Post on 25-Nov-2023
transcript
CARA BUDIDAYA POHON JABON AGAR CEPAT BESAR
POHON JABON SIAP PANEN
akan kami jelaskan bagaimana tanaman jabon ditanam dan jarak tanam pada tanaman pohon jabon pada umumnya adalah sebagai berikut :Pola Hutan Rakyat tumbuhan bibit jabon Umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan untuk kayu sengon maupun pohonkayu sengon masyarakat dengan sendirinya membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan.
Perkebunan rakyat selama ini pada umumnya menggunakan pola jarak tanam jabon yang direkomendasikan yaitu 4×3 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya,sebab radius lingkaran bayangan bibit jabon kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon jabon. jadi jarak 4 x 3 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon.Cara Tanam :Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm. (untuk bibit 40-50 cm)Lalu masukan Kompos ditambah NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam),kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam,dudukan yang benar/rata,lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.
Perawatan :Semprot Pungisida dan instektisida secara aktip per 2 minggu sekali selama 3 sampai 6 bulan tergantung keadaan gangguan pada tanaman jabon, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.
Pemupukan :untuk pertumbuhan maksimal dapat dilakukan sampai usia 3 tahun, cukup kompos + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali/setahun.awal tanam - 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada batang pangkal)1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 4 kilo + NPK 2,5 On2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 8 kilo + NPK 7,5 On
Dapat juga hanya dengan kompos :1 Tahun - 2 Tahun : Kompos 10 Kilo2 Tahun - 3 Tahun : Kompos 10 kilo
Kompos sangat penting peranannya,kompos berperan sebagai pengikat kation yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh sehingga pemberian pupuk jabon akan menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar jabon menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut.
Perawatan Kebersihan disekitar pohon jabon,agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon.minimal perawatan sampai usia 1 tahunan,untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat. *by : Herwindo* jabon
teknik budidaya pohon sengon yang benar created by: Rahmat Hidayat di Jumat, April 05, 2013 . Label: kehutanan punya, MK kehutanan
bibit sengon yang sehat
SUMBER BENIH ATAU BIBITPada umumnya tanaman sengon (Paraserianthes falcataria)
diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon (Paraserianthes falcataria) yang
dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih
yang berasal dari induk tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) yang
memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar,
tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan
benih sengon (Paraserianthes falcataria) yang baik sebagai berikut :
· Kulit bersih berwarna coklat tua
· Ukuran benih maksimum
· Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
· Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya
tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan
cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika
lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
1. Pembuatan PersemaianKeberhasilan persemaian benih sengon (Paraserianthes falcataria)
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai
berikut :
· Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat
kemiringan maksimum 5 %
· Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah
diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau
dekat persawahan).
· Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak
mengandunh tanah liat.
· Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna
menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun
persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang
memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana
pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu
pengetahuan yang cukup diandalkan.
2. Penaburan BenihKegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh
prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang
sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit
tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan
hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan
adalah sebagai berikut
· Benih
· Bedeng tabur/bedeng kecambah
· Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
· Peralatan penyiraman
· Tersedianya air yang cukup.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu
dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi
naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi
dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas
dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada
kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih
mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan
memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan
pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya
penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat
sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan
kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih
agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur
7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
3. Pemeliharaan Bibit Di Bedeng TaburPemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah
sebagai berikut :
· Penyiraman
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang
optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari
maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi
tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal,
yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari
yang panas.
· Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun
pembuatan larutan “gir: sebagai berikut :
Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian, kemudian tambahkan 15 kg
TSP, lalu diaduk rata. Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan
untuk pemupukan. Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2
minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap
dipindahkan ke kebun.
· Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu
dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan
bibit lainnya.
· Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per
satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –
hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
· Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus
rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan
bibit yang disebabkan oleh cendawan.
· Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum
bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang
baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik
merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk
ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan
pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit
sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai
kualitas yang merata.
4. PenyapihanPenyapihan bibit adalah untuk memindahkan bibit siap sapih dari bak
penaburan ke dalam polybag dilakukan pada areal pertumbuhan. Biasanya
bibit siap sapih untuk berbagai jenis tanaman hutan berbeda-beda
tergantung kepada laju dan besarnyapertumbuhan bibit di bedeng tabur.
Alat yang digunakan stik berupa batang bambu ataukayu dengan diameter
sekitar 2 cm.
Cara kerja:
a. Sebelum bibit disapih, pot di bedeng sapih disiram terlebih dahulu.
b. Kecambah yang siap disapih dibawa ke lokasi dengan alat stik. Pot
dilubangi dengan stik secara tegak lurus dan tepat di tengah diameter
polybag. Dalamnya lubang disesuaikan dengan panjang akar kecambah
lebih sedikit dan kemudian stik dimiringkan sedikit dan diputar untuk
memberikan lubang yang besar di permukaan polybag.
c. Setelah itu kecambah dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan
dan ditutup kembali dengan menggunakan stik, sehingga tidak ada rongga-
rongga di sekitar akar yang dapat mengakibatkan akar membusuk.
d. Diadakan penyiraman setelah selesai disapih.
e. Semai yang belum siap disapih dikembalikan ke germination house
untuk dipelihara sampai siap disapih kembali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyapihan adalah:
· Akar tidak boleh terlipat.
· Semai harus berdiri tegak lurus.
· Semai yang telah diambil dari bak tidak boleh terlalu lama dipegang,
supaya tidak luka terhadap semai yang masih kecil.
· Penyiraman harus hati-hati (pancaran air halus).
5. Pemeliharaan Bibit Di Bedeng SapihBedeng sapih atau di sebut juga bedeng pertumbuhan dibuat berupa
segi empat dengan ukuran 1 m x 5 m dan sekelilingnya di perkuat dengan
kayu, bata atau bahan lainnya yang kuat. Bedeng sapih di beri naungan
yang tembus cahaya 50%. Luas bedeng sapih menunjukkan kapasitas bibit
di persemaian.
Pelaksanaana. Persiapan lapangan
· Pengukuran batas persemaian dengan pemberian tanda batas yang
jelas dan kemudian dipetakan
· Pembersihan lapangan dari semak-semak, rumput/alang-alang dan
tunggak-tunggak yang ada
· Pengerjaan/pencangkulan tanah dengan baik dan meratakannya
· Pengaturan tempat, terutama untuk bedengan/bak dan bedengan sapih
sesuai hasil pemetaan, amar
· Pemegaran persemaian
· Pembuatan bedengan/ bak yang diberi pasir bagian atasnya setebal 10-
15 cm dan bedengan sapih dengan diberi naungan / atap
· Pembuatan jalan angkutan/pengawasan
· Pembuatan/pemasangan alat pengairan
· Pengisian kantong plastik sampai penuh dengan medium tumbuh yang
telah dicampur pupuk sebagai medium sapihan, kemudian diatur/disusun di
bedengan sapih yang telah disiapkan.
b. Penaburan benih
Penaburan benih adalah menanam benih yang telah dipersiapkan /
telah melalui perlakuan-perlakuan khusus dibedengan/bak dengan tujuan
agar benih dapat berkecambah dengan baik.
Penaburan benih dilakukan secara merata menurut larikan/jalur-jalur
atau lubang- lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup dengan pasir atau
tanah halus setebal 0,5-1 cm/ setebal benih. Secara garis besar
penaburan dapat dilakukan tiga cara (1) satu persatu (drill sowing), (2)
bentk garis/baris (line sowing), dan (3) menabur mereta (dust sowing).
Dan kemudian ditutup dengan potongan-potongan seresah yang telah
disterilkan.
Penutupan seresah ini dimaksudkan untuk :
· Menjaga kelembaban medium.
· Meningkatkan suhu medium.
· Menekan pengeliaran rumput-rumput pengganggu, sehingga dengan
demikian perkecambahan benih dapat berlangsung sempurna..
Jarak tanam antara benih dan atara larikan tergantung pada benih
dari suatu jenis tanaman, namun rata-rata 5 cm antar benih dan 5 – 10 cm
antar larikan.
Untuk benih – benih yang halus/ kecil (misalnya benih Melaleuca
spp), agar hasil penaburan benih dapat merata, maka benih yang akan di
dicampur dengan pasir.
Perbandingan berat/volume campuran benih dan pasir biasanya 1 :
20. Setelah benih ditutup tanah, segera dilakukan penyiraman sampai
pasir/medium cukup basah, kemudian pada setiap bak/bedengan dipasang
label yang bertulisan : nomor bak penabur, species/jenis, asal benih
tanggal penaburan, dan jumlah / banyak benih Panitia Implementasi
Program NFP-FAO Regional Maluku & Maluku Utara
Pelatihan Penanaman Hutan di Maluku & Maluku Utara – Ambon, 12
– 13 Desember 2007 yang di. Kegiatan ini memerlukan kecermatan
sehingga jangan sampai menggunakan tenaga borongan.
c. Penyapihan
Pengertian penyapihan adalah memindahkan bibit/anak semai dari
bedengan / bak ke medium di bedengan sapih. Cara penyapihan, baik
pada waktu mencabut/menggali bibit/anak semai di bedengan / bak
maupun waktu menanamnya ke medium sapih harus dilakukan dengan
hati-hati, jangan sampai batang/akar-akarnya rusak atau tidak tertanam
tegak lurus. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah
disapih segara dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup basah.
Setelah itu ada setiap bedengan sapih dipasang label yang bertuliskan :
Nomor bedengan sapihan, species/jenis,asal bedengan penaburan.
Kegiatan ini memerlukan kecermatan sehingga jangan sampai
menggunakan tenaga borongan.
Waktu kecambah (semai anakan) siap disapih tergantung, jenisnya
biasanya sesudah keluar daun pertama sudah dapat dilakukan
penyapihan. Setelah bibit / semai sapihan berupa 3-4 minggu sejak
disapih, kerapatan atap/naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-10
minggu sebelum semai dipindahkn / ditanam ke lapangan, atap/naungan
tanaman sama sekali ditiadakan. Khususnya untuk jenis Pinus merkusii,
sebelum penyapihan, perlu tanah/medium sapih diberi mecorrhiza.
D. TEKNIK PENANAMANa. Persiapan Penanaman
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan
pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang
tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan
penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi
mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak
belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu
agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman. Pengolahan tanah,
dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul
atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
b. Penentuan Jarak TanamPenentuan jarak tanam pada tanaman sengon dapat dilakukan pada
jarak tanam 5 x 5 m atau 3 x 2 m. Dengan jarak tanam demikian,maka
tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) dapat tumbuh dengan baik
dan persaingannya tidak tinggi
c. Pembuatan Lubang Tanam dan Pemasangan AjirLobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir
yang sudah terpasang.
Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang
0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk
memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian
pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan
d. Pengangkutan BibitAda dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari
lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan
(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.
e. PenanamanJenis kegiatan yang dilakukan berupa :
· Pembuatan dan pemasangan ajir tanam
Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang
0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk
memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian
pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang
digunakan
· Pembuatan lobang tanam
Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir
yang sudah terpasang.
· Pengangkutan bibit
Ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari
lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan
(lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan
sementara ke tempat penanaman.
· Penanaman bibit
Pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati
agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat
ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. f. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan
· Penyulaman
Yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang
baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam,
penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman
tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai
pemeliharaan yang intensif
· Penyiangan,
Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan
tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma
yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam
menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu
tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama
dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai
tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya.
Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar
pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya
pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak
gulma yang tumbuh.
tegakan sengon
· Pendangiran,
Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan
maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman.
· Pemangkasan,
Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari
tujuan penanaman).
· Penjarangan
Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih
leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada
saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan
sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per
hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap
hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada
( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya
merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur.
Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon
menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang
selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu
selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun.
Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan
tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa
kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan
pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan
penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada
tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan
disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
http://www.budidayasengon.blogspot.com/2010/11/waspadai-tanaman-sengon-terserang.html
PETANI tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) harus mewaspadai terhadap serangan penyakit karat puru yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum yang kini
mewabah,karena bisa mematikan tanaman secara besar-besaran,sehingga dapat merugikan.
Buktinya,sebanyak 309.760 batang pohon tanaman sengon milik petani di 10 kecamatan yang ada di Kab.Tasikmalaya terserang penyakit karat puru,yang sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.Hal itu diungkapkan Koordinator Penyuluh Kehutanan (KPK) Dinas Kehutanan dan
Perkebunan (Dishutbun) Kab.Tasikmalaya Endang Supriatna,SP.
Selanjutnya dia mengatakan,tanaman sengon/albasiah yang terserang penyakit karat puru tersebut tersebar pada lahan seluas 710,40 hektar dari luas total hutan rakyat seluas 33.446,17 hektar. ”Akibat serangan penyakit karat puru tersebut,maka kerugian yang dialami para petani
tanaman sengon di Kab.Tasikmalaya diperkirakan mencapai Rp.4.115.023.350.”jelasnya.Kehadiran penyakit karat puru dapat menyerang tanaman sengon,mulai dari persemaian sampai
pada tingkat lapangan (pucuk,ranting,cabang dan batang).Adapun gejala awal terlihat berupa benjolan yang berwarna cokelat muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk bibit tanaman,yang lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran diameter lebih dari
10 cm.Apabila karat puru telah menjadi tua,maka benjolan/tumor (Gall) akan berubah warna menjadi merah tua sampai hitam (Hardi,2005).
Serangan penyakit karat puru pada tanaman muda menyebabkan pertumbuhan tanaman sengon terganggu dan pada serangan yang lebih berat dapat batang atau cabang patah bila tertiup
angina.Apabila hampir seluruh bagian tanaman telah dipenuhi dengan benjolan penyakit maka daun akan mengering,rontok dan akhirnya tanaman mati.
Adapun gejala awal serangan penyakit karat puru ini ditandai dengan adanya garis-garis putih memanjang di bagian pucuk (warna pucuk agak kehitaman dan bersifat kaku),kemudian
berkembang membengkak hingga menyerupai tumor (gall) pada pucuk dengan warna putih pucat,kemudian berubah menjadi cokelat tua.Serangan pada tanaman di lapangan dapat dilihat
pada pucuk,ranting,cabang dan batang.Gejala yang diperlihatkan ditandai dengan daun berwarna kuning,lama kelamaan gugur kemudian tanaman menjadi gundul dan mati.
Dalam upaya mengatasi munculnya serangan penyakit karat puru terhadap tanaman sengon yang dapat merugikan para petani,maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin,dengan
melakukan langkah-langkah berikut ini.
ImunisasiCara pencegahan secara immunisasi merupakan pencegahan yang sangat mendasar terhadap
munculnya serangan penyakit tanaman.Immunisasi dilakukan sedini mungkin yang dimulai sejak penyimpanan benih,yaitu mencampur benih dengan fungisida.Perendaman benih dengan
fungisida berbahan aktif tembaga sulfat sebelum benih ditabur.Menggunakan media semai yang
telah disterilkan.Juga menghindari penggunaan pupuk kotoran ayam karena sangat rentan terhadap timbulnya serangan penyakit,terutama karat puru.
SilvikulturUpaya pencegahan secara silvikultur ini meliputi berbagai kegiatan silvikultur,antara lain;
pengaturan jarak tanam yang sesuai,pemupukan yang tepat dan teratur,pemangkasan,pengendalian gulma secara selektif, pengapuran pada tanah masam dan
menggunakan pola tanam multikultur. Untuk penanaman diperlukan tanaman pelindung seperti nimba untuk mengandalikan serangan hama sebagai vector penyakit.
MekanikPencegahan secara mekanik ini dilakukan dengan memangkas bagian tanaman yang terserang kemudian ditimbun ke dalam tanah (kedalaman minimal 30 cm dari permukaan tanah).Untuk
tanaman sengon muda dilakukan pewiwilan secara teratur terutama untuk tanaman yang berumur 1 tahun.
Ramah Lingkungan/TradisionalPencegahan secara ramah lingkungan ini dilakukan dengan mencampur bahan kapur 1 kg dan belerang 1 kg serta air sebanyak 10 atau 20 liter,lalu diaduk hingga rata. Bagian tanaman yang
terserang penyakit karat puru dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/diolesi larutan kapur dan belerang tadi.
KimiawiUpaya pencegahan secara kimia ini dengan melakukan penyemprotan secara serentak pada
persemaian dan lapangan pada saat gejala penyakit karat puru mulai muncul dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif tembaga.Penyemprotan dilakukan pada saat 3
minggu sebelum turun hujan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari bahan aktif tembaga yang melekat pada permukaan tanaman sebagai pelindung terhadap pertumbuhan spora Uromycladium tepperianum.Sementara selang waktu penyemprotan adalah sekakali dalam dua
minggu.
Dengan upaya pencegahan yang dapat dilakukan tersebut,maka diharapkan kerugian akibat serangan penyakit karat puru dapat dihindari, sehingga petani masih dapat meningkati hasil
panennya meski kurang begitu optimal.