ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN
PETANI PADI ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
DI DESA PURWOREJO KECAMATAN PADANG RATU
( Skripsi )
Oleh
Ajeng Citra Larasati
ABSTRAC
ANALYZE OF HOUSEHOLD INCOME AND WELFARE OF PADDY
FARMERS MEMBERS AND NON MAMBERS THE GROUP OF FARMERS
IN PADANG RATU SUB DISTRICT
Oleh
Ajeng Citra Larasati
The purposes of this research were to analyze the level of household income and the
level of walfare of paddy farmers belonging to members and non-members of farmer
groups. The research was conducted in Purworejo Village of Padang Ratu Sub District
by survey method. The number of respondents were 60 peoples with details of 30
peoples from members of farmer groups and 30 peoples from non-members of farmer
groups. They are chosen by using Simple Random Sampling Technique. The data were
analyzed by farm income analysis, household income analysis and welfare analysis
based on Sajogyo’s Criteria (1997) and Badan Pusat Statistik Criteria (2014). The result
showed that there is differences between of paddy farmers income members and non-
members of farmer groups. The average household income of member paddy farmers is
Rp11.813.367,82 a year and non-members of farmer groups is Rp7.336.264,37 a year.
Based on Sajogyo Criteria (1997), 73,33 percent member of farmer groups is in near-
poor category and 53,33 percent non-member of farmer groups is in poor category.
Based on Badan Pusat Statistic Criteria (2014), 76,67 percent member of farmer group
and 56,67 percent of non-member farmer group were in Prosperous Category.
Keywords: farmer group, household income, paddy, walfare level
ABSTRAK
ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN
PETANI PADI ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANI
DI DESA PURWOREJO KECAMATAN PADANG RATU
Oleh
Ajeng Citra Larasati
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan rumah tangga dan
tingkat kesejahteraan petani padi anggota kelompok tani dan non anggota kelompok
tani. Penelitian dilaksanakan di Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu dengan
menggunakan metode survei. Responden yang digunakan sebanyak 60 orang terdiri
dari 30 orang anggota kelompok tani dan 30 orang non anggota kelompok tani.
Responden tersebut dipilih dengan menggunakan metode Simple Random Sampling.
Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan usahatani, analisis pendapatan
rumah tangga dan analisis tingkat kesejahteraan dengan menggunakan kriteria Sajogyo
(1997) dan kriteria Badan Pusat Statistik (2014). Hasil penelitian menunjukan bahwa
ada perbedaan pendapatan rata-rata antara usahatani padi anggota kelompok tani dan
non anggota kelompok tani. Rata-rata pendapatan rumah tangga anggota kelompok tani
sebesar Rp11.813.367,82 per tahun dan non anggota kelompok tani sebesar
Rp7.336.264,37 per tahun. Berdasarkan kriteria Sajogyo sebesar 73,33 persen anggota
kelompok tani masuk kedalam kategori nyaris miskin sedangkan non anggota kelompok
tani sebesar 53,33 persen masuk kedalam kategori miskin. Berdasarkan kriteria Badan
Pusat Statistik baik anggota kelompok tani sebesar 76,67 persen dan non anggota
kelompok tani sebesar 56,67 persen masuk kedalam kategori sejahtera.
Kata kunci : kelompok tani, padi, pendapatan rumah tangga, tingkat kesejahteraan.
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN
PETANI PADI ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANI
DI DESA PURWOREJO KECAMATAN PADANG RATU
Oleh
Ajeng Citra Larasati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN
KESEJAHTERAANPETANI PADI ANGGOTA
DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANIDI
DESA PURWOREJO KECAMATAN PADANG
RATU
Nama Mahasiswa : Ajeng Citra Larasati
Nomor Pokok Mahasiswa : 1414131006
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Ir. Eka Kasymir, M.Si Ir. Adia Nugraha, M.S. NIP 19630618 198803 1 003 NIP 19620613 198603 1 022
2. Ketua Jurusan Agribisnis
Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si.
NIP 19691003 199403 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ir. Eka Kasymir, M.Si. ..........................
Sekretaris : Ir. Adia Nugraha, M.S. ..........................
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. ......................
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.
NIP 19611020 198603 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :6 September 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara,
putri pasangan Bapak Aan Tri Basuki dan Ibu Suryanti
yang lahir pada tanggal 26 Agustus 1996 di Jakarta.
Penulis menempuh pendidikan Taman kanak-kanak (TK)
Budi Pekerti pada tahun 2001 - 2002, SDN Grogol
Selatan 07 Pagi pada tahun 2002 - 2008, SMP Negri 66
Jakarta pada tahun 2008 - 2011, SMA Negri 29 Jakarta pada tahun 2011 - 2014.
Penulis memasuki jenjang pendidikan perguran tinggi pada tahun 2014 di Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur undangan.
Selama masa perkuliahan penulis aktif sebagai anggota Bidang Pengkaderan dan
Pengabdian pada Masyarakat (II) Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi
Pertanian (HIMASEPERTA) tahun 2014-2018. Tahun 2016, penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Purworejo Kecamatan
Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah dan Praktik Umum (PU) selama 40
hari kerja efektif di Mitra Tani Parahyangan Cianjur Jawa Barat pada bulan Juli -
September 2017.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah
Manajemen Sumberdaya Manusia, Manajemen Strategik, Perencanaan dan
Evaluasi Proyek, dan Pembangunan Pertanian.
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha penyayang atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Tingkat Pendapatan Dan
Kesejahteraan Petani Padi Anggota Dan Non Anggota Kelompok Tani di
Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu. Penulis telah banyak mendapatkan
bantuan, arahan, dan saran-saran dari berbagai pihak yang sangat berharga bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu dengan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Univeristas Lampung sekaligus Dosen Penguji atas saran serta
masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Ir. Eka Kasymir, M.Si., selaku Pembimbing Pertama sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat serta motivasi
kepada penulis baik dalam masa perkuliahan maupun dalam masa penyusunan
skripsi.
4. Ir. Adia Nugraha M.S., selaku Pembimbing Kedua, yang dengan penuh
kesabaran membimbing, mencurahkan ilmu dan nasihat yang berharga dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Universitas Lampung yang telah membimbing dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh karyawan Agribisnis Universitas Lampung atas bantuan yang
diberikan.
7. Ayahanda Aan Tri Basuki dan Ibunda Suryanti tercinta, terima kasih atas
pengorbanan, doa, dan dukungan serta selalu mengiringi penulis hingga saat
ini. Kedua adik kebanggan Heni Puspaningrum dan Dinda Kurnia Basuki
yang selalu menjadi semangat untuk penulis.
8. Sahabat terbaik Fabiola Aprilia dan Ekawati Wahyu Kusuma yang selalu
menjadi pendengar, pendukung, dan penyemangat terbaik.
9. Citra Aji Pangestu yang mendampingi dan menjadi seseorang yang dapat
diandalkan oleh penulis baik pada masa perkuliahan hingga penyusunan
skripsi.
10. Ade Putra Kurnia Ilahi dan Abu Haris Husein yang membantu penulis pada
pra survei dan pengambilan data.
11. Keluarga Pangestu lainnya (Faakhira, Cindy, Dayu, Danang, Bagoes, dan
Dete) yang telah memberikan semangat dan dukungannya sampai saat ini.
12. Sahabat sekaligus kakak yang mendampingi penulis selama masa perantauan
(Nadya Damara, Hikmatul Hidayati, dan Vannesha PM).
13. Keluarga besar HIMASEPERTA Universitas Lampung, tempat menempa diri.
14. Seluruh Mahasiswa Agribisnis Angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu terutama Agribisnis Kelas A terima kasih untuk kebersamaannya
selama proses perkuliahan.
15. Terima Kasih untuk Almamater tercinta, Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan terbaik dari Allah
SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
selanjutnya.
Bandar Lampung, September 2019
Penulis
Ajeng Citra Larasati
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………. i
DAFTAR TABEL………………………………………………………. ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….... viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10
1. Tanaman Padi ...................................................................... 10
2. Budidaya Padi ...................................................................... 12
3. Kelompok Tani .................................................................... 15
4. Konsep Usahatani ................................................................ 16
5. Pendapatan ........................................................................... 19
6. Tingkat Kesejahteraan ......................................................... 24
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 31
D. Hipotesis ………………………………………………………. 33
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................... 34
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasianal ..................................... 34
C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ................. 38
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. 40
E. Metode Analisis Data .................................................................. 41
1. Analisis Pendapatan ............................................................. 41
2. Analisis Pendapatan Rumah Tangga .................................... 44
3. Analisis Uji Beda Rata – Rata .............................................. 45
4. Analisis Tingkat Kesejahteraan ............................................ 48
ii
a) Sajogyo ........................................................................... 48
b) Badan Pusat Statistik ..................................................... 50
IV. GAMBARAN UMUM
A. Letak Geografis dan Luas Wilayah.……………………………. 52
B. Keadaan Penduduk…………………………………… ……...... 53
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin… ……...... 53
2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama dan
Pendidikan………………………………………….……… 54
C. Keadaan Sarana dan Prasarana ………………………………… 54
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden.………………………………………. 56
1. Umur dan Jenis Kelamin.………………………………….. 56
2. Tingkat pendidikan.……………………………………….. 59
3. Lama Berusahatani.……………………………………….. 60
4. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan.……………… 62
5. Status Keanggotaan.………………………………………. 63
B. Analisis Usahatani……………...……………………………… 65
1. Pola Tanam ……………………………………………….. 65
2. Penggunaan Benih ………………………………………... 67
3. Penggunaan Pupuk ……………………………………….. 68
4. Penggunaan Pestisida …………………………………….. 72
5. Penggunaan Tenaga Kerja ………………………………... 76
6. Penggunaan peralatan …………………………………….. 79
C. Analisis Pendapatan Usahatani ………………………………... 80
1. Produksi Usahatani Padi ………………………………….. 80
2. Pendapatan Usahatani …………………………………….. 83
3. Analisis B/C dan R/C ……………………………………... 87
D. Analisis Pendapatan Rumah Tangga ………………………...... 92
1. Pendapatan On Farm ……………………………………… 92
2. Pendapatan Off Farm ……………………………………... 94
3. Pendapatan Rumah Tangga ……………………………….. 95
E. Analisis Uji Beda Pendapatan Rata Rata ……………………… 96
F. Analisis Kesejahteraan ………………………………………... 98
1. Kriteria Sajogyo ………………………………………..… 98
2. Kriteria Badan Pusat Statistik ……………………………. 102
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 106
B. Saran …………………………………………………………... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha
tahun 2016 dan 2017……………………………………………….. 2
2. Produksi padi Provinsi Lampung berdasarkan wilayah
tahun 2013 – 2015..………………………………………………… 3
3. Kajian penelitian terdahulu............................................................... 28
4. Sebaran sampel kelompok tani di Desa Purworejo Kecamatan
Padang Ratu..……………………………………………………….. 39
5. Jumlah penduduk Desa Purworejo berdasarkan jenis kelamin…….. 53 6. Jumlah penduduk menurut agama Kecamatan Padang Ratu............. 54
7. Sarana dan Prasarana Desa Purworejo……………………………... 55
8. Sebaran responden petani anggota kelompok tani berdasarkan umur dan jenis kelamin…………………………………………….. 56
9. Sebaran responden petani non anggota kelompok tani berdasarkan
umur dan jenis kelamin…………………………………………….. 57
10. Sebaran petani anggota kelompok tani berdasarkan tingkat
pendidikan………………………………………………………….. 59
11. Sebaran petani non anggota kelompok tani berdasarkan
tingkat pendidikan…………………………………………………. 59
12. Lama berusaha tani petani anggota kelompok tani………………… 60
13. Lama berusaha tani petani non anggota kelompok tani……………. 61
iv
14. Luas lahan responden petani padi anggota kelompok tani…………. 62
15. Luas lahan responden petani padi non anggota kelompok tani…….. 62
16. Penggunaan pupuk responden anggota kelompok tani per usahatani dan per hektar musim tanam pertama………………………………. 69
17. Penggunaan pupuk responden anggota kelompok tani per usahatani
dan per hektar musim tanam kedua...………………………………. 69
18. Penggunaan pupuk responden non anggota kelompok tani per
usahatani dan per hektar musim tanam pertama……………………. 70
19. Penggunaan pupuk responden non anggota kelompok tani per
usahatani dan per hektar musim tanam kedua...……………….…. 71
20. Penggunaan pestisida petani padi responden anggota kelompok tani musim tanam pertama……………………………………………… 73
21. Penggunaan pestisida petani padi responden anggota kelompok tani
musim tanam kedua………………………………………………… 73
22. Penggunaan pestisida petani padi responden non anggota kelompok tani musim tanam pertama…………………………………………. 74
23. Penggunaan pestisida petani padi responden non anggota kelompok
tani musim tanam kedua………….………………………………… 74
24. Penggunaan tenaga kerja rata-rata petani padi responden anggota
kelompok tani............………………………………………………. 76
25. Penggunaan tenaga kerja rata-rata petani padi responden non
anggota kelompok tani……………………………………………… 78
26. Umur ekonomis dan biaya penyusutan per tahun responden
anggota kelompok tani…………………………………….......……. 79
27. Umur ekonomis dan biaya penyusutan per tahun responden non
anggota kelompok tani……...………………………………………. 80
28. Produksi rata-rata responden anggota kelompok tani………………. 82
29. Produksi rata-rata responden non anggota kelompok tani…………. 84
30. Penerimaan rata-rata responden anggota kelompok tani dan non
anggota kelompok tani per hektar………………………………..… 85
v
31. Biaya rata-rata usahatani padi anggota dan non anggota kelompok
tani desa purworejo per hektar……………………………………... 86
32. Analisis R/C rasio dan B/C rasio pada responden anggota kelompok
tani padi desa purworejo per hektar………………………………... 89
33. Analisis R/C rasio dan B/C rasio pada responden non anggota
kelompok tani padi desa purworejo per hektar……………………... 91
34. Rata-rata pendapatan on farm anggota kelompok tani dan non
anggota kelompok tani……………………………………………… 92
35. Rata-rata pendapatan non farm responden anggota kelompok tani
dan non anggota kelompok tani……………..……………………… 94
36. Rata-rata pendapatan rumah tangga responden anggota kelompok
tani dan non anggota kelompok tani…..……………………………. 95
37. Hasil regresi uji beda rata rata pendapatan usahatani padi
per hektar…………………………………………………………… 97
38. Pengeluaran pangan dan non pangan responden anggota
kelompok tani………………………………….…………………… 99
39. Pengeluaran pangan dan non pangan responden non anggota
kelompok tani………………………………….…………………… 100
40. Persentase tingkat kesejahteraan menggunakan kriteria Badan Pusat
Statistik petani padi anggota dan non anggota kelompok tani…….. 105
41. Identitas responden anggota kelompok tani……………………….. 111
42. Identitas responden non anggota kelompok tani..………………….. 113
43. Luas dan status kepemilikan lahan responden anggota kelompok
tani……………………………………………………………….…. 115
44. Luas dan status kepemilikan lahan responden non anggota
kelompok tani……………...…………………………………….…. 116
45. Biaya penyusutan responden anggota kelompok tani……………… 117
46. Biaya penyusutan responden non anggota kelompok tani.………… 119
47. Biaya penggunaan benih responden anggota kelompok tani………. 121
48. Biaya penggunaan benih responden non anggota kelompok tani….. 122
vi
49. Biaya penggunaan pupuk responden anggota kelompok tani……… 123
50. Biaya penggunaan pupuk responden non anggota kelompok tani…. 125
51. Biaya penggunaan pestisida responden anggota kelompok tani…… 127
52. Biaya penggunaan pestisida responden non anggota kelompok
tani…………………………………………………………………. 129
53. Biaya tenaga kerja responden anggota kelompok tani musim
tanam I……………………………………………………………… 131
54. Biaya tenaga kerja responden anggota kelompok tani musim
tanam II…………………………………………………………...… 135
55. Biaya tenaga kerja responden non anggota kelompok tani musim
tanam I……………………………………………………………… 139
56. Biaya tenaga kerja responden non anggota kelompok tani musim
tanam II…………………………………………………………...… 143
57. Produksi padi responden anggota kelompok tani………………….. 147
58. Produksi padi responden non anggota kelompok tani………….….. 148
59. Pendapatan rumah tangga responden anggota kelompok tani……… 149
60. Pendapatan rumah tangga responden non anggota kelompok tani… 153
61. R/C dan B/C rasio responden anggota kelompok tani musim
tanam I……………………………………………………………… 157
62. R/C dan B/C rasio responden anggota kelompok tani musim
tanam II……………………………………………………..……… 158
63. R/C dan B/C rasio responden non anggota kelompok tani musim
tanam I……………………………………………………………… 159
64. R/C dan B/C rasio responden non anggota kelompok tani musim
tanam II..…………………………………………………………… 160
65. Pendapatan rata-rata responden anggota kelompok tani…………… 161
66. Pendapatan rata-rata responden non anggota kelompok tani….…… 162
67. Uji beda rata-rata pendapatan responden anggota kelompok tani dan
non anggota kelompok tani per 1 Ha…………………………….… 163
vii
68. Konsumsi pangan responden anggota kelompok tani……………… 164
69. Konsumsi non pangan responden anggota kelompok tani…….…… 169
70. Konsumsi pangan responden non anggota kelompok tani….……… 172
71. Konsumsi non pangan responden anggota kelompok tani……….… 177
72. Kesejahteraan Kriteria Sajogyo responden anggota kelompok tani.. 180
73. Kesejahteraan Kriteria Sajogyo responden non anggota kelompok
tani………………………………………………………………….. 181
74. Kesejahteraan berdasarkan Kriteria Badan Pusat Statistik responden
anggota kelompok tani……………………………………………... 182
75. Kesejahteraan berdasarkan Kriteria Badan Pusat Statistik responden
Non anggota kelompok tani………………………………………... 185
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram alir analisis pendapatan rumah tangga dan tingkat
kesejahteraan petani padi anggota dan non anggota kelompok tani
di Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu….......................…….. 32
2. Pola tanam padi petani padi Desa Purworejo anggota kelompok
tani……………………………………………………..……………. 66
3. Pola tanam padi petani padi Desa Purworejo non anggota kelompok
tani……………………………………………………..……………. 66
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sampai saat ini memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi
dengan metitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah
satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia. Peran penting
sektor pertanian yaitu sebagai penyumbang PDB, penyedia lapangan pekerjaan,
penyedia bahan baku untuk industri, meningkatkan pendapatan petani, mendorong
pemerataan kesempatan berusaha, dan penyedia bahan pangan.
Sektor Pertanian juga menjadi salah satu prioritas pembangun terutama
pembagunan perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian merupakan
sektor terbesar penyumbang PDRB di Provinsi Lampung, data tersebut dapat
dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 menunjukan bahwa Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan merupakan sektor penyumbang PDB terbesar di Provinsi Lampung
baik pada tahun 2016 maupun tahun 2017 disusul dengan industri pengolahan dan
perdagangan besar. Persentase PDB Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
memiliki persentase sebesar 31,68 persen pada tahun 2016 dan menurun 1,28
persen pada tahun 2017 dengan persentase 30,4 persen.
2
Tabel 1. Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha tahun 2016
dan 2017
Lapangan Usaha Tahun
2016 2017
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 31,68 30,4
B. Pertambangan dan Penggalian 5,47 5,62
C. Industri Pengolahan 18,64 18,91
D. Pengadaan Listrik, Gas 0,11 0,16
E. Pengadaan Air 0,1 0,11
F. Konstruksi 8,78 9,28
G. Perdagangan Besar dan Reparasi Kendaraan 11,18 11,42
H. Transportasi dan Pergudangan 5,24 5,25
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,54 1,54
J. Informasi dan Komunikasi 3,74 3,9
K. Jasa Keuangan 2,21 2,19
L. Real Estate 2,93 2,98
M,N. Jasa Perusahaan 0,16 0,16
O. Administrasi Pemerintahan dan Lainnya 3,53 3,49
P. Jasa Pendidikan 2,86 2,78
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,97 0,94
R,S,T,U. Jasa lainnya 0,87 0,9
PDRB 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2017
Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor diantaranya sub sektor
tanaman pangan, hortikultura, perternakan, perkebunan, perikananan,
kehutanan dan jasa pertanian. Salah satu sub sektor pertanian adalah sub
sektor tanaman pangan.
Padi merupakan salah satu komoditas dari sub sektor tanaman pangan. Padi
juga merupakan komoditas utama tanaman pangan karena sebagian besar
masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya, hal
tersebut menandakan bahwa perlu adanya produksi padi yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Lampung merupakan salah satu
3
Provinsi di Sumatera yang menjadi sentra produksi padi. Berikut ini data
produksi padi di Provinsi Lampung berdasarkan wilayah tahun 2013 - 2015.
Tabel 2 Produksi padi Provinsi Lampung berdasarkan wilayah tahun
2013 - 2015
Wilayah Produksi Padi (Ton)
2013 2014 2015
Lampung Barat 177.810 121.668 112.063
Tanggamus 226.628 222.360 284.643
Lampung Selatan 441.113 434.969 488.079
Lampung Timur 509.949 494.722 564.315
Lampung Tengah 673.564 765.007 782.604
Lampung Utara 150.339 153.627 168.942
Way Kanan 151.674 158.051 149.178
Tulang Bawang 186.781 228.049 242.728
Pesawaran 153.472 146.428 170.073
Pringsewu 120.275 134.274 137.193
Mesuji 129.791 132.000 186.216
Tulang Bawang Barat 73.473 79.606 88.443
Pesisir Barat 72.506 72.213 77.605
Bandar Lampung 9.220 8.966 9.997
Metro 27.027 18.251 34.410
Provinsi Lampung 3.042.419 3.170.191 3.496.489
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2016
Tabel 2 menunjukan bahwa produksi padi di Provinsi Lampung pada tahun
2013 -2015 cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2013 ke tahun 2014
produksi padi meningkat sebesar 127.772 ton dan pada tahun 2014 ke tahun
2015 meninggkat sebesar 326.298 ton, selain itu Lampung Tengah
merupakan wilayah dengan produksi padi terbanyak jika dibandingkan
dengan wilayah lain di Provinsi Lampung.
4
Menurut Arifin (2005), masyarakat miskin sebagian besar berada di daerah
pedesaan dan umumnya terlibat dengan sektor pertanian dan sebagian besar
dari kelompok petani miskin adalah kelompok petani pangan. Peningkatan
produksi ini seharusnya memberi dampak positif bagi petani salah satunya
adalah peningkatan pendapatan yang akan mengurangi tingkat kemiskinan
petani dan meningkatan kesejahteraan rumah tangga petani.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kemiskinan petani adalah harga
jual petani yang cukup rendah dan berfluktuasi, faktor tersebut yang
menyebabkan harga jual produsen padi masih rendah dapat dikarenakan
masih banyak petani yang mengandalkan tengkulak untuk menjual hasil
usahataninya. Faktor lain yang menyebabkan kemiskinan meningkat yaitu
petani masih sulit dalam mendapatkan faktor produksi dan masih
terbatasnya modal petani. Permasalahan tersebut menjadikan pemerintah
memberikan kebijakan-kebijakan, bantuan, ataupun fasilitas penunjang
untuk petani dalam menjalakan usahataninya. Kebijakan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan terutama pada bidang pertanian diantaranya dengan
memberikan bantuan-bantuan seperti fasilitas penunjang usahatani dan
subsidi sarana produksi seperti pupuk. Penyaluran bantuan ini disalurkan
kepada petani melewati kelompok tani.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 kelompok tani merupakan
kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya; kesamaan komoditas;
dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
5
Kelompok tani memiliki fungsi (1) sebagai tempat memupuk kerja sama
antar petani yang diharapkan agar petani mampu menghadapi ancaman dan
tantangan, (2) sebagai unit produksi dimana usahatani yang dilaksanakan
oleh masing-masing anggota secara keseluruhan harus dipandang sebagai
satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala
ekonomis usaha, (3) serta kelas belajar yaitu sebagai wadah belajar
mengajar bagi anggota guna meningkatkan pengetahuan sehingga mampu
meningkatkan produktivitas. Kelompok tani dapat dibentuk oleh petani dan
dapat dijadikan wadah pagi petani untuk saling belajar dan sebagai unit
produksi. Peraturan kementrian pertanian saat ini bantuan bantuan pertanian
akan disalurkan kepada petani melalui kelompok tani untuk mengurangi
kebocoran saluran bantuan pertanian serta menyediakan fasilitas petani
dalam mendapatkan sarana produksi maupun penjualan hasil panen.
Kecamatan Padang Ratu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Lampung Tengah. Padang ratu memiliki letak geografi yang strategis untuk
usahatani terutama padi. Padang ratu memilki luas tanam produksi padi
seluas 5.213 hektar dengan produktifitas 5,28 ton perhektar yang
menandakan bahwa produktifitas padi di Padang Ratu termasuk tinggi.
Desa Purworejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Padang Ratu.
Desa ini merupakan desa pemekaran pada tahun 2014 dari Desa Purwosari
Kecamatan Padang Ratu. Desa ini memiliki letak topografi yang cukup
mendukung usahatani padi. Desa Purworejo mayoritas penduduknya
berkerja sebagai petani dan memiliki 6 kelompok tani yang berdiri sejak 10
tahun lalu yang masih berjalan aktif sampai saat ini.
6
Kelompok tani terutama kelompok tani di Desa Purworejo diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan yang akan
mendukung usahatani petani sehingga dapat mempermudah upaya alih
teknologi, meningkatkan pendapatan anggota kelompok dan menciptakan
kesejahteraan ekonomi. Kenyataannya masih banyak petani di Desa
Purworejo yang tidak mengikuti kelompok tani, hal tersebut menjadikan
petani padi yang tidak mengikuti kelompok tani tidak dapat menerima
bantuan seperti subsidi pupuk. Keterbatasan informasi seperti seperti
informasi harga jual maupun teknologi yang digunakan dan tingginya harga
input mampu membuat pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani rendah.
B. Rumusan Masalah
Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor yang dijadikan
prioritas pembangunan oleh pemerintah. Pemerintah saat ini memfokuskan
kebijakan di sektor pangan dan dapat dilihat hasil dari kebijakan tersebut
bahwa produksi padi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.Lampung
merupakan salah satu provinsi terbesar yang memproduksi padi di Pulau
Sumatra. Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kabupaten dengan luas
panen padi terluas dan memiliki produksi padi terbanyak di Provinsi
Lampung.Data Badan Pusat Statistik (2016) menunjukan bahwa adanya
peningkatan produksi dari tahun ke tahun di Kabupaten Lampung Tengah.
7
Peningkatan produksi tersebut seharusnya dapat meningkatan pendapatan
petani yang akan berdampak pada penurunan petani miskin atau
meningkatnya kesejahteraan petani. Kenyataannya peningkatan produksi
belum dapat membuat petani miskin berkurang dan masih banyak petani
yang belum merasa sejahtera. Salah satu faktor kemiskinan petani adalah
harga jual yang masih terlalu rendah dikarenakan petani menjual hasil
panennya melalui tengkulak, hal tersebut berdampak pada rendahnya harga
yang akan diterima oleh petani. Faktor lain diantaranya masih terbatasnya
modal petani dan harga input yang tinggi juga merupakan salah satu faktor
peningkatan kemiskinan, dengan input yang tinggi dan harga jual yang
rendah menyebabkan petani tidak memiliki pendapatan yang mencukupi
kebutuhannya.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah
tersebut mulai dari pengendalian harga, hingga membetuk lembaga, dan
subsidi input yang mampu mendukung petani salah satunya bantuan subsidi
pupuk yang disalurkan oleh kelompok tani. Pemerintah berharap dengan
adanya bantuan bantuan tersebut petani mampu mengingkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya. Kelompok tani selain berperan dalam menyalurkan
bantuan pemerintah langsung kepada petani juga sebagai penyedia modal
dan sarana belajar bagi petani.
Desa Purworejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Padang Ratu.
Desa Purworejo merupakan salah satu desa yang memiliki 6 kelompok tani
aktif. Kelompok tani di Desa Purworejo sudah berdiri sejak lama hingga
8
kini kelompok tani berkembang cukup besar, selain berfungsi sebagai
lembaga penyalur bantuan pemerintah kelompok tani ini berperan sebagai
penyedia modal dan tempat belajar bagi para anggotanya.
Petani di Desa Purworejo seharusnya mampu memanfaatkan lembaga
tersebut untuk menunjang usahataninya, namun masih banyak petani yang
tidak ingin mengikuti lembaga tersebut. Berdasarkan uraian tersebut (1)
Apakah kelompok tani mampu meningkatkan pendapatan dan tingkat
kesejahteraan petani padi di Desa Purworejo ? (2) Apakah dengan mengikuti
kelompok tani petani padi di Desa Purworejo mendapatkan manfaat atau
sebaliknya membebani petani dengan syarat - syarat yang ada dalam
kelompok tani tersebut ?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Menganalisis pendapatan petani padi anggota kelompok tani di Desa
Purworejo Kecamatan Padang Ratu.
2. Menganalisis pendapatan petani padi non anggota kelompok tani di
Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu.
3. Menganalisis tingkat kesejahteraan petani padi anggota kelompok tani
dan non anggota kelompok tani di Desa Purworejo kecamatan Padang
Ratu.
9
D. Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Petani, sebagai bahan informasi mengenai manfaat mengikuti kelompok
tani dan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan usahataninya.
2. Kelompok tani, bahan masukan dari masyarakat dalam menjalankan
fungsi dan perannya.
3. Peneliti lain, menjadi salah satu bahan referensi untuk penelitian bidang
sejenis.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Padi
Tanaman padi merupakan tanaman yang istimewa karena mempunyai
kemampuan beradaptasi hampir di semua lingkungan baik daratan rendah
sapai daratan tinggi, dari daerah tropis hingga sub tropis, dan dari daerah
yang kering hingga daerah yang subur. Spesies padi banyak ditemukan di
alam ini namun hanya beberapa spesies yang memiliki nilai ekonomis.
Spesies yang dibudidayakan oleh petani umunya adala spesies Orzyza savita
L. Berikut Ini adalah klasikfikasi padi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Class : Monokotiledon
Ordo : Glumeflorae
Famili : Graminaeae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L (Utama. 2015).
11
Menurut Utama. (2015) ada umumnya padi memiliki morfologi sebagai
berikut :
a) Batang
Tanaman padi memiliki batang cylindris, agak pipih atau bersegi,
berlubang atau masif, dan berbentuk herba. Batang pelepah tidak
berambut. Tinggi tanaman padi sekitar 100 cm lebih rendah jika
dibandingkan dengan tinggi tanaman padi liar sekitar 200 cm.
Batang padi berwarna hijau pada umumnya namun ketika sudah
masuk ke fase generatif warna batang berubah menjadi
kekuningan.
b) Daun
Tanaman padi memiliki daun tunggal, dua baris, dan terkadang
seolah berbaris banyak. Helaian daun kasar dan pada ujung daun
berbentuk runcing. Panjang Helaian daun sangat bervariasi namun
umunya 100-150 cm.
c) Akar
Akar padi biasanya memiliki akar serabut yaitu akar yang tumbuh
dari akar tunggang setelah tanaman berumur 5-6 hari. Fungsi akar
tanaman padi sama halnya dengan tanaman lainnya yaitu sebagai
menyerap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah.
d) Malai
Bunga padi secara keseluruhan disebut dengan malai yang
merupakan bunga majemuk. Umunya varietas padi hanya
menghasilkan satu malai untuk satu anakan namun ada beberapa
12
varietas lokal yang mampu meghasilkan malai lebih dari satu
namun pertumbuhannya tidak sempurna. Bakal buah terdapat
pada malai bakal buah ini yang nantinya akan menjadi padi.
2. Budidaya Padi
Menurut Badan Ketahanan Pangan (2009) padi dapat tumbuh pada
lahan basah atau yang biasa disebut sawah irigasi faktor curah hujan
bukan merupakan faktor pembatas tanaman padi tetapi pada lahan
kering tanaman padi membutuhkan curahhujan yang optimum > 1.600
mm/tahun. Padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan
minimal 4 bulan. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah
hujan > 200 mm dan tersebar secara normal atau setiap minggu ada
turun hujan sehingga tidak menyebabkan tanaman stress karena
kekeringan. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi
berkisar antara 24o-29o C.
Berikut ini adalah tahapan budidaya padi dengan pengelolaan tanaman
terpadu (PTT) menurut Ketahanan Pangan (2009) :
a) Persemaian
Awalnya benih dipilih dengan cara merendamkan benih ke dalam
air dan ambil benih padi yang tenggelam. Benih beras yang
tenggelam dibilas dengan air bersih dan kemudian direndam dalam
air selama 24 jam. Selanjutnya diperam dalam karung selama
48jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung
13
dengan air. Benih hibrida langsung direndam dalam air dan
selanjutnya diperam. Luas persemaian sebaiknya 400 m persegi
per hektar atau 4 persen dari luas tanam. Lebar bedengan
pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk
kayu dan abu sebanyak 2 kg per meter persegi. Penambahan ini
memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa
dikurangi.
b) Persiapan Lahan
Persiapan lahan dapat dilakukan dengan mengolah tanah terlebih
dahulu. Pengolahan lahan dapat dilakukan secara sempurna yang
biasanya dibajak 1-2 kali atau tanpa pengolahan tanah sesuai
kondisi di lokasi. Dua minggu sebelum pengolahan lahan
sebaiknya dilakukan pemberian bahan organik secara merata di atas
hamparan tanah. Bahan organik tersebut dapat berupa kompos
jerami ataupun pupuk kandang.
c) Penanaman
Penananaman dilakukan saat tanah berada dalam kondisi jenuh air
dengan menanam bibit mudah yang kurang dari 21 hari setelah
disebar. Penanaman disarankan dengan sistem jajar legowo 2 :1
atau 4 : 1 dengan jarak tanam 40x(20x10) cm atau 50x(25x12,5)
cm. Cara tanam jajar legowo ini memiliki keuntungan rumpun
tanaman yang berada di daerah pinggir lebih banyak, terdapat
ruang untuk pengaturan air dan pengendalian hama penyakit, dan
dapat membantu penggunaan pupuk.
14
d) Pemupukan
Pemupukan disarankan memberikan pupuk yang berimbang yaitu
pemberian berbagai unsur hara yang terkandung dalam pupuk yang
dibutuhkan oleh tanaman. Tanaman padi membutuhkan hara N
sekitar 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 17 kg untuk
setiap ton gabah yang dihasilkan. Agar efektif dan efisien,
penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat
diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun dan
pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara
tanah dan kebutuhan tanaman.
e) Pengendalian
Pengendalian ini terdiri dari gulma, hama dan penyakit.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara pengolahan tanah
yang sempurna, menggunakan benih padi bersertifikat, pengaturan
air di petakan sawah dan jika memang infestasi gulma sudah tinggi
dapat menggunakan herbisida. Pengendalian hama dan penyakit
dapat dilakukan dengan cara menggunakan musuh alami atau
menggunakan pestisida jika sudah tinggi serangan hama dan
penyakit.
f) Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan saat gabah telah menguning tetapi malai masih
segar. Cara pemanenan dengan memotong padi sekitar 30–40 cm
15
di atas permukaan tanah. Menurut Balai Besar Penelitian Padi
klasifikasi umur tanaman padi sebagai berikut :
Dalam : 151 Hari setetelah sebar.
Sedang : 125 – 150 Hari setetelah sebar.
Genjah : 105 – 124 Hari setetelah sebar.
Sangat Genjah : 90 – 104 Hari setetelah sebar.
Ultra Genjah : < 90 Hari setetelah sebar.
3. Kelompok Tani
Menurut Trimo (2005) dalam Mayasari (2016) Kelompok tani adalah
petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan sumberdaya) keakraban dan
keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua.
Kelompok tani merupakan salah satu program pemerintah untuk
mengaplikasikan pertanian secara berkelanjutan. Kelompok tani secara
tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produktivitas usahatani melalui pengelolaan usahatani
secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media
belajar organisasi dan kerjasama antar petani (Mayasari, 2016).
Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan
sebagai wadah komunikasi antarpetani, serta antara petani dengan
kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi (Wahyuni, 2003).
16
Menurut Peraturan Kementrian Pertanian Republik Indonesia fungsi
kelompok tani sebagai berikut :
a) Kelas Belajar: Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar
bagi anggota guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap agar tumbuh dan berkembang menjadi usahatani yang
mandiri sehingga dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan
serta kehidupan yang lebih baik.
b) Wahana Kerjasama: Kelompok tani merupakan tempat untuk
memperkuat kerjasama baik di antara sesama petani dalam
kelompok tani dan antar kelompok tani maupun dengan pihak lain.
Melalui kerjasama ini diharapkan usahatani lebih efisien dan lebih
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, gangguan
serta lebih menguntungkan.
c) Unit Produksi: Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing
anggota kelompok tani secara keseluruhan harus dipandang sebagai
satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai
skala ekonomis usaha, dengan menjaga kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.
4. Konsep Usahatani
Menurut Prawirokusumo (1990) dalam Suratiyah (2015) ilmu usahatani
adalah ilmu terapan yang membahas ataupun mempelajari bagaimana
membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu
usaha pertanian. Selain itu dapat diartikan sebagai ilmu yang
17
mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada
usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh
petani.
Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memenuhi tujuan yaitu memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Pengalokasian sumberdaya dikatakan efektif bila petani
atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan
sebaik baiknya. Pengalokasian sumberdaya dikatakan efisien bila
pengalokasian tersebut dapat menghasilkan keluaran (output) lebih
besar daripada pemasukan (input) (Seokartawi.2002).
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan
dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang
sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan
ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor
produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2015).
Usaha memperoleh bahan-bahan makanan dari alam dapat dikatakan
usaha pertanian, dikatakan usahatani ketika ada proses budidaya yang di
dalamnya mencakup menanaman, pemeliharaan, dan
pengembangbiakan untuk memenuhi kebutuhan (Tohir 1991).
18
Menurut menurut Kadarsan (1993) dalam Shinta (2011), Usahatani
adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha
mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan
ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di
lapangan pertanian.
Menurut Tohir (1991) bentuk bentuk usahatani sebagai berikut :
a) Usahatani swasembada sejati atau murni
Usahatani swasembada sejati atau murni merupakan suatu
usahatani yang secara murni sungguh diusahakan untuk
memperoleh produk yang diperlukan untuk menutupi keperluan
primer dari keluarga petani. Usahatani ini berarti seseorang
berusahatani hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja. Biasanya
jenis tanaman usahatani ini adalah umbi umbian dan padi padian
yang dapat langsung dapat digunakan sebagai bahan makanan.
b) Usahatani tata niaga
Usahatani tata niaga merupakan usahatani yang telah melakukan
pengelolaan atas dasar teknologi dan ekonomi yang ditunjukan
untuk memenuhi kebutuhan pasar. Usahatani ini berarti hasil dari
usahatani tersebut dijual atau diniagakan, dan sebagiannya
dipergunakan juga secara langsung oleh keluarga petani.
19
5. Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan laba
ataupun rugi dari suatu usaha. Pendapatan dapat diperoleh dengan
melakukan perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang
dikeluarkan dari usaha tersebut. Pendapatan dapat digunakan sebagai
ukuran atau indikator dalam menilai keberhasilan suatu usaha
Pendapatan menurut Theodurus M.Tuanakotta (2000) dalam Mayasari
(2015) menyatakan bahwa pendapatan (Revenue) dapat didefinisikan
secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Dasarnya pendapatan
adalah kenaikan laba. Laba pendapatan adalah proses arus penciptaan
barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun waktu
tertentu.
Pendapatan usahatani dapat didefenisikan sebagai sisa (beda) daripada
pengurangan nilai penerimaan-penerimaan usahatani dengan biaya-
biaya yang dikeluarkannya. Hasil jumlah pendapatan tersebut
kemudian dapat dinyatakan besarnya balas jasa atas penggunaan tenaga
kerja petani dan keluarga, modal sendiri dan keahlian pengelolaan
petani (Mayasari, 2015).
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani antara lain :
a) Besar usahatani
b) Pengairan
c) Tingkat teknologi
20
Besar usahatani berkaitan dengan besarnya luas lahan yang dimiliki
oleh petani. Semakin luas lahan yang dimiliki maka ada kemungkinan
bahwa semakin besar pendapatan usahatani yang diterima oleh petani.
Angka-angka 1996 Bureu Of Agricultural Economic, DANR
menunjukkan bahwa sepertiga panen padi di pertama tanah daratan
rendah mendapat pengairan, dari daerah yang dialiri air ini 40 persen
petani menanam dua kali sehingga dapat menambah pendapatan.
Faktor terakhir teknologi, hal ini mampu menambah produktivitas
sebuah usahatani (Mubyarto, 1981).
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua
biaya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Pd = TR – TC ............................................................... (1)
Keterangan:
Pd : Pendapatan Usahatani
TR : Total Penerimaan
TC : Total Biaya
a) Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut dapat dituliskan
secara matematis sebagai berikut :
21
TR = Yi. Pyi ……………………………………... (2)
Keterangan
TR : Penerimaan (Rp)
Yi : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg)
Py : Harga Faktor Produksi (Rp)
Bila berbagai macam tanaman yang diusahakan lebih dari satu
maka rumus dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = ∑ 𝑌. 𝑃𝑦𝑛𝑖=1 …………………………………. (3)
Keterangan :
N : Jumlah macam tanaman yang diusahakan.
b) Biaya
Biaya usahatani dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Total Biaya
Total biaya (TC) merupakan penjumlahan dari biaya tetap (FC)
dan biaya tidak tetap (VC). Secara matematis dapat di tulis
sebagai berikut :
TC = FC – VC ………………………………. (4)
Keterangan
TC : Biaya Total (Total Cost)
FC : Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC : Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
22
2) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Menurut Agustina (2011) biaya yang dikeluarkan perusahaan
atau petani yang tidak mempengaruhi hasil keluaran (output) /
produksi atau dapat dikatakan berapapun jumlah keluaran
(output) yang dihasilkan biaya tetap itu sama saja.
Biaya tetap umunya di definisikan sebagai biaya yang relatif
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang
diperoleh banyak ataupun sedikit. Biaya tetap dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut :
FC = ∑ 𝑋𝑖 . 𝑃𝑖𝑛𝑖=1 …………………………….. (5)
Keterangan :
FC : Biaya tetap
Xi : Jumlah input yang membentuk biaya tetap
Pi : Harga input
n : Macam input (Seokartawi, 1993).
3) Biaya Tidak Tetap (Variabel cost)
Biaya tidak tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperolehnya
contohnya biaya untuk sarana produksi, jika menginginkan
produksi lebih tinggi maka pupuk dan tenaga kerja perlu di
tambah. Biaya tidak tetap dapat dihitung dengan cara yang
sama seperti menghitung biaya tetap.
23
c) R/C Rasio
R/C rasio merupakan perbandingan antara penerimaan total dan
biaya total untuk mengalasisis suatu usaha secara ekonomi
menguntungkan atau tidak. Secara matematis dapat dihitung
sebagai berikut :
R/C = (Py.Y)/(FC+VC) ……………………………. (6)
R/C = PT / BT ……………………………………… (7)
Keterangan :
Py : Total Produksi (Kg)
Y : Harga Produksi (Rp)
FC : Biaya Tetap (Rp)
VC : Biaya Variabel (Rp)
PT : Penerimaan Total (Rp)
BT : Biaya Total (Rp)
Ada tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :
1) Jika R/C > 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan menguntungkan.
2) Jika R/C < 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan tidak menguntungkan.
3) Jika R/C = 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan berada pada titik impas (Seokartawi.
2002).
24
4) B/C Rasio
B/C rasio atau dapat disebut analisis rasio manfaat biaya (benefit-
cost rasio), prinsipnya sama dengan R/C hanya saja pada B/C rasio
yang diperhatikan adalah besarnya manfaat. Secara matematis B/C
rasio dapat dihitung sebagai berikut :
B/C = (∑ 𝐵/(1 + 𝑖)𝑡𝑛𝑖=1 )/(∑ 𝐶/(1 + 𝑖)𝑡𝑛
𝑖=1 ) ……….. (8)
Keterangan
B/C : benefit-cost rasio
i :tingkat bunga tertentu
t : jangka waktu usahatani
Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani dikatakan memberikan
manfaat jika hasil perhitungan B/C rasio > 0 (Seokartawi. 2002).
6. Tingkat Kesejahteraan
Berdasarkan kriteria Sajogyo (1997), tingkat kesejahteraan rumah
tangga dapat dilihat daripengeluaran rumah tangga per kapita per tahun
dapat dihitung dengan total pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari
pengeluaran pangan maupun non pangan dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah tanggungan rumah tangga dan dikonversikan dengan
harga beras.
25
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2014) kesejahteraan merupakan
suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah
tangga tersebut dapat dipenuhisesuai dengan tingkat hidup. Ada
beberapa aspek yang dilihat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
masyarakat diantaranya :
a) Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk
diperhatikan dalam proses pembangunan, karena dengan
kemampuannya mereka dapat mengelola sumberdaya alam
sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan
keluarganya secara berkelanjutan. Jumlah yang besar dapat
menjadi potensi tetapi dapat pula menjadi beban dalam proses
pembangunan jika berkualitas rendah.
b) Kesehatan dan Gizi
Kesehatan dan gizi merupakan bagian dari indikator kesejahteraan
penduduk dalam hal kualitas fisik. Kesehatan dan gizi berguna
untuk melihat gambaran tentang kemajuan upaya peningkatan dan
status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari penolong persalinan
bayi, ketersedian sarana kesehatan, dan jenis pengobatan yang
dilakukan.
c) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan
karena pendidikan mampu membantu sebuah negara mendapatkan
SDM yang berkualitas. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin
26
maju bangsa tersebut oleh karena itu pemerintah terus memberikan
program-program yang mampu meningkatkan pendidikan di
Indonesia.
d) Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dapat dilihat dengan indikator keberhasilan
pembangunan ketenagakerjaan diantaranya adalah Tingkat
PartisipasiAngkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Penggangguran
Terbuka (TPT).
e) Taraf dan Pola Konsumsi atau Pengeluaran Rumah Tangga
Pengeluaran rumah tangga juga merupakan salah satu indikator
yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran
akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran
bukan makanan.
f) Perumahan dan Lingkungan
Manusia membutuhkan rumah disamping sebagai tempat tinggal
untuk berteduh atau berlindung dari hujan dan panas juga tempat
berkumpul para penghuni yang merupakan satu ikatan keluarga.
Secara umum,kualitas rumah tinggal menunjukkan tingkat
kesejahteraan suatu rumah tangga dimana kulaitas tersebut
ditentukan oleh fisik rumah tersebut. Kualitas perumahan yang
baikdan penggunaan fasilitas yang memadai akan memberikan
kenyamanan bagi penghuninya.
27
g) Sosial dan lain lain
Indikator sosial lainnya yang mencerminkan kesejahteraan adalah
persentase penduduk yang melakukan perjalanan wisata, persentase
yang menikmati informasi dan hiburan meliputi menonton televisi,
mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan mengakses
internet.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 3 menunjukan bahwa terdapat kesamaan topik penelitian yang
berikatan dengan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pembeda penelitian
ini dengan penelitian lainnya selain perbedaan tempat dan komoditas yang
diteliti dan tempat penelitian adalah penelitian dilakukan dengan
membandingkan pendapatan dan kesejahteraan antara anggota kelompok
tani dan non anggota kelompok tani, alat analisis yang digunakan dalam
penelitian tidak berbeda yaitu dengan menganalisis pendapatan dengan
menggunakan R/C Rasio dan B/C rasio, serta dalam kesejahteraan
menggunakan indikator Sajogyo dan Badan Pusat Statistik.
28
Tabel 3. Kajian penelitian terdahulu
No Judul / Tahun Tujuan Metode Hasil
1 Pendapatan dan
Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Padi Organik
SL-PTT (Sekolah Lapangan
Pengelolaan Tanaman
Terpadu) dan Non Peserta SL
PTT di kecamatan pagelaran
kabupaten pringsewu (Putri,
Aring, Nugraha 2013).
Mengetahui tingkat
pendapatan, keuntungan,
kesejahteraan dan faktor
faktor yang
mempengaruhi
keuntungan usaha padi
organik peserta SL-PTT
dan non peserta SL-PTT.
Analisis pendapatan
usahatani, fungsi UOP
(Unit Keluaran (output)
Price), analisis
pendapatan usahatani,
analisis tingkat
kesejahteraan
berdasarkan kriteria
Sajogyo.
Rata-rata tingkat pendapatan rumah tangga
peserta SL-PTT lebih besar dibandingkan non
peserta SL-PTT. Petani padi organik peserta
SL-PTT 1 orang tergolong cukup sedangkan
sisanya sejahtera, disisi lain petani organik non
peserta SL-PTT terdapat 3 orang cukup dan
sisanya sejahtera.
2 Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah
Tangga Petani Padi (Oryza
sativa) Di Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu (Murdani,
Widjaya, Rosanti, 2015).
Mengetahui tingkat
pendapatan rumah
tangga petani, tingkat
pengeluaran rumah
tanngga, dan tingkat
kesejahteraan rumah
tangga.
Analisis pendapatan
usahatani dan analisis
tingkat kesejahteraan
berdasarkan kriteria
Sajogyo.
Usahatani padi memberikan kontribusi besar
bagi pendapatan rumah tangga petani padi yang
selanjutnya diikuti oleh pendapatan rumah
tangga non padi dan pendapatan di luar
usahatani. Proporsi pengeluaran masih rendah
namun didominasi oleh pengeluaran untuk
mencukupi kebutuhan pangan sehingga tingkat
kesejahteraan rumah tangga petani padi sudah
dikatakan kategori hidup layak.
29
No Judul / Tahun Tujuan Metode Hasil
3 Analisis Pendapatan Dan
Tingkat Kesejahteraan
Rumah Tangga Petani Kakao
Di Desa Pesawaran Indah
Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran (Gusti,
Haryono, Prasmatiwi, 2013).
Mengetahui tingkat
pendapatan rumah
tangga petani kakao,
distribusi pendapatan
rumah tangga, dan
tingkat kesejahteraan
petani kakao.
Analisis pendapatan
usahatani kakao,
analisis pendapatan
rumah tangga petani
kakao, analisis tingkat
kesejahteraan menurut
karekteristik BPS.
Pendapatan petani kakao sebesar
Rp19.641.416,31 per tahun dengan kontribusi
terbesar berasal dari pendapatan usahatani
kakao. Distribusi pendapatan diperoleh dari
gini rasio sebesar 0,43 yang berarti
ketimpangan dalam kategori sedang.
Berdasarkan kriteria BPS sebanyak 15,22
persen belum sejahtera.
4 Analisis Pendapatan Usaha
Ternak Sapi Rakyat Di
Kecamatan Putra Rumbia
Kabupaten Lampung Tengah
(Kusuma, Abbas, 2016).
Mengetahui tingkat
pendapatan dan
kontribusi pendapatan
usaha ternak sapi rakyat
terhadap pendapatan
rumah tangga usaha
tenak sapi
Menggunakan analisis
pendapatan dengan
R/C rasio
Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha
ternak sapi menguntungkan dengan pendapatan
Rp5.373.500,18 per ekor per tahun dengan R/C
1,70. Usaha ternak sapi memberikan kontribusi
terhadap pendapatan peternak sebesar 43,52
persen dengan nilai Rp16.520.513,46 per
tahun.
5 Peranan kelompok tani dalam
peningkatan pendapatan
petani kopi di Kelurahan
Tugusari Kecamatan
Sumberjaya Kabupaten
Lampung Barat.( Prasetia,
Hasanuddin, Viantimala,
2015)
Mengetahui tingkat
peranan kelompok tani
dalam peningkatan
pendapatan petani kopi,
tingkat pendapatan
petani kopi, perubahan
tingkat pendapatan
petani kopi.
Menggunakan Uji
Paired Sample T Test.
Hasil penelitian ini menunjakan adanya
perubahan antara tingkat pendapatan petani
kopi sebelum mengikuti kelompok tani dengan
setelah mengikuti kelompok tani. Hasil uji
statistik tersebut di atas menegaskan bahwa
terjadi peningkatan rata-rata pendapatan per
tahun/ hektar petani kopi dari sebelum
mengikuti kelompok tani sebesar
Rp10.797.325, menjadi sebesar Rp20.068.064
setelah mengikuti kelompok tani.
30
No Judul / Tahun Tujuan Metode Hasil
6
Analisi Pendapatan Petani
Padi di Desa Teep
Kecamatan Lamongan Timur
(Fatmawati, 2013)
Menganalisis potensi
produksi dan
menganalisis tingkat
pendapatan petani padi.
Menggunakan analisis
pendapatan dengan
R/C rasio dan BEP.
Perhitungan R/C rasio menunjukan bahwa
usaha ini menguntungkan, besar kecilnya
pendapatan yang diterima oleh petani
dipengaruhi oleh biaya produksi dan
penerimaan. Perhitungan BEP menunjukan
bahwa harga jual sudah berada di atas titik
impas.
7 Analisis Pendapaatan dan
Tingkat Kesejahteraan
Rumah Tangga Petani Jagung
Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan (Sari,
Haryono, Rosanti, 2014).
Menganalisis
pendapatan rumah
tangga yang diterima
oleh petani jagung dan
tingkat kesejahteraan.
Menggunakan analisis
pendapatan dengan
R/C rasio dan tingkat
kesejahteraan menurut
karekteristik BPS dan
Sajogyo.
Pendapatan rumah tangga petani jagung
sebagian besar disumbangkan dari usahatani
jagung. Berdasarkan perhitungan kriteria
sajogyo sebagian besar petani dikategorikan
cukup, sedangkan berdasarkan kriteria BPS
sebagian besar petani masuk kedalam kategori
sejahtera.
31
C. Kerangka Pemikiran
Padi merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia. Desa
Purworejo Kecamatan Padang ratu merupakan salah satu daerah yang
sebagian penduduknya berprofesi menjadi petani khususnya padi. Petani di
Desa Purworejo ada sebagian yang mengikuti kelompok tani dan sebagian
lainnya tidak mengikuti kelompok tani dengan alasan tertentu. Petani yang
mengikuti kelompok tani berusaha memperoleh keuntungan dari status
keanggotaannya.
Pendapatan usaha tani padi didapat dari selisih penerimaan (Input) dan biaya
(Output) usahatani. Pendapatan petani sebagian besar digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup petani baik keperluan pangan dan non pangan.
Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat dilihat dari pengeluraan rumah
tangga tersebut. Kesejahteraan rumah tangga petani berdasarkan kriteria
kemiskinan dari Sajogyo yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga yang
disetarakan dengan pengeluaran beras per kapita per tahunnya, sedangkan
untuk kriteria Badan Pusat Statistik melihat berbagai aspek seperti
kependudukan, pendidikan, kesehatan dan gizi dan sebagainya.
Penelitian ini mencoba mengkaji seberapa besar tingkat pendapatan dan
tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi yang berada di Kecamatan
Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah. Bagan alir analisis pendapatan
rumah tangga dan tingkat kesejahteraan petani padi anggota dan non
anggota kelompok tani di Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu
disajikan pada gambar berikut.
32
Gambar 2. Diagram alir analisis pendapatan rumah tangga dan tingkat
kesejahteraan petani padi anggota dan non anggota kelompok tani di
Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu
Pendapatan rumah tangga
Pengeluaran rumah tangga
Tingkat kesejahteraan
Indikator
kesejahteraan
1. Sayogyo
2. BPS
Petani padi
Anggota kelompok tani Non anggota kelompok tani
Usahatani padi
(On Farm)
Usahatani diluar padi
(On Farm)
Usaha diluar Usahatani
(Non Farm)
Faktor
produksi
Keluaran
(Produksi)
Harga
faktor
produksi
Harga
produk
Biaya
produksi
Penerimaan
Pendapatan usahatani
padi
Pendapatan usahatani
diluar padi
Pendapatan usaha
diluar usahatani
(Off Farm)
33
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis yang
dapat diajukan untuk penelitian ini yaitu :
1. Diduga terdapat perbedaan rata rata pendapatan petani padi anggota
kelompok tani dan non anggota kelompok tani.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei. Menurut Sugiarto (2003),
metode survei merupakan suatu metode yang menggunakan pendekatan
penelitian pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan
banyak. Metode ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan.
Menurut Sukardi (2007), metode survei merupakan metode yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai
karakteristik populasi yang digambarkan oleh sampel dari populasi di
daerah penelitian.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel
Konsep dasar dan definisi operasional ini merupakan pengertian mengenai
variabel-variabel dan aspek-aspek yang akan diteliti dan digunakan untuk
mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan
penelitian. Adapun konsep dasar dan definisi operasional dapat dijabarkan
sebagai berikut:
35
Petani adalah individu atau sekelompok orang yang melakukan usaha dalam
bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan hidupnya baik sebagian atau
secara keseluruhan.
Petani padi merupakan individu atau sekelompok orang yang melakukan
usahatani padi guna memenuhi kebutuhan hidupnya baik sebagian atau
secara keseluruhan.
Kelompok tani adalah sekumpulan dari sejumlah petani padi yang
didasarkan pada kesamaan seperti kesamaan tujuan dan lokasi usahatani
atau lokasi tempat tinggal.
Petani anggota kelompok tani adalah petani yang terdaftar dan aktif dalam
kegiatan kelompok tani.
Petani non anggota anggota kelompok tani adalah petani yang tidak terdaftar
dalam suatu kelompok tani.
Usahatani adalah aktivitas atau suatu proses produksi pertanian dengan
mengkombinasikan berbagai faktor seperti sumberdaya alam, tenaga kerja,
dan modal sesuai dengan kondisi lingkungan untuk mencapai produksi dan
pendapatan maksimal.
Usahatani padi adalah aktivitas atau suatu proses produksi padi dengan
mengkombinasikan berbagai faktor sesuai dengan kondisi lingkungan untuk
mencapai produksi dan pendapatan maksimal dan sebagai sumber
pendapatan petani padi.
36
Usaha non padi adalah sumber pendapatan petani padi atau dapat dikatakan
pekerjaan di luar kegiatan produksi padi, namun masih dalam lingkup
pertanian. Contohnya : usahatani kelapa sawit
Usaha non pertanian adalah sumber pendapatan petani padi atau dapat
dikatakan pekerjaan sampingan di luar kegiatan pertanian. Contohnya :
buruh bangunan, membuka toko dan lain lain
Penerimaan adalah hasil yang diterima petani dihitung dengan mengalikan
jumlah produksi padi dengan harga produksi di tingkat petani yang diukur
dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya produksi adalah nilai uang dari faktor-faktor produksi yang
dikorbankan oleh petani untuk proses produksi usahataninya yang
mencakup biaya tetap dan biaya variabel, diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani yang
jumlahnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh,
diukur dalam satuan rupiah (Rp).
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam ushatani
yang jumlahnya bergantung dengan besar kecilnya output, diukur dalam
satuan rupiah (Rp).
Pendapatan usahatani padi adalah penerimaan usahatani (on farm) yang
diperoleh petani dari ushatani padinya setelah dikurangi biaya produksi
dalam satuan rupiah per musim tanam (Rp/musim tanam).
37
Pendapatan usahatani di luar padi adalah penerimaan usahatani (on farm)
yang diperoleh petani diluar usahatani padi setelah dikurangi biaya produksi
dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).
R/C Rasio adalah perbandingan antara penerimaan total dan biaya total
untuk mengalasisis usahatani padi secara ekonomi menguntungkan atau
tidak.
B/C Rasio adalah perbandingan (nisbah) antara manfaat dan biaya. B/C
rasio digunkaan untuk melihat apakah usahatani padi memberikan manfaat
atau tidak kepada petani.
Pendapatan di luar usahatani adalah pendapatan keluarga petani yang
berasal dari usaha non pertanian, diukur dalam satuan rupiah per tahun
(Rp/tahun).
Pendapatan rumah tangga merupakan penjumlahan dari pendapatan
usahatani baik usahatani padi ataupun usahatani non padi (on farm) dan
pendapatan di luar usahatani (off farm) yang diukur dalam satuan rupiah
pertahun (Rp/tahun)
Pengeluaran pangan adalah uang yang dikeluarkan atau barang yang dapat
dinilai dengan uang digunakan untuk konsumsi pangan anggota keluarga,
yang diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).
38
Pengeluaran non pangan adalah uang yang dikeluarkan atau barang yang
dapat dinilai dengan uang digunakan untuk konsumsi non pangan anggota
keluarga, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/tahun).
Garis kemiskinan Sajogyo (1997) menjelaskan garis kemiskinan diperoleh
dari pengeluaran perkapita per tahun dikonversikan dengan harga beras
yang berlaku. Klasifikasi petani miskin dikelompokan ke dalam empat
golongan yaitu sangat miskin, miskin, hampir miskin, dan layak
Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa kesejahteraan merupakan suatu
kondisi dimana seluruh kebutuhan baik kebutuhan jasmani dan rohani dari
rumah tangga dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Tingkat
kesejahteraan rumah tangga diukur dengan kriteria indikator BPS. Indikator
tersebut melihat beberapa aspek diantaranya kependudukan, pendidikan,
gizi dan kesehatan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, dan sosial.
C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung
Tengah, dari 15 desa yang berada di Kecamatan Padang Ratu Desa
Purworejo dipilih menjadi lokasi penelitian. Pemilihan Lokasi dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan memperhatikan beberapa pertimbangan
diantaranya penduduk Desa Purworejo sebagian besar memiliki pekerjaan
utama sebagai petani padi selain itu, Desa Purworejo memiliki kelompok
tani yang aktif.
39
Responden penelitian merupakan petani yang mempunyai usahatani padi di
Desa Purworejo. Responden terdiri dari petani yang mengikuti kelompok
tani dan tidak mengikuti kelompok tani. Desa Purworejo memiliki 12
kelompok yang di dalamnya terdiri dari 18-20 anggota, namun yang
menjadi responden penilitian hanya 6 kelompok saja dikarenakan 6
kelompok tani lainnya beranggotakan petani dengan komoditas kelapa
sawit. Penduduk Desa Purworejo yang memiliki usahatani padi berjumlah
397 orang dimana 260 orang merupakan bagian dari kelompok tani dan 137
orang bukan kelompok tani. Metode pengambilan sampel dilakukan secara
acak sederhana (simple random sampling).
Tabel 4. Sebaran sampel kelompok tani di Desa Purworejo Kecamatan
Padang Ratu
Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota Jumlah Sampel
Mawar Arum 12 Orang 4 Orang
Sumber Mukti 16 Orang 5 Orang
Melati 15 Orang 7 Orang
Sido Makmur 15 Orang 4 Orang
Serumpun 21 Orang 6 Orang
Jogja Makmur 18 Orang 4 Orang
Total 122 Orang 30 Orang
Sumber : Data diolah, 2018.
Jumlah responden ditentukan secara proporsional yaitu 60 responden terdiri
dari 30 responden anggota kelompok tani dan 30 responden non anggota
kelompok tani. Menurut Gay dan Giehl (1992) dalam Hasyim (2010),
bahwa dibutuhkan sampel paling sedikit 10 persen dari populasinya, dengan
pertimbangan tersebut penelitian ini mengambil 60 responden yang terdiri
dari responden 30 orang anggota kelompok tani dan 30 orang anggota
40
kelompok tani sesuai dengan harapan sampel akan mendekati sebaran
normal. Penelitian dilakukan terhitung mulai pada bulan Januari 2018 dan
pengambilan data dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2018.
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode pengamatan langsung dan wawancara dengan
responden. Metode pengamatan langsung dilakukan dengan cara peneliti
mengamati secara langsung. Metode wawancara dilakukan dengan
menanyakan langsung kepada petani tentang objek yang ingin diteliti
menggunakan alat bantu yaitu kuisioner (Seokartawi, 1986).
Data yang dipergunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dan dikumpulkan
melalui pengamatan langsung maupun wawancara dengan menggunakan
kuisioner kepada responden. Data sekunder merupakan data yang didapat
dari lembaga atau instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini,
misalnya Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lampung Tengah, dan Badan Pusat Statistik Padang Ratu.
41
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi (2002) pendapatan usahatani merupakan selisih
antara total penerimaan yang diterima dari hasil usahatani dengan total
biaya produksi yang dikeluarkan . Menghitung pendapatan usahatani
padi anggota dan non anggota kelompok tani dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
a) Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani
Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat
dirumuskan sebagai berikut:
π1 = Y1. Py1 – ΣX i1. Pi ....…..……………..………. (9)
b) Pendapatan Usahatani Non Anggota Kelompok Tani
Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat
dirumuskan sebagai berikut:
π2 = Y2. Py2 – ΣX i2. Pi2 ……..…………..…….… (10)
Keterangan :
π1 : Pendapatan Usahatani Padi Anggota Kelompok
Y1 : Produksi Padi Anggota Kelompok (Kg)
Py1 : Harga Jual Padi Anggota Kelompok (Rp/Kg)
ΣX i1 : Jumlah Faktor Produksi Anggota Kelompok Ke-i
(i=1,2,3..)
Pi1 : Harga Faktor Produksi Anggota Kelompok
42
π2 : Pendapatan Usahatani Padi Non Anggota Kelompok
Y2 : Produksi Padi Non Anggota Kelompok (Kg)
Py1 : Harga Jual Padi Non Anggota Kelompok (Rp/Kg)
ΣX i2 : Jumlah Faktor Produksi Non Anggota Kelompok Ke-i
(i=1,2,3..)
Pi2 : Harga Faktor Produksi Non Anggota Kelompok
Untuk mengetahui keuntungan yang didapat oleh petani dapat di hitung
melalui R/C Rasio dan B/C rasio. R/C Rasio dapat dirumuskan sebagai
berikut :
R/C = (Py.Y)/(FC+VC) ………………………………. (6)
R/C = PT / BT ………………………………………… (7)
Keterangan :
Py : Total Produksi (Kg)
Y : Harga Produksi (Rp)
FC : Biaya Tetap (Rp)
VC : Biaya Variabel (Rp)
PT : Penerimaan Total (Rp)
BT : Biaya Total (Rp)
Ada tiga kriteria dalam perhitungan ini, yaitu :
1) Jika R/C > 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan menguntungkan.
43
2) Jika R/C < 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan tidak menguntungkan.
3) Jika R/C = 1, maka usaha tersebut yang dilakukan secara
ekonomis dikatakan berada pada titik impas.
Seletah R/C rasio besarnya manfaat yang diperoleh oleh petani dari
usahataninya dapat dihitung menggunakan B/C rasio dimana nisbah
antara manfaat dengan biaya yang di keluarkan, dapat di rumuskan
sebagai berikut :
B/C = (∑ 𝐵/(1 + 𝑖)𝑡𝑛𝑖=1 )/(∑ 𝐶/(1 + 𝑖)𝑡𝑛
𝑖=1 )………….. (8)
B/C = π / BT................................................................... (9)
Keterangan
B/C : Benefit-cost rasio
i : Tingkat bunga tertentu
t : Jangka waktu usahatani (tahun)
π : Keutungan (Rp)
BT : Biaya total(Rp)
Hasil dari B/C mampu melihat apakah usaha tersebut mendapatkan
manfaat atau tidak. Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani
dikatakan memberikan manfaat jika hasil perhitungan B/C rasio > 0.
44
2. Analisis Pendapatan Rumah Tangga
Menurut Hastuti dan Rahim (2008) pendapatan rumah tangga
merupakan selisih antara total penerimaan yang diterima dari hasil
usahatani dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu tahun.
Pendapatan rumah tangga petani juga dapat dihitung melalui
menjumlahkan pendapatan usahatani (on farm) baik usahatani padi
maupun usahatani selain padi dan pendapatan di luar usahatani (off
farm) dalam satu tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di
tuliskan secara mametamis sebagai berikut :
1. Pendapatan Rumah Tangga Kelompok Tani
Prt1 = P usahatani1 + P non usahatani1 + P luar pertanian1 .... (10)
2. Pendapatan Rumah Tangga Non Anggota Kelompok Tani
Prt2 = P usahatani2 + P non usahatani2 + P luar pertanian2 ... (11)
Keterangan:
Prt1 : Pendapatan Rumah Tangga petani anggota kelompok
tani / tahun
P usahatani1 : Pendapatan anggota kelompok tani dari usahatani
P non usahatani1 : Pendapatan anggota kelompok tani dari luar
usahatani
P luar pertanian1 : Pendapatan anggota kelompok tani dari luar
pertanian
45
Prt2 : Pendapatan Rumah Tangga petani non anggota
kelompok tani / tahun
P usahatani2 : Pendapatan petani non anggota kelompok tani dari
usahatani
P non usahatani2 :Pendapatan petani non anggota kelompok tani dari
luar usahatani
P luar pertanian2 : Pendapatan petani non anggota kelompok tani dari
luar
3. Analisis Uji Beda Rata–Rata Pendapatan
Analisis uji beda rata -rata pendapatan dilakukan oleh petani anggota
dan non anggota kelompok tani. Analisis ini menggunakan uji beda
rata-rata atau Uji T. Sampel penelitian ini diambil dari dua varian yang
berbeda, untuk itu sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan
analisis varian. Putri, Aring, dan Nugraha (2013), pengujian
homogenitas varian melalui perhitungan nilai F-Behren Fisher
dilakukan untuk membuktikan apakah varian tersebut sama atau
berbeda dengan hipotesis sebagai berikut:
H₀ = τ x² = τ y², berarti kedua varian sama.
H₀ = τ x² ≠ τ y², berarti kedua varian berbeda.
Fx = Sx2
Sy² sbc (nx − 1 ∶ ny − 1)
Fy = Sy2
Sx² sbc (nx − 1 ∶ ny − 1)
46
Keterangan :
Fx : nilai F hitung dari sampel pendapatan usahatani padi anggota
kelompok tani
Fy : nilai F hitung dari sampel pendapatan usahatani padi non-
anggota kelompok tani
Sx2 : simpangan baku rata-rata pendapatan usahatani padi anggota
kelompok tani
Sy2 : simpangan baku rata-rata pendapatan usahatani padi non-
anggota kelompok tani
dbx : derajat bebas untuk variabel X
dby : derajat bebas untuk variabel Y
Diantara Fx dan Fy dipilih nilai yang lebih besar dari satu kemudian
diberi nama Fh (F-hitung). Selanjutnya nilai Fh dibandingkan dengan
nilai F-t (F-tabel) 0,05 pada dbx dan dby sesuai dengan Fx dan Fy yang
dipilih.Jika :
a) Fh > F 0,05, maka terima H₀
b) Fh < F 0,05, maka tolak H₀
Setelah diketahui varian sama atau berbeda selanjutnya dilakukan
pengujian perbedaan pendapatan secara rata-rata dengan hipotesis
sebagai berikut:
H₀ = τ x = τ y, Rata Rata pendapatan petani padi anggota kelompok
tani tidak berbeda nyata dengan rata rata pendapatan petani padi non
anggota kelompok tani.
47
H1 = τ x ≠ τ y, Rata Rata pendapatan petani padi anggota kelompok
tani berbeda nyata dengan rata rata pendapatan petani padi non anggota
kelompok tani.
Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan 95%:
a) Sig 2 Tailed > 0,05 : H₀ ditolak.
b) Sig 2 Tailed < 0,05 : H₀ diterima.
Jika varian sama maka cara menghitung t hitung dapat dituliskan
sebagai berikut :
t - hitung = 𝜇𝑥− 𝜇𝑦
√1
𝑛𝑥
𝑥+
1
𝑛𝑦
S = (𝑛𝑥−1)𝑆𝑥+(𝑛𝑦−1)𝑆𝑦
𝑛𝑥+𝑛𝑦−2
db = nx + ny -2
Jika varian berbeda maka cara menghitung t hitung dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
t - hitung = 𝜇𝑥− 𝜇𝑦
𝑤𝑥+𝑤𝑦
Wx = 𝑆𝑦2
𝑆𝑥2
Wy = 𝑆𝑥2
𝑆𝑦2
db = nx + ny -2
48
Keputusan:
a) Jika t-hitung > t-tabel maka H₀ ditolak artinya, Rata Rata
pendapatan petani padi anggota kelompok tani berbeda nyata
dengan rata rata pendapatan petani padi non anggota kelompok
tani.
b) Jika t-hitung < t-tabel maka H₀ diterima artinya, Rata Rata
pendapatan petani padi anggota kelompok tani tidak berbeda nyata
dengan rata rata pendapatan petani padi non anggota kelompok
tani.
4. Tingkat Kesejahteraan
a) Sajogyo
Metode analisis untuk mengukur tingkat kesejahteraan rumah
tangga petani pada penelitian ini menggunakan kriteria Sojogyo
(1997), dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga.
Pengeluaran rumah tangga per kapita per tahun adalah total dari
pengeluaran rumah tangga petani baik pengeluaran untuk pangan
maupun non pangan dalam setahun dibagi jumlah tanggungan
rumah tangga, selanjutnya dikonversikan kedalam ukuran setara
beras per kilogram agar dapat diketahui tingkat kemiskinannya.
Total pengeluaran rumah tangga dapat dihitung sebagai berikut :
Ct = Ca + Cb + Cn ………………………………. (12)
49
Keterangan :
Ct : Total pengeluran rumah tangga
Ca : Pengeluaran untuk pangan
Cb : Pengeluaran untuk non pangan
Cn : Pengeluaran lainnya
Pengeluaran rumah tangga tersebut dikonversikan kedalam ukuran
setara beras per kg. Ukuran setaras beras menggunakan Harga
beras daerah setempat yaitu Desa Purworejo. Secara matematis
tingkat pengeluaran per kapita per tahun pada rumah tangga petani
dan tingkat pengeluaran per kapita per tahun setara beras dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Konsumsi / kapita / tahun = konsumsi
∑ 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 ………………… (15)
Konsumsi setara dengan beras = konsumsi perkapita pertahun
Harga beras.. (16)
Klasifikasi kemiskinan menurut Sajogyo (1997) digolongkan
kedalam enam bagian antara lain :
a) Paling Miskin : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah
180 kg setara beras/tahun.
b) Miskin sekali : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah
181 - 240 kg setara beras/tahn.
c) Miskin : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 241 -
320 kg setara beras/tahu.
50
d) Nyaris miskin : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah
321 - 480 kg setara beras/tahun.
e) Cukup : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah 481 -
960 kg setara beras/tahun.
f) Hidup layak : jika pengeluaran per anggota keluarga adalah >
960 kg setara beras/tahun
b) Badan Pusat Statistik
Berdasarkan BPS (2014) kesejahteraan merupakan suatu kondisi
dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga
tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Ada beberapa
aspek yang dilihat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
masyarakat diantaranya kependudukan, pendidikan, gizi dan
kesehatan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, dan sosial.
Klasifikasi aspek aspek tersebut diukur dengan skor yang dapat
mewakili besaran klasifikasi indikator tersebut. Skor tingkat
klasifikasi pada tujuh indikator kesejahteraan dihitung berdasarkan
pedoman penentuan Range Skor. Cara menghitung range skor
adalah sebagai berikut :
Rs = 𝑆𝑘𝑇− 𝑆𝑘𝑅
𝐽𝐾𝐼 ………………………………………… (17)
51
Keterangan :
Rs : Range Skor
SkT : Skor Tertinggi
SkR : Skor Terendah
JKI : Jumlah Klasifikasi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kecamatan Padang Ratu merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah sendiri
memiliki produksi padi terbanyak di Provinsi Lampung. Kecamatan Padang
Ratu saat ini memiliki 15 desa diantaranya adalah Desa Purworejo.
Penelitian ini di lakukan di Desa Purworejo Kecamatan Padang Ratu
Kabupaten Lampung Selatan. Desa Purworejo sendiri terletak di sebelah
selatan Kecamatan Padang Ratu. Desa Purworejo merupakan pemekaran
dari Desa Purwosari.
Sacara administratif Desa Purworejo memiliki perbatasan wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pubian
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sendang Ayu
3. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pubian
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Purwosari
53
B. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Desa Purworejo memiliki penduduk berjumlah 3.006 jiwa yang terdiri
dari 1524 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1482 jiwa berjenis
kelamin perempuan. Secara rinci jumlah penduduk dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah penduduk Desa Purworejo berdasarkan jenis kelamin
Desa
Jumlah
Rumah
Tangga
Penduduk Jumlah
Penduduk Laki-laki Perempuan
Purwosari 795 1794 1650 3444
Mojokerto 871 1788 1662 3450
Sendang Ayu 1487 2535 2504 5039
Surabaya 896 1721 1692 3413
Bandar Sari 1352 2473 2345 4818
Sriagung 695 1226 1191 2417
Kota Baru 1007 1848 1783 3631
Margorejo 1129 2069 1886 3995
Karang Tanjung 825 1233 1241 2474
Kuripan 1304 2598 2503 5101
Haduyang Ratu 794 1532 1426 2958
Padang Ratu 697 1430 1434 2864
Karang Sari 606 1055 977 2032
Sumber Sari 290 552 536 1088
Purworejo 829 1226 1482 2712
Jumlah 13577 25080 24316 49214
Sumber : Padang Ratu Dalam Angka, 2018
Tabel 5 menunjukan bahwa Desa Purworejo memiliki rumah tangga
sejumlah 803 dan dapat dilihat juga bahwa jumlah penduduk
perempuan lebih banyak jika dibandingan dengan penduduk laki-laki.
54
2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama dan Pendidikan
Penduduk Desa Purworejo seluruhnya memeluk agama Islam, Sebaran
Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat dalam Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah penduduk menurut agama Kecamatan Padang Ratu
Desa Penduduk
Jumlah Islam Katolik Kristen Hindu Budha
Purwosari 3296 136 - 12 - 3444
Mojokerto 3135 - 315 - - 3450
Sendang Ayu 4887 44 108 - - 5039
Surabaya 3413 - - - - 3413
Bandar Sari 4635 145 38 - - 4818
Sri Agung 2349 18 38 12 - 2417
Kotabaru 2572 5 54 - - 3631
Margorejo 3936 19 - - - 3955
Karang Tanjung 2456 5 8 5 - 2474
Kuripan 4860 30 53 158 - 5101
Haduyang Ratu 2847 - 48 63 - 2958
Padang Ratu 2814 22 28 - - 2864
Karang Sari 1784 58 106 84 - 2032
Sumber Sari 1088 - - - - 1088
Purworejo 2712 - - - - 2712
Jumlah 47784 482 796 334 - 49396
Sumber : Padang Ratu Dalam Angka, 2018
Keadaan penduduk berdasarkan pendidikannya Kecamatan Padang
Ratu sendiri masih ditemui beberapa warga Desa Purworejo yang tidak
dapat membaca dan menulis.
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana di Desa Purworejo dalam hal penunjang
pendidikan dan kesehatan sudah cukup memadai, namun untuk keadaan
sarana transportasi dan perhubungan masih kurang baik. Keadaan tersebut
dapat dilihat dari jalan di desa yang sebagian masih belum teraspal sehingga
55
menyulitkan masyarakat ketika mengakut hasil produksinya. Selain itu
letak Desa Purworejo jauh dari pasar sehingga masyarakat kesulitan untuk
mendapatkan sarana produksi dan menjual hasil produksinya. Sarana dan
Prasarana yang tersedia di Desa Purworejo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Purworejo
Sarana dan Prasarana Jumlah
Posyandu 4
Pasar -
SD 1
SMP 1
SMA -
Masjid 4
Sumber : Padang Ratu Dalam Angka, 2018.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang sudah dilakukan adapun kesimpulannya sebagai
berikut :
1. Rata-rata pendapatan rumah tangga anggota kelompok tani sebesar
Rp11.813.367,82 pertahunnya.
2. Rata-rata pendapatan non anggota kelompok tani sebesar
Rp7.336.264,37 per tahunnya.
3. Tingkat kesejahteraan petani berdasarkan Kriteria Sajogyo, responden
anggota kelompok tani lebih sedikit yang berada dalam kategori miskin
jika dibandingkan dengan responden non anggota kelompok tani.
Tingkat kesejahteraan berdasarkan Kriteria Badan Pusat Statistik (2014)
responden anggota kelompok tani dan non anggota kelompok tani sama
sama lebih banyak responden masuk pada kategori sejahtera, walaupun
responden anggota kelompok tani lebih banyak jika dibandingkan
dengan non anggota kelompok tani.
107
B. Saran
Dari kesimpulan berikut adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi petani diharapkan mengikuti kelompok tani dikarenakan banyak
manfaat yang akan didapatkan seperti mudahnya memperoleh faktor
produksi seperti pupuk dengan harga yang lebih murah.
2. Bagi kelompok tani memberikan penyuluhan mengenai penggunaan
pupuk yang sesuai dengan rekomendasi penggunaan pupuk.
3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan anggota kelompok tani dan non anggota
kelompok tani.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul. 2005. Pembangunan Pertanian: Paradigma Kebijakan dan Strategi
Revitalisasi. PT. Grasindo. Jakarta.
Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Pertanian. 2009. Budidaya Tanaman Padi.
Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Pertanian. Aceh.
Badan Pusat Statistik. 2011. Indikator Kesejahteraan Rakyat di Indonesia. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. Berita Resmi : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
II-2016. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2017. Produksi Tanaman Padi Sawah Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2015. Penerbit BPS Provinsi Lampung. Bandar
Lampung. https:// lampung. bps.go.id/ dynamictabel/produksi-tanaman-padi-sawah-
menurut-kabupaten-kota-2010-2015.html. Diakses pada 1 November 2018.
Badan Pusat Statistik Lampung Tengah. 2016a. Padang Ratu dalam Angka Tahun 2016.
Penerbit Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. https://
lampungtengahkab.bps.go.id/ publication/kecamatan-padang-ratu-dalam-angka-
2016.html.pdf. Diakses pada 1 November 2018.
Badan Pusat Statistik Lampung Tengah. 2016b. Kabupaten Lampung Tengah dalam
Angka Tahun 2016. Penerbit Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah.
https:// lampungtengahkab.bps.go.id/ publication/kabupaten-lampung-tengah-
dalam-angka-2016.html.pdf. Diakses pada 23 November 2018.
Badan Pusat Statistik Lampung Tengah. 2017a. Padang Ratu dalam Angka Tahun 2017.
Penerbit Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. https://
lampungtengahkab.bps.go.id/ publication/kecamatan-padang-ratu-dalam-angka-
2017.html.pdf. Diakses pada 3 Januari 2019.
109
Badan Pusat Statistik Lampung Tengah. 2017b. Kabupaten Lampung Tengah dalam
Angka Tahun 2017. Penerbit Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah.
https:// lampungtengahkab.bps.go.id/ publication/kabupaten-lampung-tengah-
dalam-angka-2017.html.pdf. Diakses pada 22 November 2018.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Klasifikasi Umur Padi. https://go.id/index.php
/tahukah-anda/120-kalsifikasi-umur-padi. Diakses pada 1 November 2017.
Canita, P.L., Haryono D., Kasymir, E. 2017. Analisis Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Pisang Di Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Gusti I,A, Haryono, D, Prasmatiwi Fembrianti Erry. 2013. Analisis Pendapatan dan
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kakao Di Desa Pesawaran Indah
Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmu Agribisnis.
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Hasyim, Y.A. 2010. Determining Sufficiency Of Sample Size In Management Survey
Research Activities. Juenal Internasional Manajemen Organisasi dan
Pengembangan Kewirausahaan Vol 6(1). Politehnik Kaguna. Nigeria.
Kementrian Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Permentan Tentang
Pedoman Pembinaan Kelompoktani Dan Gabungan Kelompoktani. Kementrian
Pertanian. Jakarta.
Kementrian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman
Pangan. Kementrian Pertanian. Jakarta
Mayasari F., Ngamenka Y. 2016. Pengaruh Keberadaan Kelompok Tani Terhadap
Pendapatan Usaha Tani Tembakau : Studi Kasus di Desa Tlogosari Kecamatan
Sumbermalang. Jurnal Fakultas Pertanian. Univresitas Abdurachman Saleh.
Mubyarto dan Suratno. 1981. Metodologi Penelitian Ekonomi. Yayasan Agro
Ekonomika. Yogyakarta.
Murdani Made Indra, Widjaya Sudarma, Rosanti Novi. 2015. Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Padi (Oryza sativa) Di Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
110
Prasetia, Hasanuddin, Viantimala. 2015. Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan
Pendapatan Petani Kopi Di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya
Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
Putri T.L., Aring D. , Nugraha A. 2013. Pendapatan Dan Kesejahteraan Rumah Tangga
Petani Padi Organik SL-PTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu)
Dan Non Peserta SL PTT Di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Jurnal
Ilmu Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Rahim A., Dan Hastuti D. R. D. 2008. Pengantar, Teori, dan Kasus Ekonimetrika
Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sajogyo, Pudjiwati. 2002. Sosiologi Pedesaan, Kumpulan Bacaan. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
Sajogyo, T. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSB-IPB.
Bogor
Shinta Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan penelitian untuk pengembangan petani kecil. UI
Press. Jakarta.
Soekartawi. 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Garfindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Sri, Wahyuni. 2003. Kinerja Kelomapok Tani dalam Sistem Usahatani Padi dan Metode
Pemberdayaannya. Jurnal Litbang Pertanian 22 (1). Puslitbang Soaisal Ekonomi
Pertanian. Bogor.
Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
Suratiyah Ken. 2015. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tohir, K. A. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia. Penerbit Rienka Cipta.
Jakarta.
Utama, Z.H. 2015. Budidaya Padi pada Lahan Marjinal. Penerbit Andi
Publisher . Jakarta.