+ All Categories
Home > Documents > LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan...

LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan...

Date post: 03-Mar-2019
Category:
Upload: vankhuong
View: 245 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunan Paquot C, IUPAC, standard method for the analysis of oil, fatand derivates, 6 th ed, Pergamon, 1979. Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan kalium hidroksida dalam etanol dibawah pendingin tegak dan penitaran kelebihan kalium hidroksida dengan asam klorida dengan adanya indikator fenolftalein. B. Pereaksi 1. Kalium hidroksida 0,5 N dalam etanol 95%. Menimbang KOH sebanyak kira-kira 40 gram dan dilarutkan dengan 25 ml air suling, kemudian diencerkan dengan etanol 95% sampai 1 liter dan disimpan dalam botol coklat. 2. Asam klorida, HCl 0,5 N Larutan 41,5 ml (HCl 37% bj 1,19) menjadi 1 liter air suling 3. Indikator larutan fenolftalein 0,5% 4. Larutkan fenolftalein 0,5% dalam alkohol 95% ke dalam labu ukur 100 ml C. Peralatan 1. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg terkalibrasi. 2. Erlenmeyer 300 ml. 3. Pendingin tegak yang panjangnya 1 m. 4. Pipet volumetri 25 ml, terkalibrasi. 5. Buret 50 ml dengan ketelitian 0,1 ml, terkalibrasi. 6. Penangas air atau pemanas listrik.
Transcript
Page 1: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

48

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunan

Paquot C, IUPAC, standard method for the analysis of oil, fatand derivates, 6th ed,

Pergamon, 1979.

Berdasarkan SNI 01-3555-1998

A. Prinsip

Penyabunan contoh dengan larutan kalium hidroksida dalam etanol

dibawah pendingin tegak dan penitaran kelebihan kalium hidroksida dengan asam

klorida dengan adanya indikator fenolftalein.

B. Pereaksi

1. Kalium hidroksida 0,5 N dalam etanol 95%.

Menimbang KOH sebanyak kira-kira 40 gram dan dilarutkan dengan 25

ml air suling, kemudian diencerkan dengan etanol 95% sampai 1 liter dan

disimpan dalam botol coklat.

2. Asam klorida, HCl 0,5 N

Larutan 41,5 ml (HCl 37% bj 1,19) menjadi 1 liter air suling

3. Indikator larutan fenolftalein 0,5%

4. Larutkan fenolftalein 0,5% dalam alkohol 95% ke dalam labu ukur 100 ml

C. Peralatan

1. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg terkalibrasi.

2. Erlenmeyer 300 ml.

3. Pendingin tegak yang panjangnya 1 m.

4. Pipet volumetri 25 ml, terkalibrasi.

5. Buret 50 ml dengan ketelitian 0,1 ml, terkalibrasi.

6. Penangas air atau pemanas listrik.

Page 2: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

49

Lampiran 1. Lanjutan

D. Cara Kerja

1. Menimbang kira kira 2 gram contoh ketelitian 0,0001 gram dan masukkan

ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.

2. Menambahkan 25 ml 0,5 N KOH alkohol dengan menggunakan pipet dan

beberapa butir batu didih.

3. Menghubungkan Erlenmeyer dengan pendingin tegak dan didihkan di atas

penangas air atau pemanas listrik selama 1 jam.

4. Menambahkan 0,5-1 ml fenolftalein ke dalam larutan tersebut dan titar

dengan asam klorida HCl 0,5 N sampai warna indikator berubah menjadi

tidak berwarna.

5. Mengerjakan penetapan duplo.

6. Mengerjakan penetapan blangko.

7. Mengitung dengan penyabunan dalam contoh.

E. Perhitungan

Bilangan penyabunan dinyatakan sebagai miligram KOH per gram lemak

yang dihitung sampai satu desimal dengan menggunakan rumus :

Bilangan penyabunan(mg KOH/gram minyak)= 56,1 × T × (Vo-V1)

m

Keterangan: Vo = Volume HCL yang diperlukan pada penitaran blangko (mL) V1 = Volume HCL yang diperlukan pada penitaran contoh (mL) T = NormalitasHCl 0,5 N M = Bobot contoh dalam gram

Page 3: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

50

Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Kompleks Ca-Minyak Kedelai

Minyak yang digunakan pada pembuatan kompleks Ca-minyak yaitu

menggunakan minyak kedelai. Kompleks Ca-minyak kedelai yang akan

digunakan adalah hasil proses saponifikasi minyak kedelai oleh Ca(OH)2. Produk

yang terbentuk adalah sabun kalsium. Sabun kalsium tersebut selanjutnya

dicampur dengan onggok pada perbandingan 1:1 dengan tujuan agar produk yang

dihasilkan mudah dalam pencampurannya dengan komponen konsentrat.

Prosedur pembuatan pembuatan kompleks Ca-minyak mengikuti prosedur

Hidayat, dkk (2011). Prosedur pembuatan Kompleks Ca-minyak adalah sebagai

berikut:

a. Menganalisis terlebih dahulu bilangan penyabunan minyak yang akan

digunakan. Bilangan penyabunan minyak kedelai diketahui 75,13 mg/1

gram minyak (Laboratorium Jasa Uji, 2017).

b. Menambahkan Ca(OH)2 yang digunakan 0,5 bilangan penyabunan per

1 gram minyak.

c. Melarutkan Ca(OH)2 dalam aquadest sebanyak 500 mL sambil diaduk

dan dipanaskan selama 20 menit sampai homogen. Memasukan

minyak kedelai ke dalam larutan tersebut kemudian diaduk sampai

terbentuk Kompleks Ca-minyak.

d. Mendinginkan kompleks Ca-minyak kedelai yang sudah dibuat dengan

cara disimpan di suhu ruangan.

e. Sabun yang terbentuk selanjutnya dicampur dengan onggok kering

dengan rasio 1:1 dan dikeringkan.

f. Sabun kompleks Ca-minyak kedelai siap digunakan.

Page 4: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

51

Lampiran 3. Prosedur Pengambilan Cairan Rumen

1. Pengambilan Cairan Rumen

(1) Mempersiapkan termos yang sebelumnya diisi air panas (39°-40°C) untuk

membuat kondisi seperti di dalam rumen.

(2) Cairan rumen diambil pada beberapa tempat (posisi rumen), dan lebih

banyak di daerah dorsal rumen.

(3) Membuang air panas dari termos kemudian memasukkan cairan rumen ke

dalam termos.

(4) Melakukan pengecekkan suhu, pH sebelum cairan rumen digunakan untuk

mengetahui kondisi mikroba rumen.

(5) Menyaring cairan rumen sapi perah menggunakan kain muslin/mori

dengan mengusahakan suasana tetap hangat dan anaerob. Cairan rumen

diambil dari 1 ekor sapi perah.

Page 5: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

52

Lampiran 4. Prosedur Pembuatan Saliva Buatan

Pembuatan saliva buatan mengacu pada petunjuk McDougall (1984).

Prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan saliva buatan sebanyak satu liter membutuhkan bahan-bahan :

NaHCO3 : 9,8 gram

NaHPO4.12H2O : 8 gram

NaCl : 0,47 gram

KCl : 0,57 gram

CaCl2 : 0,04 gram

MgSO4.7H2O : 0,12 gram

2. Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam tabung

erlenmeyer.

3. Menambahkan aquadest ke dalam labu erlenmeyer, kemudian

mengocoknya dengan menggunakan magnetic stitrer sambil diinjeksikan

gas CO2 sampai pH larutan saliva buatan sesuai dengan pH cairan rumen.

4. Saliva buatan tersebut sebelum digunakan untuk penelitian harus

dinaikkan suhunya menjadi 39-40% dengan menggunakan waterbath.

Page 6: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

53

Lampiran 5. Cara Perhitungan dan Pembuatan Larutan Pepsin-HCl

1. Bahan-bahan

Pepsin : 2 gram/850 ml

HCl : 17,1 ml/850 ml

Aquadest

2. Peralatan

Pipet volumetri

Labu ukur ukuran 1000 ml, 100 ml, dan 80 ml.

Untuk 20 sampel pepsin HCL yang dibutuhkan adalah 50 ml x 23 = 1150 ml

pepsin yang dibutuhkan :1150 𝑥 2

850= 2,71 𝑔𝑟𝑎𝑚

HCl yang dibutuhkan : 1150 x 17,1 ml

850 = 23,14 𝑚𝑙

Dari bahan yang ada semua dicampurkan dalam 1150 ml aquadest.

Page 7: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

54

Lampiran 6. Analisis Statistika Perlakuan terhadap KcBK

Analisis Statistika Hasil Penelitian Pengaruh Suplementasi Kompleks Ca-

Minyak Kedelai di dalam Ransum Lengkap Sapi Perah terhadap KcBK

ransum in vitro.

1. FK = (ƩY)2 𝑡𝑟 = (1265,8)2

(4)(5) = 80112,48

2. JK Total = ∑ 𝑌𝑖𝑗2

− 𝐹𝐾 = (61,32+61,362+...+64,002) –80112,48 = 54,6588

3. JK Perlakuan = Ʃ( Yi2 ) – FK r = (309,692+312,382+316,522+327,212)–80112,48 = 35,609

4. JK Galat = JK Total - JK Perlakuan =54,6588–35,609 = 19,0498

5. db Perlakuan = t-1 = 4-1 = 3

6. db Total = rt – 1 = (4 x 5) – 1 = 19

7. db Galat = t x (r – 1) = 4 x (5-1) = 16

Ulangan

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 . .......................................%……….............................. 1 61,30 63,41 64,51 66,27 2 61,36 63,63 64,23 66,09 3 62,68 62,22 63,69 64,26 4 62,87 62,31 61,85 66,59 5 61,48 60,81 62,24 64,00

Rata-rata 61,94 62,48 63,30 65,44

Page 8: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

55

Lampiran 6. Lanjutan.

8. KT Perlakuan = J𝐾𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝑑𝑏𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

= 35,609 3 = 11,86967

9. KT Galat = J𝐾𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡

𝑑𝑏𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡

= 19,0498 16 = 1,190612

10. F Hitung = 𝐾𝑇𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

= 11,86967 1,190612

= 9,969379

Daftar Analisis Sidik Ragam

Sumber Keragaman

Db JK KT F hitung F tabel (0,05)

Perlakuan 3 35,609 11,86967 9,969379 0,0006036

Galat 16 19,0498 1,190612

Total 19 54,6588

Keterangan: F hitung > F tabel (0,05) berarti perlakuan signifikan meningkatkan KcBK ransum.

Analisis sidik ragam atau uji anova dari data penelitian menunjukkan setiap

perlakuan nyata atau signifikan, kemudian data penelitian akan diuji

menggunakan uji dunnet untuk membandingkan nilaitengah dari semua perlakuan

dengan nilaitengah perlakuan kontrol, sehingga dapat diketahui dari setiap

perlakuan yang lebih dari perlakuan kontrol.

Page 9: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

56

Lampiran 6. Lanjutan.

Tabel KCBK Dunnett t (2-sided)

(I) perlakuan

(J) perlakuan

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 0 .53800 .69011 .778 -1.2510 2.3270

2 0 1.36600 .69011 .155 -.4230 3.1550

3 0 3.50400* .69011 .000 1.7150 5.2930

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Perhitungan:

SȲi ─ Ȳj = { 2 (s2)/r }1/2 = {2 (KTG) /r}1/2

= { 2 (1,190612)/5}1/2

= {2,381224/5}1/2

= √0,4762448

= 0,6901

d = t(Dunnett)sȲi-Ȳj= (2,63)(0,6901) = 1,8141

1 vs 0 62,48-61,94 = 0,54

2 vs 0 63,30-61,94 = 1,36

3 vs 0 65,44-61,94 = 3,5

Page 10: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

57

Lampiran 7. Analisis Statistika Perlakuan terhadap KcBO

Analisis Statistika Hasil Penelitian Pengaruh Suplementasi Kompleks Ca-

Minyak Kedelai di Dalam Ransum Lengkap Sapi Perah terhadap KcBO

ransum in vitro.

1. FK = (ƩY)2 𝑡𝑟 = (947,59)2

(4)(5) = 44896,34

2. JK Total = ∑ 𝑌𝑖𝑗2

− 𝐹𝐾 = (41,372+41,852+...+55,612) –44896,34 = 712,3633

3. JK Perlakuan = Ʃ( Yi2 ) – FK r = (207,352+218,282+237,272+284,692)–44896,34 = 700,7856

4. JK Galat = JK Total - JK Perlakuan =712,3633–700,7856 = 11,57772

5. db Perlakuan = t-1 = 4-1 = 3

6. db Total = rt – 1 = (4 x 5) – 1 = 19

7. db Galat = t x (r – 1) = 4 x (5-1) = 16

Ulangan

Perlakuan P0 P1 P2 P3

................................................%……….............................. 1 41,37 44,38 48,33 57,66 2 41,85 44,38 47,56 57,73 3 40,51 43,71 47,17 57,94 4 41,67 43,67 47,58 55,75 5 41,95 42,14 46,63 55,61

Rata-rata 41,47 43,66 47,45 56,94

Page 11: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

58

Lampiran 7. Lanjutan. 8. KT Perlakuan = J𝐾𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝑑𝑏𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

= 700,7856 3 = 233,5952

9. KT Galat = J𝐾𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡

𝑑𝑏𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡

= 11,57772 16 = 0,723608

10. F Hitung = 𝐾𝑇𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

= 233,5952 0,723608 = 322,8203

Daftar AnalisisSidik Ragam

Sumber Keragaman

Db JK KT F hitung F tabel (0,05)

Perlakuan 3

700,7856

233,5952

322,8203

1,6135

Galat 16

11,57772

0,723608

Total 19 712,363295

Keterangan: F hitung > F tabel (0,05) berarti perlakuan signifikan meningkatkan KcBO ransum.

Analisis sidik ragam atau uji anova dari data penelitian menunjukkan

setiap perlakuan nyata atau signifikan, kemudian data penelitian akan diuji

menggunakan uji dunnet untuk membandingkan nilaitengah dari semua perlakuan

dengan nilaitengah perlakuan kontrol, sehingga dapat diketahui dari setiap

perlakuan yang lebih dari perlakuan kontrol

Page 12: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

59

Lampiran 7. Lanjutan.

Multiple Comparisons

KCBO Dunnett t (2-sided)

(I) perlakuan

(J) perlakuan

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 0 2.18600* .53800 .002 .7913 3.5807

2 0 5.98400* .53800 .000 4.5893 7.3787

3 0 15.46800* .53800 .000 14.0733 16.8627

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Perhitungan :

SȲi ─ Ȳj = { 2 (s2)/r }1/2 = {2 (KTG) /r}1/2

= { 2 (0,723608)/5}1/2

= {1,447216/5}1/2

= √0,2894432

= 0,5371

d = t(Dunnett)sȲi-Ȳj= (2,63)(0,5371) = 1,4126

1 vs 0 43,61-41,47 = 2,14

2 vs 0 47,45-41,47 = 5,98

3 vs 0 56,94-41,47 = 15,47

Page 13: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

60

Lampiran 8. Prosedur Pengukuran KcBK dan KcBO in Vitro Dilakukan

dengan Metode Tilley dan Terry (1963).

Analisis in vitro dilakukan menggunakan metode Tilley dan Terry (1963):

(1) Mempersiapkan waterbath dengan diisi air panas bersuhu 39°-40°C.

(2) Mencampurkan saliva buatan dengan cairan rumen sapi perah segar 4:1.

(3) Masing-masing tabung fermentor diisi dengan gas CO2 untuk membuat

kondisi anaerob.

(4) Campuran saliva buatan dan cairan rumen segar dimasukkan ke dalam

tabung fermentor yang telah berisi sampel sesuai perlakuan.

(5) Tabung fermentor ditutup, lalu dimasukkan ke dalam waterbath sambil

diaduk dengan cara menggoyangkan tabung fermentor perlahan.

(6) Setiap 30 menit diaduk kembali selama 5 jam pertama.

(7) Seluruh sampel diinkubasi selama 48 jam dalam waterbath pada suhu

39oC, dengan melakukan pengadukan selama 4/5 jam sekali selanjutnya.

(8) Setelah proses inkubasi selesai, semua sampel diberikan 2 tetes/0,2 ml

HgCl2jenuh kemudian di-sentrifuge dengan kecepatan 10.000 rpm selama

10 menit sehingga dihasilkan supernatan dibuang.

(9) Menambahkan endapan 50 ml larutan pepsin-HCl 0,2% dalam suasana

asam.

(10) Inkubasi kembali dalam suasana aerob selama 48 jam.

(11) Menyaring endapan menggunakan kertas saring whatman 41.

(12) Menganalisis residu kadar bahan kering dan bahan organik.

(13) Membuat kontrol sebagai blanko digunakan cairan rumen tanpa perlakuan.

Page 14: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

61

Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Proses Pembuatan Ransum Hasil Pembuatan Kompleks Ca-Minyak

Kedelai

Proses Penyaringan Cairan Rumen Proses Pembuatan Larutan Mcdougall

Page 15: LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunanmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140022_l_4280.pdf · Berdasarkan SNI 01-3555-1998 A. Prinsip Penyabunan contoh dengan larutan

62

Lampiran 9. Lanjutan.

Proses Sentrifuge Residu Untuk Proses Penyaringan Residu Setelah

Pemberian Pepsin Inkubasi Selama 48 Jam Kedua

in vitro

Pengukuran KcBK Pengukuran KcBO


Recommended