Post on 15-Dec-2015
description
transcript
11
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIRASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Mayanti Sianturi. SSTMayanti Sianturi. SST
22
Neonatal Mortality: IndonesiaNeonatal Mortality: Indonesia
• Infant mortality rate is 45.7 per 1,000 live births
• Neonatal mortality contributes to 47% of IMR
(Source: IDHS, 1997)
33
Causes of Neonatal DeathsCauses of Neonatal Deaths
All other (5.1%)
Diarrhoea (1.5%)
Congenital anomalies (11.1%)
Sepsis, meningitis (7.2%)
Prematurity (10.3%)
Birth Injuries (10.6%)
Neonatal Tetanus (14.1%)
Pneumonia (19%)
Birth asphyxia (21.1%)
Most of these deaths are preventable or treatable
44
Causes of Neonatal Mortality: Causes of Neonatal Mortality: IndonesiaIndonesia
• Asphyxia
• Infection (sepsis and respiratory infections)
• Hypothermia
55
Essential Newborn Care Essential Newborn Care InterventionsInterventions
• Clean childbirth and cord care– Prevent newborn infection
• Initiation of breathing and resuscitation– Early asphyxia identification and management
• Thermal protection– Prevent and manage newborn
hypo/hyperthermia• Early and exclusive breastfeeding
– Started within 1 hour after childbirth
66
Essential Newborn Care Interventions (continued)Essential Newborn Care Interventions (continued)
• Eye care– Prevent and manage ophthalmia neonatorum
• Immunization– At birth: Bacille Calmette-Guerin (BCG)
vaccine, oral poliovirus vaccine (OPV) and hepatitis B virus (HBV) vaccine (WHO)
• Identification and management of sick newborn
• Care of preterm and/or low birth weight newborn
77
BAYI NORMALBAYI NORMAL• ± 80% BBL
• Kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi
• Indikator pelayanan kesehatan maternal-neonatal yg baik atau berkualitas
• Ada kalanya bayi lahir normal tetapi perjalanan hidup bermasalah
• Perlu kecermatan & perhatian dlm perawatan BBL
88
Kriteria Bayi NormalKriteria Bayi Normal
• Masa gestasi cukup bulan: 37-416/7 mgg
• Berat lahir 2500-4000 g
• Lahir tdk asfiksia
• Tdk terdapat kelainan kongenital berat
99
Kebugaran bayi Kebugaran bayi Tanda Nilai
0 1 2
Frek. jantung
Usaha napas
Tonus
Refleks
Warna kulit
(-)
(-)
Ekstr lumpuh
(-)
Biru/pucat
< 100x/mnt
Merintih
Fleksi lemah
Gerakan sdkt
Tubuh kemerahan, ekstr biru
>100x/mntMenangis kuat
Gerakan aktif
Menangis
Tubuh & ekstremitas merah
UTK MENILAI KONDISI BAYI & EFEKTIVITAS RESUSITASI BUKAN UTK MENENTUKAN PERLU TDKNYA RESUSITASI
1010
Langkah DiagnosisLangkah Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Berat lahir 2500-4000 g
• Tanda prematuritas (-)
• Bayi bugar: menangis keras, tonus otot baik, kulit kemerahan dan denyut jantung >100 x/mnt
• Kelainan kongenital (-)
Pemeriksaan Penunjang
• Biasanya (-) kecuali ragu &/ utk menghitung masa gestasi: Skor Ballard/Dubowitz
1111
TerapiTerapiManajemen BBL normal
• Perawatan neonatal esensial pasca persalinan yg bersih & aman, resusitasi, dilanjutkan dg: stabilisasi suhu, pemberian ASI dini & eksklusif, pencegahan infeksi & imunisasi
• Pemberian vit K1 (inj. 1 mg i.m sekali; atau oral 2 mg sekali; atau 1 mg 3 kali (saat lahir, 3-10 hari & 4-6 mgg)
• Perawatan mata (tetrasiklin atau kloramf. t.m.)
• Perawat tali pusat
• Pemberian imunisasi hepatitis B I
1212
PemantauanPemantauanTerapi
• Biasanya tdk perlu terapi lebih lanjut
Pemantauan lain
• Tetap dipantau minimal 6 jam utk melihat kemungkinan timbulnya bahaya, terutama hipotermia, hipoglikemia & gangguan napas
Pemantauan tumbuh kembang
• Kunjungan tindak lanjut
• Imunisasi BCG
• Periksa teratur utk memantau tumbang
1313
RAWAT GABUNGRAWAT GABUNG
• Metode penyatuan perawatan antara ibu & bayi baru lahir BBL dirawat bersama2 dg ibunya
• Tujuan: memberi kesempatan kpd ibu mendptkan pengalaman cara merawat bayinya sesegera mungkin stl melahirkan & meningkatkan pemberian ASI
1414
Pelaksanaan rawat gabung & kegiatan Pelaksanaan rawat gabung & kegiatan penunjangnyapenunjangnya
Kegiatan di poliklinik Kebidanan (ANC)
• Penyuluhan ASI & manfaat rawat gabung
• Penyuluhan perawatan payudara, makanan bumil, nifas, perawatan bayi, KB
• Senam bumil & nifas
• Mengumpulkan data ibu
1515
Pelaksanaan rawat gabung & kegiatan penunjangnyaPelaksanaan rawat gabung & kegiatan penunjangnya
Kegiatan di kamar bersalin
• Menyelenggarakan rawat gabung. Kriteria: lahir spontan, presentasi kepala, tdk ada asfiksia, BBLC, CB, infeksi intrapartum (-), ibu sehat
• Pemberian ASI dini & eksklusif
• Penyuluhan ASI & rawat gabung
1616
Pelaksanaan rawat gabung & kegiatan penunjangnyaPelaksanaan rawat gabung & kegiatan penunjangnya
Kegiatan di ruang rawat gabung• Bayi diletakkan dlm tempat tidur di samping
ibunya• Perawat memperhatikan KU bayi & mengenali
keadaan abnormal lapor dokter• Menyusui sesuai keinginan bayi• Tdk boleh diberi susu botol• Membantu ibu menyusui, merawat payudara,
merawat bayi• Jika bayi tampak sakit, pindah ruang bayi
bermasalah
1717
TindakanTindakan
• Nasihat cara menyusui yg benar, pemberian makanan, perawatan payudara, perawatan bayi & makanan ibu menyusui & imunisasi
• Memberikan imunisasi
• Pemeriksaan khusus & nasihat utk ibu dg keluhan/masalah pemberian ASI
1818
ManajemenManajemen
Mempertahankan suhu tubuh normal
• Kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat
• Jgn memandikan atau menyentuh bayi dg tangan dingin
• Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
Pemberian minum: ASI mrp pilihan utama
1919
ManajemenManajemen
Berat lahir 1750-2500 g
Bayi sehat:
• Menyusu semau bayi, lebih mudah letih & malas minum lebih sering (tiap 2 jam)
• Pantau pemberian minum & kenaikkan BB utk menilai efektivitas menyusu, bila kurang dpt mengisap ASI peras
2020
Berat lahir 1750-2500 gBerat lahir 1750-2500 g
Bayi sakit
• Bila dpt minum peroral & tdk perlu infus minum spt bayi sehat
• Bila perlu cairan i.v.– Berikan cairan i.v. hanya selama 24 jam pertama– Mulai berikan minum hari ke-2 atau segera
setelah bayi stabil. ASI jika ibu & bayi siap– Bila sakitnya menghalangi proses menyusu
(gangg.napas, kejang) ASI peras per NGT:o berikan cairan i.v & ASI sesuai umur
o minum tiap 3 jam
2121
Berat lahir 1500-1749 gBerat lahir 1500-1749 g
Bayi sehat
• ASI peras dg cangkir/sendok jika jml tdk cukup/risiko aspirasi NGT
• Minum tiap 3 jam
• Bila tlh dpt minum dg baik coba menyusu langsung
2222
Berat lahir 1500-1749 gBerat lahir 1500-1749 g
Bayi sakit
• Beri cairan i.v hanya selama 24 jam pertama
• ASI per NGT mulai hari ke-2 & kurangi cairan i.v perlahan
• Minum tiap 3 jam
• Jika sdh stabil coba minum dg sendok/cangkir
• Jika sendok/cangkir sdh baik coba menyusu langsung
2323
Berat lahir 1250-1499 gBerat lahir 1250-1499 g
Bayi sehat
• ASI per NGT
• Minum tiap 3 jam
• Lanjutkan dg sendok/cangkir
• Coba menyusu langsung
2424
Berat lahir 1250-1499 gBerat lahir 1250-1499 g
Bayi sakit
• Cairan i.v hanya selama 24 jam
• ASI per NGT pd hari ke-2 dan kurangi cairan i.v perlahan
• Minum tiap 3 jam
• Minum dg cangkir/sendok
• Menyusu langsung
2525
Berat lahir < 1250 (tdk tergantung kondisi)Berat lahir < 1250 (tdk tergantung kondisi)
• Beri cairan i.v hanya selama 48 jam pertama
• ASI per NGT pd hari ke-3 & kurangi cairan i.v
• Beri minum tiap 2 jam
• Lanjutkan cangkir/sendok
• Lanjutkan menyusu langsung
2626
SuportifSuportif
• Jaga & pantau kehangatan, patensi jalan napas
• Pantau kecukupan nutrisi, cairan & elektrolit
• Kelola penyulit yg terjadi
• Beri dukungan emosional pd ibu & keluarga
• Anjurkan ibu utk tetap bersama bayi
• Ijinkan & anjurkan kunjungan keluarga
2727
Lain-lain atau rujukanLain-lain atau rujukan
• Bila perlu USG/fisioterapi
• Umur 6 mgg konsul mataretinopathy of prematurity
• THT: skrining pendengaran sblm bayi pulang, pemeriksaan ulang umur 1 & 2 th
• Bila perlu siapkan transportasi &/ rujukan
2828
PEMANTAUANPEMANTAUANTerapi
• Bila diperlukan terapi utk penyulit tetap diberikan
• Preparat besi umur 2 minggu (2 mg/kgBB)
Tumbuh kembang
• Pantau BB periodik
• Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hr (-10% BBL ≥1500 g, -15% BBL <1500 g)
• Tingkatkan pemberian ASI
2929
Masalah jangka panjang yg mungkin timbul:
• Gangguan pertumbuhan & perkembangan, pendengaran
• Retinopathy of prematurity
• Penyakit paru kronik
• Kenaikkan angka kesakitan & sering masuk RS
• Kenaikkan frekuensi kelainan bawaan
3030
Pemantauan setelah pulangPemantauan setelah pulang
• Pantau/kontrol pulang hr ke-2, 10, 20, 30 dilanjutkan tiap bulan
• Hitung umur koreksi
• BB, PB, LK
• Tes perkembangan, DDST
• Awasi adanya kelainan bawaan
3131
Pengukuran suhu tubuhPengukuran suhu tubuh
Keadaan bayi
Bayi sakit
Bayi kecil
Bayi sangat kecil
Bayi keadaan membaik
Frekuensi pengukuran
Tiap jam
Tiap 12 jam
Tiap 6 jam
Sekali sehari
3232
Jumlah cairan yg dibutuhkan bayi (ml/kg)Jumlah cairan yg dibutuhkan bayi (ml/kg)
Berat
(g)
Umur (hari)
1 2 3 4 5+
>1500 60 80 100 120 150
<1500 80 100 120 140 150
3333
Cara menghangatkan bayiCara menghangatkan bayi
Kontak kulit:
• Utk semua bayi
• Utk menghangat bayi dlm waktu singkat, atau bayi hipotermi (32-36,4oC) apabila cara lain tdk mungkin dilakukan
3434
Cara menghangatkan bayiCara menghangatkan bayi
KMC
• Utk menstabilkan bayi BB < 2500 g, terutama utk perawatan berkelanjutan bayi BB < 1800 g
• Tdk utk bayi yag sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
• Tdk utuk ibu penyakit berat yg tdk dpt merawat bayinya
3535
Cara menghangatkan bayiCara menghangatkan bayi
Pemancar panas
• Bayi sakit/bayi BB ≥1500 g
• utk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi
Inkubator
• Penghangatan berkelanjutan bayi BB < 1500 yg tdk dpt dilakukan KMC
• Utk bayi sakit berat
3636
Cara menghangatkan bayiCara menghangatkan bayi
Ruangan hangat
• Utk merawat bayi BB < 2500 g yg tdk memerlukan tindakan diagnosis atau prosedur pengobatan
• Tdk utk bayi sakit berat
3737
Adaptasi fisiologi bayi intra ke Adaptasi fisiologi bayi intra ke extra uterusextra uterus
• BBL susunan syaraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap peningkatan input sensorik
• Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks pada bayi yang baru lahir
• Bayi juga lahir dengan jalur sensorik yang aktif.• Bayi memperhatikan kesadaran umum akan
keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya
3838
Perkembangan syaraf janin intra Perkembangan syaraf janin intra uterusuterus
Trimester I (10-12 minggu)
• Pada minggu ke-8, serabut-serabut syaraf terbesar ke seluruh tubuh
• Pada usia 10 minggu, rangsangan lokal dapat memicu gerakan• Minggu ke-11 atau 12, janin membuat gerakan nafas, menggerakan
seluruh anggota gerakanya dan mengaubahposisi di dalam rahim• Janin dapat menghisap ibu jarinya dan berenang dalam kolam
cairan amnion, bersalto dan mungkin membuat simpul pada korda umbilikalis.
• Janin berespons terhadap kebisingan, sinar yang kuat, stimulasi yang mengganggu pada kulit, dan penurunan suhu
3939
Trimester II (12-29 minggu)• Gerakan janin dapat dirasakan sejak usia
gestasi 14 minggu• Pada minggu ke-16, sistem syaraf janin mulai
berfungsi• Janin makin aktif bergerak.Trimester III (28-36 minggu) • Perkembangan pesat dalam tubuh janin pada
awal bulan ke-7 terjadi pada sistem syaraf pusatnya, terutama pada otaknya.
• Bola matanya telah dapat digunakan untuk melihat
• Memasuki bulan ke-9, proses yang terjadi bukanlah proses pembentukan, tetapi lebih bersifat penyempurnan.
4040
Perkembangan syaraf janin ekstra Perkembangan syaraf janin ekstra uterusuterus
• :Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan bayi baru lahir.
• Bayi memperlihatkan kesadarna umum akan keadana di sekitarnya, dan bereaksi terhadap suara dan cahaya
• Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis
4141
• perkembangan pesat pada kemampuan visualnya dalam enam bulan pertama
• Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm.
• Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontraks dan kontur serta dapat mengikuti gerakan.
• Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang.
• Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernafas, denyut jantung dan peristatik usus, yang mereka denganr misalnya selagi digendong.
4242
• Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktifitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan
• Menagis adalah cara berkomunikasi yang biasanya merupakan respons terhadap rangsnagan yang tidak menyenangkan.
• Biasanya neonatus menutup mata mereka, menyeringai, dan mengeluarkan suara
4343
Imunologi pada NeonatusImunologi pada Neonatus
• Sistem imun membentuk sistem pertahanan tubuh terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik
• Pada kehamilan dini, antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespons invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke-20 kehamilan, proses imun janin terhadap antigen mulai meningkat
4444
Sistem Imun Pasif pada JaninSistem Imun Pasif pada Janin
• Dalam perkembangannya, janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan
• Bayi yang telah lebih berumur telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu enam minggu atau lebih sebelum dilahirkan.
• IgG ibu menenembus plasenta ke dalam sirkulasi janm meiaiui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktifitasnva meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu, ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temm dengan menghasilkah JgG, yang dapat melewati plasenta.
4545
Tali Pusat Pada JaninTali Pusat Pada Janin
• Tali Pusat Pada Janin Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik,kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
• Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar.
• Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya
4747
Pemotongan Tali PusatPemotongan Tali Pusat
Pemotongan tali pusat menurut standar asuhan persalinannormal pada langkah ke 26 sampai dengan 28 berikut ini :a. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan
badan bayi kecuali tali pusat.b. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilikus bayi.c. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
c. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem. (JNPKR, Depkes RI, 2004).
4949
• Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta.
• Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly (Marjono, 2007).
5151
Fisiologi Lepasnya Tali PusatFisiologi Lepasnya Tali Pusat
• Perawatan tali pusat secara intensif diperkenalkan pada tahun 1950an sampai dengan tahun 1960an dimana pada saat itu angka infeksi pada proses kebidanan sangat tinggi.
• Pada beberapa Negara berkembang masih sering dijumpai terjadinya infeksi tali pusat walaupun antiseptic jenis baru telah diperkenalkan.
• Selain infeksi, pendarahan pada tali pusat juga dapat berakibat fatal.
• Pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat dengan kuat dan pencegahan infeksi.
5252
• Peralatan yang digunakan dalam pemotongan tali pusat juga sangat berpengaruh dalam timbulnya penyulit pada tali pusat.
• Saat dipotong tali pusat terlepas dari suply darah dari ibu. • Tali pusat yang menempet pada pusat bayi lama kelamaan akan
kering dan terlepas. • Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh
aliran udara yang mengenainya. • Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh
bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor. • Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi
pada bayi baru lahir. • Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat
kering dan bersih.
5353
• Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar.
• Pada bayi yang ditrawat di rumah sakit bakteri S aureus adalah bakteri yang sering dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril.
• Pengetahuan tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai saat ini belum diketahui pasti. Selain S aerus, bakteri E colli dan B streptococci juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.
• Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri.
• Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya
• abdomen pada kulit (BCRCP, 2001).
5454
Perawatan Tali PusatPerawatan Tali Pusat
• Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan(Kamisa, 1997).
• Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin.
• Bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
• Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
• Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.
• Standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orangtua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol.
5555
• Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering.
• bayi Tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu.• Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat,
bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat.
• Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau kapas.
• Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.• Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena
akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
• Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.
5656
• Bila bayi menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan).
• jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi Sampai tali pusatnya puput,
• biarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas (Paisal, 2007).
5757
Perawatan Tali Pusat KeringPerawatan Tali Pusat Kering
• Perawatan tali pusat kering adalah Tali pusat dibersihkan dan dirawat serta dibalut kassa steril , tali pusat dijaga agar bersih dan kering tidak terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan lepas (Depkes RI, 1996 ).
• Cara perawatan tali pusat kering adalah :1) Siapkan alat-alat2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.4) Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusat tetap diberi kasa steril.• Cara perawatan tali pusat kering adalah dengan membungkus tali
pusat dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat berbau diberi gentian violet (Marjono, 2007 )
5858
Perawatan Tali Pusat BasahPerawatan Tali Pusat Basah
• Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda dan kebiasaan-kebiuasaan yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat ini.
• Zat-zat seperti triple dye, alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum bekerja dengan baik.
• Penelitian thd para ibu merawat bayi mereka di dalam kamar mereka daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat menjadi rendah terjadi (Hasselquist, 2006:53).
5959
Cara perawatan tali pusat basah Cara perawatan tali pusat basah adalah :adalah :
1) Siapkan alat-alat2) Selalu cuci tangan Anda sampai bersih sebelum
mulai melakukan perawatan tali pusat.3) Kemudian, bersihkan tali pusat dengan alkohol.4) Tutupi dengan kasa steril yang diberi alkohol
dan menggantinya setiap kali usai mandi, berkeringat, terkena kotor, dan basah.
5) Segera larikan ke dokter jika mencium bau tidak sedap dari tali pusat bayi yang belum lepas. (Solahuddin, 2006).
6060
Lama waktu Terlepasnya Tali Lama waktu Terlepasnya Tali PusatPusat
• Tali pusat orok berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5 – 5 cm segera setelah dipotong.
• Penjepit tali tali pusat plastik digunakan pada tali pusatuntuk menghentikan perdarahan.
• Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu,
6161
• Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. • Janganmemegang-megang atau bahkan menariknya. • Bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau
adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali pusat
• Lama penyembuhan tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5 sampai dengan 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari (Paisal, 2007)
6262
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali PusatLepasnya Tali Pusat
• Lepasnya tali pusat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah :
1. Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya (Ellen, 2006).
2. Cara perawatan Tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol (Paisal, 2007).
6363
3. Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi (Paisal, 2007).
4. Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.