Date post: | 07-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | inasanti-pandan-wangi |
View: | 221 times |
Download: | 0 times |
of 124
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
1/124
1
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
2/124
i
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga buku Panduan
Praktikum Analisis Bahan 2016 ini dapat terselesaikan. Buku panduan ini bertujuan membantu praktikan, asisten, serta semua pihak yang bersangkutan demi kelancaran pelaksanaan Praktikum
Analisis Bahan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Tahun
2016.
Isi buku ini disusun berdasarkan urutan kode mata praktikum secara terpisah satu dengan
yang lain agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Pada edisi kali ini, terdapat penjelasan setiap
mata praktikum yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari edisi sebelumnya sehingga
diharapkan ada peningkatan kualitas dari Praktikum Analisis Bahan secara keseluruhan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini antara lain :
1. Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng. selaku Kepala Laboratorium
Analisis Bahan.
2. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D., Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc.,
Ph.D., Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng., Indra Perdana, S.T.,
M.T., Ph.D., Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., D.Eng., Ir. Suprihastuti Sri Rahayu,
M.Sc., Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D, dan Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E.,
M.Eng., D.Eng. ; selaku dosen pembimbing mata Praktikum Analisis Bahan.
3. Hariyanto dan Risma Wati selaku Laboran Laboratorium Analisis Bahan.
4. Seluruh asisten Praktikum Analisis Bahan 2016.
5. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada serta semua
pihak terkait.
Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan baik materi maupun penulisan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
selanjutnya. Semoga buku ini memberikan manfaat dalam perkembangan pendidikan di
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta, Februari 2016
Penyusun
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
3/124
ii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
Daftar Dosen Pembimbing Praktikum dan Asisten ................................................................... iii
Format Penulisan Laporan Ringkas .......................................................................................... iv
Format Penulisan Laporan Resmi ............................................................................................. vi
Tata Cara Penulisan Laporan ..................................................................................................... x
Keselamatan Kerja di Laboratorium ........................................................................................ xii
Pengukuran Suhu dan Kenaikan Titik Didih ................................................................... 1
Peneraan Alat Ukur Laju Alir Fluida ............................................................................ 15
Pengukuran Rapat Massa dan Konduktansi ................................................................... 27
Modulus Patah dan Kuat Desak Bahan Padat ................................................................ 45
Pengukuran Tegangan Muka dan Kekentalan Zat Cair .................................................. 61
Analisis Volumetri ....................................................................................................... 81
Analisis Gravimetri ...................................................................................................... 91
Spektrofotometri........................................................................................................... 99
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
4/124
iii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
DAFTAR DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM
DAN ASISTEN
A.
PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTANDosen Pembimbing : Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D.
Asisten Praktikum : 1. Farida Arisa (pagi)2. Astrid Ellyana (siang)
B. PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA
Dosen Pembimbing : Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc., Ph.D.Asisten Praktikum : 1. Muhammad Naufal Fakhry (pagi)
2. Dwi Reinaldy Gunawan (siang)
C. PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI
Dosen Pembimbing : Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng.Asisten Praktikum : 1. Ayu Dwi Lestari Widianingrum (pagi)
2. Bill Rich (siang)
D. MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT
Dosen Pembimbing : Indra Perdana, S.T., M.T., Ph.D.Asisten Praktikum : 1. Kanda Wiba Pratama (pagi)
2. Mukmin Sapto Pamungkas (siang)
E. PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIRDosen Pembimbing : Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., D.Eng.
Asisten Praktikum : 1. Polycarpus Kevin Dio Sinaga (pagi)2. Muhammad Aldian Astrayudha (siang)
F. ANALISIS VOLUMETRI
Dosen Pembimbing : Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc.Asisten Praktikum : 1. Rizky Putri Armandani (pagi)
2. Annisa Amalia Ulfah (siang)
G. ANALISIS GRAVIMETRIDosen Pembimbing : Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D.
Asisten Praktikum : 1. Pramesti Prihutami (pagi)
2. Inasanti Pandan Wangi (siang)
H. SPEKTROFOTOMETRI
Dosen Pembimbing : Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E., M.Eng., D.Eng.Asisten Praktikum : 1. Galuh Amalia Agata (pagi)
2. Rifani Amanda (siang)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
5/124
iv
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
FORMAT PENULISAN LAPORAN RINGKAS
JUDUL MATA PRAKTIKUM
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah :
1. ....
2. ....
II. CARA KERJA
Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam percobaan.
Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.
Setiap kalimat yang diawali dengan angka atau rumus senyawa tertentu harus dituliskan
dalam kata-kata. Contoh : 5 gram ….. ditulis Lima gram…., H2SO4 …. ditulis Asam sulfat
(H2SO4) …..
III. ANALISIS DATA
Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan nomor
persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan, dilengkapi dengan perhitungan.
Penulisan angka di belakang koma :
Untuk data percobaan, ditulis berdasarkan ketelitian alat.
Untuk hasil perhitungan persen, 2 angka belakang koma.
Untuk hasil perhitungan, ditulis 4 angka belakang koma.
IV. PEMBAHASAN
Berisi penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta penjelasan mengenai grafik
yang dibuat (jika ada).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
6/124
v
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
1. ....
2. ....
VI. SARAN
Berisi saran untuk kemajuan Praktikum Analisis Bahan (bukan saran untuk asisten secara
pribadi). Saran ditulis dalam bentuk poin-poin.
Yogyakarta, 2016
Asisten, Praktikan,
Nama Lengkap Asisten Nama Lengkap Praktikan
Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.
KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RINGKAS
1. Laporan dikumpulkan kepada asisten jaga 1 (satu) minggu setelah praktikum dilakukan dan
juga sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya.
2. Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.
3. Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 2 (dua)
minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan. Khusus untuk
praktikum minggu ke-7 dan ke-8 tidak ada revisi.
4. Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan
kebijakan asisten.
5. Keterlambatan pengumpulan laporan yang telah direvisi akan dikenai pengurangan nilai
sebanyak 5 (lima) poin per hari.
6. Kartu acara harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan laporan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
7/124
vi
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
FORMAT PENULISAN LAPORAN RESMI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL MATA PRAKTIKUM
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah :
1. ....
2. ....
II. DASAR TEORI
Berisi teori-teori yang berhubungan dengan praktikum terkait. Sumber dari dasar teori
yang digunakan harus dicantumkan. Contoh : …dikenal sebagai „pektin‟ (Kertesz, 1951).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :1. ....
2. ….
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian alat
berikut :
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
8/124
vii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Keterangan :
1. ....
2. ....
Gambar 1. Rangkaian Alat ............................................................
Alat yang digambar hanya alat utama saja. Merk dagang dari alat yang digunakan harus
dicantumkan, contoh : Gelas beker pyrex 250 mL.
C. Cara Percobaan
Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam
percobaan. Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.
D. Analisis Data
Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan
nomor persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi hasil percobaan dan penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta
penjelasan mengenai grafik yang dibuat (jika ada).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. ....
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
9/124
viii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
2. ....
VI. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan laporan. Cara penulisan
dijelaskan pada bagian selanjutnya.
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
Identifikasi hazard terdiri dari:
Identifikasi hazard proses selama praktikum, merupakan identifikasi kegiatan yang
memiliki potensi bahaya selama praktikum beserta penanganannya. Contoh :
mengambil H2SO4 di lemari asam.
Identifikasi hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Contoh : HCl.
B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Berisi poin-poin alat perlindungan diri apa saja yang harus digunakan selama
percobaan beserta kegunaannya. Contoh : Jas laboratorium lengan panjang.
C. Manajemen LimbahBerisi poin-poin limbah yang dihasilkan dalam percobaan disertai dengan
penanganannya. Contoh : Sisa larutan NaOH.
D. Perhitungan
Berisi perhitungan yang diperoleh dari hasil percobaan.
Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
10/124
ix
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RESMI
1. Laporan resmi yang ditulis tangan dikumpulkan kepada asisten jaga 1 (satu) minggu setelah
praktikum dilakukan. Setiap praktikan membuat satu laporan ditulis tangan.
2. Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.
3. Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 2 (dua)
minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan.
4. Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan
kebijakan asisten.
5. Laporan yang telah di-acc oleh asisten dikembalikan lagi kepada praktikan untuk diketik.
Setiap kelompok membuat satu laporan diketik.
6. Laporan yang telah diketik kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing masing-
masing mata praktikum.
7. Batas waktu pengumpulan laporan resmi yang sudah dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing adalah 4 (empat) minggu setelah praktikum dilakukan.
8. Kartu acara dan kartu kontrol harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan
laporan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
11/124
x
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
TATA CARA PENULISAN LAPORAN
1. Laporan yang ditulis tangan ditulis dengan tinta berwarna hitam di kertas folio bergaris,
TIDAK bolak balik.
2. Laporan yang diketik dicetak pada kertas HVS ukuran A4 dengan line spacing 1,5 dan
margin: Atas : 4 cm Bawah : 3 cm Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
4. Tidak diperbolehkan menyingkat kata.
5. Menggunakan tanda baca yang tepat.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan kata penghubung untuk memulai kalimat.
7. Permulaan kalimat yang berupa bilangan, lambang, atau rumus kimia ditulis dengan kata-
kata. Contoh: NaOH dibuat.... ditulis Natrium hidroksida dibuat....
8. Menggarisbawahi setiap istilah asing (jika ditulis tangan) atau dicetak miring (jika diketik).
Contoh: aquadest atau aquadest
9. Penulisan sumber dijadikan satu dengan kalimat.
Contoh: ... dikenal sebagai „pektin‟ (Kertesz, 1951).
10. Penulisan pada cover menggunakan huruf kapital dan nama tidak boleh disingkat.
11. Judul mata praktikum ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN12. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (jika diketik) dan digaris bawah (jika ditulis tangan).
Contoh:
I. TUJUAN PERCOBAAN (jika diketik)
I. TUJUAN PERCOBAAN (jika ditulis tangan).
13. Daftar/tabel diberi border atas dan bawah dengan garis double dan tidak boleh dipenggal
kecuali lebih dari satu halaman. Nomor dan judul daftar ditempatkan di atas daftar.
14. Yang termasuk gambar adalah gambar alat, bagan, serta grafik. Gambar alat merupakan
gambar penampang depan alat utama dan rangkaian alat. Keterangan dituliskan di samping
gambar, sedangkan nomor dan judul gambar ditempatkan di bawah gambar.
15. Penomoran daftar, gambar, persamaan:
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
12/124
xi
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Daftar/tabel diberi nomor urut dengan angka romawi besar. Jika diketik tulisan dibuat bold ,
sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Daftar I. Data Hasil....
atau Daftar I. Data Hasil....
Gambar diberi nomor urut dengan angka (1, 2, 3, dst.). Jika diketik tulisan dibuat bold ,
sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Gambar 1. Rangkaian
Alat.... atau Gambar 1. Rangkaian Alat....
Persamaan diberi nomor urut dengan angka (1, 2, 3, dst.) di dalam kurung pada tepi kanan.
Contoh: CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(l) (1)
16. Ketentuan penulisan daftar pustaka:
Ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama.
Ke kanan:
Buku: Nama penulis, tahun terbit, “judul buku”, jilid, edisi ke, nomor halaman, nama
penerbit, kota.
Contoh: Hodgman, C. D., Weast, R. C., and Selby, S. M., 1959, “Handbook of Chemistry
and Physics”, 40 ed., p. 1740, Chemical Rubber Publishing, Co.,
Cleveland
Majalah/jurnal: Nama penulis, tahun terbit, “judul penelitian”, nama majalah (singkatan
resmi), jilid, nomor halaman.
Contoh: Farris, R. D., 1979, “Methyl Esters in the Fatty Acid Industry”, J. Am. Oil Chem.
Soc., 56, 770A-773A
17. Ketentuan penulisan nomor halaman:
Laporan tulis tangan:
Jika terdapat bab baru : pojok kanan bawah
Tidak terdapat bab baru : pojok kanan atas
Laporan ketik : pojok kanan bawah
18. Syarat tidak inhall laporan:
Harus sesuai ketentuan (format) laporan.
Seluruh bab dan sub bab harus selesai.
Gambar rangkaian alat utama harus ada dan lengkap.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
13/124
xii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Di dalam laboratorium praktikan harus :
Mencuci tangan ketika masuk dan keluar laboratorium serta ketika kontak dengan bahan-
bahan kimia.
Selalu memakai jas laboratorium lengan panjang yang dikancingkan.
Memakai alat perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan goggle.
Mengikat rambut panjang ke belakang dan memasukkan jilbab ke dalam jas laboratorium.
Memastikan bahwa label telah sesuai dengan bahan-bahan kimia yang ada di dalamnya
dan dalam kondisi yang baik.
Mencabut dan mematikan aliran listrik dan air di akhir percobaan.
Di dalam laboratorium praktikan dilarang :
Bekerja di luar area kerja.
Menggunakan gelang, kalung, dan lengan yang terlalu longgar.
Bekerja sendiri di laboratorium, khususnya untuk resiko tinggi.
Merokok, makan, dan minum.
Meletakkan makanan di kulkas bersama bahan-bahan kimia.
Menggunakan lensa kontak.
Menggunakan kembali suatu wadah untuk bahan kimia lain tanpa membuang label awal.
Membawa bahan kimia dalam saku baju atau saku jas laboratorium.
Menghisap menggunakan mulut.
Menyentuh bahan kimia.
Menyimpan bahan kimia dalam jumlah besar di laboratorium.
Menuangkan bahan kimia ke wastafel.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
14/124
xiii
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Beberapa contoh simbol bahaya yang terdapat pada label bahan kimia :
Untuk informasi lebih lengkap lihat poster “Keselamatan Kerja di Laboratorium” yang ada di
Laboratorium Analisis Bahan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
15/124
1
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
(A)
I.
TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui prinsip kerja termometer berisi zat alir dan thermocouple digital.
2. Mengetahui cara menera alat ukur suhu.
3. Menerapkan hasil peneraan untuk pengukuran kenaikan titik didih larutan.
4. Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut elektrolit atau non elektrolit terhadap
kenaikan titik didih air.
II. DASAR TEORI
Suhu (temperatur) merupakan peubah proses yang sangat penting dalam proses-proses
baik dalam skala laboratorium maupun skala industri, karena suhu dapat mempengaruhi kinerja
unit proses yang melibatkan reaksi kimia, maupun unit operasi pada sistem pemisahan, seperti
distilasi, pengeringan, penguapan, penyerapan, kristalisasi, dan lain-lain. Pada dasarnya, suhu
berkaitan dengan energi kinetik molekul suatu senyawa. Suhu dapat didefinisikan sebagai
kondisi suatu benda (potensial) yang menentukan perpindahan kalor (heat ) menuju atau dari
benda lain, atau secara lebih praktis sebagai tingkat (derajat) kepanasan (hotness) atau
kedinginan (coldness).
Ada beberapa skala (satuan) suhu, seperti Kelvin, Celcius, Fahrenheit, Reamur,
Rankine, dan International Practical Temperature Scale (IPTS). Prinsip kerja alat pengukur
suhu diantaranya adalah :
1. Kenaikan volume benda oleh kenaikan suhu, seperti pada termometer berisi zat alir (fluida :
cair dan gas) dan bimetal (padat).
2. Kenaikan tegangan listrik (emf) akibat naiknya beda suhu pada pasangan logam (Seebeck
Effect ), seperti thermocouple digital.
3. Perubahan tahanan suatu bahan (logam maupun semi-logam) akibat perubahan suhu media
yang terukur, seperti bimetal.
4. Kenaikan intensitas radiasi kalor dengan naiknya suhu bahan, seperti pada pyrometer.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
16/124
2
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Secara umum, hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan sifat fisis dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Profil Perubahan Suhu dan Sifat Fisis Bahan
Hubungan tersebut dapat digunakan sebagai kurva baku, sehingga perubahan suhu
media dapat diketahui melalui perubahan sifat fisisnya. Alat ukur suhu yang merupakan salah
satu sistem pengukuran mungkin tersusun atas beberapa elemen, seperti ditunjukkan pada bagan
berikut:
Gambar 2. Elemen Sistem Pengukuran Suhu
Termometer dengan prinsip kerja perubahan volume merupakan termometer yang
elemen penyusunnya paling sedikit, yaitu elemen perasa dan elemen penampil. Termometer berisi cairan mempunyai elemen perasa berupa cairan pengisi, dan elemen penampil yang berupa
gelas kapiler berskala. Demikian juga termometer berisi gas, elemen perasanya berupa uap/gas,
dan elemen penampilnya berupa simpangan. Elemen perasa termometer bimetal berupa dua lapis
logam yang mempunyai muai volume yang berbeda, dan perubahan elemen perasanya
ditunjukkan dengan simpangan.
Media
terukur
Elemen
perasa
Primer
Tran-
duser
Pengkondisi
isyarat/
pengubah
Transmisi data/
telemetri
Pemroses
data
Tampilan data
Pencetak data
Perekam data
Suhu, C
Sifat
fisis
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
17/124
3
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Thermocouple merupakan elemen perasa sekaligus tranduser, karena hasil
pengukurannya berupa tegangan listrik. Pada umumnya, tegangan yang dihasilkan sangat kecil,
sehingga isyarat ini biasanya diolah lebih lanjut dengan penguat dan pengubah isyarat dari
tegangan menjadi suhu, untuk kemudian ditampilkan atau dicetak. Prinsip kerja bimetal
berdasarkan pemuaian dua buah logam yang disusun sedemikian rupa, sehingga pada saat
memuai, panjang kedua logam tidak sama yang diakibatkan oleh koefisien muai logam yang
berbeda.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Titik didih adalah suhu di
mana terjadi perubahan wujud zat dari cair ke gas pada tekanan tertentu. Pada tekanan 1 atm, air
mendidih pada suhu 100 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan udara di
sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih
(ΔT b). Kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya tergantung pada
konsentrasi partikel (molalitas) dalam larutan. Oleh karena itu, kenaikan titik didih tergolong
sifat koligatif. Molalitas adalah konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan jumlah mol zat
terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Mendidihnya suatu zat cair diamati dari timbulnya gelembung-gelembung udara yang
terbentuk secara terus-menerus pada berbagai bagian zat cair. Dengan adanya zat terlarut dalam
suatu zat cair (pelarut) menimbulkan interaksi antara partikel terlarut dengan partikel pelarut
sehingga tekanan uap larutan akan turun dan menyebabkan titik didih larutan tersebut akan naik
karena energi yang diperlukan oleh pelarut untuk membentuk uap agar tekanan uap sama dengan
tekanan udara di sekitarnya meningkat. Kenaikan titik didih terjadi pada larutan di mana zat
terlarut termasuk zat non-volatil.
Menurut Raoult hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi zat
terlarut adalah sebagai berikut :
bb mxK T (1)
dengan, bT = kenaikan titik didih (oC)
b K = tetapan kenaikan titik didih (oC/molal)
m = molalitas larutan (molal)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
18/124
4
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-
ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai
menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan non elektrolit lebih
rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Oleh karena itu untuk larutan elektrolit berlaku
persamaan
)1(1 nmxK T bb (2)
dengan, n= jumlah ion yang dihasilkan
misal untuk NaCl Na+ + Cl- maka n=2
= derajat ionisasi zat elektrolit
untuk elektrolit kuat dapat dianggap terionisasi sempurna, 1
Diagram di bawah ini menunjukkan perubahan kenaikan titik didih dan hubungannya
dengan tekanan uap larutan. Semakin rendah tekanan uap larutan, semakin tinggi juga titik
didihnya. Dapat dilihat bahwa penambahan zat terlarut ke dalam solven dapat menurunkan
tekanan uap dan menaikkan titik didih.
Gambar 3. Phase Diagram for a Solvent and I ts Solution with a Nonvolatil e Solute
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
19/124
5
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
1. Garam dapur (NaCl)
2. Gula pasir (C12H22O11)
3. Aquadest
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Gambar 4. Rangkaian Alat Utama Percobaan Peneraan Alat Ukur Suhu
Keterangan:
1. Panel instrumen
2. Blower
3. Water heater
4. Vacuum flask
5. Bimetal udara
6. Termometer alkohol 110
0
C7. Termometer raksa 1100C
8. Tombol on/off temperature
measurement bench
9. Tombol on/off blower
10. Tombol on/off water heater
11. Steker temperature measurement
bench
12. Sensor thermistor
13. Sensor platinum resistance
14. Sensor thermocouple
15. Display platinum resistance
16. Display thermistor
17. Display thermocouple
18. Display tegangan listrik
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
20/124
6
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Gambar 5. Rangkaian Alat Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
C.
Cara KerjaPercobaan yang dilakukan meliputi peneraan alat ukur suhu dan pengukuran kenaikan titik
didih larutan.
1. Peneraan Alat Ukur Suhu (Menggunakan Termomemeter Raksa)
a. Pengukuran Suhu Udara
Catat suhu udara yang ditunjukkan termometer raksa, termometer alkohol, dan
thermocouple pada udara terbuka setelah suhu yang ditunjukkan alat ukur konstan.
b. Pengukuran Suhu Air Ledeng
1. Masukkan air ledeng secukupnya kedalam gelas beker 250 mL.
2. Celupkan termometer raksa dalam air ledeng tersebut.
3. Catat suhu termometer raksa setelah nilainya konstan.
4. Ulangi percobaan dengan memakai termometer alkohol dan thermocouple.
c. Pengukuran Suhu Air Mendidih
1. Didihkan air ledeng secukupnya dalam water heater (skala water heater =4).
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan probe thermocouple
dalam air pada water heater yang sedang mendidih.
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah suhunya konstan.
d. Pengukuran Suhu Es Melebur
1. Masukkan es batu ke dalam vacuum flask sampai mencair.
Keterangan:
1. Labu leher tiga
2. Pendingin bola
3.
Thermocouple
4.
Pemanas mantel
5. Layar penunjuk suhu
6. Statif dan klem
7. Steker
8. Pengatur skala pemanas
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
21/124
7
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan probe thermocouple
dalam leburan es melalui lubang pada tutup vacuum flask .
3. Catat suhu yang di tunjukkan tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
e. Pengukuran Suhu Udara Panas
1. Pasang termometer raksa, termometer alkohol, dan probe thermocouple pada
lubang yang tersedia pada pipa blower .
2. Hidupkan blower dengan menekan tombol on.
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
f. Pengukuran Suhu Es+Garam
1. Masukkan es batu ke vacuum flask dan menambah garam dapur secukupnya,
lalu membiarkan es batu mencair.
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan probe thermocouple ke
dalam campuran garam dan leburan es melalui lubang pada vacuum flask .
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih
a. Pengukuran titik didih aquadest .
1. Ambil 150 mL aquadest dengan gelas beker PYREX 250 mL.
2. Panaskan gelas beker PYREX 250 mL berisi aquadest tersebut di atas kompor
sampai mendidih.
3. Catat suhu didih aquadest yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
b. Pengukuran titik didih larutan gula
1. Timbang gula pasir sebanyak 85,5 gram pada gelas beker 250 mL
menggunakan neraca analitis digital.
2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.
3. Larutkan 85,5 gram gula pasir dengan aquadest dari labu ukur 250 mL tersebut
dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan gula 1 molal.
4. Tuang sebagian larutan gula tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher tiga
500 mL dengan bantuan corong gelas.
5. Panaskan larutan gula dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola di
atas pemanas mantel pada skala 8.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
22/124
8
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
6. Sisa larutan gula yang belum dimasukkan ke labu leher tiga, dipanaskan di atas
kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya
sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).
7. Masukkan larutan gula dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.
8. Panaskan larutan gula di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai
dengan suhu yang konstan.
9. Catat suhu didih larutan gula yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
10. Tuang larutan gula ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 171 gram
gula pasir dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.
11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.
c. Pengukuran titik didih larutan garam
1. Timbang garam dapur (NaCl) sebanyak 14,625 gram pada gelas beker 250 mL
menggunakan neraca analitis digital.
2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.
3. Larutkan 14,625 gram NaCl dengan aquadest dari labu ukur 250 mL tersebut
dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan garam 1 molal.
4. Tuang sebagian larutan garam tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher
tiga 500 mL dengan bantuan corong gelas.
5. Panaskan larutan garam dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola
di atas pemanas mantel pada skala 8.
6. Sisa larutan garam yang belum dimasukkan ke pemanas mantel dipanaskan di
atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya
sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).
7. Masukkan larutan garam dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.
8. Panaskan larutan garam di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai
dengan suhu yang konstan.
9. Catat suhu didih larutan garam yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
10. Tuang larutan garam ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 29,25 gram
garam dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
23/124
9
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.
4. Analisis Data
1. Peneraan Alat Ukur Suhu
Hubungan antara suhu yang ditunjukkan termometer raksa (T1, K) dengan suhu yang
ditunjukkan alat ukur yang ditera (T2, K) dinyatakan dengan persamaan berikut :
T2 = A T1 + B (1)
Dengan regresi linier (least-square method ) diperoleh :
= 12−1 2 12− 12 (2) = 2−1 (3)
Data untuk perhitungan regresi linier disajikan dalam tabel :
No T1 T2 T1 T1 x T2
Σ
Dari nilai A dan B, diperoleh persamaan linier hubungan suhu termometer raksa dengan
suhu termometer yang ditera.
Kesalahan relatif persamaan terhadap data percobaan dihitung sebagai berikut:
= 2 −2 2 100 % (4)Data disajikan dalam bentuk tabel:
No T1 T2 percobaan T2 persamaan Kesalahan
relatif
Σ
− = (5)dengan, n = jumlah data
Grafik hubungan suhu termometer raksa dengan suhu termometer yang ditera dapat
dibuat dengan mengeplot nilai T2 hasil persamaan dan nilai T2 hasil percobaan terhadap
nilai T1.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
24/124
10
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Peneraan dilakukan terhadap termometer alkohol dan thermocouple digital. Grafik
masing-masing dibuat terpisah dan dilampirkan di pembahasan.
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
Suhu yang didapat dari percobaan kenaikan titik larutan, dimasukkan ke persamaan
yang Anda dapatkan dari perhitungan peneraan alat ukur suhu. Persamaan yang
digunakan untuk menera hasil suhu terukur ditulis kembali dan disajikan dalam bentuk
T1=f(T2) :
1 = 2 − 6 dan (7) Persamaan (6) untuk termometer alkohol dan (7) untuk thermocouple.
Hasil perhitungan peneraan alat ukur suhu disajikan dalam tabel berikut :
No.Bahan
Suhu terukur dari percobaan (T2)Suhu hasil peneraan terhadap
termometer raksa (T1)
Termometer
alkohol, K
Thermocouple,
K
Termometer
alkohol, K
Thermocouple,
K
1. Aquadest
2.
Garam3.
4.
5.
Gula6.
7.
Suhu yang telah ditera inilah yang kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan
titik didih atau ΔTb pada bagian kenaikan t itik didih larutan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
25/124
11
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi singkat mengenai tujuan dan manfaat percobaan.
Pembahasan dibahas per tahap prosedur kerja. Uraikan sedikit saja prosedur kerja
Anda, diikuti dengan pembahasan terkait tahap tersebut.
Tuliskan asumsi yang Anda ambil dalam melakukan percobaan dan perhitungan
pada tahap tersebut dan mengapa asumsi tersebut Anda ambil, ditutup dengan
kesulitan-kesulitan yang Anda alami pada tahap tersebut.
Untuk pengukuran suhu, dibuat grafik hasil peneraan termometer alkohol dan
thermocouple terhadap termometer raksa. Dilihat juga kesalahan relatif persamaan
(8)
(9)
(10)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
26/124
12
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
yang Anda hasilkan dari regresi linier terhadap hasil percobaan, persamaan yang
manakah yang lebih akurat dalam mewakili data yang Anda dapat dari percobaan.
Jika ada hasil percobaan/perhitungan yang menyimpang dari dasar teori, dibahas.
Untuk kenaikan titik didih larutan, dibuat grafik molalitas terhadap ΔTb untuk
larutan gula atau larutan garam dengan thermocouple dan termometer raksa, akan
dihasilkan empat grafik. Data percobaan ditampilkan dalam bentuk titik-titik ,
dan antar titik jangan disambung dengan garis. Hasil per hitungan ΔTb
menggunakan persamaan ditampilkan dalam garis lurus, jangan ada titik-titiknya.
Bahas grafiknya satu per satu, jika terjadi penyimpangan antara data percobaan
dengan garis persamaan, berikan alasan mengapa. Jangan lupa membahas
perbedaan kenaikan titik didih antara larutan garam dan gula, mana yang lebih
besar, dan sesuaikan dengan dasar teori. Jika ada data dan/atau perhitungan yang
tidak sesuai dengan dasar teori, dibahas mengapa. Tidak perlu menuliskan
penyebab kesalahan relatif .
V. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan yang sesuai dengan tujuan percobaan dan hal-hal yang anda temukan
dalam pelaksanaan praktikum. Jangan menulis ulang tujuan, cara kerja, dan dasar
teori di bagian kesimpulan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., Fourst, A.S., and Scherdewind, R ., 1950, “Unit Operation”, pp. 541-547,
John Wiley and Sons, Inc., New York.
Considine, D.M., 1957, “Process Instruments and Controls Handbook”, McGraw-Hill Book
Company, Inc., New York.
Eckman, D.P., 1966, “Industrial Instrumentation”, Wiley Eastern Ltd., John Wiley and
Sons, Inc., New York.
Jones, B.E., 1980, “Instrumentation, Measurements, and Feedback”, Tata McGraw-Hill
Publishing Company, Ltd., New Delhi.
Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, “Perry‟s Chemical Engineers Handbook”, 6th ed., pp.
3-45, 3-127, 3-248, 12-3, 12-8, McGraw-Hill Company, Inc., New York.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
27/124
13
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Smith, J.M. and Van Ness, 1975, “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics”, 3rd ed., pp. 573, McGraw-Hill Kogakusha, LTD., Tokyo.
Treybal, R.E., 1981, “Mass Transfer Operation”, 3rd
ed., pp. 227-231, 237, McGraw-Hill
Kogakusha, LTD., Japan.
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
a. Proses
b. Alat
c. Bahan
Penanganan Hazard
B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
a. Jas laboratorium lengan panjang
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Sepatu tertutup
C. Manajemen Limbah
D. Perhitungan
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
28/124
14
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
LAPORAN SEMENTARA
PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
(A)
Nama : 1. NIM :
: 2. NIM :3. NIM :
Asisten : Farida Arisa /Astrid Ellyana
A. Data Percobaan
1. Peneraan Alat Ukur Suhu
Media Terukur Termometer Raksa (C) Termometer Alkohol (C) Thermocouple (C)
Air mendidih
Udara blower
Udara
Air
Es Melebur
Air es + garam
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
Tekanan : 1 atm
Titik didih aquadest (pelarut) : Thermocouple :: Termometer alkohol :
Massa pelarut : 250 gram
No. Larutan Massa (gram)Titik didih (oC)
Termometer alkohol Thermocouple
1. Garam +
+ +
2. Gula +
+ +
Asisten jaga, Praktikan,
1.
2.
3.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
29/124
15
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA
(B)
I.
TUJUAN PERCOBAANTujuan dari percobaan ini adalah membuat kurva standar hubungan antara tinggi
pelampung dalam rotameter cairan dengan laju alirair dan kurva standar hubungan antara
tinggi pelampung dalam rotameter gas dengan laju alir udara.
II. DASAR TEORI
Dalam perancangan alat dan pemipaan dalam industri terdapat beberapa besaran
yang perlu diperhatikan. Selain sifat fluida itu sendiri seperti densitas dan viskositas fluida,
debit fluida dan laju alir fluida juga memegang peranan penting. Terdapat beberapa pilihan
alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju alir fluida, salah satunya adalah rotameter.
Rotameter berbentuk tabung yang terbuat dari gelas, kaca, atau plastik yang
transparan. Tabung ini memiliki diameter atas yang sedikit lebih besar dibandingkan
diameter bawahnya. Pada dinding rotameter terdapat garis-garis skala ukuran panjang
untuk mengukur ketinggian float atau pelampung yang terdapat di dalam tabung.
Bahan pelampung dapat diganti-ganti sesuai dengan rapat massa dan laju maksimum
zat cair yang diukur. Pelampung dapat bergerak naik dan turun secara bebas, karena
didorong oleh zat alir yang mengalir dari bagian bawah rotameter ke atas. Pada keadaan
stabil, yaitu ketika tinggi pelampung tidak lagi berubah-ubah, terbentuk keseimbangan
gaya dimana gaya ke atas (gaya Archimedes) dan gaya gesek pelampung sama dengan
gaya berat pelampung.
Rotameter bekerja dengan prinsip beda tekanan tetap. Semakin besar perbedaan
tekanan, laju alir fluida menjadi semakin besar yang menyebabkan ketinggian pelampung
juga semakin besar karena gaya dorong dari fluida yang bertambah kuat.
Pada pengukuran laju alir cairan, pengukuran dapat dilakukan langsung dengan
mengukur debit cairan yang tertampung selama jangka waktu tertentu, berbeda dengan
pengukuran laju alir gas. Pengukuran laju alir gas dilakukan secara tidak langsung, dengan
mengukur debit air yang terdesak oleh aliran gas. Dalam hal ini diasumsikan volume air
yang terdesak sama dengan volume gas yang mengalir.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
30/124
16
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai suatu operasi untuk mencari hubungan antara
suatu kuantitas dari suatu alat ukur dan kuantitas terkait berdasarkan suatu standar pada
kondisi tertentu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah hasil kalibrasi tersebut hanya
berlaku pada kondisi saat kalibrasi dilakukan.
Kalibrasi suatu alat ukur laju alir fluida menghasilkan hubungan antara suatu variabel
bebas dengan laju alir fluida. Misalnya pada rotameter, dihasilkan hubungan antara
variabel bebas tinggi pelampung dalam rotameter dengan variabel terikat laju alir fluida.
Laju alir fluida dapat dinyatakan dalam massa per satuan waktu, volume per satuan waktu,
dan besaran lain yang berhubungan dengan laju alir fluida.
Alat ukur laju alir dapat dikalibrasi secara gravimetrik dengan menimbang berat
fluida yang tertampung di dalam suatu bejana. Selain itu, alat ukur laju alir juga dapat
dikalibrasi secara volumetrik dengan mengukur volume fluida yang tertampung dalam
bejana.
Idealnya, semua alat ukur laju alir dikalibrasi secara in situ, untuk menghindari
perbedaan fluida dan pengaruh instalasi terhadap kalibrasi alat ukur laju alir.
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Air Ledeng
2. Udara
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
31/124
17
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Keterangan:
1.
Pressure gauge
2. Kran overflow
3. Kompresor4. Kran pengatur aliran
5. Rotameter
6. Float (Pelampung)
7. Pipa pengeluaran
8. Botol penampung air
9. Statif
10. Kran overflow
11. Kran pengatur aliran gas12. Tabung pengaman
B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian alat
berikut :
Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Cairan
Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Gas
Keterangan:
1. Statif
2. Pipa pengeluaran air
3. Rotameter
4. Float (Pelampung)
5. Bak penampung air
6. Pipa pengatur aliran ke bak
7. Pipa overflow
8. Pipa pengatur aliran ke rotameter
5
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
32/124
18
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
C. Cara Kerja
Peneraan Laju Alir Zat Cair
1. Kran pemasukan dibuka untuk mengisi bak penampungan air hingga penuh dan
terjadi aliran overflow.
2. Ketinggian float diatur pada ketinggian 6,0 cm.
3. Debit cairan yang mengalir dalam rotameter diukur pada selang waktu 5 ± 0,20 detik
dengan menggunakan stopwatch dan gelas ukur 50 mL atau 100 mL.
4. Volume air tertampung dan waktu stopwatch dicatat.
5. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali berurutan untuk ketinggian float yang
sama.
6. Debit untuk ketinggian float yang lain 5,5; 5,0; 4,5; 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; 1,5 cm.
Peneraan Laju Alir Zat Gas
1. Rangkaian alat disiapkan dan semua kran pada rangkaian alat ditutup.
2. Botol penampung diisi air hingga tanda batas.
3. Ketinggian cairan pada selang pengeluaran akhir dengan tinggi cairan pada botol
penampung diatur agar sejajar.
4. Kompresor dinyalakan dan diisi udara hingga tekanan 5 kg/cm².
5. Kran penghubung tabung pengaman dan kompresor dibuka, tabung gas pengaman
diisi.
6. Tekanan udara di kompresor dicatat, kran penghubung tabung gas dan rotameter
dibuka.
7. Ketinggian float rotameter diatur 10,0 cm dengan menggunakan kran pada tabung
pengaman, dijaga konstan.
8. Debit aliran yang keluar diukur pada selang waktu 3 ± 0,20 detik dengan bantuan
stopwatch dan gelas ukur 50 mL.
9. Volumer air tertampung dan waktu di stopwatch dicatat. Pengambilan data dilakukan
sebanyak 5 kali untuk ketinggian float yang sama.
10. Debit untuk ketinggian float yang lain 8,0 ;6,0 ; 4,0 ; 2,0 cm.
11. Tekanan akhir udara yang tersisa di kompresor dicatat.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
33/124
19
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
12. Udara yang tersisa di dalam kompresor dan tabung pengaman dikeluarkan secara
perlahan.
D. Analisis Data
1. Menghitung nilai debit fluida (Q) dengan membuat tabel ketinggian (h), volume
(V), waktu (t), dan debit fluida (Q)
h, cm V, cm t, s Q, cm /s
h1 V1 T1 Q1
h2 V2 T2 Q2
h3 V3 T3 Q3
… . ..
… . . .
… . . .
… . . .
hn Vn tn Qn
2. Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan Gas Q dengan Ketinggian Float (h)
a. Dengan Pendekatan Linear
= + (1)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta
a dan b untuk persamaan (1)
= − 2−()2 (2)
= − (3) = 1 + 2 + 3 + ⋯+ (4) = 1 + 2 + 3 + ⋯+ (5)
2 = 12 + 22 + 32 + ⋯+ 2 (6) = 11 + 22 + 33 + ⋯+ (7)
b. Dengan pendekatan Eksponensial
= . (8)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
34/124
20
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Persamaan dapat diturunkan menjadi :
= ln + . (9)Dengan pemisalan dituliskan kembali menjadi :
=
+
(10)
Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear seperti cara di poin (a)
= − 2−( )2 (11) = − (12)Setelah diperoleh nilai A dan B :
= (13) = ln (14) = (15) Nilai a dan b disubstitusi ke persamaan (8)
3. Menentukan nilai R- square masing-masing pendekatan
SST (Total Sum of Squares)
= ( − − ) 2 (16)
= (
1
−
−
)
2+ (
2
−
− ) 2 + ⋯+ ( − − ) 2 (17) − = (18)
SSE (Sum of Square Due to Error )
= ( − ) 2 (19)
= ( 1 − 1) 2 + ( 2 − 2) 2 + ⋯+ ( − ) 2 (20)Q persamaan diperoleh dari persamaan hubungan Q dan h hasil linearisasi tiap
pendekatan
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
35/124
21
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
SSR (Sum of Square Due to Regression)
= − (21)2 = (22)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang harus dibahas :
- Penjelasan singkat mengenai tujuan dan prosedur percobaan setiap tahapnya.
- Penjelasan umum flowmeter, prinsip kerja rotameter, dan fungsi float pada rotameter.
- Asumsi yang diambil dalam melakukan percobaan.
- Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan percobaan dan kesulitan yang praktikan
alami selama percobaan.
- Pembahasan hubungan / trend debit fluida dengan ketinggian float berdasarkan data
percobaan.
- Kurva standar hubungan antara tinggi pelampung ( float ) dalam rotameter cair dan gas
dengan laju alir fluida (cair dan gas) serta tujuan dibuat kurva tersebut. Pembahasan
mengenai kurva dan persamaan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori.
- Pembahasan setiap metode pendekatan yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan.
Pilih metode yang paling sesuai dan penjelasan mengapa memilih metode tersebut.- Penjelasan nilai R- square.
V. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan. Jangan menulis ulang tujuan, cara
kerja, dan dasar teori di bagian kesimpulan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1950, ”Unit Operations”, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Halliday, D. and Resnick, R., alih bahasa Silaban, P. dan Sucipto, E., 1994, ”Fisika I”,
edisi ke-3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
McCabe, W.L., Smith , C.J., and Harriot, P., alih bahasa Jisyi, E.,“ Operasi Teknik Kimia
Jilid I”, edisi ke-4, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
36/124
22
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Nevers, N.D., 1970,”Fluid Mechanics”, 2 ed., Addison Wesley Publishing Company, New
York.
Paton, R., 2005, ”Calibration and Standards in Flow Measurement”, pp. 1-3, 5, National
Engineering Laboratory, Scotland.
Perry, R.H. and Green, D.W.,1997, ”Perry‟s Chemical Engineers‟ Hand Book”, 7 ed.,
McGraw-Hill Book Co., Singapore.
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
Semua bahan yang digunakan untuk praktikum ini diidentifikasi tingkat ke-
hazard -annya sesuai dengan MSDS dan proses praktikum yang berbahaya diidentifikasi
dan disertakan cara penanganannya.
B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
1. Jas laboratorium lengan panjang
2. Masker
3. Sarung tangan
4. Sepatu tertutup
C. Manajemen Limbah
Setiap limbah yang dihasilkan dalam praktikum dijelaskan dibuang kemana dan
disertai alasan. Limbah praktikum ini berupa air ledengdan udara bertekanan.
D. Perhitungan
1. Menghitung nilai debit fluida (Q) dengan membuat tabel ketinggian (h), volume
(V), waktu (t), dan debit fluida (Q)
h, cm V, cm t, s Q, cm /s
h1 V1 T1 Q1
h2 V2 T2 Q2
h3 V3 T3 Q3
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
37/124
23
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
… . . .
… . . .
… . . .
… . . .
hn Vn tn Qn
2. Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan Gas Q dengan Ketinggian Float (h)
a. Dengan Pendekatan Linear
= + (1)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta
a dan b untuk persamaan (1)
= − 2−()2 (2)
= − (3) = 1 + 2 + 3 + ⋯+ (4) = 1 + 2 + 3 + ⋯+ (5)2 = 12 + 22 + 32 + ⋯+ 2 (6) = 11 + 22 + 33 + ⋯+ (7)
b. Dengan pendekatan Eksponensial
= . (8)Persamaan dapat diturunkan menjadi :
= ln + . (9)Dengan pemisalan dituliskan kembali menjadi :
= + (10)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear seperti cara di poin (a)
= − 2−( )2 (11) = − (12)Setelah diperoleh nilai A dan B :
= (13)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
38/124
24
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
= ln (14) = (15) Nilai a dan b disubstitusi ke persamaan (8)
3. Menentukan nilai R- square masing-masing pendekatan
SST (Total Sum of Squares)
= ( − − ) 2 (16) = (1 − − ) 2 + (2 − − ) 2 + ⋯+ ( − − ) 2 (17)
−
=
(18)
SSE (Sum of Square Due to Error )
= ( − ) 2 (19) = ( 1 − 1) 2 + ( 2 − 2) 2 + ⋯+ ( − ) 2 (20)Q persamaan diperoleh dari persamaan hubungan Q dan h hasil linearisasi tiap
pendekatan
SSR (Sum of Square Due to Regression)
= − (21)2 = (22)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
39/124
25
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
LAPORAN SEMENTARA
PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA
(B)
Nama Praktikan : 1. NIM : 1.
2. 2.
3. 3.
Hari/tanggal :
Asisten : Muhammad Naufal Fakhry / Dwi Reinaldy Gunawan
DATA PERCOBAAN
1. Peneraan Laju Alir Zat Cair
h (cm) 6,0 5,5 5,0
Q=V/t
(cm3/s)
4,5 4,0 3,5
3,0 2,5 2,0
1,5
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
40/124
26
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
2. Peneraan Laju Alir Gas
P awal : kg/cm²
P akhir : kg/cm²
h (cm) 10,0 8,0
Q =V/t
(cm3/s)
6,0 4,0
2,0
Yogyakarta, 2016
Asisten jaga, Praktikan,
1.
2.
3.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
41/124
27
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI
(C)
I.
TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memahami dan mempraktikkan cara pengukuran rapat massa dan konduktansi dengan
alat ukur.
2. Menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengukur rapat massa dan
konduktansinya dengan bantuan kurva standar.
II. DASAR TEORI
A. Rapat Massa
Rapat massa atau densitas, didefinisikan sebagai massa persatuan volume yang
biasa dilambangkan dengan dan dapat dirumuskan dengan persamaan :
m
v (1)
Rapat massa umumnya mempunyai satuan kg/m3 atau gram/ml. Massa (m) dan
volume (V) adalah sifat ekstensif, artinya nilainya tergantung pada jumlah bahan yang
sedang diselidiki, sedangkan densitas adalah sifat intensif yang nilainya tidak
tergantung pada jumlah bahan yang diselidiki, atau nilainya tetap untuk suatu kondisi
yang tetap pula.
Disamping rapat massa ada istilah specific gravity yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara rapat massa yang diukur dengan rapat massa pembanding
(referensi). Specific gravity tidak mempunyai satuan, karena merupakan suatu
perbandingan. Umumnya yang dijadikan rapat massa referensi adalah rapat massa
aquadest murni pada suhu 4 °C dan pada tekanan atmosferik (1 atm), karena pada suhu
dan tekanan tersebut rapat massa dari air adalah 1 gram/mL. Specific gravity
dilambangkan dengan Sg yang dapat dirumuskan dengan persamaan :
c a i r a n
a q u a d e s t
Sg
(2)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
42/124
28
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Rapat massa dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Konsentrasi larutan.
Semakin besar konsentrasi larutan maka rapat massa dari larutan itu juga akan
bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasinya, maka jumlah
dari partikel yang terlarut juga bertambah sehingga rapat massanya juga akan
bertambah besar.
2. Suhu dan tekanan.
Untuk cairan, rapat massa hanya sedikit berubah bila terjadi perubahan suhu
atau tekanan karena sifat dari cairan yang incompressible, sedangkan untuk gas, rapat
massa sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada umumnya semakin tinggi
suhu, maka volume dari fluida akan bertambah besar. Rapat massa berbanding
terbalik dengan volume, sehingga jika volume dari fluida bertambah maka rapat
massanya akan berkurang. Sedangkan tekanan tidak mempunyai pengaruh langsung
terhadap rapat massa, namun tekanan berpengaruh terhadap suhu. Jika tekanan
bertambah maka suhu juga akan meningkat.
3. Fasa dari zat yang diukur rapat massanya.
Tiap fasa dari zat mempunyai rapat massa yang berbeda. Secara umum
perbandingan dari rapat massa untu tiap fasa dari yang terbesar hingga yang terkecil
adalah fasa padat, cair, dan gas.
Rapat massa cairan dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai alat antara
lain dengan menggunakan piknometer, hidrometer, dan neraca Wesphalt. Untuk padatan
dapat digunakan metode Archimedes. Pada percobaan ini digunakan piknometer dan
hidrometer.
Prinsip pengukuran rapat massa dengan piknometer adalah dengan mengukur
massa dari cairan menggunakan neraca analitis digital dan kemudian dibandingkan
dengan volume piknometer yang telah diketahui sehingga dapat diperoleh rapat
massanya. Pada percobaan ini, suhu yang digunakan adalah suhu lingkungan.
Prinsip pengukuran dengan hidrometer adalah memakai hukum Archimedes
dimana gaya ke atas yang diberikan oleh cairan sama dengan berat hidrometer tersebut.
Rapat massa fluida berbanding terbalik dengan tinggi bagian hidrometer yang tercelup.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
43/124
29
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Makin besar rapat massa dari suatu cairan, maka bagian dari hidrometer yang tercelup
akan semakin sedikit.
B. Konduktometri
Konduktansi adalah kebalikan dari tahanan, atau bisa ditulis :
1 Kondukta si
Rn (3)
Parameter penting yang banyak digunakan dalam mempelajari mekanisme
penghantaran listrik dalam larutan adalah kebalikan dari tahanan spesifik yang disebut
konduktansi spesifik ( ), mempunyai satuan Ω-1
m-1
atau sering disebut dengan S
adalah siemen. Dalam suatu larutan elektrolit muatan listrik akan dibawa oleh ion-ion.
Ion-ion positif (kation) akan bergerak dalam larutan menuju katoda (kutub negatif)
sedangkan ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda. Ion-ion yang paling mudah
tereduksi atau teroksidasi mungkin akan menerima atau melepaskan elektron sehingga
akan menyebabkan perubahan komposisi larutan akibat penghantaran arus searah.
Konduktivitas larutan elektrolit tergantung pada tiga faktor : jumlah muatan,
mobilitas, dan konsentrasi ion. Ion dengan dua muatan misalnya A2-
akan mampu
menghantarkan dua kali muatan listrik yang dapat dihantarkan ion A-1
. Mobilitas ion
adalah kecepatan bergerak ion dalam larutan. Mobilitas ion dipengaruhi oleh sifat-sifat
solven, beda tegangan listrik, dan ukuran ion (yakni semakin besar ion akan semakin
kurang mobilitasnya). Mobilitas ion juga dipengaruhi oleh suhu dan viskositas dari
solven. Untuk ion, solven, dan suhu tertentu, konduktansi ditentukan oleh konsentrasi
ion. Oleh karena itu, konsentrasi ion dapat ditentukan berdasar nilai konduktansi
larutan. Konsentrasi merupakan variabel yang penting dalam larutan elektrolit maka
biasanya konduktivitas larutan elektrolit dihubungkan dengan konsentrasi melalui
besaran konduktivitas ekivalen yang didefinisikan sebagai :
eqC
(4)
dengan: Λ = konduktivitas ekivalen
= konduktivitas per satuan volume larutan
Ceq = konsentrasi ekivalen larutan
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
44/124
30
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Dalam literatur (Dean, 1992) pada umumnya data ekivalen konduktansi diberikan
dalam satuan Ω-1.cm2. gram ekivalen-1 sedangkan konsentrasi sering diberikan dalam
grek/liter dan dalam Ω-1
.cm-1
, maka persamaan di atas sering ditulis dalam bentuk :
1000
eqC
(5)
Karena masing-masing ion adalah bermuatan listrik, maka dalam larutan akan
terjadi interaksi elektrostatik (saling tolak atau saling tarik) diantara ion-ion tersebut.
Interaksi ini akan semakin besar dengan semakin tinggi konsentrasi. Maka hanya dalam
keadaan sangat encer (infinite solution) sajalah larutan elektrolit akan berkelakuan ideal.
Maka biasanya pengukuran dilakukan konsentrasi larutan elektrolit dengan prinsip
konduktometri harus dilakukan dengan pengenceran atau untuk larutan yang sangat
encer.
Gambar 1. Prinsip Penghantaran Listrik Berdasarkan Wheatstone
Konduktometer pada dasarnya adalah alat pengukur konduktansi yang biasanya
berupa sebuah jembatan Wheatstone dan cell konduktivitas seperti yang secara skematik
terlihat dalam Gambar 1. Tahanan A adalah sebuah cell yang berisi sampel yang
ditinjau. Tahanan B adalah tahanan variabel sedangkan tahanan D dan E sudah tertentu
harganya.Tahanan B dan kapasitor C dapat diatur hingga titik setimbang dapat tercapai.
Dalam keadaan ini berlaku persamaan:
A D
B E
R R
R R (6)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
45/124
31
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
dengan mengetahui harga tahanan B, D, dan E, maka tahanan (dan juga konduktansi)
dari cell dapat ditentukan.
Nilai konduktometri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a) Suhu
Pada suhu yang semakin tinggi, ternyata mobilitas elektron bergerak semakin
cepat. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi elektron akan menyerap energi dari
lingkungan untuk melakukan ionisasi. Semakin banyak jumlah ion-ion dalam larutan,
mengakibatkan semakin besar nilai dari konduktansinya.
b) Kosentrasi
Konduktansi juga dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi
menyebabkan semakin besarnya konduktansi. Hal ini disebabkan pada larutan yang
pekat interaksi ionnya akan semakin mudah jika dibandingkan dengan larutan yang
encer. Selain itu konsentrasi yang besar juga akan menyebabkan tumbukan partikel
semakin sering, yang memberi dampak pada semakin banyak pula ion yang
dihasilkan, oleh karena itu konduktansi dari suatu larutan elektrolit akan semakin
besar. Konduktansi akan menghasilkan hasil yang akurat apabila diukur pada larutan
yang encer. Karena ion-ion yang terdapat pada larutan yang encer mempunyai
mobilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan larutan pekat.
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Natrium klorida (NaCl)
2. Aquadest
3. Air ledeng
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
46/124
32
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Keterangan :
1. Neraca analisis digital
2. Pintu neraca
3. Display
4. Pan neraca
5. Tombol On/Off
6. Tombol re-zerro
7. Tombol konversi
8. Piknometer 25 mL+tutup
9. Steker
B. Rangkaian Alat Percobaan
Gambar 2. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa dengan Hidrometer
Gambar 3. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa Fluida Cair dengan
Piknometer 25 mL dan Neraca Analisis Digital
Keterangan:
1. Gelas ukur 250 mL2. Hidrometer
3. Fluida cair yang diukur
4. Beban pemberat hidrometer
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
47/124
33
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Keterangan :
1. Larutan KOH
2. Gelas beker
3. Konduktometer
4. Knop on/off
5. Knop pengatur skala pembacaan
6. Probe
7. Adaptor
8. Steker
9. Penyangga probe
Gambar 4. Rangkaian Alat Pengukuran Konduktansi
C. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi
a. Timbang NaCl sebanyak X gram dengan bantuan gelas arloji dan menggunakan
neraca analitis digital.
b. Larutkan NaCl dengan aquadest sebanyak 300 mL di dalam gelas beker 500 mL
dan aduk hingga homogen.
c. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 500 mL dengan bantuan corong
gelas dan tambahkan aquadest hingga tanda batas, kemudian gojog larutan hingga
homogen.
d. Tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.
e. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah dibuat dengan menggunakan gelas ukur
100 mL, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest
hingga tanda batas dan gojog larutan hingga homogen.
f. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.
g. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah diencerkan, kemudian masukkan ke dalam
labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest hingga tanda batas dan gojog larutan
hingga homogen.
h. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.
12
3
45
6
78 9
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
48/124
34
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
2. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Piknometer pada
Suhu Percobaan
a. Ukur suhu percobaan (lingkungan) dengan menggunakan termometer dan catat
hasil pengukurannya.
b. Timbang piknometer kosong dengan neraca analitis digital dan catat hasil
pengukurannya.
c. Isi piknometer dengan aquadest hingga penuh dengan bantuan pipet tetes,
kemudian tutup piknometer hingga tidak ada udara di dalamnya. Timbang
piknometer tersebut dan catat hasil pengukurannya.
d. Keluarkan aquadest pada piknometer, kemudian cuci dan keringkan piknometer
tersebut.
e. Ulangi langkah percobaan c dan d untuk pengukuran rapat massa air ledeng,
larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.
3. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Hidrometer pada
Suhu Percobaan
a. Tuang aquadest ke dalam gelas ukur 250 mL.
b. Ukur rapat massa aquadest dengan memasukkan hidrometer 0,900 – 1,000 gr/mL
atau 1,000 – 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan.
c. Baca skala hidrometer dan catat hasil pengukuran.
d. Ulangi langkah percobaan a sampai c untuk pengukuran rapat massa air ledeng,
larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.
4. Pengukuran Rapat Massa Larutan NaCl dengan Menggunakan Hidrometer pada
berbagai Suhu
a. Siapkan baskom plastik berisi air dan es batu.
b. Tuang larutan NaCl hasil pengenceran 25x sebanyak ±300 mL ke dalam gelas
beker 500 mL, kemudian dinginkan larutan tersebut hingga suhu larutan 20°C.
c. Setelah suhu larutan mencapai 20°C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur
250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900 –
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
49/124
35
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
1,000 gr/mL atau 1,000 – 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil
pengukurannya.
d. Tuang kembali larutan NaCl tersebut ke dalam gelas beker 500 mL, lalu panaskan
larutan dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan 40°C.
e. Setelah suhu larutan mencapai 40°C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur
250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900 –
1,000 gr/mL atau 1,000 – 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil
pengukurannya.
f. Ulangi langkah percobaan b sampai e untuk larutan NaCl hasil pengenceran 5x
dan larutan NaCl hasil pengenceran 1x.
5. Pengukuran Konduktansi Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi pada Berbagai Suhu
a. Tuang aquadest sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.
b. Letakkan gelas beker 50 mL yang beri aquadest ke dalam baskom plastik yang
berisi air es dan dinginkan larutan hingga suhu larutan 20°C.
c. Ukur konduktansi aquadest pada suhu 20°C tersebut dengan menggunakan
konduktometer dan catat hasil pengukurannya.
d. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.
e. Panaskan aquadest tersebut dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu
larutan 40°C.
f. Ukur konduktansi aquadest pada suhu 40°C tersebut dengan konduktometer dan
catat hasil pengukurannya.
g. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.
h. Ulangi langkah percobaan a sampai g untuk air ledeng dan larutan NaCl berbagai
konsentrasi.
6. Pengukuran Konduktansi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan
a. Tuang larutan sampel sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.
b. Ukur konduktansi larutan sampel tersebut dengan konduktometer dan catat hasil
pengukurannya.
c. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
50/124
36
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
D. Analisis Data
1. Penentuan Rapat Massa Berbagai Cairan pada Suhu Percobaan
a. Penentuan volume piknometer
aqu a p a pom m m (7)
a q
a
u
q u
a
e f
a
r
V m
(8)
p a qu aV V (9)
dengan : maqua = massa aquadest (gram)
m pa = massa piknometer + aquadest (gram)
m po = massa piknometer kosong (gram)
Vaqua = volume aquadest (ml)ρref = rapat massa aquadest referensi pada suhu percobaan
(gram/mL)
V p = volume piknometer (mL)
b. Penentuan rapat massa berbagai cairan pada suhu percobaan
c ai r pc pom m m (10)
c a i r c a i r
p
mV
(11)
dengan : mcair = massa cairan yang diukur (gram)
m pc = massa piknometer + cairan yang diukur (gram)
ρcair = rapat massa cairan yang diukur (gram/mL)
2. Penentuan Konsentrasi Larutan NaCl
a. Penentuan konsentrasi larutan NaCl awal
N a C
a l
o
l
N C
m
V C (12)
dengan : C0 = konsentrasi larutan NaCl mula-mula (gram/mL)
m NaCl = massa NaCl yang tertimbang (gram)
V NaCl = volume larutan NaCl (mL)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
51/124
37
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
b. Penentuan konsentrasi larutan NaCl hasil pengenceran
V1.C1 = V2.C2 (13)
dengan : V1 = volume larutan NaCl sebelum pengenceran yang diambil (mL)
C1 = konsentrasi larutan NaCl sebelum pengenceran (gram/mL)
V2 = volume larutan NaCl sesudah pengenceran (mL)
C2 = konsentrasi larutan NaCl sesudah pengenceran (gram/mL)
3. Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Suhu Percobaan dengan
Menggunakan Piknometer dan Hidrometer
Persamaan hubungan antara konsentrasi larutan NaCl dengan rapat massa tiap larutan
pada suhu lingkungan adalah :
y = A.x + B (14)
dengan : y = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)
x = konsentrasi larutan NaCl (gram/mL)
22
n xy x y A
n x x
(15)
y A x B
n
(16)
Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :
Kesalahan relatif=rapat massa persamaan −rapat massa percobaanrapat massa persamaan
x 100%(17)Kesalahan relatif rata-rata =
kesalahan relatif n
(18)
dengan : n = jumlah data
Kurva/grafik yang dibuat adalah :
Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu
percobaan dengan menggunakan piknometer.
Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu
percobaan dengan menggunakan hidrometer.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
52/124
38
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
4. Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel yang Terukur dengan Piknometer dan
Hidrometer
Persamaan yang diperoleh dari perhitungan no 3, digunakan untuk menentukan
konsentrasi larutan sampel.
y = A.x + B (14)
x =y −B
A (19)
dengan : x = konsentrasi larutan sampel (gram/mL)
y = rapat massa larutan sampel yang terukur (gram/mL)
A dan B = konstanta
5. Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Berbagai Suhu Tiap
Konsentrasi dengan Menggunakan Hidrometer
Persamaan hubungan antara suhu dengan rapat massa tiap larutan adalah :
y = A.T + B (20)
dengan : y = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)
T = suhu larutan NaCl (oC)
22
n Ty T y A
n T T
(21)
y A T B
n
(22)
Untuk menghitung kesalahan relatif, digunakan persamaan (17) dan (18).
Kurva/grafik yang dibuat adalah :
Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu larutan NaCl untuk setiap
konsentrasi dalam satu grafik.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
53/124
39
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
6. Pembuatan Kurva Standar Konduktansi Larutan NaCl pada Berbagai Konsentrasi
Setiap Suhu dengan Menggunakan Konduktometer
Persamaan hubungan antara konsentrasi dengan konduktansi tiap larutan adalah :
K = A.N + B (23)
dengan : N = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)
K = konduktansi larutan NaCl (S)
22
n KN K N A
n N N
(24)
K A N B
n
(25)
Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :
Kesalahan relatif=konduktansi persamaan −konduktansi percobaankonduktansi persamaan
x 100%(26)Kesalahan relatif rata-rata =
kesalahan relatif n
(27)
dengan : n = jumlah dataKurva/grafik yang dibuat adalah :
Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada tiap
suhu.
7. Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel dengan Konduktometer
a. Penentuan nilai konduktansi pada suhu percobaan
Persamaan yang digunakan adalah :
20 20
30 20 30 20
T T K K
T T K K
(28)
dengan : T = suhu percobaan (oC)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
54/124
40
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
T20 = suhu sebesar 20oC
T30 = suhu sebesar 30oC
K = konduktansi pada suhu percobaan (S)
K 20 = konduktansi pada suhu 20oC (S)
K 30 = konduktansi pada suhu 30oC (S)
b. Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan
Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan dilakukan dengan menggunakan
persamaan (23), (24), dan (25).
c. Penentuan konsentrasi larutan sampel
Penentuan konsentrasi larutan sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan
yang diperoleh dari perhitungan (23).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal-hal yang harus dibahas adalah :
1. Prinsip kerja Piknometer dan Hidrometer.
2. Hasil pengukuran rapat massa untuk aquadest, air ledeng, dan larutan NaCl berbagai
konsentrasi menggunakan Piknometer dan Hidometer.
3. Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan
piknometer.
4. Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan
hidrometer.
5. Hasil pengukuran rapat massa menggunakan hidrometer pada berbagai suhu dan
konsentrasi.
6. Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu untuk berbagai konsentrasi.
7. Hasil percobaan pengukuran konduktansi larutan NaCl berbagai konsentrasi,
aquadest , dan air ledeng pada berbagai suhu.
8. Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 20oC.
9. Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 40oC.
10. Penjelasan pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap konduktansi.
11. Penjelasan perbedaan konduktansi dan rapat massa antara aquadest dan air ledeng.
12. Grafik hubungan konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu percobaan.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
55/124
41
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
13. Hasil konsentrasi larutan sampel.
14. Asumsi yang digunakan serta penjelasan jika terjadi penyimpangan.
V. KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil percobaan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Basset, J., R.C. Denney, G.H. Jefery, dan J. Mendhem, 1994, “Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik ”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Brown, G.G., 1950, “Unit Operations”, John Willey and Sons, Inc., New York.
Brown R.D., 1985, “Introduction to Chemical Analysis”, p.p 329-332, Mc Graw-Hill Book
Co., Singapore.
Dean, J.A., 1992, “Lange‟s Hand Book of Chemistry”, 14th edition, Mc. Graw-Hill Inc.,
New York.
Holman, J. P., 1985, “Metode Pengukuran Teknik ”, 4 ed, Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S.M., 2003, “Konsep Dasar Kimia Analitik ”, UI Press, Jakarta.
VII.LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
Hazard proses dari praktikum ini diantaranya adalah penggunaan alat-alat yang
rentan pecah, penggunaan kompor listrik dan penggunaan alat konduktometer.
Hazard bahan kimia pada praktikum ini adalah garam NaCl.
B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
Alat perlindungan diri yang dipakai adalah : jas lab, masker, sarung tangan karet.
Jas lab digunakan untuk melindungi tubuh dari bahan-bahan kimia yang digunakan
selama praktikum.
(Tulislah alat perlindungan diri lain yang dirasa penting pada praktikum ini
beserta alasan pemakaiannya).
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
56/124
42
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
C. Manajemen Limbah
Tuliskan limbah apa saja yang dihasilkan pada praktikum ini, tuliskan juga
analisis kandungannya dan tempat pembuangannya.
D. Perhitungan
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
57/124
43
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
LAPORAN SEMENTARA
PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI
(C)
Nama Praktikan :1. NIM : 1.
2. 2.
3. 3.
Hari/Tanggal :
Asisten : Ayu Dwi Lestari Widianingrum / Bill Rich
DATA PERCOBAAN
A. Pengukuran Rapat Massa
Suhu percobaan = ...................oC
Massa NaCl = ................... gram
Volume larutan NaCl = ................... mL
Massa piknometer kosong = ................... gram
Pengukuran rapat massa berbagai cairan dengan piknometer dan hidrometer pada
suhu percobaan.
No CairanBerat piknometer +
cairan, gram
Densitas cairan dengan
hidrometer, gram/ml
1 Aquadest
2 Air Ledeng
3 Larutan NaCl Pengenceran 1 x
4 Larutan NaCl Pengenceran 5 x
5 Larutan NaCl Pengenceran 25 x
6 Larutan Sampel
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
58/124
44
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
Pengukuran rapat massa larutan NaCl dengan hidrometer pada berbagai suhu dan
konsentrasi.
No Suhu,oC
Densitas larutan NaCl, gram/mL
Pengenceran 1x Pengenceran 5 x Pengenceran 25 x
1
2
3
B. Pengukuran Konduktivitas
Pembuatan Kurva Standar
No. Cairan Konduktansi
pada ….oC, S
Konduktansi
pada ….oC, S
Konduktansi
pada ….oC, S
1. Larutan NaCl pengenceran 1 x
2. Larutan NaCl pengenceran 5 x
3. Larutan NaCl pengenceran 25 x
4. Aquadest
5. Air Ledeng
Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan
Konduktansi = ...................S
Yogyakarta, 2016
Asisten jaga, Praktikan,
1.
2.
3.
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
59/124
45
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT
(D)
I.
TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk :
1. Mengukur modulus patah dan kuat desak bahan padat berupa plester yang merupakan
campuran semen dan pasir.
2. Mencari hubungan antara komposisi campuran dengan kuat mekanik bahan.
II. DASAR TEORI
Material dalam bahan padat sangat penting perannya dalam kehidupan manusia,
termasuk diantaranya industri kimia. Pada setiap praktek di lapangan tentunya banyak
dijumpai material padat yang digunakan. Dalam pemilihan bahan padat banyak hal yang
perlu diperhatikan seperti ketahanan terhadap gaya mekanik, ketahanan terhadap suhu, dan
ketahanan terhadap bahan kimia. Salah satu parameter tersebut adalah ketahanan terhadap
gaya mekanik, dimana parameter ini meliputi kuat tarik, kuat desak, modulus patah, dan
momen puntir. Pada percobaan ini akan dipelajari penentuan modulus patah dan kuat desak
suatu bahan dengan menggunakan bahan berbentuk plester.
Plester adalah bahan padat yang terdiri dari campuran air, semen Portland, dan
agregat halus (pasir). Sedangkan beton adalah bahan padat yang dibuat dari air, semen
Portland, agregat halus, dan agregat kasar, yang bersifat keras seperti batuan. Dengan kata
lain, plester merupakan komponen terbesar dari beton.
A. Modulus Patah
Modulus patah merupakan tegangan lengkung maksimum yang mampu ditahan suatu
benda agar tidak patah. Tegangan lengkung tersebut adalah hasil kali momen lengkung
yang timbul akibat adanya gaya dengan jarak bidang netral ke titik yang memberikan harga
tegangan lengkungan maksimum (Ymax) dibagi dengan momen inersia penampang benda
uji. Secara matematis dirumuskan dalam bentuk :
σb = M.YIx (1)
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
60/124
46
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
(2)
dengan : σb = Modulus patah padatan, kg/cm2 M = Resultan momen di sebelah kiri atau kanan penampang yang menerima
gaya, kg.cm
Y = Jarak tepi benda ke sumbu netral, cm
Ix = Momen inersia penampang yang menerima gaya (terhadap sumbu
netral), cm4
Percobaan ini menggunakan dua metode pengukuran modulus patah, yaitu metode “three
point bending strength” dan “four point bending strength”.
a. Metode Three Point Bending Strength
Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode three point
bending strength disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Padatan
Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F pada Gambar 1 dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Gambar 2. Luas Penampang Padatan yang Menerima Gaya F
=2
L.
2
F
=4
F.L
M =4
F.L
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
61/124
47
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pada Gambar 2 diketahui bahwa sumbu netral dari bahan berada di pertengahan tebal
benda (t) dan membujur searah dengan lebar benda (w), sehingga secara matematis
dapat dinyatakan sebagai berikut :
=
1
2
= . Dari persamaan (3) dan (4), maka momen inersia penampang benda yang menerima
gaya dapat diperoleh sebagai berikut :
Ix =
21
t .d(w.t)2
= w. dt t ..41 2
=3..
12
1t w
Apabila persamaan (2), (3), dan (5), disubstitusikan ke persamaan (1), maka akan
menghasilkan:
Bila gaya F dihasilkan oleh dongkrak hidrolik, maka nilai F dapat ditentukan sebagai
berikut:
dengan:
Apabila persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (6), maka akan menghasilkan
persamaan (8).
b =
3w.t12
1
2
t
4
F.L
b = 22wt
3FL
F = pistonP.A
F =
2P.π.d
4
P = Tekanan hidrolik pembacaan, kg/cm
d = Diameter piston, cm
8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi
62/124
48
Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016
(8)
(9)
2
b 2
3.P.π.d .Lσ =
8.w.t
Pada persamaan (8) di atas hanya berlaku jika diambil asumsi sebagai berikut:
Permukaan benda uji halus dan rata.
Posisi pisau pematah tepat di antara kedua penumpu.
Penekanan secara kontinyu dan steady.
Titik berat sampel berada tepat di antara kedua penumpu.
Gaya berat sampel diabaikan.
b. Metode Four Point Bending Strength
Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode four point
bending strength disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Gaya-Gaya yang Bekerja pada Padatan
Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F/2 pada Gambar 3 dapat
dinyatakan sebagai berikut :
=F L
.4 4
=F.