PENENTUAN KADAR PROTEIN PADA SAMPEL TEPUNG BEKICOT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
BAB I PENDAHULUAN
Kandungan
gizi bekicot yang belum diketahi masyarakat Pentingnya protein bagi pemenuhan kebutuhan gizi
Berapakah
kadar protein yang terkandung dalam tepung hasil olahan daging bekicot?
C. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui
kadar protein yang terkandung dalam tepung hasil olahan daging bekicot.
x Dapat memberikan informasi tentang kadar protein tepung bekicot ( Achatina fulica ) sebagai sumber makanan bergizi x Menambah khasanah pengetahuan khususnya dalam pengolahan daging bekicot menjadi tepung bekicot.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
lengkap dari bekicot dapat disusun sebagai berikut : Divisio : Mollusca Klas : Gastropoda Ordo : Pulmonata Famili : Achatinidae Genus : Achatina Species : Achatina fulica
Protein adalah salah satu biomakromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup
protein
terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel Protein merupakan rantaian gabungan 22 jenis asam amino
Katalisis
enzimatik Transportasi dan penyimpanan Koordinasi gerak Proteksi imun Pengaturan pertumbuhan dan diferensias
biuret adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida Reagen biuret dibuat dari kalium hidroksida (KOH) dan tembaga (II) sulfat, bersama dengan kalium natrium tartrat Uji
reaksi : reaksi positif ditandai dengan terjadinya warna ungu karena adanya kompleks yang terjadi antara ikatan peptide dengan O dari air. Reaksi ini disebut reaksi biuret karena positif terhadap biuret (kondensasi 2 molekul urea) Dasar
mengandung protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan daging ayam, daging sapi dan telor. Setiap 100 daging bekicot mentah mengandung protein sebanyak 15,8 gram dan lemak 0,9 gram. Tenaga yang dihasilkan tiap 100 gram daging bekicot sebanyak 97 kilo kalori atau lebih besar dari tenaga yang dihasilkan oleh daging Bekicot
Spektrofotometri
serap merupakan pengukuran interaksi antara radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik, dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia
BAB III METODELOGI PENELITIAN
1. Alat yang digunakan
Ember Plastik Tampah atau kawat kasa Pengaduk Kompor Pencukil atau pengukit kecil Panci aluminium atau belanga tanah liat Oven Ayakan halus atau tapisan Alat penumbuk Pisau Panci
Baskom Spektrofotometri sinar tampak Neraca analitik Pipet volum 10 ml Pipet tetes Kuvet Labu ukur 100 ml, 1000 ml Gelas ukur 15 ml Gelas kimia 100 ml Batang pengaduk Tabung reaksi Lumpang porselen sentrifuse Erlenmeyer 250 ml Efendruf
Bekicot hidup 2 kg (100 ekor) Garam dapur 400 gram Daun jeruk 5 10 lembar Air 50 liter Natrium benzoat 1 2 gram Kayu bakar atau minyak tanah secukupnya Cuka 25 % secukupnya
Garam Reagen biuret larutan NaOH 3% BSA Akuades
Pembuatan
reagen biuret Pembuatan larutan induk protein (BSA) 100mg/l Membuat larutan sampel
Analisis
Kulitatif Analisis kualitatif ini untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam susu kemasan kotak siap minum. Analisis dilakukan dengan menambahakan 1,0 ml masing-masing sampel ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 4 ml reagen biuret.
a.
Setelah dilakukan analisis kualitatif maka dilanjutkan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri sinar tampak. Langkah langkahnya:
Penentuan panjang gelombang maksimal Penentuan absorbansi larutan standar protein (BSA) Penentuan absorbansi larutan sampel