+ All Categories
Home > Documents > Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Date post: 27-Jun-2015
Category:
Upload: hendra-kurnia-rakhma-skep-ns
View: 773 times
Download: 17 times
Share this document with a friend
Description:
03 Maret 2010ASKEP KLIEN DENGAN TURP SYNDROMEHendra Kurnia Rakhma, S.Kep., NsMata Kuliah:Keperawatan Kritis
Popular Tags:
32
ASKEP KLIEN DENGAN TURP SYNDROME Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns 03 Maret 2010 03 Maret 2010
Transcript
Page 1: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

ASKEP KLIEN DENGANTURP SYNDROME

Hendra Kurnia Rakhma, S.Kep., Ns

03 Maret 201003 Maret 2010

Page 2: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Review BPH

Apa itu BPH? Cara pengukuran besar BPH? Terapi BPH?

Page 3: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Transurethral resection of the prostate (TURP)

a procedure frequently used to treat moderate to severe BPH (Benign Prostate Hyperplasia or Obstruction).

removal of prostatic tissue by electro-cautery. 

Page 4: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome
Page 5: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Resectoscope

Light tower

Lens (30o)

Continuous flow irrigation

Bipolar Resctoscope loop

Rotatable Sheath

Page 6: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome
Page 7: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Indications for TURP

Absolute

Recurrent Episodes of Urinary Retention

Recurrent UTI Gross Prostatic

Haematuria Bladder Stones Obstructive

Uropathy

Relative

Moderate to Severe Symptoms (IPSS) Bother / QoL Increasing PVR Low Flow rate

Failure of medical therapy / clinical progression

Page 8: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Fungsi penggunaan cairan irigasi: distend the bladder clear the surgical site remove blood and resected tissue

Ideally the irrigation solution should be: Isotonic Electrically inert Non toxic Transparent inexpensive

Irrigation Solutions

Page 9: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

CAIRAN IRIGAN (yang pernah digunakan):

Distilled water (H20 murni) air suling Keuntungan:

Transparent → Lapang pandang untuk area operasi >> jelas

Electrically inert Kerugian:

Extremely Hypotonic (osmolaritas serum <<) : dapat menyebabkan intravascular hemolysis, shock and renal failure

Page 10: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Glycine solution 5% (200 mOsm/L) di-metabolisme di hati menjadi amonia + oxalic

acids has direct toxic effects on the:

Heart: decrease of 17.5 % in cardiac output, arginine reversed myocardial depression

Retina: transient visual disturbance (blindness)

Page 11: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Sorbitol solution (165 mOsm/L) di-metabolisme menjadi CO2 (70%) dan dextrose (30%) Adalah non toxic isomer dari mannitol Absorbsi dalam jumlah besar dapat memicu penambahan

komplikasi overload cairan menjadi hiperglikemi dan hiperkarbi

Page 12: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Cytal solution (178 mOsm/L) Kombinasi dari sorbitol dan mannitol Bacterial containmination: kandungan gula dalam cairan

cytal menjadi medium yang sangat baik untuk bakteri Memperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes

Mannitol solution The only isoosmolar irrigant (275 mOsm/L) Tidak di-metabolisme dan di-ekskresi secara utuh oleh

ginjal Absorbsi mannitol dalam jumlah besar akan membantu

cairan masuk kompartemen vaskuler dan memicu overload cairan yang cepat, odem paru dan gagal jantung

Page 13: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Normal saline Hanya dapat digunakan pada bipolar resectoscope Eliminates TUR syndrome and obturator ‘kick’.

Di Indonesia, cairan yang paling sering digunakan dan harganya cukup murah adalah Normal Saline & H20 steril

Page 14: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Keuntungan TURP

Menghindari insisi abdomen Lebih aman bagi pasien Metode pemulihan lebih singkat Angka morbiditas lebih rendah Menimbulkan nyeri yang sedikit

Brunner & Suddart, 2002

Page 15: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Kerugian TURP

Membutuhkan dokter bedah yang ahli Obstruksi kambuhan trauma uretra dan

dapat terjadi striktur Perdarahan lama dapat terjadi

Brunner & Suddart, 2002

Page 16: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

TURP SYNDROME

TURP syndrome: constellation of signs and symptoms caused by the absorption of large volumes of isotonic irrigating fluids through prostatic veins or breaches in the prostatic capsule. (Saleem, 2008)

TRIAS TURP SYNDROME• Hypervolemia (Fluid Overload)• Dilutional hyponatremia • Hypo-osmolarity• Hiperammonemia (terjadi jika

menggunakan cairan glisin)

Page 17: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Etiologi TURP syndrome

Disebabkan oleh absorbsi masif dari cairan irigasi.

Absorbsi masif tergantung oleh:Proses TURP yang lama. absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan lebih dari 90 menitTekanan intravaskuler me↑. krn tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas lokasi pembedahanBanyak sinus prostat yang terbuka. semakin besar prostat yang direseksi, semakin banyak sinus prostat yang terbukaJenis cairan irigan yang digunakan.

Page 18: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala klinis awal:Restlessness, nyeri kepala, takipneaDapat berlanjut menjadi respiratory distress,

hypoxia, pulmonary oedema, nausea, vomiting, confusion and coma

Tanda dan gejala dideteksi lebih dini pada pasien sadar

Pada pasien tidak sadar (dianestesi), tanda yang muncul hanya: takikardi dan hipertensiTitze, 2005

Page 19: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Patofisiologi

Page 20: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Komplikasi TURP Syndrome

Gagal napas Disebabkan oleh pertukaran gas yang tidak

adekuat karena odem paru

Gagal jantung Terjadinya hiponatremia aritmia jantung gagal

jantung

Gagal ginjal akut Disebabkan oleh aliran darah ke ginjal me↓ akibat

curah jantung me↓ karena overload cairan

Page 21: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Penatalaksanaan TURP Syndrome

Jika dideteksi saat intra operatif tindakan segera dihentikan dan pemberian cairan IV dihentikan

Air yang diabsorbsi harus dikeluarkan: Furosemid 40 mg iv

Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)

Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan kelemahan sampai koma harus diatasi dengan cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang

Titze, 2005

Page 22: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Periksa BGA, serum sodium dan Hb Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam

(2-4 mg), diazepam (3-5 mg) atau thiopental (50-100 mg)

Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental kembali normal

Jika odem paru dan hipotensi berlanjut invasif hemodinamik monitoring direkomendasikan sebagai petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan manajemen cairan

Titze, 2005

Page 23: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Pencegahan TURP Syndrome

Membatasi waktu operasi <1 jam Melakukan operasi secara hati-hati untuk

meminimalkan sinus-sinus vena yang terbuka

Memposisikan irrigation bag maksimal 60 cm di atas area pembedahan

Menggunakan cairan irigan yang hangat

Imiak, 1999

Page 24: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Asuhan Keperawatan Klien dgn Sindrom TURP Pengkajian

Identitas Terjadi akibat operasi TURP +50% laki-laki >60 thn,

+80% laki-laki usia 80 thn. (Purnomo, 2003) Keluhan Utama

Sesak napas Riwayat Kesehatan

Pasien BPH dengan post operasi TURP

Page 25: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Pemeriksaan Fisik

B1 breath: distress napas, odem paru, hipoksia, sianosis

B2 blood: hipertensi, aritmia B3 brain: pe↓an kesadaran, TIK↑, konfusi

sampai koma B4 bladder: gagal ginjal akut B5 bowel: mual, muntah B6 bone: gatal-gatal pada kulit

Page 26: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru Kelebihan volume cairan b.d adanya

penyerapan cairan irigasi yang berlebihan Perubahan perfusi jaringan serebral b.d

peningkatan tekanan intrakranial

Page 27: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru Tujuan

Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi selama masa perawatan

Kriteria Hasil SpO2 98-100% Analisa gas darah:

PaO2 80 – 100 mmHg PaCO2 35 – 45 mmHg pH 7,35 – 7,45

Tidak ada tanda distress napas: RR= 12 – 20 x/mnt, flaring nostril (-), tracheal tug (-),

intrekking (-)

Page 28: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Intervensi Posisi semi fowler atau slide head up 30-45° Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi

ekstensi Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul

atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan)

Pertahankan istirahat klien Kolaborasi pemberian furosemid Monitor evaluasi BGA, pulse oxymeter

Page 29: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Kelebihan volume cairan adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan Tujuan

Kelebihan volume cairan teratasi selama masa perawatan Kriteria Hasil

Odem paru (-), odem seluruh tubuh (-) Asites (-) Hasil lab elektrolit:

Na+ 135 – 145 mEq/L K+ 3,5 – 5,0 mEq/L

Hemodinamik CVP = 5 – 15 cmH20 Tanda vital: TD = 120/90 mmHg, nadi = 60 – 100 x/mnt

Page 30: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Intervensi Restriksi cairan I=IWL Kolaborasi pemberian terapi diuretik Kolaborasi tindakan invasif hemodinamik

(pemasangan CVP) Atasi hiponatremi dengan cairan hipertonik (NaCl

3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang Pantau tanda dan gejala hiponatremi Pantau TTV

Page 31: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial Tujuan

Masalah perubahan perfusi jaringan serebral teratasi selama masa perawatan

Kriteria Hasil Tidak ada tanda pe↑an TIK

Nyeri kepala, muntah proyektil, kaku kuduk, papil edema

Page 32: Asuhan Keperawatan TURP Syndrome

Intervensi Slide head up 30°-45° Cegah hal-hal yang dpt me↑kan TIK: batuk,

mengejan, posisi trendelenburg Monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK↑


Recommended