Jurnal Akuntansi Manajemen Madani ISSN 2580-2631
Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
21
“PENGUJIAN KANDUNGAN INFORMASI TERHADAP
ATRIBUT SYARIAH PADA SAHAM YANG MASUK/KELUAR
INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) PERIODE
2013 HINGGA 2016 ”
M. Adi Wicaksono
Universitas Islam Indonesia
ABSTRACT
This research based on the problem in sharia stock investing, about the present of
sharia attribute in investing decision process. Should the sharia investors
undertake the sharia attributes of stock? And how sharia attributes make
contribution to sharia investors?
The aim of this research is to evaluate the information content of sharia attribute
in stock that involved in ISSI (Indonesia Sharia Stock Index). This index that
reflects the overall Islamic stocks listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) and
registered in List of Islamic Securities (DES) formed by National Sharia Council
(DSN) of the Indonesian Ulema Council (MUI).
The method of this research is using event study with market adjusted model
approach. The sample data include 147 sharia stocks, which 88 stock are fresh
new comer into ISSI, and 59 stocks are out from ISSI, over period between 2013
and 2016. The abnormal returns was tested among window period [-7,+7] around
the announcement date of ISSI. One sampe T-test was undertaked to evaluate
hypotheses of the present of sharia attribute. Seven days CAAR before
announcement date was taken as variable control.
The finding of this research shows the significant existence of sharia attribute.
New comer sharia stock of ISSI gained the significant positive cummulative
abnormal return (CAAR). Non-sharia stock was come out of ISSI scored
significant negative CAAR.
It brings the conclusion that sharia attribute is valuable factor in investment
decision. The sharia attribute act as catalisator function to gain benefit in stock
investing.
PENDAHULUAN
Beberapa umat muslim memiliki presepsi bahwa saham syariah pasti
otomatis kinerjanya akan menguntungkan, disebabkan adanya atribut syariah yang
disandangnya. Dan memang demikianlah yang dipromosikan oleh otorias bursa.
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
22
Namun di lapangan, apakah saham syariah yang masuk Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) akan otomatis selalu memberikan keuntungan positif? Dan
apakah saham yang keluar dari indeks ISSI akan otomatis membukukan kerugian
negatif?
Terlebih bagi para investor syariah yang khusus bertransaksi saham syariah,
maka riset seperti itu sangat diperlukan sebagai acuan referensi dalam
pengambilan keputusan. Salah satu kaidah yang mendasari semangat di atas
adalah salah satu pilar dalam maqasid syariah, yaitu perihal melindungi harta
(hifdzu mal).
Riset ini bermaksud menguji problem akademik di atas, dengan cara
menguji abnormal return saham syariah di sekitar tanggal penerbitan. Untuk
menghasilkan nilai temuan yang baik, maka dalam penelitian ini akan meneliti
saham yang benar-benar baru masuk ke dalam ISSI, serta saham yang benar-benar
baru keluar dari ISSI. Adapun kinerja return saham pada 7 hari sebelum tanggal
penetapan ISSI dipergunakan sebagai variabel kontrol untuk menguji arah reaksi
pasar.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat reaksi pasar yang positif pada saham yang dinyatakan
masuk ke ISSI, dimana sebelumnya memiliki kinerja return positif pada
periode 7 hari sebelum tanggal penetapan ISSI?.
2. Apakah terdapat reaksi pasar yang negatif pada saham yang dinyatakan
keluar ke ISSI, dimana sebelumnya memiliki kinerja return negatif pada
periode 7 hari sebelum tanggal penetapan ISSI?.
KERANGKA TEORI
Kandungan Informasi Bernilai Ekonomik
Penelitian mengenai hipotesis pasar efisien (efficient market hypotesis,
EMH) banyak dilakukan dalam penelitian pasar modal untuk menguji ada
tidaknya kandungan nilai ekonomis atas suatu informasi yang dipublikasikan ke
investor. Selanjutnya ditemukan bukti empiris bahwa return saham jangka jangka
panjang dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti: return pasar, informasi
keuangan, corporate action perusahaan, data ekonomi makro, dan sebagainya. Dan
dalam jangka pendek harga saham dipengaruhi oleh opini analis, opini para
pelaku pasar, peran media, perkembangan bisnis, kebijakan pemerintah, dan
inforamsi terkait secara aktual.
Jogiyanto (2000) mengutip pandangan Fama yang menyatakan bahwa
pengumuman dari industri sekuritas seperti rekomendasi jual-beli dari analis
merupakan salah satu jenis pengumuman yang dapat mempengaruhi harga saham.
Pengumuman lain yang juga mampu mempengaruhi saham yaitu pengumuman
tentang laba (earning related announcement), pengumuman pendanaan
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
23
perusahaan (financing announcement), estimasi laba tahun mendatang, keputusan
deviden (dividen policy), berita sehubungan dengan sisi hukum (legal
announcement), dan banyak jenis pengumuman lainnya.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
ISSI adalah indikator yang menunjukkan kinerja/pergerakan indeks harga
saham syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia. Sebelum diaktifkan Badan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka publikasi saham syariah mengacu pada
Indeks Saham Syariah Indoensia (ISSI) yang dipublikasikan oleh OJK. Namun
seiring dengan aktifnya OJK dan mulai dihilangkannya OJK maka regulator BEI
mulai membentuk indeks tersendiri yang mengkhususkan diri pada saham syariah
yaitu ISSI.
Pada tangal 12 Mei 2011, Bursa Efek Indonesia mensosialisasikan Fatwa
Mekanisme Syariah Perdagangan Saham sekaligus menerbitkan ISSI (Indeks
Saham Syariah Indonesia) di Jakarta. Fatwa yang dimaksud adalah Fatwa Nomor
80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Fatwa itu disahkan Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada 8 Maret 2011 silam.
Dengan pengesahan fatwa itu maka penyelenggaraan perdagangan efek di
BEI memiliki dasar dan atau hukum fikih yang kuat bahwa mekanisme lelang
berkelanjutan (continuous auction ) yang digunakan BEI dalam transaksi efek
bersifat ekuitas di pasar regular telah sesuai dengan prinsip syariah.
Penerbitan fatwa tersebut tidak instan tapi melalui proses panjang oleh
otoritas BEI dan MUI. Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock
Index, ISSI) akan menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di saham
syariah. ISSI sekaligus menjadi acuah utama yang menggambarkan kinerja
seluruh saham syariah yang tercatat di BEI, yang membantu menghilangkan
kesalahpahaman masyarakat yang menganggap saham syariah hanya terdiri dari
30 saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) saja.
Metode penghitungan ISSI sama dengan metode penghitungan indeks
lainnya di BEI, yakni menggunakan market capitalization weighted average.
Komponen penghitungannya adalah semua saham yang masuk dalam Indeks
Saham Syariah Indoensia (ISSI) yang dikeluarkan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan setiap enam bulan. Hari dasar penghitungan ISSI adalah
ISSIember 2007 dengan nilai indeks sebedar 100. Saat tulisan ini dibuat, terdapat
kurang lebih 214 saham syariah dengan kapitalisasi pasar sekitar 43,6 persen dari
total nilai kapitalisasi pasar BEI.
Pola Return Sekitar Tanggal Publikasi ISSI
Secara teoritis, informasi tentang kesyariahan suatu saham, merupakan
informasi yang dapat mempengaruhi harga saham tersebut di pasar. Harga saham
yang dinyatakan syariah (masuk ke ISSI) akan mulai naik sejak munculnya
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
24
publikasi pada tanggal pengesahan, dan harga saham yang dinyatakan tidak
syariah (keluar dari ISSI) akan mengalami penurunan sejak tanggal pengesahan.
Terlebih bila hal itu dikaitkan dengan kinerja historis jangka pendek sebelumnya
(selama periode 7 hari sebelum tanggal pengesahan).
Kenaikan harga terjadi karena adanya perubahan nilai, yaitu dari yang
sebelumnya saham dinilai non-syariah dan kemudian dinyatakan menjadi saham
syariah. Bagi investor syariah, hal ini menjadi positive value, dan memberikan
peluang saham tersebut untuk dikoleksi dan diborong sehingga harganya naik.
Saham yang masuk ISSI yang juga memiliki kinerja historis jangka pendek yang
baik, secara konsepsional akan makin membukukan kinerja yang baik.
Sebaliknya, penurunan harga terjadi karena adanya negative value, yaitu
yang semula dinyatakan syariah kemudian dinyatakan non-syariah, dimana dalam
syariah dinyatakan tidak berharga. Maka saham tersebut cenderung dilepas
dengan terjadi penurunan harga. Saham yang keluar dari ISSI, ditambah dengan
kinerja yang jelek, akan membuat harga saham tersebut makin merosot.
KAJIAN PUSTAKA
Diana, Goyen dan Philips (2005) menyatakan bahwa kajian tentang implikasi
saham yang masuk dalam indek tertentu terhadap kenaikan harga telah berjalan
selama dua puluh tahun di berbagai negara. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang
sama dengan penjelasan yang beragam. Harris dan Gurel (1986) menyatakan riset
tentang reaksi pasar melalui studi peristiwa yang telah dikembangkan oleh Fama,
Jensen, Fisher dan Roll.
Chandy, Sarkar dan Triphaty (2004) menyatakan bahwa saham yang keluar dari
indek berdampak pada peningkatan cost of capital karena tuntutan investor menjadi
lebih tinggi terhadap saham tersebut. Sementara itu, Chen, Noronka dan Singal
(2004) meneliti reaksi pasar terahadap S&P 500, serta Biktimirov, Cowan dan Jordan
(2004) meneliti reaksi pasar terhadap Russel 200, menyimpulkan adanya peningkatan
harga saham ketika masuk dalam indek, serta penurunan harga ketika keluar dari
sebuah indek.
Oktavia dan Wahyuni (2011) menguji pengaruh perubahan komposisi JII
terhadap return saham syariah di BEI dengan periode penelitian selama Juni 2004
hingga Desember 2010. Hasil riset tersebut menyimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan rata-rata return abnormal (AAR) antara 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah
pengumuman perubahan komposisi JII, baik bagi saham yang masuk maupun keluar JII.
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
25
Hal ini dikarenakan telah didapatinya return abnormal sebelum tanggal pengumuman
sehingga sebaran nilai return abnormal menjadi lebih luas.
Hanafi (2013) melakukan riset tentang kandungan informasi pada saham
syariah yang masuk Daftar Efek Syariah( DES) pada tahun 2007 dengan meneliti
sebanyak 169 saham. Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa pengumuman DES
tahun 2007 mendapatkan reaksi positif dari kalangan investor yang ditunjukkan
dengan adanya abnormal return selama H-3 hingga H+3.
Mukmin (2015) melakukan riset tentang efisiensi pasar saham syariah di
pada H-3 hingga H+3 pada sekitar tanggal pengumuman Jakarta Islamic Index
(JII) selama periode 2011 hingga 2014. Riset tersebut menarik kesimpulan bahwa
terdapat abnormal return yang negatif pada saham yang keluar dari JII.
METODE PENELITIAN
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive
sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan
sampel yang diperlukan. Purposive sampling disebut judgmental sampling, yaitu
pengambilan sampel berdasarkan penilaian oleh peneliti, mengenai observasi
mana yang memenuhi persyaratan untuk diangkat menjadi sampel.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini
adalah:
1. Perusahaan syariah yang tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia.
2. Saham syariah yang masuk/ keluar dari Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) seloama periode Mei 2013 hingga Mei 2016.
3. Saham yang diteliti adalah saham syariah yang aktif diperdagangkan di
BEI, diukur dari adanya frekuensi transaksi. Saham yang tidak aktif/tidur
selama periode penelitian, (memiliki frekuensi transaksi sebesar 0) akan
dikeluarkan dari kandidat penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode
dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data rekomendasi dan harga
saham. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu
data yang diterbitkan oleh lembaga resmi dalam hal ini adalah Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data sekunder yang digunakan berasal dari:
1. Data harga (closing price) perdagangan saham syariah dalam
periode harian pada perdagangan saham pada Bursa Efek
Indonesia.
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
26
2. Data corporate action seperti stock split, stock reverse, pembagian
dividen saham, dividen kas, saham bonus, right issue, dan lain-lain.
3. Data publikasi Indeks Saham Syariah Indoensia (ISSI) beserta
tanggal pengesahan dan pelaksanaan keputusan.
Metode yang dipakai dalam pengujian pada riset ini adalah metode studi
peristiwa (event study). Menurut Jogiyanto (2000), studi peristiwa (event study)
merupakan metode yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Pengertian yang
lain mengenai event study adalah pengamatan mengenai harga saham di pasar
modal untuk mengetahui apakah terjadi abnormal return yang terjadi akibat
adanya suatu peristiwa tertentu.
Dalam metode event study, terdapat apa yang disebut dengan periode
pengamatan atau periode jendela (window period). Periode pengamatan (event
window) dalam periode pengamatan terhadap efek/akibat yang ditimbulkan dari
pengaruh suatu peristiwa.
Pengambilan periode Average of Abnormal Return (AAR) umumnya adalah
5-10 hari dan dilakukan untuk menghindari confounding effect dari adanya
peristiwa lain, seperti right issue, warrant, additional shores, pengumuman
dividen, saham bonus, merger dan lain-lain, karena pengambilan periode yang
terlalu panjang (lebih dari 5 hari) ataupun terlalu pendek (kurang dari 5 hari) akan
menyebabkan pengaruh yang bias.
Menurut Maramis (2013) konsep studi kejadian (event study) pada
dasarnya adalah suatu bentuk metodologi dalam penelitian keuangan atau pasar
modal, khususnya mengenai reaksi pasar modal (yang tercermin dalam harga
saham) atas suatu kejadian atau event. Beberapa paragraf di bawah ini merupakan
ulasan lanjutan tentang pemaparan dari Dr. Joubert B Maramis.
Untuk mengetahui keberadaan Abnormal Return (AR) baik dalam bentuk
Average of Abnormal Return (AAR) maupun Cummulative Abnormal Return
(CAAR), maka AAR dan CAAR harus diuji untuk diketahui apakah kedua nilai
tersebut nyata dan berbeda secara signifikan terhadap 0 (nol). Pengujian ini
membutuhkan suatu alat statistik yang disebut dengan Compare Mean Test (Uji
Beda Rata-Rata).
Sampel dalam penelitian ini adalah saham syariah yang masuk/keluar dari
Indeks Saham Syariah Indoensia (ISSI) versi periodik sejak periode Mei 2013
hingga Mei 2016. Berikut ini data tentang sampel penelitian pada riset ini.
Tabel 1 - Data Penelitian
Kondisi Jumlah saham
masuk ISSI
Jumlah saham
keluar dari ISSI
Total
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
27
Didahului membukukan
retun positif
39
33
72
Didahului membukukan
retun negatif
49
26
75
Total 88 59 147
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini CAAR pada saham yang masuk ISSI dan didukung oleh kinerja return
yang positif selama periode sebelum tanggal pengesahan ISSI. Sepanjang periode
(H-7 hingga H+7) nilai CAAR selalu positif dan signifikan. Akumulasi CAAR
yang kontinyu tanpa putus selama H-7 hingga di H+7 adalah sebesar 0.0922,
selama kontinyu 15 hari.
Grafik 1 - CAAR Saham Yang Masuk ISSI
(Sebelumnya Didahului Membukukan Return Positif)
Berikut ini CAAR pada saham yang masuk ISSI yang sebelumnya memiliki
kinerja return yang negatif selama periode sebelum tanggal pengesahan ISSI.
Sepanjang periode H-7 hingga H+3 terlihat kinerja selalu negatif dan signifikan,
dengan membukukan CAAR_M7P3 sebesar -0,0533. Namun mulai H+4
kinerjanya bergerak naik, dan alhasil membukukan CAAR_M7P7 sebesar -
0,0386. Hal ini berarti terjadi rebound dan ada gerakan naik yang diduga
mereleksikan pengaruh positif kandungan atribut syariah.
,0000000
,0200000
,0400000
,0600000
,0800000
,1000000
,1200000
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
28
,0000000
,0100000
,0200000
,0300000
,0400000
,0500000
,0600000
,0700000
,0800000
,0900000
-,0600000
-,0500000
-,0400000
-,0300000
-,0200000
-,0100000
,0000000
Grafik 2 - CAAR Saham Yang Masuk ISSI
(Sebelumnya Didahului Membukukan Return Negatif)
Berikut ini CAAR pada saham yang keluar dari ISSI dan yang sebelumnya
memiliki kinerja return yang positif selama periode sebelum tanggal pengesahan
ISSI. Nilai CAAR selalu kontinyu bernilai positif dan signifikan hanya selama
periode H-7 hingga H+4 saja, namun setelah itu terjadi penurunan kinerja. Hal ini
terlihat bahwa CAAR_M7P4 membukukan nilai 0,0844 dan kemudian merosot
hingga ditutup dengan CAAR_M7P7 sebesar 0,0706. Hal ini diduga ada
kandungan informasi atas dikeluarkan saham tesebut dari ISSI.
Grafik 3 - CAAR Saham Yang Keluar ISSI
(Sebelumnya Didahului Membukukan Return Positif)
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
29
Berikut ini CAAR pada saham yang keluar ISSI dimana sebelumnya memiliki
kinerja return yang negatif selama periode sebelum tanggal pengesahan ISSI.
Sepanjang periode H-7 hingga H+0 mengalami penurunan terlihat dari nilai
CAAR_M7P0 sebesar -0,0396, dan ternyata semakin merosot hingga periode
akhir pengamatan dimana membukukan CAAR_M7P7 sebesar -0,0555 dengan
sangat signifikan. Sekali lagi hal ini memberikan bukti empiris bahwa diduga
kandungan infomasi “keluar dari ISSI” akan menyebabkan saham yang berkinerja
buruk akan menjadi semakin terjerembab.
Grafik 4 – CAAR Saham Yang Keluar ISSI
(Sebelumnya Didahului Membukukan Return Negatif)
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik beberapa point penting:
1. Terdapat abnormal return (CAAR) yang signifikan di sekitar tanggal
pengumuman pengesahan ISSI.
2. Atribut syariah dapat berfungsi sebagai katalisator kinerja saham. Bagi
saham yang sebelum tanggal pengesahan telah mencetak return positif,
maka saat kemudian dinyatakan masuk ISSI cenderung membukukan
kinerja return yang makin bagus dibandingkan dengan kinerja saham yang
keluar dari ISSI.
3. Bagi saham yang sebelum tanggal pengesahan telah membukukan
kinerjanya negatif, dan kemudian dinyatakan saham tersebut keluar ISSI
maka saham tersebut semakin membukukan kinerja negatif dibandingkan
dengan kinerja saham yang masuk ISSI
Hasil kesimpulan di atas menggarisbawahi teori signaling, yaitu bahwa
informasi ISSI membawa signal kepada pelaku pasar. Yaitu bahwa informasi ISSI
-,0600000
-,0500000
-,0400000
-,0300000
-,0200000
-,0100000
,0000000
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
30
akan membuat saham yang telah berkinerja baik, akan berlanjut menjadi lebih
baik. Dan sebaliknya, yaitu saham yang berkinerja buruk, bilamana keluar dari
ISSI maka kinerjanya akan makin merosot.
Hasil dari penelitian ini berbeda dengan hasil riset dari Oktavia dan Wahyuni
(2011) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata return abnormal
(AAR) antara 7 hari sebelum dan 7 hari. Pada riset ini justru menemukan terdapat
perbedaan kinerja yang signifikan, baik antara 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah
pengumuman ISSI, dan juga terdapat perbedaan kinerja antara saham yang masuk dan
keluar dari ISSI.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil riset dari Mukmin (2015)
yang menyatakan bahwa hanya saham yang keluar dari indeks saja yang arah
pergerakannya sesuai dengan harapan (yaitu membukukan return negatif). Tetapi
Mukmin tidak menemukan pola yang baku pada saham yang masuk ke indeks
syariah.
Pada penelitian ini, ditemukan bahwa saham yang masuk ke indeks ISSI
kinerjanya positif dan signifikan, bahkan kinerjanya lebih bagus dibandingkan
saham yang keluar dari ISSI. Ditinjau dari teori signaling, penelitian ini
menyiratkan bahwa ISSI membawa signal yang positif terhadap saham yang
masuk ke dalamnya, tentu dengan catatan bahwa tidak semua saham ISSI akan
dengan sendirinya membukukan return positif. Hanya saham ISSI yang berkinerja
baik sebelum pengumuman ISSI saja yang akan membukukan return positif.
PENUTUP
Penelitian ini menguji ada tidaknya reaksi pasar atas publikasi ISSI yang
dilansir oleh BEI. Pengujian ini dilakukan dengan metode event study yaitu
mengamati reaksi yang terjadi di sekitar (7 hari sebelum dan 7 hari sesudah)
terjadinya suatu peristiwa (event). Di dalam penelitian ini yang menjadi peristiwa
yang diamati adalah tanggal publikasi ISSI.
Hasil pengujian statistik menyatakan bahwa bahwa atribut syariah yang
melekat pada saham syariah memiliki nilai kandungan informasi dan direspon
secara signifikan oleh pasar.
Saham yang sebelumnya membukukan return positif, ketika kemudian
saham tersebut masuk ISSI, maka kinerja sahamnya memiliki kecenderungan
besar untuk makin menguat secara signifikan selama periode H-7 hingga H+7
secara terus menerus. Saham yang sebelumnya membukukan peningkatan harga
(mencetak return positif) namun kemudian keluar dari ISSI maka cenderung
memiliki tidak melanjutkan peningkatan dan kemudian mengalami perlambatan.
Saham yang sebelumnya membukukan return negatif, ketika kemudian
saham tersebut keluar dari ISSI, maka kinerja sahamnya memiliki kecenderungan
besar untuk makin merosot secara signifikan selama secara terus menerus hingga
akhir periode penelitian.
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
31
Sebagai kesimpulan, secara empirik terdapat bukti bahwa atribut syariah
(ISSI) memiliki kandungan informasi nilai ekonomis yang direspon signifikan di
Bursa Efek Indonesia. Atribut syariah dapat menjadi katalis penguat return bagi
saham yang berkinerja bagus, dan mampu pendorong gerakan rebound pada
saham yang berkinerja kurang bagus.
Kesimpulan ini berbeda dengan Mukmin (2015) yang menyatakan bahwa
saham syariah yang masuk indeks syariah (JII) tidak mengandung informasi
ekonmik yang signifikan. Implikasi dari kesimpulan seperti itu akan
memunculkan pesimisme pada investasi saham syariah. Sementara kesimpulan
dalam riset kami membawa nuansa optimisme bahwa saham syariah mampu
memberikan kinerja yang baik, yaitu dengan memilih saham yang masuk ISSI dan
sebelumnya disertai kinerja performa yang bagus. Atribut syariah dapat dipandang
sebagai faktor penguat (katalisator) pada saham.
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017
32
DAFTAR PUSTAKA
Andarini, Diah (2015). Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Perubahan Harga
BBM”. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Asshodiqi, Ahmad (2015). Reaksi PasarModal Terhadap Peristiwa Pelantikan
Presiden Tahun 2014 (Event Study Pada Saham LQ45, JII, dan SMINFRA18)”.
Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Ayub, Muhammad (2007). Understanding Islamic Finance. Gramedia. Jakarta
Bakar, Daud (2008). Essential Readings In Islamic Finance. Mashi Publication
Sdn., Bhd. Kuala Lumpur. Malaysia.
Beal, Diana J., Michelle Goyen, and Peter Philips (2005). “Why Do We Invest
Ethically?”, The Journal of Investing, Fall, 2005, hlm. 67.
Biktimirov, E.N., A. Cowan, and B. Jordan (2004). “Do Demand Curves for Small
Stocks Slope Down?”, Journal of Financial Research, 27, no. 2, Summer 2004,
hlm. 161-178.
Channdy, P.R., Salil K. Sarkar dan Niranjan Tripathy (2004). “Empirical
Evidence on The Effect of Delisting From The National Market System”, Journal
of Economics and Finance, Vol. 28. No. 1, 2004, hlm. 47.
Chen, Honghui, Gregory Noronha dan Vijay Singal (2004) “The Price Response
to S&P 500 Index Additions and Deletions: Evidence of Asymmetry and a Ne
Explanation”, The Journal of Finance, Vol. LIX, No. 4, August 2004, hlm. 1928.
Fanni, Christian M, (2013). Reaksi Pasar Modal Terhadap Bencana Banjir
Jakarta Tahun 2013. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Brawijaya
Hamzah, Ardi (2005). Perbandingan Beta Saham Syariah Dan Beta Saham Non-
Syariah Dalam Analisa Ekonomi Makro, Industri Dan Karakterstik Perusahaan.
Prosiding dalam Simposium Riset Ekonomi II, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia,
Surabaya, 23-24 November 2005
Hanafi, M. Syafiq (2013). Bukti Empirik Nilai Ekonomi Pada Pengumumam
Daftar Efek Syariah (DES) Di Indonesia, Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum “Asy-
Syir’ah”, Vol. 47, No. 2, Desember 2013
Huda, Nurul, (2004). Pasar Modal Syariah dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Beta Saham (Studi Kasus JII dan LQ-45), Thesis, tidak
dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia Jakarta
Iqbal, Zamir & Abbas Mirakhor (2007). An Introduction to Islamic Finance:
Theory and Practice. John Willey and Sons (Asia) Pte. Ltd. Singapore
Pengujian Kandungan Informasi Terhadap Atribut Syariah Pada Saham Yang Masuk/Keluar
Indeks Saham Syariah Indonesia (Issi) Periode 2013 Hingga 2016 (M. Adi Wicaksono)
33
Jogiyanto, H.M. (2000). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Edisi ke-2,
BPFE. Yogyakarta
Lawrence Harris dan Eitan Gurel (1986). “Price and Volume Effects Associated
with Changes in the S&P 500 List: New Evidence for the Existence of Price
Pressures”, dalam The Journal of Finance, Vol. XLI, No. 4 , September 1986,
hlm. 6.
Maramis, Joubert B. (2013). Analisis Multivariat, konsep dasar event study.
Diakses tanggal 21 Juni 2016 dari http://riset-multivariate-
jbm.blogspot.co.id/2013/02/event-study-basic-concept.html
Mukmin, Nur Mas (2015). Efisiensi Pasar Saham Syariah di Indonesia
Berdasarkan Pengumuman Perubahan Komposisi Saham di Jakarta Islamic Index
(JII), Jurnal Sosial Humaniora, Vol 6, no. 1, hlm 1-6.
Musari, Khairunisa (2009). Problem Pemerintah dan Kelembagaan Ekonomi di
Negara Muslim: Menggagas Sukuk Sebagai Instrumen Fiskal dan Moneter di
Indonesia. Prosiding dalam Simposium Nasional Ekonomi Islam IV, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta
Pramono, Sigit & Setiawan, Azis. (2006). Obligasi Syariah (Sukuk) Untuk
Pembiayaan Infrastruktur: Tantangan dan Inisyatif Strategis. Prosiding dalam
Seminar Dan Kolokium Perkembangan Sistem Keuangan Syariah, Yogyakarta
Sriyana, Jaka. (2009). Peranan Sukuk Negara Teradap Peningkatan Fiscal
Sustainability. Prosiding dalam Simposium Nasional Ekonomi Islam IV,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Ulfi Kartika Oktaviana, dan Nanik Wahyuni (2011). “Pengaruh Perubahan
Komposisi Jakarta Islamic Index Terhadap Return Saham”, Jurnal eL-QUDWAH
- Volume 1 Nomor 5, edisi April 2011
Undang Undang Republik Indonesia, No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika: Teori Dan Aplikasi. Edisi ke-2,
Yogyakarta: Ekonisia