Date post: | 12-Jun-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | rarastalas |
View: | 696 times |
Download: | 5 times |
ValueProperty
ValueProperty
Business Plan
Ruko 2A
Jl Wijaya Kebayoran
Jakarta
Tanggal : 15 Juni 2006
ValueProperty
Tugas Entrepreneurship
Kelas : 08MAT
Prakoso Sumbodo 0600640995
Raras Wirasto 0600640982
Elzan Yahya 0600644526
Indro Haryo Prabowo 0600652093
Linda Narantikasari 0600645592
ValueProperty
Daftar Isi i
1. Ringkasan Eksekutif 1
1.1 Pendahuluan 1
1.2 Peluang 2
1.3 Konsep Bisnis 2
1.4 Sekilas Industri 3
1.5 Target Market 4
1.6 Status dan Penawaran 4
2. Analisa Industri 4
2.1 Pasar Primer 4
2.2 Pasar Sekunder 5
2.3 Pasar Penilai 5
2.4 Analisa SWOT 6
2.4.1 Opportunities 6
2.4.1.1 Teknologi 6
2.4.1.2 Pertumbuhan penduduk 6
2.4.1.3 Politik 7
2.4.1.4 Sosial Masyarakat 7
2.4.1.5 Gaya hidup 7
2.4.1.6 Ekonomi 7
2.4.1.7 Pengakuan bidang broker 7
2.4.2. Threats 8
2.4.2.1 Brands 8
2.4.2.2 Tingginya persaingan 8
2.4.2.3 Ancaman pemain baru 8
2.4.2.4 Perang komisi 8
2.4.3. Strengts 8
2.4.3.1 Sumber Daya Manusia 8
2.4.3.2 Pelayanan 8
2.4.3.3 Data terlengkap 9
2.4.3.4 Agen terbanyak 9
2.4.3.5 Teknologi 9
2.4.3.6 Manajemen 9
2.4.4 Weaknesses 9
ValueProperty
2.4.4.1 Sebagai pendatang baru 9
2.4.4.2 Sistem Informasi 9
2.4.4.3 Banyaknya agen 9
2.4.4.4 Satu kantor sebagai pusat 9
2.4.4.5 Sistem jaringan 10
2.4.4.6 Modal awal 10
2.4.5 Strategi SO 10
2.4.5.1 Mengembangkan jasa dengan pemanfaatan TI terbaru. 10
2.4.5.2 Memberikan pelayanan terbaik dan terpercaya. 10
2.4.5.3 Memperluas jaringan. 10
2.4.6 Strategi WO 11
2.4.6.1 Meningkatkan kesadaran masyarakat atas keberadaan kita 11
2.4.6.2 Membuat Sistem Informasi yang akurat, tepat dan cepat. 11
2.4.6.3 Menetapkan prosedur kerja dan sistem pelayanan yang
bersesuaian. 11
2.4.6.4 Memanfaatkan TI untuk mengatasi keterbatasan jarak area kerja.
11
2.4.6.5 Memperkenalkan SLM & terus mengkaji kemungkinan baru
terbaik. 12
2.4.6.6 Pengumpulan modal awal dari kalangan terdekat. 12
2.4.7 Strategi ST 12
2.4.7.1 Menciptakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan konsumen. 12
2.4.7.2 Memberikan yang terbaik bagi para agen dan klien. 13
2.4.7.3 Menerapkan penilaian komisi yang pantas. 13
2.4.7.4 Melakukan edukasi pasar. 13
2.4.8 Strategi WT 13
2.4.8.1 Memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk klien dan agen. 13
2.4.8.2 Memilih lokasi yang tepat. 14
2.4.8.3 Pengawasan yang melekat. 14
2.4.8.4 Mampu menginformasikan dan memposisikan diri dengan benar.
14
3. Deskripsi Perusahaan 14
3.1 Perusahaan 14
3.2 Tujuan 15
ValueProperty
3.3 Misi 15
3.4 Keunggulan 16
4. Perencanaan Produksi 17
4.1 Produk 17
4.2 Fungsi Produk 17
4.3 Proses Produksi 17
4.4 Bangunan Usaha 18
5. PerencanaanOperasional 18
5.1 Strategi Operasional 18
5.2 Rencana Kerja 20
6. Perencanaan Pemasaran 21
6.1 Target Pasar 21
6.2 Strategi Pemasaran 22
6.3 Iklan dan promosi 23
6.4 Perkiraan Penjualan 23
7. Perencanaan Organisasi 25
7.1 Bentuk Usaha 25
7.2 Struktur Organisasi 26
7.3 Deskripsi Tugas dan wewenang 26
7.4 Kepegawaian 27
8. Penilaian Resiko 30
8.1 Inflasi 30
8.2 Penipuan dan kegiatan dibawah tangan 30
8.3 Waktu dan biaya 30
8.4 Kegagalan sistem 30
9. Perencanaan Keuangan 30
9.1 Asumsi-asumsi penting 30
9.2 Biaya Proyek dan Kebutuhan Modal Kerja 31
9.3 Analisa BEP 32
9.4 Analisa BCR (Benefit Cost Ratio) 33
10. Penawaran Investor 34
10.1 Penawaran Saham 34
10.2 Perhitungan perolehan deviden 34
11. Penutup 36
ValueProperty
1. Ringkasan Eksekutif
1.1 Pendahuluan
Sektor riil merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara. Sektor
properti merupakan bagian dari sektor riil tersebut, bangkitnya makro ekonomi suatu
negara ditandai dengan banyaknya pembangunan proyek properti dikota-kota
besar.Perkembangan sektor riil di Indonesia sempat tersendat pasca kenaikan BBM,
baik pengembang atau pun konsumen terkena dampak dari kenaikan harga bahan
bangunan. Tetapi kondisi saat ini sudah memasuki peningkatan dan perkembangan
yang cukup baik. Bagaimana pun sektor properti akan selalu tumbuh bersamaan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.Berdasarkan riset yang dilakukan
Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) akhir tahun lalu, ekspansi bisnis properti selama
tahun 2005 diperkirakan telah mencapai angka Rp. 93,14 triliun. Sedangkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), PSPI menganalisa bahwa backlog atau kurangan
pasokan dari rumah hingga tahun 2005 diperkirakan mencapai 7,2 juta unit rumah,
2,88 juta unit berada diperkotaan.Terlepas dari hambatan dan pertumbuhan sektor
properti tersebut dalam hal ini pasar primer, kita dapat melihat bahwa pasar sekunder
pun akan menjadi alternatif bagi keluarga baru yang cukup mapan.Pasar sekunder ini
mempunyai karakter dan pangsa pasar yang berbeda.Perkembangan usaha pun sering
kali memanfaatkan properti yang ada agar dapat memperoleh modal sebagai
jaminan.Tampak jelas bahwa bidang properti ini mempunyai karakter yang khas yang
perlu didalami.
ValueProperty adalah perusahaan yang bergerak dibidang properti. Kami
memberikan pelayanan mengenai properti, jasa yang ValueProperty tawarkan adalah
sebagai pusat informasi dan transaksi properti.ValueProperty memposisikan diri
secara jelas hanya pada dua bidang tersebut.Sebagai pusat informasi properti disini
artinya ialah kami menyediakan data terlengkap mengenai properti, serta memiliki
kemampuan dalam menganalisa properti. Sedangkan transaksi properti maksudnya
adalah membantu memasarkan atau mencari properti.
Sebagai langkah awal ValueProperty akan menggarap wilayah “Jabodetabek”.Secara
umum yang kami tawarkan adalah :
1. Pusat Informasi properti.
2. Pelayanan transaksi properti (broker).
ValueProperty
3. Analisa akurat mengenai properti.
4. Wadah yang menguntungkan bagi agen.
1.2 Peluang
� Kebutuhan akan informasi properti tanpa harus membuang waktu dan tenaga.
� Pengetahuan terhadap suatu kewajiban atas transaksi properti sangat terbatas.
� Sulitnya menjual barang properti karena termasuk barang yang kurang liquid.
� Tren saat ini adalah membeli rumah melalui KPR dan banyaknya pengusaha
yang menggunakan properti sebagai jaminan.
� Salah satu faktor dalam menilai suatu properti adalah data pembanding,oleh
karena itu data adalah penting.
� Kegiatan broker dan penilai pada dasarnya memiliki karakter yang sama.
1.3 Konsep Bisnis
ValuePorperty menghargai setiap waktu dan tenaga yang ada.Kami
menyediakan wadah bagi semua pihak yang terlibat.Semua pihak adalah rekan dan
nasabah kami.Berikut ini pihak yang kami layani.
� Klien
Adalah pihak yang menjual/menyewakan atau membeli/menyewa
peroperti(rumah,tanah,ruko,bangunan,dll).
� Agen Broker
Mitra yang melakukan listing dan membantu menjual/menyewakan
listing.Mempunyai kemungkinan untuk menjadi penilai.
� Agen Penilai
Mitra yang memiliki keahlian khusus, terutama komitmen untuk menilai suatu
properti.Diberi kesempatan untuk bertindak pula menjadi broker.
� Rekanan
Pihak bank dan pihak lain yang terkait dengan kebutuhan proses penilaian
yang percaya pada ValueProperty.
Semua pihak tersebut akan kami layani dengan sistem yang memuaskan bagi semua
pihak.Tulang punggung ValueProperty adalah sistem informasi terpadu dan
komitmen dalam pelayanan dan penilaian.
ValueProperty
1.4 Sekilas Industri
Nilai industri broker secara nasional tahun lalu (2005) mencatat hasil
transaksi sebesar kurang lebih 15 triliun rupiah.itu pun baru 25% dari total transaksi
properti secara nasional[a]. Melihat kondisi saat ini, maka pertumbuhan nilai transaksi
tahun 2006 dapat mencapai 10%-15%[b]. Sedangkan triwulan I 2006 , beberapa bank
telah mengucurkan KPR dengan rata-rata 300 milyar rupiah[c].Hal tersebut masih
dibawah target, untuk itu pada triwulan-triwulan berikutnya akan ditingkatkan.
Sedangkan untuk pembiayaan pun akan lebih besar.
Dari sisi broker nilai transaksi terbesar masih dipegang oleh top broker yang
kesemuanya adalah broker asing, yaitu Rp. 4,93 triliunoleh Era pada tahun 2005, Ray
White Indonesia mencatat Rp. 4 triliun serta Centuri21 senilai Rp. 2,85 triliun ditahun
2005[d].Selain mereka terdapat juga pemain asing lain yang cukup besar diantaranya
yaitu Proffesional,L.J Hookers, dan beberapa lagi.Sedangkan pada bidang usaha
penilai terdapat beberapa pemain besar seperti PT. Ganda Mega Serasi (dimiliki oleh
ketua MAPPI), PT Sucofindo Apprisal, PT Piesta, PT Sarana Sejati, dan beberapa
lainnya.Baru-baru ini Bappepam sudah menyetujui keterlibatan penilai dalam
menganalisa suatu perusahaan, merupakan gerbang baru utnuk peningkatan peran
penilai ini.
[a][b][c][d] fokus- Majalah Bisnis Properti vol.3 No.033 Mei 2006
ValueProperty
1.5 Target Market
ValueProperty menitikberatkan pada sistem informasi dan pelayanan serta
penilaian, maka sebagai target pasarnya adalah pihak yang terlibat, yaitu klien, agen
broker, agen penilai dan rekanaan.Semua itu harus mendapat perhatian yang sama
kerena keempat pihak itulah jantung hidupnya ValueProperty.
1.6 Status dan Penawaran
ValueProperty adalah suatu usaha yang berbadan hukum dalam bentuk
Perseroan Terbatas(PT). Kepemilikan saham akan diberikan kesempatan untuk para
anggota kelas mata kuliah entrepreneurship 08MAT Universitas Bina Nusantara.
Dalam hal ini satu lembar sahamnya senilai Rp. 1 juta rupiah. Kebutuhan dana yang
ada akan digunakan untuk pendirian usaha , pembuatan sistem informasi, sewa
tempat, pembangunan kantor dan perekrutan serta promosi.
2. Analisa Industri
Harga BBM telah memicu tingginya inflasi, angkanya mencapai 18% pada
tahun 2005. Pengaruhnya diperkirakan terus terasa hingga semester I 2006. BI
menaikan suku bunganya dari 8,7% pada juli 2005 menjadi 12,25% pada bulan
Oktober 2005.Kenaikan ini diperkirakan karena dipengaruhi oleh naiknya suku bunga
bank sentral Amerika Serikat,The Fed.Hingga Oktober 2005 suku bunga The Fed
telah mencapai 4%,PSPI memperkirakan masih akan mengalami kenaikan ditahun
2006 menjadi 4%-4,5%.Ini juga didorong pertumbuhan ekonomi AS yang mencapai
3,8%-4%.Suku bunga BI pun berkisar antara 10%-13% dan suku bunga kredit
berkisar pada 16%-18%.Dalam analisa PSPI, suku bunga BI akan mengalami titik
balik pada semester kedua 2006. Akan terjadi pergerakan menurun seiringnya
perkiraan menurunnya tingkat inflasi.Dengan begitu diperkirakan akan memicu
pergerakan sektor riil yang menggembirakan.
2.1 Pasar Primer
Perkembangan industri perumahan sepanjang tahun 2004 mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat pada segmen rumah menengah-menengah keatas.Hal
ini seiring dengan menurunnya suku bunga KPR yang mencapai nilai 12%-15% yang
ditetapkan oleh bank-bank pemberi KPR. Penjualan rumah pada tahun 2005 mencapai
ValueProperty
169.063 unit, meningkat sebesar 12,2% dari 150.637 unit pada tahun 2004.Pada tahun
2007 diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 23,4% menjadi 208.595
unit.Sementara itu nilai transaksi penjualan rumah secara nasional tahun 2004
mencapai Rp. 11,9 triliun, meningkat sebesar 49,1% pada tahun 2005 menjadi Rp.
17,7 triliun. Pada tahun 2006 diperkirakan akan mencapai Rp. 20.96 triliun[a].
2.2 Pasar Sekunder
Transaksi pasar sekunder di Indonesia dapat diwakilkan oleh penjualan 5
broker property terbesar di Indonesia dari tahun 2002 hingga 2004 terlihat bagaimana
pesatnya pertumbuhan penjualan property sekunder selama 3 tahun tersebut, begitu
juga untuk 2005, diperkirakan telah mengalami kenaikan, walaupun sedikit tersendat
di tahun 2006, tetapi akan kembali baik di tahun 2007.
Tabel 2.1
Th. 2002
(Rp. Milliar)
Th. 2003
(Rp. Milliar)
Th. 2004
(Rp. Milliar)
Broker
Properti
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Ray White 2.500 2.120 3.500 3.000 4.000 3.300
Era Indonesia 2.500 2.300 3.500 3.300 4.000 3.630
Century 21 1.800 1.650 2.500 2.300 2.800 2.645
Raine & Home 1.000 900 1.500 1.100 2.000 1.210
LJ Hooker 750 500 1.500 800 1.800 880
Total 8550 7470 12.500 10.500 14.600 11.665 Sumber SPSI, Agustus 2004
Dari data tersebut terlihat bahwa realisasi penjualan properti sekunder masing-masing
agen properti mengalami kenaikan 20%-30% per tahun.
2.3 Pasar Penilai
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa diperkirakan suku bunga akan
mengalami penurunan pada semester dua 2006, dan diharapkan berlangsung terus
sampai 2007.Tentunya akan meningkatkan penyaluran kredit baik oleh Bank atau
pihak sumber-sumber pembiayaan lain. Nilai kucuran KPR oleh beberapa
Bank,Triwulan I 2006:
Tabel 2.2
Bank Nilai Kucuran KPR
1. Niaga Rp. 400 miliar
2. BTN Rp. 776 miliar
3. Bumiputera Rp. 150 miliar
4. Lippo Rp. 300 miliar
5. Bukopin Rp. 50 miliar Sumber Majalah Bisnis Properti vol.3 No.033 Mei 2006
[a] - Majalah Bisnis Properti vol.3 No.033 Mei 2006
ValueProperty
Tampak bahwa Bank-bank akan melakukan pengembangan target dan meningkatkan
penyaluran kreditnya terutama jika sudah didukung suku bunga yang lebih ringan.
Semua kegiatan kredit tentunya perlu dilakukan penilaian atas asset/property oleh
pihak ketiga selain Bank dalam hal ini adalah pihak penilai.
2.4 Analisa SWOT
Matix SWOT STRENGTHS(S)
1. Sumber Daya Manusia.
2. Pelayanan.
3. Data terlengkap.
4. Agen terbanyak.
5. Teknologi.
6. Manajemen.
WEAKNESSES(W)
1. Sebagai pendatang baru. 2. Sistem Informasi. 3. Banyaknya agen. 4. Satu kantor pusat. 5. Sistem jaringan. 6. Modal awal.
OPPORTUNITIES(O) 1.Teknologi.
2.Pertumbuhan penduduk.
3.Politik stabil.
4.Sosial Masyarakat.
5.Gaya hidup.
6.Ekonomi.
7. Pengakuan bidang ini.
SO strategies : 1. Mengembangkan jasa
dengan pemanfaatan TI
terbaru.
2. Memberikan layanan terbaik dan terpercaya.
3. Memperluas jaringan.
WO strategies : 1. Meningkatkan kesadaran
masyarakat thd kita.
2. Membuat SI yang akurat, tepat dan cepat.
3. Menetapkan prosedur kerja, sistem pelayanan yang
bersesuaian.
4. Memanfaatkan TI untuk
mengatasi keterbatasan jarak
kerja.
5. Memperkenalkan SLM
(Single Level Marketing).
6. Pengumpulan modal awal dari kalangan terdekat.
THREATS(T)
1.Brands.
2.Tingginya persaingan.
3.Ancaman pemain baru.
4.Perang komisi
ST strategies :
1. Menciptakan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
2. Memberikan yang terbaik bagi para agen dan klien.
3. Menerapkan penilaian
komisi yang pantas.
4. Melakukan edukasi pasar.
WT strategies :
1. Memberikan kualitas
pelayanan terbaik untuk
konsumen/anggota.
2. Memilih lokasi yang tepat. 3. Pengawasan yang melekat. 4. Mampu menginformasikan
dan memposisikan diri
dengan benar.
2.4.1 Opportunities
2.4.1.1 Teknologi
Perkembangan teknologi sistem informasi dan metoda database serta
sangat dikenalnya internet telah membuka peluang untuk melakukan kegiatan
secara lebih efektif dan efisien.
2.4.1.2 Pertumbuhan penduduk
Sampai saat ini urbanisasi tetap menjadi tren, terutama ke Jakarta, dan
sebagai akibatnya perkembangan yang terjadi tidak hanya Jakarta melainkan
sudah pada kota sekitarnya yang kita kenal sebagai Jabodetabek.Saat ini
sedang dikembangkan konsep Megapolitan yang berefek pada peningkatan
ValueProperty
kebutuhan sektor riil seperti infrastrukur sarana jalan , perumahan, bangunan
dan gedung kantor.
2.4.1.3 Politik
Kebijakan secara nasional dari pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono untuk saat ini tidak akan berdampak negatif. Penundaan kenaikan
TDL memungkinkan untuk kembalinya pergerakan pada sektor riil. Pada
lingkup yang lebih kecil yaitu pemda, Sutiyoso memprakasakan konsep
pembangunan Megapolitan yang saat ini sudah mendapat bendera hijau oleh
pejabat lain terkait.
2.4.1.4 Sosial Masyarakat
Masyarakat cenderung berusaha secepat mungkin memiliki rumah,
walaupun harus memanfaatkan fasilitas KPR. Selain itu dalam pertumbuhan
ekonomi seperti ini kebutuhan pengusaha untuk uang atau modal semakin
besar, banyak yang mengguakan propertinya sebagai jaminan pinjaman.Hal
tersebut tentunya sangat dibutuhkan penilai yang terpercaya dan juga akan
membuka peluang bagi para broker untuk mecarikan rumah idaman.
2.4.1.5 Gaya hidup
Perubahan konsep pada masyarakat, dimana mereka bekerja di Jakarta
tetapi bertempat tinggal diluar wilayah Jakarta (Jabodetabek), mengakibatkan
tingginya permintaan hunian untuk wilayah tersebut.
2.4.1.6 Ekonomi
Pada Triwulan kedua akan menunjukan dampak positif dengan
kemungkinan penurunan suku bunga dan inflasi, yang berdampak juga pada
bunga kredit.Sebagai akibatnya detak sektor riil akan terpacu.
2.4.1.7 Pengakuan bidang broker
Jasa broker saat ini mulai diakui oleh masyarakat, mereka sudah bisa
menghargai broker bukan hanya sebagai makelar yang mencari untung, tetapi
sebagi konsultan dan penengah serta pemberi solusi. Disisi penilai, akibat
terjadinya krisis moneter, kebijakan pemerintah semakin tegas untuk
mengharuskan Bank dan lembaga keuangan lainnya agar menggunakan pihak
ketiga, penilai eksternal untuk melakukan appraisal.
ValueProperty
2.4.2. Threats
2.4.2.1 Brands
Masyarakat saat ini masih lebih mempercayai broker yang berafiliasi,
memiliki brand internasional dibandingkan dengan memilih broker lokal.
Sedangkan untuk penilai, rekanaan lebih menyukai penilai yang sudah lama
berdiri.
2.4.2.2 Tingginya persaingan
Persaingan dibidang ini sangat tinggi, terjadi perang komisi, bajak
membajak agen(Marketing Associate),dan melakukan berbagai cara untuk
menang. Sedangkan untuk persaingan penilai kecepatan pelayanan sering
menjadi tolak ukur selain hasil analisa yang akurat.
2.4.2.3 Ancaman pemain baru
Pertumbuhan dibidang broker sangat tinggi, tentunya akan terus
banyak bermunculan pemain baru, terutama dikarenakan sistem waralaba dari
pihak asing yang cukup menggiurkan. Dikarenakan masih kurangnya penilai
akibat dari sulitnya memperoleh ISP(Ijin Sertifikasi Penilai) maka pemain
baru dibidang ini relatif sedikit.
2.4.2.4 Perang komisi
Banyak broker dalam menghadapi pesaingan yang berat ini bermain
dengan komisi rendah bagi penjual properti, dan mengecilkan komisi untuk
member broker dan memperbesar komisi untuk agen, agar banyak yang mau
memilih broker-broker tersebut, dilain sisi mengutamakan pelayanan dan
berusaha memberikan informasi yang terbaik pun digunakan sebagai strategi
oleh beberapa broker.
2.4.3. Strengts
2.4.3.1 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia terdiri dari team yang mempunyai latar
belakang yang berbeda-beda, tetapi saling mengisi dan solid sebagai team.
Mereka semua professional dibidangnya, yaitu seorang broker, penilai, notaris
& ppat, praktisi TI, dan manager strategi.
2.4.3.2 Pelayanan
Selain memberikan pelayanan terbaik, kepercayaan dan menghargai
waktu, ValueProperty memberikan konsep nilai tambah pada semua pihak
ValueProperty
dengan membuka layanan hingga malam hari, akses 24 jam melalui internet
dan tidak mengenal sabtu, minggu kecuali hari libur nasional.
2.4.3.3 Data terlengkap
Sebagai penyedia informasi properti, ValueProperti akan
menempatkan diri sebagai penyedia jasa informasi terlengkap, dengan
membuat sistem jaringan sebagai kunci utama sumber perolehan data.
2.4.3.4 Agen terbanyak
Pola jaringan yang digunakan akan memposisikan ValueProperty
sebagai pemilik agen terbanyak diantara broker properti yang ada diwilayah
Jabodetabek dan tentunya akan memudahkan serta mempercepat suatu closing
transaksi.
2.4.3.5 Teknologi
Sistem informasi adalah tulang punggung ValueProperty, oleh karena
itu sarana TI akan digunakan semaksimal mungkin sehingga masyarakat/klien
dapat mengakses dimana saja melalui internet atau pun hp. Konsep data
mining tentunya akan diterapkan.
2.4.3.6 Manajemen
ValueProperty sebagai wadah yang memberikan transparansi dalam
hal manajemen dan financial, pembagian keuntungan, komisi akan terbuka
dan fleksibel, mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
Semangat kebersamaan dan kekeluargaan adalah cara pandang kami.
2.4.4 Weaknesses
2.4.4.1 Sebagai pendatang baru
Sebagai pendatang baru ValueProperty akan sedikit sulit mendapat
kepercayaan dari banyak pihak.
2.4.4.2 Sistem Informasi
Sistem Informasi yang masih baru akan menemui banyak kendala,
terutama setelah memiliki data yang semakin banyak.
2.4.4.3 Banyaknya agen
Obsesi sebagai pemilik agen terbanyak dapat menjadi boomerang
dalam hal pengaturan dan monitoring para agen untuk suatu transaksi.
2.4.4.4 Satu kantor sebagai pusat
Awal berdiri akan dimulai denga satu kantor utama, tentunya akan
menyulitkan bagi para agen yang bertempat tinggal jauh dari lokasi kantor.
ValueProperty
Wilayah Jabodetabek masih terlalu luas untuk dipegang satu kantor
perwakilan.
2.4.4.5 Sistem jaringan
Konsep yang digunakan adalah baru, walaupun sudah dilakukan
perhitungan dan analisa secara matang, konsep member get downliner (SLM)
ini dapat mudah dimanfaatkan dan ditiru banyak pihak, serta dapat saja terlihat
kekurangan, kelemahannya setelah diaplikasikan secara nyata dengan
menghadapai seribu satu karakter orang.
2.4.4.6 Modal awal
Kebutuhan untuk modal awal usaha, selain diperoleh dari para pendiri,
masih dibutuhkan lebih lagi dari pihak luar.
2.4.5 Strategi SO
Strategi SO adalah strategi yang digunakan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan/strength yang dimiliki untuk mendayagunakan berbagai
peluang yang ada.
2.4.5.1 Mengembangkan jasa dengan pemanfaatan TI terbaru.
Keunggulan sistem informasi menjadi salah satu kekuatan
ValueProperty.Hal ini dapat tercipta karena ditunjang oleh sumber daya
manusia yang handal, dan juga dengan penguasaan TI (Teknologi Informasi)
terbaru.Kekuatan tersebut dilihat oleh ValueProperty, dengan mengisi peluang
dari perkembangan teknologi yang terus mengalami pertumbuhan dewasa ini.
Untuk itulah, maka ValueProperty menjadikan perkembangan service-nya
dengan TI terbaru sebagai salah satu strateginya. Diharapkah hal tersebut
dapat memantapkan posisi ValueProperty di industri ini.
2.4.5.2 Memberikan pelayanan terbaik dan terpercaya.
Melihat pertumbuhan jumlah penduduk diwilayah Jabodetabek,
tentunya memberikan indikator akan tingginya kebutuhan property, hal inilah
yang akan dimanfaatkan oleh ValueProperty. Adanya peluang tersebut
menjadikan ValueProperty berusaha keras dalam menghasilkan pelayanan
yang terbaik, dengan memberikan sistem yang baik dan meminimalkan waktu
terbuang serta pendayagunaan teknologi.
2.4.5.3 Memperluas jaringan.
Kondisi ekonomi, politik dan sosial budaya yang mendukung telah
membuka peluang besar dibidang broker dan properti ini.Bagaimana pun
ValueProperty
jaringan yang luas adalah tulang punggung industri ini.Oleh karena itu,
ValueProperty selalu berusaha memperluas jaringan, memelihara kepercayaan
dengan memberikan pelayanan yang lebih baik, ekonomis, cepat dan tepat.
2.4.6 Strategi WO
Adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin
meminimalisasi kelemahan/weakness yang ada untuk memanfaatkan berbagai
peluang/opportunities.
2.4.6.1 Meningkatkan kesadaran masyarakat atas keberadaan kita
Sebagai langkah awal kita akan memperkenalkan diri melalui berbagai
media promosi yang sesuai dengan kegiatan perusahaan. Peningkatan anggota
baik agen,klien,dan rekanaan melalui jaringan yang sudah ada seperti para
founder dan pemegang saham, serta penerimaan agen-agen yang memiliki
komitmen dan jaringan yang luas. Selalu terus menumbuhkan kepercayaan
dikalangan masyarakat terhadap ValueProperty.
2.4.6.2 Membuat Sistem Informasi yang akurat, tepat dan cepat.
Sistem informasi harus dirancang dengan sangat baik, dalam hal ini
bagian yang menguasai bidang tesebut harus terus berkolaborasi dengan
semua pihak yang akan menggunakan sistem.Perancangan sistem dengan
memakai prototype sehingga membantu dalam bentuk simulasi. Kebutuhan
jumlah data yang akan disimpan dan pertumbuhannya harus diperhitungkan
secara matang untuk menghindari masalah yang dapat terjadi, Jika sistem
sudah berjalan maka monitoring, pemeliharaan serta perbaikan akan selalu
dilakukan secara teratur.
2.4.6.3 Menetapkan prosedur kerja dan sistem pelayanan yang
bersesuaian.
Jumlah agen yang terus meningkat akibat dari pengembangan jaringan
sangat diharapkan. Semakin banyak agen yang bernaung dibawah
ValueProperty tentunya harus diikuti dengan peningkatan pelayanan.
Pengembangan sistem pelayanan informasi dengan TI terbaru dan handal akan
menjadi kunci sukses pelayanan ini.Tidak pula ketinggalan dukungan
peraturan yang jelas,prosedur kerja yang baik dan komitmen dari semua pihak.
2.4.6.4 Memanfaatkan TI untuk mengatasi keterbatasan jarak area kerja.
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi adalah kunci utama perusahaan ini, maka konsep virtual
ValueProperty
office akan diterapkan untuk memudahkan semua agen,klien, rekanan saat
berkunjung ke ValueProperty.Mereka tidak perlu setiap saat atau setiap
kegiatan harus berada atau ke kantor ValueProperty secara fisik. Surat
menyurat , laporan kegiatan, transaksi dan lain-lain akan dilakukan secara
online.ValueProperty memiliki visi untuk leading di online aktivitas.Faktor
keamanan tetap menjadi prioritas untuk sistem ini.
2.4.6.5 Memperkenalkan SLM & terus mengkaji kemungkinan baru
terbaik.
ValueProperty akan selalu dinamis, memantapkan dirinya pada sistem
pemasaran secara jaringan, walau dapat dikatakan mirip dengan
MultiLevelMarketing(MLM), tetapi konsep kami lebih nyata dan jelas serta
tidak memberikan mimpi-mimpi yang sulit diraih.Komitmen dan kepercayaan
pada jaringan kami akan menjadi pondasinya.Semua kekurangan yang
mungkin akan timbul pada sistem ini akan selalu dan terus diperbaiki
menyesuaikan kebutuhan yang ada demi kebaikan semua.
2.4.6.6 Pengumpulan modal awal dari kalangan terdekat.
Sebagai langkah awal tentunya ValueProperty membutuhkan modal
yang cukup signifikan, untuk itu diluar dari modal para pendiri, akan dibuat
opsi saham kepada rekan terdekat para founder untuk memanfaatkan
momentum yang langka dalam berpartisipasi sebagai pemilik saham, Karena
satu lembar saham yang anda miliki akan sangat menguntungkan dan
berharga.
2.4.7 Strategi ST
Adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan/strength untuk mengurangi ancaman/threat yang mungkin
terjadi.
2.4.7.1 Menciptakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Ancaman dari para pesaing, baik mereka yang telah berada lama dalam
industri ini atau pun banyaknya pendatang baru, membuat ValueProperty
harus mempunyai suatu keunggulan tersendiri dalam memberikan pelayanan.
Diantaranya adalah informasi yang lebih lengkap mengenai suatu properti
(menambahkan dengan ekstra informasi mengenai lingkungannya), jam buka
yang lebih lama menyesuaikan dengan kebutuhan waktu klien yang sangat
ValueProperty
sibuk, dan sistem informasi TI yang menjadi kunci pelayanan cepat, ekonomis
dan lebih baik.
2.4.7.2 Memberikan yang terbaik bagi para agen dan klien.
Kami menghargai semua pemikiran,oleh karena itu keterbukaan untuk
menerima semua saran, ide, kritik dari anggota kami akan kami tindaklanjuti
dengan merealisasikannya dalam suatu wadah yang menampung ide,saran dan
kritik tersebut serta mengadakan jadwal rutin untuk membahasnya. Kontribusi
agen dalam menambah jaringan akan selalu kami hargai dengan memberikan
sebagian keuntungan transaksi dari rekan yang direkomendasikannya.
Diinginkan terbina ikatan yang kuat secara internal. Hal ini bertujuan untuk
memberikan rasa betah diperusahaan ini.
2.4.7.3 Menerapkan penilaian komisi yang pantas.
Ancaman perang harga komisi tentunya akan berdampak bagi
ValueProperty, oleh karena itu ValueProperty akan selalu menjaga pelayanan
dan kepercayaan dari klien dan rekanan sehingga komisi yang dikenakan
pantas.Perang harga komisi yang tidak sehat tidak akan diikuti oleh
ValueProperty, pangsa pasar kami jelas bahwa klien yang cerdas tentunya
menyadari kesesuaian komisi yang kami kenakan.
2.4.7.4 Melakukan edukasi pasar.
Kesadaran masyarakat atas keberadaan broker dan penilai sebagai
pihak yang membantu masih dirasa kurang, untuk itu ValueProperty akan
mengadakan edukasi kepada masyarakat secara berkala, selain itu untuk
memperkenalkan diri tentunya. Kegiatan tersebut merupakan kesadaran sosial
yang akan berdampak positif jika semakin banyak masyarakat yang menyadari
kebaikan profesi itu.
2.4.8 Strategi WT
Adalah strategi yang digunakan untuk megurangi kelemahan/weakness dalam
rangka meminimalisasi, menghindari ancaman/threat.
2.4.8.1 Memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk klien dan agen.
Agar ValueProperty dapat memenuhi tanggung jawabnya kepada klien
dan rekanan dalam hal meningkatkan kualitas layanan,maka perlu ditekankan
bahwa memberikan kualitas terbaik pada semua pihak adalah keharusan.
Dengan adanya banyak pesaing dari industri sejenis, maka kualitas layanan
menjadu salah satu kriteria klien,rekanan dalam memilih perusahaan.
ValueProperty
2.4.8.2 Memilih lokasi yang tepat.
Kendala lokasi yang jauh dari para agen akan diatasi dengan
menggunakan Sistem Informasi yaitu penerapan Virtual Office.Sedangkan
lokasi yang mudah diakses oleh masyarakat juga mempengaruhi pengenalan
keberadaan ValueProperty dimasyarakat. Untuk itu pemilihan lokasi yang
tepat bukan hanya kemudahan akses secara fisik tetapi juga hal akses untuk
menunjang sistem informasi,yaitu lokasi yang memiliki jaringan yang cepat
untuk internet.
2.4.8.3 Pengawasan yang melekat.
Ditengah tingginya persaingan industri ini dan memiliki jumlah agen
yang banyak, maka bukan tidak mungkin terjadi penyelewengan, tindakan
yang kurang etis oleh para agen yang notabenenya memilik karakter beragam
dan juga adanya ancaman pembajakan dari pesaing tentunya mengharuskan
ValueProperty melakukan pengawasan yang melekat dan kontrol secara
berkesinambungan. Oleh karena itu sesama agen serta agen yang
merekomendasikan memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan dan
menjaga jika terjadi pergeseran kegiatan oleh para oknum. Semua itu demi
kepentingan dan kemajuan bersama.
2.4.8.4 Mampu menginformasikan dan memposisikan diri dengan benar.
Sering kali keberadaan profesi broker berkonotasi tidak baik, untuk itu
ValueProperty akan terus mengedukasikan dan menginformasikan apa arti
profesi ini sebenarnya. Sebagai penilai unsur kepentingan baik dari pribadi
atau pihak lain sangat rentan, oleh karena itu komitmen dan kepercayaan harus
ditegakkan dengan memberikan analisa penilaian yang fair, akurat dan cepat.
3. Deskripsi Perusahaan
3.1 Perusahaan
PT. ValueProperty adalah perusahaan broker dan penilai yang berada di
Jakarta, dengan wilayah pemasaran Jabodetabek. Perusahaan ini memiliki modal awal
dari para pendiri yaitu Raras W, Prakoso S, Elzan Y, Indro H, Linda N dan Investor
yang akan memiliki saham dari PT. ValueProperty ini. Raras W adalah pemegang ijin
sertifikasi penilai,Prakoso S adalah seorang broker yang berpengalaman, Linda adalah
seorang notaris dan ppat, Indro H seorang manager strategi yang handal, sedangkan
ValueProperty
Elzan Y adalah praktisi TI yang sudah berpengalaman.ValueProperty akan
memberikan layanan broker dan penilai.
PT.ValueProperty akan mulai beroperasi pada Januari 2007.Kantornya teletak
didaerah Jakarta Selatan , di kawasan ruko Wijaya Center, Jl Wijaya
Kebayoran.Kredibilitas dan reputasi ValueProperty akan meningkat bersamaan
dengan tergabungnya perusahaan ini dengan AREBI(Asosiasi Real Estate Broker
Indonesia) dan GAPPI(Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia).Serta rencana
mengeluarkan buku mengenai pedoman pembelian properti dan penilaiannya. Buku
ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan calon agen untuk memahami seluk
beluk properti.
3.2 Tujuan
• Menjadi perusahaan yang menguntungkan secara financial, dengan
memanfaatkan kondisi sektor riil/properti yang terus berkembang diwilayah
Jabodetabek.
• Menerima dan mempekerjakan agen penjual dan penilai yang memiliki
motivasi, kejujuran, mau bekerja keras dan memiliki komitmen tinggi.
• Menciptakan jaringan agen terluas di wilayah Jabodetabek, dengan
pertumbuhan rata-rata 1 bulan 15 agen.
• Pengembangan identitas yang solid sesuai dengan target pasar.
• Membuat hubungan kerja yang baik dan memulainya sebagai tim,
komunikasi,promosi, dan menerima masukan dari semua pihak yang terlibat.
• Menjadi penyedia informasi terlengkap diantara broker dan penilai yang ada
dalam hal properti pada tahun ke 3 atau sebelumnya diwilayah Jabodetabek.
• Memperoleh kepercayaan tinggi dan menjadi peringkat besar dalam hal proses
penilaian baik analisa dan waktunya dalam waktu 2 tahun atau kurang.
• Merealisasikan pendapatan yang positif dari inventasi dalam waktu dibawah
12 bulan.
3.3 Misi
Business Plan ini ditulis sebagai petunjuk dan mengatur bisnis baru, dan sebagai dasar
untuk perencanaan pemasaran yang lebih detil. Berikut ini adalah poin utama dari
business plan ini.
ValueProperty
• Tujuan dari PT. ValueProperty adalah mendapatkan keuntungan , berkembang
dalam lingkungan persaingan yang keras dan perkembangan yang terencana,
dan tetap menjunjung tinggi kode etik profesi broker dan penilai.
• Misi pertama ValueProperty adalah merekrut agen.Agen yang tergabung akan
mendapatkan komisi yang tinggi sehingga menguntungkan bagi mereka.
• Misi berikutnya adalah membantu masyarakat yang ingin
menjual/menyewakan atau mau membeli/menyewa dengan menyediakan
asistensi secara profesional dan personal. Memastikan kepentingan klien
adalah yang utama.
• Kunci sukses ValueProperty adalah pemasaran , jaringan, responsive dan
kualitas pelayanan sehingga dapat memperoleh klien baru dan klien yang
loyal.
• Kami berharap dapat menciptakan kerja sama dan hubungan yang baik dengan
klien kami, pegawai kami, anggota kami, dengan menghormati kepentingan
dan tujuan masing-masing pihak.
• Pasar pada bisnis ini memang tidak baru, tetapi peluang masih sangat terbuka
bagi pemain baru.
• Analisa keuangan dari kelayakan bisnis ini menunjukan hasil yang sangat
menjanjikan. Beberapa sumber yang ada menunjukan bahwa bisnis ini telah
terbukti sangat atraktif dan berkembang pesat.
3.4 Keunggulan
• Menyajikan informasi plus mengenai properti dan berusaha menjadi penyaji
terlengkap dan terpercaya.Dapat diakses melalui internet.
• Memberikan pelayanan maksimal dengan memberikan waktu yang leluasa
bagi klien, agen, penilai dan rekanan,buka hingga malam.
• Sebagai wadah yang mengutamakan kepentingan agen dan penilai agar
memperoleh manfaat yang besar dalam hal komisi.
• Memiliki jaringan terbesar, dengan menggunakan sistem SLM( Single Level
Marketing) agen mencari downliner, sehingga dalam waktu yang cepat dapat
memperoleh data.
• Efektif dan efisien dalam menggunakan waktu dan tenaga yang ada yaitu
menggabungkan dua profesi yang memiliki karakter pekerjaan yang sama.
ValueProperty
• Sarana klien dan rekanan agar memperoleh pelayanan yang terpercaya, tepat
dan cepat.
• Adanya sistem yang mengatur keteraturan, prosedur kerja agar tercipta
suasana kerja yang sehat, cepat, tepat dan dinamis.
4. Perencanaan Produksi
4.1 Produk
Produk yang ditawarkan ValueProperty adalah produk jasa yang memberikan
layanan broker dan penilai. Dari memasarkan suatu properti ,mencarikan properti dan
menganalisa suatu properti.
4.2 Fungsi Produk
Pada dasarnya profesi broker adalah kegiatan yang membantu penjual atau
pencari properti, kami akan membantu menjualkan rumah/tanah/bangunan melalui
jaringan yang kami miliki dan memasukannya dalam pusat data, menjelaskan masalah
hukum yang berlaku mengenai transaksi jual/beli,sewa/menyewa, memberikan
penilaian suatu properti dengan fair, membantu memastikan suatu sertifikat, surat hak
guna, surat hak milik dan surat properti lainnya asli dan tidak bermasalah.Sedangkan
suatu penilaian yang mendetil dibutuhkan oleh rekanan seperti bank untuk persetujuan
suatu kredit, sehingga didapat nilai kelayakan jaminan sesuai dengan nominal
pinjaman yang diminta.
4.3 Proses Produksi
Dalam pelaksanaan kegiatannya ValueProperty terdiri dari beberapa aktivitas
penting yaitu listing, dan analisa.Berikut ini alur dalam memperoleh listing dan proses
permintaan penilaian.
ValueProperty
Gambar 4.1
Dalam memperoleh pembeli properti, kekuatan dari jaringan broker sangat
mempengaruhi, dengan semakin banyak broker maka semakin besar peluang suatu
transaksi closing terjadi.
4.4 Bangunan Usaha
Untuk kegiatan usahanya, ValueProperty akan memanfaatkan ruko yang disewa,
sebagai bahan pertimbangan ruko yang dipilih berada dilokasi yang termasuk
kawasan strategis, daerah wijaya, Kebayoran. Sehingga masyarakat dan agen akan
lebih mudah mengaksesnya.
5. PerencanaanOperasional
5.1 Strategi Operasional
Dalam rangka memberikan nilai tambah pelayanan, ValueProperty akan buka
sampai malam yaitu dari jam 08:00 – 21:00,jadwal tersebut digunakan juga dalam
rangka untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.Sehingga dapat melakukan
kegiatan secara efisien dan efektif.
Data lengkap dapat diperoleh melalui para agen, oleh karena itu semakin
banyak agen tentunya akan mempercepat penambahan datanya. Untuk itu
ValueProperty
ValueProperty menggunakan sistem jaringan dengan konsep agen get
downliner.Jumlah yang ditargetkan adalah mencapai 336 agen.
Konsep agen get downliner ini kami sebut sebagai Single Level Marketing,
karena setiap agen yang tergabung atas rekomendasi agen lain mengakibatkan agen
lain tersebut memperoleh komisi upliner sebesar 1% dari nilai pembagian terkecil
yang muncul dari suatu closing. Komisi tersebut hanya terbatas untuk transaksi
penjualan properti.
Sebagai contoh Jika si A merekomendasikan B maka saat B berhasil menjual maka :
B mendapat komisi : 70% dari total komisi transaksi.
ValueProperty : 30% dari total komisi transaksi.
Karena si B memiliki upliner yaitu A maka
A mendapat komisi 1% dari Komisi yang diterima dengan nilai pembagian terkecil
yaitu 1% dari 30% tersebut.
Floor Time adalah waktu dimana agen datang ke kantor untuk piket,mereka akan
menerima klien yang walk-in atau telepon untuk meminta jasa kami. Untuk mengatasi
pembagian floor time yang rata maka dibuat jadwal khusus dengan pembagian setiap
agen mendapat hak 4 jam piket dalam satu minggunya.
Dengan target maksimal jumlah agen sebanyak 336 maka terdapat enam shift dalam
satu hari dan terdapat 8 agen untuk satu shifnya.Dalam enam shift itu dibagi menjadi
2 group yaitu group A dan group B. Untuk group A jam kerja dimulai dari jam 8:00-
20:00 dan group B jam 9:00-21:00 dengan tiga shift dalam sehari yaitu :
Group A:Shift 1 : 8:00-12:00 Group B:Shift 1 : 9:00-13:00
Shift 2 : 12:00-16:00 Shift 2 : 13:00-17:00
Shift 3 : 16:00-20:00 Shift 3 : 17:00-21:00
ValueProperty
Berikut ini jadwal shift dalam satu minggu:
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Group A
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
- 1|2|3|4|5|6|7|8
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Group B
5.2 Rencana Kerja
Sebelum ValueProperty dapat beroperasi pada bulan Januari 2007, beberapa
rencana kerja yang harus disiapkan dan dilaksanakan. Persiapan yang tepat harus
dilakukan agar saat operasional semuanya sudah tersedia.Setelah melalui tahap
penelitian dan analisa maka terbentuklah rencana bisnis ini, langkah selanjutnya
adalah menindaklanjuti agar rencana operasional di bulan Januari 2007 dapat
terlaksana.Untuk itu tahap kegiatanya dilakukan secara terinci dan terjadwal,berikut
ini TimeLine rencana kerja hingga bulan operasional perdana ValueProperty.
ValueProperty
Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des
Mencari Investor
Pendirian PT
Daftar AREBI dan GAPPI
Pembuatan Sistem Informasi
Membuat ruang kantor
Menyiapkan jaringan kantor
Penerimaan pegawai dan agen
Pembuatan Buku
Soft Launching
2006
Kegiatan
6. Perencanaan Pemasaran
6.1 Target Pasar
Sebagai langkah awal maka ValueProperty membatasi diri pada segmen pasar
wilayah Jabodetabek, semua kegiatan hanya mencakupi klien, agen, rekanan yang
berada diwilayah tersebut, tetapi tidak membatasi diri untuk pelaksanaan suatu
pekerjaan diluar wilayah demi kepentingan rekanan kami. Sedangkan untuk pangsa
pasarnya adalah usaha dibidang broker,penilai dan penyedia informasi serta wadah
bagi para agen.
Wilayah Jabodetabek memiliki pertumbuhan yang sangat baik. Menurut PSPI
sejumlah proyek perumahan cukup besar di Jabodetabek, akumulasi tingkat penjualan
rumah pada tahun 2005 mencapai 76%. Proyek perumahan di bekasi, bogor dan
tangerang terus menunjukan pertumbuhan yang tinggi hingga triwulan III 2005.
Berikut ini kapitalisasi Proyek Komersial Jabotabek tahun 2002-2006 :
(Dalam Milliar Rupiah)
2002 2003 2004 2005 2006P
1
Proyek Pusat
Pembelanjaan Modern
Jabotabek
4,705,818 9,830.40 16,809.16 21,270.33 29,483.86 29,955.23 99,349.00
2Proyek Apartemen
Jabotabek3,633,304 1,484.03 4,023.05 6,671.60 10,639.90 8,712.50 31,531.10
1Proyek Perkantoran
Jabotabek910,064 47.50 890.30 1,378.15 3,770.70 4,162.07 10,263.51
Nilai
Kapitalisa
TahunNo Nama Proyek
GBA
(m2)
Tabel 6.1
ValueProperty
0.005,000.0010,000.0015,000.0020,000.0025,000.0030,000.00
RP
Proyek Pusat
Pembelanjaan
Modern
Jabotabek
Proyek
Apartemen
Jabotabek
Proyek
Perkantoran
Jabotabek
Kategori proyek
Kapitalisasi Proyek Komersial Jabotabek (RP Miliar)
2002
2003
2004
2005
2006
Gambar 6.1
Sumber: Majalah Bisnis Properti vol.3 no. 033 edisi mei 2006
Pada wilayah Jabodetabek ini pun tetap diwakilkan oleh 5 besar broker properti
seperti : Ray White, Era Indonesia, Centuri 21, Raine & Horne, dan LJ Hooker. Dan
terdapat pula broker asing lainnya seperti Codwel Banker Indonesia, professional,
procon,first pacific devise, dan lain-lain.Profesi penilai sendiri memiliki pangsa pasar
yang besar yaitu semua cabang bank dari wilayah Jabodetabek. Dan sebagai pesaing
adalah penilai yang sudah bermain cukup lama, PT. Ganda Mega Serasi, PT
Sukofindo Apprisal, PT Piesta, dll.
6.2 Strategi Pemasaran
Untuk mendapatkan listing yang lengkap dan kesuksesan menjual properti
dipengaruhi oleh agen yang kita miliki, untuk itu jaringan yang luas dari setiap agen
dan kemampuan untuk memperoleh data dan kepercayaan menjadi kuncinya. Strategi
pemasaran yang dilakukan adalah mencoba memperkenalkan ValueProperty
dimasyarakat dan terus mengembangkan jumlah agen sampai jumlah yang
ditargetkan.Pada bulan pertama akan direkrut 30 agen.
Sebagai daya tarik dan keunggulan dari service yang ditawarkan adalah
ketersediaan informasi yang lebih lengkap untuk para klien dengan memberikan info
faktor eksternal suatu properti , diantaranya mengenai lingkungan properti tersebut,
kekurangan dan kelebihannya dan lain-lain.
Produk kedua adalah jasa penilai, kami menyediakan pegawai khusus untuk
memperkenalkan ValueProperty secara langsung, dan mengandalkan jumlah agen
yang banyak sebagai kekuatan untuk mampu melaksanakan penilaian dengan cepat
dan tepat, karena faktor kecepatan memasukan laporan kepada rekanan menjadi
penilaian mereka selain akurasi analisanya.
ValueProperty
Sistem online melalui internet digunakan sebagai sarana untuk mempercepat
komunikasi antara klien, rekanan dan agen.
6.3 Iklan dan promosi
Komunikasi yang efektif kepada klien, rekanan mengenai ValueProperty
dibutuhkan sarana iklan dan promosi.Strategi iklan dan promosi yang akan digunakan
dibedakan untuk produk broker dan penilai.Dalam rangka memperkenalkan
ValueProperty sebagai broker, kami membuat buku, mengadakan seminar, talkshow
dan iklan di radio serta iklan dibeberapa media cetak yang sesuai.Sedangkan untuk
promosi penilai kami akan mengadakan seminar, presentasi dengan mengundang para
pihak rekanan yang bertanggung jawab untuk penilaian dan melakukan perkenalan
secara langsung baik bertemu muka dan email.
6.4 Perkiraan Penjualan
Bulan pertama beroperasi ValueProperty memiliki agen dengan jumlah 30 orang, jika
dari 30 orang tersebut diperkirakan hanya 20 yang dapat melakukan penjualan dan
setiap orangnya hanya satu penjualan dengan rata-rata satu transaksi senilai 250 juta
rupiah dan nilai komisi 2,5% untuk satu transaksi, maka pendapatan dalam bulan
petama dapat dihitung sbb:
20 * 250 Juta * 2,5% * 50% = Rp. 62.500.000,-
Sedangkan untuk penilaian diperkirakan pada bulan kedua pekerjaan mulai
ada,dengan asumsi dalam satu hari rata-rata terdapat 6 tugas dan dengan nilai komisi
setiap tugas adalah 300 ribu rupiah maka pendapatan dari penilaian bulan kedua
adalah sbb:
6* 20* 300 Ribu * 50% = Rp.18.000.000,-
Berikut ini adalah tabel perkiraan penjualan salama satu tahun:
2007
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Broker 62,500 93,750 109,375 125,000 140,625 156,250
Penilai 0 18,000 27,000 36,000 45,000 54,000
Total 62,500 111,750 136,375 161,000 185,625 210,250
2007
Jul Agu sep Okt Nov Des Total
187,500 206,250 225,000 243,750 262,500 281,250 2,093,750
63,000 72,000 81,000 90,000 99,000 108,000 693,000
250,500 278,250 306,000 333,750 361,500 389,250 2,786,750
Tabel 6.1
ValueProperty
Perkiraan Penjualan 2007
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Jan
Mar
Mei Ju
lsep
Nov
Bulan
Rib
u R
up
iah
Broker
Penilai
Total
Gambar 6.1
Dasar perkiraan penjualan tersebut adalah sbb:
- Pertumbuhan jumlah agen adalah 15 orang setiap bulannya.
- Dari bulan Januari closing transaksi broker yang terjadi bernilai Rp.
250 juta sampai bulan Juni,sedangkan dibulan Juli – Desember bernilai
Rp. 300 juta.
- Pada bulan juni dan juli jumlah broker yang menjual diasumsikan tidak
bertambah, baru kemudian dibulan berikutnya bertambah kembali.
- Komisi closing transaksi yang diterima dibuat rata-rata yaitu 2,5%.
- Untuk bulan Februari akan memiliki 45 agen dengan perkiraan 30 agen
berhasil closing, maka:
30 * Rp. 250,000,000.- * 2.5% * 50% = Rp 93,750,000.-
Sedangkan untuk bulan berikutnya yaitu Maret – Desember, agen yang
akan berhasil closing bertambah 5 orang setiap bulannya.kecuali bulan
Juni- Juli.
- Sedangkan untuk pekerjaan penilaian diperkirakan penambahan tugas
setiap bulannya sebanyak 3 tugas per hari, ini terjadi karena semakin
benyak jumlah rekanan yang dimiliki ValueProperty.
- Dalam perhitungan penjualan jasa penilai ini diasumsikan satu bulan
adalah 20 hari kerja efektif.
- Berikut ini tabel pertambahan agen dan jumlah agen yang berhasil
closing, nilai transaksi, serta jumlah tugas penilaian:
ValueProperty
2007
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Total jml Agen 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195
Agen Closing 20 30 35 40 45 50 50 55 60 65 70 75
Nilai Transaksi (Rp Juta)
250 250 250 250 250 250 300 300 300 300 300 300
Jumlah tugas utk penilaian per hari
0 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36
Tabel 6.2
Tampak dari perkiraan penjualan tersebut dengan asumsi menggunakan peningkatan
jumlah penjualan berdasarkan peningkatan jumlah agen yang bertransaksi satu agen
hanya satu transaksi dalam satu bulan,itu pun tidak semua agen hanya terjadi
peningkatan sekitar 5 agen,ternyata diperoleh rata-rata peningkatan pendapatan setiap
bulannya untuk broker adalah 15% dan penilai 19% dengan total peningkatan
pendapatan per bulan 16%.Perkiraan ini masih terlalu rendah karena ini adalah tahun
pertama, maka untuk tahun kedua akan dibuat target yang jauh lebih tinggi.
7. Perencanaan Organisasi
7.1 Bentuk Usaha
ValueProperty merupakan badan usaha dengan bentuk Perseoan Terbatas
(PT). ValueProperty terdiri atas para pemegang saham, bentuk PT tertutup yang
artinya saham-saham hanya akan dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Saham yang
dikeluarkan akan ditulis atas nama,dan tipe yang akan dikeluarkan terdapat dua
macam yaitu saham khusus yang diberikan kepada founder dan saham biasa untuk
investor.
ValueProperty
7.2 Struktur Organisasi
Bagian Penilai Bagian Broker Bagian TI
Manager
Bagian Legal &
kepegawaian
Bagian keuangan
& Administrasi
Bagian
Pemasaran
Keamanan
Office Boy
Messenger
TI TeamAgen AgenAdministrasi
Gambar 7.1
7.3 Deskripsi Tugas dan wewenang
• Manager
Mempunyai tugas utama mengkoordinasikan fungsi-fungsi yang ada
didalam ValueProperty. Posisi bagian ini akan diisi oleh Indro H dengan
pengalaman manager strategi. Untuk jabatan ini tidak akan memperoleh gaji
karena diisi oleh founder dengan penghasilan berdasarkan keuntungan atas
saham kepemilikan.
• Bagian Keuangan & administrasi
Bagian ini bertugas mengurus keuangan perusahaan dan
administrasinya. Termasuk didalamnya mengatur surat-menyurat. Jabatan
bagian ini akan diisi oleh pegawai yang diangkat menjadi pegawai tetap
dengan memperoleh gaji,insentif dan bonus.
• Bagian Penilai
Bagian penilai merupakan tanggung jawab pendiri, dalam hal ini Raras
W yang telah memiliki ijin sertifikasi penilai, karena semua hasil dari analisa
adalah tanggung jawabnya sebagai penilai public.Selain itu ia juga bertugas
untuk membina agen agar menjadi penilai terpercaya dan handal. Sebagai
pendiri tentunya ia tidak akan memperoleh gaji.
ValueProperty
• Bagian Broker
Di bagian broker akan diisi oleh Prakoso S karena dialah yang telah
memiliki pengalaman sebagai broker,sehingga seluk beluk broker sangat
dipahaminya. Ia bertugas melakukan pembinaan kepada para agen.
• Bagian TI
Sistem Informasi akan menjadi tulang punggung ValueProperty, oleh
karena itu Bagian ini harus memiliki tim yang handal, sebagai penanggung
jawabnya adalah Elzan Y. Pengalamannya dibidang TI akan sangat
diperlukan.
• Bagian Legal & Kepegawaian
Semua hal mengenai legal akan dipegang oleh Linda, ia juga bertindak
sebagai kepala kepegawaian. Keamanan, office boy dan messenger akan
diawasi olehnya. Profesinya sebagai notaris dan ppat dibutuhkan untuk
memberi nasehat dan arahan mengenai hukum jual/beli properti.
• Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran mempunyai peranan penting untuk
memperkenalkan ValueProperty, bagian ini juga akan melakukan menjualan
jasa penilai ke bank-bank atau lembaga keuangan lainnya. Posisinya akan diisi
oleh pegawai yang diangkat tetap, statusnya sama seperti bagian keuangan.
7.4 Kepegawaian
Agen akan direkrut oleh ValueProperty dengan kondisi terikat tanpa gaji,
pendapatan mereka berdasarkan komisi dari transaksi yang mereka peroleh. Selain itu
mereka juga dapat memperoleh penghasilan atas downliner mereka sebagaimana yang
telah diatur diatas pada bagian strategi operasional. Agen yang direkrut akan
diberikan kemampuan sebagai broker dan penilai, mereka akan dilatih dan diberi buku
pedoman. Pemanfaatan dua profesi ini bertujuan untuk menjamin pemasukan yang
selalu berkesinambungan demi kesejahteraan mereka dan mendayagunakan semua
sumber daya yang ada, baik itu tenaga,waktu, dan fasilitas.
Karena ValueProperty menganut sistem jaringan maka keaktifan agen adalah
keharusan. Agen dianggap aktif jika minimal dalam satu bulan melakukan satu kali
kegiatan baik itu listing atau pun selling.Jika tidak aktif dalam satu bulan maka
otomatis dikeluarkan dari ValueProperty dan tidak memiliki hak apapun dari
downlinernya.
ValueProperty
Berikut ini sistem pembagian komisi jika agen bertindak sebagai broker:
Nilai komisi transaksi yang akan dikenakan pada klien berkisar antara 2%-3%
tidak boleh kurang atau lebih dari kisaran tersebut.Kemudian dari nilai tersebut akan
dibagi sebesar 25% untuk agen yang melakukan listing, 25% untuk agen yang
melakukan selling, dan 50% untuk ValueProperty.Tetapi jika agen tersebut atas
rekomendasi agen lain(memiliki upliner) maka agen lain itu akan mendapat 1% dari
25% yang akan diambil dari pendapatan ValueProperty.
Pihak Komisi
ValueProperty 50%
Agen Listing 25%
Agen Jual 25%
Agen Upliner (tidak ada) -
Tabel 7.1
Nilai komisi tersebut dapat berubah dengan perbandingan untuk agen lebih besar dari
ValueProperty, misalkan agen mendapat 70% dan ValueProperty 30%.Tetapi hal ini
dapat terjadi untuk agen senior dan dengan transaksi yang besar, akan ditentukan
kemudian sesuai kondisi.
Berikut ini sistem pembagian komisi jika agen bertindak sebagai penilai :
Untuk satu penugasan penilaian rumah maka ValueProperty mendapatkan
Rp.300 ribu, komisi ini sudah standar maka dari komisi tersebut akan dibagi dua 50%
agen, 50% ValueProperty.. Nilai segitu sudah bersih dalam artian bahwa tidak ada
subsidi apa pun untuk agen dan untuk penghasilan dari penilai ini tidak mengenal
sistem upliner, maka upliner tidak akan memperoleh apapun.
Pihak Komisi
ValuePropery 50%
Agen 50%
Tabel 7.2
Beberapa bagian dari struktur yang ada akan diisi oleh pegawai yang diangkat
tetap dan digaji, berikut ini list kepegawaian yang dibutuhkan oleh ValueProperty.
ValueProperty
Fungsi/Jabatan Jumlah Personil Gaji/bln
Keuangan 1 orang Rp. 3.500.000,-
Administrasi 2 orang Rp. 2.000.000,-
Marketing 2 orang Rp. 3.000.000,-
Staff TI 3 orang Rp. 3.000.000,-
Keamanan 4 orang Rp. 1.000.000,-
OB 3 orang Rp. 800.000,-
Messenger 3 orang Rp. 800.000,-
Tabel 7.3
Kebutuhan jumlah personil tidak akan langsung diisi dengan total jumlah kebutuhan
tersebut. Pada awal bulan perusahan baru berdiri, jumlah agen dan pekerjaan belum
banyak maka penerimaan pegawai dilakukan secara bertahap yaitu per semester.
Berikut ini adalah jumlah personil dan penambahannya:
Semester I Semester II Semester III
Keuangan 1 1 1
Administrasi 1 2 2
Marketing 1 2 2
Staff TI 1 2 3
Keamanan 4 4 4
OB 3 3 3
Messenger 3 3 3
Tabel 7.4
Selain gaji pokok yang mereka terima, pada bulan ke 12 maka mereka akan
mendapatkan THR satu kali gaji. Selain itu jika perusahaan mengalami keuntungan
tentunya mereka akan mendapatkan bonus dan insentif. Kenaikan gaji akan
disesuaikan dengan kondisi inflasi dan keuangan perusahaan serta penilaian dari
kinerja mereka.
ValueProperty
8. Penilaian Resiko
8.1 Inflasi
Kenaikan inflasi yang tinggi akan sangat berdampak terhadap perolehan
keuntungan ValueProperty, karena kemampuan beli yang rendah dari masyarakat.
Bagaimana pun juga kami akan menyiasati efek kenaikan nilai inflasi, baik dengan
cara melakukan penghematan dan menggencarkan pemasaran,diharapkan para agen
lebih agresif dan tangguh dalam menghadapi kondisi tersebut sehingga target
penjualan akan tetap tercapai.
8.2 Penipuan dan kegiatan dibawah tangan
Resiko yang sangat mungkin terjadi adalah penipuan baik dari internal seperti
para agen atau pun penjual/pembeli. Dapat saja mereka mengharapkan keuntungan
pribadi sehingga transaksi dibawah tangan(tidak melaporkan ke ValueProperty) dapat
terjadi. Untuk menyiasati hal tersebut tentunya pengawasan dan kekompakan seluruh
tim harus dibina, dengan kesadaran untuk kebaikan bersama akan mengarahkan
keuntungan jangka panjang. Selain itu aturan dan hukuman yang tegas bagi agen yang
nakal diberlakukan tanpa pandang bulu.
8.3 Waktu dan biaya
Ketika melakukan penilaian maka waktu menjadi faktor penting, resiko yang
terjadi adalah terjadi keterlambatan memasukan laporan dari para agen, hal ini akan
berefek negatif terhadap ValueProperty, oleh karena itu perjanjian yang jelas dan
pemilihan agen yang berkomitmen harus dilakukan untuk menghindari hal tersebut
yang berdampak pula pada biaya yang membengkak untuk kegiatan yang merugi.
8.4 Kegagalan sistem
Sistem yang gagal dapat saja terjadi, hal ini sangat membahayakan posisi
ValueProperty. Harus diberi perhatian khusus untuk sistem informasi yang dimiliki,
untuk itu dari tahap perencanaan juga harus teliti dan benar, kemudian saat
operasional pun harus selalu dijaga dan dipelihara, dengan menempatkan staff IT
sebagai pengawasan dan dilakukan 24 jam.
9. Perencanaan Keuangan
9.1 Asumsi-asumsi penting
Sebelum melangkah pada analisa keuangan, akan ditekankan dahulu asumsi
yang digunakan. Kami mengasumsikan tidak ada terjadi force majeure dalam tahun
perkiraan, nilai suku bunga berkisar 12% dan kondisi ekonomi cukup stabil.
ValueProperty
9.2 Biaya Proyek dan Kebutuhan Modal Kerja
Tabel 9.1
Keperluan Biaya(Rp)
Legal 35,000,000.00
Pembuatan Buku 25,000,000.00
Distribusi buku 5,000,000.00
Launching 10,000,000.00
Iklan & Promosi 35,000,000.00
Logo Perusahan 10,000,000.00
Brosur 5,500,000.00
PABX 3,000,000.00
Desain Web 10,000,000.00
Sewa Gedung bln-1 20,000,000.00
Rekruitmen+konsultan 30,000,000.00
Peralatan knt(komp,
meja, kursi,dll) 120,000,000.00
Kendaraan(motor) 15,000,000.00
AC 6 buah 18,000,000.00
Interior+ruangan 100,000,000.00
Aplikasi Sistem 85,000,000.00
Total 526,500,000.00
Pengeluaran Biaya Tetap 3 semester . Tabel 9.2
BiayaSemester I
(Rp per bulan)
Semester II
(Rp per bulan)
Semester III
(Rp per bulan)
Leased Line 10,000,000 10,000,000 15,000,000
Sewa Tempat 20,000,000 20,000,000 20,000,000
Telepon 2,000,000 3,000,000 4,000,000
Listrik 1,000,000 2,000,000 2,000,000
Iuran 500,000 500,000 500,000
Rekruitment 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Gaji Pegawai 19,300,000 27,300,000 30,300,000
Pengeluaran Lain-lain 1,000,000 1,000,000 1,000,000
Promosi Rutin 5,000,000 6,000,000 9,000,000
Total 60,800,000 68,800,000 83,800,000
Modal awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 526,500,000.-
Dana akan diperoleh dari pendiri, setiap orang akan menyetorkan dana sebesar
Rp. 50,300,000.- yang dikonversi menjadi saham khusus. Akan diperoleh modal
sebesar Rp. 251,500,000.- dan kekurangannya adalah Rp.275,000,000.-.Kekurangan
modal ini akan dikonversi kedalam saham dengan nilai satu lembar sahamnya senilai
Rp 1 juta. Saham tersebut akan ditawarkan secara tertutup kepada rekan-rekan kelas
entrepreuner 08MAT. Jika masih terdapat kekurangan maka opsi saham akan
ValueProperty
ditawarkan kepada founder, baru kemudian pihak lain yang disetujui oleh founder dan
pemegang saham 08MAT.
Komposisi Pengumpulan Modal:
Founder Investment: Investor Invesment:
Raras W Rp. 50,300,000.- Total Rp.275,000,000.-
Prakoso S Rp. 50,300,000.-
Elzan Y Rp. 50,300,000.-
Indro H Rp. 50,300,000.-
Linda N Rp. 50,300,000.-
Total Rp.251,500,000.-
9.3 Analisa BEP
Dalam rangka menghitung BEP maka akan digunakan satu bentuk satuan unit, dimana
1 unit tersebut terdiri dari antara produk broker dan penilai yang terpisah dilihat
secara tersendiri.
Analisis hanya Penilai
1 tugas bernilai Rp. 300,000.- ,biaya yang dikeluarkan untuk satu tugas adalah
50%nya yaitu Rp. 150,000.-.
VC = 150,000.- R = 300,000,-
FC = 60,800,000.-
BEP tgs = FC/(R-VC) = 60,800,000.-/(300,000-150,000) = 405.33
Maka untuk mencapai BEP dibutuhkan 406 tugas.
BEP Penilai
0
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
15
83
150
217
283
Jml Tugas
Ru
pia
h
Reveneu
Fixed cost
Gambar 9.1
ValueProperty
Analisis hanya broker
Transaksi akan memperoleh komis 2.5% nilai transaksi yang didapat, jika rata-rata
satu transaksi berniai Rp. 250 Juta maka rata-rata revenue 1 transaksi adalah.
R = 2.5% * 250,000,000.- = Rp. 6,250,000.-
VC = 50%* R = 50% * 6,250,000.- = Rp. 3,125,000.-
FC = Rp. 60,800,000.-
BEP brk = FC/(R-VC) = 60,800,000/(6,250,000-3,125,000) = 19,456
Maka untuk mencapai BEP dibutuhkan 20 transaksi.
Analisa Payback Periode berdasarkan perkiraan penjualan.
Pada semester I biaya tetapnya bernilai Rp. 60,800,000.-, dan pendapatan penjualan
untuk setiap bulannya bertambah, berikut ini tabel Payback Periode:
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul
Revenue 62,500,000 111,750,000 136,375,000 161,000,000 185,625,000 210,250,000 250,500,000
Fixed Cost 60,800,000 60,800,000 60,800,000 60,800,000 60,800,000 60,800,000 68,800,000
Profit 1,700,000 50,950,000 75,575,000 100,200,000 124,825,000 149,450,000 181,700,000
526,500,000 524,800,000 473,850,000 398,275,000 298,075,000 173,250,000 23,800,000 -157,900,000
Semester I 2007
Tabel 9.3
Terlihat bahwa dalam tujuh bulan modal yang dikeluarkan sudah kembali.
9.4 Analisa BCR (Benefit Cost Ratio)
Uang yang digunakan sebagai modal haruslah memiliki nilai keuntungan yang lebih
jika dibandingkan uang tersebut hanya disimpan di Bank dalam bentuk deposito.
Analisa benefit Cost Ratio dapat digunakan sebagai parameter apakah investasi kita
layak atau tidak. Dengan asumsi bunga 12% maka dapat kita peroleh BCR dalam satu
tahun,selain itu kita dapat menghitung NPV (Net Present Value) uang kita juga untuk
mengetahui nilai sebenarnya dari investasi yang kita lakukan.Berdasarkan perkiraan
penjualan dan pengeluaran maka kas untuk tahun pertama akan berjumlah sekitar Rp.
2,000,000,000.-
Dengan bunga 12% maka nilai 1 rupiah tahun depan kita akan bernilai 0.893 ditahun
ini,maka:
Present Value of cash inflows = 0.893* 2,000,000,000= Rp.1,786,000,000.-
Present Value of cash outflows = Rp. 526,500,000.-
ValueProperty
NPV = Present value of cash inflows – Present value of cash outflows
NPV = 1,786,000,000 – 526,500,000 = Rp. 1,259,500,000.-
NPV > 0 , maka investasi untuk usaha ini layak.
BCR = present value of cash inflows/present value of cash outflows
= 3.39
Terlihat bahwa investasi ini sangat menarik karena BCR bernilai lebih dari 1.
10. Penawaran Investor
10.1 Penawaran Saham
Sebagaimana yang tertuang dalam perencanaan keuangan, bahwa Modal yang
dibutuhkan oleh ValueProperty berjumlah Rp. 526,500,000.- . Dengan modal dari
lima orang founder senilai Rp, 251,500,000.-, maka masih tersisa kekurangan dana
sebesar Rp. 275,000,000.-. Kekurangan tersebutlah yang akan kami tawarkan secara
eksklusif kepada rekan-rekan kelas entrepreneur 08MAT. Dalam hal ini kami
menawarkan nilai satu lembar saham seharga Rp. 1,000,000.-.
Dengan nilai itu tentunya tidak akan memberatkan rekan-rekan, karena setiap
orang cukup membeli sekitar 5 saham saja atau bernilai Rp. 5000,000.-.Menimbang
jumlah mahasiswa dalam kelas entrepreuner 08MAT adalah sekitar 70 orang lebih
maka jika ternyata semua berminat, tidak menutup kemungkinan bagi ValueProperty
untuk mengakomodasikan keinginan rekan-rekan, yang memang akan berakibat
bertambahnya nilai modal dari kebutuhan yang seharusnya. Hal ini tidak akan
menjadi kendala karena menurut kami, kas lebih tersebut dapat menjadi
buffer/cadangan untuk rencana pengembangan lebih lanjut. Tetapi jika tidak semua
memiliki minat untuk begabung dengan kami maka untuk memenuhi modal tersebut
minimal dibutuhkan sebanyak 55 rekan yang membeli saham atau ada beberapa
rekan yang lain yang berkenan membeli lebih besar dari 5 lembar tidak akan kami
batasi.
55 siswa * Rp. 5 juta = Rp.275 juta
10.2 Perhitungan perolehan Deviden
ValueProperty adalah badan usaha dalam bentuk PT tentunya akan memiliki
AD/ART yang sama lazimnya sebuah PT. Oleh karena itu, besar dari nilai pembagian
deviden akan ditentukan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Berikut ini
ValueProperty
hanyalah simulasi sebagai gambaran untuk rekan-rekan melihat berapa besar
perolehan dari invetasi saham di ValuProperty.
Dengan mengasumsikan nilai deviden sebesar 16% dari keuntungan bersih maka
berdasarkan perkiraan penjualan 2007 adalah sbb:
Akhir Tahun 2007 memperoleh laba : Rp. 2,786,750,000.-
Biaya Operasi : Rp. 349,600,000.-
Laba sebelum pajak : Rp. 2,437,150,000.-
Pajak (pph 25) 35% : Rp. 853,002,500.-
Laba setelah pajak : Rp. 1,584,147,500.-
Deviden (16%) : Rp. 253,463,600.-
Jumlah saham 525 Lembar (250 lembar milik founder + 275 lembar milik investor)
Pembagian deviden 1 lembar saham : Rp, 482,787.-
Jika satu orang memegang lima lembar saham maka nilainya adalah 2,413,939.-
Sebagai perbandingan jika kita menyimpan uang Rp. 5,000,000.- tersebut dalam
bentuk deposito, dengan bunga 12% satu tahun maka uang kita dalam satu tahun akan
bernilai:
Uang deposito : Rp. 5,000,000.-
Bunga 12% : Rp. 600,000.-
2,413,393>>600,000
Dapat terlihat bahwa dengan menginvestikan uang anda di ValueProperty anda
memperoleh keuntungan lebih yaitu:
� Dalam satu tahun Keuntungan uang anda jauh dari bunga deposito.
� Untuk tahun-tahun berikutnya anda akan memperoleh keuntungan terus.
ValueProperty
11. Penutup
Setelah semua pemikiran tertuang dalam tulisan ini, maka banyak yang harus
dilakukan, karena tidak ada hal didunia ini yang bisa dicapai tanpa adanya kemauan
dan usaha yang keras. Keberhasilan berasal dari adanya kerja keras. Dengan adanya
usaha ini diharapkan waktu dan energi yang kami miliki akan terpakai untuk kegiatan
yang positif dan produktif. Semoga kegiatan yang kami lakukan ini dapat memberikan
keuntungan dan kesejahteraan bagi banyak orang. Kami berharap usaha ini
merupakan awal kesuksesan bagi kita semua. Dengan ijin dan ridho dari Allah SWT,
restu dan dorongan semua pihak yang terlibat, serta usaha dan kerja keras kita semua,
kita berdoa agar usaha ini memberikan sebuah nilai yang berarti, baik untuk dunia dan
akhirat kelak.
“Dalam setiap karier, ketakutan terbesar adalah ketidakmampuan kita untuk
menonjol, Dalam setiap perjalanan, ketakutan terbesar adalah ketidakmampuan kita
untuk menyelesaikannya” (koleksi Mr. Chang Li: Bab Belajar)
“Esensi dari kehidupan adalah dalam kerajinan seseorang
Tanpa upaya mencapainya, apa yang dapat dicapai seseorang.”
(catatan Dinasti Han lama, Biografi Zhang Heng)