ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TRAUMA MEDULLA SPINALIS & SPINAL CORD INJURY TRAUMA MEDULLA SPINALIS & SPINAL CORD INJURY
OlehOlehAinur Rusdi, S Kep Ns.Ainur Rusdi, S Kep Ns.
ICU RSU. Dr. SOETOMO SURABAYAICU RSU. Dr. SOETOMO SURABAYA
PendahuluhanPendahuluhan• Morbiditas neorologis setelah trauma 60 %• Tingkat kematihan 17% ( Volker, 1991 )• Lebih sering mengenangi laki – laki• Usia 15 – 30 tahun• Tersering akibat kecelakaan lalu lintas
kendaraan bermotor 36 %• Kecelakaan olah raga 20 %• Perkelahian 7 %• 25 % mengenai servical superior C1, C2, & C3
Sindroma Brown-SequardSindroma Brown-Sequard
Terdapat hemiparese, kehilangan sensasi posisi pada sisis lesi,
kehilangan rasa nyeri dan suhu pada sisi kontra lateral
Sindroma Brown-SequardSindroma Brown-Sequard Kerusakan disalah satu sisi medulla Akibat luka tusuk Penurunan & peningkatan sensasi nyeri
kutan, suhu, sentuhan sisi yg sama pd lesi Paralisis komplit motorik komplit pada satu
tingkat dibawah cedera medulla Padasisi berlawanan kehilangan sensasi
nyeri, suhu, sentuhan karena bgn spinotalamik menyilang.
Sindroma Medulla SentralSindroma Medulla Sentral
Kerusakan pada tengah medulla, Hyperektensi cervikalis, kerusakan pada saraf yg mensarafi
lengan, pasien mengalami paralisis lengan, tetepi tidak pada kaki & kandundung kemih
Sindroma Medulla SenrtalSindroma Medulla Senrtal
Kerusakan pada sentral medulla Hyperektensi spinal servikal Kerusakan berat pd bagian yg mensarafi
lengan Pasien mengalami paralisis lengan, tapi
tidak dengan defisit pada kaki dan kandung kemih
Meninges cover the spinal cord
Pia Mater
Arachnoid
Dura Mater
?
?
?
Sindroma Medulla AnteriorSindroma Medulla Anterior
Kerusakan pd daerah anterior medulla, adanya paralisis mototik komplek dibwh cedera,
kehilangan sensasi nyeri, suhu, sentuhan
Trauma Medula SpinalisTrauma Medula Spinalis Terputusnya kontinyuitas tulang belakang Terasa sakit bila digerakkan Adanya spasme otot paravertebra Bila kepala ditekan kebawah terasa nyeri Adanya kelainan neorologis Gangguan kemampuan miksi Gangguan kemampuan defekasi
ANATOMIANATOMI
TERDIRI DARI 33 RUAS
• 7 ruas cervical• 12 ruas thoracal• 5 ruas lumbal• 5 ruas sacral• 1 cocgius
• Dimana bagian cervical dan lumbal adalah bagian yang paling mobil
Vertebra yang sering mengalami cederaVertebra yang sering mengalami cedera
Cervikal ke 5 Cervikal ke 6 Cervikal ke 7 Thorakal ke 12 Lumbal ke 1Kerusakan pada medula spinalis berkisar dari konkusi transien (sembuh sendiri) sampai kontusio, lasersi, kompresi substansi medula (baik dalam bentuk tunggal atau kombinasi) hingga transeksi komplet medulla ( paralisis dibawah tingkat cedera )
AnatomiAnatomi
Spinal cord merupakan lanjutan dari otak Dari batang otak sampai conus medullaris
dan selanjutnya menjadi cauda equina Cons medullaris terletak setinggi vertebra
Thoracal 12 dan Lumbal 1 Spinal cord terdiri dari white matter bagian
luar dan gray matter dibagian dalam Pada setiap ruas vetebra akan keluar
nerve root melalui nerve foramen
Anatomi Anatomi Spinal cord merupakan
lanjutan dari otak Dari batang otak sampai
conus medullaris dan selanjutnya menjadi cauda equina
Conus medullaris terletak setinggi vertebra Thoracal 12 - Lumbal 1
CENTRAL NERVOUS SYSTEM
(brain – spinal cord)
BRAIN SPINAL CORD protection: skull protection: vertebrraeNerves: cranial(12) nerves: spinal (31 pair)Funcsion number location no.of pairsMotor 5 cervical 7Sense 3 thoracit 12Motor / sense 4 lumbal 5 sacral 5 coccyx 1
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM ( PNS )
Organisasi susunan saraf
Susunan saraf Pusat
Otak dan medula spinalis Susunan saraf Perifer
Saraf Kranial ( 12 saraf ) berhubungan
dengan otak
Ada 2 saraf perifer ( Sensorik & Motorik ) Susunan saraf Sensorik Susunan saraf Viseral
SARAF OTAK (KRANIALIS)SARAF OTAK (KRANIALIS)
12 Saraf Cranial12 Saraf Cranial• I : Olfaktarius Pembauan• II : Optikus Pengliatan• III : Okulomotorius Kontruksi pupil-akomodasi• IV : Trochlearius Gerakan mata• V : Trigeminus Otot pengunyah, sensasi• VI : Abducens Gerakan mata• VII : Facialis Ekspresi otot muka• VIII : Vestibulococlear Pendengaran & keseimbang• IX : Glossoparyngeus menelan, mengecap, saliva• X : Vagus Pengendali laryng, menelan• XI : Accensorius Gerakan kepala & pundak• XII : Hypoglosus Gerakan lida
AnatomiAnatomi
Gambaran topografi conus Gambaran topografi conus medullaris, cauda equina medullaris, cauda equina dan nerve rootdan nerve root
Anatomi Anatomi
• Spinal cord terdiri dari white matter, di luar dan gray-matter di dalam
• Pada setiap ruas vertebra akan keluar nerve root melalui nerve foramen
Segmen yang paling mudah cedera : Cervical-spine
C-7
C-1
Pasien Trauma CervikalPasien Trauma Cervikal
The In line Inmobitation
Akibatnya: tetraplegia
Emergency
nonemergency
3939
IMOBILISASI CERVICALIMOBILISASI CERVICAL
Secara umum struktur spinal Secara umum struktur spinal tesusun dua kolomtesusun dua kolom
1. KOlom korpus vertebra2. Kolom elemen posterior ( komplek ligamentum
posterior )
Holdswotth membuat klasifikasi cedera Spinala. Cedera fleksib. Cedera fleksi-rotasic. Cedera ekstensid. Cedera kompresi vertikale. Cedera robek langsung
Sindroma Medulla SenrtalSindroma Medulla Senrtal
Kerusakan pada sentral medulla Hyperektensi spinal servikal Kerusakan berat pd bagian yg mensarafi
lengan Pasien mengalami paralisis lengan, tapi
tidak dengan defisit pada kaki dan kandung kemih
4343
CERVICAL COLLARCERVICAL COLLAR
Dermatome dan MyotomeDermatome dan Myotome
Dermatome dan MyotomeDermatome dan Myotome
Cedera tulang leher dicurigai bilaCedera tulang leher dicurigai bila
Ada cedera kepala / atas clavicula Pernafasan paradoksal (diafragma) Kelumpuhan tangan / kaki Refleks lutut (-) Pada periksaan sfinkter ani lemah Hipotensi (+ bradikardia)
Manifestasi klinikManifestasi klinik• Hypoventilasi / gagal nafas cervical• Otot didfragma < adekuat, disarafi oleh saraf frenik
yg berjalan pd cervical 3, 4, dan ke 5 dari medulla.• Penurunan volume tidal• Pada fase shock spinal, tonus vasomotor hillang
dan darah menumpuk diperifer , menurunkan tekanan darah karena penurunan volume sirculasi
• Hypotensi ortostatik pasien tidak mampu mengkompensasi perubahan posisi
• Bradikardi karena aktivitas reflek vagal• Hipotermi akibat vasodilatasi & kehilangan panas • Inkontinensia / retensi urine akibat cedera medulla
spinalis
Manifestasi lesi pada Medulla spinalisManifestasi lesi pada Medulla spinalis
Tingkat trauma Gangguan neorologis Keterangan
LesiC1 – C4
Otot diafragma paralisisTidak ada gerakan velunterGuadriplegi C1, C2, dan C3. total careGangguan sensori daerah oksipital, telinga dan wajah.Total care ( ketergantungan )
LesiC - 5
Paralisis Intestinal dan terjadi dilatasi lambungFungsi diafragma rusak scunder
Manifestasi lesi pada Medulla spinalisManifestasi lesi pada Medulla spinalis
Tingkat trauma Gangguan neorologis Keterangan
Lesi C 6 Distres nafas terjadi karena paralisis intestinal dan edema asenden medula spinalisBahu naik, lengan abduksi-bawah fleksi akibat terhambatnya aktivitas dentoid, bisep dan brakhioradialis.Aktivitas kerja ringan dapat dilakukan, melepas baju & makan
Manifestasi lesi pada Medulla spinalisManifestasi lesi pada Medulla spinalis
Tingkat trauma Gangguan neorologis
Lesi T1 – T5
Pernafasan diafragmatikInspirasi paru meningkatHypotensi posturalParalisis parsial pada otot abduktorKehilangan sensori sentuhan, nyeri dan sensori nyeri
LesiT6 – T12
Hilangnya semua reflek abdomenParalisis spastik pada bgn bawahPasien dgn lesi tingkat thorakal harus berfungsi secara mandiri
Klasifikasi derajat gangguan neorologisKlasifikasi derajat gangguan neorologis
• Frengkel A : gangguan total motorik dan sensorik Frengkel B : tidak mampu melawan gravitasi Frengkel C : mampu melawan gravitasi Frengkel D : mampu melawan tahanan minimal pemeriksa Frengkel E : normal
Strategi TatalaksanaStrategi Tatalaksana
Cegah cedera lebih lanjut (secondary injury) Tingkatkan pengetahuan relawan tingkat
pra-rumah sakit Tingkatkan pengetahuan personil Triage
UGD Berikan perhatian pada tatalaksana medical,
surgical dan rehabilitasi
Tatalaksana MedikTatalaksana Medik Diagnostik
a. Foto polos AP / lat / oblique
b. Tomogram bila tak ditemukan fraktur
c. CT scan bila ada burst fraktur
d. MRI bila dengan foto diatas tidak
ditemukan garis fraktur
therapi
1. Reposisi dan stabilisasi
- operasi ( reposisi & decompresi )
- Stabilisasi ( gyps & internal fiks)
2. Rehabilitasi
- mobilisasi tiap 2 jam
- bleadder & bowel training
- latihan otot
Tujuan Therapi
- Mencapai stabilitas
- Merestorasi pada posisi anatomis
- Mencegah komplikasi spinal cord
Indikasi OperasiIndikasi Operasi
Instabilisasi Penekanan / penyempitan canal medula
lebih dari 30 % Gangguan Neorologis Multi level fraktur Fraktur dislokasi
PerawatanPerawatan Cegah terjadinya pneumoniaCegah terjadinya kontraktur sendi Perhatikan kebutuhan nutrisi Cegah dekubitus Cegah ISK
KompikasiKompikasi
1 . Infeksi 4 . Kaku sendi
- saluran kencing 5 . Spinal shok
- saluran nafas 6 . Venous Trom
2 . Decubitus 7 . Sepsis
- sacral
- trochanter
- calcaneal
3 . Arthropy otot
KomplikasiKomplikasi
PerawatanPerawatan Istirahat ditempat tidur dengan alas keras selama
2 minggu Cegah dikubitus dengan miring kiri & kanan setiap
2 jam sekali Fraktur stabil setelah 2 minggu boleh dilatih otot
punggung selama 1- 2 mgg Lanjutkan latihan duduk, berjalan dengan
memakai brace Bila stabil dan tidak apa-apa pasien boleh pulang BIla ada kelainan neorologis dapat timbul karena
edema, kompresi, hematomieli dari fraktur Bila ada defisit neorologis dipersiapkan untuk
operasi
PengkajianPengkajian
Amati pola nafas : kekuatan batuk & auskultasi paruPantau perubahan sensorik dan motorikPantau perkembangan neorologisUji kemampuan motorik : suruh mengenggam tangan perawat, gerakkan jari, gerakkan kakiLaporkan bila ada defisit neorologisKaji adanya shock spinalKaji adanya dilatasi lambung dan ilius akibat atoni ususPalpasi kandung kemih, adanya retensi urinPantau suhu tubuh ( hipotermi akibat gangguan autonomik )
Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan
Ketidak efektifan pola nafas bd paralisis otot interkonta & ketidakmampuan membersihkan sekresiKerusakan mobilitas fisik bd kerusakan fungsi motorik dan sensorikKerusakan integritas kulit bd penurunan imobilitas dan sensorikRetensi urin bd ketidakmampuan berkemih sendiriKonstipasi bd adanya atoni usus akibat dari gangguan autonomikNyeri bd imobilisasi lama
• Resiko tinggi kerusakan integritas kulit ; bd kehilangan sensasi, imobiitas, inkontinensia, usus dan kandung kemih, perubahan status nutrisi
• Resiko tinggi ketidakefektifan pola nafas ; bd penurunan persarafan muskuler
• Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang darikebutuhan ; bd hambatan persyarafan gastrointestinal, pembatasan masukan oral, disfungsi gastro intestinal, keterbatasan kemampuan makan, anoreksia karena kehilangan sensasi rasam
RescueRescue
• Tujuan
- Menyelamatkan jiwa
- Mencegah cedera lebah lanjut
- Mencegah komplikasi dari SCI
In-line immobilisationto prevent further injury
Tanpa jalan nafas buatan, posisi ini mudah menyebabkan obstruksi jalan nafas
Awasi Airway! Tanpa jalan nafas buatan, posisi ini mudah menyebabkan obstruksi jalan nafas
Transportasi yang salah pada pasien cedera tulang belakang
akan menyebabkan kelumpuhan total
Akibatnya: tetraplegia