MODUL KULIAH
PROGRAM KULIAH KARYAWAN & PROFESIONAL
STTI ITECH
Mata Kuliah Enterprise Resource Planning (ERP)Semester Ganjil 2012Kelas SI/TIDosen Riny Nurhajati, ST, MTI
Pertemuan 5 (lima) Waktu Minggu, 21 Oktober 2012
Modul 5 (lima)Topik Implementasi Sistem ERPSub Topik a. Strategi Implementasi ERP dengan Big Bang atau Bertahap (Phased)
b. Peranan UAT (User Acceptance Testing) dalam Menentukan TingkatKesuksesan Implementasi
c. Arsitektur dari Infrastruktur ERPTujuan Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali:
a. Strategi Implementasi ERP dengan Big Bang atau Bertahap (Phased)b. Peranan UAT (User Acceptance Testing) dalam Menentukan Tingkat
kesuksesan Implementasic. Arsitektur dari Infrastruktur ERP
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
IMPLEMENTASI SISTEM ERP
Strategi Implementasi ERP dengan Big Bang atau Bertahap (Phased)
Kedua pendekatan tersebut sangat bertolak belakang.
Pendakatan secara big bang dari implementasi ERP dilakukan dengan menerapkan semua
modul dari ERP dan disemua lokasi dari proyek didalam perusahaan disaat yang bersamaan.
Semua system lama dihentikan pada system ERP baru dimulai dimana kesiapan para pemakai
dan jaringan harus tersedia pada saat system dimulai.
Pendekatan secara bertahap dilakukan per modul atau satu group modul ERP pada suatu
lokasi tertentu. Pendekatan ini memungkinkan system lama masih beroperasi.
Perbedaan kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus
dipertimbangkan sebelum proyek dimulai.
Adapun keuntungan pendekatan secara big bang meliputi :
a. No need for temporary interfaces
Secara umum pendekatan implementasi ini menggantikan system lama secara langsung
karena proses pergantian system lama ini dilakukan bersamaan maka tidak dibutuhkan
interface yang bersifat sementara.
b. Limited need to maintain and revise legacy software
Karena pendekatan ini secara langsung mengganti system lama, maka hanya sedikit waktu
yang dibutuhkan untuk menjaga system lama, ataupun mengubah system lama.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah sumber daya yang ada difokuskan untuk menguji
system baru.
c. Lower risks
Pendekatan implementasi ini lebih melibatkan semua team proyek untuk berpartisipasi
secara langsung dan bersamaan. Tingkat resiko untuk kehilangan tenaga terlatih sebelum
penyelesaian proyek ERP dilakukan lebih rendah dengan pendekatan big bang ini.
Partisipasi dari semua anggota team harus tetap terlibat sampai di akhir proyek.
d. Functionality linkage
Fungsi-fungsi yang ada didalam ERP dan yang dibutuhkan untuk diimplementasi dapat
dilengkapi dengan lebih cepat, sehingga para pemakai system ERP membutuhkan waktu
yang lebih sedikit didalam memahami dan melihat fungsi integrasi antar modul.
e. No going back
Pendekatan ini tidak memberikan kemungkinan untuk kembali ke system lama, konsekuensi
yang terjadi perusahaan harus menggunakan system ERP yang baru walaupun kondisi dari
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
hasil implementasi tidak memuaskan para pemakai. Hal ini juga memberikan suatu
dukungan dan komitmen untuk menggunakan system ERP baru.
f. Shorter implementation time
Salah satu alasan utama dari kegagalan proyek ERP adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek terlalu lama. Semakin lama implementasi ERP akan memberikan
dampak :
Perubahan dari kebutuhan system akan berubah
Tim yang terlibat akan keluar masuk
Proyek-proyek baru yang ada akan terhambat oleh proyek lama yang belum selesai
Karena pendekatan big bang ini secara langsung menangani perancangan, pengembangan,
pengujian dan implementasi secara modul secara bersamaan maka waktu yang dibutuhkan dari
awal sampai selesai menjadi lebih singkat.
Jika proyek berjalan dengan baik dan tidak ada perubahan secara tiba-tiba, maka pendekatan
ini membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan pendekatan per fase.
Selain dari sisi keuntungan dari pendekatan big bang, terdapat pula sisi kelemaban dari
pendekatan ini. Beberapa kelemahan itu meliputi :
a. Jumlah sumber daya dari tenaga kerja yang dibutuhkan besar.
b. Sedikit sumber daya yang tersisa untuk modul tertentu
c. Resiko dari kegagalan total system ERP lebih tinggi
d. Tidak dapat secara langsung kembali ke system lama
e. Tim teknis dari TI memiliki kesempatan yang lebih sedikit didalam mendapatkan alih
teknologi dari para konsultan ERP
f. Pimpinan proyek tidak dapat menunjukkan hasil kinerja dari system ERP sampai semua
modul terimplementasi
g. Waktu antara proses pengembangan dan implementasi menjadi lebih lama
Berikut ini adalah keuntungan dari pendekatan per fase (phased) :
a. Peak resource requirements are less than with big bang
Pendekatan ini membutuhkan sumber daya yang berfokus pada modul tertentu secara
intensif. Hal ini memberikan keuntungan pada organisasi yang mempunyai sumber daya
yang terbatas.
b. More resources can be devoted to a particular module
Pendekatan ini secara intensif dan terfokus di setiap tahapan implementasi, yang dimulai
dair tahap perancangan, pengembangan dan pengujian modul ERP.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
c. Lower risks
Pendekatan ini memiliki tingkat resiko lebih rendah, hal ini dikarenakan proses kesalahan
ataupun kegagalan dari modul didalam system ERP baru dievaluasi satu per satu.
d. Legacy system fallback
Pendekatan ini memungkinkan untuk kembali ke system lama, apabila pada saat instalasi
system ERP baru terjadi kegagalan. Pendekatan per fase ini lebih bersifat konservatif dan
memberikan alternative, sedangkan implementasi secara big bang tidak memberikan
alternative sama sekali.
e. Personnel gain knowledge in each phase
Pendekatan implementasi ini memungkinkan proses alih teknologi dari para konsultan ERP
ke tim internal lebih intensif, berkualitas dan terencana dengan baik.
f. Project managers can demonstrate a working system
Pendekatan ini memungkinkan pimpinan proyek untuk menunjukkan keberhasilan
implementasi modul per modul didalam system ERP kepada pihak manajemen. Hal ini
memberikan peluang untuk melakukan implementasi atas modul yang termudah dahulu.
g. Time between development and use is reduced
Pedekatan ini memberikan percepatan waktu antara proses pengembangan dan
implementasi, sehingga waktu yang dibutuhkan dan resiko dari kegagalan proyek
implementasi per modul dari ERP menjadi lebih kecil.
Selain sisi kelebihan ini, terdapat kekurangan dari implementasi per fase yaitu :
a. Interface yag bersifat sementara digunakan dalam jumlah besar
b. Revisi dan pemeliharaan system lama masih dibutuhkan
c. Tingkat resiko yang tinggi dari anggota team yang tidak terlibat dan tidak terkoordinasi
d. Tingkat resiko yang tinggi dari anggota team yang keluar atau berganti
e. Operasional dari system lama memberikan peluang untuk menghambat system ERP baru
berjalan
f. Waktu lebih lama dibutuhkan untuk menjalankan semua modul didalam system ERP
g. Total biaya keseluruhan dari implementasi lebih tinggi
Metodologi implementasi ini harus dievaluasi secara intensif oleh manajemen perusahaan, tim
internal dan konsultan ERP secara bersama-sama.
Analisis biaya dan manfaat biasanya sebagai acuan utama dan pendorong dari pemilihan
pendekatan tersebut.
Beberapa factor yang menjadi alasan dan acuan didalam memilih pendekatan ini meliputi :
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
a. Ukuran dan tingkat kompleksitas dari organisasi
b. Tingkat hirarki dan pengawasan dari organisasi
c. Kesiapan dan dukungan dari manajemen secara keseluruhan
Kesemua hal tersebut dapat digunakan sebagai informasi tambahan didalam
mempertimbangkan pendekatan mana yang akan diambil.
Peranan UAT (User Acceptance Testing) dalam Menentukan Tingkat KesuksesanImplementasi
Implementasi ERP memiliki tahapan-tahapan penting yang harus dilalui yang seringkali terlweat
dan bahkan menjadi penyebab kegagalan berantai dalah UAT (User Acceptance Testing).
UAT memegang peranan penting dalam mengukur sampai sejauh mana tingkat ketepatan dari
pemetaan proses dan aplikasi ERP.
Pengujian setiap modul dengan bagian atau departemen terkait yang dapat melihat lebih jauh
dari sisi kasus atau transaksi yang ada di perusahaan. Bila berbicara masalah proyek ERP dan
bagaimnatingkat kesuksesan yang dicapai setelah melakukan investasi sedemikian besar maka
ini menjadi pertanyaan kunci utama bagi para CIO untuk bisa menemukan solusi terbaik melalui
proses UAT didalam tahapan implementasi ERP.
Banyak kendala yang dihadapi dalam setiap implementasi ERP terutama safety player. Yaitu
perilaku yang muncul dari individu yang mementingkan kepentingannya sendiri dan mencari
jalur yang aman untuk cenderung menghindar dari dampak perubahan yang muncul karena
pengaruh dari implementasi teknologi informasi. Hal ini yang sering terjadi di perusahaan-
perusahaan yang akan maupun sedang melakukan implementasi ERP. Disini peranan CIO
menjadi batu ujian untuk bagaimana melakukan dan merealisasikan langkah-langkah strategi
yang jitu dan tepat sasaran agar kesuksesan implementasi system ERP dapat terealisasikan.
Dampak dari factor perubahan yang akan disebabkan oleh implementasi system ERP sangat
memberikan akibat yang luas. Tanpa adanya kebutuhan (necessity) akan TI bagi suatu
organisasi maka cenderung orang-orang didalam organisasi akan menolak perubahan tersebut
(resistances).
Penolakan ini bisa berbentuk demo, mogok kerja, sabotase atau bentuk-bentuk anarki lainnya.
Bahkan sebaliknya bila kepentingan dari implementasi ini akan memberikan manfaat bagi para
pemakai TI, maka unsur penerimaan akan terjadi.
Untuk meminimalisirkan penolakan ini maka seorang CIO harus mampu bersama team nya
untuk melakukan sosilisasi atau kampanye ataupun memberikan reward atas implementasi
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
system ERP. Hal ini sebagai suatu strategi politik untuk tujuan membantu proses perubahan
tersebut menjadi lebih baik.
Selain kepentingan, suatu organisasi perlu memiliki visi yang jelas mengenai alasan suatu
implementasi system ERP dilakukan, tanpa visi (vision) yang jelas maka tim internal maupun
para pemakai akan mengalami kebingungan (confusion). Kebingungan ini yang menyebabkan
orang tidak mau mendukung perubahan yang akan dijalankan dalam implementasi system
ERP.
Untuk mengatasi kebingungan ini, para senior manajemen dan CIO harus bisa memberikan
suatu presentasi atau penjelasan mengenai arah dan tujuan dari implementasi system ERP
diperusahaan. Hal ini juga akan memberikan motivasi atau dukungan kepada para pemakai
atau senior manajemen lainnya.
Setelah memiliki visi yang terukur dan jelas serta didokumentasikan dengan baik. CIO harus
menyusun secara terinci suatu perencanaan yang terukur dengan jelas ke tim terkait serta para
calon pemakai dari system informasi tersebut.
Tanpa perencaan yang jelas maka akan berakibat kekacauan dari implementasi (chaos).
Dengan perencanaan tesebut juga akan membantu para senior manajemen untuk
mempersiapkan sumber daya sumber daya pendukung (resources).
Yang dimulai dari :
a. sumber daya manusia baik konsultan maupun internal tim dan juga calon para
pemakai
b. software
c. data master dan transaksi
d. infrastruktur hardware
e. komunikasi dengan pihak ketiga
terutama sumber daya manusia didalam perusahaan, bila sumber daya manusia yang ada
memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan yang lemah (competence).
Ini akan berakibat mereka akan menjadi takut dengan adanya implementasi system ERP
karena mereka akan menganggap implementasi ini merupakan ancaman yang akan membuat
mereka akan tersingkir.
Akibat awal yang mereka alami adalah ketakutan (fear) yang berbuntut pada penolakan dair
perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh implementasi system ERP.
Diagram di bawah ini mengenai perubahan yang muncul dari suatu konsekuensi yang wajar
serta akibat yang ditimbulkan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
No Jika tidak memiliki Dampak yang dihasilkan1 Necessity Resistance2 Vision Confusion3 Plan Chaos4 Resources Frustration5 Competence Fear
Mereka juga cenderung menunggu dan juga menjaga agar keamanan dalam pekerjaan yang
mereka miliki tidak terganggu dengan adanya dampak penerapan teknologi baru yang akan
diimplementasikan didalam perusahaan.
Terkadang implementasi system ERP tidak tercapai secara optimal dari sisi penerapan di
lapangan, hal ini dikarenakan unsur politis dan job security menjadi penghambat apabila proses
yang diterapkan tidak transparan dan jelas dari sisi pemetaan pekerjaan.
Kesuksesan implementasi system ERP akan dapat teruji apabila dapat memberikan dukungan
terhadap kesuksesan bisnis perusahaan.
Beberapa hal yang menjadi penetu tingkat kesuksesan proyek TI diperusahaan meliputi hal
utama yaitu
a. Keterlibatan dari pemakai (user involvement)
Keterlibatan pemakai merupakan prioritas pertama karena para pemakai ini yang nantinya
sebagai penggerak untuk pendataan data menjadi informasi kedalam system
Mereka bertugas memasukkan data melalui screen system.
Dari masukan mereka pula data mentah tersebut sangat penting dan menjadi dasar
pengolahan informasi lanjutan ke proses berikutnya.
Keterlambatan dan ketidaktelitian data yang dimasukkan ke system merupakan awal dari
masalah yang terjadi dari implementasi system ERP.
b. Untuk menjaga komitmen dari pada pemakai di tingkat bawah sampai menengah maka CIO
perlu memiliki komitmen yang kuat dari dukungan senior management (executive
management support).
Tanpa dukungan sepenuhnya dari manajemen maka akan sulit implementasi tersebut dapat
terlaksana.
Bagaimana bentuk dukungan ini? sering didengar bahwa manajemen mendukung, seperti
apakah dukungan mereka?
Bentuk dukungan mereka dalam bentuk komitmen waktu bila harus menetukan suatu
kebijakan yang berbenturan antar bagian dan tidak dapat diselesaikan segera.
Pertemuan dan komitmen akan konsistensi dari suatu kebijakan yang berdampak pada
aplikasi dan system prosedur yang terkait.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
Berikut ini disajikan beberapa factor penentu dari kesukesan proyek implementasi system
ERP didalam organisasi atau perusahaan yang mencakup skala prioritas dari setiap factor
penentu seperti pada table di bawah ini :
No prioritas Faktor Penentu1 User involvement2 Executive management support3 Clear Statement of requirements4 Proper planning5 Realistic expectations6 Smaller project milestones7 Competent staff8 Ownership9 Clear vision and objectives
10 Hardworking focused staff
Beberapa kunci dari kebijakan penting tetap membutuhakn dukungan penuh dari manajemen
puncak. Setelah kedua hal diatas dapat terpenuhi dengan baik, hal berikutnya yang harus
menjadi syarat mutlak agar implementasi system ERP dapat memberikan hasil yang optimal
adalah clear statement of requirements. Maksudnya adalah kejelasan dari setiap prasyarat
dan kebutuhan yang diinginkan.
Untuk mendukung dan agar kebutuhan akan SI serta pernyataan yang dibutuhkan dalam
system terlaksana sesuai dengan target awal, dibutuhkan suatu perencanan yang memadai
atau proper planning.
Yang dimaksud perencanaan adalah suatu penyusunan penjadwalan yang disesuaikan dengan
kebutuhan akan aktifitas dan langkah yang jelas untuk menapai target yang telah ditetapkan
sebelumnya, perencanaan yang layak inipun harus selalu dilakukan pengawasan yang
memadai dari project manager yang ditunjuk oleh CIO.
Dengan adanya perencanaan yang layak maka harapan yang akan dihasilkan dari perubahan
ini akan lebih bersifat realistis atau realistic expectations.
Harapan yang ditetapkan tentunya telah dipersiapkan disaat persiapan proyek dimulai yang
mana menjadi target utama dari proyek tersebut dijalankan dan disetujui oleh manajemen
puncak. Tanpa batas kewajaran yang jelas maka akan sulit dicapai suatu target yang realistis.
Tentunya tingkat keberhasilan sangat ditentukan oleh ruang lingkup yang lebih kecil dan
seringkali disebut sebagai pilot project. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Adapun alasannya
adalah karena dengan implementasi pilot project ini akan menjadi acuan untuk menjadi model
bagi pengembangan dan implementasi selanjutnya.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
Dalam melaksanakan proyek implementasi system ERP dibutuhkan sumber daya manusia
yang kompeten atau compentent staff, adalah staf yang memiliki kualifikasi dan kemampuan
yang layak serta sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan didalam implementasi.
Kemampuan soft skill dan hard skill menjadi factor penentu didalam mempersiapkan staf yang
kompeten didalam proyek. Untuk membangkitkan semangat dan kemampuan yang ada
dibutuhkan suatu ownership, atau rasa memiliki dari setiap anggota tim.secara jelas dan nyata.
Tanpa ada rasa memiliki yang kuat maka akan sulit tercapai suatu target dari implementasi
yang berhasil.
Peranan CIO dalam memberikan pengarahan tentang pentingnya proyek tersebut dan alas an
kenapa dijalankan menjadi factor pendukung utama
Keberhasilan yang dicapai sangat bergantung dari clear vision and objectives atau visi dari
objektifitas yang jelas dari manajemen mengenai sasaran dari implementasi tersebut.
Untuk mencapai target dan objektifitas tersebut maka seorang CIO harus memiliki kemampuan
untulk evaluasi criteria dari kebutuhan software secara jelas, yang dalam hal ini pemilihan
kebutuhan ERP software.
Jika faktor-faktor tersebut diatas dapat terpenuhi maka keberhasilan implementasi ERP bukan
merupakan suatu hal yang mustahil.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
Factor-faktor yang mempengaruhi Resistance in managing change, beberapa variable yang
harus diperhatikan adalah :
a. Variable apa yang mempengaruhi dan berhubungan dengan resistensi terjadi? Antara lain
reward, situasi politik, situasi operasional, kapasitas dalam menangani pekerjaan tambahan,
dukungan dari budaya dalam menghadapi perubahan, kesepakatan, komitmen. Hal ini
memegang peranan dalam memotivasi suatu perubahan dalam mengatasi resistensi
b. Apa yang menjadi factor penyebab resistensi yang mungkin terjadi di dalam organisasi
tersebut? Factor utama yang tering menjadi pemicu adalah kepentingan atau manfaat yang
akan dicapai dari suatu perubahan yang akan dilakukan. Pada umumnya pemakai selalu
melihat dari sisi keuntungan dari perubahan yang terjadi mereka cenderung akan berubah
jika melihat adanya keuntungan dari perubahan tersebut terhadap diri mereka. Jika tidak
ada manfaat maka tingkat resistensi akan semakin tinggi.
c. Sampai berapa tinggi tingkat resistensi terjadi? Resistensi terjadi dapat dibagi menjadi 3
bagian bila ditinjau dari sisi penyebab yang ditimbulkan yaitu :
1. People
Para pemakai atau manajemen puncak tidak memiliki pemahaman yang cukup aka
manfaat dari system yang diterapkan
Para pemakai atau manajemen puncak malas dan ingin melanjutkan apa yang
mereka kerjakan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari
Keluhan dair pemakai atau manajemen puncak yang disebabkan oleh rancangan
yang kurang bagus dan kurang tepat sehingga menjadi alasan bagi mereka untuk
menolak menggunakan system tersebut
Pada pemakai atau manajemen puncak terlalu mengharapkan system sempurna
sekali dari apa yang mereka harapkan
2. System
System yang terlalu sulit untuk dipelajari dengan sejumlah alasan tertentu atau
terlalu sulit untuk digunakan secara efektif
System menjadi penyebab adanya masalah politis untuk beberapa pemakai
System tidak memberikan penyelesaian masalah secara memadai dan memberikan
perubahan yang berarti
System yang dirancang tidak memadai dan tidak user friendly
System tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik
3. Interactions
System menjadi salah untuk diterapkan oleh beberapa pemakai tertentu
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
System menjadi penyebab terjadi perubahan distribusi politik atau kekuasaan
didalam organisasi
System dapat menolong beberapa pemakai tetapi membahayakan para pemakai
yang lain dengan menambah beban kerja mereka atau menurunkan kemampuan
mereka
System membutuhkan suatu pengembangan untuk menjadikannya lebih efektif
untuk beberapa pemakai
System tidak memnuhi kebutuhan dan harapan yang dibutuhkan untuk
pengembangan lebih lanjut
Change management plan merupakan perencanaan perubahan manajemen yang dilakukan
dengan suatu strategi dan implementasi yang konkrit, dengan urutan proses yang harus dilalui :
a. Assess willingness, readiness and ability to change : evalusai terhadap tingkat kesiapan,
kemauan dari setiap individu dan kemampuan untuk berubah seperti apa yang telah
direncanakan dari tim perubah. DIterapkannya SWOT untuk mengukur kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi apabila suatu strategi
perubahan manajemen dengan bantuan TI akan dijalankan.
b. Develop and adopt a strategy for change : mengembangkan dan menerapkan suatu strategi
perubahan. Perlu pengalaman dan pendekatan psikologis yang jitu dalam memilih strategi
yang tepat. Terutama jika organisasi sudah sangat solid dengan budaya lama.
c. Implement change management plan and track progress : menyusun perencanaan untuk
implementasi manajemen perubahan dan melakukan monitoring atas realisasi implementasi
secara bertahap.
d. Evaluate experiences and develop lesson learned : melakukan evalusai terhadap
pengalaman yang diperoleh dari hasil impleementasi dan menyusunnya ke dalam suatu
kamus pembejalaran untuk sebagai acuan implementasi dan pemecahan masalah di masa
mendatang.
Peran agen perubahan memegang pernanan penting sebagai pendorong dan factor untuk
mencapaia kesuksesan.
Strategi korporat yang harus dipersiapkan CIO adalah sebagaimana membangun misi dan visi
TI yang relevan dengan kebutuhan bisnis dan dievaluasi secara berkala tentang bagaimana
proses implementasinya dengan memperhatikan biaya, kecepatan dan kualitas dari hasil
kontribusi TI maka organisasi TI dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk
menghadapi perubahan dan tuntutan bisnis yang semakin tinggi.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
Strategi korporat : strategi yang dijalankan oleh induk grup perusahaan untuk mengatur
berbagai perusahaan atau strategic business unit yang berada di bawahnya.
Korporat/induk perusahaan/holding company
a. Perusahaan/strategic business unit A
b. Perusahaan/strategic business unit B
c. Perusahaan/strategic business unit C
Strategi yang disusun CIO harus selaras dengan kondisi persaingan serta dapat menjawab
tantangan persaingan bisnis. Sisi realistis dan mengukur kemampuan internal dengan
pengawasan penuh merupakan hal yang harus diperhatikan mengingat langkah strategi
tersebut harus dijalankan dengan pendekatan yang mampu menjembatani antara kebutuhan
bisnis dan TI.
Strategi yang sukses harus :
a. Selaras dengan kondisi persaingan dan menjawab permasalahan dalam persaingan
b. Realistis tidak mengada-ada sesuai dengan kemampuan
c. Dijalankan dengan penuh kehati-hatian
Tantangan tersbesar penyusunan strategi TI adalah melakukan pendekatan terhadap sesuatu
yang tidak mungkin dilakukan pendekatan dan merencanakan sesuatu yang mungkin terjadi
dari perubahan bisnis yang disebabkan hal-hal yang tidak direncanakan semula untuk
dipersiapkan.
Tingkat strategi sampai dengan prosedur kerja :
d. Strategi korporat
e. Strategi unit bisnis
f. Strategi fungsional
g. Strategi sub fungsional
h. System dan prosedur kerja
Arsitektur dari Infrastruktur ERP
Secara umum komponen infrastruktur server untuk ERP meliputi :
a. Database server untuk mengelola database tunggal yang melayani semua akses
aplikasi yng bersifat mengubah menambah dan mengarsipkan informasi
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com
b. Application server merupakan inti utama dari aplikasi ERP yang berfungsi
mengintegrasikan semua fungsi-fungsi aplikasi dan mengakses database serta
menghubungkan server presentasi atau langsung akses ke pemakai
c. Presentation server atau aplikasi pemakai adalah sumber input utama dari para
pemakai juga bisa jadi output yang dibutuhkan oleh pemakai
Artitektur 3-tier client/server
Umunya diterapkan pada system ERP dimana kebutuhan investasi server dan tenaga TI terkait
menjadi andalan utama.
Untuk skalabilitas yang besar maka arsitektur sering diterapkan teknik clustering dimana proses
penggandaan dari server dengan teknologi terkini telah memungkinkan tingkat availability dari
system menjadi tinggi. Dengan diterapkan pada server hardisk dan network, meski investasi
mahal akan tetapi umpan balik yang diberikan besar dimana tingkat pelayanan dan dukungan
terhadap pemakai maupun eksternal perusahaan menjadi jauh lebih baik.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com C
lick t
o buy
NOW
!PD
F-XCHANGE
www.docu-track
.com