+ All Categories
Home > Documents > ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Date post: 18-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG : PENDEKATAN SYSTEMATIC REVIEW Oleh : PUTU BAGUS DARMA PUTRA 010116a064 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2021
Transcript
Page 1: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

ARTIKEL

MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

: PENDEKATAN SYSTEMATIC REVIEW

Oleh :

PUTU BAGUS DARMA PUTRA

010116a064

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021

Page 2: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Artikel Berjudul :

MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

: PENDEKATAN SYSTEMATIC REVIEW

Disusun Oleh :

PUTU BAGUS DARMA PUTRA

010116a064

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing Skripsi

Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Ungaran, Februari 2021

Pembimbing

Ns. Puji Purwaningsih, S.Kep., M.Kep

NIDN. 0613027601

Page 3: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

1

MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG

: PENDEKATAN SYSTEMATIC REVIEW

Self-Care Management in Heart Failure Clients: A Systematic Review Approach

Putu Bagus Darma Putra*, Puji Purwaningsih**

ABSTRAK

Latar Belakang : Penderita gagal jantung sering kali merasa lelah, orthopnea, dan edema

sehingga mengalami rehospitalisasi karena perawatan mandiri (perawatan diri ) yang rendah.

Penderita gagal jantung sering kali mengabaikan manajemen obat, diet nutrisi dan garan yang

tidak disiplin, kurang aktifitas fisik.

Tujuan : Mengetahui Manajemen Perawatan diri pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan

Systematic Review .

Metode : Pendekatan yang digunakan literature review. Sumber data sekunder berupa artikel

diambil dari PubMed, ProQuest serta Google Scholar. Kriterian artikel yang di review yaitu

berbahasa Indonesia dan Inggris, original artikel dan tersedia full teks diperoleh 10 artikel

yaitu enam berhahasa Indonesia dan empat artikel berbahasa Inggris.

Hasil : Manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung sebagian besar kategori rendah,

tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (60,0%) yaitu manajemen pemeliharaan

perawatan diri sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat

(71,4%), manajemen manajemen perawatan diri sebagian besar kategori rendah, tidak

adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (71,4%) dan manajemen perawatan kepercayaan diri

sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (57,1%).

Saran : perawat maupun petugas kesehatan lainnya sebaiknya lebih aktif memberikan

motivasi agar pasien gagal jantung meningkatkan perawatan diri.

Kata Kunci : Manajemen Perawatan diri , Gagal Jantung

ABSTRACT

Background: Patients with heart failure feel tired, orthopnea, and edema so they experience

rehospitalization because of low self-care. Patients with heart failure often neglect the

management of drugs, nutrition and rewards, undisciplined, lack of physical activity.

Purpose: Knowing a Systematic Review of self-care management in clients with heart

failure.

Methods: The approach used is literature review. The secondary data source in the form of

articles is taken from PubMed, ProQuest and Google Scholar. The criterion articles reviewed

in Indonesian and English, original articles and available full text obtained 10 articles,

namely six in Indonesian and four in English.

Results: Self-care management in outpatient heart failure clients was mostly in the low,

inadequate, poor, or inadequate category (60.0%), that is, most of the self-care management

categories were low, inadequate, insufficient, bad or inappropriate (71,4%), self-care

management was mostly in the low, inadequate, poor or inaccurate category (71,4%) and

self-confidence management was mostly in the low, inadequate, poor or inappropriate

category (57,1% ).

Suggestion: nurses and other health workers should be more active in providing motivation

so that patients with heart failure improve self-care.

Keywords : Self-Care Management, Heart Failure

Bibliography : 35 (2006-2015)

Page 4: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

2

PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan

penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia

(Firdaus, 2020). Gagal jantung merupakan permasalahan kesehatan dengan angka kematian

dan kesakitan yang besar salah satunya di Indonesia. Gejalanya adalah sesak napas,

penumpukan cairan, kaki membengkak (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler

Indonesia (PERKI, 2015).

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di

dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan sebagai

perbandingan, HIV/AIDS, malaria dan TBC secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi

dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, angka kejadian

penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya,

15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung

(Firdaus, 2020).

Berdasarkan terdiagnosis dokter di Jawa Tengah prevalensi penderita gagal jantung

sebesar 0,18% (Kemenkes RI, 2013). Apabila resiko kematian akibat gagal jantung terus

meningkat setiap tahunnya, penderita datang memeriksakan ke pelayanan kesehatan karena

kambuhnya gagal jantung meskipun pengobatan sudah dilakukan secara optimal. Kejadian

ini membutuhkan perhatian yang lebih untuk mengurangi tingkat morbiditas penyakit gagal

jantung di Indonesia (Andrianto, 2018).

Gagal jantung disebabkan karena jantung tidak mampu membawa darah secara efektif

untuk kebutuhan metabolik, karena adanya disfungsi bilik jantung yang biasanya terjadi

karena adanya aritmia dan karena kelebihan cairan sehingga menyebabkan perubahan fungsi

jantung. Penderita gagal jantung akan mudah merasa lelah, orthopnea, dan edema. Hal ini

bisa terjadi karena penderita gagal jantung kurang memahami perawatan mandiri (Perawatan

diri ) (Smeltzer dan Bare, 2013).

Perawatan mandiri (perawatan diri ) menggambarkan proses kognitif yang aktif dimana

seseorang berupaya mempertahankan kesehatannya atau mengatasi penyakitnya. Perawatan

mandiri pada penderita gagal jantung menggambarkan proses dimana pasien berpartisipasi

secara aktif dalam Management gagal jantung baik mandiri, dengan bantuan keluarga

maupun petugas kesehatan. Perawatan mandiri (perawatan diri ) dibagi menjadi tiga dimensi

yaitu Perawatan diri Maintenance, Manajemen perawatan diri dan Perawatan kepercayaan

diri (Rockwell, J., dan Riegel, 2011).

Pemeliharaan perawatan diri merupakan kemampuan penderita gagal jantung

mempertahankan stabilitas fisiologis seperti pengobatan, diet rendah garam, aktifitas fisik,

memeriksa berat badan setiap hari, merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. Manajemen

perawatan diri adalah sikap responden terhadap gejala gagal jantung yang dialami dan dapat

mengenal perubahan yang terjadi seperti edema. Perawatan kepercayaan diri termasuk

didalamnya yaitu kepercayaan diri penderita gagal jantung terhadap perasaan bebas dari

gejala, mampu mengikuti pengobatan serta mampu mengevaluasi tindakan. Penderita gagal

jantung yang tidak melakukan manajemen perawatan diri (perawatan diri ) untuk mengatasi

gejala yang dialami maka akan terjasi rehospitalisasi dan kekambuhan (Rockwell, J., dan

Riegel, 2011).

Rinawati (2013) di dalam penelitiannya mengatakan jika perawatan mandiri sangat

dibutuhkan untuk pasien gagal jantung Manajemen perawatan diri itu seperti manajemen

obat, diet, aktifitas fisik, pembatasan cairan dan aktifitas psikososial, jika manajemen

perawatan diri kurang baik maka dapat mempengaruhi angka kekambuhan gagal jantung.

Penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2017) di dapatkan hasil jika pengalaman pasien

gagal jantung kongestif dalam melaksanakan perawatan mandiri dapat dilihat dari bagaimana

pasien gagal jantung melakukan diet nutrisi dan garam, membatasi cairan, membatasi

Page 5: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

3

aktivitas, melakukan aktivitas fisik, tidak percaya dengan kondisinya, kepatuhan dalam

melaksanakan pengobatan, ikhlas dan pasrah dalam keadaan sakit.

Terdapat keterbatasan informasi pengobatan secara benar dan tepat serta keterbatatasan

sarana pelayanan kesehatan terutama di puskesmas. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut

dapat dilihat jika penderita gagal jantung mengalami kekambuhan karena kurangnya

manajemen perawatan diri. Hal ini perlu dilakukan pemantauan tentang perawatan mandiri

pada penderita gagal jantung untuk mengurangi resiko kekambuhan dan rehospitalisasi.

Perawat mempunyai peran yang sangat penting terkait dengan perawatan mandiri pada

penderita gagal jantung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagimana manajemen perawat diri yang telah dilakukan pasien gagal jantung ketika mereka

menjalani rawat jalan. Perawat mempunyai peran yang sangat penting terkait dengan

penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perawat untuk menindaklanjuti infomasi yang

diperoleh. Langkah yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan pengetahuan misalnya

dengan memberikan pendidikan kesehatan baik bagi penderita gagal jantung maupun

keluarganya, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan program penyembuhan pada pasien

gagal jantung.

METODE TINJAUAN ARTIKEL

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah systematc review.

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator (and, or not atau

and not) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikasikan pencarian sehingga

mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam

literature Review ini disesuaikan dengan Medical Subjecting Heading (MeSH), diantaranya

“perawatan diri pasien gagal jantung”, “perawatan diri acute coronary syndrome”,

“perawatan diri behaviour pasien gagal jantung”, “perawatan diri patien with congestive

heart failure”, “kemampuan perawatan diri penderita gagal jantung”,“self-care heart failure

patients”, “perawatan diri behavior patients with heart failure “ Sumber data sekunder

berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan masalah yang ambil dilakukan menggunakan

tiga data base yaitu melalui PubMed dan Google Scholar. Hasil pencarian dengan

menggunakan Google scholar diperoleh sebanyak 446 artikel, dengan menggunana diperoleh

PubMed sebanyak 14 artikel. Artikel atau jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi diambil untuk selanjutnya dianalisis. Literature review ini menggunakan literatur

terbitan tahun 2015-2020 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dan scholarly (peer

reviewed journals). Kriteria jurnal yang di review adalah artikel jurnal penelitian berbahasa

Indonesia dan Inggris dengan subyek perawat di rumah sakit, jenis jurnal artikel penelitian

bukan literature Review dengan tema gambaran manajemen Perawatan diri pada klien gagal

jantung.

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi di tiga data base yaitu Google

Scholar dan PubMed dengan menggunakan kata kunci, peneliti mendapatkan 463 artikel

yang diidentifikasi yaitu google scholar sebanyak 449 artikel, PubMed sebanyak 14 artikel.

Hasil proses identifikasi diperoleh ketidaksesuaian dilihat dari judul, kata kunci dan abstrak

sebanyak 398 artikel dengan rincian ketidaksesuaian dengan kata kunci sebanyak 111 artikel,

yang tidak ada intervensi yang dijelaskan sebanyak 101 artikel, tidak dapat diakses

(berbayar) sebanyak 125 artikel serta hanya tersedia abstrak sebanyak 61 artikel. Hasil proses

identifikasi diperoleh artikel lengkap yang dapat dinilai untuk kelayakan sebanyak 65 artikel.

Hasil proses skrining diperoleh 40 artikel yang tidak sesuai dengan kelengkapan teks

dengan rincian jurnal yang tidak sama tidak asli seperti google book, surat utuk editor dan

lain-lain sebanyak 21 artikel, tidak menjawab tujuan penelitian sebanyak 19 artikel dan

hanya berbentuk proposal sebanyak 10 artikel. Hasil proses skrining diperoleh jurnal lengkap

yang dapat dinilai untuk kelayakan sebanyak 15 artikel. Proses kelayakan menghasilkan 5

Page 6: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

4

jurnal yang tidak sesuai berdasarkan analisis data dengan rincian tidak sesuai cara analisis

sebanyak 3 artikel dan hasil tidak ditunjukkan untuk tujuan penelitian sebanyak 2 artikel.

Hasil akhir artikel yang layak untuk di Review sebayak 10 artikel.

Tabel 1. Hasil Literature Review Berdasarkan Identitas Artikel

Artikel Judul Artikel Nama Jurnal Penerbit

Jurnal

Volume,

Halaman

Tahun

Terbit

Penulis

Jurnal

1 Perawatan Diri Pada Pasien

Gagal Jantung

Jurnal Pendidikan

Keperawatan Indonesia (JPKI)

Google Scholar

Vol. 4, No.

2, Hal. 140-151

2018 (Prihatining

sih dan Sudyasih, 2018)

2 Gambaran Perawatan diri behaviour pada pasien gagal jantung

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

Google scholar

Vol. 1, No.1 Hal. 1-14

2019 (Anggraheni, Astantika, 2019)

3 Hubungan Perawatan diri

dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung di RSD Mangusada

Jurnal Ilmiah Ilmu

Kesehatan

Google

scholar

Vol .8, No.1,

hal 39-47

2020 (Laksmi,

Suprapta, dan Surinten, 2020)

4 Hubungan Antara Dukungan Psikososial dengan Kemampuan Self

Management Penderita Gagal Jantung

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

Google scholar

Vol .1, No.1, hal 1-12

2019 (Hastuti, 2019)

5 Gambaran Perawatan diri pada Kelompok Berisiko Acute Coronary Syndrome di Desa Drono Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

Google scholar

Vol .1, No.1, hal 1-12

2020 (Qur`Rohman, 2020)

6 A Descriptive Study of Perawatan diri among Patient with Congestive Heart Failure in Kraton Hospital, Pekalongan District

ICHT Conference Committee kNe Life Sciences

Google scholar

Vol. 1, No. 1, hal.400-405

2019 (Yogo, Prabowo, Sujianto, dan Ropyanto, 2019)

7 Heart failure Self-Care,

Factors Influencing Self-Care and the Relationship With Health-Related Quality of Life: A Cross-Sectional Observational Study

Heliyon

Google scholar

Vol. 6, No,

6, hal. 1-6

2020 (Koirala,

Dennison, Budhathoki, dan Davidson, 2020)

8 Self-Care in Heart Failure Patients

The Revista Latino-Americana de

Enfermagem (RLAE)

Google scholar

Vol. 23. No. 24. Hal.

578-586

2015 (Paula dan Alvina,

2015)

9 Assessment of Self-Care In Heart Failure Patients

Cogitare Enferm.

Google scholar

Vol. 3 No. 22, Hal.1-9

2017 (Medeiros dan Carolina De Araújo, 2017).

10 Perawatan diri Behavior in Patients With Heart Failure

in Taiwan

European Journal of Cardiovascular

Nursing

PubMed

Vol. 11, No. 2. Hal. 175-

182

2015 (Tung et al., 2015)

Page 7: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

5

Tabel 2. Hasil Sintesis Artikel yang di Review

Peneliti indikator perawatan diri perawatan diri

pemeliharaan manajemen kepercayaan

(Prihatiningsih

dan Sudyasih, 2018)

belum adekuat

94,6%, adekuat 5,4% dengan rata-rata (43,4 ±11,8)

belum adekuat

84,6% adekuat (15,4%), rata-rata 49,4 ±18,5

belum adekuat

63,5%, adekuat 36,5%, rata-rata 68,6 ±14,5

belum adekuat

80,9%

(Anggraheni, Astantika,

2019)

Kurang (52,2%), baik

(47,8%)

Kurang (50,7%), baik

(49,3%)

Kurang (32,8%), baik (67,2%)

Kurang (45,3%), baik (53,7%)

(Laksmi, Suprapta, & Surinten, 2020)

- - - Nilai Perawatan diri terendah adalah 27 dan tertinggi 70 dengan rata-rata skor 45,25, artinya kategori kurang

(Hastuti, 2019) - - - Manajemen perawatan diri kategori tinggi dan rendah sama besar yaitu 50,0%

(Qur`Rohman, 2020)

Kurang (13,6%), Cukup (72,0%), baik (14,4%)

Kurang (20,3%) Cukup (66,1%), baik (13,6%)

Kurang (12,7%), Cukup (72,0%), baik (15,3%)

Baik (14,4%), cukup (70,1%), kurang (15,5%)

(Yogo, Prabowo,

Sujianto, & Ropyanto, 2019)

- - - Pasien gagal jantung belum dapat melakukan perawatan

diri secara optimal karena merasa tidak percaya diri

(Koirala, Dennison, Budhathoki, & Davidson,

2020)

Buruk dengan rata-rata sebesar 38,5 ± 11,56

Buruk dengan rata-rata sebesar 45,7 ± 15,14

Buruk dengan rata-rata sebesar 40,9 ± 16,31

pemeliharaan perawatan diri sebagian besar kategori buruk sebesar 46,2 ± 6,888

(Paula dan Alvina, 2015)

Tepat/tinggi sebesar 93,1% dari total responden dengan nilai

Tepat/tinggi sebesar 85,3% dari total responden dengan nilai

Tepat/tinggi sebesar 81,0% dari total responden

Perawatan Diri pada Pasien Gagal Jantung sebagian

rata-rata sebesar 53,2

(SD = 14,3),

rata-rata sebesar 50,0

(SD = 20,3),

dengan nilai rata-rata sebesar 52,6

(SD = 22,7),

besar kategori tepat/tinggi (86,47%)

(Medeiros dan Carolina De Araújo, 2017).

Tidak tepat dengan nilai rata-rata sebesar 43,3

Tidak tepat dengan nilai rata-rata sebesar 37,5

Tidak tepat dengan nilai rata-rata sebesar 54,3

perawatan diri pada penderita gagal jantung di Brasil termasuk tidak tepat

(Tung et al., 2015)

Rendah dengan nilai

rata-rata sebesar 53,95 ± 19,10; rendah (79,1%), tinggi 20,9%)

Rendah dengan nilai rata-rata

sebesar 53,37 ± 25,81; rendah (65,1%), tinggi (34,9%)

Tinggi dengan nilai rata-rata

sebesar 85,87 ± 25,81; rendah (29,1%), tinggi (70,9%)

manajemen perawatan diri pasien dengan gagal jantung

kategori rendah (57,8%), tinggi (42,2%)

Page 8: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

6

HASIL

Jurnal yang di Review sebagian besar adalah Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan (20,0%), lebih

banyak dari pada jurnal lainnya yaitu Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia (10,0%),

ICHT Conference Committee, KnE Life Science (10,0%), Heliyon (10,0%), The Revista

Latino-Americana de Enfermagem (10,0%), Cogitare Enferm (10,0%) dan European Journal

of Cardiovascular Nursing (10,0%). Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan jurnal yang di

Review sebagian besar diterbitkan oleh Google Scholar (80,0%), lebih banyak dari pada yang

diterbitkan oleh Sinta (10,0%), dan PubMed (10,0%). Berdasarkan gambar diatas,

menunjukkan jurnal yang di Review sebagian besar diterbitkan pada tahun 2020 (50,0%),

lebih banyak dari pada yang diterbitkan pada tahun 2019 (30,0%), tahun 2018 (10,0%) dan

tahun 2015 (10,0%).

Metode penelitian dari artikel yang di Review dalam penelitian ini berdasarkan desain

sebagian besar deskriptif (40,0%), lebih banyak dari pada deskriptif korelasional (20,0%),

deskriptif kuantitatif (20,0%), observasional (10,0%) dan pendekatan fenomenologi (10,0%).

Berdasarkan pendekatan sebagian besar cross sectional (90,0%) lebih banyak dari pada

deskriptif kualitatif (10,0%). Berdasarkan populasi sebagian besar cross sectional (90,0%)

lebih banyak dari pada deskriptif kualitatif (10,0%). Berdasarkan sampel sebagian besar

kurang dari 100 orang (70,0%) lebih banyak dari pada yang lebih dari 100 orang (30,0%).

Berdasarkan teknik sampling sebagian besar accidental sampling (30,0%) lebih banyak dari

pada purposive sampling (20,0%), non probability sampling (20,0%), consecutive sampling

(10,0%), total sampling (10,0%) dan convenience sampling (10,0%). Berdasarkan instrument

sebagian besar menggunakan Self-Care of Heart Failure Index (60,0%) lebih banyak dari

pada self-care of coronary heart disease inventory (10,0%), pedoman wawancara (10,0%),

the Nepali Self-Care of Heart Failure Index (10,0%), dan the Brazilian version of the Self-

Care of Heart Failure Index (10,0%). Berdasarkan analisa data sebagian besar menggunakan

distribusi frekuensi (90,0%) lebih banyak dari pada matrik (10,0%).

Site study artikel yang di review dalam penelitian ini berdasarkan benua tempat

pelaksanaan penelitian sebagian besar dilakukan di Asia (80,0%), lebih banyak dari pada di

Amerika (20,0%). Site study artikel yang di review dalam penelitian ini berdasarkan negara

tempat pelaksanaan penelitian sebagian besar dilakukan di Indonesia (60,0%), lebih banyak

dari pada di Brasil (20,0%), di Nepal (10,0%) dan di Taiwan (10,0%). Site study artikel yang

di review dalam penelitian ini menunjukkan tempat pelaksanaan penelitian yang

digambarkan berdasarkan kota. Site study artikel yang di review dalam penelitian ini

berdasarkan kota tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di bantul (10,0%), di Sukoharjo

(10,0%), di Badung (10,0%), Surakarta (10,0%), Klaten (10,0%), Pekalongan (10,0%),

Katmandu (10,0%), Sao Paolo (10,0%), Recife (10,0%) dan di Taipen (10,0%).

Manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel yang di review

dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang,

buruk atau tidak tepat (60,0%). Manajemen pemeliharaan perawatan diri pada klien gagal

jantung berdasarkan artikel yang di review dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar

kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (71,4%). Manajemen

perawatan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel yang di Review dalam penelitian

ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak

tepat (71,4%). Manajemen perawatan kepercayaan diri pada klien gagal jantung berdasarkan

artikel yang di Review dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah,

tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (57,1%).

PEMBAHASAN

Manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel yang di review

dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang,

Page 9: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

7

buruk atau tidak tepat (60,0%). Manajemen perawatan diri yang rendah pada indikator

pemeliharaan perawatan diri sebesar 100,0%, demikian pula pada indikator manajemen

perawatan diri sebesar 100,0%, akan tetapi pada indikator perawatan kepercayaan diri

sebesar 75,0%.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan bahwa pasien

gagal jantung masih memiliki perawatan diri yang kurang baik (Wahyuni, dan Kurnia, 2014).

Kurangnya perawatan diri pada pasien gagal jantung juga ditemukan di negara lain baik di

negara maju maupun negara berkembang (Conceição, et.al, 2015). Perilaku perawatan diri

yang tidak adekuat mencerminkan kemampuan yang rendah dalam mengambil tindakan

untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan dirinya (Lainscak, M., et.al, 2011).

Klien gagal jantung manajemen perawatan diri pada indikator pemeliharaan perawatan

diri ditunjukkan dengan tidak melakukan pemeriksaan pembengkakan pada kaki dengan nilai

rata-rata 1,4 dan standar deviasi 0,8 (Prihatiningsih dan Sudyasih, 2018), menepati perjanjian

dengan dokter atau perawat ketika berobat ke rumah sakit (10,0%) (Koirala et al., 2020).

Melakukan kegiatan fisik (seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, pekerjaan kantor)

dengan rata-rata 1,4 dan standar deviasi 0,9 (Paula dan Alvina, 2015).

Manajemen perawatan diri adalah sikap responden terhadap gejala gagal jantung yang

dialami dan dapat mengenal perubahan yang terjadi seperti edema. Teori self-care

menyatakan bahwa perilaku perawatan diri seseorang merupakan sebuah pengambilan

keputusan naturalistik yang dipengaruhi oleh interaksi tiga hal yaitu karakteristik individu

(contoh: usia, jenis kelamin, pendidikan, dll), masalah (contoh: penyakit penyerta) dan

lingkungan (contoh: dukungan sosial) (Riegel, Dickson, dan Vaulkner, 2015). Manajemen

perawatan diri pada klien gagal jantung kategori rendah dimungkinkan karena faktor

pendidikan.

Tingkat pendidikkan sangat menentukan kemampuan pasien untuk memahami tentang

kondisi kesehatannya. Individu yang memiliki tingkat pendidikkan rendah akan mengalami

kesulitan untuk mengenal masalah kesehatan serta memahami panduan penanganan penyakit

dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pendidikkan tinggi. Selain itu tingkat

pendidikkan juga berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang terhadap management

pengobatan yang dijalaninya (Riegel, Dickson, dan Vaulkner, 2015). Tingkat pendidikkan

dengan kemampuan self care yaitu pasien yang memiliki tingkat pendidikkan tinggi memiliki

hubungan dengan kemampuan self care behaviour dan kepatuhan terhadap pengobatan

(Regidor, Rodriguez da Alonso, 2013).

Manajemen pemeliharaan perawatan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel

yang di review dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak

adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (71,4%). Dimensi ini menilai kepatuhan pasien

terhadap pengobatan dan gaya hidup sehat (contoh meminum obat secara teratur, olah raga

rutin dan menurunkan konsumsi garam dalam diet) (Riegel, Dickson, dan Vaulkner, 2015).

Hasil ini juga terjadi pada penelitian di Brazil yang juga menunjukkan bahwa hanya 6,9

% responden yang memiliki perilaku perawatan diri yang adekuat meskipun dengan skor

ratarata yang sedikit lebih tinggi yaitu 53.2±14.3 (Conceição, et.al, 2015). Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku

perawatan diri pada responden dari negara berkembang dan negara maju (Riegel, B., et.al,

2019). Indonesia dan Brazil merupakan negara yang masih berkembang, sehingga hal inilah

yang kemungkinan besar menyebabkan hasil perilaku yang hampir sama.

Pemeliharaan perawatan diri termasuk didalamnya yaitu kepercayaan diri penderita

gagal jantung terhadap perasaan bebas dari gejala, mampu mengikuti pengobatan serta

mampu mengevaluasi tindakan. Pemeliharaan perawatan diri merupakan satu satunya

dimensi yang dinilai baik. Dengan begitu, responden memiliki harapan tinggi untuk bebas

dari gejala gagal jantung dan berharap pengobatan mampu mengatasi gejala (Conceição,

Page 10: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

8

et.al, 2015). Manajemen pemeliharaan perawatan diri pada klien gagal jantung kategori

rendah dimungkinkan karena faktor penghasilan.

Penghasilan sering dikaitkan dengan status sosial ekonomi seseorang. Bagi pasien

dewasa yang hidup dalam kondisi sosial ekonomi rendah serta tidak memiliki pendapatan

selain gaji, akan mengalami kesulitan dalam beberapa aspek self care. Misalnya berhubungan

dengan kepatuhan terhadap diet rendah garam dan mengikuti program terapi sesuai anjuran.

Pemeliharaan perawatan diri yang kurang akan menyebabkan pasien mengalami hospitalisasi

dan akan berefek terhadap pembiayaan selama dirawat di rumah sakit. Pasien-pasien yang

tidak dapat mendapatkan perawatan dirumah sakit jantung dalam memeriksakan

kesehatannya dan biaya perawatan karena tidak memiliki jaminan kesehatan baik

(Conceição, et.al, 2015)

Manajemen manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel

yang di review dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak

adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (71,4%). Dimensi ini melihat persepsi pasien

terhadap gejala yang meliputi kemampuan pasien dalam mendeteksi gejala dan interpretasi

hasilnya. Dari hasil interpretasi tersebut, pasien akan membuat keputusan untuk menangani

gejala dan melakukan stategi pengobatan (misalnya, meminum obat diuretik tambahan), dan

melakukan evaluasi terhadap respon terhadap tindakan yang dilakukan (Riegel, Dickson, dan

Vaulkner, 2015).

Rendahnya perilaku untuk mengurangi konsumsi cairan dan mencari pertolongan saat

gejala gagal jantung memburuk juga terlihat dalam penelitian sebelumnya (Kato, et.al, 2019).

Hal ini sangat memprihatinkan mengingat penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

ketidakpatuhan pada pembatasan cairan dan kurangnya pertolongan profesional merupakan

faktor yang menjadi alasan rehospitalisasi (Annema, Luttik, dan Jaarsma, 2019). Panduan

penanganan gagal jantung merekomendasikan pembatasan cairan < 2 liter per hari bagi

pasien dengan hiponatremia dan juga bagi semua pasien dengan retensi cairan yang sulit

dikontrol dengan penggunaan diuretik (Heart Failure Society of America, 2010).

Manajemen perawatan kepercayaan diri pada klien gagal jantung berdasarkan artikel

yang di review dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar kategori rendah, tidak

adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (57,1%). Dimensi ketiga dalam perawatan diri adalah

dimensi kepercayaan diri yang menilai respon pasien terhadap gejala yang terjadi (Riegel,

Dickson, dan Vaulkner, 2015).

Mengikuti petunjuk pengobatan yang telah diberikan merupakan komponen kepercayaan

diri yang paling tinggi dalam dimensi ini. Jika dilihat dari hasil keseluruhan penelitian ini,

maka yang dimaksudkan oleh responden akan kepercayaan mengikuti petunjuk pengobatan

adalah kepatuhan dalam meminum obat-obatan, bukan petunjuk pengobatan non

farmakologis. Hal ini dapat terlihat dari tingginya perilaku keteraturan minum obat dan

rendahnya perilaku non farmakologis seperti monitoring berat badan dan edema tungkai

secara rutin, diet rendah garam, dan olah raga teratur. Fenomena ini juga ditemukan dalam

penelitian sebelumnya dimana kepatuhan terhadap metode farmakologis berbanding terbalik

dengan kepatuhan pada metode non farmakologis (Kato, et.al, 2019).

Intervensi untuk meningkatkan kepercayaan diri dapat dilakukan untuk meningkatkan

kepercayaan diri pasien dalam melakukan perawatan diri pada gagal jantung. Edukasi untuk

meningkatkan literasi kesehatan pada pasien gagal jantung dapat menjadi intervensi pilihan.

Literasi kesehatan yang adekuat berhubungan dengan tingginya pengetahuan dan

kepercayaan diri dalam melakukan perawatan diri (Dennison, et.al, 2011). Studi terdahulu

merekomendasikan edukasi dengan metode konseling dan dukungan kelompok karena

mampu meningkatkan efikasi (kepercayaan) diri dalam melakukan self-care (Barnason,

Zimmerman, dan Young, 2012).

Page 11: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

9

Adanya penyakit penyerta merupakan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan

perilaku perawatan diri pada dimensi kepercayaan diri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya yang menyatakan bahwa keberadaan penyakit penyerta dapat memperburuk

perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung (Dickson, Buck, dan Riegel, 2013).

Keberadaan penyakit penyerta dapat menurunkan perilaku perawatan diri pada pasien gagal

jantung yang disebabkan oleh terganggunya kemampuan pasien dalam membedakan

penyebab gejala yang dialaminya (Riegel, Dickson, dan Vaulkner, 2015).

Penyakit penyerta juga menuntut pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan

perawatan diri yang lebih kompleks yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kepercayaan

diri pada pasien dalam melakukan perawatan diri. Perlu digaris bawahi bahwa perawatan diri

pada pasien gagal jantung juga meliputi kepercayaan seseorang bahwa mereka mampu

melakukan perawatan diri pada penyakitnya (Riegel, Dickson, dan Vaulkner, 2015).

PENUTUP

Manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung sebagian besar kategori rendah,

tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (60,0%). Manajemen pemeliharaan perawatan

diri pada klien gagal jantung sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk

atau tidak tepat (71,4%). Manajemen manajemen perawatan diri pada klien gagal jantung

sebagian besar kategori rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (71,4%).

Manajemen perawatan kepercayaan diri pada klien gagal jantung sebagian besar kategori

rendah, tidak adekuat, kurang, buruk atau tidak tepat (57,1%).

Sebaiknya penderita gagal jantung lebih aktif menggali informasi terkait dengan

manajemen perawatan diri baik melalui buku-buku, artikel, berkonsultasi hingga aktif

mengikuti seminar sehingga pemahaman meningkat yang pada akhirnya meningkatkan pula

kemampuan dalam melakukan perawatan diri. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah

artikel yang dapat mewakili penderita jantung di semua benua sehingga mampu menambah

dan memperkaya khasanah keilmuan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. (2018). Nesiritide Intravenaa Suatu Peptida Natriutik Untuk Terapi Gagal

Jantung Akut. Universitas Airlangga Surabaya.

Anggraheni, Astantika, A. (2019). Gambaran Self Care Behaviour Pada Pasien Gagal

Jantung.

Annema, C., Luttik, M. L., & Jaarsma, T. (2019). Reasons for Readmission in Heart Failure:

Perspectives of Patients, Caregivers, Cardiologists, and Heart Failure Nurses. Heart and

Lung: Journal of A Cute and Critical Care, 38(5), 427–434. Retrieved from

https://doi.org/10.1016/j.hrtlng.2008.12.002

Barnason, S., Zimmerman, L., & Young, L. (2012). An Integrative Review of Interventions

Promoting Self-Care of Patients with Heart Failure. Journal of Clinical Nursing, 21(4),

448–475. Retrieved from https://doi.org/10.1111/%0Aj.1365-2702.2011.03907.x

Conceição, A. P. da, Santos, M. A. dos, Santos B. dos, & Cruz, D. (2015). Self-Care in Heart

Failure Patients. Revista Latino-Americana de Enfermagem, 23(4), 578–586. Retrieved

from https://doi.org/10.1590/0104-%0A1169.0288.2591

Dennison, C., McEntee, M. L., Samuel, L. Jognson, B. J., Rotman, S., Kielty, A., & Russel,

S. D. (2011). Adequate Health Literacy is Associated with Higher Heart Failure.

Journal of Cardiovascular Nursing, 26(5), 359–367. Retrieved from

https://doi.org/10.1097/%0AJCN.0b013e3181f16f88.Adequate

Dickson, V. V., Buck, H., & Riegel, B. (2013). Multiple Comorbid Conditions Challenge

Heart Failure Self-Care by Decreasing Self-Care by Decreasing Self-Efficacy. Nursing

Research, 62(1), 2–9. Retrieved from https://doi.org/10.1038/nrcardio.2011.95.

Page 12: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

10

Firdaus, I. (2020). Hari Jantung Sedunia (World Heart Day): Your Heart is Our Heart Too.

Retrieved from PERKI website:

http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2019/9/26/press_release_world_heart_

day_perki_2019

Hastuti, A. K. T. P. (2019). Hubungan antara Dukungan Psikososial dengan Kemampuan

Self Management Penderita Gagal Jantung. Retrieved from

http://eprints.ums.ac.id/73109/14/NASKAH PUBLIKASI OK FIX.pdf

Heart Failure Society of America, H. F. S. of. (2010). Executive Summary: HFSA 2010

Comprehensive Heart Failure Practice Guideline. Journal of Cardiac Failure, 16(6),

475–539.

Herawan, T. (2018). Kualitas Artikel Kunci Publikasi di Jurnal Terindeks SCOPUS.

Retrieved from fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta website:

http://fis.uny.ac.id/berita/kualitas-artikel-kunci-publikasi-di-jurnal-terindeks-scopus

Kato, N., Kinugawa, K., Ito, N., Yao, A. Watanabe, M., Imai, Y., Kazuma, K. (2019).

Adherence to Self-Care Behavior and Factors Related to This Behavior Among Patients

with Heart Failure in Japan. Heart and Lung: Journal of A Cute and Critical Care,

38(5), 398–409.

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang. Kemenkes

RI.

Koirala, B., Dennison, C. R., Budhathoki, C., & Davidson, P. M. (2020). Heliyon Heart

failure self-care , factors in fl uencing self-care and the relationship with health-related

quality of life : A cross-sectional observational study. Heliyon, 6(May 2019), e03412.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e03412

Lainscak, M., Blue, L., Clark, A. L., Dahlström U., Dickstein, K., Ekman, I., Jaarsma, T.

(2011). Self-care management of heart failure: Practical recommendations from the

patient care committee of the heart failure association of the European society of

cardiology. European Journal of Heart Failure, 13(2), 115–126. Retrieved from

https://doi.org/10.1093/eurjhf/%0Ahfq219

Laksmi, I. A. A., Suprapta, M. A., & Surinten, N. W. (2020). Hubungan Self Care dengan

Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung di RSD Mangusada. Jurnal Ilmiah Ilmu

Kesehatan, 8(1), 39. https://doi.org/10.33366/jc.v8i1.1326

Medeiros dan Carolina De Araújo, J. (2017). Assessment of Self-Care In Heart Failure

Patients. Cogitare Enferm., 3(22), 1–9.

Paula, A., & Alvina, M. (2015). Self-Care in Heart Failure Patients 1. Rev. Latino-Am.

Enfermagem, 23(4), 578–586. https://doi.org/10.1590/0104-1169.0288.2591

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), P. D. S. K. I. (2015).

Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: Perhimpunan

Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Prihatiningsih dan Sudyasih, D. (2018). Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung. Jurnal

Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(2), 140–151.

https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.13443

Qur`Rohman, S. T. (2020). Gambaran Self Care Pada Kelompok Berisiko Acute Coronary

Syndrome Di Desa Drono. 1(1), 1–12. Retrieved from

http://eprints.ums.ac.id/84332/11/Naskah Publikasi.pdf

Riegel, B., Dickson, V. V., & Vaulkner, K. M. (2015). The Situation-Specific Theory of

Heart The Situation-Specific Theory of Heart Failure Self-Care Revised and Updated.

Journal of Cardiovascular Nursing, 1(1), 1–7. Retrieved from

https://doi.org/10.1097/%0AJCN.0000000000000244

Riegel, B., Driscoll, A., Suwanno, J., Moser, D., & Lennie, T. A., Chung, M. L., Cameron, J.

(2019). Heart Failure Self-Care in Developed and Developing Countries. Journal of

Page 13: ARTIKEL MANAJEMEN PERAWATAN DIRI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG ...

Manajemen Perawatan Diri Pada Klien Gagal Jantung : Pendekatan Systematic

Review

11

Cardiac Failure, 15(6), 508–516.

Rockwell, J., & Riegel, B. (2011). Predictors of Self Care in Person with Heart Failure. Heart

Lung, 30(1), 18–25.

Smeltzer & Bare, S. &. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner. Suddarth

Edisi 8. Jakarta: EGC.

Tung, H., Chen, S., Yin, W., Cheng, C., Wang, T., & Wu, S. (2015). Self Care Behavior in

Patients With Heart Failure in Taiwan. European Journal of Cardiovascular Nursing,

11(2), 175 –182. https://doi.org/10.1016/j.ejcnurse.2011.02.002

Wahono, R. S. (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction :

Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks. Journal of Software Engineering,

1(1), 1–16. Retrieved from https://doi.org/2356-3974.

Wahyuni, A., & Kurnia, O. S. (2014). Hubungan Self Care dan Motivasi dengan Kualitas

Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 2(2), 1–13.

Yogo, D., Prabowo, B., Sujianto, U., & Ropyanto, C. B. (2019). A Descriptive Study of Self

Care among Patient with Congestive Heart Failure in Kraton Hospital , Pekalongan

District. ICHT Conference Committee KNe Life Sciences, 1(1), 400–405.

https://doi.org/10.18502/kls.v4i13.5270


Recommended