Date post: | 07-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | shofyan-taufiq |
View: | 221 times |
Download: | 0 times |
of 24
8/18/2019 Pengertian DO
1/24
A. DROP OUT
1.Pengertian Drop Out
Drop Out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau sebelum lulus. Drop out demikian
ini perlu dicegah, oleh karena hal demikian dipandang sebagai pemborosan bagi biaya yangsudah terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik yang drop out adalah indikasi
rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka drop out juga bisa mengganggu angka
partisipasi pendidikan atau sekolah.
2.Faktor-faktor Terjadinya Drop Out
Pada umumnya di sekolah-sekolah sekarang ini dibedakan hal sehubung dengan masalah
ketidak hadiran. Penyebab ketidak hadirn tersebut diantaranya adalah adanya ijin, sakit dan alpa.
Tetapi ketiga hal tersebut akan menyebabkan sebuah masalah jika dalam jumlah yang sering
dilakukan oleh peserta didik. !alah satu akibat yang akan diterima oleh peserta didik adalah
sebuah pilihan yang harus diterima yaitu sebuah pernyatan drop out dari sekolah.
!ecara umum sebab-sebab terjadinya drop out yaitu peserta didik tidak mampu menyelesaikan
pendidikan, tidak mempunyai biaya sekolah, peserta didik dalam keadaan sakit dan tidak
kunjung sembuh. "ika dibedakan melalui beberapa sumber ketidak hadiran yang juga akan
menyebabkan terjadinya sebuah drop out dapat dilihat dari berbagai sumber, ysaitu sebagai
berikut# $!ahertian, %&'(#()*
a. Dilihat dari peserta didik itu sendiri
b.Dilihat dari segi orang tua
c. Dilihat dari segi sekolah
%. Dilihat dari segi masyarakat
a* Dilihat dari segi tanggung jawab murid itu sendiri
• +urid yang sering sakit
• +embolos karena pengaruh teman-teman sekelompok
• arena malas
• Tidak mengerjakan pekerjaan rumah
• +elanggar peraturan lalu dihukum
• Berkelahi lalu tidak berani masuk sekolah
• upa atau tidak mau minta ijin dari sekolah
• ebiasaan-kebiasaan buru yang telah dibawa sejak lama
8/18/2019 Pengertian DO
2/24
b* Dilihat dari segi rumah tangga
• Orang tua yang selalu sibuk karena ayah dan ibu bekerja dan kurang memperhatikan anak
• atar elakang ekonomi orang ua yang terlalu buruk
• Terlalu memanjakan anak
• eluarga yang berpindah-pindah tempat kerja
• Tempat tinggal yang jauh
• arena tidak mempunyai pakaian yang layak untuk ke sekolah
• Tuntutan orang tua yang harus bekerja
• Orang tua mengajak anak untuk bepergian
c* Dilihat dari segi sekolah
• !uasana belajar yang kurang menyenangkan
• uru yang terlalu keras dan menyakitkan
• urangnya pembinan dan bimbingan dari guru
• ebijaksanaan pimpinan sekolah yang kurang menguntungkan
• Bangunan sekolah yang agak jauh
• Biaya dan pungutan uang sekolah yang terlalu tinggi
• Tuntutn peraturan yang menekan para siswa
• eadaan gedung yang tidak memenuhi syarat
• Program sekolah yang kurang menarik
• !ukarnya pengangkutan untuk datang ke sekolah
d* Dilihat dari segi masyarakat
• +usim panaen yang memaksa anak harus ikut kerja musiman
• Bencana alam menimpa sehingga masyarakat kacau
• "alan yang terhalang
Dari uraian di atas dapat dirangkum hal-hal sebagai berikut#
8/18/2019 Pengertian DO
3/24
%. Bahwa ada hubungan yang berarti antara ketidak hadiran seseorang siswa dari kemajuan
belajar dan pembentukan pribadi.
/. Bahwa ketidak hadiran ada yang disebut tardiness atau terlambat daang dan ada yag
disebut truency $terlambat datang*.
. 0mumnya ketidak hadiran itu disebabkan dari 1aktor kesehatan atau 1aktor diluar kesehatan.
2. 0ntuk mengatasi masalah ketidak hadiran itu diperlukan perhitungan yang lebh akurat
dan lebih teliti.
). +engatasi sumber sebab ketidak hadiran harus dilihat dari setiap segi, yaitu segi dari
murid sendiri, orang tua, sekolah, dan masyarakat.
erjasama dan pendekatan yang manusiawi akan dapat mengurangi ketidak hadiran di sekolah.
!eorang administrator dpat menciptakan sebuah suasana sekolah yang dapat membuat seseorang
siswa merasa nyaman. !ehingga seorang siswa dapat mengambil ilmu atau man1aat denganadnya sekolah tersebut. Olek karena itu Dr. P. 3ly dalam !ahertian mengatakan para guru dan
administrator sebaiknya memilki tender, love and care. Berlakuah supel tetapi tegas dan
berwibawa. "adi seorang murid tiadak akan merasa takut atau ketidaknyaman dalam belajar.
4ulah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi sebab yang berasal dari segi
lingkugan sekolah yaitu melalui seorang guru ataupun administrator.
B. Mutasi Peserta Didik
1. Pengertian Mutasi Peserta Didik
+utasi yaitu perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas yang lain yang sejajar atau
perpindahan peserta didi dari sekolah satu ke sekolah yang lain yang sejenis. Perpindahan siswa
bisa juga disebut istilah mutasi siswa. Perpindahan siswa mempunyai dua pengertian yaitu#
a*. Perpindahan siswa dari suatu sekolah kesekolah lain yang sejenis.
b*. Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program yang lain.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah kesekolah lain yang sejenis telah dibicarakan pada waktu
pembahasan siswa baru. Perpindahan ini ialah perpindahan wilayah atau suatu tempat. "enis
sekolah, tingkat5kelas dan jurusan atau program studi disekolah baru sama dengan jenis sekolah,kelas, dan jurusan pada sekolah asalnya. Perpindahan siswa yang ke dua adalah perpindahan
jenis program.
2. Maa!-!aa! Mutasi
+utasi atau perpindahan peserta didik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu# $. . . .*
a. +utasi 4ntern
+utasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri.
0mumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yangtingkatannya sejajar. +utasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau
yang berbeda jurusannya.
8/18/2019 Pengertian DO
4/24
b.+utasi 3kstern
+utasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu
jenis, dan dalam satu tingkatan. +eskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain
dengan jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri hal demikian menjadi
persoalan, meskipun pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik, tidak pernah
menjadi persoalan.
+engenai perpindahan siswa $mutasi siswa* dari seolah kesekolah lain ini biasanya ada
pedoman-pedomanperaturan yang harus diikuti pedoman-pedoman tersebut antara lain
menyangkut# $!oetopo, %&''#&6*
$%*. Pembatasan wilayah
+urid tidak diperkenankan pindah dari sekolah kesekolah lain dalam satu wilayah. Perpindahan
antar wilayah bisa dibenarkan apabila didasarkan pada alasan yang cukup mendasar misalnya
orang tua pindah tempat kerja dan anak ikut saudaranya dikota lain.
$/*. !tatus sekolah
+urid dari sekolah swasta walaupun memiliki mutu yang lebih baik dari pada sekolah negeri,
tidak diperkenankan untuk pindah kesekolah negeri. !ekolah-sekolah negeri hanya
diperkenankan siswa pindahan dari sekolah negeri saja.
$*. "enis sekolah
!ekolah negeri atau sekolah menengah dapat dibedakan dalam dua jenis sekolah, yaitu sekolah-
sekolah umum dan sekolah-sekolah kejuruan. !ekolah kejuruan ada beberapa jenis pula,
misalnya !ekolah Teknologi +enengah $!T+*, !ekolah +enengah 3konomi 7tas $!+37*,
!ekolah esejahteraan eluarga 7tas $!7*, dll. Perpindahan siswa dari lain jenis sekolah
tidak diperbolehkan.
$2*. Pindah sekolah tidak naik kelas
!uatu sekolah tidak boleh menaikkan kelas seorang siswa yang telah dinyatakan tidak naik kelas
oleh sekolah lain, walaupun sama-sama sebagai sekolah negeri. +enaikan kelas seorang murid
yang telah dinyatakan tidak naik kelas oleh suatu sekolah mungkin saja terjadi di sekolah-
sekolah swasta. +isalnya tidak naik kelas disekolah negeri kemudian pindah di sekolah swasta
sejenis dengan dinaikan kelasnya.
". #e$a$-se$a$ Mutasi
7da banyak penyebab peserta didik mutasi. 7dapun 1aktor penyebab tersebut, dapat bersumber
dari peserta didik sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman
sebaya.
a. 8ang bersumber dari peserta didik sendiri adalah#
%* 8ang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.
/* Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
8/18/2019 Pengertian DO
5/24
* +alas.
2* etinggalan dalam pelajaran.
)* Bosan dengan sekolahnya.
b.8ang bersumber dari lingkungan keluarga adalah#
%* +engikuti orang tua pindah kerja.
/* Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar
ke luar negeri.
* +engikuti orang tua yang sedang tugas belajar.
2* Disuruh oleh orang tuanya pindah.
)* Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut.
6* +engikuti orang tua pindah rumah.
(* +engikuti orang tua transmigrasi.
c. 8ang bersumber dari lingkungan sekolah adalah#
%* ingkungan sekolah yang tidak menarik.
/* 9asilitas sekolah yang tidak lengkap.
* uru di sekolah tersebut sering kosong.
2* 7danya kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
)* !ulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada.
6* !ekolah tersebut dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan murid.
(* !ekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bona1id, seperti rendahnya angka kelulusan
setiap tahun.
d. 8ang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu#
%* Bertengkar dengan teman.
/* +erasa diancam oleh teman.
* Tidak cocok dengan teman.
2* +erasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
)* !emua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya, sehingga
merasa sendirian
8/18/2019 Pengertian DO
6/24
6* !emua teman yang ada di sekolah tersebut berlainan strata dengan dirinya.
+utasi sangat perlu dicegah, agar terdapat kesinambungan pengetahuan peserta didik yang
diterima sebelumnya dengan kelanjutannya. Oleh karena itu, ijin mutasi hendaknya diberikan
jika disertai dengan alasan yang dapat diterima dan sangat baik bagi perkembangan peserta didik
itu sendiri. !eminimal mungkin, mutasi peserta didik yang bersi1at ekstern haruslah dikurangi.
Pencegahan dan pengurangan tersebut, tentu bergantung kepada macam sumber 1aktor penyebabnya
%.Teknik Penega&an Mutasi
7da banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mutasi, jika seseorang mau
melakukannya khususnya seorang guru dalam pengaturan peserta didik.
"ika sumber penyebab mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri, maka langkah preventi1 yang
harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan kepada peserta didik, bahwa kalau dapat
menyelesaikan studi di sekolah tersebut, peserta didik nantinya akan mempunyai prospek
tertentu sebagaimana lulusan-lulusan lain dari sekolah tersebut, agar mereka yakin benar dengankebaikan sekolahnya.
Peserta didik juga perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah tersebut, agar dapat
menyesuaikan dirinya dengan baik, dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Penyesuaian diri
yang baik dan belajar dengan baik, ia tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain.
Disamping itu, peserta didik perlu bimbingan dengan baik agar merencanakan belajarnya, dan
diupayakan konsisten dengan rencana tujuan belajar yang sudah disusun sebelumnya oleh
peserta didik tersebut. Oleh karena itu, dorongan dan atau motivasi yang terus menerus dari
sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan tidak malas.
"ika sumber penyebab mutasi tersebut berasal dari sekolah, tak ada alternati1 lain kecuali
memperbaiki kondisi sekolah. Tentu saja tidak saja sarana dan prasarana 1isik sekolah, melainkan
sekaligus kondisi sekolah secara keseluruhan. Disiplin guru perlu ditingkatkan, proses dan
metode belajar pembelajaran dibuat sevariati1 mungkin, 1asilitas dan sarana yang ada
di1ungsionalkan dengan baik. Demikian juga layanan-layanan yang ada di sekolah, diupayakan
dapat memuaskan peserta didiknya.
"ika sumber penyebab mutasi peserta didik tersebut berasal dari lingkungan keluarga, maka kerja
sama antara sekolah dengan keluarga memang perlu ditingkatkan. "angan sampai, hanya karena
persoalan sepele saja kemudian anak tidak sekolah atau mutasi ke sekolah lain. Perlu ada
komunikasi yang intens antara sekolah dan keluarga, sehingga kedua pihk tidak mengalamimiscommunication.
7dapun, jika peserta didik memili alasan untuk mutasi maka hendaknya mereka diberi
keterangan sesuai dengan apa adanya. Tidak boleh dibaik-baikkan atau dijelek-jelekkan. !ebab,
bagaimanapun juga, mutasi ke sekolah lain adalah hak peserta didik sendiri. eterangan-
keterangan yang la:im diberikan berkaitan
dengan peserta didik yang mutasi misalnya identitas anak, asal sekolah, prestasi
akademik di sekolah, kelakuan dan kerajinan dan alasan-alasan yang
bersangkutan mutasi. Dengan demikian, sekolah yang dituju oleh peserta
8/18/2019 Pengertian DO
7/24
didik tersebut, mendapatkan gambaran yang senyatanya mengenai anak
tersebut.
Bagi sekolah yang akan menerima peserta didik yang akan mutasi,
hendaknya juga meneliti lebih lanjut terhadap mereka, sebelum menyatakan
menerima. 0ntuk itulah, sekolah harus meneliti mengenai identitas,
kelakuan5kerajinan, prestasi akademiknya, jurusan atau program asalnya, dan
alasan-alasan yang berangkutan mutasi. Peserta didik dapat diterima tidaknya sekolah tersebut,
juga harus didasarkan atas ketersediaan 1asilitas dan kesejajaran sekolah tersebut. 4ni sangat
penting, karena tidak mungkin sekolah dapat menerima peserta didik tanpa 1asilitas dan
menerima peserta didik yang kemampuannya tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di
sekolah tersebut. !ebab kalau ini terjadi, akan memberatkan peserta didik itu sendiri.
Tentang iklan-iklan ini
Posted on +ei 6, /;%%, in 0ncategori:ed. Bookmark the permalink . Tinggalkan komentar .
< manajemen sarana dan prasarana disekolah
"3=4!-"3=4! P3>3=?7=77= P3=D4D47= @
Tingga'kan ko!entar
(o!!ents )
Berikan Ba'asan
Drop Out Peserta Didik
!ubliyanto !enin, %2 9ebruari /;%%
8ang dimaksud dengan drop out adalah keluar dari sekolah sebelum waktunya, atau sebelum
lulus. Drop out demikian ini perlu dicegah, oleh karena hal demikian dipandang sebagai
pemborosan bagi biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan untuknya. Banyaknya peserta didik
https://wordpress.com/about-these-ads/https://attawijasa20.wordpress.com/category/uncategorized/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#respondhttps://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/manajemen-sarana-dan-prasarana-disekolah/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#respondhttps://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#commentshttps://attawijasa20.wordpress.com/category/uncategorized/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#respondhttps://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/manajemen-sarana-dan-prasarana-disekolah/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan/https://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#respondhttps://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/#commentshttps://wordpress.com/about-these-ads/
8/18/2019 Pengertian DO
8/24
yang drop out adalah indikasi rendahnya produktivitas pendidikan. Tinginya angka drop out juga
bisa mengganggu angka partisipasi pendidikan atau sekolah.
Penanganan drop out tentu tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah sendiri, melainkan haruslah
terpadu dan bersama-sama dengan lingkungan lain# keluarga dan masyarakat. Pemerintah juga
perlu mengupayakan bagaimana agar drop out ini dapat ditekan. !ebab, kalau hanya satulembaga saja yang berusaha menekan angka drop out, maka tidak akan dapat berhasil
sebagaimana yang diharapkan.
7da banyak sebab mengapa peserta didik drop out dan tidak menyelesaikan pendidikannya.
>endahnya kemampuan yang dimiliki ini, menjadikan penyebab peserta didik merasa berat
untuk menyelesaikan pendidikannya. Oleh karena itu, peserta didik dengan kemampuan rendah
demikian, perlu mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan peserta didik kebanyakan.
edua, karena tidak punya biaya untuk sekolah. 4ni terutama banyak terjadi di daerah-daerah
pedesaan dan kantong-kantong kemiskinan. Pada daerah demikian, jangankan untuk biaya
pendidikan, untuk kebutuhan sehari-hari saja peserta didik bersama keluarga merasa tidak
mencukupi. Pada hal, haruslah disadari, bahwa semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan
yang akan ditempuh oleh peserta didik, semakin banyak pula biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan.
etiga, karena sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya. 4ni menjadikan penyebab siswa tidak
sekolah sampai dengan batas waktu yang dia sendiri tidak tahu. antaran sudah jauh tertinggal
dengan peserta didik lainnya, maka kemudian ia lebih memilih tidak bersekolah saja ketimbang
bersekolah, karena teman-teman sebayanya sudah hampir menyelesaikan sekolah.
eempat, karena bekerja. Pekerja anak-anak, pada negara-negara sedang berkembang sangat
banyak jumlahnya. Tidak jarang, anak-anak ini juga bekerja pada sektor 1ormal yang terikat oleh
waktu dan aturan. Aaktu yang ditetapkan oleh perusahaan tempat bekerja bisa saja berbenturan
dengan waktu ia harus masuk sekolah. Oleh karena itu, lambat laun ia tidak dapat sekolah lagi,
karena harus bekerja.
elima, harus membantu orang tua di ladang. Di daerah agraris dan kantong-kantong
kemiskinan, putra laki-laki dipandang sebagai pembantu terpenting ayahnya untuk bekerja di
ladang. 0ntuk membantu di ladang, dibutuhkan waktu yang relati1 banyak sehingga seringkali
menjadikan peserta didik tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. arena itu, tidak jarang
mereka tidak dapat mengikuti lagi pelajaran yang diberikan. +erasa tidak dapat mengikuti
tersebut, kemudian peserta didik drop out.
eenam, karena di-drop out oleh sekolah. al ini terjadi karena yang bersang-kutan memang
sudah tidak mungkin dapat dididik lagi. Tidak dapat dididik lagi ini, bisa disebabkan karena
memang kemampuannya rendah, atau dapat juga karena yang bersangkutan memang tidak mau
belajar.
etujuh, karena peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah. Pada peserta
didik demikian, memang tidak dapat dipaksa untuk bersekolah, termasuk oleh orang tuanya
8/18/2019 Pengertian DO
9/24
sendiri.
edelapan, terkena kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti. Pidana yang dialami
oleh peserta didik untuk beberapa tahun, bisa menjadikan yang bersangkutan akan drop out dari
sekolah. arena tidak mungkin sambil dipidana dengan tetap bersekolah.
esembilan, karena sekolah dianggap tidak menarik bagi peserta didik. arena tidak menarik,
mereka memandang lebih baik tidak sekolah saja.
asus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat dipecahkan. Dalam pengertian,
ada beberapa kasus peserta didik drop out yang dapat dicegah dan yang tak dapat dicegah.
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat dicarikan jalan keluarnya dengan
memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh dan sebagainya. !edangkan jika peserta didik
drop out karena tidak bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu, amanat wajib
belajar, dengan memberikan sangsi bagi orang tua peserta didik mereka yang tidak sekolah, bisa
dijadikan sebagai sarana untuk menekan angka drop out.
Berdasarkan laporan teknis penelitian lapangan oleh !weeting dan +uchlisoh pada tahun %&&',
beberapa penyebab murid keluar dari sekolah adalah# $%* banyak anak keluar dari sekolah
disebabkan oleh sulitnya ekonomi yang berakibat secara langsung pada biaya sekolah tidak dapat
dipenuhi. eluarga dengan penghasilan rendah menghadapi kesulitan lebih besar dalam
mendapatkan sumbangan komite sekolah untuk anak-anak mereka di !D, untuk membeli dan
merawat pakaian seragam sekolah, dan dalam menyediakan makan dan berbagai keperluan yang
diperlukan di sekolah seperti pensil dan bukuC $/* anak lebih mementingkan untuk membantumenambah penghasilan orang tua. 7nak-anak yang lebih tua dari keluarga berpenghasilan rendah
bisa juga keluar dari sekolah sebab mereka dibutuhkan untuk dapat menambah pendapatan
keluargaC $* ada anak yang tidak dapat meneruskan sekolah karena sakit yang terus-menerus,
kondisi demikian ini karena asupan gi:i yang kurang baik. embali lagi pada masalah ekonomi
keluarga yang sulit untuk memenuhi kebutuhan gi:i yang baik untuk anak-anaknya.
Banyak anak !D tidak mampu melanjutkan sekolahnya ke tingkat !TP karena berbagai alasan,
yaitu# $%* terbatasnya tempat di sekolah, $/* tingginya biaya sekolah dan uang transpor dalam
hubungannya dengan rata-rata pendapatan keluarga, $* pilihan anak itu sendiri untuk tidak
melanjutkan sekolah, $2* keputusan orang tua untuk tidak meneruskan membiayai anaknya di
jenjang !TP, karena takut mereka akan keluar dari rumah untuk mencari penghidupan yang
lebih baik karena pengetahuan yang bertambah di tingkat !TP
. #o'usi untuk Mengatasi Drop Out
Penanganan drop out tentu tidak bisa dilaksanakan oleh sekolah sendiri, melainkan haruslah
terpadu dan bersama-sama dengan lingkungan lain# keluarga dan masyarakat. Pemerintah juga
perlu mengupayakan bagaimana agar drop out ini dapat ditekan. !ebab, kalau hanya satu
lembaga saja yang berusaha menekan angka drop out, maka tidak akan dapat berhasil
sebagaimana yang diharapkan.asus-kasus drop out demikian, memang tidak selamanya dapat dipecahkan. Dalam pengertian,
ada beberapa kasus peserta didik drop out yang dapat dicegah dan tidak dapat di cegah.
8/18/2019 Pengertian DO
10/24
Pada peserta didik drop out karena alasan biaya, masih dapat dicarikan jalan keluarnya dengan
memberikan beasiswa, mencarikan orang tua asuh dan sebagainya. !edangkan jika peserta didik
drop out karena tidak bersekolah, sangat sulit pemecahannya. Oleh karena itu, amanat wajib
belajar, dengan memberikan sangsi bagi orang tua peserta didik mereka yang tidak sekolah, bisa
dijadikan sebagai sarana untuk menekan angka drop out.
irimkan 4ni lewat 3mail
*arakteristik #is+a Putus #eko'a&
Penelitian awal ber1okus pada karakteristik individual siswa yang putus sekolah, termasuk
sejumlah 1aktor demogra1i dan sosial seperti status sosial ekonomi, ras dan etnis, jenis kelamin,
dan status cacat. idup dalam kemiskinan, saat sedang sekolah di !D, !+P dan !+7 adalah
salah satu dari beberapa 1aktor yang secara signi1ikan berkorelasi dengan dropout $ammond,
inton, !mink, Drew, /;;(*. !iswa berusia %6 sampai /2 dari latar belakang sosial ekonomi
tingkat atas tujuh kali lebih mungkin untuk lulus daripada yang dari kuartil sosial ekonomi
terendah. +eskipun karakteristik demogra1i terkait dengan kelurga yang dropout tidak bisa
diubah oleh sekolah, indikator ini dapat digunakan untuk mengidenti1ikasi kelompok-kelompok
siswa yang mungkin beresiko untuk dropout dan yang mungkin mendapatkan man1aat darilayanan yang ditargetkan untuk meningkatkan tingkat kelulusan $ammond et al. /;;(*.
!ementara studi awal di1okuskan pada karakteristik individu dan kondisi yang dapat digunakan
untuk memprediksi mana siswa yang akan dropout $!hannon Blysma, /;;*, penelitian telah
https://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4495736513379507561&postID=6240103157725614578&target=emailhttps://www.blogger.com/share-post.g?blogID=4495736513379507561&postID=6240103157725614578&target=email
8/18/2019 Pengertian DO
11/24
diperluas untuk menyelidiki 1aktor tambahan berbasis rumah, masyarakat, dan sekolah, yang
sering mempengaruhi tingkat kelulusan. 9aktor tersebut akan banyak dapat dipengaruhi oleh
upaya intervensi. Prestasi akademik siswa yang rendah, siswa yang mengulang atau kelebihan
usia, dan sering membolos, secara signi1ikan terkait dengan dropout, baik di !D, !+P, dan !+7
$ammond et al, /;;(.*. 9aktor-1aktor ini mudah diidenti1ikasi dan mungkin menjadi sasaran
upaya pencegahan dropout.
Pengalaman siswa terkena dampak sekolah, apakah mereka akan lulus dari !+7, kinerjaakademik dan keterlibatan mereka di sekolah, merupakan indikator utama peluang dropout
$ammond et al., /;;(*. inerja akademis yang buruk, yang diukur dengan nilai rendah, gagal
kursus, atau nilai tes rendah, merupakan salah satu indikator dropout. !ejumlah penelitian juga
menemukan kombinasi, antara kegagalan dalam pelajaran inti dalam kelas, kehadiran yang
buruk, dan pernah mendapat peringatan buruk dari para guru, berhubungan dengan dropout
$Bal1an:, er:og, +ac4ver, /;;(C =eild Bal1an:, /;;6*. !iswa juga dapat secara psikologis
melepaskan diri dari sekolah, tidak berharap untuk lulus, dan tidak memiliki rencana akademik
untuk lulus !+7. !elain itu, perilaku mengganggu di kelas dapat menunjukkan proses pelepasan
siswa. Perilaku yang mengganggu pengajaran dan pembelajaran siswa dapat mencakup tindakan
impulsi1, menentang otoritas, berdebat dengan teman sebaya, dan 5 atau melanggar peraturan
sekolah $Bidell Deacon, /;%;C Powell =ewgent, /;;'*. !iswa yang menunjukkan perilakumengganggu di ruang kelas mengalami kesulitan baik akademik dan psikososial dan bisa
menghambat pelajaran di sekolah $Bidell Deacon, /;%;*. +eningkatnya perilaku yang tidak
patut di ruang kelas, menyebabkan bertambah ketatnya tata tertib dan dan menurunkan prestasi
akademik $ambert, ?artledge, eward, /;;6*. !elain itu, perilaku mengganggu kelas dropout
dan kenakalan, terutama ketika kegiatan tersebut dimulai di kelas !D $Eitaro, Brendgen,
arosse, Trembaly, /;;)*. Pelanggaran disiplin di sekolah dasar, !+P, dan !+7 juga
berhubungan dengan dropout, karena memiliki perilaku antisosial termasuk mendapatkan
masalah dengan polisi, tindak kekerasan, dan penyalahgunaan bahan $3kstrom, oert:, Pollack,
>ock, %&'6*. Bahkan setelah mengontrol karakteristik demogra1i siswa dan prestasi akademik,
>umberger $/;;2* menemukan bahwa kurangnya keterlibatan siswa di sekolah secara signi1ikan
berhubungan dengan dropout. Owings dan aplan $/;;%* mengutip sejumlah studi yang
menghubungkan retensi untuk satu atau lebih tingkat kelas untuk kemudian dropout. asil
penelitian menunjukkan retensi tidak memiliki e1ek positi1 pada prestasi siswa dan siswa yang
ditunda, secara signi1ikan lebih mungkin mengalami masalah disiplin dan dropout $Owings
aplan, /;;%*. 7leFander, 3ntwistle dan orsey $%&&(* melaporkan bahwa 6G siswa sekolah
menengah dan 62G siswa !D yang ditunda kenaikannya, kemudian gagal mendapatkan ija:ah
!+7.
Tren da'a! Me!prediksi Putus #eko'a& ,dropout
+encoba untuk mengidenti1ikasi dan melacak lebih dari 2; 1aktor risiko yang berbeda terkait
dengan putus sekolah dapat menjadi tantangan yang mencemaskan dan membingungkan. Trenyang dilaporkan, dalam meta analisis penelitian putus sekolah, membantu memahami masalah
yang kompleks ini. +enganalisis sekaligus beberapa 1aktor, daripada hanya mencoba untuk
melacak satu atau dua karakteristik, merupakan rekomendasi penting dan sekolah tidak boleh
hanya ber1okus pada karakteristik siswa. !ebaiknya, mempertimbangkan juga 1aktor masyarakat,
keluarga, dan sekolah, terkait ketika mencoba untuk menentukan siapa yang mungkin paling
beresiko untuk gagal di sekolah.
Putus #eko'a& ada'a& Proses Bukan #atu *ejadian
Putus sekolah dapat digambarkan sebagai proses, bukan peristiwa tunggal, dan lebih sering
sebagai hasil akhir dari sebuah proses panjang $7leFander, 3ntwisle, orsey, %&&(C ammond
et al, /;;(C. "imerson, 3geland, !trou1e, ?arlson, /;;;*. Tantangan akademik, retensi kelas, pelepasan dari sekolah, dan masalah dengan perilaku dan kehadiran sering telah bermula di
sekolah dasar, senyawa dari waktu ke waktu, dan dihubungkan dengan putus sekolah di masa
8/18/2019 Pengertian DO
12/24
yang akan datang. !iswa yang putus sekolah, dilaporkan, adalah mereka yang sering membolos
dan merasa terasing dari sekolah untuk satu tahun atau lebih sebelum meninggalkan sekolah,
memberikan dukungan lebih lanjut untuk proses panjang sebuah pelepasan progresi1
$Bridgeland, Dilulio, +orison, /;;6*.
Ana'isis Ber$agai Faktor
+eskipun berbagai 1aktor secara signi1ikan berhubungan dengan putus sekolah, tidak ada 1aktor
tunggal yang dapat diandalkan secara akurat meramalkan siapa yang akan ikut keluar. !elain itu,karena banyak siswa yang mendapatkan ija:ah sekolah menengah memiliki karakteristik mirip
dengan mereka yang gagal untuk lulus, siswa potensial putus sekolah tersebut sulit untuk
diidenti1ikasi. Pihak sekolah harus memantau beberapa 1aktor risiko di seluruh domain keluarga,
masyarakat, dan sekolah untuk meningkatkan kemungkinan mengidenti1ikasi siswa yang paling
berisiko untuk putus, daripada hanya mengandalkan pada karakteristik individu siswa $Bohanon,
9lannery, +allory, 9enning, /;;&*. arena semua kasus putus sekolah tidaklah sama, penting
untuk menggunakan berbagai kombinasi 1aktor risiko untuk mengidenti1ikasi sub-kelompok
berbeda yang potensial menyebabkan putus sekolah$ammond et al., /;;(*. 7da kesepakatan
umum bahwa siswa yang memiliki 1aktor resiko yang lebih banyak, akan lebih mungkin untuk
drop out, daripada siswa yang memiliki 1aktor risiko lebih sedikit $4ngels, ?urtin, au1man, 7lt,
Aells, /;;/*, !ebagai contoh, leason dan Dynarski $/;;/* menemukan bahwa sekitar /)Gdari siswa yang memiliki / 1aktor risiko, putus sekolah dan sekitar G dari siswa dengan
1aktor risiko, gagal lulus. Bahkan ketika menggunakan model regresi dari 2; 1aktor risiko untuk
mengidenti1ikasi siswa yang paling berisiko terhadap putus sekolah, hanya 6;G dari siswa ini
yang berhasil lulus $leason Dynarski*.
Mengidentifikasi #u$ke'o!pok dari #is+a Putus #eko'a&
!ub kelompok yang berbeda dari putus sekolah telah dijelaskan dalam literatur, masing-masing
diidenti1ikasi dengan rasi bintang yang berbeda dari 1aktor risiko. !ebagai contoh, beberapa
siswa yang dapat diidenti1ikasi sejak awal di sekolah dasar dan menunjukkan karakteristik,
kebanyakan berhubungan dengan dengan putus sekolah. !elain angka tes dan ranking yang
rendah, para siswa ini memiliki tingkat kehadiran yang buruk dan sering memiliki masalah
perilaku $Barrington endricks, %&'&*. Banyaknya siswa yang berasal dari latar belakang
sosial ekonomi yang rendah, yang dropout dapat dijelaskan sebagai kategori putus sekolah
HtradisionalH $ammond et al., /;;(*.
elompok lain adalah siswa drop out karena alasan selain kegagalan akademis. +ereka HdapatH
putus sekolah walaupun memiliki nilai ujian rata-rata, tetapi mungkin meninggalkan sekolah
karena masalah disiplin, masalah perilaku, atau kon1lik dengan kebijakan sekolah. Orang lain
mungkin mengundurkan diri karena 1aktor dari luar sekolah, seperti hamil atau sudah menikah,
mendapatkan pekerjaan, atau karena tekanan sosial $ammond et al., /;;(*. Barrington dan
endricks $%&'&* menggambarkan Hsiswa yang tidak lulusH sebagai siswa yang duduk di !+7
selama empat atau bahkan lima tahun, tetapi tidak pernah lulus. Di sekolah dasar siswa inisecara akademis sukses dan bersekolah secara teratur. +ulai berubah, saat di sekolah menengah,
di mana mereka pertama kali mengalami kegagalan akademik, nilai rendah, kehadiran yang
buruk, dan masalah disiplin. !ekolah dan divisi sekolah mungkin perlu untuk melacak sejumlah
1aktor dari waktu ke waktu, untuk menentukan berbagai kelompok siswa yang mungkin berada
pada risiko putus sekolah. arena berbagai kelompok siswa putus sekolah disebabkan oleh
berbagai alasan, berbagai intervensi harus dirancang dan dilaksanakan untuk mengidenti1ikasi
dan mengatasi perilaku dan kebutuhan siswa.
Mengidentifikasi Faktor Penarik dan Faktor Pendorong
?ara lain untuk mengkonsep 1aktor-1aktor kompleks yang mempengaruhi keputusan siswa untuk
putus sekolah adalah dengan mengidenti1ikasi 1aktor penarik dan pendorong. 9aktor penarik seperti pengalaman di luar sekolah yang mempengaruhi keputusan siswa untuk putus sekolah
dan mungkin termasuk keluarga, masyarakat dan pengaruh teman sebaya, selain karakteristik
8/18/2019 Pengertian DO
13/24
siswa. Beberapa siswa menghadapi tanggung jawab keluarga yang meningkat, menuntut untuk
bekerja, hamil, atau menikah dan memutuskan untuk meninggalkan sekolah $>oss 3pp 3pp,
/;;%*. 9aktor pendorong dari dalam sekolah yang mendorong beberapa siswa untuk
meninggalkan sekolah, seperti kebijakan dan prosedur, struktur sekolah, iklim sekolah, dan
masalah lingkungan yang mengasingkan siswa. !ebagai contoh, beberapa personil sekolah
mungkin merasa lebih praktis dan 5 atau nyaman untuk menghapus siswa yang menentang
sekolah bahkan jika mereka masih resmi terda1tar $>oss 3pp 3pp, /;;%*. !iswa-siswa ini biasanya dianggap putus sekolah, tapi kritikus menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang
didorong keluar dari sekolah karena kebijakan administrasi sekolah yang tidak 1leksibel.
+ayoritas siswa yang meninggalkan sekolah sebelum lulus tidak menghilang tiba-tiba $>oss 3pp
3pp, /;;%*. !iswa menyadari proses pendorong dan lebih sering mengutip 1aktor-1aktor
pendorong seperti tidak menyukai sekolah, gagal secara akademis, absensi yang berlebihan, atau
memiliki hubungan sulit dengan guru sebagai alasan utama mereka untuk meninggalkan sekolah
$Bridgeland et al, /;;6.C 3kstrom et al, %&'6.*.
!atu kelompok siswa yang sering mengalami 1aktor penarik dan mungkin lebih berpotensi putus
sekolah adalah siswa yang lesbian, gay, biseksual, transgender, atau yang mempertanyakan
orientasi seksual mereka $BTI*. !ering para siswa menjadi sasaran bullying dan perpeloncoan di sekolah, dengan hampir &;G pelaporan dilecehkan dalam satu tahun terakhir
$osciw, reytak, Dia:, Bartkiewic:, /;%;*. Banyak siswa BTI merasa tidak aman di
sekolah, dan lebih dari tiga kali berpotensi dari siswa lain, untuk membolos satu hari dari
sekolah karena merasa tidak aman atau tidak nyaman $osciw et al., /;%;*. !iswa BTI
beresiko untuk membolos dan putus sekolah dan lebih sering terisolasi secara sosial, depresi, dan
bunuh diri $DJ7ugelli, /;;/*. anya sebagian kecil siswa BTI berencana untuk
menyelesaikan sekolah menengah atau kuliah, dibandingkan dengan rekan-rekan mereka $!tudi
Pendidikan ongitudinal, /;;)*. +eskipun kurang dari setengah siswa BTI melaporkan
bahwa sekolah mereka memiliki 7liansi ay-!traight $!7*, mereka memiliki iklim sekolah
yang lebih positi1, pelecehan yang kurang, dan dukungan sekolah yang lebih besar dibandingkan
dengan rekan-rekan BTI di sekolah yang tidak memiliki !7 $osciw et al., /;%;*.
onselor sekolah dapat menjadi pendukung membantu dalam membangun atau mensponsori
organisasi !7 dan juga dapat mendukung individu siswa BTI maupun dalam dukungan
kelompok $?urry ayes, /;;&C DePaul, Aalsh, Dam, /;;&*. +endorong pengembangan
pro1esional, mengenai isu-isu BTI bagi ta1 sekolah dan advokasi untuk kebijakan sekolah,
yang mencakup orientasi seksual adalah cara lain konselor sekolah pro1esional untuk mendukung
siswa BTI $?urry ayes, /;;&C. DePaul et al, /;;&*.
Reko!endasi Penega&an Putus #eko'a&
7da sejumlah rekomendasi untuk mengurangi tingkat putus sekolah dan memperbesar kelulusan,
yang disarankan dalam penelitian ini $lihat lampiran*. 4ntervensi, termasuk strategi re1ormasisekolah untuk meningkatkan keterlibatan siswa, bantuan yang ditujukan kepada individu atau
kelompok siswa yang teridenti1ikasi beresiko untuk putus sekolah, memberikan dukungan bagi
siswa selama transisi, dan menggunakan sistem pelacakan diagnostik untuk mengidenti1ikasi
siswa dan 1aktor sekolah yang mempengaruhi tingkat putus sekolah $ Dynarski et al, /;;'.*.
Beberapa strategi yang paling umum dari program pencegahan putus sekolah yang menjanjikan
untuk dikaji.
Menerapkan #iste! Pe'aakan
+eskipun saat ini hanya ada dukungan empiris untuk mengembangkan sistem pelacakan
longitudinal, para ahli merekomendasikan bahwa negara, sekolah, dan dinas pendidikan,
diharapkan mengembangkan dan memelihara sistem data lokal untuk membantu dalammengidenti1ikasi potensi putus sekolah $Dynarski et al, /;;'C. ennelly +onrad, /;;(*.
+eskipun tidak mungkin untuk memprediksi dengan tingkat akurasi apakah siswa tertentu akan
8/18/2019 Pengertian DO
14/24
putus sekolah, ada beberapa pola yang dapat diidenti1ikasi ketika sekolah dan divisi melacak
sejumlah indikator dari waktu ke waktu. arena tingkat putus sekolah dipengaruhi oleh 1aktor
masyarakat, geogra1is dan demogra1is, penting untuk mengumpulkan data lokal untuk lebih
memprediksi siapa yang akan putus sekolah. 7walnya setiap sekolah atau dinas harus melacak
berbagai 1aktor dalam jumlah yang relative besar, untuk menentukan indikator terbaik putus
sekolah dalam komunitas mereka $ammond et al., /;;(*.
!istem pelacakan harus menggunakan pengidenti1ikasi unik siswa untuk memungkinkan pelacakan komprehensi1 siswa secara individual. !istem minimal harus mencakup riwayat
absensi siswa, retensi kelas, rendahnya tingkat prestasi akademik, dan pelepasan dari sekolah
sejak kelas empat. arena 1aktor ini secara signi1ikan terkait dengan peningkatan risiko putus
sekolah $ennelly +onrad, /;;(*. !istem pelacakan juga dapat digunakan untuk memantau
keterlibatan sosial siswa dan prestasi akademis dan dapat menggunakan peringatan otomatis,
untuk mengidenti1ikasi siswa, yang mungkin mengalami masalah perilaku atau tantangan hidup,
yang membutuhkan bantuan agar tetap di jalur untuk lulus $Dynarski et al., /;;'*. 9rekuensi dan
jenis perilaku mengganggu kelas juga harus dilacak dari waktu ke waktu sebagai cara untuk
mengidenti1ikasi siswa yang berpotensi mengalami kegagalan sekolah.
!iswa yang menunjukkan perilaku sering mengganggu kelas, dikeluarkan dari kelas atau sekolah
mereka, untuk penegakkan tata tertib yang mengakibatkan penahanan, penangguhan, atau pengusiran $Bidell Deacon, /;%;*. !iswa-siswa ini lebih mungkin untuk gagal secara
akademis dan berisiko lebih besar untuk kenakalan, penyalahgunaan obat, dan putus sekolah
$3kstrom et al, %&'6C. Aehlage >utter, %&'6*. 9aktor lain untuk memonitor termasuk
pengunduran lebih dahulu dari sekolah, status sosial ekonomi, dan karakteristik lokal lain yang
telah dikaitkan dengan putus sekolah.
7gar sistem pelacakan e1ekti1, data harus up-to-date dan mudah diakses oleh personil sekolah
yang akan memonitor dan kemudian diurusi dengan tepat. +eskipun in1ormasi pada banyak
indikator yang dipilih sudah dapat dikumpulkan oleh sekolah, tantangan berikutnya adalah dalam
mengidenti1ikasi sumber daya keuangan dan personil tambahan, yang dibutuhkan untuk
membuat sistem pelacakan terpusat.
Me'ati& dan Menggunakan Pendukung ,penganjur
Terdapat dukungan empiris yang moderat, untuk program yang menggunakan pendukung
terlatih, untuk bekerja dengan siswa yang menjadi sasaran, di !+P dan !+7 $Dynarski et al.,
/;;'*. Pendukung dewasa bekerja melebihi mentor pada siswa yang berisiko, dan diharapkan
memberikan dukungan substansial seperti menyelaraskan layanan untuk mengatasi masalah
akademik dan sosial, mendampingi siswa, melakukan komunikasi dengan orang tua dan personil
sekolah, dan bertemu siswasecara teratur. +emiliki hubungan berkelanjutan dan bermakna
dengan orang dewasa yang peduli, adalah salah satu cara untuk mempromosikan keterlibatan
siswa di sekolah dan mentoring yang e1ekti1, telah mengurangi perilaku berisiko dan
ketidakhadiran sembari mempromosikan komunikasi, sosial, dan keterampilan akademik $Dynarski et al, /;;'.*. asil ini positi1 ditemukan, pada program di mana orang dewasa dilatih
dan bekerja sebagai pengelola kasus, yang secara intensi1 bertemu setiap hari dengan siswa, yang
dinilai beresiko. Tantangan mungkin termasuk kesulitan dalam mencari sumber daya masyarakat
dan sekolah yang cukup, mencocokkan siswa yang diidenti1ikasi dengan seorang mentor yang
tepat, menemukan waktu bagi pendukung untuk bekerja dengan sekolah dan siswa, dan
memberikan pengawasan yang memadai.
Me!$erikan Dukungan dan Pengayaan Akade!ik
+enggunakan strategi yang e1ekti1 untuk meningkatkan keberhasilan akademik dan melibatkan
para siswa, adalah saran lain, untuk mengurangi tingkat drop out $Dynarski et al., /;;'*.
Pendampingan siswa yang disarankan, di1okuskan pada peningkatan prestasi siswa, dapatditawarkan melalui lesC program bantuan pekerjaan rumah, atau dukungan akademis yang kuat,
baik sebagai bagian dari hari sekolah biasa, sepulang sekolah, selama musim panas, atau pada
8/18/2019 Pengertian DO
15/24
akhir pekan. !trategi-strategi ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa, meningkatkan
pengembangan keterampilan akademik, dan meningkatkan pembelajaran $Dynarski, et al., /;;'*.
Program yang lebih berhasil, menawarkan kelas tambahan bagi siswa yang sedang berusaha,
perbaikan dalam membaca, perbaikan nilai, atau pemberian les beberapa hari dalam seminggu.
Beberapa sekolah mungkin harus mempertimbangkan penjadwalan yang inovati1, dalam rangka
memberikan dukungan akademis dan pengayaan, dalam hubungannya dengan pembelajaran
biasa. Program-program lain, mungkin membutuhkan badan atau dana perlu mengembangkandana tambahan atau keterlibatan lembaga untuk mendukung program tutorial dan layanan
perbaikan.
Pro!osikan Penge!$angan *etera!pi'an #osia'
Disarankan agar sekolah membantu siswa, dalam mengembangkan keterampilan sosial, seperti#
komunikasi yang e1ekti1 dan keterampilan pemecahan masalahC mengidenti1ikasi, pemahaman,
mengatur emosiC menetapkan tujuan, dan mengatasi kon1lik $Dynarski et al, /;;'.*. Penelitian
mendukung adanya hubungan antara perilaku mengganggu kelas dan putus sekolah $>umberger
Palardy, /;;)*. +engajarkan perilaku yang benar, melalui pendidikan keterampilan sosial
dapat meningkatkan rasa memiliki dari siswa terhadap sekolahC dan memelihara keterlibatan
siswa juga berhubungan dengan kegigihan siswa di sekolah $>umberger, /;;2*. !iswa yangterlibat dalam pelatihan keterampilan sosial belajar untuk secara e1ekti1 mengelola maslah
pribadi, keluarga, dan sosialC membentuk hubungan yang lebih positi1 dengan guru dan teman
sebaya, dan lebih terlibat dalam kegiatan sekolah $+arsh leitman, /;;/*. uru,
bagaimanapun, mungkin tidak nyaman dengan mengajarkan keterampilan sosial dan mungkin
enggan untuk memberikan waktu pembelajaran kepada konselor sekolah untuk mempromosikan
pengembangan psikososial.
Me!$antu !asa transisi $agi sis+a $aru
!iswa sering mengalami masa transisi, ketika mereka naik kelas, kembali ke sekolah setelah
sakit, setelah libur panjang, pindah sekolah. arena siswa baru di !+7 sering menunjukkan
penurunan prestasi akademik dan kehadiran, maka adalah penting untuk membantu siswa, agar
berhasil menyesuaikan dengan transisi ke !+7. Helas sembilan seringkali dianggap sebagai
tahun kritis - antara berhasil atau gagal - ketika siswa naik atau turun kinerjanya K saat masuk
!+7H $ennelly +onrad, /;;(, hal. )*. !iswa yang gagal di kelas sembilan, lebih banyak dari
di pada tingkat lebih tinggi di kelas !+7 lainnya. !ejumlah siswa yang dibawah rata-rata - yang
kemudian putus sekolah, juga dipertahankan di kelas sembilan. =eild dan Bal1an: $/;;6*
mencatat bahwa sekitar dua pertiga dari siswa yang putus sekolah di Philadelphia digolongkan
sebagai kelas sembilan, berdasarkan kredit yang masih harus ditempuh terhadap kelulusan,
meskipun sudah terda1tar di !+7 selama beberapa tahun. Penda1taran kelas !embilan
mengalami lonjakan, karena banyak siswa yang kurang siap memenuhi tuntutan akademik masuk !+7, dan gagal naik kelas tahun kedua. Di kota-kota dengan tingkat putus sekolah
tertinggi, Bal1an: dan edger $/;;6* menemukan bahwa sampai 2;G dari siswa baru harus
mengulangi tahun mereka, dan bahwa kurang dari %)G dari para siswa ini yang lulus dari !+7.
7llensworth dan 3aston $/;;)* melaporkan bahwa keberhasilan akademis di kelas sembilan
adalah pertanda baik, untuk berhasil lulus, dibandingkan 1aktor demogra1i atau prestasi
akademik di kelas sebelumnya.
Me'aksanakan Penda!pingan /uas di #eko'a&
!elain menerapkan sistem pelacakan diagnostik untuk mengidenti1ikasi siswa dengan 1aktor
risiko penyebab putus sekolah, dan memberikan dukungan akademis, sosial, dan transisi yang
8/18/2019 Pengertian DO
16/24
ditargetkan untuk siswa yang diidenti1ikasi, pendampingan yang dilaksanakan di tingkat sekolah
dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dan mengurangi tingkat putus sekolah. !eluruh upaya
sekolah harus 1okus pada pembejaran, menciptakan harapan yang sesuai dan tinggi, untuk semua
siswa, dan memantau kemajuan di semua tingkatan $!weet, /;;2*. !aran lain adalah, membuat
lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, budaya hubungan yang saling peduli dan
mendukung, dan koneksi yang kuat pada pasca belajar di sekolah menengah. +engembangkan
iklim sekolah yang positi1 dan lingkungan yang mendukung adalah atribut penting sekolah$oldschmidt Aang, %&&&*. !iswa cenderung tidak akan putus sekolah, jika hubungan antara
guru dan siswa secara konsisten positi1, sehingga keterampilan interpersonal yang e1ekti1 dan
membangun hubungan yang kuat antara pihak sekolah dan siswa sangat penting.
+engembangkan hubungan positi1 guru-murid tergantung pada struktur sekolah dan juga
organisasi yang e1ekti1 $oldschmidt Aang, %&&&*. !elain itu, penting untuk mengembangkan
dan menawarkan pendampingan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang telah
diidenti1ikasi dalam setiap sekolah, tidak semua strategi akan sesuai untuk setiap sekolah.
0!p'ikasi Penega&an Putus #eko'a& $agi *onsu'er #eko'a&
7!?7 menekankan dukungan konselor sekolah pada semua siswa dalam karir, psikososial, dan
pengembangan akademik $7sca, /;;)*. 7!?7 telah menjalin empat tema ke dalam kerangka
+odel =asional# $a* kepemimpinan, $b* advokasi, $c* kolaborasi dan kerja sama, dan $d*
perubahan sistemik. "ika diman1aatkan secara e1ekti1, bidang keahlian konselor ini dapat
melengkapi upaya lain dari sekolah, masyarakat, lembaga, dan keluarga untuk mengatasi tingkat
putus sekolah. Peran konselor sekolah +odel =asional 7!?7 yaitu kolaborasi, koordinasi, dan
konsultasi juga menyelaraskan dengan baik layanan koordinasi dan program untuk mengurangi
tingkat putus sekolah dan meningkatkan prestasi akademik di semua siswa. 7khirnya,
pentingnya menggunakan data untuk menunjukkan dampak pendampingan spesi1ik, pada jerat
siswa dengan rekomendasi-rekomendasi untuk upaya pencegahan putus sekolah.
*epe!i!pinan dan *o'a$orasi
onselor sekolah diharapkan untuk melayani sebagai pemimpin di sekolah dan untuk
berkolaborasi dengan rekan-rekan pendidik serta dengan anggota masyarakat, lembaga lainnya,
orang tua dan keluarga dari anak usia sekolah $7sca, /;;)*. 0paya pencegahan putus sekolah
harus mencakup konselor dan membentuk kemitraan sekolah dengan lembaga lokal untuk lebih
e1ekti1 mendukung siswa $Dynarski et al., /;;'*. 0paya tersebut dapat mencakup konseling
keluarga atau lokakarya pendidikan orang tuaC program masyarakat yang diberikan setelah
sekolah, pada akhir pekan, atau selama musim panas, dan upaya terkoordinasi untuk
menyediakan mentor, model peran, atau pendukung $ammond et al, /;;(*. onselor sekolah,
dengan pelatihan mereka dalam kolaborasi dan komunikasi yang e1ekti1, dapat memainkan peran
penting dalam mengembangkan dan mengkoordinasikan program responsi1 untuk memenuhi
kebutuhan siswa. 4nisiatiti1 kepemimpinan untuk konselor sekolah, mungkin termasuk melayani
di gugus tugas pencegahan putus sekolah, untuk mengatasi 1aktor individu, sekolah, atau
masyarakat yang berhubungan dengan putus sekolah. onselor sekolah dapat merencanakan dan
memimpin, sesi pelatihan orang tua atau mendidik anggota dewan sekolah lokal dan pemangku
kepentingan lain, mengenai praktik pencegahan putus sekolah yang e1ekti1 atau mengenai
pengumpulan data minat siswa, yang dilaksanakan melalui penilaian seluruh kebutuhan sekolah.
!elain itu, konselor mungkin menawarkan kegiatan pengembangan pro1esional bagi guru dansta1 lain mengenai 1aktor-1aktor risiko yang menyebabkan putus sekolahC strategi yang
8/18/2019 Pengertian DO
17/24
menjanjikan, dan cara e1ekti1 untuk mengembangkan kelas dan lingkungan sekolah yang positi1,
di mana siswa merasa disambut, terhubung, dan dikembangkan.
onselor sekolah dapat mengambil inisiati1 untuk memastikan administrator dan guru mengakui
peran sekolah dalam memberikan tantangan akademis yang sesuai dan mendorong rasa memiliki
untuk setiap siswa. onselor sekolah juga mungkin memainkan peran kepemimpinan di sekolah,secara luas, sebagai upaya untuk mengatasi perilaku mengganggu kelas melalui pemodelan yang
sesuai perilaku pro-sosial, membantu guru menghadapi siswa sulit, dan menggunakan
pendampingan konseling sebagai alternati1 pemberian sanksi disipliner atau hukuman bagi siswa
yang bermasalah. arena siswa yang sering mengganggu di sekolah, disimpulkan memiliki
konsep diri lebih rendah, konselor sekolah harus mempertimbangkan cara-cara untuk
meningkatkan perilaku dan konsep diri siswa yang tepat $Bidell Deacon, /;%;*. 0paya
kolaborati1 oleh konselor sekolah, guru, administrator, dan orang tua dapat mengurangi insiden
perilaku mengganggu di kelas dan membantu menjaga siswa terlibat secara positi1 di sekolah
$Bidell Deacon, /;%;*. !elain memberikan konseling dan langkah-langkah pencegahan untuk
mengurangi perilaku yang mengganggu di kelas, konselor sekolah harus bekerjasama dengan
administrator mengenai pelaksanaan aturan dan tata tertib. ari-Eines dan TerriLue: $/;;'*menemukan bahwa meniadakan ketidakadilan dan memperjelas prosedur disiplin, ketika
digabungkan dengan pendekatan kekuatan berbasis kepada siswa, menurunkan tingkat
MskorsingN terhadap siswa hingga ()G. ?ara ini dan yang sejenisnya mengenai kepemimpinan,
kerjasama, dan konsultasi K terkait erat dengan peran yang direkomendasikan dalam +odel
=asional 7!?7.
Adokasi dan Peru$a&an #iste!ik
Peran advokasi konseling ini juga penting untuk upaya pencegahan putus sekolah di sejumlah
arena. !elain bekerja dengan siswa untuk menetapkan rencana akademik dan karir individu,
konselor harus mengadvokasi di tingkat administrati1 sekolah untuk program-program yang
mendukung bagi resiko yang dihadapi remaja $!vec, %&'(*. Di tingkat distrik, konselor harus
bekerja untuk perubahan sistemik demi mengurangi 1aktor-1aktor pendorong keluar, seperti
toleransi nol terhadap kehadiran dan aturan tata tertib. 0paya advokasi dan perubahan sistemik,
mungkin termasuk upaya konseling sekolah untuk melaksanakan program sekolah dalam
pencegahan bullying, memperbaiki lingkungan sekolah, menetapkan kebijakan untuk
memberikan konseling dan dukungan, daripada pengusiran untuk siswa yang ditemukan dengan
obat-obatan, atau pertemuan dengan guru untuk mendiskusikan alternative, selain sanksi
kegagalan bagi siswa dengan kesulitan akademik. +elakukan pendampingan setelah waktu
sekolah, pada akhir pekan, atau program musim panas, dengan memberikan kesempatan
tambahan untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan akademik, meningkatkan
keterlibatan mereka, atau menyediakan kursus yang diperlukan dan alternative penting bagi
siswa yang mengalami kesulitan $Dynarski et al., /;;'*.
#iste! penye'enggaraan
onselor sekolah seharusnya memasukkan kegiatan pencegahan putus sekolah ke dalam
kurikulum bimbingan yang sedang berlangsung. !esi bimbingan kelas, harus dipresentasikankepada semua siswa, untuk membantu dalam penyesuaian ke sekolah, memperjelas persyaratan
kelulusan dan harapan akademis, atau memberikan in1ormasi karir yang mempromosikan
8/18/2019 Pengertian DO
18/24
pemahaman tentang hubungan antara sekolah dan kerja $!uh, !uh, ouston, /;;(*. !esi
kelompok kecil mungkin ditawarkan kepada siswa yang ditargetkan untuk mengatasi masalah
dengan masalah kehadiran atau perilaku, mempromosikan citra diri positi1, atau untuk
mengembangkan kemampuan e1ekti1 dalam komunikasi atau mediasi kon1lik $!uh, !uh,
ouston, /;;(*. +enawarkan sesi pendampingan yang 1okus pada kelompok kecil atau individu,
menegnai kemampuan belajar, pengembangan akademik tertentu, dan strategi penentuan tes,
bagi siswa yang sedang memperbaiki masalah akademisnya juga penting. !elain itu, konselor dapat membentuk kemitraan dengan organisasi masyarakat, perguruan atau bisnis lokal, atau
menggunakan sta1 pengajar sekolah, untuk memenuhi kebutuhan Mpara pengajar ekstraN.
+enawarkan program untuk mendukung keberhasilan dalam masa transisi akademik dan sosial,
dari !D ke !+P dan dari !+P ke !+7, berman1aat bagi semua siswa, sementara kelompok
dukungan terus menerus bisa dibentuk, bagi siswa baru untuk divisi sekolah atau mereka yang
baru pindah pada pertengahan tahun $!uh , !uh, ouston, /;;(*.
+engembangkan mentoring, dukungan les, atau program penasehat guru adalah peluang lain
bagi konselor sekolah untuk mengembangkan program konseling yang e1ekti1 sambil tetap
menanggapi kebutuhan siswa $Ahite elly, /;%;*. Program-program tersebut dapatmemberikan dukungan sosial dan akademik yang positi1 untuk semua siswa dengan layanan
lebih khusus bagi siswa yang ditargetkan pada-risiko untuk putus sekolah $Putih elly, /;%;*.
Pendamping senior, mungkin dilatih untuk membantu siswa dalam menetapkan tujuan akademik
dan sosial 5 perilaku yang realistis dan dapat dicapai. Pemecahan masalah dan pembelajaran
keterampilan hidup dapat dimasukkan ke dalam kurikulum yang ada, ditawarkan kepada
kelompok kecil siswa, atau diterapkan melalui program penasihat guru atau program
pendampingan $Dynarski et al., /;;'*.
Perencanaan individu siswa, mungkin juga digunakan untuk menyusun program akademik yang
menantang bagi siswa dan yang sesuai dengan minat siswa dengan kurikulum yang tepat atau
pilihan. !elain itu, layanan responsi1 dapat membantu individu atau kelompok kecil siswa tetap
bersekolah ketika menghadapi krisis seperti penyalahgunaan alkohol atau obat, masalah
kesehatan mental, kehamilan, atau tunawisma. arena kehadiran yang buruk sangat berhubungan
dengan kegagalan akademis dan kemudian putus sekolah, maka perlu dilakukan pemantauan dan
pendampingan segera, kepada siswa yang sering kali absen $ennelly +onrad, /;;(*.
*eter$atasan dan Ara& Masa Depan
Berurusan dengan potensi putus sekolah memang menantang bagi guru, administrator, dankonselor, sehingga sangat penting untuk membangun konsensus dan dukungan sebelum
menerapkan strategi untuk mengatasi kelemahan akademis, sosial, atau emosional siswa.
$?holewa, !mith-7dcock, 7matea, /;%;*. uru mungkin enggan untuk menggunakan waktu
kelasnya, untuk mempromosikan pengembangan keterampilan sosial. !ementara, administrator
dihadapkan dengan keputusan sulit yaitu mengenai program pencegahan sampai soal
pembiayaan. Dihadapkan dengan keterbatasan anggaran, menjadi penting untuk berhati-hati
mencocokkan layanan pencegahan dengan siswa - yang akan paling diuntungkan dari berbagai
program pencegahan putus sekolah, agar hemat biaya.
"uga, meskipun ada peningkatan pemahaman mengenai pentingnya intervensi awal di tingkat
sekolah dasar, untuk siswa beresiko yang kemudian akan putus sekolah, banyak penelitian saatini, justru ber1okus pada strategi di tingkat sekunder, ketika siswa benar-benar meninggalkan
sekolah. al ini penting, yaitu untuk mengidenti1ikasi siswa dan menerapkan strategi sedini
8/18/2019 Pengertian DO
19/24
mungkin. !ebab, sering membutuhkan usaha yang intensi1 untuk membalikkan tahun kegagalan
akademis atau pelepasan, saat pendampingan tidak dimulai, sampai siswa di !+7.
+eskipun banyak upaya pencegahan putus sekolah, 1okus pada pendampingan yang ditargetkan
baik dengan siswa secara individual atau lebih komprehensi1 yaitu melalui re1ormasi sekolah,
penelitian menunjukkan bahwa penting untuk menggabungkan strategi yang e1ekti1 dari kedua pendekatan $+ac4ver +ac4ver, /;;&*. H9okus re1ormasi komprehensi1 pada praktek sekolah,
perlu mengatasi masalah ketidakhadiran, masalah perilaku, dan kegagalan mata pelajaran bagi
mayoritas siswa. !elanjutnya, upaya yang 1okus pada individu akan dibutuhkan bagi siswa yang
memiliki kebutuhan lebih intensi1N $+ac4ver +ac4ver, /;;&, p %;*. Praktek-praktek ini
bertautan secara baik, dengan upaya konseling sekolah, yang memberikan layanan di seluruh
tingkatan# dengan kelompok, individu kecil, dan sekolah. !elain itu, pemantauan, evaluasi, dan
modi1ikasi strategi pencegahan putus sekolah, melengkapi kebutuhan konselor sekolah untuk
menggunakan data, untuk menunjukkan e1ektivitas pelayanan mereka dan pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan jumlah siswa putus sekolah.
ampiran!trategi dan 4ntervensi Pencegahan Putus !ekolah
4ntervensi !trategi
4ntervensi akademik Bimbingan Belajar, dukungan akademik, penyelenggaraan
kegiatan setelah jam sekolah, layanan pembelajaran,
akumulasi kredit yang dipercepat, kelas-kelas tambahan
Dukungan psiko-sosial 4ntervensi perilaku, kegiatan ekstrakurikuler terstruktur,
pengembangan keterampilan kehidupan, konseling,
pengelolaan amarah, resolusi kon1lik, penanganan transisi
4ntervensi keluarga +engakti1kan siswa, memperkuat dan 5 atau konseling
dengan keluarga
+enangani perilaku yang
beresiko tinggi
+asa Percobaan, memantau pembolosan dan kehadiran,
kehamilan, remaja yg menjadi orangtua,
intervensi5pencegahan penyalahgunaan obat
Bantuan orang dewasa +entoring, manajemen kasus, pendampingan di pengadilan, layanan koordinasi
Pembuatan program dan
struktur sekolah
ingkungan sekolah, suasana ruang kelas, reorganisasi
sekolah, tahun ajaran baru, pengembangan pro1esional
pengembangan, pembaruan sistemik 5 kebijakan
urikulum sekolah Pembedaan pembelajaran, pembelajaran yang 1okus pada
siswa, pembelajaran interakti1, pembelajaran budaya atau
linguistik yang relevan, standar akademik dan kurikulum
yang tinggi dan ketat untuk semua siswa, link dengan
pengembangan karir, pelatihan kerja, penyiapan sebagaiangkatan kerja.
8/18/2019 Pengertian DO
20/24
!umber# Diringkas dari Program eteladanan dan 9aktor-1aktor yang Berisiko Dropout oleh ?.
ammond, D. inton, ". !mink, "., dan !. Drew, /;;(, Pusat Pencegahan Dropout =asional 5
"aringan dan omunitas di !ekolah, ?lemson, !?, ima belas !trategi 31ekti1 untuk
+eningkatkan ehadiran !iswa dan Pencegahan pembolosan oleh ".!mink dan +. >eimer,
/;;), "aringan5Pusat Pencegahan Dropout =asional, dan HPeran onselor !ekolah dalam
Pencegahan Putus !ekolah
A. Pengertian Pendidikan Anak Putus #eko'a&Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara akti1 mengembangkan potensi dirinya untuk
memilikin kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara $00 =o. /;
Tahun /;; tentang sistem Pendidikan =asional*. +enurut i ajar Dewantara, Pendidikan
adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinnginya
$+ajelis uhur Persatuan Taman !iswa, %&6/*. +enurut "ohn Dewey, Pendidikan adalah
tuntutan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi anak. Dalam proses pe)rtumbuhan
ini anak mengembangkan dirinya ke tingkat yang makin lama makin sempurna, sesuai dengan
teori evolusi Darwin $!oemadi Tj. %&'%# /2*
7nak adalah amanah dan karunia Tuhan 8ang +aha 3sa, yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, $0ndang-0ndang Perlindungan 7nak =o. /
Tahun /;;/*. anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan
yang berasal dari lingkungan, $+enurut "ohn ocke $dalam unarsa, %&'6*. menurut 7ugustinus
$dalam !uryabrata, %&'(*, yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak,
8/18/2019 Pengertian DO
21/24
mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan
untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan
dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh
yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersi1at memaksa. !ehingga dapat di simpulkan bahwa
anak adalah manusia yang belum dewasa yang umumnya berumur di bawah %' tahun dan masih
rentan terhadap kesalahan sehingga perlu pengawasan dari manusia dewasa.
!ekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatan yang ada menurut kamus besar bahasa
indonesia.
7nak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap
dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak K hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. 0ndang K 0ndang nomor 2 tahun %&(&, anak terlantar diartikan sebagai anak yang orang
tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak menjadi
terlantar.
+enurut Departemen Pendidikan di 7merika !erikat $+? +illen au1man, dan
Ahitener, %&&6* mende1inisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak dapat
menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak tamat
menyelesaikan program belajarnya. 7nak putus sekolah $drop out* adalah anak yang karena
suatu hal tidak mampu menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar maupun
menengah secara 1ormal $Depag >4, /;;#2*
B. FA*TOR P34BAB A3A* PUTU# #*O/A5!esuai dengan hasil wawancara yang pernah saya lakukan, ada beberapa 1aktor yang
menyebabkan anak putus sekolah yaitu #
a. ondisi ekonomi keluarga
b. Pengaruh teman yang sudah tidak sekolah
c. !ering membolosd. urangnya minat untuk meraih pendidikan5 mengenyam pendidikan dari anak didik itu sendiri
Disamping itu ada 1aktor internal dan 1aktor eksternal
Faktor interna' 6
a* Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah karena merasa
minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena
tidak mampu membayar kewajiban biaya sekola.ak dipengaruhi oleh berbagai 1aktor
8/18/2019 Pengertian DO
22/24
b* arena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai
akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan malu pergi
kembali ke sekolah.
c* 7nak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
Faktor ksterna'
a* eadaan status ekonomi keluarga.
b* urang Perhatian orang tua
c* ubungan orang tua kurang harmonis
!elain Permasalahan diatas ada 1actor penting dalam keluarga yang bisa mengakibatkan
anak putus sekolah yaitu #
%* eadaan ekonomi keluarga.
/* atar belakang pendidikan ayah dan ibu.* !tatus ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan.
2* ubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan orang tua.
)* 7spirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta perhatiannya terhadap kegiatan belajar
anak.
6* Besarnya keluarga serta orang K orang yang berperan dalam keluarga.
(. *70ATA3 #5AR0-5AR0
Dari hasil wawancara antara si M7N dan MN memiliki kegiatan yang berbeda. !i M7N
menghabiskan hari-harinya untuk bermain, berangkat sore pulang pagi. Biasanya dia bermain
balap motor dengan temannya.
!edangkan si MN menghabiskan hari-harinya untuk menjaga warung kecil yang
dibuatkan dari orang tuanya.
!elain contoh diatas kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anak yang putus sekolah
adalah menjadi pemulung, mengamen, mencuri dll.
D. U#A5A M37ATA#0 A3A* PUTU# #*O/A5
Dalam mengatasi terjadinya anak putus sekolah harus adanya berbagai usaha
pencegahannya sejak dini, baik yang dilakukan oleh orang tua, sekolah $pemerintah* maupun
oleh masyarakat. !ehingga anak putus sekolah dapat dibatasi sekecil mungkin.
0saha-usaha untuk mengatasi terjadinya anak putus sekolah di antaranya dapat di tempuh
dengan cara#
%. +embangkitkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak
8/18/2019 Pengertian DO
23/24
/. +emberikan dorongan dan bantuan kepada anak dalam belajar
. +engadakan pengawasan terhadap di rumah serta memberikan motivasi kepada anak
sehingga anak rajin dalam belajar dan tidak membuat si anak bosan dalam mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan di sekolah.
2. Tidak membiarkan anak bekerja mencari uang dalam masa belajar.
). Tidak memanjakan anak dengan memberikan uang jajan yang terlalu banyak.
BAB 000
P3UTUP
A. *esi!pu'an
7nak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap
dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak K hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak
Pendidikan merupakan hak yang sangat 1undamental bagi anak. ak wajib dipenuhi
dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan pemerintah.
Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang tua, lembaga masyarakat,
pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya pendidikan
7kibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-
kebutan di jalan raya , minum K minuman dan perkelahian, akibat lainnya juga adalah perasaan
minder dan rendah diri.
B. #aran
+akalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami dari penyusun berharap agar
pembaca dapat meman1aatkan makalah ini dengan baik.
8/18/2019 Pengertian DO
24/24
!egala kritikan maupun saran dari pembaca akan kami terima dengan lapang dada untuk
menambah wawasan serta perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi.