Post on 26-Dec-2015
description
transcript
KNOWLEDGE CAPTURE
LIGHTING SYSTEM
DISUSUN OLEH :
IYAN HILMAN MULYANA
YAYAN SURYANA
UBOH PLTU JAWA BARAT 2 PELABUHAN RATU
2014
LEMBAR PENGESAHAN
KNOWLEDGE CAPTURE
JUDUL
“LIGHTING SYSTEM”
Telah dibahas dalam Knowledge Capture dan dapat dipergunakan sebagai referensi di UBOH PLTU Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu
Pelabuhanratu, 2014
MEMA
Nugraha Septa Utama K
I. Pendahuluan
Penerangan ditempat kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif. Penerangan dapat berasal dai cahaya alami dan buatan. Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa penyelidikaan mengenai hubungan antara produktivitas dengan penerangan telah memperlihatkan, bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan dapat menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya (Sutaryono, 2002: 19).
Jenis Penerangan
Penerangan diklasifikasikan berdasarkan cara pendistribusiannya (Rizddin.Rasjid,dkk, 1989: 13) menjadi:
a. Penerangan langsung (direct lighting), hampir semua cahaya didistribusikan ke bawah (90-100%), paling efisien digunakan karena banyaknya cahaya yang mencapai permukaan kerja adalah maksimum, namun sering menimbulkan bayangan dan kesilauan (bila cahaya terlalu kuat).
b. Penerangan semi langsung (semi-direct lighting), distribusi cahaya diarahkan kebawah (60-90%)
c. 3) General difuse, kurang lebih 40-60% cahaya diarahkan kebawah dan 40-60% diarahkan keatas.
d. 4) Semi-indirect lighting, 60-90% cahaya didistribusikan kearah atas dan 10- 40% kearah bawah, untuk itu nilai pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya lebih banyak yang dipantulkan kebawah.
e. 5) Indirect lighting, distribusi cahaya katas 90-100%, tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan, tetapi mengurangi efisiensi cahaya.
Penerangan diklasifikasikan menurut fungsinya menjadi:
a. Pencahayaan: Lampu digunakan sebagai penerangan di area kerja saat malam hari ataupun pada area yang tidak terkena sinar langsung pada siang hari.
b. Indikator: Lampu digunakan sebagai indicator pada panel ataupun pada gedung/ menara tinggi
c. Hiasan: Lampu digunakan sebagai hiasan di taman, dsb dengan bentuk dan cahaya yang lebih beragam.
II. Sistem Penerangan di UBOH PLTU 2 JABAR PALABUHAN RATUII.1. Lampu Yang Digunakana. Metal Halide (MH)
Lampu Metal Halida (MH) adalah anggota dari lampu gas intensitas tinggi. Lampu ini memerlukan instalasi khusus untuk penyalaan. Lampu ini adalah sumber cahaya yang berpusat pada satu titik dan menyebar kesemua arah, jadi cermin pemantul diperlukan untuk menyebarkan cahaya yang dihasilkan.
Lampu ini memproduksi cahaya dengan melewatkan busur listrik melalui campuran gas. Pada lampu halida logam, tabung busur memuat campuran argon, raksa dan halida logam dalam tekanan tinggi. Campuran gas akan menentukan karakteristik cahaya yang dihasilkan, mengubah suhu warna dan intensitas. Gas argon dalam lampu dapat diionisasi dengan mudah, dan mempermudah penyambaran busur listrik saat lampu dinyalakan. Seperti lampu lucutan gas lainnya, lampu halida logam memerlukan rangkaian elektronik untuk memberikan tegangan mula dan tegangan kerja yang benar serta mengatur aliran arus dalam lampu.
Area yang menggunakan lampu ini adalah transfer tower 1 dan 2, belt conveyor 05, Ending House, garasi, crusher house
Metal Halide Lamp
b. High Pressure Natrium (HPS)
Lampu natrium tekanan tinggi (HPS) mengandung unsur tambahan seperti raksa, dan menghasilkan cahaya oranye kemerah jambuan. Beberapa bola lampu juga menghasilkan cahaya putih kebiruan. Ini mungkin dari cahaya raksa sebelum natrium menguap sempurna. Jalur natrium adalah sumber cahaya utama dari lampu HPS, dan spektrum sempit ini dilebarkan oleh natrium tekanan tinggi dalam lampu, karena pelebaran ini dan pancaran dari raksa, warna benda yang diterangi dapat dibedakan. Ini membuatnya digunakan di tempat yang diinginkan pembedaan warna yang baik.
Lampu HPS disukai untuk penyinaran tumbuhan dalam ruang karena lebarnya spektrum suhu warna yang dihasilkan dan efisiensinya yang relatif tinggi.\
Area yang menggunakan lampu ini adalah penerangan jalan umum.
High Pressure Lamp
c. Lampu Pendar
Lampu pendar adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi itu menghasilkan gelombang cahaya ultra ungu yang pada gilirannya menyebabkan lapisan fosfor berpendar dan menghasilkan cahaya kasatmata. Lampu pendar mampu menghasilkan cahaya secara lebih efisien daripada lampu pijar.
Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama. Yang pertama berbentuk tabung panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral ataupun tornado, umum disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE).
Area yang menggunakan jenis lampu ini adalah area Lab Kimia, Cental Control Building Administration building
Lampu Pendar
II.2. Sistem Penyalaana. Manual
Sistem penyalaan lampu secara manual banyak diaplikasikan di area indoor. Disebut manual karena penyalaan nya dilakukan oleh manusia dengan cara menekan tuas tertentu sesuai kondisi yang diinginkan si manusia tersebut. Sebagian besar area unit menggunakan system ini.
b. Otomatis
Sistem penyalaan lampu secara otomatis banyak diaplikasikan di area outdoor. Disebut otomatis karena lampu ini dikontrol oleh sensor cahaya dimana sensor ini disimpan di oytdoor. Saat terkena sinar matahari saat siang hari sensor akan membuat loop control terbuka sehingga tegangan tidak sampai ke lampu. Bila sore hari sensor tidak mendapat cahaya cukup maka sensor akan membentuk loop tertutup dan akan memerinthkan lampu untuk menyala. Area yang menggunakan system ini adalah lampu jalan dan coal yard.
II.3. Penempatan Lampua. Panel
Panel merupakan ruangan kecil yang penuh dengan control, dimana untuk melakukan perbaikan memerlukan pencahayaan yang cukup. Ole karena itu di beberapa panel diberi lampu penerangan untuk pencahayaan didalam panel. Penerangan panel biasanya memiliki kapasitas daya rendah sekitar 5 sampai 10 Watt.
b. Indoor
Ruangan membutuhkan pencahayaan yang cukup baik siang maupun malam hari. Untuk ruangan yang luas dibutuhkan kapasitas daya yang tinggi. Selain luas ruangan warna tembok dan ketinggian ruangan menentukan butuh banyak sedikitnya pencahayaan diruanga tersebut.
c. Outdoor
Dari segi waktu penyalaan area outdoor lebih sebentar menggunakan lampu karena saat siang hari tidak menggunakan penerangan. Tetapi saat malam hari daya yang digunakan sama besarnya dengan area outdoor karena luas area yang mesti mendapat penerangan
d. Penerangan Jalan Umum
Sama halnya dengan area outdoor, lampu penerangan jalan umum hanya menyala pada saat malam hari. Penerangan jalan umum dan area outdoor menggunakan system otomatisasi penyalaan menggunakan sensor cahaya.
III. Komponen Rangkaian LampuKarena lampu yang digunakan di unit bukan lampu biasa seperti yang digunakan di lampu rumah, melainkan lampu yang berjenis Metal Halide (MH) dan High Pressure Natrium (HPS) maka komponen yang digunakan untuk lighting bukan sekedar lampu saja melainkan terdapat komponen pendukung seperti:1. Fuse2. Balast ( baik konvesional maupun elektronik)3. Kapasitor4. Ignitor5. Kabel anti panas/ selongsong kabel anti panas
Semua komponen tersebut dirakit menjadi sebuah rangkaian sehingga lampu bias menjadi menyala.
IV. Cara Pengoperasian LightingIV.1 On Power
Urutan on power dimulai dari sumber tegangan ke beban dimulai dari breaker pada drawer lighting di MCC (Motor Control Center)
1. Rack in braker drawer lighting
2. On lighting local box
Lighting Box
3. On Sakelar local ( Jika terdapat sakelar )
IIV.1 Off PowerUrutan Off power dimulai dari beban ke sumber tegangan
1. Off Sakelar Lokal ( Jika terdapat sakelar )2. Off Lighting Local Box 3. Off Drawer Lighting
V. Perbaikan LampuIV.1. Trouble Shooting : Lampu off karena putus
Problem Solving : Ganti lampu yang putus dengan yang baru
IV.2. Trouble Shooting : Lampu off karena power loss
Drawer Lighting
Problem Solving : Cek breaker lighting local box, sudah on atau belum. Jika belum, on kan breaker. Jika breaker sudah on, tapi lampu masih off. Cek drawer, Jika drawer trip/off/rack out, on kan drawer.
IV.3. Trouble Shooting : Lampu off karena power tidak sampai ke fitting lampu Problem Solving : Cek fuse yang terdapat pada box lampu, jika fuse putus ganti
dengan yang baru
IV.4. Trouble Shooting : Lampu off karena power tidak ada, saat breaker di on kan, breaker trip tidak bisa on akibat kabel/ sambungan short.
Problem Solving : Hal ini bias terjadi karena kabel short baik di sambungan kabel. Cari penyebab terjadinya short dengan cara continuity kabel power ke grounding/ body, ke kabel nol dan kbel power lainnya. Jika salahsatu diantarnya terdapat short telusuri bagian mana yang short biasanya short di area sambungan kabel, di area kabel saat masuk ke pipa galvanis ataupun short karena kotor dan basah. Jika kotor dan basah bersihkan dan lap sampai kering.
IV.5. Trouble Shooting : Lampu off karena power tidak ada, saat breaker di on kan, breaker trip tidak bisa on akibat komponen lampu short.
Problem Solving : Hal ini bisa terjadi karena komponen short baik itu fuse, ballast, kapasitor ataupun ignitor. Cari penyebab terjadinya short dengan cara trial and error pada satu line lampu tersebut. lepas lampu yang paling dekat dengan beban jika lampu tersebut ok maka breaker masih on, sambung kembali dengan lampu didepanya jika setelah disambung lampu kedua putus, maka lampu tersebut yang bermasalah. Cek lampu beserta komponennya.
IV.6. Trouble Shooting : Lampu off karena kabel power short pada fitting lampu . Problem Solving : Hal ini bisa terjadi karena kabel short akibat panas yang
ditimbulkan saat lampu on terus menerus 24 jam non stop. Ganti kabel power dengan kabel anti panas ataupun kabel dengan selongsong anti panas.
VI. Tabel Tata letak Lighting Dan Jenis Lampu Yang Digunakan
No Area Coal Handling
Local Control Box
Power MCC Power PC Ket
1 BC 00 Under Gallery BC 00
- PC Jetty PDB
MH 150 W
2 Under Gallery BC 00
Under Gallery BC 00
- PC Jetty PDB
MH 150 W
3 TT 00 First Floor TT 00
- PC Jetty PDB
Essential 65 W
4 BC 01 Inner First Floor TT 00
- PC Jetty PDB
MH 150 W
5 BC 01 Outer Under Gallery BC 00
- PC Jetty PDB
Essential 65 W
6 TT 01 MCC TT 1 MCC TT 1 Coal Handling PC
MH 175 W
7 BC 02 MCC TT 1 MCC TT 1 Coal Handling PC
Essential 65 W
8 TT 02 MCC TT 2 MCC TT 2 Coal Handling PC
MH 175 W
9 BC 03 MCC TT 2 MCC TT 2 Coal Handling PC
Essential 65 W
10 Crusher House Crusher House MCC
Crusher House MCC
Coal Handling PC
MH 175 W
11 BC 04 and Sampling House
Coal Sampling House Second Floor
Crusher MCC
Coal Handling PC
Essential 65 W
12 Coal Bunker Bay 1
Coal Bunker Bay MCC 1
Coal Bunker Bay MCC 1
Station PC MH 175 W dan Essential 65 W
13 BC 05 #1 Dearator Bay From Turbine Floor
- Lighting PC MH 175 W
14 BC 05 #2 & #3 Coal Bunker Bay MCC 2
Coal Bunker Bay MCC 2
Lighting PC MH 175 W
15 Ending House 1
Coal Waste Water MCC
Coal Waste Water MCC
Coal Handling PC
MH 175 W
16 Ending House 2
Coal Waste Water MCC
Coal Waste Water MCC
Coal Handling PC
MH 175 W
17 Coal Yard A CWP House - Cooling HPS 400 W
Water PC
18 Coal Yard B Compresor House
Compressor MCC
Station PC HPS 400 W
19 Ash Silo Blower House
Ash Silo Blower House MCC
Ash Silo Blower House MCC
Station PC MH 175 W
20 Fly Ash Silo Fly Ash Silo First Floor
Ash Silo Blower House MCC
Station PC Essential 65 W
No Area BOP, MCW, Chemical
Local Control Box
Power MCC Power PC Ket
1 H2 Plant H2 Plant Control Room
? ? Essential 23 W
2 Waste Water Area
Control Room Waste Water MCC
Chemical PC
TL 36 dan MH 175
3 Comprehensive Room
Comprehensive Room
Comprehensive MCC
Chemical PC
HPS 250 W
4 Chemical Building 1st
Floor
Front Control Room
- Chemical PC
Pendar 12 W
5 Chemical Building 1st
Floor
Chemical PC - Chemical PC
TL 36 W
6 Chemical Building 2nd
Floor
Dressing Room - Chemical PC
Pendar 12 W
7 Chlorint Plant Chlroine panel Comprehensive MCC
Chemical PC
MH 175 W
8 CWP House Cooling Water PC
- Cooling Water PC
HPS 250 W
No Area Unit Local Control Box Power MCC
Power PC Ket
1 Turbine 0.0 m #1 Beam Condensor - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
2 Turbine 0.0 m #1 Beam Heater - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
3 Turbine 6.0 m #1 Beam Heater - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
4 Switchgear 6.3 kV Beam HVAC - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
5 Turbine 12.0 m #1 Beam Heater - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
6 Turbine 12.0 m #1 Beam Dydrogen Fan Motor
- Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
7 Turbine 21.7 m #1 Dearator Bay - Lighting PC #1
MH 250 W, TL 36 W
No Area Boiler Local Control Box Power MCC Power PC Ket
1 Boiler 0.0 ; 7.2 ; 8.4 ;9.0 ;10.0 m
Beam SA Fan - Lighting PC #1
MH 70 W, MH 150 W, 175 W, MH 250 W
2 Boiler 12.0 ; 19.6 ; 20.6 m
Beam sisi turbin elevasi 12.0 m
- Lighting PC #1
250
VII. Flow Chart First Line Maintenance (FLM)
VIII. Membaca Nametag incoming power dan drawing lightingNametag incoming power adalah pengalamatan dima power suatu beban berasal. Didalam nametag terdapat Nomor kabel, Tipe kabel , incoming power, outgoing beban.
Nomor kabel adalah nomor KKS yang sama dengan breaker drawer. Lima angka dan nomor pertama adalah alamat per MCC dan PC. Sedangkan empat angka dan huruf di tengan tengah adalah alamat per drawer dalam satu MCC atau PC. Sedangkan 4 angka terakhir adalah alamat antar breaker dalam 1 power PC atau MCC.