Date post: | 18-Jan-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | maulana-aziz |
View: | 34 times |
Download: | 2 times |
Congestive Heart Failure
Pembimbingdr. Andi Sutanto, Sp.PD,
Maulana Aziz1210.221.056
IDENTITAS• No. RM : 3003**• Nama : Tn. ARM• Umur : 57 tahun• Agama : Islam• Alamat : Jl. Raden Saleh II No. 10,
Cikini, Menteng, Jakarta Timur• Tanggal masuk rawat : 11 Agustus 2014• Tanggal pemeriksaan : 12 Agustus 2014
• Keluhan Utama : Sesak nafas
• Keluhan Tambahan : Mual (+), Edema pada kedua tungkai
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke IGD diantar keluarganya sejak 1 hari SMRS os mengeluh sesak napas. Sesak muncul ketika sedang beristirahat, kemudian apabila berjalan dan melakukan aktivitas seperti mandi sesak muncul juga. Ketika tidur pada malam hari sesak timbul, kemudian sesak mulai berkurang ketika terbangun.
• Kemudian saat os berbaring harus menggunakan 3 bantal karena kalau tidaak akan timbul sesak. Sesak tidak di pengaruhi oleh debu, cuasa dingin, dan emosi. Sesak tidak disertai mengi (-), nyeri dada (-), batuk (-), mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (-), bengkak pada kedua kaki (+), demam (-), BAK dan BAB biasa.
• RPO pasien sudah 2 kali berobat di RS ridwan
dengan keluhan yang sama yaitu pada akhir
tahun 2013 dengan keluhan sesak timbul
ketika naik tangga, melakukan aktivitas berat
seperti berlari, mengangkat beban berat.
• Dan mulai reda apabila istirahat. Kemudian
awal tahun 2014 sekitar bulan Maret pasien
kembali berobat dengan keluhan sesak timbul
ketika berjalan dan melakukan aktivitas ringan
seperti mandi.
RPD
• Riwayat diabetes melitus (+)• Riwayat penyakit jantung (+)
RPK
• Riwayat Hipertensi (Kakak)
SOSEK
• Merokok perhari ½ bungkus perhari sejak SMP
Pemeriksaan fisik
• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 130/80 mmHg• Nadi : 82x/m• Respirasi : 26x/m• Suhu : 36,5 0C
• Kepala : Normocepal• Mata :
- Palpebra : Tidak tampak edema
Konjungtiva : Anemis (-/-) Sklera : Tidak tampak
ikterik Pupil : Bulat isokor
Refleks Cahaya : Langsung +/ + , tidak langsung +/+
• Hidung : Tidak tampak deformitas.
• Bibir : Normal, tidak sianosis, tidak terdapat stomatitis
• Lidah : Di tengah, berwarna merah
• Rongga leher : Uvula tidak deviasi, tonsil T1–T1, Faring tidak hiperemis, sekret (+), warna putih.
• Leher : – Massa abnormal tidak ditemukan– Pembesaran tiroid tidak ditemukan– Nyeri tekan dan pembesaran KGB tidak ditemukan– Deviasi trakea tidak ditemukan
• Thoraks (Cor, Pulmo)– Inspeksi• Dinding dada simetris pada keadaan statis dan dinamis• Normochest
– Palpasi• Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis sinistra• Fremitus taktil/vokal simetris, tidak ada pergerakan
dinding dada yang tertinggal
• Perkusi– Terdengar sonor pada seluruh lapangan paru– Perenjakan paru positif, batas jantung kanan pada
ICS VI linea parasternal dextra– Batas jantung kiri pada ICS VI linea axilaris anterior
sinistra– Batas pinggang jantung pada ICS III linea
parasternalis dextra
• Auskultasi– S1(N) S2(N) S3(-) S4(-) Regulitas : regular, HR :
80X/menit reguler– Murmur (-), Gallop (-)– Vesikuler di kedua hemitoraks , Rh -/- Wh -/-
• Abdomen : – Inspeksi • Permukaan rata, simetris, venektasi (-)
– Palpasi• Supel, nyeri tekan (-), Hepar, lien, dan ginjal tidak
teraba adanya pembesaran
– Perkusi• Timpani pada seluruh lapang abdomnen
– Auskultasi• Bising usus ( + )
• Ekstremitas : – Ekstremitas atas
• Eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan +5, nyeri sendi (-), edema (-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, acral hangat, jari tabuh (-), turgor kembali cepat, clubbing finger (-).
– Ekstremitas bawah :• Eutoni, euttrophi, gerakan bebas, kekuatan +5, nyeri sendi (-),
edema pretibial (-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, acral hangat, clubbing finger (-), turgor kembali cepat.
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan GDS
(mg/dl)SGOT (U/L)
SGPT (U/L)
Kalium Natrium Chlorida
11-08-2014 494 127 55 4,7 139 102
Pemeriksaan
Hb (g/dl
)
Ht (%)
Leukosit (/µL)
Trombosit (/µL)
Ureum(mg/dL)
Creatinin (%)
GDN
11-08-2014 14,3 42 15.800 232.000 46 1,91 -
12-08-2014 - - - - - - 208
RO Thoraks
EKG
Diagnosis
• CHF gr IV• DM tipe 2
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 1 kolf/24 jam• inj. ceftriaxone 1 x 2
gr• inj, Lasix 1 x 2 amp• Omz 2 x 40mg IV• Levimir 1 x 15 unit• Carpiaton tab 1 x 100
mg
• Aspilet 1 x 80 mg• Digoxin tab 1 x 1• Captopril 2 x 12,5 mg• Inpepsa 4 x 1 sendok
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Penurunan CO mengakibatkan volume darah yang efektif berkurang.
• Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat maka di dalam tubuh terjadi suatu refleks homeostasis atau mekanisme kompensasi melalui perubahan - perubahan neurohumoral, dilatasi ventrikel. Salah satu respon hemodinamik yang tidak normal adalah peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload.
• Gagal jantung kongestif (CHF; Congestive Heart Failure) atau dekompensasio kordis adalah ketidakmampuan jantung untuk menghasilkan curah jantung yang memadai guna memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
• Gagal jantung kongestif juga bisa diartikan sebagai keadaan dimana jantung tidak mampu untuk memompa darah untuk mencukupi metabolisme jaringan atau hanya bisa melakukannya dengan tekanan pengisian yang tinggi secara tidak normal.
Etiologi
• Penyakit arteri koroner• Hipertensi• Penyakit jantung katup• Kardimiopati
Faktor risiko koroner seperti diabetes dan merokok juga merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung
• Gagal Jantung Kiri– Disfungsi sistolik akibat terganggunya kontraktilitas dan/atau
meningkatnya afterload, atau– Disfungsi diastolik akibat terganggunya pengisian ventrikel, relaksasi
atau kelenturan ventrikel.
• Gagal Jantung Kanan– Penyebab paling sering gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.
Penyebab lainnya meliputi kor pulmonale, yang merupakan keadaan gagal jantung kanan bukan karena gagal jantung kiri, dan penyakit katup pulmonal atau trikuspid.
Etiologi Gagal Jantung Kiri
• Pembahagian menurut New York Heart Association adalah berdasarkan fungsional jantung yaitu:– Kelas 1 : Penderita dapat melakukan aktivitas berat
tanpa keluhan.– Kelas 2 : Penderita tidak dapat melakukan aktivitas
lebih berat dari aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.– Kelas 3: Penderita tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa keluhan.– Kelas 4 : Penderita sama sekali tidak dapat
melakukan aktivitas apapun dan harus tirah baring
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Gagal Jantung Kiri– dispnea d’effort (sesak napas saat beraktivitas), – ortopnea– dispnea nokturnal paroksismal, – edema pulmonal, – penurunan perfusi renal, dan– bunyi jantung S3.
Sebagian besar gejala ini disebabkan oleh kegagalan output ventrikel kiri dan peningkatan tekanan venous pulmonal.
• Gagal Jantung Kanan– gejala splenomegali, – hepatomegali/asites (“nutmeg” liver), – edema dan – sistensi vena jugularis (JVD).
DIAGNOSIS
• Diagnosis CHF membutuhkan adanya minimal 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor, 1 kriterian minor
A. Kriteria Mayor1. Paroksismal nocturnal dyspnea/ortopneu2. Distensi vena pada leher3. Ronkhi basah halus4. Kardiomegali5. Irama gallop S36. Edema paru akut7. Refluks hepatojugular
B. Kriteria Minor- Dispneu de effort- Edema ekstremitas / pergelangan kaki- Batuk malam hari- Efusi pleura-Takikardia- Hepatomegali- Kapasitas vital paru meurun
Pemeriksaan Fisik
- Pelebaran vena jugularis- S3
- Bendungan paru (ronkhi, pekak pada efusi pleura - Edema perifer- Hepatomegali- Asites- Takikardia sinus umum terjadi- Pasien dengan disfungsi diatolik S4 seringkali
menurun
Laboratorium
- Foto thoraks memperlihatkan kardiomegali, redistribusi vaskular paru, Kerley B lines, Efusi pleura
Analisa Kasus
ANAMNESA
• Pasien laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, sesak muncul ketika sedang beristirahat, kemudian apabila berjalan dan melakukan aktivitas seperti mandi sesak muncul juga. Ketika tidur pada malam hari sesak timbul, kemudian sesak mulai berkurang ketika terbangun.
• Kemudian saat os berbaring harus menggunakan 3 bantal karena kalau tidaak akan timbul sesak. Sesak tidak di pengaruhi oleh debu, cuasa dingin, dan emosi, mual (+). Sesak tidak disertai mengi (-), nyeri dada (-), batuk (-), mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (-), bengkak pada pergelangan kaki (+), demam (-), BAK dan BAB biasa.
• Berdasarkan anamnesa di atas tidak ada demam yang bisa dicurigai ke arah infeksi bisa disangkal, kemudian tidak ada mengi, batuk jangka lama, dan sesak tidak di pengaruhi oleh debu, cuaca dingin, dan emosi bisa menyingkirkan kelainan pada paru diantaranya asma, rhinitis, TBC. BAB dan BAK lancer tidak ada kelainan pada gastrointestinal dan saluran kemih.
• Sesak muncul ketika sedang beristirahat, kemudian apabila berjalan dan melakukan aktivitas seperti mandi sesak muncul juga. Ketika tidur pada malam hari sesak timbul, kemudian sesak mulai berkurang ketika terbangun. Kemudian saat os berbaring harus menggunakan 3 bantal karena kalau tidaak akan timbul sesak.
• Curiga mengarah ke gangguan jantung yaitu gagal jantung kongestif (CHF) yaitu ketidakmampuan jantung untuk menghasilkan curah jantung yang memadai guna memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat maka di dalam tubuh terjadi suatu reflex homeostasis atau mekanisme kompensasi neurohumoral, dilatasi ventrikel.
• Akibatnya terjadi peningkatan tekanan pengisian dari jantung atau preload, akibatnya bisa terjadi edema paru dan bendungan di sistem vena yang akibatnya bisa terjadi sesak, lalu aliran darah jantung yang melambat tertahan menyebabkan cairan menumpuk dalam jaringan akibatnya edema pada kedua tungkai dan akibat sistem pencernaan menerima darah yang kurang menyebabkan masalah pencernaan seperti mual.
• RPO pasien sudah 2 kali berobat di RS ridwan dengan keluhan yang sama yaitu pada akhir tahun 2013 dengan keluhan sesak timbul ketika naik tangga, melakukan aktivitas berat seperti berlari, mengangkat beban berat. Dan mulai reda apabila istirahat. Kemudian awal tahun 2014 sekitar bulan Maret pasien kembali berobat dengan keluhan sesak timbul ketika berjalan dan melakukan aktivitas ringan seperti mandi.
• Berdasarkan riwayat di atas os gejalanya semakin memberat, di mana dalam beraktivitas semakin terbatas seiring berjalannya waktu.