejahteraan

masyarakat.

4.2.2.      Sebagai generasi muda hendaknya kita lebih

memperhatikan keutuhan cagar budaya sebagai warisan

kekayaan budaya bangsa.

4.2.3.      Masyarakat sekitar kawasan Candi Dieng sebaiknya lebih

memperhatikan kegiatan yang mereka lakukan agar tidak

mencederai keutuhan warisan budaya bangsa.

4.2.4.      Pemerintah dalam menentukan kebijakan mengenai cagar

budaya perlu dipertimbangkan secara matang agar hasil

akhirnya tidak mengecewakan, baik untuk pemerintah sendiri

maupun masyarakat.

4.2.5.      Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat

mengenai upaya pelestarian cagar budaya Candi Dieng.

4.2.6.      Membuat taman permainan untuk anak-anak dan membuka

lahan puntuk perkebunan buah atau bunga serta membuka toko

oleh-oleh khas Dieng sehingga dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan

pemerintah pusat.

4.2.7.      Pemerintah dan masyarakat sebaiknya bekerjasama untuk

mengelola kawasan Candi Dieng, supaya tujuan dari

pelestarian dapat terwujud.

DAFTAR

PUSTAKA

Anggarani, Asih., et al. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis

Ilmiah

Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arifin, E. Zaenal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karangan

Ilmiah. Jakarta : PT

Grasindo.

MGMP Sejarah SMA-MA Kab. Kebumen. 2012. Sejarah Semester Ganjil

Kelas XI IPA. Kebumen.

Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah.

Jakarta :

CV. Media Pustaka

Wurjantoro, Edhie. 1996. Sejarah Nasionl dan Umum 1. Jakarta:

Depdikbud.

www. candi.pnri.go.id/jawa_tengah-yogyakarta/dieng/

dieng.htm. diakses

tanggal 8 Maret 2013.

www.Candi1001.blogspot.com/2013/02/sejarah -candi-dieng-

wonosobo.html.

diakses tanggal 8 Maret 2013.

www.eocommunity.com/showthread.php. diakses tanggal 15

Maret 2013.

www.id.wikipedia.org/wiki/Dieng. diakses tanggal 8 Maret

2013.

www.pesonadieng.com/p/obyek-wisata-dataran-tinggdieng.html.

diakses

tanggal 15 Maret 2013.

www.wonosobokemekelen.blogspot.com/2011/01/candi-dieng-

wonosobo-provinsi-jawa.html. diakses tanggal 15 Maret 2013.


Recommended