Auobiografi tugas psikologi kognitif

Post on 24-Nov-2023

0 views 0 download

transcript

1

Autobiografi

Karya :

Auliya, Agum, Elmy, Mifta dan Syifa

TIM PENYUSUN

Fakultas Psikologi dan Kesehatan

UIN Sunan Ampel Surabaya

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,

maka penulisan buku Autobiografi ini dapat

diselesaikan dengan bentuk dan metode penulisan yang

ada saat ini.

Autobiografi ini adalah sebuah karya yang

pertama kali dibuat oleh penulis sebagai hasil dari

penugasan Mata Kuliah Psikologi Kognitif di program

studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya. Dimana buku ini berisi mengenai cerita

perjalan penulis yang ditulis secara singkat, naumun isi

buku auobiografi yang singkat tersebut tidak

mengurangi bobot isi dan point penting perjalan hidup

penulis.

Untuk itu kepada para pembaca dan dosen

pengampu mata kuliah Psikologi Kognitif diharapkan

3

tidak segan-segan menyampaikan masukan dan kritik

terhadap karya ini, baik dari segi format, metode

penulisan periodisasi serta penampilannya. Karena

kritik dan masukan yang membangun dari pembaca

maupun dosen pengampu merupakan sumbangan yang

sangat berarti dan berharga bagi penulis, guna

perbaikan dan penyempurnaan penulisan karya tulis

bagi penulis kedepannya.

Kepada semua pihak terutama rekan-rekan

mahasiswa serta dosen pengampu mata kuliah Psikologi

Kognitif, penulis sampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya, Karena berkat

bimbingan serta petunjukknya, sehingga penulis dapat

menyampaikan penulisan autobiografi ini.

Sekian dan terima kasih,

Surabaya, 6 Mei 2015

4

MOTTO

“Menjadikan hidup berguna bagi nusa, bangsa, Negara,

dan agama, khususnya bagi Ibu tercinta”

“Khoirunnas Anfauhum Linnaas”

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Special Thank’s to….,

Orang Tuaku...

Kedua Orang Tuaku Tercinta :

Ayahanda dan ibundaku senantiasa mendampingi,

menyayangi, mengasihi yang selalu memberikan

nasehat-nasehat, dukungan, doa, serta pengorbanan

yang ayah dan ibu berikan kepadaku, sehingga aku

merasa menjadi seorang anak yang paling beruntung di

dunia ini. Suatu hal yang paling berharga yang dpat

aku rasakan dan aku ingin menikmati adalah dapat

selalu bersama kalian sampai akhir hidupku. Khususnya

untuk Almarhum Abahku yang sudah duluan ke surga

kupersembahkan seluruh amal baikku untuk beliau

yang ada disana.

6

Mungkin aku belum mampu membalas apa yang telah

ayah dan ibu berikan namun semoga apa yang telah aku

raih sekarang dan yang ingin aku genggam nanti dapat

memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan

dihati ayah ibuku tercinta.

Terima kasih atas semua kasih sayang dan

pengorbanan yang telah kalian berikan, dan atas semua

do’a ayah dan ibu disetiap langkah hidupku. Semoga

Allah selalu melindungi kedua orang tuaku.

Buat kakakku tersayang...

Buat kakakku M. Aman Ma’mun

Mas Amun tersayang.. adik cantik mengucapkan terima

kasih banyak atas segala dukungan moril dan do’a

selama adik menempuh pendidikan, serta perhatiannya

sehingga adik dapat menyelesaikan biografi ini dan

tentunya dalam mewujudkan cita-cita.

7

Adik bangga punya kakak sepertimu yang dapat

menjadi motivator dan pendorong buat adik untuk

selalu berusaha mencapai keberhasilan...... terima

kasih ya kakakku atas semuanya. Aku akan selalu

mendo’akan untuk keberhasilan dalam kelangsungan

hidupmu..... semoga Allah selalu dalam setiap

langkahmu.. “dunia aman karena Amun” aamin...

Adikku tersayang....

Buat adikku M. Yasin Syaiful Bisri.

Dek ipul tersayang.. kakak cantik mengucapkan terima

kasih banyak atas segala dukungan moril dan do’a

selama kakak menempuh pendidikan, serta

perhatiannya sehingga kakak dapat menyelesaikan

biografi ini dan tentunya dalam mewujudkan cita-cita.

kakak bangga punya adik sepertimu yang dapat

menjadi motivator dan pendorong buat kakak untuk

selalu berusaha mencapai keberhasilan...... terima

kasih juga karena sudah mau mendengarkan semua

8

keluh kesah kakak selama ini, terima kasih ya adikku

atas semuanya.

Kakak juga berdo’a mudah-mudahan kamu selalu diberi

kemudahan dalam meraih cita-cita kamu dan harus

menjadi yang lebih baik daripada kakak,,, sukses selalu

buatmu dik...... go go semangaaat...!!!

Teman dan sahabat tersayang...

Terima kasih untuk semuanya, tanpa adanya bantuan

kalian semua mbak Elmy, mbak Miftah, mbak Syifa’

dan mas Agum buku ini tidak bisa menjadi seperti ini.

Terima kasih sudah ikut berpartisipasi sampai harus

menyita waktu kalian semua.. semoga Allah selalu

memberikan kemudahan dalam meraih cita-cita kalian

semua dan semoga Allah selalu membalas kebaikan

kalian semua...

9

Dosen kami yang terhormat...

Terima kasih kepada para dosen khususnya Ibu

Meutia Ananda sebagai dosen pengampu mata kuliah

Psikologi Kognitif, yang telah membimbing dan

mengarahkan kami dalam menyelesaikan penulisan

Autobiografi ini. Adapun penulisan Autobiografi ini

sebagai persyaratan untuk mengikuti UTS Mata Kuliah

Psikologi Kognitif.

10

My Adventure

Assalamulalaikum wr.wb

Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari

kecil hingga saat ini.....

Nama saya Siti Auliyatus Sholawati, biasa

dipanggil Auliya kalau disurabaya ketika didesa maka

saya biasa dipanggil “Tutut”. Saya anak ke dua dari

tiga bersaudara dan saya juga yang paling berbeda

karenea kedua saudara saya berjenis kelamin laki-laki,

jadi saya tampak paling cantik ketika berada didalam

11

rumah karena saya

adalah satu-satunya

anak perempuan ibu.

Pada masa neo

natal atau ketika

didalam kandungan setiap orang tua pasti

mengharapkan anak yang lahir keluar dengan selamat,

demikian juga dengan orangtua saya, beliau sangat

menantikan kelahiran saya. Bukan hanya mereka tapi

juga para tetangga ikut berperan aktif terhadap

kelahiran saya. Semua antusias menunggu kelahiran

saya.

Tepat pada tanggal 11 Juli 1994 saya dilahirkan

tidak dirumah sakit hanya dirumah dan kelahiran saya

memberikan harapan baru bagi orang tua saya, ketika

kelahiran saya kata ibu Abah tidak ikut hadir karena

beliau sedang mengikuti lomba hadroh isyhari dan

karena bertepatan dengan itulah makanya nama saya

dibelakangnya ada “Sholawati” harapan Abah saya

12

“wes dike’I jeneng iki ae ben mengko nek gede pinter

sholawatan” alhasil mulai dari kecil sampai sekarang

ekstrakurikuler yang saya ikuti adalah al-Banjari. So

harapan orang tua saya benar-benar terwujud. ^_^

Setelah memberikan nama yang indah salah

seorang nenek atau bibi dari abah saya kemudian

bertanya “dicelok sopo iki anake? Jenenge kok cek

dowone, wes dicelok TUTUT ae ben koyok anak’e pak

Suharto, ben koyok mbak Tutut isok pinter lan sukses

emben” karena itulah semua warga di kampung

kelahiran saya Jombang memanggil saya “Tutut”. Saya

merasa benar-benar dilahirkan dengan penuh rasa

sayang dan cinta mulai dari orang tua sampai seluruh

tetangga di kampung saya, mereka sangat menyayangi

saya juga kedua saudara saya dari kecil sampai

sekarang. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan

anak – anak kecil lainnya, artinya normal, tidak lain

dari yang lain meskipun ada sedikit yang berbeda...

13

Pada masa saya masih bayi, saya di asuh oleh

ibu saya sendiri tanpa bantuan seorang nenek karena

nenek dari Abah saya sudah meninggal sedangkan

nenek dari ibu saya berada di kampung halamannya

yang jauh di

Jambi, meskipun

ibu merawat saya

sendirian namun

beliau sangat

sayang pada saya

karena saya anak perempuan satu – satunya dikeluarga

saya. Beranjak pada umur 2 – 3 tahun saya baru bisa

berbicara, dan yang lucunya pada saat saya baru bisa

ngomong saya selalu ditanggap atau ditanya yang aneh-

aneh oleh tetangga saya, sejak kecil sudah diajari

memanggil ayah dengan sebutan Abah karena beliau

sudah haji makanya saya memanggilnya Abah. Karena

sejak kecil saya menjadi seorang anak yang suka

berceloteh, lincah dan tidak bisa diam membuat salah

14

satu saudara sepupu saya memanggil saya “endel” dan

julukan itu masih terus sampai sekarang lo.. tapi itu

kalo di rumah jombang aja sich karena kata orang-

orang aku tu memang anak yang “endel” makanya

orang-orang dikampungku pun ikut-ikutan memanggilku

dengan julukan “endel”.

Tepat pada usia 4 tahun sebuah musibah

mendatangi keluarga saya, mulai dari adik saya yang

sakit hernia dan harus dioperasi kemudian disusul

dengan sakitnya Abah, saya tidak tahu pasti ketika

kejadian ini namun menurut

tetangga saya ketika Abah

sakit itu tubuhnya tiba-tiba

sekujur berwarna kuning dan

setelah itu Abah meminta

untuk dibawa kerumah

neneknya Abah, dan ketika

dibawa kesana ternyata Innaa lillaahi wainnaa ilaihi

roji’un Abah saya telah tiada. Tepat meninggalnya

15

Abah menurut adat Jawa anak kecil tidak boleh ada

dirumah karena itu akhirnya saya, kakak dan adik saya

dibwa keluar rumah, saya dan mas ikut tetangga yang

disebelah barat sedangkan adik diajak tetangga yang

ada dibelakang rumah. Seingat saya tepat

kematiannya Abah, saya melihat banyak orang

dirumah. Saya pikir ada acara apa waktu itu, saya

bertanya kepada orang – orang “onok opo iki? Kok

rame” setelah itu orang-orang menjawab “gak onok

opo-opo” padahal saat itu saya juga meihat orang-

orang sedang membuat rangkaian bunga yang biasanya

buat orang meninggal tapi saya pikir itu hanya buat

mainan saja sehingga itu tidak membuat ku berfikir

bahwa abah saya telah meninggal dunia dan semenjak

kejadian itu setiap kali saya bertanya dimana Abah

maka ibu juga tetangga saya bakalan menjawab

“Abahmu longo kaji” padahal maksut mereka adalah

abah saya telah kembali menghadap sang Kholik Allah

swt.

16

Setelah Abah saya telah tiada selanjutnya saya

dan kedua saudara saya dirawat oleh ibu sendirian,

karena beliau terhitung masih menjadi ibu muda maka

emosinya masih belum stabil sehingga membuat beliau

bersikap otoriter terhadap saya dan kedua saudara

saya, ketika beliau

memberikan

perintah A maka

harus dijalankan

A tidak boleh B

atau C jika

melanggar maka akan mendapatkan hukuman salah

satu perintah beliau yang saya masih ingat betul

ketika masih kecil dulu adalah perintah untuk

brbahasa krama inggil terhadap mas, adik maupun ibu

jika tidak maka beliau berkata “awas nek gak boso

sapu mlaku dewe” maksud dari kalimat itu adalah

ketika kami tidak memakai bahasa jawa krama inggil

maka pukulan akan melayang pada kami, tapi untungnya

17

itu tidak pernah terjadi karena beliau tidak tega

untuk memukul kami bertiga, tapi karena didikan

beliau yang keras itulah membuat kami selalu patuh

terhadap perintah entah apapun itu meskipun kadang

juga kami sedikit melanggarnya dengan cara apapun

tanpa sepengetahuan beliau, karena jika ketahuan

melanggar perintah beliau maka kami akan

mendapatkan hukuman yang setimpal. Oleh karena itu,

sejak saat itu hingga sekarang kami bertiga ketika

berbicara selalu terbiasa dengan bahas jawa krama

inggil bahkan ketika sedang marahpun kami juga

bakalan memakai bahasa krama inggil karena sudah

terbiasa dari kecil, meskipun tidak sempurna seprti

orang-orang jawa asli karena ibu kami pun belum bisa

sepehunya berbahasa jawa maklum kelahiran

sumatera.

18

Pada umur 4 tahun pula saya mulai masuk

sekolah RA (Raudhatul Athfal) setingkat TK. Waktu

RA saya sangat periang dan selalu aktif dikelas

bahkan menjadi salah satu murid berprestasi, waktu

itu saya sangat senang dengan pelajaran menggambar

dan berhitung. Pada masa – masa RA saya sudah

mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke sekolah

sendiri mengendarai sepeda ontel atau berjalan kaki

tanpa diantar orang tua seperti anak – anak lainnya,

saya tidak pernah menangis seperti teman – teman

yang lainnya.

Bukan hanya itu, saya

teringat kisah lucu ketika

masih RA dulu karena dirumah

tidak ada yang membantu

untuk merawat adik maka dia

di ikut sertakan sekolah RA

bersama saya supaya ada

temannya, lucunya adalah karena kelas RA dulu antara

19

kelas A dengan kelas B hanya diberi sekat sehingga

membuat adik selalu melihat kearah kelas saya dan

mencari saya ketika pelajaran sedang berlangsung dan

pada saat itu saya akan tersenyum kepadanya dan

melambaikan tangan kepadanya kemudian

memerintahkan dia untuk kembali ke kelasnya, adikku

satu ini sangat penakut sehingga saya selalu menemani

dia kemanapun dia pergi bahkan ketika izin kepada bu

gurunya pun harus saya yang mengijinkannya, sejak

adik saya di ikut sertakan sekolah RA saya menjadi

siswa sekaligus pngasuh adik.

Setelah melewati masa – masa RA, saya lanjut

ke MI (Madrasah Ibtidaiyah) pada umur kira-kira 5.5

tahun, ketika saya memasuki masa ini adik saya masih

berada di RA sehhingga kita harus terpisah rasanya

sangat sedih karena kami terbiasa berangkat bersama

dan pulang bersama tapi setelah saya masuk MI kita

harus pulang dan berangkat sendiri-sendiri. Tapi

ketika saya naik kelas 2 MI jam pelajaran saya masuk

20

siang hari sehingga ada tugas baru buat saya yaitu

mengantar adik sekolah RA, dia RA 3 tahun karena

dulu awalnya dia hanya ikut-ikutan aja belum umurnya

sudah sekolah jadi diperintah bu guru untuk

mengulang RA, ketika itu

saya sangat senang

mengantar dan menunggu

adik sekolah, setelah

selesai tugas mengantar

sekola, waktunya kembali

ke sekolah begitu

seterusnya sampai saya

naik kelas dan masuk pagi kembali tidak antar jemput

adik lagi karena saya dan dia kembali menjadi satu

sekolahan.

Waktu MI saya sudah bisa membaca, jadi pada

saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh

maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman –

teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah

21

sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya

tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak

mau sekolah lagi. Untungnya itu tidak terjadi, selama

di MI saya selalu menjadi juara kelas dan selalu masuk

dalam 3 besar.

Kelas 1 sampai dengan kelas 2 terus

mendapatkan peringkat 2, tapi ketika kelas 3

mendapatkan rangking 7 dan membuatku menangis

saat pulang sekolah. Hal itu membuat ibu heran apa

yang sedang terjadi kepadaku, lalu ibu bertanya dan

akupun menjawabnya sambil menangis kalau rangkingku

7 jadi aku sedih karena tidak bisa mendapatkan

rangking 2 atau 1, saat itu juga ibu dan tetanggaku

yang sedang berada di mushalla tertawa terbahak-

bahak, kejadian itu membuatku sangat terpukul

karena tidak bisa memberikan apa yang diharapkan

oleh ibu. “sudah jangan menangis tidak apa2 besok

pasti bisa lebih baik lagi, tenang saja ibu tidak marah

22

kok” jawab ibu ketika tidak tega melihatku terus

menangis tersendu-sendu.

Seorang Auliya pernah juga diutus mewakili

lomba-lomba seperti MTQ karena diantara teman-

teman saya menurut guru-guru hanya saya yang sudah

lancar bacaan al-Qur’annya padahal posisi saya masih

kelas 3 MI sudah hatam al-Qur’an mungkin berkah

do’a orang tua saya, dan karena saya termasuk anak

yang cerewet ketika disekolah maka saya juga pernah

diikut sertakan lomba PILDACIL, ya meskipun hanya

jadi juara harapan 2 tapi itu menjadi sebuah

kebanggaan tersendiri. Tidak hanya itu saya juga

pernah diikutkan lomba olah raga ketika acara porseni

tingkat kabupaten itu karena saya mudah menghafal

gerakan-gerakan yang diajarkan oleh guru kelas dan

mendapatkan juara harapan 2, meskipun tidak bisa

membawa pulang piala bergilirnya tapi seenggaknya

bisa memberikan peringkat menjadi suatu kebanggan

tersendiri.

23

Bukan hanya iitu, sejak kecil saya dan kedua

saudara saya sudah mulai dididik oleh ibu saya untuk

selalu berpuasa senin kamis dan sholat tahajud, ketika

masa itu teman-teman yang lain atau masa-masa

dimana anak-anak sedang asyik bermain dan makan

dengan sesuka hati tapi saya tidak bisa makan sesuka

hati karena sejak kelas 4 MI sudah mulai belajar

puasa senin kamis.

Masa ini perkembangan kognitifku berbeda

dengan teman-teman yang lain, karena pada masa ini

biasanya teman-teman hanya bermain dan

menghabiskan uang saja, tepi saya justru malah

berfikir bagaimana memberikan uang untuk ibu saya.

Keinginan kuat itu membuat saya berfikir dan mulai

berjualan dengan barang-barang bekas saya

modifikasi dan alhasil teman-teman menyukai lalu

membelinya. Hasil dari penjualan itu saya tabung untuk

uang jajan sendiri tanpa memminta orang tua, jadi

24

sejak kecil diantara kedua saudara, saya ini yang

paling suka menabung.

Saya teringat Kejadian yang sangat membuat

orang-orang terharu ketika acara wisuda kelas 6 MI

ketika dibacakan peringkat atau ranking kelas lagi-lagi

saya menjadi peringkat ke dua dan mendapatkan

predikat “lulus dengan sangat memuaskan”, seketika

itu ibu saya yang sedang bertugas menjadi pengiring

sholawat wisuda langsung mengucapkan hamdalah,

sujud syukur dan menangis bahagia, sejak itu pulalah

saya mulai berfikir bahwa prestasi menjadi tujuan

utama saya karena saya ingin membuat beliau bahagia.

Setelah wisuda pulalah yang benar-benar telah

menyadarkan saya bahwa mempunyai orang tua tidak

lengkap bukan berarti suatu kekurangan tapi suatu

keistimewaan bagiku menyamakan dengan nabi

Muhammad saw yang terlahir yatim dan itu membuat

saya semakin ingin membuat seorang yang sudah

25

merawat saya sendirian dengan jerih payahnya

bahagia.

Masa sekolah MI sudah terlewati tibalah

menuju masa MTs, saya bersekolah madrasah yang

tetap sama dengan yayasan ketika MI dulu MTs al-

Urwatul Wutsqo Jombang. Pertama kali MOSBA

sangat menyenangkan karena disana selain masa

orientasi siswa baru tapi

juga menambah banyak

wawasan karena tempat

MOSBA nya tidak berada di

sekolah tapi berada di

sekolah cabang di

Wonosalam Jombang. Dan

ketika MOSBA inilah kejadian yang menurutku

berkesan ketika masa MTs dulu.

Seiring berjalannya waktu masa-masa MTs

saya masih bisa mempertahankan prestasi-prestasi

saya selama 2 tahun dan juga tetap mengikuti lomba-

26

lomba seperti MTQ, PILDACIL, sholawat al-banjari

dan lomba mengajar metode QUr’any yang ada di

madrasah saya. Sejak awal masuk saya mulai mengikuti

ekstrakurikuler PMR (palng merah remaja) bahkan sya

juga sempat mengikuti lomba PMR madya tingkat

kabupaten dan alhasil dapat juara harapan hehe..

seengaknya termasuk dari salah satu yang menjadi

dilegasi dari sekolahan sehingga memberikan saya

pengalaman baru, saya juga pernah mengiuti latihan

gabungan PMR antar sekolahan, karena saya termasuk

dari salah satu siswa PMR yang aktif maka saya

ditunjuk untuk menjadi petugas UKS dan ketika sudah

kelas VIII saya diperintahkan oleh guru ekskul

menjadi asisten mengajarnya, sehingga sejak kelas

VIII saya sudah mulai mengajar PMR bagi adik-adik

yang baru bergabung di ekskul PMR.

Ada yang lucu, ketika saya mulai

memperkenalkan diri kepada adik-adik baru maka saya

akan berkata “perkenalkan nama saya siti auliyatus

27

sholawati bisa kalian panggil mbak imut” hehehe.. PD

banget sich tapi alhasil mereka semua beneran manggil

saya mbak imut jadi ketika berjumpa pun mereka akan

menyapa saya dan memanggil saya “mbak imut”. Malu

sich awalnya didepan umum dipanggil dnegan panggilan

itu tapi lama kelamaan, no problem. Panggilan itu masih

tetap ada sampai sekarang. Karena dulu waktu MTs

saya sempat mengajar PMR meskipun Cuma sebentar.

Ketika MTs kebiasaan saya yang suka

menabung, puasa senin kamis dan sholat tahajud masih

terus berjalan kkarena itu adalah kunci sukses saya,

memang sich masih terasa berat apalagi masih

seumuuran dimana anak anak seharusnya bermain tapi

saya malah disibukkan dengan kegiatan berpuasa,

sholat tahajud dan mengaji di TPQ tiap sore hari.

Kebiasan menabung masih tetap ada jadi kegiatan jual

beli saya pun masih tetap berlanjut ketika MTs dan

masih sama berjualan barang-barang bekas. Satu lagi

ssejak kecil dikeluarga saya ada larangan keras jika

28

bantah maka hukumannya adalah “tidak dianggap anak

oleh orang tua saya”, nah larangan kerasnya adalah

“DILARANG PACARAN” makanya sejak saat itu saya

tidak berani untuk berpacaran meskipun ada teman

laki-laki saya yang suka dan nembak saya tapi saya

tolak, eh tapi ada juga yang saya terima sich itupun

pacarannya backstreet, orang tua gak tau. Pacarannya

hanya ketika kelas 1 MTs saja karena saya takut

dimarahin orang tua sekaligus takut kena hukuman

cambuk dipondok jika ketahuan pacaran karena

lingkungan sekolah saya berada dipondok meskipun

saya tidak mondok tapi tetap dikenai hukuman itu jika

melanggar.

Masa-masa pubertas ini saya juga mempunyai

beberapa sahabat dekat saya, seperti biasa salah satu

ciri khas dari masa ini adalah mempunyai geng atau

kelompok khusus, nah saya juga mempunyai geng

ketika MTs dulu geng nya diberi nama “el-c@nthree”

itu gabungan dari masing-masing nama khas yang kita

29

sukai yaitu el-kasih, candy, @lfa dan threela. Itu

nama-nama yang kami sukai lalu kami gabungkan

menjadi satu, walapun sebenarnya itu bukan nama asli

kita. Dimanapun dan kapanpun selalu berempat dan

geng kami mempunyai semboyan yang cukup unik yakni

“manfaatkan kaca dengan sebaik-baiknya” hahhaa...

yah, itu sedikit

nyleneh tapi itu

hal lumrah bagi

wanita karena

semboyan itulah

jadi ketika kami

melewati ada kaca, entah kaca mobil kaca jendela,

atau kaca spion kami akan menyempatkan waktu

berhenti sejenak untuk berkaca. Dan itu masih kami

lakukan sampai sekarang ketika kami sedang

berkumpul-kumpul. Bukan hanya bermain-main dan

berklompok saja tapi kami juga bersaing dalam

prestasi bahkan kami mempunyai beberapa cita-cita

30

yang akan kami wujudkan nanti ketika kami telah lulus

SMA saya dulu akan rencananya ingin melanjutkan

kuliah di STIKIP PGRI Jombang jurusan Pendidikan

bahasa Inggris bersama @lfa disambi dengan bekerja

karena kampus swasta, sedangkan candy akan

melanjutkan kuliah di STIT UW jurusan PAI, dan

threela rencananya akan melanjutkan kuliah di

STIKES Jombang kebidanan. Saat itu semangat kita

masih menggebu-gebu dan berharap benar-benar

terwujud tapi semuanya sirna ketika kami harus

terpisahkan oleh program Axelerasi.

Prestasi-prestasi saya tetap bertahan selama

tiga besar dan menjadi siswa yang paling aktif ketika

dikelas akhirnya saya dinobatkan menjadi siswa

Axelerasi, menjadi siswa dari golongan pertama

percobaan sekolah 2 tahun bukanlah kebanggan bagi

saya karena keinginan saya adalah menjadi anak yangg

cerdas normal seperti teman-teman dan salah satunya

yang membuat saya benar-benar tidak menyukai

31

program ini adalah karena saya menginginkan untuk

pindah sekolah ketika sudah MA nanti, sedangkan

siswa-siswi yang lulusan axelerasi tidak diperbolehkan

untuk pindah sekolah sehingga harus melanjutkan MA

di yayasan tersebut karena itulah saya sangat tidak

mensetujui program tersebut, bahkan karena program

Axelerasi prestasi-prestasi saya mulai menurun, wali

kelas saya pun terkejut karena peringkat saya

menurun drastis yang dulunya selalu mendapatkan

peringkat 2 tiba-tiba setelah mengikuti program

Axelerasi menjadi peringkat 8 meskipun masih tetap

masuk dalam 10 besar, namun itu menjadi

pertimbangan bagi guru-guru yang mengajar. Mereka

khawatir akan membebankan saya program tersebut

namun karena nama saya sudah terlanjur masuk dalam

daftar nama siswa yang mengikuti ujian nasional maka

sayapun tetap diharuskan mengikuti program tersebut

namun tetap lebih dibimbing dan diawasi lagi. Karena

program tersebut membuat saya benar-benar depresi.

32

Banyak teman-teman satu kelas saya yang tidak

terdaftar ikut program ini mereka memusuhi saya dan

kakak kelas pun juga tidak seberapa suka dengan

anak-anak Axelerasi. Ketika masa-masa dilema itu

orang tua saya tidak pernah tau bagaimana

penderitaan saya sehingga membuat beliau tetap

memaksa saya untuk melanjutkan program tersebut,

saya tidak pernah berani menceritakannya karena saya

tidak ingin mengecewakannya, beliau justru sangat

mendambakan saya untuk mengikuti program tersebut,

oleh karena itu ikuutlah saya dalam program tersebut.

Namun, Karena semua permasalahn itu lah nilai-

nilai saya merosot bahkan efeknyapun sampai lulus

MTs danem saya benar-benar tidak bisa dipercaya

karena menjadi danem yang termasuk kecil terhitung

peringkat ketiga dari bawah, benar-benar membuat

para guru kecewa, tapi mereka tidak bisa berlaku

apapun karena program itu telah dibuat oleh yayasan

sehingga para guru tidak berani untuk membantah

33

bahwa mengikuti program tersebut tidak boleh ada

paksaan karena takut nantinya akan menjadi seperti

saya “depresi”. Tapi itu tidak terjadi pada siswa-siswa

selanjutnya sehingga pada kelompok berikutnya masih

tetap ada program axelerasi sampai sekarang.

Pada saat kelas 3 MTs saya agak bingung untuk

melanjutkan ke sekolah mana yang seharusnya saya

pilih, saya ingin beda dari yang lainnya. Saya ingin

pindah sekolah tapi karena saya termasuk anak

Axelerasi saya tidak bisa pindah ke sekolahan lain

karena sekolah-sekolah lainnya belum ada program

Axelerasi jadi jika saya pindah ke sekolahan lain ada

dua kemungkinan yang pertama saya akan disuruh

mengulang kelas 3 MTs atau disuruh menunggu 1 tahun

lagi untuk bisa masuk sekolah tersebut.

34

Dengan terpaksa akhirnya saya memutuskan

untuk sekolah ditempat yang sama MA Al-Urwatul

Wutsqo yang berbasis pesantren yang terletak di

Bulurejo Diwek Jombang,

disini saya sangat

mendapatkan pelajaran dan

pendidikan, terutama

pendidikan tentang kehidupan

yang belum tentu dirasakan

oleh anak MA lainnya, karena

disini kehidupannya selalu dipadukan dengan al-Qur’an

langsung bahkan pelajaran umumnya hanya sedikit

yang dipentingkan adalah program Qur’anynya, namun

kekompakan dan solidaritas tetap terjalin sangat erat,

35

karena susah senang kami selalu bersama. Itulah yang

saya rasakan selama 3 tahun. Yang paling berkesan

ketika bersama teman-teman Madrasah Aliyah adalah

dimana ketika bersama-sama gotong royong

menjadikan perpisahan kami yang paling baik diantara

alumni-alumni sebelumnya dan alhasil kerja keras kami

terbayarkan dengan acara haflah akhirussanah besar-

besaran yang mana alumni sebelumnya belum pernah

mengadakan haflah akhirussanah sebesar acara pada

alumni kami, dan itu semua kami yang merencanakan

36

sampai yang menyewakan semuanya mulai dari

peralatan wisuda, sonsystem sampai terop semuanya

kami sendiri yang mengatur sedangkan sekolah hanya

tinggal jadi, itu semua menjadi kebanggan tersendiri

bagi alumni kelompok kami dan itu juga sangat

berkesan bagi saya karena saya juga ikut bekerja

keras dalam hal ini.

Waktu SMA kebiasaan kecil masih tetap ada

suka menabung, puasa senin kamis dan sholat tahajud.

Karena sudah menjadi kebiasaan maka ketika

ditinggalkan akan terasa janggal. Karena suka

menabung, suatu hari ada yang menawari pekerjaan

sebagai penjaga toko, saya pikir saya mau saja karena

saya ingin membantu biaya keluarga saya. Sejak MI

sampai dengan MA biaya sekolah sudah dibantu oleh

panti asuhan di Jombang, sedangkan biaya buku dan

lain-lainnya tetap dibiayai ibu, makanya saya ingin

mencari uang sendiri, saya putuskan untuk bekerja

ketika pagi hari karena sore hari saya bersekolah.

37

Awalnya ibu tidak mengetahuinya tapi setelah lama

kelamaan ketahuan ibu dan saya dimarahi akhirnya

pekerjaan saya dibantu oleh ibu, jadi kami bekerja

berdua ditempat yang sama menjadi penjaga toko

(pramuniaga). Untuk saya tidak bertahan lama karena

harus PPL disekolah dan diwajibkan untuk mondok, ibu

yang melanjutkan itupun juga hanya berlangsung

sekitar 3 bulan, beliau sebenarnya masih ingin

bekerja namun karena kondisinya tidak membuat

beliau nyaman akhirnya beliau putuskan untuk

berhenti, alasan beliau berhenti adalah karena beliau

tidak bisa sholat tepat waktu dan berjamaah, padahal

musholla ada didepan toko tapi tidak diperbolehkan

untuk ikut sholat berjama’ah karena pemilik took

takut nanti kalo ada pembeli tidak ada yang melayani,

selain itu ibu juga diperintahkan untuk memakai

celana, sedangkan ibu tidak suka memakai celana.

Akhirnya diputuskan untuk berhenti dan kembali ke

sawah. Pada masa ini pula saya baru diperbolehkan

38

membantu orang tua saya untuk bekerja di saawah,

karena pagi hari tidak ada kegiatan kecuali PPL dan

ngaji malam di pondok.

39

Sebelum ujian nasional ada sebuah kejadian

dimana saya sedikit tidak menyukainya karena waktu

itu ibu saya menikah dengan ayah baru, beliau baru

menikah ketika

saya berusia MA

ini karena beliau

merasa bahwa

anak-anaknya

sudah dewasa

jadi takut suatu hari nanti akan ditinggal sendirian

dirumah makanya mencari pasangan hidup supaya tidak

sendiriian, juga sekaligus membantu ibu, ayah baru

saya bukan orang asing untuk ibu juga mas saya Karena

ayah baru saya adalah gurunya ibu waktu MA dan

gurunya mas waktu MTS. Jadi saya dan adik masih

butuh waktu yang sangat lama untuk beradaptasi

dengan beliau. Tapi untungnya sekarang (setelah

beberapa tahun) barulah kami sudah mulai terbiasa

40

hidup bersama dengn beliau, karena beliau juga orang

yang hebat, baik dan saying terhadap keluarganya.

Terhitung beliau bisa menjadi sosok ayah yang sudah

lama saya tidak pernah melihat bahkan hidup bersama

seorang ayah.

Setelah dipenghujung

masa MA saya ingin sekali

kuliah dengan jurusan IPA,

karena itu merupakan jurusan

di sekolah saya, selain itu juga

saya ingin menjadi seorang

guru IPA. Tetapi disamping itu

juga saya ingin kuliah dengan

jurusan Psikologi, karena saya merasa asyik dengan

pelajaran Psikologi yang ada disekolah saya. Tapi,

karena minat saya lebih dominan ke mata pelajaran

biologi, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil

jurusan SAINS di UIN MALANG, dan orang tua saya

sangat setuju dengan keputusan saya, karena orang

41

tua saya menginginkan saya kuliah ditempat yang bisa

menjadikan anaknya menjadi guru. Walaupun orang tua

saya tidak menuntut harus mengambil jurusan itu,

artinya orang tua saya memberi kebebasan pada saya.

Sebenarnya saya juga ingin daftar di UNAIR atau

UNESA yang ada jurusan SAINS nya tetapi orang tua

saya kurang setuju dengan itu, dan saya pun

menurutinya. Meskipun ibu tidak menyetujui tapi saya

masih tetap berusaha untuk daftar ke kampus

tersebut berulang kali mencoba daftar mulai dari ikut

Bidikmisi sampai SNMPTN semuanya gagal, Pada

akhirnya pun saya putuskan untuk mau kuliah di IAIN

Sunan Ampel Sby meskipun dengan berat hati karena

saya bosan dari RA sampai MA selalu sekolah di

tempat yang berbasis agama dan alhasil setelah

mengikuti seleksi SPMB gelombang kedua ternyata

gagal juga akhirnya berhentilah dulu selama satu

tahun.

42

Karena saya bertekat ingin kuliah yang jauh

dari rumah maka selama proses menunggu itupun saya

tetap berada di Surabaya, tinggal di sebuah lembaga

yang mana disana saya dijanjikan akan dibiayai full

mulai uang kuliah sampai uang saku dan segala

keperluannya. Karena saya juga membutuhkan biaya

maka saya terima untuk tinggal di lembaga tersebut

yakni di lembaga penyantun anak yatim Dukuh Pakis

Surabaya, selama proses menunggu satu tahun, yang

saya lakukan di lembaga itu adalah mengajar ngaji

prifat, ngajar di LBB milik lembaga, menghafal al-

Qur’an meskipun belum sampai hatam dan antar

jemput adik-adik SMP / SMA yang tinggal di lembaga

tersebut.

Kegiatan itulah yang saya lakukan selama

proses menunggu satu tahuun. Setelah lama menunggu

tibalah watunya pembukaan daftar mahasiswa baru

SPMB gelombang 1 di Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya, saya langsung mendaftarkan diri

43

berharap semoga Allah memberikan yang terbaik

untuk saya. dengan memilih tiga jurusan, yang

pertama Psikologi, KI (kependidikan Islam), dan PBA

(pendidikan bahasa arab). Setelah sekian lama

menunggu akhirnya Alhamdulillah saya keterima

dengan pilihan jurusan psikologi.

Sebelum saya masuk dikampus UINSA saya

mempunyai rencana dulu jika jadi tinggal di Surabaya

maka orang tua saya ingin saya tinggal ditempat yang

masih kenttal dengan islami, seperti sekarang saya

tinggal di Panti Asuhan yang berbasis Pesantren dan

kuliah saya pun dibiayai dari Panti Asuhan ini. Karena

ini juga yang menjadikan motivasi saya untuk bisa

lebih bersemangat lagi dalam memnuntut ilmu karena

saya tidak ingin mengecewakan orang – orang yang

sudah peduli kepada saya mulai dari ibu, saudara-

saudara saya dan keluarga besar Panti Asuhan LPAY.

44

Sampai sekarang saya masih tetap tinggal di

Asrama LPAY dukuh pakis, saya kira tidak terlalu

penting menceritakan kejadian yang ada di asrama

LPAY karena selama tinggal disana untuk beberapa

waktu membuat saya ingin pulang dan berhenti kuliah,

oleh karena itu saya enggan menceritakan kisah hidup

di panti asuhan yang penuh dengan kekerasan dan

menguras emosi, tapi itu hanya berlangsung kurang

lebih selama tiga tahun selama saya tinggal disana.

Dan untuk tahun

ini atau akhir -

akhir ini sudah

mulai membaik.

Seenggaknya bisa

menjadi

pengalaman yang

paling berarti bagi saya untuk diceritakan pada anak

cucu nanti. Setelah abi dan bunda (pengasuh) pulang

dari haji sifat mereka sudah hampir berubah 80

45

derajat menjadi orang yang lebih baik dan bisa

toleransi atas segala sesuatu tidak seperti dahulu

yang sangat mudah marah, dan sulit untuk toleransi.

Sekarang keterbalikannya, mulai bisa membuat saya

krasan untuk tingggal sedikit lama di asrama.

Kegiatan-kegiatan di asrama LPAY yang saya

lakukan setiap hari mulai dari setelah shubuh ngajar

ngaji ibu-ibu, nganter sekolah adik lembaga yang

sekolah di MTs, nganter catering bantuan dari dinas

social bagi adik-adik panti asuhan, pergi ke kampus,

sorenya ngajar ngaji adik-adik TPQ dan malamnya

terkadang ngajar privat pelajaran umum kadang juga

privat ngaji lagi, semua yang dilakukan di lembaga

tidak jauh-jauh dari yang namanya ngaji dan ngajar

ngaji. Mengamalkan imu psikologinya pada adik-adik

TPQ, ibu-ibu pengajian shubuh sampai adik-adik yang

tinggal di lembaga. Semoga dengan begitu bisa

bermanfaat imunya dunia dan akhirat.

46

Lucunya adik-adik TPQ itu selalu memanggilku

“mbak cantik”, betapa tersanjungnya aku tapi tidak

apalah sedikit penghibur buatku, satu lagi saya

dinobatkan oleh adik-adik TPQ menjadi “ustadzah

cantik terlucu” diantara ustadzah-ustadzah yang

lainnya. Saya

menjadi kepala

TPQ Syifaul

Qolbi sebuah

tanggung jawab

baru sekaligus

tanggung jawab

besar untuk menjadikan dan mencetak penerus bangsa

yang berakhlak qur’any, yang menunjuk saya menjadi

kepala adalah didasarkan dari pertimbangan ustadzah-

ustadzah yang lainnya dikarenakan saya pernah

mengajar TPQ sebelumnya dirumah Jombang.

Semakin bertambahnya usia, semakin

bertambahnya tanggung jawab yang dipegang

47

membuat saya semakin memperkuat diri sampai sekuat

baja untuk memperjuangkan cita-cita yang sudah

hampir saya gapai didepan mata, aamiin... pernah

terbesit didalam diri ingin menjadi seorang dosen

nantinya ketika sudah lulus dan

meneruskan S2 sesuai dengan

jurusan Psikologi Pendidikan,

namun disatu sisi orang tua

sangat mengharapkan salah satu

anaknya ada yang menjadi

penghafal al-Qur’an karena

hampir semua saudara ibu yang ada di Jambi

Sumatera selatan menjadi penghafal al-Qur’an, namun

kenyataannya sekarang dari ketiga anaknya belum ada

yang menunjukkan harapannya ibu tersebut. Karena

itulah cita-cita saya ganti menjadi seorang psikolog

yang hafidhoh, aamiin..

So, rencana kedepanku adalah lulus S1 come

back in home Jombang meneruskan ke pondok Pelangi

Kehidupan

48

pesantren yang berbasis hafalan al-Qur’an setelah

wisuda tahfidzul qur’an sambil mengajarkan al-qur’an

melanjutkan S2 pendidikan karena ibu mengharapkan

saya menjadi seorang guru, jadi saya nantinya akan

menjadi seorang guru penghafal al-Qur’an... aamiin...

Eeeiiits.. nikahnya kapaaan???? Nikahnya nanti

setelah jodohnya sudah dihadirkan oleh Allah SWT,

saya tidak berani merencanakan hal yang satu ini

karena tentang ini saya serahkan saja sama Allah swt

karena saya yakin semakin saya memperbaiki diri maka

Allah akan memberikan yang terbaik untuk saya.

Aamiin.. untuk calon imamku disana.. sabar menungguku

yaa...... ^_^ *

49

Yang tak bisa dia lupakan ketika rambutnya

yang panjang harus dipotong karena ada luka

dikepalanya dan itu berulang sampai 3 kali dan karena

itu membuat dia harus memakai kerudung kesekolah.

Ketika TK juga dia harus bersekolah bersama adeknya

walau selisih 2 tahun tapi adeknya sudah mengikuti

sekolah TK A, ketika pelajaran dia bersama adeknya

suka mengintip untuk melihat keadaan masing masing

di kelas nya masing-masing.

Pelangi

Kehidupan

50

Masuk SD dia merasa beda dengan teman-

teman nya karena dia baru sadar kalau dia hanya punya

seorang ibu yang selalu ada buat dia. Ayah nya telah

meninggal saat usianya baru 4 tahun, tetapi itu semua

tak lantas membuat dia jadi anak yang murung. Di

sekolah dasar dia selalu masuk 3 besar dalam kelasnya

dan dia selalu diikutkan untuk semua kegiatan sekolah

seperti ada kegiatan menari, menyanyi dan yang lain.

Dan yang berkesan yang lain nya saat perpisahan kelas

6 karena sang ibunda yang mengiri sholawat saat anak

anak maju kedepan untuk disematkan kalung oleh

kepala sekolah.

Saat masuk MTs yang paling berkesan ketika

dia megikuti MOS dia sangat senang karena MOS

dilakukan diluar sekolahnya dan Masa Orientasi itu

anak MTs digabung dengan anak MA. Yang tak terlupa

saat itu ternyata ada beberapa anak yang meyatakan

suka pada auliya sekitar ada 4 anak laki-laki 2 anak

Mts dan 2 anak MA. Saat itu dia merasa canggung

51

karena dia tidak terbiasa akrab dengan anak laki-laki

tetapi ia tetap menikmati perjalanan MOS itu. Masuk

kekelas 2 semster 2 mulailah masa yang membuat

auliya gelisah. Pada waktu itu sekolahnya mengadakan

kelas percobaan buat anak axelerasi dan auliya

termasuk anak yang terpilih untuk megikuti sekolah

tersebut. Disini adalah masa dimana dia harus benar-

benar berkerja keras karena dia harus megikuti

peljaran kelas 3, kelas 2 serta ada pelajaran

tambahan yang wajib dia ikuti. Banyak halangan saat

itu apalagi tentang kemcemburan anak anak lain pada

dirinya yang membuat beljarnya jadi tak nyaman

tetapi dia dan teman-teman nya yang berjumlah 10

orang itu mampu membuktikan bahwa mereka mampu

lulus dengan baik walau harus sering berpindah kelas

dan tak punya banyak teman.

Setelah lulus dari MTs auliya memasuki MA,

tetapi karena ia adalah anak percobaan kelas axelerasi

dia harus mengikuti kelas MTs lagi dpagi hari dan MA

52

disiang hari karena orang tuanya dan dia khawatir

kalau dia harus megikuti ujian negara kembali untuk

tahun itu. Dan itu hanya berjalan selama 6 hari karena

kondisi fisik yang tidak mendukung.

Memasuki kelas 2 MA dia baru mengikuti MOS

MA karena waktu kelas 1 dia harus bersekolah didua

sekolah. pengalaman saat orientasi MA yang mungkin

sngat berkesan baginya. Lagi-lagi MOS diadakan diluar

sekolah, mereka berangkat ketempat camping dengan

menggunakan bus. Waktu itu auliya duduk dibagian

paling belakang pojok dekat jendela. Pada hari itu

adalah bertepatan hari ulang tahun auliya tidak

disadari ada kado yang disalur-salurkan ke teman-

teman nya dari depan kearah belakang. Auliya sangat

kaget menerima kado itu saat dibuka ternyata isinya

berbagai macam jajanan coklat dia sangat senang

karena coklat adalah kesukaan nya. didalam kado

tersebut ternyata terdapat sebuah surat atas nama

“penggemarmu”.

53

MOS pada MA ini sangat berkesan lagi kerana

ada seseorang yang dia suka. Walau dia juga merasa

kesal karena harus kena jebakan sang panitia yang

membuatnya harus rela berbasah-basahan, kediginan

dan kena hukuman. Hukuman nya adalah dia harus

membersihkan semua sisa-sisa yang ada ditempat

MOS sebelum kembali ketenda, dia pun senang

melakukan nya karena ada seseorang yang ia suka juga

ikut membersihkan. Dan menjadikan auliya pulang

paling akhir bersamanya. Kembali ke tenda dan

waktunya istirahat malam, karena auliya lupa membawa

selimut untuk tidur dia harus mau kedinginan akan

tetapi waktu bangun dari tidur dia terkaget karena

ada sebuah sarung yang sudah menyelimutinya.

Kegiatan MOS berjalan lalu ada panitia yang

bertanya kepada auliya, “auliya kamu terasa tidak ada

yang menyelimuti kamu?

‘”Tidak mbk, memang siapa ?

54

“aku yang nyelimutin tapi sarungnya dari mas

bla..bla..bla..?

“ masak mbk?

dengan semua itu auliya sangat merasa senang dia

merasa diperhatikan dan itu semua yang tak bisa ia

lupakan sampai sekarang tentang MOS MA.

Kelas 2 MA semester 2 auliya mencoba

peruntungan kembali untuk mendaftar kelas axelerasi

namun Alloh berkehendak lain. Dia belum bisa

mengikuti kelas axelerasi pada waktu itu. Dan masa

MA ini ia habiskan seperti anak MA yang lain selama 3

tahun. Masa MA yang penuh cerita karena auliya

adalah termasuk anak yang cantik, pintar dan aktif

membuat banyak cowok yang mencoba merebut

perhatian nya.

Pengalaman lain yang tak kalah menyenangkan

pada tahun kelas akhir seangkatan nya itulah pertama

kalinya diadakan wisuda disekolah tesebut dengan

kekompakkan dan keinginan yang kuat mereka

55

membuat proposal sendiri untuk mendanai wisuda

disekolah tersebut dan semua terlaksana dengan

lancar membuat mereka semua bangga menjadi

pelopor diadakan nya wisuda kelas akhir.

Pengalaman yang terkesan saat masa kuliah

baginya adalah waktu semester 4 dia mengikuti seleksi

penelitian dan keterima. Pengalaman lain nya disaat

acara kesehatan klinik milik UINSA surabaya auliya

diminta khusus oleh ibu Asyiah untuk Qiro’ah, dan itu

semua membuat auliya sangat bangga karena ini adalah

kali pertama ia memamerkan keahlian qiro’ah yang dia

pelajari secara otodidak didepan umum.**

56

Akhir-akhir ini Auliya ada pikiran-pikiran yang

membuat dia merasa senang, namun juga ada hal yang

membuat dia bingung, hal yang membuat dia senang

adalah ketika sekarang dia sudah mulai diterima

dilingkungan panti nya, terutama bunda panti, yang

sebelumnya tidak mau mendekati nya karena dulu ada

suatu hal karena sebuah perkara, sekarang beliau

sudah mau mempercayai nya dan mau memberikan

tugas buat dia tentang hal-hal yang terkait dengan

kegiatan panti.

Blink**

Blink*

57

Selain itu ada hal lain yang juga akhir-akhir ini

membuat Auliya senang, karena tahun ini adik nya akan

kuliah juga di Surabaya, jadi itu membuat dia senang,

karena akan lebih sering bertemu dengan adik nya dan

pasti ibu nya juga akan sering-sering jenguk kami di

Surabaya, namun yang membuat dia bingung adalah

masalah biaya kuliah adik nya, karena dia tidak bisa

bantu dalam masalah pembiayaan, tapi ternyata orang

tua nya sudah menyiapkan biaya untuk itu.

Ada hal lain juga membuat dia kesal, yaitu

kepada teman panti nya, meskipun dulu mereka pernah

berteman baik dengan, namun lama kelamaan mereka

mulai berjauhan, karena sikap yang berlebihan dalam

menyikapi berbagai hal ‘alay’. Itulah kenapa dia

menghindar dan sering marah pada nya. Jadi sampai

saat ini mereka sudah tidak lagi berteman baik, tiap

kali beraktivitas bersama, pasti selalu saling

menghindar satu sama lain. Auliya selalu iri dengan dia

58

tiap kali bunda panti selalu menyuruh temannya untuk

melakukan apapun, namun perasaan itu dia tepis

karena akhir-akhir ini bunda sudah mulai terbuka dan

lebih menerima auliya kembali.

Meskipun saat ini Auliya sudah merasa nyaman

di panti, namun dulu awalnya sangat berat untuk

meninggalkan rumah yang berada di Jombang dan

pergi jauh dari orang tua, karena dari kecil tidak

pernah hidup jauh dari orang tua dan keluarganya,

meskipun dulu saat MA sempat mondok, namun karena

pondoknya yang dekat dari rumah, jadi sering sekali

pulang ke rumah. Kemudian suatu saat setelahlulus

dari MA tahun 2011, bibik atau tante nya menyarankan

untuk pergi ke Surabaya untuk tinggal di Panti dan

akan di kuliahkan nantinya dari panti itu, beliau bilang

bahwa dia akan tinggal di Pondook yatim, tanpa

mengeluarkan biaya, dan akan dikuliahkan, setelah itu

59

dia baru mau memutuskan untuk pergi ke Surabaya

dan tinggal di salah satu paondok yatim di Surabaya.

Setelah lulus dari MA di Jombang awalnya

memang menyenangkan, namun lama kelamaan muncul

berbagai masalah disana, mulai dari masalah dengan

bunda pantinya, dengan teman-teman di panti, dan

dengan diri nya sendiri. Namun, dengan berjalannya

waktu dia mulai bisa mengatasi hal-hal tersebut.

Semua hal tersebut terjadi selama 4 tahun ini, susah

senang dis alami di panti itu bersama pengurus panti

dan teman-teman panti.

Selain itu, sebenarnya ada juga hal lain yang

menjadikan alasan mengapa dia juga lebih mantap

untuk memilih pergi ke Surabaya dari pada harus

menentap di Jombang, yaitu karena waktu itu dia

sedang menyukai seorang laki-laki di Jombang, namun

laki-laki itu akan menikah, jadi kemudian dia memilih

pergi dari pada harus tetap di Jombang dengan patah

60

hati. Itulah mengapa dia menjadi lebih mantap untuk

tetap pergi dari Jombang dan mencari lingkungan baru

Surabaya.

Orang tua adalah segalanya bagi dia, terutama

ibu, beliau adalah satu-satunya orang tua kandung nya

yang masih hidup, apa lagi dia adalah anak perempuan

satu-satunya, jadi dia selalu dilindungi oleh orang-

orang yang sayang kepada nya, seperti ibu, kakak, dan

adik nya yang kedua saudaranya juga adalah laki-laki.

Tak banyak seorang yang tau banyak tentang

diri nya, mungkin hanya orang-orang tertentu saja

yang dia percayai untuk membawa rahasia pribadi nya,

seperti sahabat. Sebenarnya diri nya bukan orang

yang sempurna seperti yang teman-teman dan orang

lain pikirkan, yang mereka sebut Auliya ini perempuan

yang alim, hanya tau masalah agama, dan jauh dari

masalah percintaan. Namun itu salah jika menurut nya,

tidak ada orang yang tidak punya ketertarikan kepada

61

seseorang, bohong sekali jika dia juga tidak pernah

merasakan indahnya cinta. Karena dia pun pernah

menjalin suatu hubungan dengan laki-laki ‘pacaran’

namun itu yang pertama dan terakhir sampai saat ini,

dan itu terjadi sudah beberapa tahun yang lalu, yaitu

saat masih duduk dibangku MTs kelas VII dulu.

Pacaran adalah hal yang tabuh dalam keluarga

nya, terutama dalam pikiran ibu, beliau pernah sampai

mengancam jika dia sampai pacaran, beliau tidak akan

mengakui sebagai anak beliau. Selain itu juga karena

peraturan pondok yang menerapkan bahwasanya

pacaran itu diharamkan di pondok.

Dulu saat dia masih MI sampai dengan MTs,

juga sama seperti perempuan-perempuan lain yang

bisa bermain dan berbicara dengan siapa saja, baik

dengan laki-laki maupun perempuan. Hingga suatu saat

ketika dia sudah duduk di bangku MTs, dia mengenal

seorang laki-laki dan menyukai dia, dia juga begitu

62

terhadap nya, kemudian pada akhirnya mereka

memutuskan untuk pacaran, namun itu tidak lama,

karena ada ustadzah di pondok nya yang mengetahui

bahwa dia dan laki-laki itu pacaran, kemudian mereka

akhirnya memilih untuk putus.

Meskipun itu jadi pertama dan terakhirnya

Auliya pacaran, namun dia juga sempat dekat dengan

beberapa laki-laki, meskipun tidak sampai pacaran

hanya sebatas teman dan tidak lebih, dan saat ini pun

dia juga sedang menjalin sebuah hubungan tanpa

status dan membuat perjanjian dengan seorang laki-

laki, namun dia mendengar kabar bahwa laki-laki itu

juga akan menikah, meskipun begitu hati nya selalu

meyakinkan dan tetap bertahan dengan perasaan itu,

sebab itu menjadi sebuah penguat bagi diri nya dan

menjaga hati nya agar tidak lagi memiliki perasaan lagi

kepada laki-laki lain, dan agar dia tidak asyik dengan

perasaan nya, kemudian akhirnya dia memutuskan

63

untuk tetap pada perasaan itu agar dia tidak lagi

memikirkan tentang perasaan dan bisa focus dengan

kuliah dan ngaji saat ini.

Namun, tidak dapat dipungkiri jika suatu saat

pasti akan membuka hati nya kembali jika dia mau dan

juga telah menemukan yang pas dengan hati serta pas

juga dengan waktu dan kondisinya, karena dia masih

takut dengan laki-laki sampai saat ini, mungkin karena

cerita-cerita yang dia dapat dari ustadz dan ustadzah

yang pernah mengajar dia dipondok. Yang mana

mereka pernah bilang bahwa masa kuliah itu sudah

tidak lagi mengenal pacaran, tapi sudah serius untuk

menikah. Karena dia masih belum ingin menikah, jadi

dia memutuskan untuk tetap seperti ini, menjaga jarak

dengan laki-laki, sampai suatu saat dia akan

menemukan yang pas dan dalam waktu yang tepat.

Selain itu karena dia sudah mengkonsep diri

nya bahwa di Surabaya ini cuma akan focus untuk

64

menuntut ilmu saja, jadi dia belum ada keinginan untuk

pacaran atau mengenal laki-laki lebih dalam lagi. Yaitu

dengan cara mengunci perasaan nya, agar dia tidak lagi

ribut dengan laki-laki lain dan ribut dengan perasaan

nya. Dan Auliya tetap mencoba menjaga prinsip ibu nya

waktu itu. ***

65

(sebuah kesan dari beberapa orang yang telah

mengenal sosok Auliya)

Siti Auliyatus Sholawati adalah nama

lengkapnya. Namun kebanyakan teman-temannya

memanggilnya dengan Aul ada juga yang memanggil

Yuk ul. Aul dikenal sebagai anak yang baik, suka

membantu temannya kalau kesusahan. Dia juga

seorang anak yang terlihat ceria diantara teman-

teman yang lain. Meskipun sebenarnya dibalik

Unique

Person

66

wajahnya yang ceria, sebenarnya dia menyimpan

banyak tekanan atau permasalahan yang sedang dia

pikirkan tapi dia sangat pandai untuk menutupi

perasaan itu kepada orang lain.

Aul juga termasuk salah satu mahasiswa yang

aktif di dalam kelasnya. Dia anak yang pintar tapi

terkadang sedikit bermasalah dengan waktu, bisa

dibilang dia anaknya kurang disiplin kalau masuk kelas

kadang telat dan kalau masuk kelas pun dia juga

kadang mengantuk. Kalau sedang mengantuk dia sering

berbuat iseng ke teman yang duduk di dekatnya.

Kadang jailin temannya, entah tiba-tiba mencolek,

menggelitik temannya dan melakukan aksi-aksi jailnya

untuk menghilangkan rasa kantuknya. Terkadang

temannya yang sedang asyik memperhatikan pelajaran

yang diterangkan merasa jengkel tapi kadang juga

terlihat lucu karena dia jail dengan cara melucu juga.

67

Hijau adalah warna kesukaannya Aul. Kalau

sudah lihat warna hijau dia selalu heboh sendiri. Benda

apapun milik temannya yang berwarna hijau selalu dia

pengen dan dimintanya. Sehingga teman-temannya

sering menggodanya dengan memamerkan benda warna

hijau kepadanya. Kalau dia sudah liat benda warna

hijau kelas jadi rame karena ulahnya yang membuat

kelas jadi heboh seperti pasar pindah.

Selain pintar dia juga dikenal seorang anak

yang sholehah, dia pintar mengaji dan rajin beribadah.

Kalau qira’ah suaranya merdu sekali dan membuat hati

yang mendengarkan menjadi tenang. Di sela-sela waktu

kosong dia selalu menyempatkan diri untuk membaca

Al-Qur’an. Setiap hari di dalam tasnya selain berisi

buku kuliah dia juga membawa sebuah Al-Qur’an yang

berukuran sedang untuk dibaca di kala waktu luangnya.

Subhanallah apa yang dia lakukan tersebut patut di

contoh oleh kita sebagai umat muslim. Dia juga sedang

68

proses untuk menjadi seorang hafidzah yang mungkin

tidak mudah kita lakukan. Dia terlihat begitu menjaga

istiqhomahnya tersebut.

Ciri khas dari Aul adalah dia orangnya

cerewet dan sering alay atau berlebihan bicaranya.

Kalau bicara dengan seseorang selalu alay dan cerewet

banget. Sampai-sampai lawan bicaranya heran melihat

bicaranya yang suka alay. Kalau sudah bercerita itu

pasti panjang sekali dan tidak mau kalau dipotong

ceritanya. Cara bercerita juga diekspresikan dengan

gerakan-gerakan. Kalau dia bercerita sedih dia juga

memasang wajah-wajah sedih, tapi terlihat jadi sok

imut banget. Begitu pula kalau cerita yang

menyenangkan pasti dia langsung tertawa-tertawa

sendiri sampai lupa inti dari apa yang akan dia

ceritakan. Karena bicaranya yang suka alay dan

cerewet sekali itu menjadi ciri khas dari seorang

Auliya. Banyak yang suka tapi ada juga yang tidak

69

dengan ciri khasnya, tetapi teman-teman sudah

memaklumi ciri khasnya itu.

Aul juga dikenal sebagai seorang yang pekerja

keras atas tugas-tugas kuliah yang dia dapatkan

maupun bekerja membantu ibu pantinya dalam

menjalankan bisnis catering. Dia jarang ada waktu

untuk bersantai dengan teman-temannya sekedar

jalan-jalan pun dia tak mau. Karena dia merasa

mempunyai tanggung jawab yang harus dia selesaikan

di pantinya. Entah itu membantu ibu pantinya atau

membantu temannya yang di panti.

Di kala waktu dia terlihat kalem, cantik dan

imut tapi kalau ciri khasnya sudah keluar maka banyak

yang bilang “nggak jadi cantik, nggak jadi imut kalau

udah cerewet dan alay gini, hehehe”. Kata-kata itu

yang sering teman-teman ucapkan ke dia. Kalau teman-

teman sudah bilang begitu dia langsung pura-pura

untuk terlihat kalem lagi tapi sebenarnya itu malah

70

memperlihatkan ciri khasnya yang alay. Dari ciri

khasnya ini juga dia terlihat seperti anak kecil. Dan

dari situlah teman-teman merasa kurang suka karena

kekanak-kanakan.

Jika dengan orang baru atau teman baru dia

mudah akrab. Karena dia orangnya mudah bergaul dan

senang berteman dengan siapa saja tanpa memilih-

milih harus berteman dengan siapa. Dia terkenal

ramah dengan siapa pun, tapi mungkin dia agak

terlihat cuek kalau dengan anak cowok. Tetapi

meskipun begitu banyak yang suka berteman

dengannya.

Meskipun Aul banyak dikenal sebagai orang

yang cerewet, lucu, alay, jail dll. Tetapi di juga dikenal

tegas dalam bertindak dan memutuskan sesuatu.

Kadang ketegasannya dinilai keras tapi sifat baiknya

tetap terlihat apalagi ciri khasnya pasti tidak pernah

71

jauh dari dirinya. Tetap melekat pada dirinya sebagai

ciri khas seorang Auliya.

Penilaian tentang cara berpakaiannya Aul, dia

itu suka sekali dengan warna hijau. Jadi, dia sering

memakai pakaian yang berwarna hijau. Entah itu

kerudungnya, baju atasannya atau rok (bawahannya)

itu pasti ada yang berwarna hijau. Tapi terkadang juga

dia memakai pakaian yang warnanya tidak serasi atau

berwarna-warni. Mulai dari kerudung, sampai rok

(bawahan) berbeda warna. Kalau seperti itu terlihat

nyentrik dan lucu. Dan tak jarang juga teman-teman

mengomentari cara berpakaiannya yang menurut

mereka nyentrik dan lucu. Kalau di kritik tentang cara

berpakaiannya dia biasa-biasa saja, dan tetap merasa

pede (percaya diri) dengan penampilannya. Tetapi

terkadang dia juga merasa minder karena kritikan

teman-teman. Meskipun begitu Aul tidak pernah

merasa tersinggung dengan kritikan teman-temannya.

72

Dia tetap enjoy dengan kritikan mereka. Malah dia

suka kalau jadi pusat perhatian teman-teman. Karena

dia merasa kritikan itu adalah perhatian yang teman-

teman berikan untuk dirinya.

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan

bahwa Siti Auliyatus Sholawati menurut pandangan

orang lain atau teman-temannya adalah teman yang

baik, pintar, cerdas, sholehah, rajin beribadah, ceria,

lucu, mudah bergaul, cantik, imut, tegas, cerewet,

alay, kekanak-kanakkan, agak usil, heboh, santun bila

dengan yang lebih tua, asyik, ramah terhadap

siapapun, dan suka menjadi pusat perhatian orang

disekitarnya, terbuka (ekstrovert).****

Sekian dan terima kasih

By: seluruh orang yang telah

mengenal Auliya

Wassalam..

73

Kami dari kelompok VI Mata Kuliah Psikologi

Kognitif

Fakultas Psikologi dan Kesehatan

UIN Sunan Ampel Surabaya mengucapkan terima

kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini karena

sudah memberikan tugas ini.

TIM PENYUSUN