+ All Categories
Home > Documents > PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

Date post: 01-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 5 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
1 PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN KOMPUTER, PERSEPSI KEMUDAHAN, DAN PERSEPSI KEGUNAAN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN APLIKASI SIMPUS PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN NGAWI PREMATUR ALFIAN CAHYADI Email: [email protected] Dosen Pembimbing: Aulia Fuad Rahman, DBA, Ak., SAS. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Abstract The purpose of this study is to determine the effect of computer self efficacy, perceived ease of use, and perceived usefulness to the intention to use application either simultaneously or partially. The dependent variable used in this study is the intention to use application. Independent variables used in this study self efficacy, perceived ease of use, and perceived usefulness. This study is modified based from Social Cognitive Theory and Technology Acceptance Model.This study used a sample of 95 civil state officers (PNS) as a Health Center Management Information System (SIMPUS) application users at Health Center in Ngawi Regency with the simple random sampling method. The method of analyzing data used is multiple linear regression analysis. Based the regression analysis it’s found that computer self efficacy, perceived ease of use, and perceived usefulness effecting the intention to use application. Computer self efficacy and perceived ease of use partially affect the intention to use application, as well as perceived usefulness. Keywords: Social Cognitive Theory, Technology Acceptance Model (TAM), Management Information System, SIMPUS, computer self efficacy, perceived ease of use, perceived usefulness, the intention to use application. Abstrak Tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah untuk menguji pengaruh keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan terhadap minat penggunaan aplikasi baik secara simultan maupun secara parsial. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu minat penggunaan aplikasi sedangkan variabel independennya adalah keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan. Penelitian ini dimodifikasi berdasarkan Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) dan model TAM (Technology Acceptance Model). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 95 orang pegawai negeri sipil (PNS) sebagai pengguna aplikasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) pada Puskesmas di Kabupaten Ngawi dengan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi. Variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan aplikasi, variabel persepsi kemudahan yang berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan aplikasi, begitu pula variabel persepsi kegunaan yang berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan aplikasi. Kata Kunci: Social Cognitive Theory, Technology Acceptance Model (TAM), Sistem Informasi Manajemen, SIMPUS, keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, dan minat penggunaan aplikasi. PENDAHULUAN
Transcript
Page 1: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

1

PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN KOMPUTER, PERSEPSI

KEMUDAHAN, DAN PERSEPSI KEGUNAAN TERHADAP MINAT PENGGUNAAN

APLIKASI SIMPUS PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN NGAWI

PREMATUR ALFIAN CAHYADI

Email: [email protected]

Dosen Pembimbing: Aulia Fuad Rahman, DBA, Ak., SAS.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of computer self efficacy, perceived

ease of use, and perceived usefulness to the intention to use application either simultaneously or

partially. The dependent variable used in this study is the intention to use application.

Independent variables used in this study self efficacy, perceived ease of use, and perceived

usefulness. This study is modified based from Social Cognitive Theory and Technology

Acceptance Model.This study used a sample of 95 civil state officers (PNS) as a Health Center

Management Information System (SIMPUS) application users at Health Center in Ngawi

Regency with the simple random sampling method. The method of analyzing data used is

multiple linear regression analysis. Based the regression analysis it’s found that computer self

efficacy, perceived ease of use, and perceived usefulness effecting the intention to use

application. Computer self efficacy and perceived ease of use partially affect the intention to use

application, as well as perceived usefulness.

Keywords: Social Cognitive Theory, Technology Acceptance Model (TAM), Management

Information System, SIMPUS, computer self efficacy, perceived ease of use, perceived

usefulness, the intention to use application.

Abstrak

Tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah untuk menguji pengaruh keberhasilan diri atas

penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan terhadap minat penggunaan

aplikasi baik secara simultan maupun secara parsial. Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu minat penggunaan aplikasi sedangkan variabel independennya adalah

keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan.

Penelitian ini dimodifikasi berdasarkan Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) dan

model TAM (Technology Acceptance Model). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 95

orang pegawai negeri sipil (PNS) sebagai pengguna aplikasi Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) pada Puskesmas di Kabupaten Ngawi dengan metode pengambilan

sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode analisis data yang digunakan adalah

analisis statistik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa

keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan

berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi. Variabel keberhasilan diri atas penggunaan

komputer berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan aplikasi, variabel persepsi

kemudahan yang berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan aplikasi, begitu pula

variabel persepsi kegunaan yang berpengaruh secara parsial terhadap minat penggunaan

aplikasi.

Kata Kunci: Social Cognitive Theory, Technology Acceptance Model (TAM), Sistem

Informasi Manajemen, SIMPUS, keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi

kemudahan, persepsi kegunaan, dan minat penggunaan aplikasi.

PENDAHULUAN

Page 2: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

2

PENDAHULUAN

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan publik yang

paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

mempunyai peran sangat penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Hal tersebut dijelaskan melalui Permenkes 75 Tahun 2014

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat pada Pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa, “Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya”.

Puskesmas melaksanakan tanggungjawabnya sebagai penyelengara pelayanan kesehatan

sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

yang diperjelas pada pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan

dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman, bermutu serta merata dan non diskriminatif.

Tanggung jawab Puskesmas tersebut selaras dengan ketentuan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

Sebagai bagian dari Dinas Kesehatan, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah

(UPTD) juga melakukan pengelolaan keuangannya yang telah diatur sesuai dengan peraturan

berikut ini:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah. (terkait pengelolaan persediaan farmasi)

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku maka Puskesmas dituntut agar dapat

melaksanakan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat serta melaksanakan

pengelolaan keuangan daerah sehingga diperlukan teknologi informasi yang dapat membantu

para pegawai Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Teknologi yang dapat menghubungkan

antara kebutuhan pemerintah untuk membantu dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat serta pengelolaan keuangan daerah adalah sistem informasi. Wikipedia (2014)

menjelaskan bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas

orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem

informasi tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai macam laporan

sesuai dengan keperluan pengguna berdasarkan peraturan yang berlaku.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

induk Puskesmas se-Kabupaten Ngawi mengambil kebijakan untuk melaksanakan pelayanan

dengan sistem komputasi dengan maksud untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan,

mendapatkan data dan informasi yang valid serta mengurangi beban kerja petugas Puskesmas.

Pentingnya pengembangan sistem komputasi yang mendukung pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi Puskesmas tersebut mendorong Tim Sistem Informasi Kesehatan pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Ngawi untuk merancang suatu sistem informasi berupa aplikasi komputer (software)

yaitu Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS di Kabupaten Ngawi merupakan

program aplikasi komputer yang dirancang dan dikembangkan sendiri oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Ngawi untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi Puskesmas seperti register

pasien, register penyakit, laporan kunjungan, laporan penyakit, laporan obat, laporan keuangan,

grafik dan data-data lainnya.

SIMPUS yang telah dikembangkan tentunya bergantung pada impelementasi

penggunaannya. Menurut Putra dan Budiyanto (2009) dalam Illias (2013), implementasi dan

Page 3: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

3

pengembangan sistem baru akan membutuhkan pengujian antara penerimaan pengguna dan

evaluasi kinerja yang dihasilkan aplikasi berdasarkan fungsinya untuk menemukan kebutuhan-

kebutuhan pengguna. Jika terdapat perubahan mendasar karena adanya kebutuhan pengguna,

maka dapat menyebabkan perlunya perubahan sistem secara total sehingga hal tersebut perlu

direkomendasikan untuk pengembangan sisem selanjutnya.

Pembahasan penggunaan SIMPUS dalam penelitian ini mengarah pada minat keperilakuan

dalam menggunakan teknologi informasi. Konsep yang dapat digunakan dalam penelitian

ini adalah perpaduan antara teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dan model

penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model, TAM) yang menjelaskan bahwa

manusia belajar terhadap suatu teknologi melalui proses observasi yang kemudian berguna

dalam proses berperilaku atau bertindak serta pengguna teknologi cenderung menggunakan

suatu sistem apabila sistem tersebut mudah digunakan dan tidak memerlukan usaha yang keras

untuk penggunaannya.

Kripanont (2007) menjelaskan bahwa Social Cognitive Theory dikembangkan oleh

Albert Bandura pada tahun 1986. Esensi teori ini adalah bahwa manusia belajar terhadap model

melalui proses observasi yang kemudian berguna dalam proses berperilaku atau bertindak. Teori

kognitif sosial juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan sang "pengamat" untuk

menampilkan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan

perilaku tersebut. Kepercayaan ini disebut dengan self-efficacy atau efikasi diri dan hal ini

dipandang sebagai sebuah prasayarat kritis dari perubahan perilaku. Menurut Bandura (1997),

self -efficacy adalah penilaian seseorang terhadap kemampuan diri yang disesuaikan dengan

hasil yang dicapai. Berdasarkan hal tersebut, maka self-efficacy dapat dianggap sebagai

keberhasilan diri seseorang atas sesuatu.

Keberhasilan seseorang dalam menggunakan komputer merupakan suatu bentuk self-

efficacy. Wikipedia (2014) menjelaskan bahwa tecnological self-efficacy (TSE) adalah

kepercayaan dalam kemampuan seseorang untuk berhasil melakukan tugas baru berteknologi

canggih. Hal ini adalah aplikasi khusus dari konstruk yang lebih luas dan lebih umum dari self-

efficacy, yang didefinisikan sebagai keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk terlibat

dalam tindakan-tindakan tertentu yang menghasilkan hasil yang diinginkan. Self-efficacy tidak

hanya berfokus pada keterampilan seseorang, melainkan juga penilaian dari apa yang bisa

dilakukan dengan keterampilannya. Self-efficacy merupakan hasil penilaian kinerja yang

diharapkan dibandingkan dengan evaluasi keseluruhan potensinya.

Compeau dan Higgins (1995) dalam Brown (2008) menjelaskan bahwa definisi yang

sesuai untuk keberhasilan diri atas penggunaan komputer (Computer Self-Efficacy) adalah

penilaian seseorang terhadap kemampuan menggunakan komputer. Menurut Downey (2006)

dan Hwang dan Yi (2002) dalam Kripanont (2007), computer self-efficacy telah lama digunakan

sebagai prediktor pada perilaku penggunaan komputer yang memainkan peranan penting dalam

menentukan minat berperilaku dan perilaku sesungguhnya.

Fu, Farn, dan Chao (2005) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara

keberhasilan diri atas penggunaan komputer (Computer Self-Efficacy) para wajib pajak di

Taiwan terhadap minat penggunaan aplikasi electronic tax filing. Reid dan Levy (2008) juga

telah membuktikan hal tersebut dalam penelitiannya di Jamaika yang membuktikan bahwa

keberhasilan diri atas penggunaan komputer (Computer Self-Efficacy) berpengaruh positif

terhadap minat penggunaan fasilitas internet banking. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dijelaskan maka peneliti beranggapan bahwa keberhasilan diri atas penggunaan komputer

(Computer Self-Efficacy) berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS.

Selain Social Cognitive Theory (SCT) terdapat model penelitian terkait minat

penggunaan komputer atau suatu teknologi yaitu Technology Acceptance Model (TAM) yang

dikembangkan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Davis (Davis, 1989). Model TRA

adalah teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang

terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Model ini digunakan

sebagai dasar teoritis untuk menentukan sebab akibat yang mehubungkan antara dua kunci

utama yaitu kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan dan sikap pengguna,

Page 4: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

4

minat dan perilaku penggunaan komputer yang sebenarnya. Minat ditentukan oleh manfaat

(kegunaan) yang dirasakan dan persepsi kemudahan atas penggunaan sistem informasi.

TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance)

pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam

suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat

suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan

penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi. (Davis, 1989).

Davis (1989) mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived of usefulness) sebagai

“suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat

meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Kripanont (2007) juga berpendapat sama, “Perceived

of usefulness is the degree to which a person believes that using a particular system would

enhance his or her job performance”. Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of

use), secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah. Hal ini mengikuti definisi dari “mudah”

(“ease”): “freedom from difficulty or great effort” atau “tidak memiliki kesulitan atau atau

upaya keras.

Penelitian terkait pengaruh persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan terhadap minat

penggunaan teknologi telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Hasan (2007) menemukan

hubungan positif antara persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan terhadap minat penggunaan

sistem informasi. Chang (2004) juga menjelaskan hasil penelitiannya bahwa persepsi

kemudahan dan persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi

jaringan intranet pada perguruan tinggi. Hasil penelitian Saleh (2011) dalam Illias (2013) juga

menjelaskan bahwa persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan sistem akuntansi terkomputerisasi (Computerized Accounting System).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh persepsi kemudahan dan

persepsi kegunaan terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS.

Objek penelitian ini adalah Puskesmas pada Kabupaten Ngawi yang sedang dituntut untuk

berbenah, terutama dalam hal akuntabilitas laporan keuangannya. Selain itu, juga diharapkan

agar dapat menjadikan kinerjanya lebih baik dan transparan sesuai dengan prinsip Good

Governance. Variabel-variabel yang digunakan berdasarkan Teori Kognitif Sosial dan TAM

yang diharapkan dapat membantu mengevaluasi keberhasilan pemanfaatan aplikasi SIMPUS.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1) Apakah keberhasilan diri atas penggunaan komputer

berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS? 2) Apakah faktor persepsi

kemudahan berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS? 3) Apakah faktor

persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS?

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Konsep Sistem Informasi Manajemen

Menurut Laudon (2007), sistem informasi manajemen adalah sekumpulan komponen

yang saling berhubungan yang bekerjasama mengumpulkan (atau mengambil), memproses,

menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,

dan pengawasan dalam suatu organisasi. Raymond McLeod, Jr. Dan George P. Schell (2012)

mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang

membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka sistem informasi manajemen dapat

diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan pada suatu organisasi yang

mengoperasikan sistem-sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi untuk

mendukung manajemen.

Page 5: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

5

Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Permenkes 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 1 ayat (2)

menyatakan bahwa, “Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya”. Sedangkan Sulastomo (2007) menjelaskan bahwa, “Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten atau kota (UPTD). Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian

dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana

tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia”.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis daerah (UPTD) kabupaten atau kota yang merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama

yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan secara bertanggungjawab, aman, bermutu serta merata dan non

diskriminatif kepada masyarakat sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

Konsep Sistem Informasi Manajemen Puskemas (SIMPUS)

Pengertian terkait sistem informasi manajemen telah dijelaskan pada bagian sebelumnya

Berdasarkan hal tersebut, konsep sistem informasi manajemen adalah sistem informasi

manajemen dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan pada suatu

organisasi yang mengoperasikan sistem-sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi

untuk mendukung manajemen. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi (2007) Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan program aplikasi komputer yang

dirancang dan dikembangkan sendiri oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi untuk memenuhi

kebutuhan data dan informasi Puskesmas seperti register pasien, register penyakit, laporan

kunjungan, laporan penyakit, laporan obat, laporan keuangan, grafik dan data-data lainnya.

Berdasarkan dari konsep pengertian sistem informasi manajemen dan konsep pengertian

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas yang telah diperoleh, maka dapat dijelaskan bahwa

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sistem berbasis komputer yang

dirancang dan dikembangkan untuk menghasilkan informasi operasional Puskesmas sebagai

pendukung kegiatan manajerial pelayanan kesehatan.

Konsep Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)

Kriapanont (2007) menjelaskan bahwa Teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory)

dikembangkan pertama kali oleh Albert Bandura pada tahun 1986. Perspektif teoritis SCT

menunjukkan bahwa fungsi manusia harus dipandang sebagai produk dari interaksi dinamis

antar pribadi, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang

menginterpretasikan, menginformasikan perilaku mereka sendiri, dan mengubah lingkungan

mereka serta faktor-faktor personal yang mereka miliki sehingga berpengaruh pada pilihan

perilaku berikutnya. Bandura (1986) dalam Kripanont (2007) menjelaskan bahwa hal tersebut

adalah dasar dari konsepsi determinisme timbal balik yang menjelaskan hubungan:

a. faktor pribadi sebagai bentuk pembelajaran, pengaruh, dan peristiwa biologis;

b. perilaku;

c. pengaruh lingkungan yang menciptakan suatu interaksi.

Menurut Bandura (1997) teori kognitif sosial berakar pada pandangan tentang human

agency bahwa individu merupakan agen yang secara proaktif mengikutsertakan dalam

lingkungan mereka. Adapun kunci penengertian agency adalah kenyataan bahwa di antara

faktor personal yang lain, individu memiliki self-beliefs yang memungkinkan mereka melatih

mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan mereka, menjelaskan “apa yang dipikirkan,

dipercaya, dan dirasakan orang mempengaruhi bagaimana mereka bertindak”.

Page 6: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

6

Konsep Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun

untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM

merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu

dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.

Model TAM yang diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) menjelaskan

bahwa keyakinan/persepsi menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi

pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap

teknologi tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna

terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang beralasan

dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan

kemudahan penggunaan TI dapat menjadikan tindakan/perilaku orang tersebut sebagai tolok

ukur dalam penerimaan sebuah teknologi yang dikembangkan.

Model TAM yang disusun oleh Davis (1989) dapat dipergunakan untuk menjelaskan

penggunaan sistem yang sebenarnya (Actual System Usage). Model ini dikembangkan dari teori

psikologis, menjelaskan bahwa perilaku pengguna komputer dipengaruhi oleh kepercayaan

(belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user

behaviour relationship). Tujuan model ini dikembangkan adalah untuk menjelaskan

faktor‐faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara

lebih rinci, TAM menjelaskan tentang teknologi informasi dengan dimensi‐dimensi tertentu

yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi informasi tersebut oleh pengguna (user).

Model ini menempatkan penggunaan (usage) sebagai variabel dependen, serta persepsi

kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use) sebagai

independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku

penggunaan (usage).

Davis et al. (1989) mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai

“suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat

meningkatkan kinerjanya dalam bekerja”. Sedangkan terkait konsep keyakinan atau persepsi

atas kegunaan untuk diri sendiri (Perceive Personal Utility), hal ini dapat lebih mengacu pada

berbagai manfaat yang diperoleh untuk pribadi sedangkan Perceive Usefulness mengacu pada

manfaat untuk organisasi. Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of use), secara

kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem

tersebut tak perlu bersusah payah”.

Sikap terhadap penggunaan sistem (Attitude Toward Using) dalam TAM merupakan

bentuk penerimaan atau penolakan seseorang terhadap suatu teknologi yang digunakan dalam

pekerjaannya. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive),

afektif/kemampuan (affective), dan komponen‐komponen yang berkaitan dengan perilaku

(behavioral components). Sedangkan Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan

perilaku untuk menggunakan suatu teknologi.

Konsep Minat Penggunaan Aplikasi SIMPUS

Menurut Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), minat diartikan sebagai

kecenderungan hati yang tingi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Slameto (2003), minat

adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Ahmadi et al., (1998) mengatakan

bahwa jika tidak ada minat seseorang terhadap suatu pelajaran, maka akan timbul kesulitan

dalam proses belajar.

Menurut Ajzen (1980) minat untuk melakukan perilaku (intention toward behavior)

merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku. Minat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada

perilaku tertentu dan sejauh mana bila dia memilih untuk melakukan perilaku itu dia mendapat

dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Seseorang yang

mempunyai minat berperilaku tinggi, maka seseorang yang bersangkutan akan melakukan

Page 7: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

7

perilaku tersebut. Namun jika seseorang yang bersangkutan memiliki minat yang rendah, maka

perilaku tersebut tidak akan dilakukan atau terwujud.

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka minat penggunaan aplikasi adalah

kecenderungan sesorang untuk memilih dan menggunakan suati aplikasi. Jika hal tersebut

dikaitkan dengan konsep SIMPUS di Puskesmas, maka minat SIMPUS adalah kecenderungan

terkait rasa ketertarikan seseorang pegawai Puskesmas untuk memilih dan menggunakan

aplikasi SIMPUS untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di Puskesmas.

Konsep Keberhasilan Diri atas Penggunaan Komputer Wikipedia (2012) menjelaskan bahwa tecnological self-efficacy (TSE) adalah

kepercayaan dalam kemampuan seseorang untuk berhasil melakukan tugas baru berteknologi

canggih. Hal ini adalah aplikasi khusus dari konstruk yang lebih luas dan lebih umum dari self-

efficacy, yang didefinisikan sebagai keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk terlibat

dalam tindakan-tindakan tertentu yang menghasilkan hasil yang diinginkan. Compeau dan

Higgins (1995) dalam Brown (2008) menjelaskan bahwa definisi yang sesuai untuk

keberhasilan diri atas penggunaan komputer (Computer Self-Efficacy) adalah penilaian

seseorang terhadap kemampuan menggunakan komputer.

Fu, Farn, dan Chao (2005) menemukan bahwa keberhasilan diri atas penggunaan

komputer (Computer Self-Efficacy) para wajib pajak di Taiwan berpengaruh positif terhadap

minat penggunaan aplikasi electronic tax filing. Temuan serupa juga dihasilkan oleh Kripanont

(2007) yang menjelaskan tentang penelitiannya bahwa keberhasilan diri atas penggunaan

komputer (Computer Self-Efficacy) para akademisi pada Thai Bisnis School mempengaruhi

minat penggunaan internet untuk kegiatan perkuliahan.

Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, hipotesis pertama

yang diajukan yaitu:

H1: Keberhasilan diri atas penggunaan komputer berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan aplikasi SIMPUS

Konsep Persepsi Kemudahan Persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease of use), secara kontras, mengacu

pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut tak perlu

bersusah payah (Davis, 1989). Hal ini mengikuti definisi dari “mudah” (“ease”): “freedom from

difficulty or great effort” atau “tidak memiliki kesulitan atau atau upaya keras. Venkatesh

(2003) menjelaskan bahwa perceived ease of use merupakan effort expectancy. Effort

expectancy adalah harapan seseorang atas kemudahaan penggunaan sistem.

Kemudahan penggunaan suatu teknologi yang didesain tentunya mempengaruhi

pengunanya. Reid dan Levy (2008) dalam penelitiannya di Jamaika menjelaskan bahwa persepsi

kemudahan (perceived easy of use) nasabah bank atas penggunaan sistem informasi bank

mempengaruhi minat nasabah bank untuk menggunakan sistem informasi yang telah

dikembangkan oleh pihak bank. Para nasabah beranggapan bahwa menu situs website dan

ATM yang telah disediakan mudah dimengerti dan mudah digunakan.

Penelitian terkait persepsi kemudahan juga diungkapkan oleh Ong, Lai, dan Wang

(2004) dalam Illias (2013) bahwa jika suatu teknologi mudah digunakan, maka akan menambah

ketertarikan seseorang atas penggunaan teknologi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Mathur

(2011) bahwa berdasarkan penelitiaannya terkait kemudahan fitur-fitur aplikasi CMS (Containt

Management Systems) secara mobile yang ditujukan pada mahasiswa dapat meningkatkan minat

penggunaan aplikasi tersebut sebagai media pendukung kegiatan perkuliahan di Walden

University, Amerika.

Penelitian terkait tentang persepsi kemudahan pada penggunaan sistem operasi Linux

juga telah dilakukan oleh Hunsinger dan Frasen (2011). Mereka menjelaskan bahwa hal-hal

yang dicari oleh para pengguna sistem operasi adalah konsistensi tampilan, kemudahan dalam

memperbarui sistem, aplikasi yang sederhana, dan dukungan teknologi. Penelitian di Amerika

Page 8: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

8

tersebut menjelaskan bahwa para responden beranggapan bahwa sistem operasi Linux mudah

dipelajari dan dapat dipergunakan sebagai sistem operasi komputer desktop sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, hipotesis kedua

yang diajukan yaitu:

H2: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi

SIMPUS

Konsep Persepsi Kegunaan

Menurut Davis (1989), persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan teknologi tertentu

akan dapat meningkatkan kinerjanya. Davis, Bagozzi, dan Warshaw (1989) dalam Illias

(2013) menjelaskan bahwa minat penggunaan suatu sistem berhubungan kuat kegunaan yang

diperoleh dari penggunaan sistem. Venkatesh (2003) juga menjelaskan bahwa perceived

usefulness merujuk pada performance expectancy yaitu harapan seseorang bahwa dengan

menggunakan sistem yang dikembangkan akan membantunya untuk meningkatkan kinerjanya

dalam melaksanakan tugas.

Persepsi kegunaan (perceived usefulness) terkait dengan keyakinan pengguna teknologi

informasi atas manfaat yang diperoleh dan/atau peningkatan kinerja yang diharapkan. Smarkola

(2011) dalam Teo (2011) menjelaskan hasil penelitiannya terkait penggunaan teknologi

informasi komputer bahwa persepsi kegunaan yang dimiliki oleh guru dan siswa di Amerika

berpengaruh terhadap minat penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerjanya

dalam proses belajar mengajar di kelas.

Penelitian terkait juga dilakukan oleh Kim, Mannino, dan Nieschwietz (2009) yang

menjelaskan bahwa persepsi kegunaan atas fitur dasar perangkat lunak audit yang digeneralisasi

(Generalized Audit Software) berpengaruh positif terhadap minat auditor untuk menggunakan

perangkat lunak tersebut karena adanya keyakinan atas peningkatan kinerja dalam kegiatan

audit di Amerika. Hal senada juga terkait dengan hasil penelitian Illias (2013) yang

menjelaskan bahwa persepsi kegunaan para pegawai negeri di Malaysia atas sistem akuntansi

terkomputerisasi pada sektor publik mempengaruhi minat penggunaan sistem tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, hipotesis ketiga

yang diajukan yaitu:

H3: Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi

SIMPUS

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji hipotesis

(hypotheses testing), yaitu apakah variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer,

persepsi kemudahan, serta persepsi kegunaan mempengaruhi minat penggunaan aplikasi

SIMPUS. Penelitian hipotesis umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena

dalam bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro dan Supomo, 2002:89).

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,2002). Metode

yang diterapkan adalah simple random sampling. Simple Random Sampling merupakan teknik

pengambilan sampel secara acak dimana setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang

sama dan bersifat tak terbatas untuk dijadikan sampel penelitian (Indriantoro dan Supomo,

2002). Metode ini diambil karena metode simple random sampling lebih mudah untuk

digeneralisasi. Selain itu, prosedur estimasi dengan menggunakan metode simple random

sampling akan lebih mudah dan sederhana. Adapun pegawai Puskesmas pengguna SIMPUS

sebagai sampel penelitian ini tidak ditentukan dan bersifat acak tanpa memperhatikan jabatan,

jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan pengalaman menggunakan aplikasi

SIMPUS.

Page 9: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

9

Sampel yang diambil adalah para pegawai pengguna SIMPUS sejumlah 120 orang pada

24 Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Ngawi. Jumlah kuesioner yang disebar di setiap

Puskesmas adalah 5 kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini dirasa cukup representatif

oleh peneliti karena telah memenuhi syarat jumlah sampel sebesar 30 sampai dengan 500

(Sekaran, 2006).

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam

penentuan metode pengumpulan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer. Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data

atau diperoleh dengan tidak melalui media perantara. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil dari kuesioner yang dibagikan kepada responden, yaitu pegawai

pengguna SIMPUS pada Puskesmas di Kabupaten Ngawi.

Jenis kuesioner yang digunakan adalah direct queationnaires. Kuesioner disampaikan

langsung oleh peneliti kepada para pengguna SIMPUS di Puskesmas yang dituju. Pertanyaan

dalam kuesioner ini menggunakan instrumen yang isi pertanyaannya dibuat sendiri oleh

peneliti. Kuesioner dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama menanyakan mengenai

demografi responden. Bagian kedua berisi pertanyaan mengenai keberhasilan diri atas

penggunaan komputer. Bagian ketiga berisi pertanyaan mengenai persepsi kemudahan para

pegawai Puskesmas pengguna aplikasi SIMPUS. Bagian keempat berisi pertanyaan mengenai

persepsi kegunaan para pegawai Puskesmas pengguna aplikasi SIMPUS. Bagian kelima berisi

pertanyaan mengenai minat penggunaan aplikasi SIMPUS.

Peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan melalui kuisioner yang disebarkan

dengan skala likert. Menurut (Sugiyono: 2002), skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Penelitian ini menggunakan jenis pertanyaan tertutup yang nantinya akan dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan skala likert yang mempunyai skala jawaban 1-5. Hasil

rekap kuesioner dioleh menggunakan software perhitungan statistik. Software perhitungan

statistik persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS versi 22.

Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen.

Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa variabel bebas (independen) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya Selanjutnya

variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (independen). variabel terikat. Adapun variabel independen dalam

penelitian ini adalah keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan

persepsi kegunaan. Sedangkan variabel dependen terkait penelitian inia adalah minat

penggunaan aplikasi SIMPUS.

Compeau dan Higgins (1995) dalam Brown (2008) menjelaskan bahwa definisi yang

sesuai untuk keberhasilan diri atas penggunaan komputer (Computer Self-Efficacy) adalah

penilaian seseorang terhadap kemampuan menggunakan komputer. Dalam penelitian ini

indikator keberhasilan diri atas penggunaan komputer mengacu pada tingkat keberhasilan yang

dirasakan oleh pegawai Puskesmas sebagai petugas jasa layanan kesehatan atas penggunaan

komputer.

Davis (1989) menjelaskan bahwa persepsi atas kemudahan penggunaan (Perceived ease

of use), secara kontras, mengacu pada “suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah”. Indikator persepsi kemudahan dalam

penelitian ini mengacu pada tingkat kemudahan yang dirasakan oleh pegawai Puskesmas

sebagai petugas jasa layanan kesehatan dalam menggunakan aplikasi SIMPUS.

Menurut Davis (1989) persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan

sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan teknologi tertentu

akan dapat meningkatkan kinerjanya. Indikator persepsi kegunaan dalam penelitian ini

mengacu pada tingkat kegunaan yang dirasakan oleh pegawai Puskesmas sebagai petugas jasa

layanan kesehatan dalam menggunakan aplikasi SIMPUS sehingga meningkatkan kinerjanya.

Menurut Ajzen (1980) minat untuk melakukan perilaku (intention toward behavior)

merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih untuk melakukan atau tidak melakukan

Page 10: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

10

suatu perilaku.Minat merupakan sikap relatif yang menetap pada diri seseorang. Minat

berpengaruh terhadap aktivitas seseorang, sebab minat akan mendorong seseorang

melakukan sesuatu yang diminatinya. Indikator minat penggunaan aplikasi SIMPUS mengacu

pada tingkat keinginan para pegawai Puskesmas untuk menggunakan SIMPUS. Variabel

dependen (minat) dalam penelitian ini dipengaruhi oleh 3 variabel independen.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik (uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan analisis regresi linier berganda)

yang sebelumnya telah dilakukan uji reliabilitas dan validitas untuk mengukur tingkat kevalidan

dan keandalan dari suatu isntrumen, sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan Uji-F

dan Uji-T. Selain itu juga dilakukan pengukuran dari koefisien determinasi atau R2.

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil pada

lingkup Puskesmas se-Kabupaten Ngawi yang aktif dan menggunakan Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Pegawai negeri sipil yang menjadi responden juga

merupakan pegawai negeri sipil yang bekerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.

Jumlah kuesioner yang disebar kepada pegawai negeri sipil di lingkup Puskesmas se-Kabupaten

Ngawi yang menggunakan SIMPUS adalah sebanyak 120 buah kuesioner pada 24

Puskesmas. Adapun kuesioner yang tidak kembali maupun hilang berjumlah 25 buah

kuesioner. Hasil pengumpulan data dapat dirinci pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Sampel dan Tingkat Pengembalian

Jumlah kuesioner yang disebar 120

Jumlah kuesioner tidak kembali 25

Jumlah kuesioner yang memenuhi kriteria 95

Tingkat pengembalian (respond rate) 79,17%

Usable respond rate 20,83%

Sumber : Data kuesioner yang diolah (2014)

Gambaran umum mengenai responden yang menjadi subyek penelitian, tabel 2

berikut ini akan memberikan penjelasan secara menyeluruh berdasarkan beberapa komposisi

tertentu. Komposisi responden pada penelitian ini terdiri dari komposisi berdasarkan

jabatan, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan pengalaman

menggunakan SIMPUS.

Tabel 4 Demografi Responden

Karakteristik

Responden Kategori Jumlah (Orang) Prosentase

Jabatan

Kepala Puskesmas 8 8,42%

Bagian Tata Usaha 10 10,53%

Bagian Keuangan 9 9,47%

Dokter 8 8,42%

Tenaga Kerja Kesehatan 55 57,89%

Lainnya 5 5,26%

Total 95 100,00%

Page 11: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

11

Jenis Kelamin

Pria 33 34,74%

Wanita 62 65,26%

Total 95 100,00%

Usia

<20 tahun 0 0,00%

20-35 tahun 38 40,00%

36-50 tahun 48 50,53%

>50 tahun 9 9,47%

Total 95 100,00%

Pendidikan Terakhir

Tidak Tamat SD 0 0,00%

Tamat SD/Sederajat 0 0,00%

Tamat SMP/Sederajat 1 1,05%

Tamat SMA/Sederajat 20 21,05%

Tamat Diploma 40 42,11%

Tamat Sarjana 30 31,58%

Tamat Pascasarjana 4 4,21%

Total 95 100,00%

Pengalaman Kerja

< 5 tahun 11 11,58%

6 - 10 tahun 32 33,68%

11 -15 tahun 20 21,05%

16 - 20 tahun 19 20,00%

> 20 Tahun 13 13,68%

Total 95 100,00%

Pengalaman

Menggunakan SIMPUS

< 5 tahun 37 38,95%

6 - 10 tahun 46 48,42%

11 -15 tahun 10 10,53%

16 - 20 tahun 2 2,11%

Total 95 100,00% Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa responden dengan jabatan sebagai

tenaga kerja kesehatan menempati urutan pertama dengan jumlah 55 responden atau 57,89%.

Wanita merupakan mayoritas responden dengan jumlah 62 orang atau 65,26% sedangkan

responden pria sejumlah 33 orang atau 34,74% dari total jumlah 95 orang responden. Mayoritas

responden berusia 36-50 tahun dengan jumlah 48 responden atau 50,53%. Responden dengan

pendidikan terakhir tamat diploma sejumlah 40 responden atau 42,11% merupakan jumlah

mayoritas dari total 95 responden. Pengalaman kerja responden mayoritas antara 6-10 tahun

sejumlah 32 responden atau 33,68%. Sedangkan pengalaman responden dalam menggunakan

SIMPUS mayoritas antara 6-10 tahun sejumlah 46 responden atau 48,42%.

Melalui distribusi jawaban responden dapat diketahui frekuensi serta variasi jawaban

dari responden terhadap tiap variabel atau butir pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.

Sebelum dilakukan analisis dan pembahasan atas hasil penelitian, maka disajikan distribusi

atas jawaban responden atas setiap item variabel dalam penelitian. Ringkasan atas distribusi

jawaban responden untuk tiap variabel dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Page 12: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

12

Tabel 3 Ringkasan Distribusi Jawaban Responden

Variabel Prosentase Rata-rata

Jawaban 1 2 3 4 5

Keberhasilan Diri

atas Penggunaan

Komputer (X1)

0,00% 0,84% 20,63% 56,00% 22,53% 4,00

Persepsi

Kemudahan (X2) 0,00% 0,63% 14,11% 56,63% 28,63% 4,13

Persepsi Kegunaan

(X3) 0,00% 0,88% 15,79% 58,77% 24,56% 4,07

Minat Penggunaan

Aplikasi (Y) 0,00% 0,70% 16,84% 60,18% 22,28% 4,04

Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa rata-rata responden menyatakan setuju.

Pada variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer (X1) secara mayoritas responden

menyatakan setuju dengan nilai 56,00%. Hasil rekap variabel persepsi kemudahan (X2)

responden menyatakan setuju senilai 56,63%, selanjutnya pada variabel persepsi kegunaan (X3)

responden yang menyatakan setuju senilai 58,77% juga menempati urutan pertama. Hal tersebut

juga ditunjukkan bahwa pada variabel minat penggunaan aplikasi (Y) mayoritas responden

yang menyatakan setuju dengan nilai 60,18%. Data yang telah diolah tersebut menunjukkan

bahwa tiap responden memiliki minat secara positif untuk menggunakan aplikasi SIMPUS yang

ditunjukkan dengan rata-rata jawaban senilai 4,04 (skala likert 1-5).

Uji Validitas dan Reabilitas

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian

Variabel No Item r hitung r tabel

Kesimpulan N = 95

Keberhasilan Diri atas Penggunaan

Komputer (X1)

X1.1 0,873 0,202 Valid

X1.2 0,814 0,202 Valid

X1.3 0,747 0,202 Valid

X1.4 0,805 0,202 Valid

X1.5 0,84 0,202 Valid

Persepsi Kemudahan (X2)

X2.1 0,882 0,202 Valid

X2.2 0,85 0,202 Valid

X2.3 0,767 0,202 Valid

X2.4 0,838 0,202 Valid

X2.5 0,819 0,202 Valid

Persepsi Kegunaan (X3)

X3.1 0,757 0,202 Valid

X3.2 0,802 0,202 Valid

X3.3 0,78 0,202 Valid

X3.4 0,749 0,202 Valid

X3.5 0,8 0,202 Valid

X3.6 0,825 0,202 Valid

Page 13: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

13

Minat Penggunaan Aplikasi (Y)

Y1.1 0,835 0,202 Valid

Y1.2 0,815 0,202 Valid

Y1.3 0,844 0,202 Valid

Y1.4 0,809 0,202 Valid

Y1.5 0,819 0,202 Valid

Y1.6 0,819 0,202 Valid

Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4, diketahui bahwa semua item

penelitian baik pada variabel dependen maupun variabel independen memiliki nilai r

hitung yang lebih besar dari r tabel dengan N=95. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Uma Sekaran (2006) menjelaskan bahwa realiabilitas adalah upaya

membuktikan konsistensi dan stabilitas instrumen pengukuran. Hasil pengukuran

dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha cronbach > 0,6. Berdasarkan Tabel 5

diketahui bahwa nilai alpha crobach pada variabel dependen dan independen berada

di atas 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut telah reliabel dan

dapat dilakukan analisis selanjutnya.

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

Keberhasilan Diri atas Penggunaan Komputer (X1) 0,873 > 0,6 Reliabel

Persepsi Kemudahan (X2) 0,888 > 0,6 Reliabel

Persepsi Kegunaan (X3) 0,871 > 0,6 Reliabel

Minat Penggunaan Aplikasi (Y) 0,904 > 0,6 Reliabel

Sumber : Data primer diolah (2014)

Uji Asumsi Klasik Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik

variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menentukan data dengan uji

Kolmogrov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,050 atau 5% (Ghozali, 2006).

Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas

Statistik Uji Nilai Keterangan

Test Statistic 0,073 Asumsi

normalitas

terpenuhi Signifikansi 0,200

Sumber : Data Primer Diolah (SPSS), 2014

Berdasarkan pengujian Kolmogorov Smirnov di atas, untuk nilai residual hasil

persamaan regresi menghasilkan koefisien Test Statistic sebesar 0,73 dengan nilai

asymptatic significance > 0,05 yaitu sebesar 0,200. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan untuk telah memenuhi asumsi normalitas.

Page 14: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

14

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Selain dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov maka untuk menentukan normalitas data

dapat dilihat dari Plot of Regression Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh dari

output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model

regresi berdistribusi normal (Priyatno, 2014). Hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik

berikut:

Gambar 1 Grafik Normal Regresi Residual Standar P-P Plot

Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi

memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya

tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau

mendekati sempurna di antara variabel bebasnya (Priyatno, 2014). Ghozali (2006) menjelaskan

bahwa uji multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

Parameter yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar

variabel independent adalah nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai

VIF > 10 dan nilai tolerance > 1 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, bila VIF < 10 dan

nilai tolerance < 1 maka tidak terjadi multikolinearitas. Berdasar hasil dari masing-masing

variabel independent dapat dilihat pada berikut ini:

Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Toleransi VIF Keterangan

Keberhasilan Diri atas Penggunaan

Komputer (X1) 0,414 2,415

Tidak terjadi

multikoloniearitas

Persepsi Kemudahan (X2) 0,477 2,098 Tidak terjadi

multikoloniearitas

Persepsi Kegunaan (X3) 0,414 2,417 Tidak terjadi

multikoloniearitas Sumber : Data Primer Diolah (SPSS), 2014

Berdasarkan Tabel 4.10 tidak terdapat satu pun variabel dari ketiga variabel bebas

mempunyai nilai VIF > 10 dan toleransi < 1, artinya ketiga variabel bebas (independent) yaitu

Keberhasilan Diri atas Penggunaan Komputer (X1), Persepsi Kemudahan (X2), Persepsi

Kegunaan (X3) tidak terdapat hubungan multikolinearitas sehingga dapat digunakan untuk

memprediksi peningkatan variabel Minat Penggunaan Aplikasi (Y) selama pengamatan.

Page 15: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

15

Menurut Priyatno (2014), heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada

pengamatan di dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui adanya

heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Glejser.

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai residual absolut dengan variabel

independen yang ada pada model penelitian. Persyaratan Uji Gejser dapat dipenuhi bila nilai p

(Sig) > 5% yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan Uji Glejser diperoleh data

sebagimana disajikan tabel berikut ini:

Tabel 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Dengan Cara Uji Glejser)

Variabel Independen

Unstandardized

Coefficients T Nilai p (Sig)

Beta

Keberhasilan Diri Atas Penggunaan

Komputer (X1) 0,094 1,426 0,157

Persepsi Kemudahan 0,008 0,135 0,893

Persepsi Kegunaan -0,055 -0,916 0,362

* p > 0,05

Sumber : Data Primer Diolah (SPSS), 2014

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa p (Sig) untuk ketiga variabel bebas >

0,05 maka disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas di atas

menunujkkan bahwa masing-masing variabel bebas tidak berkorelasi signifikan dengan nilai

absolute residual sebagaimana ditunjukkan dengan nilai signifikansi masing-masing variabel >

0.05, sehingga asumsi tidak adanya heterokedastisitas dalam model regresi ini terpenuhi.

Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-test)

Priyatno (2014),. Hasil uji regresi dibandingkan dengan level of significance 0.05 (α = 0.05)

dengan sejumlah variabel independen (k = 3) dan banyaknya observasi (n = 95). Pendeteksian

autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistik dari Durbin-Watson (Uji

DW) dengan syarat DU < DW < (4 – DU). Jika nilai DW lebih besar dari du dan kurang dari (4

– DU) maka tidak terjadi autokorelasi, baik itu autokorelasi positif atau autokorelasi negatif.

Berdasarkan output SPSS 22, maka hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 9 Hasil Uji Autokorelasi

Jumlah Variabel Independen (k) N DU DW

3 95 1,7316 1,885

Sumber : Data Primer Diolah (SPSS), 2014

Nilai hasil uji DW yang dihasilkan adalah 1,885 dengan n = 95. Nilai DU yang

diperoleh dari tabel DW dengan level of significance 0,05 (α = 0,05) dengan tiga variabel

independen (k = 3) dan dan n = 95 adalah 1,7316. Syarat yang berlaku adalah DU < DW < (4 –

DU) maka hasilnya 1,7316 < 1,885 < (4-1,7316) atau 1,7316 < 1,885 < 2,2684. Berdasarkan

hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak mengalami

autokorelasi diantara variabel bebas.

Analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau

pengaruh variabel bebas Keberhasilan Diri atas Penggunaan Komputer (X1), persepsi

kemudahan (X2), persepsi kegunaan (X3) baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

minat penggunaan aplikasi (Y) dengan persamaan regresi:

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Page 16: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

16

Hasil perhitungan analisis regresi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 10 Hasil Perhitungan Regresi

Variabel Koefisien t-value

(t)

p-value

(Sig.) Keterangan

Konstanta 0,915

Keberhasilan Diri Atas

Penggunaan Komputer

(X1)

0,208 2,145 ,035 Signifikan

Persepsi Kemudahan

(X2) 0,297 3,264 ,002 Signifikan

Persepsi Kegunaan (X3) 0,533 6,068 ,000 Signifikan

Sumber : Data Primer Diolah (SPSS), 2014

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut :

Y = 0.915 + 0.208X1 + 0.297X2 + 0.533X3 + e Penjelasan atas hasil persamaan regresi linier yang telah diperoleh adalah sebagai

berikut ini:

a. Konstanta (α) sebesar 0,915 artinya bahwa dengan menganggap semua variabel bebas

sama dengan 0, maka minat penggunaan aplikasi pengguna SIMPUS dalam kondisi

positif dengan nilai 0,915 artinya sebelum dilakukan penelitian terhadap variabel

keberhasilan diri atas penggunaan komputer, perpsespi kemudahan dan persepsi

kegunaan ternyata minat penggunan aplikasi sudah positif.

b. Koefisien regresi variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer (b1) sebesar

0,208 artinya bahwa setiap peningkatan satu satuan keberhasilan diri atas penggunaan

komputer, maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS pada dinas kesehatan kabupaten

Ngawi akan mengalami peningkatan sebesar 0,208 dan begitu pula sebaliknya setiap

penurunan satu satuan keberhasilan diri atas penggunaan komputer, maka minat

penggunaan aplikasi SIMPUS pada dinas kesehatan kabupaten Ngawi akan mengalami

penurunan sebesar 0,208. Dalam hal ini variabel lain yang mempengaruhi minat

penggunaan aplikasi SIMPUS pada tiap Puskesmas yang menjadi objek penelitian di

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dianggap tetap (X2=0; X3=0)

c. Koefisien regresi variabel persepsi kemudahan (b2) sebesar 0,297 artinya bahwa setiap

peningkatan satu satuan persepsi kemudahan, maka minat penggunaan aplikasi

SIMPUS pada dinas kesehatan kabupaten Ngawi akan mengalami peningkatan sebesar

0,297 dan begitu pula sebaliknya setiap penurunan satu satuan persepsi kemudahan,

maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS pada dinas kesehatan kabupaten Ngawi akan

mengalami penurunan sebesar 0,297. Dalam hal ini variabel lain yang mempengaruhi

minat penggunaan aplikasi SIMPUS pada tiap Puskesmas yang menjadi objek

penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dianggap tetap (X1=0; X3=0)

d. Koefisien regresi variabel persepsi kegunaan (b3) sebesar 0,533 artinya bahwa setiap

peningkatan satu satuan persepsi kegunaan, maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS

pada dinas kesehatan kabupaten Ngawi akan mengalami peningkatan sebesar 0,533 dan

begitu pula sebaliknya setiap penurunan satu satuan persepsi kegunaan, maka minat

penggunaan aplikasi SIMPUS pada Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi akan mengalami

penurunan sebesar 0,533. Dalam hal ini variabel lain yang mempengaruhi minat

penggunaan aplikasi SIMPUS pada tiap Puskesmas yang menjadi objek penelitian di

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dianggap tetap (X1=0; X2=0)

Page 17: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

17

Uji Hipotesis

Uji parsial (uji t) dilakukan dengan membandingkan nilai t tabel dan t hitung. Nilai t

hitung diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS. Selanjutnya nilai t

hitung akan dibandingkan dengan tingkat kesalahan (α=5%) derajat kebebasan (df) = (n-k).

Kriterianya adalah:

a. H0 diterima jika t hitung < t tabel

b. Ha diterima jika t hitung > t tabel

Tabel 11 Hasil Uji –t

Model Koefisien t tabel t hitung Nilai p (Sig).

Keberhasilan Diri Atas Penggunaan

Komputer (X1) 0,208 1,986 2,145 0,035

Persepsi Kemudahan (X2) 0,297 1,986 3,264 0,002

Persepsi Kegunaan (X3) 0,533 1,986 6,068 0,000

* p < 0,05 ; (df) = n-2 = 95-2 = 93

Variabel Dependen: Minat Penggunaan Aplikasi

Sumber : Data Primer yang diolah (SPSS)

Penghitungan nilai t tabel yang diperoleh adalah 1,986 dengan derajat kebebasan (df) =

n-2 = 95-2 = 93. Berdasrkan hasil perhitungan SPSS dapat dilihat bahwa nilai t hitung masing-

masing variabel bebas lebih besar dari t tabel dengan signifikansi (sig) < 0,05 maka dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel

bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Jadi secara parsial keberhasilan diri atas

penggunaan komputer (X1), persepsi kemudahan (X2), persepsi kegunaan (X3) terhadap minat

penggunaan aplikasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.

Selain itu uji simultan (uji F) juga perlu dilakukan untuk menganalisis regresi. Untuk

mengetahui adanya pengaruh secara simultan keberhasilan diri atas penggunaan komputer (X1),

persepsi kemudahan (X2), persepsi kegunaan (X3) terhadap minat penggunaan aplikasi pada

Puskesmas di Kabupaten Ngawi dapat dilakukan dengan membandingkan hasil F hitung

dengan F tabel dan juga bisa melalui perbandingan probabilitas value (sig).

Tabel 12 Hasil Uji –F

Df 1 Df 2 F Tabel F Hitung Sig.

3 91 2,700 83,015 0,000

Sumber : Data Primer yang diolah (SPSS)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh F hitung = 83,015, sedangkan nilai df = 1 (jumlah

kelompok data-1) atau 4-1= 3, dan df 2 (n-jumlah kelompok data) atau 95-4 = 91 sehingga F

tabel 2,700, dan probabilitas value (sig) dalam penelitian ini adalah 0,000 < 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel bebas keberhasilan diri atas

penggunaan komputer (X1), persepsi kemudahan (X2), persepsi kegunaan (X3) berpengaruh

signifikan positif terhadap minat penggunaan aplikasi pada Puskesmas di Kabupaten Ngawi.

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 13

Koefisien Determinasi

R R2 R

2 Disesuaikan Standar Eror atas Estimasi

0,856 0,732 0,724 1,673

Sumber : Data Primer yang diolah (SPSS)

Page 18: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

18

Besarnya nilai R = 0,856 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Nilai R = 0,856 menunjukkan hubungan ketiga variabel bebas dengan

variabel terikat adalah sangat erat (hubungan yang sangat kuat). Sedangkan untuk mengetahui

besar presentase variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas, maka

dapat dilihat dari besarnya nilai R2

disesuaikan. Dari tabel 4.16 diperoleh nilai R2 disesuaikan

atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,724 atau 72,4% hal ini berarti 72,4% variasi minat

penggunaan aplikasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi bisa dijelaskan oleh variasi dari

ketiga variabel bebas yaitu bebas keberhasilan diri atas penggunaan komputer (X1), persepsi

kemudahan (X2), persepsi kegunaan (X3), sedangkan sisanya sebesar 27,6% dijelaskan oleh

sebab-sebab lain diluar model. Standar Eror atas Estimasi (SEE) adalah sebesar 1,673 , semakin

kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel

dependen.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa keberhasilan

diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan berpengaruh secara

signifikan terhadap minat menggunakan aplikasi SIMPUS, penjelelasannya sebagai berikut:

Hipotesis 1: Nilai variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer (X1) dapat

diketahui dari hasil distribusi frekuensi bahwa secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata

sebesar 4,00 dari skala 1 sampai dengan 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengguna

aplikasi SIMPUS memiliki tingkat keberhasilan diri yang memadai dalam menggunakan

komputer. Keberhasilan diri atas penggunaan komputer berpengaruh positif terhadap minat

penggunaan aplikasi SIMPUS, oleh karena itu para pegawai Puskesmas perlu berupaya untuk

terus meningkatkan keberhasilannya (kemampuan dan keterampilan) dalam menggunakan

komputer secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan.

Hipotesis 2: Nilai variabel persepsi kemudahan (X2) dapat diketahui dari hasil

distribusi frekuensi bahwa secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,13 dari skala

1 sampai dengan 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pegawai pengguna aplikasi SIMPUS

memiliki kemudahan dalam menggunakan aplikasi SIMPUS. Persepsi kemudahan berpengaruh

positif terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS, oleh karena itu pihak pengembang

aplikasi SIMPUS perlu mengembangkan fitur-fitur yang mudah diakses oleh pengguna aplikasi

SIMPUS secara berkelanjutan.

Hipotesis 3: Nilai variabel persepsi kegunaan (X3) dapat diketahui dari hasil

distribusi frekuensi bahwa secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,07 dari skala

1 sampai dengan 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pegawai pengguna merasa dapat

meningkatkan kinerjanya dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan aplikasi

SIMPUS. Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi

SIMPUS, oleh karena itu pihak pengembang aplikasi SIMPUS perlu mengembangkan fitur-fitur

yang berguna untuk meningkatkan kinerja pengguna SIMPUS dalam menjalankan tugasnya..

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian terkait variabel

keberhasilan diri atas penggunaan komputer berpengaruh positif terhadap minat penggunaan

aplikasi. Hal tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hong

et al (2013) dan Kripanont (2007). Hasil penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan

bahwa persepsi kemudahan berpengaruh secara positif terhadap minat penggunaan aplikasi.

Hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Reid dan Levy (2008), Mathur (2011), Hunsinger dan Frasen (2011), serta Ong, Lai, dan

Wang (2004) sesuai penjelasan Illias (2013). Selain variabel keberhasilan diri atas penggunaan

komputer dan persepsi kemudahan, ternyata variabel persepsi kegunaan juga berpengaruh

positif terhadap minat penggunaan aplikasi. Hal tersebut konsisten dengan penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh Smarkola (2011) dalam Teo (2011), kemudian Kim, Mannino, dan

Nieschwietz (2009), serta Illias (2013) yang menyimpulkan hal sama.

Page 19: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

19

KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kerberhasilan diri atas penggunaan

komputer, persepsi kemudahan, dan persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan

aplikasi, dalam hal ini adalah aplikasi SIMPUS. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan, maka dapat dijelaskan kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer, variabel persepsi kemudahan, dan

variabal persepsi kegunaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

minat penggunaan aplikasi SIMPUS.

2. Variabel keberhasilan diri atas penggunaan komputer secara parsial berpengaruh terhadap

minat penggunaan aplikasi SIMPUS. Pengaruh variabel ini bersifat positif dan signifikan,

artinya apabila terjadi kenaikan tingkat keberhasilan diri atas penggunaan komputer maka

minat penggunaan aplikasi SIMPUS juga akan semakin meningkat dan sebaliknya apabila

terjadi penurunan tingkat keberhasilan diri atas penggunaan komputer maka minat

penggunaan aplikasi SIMPUS juga akan semakin menurun.

3. Variabel persepsi kemudahan secara parsial berpengaruh terhadap minat penggunaan

aplikasi SIMPUS. Pengaruh variabel ini bersifat positif dan signifikan, artinya apabila

terjadi kenaikan tingkat persepsi kemudahan maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS

juga akan semakin meningkat dan sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat persepsi

kemudahan maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS juga akan semakin menurun.

4. Variabel persepsi kegunaan secara parsial berpengaruh terhadap minat penggunaan

aplikasi SIMPUS. Pengaruh variabel ini bersifat positif dan signifikan, artinya apabila

terjadi kenaikan tingkat persepsi kegunaan maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS juga

akan semakin meningkat dan sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat persepsi

kegunaan maka minat penggunaan aplikasi SIMPUS juga akan semakin menurun.

Keterbatasan Keterbatasan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan aplikasi SIMPUS dalam penelitian

ini hanya tiga yaitu keberhasilan diri atas penggunaan komputer, persepsi kemudahan, dan

persepsi kegunaan namun sebenarnya masih banyak faktor lain yang mempengeruhi. Hal

tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil uji nilai koefisien determinasi statistik yang

dihasilkan sebesar 0,724 atau 72,4% hal ini berarti 72,4% variasi minat penggunaan

aplikasi SIMPUS bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu bebas

keberhasilan diri atas penggunaan komputer (X1), persepsi kemudahan (X2), persepsi

kegunaan (X3), sedangkan sisanya sebesar 27,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

model.

2. Penggunaan kuesioner menyebabkan jawaban yang diberikan oleh responden kurang

menunjukkan keadaan sesungguhnya.

Saran

Adapun saran-saran yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut ini:

1. Variabel-variabel independen lain yang berhubungan dengan minat penggunaan aplikasi

perlu ditambahkan untuk penelitian selanjutnya. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan

gambaran yang lebih memadai mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat

penggunaan aplikasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu menambah dan memperbaiki kuesioner panelitian ini agar

responden dapat memberikan jawaban lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Page 20: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

20

Implikasi

Implikasi penelitian yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut ini:

1. Keberhasilan diri atas penggunaan komputer telah terbukti berpengaruh secara signifikan

terhadap minat penggunaan aplikasi SIMPUS, oleh sebab itu Dinas Kesehatan selaku dinas

induk Puskesmas perlu mengupayakan peningkatan keterampilan dan kemahiran para

pegawai Puskesmas dalam menggunakan/mengoperasikan komputer melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan sebagai implikasi lebih lanjut.

2. Persepsi kemudahan telah tebukti berpengaruh secara signifikan terhadap minat

penggunaan aplikasi SIMPUS. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa pengembang aplikasi

SIMPUS perlu meningkatkan fitur-fitur yang mudah diakses oleh pengguna aplikasi

SIMPUS, dalam hal ini adalah pegawai Puskesmas secara berkelanjutan.

3. Persepsi kegunaan telah terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap minat penggunaan

aplikasi SIMPUS. Hal tersebut mengandung implikasi bahwa pengembang aplikasi perlu

meningkatkan fitur-fitur yang meningkatkan kinerja para pegawai Puskesmas sebagai

pengguna aplikasi SIMPUS dalam melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan.

Page 21: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

21

DAFTAR PUSTAKA

Abu. Ahmadi H. 1998. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonim. 2014. Pengertian Sistem Informasi. Wikipedia Ensiklopedia Online.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi), diakses pada tanggal 10 November

2014.

Anonim. 2014. Technology Acceptance Model. Wikipedia Ensiklopedia Online.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Technology_acceptance_model), diakses pada tanggal

10 November 2014.

Anonim. 2012. Technological self-efficacy. Wikipedia Ensiklopedia Online.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Technological_self-efficacy), diakses pada tanggal

10 November 2014.

Anonim. 2013. Teori Kognitif Sosial. Wikipedia Ensiklopedia Online.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Kognitif_Sosial), diakses pada tanggal 24 Januari

2015.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka

Cipta.

Bandura, A. 1997. Social Foundation of Tought and Action: A Social Cognitive Theory. New

Jersey:Prentice-Hall,Inc.

Hasan, Bassam. 2007. Examining the Effects of Computer Self-Efficacy and System Complexity

on Technology Acceptance. Information Resources Management Journal, Volume 20,

Issue 3 edited by Mehdi Khosrow-Pour © 2007, IGI Global

Brown, James. H. 2008. Developing and Using a Computer Self-Efficacy Scale for Adults. 24th

Annual Conference on Distance Teaching and Learning. University of Winconsin,

Milwaukee, USA

Chang, Paul Vin-Cent. The Validity of an Extended Technology Acceptance Model (TAM) for

Predicting Intranet/Portal Usage. A Master’s paper for the M.S. in I.S. degree. April,

2004. 36 pages. Advisor: Barbara Wildemuth.

Compeau, D. R., & Higgins, C. A. (1995). Computer self-efficacy: Development of a measure

and initial test. MIS Quarterly. Volume 19, Number 2, pp. 189-211.

Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik Jilid Dua. Jakarta: LP3ES.

Davis, Fred .D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and Acceptance of

Information System Technology. MIS Quarterly Vol.13 No.3 pp.319-339.

Davis, Fred D. 1993. User acceptance of information technology: system characteristic, user

perceptions and behavioral impacts. Int. J. Man-Machine Studies (1993) 38, 475-478.

University of Michigan, Business School, An Arbor, MI 48109, USA

Fithgerald, Jerry 2004. Pengertian Sistem, Jakarta

Fu, Jen-Ruei, Cheng-Kiang Farn, dan Wen-Pin Chao. 2005. Acceptance of electronic tax filing:

A study of taxpayer intentions. Information & Management 43 (2006) 109–126.

National Tax Administration of Northern Taiwan Province, Ministry of Finance.

Taiwan

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hall, James A. dan Tommie Singleton. 2007. Information Technology Auditing and Assurance,

Audit dan Assurance Teknoligi Informasi. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat

Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi

Hong, Jon-Chao, et al. The Innovativeness and Self-efficacy Predict the Acceptance of Using

iPad2 As a Green Behavior by The Government’s Top Administrators. TOJET: The

Turkish Online Journal of Educational Technology – April 2013, volume 12 Issue 2

Hunsinger, D. Scott dan Susanna B. Fransen. 2011. Factors Influencing People to Use Linux.

Journal of Information Systems Applied Research Volume 4, No. 1 April 2011 ISSN:

1946-1836. USA: Department of Computer Information Systems Appalachian State

University

Page 22: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

22

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. No. 14

Ikatan Akuntan Indonesia, 2010. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. No. 23

Illias, Azleen dan Nurul Nazriah Binti Zainudin. 2013. Factor Affecting the Computerised

Accounting System (CAS) Usage in Public Sector. Journal of Internet Banking and

Commerce, April 2013, vol. 18, no.1

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi

Dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto,HM., 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, ANDI, Yogyakarta.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D (2011). Intermediate Accounting Volume 1

IFRS Edition. United States of America : Wiley and Sons Inc.

Kim, Hyo-Jeong., Michael Mannino, dan Robert J. Nieschwietz. Information technology

acceptance in the internal audit profession: Impact of technology features and

complexity. International Journal of Accounting Information Systems 10 (2009) 214–

228

Kripanont, Nanaporn. 2007. Examining a Technology Acceptance Model of Internet Usage by

Academics within Thai Business Schools. Melbourne, Australia: Victoria University

Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kesepuluh.

Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Jakarta: Salemba Empat

Mathur, Roopa. 2011. Students' Perceptions of a Mobile Application for College Course

Management Systems. Minneapolis, Minnesota USA: Walden University

McLeod, Raymond dan George P. Schell .2011. Sistem Informasi Manajemen Edisi

Kesembilan. Jakarta: Salemba Empat

Mustafa, Hasan . 2000. Teknik Sampling. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja instansi

Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Penerbit Andi

Rainer, Kelly R., dan Casey G Cegeielski. 2011. Introduction to Information Systems, Enabling

and Transforming Business. International Student Version. Asia: John Wiley & Sons

(Asia) Pte. Ltd

Reid, Michael. Ph.D dan Yair Levy, Ph.D. 2008. Integrating Trust and Computer Self-Efficacy

with TAM: An Empirical Assessment of Customers’ Acceptance of Banking Information

Systems (BIS) in Jamaica. Journal of Internet Banking and Commerce, December 2008,

vol. 12, no. 3

Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi

Kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis, Edisi keempat. Terjemahan Kwan Men

Yon. Jakarta: Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2010. Research Method For Business : A Skill Building Approach, Fifth Edition.

United Kingdom : John Wiley & Sons Ltd.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 23: PENGARUH KEBERHASILAN DIRI ATAS PENGGUNAAN …

23

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ketiga belas. Bandung : Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sulastomo. 2000. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Surat Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2004.

Teo, Timothy. 2011. Technology Acceptance in Education Research and Issues. Netherland,

Rotterdam: Sense Publishers

Tim Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Publik. (http://kbbi.web.id), diakses 10 November

2014.

Tim SIK Kabupaten Ngawi. 2007. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Ngawi:

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan

Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Venkatesh, Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D. 2003. User Acceptance of

InformationTechnology: Toward a Unified View. MIS Querterly, Vol.27,No.3,

September.

Woolfolk, A. E. (2004). Educatoinal psychology. New Jersey: Allyn & Bacon.


Recommended