8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
1/63
43
BAB IV
ANALISA
IV. 1. Faktor Manusia
IV.1.1 Analisa Target Pasar
Gelanggang Olahraga di Kemaggisan Jakarta – Barat ini memiliki target
pasar antara lain adalah :
1. Pelajar yaitu pelajar SD, SLTP dan SMU sekitar lingkungan tapak
2.
Mahasiswa khususnya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara
3. Intitusi Pemerintah atau Swasta
4. Masyarakat Umum
IV.1.2 Klasifikasi Jenis Olahraga
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis
olahraga yang direncanakan sebagai aktifitas berolahraga, yaitu :
• Berdasarkan penggolongan jenis olahraga
• Berdasarkan klasifikasi jenis aktifitas olahraga.
Maka fasilitas olahraga yang direncanakan pada bangunan Gelanggang
Olahraga ini terdiri dari :
•
Fasilitas Olahraga Tertutup ( Indoor ), yang meliputi :
Sport Hall ( tempat pertandingan olahraga ) seperti : lapangan
basket, lapangan bola voli, lapangan bulutangkis dan lapangan
futsal.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
2/63
44
Olahraga lain yang masih dapat menggunakan fasilitas lapangan
basket seperti : tennis meja, beladiri ( aikido dan karate ), dsb.
Arena Billard.
Fasilitas olahraga kebugaran : fitness, senam aerobik.
Tempat latihan olahraga tertutup seperti : lapangan bola voli dan
bulutangkis.
• Fasilitas Olahraga Terbuka ( Out door ), diantaranya meliputi :
Jogging track
Tempat bermain skate – board
Kolam renang
Arena Panjat Tebing ( wall – climbing )
Dan fasilitas olahraga terbuka lainnya seperti lapangan basket,
lapangan bulutangkis dan lain – lain.
IV.1.3 Analisa Pelaku Kegiatan
Setelah menguraikan klasifikasi jenis olahraga dan aktifitasnya, maka
dapat dijabarkan dalam tabel mengenai daftar kegiatan, pelaku kegiatan dan
kebutuhan ruang yang akan digunakan :
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
3/63
45
1. Kegiatan Olahraga
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Penonton Mencari Informasi
Membeli karcis Menunggu di depan pintu masuk
tribun Mencari tempat duduk Menonton Ke toilet Menelepon Makan dan minum Sholat
Hall / lobby
Loket karcis
Tribun penonton Toilet penonton Telepon Umum Cafetaria Musholla
Pemain dan Pelatih Ganti pakaian
Menerima penjelasan pelatih Menyiapkan peralatan Pemanasan Latihan / Bertanding
Istirahat Membersihkan badan Makan dan minum Sholat
R. Ganti / loker
R. Ganti / loker R. Ganti / loker
Lapangan OR
R. Duduk R. Bilas / toilet Café Musholla
Wasit / PetugasPertandingan
Ganti pakaian dan menyiapkan diri Memberi pengarahan pertandingan
Memimpin pertandingan Mengawasi pertandingan Membersihkan badan Istirahat Makan dan minum Sholat
R. Ganti / loker
Lapangan OR
R. Bilas / Toilet
Café
Musholla
Pengelola dan Karyawan Rapat Mengatur kegiatan administrasi Mengawasi dan mengatur jalannya
pertandingan Menyiapkan masalah teknis dari wal
hingga akhir suatu pertandingan Mengurus pelayanan, administrasi dan
pemeliharaan bangunan. Makan dan minum Sholat
R. Rapat Ruang Pengelola Lapangan OR
Ruang pengelola
Ruang pengelola
R. makan / pantry Musholla
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
4/63
46
2. Kegiatan Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya.
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG
Pengunjung / Pemain Mendaftar
Menyewa peralatan
Menyimpan barang Ganti pakaian Ke toilet Berolahraga / latihan Istirahat Membeli peralatan / souvenir olahraga
Membaca buku olahraga Membersihkan badan Makan dan minum Sholat
Kantor pengelola
Tempat penyewaan peralatan
Loker R. ganti Toilet Ruang olahraga R. duduk terbuka Retail / Sport – shop
Perpustakaan mini R. bilas Café Musholla
Pengelola
Memberi informasi
Menjual tiket Menyewakan peralatan Mengawasi pengguna fasilitas Memberikan fasilitas P3K Sholat
Melalui papan pengumuman
Loket Rental alat Ruang pengawasan Ruang P3K Musholla
Penyewa Retail Menjual makanan dan minuman
Menjual perlengkapan olahraga dan
souvenir Ke toilet Sholat
Cafetaria
Retail / shop market
Toilet Musholla
IV.1.4 Analisa Aktifitas Pelaku Kegiatan
Kegiatan Utama
Penonton
Datang Mencari
informasi
Beli tiket
Menel on
Masuk tribun
PARKIR Beli makan & minum Keluar / pulang
Ke toilet
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
5/63
47
Pemain dan Pelatih Olahraga
Pelaku Olahraga Kebugaran dan kegiatan lainnya
Petugas Pertandingan
Datang Masuk Ruan an
Melakukan persiapan
Berolahra a
PARKIRMakan & minum
keluar
Melakukan pendaftaran
Pen un un datan
Masuk ruan an
Mengganti, menyimpan
pakaian/alat
PARKIR
mendaftar
Melakukan kegiatan
kebugaran selesai keluar
datan Masuk ruan an
Melakukan
persiapan
PARKIR keluar
Pimpin
pertandingan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
6/63
48
Pengelola
Berdasarkan alur / skema kegiatan tersebut, maka dapat dibuat suatu rangkuman
mengenai skema ruang secara makro, yaitu :
Skema Makro
Pengelola
Penonton / Pengguna
Pemain dan Pelatih
DatanMasuk ruangan
Melakukan kegiatan
administrasi
Mengawasi pertandingan
Merawat la an an
PARKIRKeluar
Sport
Hall
Entrance hall
Cafeteria,
perpustakaan,
Sport - shop
toilet
Kantor Pen elola
Ruang
terbuka
Keterangan:
Hub.langsung
Terpisah fisik
LapanOlahr
Out do
Hall
Ruang ganti
toilet
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
7/63
49
IV.1.5 Analisa Waktu Kegiatan
• Pengelola Administrasi : Senin – Minggu , pkl. 08.00 s/d 17.00
• Pengelola Operasional dan Maintainance : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 22.00
• Keamanan : Senin – Minggu, pkl. 05.00 s/d 24.00
• Pengunjung : Senin – Minggu, pkl. 06.00 s/d 21.00
IV.1.6 Analisa Hubungan Antar Ruang
Melalui alur / skema aktifitas yang digambarkan pada butir IV.1.3, dapat
digambarkan pula hubungan antar ruang baik secara makro maupun secara mikro
sebagaimana digambarkan di bawah ini :
1. Skema Makro
Masuk
Main entrance
Parkir area
Side entrance
Service entrance
IN - DOOR
SPORT
OUT
DOOR
SPORT
T am an
H
AL
L
R u an gT e r b uk a
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
8/63
50
Servisarea
2. Skema Mikro
Sport - Hall
( In – door Sport )
1
Entrance Hall
Arena Olahraga
( Sport Hall )
Cafeteria
toilet
Kantor pengelola
Ruangganti
Loket
Tribun
Penonton
toilet
Ruang
fitness
Biliard
Ruang
ganti
Ruang
Areobik
Sport
Shop
Perpustakaan
Mini
toilet
Ruang Pemain
dan Pelatih
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
9/63
51
Olahraga Out Door
IV.1.7 Perhitungan Kapasitas
Perhitungan kapasitas pengunjung maupun pengelola baik bagi
fasilitas olahraga, olahraga rekreasi, maupun kebugaran dipertimbangkan
berdasarkan :
• standart kapasitas tribun
• study perbandingan bangunan yang telah ada
Maka perhitungan kapasitas tersebut adalah:
1. kapasitas pengunjung :
• standart kapasitas tribun ( 2 buah ) = 2 x 30 m x 8 level / 0,5
= 960 orang
• fitness (asumsi 5 % dari total pengunjung) : 5 % x 960 = 48 orang
2. total pengunjung
Entrance hall
Outdoor Sport
Kolam renang
cafetaria
Lobby &
front deskRuang ganti
/ r. bilasLoket
Toilet
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
10/63
52
960 + 48 = 1008 orang
3. jumlah pengelola dan karyawan
asumsi 5 % dari jumlah pengunjung = 5 % x 1008 = 50 orang
4. total kapasitas
1008 orang + 50 orang = 1058 orang
IV.1.8 Perhitungan Ruang Fasilitas Olahraga
1. Perhitungan Fasilitas Ruang Publik
Fasilitas Kapasitas Ruang Standart Luasan Ruang
1. Entrance Hall 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang
Sirkulasi 15 %
18 m²
2. Loket tiket 25 orang berdiri 0,65 m²/ orang
Sirkulasi 20 %
20 m²
3.Lobby/R. Tunggu Duduk 5 % x 1058 = 53Berdiri 10 % x 1058 = 106
Total = 159 orang
0,65 m²/ orang ( berdiri )1,4 m² / orang (duduk)
Sirkulasi 10 %
158 m²
4. Cafetaria 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orang
Sirkulasi 15 %
Service 30 %
182 m²
5. Perpustakaan 10 % x 1058 = 105 1,2 m²/ orangSirkulasi 15 %
Service 30 %
182 m²
6. Sport – shop 3 unit ruang 15 m²/ unit 45 m²
7. Musholla 1 unit ( 30 org ) 50 m² 50 m²
8. Toilet Umum Ratio ( 1 : 4 ) wanita : pria
3 org wanita ; 2 unit wc
12 org pria ; 5 unit wc
0,6 m²/ orang
Sirkulasi 20 %
2,1 m² / unit
22 m²
TOTAL 505 m²
2. Perhitungan Fasilitas Sport Hall dan Fasilitas Penunjang
Sport Hall menggunakan lapangan olahraga rangkap yaitu untuk lapangan
basket, lapangan bulu tangkis, bola voli dan lapangan futsal. Total luas ruangan
olahraga merupakan total kebutuhan ruang terluas.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
11/63
53
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
12/63
54
Ruang Standar Sumber Kapasitas Luas Keterangan
Pemain dan Pelatih
1. Lapangan rangkap
2. Ruang Pemain / Atlit.
a. Pria
- Ruang ganti
- Loker
- Shower
- Urinouir
- Wc
- Wastafel
b. Wanita
- Ruang ganti
- Loker
- Shower
- Wc
- Wastafel
3. Ruang Pemanasan
4. Ruang P3K
5. Ruang Pelatih
6. Ruang Fitnes
1 m2 / unit
0.80 m2 / unit
2 m2 / unit
1.26 m2 / unit
2 m2 / unit
0.96 m2 / unit
1 m2 / unit
0.80 m2 / unit
2 m2 / unit
0.96 m2 / unit
2 m2 / unit
100 m2
12 m2
15 m2
15 m2
P P B B
Arenas
S
S
N A D
S
N A D
Arenas
S
S
S
N A D
Arenas
Arenas
Arenas
S
1 unit
15 0rang
5 unit
15 unit
5 unit
3 unit
3 unit
3 unit
15 0rang
5 unit
15 unit
5 unit
5 unit
3 unit
3 unit
1 unit
2 unit
1 unit
588 m2
5 m2
12 m2
10 m2
3.78 m2
6 m2
2.88 m2
5 m2
12 m2
10 m2
4.8 m2
2.88 m2
300 m2
12 m2
30 m2
15 m2
Sub Total1019,34m2 x 20 %
= 1223,208 m2
Penonton
1. Loket tiket
2. Tribun Biasa
3. Tribun VIP4. Hall Pengunjung
5. Toilet Penonton VIP
a. Pria
- Wc
2 m2 / orang
0.5 m2 / orang
0.8 m
2
/ orang0.55 m2 /orang
2 m2 / unit
N A D
TPBO
TPBOTPBO
S
8 orang
1000 orang
30 orang1000 orang
20 orang
2 unit
16 m2
500 m2
24 m
2
550 m2
4 m2
Indoor
Indoor50 % kapasitas
Penonton
Perbandingan
Penonton pria
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
13/63
55
- Wastafel
b. Wanita
- Wc
- Wastafel6. Toilet penonton biasa
a. Pria
- Urinoir
- Wc
- Wastafel
b. Wanita
- Wc
- Wastafel
0.96 m2 / unit
2 m2 / unit
0.96 m
2
/ unit
1.26 m2 / unit
2 m2 / unit
0.96 m2 / unit
0.96 m2 / unit
2 m2 / unit
S
N A D
N A D
1 unit
10 orang
1 unit
2 unit
800 orang
15 unit
8 unit
6 unit
200 orang
8 unit
8 unit
0.96 m2
2 m2
1.92 m
2
18.9 m2
16 m2
5.76 m2
7.68 m2
16 m2
& wanita 4 : 1
Perbandingan
Penonton pria
& wanita 4 : 1
1 unit wc pria
= untuk 200
org.
1 unit wc
wanita = untuk
100 org.
1 unit urinoir
= untuk 100
org.
1 unit wastafel
pria = untuk
200 org.
1 unit wastafel
wanita = untuk
100 org.
Sub Total1163.22 x 20 %
= 1395.864 m2
Pengelola dan Komersil Area
1. Hall Penerima
2. Receptionis
3. R. Tunggu
4. R. Pimpinan
5. R. Sekretaris
12 m2
1.5 m2 / orang
9 m2
24 m2 / orang
9 m2 / orang
S
S
S
TSS
S
1unit
2 orang
1 unit
1 orang
1 orang
12 m2
3 m2
9 m2
24 m2
9 m2
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
14/63
56
6. R. Kabag Umum
7. R. Kabag Operasional
8. R. Staff
9. R. Arsip10.R. Keuangan / adm.
11.R. Rapat
12.Gudang
- Alat Olahraga
- Kebersihan
13.R. Operator
- Opt. score
- Opt. Lighting
14.R. Sound System
15.R. Panel
16.R. ME
17.R. AHU
18.R. P3K
12 m2 / orang
12 m2 / orang
4 m2 / orang
12 m
2
/ orang12 m2 / orang
24 m2
100 m2
20 m2
6 m2 / orang
4 m2 / orang
6 m2
/ orang
8 m2
30 m2
12 m2
15 m2
TSS
TSS
S
TSSS
S
S
S
S
S
S
S
S
S
TPBO
1 orang
1 orang
6 orang
1 unit1 orang
1 unit
1 unit
1 unit
4 orang
4 orang
4 orang
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
12 m2
12 m2
24 m2
12 m
2
12 m2
24 m2
100 m2
20 m2
24 m2
18 m2
24 m2
8 m2
30 m2
12 m2
15 m2
Sub Total404 x 20 %
=484.8 m
2
Wartawan / Pers
1. Hall
2. R. Liputan TV
3. R. Liputan Radio
4. R. Wartawan
0.8 m2 / orang
6 m2 / orang
4 m2 / orang
1.5 m2 / orang
TPBO 10 orang
4 orang
4 orang
10 orang
8 m2
24 m2
16 m2
15 m2
Sub Total63 x 20 %
= 75.6 m2
TOTAL KEBUTUHAN RUANG 3179.604 m2
=
3180 m2
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
15/63
57
Keterangan sumber:
N A D = Ernst Neufert, Architect Data
S = Survey / Studi banding
T S S = Joseph de Chiara, Time Saver Standards for Building Types
ARENAS = Sport Council, A Planning, Design and Management Guide.
TPBO = Dinas Olahraga DKI,Tata cara Perencanaan Bangunan Olahraga.
A = Asumsi
3. Perhitungan Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran
Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang
Ruang fitness Senam 2 % x 1058 = 22 org
Fitness 8 % x 1058 = 85 org
Total = 107 org
2 m² / org
2,5 m² /orang
256 m²
Ruang billiard 3 meja 4 m x 5 m 60 m²
Toilet, shower Ratio wanita : pria ( 1 : 2 )
Ruang Ganti Total = 107 org
a. Pria 71 org
Kamar ganti 6 unit 0,6 m²/ unit
WC 3 unit 1,2 m²/ unit
Shower 6 unit 1 m²
Loker 6 unit 0,42 m²/unit
b. Wanita 36 orang
Kamar ganti 3 unit 0,6 m²/ unit
WC 2 unit 1,2 m²/ unit
Shower 5 unit 0,42 m²/unit
Loker 5 unit 0,42 m²/unitSirkulasi 10 % 30 m²
Lobby &front desk
office
15 orang 0,65 m²/orangsirkulasi 20 %
12 m²
TOTAL 358 m²
4. Perhitungan Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang )
Fasilitas Kapasitas Standard Luas
ruang
Keterangan
Menara Air 5 x 5 m 25 m²
a. Pria
R ganti/ loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m²
R. Bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m²
Toilet 20 orang 0,3 – 0,5 m²/orang
10 m²
b. Wanita
R. ganti / loker 40 org 1 – 1,2 m²/ unit 48 m²
R. bilas 40 org 0,81 m²/org 32 m²
Toilet 20 org 0,3 – 0,5 m²/ 10 m²
Untuk kolam dengan
luas area
< 1000 m²
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
16/63
58
orang
Ruang Pengelola 5 orang 9 m² / orang 45 m²
Tribun penonton 1000 orang 0,5 m²/orang 500 m²
Loket 2 org 4 m² / org 8 m²
Lobby &front
desk office
15 orang 0,65 m²/orang
sirkulasi 20 %
12 m²
Luas area kolamrenang
6 track15 x 25 m²
SirkulasiTiap sisi 2,5 m
600 m²
R .pompa, ME,
servis
Kolam 375 m² 60 % luas kolam 225 m²
Ruang P3k 1 unit 15 m² 15 m²
Sub total 1610 m²
Sirkulasi 20 % 322 m²
TOTAL 1932 m²
5. Perhitungan Luas Ruang Servis
Fasilitas Kapasitas ruang Standard Luas ruang
Ruang gantikaryawan
10 unit 2,5 m² /orang 25 m²
Ruang istirahat 1 unit 6 m² 6 m²
Ruang mesin GensetPompa
Mesin panel
35m²
Ruang kontrol 1 unit 4m² 4 m²
Gudang 1 unit 20 m²
Toilet 1 unit 4 m²
TOTAL 94 m²
Total Keseluruhan Luas Bangunan adalah :
Jenis ruang Total
1. Fasilitas Ruang Publik 505 m²
2. Sport Hall dan Fasilitas Penunjang lainnya 3180 m²
3.Fasilitas Olahraga Rekreasi dan Kebugaran 358 m²
4. Fasilitas Penunjang Olahraga Air ( Kolam Renang ) 1932 m²
5 . Luas Ruang Servis 94 m²
TOTAL 6069 m²
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
17/63
59
Sumber :
A. The handbook of Building Types Neufert Architect’s Data
B. Sport Council ; indoor sports and outdoor sports
C. Time Shaver Standart for Building Types
D. survey-study banding
IV.1.9 Perhitungan Ruang Luar
Dalam perencanaan bangunan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan,
Jakarta – Barat ini, direncanakan kebutuhan ruang luar yang menunjang
antara lain:
Area Parkir
Taman dan Pedestrian
Olahraga Out door
Perhitungan Area Parkir
a.
Mobil
• Pengelola 10 % x 30 orang = 3 orang = 3 mobil
( 1 mobil = 1 orang )
• Mobil untuk kepentingan servis
Asumsi 2 mobil = 2 mobil
• Pelatih dan official 2 team = 2 mobil
( 1 team = 1 mobil )
• Penonton 20 % x 1000 orang = 200 orang = 50 mobil
( 1 mobil = 4 orang )
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
18/63
60
• Pengunjung 20 % x 50 orang = 10 orang = 3 mobil
( 1 mobil = 4 orang )
• 2 Liputan TV = 4 mobil
• 2 Liputan Radio = 2 mobil
Total = 66 mobil
b. Motor
• Pengelola 90 % x 30 orang = 27 orang = 27 motor
( 1 motor = 1 orang )
• Penonton 80 % x 1000 orang = 800 orang = 400 motor
( 1 motor = 2 orang )
• Pengunjung 80 % x 50 orang = 40 orang = 20 motor
(1 motor = 2 orang )
• Wartawan 5 media cetak = 10 motor
(1 motor = 1 orang )Total = 452 motor
c. Bus
• Pemain / Atlit, Pelatih dan Official 2Team = 2 bus
( 1 team = 1 bus )
2. Kebutuhan Luasan Parkir
a. Mobil, 66 unit @ 12.5 m2
= 852 m2
b. Motor, 452 unit @ 2 m2
= 904 m2
c. Bus, 2 unit @ 30 m2 = 60 m
2
Total = 1816 m2
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
19/63
61
Perhitungan Luas Olahraga Outdoor
Jenis kendaraan Jumlah Standard Luas
Kolam renang dan sirkulasi 1 15 x 25 m²
(20 x 30 m²)
600 m²
Lapangan basket rangkap
futsal, bulutangkis
1 28 x 21 m² 588 m²
Area Skate Board 1 90 m²
Tribun kapasitas 200 1 25 x 3.2 m² 80 m²
Panjat Tebing 1 (dengan kapasitas 10org)
2 m²/org 20 m²
TOTAL 1378 m²
Perhitungan Total Luas Ruang Luar
Ruang Luar Luasan
Area Parkir 1816 m²
Olahraga Oudoor 1378 m²
TOTAL 3194 m²
Perhitungan Luasan Bangunan dan Ruang Luar
Kebutuhan Luasan
Bangunan 6069 m²
Ruang Luar 3194 m²
TOTAL 9263 m²
IV.1.10 Perlengkapan Ruang Sport - Hall
A. Permukaan Lapangan
Permukaan lapangan yang diperlukan adalah permukaan yang mampu
memenuhi ‘standar utama’ yang dituntut oleh performa aktifitas olahraga bola
basket dan faktor keamanan bagi pemain.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
20/63
62
Ada beberapa jenis permukaan yang umum dipakai, antara lain :
• Permukaan keras
Seperti semen dan asphalt yang memiliki karakteristik keras, tahan lama,
perawatan mudah, sangat mendukung untuk performa tinggi namun kurang
aman terhadap kecelakaan atau cedera.
• Permukaan medium
Seperti kayu dan kombinasi vinyl dengan karet yang memiliki karakteristik
permukaan cukup keras tetapi nyaman.
Sehingga ditentukan permukaan medium sebagai alternatif pilihan untuk
Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat.
B. Inlay atau garis lapangan
Ada beberapa jenis inlay, yaitu :
• Permanen, dimana garis ditanam pada bahan permukaan lantai.
Keuntungannya garis lebih tahan lama, tidak mudah rusak dan perawatan
mudah. Kekurangannya tidak fleksibel terhadap perubahan.
• Cat pada permukaan, Keuntungannya dapat diubah bila diinginkan dan
cukup tahan lama. Kekurangannya cepat kotor dan perlu perawatan ekstra,
perlu dilapis ulang tiap beberapa waktu.
• Self adhesive tape, Keuntungannya sangat mudah pemasangannya dan
dapat diubah dengan mudah. Kekurangannya tidak tahan lama dan mudah
rusak.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
21/63
63
Dari beberapa macam jenis inlay diatas, maka ditentukan jenis inlay yang
menggunakan cat sebagai garis lapangan pada Gelanggang Olahraga di
Kemanggisan Jakarta – Barat.
C. Plafond
Untuk kegiatan olahraga yang dituntut adalah ketinggiannya agar memenuhi
syarat, sehingga tidak mengganggu aktifitas. Menurut Sport Council,
gelanggang dengan fasilitas olahraga ketinggian plafondnya minimal 9,1 m.
D. Tata Warna
Kriteria pemilihan warna untuk bangunan olahraga hendaknya :
1. berkesan sportif
2. tidak menyilaukan mata
3. memberi rasa nyaman
Beberapa alternatif warna :
Warna Kesan
Hijau Warna pohon dan rumput, memberi kesan alami
Kuning Warna matahari, memberi kesan hidup dan
gembira, selalu ceria
Biru Warna langit dan laut, memberi kesan tenang,
muda dan sporty
E. Pengaturan tribun penonton
Menurut Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Olahraga ( Dinas
Olahraga DKI ), tribun adalah tempat bagi penonton untuk menyaksikan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
22/63
64
pertandingan, agar fungsi tribun dapat optimal, tribun memenuhi beberapa
persyaratan :
• Orientasi pandangan harus kearah lapangan.
• Sudut kemiringan 30° - 35°, agar pandangan penonton yang dibelakang
tidak terganggu.
• Sirkulasi menyebar menuju tribun.
• Berada pada keempat sisi lapangan.
1. Jenis – jenis kriteria tribun
a. Tribun biasa
- Ukuran tempat duduk 0.40 x 0.60 m
- Terletak disekeliling lapangan.
- Bahan tempat duduk keras.
- Jumlahnya banyak
b.
Tribun VIP
- Ukuran tempat duduk 0.60 x 0.80 m
- Terletak pada arah pandang terbaik.
- Bahan tempat duduk lebih nyaman.
- Jumlahnya terbatas.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
23/63
65
IV. 2. Aspek Bangunan
IV.2.1 Pola Massa Bangunan
Dalam menentukan bentuk pola massa yang sesuai dengan
perencanaan dan perancangan proyek ini, maka ada beberapa pertimbangan
dalam pemilihan bentuk pola massa yaitu :
Pertimbangan terhadap kondisi tapak dan lingkungan sekitar.
Pertimbangan terhadap berbagai jenis aktifitas yang ada didalamnya.
Pertimbangan terhadap bentuk sirkulasi dan pencapaian yang
direncanakan.
Pertimbangan terhadap keserasian komposisi antara bangunan dan
lingkungan.
Melalui beberapa pertimbangan penentuan pola massa bangunan
didapat beberapa analisa seperti :
Pola massa yang dipakai akan disesuaikan dengan pembagian jenis
kegiatan yang ada sehingga tercipta keselarasan antar bangunan.
Pola yang dipakai dimaksimalkan akan memudahkan pencapaian dan
sirkulasi yang terjadi di dalam tapak.
Pola massa yang akan dipakai dapat memanfaatkan bentuk dan
potensi tapak yang ada.
Ada 2 alternatif pemilihan pola massa bangunan yang akan
digunakan, yaitu:
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
24/63
66
kriteria Massa Majemuk Massa Tunggalbobot
nilai poin nilai poin
Kondisi tapak dan
lingkungan sekitar
2 2 4 3 6
Aktifitas yang ada di
dalamnya
3 4 12 1 3
Pencapaian 3 2 6 4 12
Keserasian komposisiantar bangunan&lingk.
3 2 6 1 3
total 28 24
Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik
1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Maka sesuai dengan kebutuhan, jenis kegiatan, konsep yang akan
diterapkan serta komposisi bangunan, menjadikan Pola Massa Majemuk
sebagai pola massa yang dipilih dalam perencanaan dan perancangan
bangunan Gelanggang Olahraga ini.
IV.2.2 Bentuk Dasar Massa Bangunan
Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K.
Ching, disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga,
yaitu:
Bentuk Keuntungan Kerugian
1. Segitiga Bentuk stabil dan berkarakter kuat Mudah digabungkan menjadi
bentuk-bentuk geometris lain
(misalnya segienam, segidelapan,
dsb.) Orientasi ruang pada tiap-tiap
sudutnya Pengembangan ruang pada ketiga
Kurang efisien Fleksibilitas ruang kurang
Layout ruang sulit
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
25/63
67
sisinya
2. Segiempat Bentuk statis Mudah dikembangkan ke segala
arah Orientasi ruang pada keempat sisi
pembatasnya Layout ruang baik dan mudah Ruang memiliki efisiensi yang
tinggi, mudah digabungkan dengan
bentuk lain
Orientasi ruang cenderungstatis
3. Lingkaran Bentuk halus dan informil Orientasi ruang memusat dan statis Indah dilihat dari luar
Sulit dikembangkan Fleksibilitas ruang rendah Sulit digabungkan dengan
bentuk lain Layout ruang sulit
Adapun beberapa pertimbangan dalam pemilihan bentuk dasar massa
bangunan antara lain adalah :
Efisiensi ruang
Kesesuaian dengan fungsi utama bangunan
Keterkaitan bentuk dasar massa dengan penampilan struktur dari bangunan.
Ada 3 alternatif dalam pemilihan bentuk dasar massa bangunan, yaitu :
kriteria Segiempat Lingkaran Segitigabobot
nilai poin nilai poin nilai poin
Efisiensi ruang 3 4 12 2 6 1 3
Kesesuaian denganfungsi utama bangunan
2 4 8 2 4 1 2
Keterkaitan bentuk
dasar massa dengan
penampilan strukturdari bangunan
2 2 4 3 6 1 2
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
26/63
68
total 24 16 6
Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Maka bentuk dasar dari massa bangunan yang direncanakan dalam
bangunan Gelanggang Olahraga ini terbagi atas :
1. Fasilitas Olahraga In – door dan Kantor Pengelola ( Sport – Hall )
Bentuk segi empat ataupun dari pengembangan bentuk dasarnya, karena
bentuk dasar dari lapangan basket, bulu tangkis, bola voli dan futsal berbentuk
persegi panjang. Namun masih dapat dilakukan penggabungan bentuk dengan
bentuk – bentuk dasar yang lain. Selain itu bentuk segi empat dapat mencapai
efektifitas ruang, bentuk dasar dari bangunan ini didasarkan atas perlengkapan
fasilitas kantor yang selalu ada di dalam ruangan kantor yaitu meja kerja.
2. Fasilitas Olahraga Out - door
Bentuk dasarnya adalah segi empat namun dapat digabungkan bentuk –
bentuk lain yang disesuaikan dengan bentuk dasar yang dipilih. Karena terdapat
berbagai fasilitas olahraga didalamnya maka diharapkan bentuk segi empat ini
memberikan suatu efisiensi ruang yang tinggi.
3. Servis area
Bentuk yang direncanakan dari bangunan area servis ini adalah segi empat
namun nantinya terdapat satu bentuk penggabungan dengan bentuk – bentuk
dasar yang ada lainnya.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
27/63
69
IV.2.3 Gubahan Massa
Adalah penempatan massa majemuk di dalam tapak. Hal – hal yang
harus diperhatikan dalam pemilihan gubahan massa ini antara lain adalah :
1. Kesesuaian perletakkan massa dengan bentuk tapak.
2. Hubungan antara massa dengan ruang luar secara proposional.
3. Bangunan utama merupakan inti dari perletakkan massa dalam tapak.
Menurut Francis D.K Ching, penataan massa dalam tapak ada
beberapa sistem, yaitu :
a. Sistem linear b. Sistem terpusat
c. Sistem radial d. Sistem cluster
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
28/63
70
e. Sistem grid
Dengan melihat berbagai pertimbangan diatas, kelima sistem tersebut
mempunyai beberapa segi keuntunagan dan kerugiannya, namun dengan
lebih mempertimbangkan bahwa bentuk tapak yang ada adalah persegi
panjang ( memanjang ), maka sistem yang dipilih adalah sistem liniear,
disebabkan karena:
Bentuk tapak yang memanjang, sehingga nantinya lebih mudah mengatur
massa dalam sistem linear
Pencapaian dari massa ke massa tidak terlalu jauh
Pencapaian antar ruang tidak sulit karena sistemnya yang terarah
IV.2.4 Pola Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan ada 2 macam, yaitu :
1. Sirkulasi horisontal, yaitu berupa koridor atau selasar.
Untuk menentukan sistem sirkulasi harus memperhatikan apa fungsi
ruang tersebut. Fungsi ruang dapat berupa :
a. sebagai inti dari bangunan sehingga semua orang akan
berkumpul di ruang tersebut
b. hanya sebagai penunjang dimana untuk mencapai suatu ruang,
orang hanya melewati ruang – ruang tersebut
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
29/63
71
c. ruang yang harus dilewati untuk mencapai ruang yang dituju
Dengan adanya bermacam – macam fungsi ruang, maka ada beberapa
sistem sirkulasi horisontal yang digunakan, yaitu :
MELEWATI RUANG MENEMBUS RUANG BERAKHIR DI RUANG
• integritas ruang dapat
dipertahankan• konfigurasi jalan luwes
• ruang – ruang perantara
dapat dipergunakan
untuk menghubungkan
jalan dengan ruang –
ruangnya
• jalan dapat menembus
sebuah ruang menurut
sumbunya, miring atausepanjang sisinya
• dalam memotong sebuah
ruang, jalanmenimbulkan pola –
pola istirahat dan gerak
didalamnya
• lokasi ruang menentukan
jalan
• hubungan jalan – ruangini digunakan untuk
mencapai dan memasuki
secara fungsional /melambangkan ruang –
ruang yang penting
Dengan melihat keterangan diatas, maka dapat diambil kesimpulan :
Massa I : berupa sport – hall untuk pertandingan bola basket, badminton, volli
dan futsal dan semluruh fasilitas olahraga in – door serta kantor pengelola pusat.
Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir
di ruang.
Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut,
dipilih surkulasi menembus ruang.
Untuk kegiatan penunjang dimana tanpa keharusan orang untuk melalui
ruang tersebut dipilih sistem sirkulasi melewati ruang.
Massa II : berupa bangunan olahraga out - door.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
30/63
72
Untuk kegiatan utama sebagai ruang inti bangunan dipilih sirkulasi berakhir
di ruang.
Merupakan ruang – ruang yang mempunyai privacy cukup tinggi sehingga
sistem yang sirkulasi melewati ruang dan berakhir di ruang dapat digunakan
untuk kegiatan ini.
Untuk kegiatan olahraga air dipilih sistem sirkulasi berakhir di ruang.
Untuk kegiatan pengelolaan dimana orang harus melewati ruang tersebut,
dipilih sirkulasi menembus ruang.
2. Sirkulasi vertikal, yaitu suatu sirkulasi untuk mencapai ruang dari lantai
bawah ke lantai atas. Untuk menentukan sistemnya harus memperhatikan
ketinggian bangunan yaitu berapa jumlah lantai yang direncanakan sehingga
dapat ditentukan jenis sistem apa yang dapat digunakan.
Jenis Sirkulasi Keuntungan Kerugian
1. Tangga a. Hemat biaya pemeliharaan
karena tidak membutuhkan
listrik untuk
menggerakkannya
b. Dapat digunakan untuk 2
arah ( naik & turun ) pada 1
tangga
c. Pemasangan lebih mudah
d. Dapat digunakan dalam
keadaan apapun ( misalnya
: kebakaran )
a. Butuh tenaga yang
banyak untuk
mencapainya sehingga
mudah lelah
b. Hanya dapat digunakan
pada bangunan ≤ 4 lantai
c. Kurang dapat
menampung orang dalam
waktu yang cepat,
terkadang harus
mengantri terlebih
dahulu.
2. Ramp a. Kemajuan geraknya lebih
lancar
a. Membutuhkan ruang yang
cukup luas untuk
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
31/63
73
b. Kurang dapat menampung
orang dalam waktu yang
cepat, terkadang harus
mengantri terlebih dahulu.
kemiringannya
3. Eskalator a. Lebih efisien dalam
pencapaian dan waktu
b. Dapat menampung orang
banyak dalam ewaktu yang
relatif cepat, tidak harus
antri
a. Mahal biaya
perawatan
b. Karena digerakkan
oleh mesin maka ada
biaya tambahan
untuk listrik
4. Lift a. Dapat mengangkut banyak
orang dalam waktu cepat
b. Dapat digunakan untuk
bangunan ≥ 4 lantai
c. Lebih cepat dalam
pencapaian dan waktu
a. Membutuhkan ruang
yang cukup luas
b. Keharusan menunggu
c. Tidak dapat
digunakan dalam
keadaan terdesak (
misalnya : kebakaran
)
Dengan melihat beberapa alternatif dan keuntungan serta kerugiannya, maka
sistem sirkulasi vertikal dalam bangunan yang cocok digunakan dalam bangunan
Gelanggang Olahraga ini adalah tangga, karena :
• Bangunan tidak bertingkat tinggi
• Hemat biaya
• Mudah dalam pemeliharaan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
32/63
74
Perhitungan jumlah tangga:
- Untuk bangunan olahraga pada umumnya waktu yang dibutuhkan
untuk pengosongan seluruh penonoton adalah dalam waktu 5 – 10
menit.
Lebar minimum tangga = jumlah penonton
Waktu keluar dalam detik x 1,25
Maka lebar tangga minimum = 1000 = 1,66 ≈ 2 m
(8 x 60 dt ) x 1,25
Perhitungan ini merupakan perhitungan lebar tangga minimum,
disamping itu faktor lain yang menentukan adalah :
- jarak tangga maksimum 25 m
- penyebaran dan perletakkan tangga harus jelas dan mudah dicapai
- kelandaian anak tangga ( tinggi tanjakan 15 – 17 cm atau lebar
tanjakan 28 – 30 cm )
IV.2.5 Entrance Bangunan
Pertimbangan – pertimbangan dalam perencanaan entrance atau
pintu masuk untuk manusia dan barang berkaitan dengan :
1. Entrance Manusia ( pengunjung, penonton, pengelola, karyawan )
• Pintu masuk pengunjung dan penonton lebih diarahkan ke pintu
utama (main - entrance), diman dibagi menjadi 2 bagian yaitu
untuk pengunjung atau penonton yang menggunakan kendaraan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
33/63
75
ataupun yang berjalan kaki. Pintu utama ini diusahakan
dirancang dengan daya tarik tersendiri dimana nantinya dapat
menarik perhatian orang yang melihatnya. Posisi dan bukaan
pintu masuk utama harus mudah terlihat dan memiliki dimensi
yang cukup lebar sehingga dapat menampung seluruh
pengunjung.
• Pintu masuk untuk pengelola dan karyawan diarahkan ke pintu
sekunder (side - entrance), posisi dan bukaan pintu masuk ini
lebih didekatkan dengan ruang pengelola dan karyawan. Pintu
sekunder ini memiliki dimensi yang lebih kecil dari pada pintu
masuk utama.
2. Entrance Barang
• Pintu masuk ini disesuaikan dengan jenis dan ukuran baranga
yang akan masuk ke dalam bangunan. Pintu masuk ini nantinya
juga akan digunakan untuk pintu servis pembuangan sampah.
IV.2.6 Sistem Utilitas Bangunan
1. Analisa Pencahayaan
Salah satu cara efisiensi energi adalah pegurangan pemakaian energi listrik
melalui penerangan alami.
Jenis Pencahayaan Penyelesaian Karakteristik
Pencahayaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Daya jangkau sinar kurang merata dan
terbatas
• Perawatan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
34/63
76
mudah
• Tidak
memerluk an energi
Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan agak sulit
• Daya jangkau sinar merata
• Tidak membutuhkan energi
Pencahayaan Buatan Lampu pijar
Lampu TL ( Fluorscent )
• Lebih murah dan mudah perawatannya
• Lebih boros energi
• Lebih mahal
• Lebih hemat energi
Lampu Halogen • Daya tahan tinggi
• Cukup hemat energi
• Panas
• Cocok untuk ruang luar
Pencahayaan buatan pada malam hari seperti pencahayaan ruang luar
dengan lampu-lampu taman dapat menggunakan energi matahari tersimpan
pada siang hari dengan menggunakan solar cell.
Radiasi matahari pada daerah tropis 1000 Watt/m², energi matahari dapat
diserap sebesar 6% sampai 30%. Apabila daya serap solar cell 12%, output
daya listrik yang dihasilkan 120 Watt. Energi ini selanjutnya akan disimpan
pada batterai accu, sama seperti prinsip rechargeable battery. Energi ini
selanjutnya akan diubah menjadi energi listrik pada malam hari.
• Analisa penggunaan solar cell:
• Kebutuhan penerangan luar 3082 m² = 10 w/m² x 3082 m²
= 30820 Watt
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
35/63
77
• Waktu penerangan malam dari jam 6 sampai jam 6 pagi = 12 jam sama
dengan waktu penyimpanan energi surya pada siang hari ( jam 6 pagi
sampai 6 sore).
• Daya serap 20% dari radiasi matahari rata-rata 500 W/m²
= 20% x 500 W/m²
= 100 Watt
• Tegangan baterai per m² 60 V. Berarti per m² = 60 V x 100 W
= 6000 Watt
• Perkiraan luas bidang solar cell = 30820 / 6000 Watt = 5,1 m²
2. Analisis Penghawaan
Jenis Penghawaan Penyelesaian Karakteristik
Penghawaan Alami Bukaan dinding ( jendela ) • Angin merata dan terbatas
• Tidak memerlukan energilistrik
Bukaan plafond • Perancangan dan perawatan
agak sulit
• Angin merata
• Tidak membutuhkan energi
Penghawaan Buatan AC Split • Temperatur setiap ruangandapat dikontrol dari masing –
masing unit
• Menimbulkan bising dan
energi besar
AC Central • Tidak bising dan energi secara
keseluruhan lebih hemat
• Butuh ruang untuk ducting,
isolasi, dll
Dalam perencanaan dan perancangan proyek ini, penghawaan alami sangat
dimaksimalkan dengan cara memberikan banyak bukaan – bukaan (ventilasi),
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
36/63
78
namun untuk beberapa ruangan tetapa menggunankan penghawaan buatan
yairu AC Split.
3. Analisa Kebutuhan Air
A. Analisa Kebutuhan air bersih
Total luas bangunan : 6069 m²
Kebutuhan air : 1 m3
/ hari / 100 m² ( Utilitas Bangunan :
Hartono Purbo)
Kebutuhan air bersih : 60,69 m3
/ hari
Sistem distribusi air bersih dengan reservoir di atas gedung dilakukan
dengan pertimbangan jaminan kelancaran distribusi air bersih khususnya
pada saat aliran listrik padam.
B. Analisa Kebutuhan air kotor
Luas bangunan : 6069 m²
Okupansi : 4 m²/orang
Jumlah pengunjung maksimal : 6069 / 4 = 1517 orang
Standar air kotor = 30 ltr/orang /hari
Volume air kotor : 1517 orang x 30 ltr = 45510 ltr = 45,51m3
Dimensi tanki aerasi = 45,51 m³
Dimensi tanki pengendapan = 1/3 x 45,51 = 15,17 m³
Sistem pengolahan air kotor :
• Kotoran padat : ditampung untuk diolah dalam tangki klorinasi,
aerasi dan septic tank dan akhirnya ke riol kota
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
37/63
79
• Kotoran cair : disalurkan menuju treatment kemudian diolah dan
disalurkan ke riol kota.
Sistem pemakaian kembali air hujan :
Air hujan yang jatuh ke atap dikumpulkan dalam reservoir
khusus yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan untuk keperluan
air non minum.
4. Analisa Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pemadam api CO2
Water sprinkler
Jumlah 6069 m² / 25 = 242 unit
1 zone = 16 unit sehingga membutuhkan 15 zone
16 x 100 ltr/menit x 30 menit = 48 000 ltr = 48 m³
Hidrant
Luas bangunan : 6069 m²
Kebutuhan : 6069 / 800 =7 unit
Kebutuhan air : 7 x 400 ltr/menitx 30 menit = 84 m³
• Analisa Kebutuhan Listrik
Jenis utilitas Standar (watt/m²) Luas (m²) Beban normalwatt
Penerangan ruang 10 watt/m² 6069 60690
Penerangan ruang
luar
10 watt/m² 3082 30820
Pompa 10 watt/m² 6069 60690
Saklar 15 watt/m² 6069 91035
Tata suara 0,025 watt/m² 6069 151,7
Jumlah 243.386.7 watt
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
38/63
80
IV.2.7 Analisa Sistem Struktur
Struktur terpilih adalah Struktur Space – Frame dengan pertimbangan
antara lain adalah :
1. Bentangan yang dihasilkan cukup lebar
2. Pemasangannya relatif cepat dan efsien
3. Dapat memberikan kesan estetika secara optimal
4. Sesuai dengan topik – tema, struktur rangka nantinya dapat menampilkan struktur
secara jujur dalam perancangannya
Struktur rangka ruang merupakan komposisi dari batang – batang yang
masing – masing berdiri sendiri memikul gaya tekan yang sentris dan
dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi. Elemen dasar dari
Struktur rangka ruang ( space - frame) adalah ’spherical’ = volume =
meruang. Contohnya :
- Limas - Limas Segitiga - Limas Segienam - Kerucut
Space Frame dapat dikatakan juga pengulangan dari beberapa
elemen dasar ’spherical’ tersebut hingga membentuk sebuah bidang lebar
(luas). Dari keseluruhan sistem struktur yang ada, struktur rangka merupakan
salah satu struktur yang paling cocok untuk bentangan besar dan dapat
menopang beban yang paling berat. Bahannya terbuat dari baja atau
alumunium. Struktur ini terdiri dari bentuk sudut, pipa atau bentuk – bentuk
lain yang berhubungan dengan bentuk struktur tiga dimensi.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
39/63
81
Bentuk dasar dari unit – unit sistem struktur ini adalah:
- Triangular - Rectangular
- Hexagonal
Prinsip Penyaluran Gaya :
Berprinsip pada kerjasama antara batang – batangnya yang vertikal serta
diagonal dalam satu rangkaian. Penyusunan elemen menjadi konfigurasi
segitiga hingga menjadi bentuk stabil.
Efektif bentang : 25 - 100 m
Bahan utama : baja, kayu
Keuntungan :
• Efisien untuk bangunan rendah
• Sesuai digunakan untuk bentang lebar
• Mudah dibentuk sesuai dengan bentuk ruang yang ada
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
40/63
82
• Bentuk berkesan ringan
• Pemasangan relatif cepat dan efisien
• Dapat memberikan estetika secara optimal
• Penutup atap dapat dikombinasikan dengan fiberglass,
polycarbonate, alumunium maupun genteng
Kerugian :
• Hanya efisien jika bentangannya simetris kedua arah dan biaya
perawatannya cukup mahal.
Penerapan pada bangunan :
• Untuk kegiatan yang membutuhkan fleksibelitas tinggi dalam hal
pengembangan dan pengurangan maupun bongkar pasang.
Dilihat dari sistemnya, space – frame dapat dibagi atas :
Flat Systems
( Sistem Datar )
Folded Systems
( Sistem Patahan )
Curved Systems
( Sistem Melengkung)
Beberapa bentuk aplikasi sistem struktur space frame menurut buku
Structure Systems : 1997, antara lain adalah :
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
41/63
83
Bentuk Dasar Bentuk Aplikasi
1. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun
dari prisma segi – empat.
• Tipe 1
• Tipe 2
• Tipe 3
2. Space – frame dengan sistem datar yang tersusundari prisma segi – tiga.
• Tipe 1
• Tipe 2
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
42/63
84
3. Space – frame dengan sistem datar yang tersusundari limas segi empat dan segi enam.
4. Space – frame dengan sistem datar yang tersusun
berdasarkan piramid segi – enam.
Pada buku Structure Systems, dijelaskan pula bahwa sistem struktur space –
frame ini bisa digunakan sebagai atap untuk bangunan bentang lebar maupun sebagai
struktur dindingnya. Seperti contoh dibawah ini :
1. Space – frame untuk atap bentang lebar
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
43/63
85
2. Space – frame untuk atap dan struktur dinding
Sedangkan dilihat dari metode pemasangannya dan sistemnya, sistem struktur
space - frame ini terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu :
Unistrut
Sistem dari unistrut ini adalah semua batang kisi unistrut mempunyai
panjang dan penampang yang sama. Batang tersebut dirakit oleh
pekerja dengan menggunakan elemen yang selalu sama, satu baut
cukup untuk pemasangan satu batang.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
44/63
86
Join Sistem Unistrut ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Space Deck
Sistem dari struktur ini adalah sistem yang terdiri atas piramida yang
dipasang dengan puncak bawah. Sisi alas bujursangkar dibaut satu
dengan yang lainnya, sedangkan puncaknya dihubungkan dengan
batang tarik yang dilengkapi dengan baut pengencang.
Sistem Space – Deck ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Mero
Sistem ini dibuat oleh Mengeringhausen, di Jerman. Sistem ini
memiliki dua elemen dasar, yakni sebuah batang dan bola
penghubung yang memiliki delapan belas lubang berulir (ball joint).
Sebuah ball joint dapat menerima ujung dari delapan belas batang
tanpa kesukaran. Sistem Mero sangat luwes dan mengetengahkan
prefabrifikasi secara maksimum.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
45/63
87
Join Sistem Mero ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Oktaplatte
Sistem dari oktaplatte ini adalah dilaksanakan dengan konstruksi las.
Struktur ini terdiri atas bidang delapan yang berusuk pipa. Batang ini
dilas listrik pada titik simpul. Keindahan dan kehalusan struktur
ruang baja ini memungkinkan struktur untuk dibiarkan telanjang
tanpa ditutup.
Join Sistem Oktaplatte( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Triodetic
Ciri istimewa yang dimiliki sistem ini adalah suatu metode original
perakitan tanpa las, tanpa baut, dan tanpa keling. Titik simpul terdiri
atas semacam tombol tempat pemasangan berbagai batang dengan
sembarang profil, pemasangan terjadi karena deformasi ujung batang
yang sudah dipotong menurut sudut yang sesuai, kemudian dipaksa
masuk kedalam celah bergerigi. Sistem ini menyatukan dua
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
46/63
88
keuntungan, yakni pemasangan yang mudah dandatya tahan yang
besar.
Join Sistem Triodetic ( Buku Konstruksi Daniel L. Schodeck 1991 )
Dengan semakin berkembangnya macam – macam sistem struktur sapace –
frame ini, semakin banyak pula perusahaan – perusahaan konstruksi yang
mengembangkan keunggulan dari system struktur ini, salah satunya adalah Mero
dimana adanya penggabungan penerapan system struktur space – frame dengan
sistem peredam suara.
Bentuk Dasar
Space – frame dengan teknologi peredam
suara dan dengan metode dualapis untuk
meredam suara yang lebih baik
Bentuk setelah diberi
peredam suara
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
47/63
89
Dibawah ini terdapat tabel yang menggambarkan contoh – contoh
lain dalam penggunaan system struktur space – frame :
Contoh – contoh lain dari Sistem Struktur Space - Frame
IV. 3. Aspek Lingkungan
IV.3.1 Analisa Kondisi Tapak
A. Kondisi Eksisting Tapak
• Tapak berbentuk persegi dengan panjang 150 meter dan lebar 100
meter.
• Luas tapak 15.000 m²
• Kontur tanah datar
• Dekat dengan hunian, perdagangan, dan pendidikan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
48/63
90
Lokasi Tapak
B. Batas Tapak
• Batas utara : Bangunan Usaha
• Batas Selatan : Bangunan Usaha
• Batas Barat : Kawasan Hunian
• Batas Timur : Bangunan Usaha
Jl. Raya Kebon Jeruk Kampus Anggrek BINUS
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
49/63
91
Kawasan Hunian Bangunan Usaha
C. Peraturan pada Tapak
• KDB : 60 %
Luas lantai maksimal 60 % x 15000 m² = 9000 m²
Luas lantai yang direncanakan 6069 m² (memenuhi syarat)
• GSB 15 meter
• KLB : 2.5
Setelah menganalisa kondisi tapak yang ada, maka diperoleh hasil bahwa
mayoritas penduduk merupakan penduduk kalangan menengah dimana
wilayah tempat mereka tinggal merupakan kawasan yang rawan akan
kemacetan dan dikelilingi bangunan – bangunan yang didominasi dengan
bangunan – bangunan usaha, kawasan pemukiman dan sarana pendidikan.
IV.3.2 Analisa Entrance Tapak
Pemilihan letak main entrance dilakukan berdasarkan pertimbangan:
• Kemudahan pencapaian baik untuk kendaraan umum, pribadi ataupun
pejalan kaki.
• Mudah terlihat
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
50/63
92
• Kelancaran arus lalu lintas seputar tapak
• Kondisi lingkungan yang dilalui sebelum mencapai tapak
Untuk dapat menentukan entrance kedalam tapak, maka dapat dipakai
metode sebagai berikut :
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Mudah dicapai oleh
kendaraan maupun
pejalan kaki
- Mudah terlihat
- Lebih teratur karena
ada pembedaan antara
pintu masuk dan pintu
keluar
- Harus lebih jelas
arahannya untuk
menentukan yang
mana pintu masuk
dan pintu keluar
2. Alternatif 2
3. Alternatif 3
- Mudah terlihat
- Lebih teratur karena
ada pembedaan antara
pintu masuk dan pintu
keluar
- Mudah terlihat
- Lebih jelas karena
- Sulit dicapai oleh
kendaraan maupun
pejalan kaki
- Harus lebih jelas
arahannya untuk
menentukan yang
mana pintu masuk
dan pintu keluar
- Kemungkinan
terjebak kemacetan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
51/63
93
hanya terdapat satu
entrance ke dalam
tapak
lebih tinggi
- Akan terjadi
crossing
kriteria Alt.1 Alt.2 Alt.3bobot
nilai poin nilai poin nilai poin
Kemudahan pencapaian 3 3 9 2 6 1 3
Mudah terlihat 2 3 6 3 6 2 4
Kelancaran lalu lintas 2 2 4 1 2 1 2
Kondisi lingkungan 1 2 2 2 2 2 2
total 21 16 11
Keterangan:
Bobot : 3 sangat menentukan nilai : 4 sangat baik
2 menentukan 3 baik
1 cukup menentukan 2 cukup
1 kurang
Berdasarkan metode di atas maka main entrance terdapat pada
Alternatif 1.
IV.3.3 Analisa Zoning dalam Tapak
Pertimbangan yang mendasari analisis dan perencanaan zoning dalam
tapak adalah sebagai berikut:
• Pencapaian dan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan ke dalam tapak
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
52/63
94
• Bentuk dan kondisi tapak
• Hubungan kegiatan – kegiatan dalam tapak
• Tata ruang luar yang ingin di capai
• Pola tata letak bangunan
• Karakter lingkungan bangunan di sekitar tapak
Ada 2 alternatif dalam penentuan perencanaan zoning dalam tapak, yaitu :
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Pengunjung dapat langsung
menuju ruang publik- Mudah terlihat dari depan
bangunan sehingga bangunan
publik yang akan ditonjolkan
- Area servis dekat dengan
zona publik, semi – publik
dan private.
- Area servis jauh
dari entrance.- Untuk mencapai
area semi publik
harus melewati area
publik terlebih
dahulu
2. Alternatif 2 -- Area servis dekat dengan
entrance.
- Area servis jauh
dari zona private
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
53/63
95
• Kesimpulan : Pada analisa zoning dalam tapak ini didapat suatu
kesimpulan bahwa area servis harus mudah dicapai, dan keberadaannya
harus dekat antara area yang lain. Untuk zoning dalam tapak dipilih
alternatif 1.
IV.3.4 Analisa Orientasi Matahari
Matahari memiliki perputaran dari timur pada pagi hari dan menuju
kearah barat pada sore hari. Matahari pagi sangat baik untuk kesehatan yaitu
antara jam 07.00 – 10.00, sedangkan matahari sore kurang baik untuk
kesehatan yaitu antara jam 15.00 – 17.00.
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Didalam ruangan
tidak panas
- Memerlukan
pencahayaan
buatan
2. Alternatif 2 - Mendapatkan
pencahayaan alami
yaitu melalui sinar
matahari
- Bagian
belakang
mendapat
matahari sore
- Panas
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
54/63
96
3. Alternatif 3 - Di dalam ruangan
tidak mendapat
panas
- Memerlukan
pencahayaan
buatan
4. Alternatif 4 - Mendapatkan
matahari pagi
- Tidak
memerlukan
pencahayaan pada
siang hari
- Bagian
belakang
mendapat
matahari sore
- Panas
• Kesimpulan : Pada analisa orientasi bangunan ini didapat suatu
kesimpulan bahwa pencahayaan matahari yang terlalu banyak pun akan
memberikan dampak kesilauan dan hal tersebut dapat mengurangi
kenyamanan penonton dan konsentrasi pemain.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
55/63
97
IV.3.5 Analisa Angin
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Sirkulasi angin
sangat sedikit
- Memerlukan
penghawaan
buatan (AC)
2. Alternatif 2 - Mendapatkan
angin yang cukup
- Tidak perlu Air –
Conditioner (AC)
- Sirkulasi
angin dapat
berputar – putar
didalam
ruangan
3. Alternatif 3 - Mendapat angin
yang cukup
- Tidak perlu Air –
Conditioner (AC)
- Sirkulasi
angin dapat
berputar – putar
didalam
ruangan
4. Alternatif 4 - Sirkulasi angin - Perlu Air –
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
56/63
98
sanagat sedikit Conditioner
(AC)
• Kesimpulan : Pada analisa angin, didapatkan suatu kesimpulan bahwa
aliran udara yang diusahakan cukup sehingga tidak memerlukan
pendingin buatan berupa AC. Untuk itu maka dibuatkan bukaan –
bukaan berupa jendela maupun ventilasi yang sesuai, bukaan harus
memiliki keseimbangan sehingga tidak terjadi cross – ventilation.
IV.3.6 Analisa Kebisingan
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Kemungkinan sisi
dalam bangunan yang
terkena bising kecil.
- Sisi depan
adalah bagian
yang paling
banyak terkena
sumber bising.
2. Alternatif 2 - Area belakang
bangunan tidak
- Bagian dalam
bangunan
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
57/63
99
terkena bising. terkena sumber
bising.
• Kesimpulan : Pada analisa kebisingan, didapat kesimpulan bahwa
sumber bising terdapat pada bagian pertigaan jalan dimana daerah
tersebut sering rawan akan kemacetan. Untuk meredam sumber bising
yang ada maka diperbanyak penghijauan dan diminimalkannya bukaan –
bukaan pada bagian depan bangunan.
IV.3.7 Analisa Best – View
Alternatif Keuntungan Kerugian
1. Alternatif 1 - Massa dapat
lebih berbentuk
memanjang ke
belakang.
- Hanya bagian
depan saja
yang dapat
memperoleh
view ke jalan.
2. Alternatif 2 - Hampir seluruh
bagian dari
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
58/63
100
bangunan yaitu
bagian depan dan
samping dapat
terlihat dari muka
jalan.
3. Alternatif 3 - Bagian samping
dan depan dapat
terlihat dari muka
jalan.
- Tidak terlalu
cocok dengan
bentuk tapak.
- Orientasimassa terlalu
menghadap ke
kanan.
4. Alternatif 4 - Bagian samping
dan depan dapat
terlihat dari muka
jalan.
- Tidak terlalu
cocok dengan
bentuk tapak.
- Orientasi
massa terlalu
menghadap ke
kanan.
• Kesimpulan : Pada analisa best - view, didapatkan suatu kesimpulan
bahwa best – view bangunan harus dapat dilihat dari berbagai arah,
sehingga dapat memberikan kesan menarik bagi orang yang melihatnya.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
59/63
101
Orientasi massa bangunan juga harus disesuaikan dengan bentuk tapak
yang sudah ada.
IV.3.8 Analisa Sirkulasi dalam Tapak
Sirkulasi dalam tapak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Sirkulasi manusia, yaitu gerak pencapaian dari dan ke fasilitas –
fasilitas dalam tapak yang dilakukan oleh pengguna bangunan yaitu
pengunjung ataupun pengelola.
2. Sirkulasi kendaraan, yaitu gerak kendaraan dalam tapak yang dibawa
baik oleh pengunjung maupun pihak pengelola sehingga membutuhkan jalur
kendaraan dan area parkir.
Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching,
disebutkan bahwa pola sirkulasi memiliki beberapa jenis, yaitu:
Jenis sirkulasi Keuntungan
Kerugian
1. Linier
a. Linier menerus
b. Linier bertekuk
c. Linier berpotongan
d. Linier bercabang
Sirkulasi jelas dan terarah
Mudah disesuaikan
dengan tapak yang
berkontur
Mudah dalam pencapaian
ke bangunan
Kurang efisien karena
membutuhkan banyak
ruang
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
60/63
102
e. Linier berbelok
f. Linier melingkar
2. Radial
Lintasan yang berkembang
dari atau berhenti pada suatu
pusat titik yang sama
3. Spiral
4. Grid
5. Network
Memusatkan kegiatan /
orientasi
Efisiensi tinggi karena
hanya membutuhkan
ruang minimal
Langsung dan mudah
untuk mencapai titik
tertentu
Penyesuaian terhadap
kontur cukup baik
Dapat memiliki areal yangrelative luas
Dapat digunakan pada
daerah berkontur
Pencapaiannya relative
mudah
Pola sederhana
Mempunyai pergerakkan
yang bebas
Arah sirkulasi terpusat
pada satu titik sehingga
perhatian ke titik-
titik lainnya berkurang
Sesuai untuk wadah
rekreasi yang ingin
mendapatkan vocal point.
Sulit menentukan orientasi
Sulit untuk menentukan
orientasi karena
banyaknya pertemuan –
pertemuan yang sama
Memberikan kesanmonoton dan tidak sesuai
dengan sifat rekreasi
Pola tidak sederhana dan
terkesan kompleks
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
61/63
103
6. Komposit
Merupakan gabungan dari bentuk
– bentuk diatas
Memilih beberapa arah
Pergerakkannya tidak
membosankan
Dapat langsung ke
beberapa arah
sehingga diperlukan
elemen – elemen
pengarah.
Pengalirannya berubah –
ubah.
Kemungkinan pola tidak
jelas dan tidak sederhana ,
sehingga masih diperlukan
elemen pengarah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan
sirkulasi di dalam tapak, seperti :
Kemudahan
Kejelasan
Keamanan
Kenyamanan
Kesimpulan : Pola sirkulasi yang dapat digunakan dan dikembangkan
pada perancangan Gelanggang Olahraga di Kemanggisan Jakarta – Barat
ini adalah pola radial.
IV.3.9 Analisa Tata Ruang Luar
Penataan ruang luar seharusnya memperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut:
• Fungsi utama bangunan sebagai gelanggang olahraga yang memerlukan
kemudahan dalam pencapaian.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
62/63
104
• Ruang luar harus menciptakan suasana segar, alami yang juga dapat
membantu penghijauan kota.
• Ruang luar menunjang penampilan bangunan dengan pemakaian elemen-
elemen yang tepat.
• Penghijauan sebagai isolator terhadap debu, panas matahari, dan
kebisingan dari luar tapak; sebagai pengarah dan pembatas; serta sebagai
wujud interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perencanaan tata ruang luar ini,
antara lain adalah :
1. Orientasi Bangunan
2. Elemen Pengisi Ruang Luar, yang terbagi atas :
a. Elemen Lunak
Merupakan elemen yang bersifat alami biasanya berupa vegetasi dari
berbagai jenis dan ukuran seperti pepohonan, rumput, semak-semak dan
lain-lain.
8/20/2019 Analisa Program Ruang G. Olah Raga
63/63
b. Elemen Keras
Merupakan elemen yang bersifat artifisial biasanya lebih berupa
perkerasan seperti plasa, pedestrian, area parkir, area bermain, kolam air,
dan lain-lain.
c. Elemen Dekorasi
Merupakan elemen tambahan yang bertujuan untuk memperindah ruang
luar maupun sebagai elemen pendukung, elemen tersebut dapat berupa:
bangku taman, lampu taman, sculpture, petunjuk arah, pot-pot bunga.
Berdasarkan analisa tata ruang luar yang telah dilakukan, maka di
dapat hasil bahwa tata ruang luar yang baik harus dicapai mengingat tapak