48
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Bilangan Penyabunan
Paquot C, IUPAC, standard method for the analysis of oil, fatand derivates, 6th ed,
Pergamon, 1979.
Berdasarkan SNI 01-3555-1998
A. Prinsip
Penyabunan contoh dengan larutan kalium hidroksida dalam etanol
dibawah pendingin tegak dan penitaran kelebihan kalium hidroksida dengan asam
klorida dengan adanya indikator fenolftalein.
B. Pereaksi
1. Kalium hidroksida 0,5 N dalam etanol 95%.
Menimbang KOH sebanyak kira-kira 40 gram dan dilarutkan dengan 25
ml air suling, kemudian diencerkan dengan etanol 95% sampai 1 liter dan
disimpan dalam botol coklat.
2. Asam klorida, HCl 0,5 N
Larutan 41,5 ml (HCl 37% bj 1,19) menjadi 1 liter air suling
3. Indikator larutan fenolftalein 0,5%
4. Larutkan fenolftalein 0,5% dalam alkohol 95% ke dalam labu ukur 100 ml
C. Peralatan
1. Neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg terkalibrasi.
2. Erlenmeyer 300 ml.
3. Pendingin tegak yang panjangnya 1 m.
4. Pipet volumetri 25 ml, terkalibrasi.
5. Buret 50 ml dengan ketelitian 0,1 ml, terkalibrasi.
6. Penangas air atau pemanas listrik.
49
Lampiran 1. Lanjutan
D. Cara Kerja
1. Menimbang kira kira 2 gram contoh ketelitian 0,0001 gram dan masukkan
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
2. Menambahkan 25 ml 0,5 N KOH alkohol dengan menggunakan pipet dan
beberapa butir batu didih.
3. Menghubungkan Erlenmeyer dengan pendingin tegak dan didihkan di atas
penangas air atau pemanas listrik selama 1 jam.
4. Menambahkan 0,5-1 ml fenolftalein ke dalam larutan tersebut dan titar
dengan asam klorida HCl 0,5 N sampai warna indikator berubah menjadi
tidak berwarna.
5. Mengerjakan penetapan duplo.
6. Mengerjakan penetapan blangko.
7. Mengitung dengan penyabunan dalam contoh.
E. Perhitungan
Bilangan penyabunan dinyatakan sebagai miligram KOH per gram lemak
yang dihitung sampai satu desimal dengan menggunakan rumus :
Bilangan penyabunan(mg KOH/gram minyak)= 56,1 × T × (Vo-V1)
m
Keterangan: Vo = Volume HCL yang diperlukan pada penitaran blangko (mL) V1 = Volume HCL yang diperlukan pada penitaran contoh (mL) T = NormalitasHCl 0,5 N M = Bobot contoh dalam gram
50
Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Kompleks Ca-Minyak Kedelai
Minyak yang digunakan pada pembuatan kompleks Ca-minyak yaitu
menggunakan minyak kedelai. Kompleks Ca-minyak kedelai yang akan
digunakan adalah hasil proses saponifikasi minyak kedelai oleh Ca(OH)2. Produk
yang terbentuk adalah sabun kalsium. Sabun kalsium tersebut selanjutnya
dicampur dengan onggok pada perbandingan 1:1 dengan tujuan agar produk yang
dihasilkan mudah dalam pencampurannya dengan komponen konsentrat.
Prosedur pembuatan pembuatan kompleks Ca-minyak mengikuti prosedur
Hidayat, dkk (2011). Prosedur pembuatan Kompleks Ca-minyak adalah sebagai
berikut:
a. Menganalisis terlebih dahulu bilangan penyabunan minyak yang akan
digunakan. Bilangan penyabunan minyak kedelai diketahui 75,13 mg/1
gram minyak (Laboratorium Jasa Uji, 2017).
b. Menambahkan Ca(OH)2 yang digunakan 0,5 bilangan penyabunan per
1 gram minyak.
c. Melarutkan Ca(OH)2 dalam aquadest sebanyak 500 mL sambil diaduk
dan dipanaskan selama 20 menit sampai homogen. Memasukan
minyak kedelai ke dalam larutan tersebut kemudian diaduk sampai
terbentuk Kompleks Ca-minyak.
d. Mendinginkan kompleks Ca-minyak kedelai yang sudah dibuat dengan
cara disimpan di suhu ruangan.
e. Sabun yang terbentuk selanjutnya dicampur dengan onggok kering
dengan rasio 1:1 dan dikeringkan.
f. Sabun kompleks Ca-minyak kedelai siap digunakan.
51
Lampiran 3. Prosedur Pengambilan Cairan Rumen
1. Pengambilan Cairan Rumen
(1) Mempersiapkan termos yang sebelumnya diisi air panas (39°-40°C) untuk
membuat kondisi seperti di dalam rumen.
(2) Cairan rumen diambil pada beberapa tempat (posisi rumen), dan lebih
banyak di daerah dorsal rumen.
(3) Membuang air panas dari termos kemudian memasukkan cairan rumen ke
dalam termos.
(4) Melakukan pengecekkan suhu, pH sebelum cairan rumen digunakan untuk
mengetahui kondisi mikroba rumen.
(5) Menyaring cairan rumen sapi perah menggunakan kain muslin/mori
dengan mengusahakan suasana tetap hangat dan anaerob. Cairan rumen
diambil dari 1 ekor sapi perah.
52
Lampiran 4. Prosedur Pembuatan Saliva Buatan
Pembuatan saliva buatan mengacu pada petunjuk McDougall (1984).
Prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan saliva buatan sebanyak satu liter membutuhkan bahan-bahan :
NaHCO3 : 9,8 gram
NaHPO4.12H2O : 8 gram
NaCl : 0,47 gram
KCl : 0,57 gram
CaCl2 : 0,04 gram
MgSO4.7H2O : 0,12 gram
2. Bahan-bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam tabung
erlenmeyer.
3. Menambahkan aquadest ke dalam labu erlenmeyer, kemudian
mengocoknya dengan menggunakan magnetic stitrer sambil diinjeksikan
gas CO2 sampai pH larutan saliva buatan sesuai dengan pH cairan rumen.
4. Saliva buatan tersebut sebelum digunakan untuk penelitian harus
dinaikkan suhunya menjadi 39-40% dengan menggunakan waterbath.
53
Lampiran 5. Cara Perhitungan dan Pembuatan Larutan Pepsin-HCl
1. Bahan-bahan
Pepsin : 2 gram/850 ml
HCl : 17,1 ml/850 ml
Aquadest
2. Peralatan
Pipet volumetri
Labu ukur ukuran 1000 ml, 100 ml, dan 80 ml.
Untuk 20 sampel pepsin HCL yang dibutuhkan adalah 50 ml x 23 = 1150 ml
pepsin yang dibutuhkan :1150 𝑥 2
850= 2,71 𝑔𝑟𝑎𝑚
HCl yang dibutuhkan : 1150 x 17,1 ml
850 = 23,14 𝑚𝑙
Dari bahan yang ada semua dicampurkan dalam 1150 ml aquadest.
54
Lampiran 6. Analisis Statistika Perlakuan terhadap KcBK
Analisis Statistika Hasil Penelitian Pengaruh Suplementasi Kompleks Ca-
Minyak Kedelai di dalam Ransum Lengkap Sapi Perah terhadap KcBK
ransum in vitro.
1. FK = (ƩY)2 𝑡𝑟 = (1265,8)2
(4)(5) = 80112,48
2. JK Total = ∑ 𝑌𝑖𝑗2
− 𝐹𝐾 = (61,32+61,362+...+64,002) –80112,48 = 54,6588
3. JK Perlakuan = Ʃ( Yi2 ) – FK r = (309,692+312,382+316,522+327,212)–80112,48 = 35,609
4. JK Galat = JK Total - JK Perlakuan =54,6588–35,609 = 19,0498
5. db Perlakuan = t-1 = 4-1 = 3
6. db Total = rt – 1 = (4 x 5) – 1 = 19
7. db Galat = t x (r – 1) = 4 x (5-1) = 16
Ulangan
Perlakuan
P0 P1 P2 P3 . .......................................%……….............................. 1 61,30 63,41 64,51 66,27 2 61,36 63,63 64,23 66,09 3 62,68 62,22 63,69 64,26 4 62,87 62,31 61,85 66,59 5 61,48 60,81 62,24 64,00
Rata-rata 61,94 62,48 63,30 65,44
55
Lampiran 6. Lanjutan.
8. KT Perlakuan = J𝐾𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝑑𝑏𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
= 35,609 3 = 11,86967
9. KT Galat = J𝐾𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑑𝑏𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
= 19,0498 16 = 1,190612
10. F Hitung = 𝐾𝑇𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
= 11,86967 1,190612
= 9,969379
Daftar Analisis Sidik Ragam
Sumber Keragaman
Db JK KT F hitung F tabel (0,05)
Perlakuan 3 35,609 11,86967 9,969379 0,0006036
Galat 16 19,0498 1,190612
Total 19 54,6588
Keterangan: F hitung > F tabel (0,05) berarti perlakuan signifikan meningkatkan KcBK ransum.
Analisis sidik ragam atau uji anova dari data penelitian menunjukkan setiap
perlakuan nyata atau signifikan, kemudian data penelitian akan diuji
menggunakan uji dunnet untuk membandingkan nilaitengah dari semua perlakuan
dengan nilaitengah perlakuan kontrol, sehingga dapat diketahui dari setiap
perlakuan yang lebih dari perlakuan kontrol.
56
Lampiran 6. Lanjutan.
Tabel KCBK Dunnett t (2-sided)
(I) perlakuan
(J) perlakuan
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 0 .53800 .69011 .778 -1.2510 2.3270
2 0 1.36600 .69011 .155 -.4230 3.1550
3 0 3.50400* .69011 .000 1.7150 5.2930
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Perhitungan:
SȲi ─ Ȳj = { 2 (s2)/r }1/2 = {2 (KTG) /r}1/2
= { 2 (1,190612)/5}1/2
= {2,381224/5}1/2
= √0,4762448
= 0,6901
d = t(Dunnett)sȲi-Ȳj= (2,63)(0,6901) = 1,8141
1 vs 0 62,48-61,94 = 0,54
2 vs 0 63,30-61,94 = 1,36
3 vs 0 65,44-61,94 = 3,5
57
Lampiran 7. Analisis Statistika Perlakuan terhadap KcBO
Analisis Statistika Hasil Penelitian Pengaruh Suplementasi Kompleks Ca-
Minyak Kedelai di Dalam Ransum Lengkap Sapi Perah terhadap KcBO
ransum in vitro.
1. FK = (ƩY)2 𝑡𝑟 = (947,59)2
(4)(5) = 44896,34
2. JK Total = ∑ 𝑌𝑖𝑗2
− 𝐹𝐾 = (41,372+41,852+...+55,612) –44896,34 = 712,3633
3. JK Perlakuan = Ʃ( Yi2 ) – FK r = (207,352+218,282+237,272+284,692)–44896,34 = 700,7856
4. JK Galat = JK Total - JK Perlakuan =712,3633–700,7856 = 11,57772
5. db Perlakuan = t-1 = 4-1 = 3
6. db Total = rt – 1 = (4 x 5) – 1 = 19
7. db Galat = t x (r – 1) = 4 x (5-1) = 16
Ulangan
Perlakuan P0 P1 P2 P3
................................................%……….............................. 1 41,37 44,38 48,33 57,66 2 41,85 44,38 47,56 57,73 3 40,51 43,71 47,17 57,94 4 41,67 43,67 47,58 55,75 5 41,95 42,14 46,63 55,61
Rata-rata 41,47 43,66 47,45 56,94
58
Lampiran 7. Lanjutan. 8. KT Perlakuan = J𝐾𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝑑𝑏𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
= 700,7856 3 = 233,5952
9. KT Galat = J𝐾𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑑𝑏𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
= 11,57772 16 = 0,723608
10. F Hitung = 𝐾𝑇𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
= 233,5952 0,723608 = 322,8203
Daftar AnalisisSidik Ragam
Sumber Keragaman
Db JK KT F hitung F tabel (0,05)
Perlakuan 3
700,7856
233,5952
322,8203
1,6135
Galat 16
11,57772
0,723608
Total 19 712,363295
Keterangan: F hitung > F tabel (0,05) berarti perlakuan signifikan meningkatkan KcBO ransum.
Analisis sidik ragam atau uji anova dari data penelitian menunjukkan
setiap perlakuan nyata atau signifikan, kemudian data penelitian akan diuji
menggunakan uji dunnet untuk membandingkan nilaitengah dari semua perlakuan
dengan nilaitengah perlakuan kontrol, sehingga dapat diketahui dari setiap
perlakuan yang lebih dari perlakuan kontrol
59
Lampiran 7. Lanjutan.
Multiple Comparisons
KCBO Dunnett t (2-sided)
(I) perlakuan
(J) perlakuan
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1 0 2.18600* .53800 .002 .7913 3.5807
2 0 5.98400* .53800 .000 4.5893 7.3787
3 0 15.46800* .53800 .000 14.0733 16.8627
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Perhitungan :
SȲi ─ Ȳj = { 2 (s2)/r }1/2 = {2 (KTG) /r}1/2
= { 2 (0,723608)/5}1/2
= {1,447216/5}1/2
= √0,2894432
= 0,5371
d = t(Dunnett)sȲi-Ȳj= (2,63)(0,5371) = 1,4126
1 vs 0 43,61-41,47 = 2,14
2 vs 0 47,45-41,47 = 5,98
3 vs 0 56,94-41,47 = 15,47
60
Lampiran 8. Prosedur Pengukuran KcBK dan KcBO in Vitro Dilakukan
dengan Metode Tilley dan Terry (1963).
Analisis in vitro dilakukan menggunakan metode Tilley dan Terry (1963):
(1) Mempersiapkan waterbath dengan diisi air panas bersuhu 39°-40°C.
(2) Mencampurkan saliva buatan dengan cairan rumen sapi perah segar 4:1.
(3) Masing-masing tabung fermentor diisi dengan gas CO2 untuk membuat
kondisi anaerob.
(4) Campuran saliva buatan dan cairan rumen segar dimasukkan ke dalam
tabung fermentor yang telah berisi sampel sesuai perlakuan.
(5) Tabung fermentor ditutup, lalu dimasukkan ke dalam waterbath sambil
diaduk dengan cara menggoyangkan tabung fermentor perlahan.
(6) Setiap 30 menit diaduk kembali selama 5 jam pertama.
(7) Seluruh sampel diinkubasi selama 48 jam dalam waterbath pada suhu
39oC, dengan melakukan pengadukan selama 4/5 jam sekali selanjutnya.
(8) Setelah proses inkubasi selesai, semua sampel diberikan 2 tetes/0,2 ml
HgCl2jenuh kemudian di-sentrifuge dengan kecepatan 10.000 rpm selama
10 menit sehingga dihasilkan supernatan dibuang.
(9) Menambahkan endapan 50 ml larutan pepsin-HCl 0,2% dalam suasana
asam.
(10) Inkubasi kembali dalam suasana aerob selama 48 jam.
(11) Menyaring endapan menggunakan kertas saring whatman 41.
(12) Menganalisis residu kadar bahan kering dan bahan organik.
(13) Membuat kontrol sebagai blanko digunakan cairan rumen tanpa perlakuan.
61
Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Proses Pembuatan Ransum Hasil Pembuatan Kompleks Ca-Minyak
Kedelai
Proses Penyaringan Cairan Rumen Proses Pembuatan Larutan Mcdougall
62
Lampiran 9. Lanjutan.
Proses Sentrifuge Residu Untuk Proses Penyaringan Residu Setelah
Pemberian Pepsin Inkubasi Selama 48 Jam Kedua
in vitro
Pengukuran KcBK Pengukuran KcBO