+ All Categories
Home > Documents > PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASI TINGKAT SD/MI …digilib.unila.ac.id/29054/10/SKRIPSI TANPA...

PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASI TINGKAT SD/MI …digilib.unila.ac.id/29054/10/SKRIPSI TANPA...

Date post: 27-Dec-2019
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
41
PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASI TINGKAT SD/MI DENGAN METODE BEDA HINGGA (Skripsi) Oleh Syafa Putri Adinda JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
Transcript

PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASITINGKAT SD/MI DENGAN METODE BEDA HINGGA

(Skripsi)

Oleh

Syafa Putri Adinda

JURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

ABSTRACT

OPTIMIZATION OF EDUCATIONAL TOURISM ROUTE ATELEMENTARY/MADRASAH IBTIDAIYAH SCHOOL USING FINITE

DIFFERENCE METHOD

by

Syafa Putri Adinda

Mathematics has been learned since elementary or madrasah ibtidaiyah school,but the lack of attractiveness of elementary school students makes learningmathematics in elementary or madrasah ibtidaiyah school still need seriousattention from various part of people. One of innovation in mathematics learningelementary or madrasah ibtidaiyah school is mathematics educational tourism. Alot of tourist attraction to be built causes many routes that must be passed byelementary or madrasah ibtidaiyah school students. Finite difference method, oneof application of differential theory can determine the optimal route or the shortestdistance in the educational tourism at elementary or madrasah ibtidaiyah schooland the density of the flow of visitors. The route will be optimize if tourismobjects one and the other are passed just once, there should be no repeat visits ofthe same attraction at a time, and trajectories should not be mutually tangent toeach other.

Key Words : Optimization, Route, Finite Difference Method, EducationalTourism.

ABSTRAK

PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASI TINGKAT SD/MIDENGAN METODE BEDA HINGGA

oleh

Syafa Putri Adinda

Matematika telah dipelajari sejak SD/MI, namun kurangnya daya tarik siswa-siswi SD/MI menjadikan pembelajaran matematika di SD/MI masih perlumendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Salah satu inovasi dalampembelajaran matematika tingkat SD/MI yaitu pariwisata edukasi matematis.Banyaknya objek-objek wisata yang akan dibangun menyebabkan banyak ruteyang harus dilalui siswa-siswi SD/MI. Penerapan teori diferensial salah satunyametode beda hingga dapat menentukan rute optimal atau jarak terpendek dalampariwisata edukasi tingkat SD/MI dan kepadatan aliran/arus pengunjung. Rutedikatakan optimal apabila objek pariwisata satu ke objek pariwisata lainnyadilewati tepat satu kali, tidak boleh terjadi pengulangan kunjungan objek wisatayang sama dalam satu waktu, dan lintasan tidak boleh saling bersinggungan satusama lain.

Kata Kunci : Optimalisasi, Rute, Metode Beda Hingga, Pariwisata Edukasi

PENGOPTIMALAN RUTE PARIWISATA EDUKASITINGKAT SD/MI DENGAN METODE BEDA HINGGA

Oleh

Syafa Putri Adinda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS

pada

Jurusan MatematikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 1996 dengan nama lengkap

Syafa Putri Adinda, anak pertama dari pasangan Bapak Asrafuddin Usman IFA

dan Ibu Endang Susilawati. Penulis memiliki satu orang adik laki-laki bernama

Daffa Putra Suasra.

Penulis mengawali pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Puspa Indah pada

tahun 2000-2002, pada tahun 2002-2008 menempuh pendidikan Sekolah Dasar di

Madrasah Ibtidaiyah Pembangun UIN Jakarta, kemudian pendidikan menengah di

SMP Negeri 87 Jakarta pada tahun 2008-2011, dan pendidikan lanjutan di SMA

Negeri 47 Jakarta pada tahun 2011-2014.

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung melalui jalur SBMPTN. Penulis aktif dalam beberapa organisasi, yaitu

menjadi anggota Generasi Muda Matematika dan Garuda Muda BEM FMIPA

pada tahun 2014, menjadi anggota Departement Hubungan Luar dan Pengabdian

Masyarakat BEM FMIPA Universitas Lampung Periode 2015-2016, menjabat

sebagai anggota Kementrian Komunikasi dan Infomasi BEM U KBM Universitas

Lampung periode 2017-2018.

Penulis melaksanaan kerja praktik pada tanggal 1 Februari 2017 sampai dengan

27 Februari 2017 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi

Lampung bertempat di Jalan Hasanuddin No. 38 Bandar Lampung. Dan

mengikuti kuliah kerja nyata (KKN) periode II tahun 2017 pada tanggal 24 Juli

sampai 31 Agustus 2017, ditempatkan selama 40 hari di Desa Merbau Mataram,

Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baikbagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,

padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkamu tidak mengetahui”

(Al-Baqarah:216)

“Kegagalan berawal ketika seseorang hanya berfikirbagaimana cara melakukannya tanpa berani untuk

memulai.”

(Syafa Putri)

“If you don’t like where you are, move. You’re not a tree.”

Puji syukur aku panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat serta karunia-

Nya dan suri tauladan Nabi Muhammad yang menjadi panutan untuk kita semua.

Demi setiap malam yang tidak aku tidurkan dan setiap pagi yang tidak aku hidupkan,

karya ini aku persembahkan untuk Mama, Papa, Alm. Mbah Tati dan Adekku tercinta.

Karna setiap langkah kakiku tercipta harapan untuk mewujudkan impian dari orang-

orang yang selalu menanti aku pulang.

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah serta nikmat yang tak kurang-kurangnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengoptimalan Rute Pariwisata

Edukasi Tingkat SD/MI dengan Metode Beda Hingga”. Terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama berbagai pihak yang telah

membantu dan memberikan bimbingan, saran maupun motivasi sehingga skripsi

dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Tiryono Rubby, Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang tidak

hanya memberikan bimbingan serta motivasi, tetapi juga telah banyak

membantu mempermudah penulis selama proses penulisan skripsi.

2. Bapak Dr. Muslim Ansori, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak Agus Sutrisno, S.Si, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

memberikan ide, kritik dan saran yang membangun serta membimbing

penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

4. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan dan semangat selama masa perkuliahan.

5. Ibu Dra. Wamiliana, M.A., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

7. Papa, Mama, dan Daffa yang selalu mendukung, menemani, mendoakan

serta memberikan semangat dengan penuh kasih sayang sehingga

menguatkan penulis dalam menjalani setiap proses meraih gelar sarjana.

8. M. Fajar Nur Efendi yang selalu mendampingi, memberikan semangat serta

tak pernah bosan mendengarkan keluhan penulis.

9. Ecy, Wika, Dea, Magdalena, Geta, Pule yang menemani suka duka penulis

selama di Lampung serta memberikan masukan, semangat, saran dan

mendengarkan keluhan penulis.

10. Sarah, Revo, Putri, Sukja, Megita, Sasha, Furi, Evanny yang selalu memberi

semangat motivasi meski terhalang oleh jarak.

11. Dandi, Manda, Amoy, Olin, Yola, Ananda, Tika, Vivi, Hage, Arif, Zulfi,

Widi, Kiki, dan keluarga besar Matematika 2014 yang telah membuat

“Matematika” menjadi tidak suram.

12. Teman-teman keluarga Masutri dan seluruh teman-teman KKN Kecamatan

Merbau Mataram yang telah memberikan warna selama pelaksanaan KKN.

13. Seluruh serta seluruh pihak yang telah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran. Terimakasih.

Bandar Lampung, Oktober 2017

Penulis

Syafa Putri Adinda

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................... vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ..................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2

1.3 Manfaat Penelitian .................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Delta ....................................................................................... 4

2.2 Persamaan Diferensial ............................................................. 4

2.3 Persamaan Diferensial Biasa ................................................... 5

2.4 Persamaan Diferensial Parsial ................................................. 6

2.5 Metode Beda Hingga ............................................................... 8

2.5.1 Beda Maju.................................................................... 9

2.5.2 Beda Mundur ............................................................... 11

2.5.3 Beda Pusat ................................................................... 13

2.6 Pemodelan Matematika ........................................................... 15

2.7 Optimalisasi ............................................................................ 16

2.7.1 Macam-Macam Permasalahan Optimalisasi .................. 17

2.7.2 Rute Terpendek ............................................................ 17

2.8 Pariwisata ............................................................................... 19

2.9 Edukasi ................................................................................... 20

ii

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 21

3.2 Data Penelitian ........................................................................ 21

3.3 Metode Penelitian ................................................................... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data ..................................................................... 23

4.2 Mathematical Formulation ........................................................... 28

4.3 Penentuan Rute Terpendek ....................................................... 32

4.4 Analisis Pemilihan Rute Terpendek ........................................... 40

4.5 Penerapan Metode Beda Hingga .............................................. 43

4.5.1 Lintasan Track Underground ................................... 44

V. KESIMPULAN ........................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Mekanisme Waktu yang Dibutuhkan ..................................... 24

2. Luas Lokasi Penelitian ....................................................................... 25

3. Data Panjang Jarak............................................................................. 27

4. Matriks Jarak...................................................................................... 29

5. Matriks Waktu ................................................................................... 31

6. Nilai Akumulasi Jarak dari Beberapa Kemungkinan Rute ................ 39

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Beda Maju ......................................................................... 9

2. Grafik Beda Mundur .......................................................................... 11

3. Grafik Beda Pusat .............................................................................. 13

4. Denah Penempatan Objek Wisata .................................................... 25

5. Skema kemungkinan rute jika sumur semiartesis terpilih menjadi

objek wisata kedua yang dilalui setelah track underground.............. 33

6. Skema kemungkinan rute jika kincir angin terpilih menjadi objek

wisata kedua yang dilalui setelah track underground........................ 34

7. Skema kemungkinan rute jika sistem hibrid elektrifikasi terpilih

menjadi objek wisata kedua yang dilalui setelah track underground 35

8. Ilustrasi rute optimal/terpendek pariwisata edukasi matematika ....... 42

9. Penyebaran aliran metode beda hingga.............................................. 43

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari merupakan satu

sistem yang dapat diselesaikan dengan membuat persaman variabel, koefisien

ataupun membuat pemodelan matematika. Model matematika adalah suatu

ekspresi matematika yang diturunkan dari fenomena tersebut. Ekspresi dapat

berupa persamaan, sistem persamaan atau ekspresi-ekspresi matematika yang lain

seperti fungsi maupun relasi (Cahyono, 2013).

Dalam penerapannya, matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah

dari suatu kejadian atau fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

Matematika telah dipelajari sejak SD/MI, namun kurangnya daya tarik siswa-

siswi SD/MI menjadikan pembelajaran matematika di SD/MI masih perlu

mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Karena pembelajaran

matematika di SD/MI merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan

untuk belajar pada jenjang berikutnya. Salah satu inovasi dalam pembelajaran

matematika tingkat SD/MI yaitu dengan mengajak para siswa-siswi melakukan

pariwisata edukasi terutama edukasi matematis.

2

Pariwisata edukasi matematis dibutuhkan siswa SD/MI karena para siswa perlu

melihat secara langsung bagaimana penerapan ilmu matematika yang mereka

pelajari selama disekolah guna meningkatkan daya tarik mempelajari matematika.

Objek wisata yang akan dibangun merupakan hasil penelitian dari beberapa

mahasiswa jurusan matematika FMIPA Universitas Lampung. Adapun objek

wisata antara lain seperti Track Underground, Sumur Semiartesis, Kincir Angin,

Panel Surya, Teropong Bulan, dan Sistem Hibrid Elektrifikasi. Banyaknya objek-

objek wisata yang akan dibangun menyebabkan banyak rute yang harus dilalui

siswa-siswi SD/MI. Metode secara matematis yang biasa digunakan untuk

menentukan rute optimal adalah Travelling Salesman Programming, akan tetapi

pada penelitian ini akan di tentukan menurut teori diferensial salah satunya adalah

metode beda hingga.

Penelitian ini akan mengkaji bagaimana menentukan rute optimal atau jarak

terpendek dalam pariwisata edukasi tingkat SD/MI dan penerapan teori diferensial

salah satunya metode beda hingga untuk menentukan kepadatan aliran/arus

pengunjung.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rute optimal atau jarak terpendek yang dapat dilalui siswa-siswi

SD/MI dalam pariwisata edukasi tingkat SD/MI dengan menggunakan teori

diferensial.

3

2. Pengaplikasian teori diferensial khususnya metode beda hingga dalam

menentukan laju aliran/arus pengunjung yang datang saat rute optimal telah

ditentukan.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran dalam memperluas wawasan ilmu

matematis.

2. Memberikan pengalaman serta pengetahuan kepada siswa-siswi SD/MI yang

belum pernah didapatkan sebelumnya dalam pembelajaran di sekolah tentang

penerapan ilmu matematika dalam kehidupan nyata.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Delta

Delta dilambangkan dengan sebuah segitiga (∆). Delta adalah simbol matematika

untuk perubahan atau perbedaan antara dua posisi. Terdapat dua sumbu yaitu

sumbu vertical dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal dilambangkan sumbu

dimana beda dua posisi titik terdapat pada dan sehingga didapatkan nilai∆ = − . Sedangkan sumbu horizontal dilambangkan sumbu dimana beda

dua posisi titik terdapat pada dan sehingga didapatkan nilai ∆ = − .

2.2 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah persamaan yang menyatakan hubungan antara

turunan dari satu variable tak bebas terhadap satu atau lebih variable bebas.

Fungsi = ( ) mendeskripsikan bahwa nilai variabel y ditentukan oleh nilai

variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi

kebergantungan antara y terhadap x, maka perubahan nilai variabel x akan

mengakibatkan perubahan nilai variabel y.

5

Tingkat perubahan y terhadap perubahan kecil x dalam kalkulus didefinisikan

sebagai :

= lim∆→= lim∆→ ( ∆ ) ( )∆

Rumus tersebut dapat digunakan manakala = ( ) telah diketahui, sedangkan di

dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari tidaklah demikian karena = ( )

sering tidak diketahui dan justru yang sering diketahui adalah perilaku atau

fenomena perubahannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk dapat

mengetahui atau menemukan = ( ) berdasarkan pengetahuan atau pengamatan

terhadap perilaku atau fenomena perubahannya. Inilah pentingnya pembelajaran

persamaan diferensial (Kartono, 2012).

2.3 Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan diferensial biasa adalah suatu persamaan diferensial yang melibatkan

hanya satu variabel bebas. Jika diambil y(x) sebagai suatu fungsi satu variabel,

dengan x dinamakan variabel bebas dan y dinamakan variabel tak bebas, maka

suatu persamaan diferensial biasa dapat dinyatakan dalam bentuk

F(x,y,y′,y″,…,y(n)) (Nugroho, 2011).

6

2.4 Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan diferensial parsial merupakan persamaan yang mempunyai dua

variabel bebas atau lebih. Pada persamaan diferensial parsial, variabel bebas

dapat berupa waktu dan satu atau lebih koordinat ruang (Anderson, 1984).

Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam penggambaran

keadaan fisis, di mana besaran-besaran yang terlibat di dalamnya berubah

terhadap ruang dan waktu. Di dalam pembahasan tentang persamaan diferensial

biasa, variabel bebas yang terlibat dalam masalah hanya satu, sedangkan untuk

persamaan diferensial parsial variabel bebas berjumlah lebih dari satu. Ordo

turunan tertinggi dinamakan ordo persamaan tersebut. Baik persamaan diferensial

biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier atau tak linier.

Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila persamaan itu berderajat satu

dalam peubah biasanya dan turunan parsialnya. Bila tidak memenuhi syarat,

persamaan tersebut adalah tak linier. Jika setiap suku persamaan mengandung

peubah tak bebasnya atau salah satu dari turunannya, maka persamaan itu

dikatakan homogen. Dan bila tidak, maka persamaan itu dikatakan

tak homogen. Bentuk umum dari persamaan diferensial parsial adalah

+ + + = 0

7

Orde dari persamaan diferensial parsial adalah turunan tertinggi yang muncul

pada persamaan diferensial parsial.

1. Persamaan diferensial orde 1 yaitu − = 02. Persamaan diferensial orde 2 yaitu + = 03. Persamaan diferensial orde 3 yiatu ( ) − + = 0Selanjutnya, persamaan diferensial parsial juga dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

persamaan diferensial eliptik, parabolik, dan hiperbolik. Misal, diberikan suatu

persamaan diferensial parsial orde dua dalam variabel ruang x dan waktu t,

+ + + , , , , = 0di mana A, B dan C merupakan fungsi dari x dan t, sedangkan D adalah fungsi

dari u dan derivative dan , serta x dan t. Yang membedakan atas tiga kelas

persamaan diferensial parsial tersebut adalah pada nilai diskriminan − 4 .

1. Persamaan diferensial parsial dikatakan persamaan hiperbolik jika nilai

diskriminan − 4 > 0. Salah satu contoh persamaan hiperbolik adalah

pada persamaan gelombang yaitu − = 0.2. Persamaan diferensial parsial dikatakan persamaan parabolik jika nilai

diskriminan − 4 = 0. Salah satu contoh persamaan hiperbolik adalah

pada persamaan difusi yaitu − = 0.3. Persamaan diferensial parsial dikatakan persamaan eliptik jika nilai

diskriminan − 4 < 0. Salah satu contoh persamaan hiperbolik adalah

pada persamaan Laplace yaitu + = 0 (Farlow, 1982).

8

2.5 Metode Beda Hingga

Metode beda hingga adalah metode numerik yang umum digunakan untuk

menyelesaikan persoalan teknis dan masalah matematis dari suatu gejala fisis.

Secara umum metode beda hingga merupakan metode yang mudah digunakan

dalam penyelesaian masalah fisis yang mempunyai bentuk geometri yang teratur,

seperti interval dalam satu dimensi, domain kotak dalam dua dimensi, dan kubik

dalam ruang tiga dimensi. Aplikasi penting dari metode beda hingga adalah

dalam analisis numerik, khususnya pada persamaan diferensial biasa dan

persamaan diferensial parsial. Metode beda hingga prinsipnya adalah mengganti

turunan yang ada pada persamaan diferensial dengan beda hingga berdasarkan

deret Taylor (Anderson, 1984).

Untuk dapat menggunakan metode beda hingga dibutuhkan deret taylor. Deret

taylor dengan fungsi satu variabel disekitar yaitu

( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )! ℎ +⋯+ ( )( )! ℎ .

Deret taylor merupakan dasar pemikiran metode beda hingga untuk

menyelesaikan persamaan diferensial parsial secara numerik. Deret taylor

memiliki tiga pendekatan beda hingga.

9

2.5.1 Beda Maju

Beda maju merupakan nilai suatu fungsi f(x) bergeser kedepan sebesar ∆x dengan

h sebagai jarak dari titik awal ke titik akhirnya.

Gambar 1. Grafik Beda Maju

Berdasarkan gambar 1 grafik beda maju memperlihatkan nilai suatu fungsi f(x)

bergeser kedepan sebesar ∆x. Kita misalkan jarak dari satu titik ke titik lainnya

dengan h sehingga didapatkan persamaan beda maju berdasarkan gambar 1

sebagai berikut:

= lim→ ∆∆= lim→ ( + ℎ) − ( )ℎ

+ ℎℎ( )( + ℎ)

10

Selain dengan cara menggambar grafik fungsi f(x), untuk menentukan rumus beda

maju dapat ditinjau dari persamaan yang terdapat pada deret Taylor. Berikut ini

merupakan persamaan Deret Taylor dengan fungsi satu variabel disekitar ,

( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )2! ℎ + ⋯+ ( )( )! ℎKemudian mencari nilai hampiran turunan pertama dari ( ) sebagai berikut :

( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )2! ℎ + ⋯+ ( )( )! ℎ( )ℎ = ( + ℎ) − ( ) − "( )2! ℎ − ( )3! ℎ − ⋯− ( )( )! ℎ( ) = ( + ℎ) − ( )ℎ − "( )2! ℎ − ( )3! ℎ − ⋯− ( )( )! ℎ

Sehingga, di dapatkan hampiran turunan pertama dari ( ) pada persamaan beda

maju sebagai berikut :

( ) = ( ) ( ) + (ℎ) , (ℎ) merupakan galat.

11

2.5.2 Beda Mundur

Beda mundur merupakan nilai suatu fungsi f(x) bergeser kebelakang sebesar ∆x

dengan h sebagai jarak dari titik awal ke titik akhirnya.

Gambar 2. Grafik Beda Mundur

Berdasarkan gambar 2 didapatkan persamaan beda mundur sebagai berikut :

= lim→ ∆∆= lim→ ( ) − ( − ℎ)ℎ

− ℎℎ( )

( − ℎ)

12

Selain dengan cara menggambar grafik fungsi f(x), untuk menentukan rumus beda

mundur dapat ditinjau dari persamaan yang terdapat pada deret Taylor. Berikut ini

merupakan persamaan Deret Taylor dengan fungsi satu variabel disekitar ,

( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )2! ℎ + ⋯+ ( )( )! ℎKemudian mencari nilai hampiran turunan pertama dari ( ) sebagai berikut :

Pertama substitusi terlebih dahulu ℎ dengan (−ℎ).( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )2! ℎ + ⋯+ ( )( )! ℎ( + (−ℎ)) = ( ) + ( )(−ℎ) + "( )2! (−ℎ) + ( )3! (−ℎ) + ⋯+ ( )( )! (−ℎ)( − ℎ) = ( ) − ( )ℎ + "( )2! ℎ − ( )3! ℎ + ⋯( )ℎ = ( ) − ( − ℎ) + "( )2! ℎ − ( )3! ℎ + ⋯( ) = ( ) − ( − ℎ)ℎ + "( )2! ℎ − ( )3! ℎ + ⋯

Sehingga, di dapatkan hampiran turunan pertama dari ( ) pada persamaan beda

mundur adalah sebagai berikut

( ) = ( ) ( ) + (ℎ) , (ℎ) merupakan galat.

13

2.5.3 Beda Pusat

Secara matematis, beda pusat adalah penjumlahan dari beda maju dan beda

mundur. Kurva dibawah ini akan memperlihatkan bahwa beda pusat merupakan

garis yang berhimpitan dengan beda maju dan beda maju.

Gambar 3. Grafik beda pusat

Sehingga dapat diperoleh persamaan beda pusat yaitu:

= beda maju + beda mundur2= lim→ ( + ℎ) − ( )ℎ + lim→ ( ) − ( − ℎ)ℎ2= lim→ ( + ℎ) − ( − ℎ)2ℎ

( )

14

Selain dengan cara menggambar grafik fungsi f(x), untuk menentukan rumus beda

pusat dapat ditinjau dari persamaan beda maju dan beda mundur seperti berikut :( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )! ℎ + ( )! ℎ +⋯ (i)

( − ℎ) = ( ) − ( )ℎ + "( )! ℎ − ( )! ℎ +⋯ (ii)

Untuk mencari nilai hampiran turunan pertama dari ( ) dengan cara melakukan

elimasinasi terhadap persamaan (i) dan persamaan (ii) sebagai berikut :

( + ℎ) = ( ) + ( )ℎ + "( )2! ℎ + ( )3! ℎ + ⋯( − ℎ) = ( ) − ( )ℎ + "( )! ℎ − ( )! ℎ +⋯( + ℎ) − ( − ℎ) = 2ℎ ( ) + 2 ℎ ( )3! + ⋯2ℎ ( ) = ( + ℎ) − ( − ℎ) − 2 ℎ ( )3! − ⋯( ) = ( + ℎ) − ( − ℎ)2ℎ − ℎ ( )3! + ⋯

Sehingga, di dapatkan hampiran turunan pertama dari ( ) pada persamaan beda

pusat yaitu :( ) = ( +ℎ)− ( −ℎ)2ℎ + (ℎ) , (ℎ) merupakan galat.

15

2.6 Pemodelan Matematika

Model matematika adalah suatu ekspresi matematika yang diturunkan dari

fenomena tersebut. Ekspresi dapat berupa persamaan, sistem persamaan atau

ekspresi-ekspresi matematika yang lain seperti fungsi maupun relasi. Model

matematika digunakan untuk menjelaskan karakteristik fenomena yang

dimodelkannya. Dalam memperoleh, membuat, mengembangkan atau

menurunkan model matematika kita melibatkan asumsi-asumsi, pendekatan-

pendekatan maupun pembatasan-pembatasan yang didasarkan atas eksperimen

maupun observasi terhadap fenomena sebenarnya. Pemodelan matematika

merupakan proses dalam menurunkan model matematika dari suatu fenomena

berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan. Proses ini merupakan awal yang tak

terpisahkan dalam menerapkan matematika untuk mempelajari fenomena-

fenomena alam, ekonomi, social maupun fenomena-fenomena lainnya. Secara

umum untuk mempelajari suatu fenomena meliputi 3 langkah antara lain :

1. Perumusan masalah. Langkah ini untuk menterjemahkan data maupun

informasi yang diperoleh tentang suatu fenomena dari masalah nyata menjadi

model matematika. Dalam model matematika, suatu fenomena dapat

dipelajari secara lebih terukur (kuantitatif) dalam bentuk (sistem)

persamaan/pertidaksamaan matematika maupun ekspresi matematika. Namun

demikian karena asumsi-asumsi yang digunakan dalam prosesnya, model

matematika juga mempunyai kelemahan-kelemahan dibandingkan dengan

fenomena sebenarnya, yaitu keterbatasan dalam generalisasi interpretasinya.

16

2. Pencarian solusi/kesimpulan matematika. Setelah model matematika

diperoleh, solusi atas model tersebut dicari dengan menggunakan metode-

metode matematika yang sesuai. Ada kalanya belum terdapat metode

matematika pencarian solusi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Hal ini sering menjadi motivasi para ahli matematika terapan untuk

menciptakan metode matematika baru. Solusi matematika ini sering

dinyatakan dalam fungsi-fungsi matematika, angka-angka maupun grafik.

3. Interpretasi solusi/kesimpulan matematika pada fenomena yang dipelajari.

Dalam matematika terapan, solusi yang berupa fungsi, angka-angka maupun

grafik tidak berarti banyak apabila solusi tersebut tidak menjelaskan

permasalahan awalnya. Oleh karena itu, interpretasi solusi penting untuk

mengerti arti dan implikasi solusi tersebut terhadap fenomena awal dari mana

masalahnya berasal (Cahyono, 2013).

2.7 Optimalisasi

Optimalisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang optimal (nilai efektif

yang dapat dicapai). Dalam disiplin matematika optimalisasi merujuk pada studi

permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal atau maksimal dari

suatu fungsi riil. Untuk dapat mencapai nilai optimal, baik minimal atau maksimal

tersebut, secara sistematis dilakukan penelitian nilai variabel integer atau riil yang

memberikan solusi optimal. Nilai optimal adalah nilai yang didapat melalui suatu

proses dan dianggap menjadi solusi jawaban yang paling baik dari semua solusi

yang ada.

17

2.7.1 Macam-Macam Permasalahan Optimalisasi

Permasalahan yang berkaitan dengan optimalisasi sangat kompleks dalam

kehidupan sehari-hari. Nilai optimal yang di dapat dalam optimalisasi dapat

berupa besaran panjang, waktu, jarak, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa

persoalan optimalisasi :

1. Menentukan lintasan terpendek dari suatu tempat ke tempat yang lain.

2. Menentukan jumlah pekerja seminimal mungkin untuk melakukan suatu

proses produksi agar pengeluaran biaya pekerja dapat diminimalkan dari hasil

produksi tetep maksimal.

3. Mengatur rute kendaraan umum agar semua lokasi dapat dijangkau.

4. Mengatur rute jaringan kabel telepon agar biaya pemasangan kabel tidak

terlalu besar dan penggunaannya tidak boros.

Selain contoh yang telah disebutkan, masih banyak lagi persoalan lainnya yang

terdapat dalam berbagai bidang.

2.7.2 Rute Terpendek

Masalah rute terpendek merupakan masalah yang berkaitan dengan penentuan

titik-titik dalam sebuah jaringan yang membentuk rute terdekat antara sumber dan

tujuan. Tujuan dari permasalahan rute terpendek adalah mencari rute yang

memiliki jarak terdekat antara titik asal dan titik tujuan.

18

Secara umum, penyelesaian masalah pencarian rute terpendek dapat dilakukan

dengan menggunakan dua metode, yaitu metode konvensional dan metode

heuristik. Metode konvensional dihitung dengan perhitungan matematis biasa,

sedangkan metode heuristrik dihitung dengan menggunakan pendekatan.

1. Metode Konvensional

Metode konvensional adalah metode yang menggunakan perhitungan matematika

eksak. Ada beberapa metode konvensional yang biasa digunakan untuk

melakukan pencarian rute terpendek yaitu algoritma Djikstra, algoritma Floyd-

Warshall, dan algoritma Bellman-Ford.

2. Metode Heuristik

Metode heuristik adalah suatu metode yang menggunakan pendekatan dalam

melakukan pencarian dalam optimasi. Ada beberapa algoritma pada metode

heuristik yang biasa digunakan dalam permasalahan optimasi yaitu Travelling

Salesman Promblem, Genetic Algoritm, Ant Colony Optimization, Fuzzy, Neural

Network, Tabu Search, Simulated Annealing, dan sebagainya.

19

2.8 Pariwisata

Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek

ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasa hidup, bekerja, dan kegiatan-

kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan (Burkart, 2006).

Menurut Pitana dan Diarta (2009) pariwisata adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukalera, serta

bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Definisi

pariwisata memang tidak sama diantara para ahli. Pada dasarnya pariwisata

merupakan perjalanan dengan tujuan untuk menghibur yang dilakukan diluar

kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan guna memberikan keuntungan yang

bersifat permanen maupun sementara. Tetapi apabila dilihat dari konteks

pendidikan, pariwisata bertujuan untuk menghibur dan mendidik. Semua definisi

yang muncul selalu mengandung beberapa unsur, yaitu :

1. Adanya unsur perjalanan, yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke

tempat lain.

2. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat yang bukan merupakan tempat

tinggal yang biasanya.

3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari

penghidupan atau pekerjaan ditempat yang dituju.

20

2.9 Edukasi

Secara etimologis, edukasi berasal dari kata latin yaitu educare yang artinya

“memunculkan”, “membawa”, “melahirkan”. Dalam pengertian secara luas

edukasi adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada

karakter, pikiran atau kemampuan fisik dalam individu. Pendidikan dan edukasi

memiliki pengertian yang berbeda, pendidikan adalah pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. Sedangkan

pengertian edukasi adalah upaya dari subyek terhadap objek untuk mengubah cara

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan menuju cara tertentu yang

diinginkan oleh subyek (Suroso, 2004).

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun akademik 2017/2018 dengan

melakukan penelitian secara studi pustaka di Jurusan Matematika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dan penelitian

lapangan di Swadaya IX, Gunung Terang, Bandar Lampung.

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jarak antar objek wisata

edukasi seperti Track Underground, Sumur Semiartesis, Kincir Angin, Panel

Surya, Teropong Bulan, dan Sistem Hibrid Elektrifikasi.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara penelitian lapangan dan studi pustaka yaitu

mempelajari buku-buku teks yang terdapat di perpustakaan jurusan matematika

atau perpustakaan Universitas Lampung dan jurnal terkait dengan materi

pemodelan matematika, persamaan differensial parsial dan sebagainya guna

22

menunjang proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari buku dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Mempelajari dan memahami definisi dan teorema metode beda hingga dalam

persamaan diferensial parsial.

3. Mengumpulkan data jarak antar objek wisata dengan mengasumsikan objek

pariwisata satu ke objek pariwisata lainnya dilewati tepat satu kali.

4. Membuat matriks jarak objek pariwisata edukasi.

5. Memodelkan matriks tersebut ke dalam persamaan diferensial parsial dengan

metode beda hingga.

6. Setelah didapatkan hasil dari metode tersebut maka dapat menentukan rute

yang optimal atau jarak terpendek pada pariwisata edukasi tingkat SD/MI.

1

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Rute optimal pariwisata edukasi matematis yang akan dilalui siswa SD/MI

sejauh 118 meter.

2. Perjalanan berawal dari pintu masuk menuju objek wisata pertama yaitu track

underground, selanjutnya menuju objek wisata sumur semiartesis. Setelah

melewati sumur semiartesis, siswa SD/MI menuju sistem hibrid elektrifikasi.

Kemudian naik ke lantai 3 menuju kincir angin. Setelah melihat perhitungan

laju angin pada kincir angin, para siswa dapat menggunakan teropong bulan.

Objek wisata yang terakhir adalah panel surya. Para siswa SD/MI menuruni

tangga menuju pintu utama di lantai 1 dan perjalanan pariwisata edukasi

matematika pun selesai.

3. Rute yang optimal diperlukan untuk menentukan kepadatan aliran/arus

pengunjung di setiap objek wisata edukasi matematika dalam jangka waktu

tertentu agak tidak terjadinya penumpukan pengunjung di salah satu objek

wisata.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D.A., Tannehill, J.C., and Pletcher, R.H. 1984. Computational FluidMechanics and Heat Transfer. Hemisphere Publishing Corporation, NewYork.

Cahyono, E. 2013. Pemodelan Matematika. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Damanik, J. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi.C.V.Andi Offset, Yogyakarta.

Kartono. 2012. Persamaan Diferensial Biasa Model Matematika FenomenaPerubahan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nugroho, D.B. 2011. Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya.Graha Ilmu, Yogyakarta.

Pitana, I.G. dan Diarta, I.K. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata.C.V. Andi Offset, Yogyakarta.

Suroso, R. 2004. Material dan Metode Edukasi dari Perspektif SainsKognitif. Bandung Fe Institute, Bandung.


Recommended