STUDI KUALITATIF TENTANG PERILAKU SISWA SMUN 1 BULUKUMBA TERHADAP NARKOBA Dl KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN 2001Indra Fajarwati Ibnu1, Muh.Syafar1, A.Watif A.Rahman1
Jurusan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin
ABSTRACTThis research purpose to get an information about knowledge,
attitude behavior of the SMUN 1 Bulukumba students about drugs. Kind of
research which used is qualitative and concern to explore an of
information about drugs. To collect information using a snow ball
technique and provide 20 information consist of 8 information at the and
level, 6 information at the second level and 6 informant at the first level.
Result of this research explain that kinds of drugs which always
used by user is ganja, putaw, shabu-shabu, ekstacy, and nipam with
injection, this drugs getting from trader or their friends. A causes of this
habits about useless of drugs are their relationship with user, desire to try
and one way to get a attention. The act of informan (the ex user) to their
friends which used of drugs, but sometimes there are any informant which
pessimise to stopped their activity using a drugs cause they gues it will be
hurt. There are not any real difference between informant's act and their
knowledge, it means that informant's act match with knowledge that they
had.
From the result of this research, we can cocnclode that there are
any real variety about knowledge, attitude and behavior that informant's
had which still have a risk tothe useless of drugs. Therefore we suggested
that the importante in increase a role or contribution school, parent's and
society to prevent the useless of drugs with given a great attuntion and
obsurve about student's relationship of course with create an health
community or environment.
Key word: student and drugs
PENDAHULUANMasalah narkotika dan obat berbahaya (narkoba) di Indonesia
mulai diperbincangkan sejak tahun 1969, ketika itu rumah sakit-ruah sakit
banyak didatangi pasien dengan gejala ketagihan jenis-jenis narkotika1.
Sejak itu gejala penyalahgunaan narkotika melanda negara kita, baik laki-
laki maupun perempuan yang tidak hanya berasal dari kalangan ekonomi
atas yang berdomisili dikota-kota besar tetapi juga dari kalangan bawah
dan telah merambah kedesa-desa. Begitupun dengan usia
penggunaannya yang cenderung semakin rendah. Kalau dulu usia
pengguna narkoba rata-rata diatas dua puluhan tahun, maka saat ini telah
merambah ketingkat SMU dan SMP, bahkan narkoba telah menjadi
santapan favorit diluar chiki bagi anak SD2.
Dari data yang dikumpulkan saat pertama kali dilaporkan pada
tahun 1997 telah tercatat 1,3 juta orang korban penyalahgunaan narkoba
dengan tingkat kematian 17,16% pertahun yang berarti 200 ribu orang
mati sia-sia dan akan tentu bertambah3. Diperkirakan sampai tahun 1999
jumlah pecandu narkoba di Indonesia mencapai 1-2% dari total jumlah
penduduk. Sekitar 130 ribu orang setiap tahunnya menjadi pecandu
narkoba dan diperkirakan 80% pecandu berasal dari kalangan remaja usia
sekolah.
Sementara itu, di Sulawesi Selatan diperkirakan 300 orang
pecandu narkoba yang terdeteksi dan 10% diantaranya adalah
mahasiswa. Untuk Kabupaten Bulukumba jumlah pecandu narkoba belum
diketahui secara pasti, namun diasumsikan jumlahnya semakin meningkat
apalagi dengan tertangkap nya 4 orang yang sedang menggunakan
narkoba di Pantai Merpati yang merupakan tempat hiburan malam di
Kabupaten Bulukumba pada bulan Desember 20004.
Kenyataan semakin meningkatnya jumlah pecandu narkoba telah
menyebar sebagai suatu wabah, suatu penyakit yang menakutkan, suatu
ancaman yang mengerikan bagi kehidupan bangsa dimasa kini dan masa
yang akan datang. Berbagai masalah kompleks dapat timbul dari perilaku
penyalahgunaan narkoba yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan
antara lain aspek kesehatan, psikologis, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan. Dampak umum dari penyalahgunaan narkoba dapat dilihat
dari merosotnya prestasi belajar, rusaknya keharmonisan keluarga,
perkelahian dan tindak kekerasan serta meningkatnya kecelakaan lalu
lintas. Masalah kesehatan yang timbul berupa mewabahnya HIV/AIDS,
meningkatnya penderita gizi buruk, kelainan paru-paru, kelainan fungsi
lever dan hepatitis B2.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor
dari peningkatan penyalahgunaan narkoba terutama dikalangan remaja
usia sekolah antara lain ketidaktahuan efek narkoba, dampak negatif dari
kemajuan ilmu dan teknologi, image bahwa narkoba adalah simbol
pergaulan, kurangnya kepedulian orang tua dan pengaruh lingkungan
sosial secara umum5.
Dalam kaitan itulah sehingga penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan
tindakan siswa SMU terhadap narkoba menjadi signifikan dilakukan.
BAHAN DAN METODE Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri
1 Bulukumba yang berada diwilayah Kabupaten Bulukumba tepatnya di
jalan Bung Tomo No.28 Bulukumba.
Desain dan Variabel PenelitianPenelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan variabel
penelitian adalah pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMUN 1
Bulukumba terkait dengan perilaku penyalahgunaan narkoba.
InformanInforman adalah siswa SMUN 1 Bulukumba yang pernah atau
biasa menggunakan narkoba dengan cara penarikan sampel yaitu
Purposive Sampling. Informasi tentang informan diperoleh dengan
menggunakan tehnik Snow Ball yakni informan yang telah diwawancarai
diusahakan memberikan informasi tentang siswa/teman yang dapat
dijadikan informan berikutnya sampai didapatkan kejenuhan data.
Berdasarkan tehnik tersebut, informan yang berhasil digali informasinya
sebanyak 20 informan yang terdiri dari yang terdiri dari 8 informan kelas
III, 6 informan kelas II dan 6 informan kelas I.
Untuk melengkapi data dalam penelitian ini dilakukan pula
wawancara terhadap kepala sekolah, guru BP, pembina OSIS dan ketua
OSIS SMUN 1 Bulukumba.
Cara Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam
(Indepth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara serta alat
bantu seperti tape recorder dan catatan lapangan. Dalam penelitian ini
tidak menggunakan angket karena eksperimen yang dilakukan adalah
menseleksi aspek-aspek khas yang berulangkali terjadi berupa pola atau
tema. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendirilah yang menjadi
instrumen utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri
mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara mendalam6.
Analisa DataData yang diperoleh diolah dengan cara analisis data melalui
content analysis, kemudian diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk
naskah. Adapun proses analisis data dilakukan secara bertahap sebagai
berikut:
1. Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari hasil wawancara, hasil pengamatan, catatan lapangan dan
dokumen.
2. Mereduksi data dengan cara membuat rangkuman (inti dan proses
pernyataan-pernyataan informan).
3. Menyusun data dalam satuan-satuan dengan cara membuat matriks
4. Interpretasi data hasil reduksi6.
Tehnik Pemeriksaan Keabsahan DataDalam penelitian kualitatif jumlah informan biasanya sedikit oleh
karena itu validitas yang digunakan dalam penelitian kualitatif disebut
triangulasi yang meliputi triangulasi sumber, triangulasi metode dan
triangulasi data6 Untuk menetapkan keabsahan dalam penelitian ini hanya
menggunakan satu triangulasi yaitu triangulasi sumber, yaitu melalui
wawancara dengan sumber yang berbeda. Terhdapat dua kelompok
informan yaitu informan yang pernah menggunakan narkoba lalu berhenti
dan informan yang masih menggunakan narkoba.
HASIL PENELITIANSemua informan yang bersedia memberikan informasi berjenis
kelamin laki-laki dengan usia antara 15-17 tahun dan semua informan
masih aktif melakukan aktifitasnya sebagai siswa.
Hasil penelitian menggunakan nama inisial yang telah diubah oleh
peneliti atas kesepakatan informan untuk menjaga kerahasiaan informan
serta untuk etika penulisan penelitian. Adapun hasil wawancara
mendalam diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengetahuan siswa terhadap narkoba.
1. Nama istilah dan jenis narkoba yang sering dipakai Berdasarkan
hasil wawancara mendalam di-ketahui bahwa informan mempunyai
istilah tertentu untuk setiap jenis narkoba. Hal ini dapat dilihat
kutipan hasil wawancara berikut ini: ".....puthaw itu dikenal dengan
nama pethe, kalau extacy biasa disebut inex...." (Bn, 9 Agustus
2001) "....kita sering bilang shabu dengan nama ubas dan getop itu
ganja...." (Iw, 8Agustus 2001)
Adapun jenis narkoba yang sering dipakai adalah puthaw, heroin,
ganja, shabu-shabu dan exstacy, seperti kutipan hasil wawancara
berikut: ".....Saya suka pake puthaw dan shabu-shabu, tapi ada
temanku yang suka pake heroin...." (Aw, 6 Agustus 2001)
".....dari pert a ma saya cuma pake ganja dan extacy..."(FT,
6Agustus 2001)
2. Cara menggunakan.
Dari berbagai jenis narkoba yang disering dipakai oleh informan
terdapat cara umum yang biasa digunakan seperti suntikan yang
istilahkan dengan nyepet atau injek, diisap seperti rokok, diisap
dengan menggunakan tabung, diisap dengan menggunakan kertas
foil dan biasa pula diminum seperti obat. Seperti kutipan hasil
wawancara berikut ini:
" pethe dengan cara nyepet, dengan menggunakan alat suntik
yang dicampur dengan air hangat lalu disuntikkan ke pembuluh
darah...."(Ag, 10 Agustus 2001) "....kalau pake shabu-shabu ditaruh
diatas kertas foil yang dibakar dan diisap dengan bantuan bon "(Ik,
7Agustus2001)
".....kalau ganja dipake sama teman-teman biasanya diisap bergilir
seperti rokok...." (Sy, 11 Agustus 2001)
3. Cara memperoleh
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh diketahui bahwa
informan memperoleh narkoba biasanya dari teman sesama
pemakai dan ada pula yang membeli langsung dari bandar yang
diistilahkan bede, seperti kutipan hasil wawancara berikut ini:
"..... awalnya dikasi teman tapi setelah itu saya dapat dari bede
karena malujuga kalau sering dikasi...." (Oy, 11 Agustus 2001)
".....kalau ada uang ya beli dari bede biasa juga kita pinjam uang
untuk beli kalau sudah mau sekali..."(Ic, 6Agustus 2001) Untuk
membeli narkoba dengan biaya yang tidak murah, informan
menjawab sebagai berikut:
".....biasanya kongsi'ki dengan temanku yang puny a banyak
uang..." (Ad, 11 Agustus 2001) ".....pernah tidak ada'mi uangku
untuk beli barang jadi kujual'ki tapeku, pernah juga
sepatu, kalau ditanya sama mamaku bilang'ka dipinjam sama
teman ...."(Hr, 6Agustus 2001)
4. Pengetahuan tentang narkoba sebelum menjadi pemakai.
Dari informasi yang didapat melalui wawancara mendalam
diketahui bahwa umumnya informan pernah mendengar tentang
narkoba melalui televisi, majalah dan teman namun pengetahuan
yang diperoleh tersebut tidak secara spesifik karena menurut
informan, penyalahgunaan narkoba hanya dapat menganggu
kesehatan bila ketagihan, seperti kutipan hasil wawancara berikut
ini:
".....yang kuatau itu kalau ketagihan'ki narkotika dapat menganggu
kesehatan jadi seperti penyakit...." (lb, 7Agustus 2001)
" tidak pernah'ki Hat informasi tentang penyalahgunaan
narkoba di TV tapi teman biasa'jikasi 'ingat..."(Ww, 7Agustus2001)
5. empat yang digunakan untuk memakai
narkoba. Umumnya informan menggunakan narkoba dirumah
tergantung situasi dan kondisi rumah baik itu dirumah sendiri
(kamar), dirumah teman atau ditempat lain sepulang sekolah,
seperti kutipan hasil wawancara berikut ini: ".....saya pake dirumah
kalau tidak ada orang, biasa juga dirumahnya teman...." (Ft, 11
Agustus 2001)
saya pake dirumah kosong yang ada dibelakang rumahku tapi
sepi'pi...." (Ad, 11 Agustus 2001) " biasanya cari'ki tempat
yang cocok dan sepi ...."(Ag, 10 Agustus 2001)
6. Latar belakang sampai menjadi pemakai narkoba. Penyebab yang
melatarbelakangi informan menjadi pemakai narkoba karena
pergaulan, pengaruh teman pemakai narkoba, keinginan untuk
mencoba dan ingin mencari perhatian, sebagai kutipan hasil
wawancara berikut ini:
".....endak dipaksaji, tapi kalau mau dibilang gaul harus pake itu..."
(Ic, 6 Agustus 2001)".....temanku sering datang kerumah dan selalu
bawa begituan, kucoba'ki dan enak akhirnya selalu'ka mau
pake ...."(Ad, 6 Agustus 2001)" bapakku lebih perhatikan
kakakku dan
selalu'ki na banding-banding'ka, dari pada pusing dengar'ki marah-
marah setiap hari mending pake beginian jadi enjoi'ki....(Oy,11
Agustus 2001)
b. Sikap siswa terhadap narkoba
1. Sikap informan terhadap narkoba
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa setelah terbebas
dari penyalah-gunaan narkoba, informan menunjukkan sikap
penolakan dengan alasan karena merasa tidak bermanfaat,
merusak kesehatan bahkan menyebabkan kematian. Kutipan hasil
wawancara berikut ini: ".....pake begituan percuma'ji hanya
merusak badan'ta ...."(Sf, 7Agustus 2001) ".....bikin sakit bahkan
ada temanku od sejak itu takut'mapake .... (Ak,8Agustus 2001)
2. Sikap informan (mantan pemakai) terhadap teman (pemakai).
Berdasarkan hasil wawancara mendalam ketahui bahwa
kecenderungan informan untuk merespon pemakai narkoba lainnya
yaitu merasa simpatik dan mencoba melakukan pendekatan.
Seperti kutipan hasil wawancara berikut ini: "....Ma nasihati'ji kalau
begituan hanya merusak badan'ta ...."(lb, 7Agustus2001) Namun
adapula informan yang masih bersikap acuk terhadap pemakai
lainnya, seperti kutipan berikut ini: ".....daripada nanti terpancing'ki
Iagi untuk coba lebih baik menghindar ...." (Jp, 10 Agustus 2001)
".....biar'mi dia sendiri rasa akibat'na nanti.... (Iw,8 Agustus 2001)
c. Tindakan siswa terhadap narkoba
1. Jenis narkoba yang dikonsumsi
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa informan
mengkonsumsi jenis narkoba sesuai yang mereka seperti ganja,
shabu-shabu, puthaw, nipam dan ekstacy. Seperti kutipan hasil
wawancara berikut ini:
".....yang selalu saya coba dulu adalah puthaw dan inex ..." (Bd, 9
Agustus 2001) ".....saya sering pake'ganja dan nipam, yang lain
tidak pernah saya coba....(Ft,6 Agustus 2001) "....dulu saya pernah
pake'puthaw, pernah juga shabu-shabu.."(Dj, 9 Agustus 2001)
2. Cara menggunakan.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tindakan yang
menyangkut cara menggunakan narkoba tidak berbeda dengan
pengetahuan informan yaitu dengan suntikan atau injek, diisap
seperti rokok, diisap dengan filter dan kertas foil dan diminum. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan hasil wawancara berikut: "....saya
pake shabu dengan diisap dengan menggunakan kertas foil tapi
dibakar terlebih dulu "(Ww, 7 Agustus 2001)
"...ganja dipakai dengan diisap seperti kalau merokok, asapnya
biasa ditelan supa lebih nikmat..." (Jp, 10 Agustus 2001) "...pethe
biasanya disuntikkan ke pembuluh darah supaya lebih enak
biasanya tarikan inpulnya ditarik-tarik sampai bercampur darah..."
(Sf, 7 Agustus 2001)
3. Tindakan untuk menghentikan mengkonsumsi narkoba Tindakan ini
dikhususkan kepada informan yang sudah tidak memakai narkoba
Iagi mengenai tindakan yang dilakukan oleh infroman saat akan
menghentikan rasa kecanduan terhadap narkoba. dari hasil
wawancara mendalam diketahui bahwa terdapat berbagai cara
untuk berhenti memakai narkoba seperti menyibukkan diri terhadap
berbagai kegiatan seperti olahraga, menghindari pemakai narkoba
dan menanam-kan keinginan untuk berhenti. Hal ini dapat dilihat
pada hasil wawancara berikut ini: "....supaya tidak selalu mau
pake., kuper banyakki kegiatanku seperti main bola...." (lb, 7
Agustus 2001)
"...tidak mau'ma ketemu sama temanku yang masih pake nanti
tertular'ki Iagi..." (Ad, 7 Agustus 2001)
"....pokoknya itu harus berasal dari kita sendiri..." (Bn, 9 Agustus
2001) Namun, jawaban yang kontradiktif diutarakan oleh beberapa
informan berikut ini:
" saya ganti dengan merokok, bisa sampe 3 bungkus " (Zn,
10 Agustus 2001) kalau mau sekali'ka pake biasanya saya minum
bir sampai 5 botol abis.." (Iw, 8 Agustus 2001) "....minum obat
seperti dexamethasol sampai 10 biji dengan cocacola " (Bd,
9Agustus 2001) "...dulu kalau say a lagi wakas..saya sering
membenturkan kepala di dinding kamar..." (Oy, 11 Agustus 2001)
PEMBAHASANUsia remaja merupakan kondisi yang sangat rentan terhadap
perilaku penyalahgunaan narkoba seperti kondisi psikologis yang masih
dalam tahap pencarian jati diri yang cenderung ingin mencoba hal baru,
apalagi ditunjang dengan kondisi yang kondusif untuk itu. Siswa SMU
Negeri 1 Bulukumba yang merupakan salah satu segmen dari usia remaja
inipun tidak lepas dari perilaku tersebut, selain karena perilaku bawaan
sewaktu menjadi siswa SMP, hal ini dipengaruhi pula oleh wilayah SMU
Negeri I Bulukumba yang letaknya diperkotaan, sebagian besarsiswanya
berasal dari sosial ekonomi menengah keatas.
1. Pengetahuan tentang Narkoba
Dari hasil pengumpulan dan analisis data dari informan melalui
wawancara mendalam diperoleh informasi tentang narkoba yang
mencakup jenis dan istilah, cara penggunaan, cara memperoleh,
pengetahuan tentang narkoba sebelum memakai, tempat untuk memakai
narkoba dan latar belakang sehingga menjadi pemakai.
a. Jenis Narkoba yang dipakai
Informan hanya mengetahui enam jenis narkoba yaitu heroin,
ganja, puthaw, shabu-shabu, ekstasy dan nipam. Informan memiliki Istilah
yang digunakan untuk menyebut narkoba tersebutpun seperti istilah pethe
untuk puthaw, ubas untuk shabu-shabu, getop untuk ganja dan inex untuk
ekstasy. Begitupun dengan istilah-istilah yang sering digunakan
menyangkut cara-cara menggunakan narkoba seperti nyabu untuk
pemakaian shabu-shabu, pakau untuk pemakaian puthaw, pamking,
nyepetdan bong. Berdasarkan hasil penelitian Silva yang dilakukan di
Kotamadya Makassar dikemukakan bahwa dari 48 jenis narkoba yang
ada di Makassar untuk jenis shabu-shabu, morfin, ganja dan ekstasy
merupakan jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan dikalangan
anak usia sekolah7.
b. Cara memakai Narkoba
Dari hasil wawancara mendalam, tergambar bahwa antara
informan memakai narkoba dengan cara yang sama, yakni puthaw
dengan cara suntik, pemakaian shabu-shabu dengan menghirup asap
yang keluar dari hasil pembakaran pada kertas foil dengan menggunakan
tabung. Untuk ekstasy biasanya diminum, yang lebih sering dipakai
adalah dengan cara suntik yang distilahkan dengan nyepet dengan cara
menggunakan alat suntik berupa spoit tapi sebelumnya puthaw dicampur
dulu dengan air hangat lalu disuntikkan ke pembuluh darah.
c. Cara memperoleh Narkoba
Berdasarkan hasil wawancara mendalam diperoleh informasi
bahwa cara informan memperoleh narkoba adalah dari teman sesama
pemakai, dibeli dari bandar baik dengan uang sendiri atau dengan
patungan sesama pemakai. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
pemakai lain dalam penyalahgunaan narkoba sangat penting karena
tahap pengadaan narkoba sudah banyak bergantung pada teman sesama
pemakai narkoba. Keberadaan bandar narkoba yang semakin banyak
menyebabkan jalur distribusi bagi pemakai untuk memperoleh narkoba
semakin luas.
d. Pengetahuan tentang Narkoba sebelum menjadi pemakai.
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa pengetahuan
informan tentang narkoba sebelum menjadi pemakai belum cukup. Hal ini
ditandai dengan jawaban informan yang tidak spesifik dan bahkan tidak
mampu menjelaskan secara benar tentang akibat dari penyalahgunaan
narkoba. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Guru Bimbingan dan
Penyuluhan informan bahwa pengetahuan informan tentang narkoba
masih kurang hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh hanya
berasal dari teman, iklan layanan masyarakat dan penyuluhan di sekolah
sehingga masih membutuhkan informasi yang lebih banyak lagi
khususnya mengenai dampak negatif penyalahgunaan narkoba.
e. Tempat untuk memakai Narkoba
Tempat yang sering digunakan informan untuk memakai narkoba
adalah di rumah sesama pemakai dan di rumah sendiri. Penentuan
tempat ini berdasarkan situasi tempat tersebut pada saat ingin memakai
narkoba. Kondisi rumah yang kosong dan sepi menjadi sarana yang
mendukung untuk memakai narkoba.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sorayya
bahwa para pemakai narkoba untuk usia sekolah biasanya menggunakan
narkoba disekitar sekolah, di rumah dan di rumah teman sesama
pemakai8.
f. Latar belakang sehingga menjadi pemakai
Dari hasil wawancara mendalam terungkap bahwa hal yang
melatar belakangi informan menjadi pemakai narkoba adalah akibat
pergaulan yang salah dengan pemakai narkoba, rasa ingin tahu serta
sarana untuk mengurangi stress akibat masalah dalam keluarga (kurang
perhatian). Dari berbagai penyebab tersebut faktor lingkungan pergaulan
merupakan faktor yang paling berpengaruh, hal ini didukung oleh
pernyataan yang dikemukakan oleh Lesley bahwa semakin sering
seseorang membuka diri untuk berinteraksi dengan orang lain dan sering
berada ditempat-tempat tertentu yang secara potensial terselenggaranya
kegiatan menyimpang maka semakin sering rentang orang tersebut untuk
menjadi salah seorang penyimpang9.
2. Sikap terhadap Narkoba
a. Sikap informan terhadap narkoba
Sikap merupakan predisposisi suatu tindakan. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dikethaui bahwa informan (mantan pemakai)
menganggap narkoba sebagai sesuatu yang mengerikan, merugikan
karena tidak memberikan manfaat sesuai pengalaman informan. Informan
merasa hidupnya lebih baik dan lebih sehat setelah berhenti menjadi
pemakai.Hal ini mendukung usaha dari pihak sekolah untuk melakukan
upaya merebaknya penyalahgunaan narkoba sehingga hambatan yang
dirasakan tidak terlalu berarti sebab adanya kesadaran dari informan
untuk berhenti.
b. Sikap informan terhadap sesama pemakai narkoba. Dari hasil
wawancara mendalam pada informan diperoleh informasi bahwa
informan (mantan pemakai) merasa simpati dengan pemakai lain yang
belum berhenti dari perilaku penyalahgunaan narkoba dengan
melakukan pendekatan. Pendekatan dilakukan dengan memberikan
nasehat. Namun adapula informan yang berusaha menghindari
pemakai lain agar tidak terpengaruh lagi dengan bersikap acuh dan
cuek. Upaya ini dilakukan agar tidak terjerumus lagi dalam
penyalahgunaan narkoba. Pendekatan kekeluargaan dengan
menasehati dan memberikan perhatian dalam upaya membantu
pemakai untuk meninggalkan perilaku penyalahgunaan narkoba me
rupakan upaya yang juga dilakukan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sorayya di Makassar
menunjukkan bahwa secara teoritis sikap siswa SMU (mantan
pemakai) telah sampai pada tingkatan keempat yaitu pada sikap
bertanggung jawab dengan menolong dan mengajurkan pemakai lain
untuk berhenti menggunakan narkoba6.
3. Tindakan terhadap Narkoba
a. Jenis narkoba yang biasa digunakan
Pada dasarnya Informan hanya menggunakan enam jenis narkoba
yaitu heroin, ganja, puthaw, shabu-shabu, ekstasy dan nipam. Informan
menggunakan narkoba sebatas pada jenis narkoba yang sering dipakai
dan tidak memiliki keinginan untuk menggunakan narkoba jenis lain.
b. Cara memakai Narkoba
Dari hasil wawancara mendalam, tergambar bahwa dari keenam
jenis narkoba, informan memakai narkoba dengan cara diisap layaknya
rokok, dengan menghirup dan yang lebih sering dipakai adalah dengan
cara menyuntik. Cara pemakaian ini dirasakan lebih menyenangkan,
mudah dilakukan dan aman.
c. Tindakan yang dilakukan untuk berhenti memakai narkoba
Pada umumnya informan mengemukakan bahwa untuk berhenti
memakai narkoba merupakan suatu hal yang tidak mudah, apalagi
dengan pengaruh narkoba dan pemakai lain yang sangat kuat. Namun,
oleh informan hal ini dilakukan dengan sebelumnya menanamkan
keyakinan dalam diri untuk berhenti, yang didukung dengan berbagai
aktivitas yang bermanfaat seperti olahraga. Sementara itu adapula yang
memilih untuk menghindari pergaulan dengan pemakai lain dan
mengurung diri dalam kamar yang terkadang masih menempuh cara yang
salah seperti merokok, minum alkohol, minum obat penenang bahkan
membenturkan kepala ke dinding untuk mengatasi rasa ke tagihan
terhadap narkoba. Pihak sekolah pun telah melakukan berbagai usaha
berupa kegiatan yang membantu upaya informan untuk lepas dari
ketergantungan narkoba dalam menanggulangi semakin merebutnya
penyalahgunaan narkoba dengan melalui pendekatan kekeluargaan baik
terhadap siswa yang bersangkutan maupun keluarganya, semakin meng-
aktifkan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah seperti olahraga, keagamaan
dan kesenian yang berusaha mengalihkan perhatian siswa dari perilaku-
perilaku yang salah. Selain itu juga dilakukan berbagai penyuluhan,
seminar dan dialog interaktif tentang dampak penyalahgunaan narkoba,
yang didukung oleh adanya peraturan sekolah untuk mengeluarkan siswa
yang terlibat penyalahgunaan narkoba dan sudah tidak dapat diatasi oleh
pihak sekolah. Dalam melakukan berbagai usaha tersebut diakui oleh
pihak sekolah tidak menemukan hambatan yang berarti karena didukung
oleh adanya keinginan informan untuk behenti.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1.Pengetahuan informan tentang jenis narkoba yaitu ganja, puthaw,
shabu-shabu, ekstasy dan nipam. Untuk cara penggunaan dengan
cara menyuntik, menghisap dan diminum. Narkoba diperoleh dengan
cara membeli dari bandar dengan uang sendiri ataupun dengan
patungan, dan diberikan oleh sesama pemakai. Informan tidak
memiliki pengetahuan yang spesifik tentang dampak narkoba bagi
kesehatan.
2.Mengenai sikap informan terhadap narkoba dan pemakai narkoba
pada umumnya sudah ber-tanggung jawab, dengan berusaha
melakukan pendekatan melalui nasehat, berusaha menjauhi narkoba
dan bahkan ada yang menjauhi pemakai narkoba lainnya agar tidak
terpengaruh lagi.
3.Tindakan informan terhadap narkoba sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki khususnya yang menyangkut jenis narkoba, cara
memakai narkoba dan upaya untuk lepas dari penyalahgunaan
narkoba.
Saran1. Perlu peningkatan bimbingan dan konseling yang intensif terkhusus
kepada siswa yang masih dalam upaya lepas dari ketagihan
narkoba
2. Peningkatan pengetahuan tentang narkoba melalui kegiatan
penyuluhan yang diemas secara menarik
3. Perlu adanya peningkatan peran secara maksimal dari pihak
sekolah, keluarga, pemakai dan masyarakat untuk mengurangi
merebaknya penyalahgunaan narkoba dengan pemberian perhatian
dan pengawasan pada pergaulan siswa dan berusaha menciptakan
lingkungan social yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA1. Ma'sum, Penanggulangan Bahaya Narkotika dan Ketergantungan
Obat, CV.Haji Masagung, Jakarta; 1987.
2. Buletin Studia, Musuh Itu Bernama Narkoba;W9 Edisi 07
3...................., Kompas, Jakarta; 1993
4...................., Kompas, Balikpapan 2001
5..................... Majalah Kesehatan Masyarakat,
Jakarta; 1999
6. Kusnanto.Hari. Metode Kuaiitatif dalam Riset Kesehatan. Program
Studi ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Univ. Gajah Mada.
Yogyakarta; 2003.
7. Silva S, Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Penyalahgunaan
Narkoba di Kotamadya Makassar, Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Kedokteran. Uni-versitas Hasanuddin. Makassar; 2000
8. Sorayya, Persepsi Siswa SMU Negeri 2 Makassar Terhadap
Narkoba Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin; 2000
9. Sudarman, Karakteristik Pelaku narkoba di Kota Makassar Tahun
2000, Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas kedokteran. Universitas
Hasanuddin; 2001.