+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB...

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Date post: 11-Aug-2019
Category:
Upload: lamhuong
View: 228 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
84
ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU MITRA MANDIRI PADA PT PEMUKASAKTI MANISINDAH DI KABUPATEN WAY KANAN (Skripsi) Oleh Adek Fitri Sakinah JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018
Transcript
Page 1: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU MITRA

MANDIRI PADA PT PEMUKASAKTI MANISINDAH DI KABUPATEN

WAY KANAN

(Skripsi)

Oleh

Adek Fitri Sakinah

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

ABSTRACT

The Household Income Analysis of Sugarcane Contract Farmer at PT PSMI

Way Kanan District

By

Adek Fitri Sakinah

This study aims to determine the implementation of partnerships between

sugarcane farmers and PT PSMI, the income of partner farmer’s sugarcane

farming, and the main income of sugarcane farmer households. The study was

conducted in Pakuan Ratu District and Negara Batin Subdistrict, Way Kanan

Regency, Lampung Province in February – April 2018. Respondents of this study

were taken by simple random method with 31 respondents. Primary data was

obtained through direct interviews with sugarcane farmers. Secondary data was

obtained from several related institutions. The methods of data analysis used in

this research was farm income analysis and household income analysis. The

study shows that overall the implementation of partnership activities was in

accordance with the partnership contract between the company and the partner

farmers, the income of independent patner sugarcane farming costs more than the

income of the pure sugarcane partners and partial contracts. The main income of

the sugarcane farmer partners were mandiri costs, partial contract, and purely

average obtained from sugarcane farming.

Keywords: Farming, Income, Partnership

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU MITRA

MANDIRI PADA PT PEMUKASAKTI MANISINDAH DI KABUPATEN

WAY KANAN

Oleh

Adek Fitri Sakinah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kemitraan antara petani

tebu dengan PT PSMI, pendapatan usahatani tebu petani mitra, dan pendapatan

utama rumah tangga petani tebu. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pakuan Ratu

dan Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung pada

bulan Februari – April 2018. Responden penelitian ini diambil dengan cara acak

sederhana sebanyak 31 responden. Data primer diperoleh melalui wawancara

secara langsung dengan petani tebu. Data sekunder diperoleh dari beberapa

lembaga terkait. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis pendapatan

usahatani dan analisis pendapatan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukan

bahwa secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan kemitraan sudah sesuai dengan

kontrak kerjasama kemitraan antara perusahaan dengan petani mitra, Pendapatan

usahatani tebu mitra mandiri biaya lebih besar dibandingkan dengan pendapatan

usahtani tebu mitra mandiri murni dan partial kontrak. Pendapatan utama rumah

tangga petani tebu mitra mandiri biaya, partial kontrak, dan murni rata-rata

diperoleh dari usahatani tebu.

Kata Kunci : Kemitraan, Usahatani, Pendapatan

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU MITRA

MANDIRI PADA PT PEMUKASAKTI MANISINDAH DI KABUPATEN

WAY KANAN

Oleh

ADEK FITRI SAKINAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Rumbih, Kecamatan Pakuan

Ratu, Kabupaten Way Kanan pada tanggal 04 Juli 1996

dari pasangan Bapak Umar Yamin dan Ibu Mega Wati.

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak-

Kanak (TK) di TK YPPM (Yayasana Pemukasakti

Manisindah) pada tahun 2002, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Bumi

Jaya pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2

Negara Batin pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA

Negeri 1 Negara Batin pada tahun 2014. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur ujian

masuk mandiri.

Pada tahun 2015 penulis melakukan kegiatan homestay (Praktik Pengenalan

Pertanian) selama 7 hari di Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten

Tanggamus. Bulan Januari 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Bumi Kencana, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung

Tengah selama 40 hari. Selanjutnya, pada Juli 2017 penulis melaksanakan Praktik

Umum (PU) di PT Pemukasakti Manisindah (PT PSMI) Kecamatan Pakuan Ratu,

Kabupaten Way Kanan selama 30 hari kerja efektif.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul. Analisis Pendapatan Rumah Tangga

Petani Tebu Mitra Mandiri Pada PT Pemukasakti Manisindah Di

Kabupaten Way Kanan

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan, bimbingan, dan dukungan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Ibrahim Hasyim, M.S., sebagai Dosen Pembimbing

Pertama yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat,

arahan, dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Ani Suryani, M.Sc., sebagai Dosen Pembimbing Kedua yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan bimbingan

selama proses penyelesaian skripsi.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

5. Bapak Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., sebagai Dosen Penguji atas saran dan

arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.

6. Bapak Dr. Ir. Sumaryo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

saran dan motivasi yang telah diberikan.

7. Keluargaku, Ayahanda tercinta Umar Yamin dan Ibunda tercinta Mega Wati,

Kakak ku tersayang Akbar Saitama, M.P., dan adik ku tersayang Adesya Trie

Zakinah, serta keluarga besar atas semua limpahan kasih sayang, doa, nasihat,

semangat, kebahagiaan, dan perhatian yang tak pernah putus kepada penulis

selama ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan

selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.

9. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,

Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan dan kerjasama yang telah

diberikan.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Abu Haris Husain, Chindy Yulianti

Putri, Dewi Lestari Putri, dan Arum Renanda atas bantuan, saran, dukungan,

dan semangat yang telah diberikan.

11. Sahabat-sahabat penulis, Siti Qomalawati, Desi Tiara, Sri May Ardila, dan

Ani Novianti atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan.

12. Sahabat PSMI squad Febrima Yuniar, Meta Lita S, Enggar W, Resi K, Olga

Corrie, dan Annisah NA atas segala dukungan dan semangat yang diberikan.

13. Keluarga PU PT PSMI bapak I Gede Made Budanta,S.H., Ir.Cahyo Sugeng

W, Doli Lambang Saputra, S.TP., Indra Sugara,S.P., Andri Husein, dan Ida

Trisnawati atas kebersamaan, dukungan, dan semangat yang diberikan.

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

14. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Dita Nastiti, Devira Nurani,

Ekawati Wahyu, Bagoes Prayogi, Ade Putra, Danang Wicaksono, Aryan Dwi

Novaldi, Asih Titiana, Defline Putri, Cindi Puri, Ayu Nirmala, Aurora Afifah,

Deta Pratiwi, Dwi Novitasari, Dwi Febrina, Dea Adelia, Anitha Andarrini,

Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi Aditia,

Candra Endah, Sita Virgiana, Kiki D, Yulita Siska, Grace Virgin, Gesti V,

Syintia A , dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

15. Kakak-kakak Agribisnis angkatan 2012 dan 2013 serta adik-adik Agribisnis

angkatan 2015, 2016, dan 2017 atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

16. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh

dari kata sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak di masa yang akan datang. Penulis meminta maaf atas segala

kekurangan dan semoga Allah SWT membalas budi baik berbagai pihak atas

semua hal yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.

Bandar Lampung, 19 November 2018

Penulis,

Adek Fitri Sakinah

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

C. Tujuan ................................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 10

1. Tanaman Tebu ................................................................................. 10

2. Konsep Usahatani ............................................................................ 15

3. Teori Pendapatan ............................................................................. 18

4. Konsep Kemitraan ........................................................................... 23

B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ . 29

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 36

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 40

vii

40

10

1

iv

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

ii

B. Konsep Dasar Definisi Oprasional ...................................................... 40

C. Lokasi, Waktu Penelitian dan Responden ........................................... 44

D. Jenis danMetode Pengumpulan Data .................................................. 47

E. Metode Analisis Data. ........................................................................ 47

1. Analisis Kemitraan .......................................................................... 47

2. Analisis Pendapatan Usahatani ........................................................ 48

3. Analisis Pendapatan Rumah Tangga ............................................... 49

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambarann Umum Kabupaten Way Kanan ........................................ 51

1. Letak Geografis ............................................................................... 51

2. Topografi ......................................................................................... 51

3. Iklim................................................................................................. 52

4. Administrasi Pemerintah ................................................................. 52

5. Demografi. ....................................................................................... 53

B. Gambran Umum Kecamatan Negara Batin ......................................... 54

1. Letak Geografis ............................................................................... 54

2. Keadaan Pertanian ........................................................................... 54

C. Gambaran Umum Kecamatan Pakuan Ratu ........................................ 55

1. Letak Geografis ............................................................................... 55

2. Keadaan Pertanian ........................................................................... 56

D. Gambaran Umum PT PSMI Kabupaten Way Kanan .......................... 57

1. Gambaran Umum PT PSMI ............................................................ 57

2. Sejarah PT PSMI. ............................................................................ 58

3. Kemitraan ........................................................................................ 60

51

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

iii

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ..................................................................... 63

1. Umur Responden ............................................................................. 63

2. Tingkat Pendidikan Responden ....................................................... 64

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden ...................................... 64

4. Status Kepemilikan Lahan Responden ............................................ 67

B. Budidaya Tanaman Tebu ..................................................................... 68

C. Evaluasi Kemitraan ............................................................................. 73

D. Penggunaan Sarana Produksi .............................................................. 77

1. Penggunaan Bibit ............................................................................. 78

2. Penggunaan Pupuk .......................................................................... 79

3. Penggunaan Pestisida. ..................................................................... 80

4. Penggunaan Tenaga Kerja ............................................................... 81

5. Penggunaan Alat Pertanian .............................................................. 83

E. Produksi dan Penerimaan Petani Tebu Mitra ..................................... 84

F. Analisis Pendapatan Petani Tebu Mitra ............................................... 85

G. Analisis Pendapatan Rumah Tangga ................................................... 93

1. Pendapatan On Farm ....................................................................... 93

2. Pendapatan Non Farm ..................................................................... 96

4. Pendapatan Rumah Tangga ............................................................. 98

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 100

B. Saran .................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA 102

100

63

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Gambar

1. Luas tanaman perkebuan tebu di seluruh provinsi di Indonesia ........... 2

2. Nama Perusahaan, LuasAreal, Produksi, dan Lokasi Perusahaan Gula di

Provinsi Lampung Tahun 2016 ........................................................... 3

3. Luas areal panen dan produktivitas tebu inti dan kemitraan di

PT Pemukasakti Manisindah tahun 2017 ............................................. 5

4. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................ 30

5. Luas tanam perkomoditas di Kecamatan Negara Batin ....................... 55

6. Luas tanam perkomoditas di Kecamatan Pakuan Ratu ........................ 56

7. Sebaran responden menurut umur ........................................................ 64

8. Sebaran responden menurut tingkat pendidikan formal....................... 65

9. Sebaran responden menurut jumlah tanggungan keluarga. .................. 66

10. Sebaran responden menurut status kepemilikan lahan ...................... 67

11. Sebaran responden menurut luas lahan tebu ...................................... 68

12. Rata-rata penggunaan bibit oleh petani mitra per hektar ................... 78

13. Rata-rata penggunaan pupuk oleh petani mitra per hektar................. 79

14. Rata-rata penggunaan pestisida per hektar ......................................... 80

15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja oleh petani mitra per hektar ....... 82

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

v

16. Rata-rata penyusutan peralatan pertanian petani mitra ...................... 83

17. Rata-rata produksi, harga, dan penerimaan petani tebu mitra mandiri biaya,

partial dan murni per hektar ................................................................. 84

18. Penerimaan,biaya, dan pendapatan petani tebu mitra mandiri biaya . 87

19. Penerimaan,biaya, dan pendapatan petani tebu mitra mandiri

partial kontrak ..................................................................................... 89

20. Penerimaan,biaya, dan pendapatan petani tebu mitra mandiri murni 91

21. Sebaran rata-rata pendapatan usahatani petani tebu mitra mandiri .... 93

22.Sebaran rata-rata pendapatan usahatani non tebu petani mitra ........... 95

23.Sebaran rata-rata pendapatan non usahatani petani mitra .................. 97

24.Rata-rata total pendapatan rumah tangga petani mitra ........................ 98

25. Identitas Responden Petani Mitra Mandiri Biaya .............................. 106

26. Identitas Responden Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak ............... 106

27. Identitas Responden Petani Mitra Mandiri Murni ............................. 107

28. Penggunaan Saprodi Petani Mitra Mandiri Biaya .............................. 108

29. Penggunaan Saprodi Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak .............. 112

30. Penggunaan Saprodi Petani Mitra Mandiri Murni ............................. 113

31. Penyusutan Peralatan Petani Tebu Mitra Mandiri Biaya ................... 116

32. Penyusutan Peralatan Petani Tebu Mitra Mandiri Partial Kontrak .... 118

32. Penyusutan Peralatan Petani Tebu Mitra Mandiri Murni .................. 118

34. Tenaga Kerja Petani Mitra Mandiri Biaya ......................................... 120

35. Tenaga Kerja Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak .......................... 134

36. Tenaga Kerja Petani Mitra Mandiri Murni ........................................ 139

37. Pendapatan dan penerimaan Petani Tebu Mitra Mandiri Biaya......... 147

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

vi

38. Pendapatan dan penerimaan Petani Tebu Mitra Mandiri Partial ....... 149

39. Pendapatan dan penerimaan Petani Tebu Mitra Mandiri Murni ........ 150

40. Penerimaan,Biaya, dan Pendapatan Petani Tebu Mitra Mandiri Biaya 152

41. Penerimaan,Biaya, dan Pendapatan Petani Tebu Mitra Partial .......... 152

42.Penerimaan,Biaya, dan Pendapatan Petani Tebu Mitra Murni ........... 153

43. Pendapatan Usahatani Non Tebu Petani Mitra Mandiri Biaya di Kabupaten

Way Kanan .......................................................................................... 154

44. Pendapatan Usahatani Non Tebu Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak

diKabupaten Way Kanan ..................................................................... 156

45. Pendapatan Usahatani Non Tebu Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak di

Kabupaten Way Kanan ...................................................................... 157

46. Pendapatan Non Usahatani Petani Mitra Mandiri Biaya ................... 158

47. Pendapatan Non Usahatani Petani Mitra Mandiri Partial Kontrak .... 159

48. Pendapatan Non Usahatani Petani Mitra Mandiri Murni ................... 159

49. Pendapatan Rumah Tangga Petani Mitra Mandiri Biaya ................... 160

50. Pendapatan Rumah Tangga Petani Mitra Mandiri Partial kontrak .... 161

51. Pendapatan Rumah Tangga Petani Mitra Mandiri murni .................. 161

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Pola Kemitraan Inti Plasma ................................................................... 25

2. Pola Kemitraan Kontrak Beli .............................................................. 26

3. Pola Kemitraan Sub Kontrak ............................................................... 26

4. Pola Kemitraan Dagang Umum .......................................................... 27

5. Pola Kemitraan KOA ........................................................................... 28

6. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 39

7. Proses pembrantasan hama penyakit pada tanaman tebu ..................... 71

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor penting penopang pembangunan di

Indonesia. Pertanian di Indonesia terbagi menjadi beberapa subsektor seperti

tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan hortikultura. Berdasarkan data

badan pusat statistik (BPS), tanaman perkebunan merupakan salah satu sektor

tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman perkebunan

merupakan salah satu sektor yang secara nasional telah berkontribusi secara

nyata dalam pembangunan nasional.

Menurut UU no 18 tahun 2004 mengenai perkebunan, perkebunan adalah

segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau

media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan

memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan

kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat (Badan Pusat

Statistik, 2007).

Tebu merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan penghasil gula yang

banyak dibudidayakan di Indonesia baik oleh perusahaan atau masyarakat yang

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

2

disebut dengan petani tebu rakyat mandiri. Tebu merupakan komoditas

tanaman yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian di Indonesia

(Badan Pusat Statistik, 2015). Adapun data luas lahan perkebunan tebu di

Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa Lampung memiliki luas

tanaman perkebunan terluas setelah Jawa Timur (45%) dengan persentase 26%.

Sedangkan untuk daerah Jawa Tengah memiliki luas lahan perkebunan dengan

persentase sebesar 14%. Daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa

Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan dan Gorontalo memiliki

persentase luas lahan perkebunan tebu dibawah 5%. Dalam tabel tersebut

dapat diketahui bahwa pada provinsi lampung luas lahan perkebunan tebu

relatif stabil dan mengalami peningkatan pada tahun 2015. Pada provinsi

lainnya luas lahan tebu mengalami penurunan yang disebabkan beberapa faktor

seperti adanya alih fungsi lahan perkebunan menjadi sentra industri atau

menjadi pemukiman penduduk.

Tabel 1. Luas tanaman perkebuan tebu di seluruh provinsi di Indonesia

Provinsi Luas Tanaman Perkebunan / Ribuan Hektar

2012 2013 2014 2015

Sumatera Utara 11.03 9.54 8.50 7.80

Sumatera Selatan 20.74 22.62 20.07 19.40

Lampung 111.50 111.50 111.50 121.20

Jawa Barat 23.14 23.51 21.90 20.70

Jawa Tengah 51.50 57.66 68.60 64.80

Daerah Istimewa Yogyakarta 7.00 7.35 3.30 3.20

Jawa Timur 199.25 216.56 219.10 206.70

Sulawesi Selatan 12.42 11.75 10.20 10.00

Gorontalo 6.44 6.72 7.30 8.00

Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional, 2015

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

3

Tebu merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Lampung yang

banyak menyerap tenaga kerja serta salah satu sumber devisa negara melalui

ekspor tetes tebu. Pada Provinsi Lampung terdapat beberapa industri

perkebunan tebu yang tersebar dibeberapa kabupaten di Provinsi Lampung.

Adapun perkebunan tebu yang terdapat di Provinsi Lampung yaitu PT Gunung

Madu Plantation (Lampung Tengah), PT Gula Putih Mataram (Lampung

Tengah), Sweet Indo Lampung (Lampung Tengah), Indo Lampung Perkasa

(Tulang Bawang), Bunga Mayang (Lampung Utara) , dan PT Pemukasakti

Manisindah (Way Kanan). Adapun data luas areal perkebunan, produksi,dan

produktivitas gula di Provinsi Lampung tahun pada tahun 2016 disajikan pada

Tabel 2.

Berdasarkan data pada Tabel 2, PT Pemukasakti Manisindah (PT PSMI)

memiliki luas lahan sebesar 12.935,500 ha dengan total produksi yang

diperoleh yaitu 107.594,24 ton tebu. Pada data tersebut juga dapat disimpulkan

bahwa PT PSMI memiliki hasil produktivitas tebu terbesar diantara perusahaan

lainnya di Provinsi Lampung yaitu sebesar 8,32 ton tebu perhektar

Tabel 2. Nama Perusahaan, LuasAreal, Produksi, dan Produktivitas Gula di

Provinsi Lampung Tahun 2016

No Nama Perusahaan Luas

Areal (Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Ton/Ha)

1 PTPN VII Bunga Mayang 14.243,10 73.908,30 5,19

2. PT. Gunung Madu Plantation 26.958,74 201.216,10 7,46

3. PT. Gula Putih Mataram 22.235,37 152.286,10 6,85

4. PT. Seet Indo Lampung 21.861,40 153.357,30 7,01

5. PT.Indo Lampung Perkasa 18.177,97 129.052,79 7,10

6. PT. Pemukasakti Manisindah 12.935,00 107.594,24 8,32

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2016

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

4

PT Pemukasakti Manisindah (PT PSMI) merupakan salah satu industri gula

yang terdapat di Provinsi Lampung yang terletak di Kabupaten Way Kanan.

Dalam rangka peningkatan produktivitas yang dapat dihasilkan oleh

perusahaan, salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan melakukan kerjasama

kemitraan dengan masyarakat disekitar perusahaan. Kerjasama kemitraan PT

Pemukasakti Manisindah dengan masyarakat dibagi kedalam dua jenis

kerjasama kemitraan yaitu kemitraan mandiri dan kemitraan kerjasama sistem

oprasional (KSO). Kemitraan mandiri adalah suatu bentuk kerjasama

kemitraan antara perusahaan dengan petani dimana sebagian besar kegiatan

usaha tani dilakukan oleh petani. Kemitraan KSO yaitu suatu bentuk

kerjasama dimana dalam proses budidaya tanaman dari hulu sampai hilir

dilakukan oleh perusahaan. Menurut UU No. 9 Tahun 1995, kemitraan adalah

suatu kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha

besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha

besar dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan, atau organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan

tertentu.

Berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan, PT PSMI merupakan

perusahaan baru yang terus berkembang dan banyak membantu masyarakat

disekitar perkebunan dalam meningkatkan perekonomiannya dengan cara

kerjasama kemitraan. Semakin meningkatnya jumlah petani yang mengikuti

kemitraan mendukung tingginya tingkat produktivitas gula yang dihasilkan

oleh perusahaan. Data produksi gula PT Pemukasakti Manisindah disajikan

pada Tabel 3.

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

5

Tabel 3.Luas areal panen, produksi dan produktivitas tebu inti dan kemitraan

di PT Pemukasakti Manisindah tahun 2017

Kepemilikan Luas Lahan (ha) Poduksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

Inti 8.700 780.000 89,65

Kemitraan 4.600 380.000 82,60

Jumlah 13.300 1.160.000 172,25

Sumber: PT Pemukasakti Manisindah, 2017

Berdasarkan data pada Tabel 3 diketahui bahwa produksi yang dihasilkan oleh

petani tebu rakyat mandiri untuk luas panen 4.600 ha yaitu sebesar 380.000

ton. Jika dilihat dari area inti dengan luas lahan 8.700 ha hasil produksi yang

diperoleh yaitu sebesar 780.000 ton. Produktivitas yang dihasilkan oleh kebun

inti milik perusahaan lebih besar dari pada milik petani mitra yaitu sebesar

89,65ton/ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas yang dihasilkan

oleh petani tebu mitra rendah.

Menurut Shinta (2011), terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan

usahatani yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern diantaranya

yaitu petani pengelola, tanah, modal, tenaga kerja, teknologi, jumlah keluarga,

kemampuan petani dalam mengalokasikan penerimaan keluarga. Faktor

ekstern yaitu tersedianya sarana transportasi dan komunikasi, aspek yang

meyangkut pemasaran dan bahan usahatani, serta fasilitas kredit dan saran

penyuluh bagi petani.

Faktor-faktor seperti luas lahan, tenaga kerja, modal, penguasaan teknik

budidaya dan teknologi pertanian juga menjadi penyebab rendahnya

produktivitas tebu yang dihasilkan oleh petani mitra. Rendahnya

produktivitas tebu yang diperoleh oleh petani berpengaruh terhadap

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

6

pendapatan yang akan diterima oleh petani dan menjadi salah satu indikator

keberhasilan usahatani tersebut. Sebagian besar masyarakat di sekitar

perkebunan bekerja pada sektor pertanian budidaya tanaman tebu. Hal ini

didukung dengan adanya pabrik gula PT Pemukasakti Manisindah yang

merupakan satu-satunya industri gula yang ada di Kabupaten Way Kanan.

Program kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan dengan petani

yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan,

pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar perkebunan didukung

dengan baik oleh masyarakat. Pada awal kerjasama kemitraan dengan petani,

jenis kemitraan yang terdapat di PT PSMI yaitu kerjasama kemitraan KSO,

pada perkembangannya perusahaan menyarankan petani untuk dapat

melakuan kegiatan budidaya tanaman tebu dan beralih kekerjasama kemitraan

mandiri. Sebanyak 125 petani mengusahakan tanaman tebu sebagai tanaman

utamanya yang tergabung dalam kerjasama kemitraan mandiri. Sebagai

tanaman utama yang diusahakan, tanaman tebu menjadi salah satu sumber

pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang mengikuti kerjasama

kemitraan. Pendapatan pada setiap petani tebu mitra mandiri berbeda-beda

sesuai dengan jenis kemitraan dan hasil produksi yang diperoleh masing-

masing petani.

Pendapatan petani tebu rakyat yang mengikuti kerjasama kemitraan juga

bersumber dari hasil usahatani tanaman lain, seperti, singkong, dan karet.

Selain itu beberapa petani juga mempunyai pekerjaan sampingan di luar

usahatani, seperti menjadi pedagang, buruh bangunan, buruh tani, wiraswasta.

Maka dari itu, pendapatan bersih petani dapat dikatakan berasal dari banyak

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

7

sumber. Banyaknya sumber pendapatan petani tebu dapat membantu

meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani, selain itu tingginya

pendapatan petani juga berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan.

Banyaknya sumber pendapatan petani tebu rakyat tersebut, seharusnya

masyarakat mampu memenuhi semua kebutuhan rumah tangganya, baik

kebutuhan primer, sekunder, atau bahkan tersiernya. Berdasarkan uraian yang

telah dijelaskan tersebut, maka penelitian mengenai evaluasi pelaksanaan

kemitraan petani tebu, pendapatan usahatani tebu, dan pendapatan rumah

tangga petani di Kecamatan Pakuan Ratu dan Negara Batin ini perlu dilakukan

guna mengetahui jenis kemitraan dan tingkat pendapatan petani tebu rakyat di

Kabupaten Way Kanan.

B. Rumusan Masalah

PT Pemukasakti Manisindah merupakan industri gula yang terletak di

Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Perusahaan melakukan kerjasama

kemitraan dengan masyarakat disekitar perkebunan khususnya di Kecamatan

Negara Batin dan Pakuan Ratu, untuk mencukupi kebutuhan bahan baku

produksi. Adanya kerjasama diharapkan dapat meningkatkan produksi dan

pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dan petani. Hasil produksi yang

diperoleh oleh petani tebu mitra mandiri lebih rendah dibandingkan dengan

hasil produksi milik perusahaan yaitu 380.000 ton tebu untuk 4.600 ha luas

lahan panen. Pada setiap petani mitra mandiri murni, partial kontrak dan

biaya memiliki hasil produksi tebu yang berbeda-beda. Rendahnya produksi

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

8

yang dihasilkan oleh petani mitra mempengaruhi pendapatan yang diperoleh

petani mitra.

Rendahnya hasil produksi tebu yang diperoleh petani yang diakibatkan

rendahnya pengetahuan tentang proses budidaya, penggunaan teknologi dan

perencanaan masa tanam yang kurang tepat berpengaruh pada pendapatan

yang diperoleh. Selain itu, tanaman tebu yang merupakan tanaman musiman

menyebabkan petani juga melakukan usaha disamping kegiatan budidaya

tanaman tebu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Terdapat

beberapa sumber pendapatan rumah tangga diantaranya yaitu sektor pertanian

dan non pertanian. Sumber pendapatan dari sektor pertanian diantaranya

pendapatan dari usahatani, ternak, buruh tani, menyewakan lahan dan bagi

hasil. Sumber pendapatan dari sektor non pertanian dibedakan menjadi

pendapatan dari industri rumah tangga, perdagangan, pegawai, jasa, buruh non

pertanian, serta buruh sub sektor pertanian lainnya.

Pendapatan rumah tangga petani dihitung dengan menjumlahkan penerimaan

total hasil usahatani petani tebu rakyat dari lahan tebu yang di usahakannya,

dan penerimaan non pertaniannya yang didapatkan dari kegiatan sampingan.

Usaha sampingan yang dilakukan selain sebagai petani yaitu seperti pedagang,

pegawai, atau tukang bangunan. Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan

beberapa masalah yang melatarbelakangi dilakukan penelitian ini yakni:

1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan antara petani tebu mitra mandiri

dengan PT PSMI di Kabupaten Way Kanan?

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

9

2. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani tebu antara petani tebu mitra

mandiri biaya, partial kontrak, dan murni di Kabupaten Way Kanan?

3. Bagaimana tingkat pendapatan rumah tangga petani tebu mitra mandiri

biaya, partial kontrak, dan biaya di Kabupaten Way Kanan?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui pelaksanaan kemitraan antara petani tebu dengan PT PSMI di

Kabupaten Way Kanan

2. Mengetahui besarnya tingkat pendapatan usahatani tebu antara petani

tebu mitra mandiri biaya, partial kontrak, dan murni di Kabupaten Way

Kanan

3. Mengetahui besarnya tingkat pendapatan rumah tangga petani tebu mitra

mandiri biaya, partial kontrak, dan biaya di Kabupaten Way Kanan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Petani, sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah-langkah

usahanya untuk meningkatkan pendapatan.

2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kebijaksanaan peningkatan pendapatan rumah tangga petani tebu rakyat.

3. Masukan bagi para peneliti, mahasiswa, dan instansi lain yang mengkaji

permasalahan yang sama.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Tebu

Tanaman tebu merupakan jenis tanaman perdu yang dibudidayakan di

daerah tropika dan subtropika sampai batas garis isoterm 20 0C yaitu

antara 190 LU-350 LS. Di Indonesia tebu banyak di budidayakan

dipulau jawa dan sumatera. Berikut ini sistematika pada tanaman tebu:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Ordo : Graminales

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Species : Saccarum officinarum

Tanaman tebu terdiri dari beberapa bagian yaitu batang, akar, daun,

dan bunga. Akar pada tanaman tebu merupakan jenis akar serabut,

yang terdiri atas akar primer dan akar sekunder. Adapun perbedaan

antara akar primer dan sekunder yaitu, pada akar primer tumbuh pada

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

11

buku ruas stek batang bibit dengan akar yang lebih halus dan

bercabang banyak. Pada akar sekunder, akar tumbuh pada buku ruas

tunas yang tumbuh dari stek bibit dengan memiliki bentuk yang lebih

besar dan sedikit bercabang. Pada bagian batang tebu, tanaman tebu

memiliki batang yang lurus dan beruas-ruas yang dibatasi dengan

buku-buku. Pada setiap buku-buku tersebut terdapat mata tunas

sebagai sarana tumbuh bagi tanaman tebu. Diameter pada tanaman

tebu yaitu 3-5 cm dengan ketinggian 2-5 m dan tidak bercabang. Pada

bagian daun tebu, berbentuk busur seperti pita dan berpelepah seperti

daun jagung serta tidak memiliki tangkai. Bagian pada bunga tebu

berbentuk malai dengan panjang antara 50-80 cm dengan cabang

bunga tahap pertama berupa karangan bunga dan tahap selanjutnya

berupa tandan dengan dua bulir panjang 3-4 mm.

Pada proses budidaya tanaman tebu, kondisi tanah yang baik bagi

tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah,

selain itu akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap kekurangan udara

dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harus sangat

diperhatikan. Dalam proses penanaman tebu perlu memperhatikan

beberapa aspek penting seperti sifat fisik dan kimia tanah, iklim seperti

curah hujan, suhu, sinar matahri dan angin. Berikut ini adalah proses

budidaya pada tanaman tebu (Indrawanto, 2010):

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

12

1. Pembersihan Areal

Pembersihan areal tanaman tebu bertujuan untuk membuat kondisi

fisik dan kimia tanah sesuai untuk perkembangan perakaran

tanaman tebu. Pembersihan lahan semak blukar dan hutan untuk

tanaman tebu baru (plant cane/PC) secara prinsip sama dengan

pembersihan lahan bekas tanaman tebu yang dibongkar untuk

tanaman tebu baru (ratoon plant cane/RPC). Akan tetapi pada PC

sedikit lebih berat karena tata letak kebun, topografi maupun

struktur tanahnya masih belum sempurna, selain itu terdapat pula

sisa-sisa batang perakaran yang mengganggu pelaksanaan kegiatan.

2. Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari pembajakan pertama,

pembajakan kedua, penggaruan dan pembuatan kairan. Pembajakan

pertama bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa-sisa

kayu dan vegetasi lain yang masih tertinggal. Pembajakan kedua

dilaksanakan tiga minggu setelah pembajakan pertama. Penggaruan

bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah dan

meratakan permukaan tanah.

3. Penanaman

Kebutuhan bibit tebu per ha antara 60-80 kwintal atau sekitar 10

mata tumbuh per meter kairan. Sebelum ditanam, bibit perlu diberi

perlakuan seperti dilakukannya seleksi pada bibit untuk

memisahkan bibit dari jenis-jenis yang tidak dikehendaki. Proses

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

13

selanjutnya yaitu dilakukan sortasi bibit untuk memilih bibit yang

sehat dan benar benar akan tumbuh serta memisahkan bibit bagal

yang berasal dari bagian atas, tengah dan bawah. Setelah proses

sortasi dilakuakn proses selanjutnya yaitu pemotongan bibit. Pada

pemotongan bibit harus menggunakan pisau yang tajam dan setiap

3-4 kali pemotongan pisau dicelupkan kedalam lisol dengan

kepekatan 20%.

4. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit tebu yang tidak

tumbuh, baik pada tanaman baru maupun tanaman keprasan,

sehingga nantinya diperoleh populasi tanaman tebu yang optimal.

Untuk bibit bagal penyulaman dilakukan 2 minggu dan 4 minggu

setelah tanam. Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal 2-3 mata

sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah

dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut gagal,

penyulaman ulang harus segera dilaksanakan.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan dua kali aplikasi. Pada tanaman

baru, pemupukan pertama dilakukan saat tanam dengan 1/3 dosis

urea, satu dosis SP-36 dan 1/3 dosis KCl. Pemupukan kedua

diberikan 1-1,5 bulan setelah pemupukan pertama dengan sisa dosis

yang ada. Pada tanaman keprasan, pemupukan pertama dilakukan 2

minggu setelah kepras dengan 1/3 dosis urea, satu dosis SP-36 dan

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

14

1/3 dosis KCl. Pemupukan kedua diberikan 6 minggu setelah

keprasan dengan sisa dosis yang ada.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit dapat mencegah meluasnya

serangan hama dan penyakit pada areal pertanaman tebu.

Pencegahan meluasnya hama dan penyakit dapat meningkatkan

produktivitas. Jenis hama yang menyerang tanaman tebu

diantaranya adalah Penggerek Pucuk (Triporyza vinella F), Uret

(Lepidieta stigma F), dan Penggerek Batang. Jenis penyakit yang

menyerang tanaman tebu yaitu, penyakit Mosaic, penyakit busuk

akar, penyakit blendok, dan penyakit Pokkahbung. Pengendalian

hama dan penyakit tersebut dengan cara menggunakan varietas bibit

yang sehat dan tahan hama penyakit dan dan mencegah penuluran

dengan memberikan disinfektan pada tanaman.

7. Pemanenan

Pelaksanaan panen dilakukan pada bulan Mei sampai September

dimana pada musim kering kondisi tebu dalam keadaan optimum

dengan tingkat rendemen tertinggi. Penggiliran panen tebu

mempertimbangkan tingkat kemasakan tebu dan kemudahan

transportasi dari areal tebu ke pabrik. Kegiatan pemanenan meliputi

estimasi produksi tebu, analisis tingkat kemasakan dan tebang

angkut. Adanya Pengaturan panen dimaksudkan agar tebu dapat

dipungut secara efisien dan dapat diolah dalam keadaan optimum.

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

15

Melalui pengaturan panen, penyediaan tebu dipabrik akan dapat

berkesinambungan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kapasitas

pabrik sehingga pengolahan menjadi efisien. Kegiatan panen

termasuk dalam tanggung jawab petani, karena petani harus

menyerahkan tebu hasil panennya ditimbangan pabrik. Akan tetapi

pada pelaksanaannya umumnya petani menyerahkan pelaksanaan

panen kepada pabrik yang akan menggiling tebu.

2. Konsep Usahatani

Suratiyah (2006), usahatani adalah pengusaha tani yang mengusahakan

dan mengkordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam

sekitarnya sebaga modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-

baiknya.

Usahatani adalah suatu kegiatan bercocok tanam dengan

mengalokasikan sumber-sumber daya seperti tanah, lahan, tenaga

kerja, modal, dan air untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi

kebutuhan hidup. Soekartawi (1991), usahatani adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang

ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan

yang tinggi pada waktu tertentu. Suatu usahatani dikatakan efektif bila

petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka

miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output)

yang melebihi masukan (input) usahatani nya.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

16

Usahatani dapat memiliki produktivitas tinggi apabila pemanfaatan

pada faktor produksi dilakukan dengan pengelolaan yang tepat.

Beberapa faktor produksi pada usahatani yaitu tanah, tenaga kerja,

modal, dan faktor manajemen. Adanya pengelolaan faktor produksi

yang tepat, maka akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan yang

akan diterima oleh petani.

Faktor sosial ekonomi pada petani yaitu umur, tingkat pendidikan,

pengalaman usahatani, luas lahan, dan jumlah tangungan keluarga

petani.

a. Umur

Umur mempengaruhi kemampuan berusahatani pada petani, petani

yang memiliki umur lebih tua biasanya memiliki pengalaman dan

kemampuan melakukan kegiatan usahatani lebih baik namun lebih

mudah lelah. Pada petani muda, memiliki pengalaman dan

keterampilan yang lebih sedikit tetapi lebih progresif terhadap

inovasi baru dan relatif lebih kuat (Soekartawi, 2002).

b. Tingkat Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan petani dan keterbatasan teknologi

serta penguasaan teknologi modern merupakan faktor penyebab

rendahnya produktifitas hasil pertanian yang diperoleh oleh petani.

Rendahnya hasil produktifitas yang diperoleh tersebut yang

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

17

akhirnya membuat rendahnya tingkat pendapatan yang diterima

oleh petani (Tambunan, 2003).

c. Pengalaman Berusahatani

Proses mengamati pengalaman petani lain sangat penting

dilakukan, karena dengan cara tersebut petani dapat mengamati

dengan seksama dari petani lain yang melakukan inovasi baru. Hal

ini dapat digunakan sebagai cara untuk mengambil keputusan dari

pada dengan cara mengolah informasi sendiri (Soekartawi, 2002).

d. Luas Lahan

Luas lahan yang digunakan dalam skala usaha pertanian tradisional

karena komoditas yang ditanam petani relatif seragam yakni

jagung dan tanaman keras sejenisnya. Sehingga luas lahan

merupakan suatu nilai modal, aset dan tenaga kerja (Soekartawi,

2002).

e. Jumlah Tanggungan Keluarga

Adanya tuntutan kebutuhan rumah tangga yang besar membuat

petani berhati-hati dalam bertindak. Adanya kegagalan yang

dialami oleh petani dalam berusaha tani sangat berpengaruh

terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Jumlah anggota

keluarga yang besar seharusnya memberikan kontribusi yang kuat

untuk melakukan kegiatan usahatani sehingga mendapatkan

pendapatan yang besar (Soekartawi, 2002).

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

18

Menurut Shinta (2011), terdapat dua bentuk usahatani yaitu:

a. Perorangan

Bentuk usahatani perorangan yaitu faktor produksi dimiliki atau

dikuasai seseorang, maka hasilnya juga ditentukan oleh seseorang.

b. Kooperatif

Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan

dan dibagikan berdasarkan kontribusi dan pencurahan faktor faktor

yang lain. Pembagian hasil usahatani selanjutnya atas dasar

musyawarah setiap anggotanya seperti halnya keperluan

pemeliharaan dan pengembangan kegiatan sosial dari kelompok

tersebut antara lain: pemilikan bersama alat pertanian , alat

pemasaran dan lain-lain.

3. Teori Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil pengurangan dari penerimaan dan biaya

total. Pendapatan terdiri atas pendapatan usahatani dan pendapatan

rumah tangga. Pendapatan usahatani yaitu pendapatan yang diperoleh

dari hasil selisih pendapatan kotor dan biaya produksi dalam satu

musim tanam. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang

diperoleh dari hasil usahatani ditambah hasil pendapatan diluar

usahatani (Gustiyana, 2004).

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

19

a. Pendapatan Usahatani

Menurut Rahim dan Astuti (2008), pendapatan usahatani yaitu

selisih penerimaan dari hasil usahatani dengan semua biaya dalam

proses produksi (biaya usahatani). Biaya usahatani tersebut

merupakan semua nilai dari yang dikeluarkan oleh petani dalam

mengelola usahatani nya. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi

dua jenis yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif

tetap dan rerus dikeluarkan meskipun output yang diperoleh

sedikit. Biaya tetap diantaranya yaitu pajak, penyusutan alat, sewa

lahan, alat pertanian dan sebagainya. Biaya tidak tetap adalah

biaya yang diperoleh berdasarkan hasil produksi pertanian yang

diperoleh. Hasil penjumlahan antara biaya tetap dan biaya tetap

adalah total biaya (total cost), rumus dari total biaya adalah:

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = total biaya(total cost)

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya tidak tetap (variable cost)

Menurut Gustiyana (2004), pendapatan dalam analisis usahatani

dibagi kedalam dua jenis yaitu:

1. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diperoleh petani

selama satu tahun yang dapat di perhitungkan dari hasil

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

20

penjualan atau pertukaran hasil produksi yang dinilai dalam

rupiah.

2. Pendapatan Bersih

Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh petani

dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi.

Rumus pendapatan usahatani menurut Rahim dan Hastuti

(2008) adalah:

Pd = TR – TC

TR = Y.Py

TC = FC + VC

Keterangan:

Pd = pendapatan usahatani

TR = total penerimaan (total revenue)

TC = total biaya (total cost)

Y = produksi yang diperoleh

Py = harga Y

FC = biaya Tetap (fixed cost)

VC = biaya tidak tetap (variable cost)

Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani

dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

x = pendapatan (Rp)

Y = hasil produksi(Kg)

Py = harga hasil produksi (Rp)

Xi = faktor produksi (i= 1,2,3,…n)

Pxi = Harga faktor produksi ke I (Rp)

BTT = biaya tetap total(Rp)

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

21

Untuk mengetahui apakah suatu usahatani menguntungkan atau

tidak secara ekonomi dapat dianalisis menggunakan nisbah atau

perbandingan antara penerimaan dan biaya.

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dalam melaksanakan usahatani, petani harus mendapatkan

rasio antara total biaya dan total penerimaan yang dikeluarkan

harus lebih besar dari satu (R/C > 1). Jika nilai R/C kurang

dari satu (R/C < 1), maka petani mengalami kerugian, hal ini

menunjukan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh lebih besar

dari pada total penerimaan yang diterima petani.

b. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga merupakan tolak ukur yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga.

Pada umumnya, pendapatan rumah tangga dipedesaan tidak hanya

berdasarkan pada satu sumber, tetapi berasal dari dua atau lebih

sumber pendapatan. Sumber pendapatan rumah tangga tidak hanya

berasal dari hasil kegiatan pertanian, tetapi juga dari luar usaha

pertanian. Sumber pendapatan petani dari pertanian yaitu

pendapatan dari usahatani, ternak, buruh tani, menyewakan lahan,

dan bagi hasil. Sumber pendapatan diluar usaha pertanian yaitu

pendapatan dari industri rumah tangga, perdagangan, pegawai,

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

22

jasa, buruh non pertanian serta buruh subsektor pertanian lainnya

(Sajogyo, 1990). Rumus yang digunakan untuk menghitung

pendapatan rumah tangga yaitu:

Pendapatan Rumah tangga= Pendapatan off farm + Pendapatan on

farm + Pendapatan non farm

Keterangan :

P off Farm : Pendapatan non usahatani

P on farm : Pendapatan usahatani

P non farm : Pendapatan diluar sektor pertanian

Adapun ukuran-ukuran pedapatan menurut Soekirno (2005),

adalah:

1. Pendapatan Kerja Petani

Pendapatan kerja petani diperoleh dengan cara menghitung

semua penerimaan yang diperoleh. Penerimaan ini kemudian

dikurangi dengan semua pengeluaran baik tunai maupun

diperhitungkan, termasuk bunga modal dan nilai kerja keluarga.

2. Penghasilan Kerja Petani

Penghasilan kerja petani diperoleh dari selisih antara total

penerimaan usahatani dengan total pengeluaran usahatani.

Hasil selisih yang diperoleh, kemudian dikurangi dengan bunga

modal.

3. Pendapatan Kerja Keluarga

Pendapatan kerja keluarga merupakan pendapatan yang

diperoleh melalui balas jasa dari kerja dan pengelolaan petani

dan anggota keluarga. Apabila kegiatan usahatani dilakukan

oleh petani dan keluarganya, maka ukuran inilah yang

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

23

digunakan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan usahatani.

Pendapatan kerja petani diperoleh dengan cara menambah

penghasilan kerja petani dengan nilai kerja keluarga.

4. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga diperoleh dengan cara menghitung

pendapatan dari sumber lain yang diterima keluarganya

disamping kegiatan usahatani. Cara ini dapat digunakan

apabila petani tidak membedakan sumber-sumber

pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Konsep Kemitraan

Menurut Hafsah (2000), dalam Fadilah dan Sumardjo (2011),

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak

atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat atau

keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling

mengisi berdasarkan pada kesepakatan. Adapun menurut Partomo

(2004), dalam Fadilah dan Sumardjo (2011), kemitraan usaha

merupakan salah satu strategi pengembangan UKM dimana terdapat

hubungan kerja sama usaha di antara pihak yang bersifat sinergis, suka

rela, berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan

saling menguntungkan disertai dengan pembinaan dan pengembangan

UKM oleh usaha besar.

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

24

Menurut Haeruman (2001), kemitraan secara ekonomi dapat dijelaskan

sebagai suatu persekutuan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik

bersama yang menjalankan suatu bisnis mencari keuntungan. Esensi

kemitraan terletak pada kontribusi bersama baik berupa tenaga maupun

benda atau keduanya untuk tujuan kegiatan ekonomi. kemitraan juga

diartikan sebagai suatu perusahaan dengan sejumlah pemilik yang

menikmati bersama keuntungan-keuntungan dari perusahaan dan

masing-masing menanggung liabilitas yang tidak terbatas atas hutang-

hutang perusahaan.

Menurut Shinta (2011), terdapat beberapa pola kemitraan diantaranya

adalah:

1. Pola Kemitraan Inti Plasma

Model inti plasma adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil

dengan usaha menengah atau usaha besar, yang di dalamnya usaha

menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil

selaku plasma. Pada model kemitraan ini dapat berupa kemitraan

langsung antara kelompok tani sebagai plasma yang memproduksi

bahan baku dengan perusahaan agroindustri yang melakukan

pengolahan. Berikut ini gambar mengenai pola kemitraan inti

plasma.

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

25

Gambar 1. Pola Kemitraan Inti Plasma

Sumber :Shinta, 2011

2. Pola Kemitraan Kontrak Beli

Pada model kemitraan ini, terjadi hubungan kerjasama antara

kelompok skala kecil dengan perusahaan agroindustri skala

menengah atau besar yang dituangkan dalam suatu perjanjian

kontrak jual beli secara tertulis untuk jangka waktu tertentu yang

disaksikan oleh Instansi Pemerintah. Dalam hal ini Kelompok tani

sebagai wadah untuk mengkoordinasikan para anggotanya dalam

pengaturan produksi, pengumpulan, dan penyortiran produksi yang

akan dibeli oleh perusahaan, melakukan pengemasan produksi

sesuai dengan permintaan perusahaan pembeli dan mewakili

anggotanya dalam hubungannya dengan perusahaan pembeli.

Kelompok merupakan wadah bagi anggotanya dalam negosiasi

harga dengan perusahaan pembeli. Dalam model ini pemerintah

tidak terlibat secara langsung, fungsinya hanya sebagai moderator

dan fasilitator.

Plasma

Plasma Kelompok

Perusahaan

Inti

Plasma

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

26

Gambar 2. Pola Kemitraan Kontrak Beli

Sumber :Shinta, 2011

3. Pola Kemitraan Sub Kontrak

Model Sub Kontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil

dengan usaha menengah atau besar yang di dalamnya usaha kecil

memproduksi komponen dan atau jasa yang merupakan bagian dari

produksi usaha menengah atau usaha besar. Model kemitraan ini

menyerupai pola kemitraan contract farming tetapi pada pola ini

kelompok tidak melakukan kontrak secara langsung dengan

perusahaan pengolah (processor) tetapi melalui agen atau

pedagang.

Gambar 3. Pola Kemitraan Sub Kontrak

Sumber :Shinta, 2011

4. Pola Kemitraan Dagang Umum

Model kemitraan dagang umum adalah hubungan kemitraan antara

perusahaan kecil dengan usaha menengah atau besar. Usaha kecil

Perusahaan Inti

Fasilitator Menghasilkan

Produk

Kelompok Mitra

Memproduksi Komponen Produksi

Kelompok mitra memproduksi komponen yang

diperlukan perusahaan sebagai mitra produksi nya

Perusahaan Mitra

Kelompok Mitra

Kelompok Mitra

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

27

memasok kebutuhan yang diperlukan oleh usaha menengah atau

usaha besar atau usaha kecil yang membesarkan hasil usaha besar.

Pengembangan pola dagang umum dapat dilakukan dengan cara

mewajibkan usaha menengah atau usaha besar yang menjadi mitra

usahanya memasarkan hasil produksi usaha kecil, atau usaha kecil

memasok keperluan usaha menengah atau besar. Memberikan

kesempatan usaha kecil untuk mengerjakan produksinya sesuai

keahlian usaha kecil dimaksudkan dan menjual hasil produksinya

tersebut sesuai keahlian usaha kecil dimaksud dan menjual hasil

produksinya tersebut kepada usaha menengah atau usahanya besar

yang bukan mitra usahanya. Memberikan kesempatan usaha kecil

untuk memasarkan produksi dari usaha besar.

Gambar 4. Pola Kemitraan Dagang Umum

Sumber :Shinta, 2011

5. Model Kemitraan Kerjasama Oprasional Agribisnis (KOA)

Model kerjasama operasional agribisnis (KOA) merupakan

hubungan kemitraan yang di dalamnya kelompok mitra

Kelompok

Mitra

Perusahaan

Mitra

Konsumen

Industri

Memasarkan

Produksi Kelompok Kelompok mitra memasok

kebutuhan yang diperlukan

perusahaan mitra atau perusahaan

mitra memasarkan produk hasil

produksi kelompok mitra

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

28

menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan

perusahaan-perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal dan

atau sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu

komoditi pertanian.

Gambar 5. Pola Kemitraan KOA

Sumber :Shinta, 2011

Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih yang diharapkan dengan kerjasama tersebut pihak-

pihak yang mengikuti memperoleh keuntungan. Terdapat beberapa

jenis-jenis kemitraan menurut PT PSMI diantaranya yaitu:

1. Kemitraan Mandiri Biaya

Kemitraan biaya yaitu suatu bentuk kerjasama kemitraan dimana

semua biaya yang diperlukan oleh petani untuk melakukan

budidaya tanaman tebu dari proses pengolahan lahan sampai

pemanenan sepenuhnya dibantu oleh perusahaan.

-Lahann

-Sarana

-Tenaga

-Biaya

-Modal

-Teknologi

Kelompok mitra menyediakan

lahan,sarana dan tenaga kerja.

Sedangkan perusahaan

menyediakan modal, sarana,

dan biaya untuk mengusahakan

atau membudidayakan suatu

komoditi pertanian.

Kelompok

Mitra

Perusahaa

n Mitra

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

29

2. Kemitraan Mandiri Parsial Kontrak

Kemitraan parsial kontrak yaitu suatu bentuk kerjasama dimana

sebagian besar biaya dan kegiatan usahatani nya dilakukan oleh

petani. Perusahaan hanya memberikan bantuan biaya pada saat

pengolahan lahan.

3. Kemitraan Mandiri Murni

Kemitraan mandiri murni adalah suatu bentuk kerjasama kemitraan

dimana seluruh biaya pengolahan lahan sampai dengan pemanenan

ditanggung oleh petani.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Adanya kajian terdahulu pada penelitian sejenis penting dilakukan untuk

mendukung dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian.

Kajian penelitian terdahulu yang dilakukan dapat dijadikan sebagai

gambaran kepada penulis tentang penelitianyang sejenis, sehingga dapat

dijadikan referensi bagi penulis. Kajian penelitian terdahulu disajikan

secara lengkap pada Tabel 5.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

30

Tabel 4. Kajian Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian / Peneliti Metode Hasil

1. Analisis Pendapatan dan Distribusi

Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat di

Kabupaten Lampung Utara (Gustiana,

2017)

1. Analisis deskriptif

2. Analisis

pendapatan

3. Indeks Ratio Gini

Pendapatan usahatani tebu rakyat di Kecamatan Bunga Mayang

Kabupaten Lampung Utara sebesar Rp.41.112.081,95 dengan

rasio atas biaya tunai sebesar 2,32 dan rasio atas biaya total sbesar

1,96 sedangkan pendapatan usahatani tebu rakyat per 1 ha atas

biaya tunai sebesar Rp.23.067.504,55 dan pendapatan atas biaya

total sebesar Rp.19.670.852,61. Pendapatan rumah tangga petani

tebu rakyat di Kecamatan Bunga Mayang. Kabupaten Lampung

Utara sebesar Rp.50.187.402,16/ tahun yang bersumber dari

pendapatan usahatani dari kegiatan budidaya sendiri (on farm),

kegiatan usahatani di luar kegiatan budidaya (off farm), dan

aktivitas diluar kegiatan pertanian (non farm). Distribusi

pendapatan usahatani tebu rakyat di Kecamatan Bunga Mayang

Kabupaten Lampung Utara berada pada kriteria sedang dengan

nilai indeks gini sebesar 0,43. Distribusi pendapatan rumah

tangga petani tebu rakyat di Kecamata Bunga Mayang Kabupaten

Lampung Utara sudah merata dengan indeks gini sebesar 0,36.

2. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Pisang di Kecamatan Padang Cermin

Kabupaten Pesawaran (Canita, 2017)

1.Analisis Deskriptif

2.Analisis

Pendapatan

Pendapatan rumah tangga petani pisang di Kecamatan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran sebesar Rp.31.423.829,36 per

tahun. Sumber pendapatan berasal dari usahatani pisang sebesar

Rp.27.300.193,18 (86,88%), dan dari luar pertanian sebesar

Rp.4.123.636,18 (13,21%). Distribusi pendapatan rumah tangga

petani pisang di Desa Padang Cermin masuk tidak merata. Hal ini

ditunjukan dengan nilai gini rasio sebesar 0,53. Tingkat

kesejahteraan petani menurut Sajogyo (1997), rumah tangga

30

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

31

petani pisang di Desa Padang Cermin masuk kedalam golongan

cukup 72,73%, sementara menurut kriteria Badan Pusat Statistik

(2014), masuk kategori belum sejahtera sebesar 90,90%.

3. Pengaruh Kemitraan Terhadap

Pendapatan Petani Tebu (Analia Utami

dkk, 2016)

1.Analisis Deskriptif

2. Analisis

Pendapatan

3.Analisis regresi

linier sederhana

Pola kemitraan yang diterapkan di PG Rajawali II, unit PG

Jatitujuh Kabupaten Majalengka yaitu Pola Inti Plasma, hal ini

dapat dicirikan dimana perusahaan memberikan sarana produksi,

memberikan bimbingan teknis manajemen, menampung,

mengelola serta memasarkan hasil produksi. Pendapatan Petani

tebu dengan sistem pola kemitraan dapat meningkatkan dapat

meningkatkan pendapatan petani tebu. Terdapat pengaruh pola

kemitraan yang dikembangkan pabrik gula terhadap pendapatan.

4. Analsisi Distribusi Pendapatan

Usahatani Sayuran di Dusun Buket Desa

Bulugunung, Kecamatan Plaosan,

Kabupaten Magetan (Harsati, 2016)

1.Analisis Deskriptif

2.Analisis

Pendapatan

Keragaan sumber pendapatan rumah tangga petani berasal dari

tiga sumber yaitu usahatani sayuran, usahatani non sayuran, dan

non usahatani. Rata-rata total biaya usahatani sayuran adalah

sbesar Rp.3.953.475,00 per tahun. Rata-rata penerimaan dari

usahatani sayuran adalah sebesar Rp.20.644.866,67, sedangkan

total pendapatan rata-rata usahatani sayuran di Kecamatan

Plaosan adalah sebesar Rp.16.691.391,67. Tingkat kemerataan

lahan menururt koefisieng gini dan kriteria world bank termasuk

tinggi. Kontribusi sektor pertanian memiliki kontribusi sebesar

79,58% terhadap pendapatan rumah tangga sehingga sektor

pertanian memiliki konstribusi sangat tinggi terhadap pendapatan

rumah tangga petani.

5. Pengaruh Kemitraan Terhadap

Pendapatan Usahatani Tebu (Syaifun

dkk, 2015)

1. Analisis

Deskriptif

2. Analisis

Bentuk kemitraan PG Pakis Baru dengan petani tebu adalah

sebagai avails atau sebagai penanggung jawab apabila terjadi

kegagalan pengembalian kredit atau sebagai penjamin kredit

32 31

Tabel 4. (Lanjutan)

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

32

Pendapatan

3. Analisis Regresi

Linier Berganda

petani tebu mitra. Rata-rata jumlah penerimaan usahatani tebu

petani mitra dalam satu kali musim tanam sebesar

Rp.40.601.264,00 per hektar dengan jumlah rata-rata biaya

sebesar Rp.25.261.110,00 per hektar per musim tanam dan

diperloleh pendapatan rata-rata Rp.14.980.154,00 per hektar per

musim tanam. Sedangkan penerimaan usahatani petani tebu non

mitra dalam satu kali musim tanam sebesar Rp.33.569.741,00 per

hektar dengan jumlah biaya rata-rata Rp.23.493.391,00 dan

diperoleh pendapatan sebesar Rp.10.076.350,00. Berdasarkan

hasil uji statistik menunjukan bahwa variabel kemitraan

memperoleh nilai profitabilitas signifikasi 0,000 dengan nilai

koefisiensi input pada faktor pendapatan kemitraan sebesar

4,981E6 atau menunjukan nilai positif (+) artinya kemitraan

member pengaruh positif terhadap pendapatan usahatani tebu.

6. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Tebu Tanam dan Keparsan di

Kabupaten Bantul (Rohmah dkk, 2014)

1. Analisis deskriptif

2. Analisis

pendapatan

3. Analisis regresi

linier berganda

4. Indeks Ratio Gini

Faktor-faktor yang berpengaruh secara positif terhadap produksi

usahatani tebu di Kabupaten Bantul adalah luas lahan, jumlah

bibit, jumlah pupuk ZA, jumlah pestisida, jumlsh tenaga kerja

garap dan jumlah tenaga kerja panen. Pendapatan tebu per hektar

untuk tebu keprasan 1 lebih tinggi daripada pendapatan tebu

tanam dan keprasan 2 per hektar. Faktor-faktor yang berpengaruh

secara positif terhadap pendapatan usahatani tebu di Kabupaten

Bantul adalah luas lahan, sedangkan faktor yang berpengaruh

nyata secara negatif terhadap pendapatan adalah harga bibit yang

dinormalkan dan upah tenaga kerja garap yang dinormalkan.

Risiko usahatani tebu dari yang paling rendah risikonya baik

risiko produksi maupun risiko pendapatan adalah tebu keprasan 1,

tebu tanaman dan keprasan 2. Kontribusi pendapatan usahatani

32

Tabel 4. (Lanjutan)

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

33

tebu baik tebu tanam, keprasan 1 dan tebu keprasan 2 hampir

sama yaitu konstribusi yang tinggi terhdapa pendapatan total.

Pendapatan usahatani tebu baik tebu tanam, tebu keprasan 1 dan

tebu keprasan 2 memperkecil ketimpangan pendapatan total

rumah tangga. Rumah tangga tani tebu merupakan rumah tangga

yang sejahtera.

7. Analisis Pendapatan dan Tingkat

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Jagung di Kecamatan Natar, Kabupaten

Lampung Selatan (Sari, 2014)

1. Analisis

Deskriptif

2. Analisis

Pendapatan

Pendapatan rumah tangga petani jagung bersumber dari

pendapatan usahatani jagung dan non jagung, dan dari luar

kegiatan usahatani. Pendapatan petani yang berasal dari kegiatan

on farm memberikan kontribusi lebih besar (86,85%)

dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan

lainnya. Berdasarkan kriteria Sayigyo (1997), petani jagung di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar

berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 60,78%. Pada kriteria

BPS (2007) rumah tangga petani jagung di Kecamatan Natar

masuk dalam kategori sejahtera yaitu 70,59%.

8. Analisis Pendapatan Petani Tebu di

Kecamatan Jepon Kabupaten Blora

(Yanutya, 2013)

1. Analisis

Deskriptif

2. Analisis Linier

Berganda

Usahatani tebu di Kecamatan Japon dilihat dari wilayahnya hanya

mencakup beberapa desa yaitu Desa Bacem, Desa Ngampon,

Desa Puledagel, dan Desa Soko. Jika dilihat dari luas lahan,

usahatani di Kecamatan Jepon didominasi oleh petani tebu dengan

luas lahan 0,26-0,50 ha. Pada tahun 2012 pendapatan petani tebu

rendah dipengaruhi oleh pengalama petani tebu yang kurang, dan

modal yang minim. Terdapat tiga variabel yang tidak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani tebu yaitu luas

lahan, biaya tenaga kerja, dan umur. Terdapat tiga variabel yang

berpengaruh nyata yaitu modal, pendidikan, dan harga.

33

Tabel 4. (Lanjutan)

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

34

9. Pola Kemitraan dan Pendapatan

Usahatani Kelapa Sawit di Desa

Tanjung Jaya, Kecamatan Bangun Rejo

Kabupaten Lampung Tengah (Irene,

2013)

1.Analisis Deskripfit

2.Analisis

Kelayakan

Finansial

Sistem kelembagaan dalam pengelolaan usahatani kelapa sawit

yang merupakan pola kemitraan di Desa Tanjung Jaya,

Kecamatan Bangun Rejo Anatara PT Perkebunan Nusantara VII

dan petani mitra berjalan efektif. Adapun pola kemitraan pada

usahatani kelapa sawit antara petani dan perusahaan adalah pola

kemitraan inti plasma. Pada kemitraan ini, perusahaan bertindak

sebagai pemberi pinjaman modal berupa bibit kelapa sawit serta

bimbingan teknis. Usahatani kelapa sawit di Desa Tanjung Jaya,

Kecamatan Bangun Rejo yang bermitran dengan perusahaan

secara financial layak untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukan

dengan nilai Gross B/C sebesar 1,6616; Net B/C sebesar 1,9519 ;

NPV sebesar 188.556.020,086 ; IRR sebesar 23,3516 ; dengan

payback period selama 9 tahun pada tingkat suku bunga 16%.

10. Biaya dan Pendapatan Usahatani Tebu

Menurut Status Kontrak (Saskia dan

Waridin, 2012)

1.Analisis Deskriptif

2.Analisis

Pendapatan

3.Uji Normalitas

Biaya usahatani petani tebu yang memiliki kontrak penggilingan

ternyata lebih besar dibandingkan dengan petani tebu yang

memiliki kontrak kredit. Penerimaan petani tebu dengan kontrak

kredit lebih besar dibandingkan dengan petani tebu yang memiliki

kontrak penggilingan, begitupula pendapatannya. Terdapat

perbedaan yang signifikan antara pendapatan atau laba bersih

yang diperoleh petani tebu yang memiliki kontrak kredit dengan

petani tebu yang memiliki komtrak penggilingan. Kemitraan

antara petani tebu dengan PT IGN Cepiring lebih menguntungkan

apabila menggunakan kontrak kredit.

34

Tabel 4. (Lanjutan)

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

35

Persamaan penelitian ini pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian

Rohmah (2014), dan Gustiana (2017) yaitu metode analisis data yang

digunakan. Pada penelitian tersebut menggunakan metode anlisis

kuntitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan pada

kedua penelitian tersebut yaitu analisis pendapatan usahatani tebu dan

analisis distribusi pendapatan petani tebu yang diuji menggunankan indeks

gini.

Perbedaan penelitian ini pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian

Rohmah (2014) dan Gustiana (2017), yaitu lokasi penelitian yang

dilakukan dan responden yang digunakan pada penelitian. Pada penelitian

Saskia dan Waridin (2012) pada penelitian ini ditekankan pada analisis

biaya dan pendapatan usahatani tebu. Syaifun (2015) dan Utami (2016)

dalam penelitian yang dilakukan oleh kedua nya lebih menekankan pada

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tebu.

Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu ingin mengetahui

jumlah pendapatan yang diperoleh oleh petani tebu yang melakukan

kerjasama kemitraan dengan status mandiri serta distribusi pendapatan

usahatani tebu milik petani yang melakukan kerjasama dengan PT

Pemukasakti Manisindah.

Kelebihan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya

yaitu, pada penelitian ini penentuan pendapatan petani dilihat melaui status

kontrak kerjasama antara petani dengan perusahaan dan besarnya

rendemen rebu yang dihasilkan oleh petani pada saat musim panen. Pada

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

36

penelitian Gustiana (2017), penentuan pendapatan petani tebu dilihat

berdasarkan kandungan rendemen tebu setiap individu. Pada penelitian ini

juga menjelaskan status serta kontrak kerjasama antara petani dan

perusahaan, yang mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh oleh

petani.

C. Kerangka Pemikiran

Hubungan kerjasama kemitraan antara petani tebu dan perusahaan

membawa dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian

masyarakat. Perkembangan kerjasama kemitraan yang terus meningkat

setiap tahun tidak diikuti dengan perkembangan kualitas hasil usahatani

tebu yang dihasilkan oleh petani. Hasil produktivitas yang didapat oleh

petani mitra mandiri dengan luas lahan 4.600 ha lebih rendah

dibandingkan dengan hasil produktivitas yang dihasilkan perusahaan.

Dapat dikatakan bahwa hasil pendapatan yang dapat diterima dari

melakukan usahatani tebu belum maksimal.

Adanya bimbingan teknis yang dilakukan oleh pihak perusahaan

diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas tebu yang

dihasilkan oleh petani mitra. Dalam perjanjian kerjasama kemitraan pihak

perusahaan juga bersedia meminjamkan pinjaman dana serta sarana

produksi yang dibutuhkan kepada pihak petani dalam melakukan proses

budidaya. Penggunaan input-input pertanian yang dilakukan secara

optimal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan produksi yang diperoleh. Faktor-faktor produksi tersebut

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

37

diantaranya adalah luas lahan, pupuk urea, pupuk KCL, pestisida atau

herbisida dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, meskipun sudah

mendapat bimbingan teknis oleh pihak perusahaan serta adanya bantuan

modal dan sarana produksi, pada kenyataan nya petani lambat dalam

menyerap informasi dan tidak mengikuti prosedur proses budidaya

tanaman yang harus dilakukan oleh petani untuk meningkatkan

produktifitas tebu yang dihasilkan. Sehingga hasil produktivitas yang

diperoleh oleh petani tidak maksimal yang berpengaruh terhadap

pendapatan yang diperoleh oleh petani mitra mandiri.

Produksi hasil pertanian yang diperoleh petani mitra akan di distribusikan

keperusahaan untuk dilakukan pengolahan tebu menjadi gula. Perhitungan

penerimaan yang akan diperoleh petani yaitu berdasarkan jumlah

rendemen yang dihasilkan pada tebu yang dikirim oleh petani mitra.

Dalam penelitian ini diperlukan nya identifikasi biaya dan penerimaan

yang didapat oleh petani untuk mengetahui besar nya biaya-biaya produksi

yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali musim tanam. Untuk

mengetahui keuntungan yang diperoleh petani dapat dilakukan dengan

cara menghitung total penerimaan yang diterima yang telah dikurang

dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani. Dalam perhitungan

penerimaan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasio R/C.

Suatu usahatani dapat dikatakan menguntungkan apabila nilai rasio yang

diperoleh yaitu lebih besar dari satu.

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

38

Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh petani untuk meningkatkan

pendapatan yang di peroleh petani mitra seperti melakukan kegiatan usaha

baik diseketor pertanian maupun non pertanian. Beberapa jenis kegiatan

usaha disektor pertanian yang dilakukan yaitu budidaya tanaman palawija,

ubi kayu, sayuran. Pada kegiatan usaha non pertanian yaitu seperti buruh,

berdagang dan beberapa pekerjaan lainnya.

Beberapa sumber pendapatan tersebut, maka dapat diketahui berapa

besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh petani dari usahatani tebu,

usahatani non tebu dan usaha non pertanian. Kerangka pemikiran analisis

pendapatan petani tebu mitra mandiri disajikan pada Gambar 6.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

39

Kemitraan

Faktor Produksi :

Luas Lahan

Pupuk Urea

Pupuk KCL

Pupuk SP36

Pestisida

Tenaga Kerja

Mandiri Murni Mandiri Biaya Parsial Kontrak

Proses

produksi

Output

(Tebu)

Biaya Produksi Penerimaan

Harga

Pendapatan

usahatani tebu

Pendapatan diluar

usahatani

Pendapatan

diluar petanian

Pendapatan

Rumah tangga

Gambar 6. Kerangka pemikiran analisis pendapatan rumah tangga petani tebu mitra mandiri Pada PT

Pemukasakti Manisindah.

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

40

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus.

Metode studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai

macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan,

dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok,

suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono,

2006). Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif

kualitatif, yaitu dengan cara mendeskripsikan dan menjelaskan data-data

yang diperoleh saat penelitian melalui pertanyaan yang sama pada setiap

responden penelitian. Statistik desktriptif merupakan suatu analisis yang

mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang

membuat pembaca lebih mudah untuk memahami dan menafsirkan

maksud dari data angka yang ditampilkan (Sarwono, 2006).

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar definisi oprasional adalah suatu penjelasan informasi dalam

melakukan suatu kegiatan analisis penelitian sehingga kegiatan yang

dilakukan dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

41

Biaya produksi yaitu biaya yang dikelurkan selama proses produksi satu

kali musim tanam yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani yang tidak

bergantung pada output yang dihasilkan, seperti penyusutan alat-alat dan

pajak, diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah

produksi dan merupakan biaya yang digunakan untuk membeli faktor

produksi seperti pupuk, pestisida dan tenaga kerja yang diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Biaya produksi tebu adalah seluruh biaya pemakaian faktor-faktor

produksi yang dikeluarkan dalam usahatani tebu, secara tunai dan

diperhitangkan dalam satu musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Harga Output adalah harga tebu dan tetes yang berlaku bagi petani mitra

pada saat transaksi diukur dan diukur dalam Rp/ton.

Jumlah pupuk adalah banyak nya pupuk yang digunakan dalam usahatani

pada proses produksi untuk satu kali musim tanam diukur dalam satuan

kilogram (kg).

Jumlah pestisida adalah banyak nya racun yang digunakan untuk

mengendalikan hama dan penyakit tanaman dalam satu kali musim tanam

per hektar.

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

42

Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha dengan dasar

prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan

menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha kecil, menengah dan besar.

Kerjasama sistem oprasional (KSO) adalah suatu bentuk kerjasama

yang dalam pelaksanaannya petani menyerahkan lahan yang dimiliki

kepada pihak perusahaan, dan seluruh kegiatan budidaya tanaman tebu

dilakukan oleh pihak perusahaan.

Luas lahan adalah suatu tempat yang digunakan oleh petani untuk

melakuan kegiatan budidaya tanaman tebu yang diukur dalam satuan

hektar (ha).

Mandiri biaya adalah kerjasama kemitraan yang dalam pelaksanaannya

biaya yang diperlukan oleh petani untuk melakukan proses budidaya

merupakan dana pinjaman dari perusahaan.

Mandiri parsial kontrak adalah kerjasama kemitraan yang pada awal

proses pengolahan lahan dan penanaman dilakukan oleh pihak perusahaan

dan untuk proses selanjutnya dikerjakan oleh petani.

Mandiri murni adalah kerjasama kemitraan yang dalam pelaksanaannya

seluruh biaya dan kegiatan budidaya tanaman tebu dilakukan oleh petani

dengan bimbingan teknis dari perusahaan.

Output adalah hasil pengolahan tebu berupa gula dan tetes yang diukur

dalam satuan ton (Ton).

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

43

Petani tebu adalah sebutan untuk orang atau manusia yang melakukan

kegiatan usaha bercocok tanam dalam pemanfaatan lahan di bidang

pertanian khususnya komoditas tebu.

Produksi tebu jumlah output yang dihasilkan melalui proses budidaya

tebu dilahan pertanian untuk satu kali musim tanam, yang diukur dalam

satuan ton.

Penerimaan adalah perkalian anatara produksi dengan harga jual yang

diterima oleh petani. Diukur dalam satuan rupiah per musim tanam

(Rp/th).

Penerimaan usahatani tebu adalah penerimaan yang diterima oleh petani

yang dihitung dengan cara mengalikan jumlah produksi gula dengan harga

gula ditambah dengan jumlah tetes dikali dengan harga dan diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Pendapatan usahatani adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah

dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu kali

musim tanam. Pendapatan usahatani diukur dalam satuan rupiah per

musim tanam (Rp/tanam).

Pendapatan usahatani tebu adalah penerimaan yang diperoleh petani

tebu setelah dikurang biaya selama proses produksi seperti, pembelian

pupuk, bibit, upah tenaga kerja, dan biaya penyusutan alat-alat pertanian

dalam satu kali musim tanam. Diukur dalam satuan rupiah pertahun

(Rp/th).

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

44

Pendapatan usahatani no tebu adalah pendapatan usahatani yang

diperoleh diluar kegiatan budidaya tanaman tebu

Pendapatan rumah tangga adalah hasil pendapatan yang diperoleh dari

penjumlahan pendapatan usahatani dan dan pendapatan non pertanian

yang diperoleh petani.

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman yang diukur dalam

satuan kilogram (kg).

Rendemen adalah kadar kandungan gula dalam batang tebu yang

dinyatakan dalam persen. Rendemen untu PT Pemukasakti Manisindah

yaitu 75%.

Usahatani adalah suatu tempat dimana sekelompok orang melakukan

usaha untuk mengelola faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja,

modal, dan keterampilan dengan tujuan untuk menghasilkan produksi dan

pendapatan di sektor pertanian.

Usahatani tebu adalah suatu usaha yang dilakukan dengan

mengalokasikan sumber daya yang ada (lahan, modal dan tenaga kerja),

secara efektif dalam memproduksi tebu untuk memperoleh penerimaan

yang diinginkan.

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

45

C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Negara Batin dan Pakuan Ratu

Kabupaten Way Kanan. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2016, PT PSMI,

Kabupaten Way Kanan memiliki produktivitas tebu rakyat terbesar

diantara perusahaan lain nya. Responden pada penelitian ini adalah petani

tebu yang mengikuti kerjasama kemitraan mandiri dengan PT PSMI di

Kabupaten Way Kanan.

Populasi petani tebu yang mengikuti kerjasama kemitraan mandiri yaitu

125 orang. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan

rumus Arikunto(2002) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

Penggunaan rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika populasi

penelitian kurang dari 100, maka sampel penelitian diambil secara

keseluruhan, sedangkan jika populasi lebih besar dapat diambil 25-30%

(Arikunto, 2002). Berdasarkan rumus tersebut, maka perhitungan jumlah

sampel yang diperoleh adalah:

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

46

Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas, maka diketahui jumlah

sampel petani tebu mitra mandiri yang akan digunakan yaitu 31 orang.

Berdasarkan jumlah sampel tersebut ditentukam proporsi sampel untuk

petani mitra mandiri biaya, partial kontrak, dan murni dengan rumus:

Dimana: na = Jumlah sampel petani tebu

nab = Jumlah sampel keseluruhan

Na = Jumlah populasi petani tebu

Nab = Jumlah populasi keseluruhan

Sehingga diperoleh:

npetani mitra mandiri biaya =

= 21,5 = 21 orang

npetani mitra mandiri partial =

= 2,48 = 2 orang

npetani mitra mandiri partial =

= 7,93 = 8 orang

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh sampel petani mitra

mandiri biaya adalah 21 orang, petani mitra mandiri partial 2 orang, dan

petani mitra mandiri murni 8 orang. Waktu penelitian dilakukan pada

bulan Feburari-April 2018.

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

47

D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah diperoleh melalui pertanyaan tertulis

dengan menggunakan kuesioner atau secara lisan dengan menggunakan

metode wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari

sumber pertama, sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi

untuk menjawab masalah yang akan diteliti (Sarwono, 2006). Data primer

diperoleh secara langsung dari petani tebu mitra mandiri sebagai

responden melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data Sekunder

diperoleh dari studi kepustakaan literatur terkait, seperti badan pusat

statistik Provinsi Lampung, dan PT Pemukasakti Manisindah.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua

cara yaitu metode analisis data kuantitatif (statistik) dan analisis kualitatif

(deskriptif). Suparmoko (1999), metode penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang spesifikasinya lebih sistematis, terencana, dan terstruktur

dengan jelas. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap

suatu masalah. Analisis data pada penelitian ini meliputi evaluasi

kemitraan, analisis pendapatan usahatani, dan analisis pendapatan rumah

tangga.

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

48

1. Analisis Kemitraan

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisisi deskriptif kualitatif

yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan kemitraan

petani dalam melakukan usahatani tebu dengan PT Pemukasakti

Manisindah. Informasi yang diperoleh mengenai proses dan

pelaksanaan kegiatan kemitraan diperoleh ketika melakukan

wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis deskriptif

kualitatif ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan

kemitraan dibandingkan dengan perjanjian yang telah disepakati antara

petani tebu dengan PT Pemukasakti Manisindah.

2. Pendapatan Usahatani

Metode analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Analisis usahatani dilakukan untuk melihat manfaat dari

suatu usaha sehingga dapat dikatakan layak dan untuk melihat

seberapa besar tingkat keberhasilan kegiatan usahatani yang dilakukan.

Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat

ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

x =Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi(Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i= 1,2,3,…n)

Pxi = Biaya faktor produksi ke I (Rp)

BTT = Biaya tetap total(Rp)

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

49

Untuk mengetahui usahatani tersebut menguntungkan atau tidak secara

ekonomi, dapat dianalisis dengan menggunakan analisis R/C rasio.

Analisis Return Cost (R/C) ratio adalah perbandingan antara

penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Secara matematis nilai R/C

rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i= 1,2,3,…n)

Pxi = Biaya faktor produksi ke I (Rp)

BTT = Biaya tetap total(Rp)

Adapun kriteria pengambilan keputisan adalah:

a. Jika R/C > 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena

penerimaan nya yang lebih besar.

b. Jika R/C < 1, maka usahatani mengalami kerugian karena

penerimaan yang lebih rendah dari biaya

c. Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan tersebut berada pada

titik impas.

3. Pendapatan Rumah Tangga

Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan selanjutnya yaitu

menggunakan analisis pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah

tangga diperoleh dari menjumlahkan pendapatan keluarga yang berasal

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

50

dari usahatani dan pendapatan keluarga yang berasal dari luar

usahatani, dengan rumus:

Prt = P on farm + P off farm + P non farm

Keterangan:

Prt : Pendapatan rumah tangga

P on farm : Pendapatan dari usahatani tebu

P off farm : Pendapatan non usahtani

P non farm : Pendapatan diluar pertanian

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

51

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan

1. Letak Geografis

Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di

Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Way Kanan terletak pada

4,12o-4,58

o Lintang selatan sampai dengan 104,17

o-105,04

o Bujur Timur.

Kabupaten Way Kanan memiliki luas wilayah 3.921,63 km2 atau 11,11%

dari luas wilayah provinsi lampung. Secara administratif Kabupaten Way

Kanan terdiri dari 14 kecamatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten

Way Kanan adalah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

2. Topografi

Kabupaten Way Kanan dibagi menjadi dua unit topografi, yaitu daerah

topografi berbukit sampai bergunung dan sungai. Keadaan topografi pada

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

52

daerah berbukit sampai bergunung adalah memiliki lereng-lereng yang

curam atau terjal dengan ketinggian 450-1500 meter dari permukaan laut.

Daerah ini meliputi Bukit Barisan yang ditutupi vegetasi hutan primer atau

sekunder yang puncaknya terdiri dari Bukit Barisan dan Bukit Pesagi.

Keadaan topografi sungai pada Kabupaten Way Kanan yaitu sungai-sungai

kecil. Sungai-sungai tersebut antara lain sungai Way Kanan, Way Umpu,

Way Besay, Way Pisang, Way Giham, dan Way Tahmi.

3. Iklim

Secara umum Kabupaten Way Kanan terbagi menjadi dua tipe iklim, yaitu

bagian barat memiliki curah hujan cukup tinggi berkisar antara 3000-3500

mm per tahun dan bagian timur memiliki curah hujan yang cukup rendah

berkisar 2000-3000 mm per tahun. Musim hujan berlangsung dari bulan

November sampai bulan Februari, sedangkan musim kemarau berlangsung

dari bulan Mei sampai bulan Agustus. Rata-rata suhu udara berselang

dengan temperatur yaitu antara 26,5-30oC. Rata-rata kelembapan relatif

Kabupaten Way Kanan yaitu antara 58,3-94,2%.

4. Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Way Kanan dengan ibukota Blambangan Umpu dibentuk secara

resmi pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan undang-undang nomor 12

tahun 1999 tentang pembentukan kabupaten daerah tingkat II Kabupaten

Way Kanan, kabupaten daerah tingkat II Lampung Timur, dan Kotamadya

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

53

daerah tingkat II Metro. Kabupaten Way Kanan pada awal terbentuk terdiri

atas 6 kecamatan dengan jumlah desa yaitu sebanyak 192 kampung. Pada

tahun 2003 Kabupaten Way Kanan memiliki 12 kecamatan dengan 198

jumlah desa. Tahun 2005 terjadi pemekaran wilayah berdasarkan

keputusan bupati Way Kanan nomor 2 tahun 2003 dan peraturan daerah

nomor 2 tahun 2005 sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Way Kanan

sampai saat ini yaitu terdiri dari 14 kecamatan dengan jumlah desa atau

sebanyak 221 kampung.

5. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan pada tahun 2015 adalah 432.914

jiwa yang terdiri dari 223.116 jiwa penduduk laki-laki dan 209.798 jiwa

penduduk peremupuan. Kepadatan penduduk pada Kabupaten Way Kanan

adalah sebesar 110 jiwa per km2. Jumlah penduduk Kecamatan Negara

Batin sebanyak 37.123 jiwa, dengan 10.718 rumah tangga, dan luas wilayah

36.060 ha. Kepadatan penduduk di Kecamatan Negara Batin adalah 108

orang/km2 pada tahun 2016. Kepadatan penduduk di 14 kecamatan cukup

beragam. Kepadatan penduduk tertinggi yaitu terletak di Kecamatan

Baradatu dengan kepadatan sebesar 255 jiwa/km2. Kepadatan penduduk

terendah yaitu di Kecamatan Negeri Besar dengan kepadatan sebesar 50

jiwa/km2. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur 0-14 tahun

adalah sebanyak 29,18%, 15-64 tahun sebanyak 65,99%, dan 65 tahun

keatas sebanyak 4,84% dari jumlah penduduk di Kabupaten Way Kanan.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

54

B. Kondisi dan Gambaran Umum Kecamatan Negara Batin

1.Letak Geografis

Kecamatan Negara Batin merupakan salah satu kecamatan dari 14

kecamatan di Kabupaten Way Kanan. Kecamatan Negara Batin merupakan

pemekaran dari kecamatan induk Pakuan Ratu. Kecamatan Negara Batin

resmi berdiri pada tanggal 6 Februari 2001. Secara geografis, batas wilayah

kecamatan Negara Batin meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan dengan Provinsi Sumatera Selatan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Utara

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pakuan Ratu

2.Keadaan Pertanian

Pertanian di Kecamatan Negara Batin terdiri dari pertanian tanaman pangan,

tanaman sayuran, dan tanaman perkebunan. Pertanian merupakan salah satu

sektor utama bagi masyarakat di Kecamatan Negara Batin. Jenis tanah dan

suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan hanya jenis-jenis tanaman

tertentu yang dapat tumbuh didaerah tersebut. Kondisi pertanian di

Kecamatan Negara Batin dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

55

Tabel 5. Luas tanam per komoditas di Kecamatan Negara Batin Tahun 2017

No Jenis Komoditas Luas Tanam

(ha)

1. Tanaman Pangan Ubi Kayu 5.847

Padi Sawah 2.878

Jagung 335

Kacang Tanah 24

Ubi Jalar 21

2. Tanaman Sayuran Cabai 7

Kacang Panjang 7

Ketimu 7

Terong 7

3. Perkebunan Tebu 3.983

Karet 900

Kelapa Sawit 83

Kakao 79

Kopi 53

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2017

Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui bahwa komoditas yang paling

banyak dibudidayakan adalah ubi kayu dengan luas lahan sebesar 5.847 ha.

Tanaman sayuran pada Kecamatan Negara Batin memiliki luas lahan yang

sama yaitu masing-masing sebesar 7 ha. Tanaman perkebunan yang banyak

di budidayakan di Kecamatan Negara Batin adalah Tebu dengan total luas

lahan sebesar 3.983 ha. Luas lahan perkebunan tebu di Kecamatan Negara

Batin dan didukung adanya pabrik gula mendukung komoditas tebu sebagai

salah satu komoditas perkebunan andalan di Kecamatan Negara Batin.

C. Kondisi dan Gambaran Umum Kecamatan Pakuan Ratu

1.Letas Geografis

Kecamatan Pakuan Ratu merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Way Kanan, yang berdiri sejak jaman Belanda. Berdasarkan

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

56

undang-undang No.14 tahun 1964 pada Propinsi Lampung. Luas wilayah

Kecamatan Pakuan Ratu yaitu 45.874 ha. Secara geografis batas wilayah

Kecamatan Pakuan Ratu adalah:

1.Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan

2.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Utara

3.Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Negara Batin

4.Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bahuga

2. Keadaan Pertanian

Pertanian di Kecamatan Pakuan Ratu terdiri dari tanaman pangan, tanaman

sayuran dan tanaman perkebunan. Pertanian merupakan salah satu sektor

utama bagi masyarakat di Kecamatan Pakuan Ratu. Jenis tanah dan suhu

lingkungan yang tinggi menyebabkan hanya jenis-jenis tanaman tertentu

yang dapat tumbuh didaerah tersebut. Kondisi pertanian di Kecamatan

Pakuan Ratu dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas tanam per komoditas di Kecamatan Pakuan Ratu

No Jenis Komoditas Luas Tanam (ha)

1. Tanaman Pangan Padi Sawah 2.032

Ubi Kayu 1.797

Jagung 1.075

Ubi Jalar 9

Kacang Tanah 8

2. Tanaman Sayuran Kacang Panjang 45

Ketimun 1

3. Perkebunan Karet 3.983

Tebu 900

Kelapa Sawit 83

Kopi 79

Kakao 53

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2017

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

57

Berdasarkan data pada Tabel 6, jumlah tanaman pangan yang paling banyak

dibudidayakan di Kecamatan Pakuan Ratu adalah padi sawah dengan luas

lahan tanam sebesar 2.032 ha. Tanaman sayuran yang dibudidayakan di

Kecamatan Pakuan Ratu yaitu hanya tanaman kacang panjang dan ketimun

dengan luas lahan masing-masing 4,5 ha dan 1ha. Tanaman perkebunan

yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Pakuan Ratu adalah karet dengan

luas lahan sebesar 3.983ha.

D. Kondisi dan Gambaran Umum PT PSMI di Kabupaten Way Kanan

1.Gambaran Umum PT PSMI

PT Pemukasakti Manisindah (PT PSMI) adalah perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan tebu dan pabrik gula berdasarkan izin usaha perkebunan

Nomor B.40/04-WK/HK/2010 dan surat keputusan kepala BKPM Nomor

293/1/IU/PMA/PERTANIAN/ INDUSTRI/2011 tentang izin usaha.

Wilayah kerja perusahaan terletak di Kabupaten Way Kanan Propinsi

Lampung, tepatnya di Kecamatan Pakuan Ratu. Areal perkebunan ini

berada di perbatasan Propinsi Lampung dengan Sumatera Selatan. PT PSMI

berjarak 230 km dari ibukota Propinsi Lampung dan 250 dari ibukota

Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah Perkebunan berada cukup jauh dari

jalan utama lintas sumatera jalur tengah maupun jalur timur, sehingga akses

angkutan barang dan hasil produksi maupun transportasi umum sangat sulit

dan memerlukan biaya tinggi karena beratnya kondisi jalan menuju kebun.

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

58

Terdapat 5 akses jalan umum yang dapat digunakan, yaitu Kotabumi,

Menggala, Blambangan Umpu, OKU Timur, dan dari Unit II Menggala.

2.Sejarah PT PSMI

PT PSMI didirikan pada tahun 1990 berdasarkan akta pendirian no. 164

tanggal 22 Oktober 1990 dengan akta perubahan terakhir yaitu no.15 tanggal

8 Agustus 2008 di hadapan notaris dan terdaftar di kementrian hukum dan

HAM No. AHU-72184.AH,01.02 Tahun 2008. Pendirian PT PSMI atas

saran dan permintaan pemerintah Provinsi Lampung untuk membangun

Kabupaten Lampung Utara melalui pengembangan perkebunan tebu dan

pabrik gula sebagaimana yang sudah terlaksana di Kabupaten Lampung

Tengah , yaitu PT Gunung Madu Plantations oleh investor yang sama. Pada

awal pembangunan kegiatan investasi sangat agresif, yaitu sejak

diterbitkannya izin lokasi Nomor.60/IL/PMDN/BKPMD/90 oleh gubenur

lampung.

Pembanguan PT PSMI pada tahap selanjutnya mulai tersendat karena

munculnya persoalan ketersedian lahan yang dipandang tidak begitu efektif

untuk berdirinya sebuah pabrik gula. Lahan yang pertama kali disediakan

oleh pemerintah seluas 30.000 ha melalui izin lokasi tersebut, ternyata tidak

semua lahan dapat digunakan sebagaimana mestinya karena 12.000 ha lahan

tersebut termasuk lahan register. Kurangnya area lahan yang dibutuhkan

menyebabkan penyediaan bahan baku tebu untuk pendirian sebuah pabrik

gula dengan nilai investasi cukup besar tidak mencukupi.

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

59

Kesulitan dalam penyediaan lahan untuk ditanam tebu semakin meningkat

yaitu pada tahun 1998 dimana terjadinya reformasi. Dampak yang diperoleh

PT PSMI atas peristiwa tersebut yaitu terjadinya penguasaan tanah milik

perusahaan oleh masyarakat sehingga jumlah tanah yang dapat dikuasai

semakin sedikit. Pembanguan pabrik gula yang seharusnya dilakukan

menjadi terhambat dimana sebagian mesin-mesin tersebut sudah

didatangkan dari luar negeri sejak tahun 1994. Perusahaan sempat

mengalami mati suri dimana pada saat itu perusahan yang belum memiliki

penghasilan dipaksa untuk membayar tanah kepada masyarakat yang

semakin mempersulit kondisi keuangan perusahaan.

Tertundanya pembangunan pabrik oleh PT PSMI, maka hasil panen tebu

terpaksa dikirim ke perusahaan lain yaitu PTPN 7 Bunga Mayang dan PT

Gunung Madu Plantations yang memerlukan biaya tinggi sehingga tidak

diteruskan. Pengiriman tebu ke pabrik lain yang cukup jauh dengan

infrastruktur yang sangat berat juga menimbulkan persoalan keamana di

sepanjang jalan yang dilalui, serta menyita waktu, biaya dan fikiran.

Mengingat sudah cukup banyak karyawan yang menggantungkan hidup dari

perusahaan ini, dan atas permintaan serta dorongan pemerintah Propinsi

Lampung maupun Kabupaten Way Kanan, maka pada tahun 2007 pemilik

saham memutuskan kembali untuk membangun pabrik dengan kapasitas

kecil yaitu 4.000 ton tebu per hari dengan catatan tersedia lahan tanam

sebanyak 10.000 ha.

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

60

Pada saat awal pembangunan pabrik, luas lahan yang dapat ditanami hanya

sebanyak 5.000 ha dari 9.000 ha lahan yang masih bisa dikuasai perusahaan.

Perusahaan meyakini bahwa luas tanaman sebanyak 10.000 ha dapat

terpenuhi melalui program kerjasama kemitraan dengan masyarakat sekitar.

Pada tahun 2008 mulai dirintis kerjasama kemitraan dengan harapan pada

tahun 2009, perusahaan sudah dapat melakukan kegiatan giling dipabrik

sendiri.

3.Kemitraan

Kerjasama kemitraan pada PT PSMI dengan masyarakat mulai terbentuk

pada tahun 2008. Kerjasama kemitraan antara perusahaan dan petani sangat

membantu perusahaan, sehingga dapat mulai melakukan giling sendiri

dengan hasil produksi gula pertama yang dihasilkan yaitu sebanyak 40.000

ton dengan kualitas premium yang sangat baik. Pada awal kerjasama

kemitraan jenis kemitraan yang terdapat di PT PSMI yaitu kemitraam KSO

(Kerjasama Sistem Oprasional).

Melihat hasil yang diperoleh dari mengikuti kerjasama kemitraan cukup

menarik, sehingga jumlah petani mitra terus meningkat. Luas kebun mitra

yang sebelumnya hanya 150 ha, setelah 6 tahun pada tahun 2015 sudah

menjadi 5.000 ha hampir sama dengan kebun inti. Investasi pabrik pada

tahun 2007 yang besar, 45% dimanfaatkan untuk kesejahteraan petani mitra.

Pada tahun 2013 PT PSMI sudah dapat meningkatkan hasil produksi dua

kali lipat hasil produksi tahun pertama yaitu sebanyak 82.000 ton gula

kristal putih kualitas premium. Jumlah ini hanya 30% mencukupi kebutuhan

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

61

gula di Indonesia tetapi PT PSMI sudah dapat memenuhi kebutuhan gula

untuk wilayah Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Sumatera Barat,

Bengkulu, dan sebagian DKI dan Jawa Barat.

Terpenuhinya kebutuhan gula dan meningkatnya produksi gula yang

diperoleh oleh PT PSMI dapat tercapai karena adanya kerjasama kemitraan

yang terjalin sangat baik antara masyarakat disekitar perkebunan dengan

perusahaan. Seiring dengan berkembangnya lahan kemitraan ini, maka

kapasitas pada pabrik pada PT PSMI sudah ditingkatkan dari 4000 TCD

menjadi 6000-8000 TCD, dan secara bertahap ditingkatkan menjadi 12000

TCD. Melihat peningkatan jumlah petani mitra perusahaan mulai

menyarankan kepada petani untuk mencoba melakukan kegiatan budidaya

tanaman tebu sendiri dengan bimbingan teknis oleh perusahaan. Kerjasama

kemitraan yang sebelumnya hanya KSO selanjutnya berkembang menjadi

dua jenis kerjasama yaitu KSO dan Mandiri.

Kerjasama kemitraan KSO yaitu suatu bentuk kerjasama kemitraan dimana

petani hanya menyerahkan lahan kepada perusahaan untuk dilakukan

pengolahan dan proses budidaya tanaman. Kemitran mandiri adalah suatu

jenis kerjasama kemitraan dimana petani melakukan pengolahan dan

budidaya tanaman tebu sendiri dengan bimbingan teknis dari pihak

perusahaan. Kemitraan mandiri terdiri dari tiga jenis kemitraan yaitu

mandiri biaya, mandiri partial kontrak dan mandiri murni. Perbedaan antara

ketiga jenis kemitraan tersebut yaitu biaya yang digunakan oleh masing-

masing petani mitra. Selain melakukan kerjasama dengan petani, atas

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

62

dukungan pemerintah, perusahaan juga melakukan kerjasama dengan

PT.Inhutani V dalam bentuk kerjasama pembangunan dan pemanfaatan

wilayah kerja PT.Inhutani V yang berdekatan dengan areal kebun PT PSMI,

dengan melibatkan masyarakat setempat sesuai dengan regulasi yang ada.

Kerjasama antara perusahaan dan PT Inhutani V merupakan bentuk

partisipasi PT.Inhutani V dalam mendukung program pemerintah dibidang

ketahanan pangan dan swasembada gula. Bentuk kerjasama tersebut yaitu

dengan cara pihak PT Inhutani memberikan izin kepada masyarakat

disekitar perkebunan untuk melakukan pengolahan lahan diarea register

tersebut. Petani yang telah memperoleh izin dapat mendaftarkan diri

menjadi anggota kemitraan dengan perusahaan. Mengingat lahan register

merupakan hutan, untuk mempermudah pihak petani perusahaan membantu

petani pada awal proses pengolahan lahan hingga lahan siap tanam sampai

pada proses penanaman.

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

100

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan kemitraan antara petani tebu

mitra mandiri biaya, mandiri partial kontrak dan mandiri murni dengan

PT PSMI sudah sesuai dengan kontrak kerjasama yang telah disepakati.

2. Pendapatan usahatani tebu per hektar petani mitra mandiri biaya lebih

besar dibandingkan dengan pendapatan petani tebu mitra mandiri partial

kontrak dan mitra mandiri murni.

3. Pendapatan utama rumah tangga petani tebu mitra mandiri biaya, mitra

mandiri partial kontrak, dan mitra mandiri murni rata-rata diperoleh dari

usahatani tebu.

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

101

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, perlu meningkatkan kinerja kemitraan mengenai

frekuensi pembinaan, komunikasi yang dibangun antara perusahaan dan

petani, dan ketetapan pembayaran hasil panen.

2. Bagi petani, perlu ditingkatkan proses budidaya tanaman tebu sesuai

dengan anjuran yang ditetapkan perusahaan sehingga hasil produksi yang

diperoleh petani meningkat.

3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Way Kanan, pemerintah diharapkan

dapat mengawasi ketersediaan pestisida di Kabupaten Way Kanan,

sehingga tidak terjadi kelangkaan pestisida.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi petani tebu mitra

dan dampak kerjasama kemitraan bagi kesejahteraan petani.

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

102

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. PT Rineka

Cipta, Jakarta.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2007. Tanaman Perkebunan. Badan Pusat Statistik.

Jakarta.

______________________. 2015. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Tebu

Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2012-2015. Badan Pusat Statistik.

Jakarta.

BPS [Badan Pusat Statistik] Provinsi Lampung. 2014. Luas Areal Tanam dan

Produktifitas Tebu Rakyat Menurut Kabupaten di Provinsi Lampung tahun

2013 dan 2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2007. Badan Pusat

Statistik.

Canita, P.L., Dwi Haryono, dan Eka Kasymir. 2017. Analisis Pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan RumahTangga Petani Pisang di Kecamatan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmu-ilmuAgribisnis. 5(3) :235-241.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1635/1461. Diakses

pada 23 November 2017.

Dinas Perkebunan. 2009. Statistika Perkebunan. Dinas Perkebunan Provinsi

Lampung. Bandar Lampung.

Fadilah, R dan Sumardjo. 2011. Analisis Kemitraan Antara Pabrik Gula Jatitujuh

Dengan PetaniTebu Rakyat. Jurnal Transdisiplin sosiologi, komunikasi dan

Ekologi Manusia. 5(2) : 160-169. Gustiana, E. 2017. Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahtani Tebu

Rakyat di Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Skripsi.

Universitas Lampung, Bandar Lampung. http://digilib.unila.ac.id/28091

/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Diakses pada

3 November 2017.

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

103

Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat, Jakarta.

Haeruman, H. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal: Bunga

Rampai. YayasanMitra Pembangunan Desa-Kota, Jakarta.

Harsati, B. Joko Sutrisno, dan Suwarto. 2016. Analisis Distribusi Pendapatan

Usahatani Sayuran di Dusun Buket Desa Bulugunung, KecamatanPlaosan,

Kabupaten Magetan. Jurnal AGRISTA. 4(3) : 401-407. http://jurnal.fp.uns.

ac.id/index.php/agrista/article/view/653. Diakses pada 24 November 2017.

Indrawanto, Chandra. Purwono. Siswanto. Syakir. dan Rumini. 2010. Budidaya

Tanaman dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media, Jakarta.

Irene, A.P.Tubagus Hasanudin, dan Indah Nurmayasari. 2013. Pola Kemitraan

dan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan

Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis.

1(4) : 358-366. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/

712/654. Diakses pada 24 November 2017.

Kriyantono, R. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana, Jakarta.

Mantra, I.B. 2004.Demografi Umum.Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Mardani, A. 2006. Analisis optimalisasi usahatani di desaTuloKecamatan Dolo

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. JurnalAgroland. 13(1) : 71-76.

Naim, S. Lutfi Aris, dan Eka Dwi. 2015. Pengaruh kemitraan terhadap pendapatan

petanitebu. Jurnalilmu-ilmu pertanian. 11(1) : 47-58. https://publikasi

ilmiah.unwahas.ac.id. Diakses pada 25 November 2017.

PT Pemukasakti Manisindah. 2017. Hasil Tonase Tebu Inti dan Kemitraan PT

Pemukasakti Manisindah tahun 2017. PT Pemukasakti Manisindah,

Lampung.

Pranoto, Iqbal Lazuardi. Dyah Aring Hepiana Lestari, dan Ktut Murniati. 2017.

Evaluasi Kemitraan Antara Petani Tebu dan PT Perkebunan Nusantara VII

Unit Usaha Bunga Mayang, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten

Lampung Utara. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 5(4) :380-381. http://jurnal.

fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1746/1549. Diakses pada tanggal

04 Juli 2018.

Rahim, A.B.D. dan D.R.D.Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian (Pengantar Teori

dan Kasus). Penebar Swadaya, Jakarta.

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TEBU …digilib.unila.ac.id/54808/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Fabiola Aprilia, Faakhira, Ajeng Citra, Dayu Iluh, Dewi Irasanti, Desi

104

Rohmah, W. Any Suryatini, dan Slamet Hartono. 2014. Analisis pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Tebu Tanam dan keprasan di

Kabupaten Bantul. Jurnal Agro Ekonomi. 24(1) : 54-64. https://jurnal.ugm.

ac.id/jae/article/download/17382/11315. Diakses pada 23 November

2017. Sajogyo. 1990. Sosiologi Pedesaan. Lembaga Penelitian Sosiologi Pedesaan

(LPSP). IPB. Bogor.

Sari, D.K., Dwi Haryono, dan Novi Rosanti. 2014. Analisis Pendapatan dan

Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. 2(1) : 64-70.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/562/524. Diakses

pada 23 November 2017.

Sarwono, J. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. GrahaIlmu,

Yogyakarta.

Saskia, D.Y dan Waridin. Biaya dan Pendapatan Usahatani Tebu Menurut Status

Kontrak. Skripsi. Universitas Diponogero, Semarang. http://eprints.undip.

ac.id/36188/1/SASKIA.pdf. Diakses pada 24 November 2017.

Shinta, A. 2011.Ilmu Ushatani. UB Press, Malang,JawaTimur.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI-Press, Jakarta.

Soekartawi. 1991. lmu Usahatani. UI-Press, Jakarta.

Soekirno, S. 2005. Mikro Eknomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmoko. 1999. Metode Penelitian Praktis. GrahaIlmu. BPFE Yogyakarta,

Yogyakarta.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usahatani. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Tambunan, T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa

Isu Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Utami, A. Dinar, dan Kosasih Sumantri.2016. Pengaruh Pola Kemitraan Terhadap

Pendapatan Petani Tebu. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. 4(5): 2-8.

http://jurnal.unma.ac.id. Diakses pada 25 November 2017.

Yanutya, P.A. 2013. Analisis Pendapatan Petani Tebu di Kecamatan Jepon

Kabupaten Blora. Jurnal EDAC. 2(4) : 286-294. http://journal. unnes.

ac.id/sju/indek.php/edaj . Diakses pada 23 November 2017.


Recommended