Date post: | 09-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | amesh-chiyogami |
View: | 27 times |
Download: | 0 times |
of 54
Pengertian CrackingPerkembangan Catalytic CrackingReaksi PerengkahanKatalis untuk CrackingVariabel Prosesestimasi
Pengertian Cracking Cracking merupakan proses perengkahan atau dekomposisi,
penyusunan kembali hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon yang lebih ringan.
Cracking terdiri dari dua tipe: Thermal Cracking dan Catalytic Cracking
Perkembangan Catalytic Cracking Thermal Cracking Proses refinery sederhana menggunakan kolom
distilasi tidak mecukupi permintaan pasar. Tahun 1913 ditemukan proses cracking akibat suhu
yang tinggi. Kualitas gasoline yang dihasilkan lebih tinggi (dari
angka oktannya). Catalytic Cracking Ditemukan oleh McAfee tahun 1915 Aluminium klorida dapat memutuskan rantai
hidrokarbon panjang Katalis menjadi ter-deaktivasi akibat deposit coke Belum ditemukan cara untuk regenerasi katalis,
sehingga kembali ke thermal cracking.
Fixed-bed Catalytic cracking Ditemukan cara regenerasi katalis untuk
catalytic cracking oleh Eugene Houndry padatahun 1936. Coke yang terdeposit dapat dibakar dengan
udara. Reaktor diisi katalis membentuk bed statis. Katalis berbentuk pellet. Umpan diuapkan masuk ke salah satu
konverter berisi katalis. Setelah katalis jenuh dialirkan ke konverter
lain, Katalis yang jenuh diregenerasi.
Proses Fixed-Bed Cataytic Cracking
Moved-bed Catalytic Cracking Fixed-bed tidak cukup efisien. Katalis perlu dialirkan antara komponen reaksi
dan regenerasi. Mengurangi pembetukan coke dan de-aktivasi
katalis. Meningkatkan 15% hasil gasoline dari fixed-bed
system.
Fluidized-Bed Catalytic cracking Permintaan minyak yang besar saat
terjadinya perang dunia ke-2 Dari penelitian ditemukan bahwa
pengukuran ukuran katalis hingga menjadiseperti bubuk memperbesar luaspermukaan. Reaksi lebih cepat. Mengalirkan katalis ini ke dalam aliran
udara akan membuat katalis bertindakseperti fluida,
Fluidized-Bed Catalytic Cracking Menggunakan katalis dalam bentuk partikel-partikel
kecil (sekitar 70 micrometer) Katalis yang terfluidisasi disirkulasikan secara kontinu
antara daerah reaksi dan daerah regenerasi. Dua tipe dasar dari unit FCC yang digunakan pada
masa ini: Tipe "side-by-side: reaktor dan generator katalis berada di
dalam dua vessel yang berbeda (berdampingan) Tipe "orthoflow" atau "stacked reaktor dan regenerator
katalis dimuat dalam vessel single dengan reaktor berada diatas generator katalis (atau sebaliknya)
Umpan masuk FCC pada umumnya memiliki titik didihawal > 340 oC pada tekanan atmosfer dan rata-rata berat molekul yang berkisar dari 200 - 600.
Contoh tipe side-by-side FCC
Spesifikasi FCC: FCC Input Atmosferik dan vakum gas oil (640-1050 F) Residual Gas Oil (1050 F) Slop Stream
FCC Output Gasolin (mid-oktan) 50-60% Cracked distilat 15-20% Definic LPG 20%
FCC process conditions Suhu reaktor 920-1020 F Suhu regenerator 1200-1400 F Waktu Kontak 1,2-6,0 s Rasio Katalis terhadap minyak 4-10 %wt Tekanan reaktor: 10-35 psig Preheat Feed: 300-700 F
Contoh tipe orthoflow FCC
Proses FCC tipe side-by-side
Contoh FCC lain Shell Two Stage Fluid-Bed Catalytic
Cracking
Reaksi Perengkahan Produk yang dibentuk didalam catalytic
cracking adalah hasil dari reaksi utama dan samping. Reaksi utama dapat ditunjukan sebagai
berikut : Parrafin Paraffin + Olefin Alkyl naphthene Naphthene + Olefin Alkyl aromatic Aromatic + Olefin
Contoh: reaksi cracking n-parafin untuk n-oktana Langkah 1 : Reaksi inisiasi thermal
cracking (mild thermal cracking initiation reaction)
n-C8H18 CH4 + R-CH=CH2
Langkah 2 : Perpindahan Proton (Proton Shift)
Contd
Langkah 3: Beta Scission
Langkah 4: Mengurutkan struktur yang lebih stabil. Urutan kestabilan ion carbonium adalah tertiary > secondary > primary.
Contd
Langkah 5: Transfer ion hydrogen
Pembentukan carbonium dengan jumlah besar lainnya berulang seterusnya. Pada variasi jenis hidrokarbon,
mekanisme sama tetapi cara dan tingkatrespon berbeda
Cracking untuk parafin Catalytic cracking dari parafin
dikategorikan berdasarkan: 1. besar produksi C3 dan C4 pada gas
rengkahan, 2. laju reaksi dan produk berdasar ukuran
dan struktur parafin, 3. isomerisasi pada struktur bercabang dan
formasi aromatik hidrokarbon yang berasal dari reaksi sekunder yang menyertakan olefin.
Contd
Berdasarkan laju reaksiefek dari katalisterlihat saat jumlah atom karbon meningkat, tapi efeknya tidak terlalu terlihat saat jumlahatom karbon minimal 6. Laju perengkahan juga dipengaruhi struktur
molekul, , molekul dengan atom karbonketiga (tersier) laju perengkahannya paling cepat, dan , atom karbon keempat (quarter) laju perengkahannya paling lambat. Senyawa yang mempunyai kedua tipe atom
karbon tersebut cenderung salingmenetralkan.
Cracking untuk Olefin Laju catalytic craking pada olefin lebih
tinggi daripada parafin Reaksi-reaksi utamanya adalah:1. Pemutusan ikatan karbon-karbon2. Isomerisasi3. Polimerisasi4. Penjenuhan, aromatisasi, dan
pembentukan karbon.
Contd
Isomerisasi olegin diikuti denganpenjenuhan dan aromatisasitingginyaangka oktanlemahnya perengkahankatalitik gasoline
Makin tinggi kecepatan laju transfer hidrogen pada olegin bercabangrasioantara iso dan normal parafin lebih tinggidari rasio kesetimbangan dari olefin murni
Cracking untuk naftenik Langkah yang paling penting adalah
dehidrogenasi menjadi aromatik Dehidrogenasi terjadi sangat luas pada
C9 dan nafta yang lebih besar danmenghasilkan gasoline dengan angkaoktan lebih tinggi Terdapat juga pemutusan ikatan karbon,
tapi pada suhu dibawah 1000 F (540 C),
Cracking untuk aromatik Reaksi cenderung dominan untuk
senyawa aromatic dengan rantai alkyl yang panjang lebih mudah memutuskanikatan tanpa merusak cincin
Katalis untuk Cracking
Katalis untuk cracking dapat dibagimenjadi tiga kelas:
1. Acid-treated natural aluminosilicates, 2. Amorphous synthetic silics-alumina
cobinatins dan3. Crystalline synthetic silica-alumina
catalysts yang disebut zeolites ataumolecular sieves.
Contd
Kelebihan dari katalis zeolit dibanding katalissintetik amorphus alami adalah:
1. Aktivitas lebih tinggi2. Hasil gasoline lebih tinggi pada besar
konversi yang ditentukan.3. Produksi gasoline akan mengandung parafin
dan senyawa aromatik yang lebih besar4. Hasil karbon yang lebih sedikit5. Produksi isobutana meningkat6. Kemampuan untuk meningkatakan
konverasi tanpa overcracking
Contd
Katalis untuk proses residu dalam FCC yang didisain secara khusus harus beradadalam distribusi ukuran pori tertentu : untuk menangani molekul-molekul berukuran
besar dapat meningkatakn aktivitas katalis.
Variabel Proses Beberapa variabel operasi yang penting mempengaruhi
konversi dan distribusi produk:
1. Aktivitas: Kemampuan untuk merengkah minyak dangas menjadi fraksi yang titik didihnya lebih rendah.
2. Rasio katalis/minyak: C/O = lb katalis/lb feed3. Konversi: 100 (volum feed volum cycle stock )/volum
feed4. Cycle stock: Fraksi dari hasil samping katalis
perengkah yang tidak terkonversi menjadi nafta danproduk lain yang lebih ringan (umumnya zat yang mendidih pada 430 F)
5. Efisiensi: (% gasoline) X konversi
Contd
6. Rasio recycle: volum recycle/volum umpan7. Selektivitas: Rasio dari hasil produk yang
diinginkan terhadap hasil produk samping.8. Space velocity: dapat didefinisikan sebagai
basis volum (LHSV) atau basis berat(WHSV).
9. LHSV: liquid hour space velocity pada volumfeed.
10.WHSV: weight hour space velocity dalam lb feed/lb katalis (jam). Bila waktu tinggal katalisdalam jam, maka WHSV = l/(t)(C/O)
Contd
Dalam batasan kondisi operasi normal, peningkatan:
1. Suhu reaksi2. Rasio katalis/minyak3. Aktivitas katalis4. Waktu kontakakan menghasilkan kenaikan dalam
konversi dan penurunan dalam naiknyakonversi space velocity.
Heat Recovery
biaya langsung utama pada prosespenyulingan minyak bumi adalah biayabahan bakar dan energi
Utilisasi energi offgas dari regenerator catalytic cracker
Skenario Pembakaran(tingkat konversi sama)
Cara-cara UtilisasiEnergi waste heat boiler Power recovery turbin CO-burning waste heat boiler Kombinasi
Contoh Heat Recovery
flue gas keluaran memiliki tekanan 20 psig (138 kPa) dan 1000 0F (538 0C)
Hasil FCC
C4+ lighterx: mengandung banyak olefin seperti propilen, butilen, C5 dan jugaterdapat kerosene atau jet fuel (distillat) Gasolin Gas Oil terdiri dari Light Gas Oil dan
Heavy Gas Oil Slurry
Perlu estimasi ??? menghitung yield untuk desain awal dan
studi biaya menentukan tren dari yield, sehingga dapat
ditentukan dengan mudah jika dilakukanperubahan level konversi.
Estimasi Hasil
Struktur dari yield sangat bergantungpada tipe katalis, karakteristik umpan, dankondisi reaktor Massa liquid yang dihasilkan biasanya 90-
93%. Sisanya gas dan coke
Pengaruh Komposisi Feed Pada KonversiDalam Kondisi Operasi Konstan
Estimasi Hasil
Estimasi Hasil KatalisZeolit Menentukan yield dan berat dari seluruh
produk (% wt Coke, % wt Fuel gas)
Gambar 2. Catalytic Cracking Yields. Zeolite Catalyst (coke)
Gambar 3. Catalytic Cracking Yields. Zeolite Catalyst (fuel gas)
Contd
Mencari komponen LPG (C3 dan C4) dalam % volume dan mengubahnya ketotal LPG
Gambar 4. Propane and propene yields on zeolite catalyst.
Gambar 5. Butane, i-butane and butenes yields on zeolite catalyst.
Gambar 6. Total LPG yield on zeolite catalyst
Contd
Menentukan C5+ gasolin yield dalam % volume
Contd
Pada gambar 8 dan 9 memberikanrepartisi produk pada % volume danmemberikan yield light dan heavy gas oil
Gambar 8. Products distribution on zeolite catalyst. Feed KUOP = 11,8.
Gambar 9. Products distribution on zeolite catalyst. Feed KUOP =12,35.
Distribusi Sulfur PadaProduk FCC
Grafik Densitas