Post on 15-Oct-2021
transcript
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-1
PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PONSEL SAMSUNG PADA PT
ERAFONE ARTHA RETAILINDO CABANG GAJAH MADA PLAZA JAKARTA
David Tambunan
Program Studi Sekretari
Akademi Sekretari dan Manajemen BSI Jakarta
Jalan Jatiwaringin Raya No 18, Jakarta, Indonesia
Email: david.dtn@bsi.ac.id
ABSTRACT
Every company wants an increase in profits from time to time. Therefore, companies are
required to be more creative in order to compete with similar companies and increase the
number of sales figures that provide benefits for the company. Promotion is widely used to
stimulate the growth of sales figures. With well-executed marketing and promotional
strategies will help to increase sales figures and increase company profits. The method used
to find out how much influence the promotion of Samsung mobile phone sales is using
statistical methods of Correlation Coefficient, Coefficient of Determination, and Simple
Regression. Based on the calculation data obtained by the author known that the Correlation
Coefficient value is r = 0.895 means the promotion has a positive and strong value of
Samsung mobile phone sales. The Determination Coefficient Value KD = 80%, meaning
sales are influenced by the promotion of 80% and the remaining 20% by other factors, and
the value of Simple Regression Y = 4.61 + 0.91X, which means if the value of X up or down 1
point, the number will increase or decrease Y by 0.91. We recommend that the company do a
new promotional method for consumer interest to make purchases better.
Keywords: Promotion, Sales.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi di Indonesia saat ini dapat dikatakan sudah sangat pesat. Banyak
perubahaan yang terjadi berkat kemajuan teknologi tersebut. Sejalan dengan perkembangan
teknologi tersebut, banyak hal yang kini dapat dilakukan oleh masyarakat dengan lebih
mudah. Salah satu kemajuan yang sangat pesat dan dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat adalah perkembangan dibidang komunikasi. Seperti diketahui bentuk komunikasi
terdiri komunikasi lisan dan tertulis. Komunikasi lisan berarti komunikasi yang langsung
disampaikan melalui ucapan atau perkataan, sedangkan komunikasi tertulis adalah bentuk
komunikasi dengan melalui tulisan.
Dahulu apabila seseorang hendak mengirim surat biasanya mereka akan menggunakan
jasa pos. Waktu pengiriman menjadi sebuah tantangan sendiri, terlebih ketika pengiriman
surat ditujukan ke alamat yang berada sangat jauh. Sama halnya dengan komunikasi lisan,
sambungan telepon dahulu hanya dapat diakses oleh sebagaian kalangan masyarakat saja.
Dengan kemajuan teknologi inikebutuhan masyarakat akan komunikasi baik lisan dan tulisan
kini semakin dipermudah dengan hadirnya telepon seluler atau ponsel. Menelepon saudara
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-2
yang berada diluar pulau, dan saling bertukar pesan kini dapat langsung dilakukan melalui
sebuah ponsel.
Mengingat banyaknya fungsi yang dapat dilakukan oleh ponsel, lambat laun masyarakat
semakin sadar bahwa demi kebutuhan akan komunikasi ini dapat terpenuhi diperlukan sebuah
perangkat yang handal dan berkualitas. Di Indonesia sendiri Samsung adalah salah satu merk
yang sudah dikenal luas masyarakat sebagai produsen ponsel dengan kualitas yang baik.
Dengan reputasi yang sudah dikenal masyarakat tidak heran apabila banyak perusahaan yang
ikut menjual ponsel Samsung di Indonesia. Dengan sendirinya persaingan usaha pun
terbentuk. Hal ini lantas memacu banyak perusahaan sejenis untuk semakin kreatif dalam
mengatur strategi pemasaran dan juga melihat potensi penjualan dimasa yang akan datang.
Banyak perusahaan dituntut untuk mencari cara agar dapat bersaing dan menumbuhkan
angka penjualan dari waktu ke waktu, termasuk diantaranya PT. Erafone Artha Retailindo.
Salah satu upaya yang sering dilakukan oleh perusahaan ini salah satunya dengan melakukan
program promosi. Promosi dapat dikatakan menjadi sebuah batu lompatan ketika sebuah
persaingan semakin ketat. Dengan keberagaman konsumen yang ada juga menjadi tantangan
sendiri dalam hal menyampaikan promosi dan bentuk promosi.
Dengan strategi pemasaran dan promosi yang direncanakan secara baik tentu akan
membantu meningkatkan penjualan, menambah banyak konsumen baru, serta meningkatkan
loyalitas konsumen kepada produk perusahaan. Dan pada akhirnya perusahaan mampu
mendapatkan keuntungan maksimal
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Promosi
2.1.1. Pengertian Promosi
Suatu perusahaan banyak melakukan aktivitas yang tidak hanya menghasilkan produk dan
jasa atau melakukan penjualan atas produk dan jasa. Tetapi juga melakukan aktivitas yang
berhubungan satu sama lain. Contohnya adalah aktivitas promosi. Promosi saat ini banyak
dipandang oleh perusahaan adalah hal yang sangat penting dalam pemasaran. Karena dengan
promosi, diharapkan akan banyak meningkatkan jumlah penjualan. Dimana dengan
meningkatknya jumlah penjualan, tentu akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan
yang didapatkan perusahaan.
Promosi sendiri merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran yang berupa komunikasi
dan dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil
keputusan membeli di perusahaan tersebut. Untuk memperjelas tentang pengertian promosi,
berikut ini beberapa definisi tentang promosi:
Menurut Laksana (2008:133), “Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan
pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan
tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi
pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.”
Menurut Lunarsih dan Faizzati dalam Grey dan Skildum-Reid (2010:187), “Promosi
adalah istilah yang digunakan oleh sponsor untuk menciptakan kegiatan yang berorientasi
sponsorship dengan kemitraan satu atau lebih organisasi yang menguntungkan semua pihak
yang terlibat.”
Setiyaningrum dkk., (2015:223) berpendapat bahwa “Promosi dalam bentuk apa pun
merupakan suatu usaha untuk mempengaruhi pihak lain.”
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-3
Kinnear dan Kenneth dalam Setiyaningrum dkk., (2015:233) juga mengartikan promosi
yaitu “Sebagai sebuah mekanisme komunikasi pemasaran, pertukaran informasi antara
pembeli dan penjual.”
Sedangkan Sumarwan dkk., (2011:357) mengungkapkan bahwa “Promosi merupakan alat
yang efektif dalam mendapatkan konsumen percobaan dalam pasar dengan keterlibatan
rendah (low involvement) tempat komunikasi lainnya tidak mendapat perhatian.”
Anoraga (2009:222) juga berpendapat bahwa, “Promosi merupakan suatu ungkapan
dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan
(penjual) untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan.”
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran dari
penjual untuk memperngaruhi dan merangsang terjadinya peningkatan pembelian.
2.1.2. Tujuan dan Tugas Promosi
Sebagai sebuah strategi pemasaran, promosi memiliki tugas demi mencapai sebuah tujuan
yang hendak dicapai perusahaan. Setiyaningrum dkk., (2015:233) menerangkan setidaknya
terdapat tiga tujuan utama sebuah promosi, yaitu:
1. Menginformasikan (Informing)
Promosi bertugas sebagai pemberi informasi kepada konsumen tentang adanya
produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan tujuannya adalah untuk mendorong
konsumen agar mengubah kebutuhan yang ada menjadi keinginan untuk membeli.
2. Membujuk (Persuading)
Promosi juga dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan lebih banyak konsumen
dengan cara membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk menggunakan atau membeli
produk atau jasamerek tertentu bukan merek pesaing.
3. Mengingatkan (Reminding)
Tugas promosi selanjutnya adalah untuk mempertahankan sebuah produk atau jasa dalam
benak konsumen, sehingga konsumen tetap menggunakan produk atau jasa merek tertentu
dan tidak berpaling kepada produk atau jasa pesaing.
2.1.3. Bauran Promosi
Ginting (2015:190) mengungkapkan bahwa “Komunikasi perusahaan yang
disebutbauran promosi adalah campuran dari periklanan, penjualan perorangan, promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat:”
Senada dengan pendapat diatas, Lupiyoadi (2014:178) menambahkan tiga komponen lain
ke dalam bauran promosi yaitu informasi mulut ke mulut, pemasaran langsung, dan publikasi.
1. Periklanan
Iklan adalah salah satu bentuk presentasi atau alat yang bersifat nonpersonal dan
menyampaikan promosi atas gagasan, barang, atau jasa dan dilakukan oleh seseorang atau
sponsor.
2. Penjualan Perorangan
Yakni sebuah penyampaian yang dilakukan oleh wiraniaga kepada satu atau lebih calon
pembeli yang bertujuan untuk melakukan penjualan.
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatanyang bertujuan untuk meningkatkan penjualan
dalam jangka pendek. Biasanya berupa kupon, sampel, kontes atau lomba, dan hadiah.
4. Hubungan Masyarakat dan Publikasi
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-4
Sebuah fungsi pemasaran yang berfungsi untuk membina hubungan baik dengan berbagai
khalayak perusahaan. Terjalinnya hubungan masyarakat yang baik diharapkan menjadi
sebuah media publikasi bagi perusahaan untuk membangun citra dimata masyarakat.
5. Informasi Dari Mulut ke Mulut (word of mouth – WoM)
Informasi dari mulut ke mulut memanfaatkan konsumen dalam penyampaiannya. Dimana
konsumen akan berbicara kepada calon konsumen atau konsumen lainnya tentang
pengalaman dan pengetahuannya tentang perusahaan.
6. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung adalah bentuk pemasaran berdasarkan komunikasi langsung melalui
surat langsung (direct mail), pesanan melalui pos (mail order), Telemarketing, dan
pemasaran digital (digital marketing)
2.1.4. Media Komunikasi
Media menurut Sudaryono (2016:191) “adalah sarana untuk mentransmisikan pesan dari
sumber ke audiensi.” Seperti kesimpulan diatas bahwa promosi merupakan salah satu bentuk
komunikasi, senada dengan pendapat Lupiyoadi (2014:178) bahwa promosi merupakan alat
komunikasi perusahaan, maka dari itu diperlukan media untuk menyampaikannya. Lebih
lanjut, Ginting (2015:193) menyebutkan terdapat dua saluran komunikasi yang dapat dipilih,
yaitu:
1. Personal
Memilih media personal seperti ini biasanya menggunakan strategi langsung ke audiens.
Dapat berupa komunikasi tatap muka, melalui telepon atau pos. Kelebihan dari
penyampaian komunikasi secara pribadi ini adalah adanya penjelasan dan umpan balik.
2. Nonpersonal
Pemilihan media nonpersonal lebih mengedepankan media utama seperti media cetak
(flyer, koran, majalah, brosur, dan lain-lain), siaran (radio dan televisi), dan gelaran
(billboard, posters) dibandingkan adanya umpan balik pribadi.
2.2. Penjualan
2.2.1. Pengertian Penjualan
Pemasaran dan penjualan adalah inti dari kegiatan setiap perusahaan. Namun, banyak
yang beranggapan bahwa penjualan dan pemasaran adalah hal yang sama, padahal
sebenarnya kedua hal ini berbeda.
Simamora dalam Sinaga berpendapat bahwa, “Penjualan adalah pendapatan lazim dalam
perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan pelanggan atas barang dan jasa.”
Arianty berpendapat bahwa, “Penjualan pada hakikatnya merupakan transaksi antara si
penjual yangmenjual sejumlah barang dan pembeli yang pembeli sejumlah barang tersebut,
barangyang dimaksud dapat berupa produk maupun jasa.”
Swastha (2015:8) mengatakan “Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi
yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/jasa
yang ditawarkannya.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, penjualan adalah kegiatan atau transaksi
yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual yangmenjual sejumlah barang dan pembeli yang
pembeli sejumlah barang tersebut, barangyang dimaksud dapat berupa produk maupun jasa.
2.2.2. Dimensi Ramalan Penjualan
Dalam melakukan proses penjualan terlebih dahulu sebuah perusahaan harus
mempertimbangkan beberapa dimensi yang dapat meramalkan jumlah dan total penjualan.
Swastha (2015:101) menyebutkan terdapat 6 dimensi yang dalam menentukan ramalan, yaitu:
1. Geografis
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-5
Dimensi geografis berarti berbicara tentang cakupan wilayah atau daerah. Dalam dimensi
ini perusahaan perlu memilih wilayah atau daerah yang tepat dalam melakukan penjualan.
2. Jenis Konsumen
Setiap konsumen memiliki pendapat, kebutuhan dan keingingan yang berbeda,
maka itu perlu juga diperhatikan selanjutnya adalah memilih jenis konsumen yang
menjadi target penjualan.
3. Produk
Produk menjadi dimensi ramalan lainnya yang tidak kalah penting. Karena produk ini lah
yang akan dijual ke konsumen. Kualitas produk yang baik tentu akan membuat citra
perusahaan baik dimata konsumen, begitu pun sebaliknya.
4. Potensi Pasar
Perusahaan harus paham betul dengan kondisi pasar dan potensinya. Karena ini akan
menentukan sejauh mana perusahaan dapat menguasai pasar tersebut dibandingkan
dengan perusahaan yang menjual produk sejenis.
5. Potensi Penjualan
Kemampuan perusahaan dalam menjual produk yang berkualitas baik kepada konsumen
dan calon konsumen serta kemungkinan jumlah total penjualannya.
6. Ramalan Penjualan
Merupakan perhitungan penjualan di waktu yang akan datang berdasarkan kemampuan
perusahaan untuk menjual produk yang diproduksi oleh perusahaan berdasarkan
geografis, jenis konsumen dan produk.
2.2.3. Jenis Jenis Penjualan
Swasta (2015:11) menyebutkan lima jenis penjualan berdasarkan bagaimana produk akan
dipasarkan, yaitu:
1. Trade Selling
Jenis penjualan ini menitik beratkan penjualan melalui penyalur atau pengecer
dibandingkan penjualan langsung kepada konsumen akhir.
2. Missionary Selling
Penjualan seperti ini adalah jenis penjuaalan yang dilakukan dengan mendorong pembeli
untuk membeli barang-barang langsung dari penyalur perusahaan.
3. Technical Selling
Sebuah teknik penjualan yang berusaha meningkatkan penjualan dengan memberikan
saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya.
4. New Business Selling
Jenis penjualan ini berusaha melakukan penjualan dengan merubah calon konsumen
menjadi konsumen. Metode penjualan seperti ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
asuransi.
5. Responsive Selling
Dalam responsive selling, perusahaan memanfaatkan tenaga penjualan untuk dapat
memberikan reaksi terhadap penjualan. Jenis penjualan ini biasanya tidak akan
menciptakan penjualan yang terlalu besar.
2.2.4. Struktur Penjualan
Menurut Kotler dan Armstrong dalam Sunyoto (2013:20), struktur penjualan dapat
terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni:
1. Struktur Penjualan Menurut Wilayah
Pada organisasi penjualan yang paling sederhana, setiap wiraniaga ditugaskan semata-
mata beroperasi hanya pada satu wilayah di dalam mana ia mewakili perusahaan secara
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-6
penuh. Beberapa wilayah di supervisi oleh seorang manajer penjualan distrik, beberapa
distrik di supervisi oleh seorang manajer penjualan regional, dan beberapa region di
supervisi oleh seorang manajer penjualan nasional atau seorang direktur perusahaan.
2. Struktur Penjualan Menurut Produk
Setiap penjual harus tahu produk-produk mereka, terutama kalua produk itu sangat
banyak ragamnya, dan sama sekali tidak berhubungan dan kompleks. Pada struktur
penjualan menurut produk, organisasi wiraniaga ditetapkan berdasarkan lini produk yang
mereka jual.
3. Struktur Penjualan Menurut Pelanggan
Seringkali perusahaan menggunakan struktur penjualan menurut pelanggan. Pada struktur
ini perusahaan menetapkan organisasi penjualannya menurut pelanggan atau menurut lini
industri. Keuntungan dalam penggunaan struktur ini adalah setiap wiraniaga dapat
mengetahui lebih banyak kebutuhan-kebutuhan khusus pelanggan.
4. Struktur Penjualan yang Komplek
Seringkali perusahaan yang memiliki banyak aneka ragam produk menjual produknya
juga kepada pelanggan yang bermacam-macam dalam sebuah wilayah yang luas, dan
menggabungkan beberapa jenis struktur armada penjual. Para wiraniaga mungkin
dispesialiskan menurut wilayah, produk, pelanggan, produk-pelanggan atau dapat juga
lebih kompleks lagi yaitu menurut wilayah-pelanggan-produk.
2.2.5. Tahap Tahap Penjualan
Penjualan tatap muka merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan. Dalam
penerapannya terdapat tahap-tahap yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Swastha
(2015:121) menerangkan bahwa terdapat lima tahap dalam melakukan penjualan, yaitu:
1. Persiapan Sebelum Penjualan
Pada tahap pertama ini persiapan dilakukan dengan menyiapkan tenaga penjualan atau
wiraniaga, pemberian bekal berupa pemahaman tentang barang-barang yang akan dijual
serta teknik-teknik penjualan yang diperlukan.
2. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Tahap kedua adalah penentuan lokasi pembeli yang potensial. Pada tahap ini ditentukan
lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya.
3. Pendekatan Pendahuluan
Pada tahap ketiga, sebelum melakukan penjualan seorang penjual harus menggali terlebih
dahulu kebutuhan dan produk yang sedang digunakan oleh calon konsumen serta
reaksinya. Informasi lainnya juga penting untuk diketahui agar dapat mendukung
penawaran produk yang akan dilakukan.
4. Melakukan Penjualan
Setelah semua informasi dari calon konsumen didapatkan, maka tahapanselanjutnya
adalah memberikan nasehat dan saran tentang produk yang sesuai dengannya. Kemudian
apabila calon konsumen memunculkan minat dan keinginan akan produk tersebut, penjual
tinggal merealisasikan proses penjualannya, pada tahap inilah penjualan dilakukan.
5. Layanan Purna Jual
Setelah proses penjualan terjadi bukan berarti semuanya selesai, tetapi ada tahapan
terakhir yang disebut layanan purna jual. Layanan purna jual ini biasanya diperuntukkan
bagi barang-barang yang daya konsumsinya lama, misalnya alat-alat elektronik. Layanan
purna jual ini dapat berupa pemberian garansi, pemberian jasa reparasi, latihan tenaga-
tenaga operasional dan cara penggunaannya, serta penghantaran barang ke rumah. Pada
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-7
tahapan ini, penjual diharuskan untuk dapat mengatasi segala keluhan dan tanggapan
kurang baik dari pembeli.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis
deskriptif. Penulis menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu metode
pengambilan sampel dimana semua sampel diambil secara acak dari keseluruhan populasi.
Pada metode ini semua anggota populasi memiliki peluang yang sama besar untuk dijadikan
sampel. Dalam penelitian ini juga penulis mendapatkan data tentang jumlah konsumen yang
melakukan pembelian ponsel Samsung di Erafone Gajah Mada Plaza adalah sebanyak 25
orang, jumlah konsumen yang melakukan pembelian tersebut penulis jadikan sebagai
populasi dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel pada penelitian ini penulis mengikuti saran pengambilan jumlah sampel
untuk populasi tertentu oleh Krejcie dkk., dalam Purwanto dan Sulistyastusi (2017:43),
dimana untuk populasi yang penulis dapatkan selama penelitian adalah sebanyak 25 orang,
maka sampel yang disarankan adalah 24 orang.Selain itu juga mengacu kepada saran
penentuan jumlah sampel yang diberikan oleh Sugiyono dalam Purwanto dan Sulistyastusi
(2017:46) untuk populasi tertentu, dengan jumlah populasi 25 orang dan taraf kesalahan
sebesar 1%, maka jumlah sampel yang disarankan adalah sebanyak 24 orang, atau sama
dengan saran yang diberikan sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil kuesioner yang penulis sebar kepada para responden tentang pengaruh
promosi terhadap penjualan ponsel Samsung pada PT. Erafone Artha Retailindo cabang
Gajah Mada Plaza, maka didapatkan data tentang karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan pendapatan perbulan. Berikut adalah data
karakteristik responden:
1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki 7 29%
2 Perempuan 17 71%
Total 24 100%
Sumber: Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden yang yang lebih banyak dijadikan
objek penelitian adalah perempuan dengan presentase sebesar 71% atau 17 orang dari
keseluruhan responden, sisanya sebesar 29% atau tujuh orang responden adalah laki-laki.
2. Karakteristik Berdasarkan Usia
Tabel 2
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-8
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Responden Persentase
1 Dibawah 20 tahun 1 4%
2 20 - 29 tahun 12 50%
3 30 - 39 tahun 9 38%
4 Diatas 40 tahun 2 8%
Total 24 100%
Sumber: Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa usia responden yang dijadikan objek
penelitian rentang usia 20 – 29 tahuntotal responden sebanyak 12 orang atau dengan
presentase sebesar 50%, responden usia antara 30 – 39 tahun sebanyak sembilan orang
responden dengan presentase sebesar 38%, usia lebih dari 40 tahun sebanyak dua orang
atau sebesar 8%, dan sisanya sebesar 4% atau hanya satu orang adalah responden dengan
usia dibawah 20 tahun.
3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah
Responden Persentase
1 Pelajar/Mahasiswa 2 8%
2 Wiraswasta 3 13%
3 Pegawai Negeri - -
4 Pegawai Swasta 18 75%
5 Lainnya (Ibu Rumah Tangga) 1 4%
Total 24 100%
Sumber: Data Peneliti
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden yang dijadikan objek penelitian lebih banyak
bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 18 orang responden dengan persentase sebesar
75% dari keseluruhan responden, kemudian responden yang bekerja sebagai wiraswasta
sebanyak tiga orang atau sebesar 13%, responden yang masih berstatus sebagai pelajar
atau mahasiswa dua orang atau dengan presentase sebesar 8%, dan 4% atau hanya satu
responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan pegawai negeri tidak
termasuk jenis pekerjaan yang dipilih oleh responden.
4. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase
1 SMP - -
2 SMA 15 63%
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-9
3 Diploma 5 21%
4 S1 4 17%
5 Lainnya - -
Total 24 100%
Sumber: Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden dengan lulusan SMA adalah
responden yang paling banyak dijadikan sebagai objek penelitian dengan persentase
sebesar 63% atau 15 orang dari keseluruhan responden, kemudian Diploma sebesar 21%
atau sebanyak lima orang respoden, dan sisanya adalah S1 sebanyak empat orang dengan
presentase 17%.
5. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
No. Pendapatan Perbulan Jumlah
Responden Persentase
1 Dibawah 2 juta 1 4%
2 2 Sampai 4 Juta 10 42%
3 4 Sampai 5 Juta 8 33%
4 5 Sampai 6 Juta 4 17%
5 Diatas 6 Juta 1 4%
Total 24 100%
Sumber: Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden dengan penghasilan antara
dua sampai empat juta perbulan mendominasi objek penelitian dengan persentase sebesar
42% atau 10 orang dari keseluruhan responden, dilanjut dengan jumlah penghasilan
perbulan empat sampai lima juta dengan persentase 33% atau sebanyak delapan orang,
empat orang responden dengan penghasilan lima sampai enam juta atau sebesar 17%, dan
terakhir dibawah dua juta dan diatas dua juta dengan masing masing sebanyak satu orang
responden dengan masing-masing persentase sebesar 4%.
Analisis Pengaruh Variabel Promosi Terhadap Variabel Penjualan
Setelah dibuatnya tabel penolong, maka selanjutnya penulis akan menganalisis pengaruh
variabel promosi terhadap variabel penjualan dengan menggunakan rumus product moment.
Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh promosi
terhadap penjualan ponsel Samsung di PT. Erafone Artha Retailindo Cabang Gajah Mada
Plaza Jakarta beserta dengan nilai interpretasinya. Berdasarkan rumus yang telah didapatkan,
maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
rxy = NΣXY − (ΣX)(ΣY)
√[NΣX2 − (ΣX)2][NΣY2 − (ΣY)2]
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-10
= 24 . 48471−(1068)(1082)
√[24 .47880−(1068)2] [ 24 . 49146−(1082)2
= 1163304−1155576
√[1149120−1140624][ 1179504−1170724]
= 7728
√[8496][8780] =
7728
√74594880
=7728
8637 = 0,895
Berdasarkan perhitungan manual dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasinya
adalah 0,895. Mengacu pada tabel II.4 yang mana menyebutkan apabila “nilai r product
moment” sebesar 0,700 hingga 0,900, maka nilai tersebut termasuk kepada nilai intrepetasi
yang kuat atau tinggi korelasinya.
Hasil perhitungan manual setelah dikonsultasikan dengan tabel “r product moment”
dengan ketentuan yaitu apabila nilai r hitung > r tabel maka H1 diterima. Dengan data hasil
perhitungan yaitu sebesar 0,895 dan r tabel taraf kesalahan 1% sebesar 0,515, maka 0,895 >
0,515. Berdasarkan perhitungan tersebut maka terdapat korelasi yang kuat dan H1 diterima.
Artinya adalah terdapat pengaruh antara promosi terhadap penjualan.
Angka 0,895 ini juga mengartikan bahwa hubungan promosi terhadap penjualan ponsel
Samsung adalah tinggi atau kuat hubungannya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Promosi
sangat berpengaruh terhadap penjualan ponsel Samsung pada PT. Erafone Artha Retailindo
Cabang Gajah Mada Plaza.
Untuk menguji hasil perhitungan secara manual, penulis juga melakukan uji perhitungan
koefisien korelasi dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 23. Data hasil perhitungan
dengan menggunakan aplikasi SPSS dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 6
Tabel SPSS Analisis Koefisien Korelasi
Correlations
PROMOSI PENJUALAN
PROMOSI Pearson
Correlation 1 .895**
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
PENJUALAN Pearson
Correlation .895** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Peneliti
Dari data diatas diketahui bahwa korelasi antara penjualan adalah sebesar 0,895 atau
sama dengan perhitungan manual. Dapat disimpulkan bahwa promosi memang
mempengaruhi penjualan. Jadi apabila perusahaan mengadakan program promosi yang baik
serta menyebarkan informasi promosi tersebut secara yang tepat, maka hal tersebut akan
meningkatkan jumlah penjualan.
Koefisien Determinasi
Pada prinsipnya koefisien determinasi mengukur seberapa besar kemampuan model
menjelaskan varians variabel dependen. Jadi koefisien determinasi sebenarnya mengukur
besarnya presentase pengaruh semua variabel independen dalam model regresi terhadap
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-11
variabel dependennya. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang sudah didapat, maka nilai
koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus berikut:
KD = r2 x 100%
= 0,8952x 100%
= 0,799 x 100%
= 79,9% dibulatkan menjadi 80%
Dari hasil perhitungan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pengaruh promosi
terhadap penjualan sebesar 80%, sisanya sebesar 20% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
seperti citra perusahaan, kualitas pelayanan, dan lainnya yang masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut. Sementara berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS adalah sebagai
berikut:
Tabel 7
Tabel SPSS Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .895a .801 .792 1.821
a. Predictors: (Constant), PROMOSI
Sumber: Data Peneliti
Berdasarkan tabel diatas pada perhitungan SPSS Model Summary diketahui bahwa nilai R
adalah sebesar 0,895 dan nilai R Square adalah sebesar 0,801. Nilai R Square tersebut sama
dengan nilai koefisien determinasi hasil dari perhitungan secara manual.
Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi nilai Y, apabila nilai X dimanipulasi atau
diubah-ubah. Maka untuk mengetahuinya dilakukan perhitungan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Y = a + bX
Maka:
a = (ΣY)(ΣX2)−(ΣX)(ΣXY)
NΣX2−(ΣX)2
= (1082)(47880)−(1068) (48471)
24 . 47880−(1068)2
= 51806160−51767028
1149120−1140624
= 39132
8496 = 4,606 dibulatkan menjadi 4,61
b = NΣXY−(ΣX)(ΣY)
NΣX2−(ΣX)2
= 24 . 48471−(1068) (1082)
24 . 47880−(1068)2
= 1163304−1155576
1149120−1140624
= 7728
8496 = 0,91
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-12
Maka,
Y = a + bX
Y= 4,61 + 0,91 X
Dari persamaan regresi diatas diketahui bahwa nilai harga a sebesar 4,61, dan nilai harga
sebesar 0,91. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi pengaruh promosi terhadap
penjualan sebagai berikut:
1. Nilai harga a sebesar 4,61 artinya apabila nilai promosi sebesar 0, maka hasil
penjualan adalah sebesar 4,61. Atau dengan kata lain nilai penjualan sudah ada
sebesar 4,61 tanpa dipengaruhi oleh variabel promosi.
2. Nilai harga b sebesar 0,91 artinya apabila nilai promosi meningkat sebesar satu satuan
atau satu persen akan meningkatkan penjualan sebesar 0,91atau sebesar 0,91%.
Sementara berdasarkan perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS diketahui nilai
analisis regresi dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8
Tabel SPSS Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.606 4.323 1.066 .298
PROMOSI .910 .097 .895 9.399 .000
a. Dependent Variable: PENJUALAN
Sumber: Data Peneliti
Dari tabel diatas diketahui nilai B apabila nilai promosi konstan maka nilai variabel dependen
atau penjualannya adalah sebesar 4,606. Dan apabila nilai variabel independen atau promosi
diubah atau meningkat maka nilai variabel dependen atau penjualan jugaakan mengalami
peningkatan sebesar 0,910. Kedua nilai tersebut sama dengan nilai yang didapatkan dengan
perhitungan secara manual.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengambil kesimpulan tentang pengaruh promosi
terhadap penjualan ponsel Samsung pada PT. Erafone Artha Retailindo Cabang Gajah Mada
Plaza Jakarta, sebagai berikut:
1. Jumlah responden yang dijadikan objek penelitian adalah sebanyak 24 orang responden.
Dari jumlah sampel tersebut sebanyak 17 orang responden berjenis kelamin perempuan,
dan sisanya sebanyak 7 orang responden adalah laki-laki. Kuesioner yang diberikan
berupa pernyataan, dan terdapat 10 pernyataan untuk masing-masing variabel independen
yaitu promosi, dan variabel dependen penjualan. Total skor untuk variabel promosi
adalah 1068, dan untuk variabel promosi adalah sebesar 1082.
2. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi didapatkan nilai r adalah sebesar 0,895,
yang berarti nilai tersebut tinggi atau kuat korelasinya. Maka terdapat hubungan yang
kuat antara promosi dan penjualan ponsel Samsung.
3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi didapatkan nilai KD yaitu sebesar
80%, yang mengartikan bahwa penjualan dipengaruhi oleh promosi sebesar 80%, sisanya
sebesar 20% dipengaruhi faktor-faktor lain yang masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-13
4. Berdasarkan hasil perhitungan regresi sederhana diketahui persamaan Y = 4,61 + 0,91 X.
Artinya adalah nilai variabel dependen penjualan tanpa dipengaruhi oleh variabel
independen adalah sebesar 4,61, dan ketika ada perubahan atau kenaikan satu satuan nilai
variabel independen atau promosi, maka akan meningkatkan nilai penjualan sebesar 0,91.
Saran-saran
Berdasarkan uraian analisis dan pembahasan diatas, maka pernulis berusaha memberikan
saran-saran guna perbaikan mengenai pengaruh promosi terhadap penjualan ponsel Samsung,
seperti berikut:
1. Promosi terbukti mempengaruhi penjualan, maka itu perlu dilakukan metode promosi
yang baru agar minat konsumen untuk melakukan pembelian semakin baik.
2. Pelaksanaan promosi sebaiknya dilakukan secara terus menerus dan situasional.
3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui variabel variabel lain yang
dapat mempengaruhi penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Arianty, Nel. 2014. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Volume Penjualan Sepeda Motor
Mio Pada PT. Alfa Scorpii Sentral Yamaha. Jurnal Riset Akutansi dan Bisnis.
Volume 14, Nomor 1, Maret 2014. Diambil dari:
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/view/158/pdf_19. (10 Mei 2017)
Ginting, Nembah F. Hartimbul. 2015. Manajemen Pemasaran. Bandung: Yrama Widya.
Grey, Anne-Marie, dan Kim Skildum-Reid. 2010. Event Sponsorship: Membangun
Kemitraan dengan Sponsor Untuk Kelancaran dan Profitabilitas Event. Diterjemahkan
oleh: Asmana Lunarsih dan Fitri Faizzati. Jakarta: PPM.
Hartono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lunarsih, Asmana, Fitri Faizzati (Penterjemah). 2004. Event Sponsorship: Membangun
Kemitraan dengan Sponsor Untuk Kelancaran dan Profitabilitas Event. Jakarta: PPM.
Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa: Berbasis Kompetensi Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat.
Purwanto, Erwan Agus, dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif
Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6
Prosiding SNIT Hal. D-14
Setiyaningrum, Ari, Jusuf Udaya dan Efendi. 2015. Prinsip-prinsip Pemasaran – Pengenalan
Plus Tren Terkini tentang Pemasaran Global, Pemasaran Jasa, Green Marketing,
Entrepreneural Marketing dan E-Marketing. Yogyakarta: ANDI.
Sinaga, Eka Mayastika. 2015. Analisis Prosedur Penjualan Pada CV. Deli Mitra Lestari
Cabang Tebing Tinggi. Jurnal Ilmiah Accounting Changes. Volume 3, Nomor 1, 20-
26, April 2015. Diambil dari:
http://stiebinakarya.ac.id/fpdfbrita/prosedur_penjualan.pdf. (17 Mei 2017)
Sudaryono, 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI.
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Peneliatian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sumarwan, Ujang, Achmad Fachrodji, Adman Nursal, Arissetyanto Nugroho, Erry Ricardo
Nurzal, Ign. Anung Setiadi, Suharyono, Zeffry Alamsyah. 2011. Pemasaran Strategik:
Perspektif Value-Based Marketing & Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press.
Sunyoto, Danang. 2013. Manajemen Pemasaran (Pendekatan Konsep, Kasus dan Psikologi
Bisnis). Yogyakarta. CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Swastha, Basu. 2015. Manajemen Penjualan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE