PERWARNAAN
Gamaliel Septian Airlanda, M.Pd
MIKROTEKNIK
Pewarnaan dalam Mikroteknik
Pewarnaan histologi adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memberikan warna pada organel sel sehingga lebih mudah diamati di bawah mikroskop
Staining botanical and animal tissue sections is as much an art as it is a science.
Tujuan pewarnaan: supaya unsur-unsur jaringan
tampak jelas & dapat dibedakan bagian-bagiannya di
bawah mikroskop
Macam-Macam Zat Warna
Berdasarkan Asalnya a. Zat warna alamiah Berasal dari tumbuhan / hewan Misalnya : Hematoxylin dari H. campechienum L., Carmin dari Caceuscacti (insecta pada cactus) b. Zat warna sintetis Dibuat di pabrik Misalnya : crystal violet, anilin blue, malachit green, safranin, dll
Macam-macam Zat Warna Histologi
Macam-macam Zat Warna Histologi
Berdasarkan sifat a. Zat warna asam Garam-garam dari asam pembawa warna dan radikal basa tak berwarna. Misalnya : asam fuchsin, eosin b. Zat warna basa Garam-garam dari basa pembawa wama dan radikal asam tak berwarna. Misalnya : basic fushsin hematoxylin
Berdasarkan Kemampuan 1. Zat warna substantif Mampu langsung mewarnai jaringan. Misalnya : eosin, safranin, fast green, yanus green 2. Zat warna ajektif Berfungsi dengan baik bila dibantu zatlain (zat mordan) Misalnya: hematoxylin
Macam-macam Zat Warna Histologi
Berdasarkan pengaruh zat warna terhadap obyek a. Perwarna efektif Hanya mewarnai satu atau beberapa bagian jaringan saja Misalnya: Toluidin blue untuk jaringan mesenterium yang jelas hanya granula b. Pewarna difus Mewarnai seluruh jaringan hanya daya serapnya tidak sama Misalnya : eosin
Macam-macam Zat Warna Histologi
Cara Penggunaan Zat Warna
1. Pewarnaan simultan, 2 atau lebih macam zat warna dipakai bersama-sama.
Misalnya : larutan malory (anilin blue & orange G) 2. Pewarnaan suksedan, 2 atau
lebih zat warna diberikan bergantian diselingi pencucian.
Misalnya : Safrani-fast greeq hematoxylinreosin
Cara Penggunaan Zat Warna
Jenis Zat Warna dan Fungsinya
Zat Warna & Fungsinya
Zat Warna & Pelarutnya
Pewarnaan yang Lazim Digunakan
Dalam teknik pewarnaan histokimia sering digunakan beberapa pewarna berikut ini:
HE AB
Dalam teknik pewarnaan histokimia sering digunakan beberapa pewarna berikut ini:
PAS LEKTIN
Tahap Pewarnaan
Prinsip: inti yang bersifat asam akan menarik zat/ larutan yang bersifat basa sehingga akan berwarna biru. Sitoplasma bersifat basa akan menarik zat /larutan yang bersifat asam sehingga berwarna merah.
Pewarnaan Hematoxylin-Eosin
Pada pewarnaan HE, ada beberapa tahapan yaitu 1. Deparafinisasi Tujuan: untuk menghilangkan/ melarutkan parafin yang terdapat pada jaringan. Zat: xylol
2. Rehidrasi Tujuan: untuk memasukkan air ke dalam jaringan. Air akan mengisi rongga-rongga jaringan yang kosong. Zat: alkohol absolut, alkohol 90 %, alkohol 80 % 3. Pewarnaan I Tujuan: untuk memberi warna pada inti dan sitoplasma pada jaringan Zat: hematoxylin
Pewarnaan Hematoxylin-Eosin
4. Differensiasi Tujuan: untuk mengurangi warna biru pada inti dan menghilangkan warna biru pada sitoplasma Zat: HCl 0,6% 5. Blueing Tujuan: untuk memperjelas warna biru pada inti sel Zat: lithium carbonat 0,5%
Pewarnaan Hematoxylin-Eosin
6. Pewarnaan II Tujuan: untuk memberi warna merah pada sitoplasma sel Zat: eosin 7. Dehidrasi Tujuan: untuk menghilangkan air dari jaringan Zat: Alkohol 80 %, Alkohol 90 %, Alkohol 100 % (absolut) 8. Mounting Tujuan: untuk mengawetkan jaringan yang telah diwarnai Zat: entellan/ canada balsem
Pewarnaan Hematoxylin-Eosin