+ All Categories
Home > Documents > Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: inasanti-pandan-wangi
View: 221 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 124

Transcript
  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    1/124

     

    1

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    2/124

     

    i

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga buku Panduan

    Praktikum Analisis Bahan 2016 ini dapat terselesaikan. Buku panduan ini bertujuan membantu praktikan, asisten, serta semua pihak yang bersangkutan demi kelancaran pelaksanaan Praktikum

    Analisis Bahan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Tahun

    2016.

    Isi buku ini disusun berdasarkan urutan kode mata praktikum secara terpisah satu dengan

    yang lain agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Pada edisi kali ini, terdapat penjelasan setiap

    mata praktikum yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari edisi sebelumnya sehingga

    diharapkan ada peningkatan kualitas dari Praktikum Analisis Bahan secara keseluruhan.

    Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

     penyusunan buku ini antara lain :

    1.  Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng. selaku Kepala Laboratorium

    Analisis Bahan.

    2.  Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D., Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc.,

    Ph.D., Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng., Indra Perdana, S.T.,

    M.T., Ph.D., Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., D.Eng., Ir. Suprihastuti Sri Rahayu,

    M.Sc., Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D, dan Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E.,

    M.Eng., D.Eng. ; selaku dosen pembimbing mata Praktikum Analisis Bahan.

    3.  Hariyanto dan Risma Wati selaku Laboran Laboratorium Analisis Bahan.

    4.  Seluruh asisten Praktikum Analisis Bahan 2016.

    5.  Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada serta semua

     pihak terkait.

    Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan baik materi maupun penulisan. Oleh

    karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

    selanjutnya. Semoga buku ini memberikan manfaat dalam perkembangan pendidikan di

    Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

    Yogyakarta, Februari 2016

    Penyusun

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    3/124

     

    ii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ........................................................................................................................... i

    Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

    Daftar Dosen Pembimbing Praktikum dan Asisten ................................................................... iii

    Format Penulisan Laporan Ringkas .......................................................................................... iv

    Format Penulisan Laporan Resmi ............................................................................................. vi

    Tata Cara Penulisan Laporan ..................................................................................................... x

    Keselamatan Kerja di Laboratorium ........................................................................................ xii

    Pengukuran Suhu dan Kenaikan Titik Didih ................................................................... 1

    Peneraan Alat Ukur Laju Alir Fluida ............................................................................ 15

    Pengukuran Rapat Massa dan Konduktansi ................................................................... 27

    Modulus Patah dan Kuat Desak Bahan Padat ................................................................ 45

    Pengukuran Tegangan Muka dan Kekentalan Zat Cair .................................................. 61

    Analisis Volumetri ....................................................................................................... 81

    Analisis Gravimetri ...................................................................................................... 91

    Spektrofotometri........................................................................................................... 99

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    4/124

     

    iii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    DAFTAR DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM

    DAN ASISTEN

    A. 

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTANDosen Pembimbing : Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D.

    Asisten Praktikum : 1. Farida Arisa (pagi)2. Astrid Ellyana (siang)

    B. PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    Dosen Pembimbing : Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc., Ph.D.Asisten Praktikum : 1. Muhammad Naufal Fakhry (pagi)

    2. Dwi Reinaldy Gunawan (siang)

    C. PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    Dosen Pembimbing : Himawan Tri Bayu Murti Petrus, S.T., M.Eng., D.Eng.Asisten Praktikum : 1. Ayu Dwi Lestari Widianingrum (pagi)

    2. Bill Rich (siang)

    D. MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT

    Dosen Pembimbing : Indra Perdana, S.T., M.T., Ph.D.Asisten Praktikum : 1. Kanda Wiba Pratama (pagi)

    2. Mukmin Sapto Pamungkas (siang)

    E. PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIRDosen Pembimbing : Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., D.Eng.

    Asisten Praktikum : 1. Polycarpus Kevin Dio Sinaga (pagi)2. Muhammad Aldian Astrayudha (siang)

    F. ANALISIS VOLUMETRI

    Dosen Pembimbing : Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc.Asisten Praktikum : 1. Rizky Putri Armandani (pagi)

    2. Annisa Amalia Ulfah (siang)

    G. ANALISIS GRAVIMETRIDosen Pembimbing : Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D.

    Asisten Praktikum : 1. Pramesti Prihutami (pagi)

    2. Inasanti Pandan Wangi (siang)

    H. SPEKTROFOTOMETRI

    Dosen Pembimbing : Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E., M.Eng., D.Eng.Asisten Praktikum : 1. Galuh Amalia Agata (pagi)

    2. Rifani Amanda (siang)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    5/124

     

    iv

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    FORMAT PENULISAN LAPORAN RINGKAS 

    JUDUL MATA PRAKTIKUM

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan percobaan ini adalah :

    1. ....

    2. ....

    II. CARA KERJA

    Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam percobaan.

    Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.

    Setiap kalimat yang diawali dengan angka atau rumus senyawa tertentu harus dituliskan

    dalam kata-kata. Contoh : 5 gram ….. ditulis Lima gram…., H2SO4 …. ditulis Asam sulfat

    (H2SO4) …..

    III. ANALISIS DATA

    Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan nomor

     persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan, dilengkapi dengan perhitungan.

    Penulisan angka di belakang koma :

      Untuk data percobaan, ditulis berdasarkan ketelitian alat.

      Untuk hasil perhitungan persen, 2 angka belakang koma.

      Untuk hasil perhitungan, ditulis 4 angka belakang koma.

    IV. PEMBAHASAN

    Berisi penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta penjelasan mengenai grafik

    yang dibuat (jika ada).

    V. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    6/124

     

    v

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    1. ....

    2. ....

    VI. SARAN

    Berisi saran untuk kemajuan Praktikum Analisis Bahan (bukan saran untuk asisten secara

     pribadi). Saran ditulis dalam bentuk poin-poin.

    Yogyakarta, 2016

    Asisten, Praktikan,

     Nama Lengkap Asisten Nama Lengkap Praktikan

    Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.

    KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RINGKAS

    1.  Laporan dikumpulkan kepada asisten jaga 1 (satu) minggu setelah praktikum dilakukan dan

     juga sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya.

    2.  Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.

    3.  Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 2 (dua)

    minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan. Khusus untuk

     praktikum minggu ke-7 dan ke-8 tidak ada revisi.

    4.  Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan

    kebijakan asisten.

    5.  Keterlambatan pengumpulan laporan yang telah direvisi akan dikenai pengurangan nilai

    sebanyak 5 (lima) poin per hari.

    6.  Kartu acara harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan laporan.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    7/124

     

    vi

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    FORMAT PENULISAN LAPORAN RESMI 

    COVER  

    HALAMAN PENGESAHAN

    JUDUL MATA PRAKTIKUM

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan percobaan ini adalah :

    1. ....

    2. ....

    II. DASAR TEORI

    Berisi teori-teori yang berhubungan dengan praktikum terkait. Sumber dari dasar teori

    yang digunakan harus dicantumkan. Contoh : …dikenal sebagai „pektin‟ (Kertesz, 1951).

    III. METODOLOGI PERCOBAAN

    A. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :1. ....

    2. ….

    B. Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian alat

     berikut :

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    8/124

     

    vii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Keterangan : 

    1. .... 

    2. ....

    Gambar 1. Rangkaian Alat ............................................................ 

    Alat yang digambar hanya alat utama saja. Merk dagang dari alat yang digunakan harus

    dicantumkan, contoh : Gelas beker pyrex 250 mL.

    C. Cara Percobaan

    Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam

     percobaan. Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.

    D. Analisis Data

    Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan

    nomor persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berisi hasil percobaan dan penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta

     penjelasan mengenai grafik yang dibuat (jika ada).

    V. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

    1. ....

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    9/124

     

    viii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    2. ....

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Berisi daftar pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan laporan. Cara penulisan

    dijelaskan pada bagian selanjutnya.

    VII. LAMPIRAN 

    A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia

    Identifikasi hazard terdiri dari:

      Identifikasi hazard  proses selama praktikum, merupakan identifikasi kegiatan yang

    memiliki potensi bahaya selama praktikum beserta penanganannya. Contoh :

    mengambil H2SO4 di lemari asam.

      Identifikasi hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Contoh : HCl.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri

    Berisi poin-poin alat perlindungan diri apa saja yang harus digunakan selama

     percobaan beserta kegunaannya. Contoh : Jas laboratorium lengan panjang.

    C. Manajemen LimbahBerisi poin-poin limbah yang dihasilkan dalam percobaan disertai dengan

     penanganannya. Contoh : Sisa larutan NaOH.

    D. Perhitungan

    Berisi perhitungan yang diperoleh dari hasil percobaan.

    Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    10/124

     

    ix

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RESMI

    1.  Laporan resmi yang ditulis tangan dikumpulkan kepada asisten jaga 1 (satu) minggu setelah

     praktikum dilakukan. Setiap praktikan membuat satu laporan ditulis tangan.

    2.  Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.

    3.  Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 2 (dua)

    minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan.

    4.  Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan

    kebijakan asisten.

    5.  Laporan yang telah di-acc oleh asisten dikembalikan lagi kepada praktikan untuk diketik.

    Setiap kelompok membuat satu laporan diketik.

    6.  Laporan yang telah diketik kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing masing-

    masing mata praktikum.

    7.  Batas waktu pengumpulan laporan resmi yang sudah dikonsultasikan kepada dosen

     pembimbing adalah 4 (empat) minggu setelah praktikum dilakukan.

    8.  Kartu acara dan kartu kontrol harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan

    laporan.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    11/124

     

    x

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    TATA CARA PENULISAN LAPORAN

    1.  Laporan yang ditulis tangan ditulis dengan tinta berwarna hitam di kertas folio bergaris,

    TIDAK bolak balik.

    2.  Laporan yang diketik dicetak pada kertas HVS ukuran A4 dengan line spacing 1,5 dan

    margin: Atas : 4 cm Bawah : 3 cm Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm.

    3.  Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

    4.  Tidak diperbolehkan menyingkat kata.

    5.  Menggunakan tanda baca yang tepat.

    6.  Tidak diperbolehkan menggunakan kata penghubung untuk memulai kalimat.

    7.  Permulaan kalimat yang berupa bilangan, lambang, atau rumus kimia ditulis dengan kata-

    kata. Contoh: NaOH dibuat.... ditulis Natrium hidroksida dibuat....

    8.  Menggarisbawahi setiap istilah asing (jika ditulis tangan) atau dicetak miring (jika diketik).

    Contoh: aquadest atau aquadest  

    9.  Penulisan sumber dijadikan satu dengan kalimat.

    Contoh: ... dikenal sebagai „pektin‟ (Kertesz, 1951). 

    10. Penulisan pada cover menggunakan huruf kapital dan nama tidak boleh disingkat.

    11. Judul mata praktikum ditulis dengan huruf kapital.

    Contoh: PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN12. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (jika diketik) dan digaris bawah (jika ditulis tangan).

    Contoh:

    I. TUJUAN PERCOBAAN (jika diketik)

    I. TUJUAN PERCOBAAN (jika ditulis tangan).

    13. Daftar/tabel diberi border atas dan bawah dengan garis double dan tidak boleh dipenggal

    kecuali lebih dari satu halaman. Nomor dan judul daftar ditempatkan di atas daftar.

    14. Yang termasuk gambar adalah gambar alat, bagan, serta grafik. Gambar alat merupakan

    gambar penampang depan alat utama dan rangkaian alat. Keterangan dituliskan di samping

    gambar, sedangkan nomor dan judul gambar ditempatkan di bawah gambar.

    15. Penomoran daftar, gambar, persamaan:

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    12/124

     

    xi

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

      Daftar/tabel diberi nomor urut dengan angka romawi besar. Jika diketik tulisan dibuat bold ,

    sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Daftar I. Data Hasil....

    atau Daftar I. Data Hasil....

      Gambar diberi nomor urut dengan angka (1, 2, 3, dst.). Jika diketik tulisan dibuat bold ,

    sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Gambar 1. Rangkaian

    Alat.... atau Gambar 1. Rangkaian Alat....

      Persamaan diberi nomor urut dengan angka (1, 2, 3, dst.) di dalam kurung pada tepi kanan.

    Contoh: CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) CH3COOC2H5(aq) + H2O(l)  (1)

    16. Ketentuan penulisan daftar pustaka:

    Ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama.

    Ke kanan:

      Buku: Nama  penulis, tahun terbit, “judul buku”, jilid, edisi ke, nomor halaman, nama

     penerbit, kota.

    Contoh: Hodgman, C. D., Weast, R. C., and Selby, S. M., 1959, “Handbook of Chemistry

    and Physics”, 40 ed., p. 1740, Chemical Rubber Publishing, Co.,

    Cleveland

      Majalah/jurnal: Nama  penulis, tahun terbit, “judul penelitian”, nama majalah (singkatan

    resmi), jilid, nomor halaman.

    Contoh: Farris, R. D., 1979, “Methyl Esters in the Fatty Acid Industry”,  J. Am. Oil Chem.

    Soc., 56, 770A-773A

    17.  Ketentuan penulisan nomor halaman:

      Laporan tulis tangan:

    Jika terdapat bab baru : pojok kanan bawah

    Tidak terdapat bab baru : pojok kanan atas

      Laporan ketik : pojok kanan bawah

    18.  Syarat tidak inhall laporan:

      Harus sesuai ketentuan (format) laporan.

      Seluruh bab dan sub bab harus selesai.

      Gambar rangkaian alat utama harus ada dan lengkap.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    13/124

     

    xii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM 

    Di dalam laboratorium praktikan harus :

      Mencuci tangan ketika masuk dan keluar laboratorium serta ketika kontak dengan bahan-

     bahan kimia.

      Selalu memakai jas laboratorium lengan panjang yang dikancingkan.

      Memakai alat perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan goggle.

      Mengikat rambut panjang ke belakang dan memasukkan jilbab ke dalam jas laboratorium.

      Memastikan bahwa label telah sesuai dengan bahan-bahan kimia yang ada di dalamnya

    dan dalam kondisi yang baik.

      Mencabut dan mematikan aliran listrik dan air di akhir percobaan.

    Di dalam laboratorium praktikan dilarang :

      Bekerja di luar area kerja.

      Menggunakan gelang, kalung, dan lengan yang terlalu longgar.

      Bekerja sendiri di laboratorium, khususnya untuk resiko tinggi.

      Merokok, makan, dan minum.

      Meletakkan makanan di kulkas bersama bahan-bahan kimia.

      Menggunakan lensa kontak.

      Menggunakan kembali suatu wadah untuk bahan kimia lain tanpa membuang label awal.

      Membawa bahan kimia dalam saku baju atau saku jas laboratorium.

      Menghisap menggunakan mulut.

      Menyentuh bahan kimia.

      Menyimpan bahan kimia dalam jumlah besar di laboratorium.

      Menuangkan bahan kimia ke wastafel.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    14/124

     

    xiii

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Beberapa contoh simbol bahaya yang terdapat pada label bahan kimia :

    Untuk informasi lebih lengkap lihat poster “Keselamatan Kerja di Laboratorium” yang ada di

    Laboratorium Analisis Bahan.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    15/124

     

    1

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    (A)

    I. 

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk :

    1.  Mengetahui prinsip kerja termometer berisi zat alir dan thermocouple digital. 

    2.  Mengetahui cara menera alat ukur suhu.

    3.  Menerapkan hasil peneraan untuk pengukuran kenaikan titik didih larutan.

    4.  Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut elektrolit atau non elektrolit terhadap

    kenaikan titik didih air.

    II.  DASAR TEORI

    Suhu (temperatur) merupakan peubah proses yang sangat penting dalam proses-proses

     baik dalam skala laboratorium maupun skala industri, karena suhu dapat mempengaruhi kinerja

    unit proses yang melibatkan reaksi kimia, maupun unit operasi pada sistem pemisahan, seperti

    distilasi, pengeringan, penguapan, penyerapan, kristalisasi, dan lain-lain. Pada dasarnya, suhu

     berkaitan dengan energi kinetik molekul suatu senyawa. Suhu dapat didefinisikan sebagai

    kondisi suatu benda (potensial) yang menentukan perpindahan kalor (heat ) menuju atau dari

     benda lain, atau secara lebih praktis sebagai tingkat (derajat) kepanasan (hotness) atau

    kedinginan (coldness).

    Ada beberapa skala (satuan) suhu, seperti Kelvin, Celcius, Fahrenheit, Reamur,

    Rankine, dan  International Practical Temperature Scale  (IPTS). Prinsip kerja alat pengukur

    suhu diantaranya adalah :

    1.  Kenaikan volume benda oleh kenaikan suhu, seperti pada termometer berisi zat alir (fluida :

    cair dan gas) dan bimetal (padat).

    2.  Kenaikan tegangan listrik (emf) akibat naiknya beda suhu pada pasangan logam (Seebeck

     Effect ), seperti thermocouple digital.

    3.  Perubahan tahanan suatu bahan (logam maupun semi-logam) akibat perubahan suhu media

    yang terukur, seperti bimetal.

    4.  Kenaikan intensitas radiasi kalor dengan naiknya suhu bahan, seperti pada pyrometer. 

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    16/124

     

    2

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Secara umum, hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan sifat fisis dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1. Profil Perubahan Suhu dan Sifat Fisis Bahan

    Hubungan tersebut dapat digunakan sebagai kurva baku, sehingga perubahan suhu

    media dapat diketahui melalui perubahan sifat fisisnya. Alat ukur suhu yang merupakan salah

    satu sistem pengukuran mungkin tersusun atas beberapa elemen, seperti ditunjukkan pada bagan

     berikut:

    Gambar 2. Elemen Sistem Pengukuran Suhu

    Termometer dengan prinsip kerja perubahan volume merupakan termometer yang

    elemen penyusunnya paling sedikit, yaitu elemen perasa dan elemen penampil. Termometer berisi cairan mempunyai elemen perasa berupa cairan pengisi, dan elemen penampil yang berupa

    gelas kapiler berskala. Demikian juga termometer berisi gas, elemen perasanya berupa uap/gas,

    dan elemen penampilnya berupa simpangan. Elemen perasa termometer bimetal berupa dua lapis

    logam yang mempunyai muai volume yang berbeda, dan perubahan elemen perasanya

    ditunjukkan dengan simpangan.

    Media

    terukur

    Elemen

    perasa

    Primer

    Tran-

    duser

    Pengkondisi

    isyarat/

    pengubah

    Transmisi data/

    telemetri

    Pemroses

    data

    Tampilan data

    Pencetak data

    Perekam data

    Suhu, C

    Sifat

    fisis

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    17/124

     

    3

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Thermocouple  merupakan elemen perasa sekaligus tranduser, karena hasil

     pengukurannya berupa tegangan listrik. Pada umumnya, tegangan yang dihasilkan sangat kecil,

    sehingga isyarat ini biasanya diolah lebih lanjut dengan penguat dan pengubah isyarat dari

    tegangan menjadi suhu, untuk kemudian ditampilkan atau dicetak. Prinsip kerja bimetal

     berdasarkan pemuaian dua buah logam yang disusun sedemikian rupa, sehingga pada saat

    memuai, panjang kedua logam tidak sama yang diakibatkan oleh koefisien muai logam yang

     berbeda.

    Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut

    tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Titik didih adalah suhu di

    mana terjadi perubahan wujud zat dari cair ke gas pada tekanan tertentu. Pada tekanan 1 atm, air

    mendidih pada suhu 100 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan udara di

    sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih

    (ΔT b). Kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya tergantung pada

    konsentrasi partikel (molalitas) dalam larutan. Oleh karena itu, kenaikan titik didih tergolong

    sifat koligatif. Molalitas adalah konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan jumlah mol zat

    terlarut dalam 1000 gram pelarut.

    Mendidihnya suatu zat cair diamati dari timbulnya gelembung-gelembung udara yang

    terbentuk secara terus-menerus pada berbagai bagian zat cair. Dengan adanya zat terlarut dalam

    suatu zat cair (pelarut) menimbulkan interaksi antara partikel terlarut dengan partikel pelarut

    sehingga tekanan uap larutan akan turun dan menyebabkan titik didih larutan tersebut akan naik

    karena energi yang diperlukan oleh pelarut untuk membentuk uap agar tekanan uap sama dengan

    tekanan udara di sekitarnya meningkat. Kenaikan titik didih terjadi pada larutan di mana zat

    terlarut termasuk zat non-volatil.

    Menurut Raoult hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi zat

    terlarut adalah sebagai berikut :

    bb  mxK T     (1)

     

    dengan, bT  = kenaikan titik didih (oC)

    b K  = tetapan kenaikan titik didih (oC/molal)

    m = molalitas larutan (molal)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    18/124

     

    4

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-

    ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai

    menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan non elektrolit lebih

    rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Oleh karena itu untuk larutan elektrolit berlaku

     persamaan

     )1(1     nmxK T bb   (2)

     

    dengan, n= jumlah ion yang dihasilkan

    misal untuk NaCl Na+ + Cl- maka n=2

      = derajat ionisasi zat elektrolit

    untuk elektrolit kuat dapat dianggap terionisasi sempurna,    1

    Diagram di bawah ini menunjukkan perubahan kenaikan titik didih dan hubungannya

    dengan tekanan uap larutan. Semakin rendah tekanan uap larutan, semakin tinggi juga titik

    didihnya. Dapat dilihat bahwa penambahan zat terlarut ke dalam solven dapat menurunkan

    tekanan uap dan menaikkan titik didih.

    Gambar 3. Phase Diagram for a Solvent and I ts Solution with a Nonvolatil e Solute  

    III.  PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A.  Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    19/124

     

    5

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    1.  Garam dapur (NaCl)

    2.  Gula pasir (C12H22O11)

    3.   Aquadest  

    B.  Alat

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    Gambar 4. Rangkaian Alat Utama Percobaan Peneraan Alat Ukur Suhu

    Keterangan:

    1.  Panel instrumen

    2.  Blower  

    3.  Water heater  

    4.  Vacuum flask  

    5.  Bimetal udara

    6.  Termometer alkohol 110

    0

    C7.  Termometer raksa 1100C

    8.  Tombol on/off temperature

    measurement bench 

    9.  Tombol on/off blower  

    10.  Tombol on/off water heater  

    11.  Steker temperature measurement

    bench 

    12.  Sensor thermistor  

    13.  Sensor platinum resistance 

    14.  Sensor thermocouple 

    15.  Display platinum resistance 

    16.  Display thermistor  

    17.  Display thermocouple 

    18.  Display tegangan listrik

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    20/124

     

    6

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Gambar 5. Rangkaian Alat Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan

    C. 

    Cara KerjaPercobaan yang dilakukan meliputi peneraan alat ukur suhu dan pengukuran kenaikan titik

    didih larutan.

    1.  Peneraan Alat Ukur Suhu (Menggunakan Termomemeter Raksa)

    a.  Pengukuran Suhu Udara

    Catat suhu udara yang ditunjukkan termometer raksa, termometer alkohol, dan

    thermocouple pada udara terbuka setelah suhu yang ditunjukkan alat ukur konstan.

     b.  Pengukuran Suhu Air Ledeng

    1.  Masukkan air ledeng secukupnya kedalam gelas beker 250 mL.

    2.  Celupkan termometer raksa dalam air ledeng tersebut.

    3.  Catat suhu termometer raksa setelah nilainya konstan.

    4.  Ulangi percobaan dengan memakai termometer alkohol dan thermocouple.

    c.  Pengukuran Suhu Air Mendidih

    1.  Didihkan air ledeng secukupnya dalam water heater  (skala water heater =4).

    2.  Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan  probe thermocouple

    dalam air pada water heater  yang sedang mendidih.

    3.  Catat suhu tiap alat ukur setelah suhunya konstan.

    d.  Pengukuran Suhu Es Melebur

    1.  Masukkan es batu ke dalam vacuum flask  sampai mencair.

    Keterangan:

    1.  Labu leher tiga

    2.  Pendingin bola

    3. 

    Thermocouple

    4. 

    Pemanas mantel 

    5.  Layar penunjuk suhu

    6.  Statif dan klem

    7.  Steker

    8.  Pengatur skala pemanas

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    21/124

     

    7

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    2.  Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan  probe thermocouple 

    dalam leburan es melalui lubang pada tutup vacuum flask .

    3.  Catat suhu yang di tunjukkan tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    e.  Pengukuran Suhu Udara Panas

    1.  Pasang termometer raksa, termometer alkohol, dan  probe thermocouple  pada

    lubang yang tersedia pada pipa blower .

    2.  Hidupkan blower  dengan menekan tombol on.

    3.  Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    f.  Pengukuran Suhu Es+Garam

    1.  Masukkan es batu ke vacuum flask   dan menambah garam dapur secukupnya,

    lalu membiarkan es batu mencair.

    2.  Celupkan termometer raksa, termometer alkohol, dan  probe thermocouple  ke

    dalam campuran garam dan leburan es melalui lubang pada vacuum flask .

    3.  Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    2.  Pengukuran Kenaikan Titik Didih

    a.  Pengukuran titik didih aquadest .

    1.  Ambil 150 mL aquadest  dengan gelas beker PYREX 250 mL.

    2.  Panaskan gelas beker PYREX 250 mL berisi aquadest tersebut di atas kompor

    sampai mendidih.

    3.  Catat suhu didih aquadest   yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

     b.  Pengukuran titik didih larutan gula

    1.  Timbang gula pasir sebanyak 85,5 gram pada gelas beker 250 mL

    menggunakan neraca analitis digital.

    2.  Masukkan aquadest  ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3.  Larutkan 85,5 gram gula pasir dengan aquadest  dari labu ukur 250 mL tersebut

    dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan gula 1 molal.

    4.  Tuang sebagian larutan gula tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher tiga

    500 mL dengan bantuan corong gelas.

    5.  Panaskan larutan gula dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola di

    atas pemanas mantel pada skala 8.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    22/124

     

    8

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    6.  Sisa larutan gula yang belum dimasukkan ke labu leher tiga, dipanaskan di atas

    kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya

    sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7.  Masukkan larutan gula dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8.  Panaskan larutan gula di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai

    dengan suhu yang konstan.

    9.  Catat suhu didih larutan gula yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10.  Tuang larutan gula ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 171 gram

    gula pasir dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

    11.  Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

    c.  Pengukuran titik didih larutan garam

    1.  Timbang garam dapur (NaCl) sebanyak 14,625 gram pada gelas beker 250 mL

    menggunakan neraca analitis digital.

    2.  Masukkan aquadest  ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3.  Larutkan 14,625 gram NaCl dengan aquadest  dari labu ukur 250 mL tersebut

    dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan garam 1 molal.

    4.  Tuang sebagian larutan garam tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher

    tiga 500 mL dengan bantuan corong gelas.

    5.  Panaskan larutan garam dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola

    di atas pemanas mantel pada skala 8.

    6.  Sisa larutan garam yang belum dimasukkan ke pemanas mantel dipanaskan di

    atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai suhunya

    sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7.  Masukkan larutan garam dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8.  Panaskan larutan garam di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai

    dengan suhu yang konstan.

    9.  Catat suhu didih larutan garam yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10.  Tuang larutan garam ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 29,25 gram

    garam dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    23/124

     

    9

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    11.  Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

    4.  Analisis Data

    1.  Peneraan Alat Ukur Suhu

    Hubungan antara suhu yang ditunjukkan termometer raksa (T1, K) dengan suhu yang

    ditunjukkan alat ukur yang ditera (T2, K) dinyatakan dengan persamaan berikut :

    T2 = A T1 + B (1)

    Dengan regresi linier (least-square method ) diperoleh :

      = 12−1 2 12− 12   (2)  = 2−1   (3)

      Data untuk perhitungan regresi linier disajikan dalam tabel :

     No T1  T2  T1   T1 x T2 

    Σ 

      Dari nilai A dan B, diperoleh persamaan linier hubungan suhu termometer raksa dengan

    suhu termometer yang ditera.

      Kesalahan relatif persamaan terhadap data percobaan dihitung sebagai berikut:

      = 2 −2 2  100 %  (4)Data disajikan dalam bentuk tabel:

     No T1  T2 percobaan T2 persamaan Kesalahan

    relatif

    Σ 

      − =     (5)dengan, n = jumlah data

      Grafik hubungan suhu termometer raksa dengan suhu termometer yang ditera dapat

    dibuat dengan mengeplot nilai T2 hasil persamaan dan nilai T2 hasil percobaan terhadap

    nilai T1.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    24/124

     

    10

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Peneraan dilakukan terhadap termometer alkohol dan thermocouple digital. Grafik

    masing-masing dibuat terpisah dan dilampirkan di pembahasan.

    2.  Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan 

    Suhu yang didapat dari percobaan kenaikan titik larutan, dimasukkan ke persamaan

    yang Anda dapatkan dari perhitungan peneraan alat ukur suhu. Persamaan yang

    digunakan untuk menera hasil suhu terukur ditulis kembali dan disajikan dalam bentuk

    T1=f(T2) :

    1 = 2 −    6 dan (7) Persamaan (6) untuk termometer alkohol dan (7) untuk thermocouple.

    Hasil perhitungan peneraan alat ukur suhu disajikan dalam tabel berikut :

     No.Bahan

    Suhu terukur dari percobaan (T2)Suhu hasil peneraan terhadap

    termometer raksa (T1)

    Termometer

    alkohol, K

    Thermocouple,

    K

    Termometer

    alkohol, K

    Thermocouple,

    K

    1.  Aquadest

    2.

    Garam3.

    4.

    5.

    Gula6.

    7.

    Suhu yang telah ditera inilah yang kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan

    titik didih atau ΔTb pada bagian kenaikan t itik didih larutan.  

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    25/124

     

    11

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

      Deskripsi singkat mengenai tujuan dan manfaat percobaan.

      Pembahasan dibahas per tahap prosedur kerja. Uraikan sedikit saja  prosedur kerja

    Anda, diikuti dengan pembahasan terkait tahap tersebut.

      Tuliskan asumsi yang Anda ambil dalam melakukan percobaan dan perhitungan

     pada tahap tersebut dan mengapa asumsi tersebut Anda ambil, ditutup dengan

    kesulitan-kesulitan yang Anda alami pada tahap tersebut.

      Untuk pengukuran suhu, dibuat grafik hasil peneraan termometer alkohol dan

    thermocouple terhadap termometer raksa. Dilihat juga kesalahan relatif persamaan

    (8)

    (9)

    (10)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    26/124

     

    12

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    yang Anda hasilkan dari regresi linier terhadap hasil percobaan, persamaan yang

    manakah yang lebih akurat dalam mewakili data yang Anda dapat dari percobaan.

    Jika ada hasil percobaan/perhitungan yang menyimpang dari dasar teori, dibahas.

      Untuk kenaikan titik didih larutan, dibuat grafik molalitas terhadap ΔTb untuk

    larutan gula atau larutan garam dengan thermocouple dan termometer raksa, akan

    dihasilkan empat grafik. Data percobaan ditampilkan dalam bentuk titik-titik ,

    dan antar titik  jangan disambung dengan garis. Hasil per hitungan ΔTb

    menggunakan persamaan ditampilkan dalam garis lurus, jangan ada titik-titiknya.

    Bahas grafiknya satu per satu, jika terjadi penyimpangan antara data percobaan

    dengan garis persamaan, berikan alasan mengapa. Jangan lupa membahas

     perbedaan kenaikan titik didih antara larutan garam dan gula, mana yang lebih

     besar, dan sesuaikan dengan dasar teori. Jika ada data dan/atau perhitungan yang

    tidak sesuai dengan dasar teori, dibahas mengapa. Tidak perlu menuliskan

    penyebab kesalahan relatif .

    V.  KESIMPULAN 

    Buatlah kesimpulan yang sesuai dengan tujuan percobaan dan hal-hal yang anda temukan

    dalam pelaksanaan praktikum. Jangan menulis ulang tujuan, cara kerja, dan dasar

    teori di bagian kesimpulan.

    VI.  DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G., Fourst, A.S., and Scherdewind, R ., 1950, “Unit Operation”, pp. 541-547,

    John Wiley and Sons, Inc., New York.

    Considine, D.M., 1957, “Process Instruments and Controls Handbook”, McGraw-Hill Book

    Company, Inc., New York.

    Eckman, D.P., 1966, “Industrial Instrumentation”, Wiley Eastern Ltd.,   John Wiley and

    Sons, Inc., New York.

    Jones, B.E., 1980, “Instrumentation, Measurements, and Feedback”, Tata McGraw-Hill

    Publishing Company, Ltd., New Delhi.

    Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, “Perry‟s Chemical Engineers Handbook”, 6th ed., pp.

    3-45, 3-127, 3-248, 12-3, 12-8, McGraw-Hill Company, Inc., New York.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    27/124

     

    13

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Smith, J.M. and Van Ness, 1975, “Introduction to Chemical Engineering

    Thermodynamics”, 3rd ed., pp. 573, McGraw-Hill Kogakusha, LTD., Tokyo.

    Treybal, R.E., 1981, “Mass Transfer Operation”, 3rd

      ed., pp. 227-231, 237, McGraw-Hill

    Kogakusha, LTD., Japan.

    VII.  LAMPIRAN 

    A.  Identifikasi Hazard  Proses dan Bahan Kimia

    a.  Proses

     b. Alat

    c.  Bahan

    Penanganan Hazard  

    B.  Penggunaan Alat Perlindungan Diri

    a.  Jas laboratorium lengan panjang

     b. Masker

    c.  Sarung tangan

    d. Sepatu tertutup

    C.  Manajemen Limbah

    D.  Perhitungan 

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    28/124

     

    14

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    (A)

     Nama : 1. NIM :

    :  2. NIM :3. NIM :

    Asisten : Farida Arisa /Astrid Ellyana

    A.  Data Percobaan

    1.  Peneraan Alat Ukur Suhu

    Media Terukur   Termometer Raksa (C)  Termometer Alkohol (C)  Thermocouple (C) 

    Air mendidih 

    Udara blower  

    Udara

    Air  

    Es Melebur

    Air es + garam 

    2.  Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan

    Tekanan : 1 atm

    Titik didih aquadest (pelarut) : Thermocouple :: Termometer alkohol :

    Massa pelarut : 250 gram

     No. Larutan Massa (gram)Titik didih (oC)

    Termometer alkohol Thermocouple 

    1. Garam +

    + +

    2. Gula +

    + +

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    29/124

     

    15

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    (B)

    I. 

    TUJUAN PERCOBAANTujuan dari percobaan ini adalah membuat kurva standar hubungan antara tinggi

     pelampung dalam rotameter cairan dengan laju alirair dan kurva standar hubungan antara

    tinggi pelampung dalam rotameter gas dengan laju alir udara.

    II.  DASAR TEORI

    Dalam perancangan alat dan pemipaan dalam industri terdapat beberapa besaran

    yang perlu diperhatikan. Selain sifat fluida itu sendiri seperti densitas dan viskositas fluida,

    debit fluida dan laju alir fluida juga memegang peranan penting. Terdapat beberapa pilihan

    alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju alir fluida, salah satunya adalah rotameter.

    Rotameter berbentuk tabung yang terbuat dari gelas, kaca, atau plastik yang

    transparan. Tabung ini memiliki diameter atas yang sedikit lebih besar dibandingkan

    diameter bawahnya. Pada dinding rotameter terdapat garis-garis skala ukuran panjang

    untuk mengukur ketinggian float  atau pelampung yang terdapat di dalam tabung.

    Bahan pelampung dapat diganti-ganti sesuai dengan rapat massa dan laju maksimum

    zat cair yang diukur. Pelampung dapat bergerak naik dan turun secara bebas, karena

    didorong oleh zat alir yang mengalir dari bagian bawah rotameter ke atas. Pada keadaan

    stabil, yaitu ketika tinggi pelampung tidak lagi berubah-ubah, terbentuk keseimbangan

    gaya dimana gaya ke atas (gaya Archimedes) dan gaya gesek pelampung sama dengan

    gaya berat pelampung.

    Rotameter bekerja dengan prinsip beda tekanan tetap. Semakin besar perbedaan

    tekanan, laju alir fluida menjadi semakin besar yang menyebabkan ketinggian pelampung

     juga semakin besar karena gaya dorong dari fluida yang bertambah kuat.

    Pada pengukuran laju alir cairan, pengukuran dapat dilakukan langsung dengan

    mengukur debit cairan yang tertampung selama jangka waktu tertentu, berbeda dengan

     pengukuran laju alir gas. Pengukuran laju alir gas dilakukan secara tidak langsung, dengan

    mengukur debit air yang terdesak oleh aliran gas. Dalam hal ini diasumsikan volume air

    yang terdesak sama dengan volume gas yang mengalir.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    30/124

     

    16

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai suatu operasi untuk mencari hubungan antara

    suatu kuantitas dari suatu alat ukur dan kuantitas terkait berdasarkan suatu standar pada

    kondisi tertentu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah hasil kalibrasi tersebut hanya

     berlaku pada kondisi saat kalibrasi dilakukan.

    Kalibrasi suatu alat ukur laju alir fluida menghasilkan hubungan antara suatu variabel

     bebas dengan laju alir fluida. Misalnya pada rotameter, dihasilkan hubungan antara

    variabel bebas tinggi pelampung dalam rotameter dengan variabel terikat laju alir fluida.

    Laju alir fluida dapat dinyatakan dalam massa per satuan waktu, volume per satuan waktu,

    dan besaran lain yang berhubungan dengan laju alir fluida.

    Alat ukur laju alir dapat dikalibrasi secara gravimetrik dengan menimbang berat

    fluida yang tertampung di dalam suatu bejana. Selain itu, alat ukur laju alir juga dapat

    dikalibrasi secara volumetrik dengan mengukur volume fluida yang tertampung dalam

     bejana.

    Idealnya, semua alat ukur laju alir dikalibrasi secara in situ, untuk menghindari

     perbedaan fluida dan pengaruh instalasi terhadap kalibrasi alat ukur laju alir.

    III.  PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    1.  Air Ledeng

    2.  Udara

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    31/124

     

    17

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Keterangan:

    1. 

     Pressure gauge

    2.  Kran overflow 

    3.  Kompresor4.  Kran pengatur aliran

    5.  Rotameter

    6.   Float (Pelampung)

    7.  Pipa pengeluaran

    8.  Botol penampung air

    9.  Statif

    10.  Kran overflow 

    11.  Kran pengatur aliran gas12.  Tabung pengaman

    B. Alat

    Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian alat

     berikut :

    Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Cairan

    Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Gas

    Keterangan:

    1.  Statif

    2.  Pipa pengeluaran air

    3.  Rotameter

    4.  Float  (Pelampung)

    5.  Bak penampung air

    6.  Pipa pengatur aliran ke bak

    7.  Pipa overflow 

    8.  Pipa pengatur aliran ke rotameter

    5

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    32/124

     

    18

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    C. Cara Kerja

    Peneraan Laju Alir Zat Cair

    1.  Kran pemasukan dibuka untuk mengisi bak penampungan air hingga penuh dan

    terjadi aliran overflow.

    2.  Ketinggian float diatur pada ketinggian 6,0 cm.

    3.  Debit cairan yang mengalir dalam rotameter diukur pada selang waktu 5 ± 0,20 detik

    dengan menggunakan stopwatch dan gelas ukur 50 mL atau 100 mL.

    4.  Volume air tertampung dan waktu stopwatch dicatat.

    5.  Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali berurutan untuk ketinggian  float  yang

    sama.

    6.  Debit untuk ketinggian float  yang lain 5,5; 5,0; 4,5; 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; 1,5 cm.

    Peneraan Laju Alir Zat Gas

    1.  Rangkaian alat disiapkan dan semua kran pada rangkaian alat ditutup.

    2.  Botol penampung diisi air hingga tanda batas.

    3.  Ketinggian cairan pada selang pengeluaran akhir dengan tinggi cairan pada botol

     penampung diatur agar sejajar.

    4.  Kompresor dinyalakan dan diisi udara hingga tekanan 5 kg/cm².

    5.  Kran penghubung tabung pengaman dan kompresor dibuka, tabung gas pengaman

    diisi.

    6.  Tekanan udara di kompresor dicatat, kran penghubung tabung gas dan rotameter

    dibuka.

    7.  Ketinggian  float   rotameter diatur 10,0 cm dengan menggunakan kran pada tabung

     pengaman, dijaga konstan.

    8.  Debit aliran yang keluar diukur pada selang waktu 3 ± 0,20 detik dengan bantuan

     stopwatch dan gelas ukur 50 mL.

    9.  Volumer air tertampung dan waktu di stopwatch dicatat. Pengambilan data dilakukan

    sebanyak 5 kali untuk ketinggian float  yang sama.

    10.  Debit untuk ketinggian float  yang lain 8,0 ;6,0 ; 4,0 ; 2,0 cm.

    11.  Tekanan akhir udara yang tersisa di kompresor dicatat.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    33/124

     

    19

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    12.  Udara yang tersisa di dalam kompresor dan tabung pengaman dikeluarkan secara

     perlahan.

    D. Analisis Data

    1.  Menghitung nilai debit fluida (Q) dengan membuat tabel ketinggian (h), volume

    (V), waktu (t), dan debit fluida (Q)

    h, cm V, cm t, s Q, cm /s

    h1  V1  T1  Q1 

    h2  V2  T2  Q2 

    h3  V3  T3  Q3 

     …  . ..

     …  .  .  . 

     …  .  .  . 

     …  .  .  . 

    hn  Vn  tn  Qn 

    2.  Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan Gas Q dengan Ketinggian Float (h)

    a.  Dengan Pendekatan Linear

    = +   (1)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta

    a dan b untuk persamaan (1)

    = − 2−()2   (2)

    = −   (3) = 1 + 2 + 3 + ⋯+   (4) = 1 + 2 + 3 + ⋯+   (5)

    2 = 12 + 22 + 32 + ⋯+ 2  (6) = 11 + 22 + 33 + ⋯+   (7)

     b.  Dengan pendekatan Eksponensial

    = .   (8)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    34/124

     

    20

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Persamaan dapat diturunkan menjadi :

      = ln + .  (9)Dengan pemisalan dituliskan kembali menjadi :

    =

     +

      (10)

    Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear seperti cara di poin (a)

    =  −   2−( )2   (11)  = −     (12)Setelah diperoleh nilai A dan B :

    =   (13)  = ln  (14) =    (15) Nilai a dan b disubstitusi ke persamaan (8)

    3.  Menentukan nilai R- square masing-masing pendekatan 

      SST (Total Sum of Squares)

    = (  −  −  ) 2  (16)

    = (

    − 

    − 

     

    )

    2+ (

    2  

    − 

    −    ) 2 + ⋯+  (  −  −    ) 2  (17) −   =       (18)

      SSE (Sum of Square Due to Error )

    = (  − ) 2  (19)

    = ( 1  − 1) 2 + ( 2  − 2) 2 + ⋯+ (   −  ) 2  (20)Q persamaan diperoleh dari persamaan hubungan Q dan h hasil linearisasi tiap

     pendekatan

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    35/124

     

    21

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

      SSR (Sum of Square Due to Regression)

      = −   (21)2 =   (22)

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil yang harus dibahas :

    -  Penjelasan singkat mengenai tujuan dan prosedur percobaan setiap tahapnya.

    -  Penjelasan umum flowmeter, prinsip kerja rotameter, dan fungsi float  pada rotameter.

    -  Asumsi yang diambil dalam melakukan percobaan.

    -  Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan percobaan dan kesulitan yang praktikan

    alami selama percobaan.

    -  Pembahasan hubungan / trend   debit fluida dengan ketinggian  float   berdasarkan data

     percobaan.

    -  Kurva standar hubungan antara tinggi pelampung ( float ) dalam rotameter cair dan gas

    dengan laju alir fluida (cair dan gas) serta tujuan dibuat kurva tersebut. Pembahasan

    mengenai kurva dan persamaan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori.

    -  Pembahasan setiap metode pendekatan yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan.

    Pilih metode yang paling sesuai dan penjelasan mengapa memilih metode tersebut.-  Penjelasan nilai R- square.

    V.  KESIMPULAN

    Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan. Jangan menulis ulang tujuan, cara

    kerja, dan dasar teori di bagian kesimpulan.

    VI.  DAFTAR PUSTAKA

    Brown, G.G., 1950, ”Unit Operations”, John Wiley and Sons, Inc., New York. 

    Halliday, D. and Resnick, R., alih bahasa Silaban, P. dan Sucipto, E., 1994, ”Fisika I”,

    edisi ke-3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    McCabe, W.L., Smith , C.J., and Harriot, P., alih bahasa Jisyi, E.,“ Operasi Teknik Kimia

    Jilid I”, edisi ke-4, Penerbit Erlangga, Jakarta.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    36/124

     

    22

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

     Nevers, N.D., 1970,”Fluid Mechanics”, 2 ed., Addison Wesley Publishing Company, New

    York.

    Paton, R., 2005, ”Calibration and Standards in Flow Measurement”, pp. 1-3, 5, National

    Engineering Laboratory, Scotland.

    Perry, R.H. and Green, D.W.,1997, ”Perry‟s Chemical Engineers‟ Hand Book”, 7 ed.,

    McGraw-Hill Book Co., Singapore.

    VII.  LAMPIRAN

    A. Identifikasi Hazard  Proses dan Bahan Kimia

    Semua bahan yang digunakan untuk praktikum ini diidentifikasi tingkat ke-

    hazard -annya sesuai dengan MSDS dan proses praktikum yang berbahaya diidentifikasi

    dan disertakan cara penanganannya.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri

    1.  Jas laboratorium lengan panjang

    2.  Masker

    3.  Sarung tangan

    4.  Sepatu tertutup

    C. Manajemen Limbah

    Setiap limbah yang dihasilkan dalam praktikum dijelaskan dibuang kemana dan

    disertai alasan. Limbah praktikum ini berupa air ledengdan udara bertekanan.

    D. Perhitungan

    1.  Menghitung nilai debit fluida (Q) dengan membuat tabel ketinggian (h), volume

    (V), waktu (t), dan debit fluida (Q)

    h, cm V, cm t, s Q, cm /s

    h1  V1  T1  Q1 

    h2  V2  T2  Q2 

    h3  V3  T3  Q3 

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    37/124

     

    23

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

     …  .  .  . 

     …  .  .  . 

     …  .  .  . 

     …  .  .  . 

    hn  Vn  tn  Qn 

    2.  Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan Gas Q dengan Ketinggian Float (h)

    a.  Dengan Pendekatan Linear

    = +   (1)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta

    a dan b untuk persamaan (1)

    = − 2−()2   (2)

    = −   (3) = 1 + 2 + 3 + ⋯+   (4) = 1 + 2 + 3 + ⋯+   (5)2 = 12 + 22 + 32 + ⋯+ 2  (6) = 11 + 22 + 33 + ⋯+   (7)

     b.  Dengan pendekatan Eksponensial

    = .   (8)Persamaan dapat diturunkan menjadi :

      = ln + .  (9)Dengan pemisalan dituliskan kembali menjadi :

    =  +   (10)Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear seperti cara di poin (a)

    =  −   2−( )2   (11)  = −     (12)Setelah diperoleh nilai A dan B :

    =   (13)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    38/124

     

    24

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

      = ln  (14) =    (15) Nilai a dan b disubstitusi ke persamaan (8)

    3.  Menentukan nilai R- square masing-masing pendekatan 

      SST (Total Sum of Squares)

    = (  −  −  ) 2  (16) = (1  − −  ) 2 + (2   − −    ) 2 + ⋯+  (  −  −    ) 2  (17)

     

    − 

     

    =

       

      (18)

      SSE (Sum of Square Due to Error )

    = (  − ) 2  (19) = ( 1  − 1) 2 + ( 2  − 2) 2 + ⋯+ (   −  ) 2  (20)Q persamaan diperoleh dari persamaan hubungan Q dan h hasil linearisasi tiap

     pendekatan

      SSR (Sum of Square Due to Regression)

      = −   (21)2 =   (22)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    39/124

     

    25

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    LAPORAN SEMENTARA 

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    (B) 

     Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari/tanggal :

    Asisten : Muhammad Naufal Fakhry / Dwi Reinaldy Gunawan

    DATA PERCOBAAN

    1.  Peneraan Laju Alir Zat Cair

    h (cm) 6,0 5,5 5,0

    Q=V/t

    (cm3/s)

    4,5 4,0 3,5

    3,0 2,5 2,0

    1,5

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    40/124

     

    26

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    2.  Peneraan Laju Alir Gas

    P awal : kg/cm²

    P akhir : kg/cm²

    h (cm) 10,0 8,0

    Q =V/t

    (cm3/s)

    6,0 4,0

    2,0

    Yogyakarta, 2016

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    41/124

     

    27

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    (C) 

    I. 

    TUJUAN PERCOBAANTujuan dari praktikum ini adalah :

    1.  Memahami dan mempraktikkan cara pengukuran rapat massa dan konduktansi dengan

    alat ukur.

    2.  Menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengukur rapat massa dan

    konduktansinya dengan bantuan kurva standar.

    II. DASAR TEORI

    A. Rapat Massa

    Rapat massa atau densitas, didefinisikan sebagai massa persatuan volume yang

     biasa dilambangkan dengan     dan dapat dirumuskan dengan persamaan :

    m

    v      (1)

    Rapat massa umumnya mempunyai satuan kg/m3 atau gram/ml. Massa (m) dan

    volume (V) adalah sifat ekstensif, artinya nilainya tergantung pada jumlah bahan yang

    sedang diselidiki, sedangkan densitas adalah sifat intensif yang nilainya tidak

    tergantung pada jumlah bahan yang diselidiki, atau nilainya tetap untuk suatu kondisi

    yang tetap pula.

    Disamping rapat massa ada istilah  specific gravity yang didefinisikan sebagai

     perbandingan antara rapat massa yang diukur dengan rapat massa pembanding

    (referensi). Specific gravity  tidak mempunyai satuan, karena merupakan suatu

     perbandingan. Umumnya yang dijadikan rapat massa referensi adalah rapat massa

    aquadest  murni pada suhu 4 °C dan pada tekanan atmosferik (1 atm), karena pada suhu

    dan tekanan tersebut rapat massa dari air adalah 1 gram/mL. Specific gravity 

    dilambangkan dengan Sg  yang dapat dirumuskan dengan persamaan :

    c a i r a n

    a q u a d e s t  

    Sg   

         (2)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    42/124

     

    28

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Rapat massa dipengaruhi oleh beberapa faktor :

    1.  Konsentrasi larutan.

    Semakin besar konsentrasi larutan maka rapat massa dari larutan itu juga akan

     bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasinya, maka jumlah

    dari partikel yang terlarut juga bertambah sehingga rapat massanya juga akan

     bertambah besar.

    2.  Suhu dan tekanan.

    Untuk cairan, rapat massa hanya sedikit berubah bila terjadi perubahan suhu

    atau tekanan karena sifat dari cairan yang incompressible, sedangkan untuk gas, rapat

    massa sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada umumnya semakin tinggi

    suhu, maka volume dari fluida akan bertambah besar. Rapat massa berbanding

    terbalik dengan volume, sehingga jika volume dari fluida bertambah maka rapat

    massanya akan berkurang. Sedangkan tekanan tidak mempunyai pengaruh langsung

    terhadap rapat massa, namun tekanan berpengaruh terhadap suhu. Jika tekanan

     bertambah maka suhu juga akan meningkat.

    3.  Fasa dari zat yang diukur rapat massanya.

    Tiap fasa dari zat mempunyai rapat massa yang berbeda. Secara umum

     perbandingan dari rapat massa untu tiap fasa dari yang terbesar hingga yang terkecil

    adalah fasa padat, cair, dan gas.

    Rapat massa cairan dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai alat antara

    lain dengan menggunakan piknometer, hidrometer, dan neraca Wesphalt. Untuk padatan

    dapat digunakan metode Archimedes. Pada percobaan ini digunakan piknometer dan

    hidrometer.

    Prinsip pengukuran rapat massa dengan piknometer adalah dengan mengukur

    massa dari cairan menggunakan neraca analitis digital dan kemudian dibandingkan

    dengan volume piknometer yang telah diketahui sehingga dapat diperoleh rapat

    massanya. Pada percobaan ini, suhu yang digunakan adalah suhu lingkungan.

    Prinsip pengukuran dengan hidrometer adalah memakai hukum Archimedes

    dimana gaya ke atas yang diberikan oleh cairan sama dengan berat hidrometer tersebut.

    Rapat massa fluida berbanding terbalik dengan tinggi bagian hidrometer yang tercelup.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    43/124

     

    29

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Makin besar rapat massa dari suatu cairan, maka bagian dari hidrometer yang tercelup

    akan semakin sedikit.

    B. Konduktometri

    Konduktansi adalah kebalikan dari tahanan, atau bisa ditulis :

    1 Kondukta si

     Rn     (3)

    Parameter penting yang banyak digunakan dalam mempelajari mekanisme

     penghantaran listrik dalam larutan adalah kebalikan dari tahanan spesifik yang disebut

    konduktansi spesifik (    ), mempunyai satuan  Ω-1

    m-1

    atau sering disebut dengan S

    adalah siemen. Dalam suatu larutan elektrolit muatan listrik akan dibawa oleh ion-ion.

    Ion-ion positif (kation) akan bergerak dalam larutan menuju katoda (kutub negatif)

    sedangkan ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda. Ion-ion yang paling mudah

    tereduksi atau teroksidasi mungkin akan menerima atau melepaskan elektron sehingga

    akan menyebabkan perubahan komposisi larutan akibat penghantaran arus searah.

    Konduktivitas larutan elektrolit tergantung pada tiga faktor : jumlah muatan,

    mobilitas, dan konsentrasi ion. Ion dengan dua muatan misalnya A2-

    akan mampu

    menghantarkan dua kali muatan listrik yang dapat dihantarkan ion A-1

    . Mobilitas ion

    adalah kecepatan bergerak ion dalam larutan. Mobilitas ion dipengaruhi oleh sifat-sifat

    solven, beda tegangan listrik, dan ukuran ion (yakni semakin besar ion akan semakin

    kurang mobilitasnya). Mobilitas ion juga dipengaruhi oleh suhu dan viskositas dari

    solven. Untuk ion, solven, dan suhu tertentu, konduktansi ditentukan oleh konsentrasi

    ion. Oleh karena itu, konsentrasi ion dapat ditentukan berdasar nilai konduktansi

    larutan. Konsentrasi merupakan variabel yang penting dalam larutan elektrolit maka

     biasanya konduktivitas larutan elektrolit dihubungkan dengan konsentrasi melalui

     besaran konduktivitas ekivalen yang didefinisikan sebagai :

    eqC 

        (4)

    dengan: Λ   = konduktivitas ekivalen

         = konduktivitas per satuan volume larutan

    Ceq  = konsentrasi ekivalen larutan

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    44/124

     

    30

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Dalam literatur (Dean, 1992) pada umumnya data ekivalen konduktansi diberikan

    dalam satuan Ω-1.cm2. gram ekivalen-1  sedangkan konsentrasi sering diberikan dalam

    grek/liter dan     dalam Ω-1

    .cm-1

    , maka persamaan di atas sering ditulis dalam bentuk :

    1000

    eqC 

     

      (5)

    Karena masing-masing ion adalah bermuatan listrik, maka dalam larutan akan

    terjadi interaksi elektrostatik (saling tolak atau saling tarik) diantara ion-ion tersebut.

    Interaksi ini akan semakin besar dengan semakin tinggi konsentrasi. Maka hanya dalam

    keadaan sangat encer (infinite solution) sajalah larutan elektrolit akan berkelakuan ideal.

    Maka biasanya pengukuran dilakukan konsentrasi larutan elektrolit dengan prinsip

    konduktometri harus dilakukan dengan pengenceran atau untuk larutan yang sangat

    encer.

    Gambar 1. Prinsip Penghantaran Listrik Berdasarkan Wheatstone

    Konduktometer pada dasarnya adalah alat pengukur konduktansi yang biasanya

     berupa sebuah jembatan Wheatstone dan cell  konduktivitas seperti yang secara skematik

    terlihat dalam Gambar 1. Tahanan A adalah sebuah cell   yang berisi sampel yang

    ditinjau. Tahanan B adalah tahanan variabel sedangkan tahanan D dan E sudah tertentu

    harganya.Tahanan B dan kapasitor C dapat diatur hingga titik setimbang dapat tercapai.

    Dalam keadaan ini berlaku persamaan:

     A D

     B E 

     R R

     R R   (6)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    45/124

     

    31

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    dengan mengetahui harga tahanan B, D, dan E, maka tahanan (dan juga konduktansi)

    dari cell  dapat ditentukan.

     Nilai konduktometri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

    a) Suhu

    Pada suhu yang semakin tinggi, ternyata mobilitas elektron bergerak semakin

    cepat. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi elektron akan menyerap energi dari

    lingkungan untuk melakukan ionisasi. Semakin banyak jumlah ion-ion dalam larutan,

    mengakibatkan semakin besar nilai dari konduktansinya.

     b) Kosentrasi

    Konduktansi juga dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi

    menyebabkan semakin besarnya konduktansi. Hal ini disebabkan pada larutan yang

     pekat interaksi ionnya akan semakin mudah jika dibandingkan dengan larutan yang

    encer. Selain itu konsentrasi yang besar juga akan menyebabkan tumbukan partikel

    semakin sering, yang memberi dampak pada semakin banyak pula ion yang

    dihasilkan, oleh karena itu konduktansi dari suatu larutan elektrolit akan semakin

     besar. Konduktansi akan menghasilkan hasil yang akurat apabila diukur pada larutan

    yang encer. Karena ion-ion yang terdapat pada larutan yang encer mempunyai

    mobilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan larutan pekat.

    III. PELAKSANAAN PERCOBAAN

    A. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

    1.  Natrium klorida (NaCl)

    2.  Aquadest  

    3.  Air ledeng

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    46/124

     

    32

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Keterangan :

    1. Neraca analisis digital

    2. Pintu neraca

    3. Display

    4. Pan neraca

    5. Tombol On/Off

    6. Tombol re-zerro

    7. Tombol konversi

    8. Piknometer 25 mL+tutup

    9. Steker

    B. Rangkaian Alat Percobaan

    Gambar 2. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa dengan Hidrometer

    Gambar 3. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa Fluida Cair dengan

    Piknometer 25 mL dan Neraca Analisis Digital

    Keterangan:

    1.  Gelas ukur 250 mL2.  Hidrometer

    3.  Fluida cair yang diukur

    4.  Beban pemberat hidrometer

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    47/124

     

    33

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Keterangan :

    1.  Larutan KOH

    2.  Gelas beker

    3.  Konduktometer

    4.  Knop on/off  

    5.  Knop pengatur skala pembacaan

    6.  Probe

    7.  Adaptor

    8.  Steker

    9.  Penyangga probe 

    Gambar 4. Rangkaian Alat Pengukuran Konduktansi

    C. Cara Kerja

    1.  Pembuatan Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi

    a.  Timbang NaCl sebanyak X gram dengan bantuan gelas arloji dan menggunakan

    neraca analitis digital.

     b.  Larutkan NaCl dengan aquadest  sebanyak 300 mL di dalam gelas beker 500 mL

    dan aduk hingga homogen.

    c.  Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 500 mL dengan bantuan corong

    gelas dan tambahkan aquadest  hingga tanda batas, kemudian gojog larutan hingga

    homogen.

    d.  Tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    e.  Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah dibuat dengan menggunakan gelas ukur

    100 mL, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest  

    hingga tanda batas dan gojog larutan hingga homogen.

    f.  Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    g.  Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah diencerkan, kemudian masukkan ke dalam

    labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest   hingga tanda batas dan gojog larutan

    hingga homogen.

    h.  Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    12

    3

    45

    6

    78 9

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    48/124

     

    34

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    2.  Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Piknometer pada

    Suhu Percobaan

    a.  Ukur suhu percobaan (lingkungan) dengan menggunakan termometer dan catat

    hasil pengukurannya.

     b.  Timbang piknometer kosong dengan neraca analitis digital dan catat hasil

     pengukurannya.

    c.  Isi piknometer dengan aquadest   hingga penuh dengan bantuan pipet tetes,

    kemudian tutup piknometer hingga tidak ada udara di dalamnya. Timbang

     piknometer tersebut dan catat hasil pengukurannya.

    d.  Keluarkan aquadest   pada piknometer, kemudian cuci dan keringkan piknometer

    tersebut.

    e.  Ulangi langkah percobaan c dan d untuk pengukuran rapat massa air ledeng,

    larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    3.  Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Hidrometer pada

    Suhu Percobaan

    a.  Tuang aquadest  ke dalam gelas ukur 250 mL.

     b.  Ukur rapat massa aquadest  dengan memasukkan hidrometer 0,900 –  1,000 gr/mL

    atau 1,000 –  1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan.

    c.  Baca skala hidrometer dan catat hasil pengukuran.

    d.  Ulangi langkah percobaan a sampai c untuk pengukuran rapat massa air ledeng,

    larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    4.  Pengukuran Rapat Massa Larutan NaCl dengan Menggunakan Hidrometer pada

     berbagai Suhu

    a.  Siapkan baskom plastik berisi air dan es batu.

     b.  Tuang larutan NaCl hasil pengenceran 25x sebanyak ±300 mL ke dalam gelas

     beker 500 mL, kemudian dinginkan larutan tersebut hingga suhu larutan 20°C.

    c.  Setelah suhu larutan mencapai 20°C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur

    250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900  –  

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    49/124

     

    35

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    1,000 gr/mL atau 1,000  –   1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil

     pengukurannya.

    d.  Tuang kembali larutan NaCl tersebut ke dalam gelas beker 500 mL, lalu panaskan

    larutan dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan 40°C.

    e.  Setelah suhu larutan mencapai 40°C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur

    250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900  –  

    1,000 gr/mL atau 1,000  –   1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil

     pengukurannya.

    f.  Ulangi langkah percobaan b sampai e untuk larutan NaCl hasil pengenceran 5x

    dan larutan NaCl hasil pengenceran 1x.

    5.  Pengukuran Konduktansi Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi pada Berbagai Suhu

    a.  Tuang aquadest  sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.

     b.  Letakkan gelas beker 50 mL yang beri aquadest   ke dalam baskom plastik yang

     berisi air es dan dinginkan larutan hingga suhu larutan 20°C.

    c.  Ukur konduktansi aquadest   pada suhu 20°C tersebut dengan menggunakan

    konduktometer dan catat hasil pengukurannya.

    d.  Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest  dalam gelas beker 50 mL.

    e.  Panaskan aquadest   tersebut dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu

    larutan 40°C.

    f.  Ukur konduktansi aquadest  pada suhu 40°C tersebut dengan konduktometer dan

    catat hasil pengukurannya.

    g.  Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.

    h.  Ulangi langkah percobaan a sampai g untuk air ledeng dan larutan NaCl berbagai

    konsentrasi.

    6.  Pengukuran Konduktansi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan

    a.  Tuang larutan sampel sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.

     b.  Ukur konduktansi larutan sampel tersebut dengan konduktometer dan catat hasil

     pengukurannya.

    c.  Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest  dalam gelas beker 50 mL.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    50/124

     

    36

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    D. Analisis Data

    1.  Penentuan Rapat Massa Berbagai Cairan pada Suhu Percobaan

    a.  Penentuan volume piknometer

    aqu a p a pom m m   (7)

    a q

    a

    u

    q u

    a

    e f 

    a

    V m

         (8)

     p a qu aV V    (9)

    dengan : maqua  = massa aquadest  (gram)

    m pa  = massa piknometer + aquadest  (gram)

    m po  = massa piknometer kosong (gram)

    Vaqua  = volume aquadest  (ml)ρref   = rapat massa aquadest referensi pada suhu percobaan

    (gram/mL)

    V p  = volume piknometer (mL)

     b.  Penentuan rapat massa berbagai cairan pada suhu percobaan

    c ai r pc pom m m   (10)

    c a i r  c a i r  

     p

    mV 

           (11)

    dengan : mcair  = massa cairan yang diukur (gram)

    m pc  = massa piknometer + cairan yang diukur (gram)

    ρcair   = rapat massa cairan yang diukur (gram/mL)

    2.  Penentuan Konsentrasi Larutan NaCl

    a.  Penentuan konsentrasi larutan NaCl awal

     N a C 

    a l 

    o

     N C 

    m

    V C     (12)

    dengan : C0  = konsentrasi larutan NaCl mula-mula (gram/mL)

    m NaCl  = massa NaCl yang tertimbang (gram)

    V NaCl  = volume larutan NaCl (mL)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    51/124

     

    37

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

     b.  Penentuan konsentrasi larutan NaCl hasil pengenceran

    V1.C1 = V2.C2  (13)

    dengan : V1  = volume larutan NaCl sebelum pengenceran yang diambil (mL)

    C1  = konsentrasi larutan NaCl sebelum pengenceran (gram/mL)

    V2  = volume larutan NaCl sesudah pengenceran (mL)

    C2  = konsentrasi larutan NaCl sesudah pengenceran (gram/mL)

    3.  Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Suhu Percobaan dengan

    Menggunakan Piknometer dan Hidrometer

    Persamaan hubungan antara konsentrasi larutan NaCl dengan rapat massa tiap larutan

     pada suhu lingkungan adalah :

    y = A.x + B (14)

    dengan : y = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    x = konsentrasi larutan NaCl (gram/mL)

    22

    n xy x y A

    n x x

      (15)

     y A x B

    n

        (16)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :

    Kesalahan relatif=rapat massa persamaan −rapat massa percobaanrapat massa persamaan

    x 100%(17)Kesalahan relatif rata-rata =

    kesalahan relatif n

      (18)

    dengan : n  = jumlah data

    Kurva/grafik yang dibuat adalah :

      Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu

     percobaan dengan menggunakan piknometer.

      Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu

     percobaan dengan menggunakan hidrometer.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    52/124

     

    38

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    4.  Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel yang Terukur dengan Piknometer dan

    Hidrometer

    Persamaan yang diperoleh dari perhitungan no 3, digunakan untuk menentukan

    konsentrasi larutan sampel.

    y = A.x + B (14)

    x =y −B

    A  (19)

    dengan : x  = konsentrasi larutan sampel (gram/mL)

    y = rapat massa larutan sampel yang terukur (gram/mL)

    A dan B = konstanta

    5.  Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Berbagai Suhu Tiap

    Konsentrasi dengan Menggunakan Hidrometer

    Persamaan hubungan antara suhu dengan rapat massa tiap larutan adalah :

    y = A.T + B (20)

    dengan : y  = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    T = suhu larutan NaCl (oC)

    22

    n Ty T y A

    n T T 

      (21)

     y A T  B

    n

        (22)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, digunakan persamaan (17) dan (18).

    Kurva/grafik yang dibuat adalah :

      Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu larutan NaCl untuk setiap

    konsentrasi dalam satu grafik.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    53/124

     

    39

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    6.  Pembuatan Kurva Standar Konduktansi Larutan NaCl pada Berbagai Konsentrasi

    Setiap Suhu dengan Menggunakan Konduktometer

    Persamaan hubungan antara konsentrasi dengan konduktansi tiap larutan adalah :

    K = A.N + B (23)

    dengan : N  = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    K = konduktansi larutan NaCl (S)

    22

    n KN K N   A

    n N N 

      (24)

     K A N  B

    n

        (25)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :

    Kesalahan relatif=konduktansi persamaan −konduktansi percobaankonduktansi persamaan

    x 100%(26)Kesalahan relatif rata-rata =

    kesalahan relatif n

      (27)

    dengan : n  = jumlah dataKurva/grafik yang dibuat adalah :

      Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada tiap

    suhu.

    7.  Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel dengan Konduktometer

    a.  Penentuan nilai konduktansi pada suhu percobaan

    Persamaan yang digunakan adalah :

    20 20

    30 20 30 20

    T T K K  

    T T K K  

      (28)

    dengan : T  = suhu percobaan (oC)

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    54/124

     

    40

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    T20  = suhu sebesar 20oC

    T30  = suhu sebesar 30oC

    K = konduktansi pada suhu percobaan (S)

    K 20  = konduktansi pada suhu 20oC (S)

    K 30  = konduktansi pada suhu 30oC (S)

      b.  Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan

    Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan dilakukan dengan menggunakan

     persamaan (23), (24), dan (25).

    c.  Penentuan konsentrasi larutan sampel

    Penentuan konsentrasi larutan sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan

    yang diperoleh dari perhitungan (23).

    IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hal-hal yang harus dibahas adalah :

    1.  Prinsip kerja Piknometer dan Hidrometer.

    2.  Hasil pengukuran rapat massa untuk aquadest, air ledeng, dan larutan NaCl berbagai

    konsentrasi menggunakan Piknometer dan Hidometer.

    3.  Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan

     piknometer.

    4.  Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan

    hidrometer.

    5.  Hasil pengukuran rapat massa menggunakan hidrometer pada berbagai suhu dan

    konsentrasi.

    6.  Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu untuk berbagai konsentrasi.

    7.  Hasil percobaan pengukuran konduktansi larutan NaCl berbagai konsentrasi,

    aquadest , dan air ledeng pada berbagai suhu.

    8.  Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 20oC.

    9.  Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 40oC.

    10.  Penjelasan pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap konduktansi.

    11.  Penjelasan perbedaan konduktansi dan rapat massa antara aquadest  dan air ledeng.

    12.  Grafik hubungan konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu percobaan.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    55/124

     

    41

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    13.  Hasil konsentrasi larutan sampel.

    14.  Asumsi yang digunakan serta penjelasan jika terjadi penyimpangan.

    V. KESIMPULAN

    Berisi tentang kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil percobaan.

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J., R.C. Denney, G.H. Jefery, dan J. Mendhem, 1994, “Kimia Analisis Kuantitatif

    Anorganik ”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Brown, G.G., 1950, “Unit Operations”, John Willey and Sons, Inc., New York.

    Brown R.D., 1985, “Introduction to Chemical Analysis”, p.p 329-332, Mc Graw-Hill Book

    Co., Singapore.

    Dean, J.A., 1992, “Lange‟s Hand Book of Chemistry”, 14th  edition, Mc. Graw-Hill Inc.,

     New York.

    Holman, J. P., 1985, “Metode Pengukuran Teknik ”, 4 ed, Erlangga, Jakarta.

    Khopkar, S.M., 2003, “Konsep Dasar Kimia Analitik ”, UI Press, Jakarta.

    VII.LAMPIRAN

    A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia

    Hazard proses dari praktikum ini diantaranya adalah penggunaan alat-alat yang

    rentan pecah, penggunaan kompor listrik dan penggunaan alat konduktometer.

    Hazard bahan kimia pada praktikum ini adalah garam NaCl.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri

    Alat perlindungan diri yang dipakai adalah : jas lab, masker, sarung tangan karet.

    Jas lab digunakan untuk melindungi tubuh dari bahan-bahan kimia yang digunakan

    selama praktikum.

    (Tulislah alat perlindungan diri lain yang dirasa penting pada praktikum ini

     beserta alasan pemakaiannya).

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    56/124

     

    42

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    C. Manajemen Limbah

    Tuliskan limbah apa saja yang dihasilkan pada praktikum ini, tuliskan juga

    analisis kandungannya dan tempat pembuangannya.

    D.  Perhitungan

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    57/124

     

    43

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    (C) 

     Nama Praktikan :1. NIM : 1.

    2.  2.

    3.  3.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Ayu Dwi Lestari Widianingrum / Bill Rich

    DATA PERCOBAAN

    A.  Pengukuran Rapat Massa

    Suhu percobaan = ...................oC

    Massa NaCl = ................... gram

    Volume larutan NaCl = ................... mL

    Massa piknometer kosong = ................... gram

    Pengukuran rapat massa berbagai cairan dengan piknometer dan hidrometer pada

    suhu percobaan.

     No CairanBerat piknometer +

    cairan, gram

    Densitas cairan dengan

    hidrometer, gram/ml

    1  Aquadest

    2 Air Ledeng

    3 Larutan NaCl Pengenceran 1 x

    4 Larutan NaCl Pengenceran 5 x

    5 Larutan NaCl Pengenceran 25 x

    6 Larutan Sampel

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    58/124

     

    44

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    Pengukuran rapat massa larutan NaCl dengan hidrometer pada berbagai suhu dan

    konsentrasi.

     No Suhu,oC

    Densitas larutan NaCl, gram/mL

    Pengenceran 1x Pengenceran 5 x Pengenceran 25 x

    1

    2

    3

    B.  Pengukuran Konduktivitas

    Pembuatan Kurva Standar

     No. Cairan Konduktansi

     pada ….oC, S

    Konduktansi

     pada ….oC, S

    Konduktansi

     pada ….oC, S

    1. Larutan NaCl pengenceran 1 x

    2. Larutan NaCl pengenceran 5 x

    3. Larutan NaCl pengenceran 25 x

    4.  Aquadest

    5. Air Ledeng

    Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan

    Konduktansi = ...................S

    Yogyakarta, 2016

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    59/124

     

    45

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT

    (D)

    I. 

    TUJUAN PERCOBAANPercobaan ini bertujuan untuk : 

    1.  Mengukur modulus patah dan kuat desak bahan padat berupa plester yang merupakan

    campuran semen dan pasir.

    2.  Mencari hubungan antara komposisi campuran dengan kuat mekanik bahan.

    II.  DASAR TEORI

    Material dalam bahan padat sangat penting perannya dalam kehidupan manusia,

    termasuk diantaranya industri kimia. Pada setiap praktek di lapangan tentunya banyak

    dijumpai material padat yang digunakan. Dalam pemilihan bahan padat banyak hal yang

     perlu diperhatikan seperti ketahanan terhadap gaya mekanik, ketahanan terhadap suhu, dan

    ketahanan terhadap bahan kimia. Salah satu parameter tersebut adalah ketahanan terhadap

    gaya mekanik, dimana parameter ini meliputi kuat tarik, kuat desak, modulus patah, dan

    momen puntir. Pada percobaan ini akan dipelajari penentuan modulus patah dan kuat desak

    suatu bahan dengan menggunakan bahan berbentuk plester.

    Plester adalah bahan padat yang terdiri dari campuran air, semen Portland, dan

    agregat halus (pasir). Sedangkan beton adalah bahan padat yang dibuat dari air, semen

    Portland, agregat halus, dan agregat kasar, yang bersifat keras seperti batuan. Dengan kata

    lain, plester merupakan komponen terbesar dari beton.

    A.  Modulus Patah

    Modulus patah merupakan tegangan lengkung maksimum yang mampu ditahan suatu

     benda agar tidak patah. Tegangan lengkung tersebut adalah hasil kali momen lengkung

    yang timbul akibat adanya gaya dengan jarak bidang netral ke titik yang memberikan harga

    tegangan lengkungan maksimum (Ymax) dibagi dengan momen inersia penampang benda

    uji. Secara matematis dirumuskan dalam bentuk :

    σb = M.YIx   (1) 

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    60/124

     

    46

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    (2)

    dengan : σb   = Modulus patah padatan, kg/cm2 M = Resultan momen di sebelah kiri atau kanan penampang yang menerima

    gaya, kg.cm

    Y = Jarak tepi benda ke sumbu netral, cm

    Ix  = Momen inersia penampang yang menerima gaya (terhadap sumbu

    netral), cm4

    Percobaan ini menggunakan dua metode pengukuran modulus patah, yaitu metode “three

     point bending strength” dan “four point bending strength”.

    a.  Metode Three Point Bending Strength 

    Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode three point

    bending strength disajikan pada Gambar 1.

    Gambar 1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Padatan

    Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F pada Gambar 1 dapat

    dinyatakan sebagai berikut :

    Gambar 2. Luas Penampang Padatan yang Menerima Gaya F

      =2

    L.

    2

    =4

    F.L 

    M =4

    F.L 

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    61/124

     

    47

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    (3)

    (4)

    (5)

    (6)

    (7)

    Pada Gambar 2 diketahui bahwa sumbu netral dari bahan berada di pertengahan tebal

     benda (t) dan membujur searah dengan lebar benda (w), sehingga secara matematis

    dapat dinyatakan sebagai berikut :

      =

    1

    2  

       = .  Dari persamaan (3) dan (4), maka momen inersia penampang benda yang menerima

    gaya dapat diperoleh sebagai berikut :

    Ix =

    21

    t .d(w.t)2

     

    = w.   dt t   ..41   2

     

    =3..

    12

    1t w  

    Apabila persamaan (2), (3), dan (5), disubstitusikan ke persamaan (1), maka akan

    menghasilkan:

    Bila gaya F dihasilkan oleh dongkrak hidrolik, maka nilai F dapat ditentukan sebagai

     berikut:

    dengan:

    Apabila persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (6), maka akan menghasilkan

     persamaan (8).

     b  =

     

      

     

     

      

      

      

     

    3w.t12

    1

    2

    t

    4

    F.L

     

     b  = 22wt

    3FL 

    F =  pistonP.A  

    F =

    2P.π.d

    4  

    P = Tekanan hidrolik pembacaan, kg/cm 

    d = Diameter piston, cm

  • 8/19/2019 Modul Praktikum Analisis Bahan 2016 Revisi

    62/124

     

    48

    Panduan Praktikum Analisis Bahan 2016

    (8)

    (9)

    2

     b   2

    3.P.π.d .Lσ =

    8.w.t 

    Pada persamaan (8) di atas hanya berlaku jika diambil asumsi sebagai berikut:

      Permukaan benda uji halus dan rata.

      Posisi pisau pematah tepat di antara kedua penumpu.

      Penekanan secara kontinyu dan steady. 

      Titik berat sampel berada tepat di antara kedua penumpu.

      Gaya berat sampel diabaikan.

     b.  Metode Four Point Bending Strength 

    Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode  four point

    bending strength disajikan pada Gambar 3.

    Gambar 3. Gaya-Gaya yang Bekerja pada Padatan

    Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F/2 pada Gambar 3 dapat

    dinyatakan sebagai berikut :

      =F L

    .4 4

     

    =F.


Recommended