+ All Categories
Home > Documents > AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

Date post: 07-Apr-2018
Category:
Upload: stiekalpataru
View: 227 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 21

Transcript
  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    1/21

    This document contains text automatically extracted from a PDF or image file. Formatting may havebeen lost and not all text may have been recognized.

    To remove this note, right-click and select "Delete table".

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    2/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

    BABXIV

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    3/21

    AKUNTANSIAKTIVATETAPA. KLASIFIKASI

    Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam

    operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

    serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan.

    B. PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TETAPPengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi:

    1. Pengeluaran pada waktu perolehan;

    2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:

    (1) Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;

    (2) Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.

    C. PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TETAP

    Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

    1. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan);

    2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;

    3. Pembelian dengan cara leasing;4. Perolehan dengan trade-in

    5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;

    6. Perolehan dari donasi; dan

    7. Dibangun sendiri.

    D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA GABUNGAN/LUMPSUMP

    Harga gabungan/lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai

    contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp 160.000.

    Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan

    perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta

    yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah Rp 28.000, bangunan Rp 60.000,

    equipment Rp 12.000, alokasi harga Rp 160.000 tersebut adalah sebagai berikut:PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    64

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    4/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    5/21

    JenishartaNilaiTaksiran(Rp)PerhitunganAlokasiJumlahAlokasi(Rp)

    Tanah28.00028/100x160.00044.800

    Bangunan60.00060/100x160.00096.000

    Peralatan12.00012/100x160.00019.200

    Jumlah100.000160.000

    Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:Tgl. Akun Debet Kredit

    2006

    Jan 1 Tanah

    Bangunan

    Peralatan

    Kas

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    44.800

    96.000

    19.200

    160.000

    E. PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA

    Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran secara angsuran, maka aktiva

    tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran

    angsuran dan downpaymentnya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti:

    a. Harga tunai diketahui;

    b. Harga tunai tidak diketahui.

    Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga

    tunainya adalah Rp 100.000. Pada waktu itu dibayar uang muka Rp 35.000 sisanya

    akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar Rp 5.000 ditambah bunga

    10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalahsebagai berikut:

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2006

    Jan 2 Tanah

    Kas

    Hutang

    100.000

    35.000

    65.000

    65

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    6/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    7/21

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2006

    Jun 30 Hutang

    Biaya Bunga

    Kas

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH5.000

    3.250

    8.250

    F. PENGGUNAAN AKTIVA TETAP

    Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut

    bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan

    biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya tersebut dicatat dan

    dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut

    depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional

    atas biaya dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.

    Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet

    akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan

    untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka jurnal

    yang dibuat adalah:

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2005

    Des 31 Beban Penyusutan

    Akumulasi Penyusutan

    5.000

    5.000

    Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutanakan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.

    Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan

    depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva

    tetap.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah:

    a. cost dari aktiva tetap,

    b. umur ekonomis aktiva tetap,

    c. nilai residu, dan

    d. pola penggunaan aktiva tetap.

    66

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    8/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    9/21

    G. METODE DEPRESIASI

    Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:

    Metode Unit Output

    1. Metode Garis Lurus

    Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara,

    yaitu:1) (cost-nilai residu) : umur

    Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp

    16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp

    1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai

    berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.

    2) Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh

    dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai

    berikut:

    (a) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 =

    20%.

    (b) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 1.000.000) = Rp

    3.000.000,00.

    2. Metode Saldo Menurun

    Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase

    penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun,

    maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%.

    Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening

    aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun

    pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya

    adalah sebesar harga perolehannya.

    Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan %penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari

    2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun.

    Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut:

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    67

    Metode Garis Lurus

    Metode Saldo Menurun

    Metode Jumlah Angka Tahun

    Metode Unit Input

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    10/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    11/21

    Tarif/prosentasepenyusutan=2x(100%:5)=40%

    Penyusutantahun2001=40%xNilaiBuku

    =40%xRp16.000.000

    =Rp6.400.000

    Penyusutantahun2002=40%xNilaibukuawaltahun2002

    =40%x(Rp16.000.000Rp6.400.000)=Rp3.840.000

    Penyusutantahun2003=40%xNilaibukuawaltahun2003

    =40%x(16.000.0006.400.0003.840.000)

    =Rp2.304.000

    Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai

    Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 tarip)n

    = Rp 16.000.000 x (1 0,4) n

    Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 0,4) 3

    = Rp 16.000.000 x 0,216

    = Rp 3.456.000,00.

    Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00.

    3. Metode Jumlah Angka-angka Tahun

    Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika

    umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke

    1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara

    itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada

    awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya

    adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya

    adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk

    tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.

    Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000.

    Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai

    berikut:

    TahunkePerhitunganJumlah

    15/15(16.000.0001.000.000)5.000.000

    24/15(16.000.0001.000.000)4.000.000

    33/15(16.000.0001.000.000)3.000.000

    42/15(16.000.0001.000.000)2.000.000

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    68

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    12/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    13/21

    51/15(16.000.0001.000.000)1.000.000

    4. Metode Unit Input

    Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input

    yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan

    taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut

    diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan hargaRp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai

    residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka

    penyusutan tahun 2001 adalah:

    (5.000/100.000)x(Rp16.000.000Rp1.000.000)=Rp750.000

    5. Metode Unit Output (Hasil)

    Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk

    yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah

    produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah

    mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan

    ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan

    nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka

    penyusutan tahun 2001 adalah:

    (20.000/200.000)x(Rp16.000.000Rp1.000.000)=Rp1.500.000

    H. PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP

    Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin

    yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan

    sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24

    Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah:

    1. Menyusutkan untuk tahun 2001

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2001Mar 24 Beban Penyusutan Mesin

    Akumulasi Penyusutan Mesin

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    150.000

    150.000

    69

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    14/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    15/21

    2. Membuang aktiva tetap

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2001

    Mar 24 Akumulasi Penyusutan Mesin

    Kerugian Penghentian Mesin

    Aktiva TetapPROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    4.900.000

    1.100.000

    6.000.000

    I. PENJUALAN AKTIVA TETAP

    Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember

    2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat

    jurnal jika harga jualnya adalah:

    a. Rp 2.250.000,00

    b. Rp 1.000.000,00

    c. Rp 3.000.000,00

    No.Keterangan

    Dijualdenganharga

    2.250.0001.000.0003.000.000

    1Costaktivatetap10.000.00010.000.00010.000.000

    2Akumulasipenyusutan

    s.dsaatpenjualan

    7.750.0007.750.0007.750.000

    3Nilaibukusaatpenjualan2.250.0002.250.0002.250.000

    4Hargajual2.250.0001.000.0003.000.000

    5Laba(rugi)(43)0(1.250.000)750.000Jurnal:

    1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2000

    Jan 2 Kas

    Akumulasi Penyusutan

    Aktiva Tetap

    2.250.000

    7.750.000

    10.000.000

    70

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    16/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    17/21

    2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2000

    Jan 2 Kas

    Akumulasi Penyusutan

    Kerugian Penjualan Aktiva TetapAktiva Tetap

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    2.250.000

    7.750.000

    1.250.000

    10.000.000

    3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000

    Tgl. Akun Debet Kredit

    2000

    Jan 2 Kas

    Akumulasi Penyusutan

    Laba Penjualan Aktiva Tetap

    Aktiva Tetap

    3.000.000

    7.750.000

    750.000

    10.000.000

    J. PERTUKARAN AKTIVA TETAP

    Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam

    pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau

    aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskanatau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva

    yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang

    ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan

    adanya laba atau rugi.

    Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam

    pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam

    bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti

    kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos

    yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46

    PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya

    aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak

    ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

    71

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    18/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    19/21

    1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis

    Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp

    3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah

    Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:

    Tgl. Akun Debet Kredit

    Mesin (baru)Akumulasi Penyusutan

    Mesin (lama)

    Kas

    Laba Penukaran Aktiva Tetap

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    5.000.000

    3.200.000

    4.000.000

    3.900.000

    300.000

    2. Pertukaran Aktiva Sejenis

    Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000

    ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang

    bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:

    Tgl. Akun Debet Kredit

    Mesin (baru)

    Akumulasi Penyusutan

    Mesin (lama)

    2.400.000

    4.600.000

    7.000.000Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru

    merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00

    dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.

    72

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    20/21

    MODULDASAR-DASARAKUNTANSI

  • 8/6/2019 AKUNTANSI AKTIVA TETAP (14)

    21/21

    SOAL LATIHAN

    SOAL 1

    Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp

    32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa

    Rp 2.000.000,00.

    Diminta:a. Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.

    b. Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.

    c. Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.

    Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2)

    metode saldo menurun ganda.

    SOAL 2

    Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp

    3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah

    Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:

    a. Rp 200.000,00

    b. Rp 700.000,00

    c. Rp 1.000.000,00

    PROGRAMPERCEPATANAKUNTABILITASKEUANGANPEMERINTAH

    73


Recommended